Pencarian

The Brethren 2

The Brethren Karya John Grisham Bagian 2


bukan gaji yang kecil. Dia dipanggil ke Washington dua kali setahun untuk
menghadiri pertemuan-pertemuan di Kehakiman. Dulu Beech orang penting.
Seorang pengacara teman lamanya mengunjunginya dua kali, dalam perjalanan
ke Miami untuk mengunjungi anak-anaknya, dan orang im bertamu cukup lama
untuk menyampaikan gosip. Kebanyakan tidak penting, tapi ada desas-desus
kuat bahwa mantan Mrs. Beech sekarang pacaran lagi. Dengan beberapa juta
dolar dan pinggul ramping im cuma masalah waktu.
Iklan lagi. Lake Sebelum Terlambat lagi. Yang ini dimulai dengan video kabur
pria-pria bersenjata yang merangkak di gurun, mengelak, menembak, dan
menjalani semacam pelatihan. Lalu wajah menyeramkan seorang teroris-
mata, rambut, dan wajah wama gelap, jelaslah dari suam kelompok radikal-
dan pria im berkata dalam suatu bahasa asing berteks Inggris,
"Kami akan membunuh orang Amerika di mana pun kami menemukan mereka.
Kami akan mati dalam perang suci melawan Setan." Setelah im, kilasan
gambar-gambar tentang gedung-gedung yang terbakar. Pengeboman kedutaan
besar. Turis sam bus penuh. Sisa-sisa pesawat jet yang berserakan di lapangan.
Muncul seraut wajah tampan, Mr. Aaron Lake sendiri. Dia menatap langsung
Hatlee Beech dan berkata, "Saya Aaron Lake, dan Anda barangkali tidak
mengenal saya. Saya mencalonkan diri sebagai presiden karena saya takut.
Takut pada Cina, Eropa Timur, dan Timur Tengah. Takut pada dunia yang
berbahaya. Takut pada apa yang telah terjadi pada militer kita. Tahun lalu,
pemerintah federal memiliki surplus raksasa, namun membelanjakan lebih
sedikit daripada lima belas tahun lalu. Kita merasa puas pada diri sendiri
karena ekonomi kita kuat, tapi dunia sekarang jauh lebih berbahaya daripada
yang kita sadari. Musuh kita banyak sekali, dan kita tidak bisa melindungi diri
sendiri. Jika terpilih, saya akan melipatgandakan anggaran belanja pertahanan
selama masa tugas saya."
Tak ada senyum, tak ada kehangatan. Cuma omongan lugas orang yang tidak
main-main. Terdengar suara berkata, "Lake, Sebelum Terlambat."
Lumayan, pikir Beech. Dia menyalakan sebatang rokok lagi, yang terakhir untuk malam ini, dan
memandangi amplop di kursi kosong im-dua keluarga menuntut $5 juta
darinya. Dia akan membayarnya kalau bisa. Dia tidak pernah melihat anak-anak
im sebelum membunuh mereka. Koran keesokan harinya memuat fbto-foto
bahagia 83 mereka, bocah laki-laki dan perempuan. Cuma mahasiswa biasa, yang tengah
menikmati musim panas. Dia ingin sekali minum bourbon. Dia bisa mengelak
membayar setengah jumlah gantt ragi mi dengan mengaku bangkrut
Setengahnya lagi untuk hukuman, tak bisa dielakkan dengan pernyataan
bangkrut. Jadi tunmtan im akan mengikutinya ke mana pun dia pergi, yang
diduganya tidak ke mana-mana. Dia akan berusia 65 tahun ketika hukumannya
selesai, tapi dia akan mati sebelum im.
Mereka akan membawanya keluar dari
Trumble dalam peti mati, mengirimnya pulang ke Texas dan akan menguburnya
di belakang gereja desa kecil tempat dia dibaptis. Mungkin salah seorang
anaknya akan membuatkan nisan.
Beech meninggalkan ruangan tanpa mematikan TV. Sudah hampir pukul 22.00,
wakfunya lampu dimatikan. Dia tidur di ranjang tingkat dengan Robbie, anak
muda dari Kenmcky yang membobol 240 rumah sebelum ditangkap. Dia menjual
senjata, microwave, dan stereo untuk membeli kokain. Robbie sudah empat
tahun di Trumble, dan karena senioritasnya, dia memilih ranjang bawah. Beech
merayap ke ranjang atas, berkata, "Selamat malam, Robbie," dan mematikan
lampu. "Malam, Hatlee," terdengar jawaban pelan. Kadang-kadang mereka
mengobrol dalam gelap. Dindingnya terbuat dari blok cinder, pintunya dari
logam, kata-kata mereka tidak terdengar dari luar. Robbie berumur 25 tahun
dan akan berumur 45 tahun ketika meninggalkan Trumble. Dua puluh empat
tahun-satu tahun untuk setiap sepuluh rumah.
Waktu antara berbaring dan pulas adalah waktu yang paling buruk dalam
sehari. Masa lalu kembali tanpa belas kasihan-segala kesalahan, penderitaan,
penyesalan. Meskipun bemsaha sekuat tenaga, Hatlee tidak bisa memejamkan
mata begim saja dan tidur. Dia hams menghukum dirinya dulu. Dia takkan
pernah bertemu cucunya, dan renungannya selalu dimulai dari anak perempuan
im. Lalu ketiga anaknya. Lupakan istrinya. Tapi dia selalu memikirkan uang
wanita im. Dan teman-temannya. Ah, teman-teman. Di mana mereka sekarang"
Tiga tahun dipenjara, dan karena tak ada masa depan, yang ada cuma masa
lalu. Bahkan si Robbie malang di bawah saja bisa bermimpi tentang lembaran
bam di usia 45. Beech tidak. Kadang-kadang dia nyaris merindukan tanah Texas
yang hangat, menutupinya, di belakang gereja kecil im.
Pasti ada yang akan membelikannya nisan.
Enam BAGI Quince Garbe. tanggal 3 Februari adalah hari teiburuk seumur hidupnya.
Itu pasri merupakan hari terakhirnya di muka bumi ini. kalau saja doktemya
ada. Dia tidak bisa memperoleh resep untuk obat tidur, dan tidak punya nyali
untuk menembak kepalanya sendiri.
Hari im dimulai dengan cukup menyenangkan. Dia sarapan semangkuk bubur
gandum di samping perapian di ruang kerja, sendirian. Istri yang sudah
dinikahinya selama 26 tahun telah berangkat ke kota, untuk menghadiri satu
lagi jamuan minum teh, pengumpulan dana, dan kerja sukarela yang membuat
wanita im selalu sibuk dan tidak merecokinya.
Saint turun ketika dia meninggalkan rumah bankir mereka yang besar dan
mewah di pinggiran Bakers, Iowa, dan selama sepuluh menit menyetir Mercedes
hitam panjangnya yang sudah bemmur sebelas tahun ke kantor. Dia orang
penting di kota ini, seorang Garbe, anggota keluarga yang telah beberapa
generasi memiliki bank. Dia parkir di tempat khufus untuknya di belakang bank,
yang menghadap Main Street, dan
berjalan cepat-cepat ke kantor pos, kegiatan yang dilakukannya dua kali
seminggu. Selama bertahun-tahun dia mempunyai kotak pos pribadi di sana,
tanpa sepengetahuan istrinya dan terutama tanpa sepengetahuan
sekretarisnya. Karena dia kaya dan karena di Bakers, Iowa orang kaya cuma sedikit, dia jarang
bicara dengan orang-orang di jalan. Dia tidak peduli apa kata mereka. Mereka
memuja ayahnya dan im cukup untuk mempertahankan bisnis mereka.
Tapi kalau ayahnya meninggal nanti, perlukah dia mengubah kepribadiannya"
Apakah dia hams tersenyum di trotoar Bakers dan ikut Rotary Club, yang
didirikan kakeknya" Quince muak menggantungkan hidupnya pada pendapat publik. Dia muak
tergantung pada ayahnya untuk membuat para pelanggan mereka tetap senang.
Dia muak pada perbankan, muak pada Iowa, muak pada salju, muak pada
istrinya, dan yang lebih diinginkan Quince daripada apa pun di pagi bulan
Februari im adalah surat dari Ricky-nya yang tercinta. Surat singkat dan
menyenangkan yang mengkonfirmasi pertemuan mereka.
Yang betul-betul diinginkan Quince adalah tiga -hari yang hangat di kapal cinta
bersama Ricky. Dia mungkin takkan kembali.
Bakers berpenduduk 18.000 jiwa, jadi kantor pos pusat di Main biasanya sibuk.
Dan petugas di balik konter selalu berbeda. Begitu
lah cars dia menyewa kotak
pos-dia menunggu sampai seorang pegawai pos baru bertugas. Resminya P^^J^
CMT Investments. Dia langsung pergi ke P"*<
melewati pojok menuju dinding berisi seratus kotak pos lainnya.
Ada tiga surat, ketika dia menyambar dan menjejalkannya ke saku mantel,
jantungnya serasa berhenti berdetak saat dia melihat salah satunya berasal
dari Ricky. Dia bergegas ke Main, dan beberapa menit kemudian masuk
banknya, tepat pada pukul 10.00. Ayahnya sudah empat jam di sana, tapi
mereka telah lama berhenti bertengkar soal jadwal kerja Quince. Seperti biasa,
dia mampir di meja sekretarisnya untuk buru-buru melepas sarung tangan
seolah masalah-masalah penting sudah menunggu. Wanita im menyerahkan
surat-surat, dua pesan telepon, dan mengingatkan bahwa dua jam lagi dia akan
makan siang dengan seorang makelar.
Dia mengunci pinm begim masuk ruang kerja, melemparkan sarung tangan ke
satu arah dan mantel ke arah Iain, lalu mefbbek surat dari Ricky. Dia duduk di
sola, dan memakai kacamata baca, terengah-engah bukan karena jalan kaki
tadi melainkan karena antisipasi. Dia sudah nyaris terangsang ketika mulai
membaca. Kata-kata im menghantamnya bagai peluru. Setelah paragraf kedua, dia
menjerit aneh dan memelas. Lalu beberapa kali berkata, "Oh, Tuhanku."
Kemudian mendesis pelan, "Bangsat,"
Tenang, katanya dalam hati, sekretarisnya selalu mendengarkan. Dia terkejut
ketika pertama kali membaca surat itu, lalu tak percaya ketika membacanya
untuk kedua kali. Realitas mulai mengendap pada bacaan ketiga, dan bibir
Quince jadi bergetar. Jangan menangis, sialan, dia memarahi dirinya sendiri.
Dia mencampakkan surat im ke lantai dan mondar-mandir di sekeliling meja,
sedapat mungkin mengabaikan wajah riang istri dan anak-anaknya. Foto-foto
masa sekolah dan keluarga sejak dua puluh tahun lalu berbaris di bufet, persis
di bawah jendela. Dia memandang ke luar dan mengamati salju, sekarang turun
lebih lebat dan menumpuk di trotoar. Ya Tuhan, betapa bencinya dia pada
Bakers, Iowa. Tadinya dia mengira bisa pergi dan kabur ke pantai tempat dia
bisa bercengkerama dengan seorang teman muda yang tampan dan mungkin
tidak pulang lagi. Sekarang dia akan pergi dalam situasi yang berbeda.
Ini pasti lelucon, olok-olok, katanya dalam hati, tapi langsung tahu im tidak
benar. Ini terlalu busuk. Terlalu mengenai sasaran. Dia dijebak penipu
profesional. Seumur hidup dia selalu melawan gairahnya. Entah bagaimana akhimya dia
punya keberanian untuk membuka diri, dan sekarang dia bagai ditembak persis
di antara mata oleh seorang narapidana. Goblok, goblok, goblok. Bagaimana ini
bisa begim sulit" Berbagai pikiran menghantam dari segala arah ketika dia memandang salju.
Jawaban yang paling gampang adalah bunuh diri, tapi doktemya pergi dan dia.
tidak betul-betul ingin mati. Paling tidak untuk saat ini. Dia tidak tahu dari
mana dapat memperoleh $100,000 yang bisa dikirimnya tanpa menimbulkan
kecurigaan. Bangsat gaek di sebclah membayarnya sedikit sekali dan pelitnya
setengah mati. Istrinya berkeras mencocokkan buku* cek mereka. Memang ada
uang lumayan banyak di rekening bersama, tapi
dia tidak bisa mengambilnya tanpa sepengetahuan wanita itu. Hidup seorang
bankir kaya di Bakers, Iowa berarti jabatan, Mercedes,* rumah besar yang
dihipotekkan. dan istri dengan berbagai aktivitas sosial. Oh. betapa inginnya
dia kabur! Dia tetap akan pergi ke Florida, melacak surat itu, dan mengkonfrontasi
narapidana ini, membongkar usaha pemerasannya, menemukan keadilan. Dia,
Quince Garbe, tidak melakukan kesalahan apa pun. Jelas di sini ada kejahatan.
Mungkin dia bisa menyewa detektif. mungkin pengacara, dan mereka akan
melindunginya Mereka akan membereskan rencana busuk ini sampai ke akar-akamya.
Bahkan kalaupun dia memperoleh uang im, dan mengirimnya sesuai instruksi,
pintu telah terbuka dan Ricky, siapa pun Ricky sialan ini, mungkin saja
menginginkan lebih banyak. Apa yang akan menghentikan Ricky dari
memerasnya lagi, dan lagi"
Jika punya nyali dia akan tetap kabur, lari ke Key West atau suam tempat
beriklim panas di mana salju tak pernah turun dan hidup sesuai keinginannya,
membiarkan orang-orang picik dan menyedihkan di Bakers, Iowa,
menggosipkannya selama setengah abad berikut. Xapi dia tidak punya nyali,
dan itulah yang membuat Quince begim sedih.
Anak-anaknya memandanginya, wajah mereka yang penuh bintik tersenyum
dengan gigi terbungkus kawat gigi perak. Hatinya serasa diremas, dan dia tahu
dia akan mendapatkan uang itu dan mengirimnya persis dengan instruksinya.
Dia hams melindungi mereka. Mereka tidak bersalah.
Saham bank bernilai sekitar $10 juta, semua masih
dikontrol ketat si gaek, yang saat ini tengah berteriak-teriak di koridor. Pria im
berusia 81 tahun, masih sehat walafiat, tapi bagaimanapun sudah tua Kalau dia
meninggal, Quince harus mengurus seorang saudara perempuan di Chicago, tapi
bank ini akan jadi miliknya. Dia akan menjual tempat sialan ini secepat
mungkin dan meninggalkan Bakers dengan beberapa juta di saku. Namun,
sampai saat itu tiba, dia terpaksa melakukan apa yang dilakukannya selama ini,
menuruti kemauan laki-laki tua im.
Pembeberan aib Quince oleh seorang narapidana akan menghancurkan
ayahnya, dan membereskan masalah saham. Saudara perempuannya di Chicago
akan memperoleh semuanya.
Ketika teriakan di luar berhenti, dia menyelinap keluar pinm dan melewati
sekretarisnya untuk mengambil secangkir kopi. Dia mengabaikan wanita im
ketika kembali ke ruangannya, mengunci pinm, membaca surat tadi untuk
keempat kalinya, dan menenangkan diri. Dia akan mendapatkan uang itu, akan
mengirimkannya sesuai instruksi, dia berharap dan ber-doa sepenuh hati bahwa
Ricky akan pergi. Jika tidak, jika orang im kembali untuk minta uang lagi,
Quince akan menghubungi doktemya dan minta pil tidur banyak-banyak.
Makelar yang ditemuinya saat makan siang adalah orang yang berani mengambil
risiko, mungkin penipu. Quince mulai menyusun. rencana. Mereka berdua bisa
mengatur beberapa pinjaman tidak benar; menaikkan nilai taksiran tanah,
meminjamkan uang, menjual pada orang yang sebetulnya tidak ada, dan
sebagainya. Makelar im pasti tahu caranya.
Quince akan mendapatkan uang itu.
Iklan-iklan kiamat kampanye Lake gagal total, setidaknya begitulah metiurut
pendapat publik. Jajak pendapat besar-besaran sepanjang minggu pertama
menunjukkan peningkatan dramatis dalam pengenalan nama, dari 2 menjadi 20
persen, namun iklan-iklan tersebut di mana-mana dibenci. Iklan-iklan im
menakutkan dan orang tidak mau berpikir tentang perang, terorisme, dan bom-bom nuklir yang diseret melintasi pegunungan dalam gelap. Orang melihat
iklan-iklan tersebut (iklan-iklan im tidak mungkin tidak dilihat) dan mendengar
pesannya, namun sebagian besar pemilih tidak ingin direcoki. Mereka terlalu
sibuk mencari uang dan menghabiskannya. Ketika isu-isu diajukan di tengah
perekonomian yang membubung, masalahnya terbatas pada nilai-nilai keluarga
dan potongan pajak. Para pewawancara awal Kandidat Lake memper-lakukannya sebagai pecundang
biasa sampai Lake mengumumkan, dalam siaran langsung televisi, bahwa
kampanyenya telah menerima sebelas juta dalam waktu kurang dari seminggu.
"Kami mengharapkan punya 20 juta dalam dua minggu," katanya tanpa
melebih-lebihkan, dan berita-berita sungguhan mulai terjadi. Teddy Maynard
telah memastikan bahwa uang im akan benar-benar ada.
Dua puluh juta dalam dua minggu tidak pernah terjadi sebelumnya, dan di
akhir hari itu Washington menelan kisah tersebut. Kehebohan mencapai
puncak-nya wakm Lake diwawancara kembali secara langsung oleh dua dari tiga
jaringan stasiun televisi
dalam warta berita malam. Dia tampak mengesankan; senyum lobar, kata-kata
mengalir, setelan dan rambut bagus. Pria im layak dipilih.
Konfirmasi final bahwa Aaron Lake adalah kandidat serius datang menjelang
hari im berakhir, wakm salah seorang lawannya menyerangnya. Senator Britt
dari Maryland sudah setahun berkampanye dan memperoleh posisi kedua yang
mantap di New Hampshire. Dia telah mengumpulkan $9 juta, menghabiskan
jauh lebih banyak dari im, dan terpaksa membuang setengah waktunya untuk
memperoleh uang, bukan berkampanye. Dia bosan mengemis, bosan
mengurangi staf, bosan mencemaskan iklan-iklan TV, dan ketika seorang
reporter ber tanya padanya tentang Lake dan $20 jutanya, Britt menyembur,
"Im uang kotor. Tak satu pun kandidat jujur bisa mengumpulkan uang sebanyak
dan secepat itu." Britt sedang bersalaman di tengah hujan di pinm masuk
pabrik kimia di Michigan.
Komentar uang kotor itu langsung disambar pers dan segera menyebar ke
mana-mana. Aaron Lake telah tiba. Senator Britt dari Maryland memiliki masalah-masalah lain, meskipun berusaha
melupakannya. Sembilan tahun lalu dia pergi ke Asia Tcnggara untuk menemukan beberapa
fakta. Seperti biasa, dia dan beberapa koleganya dari Kongres terbang naik
kelas satu, menginap di hotel-hotel bagus, dan makan lobster, semua dalam
rangka mcmpclajari kemiskinan di daerah itu dan menyelidiki sampai tuntas
soal kontroversi heboh gara-gara Nike dan penggunaan
tenaga kerja asing murah. pi awal perjalanan, Britt berkenalan dengan seorang
gadis di Bangkok. Dengan berpura-pura sakit, dia memutuskan tinggal lebih
lama, sementara teman-temannya melanjutkan pencarian fakta mereka ke
Laos dan Vietnam. Nama gadis itu Payka. dan bukan pelacur. Payka sekretaris Kedutaan Besar AS


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di Bangkok yang berusia dua puluh tahun. Karena gadis itu dibayar negaranya.
Britt merasa berhak tertarik padanya. Dia jauh dari Maryland, dari istri, lima
anak, dan para pemilihnya. Payka memikat dan cantik, serta ingin bersekolah
di Amerika Serikat. Apa yang tadinya cuma affair iseng dengan cepat berkembang jadi hubungan
asmara, dan Senator Britt harus memaksa diri untuk kembali ke Washington
Dua bulan kemudian dia kembali ke Bangkok karena, begitu yang
diberitahukannya pada istrinya, urusan yang mendesak tapi rahasia.
Selama sembilan bulan, dia pergi ke Thailand empat kali, selalu dengan
penerbangan kelas satu, selalu atas tanggungan pembayar pajak, sehingga para
pengeliling dunia di Senat pun mulai berbisik-bisik. Britt menghubungi koneksi-koneksinya di Departemen Luar Negeri, dan Payka tampaknya akan berangkat
ke Amerika Serikat. Gadis im tak pernah pergi. Pada pertemuan keempat dan yang terakhh*, Payka
memberitahu bahwa dia hamil. Dia Katolik dan aborsi bukanlah pilihan. Britt
menolaknya, mengatakan butuh wakm untuk berpikir, lalu terbang
meninggalkan Bangkok tengah malam. Pencarian fakta pun selesai. Di awal
kariernya di Senat, Britt, seorang garis
keras fiskal, sekali atau dua kali menarik perhatian publik dengan mengkritik
keborosan CIA. Teddy Maynard diam saja, namun jelas tidak suka jadi sorotan
seperti im. Arsip tipis tentang Senator Britt pun dikeluarkan dan diprioritaskan.
Wakm pria itu pergi ke Bangkok untuk kedua kalinya, CIA me-nguntitnya. Tentu
saja sang senator tidak tahu, tapi mereka duduk di dekatnya di dalam pesawat,
di kelas satu juga, dan mereka punya orang-orang di daratan Bangkok. Mereka
mengawasi hotel tempat kedua kekasih im menginap tiga hari. Mereka
memotret keduanya makan di berbagai restoran mahal. Mereka melihat
segalanya. Britt tidak sadar dan bodoh.
Belakangan, setelah si anak lahir, CIA memperoleh catatan rumah sakitnya, lalu
catatan medis untuk menghubungkan darah dan DNA. Payka tetap bekerja di
kedutaan, jadi mudah ditemukan.
Ketika anak im berusia satu tahun, dia difoto sedang dipangku Payka di taman
kota. Lebih banyak foto lagi setelah im, dan ketika berusia empat tahun dia
mulai samar-samar kelihatan seperti Senator Dan Britt dari Maryland.
Ayahnya sudah lama pergi, Semangat Britt untuk mencari fakta di Asia
Tenggara padam secara dramatis, dan dia mengalihkan perhatian ke tempat-tempat kritis lain di dunia. Akhirnya dia dicengkeram ambisi menjadi presiden,
penyakit para senator senior yang cepat atau lumbal mcnyerang mereka semua.
Dia tidak pernah mendengar kabar dari Payka, dan mimpi buruk itu pun mudah
dilupakan, Britt mempunyai lima anak sah, dan seorang istri
bawel. Mereka satu tim, Senator dan Mrs. Britt, bersama-sama memimpin isu
raksasa tentang nilai-nilai keluarga dan "Kita Harus Menyelamatkan Anak-anak
Kita!" Bersama-sama mereka menulis buku tentang cara membesarkan anak
dalam budaya sinting Amerika, meskipun anak suiting mereka baru berumur
tiga belas tahun. Ketika Presiden dipermalukan gara-gara p
etualangan seksualnya, Senator Britt jadi pe-rawan paling suci di Washington.
Dia dan istrinya berhasil menarik perhatian, dan uang pun mengalir dari
golongan konservatif. Senator sukses di kaukus-kaukus Iowa, berada di posisi
kedua dengan selisih sedikit di New Hampshire, tapi kehabisan uang dan
tenggelam dalam jajak pendapat.
Dia tenggelam makin dalam. Setelah hari kampanye yang melelahkan.
rombongannya menginap semalam di sebuah motel di Dearborn, Michigan. Di
sanalah si senator akhirnya berhadapan dengan anak nomor enam, meskipun
tidak secara langsung. Nama agen itu McCord, dan dia sudah seminggu membuntuti Britt dengan surat-surat keterangan pers palsu. Dia bilang dia bekerja di sebuah koran di
Tallahassee, tapi sebetulnya dia sudah sebelas tahun jadi agen CIA. Begitu
banyak reporter mengerubungi Britt, sehingga tidak ada yang berpikir untuk
mengecek. McCord mendekati seorang. ajudan senior, dan waktu rrrinum-minum tengah
malam di bar Holiday Inn dia member!tahu bahwa dia punya sesuatu yang bisa
menghancurkan Kandidat Britt. Katanya informasi tersebut diberikan padanya
oleh pihak saingan, Gubemur Tarry. Informasi itu berupa notes, dengan
bom di setiap halamannya: pengakuan dari Payka yang mengungkapkan detail-detail affair mereka; dua foto anaknya, foto terakhir diambil sebulan lalu, dan
si anak, sekarang bemsia tujuh tahun, makin mirip sang ayah; dan catatan-catatan perjalanan yang menunjukkan secara hitam di atas putih bahwa
Senator Britt menghambur-hamburkan $38,600 uang pembayar pajak untuk
melakukan affair di bagian lain dunia.
Kesepakatannya sederhana dan lugas: Mundur se-gera dari pencalonan, maka
kisah ini takkan diungkapkan. McCord, sebagai jurnalis, punya kode etik dan
tidak mau berurusan dengan sampan semacam im. Gubemur Tarry akan tutup
mulut kalau Britt mengundurkan diri. Mundur, dan Mrs. Britt sendiri pun tak
bakal tahu. Tak lama setelah pukul 01.00, di Washington, Teddy Maynard menerima
telepon dari McCord. Paket telah diserahkan. Britt akan mengadakan konferensi
pers besok siang. Teddy punya ratusan arsip tentang para politisi, masa lalu dan sekarang.
Sebagai kelompok mereka gampang dijebak. Taruh saja seorang wanita cantik
di hadapan mereka, dan kau memperoleh informasi untuk arsip mereka. Kalau
wanita tidak berhasil, uang selalu sukses. Awasi mereka bepergian, awasi
mereka naik ke tempat tidur bersama para pelobi, awasi mereka berhubungan
dengan pemerintahan asing mana pun yang cukup pintar untuk mengirim
banyak uang ke Washington, awasi mereka menyiapkan kampanye dan komite-
komite untuk mengumpulkan dana. Awasi saja,. dan arsip-arsip pun selalu
bcrtambah tebal. Dia berharap orang-orang Rusia segampang ini.
Meskipun membenci politisi sebagai suatu ^ lompok, dia menghargai beberapa
orang di antara mereka. Aaron Lake salah satunya. Orang itu tidak pernah
mengejar wanita, tidak pernah banyak minum atau menjadi pemabuk. tidak
pernah tampak terobsesi dengan uang, tidak pernah ingin menarik perhatian.
Makin mengawasi Lake, dia makin menyukainya.
Dia meminum pil terakhirnya untuk malam ini dan naik ke tempat tidur. Jadi
Britt beres. Sama sekali tidak rugi. Sayang dia tidak bisa membeberkan kisah
itu. Si munafik sok suci im pantas dihajar. Simpan dulu, katanya dalam hati.
Dan gunakan lagi. Suatu hari nanti Presiden Lake mungkin membutuhkan Britt,
dan bocah kecil di Thailand im mungkin bisa menolong.
Tujuh PICASSO menuntut Sherlock dan para narapidana lain yang tidak disebutkan
namanya untuk mendapatkan perintah pelarangan agar mereka berhenti
mengencingi mawar-mawarnya. Kencing yang tidak pada tempatnya tidak akan
mengganggu ketenteraman hidup di Trumble, tapi Picasso juga menginginkan
ganti rugi sebesar $500. Lima rams dolar merupakan masalah serius.
Perselisihan im sudah ada sejak musim panas lalu, wakm Picasso menangkap
basah Sherlock, dan asisten sipir akhirnya terpaksa turun tangan. Dia meminta
Majelis membereskan masalah tersebut. Tuntutan diajukan, lalu Sherlock
menyewa mantan pengacara bernama Ratliff, satu lagi pengelak pajak, untuk
mengulur waktu, memperlambat, menunda, dan mengajukan berbagai
permohonan tidak keruan, hal-hal yang biasa dilakukan orang-orang yang
mempraktekkan hukum di dunia luar. Namun taktik Ratliff tidak berhasil
terhadap Majelis, dan baik Sherlock maupun pengacaranya tidak dianggap oleh
panel. Taman mawar Picasso adalah sepetak tanah yang
dirawat dengan cermat di samping ruang olahraga. Dia butuh tiga tahun perang
birokratis untuk me-yaJdnkan orang-orang administrasi tingkat menengah di
Washington bahwa hobi seperti itu bersifat tera-peutik, karena Picasso
menderita beberapa kelainan. Begitu taman disetujui, sipir cepat-cepat
menandatangani suratnya, dan Picasso menggali dengan tangan. Dia
memperoleh mawar-mawarnya dari agen di Jacksonville, yang prosesnya butuh
setumpuk surat izin lagi.
Pekerjaannya, yang sesungguhnya adalah tukang cuci piling di kafeteria, dia
digaji tiga puluh sen per jam. Sipir menolak permintaannya untuk
diklasifikasikan sebagai tukang kebun, jadi mawar-mawarnya dipandang sebagai
hobi. Pada musim tanam, Picasso bisa dilihat asyik di petak kecilnya pagi-pagi
dan malam hari, bertumpu pada tangan dan kaki, me-nyiangi, menggali, dan
menyiram. Dia bahkan bicara pada bunga-bunganya.
Mawar-mawar yang dipermasalahkan berjenis Belinda s Dream, mawar pink
pucat, tidak terlalu indah, tapi tetap disayangi Picasso. Ketika bunga-bunga itu
tiba dari agen, semua orang di Trumble tahu. Picasso dengan penuh kasih
sayang menanam-nya di depan dan tengah tamannya.
Sherlock mulai mengencinginya karena ingin saja. Lagi pula dia tidak menyukai
Picasso karena terkenal suka berbohong, dan mengencingi mawar-mawarnya
rasanya pantas saja. Yang lain mengikuti. Sherlock menyemangati dengan
meyakinkan bahwa mereka sebetulnya membantu mawar-mawar tersebut
karena menambah pupuknya.
Belinda kehilangan warna pink-nya dan mulai memudar, Picasso kebingungan.
Seorang informan menyelipkan surat di bawah pintunya, dan terbongkarlah
rahasia im. Taman kesayangannya telah menjadi tempat kencing favorit. Dua
hari kemudian, dia meng-gerebek Sherlock, menangkap basah orang im, dan
dua pria kulit putih setengah baya bertubuh gemuk im pun bergulat habis-habisan di trotoar.
Tanamannya berubah warna jadi kuning pucat, dan Picasso mengajukan
tunmtan. Ketika tuntutannya akhimya sampai di pengadilan, setelah berbulan-bulan
diperlambat Ratliff, Majelis sudah muak. Mereka diam-diam menyerahkan kasus
tersebut pada Hakim Finn Yarber, yang ibunya dulu menanam mawar. Setelah
riset beberapa jam, dia memberitahu kedua temannya bahwa air seni ternyata
takkan mengubah warna tanaman im. Jadi dua hari sebelum sidang
pendahuluan, mereka mengambil keputusan: Mereka akan mengeluarkan
larangan supaya Sherlock dan teman-teman brengseknya tidak mengencingi
mawar-mawar Picasso, tapi mereka takkan mengabulkan tunmtan ganti
ruginya. Selama tiga jam mereka mendengarkan pria-pria dewasa bertengkar tentang
siapa kencing di mana dan kapan, dan seberapa sering. Sering Picasso,
bertindak sebagai pembela dirinya sendiri, nyaris menangis ketika membujuk
para saksinya agar bicara tentang teman-teman mereka. Ratliff, pengacara
untuk terdakwa, kejam, kasar, dan berlebihan, dan setelah satu jam jelaslah
dia memang pantas dipecat sebagai pengacara, apa pun kesalahannya dulu.
Hakim Spicer mengisi wakm dengan mempelajari
im skor-skor pertandingan basket college. Kalau sedang tidak bisa menghubungi
Trevor, dia pura-pura bertaruh, setiap pertandingan. Dia memperoleh sampai
$3,600 dalam dua bulan, di atas kertas. Dia sukses beruntun, menang dalam
permainan kartu,. olahraga, dan malam-malam sulit tidur karena berkhayal
tentang kehidupannya selanjutnya, di Vegas atau di Bahama, melakukannya
secara profesional. Dengan atau tanpa istrinya.
Hakim Beech mengerutkan kening dalam-dalam dan tampak seperti sibuk
mencatat, padahal sebetulnya dia sedang menulis konsep surat untuk Curtis di
Dallas. Curtis tidak sempat membalas surat terakhir, tapi Majelis memutuskan
memancingnya lagi. Menulis sebagai Ricky, Beech menjelaskan bahwa seorang
penjaga keji di unit rehabilitasi mengancam akan melakukan berbagai serangan
fisik hebat, kecuali kalau Ricky bisa memberikan "uang
perlindungan". Ricky
butuh $5,000 untuk menjaga keselamatannya dari binatang buas itu, dan
bisakah Curtis meminjami-nya"
"Bisakah kita lanjutkan ini"" tanya Beech keras-keras, sekali lagi menyela
Ratliff si mantan pengacara Waktu menjadi hakim sungguhan, Beech jago
melakukan trik membaca majalah sambil setengah mendengarkan para
pengacara berceloteh di depan juri. Teguran menggelegar dan tepat waktu dari
kursi hakim membuat semua orang tetap memperhatikan.
Dia menulis: "Permainan yang mereka mainkan di sini sangat kejam. Kami
datang dalam keadaan hancur berkeping-keping. Pelan-pelan mereka
membersihkan kami, mengeringkan kami, menyatukan kami lagi,
sepotong demi sepotong. Mereka menjernihkan pikiran kami, mengajari kami
disiplin dan rasa percaya diri, serta menyiapkan kami untuk kembali ke
masyarakat. Mereka hebat dalam melakukannya, namun membiarkan begajul-begajul tolol yang menjaga area ini menakut-nakuti kami, padahal kami rapuh,
dan dengan berbuat begim menghancurkan apa yang telah begim susah payah
kami satukan. Aku takut sekali pada orang ini. Aku bersembunyi di kamar wakm
seharusnya aku berjemur dan berlatih angkat berat. Aku tidak bisa tidur. Aku
merindukan alkohol dan obat bius untuk lari dari masalah ini. Tolong, Curtis,
pinjami aku $5,000 agar aku bisa membayar orang ini, supaya aku dapat
menyelesaikan rehabilitasiku dan pergi dari sini dalam keadaan utuh. Ketika
kita bertemu nanti, aku ingin dalam keadaan sehat dan tegap."
Bagaimana pendapat teman-temannya" Yang Mulia Hatlee Beech, hakim
federal, menulis surat seperti banci, memeras orang-orang tidak bersalah.
Dia tidak punya teman. Dia tidak punya aturan. Hukum yang dulu dijunjungnya
tinggi membuatnya berada di tempat ini, yang saat ini, di kafeteria penjara
memakai mantel paduan suara gereja kulit hitam yang berwarna hijau pudar,
mendengarkan segerombolan narapidana marah berdebat soal air kencing.
"Kau sudah delapan kali menanyakan hal im," bentaknya pada Ratliff, yang
jelas terlalu banyak menonton film pengacara jelek di televisi.
Karena ini kasus. Hakim Yarber, dia diharapkan untuk paling tidak tampak
seperti memperhatikan. Dia tidak memperhatikan, juga tidak peduli soal penampilan. Seperti biasa, dia
telanjang di balik toga dan dia duduk dengan kaki bersilang lebar,
membersihkan kuku jari kakinya yang panjang dengan garpu plastik.
"Menurutmu bunga-bungamu bakal jadi cokelat kalau aku memberakinya""
teriak Sherlock pada Picasso, dan tawa orang-orang meledak.
Tolong bahasanya," tegur Hakim Beech.
"Harap tenang," kata T. Karl, si petugas pengadilan, di bawah wig abu-abu
terangnya. Bukan tugasnya untuk menenangkan ruang sidang, tapi dia
melakukannya dengan baik dan Majelis membiarkannya. Hakim mengetuk-ngetukkan palu, berkata, "Tenang, Saudara-saudara."
Beech menulis: "Tolong bantu aku, Curtis. Aku tidak tahu mau minta tolong
pada siapa lagi. Aku mulai kacau. Aku takut kehilangan kontrol lagi. Aku takut
takkan pernah meninggalkan tempat ini. Cepatlah."
Spicer memasang $100 untuk Indiana atas Purdue, Duke atas Clemson, Alabama
atas Vandy, Wisconsin atas Illinois. Tahu apa dia tentang basket Wisconsin"
Bukan masalah. Dia penjudi profesional,*dan sangat lihaj. Jika $90.000-nya
masih terkubur di belakang gudang peralatan, dia akan memperbanyaknya jadi
satu juta dalam setahun melalui perjudian.
"Cukup," kata Beech, mengangkat kedua tangannya.
"Aku juga sudah mendengar cukup banyak," sambut Yarber, melupakan kuku
kakinya dan bersandar di meja.
Majelis berkumpul dan berunding seolah hasilnya akan menimbulkan preseden
serius, atau paling tidak mempunyai akibat luar biasa terhadap masa depan
yurisprudensi Amerika. Mereka mengerutkan kening, menggamk kepala, dan
bahkan tampak berdebat soal kasus ini. Sementara im, Picasso yang malang
duduk sendirian, hampir menangis, kehabisan energi akibat berbagai taktik
Ratliff. Hakim Yarber berdeham dan berkata, "Dengan suara dua banding satu, kami
telah mencapai kesepakatan. Kami akan mengeluarkan larangan bagi semua
narapidana untuk mengencingi mawar-mawar sialan itu, Siapa saja yang
ketahuan melanggarnya akan didenda $50. T
idak ada perkiraan kerugian untuk
saat ini." Dengan pengaturan wakm yang sempurna T. Karl menghantamkan palu dan
berteriak, "Sidang di-tangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Semua
harap berdiri." Tentu saja, tak ada yang bergerak.
"Aku ingin naik banding," seru Picasso.
"Aku juga," kata Sherlock.
"Jelas putusan yang baik," komentar Yarber, meraih toga dan berdiri. "Kedua
belah pihak tidak puas."
Beech dan Spicer berdiri juga, Majelis berbaris meninggalkan kafeteria.
Seorang penjaga berjalan ke tengah pihak-pihak yang bersidang dan para saksi
serta berkata, "Pengadilan bubar, boys. Kembalilah bekerja."
CEO Hummand, perusahaan di Seattle yang membuat misil dan peralatan
pengacau radar, dulu anggota
Kongres yang cukup dekat dengan CIA. Teddy Maynard kenal baik dengannya.
Waktu CEO itu mengumumkan dalam konferensi pers bahwa per-usahaannya
telah mengumpulkan $5 juta untuk kampanye Lake, CNN menginterupsi segmen
liposuction-nya untuk menyiarkan langsung berita tersebut Lima ribu pegawai
Hummand telah menulis cek masing-masing $1,000, jumlah maksimum yang
diizinkan hukum federal. CEO itu mengumpulkan semua cek tersebut dalam
kardus yang ditunjukkannya ke kamera-kamera, lalu terbang bersama cek-cek
itu naik jet Hummand ke Washington, tempat dia membawanya ke markas
besar Lake.

The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Haiti uang, dan kau akan menemukan pemenangmu. Sejak pengumuman Lake,
lebih dari sebelas ribu pegawai industri pertahanan dan pesawat dari tiga puluh
negara bagian telah menyumbang 8 juta lebih. Dinas Pos mengantarkan cek-cek
mereka dalam kardus-kardus. Serikat pekerja mereka mengirim hampir
sebanyak itu, ditambah janji 2 juta lagi. Orang-orang Lake menyewa sebuah
biro akuntansi D.C. hanya untuk memproses dan menghitung uang tersebut
CEO Hummand tiba di Washington di tengah suasana yang sangat riuh rendah.
Kandidat Lake naik jet pribadi lain, pesawat Challenger yang bamsan disewa
$400,000 sebulan. Ketika mendarat di Detroit dia dijemput dua mobil Suburban
hitam, keduanya masih gres, bam saja disewa seharga masing-masing $1,000.
Lake sekarang punya rombongan, sekumpulan orang yang ikut ke mana pun dia
pergi, dan meskipun yakin dia akan segera terbiasa dengan hal im, inula-mula
rasanya menggelisahkan juga. Orang-orang tak dikenal sepanjang wakm
mengelilinginya. Pria-pria muda bertampang muram dan bersetelan warna
gelap dengan mikrofon kecil di telinga, senjata menempel pada tabuh. Dua
agen Secret Service ikut dalam pesawatnya, dan tiga lagi menunggu bersama
Suburban. Dan dia didampingi Floyd dari kantor Kongresnya. Floyd adalah pria muda
berotak pas-pasan dari keluarga terkemuka di Arizona yang tidak pandai
melakukan apa pun selain jadi kacung. Sekarang Floyd jadi sopir. Floyd
mengemudikan salah satu Suburban, Lake di jok depan, dua agen dan seorang
sekretaris duduk di belakang. Dua ajudan dan tiga agen berjejalan di mobil
yang satu lagi, dan me-luncurlah mereka, menuju tengah kota Detroit tempat
wartawan-wartawan serius TV lokal sudah menunggu.
Lake tidak punya wakm untuk berpidato, berjalan-jalan di daerah perumahan,
makan ikan, atau berdiri di tengah hujan di luar pabrik-pabrik sibuk. Dia tidak
bisa berjalan kaki supaya disorot kamera, mengadakan rapat kota, atau berdiri
di antara reruntuhan di perumahan kumuh dan meneriakkan kebijakan-kebijakan yang gagal. Tidak cukup wakm untuk melakukan semua yang biasa
dilakukan para kandidat. Dia terlambat bergabung, tanpa landasan, tanpa akar,
tanpa dukungan lokal apa pun. Lake mempunyai wajah tampan, suara
menyenangkan, setelan bagus, pesan mendesak, dan sangat banyak uang.
Jika meyakinkan pemirsa TV bisa memenangkan pemilihan, Aaron Lake akan
habis-habisan melakukan- Dia menelepon Washington, bicara dengan orang-orang keuangannya, dan
diberitabu tentang pengumuman $5 juta itu. Dia tidak pemah mendengar
tentang Hiimmand. "Itu perusahaan publik"" tanyanya. Tidak, begitu
jawabannya. Sangat pribadi. Penjualan tahunannya kurang dari satu miliar.
Inovator di bidang pengacauan radar. Bisa menghasilkan miliaran jika orang
yang tepat memimpin militer dan mulai belanja lagi.
Sembilan belas juta dolar sekarang sudah
di tangan, rekor, tentu saja. Dan
mereka merevisi proyeksi me-reka. Kampanye Lake akan mengumpulkan $30
juta dalam dua minggu pertama.
Tidak mungkin bisa menghabiskan uang secepat its.
Dia melipat ponsel, mengembalikannya pada Floyd, yang tampaknya tersesat di
tengah lalu lintas. "Mulai sekarang kita pakai helikopter," seru Lake sarabil
menoleh pada sekretarisnya di belakang, yang menuliskannya dalam bentuk
kalimat perintah: Cari helikopter.
Lake bersembunyi di balik kacamata hitam dan mencoba menganalisis $30 juta.
Transisi dari seorang konservatif fiskal menjadi kandidat yang bepergian ke
sana kemari membuatnya canggung, namun uang itu harus dibelanjakan. Uang
itu bukan diperas dari para wajib pajak; uang itu diberikan. Dia bisa
merasionalisasi keadaannya. Setelah terpilih, dia akan melanjutkan
perjuangannya membela pekerja.
Dia memikirkan Teddy Maynard lagi, duduk di suatu ruangan gelap di dalam
Langley, kaki tertutup selimut, wajah mengemyit karena sakit, membujuk
108 orang-orang yang cuma dia yang bisa melakukannya, membuat uang bagai daun
berguguran dari pohon. Lake takkan pernah mengetahui apa saja yang
dilakukan Teddy untuknya, dia juga tidak ingin mengetahuinya.
Direktur Operasi Timur Tengah bernama Lufkin, pria yang sudah dua puluh
tahun dipercaya Teddy. Empat belas jam lalu dia berada di Tel Aviv. Sekarang
dia di kamar perang Teddy, tampak segar dan waspada. Pesannya harus
disampaikan langsung, dari mulut ke mulut, tidak melalui kabel, sinyal, atau
satelit. Dan apa yang dikatakan di antara mereka takkan pernah diulangi.
Sudah bertahun-tahun caranya seperti ini.
"Sebentar lagi kedutaan kita di Kairo akan diserang," kata Lufkin. Tidak ada
reaksi dari Teddy; tidak ada kerutan dahi, tidak ada ekspresi terkejut, tidak
ada kedipan mata, nihil. Sudah sering dia menerima kabar seperti itu.
Tidal"" "Ya. Letnan paling topnya terlihat di Kairo minggu lalu."
"Siapa yang melihat""
"Pihak Israel. Mereka juga membuntuti dua truk penuh bahan peledak dari
Tripoli. Semua tampak cocok."
"Kapan"" "Segera." "Seberapa segera"" "Dalam seminggu, kurasa." Teddy menarik telinga dan
memejamkan mata. Lufkin berusaha tidak memandang, dan tahu tidak ada Dia
menelepon Washington, bicara dengan orang, orang keuangannya, dan
diberitahu tentang pengumuman $5 juta itu. Dia tidak pernah mendengar
tentang Hummand. "Itu perusahaan publik"" tanyanya. Tidak, begitu
jawabannya. Sangat pribadi. Penjualan tahunannya kurang dari satu miliar.
Inovator di bidang pengacauan radar. Bisa menghasilkan miliaran jika orang
yang tepat memimpin militer dan mulai belanja lagi.
Sembilan belas juta dolar sekarang sudah di tangan, rekor, tentu saja. Dan
mereka merevisi proyeksi mereka. Kampanye Lake akan mengumpulkan $30
juta dalam dua minggu pertama.
Tidak mungkin bisa menghabiskan uang secepat itu.
Dia melipat ponsel, mengembalikannya pada Floyd, yang tampaknya tersesat di
tengah lalu lintas. "Mulai sekarang kita pakai helikopter," seru Lake sambil
menoleh pada sekretarisnya di belakang, yang menuliskannya dalam bentuk
kalimat perintah: Cari helikopter.
Lake bersembunyi di balik kacamata hitam dan mencoba menganalisis $30 juta.
Transisi dari seorang konservatif fiskal menjadi kandidat yang bepergian ke
sana kemari membuatnya canggung, namun uang itu harus dibelanjakan. Uang
itu bukan diperas dari para wajib pajak; uang itu diberikan. Dia bisa
merasionalisasi keadaannya. Setelah terpilih, dia akan melanjutkan
perjuangannya membela pekerja.
Dia memikirkan Teddy Maynard lagi, duduk di suatu ruangan gelap di dalam
Langley, kaki tertutup selimut, wajah mengernyit karena sakit, membujuk
orang-orang yang cuma dia yang bisa melakukannya, membuat uang bagai daun
berguguran dari pohon. Lake takkan pernah mengetahui apa saja yang
dilakukan Teddy untuknya, dia juga tidak ingin mengetahuinya.
Direktur Operasi Timur Tengah bernama Lufkin, pria yang sudah dua puluh
tahun dipercaya Teddy. Empat belas jam lalu dia berada di Tel Aviv. Sekarang
dia di kamar perang Teddy, tampak-segar dan waspada. Pesannya harus
disampaikan langsung, dari mulut ke mulut, tidak melalui kabel, sinya
l, atau satelit. Dan apa yang dikatakan di antara mereka takkan pernah diulangi.
Sudah bertahun-tahun caranya seperti ini.
"Sebentar lagi kedutaan kita di Kairo akan diserang," kata Lufkin. Tidak ada
reaksi dari Teddy; tidak ada kerutan dahi, tidak ada ekspresi terkejut, tidak
ada kedipan mata, nihil. Sudah sering dia menerima kabar seperti itu.
"Yidal"" "Ya. Letnan paling topnya terlihat di Kairo minggu lalu."
"Siapa yang melihat""
"Pihak Israel. Mereka juga membuntuti dua truk penuh bahan peledak dari
Tripoli. Semua tampak cocok." "Kapan"" "Segera."
"Seberapa segera"" "Dalam seminggu, kurasa." Teddy menarik telinga dan
memejamkan mata. Lufkin berusaha tidak memandang, dan tahu tidak ada
gunanya bertanya. Dia akan segera pergi, dan kembali ke Timur Tengah. Dan
dia akan menunggu. Serangan terhadap kedutaan mungkin saja terjadi tanpa
peringatan. Puluhan orang akan terbunuh dan tercabik-cabik. Kawah di kota
akan berasap berhari-hari, dan di Washington jari-jari akan menuding dan
tuduhan-tuduhan akan beterbangan. CIA akan disalahkan lagi.
Tak satu pun dari semua itu akan mengusik Teddy Maynard. Seperti yang telah
diketahui Lufkin, kadang Teddy membutuhkan teror itu untuk mencapai
keinginannya. Atau mungkin kedutaan akan diselamatkan, serangan itu digagalkan pasukan
komando Mesir yang bekerja sama dengan Amerika Serikat. CIA akan dipuji atas
intelijen luar biasanya. Itu pun takkan mengusik Teddy.
"Dan kau yakin"" tanyanya.
"Ya, seyakin-yakinnya orang dalam situasi seperti ini."
Lufkin, tentu saja, sama sekali tidak.tahu bahwa sang direktur tengah
merencanakan untuk memenangkan seorang presiden, Lufkin nyaris tidak
pernah mendengar tentang Aaron Lake. Terus terang, dia tak peduli siapa yang
memenangkan pemilihan. Dia sudah cukup lama di Timur Tengah, sehingga
tahu di sana tidak penting siapa yang menetapkan kebijakan Amerika.
Dia akan berangkat tiga jam lagi, naik Concorde ke Paris, akan tinggal di sana
sehari sebelum terbang ke Yerusalem.
- Pergilah ke Kairo," kata Teddy tanpa membuka mata.
"Tentu. Dan melakukan apa""
"Menunggu." "Menunggu apa""
"Menunggu bumi bergetar. Jauhi kedutaan."
Reaksi awal York adalah ngeri. "Kau tak bisa menyiarkan iklan sialan mi,
Teddy," katanya. "Ini untuk tujuh belas tahun ke atas. Belum pernah aku
melihat darah sebanyak ini."
"Aku menyukainya," kata Teddy, menekan tombol di remote. "Iklan kampanye
tujuh belas tahun ke atas. Belum pernah ada." t
Mereka menontonnya lagi. Iklan itu dimuki dengan bunyi bom, lalu gambar
barak-barak Marinir di Beirut; asap, puing-puing, kekacauan, para Marinir
dikeluarkan dari reruntuhan, mayat-mayat hancur, deretan tubuh Marinir yang
terincar kaku. Presiden Reagan berbicara pada pers dan menjanjikan
pembalasan. Namun ancamannya terdengar hampa. Lalu foto seorang tentara
Amerika berdiri di antara dua pria bersenjata yang memakai topeng. Terdengar
suara berat dan menyeramkan berkata, "Sejak 1980, ratusan warga Amerika
dibunuh teroris di seluruh dunia." Lokasi pengeboman lagi, lebih banyak darah
serta orang-orang yang selamat dan kebingungan, lebih banyak asap dan
kekacauan. "Kita selalu bersumpah akan membalas. Kita selalu mengancam
akan menemukan dan menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab."
Potongan-potongan gambar Presiden Bush pada dua kesempatan terpisah
dengan marah menjanjikan pembalasan-serangan lagi, lebih banyak mayat.
Kemudian gambar seorang teroris berdiri di
pintu pesawat, menyeret mayat seorang tentara Amerika. Presiden Clinton,
nyaris menangis, suaranya bergetar, berkata, "Kita takkan berhenti sampai kita
temukan pihak-pihak yang bertanggung jawab." Selanjutnya wajah tampan tapi
serius Aaron Lake, menatap kamera dengan sungguh-sungguh, masuk ke rumah
kita, mengatakan, "Faktanya adalah, kita tidak membalas. Kita bereaksi
dengan kata-kata, kita menggertak dan mengancam, namun kenyataannya kita
mengubur para korban, lalu melupakannya. Teroris memenangkan pertempuran
ini karena kita kekurangan keberanian untuk membalas. Saat saya jadi Presiden
Anda, kita akan menggunakan militer baru kita untuk melawan terorisme di
mana pun kita menemukannya. Tak sa
tu pun kematian warga Amerika tidak
dibalas. Saya berjanji Kita takkan dipermalukan tentara-tentara kumal yang
bersembunyi di pegunungan. Akan kita hancurkan mereka."
Iklan itu panjangnya persis enam puluh detik, biaya pembuatannya sangat
sedikit karena Teddy sudah punya gambarnya, dan akan mulai disiarkan pada
jam tayang utama 48 jam lagi. "Entahlah, Teddy," kata York. "Iklan ini
mengerikan." "Dunia memang mengerikan." Teddy menyukai iklan tersebut
dan itulah yang paling penting Lake keberatan mengenai darahnya, tapi segera
berubah pendapat. Pengenalan namanya naik sampai tiga puluh persen, namun
iklan-iklannya tetap tidak disukai.
Tunggu saja, begitu kata Teddy selalu pada dirinya sendiri. Tunggu sampai ada
lebih banyak mayat. Delapan TREVOR sedang meneguk segelas double latte dari Beach Java dan berdebat
dalam hati apakah akan menambahkan Amaretto untuk membantu
menghilangkan pusing pagi harinya ketika telepon itu masuk. Suite kantornya
yang penuh sesak tidak punya sistem interkom karena memang tidak
memerlukannya. Jan bisa meneriakkan saja pesan apa pun dari ujung koridor,
dan dia bisa balas berteriak kalau mau. Selama delapan tahun dia dan
sekretarisnya itu saling berteriak.
"Dari suatu bank di Bahama!" wanita itu memberitahu. Trevor nyaris
menumpahkan kopi ketika menyerbu telepon.
Si penelepon orang Inggris yang aksennya sudah melunak karena lama tinggal di
kepulauan itu. Transfer dalam jumlah besar telah diterima, dari sebuah bank di
Iowa. Seberapa besar, dia ingin tahu, menutupi mulut supaya Jan tidak bisa
mendengar. Seratus ribu dolar.
Trevor meletakkan telepon dan menambahkan
Amaretto, tiga seloki, dan meneguk minuman nikmat itu sambil tersenyum
miring pada dinding. Sepanjang kariernya tak pernah dia memperoleh bayaran
mendekati $33.000. Dia pernah sukses memperoleh ganti ragi $25.000 untuk
kasus kecelakaan mobil, mengambil bayaran $7.500, dan dalam dua bulan
menghabiskan semuanya. Jan tidak tahu-menahu tentang rekening di luar negeri dan rencana busuk yang
mengalirkan uang itu ke sana. jadi Trevor terpaksa menunggu sejam,
menelepon ke sana kemari, dan berusaha terlihat sibuk sebelum memberitahu
bahwa dia harus membereskan urusan penting di tengah kota Jacksonville, lalu
harus ke Trumble. Jan tidak peduli. Trevor memang selalu pergi dan dia punya
bacaan untuk mengisi waktu.
Trevor ngebut ke bandara, hampir tertinggal pesawat pulang-perginya, dan
minum dua bir selama penerbangan tiga puluh menit ke Fort Lauderdale,
kemudian dua lagi dalam perjalanan ke Nassau. Di darat, dia mengempaskan
diri ke taksi, Cadillac tahun 1974 yang dicat warna emas, tanpa AC, dan dengan
sopir yang juga habis minum. Udara panas dan basah, lalu lintas merayap, dan
kemeja Trevor melekat di punggungnya ketika mereka berhenti di pusat kota
dekat Geneva Trust Bank Building.
Di dalam, Mr. Brayshears menyambut dan membawa Trevor ke kantornya yang
kecil. Pria itu menyodorkan selembar kertas yang berisi detail-detail apa
adanya: transfer $100.000 berasal dari First Iowa Bank di Des Moines,
pengirimnya sebuah entitas tak berwujud bernama CMT Investments.
Penerimanya entitas generik lain bernama Boomer Realty, Ltd.
Boomer adalah nama anjing kesayangan Joe Roy
Spicer. Trevor menandatangani formulir-formulir untuk mentransfer $25.000 ke
rekeningnya sendiri yang terpisah di Geneva Trust, uang yang dirahasiakannya
dari sekretarisnya dan IRS-Dinas Pajak. Delapan ribu dolar sisanya diserahkan
dalam amplop tebal, uang kontan. Dia menjejalkannya dalam-dalam ke saku
celana panjang khaki-nyei, menjabat tangan kecil lembut Brayshears, dan
bergegas keluar gedung. Dia tergoda untuk tinggal beberapa hari, menyewa
kamar di pantai, duduk di kursi di tepi kolam, dan minum rum sampai berhenti
disajikan padanya. Godaan itu berkembang sampai titik di mana dia nyaris
kabur dari pintu bandara dan lari untuk memanggil taksi. Tapi akal sehatnya
menang, dia bertekad takkan menghabiskan uangnya kali ini.
Dua jam kemudian dia sampai di bandara Jacksonville, minum kopi pekat,
tanpa alkohol, dan menyusun rencana. Dia mengemudi ke Trumble, tiba pukul
16.30, dan menunggu Spi cer selama hampir setengah jam.
"Kejutan yang menyenangkan," kata Spicer datar ketika memasuki mang
pertemuan pengacara. Trevor tidak membawa tas kerja yang perlu diperiksa,
jadi penjaga menepuk saku-sakunya dan pergi ke luar. Uang kontannya
disembunyikan di balik karpet mobil Beetle-nya.
"Kita menerima $100.000 dari Iowa," kata Trevor, melirik pintu.
Spicer mendadak senang melihat pengacaranya. Dia tidak suka kata "kita" yang
dipakai Trevor tadi, dan kesal dengan bagian yang diperoleh pria itu Tapi tipuan ini takkan berhasil


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanpa bantuan dari luar, dan seperti biasa, pengacara itu keburukan yang
diperlukan. Sejauh ini, Trevor dapat dipercaya. "Ada di Bahama""
"Ya. Aku barusan dari sana. Uangnya tersimpan aman, 67.000."
Spicer menarik napas dalam dan menikmati kemenangan ini. Sepertiga dari
uang curian itu berarti $22.000 lebih untuknya. Sudah waktunya menulis
beberapa surat lagi! Dia merogoh saku kemeja seragam penjara warna zaitunnya dan mengeluarkan
lipatan potongan koran. Dia mengulurkan tangan, mempelajarinya sebentar,
lalu berkata, "Duke di Tech malam ini. Pasar taruhannya sebelas. Pasang
$5.000 untuk Tech." "Lima ribu"" "Yep."
"Aku belum pernah memasang lima ribu untuk pertandingan." "Bandarmu
seperti apa"" "Kecil-kecilan."
"Dengar, kalau dia bandar, dia pasti bisa menangani taruhan ini. Telepon dia
sesegera mungkin. Dia mungkin harus menelepon beberapa orang dulu, tapi
pasti bisa melakukannya."
"Baik, baik" "Bisa kau kembali besok"" "Barangkali."
"Berapa sih klienmu yang lak yang pernah membayarmu $33.000"" Tak ada."
"Tepat, jadi datanglah kemari pukul empat besok.
Aku punya beberapa surat untukmu."
Spicer meninggalkannya dan berjalan cepat-cepat dari gedung administrasi,
cuma mengangguk pada penjaga di jendela. Dia berjalan penuh semangat
melintasi halaman yang terawat, matahari Florida memanasi trotoar bahkan di
bulan Februari sekalipun. Kolega-koleganya asyik dengan tugas santai mereka
di perpustakaan, sendirian seperti biasa, jadi Spicer tidak ragu mengumumkan,
"Kita memperoleh seratus ribu dari si Quince di Iowa!"
Tangan Beech berhenti di atas keyboard. Dia memandang dari atas kacamata
baca, mulutnya ternganga, dan aJdiirnya berkata, "Kau bercanda."
"Tidak. Baru saja bicara dengan Trevor. Uangnya dikirim persis menurut
instruksi, sampai di Bahama tadi pagi. Si manis Ouincy lulus."
"Mari kita hajar dia lagi," kata Yarber, sebelum yang lain sempat
memikirkannya. "Quince"" "Tentu. Seratus pertama gampang, ayo kita peras dia sekali lagi. Apa ruginya
buat kita"" "Tak ada," sambut Spicer sambil tersenyum. Dia menyesal tidak
mengusulkannya lebih dulu. "
"Berapa"" tanya Beech.
"Kita coba lima puluh," jawab Yarber, mencomot angka itu seolah apa pun bisa
terjadi. Kedua temannya mengangguk dan memikirkan 50.000 berikutnya itu, lalu
Spicer memimpin dan berkata, "Dengar, ayo kita evaluasi keadaan kita
sekarang. Kurasa Curtis di Dallas sudah matang. Kita akan menyikat Quince
lagi. Bila rencana ini berhasil,
menurutku kita harus ganti persneling, makin agresif, tahu maksudku" Ayo kita
ambil sahabat pena masing-masing, kita analisis satu demi satu, dan tekan
lebih kuat." Beech mematikan komputer dan mengambil sebuah map. Yarber membereskan
meja kecilnya. Tipuan Angola mereka baru saja menerima suntikan modal
segar, dan bau uang haram begitu memabukkan.
Mereka mulai membaca semua surat lama, dan membuat konsep surat-surat
baru. Dengan cepat mereka memutuskan bahwa mereka butuh lebih banyak
korban. Lebih banyak iklan akan dipasang di halaman belakang majalah-majalah itu.
Trevor berhasil sampai Pete s Bar and Grill, tiba di sana tepat pada happy
hour, yang dimulai pukul 17.00 dan berlangsung sampai perkelahian pertama.
Dia menemukan Prep, seorang mahasiswa tingkat dua di North Florida yang
berusia 32 tahun, main biliar untuk $20 per game. Dana perwalian Prep yang
terus berkurang mewajibkan pengacara keluarganya membayarnya $2.000
sebulan selama dia tercatat sebagai mahasiswa. Sudah sebelas tahun dia jadi
mahasiswa tingkat dua. Prep juga bandar paling sibuk di Pete s, dan waktu Trevor berbisik bahwa dia
punya uang banyak un tuk taruhan pertandingan Duke-Tech, Prep bertanya,
"Berapa"" "Lima belas ribu," jawab Trevor, lalu meneguk bir.
"Kau serim"" tanya Prep, mengoleskan kapur ke tongkat biliar dan memandang
sekeliling meja yang penuh asap. Selama ini Trevor tidak pernah bertaruh lebih dari $100 pada satu
pertandingan. "Yep." Satu tegukan panjang lagi. Dia merasa beruntung. Kalau Spicer berani
mempertaruhkan $5.000 pada pertandingan itu, Trevor akan melipat-duakannya. Dia baru saja mendapat $33.000 yang bebas pajak. Jadi apa
salahnya kalau dia kehilangan sepuluh" Jumlah itu sebetulnya memang jatah
BAS kok. "Aku harus menelepon," kata Prep, mengeluarkan
ponsel. "Cepatlah. Pertandingan dimulai tiga puluh menit
lagi." Bartender-nya. adalah penduduk setempat yang belum pernah keluar dari
negara bagian Florida, tapi entah kenapa sangat tertarik pada Australian Rules
Football. Ada siaran langsung pertandingan dari Down Under, maka Trevor
terpaksa memberinya $20 supaya saluran TV dipindah ke pertandingan basket
ACC. Dengan taruhan $15.000 untuk Georgia Tech, tak mungkin tembakan Duke
meleset, paling tidak selama babak pertama. Trevor makan kentang goreng,
minum berbotol-botol, dan mencoba mengabaikan Prep, yang berdiri dekat
meja biliar di sudut gelap, menonton.
Pada babak kedua, Trevor nyaris menyogok si bartender supaya mengganti
saluran ke pertandingan Aussie lagi. Dia makin mabuk, dan dengan sisa waktu
sepuluh menit dia memaki-maki Joe Roy Spicer pada siapa saja yang mau
mendengar. Tahu apa orang kampung itu soal basket ACC" Duke unggul dua
puluh angka dengan sisa waktu pertandingan tinggal sembilan menit, ketika
point guard Tech bangkit dan melakukan tembakan tiga angka empat kali berturut-turut
Trevor mendapat Tech dan sebelas.
Pertandingan berlangsung ketat dengan sisa waktu satu menit lagi. Trevor tidak
peduli siapa yang menang. Dia sudah mengalahkan pasar taruhan. Dia
membayar tagihan, memberi tip bartender $ 100 lagi, lalu melambai dengan
gaya mencemooh pada Prep sambil berjalan keluar. Prep mengacungkan jari
tengahnya. Dalam kegelapan yang sejuk, Trevor berjalan lincah di sepanjang Atlantic
Boulevard, jauh dari lampu-lampu, melewati pondok-pondok musim panas
sewaan yang berdempetan, melewati rumah-rumah pensiunan rapi dengan cat
baru dan halaman terawat, menuruni tangga kayu tua ke pasir, tempat dia
melepas sepatu dan menyusuri tepi air. Temperatur sekitar 4,5" Celsius, tidak
ganjil untuk Jacksonville di bulan Februari, dan tak lama kemudian kakinya
sudah kedinginan dan basah.
Dia tidak terlalu merasakannya-$43.000 dalam sehari, bebas pajak, semua
tersembunyi dari pemerintah. Tahun lalu setelah dipotong pajak penghasilan
bersihnya $28.000, dan dia betul-betul harus memeras keringat-tawar-menawar dengan klien-klien yang terlalu miskin atau terlalu pelit untuk
membayar, menghindari ruang sidang, berurusan dengan makelar
dan bankir kelas teri, cekcok dengan sekretarisnya,
mengurangi pajak. Ah, nikmatnya punya uang kilat. Sudah lama dia
curiga pada kegiatan busuk Majelis, namun sekarang
hal itu terasa sangat brilian. Memeras orang-orang
yang tidak bisa mengadu. Pintar sekali.
Dan karena rencana itu sangat berhasil, dia tahu Spicer akan menambah
tekanan. Surat-surat akan semakin banyak, kunjungan ke Trumble semakin
sering. Sialan, dia rela ke sana tiap hari kalau perlu, membawa surat-surat,
menyogok para penjaga. Dia menyepak-nyepak air, sementara angin bertambah kencang dan ombak
menderu datang. Yang lebih pintar lagi adalah mencuri dari para pemeras, penjahat-penjahat
mantan hakim yang jelas tidak bisa mengadu. Pikiran itu menjijikkan, dia
nyaris malu memikirkannya, tapi bagaimanapun sah. Semua pilihan harus tetap
terbuka. Sejak kapan pencuri punya loyalitas"
Dia membutuhkan $1 juta, tidak lebih atau kurang. Dia sudah berkali-kali
menghitungnya, waktu sedang mengemudi ke Trumble, minum di Pete s,"
duduk di meja kerjanya di balik pintu terkunci. Sejuta dolar, dan dia bisa
menutup kantor kecilnya yang menyedihkan, mengembalikan izin prakteknya,
membeli perahu layar, dan seumur hidup mengikuti arah angin di sekitar
Karibia. Realisasi rencana nya itu sudah semakin dekat sekarang.
Hakim Spicer berguling lagi di tempat tidur bawah. Dia jarang bisa pulas di
kamarnya yang sempit ini, di tempat tidur mungil dengan teman sekamar
bertubuh kecil dan bau bernama Alvin mendengkur di atasnya. Alvin
menjelajahi Amerika Utara sebagai gelandangan selama puluhan tahun, namun
di usia tuanya merasa lelah dan lapar. Kejahatannya adalah perampokan
kendaraan pos pedesaan di Oklahoma.
Operasi penangkapannya sudah direncanakan besar-besaran ketika Alvin
mendatangi kantor FBI di Tulsa dan berkata, "Aku pelakunya." FBI sibuk
menyelidik selama enam jam untuk mengetahui kejahatannya. Bahkan hakim
pun tahu Alvin memang merencanakan semuanya. Dia menginginkan penjara
federal, bukan penjara negara bagian.
Tidur lebih sulit daripada biasanya, karena Spicer mengkhawatirkan
pengacaranya. Karena tipuan mereka berhasil, mereka sekarang berurusan
dengan uang dalam jumlah besar. Dan akan lebih banyak lagi. Makin banyak
yang dikumpulkan Boomer Realty di Bahama, makin besar godaan untuk Trevor.
Dia dan hanya dia yang bisa mencuri uang haram mereka dan membawanya
kabur. Tapi tipuan mereka bisa berhasil kalau ada kaki tangan di luar. Harus ada yang
menyelundupkan surat ke luar dan ke dalam. Harus ada yang mengumpulkan
uangnya Pasti ada cara untuk melangkahi pengacara itu, dan Joe Roy bertekad
menemukannya. Dia tak peduli meskipun seandainya harus tidak tidur sebulan.
Tak seorang pengacara pun boleh mengambil sepertiga uangnya, lalu mencuri
sisanya. Sembilan DEFENSEPAC, atau D-PAC, nama yang dengan cepat diketahui masyarakat luas,
masuk dengan menggegerkan ke arena keuangan politik yang kacau-balau.
Sepanjang sejarah tidak ada komite aksi politis yang tampil dengan dukungan
sekuat D-PAC. Modal awalnya berasal dari ahli keuangan Chicago bernama Mitzger, pria yang
memiliki kewarganegaraan ganda, Amerika dan Israel. Dia menyediakan satu
juta dolar pertama, yang habis kira-kira seminggu kemudian. Orang-orang kaya
Yahudi lainnya segera dilibatkan, meskipun identitas mereka ditutupi oleh
berbagai perusahaan dan rekening bank luar negeri. Teddy Maynard tahu
bahaya yang timbul jika sekumpulan Yahudi kaya menyumbang terang-terangan
dan terorganisir untuk kampanye Lake. Dia meminta bantuan teman-teman
lama di Tel Aviv untuk mengatur uang tersebut di New York.
Mitzger liberal kalau menyangkut masalah politik, namun tidak ada isu
sepenting keamanan Israel Aaron Lake terlalu moderat dalam masalah-masalah
sosial, tapi juga sangat serius tentang militer baru. Stabilitas Timur Tengah tergantung
pada Amerika yang kuat, setidaknya begitulah pendapat Mitzger.
Suatu hari dia menyewa suite di Willard di D.C., dan keesokan siangnya dia
telah mengontrak satu lantai suatu gedung perkantoran di dekat Dulles. Stafnya
dari Chicago bekerja 24 jam sehari untuk membereskan detail-detail rumit
yang dibutuhkan untuk secara kilat melengkapi tempat seluas 3.700 meter
persegi dengan teknologi paling mutakhir. Dia sarapan pada pukul 06.00 dengan
Elaine Tyner, pengacara pelobi dari sebuah biro raksasa Washington, yang
dibangunnya sendiri dengan tekad baja dan banyak klien minyak. Tyner berusia
enam puluh tahun dan akhir-akhir ini dipandang sebagai pelobi paling berkuasa
di Washington. Sambil menikmati bagel dan jus, dia setuju untuk mewakili D-PAC dengan uang muka $500.000. Bironya segera akan mengirim dua puluh
associate dan asisten sebanyak itu juga ke kantor-kantor baru D-PAC yang akan
dipimpin salah satu partnernya. Satu seksi akan khusus bertugas mengumpulkan
uang. Satu seksi lagi akan menganalisis dukungan Kongres untuk Lake dan
memulai, mula-mula dengan halus, proses sensitif mengumpulkan dukungan
dari senator, perwakilan, dan bahkan gubernur. Itu bukan tugas yang mudah;
sebagian besar sudah terikat pada kandidat-kandidat lain. Namun satu seksi
lagi tidak akan melakukan apa pun selam riset-perangkat keras militer,
biayanya, perlengkapan baru, senjata di masa depan, ino-vasi Rona dan Cina-
apa saja yang mungkin perlu diketahui kandidat Lake,
Tyner sendiri akan bertugas mengumpulkan uang
dari pemerintahan asing, salah satu keahl
iannya. Dia sangat dekat dengan
Korea Selatan, menjadi perwakilan mereka di Washington selama sepuluh tahun
terakhir ini. Dia mengenal semua diplomat, usahawan, orang penting. Hanya
sedikit negara yang bisa lebih senang daripada Korea Selatan jika militer
Amerika Serikat ditingkatkan.
"Aku yakin mereka mau memberi minimal lima juta," katanya yakin.
"Setidaknya, di tahap awal." T
Berdasarkan ingatan, dia menyusun daftar dua puluh perusahaan Prancis dan
Inggria yang memperoleh paling tidak seperempat dari penjualan tahunan
mereka dari Pentagon. Dia akan segera menggarap mereka.
Tyner khas pengacara Washington zaman sekarang. Sudah lima belas tahun dia
tidak masuk ruang sidang, dan semua peristiwa penting dunia berawal dari
dalam Beltway dan mempengaruhinya.
Tantangan yang ini belum pernah dihadapinya- membuat seorang kandidat tak
dikenal yang ikut pencalonan di saat terakhir, yang saat ini dikenal 30 persen
rakyat dan didukung 12 persen, terpilih jadi presiden. Namun apa yang dimiliki
kandidat mereka, tidak seperti pecundang-pecundang lain yang ikut-ikutan dan
terdepak dari pemilihan presiden, adalah dana yang kelihatannya tak terbatas.
Tyner dibayar mahal untuk membuat puluhan politisi menang dan kalah, dia
punya keyakinan tak tergoyahkan bahwa uang akan selalu menang. Beri dia
uang, dan dia bisa membuat siapa saja menang atau kalah.
Sepanjang minggu pertama kehadirannya, D-PAC
bekerja dengari energi meluap-luap. Kantor-kantornya buka 24 jam sehari,
sementara orang-orang Tynei mendirikan kantor dan menyerbu. Kegiatan
pengumpulan uang itu menghasilkan daftar panjang komputer dari pegawai
jam-jaman di bidang pertahanan dan industri terkait, lalu menghujani mereka
dengan surat berisi permintaan sumbangan. Daftar lain berisi nama-nama
28.000 pegawai kerah putih pertahanan yang bergaji $50.000 lebih per tahun.
Mereka dikirimi permohonan dalam bentuk lain.
Para konsultan D-PAC yang mencari dukungan menemukan lima puluh anggota
Kongres yang distriknya memiliki pekerjaan pertahanan paling banyak Tiga
puluh tujuh ingin dipilih kembali, yang membuat kerja D-PAC jauh lebih
mudah. D-PAC akan menangani akar. para pegawai pertahanan dan bos
mereka, serta menyelenggarakan kampanye telepon besar-besaran untuk
memperoleh dukungan bagi Aaron Lake dan lebih banyak anggaran belanja
militer. Enam senator dari negara-negara bagian yang sarat dengan industri
pertahanan memiliki lawan tangguh pada bulan November, dan Elaine Tyner
merencanakan makan siang dengan mereka masing-masing.
Dana tak terbatas lama-lama disadari juga di Washington. Seorang anggota
Kongres baru dari Kentucky, salah satu yang terendah dari 435 orang, sangat
membutuhkan uang untuk berjuang dalam kampanye di kampung halaman yang
tampaknya takkan dimenangkannya. Tidak ada yang pernah mendengar tentang
anak malang itu. Dia tidak buka mulut selama dua tahun pertamanya, dan
sekarang rival-rivalnya di kam-halaman telah menemukan lawan yang menarik
baginya. Tidak ada yang mau memberinya uang. Dia mendengar desas-desus,
melacak Elaine Tyner, dan pembicaraan mereka kira-kira seperti ini:
"Berapa uang yang kaubutuhkan"" tanya Elaine.
"Seratus ribu dolar." Anggota Kongres itu mengernyit, Elaine tidak.
"Bisa kau mendukung Aaron Lake jadi presiden""
"Aku akan mendukung siapa saja asal imbalannya cocok."
"Bagus. Kami akan memberimu 200.000 dan
mengurus kampanyemu." "Silakan."
Sebagian besar tidak segampang itu, namun D-PAC berhasil membeli delapan
dukungan dalam sepuluh hari pertama keberadaannya. Semuanya anggota
Kongres tak menonjol yang dulu bertugas bersama Lake dan cukup menyukai


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pria itu. Strateginya adalah membariskan mereka di depan kamera satu atau
dua minggu sebelum hajatan besar Super Tuesday, 7 Maret. Makin banyak
makin meriah. Namun mayoritas sudah terikat dengan kandidat-kandidat lain.
Tyner bergerak cepat, kadang-kadang sampai tiga kali sehari makan bersama
para tokoh penting, semua ditanggung D-PAC. Tujuannya adalah mom beri tahu
orang-orang bahwa klien gresnya telah tiba, punya banyak uang, dan
menunggang kuda hitam yang segera akan melesat meninggalkan yang lain. Di
k ota di mana bicara merupakan industri tersendiri, dia tidak sulit
menyebarluaskan pesannya.
Istri Finn Yarber datang ke Trumble tanpa memberitahu lebih dulu, kunjungan
pertamanya dalam sepuluh bulan. Dia memakai sandal kulit lusuh, rok denim
kotor, blus longgar dengan hiasan manik-manik dan bulu-bulu, serta segala
macam aksesori tua hippie di leher, pergelangan tangan, dan kepalanya.
Rambutnya yang sudah beruban dipangkas pendek seperti laki-laki dan
ketiaknya berbulu, dia tampak sangat mirip pengungsi kelelahan dari tabun
enam puluhan. Finn sama sekali tidak gembira waktu diberitahu bahwa istrinya
menunggu di depan. Nama wanita itu Carmen Topolski-Yocoby, nama panjang yang digunakannya
sebagai senjata sepanjang usia dewasanya. Dia pengacara feminis radikal di
Oakland dengan spesialisasi membela kaum lesbian yang menuntut akibat
pelecehan seksual di kantor. Jadi setiap kliennya adalah wanita marah yang
melawan atasan marah. Kantor memang menyebalkan.
Dia menikah dengan Finn selama tiga puluh tahun-menikah, tapi tidak selalu
tinggal bersama. Finn tinggal bersama wanita-wanita lain; sang istri tinggal
bersama pria-pria lain. Waktu masih pengantin baru, mereka tinggal serumah
dengan pasangan-pasangan lain, setiap minggu kombinasinya berbeda.
Keduanya datang dan pergi. Selama periode enam tahun mereka tinggal
bersama dalam hubungan monogami yang kacau-balau, dan menghasilkan dua
anak, tak satu pun sukses.
Mereka berkenalan di medan juang Berkeley pada tahun 1965, sama-sama
memprotes perang dan kejahatan-kejahatan lain, sama-sama mahasiswa
hukum, sama-sama membaktikan diri pada landasan moral tinggi pembahan
sosial Mereka bekerja tak
kenal lelah untuk mendaftar para pemilih. Mereka memperjuangkan
kepentingan pekerja migran. Mereka
ditangkap waktu Tet Offensive. Mereka merantai diri di pohon redwood.
Mereka melawan orang-orang Kristen di sekolah-sekolah. Mereka menuntut atas
nama ikan paus. Mereka berdemonstrasi di jalanan
San Francisco, untuk alasan apa pun.
Dan mereka banyak minum, berpesta penuh semangat, dan menyukai budaya
obat bius; mereka selalu bergerak dan tidur dengan siapa saja, ini tidak apa-apa karena mereka punya standar moralitas sendiri. Tentu saja, mereka kan
berjuang membela orang Meksiko dan pohon redwoodl Mereka pasti orang baik!
Sekarang mereka lelah. Istrinya malu karena sang suami, laki-laki brilian yang entah bagaimana bisa
sampai di Mahkamah Agung California, sekarang dikurung di penjara federal.
Yarber lega penjaranya di Florida dan bukan California; kalau tidak istrinya
bisa-bisa lebih sering berkunjung. Penjara pertamanya di dekat Bakers-field,
tapi dia berhasil membuat dirinya dipindahkan.
Mereka tidak pernah berkirim surat, tidak pernah menelepon. Istrinya lewat
tempat ini karena punya saudara perempuan di Miami,
"Kulitmu bagus," kata istrinya. "Kau kelihatannya sehat."
Dan kau keriput seperti buah prune tua, pikir Finn, Sialan, wanita itu tampak
kuno dan lelah. "Apa kabar"" dia bertanya, sebetulnya tidak peduli. "Sibuk.
Aku terlalu keras bekerja." "Bagus." Bagus bahwa dia bekerja dan punya
penghasilan, sesuatu yang selama bertahun-tahun kadang dilakukannya, kadang
tidak. Finn masih harus menjalani hukuman lima tahun lagi sebelum bisa
mengentakkan debu Trumble dari kakinya yang kapalan dan telanjang. Dia tak
berniat kembali pada istrinya, atau ke California. Jika dia bertahan hidup, yang
setiap hari diragukannya, dia akan keluar pada usia 65 tahun, dan impiannya
adalah menemukan tempat di mana IRS, FBI, serta bajingan-bajingan
pemerintah berakronim lainnya tidak punya yurisdiksi. Finn begitu membenci
pemerintahnya sendiri sampai berencana melepaskan kewarganegaraannya dan
mencari kewarganegaraan lain.
"Kau masih minum"" tanyanya. Tentu saja dia sendiri sudah tidak, meskipun
sesekali berhasil memperoleh ganja sedikit dari salah satu penjaga.
"Aku masih waras, terima kasih atas pertanyaannya."
Setiap pertanyaan merupakan ejekan, setiap jawaban merupakan ejekan
balasan. Yarber sejujurnya ingin tahu kenapa istrinya datang. Lalu, dia
mengetahuinya " "Aku memutuskan untuk bercerai," kata wanita itu.
Y arber mengangkat bahu seolah mengatakan, "Kenapa repot-repot" Tapi dia
malah berkata, "Mungkin bukan ide yang jelek." "Aku menemukan orang lain,"
kata istrinya. "Laki-laki atau perempuan"" dia bertanya, cuma karena
penasaran. Tak ada yang bisa mengejutkannya. "Laki-laki yang lebih muda."
Dia mengangkat babu lagi dan hampir berkata, "Teruskan, old girl"
"Dia bukan yang pertama," kata Finn.
"Tak usah kita bahas," kata istrinya.
Finn setuju saja. Dia selalu mengagumi kehebatan
seksualitas istrinya, staminanya, tapi sulit membayangkan wanita tua ini
melakukannya secara teratur. "Tunjukkan surat-suratnya padaku," katanya.
"Akan kutandatangani." "Akan sampai di sini seminggu lagi. Tak ada yang diperebutkan, karena begitu
sedikit yang kita miliki akhir-akhir ini."
Di masa jayanya, Hakim Yarber dan Ms. Topolsky-Yocoby secara bersama
mengajukan permohonan untuk menghipotekkan rumah di distrik marina San
Francisco. Permohonan tersebut, dibuat bersih dari chauvinisme, seksisme,
rasisme, dan pembedaan umur, ditulis oleh pengacara-pengacara California
yang takut dituntut pihak yang tersinggung, menunjukkan celah di antara
aktiva dan pasiva sebesar hampir sejuta dolar.
Sejuta dolar sebetulnya tidak jadi masalah bagi mereka. Mereka terlalu sibuk
melawan perusahaan penebang kayu dan petani sembrono, dan sebagainya.
Mereka malah bangga pada sedikitnya harta mereka.
California adalah negara bagian harta bersama, yang secara kasar berarti
pembagian secara rata. Surat cerainya akan mudah ditandatangani, karena
banyak alasan. Dan ada satu alasan yang tidak akan pernah diberitahukan Finn. Tipuan Angola
menghasilkan uang, tersembunyi dan kotor, serta tak bisa disentuh badan rakus
apa pun. Ms. Carmen takkan pernah mengetahuinya.
130 Finn tidak tahu pasti bagaimana tentakel-tentakei harta bersama bisa
mencapai rekening bank rahasia di Bahama, tapi dia tidak punya rencana untuk
mengetahuinya. Tunjukkan surat-suratnya, dengan senang hati dia akan
menandatanganinya. Mereka berhasil berbincang-bincang beberapa menit tentang para teman lama.
percakapan yang singkat karena sebagian besar teman telah hilang. Ketika
mereka mengucapkan salam perpisahan, tak ada kesedihan, tak ada
penyesalan. Pernikahan mereka sudah lama mati. Mereka lega masalahnya
sudah beres. Finn mengucapkan selamat jalan, tanpa pelukan sedetik pun. lalu pergi ke
trek, di mana dia melepas celana sehingga hanya memakai celana pendek dan
berjalan satu jam di bawah sinar matahari.
Sepuluh LUFKIN tengah menghabiskan hari keduanya di Kairo dengan makan malam di
kafe pinggir jalan di Shari el-Corniche, di bagian Garden City kota itu. Dia
meneguk kopi pahit kental dan mengamati para pedagang menutup toko
mereka- para penjual karpet, mangkuk kuningan, tas kulit, dan linen dari
Pakistan, semua untuk turis. Tak sampai enam meter dari tempatnya, seorang
pedagang tua dengan cermat melipat tendanya, lalu meninggalkan tempatnya
berjualan tanpa bekas. Lufkin tampak berbaur dengan kehidupan modem Arab-celana panjang putih,
jas khaki tipis, topi fedora putih yang diturunkan sampai dekat mata. Dia
memandang dunia dari balik topi dan kacamata hitam. Wajah dan lengannya
cokelat terbakar matahari dan rambutaya yang berwarna gelap dipotong sangat
pendek. Dia berbicara dalam bahasa Arab tanpa cacat dan bergerak lincah dari
Beirut ke Damaskus ke Kairo. dia menginap di hotel EL NIil di tepi sungai Nil,enam blok yang padat
dari sini,ketika sedang berjalan-jalan di kota, tiba-tiba dia didatangi orang asing kurus tinggi dengan
bahasa Inggris sekadarnya, Mereka sudah cukup lama kenal sehingga saling
mempercayai, dan melanjutkan perjalanan.
"Menurut kami, malam inilah saatnya," kata penghubung itu, matanya juga
tersembunyi. Teruskan."
"Ada pesta di kedutaan." "Aku tahu."
"Ya, tempat yang pas. Banyak orang lalu lalang. Bomnya akan diletakkan"di
dalam van" "Van macam apa"" -."Kami tak tahu." "Ada lagi""
"Tidak," sahutnya, lalu menghilang di tengah kerumunan.
Lufkin minum Pepsi di bar hotel, sendirian, dan berpikir untuk menelepon
Teddy. Tapi sudah empat hari berlalu sejak dia bertemu orang itu di Langley,
dan Te ddy belum menghubungi. Mereka sudah pernah membicarakan masalah
ini. Teddy takkan ikut campur. Akhir-akhir ini Kairo tempat yang berbahaya
bagi orang Barat, dan tidak ada yang bisa menyalahkan CIA karena tidak
menghentikan serangan. Akan ada tuduhan dan tudingan yang biasa, namun
kengeriannya akan cepat-cepat dijejalkan ke celah-celah ingatan nasional,
kemudian dilupakan. Mereka harus memikirkan kampanye, lagi pula dunia
berputar kencang. Dengan begitu banyak penyerbuan, penyerangan, dan
kekerasan di tanah air dan luar negeri, orang-orang Amerika sudah kebal.
Berita 24 jam, kilasan berita nonstop, di suatu tempat di dunia selalu ada
krisis. Berita-berita paling hangat, kejutan di Tini dan kejutan di sana, dan tak lama
kemudian kau sudah tidak bisa mengikuti perkembangannya saking banyaknya.
Lufkin meninggalkan bar dan pergi ke kamar. Dari jendelanya di lantai empat,
kota terhampar bagai tak berujung, membangun kericuhan selama berabad-abad. Atap Kedutaan Besar Amerika persis di depannya, terpisah satu setengah
kilo lebih. Dia membuka buku karangan Louis L Amour, dan menunggu acara kembang api
dimulai. Truk itu adalah van panel Volvo dua ton, dari lantai sampai langit-langitnya
penuh dengan satu setengah ton bahan peledak plastik yang dibuat di Rumania.
Di pintunya tertulis mencolok nama katering terkenal di kota ini, perusahaan
yang sering datang ke sebagian besar kedutaan negara-negara Barat Mobil itu
diparkir di dekat pintu barang, di ruang bawah tanah.
Sopir truk itu tadinya orang Mesir ramah bertubuh besar yang dipanggil Shake
oleh para Marinir yang menjaga kedutaan. Shake sering datang, mengangkut
makanan dan persediaan ke dan dari acara-acara sosial. Sekarang Shake
terkapar kaku di lantai truknya, sebutir peluru tertanam di otaknya.
Pukul 22.10, bom diledakkan dengan alat kontrol jarak jauh, dilakukan oleh
teroris yang bersembunyi di seberang jalan. Begitu menekan tombol yang
tepat, pria itu merunduk di belakang mobil, takut melihat
Ledakan itu menghancurkan tiang-tiang penyangga jauh di dalam ruang bawah
tanah, jadi kedutaan ambruk ke satu sisi. Serpihan berhamburan sejauh
berblok-blok. Sebagian besar gedung-gedung di dekatnya mengalami kerusakan
struktur. Jendela-jendela dalam radius 400 meter retak.
Lufkin sedang tidur di kursi waktu ledakan itu terjadi. Dia melompat berdiri,
berjalan ke balkon sempit, dan memandang kepulan debu. Atap kedutaan tidak
kelihatan lagi. Beberapa menit kemudian tampak lidah api, dan mulai
terdengar sirene yang tak putus-putus. Dia menyandarkan kursi pada pagar
balkon, dan duduk menunggu. Takkan ada yang tidur. Enam menit setelah
ledakan, listrik Garden City padam, dan Kairo gelap gulita, hanya diterangi
cahaya oranye api di Kedutaan Besar Amerika. Dia menelepon Teddy.
Setelah si teknisi, pembersih Teddy, meyakinkan Lufkin bahwa saluran sudah
aman, suara pria tua itu terdengar sangat jelas, seakan mereka mengobrol dari
New York ke Boston. "Ya, Maynard di sini."
"Aku di Kairo, Teddy. Menonton kedutaan kita terbakar."
"Kapan terjadinya""
"Kurang dari sepuluh menit yang lalu." "Seberapa besar-"
"Sulit mengetahuinya. Aku di hotel satu setengah kilo lebih dari sana. Habis-habisan, menurutku."
"Telepon aku sejam lagi. Malam ini aku berjaga di kantor"
"Beres," Teddy mendorong dirinya sendiri ke komputer, menekan beberapa tombol, dan
dalam beberapa detik menemukan Aaron Lake, Kandidat itu sedang dalam
perjalanan dari Philadelphia ke Atlanta, naik pesawat
barunya yang mengilat. Di saku Lake ada telepon, unit digital aman sebesar
pemantik rokok. Teddy menekan beberapa angka lagi, telepon itu terhubung, dan Teddy bicara
pada monitor, "Mr. Lake, ini Teddy Maynard."
Siapa lagi" pikir Lake. Orang lain tidak bisa menggunakan telepon ini.
"Anda sendirian"" tanya Teddy.
"Tunggu sebentar."
Teddy menunggu, lalu suara itu kembali. "Saya di dapur sekarang," Lake
memberitahu. "Pesawat Anda dilengkapi dapur""
"Dapur kecil, ya. Pesawatnya sangat nyaman, Mr. Maynard."
"Bagus. Dengar, maaf mengganggu Anda, tapi saya ingin mengabarkan. Mereka
mengebom Kedutaan Besar Amerika di Kairo lima belas menit lalu."
"Si apa"" "Jangan tanya itu." "Maaf."
"Pers akan menyerbu Anda. Menyingkirlah sebentar, siapkan komentar.
Sekaranglah saat yang tepat untuk menyampaikan keprihatinan bagi para
korban dan keluarga mereka. Singgung masalah politik sesedikit mungkin, tapi
pertahankan juga sikap keras Anda. Iklan-iklan Anda bagai ramalan sekarang,
jadi perkataan Anda akan berkali-kali diulangi."
"Akan saya lakukan sekarang."
"Telepon saya begitu Anda sampai di Atlanta."
"Baik." Empat puluh menit kemudian, Lake dan rombongannya mendarat di Atlanta.
Pers telah diberitahu tentu kedatangannya, dan seiring turunnya abu di Kai
kerumunan pers sudah menunggu. Belum ada gamb langsung dari kedutaan,
tapi beberapa kantor bei melaporkan bahwa "ratusan" telah terbunuh.
Di terminal kecil untuk pesawat pribadi, La berdiri di hadapan sekelompok
reporter yang penuh semangat, membawa kamera dan mikrofon, yan lain
membawa alat perekam kecil, ada juga yang cuma membawa notes. Dia bicara
dengan muram tanpa teks, "Saat ini, kita harus mendoakan orang orang yang
telah terluka dan terbunuh oleh kekejaman ini. Hati dan doa kita bersama
mereka dan keluarga mereka, juga bersama regu penolong. Saya takkan
mempolitisir peristiwa ini. tapi saya akan mengatakan bahwa absurd jika
negara ini lagi-lagi menderita karena teroris. Saat saya menjadi presiden, tak
satu pun warga Amerika akan mati sia-sia. Saya akan menggunakan militer baru
kita untuk menemukan dan memusnahkan kelompok teroris mana saja yang
merugikan rakyat Amerika yang tak bersalah. Itu saja yang ingin saya
sampaikan." Dia berjalan pergi, mengabaikan teriakan dan pertanyaan dan gerombolan
anjing lapar itu. Brilian, pikir Teddy, sambil menonton siaran langsung dari bungkernya. Cepat,
penuh perasaan, tapi sekeras baja Luar biasa. Sekali lagi dia memuji dirinya
sendiri karena memilih kandidat sebagus itu.
Waktu Lufkin menelepon lagi, di Kairo sudah lewat tengah malam. Api telah
dipadamkan dan mereka mengeluarkan mayat-mayat secepat mungkin. Banyak
yang terkubur di, dalam reruntuhan. Dia satu
" blok dari situ, di belakang barikade tentara, menonton bersama ribuan orang
lain. Tempat itu kacau-balau, asap dan abu menyesakkan napas. Sepanjang
kariernya, Lufkin sudah beberapa kali melihat langsung lokasi pengeboman, dan
yang ini parah, begitu dia melaporkan.
Teddy meluncur di sekeliling kamar dan kembali menuang secangkir kopi tanpa
kafein. Iklan-iklan teror Lake akan dimulai saat jam tayang utama. Khusus
malam ini kampanye akan menghabiskan tiga juta untuk membanjiri negeri ini
dengan ketakutan dan kengerian. Mereka akan menarik semua iklan itu besok,


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mengumumkannya sebelumnya. Sebagai penghormatan pada para korban
dan keluarga mereka, kampanye Lake untuk sementara akan menghentikan
iklannya. Dan mereka akan memulai jajak pendapat besok siang, secara besar-besaran.
Kandidat Lake melesat. Pemilihan pendahuluan Arizona dan Michigan tidak
sampai seminggu lagi. Gambar-gambar pertama dari Kairo menampakkan seorang reporter awut-awutan yang memunggungi barikade militer, tentara-tentara mengawasinya
dengan galak seolah dia mungkin saja akan ditembak kalau sekali lagi mencoba
menerjang maju. Sirene meraung-raung di segala penjuru; lampu-lampu
menyambar. Tapi reporter itu cuma tahu sedikit. Bom dahsyat telah meledak
jauh di bawah kedutaan pada pukul 22.20 ketika di sana sedang ada pesta;
tidak ada kepastian tentang korban, tapi pasti banyak, janjinya. Area itu
dikelilingi tentara, dan antuk jaga-jaga mereka telah menutup ruang udara
supaya, tidak ada pengambilan gambar dari helikopter, tentu saja.
Sampai saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab, namun untuk
sekadar informasi dia menyebut ten nama tiga kelompok radikal sebagai
tersangka. "Bisa saja salah satu di antaranya, bisa saja orang lain." karanya sok tahu.
Karena tidak diizinkan meng ambil gambar, kamera terpaksa tetap bersama
reporter, dan karena orang itu tidak tahu mesti mengatakan apa lagi, dia
berceloteh tentang betapa berbahayanya Timur Tengah sekarang, seakan itu
berita paling hangat dan dia di sana untuk melaporkannya!
Lufkin menelepon sekitar pukul
20.00 waktu D.C. untuk memberi tahu Teddy
bahwa Duta Besar Amerika untuk Mesir tidak bisa ditemukan, dan mereka mulai
khawatir orang itu mungkin tertimbun reruntuhan. Paling tidak begitulah berita
yang beredar di jalanan. Sementara bicara dengan Lufkin di telepon, Teddy
menonton reporter tadi yang suaranya sengaja dimatikan; iklan teror Lake
tampak di layar lain. Iklan itu menampilkan reruntuhan, pembunuhan, mayat-mayat, orang-orang radikal dari serangan lain, lalu suara tenang namun
sungguh-sungguh Aaron Lake yang menjanjikan pembalasan. Betapa tepat
waktunya, pikir Teddy. Seorang ajudan membangunkan Teddy tengah malam dan memberinya teh
lemon dan roti isi sayur. Seperti yang sering dilakukannya, dia tadi tertidur di
kursi roda, dinding penuh layar TV menampakkan gambar-gambar tapi tak ada
suara. Setelah ajudan itu pergi, " dia menekan sebuah tombol dan
mendengarkan. Matahari sudah tinggi di Kairo. Duta Besar belum
ditemukan, dan sekarang diasumsikan bahwa dia berada di balik reruntuhan.
Teddy belum pernah bertemu Duta Besar untuk Mesir tersebut, orang yang
memang tidak menonjol, yang sekarang dipuji-puji sebagai pahlawan Amerika
oleh para reporter yang ribut berceloteh, Kematiannya tidak terlalu
merisaukan Teddy, meskipun hal itu akan menambah kritik untuk CIA.
Kematiannya juga akan membuat serangan ini semakin hebat, yang dalam
rencananya akan menguntungkan Aaron Lake.
Sejauh ini 61 mayat telah ditemukan. Pihak berwenang Mesir menyalahkan
Yidal. tersangka yang paling mungkin karena tentaranya telah mengebom tiga
kedutaan negara Barat dalam enam belas bulan terakhir, dan karena orang itu
terang-terangan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Dokumen
terakhir CIA tentang Yidal menunjukkan dia mempunyai tiga puluh tentara dan
anggaran tahunan sekitar $5 juta, hampir semua berasal dari Libya dan Arab
Saudi. Tapi pada pers, bocoran menyebutkan jumlah tentaranya sekitar seribu
dengan dana tak terbatas untuk menteror warga Amerika yang tak bersalah.
Israel tahu Yidal sarapan apa dan di mana memakannya. Mereka sebetulnya
punya banyak kesempatan untuk menangkapnya, tapi sampai sekarang Yidal
berhasil mengelak berurusan dengan mereka. Sepanjang dia membunuh warga
Amerika dan negara-negara Barat, Israel tidak peduli. Mereka malah untung
jika Barat membenci kelompok-kelompok radikal Islam.
Teddy makan pelan-pelan, kemudian tidur lagi. Luflcin menelepon sebelum
tengah hari waktu Kairo untuk memberitakan bahwa mayat Duta Besar dan istrinya telah ditemukan.
Jumlah korban sekarang 84; cuma sebelas yang bukan warga Amerika.
Kamera-kamera menyorot Aaron Lake di luar sebuah pabrik di Marietta,
Georgia, bersalaman dalam gelap ketika terjadi pergantian shift, dan waktu
ditanya tentang peristiwa-peristiwa di Kairo, dia berkata, "Enam belas bulan
yang lalu, penjahat-penjahat yang sama mengebom dua kedutaan besar kita,
membunuh tiga puluh warga Amerika, dan kita tidak berbuat apa-apa untuk
menghentikan mereka. Mereka melakukan kekerasan tanpa dihukum, karena
kita tidak punya komitmen untuk melawan. Saat saya jadi presiden, kita akan
menyatakan perang terhadap teroris-teroris ini dan menghentikan
pembunuhan." Omongan kerasnya segera menulari yang lain, dan ketika pagi harinya Amerika
mendengar kabar mengerikan dari Kairo tersebut, negara itu juga mendengar
berbagai ancaman dan ultimatum dari ketujuh kandidat lainnya. Bahkan yang
lebih pasif di antara mereka pun sekarang terdengar bagai jagoan.
Sebelas SALJU turun lagi di Iowa, putaran salju dan angin yang berubah jadi lumpur
salju di jalanan dan trotoar, menyebabkan Quince Garbe kembali merindukan
pantai. Dia menutupi mukanya di Main Street seolah untuk melindungi diri dari
angin, tapi sebetulnya dia tidak ingin bicara dengan siapa pun. Tidak ingin
orang melihatnya lagi-lagi bergegas ke kantor pos.
Ada selembar surat di kotaknya. Salah satu dari surat-surat itu. Mulutnya
ternganga dan tangannya terhenti waktu dia melihatnya, tergeletak di sana di
antara selebaran-selebaran, polos, bagai surat dari teman lama. Dia melirik ke
belakang-pencuri yang dilanda perasaan bersalah-lalu menyambar
dan menjejalkannya dalam-dalam ke saku mantel.
Istrinya sedang di rumah sakit merencanakan acara jamuan untuk anak-anak
cacat, jadi rumah kosong, cuma ada seorang pelayan yang kerjanya tidur
melulu di ruang cuci. Sudah delapan tahun dia tidak menaikkan gajinya. Dia
sengaja berlama-lama mengemudi ke sana, menentang salju dan angin, memaki
narapidana yang memasuki hidupnya dengan tipuan
cinta, memikirkan isi suratnya, yang terasa semakin berat di dekat jantungnya
seiring berlalunya waktu.
Si pelayan tidak kelihatan waktu dia memasuki pintu depan, menimbulkan
suara seribut mungkin. Dia naik ke kamarnya di atas, lalu mengunci pintunya.
Di balik kasur ada pistol. Dia melemparkan mantel dan sarung tangan ke kursi,
lalu jasnya, dan duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi amplop.
Kertas lembayung muda yang sama, tulisan tangan yang sama, semuanya sama
dengan stempel pos Jacksonville, dua hari lalu. Dia merobeknya dan
mengeluarkan selembar kertas.
Dear Quince: Terima kasih banyak untuk uangnya. Supaya kau tidak berpikir aku bajingan,
kurasa kau sebaiknya mengetahui bahwa uang itu kuberikan pada istri dan
anak-anakku. Mereka sangat menderita. Pengurungan diriku membuat mereka
melarat Istriku mengalami depresi dan tidak bisa bekerja. Keempat anakku
hidup dari tunjangan sosial dan kupon makanan.
(Seratus ribu dolar pasti bisa membuat mereka gemuk, pikir Quince.)
Mereka tinggal di rumah penampungan pemerintah dan tidak punya transportasi
yang bisa diandalkan. Jadi, terima kasih sekali lagi atas bantuanmu. Lima puluh
ribu dolar lagi akan membuat mereka bebas dari utang dan jadi awal dana
kuliah yang bagus. Peraturannya sama dengan sebelumnya; instruksi pengirimannya sama;
ancamannya sama, yaitu pembeberan kehidupan rahasiamu kalau uangnya
tidak segera diterima. Lakukan sekarang, Quince, dan aku bersumpah ini surat
terakhirku. Terima kasih sekali lagi, Quince.
Love, Ricky Dia masuk kamar mandi, menuju ke lemari obat, mengambil Valium istrinya.
Dia minum dua butir, tapi berpikir untuk menenggak semuanya. Dia perlu
berbaring tapi tidak dapat menggunakan tempat tidur, karena seprainya akan
kusut dan orang bisa bertanya-tanya. Jadi dia menggeletak di lantai, di atas
karpet tua tapi bersih, dan menunggu pil-pil tadi bekerja.
Dia telah memohon, mengorek sana-sini, bahkan berbohong sedikit untuk
meminjam cicilan pertama bagi Ricky. Tak mungkin dia bisa menguras $50.000
lagi dari rekening pribadi yang sudah bolong-bolong dan berada di tepi jurang
kebangkrutan. Rumah besar bagusnya dihipotekkan pada ayahnya. Ayahnya
menandatangani cek gajinya. Mobil-mobilnya memang besar dan impor, tapi
odometernya menunjukkan angka seribu dan nilainya rendah. Siapa di Bakers,
Iowa, yang mau membeli Mercedes berumur sebelas tahun"
Dan apa bedanya jika dia dengan suatu cara berhasil mencuri uang itu"
Bajingan bernama Ricky itu cuma akan mengucapkan terima kasih lagi,
kemudian minta lebih banyak.
Tamatlah riwayatnya. Waktunya minum pil. Waktunya menembakkan
senjata. Bunyi telepon mengagetkannya. Tanpa berpikir, dia bergegas bangun dan
menyambar gagang telepon. "Halo," dengusnya.
"Di mana kau"" sembur ayahnya, dengan nada yang sangat dikenalnya.
"Aku, uh, tak enak badan," jawabnya dengan susah payah, melihat jam tangan
dan sekarang baru ingat akan rapat pukul 10.30 dengan seorang pemeriksa yang
sangat penting dari FDIC.
"Aku tak peduli dengan badanmu. Mr. Colthurst dari FDIC sudah lima belas
menit menunggu di kantorku."
"Aku muntah-muntah, Dad," katanya, dan meringis lagi waktu mengucapkan
kata Dad. Lima puluh satu tahun, masih memanggil ayahnya Dad.
"Kau bohong. Kenapa kau tidak menelepon kalau benar sakit" Gladys
memberitahuku dia melihatmu berjalan menuju kantor pos sesaat sebelum
pukul sepuluh. Ada apa ini""
"Permisi dulu. Aku harus ke toilet. Nanti kuhubungi lagi." Dia meletakkan
telepon. Valium bereaksi bagai kabut menyenangkan, dan dia duduk di pinggir tempat
tidur sambil memandangi potongan-potongan kertas lembayung muda yang
berserakan di lantai. Ide-ide muncul perlahan, tertahan pil-pil tadi.
Dia bisa menyembunyikan surat-surat itu, lalu menga
khiri hidupnya. Surat bunuh dirinya akan menyalahkan ayahnya. Kematian bukanlah prospek yang
terlalu jelek; tak ada lagi pernikahan, tak ada lagi bank, tak ada lagi Dad, tak
ada lagi Bakerg, Iowa, tidak ada lagi sembunyi-sembunyi.
Tapi dia akan kehilangan anak-anak dan cucu-cucunya.
Dan bagaimana kalau si Ricky monster ini tidak tahu tentang bunuh dirinya, lalu
mengirim surat lagi, dan mereka menemukannya, kemudian akhirnya aib
Quince tetap ketahuan, lama setelah pemakamannya"
Ide buruk berikutnya membutuhkan kerja sama sekretarisnya, wanita yang
tidak dipercayainya. Dia akan memberitahukan yang sebenarnya pada
sekretarisnya, kemudian memintanya mengirim surat pada Ricky dan
mengabarkan soal bunuh diri Quince Garbe. Berdua, Quince dan sekretarisnya
bisa menipu dan berbohong tentang bunuh diri, dan dalam proses itu membalas
dendam pada Ricky. Tapi dia lebih suka mati daripada memberitahu si sekretaris.
Ide ketiga muncul setelah Valium bekerja penuh, dan dia jadi tersenyum.
Kenapa tidak mencoba jujur" Tulis surat pada Ricky dan katakan dirinya
sekarang miskin. Tawarkan $10.000 lagi dan bilang cuma itu yang ada. Jika
Ricky bermaksud menghancurkannya, dia tidak punya pilihan selain memburu
Ricky. Dia akan memberitahu FBI, membiarkan mereka melacak surat-surat dan
transfer uang, dan mereka berdua pun akan sama-sama hancur.
Dia tidur di lantai selama setengah jam, lalu mengambil jas, sarung tangan,
dan mantel. Dia meninggalkan rumah tanpa melihat si pelayan. Ketika melaju
ke kota, penuh semangat untuk mengkonfrontasi kebenaran, dia mengakui
keras-keras bahwa cuma uang yang penting. Ayahnya berusia 81 tahun. Saham
bank bernilai sekitar $10 juta. Suatu hari semua itu akan jadi miliknya.
Tetaplah rahasiakan dirinya sampai uang itu sudah di tangan, lalu dia bisa
hidup sesuai keinginannya. Pokoknya jangan usik uang itu.
Coleman Lee memiliki warung taco di mal kecil di pinggiran Gary, Indiana, di
bagian kota yang sekarang dikuasai orang-orang Meksiko. Coleman berumur 48
tahun, dengan dua perceraian ricuh puluhan tahun lalu, untung tanpa anak.
Karena sering makan taco, dia gemuk dan lamban, dengan perut buncit dan
pipi tembam kendur. Coleman tidak tampan, tapi jelas kesepian.
Pegawai-pegawainya kebanyakan anak muda Meksiko, imigran gelap, yang
semuanya, cepat atau lambat, dicoba diganggunya, atau dipikatnya, atau apa
pun sebutan untuk usahanya yang payah. Jarang dia berhasil, dan
konsekuensinya berat. Bisnis juga berkurang karena orang-orang bicara dan
Coleman dicemooh. Siapa yang mau beli taco dari banci"
Dia menyewa dua kotak pos kecil di kantor pos di ujung mal-satu untuk bisnis,
yang lain untuk kesenangannya. Dia mengoleksi benda-benda porno dan
mengambilnya hampir tiap hari dari kantor pos. Kurir surat di apartemennya
selalu ingin tahu urusan orang, dan beberapa urusan memang paling baik
dilakukan tanpa ribut-ribut.
Dia berjalan santai di sepanjang trotoar kotor di tepi tempat parkir, melewati
toko-toko sepatu dan kosmetik diskon, melalui toko video XXX yang terlarang
baginya, melewati kantor kesejahteraan sosial, yang didirikan di daerah
pinggiran ini oleh seorang politisi putus asa yang ingin memperoleh dukungan suara. Kantor pos
penuh dengan orang Meksiko yang berlama-lama karena di luar dingin.
Hasil hariannya adalah dua majalah superporno yang dikirim padanya dalam
amplop cokelat biasa, dan sepucuk surat yang samar-samar tampak familier.
Amplopnya persegi kuning, tanpa alamat pengirim, stempel pos Atlantic Beach,
Florida. Ah, ya, dia ingat ketika memegangnya. Si Percy muda di ldinik
rehabilitasi. Kembali ke kantor kecil pengapnya di antara dapur dan ruang perlengkapan,
dia segera membalik-balik kedua majalahnya, melihat tidak ada yang baru, lalu
menumpuknya bersama seratus majalah lain. Dia membuka surat dari Percy.
Seperti dua surat sebelumnya, yang ini pun ditulis tangan, dan dialamatkan
kepada Walt, nama yang dipakainya untuk mengumpulkan semua benda
pornonya. Walt Lee. Dear Walt: Aku betul-betul menyukai surat terakhirmu. Berulang kali aku membacanya.
Kau pandai menyusun kata-kata. Seperti yang pernah kuceritakan, suda
h hampir delapan belas bulan aku di sini, dan aku sangat kesepian. Kusimpan
surat-suratmu di balik kasur, dan ketika aku merasa sangat terkungkung,
kubaca semuanya berkali-kali. Di mana kau belajar menulis seperti itu" Tolong
kirim surat lagi sesegera mungkin.
Dengan sedikit keberuntungan, aku akan dibebaskan bulan April. Aku belum
tahu akan pergi ke mana atau melakukan apa. Menakutkan,
sungguh, memikirkan bahwa aku akan pergi begitu saja dari sini setelah hampir
dua tahun, dan tidak punya siapa-siapa. Kuharap nanti kita tetap bersahabat
pena. Aku bertanya-tanya, dan sangat tidak suka menanyakan ini, tapi karena tidak
punya teman lain aku akan tetap melakukannya, dan jangan sungkan bilang
tidak, persahabatan kita takkan terpengaruh, tapi bisakah kau meminjamiku
seribu dolar" Mereka punya toko buku dan musik kecil di klinik ini, dan mereka
mengizinkan kami membeli buku dan CD secara kredit, dan, yah, aku sudah
begitu lama di sini sehingga tagihanku lumayan banyak. Kalau kau bisa
meminjami, aku akan sangat berterima kasih. Jika tidak, aku betul-betul
mengerti. Terima kasih kau bersedia menemaniku, Walt. Tolong segera kirim sarat
padaku. Aku menanti-nantikan semua suratmu.
Love, Percy Seribu dolar" Bajingan kecil macam apa ini" Coleman mencium adanya
penipuan-Dirobek-robeknya surat itu dan dilemparkannya ke tempat sampah.
"Seribu dolar," gumamnya, meraih majalah lagi.
Curtis bukanlah nama asli pemilik toko perhiasan di Dallas itu. Curtis bisa
dipakai ketika berkorespondensi dengan Ricky di klinik rehabilitasi, tapi nama
aslinya adalah Vann Gates.
Mr. Gates berusia 58 tahun, di permukaan pernikahannya bahagia, ayah tiga
anak dan kakek dua cucu, dia dan istrinya memiliki enam toko perhiasan di kawasan Dallas,
semuanya berlokasi di mal. Di atas kertas mereka mempunyai $2 juta, dan
mereka memperolehnya dari hasil kerja sendiri. Mereka mempunyai rumah baru
yang sangat bagus di Highland Park, dengan kamar-kamar terpisah di ujung
yang berseberangan. Mereka bertemu di dapur untuk minum kopi dan di ruang
duduk untuk menonton TV serta bertemu para cucu.


The Brethren Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mr. Gates sesekali memberanikan diri menuruti kata hatinya, selalu dengan
sangat berhati-hati. Tak seorang pun mengetahui dirinya yang sebenarnya.
Korespondensinya dengan Ricky adalah usaha pertamanya%untuk menemukan
cinta melalui iklan baris, dan sejauh ini dia gembira dengan hasilnya. Dia
menyewa kotak pos kecil di kantor pos dekat salah satu mal, dan menggunakan
nama Curtis V. Cates. Amplop lembayung muda itu dialamatkan kepada Curtis Cates. Begitu dia
duduk di dalam mobil dan dengan hati-hati membukanya, mula-mula dia sama
sekali tidak tahu ada yang tidak beres. Cuma sepucuk surat cinta lagi dari
Ricky-nya yang tersayang. Namun kilat menyambar bersama kata-kata pertama:
Dear Vann Gates: Pestanya selesai, pai. Namaku bukan Ricky, dan kau bukan Curtis. Aku bukan
pemuda homo yang mencari kekasih. Bagaimanapun, kau punya rahasia besar,
yang aku yakin ingin kausimpan rapat. Aku bersedia membantu.
Ini kesepakatannya: Transfer $100.000 ke Geneva Trust Bank, Nassau, Bahama,
nomor rekening 144-DXN-9593, untuk Boomer Realty; Ltd., nomor khusus
392844-22. Lakukan segera! Ini bukan lelucon. Ini tipuan, dan kau telah kena. Kalau
uangnya tidak kuterima dalam sepuluh hari, akan kukirimkan pada istrimu, Mrs.
Glenda Gates, paket kecil berisi salinan semua surat, foto. dan sebagainya.
Transfer uang itu, dan aku akan pergi.
Love, Ricky Segera setelah itu, Vann menemukan jalan lingkar Dallas 1-635, dan tidak lama
kemudian dia berada di jalan lingkar 1-820 mengelilingi Fort Worth, lantas
kembali ke Dallas, mengemudi dengan kecepatan persis 55 mil per jam, di jalur
kanan, tidak menyadari lalu lintas yang menumpuk di belakangnya. Jika
menangis bisa membantu, dia pasti sudah tersedu-sedu. Dia tidak keberatan
menangis, terutama di dalam Jaguar-nya yang tertutup.
Tapi dia terlalu marah untuk menangis, terlalu pahit untuk terluka. Dan dia
terlalu takut untuk menghabiskan waktu dengan merindukan seseorang yang
tidak ada. Dia harus bertindak-cepat, tegas, rahasia.
Tapi sakit hati akhirnya menguasainya, dia
berhenti di bahu jalan dan memarkir
mobil dengan mesin tetap menyala. Semua mimpi indahnya tentang Ricky, jam-jam yang tak terhitung banyaknya ketika dia memandangi wajahnya yang
tampan dengan senyum simpulnya, dan membaca surat-suratnya-sedih, lucu,
putus asa, penuh harap-bagaimana begitu banyak emosi bisa diungkapkan
dengan kata-kata tertulis" Dia sampai hafal surat-surat itu.
Dan dia cuma bocah, begitu muda dan kuat, namun kesepian dan.
membutuhkan pendamping dewasa. Ricky yang akhirnya dicintainya
memerlukan rangkulan pria yang lebih tua, dan Curtis/Vann sudah berbulan-bulan menyusun berbagai rencana. Pura-pura pergi ke pameran berlian di
Orlando, sementara istrinya di rumah saudara perempuannya di El Paso. Dia
sudah merencanakannya secara mendetail dan tanpa meninggalkan jejak.
Akhirnya dia menangis. Vann yang malang mencucurkan air mata tanpa segan
atau malu. Tidak ada yang bisa melihatnya; mobil-mobil lain beterbangan
melewatinya dengan kecepatan 130 kilometer per jam.
Dia bertekad akan balas dendam, seperti umumnya kekasih yang ditinggalkan.
Dia akan melacak bangsat ini, monster yang berperan sebagai Ricky dan
menghancurkan hatinya. Ketika tangisnya mulai reda, dia teringat istri dan keluarganya, itu sangat
membantu mengeringkan air matanya. Wanita itu akan memperoleh keenam
toko, $2 juta, rumah baru dengan kamar-kamar terpisah, dan dia takkan
mendapatkan apa pun selain cemoohan, ejekan, dan gosip di kota yang sangat
menyukai hal-hal tersebut. Anak-anaknya akan mengikuti ke mana uang pergi,
dan seumur hidup para cucunya akan mendengar bisik-bisik mengenai kakek
mereka. Kembali di jalur kanan dengan kecepatan sembilan puluh, melalui Mesquite
untuk kedua kalinya, membaca surat itu lagi ketika truk-truk beroda delapan
belas menderu lewat. Dia tidak bisa menghubungi siapa pun, tidak ada
bankir yang dapat dipercayanya untuk mengecek reke ning di Bahama tersebut,
tidak ada pengacara yan" dapat dimintainya nasihat, tidak ada teman yan! mau
mendengarkan kisah sedihnya. 8
Untuk pria yang dengan hati-hati menjalani kehidupan ganda, uang yang
diminta Ricky bukan masalah. Istrinya mengawasi tiap sen, di rumah dan di
toko-toko, dan untuk alasan itu Vann sudah lama 1 pandai menyembunyikan
uang. Dia melakukannya dengan batu mulia, rubi, dan mutiara, dan kadang
berlian-berlian kecil yang disisihkannya dan belakangan dijual pada penjual-penjual lain untuk mendapatkan uang kontan. Hal itu biasa di bisnis ini. Dia
punya berkotak-kotak uang-kotak-kotak sepatu yang ditumpuk rapi di brankas
tahan api di tempat penyimpanan mini di Piano. Uang untuk setelah
perceraian. Uang untuk hidup nanti ketika dia dan Ricky berlayar keliling dunia
dan menghabiskan semuanya dalam perjalanan tanpa akhir.
"Bajingan!" katanya sambil mengertakkan gigi. Berkali-kali.
Kenapa dia tidak menulis surat saja pada narapidana ini dan mengatakan
dirinya miskin" Atau mengancam akan membeberkan rencana pemerasaan-nya"
Kenapa tidak melawan"
Sebab bangsat itu tahu pasti apa yang akan dilakukannya. Dia telah melacak
Vann sehingga tahu nama aslinya, dan nama istrinya. Dia tahu Vann punya
uang. Dia membelok ke jalur masuk rumahnya dan tambarT!" Scedang membersihkan
trotoar dari salju. a" S W tanya istrinya ramah.
"Membereskan beberapa urusan," sahutnya sambil
tersenyum.--Lama sekali," kata Glenda, tetap menyapu.
Vann merasa muak sekali. Istrinya menghitung waktu semua perbuatannya!
Selama tiga puluh tahun dia dikuasai wanita itu, yang bagai selalu membawa
stopwatch. Diciumnya pipi istrinya sekilas karena kebiasaan. Ia pergi ke ruang bawah
tanah, lalu mengunci pintu dan mulai menangis lagi. Rumah ini penjaranya
(dengan cicilan $7.800 sebulan, rasanya memang seperti penjara). Glenda
penjaganya, pemegang kunci. Satu-satunya jalan kaburnya telah ambruk,
digantikan oleh seorang pemeras berdarah dingin-.
Dua Belas DELAPAN PULUH peti mati membutuhkan tempat yang luas. Semuanya
dijajarkan dalam barisan-barisan lurus, ditutup rapi dengan bendera merah,
putih, dan biru, panjang dan lebar semuanya sama. Peti-peti itu tiba tiga puluh
menit lalu dengan pesawat kargo Angkatan Udara,
diturunkan dengan upacara
kebesaran. Hampir seribu teman dan keluarga duduk di kursi lipat, di lantai
beton hangar, shock memandangi lautan bendera yang terhampar di hadapan
mereka. Jumlah peti itu hanya kalah dari jumlah anjing, semuanya dikarantina
di balik barikade dan polisi militer.
Bagi Amerika Serikat, negara yang meskipun sudah terbiasa dengan
kebijaksanaan luar negeri yang keras, jumlah korban tetap saja terasa luar
biasa. Delapan puluh warga Amerika, delapan Inggris-tidak ada warga Prancis,
sebab mereka memboikot acara diplomatik Barat di Kairo. Kenapa delapan
puluh orang Amerika masih berada di kedutaan setelah pukul 22.00" Itulah
pertanyaan semua orang saat ini, dan sejauh ini belum muncul jawaban yang
memuaskan. Begitu banyak orang yang mengambil keputusan seperti
\ itu sekarang terbaring di dalam peti mati. Teori terbaik yang tersiar di sekitar
D.C. adalah bahwa katering terlambat, dan band-nya. bahkan lebih terlambat
lagi. Namun teroris telah membuktikan dengan sangat meyakinkan bahwa mereka
akan menyerang kapan pun, jadi apa bedanya jika Duta Besar dan istrinya
beserta staf. para kolega, dan tamu mereka ingin berpesta larut malam"
Pertanyaan besar kedua saat ini adalah kenapa " bisa ada delapan puluh orang
di kedutaan kita di Kairo" Departemen Luar Negeri harus memperhatikan
pertanyaan tersebut. Setelah alunan musik sendu dari band Angkatan Udara, Presiden berbicara.
Suaranya serak dan dia ber-. hasil memeras setetes-dua tetes air mata, namun
setelah delapan tahun, akting teatrikalnya itu terasa basi. Dia sudah terlalu
sering menjanjikan pembalasan, jadi dia berceloteh tentang penghiburan,
pengorbanan, dan janji mengenai hidup yang lebih baik di alam baka.
Menteri Luar Negeri membacakan nama-nama yang meninggal, acara
mencekam yang dibuat untuk menonjolkan kemuraman suasana. Sedu-sedan
semakin keras. Lalu musik lagi. Pidato terpanjang disampaikan oleh Wakil
Presiden, baru pulang dari perjalanan kampanye dan penuh dengan semangat
baru untuk membasmi terorisme dari muka bumi. Meskipun tidak pernah
memakai seragam militer, dia tampak tak sabar untuk mulai melempar granat.
Lake membuat mereka semua bergerak.
Lake menonton upacara suram itu waktu terbang dari Tucson ke Detroit,
terlambat untuk serangkaian
wawancara lagi. Di pesawat ikut ahli jajak pendapat nya, pesulap yang baru
direkrutnya yang sekarang ikut ke mana-mana dengannya. Sementara Lake dan
stafnya menonton warta berita, si ahli jajak pendapat bekerja keras di meja
rapat kecil tempat dia meletakkan dua laptop, tiga telepon, dan printout yang
begitu banyak, sehingga sepuluh orang pun tak bakal sanggup membacanya.
Pemilihan pendahuluan Arizona dan Michigan tinggal tiga hari lagi, dan
peringkat Lake meningkat, terutama di negara bagian asalnya, tempat dia
bertarung sengit dengan kandidat lama, Gubernur Tarry dari Indiana. Di
Michigan, Lake turun sepuluh poin, tapi orang-orang mendengarkan. Kekacauan
di Kairo sangat menguntungkannya.
Gubernur Tarry mendadak kelimpungan mencari uang. Aaron Lake tidak. Uang
datang lebih cepat j daripada yang bisa dihabiskannya.
Waktu Wakil Presiden akhirnya selesai pidato, Lake j meninggalkan televisi dan
kembali ke kursi putar j kulitnya dan mengambil koran. Seorang anggota staf
menghidangkan kopi, yang diseruputnya sambil meman-j dangi dataran Kansas
13 kilometer di bawahnya, j Seorang anggota staf lain menyerahkan pesan
padanya-yang mengharuskan sang kandidat segera menelepon. Lake
memandang sekeliling pesawat, dan menghitung ada tiga belas orang, tidak
termasuk pilot. Untuk ukuran pria yang masih merindukan istrinya, Lake belum bisa menerima
hilangnya privasinya. Dia bergerak bersama serombongan orang, tiap se-
tengah jam rapat dengan seseorang, tiap tindakan dikoordinir komite, tiap
wawancara didului dengan dugaan-dugaan tertulis tentang pertanyaan dan usul jawabannya. Setiap malam
dia cuma punya enam jam untuk sendirian, di kamar hotel, dan Secret Service
pasti sudah tidur di lantai kalau dia mengizinkan. Karena lelah, dia tidur
seperti bayi. Satu-satunya saat tenangnya adalah di kamar mandi, baik di
dalam sh ower atau toilet. Tapi dia tidak keberatan. Dia, Aaron Lake, anggota Kongres yang tidak banyak
bicara dari Arizona, dalam waktu singkat telah menjadi sensasi. Dia menerjang,
sementara yang lain-lain goyah. Uang dalam jumlah raksasa tersedia untuknya.
Pers membuntutinya bagai anjing pemburu. Kata-katanya diulangi. Dia memiliki
teman-teman yang sangat berkuasa, dan ketika potongan-potongan jatuh pada
tempatnya, pencalonannya tampak realistis. Sebulan yang lalu dia bahkan tidak
pernah bermimpi tentang hal-hal seperti itu.
Lake menikmati saat ini. Kampanyenya luar biasa melelahkan, namun dia dapat
mengontrol tempo pekerjaan itu sendiri. Reagan adalah presiden yang bekerja
sesuai jam kerja, toh dia jauh lebih efektif daripada Carter, yang gila kerja.
Pokoknya masuk Gedung Putih dulu, katanya pada diri sendiri berulang kali,
hadapi orang-orang konyol ini, kuatkan diri untuk mengikuti pemilihan
pendahuluan, hadapi semuanya dengan senyum dan kepala dingin, maka suatu
hari yang takkan lama lagi dia akan duduk di Ruang Oval, sendirian, dunia
dalam genggamannya. Dan dia akan memperoleh privasinya.
Teddy duduk bersama York di bungker, menonton siaran langsung dari
Pangkalan Angkatan Udara Andrews. Dia lebih suka ditemani York ketika ke adaan memanas. Tuduhan-tuduhan yang dilontarkat brutal. Kambing hitam dicari-cari, dan banyak idi0|
yang mengejar kamera menyalahkan CIA, karena badan itulah yang selalu
mereka salahkan. Kalau saja mereka tahu.
Akhirnya dia memberitahu York tentang peringatan Lufkin, dan York paham
seratus persen. Sayangnya, mereka sudah pernah mengalami situasi seperti ini.
Ketika menjaga dunia kau kehilangan banyak polisi, Teddy dan York sedih
melihat peti-peti mati terbungkus bendera turun dari C-130, bukti satu lagi
kekacauan di luar negeri. Kampanye Lake merupakan usaha terakhir Teddy
untuk menyelamatkan nyawa rakyat Amerika.
Kegagalan rasanya mustahil. D-PAC mengumpul- . kan lebih dari $20 juta dalam
dua minggu, dan tengah dalam proses membagikan uang ke seluruh penjuru
Washington. Dua puluh satu anggota Kongres telah direkrut untuk mendukung
Lake, memakan biaya I total 6 juta. Namun keberhasilan terbesar sejauh ini i
adalah Senator Britt, si mantan kandidat, ayah seorang bocah kecil Thai. Ketika
mengakhiri usahanya masuk Gedung Putih dia berutang hampir $4 juta, tanpa
rencana bagus untuk menutupi defisitnya. Uang cenderung tidak mengikuti
orang yang menyerah dan pulang. Elaine Tyner, pengacara yang mengelola D-PAC, bertema Senator Britt. Dia butuh waktu tak i sampai satu jam untuk
Interpretation Murder 3 Goosebumps - 10 Tetangga Hantu Seruling Sakti 12
^