Naked 2
Naked Karya Raine Miller Bagian 2
am tanganku melewati lima anak tangga. Tidak ada satupun dari kami yang berbicara.
Aku mendorong pintu apartemenku hingga terbuka dan Ethan mengikutiku masuk. Dan seperti biasanya, pintu itu tertutup untuk memberikan kami privasi, seorang pria yang berbeda muncul. Seorang pria yang memiliki rasa lapar atas diriku. Aku tau, aku juga tidak akan mengatakan tidak kepadanya.
Punggungku menabrak dinding dan kakiku terangkat dalam dua detik. Mulut Ethan ada pada mulutku.
"Lilitkan kakimu padaku," katanya, mengencangkan cengkramannya pada pantatku.
Aku melakukan apa yang ia katakana. Menempel di dinding, sepatu koboi unguku terjuntai di sisi ku, seperti katak yang menunggu pembedahan, aku menyerah pada apapun yang sudah di rencanakan olehnya. Aku menerima jika Ethan berpikiran ini adalah bagian dari kami -hubungan seks ini-. Dia bertanggung jawab untuk setiap perintah atas tubuhku, dan aku terlalu menginginkan sentuhannya hingga tidak memiliki pikiran lain untuk saat ini.
"Buka risletingku dan keluarkan penisku,"
Aku melakukannya. Ia menarik pinggulnya ke belakang untuk memberikanku jalan. Tetapi mulut dan lidahnya masih mencimku ketika aku melepaskan risleting celana jeansnya dan mengeluarkannya, keras seperti tulang namun lembut dilapisi sutra. Aku membelai dagingnya dengan tanganku sebaik mungkin dan ia mendesis menikmati sentuhanku.
Ethan menarik rokku dan jari-jarinya di bawah celana thongku. Dia merobek sisi belakangnya. Merobek bahan seperti karetgelang sebelum mengisiku dengan ereksi besarnya. Aku berteriak
ketika ia mengisiku, tubuhku meregang karena ukurannya dan aku terguncang karena sensasinya. Dia membiarkanku sebentar, tubuh kami akhirnya bersatu.
"Tataplah aku dna jangan berhenti," dia mengencangkan cengkramannya di bawah pantatku dan mulai memompaku. Keras. Dalam. Benar-benar sebuah hukuman tetapi aku tidak peduli. Aku menginginkannya sejak aku menatap mata birunya yang menyala.
"Ethan," erangku, menggeliat di dinding apartemenku ketika Ethan mendorong padaku, penisnya memilikiku luar dan dalam. Aku terus menatapnya. Bahkan ketika aku merasakan munculnya sebuah tekanan di dinding rahimku, dan ujung penisnya menusuk tempat terdalam yang ia bisa, aku terus menatapnya. Keintimannya diluar batas dan aku tidak bisa memalingkan wajahku, meskipun ingin. Aku perlu membuka mataku lebar-lebar.
"Kenapa aku melakukan ini Brynne"" desaknya.
"Aku tidak tau Ethan," aku hampir tidak bisa bicara.
"Ya kau tau. Katakanlah Brynne!" tubuhku menegang ketika orgasme mulai muncul, tetapi dia segera mengurangi kecepatannya, keluar masuk dengan begitu lambat.
"Katakan apa"" aku menangis, frustasi.
"Ucapkan kata-kata yang harus ku dengar. Katakanlah kebenarannya dan aku akan membiarkanmu datang." Dia menusukku dengan lambat dan menggigit bahu telanjangku dengan giginya.
"Apa kebenaran itu"" aku mulai terisak sekarang, benar-benar butuh belas kasihnya.
"Kebenarannya adalah, kau milikku." Dia mendengus dalam tiga dorongan yang keras. "Kau. Adalah. Milikku!"
Aku menahan nafas pada dorongan terakhirnya.
Dia melesat lagi, begitu cepat. "Katakan saja!" geramnya.
"Aku milikmu Ethan,"
Saat aku mengatakannya, ibu jarinya menemukan Clit ku dan membebaskan orgasmeku, berguling dan menabrak keras, sekeras gelombang lautan menabrak pantai. Seperti sebuah hadiah karena menaatinya. Aku menangis karenanya, aku masih menempel kedinding apartemenku, Ethan masih keras di dalam diriku merasakan kenikmatanku.
Gemuruh datang dari dalam dadanya ketika ia mulai klimaks; tatapan matanya nyaris menakutkan. Dia mendorong keras untuk terakhir kalinya, mengubur hingga ke pangkalnya untuk meredam diriku. Dia menempelkan bibirnya kebibirku dan menciumku, berayun melembut ketika ia mulai selesai. Tanagn kuatnya masih menahanku dan aku tidak tau bagaimana ia melakukannya, menciumku
dengan manis, begitu kontras dengan seks gilanya beberapa saat yang lalu. "Kau." Ia tercekat keluar. "Milikku."
Dia menurunkanku dari dinding, memelukku hingga kakiku menyentuh lantai, dan kemudian menarik keluar dirinya da
ri tubuhku, terengah-engah. Aku bersandar ke dinding untuk menopang tubuhku dan melihatnya kembali memakai celana jeansnya. Gaunku jatuh kembali ke bawah. Untuk siapapun yang melihat kami saat ini, tidak akan ada tanda-tanda kami baru saja bercinta di dinding itu. semuanya hanya ilusi.
Ethan meletakan salah satu tangannya ke pipiku, merengkuhku dengan perlahan untuk menatapnya. "Selamat malam, gadis amerikaku yang cantik. Tidur yang nyenyak dan sampai jumpa besok."
Dia membawa tangannya kewajahku, menelusuri bibirku dan daguku dan tenggorokanku dan turun ke depanku. Tatapan kerinduannya mengatakan padaku jika dia tidak ingin pergi, tapi aku tau dia akan pergi. Ethan mencium keningku dengan sangat lembut. Diaberhenti sejenak dan menghela nafas, seakan ia menghirupku, dan kemudian dia berjalan keluar dari apartemenku.
Aku masih berdiri disana setelah pintu itu tertutup, tubuhku masih berdengung karena orgasme itu, celana robekku sampai di pinggang, tetesan hangat air mani mulai mengalir kepahaku. Ketukan langkah kakinya yang menjauh sama sekali bukan kesukaanku. Tidak sedikitpun.
BAB 8 Dr. Roswell selalu menulis di buku catatan selama sesi kami berlangsung. Tampak sangat bergaya-tua bagiku, tapi kemudian ini adalah Inggris dan kantornya terletak di sebuah bangunan yang berdiri ketika Thomas Jefferson menulis Deklarasi Kemerdekaan saat kembali ke Philadelphia. Dia menggunakan juga pena, yang membuat diriku begitu terkesan.
Aku menatap pena emas dan turquoise nya yang sangat indah sedang menggoreskan kata-kata ke dalam buku catatannya saat dia mendengarkan ku berbicara tentang Ethan. Dr. Roswell adalah pendengar yang baik. Bahkan, itu lebih dari apa yang seharusnya dia lakukan. Aku tidak tahu apa sesi kami akan terus berlangsung jika aku tidak mengatakan hal-hal yang seharusnya dia dengarkan.
Duduk di belakang meja elegan Perancis-nya, dia merupakan gambaran profesionalisme dan minat yang tulus. Kurasa dia berusia lima puluhan dengan kulit yang indah dan rambut putih yang sedikit tidak sesuai dengan usianya. Dia selalu memakai perhiasan yang unik dan pakaian bohemian yang membuatnya tampak berbudaya dan mudah ditemui. Ayahku telah membantu menemukannya ketika aku pertama kali pindah ke London. Dr. Roswell berada di daftar kebutuhanku bersama dengan makanan, pakaian dan tempat tinggal.
"Jadi, mengapa kau berpikir kau bereaksi dengan meninggalkan Ethan di tengah malam""
"Aku takut dia melihatku seperti itu."
"Tapi dia tetap melihatmu." Dia menulis sesuatu di bukunya. "Dan dari apa yang telah kau katakan kepadaku, dia ingin memberikan kenyamanan bagimu dan ingin agar kau tetap tinggal."
"Aku tahu, dan itu membuatku takut. Baginya ia ingin aku mengatakan kepadanya mengapa aku memiliki mimpi itu ... "Dan ini adalah masalah terbesarku. Dr. Roswell dan aku sudah membicarakannya berkali-kali. Apa yang akan orang pikirkan tentang aku setelah mereka tahu" "Dia bertanya apakah aku ingin berbicara tentang hal itu. aku bilang tidak. Dia begitu-begitu-kuat, aku tahu ini mungkin hanya masalah waktu sebelum ia mendorongku lebih jauh."
"Seperti itulah sebuah hubungan, Brynne. Kau berbagi dan membantu orang lain untuk mengenalmu, bahkan untuk bagian yang paling menakutkan".
"Ethan bahkan tidak seperti itu. Dia begitu menuntut sepanjang waktu. Dia ingin ... semuanya dariku. "
"Dan apa yang kau rasakan saat ia menuntut bebrapa hal atau saat ia ingin kau untuk memberinya segalanya""
"Takut apa yang akan terjadi padaku- pada Brynne." Aku menarik napas dalam-dalam dan mengucapkan kalimat itu. "Tapi ketika aku bersamanya, ketika dia menyentuhku atau ketika kita ... dalam keadaan intim ... Aku merasa begitu aman dan dihargai, seperti tidak ada hal buruk yang akan terjadi padaku saat bersamanya. Untuk alasan apapun, aku percaya padanya, Dr. Roswell. "
"Apakah Kau pikir dengan memulai hubungan seksual bersama Ethan adalah alasan mengapa mimpi buruk mu muncul kembali""
"Ya." Suara yang keluar dariku terdengar gemetar dan aku benci suara itu.
"Brynne, itu hal yang sangat normal bagi korban pe
lecehan. Tindakan intim seks rentan bagi seorang wanita berdasarkan sifatnya. Sang wanita menerima sang pria di dalam tubuhnya. Dia kuat dan biasanya lebih dominan. Seorang wanita harus memiliki kepercayaan pada pasangannya atau aku membayangkan akan ada sebagian kecil dari kita pernah berhubungan seks sama sekali. Tambahkan itu dalam sejarahmu dan kau akan menjadi sangat kacau sekaligus campur aduk di dalam pikiran bawah sadarmu. "
"Bahkan ketika kau tidak mengingatnya""
"Otakmu ingat, Brynne. Ketakutan akan kesadaran untuk mengkhianati yang ada di sana "Dia menulis catatan singkat yang lain.. "Apakah kau ingin mencoba obat untuk tidur" Kita bisa melihat apakah ini yang akan menekan malam teror mu.
"Apakah akan berhasil"" Ini pasti mendapat perhatianku. Saran dari sesuatu yang begitu sederhana seperti pil membuatku tertawa gugup. Gagasan bahwa aku bisa tinggal bersamanya sepanjang malam ... atau dia bisa tinggal denganku, juga memberi ku beberapa harapan. Itu kalau Ethan masih ingin mencoba tidur denganku. Aku ingat saat dia berjalan keluar dari flat ku malam kemarin setelah seks-gila-di-dinding dan bagaimana aku tidak menyukai saat dia beranjak pergi.
Emosiku begitu bingung. Sebagian dari diriku menginginkannya dan bagian dari diriku yang lain takut padanya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami. Dia membuatmu mengatakan padanya bahwa kau itu miliknya.
Dr. Roswell tersenyum padaku. "Kita tidak akan tahu sampai kita mencobanya, sayangku. Keberanian adalah langkah pertama, dan obat hanyalah sebuah alat untuk membantumu mengambil langkah-langkah selanjutnya sampai kau berhasil membuat jalanmu. Solusi tidak harus selalu rumit setiap kalinya." Dia meraih buku resep nya..
"Terima kasih banyak-" Teleponku mulai bergetar di tas tangan ku. Aku memeriksa dan melihat pesan dari Ethan. "Ethan di sini. Dia di meja resepsionis. Kami setuju, Dia menemuiku di sini sebelum ia membawaku untuk makan malam. Dia mengatakan ia ingin berbicara tentang ... kami. "
"Sangat baik bagi dua orang untuk membicarakan tentang hubungan mereka. Kejujuran dan kepercayaan yang kau berikan sekarang akan membuat ini lebih mudah untuk memilah-milah perbedaanmu kemudian "Dia memberiku resep.
"Aku sangat senang bertemu dengannya, Brynne."
"Sekarang"" Perasaan gugup mulai menari di perutku.
"Mengapa tidak" Aku akan mengantarmu keluar dan bertemu dengan Ethan mu. Ini sangat membantu ku untuk menempatkan wajah pada sebuah nama saat sesi kita nanti."
"Oh ... oke," kataku, bangkit kursi kain cita bunga nya, "tapi dia tidak benar-benar Ethan ku, Dr. Roswell."
"Kita lihat saja nanti," katanya dengan tepukan lembut di bahuku. Napasku tercekat di tenggorokan ketika aku melihat dia sedang memandangi lukisan di dinding sambil menungguku. Cara dia berdiri di sana mengingatkanku pada dirinya saat sedang menatap potretku di acara Benny dan menginginkan itu. Sangat menginginkan portrait itu hingga membelinya.
Ethan berbalik saat kami masuk ke ruang resepsionis. Mata birunya bersinar di wajahnya dan berubah menjadi senyum yang melunak saat ia datang ke arahku. Semburan kelegaan jatuh melalui hatiku. Ethan tampak sangat senang melihatku.
"Ethan, ini adalah terapisku, Dr. Roswell. Dr. Roswell, Ethan Blackstone, dia-"
"Pacar Brynne," ia menyelaku lagi. Ethan menjulurkan tangannya ke Dr. Roswell dan mungkin memberinya senyum yang mungkin akan melelehkan celana dalamnya. Saat mereka berbasa-basi , aku sekilas melihat reaksi Dr. Roswell kepadanya, dan harus kuakui sungguh memuaskan saat melihat perempuan dari segala usia mabuk oleh keindahan seorang pria. Dan aku akan ingat untuk menggunakannya selama sesi yang akan datang. Jadi, Dr. Roswell, kau berpikir Ethan adalah pria dalam-grafik seksi bukan"
"Pacar"" Tanyaku sambil berjalan ke mobilnya, memegang tanganku erat dalam telapaknya.
"Hanya menjaga hal-hal yang positif, sayang." Dia menyeringai dan menarik tangan kami terjalin sampai ke mulutnya untuk meletakkan ciuman di tangan kami yang terjalin sebelum menempatkanku ke Rover nya.
"Aku bisa mengerti itu."
Kataku. "Ke mana kau akan membawaku dan mengapa kau tampak begitu tersenyum""
Dia membungkuk ke sampingku dan membawa mulutnya sampai ke bibirku tapi tidak menyentuhku. "Aku selalu tersenyum, seperti yang kau katakan, ketika aku mendapatkan apa yang aku inginkan." Dia menciumku cepat dan menariknhya kembali.
"Sejak kapan kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan" Kau orang yang paling menuntut yang pernah ku temui dalam hidup ini " Aku marah dengan sarkasme lalu tersenyum kecil sendiri.
"Hati-hati, sayang. kau tidak tahu kedalaman dari apa yang ingin aku lakukan dengan dirimu." Matanya gelap.
Aku membiarkan ancaman sensual mengapung di antara kami dan mencoba untuk tetap bernafas stabil. "Kau membuatku sedikit takut ketika kau mengatakan hal-hal seperti itu, Ethan."
"Aku tahu." Dia menarik daguku ke mulutnya dengan ujung jari dan menciumku lagi. Kali ini ia menggigiti bibir bawahku dan menggoda. "Itulah sebabnya kita melangkah perlahan. Aku tidak pernah ingin menakut-nakutimu.
"Matanya bergerak cepat bolak-balik saat ia mencoba membacaku, bibirnya begitu dekat tapi tidak menyentuh.
"Apakah kau menyadari ini adalah pertama kalinya kita bersama-sama saat aku tidak harus memaksamu untuk ikut denganku" Aku memiliki harapan, kau lihat"" dia memberi aku satu ciuman terakhir sebelum ia menarik kembali untuk menempatkan kunci kontak.
"Dan itulah, Miss Bennett, alasan aku terlihat begitu tersenyum." Mata birunya menari sekarang.
"Cukup adil, Mr Blackstone, aku bisa hidup dengan itu." Dia membantuku memasang sabuk pengaman dan melaju keluar dari tempat parkir. Aku duduk kembali ke kulit lembut kursi mobilnya dan menghirup aroma tubuhnya, mengikuti dirinya yang membawaku ke suatu tempat, dan untuk saat ini percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
*** "Dr. Roswell tampaknya sangat berpengalaman," kata Ethan santai sambil mengisi anggur, "Sudah berapa lama kamu menjadi pasiennya""
Aku melihat matanya dan bersiap-siap. Ini dia, sekarang bagaimana kau akan menghadapinya" Aku berkata pada diriku sendiri untuk bernapas. "Hampir empat tahun. Sejak aku pindah ke sini. "
"Apakah kau datang padanya hari ini karena apa yang telah terjadi denganku""
"Jika maksudmu pulang dengan orang asing dan membiarkan dia bercinta denganku setiap kali kita bertemu" Ya, ini bagian dari itu." Aku menelan seteguk anggur lagi.
Rahangnya berdetak tapi ekspresinya tidak berubah untuk pertanyaan berikutnya. "Dan meninggalkanku di tengah malam-adalah bagian dari itu juga""
Kepalaku turun dan aku mengangguk. Itu yang terbaik yang bisa kulakukan.
"Apa yang menyakitimu, Brynne"" Dia mengutarakan pertanyaan itu begitu lembut
membuatku sekejap berpikir untuk mengatakan kepadanya, tapi aku belum siap.
Aku meletakkan garpu dan selesai memakan udang fettuccini. Topik masa laluku bercampur dengan makanan yang pasti tidak-pergi. "Sesuatu yang buruk."
"Aku bisa katakan. Aku melihat wajahmu ketika Kau bangun dari mimpi buruk."
Dia menatap piring makanan. Sekarang menjauh dan kembali ke arahku. "Aku minta maaf tentang malam itu. Aku tidak mendengarkanmu." Dia mengulurkan tanganku dan mengusap ibu jarinya di atasnya. "Kurasa aku hanya ingin kau tahu bahwa kau bisa percaya padaku. Aku harap kau tahu bahwa kau bisa. Aku ingin bersamamu, Brynne."
"Kau ingin hubungan kan"" Aku menatap ke bawah pada ibu jarinya yang menggosok telapak tanganku.
"Kau bilang pada Dr.Roswell bahwa kau pacarku."
"Ya memang. Dan aku menginginkanmu, Brynne. Aku ingin sebuah hubungan." Suaranya berubah lebih kencang. "Lihatlah aku."
Aku mendongak segera, keelokannya begitu mencolok terhadap lautan linen putih pada meja di belakangnya. "Walau dengan apa adanya diriku, Ethan""
"Dirimu sempurna bagiku."
Kulepaskan tanganku dari genggamannya. Aku harus menariknya sedikit untuk membuat dia melepaskannya. Dia benar-benar sangat Ethan, menginginkan caranya dalam segala hal, tapi dia mengijinkanku ku untuk membalik telapak tangannya keatas dan menggenggamnya. Aku menelusuri melewati garis hidupnya dan kemudian garis hatinya dan be
rtanya-tanya apakah salah satu dari garisku bisa diselamatkan.
"Aku tidak seperti itu, Ethan. Sempurna dan diriku tidak dapat disatukan dalam kalimat yang sama." Aku berbicara ke tangannya.
"Ungkapan yang tepat haruslah sempurna dan aku," katanya sok tahu. "Dan aku benar-benar tidak setuju denganmu, Gadis Amerika ku yang cantik dengan dentingan seksi."
Aku menatapnya lagi. "Kau sangat mengendalikan tapi kau melakukannya dengan cara yang membuatku merasa aneh ... aman."
"Aku juga tahu itu. Dan itu membuat aku cukup liar untukmu. Dan itulah mengapa kau harus percaya padaku dan biarkan aku mengurusmu. Aku tahu apa yang kau butuhkan, Brynne, dan aku bisa memberikannya kepadamu. Aku hanya ingin tahu-aku harus tahu bahwa kau menginginkannya. Bahwa kau ingin menjadi milik ku."
Pelayan tiba di meja. "Apakah kau sudah selesai, Ma'am"" Tanyanya. Ethan tampak kesal ketika aku mengatakan untuk mengambil piringku dan memesan kopi.
"Kau tidak makan apa-apa malam ini." gumamnya, dia tidak senang.
"Sudah cukup. Aku tidak terlalu lapar." Aku meneguk anggur.
"Jadi kau ingin aku menjadi pacarmu, dan menyerahkan kontrol kepadamu, dan percaya bahwa kau tidak akan menyakitiku. Apakah itu benar-benar apa yang kau inginkan, Ethan" "
"Ya, Brynne, itulah yang aku inginkan."
"Tapi ada begitu banyak tentang aku yang kau tidak tahu. Hal yang aku tidak tahu tentangmu.
"Saat kau siap kau akan berbagi denganku dan aku akan segera ke sana untuk mendengarkannya. Aku ingin tahu segala sesuatu tentangmu dan jika kau ingin tahu tentangku, kau bisa bertanya. "
"Bagaimana jika aku tidak ingin menyerahkan kontrol kepadamu dalam beberapa hal, Ethan,
atau aku hal yang aku tidak bisa serahkan padamu""
"Lalu kau katakan padaku. Kita bisa bernegosiasi dan kita berdua harus menghormati batas."
"Baiklah." Ia memiringkan kepalanya dan berbicara lembut. "Aku benar-benar ingin bersama dengan dirimu saat ini. Aku ingin membawamu pulang, dan menempatkanmu di tempat tidurku dan menghabiskan jam demi jam dengan tubuhmu terbungkus dalam tubuhku untuk melakukan apa yang aku inginkan. Aku ingin memiliki dirimu di pagi hari sehingga ketika kita bangun, aku bisa membuat mu datang, menyebut namaku. aku ingin mengantarmu bekerja dan menjemputmu ketika saatnya untuk pulang. Aku ingin pergi ke toko denganmu dan membeli makanan yang bisa kita masak untuk makan malam. Aku ingin menonton beberapa acara omong-kosong di TV dan kau tertidur disampingku di sofa sehingga aku bisa melihat dan mendengarmu bernapas. "
"Oh, Ethan-" Kopiku tiba dan aku ingin menampar pelayan karena telah menginterupsi pidatonya yang indah. Aku menyibukkan diri memasukkan gula dan krim dikopiku. Aku minum seteguk dan mencoba untuk menemukan kata-kata. Sejujurnya aku sudah terjebak dalam dirinya. Di kait, di beri garis dan pemberat. Aku ingin semua hal dengan Ethan, aku hanya tidak yakin akan bertahan hidup padanya.
"Apa itu terlalu banyak bagimu" Apakah aku menakut-nakuti mu""
Aku menggeleng. "Tidak Kedengarannya sangat bagus sebenarnya. Dan kau harus tahu itu sesuatu yang belum pernah aku miliki sebelumnya. Aku tidak pernah punya hubungan seperti itu, Ethan."
Dia menyeringai. "Itu akan berhasil untukku, sayang. Aku ingin menjadi yang pertama untukmu."
Dia mengangkat alis dengan tampilan yang mengalirkan sindiran seksual dan membuatku ingin pulang dengan dia malam ini untuk memulai pengaturannya.
"Tapi aku ingin kau memikirkannya malam ini dan kemudian memberitahuku keputusanmu. Dan kau perlu tahu bahwa aku sangat posesif pada apa yang menjadi milikku."
"Sungguh, Ethan"" Sarkasme bergulir keluar dariku. "Aku tidak harus menduga setelah apa yang terjadi di flatku tadi malam."
"Aku benar-benar bisa memukul pantat cantikmu sekarang agar kau memberikan bibirmu untukku." Dia mengedipkan mata padaku. "Aku tidak bisa menahannya. Seperti itulah bagaimana perasaanku padamu, Brynne.
Dalam kepalaku, kau milikku, dan itu terjadi sejak pertama kali kita bertemu." Dia mendesah di seberang mejaku. "Jadi aku akan menjadi terkendali saat ini dan mengant
armu pulang untuk tidur di flatmu, dan memberikan ciuman selamat malam di pintu, dan menunggumu untuk memberitahu aku sebaliknya." Dia menandai pelayan untuk tagihan.
"Kau siap untuk pergi""
Aku tertawa terkikik pada gambaran yang muncul di kepalaku.
"Apakah kau menertawakanku, Miss Bennett" Silahkan membaginya denganku."
"Aku membayangkan mu yang ingin memukulku, Mr. Blackstone, namun berpura-pura menjadi pria terkendali yang hanya memberikanku ciuman selamat malam di pintu."
Dia mengerang dan menggeser kakinya di kursi, tidak diragukan dan aku yakin dia sedang menata ulang organ seks nya yang mengeras dan berapi-api. "Kau akan menyaksikan keajaiban malam ini jika mobilku benar-benar berhasil membuat mu sampai ke tempatmu."
Ethan menepati janjinya. Dia mengucapkan selamat malam di pintuku. Memang ia mengambil beberapa hak yang dia miliki dengan tangannya dan aku mendapat kesan yang sangat baik dari apa yang ia mainkan di belakang lambaiannya, namun dia meninggalkan aku seperti dia telah berjanji setelah memberikanku beberapa ciumannya yang tidak tanggung-tanggung.
Aku bersiap-siap untuk tidur setelah mandi air panas dan memakai kaos tidur terlembut ku. Kaos dengan gambar Jimi Hendrix di bagian depan, gambar di mana ia berada di sebuah taman di meja yang digunakan untuk meminum teh; dianggap sebagai foto terakhir dari dirinya yang pernah diambil. Aku suka hal-hal seperti itu, dan aku mencintai Jimi sehingga kaos ini sering sekali ku pakai.
Aku memutuskan sudah waktunya untuk melakukan pengintaian kecil pada pacarku, aku langsung bersemangat mengambil dan menyalakan laptopku di tengah tempat tidur dan meng-Google nama pada SIM yang dia tunjukkan padaku: Ethan James Blackstone.
Tidak banyak tentangnya. Dia memiliki halaman Wikipedia dan beberapa link untuk website Blackstone Security. Meskipun begitu Wikipedia tetap membuatku terkejut. Ethan dikenal selebriti nya sebagai pemain poker untuk permainan batas tinggi. Dia memenangkan turnamen dunia di Las Vegas sekitar enam tahun yang lalu pada usia mengesankan hanya dua puluh enam. Banyak uang. Cukup uang untuk memulai usaha. Dan dengan latar belakang militer di Pasukan Khusus ia harus menemukan kedudukan yang sesuai untuknya. Jadi dia pasti berumur tiga puluh dua tahun sekarang. Aku melakukan perhitungan matematika. Hampir delapan tahun lebih tua dariku.
Gambar di Google memiliki beberapa foto-foto dirinya, sebagian besar tentang kemenangan yang besar di poker. Aku harus bertanya pada ayahku kalau dia mungkin pernah mendengar tentang Ethan. Dia mencintai turnamen poker dan masih memainkannya kadang-kadang.
Aku terus menggulir halaman gambar dan berhenti setiap kali aku menemukan salah satu gambar dirinya. Ada foto dirinya dengan Perdana Menteri dan Ratu. Tuhan ... PM Italia dan Presiden Perancis" Rasa gatal menggulung punggungku. Apakah Ethan seperti James Bond atau sesuatu" Keamanan seperti apa yang dia lakukan" Jika ini adalah orang-orang yang dilindungi maka ia memiliki profil klien yang sangat tinggi. Aku tertegun. Aku mengingatkan diriku untuk meminta ayah Gabrielle kalau saja ia pernah mendengar tentang Ethan saat aku bertemu dengannya nanti. Dia adalah polisi London dan jika ada orang yang ingin diketahui, itu adalah Rob Hargreave.
Aku juga tidak melihat foto pribadi tunggal Ethan dalam situasi sosial dengan seorang wanita. Dan aku bertanya-tanya apakah ia memegang kekuasaan untuk menenggelamkan hal-hal seperti itu. Tidak mungkin dia hidup dengan gaya selibat, tidak jika dilihat dari bagaimana ia mengalir dalam seks. Dan jika ia mengatakan kebenaran tentang tidak membawa mereka ke rumahnya, lalu di mana dia membawa mereka untuk seks" Ugh, aku tidak ingin memikirkan ide itu.
Ku matikan komputer, mematikan lampu dan merangkak ke tempat tidur. Aku menarik dasi ungu keluar dari bawah bantal dan mendekatkannya ke hidungku. Aromanya yang menenangkan langsung datang kepadaku. Aku sekarang merasa lebih kecil dalam skema hal ini. Dan bertanya-tanya mengapa seorang pria seperti dia bisa memperhatikanku dari saat pandangan pertama. Dari hany
a potretku di acara galeri" Ide ini hampir tidak bisa dipercaya.
Aku mencoba untuk menaklukkan ketakutanku dan berpikir tentang apa yang dia tawarkan kepadaku malam ini. Dan aku ingat seberapa baik rasanya bersama dengan dirinya dan bagaimana dia membuat tubuhku terbakar saat berhubungan seks. Aku tidak perlu khawatir tentang apa pun yang menakutkan atau sesuatu yang curang dengan Ethan. Dia, jika tidak ada apa-apa, sangat jujur. Ia mendominasi, tentu. Tapi aku suka itu. Butuh tekanan dalam diriku dari aspek kehidupan di mana aku bisa memegang sedikit kepercayaan.
Aku ingin dia, aku hanya tidak tahu apakah dia masih menginginkanku begitu dia tahu seluruh cerita diriku.
BAB 9 Waterloo Bridge telah membuatku kelelahan keesokan paginya. Aku pulang disambut dengan aroma surgawinya kopi yang sudah dibuat oleh teman sekamarku.
Aku melewati Gaby setengah jam kemudian dalam perjalananku diluar pintu menuju kelas. "Kau akan ke pameran Mallerton jam sepuluh nanti"" Tanya dia.
"Aku ingin kesana. Aku salah satu anggota konservasi Lady Percival sekarang. Aku berharap untuk mengetahui sedikit banyak darimana dia berasal. Dia memiliki beberapa kerusakan akibat kepanasan dan apinya melelehkan lapisan catnya di atas judul dari buku yang dia pegang. aku benar-benar ingin tahu buku apa itu. Seperti sebuah rahasia yang harus kutemukan."
"Yay!" Dia bertepuk tangan dan sedikit melompat-lompat. "Ini adalah pameran ulang tahunnya."
Aku pura-pura menghitung dengan jariku. "Ayo kita hitung, Sir Tristan akan berumur Dua ratus dua puluh delapan""
"Dua ratus dua puluh tujuh tepatnya." Gabrielle sedang mendalami seorang pelukis romantis, Tristan Mallerton untuk dissertation(tugas akhir S2 di UK/Inggris), jadi ketika ada sesuatu yang berhubungan dengan dia, Gabrielle adalah orang pertama yang akan mengantri untuk mendapatkan tiketnya.
"Oke, kelebihan satu tahun. Itu tidak terlalu buruk."
Dia tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya yang sempurna dan bibirnya penuh yang membuatku bertanya-tanya mengapa dia tidak ingin menjadi model. Kilau kemerahan di rambut hitamnya dikombinasikan dengan warna kulit mukanya nyaris kuning langsat membuatnya tampak eksotik. Pria selalu tersandung saat melihat teman sekamarku, tapi dia selalu tidak ingin berhubungan dengan mereka. Sangat jauh denganku, aku pikir. Sampai Ethan datang dan mengganggu kehidupanku yang nyaman.
"Ayo kita membuat rencana untuk pergi bersama-sama-membuat satu malam yang berkesan. Aku ingin membeli baju baru meskipun hanya satu. kau ingin berbelanja juga, kan"" Tampilan Gaby dan suaranya begitu sialan bersemangat dan aku tidak tega untuk menolaknya.
"Kedengarannya sangat menyenangkan, Gab. Aku butuh mengalihkan perhatianku dari kehidupanku yang tiba-tiba menjadi rumit." Aku memiringkan kepalaku dan mulutku membentuk kata tanpa suara, "Ethan."
Gaby memberikan perhatian kepadaku lalu menyilangkan kedua lengannya. "Apa yang terjadi dengan kalian berdua""
"Dia menginginkan suatu hubungan. Hubungan yang benar-benar nyata, seperti di mana kami tidur dan memasak makan malam dan menonton TV."
"Dan banyak dan banyak sekali melakukan hubungan seks yang panas sampai klimaks," tambah Gaby dan kemudian mengulurkan tangan kepadaku. "ke marilah. Kau tampak seperti membutuhkan pelukan."
Aku mendekat ke pelukannya dan memeluk erat temanku. "Aku takut, Gab," bisikku di telinganya.
"Aku tahu, sayang. Tapi aku sudah melihatmu saat bersama dia. Aku melihat bagaimana dia menatapmu. Mungkin ini adalah satu langkah yang besar. Kau tidak akan tahu kecuali kau harus mencobanya." Dia menyentuh wajahku. "Aku merasa senang melihatmu bahagia, dan kupikir dalam hal ini kau harus melakukan lompatan kecil untuk mempercayainya. Sejauh ini Mr Blackstone ada di daftarku sebagai orang yang baik. Jika dia berubah atau jika ia menyakiti salah satu rambutmu yang halus di kepalamu yang tidak bersalah itu, maka bolanya yang menarik dari cowok itu akan kuubah menjadi satu set permainan Klik-Klaks. Dan tolong katakan padanya kalau aku mengatakan itu. "
"Ya Tuhan, aku meny ukaimu, woman!" Aku tertawa dan masuk ke kelas, memikirkan bagaimana aku akan menyampaikan kabar ini pada Ethan.
Tiga jam kemudian dia mengirim SMS.
Ethan Blackstone: -- merindukanmu Brynne. Kapan aku akan bertemu denganmu"
-akhir pesan teks- Aku tersenyum saat membaca kata-kata itu. Dia merindukanku dan ia tidak takut untuk mengatakannya. Pendekatan langsung Ethan merupakan keajaiban yang bisa menenangkan sarafku dan ketakutanku tentang hidup bersama, aku harus mengaku kepadanya. Aku mengumpulkan tekadku dan membalasnya.
Brynne Bennett: -- :) Segera jika kau tidak sibuk , Bolehkah aku datang kekantormu"
-akhir pesan teks- Teleponku seketika itu juga langsung menyala dan terdengar suara tegas menjawab YA beserta petunjuk kemana aku harus pergi, lift yang akan membawaku ke lantai berapa, rencana untuk makan siang denganku- modus operandi khasnya Ethanku. Hal itu juga membuatku tersenyum. Apakah aku hanya mengatakan Ethan kepunyaanku" Begitu aku melakukannya-aku sadar saat aku menyelinap menuju stasiun bawah tanah dan mulai menuruni tangga.
Aku ingin berhenti di apotek yang ada disepanjang perjalananku untuk membeli obat yang baru diresepkan oleh dokterku, jadi aku akan turun dari gerbong kereta api dua stasiun berikutnya. Dari stasiun bawah tanah aku berjalan naik, kembali ke jalanan, aku memasuki Boots dan memberikan resepnya. Aku meraih keranjang belanja dan melihat sekeliling saat aku menunggu apotekernya mengambilkan obatku. Sebuah gagasan muncul dalam pikiranku dan aku langsung melakukannya, mengambil barang dari rak dan memasukkannya ke dalam keranjang.
Ketika mengantri di kasir untuk membayar, aku menyadari ada seorang pria besar di belakangku menunggu dengan membawa satu botol air. Well , aku terpaku melihat tatonya. Dia memiliki tato yang indah di bagian dalam lengannya yang memperlihatkantanda tangan lengkap dari Jimi Hendrix, bentuk lengkungan besar huruf J begitu jelas seolah-olah Jimi yang menuliskan itu sendiri. "Tato yang bagus," kataku padanya, menyadari bagaimana dia benar-benar bertubuh sangat besar. Setidaknya enam lima, otot yang keras, dengan rambut pirang keputihan model spike dan wajahnya memancarkan rasa percaya diri-seakan dia adalah seorang pria yang mana kamu tidak ingin membuat masalah dengannya.
"Terima kasih." Matanya lembut hampir mendekati warna hitam dan dia bertanya, "Apakah kamu penggemarnya""
Untuk beberapa alasan, aksen Inggris-nya benar-benar kembali membuatku tenang, bertentangan dengan bentuk penampilan fisiknya. "penggemar fanatik," jawabku sambil tersenyum sebelum berjalan keluar untuk kembali naik kereta api.
Aku memasang headset iPod ke telingaku saat di dalam kereta. Mungkin sebaiknya mendengarkan beberapa lagu dari Jimi dan memikirkan tentang apa yang akan kukatakan pada Ethan ketika aku bertemu dengannya.
Blackstone Security terletak di Bishopsgate di pusat kota tua London diantara semua gedung modern pencakar langit lainnya. Entah bagaimana ini bukan satu kejutan buatku saat aku mencoba menggambarkan Ethan dibelakang meja-mengenakan stelan yang tampak seksi -serta baunya yang begitu menyenangkan. Aku keluar dari kereta di stasiun Liverpool Street dan mulai berjalan menaiki tangga menuju jalanan. Aku tersandung saat menginjak celah tangga beton dan meraih pegangan tangganya. Lututku selamat tapi tas belanjaanku terlepas, isinya berhamburan keluar. Aku mengutuk dengan berbisik saat aku berbalik dan membungkuk untuk mengambil semua barangku dan melihat pria yang sama, yang pernah kulihat saat mengantre di Boots dengan tato Hendrix.
Dengan efisien dia membantuku mengumpulkan barang-barangku dan menyerahkan tasnya kepadaku. "Hati-hati dengan langkahmu," katanya lembut dan melanjutkan menaiki tangga.
"Terima kasih," seruku dari belakang punggungnya, ototnya seperti bergetar darii balik kemeja hitamnya. Aku baru saja keluar dari tangga menuju trotoar ketika teleponku mulai berdengung.
Ethan Blackstone: -- khawatir. Dimana kamu" -akhir pesan teks- Brynne Bennett: -- hampir sampai disana. Bersabarlah!! -akhir pesan teks-
Di dalam lob i terlihat tulisan berjalan Blackstone Security Internasional lantai empat puluh sampai empat puluh empat, namun Ethan sudah memberitahuku untuk menemui dia di lantai empat puluh empat. Aku berjalan menuju ketempat petugas keamanan dan menyebutkan namaku. Penjaga itu sedikit tersenyum dan menyodorkan pena untuk menandatangani buku tamu. "Mr Blackstone sudah menunggu anda, Miss Bennett. Jika anda mau menunggu sebentar, aku akan membuatkan tanda pengenal agar anda bisa langsung scan tanda pengenalnya melalui pintu ini pada kunjungan yang akan datang."
"Oh ... baiklah." aku membiarkan pria itu melakukan pekerjaannya dan dalam beberapa menit aku meluncur ke lantai 44 dengan tanda pengenal ID Blackstone Security-ku sendiri. Jantungku berdebar sedikit lebih cepat ketika aku semakin mendekati tujuanku. Beberapa kali aku menelan ludah dan merapikan jaket kulit hitamku. Rok hitam yang dipadukan dengan sepatu bot merah dan itu bukanlah pakaian yang tidak pantas dalam kondisi yang logis, tapi aku tidak mengenakan salah satu pakaian untuk urusan kantor. Tiba-tiba aku merasa sadar dengan sendirinya dan berharap orang-orang tidak menatapku. Aku benci akan melihat itu.
Dengan tas di bahuku dan kantong belanjaan Boot di tanganku aku melangkah keluar dari lift dan berjalan memasuki ruang yang dirancang sangat rapi dan berseni. Ada foto-foto berbingkai hitam dan putih dari gambar keajaiban arsitektur dari seluruh dunia di dinding, jendela kaca besar yang menghadap ke kota, dan seseorang yang berambut merah sangat cantik di belakang meja.
"Brynne Bennett, ingin bertemu dengan Mr Blackstone."
Dia menatapku secara menyeluruh sebelum berdiri dari balik mejanya. "Oh dia sudah menunggumu, Miss Bennett. Aku akan mengantarmu sampai ke kantornya" Dia tersenyum sambil menahan pintunya untukku. "Aku harap kau menyukai masakan Cina."
Aku mengikutinya dan tidak menjawab komentar itu, tapi bukan karena aku tidak ingin menjawab, tetapi karena semua orang sedang memperhatikan kami. Setiap kepala melongok dari balik tempat kerjanya menatap ke arah kami. Rasanya aku ingin tenggelam melalui celah di lantai dan bersembunyi disana. Akan kulakukan setelah aku membunuh Ethan. Apa sih yang sudah ia lakukan" Mengumumkan melalui email secara massal bahwa pacarnya akan mampir untuk memberinya blow job (oral seks) di kantornya" Aku merasakan wajahku memanas saat aku mengikuti resepsionis yang manis itu yang sudah memiliki cincin pertunangan di tangan kirinya atau mungkin itu hanya perasaanku saja karena aku tidak mau memandang semua wajah mereka. "Wow ... sambutan cukup meriah yang kau berikan disini," gumamku.
"Jangan khawatir, mereka hanya penasaran siapa yang bisa menarik perhatian bos. Omong-omong, aku Elaina."
"Brynne," kataku. Dia berhenti dan mengetuk pintu ebony ganda yang terlihat sangat bagus sebelum masuk.
"Ini adalah Frances, asisten Mr Blackstone. Frances, Miss Bennett sudah datang."
"Terima kasih, Elaina," Frances tersenyum dan menyapaku. "Miss Bennett, senang bertemu denganmu." Dia mengulurkan tangannya dan menjabat tanganku dengan tegas. Aku bertanya-tanya apakah sangat burukkarena menyukai fakta bahwa asisten pribadi Ethan adalah seorang yang mungkin lebih tua dari ibuku dan penggemar stelan poliester. Seakan ukuran kegelisahanku menurun beberapa derajat saat aku tersenyum kembali pada Frances. Meski dia orang kepercayaan sebagai penguasa domain, dia terlihat sangat baik ketika dia menunjuk ke arah pintu kedua. "Silakan masuk, sayang. Dia sudah menunggumu."
Aku membuka pintu yang tampak seperti berat namun begitu mudahnya hingga jari kelingkingku bisa mendorongnya, dan cepat-cepat masuk ke dalam kantor Ethan. Aku menutupnya lagi dan seperti mau pingsan, saat mencarinya sambil menutup mataku dan menemukan dia depan hidungku.
"Benar sekali. Terus lanjutkan dengan apa yang sudah kamu lakukan. Ya. Aku ingin laporan ini tiap jam ketika kau berada di lapangan. Protokol ... " Dia sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Aku membuka mataku dan melihatnya dari tempatku berdiri didepan pintu kantornya. Dia begitu percaya
diri dan sangat tampan, memakai kemeja bergaris warna abu-abu gelap. Dan dibawahnya, lihatlah, dasi ungu yang lainnya! Salah satu dasi yang begitu gelap, hampir mendekati warna hitam, tapi pria ini terlihat sangat menarik dengan dirinya sendiri. Ia mengakhiri pembicaraannya di telepon dan menatap ke arahku. Aku merasa mendengar suara klik pintu di punggungku. Dia menyeringai dengan menaikkan salah satu alisnya. Aku melotot ke arahnya.
"Semua orang menatapku, Ethan! Apa yang kau lakukan, mengirim email sialan ke seluruh kantor ini""
"Kemarilah dan duduklah di pangkuanku." Dia mendorong kebelakang dari meja yang besar itu dan membuat ruang untukku. Tidak memberikan reaksi sama sekali atas tuduhanku. Hanya permintaan dengan rasa percaya diri yang keluar dari mulut indahnya dan aku segera mendekatinya.
Well, aku melakukannya. Aku melangkahkan sepatu bot merahku menuju ke arahnya dan duduk seperti yang diperintahkannya. Dia menempatkan tangannya di sekelilingku dan menarikku mendekati tubuhnya untuk menciumku. Ini sangat membantu suasana hatiku menjadi jauh lebih baik.
"Aku mungkin sedikit membocorkannya saat kau ingin datang untuk bertemu denganku." Dia mendorong satu tangannya naik ke atas pahaku, di balik rokku, kurasa suhu tubuhnya sangat panas. "Jangan marah padaku. kau terlalu lama sampai ke sini dan aku terus mengecek ke depan menemui Elaina untuk melihat apakah kau sudah datang."
"Ethan" Apa yang kau lakukan"" gumamku dibibirnya saat tangannya terus mengikuti jari-jarinya yang panjang kearah tempat yang dituju. Dia memaksa kakiku terbuka sehingga ia mendapatkan apa yang ada di antara pangkal pahaku.
"Hanya menyentuh apa yang menjadi milikku, sayang." Dia menelusuri sepanjang lipatan celana dalam renda merahku yang sudah usang kemudian mendorongnya kesamping.
Aku meregangkan otot-ototku untuk mengantisipasinya dan tersengal-sengal begitu kerasnya. "Berapa kali kau berjalan keluar untuk memeriksaku""
"Hanya beberapa ... empat atau lima kali." Jarinya menemukan clit-ku dan mulai menggosok dengan memutar-mutar diatas sarafnya yang sekarang sudah licin, membuatku kacau seperti biasanya.
"Itu banyak sekali, Ethan ..." Aku hampir tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi, aku seperti tertangkap oleh kenikmatan yang terjadi karena keajaiban jarinya. Aku membuka kakiku sedikit melebar dan naik semakin mendekati tangannya. "Pintu-"
"-Terkunci, sayang. Jangan memikirkan apapun kecuali aku dan apa yang kulakukan." Ethan mencengkeramku keras dengan satu tangan dan menahan dengan tangan yang lainnya. Tidak ada satupun yang bisa kulakukan selain fokus di mana ia membawaku. Dia beralih ke ibu jarinya dan menggosoknya sedikit lebih keras. Dua jarinya masuk dengan satu dorongan yang begitu lancar dan mulai mengusapnya. "Kau sialan basah untukku." Dia menghempaskan mulutnya untuk menciumku dan seakan menegaskan juga bahwa aku miliknya.
Aku berteriak ketika aku datang ke puncak di pangkuan Ethan dengan jari-jarinya di dalam tubuhku sambil mencium bibirku, benar-benar menguasai dan mendominasi. Dan terlihat sangat puas. Dia memelukku erat sepertinya dia takut aku akan mencoba untuk meninggalkannya, tapi dia tidak perlu khawatir.
Aku menarik napas dalam-dalam, sensasi itu masih merembes melewati aliran darahku ketika aku mencoba untuk memproses efeknya terhadapku. Aku tidak mempunyai kontrol untuk diriku sendiri saat berada di sekeliling Ethan. Tidak ada.
Aku menatapnya ketika aku bisa mengendalikan diriku dan memperoleh tatapan tajam dari matanya yang sangat biru. "Tanganmu pasti menjadi kotor," kataku, mengetahui apa yang dia katakan adalah benar. Aku basah kuyup.
Dia menyeringai nakal dan menggoyangkan jarinya yang masih ada di dalam diriku. "Aku justru menyukai di mana tanganku sekarang berada. Meskipun aku berharap ini yang melakukannya." Dia menyodorkan kemaluannya keatas di pantatku dan aku tidak ragu apa yang dia inginkan. Aku bisa merasakan bagamana kerasnya dia dan seakan bergetar.
"Tapi-kita berada didalam-kantormu."
"Aku tahu, tapi pintunya terkunci dan tak seorang pun bisa melihat d
i dalam sini. kita benar-benar seperti sendirian disini. "Dia menciumi leherku dan berbisik," Hanya kau dan aku."
Aku bergerak untuk turun tapi dia mendekapku erat-erat, kedipan rasa ketidaksenangan terlintas di matanya. Aku mencoba lagi dan ia membiarkan aku lepas kali ini. Aku merosot ke lantai dan berlutut, menghadap selangkangannya, tubuhku sebagian besar tersembunyi dari balik mejanya. aku meletakkan tanganku di atas tubuhnya yang mengeras dan menekannya. Aku menatapnya keatas dan melihat penampilannya yang menginginkan dan bergairah di matanya dan tahu apa yang kuperlukan saat aku melakukan itu. "Ethan ... Aku ingin mengisap-"
"Ya!" Itu semua petunjuk yang aku butuhkan. Aku membuka dan menurunkan ritsleting celananya dan menemukan hadiahku. Ya Tuhan, ia memiliki bentuk yang sangat indah. Ethan mendesis ketika aku menggenggamnya dan menjilat ujungnya, menyukai rasa asin dari miliknya. Aku menarik kebelakang dan melihat lebih banyak lagi. Inilah yang sudah pernah berada didalam diriku -beberapa kali- dan aku belum pernah benar-benar melihatnya dengan baik. Dia besar dan keras serta halus seperti beludru. Aku membelainya sampai keatas dan tersenyum ke arahnya. Dia menggigit bibir dan menatapku seakan dia bisa memotongnya menjadi dua dengan sedikit tekanan saja.
"Kau begitu sempurna," gumamku, dan kemudian aku menutup mulutku di atasnya dan menarik miliknya yang indah itu menembus masuk ke dalam mulutku. Ethan mencengkeram kursi dan mendorongnya masuk ke tenggorokanku. Aku berhasil membuatnya lebih baik, membelai dengan tanganku dan mengisapnya jauh ke dalam mulutku. Dengan lidahku, aku menjentikkan diatas pembuluh darahnya yang membesar yang membuatnya ereksi dan mendengar dia mengerang. Aku tidak menghentikan langkahku atau dimana aku akan melakukan semua ini. Ini akan sampai ke garis finish denganku dan aku berniat untuk mendapatkan jalanku.
Dia pasti bisa membaca bahasa tubuhku karena tangannya pindah ke kepalaku dan menahanku saat dia mendorongnya masuk ke dalam mulutku. Aku membawanya semua tanpa tersedak sama sekali dan ketika bolanya menegang, aku tahu dia sudah dekat, aku mencengkeram keras pinggulnya dengan kedua tanganku hingga dia tidak bisa menarik mundur.
"Oh, sialan aku akan datang dengan keras!" Dia mengejang dengan kuat dan menumpahkan esensi hangat ke belakang tenggorokanku, sambil menahan kepalaku dengan kedua tangannya saat ia mencapai klimaks. "Ya Tuhan ... Brynne." Dia terengah-engah mengambil napasnya dalam-dalam.
Aku mengangkat mataku ketika ia keluar dari mulutku. Aku menelan perlahan sambil melihat bawah bibirnya yang gemetar saat dia memperhatikan aku. Dia menarik tubuhku dari lantai ke arahnya, kedua tangannya masih memegang sisi wajahku dan menciumku pelan-pelan dan semakin dalam, rasanya begitu menyenangkan, aku seakan melambung pada gerakan itu. aku merasa lega bisa menyenangkan dirinya. Hal itu membuatku merasa senang karena bisa membuatnya bahagia.
Kembali diatas pangkuannya lagi setelah memperbaiki pakaian kami, kami begitu nyaman saat duduk di kursinya bersama-sama. Jari-jarinya menelusuri rambutku sambil menggigit dengan lembut leherku. Aku bermain-main dengan klip dasi peraknya dengan ukiran yang tampak seperti sesuatu yang klasik dan membiarkan dia memelukku sebentar. "Ini sangat indah," kataku.
"Kau cantik," bisiknya ke telingaku.
"Aku menyukai kantormu. Foto-foto di ruang resepsionis sangat indah." "Aku suka saat kau mengunjungi aku di kantorku."
"Aku bisa melihat itu, Ethan. kau cukup ... ramah." Aku terkikik kepadanya. Dia menggelitikku dan membiarkan aku menggeliat kegelian agak lama menurut pendapatku. Aku menepuk tangannya untuk menjauh dari tulang rusukku.
"Apa yang kau bawa untukku dari belanjaanmu" Aku harap itu adalah menyenangkan," katanya meraih tas Boots itu. "Aku suka Jolly Ranchers. Cherry adalah favoritku-"
Aku merebut tas belanjaanku dari dia sebelum dia bisa melihat semuanya. "Hei! Tahukah kamu lebih baik untuk tidak menyelidiki isi tas wanita" kau mungkin akan menemukan sesuatu yang bisa mempermalukan kita berdua di sana."
Dia mengerutkan bibirnya dan mendesah. "Kurasa kau mungkin benar," katanya begitu santai. Lalu ia menyeringai seperti iblis dan menyambar tas sampai benar-benar lepas dari tanganku. "Tapi aku ingin melihatnya juga!" Dia mengambilnya dan menjauhkan dari jangkauanku dan mulai mengeluarkan barang-barangnya. Dia sangat tenang ketika ia mengeluarkan sikat gigi ungu kemudian pasta gigi. Ia menempatkannya di atas mejanya dan memasukkan tangannya kembali ke dalam tas itu. Mengeluarkan sisir baru, pelembab dan lip gloss yang biasa aku gunakan. Dia terus mengeluarkan semua yang kubeli di Boots. Shampo yang biasa kupakai, gel untuk mencukur, bahkan botol kecil minyak wangi Tommy Hilfiger Dreaming yang biasa kupakai setelah mandi. Dia menjajarkan semuanya dengan rapi dan menatapku begitu tenang dan sangat serius. "Aku pikir kau tidak bisa, Brynne."
"Aku juga." Aku mengeluarkan satu-satunya yang dia tinggalkan di dalam tas. Obatku. "Tapi Dr Roswell memberi aku ini, dan berharap bahwa aku bisa melakukannya." Aku menyentuh rambutnya dan merapikannya. "Pil ini untuk membantuku tidur jadi aku tidak akan terbangun seperti yang kulakukan terakhir kali itu. Maksudku, kalau aku pacarmu maka aku ingin ... mencoba untuk tinggal bersamamu sesekali-"
Dia memotongku dengan sebuah ciuman sebelum aku bisa meneruskan kata-kataku lagi. "Oh, sayang, kau membuatku sangat senang," katanya di antara ciumannya lagi. "Malam ini" kau akan menginap malam ini" Tolong katakan ya." Ekspresinya seperti mengatakan semuanya kepadaku bahwa dia ingin mengetahui jawabanku adalah benar-benar ya. Dia menginginkan aku tinggal, mengacaukan kebiasaan tidur kami dan semuanya.
Aku menatap klip dasinya lagi dan berbicara untuk itu. "Jika kau bersedia untuk mencoba, begitu juga denganku, bagaimana aku bisa mengatakan tidak""
"Lihatlah aku, Brynne."
Aku lakukan dan melihat bentuk rahangnya yang keras dari balik jenggot itu. Aku juga bisa melihat banyak emosi dalam dirinya juga. Ethan benar-benar tidak pernah menyembunyikannya dari ku. Dia mungkin milik publik di tempat umum, tapi ditempat pribadi dia milikku, seperti kata pepatah 'he wore his heart on his sleeve'(dia tidak pernah menyembunyikan perasaannya). Apa yang kau lihat adalah apa yang kau rasakan. Dia mengatakan kepadaku apa yang dia inginkan dariku tanpa meminta maaf bagaimana kata-katanya yang begitu terus terang.
"Aku ingin kau menatap mataku ketika aku mengatakan bahwa aku bersedia untuk mencobanya, dan aku merasa sangat senang bahwa kau juga begitu." Dia mencium rambutku. "Dan aku ingin kau memilih satu kata. Sesuatu yang bisa kau katakan kepadaku jika kau ingin pergi karena kau takut atau jika aku melakukan sesuatu kepadamu yang tidak kau inginkan itu terjadi." Dia menahan wajahku untuk menatapnya. "Kau hanya mengatakan kata itu dan aku akan berhenti, atau aku akan mengantarmu pulang. Tolong jangan pernah keluar seperti itu lagi. "
"Seperti kata aman"" Tanyaku.
Dia mengangguk. "Ya. Persisnya seperti itu. Aku ingin kau percaya padaku. aku memerlukan itu, Brynne. Tapi aku ingin mempercayaimu juga. Aku tak bisa-aku tak ingin merasa seperti itu lagi. Ketika kau meninggalkan aku malam itu-" Dia menelan ludah dengan kaku. Aku melihat gerakan berdenyut di tenggorokannya dan tahu bahwa ini adalah sesuatu yang penting baginya. "-Aku tidak ingin merasakanlagi bagaimana perasaanku ketika kau pergi."
"Aku minta maaf karena aku meninggalkanmu seperti yang kulakukan itu. aku merasa kewalahan karena kamu. kau seakan menguasaiku, Ethan. kau harus tahu bahwa inilah kenyataannya."
Dia menempelkan bibirnya ke dahiku dan berbicara. "Oke, tapi tolong beritahu aku kapan kamu merasa seperti itu. Ucapkan kata amanmu, apa pun itu dan aku akan mundur. Hanya saja jangan tinggalkan aku seperti itu lagi."
"Waterloo." Dia menatapku dan tersenyum. "Waterloo adalah kata amanmu""
Aku mengangguk. "Ya." aku melihat ke arah makanan yang ditata di atas meja untuk makan siang kami dan menghirup aromanya. Masakan Cina seperti yang dikatakan Elaina, hidungku langsung menyatakan persetujuannya. "Apakah kau akan mem
beriku makan atau apa" kupikir, aku akan mendapatkan makan siang disamping kesepakatan ini."Aku menyodok dadanya. "Kau tahu seorang gadis membutuhkan lebih dari pada sekedar orgasme."
Ethan mendongakkan kepalanya ke belakang sambil tertawa dan menghampiri aku lalu memukul pantatku. "Ayo. Mari kita makan, gadis Amerikaku yang cantik. Kita harus menjaga supaya kondisimu tetap sehat. Aku punya rencana besar untukmu nanti malam."
Matanya menyala kearahku sambil mengedipkan matanya dengan nakal. Aku tahu aku langsung tersesat.
BAB 10 Teleponku berbunyi ketika aku mengemasi tas menginapku. Aku melihat siapa yang menelphone dan aku melihat ke jam. Ethan mengatakan bahwa dia akan berada di sini sebelum jam 7 untuk menjemputku. Masih kurang lima belas menit saat ini. " Apakah kau berubah pikiran dan membatalkan acara menginap kita malam ini Ethan""
Ethan tertawa. "Tidak mungkin itu terjadi dan aku berharap tas mu sudah siap sayang."
"Jadi kenapa kau belum berada di sini untuk memburu-buru aku ""
"Ya, Baiklah begini Aku harus mengirimkan mobil untuk menjemputmu. Sebuah urusan bisnis mendadak menggangguku. Aku minta maaf. Nama supir nya Neil dan dia bekerja untukku. Dia akan membawamu ke apartemenku dan aku ingin kau membuat dirimu nyaman seperti di rumahmu sendiri sampai aku tiba di sana. Bisakah kau melakukan itu untukku Sayang""
"Aku pikir bisa." Pikiranku berputar dengan implikasi diriku berada di rumahnya sendiri. Aku sebenarnya tidak takut tapi ide itu juga tidak membuat aku senang "apakah kau yakin Ethan" Maksudku_kita bisa melakukan ini pada malam yang lain jika kau sibuk_"
"_Aku tidur bersamamu malam ini Brynne. Di atas tempat tidurku. Akhir dari diskusi."
"Oh Boy." Aku tersenyum kepada telepon. " Kalau begitu bisakah aku menyiapkan makan malam untukmu" Apakah ada makanan di rumahmu atau haruskan aku meminta supirmu berhenti di supermarket""
"Tidak usah berhenti. Ada makanan di rumahku dan bahkan ada beberapa makanan di dalam kulkas. Pembantu ku memasak beberapa makanan dan memasukkannya ke dalam kulkas.
Kau pilih apapun yang kau suka_permisi sebentar."Aku mendengar suara Ethan seperti
menghilang dan Ethan berbicara dengan seseorang. "Aku harus pergi Sayang. Aku akan berjumpa denganmu sesegera mungkin yang aku bisa."
Aku mengucapkan selamat tinggal, tapi Ethan sudah mematikan telepon. Aku memandang teleponku untuk beberapa saat sebelum meletakkannya, tersesat ke dalam surealis dan merasa bagai Alice in wonderland lagi. Hidupku seperti meluncur dengan cepat ke depan tanpa aku bisa mengganti caranya. Aku sudah berubah dari wanita single menjadi kekasih seorang pria hanya dalam waktu satu minggu dengan tidak ada tanda untuk melambat sama sekali.
teleponku berbunyi lagi tanpa ada nama di layar."Halo." Aku menjawab.
"Nyonya, nama saya Neil McManus. Mr. Blackston meminta saya untuk menjemput anda. Ada Rover hitam menunggu anda di bawah." Kata-kata efisien dengan Aksen inggris lancar terucap.
Neil. Aku ingat apa yang Ethan katakan tentang supir. "Tentu. Aku akan segera ke bawah." Aku menyampirkan tasku ke bahu dan berjalan menuju jalanan dengan cepat. Mobil yang menungguku terlihat persis sama dengan Range Rover milik Ethan, tetapi aku tergelincir mundur saat aku melihat Neil -si supir itu besar, berotot, pirang terang, rambut cepak dengan mata yang sangat gelap.
"kau!" Aku berkata, benar-benar kaget.Ini pria dengan tato Jimi Hendrix tadi.
"Ya Nyonya." Neil menahan pintu penumpang terbuka untukku, ekspresi wajahnya tidak memberikan tanda apapun kepadaku.
"Kau menguntit aku hari ini!" Itu tidak perlu dipertanyakan karena aku yakin Neil menyadarinya. Aku menjatuhkan tasku ke lantai , melipat tanganku di bawah payudaraku dan berdiri dengan gaya Mexican. "Berikan satu alasan kenapa aku harus masuk ke dalam mobil bersamamu, Neil."
Neil tersenyum dan memandang ke tasku di bawah di pinggir jalan. "Aku bekerja untuk Mr. Blackstone""
Aku memberikan Neil wajah tanpa ekspresi terbaikku.
Naked Karya Raine Miller di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia mencoba lagi. "Dia akan memecatku jika aku tidak membawamu ke apartemennya
seperti yang dia perintahkan"" Neil kembali memandandangku, Mata hitamnya tulus. "aku sangat menyukai pekerjaanku Nyonya."
Hatiku mulai berputar dengan pikiran yang lebih liar untuk apa yang aku sedang lakukan, apa yang Ethan rencanakan, berapa banyak orang yang terlibat dalam urusanku, dan daftarku bisa terus bertambah dan bertambah. Man oh Man, apakah kita membutuhkan diskusi atau apa ! tetap saja tidak adil jika melampiaskan rasa frustasiku kepada Neil, yang tampaknya hanya melakukan pekerjaannya.
"Cukup adil Neil." Aku memungut tasku dan naik ke jok belakang. " Tapi kesepakatan berakhir jika kau terus memanggil aku nyonya, mengerti" Namaku Brynne. Dan jika Mr. Blackstone tidak menyukainya kau bisa memberitahu dia bahwa dia bisa mencium bokong informal Yankee ku. Dia harus tahu bahwa wanita amerika merasa rendah jika dipanggil Nyonya."
Neil mengangkat kepalanya kepadaku dan menyeringai saat dia menutup pintu mobil.
Neil mulai mengemudi saat aku melihat di kursi belakang. Kesunyian ini menggangguku sehingga aku berpikir mungkin aku harus membuka pembicaraan. " jadi Ethan mempekerjakanmu untuk mematai-matai aku di sekitar London Ya"".
"Perlindungan nyonya...ahh Brynne. Bukan memata-mataimu." Neil menjawab.
"Perlindungan dari apa""aku menuntut jawaban. " Apakah kau juga mengamati aku saat aku lari pagi""
Neil memandang ke arahku melalui kaca spion. "Kota bisa menjadi tempat yang berbahaya." Matanya kembali ke jalan. Hari mulai hujan dan suara wipers mobil menarik dengan ritme ke depan dan ke belakang. " Dia hanya sangat megawasi segala hal." Neil berkata dengan hati-hati.
"Ya. Aku tahu." Ethan mengawasi banyak hal dan pengontrol dan sedikit di atas skalaku untuk urusan arogan. Dia sangat bermasalah denganku. "Jadi sudah berapa lama kau bekerja untuk dia Neil"Ethan tidak mengatakan apapun kepadaku, jadi aku berpikir kau bisa sedikit
mencerahkanku." Aku menyeringai lewat kaca spion untuk keuntungan Neil. "6 tahun sekarang. Kami bertemu di SF."
"itu pasukan khusus kan " jadi apakah kalian seperti james Bond atau sejenisnya untuk pemerintah British""
Neil tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Aku bisa melihat kenapa Mr. Blackstone terus mengawasimu, Brynne. Kau cukup penuh dengan imaginasi."
"Ya, Ethan mengatakan hal itu juga kepadaku." Aku mengatakan dengan datar.
Seterganggu seperti tanggapan Ethan...yang jauh di luar jalur...aku tidak bisa mengeluarkannya dari Neil. Neil terlihat seperti pria yang baik dan dia memiliki selera musik yang hebat. Aku menyukainya. Sederhana saja Neil hanya menjalankan pekerjaannya. Apapun itu yang terkait denganku.
Neil berhasil memarkirkan mobilnya dan kami menuju lift melalui pintu masuk garasi. Sebelum aku tahu, Aku sudah berada di dalam rumah indah Ethan lagi, hanya saja kali ini tanpa Ethan.
Neil sudah memasukkan nomornya ke dalam teleponku dan mengatakan dia akan berada di dekat sini jika saja aku membutuhkan sesuatu. "Seberapa dekat maksudmu dekat itu " apakah privasiku terjaga di sini" kau tidak bisa mengawasiku yang sedang berada di dalam rumah Ethan. Bisakah"" aku memandang matanya untuk mencari tanda pencarian dalih. "jangan pernah berpikir untuk berbohong kepadaku Neil. Aku akan keluar dari pintu itu dengan cepat sehingga Ethan bisa merasakan rambutnya berkibar jauh dari sini dimanapun dia kini sedang berada."
Neil sedikit gemetar. "Di dalam sini privasimu seutuhnya terjaga . Tidak ada kamera di dalam apartemen, tapi di lorong sana ada. Jadi jika kau akan pergi aku akan bisa melihatmu. Aku berada di apartemen lain di seberang jalan. Tidak jauh. Mr. Blackstone benar-benar ingin membuatmu merasa di rumah sendiri." Neil meletakkan teleponnya ke telinganya dan mengguncangkannya. "telepon aku jika kau membutuhkan sesuatu Brynne."
Gerendel pintu berbunyi dan pelindungku pergi.
Baiklah ini aneh. Sendirian di rumah Ethan dengan tas menginap dan kepala yang berputar. Aku bertanya-tanya apakah aku akan merasa normal kembali.
Satu masalah dulu, aku pergi ke kulkas, mengeluarkan botol air minum dan meneguk setengahnya. Kulkas Ethan teri
si dengan stok berbagai jenis makanan segar untuk digunakan sehingga tidak ada masalah dengan makan malam. Aku menjajal mesin pembuat kopinya dan mulai ngiler. Sangat baik. Aku menyiapkan panci untuk merebus dan memeriksa freezer Ethan. Pembantu Ethan terlihat sangat teratur dalam urusan memberikan merk dan tanggal pada makanan yang dibekukan di dalam tempat penyimpanan plastik sehingga mudah diidentifikasi. Aku melewatkan itu semua. Lagipula Aku tidak benar-benar lapar setelah porsi besar makanan Chinese yang Ethan suguhkan kepadaku di kantornya.
Aku bergerak ke kamar tidur dan dengan cepat teringat pada terakhir kali aku di ruangan ini.
Aku menutup mataku dan bernafas dengan aroma Ethan. Dia berada dimana mana bahkan jika dia tidak berada disini. Aku melangkah masuk ke dalam kamar mandinya. Shower Grotto dari marmer begitu mempesona, tapi tub yang sangat memukau itu merupakan fantasi bagi wanita yang tidak memiliki tub yang memadai di apartemennya. Aku tahu apa yang pertama kali harus aku lakukan.
Satu jam kemudian kulitku menjadi merah jambu dari panas dan lembutnya busa. Aku memakai kaos Jimi Hendrix dan sepasang celana boxer sutera milik Ethan yang bahannya begitu jatuh dan ringan saat kupakai. Aku mengatur semua barang-barangku dari sepatu boots di dalam lemari kamar mandi,mencukur kaki ku dan mengoleskan pelembab kuning muda ke kulitku.
Aku kembali ke mesin pembuat kopi dan mengisi gelas mug sebelum aku kembali menjelajah ke dalam ruangan lain di apartemen Ethan. Ruang olahraga memiliki treadmills yang dari lantai sampai atas berupa kaca seperti jendela. Pemandangannya membuat aku kagum. Aku menyukai pemandangan lampu kota, tapi membayangkan pemandangan pasti spektakuler di siang hari.
Aku menemukan ruangan yang aku percaya merupakan kantor Ethan dan menarik gagang pintunya ke bawah. Ruangan di belakang pintu ini benar sebuah kantor. Diapit oleh meja besar dari kayu pohon ek, di dinding seberangnya terdapat layar TV dan peralatan high-tech lainnya. Tapi dinding di belakang meja yang benar-benar menangkap perhatianku- aquarium air tawar bersinar dengan cahaya dan warna dan busa di atas riak air. Aku berjalan mendekat dan melihat ikan warna warni berenang-renang dengan elegan melewati formasi batu karang. Ikan itu menghampiri kaca dan menggelepar dan mengibaskan sirip warna warninya kepadaku seperti dia memberikan salam.
"Hey Ganteng, aku bertanya-tanya Ethan memanggilmu dengan nama apa"" aku berkata kepada teman ikanku dan meneguk kopiku.
Aku memakan yoghurt cherry di dapur dan mengambil kopi keduaku. Satu dinding di ruang utama berisi rak buku. Aku membaca dengan teliti koleksi Ethan yang pada akhirnya bisa disebut elektrik. Terutama alliran Klasik, misteri dan yang utama banyak sekali fiksi sejarah. Ada beberapa sejarah militer dan buku dengan foto-foto. Ada banyak buku judi dan statistik juga. Dia mempunyai fiksi terkenal dan beberapa buku puisi yang membuat aku tersenyum. Aku suka nilai buku Ethan yang satu itu.
Aku mengambil buku yang ditulis oleh Letters Keat untuk Fanny Brawne dan membawanya ke ruang keluarga untuk duduk di sofa dan bersantai. Aku sudah mendapatkan kopiku, surat cinta angsty dari seorang puitis untuk wanitanya dan lampu malam London yang berkedip terpampang di belakangku.
Aku menghabiskan satu jam yang asyik sebelum aku meletakkan bukuku. Aku memandang ke pemandangan kota. Ini lokasi dimana ethan sudah menelanjangiku, tepat di depan jendela balkon. Dia mundur ke belakang dan mengatakan kepadaku bahwa tidak ada yang bisa menandingi pemandangan dari aku yang berdiri dirumahnya. Oh Ethan. Aku memutuskan untuk mengirimkan dia SMS.
Brynne Bennet :"- marah kepadamu soal Neil. Apakah kau gila"!!!
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"tergila-gila padamu & kita harus bicara tentang beberapa hal. Sangat merindukanmu.
-akhir SMS- Brynne Bennet :"menggunakan celana boxermu saat ini dan sebaiknya kau mempercayainya, Buster!
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"baru saja mengeras - dengan membayangkanmu mengenakan celana pendekku. Tolong jauhi bantal karena aku tidak pe
rnah mencuci. -akhir SMS- Brynne Bennet :"masih marah dan berpikir kau punya mesin pembuat kopi yang cantik.
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"berpikir aku mempunyai kekasih yang cantik. Apakah kau memakan sesuatu "
-akhir SMS- Brynne Bennet :"memakan sesuatu.Kau punya peliharaan seekor Ikan singa. : )
-akhir SMS- Ethan Blackstone : Namanya samba. Aku merawatnya & dia menyukai ku. Kalian berdua punya banyak kesamaan.
-akhir SMS - Brynne Bennett: Kau tidak akan mendapatkan BJ lagi dengan komentar seperti itu :P
-akhir SMS- Ethan Blackstone :" begitu ingin memukul bokongmu saat ini ...& menciummu...& sial. Kau membunuhku sayang.
-akhir SMS- Brynne Bennet :" mulai mengantuk. Akan meminum pil dan naik ke tempat tidurmu. Jangan menggodaku.
-akhir SMS- Ethan Blackstone: Tidak pernah.. pergilah tidur cantikku. Aku akan menemukanmu -3
-akhir SMS- Aku beranjak dari sofa Ethan dan kembali menuju ke dapur untuk mencuci. Aku membersihkan mesin pembuat kopi dan mempersiapkannya untuk pagi nanti. Yang harus aku lakukan hanya memulainya. Aku menggunakan sikat gigi ungu baruku dan meminum pilku. Selimut yang sangat lembut milik Ethan beraroma tubuh Ethan; menenangkan dan membuatku nyaman dalam kesendirianku. Aku mengisi kepalaku dengan aromanya dan tertidur.
Lengan solid memegangku. Aroma yang aku kagumi mengalir ke sekitar tubuhku. Sebuah bibir menciumku. Aku membuka mataku ke dalam gelap nya malam dan melihat bayangan. Aku tahu siapa yang bersamaku. Aku terbangun dengan damai dan lembut, sesuatu yang baik, dan untukku, benar-benar pengalaman yang baru.
"kau di sini." Aku bergumam di atas bibirnya.
"Dan begitu juga dengan kau," Ethan berbisik."Aku begitu menyukai menemukanmu di atas tempat tidurku."
Tangan Ethan sudah sibuk dalam tidurku. Aku telanjang dari pinggang ke bawah, boxer suteranya sudah terlepas. Ethan sudah telanjang juga. Aku bisa merasakan otot kerasnya dan daging solid mencoba untuk bergabung denganku. Kaosku terdorong ke atas dan payudaraku sedang dinikmati oleh bibirnya, jambangnya menggelitik daging sensitifku, menggoda puting payudaraku dengan tarikan hisapan sampai aku mendesah, menggeliat di bawahnya.
Aku menguburkan tanganku di rambutnya dan merasakan gerakan kepalanya saat dia mengunjungi puting payudaraku dan menimbang berat gumpalan payudaraku dengan tangannya. Ethan berhenti dan menarik kaosku membukanya dengan utuh dan memandang kepadaku, lapar dan cantik. Cahaya dari kamar mandi utama cukup untuk mengizinkan aku melihat Ethan dan aku senang. Aku harus melihat Ethan saat dia datang untukku. Itu membuat aku yakin bahwa aku akan aman bersamanya.
"Tempat tidurmu beraroma tubuhmu." Aku berkata.
"kau adalah hal satu-satunya aroma yang ingin aku cium dan saat ini aku butuh untuk merasakanmu di mulutku." Lalu dia membuka aku dengan lebar dan merendahkan tubuhnya.
"Oh tuhan Ethan!" lidahnya bekerja di clitku, memutar dan meluncur di atas daging panas yang terbuka untuknya membuat aku berubah dari mengantuk menjadi seks kurang dari semenit. Aku tidak bisa diam walaupun dia menahanku ke bawah dan membuka paha dalamku. Orgasme datang kepadaku dengan cepat dan kuat bahkan aku mendengar diriku sendiri berteriak melaluinya, mengendarai lidahnya seperti berandalan, otot-ototku menjepit dan mendorong dengan kenikmatan yang hangus.
Ethan menggeram di atas bibir vaginaku dan menarik diri, mungkin menatap kepada apa yang ingin dia ambil dengan penisnya. Ethan tidak bertanya. Ethan mengambilnya.
Ethan mengangkat kakiku ke atas bahunya dan masuk ke dalam diriku dengan keras dan dalam. Ethan mengeluarkan suara saat penisnya mengisiku. Aku ditekan dengan invasinya sementara tetap berada dalam orgasme sehingga aku hanya bisa bertahan saat dia menusukku. Seks nya bergelora dan menuntut dengan Ethan yang mengatakan kepadaku betapa nikmatnya rasaku dan betapa ethan menginginkanku di sini di atas tempat tidurnya dan betapa cantiknya aku. Semua kata-kata itu membuat aku semakin dekat dengannya. Semakin bergantung kepadanya. Semakin terkait dengan dunianya. A
ku tahu itu. Ethan membuat aku klimaks lagi; hampir sebuah tusukan hukuman yang bermaksud untuk memiliki terlebih dahulu dan kemudian memberikan kenikmatan. Tapi kenikmatan itu indah saat dia hadir secara simultan dengan dia yang mengisiku dengan ledakan orgasmenya sendiri. Aku merasakan air mata mengalir ke bawah ke selimutnya saat aku menerima apa yang dia berikan kepadaku. Ethan memanggil namaku, matanya terkunci kemataku seperti waktu lalu. Aku tahu dia melihat air mataku.
Ethan memindahkan kakiku dari bahunya dan mendekatkan dirinya kepadaku, memegang wajahku dan mengelusku, mata birunya mencariku, masih terkubur ke dalam diriku dan dalam dengan penis yang berbakat, menggambarkan kenikmatan. "kau milikku." Dia berbisik.
"Aku tahu," aku berbisik kembali kepadanya. Ethan menciumku dengan tubuh kami yang masih bersama; Ethan mengekplorasi lembut bibirku dan tarikan lembut dan gigitan dengan giginya yang hanya menyerempet. Ethan bertahan dengan diriku dan menciumku dengan lama sebelum dia akhirnya bergerak keluar dari tubuhku.
Ethan sialan hanya bisa digambarkan sebagai cantik di dalam kepalaku. AKu tahu untuk orang lain ini mungkin akan menjadi pornografi, tapi bagiku ini sederhana saja merupakan seni indah yang kami lakukan bersama. Untuk menjadi intim seperti itu dengan dia yang menginginkanku begitu intens adalah obat candu. Lebih berbahaya dari apapun yang pernah aku alami sebelum ini dalam hidupku. Aku pikir aku bisa memaafkan Ethan untuk semua hal yang mungkin akan dia lakukan untuk menyakitiku. Dan ini merupakan kesalahan besarku.
BAB 11 Ethan membawakan ku kopi ke tempat tidur keesokan harinya. Aku duduk bersandar pada kepala tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupiku. Dia mengangkat alisnya saat dia duduk di tepi tempat tidur dan dengan hati-hati menyerahkan gelas mug kepadaku. "Aku pikir, aku melakukannya dengan benar, tetapi Kau yang menikmatinya jadi katakan kepadaku apakah kopinya enak."
Aku meneguk kopiku dan menggambarkan mimik di wajahku.
"Aku menaruh krim setengah sendok dan tiga sendok penuh gula," Ethan berkata sambil mengangkat bahu, " Kau membuat kopinya sendiri. Sementara aku hanya menekan tombol pada mesin pembuat kopi. "
Aku terus menggantung Ethan dengan tidak memberikan jawaban selama beberapa menit sebelum memberikan senyum dan meneguk kembali kopi nikmatku.
" Apa" Hanya memastikan kau terlatih dalam membuat kopi. Aku memiliki standar ku, " aku mengedipkan mata padanya. "Aku pikir kau akan melakukannya dengan mudah, Mr Blackstone."
"Kau wanita iblis, menggodaku seperti itu."Dia membungkuk untuk menciumku, berhati-hati terhadap kopi panas."Aku suka dengan mesin pembuat kopi tadi malam. Aku bertanya-tanya mengapa aku tidak pernah memikirkan hal itu ." Dia tetap berada dekat dengan wajahku, memandangku dengan seksama, Rambutnya masih berantakan setelah tidur dan semua seks tapi dia masih terlihat mempesona. "Aku pikir kau harus berada di sini setiap malam untuk menggunakannya sebelum kau naik ke tempat tidurku." Dia menaruh mulutnya tepat di leherku dan menyapu leherku. " Jadi aku bisa membawakan kopimu seperti ini di pagi hari, dengan kau yang tanpa busana dan cantik, dan aromaku berada di seluruh tubuhmu dari seks yang kita lakukan pada malam hari."
Aku menggigil dari kata-kata, dan gambar dari realitas itu, tapi kami masih punya beberapa hal untuk dibahas. Dan ini adalah masalah antara Ethan dan aku. Kami belum berbicara cukup banyak tentang apa yang perlu kami kerjakan bersama. Saat dia didekatku, pakaian kami berjatuhan, tubuhku meresponnya, dan akhirnya, tidak banyak pembicaraan yang dilakukan setelah itu.
"Ethan," aku berkata dengan lembut, tanganku di pipinya untuk menghentikannya, "kita perlu bicara tentang apa yang terjadi. Perihal pengawal Neil"Mengapa kau melakukan itu dan tidak memberitahuku""
"Aku akan memberitahumu tadi malam setelah aku membawamu ke sini tapi hal tidak berjalan seperti yang aku rencanakan." Wajahnya jatuh dan menunduk. "Kota penuh dengan orang asing sekarang, sayang. Kau seorang wanita cantik dan aku berpik
ir itu tidak aman bagimu untuk pergi ke stasiun dan berjalan sendiri. Ingat bajingan di klub."
"Tapi aku melakukan itu sebelum aku bertemu denganmu dan aku baik-baik saja."
"Aku tahu kau pernah melakukan itu. Dan waktu itu kau bukan pacarku." Ethan memberiku salah satu mimik Ethan - jenis mimik yang sering membuat aku tegang dan menunggu ledakan udara Arktik untuk memukulku. "Aku menjalankan sebuah perusahaan keamanan, Brynne. Itu yang aku lakukan. Bagaimana bisa aku membiarkan kau berkeliling London ketika aku tahu bahayanya" "Dia meletakkan tangannya ke wajahku dan memulai dengan tindakan ibu jari yang mengelus. "Tolong" Untukku"" dia menempatkan dahinya ke dahiku."Jika sesuatu terjadi padamu itu akan membunuhku."
Aku membawa satu tanganku ke rambutnya dan menggali jariku masuk "Oh, Ethan, kau menginginkan hal besar dariku dan kadang-kadang aku hanya merasa seperti aku ditarik di bawah. Ada begitu banyak hal tentang aku yang kau tidak tahu." Dia mulai berbicara dan aku menyuruhnya diam dengan menempatkan jari-jariku ke mulutnya. "Hal yang aku tidak siap untuk berbagi dulu. Kau bilang kita bisa melakukannya secara perlahan-lahan."
Dia mencium jariku yang menekan ke bibirnya dan kemudiandia memasukkannya ke dalam mulutnya. "Aku tahu, sayang. Aku berkata begitu. Dan aku tidak ingin melakukan apa pun untuk membahayakanmu dan aku " dia mencium leher ku dan menggigit daun telingaku. "Bisakah kita bicara tentang kompromi"" Bisiknya.
Aku menarik-narik rambutnya sehingga ia akan menghentikan taktik rayuan dan menatapku.
"Pertama, kau perlu untuk benar-benar berbicara denganku dan tidak mencoba untuk mengalihkan perhatianku dengan seks. Kau sangat pandai mengalihkan perhatianku, Ethan. Katakan saja apa yang kau ingin aku lakukan dan aku akan memberitahumu jika aku bisa melakukannya. "
"Bagaimana jika kau menerima seorang supir"" Dia menarik jarinya dan menelusuri puncak payudara ku di mana selimut tergelincir ke bawah. "Tidak ada lagi jalan-jalan ke stasiun dan menghentikan taksi dalam gelap. kau memiliki sebuah mobil untuk membawamu kemana pun kau ingin pergi, " dia berhenti sejenak dan menindihku dengan matanya yang sangat ekspresif yang mengatakan kepadaku begitu banyak tentang keinginannya untuk melindungiku, " Dan pikiranku akan menjadi tenang. "
Aku meneguk lagi kopi yang dia bawa untukku dan memutuskan untuk mengajukan pertanyaan ku sendiri. "Dan mengapa kau perlu menjadi tenang soal aku""
"Karena kau sangat istimewa, Brynne."
"Seberapa istimewa, Ethan"" Bisikku karena aku sedikit takut untuk mendengar. Aku takut terhadap perasaan ku sendiri kepadanya. Dalam waktu begitu singkat ia memiliki aku.
"Bagiku" Sebesar kata istimewa itu sendiri, sayang " Dia tersenyum dengan satu sisi bibirnya mengangkat dan membuat perutku bergetar.
Dia tidak mengatakan dia mencintaiku. Tapi aku juga tidak mengatakan hal itu kepadanya. Tapi aku tahu dia peduli padaku.
Ia menunduk lagi dan mengambil tanganku dengan telapak tanganku terbuka ke atas. Bekas luka di pergelangan tanganku terlihat. Bekas luka yang membuat aku malu dan kucoba untuk ku sembunyikan, tetapi tidak mungkin untuk menyembunyikan ketika siang hari dan saat aku telanjang. Dia menelusuri garis bergerigi dengan ujung jarinya, begitu lembut rasanya seperti belaian. Dia tidak bertanya padaku bagaimana aku bisa mempunyai bekas luka dan aku tidak menawarkan untuk memberitahunya. Rasa sakit mengingatnya, ditambahkan dengan rasa malu melumpuhkanku untuk berbicara tentang hal itu.
Aku punya perasaan kepada pria ini tapi aku belum bisa berbagi dengan dia. Hinaan yang aku miliki terlalu jelek dan mengerikan untuk dibawa ke antara kami. Saat ini aku hanya ingin untuk diinginkan. Ethan meinginginkan aku. Dan itu sudah cukup untuk membuatku setuju. Langkah kecil. Aku akan menerima kondisi Ethan berkenaan dengan persoalan supir, dan dia akan menerima ketidakmampuanku untuk berbagi masa laluku dengan dia. Kami akan melakukan ini dengan perlahan.
"Oke."Aku bersandar ke depan dan mencium tenggorokannya tepat di atas bagian V di atas baju kaosnya, bulu
-bulu dadanya menggelitik mulutku, aroma laki-lakinya sudah akrab berada tepat di bawah titik kebutuhan ku akan makanan dan air dan bernapas. "Aku akan menerima perihal supir dan untuk selanjutnya kau akan memberitahuku apa yang kau lakukan. Aku butuh kau bicara terus terang denganku. Kau katakan padaku apa yang kau inginkan dan aku akan mengerti-"
"Terima kasih." Dia mulai menciumku lagi. Kopiku diletakkan menjauh dan selimutku di tarik. Ethan menarik bajunya dan membuang celana olahraganya dan Ethan benar-benar tampil di hadapanku. Aku akhirnya mendapat tampilan yang jelas dari tubuhnya. Benar-benar tanpa busana. Dalam cahaya.
Ya Tuhan..! Dari dada yang bagai dipahat dan putingnya yang keras turun ke kemaluannya begitu mengesankan dan indah, aku terpesona. Rambutnya dipangkas rapi, tidak ada yang aneh, hanya indah dan benar-benar maskulin.
Ia berhenti dan memiringkan kepalanya. "Apa""
Aku mendorongnya kembali sehingga ia duduk berlutut dan aku menarik diriku sendiri untuk berdiri. "aku ingin melihatmu." Aku menyapukan tanganku ke atas tubuhnya, di atas putingnya dan di atas V nya yang begitu sinful terpahat itu yang benar-benar tidak adil bagi seluruh populasi pria, tanganku terus menyapu sampai ke pahanya yang keras dengan otot dan ditaburi dengan bulu gelap. Dia membiarkan aku menyentuhnya dan mengendalikan situasi."Kau sangat tampan, Ethan."
Dia membuat suara di tenggorokannya dan tubuhnya menggigil. Mata kami bertemu dan ada pertukaran, komunikasi perasaan dan pemahaman tentang kemana kami sedang menuju lewat kekuatan yang menghubungkan kami.
Aku menatap ke penisnya, keras dan berdenyut. Penurunan pada ujung kenjantanannya mengkorfimasikan seberapa siap dia untuk ku.Aku begitu menginginkannya sampai aku merasa sakit. Aku ingin memberinya kenikmatan dan membuatnya datang seperti yang ia lakukan kepadaku, benar-benar terpecah menjadi satu juta fragmen. Aku menundukkan kepala ku dan mengambil tusukan yang indah itu ke dalam mulutku. Aku mendapatkan apa yang kuinginkan beberapa menit kemudian.
Kami orgasme lagi di kamar mandi, atau aku harus mengatakan aku yang orgasme ketika dia menyandarkanku ke sudut, Dia berlutut dan membalas kenikmatan yang telah aku berikan sebelumnya. Seks tidak pernah berakhir jika bersama pria ini. Dan aku berada di dalam kereta seksi tepat bersamanya, menunjukkan kartu perjalanan berkalaku. Aku sudah tidak berhubungan seks begitu sering seperti sekarang sejak -Jangan mengingat kejadian itu dan jangan merusak waktu sekarang dengan dia.
Ethan memiliki tato di punggungnya. Tepat di seberang bahunya dimana sayap punggung berukuran mediumnya berada.Tatonya tampak sedikit Goth dan hampir Yunani-Romawi di tinta starkness hitam. Aku menyukai kutipan di bawah sayap. Tidak ada yang yang lebih tinggi selain mimpi. Aku melihatnya di kamar mandi ketika Ethan berbalik untuk mengambil sabun.
"Itu Shakespeare, kan"" aku menyapukan tinta tato nya dengan tanganku dan saat itulah aku melihat bekas luka. Banyak garis putih dan tonjolan. Begitu banyak sampai kau tidak bisa menghitungnya. Aku tersentak dan bernapas dengan berat, sangat sedih memikirkan seberapa parah dia dulu terluka. Aku ingin bertanya tapi aku menahan lidahku. Aku tidak menawarkan untuk memberitahu tentang bekas lukaku.
Dia berbalik dan mencium bibirku sebelum aku bisa mengatakan apa-apa lagi. Ethan tidak ingin bicara tentang bekas lukanya lagi dibandingkan aku yang aku ingin berbicara tentang bekas lukaku.
*** Lebih dari seminggu aku menginap di tempat Ethan dan aku harus kembali ke apartemenku untuk tidak hanya mengambil pakaian bersih. Aku butuh berada di rumahku sendiri. Ethan setuju untuk datang ke apartemenku malam ini. Aku katakan kepadanya perumahan kumuh itu baik bagi jiwa. Dia menggodaku kembali, mengatakan bahwa itu tidak akan menjadi masalah selama kita memiliki sesuatu untuk makan dan tidur karena kami berdua akan telanjang saat dia menginap. aku mengatakan kepadanya bahwa jika Gaby muncul dia harus berpakaian, bahwa aku tidak akan membiarkan teman sekamar ku mendapatkan kesempatan untuk bernaf
su pada tubuh pacarku yang menarik. Dia tertawa dan mengatakan bahwa dia menyukai kecemburuan dalam suaraku. aku menyuruhnya untuk muncul dalam keadaan lapar untuk makan malam dan berpakaian lengkap. Dia masih tertawa ketika kami menutup telepon.
Aku mengganti pakaianku dengan celana yoga dan kaos lembut setelah Neil mengantarkanku kembali ke apartemenku. Dia menjemputku dari Rothvale, ditambah dengan berhenti sejenak di supermarket untuk membeli bahan-bahan untuk makan malam ala Meksiko seperti yang ku rencanakan. Ethan tahu bahwa makanan Meksiko adalah favoritku dan aku bertekad untuk merekrut dia ke dalam timku. Menu malam ini"Ayam Taco dengan jagung salsa dan alpukat. Jika Ethan membencinya maka aku akan memberikannya makanan lain yaitu Burrito.
Tidak ada pria yang bisa menolak Burrito yang dikemas dengan daging, keju, kacang-kacangan, dan guacamole. Aku berharap begitu. Orang-orang British cukup aneh kalau sudah bicara soal makanan.
Segera setelah aku mengolah ayam dan tanganku dicuci aku memutuskan untuk menelepon ayahku. Masih pagi di tempat ayahku sekarang tapi dia akan sedang berada di tempat kerja sekarang dan jika dia tidak terlalu sibuk kami bisa mengobrol. Aku mengatur teleponku pada speaker dan menghubungi kantornya.
"Tom Bennett." "Hei, Daddy." "Tuan Putri! Aku rindu mendengar suara manismu. Ini sebuah kejutan "Aku tersenyum pada pilihan nama ayahku untukku. Dia telah memanggilku Tuan Putri sejak aku bisa mengingat. Dan sekarang aku berusia dua puluh empat tahun, dia tidak tampak terganggu sedikit pun tentang melanjutkan memanggilku dengan nama itu.
"Aku pikir aku akan mencoba untuk meneleponmu. Aku hanya merindukanmu."
"Apakah semuanya baik-baik saja di sana di London" Semakin bersemangat untuk Olimpiade" Bagaimana acara Benny" Apakah kau suka dengan fotomu ketika mereka diledakkan dengan besar di atas kanvas" "
Aku tertawa. "Itu empat pertanyaan sekaligus, Dad. Tolong Berikan seorang gadis istirahat! "
"Maaf, tuan Putri, aku hanya bersemangat karena mendapat telephone darimu. Kau begitu jauh dan sibuk dengan kehidupanmu. Bukti fotomu yang kau kirimkan begitu indah. Ceritakan tentang pertunjukan Benny. "
"Baiklah, pamerannya sukses. Ben melakukannya dengan baik dan foto-fotonya terjual. Aku punya pekerjaan lain lagi juga, aku menjalaninya dengan santai dan kita lihat saja kemana ini akan membawaku."
aku senang aku bisa berbicara dengan ayahku seperti ini dan bahwa dia mendukung modeling yang kulakukan. Dia pikir ini baik untukku, tidak seperti ibuku yang merasa malu putrinya berpose tanpa busana.
"Kau akan menjadi terkenal di seluruh dunia," katanya. "Aku bangga padamu, tuan Putri. Aku berpikir bahwa modeling ini akan membantumu. Aku harap kau merasa seperti itu." Dia terdengar sedikit lemah bagiku, hampir sedih. "Kau sedang apa sekarang""
"Aku sedang membuat makan malam. Tacos. Akan ada teman datang malam ini. Dad, apakah segalanya baik-baik saja denganmu""
Dia ragu-ragu sejenak sebelum menjawabku. Aku tahu ada sesuatu dalam pikirannya. "Brynnie, kau mendengar tentang pesawat yang jatuh dan kematian Kongres Woodson itu""
"Ya. Dia adalah orang itu, mereka akan memanfaatkan wakil presiden" Itu berita besar bahkan untuk di sini. Kenapa, Dad" "
"Sudahkah kau mendengar tentang siapa yang menggantikan Woodson""
Aku tidak pernah berharap akan nama yang dia sebutkan kepadaku. Dan hanya dengan seperti itu masa lalu datang dan cakar menggali ke dalam lagi.
"Oh tidak! Jangan katakan padaku Senator Oakley mendapat nominasi! Kau pasti bercanda jika itu-itu-laki-laki, bisa menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat berikutnya! Bagaimana mungkin mereka menginginkan dia" Daddy-"
"Aku tahu, Sayang. Dia sudah mengusahakan semua ini dengan cara menaiki rantai makanan dalam beberapa tahun terakhir. Pertama State Senator dan sekarang Senator AS-"
"Ya baiklah, aku berharap mereka semua jatuh dalam bola api besar."
"Brynnie, ini adalah hal yang serius. Akan ada yang menggali ke masa lalunya untuk menemukan kotoran di Oakley- dalam keluarganya - oleh pihak pemegang j
abatan di partai. Aku ingin kau berhati-hati. Jika seseorang mendekatimu atau mengirim sesuatu yang mencurigakan kau perlu beritahu aku dengan segera. Orang-orang ini memiliki sumber daya untuk menggali dalam-dalam. Mereka seperti hiu. Ketika mereka mencium aroma bahkan setetes darah saja maka harus bersiap-siap untuk serangan yang menyelinap kemudian."
"Senator Oakley adalah pria dengan benih setan untuk anak laki-laki. Aku akan mengatakan dia memiliki masalah yang sangat besar kalau begitu. "
"Aku tahu, Sayang. Dan orang-orang Oakley akan bekerja keras untuk menjaga agar rahasia keluarganya terkubur. Ini bukan situasi yang bagus dan aku benci bahwa kau begitu jauh dari rumah.Tapi aku pikir dalam kasus ini mungkin menjadi hal yang baik bahwa kau berada di London. Aku tidak ingin ada yang menyakitimu dan selanjutnya memindahkanmu adalah hal yang tebaik. Tidak ada berita kejahatan setan yang muncul ke permukaan dalam berita atau ... apa pun. "
Seperti sebuah video. Aku tahu itu yang dipikirkan ayahku. Bahwa video itu masih beredar di dunia maya di suatu tempat.
"Kau melakukannya dengan baik tuan Putri. Aku bisa mendengarnya dari suaramu dan itu membuat ayahmu yang sudah tua ini tersenyum. Jadi siapa temanmu yang membuatmu memasak makan malam" Dia bukan seorang laki-laki kan" "
Aku tersenyum sambil mencampur salsa jagung. "Aku bertemu dengan seseorang, Dad. Dalam banyak hal Dia benar-benar istimewa. Dia membeli fotoku di pameran Benny. Begitulah cara kami bertemu. "
"Benarkah." "Ya."Rasanya aneh memberitahu ayahku tentang Ethan secara tiba-tiba. Mungkin karena aku tidak pernah berbicara dengannya terlalu banyak soal pacar. Belum pernah ada alasan untuk membicarakannya. Aku pernah tidak ingin membicarakannya untuk waktu yang sangat lama.
"Ceritakan lebih banyak. Apa pekerjaannya" Berapa umurnya" Oh dan lanjutkan dan biarkan aku memiliki nomor telephonenya saat kau berada dalam hubungan ini. Aku harus menelphonenya dan menjelaskan dengan tegas kepadanya aturan dasar untuk berhubungan dengan anak perempuan kecilku."
Aku tertawa gugup. "Aku pikir sedikit terlambat untuk itu, Dad. Ethan cukup istimewa seperti yang aku katakan. Kami menghabiskan banyak waktu bersama-sama. Dia benar-benar mendengarkanku dan aku merasa benar-benar senang bersamanya. Dia memahami aku."
Ayahku diam selama beberapa saat. Aku pikir dia terkejut mendengar aku berbicara tentang seorang pria seperti aku benar-benar peduli. Dan aku juga tidak seharusnya terlalu terkejut. Ethan adalah yang pertama di garis panjang pengalaman pertama ku.
"Apa nama terakhir si Ethan ini dan apa pekerjaannya""
"Blackstone. Dia tiga puluh dua dan dia memiliki sebuah perusahaan keamanan swasta. Dia begitu paranoid, dia menugaskan sopirnya untukku supaya aku tidak pergi ke stasiun kereta untuk pergi kemana-mana. Kedatangan banyak orang untuk Olimpiade membuatnya khawatir. Jadi kau tidak perlu khawatir tentang keselamatanku sama sekali. Ethan seorang profesional. "
"Wow, itu benar-benar terdengar serius. Apakah kau ... apakah kalian tidur-dalam suatu hubungan" "
Aku tertawa lagi, kali ini merasa kasihan kepada ayahku karena berada dalam ketidaknyamanan yang jelas. "Ya, Dad. Kami berada dalam suatu hubungan. Aku sudah bilang bahwa yang satu ini istimewa." Aku menunggu dalam keheningan yang hadir di ujung telepon dan mulai memanaskan tortilla." Dia bahkan memenangkan beberapa turnamen poker besar di amerika sekitar enam tahun yang lalu. aku pikir kau mungkin pernah mendengar tentang dia. "
"Hmmmm," gumam Ayahku. "Mungkin, aku harus memeriksa hal itu." aku mendengar beberapa gumaman pembicaraan teredam di latar belakang.
"Aku harus membiarkanmu pergi,Dad. Kau sedang bekerja dan aku hanya ingin menyapa dan memberitahu mu apa yang terjadi denganku. Aku baik-baik saja dan keadaan ku baik"
"Oke, Tuan Putri. Aku sangat senang kau meneleponku. Dan aku senang jika Anak perempuan kecilku bahagia. Hati-hati dan beritahu pacar barumu jika dia menyakitimu maka dia akan menjadi kekasih yang mati. Jangan lupa. Dan berikan nomor telephoneku juga.
Katakan padanya ayahmu ingin memiliki sedikit pembicaraan man-to-man dengan dia suatu hari nanti. kami bisa bicara tentang poker. "
Aku tertawa. "Benar. Akan ku lakukan,Dad. Aku mencintaimu! "
Ethan masuk tepat setelah aku mengakhiri telephoneku. Dia membawa enam pak Dos Equis dan senyum predator di wajahnya. Aku memberikan kunciku kepada Neil yang kemudian memberikannya kepada Ethan sehingga dia bisa masuk. Dia menghempaskan kunci dan bir ke atas meja sebelum bertanya, "Apakah aku mendengar kau mengatakan kepada seseorang kau mencintainya saat aku masuk tadi""
Aku tersenyum dan mengangguk pelan."Dia seorang pria juga."
Dia berdiri dan muncul di belakangku, tangannya di bahu dan mulai mengelusku. Aku bersandar ke tubuh kerasnya dan membiarkan diriku menikmati pijatannya. "Pria Itu salah satu orang yang beruntung kalau begitu. Aku penasaran apa yang dia lakukan sehingga dia menjadi begitu istimewa. " Dia mengintip ke bawah pada makanan yang diurutkan dalam mangkuk dan mengambil sepotong ayam yang sudah masak.
"Mmmmm," katanya sambil menikmati makanannya, mulutnya di leherku.
"Baiklah, dia membacakan cerita sebelum tidur kepadaku. Menyisir rambut basahku tanpa tersangkut dan menyakitiku. Mengajariku bagaimana mengendarai sepeda dan berenang. Dia selalu mencium rasa sedihku ketika aku terluka, dan yang paling penting, dia membuka dompetnya secara teratur, tapi itu akan segera berakhir."
Ethan mendengus, "Aku bisa melakukan semua itu untukmu dan bahkan lebih lagi."Dia mencuri sepotong ayam lagi."Terutama bagian yang LEBIH lagi itu."
Aku memukul tangannya."Pencuri!"
"Kau pintar memasak," gumamnya di telingaku. "Kupikir, aku tidak akan melepaskanmu."
"Jadi kau suka makan malam Meksikoku. Aku melihatmu menyetujui tema makan malam ini dan membawakan Dos Equis. Tindakan yang cerdas Blackstone. kau punya potensi ." Aku mulai meletakkan mangkuk ke atas meja.
"Dos Equis berasal dari Meksiko"" Dia bersuara dan mengangkat bahu. "Aku memilih yang satu itu karena aku suka dengan iklannya... orang paling menarik di dunia." Dia menyeringai dengki dan membantuku memindahkan sisa makanan .
"Seorang pembohong dan pencuri."Aku menggeleng kan kepalaku dengan sedih. "Kau baru saja meniup semua potensimu, Blackstone."
"Aku yakin aku akan merubah pikiranku nanti Bennett." Dia menyeringai ke arahku dari wastafel di mana ia mencuci tangannya dengan cepat lalu dia membuka dua bir untuk kami. "Aku memiliki banyak potensi," dia berkata dengan memainkan alisnya. Ethan memberikan Equis Dos kepadaku dan mengamati segala sesuatu yang telah disiapkan di atas meja, kepalanya terangkat dengan persetujuan. "Bantu aku di sini. Bagaimana cara menempatkan ayam taco mu yang beraroma sangat sedap ini secara bersamaan."
Aku tidak bisa menahan tawaku. Cara dia mengatakan 'Taco' dalam aksen Inggris-nya membuatku tertawa. Dan bagaimana dia mengucapkan kata-kata juga. Itu membuatku tertawa.
"Apa yang lucu"Apakah aku menghiburmu sekarang, Miss Bennett""
"Sini biarkan aku memperbaikinya." Aku menunjukkan padanya bagaimana menempatkan beberapa ayam, jagung salsa, menabur krim asam, menaburi keju parut dan beberapa potong alpukat tortilla dan melipatnya."Kau hanya menggemaskan itu saja, Mr Blackstone. Aksenmu itu - itu kadang-kadang membuatku tertawa. "aku menyerahkan piring berisi taco nya.
"Ahhh, jadi aku sekarang berubah dari kehilangan semua potensi ku untuk menjadi menggemaskan dalam waktu yang sangat singkat. Dan hanya dengan berbicara " Dia menerima piringnya dan menunggu aku menyiapkan piring dengan taco ku. "aku harus mengingat itu sayang." Dia memberikan satu senyum Ethan satu juta dollar nya itu padaku dan meneguk birnya.
"Jadi silakan dan nikmati. Beri aku penilaianmu dan hati-hati aku akan tahu jika kau berbohong padaku " Aku menepuk kepalaku. "Kekuatan deduksi makan malam." Aku mengambil taco ku dan memakannya, mengerang yang terdengar lebih dari suara kenikmatan yang berlebihan dan melengkungkan leherku ke belakang. "Begitu lezat aku merasa seluruh tubuhku bergairah," aku mendorong sampai ke seberang mej
a. Ethan menatapku seperti baru saja tumbuh tanduk setan pada diriku dan dia menelan ludah di tenggorokannya. Aku tahu dia akan membalas ku kembali nanti untuk menggodanya tanpa ampun seperti ini. Aku tidak peduli. Ethan menyenangkan. Kami bersenang-senang bersama-sama dan itu adalah bagian dari apa yang aku sukai dari dia. Cinta. Apakah aku mencintainya"
Dia mengangkat taco ke mulutnya dan menikmatinya. Dia menatapku sambil mengunyah dan menelan. Dia menyeka mulutnya dengan serbet dan mendongak dengan merenung, berpura-pura menghitung jari-jarinya. Dia meneguk bir.
"Nah, mari kita nilai ..." Dia fokus padaku. " Chef Bennett, aku memberikan lima Poin untuk eksekusi. Menertawakan aku maka kau mendapatkan pengurangan lima poin. Aku pikir enam poin untuk persiapan - semua erangan dan dorongan di meja makan sedikit tidak adil, kan" Dan sembilan koma lima poin pada rasa " Dia kembali mengambil potongan taco dan menikmatinya dan menyeringai. "Bagaimana aku terdengar sejauh ini ""
Dia begitu tampan duduk di sana di mejaku, memakan Taco yang telah ku buat, dan dengan manis mengatakan dia menyukai masakanku, dan hanya menjadi Ethan, Aku tahu jawaban atas pertanyaanku dalam sekejap. Apakah aku mencintai Ethan" Ya. Aku mencintainya.
BAB 12 Mengejutkan Ethan di kantornya sepertinya ide yang bagus, tapi aku tidak bersedia untuk melakukannya tanpa bantuan. Awalnya Aku meminta bantuan Elaina. Aku benar-benar menyukainya. Dia tampak jujur dan sangat blak-blakkan yang mana itu kualitas yang aku hormati dalam diri seseorang. Dia juga bertunangan dengan Neil. Aku mengetahui hal itu setelah aku mulai menginap di tempat Ethan. Suatu pagi ketika Aku dan Ethan menggunakan lift untuk berangkat kerja, aku melihat Elaina dan Neil keluar dari sisi sayap lain apartemen, saling berpegangan tangan. Ethan melihat aku terkejut dan Ethan lalu mengatakan bahwa mereka akan menikah musim gugur ini.
Aku merasa lega Elaina tidak cemburu tunangannya mengantarkanku berkeliling London. Aku pikir dia senang bahwa Ethan punya pacar. Aku melihat bahwa karyawan Ethan benar-benar sangat peduli dengannya. Dan aku menyukai itu juga.
"Hai, Elaina, ini Brynne."
"Halo, Brynne. Kenapa kau tidak menelepon dengan telepon Ethan" " Elaina Gadis Cerdas, selalu sadar untuk berpikir logis.
"Aku sedang berpikir untuk mengejutkan Ethan dengan makan siang. Dapatkah kau memeriksa jadwalnya untukku" "
Aku mendengar halaman kertas yang dibolak-balik dan kemudian dia membuatku menunggu. "Dia ada di kantor hari ini. Sibuk dengan telepon conference dan sejenisnya tetapi tidak ada appointment pada jadwalnya."
"Terima kasih, Elaina. Aku bisa saja meminta pertolongan Frances namun Ethan memiliki dia di speaker dan Ethan akan mendengar ketika aku menelpon jadi aku tidak bisa membuat kejutan. Dapatkah aku membawakanmu sesuatu dari toko makanan King" aku akan mengambil beberapa sandwich tapi aku berpikir jika kau bisa meminta Frances untuk memberitahu Ethan dia memesan makanan maka Ethan tidak akan tahu aku akan menjadi wanita yang membawa makan siangnya hari ini."
Elaina tertawa dan membuatku menunggu lagi sementara dia mengumpulkan pesananan makanan dari semua orang. "Frances mengatakan kepadaku untuk memberitahumu dia suka gayamu Brynne. Menjaga bos tetap berada di jari kakinya itu bagus untuknya."
"Aku pikir juga begitu," kataku, menuliskan pesanan sandwich. "Terima kasih atas bantuanmu dan aku akan berada di sana dalam waktu satu jam."
Kami menutup telepon dan aku menelepon toko makanan untuk memesan dan kemudian menelphone Neil untuk mengantarkanku. Aku membereskan apartemenku dan persediaanku sementara aku menunggu. Untuk hari ini aku selesai di apartemenku dan tidak akan kembali selama hampir satu minggu. Ujian akhir telah tiba dan aku perlu belajar. Rencanaku adalah untuk menginap di tempat Ethan dan membaca buku sementara dia bekerja, menggunakan ruangan gym nya dan pembuat kopi menakjubkannya itu, dan pada dasarnya hilang dari peredaran untuk sementara waktu. Aku butuh waktu dan begitu pula nilaiku.
Aku memandang Lady Percival
untuk terakhir kalinya dan merasakan ledakan kebanggaan. Dia sudah berlaku baik dan bagian yang terbaik adalah sekarang aku tahu nama buku yang dia pegang di tangannya. Ethan telah membantuku memecahkan misteri ketika Dia membawaku untuk bekerja suatu pagi dan aku mengundangnya untuk datang ke sini.
Buku yang dipegang wanita misteriusku pada kenyataannya begitu istimewa dan sangat langka sehingga Pameran Mallerton menginginkan dia masuk kedalam acara meskipun dia bahkan tidak dekat dengan sepenuhnya dilestarikan. Mereka ingin menunjukkan dirinya sebagai contoh bagaimana petunjuk ambigu dapat terungkap dengan restorasi yang tepat dan pembersihan. Pengungkapan apa yang dipegang di tangannya juga meningkatkan asalnya terutama bagi seniman pada umumnya. Sir Tristan Mallerton sekarang menikmati kebangkitan minat baru dan paparan meskipun ia telah wafat untuk waktu yang sangat lama.
Teleponku bergetar menerima SMS dari Neil. Dia sudah tiba dan berada di luar jadi aku mengumpulkan barang-barangku dan pergi, melambaikan tangan kepada Rory saat aku keluar.
Neil membantuku mengangkat makanan dan menggunakan kartu kredit perusahaan untuk membayar segala sesuatu yang kemudian mendapat tatapan tegas dariku.
"Ethan pikir Frances memesan makan siang dan ini adalah bagaimana dia melakukannya. Jika Kau membayar Ethan akan mengamuk ketika dia tahu, "kata Neil.
"Apakah dia selalu begitu mengontrol, Neil"" Aku bertanya ketika kami kembali ke dalam mobil dan dalam perjalanan kami menuju kantor Ethan. Neil dan aku telah mengembangkan hubungan yang mudah. Kami menghormati posisi dan kebutuhan orang lain sehingga hubungan kami berjalan dengan baik.
"Tidak" Neil menggelengkan kepalanya. E memiliki tepi keras pada dirinya ketika dia keluar dari SF. Tapi perang setidaknya merubah semua orang yang terlalu dekat dengannya. E berada sedekat itu dan berhasil keluar dengan hidup-hidup. Dia keajaiban yang berjalan."
"Aku pernah melihat bekas lukanya," kataku.
"Apakah dia memberitahumu tentang apa yang terjadi di Afganistan"" Neil menatapku dari spion.
"Tidak," jawabku jujur, menyadari bahwa informasi yang datang dari Neil akan berhenti dan aku tidak akan berada lebih dekat untuk memahami masa lalu Ethan daripada dia akan menjadi tahu soal masa laluku.
Elaina membantu kami membagikan makanan kepada pihak-pihak yang memesan dan Frances mengantarku ke tempat Ethan dengan tampang bangga dan menutup pintu. Ethan sedang berbicara di telepon.
Pria tampanku sibuk dengan pekerjaan tapi masih mengulurkan tangannya kepadaku. Aku mengatur sandwich di mejanya dan berjalan kepadanya. Dia melingkarkan lengannya memelukku dan menarik aku ke atas pangkuannya, dan tetap bicara dengan pembicaraan bisnisnya.
"Benar, aku tahu. Tapi kau beri tahu orang-orang bodoh itu bahwa Blackstone mewakili keluarga kerajaan dan ketika Yang terhormat muncul untuk upacara pembukaan untuk memberikan restu tidak akan ada satu pintu keluar pun yang tidak dijaga. Titik. Tidak ada negosiasi ... "
Ethan melanjutkan pembicaraannya dan aku mulai membuka makan siangnya. Dia memindahkan tangannya ke bagian belakang leherku dan mengelus. Rasanya luar biasa saat dia menyentuhku meskipun orang bodoh sekalipun bisa melihat dia sangat sibuk.
Aku menyiapkan makanan Ethan di atas piring dan kemudian membuka makananku. Aku menggigit salad ayamku bersama roti gandum sementara Ethan memijat leherku. Seorang wanita bisa sangat terbiasa dengan ini. Ethan seorang yang sangat pengasih dan aku selalu menyukai cara dia menyentuhku. Laki-laki penyentuh-perasaanku. Aku hampir menghabiskan setengah sandwichku saat ia mengakhiri teleponnya.
Kedua tangan Ethan meraih dan membalikkan badanku, aku masih berada di pangkuannya. Dia memberiku sebuah ciuman yang sangat indah dan mengerang. "Akhirnya. Ini seperti berbicara dengan dinding bata kadang-kadang," gumamnya. Dia tersenyum padaku dan menatap piringnya. "Kau membawakan ku makan siang...dan dirimu yang lezat."
Aku membalas senyumnya. "Ya aku melakukan itu"
"Yang mana yang harus aku nikmati lebih dulu, sandwich atau kau"
" Dia menggoyangkan alisnya padaku, tangannya mulai menjelajah bagian samping sweaterku.
"Aku pikir kau lebih baik melahap sandwichmu sebelum kau mengangkat telepon lainnya," kataku. Teleponnya berdering.
Dia merengut dan mengundurkan dirinya untuk mengangkat telepon itu. Panggilan telepon kedua relatif cepat dan dia berhasil untuk menyantap daging sapi panggangnya bersama roti gandum sebelum panggilan telepon yang ketiga datang. Dia menempatkan panggilan telepon pada speaker sehingga ia bisa makan dan berkomunikasi pada waktu yang sama. Sangat tidak elegan, tapi itu berhasil.
Aku merasa senang duduk bersamanya dan mendengarkan urusan bisnisnya sementara dia menyapukan tangannya ke atas dan ke bawah punggungku. Ethan membuatku merasa senang aku telah mampir meskipun ini bukan makan siang sosial bagi kami. Momentnya gila untuk dia dan aku. Aku tidak bisa membayangkan pekerjaannya bisa lebih rumit dari sekarang dengan Olimpiade dan London menjadi tuan rumah. Dia seharusnya hanya mengirimiku sebuah catatan yang mengatakan,
"Aku baru saja membeli fotomu dan aku benar-benar ingin mengenalmu-suatu waktu pada pertengahan bulan Agustus."
Dia terus meletakkan teleponnya pada speaker dan kami berhasil melakukan beberapa ciuman cepat di antara panggilan telepon dan menyantap makanan, tetapi kemudian menjadi segera sulit untuk menyesuaikan sebagai jam makan siang lagi.
"Aku harus pergi, Ethan." Aku mencium dia dan mulai berdiri.
"Tidak" Dia menahanku di pangkuannya. "Aku tidak ingin kau pergi dulu. Aku senang kau di sini bersamaku. Kau membuat aku tenang, Sayang." Dia mengistirahatkan kepalanya di atas kepalaku. "Kau menjadi cahayaku dalam kabut ketidaktahuan dan frustrasi."
"Sungguh" kau senang aku datang dan membuat harimu menjadi rumit dan memaksa kau memakan makananmu"" aku memainkan klip dasinya dan merapikan dasinya. "Kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu dan aku mengganggumu."
"Tidak, kau tidak," dia menyapukan bibirnya sepanjang tenggorokanku. "Ini memberitahuku bahwa kau peduli padaku," katanya pelan.
"Aku perduli padamu Ethan," bisikku kembali.
"Jadi kau akan tinggal untuk beberapa waktu""
Bagaimana aku bisa mengatakan tidak kepadanya ketika dia begitu manis kepadaku" "Baiklah, hanya satu jam lagi. Tapi kemudian aku harus benar-benar pergi. Aku harus mampir ke apartemenku dan mengambil beberapa barang. Aku harus belajar untuk ujian dan ingin berolahraga. Kau bukan satu-satunya orang di sekitar sini yang sibuk." Aku mencubit dagunya dan membuatnya menyeringai kepadaku.
"Aku ingin sibuk bersamamu di sini di mejaku," dia menggeram dan mengangkatku, menjatuhkan bokongku lebih dulu ke atas meja eksekutif besarnya.
Aku menggeliat saat ia menerkam, mendorong kakiku terpisah sehingga dia bisa masuk di antara kakiku dengan pinggulnya. "Ethan! Ini kantormu! Kita tidak bisa!"
Dia meraih ke bawah mejanya dan aku mendengar suara pintu di kunci. "Aku begitu menginginkanmu sekarang. Aku butuh kau, Brynne. Tolong""
Dia berada di seluruh tubuhku, tangannya mencengkeram, mendorongku kembali ke meja dan mendorong keras ke tengah. Aku membiarkan dia menekanku ke bawah dan menggeserku ke tepi, tubuhku sudah melembut dan memanas untuknya. Jemarinya yang panjang dengan tujuan jelas berjalan ke celana dalamku dan membukanya sampai ke kakiku, melewati sepatu boot ku dan jatuh di suatu tempat di lantai kantornya. Aku menemukan bahwa Ethan benar-benar seorang oportunis setiap kali aku memilih untuk mengenakan rok.
"Kau pria gila," gumamku, tidak benar-benar peduli lagi bahwa kami akan bercinta di atas meja di tengah tempat kerjanya.
"Tergila-gila padamu," dia berkata, meraba klitorisku dengan jarinya dan mulai membuat ku basah. Aku mendengar suara gemerincing ikat pinggangnya dan kemudian suara restelingnya terbuka. Dan kemudian dia tenggelam ke dalam bagian panas lezat dalam diriku, perlahan dan dalam.
Dia bersandar ke depan dan mengambil wajahku dengan kedua tangannya. Dia menciumku dengan dalam, mendorong lidahnya ke dalam mulutku seperti yang dia biasa lakukan. Ethan mendominasi saat kami be
rhubungan seks. Dia ingin lidahnya dan jari-jarinya dan penisnya di dalam diriku sekaligus. Seperti dengan begitu dia bisa memilikiku dengan lebih lengkap. Aku tidak tahu mengapa, itu hanya caranya. Dan aku menyukainya. Cara Ethan jujur dan benar-benar langsung. Aku tahu apa yang akan aku dapatkan dengan Ethan dan selalu berakhir dengan orgasme yang membuat aku gemetar.
Ethan mulai bergerak dan begitu juga aku. Kami liar bercinta. Benar-benar terlantar bercinta di atas meja kerjanya saat telepon berbunyi. Ethan meninggalkan telepon di speaker. "Jangan diangkat," aku terengah-engah, sangat dekat dengan klimaks.
"Tidak akan," Ethan bergumam, menusuk lebih cepat ke dalam diriku, penisnya bengkak padat, menjadi tulang keras tepat sebelum dia mengalami orgasme.
Dia menyelipkan jari ajaibnya di atas clitku dan aku pecah, menggigit bibirku untuk menjaga agar aku tidak berteriak. Ethan tidak jauh di belakangku. Dia menutup mulutku dengan mulutnya untuk menjaga agar kami berdua tidak berteriak dan Ethan memompakan orgasmenya ke dalam diriku.
Panggilan tak terjawab pergi ke pesan suara, tapi masih di speaker.
"Ethan Blackstone tidak di tempat. Silakan tinggalkan pesan dan aku akan menelphonemu sesegera mungkin... "
Suara Bip terdengar dan kami terengah-engah satu sama lain, wajah kami hanya terpisah beberapa inchi. Aku tersenyum padanya. Dia merapikan rambutku dengan sangat lembut dan menciumku seperti yang akan dilakukan oleh seorang kekasih. Aku merasa berharga baginya. Dia membuatku merasa seperti itu.
"Kau seorang bajingan Blackstone. Aku menyewamu untuk melindungi putriku, bukan menidurinya! Dia sudah melalui neraka dan hal terakhir yang dia butuhkan adalah pengkhianatan memilukan lainnya. Dari Cara dia berbicara aku pikir dia jatuh cinta kepadamu-"
Ethan meraba-raba telepon untuk menutupnya tapi itu terlambat. Aku mendengar suara ayahku sendiri di telepon. Aku tahu...kebenaran tentang Ethan dan aku. Aku mendorongnya, berjuang untuk membuat dia menjauh.
"Brynne, tidak! Tolong biar aku jelaskan-"
Dia tampak putih seperti selimut dan benar-benar ketakutan kaku seperti batu saat dia menahanku, Tubuh kami masih menyatu.
"Beranjak dari atas tubuhku. Keluarkan penismu dari dalam diriku dan biarkan aku pergi, kau pembohong bajingan! "
Dia menahan tubuhku padanya, matanya memandangku. "Sayang...dengarkan aku. Aku akan memberitahumu-aku sudah siap untuk waktu yang lama, tapi aku tidak ingin membangkitkan kenangan buruk padamu. Aku tidak ingin menyakitimu-"
"Beranjak.dari.ku. Sekarang."
"Tolong jangan pergi Brynne, aku-aku-tidak bermaksud menyakitimu tapi aku melindungimu dari mengingat. Di luar sana ada ancaman bagi keselamatanmu. kemudian aku bertemu denganmu...dan aku tidak bisa berhenti menginginkanmu. Aku tidak bisa menjauh darimu." Ethan mencoba menciumku.
Aku memalingkan wajahku dan memejamkan mata. Semua kepercayaan yang aku miliki untuk orang ini pergi. Sebagai gantinya rasa sakit yang mengerikan memenuhi hatiku. Dia tahu tentang aku. Dia tahu apa yang terjadi padaku. Mungkin telah melihat video itu. Dan sekarang ada orang-orang di luar sana ingin menyakitiku" Kenapa" dia disewa oleh ayahku dan selama ini dia tahu dan aku tidak. Kenapa dia bisa setega itu" Bagaimana dia bisa menjadi Ethan yang aku cintai tapi dia mengkhianati aku seperti ini"
"Semua berakhir." Aku berbalik dan menatap.
"Tidak...tidak...tidak," dia berteriak. "Tolong tidak Brynne." Dia menggelengkan kepalanya maju mundur, matanya hancur.
"Semua-berakhir-sialan. Dan jika kau tidak melepaskan aku, aku akan menjerit sampai terdengar ke lantai bawah." aku berbicara dengan jelas dan lembut. Hatiku mengeras dan mengeluarkan darah hitam. Darah Blackstone.
Dia bergerak ke luar dari tubuhku dan membantu aku duduk. Aku melompat dari mejanya dan menerjang tasku. Dia menutup restleting celananya dan mencoba lagi. "Brynne, sayang, aku-aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, aku akan melakukan apa pun untuk tidak menyakitimu. Maafkan aku, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf."
Aku mencoba untuk keluar tapi pi
ntu tidak mau terbuka. "Buka pintunya." tuntutku. "Apakah Kau mendengar apa yang baru saja aku katakan""
Aku menatapnya dan mengangguk. "Buka pintu sehingga aku bisa pergi," Aku berbicara dengan
Naked Karya Raine Miller di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tenang, terkejut aku tidak jatuh rusak ke atas lantai. Aku hanya harus keluar dari sini dan ke apartemenku. Aku punya satu tujuan dan itu adalah melarikan diri ke tempat yang aman.
Dia mengusap kepalanya dan menunduk lalu bergerak ke mejanya dan mencapai tombol atau apa pun itu yang menahanku tetap berada di dalam. Aku mendengar suara klik dan aku keluar dari sana.
"Terima kasih untuk makan siangnya, Sayang," Frances berkata saat aku keluar.
Aku melambai padanya, tapi tidak mampu berbicara. Aku hanya berjalan keluar. Aku memegang tasku dan tidak celana dalamku, tapi aku tidak akan kembali ke sana untuk menemukanya. Keluarkan saja aku dari sini dan pulang...Keluarkan saja aku dari sini dan pulang...Keluarkan saja aku-
Oh tuhan, aku meninggalkan Ethan. Kami selesai. Dia berbohong dan aku tidak bisa percaya padanya lagi. Dia bilang dia mencintaiku. Apakah itu yang dilakukan oleh seorang kekasih" Mereka berbohong"
Aku juga tidak berbicara kepada Elaina di resepsionis ketika aku menuju lift. Aku menekan tombol lift dan menyadari bahwa Ethan berada tepat di belakangku. Ethan telah mengejarku ke bawah dan masih aku tidak bergeming.
"Brynne...sayang, tolong jangan tinggalkan aku. Tuhan, aku-Aku mengacaukannya. Aku mencintaimu. Tolong-"
Dia meletakkan tangannya di bahuku dan aku tersentak. "Tidak Kau tidak mencintaiku," hanya itu yang bisa aku katakan.
"Ya aku mencintaimu!" Ethan berteriak, suaranya menjadi marah. "Kau dapat meninggalkan aku tapi aku masih akan tetap melindungimu. Aku masih akan mengawasi untuk memastikan kau aman dan tidak ada yang akan menyakitimu!"
"Bagaimana dengan kau yang menyakitiku"" aku menyerang ke arahnya. "Dan kau dipecat, Ethan. Jangan pernah menghubungi aku lagi" Lift berbunyi dan pintu terbuka. Aku melangkah masuk dan berbalik menghadapnya.
Dia memutar kepalanya dan membuka mulutnya dengan sikap memohon yang menyatakan dia merasakan sakit. Tidak sesakit yang kurasakan tapi dia tampak compang-camping dan putus asa. "Brynne...jangan lakukan ini," pintanya saat pintu lift mulai menutup untuk membiarkan aku sendiri.
Aku mendengar suara pasangan yang berteriak dimana salah satu dari mereka berteriak dengan letusan kata mengutuk yang komprehensif saat mobil membawaku. Membawaku ke jalan dimana aku akan meminta taksi ini membawaku pulang ke apartemenku. Dimana aku akan langsung hancur ketika aku dengan cepat masuk ke dalam, dan dimana aku akan merangkak ke atas tempat tidur dan meringkuk dan mencoba untuk melupakannya. Ethan Blackstone. Aku ditakdirkan untuk gagal. Aku tahu itu. Aku tidak akan pernah bisa melupakan Ethan. Tidak pernah.
Keris Buntung Ki Srongot 1 Pedang Siluman Darah 19 Rahasia Suling Kematian Bidadari Cadar Putih 1
am tanganku melewati lima anak tangga. Tidak ada satupun dari kami yang berbicara.
Aku mendorong pintu apartemenku hingga terbuka dan Ethan mengikutiku masuk. Dan seperti biasanya, pintu itu tertutup untuk memberikan kami privasi, seorang pria yang berbeda muncul. Seorang pria yang memiliki rasa lapar atas diriku. Aku tau, aku juga tidak akan mengatakan tidak kepadanya.
Punggungku menabrak dinding dan kakiku terangkat dalam dua detik. Mulut Ethan ada pada mulutku.
"Lilitkan kakimu padaku," katanya, mengencangkan cengkramannya pada pantatku.
Aku melakukan apa yang ia katakana. Menempel di dinding, sepatu koboi unguku terjuntai di sisi ku, seperti katak yang menunggu pembedahan, aku menyerah pada apapun yang sudah di rencanakan olehnya. Aku menerima jika Ethan berpikiran ini adalah bagian dari kami -hubungan seks ini-. Dia bertanggung jawab untuk setiap perintah atas tubuhku, dan aku terlalu menginginkan sentuhannya hingga tidak memiliki pikiran lain untuk saat ini.
"Buka risletingku dan keluarkan penisku,"
Aku melakukannya. Ia menarik pinggulnya ke belakang untuk memberikanku jalan. Tetapi mulut dan lidahnya masih mencimku ketika aku melepaskan risleting celana jeansnya dan mengeluarkannya, keras seperti tulang namun lembut dilapisi sutra. Aku membelai dagingnya dengan tanganku sebaik mungkin dan ia mendesis menikmati sentuhanku.
Ethan menarik rokku dan jari-jarinya di bawah celana thongku. Dia merobek sisi belakangnya. Merobek bahan seperti karetgelang sebelum mengisiku dengan ereksi besarnya. Aku berteriak
ketika ia mengisiku, tubuhku meregang karena ukurannya dan aku terguncang karena sensasinya. Dia membiarkanku sebentar, tubuh kami akhirnya bersatu.
"Tataplah aku dna jangan berhenti," dia mengencangkan cengkramannya di bawah pantatku dan mulai memompaku. Keras. Dalam. Benar-benar sebuah hukuman tetapi aku tidak peduli. Aku menginginkannya sejak aku menatap mata birunya yang menyala.
"Ethan," erangku, menggeliat di dinding apartemenku ketika Ethan mendorong padaku, penisnya memilikiku luar dan dalam. Aku terus menatapnya. Bahkan ketika aku merasakan munculnya sebuah tekanan di dinding rahimku, dan ujung penisnya menusuk tempat terdalam yang ia bisa, aku terus menatapnya. Keintimannya diluar batas dan aku tidak bisa memalingkan wajahku, meskipun ingin. Aku perlu membuka mataku lebar-lebar.
"Kenapa aku melakukan ini Brynne"" desaknya.
"Aku tidak tau Ethan," aku hampir tidak bisa bicara.
"Ya kau tau. Katakanlah Brynne!" tubuhku menegang ketika orgasme mulai muncul, tetapi dia segera mengurangi kecepatannya, keluar masuk dengan begitu lambat.
"Katakan apa"" aku menangis, frustasi.
"Ucapkan kata-kata yang harus ku dengar. Katakanlah kebenarannya dan aku akan membiarkanmu datang." Dia menusukku dengan lambat dan menggigit bahu telanjangku dengan giginya.
"Apa kebenaran itu"" aku mulai terisak sekarang, benar-benar butuh belas kasihnya.
"Kebenarannya adalah, kau milikku." Dia mendengus dalam tiga dorongan yang keras. "Kau. Adalah. Milikku!"
Aku menahan nafas pada dorongan terakhirnya.
Dia melesat lagi, begitu cepat. "Katakan saja!" geramnya.
"Aku milikmu Ethan,"
Saat aku mengatakannya, ibu jarinya menemukan Clit ku dan membebaskan orgasmeku, berguling dan menabrak keras, sekeras gelombang lautan menabrak pantai. Seperti sebuah hadiah karena menaatinya. Aku menangis karenanya, aku masih menempel kedinding apartemenku, Ethan masih keras di dalam diriku merasakan kenikmatanku.
Gemuruh datang dari dalam dadanya ketika ia mulai klimaks; tatapan matanya nyaris menakutkan. Dia mendorong keras untuk terakhir kalinya, mengubur hingga ke pangkalnya untuk meredam diriku. Dia menempelkan bibirnya kebibirku dan menciumku, berayun melembut ketika ia mulai selesai. Tanagn kuatnya masih menahanku dan aku tidak tau bagaimana ia melakukannya, menciumku
dengan manis, begitu kontras dengan seks gilanya beberapa saat yang lalu. "Kau." Ia tercekat keluar. "Milikku."
Dia menurunkanku dari dinding, memelukku hingga kakiku menyentuh lantai, dan kemudian menarik keluar dirinya da
ri tubuhku, terengah-engah. Aku bersandar ke dinding untuk menopang tubuhku dan melihatnya kembali memakai celana jeansnya. Gaunku jatuh kembali ke bawah. Untuk siapapun yang melihat kami saat ini, tidak akan ada tanda-tanda kami baru saja bercinta di dinding itu. semuanya hanya ilusi.
Ethan meletakan salah satu tangannya ke pipiku, merengkuhku dengan perlahan untuk menatapnya. "Selamat malam, gadis amerikaku yang cantik. Tidur yang nyenyak dan sampai jumpa besok."
Dia membawa tangannya kewajahku, menelusuri bibirku dan daguku dan tenggorokanku dan turun ke depanku. Tatapan kerinduannya mengatakan padaku jika dia tidak ingin pergi, tapi aku tau dia akan pergi. Ethan mencium keningku dengan sangat lembut. Diaberhenti sejenak dan menghela nafas, seakan ia menghirupku, dan kemudian dia berjalan keluar dari apartemenku.
Aku masih berdiri disana setelah pintu itu tertutup, tubuhku masih berdengung karena orgasme itu, celana robekku sampai di pinggang, tetesan hangat air mani mulai mengalir kepahaku. Ketukan langkah kakinya yang menjauh sama sekali bukan kesukaanku. Tidak sedikitpun.
BAB 8 Dr. Roswell selalu menulis di buku catatan selama sesi kami berlangsung. Tampak sangat bergaya-tua bagiku, tapi kemudian ini adalah Inggris dan kantornya terletak di sebuah bangunan yang berdiri ketika Thomas Jefferson menulis Deklarasi Kemerdekaan saat kembali ke Philadelphia. Dia menggunakan juga pena, yang membuat diriku begitu terkesan.
Aku menatap pena emas dan turquoise nya yang sangat indah sedang menggoreskan kata-kata ke dalam buku catatannya saat dia mendengarkan ku berbicara tentang Ethan. Dr. Roswell adalah pendengar yang baik. Bahkan, itu lebih dari apa yang seharusnya dia lakukan. Aku tidak tahu apa sesi kami akan terus berlangsung jika aku tidak mengatakan hal-hal yang seharusnya dia dengarkan.
Duduk di belakang meja elegan Perancis-nya, dia merupakan gambaran profesionalisme dan minat yang tulus. Kurasa dia berusia lima puluhan dengan kulit yang indah dan rambut putih yang sedikit tidak sesuai dengan usianya. Dia selalu memakai perhiasan yang unik dan pakaian bohemian yang membuatnya tampak berbudaya dan mudah ditemui. Ayahku telah membantu menemukannya ketika aku pertama kali pindah ke London. Dr. Roswell berada di daftar kebutuhanku bersama dengan makanan, pakaian dan tempat tinggal.
"Jadi, mengapa kau berpikir kau bereaksi dengan meninggalkan Ethan di tengah malam""
"Aku takut dia melihatku seperti itu."
"Tapi dia tetap melihatmu." Dia menulis sesuatu di bukunya. "Dan dari apa yang telah kau katakan kepadaku, dia ingin memberikan kenyamanan bagimu dan ingin agar kau tetap tinggal."
"Aku tahu, dan itu membuatku takut. Baginya ia ingin aku mengatakan kepadanya mengapa aku memiliki mimpi itu ... "Dan ini adalah masalah terbesarku. Dr. Roswell dan aku sudah membicarakannya berkali-kali. Apa yang akan orang pikirkan tentang aku setelah mereka tahu" "Dia bertanya apakah aku ingin berbicara tentang hal itu. aku bilang tidak. Dia begitu-begitu-kuat, aku tahu ini mungkin hanya masalah waktu sebelum ia mendorongku lebih jauh."
"Seperti itulah sebuah hubungan, Brynne. Kau berbagi dan membantu orang lain untuk mengenalmu, bahkan untuk bagian yang paling menakutkan".
"Ethan bahkan tidak seperti itu. Dia begitu menuntut sepanjang waktu. Dia ingin ... semuanya dariku. "
"Dan apa yang kau rasakan saat ia menuntut bebrapa hal atau saat ia ingin kau untuk memberinya segalanya""
"Takut apa yang akan terjadi padaku- pada Brynne." Aku menarik napas dalam-dalam dan mengucapkan kalimat itu. "Tapi ketika aku bersamanya, ketika dia menyentuhku atau ketika kita ... dalam keadaan intim ... Aku merasa begitu aman dan dihargai, seperti tidak ada hal buruk yang akan terjadi padaku saat bersamanya. Untuk alasan apapun, aku percaya padanya, Dr. Roswell. "
"Apakah Kau pikir dengan memulai hubungan seksual bersama Ethan adalah alasan mengapa mimpi buruk mu muncul kembali""
"Ya." Suara yang keluar dariku terdengar gemetar dan aku benci suara itu.
"Brynne, itu hal yang sangat normal bagi korban pe
lecehan. Tindakan intim seks rentan bagi seorang wanita berdasarkan sifatnya. Sang wanita menerima sang pria di dalam tubuhnya. Dia kuat dan biasanya lebih dominan. Seorang wanita harus memiliki kepercayaan pada pasangannya atau aku membayangkan akan ada sebagian kecil dari kita pernah berhubungan seks sama sekali. Tambahkan itu dalam sejarahmu dan kau akan menjadi sangat kacau sekaligus campur aduk di dalam pikiran bawah sadarmu. "
"Bahkan ketika kau tidak mengingatnya""
"Otakmu ingat, Brynne. Ketakutan akan kesadaran untuk mengkhianati yang ada di sana "Dia menulis catatan singkat yang lain.. "Apakah kau ingin mencoba obat untuk tidur" Kita bisa melihat apakah ini yang akan menekan malam teror mu.
"Apakah akan berhasil"" Ini pasti mendapat perhatianku. Saran dari sesuatu yang begitu sederhana seperti pil membuatku tertawa gugup. Gagasan bahwa aku bisa tinggal bersamanya sepanjang malam ... atau dia bisa tinggal denganku, juga memberi ku beberapa harapan. Itu kalau Ethan masih ingin mencoba tidur denganku. Aku ingat saat dia berjalan keluar dari flat ku malam kemarin setelah seks-gila-di-dinding dan bagaimana aku tidak menyukai saat dia beranjak pergi.
Emosiku begitu bingung. Sebagian dari diriku menginginkannya dan bagian dari diriku yang lain takut padanya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami. Dia membuatmu mengatakan padanya bahwa kau itu miliknya.
Dr. Roswell tersenyum padaku. "Kita tidak akan tahu sampai kita mencobanya, sayangku. Keberanian adalah langkah pertama, dan obat hanyalah sebuah alat untuk membantumu mengambil langkah-langkah selanjutnya sampai kau berhasil membuat jalanmu. Solusi tidak harus selalu rumit setiap kalinya." Dia meraih buku resep nya..
"Terima kasih banyak-" Teleponku mulai bergetar di tas tangan ku. Aku memeriksa dan melihat pesan dari Ethan. "Ethan di sini. Dia di meja resepsionis. Kami setuju, Dia menemuiku di sini sebelum ia membawaku untuk makan malam. Dia mengatakan ia ingin berbicara tentang ... kami. "
"Sangat baik bagi dua orang untuk membicarakan tentang hubungan mereka. Kejujuran dan kepercayaan yang kau berikan sekarang akan membuat ini lebih mudah untuk memilah-milah perbedaanmu kemudian "Dia memberiku resep.
"Aku sangat senang bertemu dengannya, Brynne."
"Sekarang"" Perasaan gugup mulai menari di perutku.
"Mengapa tidak" Aku akan mengantarmu keluar dan bertemu dengan Ethan mu. Ini sangat membantu ku untuk menempatkan wajah pada sebuah nama saat sesi kita nanti."
"Oh ... oke," kataku, bangkit kursi kain cita bunga nya, "tapi dia tidak benar-benar Ethan ku, Dr. Roswell."
"Kita lihat saja nanti," katanya dengan tepukan lembut di bahuku. Napasku tercekat di tenggorokan ketika aku melihat dia sedang memandangi lukisan di dinding sambil menungguku. Cara dia berdiri di sana mengingatkanku pada dirinya saat sedang menatap potretku di acara Benny dan menginginkan itu. Sangat menginginkan portrait itu hingga membelinya.
Ethan berbalik saat kami masuk ke ruang resepsionis. Mata birunya bersinar di wajahnya dan berubah menjadi senyum yang melunak saat ia datang ke arahku. Semburan kelegaan jatuh melalui hatiku. Ethan tampak sangat senang melihatku.
"Ethan, ini adalah terapisku, Dr. Roswell. Dr. Roswell, Ethan Blackstone, dia-"
"Pacar Brynne," ia menyelaku lagi. Ethan menjulurkan tangannya ke Dr. Roswell dan mungkin memberinya senyum yang mungkin akan melelehkan celana dalamnya. Saat mereka berbasa-basi , aku sekilas melihat reaksi Dr. Roswell kepadanya, dan harus kuakui sungguh memuaskan saat melihat perempuan dari segala usia mabuk oleh keindahan seorang pria. Dan aku akan ingat untuk menggunakannya selama sesi yang akan datang. Jadi, Dr. Roswell, kau berpikir Ethan adalah pria dalam-grafik seksi bukan"
"Pacar"" Tanyaku sambil berjalan ke mobilnya, memegang tanganku erat dalam telapaknya.
"Hanya menjaga hal-hal yang positif, sayang." Dia menyeringai dan menarik tangan kami terjalin sampai ke mulutnya untuk meletakkan ciuman di tangan kami yang terjalin sebelum menempatkanku ke Rover nya.
"Aku bisa mengerti itu."
Kataku. "Ke mana kau akan membawaku dan mengapa kau tampak begitu tersenyum""
Dia membungkuk ke sampingku dan membawa mulutnya sampai ke bibirku tapi tidak menyentuhku. "Aku selalu tersenyum, seperti yang kau katakan, ketika aku mendapatkan apa yang aku inginkan." Dia menciumku cepat dan menariknhya kembali.
"Sejak kapan kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan" Kau orang yang paling menuntut yang pernah ku temui dalam hidup ini " Aku marah dengan sarkasme lalu tersenyum kecil sendiri.
"Hati-hati, sayang. kau tidak tahu kedalaman dari apa yang ingin aku lakukan dengan dirimu." Matanya gelap.
Aku membiarkan ancaman sensual mengapung di antara kami dan mencoba untuk tetap bernafas stabil. "Kau membuatku sedikit takut ketika kau mengatakan hal-hal seperti itu, Ethan."
"Aku tahu." Dia menarik daguku ke mulutnya dengan ujung jari dan menciumku lagi. Kali ini ia menggigiti bibir bawahku dan menggoda. "Itulah sebabnya kita melangkah perlahan. Aku tidak pernah ingin menakut-nakutimu.
"Matanya bergerak cepat bolak-balik saat ia mencoba membacaku, bibirnya begitu dekat tapi tidak menyentuh.
"Apakah kau menyadari ini adalah pertama kalinya kita bersama-sama saat aku tidak harus memaksamu untuk ikut denganku" Aku memiliki harapan, kau lihat"" dia memberi aku satu ciuman terakhir sebelum ia menarik kembali untuk menempatkan kunci kontak.
"Dan itulah, Miss Bennett, alasan aku terlihat begitu tersenyum." Mata birunya menari sekarang.
"Cukup adil, Mr Blackstone, aku bisa hidup dengan itu." Dia membantuku memasang sabuk pengaman dan melaju keluar dari tempat parkir. Aku duduk kembali ke kulit lembut kursi mobilnya dan menghirup aroma tubuhnya, mengikuti dirinya yang membawaku ke suatu tempat, dan untuk saat ini percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
*** "Dr. Roswell tampaknya sangat berpengalaman," kata Ethan santai sambil mengisi anggur, "Sudah berapa lama kamu menjadi pasiennya""
Aku melihat matanya dan bersiap-siap. Ini dia, sekarang bagaimana kau akan menghadapinya" Aku berkata pada diriku sendiri untuk bernapas. "Hampir empat tahun. Sejak aku pindah ke sini. "
"Apakah kau datang padanya hari ini karena apa yang telah terjadi denganku""
"Jika maksudmu pulang dengan orang asing dan membiarkan dia bercinta denganku setiap kali kita bertemu" Ya, ini bagian dari itu." Aku menelan seteguk anggur lagi.
Rahangnya berdetak tapi ekspresinya tidak berubah untuk pertanyaan berikutnya. "Dan meninggalkanku di tengah malam-adalah bagian dari itu juga""
Kepalaku turun dan aku mengangguk. Itu yang terbaik yang bisa kulakukan.
"Apa yang menyakitimu, Brynne"" Dia mengutarakan pertanyaan itu begitu lembut
membuatku sekejap berpikir untuk mengatakan kepadanya, tapi aku belum siap.
Aku meletakkan garpu dan selesai memakan udang fettuccini. Topik masa laluku bercampur dengan makanan yang pasti tidak-pergi. "Sesuatu yang buruk."
"Aku bisa katakan. Aku melihat wajahmu ketika Kau bangun dari mimpi buruk."
Dia menatap piring makanan. Sekarang menjauh dan kembali ke arahku. "Aku minta maaf tentang malam itu. Aku tidak mendengarkanmu." Dia mengulurkan tanganku dan mengusap ibu jarinya di atasnya. "Kurasa aku hanya ingin kau tahu bahwa kau bisa percaya padaku. Aku harap kau tahu bahwa kau bisa. Aku ingin bersamamu, Brynne."
"Kau ingin hubungan kan"" Aku menatap ke bawah pada ibu jarinya yang menggosok telapak tanganku.
"Kau bilang pada Dr.Roswell bahwa kau pacarku."
"Ya memang. Dan aku menginginkanmu, Brynne. Aku ingin sebuah hubungan." Suaranya berubah lebih kencang. "Lihatlah aku."
Aku mendongak segera, keelokannya begitu mencolok terhadap lautan linen putih pada meja di belakangnya. "Walau dengan apa adanya diriku, Ethan""
"Dirimu sempurna bagiku."
Kulepaskan tanganku dari genggamannya. Aku harus menariknya sedikit untuk membuat dia melepaskannya. Dia benar-benar sangat Ethan, menginginkan caranya dalam segala hal, tapi dia mengijinkanku ku untuk membalik telapak tangannya keatas dan menggenggamnya. Aku menelusuri melewati garis hidupnya dan kemudian garis hatinya dan be
rtanya-tanya apakah salah satu dari garisku bisa diselamatkan.
"Aku tidak seperti itu, Ethan. Sempurna dan diriku tidak dapat disatukan dalam kalimat yang sama." Aku berbicara ke tangannya.
"Ungkapan yang tepat haruslah sempurna dan aku," katanya sok tahu. "Dan aku benar-benar tidak setuju denganmu, Gadis Amerika ku yang cantik dengan dentingan seksi."
Aku menatapnya lagi. "Kau sangat mengendalikan tapi kau melakukannya dengan cara yang membuatku merasa aneh ... aman."
"Aku juga tahu itu. Dan itu membuat aku cukup liar untukmu. Dan itulah mengapa kau harus percaya padaku dan biarkan aku mengurusmu. Aku tahu apa yang kau butuhkan, Brynne, dan aku bisa memberikannya kepadamu. Aku hanya ingin tahu-aku harus tahu bahwa kau menginginkannya. Bahwa kau ingin menjadi milik ku."
Pelayan tiba di meja. "Apakah kau sudah selesai, Ma'am"" Tanyanya. Ethan tampak kesal ketika aku mengatakan untuk mengambil piringku dan memesan kopi.
"Kau tidak makan apa-apa malam ini." gumamnya, dia tidak senang.
"Sudah cukup. Aku tidak terlalu lapar." Aku meneguk anggur.
"Jadi kau ingin aku menjadi pacarmu, dan menyerahkan kontrol kepadamu, dan percaya bahwa kau tidak akan menyakitiku. Apakah itu benar-benar apa yang kau inginkan, Ethan" "
"Ya, Brynne, itulah yang aku inginkan."
"Tapi ada begitu banyak tentang aku yang kau tidak tahu. Hal yang aku tidak tahu tentangmu.
"Saat kau siap kau akan berbagi denganku dan aku akan segera ke sana untuk mendengarkannya. Aku ingin tahu segala sesuatu tentangmu dan jika kau ingin tahu tentangku, kau bisa bertanya. "
"Bagaimana jika aku tidak ingin menyerahkan kontrol kepadamu dalam beberapa hal, Ethan,
atau aku hal yang aku tidak bisa serahkan padamu""
"Lalu kau katakan padaku. Kita bisa bernegosiasi dan kita berdua harus menghormati batas."
"Baiklah." Ia memiringkan kepalanya dan berbicara lembut. "Aku benar-benar ingin bersama dengan dirimu saat ini. Aku ingin membawamu pulang, dan menempatkanmu di tempat tidurku dan menghabiskan jam demi jam dengan tubuhmu terbungkus dalam tubuhku untuk melakukan apa yang aku inginkan. Aku ingin memiliki dirimu di pagi hari sehingga ketika kita bangun, aku bisa membuat mu datang, menyebut namaku. aku ingin mengantarmu bekerja dan menjemputmu ketika saatnya untuk pulang. Aku ingin pergi ke toko denganmu dan membeli makanan yang bisa kita masak untuk makan malam. Aku ingin menonton beberapa acara omong-kosong di TV dan kau tertidur disampingku di sofa sehingga aku bisa melihat dan mendengarmu bernapas. "
"Oh, Ethan-" Kopiku tiba dan aku ingin menampar pelayan karena telah menginterupsi pidatonya yang indah. Aku menyibukkan diri memasukkan gula dan krim dikopiku. Aku minum seteguk dan mencoba untuk menemukan kata-kata. Sejujurnya aku sudah terjebak dalam dirinya. Di kait, di beri garis dan pemberat. Aku ingin semua hal dengan Ethan, aku hanya tidak yakin akan bertahan hidup padanya.
"Apa itu terlalu banyak bagimu" Apakah aku menakut-nakuti mu""
Aku menggeleng. "Tidak Kedengarannya sangat bagus sebenarnya. Dan kau harus tahu itu sesuatu yang belum pernah aku miliki sebelumnya. Aku tidak pernah punya hubungan seperti itu, Ethan."
Dia menyeringai. "Itu akan berhasil untukku, sayang. Aku ingin menjadi yang pertama untukmu."
Dia mengangkat alis dengan tampilan yang mengalirkan sindiran seksual dan membuatku ingin pulang dengan dia malam ini untuk memulai pengaturannya.
"Tapi aku ingin kau memikirkannya malam ini dan kemudian memberitahuku keputusanmu. Dan kau perlu tahu bahwa aku sangat posesif pada apa yang menjadi milikku."
"Sungguh, Ethan"" Sarkasme bergulir keluar dariku. "Aku tidak harus menduga setelah apa yang terjadi di flatku tadi malam."
"Aku benar-benar bisa memukul pantat cantikmu sekarang agar kau memberikan bibirmu untukku." Dia mengedipkan mata padaku. "Aku tidak bisa menahannya. Seperti itulah bagaimana perasaanku padamu, Brynne.
Dalam kepalaku, kau milikku, dan itu terjadi sejak pertama kali kita bertemu." Dia mendesah di seberang mejaku. "Jadi aku akan menjadi terkendali saat ini dan mengant
armu pulang untuk tidur di flatmu, dan memberikan ciuman selamat malam di pintu, dan menunggumu untuk memberitahu aku sebaliknya." Dia menandai pelayan untuk tagihan.
"Kau siap untuk pergi""
Aku tertawa terkikik pada gambaran yang muncul di kepalaku.
"Apakah kau menertawakanku, Miss Bennett" Silahkan membaginya denganku."
"Aku membayangkan mu yang ingin memukulku, Mr. Blackstone, namun berpura-pura menjadi pria terkendali yang hanya memberikanku ciuman selamat malam di pintu."
Dia mengerang dan menggeser kakinya di kursi, tidak diragukan dan aku yakin dia sedang menata ulang organ seks nya yang mengeras dan berapi-api. "Kau akan menyaksikan keajaiban malam ini jika mobilku benar-benar berhasil membuat mu sampai ke tempatmu."
Ethan menepati janjinya. Dia mengucapkan selamat malam di pintuku. Memang ia mengambil beberapa hak yang dia miliki dengan tangannya dan aku mendapat kesan yang sangat baik dari apa yang ia mainkan di belakang lambaiannya, namun dia meninggalkan aku seperti dia telah berjanji setelah memberikanku beberapa ciumannya yang tidak tanggung-tanggung.
Aku bersiap-siap untuk tidur setelah mandi air panas dan memakai kaos tidur terlembut ku. Kaos dengan gambar Jimi Hendrix di bagian depan, gambar di mana ia berada di sebuah taman di meja yang digunakan untuk meminum teh; dianggap sebagai foto terakhir dari dirinya yang pernah diambil. Aku suka hal-hal seperti itu, dan aku mencintai Jimi sehingga kaos ini sering sekali ku pakai.
Aku memutuskan sudah waktunya untuk melakukan pengintaian kecil pada pacarku, aku langsung bersemangat mengambil dan menyalakan laptopku di tengah tempat tidur dan meng-Google nama pada SIM yang dia tunjukkan padaku: Ethan James Blackstone.
Tidak banyak tentangnya. Dia memiliki halaman Wikipedia dan beberapa link untuk website Blackstone Security. Meskipun begitu Wikipedia tetap membuatku terkejut. Ethan dikenal selebriti nya sebagai pemain poker untuk permainan batas tinggi. Dia memenangkan turnamen dunia di Las Vegas sekitar enam tahun yang lalu pada usia mengesankan hanya dua puluh enam. Banyak uang. Cukup uang untuk memulai usaha. Dan dengan latar belakang militer di Pasukan Khusus ia harus menemukan kedudukan yang sesuai untuknya. Jadi dia pasti berumur tiga puluh dua tahun sekarang. Aku melakukan perhitungan matematika. Hampir delapan tahun lebih tua dariku.
Gambar di Google memiliki beberapa foto-foto dirinya, sebagian besar tentang kemenangan yang besar di poker. Aku harus bertanya pada ayahku kalau dia mungkin pernah mendengar tentang Ethan. Dia mencintai turnamen poker dan masih memainkannya kadang-kadang.
Aku terus menggulir halaman gambar dan berhenti setiap kali aku menemukan salah satu gambar dirinya. Ada foto dirinya dengan Perdana Menteri dan Ratu. Tuhan ... PM Italia dan Presiden Perancis" Rasa gatal menggulung punggungku. Apakah Ethan seperti James Bond atau sesuatu" Keamanan seperti apa yang dia lakukan" Jika ini adalah orang-orang yang dilindungi maka ia memiliki profil klien yang sangat tinggi. Aku tertegun. Aku mengingatkan diriku untuk meminta ayah Gabrielle kalau saja ia pernah mendengar tentang Ethan saat aku bertemu dengannya nanti. Dia adalah polisi London dan jika ada orang yang ingin diketahui, itu adalah Rob Hargreave.
Aku juga tidak melihat foto pribadi tunggal Ethan dalam situasi sosial dengan seorang wanita. Dan aku bertanya-tanya apakah ia memegang kekuasaan untuk menenggelamkan hal-hal seperti itu. Tidak mungkin dia hidup dengan gaya selibat, tidak jika dilihat dari bagaimana ia mengalir dalam seks. Dan jika ia mengatakan kebenaran tentang tidak membawa mereka ke rumahnya, lalu di mana dia membawa mereka untuk seks" Ugh, aku tidak ingin memikirkan ide itu.
Ku matikan komputer, mematikan lampu dan merangkak ke tempat tidur. Aku menarik dasi ungu keluar dari bawah bantal dan mendekatkannya ke hidungku. Aromanya yang menenangkan langsung datang kepadaku. Aku sekarang merasa lebih kecil dalam skema hal ini. Dan bertanya-tanya mengapa seorang pria seperti dia bisa memperhatikanku dari saat pandangan pertama. Dari hany
a potretku di acara galeri" Ide ini hampir tidak bisa dipercaya.
Aku mencoba untuk menaklukkan ketakutanku dan berpikir tentang apa yang dia tawarkan kepadaku malam ini. Dan aku ingat seberapa baik rasanya bersama dengan dirinya dan bagaimana dia membuat tubuhku terbakar saat berhubungan seks. Aku tidak perlu khawatir tentang apa pun yang menakutkan atau sesuatu yang curang dengan Ethan. Dia, jika tidak ada apa-apa, sangat jujur. Ia mendominasi, tentu. Tapi aku suka itu. Butuh tekanan dalam diriku dari aspek kehidupan di mana aku bisa memegang sedikit kepercayaan.
Aku ingin dia, aku hanya tidak tahu apakah dia masih menginginkanku begitu dia tahu seluruh cerita diriku.
BAB 9 Waterloo Bridge telah membuatku kelelahan keesokan paginya. Aku pulang disambut dengan aroma surgawinya kopi yang sudah dibuat oleh teman sekamarku.
Aku melewati Gaby setengah jam kemudian dalam perjalananku diluar pintu menuju kelas. "Kau akan ke pameran Mallerton jam sepuluh nanti"" Tanya dia.
"Aku ingin kesana. Aku salah satu anggota konservasi Lady Percival sekarang. Aku berharap untuk mengetahui sedikit banyak darimana dia berasal. Dia memiliki beberapa kerusakan akibat kepanasan dan apinya melelehkan lapisan catnya di atas judul dari buku yang dia pegang. aku benar-benar ingin tahu buku apa itu. Seperti sebuah rahasia yang harus kutemukan."
"Yay!" Dia bertepuk tangan dan sedikit melompat-lompat. "Ini adalah pameran ulang tahunnya."
Aku pura-pura menghitung dengan jariku. "Ayo kita hitung, Sir Tristan akan berumur Dua ratus dua puluh delapan""
"Dua ratus dua puluh tujuh tepatnya." Gabrielle sedang mendalami seorang pelukis romantis, Tristan Mallerton untuk dissertation(tugas akhir S2 di UK/Inggris), jadi ketika ada sesuatu yang berhubungan dengan dia, Gabrielle adalah orang pertama yang akan mengantri untuk mendapatkan tiketnya.
"Oke, kelebihan satu tahun. Itu tidak terlalu buruk."
Dia tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya yang sempurna dan bibirnya penuh yang membuatku bertanya-tanya mengapa dia tidak ingin menjadi model. Kilau kemerahan di rambut hitamnya dikombinasikan dengan warna kulit mukanya nyaris kuning langsat membuatnya tampak eksotik. Pria selalu tersandung saat melihat teman sekamarku, tapi dia selalu tidak ingin berhubungan dengan mereka. Sangat jauh denganku, aku pikir. Sampai Ethan datang dan mengganggu kehidupanku yang nyaman.
"Ayo kita membuat rencana untuk pergi bersama-sama-membuat satu malam yang berkesan. Aku ingin membeli baju baru meskipun hanya satu. kau ingin berbelanja juga, kan"" Tampilan Gaby dan suaranya begitu sialan bersemangat dan aku tidak tega untuk menolaknya.
"Kedengarannya sangat menyenangkan, Gab. Aku butuh mengalihkan perhatianku dari kehidupanku yang tiba-tiba menjadi rumit." Aku memiringkan kepalaku dan mulutku membentuk kata tanpa suara, "Ethan."
Gaby memberikan perhatian kepadaku lalu menyilangkan kedua lengannya. "Apa yang terjadi dengan kalian berdua""
"Dia menginginkan suatu hubungan. Hubungan yang benar-benar nyata, seperti di mana kami tidur dan memasak makan malam dan menonton TV."
"Dan banyak dan banyak sekali melakukan hubungan seks yang panas sampai klimaks," tambah Gaby dan kemudian mengulurkan tangan kepadaku. "ke marilah. Kau tampak seperti membutuhkan pelukan."
Aku mendekat ke pelukannya dan memeluk erat temanku. "Aku takut, Gab," bisikku di telinganya.
"Aku tahu, sayang. Tapi aku sudah melihatmu saat bersama dia. Aku melihat bagaimana dia menatapmu. Mungkin ini adalah satu langkah yang besar. Kau tidak akan tahu kecuali kau harus mencobanya." Dia menyentuh wajahku. "Aku merasa senang melihatmu bahagia, dan kupikir dalam hal ini kau harus melakukan lompatan kecil untuk mempercayainya. Sejauh ini Mr Blackstone ada di daftarku sebagai orang yang baik. Jika dia berubah atau jika ia menyakiti salah satu rambutmu yang halus di kepalamu yang tidak bersalah itu, maka bolanya yang menarik dari cowok itu akan kuubah menjadi satu set permainan Klik-Klaks. Dan tolong katakan padanya kalau aku mengatakan itu. "
"Ya Tuhan, aku meny ukaimu, woman!" Aku tertawa dan masuk ke kelas, memikirkan bagaimana aku akan menyampaikan kabar ini pada Ethan.
Tiga jam kemudian dia mengirim SMS.
Ethan Blackstone: -- merindukanmu Brynne. Kapan aku akan bertemu denganmu"
-akhir pesan teks- Aku tersenyum saat membaca kata-kata itu. Dia merindukanku dan ia tidak takut untuk mengatakannya. Pendekatan langsung Ethan merupakan keajaiban yang bisa menenangkan sarafku dan ketakutanku tentang hidup bersama, aku harus mengaku kepadanya. Aku mengumpulkan tekadku dan membalasnya.
Brynne Bennett: -- :) Segera jika kau tidak sibuk , Bolehkah aku datang kekantormu"
-akhir pesan teks- Teleponku seketika itu juga langsung menyala dan terdengar suara tegas menjawab YA beserta petunjuk kemana aku harus pergi, lift yang akan membawaku ke lantai berapa, rencana untuk makan siang denganku- modus operandi khasnya Ethanku. Hal itu juga membuatku tersenyum. Apakah aku hanya mengatakan Ethan kepunyaanku" Begitu aku melakukannya-aku sadar saat aku menyelinap menuju stasiun bawah tanah dan mulai menuruni tangga.
Aku ingin berhenti di apotek yang ada disepanjang perjalananku untuk membeli obat yang baru diresepkan oleh dokterku, jadi aku akan turun dari gerbong kereta api dua stasiun berikutnya. Dari stasiun bawah tanah aku berjalan naik, kembali ke jalanan, aku memasuki Boots dan memberikan resepnya. Aku meraih keranjang belanja dan melihat sekeliling saat aku menunggu apotekernya mengambilkan obatku. Sebuah gagasan muncul dalam pikiranku dan aku langsung melakukannya, mengambil barang dari rak dan memasukkannya ke dalam keranjang.
Ketika mengantri di kasir untuk membayar, aku menyadari ada seorang pria besar di belakangku menunggu dengan membawa satu botol air. Well , aku terpaku melihat tatonya. Dia memiliki tato yang indah di bagian dalam lengannya yang memperlihatkantanda tangan lengkap dari Jimi Hendrix, bentuk lengkungan besar huruf J begitu jelas seolah-olah Jimi yang menuliskan itu sendiri. "Tato yang bagus," kataku padanya, menyadari bagaimana dia benar-benar bertubuh sangat besar. Setidaknya enam lima, otot yang keras, dengan rambut pirang keputihan model spike dan wajahnya memancarkan rasa percaya diri-seakan dia adalah seorang pria yang mana kamu tidak ingin membuat masalah dengannya.
"Terima kasih." Matanya lembut hampir mendekati warna hitam dan dia bertanya, "Apakah kamu penggemarnya""
Untuk beberapa alasan, aksen Inggris-nya benar-benar kembali membuatku tenang, bertentangan dengan bentuk penampilan fisiknya. "penggemar fanatik," jawabku sambil tersenyum sebelum berjalan keluar untuk kembali naik kereta api.
Aku memasang headset iPod ke telingaku saat di dalam kereta. Mungkin sebaiknya mendengarkan beberapa lagu dari Jimi dan memikirkan tentang apa yang akan kukatakan pada Ethan ketika aku bertemu dengannya.
Blackstone Security terletak di Bishopsgate di pusat kota tua London diantara semua gedung modern pencakar langit lainnya. Entah bagaimana ini bukan satu kejutan buatku saat aku mencoba menggambarkan Ethan dibelakang meja-mengenakan stelan yang tampak seksi -serta baunya yang begitu menyenangkan. Aku keluar dari kereta di stasiun Liverpool Street dan mulai berjalan menaiki tangga menuju jalanan. Aku tersandung saat menginjak celah tangga beton dan meraih pegangan tangganya. Lututku selamat tapi tas belanjaanku terlepas, isinya berhamburan keluar. Aku mengutuk dengan berbisik saat aku berbalik dan membungkuk untuk mengambil semua barangku dan melihat pria yang sama, yang pernah kulihat saat mengantre di Boots dengan tato Hendrix.
Dengan efisien dia membantuku mengumpulkan barang-barangku dan menyerahkan tasnya kepadaku. "Hati-hati dengan langkahmu," katanya lembut dan melanjutkan menaiki tangga.
"Terima kasih," seruku dari belakang punggungnya, ototnya seperti bergetar darii balik kemeja hitamnya. Aku baru saja keluar dari tangga menuju trotoar ketika teleponku mulai berdengung.
Ethan Blackstone: -- khawatir. Dimana kamu" -akhir pesan teks- Brynne Bennett: -- hampir sampai disana. Bersabarlah!! -akhir pesan teks-
Di dalam lob i terlihat tulisan berjalan Blackstone Security Internasional lantai empat puluh sampai empat puluh empat, namun Ethan sudah memberitahuku untuk menemui dia di lantai empat puluh empat. Aku berjalan menuju ketempat petugas keamanan dan menyebutkan namaku. Penjaga itu sedikit tersenyum dan menyodorkan pena untuk menandatangani buku tamu. "Mr Blackstone sudah menunggu anda, Miss Bennett. Jika anda mau menunggu sebentar, aku akan membuatkan tanda pengenal agar anda bisa langsung scan tanda pengenalnya melalui pintu ini pada kunjungan yang akan datang."
"Oh ... baiklah." aku membiarkan pria itu melakukan pekerjaannya dan dalam beberapa menit aku meluncur ke lantai 44 dengan tanda pengenal ID Blackstone Security-ku sendiri. Jantungku berdebar sedikit lebih cepat ketika aku semakin mendekati tujuanku. Beberapa kali aku menelan ludah dan merapikan jaket kulit hitamku. Rok hitam yang dipadukan dengan sepatu bot merah dan itu bukanlah pakaian yang tidak pantas dalam kondisi yang logis, tapi aku tidak mengenakan salah satu pakaian untuk urusan kantor. Tiba-tiba aku merasa sadar dengan sendirinya dan berharap orang-orang tidak menatapku. Aku benci akan melihat itu.
Dengan tas di bahuku dan kantong belanjaan Boot di tanganku aku melangkah keluar dari lift dan berjalan memasuki ruang yang dirancang sangat rapi dan berseni. Ada foto-foto berbingkai hitam dan putih dari gambar keajaiban arsitektur dari seluruh dunia di dinding, jendela kaca besar yang menghadap ke kota, dan seseorang yang berambut merah sangat cantik di belakang meja.
"Brynne Bennett, ingin bertemu dengan Mr Blackstone."
Dia menatapku secara menyeluruh sebelum berdiri dari balik mejanya. "Oh dia sudah menunggumu, Miss Bennett. Aku akan mengantarmu sampai ke kantornya" Dia tersenyum sambil menahan pintunya untukku. "Aku harap kau menyukai masakan Cina."
Aku mengikutinya dan tidak menjawab komentar itu, tapi bukan karena aku tidak ingin menjawab, tetapi karena semua orang sedang memperhatikan kami. Setiap kepala melongok dari balik tempat kerjanya menatap ke arah kami. Rasanya aku ingin tenggelam melalui celah di lantai dan bersembunyi disana. Akan kulakukan setelah aku membunuh Ethan. Apa sih yang sudah ia lakukan" Mengumumkan melalui email secara massal bahwa pacarnya akan mampir untuk memberinya blow job (oral seks) di kantornya" Aku merasakan wajahku memanas saat aku mengikuti resepsionis yang manis itu yang sudah memiliki cincin pertunangan di tangan kirinya atau mungkin itu hanya perasaanku saja karena aku tidak mau memandang semua wajah mereka. "Wow ... sambutan cukup meriah yang kau berikan disini," gumamku.
"Jangan khawatir, mereka hanya penasaran siapa yang bisa menarik perhatian bos. Omong-omong, aku Elaina."
"Brynne," kataku. Dia berhenti dan mengetuk pintu ebony ganda yang terlihat sangat bagus sebelum masuk.
"Ini adalah Frances, asisten Mr Blackstone. Frances, Miss Bennett sudah datang."
"Terima kasih, Elaina," Frances tersenyum dan menyapaku. "Miss Bennett, senang bertemu denganmu." Dia mengulurkan tangannya dan menjabat tanganku dengan tegas. Aku bertanya-tanya apakah sangat burukkarena menyukai fakta bahwa asisten pribadi Ethan adalah seorang yang mungkin lebih tua dari ibuku dan penggemar stelan poliester. Seakan ukuran kegelisahanku menurun beberapa derajat saat aku tersenyum kembali pada Frances. Meski dia orang kepercayaan sebagai penguasa domain, dia terlihat sangat baik ketika dia menunjuk ke arah pintu kedua. "Silakan masuk, sayang. Dia sudah menunggumu."
Aku membuka pintu yang tampak seperti berat namun begitu mudahnya hingga jari kelingkingku bisa mendorongnya, dan cepat-cepat masuk ke dalam kantor Ethan. Aku menutupnya lagi dan seperti mau pingsan, saat mencarinya sambil menutup mataku dan menemukan dia depan hidungku.
"Benar sekali. Terus lanjutkan dengan apa yang sudah kamu lakukan. Ya. Aku ingin laporan ini tiap jam ketika kau berada di lapangan. Protokol ... " Dia sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Aku membuka mataku dan melihatnya dari tempatku berdiri didepan pintu kantornya. Dia begitu percaya
diri dan sangat tampan, memakai kemeja bergaris warna abu-abu gelap. Dan dibawahnya, lihatlah, dasi ungu yang lainnya! Salah satu dasi yang begitu gelap, hampir mendekati warna hitam, tapi pria ini terlihat sangat menarik dengan dirinya sendiri. Ia mengakhiri pembicaraannya di telepon dan menatap ke arahku. Aku merasa mendengar suara klik pintu di punggungku. Dia menyeringai dengan menaikkan salah satu alisnya. Aku melotot ke arahnya.
"Semua orang menatapku, Ethan! Apa yang kau lakukan, mengirim email sialan ke seluruh kantor ini""
"Kemarilah dan duduklah di pangkuanku." Dia mendorong kebelakang dari meja yang besar itu dan membuat ruang untukku. Tidak memberikan reaksi sama sekali atas tuduhanku. Hanya permintaan dengan rasa percaya diri yang keluar dari mulut indahnya dan aku segera mendekatinya.
Well, aku melakukannya. Aku melangkahkan sepatu bot merahku menuju ke arahnya dan duduk seperti yang diperintahkannya. Dia menempatkan tangannya di sekelilingku dan menarikku mendekati tubuhnya untuk menciumku. Ini sangat membantu suasana hatiku menjadi jauh lebih baik.
"Aku mungkin sedikit membocorkannya saat kau ingin datang untuk bertemu denganku." Dia mendorong satu tangannya naik ke atas pahaku, di balik rokku, kurasa suhu tubuhnya sangat panas. "Jangan marah padaku. kau terlalu lama sampai ke sini dan aku terus mengecek ke depan menemui Elaina untuk melihat apakah kau sudah datang."
"Ethan" Apa yang kau lakukan"" gumamku dibibirnya saat tangannya terus mengikuti jari-jarinya yang panjang kearah tempat yang dituju. Dia memaksa kakiku terbuka sehingga ia mendapatkan apa yang ada di antara pangkal pahaku.
"Hanya menyentuh apa yang menjadi milikku, sayang." Dia menelusuri sepanjang lipatan celana dalam renda merahku yang sudah usang kemudian mendorongnya kesamping.
Aku meregangkan otot-ototku untuk mengantisipasinya dan tersengal-sengal begitu kerasnya. "Berapa kali kau berjalan keluar untuk memeriksaku""
"Hanya beberapa ... empat atau lima kali." Jarinya menemukan clit-ku dan mulai menggosok dengan memutar-mutar diatas sarafnya yang sekarang sudah licin, membuatku kacau seperti biasanya.
"Itu banyak sekali, Ethan ..." Aku hampir tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi, aku seperti tertangkap oleh kenikmatan yang terjadi karena keajaiban jarinya. Aku membuka kakiku sedikit melebar dan naik semakin mendekati tangannya. "Pintu-"
"-Terkunci, sayang. Jangan memikirkan apapun kecuali aku dan apa yang kulakukan." Ethan mencengkeramku keras dengan satu tangan dan menahan dengan tangan yang lainnya. Tidak ada satupun yang bisa kulakukan selain fokus di mana ia membawaku. Dia beralih ke ibu jarinya dan menggosoknya sedikit lebih keras. Dua jarinya masuk dengan satu dorongan yang begitu lancar dan mulai mengusapnya. "Kau sialan basah untukku." Dia menghempaskan mulutnya untuk menciumku dan seakan menegaskan juga bahwa aku miliknya.
Aku berteriak ketika aku datang ke puncak di pangkuan Ethan dengan jari-jarinya di dalam tubuhku sambil mencium bibirku, benar-benar menguasai dan mendominasi. Dan terlihat sangat puas. Dia memelukku erat sepertinya dia takut aku akan mencoba untuk meninggalkannya, tapi dia tidak perlu khawatir.
Aku menarik napas dalam-dalam, sensasi itu masih merembes melewati aliran darahku ketika aku mencoba untuk memproses efeknya terhadapku. Aku tidak mempunyai kontrol untuk diriku sendiri saat berada di sekeliling Ethan. Tidak ada.
Aku menatapnya ketika aku bisa mengendalikan diriku dan memperoleh tatapan tajam dari matanya yang sangat biru. "Tanganmu pasti menjadi kotor," kataku, mengetahui apa yang dia katakan adalah benar. Aku basah kuyup.
Dia menyeringai nakal dan menggoyangkan jarinya yang masih ada di dalam diriku. "Aku justru menyukai di mana tanganku sekarang berada. Meskipun aku berharap ini yang melakukannya." Dia menyodorkan kemaluannya keatas di pantatku dan aku tidak ragu apa yang dia inginkan. Aku bisa merasakan bagamana kerasnya dia dan seakan bergetar.
"Tapi-kita berada didalam-kantormu."
"Aku tahu, tapi pintunya terkunci dan tak seorang pun bisa melihat d
i dalam sini. kita benar-benar seperti sendirian disini. "Dia menciumi leherku dan berbisik," Hanya kau dan aku."
Aku bergerak untuk turun tapi dia mendekapku erat-erat, kedipan rasa ketidaksenangan terlintas di matanya. Aku mencoba lagi dan ia membiarkan aku lepas kali ini. Aku merosot ke lantai dan berlutut, menghadap selangkangannya, tubuhku sebagian besar tersembunyi dari balik mejanya. aku meletakkan tanganku di atas tubuhnya yang mengeras dan menekannya. Aku menatapnya keatas dan melihat penampilannya yang menginginkan dan bergairah di matanya dan tahu apa yang kuperlukan saat aku melakukan itu. "Ethan ... Aku ingin mengisap-"
"Ya!" Itu semua petunjuk yang aku butuhkan. Aku membuka dan menurunkan ritsleting celananya dan menemukan hadiahku. Ya Tuhan, ia memiliki bentuk yang sangat indah. Ethan mendesis ketika aku menggenggamnya dan menjilat ujungnya, menyukai rasa asin dari miliknya. Aku menarik kebelakang dan melihat lebih banyak lagi. Inilah yang sudah pernah berada didalam diriku -beberapa kali- dan aku belum pernah benar-benar melihatnya dengan baik. Dia besar dan keras serta halus seperti beludru. Aku membelainya sampai keatas dan tersenyum ke arahnya. Dia menggigit bibir dan menatapku seakan dia bisa memotongnya menjadi dua dengan sedikit tekanan saja.
"Kau begitu sempurna," gumamku, dan kemudian aku menutup mulutku di atasnya dan menarik miliknya yang indah itu menembus masuk ke dalam mulutku. Ethan mencengkeram kursi dan mendorongnya masuk ke tenggorokanku. Aku berhasil membuatnya lebih baik, membelai dengan tanganku dan mengisapnya jauh ke dalam mulutku. Dengan lidahku, aku menjentikkan diatas pembuluh darahnya yang membesar yang membuatnya ereksi dan mendengar dia mengerang. Aku tidak menghentikan langkahku atau dimana aku akan melakukan semua ini. Ini akan sampai ke garis finish denganku dan aku berniat untuk mendapatkan jalanku.
Dia pasti bisa membaca bahasa tubuhku karena tangannya pindah ke kepalaku dan menahanku saat dia mendorongnya masuk ke dalam mulutku. Aku membawanya semua tanpa tersedak sama sekali dan ketika bolanya menegang, aku tahu dia sudah dekat, aku mencengkeram keras pinggulnya dengan kedua tanganku hingga dia tidak bisa menarik mundur.
"Oh, sialan aku akan datang dengan keras!" Dia mengejang dengan kuat dan menumpahkan esensi hangat ke belakang tenggorokanku, sambil menahan kepalaku dengan kedua tangannya saat ia mencapai klimaks. "Ya Tuhan ... Brynne." Dia terengah-engah mengambil napasnya dalam-dalam.
Aku mengangkat mataku ketika ia keluar dari mulutku. Aku menelan perlahan sambil melihat bawah bibirnya yang gemetar saat dia memperhatikan aku. Dia menarik tubuhku dari lantai ke arahnya, kedua tangannya masih memegang sisi wajahku dan menciumku pelan-pelan dan semakin dalam, rasanya begitu menyenangkan, aku seakan melambung pada gerakan itu. aku merasa lega bisa menyenangkan dirinya. Hal itu membuatku merasa senang karena bisa membuatnya bahagia.
Kembali diatas pangkuannya lagi setelah memperbaiki pakaian kami, kami begitu nyaman saat duduk di kursinya bersama-sama. Jari-jarinya menelusuri rambutku sambil menggigit dengan lembut leherku. Aku bermain-main dengan klip dasi peraknya dengan ukiran yang tampak seperti sesuatu yang klasik dan membiarkan dia memelukku sebentar. "Ini sangat indah," kataku.
"Kau cantik," bisiknya ke telingaku.
"Aku menyukai kantormu. Foto-foto di ruang resepsionis sangat indah." "Aku suka saat kau mengunjungi aku di kantorku."
"Aku bisa melihat itu, Ethan. kau cukup ... ramah." Aku terkikik kepadanya. Dia menggelitikku dan membiarkan aku menggeliat kegelian agak lama menurut pendapatku. Aku menepuk tangannya untuk menjauh dari tulang rusukku.
"Apa yang kau bawa untukku dari belanjaanmu" Aku harap itu adalah menyenangkan," katanya meraih tas Boots itu. "Aku suka Jolly Ranchers. Cherry adalah favoritku-"
Aku merebut tas belanjaanku dari dia sebelum dia bisa melihat semuanya. "Hei! Tahukah kamu lebih baik untuk tidak menyelidiki isi tas wanita" kau mungkin akan menemukan sesuatu yang bisa mempermalukan kita berdua di sana."
Dia mengerutkan bibirnya dan mendesah. "Kurasa kau mungkin benar," katanya begitu santai. Lalu ia menyeringai seperti iblis dan menyambar tas sampai benar-benar lepas dari tanganku. "Tapi aku ingin melihatnya juga!" Dia mengambilnya dan menjauhkan dari jangkauanku dan mulai mengeluarkan barang-barangnya. Dia sangat tenang ketika ia mengeluarkan sikat gigi ungu kemudian pasta gigi. Ia menempatkannya di atas mejanya dan memasukkan tangannya kembali ke dalam tas itu. Mengeluarkan sisir baru, pelembab dan lip gloss yang biasa aku gunakan. Dia terus mengeluarkan semua yang kubeli di Boots. Shampo yang biasa kupakai, gel untuk mencukur, bahkan botol kecil minyak wangi Tommy Hilfiger Dreaming yang biasa kupakai setelah mandi. Dia menjajarkan semuanya dengan rapi dan menatapku begitu tenang dan sangat serius. "Aku pikir kau tidak bisa, Brynne."
"Aku juga." Aku mengeluarkan satu-satunya yang dia tinggalkan di dalam tas. Obatku. "Tapi Dr Roswell memberi aku ini, dan berharap bahwa aku bisa melakukannya." Aku menyentuh rambutnya dan merapikannya. "Pil ini untuk membantuku tidur jadi aku tidak akan terbangun seperti yang kulakukan terakhir kali itu. Maksudku, kalau aku pacarmu maka aku ingin ... mencoba untuk tinggal bersamamu sesekali-"
Dia memotongku dengan sebuah ciuman sebelum aku bisa meneruskan kata-kataku lagi. "Oh, sayang, kau membuatku sangat senang," katanya di antara ciumannya lagi. "Malam ini" kau akan menginap malam ini" Tolong katakan ya." Ekspresinya seperti mengatakan semuanya kepadaku bahwa dia ingin mengetahui jawabanku adalah benar-benar ya. Dia menginginkan aku tinggal, mengacaukan kebiasaan tidur kami dan semuanya.
Aku menatap klip dasinya lagi dan berbicara untuk itu. "Jika kau bersedia untuk mencoba, begitu juga denganku, bagaimana aku bisa mengatakan tidak""
"Lihatlah aku, Brynne."
Aku lakukan dan melihat bentuk rahangnya yang keras dari balik jenggot itu. Aku juga bisa melihat banyak emosi dalam dirinya juga. Ethan benar-benar tidak pernah menyembunyikannya dari ku. Dia mungkin milik publik di tempat umum, tapi ditempat pribadi dia milikku, seperti kata pepatah 'he wore his heart on his sleeve'(dia tidak pernah menyembunyikan perasaannya). Apa yang kau lihat adalah apa yang kau rasakan. Dia mengatakan kepadaku apa yang dia inginkan dariku tanpa meminta maaf bagaimana kata-katanya yang begitu terus terang.
"Aku ingin kau menatap mataku ketika aku mengatakan bahwa aku bersedia untuk mencobanya, dan aku merasa sangat senang bahwa kau juga begitu." Dia mencium rambutku. "Dan aku ingin kau memilih satu kata. Sesuatu yang bisa kau katakan kepadaku jika kau ingin pergi karena kau takut atau jika aku melakukan sesuatu kepadamu yang tidak kau inginkan itu terjadi." Dia menahan wajahku untuk menatapnya. "Kau hanya mengatakan kata itu dan aku akan berhenti, atau aku akan mengantarmu pulang. Tolong jangan pernah keluar seperti itu lagi. "
"Seperti kata aman"" Tanyaku.
Dia mengangguk. "Ya. Persisnya seperti itu. Aku ingin kau percaya padaku. aku memerlukan itu, Brynne. Tapi aku ingin mempercayaimu juga. Aku tak bisa-aku tak ingin merasa seperti itu lagi. Ketika kau meninggalkan aku malam itu-" Dia menelan ludah dengan kaku. Aku melihat gerakan berdenyut di tenggorokannya dan tahu bahwa ini adalah sesuatu yang penting baginya. "-Aku tidak ingin merasakanlagi bagaimana perasaanku ketika kau pergi."
"Aku minta maaf karena aku meninggalkanmu seperti yang kulakukan itu. aku merasa kewalahan karena kamu. kau seakan menguasaiku, Ethan. kau harus tahu bahwa inilah kenyataannya."
Dia menempelkan bibirnya ke dahiku dan berbicara. "Oke, tapi tolong beritahu aku kapan kamu merasa seperti itu. Ucapkan kata amanmu, apa pun itu dan aku akan mundur. Hanya saja jangan tinggalkan aku seperti itu lagi."
"Waterloo." Dia menatapku dan tersenyum. "Waterloo adalah kata amanmu""
Aku mengangguk. "Ya." aku melihat ke arah makanan yang ditata di atas meja untuk makan siang kami dan menghirup aromanya. Masakan Cina seperti yang dikatakan Elaina, hidungku langsung menyatakan persetujuannya. "Apakah kau akan mem
beriku makan atau apa" kupikir, aku akan mendapatkan makan siang disamping kesepakatan ini."Aku menyodok dadanya. "Kau tahu seorang gadis membutuhkan lebih dari pada sekedar orgasme."
Ethan mendongakkan kepalanya ke belakang sambil tertawa dan menghampiri aku lalu memukul pantatku. "Ayo. Mari kita makan, gadis Amerikaku yang cantik. Kita harus menjaga supaya kondisimu tetap sehat. Aku punya rencana besar untukmu nanti malam."
Matanya menyala kearahku sambil mengedipkan matanya dengan nakal. Aku tahu aku langsung tersesat.
BAB 10 Teleponku berbunyi ketika aku mengemasi tas menginapku. Aku melihat siapa yang menelphone dan aku melihat ke jam. Ethan mengatakan bahwa dia akan berada di sini sebelum jam 7 untuk menjemputku. Masih kurang lima belas menit saat ini. " Apakah kau berubah pikiran dan membatalkan acara menginap kita malam ini Ethan""
Ethan tertawa. "Tidak mungkin itu terjadi dan aku berharap tas mu sudah siap sayang."
"Jadi kenapa kau belum berada di sini untuk memburu-buru aku ""
"Ya, Baiklah begini Aku harus mengirimkan mobil untuk menjemputmu. Sebuah urusan bisnis mendadak menggangguku. Aku minta maaf. Nama supir nya Neil dan dia bekerja untukku. Dia akan membawamu ke apartemenku dan aku ingin kau membuat dirimu nyaman seperti di rumahmu sendiri sampai aku tiba di sana. Bisakah kau melakukan itu untukku Sayang""
"Aku pikir bisa." Pikiranku berputar dengan implikasi diriku berada di rumahnya sendiri. Aku sebenarnya tidak takut tapi ide itu juga tidak membuat aku senang "apakah kau yakin Ethan" Maksudku_kita bisa melakukan ini pada malam yang lain jika kau sibuk_"
"_Aku tidur bersamamu malam ini Brynne. Di atas tempat tidurku. Akhir dari diskusi."
"Oh Boy." Aku tersenyum kepada telepon. " Kalau begitu bisakah aku menyiapkan makan malam untukmu" Apakah ada makanan di rumahmu atau haruskan aku meminta supirmu berhenti di supermarket""
"Tidak usah berhenti. Ada makanan di rumahku dan bahkan ada beberapa makanan di dalam kulkas. Pembantu ku memasak beberapa makanan dan memasukkannya ke dalam kulkas.
Kau pilih apapun yang kau suka_permisi sebentar."Aku mendengar suara Ethan seperti
menghilang dan Ethan berbicara dengan seseorang. "Aku harus pergi Sayang. Aku akan berjumpa denganmu sesegera mungkin yang aku bisa."
Aku mengucapkan selamat tinggal, tapi Ethan sudah mematikan telepon. Aku memandang teleponku untuk beberapa saat sebelum meletakkannya, tersesat ke dalam surealis dan merasa bagai Alice in wonderland lagi. Hidupku seperti meluncur dengan cepat ke depan tanpa aku bisa mengganti caranya. Aku sudah berubah dari wanita single menjadi kekasih seorang pria hanya dalam waktu satu minggu dengan tidak ada tanda untuk melambat sama sekali.
teleponku berbunyi lagi tanpa ada nama di layar."Halo." Aku menjawab.
"Nyonya, nama saya Neil McManus. Mr. Blackston meminta saya untuk menjemput anda. Ada Rover hitam menunggu anda di bawah." Kata-kata efisien dengan Aksen inggris lancar terucap.
Neil. Aku ingat apa yang Ethan katakan tentang supir. "Tentu. Aku akan segera ke bawah." Aku menyampirkan tasku ke bahu dan berjalan menuju jalanan dengan cepat. Mobil yang menungguku terlihat persis sama dengan Range Rover milik Ethan, tetapi aku tergelincir mundur saat aku melihat Neil -si supir itu besar, berotot, pirang terang, rambut cepak dengan mata yang sangat gelap.
"kau!" Aku berkata, benar-benar kaget.Ini pria dengan tato Jimi Hendrix tadi.
"Ya Nyonya." Neil menahan pintu penumpang terbuka untukku, ekspresi wajahnya tidak memberikan tanda apapun kepadaku.
"Kau menguntit aku hari ini!" Itu tidak perlu dipertanyakan karena aku yakin Neil menyadarinya. Aku menjatuhkan tasku ke lantai , melipat tanganku di bawah payudaraku dan berdiri dengan gaya Mexican. "Berikan satu alasan kenapa aku harus masuk ke dalam mobil bersamamu, Neil."
Neil tersenyum dan memandang ke tasku di bawah di pinggir jalan. "Aku bekerja untuk Mr. Blackstone""
Aku memberikan Neil wajah tanpa ekspresi terbaikku.
Naked Karya Raine Miller di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia mencoba lagi. "Dia akan memecatku jika aku tidak membawamu ke apartemennya
seperti yang dia perintahkan"" Neil kembali memandandangku, Mata hitamnya tulus. "aku sangat menyukai pekerjaanku Nyonya."
Hatiku mulai berputar dengan pikiran yang lebih liar untuk apa yang aku sedang lakukan, apa yang Ethan rencanakan, berapa banyak orang yang terlibat dalam urusanku, dan daftarku bisa terus bertambah dan bertambah. Man oh Man, apakah kita membutuhkan diskusi atau apa ! tetap saja tidak adil jika melampiaskan rasa frustasiku kepada Neil, yang tampaknya hanya melakukan pekerjaannya.
"Cukup adil Neil." Aku memungut tasku dan naik ke jok belakang. " Tapi kesepakatan berakhir jika kau terus memanggil aku nyonya, mengerti" Namaku Brynne. Dan jika Mr. Blackstone tidak menyukainya kau bisa memberitahu dia bahwa dia bisa mencium bokong informal Yankee ku. Dia harus tahu bahwa wanita amerika merasa rendah jika dipanggil Nyonya."
Neil mengangkat kepalanya kepadaku dan menyeringai saat dia menutup pintu mobil.
Neil mulai mengemudi saat aku melihat di kursi belakang. Kesunyian ini menggangguku sehingga aku berpikir mungkin aku harus membuka pembicaraan. " jadi Ethan mempekerjakanmu untuk mematai-matai aku di sekitar London Ya"".
"Perlindungan nyonya...ahh Brynne. Bukan memata-mataimu." Neil menjawab.
"Perlindungan dari apa""aku menuntut jawaban. " Apakah kau juga mengamati aku saat aku lari pagi""
Neil memandang ke arahku melalui kaca spion. "Kota bisa menjadi tempat yang berbahaya." Matanya kembali ke jalan. Hari mulai hujan dan suara wipers mobil menarik dengan ritme ke depan dan ke belakang. " Dia hanya sangat megawasi segala hal." Neil berkata dengan hati-hati.
"Ya. Aku tahu." Ethan mengawasi banyak hal dan pengontrol dan sedikit di atas skalaku untuk urusan arogan. Dia sangat bermasalah denganku. "Jadi sudah berapa lama kau bekerja untuk dia Neil"Ethan tidak mengatakan apapun kepadaku, jadi aku berpikir kau bisa sedikit
mencerahkanku." Aku menyeringai lewat kaca spion untuk keuntungan Neil. "6 tahun sekarang. Kami bertemu di SF."
"itu pasukan khusus kan " jadi apakah kalian seperti james Bond atau sejenisnya untuk pemerintah British""
Neil tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Aku bisa melihat kenapa Mr. Blackstone terus mengawasimu, Brynne. Kau cukup penuh dengan imaginasi."
"Ya, Ethan mengatakan hal itu juga kepadaku." Aku mengatakan dengan datar.
Seterganggu seperti tanggapan Ethan...yang jauh di luar jalur...aku tidak bisa mengeluarkannya dari Neil. Neil terlihat seperti pria yang baik dan dia memiliki selera musik yang hebat. Aku menyukainya. Sederhana saja Neil hanya menjalankan pekerjaannya. Apapun itu yang terkait denganku.
Neil berhasil memarkirkan mobilnya dan kami menuju lift melalui pintu masuk garasi. Sebelum aku tahu, Aku sudah berada di dalam rumah indah Ethan lagi, hanya saja kali ini tanpa Ethan.
Neil sudah memasukkan nomornya ke dalam teleponku dan mengatakan dia akan berada di dekat sini jika saja aku membutuhkan sesuatu. "Seberapa dekat maksudmu dekat itu " apakah privasiku terjaga di sini" kau tidak bisa mengawasiku yang sedang berada di dalam rumah Ethan. Bisakah"" aku memandang matanya untuk mencari tanda pencarian dalih. "jangan pernah berpikir untuk berbohong kepadaku Neil. Aku akan keluar dari pintu itu dengan cepat sehingga Ethan bisa merasakan rambutnya berkibar jauh dari sini dimanapun dia kini sedang berada."
Neil sedikit gemetar. "Di dalam sini privasimu seutuhnya terjaga . Tidak ada kamera di dalam apartemen, tapi di lorong sana ada. Jadi jika kau akan pergi aku akan bisa melihatmu. Aku berada di apartemen lain di seberang jalan. Tidak jauh. Mr. Blackstone benar-benar ingin membuatmu merasa di rumah sendiri." Neil meletakkan teleponnya ke telinganya dan mengguncangkannya. "telepon aku jika kau membutuhkan sesuatu Brynne."
Gerendel pintu berbunyi dan pelindungku pergi.
Baiklah ini aneh. Sendirian di rumah Ethan dengan tas menginap dan kepala yang berputar. Aku bertanya-tanya apakah aku akan merasa normal kembali.
Satu masalah dulu, aku pergi ke kulkas, mengeluarkan botol air minum dan meneguk setengahnya. Kulkas Ethan teri
si dengan stok berbagai jenis makanan segar untuk digunakan sehingga tidak ada masalah dengan makan malam. Aku menjajal mesin pembuat kopinya dan mulai ngiler. Sangat baik. Aku menyiapkan panci untuk merebus dan memeriksa freezer Ethan. Pembantu Ethan terlihat sangat teratur dalam urusan memberikan merk dan tanggal pada makanan yang dibekukan di dalam tempat penyimpanan plastik sehingga mudah diidentifikasi. Aku melewatkan itu semua. Lagipula Aku tidak benar-benar lapar setelah porsi besar makanan Chinese yang Ethan suguhkan kepadaku di kantornya.
Aku bergerak ke kamar tidur dan dengan cepat teringat pada terakhir kali aku di ruangan ini.
Aku menutup mataku dan bernafas dengan aroma Ethan. Dia berada dimana mana bahkan jika dia tidak berada disini. Aku melangkah masuk ke dalam kamar mandinya. Shower Grotto dari marmer begitu mempesona, tapi tub yang sangat memukau itu merupakan fantasi bagi wanita yang tidak memiliki tub yang memadai di apartemennya. Aku tahu apa yang pertama kali harus aku lakukan.
Satu jam kemudian kulitku menjadi merah jambu dari panas dan lembutnya busa. Aku memakai kaos Jimi Hendrix dan sepasang celana boxer sutera milik Ethan yang bahannya begitu jatuh dan ringan saat kupakai. Aku mengatur semua barang-barangku dari sepatu boots di dalam lemari kamar mandi,mencukur kaki ku dan mengoleskan pelembab kuning muda ke kulitku.
Aku kembali ke mesin pembuat kopi dan mengisi gelas mug sebelum aku kembali menjelajah ke dalam ruangan lain di apartemen Ethan. Ruang olahraga memiliki treadmills yang dari lantai sampai atas berupa kaca seperti jendela. Pemandangannya membuat aku kagum. Aku menyukai pemandangan lampu kota, tapi membayangkan pemandangan pasti spektakuler di siang hari.
Aku menemukan ruangan yang aku percaya merupakan kantor Ethan dan menarik gagang pintunya ke bawah. Ruangan di belakang pintu ini benar sebuah kantor. Diapit oleh meja besar dari kayu pohon ek, di dinding seberangnya terdapat layar TV dan peralatan high-tech lainnya. Tapi dinding di belakang meja yang benar-benar menangkap perhatianku- aquarium air tawar bersinar dengan cahaya dan warna dan busa di atas riak air. Aku berjalan mendekat dan melihat ikan warna warni berenang-renang dengan elegan melewati formasi batu karang. Ikan itu menghampiri kaca dan menggelepar dan mengibaskan sirip warna warninya kepadaku seperti dia memberikan salam.
"Hey Ganteng, aku bertanya-tanya Ethan memanggilmu dengan nama apa"" aku berkata kepada teman ikanku dan meneguk kopiku.
Aku memakan yoghurt cherry di dapur dan mengambil kopi keduaku. Satu dinding di ruang utama berisi rak buku. Aku membaca dengan teliti koleksi Ethan yang pada akhirnya bisa disebut elektrik. Terutama alliran Klasik, misteri dan yang utama banyak sekali fiksi sejarah. Ada beberapa sejarah militer dan buku dengan foto-foto. Ada banyak buku judi dan statistik juga. Dia mempunyai fiksi terkenal dan beberapa buku puisi yang membuat aku tersenyum. Aku suka nilai buku Ethan yang satu itu.
Aku mengambil buku yang ditulis oleh Letters Keat untuk Fanny Brawne dan membawanya ke ruang keluarga untuk duduk di sofa dan bersantai. Aku sudah mendapatkan kopiku, surat cinta angsty dari seorang puitis untuk wanitanya dan lampu malam London yang berkedip terpampang di belakangku.
Aku menghabiskan satu jam yang asyik sebelum aku meletakkan bukuku. Aku memandang ke pemandangan kota. Ini lokasi dimana ethan sudah menelanjangiku, tepat di depan jendela balkon. Dia mundur ke belakang dan mengatakan kepadaku bahwa tidak ada yang bisa menandingi pemandangan dari aku yang berdiri dirumahnya. Oh Ethan. Aku memutuskan untuk mengirimkan dia SMS.
Brynne Bennet :"- marah kepadamu soal Neil. Apakah kau gila"!!!
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"tergila-gila padamu & kita harus bicara tentang beberapa hal. Sangat merindukanmu.
-akhir SMS- Brynne Bennet :"menggunakan celana boxermu saat ini dan sebaiknya kau mempercayainya, Buster!
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"baru saja mengeras - dengan membayangkanmu mengenakan celana pendekku. Tolong jauhi bantal karena aku tidak pe
rnah mencuci. -akhir SMS- Brynne Bennet :"masih marah dan berpikir kau punya mesin pembuat kopi yang cantik.
-akhir SMS- Ethan Blackstone :"berpikir aku mempunyai kekasih yang cantik. Apakah kau memakan sesuatu "
-akhir SMS- Brynne Bennet :"memakan sesuatu.Kau punya peliharaan seekor Ikan singa. : )
-akhir SMS- Ethan Blackstone : Namanya samba. Aku merawatnya & dia menyukai ku. Kalian berdua punya banyak kesamaan.
-akhir SMS - Brynne Bennett: Kau tidak akan mendapatkan BJ lagi dengan komentar seperti itu :P
-akhir SMS- Ethan Blackstone :" begitu ingin memukul bokongmu saat ini ...& menciummu...& sial. Kau membunuhku sayang.
-akhir SMS- Brynne Bennet :" mulai mengantuk. Akan meminum pil dan naik ke tempat tidurmu. Jangan menggodaku.
-akhir SMS- Ethan Blackstone: Tidak pernah.. pergilah tidur cantikku. Aku akan menemukanmu -3
-akhir SMS- Aku beranjak dari sofa Ethan dan kembali menuju ke dapur untuk mencuci. Aku membersihkan mesin pembuat kopi dan mempersiapkannya untuk pagi nanti. Yang harus aku lakukan hanya memulainya. Aku menggunakan sikat gigi ungu baruku dan meminum pilku. Selimut yang sangat lembut milik Ethan beraroma tubuh Ethan; menenangkan dan membuatku nyaman dalam kesendirianku. Aku mengisi kepalaku dengan aromanya dan tertidur.
Lengan solid memegangku. Aroma yang aku kagumi mengalir ke sekitar tubuhku. Sebuah bibir menciumku. Aku membuka mataku ke dalam gelap nya malam dan melihat bayangan. Aku tahu siapa yang bersamaku. Aku terbangun dengan damai dan lembut, sesuatu yang baik, dan untukku, benar-benar pengalaman yang baru.
"kau di sini." Aku bergumam di atas bibirnya.
"Dan begitu juga dengan kau," Ethan berbisik."Aku begitu menyukai menemukanmu di atas tempat tidurku."
Tangan Ethan sudah sibuk dalam tidurku. Aku telanjang dari pinggang ke bawah, boxer suteranya sudah terlepas. Ethan sudah telanjang juga. Aku bisa merasakan otot kerasnya dan daging solid mencoba untuk bergabung denganku. Kaosku terdorong ke atas dan payudaraku sedang dinikmati oleh bibirnya, jambangnya menggelitik daging sensitifku, menggoda puting payudaraku dengan tarikan hisapan sampai aku mendesah, menggeliat di bawahnya.
Aku menguburkan tanganku di rambutnya dan merasakan gerakan kepalanya saat dia mengunjungi puting payudaraku dan menimbang berat gumpalan payudaraku dengan tangannya. Ethan berhenti dan menarik kaosku membukanya dengan utuh dan memandang kepadaku, lapar dan cantik. Cahaya dari kamar mandi utama cukup untuk mengizinkan aku melihat Ethan dan aku senang. Aku harus melihat Ethan saat dia datang untukku. Itu membuat aku yakin bahwa aku akan aman bersamanya.
"Tempat tidurmu beraroma tubuhmu." Aku berkata.
"kau adalah hal satu-satunya aroma yang ingin aku cium dan saat ini aku butuh untuk merasakanmu di mulutku." Lalu dia membuka aku dengan lebar dan merendahkan tubuhnya.
"Oh tuhan Ethan!" lidahnya bekerja di clitku, memutar dan meluncur di atas daging panas yang terbuka untuknya membuat aku berubah dari mengantuk menjadi seks kurang dari semenit. Aku tidak bisa diam walaupun dia menahanku ke bawah dan membuka paha dalamku. Orgasme datang kepadaku dengan cepat dan kuat bahkan aku mendengar diriku sendiri berteriak melaluinya, mengendarai lidahnya seperti berandalan, otot-ototku menjepit dan mendorong dengan kenikmatan yang hangus.
Ethan menggeram di atas bibir vaginaku dan menarik diri, mungkin menatap kepada apa yang ingin dia ambil dengan penisnya. Ethan tidak bertanya. Ethan mengambilnya.
Ethan mengangkat kakiku ke atas bahunya dan masuk ke dalam diriku dengan keras dan dalam. Ethan mengeluarkan suara saat penisnya mengisiku. Aku ditekan dengan invasinya sementara tetap berada dalam orgasme sehingga aku hanya bisa bertahan saat dia menusukku. Seks nya bergelora dan menuntut dengan Ethan yang mengatakan kepadaku betapa nikmatnya rasaku dan betapa ethan menginginkanku di sini di atas tempat tidurnya dan betapa cantiknya aku. Semua kata-kata itu membuat aku semakin dekat dengannya. Semakin bergantung kepadanya. Semakin terkait dengan dunianya. A
ku tahu itu. Ethan membuat aku klimaks lagi; hampir sebuah tusukan hukuman yang bermaksud untuk memiliki terlebih dahulu dan kemudian memberikan kenikmatan. Tapi kenikmatan itu indah saat dia hadir secara simultan dengan dia yang mengisiku dengan ledakan orgasmenya sendiri. Aku merasakan air mata mengalir ke bawah ke selimutnya saat aku menerima apa yang dia berikan kepadaku. Ethan memanggil namaku, matanya terkunci kemataku seperti waktu lalu. Aku tahu dia melihat air mataku.
Ethan memindahkan kakiku dari bahunya dan mendekatkan dirinya kepadaku, memegang wajahku dan mengelusku, mata birunya mencariku, masih terkubur ke dalam diriku dan dalam dengan penis yang berbakat, menggambarkan kenikmatan. "kau milikku." Dia berbisik.
"Aku tahu," aku berbisik kembali kepadanya. Ethan menciumku dengan tubuh kami yang masih bersama; Ethan mengekplorasi lembut bibirku dan tarikan lembut dan gigitan dengan giginya yang hanya menyerempet. Ethan bertahan dengan diriku dan menciumku dengan lama sebelum dia akhirnya bergerak keluar dari tubuhku.
Ethan sialan hanya bisa digambarkan sebagai cantik di dalam kepalaku. AKu tahu untuk orang lain ini mungkin akan menjadi pornografi, tapi bagiku ini sederhana saja merupakan seni indah yang kami lakukan bersama. Untuk menjadi intim seperti itu dengan dia yang menginginkanku begitu intens adalah obat candu. Lebih berbahaya dari apapun yang pernah aku alami sebelum ini dalam hidupku. Aku pikir aku bisa memaafkan Ethan untuk semua hal yang mungkin akan dia lakukan untuk menyakitiku. Dan ini merupakan kesalahan besarku.
BAB 11 Ethan membawakan ku kopi ke tempat tidur keesokan harinya. Aku duduk bersandar pada kepala tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupiku. Dia mengangkat alisnya saat dia duduk di tepi tempat tidur dan dengan hati-hati menyerahkan gelas mug kepadaku. "Aku pikir, aku melakukannya dengan benar, tetapi Kau yang menikmatinya jadi katakan kepadaku apakah kopinya enak."
Aku meneguk kopiku dan menggambarkan mimik di wajahku.
"Aku menaruh krim setengah sendok dan tiga sendok penuh gula," Ethan berkata sambil mengangkat bahu, " Kau membuat kopinya sendiri. Sementara aku hanya menekan tombol pada mesin pembuat kopi. "
Aku terus menggantung Ethan dengan tidak memberikan jawaban selama beberapa menit sebelum memberikan senyum dan meneguk kembali kopi nikmatku.
" Apa" Hanya memastikan kau terlatih dalam membuat kopi. Aku memiliki standar ku, " aku mengedipkan mata padanya. "Aku pikir kau akan melakukannya dengan mudah, Mr Blackstone."
"Kau wanita iblis, menggodaku seperti itu."Dia membungkuk untuk menciumku, berhati-hati terhadap kopi panas."Aku suka dengan mesin pembuat kopi tadi malam. Aku bertanya-tanya mengapa aku tidak pernah memikirkan hal itu ." Dia tetap berada dekat dengan wajahku, memandangku dengan seksama, Rambutnya masih berantakan setelah tidur dan semua seks tapi dia masih terlihat mempesona. "Aku pikir kau harus berada di sini setiap malam untuk menggunakannya sebelum kau naik ke tempat tidurku." Dia menaruh mulutnya tepat di leherku dan menyapu leherku. " Jadi aku bisa membawakan kopimu seperti ini di pagi hari, dengan kau yang tanpa busana dan cantik, dan aromaku berada di seluruh tubuhmu dari seks yang kita lakukan pada malam hari."
Aku menggigil dari kata-kata, dan gambar dari realitas itu, tapi kami masih punya beberapa hal untuk dibahas. Dan ini adalah masalah antara Ethan dan aku. Kami belum berbicara cukup banyak tentang apa yang perlu kami kerjakan bersama. Saat dia didekatku, pakaian kami berjatuhan, tubuhku meresponnya, dan akhirnya, tidak banyak pembicaraan yang dilakukan setelah itu.
"Ethan," aku berkata dengan lembut, tanganku di pipinya untuk menghentikannya, "kita perlu bicara tentang apa yang terjadi. Perihal pengawal Neil"Mengapa kau melakukan itu dan tidak memberitahuku""
"Aku akan memberitahumu tadi malam setelah aku membawamu ke sini tapi hal tidak berjalan seperti yang aku rencanakan." Wajahnya jatuh dan menunduk. "Kota penuh dengan orang asing sekarang, sayang. Kau seorang wanita cantik dan aku berpik
ir itu tidak aman bagimu untuk pergi ke stasiun dan berjalan sendiri. Ingat bajingan di klub."
"Tapi aku melakukan itu sebelum aku bertemu denganmu dan aku baik-baik saja."
"Aku tahu kau pernah melakukan itu. Dan waktu itu kau bukan pacarku." Ethan memberiku salah satu mimik Ethan - jenis mimik yang sering membuat aku tegang dan menunggu ledakan udara Arktik untuk memukulku. "Aku menjalankan sebuah perusahaan keamanan, Brynne. Itu yang aku lakukan. Bagaimana bisa aku membiarkan kau berkeliling London ketika aku tahu bahayanya" "Dia meletakkan tangannya ke wajahku dan memulai dengan tindakan ibu jari yang mengelus. "Tolong" Untukku"" dia menempatkan dahinya ke dahiku."Jika sesuatu terjadi padamu itu akan membunuhku."
Aku membawa satu tanganku ke rambutnya dan menggali jariku masuk "Oh, Ethan, kau menginginkan hal besar dariku dan kadang-kadang aku hanya merasa seperti aku ditarik di bawah. Ada begitu banyak hal tentang aku yang kau tidak tahu." Dia mulai berbicara dan aku menyuruhnya diam dengan menempatkan jari-jariku ke mulutnya. "Hal yang aku tidak siap untuk berbagi dulu. Kau bilang kita bisa melakukannya secara perlahan-lahan."
Dia mencium jariku yang menekan ke bibirnya dan kemudiandia memasukkannya ke dalam mulutnya. "Aku tahu, sayang. Aku berkata begitu. Dan aku tidak ingin melakukan apa pun untuk membahayakanmu dan aku " dia mencium leher ku dan menggigit daun telingaku. "Bisakah kita bicara tentang kompromi"" Bisiknya.
Aku menarik-narik rambutnya sehingga ia akan menghentikan taktik rayuan dan menatapku.
"Pertama, kau perlu untuk benar-benar berbicara denganku dan tidak mencoba untuk mengalihkan perhatianku dengan seks. Kau sangat pandai mengalihkan perhatianku, Ethan. Katakan saja apa yang kau ingin aku lakukan dan aku akan memberitahumu jika aku bisa melakukannya. "
"Bagaimana jika kau menerima seorang supir"" Dia menarik jarinya dan menelusuri puncak payudara ku di mana selimut tergelincir ke bawah. "Tidak ada lagi jalan-jalan ke stasiun dan menghentikan taksi dalam gelap. kau memiliki sebuah mobil untuk membawamu kemana pun kau ingin pergi, " dia berhenti sejenak dan menindihku dengan matanya yang sangat ekspresif yang mengatakan kepadaku begitu banyak tentang keinginannya untuk melindungiku, " Dan pikiranku akan menjadi tenang. "
Aku meneguk lagi kopi yang dia bawa untukku dan memutuskan untuk mengajukan pertanyaan ku sendiri. "Dan mengapa kau perlu menjadi tenang soal aku""
"Karena kau sangat istimewa, Brynne."
"Seberapa istimewa, Ethan"" Bisikku karena aku sedikit takut untuk mendengar. Aku takut terhadap perasaan ku sendiri kepadanya. Dalam waktu begitu singkat ia memiliki aku.
"Bagiku" Sebesar kata istimewa itu sendiri, sayang " Dia tersenyum dengan satu sisi bibirnya mengangkat dan membuat perutku bergetar.
Dia tidak mengatakan dia mencintaiku. Tapi aku juga tidak mengatakan hal itu kepadanya. Tapi aku tahu dia peduli padaku.
Ia menunduk lagi dan mengambil tanganku dengan telapak tanganku terbuka ke atas. Bekas luka di pergelangan tanganku terlihat. Bekas luka yang membuat aku malu dan kucoba untuk ku sembunyikan, tetapi tidak mungkin untuk menyembunyikan ketika siang hari dan saat aku telanjang. Dia menelusuri garis bergerigi dengan ujung jarinya, begitu lembut rasanya seperti belaian. Dia tidak bertanya padaku bagaimana aku bisa mempunyai bekas luka dan aku tidak menawarkan untuk memberitahunya. Rasa sakit mengingatnya, ditambahkan dengan rasa malu melumpuhkanku untuk berbicara tentang hal itu.
Aku punya perasaan kepada pria ini tapi aku belum bisa berbagi dengan dia. Hinaan yang aku miliki terlalu jelek dan mengerikan untuk dibawa ke antara kami. Saat ini aku hanya ingin untuk diinginkan. Ethan meinginginkan aku. Dan itu sudah cukup untuk membuatku setuju. Langkah kecil. Aku akan menerima kondisi Ethan berkenaan dengan persoalan supir, dan dia akan menerima ketidakmampuanku untuk berbagi masa laluku dengan dia. Kami akan melakukan ini dengan perlahan.
"Oke."Aku bersandar ke depan dan mencium tenggorokannya tepat di atas bagian V di atas baju kaosnya, bulu
-bulu dadanya menggelitik mulutku, aroma laki-lakinya sudah akrab berada tepat di bawah titik kebutuhan ku akan makanan dan air dan bernapas. "Aku akan menerima perihal supir dan untuk selanjutnya kau akan memberitahuku apa yang kau lakukan. Aku butuh kau bicara terus terang denganku. Kau katakan padaku apa yang kau inginkan dan aku akan mengerti-"
"Terima kasih." Dia mulai menciumku lagi. Kopiku diletakkan menjauh dan selimutku di tarik. Ethan menarik bajunya dan membuang celana olahraganya dan Ethan benar-benar tampil di hadapanku. Aku akhirnya mendapat tampilan yang jelas dari tubuhnya. Benar-benar tanpa busana. Dalam cahaya.
Ya Tuhan..! Dari dada yang bagai dipahat dan putingnya yang keras turun ke kemaluannya begitu mengesankan dan indah, aku terpesona. Rambutnya dipangkas rapi, tidak ada yang aneh, hanya indah dan benar-benar maskulin.
Ia berhenti dan memiringkan kepalanya. "Apa""
Aku mendorongnya kembali sehingga ia duduk berlutut dan aku menarik diriku sendiri untuk berdiri. "aku ingin melihatmu." Aku menyapukan tanganku ke atas tubuhnya, di atas putingnya dan di atas V nya yang begitu sinful terpahat itu yang benar-benar tidak adil bagi seluruh populasi pria, tanganku terus menyapu sampai ke pahanya yang keras dengan otot dan ditaburi dengan bulu gelap. Dia membiarkan aku menyentuhnya dan mengendalikan situasi."Kau sangat tampan, Ethan."
Dia membuat suara di tenggorokannya dan tubuhnya menggigil. Mata kami bertemu dan ada pertukaran, komunikasi perasaan dan pemahaman tentang kemana kami sedang menuju lewat kekuatan yang menghubungkan kami.
Aku menatap ke penisnya, keras dan berdenyut. Penurunan pada ujung kenjantanannya mengkorfimasikan seberapa siap dia untuk ku.Aku begitu menginginkannya sampai aku merasa sakit. Aku ingin memberinya kenikmatan dan membuatnya datang seperti yang ia lakukan kepadaku, benar-benar terpecah menjadi satu juta fragmen. Aku menundukkan kepala ku dan mengambil tusukan yang indah itu ke dalam mulutku. Aku mendapatkan apa yang kuinginkan beberapa menit kemudian.
Kami orgasme lagi di kamar mandi, atau aku harus mengatakan aku yang orgasme ketika dia menyandarkanku ke sudut, Dia berlutut dan membalas kenikmatan yang telah aku berikan sebelumnya. Seks tidak pernah berakhir jika bersama pria ini. Dan aku berada di dalam kereta seksi tepat bersamanya, menunjukkan kartu perjalanan berkalaku. Aku sudah tidak berhubungan seks begitu sering seperti sekarang sejak -Jangan mengingat kejadian itu dan jangan merusak waktu sekarang dengan dia.
Ethan memiliki tato di punggungnya. Tepat di seberang bahunya dimana sayap punggung berukuran mediumnya berada.Tatonya tampak sedikit Goth dan hampir Yunani-Romawi di tinta starkness hitam. Aku menyukai kutipan di bawah sayap. Tidak ada yang yang lebih tinggi selain mimpi. Aku melihatnya di kamar mandi ketika Ethan berbalik untuk mengambil sabun.
"Itu Shakespeare, kan"" aku menyapukan tinta tato nya dengan tanganku dan saat itulah aku melihat bekas luka. Banyak garis putih dan tonjolan. Begitu banyak sampai kau tidak bisa menghitungnya. Aku tersentak dan bernapas dengan berat, sangat sedih memikirkan seberapa parah dia dulu terluka. Aku ingin bertanya tapi aku menahan lidahku. Aku tidak menawarkan untuk memberitahu tentang bekas lukaku.
Dia berbalik dan mencium bibirku sebelum aku bisa mengatakan apa-apa lagi. Ethan tidak ingin bicara tentang bekas lukanya lagi dibandingkan aku yang aku ingin berbicara tentang bekas lukaku.
*** Lebih dari seminggu aku menginap di tempat Ethan dan aku harus kembali ke apartemenku untuk tidak hanya mengambil pakaian bersih. Aku butuh berada di rumahku sendiri. Ethan setuju untuk datang ke apartemenku malam ini. Aku katakan kepadanya perumahan kumuh itu baik bagi jiwa. Dia menggodaku kembali, mengatakan bahwa itu tidak akan menjadi masalah selama kita memiliki sesuatu untuk makan dan tidur karena kami berdua akan telanjang saat dia menginap. aku mengatakan kepadanya bahwa jika Gaby muncul dia harus berpakaian, bahwa aku tidak akan membiarkan teman sekamar ku mendapatkan kesempatan untuk bernaf
su pada tubuh pacarku yang menarik. Dia tertawa dan mengatakan bahwa dia menyukai kecemburuan dalam suaraku. aku menyuruhnya untuk muncul dalam keadaan lapar untuk makan malam dan berpakaian lengkap. Dia masih tertawa ketika kami menutup telepon.
Aku mengganti pakaianku dengan celana yoga dan kaos lembut setelah Neil mengantarkanku kembali ke apartemenku. Dia menjemputku dari Rothvale, ditambah dengan berhenti sejenak di supermarket untuk membeli bahan-bahan untuk makan malam ala Meksiko seperti yang ku rencanakan. Ethan tahu bahwa makanan Meksiko adalah favoritku dan aku bertekad untuk merekrut dia ke dalam timku. Menu malam ini"Ayam Taco dengan jagung salsa dan alpukat. Jika Ethan membencinya maka aku akan memberikannya makanan lain yaitu Burrito.
Tidak ada pria yang bisa menolak Burrito yang dikemas dengan daging, keju, kacang-kacangan, dan guacamole. Aku berharap begitu. Orang-orang British cukup aneh kalau sudah bicara soal makanan.
Segera setelah aku mengolah ayam dan tanganku dicuci aku memutuskan untuk menelepon ayahku. Masih pagi di tempat ayahku sekarang tapi dia akan sedang berada di tempat kerja sekarang dan jika dia tidak terlalu sibuk kami bisa mengobrol. Aku mengatur teleponku pada speaker dan menghubungi kantornya.
"Tom Bennett." "Hei, Daddy." "Tuan Putri! Aku rindu mendengar suara manismu. Ini sebuah kejutan "Aku tersenyum pada pilihan nama ayahku untukku. Dia telah memanggilku Tuan Putri sejak aku bisa mengingat. Dan sekarang aku berusia dua puluh empat tahun, dia tidak tampak terganggu sedikit pun tentang melanjutkan memanggilku dengan nama itu.
"Aku pikir aku akan mencoba untuk meneleponmu. Aku hanya merindukanmu."
"Apakah semuanya baik-baik saja di sana di London" Semakin bersemangat untuk Olimpiade" Bagaimana acara Benny" Apakah kau suka dengan fotomu ketika mereka diledakkan dengan besar di atas kanvas" "
Aku tertawa. "Itu empat pertanyaan sekaligus, Dad. Tolong Berikan seorang gadis istirahat! "
"Maaf, tuan Putri, aku hanya bersemangat karena mendapat telephone darimu. Kau begitu jauh dan sibuk dengan kehidupanmu. Bukti fotomu yang kau kirimkan begitu indah. Ceritakan tentang pertunjukan Benny. "
"Baiklah, pamerannya sukses. Ben melakukannya dengan baik dan foto-fotonya terjual. Aku punya pekerjaan lain lagi juga, aku menjalaninya dengan santai dan kita lihat saja kemana ini akan membawaku."
aku senang aku bisa berbicara dengan ayahku seperti ini dan bahwa dia mendukung modeling yang kulakukan. Dia pikir ini baik untukku, tidak seperti ibuku yang merasa malu putrinya berpose tanpa busana.
"Kau akan menjadi terkenal di seluruh dunia," katanya. "Aku bangga padamu, tuan Putri. Aku berpikir bahwa modeling ini akan membantumu. Aku harap kau merasa seperti itu." Dia terdengar sedikit lemah bagiku, hampir sedih. "Kau sedang apa sekarang""
"Aku sedang membuat makan malam. Tacos. Akan ada teman datang malam ini. Dad, apakah segalanya baik-baik saja denganmu""
Dia ragu-ragu sejenak sebelum menjawabku. Aku tahu ada sesuatu dalam pikirannya. "Brynnie, kau mendengar tentang pesawat yang jatuh dan kematian Kongres Woodson itu""
"Ya. Dia adalah orang itu, mereka akan memanfaatkan wakil presiden" Itu berita besar bahkan untuk di sini. Kenapa, Dad" "
"Sudahkah kau mendengar tentang siapa yang menggantikan Woodson""
Aku tidak pernah berharap akan nama yang dia sebutkan kepadaku. Dan hanya dengan seperti itu masa lalu datang dan cakar menggali ke dalam lagi.
"Oh tidak! Jangan katakan padaku Senator Oakley mendapat nominasi! Kau pasti bercanda jika itu-itu-laki-laki, bisa menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat berikutnya! Bagaimana mungkin mereka menginginkan dia" Daddy-"
"Aku tahu, Sayang. Dia sudah mengusahakan semua ini dengan cara menaiki rantai makanan dalam beberapa tahun terakhir. Pertama State Senator dan sekarang Senator AS-"
"Ya baiklah, aku berharap mereka semua jatuh dalam bola api besar."
"Brynnie, ini adalah hal yang serius. Akan ada yang menggali ke masa lalunya untuk menemukan kotoran di Oakley- dalam keluarganya - oleh pihak pemegang j
abatan di partai. Aku ingin kau berhati-hati. Jika seseorang mendekatimu atau mengirim sesuatu yang mencurigakan kau perlu beritahu aku dengan segera. Orang-orang ini memiliki sumber daya untuk menggali dalam-dalam. Mereka seperti hiu. Ketika mereka mencium aroma bahkan setetes darah saja maka harus bersiap-siap untuk serangan yang menyelinap kemudian."
"Senator Oakley adalah pria dengan benih setan untuk anak laki-laki. Aku akan mengatakan dia memiliki masalah yang sangat besar kalau begitu. "
"Aku tahu, Sayang. Dan orang-orang Oakley akan bekerja keras untuk menjaga agar rahasia keluarganya terkubur. Ini bukan situasi yang bagus dan aku benci bahwa kau begitu jauh dari rumah.Tapi aku pikir dalam kasus ini mungkin menjadi hal yang baik bahwa kau berada di London. Aku tidak ingin ada yang menyakitimu dan selanjutnya memindahkanmu adalah hal yang tebaik. Tidak ada berita kejahatan setan yang muncul ke permukaan dalam berita atau ... apa pun. "
Seperti sebuah video. Aku tahu itu yang dipikirkan ayahku. Bahwa video itu masih beredar di dunia maya di suatu tempat.
"Kau melakukannya dengan baik tuan Putri. Aku bisa mendengarnya dari suaramu dan itu membuat ayahmu yang sudah tua ini tersenyum. Jadi siapa temanmu yang membuatmu memasak makan malam" Dia bukan seorang laki-laki kan" "
Aku tersenyum sambil mencampur salsa jagung. "Aku bertemu dengan seseorang, Dad. Dalam banyak hal Dia benar-benar istimewa. Dia membeli fotoku di pameran Benny. Begitulah cara kami bertemu. "
"Benarkah." "Ya."Rasanya aneh memberitahu ayahku tentang Ethan secara tiba-tiba. Mungkin karena aku tidak pernah berbicara dengannya terlalu banyak soal pacar. Belum pernah ada alasan untuk membicarakannya. Aku pernah tidak ingin membicarakannya untuk waktu yang sangat lama.
"Ceritakan lebih banyak. Apa pekerjaannya" Berapa umurnya" Oh dan lanjutkan dan biarkan aku memiliki nomor telephonenya saat kau berada dalam hubungan ini. Aku harus menelphonenya dan menjelaskan dengan tegas kepadanya aturan dasar untuk berhubungan dengan anak perempuan kecilku."
Aku tertawa gugup. "Aku pikir sedikit terlambat untuk itu, Dad. Ethan cukup istimewa seperti yang aku katakan. Kami menghabiskan banyak waktu bersama-sama. Dia benar-benar mendengarkanku dan aku merasa benar-benar senang bersamanya. Dia memahami aku."
Ayahku diam selama beberapa saat. Aku pikir dia terkejut mendengar aku berbicara tentang seorang pria seperti aku benar-benar peduli. Dan aku juga tidak seharusnya terlalu terkejut. Ethan adalah yang pertama di garis panjang pengalaman pertama ku.
"Apa nama terakhir si Ethan ini dan apa pekerjaannya""
"Blackstone. Dia tiga puluh dua dan dia memiliki sebuah perusahaan keamanan swasta. Dia begitu paranoid, dia menugaskan sopirnya untukku supaya aku tidak pergi ke stasiun kereta untuk pergi kemana-mana. Kedatangan banyak orang untuk Olimpiade membuatnya khawatir. Jadi kau tidak perlu khawatir tentang keselamatanku sama sekali. Ethan seorang profesional. "
"Wow, itu benar-benar terdengar serius. Apakah kau ... apakah kalian tidur-dalam suatu hubungan" "
Aku tertawa lagi, kali ini merasa kasihan kepada ayahku karena berada dalam ketidaknyamanan yang jelas. "Ya, Dad. Kami berada dalam suatu hubungan. Aku sudah bilang bahwa yang satu ini istimewa." Aku menunggu dalam keheningan yang hadir di ujung telepon dan mulai memanaskan tortilla." Dia bahkan memenangkan beberapa turnamen poker besar di amerika sekitar enam tahun yang lalu. aku pikir kau mungkin pernah mendengar tentang dia. "
"Hmmmm," gumam Ayahku. "Mungkin, aku harus memeriksa hal itu." aku mendengar beberapa gumaman pembicaraan teredam di latar belakang.
"Aku harus membiarkanmu pergi,Dad. Kau sedang bekerja dan aku hanya ingin menyapa dan memberitahu mu apa yang terjadi denganku. Aku baik-baik saja dan keadaan ku baik"
"Oke, Tuan Putri. Aku sangat senang kau meneleponku. Dan aku senang jika Anak perempuan kecilku bahagia. Hati-hati dan beritahu pacar barumu jika dia menyakitimu maka dia akan menjadi kekasih yang mati. Jangan lupa. Dan berikan nomor telephoneku juga.
Katakan padanya ayahmu ingin memiliki sedikit pembicaraan man-to-man dengan dia suatu hari nanti. kami bisa bicara tentang poker. "
Aku tertawa. "Benar. Akan ku lakukan,Dad. Aku mencintaimu! "
Ethan masuk tepat setelah aku mengakhiri telephoneku. Dia membawa enam pak Dos Equis dan senyum predator di wajahnya. Aku memberikan kunciku kepada Neil yang kemudian memberikannya kepada Ethan sehingga dia bisa masuk. Dia menghempaskan kunci dan bir ke atas meja sebelum bertanya, "Apakah aku mendengar kau mengatakan kepada seseorang kau mencintainya saat aku masuk tadi""
Aku tersenyum dan mengangguk pelan."Dia seorang pria juga."
Dia berdiri dan muncul di belakangku, tangannya di bahu dan mulai mengelusku. Aku bersandar ke tubuh kerasnya dan membiarkan diriku menikmati pijatannya. "Pria Itu salah satu orang yang beruntung kalau begitu. Aku penasaran apa yang dia lakukan sehingga dia menjadi begitu istimewa. " Dia mengintip ke bawah pada makanan yang diurutkan dalam mangkuk dan mengambil sepotong ayam yang sudah masak.
"Mmmmm," katanya sambil menikmati makanannya, mulutnya di leherku.
"Baiklah, dia membacakan cerita sebelum tidur kepadaku. Menyisir rambut basahku tanpa tersangkut dan menyakitiku. Mengajariku bagaimana mengendarai sepeda dan berenang. Dia selalu mencium rasa sedihku ketika aku terluka, dan yang paling penting, dia membuka dompetnya secara teratur, tapi itu akan segera berakhir."
Ethan mendengus, "Aku bisa melakukan semua itu untukmu dan bahkan lebih lagi."Dia mencuri sepotong ayam lagi."Terutama bagian yang LEBIH lagi itu."
Aku memukul tangannya."Pencuri!"
"Kau pintar memasak," gumamnya di telingaku. "Kupikir, aku tidak akan melepaskanmu."
"Jadi kau suka makan malam Meksikoku. Aku melihatmu menyetujui tema makan malam ini dan membawakan Dos Equis. Tindakan yang cerdas Blackstone. kau punya potensi ." Aku mulai meletakkan mangkuk ke atas meja.
"Dos Equis berasal dari Meksiko"" Dia bersuara dan mengangkat bahu. "Aku memilih yang satu itu karena aku suka dengan iklannya... orang paling menarik di dunia." Dia menyeringai dengki dan membantuku memindahkan sisa makanan .
"Seorang pembohong dan pencuri."Aku menggeleng kan kepalaku dengan sedih. "Kau baru saja meniup semua potensimu, Blackstone."
"Aku yakin aku akan merubah pikiranku nanti Bennett." Dia menyeringai ke arahku dari wastafel di mana ia mencuci tangannya dengan cepat lalu dia membuka dua bir untuk kami. "Aku memiliki banyak potensi," dia berkata dengan memainkan alisnya. Ethan memberikan Equis Dos kepadaku dan mengamati segala sesuatu yang telah disiapkan di atas meja, kepalanya terangkat dengan persetujuan. "Bantu aku di sini. Bagaimana cara menempatkan ayam taco mu yang beraroma sangat sedap ini secara bersamaan."
Aku tidak bisa menahan tawaku. Cara dia mengatakan 'Taco' dalam aksen Inggris-nya membuatku tertawa. Dan bagaimana dia mengucapkan kata-kata juga. Itu membuatku tertawa.
"Apa yang lucu"Apakah aku menghiburmu sekarang, Miss Bennett""
"Sini biarkan aku memperbaikinya." Aku menunjukkan padanya bagaimana menempatkan beberapa ayam, jagung salsa, menabur krim asam, menaburi keju parut dan beberapa potong alpukat tortilla dan melipatnya."Kau hanya menggemaskan itu saja, Mr Blackstone. Aksenmu itu - itu kadang-kadang membuatku tertawa. "aku menyerahkan piring berisi taco nya.
"Ahhh, jadi aku sekarang berubah dari kehilangan semua potensi ku untuk menjadi menggemaskan dalam waktu yang sangat singkat. Dan hanya dengan berbicara " Dia menerima piringnya dan menunggu aku menyiapkan piring dengan taco ku. "aku harus mengingat itu sayang." Dia memberikan satu senyum Ethan satu juta dollar nya itu padaku dan meneguk birnya.
"Jadi silakan dan nikmati. Beri aku penilaianmu dan hati-hati aku akan tahu jika kau berbohong padaku " Aku menepuk kepalaku. "Kekuatan deduksi makan malam." Aku mengambil taco ku dan memakannya, mengerang yang terdengar lebih dari suara kenikmatan yang berlebihan dan melengkungkan leherku ke belakang. "Begitu lezat aku merasa seluruh tubuhku bergairah," aku mendorong sampai ke seberang mej
a. Ethan menatapku seperti baru saja tumbuh tanduk setan pada diriku dan dia menelan ludah di tenggorokannya. Aku tahu dia akan membalas ku kembali nanti untuk menggodanya tanpa ampun seperti ini. Aku tidak peduli. Ethan menyenangkan. Kami bersenang-senang bersama-sama dan itu adalah bagian dari apa yang aku sukai dari dia. Cinta. Apakah aku mencintainya"
Dia mengangkat taco ke mulutnya dan menikmatinya. Dia menatapku sambil mengunyah dan menelan. Dia menyeka mulutnya dengan serbet dan mendongak dengan merenung, berpura-pura menghitung jari-jarinya. Dia meneguk bir.
"Nah, mari kita nilai ..." Dia fokus padaku. " Chef Bennett, aku memberikan lima Poin untuk eksekusi. Menertawakan aku maka kau mendapatkan pengurangan lima poin. Aku pikir enam poin untuk persiapan - semua erangan dan dorongan di meja makan sedikit tidak adil, kan" Dan sembilan koma lima poin pada rasa " Dia kembali mengambil potongan taco dan menikmatinya dan menyeringai. "Bagaimana aku terdengar sejauh ini ""
Dia begitu tampan duduk di sana di mejaku, memakan Taco yang telah ku buat, dan dengan manis mengatakan dia menyukai masakanku, dan hanya menjadi Ethan, Aku tahu jawaban atas pertanyaanku dalam sekejap. Apakah aku mencintai Ethan" Ya. Aku mencintainya.
BAB 12 Mengejutkan Ethan di kantornya sepertinya ide yang bagus, tapi aku tidak bersedia untuk melakukannya tanpa bantuan. Awalnya Aku meminta bantuan Elaina. Aku benar-benar menyukainya. Dia tampak jujur dan sangat blak-blakkan yang mana itu kualitas yang aku hormati dalam diri seseorang. Dia juga bertunangan dengan Neil. Aku mengetahui hal itu setelah aku mulai menginap di tempat Ethan. Suatu pagi ketika Aku dan Ethan menggunakan lift untuk berangkat kerja, aku melihat Elaina dan Neil keluar dari sisi sayap lain apartemen, saling berpegangan tangan. Ethan melihat aku terkejut dan Ethan lalu mengatakan bahwa mereka akan menikah musim gugur ini.
Aku merasa lega Elaina tidak cemburu tunangannya mengantarkanku berkeliling London. Aku pikir dia senang bahwa Ethan punya pacar. Aku melihat bahwa karyawan Ethan benar-benar sangat peduli dengannya. Dan aku menyukai itu juga.
"Hai, Elaina, ini Brynne."
"Halo, Brynne. Kenapa kau tidak menelepon dengan telepon Ethan" " Elaina Gadis Cerdas, selalu sadar untuk berpikir logis.
"Aku sedang berpikir untuk mengejutkan Ethan dengan makan siang. Dapatkah kau memeriksa jadwalnya untukku" "
Aku mendengar halaman kertas yang dibolak-balik dan kemudian dia membuatku menunggu. "Dia ada di kantor hari ini. Sibuk dengan telepon conference dan sejenisnya tetapi tidak ada appointment pada jadwalnya."
"Terima kasih, Elaina. Aku bisa saja meminta pertolongan Frances namun Ethan memiliki dia di speaker dan Ethan akan mendengar ketika aku menelpon jadi aku tidak bisa membuat kejutan. Dapatkah aku membawakanmu sesuatu dari toko makanan King" aku akan mengambil beberapa sandwich tapi aku berpikir jika kau bisa meminta Frances untuk memberitahu Ethan dia memesan makanan maka Ethan tidak akan tahu aku akan menjadi wanita yang membawa makan siangnya hari ini."
Elaina tertawa dan membuatku menunggu lagi sementara dia mengumpulkan pesananan makanan dari semua orang. "Frances mengatakan kepadaku untuk memberitahumu dia suka gayamu Brynne. Menjaga bos tetap berada di jari kakinya itu bagus untuknya."
"Aku pikir juga begitu," kataku, menuliskan pesanan sandwich. "Terima kasih atas bantuanmu dan aku akan berada di sana dalam waktu satu jam."
Kami menutup telepon dan aku menelepon toko makanan untuk memesan dan kemudian menelphone Neil untuk mengantarkanku. Aku membereskan apartemenku dan persediaanku sementara aku menunggu. Untuk hari ini aku selesai di apartemenku dan tidak akan kembali selama hampir satu minggu. Ujian akhir telah tiba dan aku perlu belajar. Rencanaku adalah untuk menginap di tempat Ethan dan membaca buku sementara dia bekerja, menggunakan ruangan gym nya dan pembuat kopi menakjubkannya itu, dan pada dasarnya hilang dari peredaran untuk sementara waktu. Aku butuh waktu dan begitu pula nilaiku.
Aku memandang Lady Percival
untuk terakhir kalinya dan merasakan ledakan kebanggaan. Dia sudah berlaku baik dan bagian yang terbaik adalah sekarang aku tahu nama buku yang dia pegang di tangannya. Ethan telah membantuku memecahkan misteri ketika Dia membawaku untuk bekerja suatu pagi dan aku mengundangnya untuk datang ke sini.
Buku yang dipegang wanita misteriusku pada kenyataannya begitu istimewa dan sangat langka sehingga Pameran Mallerton menginginkan dia masuk kedalam acara meskipun dia bahkan tidak dekat dengan sepenuhnya dilestarikan. Mereka ingin menunjukkan dirinya sebagai contoh bagaimana petunjuk ambigu dapat terungkap dengan restorasi yang tepat dan pembersihan. Pengungkapan apa yang dipegang di tangannya juga meningkatkan asalnya terutama bagi seniman pada umumnya. Sir Tristan Mallerton sekarang menikmati kebangkitan minat baru dan paparan meskipun ia telah wafat untuk waktu yang sangat lama.
Teleponku bergetar menerima SMS dari Neil. Dia sudah tiba dan berada di luar jadi aku mengumpulkan barang-barangku dan pergi, melambaikan tangan kepada Rory saat aku keluar.
Neil membantuku mengangkat makanan dan menggunakan kartu kredit perusahaan untuk membayar segala sesuatu yang kemudian mendapat tatapan tegas dariku.
"Ethan pikir Frances memesan makan siang dan ini adalah bagaimana dia melakukannya. Jika Kau membayar Ethan akan mengamuk ketika dia tahu, "kata Neil.
"Apakah dia selalu begitu mengontrol, Neil"" Aku bertanya ketika kami kembali ke dalam mobil dan dalam perjalanan kami menuju kantor Ethan. Neil dan aku telah mengembangkan hubungan yang mudah. Kami menghormati posisi dan kebutuhan orang lain sehingga hubungan kami berjalan dengan baik.
"Tidak" Neil menggelengkan kepalanya. E memiliki tepi keras pada dirinya ketika dia keluar dari SF. Tapi perang setidaknya merubah semua orang yang terlalu dekat dengannya. E berada sedekat itu dan berhasil keluar dengan hidup-hidup. Dia keajaiban yang berjalan."
"Aku pernah melihat bekas lukanya," kataku.
"Apakah dia memberitahumu tentang apa yang terjadi di Afganistan"" Neil menatapku dari spion.
"Tidak," jawabku jujur, menyadari bahwa informasi yang datang dari Neil akan berhenti dan aku tidak akan berada lebih dekat untuk memahami masa lalu Ethan daripada dia akan menjadi tahu soal masa laluku.
Elaina membantu kami membagikan makanan kepada pihak-pihak yang memesan dan Frances mengantarku ke tempat Ethan dengan tampang bangga dan menutup pintu. Ethan sedang berbicara di telepon.
Pria tampanku sibuk dengan pekerjaan tapi masih mengulurkan tangannya kepadaku. Aku mengatur sandwich di mejanya dan berjalan kepadanya. Dia melingkarkan lengannya memelukku dan menarik aku ke atas pangkuannya, dan tetap bicara dengan pembicaraan bisnisnya.
"Benar, aku tahu. Tapi kau beri tahu orang-orang bodoh itu bahwa Blackstone mewakili keluarga kerajaan dan ketika Yang terhormat muncul untuk upacara pembukaan untuk memberikan restu tidak akan ada satu pintu keluar pun yang tidak dijaga. Titik. Tidak ada negosiasi ... "
Ethan melanjutkan pembicaraannya dan aku mulai membuka makan siangnya. Dia memindahkan tangannya ke bagian belakang leherku dan mengelus. Rasanya luar biasa saat dia menyentuhku meskipun orang bodoh sekalipun bisa melihat dia sangat sibuk.
Aku menyiapkan makanan Ethan di atas piring dan kemudian membuka makananku. Aku menggigit salad ayamku bersama roti gandum sementara Ethan memijat leherku. Seorang wanita bisa sangat terbiasa dengan ini. Ethan seorang yang sangat pengasih dan aku selalu menyukai cara dia menyentuhku. Laki-laki penyentuh-perasaanku. Aku hampir menghabiskan setengah sandwichku saat ia mengakhiri teleponnya.
Kedua tangan Ethan meraih dan membalikkan badanku, aku masih berada di pangkuannya. Dia memberiku sebuah ciuman yang sangat indah dan mengerang. "Akhirnya. Ini seperti berbicara dengan dinding bata kadang-kadang," gumamnya. Dia tersenyum padaku dan menatap piringnya. "Kau membawakan ku makan siang...dan dirimu yang lezat."
Aku membalas senyumnya. "Ya aku melakukan itu"
"Yang mana yang harus aku nikmati lebih dulu, sandwich atau kau"
" Dia menggoyangkan alisnya padaku, tangannya mulai menjelajah bagian samping sweaterku.
"Aku pikir kau lebih baik melahap sandwichmu sebelum kau mengangkat telepon lainnya," kataku. Teleponnya berdering.
Dia merengut dan mengundurkan dirinya untuk mengangkat telepon itu. Panggilan telepon kedua relatif cepat dan dia berhasil untuk menyantap daging sapi panggangnya bersama roti gandum sebelum panggilan telepon yang ketiga datang. Dia menempatkan panggilan telepon pada speaker sehingga ia bisa makan dan berkomunikasi pada waktu yang sama. Sangat tidak elegan, tapi itu berhasil.
Aku merasa senang duduk bersamanya dan mendengarkan urusan bisnisnya sementara dia menyapukan tangannya ke atas dan ke bawah punggungku. Ethan membuatku merasa senang aku telah mampir meskipun ini bukan makan siang sosial bagi kami. Momentnya gila untuk dia dan aku. Aku tidak bisa membayangkan pekerjaannya bisa lebih rumit dari sekarang dengan Olimpiade dan London menjadi tuan rumah. Dia seharusnya hanya mengirimiku sebuah catatan yang mengatakan,
"Aku baru saja membeli fotomu dan aku benar-benar ingin mengenalmu-suatu waktu pada pertengahan bulan Agustus."
Dia terus meletakkan teleponnya pada speaker dan kami berhasil melakukan beberapa ciuman cepat di antara panggilan telepon dan menyantap makanan, tetapi kemudian menjadi segera sulit untuk menyesuaikan sebagai jam makan siang lagi.
"Aku harus pergi, Ethan." Aku mencium dia dan mulai berdiri.
"Tidak" Dia menahanku di pangkuannya. "Aku tidak ingin kau pergi dulu. Aku senang kau di sini bersamaku. Kau membuat aku tenang, Sayang." Dia mengistirahatkan kepalanya di atas kepalaku. "Kau menjadi cahayaku dalam kabut ketidaktahuan dan frustrasi."
"Sungguh" kau senang aku datang dan membuat harimu menjadi rumit dan memaksa kau memakan makananmu"" aku memainkan klip dasinya dan merapikan dasinya. "Kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu dan aku mengganggumu."
"Tidak, kau tidak," dia menyapukan bibirnya sepanjang tenggorokanku. "Ini memberitahuku bahwa kau peduli padaku," katanya pelan.
"Aku perduli padamu Ethan," bisikku kembali.
"Jadi kau akan tinggal untuk beberapa waktu""
Bagaimana aku bisa mengatakan tidak kepadanya ketika dia begitu manis kepadaku" "Baiklah, hanya satu jam lagi. Tapi kemudian aku harus benar-benar pergi. Aku harus mampir ke apartemenku dan mengambil beberapa barang. Aku harus belajar untuk ujian dan ingin berolahraga. Kau bukan satu-satunya orang di sekitar sini yang sibuk." Aku mencubit dagunya dan membuatnya menyeringai kepadaku.
"Aku ingin sibuk bersamamu di sini di mejaku," dia menggeram dan mengangkatku, menjatuhkan bokongku lebih dulu ke atas meja eksekutif besarnya.
Aku menggeliat saat ia menerkam, mendorong kakiku terpisah sehingga dia bisa masuk di antara kakiku dengan pinggulnya. "Ethan! Ini kantormu! Kita tidak bisa!"
Dia meraih ke bawah mejanya dan aku mendengar suara pintu di kunci. "Aku begitu menginginkanmu sekarang. Aku butuh kau, Brynne. Tolong""
Dia berada di seluruh tubuhku, tangannya mencengkeram, mendorongku kembali ke meja dan mendorong keras ke tengah. Aku membiarkan dia menekanku ke bawah dan menggeserku ke tepi, tubuhku sudah melembut dan memanas untuknya. Jemarinya yang panjang dengan tujuan jelas berjalan ke celana dalamku dan membukanya sampai ke kakiku, melewati sepatu boot ku dan jatuh di suatu tempat di lantai kantornya. Aku menemukan bahwa Ethan benar-benar seorang oportunis setiap kali aku memilih untuk mengenakan rok.
"Kau pria gila," gumamku, tidak benar-benar peduli lagi bahwa kami akan bercinta di atas meja di tengah tempat kerjanya.
"Tergila-gila padamu," dia berkata, meraba klitorisku dengan jarinya dan mulai membuat ku basah. Aku mendengar suara gemerincing ikat pinggangnya dan kemudian suara restelingnya terbuka. Dan kemudian dia tenggelam ke dalam bagian panas lezat dalam diriku, perlahan dan dalam.
Dia bersandar ke depan dan mengambil wajahku dengan kedua tangannya. Dia menciumku dengan dalam, mendorong lidahnya ke dalam mulutku seperti yang dia biasa lakukan. Ethan mendominasi saat kami be
rhubungan seks. Dia ingin lidahnya dan jari-jarinya dan penisnya di dalam diriku sekaligus. Seperti dengan begitu dia bisa memilikiku dengan lebih lengkap. Aku tidak tahu mengapa, itu hanya caranya. Dan aku menyukainya. Cara Ethan jujur dan benar-benar langsung. Aku tahu apa yang akan aku dapatkan dengan Ethan dan selalu berakhir dengan orgasme yang membuat aku gemetar.
Ethan mulai bergerak dan begitu juga aku. Kami liar bercinta. Benar-benar terlantar bercinta di atas meja kerjanya saat telepon berbunyi. Ethan meninggalkan telepon di speaker. "Jangan diangkat," aku terengah-engah, sangat dekat dengan klimaks.
"Tidak akan," Ethan bergumam, menusuk lebih cepat ke dalam diriku, penisnya bengkak padat, menjadi tulang keras tepat sebelum dia mengalami orgasme.
Dia menyelipkan jari ajaibnya di atas clitku dan aku pecah, menggigit bibirku untuk menjaga agar aku tidak berteriak. Ethan tidak jauh di belakangku. Dia menutup mulutku dengan mulutnya untuk menjaga agar kami berdua tidak berteriak dan Ethan memompakan orgasmenya ke dalam diriku.
Panggilan tak terjawab pergi ke pesan suara, tapi masih di speaker.
"Ethan Blackstone tidak di tempat. Silakan tinggalkan pesan dan aku akan menelphonemu sesegera mungkin... "
Suara Bip terdengar dan kami terengah-engah satu sama lain, wajah kami hanya terpisah beberapa inchi. Aku tersenyum padanya. Dia merapikan rambutku dengan sangat lembut dan menciumku seperti yang akan dilakukan oleh seorang kekasih. Aku merasa berharga baginya. Dia membuatku merasa seperti itu.
"Kau seorang bajingan Blackstone. Aku menyewamu untuk melindungi putriku, bukan menidurinya! Dia sudah melalui neraka dan hal terakhir yang dia butuhkan adalah pengkhianatan memilukan lainnya. Dari Cara dia berbicara aku pikir dia jatuh cinta kepadamu-"
Ethan meraba-raba telepon untuk menutupnya tapi itu terlambat. Aku mendengar suara ayahku sendiri di telepon. Aku tahu...kebenaran tentang Ethan dan aku. Aku mendorongnya, berjuang untuk membuat dia menjauh.
"Brynne, tidak! Tolong biar aku jelaskan-"
Dia tampak putih seperti selimut dan benar-benar ketakutan kaku seperti batu saat dia menahanku, Tubuh kami masih menyatu.
"Beranjak dari atas tubuhku. Keluarkan penismu dari dalam diriku dan biarkan aku pergi, kau pembohong bajingan! "
Dia menahan tubuhku padanya, matanya memandangku. "Sayang...dengarkan aku. Aku akan memberitahumu-aku sudah siap untuk waktu yang lama, tapi aku tidak ingin membangkitkan kenangan buruk padamu. Aku tidak ingin menyakitimu-"
"Beranjak.dari.ku. Sekarang."
"Tolong jangan pergi Brynne, aku-aku-tidak bermaksud menyakitimu tapi aku melindungimu dari mengingat. Di luar sana ada ancaman bagi keselamatanmu. kemudian aku bertemu denganmu...dan aku tidak bisa berhenti menginginkanmu. Aku tidak bisa menjauh darimu." Ethan mencoba menciumku.
Aku memalingkan wajahku dan memejamkan mata. Semua kepercayaan yang aku miliki untuk orang ini pergi. Sebagai gantinya rasa sakit yang mengerikan memenuhi hatiku. Dia tahu tentang aku. Dia tahu apa yang terjadi padaku. Mungkin telah melihat video itu. Dan sekarang ada orang-orang di luar sana ingin menyakitiku" Kenapa" dia disewa oleh ayahku dan selama ini dia tahu dan aku tidak. Kenapa dia bisa setega itu" Bagaimana dia bisa menjadi Ethan yang aku cintai tapi dia mengkhianati aku seperti ini"
"Semua berakhir." Aku berbalik dan menatap.
"Tidak...tidak...tidak," dia berteriak. "Tolong tidak Brynne." Dia menggelengkan kepalanya maju mundur, matanya hancur.
"Semua-berakhir-sialan. Dan jika kau tidak melepaskan aku, aku akan menjerit sampai terdengar ke lantai bawah." aku berbicara dengan jelas dan lembut. Hatiku mengeras dan mengeluarkan darah hitam. Darah Blackstone.
Dia bergerak ke luar dari tubuhku dan membantu aku duduk. Aku melompat dari mejanya dan menerjang tasku. Dia menutup restleting celananya dan mencoba lagi. "Brynne, sayang, aku-aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, aku akan melakukan apa pun untuk tidak menyakitimu. Maafkan aku, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf."
Aku mencoba untuk keluar tapi pi
ntu tidak mau terbuka. "Buka pintunya." tuntutku. "Apakah Kau mendengar apa yang baru saja aku katakan""
Aku menatapnya dan mengangguk. "Buka pintu sehingga aku bisa pergi," Aku berbicara dengan
Naked Karya Raine Miller di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tenang, terkejut aku tidak jatuh rusak ke atas lantai. Aku hanya harus keluar dari sini dan ke apartemenku. Aku punya satu tujuan dan itu adalah melarikan diri ke tempat yang aman.
Dia mengusap kepalanya dan menunduk lalu bergerak ke mejanya dan mencapai tombol atau apa pun itu yang menahanku tetap berada di dalam. Aku mendengar suara klik dan aku keluar dari sana.
"Terima kasih untuk makan siangnya, Sayang," Frances berkata saat aku keluar.
Aku melambai padanya, tapi tidak mampu berbicara. Aku hanya berjalan keluar. Aku memegang tasku dan tidak celana dalamku, tapi aku tidak akan kembali ke sana untuk menemukanya. Keluarkan saja aku dari sini dan pulang...Keluarkan saja aku dari sini dan pulang...Keluarkan saja aku-
Oh tuhan, aku meninggalkan Ethan. Kami selesai. Dia berbohong dan aku tidak bisa percaya padanya lagi. Dia bilang dia mencintaiku. Apakah itu yang dilakukan oleh seorang kekasih" Mereka berbohong"
Aku juga tidak berbicara kepada Elaina di resepsionis ketika aku menuju lift. Aku menekan tombol lift dan menyadari bahwa Ethan berada tepat di belakangku. Ethan telah mengejarku ke bawah dan masih aku tidak bergeming.
"Brynne...sayang, tolong jangan tinggalkan aku. Tuhan, aku-Aku mengacaukannya. Aku mencintaimu. Tolong-"
Dia meletakkan tangannya di bahuku dan aku tersentak. "Tidak Kau tidak mencintaiku," hanya itu yang bisa aku katakan.
"Ya aku mencintaimu!" Ethan berteriak, suaranya menjadi marah. "Kau dapat meninggalkan aku tapi aku masih akan tetap melindungimu. Aku masih akan mengawasi untuk memastikan kau aman dan tidak ada yang akan menyakitimu!"
"Bagaimana dengan kau yang menyakitiku"" aku menyerang ke arahnya. "Dan kau dipecat, Ethan. Jangan pernah menghubungi aku lagi" Lift berbunyi dan pintu terbuka. Aku melangkah masuk dan berbalik menghadapnya.
Dia memutar kepalanya dan membuka mulutnya dengan sikap memohon yang menyatakan dia merasakan sakit. Tidak sesakit yang kurasakan tapi dia tampak compang-camping dan putus asa. "Brynne...jangan lakukan ini," pintanya saat pintu lift mulai menutup untuk membiarkan aku sendiri.
Aku mendengar suara pasangan yang berteriak dimana salah satu dari mereka berteriak dengan letusan kata mengutuk yang komprehensif saat mobil membawaku. Membawaku ke jalan dimana aku akan meminta taksi ini membawaku pulang ke apartemenku. Dimana aku akan langsung hancur ketika aku dengan cepat masuk ke dalam, dan dimana aku akan merangkak ke atas tempat tidur dan meringkuk dan mencoba untuk melupakannya. Ethan Blackstone. Aku ditakdirkan untuk gagal. Aku tahu itu. Aku tidak akan pernah bisa melupakan Ethan. Tidak pernah.
Keris Buntung Ki Srongot 1 Pedang Siluman Darah 19 Rahasia Suling Kematian Bidadari Cadar Putih 1