Pencarian

Istana Hantu 7

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw Bagian 7


jangan sampai kau tertangkap dengan para ciang-bun-
Istana Hantu - Halaman 346
346 yoza collection Pada saat itulah sebuah benda dingin menyambar di belakangnya, cepat Cu Ling
menggerakkan tangan mengibas ke belakang dan terdengar seruan kaget dari Lily,
karena tangannya yang memegang pedang kesemutan disampok oleh gadis itu!
Cu Ling memondong tubuh ayahnya.
Akan tetapi Lily tak memberi ampun, menggerakkan pedang Toat-beng-kiamnya
menerjang gadis itu! Hebat sekali gadis ini, sangat cepat dan cekatan sekali seakanakan terlebih dahulu gadis itu sudah tahu arah tujuan pedangnya, dengan mudah saja
serangan pedangnya sudah dapat dihindarkan.
Rasa penasaran ini membuat Lily menjadi marah dan ia mainkan ilmu silat Pekhwa-kiam-sut yang dipelajari dari ibunya mendesak gadis ini. Tentu saja Cu Ling
menjadi terkejut dan karena ruangan di situ tidak lebar maka ia meletakkan jenazah
ayahnya dan dengan sengit ia balas menerjang gadis itu.
Hebat sekali pertempuran di ruangan kamar yang berukuran empat persegi itu. Ke
dua orang gadis ini ternyata sama-sama lihai, akan tetapi agaknya gadis yang bernama
Song Cu Ling ini sungguh luar biasa.
Begitu ia mengeluarkan jurus-jurus aneh dan cepat, tahu-tahu Lily kehilangan
lawannya dan ia mulai terdesak oleh gadis yang bagaikan setan ini. Gin-kang Cu Ling
ternyata lebih hebat dan lincah! Terpaksa Lily mengerahkan seluruh kepandaiannya
untuk bertahan dari serangan pedang gadis ini.
ooOOoo Bagaimana tahu-tahu Lily sudah berada di tempat itu dan mengamuk hebat. dan
banyak para orang gagah telah mengurung Istana Hantu itu.
Untuk mengetahui itu, baiklah kita mundur sebentar dan seperti kita ketahui Sung
Tiang Le berhasil meloloskan diri dari Istana Hantu.
Setelah luka-lukanya sembuh ia langsung menuju ke Kun-lun-pay, Thay-san-pay
dan Go-bi-pay untuk memberi tahukan bahwa penculikan para ciangbunjin adalah
dilakukan oleh orang-orang Istana Hantu, maka tentu saja mendengar ini ketiga partai
besar itu menyerbu ke bukit Lu-liang-san dan mengurung tempat itu.
Akan tetapi alangkah herannya Tiang Le dan Bwe Lan, ketika sampai di tempat itu
ia menemukan jenasah Bwe Hwa yang telah mati tergantung di hutan pada penglari
rumah tua itu! putus. Istana Hantu - Halaman 347
347 yoza collection Dengan tangan kirinya segera ia memeluk Bwe Hwa dan mengguncangkan tubuh
itu, namun Bwe Hwa sudah diam tak bergerak! Nyawanya sudah melayang, sejak dua
jam yang lalu, tubuhnya dingin dan dari muka sampai ke leher bertanda biru yangg
menggurat panjang. Dengan perlahan Tiang Le meletakkan perempuan malang itu di tanah dan menoleh
kepada Bu Ci Goat tokoh dari Bu-tong-pay dan berkata:
lihatlah contohnya, sumoayku mati oleh kekejian orang-orang Istana
Hantu. Harap cuwi tunggu di sini dan biarlah siauwte menerjang ke dalam, dan tolong
Bu loenghiong merawat jenasah sumoayku ini baiksedih.
Namun para pimpinan partai ini tidak mau tinggal dan membiarkan Pendekar
Lengan Buntung menerjang ke dalam maka Hay-kui Thaysu buru-buru berkata:
membiarkanmu. Biar aku juga ikut denganmu membasmi orangSerentak dua orang tokoh dari Thay-sanpihak Thay-sanMaka terdengar sorakan-sorakan dari puluhan anak buah Kun-lun-pay bersoraksorak hendak menerjang maju, akan tetapi Tiang Le tidak menghendaki ini, ia cepatcepat mengangkat tangannya dan bicara:
bersama. Oleh sebab itu, kita sebagai orang gagah yang menjunjung tinggi keadilan,
sudah menjadi kewajiban kita untuk berjuang menumpas bangsat-bangsat Istana Hantu.
-lun-pay dan Thay-sanpay sebaiknya mengurung tempat ini di bagian belakang, dan cuwi dari Bu-tong-pay
menembus gedung di bawah tanah itu yang dinamakan Istana Hantu dan aku kira jalan
hanya melalui tempat ini. Maka dari itu biarlah siauwte para pemimpin tiga partai besar
saja yang menyerbu ke dalam. Kalau memang nanti bantuan cuwi diperlukan aku akan
-tiba menunjuk ke dalam hutan. Istana Hantu - Halaman 348
348 yoza collection Serombongan orang-orang gagah yang terdiri dari puluhan pengemis baju
kembang dan orang-orang gagah lainnya telah berlari dengan cepatnya dan sebentar
saja dua orang laki-laki dan perempuan setengah tua telah berdiri di hadapan Tiang Le
dan menjura, -kong-pay dan Hwa-ie-kayberkata Kiang Sun Hi sambil menggerakkan orang-orangnya memberi isyarat
menyebar mengurung tempat itu.
Tiang Le tersenyum girang,
Sun Hi bersama istrinya yang gagah perkasa bernama Yap Sian Eng kemudian dituruti
oleh langkah-langkah lebar dari Kun-lun Sam-lo-jin, Bu Ci Goat, dan Giam-ong Ma Ek dari
Thay-san-pay. Sampai di dalam rumah tua itu, Tiang Le menunjuk kepada orang gagah yang
mengikutnya. . Terpaksa tembok dinding yang kotor dan penuh kembang-kembang.
Suasana di dalam rumah tua itu sungguh sangat menyeramkan, bau busuk
menyengat hidung, di sana sini terdapat rangka-rangka tulang manusia dan tengkoraktengkorak menggeletak begitu saja. Meja dan kursi yang terdapat di ruangan tengah itu
penuh dengan debu dan kabang-kabang.
Hay-san Taysu tokoh ketiga dari Kun-lun Sam-lo-jin maju ke depan,
-gerakan toyanya yang besar dan berat. Suara angin mengiung waktu toya yang berat itu diputar oleh
tosu itu dan siap untuk menghantam tembok dinding.
-san Taysu menghantam dinding tembok.
Debu-debu runtuhan dan eternit rumah menggetar saking kerasnya pukulan toya
yang beratnya lebih seribu kati itu. Akan tetapi sungguh heran sekali orang-orang yang
berada di situ, biar pun tembok itu runtuh dan menggugurkan kapur-kapur akan tetapi
tidak bolong terhantam toya si tosu.
Saking penasaran tosu ini menghatam lagi toyanya dengan pengerahan tenaga
lwekang yang sepenuhnya. Istana Hantu - Halaman 349
349 yoza collection dinding-dinding itu. Akan tetapi sungguh kuat sekali tembok ini.
Namun Tiang Le yang sudah tidak sabaran lagi maju ke depan dan dengan sekali
mengerahkan pukulan gerak tangan kilat yang luar biasa itu, terdengar suara bagaikan
gempa waktu telapak tangan kiri Tiang Le menghantam dinding.
-tiba terdengar suara keras tembok itu bergerak dan menggeser berpindah tempat.
Lima orang kakek berambut riap-riapan telah datang dan dengan seram langsung
menyerang Tiang Le. Namun Pendekar Lengan Buntung ini sekali menggerakkan
tangannya dua orang kakek rambut riap-riapan itu telah terpental dan mendelik mati
terkena angin pukulan Tiang Le.
Cepat Tiang Le menarik tangan Bwe Lan memasuki ruangan di bawah tanah itu
diikuti oleh para orang gagah lainnya. Akan tetapi baik Tiang Le maupun Bwe Lan
menjadi terkejut dan heran karena begitu mereka memasuki ruangan itu nampak di
sana sini penuh dengan tubuh manusia yang sudah tak bernyawa lagi.
Darah merah tergenang di lantai, bekas-bekas terjadi pertempuran masih hangat.
Tembok dinding bernoda darah, pedang dan golok malang melintang di tanah, dan
tubuh-tubuh orang Istana Hantu sudah pada menggeletak mandi darah.
Dengan heran sekali Tiang Le menerobos masuk dan ia dengan Bwe Lan
mengambil ruangan jalan ke kiri sedangkan para orang gagah lainnya mengambil
ruangan jalan kanan. Mereka ini memasuki gedung Istana Hantu dengan berpencar.
Akan tetapi berlaku waspada terhadap segala kemungkinan.
Tiba-tiba Tiang Le dan Bwe Lan mendengar suara senjata beradu di ruang sebelah
kiri. Cepat Pendekar Lengan Buntung ini melayang dengan diikuti gerakan nyonya ini
dengan gerakan yang ringan dan perkasa.
Di ruang sebelah kiri, apa yang mereka lihat"
Dua orang muda, yang satu seorang perempuan cantik yang pernah dilihatnya di
dalam hutan sebagai puteri Bwe Hwa, atau boleh dikatakan sebagai puteri Pendekar
Lengan Buntung sedang mengamuk hebat dikeroyok oleh banyak orang yang
berpakaian serba hitam. Sedang seorang pemuda dengan tubuh sudah mandi darah
tengah dikeroyok oleh Nakayarinta, Thay-lek-hui-mo dan Te Thian Lomo sedangkan
nampak pula Thung Hay Nio-nio dan Sian Jiu Nio-nio mengeroyok gadis yang gagah
perkasa itu! Siapakah dua orang muda itu"
Istana Hantu - Halaman 350
350 yoza collection Mereka adalah Lily dan Tiang Hin!
ooOOoo Seperti telah kita ketahui, Lily terluka oleh Sian Jiu Nio-nio pada lengannya sehingga
tulang lengan itu patah dan ditolong oleh seorang pemuda yang bernama Ngong Ma.
Pemuda, bernama Ngong Ma ini ternyata pinter sekali. Seperti apa yang ia katakan
bahwa dalam wakku tiga hari lengannya akan sembuh. Demikianlah setelah tiga hari
lamanya, lengan itu benar-benar sembuh seperti sedia kala!
Lily tersenyum girang dan menggerak-gerakan tangannya bermain pedang. Terasa
tidak sakit sama sekali, saking girangnya gadis itu, ia memeluk Tiang Hin dan
menciumnya sambil berkata,
koko, terima kasih banyak. Aku telah sembuh kembali sekarang, ya berkat urutan yang
maha mustajab itu. Ngong MaSambil berkata demikian Lily mengangkat jempolnya dan tersenyum manis dalam
pelukan pemuda yang bernama Ngong Ma itu.
Dipeluk seperti itu keruan saja Tiang Hin merasakan dadanya berdebar aneh sampai
sesak napasnya. Gadis ini ternyata polos dan tidak malu-malu lagi.
Untung waktu Lily memeluknya dan menciumi bibirnya tadi, mereka tengah berada
dalam sebuah hutan kecil yang tidak dilihat orang namun begitu wajah Tiang Hin
sebentar pucat sebentar merah.
Entah perasaan apa yang menggerakkan dia untuk mengangkat dagu, gadis itu dan
mengangkatnya lagi. Lalu tertunduk dan mengecup bibir yang indah merekah itu.
Lama Tiang Hin berbuat begini, perasaan hatinya membuncah-buncah bukan main
riangnya. Seakan-akan pada saat itu ia kepingin menari saking girangnya.
Akan tetapi, tiba-tiba tangan kiri Lily melayang di pipinya,
Pemuda itu mengusap pipinya yang terasa perih dan seperti orang bodoh ia
memandang Lily dengun heran.
-benar Ngong bibirnya yang tadi bekas dikecup Tiang Hin.
Istana Hantu - Halaman 351
351 yoza collection Bagaikan ditodong oleh pisau yang amat tajam, pemuda ini terhuyung mundur dan
mukanya merah sampai ke telinga. Sekali ia meraba pipinya yang masih bertanda
merah itu, Kini Lily yang tertunduk malu.
g bahwa lenganku telah Tertusuk sekali hati Tiang Hin.
-sayangan segala! Enggak ada itu di dalam kamus hatiku!
Sudahlah, kau benarbanting-bantingkan kakinya, tiba-tiba matanya menjadi basah.
kau memang tolol, seperti k
Untuk seketika muka Tiang Hin menjadi merah. Ia dikatai Ngong Ma, apa sebabnya
ia dianggap tolol" Salah apakah dia"
Tak enak rasanya hati pemuda ini, akan tetapi karena ia sengaja menyembunyikan
keadaan dirinya, sambil memegangi pipinya yang tadi kena tampar si gadis, Tiang Hin
tertawa bodoh, menjadi tolol" Kau Kini Lily tidak marah lagi. Entah perasaan apa yamg menghinggapi hatinya saat
-kata Ngong Ma barusan seakan-akan hatinya seperti ditusuktusuk.
Ia memandang Tiang Hin dengan iba dan air mata yang masih bergelantungan di
bulu mata itu menitik turun, meleleh perlahan di pipi. Namun begitu sebuah senyum
mencercah di bibirnya. Istana Hantu - Halaman 352
352 yoza collection -ma koko, jangan salah mengerti. Aku tidak menganggapmu tolol.. . .
Kaumaafkanlah aku! Kalau kau senang, biarla
demikian menarik tangan Tiang Hin dan membawanya ke pipinya.
Tiang Hin menarik tangan itu. Dan seperti tadi dalam dadanya berkecamuk
perasaan aneh yang ia sendiri tak mengerti, mengapa ia mempunyai perasaan aneh
ini. Rasanya baru kali ini perasaan itu menghinggap di hatinya. Dan terlebih lagi tak
mengerti waktu gadis itu tiba-tiba berkata,
ih, kau telah menyembuhkanku. Budi baikmu takkan kulupakan.
oleh orang-orang Istana Hantu. Sekiranya aku berhasil menolong ibu aku akan
mencarimu lagi. Nah, selamat berpisah koko,
Tiang Hin hendak membuka mulut, akan tetapi tahu-tahu gadis itu telah mencelat
jauh dan sekali berkelebat, bayangan gadis itu sudah tak nampak lagi dari
pandangannya. Sebetulnya Tiang Hin hendak mengejar, akan tetapi teringat bahwa ia
kini tengah menyembunyikan keadaan dirinya maka dengan langkah lemas ia
mengikuti bayangan gadis itu.
Ia berlari cepat pula. Entah mengapa dalam perjalanannya itu wajah Lily selalu
membayang di matanya. Senyum gadis itu, alangkah indahnya.
Begitu menggairahkan hidupnya. Dan mata gadis itu, aduhai bagaikan ada magnit
yang berkuasa untuk menariknya.
Menyesal ia mengapa tadi dia melepaskan kepergian gadis itu, mengapa ia tidak
buruNamun kata-kata itu tak terucapkan. Ia hanya berdiri bengong waktu bayangan
gadis itu lenyap dihadapannya.
Hanya untuk beberapa lama ia merenungi perkataan gadis tadi. Lily memanggilnya
koko (kanda) alangkah mesranya sebutan itu, bagaikan nyanyian abadi yang begitu
merdu, merdu mengusap hatinya.
Sepanjang jalan itu Tiang Hin hilang kegembiraan. Ia banyak sekali melamun.
Istana Hantu - Halaman 353
353 yoza collection Segala daun-daun di hutan itu selalu membayangi wajah Lily, senyum-senyum
yang manis dari gadis itu selalu membuntuti hidupnya. Akan tetapi segalanya teringat
Tiang Hin tersentak kaget. Dan mengelepakkan kepalanya. Gila! Apakah aku sudah
tergila-gila kepada gadis itu, tak boleh ini! Aku tak boleh melamun terus.
Lily sedang menuju ke Istana Hantu, tentu ia dalam bahaya! Mengapa tidak cepatcepat mengejarnya dan membantunya"
Berpikir demikian bagaikan diingatkan sesuatu Tiang Hin cepat mengelebatkan
tubuhnya berlari menggunakan gin-kangnya mengejar gadis yang bernama Lily, gadis
yang sudah menambat hatinya!
Sementara itu, bagaikan bayangan iblis tubuh Lily berkelebat cepat menuju bukit
Lu-liang-san. Ia sengaja berlari cepat agar segera sampai di Istana Hantu.
Mudah saja bagi Lily menuju ke Lu-liang-san karena puncak gunung yang tinggi itu
dari sini sudah kelihatan menjulang tinggi. Dengan girang sekali Lily berlari cepat
menuju ke sana. Namun, biarpun ia sudah berlari cepat tetap saja ia harus menempuh
perjalanannya hampir setengah hari lamanya!
Dalam berlarinya itu, hati Lily teringat selalu kepada pemuda yang bernama Ngong
Ma. Timbul penyesalan di dalam hatinya kini!
Mengapa ia harus tinggalkan Ngong Ma dan membiarkan pemuda itu berdiri
pemuda itu yang selalu dipikirinya.
Setan! Seharusnya ia memikiri keselamatan ibunya! Berpikir ke situ, Lily
mempergunakan ilmu lari cepat dan sebentar saja ia sudah memasuki kaki bukit Luliang-san.
Mudah saja baginya bertanya kepada penduduk dusun di luar hutan itu,
menanyakan rumah tua yang disebut Istana Hantu. Karena memang rumah tua yang
amat angker dan menyeramkan itu sudah dikenal oleh penduduk dusun sebagai rumah
tua yang banyak sekali ditinggalkan oleh hantu-hantu yang bergentayangan di dalam
hutan dekat telaga kecil itu!
Cepat Lily menuju ke sana.
Akan tetapi apa yang dilihatnya" Dari kejauhan ini ia sudah melihat sebuah rumah
tua yang berdiri dengan meganya dan nampak angker sekali.
Istana Hantu - Halaman 354
354 yoza collection Rombongan burung gagak beterbangan di atas rumah yang bertingkat dua itu. Bau
mayat menusuk ke hidung Lily, sesosok tubuh tergantung!
Berdesir dada Lily, mayat siapa itu"
Perasaan tak enak membuat dia mempercepat langkah kakinya. Tiba-tiba sampai
di halaman rumah tua itu, Lily terbelalak lebar dan menjerit,
Cepat gadis itu telah mencelat ke atas dan merenggut tali penggantung pada leher
ibunya. Ternyata yang tergantung itu adalah tubuh Bwe Hwa!


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Inilah hebat sekali, kedua kaki Lily menggigil menurunkan tubuh ibunya dan
menotok leher ibunya yang sudah membiru itu! Air mata Lily berderai jatuh menimpa
pipi ibunya. -guncangkan ibunya. Ibu itu membuka mata, akan tetapi tatapan mata Bwe Hwa sudah menyuram sayu.
Lama ia memandang anaknya tiba-tiba bibir Bwe Hwa bergerak-gerak hendak
mengatakan sesuatu! Melihat ini, cepat Lily mendekatkan telinganya ke mulut ibunya,
menangis meletakkan kepalanya di dada ibunya itu.
- terkulai dalam pangkuan anaknya.
Lily terbelalak memandang ibunya.
Suara tangis gadis itu tiba-tiba disambut oleh suara tertawa seperti iblis. Dibarengi
dengan berkelebat banyak bayangan keluar dari rumah tua itu.
Ternyata yang telah berdiri di situ adalah Nakayarinta, Bu-tek Sianli dan beberapa
tokoh-tokoh Istana Hantu.
-ha-hamenggeletar meruntuhkan daun-daun di atas pohon itu.
Istana Hantu - Halaman 355
355 yoza collection Lily menengok dan berdiri,
oat-beng-kiam telah tercabut di tangan. Dengan wajah sebentar
merah sebentar pucat, gadis ini menudingkan pedangnya ke arah pertapa muka hitam
Nakayarinta. dan giginya bergemeretuk. Dadanya turun naik menahan amarah yang
menggelombang dahsyat. Si kakek muka hitam tertawa mengejek. Kemudian menoleh kepada Bu-tek Sianli:
Bu-tek Sianli mencelat ke
-ha-ha, kau benar-benar seperti katak dalam tempurung bocah gila. Apakah kau
-tek Sianli tersenyum mengejek.
-beng-kiam di tangan Lily berkelebat
cepat. Hebat sekali gerakan ini. Namun Bu-tek Sianli tentu saja sangat memandang rendah
sekali, maka begitu datangnya serangan pedang si gadis, ia sambil tersenyum mengejek
memapaki dengan sepasang lengannya mengirimkan jurus Sin-kun-bu-tek dengan
maksud sekali mendorong dengan tenaga sin-kang akan membuat gadis itu
terjengkang dan roboh, seperti biasanya bila ia menghadapi lawan yang dianggapnya
tidak tangguh. Akan tetapi inilah kesalahan Bu-tek Sianli. Mimpipun ia tidak pernah menyangka
bahwa gadis yang dihadapinya ini adalah ahli waris tunggal dari kakek Sin Kun Bu-tek
Lim Heng San bekas kekasihnya itu!
Dan begitu melihat sepasang lengan si nenek bergerak dengan jurus Memukul
Gunung Mengaduk Lautan, tentu saja Lily mengenal baik gerakan ini, maka tanpa
memberi kesempatan lagi pedangnya terayun ke samping sedangkan pukulan Bu-tek
Sianli disambutnya dengan telapak tangan yang terbuka pula sedangkan pedang Toatbeng-kiam meluncur dengan amat dahsyatnya tak memberi ampun.
Istana Hantu - Halaman 356
356 yoza collection -tek Sianli tertahan oleh telapak tangan kiri si gadis. Nampak
tubuh nenek bergoyang keras, pada saat itulah tanpa diduganya sebuah sinar pedang
berkelebat dari samping menyabet leher Bu-tek Sianli.
-tek Sianli menjerit kaget merasakan hawa dingin yang luar biasa
disampingnya, cepat ia berkelit ke belakang, namun pada saat itulah sebuah pukulan
lagi dari Lily menghantam dada si nenek dengan jurus terlihai dari Sin Kun Bu-tek pula,
yakni Menampar Ombak Menenangkan Lautan.
Cepat sekali tangan kiri gadis itu telah menyentuh dada si nenek. Bu-tek Sianli
terkejut dan mengangkat tangannya pula menangkis.
-tek Sianli menggigil, namun gadis yang sudah marah itu tak
memberi ampun lagi, sebuah jurus Pek-hwa-kiam-sut menyambar.
Kilatan pedang tak kenal ampun dari ilmu silat yang dipelajari oleh Bwe Hwa dari
kakek Pek-moko membuat Bu-tek Sianli berteriak kaget seperti tadi. Dan cepat
membuang diri ke belakang.
Bentak gadis yang bergema memekakkan anak telinga bagi yang mendengar ini
disertai dengan gebrakan tangan kiri yang menggunakan jurus Merogo Jantung,
Menyambar Hati. Inilah jurus maut Sin-kun-bu-tek ciptaan Lim Heng San.
Bu-tek Sianli menggigil dan ia berteriak ngeri mengiringi kematian ketika tangan
gadis itu dengan dahsyatnya amblas masuk ke dalam dada Nenek itu dan sebuah
benda merah tergenggam di tangannya.
Dengan wajah beringas Lily mendongak ke atas:
Nakayarinta cepat mengeluarkan tongkatnya, ia sendiri terbelalak heran dan kaget.
Jurus apa itu tadi" Luar biasa sekali.
Segera ia memberi aba-aba kepada anak buahnya. Lima orang kakek Istana Hantu
yang berambut riap-riapan dan memakai jubah hitam menerjang maju.
Akan tetapi begitu tangan kiri Lily bergerak, salah seorang di antaranya berteriak
ngeri dan roboh berkelonjotan. Ternyata Lily yang tengah menggenggam jantung Butek Sianli, saking marahnya menimpukkan benda itu ke arah penyerangnya.
Kakek ini tak keburu menangkis, dan sebuah benda berlumur darah bagaikan kilat
cepatnya telah meluncur dengan hebat. Kakek itu menjerit ngeri.
Istana Hantu - Halaman 357
357 yoza collection Segumpal jantung manusia menembus dada si kakek. Dan sambil memekik ngeri
kakek itu roboh dengan tubuh berkelojotan memegangi dada yang tertembus senjata
jantung! Gegerlah suasana di luar rumah tua itu. Lily mengamuk hebat. Pedang di tangannya
ini ternyata betul-betul pedang ampuh yang luar biasa ganasnya.
Pantas saja disebut Pedang Penyabut Nyawa, karena ditangan Lily benar-benar
pedang itu berubah bagaikan malaikat yang haus darah mencabuti nyawa manusia.
Bentakan Nakayarinta itu membuat tiga orang berbaju hitam mencelat mundur dan
lari masuk ke dalam Istana!
-orang Istana Ha membentak dengan mengirimkan tusukan pedang yang luar biasa lihaynya.
Tentu saja Nakayarinta yang telah menyaksikan kehebatan ilmu pedang gadis ini
menjadi terheran-heran, dan beberapa kali bibirnya hendak bertanya. Akan tetapi
menghadapi gerakan-gerakan yang luar biasa ganasnya ini saking penasaran pertapa
dari Anapura itu membentak.
-ha-ha kebetulan sekali! Pek Moko itu adalah musuh besarku yang telah
membunuh seorang muridku, maka kau harus berlutut kepadaku meminta ampun, hayo
-kang tingkat tinggi, sehingga ke dua kaki Lily terasa mau lumpuh dan hampir saja ia menjatuhkan diri
berlutut. Namun gadis yang keras hati dan pantang menyerah ini, mengempos hawa murni
dan membentak, Dengan wajah sengit sekali gadis Lily ini mainkan ilmu pedang Pek-hwa-kiam-sut
yang ganas ini, sedangkan dengan tangan kirinya ia melanjutkan pukulan-pukulan maut
yang luar biasa lihaynya!
Tentu saja setelah bergebrak mengeluarkan jurus-jurus yang paling ampuh,
Nakayarinta hampir tak kuat melayani gadis ini, diam-diam ia mengeluh.
Istana Hantu - Halaman 358
358 yoza collection Dan merah mukanya saking malu, kalau ia sampai kalah oleh gadis ini betapa akan
memalukan saja, maka cepat-cepat ia merubah gerakan tongkatnya dan mainkan ilmu
tongkat siluman puncak Himalaya.
Jarang sekali kakek ini memainkan ilmu ini, karena bukan saja gerakan-gerakan
tongkat Nakayarinta kuat dan ganas. Namun sekarang ia mainkan tongkatnya dengan
mulut kemak-kemik seperti orang membaca doa, akan tetapi sungguh hebat sekali.
Tiba-tiba Lily merasakan dalam pandangan Nakayarinta telah menjelma menjadi
sepuluh orang. Dan puluhan tongkat mengurung dirinya dengan ketat, tentu saja didesak
begitu Lily menjadi terkejut dan terheran-heran.
Gerakannya mulai kacau karena ia tidak tahu lagi yang manakah asli lawannya
yang muka hitam ini. Ia bagaikan dikeroyok sepuluh orang muka hitam.
Benar-benar luar biasa sekali.
Dalam detik-detik selanjutnya kakek muka hitam Nakayarinta sudah mulai
mendesak gadis lawannya ini. Berkali-kali dari mulut kakek itu keluar bentakanbentakan yang membuat ke dua kaki Lily menggigil karenanya dan hendak berlutut.
Namun hanya kekerasan dan keuletan inilah yang menolongnya sehingga ia tidak
terpengaruh benar oleh hoat-sut dari kakek itu.
Namun begitu masih terpengaruh oleh pandangan matanya melihat kakek muka
hitam telah berubah menjadi sepuluh orang dan tongkat ular cobra di tangan kakek itu
bergulung-gulung dahsyat mendesaknya. Merupakan tangan-tangan maut yang setiap
waktu dapat mencabut nyawa lawan.
Sementara itu dari dalam rumah tua itu berkelebat banyak bayangan dan tiga orang
kakek telah berdiri di dekat pertempuran yang berjalan dengan seru-serunya. Yang
baru datang itu Kwan-tiong Tok-ong, Sian Jiu Nio-nio dan Thay-lek Hui-mo.
Mereka ini kaget sekali melihat seorang gadis bertempur dengan Nakayarinta.
Sedangkan terlebih lagi mereka melihat tubuh Bu-tek Sianli menggeletak di situ dalam
keadaan tubuh tak berryawa lagi.
Tidak jauh dari situ menggeletak mayat Bwe Hwa, segera Kwan-tiong Tok-ong
menyuruh orang-orangnya untuk menggantung itu di atas penglari di depan rumah
tua! Akan tetapi baru saja orang itu menggantungkan tubuh Bwe Hwa, sebuah bayangan
berkelebat cepat dan tahu-tahu orang itu memekik ngeri karena pedang di tangan Lily
sudah menabas lehernya. Istana Hantu - Halaman 359
359 yoza collection Lily hendak mencelat ke atas tiang penglari mengambil jenasah ibunya yang
digantung, pada saat itu Kwan-tiong Tok-ong dan Sian Jiu Nio-nio sudah menggerakkan
senjata masing-masing menerjang gadis yang perkasa itu.
Sepasang tangan Kwan-tiong Tok-ong berdesir menyambar leher lawannya dengan
gerakan mencengkeram sedangkan Sian Jiu Nio-nio sudah menggerakkan rambut
menyabet ke arah gadis, dibarengi kemudian oleh bayangan Nakayarinta yang telah
mencelat menerjang dengan pukulan tongkat mautnya!
Menghadapi tiga serangan sekaligus itu, Lily menjadi sibuk. Dengan gerakan ringan
tubuhnya sudah melayang tinggi ke atas menghindarkan sabetan rambut Sian Jiu Nionio sedangkan sambaran sepasang tangan dari Kwan-tiong Tok-ong dibarengi dengan
kilasan pedang membuat gerakan membabat.
Sementara pukulan tongkat Nakayarinta ia barengi dengan pukulan telapak tangan
kiri menggunakan jurus Kwi-eng-cu-hoat (Pukulan Bayangan Iblis) yang luar biasa itu!
Dengan gerakan yang cepat sekali bagaikan bayangan iblis, tubuhnya miring
sehingga ujung tongkat ular cobra itu meleset dari dadanya. Tangan kiri memukul
pangkal lengan yang memegang tongkat, tangan kanan menggunakan jurus Pek-hwakiam-sut yang terlihai menyabet ke bawah mengarah pusar lawan!
Melihat gerakan yang sekali gus dapat mematahkan serangannya, Nakayarinta
kaget setengah mati. Gerakan yang dilakukan oleh Lily adalah gerakan ilmu silat tinggi
dan tidak disangkanya sama sekali gadis ini demikian lihai.
Akan tetapi tentu saja dengan munculnya kawan-kawannya yang memang sudah
turun membantunya tadi, yakni Kwan-tiong Tok-ong dan Sean-jiu Nio-nio, kakek muka
hitam ini tidak ingin memperlihatkan sikap takut di depan mereka. Maka menghadapi
serangan ini ia masih dapat tersenyum mengejek dan mengelak dari pukulan tangan
kiri lawan ke arah lengan kanannya yang memegang tongkat.
Sementara serangan pedang ke arah pusarnya hanya dielakkan ke kiri dengan
menggeser bhesinya. pedang di tangan Lily dengan jitunya telah merobek paha kakek muka hitam itu.
pahanya mengucur darah dengan derasnya membasahi celananya yang hitam. Terasa
sakit dan lumpuh. Segera ia merogo sakunya dan menyambitkan beberapa hek-to-ciam ke arah
lawannya yang sudah menerjang dengan jeritan sengit ini. Akan tetapi sambil
Istana Hantu - Halaman 360
360 yoza collection tersenyum, mengejutkan Lily menyampok jarum-jarum itu, hanya dengan kebutan
lengan tangan kirinya. . Bersiapmenyambar kakek muka hitam mengirimkan serangan-serangan dari atas.
Hebat gin-kang gadis ini, membuat Nakayarinta menjadi terkejut dan melempar
dirinya ke belakang bergulingan menghindarkan terjangan-terjangan pedang yang
dahsyat dan tak kenal ampun ini!
Pada saat itu dua orang kawannya. anggota Istana Hantu yang berdiri di dekatnya,
dengan berbareng lalu menerjang maju dengan golok mereka.
Lily yang sudah dibuat sengit, merasa ada angin pukulan di belakangnya segera
membalikkan tubuh dan melancarkan pukulan tangan kiri yang dahsyat.
Dua orang penyerangnya yang di belakangnya itu terpental ke belakang dengan
memuntahkan darah segar. Ternyata dengan sekali pukul saja, Lily sudah dapat
membuat dua penyerangnya terjungkal dengan luka dalam yang cukup parah di
dadanya! Kepandaian Lily ini sudah mencapai tingkat yang amat tinggi. Tidak saja dia
memiliki tenaga lwekang yang sudah tinggi sekali, juga ilmu pedangnya amat aneh dan
gerakannya dahsyat tak terduga, cepat dan ganas.
Pantas saja pada puluhan tahun yang lalu pada jaman Hek Pek Moko ilmu
pedangnya itu pernah dijuluki Sepasang Pedang Iblis, karena memang ilmu pedangnya
ganas laksana iblis kuat dan dahsyat.
Mendengar suara yang dikenalnya ini, Nakayarinta dan Kwan-tiong Tok-ong
mencelat mundur ke belakang. Nampak tidak jauh dari situ serombongan barisan yang
terdiri dari kakek-kakek berambut panjang riap-riapan telah berdiri di situ mengapit
seorang pemuda tampan yang tersenyum mengejek melihat gadis yang perkasa ini.
Heran sekali, suara pemuda itu terdengar merdu dan bersih. Dalam herkata tadi
sebuah senyum mengejek menghias bibirnya memperlihatkan kilatan gigi yang putih
dan teratur. Istana Hantu - Halaman 361
361 yoza collection Kagum sekali hati Lily, melihat ketampanan pemuda ini. Akan tetapi melihat pemuda
itu berada ditengah-tengah orang-orang Istana Hantu, hatinya menjadi panas dan
menudingkan pedangnya ke depan sambil membentak keren.
Pemuda itu tertawa kecil.
Suara itu terdengar merupakan gema yang sangat menyakitkan anak telinga.
Terkejut sekali Lily, tahulah ia bahwa pemuda tampan ini, tidak di bawah kepandaiannya
oleh kakek yang menyerangnya tadi.
-cu Istana Hantu tentu kaulah yang merencanakan mencelakai
- siapa lagi. Ibumu terlalu sombong dan keras hati. Telah
berkelebatnya tubuh mengirimkan serangan yang dahsyat menerjang pemuda itu.
Namun dengan sekali menggerakkan kakinya pemuda yang dijuluki Thay-bengcu
itu telah menyelinap di balik orang-orangnya dan tiga buah senjata telah menangkis
senjata Lily. Tiga orang kakek berambut riap-riapan tertawa mengakak mengeluarkan
suara yang serak seperti burung goak sambil menekan pedang Lily.
Pandangan Lily memancar laksana api menyapu orang-orang ini. Tiba-tiba saja
sambil mengeluarkan pekik dahsyat tubuh gadis itu telah melayang ke atas dan
menukik turun mengeluarkan jurus Rajawali Sakti Sambar Hati.
Tentu saja kakek ini terkejut bukan main melihat tahu-tahu gadis itu telah berada
di udara dan mengirimkan serangan dari atas, maka cepat merekapun mencelat ke
atas membarengi gerakan gadis itu menangkis senjata pedang dan mengirimkan
pukulan jarak jauh dengan tangan kiri.
Bunga api berpijar oleh sebab bertemunya senjata-senjata mereka, tiga buah
pukulan kakek itu dapat dihindarkan dengan mudah oleh Lily. Kemudian gadis itu
berpok-say turun di dekat Thay-bengcu mengirimkan serangan pedang yang dahsyat,
namun pada saat itu Kwan-tiong Tok-ong sudah menggerakkan senjatanya mencakar
pundak Lily! Istana Hantu - Halaman 362
362 yoza collection Merasakan hawa busuk dan amis menyambar di belakangnya, cepat laksana kilat
Lily mengelak ke kiri. Akan tetapi siapa kira bahwa pada saat itu tangan kiri Thaybengcu melancarkan serangan tin-san-kang dengan tubuh agak dijongkokkan dan
tangan terbuka. Lily kaget bukan main, merasakan segumpalan hawa dingin menyambar di
sampingnya. Cepat ia mengibaskan lengan bajunya dengan maksud menampar angin
pukulan itu. Akan tetapi siapa sangka justru gerakkan yang lembut ini laksana es menimpa
lambungnya. Karena tak keburu lagi menangkis atau mengelak, cepat ia mengerahkan
hawa sin-kang di bagian samping menggunakan sikut mengibas ke samping.
t kaget ketika tubuhnya terpental ke arah kakek muka hitam. Ia
terhuyung-huyung dan seluruh tubuhnya menggigil. Pada saat itu sambil tertawa
mengekeh tangan kiri Nakayarinta mendorong ke depan menyambut tubuhnya.
terpental melayang ke arah Kwan-tiong


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tok-ong yang segera menyambutnya pula dengan cakaran cap-tok-mo-jiauw yang
mematikan ini. Thay-bengcu tersenyum pahit melihat Kwan-tiong Tok-ong menyambut tubuh si
gadis dengan cakaran sepuluh racun berbisa yang luar biasa jahatnya. Dapat
dibayangkan bagaimana jadinya tubuh itu terhantam sepuluh cakar setan yang penuh
racun ini. Semua orang-orang yang berdiri di situ menjadi tegang. Tubuh gadis cantik jelita
itu meluncur ke arah Kwan-tiong Tok-ong seperti bola yang dilontarkan.
Sementara sambil tertawa-tawa keras si kakek tinggi besar yang dijuluki Raja
Racun itu mengayunkan sepasang cakar setannya ke arah pundak si gadis!
Jilid 13 ADA saat itu entah dari mana datangnya, tahu-tahu seorang pemuda tampan
sederhana telah berlari-lari dan tepat sekali menyambut tubuh Lily yang
hampir mendekati Kwan-tiong Tok-ong yang siap melancarkan pukulan.
tubuh Lily. Lily tersadar akan tetapi ia berteri
Istana Hantu - Halaman 363
363 yoza collection -tiong Tok-ong dengan tepat sekali menghantam punggung
pemuda sederhana itu. Cepat Lily mencelat dari dekapan si pemuda, dan hendak menerjang kakek tinggi
besar yang ganas itu. Pedangnya tergetar hebat.
Akan tetapi ia menjadi heran, ketika melihat Kwan-tiong Tok-ong terhuyung-huyung
dengan muka pucat, memandang melotot kepada pemuda sederhana yang masih
berjongkok tak bergerak. Hanya beberapa detik terjadinya pemuda itu bangkit dan menudingkan telunjuknya:
Kwan-tiong Tok-ong menggeram keras, ia hendak menerjang pemuda itu, akan
tetapi tiba-tiba ia terhuyung mundur mendekap dadanya yang terasa seperti dibakar.
-gumpal telah keluar dari mulut kakek itu.
Wajahnya menjadi hitam. Pandangannya membelalak menatap pemuda sederhana itu,
kemudian roboh berkelojotan mati.
Sebuah bayangan berkelebat.
-kong Beng menubruk avahnya yang sudah mendelik dengan
seluruh muka hitam. Tentu saja kejadian ini sangat mengejutkan orang-orang yang
hadir di situ. Sampai Thay-bengcu sendiri melengak. Bagaimana ini bisa jadi" Ia tidak melihat
betapa Kwan-tiong Tok-ong memukul punggung pemuda itu, akan tetapi mengapa
bukan pemuda sederhana itu yang mampus, sebaliknya menyerang Kwan-tiong Tokong"
Tentu saja mimpipun mereka tak pernah menduga. Yang dihadapinya adalah Sung
Tiang Hin, pemuda perkasa gemblengan Bong Kwi Nio dari kitab dan tulisan-tulisan
peninggalan Sui-kek Siansu yang kemudian diberi nama oleh Nenek Bong Kwi Nio
menjadi ilmu silat Sui Kek Sin-ciang-hoat!
Pemuda yang sudah digembleng hebat oleh nenek Bong Kwi Nio dari lukisan
dinding dan kitab itu. Tentu saja menghadapi pukulan kakek tinggi besar yang
bersenjatakan tangan manusia ini, Tiang Hin menjadi terkejut sekali merasakan hawa
panas yang berbau busuk ini menyambarnya.
Tahulah Tiang Hin bahwa kakek ini tentu mempergunakan racun pada cakar-cakar
yang mengeluarkan bau tidak enak itu. Maka saking gemasnya melihat cara kakek ini
Istana Hantu - Halaman 364
364 yoza collection datang-datang hendak mencabut nyawanya, tentu saja segera Tiang Hin memusatkan
hawa sin-kang yang ke bagian punggung!
Dan mengembalikan serangan lawan, hingga saking cepatnya gerakan ini Thaybengcu sendiri tidak melihat berapa cakar setan itu telah membalik dan menyerang
leher Kwan-tiong Tok-ong!
Senjata makan tuan itu, sangat tidak terduga-duga datangnya membuat sekalian
yang hadir di tempat itu menjadi terkejut dan terheran-heran!
Pada saat itu Kwan-kong Beng mendengar jeritan ayahnya telah mencelat keluar
dan dilihatnya ayahnya telah mati dengan seluruh muka hitam. Tahulah ia bahwa
ayahnya ini terserang racun hek-tok yang jahat dari senjata ayah sendiri.
Maka dengan mengeluarkan seruan keras Kong Beng menoleh ke arah Tiang Hin
dan tanpa banyak cakap lagi tiba-tiba ia menjerit keras menerjang Tiang Hin!
Tentu saja Lily yang mengira Tiang Hin tidak mempunyai kepandaian apa-apa,
segera maju menangkis pukulan bocah gundul ini.
Namun, begitu segebrakan ia menangkis lengan Kong Beng, tiba-tiba dirasakannya
kepala Lily berputar dan terhuyung-huyung mundur.
Ternyata ia masih terpengaruh oleh sebab pukulan-pukulan Thay-bengcu dan
Nakayarinta tadi. Kong Beng yang sudah marah menerkam gadis yang tengah terhuyung-huyung itu.
Namun sebuah lengan telah mendahuluinya menggunakan serangan mendorong
sehingga Kong Beng cepat menggunakan kedua tangannya mendorong pula.
Tubuh Kong Beng terpental ke belakang. Ia menjadi terkejut bukan main merasakan
hawa panas menyelusup ke dalam dadanya, maka saking marahnya Kong Beng
melakukan serangan yang lebih dahsyat pula.
Akan tetapi kali ini Tiang Hin tidak mau lagi bermain-main, maklum ia bahwa di
tempat ini masih banyak lawan-lawan yang tangguh, maka begitu gerakan mencakar
dari Kong Beng menyambar pundaknya. Ia sengaja tidak menangkis, hanya
mengerahkan sin-kang di pundak.
Namun bersamaan dengan gerakan tangan Kong Beng yang telah mampir di
pundaknya, selagi Kong Beng terkejut merasakan betapa pundak pemuda itu tiba-tiba
Istana Hantu - Halaman 365
365 yoza collection licin dan kuat laksana baja yang dilumuri minyak. Belum hilang kagetnya itu tiba-tiba
sebuah tangan menyambar cepat.
Keruan saja Kong Beng menjerit ngeri begitu tiba-tiba tubuhnya melayang jauh dan
membentur sebuah batu. mengerikan dari jeritan kematian Kong Beng bersamaan kepala yang gundul itu hancur
tertimpa batu hitam! Nakayarinta, Thay-lek Hui-mo dan beberapa kakek Istana Hantu yang berambut
riap-riapan menjadi terkejut dan cepat mengurung pemuda itu.
Tiang Hin memegang baju di pundaknya yang robek-robek tercakar tangan Kong
Beng tadi, kemudian tersenyum kepada Lily yang berdiri bengong.
ngan takut Lily, ada aku di sini. Seorangpun tiada dapat mengganggumu!
Hin mengeluarkan senyum manis.
Lily terheran-heran. ko tidak kusangka kau bisa juga bermain silat. Hihikk.. . . . biarpun kau bernama Ngong Ma, akan tetapi kau tidak setolol dugaanku. Sudah
Pada saat itu Nakayarinta telah membentak keras,
-orang ini, aku harus basmi mereka
gemas sambil menggenggam Toat-bengkiam erat-erat.
-moay aku akan membantumu, biar mengorbankan nyawa
biarpun menuju api neraka
Istana Hantu - Halaman 366
366 yoza collection Dari balik bajunya ia mengeluarkan sebilah pedang yang tergulung. Inilah pedang
pusaka yang didapat di dasar jurang itu.
Menurut keterangan Neneknya Bong Kwi Nio pedang ini biarpun tipis namun terbuat
dari baja putih yang kuat sekali.
Besi biasa saja akan terbabat putus dengan mudah oleh pedangnya ini. Bong Kwi
Nio memberi nama pedang ini, Mo-bin-sin-kiam (Pedang sakti muka iblis).
Melihat pemuda itu meloloskan pedang yang kelihatannya sederhana akan tetapi
menyeramkan itu, Lily tersenyum kagum dan pandangannya berseri-seri menatap
Tiang Hin, Ternyata engkau bukan Ngong Ma sembarangan! Koko.. . . . sebetulnya siapakah kau" dan
Dipanggil koko, Tiang Hin bagaikan menari-nari hatinya. Akan tetapi ia
menenangkan dirinya, -moay. Ngong Ma yang bersedia mengorbankan
selembar nyawanya Lily menoleh, untuk beberapa lama wajahnya menjadi merah. Akan tetapi entah
mengapa hatinya menjadi bahagia bukan main. Apalagi pemuda itu tadi memanggilnya
dinda alangkah merdunya sebutan itu.
Sambil tersenyum manis. Lily berkata pelan,
g Ma koko.. . . . mengapa kau.. . . kau bersedia mengorbankan nyawamu untukku,
meneruskan kata-katanya karena lima orang kakek rambut riap-riapan telah menerjang
dan seorang di antaranya telah membentak,
berkasihkakek tinggi kurus. berambut riap-riapan itu dibarengi dengan lima senjata yang
bergerak sekaligus menyerang Tiang Hin dan Lily.
menghindarkan serangan kakek bongkok rambut riap-riapan yang memegang tongkat,
dibarengi pula gerakan pedang yang kuat berdesing.
Istana Hantu - Halaman 367
367 yoza collection Tentu saja menghadapi serangan ini Lily berlaku cepat, dengan sekali loncatan
tinggi ia sudah dapat menghindarkan serangan dua orang kakek rambut riap-riapan
itu, malah sambil mencelat di udara itu Lily mengirimkan pukulan dan serangan pedang
yang amat dahsyat. tergulingnya kakek bongkok terhantam pukulan tangan kiri Lily.
Sebuah pedang berdesing di sampingnya, cepat sekali Lily mengelak. Namun
gerakan pedang ini sungguh aneh dan luar biasa, tak terduga serangan berikutnya oleh
Lily. Sambil mencelat ke udara Lily memekik kaget ketika merasakan pundaknya terasa
nyeri. Begitu ia menengok ternyata pemuda yang berjuluk Thay-bengcu itu yang turun
tangan! -ha-ha, kau gagah juga nona, akan tetapi terus terang saja kau tidak akan dapat
Lily memekik keras melintangkan pedang di dada. Rasa nyeri di pundaknya segera
didekap oleh tangan kiri dan menotok pundak untuk menghentikan jalannya darah yang
mengucur keluar dari luka itu.
Dengan mulut masih tersenyum mengejek, Thay-bengcu memasang kuda-kuda.
Tubuhnya merendah hampir berjongkok, pedangnya disembunyikan di balik baju
sedangkan lengan kirinya bergerak lambat ke depan dan ke belakang.
Melihat betapa pemuda itu telah menyimpan pedangnya, Lily yang merasa segan
menempur lawan dengan tanpa senjata, segera iapun menyembunyikan pedangnya di
balik lengan kiri. Begitu didengarnya pekikan dahsyat dari Thay-bengcu yang telah melayang
menyambar dengan tangan diputar-putar, Lily bermaksud hendak mengadu kekuatan
lawan. Iapun menggerakkan lengannya hendak balas memukul pemuda tampan itu.
Akan tetapi Tiang Hin yang melihat cara Thay-bengcu menggunakan lengan
diputar-putar, mengeluarkan suara keras. Ia maklum sekali akan keselamatan gadis
pujaan hatinya ini bila menangkis sepasang lengan itu, maka sambil membabatkan
Istana Hantu - Halaman 368
368 yoza collection pedangnya merangsek lawan menggunakan lengan kiri mendorong ke muka, ia telah
memapaki pukulan dari tangan Thay-bengcu dengan lengan kiri diputartenaga dahsyat bertemu di udara.
Thay-bengcu tergempur kuda-kudanya akan tetapi Tiang Hin menggigil keras dan
muntahkan darah. Melihat Ngong Ma terluka, segera Lily memeluk pemuda itu dan berkata cemas,
Namun Tiang Hin menggelengkan kepala. Mengusap darah yang menodai bibirnya
dan tersenyum pahit. -moay.. . . hati-hati pemuda
Mengelebatkan pedangnya waktu pendengarannya yang tajam merasakan angin
pukulan di belakangnya. Begitu pedang Sin-bin-mo-kiam berkelebat terdengar jeritan mengerikan. Dua orang
pembokongnya telah tertembus pedang Tiang Hin.
-netes di ujung pedang pemuda itu. Dua orang
penyerangnya berkelojotan dan mati dengan dada tertembus pedang!
Pada saat itu terdengar suara aba-aba:
-aba itu terdengar nyaring dan merdu.
Limapuluh kakek rambut riap-riapan yang berpakaian serba hitam bergerak
mengurung dengan senjata di tangan.
Tak lama kemudian terjadilah pertempuran yang hebat. Dua orang muda ini terus
mendesak ke dalam istana hantu sambil mengamuk.
Terlebih lagi pedang di tangan Tiang Hin bagaikan halilintar menyambar mengiringi
kematian bagi pengeroyoknya. Sebentar saja di ruang istana Hantu menggeletak
banyak korban. Namun, kakek Nakayarinta dan tokoh Istana hantu lainnya tidak nampak di tempat
itu. Tiang Hin menarik tangan Lily.
Istana Hantu - Halaman 369
369 yoza collection Tiang Hin dalam larinya ke dalam menggenggam tangan gadis itu erat-erat.
it moay-moay.. . . Lihat kau juga terluka, biar kubalut dulu lukamu
berhenti. Dan cepat merobek bajunya sendiri membalut luka di lengan gadis itu.
Lily memandang pemuda itu sayu.
Ucapan itu hanya disebut oleh senyum Tiang Hin,
lengannya yang terbalut oleh baju Tiang Hin.
Tiang Hin diam. berkenalan.. . . tapi.. . . budi baikmu.. . . . sudah bertumpuk-tumpuk denganku.. . . Bagaimana
Pada saat itu Lily lelah bukan main. Ia menyenderkan tubuhnya di bahu si pemuda.
Pandangan matanya tiba-tiba menjadi basah.
segala kuatku! Selama hayat masih dikandung badan aku akan melindungimu! Lily.. . .
Tiang Hin memeluk gadis itu. Ia sendiri sudah lelah bukan main, sambil memeluk
gadis itu ia menyenderkan dirinya ke tembok.
Istana Hantu - Halaman 370
370 yoza collection Lili tak kuasa untuk menyahut, hanya sebuah anggukkan itu yang memberi
kepastian kepada pemuda itu. Waktu Lily menengadahkan wajahnya, Tiang Hin
menundukkan mukanya. Mengecup lama-lama. Aduhai betapa indahnya dunia ini. Segala kelemahan akan berganti dengan tenaga
yang maha mujijat. Itulah cinta.
Cinta membuat mereka terlupa bahwa hidup ke dua orang muda itu berada di
sarang harimau dan di mulut naga, yang siap mengoyak-ngoyakkan tubuhnya. Berpuluh
mata memandang ke arah dua orang muda yang saling berkecupan itu.
Mereka berdua terlupa bahwa pada saat itu berkelebat banyak orang mengurung
tempat itu. Langkah-langkah kaki mereka demikian ringan seperti kucing berjalan.
Pandangan mata mereka berapi-api menatap ke arah dua tubuh yang saling mereguk
dalam kecupan yang menghanyutkan!
Tiang Hin dan Lily tidak sadar bahwa pada saat itu Thay-bengcu sudah memberi
aba-aba kepada orang-orangnya untuk memasang barisan panah, sedangkan puluhan
tokoh dari Lu-liang-pay telah tiba di tempat itu.
Nampak diantaranya seorang pemuda bernama Temu Khan, Na Khardu, Seng Lay
Kok dan Hay Sun Nio telah tiba di tempat itu. Beberapa perwira Mongol telah tiba di
tempat itu. Akan tetapi mereka ini diam tak bergerak seperti patung memagari tempat itu!
Lily melepaskan pelukan pemuda itu, akan tetapi betapa kaget dan malu mereka ini
tiba-tiba gerakannya itu diiringi oleh suara tertawa mengejek dari Thay-bengcu,
piknik ke neraka ha-haSuara tertawa Thay-bengcu diiringi dengan gerak tangannya memberi aba-aba
kepada barisan panah dari tiga penjuru menghujani ke dua orang muda itu.
Tiang Hin dan Lily terkejut sekali, cepat mereka memutar pedangnya menangkis
serangan anak panah yang menjepret dengan amat kerasnya.
Saking malunya pemuda ini atas adegan yang tanpa disadarinya tadi ditonton oleh
begini banyak orang, pemuda perkasa ini memekik keras dan sambil menggerakkan
pedangnya bergulung-gulung melindungi tubuhnya. Tiang Hin mengenjot tubuh ke kiri
dan melayang ke barisan panah samping kiri.
Istana Hantu - Halaman 371
371 yoza collection Pedang Sin-bin-mo-kiam berkelebat cepat laksana kilat. Terdengar pekik
mengerikan. Darah merah muncrat membasahi tembok, dua kepala manusia yang
terlepas dari tubuhnya. buah Istana Hantu barisan panah terbabat pedang pemuda perkasa itu.
Melihat dua puluh orang sudah menggeletak mandi darah, teman-temannya yang
lain cepat meloncat mundur.
Te Thian Lomo dan Sian Jiu Nio-nio bergebrak maju, dibarengi oleh berkelebatnya


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuh Nakayarinta, yang telah mengeroyok Tiang Hin.
Menghadapi gelombang serangan yang dahsyat ini, tentu saja Tiang Hin harus
mengeluarkan kepandaiannya dan bersilat dengan hati-hati dan waspada.
Meskipun demikian, tiga sabetan dari Thay-bengcu telah melukai pundaknya.
Darah merah menodai pundak yang terobek sampai ke lengan baju. Dua pukulan
dari Te Thian Lomo membuat tubuh Tiang Hin terpental menghantam dinding.
Lily cepat berkelebat menghampiri pemuda itu dan menggerakkan pedangnya
merangsek Thay-bengcu yang hendak menerjang Tiang Hin.
Serangan gadis ini, amat dahsyat sekali membuat Thay-bengcu berteriak kaget dan
membuang dirinya ke kiri, namun sebuah serangan pukulan dari tangan kiri Lily
menyerempet ke arah kepala lawannya.
Lily sampai mencelat mundur melihat betapa rambut dari pemuda tampan Thaybengcu itu tergerai panjang.
Ternyata Thay-bengcu yang kesohor itu adalah seorang wanita cantik. Dengan
terlepasnya mahkota di atas kepalanya membuka tabir bahwa Thay-bengcu itu adalah
seorang wanita cantik dan berkepandaian tinggi.
Namun Lily yang sudah tidak memberi hati kepada Thay-bengcu ini, merangsek
hebat dengan pedangnya. Lima orang anak buah Istana Hantu menerjang maju. Lily menggerakkan
pedangnya menangkis, akan tetapi sebuah pukulan dari salah seorang kakek tinggi
besar bersorban membuatnya ia terhuyung-huyung hendak jatuh.
Ternyata yang menyerangnya barusan adalah Na Kardhu orang Mongol yang sudah
ke tempat itu diiringi pula oleh berkelebatnya tubuh Hay Sun Nio dan Seng Lay Kok
yang terus merangsek Lily.
Istana Hantu - Halaman 372
372 yoza collection Sun Nio yang kurus kering ini. Ternyata nenek ini ahli tenaga gwakang sehingga
lengannya terpukul mundur.
Untung begitu ia terhuyung-huyung cepat tubuhnya mencelat tinggi karena lima
buah senjata pedang dan golok di tangan kakek baju hitam telah menyambarnya cepat.
Te Thian Lomo mengangkat tangannya, mengirimkan pukulan jarak jauh ke atas waktu
tubuh gadis itu melayang turun.
Namun sungguh luar biasa sekali gin-kang gadis. Biarpun ia tengah berada di udara,
namun berkat gin-kangnya yang tinggi Lily meminjam tenaga lawan dan membalik
memapaki pukulan Te Thian Lomo.
-putar terhantam pukulan Te Thian Lomo. akan
tetapi di lain pihak sebaliknya Te Thian Lomo pun mundur sambil memegangi
lengannya yang seakan-akan seperti dibakar.
Dadanya terasa sakit bukan main, cepat ia meloncat mundur dan berhasil karena
terasa napasnya menjadi sesak.
Nakayarinta dan Sian Jiu Nio-nio bergerak berbareng menyambut turunnya gadis
itu, akan tetapi pada saat itu sebuah bayangan berkelebat cepat dan tahu-tahu tubuh
Lily telah berada dalam pondongannya.
Semua mata membelalak melihat seorang lelaki setengah tua dengan gagahnya
berdiri di samping Lily. Akan tetapi begitu melihat lengan laki-laki itu buntung sebelah,
keruan saja orang-orang Istana Hantu ini mundur dengan hati keder. Banyak mulut
berbisik, Mendengar bisikan-bisikan ini, keruan saja Lily dan Tiang Hin memandang dengan
hati tak keruan rasa. Tiang Hin memandang dengan hati kagum, dan dadanya menahan
keharuan dan iba melihat ayahnya benar-benar lengannya buntung.
Dengan cepat ia berlutut di depan laki-laki itu dan berkata,
Kalau Tiang Le dan Bwe Lan terkejut tak mengerti melihat seorang pemuda
sederhana dan nampak sudah penuh noda pada bajunya adalah Lily ia memandang
kepada laki-laki yang berlutut itu berganti-ganti.
Sebentar ia memandang ke arah Tiang Hin sebentar pula berganti mengawasi Sung
Tiang Le, laki-laki lengan buntung yang telah membuntungi lengan ibunya!
Istana Hantu - Halaman 373
373 yoza collection Dilihatnya pendekar itu mengangkat bangun pemuda yang berlutut di depannya
dan berkata, Tiang Hin menjura dan memberi hormat.
memeluk pemuda sederhana yang gagah itu.
Pada saat itu Tiang Le mengegoskan diri ke samping merasakan angin senjata
menyambar belakangnya. -laki bangsat! Hari ini aku harus membuat perhitungan
denga Ternyata Lily telah menyerbu Tiang Le dengan pedangnya. Namun Tiang Hin lebih
cepat menangkis pedang gadis itu.
dahsyat. Akan tetapi dengan mudahnya Tiang Hin mengelak ke kiri dan cepat menubruk
gadis itu. -moay.. . . kau.. . . jangan serang ayah.. . . Dia itu ayahku moay-moay. Jangan
tangan kiri mendorong pemuda itu.
Saking bingung dan tak mengerti mengapa gadis yang menjadi pujaan hatinya
menyerang ayahnya, maka dorongan tangan kiri Lily tak keburu dielakkan lagi.
Lily memburu dengan pedang di tangan dan mengelebatkan pedang itu.
Sebuah bayangan berkelebat cepat dan tahu-tahu sebuah sabuk sutera merah telah
melibat pedang si gadis. Lili menoleh ke arah perempuan setengah tua dengan pandangan berapi-api.
Istana Hantu - Halaman 374
374 yoza collection mencelakai saudaramu! Benar-benar anak putmembentak marah.
mempunyai seorang kekasih yang bernama Lie Bwe Hwa, yang kemudian melahirkan
lah anakLengan Buntung. Akan tetapi pertanyaannya ini disambut oleh suara tertawa Nakayarinta yang
mengekeh seakan-akan mentertawakan sebuah kejadian yang dianggapnya lucu!
-hecukup satu akhirnya beginilah jadinya.. . . he-he-ha-ha Tiang Le, kalau dulu kalian boleh jadi dapat lolos dari sini, akan tetapi
sekarang jangan harap. Lihat, seluruh gedung ini sudah terkurung oleh orang-orang
Istana Hantu ha-ha-habuka matamu lebar-lebar! Yang mengurung Istana Hantu ini adalah tiga partai besar
yang siap hendak menghancurkan Istana Hantu, lihatlah baik-baik!
lagi saja, akan tetapi lihatlah limaratus orang gagah siap menanti kalian di hutan sana
bentaknya Nakayarinta ini dibarengi dengan kelebatan tongkatnya mengarahkan
tempat-tempat yang berbahaya di tubuh Tiang Le dengan menggunakan serangan
tongkat dari jurus yang sangat dahsyat.
Tiang Le dengan senyum mengejek menanti datangnya serangan ini. Ia
mengumpulkan tenaganya, menanti datangnya tongkat lawan sampai dekat, kemudian
sekaligus ia melompat dengan dua macam gerakan.
Istana Hantu - Halaman 375
375 yoza collection Tangan kirinya bergebrak menggunakan jurus Tok-pik-kiam-hoat sedang gerak
tangan kilat membarengi secepat itu pula. Ia mencabut pedang buntungnya menangkis
serangan tongkat yang datang dengan gerakan dahsyat itu.
ketika bertemu dengan pedang pusaka buntung Tiang Le. Dan dalam kagetnya
Nakayarinta sampai kurang memperhatikan datangnya hawa pukulan dari tangan kiri
Tiang Le yang bergebrak menggunakan gerak tangan kilat!
Tiba-tiba kakek itu berteriak dan terhuyung-huyung mundur sampai tiga tindak,
terkena pukulan tangan kiri Tiang Le pada dadanya. Pucat wajah Nakayarinta.
Tidak hanya tongkatnya telah menjadi buntung. Terutama sekali karena hebatnya
gerak tangan kilat dari Tiang Le yang hawa pukulannya dengan tepat telah mengenai
dadanya. Baiknya ia adalah seorang yang sudah memiliki hawa sin-kang di tubuhnya
sehingga hawa ini secara otomatis telah dapat menolak pukulan gerak tangan kilat
yang luar biasa dahsyatnya itu.
Namun karena pukulan Tiang Le ini hebat bukan main, tenaga sin-kangnya masih
kalah kuat, membuat kakek muka hitam Nakayarinta terhuyung-huyung dan menderita
luka dalam di dadanya. Ia merasa dadanya sakit dan napasnya sesak akan tetapi dengan pengerahan
lwekang tingkat tinggi ia dapat mempertahankan dirinya.
Dan berdiri dengan muka pucat dan malu. Dalam segebrakan saja ia sudah terluka.
Sungguh memalukan. Saking marahnya kakek ini kemudian menyerbu dengan mengeluarkan gerengan
yang dahsyat, dibarengi pula bergeraknya tubuh Sian Jiu Nio-nio dan Tung-hay Nio-nio!
Menghadapi serbuan ini, Tiang Le bergebrak dengan Tok-pik-kun-hoat yang
memang lihay itu. Ia tidak gentar menghadapi orang-orang ini, namun demikian ia harus berhati-hati,
karena lawan-lawannya ini cukup tangguh dan bukan manusia sembarangan!
Betapapun juga Pendekar Lengan Buntung ini patut dikagumi. biarpun hanya
bersilat dengan sebelah tangan, yaitu tangan kiri yang memegang pedang.
Namun ia masih berhasil mempertahankau diri sampai puluhan jurus biarpun
dikeroyok oleh tiga orang yang berkepandaian tinggi ini.
Istana Hantu - Halaman 376
376 yoza collection Nakayarinta menjadi penasaran dan marah biarpun tongkatnya sudah buntung
sebagian, akan tetapi tidak mengurangi kelihaiannya dan masih cukup kuat!
Sementara itu, Bwe Lan juga tidak tinggal diam. Biarpun ia bersenjatakan sabuk
sutera merah dan tongkat ranting kecil di tangannya.
Akan tetapi nyonya pendekar buntung ini sangat gagah dan luar biasa sepak
terjangnya, kemana saja sabuk sutera merah itu melayang, di situ ia mencabut nyawa
manusia. Dalam beberapa jurus saja sabuk suteranya itu berhasil melemparkan tiga orang
kakek lstana Hantu dengan kepala pecah membentur tembok, sedangkan tongkat
ranting kecil di tangannya, entah berapa banyak lawannya yang jatuh tertotok oleh
gebrakan-gebrakan tongkat kecil yang lihai ini!
Sementara itu, Tiang Hin yang dikeroyok oIeh Na Kardhu dan Seng Lay Kok dan
Hay Sun Nio telah kehilangan jejak Lily.
Sambil bersilat ini, hati pemuda perkasa itu, tidak enak bukan main karena Lily tidak
lagi dilihatnya di situ, maka ia mempercepat gerakan-gerakan pedangnya hendak
merobohkan lawan-lawannya yang mengeroyok ini.
Pedangnya bagaikan halilintar menyambar-nyambar dahsyat.
Pada jurus kelimapuluh dua, dengan dua macam gerakan sekali gus ia telah dapat
memukul dada Na Khardu dan Seng Lay Kok sehingga dua orang dari Mongol ini
terhenyak jatuh dengan dada hitam oleh sebab pukulan-pukulan tangan kiri Tiang Hin
yang lihai, sedangkan pedangnya berkelebat merangsek Hay Sun Nio.
Tentu saja menghadapi gelombang serangan yang dahsyat ini, Hay Sun Nio
napasnya sudah empas empis kewalahan menghadapi pemuda yang tangguh ini.
Apalagi setelah mendengar jeritan mengerikan barusan dari anaknya dan Na
Khardu, ia menjadi marah dan gerakannya asal saja.
Sehingga suatu kesempatan bagi Tiang Hin pedangnya menerobos masuk dan
tanpa berteriak lagi, tubuh Hay Sun Nio telah tertembus pedang Sin-bin-mo-kiam yang
sudah berlumur darah itu.
Akan tetapi sungguh kuat sekali nenek ini biarpun dadanya sudah tertembus
pedang sampai ke punggung, namun ia tidak mengeluarkan jeritan malah tangan
kirinya bergerak menampar dahsyat, mengiringi tubuhnya yang sudah terhuyunghuyung roboh!
Istana Hantu - Halaman 377
377 yoza collection Pada saat itu, Tiang Hin sudah lelah bukan main. Bukan saja ia harus mengerahkan
tenaga yang kuat dalam pertempuran barusan juga luka di pundak dan lengannya
banyak sekali mengucurkan darah.
Ditambah lagi melihat Lily yang sudah tidak kelihatan di situ, maka pada pukulan
Hay Sun Nio yang terakhir, ia tak dapat mengelak lagi. Punggungnya yang sudah terluka
itu tersambar pukulan yang kuat dari nenek itu.
jatuh. Pandangannya berkunang-kunang, kepalanya pening bukan main.
Cepat pemuda itu pejamkan matanya dan apabila dirasa kepalanya tidak mutar lagi,
ia memandang ke depan. Nenek yang tadi tertembus pedangnya sudah roboh tak bernapas lagi.
Sementara dilihatnya puluhan orang gagah menyerbu ke tempat itu dan terjadilah
perang yang cukup hebat di dalam gedung Istana Hantu itu.
Dilihatnya ayahnya mengamuk hebat, pedang pusaka buntung menetes-netes
darah. Melihat betapa ayahnya begini semangat bangkit pula tenaga Tiang Hin perlahan
ia berbangkit dengan terhuyung. Dan dengan memegangi tepi tembok pemuda ini
berjalan mencari Lily! ooOOoo Kemanakah perginya Lily"
Lily yang merasa kecewa sekali melihat keadaan pemuda yang bernama Ngong
Ma itu yang ternyata adalah putera Pendekar Lengan Buntung sakit hatinya apalagi
tadi mendengar pengakuan pemuda itu.
Jadi pemuda itu adalah putera Pendekar Lengan Buntung dan bernama Sung Tiang
Hin ahhh.. . . . mengapa pemuda itu menyembunyikan keadaan dirinya.. . . mengapa ia
mengaku bernama Ngong Ma"
Melihat betapa dengan penuh kasih sayang pemuda itu dipeluk oleh Tiang Le.
Gugur bendungan airmata Lily betapapun juga merindukan seorang ayah, dan
ayahnya itu adalah Sung Tiang Le.
Bagaimana ini" Tiba-tiba Lily teringat akan pesan kakek Sin Kun Bu-tek sebelum
menjelang kematiannya: Istana Hantu - Halaman 378
378 yoza collection kau menyerangnya, tidak boleh begitu Lily.
Gugur lagi bendungan air mata Lily. Benarkah kata-kata kakeknya itu bahwa Sung
Tiang Le adalah ayahnya, tapi mengapa ibunya hendak menuntut kebuntungan
lengannya" Apa ayahnya telah membuntungi lengan ibunya"
Mengapa pula ayahnya berlengan buntung siapakah yang membuntungi"
Pusing Lily memikirkan ini. Terlebih lagi begitu melihat pemuda yang bernama Sung
Tiang Hin itu sudah bertempur membantu ayahnya.
Sampai untuk beberapa lama, Lily bengong. Hatinya pada saat itu seperti di remasremas!
Ada perasaan kecewa dan sedih, melihat keadaan pemuda yang tadinya amat
dikaguminya itu, kini ternyata adalah putera Sung Tiang Le.
Ahh, terlebih suka kalau pemuda itu sebagai Ngong Ma! Dan tidak seperti keadaan
sekarang. Tiba-tiba, pendengaran yang tajam mendengar suara langkah-langkah kaki
yang berjalan di ruang sebelah.
Cepat ia mencelat ke kiri dan dilihatnya seorang laki-laki berpakaian mewah dengan
membawa pedang di tangan membalikkan diri kepadanya, melitat bahwa pada dada
laki-laki setengah tua itu bertulisan Pay-cu Lu-liang-pay.
Lily menjadi terkejut dan demikianlah seperti yang telah dituturkan di bagian depan,
ia berhasil membunuh pay-cu Song Cie Lay dengan mudah sekali karena orang
Rasa herannya itu lenyap, begitu seorang jelita puteri dari pay-cu ini telah
menubruknya dengan terjangan-terjangan cukup hebat.
Tahulah Lily bahwa ternyata gadis Thay-bengcu yang kesohor itu adalah puteri
Pay-cu Song Cie Lay! Pertempuran di ruang itu cukup hebat. Setelah bertempur limapuluh jurus, nampak
sekarang Lily terdesak hebat.
Baru sekarang ia tahu bahwa gadis yang menjadi Thay-bengcu ini sungguh dahsyat
permainan pedangnya, malah tokoh-tokoh seperti Bu-tek Sianli dan Nakayarinta tidak
dapat menandingi ilmu pedang gadis itu.
Istana Hantu - Halaman 379
379 yoza collection Pantas saja gadis yang teguh ini dapat menaklukan mereka!
Memang Song Cu Ling hebat! Kalau tidak masakan ia dapat mengangkat diri
menjadi Thay-bengcu"
Ini disebabkan ia telah menghisap seluruh kitab pelajaran silat dari perpustakaan
kaisar di Mongol. Sehingga permainan pedangnya sungguh mengagumkan!
Pedang di tangan Cu Ling biarpun bukan pedang pusaka akan tetapi cukup kuat
dan kalau tidak terkena secara tindih, belum tentu terbabat putus.
Namun demikian gadis yang bernama Song Cu Ling ini mempunyai tenaga lwekang
yang cukup tinggi, maka dengan gerak pedangnya itu ia hendak mendesak Lily!
Memang Lily sudah terdesak pada saat itu sebuah tamparan tangan kiri gadis itu
bersarang di pelipis Lily, membuat Lily terhuyung ke belakang.
Sebuah kilatan pedang di tangan Song Cu Ling meluncur cepat menusuk ke arah
Lily yang tengah sempoyongan itu, Lily cepat berkelit ke kiri dengan membuang diri.
Namun terlambat lengannya terserempet pedang.
Darah mengucur deras di lengan Lily yang buru-buru mendekap lengannya.


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ia meringis menahan nyeri, karena serempetan pedang tadi membuat pedang tadi
membabat daging dilengannya terkelupas sampai kelihatan tulangnya.
Cu Ling mengejek, mengelebatkan pedang di depan dada berdiri angkuh,
u Sambil meringis Lily membentak, menggenggam pedangnya erat-erat:
Song Cu Ling tersenyum manis.
idak tunduk denganku. Terpaksa orang-
Saking panasnya hati Lily, gadis ini menerjang mengelebatkan pedangnya menusuk
dada lawannya. Akan tetapi sambil tersenyum mengejek, Cu Ling mengelak ke kiri dan
mengebaskan lengan bajunya menampar lengan Lily yang memegang pedang.
Istana Hantu - Halaman 380
380 yoza collection Tamparan lengan baju ini membuat Lily yang memang sudah lelah bukan main,
menjadi terjerembab dan jatuh telungkup.
Pada saat itulah sebuah bayangan berkelebat dan menangkis pedang yang
sedianya hendak, ditusukkan ke arah Lily.
Song Cu Ling terhuyung oleh benturan pedang.
Ternyata Tiang Hin telah berdiri di situ dengan pedang di tangan. Buru-buru ia
memeluk Lily yang jatuh tertelungkup. Dari bibir gadis itu mengalir darah.
hatinya. Akan tetapi Lily yang menjadi kecewa melihat bahwa pemuda itu adalah putera
pendekar lengan buntung Sung Tiang Le dengan cepat membalikkan tubuh dan
bergebrak memukul dada Tiang Hin.
tiba dari mulut pemuda itu muntahkan darah segar.
Tiang Hin mengusap darah yang berlumuran di dadanya dan menarik napas lemah,
-moay.. . . mengapa kau Kau.. . . kau.. . . ahh, kau benarkata-katanya.
Ia menodongkan ujung pedangnya di depan dada Tiang Hin.
-moay jangan.. . . jangan kau bilang begitu.. . . . . .
kau maafkanlah aku, namaku memang bukan Ngong Ma. Aku Sung Tiang Hin, kau
lengannya dibuntungi oleh Sung Tiang Le dan aku aku harus buntungi lengan Pendekar
Lengan Buntung. uh keturunan memegang siap untuk menyerang.
Istana Hantu - Halaman 381
381 yoza collection Tiang Hin memandang sayu ke arah gadis yang dalam pandangannya itu demikian
cantik luar biasa, akan tetapi begitu pandangan Lily menatapnya berapi-api. Tiang Hin
menarik napas duka, wajahnya bertambah pucat dan sinar matanya layu.
hayo lekas berdiri dan siap uatuk bertempur matimembantingkan kakinya.
Sementara mereka tidak memperdulikan lagi akan Song Cu Ling. Gadis itu
mengangkat jenasah ayahnya dan berlalu pergi, membiarkan dua orang muda yang
dianggapnya gila itu saling bertengkar.
Tiang Hin juga, yang tidak bernapsu lagi hatinya untuk bertempur, hanya
memandang perginya gadis yang bernama Song Cu Ling itu. Kemudian menoleh kepada
Lily yang tengah membanting-banting kaki menantangnya.
sanggup melawanmu, moayAkan tetapi perkataannya disambut dengan kelebatan pedang yang demikian cepat
dari Lily yang sudah menjadi marah.
Tiang Hin tidak bergeming, bergerak sedikitpun tidak. Akan tetapi terdengar baju
sobek dan darah mengucur keluar dari pundak kirinya, membasahi bajunya yang
berwarna putih. Sebentar saja baju Tiang Hin menjadi merah oleh darahnya sendiri!
-moay begitu bencikah hatimu padaku, kau hendak membunuhku" Bunuhlah
moay-moay, mati di tanganmu aku bahagia.
terbelalak lebar, bibirnya gemetar dan tangan yang memegang pedang menggigil. Ngeri
ia melihat darah membasahi baju di dada Tiang Hin.
-moay. Biarlah kalau kau Dua titik air mata snelompat keluar dari sepasang mata Lily ketika ia mendengar
pengakuan pemuda itu. Akan tetapi ia menggigit bibir mengeraskan hatinya.
Istana Hantu - Halaman 382
382 yoza collection Lily menangis mendekapkan tangannya pada wajahnya, dari balik jari tangan yang
lentik itu mengalir air matanya yang lewat dari cela-cela tangan Lily.
Tiang Hin mengeluh. Tiba-tiba tubuhnya roboh terguling.
Ternyata saking banyaknya darah yang mengucur di lengan dan pundak itu,
membuat pandangan Tiang Hin berkunang-kunang dan gelap. Seluruh ruangan terasa
berayun-ayun dan merasakan ada gempa yang hebat.
Dalam kegelapan ini ia mendengar namanya dipanggil oleh Lily. Cepat ia
menggapekan tangannya merenggut tangan itu, merenggutnya erat-erat.
Sayup-sayup namanya didengar seperti orang memanggil-manggilnya semakin
jauh panggilan itu, semakin jauh!
Tiba-tiba ia terhempas, terhempas jauh sekali. Terbang ke angkasa yang tinggi. Ia
berusaha menarik tangan Lily, namun dirasakannya pegangan Lily terlepas. Ia menjerit
sekuat hatinya. Sekuat-kuatnya ia menjerit memanggil nama gadis itu,
Sebuah ledakan berdentum amat kerasnya. Dinding-dinding tembok beruntuhan.
Tanah di pegunungan Lu-liang-san bergoyang bagaikan ada gempa yang maha
dahsyat. Tanah-tanah longsor. Api mengebul tinggi bergulung-gulung dari sebuah rumah tua
di tengah hutan kecil. Dalam sekejap mata saja, rumah tua yang bertingkat dua itu sudah hancur
berkeping-keping kena ledakan yang amat dahsyat. Para orang gagah yang sedang
bertempur, bagaikan diberi isyarat oleh dentuman tadi, berkelebat menjauhi rumah tua
itu. Di sana sini, di halaman rumah tua yang sudah ambruk itu menggeletak puluhan
mayat manusia yang sudah tak bernyawa.
Darah merah membanjir di sana sini, memercik di antara rerumputan dan daundaun. Senjata pedang, golok dan toya malang melintang menancap di tanah, suasana
menjadi hening setelah ledakan yang amat dahsyat tadi.
Istana Hantu - Halaman 383
383 yoza collection Hening dan mati. Gerimispun mulai turun. Udara tiba-tiba mendung. Awan hitam memberat di hutan
kecil itu. Burung gagak beterbangan di atas, bermandikan air hujan yang mulai turun rintikrintik. Sebuah kilat menyambar dari atas puncak Lu-liang-san, diiringi suara geledek
yang mengguntur, mengejutkan.
Hujanpun turunlah. Bertambah lebat! ooOOoo Puncak pegunungan Lu-liang-san tertutup kabut mega mendung. Segumpalan awan
hitam menaungi puncak itu, sementara hujanpun turun dengan lebatnya membasahi
tanah di atas puncak pegunungan Lu-liang-san yang penuh dengan mayat manusia
yang bergelimpangan bermandikan darah.
Pertempuran di atas puncak itu terjadi amat seru dan dahsyat, sesosok tubuh
seorang gadis yang sudah berlumuran darah mengamuk dengan hebat.
Setiap kali kilatan pedangnya menyambar tentu dua atau tiga orang lawannya
roboh dengan tubuh mandi darah.
Sebuah kilat menyambar menerangi suasana yang samar-samar itu, dibarengi
dengan kilatan pedang si gadis amblas masuk ke dalam dada seorang Mongol yang
tak keburu mengelak dari sambaran pedang yang dahsyat itu.
Suara mengerikan membahana di puncak, sementara pengurungan dari orangorang Lu-liang-pay bertambah ketat.
Bertambah banyak memenuhi puncak itu, namun meskipun sudah banyak korban
yang jatuh di tangan pedang gadis itu, akan tetapi tetap saja pengurungan bertambah
ketat. Hujan berderai lebat, angin kencang berhembus dengan amat kencangnya. Suasana
menjadi gelap. Hanya sekali-sekali sambaran petir itu saja yang menerangi alam
sekitarnya. Gadis yaug mengamuk dengan hebatnya itu adalah Sung Hong Kwi. Seperti telah
dituturkan pada bagian depan, gadis ini terbius oleh pemuda temannya yang bernama
Nguyen Hoat. Setelah itu tak sadarkan diri, setelah itu barulah ia tahu bahwa kehormatannya
telah direnggut oleb Nguyen Hoat, maka begitu sadar, Hong Kwi mengamuk hebat.
Istana Hantu - Halaman 384
384 yoza collection Pemuda yang bernama Nguyen Hoat itu, entah hidup entah mati menggeletak
dalam kamar terkena pukulan gerakan tangan kilat yang luar biasa hebatnya dari
tangan kiri si gadis yang telah menjadi marah.
Kemudian, ia meninggalkan kamarnya itu dan mengamuklah ia dengan sengitnya
membunuhi semua tokoh-tokoh Lu-liang-pay. Namun seperti kita ketahui, partai Luliang-pay ini merupakan salah satu partai yang sudah mencapai maju dan banyak
anggotanya. Begitu mengamuk, tentu saja orang-orang Lu-liang-pay maju mengurung gadis itu
dan terjadilah pertempuran yang dahsyat!
Tiga orang kakek tokoh pertama dari Lu-liang-pay ini, maju merangsek. Yang
seorang kakek gemuk pendek berpakaian serba hitam memakai senjata ruyung
sedangkan dua orang kakek lainnya, bermuka pucat, tubuhnya kurus kering seperti
tengkorak bersenjata rantai baja yang besar dan berat.
Dua orang inilah yang terkenal di Lu-liang-pay. Mereka ini dijuluki Siang-pian-sinkek (sepasang pendekar rantai baja) Mo Yung, dan Mo Siang, sedangkan kakek gemuk
pendek tadi adalah Coa Ong Jin, disebut si Ruyung Sakti.
Namun ketika orang ini begitu bergebrak alangkah kagetnya mereka ini, karena
benturan rantai Mo Yung tergetar hebat begitu terkena tangkisan pedang lawannya,
sedang kan Mo Siang berteriak kaget merasakan angin pukulan yang maha dahsyat
merempet pinggangnya dan kalau tidak ia buru-buru menghindarkan diri, tentu ia akan
celaka. Kendati demikian tetap saja ia terhuyung mundur dengan muka pucat.
Hong Kwi tertawa mengejek, mematukan ilmu pedang Tok-pik-kiam-hoat yang
dahsyat bagaikan halilintar menyambar ini.
Dibarengi dengan bentakan-bentakan yang merampas semangat lawan, karena ia
sengaja mengerahkan khi-kang tinggi melumpuhkan semangat lawan.
-anjing Lu-liangguruh yang menggelegar, karena begitu sinar pedang berkelebat, terdengar suara
kesakitan dua orang pengeroyoknya terluka hebat oleh sambaran pedang itu.
Melihat keganasan gadis ini, Mo Yung memberi tanda mengeroyok gadis itu.
Tigapuluh orang berpakaian baju hitam bergerak berbareng.
Senjata golok, pedang, toya dan rantai baja, saling dulu meluncur ke arah tubuh
Hong Kwi. Namun sambil mengeluarkan pekikan dahsyat Hong Kwi sudah mencelat
tinggi. Istana Hantu - Halaman 385
385 yoza collection Dan begitu tubuhnya turun menukik, terdengar jeritan kematian dari dua orang
pengeroyoknya di bawah. Sebuah lengan manusia jatuh berdebuk, darah merah
menyembur dari tangan yang buntung itu.
Hong Kwi tak memberi hati lagi kepada pengeroyoknya ini, menerjang dengan
tusukan pedang yang begitu cepat laksana kilat menyambar.
Hong Kwi menekan pedangnya.
ditekan oleh gadis yang luar biasa ini. Tubuh manusia terbelah dua, usus dan jantung
berantakan oleh sabetan si gadis.
Melihat keganasan gadis ini. Mo Siang menjadi marah dan memerintahkan kepada
teman-temannya untuk mengeluarkan barisan panah.
Tigapuluh orang barisan panah maju ke depan dan menarik gendewanya, suara
jepretan keras mengiringi meluncurnya puluhan batang anak panah.
Cepat Hong Kwi memutar pedangnya dan semua anak panah terpukul runtuh oleh
putaran pedang si gadis. Akan tetapi, ternyata para barisan panah ini cukup cerdik. Mereka tidak melakukan
serangan sekali gus, melainkan beruntun.
Kalau rombongan pertama selesai, disusul kemudian oleh barisan kedua, lalu terus
disambung pula oleh rombongan lain yang menggerakkan tali gendewa. Dengan
demikian anak panah yang menghujani Hong Kwi tak pernah berhenti!
Hong Kwi mendongkol bukan main, ia kini sudah menjadi marah dan nekat. Sambil
memutar terus pedangnya sehingga tubuhnya tidak kelihatan oleh gulungan sinar
pedangnya sendiri, Hong Kwi memekik keras.
-anjing Lu-liang-pay bangsat, hayo kalian semua maju. Aku puteri Pendekar
Akan tetapi jawabannya ini disambut oleh puluhan anak panah yang menyambar,
malahan di antaranya terdapat pula senjata rahasia seperti pisau terbang, jarum, dan
lain sebagainya! Hong Kwi menggigit bibirnya, menahan rasa sakit waktu ia merasakan tiga buah
jarum telah menembus kulit di punggungnya, gerakannya menjadi lemah. Pada saat
itutah sebuah anak panah dengan tepat sekali telah menancap di lengannya.
Istana Hantu - Halaman 386
386 yoza collection Darah merah mengucur dari lengan itu. Akan tetapi sambil menahan rasa sakit,
gadis yang luar biasa perkasanya ini masih terus bertahan malah melancarkan
serangan-serangan yang lebih ganas lagi.
Sabuk suteranya terlolos dari pinggangnya. Sekarang dengan pedang di tangan
kanan dan sabuk sutera di tangan kiri gadis ini mengamuk hebat!
Hong Kwi mongeluarkan seruan pekikan yang sangat memekakkan telinga. Begitu
tangan kirinya bergerak, sabuk sutera merah itu melayang ke atas dan turun bergerakgerak bagaikan ular naga yang siap merebut mustika. Sabuk ini meluncur cepat ke arah
barisan panah yang bergerak hendak mundur.
Namun begitu cepatnya sambaran sabuk ini seorang di antara rombongan panah
terjirat lehernya dan terangkat naik. Hong Kwi menghentakkan tangannya ke atas, dan
tiba-tiba saja terdengar jeritan mengerikan dari orang itu.
Tubuhnya terlempar ke atas dan melayang jatuh menimpa batu.
Darah dan otak berhamburan pada batu hitam itu.
Dibasahi oleh air hujan yang mulai turun dengan lebatnya. Muka Hong Kwi sudah
pucat bagaikan mayat, seluruh pakaiannya sudah basah kuyup.
Dingin yang luar biasa ini membuat pedang yang terpegang di tangan menggigil,
dan membeku. Akan tetapi gadis yang perkasa ini tidak mundur, malah semakin lama semakin
dahsyat gerakan-gerakannya.
Pada saat itu, Hong Kwi sudah lelah sekali. Juga darah yang mengucur keluar dari
luka anak panah di lengannya itu, semakin basah oleh darah dan terasa tangannya
sakit dan lumpuh. Baiknya anak panah itu masih menancap sehingga darah yang keluar dapat
tertahan dan tidak begitu banyak. Kalau tidak demikian tentu dalam gerakan ilmu silat,
otot-otot yang bergerak dan mengejeng membuat darah keluar banyak sekali!
Hong Kwi mengerahkan tenaga, keuletan dan kepandaian untuk melindungi diri,
juga untuk membalas serangan lawan.
Sudah berapa puluh orang yang ia robohkan. Baru-baru ini dapat merobohkan Mo
Yung dan Mo Siang sehingga dua orang ini binasa dengan leher terbabat putus oleh
pedang, sedangkan kakek yang satu lagi yakni Coa Ong Jin menjerit kaget begitu sabuk
sutera gadis itu membelit ruyungnya.
Istana Hantu - Halaman 387
387 yoza collection Pada saat itu selagi ia kaget dan gugup, Hong Kwi menggerakkan pedangnya.
Darah merah mengucur dari ujung pedang. Gadis itu tertawa keras mengawasi
pedangnya yang berlumur darah.
Pada saat itu, dari dalam gedung berlompatan banyak bayangan orang.
Tahu-tahu Sian Jiu Nio-nio, dan Tung Hay Nio-nio sudah menerjang Hong Kwi dalam
deraian hujan yang bertambah lebat.
Melihat munculnya orang- h.. . . . -nio yang menerjang dengan tongkat kecilnya. Menghadapi sambaran tongkat kecil ini Hong Kwi tertawa keras, menyabetkan
sabuk suteranya ke arah tongkat ranting yang berkelebat di sampingnya.
Namun pada saat itu, kakek Lu-liang-pay menerjang dengan pukulan cengkeraman
Eng-jiauw-kang yang terkenal itu, sedangkan Sian Jiu Nio-nio telah menggerakkan
rambutnya menyerang. Tentu saja menghadapi tiga pukulan sekali gus ini, Hong Kwi yang sudah lelah sekali
tak dapat bergerak cepat waktu pukulan rambut Sian Jiu Nio-nio tiba-tiba melibat
lengannya, dan ia tertarik oleh sentakan rambut lengannya, dan ia tertarik oleh
sentakan rambut itu. Kakek Lu-liang-pay menyerbu dengan pukulan tangan kiri.
Tentu saja karena Hong Kwi dalam keadaan terhuyung-huyung ia tak dapat lagi
menangkis serangan pukulan lawan.
Bagaikan gasing tubuhnya berputar, bersamaan dengan itu tongkat Tung Hay Nio-nio
berkelebat.

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sian Jiu Nio-nio menerjang dengan cengkeraman tangan kanan dan pukulan rambut
yang kuat memukul kepala Hong Kwi yang sudah menggeletak diam.
-ha-ha gadis liar, berbareng. Istana Hantu - Halaman 388
388 yoza collection Pada saat itu kilat menyambar. Sesosok tubuh manusia berkelebat cepat dan
menggerakkan kedua tangannya.
mundur, karena pukulan mereka tiba-tiba menjadi membalik.
Rambut Sian Jiu Nio-nio banyak rontok, sedangkan tangan kiri si kakek terkena
angin pukulan dahsyat sehingga terasa panas bagaikan terbakar, sedangkan Thung Hay
Nio-nio menjerit kaget. Begitu tongkatnya yang hampir menyentuh kepala si gadis terpental ke belakang
dan hampir menghantam dadanya sendiri.
Dalam suasana remang-remang ini ketiga orang ini, melihat seorang pemuda dan
seorang gadis telah berada di tempat itu berdiri dengan keren.
Si pemuda berjongkok menyentuh punggung Hong Kwi yang menggeletak tak
sadarkan diri, begitu pemuda ini menotok punggung itu Hong Kwi mengeluh dan cepat
ia meloncat berdiri. seketika bercahaya. Akan tetapi apabila Hong Kwi teringat keadaan dirinya, pandangannya jadi meredup
kembali seperti lampu kehabisan minyak.
Wang Ie tersenyum. Wajahnya yang berseri-seri itu ditimpah hujan lebat. Pada saat
itu, Hwe Lan sudah bergebrak dikeroyok oleh orang-orang Lu-liang-pay yang masih
berada di tempat itu. Akan tetapi begitu gadis puteri Kong-hwa-pay ini bergerak, terdengar jeritan di sana
sini, karena pukulan tangan kanan gadis itu sudah merobohkan dua orang
pengeroyoknya. Sian Jiu Nio-nio dan Thung Hay Nio-nio maju menerjang Wang Ie. Cepat Wang Ie
menggeser kakinya dan begitu tangan kiri dan kanan melakukan gerakan memutar
dengan tubuh agak sedikit jongkok.
Tahu-tahu entah bagaimana caranya. Thung Hay Nio-nio telah sempoyongan dan
merasakan tulang pundaknya menjadi pegal-pegal dan lumpuh.
Demikian pula dengan Sian Jiu Nio-nio, begitu tadi pukulan rambutnya menyebar
mengirimkan pukulan totokan yang lihai, akan tetapi entah bagaimana caranya tibaIstana Hantu - Halaman 389
389 yoza collection tiba ia merasakan ada tangan yang sangat kuat sekali merenggut rambutnya sehingga
saking kerasnya renggutan ini, membuat Sian Jiu Nio-nio meringis, dan ternyata
segumpal rambut itu telah rontok beterbangan di tanah.
Sambil memekik keras, dan menahan rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya,
nenek ini tiba-tiba mengelebatkan tubuhnya dan lari dari tempat itu, diikuti pula oleh
Thung Hay Nio-nio yang menjadi jeri menghadapi pemuda aneh yang mempunyai ilmu
silat siluman tadi! Sedangkan limabelas anak buah Lu-liang-pay yang melihat para pemimpinnya
ambil langkah seribu, cepat-cepat merekapun bergerak turun puncak!
Guntur menyambar memekakkan telinga.
Wang Ie memeluk tubuh gadis yang terluka parah itu. Tubuh Hong Kwi sudah
menggigil dan pucat bukan main.
Cepat ia membawa tubuh itu ke tempat di bawah pohon yang terhindar dari
serangan hujan, kemudian ia memeriksa luka di lengan yang tertancap anak panah,
akan tetapi pemuda ini berseru kaget ketika begitu dipegangnya, ternyata darah Hong
Kwi sudah keracunan! Cepat Wang Ie mencabut anak panah yang tertancap di lengan Hong Kwi, kemudian
luka itu ditempeli obat. Rasanya dingin sekali setelah Wang Ie menempeli dengan daun obat yang
ditumbuk halus. Sementara Hwe Lan telah membuat api untuk memasak air buat menggodok akar
obat. Tentu saja gadis puteri Kong-hwa-pay ini pandai sekali ahli pengobatan karena
ayahnya sendiri Ho Siang, adalah ahli pengobatan dan ahli silat.
Melihat bahwa wanita itu terluka oleh jarum yang beracun, segera saja gadis ini
mengeluarkan benda semacam salju es yang sudah dikeringkan, kemudian benda itu
ditempeli di pundak Hong Kwi yang terserang oleh tiga anak jarum berbisa.
Sungguh mujijat sekali, begitu benda salju itu ditempel, tiga buah jarum halus yang
menancap di dada di dalam daging di pundak Hong Kwi tercabut keluar.
Darah hitam turut tersedot pula, sehingga benda salju jang tadinya berwarna putih
mengkilap kini semakin hitam oleh darah!
Ketika Hong Kwi siuman kembali, ia telah dibaringkan di atas rumput tebal di bawah
sebuah pohon yang rindang daunnya sehingga hujan gerimis tidak menimpah
Istana Hantu - Halaman 390
390 yoza collection tubuhnya. Ia melihat Wang Ie duduk berjongkok di dekatnya sementara dekat api yang
sedang menyala itu seorang gadis jelita sibuk memasak air untuk menggodok obat.
Hong Kwi tidak kenal wanita itu, ia memandang redup ke arah Wang Ie. Terasa
tangannya dipegang oleh pemuda itu dengan sentuhan mesra,
Hong Kwi berusaha untuk bangun akan tetapi sebuah tangan menyentuh
pundaknya. -moay jangan banyak bergerak dulu karena kau masih lemah, sebentar
oleh sepasang tangan pemuda itu.
Pada saat itu Hwe Lan mendatangi dengan membawa semangkok obat yang baru
saja digodok. Bau obat pahit menyengat hidung.
-panas. Akar obat ini berguna sekali
itu ke tangan Wang Ie, minta pemuda itu yang memberikan dan meminumkan kepada
si gadis. Hong Kwi memandang Hwe Lan, dan menoleh kepada Wang Ie.
Wang Ie tersenyum, menyodorkan mangkok obat.
-moay. Untung ada Hwe Lan yang pandai ilmu pengobatan, kalau
tidak tentu repot sekali, karena aku yang bodo
-cu Kong-hwaIe. Hong Kwi mengangguk, mengangkat tangannya menjura menyatakan terima kasih.
Akan tetapi begitu melihat pandangan Hwe Lan terhadap Wang Ie begitu mesra
dan intim, dirasakannya hatinya tak enak benar. Apa lagi teringat akan dirinya yang
telah ternoda oleh Nguyen Hoat.
Tiba-tiba Hong Kwi bangkit berdiri dan berkelebat ke dalam gedung. Ia teringat
kepada Nguyen Hoat yang menggeletak di dalam kamar, maka dengan mengertak gigi
ia berlari ke kamar itu. Wang Ie terkejut sekali, cepat ia sudah mencelat pula mengejar Hong Kwi.
Istana Hantu - Halaman 391
391 yoza collection Hong Kwi terus berlari. Akan tetapi begitu sampai di kamar, tidak nampak tubuh
Nguyen Hoat yang tadi menggeletak di situ. Dengan menggertakkan gigi Hong Kwi
memaki sengit! kabut memukul tempat pembaringan yang menampakkan noda-noda darah bekas
semalam ditidurinya bersama Nguyen Hoat.
Saking marahnya gadis ini, sampai ia muntahkan darah segar dari mulutnya dan
terhuyung-huyung. Dirasakannya berat bukan main. Ia hampir saja roboh kalau tidak
keburu Wang Ie yang sudah sampai ke tempat itu mencelat dan memondongnya.
yHong Kwi membuka matanya. Tiba-tiba mata itu menjadi basah. Memeluk Wang Ie.
Membenamkan kepalanya di dada pemuda itu sambil menangis.
Wang Ie mengusap kepala Hong Kwi dengan sentuhan mesra.
-moay.. . . . tenanglah apakah yang terjadi, jangan kau begini moayBertambah deras air mata Hong Kwi membasahi dada pemuda itu. Hong Kwi
menangis sedih, apabila tangan lembut pemuda ini mengelus kepalanya dengan
bertambah sedih lagi. Wang Ie menundukkan mukanya, memandang wajah Hong Kwi dalam-dalam.
-moay, bukankah aku yang telah
Hong Kwi menangis sedih, air matanya bercucuran memandang pemuda itu.
Sementara melihat gadis ini menangis sedih, hati Wang Ie seperti diremas-remas
rasanya. Ia memeluknya erat-erat. Hong Kwi membalas pelukan pemuda itu.
Teramat mesra. Sepasang mata melihat adegan ini dengan mata basah, tiba-tiba Hwe Lan
membalikkan tubuhnya dan menangis pula.
Ahh, tidak disangka bahwa Wang Ie mempunyai kekasih, mengapa ia begini bodoh"
Selama perjalanannya dengan pemuda itu, Hwe Lan jatuh hati kepada pemuda itu.
Istana Hantu - Halaman 392
392 yoza collection Dan diam-diam ia mencintai pemuda itu. Akan tetapi sekarang"
Terasa hatinya sakit sekali. Seperti ditusuk-tusuk rasanya. Wajahnya merah dan
panas. Perasaannya tidak keruan macam, ada rasa benci, terharu dan iri melihat betapa
pertemuan Wang Ie dengan Hong Kwi begitu mesra begitu intim.
Tak boleh aku mengganggu Wang Ie, tak boleh ini sambil terisak, Hwe Lan
mengelebatkan tubuhnya dan tahu-tahu bayangannya telah lenyap dari tempat itu. Ia
berlari cepat menuju Kong-hwa-san.
Akan tetapi kaki itu terasa berat untuk kembali ke Kong-hwa-pay, di dalam hutan
itu Hwe Lan menangis sedih. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas tanah berumput.
Pakaiannya yang bekas kehujanan tadi masih basah kuyup rambutnya yang
panjang bergerai terlepas dari ikatannya.
Pada saat itu, tiba-tiba ia bangkit berdiri begitu pendengarannya yang tajam
mendengar langkah-langkah kaki mendatangi ke tempat itu.
Serombongan orang berlari dengan cepatnya. Hwe Lan memekik girang dan
mengelebatkan tubuhnya mengejar rombongan itu ternyata di antara rombongan itu
terdapat ayah bundanya. Siang begitu melihat anaknya berlari menghampiri.
Sementara Nyuk In memeluk anaknya dan berkata,
kepada kami. Sehingga kami mencari-carimu setengah mati. Kau, menyusahkan hati
Hwe Lan memeluk ibunya, tiba-tiba perasaannya yang tadi tertekan, ditumpahkan
pada ibu ini. Ia menangis tersedu-sedu karena ingat masa yang silam, sewaktu masih berada
dipangkuan ayah bundanya.
hatinya merana pada saat itu.
Hatinya merenyuh sakit apabila teringat pemandangan-pemandangan barusan
antara Hong Kwi dengan Wang Ie.
Istana Hantu - Halaman 393
393 yoza collection Hatinya terasa sakit dan marah! Sakit, karena orang-orang yang selama ini menjadi
impiannya dan dikagumi ternyata mencintai gadis lain, pantas sikap Wang Ie selama
itu sangat dingin terhadapnya.
Ia benar-benar buta, mencintai pemuda yang sudah mempunyai kekasih, gemas
sekali hatinya. Gemas, menyesal dan malu, bercampur aduk! Kini ia hanya menangis di
depan ibunya. Ho Siang menarik tangan anaknya.
ni ada Locianpwe Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le, dan isteri. Dan tokoh-tokoh dari
Mendengar ayahnya menyebut Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le, Hwe Lan
menoleh. Dilihatnya laki-laki setengah tua berlengan buntung tersenyum ramah
Hwe Lan menghapus air matanya. Tiba-
pakah Tiba-cari puteri Locianpwe ini yang bernama Sung
Hong Kwi, a -liangLan yang berkuatir akan hal anaknya cepat berkelebat dan sebentar saja orang-orang
ini telah berada di puncak Lu-liang-san.
Hwe Lan menunjukkan kepada Tiang Le dan membawanya ke dalam gedung Luliang-pay. Mereka terus memasuki ke dalam.
Akan tetapi begitu sampai di ruang itu, Tiang Le dan orang-orang gagah lainnya
mendengar suara seorang gadis yang berkata dengan terputus-putus dalam tangisan.
Kata-kata itu membuat wajah Tiang Le sebentar pucat sebentar merah. Bwe Lan
tak dapat melanjutkan langkah kakinya. Terhenyak di depan pintu.
aku tak layak lagi Istana Hantu - Halaman 394
394 yoza collection -moay.. . . sudahlah, kau lupakanlah itu.. . . biar bagaimanapun juga
lemah, meneruskan kata-katanya begitu tiba-tiba terdengar pintu kamarnya terbuka dari arah
luar. Terlihat Tiang Le sudah berdiri di muka pintu dengan pandangan sebentar pucat
sebentar merah. Dadanya terasa turun naik, apabila dilihatnya Hong Kwi telah berada dalam pelukan
pemuda bekas muridnya, Wang Ie!
hoaTiang Le memaki keras dan begitu pedang buntungnya berkelebat, terdengar Wang
Ie berteriak kaget dan cepat ia mengelak ke belakang menarik tubuh Hong Kwi. Namun
demikian cepat ia sudah mengelak, tetapi tetap saja pundaknya tersayat oleh gerakan
pedang yang luar biasa cepatnya itu.
Wang Ie meringis merasakan pundaknya sakit bukan main, darah merah mengalir
bercucuran membasahi lengannya, menetes-netes ke lantai.
Sementara wajahnya semakin pucat begitu dilihatnya Tiang Le dan Bwe Lan, dan
banyak orang gagah telah memasuki kamarnya.
Tiba-tiba Tiang Le menubruk lagi, menggerakkan pedangnya dengan hebatnya
diarahkan ke batang leher pemuda itu.
Wang Ie dengan gerakan seperti orang mabok karena desakan bekas gurunya ia
hanya bisa mengelak lompat ke kiri, sedang suara pedang berdesing di sampingnya
laksana kilat guntur yang menggelegar.
g Kwi juga memekik ngeri melihat
ayahnya sudah mengamuk menempur karena perbuatan pemuda itu.
Tentu saja melihat pemuda ini dapat menghindarkan serangannya, bertambah
paras hati Tiang Le. Istana Hantu - Halaman 395
395 yoza collection Kata-kata yang didengarnya barusan, bahwa Hong Kwi, anaknya telah diperkosa
membuat pendekar ini menjadi mata gelap.
Ia menubruk lagi Hong Kwi dengan tendangan kaki kiri dan tusukan pedang yang
luar biasa cepatnya. Tentu saja Wang Ie yang tidak mengerti datang-datang suhunya ini marah-marah
dan menyerangnya menjadi bingung.
Gerakannya menjadi kurang cepat, sebuah tendangan Tiang Le yang beruntun,
dengan jitu sekali mengenai lambungnya. Wang Ie terhenyak.
Diam seketika itu Hong Kwi memeluk Wang Ie dan melindungi pemuda itu dari
terjangan pedang Tiang Le.
Kwi tertembus pedang Tiang Le.
Bwe Lan menjerit kaget dan menggerakkan tangannya menggempur Tiang Le.
menggunakan gerak tangan kilat. Saking hebatnya pukulan ini, Tiang Le terhuyung ke
belakang dan muntahkan darah.
Bwe Lan sudah mencabut tongkatnya. Pada saat itu Ho Siang mencelat dan
menangkis tongkat nyonya ini yang hendak ditusukkan ke arah dada suaminya.
Bwe Lan tergetar memegang tongkat.
Ci Goat yang telah menolong Hong Kwi dan Wang Ie menoleh. Ia sudah menotok pundak
Hong Kwi yang bercucuran darah.
Bwe Lan menatap anaknya dengan pandangan basah.
Sementara itu Tiang Le telah berdiri. Kepalanya terasa pening bukan main. Ia
berpegangan pada tembok. Ketika itulah Hong Kwi menubruk kakinya dan menangkis.
Istana Hantu - Halaman 396
396 yoza collection menunjuk ke arah pemuda yang memandangnya dengan wajah pucat seperti mayat.
menubruk pinggang ayahnya
dan mencabut pedang pusaka buntung. Dengan gerakan yang demikian cepat tahutahu pedang itu telah berkelebat menusuk dada Hong Kwi.
Tiang Le memekik keras menubruk anaknya.
Sebuah bayangan berkelebat, ternyata Wang Ie telah menubruk Hong Kwi. Akan
tetapi Bwe Lan sudah merenggut tubuh Wang Ie dan melempar. Sehingga dengan
terhuyung-huyung pemuda itu terjerembab jatuh.
Nyonya ini menubruk anaknya.
Tiba-tiba Hong Kwi mengibaskan pelukan ibunya dan menubruk Wang Ie. Kedua
orang muda ini saling berpelukan. Mereka sudah bermandikan darah.
-cu mereka memberiku bius dalam perjamuan makan.. . . koko.. . .


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wang Ie mencucurkan air matanya. Mendekapkan dadanya ke dada si gadis yang
terluka hebat, darah merah menetes-netes turun.
Tiba-tiba ia menoleh kepada ayah yang tengah memandangnya dengan wajah
pucat. -tiba kepala itu terkulai di dada Wang Ie.
Wang Ie mendekap kepala si gadis. Perlahan ia merebahkan tubuh gadis itu di atas
rumput. Istana Hantu - Halaman 397
397 yoza collection Kemudian ia menoleh kepada Tiang Le dan Bwe Lan, tertunduk.
Akhirnya tinggal kenangan dan penyesalan yang menyelubungi mereka dan saling
menyalahkan diri sendiri adanya.
Sementara Tiang Le berdiri tak bergerak seperti patung mengawasi anaknya yang
telah membujur kaku. Semua orang gagah yang hadir di situ menangis melihat adegan yang sangat
memilukan hati. Mereka pasti akan terkutuk atas perbuatannya yang sangat kejam dan
keji. Bwe Lan tahu-tahu berlari turun gunung menangis tersedu-sedu. Air matanya
berderai. Angin gunung berhembus sejuk. Daun bergoyang-goyang terhembus angin lalu.
Hujan masih turun rintik-rintik membasahi tanah pekuburan yang masih baru.
Di sinilah Hong Kwi beristirahat untuk selamanya di bawah naungan pohon kamboja
yang teduh itu. Hilangnya kabut hujan yang laksana ikut berduka cita atas gugurnya Hong Kwi
berganti menjadi terang, sang surya menyinari dunia, maka selesailah cerita ini dengan
semoga gembira para pembaca!
TAMAT Istana Hantu - Halaman 398
398 Tawanan Azkaban 1 Taking Her Boss Karya Alegra Verde Tiga Dara Pendekar 3
^