Pencarian

Istana Hantu 6

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw Bagian 6


berlumuran darah. Bagaikan orang gila Tiang Hin berlari cepat menuruni puncak sambil memondong
tubuh ibunya. Ia tidak menyadari kala itu tubuhnya bagaikan bayangan saja berkelebat
cepat berloncatan dari jurang ke jurang.
Tiang Hin seperti orang hilang ingatan memanggil-manggil nama ibunya sambil
berlari cepat tak tentu arah tujuan. Air matanya bercucuran menangisi ibunya.
Tiba-tiba, seorang hwesio tua tahu-tahu telah memegang lengannya dan berkata,
Bagaikan disiram oleh air dingin di atas kepala, Tiang Hin tersadar dan
menghentikan larinya. Dilihatnya di depannya nampak seorang hwesio tua tengah berjongkok dan
memeriksa luka di kaki seorang pengemis yang terkapar di tepi jalan. Melihat hwesio
ini membawa ramuan obat-obatan, Tiang Hin menjadi girang sekali dan buru-buru
berlutut di depan hwesio tua itu.
menyembuhkan ibuku, lo- -suhu yang berhati welas asih segera
Dengan tidak menengok hwesio tua itu berkata sambil tangannya tetap membalut
kaki pengemis yang terluka,
-lekas Tiang Hin menundukkan mukanya memandang ibunya.
Dilihatnya ibu itu diam tak bergerak, ia memegang lengan ibunya terasa dingin.
bercahaya lagi. Istana Hantu - Halaman 286
286 yoza collection Pelan-pelan ia melepaskan rangkulannya dan kemudian memandang si hwesio tua.
Dan sepasang mata hwesio itu nampak tajam akan tetapi lembut menandakan
kesempurnaan bathin hwesio ini, lalu tersenyum,
menduga. Berbahagialah segala manusia yang telah mempersiapkan diri menjelang
tibanya kematian yang gelap itu.
menjemputnya, berbahagialah bagi mereka yang mati, karena dengan hanya kematian
ia akan terbebas dari tuntutan hidup yang menyengsarakan badan!
Tiang Hin yang sampai saat ini belum pernah mengenal orang mati, menjadi
bingung. Mimpipun tak pernah ia waktu di jurang itu, bahwa orang mati itu harus
ditanam dan dikuburkan, dan di sembahyangkan. Karena soal-soal kematian dan caracara mengurus orang mati, tak pernah ia dengar dari nenek dan ibunya.
Memang harus diakui bahwa Tiang Hin ini, berhubung hidupnya belum mengenal
masyarakat. Sehingga ibunya matipun tak tahu bagaimana dia harus perbuat.
Hwesio tua itu memandang pemuda itu, seakan-akan ia merasa heran mendengar
perkataan pemuda ini tadi. Akan tetapi dengan penuh kesabaran, hwesio ini berkata:
itu lalu berjalan. Tiang Hin dengan memondong mayat ibunya berjalan mengiringi hwesio tua itu.
Sampai di dalam hutan, hwesio itu berhenti dan berkata,
dup agar mayat si mati tidak membusuk.
prikemanusiaan, rasa bakti kepada orang yang mati untuk merawatnya dalam saat
-suhu, biarlah siauwte mengeluarkan pedangnya dan dengan menggunakan lwekangnya yang tinggi, sebentar
saja ia telah membuat sebuah lubang yang cukup besar.
Melihat gerakan pemuda ini dalam menggali lubang, diam-diam hwesio ini terkejut
bukan main. Itulah pengerahan tenaga sin-kang yang luar biasa!
Istana Hantu - Halaman 287
287 yoza collection Setiap gerakan pedang pemuda itu yang menggali tanah, seperti dipacul oleh
sepuluh mata pacul yang kuat dan besar sehingga dalam waktu beberapa menit saja
pemuda itu telah membuat lubang yang cukup dalam dan besar.
Demikianlah atas petunjuk-petunjuk hwesio tua ini, Tiang Hin memakamkan ibunya
di sebuah hutan di bawah sebuah pohon besar. Sesudah selesai pemakaman itu, lalu
Tiang Hin membuat tanda berupa tulisan di sebuah batu besar yang diletakkan di muka
pekuburan. Lalu ia memasang hio dan berlutut di muka pekuburan yang masih baru itu.
Terdengar anak muda itu berbisik,
petunjukmu ibu agar aku boleh segera sampai di Tiang-pekHwesio tua itu terkejut dan sesudah dilihatnya pemuda itu berdiri, ia lalu bertanya,
-pekTiang Hin tersenyum. -suhu, sebenarnya aku adalah putera Pendekar Lengan Buntung. Sengaja
memang aku hendak ke sana untuk menemui ayah. Apakah kau kenal dengan ayahku
loLe Pendekar Lengan Buntung yang gagah perkasa itu. Suhuku pernah menyebut
pendekar yang gagah perkasa itu, orang muda.
-liong-sie. Senang sekali hati
-suhu! Maaf, siauwtee hendak segera menuju ke
Tiang-pek-san, apakah lo-suhu tahu letaknya pegunungan Tiang-pekHin menjura hormat.
Hwesio itu tertawa senang.
-pek-san masih cukup jauh, kalau berjalan cepat harus melintas bukit
Lu-liang-san. Eh, apakah -suhu, maaf siauwte tidak dapat lamapemuda ini berkelebat lenyap dan gerakan ini membuat si hwesio menjadi kagum
bukan main. Istana Hantu - Halaman 288
288 yoza collection Ia sebetulnya murid Thian Thian Losu, di Siauw-lim-pay tentu saja mengenal baik
akan Pendekar Lengan Buntung itu. Biarpun belum pernah bertemu, akan tetapi
sekarang bertemu dengan puteranya saja ia sudah dibuat kagum bukan main!
Rasa kagum ini membuat ia segera melangkahkan kakinya menuju ke kuil Hanliong-sie dan bercerita kepada tua-tua di kelenteng tersebut.
ooOOoo Sementara itu, Tiang Hin berlari cepat sekali. Jarang sekali berhenti kalau bukannya
perutnya berkeroncongan minta diisi.
Ia hendak segera sampai di Tiang-pek-san dan bertemu dengan ayahnya, Pendekar
Lengan Buntung yang gagah perkasa itu.
Senang sekali hatinya, bisa menjumpai ayah seperti Pendekar Lengan Buntung
yang kesohor. Maka dari itu cepat-cepat ia mempergunakan gin-kangnya berlarian
menuju ke arah Utara. Ketika itu hari hampir menjelang senja ketika ia memasuki sebuah dusun kecil di
tepi hutan. Akan tetapi alangkah herannya dia, ketika di luar dusun itu terdengar orang
bertempur. Cepat-cepat Tiang Hin melangkahkan kakinya dan alangkah gemas hatinya ketika
melihat bahvva seorang gadis tengah dikeroyok oleh puluhan orang-orang kasar.
Tadinya Tiang Hin hendak membantu gadis itu, akan tetapi melihat cara gadis ini
bersilat amat hebat dan bersenjatakan sebuah kipas dan suling, keruan saja Tiang Hin
menjadi memandang ke arah jalannya pertempuran dengan hati kagum.
Ternyata gadis yang dikeroyok ini, demikian lihay. Begitu kipasnya bergerak
mengebut, begitu pula dua-tiga orang-orang kasar itu terjungkal dan telah tertotok oleh
gagang kipas, sedangkan yang lebih mengagumkan lagi adalah gerakan-gerakan suling
ditangan si gadis. Sungguh aneh dan ajaib sekali.
Tentu saja Tiang Hin yang telah mempelajari ilmu sastra dapat menangkap
gerakan-gerakan yang kadang-kadang seperti huruf-huruf yang digerakkan oleh suling
di tangan gadis ini. Sama lihainya seperti kipas di tangan kirinya tadi, suling inipun luar
biasa sekali karena begitu gadis ini bergebrak menulis huruf-huruf di udara.
Tiba-tiba entah bagaimana caranya lima orang kasar yang mengeroyoknya
terpelanting roboh, dan bagaikan kilat tangan si gadis bergerak cepat dan menyambar
tubuh seorang laki-laki yang bercambang bauk. Dan dengan merenggut baju di
lehernya, tiba-tiba laki-laki cambang bauk itu bagaikan dibawa terbang ke atas dan
tahu-tahu ia sudah berada di atas pohon yang tinggi tergantung.
Istana Hantu - Halaman 289
289 yoza collection Terdengar suara gadis itu berkata ketus,
mempergunakan suara khi-kang sehingga terdengar oleh mereka bagai petir yang
memekakkan anak telinga. -laki tinggi besar bercambang bauk yang tergantung di atas pohon yang tinggi itu berkata jeri dan
memandang ke bawa ketakutan. Sedangkan duapuluh anak buahnya yang lain cepatcepat berlutut dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
- tanya dengan suara keren dan bertolak pinggang. Tangan gadis itu bergerak. Serangkum angin pukulan menyambar ke atas dan
terdengar ranting pohon patah dan tubuh kepala rampok itu terdengar jatuh ke tanah
bergedebuk dan meringis menahan sakit karena pantatnya terhantam batu. Sakit dan
mulas. Gadis itu menyepak tubuh laki-laki cambang bauk itu dan membentak,
Maka bagaikan anjing digebuk pantatnya orang-orang kasar itu mengangkat kaki
seribu dan berlari terbirit-birit.
Pada suatu saat itu bermunculan banyak penduduk dusun yang terus saja
menjatuhkan diri berlutut dihadapan si gadis.
-sat terima kasih atas pertolongan Pouw-sat yang telah mengusir perampokBuru-buru gadis ini berjongkok menarik punggung kakek itu.
-sat yang harus kalian sembahmembangunkan si kakek.
Istana Hantu - Halaman 290
290 yoza collection -perampok itu. Kalian h kami mengetahui nama rupanya menjadi kepala dusun di sini bertanya sambil menjurah.
Gadis itu tersenyum dan tidak menyahut melainkan melirik ke arah sulaman baju
di dadanya yang bergambar walet merah terbang di langit biru. Para orang-orang
dusun itu melihat pula gambar yang terhias indah itu.
Keruan saja salah seorang pemuda yang ikut-ikutan berlutut berkata lantang,
Lopek itu melirik ke arah seorang pemuda sederhana yang berkata tadi, kemudian
dengan tertawa girang kakek ini lalu berkata kepada gadis itu,
-an- kaget, karena tiba-tiba saja gadis itu lenyap dari pandangan mata, juga pemuda
sederhana tadi turut lenyap pula. Aneh.
Sementara itu, jauh di luar dusun pada sebuah jalan kecil yang penuh debu, seorang
pemuda berlarian mengejar seorang gadis yang rupanya sengaja tidak menghiraukan
panggilan pemuda itu. Namun gadis itu tidak menengok atau menghentikan kakinya, malah tiba-tiba
tubuhnya berkelebat lenyap. Ia kini menggunakan gin-kangnya berlari cepat.
Setelah jauh dan merasa pemuda ini tidak lagi mengejarnya, ia tiba di sebuah
sungai di tepi hutan kecil. Si gadis berhenti dan duduk pada sebuah batu di pinggir
sungai. Ia menanti perahu yang masih ditengah-tengah itu, yang sedang menuju ke tepi.
Akan tetapi alangkah herannya hati gadis ini begitu menengok ke belakang, dilihatnya
pemuda tadi telah berdiri di belakangnya sambil bersedekapkan tangan memandang
jauh ke arah sungai. Tiba-tiba gadis itu berdiri dan bertolak pinggang. Sikapnya galak dan kata-katanya
terdengar ketus, Istana Hantu - Halaman 291
291 yoza collection Tiang Hin tersenyum dan seperti seorang kota yang terpelajar, yang tahu akan tata
kesopanan, ia mengangkat kedua tangannya dan berkata:
aku tak pernah merasa membuntutimu. Untuk apa
memandang penuh selidik. manggilmu. Nih, sapu tanganmu jatuh.. . aku tadi bermaksud mengembalikannya. Sayang
dan tahu-tahu sapu tangan merah yang disodorkan Tiang Hin sudah herpindah tangan
ke tangan si gadis itu. Kemudian tanpa bilang apa-apa gadis itu lalu menggerakkan
tubuhnya mencelat ke arah perahu yang sudah menepi.
Kemudian ia memerintahkan kepada tukang perahu untuk mendayung perahunya
ke tengah, akan tetapi tiba-tiba Tiang Hin berteriak,
Si kakek tukang perahu lantas mendayung perahunya ke tepi. Tiang Hin dengan
berpegangan pada tangan si kakek telah menarik ke dalam perahu dan ia mendengar
gadis itu menggerutu, Tiang Hin menoleh. Akan tetapi gadis itu telah membalikkan tubuhnya
membelakangi. Ia melihat gadis ini usianya tidak lebih dari delapanbelas tahun dari
potongan tubuhnya ramping dan menggairahkan, kulitnya kuning langsat berpakaian
sutera merah yang indah, wajah gadis itu cantik, akan tetapi sombong terlalu, demikian
pikir Tiang Hin. Kemudian tanpa bilang apa-apa kepada gadis itu, ia duduk di samping si kakek dan
mengambil sebuah dayung dan turut mendayung.
Senang sekali kakek tukang perahu ini melihat penumpangnya telah mau
membantunya mendayung perahu. Memang pada saat itu arus sungai agak deras dan
perahunya mengambil arah yang berlawanan dengan arus sungai itu sehingga terasa
perahunya berat. Istana Hantu - Halaman 292
292 yoza collection Untung pemuda ini terus membantu. Dan alangkah herannya kakek ini begitu
perahunya didayung oleh pemuda sederhana itu, perahunya meluncur dengan amat
cepat memecah arus sungai.
Diam-diam tukang perahu ini kagum melihat cara pemuda ini mendayung. Ia
sendiri, yang sudah puluhan tahun menjadi tukang perahu belum tentu dapat
mendayung perahunya secepat itu.
Sampai di laut luas, malampun tiba. Bulan hersinar terang di ujung laut merupakan
bola merah yang bersinar memancarkan sinar emasnya.
Air laut yang tertimpa cahaya keemas-emasan itu berkilat-kilat diusap bulan.
Beberapa perahu lain kelihatan jauh di sebeleh sana.
Merasa bahwa suasana ini menjadi kaku dan sepi, karena gadis itu ternyata diam
saja. Tiba-tiba Tiang Hin berdiri dan bernyanyi mengetuk-ngetukkan tangkai dayungnya
ke badan perahu memberi irama pada nyanyiannya.
Suaranya bersih dan merdu. Kata-kata yang dilagukan adalah nyanyian yang
pernah ia pelajari dari ibunya waktu di jurang Ta-pie-san. Terdengarnya lagu itu sedih
dan pilu. Sudah lama tak kembali peristiwa lama teringat kembali
seperti dalam mimpi bertemu dengan kekasih hati yang penuh cinta seperti dahulu.. . . Teringat masa lalu bergembira bersama-samamu
bunga merah dan hijau bersemi lagi
musim salju di gunung berganti tahun dan bulan cepat menghilang bagaikan angin
Kasih.. . . aku di sini Istana Hantu - Halaman 293
293 yoza collection menanti! Habis Tiang Hin membawakan nyanyian ini, tiba-tiba gadis itu menoleh kepadanya
dan berkata -nyanyi melulu kayak orang gila. Mending suaramu
pa kau yang marah. Aku menyanyi karena hatiku ingin menyanyi
Si kakek tukang perahu buru-buru memegang lengan si pemuda.
aik bertengkar. Hidup rukun dan damai, demikian ujarmemandang ke bulan.
Sebetulnya Tiang Hin ingin membalas memaki namun si kakek tukang perahu
menyentuh lagi tangannya memberi isyarat untuk berdiam dan tidak meladeni gadis
galak itu. etiap orang pasti suka menyanyi. Hati yang riang membawa mulut untuk
bernyanyi, dan ini membawa umur panjang dan banyak rejeki ha-ha-
kayak nenekTiba-tiba gadis itu menoleh dan tahu-tahu sebuah tamparan melayang di pipi Tiang
Hin. Istana Hantu - Halaman 294
294 yoza collection menden gadis itu menggerakkan kipasnya dan mengibas. Terdengar suara keras, pinggiran
perahu somplak dikebut oleh pukulan si gadis.
u menumpang perahu ini.. . . . bertemu


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memasuki sungai Huang-ho, malam begini airnya deras. Kau hebat, tenagamu seperti
is yang membelakangi itu memaki.
Akan tetapi sekarang Tiang Hin diam saja, karena sebuah perahu besar mendekati
perahunya dan sebuah kepala melongok dari dalam perahu.
Tiba-tiba si tukang perahu menjadi pucat. Segera memutar perahunya dan
menjauhi. Akan tetapi tiba-tiba perahunya bergoyang-goyang keras ternyata perahu
besar itu sudah menubruk perahunya.
Terdengar jeritan orang itu, dan tak lama kemudian di dalam perahu besar itu
terdengar suara hiruk pikuk beradunya senjata. Ternyata gadis perkasa itu sudah
melompat ke atas perahu besar dan menerjang orang-orang yang di dalam perahu itu.
Tentu saja Tiang Hin yang berada di dalam perahu kecilnya tidak pernah menyadari
bahwa gadis baju merah itu tengah menghadapi pertempuran yang hebat di atas
perahu besar. Baru setelah agak lama ditunggu-tunggu gadis itu tidak muncul lagi,
pemuda ini menjadi curiga dan cepat-cepat ia berkata kepada tukang perahunya dan
memberikan uang. menyelidiki gadis itu. Tentu ia tertawan di tangan orang-orang jahat di atas perahu itu.
sudah mengelebatkan tubuhnya
menghilang dari pandangan si kakek.
Pemuda itu telah mencelat ke atas perahu besar.
Istana Hantu - Halaman 295
295 yoza collection Ia sengaja mempergunakan gin-kangnya sehingga datangnya ini tidak diketahui
oleh orang-orang di dalam perahu, dan berindap mengintai ke dalam.
Alangkah terkejutnya pemuda itu, ketika melihat gadis baju merah tadi ternyata
telah tertawan oleh dua orang kakek yang berambut riap-riapan. Kakek ini biarpun
kelihatannya berpakaian sutera yang indah dan mahal namun kelihatannya seram
sekali. Rambutnya menutupi muka sehingga sukar mengenali orang itu. Sedangkan di
dalam nampak puluhan orang laki-laki yang kelihatannya seperti bajak laut. Dan di lantai
perahu itu menggeletak gadis baju merah tadi, rupanya sudah terkena totokan lihai.
Terdengar kakek rambut riap-riapan yang tanda elang di dadanya sebagai kepala
bajak Elang Sakti berkata dengan suara yang keras dan parau,
dua orang tuanya dari Kong-hwa-san. Segera kirim surat ke Kong-hwa-pai untuk
menjemput gadis ini, sementara kita kirimkan gadis ini ke Istana Hantu untuk
dihadapkan kepada Thayditugaskan untuk mengantar gadis ini ke Istana Hantu.
Akan tetapi orang tinggi kurus berwajah pucat yang duduk di sebelah kepala bajak
itu berkata cepat-ong, gadis ini berbahaya sekali kalau terlepas.
Kepala bajak yang rambutnya riap-riapan menutup kepala itu mengangguk-angguk,
Hwesio tinggi besar yang memegang toya itu, tersenyum lebar dan dengan
kan ada manusia -suhu sekarang juga membawa gadis ini ke Istana
Hantu. Sampaikan kami dari Huang-ho Sie-eng kepada Thay-bengcu. Sekedar jasa lo-ong!! Biarlah uang itu untuk kalian saja, pinceng tidak memerlukan
-suhu jangan terlalu sejiDidesak demikian oleh kepala bajak itu akhirnya hwesio ini menerima juga hadiah
yang disodorkan oleh kepala bajak itu, tetapi tiba-tiba hwesio ini menggerakkan toyanya
Istana Hantu - Halaman 296
296 yoza collection ke samping dan terdengar suara keras, dinding perahu jebol dan sesosok tubuh
berkelebat cepat menyelinap dan hilang.
Hwesio ini merasa penasaran sekali, dengan cepat ia menggerakkan tubuhnya
melongok ke luar, ternyata di luar tidak ada siapapun juga.
-suhu, sebaiknya sekarang saja kita berangkat supaya besok pagi bisa
Kepala bajak itu memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengeluarkan perahu
kecil, nampak bayangan hwesio itu berkelebat ke atas perahu kecil dan terus saja
perahu itu didayung oleh sepasang lengannya yang besar dan kuat.
Perahu kecil itu meluncur dengan cepat.
Sebuah bayangan berkelebat ke atas perahu besar.
Terdengar jeritan mengerikan dari dua orang anggota bajak yang tiba-tiba
merasakan tubuhnya terangkat naik dan melayang keluar perahu.
Ternyata Tiang Hin telah bergerak menggunakan pukulan-pukulan mautnya, setiap
kali tubuhnya berkelebat dua-tiga orang anak buah bajak itu terlempar keluar dari
perahu. Dua orang kepala bajak keluar dan membentak marah:
bentakan kepala bajak ini disertai dengan angin pukulan yang keras ke arah pemuda
itu. Namun Tiang Hin yang sudah tidak lagi memberi hati kepada kepala bajak ini. Ia
mengangkat tangannya dan mengerahkan tenaga sin-kang di tangan membalas
mendorong. aut itu terlempar ke belakang membentur dinding
perahu dengan amat kerasnya.
Hebat sekali pukulan tangan kanan pemuda itu, sehingga dalam segebrakan saja
kepala bajak itu sudah terpental dan memuntahkan darah segar.
Melihat kehebatan pemuda ini, dua orang lainnya menyerbu dan membentak
Istana Hantu - Halaman 297
297 yoza collection Sebuah pisau pendek berkelebat di depan pemuda itu yang dengan mudah saja
mengelak dan mengirim serangan siku yang ditonjokkan ke depan.
rhantam sikutnya Tiang Hin dan dari
hidungnya keluar kecap. Belum lagi hilang kagetnya tiba-tiba dengan gerakan jurus Menangkap Ikan,
Melempar Jala, tahu-tahu tangan kiri Tiang Hin bergerak cepat dan tubuh orang
berwajah pucat itu sudah terlempar ke laut.
Hebat sekali sepak terjang Tiang Hin ini, memang sejak tadipun ia sudah menyerbu
dan mengobrak abrik sarang bajak ini akan tetapi melihat tadi di situ ada seorang
hwesio, segan rasanya hati orang muda ini untuk mengacau.
Maka tadi ia mengintip saja. Siapa sangka justru hwesio tadi dapat mendengar dan
mengirim serangan tongkatnya yang membuat jebol dinding perahu.
Untung ia berlaku waspada mendengar pukulan kuat dari balik perahu. Cepat ia
mencelat dan terjun ke air menempelkan tubuhnya ke dinding perahu di dalam air
sehingga waktu si hwesio keluar tadi, hwesio itu tidak melihat yang Tiang Hin
bersembunyi di dalam air.
Sekarang melihat hwesio itu, pergi dan melawan gadis baju merah. Cepat Tiang Hin
bergerak dan mengobrak-abrik orang-orang bajak ini.
Heran sekali dia, karena ternyata bajak-bajak ini terdiri dari orang-orang kasar saja
dan begitu tubuhnya berkelebat, sebentar saja ke limapuluh bajak-bajak itu sudah
dilemparkan ke laut dalam keadaan tubuh terluka!
Beberapa menit saja ke limapuluh bajak laut itu sudah masuk ke dalam air, pada
penghabisan sekalinya Tiang Hin cepat mengeluarkan jurus yang terhebat
mempergunakan gin-kangnya melompat ke air dan berjalan di air, seperti orang
berjalan di darat saja, tangannya tiba-tiba terayun dan salah seorang kepala bajak yang
berwajah pucat kurus ini ditarik ke atas dan membentak keras:
-ong (raja laut) sudah lama melihat tingkah laku kalian yang mengotori kediamanku ini. Hayo lekas katakan
Suara Tiang Hin sengaja dikeraskan menggunakan tenaga khi-kang sehingga
terdengar oleh kepala bajak, muka pucat seperti guntur yang menggelegar di langit.
Istana Hantu - Halaman 298
298 yoza collection Keruan saja mendengar suara yang menggeledek ini, dan melihat pemuda itu dapat
berdiri di atas air laut dengan seenaknya saja, orang itu bertambah pucat mukanya dan
tubuhnya menggigil keras.
ota Istana Hantu.. ia membawa gadis pay-cu Kong-hwa-pay untuk diserahkan kepada Thay-bengcu di
-liangkarena tiba-tiba tangan Tiang Hin yang mengangkat tubuh kepala bajak itu terlepas
sehingga orang itu gelagapan dan terus tenggelam.
Setelah mendapat keterangan ini, segera Tiang Hin berkelebat cepat berlarian di
atas air laut. Dan sebentar saja ia sudah dapat membayangi perahu yang ditumpangi hwesio
yang bernama Ban Beng Hosiang itu.
Sebetulnya pemuda ini ingin sekali menerjang hwesio ini akan tetapi karena ia ingin
juga menyelidiki Istana Hantu, maka hatinya tertarik dan ia hanya membayangi saja ke
mana perginya hwesio itu.
Alangkah kagetnya hati pemuda ini, begitu sampai di darat, tiba-tiba ia melihat
gadis yang ditawannya oleh hwesio itu mencelat tinggi dan langsung menyerang si
hwesio. Tentu saja hwesio ini menjadi heran dan cepat ia mengelak dari serangan kipas
yang dikebutkan si gadis ke mukanya. Pucat hwesio ini begitu merasa hawa pukulan
yang luar biasa dinginnya mengusap muka. Cepat ia melompat mundur dan menarik
senjata toyanya. membentak marah kepada gadis ini.
Diam-diam ia heran bukan main, mengapa gadis ini tiba-tiba bisa melepaskan
totokannya yang lihai. Tadi malam ia lihat gadis itu masih berada di dalam totokannya.
Tak disangkanya bahwa gadis ini telah dapat melepaskan diri dari ilmu totoknya
yang lihay itu. Jarang sekali orang yang dapat melepaskan diri dari totokannya.
ooOOoo Benarkah gadis ini dapat meloloskan diri dari totokan Ban Beng Hosiang yang lihay"
Istana Hantu - Halaman 299
299 yoza collection Sesungguhnya bukan demikianlah jadinya. Tadi waktu hwesio ini memondong si
gadis dari atas perahunya dan berkelebat masuk ke dalam hutan, tiba dua orang muda
lewat di depannya. Yang seorang gadis cantik jelita menunggang kuda. Dan seorang lagi, seorang
pemuda tampan dan dilihat dari cara mereka melarikan kuda ini, mudah diduga bahwa
dua orang muda itu bukanlah orang sembarangan.
Memang mereka itu adalah Nguyen Hoat dan Hong Kwi yang melakukan perjalanan
ke utara. Dan secara kebetulan sekali Hong Kwi melihat seorang hwesio memondong
seorang gadis yang kelihatannya tak berdaya dalam totokan.
Segera saja waktu si hwesio itu berlalu di sampingnya, Hong Kwi menggerakkan
tangannya dan dengan amat cepatnya, telah dapat membebaskan totokan yang lihai di
tubuh gadis itu. Kemudian ia mengajak temannya membalapkan kudanya lebih cepat
lagi. Tentu saja Ban Beng Hosiang tidak pernah bermimpi bahwa dua orang yang baru
lewat itu telah membebaskan totokan pada tubuh si gadis yang dipondongnya. Baru ia
kaget setengah mati ketika tiba-tiba gadis dalam pondongannya mencelat ke atas dan
mengirim serangan kipas yang luar biasa.
Hebat sekali serangan kipas ini, namun seperti tadi gadis baju merah ini ternyata
tidak dapat mengalahkan Ban Beng Hosiang.
Hwesio ini ternyata sakti dan lihai ilmu toyanya, apalagi pukulan-pukulan tangan
kiri hwesio itu sungguh hebat dan kuat. Maka sebentar saja gadis baju merah ini sudah
terdesak hebat oleh permainan toya si Hwesio.
Tentu saja, mimpipun tidak pernah gadis baju merah ini bahwa yang dihadapinya
ini adalah tokoh kedua dari Siauw-lim-pay yang bernama Ban Beng Hosiang. Murid
langsung dari ciangbunjin (ketua) Siauw-lim-sie yang bernama Thian Thian Losu, ketua
Siauw-lim-pay yang sakti itu.
Akan tetapi sayang sekali bahwa hwesio tua ini mempunyai bathin yang rendah
sekali, ia tak puas hidup di Siauw-lim-sie maka ia mengembara dan bertemu dengan
Thay-bengcu. Berkat hadiah-hadiah yang sangat muluk-muluk yang dijanjikan akhirnya
Ban Beng Hosiang tertarik dan bersekutu dengan orang-orang Istana Hantu.
Tugasnya adalah mencari pay-cu Kong-hwa-pay, yang bernama Khu Ho Siang itu.
Akan tetapi pendeta ini menjadi kecewa setelah diketahuinya bahwa Ho Siang
ternyata menolak tawarannya untuk bersekutu dangan Istana Hantu maka Ban Beng
Hosiang segera kembali ke Istana Hantu.
Istana Hantu - Halaman 300
300 yoza collection Namun siapa sangka justeru di tengah perjalanan itu, ia bertemu dengan puteri Ho
Siang yang bernama Hwe Lan ini. Maka segera saja ia menawannya untuk dibawa ke
Istana Hantu sebagai pancingan untuk memanggil ayahnya ke Istana Hantu!!!
Oleb sebab inilah, ia sengaja tidak membunuh gadis ini. Ia berusaha untuk
menawannya saja. Maka ia perlihatkan permainan toya Siauw-lim-si yang terlihay.
Tentu saja menghadapi tokoh Siaw-lim-pay ini, Hwe Lan menjadi sibuk bukan main
dan ia berusaha menghirdarkan diri dari serangan-serangan toya yang luar biasa
ganasnya. Namun biarpun gadis ini terdesak hebat tidak gampang-gampang bagi Ban
Beng Hosiang untuk menawannya hidup-hidup, maka hampir seratus jurus itu ia hanya
dapat mendesak si gadis dan belum dalam menawannya.
Tiang Hin yang melihat gadis baju merah yang galak ini terdesak, segera ia hendak
terjun membantu, akan tetapi belum lagi ia bergerak, tiba-tiba berkelebat sesosok
bayangan. Tahu-tahu seorang pemuda telah menerjang si Hwesio dengan pukulan dahsyat
dan aneh. Sambil menerjang demikian pemuda itu menoleh kepada si gadis dan berkata:
Aneh sekali. Kali ini Hwe Lan tidak marah-marah seperti waktu dengan Tiang Hin
tadi. Malah gadis itu tersenyum manis sambil mengelak ke kiri menghindarkan serangan
toya si hwesio yang lihai.
-hati, toyany Hwe Lan memberi peringatan kepada pemuda tampan itu. Dan ia kagum bukan
main melihat bahwa cara pemuda bersilat ini sangat aneh dan sungguh lucu, kadangkadang seperti orang menari, kadang-kadang seperti orang yang ketakutan berloncatan
ke sana ke mari. Namun demikian patut dipuji bahwa gerakan-gerakan pemuda ini
sungguh cepat dan lincah.
Yang membuat kaget dan heran adalah Tiang Hin, dari tempat persembunyiannya
ini. Ia dapat melihat betapa pemuda itu bersilat mirip dengan apa yang pernah ia
pelajari pada gambar-gambar dinding gua di dalam jurang itu.
Hanya bedanya gerakan-gerakan pemuda itu kelihatannya lucu dan hampir bukan
merupakan orang bersilat. Namun demikian pada dasar gerakan-gerakan kaki dan
tangan sangat mirip sekali dengan ilmu silatnya yang dipelajarinya.
Tentu saja Tiang Hin tidak tahu bahwa pemuda itu adalah Wang Ie.
Istana Hantu - Halaman 301
301 yoza collection ooOOoo Seperti telah dituturkan dalam bagian depan, Wang Ie memisahkan diri dari Nguyen
Hoat dan Hong Kwi, ia menuju ke arah utara, mengembara seorang diri.
Akan tetapi hanya seminggu lamanya Wang Ie merasakan hidupnya menjadi
kosong dan hampa. Ia terkenang kepada Hong Kwi, menurut hatinya ingin sekali ia
kembali kepada gadis itu, akan tetapi ia merasa malu dan tidak enak hati karena
dilihatnya hubungan Hong Kwi dengan Nguyen Hoat demikian akrab.
Pada suatu hari, di sebuah rumah makan ia melihat Hong Kwi dan Nguyen Hoat
berlalu di jalan itu. Ingin hatinya menegur, akan tetapi entah mengapa. Mulut ini tibatiba menjadi bisu.
Ia diam saja dan secara diam-diam ia membuntuti sumoaynya ini. Ternyata Hong
Kwi dan Nguyen Hoat menuju ke arah utara pula, maka ia terus membuntuti dengan
berlari cepat. Jilid 11 AMUN karena ia selalu berjalan di belakang secara sembunyi-sembunyi, dan
lagi kurang cepat, akhirnya Wang Ie kehilangan jejak. Ia memasuki hutan dan
tidak melihat Hong Kwi. Dengan hati yang resah dan ngelamun, ia berjalan sambil tertunduk. Tiba-tiba
telinganya yang terlatih dan tajam mendengar suara senjata beradu di depan hutan
sebelah sana itu, cepat Wang Ie menuju ke sana.
Alangkah heran hatinya melihat bahwa seorang gadis terdesak hebat oleh seorang
hwesio. Maka tanpa banyak cakap lagi ia terus menerjang hwesio itu. Dimainkan jurusjurus ilmu silat sin-khauw-kun-hoat yang luar biasa itu.
Tidak heran, tentu saja Tiang Hin yang melihat pemuda itu bersilat menjadi
terheran-heran karena sesungguhnya ilmu silat yang dimainkan oleh Wang Ie adalah
berdasarkan ciptaan Sui-kek Siansu, maka gerak tangan dan kaki hampir bersamaan.
Hanya bedanya ilmu silat sin-khauw-kun-hoat yang dimainkan Wang Ie lebih asli
dan masih berbau menurut gerakan-gerakan monyet. Sedangkan yang Tiang Hin
pelajari dari dinding itu sudah banyak digubah oleh SuiSehingga biarpun kelihatan agak berlainan, namun pada dasarnya sama. Karena
Sin-khauw-kun-hoat adalah inti dari Thian-te Bu-tek-cin-keng, lebih asli dan murni.
Istana Hantu - Halaman 302
302 yoza collection Sebab itu begitu Wang Ie bergebrak, dalam beberapa jurus saja Bu Beng Hosiang
menjadi kewalahan bukan main. Dan pada jurus yang kelima belas, tiba-tiba ia merasa
dadanya terasa sakit dan nyeri.
Akan tetapi hwesio ini menjadi marah dan penasaran, tiba-tiba ia mengirimkan
pukulan kuat ke arah punggung pemuda itu, dan cepat toyanya menyambar ke arah
Hwe Lan. Sudah barang tentu gadis ini berkelit cepat menghindarkan diri dari sabetan
toya dan balas mengirimkan totokan sulingnya ke arah punggung hwesio itu.
Akan tetapi gadis ini menjadi kecele, karena ternyata punggung hwesio itu demikian


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kebal dan tidak terluka atau terpengaruh oleh totokan si gadis. Hanya hwesio itu
terhuyung-huyung mundur ketika untuk yang ke dua kalinya tangan kanan Wang Ie
berhasil menerobos ke dada si hwesio dan meraba dada itu.
Akibatnya, bagaikan disentuh besi baja yang dibakar panas, terasa dadanya menjadi
panas bukan main, napasnya sesak. Dan Ban Beng Hosiang muntahkan darah segar
sambil matanya memandang ke arah pemuda itu membelalak.
-suhu, apakah masih kurang" Ingat dalam sepuluh hari kau tidak menyembuhkan
luka di dalam dadamu itu, jangan salahkan aku kalau giam-lo-ong akan mencabut
nyawa lo-suhu. -suhu jahat sih, rasain dah lu ketula! Makanya jadi seorang hwesio nggak
boleh berbuat jahat. Thian sangat mengutuk. Heran! Untuk apa sih bertempur dengan
ng Hosiang muntahkan darah
lagi, mendekap dadanya yang terasa sakit bukan main. Napasnya sesak.
Bu Beng Hosiang tidak menyahut karena sukar untuk berbicara, napasnya sesak,
kemudian ia menggerakkan tubuhnya dan berkelebat lenyap dengan hati penuh
kengerian. Hwe Lan menghampiri pemuda itu dan memandangnya kagum.
Wang Ie juga menjura. Istana Hantu - Halaman 303
303 yoza collection Tiba-tiba Hwee Lan menarik tangan Wang Ie dan berkata,
Tadi dialah yang telah membebaskan aku dari totokan hwesio keparat itu, mari lekas
kita kejar! Mereka menuju ke s
Ie dan mereka terus berlarian dengan amat cepat.
Sayup-sayup Tiang Hin mendengar suara dua orang muda itu bercakap-cakap
dengan mesra sekali. Dari kejauhan terdengar suara si pemuda bertanya kepada gadis
baju merah: Suara si gadis terdengar semakin tenggelam jauh. Di pinggir jalan kecil itu Tiang
Hin termenung seorang diri.
Ia tak habis heran, mengapa gadis baju merah itu yang terhadap dirinya semalam
begitu galaknya dan ketus, mengapa dengan pemuda yang bernama Wang Ie itu
demikian akrab. Diam-diam Tiang Hin melirik ke arah pakaiannya.
Sekarang ia merasa rendah diri. Tentu saja gadis manakah yang memperhatikan
dirinya yang seperti jembel ini" Pakaiannya penuh tambalan. Akh, memang aku yang
tak tahu diri. Istana Hantu - Halaman 304
304 yoza collection Dalam melamun demikian Tiang Hin melangkahkan kakinya. Ia menuju ke sebuah
pancuran di dalam hutan itu dan mencuci muka, kemudian ia bersalin pakaian
mengganti dengan pakaian yang bersih.
Lama sekali Tiang Hin berdiri di dekat air pancuran itu, mengawasi air bening yang
mengalir pada selokan kecil. Dengan kakinya ia menguiskan rumput-rumput di bawah
kakinya kemudian menatap ke arah sepatunya yang sudah minta diganti ini.
Tiba-tiba pendengarannya yang tajam mendengar suara orang mengeluh, cepat
dengan sekali lompatan ia telah berlari ke arah suara itu. Alangkah heran hatinya, ketika
sampai di tempat itu ia melihat seorang gadis jatuh terlentang oleh pukulan rambut si
nenek. Seperti telah ditutur di bagian depan dengan menggunakan gin-kangnya Tiang Hin
berhasil mendekati gadis itu dan alangkah kagetnya hatinya setelah tahu bahwa
pangkal lengan gadis itu patah oleh pukulan rambut si nenek yang panjang itu. Segera
ia memeriksa lengan itu dan mengurutnya.
Dan akhirnya berhasil mengusir Sian Jiu Nio-nio dan membawanya pergi selagi
nenek rambut panjang itu terluka oleh sebab pukulan yang membalik tadi.
ooOOoo Lily membuka matanya dan alangkah herannya begitu dlihatnya seorang pemuda
berjongkok di dekatnya. Melihat ia membuka mata pemuda itu tersenyum dan matanya
bersinar-sinar cerah seperti bintang.
Lily menggerakkan tangannya untuk berbangkit dari duduknya, akan tetapi ia
menggigit bibirnya menahan sakit yang luar biasa pada lengannya. Akan tetapi ia
bergerak cepat mengirimkan tendangan dahsyat ke arah pemuda yang sedang
berjongkok itu. Melihat gerakan ini, buru-buru Tiang Hi
jangan tendang aku nona, aku.. . . tak bermaksud untuk berlaku kurang ajar kepadamu,
Tiang Hin tak dapat melanjutkan kata-katanya, karena tendangan kaki kiri gadis itu
telah bersarang di lambungnya. Karena tak keburu lagi mengelak tendangan gadis ini,
ia segera mengerahkan hawa sin-kang di bagian lambungnya dan membiarkan kaki
kiri gadis itu menghantam lambungnya:
itu. Istana Hantu - Halaman 305
305 yoza collection Tiang Hin terjerembab hampir masuk ke dekat solokan yang berair itu, kalau tidak
buru-buru ia bergulingan dan rebah untuk beberapa lama di tanah yang berumput itu,
ia merasakan yang hebat menyerang jantungnya.
Untung ia tadi dapat menyalurkan hawa sin-kangnya, kalau tidak tentu akan hancur
tubuhnya terkena tendangan gadis yang kelibatannya juga galak ini. Pelan-pelan ia
berbangkit bangun dan berdiri menjura ke arah gadis itu.
Kau.. . kau terluka dilenganmu yang patah itu.. . ahh, kau telah salah sangka nona. Kalau
berkata demikian Tiang Hin hendak melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu.
Lily cepat -katanya. Ia menjadi heran bukan main.
Pemuda ini hebat juga, pikirnya, masa ia dapat menahan tendanganku barusan,
padahal.. . . sungguh tak masuk diakal! Atau apakah tenagaku sudah habis, sehingga
tendangannya tadi tidak melukai pemuda yang kelihatannya sederhana sekali itu. Ia
sama sekali tidak menyangka bahwa orang muda yang kelihatannya sederhana
mempunyai kepandaian tinggi.
Wajah Lily menjadi merah sekali. Ia merasa sudah kesalahan tangan memukul
pemuda ini, tadinya ia menyangka pemuda ini hendak mengganggunya, maka segera
ia berkata, -orang lstana menggigit bibirnya menahan rasa nyeri pada pangkal lengannya.
kakek tinggi besar dan kakek
tetapi ia merasakan kini lengannya menjadi lumpuh.
Istana Hantu - Halaman 306
306 yoza collection Berbahaya sekali, kalau sambungan sikumu ini putus.. . . tanganmu nanti akan menjadi
Tiang Hin tersenyum dan memandang gadis itu.
yang patah ini. Heran aku, mengapa kau bisa patah tulang. Apakah kau jatuh dari atas
kau tidak lihat tidak apapernah belajar dari ibu. Dulu, waktu aku panjat-panjat pohon pernah tulang kakiku patah
dan remuk karena terjatuh dari atas, kemudian ibu menyembuhkannya Sekarang lihat
cepat-cepat ke Istana Hantu menolong ibu yang tertawan! Eh, kau ini baik benar kepadaku! Namamu
Tiang Hin tersenyum. Gadis ini rupanya lebih baik dari pada gadis yang semalam.
Gadis ini tidak ketus hanya nampaknya kurang percaya orang. Dan keras hati.
Akan tetapi cantik dan mata itu, alangkah indahnya! Tanpa disadarinya Tiang Hin
menjadi terpesona oleh mata yang redup dan menghanyutkan itu, bibir yang basah
merah itu alangkah sedapnya dipandang.
Istana Hantu - Halaman 307
307 yoza collection Tiang Hin tersenyum geli. Pantas gadis yang semalam itu ketus terhadapnya
mungkin gadis baju merah itu juga barang kali menyangkanya ia penduduk dusun,
orang bodoh dan miskin. Tiba-tiba pemuda ini melirik ke arah pakaiannya yang putih
sederhana terbuat dari kain yang kasar, akan tetapi rasa haru naik ke dadanya.
Biarpun kain kasar akan tetapi pakaian yang dipakainya adalah pemberian ibunya.
Ia harus menghargai dan harus berbahagia. Teringat ibunya yang sudah meninggal, ia
tersenyum pahit dan berkata,
uk dusun yang miskin.. aku.. namaku.. oh, orangLily mengerutkan alisnya yang berbentuk indah dan memandang pemuda itu
seakan-akan tidak percaya.
enak didengar ini, memang demikianlah adanya nona. Teman-temanku, tetanggatetangga selalu memanggilku Ngong Ma begitu. Habis aku harus memberikan nama
apakah kepadam agum sekali, oya, kita tak perlu banyak ngobrol ya Ngong Ma koko. Cepatlah kau periksa
menyodorkan kepada Tiang Hin.
mencari akar obat dulu. Kau tunggu di sini ya, sebentar saja. Di sebelah
sana itu aku akan mencari daun-lama Ngong Ma-
Istana Hantu - Halaman 308
308 yoza collection Tiang Hin mengangguk. Dalam hatinya ia tersenyum dan terharu waktu gadis itu
menyebutnya Ngong Ma-ko (kakak Ngong Ma) tentu gadis itu tahu kesopanan dan tata
susila sehingga ia memanggilnya Ngong Ma-ko.
Sebetulnya bagi Tiang Hin tak perlu mencari daun-daun obat, cukup baginya hanya
mengurut dan menyalurkan hawa sin-kang untuk merapatkan tulang-tulang yang patah
dan remuk. Akan tetapi karena ia sengaja hendak menyembunyikan kepandaian, dan
agar tidak menimbulkan rasa curiga di hati gadis ini, ia lalu sengaja mencari daun obat.
Dan mengambilnya sembarangan daun yang kemudian ditumbuk dengan sedikit
air dan dibuburi di tempat luka si gadis. Dan kemudian mengurutnya perlahan-lahan.
Tentu saja diam-diam ia mengerahkan hawa sakti di tangannya menekan tulang
dan dengan mempergunakan hawa sin-kang sehingga tulang-tulang yang patah itu
dapat bersambung kembali seperti sedia kala, akan tetapi untuk ini tentu saja memakan
waktu beberapa hari lamanya.
Baru setelah tangan Tiang Hin mengurut-urut perlahan dan kemudian dibuburi oleh
daun-daun dan akar-akar yang tadi sudah ditumbuk halus-halus, terasa kini lengan
yang terluka itu tidak lagi menderita rasa sakit yang hebat. Diam-diam Lily menjadi
heran dan memandang kagum ke arah tangan yang cekatan mengurut lengannya ini.
Tentu saja ia tak pernah menduga bahwa pada saat tangan Tiang Hin mengurut,
pemuda ini mengerahkan tenaga sin-kang dan menyalurkan tenaga mujijat ini ke dalam
darah untuk menghentikan peredaran darah ke arah lengan itu.
Akan tetapi. tiba-tiba Lily berseru heran dan berkata:
kalau tanganku ini menjadi lumpuh dan piandengan cemas.
Tentu saja pemuda ini tahu, bahwa ia memang segaja kerahkan sin-kang menotok
lengan gadis itu agar jalan darahnya tidak beredar di pangkal lengan. Sengaja ia lakukan
ini agar sakit yang terasa itu tidak lagi terasa oleh si gadis dan membuat lengan itu
menjadi lumpuh dan kebal, dan menghilangkan kekuatan gerak, sehingga waktu si gadis
mengangkat lengannya, lengan itu seperti lumpuh dan ttdak bisa di gerakkan.
tetapi kalau kelak tulang-tulangmu bersambung kembali kau akan dapat menggerakkan
Istana Hantu - Halaman 309
309 yoza collection -apa kau sudah berkuatir. Apa kau tidak percaya kepadaku"
. kau istirahatlah di rumah, kujamin
Tiang Hi rumah. Ngong Lam-ko. Aku dan ibu seorang perantau. Tak
Tiang Hin melirik ke arah pedang yang tergantung di punggung si gadis. Wajahnya
bersinar cerah. m -ko. Aku hanya orang biasa saja dan hanya
Tiang Hin merasa ia sudah keterlepasan omong maka ia burusaja. Melihat pedang yang tergantung di punggungmu, siapakah yang tidak menduga
bahwa engkau ini adalah seorang lihiap yang gagah perkasa. Senang sekali hatiku
ini. Kemudian tersenyum lembut.
Menerima senyum ini Tiang Hin berdebar dadanya. Entah mengapa senyum gadis
itu membuat hatinya riang dan ada perasaan aneh yang berdebur-debur yang selama
ini belum pernah ia rasakan.
Selama hidupnya belum pernah ia melihat senyum yang seindah ini, apalagi waktu
pandangan gadis itu merenggutnya. Ah, membuat jantung Tiang Hin berloncat-loncatan.
Istana Hantu - Halaman 310
310 yoza collection Beberapa kali ia mengerahkan tenaga bathin untuk mengusir perasaan yang
membuat suaranya tergetar ini. Akan tetapi beberapa kali sudah semakin ditekan,
Sebaliknya, Lily juga mengalami hal yang selama hidupnya belum pernah ia alami.
Sekalipun dalam mimpi belum pernah ia bertemu dengan pemuda yang kelihatannya
sederhana dan bodoh ini, akan tetapi yang membuat heran, ia sudah percaya seratus
persen bahwa luka lengannya ini segera sembuh oleh Ngong Lam-nya yang pinter
mengurus ini! Ada dua jam mereka di dalam hutan itu, tiba-tiba Tiang Hin berkata:
na, kalau kau hendak sembuh benar-benar lukamu itu, sebaiknya kau istirahatlah
di dusun sebelah sana itu. Aku kenal baik dengan kepala kampung dan ia tentu akan
-ko, aku akan bermalam di sini saja dan besok pagi-pagi aku
hanya mendengar dari dongeng-dongeng orang kampung bahwa di bukit
Lu-liang-san di hutan kecil terdapat sebuah rumah tua yang sangat angker. Seringkali
penduduk kampung mencari kayu melihat hantu-hantu berkeliaran di sekeliling rumah
tua itu. nurut dongeng, barang siapa yang berani coba-coba ke tempat itu,
pura-pura bodoh dan mengarang cerita yang sebenarnya ia sendiri juga nggak tahu
tentang suasana Istana Hantu. Hanya sebisa-bisanya ia berkata dan memberi
keterangan kepada gadis ini.
Lily tersenyum girang dan memegang tangan Tiang Hin.
berangkat. Eh, Ngong Lam-ko tahukah kau, bahwa ibuku tertawan oleh orang-orang
Istana Hantu. -orang jahat yang berkepandaian tinggi. Besok aku cepatTiang Hin memperlihatkan muka kaget.
Istana Hantu - Halaman 311
311 yoza collection aya sekali, lagi lenganmu itu belum sembuh
betul. Kalau kau bawa bergerak-gerak lagi. Berbahaya, jangan-jangan tulang-tulangnya
akan patah lagi, berabe. kenapa-kenapa, aku bisa keberatan. Boleh saja, berjalan denganmu akan lebih memudahkan bagiku untuk menuju
ke bukit Lu-liang- -ko, sekali lagi aku harus berterima kasih
dikit -cepat berangkat. Mudah-mudahan kita tidak kemalaman di
Ditarik begini Tiang Hin menjadi geli hatinya. Ia betul-betul seperti kerbau yang
ditarik hidungnya. Maka dengan riang ia mengikuti gadis itu berjalan.
Entah mengapa hatinya menjadi girang bukan main berkenalan dengan gadis yang
hebat ini. Sering-sering kali dadanya berdebar-debar tak keruan rasa. Waktu tangan
gadis itu memegang telapak tangannya, terasa kedua tangan itu menggigil dan
berkeringat. Mereka berjalan pelan-pelan keluar hutan kecil ini mencari rumah penginapan di
sebuah dusun yang terdapat di luar hutan ini.
Ketika mereka sampai di dusun itu, hari telah menjadi gelap. Di atas langit biru
berkelip bintang kecil bermain mata.
Langit biru begitu cerah, secerah hati kedua orang muda yang berjalan memasuki
dusun itu. Hati itu, satu sama lain saling mengajuk. Tak ada perkataan yang
terungkapkan, akan tetapi pandangan mata mereka, seringkali berbicara lembut.
Dan apabila sudah begitu selalu Tiang Hin lah yang terlebih dahulu tertunduk dan
tak kuasa menentang tatapan si gadis yang luar biasa tajam dan lembutnya ini!
Istana Hantu - Halaman 312
312 yoza collection Apabila pemuda itu tertunduk, maka tersenyumlah gadis ini dalam hatinya berbisik:
Ngong Ma! ooOOoo Sebagaimana telah dituturkan di dalam cerita Pendekar Lengan Buntung, Song Cie
Lay, murid Swie It Tianglo yang kemudian pernah belajar ilmu silat tinggi dari seorang
pertapa sakti dari Hong-san.
Akhirnya pada peperangan di lembah Tai-hang-san itu ia tertawan oleh tentara
Mongol dan kemudian dibawanya ke Mongolia.
Masih untung bagi Cie Lay yang bernasib baik ini akhirnya ia tidak mengalami
aniaya. Dan di negeri Mongolia ia dibebaskan dari segala tuduhan-tuduhan
pemberontak. Malahan raja mongol sendiri merasa tertarik sekali melihat ilmu pedang pemuda
perkasa ini. Maka atas kebijaksanaan Temu Chin, perdana Menteri Mongolia yang gagah


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkasa itu akhirnya Cie Lay diangkat sebagai perwira tingkat tinggi dalam barisan
Istana Mongolia. Sebetulnya Cie Lay hendak menolak anugerah ini. Akan tetapi ia yang cerdik
mengambil kesempatan ini untuk melangsungkan hidupnya di Mongolia, ditengahtengah bangsa Mongol.
Dan akhirnya berkenalan dengan puteri seorang Mongol yang cantik jelita, mirip
dengan bekas kekasihnya Lim Sian Hwa. Wanita Mongol keturunan Han ini bernama
Han Lian Hwa, gadis cantik yang mempunyai persamaan yang hampir mirip dengan
Lim Sian Hwa yang telah meninggal di lembah Tai-hang-san.
Oleh sebab itulah akhirnya Cie Lay mengambil keputusan untuk tetap tinggal di
Mongolia dan hidup bersama isterinya yang tercinta.
Pada waktu itu, adalah jaman keemasan bagi bangsa Mongol. Kemudian atas
pimpinan Temu Chin, Mongolia ini berkembang dan terkenal di seluruh dunia.
Dan dalam waktu yang singkat saja, kerajaan Mongol ini sudah menaklukkan
beberapa negara kecil termasuk pedalaman Tiongkok yang bernama Kerajaan Cin.
Dengan berdirinya Kerajaan Cin ini, akhirnya Cie Lay yang dipercayai oleh Temu Chin
dikirim kepedalaman Kotaraja Tiongkok dan di sana ia sekeluarga hidup sebagai
Jenderal Song yang terkenal itu.
Istana Hantu - Halaman 313
313 yoza collection Berkat kepandaiannya yang tinggi ini, akhirnya dalam waktu yang singkat di Istana
Kotaraja itu ia terkenal dengan sebutan Jenderal Song yang paling disegani dan
dihormati. Hasil dari perkawinannya dengan Han Lian Hwa, Cie Lay mempuayai seorang puteri
yang cantik jelita bernama Song Cu Ling. Akan tetapi setelah gadis ini menanjak dewasa
dan berusia sudah mencapai tujuhbelas tahun, Cie Lay akhirnya mengirimkan surat
kepada Temu Chin di Mongolia untuk mengundurkan diri dari urusan politik karena
mengingat usia tua!!! Alasan ini diterima baik oleh Raja Mongol. Dan untuk jasa-jasa Cie Lay, ia
dianugerahkan sebuah perumahan yang sangat lux dan indah sekali di pegunungan
Lu-liang-san. Tentu saja hadiah ini membuat pembesar lainnya di kota raja menjadi iri dan tak
senang, maka dengan diam-diam banyak menteri dan pembesar-pembesar mulai
menaruh sentimen kepada Jenderal Song ini.
Malahan kaisar sendiri mulai berlaku terhasut oleh omongan-omongan yang tidaktidak dari para pembesar-pembesarnya.
Dan diam-diam pembesar di kotaraja ini menaruh rasa penasaran dan tak senang.
Di puncak Lu-liang-san inilah Cie Lay mendirikan sebuah partai persilatan yang
cukup kuat, bernama Lu-liang-pay. Tentu saja berkat pimpinan Cie Lay yang sakti ini,
sehingga dalam waktu yang amat singkat partai persilatan ini mulai terkenal dan
mempunyai murid lebih dari seratus orang.
Memang cita-cita Cie Lay untuk mendirikan partai ini adalah untuk meneruskan
cita-cita mendiang gurunya yang telah gagal memimpin Tiang-pek-pay.
Ia sengaja dengan diam-diam mendirikan partai ini untuk mempertunjukkan kepada
dunia, terutama kepada saudara seperguruannya, Sung Tiang Le, bahwa iapun sanggup
mendirikan partai ini dan malah lebih hebat dari partai-partai besar lainnya, seperti
Kun-lun-pay, Tiang-pek-pay, Hoa-san-pay, dan lain-lain, karena hanya partai Lu-liangsan dalam pimpinan Song Cie Lay inilah yang satu-satunya partai persilatan yang
mendapat sambutan hangat dari Raja Mongol.
Malah Temu Chin sendiri menjadi penasehat dan pelindung berdirinya partai ini!
Tentu saja kejadian ini sangat menggemparkan dunia persilatan.
Bukan saja Lu-liang-pay ini adalah satu-satunya partai yang paling terbesar dan
terkuat dijaman itu juga dalam usaha meluaskan perkembangannya ini. Diam-diam Cie
Istana Hantu - Halaman 314
314 yoza collection Lay bercita-cita untuk mendirikan partainya lebih tinggi dengan partai-partai besar
lainnya dan menaklukan sekalian orang gagah di dunia kang-ouw ini.
Kemudian apabila partai sudah kuat, ia akan menghancurkan kotaraja yang
berkeadaan buruk dan lemah pada masa itu!
Bukan saja Cie Lay mempunyai kepandaian tinggi dan hebat bukan main dengan
ilmu silatnya yang bernama Hong-san-cap-ji-liong-sin-kun-hoat (duabelas pukulan naga
sakti dari gunung Hong-san). Sehingga dengan ilmu silat tinggi ini, banyak sudah Cie
Lay menarik orang-orang gagah dan menaklukkannya menjadi para sekutunya,
malahan ada pula yang masuk jadi anggota Lu-liang-pay.
Tentu saja Cie Lay yang cerdik ini dengan kekuasaan uang yang berlimpah-limpah
dari Temu Chin yang menjaminnya, dapat menaklukkan banyak tokoh-tokoh hitam
seperti Nakayarinta, Bu-tek Sianli, Te Thian Lomo, Thay-lek-hui-mo, Kwan-tiong Tok-ong
sekeluarga, Bong Kek Cu dan banyak lagi tokoh-tokoh dunia persilatan.
Dan dari tokoh-tokoh yang mempunyai kepandaian selangit ini, Cie Lay membuat
sebuah terowongan dan Istana di bawah tanah di bukit Lu-liang-san, di hutan kecil itu.
Terkenal dengan sebutan Istana Hantu.
Dan ia mengangkat anaknya Song Cu Ling yang cantik jelita ini menjadi Thaybengcu yang amat disegani oleh para sekutunya. Malah boleh dibilang Thay-bengcu ini
menjadi raja kecil di istana itu.
Tentu saja Cie Lay yang cerdik dan bercita-cita besar untuk menaklukkan seluruh
orang gagah ini tidak lupa pula mendidik Cu Ling sejak di Mongol dengan ilmu silat
tinggi. Setelah seluruh kepandaiannya diturunkan kepada puterinya ini, ia memanggil
mahaguru-mahaguru untuk mengajar Cu Ling. Di samping itu pula, Cu Ling yang sejak
kecil senang sekali berpakaian pria, mendapat didikan pula keperwiraan dari Temu Chin
sendiri. Akan tetapi Cie Lay masih belum puas dengan pengaruh kekuasaannya yang dekat
dengan Temu Chin. Akhirnya Cie Lay berhasil mengambil sebuah buku kuno di Istana
Mongolia dan membawa kitab itu dan diberikan kepada puterinya.
Dari kitab yang sudah tak bernama inilah akhirnya Cu Ling menjadi seorang gadis
yang benar-benar paling tinggi ilmu silatnya, sehingga dalam beberapa jurus saja gadis
ini dapat mengatasi Nakayarinta, Thay-lek-hui-mo dan lain-lain.
Sebab itulah Cu Ling yang berjuluk Thay-bengcu itu sangat disegani dan ditakuti
oleh para sekutunya. Sehingga sebentar saja berkat kekuasaan uang Cie Lay telah
Istana Hantu - Halaman 315
315 yoza collection berhasil menarik banyak orang-orang gagah ke dalam sekutunya dan mereka-mereka
ini ditampung di sebuah gedung di bawah tanah yang bernama Istana Hantu!
ooOOoo Pada suatu hari, ketika matahari baru saja muncul dan memancarkan cahayanya
yang kemerahan di permukaan pedang rumput di kaki pegunungan Lu-liang-san,
kelihatan serombongan orang berjalan, di dahului oleh bayangan mereka.
Dilihat dari cara pakaian mereka ini, mereka itu seperti serdadu kerajaan yang
berjalan berbaris dengan amat rapinya. Dipimpin oleh seorang pemuda tampan yang
berkuda jalan di depan. Di kiri kanan pemuda tampan itu berbaris pula lima barisan kuda yang kuat-kuat
dan terdiri dari seorang hwesio tinggi besar, berjubah kuning dengan kepala botak
kelimis, akan tetapi bermata lebar mencorong seperti mata harimau.
Hwesio ini bukanlah hwesio dari kuil Siauw-lim-sie. Karena orang pertapa berjubah
kuning ini adalah asli suku bangsa Mongol, bernama Na Khurdu, pertapa dari Himalaya
yang mempunyai kepandaian silat yang tinggi.
Dan dua orang lagi adalah seorang nenek-nenek kurus kering, berambut panjang
riap-riapan tidak terurus, matanya sipit dan selalu tertutup seperti orang mengantuk.
Cara berpakaian nenek ini, seperti orang Mongol.
Dalam berjalan di punggung kuda ini, nenek itu selalu melenggut seperti orang
mengantuk. Ia itulah, Hay Sun Nio peranakan Mongol yang terkenal di sana.
Sedangkan yang di sebelah kiri adalah seorang laki-laki tinggi kurus. Ia adalah
putera Sun Nio yang telah menjanda bernama Seng Lay Kok si cagak maut yang juga
berpengaruh di Istana Mongolia.
Dan yang lainnya terdiri lebih dari limapuluh orang itu, yang berjalan rapih seperti
serdadu-serdadu Monggolia dalam rombongan orang Mongol dan inilah pasukan pilihan
yang dipimpin sendiri oleh putera Temu Chin, seorang pemuda yang berusia paling
banyak duapuluh tahun. Temu Khan kelihatan gagah sekali dengan tubuhnya yang kekar kuat. Wajahnya
yang segi empat membusung, pundaknya bidang dan langkahnya seperti langkah
harimau. Sepasang matanya sipit dan kecil, dan selalu seperti ada dua titik api bernyala di
dalam sepasang mata itu. Telinganya lebar dan panjang dan biarpun wajahnya tak
dapat disebut tampan, namun Temu Khan ini benar-benar gagah!
Istana Hantu - Halaman 316
316 yoza collection Mereka ini berjalan teratur sekali. Temu Khan menunggang kuda di depan dikawal
oleh dua pengawalnya Na Khardu dan Seng Lay Kok mendampingi Hay Sun Nio.
Pada waktu itu mereka sudah tiba di kaki bukit Lu-liang-san, nampak dari sini
gedung berdiri megah di puncak sana. Itulah Lu-liang-pay.
Temu Khan tersenyum bangga mendongak ke atas.
Seorang Mongol yang tinggi besar akan tetapi kurus, dengan jenggot pendek,
mendahului kawan-kawannya untuk menyusul Temu Khan.
-kawan sudah lelah sekali, bagaimana kalau kita
pemimpin muda itu. Tanpa menoleh sedikitpun Raja muda ini berkata kepada anak buahnya di
-liang-pay sudah kelihatan dari sini. Tak perlu mengaso, nanti kalau
kawan kita yang -liang-san, perjalanan dan ia memandang ke arah orangnya ini dengan pandangan tajam.
Kemudian melihat pandangan mata ini, orang Mongol itu tak berani lagi
membantah. Ia berjalan lagi ke barisan belakang.
Akan tetapi, apa yang dilihatnya di barisan belakang itu" Ternyata teman-temannya
sudah mengeroyok dua orang muda yang berkepandaian hebat luar biasa!
Di sana sini terdengar jeritan-jeritan ngeri begitu bayangan pedang berkelebat
cepat dan dua orang perwira Mongol yang tak sempat lagi mengelak dari samberan
pedang itu menjerit merasakan sakit yang luar biasa waktu pedang yang berkelebat itu
telah menghantam pundak dan lengannya.
Sepak terjang dua orang muda ini menggentarkan para pengeroyoknya, sehingga
perwira Mongol yang bernama Aloha itu cepat-cepat berlari ke barisan depan dan
melapor. Melihat perwira ini datang lagi, Temu Khan mengerutkan kening menandakan hati
tak senang. Akan tetapi ia menjadi kaget mendengar laporan Aloha dengan suara
tergetar: Istana Hantu - Halaman 317
317 yoza collection -teman sedang bertempur mengeroyok dua orang muda yang
-temanmu dan Temu Khan membentak sambil mendorong ke depan. Angin pukulan dahsyat
menyambar dan Aloha terpental ke belakang dengan mata mendelik dan napas putus.
Semua orang terkejut, dan memandang pemimpin muda yang telah menarik
pedang panjang dan sakali pedang itu bergerak, darah merah muncrat dan leher Aloha
putus oleh sambaran pedang panjang yang berkilat-kilat tertimpah matahari.
Tubuh itu menggeletak miring, darah merah membanjiri rumput di tanah.
nyawa. Ia bukan maju membantu, apa gunanya melapor kepadaku"
Kok, temani loDengan gerak tangannya Khan Muda menghentikan barisannya dan ia sendiri
duduk di sebuah batu yang menonjol di bawah pohon.
Dari situ ia memandang ke arah belakang dan melihat pertempuran yang amat
menarik hatinya. Akan tetapi tiba-tiba ia menjadi berdiri dan terkejut melihat dua orang muda bangsa
Han sedang dikeroyok oleb anak buahnya itu diumpamakan sebagai sekumpulan laron
yang mendekati api unggun. Begitu dekat begitu roboh oleh permainan pedang dari dua
orang muda yang hebat dan luar biasa itu.
Ternyata yang dikeroyok oleh anak buahnya adalah seorang pemuda dan seorang
gadis remaja! Siapakah dua orang muda itu" Yang seorang adalah seorang pemuda berusia
sekitar duapuluh tahun, tubuhnya ganteng dan tegap.
Wajahnya tampan dan sepasang matanya bersinar-sinar cerah dan selalu
bergerak-gerak bola matanya, menandakan kecerdikan hati dan ketabahan yang luar
biasa. Pakaiannya terbuat dari sutera hijau dan memakai jubah putih bersih dan
menandakan sikapnya yang gagah.
Istana Hantu - Halaman 318
318 yoza collection Dan yang seorang lagi, adalah gadis remaja berusia tujuhbelas tahun, lincah dan
manis. Pada wajah yang jelita itu terbayang kejenakaan dan kegembiraan hidup.
Sepasang matanya laksana bintang pagi yang berseri-seri. Mulutnya kecil bagus
terhias oleh sepasang bibir yang indah dalam senyum-senyum simpul.
Di atas bibir sebelah kiri itu terdapat sebuah tahi lalat kecil hitam, membuat gadis
ini bertambah manis dan jelita.
Pemuda itu bukan lain adalah Nguyen Hoat dan gadis jelita bertahi lalat hitam itu
adalah Sung Hong Kwi. Bagaimana Hong Kwi dan Nguyen Hoat berada di tempat ini
dan dikeroyok oleh orang-orang Mongol anak buah Temu Khan yang hendak ke Luliang-pay itu"
Untuk mengetahui semua ini, baiklah kita mundur dulu dan mengikuti perjalanan
kedua orang muda ini! ooOOoo Seperti telah dituturkan di bagian depan, betapa Nguyen Hoat bertemu dengan Hong
Kwi dan berkenalan di hutan itu.
Memang luar biasa sekali pemuda ini, bukan saja Nguyen Hoat ini lihai ilmu silatnya
sehagai murid Bu Beng Siangjin, akan tetapi juga mempunyai pikiran yang cerdik dan
bercita-cita besar! Dan hal yang sudah menjadi dasar dari pemuda ini betapa ia amat pandai
membawa diri dan tahu menyesuaikan diri sehingga dalam perjalanan dengan puteri
Pendekar Lengan Buntung ini, ia sangat disenangi oleh Hong Kwi. Ia cukup sopan dan
halus tutur katanya. Dan lagi mempunyai pengalaman-pengalaman yang cukup luas, sehingga berjalan
dengan pemuda ini sungguh sangat menyenangkan hati Hong Kwi. Hubungan dengan
pemuda itu bertambah semakin intim dan akrab!
Pada suatu hari Nguyen Hoat dan Hong Kwi memasuki Kotaraja. Baik Nguyen Hoat
maupun Hong Kwi sangat tertarik sekali oleh gedung-gedung yang bertingkat tinggi
dan hiasan-hiasan yang terdapat di dinding kota orang-orang yang berlalu lintas
banyak sekali dan jalan-jalan penuh dengan berbagai macam suku bangsa yang
membuka barang dagangan di pinggir-pinggir jalan.
Memang kedua orang muda ini baru kali ini ia melihat Kotaraja yang terkenal itu.
Hong Kwi sengaja mengajak Nguyen Hoat memasuki sebuah restoran yang cukup besar
dan paling terkenal. Ke situlah ia mengajak pemuda ini untuk bersantap pagi.
Istana Hantu - Halaman 319
319 yoza collection Begitu mereka masuk ke sebuah restoran Hay-lam, mereka disambut oleh seorang
Pelayan itu mengantarkan Nguyen Hoat dan Hong Kwi ke bangku yang kosong di
sudut kiri dekat jendela. Hong Kwi mengambil tempat duduk dan membaca daftar
makanan yang tertulis rapih di atas sebuah dinding. Lama ia mencari-cari makanan
yang dianggap enak, kemudian ia memesan,
Hong Kwi menoleh. Hong Kwi tersenyum. Bau masakan dari ruang dalam sangat menyengat hidungnya sehingga membuat
perut Hong Kwi bertambah keroncongan dan buru-buru ia memanggil pelayan untuk
dibuatkan secepatnya. Tidak lama kemudian, masakan yang dipesan sudah terhidang di meja. Sambil
memain-mainkan hidungnya mencium bau yang sedap itu, Hong Kwi mempersilahkan
kepada Nguyen Hoat. Nguyen Hoat tersenyum dan menegak secawan arak.
untuk bayar ma -ha-ha! Kau sih curang Hong Kwi-moay, duitku juga tinggal dua tail lagi. Wah
berabe kalau besok kau minta dicukongin ke tempat restoran yang mahal-mahal,
celaka! BisaMasak sekarang kau sudah bokek lagi. Bukankah baru tiga hari yang lalu kita boleh
-lui dan bo-lui itu urusan nanti saja,
yang terpenting sekarang kita harus isi
Istana Hantu - Halaman 320
320 yoza collection Hong Kwi tak menyahut, ia menyambar sumpit dan menggosokkan dengan kertas
lap kemudian sambil melirik ke arah pemuda di depannya itu. Ia mulai sikat masakan
cah udang dan babi sek-ba panggang dengan lahapnya. Waktu diliriknya pemuda
temannya ini Nguyen Hoat makan dengan pelan-pelan dan tenang!
Pada saat itu, tiba-tiba dari depan mendatangi lima orang tamu dengan langkah
lebar. Belum lagi mengambil tempat duduk, orang itu sudah berteriak,
-ma, keluarkan ciu yang paling baik dan kacang tungKeruan saja melihat datangnya ke lima tamu ini pelayan-pelayan di situ menjadi


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kaget dan menampakkan wajah yang takut dan jeri.
Cepat-cepat dua orang pelayan mengeluarkan ciu yang paling terbaik dan kacang
tung-kwang, sikap pelayan-pelayan ini nampak hormat sekali dan membungkukbungkukkan badannya.
golok besar, pakaiannya seperti seorang jago silat dan sebatang golok digantungkan di
dinding belakang mejanya.
mari kita minum sepuas-laki bopeng yang memegang sapu
tangan yang dikebut-kebutkan seperti orang kegerahan.
Orang yang baru berbicara tadi berusia tigapuluh tahun dan wajahnya belangbelang dan bertotol-totol hitam seperti bekas dihinggapi penyakit cacar, sedangkan
hidungnya mencuat ke atas.
Diam-diam Hong Kwi melirik dan memperhatikan orang-orang yang baru datang
ini. Pakaian mereka seperti pengemis, akan tetapi terbuat dari bahan pakaian yang
cukup mewah, yang bopeng bersepatu sebelah, sepatu baru pula.
Dia itulah tokoh Hwa-ie-kay-pang bernama Hwa-ie-sin-kay Peng Kim Jiu, orang tua
pengemis muka bopeng yang berkepandaian tinggi. Bersenjata sebuah sapu tangan
merah yang luar biasa lihaynya.
Dan tiga orang lainnya, memakai baju hitam, yang seorang tinggi kurus, sikapnya
lemah lembut tapi sepasang matanya tajam bagaikan pisau dan jika ia memandang
orang seakan-akan sinar matanya menembus dan menikam jantung.
Istana Hantu - Halaman 321
321 yoza collection Berusia sekitar limapuluh tahun, di pinggangnya terdapat sabuk sutera hitam. Dua
orang lainnya yang duduk di depannya itu mempunyai wajah yang aneh dan
menyeramkan. Seorang di antara mereka adalah seorang hwesio gundul tapi berpakaian mewah
terbuat dari sutera. Tubuhnya gemuk pendek dan mukanya selalu tersenyum mengejek.
Dan yang satunya lagi seorang pengemis berpakaian dekil dan compang-camping,
rambutnya riap-riapan menutupi muka.
Setelah mereka makan minum dan nampak di meja itu tiga botol ciu sudah habis
ditenggak oleh setan-setan arak ini, tiba-tiba orang yang tinggi besar bersenjata golok
itu berteriak keras memanggil si pelayan.
g, minuman ini.. . . masukan ke dalam rekeningku. Habis bulan baru bicarakan
berlalu bersama-sama dengan kawan-kawannya itu.
Keruan saja si pelayan jadi menggerutu:
-orang tadi sungguh berengsek. Hutang
hutang, tapi bayarnya kagak! Mentangdan mengeluarkan beberapa tail perak.
-bajingan sialan, kongcu, pemogoran Kotaraja yang selalu
berbuat kejahatan! Eh, kabarnya mereka hendak mencegat perjalanan Lim-wangwe ke
Hay-nam, jangantidak betah ke Hay-
Istana Hantu - Halaman 322
322 yoza collection Akan tetapi si pelayan tidak lagi menyahut. Ia buru-buru masuk ke dalam. Ketika
dilihatnya majikannya mendelik kepadanya dan menegur,
-hatilah, kalau kedengaran sama orang-orang Bong
Hong Kwi melirik kemudian menarik tangan temannya dan keluar dari rumah
makan itu. di luar Kotaraja. -moay, aku juga curiga kepada orang-nam tentu mengambil
jalan arah selatan. Kita harus basmi kunyukKwi sambil meloncat jauh dan berlari cepat mempergunakan ginAkan tetapi alangkah herannya ke dua orang muda ini, karena begitu berlari lebih
tiga lie, dilihatnya di sebelah depan terjadi pertempuran yang hebat. Cepat Hong Kwi
mencelat dan sekali loncatan saja ia sudah tiba di tempat pertempuran itu.
Dilihatnya dua orang setengah tua dikeroyok oleh lima orang yang tadi dilihatnya
di rumah makan. Akan tetapi sungguh diluar dugaannya, karena dua orang ini nampak
lihai sekali permainan pedangnya.
Laki-laki setengah tua itu, biarpun nampak seperti orang lemah dan berpakaian
sastrawan, namun permainan pedangnya sangat hebat dan ganas. Tubuhnya lincah
sekali berkelebat laksana garuda terbang menyambar mangsanya.
Sedangkan perempuan yang menggendong anak kecil itu, juga lihai sekali.
Permainan pedangnya juga hebat.
Wanita setengah tua ini cantik sekali, menggendong seorang anak perempuan yang
masih kecil dipoodongannya. Nampak anak kecil itu menjerit-jerit dalam pondongan
ibunya, Anak kecil itu menangis menutupi matanya. Tubuhnya yang kecil tergoncang oleh
gerakan.. . . dari ibunya yang mencelat ke sana ke sini menghindari datangnya serangan
senjata-senjata lawan yang lihai ini.
Ibu itu dikeroyok oleh seorang hwesio dan si pengemis muka bopeng. Biarpun dua
orang lawannya ini nampaknya hebat dan sangat ganas, namun dengan lincahnya
Istana Hantu - Halaman 323
323 yoza collection wanita setengah tua ini dapat menghindarkan diri dari serangan-serangan senjata
lawan. -bangsat ini. Kau diam jangan
serangan sabetan toya di tangan si hwesio.
-orang ini dan hwesio sesat ini. Kau
berpegangan keras-k dimiringkan ke kiri. Dan pada waktu sodokan toya lewat di sampingnya, tapi tangan kiri wanita tua itu
dengan amat cepatnya berkelebat dan langsung menyodok perut si hwesio gemuk
pendek itu se pendek itu meringis-ringis menahan mules pada perutnya.
Pada saat itulah saputangan menyambar di muka ibu itu, cepat ibu itu mengelak
ke kiri dan kanan tetapi tiba-tiba ia merasakan kepalanya pening bukan main. Ternyata
dari sambaran sapu tangan merah itu berhamburan bubuk merah yang memabokkan.
Pada saat itulah si pengemis muka bopeng Peng Kim Jiu tertawa bergelak-gelak
dan tangan kirinya diputar-putar siap hendak melancarkan serangan maut ke arah si
wanita tua yang terhuyung-huyung ke belakang.
-wesangin pukulan yang dahsyat.
-putar mengeluarkan Pengemis ini tersenyum mengejek dan melancarkan pukulan maut di atas kepala
wanita tua yang dipanggilnya Biauw Eng tadi. Akan tetapi belum lagi pukulan itu tepat
mengenai sasarannya, tiba-tiba berkelebat bayangan dan terdengar suara keras:
-tiba si pengemis muka bopeng terpental ke belakang dan memegangi
lengannya yang menjadi hangus oleh tangkisan tangan Hong Kwi yang telah mencelat
menangkis pukulan pengemis muka bopeng itu.
Peng Kim Jiu mendelik Istana Hantu - Halaman 324
324 yoza collection mengikuti jurus langkah ajaib menghindarkan serangan saputangan merah yang
berkelebat bagaikan ular merah yang hidup menyambar-nyambar.
Pada saat itu, si hwesio gemuk pendek yang tadi terpental sudah menyerang wanita
setengah tua yang menggendong anak. Akan tetapi sekarang ibu ini sudah lenyap
peningnya dan kembali membalas serangan dengan pedangnya yang cukup lihai ini.
Sedangkan anak kecil yang digendongnya ini, tak mengoceh lagi. Hanya
memandang ke arah jalannya pertempuran, dan sekali-sekali anak ini memandang
ayahnya yang dikeroyok hebat oleh tiga orang yang mempunyai kepandaian tinggi.
Siapakah orang tua yang dikeroyok hebat ini"
Mereka itu adalah Biauw Eng dan Hok Sun. Seperti telah dituturkan di bagian depan,
sejak mereka hampir saja binasa di tangan Kwan-tiong Tok-ong, Hok Sun mengajak
Biauw Eng ke kota raja dan berkat wibawa almarhum ayah gadis itu, akhirnya Biauw
Eng tinggal dengan pamannya dan menikah dengan Hok Sun. Dan mempunyai seorang
anak perempuan yang kecil yang diberinya nama Sie Mey Ing!
Akan tetapi, Biauw Eng dan Hok Sun ini biarpun hidup sebagai pembesar-pembesar
di Kotaraja, namun tak lupa, dua orang melakukan tugasnya sebagai kesatria yang
selalu menentang kejahatan-kejahatan.
Dengan kepandaiannya yang tinggi ini, sebentar saja Hok Sun dan Biauw Eng amat
disegani di kotaraja. Akan tetapi setelah berdirinya partai Lu-liang-pay tiba-tiba Hok Sun
dan Biauw Eng didatangi orang-orang Lu-liang-pay untuk mengakui berdirinya partai
besar Lu-liang-pay dan ikut menjadi sekutu Istana Hantu yang di bawah pimpinan Thaybengcu itu.
Sudah barang tentu, Biauw Eng dan Hok Sun menolak sekali berdirinya partai ini.
Karena mereka sudah mendengar betapa Lu-liang-pay hendak menaklukkan seluruh
orang-orang gagah di kolong langit dan mengangkat Thay-bengcu sebagai Pemimpin
Besar. Penolakan ini, membuat Bianw Eng dan Hok Sun dikejar-kejar oleh orang-orang dari
Lu-liang-pay. Ini membuat mereka mengambil keputusan untuk meninggalkan Kotaraja
dan mengasingkan diri di Hay-nam.
Istana Hantu - Halaman 325
325 yoza collection Akan setapi siapa sangka justru di tengah perjalanannya ini, tiba-tiba dihadang oleh
lima orang antek-antek Lu-liang-pay yang hendak menawannya untuk ikut ke Istana
Hantu. Sudah barang tentu, Biauw Eng dan Hok Sun menolak sekali dan terjadilah
pertempuran yang seru. Hok Sun menjadi kaget bukan main begitu ia merasakan datangnya serangan ini.
Ternyata ke lima orang ini sungguh lihay dan berkepandaian yang tinggi pula.
Apa lagi setelah ia merasakan datangnya serangan pukulan-pukulan dari orang
tinggi kurus yang berpakaian hitam ini, membuat gerakannya agak mundur dan terjepit
hebat. Siapakah orang tinggi kurus bersorban itu" Tentu saja Hok Sun tidak tahu bahwa
lawannya ini adalah Hay-tok Lhama, pendeta dari Tibet murid Ciu Cin Hoatsu.
Serangan-serangan angin pukulan Hay-tok Lhama memang lihay sekali, penuh
lwekang yang tinggi dan kuat.
Namun demikian Hok Sun bukanlah disebut Hui-eng Lim Hok Sun kalau menghadapi
serangan-serangan ini ia harus mudah menyerah. Sesuai dengan julukannya si Garuda
Terbang, tubuh Hok Sun berkelebat ringan dan permainan pedangnya amat hebat
sehingga tidak mudah bagi Hay-tok Lhama untuk mengalahkan lawannya ini.
Melihat Hay-tok Lhama belum juga merobohkan si garuda terbang, dua orang
temannya yang berpakaian hitam pula menerjang maju!
Mereka itu adalah si Golok Sakti Lo Sin Tat dan seorang lagi disebut si Gagak Maut,
permainan sepasang siang-keknya sangat lihay dan cepat sekali gerakannya.
Munculnya dua orang ini, Hui-eng Lim Hok Sun harus benar-benar mempergunakan
gin-kangnya untuk menghindarkan diri dari serangan-serangan maut di tangan Go Beng
Tat si Gagak Maut dan samberan-samberan dahsyat dari golok Lo Sin Tat.
Akan tetapi, biar bagaimanapun cepatnya Hok Sun mengelak dari tiga sambaran
yang sekali gus ini, namun sebuah pukulan dahsyat dari Hay-tok Lhama menggegar di
lambungnya. Hok Sun menjerit ngeri dan terlempar.
Mendengar jeritan suaminya ini, Biauw Eng menoleh, akan tetapi alangkah kagetnya
ia begitu melihat tubuhnya Hay-tok Lhama berkelebat cepat dan dengan suatu gerakan
yang luar biasa cepatnya, sepasang lengan pendeta dari Tibet itu sudah bergerak cepat
menghantam kepala Hok Sun yang sudah tidak keburu lagi menangkis.
Istana Hantu - Halaman 326
326 yoza collection -putih dari kepala itu berhamburan keluar. Tubuh Hok Sun berkelonjotan, lalu mati!
pedangnya menggunakan jurus maut Setan Iblis Pengacau Daratan, dan pedang di
tangan Biauw Eng berdesing keras dibarengi suara menjerit kuat mengerahkan khikang tinggi dan dengan menggeretakkan gigi Biauw Eng menubruk maju.
Dengan berteriak keras hwesio itu roboh mandi darah.
Dengan pedang berlumur darah yang menetes-netes, wanita itu berkelebat dan
menggerakkan pedangnya menerjang Hay-tok Lhama namun kedatangannya ini
disambut oleh si Golok Sakti dan si Cagak Maut, terpaksa ia meladeni orang-orang baju
hitam ini. Namun hampir saja Biauw Eng menjerit kaget merasakan cagak di tangan Go Beng
Tat yang hebat ini. Ia terhuyung-huyung dan hendak roboh.
Pada saat itu terdengar bentakan keras.
mendorong si Cagak Maut terpental ke belakang oleh angin pukulan yang luar biasa
dari tangan kiri pemuda tampan itu.
Go Beng Tat mendelik dan menggereng keras tanpa berkata apa-apa ia menerjang
dengan sepasang siang-kek yang mendapat julukan si Cagak Maut ini!
dan membabat sepasang cagak yang bergerak menusuk dari samping kanan dan kiri.
Go Beng Tat terkejut bukan main merasa tangannya nyeri akibat tangkisan pedang
di tangan pemuda tampan ini.
Namun saking marahnya ia menggunakan kaki kanannya dengan jurus menendang
bertubi-tubi. Akan tetapi ia sekarang menghadapi Nguyen Hoat, pemuda gemblengan pertapa
sakti Bu Beng Sianjin dari puncak Harimau di pegunungan Thang-la maka dalam
beberapa jurus saja pemuda itu bergebrak, Go Sin Tat memekik keras dan melemparkan
cagaknya merasa lengannya sakit bukan main terserempet pedang di tangan pemuda
itu. Istana Hantu - Halaman 327
327 yoza collection Belum lagi hilang kagetnya, tiba-tiba sebuah dorongan tangan kiri pemuda itu
bergebrak ke depan dan tahu-tahu bagaikan layangan putus tubuh Go Beng Tat dan Lo
Sin Tat telah terpental ke belakang tak dapat bangun lagi karena sepasang tulang kering
di kakinya telah terkena tendangan yang kuat dari kaki pemuda itu.
Tulang kering itu remuk dan sukar untuk berdiri lagi.
Melihat datangnya pemuda yang luar biasa ini Hay Tok Lhama menjadi kaget
setengah mati. Apalagi melihat bahwa temannya si pengemis muka hitam Peng Kim
Jiu telah terluka pula oleh gebrakan Hong Kwi. Keruan saja pertapa ini meloncat pergi
dan lari diikuti oleh teman-temannya yang lari terpincang-pincang.
Hong Kwi mendekati nyonya itu dan memegang pundak nyonya yang sedang
menangis itu, Biauw Eng menoleh dan mengangkat kepalanya.
Sepasang matanya basah. Biauw Eng mengepalkan tinjunya.
wi tertarik. -bengcu. Kami memang menolak, dan orang-orang Istana Hantu dari Lu-liang-pay memusuhi kami.
Yang lima orang tadi itu, adalah orang-orang sewaan Thay-bengcu untuk menawan
g menangis teringat kepada suaminya.
-liang-pay hendak menaklukkan seluruh orang-orang gagah dipermukaan
-liang-liang-san. Partai ini adalah sokongan Temu Chin
keparat yang mendukung berdirinya Lu-liangHong Kwi menoleh kepada Nguyen Hoat dan menarik lengan pemuda itu.
Istana Hantu - Halaman 328
328 yoza collection -liang-san twako, hendak kuberi hajaran orang-orang
Lu-liang-pay yang bayangan Nguyen Hoat yang mengejar dari belakang.
ooOOoo Demikianlah seperti apa yang dituturkan terlebih dahulu di bagian depan, Nguyen
Hoat dan Hong Kwi mengadakan perjalanan cepat ke Lu-liang-san.
Tidak sulit untuk mengadakan perjalanan ke sana, karena pegunungan Lu-liang-san
yang tinggi dan terkenal itu mudah saja dituju oleh kedua orang muda ini.
Berhari-hari Hong Kwi dan Nguyen Hoat berjalan cepat ke Lu-liang-pay, semakin
dekat ke pegunungan itu, semakin banyak yang didengarnya tentang partai Lu-liangpay yang sudah mulai berkembang dan terkenal itu.
Akan tetapi yang membuat sengit dalam hati Hong Kwi berapa partai didukung
oleh orang-orang Mongol dan sebagian besar biaya-biaya yang besar dan kuat dijamin
oleh Temu Chin. Tentu saja Hong Kwi tidak simpati akan partai persilatan yang besar
ini, akan tetapi membawa kuasa bagi bangsa Mongol!
Maka begitu mereka sampai di kaki bukit Lu-liang-pay, mereka bertemu dengan
barisan orang-orang Mongol. Tentu saja melihat dua orang muda yang membawa-bawa
pedang ini hendak mendaki Lu-liang-pay, salah seorang bangsa Mongol yang tinggi
tegap itu bertanya dengan keren.
Jilid 12 ALIAN siapa, hendak berbuat apa mendaki Lu-liang-pay, ada kartu tanda
pengen dimengerti oleh Hong Kwi dan Nguyen Hoat.
-liang-pay atau kemana saja, apa urusannya denganmu"
g Kwi ketus dan bertolak pinggang dengan senyum mengejek.
Melibat sikap gadis ini yang kurang sopan dan memanaskan hati, orang Mongol itu
membentak keras: -liang-pay milik orang-orang
Istana Hantu - Halaman 329


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

329 yoza collection -hik-hik, milikmu! Bagus memang kami hendak menghancurkan partai Lu-liang-liang-pay. Hayo
erkata demikian tiba-tiba Hong Kwi, menggerakkan
sabuk suteranya dan tahu-tahu sabuk sutera merah ini telah meluncur cepat.
Orang Mongol ini bukanlah orang lemah. Melihat datangnya sinar berkelebat
menyambar pinggangnya cepat ia membabatkan goloknya yang besar dan tajam itu
ke samping dengan maksud membuat putus sabuk sutera merah yang meluncur itu.
Akan tetapi alangkah herannya hatinya. Begitu goloknya membabat sabuk sutera,
tahu-tahu bagaikan ular merah yang hidup, sabuk sutera itu mengejang keras bagaikan
tongkat. Terasa tangannya bergetar dan golok yang dipegangnya terlepas. Belum lagi hilang
kagetnya tahu-tahu sabuk sutera itu bagaikan tongkat baja telah meluncur ke tulang
keringnya dan menghantam.
lutut di depan Hong Kwi, karena tak kuasa lagi berdiri dan rasa sakit hebat menyerang kakinya sampai
menyelusup seperti ditusuki jarum.
Hong Kwi keren. Namun bentakannya ini membuat puluhan orang Mongol bergerak mengurungnya
dengan senjata di tangan, mereka membentak-bentak dalam bahasa Mongol yang tidak
dimengerti oleh Hong Kwi dan Nguyen Hoat.
-liang-pay dan tidak mempunyai ijin, benarOrang-orang Mongol ini serentak sudah mencabut senjata mengurung Hong Kwi
dan Nguyen Hoat. Seorang tua tinggi besar keturunan bangsa Han maju ke depan dan
menjura: ih baik kau Mendengar ini keruan saja Nguyen Hoat tertawa keras. Suaranya bergelombang
panjang pendek dan mengeluarkan gema, karena sengaja pemuda ini mengerahkan
khi-kang yang dikirim melalui suara.
Istana Hantu - Halaman 330
330 yoza collection Pemuda ini tertawa geli melihat orang tua bangsa Han ini menyebut dirinya bangsa
Mongol. Sungguh lucu sekali. Bunglon dan ular berkepala dua! Maka dalam sengitnya ia
tertawa dan berkata menyindir,
-ha-ha beginikah orang Mongol yang terkenal itu hendak menghasut kami
masuk sekutu, persetan! Kami tidak sudi, kedatangan kami adalah hendak
mengganyang kaliandengan serbuan senjata menyambar Nguyen Hoat dan Hong Kwi. Namun begitu tubuh
dua orang muda ini berkelebat tahu-tahu tiga orang Mongol terguling roboh dengan
lengan terluka pedang. Tentu saja melihat sepak terjang ke dua orang muda yang lihai ini, para orangorang Mongol menjadi kaget dan heran. Akan tetapi sungguh hebat sekali orang-orang
Mongol ini, biarpun banyak sudah yang berjatuhan namun mereka ini masih terus
mengurung rapat! Memang sejak dahulu, bangsa Mongol ini terkenal sekali dengan rasa setia kawan
sehingga semboyan bagi mereka adalah patah tumbuh hilang berganti. Sebab itulah
suku bangsa Mongol yang kecil ini berkembang dan mengalami kemajuan pesat!
Hong Kwi tidak mau sembarangan membunuh, hanya dengan kebutan-kebutan
tangan kirinya yang lihay itu saja ia melempar dan mendorong-dorong sehingga
banyak orang Mongol terpental oleh pukulannya dan tak dapat bangun lagi karena
tulang pundak dan kaki patah terserempet angin pukulan yang dahsyat itu.
Lain lagi dangan Nguyen Hoat, pemuda ini benar-benar telengas dan
memperlihatkan kepandaiannya. Pedangnya berkelebat dan darah muncrat apabila
pedang itu menemui sasaran, beberapa orang roboh seketika dengan tubuh mandi
darah. Pada saat itu, berkelebat sebuah bayangan. Bentakan yang keras dan berpengaruh
menggema di lereng bukit. Hebat serangan bentakan ini, membuat semua senjata
tertahan dan terhenti bagai ditahan oleh tenaga yang amat dahsyat!
Orang Mongol yang mendengar suara ini segera menjatuhkan diri dan berlutut.
Seorang pemuda gagah, tinggi tegap berdiri di atas sebuah batu besar dengan
pandangan yang tajam menatap Hong Kwi dan Nguyen Hoat. Tiba-tiba ia tersenyum
dan mengangkat tangan memberi hormat:
Istana Hantu - Halaman 331
331 yoza collection -orangku yang telah berlaku lancang dan
tidak tahu bahwa dua orang gagah datang sebagai sahabat! Biarlah aku akan menegur
atas kelancangan mereka ini. Sekarang marilah silahkan jiwi berkunjung ke Lu-liangMendengar ini, keruan saja Nguyen Hoat menjadi melengak dan Hong Kwi merasa
tak enak hati melihat kebaikan pemuda ini yang kelihatannya sangat berpengaruh
sekali dan ditakuti oleh orang-orang Mongol.
Untuk kedua kali Hong Kwi dan Nguyen Hoat melengak. Tidak tahunya yang di
depannya itu adalah Temu Khan yang sering ia dengar sebagai putera pemimpin
Mongol. Sungguh tak disangka.
Temu Khan berpaling kepada orangmengenal sahabat. Hayo lekas singkirkan mayat-mayat ini dan segera berangkat ke
Mendengar perintah ini, keruan saja para orang-orang Mongol ini sibuk sekali dan
buru-buru mengangkat mayat dan membersihkan tempat itu. Kemudian barisan itu
bergerak lagi ke Lu-liang-pay.
Nguyen Hoat berjalan di samping Temu Khan, dikawal oleh puluhan serdadu Mongol.
Tidak Di sepanjang perjalanan itu Temu Khan bertanya sambil melirik ke arah Hong Kwi.
bernama Nguyen Hoat dari puncak Thang-la guruku adalah Bu-beng Sianjin dan ini
Mendengar ini sepasang mata dari Temu Khan itu menjadi terbelalak dan pada
wajahnya menampakkan kegirangan hati, wajahnya berseri-seri:
eri locianpwe Sung Tiang Le yang kesohor itu, senang
Hong Kwi tersipu- Istana Hantu - Halaman 332
332 yoza collection Temu Khan hanya tersenyum dan mereka terus mendaki Lu-liang-pay. Salah
seorang perwira Mongol dengan menunggang kuda sudah menuju duluan membawa
surat Temu Khan untuk Pay-cu Lu-liang-pay minta dijemput. Tentu saja sampai di pintu
gerbang Lu-liang-pay ini, mereka disambut luar biasa oleh orang-orang Lu-liang-pay.
Di sini Temu Khan menyaksikan gedung-gedung indah dan megah persembahan
dari ayahnya kepada bekas Jenderal Song yang dikenalnya baik itu.
Di sepanjang jalan memasuki Lu-liang-pay, barisan ini dikawal oleh orang-orang Luliang-pay dan baru pada pintu gerbang kedua mereka disambut oleh serombongan
gadis-gadis cantik yang mengantarkannya di ruang dalam.
Pay-cu Lu-liang-pay yang bernama Song Cie Lay duduk dengan angkernya di kursi
kebesaran. Begitu melihat rombongan dari Mongol ini, dia berdiri dan mengangkat
tangan menjura, -liangDua orang penyambut mempersilahkan Temu Khan duduk di hadapan Song Cie Lay,
sedangkan Nguyen Hoat dan Hong Kwi diperkenalkan oleh putera Mongol ini.
y-cu, dua orang muda ini adalah murid Bu-beng Sianjin dan puteri Sung Tiang
Song Cie Lay menengok dan senyuman menghias bibirnya dan menatap tajam ke
arah Hong Kwi. Melihat sikap ketua yang begini angkuh dan kelihatannya amat sombong, rasa
simpati Hong Kwi menurun. Ia hanya mengangguk dan tidak menyahut.
-pek-san dulu, akan tetapi sekarang
sudah lama aku tak pernah bertemu dengannya, kabarnya ilmu silatnya luar biasa.
Akan tetapi belum tentu di bawah puteriku, ha-haTemu Khan tertawa pula menimpali.
-bengcu" O ya Payata Temu Khan memberikan
sepucuk surat dan mengeluarkan hadiah-hadiah lainnya yang dibawa oleh salah
seorang Mongol ke muka Song Cie Lay.
-oleh dari Mongol, Paysendiri menyerahkan surat bersampul merah itu kepada Pay-cu Lu-liang-pay.
Sambil membaca surat itu, Song Cie Lay tertawa bergelak-gelak.
Istana Hantu - Halaman 333
333 yoza collection Melihat cara orang tua ini yang kelihatannya sombong bukan main, Hong Kwi
mengerutkan kening menandakan hati tak senang akan tetapi ia diam saja dan
didengarnya pay-cu itu berkata kepada Temu Khan,
-ha Khan muda, ayahmu memandang ringan terlalu. Nanti sampaikan pesanku
bahwa Siauw-lim-pay, Hoa-san-pay, Kun-lun-pay dan Tiang-pek-pay masih membandel
dan tidak mau bersekutu dengan kita. Akan tetapi jangan kuatir, mereka itu sudah
-baik saja. Kini sedang berada di Istana Hantu. Kabarnya seorang wanita
yang lengannya buntung sedang dalam tawanannya karena memberontak.
Besok pagi- -ha- Song Cie Lay menoleh dan mengajak mereka ini ke ruang dalam dimana sebuah
meja telah tersedia lengkap dengan makanan dan minuman. Ruangan dengan bangkubangku yang serba lux ini, penuh dengan hiasan-hiasan dinding gedung yang terukir
indah, mengagumkan hati siapa saja yang ke ruangan ini.
Di ruang sebelah dalam ini lebih lengkap dan menyenangkan. Patut menjadi tempat
tinggal seorang pemimpin besar.
Setelah duduk dan arak dikeluarkan oleh pelayan yang terdiri dari wanita-wanita
cantik, Song Pay-cu berkata,
-liang-pay pasti akan menjumpai nama menjulang
tinggi. Dan akan menaklukan Siauw-lim-pay, Kun-lun-pay dan Pendekar Lengan Buntung
Sung Tiang Le dan Pay-cu Kong-hwa-pay harus mengakui berdirinya partai Lu-liangBerseri wajah Temu Khan mendengar ini. Betapapun, apabila Lu-liang-pay ini bisa
menjagoi dunia persilatan, bukankah nama ayahnya di Mongol akan turut harum, karena
atas dukungannya ini"
Hong Kwi menjadi amat terheran-heran mendengar omongan pay-cu yang
kelihatannya miring otak ini. Masakan partai ini hendak menaklukan Siauw-lim-pay
yang sudah berdiri ratusan tahun lamanya. Lebih gila lagi ayahnya hendak ditaklukkan
pula. Istana Hantu - Halaman 334
334 yoza collection Setan! Saking gemasnya ia hampir saja mengeluarkan bentakan dan makian
kepada pay-cu yang sombong dan tekebur itu. Akan tetapi ia menahan mulutnya ketika
didengarnya Nguyen Hoat mengangkat bicara:
-liang-pay atas pimpinan Pay-cu. Memang sudah
lama siauwte yang mudah dan bodoh ini mendengar akan pergerakan Lu-liang-pay
yang sudah meluas sampai di Kotaraja dan di mana-mana.
-bengcu, memang di dalam dunia kang-ouw ini untuk menertibkan orang-orang gagah, mereka itu harus
mempunyai pimpinan. -cu mengangkat seorang beng-cu (pimpinan) yang siauwte
pernah dengar yang bernama Thay-bengcu. Entah, bagaimana orangnya siauwte yang
muda dan bodoh ini ingin sekali berkenalan dan kalau mungkin menyediakan tenaga
membantu suksesnya rencana payMendengar perkataan pemuda ini, Song Cie Lay menoleh dan pada wajahnya
menandakan hati yang senang.
Lain lagi dengan Hong Kwi, ia merasa heran dan tak mengerti mengapa temannya
ini berkata begitu" Mengapa malah hendak bersekutu, bukan membasmi"
Ia menoleh kepada temannya dengan pandang mata penuh pertanyaan, akan tetapi
Nguyen Hoat pura-pura tidak melihatnya. Hati Hong Kwi dongkol sekali dan ia
kehilangan keseimbangannya.
mata tak senang. Akan tetapi Nguyen Hoat mengedipkan matanya dan tersenyum memberi isyarat
kepada gadis ini. Tentu saja Hong Kwi menjadi kheki bukan main.
Demikianlah sampai di kamar yang disediakan di komplek Lu-liang-pay yang serba
lux dan megah ini, Hong Kwi masih marah-marah kepada Nguyen Hoat,
menyediakan tenaga untuk membantu pergerakan Lu-liang-moaymoay, tenangkanlah hatimu. Kau tahu bukan setiap orang mempunyai
cita-cita. Aku juga, sejak semula pun aku mempunyai cita-cita yang tinggi untuk
berkenalan dan bergaul dengan tokoh-tokoh kang-ouw.
Istana Hantu - Halaman 335
335 yoza collection liang-pay ini, kita mendapat kedudukan yang cukup dan senang, apalagi partai ini
Hong Kwi menjadi mendongkol sekali dan membantingkan pintu sambil katanya
ketus, -orang sombong itu. Sudah, Nguyen toako,
besok pagi-pagi kita harus pergi dari sini, kalau memang kerasan tinggal, kau tinggallah,
Nguyen Hoat berdiri di depan pintu yang sudah tertutup itu, hatinya bagaikan teririsiris rasanya mendengar perkataan gadis tadi. Baru sekarang selama ia bergaul dengan
Hong Kwi mendengarkan omongan yang ketus dari gadis itu, Diam-diam hati Nguyen
Hoat tidak enak sekali. Kalau besok ia ikut Hong Kwi turun gunung, bagaimana ini" Kesempatan yang baik
akan terlepas dari tangannya. Akan tetapi, rasanya berat ia meninggalkan gadis itu.
Entah mengapa hatinya terisi oleh wajah puteri Pendekar Lengan Buntung. Nguyen
Hoat benar-benar sudah jatuh di tangan Hong Kwi. Hmm, dalam berjalan itu, Nguyen
Hoat melamun menuju ke kamarnya.
Tiba-tiba seorang anggota Lu-liang-pay menghampiri dan berkata sambil
menyodorkan sepucuk surat,
-cu mengharapkan kedatangan anda sekarang juga di ruang
Nguyen Hoat menerima surat itu dan sambil tersenyum ramah ia mengucapkan
terima kasih kepada pesuruh itu dan cepat-cepat ia menuju ke ruang dalam di tempat
Song Cie Lay. Ia membuka pintu. Ternyata Song Pay-cu telah menantinya di situ seorang diri. Sambil memberi
hormat Nguyen Hoat berkata,
- Istana Hantu - Halaman 336
336 yoza collection u kagum sekali kepadamu, terlebih lagi kau mempunyai kepandaian tinggi. Justru itu yang
menyenangkan hatiku ha-ha-hadiri.
Melihat pemuda yang tahu kesopanan ini, Song Pay-cu bertambah senang hatinya,
menuangkan arak ke sebuah cawan sambil tertawa-tawa menyodorkan cawan itu
kepada Nguyen Hoat. Nguyen Hoat menerima cawan arak itu, akan tetapi alangkah kagetnya dia ketika
merasa sebuah angin menyambar ke arah dadanya. Cepat ia mengangkat tangannya
seperti orang menjura di depan dada mengerahkan tenaga lwekang menolak angin
pukulan yang dahsyat itu.
Nampak tubuh Nguyen Hoat seperti orang menggigil kedinginan akan tetapi tibatiba cawan yang dipegang pay-cu itu terlontar ke atas dan berhenti di udara. Nguyen
Hoat membuka mulutnya dan menerima air arak yang tumpah dari cawan yang
terguling di udara. Kemudian tangan kirinya terangkat menyambut cawan yang terjatuh. Meletakkan
cawan yang sudah kosong itu di meja dan berkata kepada PayNguyen Hoat tertunduk malu.
Tiba-tiba pandangan Song Cie Lay menatap pemuda ini tajam dan tersenyum:
Dltanya seperti ini Nguyen Hoat terkejut dan menerima pandangan yang tajam dari
Song Cie Lay, namun begitu cepat-cepat Nguyen Hoat menyahut.
sahabat saja dengan Hong Kwi, oh, kenapakah Pay-cu menanya
Nguyen Hoat tidak menjawab, hanya mengangguk perlahan.
Terdengar suara Song Pay-cu tertawa keras
-haIstana Hantu - Halaman 337
337 yoza collection Nguyen Hoat memandang heran. Akan tetapi tiba-tiba ia menerima suara yang
sangat halus sekali. Waktu ia melihat bibir Song Pay-cu bergerak-gerak.
menjadi istrimu, tentu kau akan menjadi menantu Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang
Le. -haNguyen Hoat terhuyung mundur seakan-akan perkataan tadi bagaikan mimpi
didengarnya. Ia berjodoh dengan Hong Kwi" Menjadi menantu Pendekar Lengan
Buntung, alangkah indahnya kenyataan itu. Dengan muka sebentar pucat sebentar
merah, Nguyen Hoat tertawa.
Ciu sudah tiga cawan ditenggaknya.
Song Cie Lay menepuk-nepuk pundak pemuda itu!
ooOOoo Gedung besar dan mewah itu merupakan pusat kegiatan dari Lu-liang-pay, terletak
di sebelah tenggara dari komplek perumahan Lu-liang-pay di puncak pegunungan Luliang-san yang tinggi dan megah. Di depan gedung itu terdapat taman bunga teratai.
Memang indah sekali gedung itu dan di atas pintu gerbang terdapat papan nama
dengan tulisan yang besar dan indah,
-liangDi dalam gedung. yang besar dan mewah itu telah berkumpul banyak sekali orang.
Mereka itu adalah para tokoh-tokoh Lu-liang-pay yang tengah menyambut tamu agung
dari Mongolia. Yakni pangeran Temu Khan, putera Raja Mongol yang bernama Temu
Chin! Suara tertawa mereka terdengar sampai keluar gedung ini, semua orang duduk di
meja bundar menghadapi hidangan yang lezat dan bau arak wangi berhamburan di
ruang itu. Nguyen Hoat nampak ganteng sekali dengan pakaian sutera merah didampingi oleh
Sung Hong Kwi yang kelihatannya kurang gembira dan sejak tadi diam saja. Ia


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebetulnya hendak berangkat meninggalkan puncak ini, namun Nguyen Hoat
menahannya untuk tinggal barang semalaman lagi.
Maka terpaksa Hong Kwi membatalkan niatnya dan pada malam itu dengan rasa
berat hati ia menerima juga tawaran undangan dari Song Pay-cu dalam penyambutan
Istana Hantu - Halaman 338
338 yoza collection pestanya untuk putera raja Mongol yang terhormat ini. Maka ia pun pada malam itu
terpaksa menemani temannya Nguyen Hoat menghadiri pesta itu!
Temu Khan nampak gagah sekali, sikapnya agung dan keren. Pakaiannya yang ber
warna biru muda terbuat dari sutera halus menampakkan kewibawaan yang menonjol.
Ia didampingi oleh Na Khardu dan Seng Lay Kok yang duduk dengan gagahnya
pula. Sementara tentara-tentara Mongol berpesta pora pula di meja lain di ruang
belakang. Song Pay-cu tertawa terbahak-bahak sambil menenggak araknya seperti orang
yang sudah mabok, akan tetapi matanya melirik tajam ke arah Hong Kwi dan berkalikali menawar makanan dan minuman dengan ramah!
masakan yang sengaja kupanggil tukang-tukang masak dari dapur kaisar, ha-haNguyen Hoat melirik ke arah temannya ini. Dan dengan isyarat matanya supaya
gadis itu tidak menolak perjamuan ini.
Karena tidak enak hati, akhirnya Hong Kwi menerima juga arak yang disorok di
sodorkan oleh Nguyen Hoat. Ia menenggak sedikit, terasa harum dan menyegarkan!
Dengan senyumnya Nguyen Hoat menyatakan terima kasih kepada gadis itu. Dan
memandang ke samping begitu dilihatnya rombongan orang mendatangi ke tempat itu.
Salah seorang dari anggota Lu-liang-pay tingkat tiga datang menghadap, lalu
-cu ya, lapor Thay-bengcu dari Istana Hantu
Belum lagi habis orang itu berkata, rombongan orang yang terdiri dari lima orang
kakek ini telah memasuki ruangan dengan didahului oleh langkah-langkah tegap dari
seorang pemuda tampan yang berpakaian indah dan mentereng memakai topi
kebesaran seperti kaisar.
Jadi inikah Thay-bengcu yang sering didengarnya" pikir Hong Kwi dan ketika
bengcu itu berlalu didekatnya, pemuda itu tersenyum mengejek sambil melirik berkata:
-ya, benar dia inilah Sung Hong Kwi, puteri pendekar Lengan Buntung dan
temannya Nguyen Hoat murid Bu-beng Sianjin dari Thang-la. Dua orang muda ini
mempunyai kepandaian ya Thay-bengcu menatap tajam dan ia tersenyum memperlihatkan sederetan gigi
yang putih bersih teratur.
Istana Hantu - Halaman 339
339 yoza collection Menerima senyum ini berdebar dada Nguyen Hoat, senyum itu alangkah manisnya.
Seperti senyum wanita! Dan Hong Kwi menjadi kagum bukan main. Inikah Thay-bengcu
yang kesohor itu" Tiba-tiba sang pay-cu berdiri dan mengangkat tangan,
-saudara yang datang jauhjauh dari Mongolia. Dan pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima kasih
dan persahabatan yang erat kepada Temu Chin lewat puteranya yang gagah yang
bernama Temu Khan. -saudara dari Mongol, hubungan Lu-liang-pay
dan Mongolia bertambah erat dan berkembang terus. Mari kuperkenalkan dulu dengan
tokoh-tokoh Lu-liangPay-cu ini menunjuk ke arah tokoh-tokoh yang duduk di situ dan memperkenalkan
seorang demi seorang. Setelah acara perkenalan itu selesai, lalu Pay-cu ini memperkenalkan Nakayarinta,
Kwan-tiong Tok-ong, Te Thian Lomo, Tay-lek-hui-mo dan Bu-tek Sianli. Yang tadi
mengiringi Thay-bengcu dari istana hantu!
Mendengar bahwa orang-orang ini bukanlah orang sembarangan, Nguyen Hoat
merasa gembira dapat berkenalan dengan mereka, akan tetapi Hong Kwi terbelalak
terkejut. Ia pernah mendengar dari ayahnya Bu-tek Sianli dan Nakayarinta yang jahat dan
keji. Celaka, tidak tahunya di sini ini bermunculan tokoh-tokoh hitam yang
berkepandaian tinggi. Diam-diam Hong Kwi sudah tidak kerasan lagi di tempat ini. Ia jarang sekali bicara.
Hanya sebagai pelepas waktunya sebentar-sebentar saking isengnya berkali-kali
menenggak arak menahan guncangan hatinya yang tidak enak saat itu. Apalagi
pandangan pemuda yang berjuluk Thay-bengcu itu selalu terhias dengan senyum
mengejek yang membakar hatinya!
-ji, bagaimana dengan Istana Hantu" Kudengar seorang wanita telah masuk ke
-cu. Pemuda tampan itu tersenyum mengejek dan mengedikkan kepalanya seperti
ayam jago hendak berkelahi,
siapa, aku tidak tahu. Wanita itu lihai sekali, berlengan buntung! Besok pagi
Istana Hantu - Halaman 340
340 yoza collection sek Akan tetapi Pay-cu Lu-liang-pay ini tidak menyahut dan menengok ke arah Hong
Kwi. Ia tersenyum begitu dilihatnya Hong Kwi sudah mabok tertidur di meja di samping
Nguyen Hoat. Kemudian dengan tertawa ramah Song Pay-cu memerintahkan anak buahnya
untuk mengantarkan Nguyen Hoat ke kamar yang terindah, dan memberikan senyum
arti kepada pemuda itu. Nguyen Hoat memapah tubuh Hong Kwi yang sudah mabok. Ia dibawa masuk ke
ruang dalam yang mempunyai kamar indah dan perabotan yang komplit.
Di kamar itu bau harum menyengat dan sangat merangsang sekali, membuat dada
Nguyen Hoat berdebar-debar keras sekali dalam memondong tubuh Hong Kwi. Ia
meletakkan gadis temannya ini di sebuah pembaringan yang bersih dan bertilamkan
sutera merah jambu. Akan tetapi, alangkah kagetnya pemuda ini mendengar Hong Kwi dalam ngigaunya
itu menyebutkan nama seorang pemuda. Pemuda yang pernah dikenalnya waktu
pertama kali bertemu dengan Hong Kwi ini, Wang Ie" Mengapa Hong Kwi menyebutnyebut nama Wang Ie"
Untuk beberapa lama Nguyen Hoat memandang tubuh Hong Kwi yang telentang
dalam keadaan tak sadarkan diri dan mengoceh menyebut-nyebut nama Wang Ie.
Entah perasaan apa yang menghinggapi dirinya, Nguyen Hoat menghampiri Hong
Kwi dan mengelus pipi gadis itu dengan sentuhan mesra. Akan tetapi, perasaannya tak
enak bukan main begitu gadis itu menyebut nama Wang Ie dengan panggilan mesra,
dengan mesra. Tiba-tiba Hong Kwi membuka mata dan pandangan itu bersinar aneh.
melanjutkan kata-katanya ketika tiba-tiba saja Hong Kwi menubruknya dan mencium
dengan gairah. Istana Hantu - Halaman 341
341 yoza collection Tentu saja mendapat sambutan ini, hendak meledak rasanya dada pemuda itu. Ia
memang sudah lama mencintai Hong Kwi, akan tetapi.. . . aduhai!
Baru kali ini ia menciumnya! Alangkah sedapnya, alangkah begitu menggairahkan!
Hawa dan bau harum di dalam kamar itu membuat Nguyen Hoat seakan-akan
masuk ke dalam dunia luar yang serba indah dan romantis. Harum hio wangi yang
begitu merangsang membuat keduanya terlupa.
Mereka telah masuk ke dalam keinginan hati untuk saling menjamah, saling
menumpahkan perasaan hati yang berdentum-dentum di dalam dada itu!
Tak sadar Hong Kwi kalau pada saat itu tangan Nguyen Hoat yang kuat telah
menghempas tubuhnya yang polos ke dunia yang hitam dan gelap, dunia yang begitu
menakutkan dan seakan-akan gadis itu hilang pegangan. Menyebut-nyebut nama ayah
-akan tak sanggup ia menghadapi kegelapan yang aneh ini.
Ia tak sadar, ia telah menjerit lirih tatkala permata itu telah terlepas dari
pegangannya dan direnggut hancur oleh keperkasaan seorang pemuda bernama
Nguyen Hoat. Terbosai ia, terlena dalam keletihan yang amat sangat. Ia bermimpi, alangkah
indahnya! ooOOoo Apabila mimpi berakhir, bagaikan disengat ular berbisa Hong Kwi mencelat dari
pembaringan sehingga mengejutkan Nguyen Hoat yang rupanya masih tertidur dan ia
meloncat pula. Ia hendak bertanya sesuatu kepada gadis itu, akan tetapi alangkah
kagetnya hatinya ketika tiba-tiba Hong Kwi telah mencelat dan mengirim serangan
yang amat dahsyat dibarengi dengan pekikan gadis itu yang bergema seakan-akan
hendak meruntuhkan langit-langit gedung.
-hoa-cat hina.. . Aku harus menebus penghinaan ini.
-pik-kun-hoat yang luar biasa lihainya. Saking cepatnya pukulan ini tak kuasa lagi Nguyen Hoat untuk menghindarkan diri,
maka terpaksa ia mengerahkan hawa sin-kang di tubuhnya dan mengangkat tangan
dengan gerakan seperti orang gugup,
dinding di belakangnya sehingga jebol.
Istana Hantu - Halaman 342
342 yoza collection Cepat pemuda itu menggunakan ilmu trenggiling bergulingan ke belakang
menghindarkan serangan Hong Kwi yang sudah menjerit pula meloncat ke dekatnya
mengirimkan serangan dahsyat.
guyen Hoat berusaha berkelit menghindarkan diri dari serangan gadis yang sudah marah bukan main itu.
Akan tetapi Hong Kwi sudah tak memberi kesempatan lagi, dengan mata basah ia
sudah maju menerjang pula menggunakan gerak tangan kilat yang luar biasa
dahsyatnya. bagaikan gasing tubuh pemuda berputaran ke belakang. Dan ia terjerembab jatuh di
sudut kiri. Dari mulut pemuda itu keluar darah merah. Nguyen Hoat meringis menahan nyeri
pada punggung dan dadanya.
Dengan mata basah Hong Kwi menggerakkan tangannya dan maju beberapa lagi
menghampiri Nguyen Hoat yang sudah tak dapat bangun lagi.
sebagai pemuda baik-ba menghentikan kata-katanya begitu sebuah pukulan tangan kiri Hong Kwi bersarang
dilehernya. membuat tubuh Nguyen Hoat terpelanting lagi dan diam.
-haKata-kata Hong Kwi ini bergema menggetarkan dinding dan air matanya menetes
turun. Ia tertawa bergelak-gelak dalam deraian air mata.
Bayang-bayang impian semalam bagaikan kematian yang menjemputnya. Sangat
menyeramkan dan gelap. rsih dari hati pemuda jahanam ini.
aduuuh! Istana Hantu - Halaman 343
343 yoza collection Berkata demikian Hong Kwi tertunduk dan memandang Nguyen Hoat yang telah
diam tak bergerak. Hong Kwi meragu. Matikah pemuda itu"
Tiba-tiba ia menoleh dan pintu kamar terbuka. Dua orang kakek Lu-liang-pay masuk
sambil membentak, Tiba-tiba tangan kiri Hong Kwi menggelegak menghantam ke arah orang-orang ini.
Keruan saja bagai dicekek setan, dua orang ini diam dengan mata mendelik. Ternyata
pukulan jarak jauh Hong Kwi dalam segebrakan itu sudah memutuskan jantungnya.
tberkata demikian karena mengira Nguyen Hoat sudah mati. Gadis ini berkelebat dan
berlari ke arah gedung Lu-liang-pay.
Hebat sekali sepak terjang gadis ini. Begitu bertemu dengan manusia-manusia di
tempat itu tanpa banyak cakap tangan kirinya bergerak dan menyebar kematian tanpa
pilih kasih. Tentu saja kejadian ini menggemparkan, dan salah seorang anggota Lu-liang-pay
cepat-cepat berlari ke gedung Song Pay-cu dan melapor.
Tentu saja Song Pay-cu menjadi kaget dan heran melihat anak buahnya datang
menghadap dengan tubuh menggigil dan muka pucat. Sampai berdiri, Song Pay-cu
bertanya dengan suara keren,
-san! Ada apa kau pagi-cu, hamba melapor karena puteri Pendekar Lengan buntung
mengamuk hebat. TemanMendengar ini Song Cie Lay mengerutkan alisnya dan dengan isyarat tangan ia
menyuruh orang yang melapor itu untuk pergi. Ia sendiri sambil menyambar
pedangnya yang di dinding telah mencelat keluar dengan pedang telanjang.
Ketika tiba di luar gedung, alangkah herannya terkejut ketika melihat gadis puteri
Pendekar Lengan Buntung ini benar-benar mengamuk dan sedang dikeroyok oleh
orang-orang Mongol yang sudah menyerbu ke tempat itu. Dan di sana sini dilihatnya
tergeletak banyak anak buahnya yang telah tewas.
Istana Hantu - Halaman 344
344 yoza collection Keadaan gadis itu sungguh menyeramkan, sambil memaki kalang kabut ia
memainkan pukulan-pukulan tangan kirinya yang dahsyat sedangkan tangan kanannya
telah memegang sabuk sutera bagaikan ular merah yang amat dahsyat.
Song Cie Lay segera menuju ruang dalam, akan tetapi tokoh-tokoh Lu-liang-pay
tidak terdapat di sini. Dengan heran sekali ia menyambar tangan salah seorang anak
buahnya dan membentak: u kita dan tokoh-tokoh Lu-liang-
-pagi tadi Thay- -bengcu sendiri, PaySong Cie Lay cepat berkelebat ke dalam dan menekan tombol yang terdapat di
dinding. Tiba-tiba tembok itu terbuka dengan mengeluarkan suara menggetar keras.
Song Cie Lay meloncat masuk sambil siap dengan pedang di tangan. Sebetulnya
jalan rahasia merupakan terowongan yang menembus ke bawah tanah.
Memang terowongan ini sengaja dibuatnya dengan biaya besar untuk
menghubungkan Istana Hantu di hutan kecil di kaki bukit Lu-liang-san.
Akan tetapi sesampai di hutan kecil di rumah tua itu, alangkah herannya Song Cie
Lay ketika melihat tempat itu sudah dikurung oleh puluhan bahkan ratusan orang gagah
dari partai-partai besar. Ia kenal orang-orang dari Kun-lun-pay dan Bu-tong-pay ini,
maka dengan hati jeri ia menutup kembali pintu rahasia itu dan mengambil jalan lain
menuju ke dalam Istana Hantu, gedung megah di bawah tanah.
Untuk yang kedua kali ia menjadi terkejut dan terbelalak heran, karena begitu
dilihatnya di ruang itu terdengar suara senjata beradu dan pertempuran terjadi dengan
hebatnya. Cie Lay cepat menutup pintu batu.
Akan tetapi ia meloncat mundur ketika di belakangnya tahu-tahu telah berdiri
seorang gadis muda dan cantik memandangnya laksana seekor harimau yang hendak
menerkam: -cu Lu-liangCie Lay menenangkan hatinya dan menjawab tenang.
Istana Hantu - Halaman 345
345 yoza collection -orangmu. kini Pedang Toat-beng-kiam yang masih berlumuran darah itu menembus dalam
sampai ke punggung Song Cie Lay. Orang tua itu roboh terjengkang dan memandang
gadis itu dengan terbelalak, darah merah mengucur dari bajunya.
Gadis itu tersenyum pahit.
Ia melangkah maju setindak, menodongkan pedang Toat-beng-kiamnya di dada
yang sudah tertembus pedangnya tadi.
Dasar Cie Lay ini kuat luar biasa, biarpun ia terluka hebat namun ia belum juga
mati. Malah dengan tangan menggigil ia hendak memeluk Lily.
ru kau tahu.. . ibuku mati karena orang-orangmu. Demi arwah ibu, aku harus
Pedang gadis itu ditusukkan ke depan. Dan seperti tadi, entah mengapa orang she
Song yang gagah perkasa ini tidak menangkis dan membiarkan untuk yang kedua kali
dada kanannya tertembus pedang.
Pada saat itu terdengar bentakan nyaring,
berkelebat dan langsung mengirimkan serangan tusukan pedang ke arah si gadis.
Lily cepat mengangkat pedangnya dan menangkis.
Terdengar suara keluhan dari Cie Lay yang telah menubruk gadis itu dan berkata
gagap dan pelan, bertempur, cepatlah kau pergi jangan menunjukkan dirimu
sebagai Thay- -ji, ayahlah yang salah. Thian menghukum kita.. . . Kau lekaslah pergi, larikan diri
Selir Raja 2 Pendekar Rajawali Sakti 123 Misteri Hantu Berkabung Api Di Bukit Menoreh 25
^