Pencarian

The Name Of Rose 10

The Name Of The Rose Karya Umberta Eco Bagian 10


"Memang, tetapi masih samar-samar. Waktu membaca naskah ini, aku merasa seakan sudah pernah membaca kata-kata tersebut, dan beberapa frasa yang hampir sama, yang sudah kulihat entah di mana, muncul lagi dalam benakku. Bagiku kelihatannya, perkamen ini memang bicara tentang sesuatu yang sudah dibicarakan selama beberapa hari lalu .... Tetapi aku tidak bisa mengingatnya. Aku harus memikirkannya lagi. Mungkin aku harus membaca buku-buku lain."
"Mengapa" Untuk mengetahui apa yang dikatakan oleh satu buku Anda harus membaca buku-buku lain""
"Kadang-kadang bisa begitu. Buku-buku sering membicarakan buku lain. Suatu buku yang tidak
berbahaya sering bagaikan sebutir benih yang akan tumbuh menjadi buku yang berbahaya, atau sebalik nya: bagaikan buah yang manis dari tangkai yang pahit. Kalau membaca buku Albert, tidak dapatkah aku mempelajari apa yang mungkin dikatakan oleh Aquinas" Atau kalau membaca buku Thomas, aku jadi tahu apa yang dikatakan oleh Averroes""
"Betul," kataku keheranan. Sampai saat itu aku sudah berpikir bahwa setiap buku bicara tentang benda, manusia, atau kedewaan, yang berada di luar buku-buku. Sekarang aku menyadari bahwa tidak jarang suatu buku bicara tentang buku lain: seakan mereka saling bercakap-cakap. Diterangi oleh refleksi ini, perpustakaan itu tampak benar-benar lebih membingungkan bagiku. Kalau begitu, perpustakaan adalah tempat suatu gumaman panjang, berumur ratusan tahun, suatu dialog tak kedengaran antara satu perkamen dan perkamen lain, suatu benda hidup, suatu wadah kekuatan yang tidak dikuasai oleh suatu pikiran manusia, suatu harta rahasia yang berasal dari banyak pikiran, sementara tetap menghidupkan kematian dari mereka yang telah menghasilkan dialog itu atau yang telah menyampaikan dialog tersebut.
"Tetapi kalau begitu," kataku, "apa gunanya menyembunyikan buku, jika dari buku yang tidak disembunyikan Anda dapat sampai kepada buku yang disembunyikan""
"Selama berabad-abad ini sama sekali tidak ada gunanya. Dalam jangka tahun atau hari, ada sedikit g
unanya. Kau lihat, nyatanya, kita amat bingung."
"Dan apakah perpustakaan, kalau begitu, suatu alat yang tidak untuk membagikan kebenaran tetapi untuk menunda munculnya kebenaran itu"" tanyaku, terpana.
"Tidak selalu dan tidak usah begitu. Dalam hal ini, memang begitu." []
Sexta Dalam cerita ini Adso pergi berburu jamur, dan melihat orang orang Minorit datang, mereka mengobrol panjang lebar dengan William dan Ubertino, dan hal-hal amat menyedihkan tentang Yohanes XXII jadi diketahui.
Setelah mempertimbangkan itu semua, guruku memutuskan untuk tidak melanjutkan lebih jauh. Aku sudah menyatakan bahwa kadang-kadang ada saatnya guruku sama sekali tidak melakukan apa-apa, seakan siklus bintang yang tak pernah berhenti itu telah mandek, dan guruku bersama siklus itu dan bintang-bintang tersebut.
Demikianlah yang terjadi pagi itu. Ia berbaring telentang di atas dipannya, sambil menatap alam kosong, tangannya dilipat di atas dadanya, bibirnya kadang bergerak sedikit, seakan sedang mengucapkan doa, tetapi tidak teratur dan tidak khusyuk.
Kukira ia sedang berpikir, dan aku memutuskan untuk menghormati meditasinya. Aku kembali ke halaman dan melihat bahwa mentari sudah melemah. Meskipun indah dan cerah seperti biasa, pagi itu (karena sudah menjelang tengah hari) lembap dan berkabut. Awan tebal bergerak dari arah selatan dan mulai menguasai puncak gunung
itu, menutupinya dengan kabut tipis. Kelihatannya seperti kabut, dan mungkin kabut juga muncul dari tanah, tetapi pada ketinggian itu sulit membedakan kabut yang muncul dari bawah dan kabut yang turun dari atas. Bangunan-bangunan yang lebih jauh tampak makin buram.
Aku melihat Severinus dengan gembira bergabung dengan penggembala babi dan beberapa hewan mereka. Ia berkata kepadaku bahwa akan menuruni lereng gunung, dan memasuki lembah, untuk berburu jamur.
Aku belum biasa melihat buah berharga semak belukar itu, yang ditemukan di semenanjung itu dan agaknya khas dari wilayah Benediktin, entah di Norcia yang warnanya hitam atau di tempat ini yang warnanya putih dan lebih wangi. Severinus menjelaskan apa jamur itu, dan betapa lezat rasanya, kalau dimasak dalam berbagai cara. Dan ia bilang bahwa jamur itu amat sulit dicari, karena tersembunyi di bawah tanah, lebih tersembunyi daripada cendawan.
Dan satu-satunya binatang yang mampu menggalinya adalah babi, dengan mengikuti baunya. Tetapi kalau ketemu mereka ingin melahapnya sendiri, dan mereka harus langsung diusir, agar kita bisa mendekati tempat itu dan menggali jamurnya. Kelak aku jadi tahu bahwa banyak bangsawan dengan senang hati ikut berburu jamur ini, mereka mengikuti babi-babi bagaikan anjing paling mulia, dan para pelayan mengikuti di belakang mereka sambil membawa cangkul.
Aku ingat, sungguh, bahwa beberapa tahun kemudian seorang bangsawan di negeriku, karena tahu bahwa aku kenal Italia, menanyakan kepadaku mengapa, seperti yang ia lihat di Italia, beberapa bangsawan menggembalakan sendiri babi mereka. Dan aku tertawa karena menyadari, bahwa para bangsawan itu justru berburu jamur. Namun, ketika aku menceritakan bahwa para bangsawan tersebut berharap menemukan "truffle"[Sejenis jamur- penerj.] di bawah tanah, untuk dimakan, ia mengira aku bilang bahwa mereka mau mencari der Teufel 'Iblis', dan ia membuat tanda salib dengan hikmat sambil memandangku keheranan. Seperti itulah keajaiban bahasa manusia, dan dengan kemauan manusia, bunyi yang sama sering berarti lain.
Persiapan yang dilakukan Severinus menimbulkan rasa ingin tahuku, maka aku memutuskan untuk ikut, juga karena aku menyadari bahwa ia melakukan perburuan ini dengan tujuan melupakan kejadian-kejadian menyedihkan yang membuat setiap orang tertekan.
Aku berpikir bahwa dengan membantunya melupakan kesedihannya, mungkin aku bisa, jika tidak melupakan, paling sedikit menahan pikiranku sendiri. Aku juga tidak akan menyangkal, karena aku sudah bertekad untuk selalu dan hanya menulis tentang kebenaran, bahwa diam-diam aku tergoda oleh gagasan bahwa, di lembah sana, mungkin aku bisa sekilas melihat seseorang yang tidak perlu kusebutkan. Tetapi kepada
diriku sendiri dan hampir dengan suara keras aku menyatakan bahwa, karena
kedua rombongan duta itu diharapkan tiba hari ini, mungkin aku bisa melihat salah satunya.
Sementara kami menuruni tikungan gunung itu pelan pelan, udara menjadi lebih jernih. Bukan karena matahari sudah bersinar kembali, karena bagian atas langit dipenuhi awan, tetapi bendabenda jadi tampak jelas, meskipun kabut tetap berada di atas kepala kami. Memang, waktu kami sudah berjalan cukup jauh, aku menoleh untuk memandang puncak gunung itu dan tidak bisa melihat apa-apa lagi. Mulai dari setengah jarak ke atas, puncak, dataran tinggi, Aedificium segalanya telah lenyap di antara awan-awan.
Pada pagi ketika kami tiba, waktu sudah berada di tengah pegunungan, pada tikungan tertentu kami masih bisa melihat laut, tidak lebih dari sepuluh mil jauhnya, mungkin bahkan lebih dekat.
Perjalanan kami sudah diperkaya oleh kejutan-kejutan, karena tiba-tiba ternyata kami berada di atas semacam teras di gunung itu, yang turun dengan tajam ke pantai yang indah, dan tidak lama kemudian kami akan memasuki jurang-jurang yang dalam, di mana ada gunung muncul di antara gunung-gunung, dan pemandangan ke pantai yang jauh dari satu gunung tertutup oleh gunung lain, sementara matahari hampir tidak bisa memaksa masuk ke dalam lembah-lembah yang dalam. Belum pernah aku melihat, seperti yang telah kulihat di bagian Italia itu, lonjakan mendadak dan sempit dari laut dan pegunungan, dari pantai-pantai yang diikuti lanskap pegunungan, dan dalam angin yang
bersiul di antara celah-celah lembah kau dapat menangkap konflik lain dari aroma lautan dengan bau tanah pegunungan yang dingin.
Bagaimanapun juga, pagi itu, semuanya kelabu, hampir seputih susu, dan cakrawala tidak tampak meskipun ketika celah jurang membuka ke arah pantai di kejauhan. Tetapi aku terlalu lama menceritakan kenangan yang tidak menarik perhatian pembacaku yang sabar sehubungan dengan cerita ini. Maka aku tidak akan menceritakan hal ihwal perburuan "der Teufel" kami, dan justru akan bercerita tentang rombongan duta Imam Minor, yang kulihat lebih dulu. Aku langsung lari ke biara untuk memberi tahu William.
Guruku menunggu sampai para tamu sudah masuk dan disambut oleh Abbas itu sesuai dengan ritual. Kemudian ia pergi menjumpai kelompok itu dan ada serangkaian sapaan dan pelukan persaudaraan.
Jam makan sudah lewat, tetapi sebuah meja sudah disiapkan untuk para tamu, dan tanpa pikir panjang Abbas itu meninggalkan kami di tengah mereka. Sendirian bersama William, lepas dari kewajiban Regula, mereka makan dengan bebas dan pada saat yang sama saling bertukar kesan. Bagaimanapun juga, itu, ampuni aku, ya Tuhan karena membuat persamaan yang tidak menyenangkan ini, ini bagaikan suatu sidang peperangan, yang diadakan secepat mungkin sebelum tamu musuh itu, yakni duta Avignon, tiba.
Tidak perlu dikatakan, para pendatang baru itu
juga langsung menemui Ubertino, yang semuanya menyapa dengan takjub, gembira, rasa hormat, bukan hanya karena Ubertino sudah lama menghilang dan karena kengerian di seputar hilangnya Ubertino, tetapi juga karena kesatria pemb erani itu selama puluhan tahun telah berjuang dalam peperangan mereka.
Para imam yang membentuk kelompok itu akan kubicarakan saat bercerita tentang pertemuan hari esoknya. Mulanya aku cuma bicara sedikit dengan mereka, karena aku terlibat dalam rapat tiga-orang yang langsung diadakan antara William, Ubertino, dan Michael dari Cesena.
Michael tentunya orang yang sungguh-sungguh aneh: paling bersemangat Fransiskan (beberapa kali ia menunjukkan sikap dan aksen Ubertino pada saat-saat ia terangkat secara mistik); amat manusiawi dan orangnya gembira, macam orang Romagna, mampu memuji makanan lezat dan ramah dengan teman-temannya. Licin dan pintar mengelak, tiba-tiba saja ia bisa menjadi licik dan pintar seperti seekor rubah, sukar ditangkap bagai seekor tikus mondok, kalau menyentuh masalah hubungan di kalangan orang kuat. Ia mampu tertawa terbahak-bahak, menjadi amat tegang, amat diam, sigap mengalihkan pandangan dari penanyanya jika pertanyaan dari yang disebut terakhir it
u menuntutnya untuk, dengan sikap yang seakan tidak peduli, menolak untuk menjawab.
Aku sudah bicara sedikit tentang dia pada halaman yang sebelumnya, dan itu adalah hal-hal
yang kudengar dari orang lain yang mungkin juga mendengar dari orang lain. Sekarang, sebaliknya, aku lebih memahami sikap-sikapnya yang berlawanan dan perubahan mendadak dari strategi politik akhir-akhir ini yang membuat teman-teman dan pengikutnya keheranan. Sebagai minister jenderal ordo Imam Minor, pada prinsipnya ia penerus Santo Fransiskus Assisi, dan sungguh-sungguh penerus para pendahulunya. Ia harus bersaing dengan kesalehan dan kebijaksanaan pendahulunya seperti Bonaventura dari Bagnoregio. Ia harus mempertahankan rasa hormat kepada Regula, dan bersamaan dengan itu, harta milik ordo tersebut, yang begitu kuat dan luas. Ia juga harus tetap mengawasi pengadilan dan dewan kota, dari siapa ordo itu, dengan kedok derma, menerima hadiah dan warisan, sumber kemakmuran dan kekayaan; dan bersamaan dengan itu, ia harus memastikan agar persyaratan penebusan dosa tidak menyebabkan kaum Spiritual yang lebih bersemangat ingin menyingkirkan ordo tersebut, sementara memecah belah komunitas hebat yang diketuainya itu, menjadi suatu konstelasi kelompok bidah. Ia harus menyenangkan Paus, Kaisar, para Imam Saudara Dina, dan Santo Fransiskus, yang sudah tentu akan mengawasinya dari surga, maupun umat Kristen, yang akan mengamatinya dari bumi. Waktu Paus Yohanes mengutuk semua rahib Spiritual sebagai bidah, Michael tidak ragu untuk menyerahkan lima dari imam paling membandel dari Provence kepada Paus, sehingga Paus bisa menghukum bakar
mereka. Tetapi karena menyadari (dan Ubertino mungkin ikut serta dalam hal ini) bahwa banyak di dalam ordo itu yang bersimpati kepada para pengikut kesahajaan Evangelis, Michael lalu bertindak dalam suatu cara sedemikian rupa sehingga rapat umum Perugia, empat tahun kemudian, memenuhi tuntutan orang-orang yang dibakar itu, dengan sendirinya mau mencoba merekonsiliasi suatu kebutuhan, yang mungkin bidah, dengan cara-cara dan institusi ordo tersebut, dan sambil berusaha menyelaraskan keinginan ordo itu dan kehendak Paus. Namun, karena Michael sibuk meyakinkan Paus, yang tanpa persetujuan Paus ia tentu tidak bisa melanjutkan, ia juga bersedia menerima uluran tangan Kaisar dan para teolog kekaisaran. Dua tahun sebelum hari ketika aku bertemu dengannya, ia sudah mengajak rahib-rahibnya, di cabang pusat Lyons, untuk berbicara tentang pribadi Paus, namun dengan sikap tidak berlebihan dan dengan hormat (dan ini hanya beberapa bulan setelah Paus itu, sambil mengacu kepada kaum Minorit, telah mengeluh tentang "teriakan, kekeliruan, kegilaan mereka"). Tetapi di meja makan ini, dengan ramah, ia duduk bersama orang-orang yang membicarakan Paus tanpa rasa hormat sama sekali.
Aku sudah menceritakan kisah yang selebihnya. Yohanes menginginkan dia di Avignon. Ia sendiri menginginkan dan tidak ingin ke sana, dan pertemuan hari berikutnya akan memutuskan bentuk dan jaminan perjalanannya ke Avignon, yang tidak boleh tampak seperti suatu tindakan menyerah atau
sebagai suatu tindakan menolak.
Kukira Michael belum pernah bertemu Yohanes secara pribadi, paling sedikit sebagai Paus. Bagaimanapun juga, ia sudah lama sekali tidak bertemu Paus, dan teman teman Michael cepat-cepat melukis wajah simoniak itu dalam rona paling gelap.
"Satu hal yang harus kauketahui," kata William kepadanya, "jangan pernah memercayai janjinya, yang selalu ia katakan dalam surat itu, sementara isinya ia langgar."
"Setiap orang tahu," kata Ubertino, "apa yang telah terjadi pada masa pemilihannya
"Menurutku itu bukan pemilihan, tetapi pemaksaan!" teriak salah seorang di meja itu, kelak kudengar orang memanggilnya Hugh dari Newcastle, yang aksen bicaranya serupa dengan aksen guruku.
"Dalam hal ini, kematian Clement V sendiri tidak pernah terlalu jelas. Raja belum pernah memaafkannya karena ia berjanji akan mengadili Bonifasius VIII secara anumerta dan kemudian melakukan segala sesuatu yang bisa ia lakukan untuk menghindari pendahulunya itu diakui. Tak seorang pun benar-bena
r tahu bagaimana Clement mati, di Carpentras. Nyatanya, ketika mengadakan konklaf (rapat tertutup) di Carpentras untuk memilih paus baru, para kardinal tidak berhasil memilih Paus baru karena (tidak salah) yang diperdebatkan justru memilih Avignon atau Roma. Aku tidak tahu persis apa yang terjadi waktu itu konon terjadi pembantaian dan para kardinal diancam oleh keponakan Paus yang sudah meninggal itu, pelayan
jatuh kasihan. Wajah Salvatore, seperti sudah kuceritakan, biasanya mengerikan, tetapi pagi ini tampak lebih jahat dari sebelumnya. Dan meskipun tidak menunjukkan tanda paksaan, cara tubuhnya yang dirantai itu berjalan, kedua kaki lemas, hampir tidak bisa jalan, caranya ia diseret oleh para pemanah bagaikan seekor kera diikat dengan tali, dengan jelas menunjukkan bagaimana penyidikan itu berlangsung dengan amat keji.
"Bernard telah menyiksanya gumamku kepada William.
"Sama sekali tidak," jawab William. "Seorang inkuisitor tidak pernah menyiksa. Keadaan tubuh terdakwa selalu dipercayakan kepada pasukan sekuler."
"Tetapi itu sama saja!" kataku.
"Sedikit pun tidak. Ini bukan hal yang sama bagi inkuisitor, yang tangannya tetap bersih, atau bagi terdakwa, yang, ketika inkuisitor tiba, tiba-tiba merasa didukung oleh inkuisitor itu, penderitaannya serasa berkurang, dan dengan begitu ia membuka hatinya."
Aku memandang guruku. "Anda bergurau," kataku keheranan.
"Apa kira-kira itu bisa dibuat gurauan"" jawab William.
Sekarang Bernard menanyai Salvatore, dan penaku tidak bisa mentranskrip kata-katanya yang campur-campur itu andaikan mungkin, lebih Babelis lagi, karena ia menjawab, dengan patah semangat, sampai menjadi seperti seekor babun, sehingga
semua orang sulit sekali memahaminya. Dengan dituntun oleh Bernard, yang mengajukan pertanyaan dengan cara sedemikian rupa sehingga ia hanya bisa menjawab ya atau tidak, Salvatore tidak mampu berbohong. Dan apa yang dikatakan Salvatore bisa dengan mudah dibayangkan oleh pembaca. Ia menceritakan, atau menegaskan bahwa ia sudah menceritakan tadi malam, sebagian dari kisah yang sudah kusambung-sambung jadi satu: petualangannya sebagai seorang Fraticello, Shepherd, dan Rasul Palsu; dan bagaimana selama masa Fra Dolcino ia bertemu Remigio di antara kaum Dolcinian dan melarikan diri bersama, setelah pertempuran di Monte Rebello, mencari perlindungan setelah melalui berbagai jalan naik turun di Biara Casale. Selanjutnya, ia menambahkan bahwa Dolcino yang heresiak itu, beberapa saat sebelum kalah dan ditangkap, telah memercayakan beberapa surat tertentu kepada Remigio, untuk dibawa ke mana atau kepada siapa yang ia tidak tahu. Dan Remigio selalu membawa-bawa surat itu ke mana saja, tidak pernah berani menyerahkannya, dan ketika sampai di biara ini, karena takut menyimpannya sendiri tetapi tidak mau membuangnya, memercayakan surat itu kepada pustakawan, ya, kepada Maleakhi, yang lalu menyembunyikannya di suatu tempat dalam ceruk-ceruk Aedificium.
Sementara Salvatore berbicara, Kepala Gudang itu memandangnya dengan kebencian, dan pada suatu saat tertentu ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. "Ular, kera cabul, aku ini ayahmu,
temanmu, perisaimu, dan beginilah caranya kau membalas budi."
Salvatore memandang pelindungnya, sekarang ia butuh perlindungan, dan menjawab dengan susah payah, "Tuan Remigio, selama aku bisa, aku orangmu. Dan kau kuanggap dilectissimo.[Yang terkasih- penerj.] Tetapi kau tahu keluarga kepala polisi itu. Qui non habet caballum vadat cum pedes...."
"Orang edan!" teriak Remigio lagi kepadanya. "Apa kau berharap untuk menyelamatkan dirimu sendiri" Kau, juga, akan mati sebagai orang bidah, tahu" Katakan bahwa kau bicara karena disiksa; katakan bahwa kau mereka-reka semua cerita itu."
"Apa saja yang kuketahui, Tuan, apa sebutan semua heresias itu .... Patarini, gazzesi, leoniste, arnaldiste, speroniste, circoncisi ... aku bukan homo literatus. Aku bersalah tanpa malicia, dan Signor Bernardo Magnificentissimo tahu itu, dan aku berharap akan indulgencia-nya dalam nomine patre et filio et spiritis Sanctis
Maksudnya, ia berterus terang kepada Bernard de
ngan harapan diberi pengampunan dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus ....
"Kami akan bermurah hati sejauh diizinkan oleh jabatan kami," kata inkuisitor itu, "dan dengan kebajikan hati kebapaan kami akan mempertimbangkan kemauan baik yang dengan itu kau telah membuka jiwamu. Sekarang pergilah, pergi dan berdoalah lebih jauh di dalam bilikmu, dan percayalah
pada belas kasih Tuhan. Sekarang kita harus mengajukan suatu pertanyaan yang isinya amat berbeda.
Jadi, waktu itu, Remigio, kau membawa beberapa surat dari Dolcino, dan kauberikan itu kepada saudaramu rahib yang bertanggung jawab untuk perpustakaan
"Itu tidak betul, tidak betul!" jerit Kepala Gudang tersebut, seakan pembelaan diri semacam itu masih efektif. Dan, dengan betul, Bernard menyelanya, "Tetapi kau bukan orangnya yang harus menegaskan ini: melainkan Maleakhi dari Hildesheim."
Ia menyuruh pustakawan itu dipanggil, tetapi Maleakhi tidak berada di tengah hadirin. Aku tahu bahwa kalau tidak di perpustakaan, ia berada di dekat klinik, mencari Benno dan buku itu. Mereka pergi untuk menjemputnya, dan waktu muncul, ia tampak bingung sambil berusaha tidak memandang wajah siapa-siapa, William menggumam kecewa, "Dan sekarang Benno bebas berbuat sesukanya." Tetapi William salah karena aku melihat wajah Benno mengintip di atas bahu para rahib lainnya yang berkumpul di sekitar pintu aula itu, untuk mengikuti interogasi tersebut. Aku menunjukkan Benno kepada William. Kami berpendapat bahwa keingintahuan Benno tentang apa yang akan terjadi justru lebih kuat daripada keingintahuannya sendiri tentang buku itu. Kelak kami jadi tahu bahwa, waktu itu, ia sudah memutuskan untuk melakukan suatu tawar-menawar sendiri yang tercela.
Maleakhi muncul di depan para hakim, mata-
nya tidak pernah menatap mata Kepala Gudang itu.
"Maleakhi," kata Bernard, "pagi tadi, setelah tadi malam Salvatore mengakui, aku menanyaimu apakah kau sudah menerima suatu surat dari terdakwa yang hadir di sini
"Maleakhi!" jerit Kepala Gudang itu. "Kau bersumpah tidak akan pernah mencelakaiku!"
Maleakhi beringsut sedikit ke arah terdakwa, waktu itu ia membelakanginya, dan berkata dalam suara lirih, yang hampir tak bisa kudengar, "Aku tidak bersumpah palsu. Jika bisa mencelakaimu, sudah dari dulu kulakukan. Surat itu disampaikan kepada Tuanku Bernard tadi pagi, sebelum kau membunuh Severinus
"Tetapi kau tahu, kau pasti tahu. Aku tidak membunuh Severinus! Kau tahu karena kau berada di sana sebelum aku datang!"
"Aku"" tanya Maleakhi. "Aku masuk ke sana setelah mereka menemukan kau."
"Andaikan benar begitu, biar saja," Bernard menyela, "apa yang kaucari dalam laboratorium Severinus, Remigio""
Kepala Gudang itu menoleh ke arah William dengan mata menatap, lalu memandang Maleakhi, kemudian ke arah Bernard lagi. "Tetapi pagi tadi saya ... saya mendengar Bruder William yang hadir di sini menyuruh Severinus menjaga naskah tertentu ... dan sejak tadi malam, karena Salvatore ditangkap, saya sudah khawatir surat itu-"
"Jadi, kau tahu sesuatu tentang surat itu!" teriak Bernard penuh kemenangan. Pada saat itu
Kepala Gudang tersebut terperangkap. Ia terjepit di antara dua kebutuhan: membersihkan dirinya sendiri dari tuduhan bidah, dan menghapuskan kecurigaan pembunuhan. Ia tentu sudah memutuskan untuk menghadapi tuduhan kedua secara naluriah, karena sekarang ia bertindak ngawur, dan tanpa pertimbangan.
"Saya akan membicarakan tentang surat itu kelak .... Saya akan menjelaskan ... saya akan menceritakan bagaimana surat itu sampai ke tangan saya .... Tetapi izinkan saya menceritakan apa yang telah terjadi pagi tadi. Saya pikir surat itu akan dibicarakan ketika saya melihat Salvatore jatuh ke tangan Tuanku Bernard: selama bertahun-tahun ingatan akan surat itu telah mendera hati saya .... Lalu ketika mendengar William dan Severinus membicarakan tentang suatu naskah ... saya tidak bisa mengatakan ... diliputi ketakutan. Saya pikir Maleakhi sudah membuang surat itu dan memberikannya kepada Severinus ... saya ingin menghancurkannya dan karenanya saya mencari Severinus ... Pintu sudah terbuka dan Severinus sudah menin
ggal, saya mulai mencari surat itu di antara barang-barang Severinus .... Saya hanya takut
William berbisik di telingaku, "Orang tolol malang, karena takut kepada satu bahaya, ia sudah
tercebur sampai tenggelam ke dalam bahaya lain..."
"Kita simpulkan saja bahwa kau sudah menceritakan hampir seluruh kukatakan, hampir
kebenaran itu," sela Bernard. "Kau mengira Severinus memegang surat itu dan kau mencarinya di dalam laboratorium itu. Dan mengapa kau mengira Severinus memegangnya"
Mengapa kau lebih dulu membunuh saudara-saudaramu yang lain" Apa mungkin kau mengira selama ini surat tersebut sudah berpindah banyak tangan" Apa mungkin biara ini sudah terbiasa mengumpulkan relikui dari para bidah yang dibakar""
Aku melihat Abbas itu kaget. Tidak ada yang lebih busuk daripada suatu tuduhan mengumpulkan relikui orang-orang bidah, dan Bernard amat pintar dalam mencampur aduk pembunuhan dengan kebidahan, dan segala sesuatu dengan kehidupan biara itu. Renunganku terputus oleh Kepala Gudang itu yang berteriak bahwa ia tidak ada hubungannya sama sekali dengan kejahatan kejahatan lain. Dengan sendirinya Bernard menenangkan dia: ini, untuk saat itu, itu bukan masalah yang sedang mereka diskusikan, Remigio diinterogasi untuk suatu kejahatan kebidahan, dan ia tidak usah berusaha (dan di sini suara Bernard jadi ketus) untuk menyingkirkan perhatian dari masa lalunya yang bidah dengan bicara tentang Severinus atau berusaha melemparkan kecurigaan kepada Maleakhi. Karena itu ia seharusnya kembali kepada surat tadi.
"Maleakhi dari Hildesheim," katanya, sambil menoleh kepada saksi. "Kau berada di sini bukan sebagai terdakwa. Pagi tadi kau menjawab pertanyaan dan permintaanku tanpa berusaha menyembunyikan apa saja. Sekarang kau akan
mengulangi di sini apa yang telah kaukatakan kepadaku pagi tadi, dan seharusnya tidak ada yang kautakutkan."
"Saya akan mengulangi apa yang sudah kukatakan tadi pagi," kata Maleakhi. "Tidak lama setelah tiba di tempat ini, Remigio mulai ditugaskan mengurus dapur dan kami sering bertemu karena alasan-alasan yang berkaitan dengan tugas kami sebagai pustakawan, saya bertugas menutup seluruh Aedificium pada malam hari, dan karenanya, juga dapur. Saya tidak punya alasan untuk menyangkal bahwa kami jadi bersahabat, juga tidak punya alasan untuk menaruh kecurigaan atas orang ini. Ia menceritakan bahwa ia punya beberapa dokumen yang sifatnya rahasia, yang dipercayakan kepadanya lewat pengakuan dosa, yang tidak boleh jatuh ke tangan profan dan yang tidak berani ia simpan sendiri. Karena saya mengurus satu-satunya bagian di biara ini yang terlarang bagi semua lainnya, ia minta agar saya menyimpan kertas-kertas itu, jauh dari tatapan curiga siapa saja, dan saya sepakat, tidak pernah menduga bahwa dokumen itu bersifat bidah, bahkan saya simpan begitu saja tanpa pernah membacanya ... saya menyimpannya dalam ruang rahasia yang paling sulit dimasuki di perpustakaan, dan setelah itu saya melupakan masalah ini, sampai pagi tadi, waktu tuan inkuisitor menyebutkan surat itu kepada saya, dan saya lalu mengambilnya dan menyerahkan kepadanya
Abbas itu, sambil mengerenyitkan kening, ang-
kat bicara. "Mengapa kau tidak memberi tahu aku tentang kesepakatan antara kau dan pengurus gudang" Perpustakaan itu tidak dimaksudkan untuk menyimpan barang pribadi rahib!" Abbas itu lalu menjelaskan bahwa biara tersebut tidak punya hubungan dengan urusan tersebut.
"Tuanku," jawab Maleakhi, bingung, "menurut saya itu benda yang amat penting. Saya berdosa tanpa maksud jahat."
"Tentu saja, tentu saja," kata Bernard dengan ramah, "kami semua yakin pustakawan itu bertindak dengan kemauan baik, dan ini terbukti dari kejujurannya berkolaborasi dengan pengadilan ini.
Sebagai saudara, aku mohon Tuanku tidak menghukumnya untuk kelalaiannya di masa lalu ini. Kami memercayai Maleakhi. Dan sekarang kami hanya minta dia untuk menegaskan, di bawah sumpah, bahwa surat yang sekarang akan kutunjukkan kepadanya adalah surat yang ia berikan kepadaku tadi pagi dan adalah surat yang dipercayakan oleh Remigio dari Varagine kepadanya bertahun-tahun lalu, setelah i
a tiba di biara ini." Ia memperagakan dua lembar perkamen di antara kertas-kertas yang tergeletak di atas meja itu. Maleakhi memandang perkamen itu dan berkata dengan suara tegas, "Saya bersumpah atas nama Tuhan Bapa Yang Mahakuasa, atas nama Perawan tersuci, dan semua santo bahwa begitulah adanya dan begitulah tadi."
"Ini sudah cukup bagiku," kata Bernard. "Kau boleh pergi, Maleakhi dari Hildesheim."
Persis sebelum Maleakhi mencapai pintu, dengan kepala menunduk, terdengar suara dari kerumunan yang ingin tahu di samping aula itu, "Kau menyembunyikan suratnya dan ia menunjukkan kepadamu pantat para novis di dapur!" Terdengar tawa dari beberapa tempat, dan Maleakhi bergegas keluar, sambil mendorong orang-orang di samping kanan dan kirinya. Aku berani bersumpah bahwa itu suara Aymaro, tetapi kata-kata itu diteriakkan dengan nada sumbang. Abbas itu, wajahnya memerah, berteriak menyuruh diam dan mengancam akan memberi hukuman mengerikan kepada semua, sambil memerintahkan para rahib untuk keluar dari aula. Bernard tersenyum licik; Kardinal Bertrand, di satu sisi ruangan itu, memiringkan kepalanya ke telinga Jean d'Anneaux dan mengatakan sesuatu kepadanya. Jean bereaksi dengan menutup mulutnya dengan tangan dan mengajukan kepalanya seakan mau batuk. Kata William kepadaku, "Pengurus gudang itu bukan hanya berbuat dosa duniawi untuk tujuannya sendiri; ia juga bertindak sebagai mucikari.
Tetapi Bernard tidak peduli tentang itu, kecuali bahwa itu mempermalukan Abo, mediator kekaisaran tersebut
Ia terhenti oleh suara Bernard, yang sekarang langsung bicara kepadanya. "Sudah tentu aku akan tertarik juga untuk mendengar dari Anda, Bruder William, naskah apa yang Anda bicarakan tadi pagi dengan Severinus, waktu pengurus gudang tidak sengaja mendengarnya dan salah paham."
William balas menatap Bernard. "Terus terang ia tidak salah memahamiku. Kami membicarakan tentang satu salinan dari risalah tentang canine hydrophobia karya Ayyub al-Ruhawi, suatu buku amat sangat terpelajar yang reputasinya tentu sudah Anda ketahui, dan yang tentunya sering amat bermanfaat bagi Anda. Hydrophobia, kata Ayyub, mungkin bisa dikenali berdasarkan dua puluh lima pertanda jelas
Bernard, yang termasuk dalam ordo Dominikan, tongkat Tuhan, anjing Allah, tidak menganggap itu saat yang tepat untuk memulai perdebatan baru. "Jadi, masalahnya tidak ada hubungannya dengan kasus yang sedang didiskusikan," katanya cepat-cepat. Dan pengadilan itu dilanjutkan.
"Kita kembali kepadamu, Bruder Remigio, Minorit, jauh lebih berbahaya daripada seekor anjing hydrophobik. Andaikan selama beberapa hari terakhir ini Bruder William sudah memberi lebih banyak perhatian kepada air liur orang bidah daripada air liur anjing, mungkin ia juga sudah menemukan seekor ular beludak apa yang bersarang dalam biara ini. Kita kembali saja kepada surat ini. Sekarang kita tahu pasti bahwa surat itu ada di tanganmu dan bahwa kau bersusah payah untuk menyembunyikannya seakan itu benda beracun, dan bahwa kau sebenarnya membunuh" dengan suatu sikap ia menunjukkan sebelumnya suatu upaya menyangkal-"dan tentang pembunuhan itu kita akan bicarakan kelak ... bahwa kau membunuh, menurutku, agar aku tidak bakal mendapatkan surat
itu. Jadi, kau mengenali surat ini sebagai milikmu""
Kepala Gudang itu tidak menjawab, tetapi diamnya cukup mengesankan.
Maka Bernard mendesak, "Dan apa isi surat ini" Ini adalah dua halaman tulisan tangan Dolcino si bidah, beberapa hari sebelum ia ditangkap. Ia memercayakannya kepada seorang pengikut yang akan membawanya kepada orang-orang lain dari sektenya yang masih tersebar di seluruh Italia. Aku bisa membacakan segala sesuatu yang dikatakan dalam surat ini, bahwa Dolcino, karena mencemaskan akhir hidupnya, memercayakan suatu pesan harapan ia mengatakan kepada saudaranya sesama pengikut Setan! Ia menghibur mereka, dan meskipun tanggal-tanggal yang ia cantumkan di sini tidak cocok dengan tanggal-tanggal dari suratnya yang terdahulu, ketika pada 1305 ia berjanji bahwa semua rohaniwan akan habis binasa di tangan Kaisar Frederick, toh, ia menyatakan, pembinasaan ini tidak
lama lagi akan terjadi. Sekali lagi bidah itu berbohong, karena dua puluh tahun lebih sudah lewat sejak hari itu dan tak satu pun ramalan jahatnya terpenuhi. Tetapi yang harus kita bicarakan bukan ramalan lucu dari para peramal, tetapi justru kenyataan bahwa Remigio adalah pengikutnya. Apa kau masih bisa menyangkal, rahib bidah dan tak terampuni, bahwa kau punya hubungan dan pernah tinggal bersama sekte Rasul Palsu""
Saat itu Kepala Gudang tersebut tidak bisa menyangkal lagi.
"Tuanku," katanya, "mulut saya penuh dengan kesalahan paling buruk. Waktu saya mendengar tentang khotbah Dolcino, karena saya sudah dirayu oleh para Biarawan Hidup Dina, saya memercayai katakatanya dan saya bergabung dengan gerombolannya. Ya, betul, saya hidup bersama mereka dalam wilayah Brescia dan Bergamo, saya hidup bersama mereka di Como dan di Valsesia, bersama mereka pula saya mencari perlindungan di Gunung Bald dan dalam Lembah Rassa, dan akhirnya di Gunung Rebello. Tetapi saya tidak pernah ikut ambil bagian dalam perbuatan jahat apa saja, dan waktu mereka mulai merampok dan melakukan kekerasan, hati saya masih mempertahankan semangat kelemahlembutan yang merupakan sifat putra-putra Fransiskus Assisi, dan di Gunung Rebello itulah saya mengatakan kepada Dolcino bahwa saya merasa tidak mampu lagi berpartisipasi dalam pertempuran mereka, dan ia mengizinkan saya pergi, karena, katanya, ia tidak ingin ada pengecut bersamanya, dan ia hanya meminta saya membawa surat itu ke Bologna
"Kepada siapa"" tanya Kardinal Bertrand.
"Kepada beberapa anggota sektenya, yang namanya saya yakin bisa mengingat-ingatnya, dan kalau sudah ingat, akan saya sebutkan kepada Anda, Tuanku," Remigio buru-buru menegaskan. Dan ia menyebutkan nama beberapa orang yang agaknya Kardinal Bertrand kenal, karena ia tersenyum dan tampak puas, sambil saling mengangguk tanda sepakat dengan Bernard.
"Bagus sekali," kata Bernard, dan ia mencatat nama-nama tersebut.
Lalu bertanya kepada Remigio, "Dan mengapa kau sekarang menyerahkan teman-temanmu kepada kami""
"Mereka bukan teman saya, Tuanku, dan buktinya saya tidak menyampaikan surat itu. Memang, saya bertindak lebih jauh, dan saya akan mengatakannya sekarang setelah berusaha melupakannya selama bertahun-tahun: dengan tujuan dapat meninggalkan tempat itu tanpa tertangkap oleh pasukan Uskup Vercelli, yang tengah menunggu kami di dataran, saya berhasil menghubungi beberapa anak buah Uskup itu, dan sebagai balasan bisa pergi dengan aman, saya menceritakan kepada mereka jalan-jalan yang bagus untuk menyerang benteng Dolcino, sehingga keberhasilan pasukan
gereja itu sebagian disebabkan oleh kolaborasi saya..."
"Amat menarik. Ini menceritakan kepada kami bahwa kau bukan sekadar seorang bidah, tetapi juga seorang pengecut dan pengkhianat.
Ini tidak memperbaiki situasimu. Persis seperti hari ini kau berusaha menyelamatkan dirimu sendiri dengan menuduh Maleakhi, yang sudah berbuat baik kepadamu, maka, waktu itu, untuk menyelamatkan dirimu sendiri kau menyerahkan kawan-kawanmu dalam dosa kepada pasukan hukum. Tetapi kau cuma mengkhianati tubuhtubuh mereka, sama sekali bukan ajaran mereka, dan kau menyimpan surat itu sebagai relikui, sementara
berharap suatu hari akan punya keberanian, dan peluang tanpa mengambil risiko, untuk menyampaikan surat itu, untuk mendapatkan lagi kebaikan dari kelompok Rasul Palsu."
"Tidak, Tuanku, tidak," kata Kepala Gudang itu, peluhnya bercucuran, tangannya gemetaran. "Tidak, saya berani sumpah bahwa
"Sumpah!" kata Bernard. "Itu satu lagi bukti akal bulusmu! Kau ingin bersumpah karena kau tahu bahwa aku tahu bagaimana para bidah Waldesia siap bermuka dua, dan bahkan menderita kematian, daripada bersumpah! Dan jika dikuasai ketakutan, mereka pura-pura bersumpah dan menggumamkan sumpah palsu! Tetapi aku sadar betul kau tidak termasuk sekte Saudara Dina dari Lyons, kau musang kejam, dan kau mau berusaha meyakinkan aku bahwa kau bukan seperti yang sebenarnya dirimu, sehingga aku tidak akan mengatakan bahwa kau adalah kau sendiri! Kau bersumpah, ya kan" Kau bersumpah, dengan harapan akan diampuni, tetapi kute
gaskan ini: satu sumpah saja tidak cukup bagiku! Aku bisa menuntut satu, dua, tiga, seratus, sebanyak yang kumau. Aku tahu betul bahwa kalian orang Rasul Palsu memberikan dispensasi kepada mereka yang lebih suka mengucapkan sumpah palsu daripada mengkhianati sekte. Dan karenanya setiap sumpah justru lebih membuktikan kesalahanmu!"
"Tetapi, lalu apa yang harus saya lakukan"" teriak Kepala Gudang itu sambil berlutut.
"Jangan berlutut seperti seorang Beghard! Kau
tidak perlu melakukan apa-apa. Dalam hal ini hanya aku yang tahu apa yang harus kaulakukan," kata Bernard dengan senyum mengerikan. "Kau hanya harus mengaku dosa. Dan kau akan celaka dan terkutuk jika kau mengaku dosa, dan celaka dan terkutuk jika tidak mengaku dosa, karena kau akan dihukum sebagai seorang yang bersumpah palsu. Maka mengakulah, kalau begitu, andaikan hanya untuk mempersingkat interogasi yang paling menyedihkan ini, yang membuat jiwa dan rasa kelembutan dan kasih sayang kami tertekan!"
"Tetapi saya harus mengaku apa""
"Dua urutan dosa: Bahwa kau dulu ikut dalam sekte Dolcino, bahwa kau mengikuti pandangan bidahnya serta tindakan dan sikapnya menentang kewibawaan para uskup dan pejabat kota, bahwa tanpa terampuni kau tetap melanjutkan kebohongan dan ilusi tersebut, meskipun si bidah sudah mati dan sektenya sudah bubar, biarpun tidak sepenuhnya dihancurkan dan dimusnahkan. Dan bahwa, karena jiwamu yang paling dalam telah dirusak oleh praktik-praktik yang dipelajari di kalangan sekte jahat, kau bersalah karena menimbulkan kekacauan melawan Tuhan dan orang melakukannya dalam biara ini, untuk alasan yang belum kuketahui secara jelas tetapi yang justru tidak perlu sepenuhnya dijelaskan, setelah dengan gamblang ditunjukkan (seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini) bahwa kebidahan dari mereka yang mendengarkan khotbah dan berkhotbah tentang kemiskinan, melawan ajaran Paus dan bullabullanya, hanya bisa
menghasilkan tindakan kriminal. Inilah yang harus dipelajari orang beriman, dan ini akan cukup buatku. Mengakulah."
Apa yang diinginkan Bernard sudah jelas. Bernard tidak minat sedikit pun untuk mengetahui siapa yang sudah membunuh rahibrahib lainnya, hanya ingin menunjukkan bahwa Remigio sedikit banyak ikut ambil bagian dalam gagasan yang diajukan oleh para teolog Kaisar. Dan begitu ia telah menunjukkan hubungan antara gagasan-gagasan itu, yang juga merupakan gagasan rapat umum Perugia, dan gagasan kaum Fraticelli dan Dolcinian. Di samping itu, telah terbukti bahwa ada orang dalam biara itu yang menganut semua kebidahan tersebut dan selama ini menjadi pengarang dari banyak kejahatan, maka dengan sendirinya ia sudah memberi pukulan yang benar-benar mematikan kepada para musuhnya. Aku memandang William dan melihat bahwa ia sudah paham tetapi tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun ia sudah meramalkan itu semua. Aku memandang Abbas dan melihat wajahnya murung; ia mulai menyadari, dengan terlambat, bahwa dia, juga, telah ditarik masuk jebakan, dan bahwa otoritasnya sendiri sebagai mediator mulai runtuh, sekarang ia akan tampak seperti pemilik suatu tempat yang dipilih sebagai pertemuan semua kejahatan abad itu. Akan halnya si Kepala Gudang, sekarang ini ia tidak tahu lagi kejahatan apa yang seharusnya masih ia coba untuk menyatakan dirinya tidak bersalah.
Tetapi pada saat itu ia mungkin tidak mampu
melakukan perhitungan apa saja: jeritan yang keluar dari tenggorokannya adalah jeritan jiwanya, dan di dalamnya dan dengan itu ia membebaskan tahun-tahun penyesalan yang panjang dan dirahasiakan. Atau, lebih tepatnya, setelah menjalani suatu hidup dalam ketidakpastian, antusiasme, dan kekecewaan, kepengecutan dan pengkhianatan, dihadapkan kepada kehancurannya yang tak bisa dielakkan, ia memutuskan untuk mengakui iman dari masa mudanya, tidak lagi bertanya kepada dirinya sendiri apa itu betul atau salah, tetapi seakan mau membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia mampu punya suatu iman.
"Ya, betul," teriaknya. "Saya dulu hidup bersama Dolcino, dan saya ikut serta dalam kejahatannya, kusir Dolcino; mungkin waktu itu saya gila, saya kacau antara cinta Tuhan
Kita Yesus Kristus dengan kebutuhan akan kebebasan dan dengan kebencian terhadap para uskup. Betul bahwa saya telah berdosa, tetapi saya tidak bersalah dalam segala sesuatu yang telah terjadi dalam biara ini, saya bersumpah!"
"Untuk saat ini kita sudah mendapatkan sesuatu," kata Bernard, "karena kau sudah mengaku telah menjalankan kebidahan orang Dolcinian, Margaret tukang sihir itu, dan teman-temannya. Apa kau mengakui tinggal bersama mereka di dekat Trivero, waktu mereka menggantung banyak orang Kristen yang beriman, termasuk seorang anak berumur sepuluh tahun yang tidak tahu apa-apa" Dan waktu mereka menggantung lelaki lain di depan istri dan
"rangtua mereka karena tidak mau tunduk kepada tingkah laku anjing-anjing itu" Karena, waktu itu, dibutakan oleh kemarahan dan keangkuhanmu, kau mengira tak ada yang bisa diselamatkan kecuali menjadi anggota komunitasmu" Omong!"
"Ya, saya memercayai hal-hal itu dan melakukan hal-hal tersebut!"
"Dan kau hadir ketika mereka menangkap beberapa pengikut uskup dan membiarkan beberapa dari mereka mati kelaparan di penjara, dan mereka memotong lengan mereka dan tangan seorang perempuan yang sedang hamil, lalu membiarkan perempuan itu melahirkan seorang bayi yang langsung mati, sebelum dibaptis" Dan kau bersama mereka waktu mereka membakar dan menghancurkan desa-desa Mosso, Trivero, Cossila, dan Clecchia sampai rata dengan tanah, dan banyak tempat tinggal di kawasan Crepacorio, dan banyak rumah di Mortiliano dan Quorino, dan mereka membakar gereja di Trivero setelah merusak patung-patung suci, menghancurkan batu-batu nisan dari altar, mematahkan satu lengan dari patung Sang Perawan, merampok piala dan sibori dan buku-buku, merusak puncak menara, membuat lonceng-lonceng berceceran, merampas semua milik bersama dan milik para biarawan""
"Ya, ya, saya ada di sana, dan waktu itu tak seorang pun dari kami yang sadar akan apa yang kami lakukan, kami ingin mencanangkan momen hukuman, kami adalah barisan-depan Kaisar yang dikirim oleh surga dan Paus suci, kami harus
mempercepat turunnya malaikat Philadelphia, ketika semua orang akan menerima karunia Roh Suci dan gereja akan diperbarui, dan setelah penghancuran semua yang jahat, hanya yang sempurna yang akan memerintah!"
Kepala Gudang itu seakan kesurupan dan langsung mendapat pencerahan, kolam penampungan kesunyian dan simulasi itu sekarang seolah pecah, masa lalunya mulai kembali, tidak hanya dalam katakata tetapi juga dalam bayangan-bayangan, dan ia mulai merasakan lagi emosi-emosi yang suatu ketika sudah membuatnya gembira.
"Jadi," Bernard melanjutkan, "kau mengaku bahwa kau telah menghormati Gherardo Segarelli sebagai martir, bahwa kau telah menyangkal semua kekuasaan kepada Gereja Roma dan menyatakan bahwa, baik Paus maupun pihak berwenang siapa saja, bisa menakdirkan untukmu suatu kehidupan yang berbeda daripada kehidupan yang di jalani orang-orangmu, bahwa tak seorang pun berhak mengekskomuninasi kamu, bahwa sejak masa Santo Sylvester semua prelat gereja menjadi pendusta dan penggoda kecuali Petrus dari Morrone, bahwa orang awam tidak diharuskan memberi derma kepada biarawan yang tidak mempraktikkan suatu kondisi dan kemiskinan absolut seperti yang dipraktikkan oleh rasul-rasul pertama, bahwa karena itu derma harus dibayarkan hanya kepada sektemu saja, yang merupakan satu-satunya kelompok rasul dan pengemis Kristus, bahwa berdoa kepada Tuhan di kandang atau dalam suatu gereja yang sudah
disucikan itu sama saja; kau juga mengakui bahwa kalian memasuki desa-desa dan membujuk orang untuk berseru 'Penitenziagite', bahwa dengan licik kalian menyanyikan 'Salve Regina' untuk menarik orang banyak, dan kalian berlagak sebagai orang-orang yang menyesal, yang mulai berusaha menjalani suatu kehidupan sempurna di depan mata semua orang dan kemudian menganggap diri sendiri berhak memberi setiap izin kawin dan setiap kenikmatan karena kalian tidak percaya dalam sakramen pernikahan atau dalam sakramen lainnya, dan, sementara menetapkan diri sendiri lebih murni daripada siapa saja lainnya, kalian memuaskan diri sendiri dengan setiap kecabulan da
n setiap pelanggaran terhadap tubuh kalian dan tubuh orang-orang lainnya" Omong!"
"Ya, ya, saya mengakui kepercayaan benar yang waktu itu saya percayai dengan seluruh jiwa saya. Saya mengaku bahwa kami melepas jubah kami sebagai pertanda penolakan, bahwa kami menolak semua milik pribadi kami, sementara kalian, ras anjing, tidak bakal pernah menolak apa saja; dan sejak saat itu selanjutnya, kami tidak pernah menerima uang dari siapa saja atau membawa apa saja kecuali tubuh kami, dan kami hidup dari belas kasihan dan kami tidak menyisakan apa-apa untuk esok hari, dan kalau mereka menerima kami dan menata meja buat kami, kami makan dan pergi, sambil meninggalkan apa saja yang masih ada di meja
"Dan kalian membakar dan merampok untuk
merebut milik orang Kristen yang baik!"
"Dan kami membakar dan merampok karena kami telah mencanangkan kemiskinan sebagai hukum universal, dan kami punya hak untuk mendermakan kekayaan orang lain yang tidak halal, dan kami ingin menghancurkan inti kerangka kerja keserakahan yang telah meluas dari paroki ke paroki, tetapi kami tidak pernah merampok dengan tujuan memiliki; kami membunuh untuk menghukum, untuk memurnikan yang tidak murni lewat darah. Mungkin kami didorong oleh suatu hasrat terlalu kuat untuk keadilan: seseorang bisa juga berdosa karena terlalu mencintai Tuhan, melalui terlalu banyaknya kesempurnaan.
Kami adalah kongregasi spiritual yang benar, dikirim oleh Tuhan dan ditakdirkan untuk kemuliaan hari-hari akhir; kami akan mendapat anugerah di surga, dengan mempercepat kehancuran kalian. Hanya kami yang menjadi rasul-rasul Kristus, semua lainnya sudah mengkhianatinya, dan Gherardo Segarelli selama itu menjadi sebuah tanaman suci, planta Dei pullulans dalam radice fidei;[Tanaman Tuhan bertunas dalam akar iman- penerj.] Regula kami langsung datang dari Tuhan. Kami juga harus membunuh orang yang tak bersalah, agar lebih cepat membunuh kalian semua. Kami menginginkan dunia yang lebih baik, kedamaian dan keindahan dan kebahagiaan bagi semua, kami ingin membunuh perang yang ditimbulkan oleh keserakahan kalian, karena kalian menentang kami tatkala, untuk mendirikan keadilan dan kebahagiaan, kami harus
mengucurkan sedikit darah .... Terus terang ...
nyatanya itu tidak terlalu berhasil, percepatan itu,
dan hanya dapat mengubah air-air dari Carnasco
menjadi merah di Stavello hari itu, juga ada darah
kami sendiri, kami tidak menghindarkan diri kami
sendiri, darah kami dan darah kalian, banyak dari
itu, sekaligus, saat-saat ramalan Dolcino sudah
dekat, kami harus mempercepat jalannya kejadian..."
Seluruh tubuhnya gemetaran, ia menyeka kedua tangannya pada jubahnya seakan mau membersihkan tangannya dari darah yang tengah ia ingat. "Si rakus itu sudah suci lagi," kata William kepadaku.
"Tetapi apa ini kesucian"" tanyaku, ngeri.
"Tentu masih ada kesucian macam lain lagi," kata William, "tetapi, apa pun juga, itu selalu membuatku takut."
"Dalam hal kesucian, apa yang paling Anda takuti"" tanyaku.
"Ketergesaan." "Cukup, cukup," Bernard berkata lagi sekarang. "Kita mengusahakan pengakuan dosa darimu, bukan suatu imbauan untuk membantai.
Baiklah, kau bukan saja pernah menjadi seorang bidah: kau tetap bidah. Kau bukan saja pernah membunuh: kau sudah membunuh lagi.
Sekarang ceritakan kepada kami bagaimana kau membunuh saudarasaudaramu dalam biara ini, dan mengapa."
Kepala Gudang itu tidak gemetaran lagi,
memandang sekeliling seakan baru saja sadar dari mimpi. "Tidak," katanya, "saya tidak melakukan apa-apa dengan kejahatan di biara ini. Saya sudah mengakui segala sesuatu yang sudah saya lakukan: jangan memaksa saya mengakui apa yang belum saya lakukan
"Tetapi apa lagi yang tidak mungkin sudah kaulakukan" Apa kau sekarang mengatakan bahwa kau tidak bersalah" O, domba, O, contoh kelembutan! Kalian sudah mendengarnya: ia pernah mencelupkan tangannya ke dalam darah dan sekarang ia tidak bersalah! Mungkin kita salah, Remigio dari Varagine adalah suatu paragon kebajikan, seorang putra gereja yang loyal, seorang musuh dari musuh-musuh Kristus, ia selalu menghormati aturan yang oleh tangan
gereja sudah diupayakan dengan keras untuk diberlakukan di desa-desa dan kota-kota, perdagangan yang damai, toko-toko perajin, harta kekayaan gereja-gereja. Ia tidak bersalah, ia tidak melakukan kejahatan apa-apa. Mari, aku akan memelukmu, Bruder Remigio, sehingga aku bisa menghiburmu untuk tuduhan yang dilemparkan orang-orang jahat kepadamu!" Dan ketika Remigio memandang Bernard dengan mata berlinang-linang, seakan tiba-tiba saja mulai percaya akhirnya diampuni, Bernard bersikap keras lagi dan memanggil kapten pasukan pemanah dengan nada memerintah: "Aku tidak ingin mengubah langkah-langkah gereja yang selalu dikritik kalau dijalankan oleh pasukan sekuler. Tetapi perasaan pribadiku justru dikuasai dan diarahkan
oleh hukum. Mintalah kepada Abbas untuk menyediakan suatu tempat untuk memasang peralatan penyiksaan. Tetapi jangan langsung dimulai. Selama tiga hari biarkan dia tetap disekap dalam suatu bilik, ikat kaki dan tangannya dengan rantai besi. Lalu tunjukkan peralatan penyiksaan itu kepadanya. Hanya diperlihatkan. Dan kemudian pada hari keempat, mulailah. Keadilan tidak diilhami oleh keterge-saan, seperti pendapat para Rasul Palsu itu, dan keadilan Tuhan sudah dibagikan selama berabad-abad. Mulailah pelan-pelan, dan tahap demi tahap. Dan, yang terpenting, ingat lagi apa yang sudah dikatakannya dan sekali lagi; hindari pemotongan tubuh dan risiko mati.
Salah satu keuntungannya, prosedur ini secara persis membantu penjahat itu mengerti bahwa kematian harus dinikmati dan diharapkan, tetapi jangan sebelum pengakuannya lengkap, dan secara sukarela, dan memurnikan."
Para pemanah membungkuk untuk mengangkat Kepala Gudang itu, tetapi kaki orang itu tidak bergeming dari tanah dan melawan, sambil menunjukkan bahwa ia ingin bicara. Setelah diizinkan, ia bicara, tetapi kata-kata itu hampir tidak bisa keluar dari mulutnya, dan pidatonya seperti gumaman seorang pemabuk, dan ada sesuatu yang cabul tentang itu. Baru sedikit demi sedikit ia mendapatkan kembali semacam kekuatan besar yang telah mewarnai pengakuan dosanya beberapa saat lalu.
"Tidak, tidak Tuanku. Jangan, jangan siksaan. Saya seorang pengecut.
Saya berkhianat waktu itu, saya telah menyangkal imanku yang dulu selama sebelas tahun di biara ini, sementara mengumpulkan derma dari petani dan pemetik anggur, mengurus kandang kuda dan kandang babi agar bisa berkembang-biak dan memperkaya Abbas; dengan senang hati saya berkolaborasi dalam pengelolaan bangunan dari Antikristus ini. Dan saya kaya, saya sudah melupakan masa-masa pemberontakanku, saya bergelimang dalam kenikmatan citarasa dan dalam lainnya juga. Saya pengecut. Hari ini saya menjual mantan saudara-saudaraku dari Bologna, lalu saya menjual Dolcino. Dan sebagai seorang pengecut, yang menyamar sebagai salah seorang pejuang perang salib, saya menyaksikan penangkapan Dolcino dan Margaret, ketika pada hari Sabtu Suci mereka ditangkap dalam Kastil Bugello. Saya berkelana di sekitar Vercelli selama tiga bulan sampai surat Paus Clement datang dengan putusan hukuman mati. Dan saya melihat Margaret diirisiris di depan mata Dolcino, dan menjerit-jerit, dikeluarkan isi perutnya, tubuh malang yang pada suatu malam, juga sudah kusentuh .... Dan setelah tubuhnya yang hancur itu dibakar, mereka menyiksa Dolcino dan mengiris hidungnya dan testikelnya dengan penjepit membara, dan tidak benar apa yang mereka katakan setelah itu, bahwa dia tidak mengeluh sedikit pun. Dolcino orang yang jangkung dan kuat, ia punya janggut setan luar biasa dan rambut merah yang bergelombang sampai tulang bahunya, ia tampan dan kuat waktu memimpin
kami, dengan topi bertepi lebar dihiasi bunga plum, dengan pedang digantung di atas jubahnya. Dolcino membuat kaum lelaki takut dan perempuan menjerit karena nikmat ....
Namun, waktu mereka menyiksanya, ia, juga, menjerit, kesakitan, seperti seorang perempuan, seperti seekor anak sapi, semua lukanya mengucurkan darah sewaktu mereka membawanya dari satu sudut ke sudut lain, dan mereka terus melukainya pelan-pelan, untuk menunjukkan seberapa lama seorang pengikut Setan bisa hidup, dan ia ingin mati, ia memo
hon mereka untuk mengakhiri hidupnya, tetapi kematiannya terlalu lama, setelah ia sampai ke pembakaran dan hanya berbentuk onggokan daging berdarah. Saya mengikutinya dan saya mengucapkan selamat kepada diriku sendiri karena lepas dari pengadilan itu, saya bangga akan kepintaranku, dan bahwa Salvatore busuk itu bersamaku, dan ia bilang kepadaku: Kita sangat bijaksana, Bruder Remigio, karena bertindak sebagai orang yang nalar, tidak ada yang lebih menjijikkan daripada siksaan!
Saya sudah bersumpah palsu demi seribu agama hari itu. Dan selama bertahun-tahun, lama sekali, saya sudah mengatakan kepada diri sendiri betapa hina diriku, dan betapa saya bahagia jadi orang hina, dan toh saya selalu berharap bisa menunjukkan kepada diri sendiri bahwa saya bukan pengecut semacam itu. Hari ini Anda telah memberiku kekuatan itu, Tuan Bernard; bagiku Anda bersikap bagaikan para kaisar berhala terhadap para
martir yang paling pengecut. Anda telah memberiku keberanian untuk mengaku apa yang kupercaya dalam jiwaku, karena tubuhku lepas jauh dari itu.
Tetapi jangan menuntut keberanian terlalu banyak dari diriku, lebih daripada yang bisa diderita oleh kerangka hidup ini.
Jangan, jangan disiksa. Saya akan mengatakan apa saja yang Anda inginkan. Lebih baik bunuh langsung: mati dicekik sebelum dibakar. Jangan siksaan, seperti terhadap Dolcino. Jangan. Anda menginginkan suatu mayat, dan untuk mendapatkannya Anda butuh saya untuk menerima kesalahan demi mayat-mayat lain. Bagaimanapun juga, saya akan segera menjadi mayat. Dan dengan begitu saya akan memberikan apa yang Anda inginkan. Saya membunuh Adelmo dari Otranto karena benci akan kemudaannya dan kepintarannya mengejek monster-monster seperti diriku, tua, gemuk, pendek, dan bodoh.
Saya membunuh Venantius dari Salvemec karena ia terlalu terpelajar dan membaca buku-buku yang tidak kupahami. Saya membunuh Berengar dari Arundel karena benci kepada perpustakaannya, saya, yang belajar teologi dengan memukul para biarawan yang terlalu gemuk. Saya membunuh Severinus dari Sankt Wendel ... mengapa" Karena ia mengumpulkan tanaman obat, sedangkan saya, waktu tinggal di Gunung Rebello, makan rumput dan tanaman apa saja tanpa ingin tahu khasiatnya. Terus terang, saya juga bisa membunuh yang lain-lainnya, termasuk Abbas kami: entah ia
memihak Paus atau kekaisaran, ia tetap musuhku, dan saya selalu membencinya, bahkan waktu ia menghidupi saya karena saya menghidupinya. Apa ini sudah cukup buat Anda" Ah, tidak, Anda juga ingin tahu caraku membunuh semua orang itu .... Mengapa, saya membunuh mereka ... sebentar ... dengan mengundang kekuatan surga, dengan bantuan seribu legiun yang kukuasai berkat seni yang diajarkan Salvatore kepadaku. Membunuh seseorang tidak perlu memukul: biarkan Setan yang melakukan bagimu, jika kau tahu caranya memerintah Setan."
Ia melontarkan kerlingan licik kepada orang-orang yang menatapnya, sambil tertawa. Tetapi sekarang ia tertawa seperti orang gila, bahkan jika, seperti yang ditunjukkan William kepadaku setelah itu, orang gila ini cukup pintar untuk menyeret Salvatore bersamanya, untuk membalas dendam atas pengkhianatannya.
"Dan bagaimana kau bisa memerintah Setan"" desak Bernard sambil menerima ocehan ini sebagai pengakuan yang sah.
"Anda tahu sendiri; adalah hal yang mustahil untuk bertahuntahun tinggal bersama mereka yang kerasukan setan dan tidak mengikuti kebiasaan mereka! Anda tahu sendiri, tukang daging para rasul! Ambil saja seekor kucing hitam bukankah begitu" yang tidak punya bulu putih sehelai pun (Anda tahu ini), dan ikat keempat kakinya, dan kemudian tengah malam, bawa kucing itu ke suatu perempatan jalan dan kau berteriak dengan suara
keras: Oh, Lucifer Agung, Kaisar Neraka, aku memanggilmu dan kuminta kau merasuki tubuh musuhku karena aku sekarang sudah menawan kucing ini, dan jika kau mau membawa musuhku kepada kematian, maka tengah malam besok, di tempat yang sama, aku akan mempersembahkan kucing ini sebagai kurban, dan kau akan melakukan apa yang kuperintahkan kepadamu demi kekuatan sihir yang sekarang kupraktikkan menurut buku rahasia Santo Cyprianus
, demi nama semua kapten dari legiun-legiun agung neraka, Adramelch, Alastor, dan Azazel, kepada siapa sekarang aku berdoa, dengan semua saudara mereka Bibirnya
gemetar, matanya seakan melotot dari lubangnya, dan ia mulai berdoa atau, tepatnya, seakan sedang berdoa litani, tetapi permohonannya ditujukan kepada semua pimpinan legiun neraka, "Abigor, pecca pro nobis ... Amon, miserere nobis ... Samael, libera nos a bono ... Belial eleison ... Focalor, in corruptionem meam intende ... Haborym, damnamus dominum ... Zaebos, anum meum aperies ... Leonard, asperge me spermate tuo et inquinabor ...."[Abigor, berdosalah bagi kami ... Amon, doakanlah kami ... Samael, selamatkan kami dari kebaikan ... Belial kasihanilah ... Focalor, perhatikan kehancuranku ... Haborym, kami menghujat Tuhan ... Zaebos, hendaklah Engkau membuka duburku ... Leonard, cemari aku dengan spermamu..." penerj.]
"Stop, stop!" setiap orang dalam aula itu berteriak, sambil membuat tanda salib. "Ya, Tuhan, kasihanilah kami semua."
Kepala Gudang itu sekarang diam. Setelah mengucapkan nama-nama semua iblis ini, wajahnya
menunduk, air liur putih meleleh dari mulutnya yang menceng dan deretan gigi yang dikatupkan. Kedua tangannya, meskipun disiksa oleh rantainya, membuka dan menutup dengan kejang, kakinya menendang-nendang begitu saja. Karena melihatku tercekam oleh suatu getaran horor, William menaruh tangannya pada kepalaku dan menjepitku hampir pada tengkuk, menekannya, sehingga aku tenang lagi. "Kau lihat"" katanya kepadaku.
"Di bawah siksaan atau ancaman siksaan, seseorang tidak hanya mengatakan apa yang telah ia lakukan tetapi apa yang seharusnya ingin ia lakukan bahkan jika ia tidak memahaminya. Sekarang Remigio menginginkan kematian dengan seluruh jiwanya."
Para pemanah membawa Kepala Gudang itu keluar, masih kejangkejang.
Bernard mengumpulkan kertas-kertasnya. Lalu ia memandang hadirin dengan tajam, tak bergerak, tetapi amat sangat berang.
"Interogasi selesai. Terdakwa, bersalah oleh pengakuan dosanya sendiri, akan dibawa ke Avignon, tempat akan diadakan pengadilan terakhir, sebagai suatu pengamanan cermat dari kebenaran dan keadilan, dan setelah pengadilan itu ia baru akan dibakar. Ia sudah bukan lagi rahibmu, Abo, juga tidak lagi jadi tanggunganku, yang hanya alat kebenaran yang bersahaja. Pemenuhan keadilan akan terjadi di tempat lain; para gembala sudah melakukan kewajiban mereka, sekarang para anjing harus memisahkan biri-biri yang terinfeksi dari
kawanan itu dan memurnikannya dengan api. Episode buruk yang telah menyaksikan lelaki ini melakukan kejahatan yang sedemikian keji telah berakhir. Sekarang semoga biara ini hidup dalam damai. Tetapi dunia" di sini ia meninggikan suaranya dan kata-katanya ditujukan kepada para duta" dunia masih belum menemukan kedamaian. Dunia dihancurkan oleh kebidahan, yang menemukan perlindungan bahkan dalam aula-aula istana kerajaan! Kuharap Saudara-saudaraku ingat ini: suatu cingulum diaboli.[Tali atau sabuk setan- penerj.] mengikat pengikut sekte jahat Dolcino kepada para pemimpin rapat umum Perugia. Kita tidak boleh lupa: di mata Tuhan kegilaan orang malang yang baru saja kita serahkan kepada keadilan itu, tidak beda dari kegilaan para pemimpin yang berpesta-pora di meja orang Jerman dari Bavaria yang diekskomunikasi. Sumber dari kejahatan orang bidah muncul dari banyak pengkhotbah, bahkan terhormat, yang masih belum dihukum. Hasrat keras dan Kalvari sederhana adalah suatu tanah dari dia yang telah dipanggil oleh Tuhan, seperti diriku yang pendosa ini, untuk mengenali ciri ular bidah di mana pun ia mungkin bersarang. Tetapi dalam menjalankan tugas suci ini, kita jadi tahu bahwa dia yang terang-terangan mempraktikkan kebidahan itu bukan satu-satunya macam orang bidah.
Pendukung kebidahan dapat dibedakan oleh lima indikator. Pertama, ada orang-orang yang diam-diam mengunjungi orang bidah yang tengah
dipenjara; kedua, mereka yang meratapi penangkapan mereka dan sudah menjadi sahabat mereka (ini, nyatanya, agaknya orang yang telah menghabiskan banyak waktu dengan seorang bidah tidak mungkin tetap tidak tahu akan
kegiatan orang bidah itu); ketiga, mereka yang menyatakan orang-orang bidah selama ini dikutuk secara tidak adil, bahkan kalau kesalahan mereka telah terbukti; empat, mereka yang tampak tidak setuju dan mengkritik mereka yang menyiksa orang bidah dan sukses berkhotbah melawan mereka, dan tanda ini bisa ditemukan dari mata, hidung, ekspresi yang berusaha mereka sembunyikan, sementara menunjukkan kebencian terhadap mereka yang karena siapa mereka merasakan kepedihan dan cinta kepada mereka yang kemalangannya membuat mereka begitu sedih; tanda kelima, akhirnya, adalah fakta bahwa mereka mengumpulkan tulang-tulang hangus dari orang bidah yang dibakar dan menganggap benda itu patut dimuliakan .... Tetapi aku juga memberi nilai besar kepada tanda keenam, dan aku menganggap para pengarang buku yang di dalamnya (bahkan jika mereka tidak terangterangan menentang kekolotan) para bidah telah menemukan alasan berdasarkan silogisme yang bisa dipakai untuk membenarkan cara jahat mereka, sebagai nyata-nyata teman para bidah."
Saat bicara, ia menatap Ubertino. Seluruh duta Prancis secara persis memahami maksud Bernard. Sekarang ini pertemuan itu sudah gagal, dan tak seorang pun akan berani mengulangi diskusi pagi
itu, karena tahu bahwa setiap kata akan dipandang menurut kejadian-kejadian terakhir yang membawa bencana ini.
Jika Bernard telah dikirim oleh Paus untuk mencegah rekonsiliasi antara kedua kelompok itu, ia telah berhasil. []
Vespers Dalam cerita ini Ubertino melarikan diri, Benno mulai mempelajari hukum, dan William melakukan refleksi atas berbagai jenis hasrat yang terjadi hari itu.
Sementara para rahib pelan-pelan keluar dari
ruang pertemuan itu, Michael mendekati Wil-
liam, dan kemudian Ubertino bergabung dengan keduanya. Bersama-sama kami keluar ke tempat terbuka untuk bercakap-cakap dalam kloster, dan berjalan di tengah kabut yang tidak menunjukkan pertanda akan menipis. Memang, bayangan-bayangan yang ada justru membuat kabut seakan lebih tebal.
"Kukira tidak perlu mengomentari apa yang telah terjadi," kata William. "Bernard telah mengalahkan kita. Jangan tanyai aku apakah Dolcinian sinting itu benar-benar bersalah atas semua kejahatan tersebut. Sejauh yang bisa kukatakan, ia tidak, sama sekali tidak. Terus terang saja, kita jadi kembali ke tempat kita mulai. Yohanes menginginkan kau datang sendirian ke Avignon, Michael, dan pertemuan ini tidak memberimu jaminan yang tengah kita upayakan. Sebaliknya, ini memberimu
suatu gagasan tentang bagaimana setiap perkataanmu, di atas sana, bisa diputar balik.
Karena itu, kita harus menyimpulkan, menurutku, bahwa kau tidak usah pergi."
Michael menggelengkan kepalanya. "Sebaliknya, aku akan pergi.
Aku tidak menginginkan suatu skisma. Kau, William, bicara dengan amat jelas hari ini, dan kau mengatakan apa yang kauinginkan.
Yah, itu bukan yang kuinginkan, dan aku menyadari bahwa keputusan rapat umum Perugia selama ini telah dipakai oleh para teolog kekaisaran di luar maksud kita. Aku ingin ordo Fransiskan diterima oleh Paus dengan cita-cita kemiskinannya. Dan Paus harus paham bahwa kalau tidak menegaskan cita-cita kemiskinannya, ordo itu tidak mungkin mengembalikan cabang-cabangnya yang bidah. Aku akan pergi ke Avignon, dan jika perlu akan bersikap pasrah kepada Yohanes, aku akan mengompromikan segala sesuatu kecuali prinsip kemiskinan itu."
Ubertino angkat bicara. "Kau tahu bahwa kau membahayakan hidupmu""
"Biar saja," jawab Michael. "Itu lebih baik daripada membahayakan jiwaku."
Ia memang dengan serius membahayakan hidupnya, dan jika Yohanes betul (karena aku masih belum percaya), Michael juga kehilangan jiwanya. Seperti sekarang diketahui semua orang, Michael pergi kepada Paus seminggu setelah kejadian-kejadian yang akan kuceritakan ini. Ia mengulur
waktu selama empat bulan untuk melawan Michael, sampai pada bulan April tahun berikutnya, Yohanes mengeluarkan suatu konsistori yang di dalamnya ia menyebut Michael seorang gila, pengacau, bebal, penggerak kebidahan yang keji, seekor ular yang dipelihara dalam dada gereja sendiri. Dan orang mungkin berpikir
bahwa, menurut caranya memandang segala hal, Yohanes betul, karena selama empat bulan itu Michael sudah menjadi teman dari kawan guruku, William yang lain, yang dari Ockham itu, dan telah mengikuti ide-idenya lebih ekstrem, tetapi tidak terlalu berbeda dari ide yang dipakai bersama oleh guruku bersama Marsilius dan telah diuraikan secara terperinci pagi itu. Hidup orang-orang yang tidak sepakat tersebut jadi berbahaya di Avignon, dan pada akhir bulan Mei, Michael, William dari Ockham, Bonagratia dari Bergamo, Fransiskus dari Ascoli, dan Henri dari Talheim melarikan diri, dikejar oleh anak buah Paus ke Nice, lalu Toulon, Marseilles, dan Aigues-Mortes, di mana mereka ditemui oleh Kardinal Pierre dari Arrablay, yang berusaha membujuk mereka untuk kembali, tetapi tidak berhasil mengatasi penolakan mereka, kebencian mereka kepada Paus, ketakutan mereka. Pada bulan Juni mereka sampai ke Pisa, di mana mereka diterima dengan gembira oleh pasukan kekaisaran, dan pada bulan-bulan berikutnya Michael harus mengumumkan bahwa ia mencela Yohanes. Waktu itu sudah terlalu terlambat, Keberuntungan Kaisar mulai surut; dari Avignon, Yohanes mulai merencanakan untuk mengangkat seorang
jenderal superior baru untuk kaum Minorit, dan akhirnya ia mencapai kemenangan. Michael seharusnya lebih baik tidak memutuskan untuk pergi kepada Paus hari itu: mestinya ia memimpin perlawanan kaum Minorit secara lebih dekat, tanpa menyia-nyiakan waktu berbulan-bulan dalam kekuasaan musuhnya, yang mulai memperlemah posisinya .... Tetapi kemahakuasaan suci mungkin sudah sedemikian rupa menetapkan hal-hal juga sekarang aku tidak tahu siapa di antara mereka semua yang betul. Setelah sekian tahun lamanya, kegairahan justru mati, dan bersama dengan itu, orang percaya, cahaya kebenaran juga mati. Siapa dari kami yang sekarang mampu mengatakan mana yang betul, Hector atau Achilles, Agamemnon atau Priam, waktu mereka bertarung memperebutkan seorang perempuan yang sekarang sudah berupa debu dan abu"
Tetapi aku mulai menyimpang secara melanko-lik. Aku justru harus menceritakan tentang akhir dari percakapan sedih itu. Michael sudah mengambil keputusan dan tidak mungkin meyakinkan dia untuk berhenti. Tetapi masalah lain muncul, dan William blak-blakan menyatakan : Ubertino sendiri sudah tidak aman lagi. Kata-kata Bernard sudah ditujukan kepadanya, kebencian Paus kini terasa tertuju kepadanya, kenyataan bahwa, sementara Michael masih mewakili kekuasaan yang bisa digunakan untuk bernegosiasi, Ubertino sendiri juga terlibat di situ ....
"Yohanes ingin Michael diadili dan Ubertino
dibuang ke neraka. Jika kau kenal Bernard, sebelum hari esok berakhir, dalam gelapnya kabut, Ubertino sudah tentu akan dibunuh. Dan jika ada orang yang menanyakan siapa yang melakukan, biara ini dengan mudah menuding kejahatan lain, dan mereka akan bilang bahwa itu dilakukan oleh setan-setan yang dipanggil oleh Remigio dan kucing-kucing hitamnya, atau oleh seorang Dolcinian yang masih hidup dan masih berkutat di dalam tembok-tembok ini Ubertino cemas. "Jadi"" tanyanya.
"Jadi," kata William, "temui Abbas dan bicaralah dengannya.
Mintalah seekor tunggangan, sedikit bekal, dan sepucuk surat kepada suatu biara yang jauh, di balik Pegunungan Alpen. Dan manfaatkan kegelapan dan kabut untuk langsung meninggalkan tempat ini."
"Tetapi bukankah pasukan pemanah masih menjaga pintu pintu gerbang""
"Biara ini punya jalan keluar lain, dan Abbas tahu itu. Ia tinggal menyuruh seorang pelayan menunggumu di salah satu tikungan lebih rendah dengan seekor kuda dan setelah menyelip lewat suatu jalan dalam tembok-tembok, kau hanya harus melewati serangkaian hutan. Kau harus bertindak segera, sebelum Bernard sembuh dari ekstase kemenangannya. Aku sendiri masih punya urusan. Aku punya dua misi: satu telah gagal, paling sedikit yang lain harus berhasil. Aku ingin mendapatkan sebuah buku dan seseorang. Jika semua berjalan baik, kau akan pergi dari sini sebelum aku
mencarimu lagi. Jadi, selamat berpisah." Ia merentangkan kedua lengannya. Karena terharu, Ubertino memeluknya erat-erat. "Selamat berpisah, William. Kau
orang Inggris gila dan arogan, tetapi hatimu mulia. Apa kita akan bertemu lagi""
"Kita akan bertemu lagi," William meyakinkannya. "Tuhan tentu menghendakinya."
Tuhan, bagaimanapun juga, tidak menghendakinya. Seperti sudah kukatakan, Ubertino meninggal, dibunuh secara misterius, dua tahun kemudian. Hidup orang tua yang rajin dan penuh semangat berdoa ini sungguh keras dan penuh petualangan. Mungkin ia bukan seorang santo, tetapi kuharap Tuhan mengaruniai ketetapannya yang tak mau menyerah seperti seorang santo. Makin tua aku dan makin aku menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, makin sedikit aku menghargai inteligensi yang ingin tahu dan mau melakukan keinginan itu; dan aku mengenali iman sebagai satu-satunya unsur keselamatan, yang bisa menunggu dengan sabar, tanpa mengajukan terlalu banyak pertanyaan. Dan Ubertino sudah pasti amat beriman dalam darah dan penderitaan dari Tuhan kita yang Tersalib.
Mungkin bahkan waktu itu aku sudah mulai memikirkan hal-hal tersebut, dan mistikus tua itu menyadarinya, atau menduga bahwa suatu hari aku akan memikirkan itu semua. Ia tersenyum manis kepadaku dan mendekapku, tidak kuat-kuat seperti yang biasa ia lakukan, yang kadang-kadang mencengkeramku pada hari-hari sebelumnya.
Ia mendekapku seperti seorang kakek mendekap cucunya, dan dengan semangat yang sama aku balas memeluknya. Lalu Ubertino pergi bersama Michael untuk menemui Abbas.
"Dan sekarang"" tanyaku kepada William.
"Dan sekarang, kembali kepada kejahatan-kejahatan kita."
"Guru," kataku, "hari ini banyak hal terjadi, hal-hal menyedihkan bagi Kristianitas, dan misi kita telah gagal. Dan Anda kelihatan lebih tertarik untuk menyelesaikan suatu misteri daripada konflik antara Paus dan Kaisar."
"Orang gila dan anak kecil selalu mengatakan yang benar. Mungkin saja, sebagai penasihat kaisar, temanku Marsilius lebih baik daripada aku, tetapi sebagai inkuisitor aku lebih baik. Bahkan lebih baik daripada Bernard Gui, Tuhan ampuni aku. Karena Bernard berminat, bukan untuk menemukan yang bersalah, tetapi untuk membakar terdakwa. Dan aku, sebaliknya, menemukan kegembiraan paling menyenangkan kalau berhasil menguraikan suatu simpul yang rumit dan halus. Dan ini tentu juga karena, pada suatu masa ketika sebagai filsuf aku meragukan dunia punya satu urutan, aku senang kalau bisa menemukan, jika bukan suatu urutan, paling sedikit serangkaian hubungan dalam wilayah-wilayah kecil dari masalah dunia. Akhirnya, mungkin ada alasan lain: dalam kisah ini, boleh jadi taruhannya lebih besar dan lebih penting daripada pertikaian antara Yohanes dan Louis
"Tetapi ini kisah tentang pencuri dan balas
dendam di kalangan rahib yang kurang saleh!" seruku, kebingungan.
"Karena suatu buku terlarang, Adso. Suatu buku terlarang!" jawab William.
WAKTU itu para rahib mulai makan malam. Makan malam itu baru setengah berlangsung ketika Michael dari Cesena masuk lalu duduk di samping kami dan memberi tahu bahwa Ubertino sudah pergi. William menghela napas lega.
Setelah makan malam berakhir, kami menghindari Abbas, yang sedang bercakap-cakap dengan Bernard, dan melihat Benno, yang menyapa kami dengan senyum setengah-setengah waktu berusaha mencapai pintu. William menahannya dan memaksanya mengikuti kami ke suatu sudut di dapur.
"Benno," William menanyainya, "mana buku itu""
"Buku apa""
"Benno, kau dan aku bukan orang tolol. Yang kumaksud adalah buku yang kami buru seharian ini dalam laboratorium Severinus, yang tidak kukenali. Tetapi kau mengenalinya dengan amat baik dan kembali ke sana untuk mengambilnya
"Apa yang membuat kau mengira aku mengambil buku itu""
"Kukira memang begitu, dan kau juga berpikir begitu. Mana buku itu""
"Aku tidak bisa memberi tahu."
"Benno, jika kau tidak mau memberi tahu, aku akan lapor kepada Abbas."
"Aku tidak bisa memberi tahu atas perintah Abbas,"


The Name Of The Rose Karya Umberta Eco di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Benno, dengan raut muka licik. "Hari ini, setelah kita bercakap-cakap, ada sesuatu kejadian yang harus kauketahui. Setelah Berengar meninggal, tidak ada lagi asisten pustakawan. Petang ini Maleakhi mengusulkan aku untuk posisi tersebut. Baru setengah jam yang lalu Abbas se
tuju. Dan besok pagi, kuharap, aku akan dilantik ke dalam rahasia perpustakaan itu. Benar, aku memang mengambil buku itu pagi tadi, dan kusembunyikan di bawah dipan di bilikku, bahkan tanpa memeriksanya, karena aku tahu bahwa Maleakhi mematamataiku.
Akhirnya, Maleakhi mengusulkan jabatan yang sudah kuceritakan tadi. Dan sesudah itu aku melakukan apa yang harus dilakukan seorang asisten pustakawan: aku menyerahkan buku itu kepadanya."
Aku tidak tahan untuk tidak omong, dan dengan keras.
"Tetapi, Benno, kemarin, dan pada hari sebelum kau ... kau bilang kau terbakar oleh keinginan untuk tahu, dan kau tidak ingin perpustakaan menyimpan misteri lagi, dan kau bilang seorang terpelajar harus tahu
Benno terdiam, tersipu; tetapi William menghentikan katakataku, "Adso, beberapa jam yang lalu Benno bergabung dengan pihak lain. Sekarang dia penjaga semua rahasia yang dulu ingin ia ketahui, dan sementara menjaga ia akan punya waktu sebanyak mungkin untuk mempelajari rahasia-rahasia tersebut."
"Tetapi yang lain-lainnya"" tanyaku. "Waktu itu
Benno juga bicara atas nama semua orang terpelajar!"
"Itu sebelum," kata William. Dan ia menarikku pergi, sambil meninggalkan Benno menjadi korban kebingungan.
"Benno," kata William kemudian kepadaku, "adalah korban berahi dahsyat, yang bukan berahi Berengar atau Kepala Gudang itu.
Seperti halnya banyak kaum terpelajar, ia punya berahi untuk pengetahuan. Pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Karena kekurangan sebagian pengetahuan ini, ia ingin merenggutnya.
Sekarang ia berhasil. Maleakhi mengenal lelaki ini: ia menggunakan caranya yang terbaik untuk mendapatkan kembali buku itu dan membungkam bibir Benno. Kau tentu akan menanyakan kepadaku apa baiknya menguasai segudang pengetahuan semacam itu jika seseorang telah sepakat untuk tidak membiarkan setiap orang mendapatkannya.
Tetapi inilah persisnya mengapa aku bicara tentang berahi. Rasa haus Roger Bacon untuk pengetahuan bukan berahi: ia ingin menggunakan ilmu pengetahuannya untuk membuat rakyat Tuhan lebih bahagia, dan karenanya ia tidak mencari pengetahuan untuk dirinya sendiri. Berahi Benno hanya sekadar keingintahuan yang tak terpuaskan, keangkuhan intelektual, cara lain bagi seorang rahib untuk mengubah dan menyembuhkan berahi jasmaninya, atau semangat yang membuat orang lain menjadi seorang ksatria iman atau kebidahan. Berahi tidak hanya terdapat dalam daging. Bernard
Gui seorang yang penuh berahi; tetapi adalah suatu berahi rusak akan keadilan yang bisa disamakan dengan berahi akan kekuasaan. Paus Roma kita yang suci dan sudah lengser itu punya berahi akan kekayaan. Dan sebagai orang muda, Kepala Gudang itu punya suatu berahi untuk memberi kesaksian dan mengubah dan menjalani hukuman, dan kemudian suatu berahi untuk mati. Dan berahi Benno adalah untuk buku. Seperti semua berahi, termasuk berahi Onan, yang mencecerkan benihnya ke atas tanah, namun mandul dan tidak ada hubungannya dengan cinta, bahkan dengan cinta jasmani
"Aku tahu," gumamku, meskipun pada diriku sendiri. William pura-pura tidak mendengar. Sambil melanjutkan observasinya, ia berkata, "Cinta sejati menginginkan yang baik bagi yang dicintai."
"Mungkinkah Benno menginginkan yang baik dari buku bukunya (dan sekarang buku-buku itu juga miliknya) dan mengira kebaikan buku-buku itu terletak dalam keadaannya yang tersimpan di tempat yang tak terjangkau tangan""
"Kebaikan sebuah buku terletak pada keadaannya yang bisa dibaca.
Sebuah buku terdiri atas pertanda yang bicara tentang pertanda lain, yang pada gilirannya bicara tentang banyak hal.
Tanpa mata untuk membacanya, sebuah buku berisi pertanda yang tidak menghasilkan konsep, karenanya bisu. Perpustakaan ini mungkin ditakdirkan untuk melindungi buku-buku yang disimpannya,
tetapi sekarang tetap hidup untuk mengubur buku-buku itu. Ini sebabnya perpus- takaan itu telah menjadi sebuah bak cuci ketidak- adilan. Kepala Gudang itu bilang bahwa ia dikhianati.
Begitu pula Benno. Ia telah dikhianati. Oh, hari ini amat buruk, Adso terkasih! Penuh darah dan keruntuhan. Aku sudah muak hari ini. Mari kita mengikuti komplina,
lalu tidur." Waktu keluar dari dapur, kami berpapasan dengan Aymaro. Ia menanyakan apakah rumor yang tersebar sekeliling itu betul, bahwa Maleakhi mengusulkan Benno menjadi asistennya. Kami hanya bisa mengiyakan.
"Maleakhi kita sudah melakukan banyak hal bagus hari ini," kata Aymaro, dengan seringai puas dan gemar seperti biasanya.
"Jika keadilan ada, Setan akan datang dan mengambilnya malam ini juga." []
Komplina Dalam cerita ini semua mendengar khotbah tentang kedatangan Antikristus, dan Adso menemukan kekuatan dari nama-nama yang layak.
Vespers dilantunkan secara ragu-ragu se-
mentara interogasi Kepala Gudang itu masih berlangsung, karena beberapa novis yang ingin tahu, lari dari pengawasan gurunya untuk mengintip apa yang sedang terjadi dalam aula pertemuan lewat celah dan jendela.
Sekarang seluruh komunitas itu akan mendoakan jiwa baik Severinus. Setiap orang berharap Abbas akan bicara, dan ingin tahu apa yang akan ia katakan. Tetapi sebagai gantinya, setelah homili ritual dari Santo Gregorius, refrain, dan tiga mazmur yang telah ditetapkan, Abbas memang naik ke atas mimbar, tetapi hanya untuk mengatakan bahwa ia tidak akan bicara apa-apa malam ini.
Begitu banyak musibah telah menimpa biara ini, katanya, sehingga bahkan bapa spiritual sekalipun terdorong untuk berkhotbah dengan nada jengkel dan menegur. Setiap orang, tanpa kecuali, sekarang harus melakukan pemeriksaan batin secara
kuat. Tetapi karena diperlukan seseorang untuk bicara, ia menyatakan bahwa teguran itu harus diucapkan oleh yang tertua di antara mereka, yang sekarang sudah mendekati kematian, bruder yang paling sedikit terlibat dalam semua hasrat jasmani yang telah merangsang begitu banyak kejahatan. Menurut usianya, Alinardo dari Grottaferrata seharusnya bicara, tetapi semua tahu kondisi kesehatan bruder yang mulia itu lemah. Langsung setelah Alinardo, dalam urutan yang ditetapkan oleh jalannya waktu yang tak bisa dielakkan, adalah Jorge. Dan sekarang Abbas memintanya berkhotbah.
Kami mendengar gumam dari bagian meja tempat Aymaro dan orangorang Italia lain biasa duduk. Aku menduga Abbas telah meminta Jorge berkhotbah tanpa membicarakannya dulu dengan Alinardo.
Guruku menunjukkan kepadaku, dengan bisik-bisik, bahwa keputusan Abbas untuk tidak bicara itu bijaksana, karena apa saja yang mungkin akan ia katakan akan dinilai oleh Bernard dan orang-orang Avignon yang hadir. Jorge tua, sebaliknya, akan membatasi dirinya kepada ramalan mistiknya yang biasa, dan orang-orang Avignon tidak akan menganggap kata-katanya penting. "Tetapi aku, ya," kata William, "karena aku tidak percaya bahwa Jorge sepakat, dan mungkin diminta, untuk bicara tanpa suatu tujuan yang tepat."
Jorge memanjat naik ke mimbar, dengan bantuan seseorang. Wajahnya diterangi oleh tripod itu, satu-satunya api yang menerangi jalan-tengah
gereja. Cahaya api itu memperkuat kegelapan yang melingkari matanya, yang tampak seperti dua lubang hitam.
"Saudara-saudaraku paling tercinta," ia mulai, "dan semua tamu kami, yang paling kami kasihi. Jika kalian mau mendengarkan orang tua malang ini .... Keempat kematian yang telah menimpa biara kami tanpa menyebutkan dosa-dosa, yang sudah amat lama dan yang baru, dari yang paling hina di antara orang hidup bukan, seperti kalian ketahui, disebabkan oleh alam, yang, karena ritmenya bandel, menetapkan hari kita di dunia, dari ayunan sampai kuburan. Tidak diragukan lagi bahwa kalian semua percaya bahwa, meskipun selama ini dicekam kesedihan, kejadian-kejadian menyedihkan ini belum melibatkan jiwa kita, karena semua dari kalian, yang selamat, tidak bersalah, dan kalau yang satu ini sudah dihukum, sementara kalian akan, tentunya, tetap meratapi kepergian mereka yang sudah meninggal, kalian tidak akan perlu membersihkan diri dari setiap tuduhan di depan pengadilan Tuhan.
Begitu yang kalian percayai. Orang-orang gila!" teriaknya dengan suara aneh. "Kalian semua gila dan congkak. Dia yang telah membunuh akan menanggung beban dosanya di hadapan Tuhan, tetapi hanya karena ia pasrah dijadikan sarana keputusan Tuhan. Persis seperti perlu adany
a seseorang untuk mengkhianati Yesus karena misteri penebusan harus dipenuhi, toh Allah memberi sanksi kutukan dan makian kepada dia yang mengkhianati-Nya. Jadi, seseorang telah berdosa pada hari-hari ini, menye-
babkan kematian dan kehancuran, tetapi aku mengatakan kepada kalian bahwa kehancuran ini, meski tidak diinginkan, paling sedikit diizinkan oleh Tuhan demi mengurangi keangkuhan kita!"
Ia diam, dan menatap kosong ke arah orang banyak yang diam itu seakan matanya bisa menangkap emosi orang-orang itu, seakan nyata dengan telinganya ia menikmati keheningan dan ketakutan besar itu.
"Dalam komunitas ini," ia melanjutkan, "ular kesombongan sudah cukup lama bergelung. Tetapi kesombongan apa" Kesombongan akan kekuasaan, dalam sebuah biara yang terisolasi dari dunia" Tidak, tentu saja bukan. Kesombongan akan kekayaan" Saudara saudaraku, sebelum dunia yang dikenal menggemakan perdebatan panjang tentang kemiskinan dan kepemilikan, sejak zaman pendiri kita, kita, bahkan ketika kita punya segala sesuatu, belum pernah punya apa-apa.
Satu-satunya kekayaan kita yang benar adalah observasi dari Regula, doa dan kerja. Tetapi dari kerja kita, kerja dari ordo kita, dan khususnya kerja dari biara ini, sebagian memang, pada dasarnya adalah studi, dan pelestarian ilmu pengetahuan. Pelestarian, kataku, bukan pencarian, karena properti ilmu pengetahuan, sebagai suatu hal suci, sudah lengkap dan sudah ditentukan sejak awal, dalam kesempurnaan Nubuat Tuhan yang mengungkapkan diri kepada dirinya sendiri. Pelestarian, kataku, dan bukan pencarian, karena ini adalah suatu properti ilmu pengetahuan, sebagai suatu hal
manusiawi, yang sudah ditetapkan dan dilengkapi selama berabad-abad, dari khotbah para nabi sampai interpretasi para bapa gereja. Tidak ada kemajuan, tidak ada revolusi selama berabad-abad, dalam sejarah ilmu pengetahuan, paling-paling ada suatu rekapitulasi yang berkesinambungan dan sublim. Sejarah manusia berlangsung dengan suatu gerakan yang tidak bisa dihentikan, dari penciptaan sampai penebusan, menuju kembalinya kemenangan Kristus, yang akan tampak duduk di atas mega untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati; tetapi manusia dan pengetahuan suci tidak mengikuti jalan ini: kuat bagai benteng tak terhancurkan, pengetahuan ini membuat kita, kalau rendah hati dan waspada mendengarkan suaranya, bisa mengikuti, menduga jalan ini, tetapi tidak tersentuh oleh jalan ini. Aku adalah Dia yang Aliahmu, kata Allah orang Yahudi itu, Aku adalah jalan, kebenaran dan kehidupan, kata Tuhan kita. Jadi kalian tahu sudah: pengetahuan bukan apa-apa kecuali komentar mengagumkan atas kedua kebenaran ini. Segala sesuatu lainnya yang selama ini telah dikatakan, diungkapkan oleh para nabi, oleh para Evangelis, oleh para bapa dan para doktor, untuk lebih memperjelas kedua ungkapan tersebut. Dan kadang-kadang juga ada komentar menentang dari penyembah berhala, yang tidak tahu tentang itu, dan kata-kata mereka telah dimasukkan ke dalam tradisi Kristen. Tetapi di luar itu tidak ada lagi yang dikatakan lebih jauh. Yang ada hanyalah melanjutkan meditasi, untuk
membuatnya mengilat, melestarikan.
Dulu, ini adalah dan seharusnya menjadi tugas biara kita dengan perpustakaannya yang luar biasa ini tidak ada lainnya. Ada kisah bahwa suatu hari seorang kalifah Timur membakar perpustakaan dari suatu kota yang bangga, hebat, dan terkenal, dan bahwa, sementara ribuan buku mulai terbakar, ia mengatakan bahwa buku-buku itu akan dan harus lenyap: entah karena mengulangi apa yang sudah dikatakan Al-Quran, dan karenanya tak berguna, atau bertentangan dengan buku suci penyembah berhala, dan karenanya berbahaya. Para doktor gereja, dan kita bersama mereka, tidak berpikir dengan cara ini. Segala sesuatu yang melibatkan komentar dan klarifikasi Kitab Injil, harus dilestarikan, karena ini mendorong kemuliaan tulisan-tulisan suci; apa yang bertentangan tidak boleh dihancurkan, karena hanya jika dilestarikan maka pada gilirannya itu dapat dipertentangkan oleh mereka yang bisa berbuat begitu dan memang ditugasi, dalam cara dan waktu yang dipilih Tuhan.
Karena itu tangg ung jawab ordo kita selama berabad abad, dan tugas biara kita sekarang ini: bangga akan kebenaran yang kita nyatakan, rendah hati dan tekun melestarikan kata-kata yang kejam terhadap kebenaran, tanpa membiarkan diri kita dikotori olehnya.
Nah, Saudara-saudaraku, apa dosa dari kesombongan yang bisa menggoda seorang rahib terpelajar" Yang menganggap tugasnya bukan melestarikan, tetapi mencari suatu informasi yang
belum memberikan kepada umat manusia, seakan kata yang terakhir belum menggema lagi dalam kata-kata malaikat terakhir yang bicara dalam Injil bab terakhir: 'Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan Nubuat dari Kitab ini. Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam Kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus seperti yang tertulis di dalam kitab ini.' Nah apa bagi kalian, Saudara-saudaraku yang malang, kata-kata tersebut tidak seakan-akan membayangkan apa yang telah terjadi belum lama ini di dalam tembok-tembok ini, padahal apa yang telah terjadi di dalam temboktembok ini hanya membayangkan perubahan-perubahan yang sama karena itu merundung abad yang di dalamnya kita hidup, teguh dalam kata dan dalam perbuatan, seperti perubahan yang terjadi di kota-kota maupun kastil-kastil, dalam universitas membanggakan dan gereja katedral, yang dengan penuh semangat berusaha menemukan ketentuan tambahan baru kepada kata-kata kebenaran itu, sementara merusak makna dari kebenaran yang sudah kaya dalam semua aliran, dan hanya menimbulkan pembelaan diri tanpa takut dan bukan tambahan tolol" Inilah kesombongan yang menetap dan masih akan menetap di dalam tembok-tembok ini: dan aku
akan mengatakan kepada dia yang telah bekerja keras dan yang bekerja untuk membongkar meterai dari buku-buku yang bukan miliknya untuk melihat, bahwa inilah kesombongan yang ingin dihukum dan terus dihukum oleh Tuhan jika tidak dikurangi dan tidak merendahkan dirinya sendiri, karena Tuhan tidak sulit menemukan, tetap dan selalu, berkat kelemahan kita, alat balas dendam-Nya."
"Kau dengar itu, Adso"" gumam William kepadaku. "Orang tua itu tahu lebih banyak daripada yang sedang ia katakan. Entah ia ikut campur atau tidak dalam masalah ini, ia tahu, dan mau memperingatkan, bahwa jika beberapa rahib tertentu yang ingin tahu terus melanggar perpustakaan itu, biara ini tidak akan damai lagi."
Setelah berhenti agak lama, sekarang Jorge bicara lagi.
"Tetapi siapa, akhirnya, simbol kesombongan itu sendiri, yang dari siapa yang sombong adalah gambar dan utusan-utusan, yang me nyelesaikan pekerjaan dan mempertahankan standar" Siapa yang sebenarnya telah bertindak dan mungkin akan bertindak juga di dalam tembok-tembok ini, sehingga akan memperingatkan kita bahwa waktunya sudah dekat dan menghibur kita, karena jika waktunya sudah dekat, penderitaan itu sudah jelas tak tertahankan, tetapi tidak tanpa batas, karena siklus besar alam semesta ini sudah hampir terpenuhi" Oh, apa kalian semua sudah paham betul, dan takut mengucapkan namanya, karena ini juga nama kalian dan kalian takut akan itu, tetapi
meskipun kalian takut, aku tidak, dan aku akan mengucapkan nama ini dengan suara lantang sehingga isi perut kalian akan melintir ketakutan dan gigi kalian akan bergemeretuk dan melukai lidah kalian, dan kengerian yang terbentuk dalam darah kalian membuat tirai gelap turun ke atas mata kalian ....
Ia adalah binatang buas jahat, ia adalah Antikristus itu!"
Ia berhenti bicara lama sekali. Para pendengarnya seakan mati.
Satu-satunya yang bergerak di seluruh gereja itu adalah nyala api dalam tripod, tetapi bahkan bayang-bayang yang dibentuknya seakan membeku. Bunyi, lirih, satu-satunya adalah napas Jorge yang tertahan, ketika ia menyeka peluh dari keningnya. Lalu Jorge melanjutkan.
"Kalian mungkin ingin mengatakan kepadaku: Tidak, ia belum lagi datang; mana tanda-tanda kedatangannya" Tolol yang bilang ini! Mengapa
, mereka ada di hadapan mata kita, hari demi hari, dalam amfiteater besar dunia dan dalam citra biara yang lebih sempit, malapetaka yang sudah menunjukkan tanda .... Sejak dulu dikatakan bahwa kalau momen itu sudah hampir tiba, seorang raja asing akan bangkit di Barat, penguasa kecurangan amat besar, ateis, pembunuh orang, culas, haus akan emas, terampil dalam muslihat, kejam, musuh dan penghukum orang beriman, dan pada masanya ia tidak akan menganggap perak berharga tetapi hanya akan menjunjung tinggi emas! Aku tahu
betul, kalian yang mendengarkan aku sekarang bergegas untuk membuat kalkulasi untuk melihat apakah dia yang kukatakan itu menyerupai Paus atau Kaisar atau Raja Prancis atau siapa saja yang kalian mau, sehingga kalian akan mampu mengatakan: Dia adalah musuhku dan aku berada di pihak yang benar! Tetapi aku tidak akan terlalu blak-blakan: aku tidak akan memilih salah seorang dari kalian. Antikristus itu, kalau datang, merasuki semua dan untuk semua orang, dan masing-masing adalah bagian dari dia. Ia akan berada dalam kelompok tentara bayaran yang merampas kota-kota dan pedesaan, ia akan berada dalam pertanda yang tidak tampak sebelumnya di langit, di mana tiba-tiba pelangi akan muncul, api dan sangkakala, sementara suara-suara mengerang akan terdengar dan laut akan mendidih.
Sudah dikatakan bahwa orang dan binatang akan menimbulkan monster-monster, tetapi ini berarti bahwa hati akan mengandung kebencian dan ketidaktenangan. Jangan memandang sekelilingmu untuk melihat sekilas binatang-binatang ilustrasi yang amat kalian nikmati pada perkamen! Sudah dikatakan bahwa istri-istri masih muda yang belum lama kawin akan melahirkan bayi-bayi yang sudah bisa bicara dengan fasih, yang akan mewartakan bahwa saat itu sudah dekat dan akan minta untuk dibunuh. Tetapi jangan memeriksa desa-desa di bawah kita, bayi-bayi terlalu-bijaksana yang sudah dibunuh di dalam tembok-tembok ini sendiri! Dan seperti bayi-bayi ramalan, penampilan mereka
seperti orang yang sudah tua, dan dalam ramalan mereka adalah anak-anak berkaki empat, dan hantu-hantu dan embrio-embrio yang akan meramal dalam rahim para ibu sambil mengucapkan kata-kata ajaib. Dan semua sudah ditulis, kalian tahu itu, kan" Sudah dituliskan bahwa banyak di kalangan mereka yang berpangkat, dan di kalangan rakyat, gereja, akan menjadi pengacau; bahwa akan muncul para gembala kejam, jahat, keji, serakah, suka mencari kenikmatan, suka merampas, suka menikmati omong kosong, suka membual, sombong, keranjingan, arogan, tercebur dalam percabulan, suka mencari kemenangan sia-sia, musuh Injil, siap menghindari gerbang selat, untuk menyangkal dunia yang benar; dan mereka akan membenci setiap cara berbakti, tidak akan menyesali dosa mereka, dan karenanya akan menyebarkannya di kalangan semua orang yang tak beriman, kebencian antar-rohaniwan, kekejaman, kekerasan hati, iri hati, ketidakacuhan, perampokan, ketidaksabaran, berahi, kenikmatan jasmani, zina, dan semua kejahatan lainnya. Kasih sayang akan lenyap, dan kerendahan hati, cinta kedamaian, kemiskinan, kasih sayang, manfaat air mata .... Ayolah, apa kalian tidak mengenali diri kalian sendiri, kalian semua yang hadir di sini, rahib-rahib biara ini dan tamu-tamu terhormat dari dunia luar""
Selama Jorge berhenti bicara terdengar suara gemeresik.
Kardinal Bertrand gelisah di atas bangkunya. Bagaimanapun juga, pikirku, Jorge seorang peng-
khotbah yang hebat, dan waktu melecut saudara-saudaranya, ia juga tidak lupa melecut para tamu. Aku mau memberikan apa saja asalkan bisa mengetahui apa yang tengah dipikirkan Bernard saat itu, atau apa yang dipikirkan orang-orang Avignon yang gemuk itu.
"Dan akan terjadi pada titik ini, tepatnya ini," suara Jorge menggelegar, "bahwa Antikristus akan mengajak hantu terhujatnya, kera, karena ia ingin menjadi Tuhan kita. Pada saat-saat itu (maksudnya semua ini), semua kerajaan akan tersapu habis, akan terjadi kelaparan dan kemiskinan, dan panen gagal, dan musim dingin amat sangat keras. Dan anak-anak dari masa itu (yakni, se karang) tidak ada siapa-siapa lagi yang mengasuh dan menyimpan makanan dal
am gudang mereka, dan mereka akan dipermalukan dalam pasar jual beli. Teberkatilah, karena itu, mereka yang sudah tidak hidup lagi, atau yang, masih hidup, bisa bertahan hidup!
Maka akan datang putra kejahatan kekal, musuh yang membual dan sombong, sambil memperagakan banyak virus untuk mengelabui seluruh bumi dan mengalahkan keadilan. Syria akan jatuh dan meratapi putra-putranya, Cicilia akan mengangkat kepalanya sampai dia yang bakal mengadili muncul. Putri Babylon akan bangkit dari takhta kemegahannya untuk minum dari cawan kepedihan. Cappa-docia, Lycia, dan Lycaunia akan tunduk karena seluruh kumpulan orang akan dimusnahkan karena hancurnya ketidakadilan. Kemah-kemah orang
Barbar dan kereta-kereta perang akan muncul di semua sisi untuk menguasai tanah-tanah. Di Armenia, di Pontus, dan di Bithynia, para pemuda akan mati oleh pedang, gadis-gadis akan dijadikan tawanan, putra dan putri sekandung akan melakukan perkawinan.
Pisidia, yang membual dalam kemuliaannya, akan bertekuk lutut, pedang itu akan menembus ke tengah Phoenicia, Judea akan mengenakan baju berkabung dan bersiap-siap untuk hari kejahatan kekal yang ditimbulkan oleh ketidakmurniannya. Di setiap sisi akan muncul kebencian dan penghancuran, Antikristus itu akan mengalahkan dunia Barat dan akan menghancurkan rute-rute perdagangan; ia akan membawa pedang dan api menyala-nyala, dan api itu akan membakar dengan nyala begitu kuat: kekuatannya akan berupa penghujatan, tangannya berupa pengkhianatan, tangan kanan akan membawa kehancuran, tangan kanan pembawa kegelapan. Ini semua adalah ciri-ciri yang akan menandainya: kepalanya akan berupa api membara, mata kanannya akan semerah darah, mata kirinya hijau seperti mata kucing dengan dua pupil, dan alisnya putih, bibir bawahnya membengkak, tumitnya lemah, kakinya besar, ibu jarinya meremukkan dan menyiksa!"
"Itu seakan potret dirinya," bisik William sambil terkekehkekeh.
Itu suatu komentar yang amat keji, tetapi aku berterima kasih kepadanya, karena rambutku sudah mulai berdiri. Aku hampir tidak bisa menahan tawa,
kedua pipiku menggembung ketika bibirku yang mengatup menyemburkan tawa. Suatu bunyi yang, dalam kesunyian setelah kata-kata orang tua itu, terdengar jelas, tetapi untungnya setiap orang mengira ada orang batuk, atau menangis, atau gemetar, dan mereka semua betul.
"Inilah saatnya," Jorge sekarang mulai bicara lagi, "ketika segala sesuatu akan jatuh ke dalam keadaan tanpa hukum, anak laki-laki akan memukul ayahnya, istri akan bersekongkol melawan suami, suami akan menuntut istri, majikan akan tidak berperikemanusiaan terhadap pelayan dan pelayan akan menentang majikan, orang tua tidak lagi dihormati, orang muda akan menuntut untuk memerintah, pekerjaan jadi seakan kebiasaan yang tak berguna bagi semua, di mana-mana akan muncul nyanyian yang menyanjung kebebasan, keburukan, perilaku jangak yang merdeka.
Dan setelah itu, gelombang besar pemerkosaan, perzinaan, sumpah palsu, dosa melawan alam akan menyusul, dan penyakit, dan tenung, dan mantra, dan benda-benda terbang akan tampak di langit, nabinabi palsu akan muncul di tengah orang Kristen yang baik, rasul palsu, koruptor, penipu, tukang sihir, pemerkosa, lintah darat, orang yang bersumpah palsu, pemalsu; gembala akan berubah menjadi serigala, pendeta akan berbohong, rahib akan menginginkan bendabenda duniawi, orang miskin tidak buru-buru membantu tuan tanah mereka, yang berkuasa tidak berbelas kasihan, yang adil akan menjadi saksi ketidakadilan. Semua
kota akan terguncang oleh gempa, akan ada wabah di setiap negeri, angin puyuh akan membongkar bumi, ladang-ladang akan tercemar, laut akan mengeluarkan cairan hitam, keajaiban aneh dan baru akan menggantikan bulan, bintang-bintang tidak lagi mengambil jalannya, bintang-bintang lain tak dikenal akan mengaluri langit, akan ada salju di musim panas, dan di musim dingin panasnya bukan main. Dan saat-saat akhir itu akan tiba, akhir zaman .... Pada hari pertama, akan muncul suara keras dan kuat di langit pada jam tiga, mega ungu akan maju dari utara, guruh dan halilintar akan mengikutinya, dan hujan darah akan
turun ke bumi. Pada hari kedua, bumi akan dibongkar dari kedudukannya dan asap tanur besar akan menembus masuk gerbanggerbang di langit. Pada hari ketiga jurang-jurang bumi akan runtuh dari empat penjuru kosmos. Puncak-puncak langit akan terbuka, udara akan dipenuhi oleh pilar-pilar asap dan akan terasa bau belerang sampai jam kesepuluh. Pada hari keempat, pagi-pagi benar, jurang akan meleleh dan mengeluarkan ledakan, dan gedung-gedung akan runtuh. Pada pada jam keenam hari kelima, kekuatan-kekuatan cahaya dan roda matahari akan dihancurkan, dan akan terjadi kegelapan di seluruh bumi sampai malam, dan bintangbintang dan bulan akan berhenti beredar. Pada pada jam keempat hari keenam, langit akan retak dari timur ke barat dan para malaikat akan bisa memandang ke bumi lewat celah-celah di surga dan semua yang ada di bumi dapat melihat para malaikat memandang ke bawah
dari surga. Lalu semua orang akan bersembunyi di gununggunung untuk menghindari tatapan para malaikat yang adil itu. Pada hari ketujuh, Kristus akan tiba dalam cahaya Bapanya. Dan kemudian akan dilaksanakan pengadilan bagi orang baik dan mereka akan bangkit bersama jiwa dan tubuh suci abadi. Tetapi ini bukan tujuan meditasi kalian malam ini, Saudara-saudaraku yang sombong!
Bukan para pendosa yang akan melihat subuh hari kedelapan, ketika suatu suara lembut dan manis akan muncul dari arah timur, di tengah surga, dan bahwa akan tampak malaikat yang menguasai semua malaikat suci lainnya, dan semua malaikat akan maju bersamanya, duduk di atas kereta mega, penuh dengan kegembiraan, melesat di udara, untuk membebaskan mereka yang telah percaya, dan bersama mereka, semua akan bersukaria karena penghancuran dunia ini tentunya sudah selesai! Tetapi ini tidak untuk membuat kita dengan sombong bersukaria malam ini! Kita justru akan merenungkan kata-kata yang akan diucapkan Tuhan untuk mengusir mereka yang belum mendapat penebusan: Menyingkir dari aku, kalian terkutuk, ke dalam api abadi yang telah disiapkan bagimu oleh Iblis dan para pengikutnya! Kalian sendiri sudah mendapatkannya, dan sekarang nikmatilah! Pergi kalian dari aku, turunlah ke dalam kegelapan abadi dan ke dalam api yang tak bisa mati! Aku menciptakan kalian dan kalian jadi pengikut yang lain! Kalian menjadi pelayan tuan yang lain, pergilah dan tinggallah bersamanya dalam
kegelapan, dengan dia, ular beludak yang tak pernah beristirahat, di tengah gemeretak gigi! Kuberi kalian telinga untuk mendengar Injil dan kalian mendengarkan kata-kata penyembah berhala! Aku membentuk mulut bagi kalian untuk memuliakan Tuhan dan kalian menggunakannya untuk mengucapkan kebohongan para penyair dan teka-teki iblis! Kuberi kalian mata untuk melihat cahaya dalilku, dan kalian menggunakannya untuk mengintip ke dalam kegelapan! Aku seorang hakim umat manusia, tetapi hakim yang adil. Kepada masing-masing aku akan memberikan apa yang pantas diterimanya. Aku akan berbelas kasihan kepada kalian, tetapi aku tidak menemukan minyak dalam guci kalian. Aku akan terdorong untuk menaruh belas kasihan, tetapi lampu kalian tidak bersih. Pergi dariku .... Begitu Tuhan akan berkata. Dan mereka ... dan mungkin kita semua ... akan turun ke dalam siksaan abadi. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus."
"Amin," semua menjawab, dengan satu suara.
SAMBIL berbaris, tanpa menggumam, para rahib keluar menuju bilik mereka. Karena merasa tidak ingin saling bercakap-cakap. Para rahib Minorit dan utusan Paus menghilang, karena ingin sekali menyendiri dan mengaso. Hatiku terasa berat.
"Tidur, Adso," kata William kepadaku, sambil menaiki anak tangga di penginapan. "Ini bukan malam untuk keluyuran. Bernard Gui mungkin punya gagasan untuk mencanangkan akhir dunia dengan
mulai dari mayat kita. Besok pagi kita harus berusaha hadir pada matina, karena segera setelah itu Michael dan rahib Minorit lainnya akan berangkat."
"Apa Bernard juga berangkat, dengan para tawanannya"" tanyaku lirih.
"Sudah tentu tidak ada lagi yang harus ia kerjakan di sini.
Mestinya ia ingin menggiring Michael ke Avignon, tetapi dengan cara sedemikian rupa agar kedatangan Michael b
ersamaan waktu dengan pengadilan Kepala Gudang itu, seorang Minorit, bidah, dan pembunuh. Api pembakaran Kepala Gudang itu akan menerangi, bagaikan sebuah obor perdamaian, pertemuan pertama Michael dengan Paus."
"Dan apa yang akan terjadi dengan Salvatore dan ... gadis itu""
"Salvatore akan pergi bersama Kepala Gudang, karena ia harus bersaksi dalam pengadilan itu. Mungkin Bernard akan menyelamatkan hidupnya sebagai imbalan. Ia mungkin membiarkan Salvatore melarikan diri dan kemudian menyuruh orang membunuhnya, atau betulbetul membiarkannya pergi, karena seseorang seperti Bernard tidak berminat kepada seseorang seperti Salvatore. Siapa tahu" Bisa jadi Salvatore akan berakhir sebagai bandit penggorok leher di suatu hutan di Languedoc
"Dan gadis itu""
"Sudah kubilang: ia akan dibakar hidup-hidup. Tetapi ia akan dibakar sebelumnya, di tengah jalan, untuk meningkatkan iman suatu Desa Kataris di tepi
pantai. Aku sudah mendengar kabar bahwa Bernard akan menemui koleganya, Jacques Fournier (ingat nama itu: karena ia mau membakar orang Albigensia, tetapi punya ambisi lebih besar), dan seorang tukang sihir cantik yang akan dilemparkan ke dalam api tentu akan meningkatkan martabat dan ketenaran kedua orang itu
"Tetapi apa tidak bisa dilakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka"" seruku. "Apa Abbas tidak bisa campur tangan""
"Untuk siapa" Untuk Kepala Gudang itu, seorang kriminal yang mengaku" Untuk seseorang yang berengsek seperti Salvatore" Atau kau maksud gadis itu""
"Bagaimana kalau, ya"" aku memberanikan diri berkata. "Bagaimanapun juga, dari ketiganya, gadis itu yang benar-benar tidak bersalah: Anda tahu dia bukan penyihir
Batu Pembalik Waktu 1 Goosebumps - Permainan Maut Goosebumps Siluman Gila Guling 1
^