Pencarian

Anjing Setan Baskerville 3

Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville Bagian 3


humornya yang unik. "Kau harus mengistirahatkan kuda-kudamu dan mampir untuk segelas anggur serta memberiku
ucapan selamat." Perasaanku terhadapnya jauh dari ramah setelah
mendengar caranya memperlakukan putrinya, tapi aku
sangat ingin menyuruh Perkins dan keretanya pulang, dan
ini jelas kesempatan bagus. Aku turun dari kereta dan
meninggalkan pesan untuk Sir Henry bahwa aku akan
121 pulang berjalan kaki tepat pada waktunya untuk makan malam. Lalu kuikuti Frankland ke ruang
makannya. "Ini hari yang hebat bagiku, Sir salah satu hari terbesar seumur hidupku," serunya sambil
tertawa-tawa. "Aku berhasil memenangkan dua kejadian. Aku bermaksud mendidik orang-orang di
kawasan ini bahwa hukum adalah hukum, dan ada di antara mereka yang tidak takut melanggarnya.
Aku berhasil menetapkan keberadaan jalan melintasi tengah-tengah taman milik Middleton tua,
melintang, Sir, sekitar seratus meter dari pintu depan rumahnya. Apa pendapatmu" Kita akan mengajari
para jutawan ini untuk tidak melupakan hak-hak rakyat kecil! Dan aku sudah menutup hutan yang biasa
digunakan keluarga Fernworthy berpiknik. Orang-orang ini tampaknya mengira tidak ada yang
namanya hak properti, dan bahwa mereka bisa berbuat sesuka hati dengan uang dan minuman mereka.
Kedua kasus sudah diputuskan, Dr. Watson, dan keduanya kumenangkan. Aku belum pernah
mengalami hari seperti ini sejak berhasil mengalahkan Sir John Morland dengan tuntutan melanggar
batas karena dia berburu di padangnya sendiri."
"Bagaimana caramu melakukannya""
"Carilah di buku-buku, Sir. Ada gunanya untuk dibaca Frankland melawan Morland,
Pengadilan Queen's Bench. Aku harus mengeluarkan 200 pound untuk itu, tapi berhasil memenangkan
kasusnya." "Adakah gunanya bagimu""
"Tidak ada, Sir, tidak ada. Aku bangga mengatakan aku tidak mendapat keuntungan dari kasus-kasus ini. Aku bertindak sepenuhnya karena kewajiban sebagai warga negara. Aku tidak ragu,
misalnya, bahwa keluarga Fernworthy siap membakar patungku malam ini. Sudah kukatakan kepada
polisi saat terakhir kali mereka melakukannya bahwa mereka seharusnya menghentikan pameran
memalukan itu. Kepolisian Wilayah benar-benar lembaga yang memalukan,
Sir, dan sama sekali tidak
memberikan perlindungan yang selayaknya kudapatkan. Kasus Frankland melawan Regina akan
menarik perhatian masyarakat. Sudah kukatakan mereka akan menyesali perlakuan mereka terhadapku,
dan kata-kataku sudah menunjukkan kebenaran."
"Bagaimana caranya"" tanyaku.
Pria tua itu memancarkan ekspresi sok tahu.
122 "Karena aku tahu apa yang sangat ingin mereka ketahui, tapi takkan ada yang bisa
mendorongku membantu para keparat itu."
Semula aku sudah mulai mencari-cari alasan untuk menghindari gosipnya, tapi sekarang aku
ingin mendengar lebih banyak lagi. Aku sudah melihat cukup banyak sifat bertentangan dalam dirinya
untuk memahami bahwa tanda ketertarikan yang kuatlah yang bisa menghentikan ocehannya.
"Perburuan gelap"" kataku dengan sikap tak acuh.
"Ha, ha, Nak, ini jauh lebih penting dari itu! Bagaimana kalau narapidana di rawa-rawa""
Aku terkejut. "Maksudmu kau tahu di mana dia berada"" tanyaku.
"Aku mungkin tidak tahu tepatnya, tapi aku cukup yakin bisa membantu polisi menangkapnya.
Pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa cara menangkap orang itu adalah dengan mengetahui dari
mana dia mendapatkan makanannya dan lalu melacaknya""
Ia jelas tampak semakin tidak nyaman saat mendekati kebenaran. "Tidak ragu lagi," kataku,
"tapi dari mana kau tahu dia berada di rawa-rawa""
"Aku tahu karena aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri orang yang mengantarkan
makanannya." Aku seketika mengkhawatirkan Barrymore. Masalahnya bisa gawat bila jatuh ke tangan orang
tua sok sibuk ini. Tapi komentarnya yang berikut mengangkat beban dari benakku.
"Kau akan terkejut kalau tahu makanannya diantar oleh seorang anak. Aku melihat bocah itu
setiap hari melalui teleskopku di atap. Dia melewati jalan yang sama pada jam yang sama, dan kepada
siapa dia mengirimkannya kalau bukan kepada narapidana itu""
Ini yang namanya keberuntungan! Namun aku berusaha keras tidak menunjukkan
ketertarikanku. Seorang anak! Barrymore pernah mengatakan bahwa orang asing di bukit karang
mendapat pasokan dari anak laki-laki. Frankland tanpa sengaja menemukan jejak orang asing itu,
bukan jejak si narapidana. Kalau aku bisa mendapatkan informasi tentangnya, mungkin aku tidak perlu
bersusah payah mencari-cari. Tapi ketakacuhan dan ketidakpedulian adalah kartu terbaikku.
"Menurutku lebih mungkin itu putra salah satu penggembala di rawa-rawa yang mengirimkan
makan malam untuk ayahnya." Bantahanku bagai menampar wajah aristokrat tua itu. Matanya
123 memandangku kejam, dan kumisnya yang beruban bergerak-gerak bagai kumis kucing yang marah.
"Yang benar saja, Sir!" katanya sambil menunjuk ke arah rawa-rawa yang terbentang luas. "Kau
lihat Black Tor di sana itu" Lalu kau lihat bukit rendah di baliknya yang dipenuhi semak duri" Itu
kawasan paling berbatu-batu di seluruh rawa-rawa. Menurutmu ada penggembala yang
menggembalakan ternaknya di tempat itu" Pendapatmu, Sir, konyol sekali."
Dengan merendahkan diri kujawab aku telah berbicara tanpa mengetahui semua faktanya.
Sikapku membuatnya senang dan menyebabkan ia melanjutkan celotehnya.
"Kau boleh yakin, Sir, aku memiliki dasar yang kuat sebelum menyusun pendapat itu. Aku
sudah melihat bocah itu berulang-ulang membawa buntalannya. Setiap hari, dan terkadang dua kali
sehari, aku bisa tunggu sebentar, Dr. Watson. Apa mataku sudah menipuku, atau memang ada gerakan
di lereng bukit di scbelah sana itu""
Lereng itu beberapa mil jauhnya, tapi aku bisa melihat dengan jelas bintik hitam kecil di
permukaannya yang hijau dan kelabu pudar.
"Ayo, Sir, ayo!" seru Frankland sambil bergegas menaiki tangga. "Kau akan melihat dan
menilainya sendiri."
Teleskopnya, terpasang pada sebuah kaki tiga, berdiri di
bagian atap yang datar. Frankland menempelkan matanya
ke sana dan berseru penuh kepuasan.
"Cepat, Dr. Watson, cepat, sebelum dia melewati bukit!"
Memang benar, bocah kecil itu ada di sana membawa
buntalan di bahunya, perlahan-lahan mendaki bukit.
Sewaktu tiba di puncaknya kulihat sosok kecil itu sekilas
dengan latar belakang langit biru yang dingin. Anak itu
memandang sekit arnya dengan sikap hati-hati dan diam-diam, seperti orang yang khawatir diikuti. Lalu ia
menghilang di balik bukit.
"Well! Aku benar, bukan""
124 "Jelas, bocah itu tampaknya sedang melaksanakan tugas rahasia."
"Bahkan polisi desa pun bisa menebak tugas apa itu. Tapi mereka tidak akan mendengar sepatah
kata pun dariku, dan kuminta kau juga merahasiakannya, Dr. Watson. Tidak sepatah kata pun! Kau
mengerti!" "Tentu saja." "Mereka sudah memperlakukan diriku dengan cara yang memalukan memalukan. Pada saat
fakta-fakta kasus Frankland melawan Regina terungkap, aku berani menduga gelombang rasa malu
akan menyapu seluruh negeri. Tidak ada apa pun yang bisa mendorongku membantu polisi, dengan
cara apa pun. Bagi mereka lebih baik aku yang terbakar, dan bukannya patungku. Jelas kau tidak akan
pergi! Kau akan membantuku menghabiskan isi guci minuman untuk menghormati kesempatan besar
ini!" Tapi kutolak semua tawarannya dan berhasil membujuknya untuk tidak menemaniku berjalan
kaki pulang. Aku tetap menyusuri jalan sejauh ia menatapku, lalu aku menyeberang ke rawa-rawa dan
menuju ke perbukitan batu tempat bocah tadi menghilang. Segala sesuatu berjalan dengan baik, dan
aku bersumpah aku tidak akan kehilangan kesempatan hanya karena aku kekurangan tenaga atau
ketekunan. Matahari telah terbenam sewaktu aku tiba di puncak bukit, dan lereng panjang di bawahku
berwarna hijau keemasan di satu sisi dan kelabu suram di sisi lain. Kabut menggantung rendah di kaki
langit seberang, tempat sosok-sosok Belliver dan Vixen Tor yang fantastis mencuat. Di sana tidak
terdengar suara atau terlihat gerakan apa pun. Seekor burung kelabu besar, albatros atau curlew,
membubung di langit biru. Burung itu dan aku tampaknya merupakan satu-satunya makhluk hidup di
antara lengkungan raksasa langit dan padang di bawahnya. Pemandangan yang kering kerontang itu,
rasa kesepian, dan kemisteriusan serta pentingnya tugasku, menyebabkan aku menggigil. Si bocah
tidak terlihat di mana pun. Tapi di ceruk bukit di bawahku terdapat lingkaran gubuk-gubuk batu tua,
dan di bagian tengahnya terdapat satu gubuk yang atapnya masih cukup utuh untuk berlindung dari
cuaca. Jantungku bagai terlonjak saat melihatnya. Ini pasti gubuk orang asing itu. Akhirnya kakiku
menginjak tempat persembunyiannya rahasianya telah berada dalam genggaman tanganku.
Saat mendekati gubuk itu, melangkah hati-hati seperti Stapleton sewaktu ia mendekatkan
125 jaringnya ke kupu-kupu yang tengah bertengger, kudapati tempat itu memang telah dihuni. Jalan
setapak samar di antara bebatuan membentang hingga ke celah reyot yang berfungsi sebagai pintu.
Suasana di dalam sunyi sepi. Orang asing itu mungkin mengintai di sana, atau tengah berkeliaran di
rawa-rawa. Sarafku bagai bergetar karena petualangan ini. Setelah membuang rokokku, kugenggam
tangkai revolverku dan, setelah dengan lincah mendekati pintu, memandang ke dalam. Tempat itu
kosong. Tapi terdapat banyak tanda yang menunjukkan aku tidak mengikuti jejak yang salah. Jelas orang
itu tinggal di sini. Ada beberapa helai selimut yang tergulung dalam wadah anti-air yang tergeletak di
kepingan batu besar, tempat manusia neolitikum dulunya tidur. Abu sisa-sisa api unggun menggunung
di perapian kasar. Di sampingnya tergeletak sejumlah peralatan masak dan ember yang separo terisi air.
Kaleng-kaleng kosong yang berserakan menunjukkan tempat ini telah cukup lama dihuni. Dan, saat
mataku mulai terbiasa dengan keremangan, kulihat sebotol minuman keras yang separo terisi berdiri di
sudut ruangan. Di tengah-tengah gubuk terdapat sekeping batu datar yang berfungsi sebagai meja, dan
di atasnya mengonggok buntalan kain kecil tidak ragu lagi itu buntalan yang dibawa bocah yang
kulihat melalui teleskop tadi. Buntalan itu berisi sepotong roti, lidah kalengan, dan dua kaleng buah
peach. Saat meletakkannya kembali sesudah memeriksanya, jantungku terlonjak menemukan sehelai
kertas di bawahnya yang berisi tulisan. Kuangkat kertas itu, dan inilah yang kubaca, ditulis tangan
dengan pensil: "Dr. Watson pergi ke Coombe Tracey."
Selama semenit aku berdiri dengan memegangi ke
rtas itu, memikirkan arti pesan singkat ini.
Kalau begitu, akulah yang diikuti orang misterius ini, dan bukan Sir Henry. Ia tidak mengikutiku
sendiri, tapi sudah mengatur seorang agen mungkin bocah itu untuk melacakku. Dan ini adalah
laporannya. Mungkin seluruh kegiatanku di rawa-rawa ini sudah diamati dan dilaporkan.
Selalu ada perasaan akan hadirnya kekuatan yang tidak kasat mata, jaring-jaring halus yang
ditebarkan di sekeliling kami dengan keahlian dan kehati-hatian luar biasa, mencengkeram kami
dengan begitu lembutnya sehingga hanya pada saat-saat puncak sajalah seseorang menyadari bahwa
dirinya telah tertangkap.
Kalau ada satu laporan, mungkin ada laporan lain, jadi aku mencari-cari dalam gubuk itu. Tapi
tidak ada laporan lain, dan aku juga tidak menemukan tanda-tanda apa pun yang mungkin
menunjukkan karakter atau niat orang yang menghuni tempat yang aneh ini, kecuali ia memiliki
126 kebiasaan yang sangat sedikit dan tidak memedulikan kenyamanan hidup. Sewaktu memikirkan hujan
lebat dan menengadah memandang atap yang ternganga, kusadari betapa kuat dan tidak
tergoyahkannya tujuan yang telah menahan orang ini di gubuk yang tidak ramah ini. Apakah ia musuh
kami, atau kebetulan ia justru malaikat pelindung kami" Aku bersumpah tidak meninggalkan tempat ini
sebelum mengetahuinya. Di luar matahari terus terbenam semakin rendah dan kaki langit barat berwarna kemerahan dan
keemasan. Cahayanya terpantul kembali oleh kubangan-kubangan lumpur di tengah-tengah Grimpen
Mire. Dari tempat ini tampak kedua menara Baskerville Hall, dan juga asap samar di kejauhan yang
menandakan Desa Grimpen. Di antara keduanya, di balik bukit, terletak rumah keluarga Stapleton.
Suasananya terasa sendu dan damai di bawah cahaya keemasan senja, namun saat memandangnya,
jiwaku tidak merasakan kedamaian alam, melainkan justru kengerian akan wawancara yang sebentar
lagi akan berlangsung. Dengan saraf gemetar tapi tekad bulat, aku duduk dalam kegelapan gubuk dan
menunggu dengan sabar kepulangan penghuninya.
Pada akhirnya kudengar kedatangannya. Dari
kejauhan terdengar dentingan tajam sepatu bot
menghantam kerikil. Lalu lagi dan lagi, semakin lama
semakin dekat. Aku menyurut ke sudut yang paling
gelap dan mengokang pistol di sakuku, membulatkan
tekad untuk tidak menunjukkan diri sampai mendapat
kesempatan memperhatikan orang asing itu. Timbul
kesunyian yang cukup lama, yang menunjukkan orang
asing itu berhenti. Lalu sekali lagi terdengar suara
langkah kaki mendekat disusul bayang-bayang jatuh
melewati ambang pintu gubuk.
"Malam yang indah, Watson," kata seseorang
yang sangat kukenal. "Menurutku kau akan merasa
lebih nyaman di luar daripada di dalam."
127 Bab 12 Kematian di Rawa-Rawa Sejenak aku terdiam tanpa bernapas, hampir-hampir tidak mempercayai pendengaranku. Lalu
indra dan suaraku pulih kembali, sementara beban berat tanggung jawab seakan-akan seketika
terangkat dari jiwaku. Suara yang dingin, tegas, dan ironis itu hanya mungkin berasal dari satu orang di
seluruh dunia ini. "Holmes!" seruku. "Holmes!"
"Keluarlah," katanya, "dan hati-hati dengan revolvernya."
Aku keluar dan menemuinya duduk di sebongkah batu, matanya yang kelabu bagai menari-nari
keheranan bercampur gembira saat menatap ekspresiku yang keheranan. Ia kurus dan kusut, tapi
matanya jernih dan waspada, wajahnya kecokelatan terbakar matahari dan lebih kasar karena ditempa
angin. Dengan mengenakan setelan kotak-kotak dan topi kain ia tampak seperti wisatawan di rawa-rawa. Dan ia berhasil menjaga dagunya tetap halus dan kemeja linen nya sempurna, dengan kecintaan
akan kebersihan diri yang bagai kucing, yang memang merupakan salah satu karakternya, sama seperti
bila ia berada di Baker Street.
"Seumur hidupku belum pernah aku merasa lebih gembira
dari ini karena bertemu seseorang," kataku saat meraih
tangannya. "Atau lebih heran, eh""
"Well, harus kuakui begitu."
"Kejutannya tidak sepenuhnya satu sisi, aku yakin. Aku
tidak tahu kau sudah berhasil menemukan tempat
peristirahatanku, apalagi berada di dalamnya, sampai sejauh
dua puluh langkah dari p intu." "Menurutku kau menemukan jejak kakiku""
"Tidak, Watson, sayangnya aku tidak bisa membedakan
128 jejak kakimu dari semua jejak kaki di seluruh dunia. Kalau kau benar-benar ingin menipuku, kau harus
mengganti rokokmu. Sewaktu kulihat puntung rokok bermerk Bradley, Oxford Street, aku tahu
temanku Watson ada di sekitar sini. Kau bisa menemukan puntung itu di samping jalan setapak. Tidak
ragu lagi, kau membuangnya pada sewaktu kau menyerbu masuk ke dalam gubuk yang kosong."
"Memang." "Sudah kuduga dan mengetahui ketekunanmu yang luar biasa, aku merasa yakin kau sedang
bersiap-siap menyergap, dengan senjata tidak jauh dari jangkauan, menunggu kepulangan penghuninya.
Jadi kau benar-benar mengira aku penjahat itu""
"Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku sudah membulatkan tekad untuk mengetahuinya."
"Luar biasa, Watson! Bagaimana caramu menemukan diriku" Mungkin kau melihatku, pada
malam sewaktu kau memburu narapidana itu, sewaktu aku begitu ceroboh sehingga membiarkan bulan
menanjak di belakangku""
"Ya, aku melihatmu saat itu."
"Dan tidak ragu lagi kau menggeledah setiap gubuk sampai menemukan yang ini""
"Tidak, bocah suruhanmu telah diamati, dan dengan begitu memberiku petunjuk ke mana harus
mencari." "Pria tua yang memiliki teleskop itu, tidak ragu lagi. Aku tidak bisa mengenalinya sewaktu
pertama kali melihat pantulan cahaya pada lensanya." Ia bangkit berdiri dan mengintip ke dalam
gubuk. "Ha, rupanya Cartwright sudah membawakan bahan makanan untukku. Kertas apa ini" Jadi kau
sudah berkunjung ke Coombe Tracey""
"Ya." "Untuk menemui Mrs. Laura Lyons""
"Tepat sekali."
"Bagus! Penelitian kita jelas berjalan scjajar, dan bila kita menggabungkan hasilnya kurasa kita
akan mendapat pengetahuan yang cukup lengkap mengenai kasus ini."
"Well, aku gembira kau berada di sini, karena memang tanggung jawab dan misterinya menjadi
129 semakin berlebihan bagi sarafku. Tapi bagaimana caramu kemari, dan apa yang kaulakukan di sini"
Kukira kau di Baker Street menangani kasus pemerasan."
"Aku memang berharap kau berpikir begitu."
"Kalau begitu kau memanfaatkan diriku, dan tidak mempercayai aku!" seruku getir. "Kupikir
aku layak mendapat kepercayaan lebih, Holmes."
"Temanku yang baik, kau sudah sangat berharga bagiku dalam kasus ini sebagaimana dalam
kasus-kasus lainnya, dan kumohon kau sudi memaafkan diriku bila tampaknya aku sudah
mengelabuimu. Sebenarnya, aku terpaksa melakukannya, sebagian demi keselamatanmu sendiri. Dan
karena memperhatikan bahaya yang akan kauhadapilah, aku datang kemari dan memeriksa masalah ini
sendiri. Seandainya aku bersama-sama Sir Henry dan dirimu, aku yakin sudut pandangku akan sama
dengan sudut pandangmu, dan kehadiranku akan memperingatkan lawan kita agar waspada. Dengan
cara ini aku mampu berkeliaran lebih bebas daripada bila aku tinggal di Hall, dan aku tetap menjadi
faktor tidak dikenal dalam urusan ini, siap menerjunkan diri sepenuhnya pada saat-saat kritis."
"Tapi kenapa merahasiakannya dariku""


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Karena kalau kau mengetahuinya, itu tidak akan membantu kita dan mungkin justru
membongkar keberadaanku. Kau pasti ingin menceritakan sesuatu padaku, atau karena kebaikanmu
kau pasti membawakan sesuatu untuk membuat hidupku di sini lebih nyaman atau lainnya. Dengan
begitu kita mengambil risiko yang tidak perlu. Aku sudah mengajak Cartwright bersamaku kau ingat
bocah kecil dari kantor layanan pesan dan dia yang menangani kebutuhanku: roti dan kemeja bersih.
Apa lagi yang diinginkan seseorang" Dia sudah memberikan sepasang mata tambahan di atas sepasang
kaki yang sangat aktif, dan keduanya sangat tak ternilai."
"Kalau begitu semua laporanku sia-sia!" Suaraku gemetar mengingat susah payah dan
kebanggaan yang kulalui saat menyusunnya.
Holmes mengeluarkan setumpuk kertas dari sakunya.
"Ini laporan-laporanmu, Sobat, dan sudah dipelajari dengan baik, kujamin. Aku sudah membuat
pengaturan yang luar biasa, dan laporan-laporan ini hanya tertinggal satu hari. Harus kupuji kau untuk
ketekunan dan kecerdasan luar biasa yang sudah kautunjukkan dalam kasus yang sangat sulit ini."
130 Aku masih jengkel ata s muslihat yang dilakukannya padaku, tapi kehangatan pujian Holmes
berhasil mengusir kemarahan dari benakku. Aku juga merasa kata-katanya benar dan merupakan yang
terbaik bagi tercapainya tujuan kami.
"Itu lebih baik," katanya, melihat kemuraman telah tersingkir dari wajahku. "Dan sekarang
ceritakan hasil kunjunganmu ke Mrs. Laura Lyons tidak sulit bagiku untuk menebak kau pergi
menemuinya karena aku tahu dia satu-satunya orang di Coombe Tracey yang mungkin bisa membantu
kita. Malah kalau kau tidak pergi hari ini, kemungkinan sangat besar aku sendiri yang akan pergi
besok." Matahari telah terbenam dan senja menguasai rawa-rawa. Udara bertambah dingin dan kami
masuk ke dalam gubuk untuk mendapatkan kehangatan. Di sana, duduk bersama sama dalam
keremangan senja, kuceritakan percakapanku dengan wanita itu kepada Holmes. Ia begitu tertarik
sehingga aku terpaksa mengulangi beberapa bagian sampai ia puas.
"Ini yang paling penting," katanya sesudah aku selesai melapor. "Dengan begini aku berhasil
mengisi celah-celah yang tidak mampu kujembatani dalam kasus yang paling rumit ini. Mungkin kau
sudah menyadari ada keakraban antara wanita ini dengan Stapleton""
"Aku tidak mengetahuinya."
"Tidak diragukan lagi. Mereka bertemu, mereka saling kirim surat, ada pengertian mendalam di
antara mereka. Nah, dengan begini kita mendapatkan senjata yang sangat kuat. Kalau saja aku bisa
menggunakannya untuk memisahkan istrinya..."
"Istrinya""
"Sekarang aku memberikan sejumlah informasi padamu, sebagai balasan informasi yang
kauberikan kepadaku. Wanita yang mengaku sebagai Miss Stapleton itu sebenarnya istrinya."
"Demi Tuhan, Holmes! Kau yakin dengan ucapanmu" Bagaimana mungkin Mr. Stapleton bisa
membiarkan Sir Henry jatuh cinta pada istrinya""
"Masalah jatuh cintanya Sir Henry tidak akan merugikan siapa pun kecuali Sir Henry sendiri.
Mr. Stapleton sangat berhati-hati agar Sir Henry tidak bercinta dengannya, seperti sudah kauamati
sendiri. Kuulangi bahwa wanita itu istrinya, bukan adiknya."
131 "Tapi kenapa dia berbuat begitu""
"Karena dia sudah memperkirakan istrinya akan jauh lebih berguna baginya dalam posisi
sebagai wanita bebas."
Semua naluriku yang tidak terucapkan, kecurigaanku yang samar, tiba-tiba terbentuk dan
memusat pada si pencinta alam itu. Dalam diri pria yang pasif tanpa warna itu, dengan topi jerami dan
jaring kupu kupunya aku merasa sudah melihat sesuatu yang mengerikan makhluk dengan kesabaran
dan keterampilan luar biasa, dengan wajah penuh senyum dan hati yang mampu membunuh.
"Kalau begitu dialah musuh kita diakah yang mengikuti kita di London""
"Kalau aku tidak salah memahami teka-teki ini."
"Dan peringatan itu pasti berasal dari istrinya!"
"Tepat sekali."
Sosok penjahat yang besar, setengah terlihat, setengah ditebak, menjulang dalam kegelapan
yang telah mengurungku sekian lama.
"Tapi apa kau yakin akan hal ini, Holmes" Dari mana kau tahu wanita ini istrinya""
"Karena dia telah terlepas bicara saat menceritakan sedikit otobiografinya sewaktu kalian
pertama kali bertemu. Dan berani bertaruh dia telah berulang kali menyesalinya sejak itu. Dia memang
pernah menjadi kepala sekolah di kawasan utara Inggris. Nah, tidak ada yang lebih mudah untuk
dilacak selain kepala sekolah. Ada lembaga-lembaga sekolah yang salah satunya mengidentifikasi siapa
pun yang pernah menjalani profesi tersebut. Penyelidikan kecil menunjukkan memang ada sekolah
yang ditutup karena mengalami bencana, dan pemiliknya namanya lain menghilang bersama
istrinya. Penjabarannya sesuai. Sewaktu kuketahui orang yang hilang itu sangat menyukai entomologi,
identifikasinya pun lengkap."
Kegelapan semakin terungkap, tapi masih banyak yang tersembunyi dalam bayang-bayang.
"Kalau wanita ini memang istrinya, lalu di mana posisi Mrs. Laura Lyons"" tanyaku.
"Itu satu hal yang berhasil diungkap penelitianmu sendiri. Wawancaramu dengan wanita ini
sudah sangat memperjelas situasinya. Aku tidak mengetahui rencana perceraian antara dirinya dan
132 suaminya. Dalam hal ini, mengingat Stapleton sebagai seseorang yang tidak menikah, tidak ragu lagi
Laura Lyons berharap menjadi istr
inya." "Dan kalau dia sudah tahu dirinya tertipu""
"Why, dengan begitu kita bisa mendapatkan bantuan darinya. Tugas pertama kita adalah
menemuinya kau dan aku besok. Menurutmu, Watson, apa kau tidak terlalu lama meninggalkan
tanggung jawabmu" Kau seharusnya berada di Baskerville Hall."
Berkas-berkas cahaya kemerahan yang terakhir telah memudar di barat dan malam telah turun
mehngkupi rawa-rawa. Beberapa bintang remang-remang telah bersinar di langit ungu.
"Satu pertanyaan lagi, Holmes," kataku sambil bangkit berdiri. "Jelas tidak perlu ada rahasia
apa pun antara kau dan aku. Apa artinya semua ini" Apa yang dikejar Mr. Stapleton""
Suara Holmes melemah saat menjawab.
"Pembunuhan, Watson pembunuhan yang halus, berdarah dingin, terencana. Jangan
menanyakan perinciannya padaku. Jaring-jaringku mulai merapat pada dirinya sementara jaring-jaringnya sendiri mulai mengurung Sir Henry. Dan dengan bantuanmu aku hampir berhasil
menangkapnya. Hanya ada satu bahaya yang mengancam kita, yaitu dia menyerang sebelum kita siap
menangkapnya. Dan satu hari lagi dua paling lama aku akan melengkapi kasusku, tapi sebelum itu
lakukan tanggung jawabmu seketat seorang ibu yang menyayangi putranya yang sakit. Misimu hari ini
tidak salah, tapi aku hampir-hampir berharap kau tidak meninggalkan Sir Henry seorang diri. Tunggu!"
Jeritan mengerikan lolongan ketakutan yang panjang merobek kesunyian rawa-rawa. Jerit
ketakutan itu bagai mengubah darah dalam pembuluhku menjadi es.
"Oh, Tuhan!" Aku tersentak. "Apa itu" Apa artinya itu""
Holmes telah melompat berdiri, dan aku melihat sosoknya yang gelap dan atletis di pintu
gubuk, bahunya membungkuk, kepalanya terulur ke depan, wajahnya mengarah ke kegelapan. "Ssst!"
bisiknya. "Ssst!"
Jeritan itu sangat keras, berasal dari dataran remang-remang di kejauhan. Tapi sekarang jeritan
itu seakan-akan meledak di telinga kami, lebih dekat, lebih keras, dan lebih mendesak daripada
sebelumnya. 133 "Dari mana asalnya"" bisik Holmes, dan aku tahu dari getaran suaranya bahwa ia, si manusia
besi, terguncang jiwanya. "Dari mana asalnya, Watson""
"Kurasa dari sana." Aku menunjuk ke kegelapan.
"Tidak, dari sana!"
Sekali lagi jeritan mengerikan itu menembus kesunyian malam, lebih keras dan lebih dekat lagi.
Dan terdengar suara lain menimpalinya, gemuruh yang dalam, berirama tapi mengancam, naik-turun
bagai gumaman laut yang konstan dan pelan.
"Anjing itu!" seru Holmes. "Ayo, Watson, ayo! Great heavens, jangan sampai terlambat!"
Ia berlari dengan sigap melintasi rawa-rawa, dan aku mengikutinya tepat di belakang. Tapi
sekarang, dari suatu tempat di depan kami, terdengar teriakan putus asa yang terakhir, disusul debuman
pelan dan berat. Kami berhenti dan mendengarkan. Tidak terdengar suara lain dalam kesunyian malam
yang tidak berangin ini. Aku melihat Holmes memegang keningnya, bagai orang yang teringat sesuatu. Ia
mengentakkan kakinya ke tanah.
"Dia sudah mengalahkan kita, Watson. Kita terlambat."
"Tidak, tidak, pasti tidak!"
"Bodoh sekali aku berdiam diri begitu saja. Dan kau, Watson, lihat akibatnya karena
meninggalkan tanggung jawabmu! Tapi, demi langit, kalau yang terburuk sudah terjadi, kita akan,
membalaskan dendamnya!"
Dengan membabi buta kami berlari menerobos keremangan, melewati bongkahan-bongkahan
batu besar, menerobos semak-semak, terengah-engah mendaki bukit dan bergegas menuruni lerengnya,
terus menuju ke arah sumber suara-suara mengerikan itu. Di setiap tanjakan Holmes memandang
sekitarnya dengan penuh semangat, tapi kegelapan di rawa-rawa begitu pekat, dan tidak ada yang
bergerak di permukaannya yang kering.
"Kau melihat sesuatu""
"Tidak." 134 "Apa itu""
Erangan pelan menyusup ke telinga kami. Lalu terdengar lagi dari sebelah kiri! Di sebelah sana
terdapat tonjolan batu yang berujung pada tebing yang berlereng penuh bongkahan bebatuan. Di
permukaannya yang tidak rata tergeletak benda gelap yang bentuknya tidak beraturan.
Saat kami berlari mendekatinya, bentuk benda itu semakin jelas. Sosok seorang pria yang
tertelungkup kaku di tanah, dengan kepala terlipat ke sudut ya
ng mengerikan, bahunya membungkuk
dan tubuhnya meringkuk seakan-akan hendak melakukan salto. Begitu mengerikan sikap tubuhnya
sehingga aku tidak segera menyadari bahwa erangannya itu merupakan pertanda kematiannya.
Sekarang tidak terdengar bisikan apa pun, gemeresik apa pun, dari sosok gelap di bawah kami. Holmes
menyentuhnya dan seketika menarik kembali tangannya sambil berseru ngeri. Cahaya dari korek api
yang dinyalakannya memantul pada jari-jarinya yang membeku dan pada genangan mengerikan yang
melebar perlahan-lahan di bawah tengkorak korban yang remuk. Dan cahaya itu memantul pada benda
lain yang menyebabkan jantung kami nyaris berhenti berdetak dan hampir jatuh pingsan mayat Sir
Henry Baskerville! Tidak mungkin salah satu dari kami melupakan
setelan kotak-kotak kasarnya setelan yang dikenakannya
pada pagi hari pertama kami bertemu dengannya di Baker
Street. Kami melihatnya dengan jelas sebelum korek api
bergoyang-goyang dan padam, sama seperti padamnya
harapan dari dalam diri kami. Holmes mengerang, dan
wajahnya tampak memucat dalam kegelapan.
"Brengsek! Brengsek!" seruku dengan tangan
terkepal. "Oh, Holmes, aku tidak akan pernah memaafkan
diriku sendiri karena telah membiarkan dia mengalami
nasib seperti ini." "Aku lebih layak disalahkan daripada dirimu,
Watson. Untuk melengkapi kasusku, aku sudah menyia-nyiakan nyawa klienku. Ini pukulan terhebat yang pernah
135 menimpaku sepanjang karierku. Tapi bagaimana aku bisa tahu bagaimana aku bisa tahu bahwa dia
akan mempertaruhkan nyawanya dengan berada seorang diri di rawa-rawa, walaupun sudah
kuperingatkan""
"Kita sudah mendengar jeritannya ya Tuhan, jeritannya! tapi tidak mampu
menyelamatkannya! Di mana anjing yang menyebabkan kematiannya" Hewan itu mungkin sedang
mengintai di antara bebatuan saat ini. Dan Stapleton, di mana dia" Dia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya."
"Pasti. Aku akan memastikannya. Paman dan keponakan telah tewas terbunuh yang satu tewas
ketakutan melihat makhluk buas yang disangkanya supranatural, yang lain tewas karena melarikan diri
darinya. Tapi sekarang kita harus membuktikan hubungan antara korban dan hewan itu. Terlepas dari
apa yang kita dengar, kita bahkan tidak bisa bersumpah bahwa hewan itu ada, karena Sir Henry jelas
tewas karena jatuh. Tapi, demi langit, meskipun licik, orang itu akan kutangkap sebelum esok hari
berakhir!" Kami berdiri dengan perasaan pahit di kedua sisi tubuh yang terlipat itu, dikuasai oleh musibah
yang tiba-tiba dan tidak bisa diputar balik, yang telah mengakhiri usaha kami yang lama dan
melelahkan. Lalu saat bulan menanjak, kami mendaki ke puncak karang dari mana teman kami yang
malang telah jatuh. Dan dari puncaknya kami memandang ke rawa-rawa yang remang-remang, separo
keperakan separo gelap. Di kejauhan, bermil-mil dari tempat kami, ke arah Grimpen, terlihat cahaya
kekuningan yang memancar dengan mantap. Cahaya itu hanya mungkin berasal dari tempat tinggal
Stapleton yang terpencil. Sambil memaki pahit kukepalkan tinjuku ke sana.
"Kenapa kita tidak menangkapnya sekarang juga""
"Kasus kita belum lengkap. Orang itu waspada dan licin sekali. Ini bukan soal apa yang kita
ketahui, tapi apa yang bisa kita buktikan. Kalau kita mengambil satu langkah yang salah, bajingan itu
bisa melarikan diri."
"Apa yang bisa kita lakukan""
"Banyak yang harus kita lakukan besok. Malam ini kita hanya bisa mengurus teman kita yang
malang." Bersama-sama kami menuruni lereng yang licin dan berbahaya itu, mendekati mayat yang
136 hitam dan tampak jelas di bebatuan yang keperakan. Penderitaan yang dialami tubuh yang terlipat itu
menyebabkan hatiku sakit dan air mata menggenang mengaburkan pandanganku.
"Kita harus mencari bantuan, Holmes! Kita tidak bisa membawanya ke Hall berdua saja. Demi
langit, apa kau sudah sinting""
Holmes berseru singkat dan membungkuk di atas mayat itu. Sekarang ia menari-nari dan
tertawa-tawa dan menjabat tanganku. Mungkinkah ini temanku yang tegas dan mampu menahan diri
itu" Ia memang menyimpan semangat tersembunyi!
"Janggut! Janggut! Orang ini berjanggut!"
"Janggut""
"Dia bukan bangsawan dia why, ini tetanggaku, si narapidana itu!"
Tergesa-gesa kami membalik mayat itu, dan janggutnya pun menunjuk ke bulan yang dingin
dan jernih. Tidak mungkin ragu lagi mengenai keningnya, matanya yang cekung bagai mata hewan. Ia
memang orang yang memelototiku dalam cahaya lilin di atas batu wajah Selden, si penjahat.
Lalu seketika itu juga segalanya menjadi jelas bagiku. Aku
ingat Sir Henry pernah mengatakan bahwa ia telah
memberikan pakaian-pakaian lamanya kepada Barrymore.
Barrymore memberikan pakaian-pakaian tersebut kepada
Selden untuk membantunya melarikan diri Sepatu bot,
kemeja, topi semuanya milik Sir Henry. Tragedi ini masih
gelap, tapi orang ini setidaknya layak tewas karena telah
melanggar hukum. Kuceritakan masalahnya kepada Holmes
sementara jantungku bagai meledak oleh rasa syukur dan
sukacita. "Kalau begitu, pakaian inilah yang menyebabkan kematian
penjahat malang ini," katanya. "Jelas anjing itu telah
mencium benda-benda milik Sir Henry sangat mungkin
sepatu bot yang menghilang dari hotel dan karenanya
memburu pria ini. Tapi ada satu hal yang sangat aneh.
137 Bagaimana Selden, dalam kegelapan, bisa tahu anjing itu memburunya""
"Dia mendengar suaranya."
"Mendengar suara anjing di rawa-rawa tidak akan menyebabkan orang yang keras seperti si
narapidana begitu ketakutan sehingga mengambil risiko tertangkap kembali dengan menjerit-jerit minta
tolong. Dari jeritannya dia pasti sudah berlari cukup lama begitu tahu hewan itu memburunya. Dari
mana dia tahu""
"Menurutku, misteri yang lebih besar lagi adalah kenapa anjing ini, seandainya semua anggapan
kita benar..." "Aku tidak menganggap apa pun."
"Well, kalau begitu, kenapa anjing ini dilepaskan malam ini. Kurasa hewan ini tidak selalu
berkeliaran bebas di rawa-rawa. Stapleton tidak akan melepaskannya kecuali dia punya alasan untuk
mengira bahwa Sir Henry ada di sini."
"Kesulitanku jauh lebih besar dari keduanya, karena kurasa kita akan segera mendapat
penjelasan mengenai kebingunganmu, sementara kebingunganku akan tetap menjadi misteri.
Pertanyaannya sekarang, apa yang harus kita lakukan dengan mayat ini" Kita tidak bisa
meninggalkannya di sini, menjadi mangsa rubah dan burung gagak."
"Kusarankan kita meletakkannya di salah satu gubuk sampai kita bisa menghubungi polisi."
"Tepat sekali. Kita pasti bisa membawanya sejauh itu. Halloa, Watson, apa ini" Tersangka itu
sendiri, benar-benar luar biasa dan berani! Jangan mengatakan kecurigaanmu sedikit pun sepatah kata
pun jangan, atau rencanaku akan hancur berantakan."
Seseorang tengah berjalan mendekati kami di rawa-rawa, dan aku melihat cahaya kemerahan
bara cerutu. Bulan bersinar meneranginya, dan aku bisa mengenali sosok dan langkah si pencinta alam.
Ia berhenti sewaktu melihat kehadiran kami, lalu melanjutkan langkahnya.
"Why, Dr. Watson, itu kau, bukan" Kau orang terakhir yang kukira akan kutemui di rawa-rawa
pada jam selarut ini. Tapi, dear me, apa ini" Ada yang terluka" Bukan jangan katakan kalau itu teman
kita Sir Henry!" Ia bergegas melewatiku dan membungkuk di atas mayat itu. Kudengar tarikan napas
tertahannya dan cerutunya jatuh dari sela-sela jemarinya.
138 "Si... siapa ini"" tanyanya.
"Selden, orang yang melarikan diri dari Princetown."
Stapleton berpaling memandang kami dengan wajah
pucat, tapi dengan usaha keras ia berhasil mengatasi
keheranan dan kekecewaannya. Ia menatap tajam ke arah
Holmes lalu kepada diriku.
"Dear me. Benar-benar mengejutkan! Bagaimana dia
tewas"" , "Tampaknya lehernya patah karena jatuh ke batu-batu


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini. Temanku dan aku tengah berjalan-jalan di rawa-rawa
sewaktu kami mendengar jeritan."
"Aku juga mendengar jeritan. Itu yang membawaku
kemari. Aku merasa gelisah mengenai Sir Henry."
"Kenapa harus Sir Henry"" aku tidak mampu menahan diri untuk tidak bertanya.
"Karena aku sudah mengundangnya ke rumahku. Sewaktu dia tidak muncul, aku terkejut, dan
sewajarnya merasa khawatir akan keselamatannya sewaktu kudengar jeritan dari rawa-rawa ini.
Omong-omong" pandangannya k
embali beralih ke wajah Holmes "apa kalian mendengar suara lain
selain jeritan""
"Tidak," kata Holmes. "Kau sendiri""
"Tidak." "Apa maksudmu, kalau begitu""
"Oh, kau tahu cerita para petani mengenai anjing setan, dan semacamnya. Katanya suara hewan
itu bisa didengar di rawa-rawa di malam hari. Aku penasaran apakah ada suara seperti itu malam ini."
"Kami tidak mendengarnya," kataku.
"Apa teorimu mengenai kematian orang yang malang ini""
"Aku tidak ragu bahwa kekhawatiran tertangkap telah menyebabkan dia kehilangan kendali.
139 Dia bergegas melintasi rawa-rawa dan akhirnya jatuh di sini dan mematahkan lehernya."
"Itu tampaknya teori yang paling masuk akal," kata Stapleton. Ia mendesah, yang kuterima
sebagai tanda kelegaan. "Menurutmu bagaimana, Mr. Sherlock Holmes""
Temanku membungkuk mendengar pujian itu.
"Kau cepat mengenali," katanya.
"Kami sudah menantikan kedatanganmu sejak Dr. Watson tiba. Kau datang tepat pada waktunya
untuk menyaksikan tragedi ini."
"Ya, memang. Aku tidak ragu bahwa penjelasan temanku sudah mencakup seluruh faktanya.
Aku akan membawa kenangan yang tidak menyenangkan ini ke London besok."
"Oh, kau kembali besok""
"Itu niatku." "Kuharap kunjunganmu berhasil mengungkap kejadian-kejadian yang membingungkan kami
ini." Holmes mengangkat bahu. "Orang tidak bisa selalu berhasil seperti yang diharapkannya. Seorang penyelidik membutuhkan
fakta dan bukannya legenda atau isu. Kasus ini kurang memuaskan."
Temanku berbicara dengan nada jujur dan sikap tidak peduli sedikit pun. Stapleton masih
menatapnya tajam. Lalu berpaling memandangku.
"Aku bisa saja menyarankan membawa mayat ini ke rumahku, tapi adikku pasti akan sangat
ketakutan sehingga kurasa tindakan itu tidak benar. Menurutku, kalau kita menutupi wajahnya dengan
sesuatu kita bisa meninggalkannya sampai pagi."
Jadi begitulah. Setelah menolak undangan Stapleton, Holmes dan aku kembali ke Baskerville
Hall, meninggalkan si pencinta alam itu pulang seorang diri. Saat berpaling, kami melihat sosoknya
berjalan perlahan-lahan di seberang rawa-rawa yang luas, dan di belakangnya tampak onggokan
kehitaman di lereng keperakan yang menunjukkan tempat berbaring pria yang menemui ajalnya dengan
cara yang mengerikan itu.
140 Bab 13 Merapatkan Jaring "KITA hampir mendekati tujuan, akhirnya" kata Holmes saat kami melangkah bersama-sama
melintasi rawa-rawa. "Benar-benar kuat orang itu! Betapa dia berhasil menenangkan diri di hadapan
sesuatu yang pasti merupakan kejutan hebat ketika dia mendapati korbannya keliru. Sudah kukatakan
sewaktu kita masih di London, Watson, dan sekarang kuulangi, kita belum pernah menemukan lawan
yang seimbang, sampai hari ini."
"Aku menyesal dia sudah melihat dirimu."
"Aku juga begitu pada mulanya. Tapi kita tidak bisa menghindarinya."
"Menurutmu, apa pengaruh terhadap rencananya sekarang sesudah dia mengetahui kehadiranmu
di sini." "Mungkin dia akan lebih berhati-hati, atau mungkin justru mendorongnya untuk bertindak
habis-habisan. Seperti sebagian besar penjahat yang pandai, dia mungkin terlalu percaya diri akan
kepandaiannya dan membayangkan dirinya sudah berhasil menipu kita sepenuhnya."
"Kenapa kita tidak langsung menangkapnya""
"Watson yang. baik, kau memang dilahirkan untuk beraksi. Nalurimu selalu mendorongmu
melakukan tindakan yang energik. Tapi seandainya, sekadar berdebat, kalau kita menangkapnya malam
ini, apa gunanya" Kita tidak bisa membuktikan apa pun. Itulah kecerdikannya! Kalau dia bertindak
menggunakan tangan manusia lain, kita bisa mendapatkan bukti. Tapi kalau kita harus mengungkapkan
keberadaan anjing besar ini, tetap saja kita tidak bisa mengaitkannya dengan majikannya "
"Jelas kita punya kasus yang bisa diajukan."
"Tapi bukan kasus yang jelas hanya pendapat dan kesimpulan semata. Kita pasti menjadi
bahan tertawaan di pengadilan kalau mengajukan cerita dan bukti seperti itu."
"Ada kematian Sir Charles."
"Ditemukan tewas tanpa tanda apa pun pada dirinya. Kau dan aku tahu dia tewas karena
ketakutan semata. Dan kita juga tahu apa yang membuatnya ketakutan. Tapi bagaimana kita bisa
141 meyakinkan dua belas orang juri mengenai
hal itu" Apa tanda-tanda kehadiran anjing di sana" Di mana
tanda-tanda taringnya" Tentu saja kita tahu anjing tidak akan menggigit mayat dan Sir Charles sudah
tewas sebelum hewan itu sempat menyentuhnya. Tapi kita harus membuktikan semua ini, dan kita tidak
mampu melakukannya sekarang."
"Well, bagaimana dengan kejadian malam ini""
"Kita juga tidak lebih beruntung malam ini. Sekali lagi, tidak ada kaitan langsung antara anjing
dan kematian orang ini. Kita tidak pernah melihat anjingnya. Kita mendengar suaranya, tapi kita tidak
bisa membuktikan hewan itu mengejar orang ini. Tidak ada motifnya sama sekali. Tidak, sobat, kita
harus memuaskan diri dengan fakta bahwa sekarang ini kita tidak punya kasus, dan lebih baik
menunggu." "Rencanamu bagaimana""
"Aku sangat mengharapkan bantuan Mrs. Laura Lyons begitu kita menjelaskan posisinya dalam
kasus ini. Dan aku punya rencana sendiri. Masalah sehari cukuplah untuk sehari, esok ada masalahnya
sendiri, tapi kuharap pada saat hari berakhir, kita sudah mendapat kemenangan."
Aku tidak bisa mendapatkan informasi lain darinya, dan ia berjalan, tenggelam dalam
pikirannya hingga tiba di gerbang Baskerville.
"Kau ikut""
"Ya, kurasa tidak ada alasan untuk tetap menyembunyikan diri. Tapi satu hal terakhir, Watson.
Jangan mengatakan apa-apa mengenai anjing itu kepada Sir Henry. Biarkan dia mengira kematian
Selden seperti yang Stapleton ingin kita percayai. Sarafnya akan lebih kuat menghadapi ujian yang
menghadangnya besok, saat dia diundang kalau aku tidak salah mengingat laporanmu makan
bersama orang-orang ini."
"Aku juga diundang."
"Kalau begitu kau harus membuat alasan, dan dia harus datang seorang diri. Itu mudah diatur.
Dan sekarang, kalau kita sudah terlambat makan malam, kurasa kita berdua siap untuk makan yang
lebih larut lagi." Sir Henry lebih merasa gembira daripada terkejut melihat Sherlock Holmes, karena sudah
142 beberapa hari ini ia mengharapkan perkembangan baru akan membawa Holmes datang dari London.
Tapi ia agak heran sewaktu mengetahui temanku tidak membawa kopor dan tidak menjelaskan apa pun
tentang hal itu. Kami segera mengarang cerita untuk memuaskannya, dan sambil makan malam kami
menjelaskan pengalaman kami sebanyak yang kami inginkan ia ketahui. Tapi, pertama-tama, aku
mendapat tugas yang tidak menyenangkan untuk menyampaikan kabar kematian Selden kepada
Barrymore dan istrinya. Bagi Barrymore berita itu mungkin melegakan, tapi istrinya menangis keras
sambil menutupi wajah dengan celemek. Bagi seluruh dunia Selden mungkin pria yang kejam, separo
hewan dan separo setan, tapi baginya Selden masih tetap bocah kecil yang berpegangan pada
tangannya erat-erat ketika dirinya sendiri masih seorang gadis. Orang jahat adalah ia yang tidak
memiliki satu pun wanita yang menangisinya.
"Aku berkeliaran sepanjang hari di rumah sejak kepergian Watson tadi pagi," kata Sir Henry.
"Kurasa aku layak mendapat pujian, karena sudah menepati janjiku. Kalau belum bersumpah untuk
tidak pergi seorang diri, mungkin aku akan melewati malam yang lebih menyenangkan karena aku
mendapat pesan dari Stapleton untuk datang ke rumahnya."
"Aku tidak ragu lagi malammu pasti akan lebih menyenangkan," kata Holmes datar. "Omong-omong, kurasa kau tidak senang mendengar kami telah berdukacita karena mengira orang yang patah
leher itu dirimu""
Sir Henry terbelalak. "Bagaimana bisa begitu"'
"Orang yang malang ini mengenakan pakaianmu. Aku khawatir pelayanmu, yang sudah
memberikan pakaian itu kepadanya, akan mendapat masalah dengan polisi."
"Kemungkinannya kecil. Tidak ada tanda-tanda di pakaian itu, sepanjang pengetahuanku."
"Untung baginya bahkan bagi kalian, karena di mata hukum kalian semua berada di pihak
yang salah. Aku tidak yakin bahwa sebagai seorang detektif sudah menjadi tugasku untuk menangkap
seluruh penghuni rumah. Laporan Watson merupakan dokumen yang sangat memberatkan."
"Tapi bagaimana dengan kasusnya"" tanya sang bangsawan. "Apa kau sudah berhasil
memecahkannya" Aku tidak tahu apakah Watson dan aku sudah jauh lebih paham sejak kedatangan
kami kemari." "Kurasa aku bisa menjelaskan semuanya kepadamu
dalam waktu tidak lama lagi. Urusan ini
143 sangat sulit dan paling rumit. Masih ada beberapa hal yang membingungkan kami tapi semuanya
akan terungkap." "Ada satu hal, yang tidak ragu lagi pasti sudah diceritakan Watson kepadamu. Kami mendengar
suara anjing itu di rawa-rawa, jadi aku bisa bersumpah bahwa tidak semuanya merupakan takhayul
belaka. Aku pernah punya pengalaman dengan anjing sewaktu di Barat, dan aku mengenali suaranya
kalau mendengarnya. Kalau kau bisa menangkap anjing yang satu itu dan merantainya, aku siap
bersumpah bahwa kau detektif yang terhebat sepanjang masa."
"Kurasa aku akan menangkapnya dan merantainya kalau kau mau membantuku."
"Apa pun yang kau ingin aku lakukan, akan kulakukan."
"Bagus sekali, dan aku juga meminta agar kau melakukannya dengan membabi buta, tanpa
selalu menanyakan alasannya."
"Terserah." "Kalau kau mau melakukannya, kurasa masalah kecil kita akan segera terpecahkan. Aku tidak
ragu lagi..." Ia tiba-tiba berhenti dan terpaku menatap ke
belakang kepalaku. Cahaya lampu memantul di
wajahnya, ekspresinya begitu intens dan kaku sehingga ia
bagai patung klasik lambang kewaspadaan dan harapan.
"Ada apa"" seru Sir Henry dan aku bersamaan.
Dapat kulihat bahwa sewaktu Holmes menunduk, ia
tengah meredam gejolak emosi dalam dirinya.
Ekspresinya masih tetap tenang, tapi matanya berkilau-kilau penuh semangat.
"Maafkan kekagumanku terhadap karya seni,"
katanya sambil melambai ke arah deretan foto yang
menutupi dinding seberang. "Watson tidak bersedia
mengakui bahwa aku memahami seni, tapi itu semata-144
mata iri hati karena pandangan kami berbeda dalam hal ini. Nah, ini benar-benar sederet foto yang luar
biasa." "Well, aku senang kau berkata begitu," kata Sir Henry sambil melirik terkejut ke arah teman
kami. "Aku tidak berpura-pura tahu banyak mengenai foto-foto ini, dan aku lebih pandai menilai kuda
dan kekang daripada lukisan. Aku tidak tahu kau punya waktu untuk hal-hal seperti ini."
"Aku tahu apa yang bagus kalau melihatnya, dan sekarang aku sedang melihatnya. Itu karya
Kneller. Aku berani bersumpah, wanita yang mengenakan sutra biru itu, dan pria kekar yang
mengenakan wig itu pasti karya Reynolds. Ini foto-foto keluarga, bukan""
"Semuanya." "Kau tahu nama-nama mereka""
"Barrymore sudah pernah memberitahuku, dan kurasa aku bisa mengingat pelajaranku dengan
cukup baik." "Siapa pria yang membawa teleskop itu""
"Itu Rear-Admiral Baskerville, yang mengabdi di bawah pimpinan Rodney di Hindia Barat. Pria
bermantel biru dan membawa gulungan kertas itu Sir William Baskerville, yang menjadi Ketua Komite
Parlemen Rendah di bawah pimpinan Pitt."
"Dan prajurit berkuda di depanku ini yang mengenakan beludru hitam dan renda""
"Ah, kau berhak mengetahui tentang dirinya. Itulah penyebab semua kekacauan ini, Hugo yang
jahat, yang memulai legenda Anjing Keluarga Baskerville. Kemungkinannya kecil kami
melupakannya." Aku menatap foto itu dengan penuh minat dan agak terkejut.
"Dear me," kata Holmes, "Dia tampak seperti pria yang pendiam dan ramah, tapi berani
bertaruh pandangannya memancarkan kejahatan. Dalam bayanganku dia pria yang lebih kekar dan
lebih kasar." "Keasliannya tidak diragukan, karena namanya tertulis di belakang kanvas."
Holmes mengatakan hal lainnya, tapi foto bajingan tua itu tampaknya sudah memesona dirinya,
145 dan matanya terus terpaku ke foto itu selama makan malam. Baru kemudian, setelah Sir Henry masuk
ke kamar tidurnya, aku mampu mengikuti pemikirannya. Ia mengajakku kembali ke ruangan itu,
dengan membawa lilin dari kamar tidurnya dan mengacungkannya ke arah foto yang telah ternoda oleh
waktu di dinding. "Kau melihat sesuatu di sini""
Aku memandang topi yang lebar, rambut ikalnya, kerah putih berendanya, dan wajah kaku yang
terbingkai di tengah-tengahnya. Bukan wajah yang brutal, tapi keras dan tegas, dengan mulut kaku
berbibir tipis dan pandangan yang dingin tanpa toleransi.
"Apakah mirip dengan orang yang kaukenal""
"Ada kemiripan dengan Sir Henry pada rahangnya."
"Mungkin hanya sedikit. Tapi tunggu sebentar!" Ia be
rdiri di atas kursi dan, sambil memegang
lilin dengan tangan kirinya, ia melengkungkan lengan kanannya menutupi topi lebar dan rambut lkal
itu. "Good heavens!" seruku tertegun.
Wajah Stapleton terpampang di kanvas itu.
"Ha, kau melihatnya sekarang. Mataku sudah
terlatih untuk mengamati wajah dan bukan benda-benda di
sekitarnya. Itu kualitas pertama yang harus dimiliki seorang
penyelidik agar bisa mengenali samaran."
"Tapi ini luar biasa. Ini bisa saja foto dirinya."
"Ya, ini seperti sebuah kemunduran yang menarik,
baik fisik maupun mental. Mempelajari foto keluarga sudah
cukup untuk mengubah seseorang agar mempercayai
doktrin reinkarnasi. Stapleton seorang Baskerville itu
jelas." "Yang dirancang sebagai penerus."
146 "Tepat sekali. Kebetulan foto ini memberikan mata rantai yang hilang. Kita berhasil
mendapatkannya, Watson, kita mendapatkannya. Dan aku berani bersumpah sebelum besok malam dia
sudah akan tidak berdaya dalam jaring kita, seperti kupu-kupunya sendiri. Kita bisa menambahkan
dirinya ke dalam koleksi Baker Street!" Ia tertawa terbahak-bahak seraya berpaling dari foto itu. Aku
jarang sekali mendengarnya tertawa, dan tawanya selalu menimbulkan perasaan tidak enak kepada
orang lain. Aku terjaga pada waktu subuh, tapi Holmes bangun lebih awal lagi karena sewaktu berpakaian
aku melihatnya tengah berjalan menyusuri jalur masuk.
"Ya, hari ini kita pasti sibuk sekali," katanya, dan ia menggosok-gosokkan tangan dengan
gembira karena akan beraksi. "Jaring-jaring sudah terpasang semuanya, dan jebakan akan segera
dimulai. Sebelum hari ini berakhir, kita akan tahu apakah kita berhasil menangkap buruan kita atau dia
berhasil meloloskan diri."
"Kau sudah ke rawa-rawa""
"Aku mengirim laporan dari Grimpen ke Princetown mengenai kematian Selden. Kurasa aku
bisa berjanji bahwa tak satu pun dari kalian akan mendapat masalah akibat kematian itu. Dan aku juga
sudah bercakap-cakap dengan Cartwright yang setia yang pasti akan menunggu di pintu gubukku
bagai anjing menunggui makam majikannya kalau aku tidak menenangkan dirinya mengenai
keselamatanku." "Apa langkah selanjutnya""
"Menemui Sir Henry. Ah, ini dia!"
"Selamat pagi, Holmes," kata bangsawan itu. "Kau tampak seperti jendral yang sedang
menyusun rencana pertempuran dengan para kepala stafnya."
"Situasinya memang tepat seperti itu. Watson menanyakan perintah untuknya."
"Dan aku juga,"
"Bagus sekali. Kalau tidak salah, kau diundang makan malam bersama teman kita Stapleton
malam ini." "Kuharap kau juga bisa datang. Mereka orang-orang yang sangat ramah, dan aku yakin mereka
147 pasti gembira bertemu denganmu."
"Sayangnya Watson dan aku harus ke London."
"Ke London""
"Ya, kurasa kami lebih berguna di sana pada saat ini."
Wajah sang bangsawan seketika berubah muram.
"Kuharap kalian mau menemaniku hingga urusan ini selesai. Hall dan rawa-rawa bukanlah
tempat yang menyenangkan bagi orang yang sendirian."
"Sobat yang baik, kau harus mempercayaiku sepenuhnya dan melakukan perintahku dengan
setepat-tepatnya. Kau bisa memberitahu teman kita bahwa kami senang datang bersamamu, tapi ada
urusan mendesak yang memerlukan kehadiran kami di kota. Kami berharap segera kembali ke
Devonshire. Apa kau ingat untuk menyampaikan pesan itu""


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau kau memaksa."
"Tidak ada alternatifnya, kujamin."
Dari kemuraman ekspresi Sir Henry, aku tahu ia sangat tersinggung oleh apa yang dianggapnya
sebagai tindakan "desersi".
"Kapan kalian akan berangkat"" katanya dingin.
"Segera sesudah sarapan. Kami akan menuju ke Coombe Tracey, tapi Watson akan
meninggalkan barang-barangnya di sini sebagai janji dia akan kembali kemari. Watson, kirim surat
kepada Stapleton bahwa kau menyesal tidak bisa datang."
"Kurasa sebaiknya aku ikut ke London bersama kalian," kata Sir Henry. "Kenapa aku harus
tetap di sini seorang diri""
"Karena inilah tugasmu. Karena kau sudah berjanji padaku untuk melakukan semua perintahku,
dan kuperintahkan kau untuk tetap di sjni."
"Baiklah, kalau begitu. Aku akan tetap di sini."
"Satu perintah lagi! Kuminta kau berkereta ke Merripit House. Tapi suruh ke
retamu kembali, dan beritahu mereka kau berniat berjalan kaki pulang."
148 "Berjalan kaki melintasi rawa-rawa""
"Ya." "Tapi kau justru melarangku berbuat begitu."
"Kali ini kau bisa melakukannya dengan aman. Kalau aku tidak yakin dengan saraf dan
keberanianmu aku tidak akan menyarankan begitu, tapi penting sekali bagimu berbuat begitu."
"Kalau begitu akan kulakukan."
"Dan kalau kau menghargai nyawamu, jangan menyeberangi rawa-rawa dari arah mana pun
kecuali jalur lurus dari Merripit House ke Grimpen Road, dan itu jalan pulang yang wajar bagimu."
"Akan kupatuhi perintahmu."
"Bagus sekali. Aku akan senang pergi secepat mungkin sesudah sarapan, agar bisa tiba di
London siang nanti."
Aku sangat tertegun oleh rencana itu walaupun aku ingat Holmes telah mengatakan kepada
Stapleton semalam bahwa kunjungannya akan berakhir hari ini. Tapi, sama sekali tidak terpikir olehku
ia akan mengajakku. Aku juga tidak mengerti bagaimana kami berdua bisa tidak hadir pada saat yang
dinyatakannya sendiri sebagai saat kritis. Tapi aku hanya bisa mematuhinya, jadi kami berdua
mengucapkan selamat berpisah kepada Sir Henry, dan dua jam sesudahnya kami telah berada di stasiun
Coombe Tracey dan memerintahkan kereta yang mengantar kami pulang. Seorang anak lelaki tengah
menanti kami di peron. "Ada perintah, Sir""
"Kau akan ke kota dengan kereta ini, Cartwright. Begitu tiba, kau harus mengirimkan telegram
kepada Sir Henry Baskerville, atas namaku, untuk mengatakan bahwa bila dia menemukan buku saku
yang tidak sengaja kujatuhkan, harap kirimkan melalui pos tercatat ke Baker Street."
"Ya, Sir." "Dan tanyakan kepada kepala stasiun apakah ada pesan untukku."
Anak itu kembali dengan membawa telegram yang diberikan Holmes kepadaku. Bunyinya:
Telegram diterima. Datang membawa surat perintah yang belum
149 ditandatangani. Tiba pukul lima lewat empat puluh. LESTRADE.
"Itu jawaban telegramku tadi pagi. Dia yang terbaik di antara para profesional, kurasa, dan kita
mungkin membutuhkan bantuannya. Nah, Watson, kupikir kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan
lebih baik lagi selain mengunjungi kenalanmu, Mrs. Laura Lyons."
Rencananya mulai bisa kumengerti. Ia akan menggunakan Sir Henry untuk meyakinkan
Stapleton bahwa kami benar-benar telah pergi, padahal kami sebenarnya kembali pada saat kehadiran
kami dibutuhkan. Telegram dari London itu, bila dinyatakan Sir Henry kepada Stapleton, pasti
menyingkirkan kecurigaan terakhir dari benak mereka. Aku merasa mulai melihat jaring kami merapat
pada buruan kami. Mrs. Laura Lyons berada di kantornya, dan Sherlock Holmes memulai wawancaranya dengan
sikap terus terang yang cukup membuatnya tertegun.
"Saya menyelidiki situasi yang berkaitan dengan kematian almarhum Sir Charles Baskerville,"
katanya. "Teman saya ini, Dr. Watson, sudah memberitahu saya mengenai apa yang Anda sampaikan
kepada almarhum, dan juga apa yang Anda rahasiakan sehubungan dengan masalah ini."
"Apa yang saya rahasiakan"" tanya Mrs. Lyons dengan sikap menantang.
"Anda sudah mengakui bahwa Anda meminta Sir Charles menunggu di gerbang pada pukul
sepuluh. Kami tahu bahwa di tempat itu dan pada saat ltulah dia tewas. Anda merahasiakan kaitan
antara kedua kejadian itu."
"Tidak ada kaitannya."
"Kalau begitu pasti sangat kebetulan. Tapi saya rasa kita pasti bisa menemukan kaitannya. Saya
ingin bersikap jujur sepenuhnya kepada Anda, Mrs. Lyons. Kami menganggap kasus ini sebagai
pembunuhan, dan bukti-bukti yang ada mungkin bukan saja melibatkan temanmu, Mr. Stapleton, tapi
juga istrinya." Wanita itu melompat bangkit dari kursinya.
"Istrinya!" serunya.
"Fakta itu bukan lagi rahasia. Wanita yang mengaku sebagai adiknya. sebenarnya adalah
istrinya." 150 Mrs. Lyons kembali duduk. Tangannya mencengkeram lengan kursi, dan aku melihat kuku-kukunya yang merah muda telah memutih karena kuatnya cengkeramannya.
"Istrinya!" serunya lagi. "Istrinya! Dia belum
menikah." Sherlock Holmes mengangkat bahu.
"Buktikan! Buktikan itu! Dan kalau Anda bisa...!"
Kemurkaan yang terpancar di matanya melebihi kata-kata.
"Saya sudah siap untuk membuktikannya," kata
Ho lmes sambil mengeluarkan sejumlah dokumen dari
sakunya. "Ini foto pasangan itu yang diambil di York
empat tahun yang lalu. Di sini disebut "Mr. dan Mrs.
Vandeleur,' tapi Anda pasti tidak menemui kesulitan
mengenali yang pria. Dan juga yang wanita bila Anda pernah bertemu dengannya. Ini tiga penjabaran
tertulis dari para saksi yang bisa dipercaya tentang Mr. dan Mrs. Vandeleur, yang pada saat itu
mengelola sekolah swasta St, Oliver. Bacalah, dan lihat apakah Anda bisa meragukan identitas orang-orang ini."
Laura Lyons membaca dokumen-dokumen tersebut sekilas dan menengadah memandang kami
dengan ekspresi kaku seorang wanita yang putus asa.
"Mr. Holmes," katanya, "pria ini melamar saya dengan syarat saya bercerai dari suami saya. Dia
sudah membohongi saya, penjahat ini, dalam segala hal. Tak satu pun kebenaran dari semua yang
disampaikannya kepada saya. Dan kenapa kenapa" Saya membayangkan semuanya demi kebaikan
saya sendiri. Tapi sekarang saya melihat diri saya tidak lebih dari alat baginya. Kenapa saya harus
mempertahankan kesetiaan kepadanya, yang tidak pernah setia kepada saya" Kenapa saya berusaha
melindunginya dari konsekuensi perbuatan jahatnya sendiri" Tanyakan apa pun yang ingin Anda
tanyakan, dan tidak ada apa pun yang akan saya rahasiakan. Satu hal saya bersumpah pada Anda, yaitu
bahwa pada waktu menulis surat itu saya tidak pernah bermimpi menyakiti pria tua itu, yang sudah
menjadi teman saya yang terbaik."
151 "Saya mempercayai Anda sepenuhnya, Madam," kata Sherlock Holmes. "Rangkaian kejadian
ini pasti sangat menyakitkan bagi Anda, dan mungkin akan lebih mudah kalau saya menceritakan apa
yang sudah terjadi, dan Anda bisa memperbaiki cerita itu bila ada yang tidak benar. Pengiriman surat
ini Anda lakukan atas saran Stapleton""
"Dia yang mendiktekannya."
"Saya menduga alasan yang diberikannya adalah Anda akan mendapat bantuan dari Sir Charles
untuk mengurus perceraian Anda""
"Tepat sekali."
"Dan sesudah Anda mengirimkan surat itu, dia membujuk Anda agar tidak menepati janji
pertemuan itu""
"Dia mengatakan harga dirinya akan tersinggung bila ada pria lain yang menyediakan uang
untuk hal itu, dan meskipun miskin dia bersedia menggunakan hingga uangnya yang terakhir untuk
menyingkirkan halangan di antara kami."
"Dia tampaknya pria yang sangat konsisten. Lalu Anda tidak mendengar kabar apa pun sampai
Anda membaca laporan mengenai kematian Sir Charles di surat kabar""
"Benar." "Dan dia memaksa Anda bersumpah tidak mengatakan apa-apa mengenai janji pertemuan Anda
dengan Sir Charles""
"Benar. Katanya kematian Sir Charles sangat misterius, dan menurutnya saya jelas akan
menjadi tersangka bila surat saya sampai ketahuan. Dia menakut-nakuti saya agar menutup mulut."
"Begitu. Tapi Anda merasa curiga""
Ia ragu-ragu dan menunduk.
"Saya mengenalnya," katanya. "Tapi kalau dia tetap setia pada saya, saya pasti akan setia
padanya." "Saya rasa secara keseluruhan Anda beruntung bisa meloloskan diri," kata Sherlock Holmes.
"Anda menguasainya dan dia tahu itu, tapi Anda masih hidup. Anda sudah berada di ambang bahaya
152 selama beberapa bulan terakhir. Kami harus minta diri sekarang, Mrs. Lyons, dan ada kemungkinan
Anda akan mendapat kabar dari kami dalam waktu dekat."
"Kasus kita semakin lengkap, dan kesulitan demi kesulitan berhasil disingkirkan dari depan
kita," kata Holmes saat kami berdiri menunggu tibanya kereta ekspres dari kota. "Tidak lama lagi aku
akan bisa mengungkapkan kejahatan paling aneh dan sensasional di zaman modern ini. Para murid
kriminologi akan mengingat kejadian yang mirip di Godno, di Rusia Kecil, pada tahun '66, dan tentu
saja pembunuhan Anderson di Carolina Utara. Tapi kasus ini memiliki beberapa segi yang sepenuhnya
unik. Bahkan sekarang kita tidak bisa menuntut pria licik ini. Tapi aku akan sangat terkejut kalau tidak
bisa membereskannya sebelum kita pergi tidur nanti malam."
Kereta ekspres London meraung-raung tiba di stasiun. Dan seorang pria kecil tapi kekar
melompat turun dari gerbong kelas satu. Kami semua berjabatan tangan, dan aku melihat dari ekspresi
wajah Lestrade saat ia memandang Holmes bahwa
ia telah banyak belajar sejak hari mereka pertama kali bekerja
sama. Aku bisa mengingat dengan baik puluhan teori yang
digunakan untuk memuaskan pria yang berpikiran praktis
ini. "Ada kabar bagus"" tanyanya.
"Yang terbesar selama bertahun-tahun," jawab
Holmes. "Kita punya waktu dua jam sebelum memulai.
Kurasa sebaiknya kita menggunakannya untuk mencari
makan malam dan kemudian, Lestrade, kami akan
menyingkirkan kabut London dari tenggorokanmu dengan
memberimu udara malam murni rawa-rawa Dartmoor.
Belum pernah ke sana" Ah, well, kurasa kau tidak akan
melupakan kunjungan pertamamu."
153 Bab 14 Anjing Keluarga Baskerville
SALAH satu kelemahan Sherlock Holmes kalau memang bisa disebut kelemahan adalah ia
sangat benci menyampaikan seluruh rencananya kepada orang lain sebelum saat pelaksanaannya.
Sebagian tidak ragu lagi berasal dari sifatnya yang senang mendominasi dan mengejutkan semua yang
ada di sekitarnya. Sebagian juga berasal dari kehati-hatian profesionalnya, yang mendesaknya untuk
tidak pernah mengambil risiko. Tapi hasilnya sangat menjengkelkan bagi orang-orang yang bertindak
sebagai agen dan pembantunya. Aku sering kali menderita karenanya, tapi belum pernah lebih
menderita lagi dibandingkan selama perjalanan panjang dalam kegelapan itu. Tantangan besar tengah
menanti di depan kami, akhirnya kami akan mengambil tindakan terakhir dan, meskipun demikian,
Holmes tidak mengatakan apa-apa sementara aku hanya bisa memperkirakan tindakan apa yang akan
dilakukannya. Saraf-sarafku bergetar penuh antisipasi sewaktu angin dingin yang menerpa wajah kami
dan kegelapan kosong di kedua sisi jalan yang sempit memberitahuku bahwa kami berada di rawa-rawa
lagi. Setiap derap langkah kuda dan setiap putaran roda membawa kami semakin dekat ke petualangan
terbesar kami. Percakapan kami agak terhambat dengan kehadiran kusir kereta sewaan itu, jadi kami terpaksa
membicarakan hal-hal sepele sementara saraf kami tegang karena emosi dan antisipasi. Aku merasa
lega, setelah tekanan yang tidak wajar itu, ketika kami akhirnya melewati rumah Frankland dan
mengetahui kami semakin dekat dengan Hall dan tempat kejadian. Kami tidak melaju ke pintu, tapi
turun di dekat gerbang masuk. Kusir kereta mendapat bayaran dan diperintahkan untuk seketika
kembali ke Coombe Tracey, sementara kami berjalan kaki menuju Merripit House.
"Kau bersenjata, Lestrade""
Detektif bertubuh kecil itu tersenyum.
"Selama aku mengenakan celana panjangku, selalu ada saku pinggangku, dan selama ada saku
pinggangku, selalu ada sesuatu di dalamnya."
"Bagus! Temanku dan aku juga siap menghadapi keadaan darurat."
"Kau sangat tertutup mengenai urusan ini, Mr. Holmes. Apa permainannya sekarang""
154 "Permainan menunggu."
"My word, tempat ini tampak sangat muram," kata si detektif sambil menggigil, memandang ke
sekitarnya ke arah lereng-lereng bukit suram dan kabut tebal yang menyelubungi Grimpen Mire. "Aku
melihat cahaya dari rumah di depan kita."
"Itu Merripit House dan merupakan akhir perjalanan kita. Aku terpaksa memintamu berjalan
dengan hati-hati dan tidak berbicara lebih keras dari bisikan."
Dengan hati-hati kami menyusuri jalan setapak itu, seakan-akan hendak menuju ke rumah itu.
Tapi Holmes menghentikan kami sekitar dua ratus meter dari sana.
"Ini sudah cukup," katanya. "Bebatuan di sebelah kanan ini bisa menjadi tirai yang bagus."
"Kita menunggu di sini""
"Ya, kita akan melakukan penyergapan kecil di sini. Masuklah ke ceruk itu, Lestrade. Kau
sudah pernah masuk ke dalam rumah, bukan, Watson" Bisa kaukatakan posisi ruangan-ruangannya"
Jendela kecil apa itu di ujung sini""
"Kurasa itu jendela dapur."
"Dan yang satu lagi, yang bersinar terang""
"Itu jelas ruang makan."
"Tirainya diangkat. Kau yang paling tahu medan di
sini. Merayaplah dengan hati-hati dan periksa apa yang
sedang mereka lakukan tapi demi Tuhan, jangan sampai
mereka tahu sedang diawasi!"
Aku berjingkat-jingkat menyusuri jalan setapak dan
membungkuk di balik dinding rendah yang mengitari
pepohonan. Sambil merayap dalam bayang-bayang
pepohonan, aku tiba di tempat aku bi
sa memandang lurus ke balik jendela yang tidak bertirai.
Di dalam ruangan itu hanya ada dua orang, Sir Henry
155 dan Stapleton. Mereka duduk memunggungiku di sekitar meja bulat. Keduanya tengah mengisap
cerutu, dan kopi serta anggur ada di hadapan mereka. Stapleton tengah berbicara sambil menggerak-gerakkan tangannya, tapi Sir Henry tampak pucat dan teralih perhatiannya. Mungkin pikiran akan
berjalan kaki seorang diri melintasi rawa-rawa sangat membebani benaknya.
Saat aku mengawasi mereka, Stapleton bangkit berdiri dan berlalu dari dalam ruangan
sementara Sir Henry mengisi gelasnya lagi dan menyandar di kursinya, mengisap cerutu. Kudengar
derit pintu dan gemeresik sepatu bot menginjak kerikil. Langkah sepatu bot itu terdengar menyusuri
jalan setapak di sisi lain dinding tempat aku berjongkok. Saat memandang ke sana, kulihat si pencinta
alam itu berhenti di depan pintu sebuah bangunan luar di sudut kebun. Anak kunci diputar, dan saat ia
masuk terdengar sedikit suara berisik dari dalam bangunan. Ia hanya sekitar satu menit di dalam, lalu
kudengar lagi bunyi anak kunci diputar dan ia berjalan melewatiku, masuk kembali ke dalam rumah.
Aku melihatnya menggabungkan diri dengan tamunya, dan aku merayap diam-diam ke tempat teman-temanku menunggu laporanku.
"Katamu, Watson, wanita itu tidak ada di sana"" tanya Holmes setelah aku selesai
menyampaikan laporanku. "Benar." "Di mana dia, kalau begitu, karena tidak ada cahaya di ruangan lain kecuali dapur""
"Aku tidak bisa memikirkan di mana dia sekarang."
Aku sudah mengatakan kabut tebal menutupi Grimpen Mire. Kabut itu kini melayang perlahan-lahan ke arah kami dan membentuk dinding putih di samping kami, rendah tapi tebal dan sangat pekat.
Bulan bersinar di atasnya, dan kabut itu tampak seperti padang es luas yang berkilau-kilau, dengan
ujung-ujung karang di kejauhan mencuat pada permukaannya. Holmes berpaling ke sana, dan ia
menggumam tidak sabar sewaktu menyaksikan gerakan kabut yang lambat.
"Kabutnya bergerak ke arah kita, Watson."
"Apa itu serius""
"Sangat serius itu satu-satunya yang bisa merusak rencanaku. Sir Henry tidak boleh tinggal
lebih lama lagi, sekarang sudah pukul sepuluh.
156 Keberhasilan kita dan bahkan keselamatannya mungkin tergantung pada kepergiannya dari
rumah itu sebelum kabut menutupi jalan setapak."
Malam sangat bersih dan cerah di atas kami. Bintang-bintang bersinar dingin dan terang,
sementara bulan yang hanya separo memandikan seluruh kawasan itu dengan cahaya yang lembut. Di
depan kami berdiri rumah itu, dengan atap dan cerobongnya mencuat berlatar belakang langit yang
dihiasi bintik-bintik keperakan. Berkas-berkas cahaya keemasan dari jendela yang lebih rendah
membentang melintasi kebun ke rawa-rawa. Salah satunya tiba-tiba tertutup. Para pelayan telah
meninggalkan dapur. Hanya tersisa cahaya lampu dari ruang makan, tempat kedua pria itu tuan
rumah pembunuh dan tamu yang tidak menyadari masih bercakap-cakap sambil mengisap cerutu.
Setiap menit dataran bagai wol putih yang menutupi separo rawa-rawa, melayang semakin
dekat dan semakin dekat dengan rumah. Berkas-berkas tipis putihnya yang pertama telah meling-karlingkar di jendela yang memancarkan cahaya persegi keemasan. Dinding seberang kebun sudah
tidak tampak, dan pepohonannya telah berdiri di tengah-tengah uap putih yang melingkar-lingkar. Saat
kami mengawasi, kabut merayap keluar dari kedua sudut rumah dan pcrlahan-lahan bergulung-gulung
menjadi satu. Lantai atas dan atap pun mengambang bagai perahu aneh di laut bayang-bayang. Holmes
menghantam batu di depan kami dengan emosi dan mengentakkan kakinya tidak sabar.
"Kalau dia tidak muncul dalam seperempat jam, jalan setapak akan tertutup. Dalam setengah


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jam kita tidak akan bisa melihat tangan kita sendiri."
"Apa sebaiknya kita mundur ke tanah yang lebih tinggi""
"Ya, kurasa sebaiknya begitu."
Jadi saat tepi kabut melayang maju, kami mundur hingga sejauh setengah mil dari rumah. Akan
tetapi lautan putih itu, dengan cahaya keperakan bulan memantul di tepinya, merayap perlahan-lahan
dan pasti ke arah kami. "Kita terlalu jauh," kata
Holmes. "Kita tidak boleh mengambil risiko dia dikuasai terlebih dulu
sebelum mencapai tempat kita. Kita harus bertahan dengan segala cara." Ia berlutut dan menempelkan
telinga ke tanah. "Syukurlah, rasanya aku mendengar dia datang."
157 Suara langkah kaki yang cepat memecah kesunyian rawa-rawa. Sambil berjongkok di sela-sela bebatuan, kami menatap
tajam ke tepi keperakan di depan kami. Langkah kaki itu
terdengar semakin keras. Dan dari balik kabut yang bagai tirai,
melangkah keluar pria yang telah kami tunggu. Ia memandang
sekitarnya dengan terkejut sewaktu memasuki malam yang
cerah dan diterangi bintang. Lalu ia bergegas menyusuri jalan
setapak, melewati tempat persembunyian kami, dan terus
mendaki lereng panjang di belakang kami. Sambil berjalan ia
terus-menerus berpaling ke kedua sisi jalan, seperti orang yang
merasa tidak nyaman. "Sst!" seru Holmes, dan aku mendengar bunyi "klik" keras
pistol terkokang. "Hati-hati! Makhluk itu datang!"
Terdengar langkah-langkah kaki yang ringan, lincah, dan terus-menerus dari jantung kabut yang
mendekat. Kami berada sekitar lima puluh meter dari kabut itu, terus memelototinya, tidak pasti akan
kengerian apa yang muncul dari sana. Aku berada di samping Holmes, dan sekilas meliriknya. Wajah
Holmes pucat dan tegang, matanya berkilau-kilau cerah
tertimpa cahaya bulan. Tapi tiba-tiba tatapannya terpaku, dan
bibirnya membuka terpesona. Pada saat yang sama Lestrade
menjerit ngeri dan membuang diri ke tanah. Aku melompat
bangkit, tanganku telah meraih pistol, dan benakku membeku
melihat sosok mengerikan yang melompat keluar dari dalam
kabut di depan kami. Makhluk itu memang seekor anjing, hitam
besar, tapi tidak seperti anjing manapun yang pernah dilihat
manusia. Api menyembur dari mulutnya yang terbuka, matanya
menyala-nyala, moncong dan cakarnya bercahaya. Belum
pernah ada apa pun yang tampak lebih buas, lebih menakutkan,
dari sosok gelap dan wajah mengerikan yang muncul dari
dinding kabut itu. 158 Dengan langkah-langkah panjang makhluk hitam itu menyusuri jalan setapak, berusaha keras
mengikuti jejak teman kami. Kami begitu terpaku melihatnya sehingga membiarkan makhluk itu
berlalu sebelum kami pulih. Lalu Holmes dan aku sama-sama menembak.
Makhluk itu melolong menakutkan, yang berarti salah satu dari kami berhasil mengenainya,
tapi ia tidak berhenti, terus berderap maju. Di kejauhan di jalan setapak kami melihat Sir Henry
berpaling, wajahnya pucat pasi di bawah sinar bulan, tangannya terangkat ngeri, membelalak tidak
berdaya menatap makhluk mengerikan yang tengah memburunya.
Tapi jerit kesakitan anjing itu telah menghancurkan ketakutan kami. Kalau ia bisa ditembak
berarti ia bisa mati, dan kalau kami bisa melukainya, kami bisa membunuhnya. Belum pernah aku
melihat seseorang berlari seperti Holmes malam itu. Aku dikenal sebagai pelari cepat selama ini, tapi ia
berhasil meninggalkan diriku sama seperti aku
meninggalkan pelari pemula. Di depan kami saat kami
melesat di sepanjang jalan setapak terdengar jeritan
demi jeritan Sir Henry serta raungan anjing itu. Aku tiba
tepat pada waktunya untuk melihat makhluk itu
melompat menerkam korbannya, menjatuhkannya ke
tanah, dan mengincar tenggorokannya. Tapi saat
berikutnya Holmes telah mengosongkan kelima butir
peluru revolvernya ke sisi tubuh anjing itu. Diiringi
lolongan kesakitan dan gertakan rahang yang
mengerikan di udara, makhluk itu berguling telentang,
keempat kakinya mencakar-cakar mati-matian, dan lalu
terguling lemas ke samping. Aku membungkuk,
terengah-engah, dan menekankan pistolku ke kepala
yang berkilau-kilau menakutkan itu. Tapi tidak ada
gunanya menarik picunya. Anjing raksasa itu telah mati.
Sir Henry tergeletak tidak bergerak di tempatnya. Kami merobek kerah bajunya, dan Holmes
mengucapkan syukur sewaktu melihat tidak ada tanda-tanda luka di sana, pertolongan kami tiba tepat
pada waktunya. Kelopak mata Sir Henry bergetar dan ia berusaha bergerak. Lestrade mendorongkan
159 botol brendi-nya ke sela-sela gigi si bangsawan, dan dua mata yang ketakuta
n memandang kami. "Ya Tuhan!" bisiknya. "Apa itu tadi" Demi surga, apa itu""
"Sudah mati, apa pun itu," kata Holmes. "Kita sudah menamatkan riwayat hantu keluarga untuk
selama-lamanya." Bahkan hanya melihat ukuran dan kekuatannya, makhluk yang tergeletak di depan kami itu
sudah luar biasa. Hewan itu bukan anjing pemburu maupun anjing mastiff murni, tapi tampaknya
merupakan kombinasi dari keduanya ramping, buas, dan sebesar singa betina. Bahkan sekarang,
setelah tergeletak mati dan tidak bergerak, cairan yang menyala-nyala masih menetes dari rahangnya
yang besar. Dan matanya yang kecil, dalam, serta kejam masih dikelilingi lingkaran api. Kusentuh
moncongnya yang menyala, dan saat kutarik kembali tanganku tampak bersinar dalam kegelapan.
"Fosfor," kataku.
"Persiapan yang licik sekali," kata Holmes sambil
mengendus bangkai hewan itu. "Tidak ada bau yang bisa
mengacaukan indra penciumannya. Kami harus meminta
maaf yang sedalam-dalamnya kepadamu, Sir Henry, karena
membiarkan dirimu menghadapi kengerian sehebat ini. Aku
sudah menyiapkan diri menghadapi seekor anjing, tapi
bukan makhluk seperti ini. Dan kabut malam ini memberi
kami hanya sedikit waktu untuk menyambut kehadirannya."
"Kau sudah menyelamatkan nyawaku."
"Sesudah membahayakannya terlebih dulu. Apa kau
sudah cukup kuat untuk berdiri""
"Beri aku seteguk brendi lagi dan aku akan siap
menghadapi apa pun. So! Sekarang, tolong bantu aku
berdiri. Apa rencanamu selanjutnya""
"Meninggalkan dirimu di sini. Kondisimu tidak siap untuk petualangan yang selanjutnya. Kalau
kau mau menunggu, salah satu dari kami akan kembali menemanimu pulang ke Hall."
160 Dengan terhuyung-huyung Sir Henry berusaha berdiri, tapi wajahnya masih pucat dan tubuhnya
masih gemetar. Kami membantunya menuju ke sebuah batu, di sana ia duduk menggigil dengan wajah
terbenam di tangannya. "Kami harus meninggalkanmu sekarang," kata Holmes. "Sisa pekerjaan kami harus dibereskan,
dan setiap saat sangat penting. Kami sudah menyusun kasusnya, dan sekarang kami hanya ingin
menangkap pelakunya. "Kemungkinannya seribu banding satu kita bisa menemukannya di rumahnya," lanjutnya saat
kami kembali menyusuri jalan setapak. "Tembakan-tembakan tadi pasti sudah memberitahunya bahwa
permainan sudah berakhir."
"Kita cukup jauh, dan mungkin kabut ini sudah meredamnya."
"Dia mengikuti anjingnya untuk memanggilnya kembali kau boleh yakin akan hal itu. Tidak,
tidak, dia sudah pergi sekarang! Tapi kita akan menggeledah rumah dan memastikannya."
Pintu depan terbuka, jadi kami bergegas masuk dan memeriksa ruangan demi ruangan yang
menyebabkan pelayan tua yang bertemu dengan kami di lorong tertegun. Tidak ada lampu yang
menyala kecuali di ruang makan, tapi Holmes meraih lampu tersebut dan menjelajahi setiap sudut
rumah. Tidak ada tanda-tanda ke-hadiran orang yang kami kejar. Tapi, di lantai atas, salah satu pintu
kamar tidur terkunci. "Ada orang di dalam," seru Lestrade. "Aku bisa mendengar gerakan. Buka pintunya!"
Erangan dan gemerisik pelan terdengar dari dalam. Holmes menendang pintunya tepat di atas
kunci dan pintu itu pun melayang terbuka. Dengan pistol di tangan, kami bertiga menyerbu masuk.
Tapi tidak tampak tanda-tanda kehadiran penjahat yang terpojok di dalamnya. Sebaliknya kami
berhadapan dengan benda yang begitu aneh dan begitu tidak terduga sehingga kami berdiri ternganga
menatapnya selama beberapa saat.
Kamar itu telah diubah menjadi semacam museum kecil, dinding-dindingnya tertutup oleh
kotak-kotak kaca penuh berisi koleksi kupu-kupu dan ngengat yang merupakan kegiatan santai pria
yang rumit dan berbahaya ini. Di tengah-tengah kamar terdapat sebatang balok yang tegak berdiri, yang
ditempatkan di sana untuk menopang balok kayu yang menahan atap. Seseorang terikat pada tiang itu,
161 tertutup seprai begitu rapat sehingga sulit memastikan apakah ia seorang pria atau wanita Sehelai'
handuk meliliti lehernya dan diikatkan ke bagian belakang pilar. Handuk yang lain menutupi bagian
bawah wajahnya, dan di atasnya terdapat sepasang mata hitam mata yang memancarkan kedukaan
dan malu dan amat keheranan menatap ke arah kami. Sem
enit kemudian kami telah melepaskan
sumpalnya, ikatannya, dan Mrs. Stapleton merosot ke lantai di depan kami. Saat wajahnya yang cantik
tertunduk, aku bisa melihat bekas cambuk kemerahan di lehernya.
"Brengsek!" seru Holmes. "Kemarikan botol brendimu,
Lestrade! Dudukkan dia di kursi! Dia sudah kehabisan
tenaga." Mrs. Stapleton membuka matanya lagi.
"Apa dia selamat"" tanyanya. "Apa dia berhasil melarikan
diri"" "Dia tidak bisa lari dari kami, Madam."
"Tidak, tidak, maksudku bukan suamiku. Sir Henry" Apa
dia selamat"" "Ya." "Dan anjingnya""
"Sudah mati." Ia mendesah panjang penuh kepuasan.
"Syukur Tuhan! Syukur Tuhan! Oh, bajingan itu! Lihat bagaimana dia memperlakukan diriku!"
Ia menjulurkan lengannya dari balik lengan bajunya dan kami melihat memar-memar yang mengerikan
di sana. "Tapi ini bukan apa-apa bukan apa-apa. Benak dan jiwaku yang sudah disiksanya. Aku bisa
menanggung semuanya, perlakuan buruk, kesepian, kehidupan penuh kebohongan, segalanya, selama
aku masih bisa berharap dia akan mencintaiku. Tapi sekarang aku tahu dalam hal ini pun aku sudah
tertipu dan hanya merupakan alat baginya." Ia terisak-isak penuh emosi ketika berbicara.
"Anda tidak perlu bersikap baik padanya, Madam," kata Holmes. "Katakan di mana kami bisa
menemukannya. Kalau Anda pernah membantunya melakukan kejahatan, bantu kami sekarang untuk
162 membalasnya." "Hanya ada satu tempat ke mana dia bisa melarikan diri," jawabnya. "Ada tambang timah tua di
pulau di jantung rawa-rawa. Dia mengurung anjingnya di sana dan juga membuat persiapan untuk
melarikan diri. Dia pasti pergi ke sana."
Kabut melayang-layang bagai wol putih di balik jendela. Holmes mengacungkan lampu ke
sana. "Lihat," katanya. "Tak seorang pun bisa menemukan jalan melintasi Grimpen Mire malam ini."
Mrs. Stapleton tertawa dan menepukkan tangannya. Mata dan giginya kemilau tertimpa cahaya
lampu. "Dia mungkin bisa menemukan jalan masuk, tapi tidak jalan keluar," serunya. "Bagaimana dia
bisa melihat patok-patok pemandunya malam ini" Kami menanamnya bersama-sama, dia dan aku,
untuk menandai jalan melintasi rawa-rawa. Oh, kalau saja aku sempat mencabutnya tadi. Dengan
begitu Anda benar-benar bisa menguasai-nya!"
Jelas bagi kami bahwa sia-sia mengejar sebelum kabutnya menghilang. Sementara itu kami
meninggalkan Lestrade untuk menjaga rumah. Holmes dan aku kembali bersama Sir Henry ke
Baskerville Hall. Cerita mengenai pasangan Stapleton tidak lagi disembunyikan darinya, tapi ia
menerima pukulan itu dengan tabah saat mengetahui kebenaran tentang wanita yang dicintainya.
Namun kejutan petualangan malam itu telah menghancurkannya, dan sebelum pagi tiba ia telah
tergeletak dengan demam tinggi di bawah perawatan Dr. Mortimer. Mereka berdua sudah ditakdirkan
untuk keliling dunia bersama-sama sebelum Sir Henry kembali menjadi pria sehat, seperti dulu
sebelum menjadi penguasa lahan terkutuk itu.
Dan sekarang aku dengan cepat tiba di akhir narasi aneh ini, saat aku mencoba agar pembaca
juga merasakan ketakutan dan perkiraan samar yang melingkupi kehidupan kami begitu lama dan
berakhir dengan begitu tragis. Pada pagi hari setelah kematian anjing itu, kabut menghilang dan kami
dipandu Mrs. Stapleton pergi ke tempat mereka menemukan jalan setapak melintasi rawa-rawa. Kami
menyadari akan kengerian kehidupan wanita ini sewaktu melihat semangat dan kegembiraannya dalam
melacak jejak suaminya. Kami meninggalkannya di semenanjung tanah keras kecil yang menjulur
masuk ke rawa-rawa. Dari ujungnya terdapat patok-patok kecil yang ditanam di sana-sini untuk
163 menunjukkan jalan setapak berliku-liku di antara genangan-genangan lumpur tersembunyi yang
menghalangi jalan bagi orang asing. Bau busuk tanaman dan tanah serra uap rawa menerpa wajah
kami, sementara satu langkah yang salah akan membawa kami ke dalam genangan lumpur hitam
setinggi paha yang membentang bermeter-meter di bawah kaki kami. Kami melangkah dengan susah
payah melintasinya. Dan bila kami tidak sengaja melesak ke dalamnya, rasanya seperti ada tangan-tangan jahat yang menarik kami ke bawah karena begitu mantapnya tarikan itu. Kami hanya sekali
me lihat jejak kehadiran seseorang yang melintasi rawa-rawa sebelum kami. Di tengah-tengah batang-batang rumput kapas yang mencuat di atas kubangan lumpur, terdapat benda hitam. Holmes terjun
hingga ke pinggangnya saat melangkah keluar dari jalan setapak untuk mengambilnya. Dan kalau kami
tidak berhasil menyeretnya keluar dari lumpur itu, ia tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki di
tanah keras lagi. Ia mengacungkan sepatu bot hitam ke udara. "Meyers, Toronto," tercetak di sisi dalam
kulitnya. "Mandi lumpur layak untuk mendapatkannya,"
katanya. "Ini sepatu bot Sir Henry yang hilang."
"Dilempar oleh Stapleton sewaktu melarikan diri."
"Tepat sekali. Dia tetap memegang sepatu ini
sesudah menciumkannya pada anjingnya. Dia melarikan
diri sewaktu menyadari permainan sudah berakhir sambil
membawanya, dan dia membuangnya sewaktu tiba di sini.
Paling tidak kita tahu dia masih selamat sejauh ini."
Tapi lebih dari itu kami tidak pernah bisa
mengetahuinya, walaupun ada banyak dugaan yang bisa
kami susun. Mustahil menemukan jejak kaki di kawasan ini
karena lumpur yang naik dengan mudah
menghilangkannya. Meskipun demikian, sewaktu kami tiba
di tanah yang keras, dengan penuh semangat kami berusaha menemukannya. Sayangnya kami gagal.
Seandainya tanah menceritakan kebenaran, maka Stapleton tidak pernah mencapai pulau tujuan yang
dengan susah payah hendak dicapainya di tengah-tengah kabut semalam. Di suatu tempat di jantung
Grimpen Mire, di dasar kubangan lumpur berbau busuk yang telah mengisapnya, manusia yang berhati
164 dingin dan kejam ini terkubur untuk selama-lamanya.
Banyak jejaknya yang kami temukan di pulau tempat dia menyembunyikan sekutunya yang
buas. Roda gigi besar dan as yang separo terisi sampah menunjukkan posisi tambang tua yang telah
ditinggalkan itu. Di sampingnya terdapat reruntuhan tempat tinggal para penggali tambang yang terusir
oleh bau busuk rawa-rawa di sekitarnya. Di salah satu gubuk ini tempat hewan itu dikurung
terdapat tiang dan rantai beserta sejumlah besar tulang yang telah dikunyah-kunyah, di antaranya
tergeletak tulang belulang dengan seonggok bulu kecokelatan.
"Anjing!" kata Holmes. "By Jove, seekor spanil berbulu
keriting. Mortimer yang malang tidak akan pernah melihat
hewan peliharaannya lagi. Well, aku tidak tahu ada rahasia
apa lagi di tempat ini. Dia bisa menyembunyikan
anjingnya, tapi tidak bisa membungkamnya. Dan karena itu
terdengar lolongannya yang tidak menyenangkan, bahkan
di siang hari. Dalam keadaan darurat dia bisa mengurung
anjingnya di Merripit, tapi tindakan itu selalu berisiko. Dan
hanya pada hari-hari tertentu, karena tidak ada jalan lain,
dia berani melakukannya. Pasta di kaleng ini tidak ragu lagi
pasti campuran fosfor yang digunakan untuk melaburi
anjingnya. Tentu saja tindakan ini dipicu oleh legenda
keluarga tentang anjing setan, dan oleh keinginan untuk
menakut-nakuti Sir Charles tua hingga tewas. Tidak heran
narapidana yang malang itu melarikan diri sambil menjerit-jerit, seperti teman kita Sir Henry, dan seperti yang mungkin kita sendiri lakukan, sewaktu makhluk
seperti itu muncul dalam kegelapan rawa-rawa dan memburunya. Taktik yang licik, terlepas dari
kemungkinan menakut-nakuti korbannya hingga tewas, petani mana yang berani berkeliaran terlalu
dekat dengan makhluk seperti itu bila mereka melihatnya di rawa-rawa" Seperti yang sudah kukatakan
di London, Watson, dan sekarang kuulangi lagi, kita belum pernah memburu orang yang lebih
berbahaya dari pria yang sekarang tergeletak entah di mana" ia melambaikan lengannya ke rawa-rawa
yang membentang luas hingga ke lereng-lereng kemerahan.
165 Bab 15 Mengingat Kembali Saat itu penghujung bulan November. Holmes dan aku duduk di kedua sisi api yang berkobar-kobar di ruang duduk kami di Baker Street. Di luar malam dingin dan berkabut. Sejak akhir yang tragis
dari kunjungan kami ke Devonshire, ia telah menangani dua kasus yang.sangat penting. Dalam kasus
pertama ia mengungkap tindakan kejam Kolonel Upwood dalam kaitannya dengan skandal kartu
terkenal di Klub Nonpareil. Sementara
dalam kasus kedua ia membela Mme. Montpensier yang sial


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari tuduhan pembunuhan sehubungan dengan kematian putri tirinya, Mlle. Carere, wanita muda yang
ditemukan enam bulan kemudian dalam keadaan hidup dan telah menikah di New York. Sahabatku
tengah bergembira atas keberhasilannya menangani serangkaian kasus yang sulit dan penting, sehingga
aku berhasil membujuknya untuk mendiskusikan perincian misteri Baskerville. Aku sudah menunggu
kesempatan ini dengan sabar, karena aku menyadari ia tidak akan pernah mengizinkan kasus-kasus
yang ditanganinya tumpang-tindih, dan benaknya yang jernih dan logis tidak bersedia dialihkan dari
pekerjaannya yang sekarang untuk mengenang masa lalu. Tapi Sir Henry dan Dr. Mortimer tengah
berada di London, dalam tahap awal perjalanan panjang yang disarankan untuk memulihkan saraf Sir
Henry yang terguncang. Mereka mengunjungi kami siang itu, jadi sudah sewajarnya bila masalah
tersebut muncul kembali dalam diskusi.
"Seluruh rangkaian kejadian," kata Holmes, "dari sudut
pandang orang yang mengaku bernama Stapleton, sangat
sederhana dan langsung, walaupun bagi kita, yang pada
awalnya tidak mengetahui motif tindakannya dan hanya bisa
mempelajari sebagian fakta-faktanya, semua tampak sangat
rumit. Aku mendapat keuntungan dari dua kali bercakap-cakap dengan Mrs. Stapleton, dan kasus ini kini telah jelas
seluruhnya sehingga aku tidak tahu masih ada rahasia bagi
kita. Kau akan menemukan sejumlah catatan mengenai
masalah ini di bawah kelompok B dalam daftar kasus yang
pernah kutangani." 166 "Mungkin kau bersedia memberikan gambaran rangkaian kejadiannya berdasarkan ingatanmu""
"Tentu saja, walaupun aku tidak menjamin bisa mengingat seluruh faktanya. Konsentrasi mental
yang kuat memiliki cara misterius untuk menutupi apa yang sudah berlalu. Pengacara yang sedang
menghadapi kasus dan mampu mendebat seorang pakar mengenai bidangnya, akan mendapati
pengetahuan itu telah terhapus dari ingatannya satu atau dua minggu sesudah sidang. Begitu pula
kasus-kasus yang kutangani, setiap kasus menghapus kasus yang sebelumnya, dan kasus Mlle. Carere
sudah mengaburkan ingatanku akan Baskerville Hall. Besok mungkin aku akan menemukan masalah
kecil lain yang pada gilirannya akan mengusir seluruh kenangan mengenai wanita Prancis itu dan
Kolonel Upwood yang terkenal brengsek itu. Dalam kasus anjing itu, akan kuceritakan rangkaian
kejadiannya sebisa mungkin, dan kau boleh menambahkan apa pun yang mungkin sudah kulupakan.
"Penyelidikanku menunjukkan foto keluarga itu tidak bohong, dan bahwa orang ini memang
keturunan Baskerville. Dia putra Rodger Baskerville, adik termuda Sir Charles, yang melarikan diri
membawa reputasi buruk ke Amerika Selatan, katanya dia meninggal sebelum sempat menikah di sana.
Sebenarnya dia sempat menikah dan memiliki seorang anak, yang nama aslinya sama dengan nama
ayahnya. Sang putra ini menikahi Beryl Garcia, salah satu wanita tercantik di Costa Rica dan, sesudah
menipu uang masyarakat, dia mengubah namanya menjadi Vandeleur dan melarikan diri ke Inggris dan
mendirikan sekolah di sebelah timur Yorkshire. Alasannya mencoba bidang ini adalah dia kebetulan
berkenalan dengan seorang guru dalam perjalanan pulang, dan menggunakan kemampuan orang ini
untuk meraih sukses. Tapi kemudian Fraser, guru itu, meninggal dan sekolah, yang pada awalnya
terkenal baik, merosot reputasinya. Pasangan Vandeleur menyadari lebih baik mengubah nama mereka
menjadi Stapleton, dan ia membawa sisa kekayaannya, rencana masa depannya, dan seleranya terhadap
entomologi ke Inggris selatan. Dari Museum Inggris aku tahu dia dianggap cukup ahli dalam bidang
ini, dan bahwa nama Vandeleur telah diberikan kepada ngengat tertentu yang ditemukannya sewaktu
masih tinggal di Yorkshire.
"Kita sekarang tiba di bagian hidupnya yang terbukti sangat menarik. Orang ini jelas telah
menyelidiki dan mengetahui bahwa hanya ada dua orang yang menghalangi dirinya dari lahan yang
sangat bernilai. Sewaktu dia pergi ke Devonshire, aku percaya rencananya masih sangat samar. Tapi
bahwa dia berniat jahat, sejak awal jelas terlihat dari caranya mengatur
agar istrinya mengaku sebagai
adiknya. Gagasan menggunakan istrinya sebagai umpan jelas telah tertancap dalam benaknya meskipun
167 dia mungkin belum punya perincian rencananya. Dia berniat mendapatkan lahan itu, dan dia siap
menggunakan alat atau mengambil risiko apa pun untuk mencapai tujuannya. Tindakan pertamanya
adalah menyatakan kehadirannya sedekat mungkin dengan rumah leluhurnya. Dan tindakan keduanya
adalah membina hubungan baik dengan Sir Charles Baskerville dan para tetangganya.
"Sir Charles sendiri yang menceritakan legenda keluarganya, dan dengan begitu mempersiapkan
kematiannya sendiri. Stapleton mengetahui jantung pak tua itu lemah dan bahwa satu kejutan akan
membunuhnya. Dia mengetahui hal ini dari Dr. Mortimer. Dia juga mendengar Sir Charles
mempercayai takhayul serta menganggap legenda keluarganya sangat serius. Benaknya yang cerdas
seketika merancang cara untuk menghabisi bangsawan itu dengan menggunakan tangan pembunuh
yang mustahil ditangkap. "Setelah mendapatkan gagasan, dia berusaha melaksanakannya dengan ketelitian yang tinggi.
Seorang perencana biasa pasti akan merasa puas dengan seekor anjing buas biasa. Riasan yang
menjadikan hewan itu mirip hewan setan merupakan bukti kejeniusannya. Anjing itu dibelinya di
London dari Ross and Mangles, toko di Fulham Road, itu hewan terkuat dan terbuas yang ada di toko
itu. Dia membawanya dengan kereta jalur Devon Utara dan berjalan kaki melincasi rawa-rawa agar
bisa tiba di rumah tanpa menimbulkan komentar apa pun. Dia telah mempelajari kawasan Grimpen
Mire sewaktu memburu serangga, dan menemukan tempat persembunyian yang aman bagi makhluk
itu. Dia mengurung hewan itu di sana dan menunggu kesempatan.
"Tapi kesempatan tidak segera datang. Sir Charles tidak bisa ditipu untuk meninggalkan
lahannya di malam hari. Beberapa kali Stapleton mengintai dengan membawa anjingnya, tapi sia-sia.
Pada waktu itulah dia, atau lebih tepat sekutunya, terlihat oleh para petani, dan legenda tentang anjing
setan itu pun mendapat konfirmasi baru. Semula dia berharap istrinya bisa memancing Sir Charles ke
ajalnya tapi, di luar dugaan, ternyata istrinya tidak bersedia memikat bangsawan tua itu. Ancaman dan
bahkan menyesal aku harus mengatakannya pukulan, tidak mampu mengubah pendirian istrinya.
Wanita itu tidak mau terlibat, dan pada waktu itu Stapleton menemui jalan buntu.
"Dia menemukan jalan keluar mengatasi kesulitannya sewaktu kebetulan Sir Charles, yang telah
berteman dengannya, menunjuknya sebagai penanggung jawab derma kepada wanita yang malang ini,
Mrs. Laura Lyons. Dengan mengaku sebagai bujangan dia bisa mempengaruhi wanita itu sepenuhnya.
Dan dia mengatur agar Mrs. Laura Lyons percaya bahwa dirinya bersedia menikahinya asalkan wanita
168 itu bercerai dari suaminya. Rencananya terpaksa dipercepat karena dia tahu Sir Charles akan
meninggalkan Hall, mengikuti saran Dr. Mortimer. Dia sendiri pura-pura menyetujui saran ini. Dia
harus bertindak saat itu juga, atau korbannya akan terlepas dari jangkauan. Oleh karena itu dia
mendesak Mrs. Lyons menulis surat, yang isinya meminta kesempatan berbicara dengan pria tua itu
pada malam sebelum keberangkatannya ke London. Sesudah itu, dengan argumentasi yang tepat, dia
berhasil mencegah kepergian Mrs. Lyon, dan dengan begitu mendapatkan kesempatan yang telah
ditunggunya. "Saat kembali dari Coombe Tracey malam itu, dia tiba tepat pada waktunya untuk menjemput
anjingnya, mengoleskan cat berfosfor, dan membawa makhluk itu ke gerbang tempat sang bangsawan
tua menunggu Mrs. Lyons. Anjingnya, sesuai perintah majikannya, melompat melewati gerbang jeruji
besi dan mengejar bangsawan yang sial itu, yang melarikan diri sambil menjerit-jerit sepanjang lorong
cemara. Di dalam terowongan yang gelap, pasti mengerikan melihat makhluk hitam raksasa itu, dengan
rahang dan mata yang menyala-nyala, memburu korbannya. Sir Charles jatuh dan tewas di ujung
lorong akibat serangan jantung karena ketakutan. Anjing itu tetap berada di rerumputan sementara
bangsawan tua itu berlari melewati jalan setapak, jadi tidak terlihat jejak lain kecuali jejak Sir Charles
sendiri. Begitu melihat buruannya tergeletak tidak bergerak, anjing itu mungkin mendekatinya untuk
mengendusnya, tapi berbalik pergi ketika tahu korbannya telah tewas. Pada saat itulah hewan itu
meninggalkan jejak yang ditemukan Dr. Mortimer. Anjing itu dipanggil kembali dan bergegas dibawa
ke sarangnya di Grimpen Mire. Akibatnya pihak berwenang kebingungan, mereka menyiagakan
seluruh pedalaman dan akhirnya menyampaikan kasusnya kepada kita.
"Selesai sudah kisah kematian Sir Charles Baskerville. Kau pasti melihat kelicikan rencana itu,
karena hampir mustahil menuntut pembunuh yang sebenarnya. Satu-satunya sekutu dalam
kejahatannya adalah makhluk yang tidak akan pernah mengungkapkan keterlibatannya, dan sifat buas
hewan ini menjadikannya semakin efektif. Kedua wanita yang terlibat dalam kasus ini, Mrs. Stapleton
dan Mrs. Laura Lyons, sangat curiga terhadap Mr. Stapleton. Mrs. Stapleton tahu suaminya punya
rencana terhadap bangsawan tua itu, dan dia juga tahu keberadaan anjingnya. Mrs. Lyons tidak
mengetahui sedikit pun mengenai hal ini, tapi merasa terkesan karena kematian Sir Charles terjadi
bersamaan dengan janji pertemuan yang belum dibatalkannya janji yang hanya diketahui oleh Sir
Charles sendiri. Tapi mereka berdua berada di bawah pengaruh Stapleton, dan dia tidak takut terhadap
169 mereka berdua. Separo pertama tugasnya telah diselesaikan dengan baik, tapi masih ada kesulitan lain.
"Ada kemungkinan Stapleton tidak mengetahui keberadaan seorang pewaris di Kanada.
Pokoknya dia kemudian mengetahuinya dari temannya, Dr. Mortimer, termasuk penjelasan terperinci
mengenai kedatangan Henry Baskerville. Gagasan pertama Stapleton adalah mungkin pemuda asing
dari Kanada ini bisa dibunuh di London tanpa datang ke Devonshire sama sekali. Dia tidak
mempercayai istrinya sejak wanita ini menolak membantunya menjebak si bangsawan tua, dan dia
tidak berani membiarkan istrinya menghilang dari pandangannya terlalu lama karena khawatir akan
kehilangan pengaruh terhadapnya. Karena alasan inilah ia mengajak istrinya ke London bersama-sama.
Kudapati mereka menginap di Hotel Mexborough Private, di Craven Street, yang sebenarnya telah
dihubungi oleh agenku sewaktu mencari bukti. Di sini dia mengurung istrinya dalam kamar sementara
dia, dengan janggut samaran, mengikuti Dr. Mortimer ke Baker Street dan sesudahnya ke stasiun dan
ke Hotel Northumberland. Istrinya tahu sedikit mengenai rencana suaminya, tapi dia sangat takut
terhadapnya akibat kebrutalan perlakuannya sehingga tidak berani menulis surat untuk
memperingatkan orang yang diketahuinya terancam bahaya. Kalau surat tersebut jatuh ke tangan
Stapleton, nyawanya sendiri akan terancam. Akhirnya, seperti yang kita ketahui, dia menggunakan
guntingan kata-kata untuk menyusun suratnya, dan menuliskan alamatnya dengan menyamarkan
tulisan tangannya. Surat tersebut diterima Sir Henry, dan memberinya peringatan pertama mengenai
bahaya yang menghadangnya.
"Penting sekali bagi Stapleton untuk mendapatkan sepotong pakaian Sir Henry agar bila dia
terpaksa menggunakan anjingnya memiliki cara untuk mengarahkan hewan itu. Dengan ketepatan
dan keberanian, dia seketika melaksanakan hal ini, dan kita tidak bisa meragukan bahwa pelayan kamar
hotel telah disogok dengan baik untuk mendukung rencananya. Tapi, kebetulan, sepatu bot pertama
yang diberikan kepadanya merupakan sepatu baru dan, oleh karena itu, tidak berguna baginya. Dia lalu
mengembalikannya dan mendapatkan sepatu yang lain. Itu kejadian yang paling bermakna, karena
membuktikan kita berhadapan dengan anjing sungguhan, sebab tidak ada dugaan lain yang bisa
menjelaskan kebutuhan akan sepatu bot yang lama dan ketidakpedulian pada sepatu yang baru.
Semakin outr" kelewat batas dan mengerikan sebuah kejadian, semakin layak diteliti dengan hati-hati. Dan saat-saat yang tampaknya paling rumit dalam kasus ini, bila dipertimbangkan selayaknya dan
ditangani secara ilmiah, justru merupakan saat-saat yang menjelaskan.
170 "Lalu teman kita mengunjungi kita keesokan harinya, dibayangi Stapleton di kereta. Dari
pengetahuannya akan rumah kita dan penampilanku, seperti juga dari tingkah lakunya secara umum,
aku cenderung menganggap karier kejahatan Stapleton tidak terbatas pada kasus Baskerville saja.
Selama tiga tahun terakhir terjadi empat perampokan di kawasan barat, dan belum ada seorang penjahat
pun yang ditangkap. Perampokan terakhir, di Folkestone Court di bulan Mei, sangat luar biasa karena
melibatkan pemukulan dengan pistol yang dilakukan dengan darah dingin terhadap pelayan yang
mengejutkan si perampok tunggal bertopeng itu. Aku tidak ragu Stapleton mengumpulkan sumber
dayanya dengan cara ini, dan bahwa selama bertahun-tahun dia seorang yang putus asa dan berbahaya.
"Kita sudah melihat contoh kesiapannya akan sumber daya itu pada pagi sewaktu dia berhasil
melarikan diri dari kita, dan juga keberaniannya mengirimkan namaku sendiri kepadaku melalui kusir
kereta. Sejak saat itu dia tahu aku sudah mengambil alih kasusnya di London, dan oleh karena itu dia
tidak punya kesempatan di sana. Dia kembali ke Dartmoor dan menunggu kedatangan Sir Henry."
"Tunggu sebentar!" kataku. "Tidak ragu lagi kau sudah menjabarkan rangkaian kejadiannya
dengan benar, tapi ada satu hal yang belum kaujelaskan. Apa jadinya dengan anjing itu sewaktu
majikannya di London""
"Aku sudah memperhatikan masalah ini dan yakin hal itu memang penting. Tidak diragukan
lagi Stapleton punya orang kepercayaan, walaupun kecil kemungkinan dia bersedia membagi
rencananya dengan orang ini. Ada pelayan pria tua di Merripit House yang bernama Anthony.
Hubungannya dengan Stapleton bisa dilacak selama beberapa tahun terakhir, hingga masa sebagai
kepala sekolah. Jadi dia pasti menyadari majikannya sebenarnya sepasang suami-istri. Orang ini
menghilang dan berhasil melarikan diri dari negara ini. Anthony bukanlah nama yang biasa digunakan
di Inggris, sementara Antonio lebih umum di Spanyol atau di negara-negara Amerika yang berbahasa
Spanyol. Pria ini, seperti Mrs. Stapleton sendiri, berbicara bahasa Inggris dengan baik, tapi dengan
aksen misterius. Aku sendiri pernah melihat pria tua ini menyeberangi Grimpen Mire melalui jalan
setapak yang sudah ditandai Stapleton. Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa selama kepergian
majikannya dia yang mengurus anjing itu, meskipun mungkin dia tidak pernah tahu tujuan keberadaan
hewan itu." "Pasangan Stapleton lalu pergi ke Devonshire, tidak lama kemudian Sir Henry dan kau juga ke
sana. Sekarang kujelaskan posisiku sendiri pada waktu itu. Mungkin kau masih ingat bahwa sewaktu
171 aku memeriksa kertas berisi kata-kata tercetak itu, aku sempat memeriksa cap airnya dengan teliti.
Ketika itu aku memegang kertasnya sejauh beberapa inci dari mataku, dan menyadari bau samar
parfum yang dikenal sebagai jessamine putih. Ada tujuh puluh lima parfum, dan kemampuan untuk
membedakannya satu dari yang lain sangat penting bagi pakar kejahatan. Berdasarkan pengalamanku,
ada lebih dari satu kasus yang berhasil terungkap berkat pengenalan akan parfum ini. Bau itu
menandakan keterlibatan seorang wanita, dan pikiranku sudah terarah kepada pasangan Stapleton. Jadi
aku memastikan keberadaan anjingnya, dan menebak dirinyalah si penjahat itu, sebelum kita menuju ke
kawasan barat. "Aku harus mengawasi Stapleton. Tapi jelas aku tidak bisa melakukannya bila datang
bersamamu, karena dia pasti waspada. Oleh karena itu kutipu semua orang, termasuk dirimu, dan
datang dengan diam-diam pada saat seharusnya aku berada di London. Kesulitan hidup yang kujalani
di sana tidaklah sehebat yang kaubayangkan, walaupun perincian seperti itu tidak boleh sampai
mengganggu penyelidikan sebuah kasus. Sebagian besar waktuku kuhabiskan di Coombe Tracey, dan
aku hanya menggunakan gubuk di rawa-rawa bila perlu berada di dekat lokasi aksi. Cartwright ikut
bersamaku ke sana, dan dengan samarannya sebagai bocah pedalaman, dia sangat membantu. Aku
tergantung padanya untuk mendapatkan makanan dan pakaian bersih. Sewaktu aku mengawasi
Stapleton, Cartwright sering kali mengawasi dirimu, sehingga aku bisa mengetahui semua kejadian
yang berlangsung. "Sudah kukatakan Iaporan-laporanmu kuterima dengan cepat, ka
rena langsung diantar dari
Baker Street ke Coombe Tracey. Laporan-laporan itu sangat membantuku, terutama bagian yang
menceritakan sepotong biografi asli Stapleton. Aku bisa menentukan identitas pria dan wanita itu dan
akhirnya mengetahui dengan tepat posisiku. Kasusnya menjadi semakin rumit dengan adanya
narapidana yang melarikan diri dan hubungannya dengan keluarga Barrymore. Hal ini juga
kaubereskan secara efektif, meskipun aku berhasil mencapai kesimpulan yang sama melalui
pengamatanku sendiri. "Pada saat kau menemukan diriku di rawa-rawa, aku sudah memahami masalah ini
selengkapnya, tapi aku tidak memiliki kasus yang kuat untuk dibawa ke hadapan juri. Bahkan usaha
Stapleton menghabisi Sir Henry pada malam yang berakhir dengan kematian si narapidana yang sial
itu, tidak bisa membantu kita membuktikan pembunuhan yang dilakukannya. Tampaknya tidak ada
172 alternatif lain kecuali menangkap basah dirinya, dan untuk itu kita harus menggunakan Sir Henry,
seorang diri dan tampak tidak terlindungi, sebagai umpan. Kita melakukannya dengan akibat klien kita
terguncang hebat. Kita berhasil menyelesaikan kasus ini dan menghancurkan Stapleton. Bahwa Sir
Henry terpaksa harus menghadapi semua ini, kuakui, merupakan kesalahanku. Tapi kita tidak mungkin
memperkirakan seberapa mengerikan penampilan hewan itu, maupun menduga kedatangan kabut yang
memungkinkan anjing itu menghambur ke depan kita secepat itu. Kita berhasil mencapai tujuan dengan
apa yang menurut dokter spesialis dan Dr. Mortimer merupakan kemunduran sementara. Sebuah
perjalanan yang panjang mungkin akan memulihkan teman kita, bukan hanya dari sarafhya yang
bcrantakan tapi juga perasaannya yang terluka. Cintanya terhadap wanita itu dalam dan tulus, dan
baginya bagian paling menyedihkan dari seluruh masalah ini adalah dia telah ditipu oleh wanita itu.
"Hanya itu satu-satunya indikasi keterlibatan wanita itu dalam kasus ini. Tidak ragu lagi
Stapleton menguasainya dengan cinta atau ketakutan, atau sangat mungkin dengan keduanya, karena
cinta dan ketakutan merupakan emosi yang bertentangan. Tapi, paling tidak, hal itu efektif. Atas
perintah suaminya, Mrs. Stapleton bersedia mengaku sebagai adiknya, sekalipun dia tidak mau
membantu melakukan pembunuhan secara langsung. Mrs. Stapleton siap memperingatkan Sir Henry
tanpa memberatkan suaminya, dan berulang-ulang dia berusaha melakukannya. Stapleton sendiri
tampaknya masih bisa cemburu, dan sewaktu melihat Sir Henry menaruh hati terhadap istrinya meski
itu bagian dari rencananya dia tidak mampu menahan kemarahan yang dengan begitu pintar
disembunyikannya dalam sikap tenangnya. Dengan mendorong keakraban tersebut, dia memastikan Sir
Henry akan sering mengunjungi Merripit House dan cepat atau lambat dia akan mendapatkan
kesempatan yang diinginkannya Tapi pada hari yang kritis itu istrinya tiba-tiba berbalik menentangnya.
Mrs. Stapleton telah mengetahui kematian si narapidana, dan mengetahui anjing itu dikurung di
bangunan luar pada malam Sir Henry datang untuk makan malam. Dia menyudutkan suaminya, dan
dalam ledakan amarah Stapleton mengungkapkan hubungannya dengan Mrs. Lyons. Kesetiaan Mrs.
Stapleton tiba-tiba berubah menjadi kebencian hebat, dan Stapleton melihat istrinya akan mengkhianati
dirinya. Oleh karena itu dia mengikat Mrs. Stapleton, agar wanita itu tidak bisa memperingatkan Sir
Henry. Pasti dia berharap bahwa sesudah semua orang menganggap kematian Sir Henry akibat kutukan
keluarganya, dia bisa memenangkan istrinya lagi dan membujuknya untuk tidak mengungkapkan apa
yang diketahuinya. Dalam hal ini kurasa dia melakukan kesalahan. Meskipun kita tidak berada di sana,
tetap saja Stapleton akan hancur. Seorang wanita berdarah Spanyol tidak akan menerima perlakuan
173 seperti itu dengan mudah. Dan sekarang, Watson yang baik, tanpa melihat catatanku, aku tidak bisa
memberikan perincian lebih lanjut. Apa masih ada hal penting lain yang belum kujelaskan""
"Dia tidak berharap bisa menakut-nakuti Sir Henry dengan anjingnya sampai tewas, seperti
yang dilakukannya pada paman Sir Henry."
"Hewan i tu buas dan setengah kelaparan. Kalau penampilannya tidak menyebabkan korbannya
mati ketakutan, paling tidak akan melumpuhkannya sehingga tidak melawan."
"Tidak ragu lagi. Hanya ada satu kesulitan. Kalau Stapleton berhasil mewarisi kekayaan itu,
bagaimana dia menjelaskan fakta bahwa dirinya, sang pewaris, telah tinggal begitu dekat dengan lahan
leluhurnya dan dengan menggunakan nama lain" Bagaimana mungkin dia bisa mengklaimnya tanpa
menimbulkan kecurigaan dan penyelidikan atas dirinya""
"Itu kesulitan besar, dan aku khawatir kau sudah menanyakan terlalu banyak dengan menuntut
diriku memecahkan semuanya. Masa lalu dan masa kini merupakan bidang penyelidikanku, tapi apa
yang akan dilakukan seseorang di masa depan merupakan pertanyaan yang sulit dijawab. Mrs.
Stapleton pernah mendengar suaminya mendiskusikan masalah itu dalam beberapa kesempatan. Ada
tiga cara yang mungkin. Dia bisa mengklaim lahan itu dari


Sherlock Holmes - Anjing Setan Baskerville di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Amerika Selatan, menunjukkan identitasnya kepada pihak
berwenang Inggris di sana, dan dengan begitu mendapat
kekayaan tanpa harus datang ke Inggris sama sekali. Atau
dia bisa melakukan penyamaran yang rumit untuk waktu
singkat bila kehadirannya di London diperlukan. Atau,
sekali lagi, dia bisa melengkapi seseorang yang
dipercayainya dengan bukti-bukti dan dokumen-dokumen,
mengajukannya sebagai pewaris, dan mendapatkan
sebagian dari klaimnya. Tidak ragu lagi, dari apa yang kita
ketahui tentang dirinya, dia pasti akan menemukan cara
untuk mengatasi kesulitan ini. Dan sekarang, Watson yang
baik, kita sudah bekerja keras selama beberapa minggu, dan
untuk satu malam ini, kupikir, kita boleh mengalihkan
pikiran kita ke hal-hal yang lebih menyenangkan.
Aku punya tiket 'Les Huguenots.' Kau pernah mendengar De Reszkes" Boleh kuminta kau bersiap-siap
dalam waktu setengah jam, dan kita bisa mampir di Marcini's untuk makan malam dalam perjalanan""
tamat Lambang Kegelapan 3 Wiro Sableng 019 Pendekar Dari Gunung Naga Perawan Lembah Wilis 4
^