Lembah Ketakutan 2
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan Bagian 2
sejak Douglas meninggalkan California. Anda mengikutinya setahun kemudian, bukan""
"Benar." "Dan ia sudah menikah selama lima tahun. Anda pasti datang sekitar pada waktu ia menikah."
"Sekitar sebulan sebelumnya. Saya pendamping prianya."
"Anda kenal Mrs. Douglas sebelum pernikahan itu""
"Tidak, saya tidak mengenalnya. Saya sudah sepuluh tahun meninggalkan Inggris pada waktu
itu." "Tapi Anda sering bertemu dengannya sejak itu."
Barker menatap detektif tersebut dengan tajam. "Saya sering bertemu Douglas sejak itu,"
46 jawabnya "Kalau saya bertemu istrinya, itu karena saya tidak bisa mengunjungi seseorang tanpa
mengenal istrinya. Kalau Anda membayangkan ada kaitan "
" Saya tidak membayangkan apa apa, Mr. Barker. Saya harus mengajukan segala pertanyaan
yang mungkin ada hubungannya dengan kasus ini. Tapi saya tidak berniat menyinggung perasaan siapa
pun." "Beberapa pertanyaan sangat menyinggung perasaan," jawab Barker dengan nada marah.
"Kami hanya menginginkan fakta. Demi kebaikan Anda dan demi kebaikan semua orang,
sebaiknya fakta-fakta itu diperjelas. Apakah Mr. Douglas sepenuhnya menyetujui persahabatan Anda
dengan istrinya""
Wajah Barker memucat, dan tangannya yang besar dan kuat saling meremas-remas. "Anda tidak
berhak mengajukan pertanyaan seperti itu!" serunya. "Apa hubungannya dengan masalah yang sedang
Anda selidiki ini""
"Saya harus mengulangi pertanyaannya."
"Well, saya menolak menjawab."
"Anda bisa menolak menjawab, tapi Anda harus menyadari bahwa penolakan Anda sendiri
merupakan jawaban, karena Anda tidak akan menolak menjawab kalau tidak menyembunyikan apa
pun." Barker terdiam sejenak dengan wajah kaku, alis hitamnya berkerut. Lalu ia menengadah sambil
tersenyum. "Well, saya rasa kalian hanya melakukan tugas kalian, dan saya tidak berhak menghalangi.
Saya hanya mengatakan kalian tidak perlu mengkhawatirkan Mrs. Douglas dalam hal ini, karena ia
sudah cukup tertekan. Boleh saya katakan bahwa Douglas yang malang hanya memiliki satu
kekurangan di dunia, yaitu kecemburuannya. Ia menyukai saya tidak ada orang yang lebih menyukai
teman dibanding dirinya. Dan ia sangat mencintai istrinya. Ia senang dengan kedatangan saya kemari,
dan selalu mengundang saya. Tapi kalau istrinya dan saya bercakap-cakap atau terlihat ada simpati di
antara kami berdua kecemburuan akan melandanya, dan ia akan lepas kendali serta mengatakan hal-hal
yang tidak pantas. Lebih dari sekali saya tidak bersedia untuk datang kemari karena hal itu, dan ia akan
menulis surat panjang lebar kepada saya untuk menjelaskan bahwa saya harus datang. Tapi percayalah,
Tuan-tuan, tidak ada seorang pun yang memiliki istri yang lebih cinta dan setia daripada Mrs. Douglas
dan saya juga mengatakan bahwa tidak ada teman yang lebih setia daripada diri saya!"
47 Barker mengucapkannya dengan tegas, tapi Inspektur MacDonald tetap tidak bisa
mengesampingkan masalah itu.
"Anda menyadari," katanya, "bahwa cincin kawin diambil dari jarinya""
"Tampaknya begitu," jawab Barker.
"Apa maksud Anda 'tampaknya"' Anda tahu kalau itu faktanya."
Pria itu tampak kebingungan dan tidak bisa mengambil keputusan. "Sewaktu saya katakan
'tampaknya,' maksud saya mungkin saja ia sendiri yang menanggalkan cincinnya."
"Fakta bahwa cincin itu tidak ada, siapa pun yang mengambilnya, tentunya menimbulkan
pemikiran bahwa pernikahan dan tragedi ini berkaitan, bukan""
Barker mengangkat bahunya yang bidang. "Saya tidak bisa mengatakan mengetahui artinya,"
jawabnya. "Tapi kalau Anda bermaksud mengatakan fakta itu bisa mempengaruhi penilaian terhadap
kehormatan nyonya rumah," sesaat matanya berkilau-kilau, lalu dengan usaha keras yang terlihat
jelas ia berhasil mengendalikan emosi "well, Anda melacak jejak yang salah, itu saja."
"Saya tidak tahu apa lagi yang ingin saya tanyakan pada Anda saat ini," kata MacDonald dingin.
"Ada satu hal kecil," kata Sherlock Holmes. "Sewaktu Anda masuk ke ruangan, hanya ada satu
lilin yang menyala di meja, bukan""
"Ya, memang begitu."
"Dengan cahayanya Anda melihat telah terjadi peristiwa yang mengerikan""
"Tepat sekali."
"Anda langsung memanggil bantuan""
"Ya." "Dan bantuan pun datang dengan cepat""
"Sekitar satu menit."
"Tapi sewaktu mereka tiba, mereka mendapati lilinnya padam dan lampunya sudah dinyalakan.
Itu rasanya luar biasa."
Sekali lagi Barker menunjukkan tanda-tanda kebingungan. "Saya tidak mengerti mengapa hal
itu luar biasa, Mr. Holmes," jawabnya sesaat kemudian. Cahaya lilin kurang terang. Pikiran pertama
saya adalah mendapatkan penerangan yang lebih baik. Lampunya ada di meja, jadi saya nyalakan."
48 "Dan memadamkan lilinnya""
"Tepat sekali."
Holmes tidak mengajukan pert
anyaan lain. Dan Barker, setelah sengaja memandang kami satu
per satu dengan sikap yang, menurutku, menantang, berbalik dan meninggalkan ruangan.
Inspektur MacDonald telah memberitahu bahwa ia akan menjumpai Mrs. Douglas di kamarnya
sesudah bertemu Barker. Tapi Mrs. Douglas menjawab bahwa ia akan menemui kami di ruang makan.
Sekarang ia masuk, seorang wanita jangkung yang cantik di usia tiga puluh, sangat tenang dan percaya
diri. Sangat berbeda dengan sosok bayanganku tentang istri yang baru saja mengalami kejadian tragis.
Memang benar wajahnya pucat dan sedih, seperti orang yang baru saja mengalami shock hebat. Tapi
sikapnya tenang, dan, tangan halus yang diletakkannya di tepi meja semantap tanganku sendiri.
Pandangannya yang sedih dan memelas memandangi kami satu per satu dengan ekspresi bertanya-tanya yang aneh. Tatapan tersebut tiba-tiba berubah menjadi kata-kata.
"Apakah kalian sudah menemukan sesuatu"" tanyanya.
Apakah hanya imajinasiku bahwa suaranya lebih bernada takut daripada berharap"
"Kami sudah mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan, Mrs. Douglas," kata
Inspektur. "Percayalah bahwa tidak ada yang disepelekan."
"Jangan pikirkan soal uang," katanya dengan nada datar. "Saya ingin semua yang bisa
49 dilakukan, dilakukan."
"Mungkin Anda bisa menceritakan sesuatu yang bisa memperjelas masalah ini."
"Saya rasa tidak ada, tapi apa yang saya ketahui dengan senang hati akan saya ceritakan."
"Kami mendengar dari Mr. Cecil Barker bahwa Anda tidak benar-benar melihat bahwa Anda
tidak pernah memasuki kamar tempat tragedi itu terjadi""
"Ya, ia memaksa saya kembali di tangga. Ia meminta saya kembali ke kamar tidur."
"Begitu. Anda mendengar suara tembakan, dan Anda bergegas turun."
"Saya mengenakan mantel kamar, lalu turun."
"Berapa lama sesudah mendengar suara tembakan waktu Anda dihentikan di tangga oleh Mr.
Barker"" "Mungkin sekitar dua menit. Sulit sekali untuk mengingat waktunya pada saat seperti itu. Ia
memaksa saya untuk tidak melanjutkan. Ia meyakinkan saya bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan.
Lalu Mrs. Allen, si kepala pelayan, membimbing saya ke atas lagi. Rasanya seperti mimpi buruk."
"Bisakah Anda perkirakan sudah berapa lama suami Anda ada di bawah saat Anda mendengar
suara tembakan""
"Tidak, saya tidak tahu. Ia keluar dari ruang ganti, dan saya tidak mendengarnya pergi. Ia selalu
mengelilingi rumah setiap malam, karena ia selalu merasa takut terjadi kebakaran. Hanya itu satu-satunya yang saya tahu bisa menyebabkan ia gugup."
"Justru itu yang ingin saya bicarakan Mrs. Douglas. Anda mengenal suami Anda di Inggris,
bukan"" "Ya, kami sudah menikah selama lima tahun."
"Apakah Anda pernah mendengarnya membicarakan apa saja yang terjadi di Amerika dan yang
mungkin membahayakan dirinya""
Mrs. Douglas memikirkannya dengan serius sebelum menjawab. "Ya," katanya akhirnya, "saya
selalu merasa ada bahaya yang mengancamnya. Ia menolak untuk mendiskusikannya dengan saya.
Bukannya karena ia tidak mempercayai saya di antara kami ada cinta dan kepercayaan yang paling
utuh tapi karena ia tidak ingin membuat saya khawatir. Ia mengira saya akan memikirkannya terus
seandainya mengetahui hal itu. Jadi ia menutup mulut."
50 "Kalau begitu, bagaimana Anda mengetahuinya""
Mrs. Douglas tersenyum sekilas. "Apakah seorang suami seumur hidup bisa menyimpan rahasia
tanpa sedikitpun dicurigai wanita yang mencintainya" Saya mengetahuinya dari banyak hal. Saya tahu
dari penolakannya membicarakan kehidupannya di Amerika. Saya tahu dari tindakan jaga-jaga tertentu
yang dilakukannya. Saya tahu dari kata-kata tertentu yang diucapkannya Saya tahu dari caranya
memandang orang yang tidak dikenal. Saya sangat yakin ia memiliki musuh yang kuat, ia percaya
mereka melacaknya, dan ia selalu waspada terhadap mereka. Saya merasa yakin akan hal itu sehingga
selama ber-tahun-tahun ini saya selalu merasa ketakutan kalau ia pulang lebih lambat daripada
biasanya." "Boleh saya bertanya," kata Holmes, "apa kata-kata yang menar
ik perhatian Anda""
'"Lembah Ketakutan'," jawab wanita tersebut. "Itu istilah yang digunakannya sewaktu saya
menanyainya. 'Aku pernah berada di Lembah Ketakutan. Aku belum benar-benar keluar dari sana.'
'Apakah kita tidak pernah bisa benar keluar dari Lembah Ketakutan"' Saya pernah menanyakan itu
padanya sewaktu melihatnya lebih serius daripada biasanya. 'Terkadang kupikir kita tidak akan pernah
keluar,' jawabnya." "Jelas Anda sudah menanyakan apa yang dimaksudkannya dengan Lembah Ketakutan""
"Sudah, tapi ekspresinya berubah serius dan ia akan menggeleng 'Sudah cukup buruk bahwa
salah satu dari kita hidup dalam bayang-bayangnya, katanya. Semoga Tuhan menjauhkannya darimu!'
Lembah itu lembah yang sungguh-sungguh ada, tempat ia pernah tinggal dan mengalami kejadian
mengerikan, saya yakin akan hal itu. Tapi saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi."
"Dan ia tidak pernah menyinggung nama siapa pun""
"Ya, ia pernah mengigau karena demam sewaktu mengalami kecelakaan berburu tiga tahun
yang lalu. Lalu saya ingat ia menyebut-nyebut sebuah nama terus-menerus. Ia mengucapkannya dengan
marah dan agak ketakutan. Namanya McGinty Bodymaster McGinty. Saya bertanya sewaktu ia sudah
pulih siapa Bodymaster McGinty itu, dan siapa yang dikuasainya. 'Bukan aku, syukurlah!' jawabnya
sambil tertawa. Dan hanya komentar itu yang bisa saya peroleh darinya. Tapi ada kaitan antara
Bodymaster McGinty dan Lembah Ketakutan."
"Ada satu hal lagi," kata Inspektur MacDonald. "Anda bertemu Mr. Douglas di sebuah
penginapan di London, bukan, dan bertunangan dengannya di sana" Apakah ada kisah cinta, apa pun
51 yang bersifat rahasia dan misterius, menyangkut pernikahannya""
"Ada kisah cinta. Selalu ada kisah cinta. Tidak ada yang misterius."
"Ia tidak memiliki pesaing""
"Tidak, saya sendirian."
"Tidak ragu lagi, Anda pasti sudah pernah mendengar bahwa cincin kawinnya diambil. Apakah
itu ada artinya bagi Anda" Seandainya musuh dari kehidupannya yang dulu telah melacaknya dan
melakukan kejahatan ini, apakah alasan ia mengambil cincin kawin kalian""
Sejenak aku berani bersumpah wanita itu tersenyum tipis.
"Saya tidak bisa mengatakannya," jawabnya. "Jelas itu luar biasa sekali."
"Well, kami tidak akan menahan Anda lebih lama, dan kami minta maaf terpaksa merepotkan
Anda pada saat-saat seperti ini," kata Inspektur. "Ada hal-hal yang lain, tapi kami bisa menanyakannya
pada Anda nanti." Mrs. Douglas berdiri, dan sekali lagi aku menyadari tatapan cepat bertanya-tanya yang
dilontarkannya saat memandang kami. "Bagaimana pendapat kalian mengenai kesaksian saya""
Kurang-lebih begitulah yang diucapkan pandangannya. Lalu, setelah membungkuk, ia berlalu dan
dalam ruangan. "Ia wanita yang cantik sangat cantik," kata MacDonald sambil berpikir, setelah pintu tertutup
di belakang Mrs. Douglas. "Barker jelas sering berada di sini. Ia orang yang mungkin menarik bagi
wanita. Ia mengakui Douglas cemburu padanya, dan mungkin ia sendiri mengetahui apa yang telah
menimbulkan kecemburuan itu. Lalu ada persoalan cincin kawin ini. Kau tidak bisa melupakannya
begitu saja. Orang yang mengambil cincin kawin dari tangan mayat Apa pendapatmu, Mr. Holmes""
Temanku duduk dengan menumpukan kepala pada tangannya, tenggelam dalam pemikiran yang
paling dalam. Sekarang ia berdiri dan membunyikan lonceng. "Ames," katanya sewaktu kepala pelayan
tersebut masuk, "di mana Mr. Cecil Barker sekarang""
"Akan saya cari, Sir."
Ia kembali sesaat kemudian untuk memberitahu bahwa Barker ada di kebun.
"Apakah kau ingat, Ames, apa yang dikenakan Mr. Barker di kakinya semalam sewaktu kau
menggabungkan diri dengannya di ruang kerja""
52 "Ya, Mr. Holmes. Ia mengenakan sandal kamar tidur. Saya yang membawakan sepatu botnya
sewaktu ia hendak ke kantor polisi."
"Di mana sandal itu sekarang""
"Masih di bawah kursi di ruang depan."
"Bagus sekali, Ames. Tentu saja, penting bagi kami untuk mengetahui yang mana jejak orang
luar dan yang ma na jejak Mr. Barker."
"Ya, Sir. Saya ingin mengatakan bahwa saya melihat sandal itu bernoda darah begitu pula
sandal saya sendiri."
"Itu wajar, mengingat kondisi ruangannya. Bagus sekali, Ames. Kami akan memanggilmu lagi
kalau perlu." Beberapa menit kemudian kami telah berada di ruang kerja. Holmes membawa sandal karpet
dari ruang depan. Sebagaimana yang dilihat Ames, kedua solnya berlumuran darah.
"Aneh!" gumam Holmes, sambil berdiri di depan jendela dan memeriksanya dengan teliti.
"Benar-benar sangat aneh!"
Sambil membungkuk ia meletakkan sandal itu di
atas jejak darah di kusen. Persis sama. Ia tersenyum
sambil membisu ke arah para koleganya.
Inspektur begitu penuh semangat hingga berdiri
kaku di tempatnya. Aksen aslinya terdengar bagai suara
tongkat digeserkan di pagar.
"Man" serunya, "tidak ragu lagi! Barker sendiri
yang meninggalkan jejak di jendela. Jejak itu jauh lebih
lebar daripada sepatu bot mana pun. Kalau tidak salah,
Anda mengatakan ini jejak orang berkaki rata, dan ini
penjelasannya. Tapi apa permainannya, Mr. Holmes
apa permainannya""
"Ya, apa permainannya"" ulang temanku sambil
berpikir. 53 White Mason terkekeh dan menggosok-gosokkan tangannya yang gemuk dengan sikap puas
profesional. "Sudah saya katakan kasus ini membingungkan!" serunya. "Dan memang kasus ini benar-benar membingungkan!"
54 BAB 6 Titik Terang KETIGA detektif itu menganggap banyak detail yang harus ditanyakan, jadi aku kembali
seorang diri ke penginapan kami yang sederhana di desa. Tapi sebelum itu aku berjalan-jalan di kebun
gaya lama yang mengapit rumah. Berderet-deret semak yew tua yang dipangkas mengikuti desain aneh
tumbuh mengelilinginya. Di dalamnya terdapat hamparan rumput yang indah dengan jam matahari di
tengah, secara keseluruhan menimbulkan kesan menenangkan dan santai, yang disukai sarafku yang
tegang. Dalam suasana yang sangat damai ini orang bisa lupa atau mengingatnya hanya sebagai mimpi
buruk yang fantastis, ruang kerja di mana terdapat sosok telentang dan berlumuran darah di lantai.
Sekalipun begitu, saat aku berjalan berkeliling dan mencoba untuk menenangkan jiwaku, terjadi
insiden aneh, yang membuatku teringat kembali pada tragedi tersebut dan menimbulkan kengerian
dalam benakku. Aku sudah mengatakan bahwa sederetan semak yew memagari kebun. Di ujung terjauh dari
rumah, sesemakan tersebut menebal membentuk pagar yang menyatu. Di balik pagar hidup ini,
tersembunyi dari pandangan siapa pun yang datang dari arah rumah, terdapat bangku batu. Sewaktu
mendekati tempat itu aku mendengar suara-suara, suara berat pria yang berkomentar, ditanggapi gelak
tawa feminin. Sesaat kemudian aku telah mengitari pagar hidup tersebut dan melihat Mrs. Douglas dan Barker
sebelum mereka menyadari kehadiranku. Penampilan Mrs. Douglas mengejutkan aku. Di ruang makan
tadi ia tampak pendiam dan sedih. Sekarang semua kedukaan palsunya telah hilang. Matanya berbinar-binar penuh kebahagiaan, dan wajahnya memancarkan kegembiraan atas komentar temannya. Barker
duduk agak condong ke arahnya, tangannya saling menggenggam dan sikunya bertumpu di lutut.
Senyum memancar di wajahnya yang tegas dan tampan. Dalam sekejap tapi terlambat sedetik
mereka kembali menampilkan topeng kesedihan sewaktu melihat kehadiranku. Mereka buru-buru
bicara, lalu Barker bangkit dan melangkah mendekatiku.
"Maaf, Sir," katanya, "tapi apakah benar Anda Dr. Watson""
Aku membungkuk dengan sikap dingin yang dengan jelas menunjukkan pikiran yang ada dalam
55 benakku. "Sudah kami duga Andalah orangnya, mengingat persahabatan Anda dengan Mr. Sherlock
Holmes begitu terkenal. Apakah Anda tidak keberatan bercakap-cakap dengan Mrs. Douglas sebentar""
Aku mengikutinya dengan wajah masam. Aku teringat jelas sosok yang luka parah di lantai itu.
Di sini, beberapa jam sesudah tragedi tersebut, kutemukan istri dan sahabat dekatnya tertawa-tawa di
balik semak-semak kebun yang dulu merupakan kebunnya. Kusapa wanita itu dengan singkat. Tadinya
di ruang makan aku turut merasakan kedukaannya. Sekarang kubalas tatapannya dengan pandangan
datar. "Saya rasa Anda menganggap saya sudah mati rasa," katanya.
Aku mengangkat bahu "Itu bukan urusan saya," kataku.
"Mungkin suatu hari nanti Anda bisa memberi saya keadilan. Kalau saja Anda menyadari "
"Dr. Watson tidak perlu menyadari apa pun," kata Barker tergesa-gesa. "Seperti yang sudah
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dikatakannya sendiri, ini bukan urusannya."
"Tepat sekali," kataku, "dan sekarang saya minta izin untuk melanjutkan acara jalan-jalan saya."
"Sebentar, Dr. Watson," seru wanita tersebut dengan suara memohon. "Ada satu pertanyaan
yang hanya bisa dijawab oleh Anda dengan otoritas lebih tinggi dibandingkan siapa pun di dunia ini.
Dan hal itu sangat berarti bagi saya. Anda mengenal Mr. Holmes dan hubungannya dengan polisi lebih
baik daripada siapapun. Seandainya ada masalah yang diberitahukan kepadanya dan harus
dirahasiakannya, apakah ia harus menyampaikannya kepada para detektif itu""
"Ya, betul," kata Barker penuh semangat. "Apakah ia mandiri atau ia bersama mereka
sepenuhnya" "Saya benar-benar tidak tahu apakah boleh mendiskusikan hal itu."
"Saya minta saya mohon Anda bersedia menjawabnya, Dr. Watson! Saya jamin tindakan Anda
ini akan membantu kami sangat membantu kami kalau Anda bersedia."
Ada nada ketulusan dalam suara wanita tersebut sehingga sesaat aku melupakan semua
kebohongannya dan tergerak untuk memenuhi permintaannya.
"Mr. Holmes penyelidik yang independen," kataku. "Ia tidak bekerja di bawah siapa pun, dan
bertindak sesuai penilaiannya sendiri. Pada saat yang sama, ia tentu saja harus setia terhadap para
56 petugas yang menangani kasus yang sama. Dan ia tidak akan menutupi apa pun yang bisa membantu
mengadili seorang penjahat. Lebih dari itu saya tidak bisa mengatakan apa-apa, dan saya sarankan
sebaiknya Anda tanyakan sendiri kepada Mr. Holmes kalau menginginkan informasi yang lebih
lengkap." Setelah mengatakan itu aku mengangkat topi dan melanjutkan perjalanan, meninggalkan
mereka yang masih duduk di balik sesemakan. Aku berpaling ke sana saat berputar di ujung seberang
taman, dan melihat mereka masih bercakap-cakap penuh semangat. Dan, saat mereka menatap ke
arahku, jelas sekali perbincangan kamilah yang tengah mereka bicarakan.
"Aku tidak ingin mendengar pengakuan rahasia apa pun dari mereka," kata Holmes, sewaktu
kulaporkan apa yang terjadi. Ia menghabiskan sepanjang siang di Manor House dengan berkonsultasi
pada kedua koleganya. Holmes kembali sekitar pukul 17.00 dengan selera makan besar untuk minum
teh yang kupesankan. "Tidak ada pengakuan rahasia apa pun, Watson, karena hal-hal seperti itu sangat
mengganggu bila akhirnya harus ada penangkapan dengan tuduhan persekongkolan dan pembunuhan."
"Menurutmu akhirnya akan begitu""
Suasana hatinya sedang riang. "Watson yang baik, kalau aku sudah selesai menyelidiki kau pasti
akan kuberitahu mengenai seluruh situasinya. Maksudku, bukannya kita sudah memperkirakan begitu
jauh dari itu tapi bila kita sudah menemukan barbel yang hilang itu "
"Barbel itu!" "Dear me, Watson, mungkinkah kau masih belum memahami fakta bahwa kasus ini tergantung
dari barbel yang hilang itu" Well, well, tidak perlu bersedih, karena, di antara kita sendiri, kurasa baik
Inspektur Mac maupun petugas setempat yang cemerlang itu tidak memahami pentingnya kejadian ini.
Satu barbel, Watson! Coba pikirkan ada atlet yang hanya memiliki satu barbel! Bayangkan
perkembangan otot yang tidak seimbang, ancaman pembengkokan tulang punggung. Mengejutkan,
Watson, mengejutkan!"
Ia duduk dengan mulut penuh roti bakar dan mata berbinar-binar, mengawasi kebingunganku.
Hanya dengan melihat selera makannya yang besar sudah cukup untuk meyakinkan aku tentang
keberhasilan pengungkapan kasus ini, karena aku ingat sekali hari dan mala
m yang berlalu ketika ia tidak memikirkan makanan sesaat pun, sewaktu otaknya yang berputar kencang berusaha memahami
masalah sementara wajahnya yang tirus dan penuh semangat tampak semakin menonjol karena
57 pemusatan perhatian. Akhirnya ia menyulut pipanya, dan sambil duduk di ruang duduk penginapan tua
desa itu ia berbicara perlahan-lahan dan secara acak mengenai kasusnya, lebih tepat mengungkapkan
apa yang dipikirkannya daripada menyampaikan pernyataan yang telah dipertimbangkan.
"Kebohongan, Watson kebohongan besar, mencolok, dan tidak terbantah yang menyambut
kita! Itulah titik awal kita. Seluruh cerita yang disampaikan Barker merupakan kebohongan. Tapi cerita
Barker didukung oleh Mrs. Douglas. Oleh karena itu Mrs. Douglas juga berbohong. Mereka berdua
berbohong, dan bersekongkol. Jadi sekarang masalah yang kita hadapi sudah jelas. Kenapa mereka
berbohong, dan kebenaran apa yang dengan susah payah mereka tutupi" Coba lihat, Watson kau dan
aku apakah kita bisa memahami kebohongan ini dan menyusun kebenarannya.
"Dari mana aku tahu mereka berbohong" Karena kebohongan mereka begitu ceroboh sehingga
terlihat jelas. Coba pertimbangkan! Menurut cerita yang disampaikan pada kita, pembunuhnya
memiliki waktu kurang dari semenit sesudah melakukan perbuatannya untuk mengambil cincin, yang
dikenakan di bawah cincin yang lain, dari jari tangan korban, lalu mengembalikan cincin yang lain itu
sesuatu yang jelas tidak akan pernah dilakukannya dan meletakkan kartu yang aneh di samping
korbannya. Menurutku tindakan itu jelas mustahil.
"Kau mungkin mendebatnya tapi aku terlalu menghargai pendapatmu, Watson, untuk
menganggap bahwa kau akan berbuat begitu bahwa cincin itu mungkin diambil sebelum korban
dibunuh. Fakta bahwa lilinnya belum lama dinyalakan menunjukkan bahwa tidak terjadi percakapan
yang panjang. Apakah Douglas, dari apa yang kita dengar mengenai karakternya yang tidak mengenal
takut, pria yang bersedia memberikan cincin kawinnya dalam waktu sesingkat itu, atau apakah kita bisa
menerima bahwa ia menyerah begitu saja" Tidak, tidak, Watson, pembunuh itu hanya berduaan
bersama korban selama beberapa waktu lilinnya menyala. Aku tidak ragu mengenai hal itu.
"Tapi jelas kematiannya disebabkan karena tembakan. Oleh karena itu tembakannya pasti
dilakukan jauh lebih awal daripada yang diceritakan pada kita. Tapi dalam hal-hal seperti ini tidak
boleh ada kesalahan. Oleh karena itu, kita menghadapi persekongkolan dua orang yang mendengar
suara tembakannya si Barker dan Mrs. Douglas. Setelah aku mampu menunjukkan bahwa jejak darah
di kusen jendela sengaja dibuat Barker, untuk memberi petunjuk palsu pada polisi, kau pasti mengakui
bahwa kasusnya berkembang menjadi memberatkan dirinya.
"Sekarang kita harus bertanya sendiri pada jam berapa sebenarnya pembunuhan itu terjadi.
58 Hingga pukul 22.30 para pelayan masih berkeliaran di dalam rumah, jadi jelas bukan sebelum itu. Pada
pukul 22.45 mereka semua telah masuk kamar kecuali Ames, yang masih berada di dapur. Aku telah
melakukan beberapa percobaan sesudah kau meninggalkan kami sore tadi, dan kudapati bahwa suara
apa pun yang bisa dibuat MacDonald di ruang kerja tidak bisa kudengar dari dapur bila semua pintu
ditutup. "Tapi lain bila dari kamar pengurus rumah. Kamar itu tidak jauh dari ruang kerja, dan dari sana
samar-samar aku bisa mendengar suara yang diperdengarkan dengan sangat keras. Suara tembakan
senapan tabur agak teredam kalau jarak tembaknya sangat dekat, dan tidak ragu lagi itulah yang terjadi
dalam kasus ini. Suaranya tidak akan keras, tapi dalam kesunyian malam seharusnya suara itu bisa
terdengar dengan mudah dari kamar Mrs. Allen. Ia, seperti yang diceritakannya pada kita, agak tuli.
Tapi tetap saja dalam kesaksiannya ia menyinggung bahwa ia mendengar suara seperti pintu dibanting
tertutup sekitar setengah jam sebelum lonceng dibunyikan. Setengah jam sebelum lonceng dibunyikan
berarti sekitar pukul 22.45. Aku tidak ragu bahwa yan
g didengarnya adalah suara letusan senapan. Dan
itulah saat pembunuhannya terjadi.
"Kalau benar begitu, sekarang kita harus menentukan apa yang Barker dan Mrs. Douglas, bisa
lakukan sejak pukul 22.45 dengan anggapan mereka bukanlah pembunuh yang sebenarnya sewaktu
suara tembakan membuat mereka ke kamar Douglas hingga pukul 23.15 sewaktu mereka
membunyikan lonceng dan memanggil para pelayan. Apa yang mereka lakukan, dan kenapa mereka
tidak segera membunyikan lonceng" Itu pertanyaan yang kita hadapi, dan pada saat mendapat
jawabannya kita jelas akan memecahkan masalah ini."
"Aku sendiri yakin," kataku, "ada saling pengertian antara kedua orang itu. Mrs. Douglas pasti
makhluk yang tidak berperasaan karena duduk dan tertawa-tawa hanya beberapa jam sesudah kematian
suaminya." "Tepat sekali. Ia tidak menampilkan diri sebagai istri bahkan sewaktu menceritakan
kesaksiannya. Aku bukan pengagum wanita, sebagaimana yang sudah kausadari, Watson. Tapi
pengalaman hidupku mengajarkan bahwa hanya sedikit istri yang mencintai suaminya yang
membiarkan kata-kata orang lain menghalangi dirinya mendekati mayat suaminya. Seandainya aku
pernah menikah, Watson, aku berharap bisa menanamkan perasaan sedemikian rupa sehingga
membuatnya menolak dibimbing pergi oleh pengurus rumah sementara mayatku tergeletak hanya
59 beberapa meter dari dirinya. Itu drama yang sangat buruk, karena bahkan penyelidik yang paling tidak
berpengalaman pun pasti menyadari tidak adanya kesedihan khas wanita. Kalau tidak ada hal yang lain,
menurutku kejadian ini saja sudah menunjukkan adanya persekongkolan."
"Kalau begitu jelas kau menganggap Barker dan Mrs. Douglas bersalah dalam pembunuhan
ini"" "Pertanyaanmu terlalu lugas, Watson," kata Holmes, sambil menggoyang-goyangkan pipa ke
arahku. "Bagiku pertanyaanmu seperti peluru. Kalau maksudmu Mrs. Douglas dan Barker mengetahui
kebenaran tentang pembunuhan itu, dan bersekongkol untuk menutupinya, kujawab ya dengan sepenuh
hatiku. Aku yakin itu yang mereka lakukan. Tapi pertanyaanmu yang lebih mematikan tidak sejelas itu.
Coba kita pertimbangkan sebentar kesulitan-kesulitan yang menghalangi.
"Kita anggap saja pasangan itu dipersatukan oleh ikatan cinta yang salah, dan mereka
memutuskan untuk menyingkirkan orang yang menghalangi hubungan mereka. Itu pengandaian yang
besar, karena penyelidikan diam-diam di antara para pelayan dan yang lainnya tidak mendukung
kemungkinan itu sama sekali. Sebaliknya, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa suami-istri
Douglas sangat menyayangi satu sama lain."
"Aku yakin itu tidak benar," kataku, mengingat wajah Mrs. Douglas yang tersenyum di kebun.
"Well paling tidak mereka mengesankan begitu. Tapi, kita akan menganggap mereka pasangan
yang sangat hebat, yang berhasil menipu semua orang dalam hal ini, dan bersekongkol untuk
membunuh si suami. Ia kebetulan orang yang hidupnya terancam bahaya "
"Itu kata mereka, dan kita tidak memiliki bukti lain."
Holmes tampak berpikir. "Aku mengerti, Watson. Kau menyusun teori dengan dasar bahwa
semua yang mereka katakan sejak awal adalah bohong. Menurut pendapatmu, tidak pernah ada
ancaman tersembunyi, atau perkumpulan rahasia, atau Lembah Ketakutan, atau Boss MacSiapa atau
yang lainnya. Well, itu generalisasi yang bagus. Coba lihat apa yang ditunjukkan pikiran seperti itu.
Mereka menciptakan teori ini untuk membenarkan kejahatan mereka. Lalu mereka memainkan gagasan
ini dengan meninggalkan sepeda di taman sebagai bukti keberadaan orang luar. Noda di kusen jendela
juga menunjukkan hal yang sama. Begitu pula dengan kartu di dekat mayat, yang mungkin disiapkan
dalam rumah. Semuanya sesuai dengan hipotesismu, Watson. Tapi sekarang ada satu hal yang tidak
bisa dimasukkan ke dalam teorimu. Kenapa menggunakan senapan tabur yang dipotong dan kenapa
60 harus buatan Amerika" Kebetula
n saja Mrs. Allen tidak segera keluar kamar untuk mencari tahu
tentang suara pintu ditutup yang didengarnya. Kenapa pasangan penjahatmu melakukan semua ini,
Watson"" "Kuakui kalau aku tidak bisa menjelaskannya."
"Lagi pula, kalau seorang wanita dan kekasihnya bersekongkol untuk membunuh suaminya,
apakah mereka akan 'mengiklankan' kesalahan mereka dengan terang-terangan mengambil cincin
kawinnya sesudah kematian si suami" Apakah menurutmu hal itu mungkin, Watson""
"Tidak, tidak mungkin."
"Dan sekali lagi, kalau kaupikirkan tindakan meninggalkan sepeda di luar itu, bukankah
tindakan tersebut konyol karena detektif yang paling tolol sekalipun akan mengatakan bahwa jelas itu
petunjuk palsu, karena sepeda itu merupakan benda pertama yang diperlukan pelarian ini untuk bisa
meloloskan diri." "Kuakui aku tidak bisa menjelaskan."
"Sekalipun begitu, seharusnya tidak ada kejadian yang tidak bisa dijelaskan. Sekadar sebagai
latihan mental, tanpa ada pikiran bahwa ini mungkin benar, coba pertimbangkan kemungkinan ini.
Kuakui, ini hanya sekadar imajinasi. Tapi seberapa sering imajinasi menjadi awal dari kebenaran"
"Bayangkan saja ada rahasia, rahasia yang benar-benar memalukan dalam kehidupan orang
bernama Douglas ini. Rahasia ini menyebabkan ia dibunuh seseorang yang, kita anggap saja, berfungsi
sebagai pembalas, seseorang dari luar. Pembalas dendam ini, karena sejumlah alasan yang kuakui
masih tidak bisa kujelaskan, mengambil cincin kawin Douglas. Pembalasan ini mungkin dikarenakan
masalah yang terjadi pada zaman pernikahan pertama Douglas, dan cincin itu diambil untuk alasan
yang kurang-lebih berkaitan dengan itu.
"Sebelum pembalas dendam ini melarikan diri, Barker dan Mrs. Douglas tiba di kamar.
Pembunuhnya berhasil meyakinkan mereka bahwa penangkapan dirinya akan memicu penyebaran
skandal yang memalukan. Mereka terpengaruh, dan lebih suka membiarkan ia pergi. Untuk tujuan ini,
mungkin mereka menurunkan jembatannya, yang bisa dilakukan hampir tanpa suara, dan lalu
mengangkatnya lagi. Ia berhasil melarikan diri, dan entah karena apa mengira akan lebih aman kalau ia
berjalan kaki daripada mengendarai sepeda. Oleh karena itu ia meninggalkan kendaraannya di tempat
yang tidak akan ditemukan sebelum ia telah cukup jauh. Sejauh ini semua itu masih mungkin terjadi,
61 bukan"" "Well, mungkin saja," kataku, sambil menahan diri.
"Kita harus ingat, Watson, bahwa apa pun yang terjadi jelas sesuatu yang luar biasa. Well, untuk
melanjutkan pengandaian kita, pasangan ini tidak harus mereka bersalah menyadari sesudah
kepergian pembunuhnya bahwa mereka menempatkan diri sendiri dalam posisi yang mungkin sulit
bagi mereka untuk membuktikan bahwa bukan mereka yang melakukan kejahatan ini. Mereka dengan
cepat dan agak ceroboh berusaha mengatasi masalah ini. Jejak di kusen jendela dibuat Barker dengan
sandalnya yang bernoda darah untuk menunjukkan bagaimana pembunuhnya melarikan diri. Mereka
jelas mendengar suara tembakannya, jadi mereka bereaksi sebagaimana seharusnya. Tapi mereka
melakukannya setengah jam sesudah kejadian."
"Bagaimana caramu membuktikan semua ini""
"Well, kalau memang ada orang luar, ia bisa dilacak dan ditangkap. Itu akan merupakan bukti
yang paling efektif. Tapi kalau tidak well, sumber daya llmu pengetahuan masih belum habis. Kupikir
akan sangat membantu kalau aku semalaman seorang diri di ruang kerja itu."
"Semalaman seorang diri!"
"Aku berniat ke sana sekarang juga. Aku sudah mengaturnya dengan Ames, yang sangat
menghormati Barker. Aku akan duduk di ruangan itu dan melihat apakah suasananya memberiku
inspirasi. Aku percaya semua tempat memiliki jiwa. Kau tersenyum, Watson. Well, kita lihat saja.
Omong-omong, kau membawa payung besarmu, bukan""
"Ada di sini." "Well, kalau boleh aku ingin meminjamnya."
"Tentu saja tapi ini senjata yang payah! Kalau ada bahaya
" "Tidak ada yang serius, Watson, kalau ada aku pasti akan meminta bantuanmu. Tapi payungmu
akan kubawa. Pada saat ini aku hanya menunggu kembalinya para kolega kita dari Tunbridge Wells.
Mereka sedang berusaha mencari pemilik sepeda itu."
Malam telah turun saat Inspektur MacDonald dan White Mason kembali dari perjalanan
mereka, dan mereka kembali dengan gembira, melaporkan kemajuan besar dalam penyelidikan kami.
"Bung, kuakui aku pernah ragu-ragu apakah memang ada orang luar yang terlibat," kata
62 MacDonald, "tapi semua sudah berlalu sekarang. Kami sudah berhasil mengidentifikasi sepedanya, dan
kami mendapat deskripsi buruan kami. Jadi perjalanan kami sangat berhasil."
"Bagiku justru kedengaran seperti awal dari akhir," kata Holmes. "Aku mengucapkan selamat
pada kalian dengan sepenuh hati."
"Well, kumulai dari fakta bahwa Mr. Douglas tampak resah sejak kemarin dulu, sewaktu ia pergi
ke Tunbridge Wells. Dengan begitu di Tunbridge Wells-lah ia menyadari adanya bahaya. Oleh karena
itu jelas, kalau ada orang yang datang dengan mengendarai sepeda, ia pasti datang dari Tunbridge
Wells. Kami membawa sepedanya dan menunjukkannya ke hotel-hotel di sana. Sepeda itu seketika
dikenali manajer Eagle Commercial sebagai milik pria bernama Hargrave, yang menyewa kamar di
sana dua hari yang lalu. Sepeda dan tas kecil itu satu-satunya barang pria bernama Hargrave tersebut. Ia
mengaku berasal dari London, tapi tidak memberikan alamat di sana. Tas ini buatan London, dan isinya
buatan Inggris. Tapi orangnya sendiri tidak ragu lagi orang Amerika."
"Well, well" kata Holmes dengan nada mengejek, "kalian benar-benar sudah bekerja sementara
aku duduk menyusun teori bersama temanku. Ini pelajaran untuk bersikap praktis Mr. Mac."
"Aye, hanya begitu, Mr. Holmes," kata inspektur tersebut dengan sikap puas.
"Tapi semua ini mungkin sesuai dengan teorimu," kataku.
"Mungkin atau mungkin tidak. Tapi coba kita dengar hingga selesai. Apakah tidak ada yang bisa
mengidentifikasi orang ini""
"Sedikit sekali yang kami temukan, jelas bahwa orang ini sangat merahasiakan identitasnya.
Tidak ada dokumen atau surat, tidak ada tanda pada pakaiannya. Di meja kamar tidurnya terdapat peta
untuk bersepeda di negara ini. Ia meninggalkan hotel sesudah sarapan kemarin pagi dengan
mengendarai sepedanya, dan tidak ada kabar lagi tentang dirinya hingga kami datang bertanya."
"Itu yang membingungkan aku, Mr. Holmes," kata White Mason. "Kalau orang ini tidak ingin
diketahui orang, seharusnya ia kembali dan tetap menginap di hotelnya sebagai wisatawan yang tidak
mengerti apa-apa. Tapi sebagaimana kenyataannya, ia pasti mengetahui akan dilaporkan ke polisi oleh
manajer hotel dan bahwa menghilangnya dirinya akan dikaitkan dengan pembunuhan ini."
"Seharusnya begitu. Sekalipun begitu, boleh diakui ia cukup cerdas, mengingat hingga sekarang
ia belum tertangkap. Tapi deskripsinya bagaimana""
MacDonald membuka buku catatannya. "Apa yang kami peroleh hanyalah sejauh yang bisa
63 mereka katakan. Mereka tampaknya tidak terlalu memperhatikan dirinya, tapi portir, petugas hotel, dan
pelayan kamar semuanya setuju bahwa kurang-lebih beginilah deskripsi dirinya. Tingginya kurang-lebih 170 sentimeter, usianya sekitar lima puluh tahun, rambutnya agak kaku dan kusut, kumisnya
mulai beruban, hidung bengkok, dan wajahnya digambarkan kejam dan pemarah."
"Well, itu ekspresi orang yang biasa mengunjungi bar, bisa jadi deskripsi Douglas sendiri," kata
Holmes. "Ia berusia lima puluh lebih sedikit, rambutnya kaku dan kusut, juga kumisnya, dan tingginya
kurang-lebih sama. Apa lagi yang kalian dapatkan""
"Ia mengenakan setelan kelabu tebal dengan rompi dan ia mengenakan mantel luar pendek
berwarna kuning serta topi lunak."
"Bagaimana dengan senapan taburnya""
"Panjangnya kira-kira lima puluh sentimeter. Sangat mungkin untuk disimpan dalam tas. Ia bisa
membawanya di balik mantelnya tanpa kesulitan."
"Menurutmu apa pengaruh semua ini terhadap kasusnya secara keseluruhan""
"Well, Mr. Holmes," kata MacDonald, "pada saa
t kita berhasil menangkap buruan kita nanti
dan kau boleh yakin bahwa aku sudah mengirimkan deskripsinya lima menit sesudah mendengarnya
kita bisa menilai dengan lebih baik. Tapi, sebagaimana kenyataannya sekarang, kita jelas sudah
mendapat kemajuan pesat. Kita tahu ada orang Amerika yang mengaku bernama Hargrave datang ke
Tunbridge Wells dua hari yang lalu dengan mengendarai sepeda dan membawa tas. Di dalam tas itu
terdapat sepucuk senapan tabur yang sudah digergaji, jadi ia datang dengan niat melakukan kejahatan.
Kemarin pagi ia berangkat ke tempat ini dengan mengendarai sepedanya, dengan senapan
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
disembunyikan di balik mantel. Tidak seorang pun melihat kedatangannya, setahu kita. Tapi ia tidak
perlu melintasi desa untuk tiba di gerbang kebun. Dan ada banyak pengendara sepeda di jalan.
Kemungkinan besar ia langsung menyembunyikan sepedanya begitu tiba, lalu ia sendiri juga turut
bersembunyi di sana, sambil terus mengamati rumah, menunggu Mr. Douglas keluar. Senapan tabur
merupakan senjata yang aneh untuk dipergunakan di dalam rumah, tapi ia berniat menggunakannya di
luar. Senapan itu jelas memiliki keuntungan tersendiri, karena tidak mungkin luput, dan suara tembakan
begitu umum di kawasan berburu Inggris ini sehingga tidak seorang pun akan memperhatikannya."
"Semuanya sangat jelas," kata Holmes.
"Well, Mr. Douglas tidak muncul. Apa yang dilakukannya sesudah itu" Ia meninggalkan
64 sepedanya dan mendekati rumah waktu senja. Ia mendapati jembatannya masih turun dan tidak ada
seorang pun di sekitar tempat itu. Ia mengambil risiko, tidak ragu lagi sudah menyiapkan alasan kalau
bertemu seseorang di dalam. Ia tidak bertemu siapa pun. Ia menyelinap masuk ke ruangan pertama
yang ditemuinya, dan menyembunyikan diri di balik tirai. Dari sana ia bisa melihat jembatan tariknya
diangkat, dan mengetahui bahwa satu-satunya jalan untuk meloloskan diri hanyalah dengan
menyeberangi parit. Ia menunggu hingga pukul 23.15, sewaktu Mr. Douglas tiba di ruangan itu sesuai
kebiasaannya memeriksa rumah. Ia menembak Mr. Douglas dan melarikan diri, sebagaimana rencana
semula. Ia menyadari sepedanya akan dideskripsikan orang-orang hotel dan akan menjadi petunjuk
yang mengarah pada dirinya; jadi ia meninggalkan sepedanya di sana dan dengan cara lain pergi ke
London atau tempat persembunyian aman yang sudah dipersiapkannya. Bagaimana, Mr. Holmes""
"Well, Mr. Mac, penjelasanmu sangat bagus dan sangat jelas sejauh ini. Itu akhir ceritamu.
Akhir ceritaku adalah kejahatan itu dilakukan setengah jam lebih awal daripada yang dilaporkan. Mrs.
Douglas dan Barker bersekongkol untuk menutupi sesuatu, dan mereka membantu pembunuhnya
melarikan diri atau paling tidak mereka tiba di ruangan sebelum pembunuhnya sempat melarikan diri
dan mereka mengatur petunjuk agar terkesan ia melarikan diri melalui jendela, sementara
kemungkinan besar mereka sendiri yang membebaskannya dengan menurunkan jembatan. Itu
dugaanku mengenai paro pertama kasus ini."
Kedua orang detektif itu menggeleng. "Well, Mr. Holmes, kalau benar demikian, kita hanya
menemui misteri demi misteri," kata inspektur dari London tersebut.
"Dan boleh dikatakan misteri yang satu lebih parah daripada misteri yang sebelumnya," tambah
White Mason. "Wanita itu belum pernah mengunjungi Amerika seumur hidupnya. Ada kaitan apa
antara dirinya dengan seorang pembunuh Amerika sehingga ia bersedia melindunginya""
"Kuakui itulah kesulitannya," kata Holmes. "Kutawarkan untuk melakukan penyelidikan sendiri
malam ini. Dan ada kemungkinan penyelidikanku menyumbangkan sesuatu."
"Kami bisa membantumu, Mr. Holmes""
"Tidak, tidak! Kegelapan dan payung Dr. Watson keinginanku sederhana. Dan Ames, Ames
yang setia tidak ragu lagi ia akan mengecualikan diriku. Semua pikiranku membawaku kembali ke satu
pertanyaan mendasar kenapa seorang pria atletis membesarkan posturnya dengan alat yang begitu
tidak wajar seperti sebuah barbel""
65 Holmes kembali ke hotel larut malam.
Kami tidur di kamar dengan double bed, yang
terbaik yang bisa disediakan penginapan pedesaan
ini. Aku sudah tidur sewaktu separo terjaga oleh
ke pulangannya. "Well, Holmes," gumamku, "ada hasil""
Ia berdiri di sampingku sambil membisu,
dengan membawa lilin. Lalu sosok yang jangkung
dan langsing itu membungkuk ke arahku.
"Menurutku, Watson," bisiknya "apakah kau takut
untuk tidur sekamar dengan orang sinting, orang
yang menurun kecerdasannya, idiot yang sudah
tidak sadar lagi""
"Sedikit pun tidak," jawabku heran.
"Ah, beruntung sekali," katanya, dan
setelah itu ia tidak mengatakan apa-apa lagi
sepanjang malam. 66 BAB 7 Pemecahan KEESOKAN paginya, sesudah sarapan, kami menemui Inspektur MacDonald dan White Mason
yang sedang bercakap-cakap di ruang tamu kecil di rumah sersan polisi setempat itu. Di meja depan
mereka menumpuk sejumlah surat dan telegram, yang dengan hati-hati mereka pilah-pilah. Tiga di
antaranya diletakkan di satu sisi.
"Masih berusaha melacak pengendara sepeda yang lihai itu"" tanya Holmes riang. "Apa kabar
terakhir penjahat itu""
MacDonald menunjuk tumpukan dokumen itu dengan enggan.
"Ia dilaporkan dari Leicester, Nottingham, Southampton, Derby, East Ham, Richmond, dan
empat belas tempat lain. Di tiga di antaranya East Ham, Leicester, dan Liverpool ia menghadapi
kasus yang kuat, dan pernah ditangkap di sana. Negara ini tampaknya penuh dengan pelarian yang
mengenakan mantel kuning."
"Dear me!" kata Holmes dengan nada simpatik.
"Nah, Mr. Mac, dan kau Mr. White Mason, aku ingin memberi kalian nasihat yang tulus.
Sewaktu aku bersedia menangani kasus ini bersamamu, aku mengajukan tawaran, yang pasti kau ingat,
bahwa aku tidak akan memberikan teori yang separo terbukti, aku berhak melaksanakan gagasanku
sendiri hingga merasa puas bahwa teoriku benar. Untuk alasan ini, pada saat ini aku tidak menceritakan
semua yang ada dalam pikiranku. Di sisi lain, aku berjanji untuk bersikap jujur pada kalian dalam hal
ini, dan kurasa tidak adil kalau membiarkan kalian membuang buang waktu sedetikpun untuk tugas
yang tidak ada gunanya ini. Oleh karena itu aku kemari pagi ini untuk memberi saran yang bisa
diringkas dalam empat kata lupakan saja kasus ini."
MacDonald dan White Mason tertegun menatap kolega mereka yang terkenal itu.
"Kau menganggap kasus ini tidak ada harapan diselesaikan"" seru inspektur tersebut.
"Kuanggap kasus kalian tidak ada harapan diselesaikan. Aku tidak merasa tidak ada harapan
untuk mendapatkan kebenaran."
"Tapi pengendara sepeda ini. Ia bukan khayalan. Kami sudah mendapatkan deskripsinya,
67 tasnya, sepedanya. Orang ini pasti ada di suatu tempat. Kenapa kita tidak bisa menangkapnya""
"Ya, ya, tidak ragu lagi ia ada di suatu tempat, dan tidak ragu lagi kita akan menangkapnya. Tapi
aku tidak akan membiarkan kalian membuang-buang energi di East Ham atau Liverpool. Aku yakin
kita bisa menemukan jalan yang lebih singkat untuk mendapatkan hasil."
"Kau merahasiakan sesuatu. Ini tidak adil, Mr. Holmes." Inspektur itu tampak jengkel.
"Kau tahu cara kerjaku, Mr. Mac. Tapi aku akan merahasiakannya dalam waktu sesingkat
mungkin. Aku hanya ingin memastikan rincianku dengan satu cara, yang bisa dilakukan saat ini juga,
lalu mengundurkan diri dan kembali ke London, menyerahkan seluruh hasil penyelidikanku ke tangan
kalian. Aku sangat berutang budi pada kalian sehingga tidak akan berbuat lain, karena berdasarkan
semua pengalamanku, seingatku aku tidak pernah menemui kasus yang lebih aneh dan lebih menarik."
"Aku sama sekali tidak mengerti, Mr. Holmes. Kami menemuimu sewaktu pulang dari
Tunbridge Wells semalam, dan kau boleh dikatakan menyetujui hasil yang kami peroleh. Apa yang
terjadi sejak saat itu sehingga sekarang kau memiliki pendapat yang sama sekali baru mengenai kasus
ini"" "Well, karena kau bertanya, aku akan menjawab. Aku
menghabiskan beberapa jam seperti
yang kukatakan di Manor House semalam "
"Well, apa yang terjadi""
"Ah, aku hanya bisa memberikan jawaban yang sangat umum untuk saat ini. Omong-omong,
aku membaca sejarah singkat tapi jelas dan menarik tentang gedung tua itu, yang dibeli dengan harga
satu penny dari pedagang tembakau setempat."
Holmes mengeluarkan sebuah buku kecil, di mana terukir gambar Manor House kuno, dari saku
rompinya. "Akan sangat menambah semangat penyelidikan, Mr. Mac yang baik, kalau ia mau secara sadar
memedulikan sejarah sekitarnya. Jangan tampak begitu tidak sabar, karena kujamin penjelasan sekering
ini sekalipun bisa menimbulkan gambaran akan masa lalu dalam benak seseorang. Izinkan aku
memberi contoh. 'Dibangun pada tahun kelima James I berkuasa, dan berdiri di lokasi bangunan yang
jauh lebih tua, Manor House of Birlstone merupakan salah satu contoh terbaik yang masih ada
mengenai hunian berparit era James I "'
"Kau mempermainkan kami, Mr. Holmes!"
68 "Tut, tut, Mr. Mac! reaksi emosional pertama yang kulihat dari dirimu. Well, aku tidak akan
meneruskannya, karena kau tampaknya sangat tidak senang. Tapi kalau kukatakan bahwa ada cerita
mengenai pengambil-alihan tempat itu oleh seorang kolonel anggota Parlemen pada tahun 1644,
penyembunyian Charles selama beberapa hari selama Perang, Saudara, dan akhirnya kunjungan George
II, kau akan mengakui bahwa ada berbagai kepentingan yang berkaitan dengan rumah tua itu."
"Aku tidak meragukannya, Mr. Holmes, tapi itu bukan urusan kita."
"Sungguh" Sungguh" Keluasan wawasan, Mr. Mac yang baik, adalah salah satu faktor penting
dalam profesi kita. Interaksi gagasan-gagasan dan penggunaan tidak langsung ilmu pengetahuan sering
sangat menarik. Harap maafkan komentar orang yang, sekalipun hanya pengamat kejahatan, masih
lebih tua dan mungkin lebih berpengalaman daripada dirimu sendiri."
"Aku orang pertama yang akan mengakui hal itu," kata detektif itu sepenuh hati. "Kau sudah
menyampaikan maksudmu, kuakui, tapi kau terlalu berputar-putar dalam mengungkapkannya."
"Well, well, kulewati saja sejarahnya dan langsung membicarakan fakta saat ini. Semalam aku
datang, seperti yang sudah kukatakan, ke Manor House. Aku tidak menemui Barker atau Mrs. Douglas.
Aku tidak melihat alasan untuk mengganggu mereka, tapi aku merasa senang mendengar wanita itu
tidak tenggelam dalam kedukaan dan menyantap makan malam yang luar biasa. Tujuan kedatanganku
untuk menemui Mr. Ames, yang sempat bercakap-cakap denganku, dan akhirnya, tanpa memberitahu
siapa pun, mengizinkan aku duduk seorang diri selama beberapa saat di ruang kerja."
"Apa! Dengan mayat itu"" seruku.
"Tidak, tidak, segalanya sekarang sudah kembali seperti semula. Kau sudah mengizinkannya,
Mr. Mac, aku diberitahu begitu. Kamar itu dalam keadaan normal, dan di dalamnya aku menghabiskan
waktu seperempat jam yang sangat bermanfaat."
"Apa yang kaulakukan""
"Well, tidak ada gunanya merahasiakan hal yang sepele. Aku mencari barbel yang hilang. Fakta
itu selalu mengganggu pikiranku. Aku akhirnya berhasil menemukannya."
"Di mana""
"Ah, dengan begitu kita tiba di hal-hal yang belum dijelajahi. Kita maju sedikit, sedikit saja, dan
aku berjanji kau akan mengetahui semua yang kuketahui."
69 "Well, kami sudah berjanji untuk tidak mengusik cara kerjamu," kata inspektur itu, "tapi kalau
tentang melupakan kasusnya kenapa kami harus melupakan kasusnya""
"Untuk alasan yang sederhana, Mr. Mac yang baik, bahwa kau sama sekali tidak mengetahui
apa yang sedang kauselidiki."
"Kami menyelidiki pembunuhan Mr. John Douglas dari Birlstone Manor."
"Ya, ya, begitulah. Tapi jangan bersusah payah melacak pria bersepeda yang misterius itu.
Percayalah, hal itu tidak membantumu."
"Kalau begitu, menurutmu apa yang sebaiknya kami lakukan""
"Akan kuberitahu apa yang harus kalian lakukan, kalau kalian mau melakukannya."
"Well, harus kuakui bahwa kau selalu memiliki alasan di balik semua caramu yang aneh. Akan
kupatuhi saranmu." "Dan kau, Mr. White Mason""
Detekti f desa itu menatap mereka bergantian dengan pandangan tidak berdaya. Holmes dan
metodenya merupakan hal baru baginya. "Well, kalau hal itu cukup baik menurut Inspektur, bagiku juga
cukup baik," katanya akhirnya.
"Bagus sekali!" kata Holmes. "Well, kalau begitu, kusarankan kalian berdua berjalan-jalan di
desa ini. Kata orang pemandangan dari Birlstone Ridge di Weald sangat luar biasa. Tidak ragu lagi kita
bisa makan siang di penginapan yang layak di sana, sekalipun ketidaktahuanku mengenai pedesaan
menghalangiku untuk memberi rekomendasi. Di malam hari, lelah tapi gembira "
"Bung, ini sudah keterlaluan!" seru MacDonald, sambil bangkit dari kursinya.
"Well, well, lewati saja hari ini sesuka hatimu," kata Holmes, sambil menepuk-nepuk bahu
Inspektur dengan gembira. "Lakukan apa yang kau inginkan dan pergilah ke mana pun kau suka, tapi
temui aku di sini sebelum senja dan jangan terlambat jangan terlambat, Mr. Mac."
"Kedengarannya lebih waras."
"Semuanya merupakan nasihat yang bagus, tapi aku tidak akan berkeras, selama kau ada di sini
pada saat aku memerlukan dirimu. Tapi sekarang, sebelum kita berpisah, tolong tulis surat kepada Mr.
Barker." "Well"" 70 "Akan kudiktekan kalau kau mau. Siap""
"'Dear Sir, Terlintas dalam pikiran saya bahwa sudah menjadi tugas kami untuk mengeringkan
paritnya, dengan harapan kami mungkin akan menemukan '"
"Ini mustahil," kata inspektur itu. "Kami sudah menyelidiki."
"Tut, tut! My dear sir, tolong lakukan apa yang kuminta."
"Well, lanjutkan!"
"' -dengan harapan kami mungkin menemukan sesuatu yang berkaitan dengan penyelidikan
kami. Saya sudah mengaturnya, dan para pekerja akan mulai bertugas besok pagi-pagi sekali untuk
mengalihkan aliran sungai "'
"Mustahil!" "' mengalihkan aliran sungai. Jadi saya pikir lebih baik saya memberitahu Anda terlebih dulu.'
Nah, sekarang tolong tandatangani, dan serahkan langsung pada Mr. Barker pada sekitar pukul 16.00.
Pada saat itu kita akan berkumpul lagi di ruangan ini. Sebelum itu kita masing-masing boleh berbuat
sesuka hati, karena kujamin penyelidikan ini tidak bisa tidak sudah mencapai tahap harus berhenti
sejenak." Malam mulai turun saat kami berkumpul kembali. Holmes bersikap sangat serius, aku sendiri
penasaran, dan kedua orang detektif itu jelas merasa jengkel.
"Well, Tuan-tuan," kata temanku serius. "Kuminta kalian sekarang mempertaruhkan segalanya
pada diriku, dan kalian akan menilai sendiri apakah penyelidikanku membenarkan kesimpulan yang
sudah kuambil. Malam ini dingin, dan aku tidak tahu akan berapa lama ekspedisi kita ini, jadi kuminta
kalian mengenakan mantel yang paling hangat. Penting sekali agar kita sudah berada di tempat sebelum
gelap, jadi dengan seizin kalian kita akan berangkat sekarang juga."
Kami melewati batas luar kebun Manor House hingga tiba di tempat yang terdapat celah pada
pagarnya. Kami menyelinap masuk melalui celah tersebut, dan dalam keremangan senja kami
mengikuti Holmes hingga tiba di sesemakan yang tumbuh hampir di seberang pintu utama dan
jembatan tarik. Jembatan itu belum diangkat. Holmes berjongkok di balik sesemakan, dan kami bertiga
mengikuti langkahnya. "Well, apa yang kita lakukan sekarang"" tanya MacDonald agak serak.
71 "Bersabar dan berusaha sedapat mungkin tidak menimbulkan suara," jawab Holmes.
"Untuk apa kita berada di sini" Aku benar-benar merasa kau seharusnya lebih terbuka pada
kami." Holmes tertawa. "Watson berkeras aku orang yang paling senang mendramatisir kehidupan,"
katanya. "Jiwa seniman dalam diriku mendorongku menampilkan pertunjukan yang dipersiapkan
dengan baik. Profesi kita, Mr. Mac, pasti akan menjadi profesi yang membosankan kalau kita kadang-kadang tidak mengatur situasinya agar hasilnya menggemparkan. Tuduhan secara terang-terangan,
tepukan keras di bahu apa yang bisa dihasilkan dari d"nouement seperti itu" Tapi deduksi yang cepat,
jebakan yang tidak kentara, ramalan tepat akan kejadian yang akan datang, pembuktian teori-teori yang
berani bukankah semua itu merupakan kebanggaan d
an pembenaran dari pekerjaan kita" Pada saat ini
kau merasa bergairah karena kehebatan situasinya dan antisipasi pemburu. Apakah kau akan merasa
bergairah kalau aku sepasti sebuah jadwal" Aku hanya meminta sedikit kesabaran, Mr. Mac, dan semua
akan menjadi jelas bagimu."
"Well, kuharap kebanggaan, pembenaran, dan segala yang lainnya tadi itu akan tiba sebelum
kita jadi mayat," tukas detektif London itu dengan kepasrahan yang lucu.
Kami semua memiliki alasan yang bagus untuk menyetujuinya, karena penantian kami panjang
dan pahit. Perlahan-lahan bayangan kegelapan menyelimuti wajah muram dan panjang rumah tua itu.
Hawa dingin dan basah yang menyebar dari parit membekukan kami hingga tulang dan menyebabkan
gigi-gigi kami bergemeretuk Di gerbang menyala sebuah lampu, juga di ruang kerja yang fatal itu.
Bagian bagian lain gelap dan tidak bergerak.
"Berapa lama lagi"" tanya Inspektur akhirnya. "Dan sebenarnya apa yang kita awasi""
"Aku sendiri tidak tahu berapa lama kita harus menunggu," balas Holmes agak kasar. "Kalau
tindakan para penjahat selalu setepat jadwal kereta api, jelas akan jauh lebih menyenangkan bagi kita
semua. Sedangkan mengenai apa yang kita Well, itu yang kita awasi!"
Saat ia berbicara, cahaya terang kekuningan dari ruang kerja tertutup oleh seseorang yang
mondar-mandir di depannya. Sesemakan tempat kami bersembunyi terletak tepat di seberang jendela
dan tidak lebih dari seratus meter jauhnya. Jendela itu terbuka diiringi derit engsel-engselnya, dan kami
samar-samar bisa melihat sosok kepala dan bahu seorang pria yang memandang kegelapan. Selama
beberapa menit ia memandang ke luar dengan hati-hati, seperti orang yang ingin memastikan tidak ada
72 yang mengamati perbuatannya. Lalu ia mencondongkan tubuh ke depan, dan dalam kesunyian kami
menyadari suara kecipak pelan air yang terusik. Sosok itu tampaknya tengah mengaduk-aduk parit
dengan sesuatu yang ada di tangannya. Lalu tiba-tiba ia menarik sesuatu seperti nelayan menarik ikan
benda besar dan bulat yang tidak terlihat jelas sewaktu diseret masuk melalui jendela yang terbuka.
"Sekarang!" seru Holmes. "Sekarang!"
Kami semua melompat bangun, terhuyung-huyung
mengejarnya dengan kaki yang terasa kejang,
sementara Holmes berlari sigap menyeberangi
jembatan dan membunyikan bel mati-matian.
Terdengar gemeretak selot dari balik pintu, dan Ames
berdiri tertegun di ambang pintu. Holmes menerobos
melewatinya tanpa mengatakan apa-apa, diikuti kami
semua, bergegas masuk ke ruangan tempat pria yang
tadi kami awasi berada.
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lampu minyak di meja memancarkan cahaya yang
tadi kami lihat dari luar. Lampu tersebut sekarang ada
di tangan Cecil Barker, yang mengacungkannya ke
arah kami saat kami masuk. Cahayanya menerpa
wajahnya yang kuat, tegas, tercukur rapi, juga matanya
yang memancarkan ancaman.
"Apa-apaan ini semua"" serunya. "Apa yang kalian
cari"" Holmes memandang sekitarnya sekilas, lalu
mendekati sebuah buntalan yang basah kuyup, yang diikat seutas tali, di bawah meja tulis.
"Ini yang kami cari, Mr. Barker buntalan ini, dibebani dengan sebuah barbel, yang baru saja
kauambil dari dasar parit."
Barker menatap Holmes dengan ekspresi tertegun. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya""
tanyanya. "Karena aku yang meletakkannya di sana."
73 "Kau yang meletakkannya di sana! Kau!"
"Mungkin seharusnya kukatakan 'mengembalikannya ke sana'," kata Holmes. "Kau pasti ingat,
Inspektur MacDonald, bahwa aku agak terkejut melihat tidak adanya salah satu barbel. Aku sudah
menyinggungnya, tapi karena tekanan kejadian-kejadian lain kau hampir tidak sempat me mikirkannya.
Kalau saja kaulakukan, kau akan mampu menarik kesimpulan dari hal itu. Kalau ada air tidak jauh dari
sini dan ada beban yang hilang, tidak berlebihan untuk menduga ada sesuatu yang dibenamkan di sana.
Gagasan itu paling tidak layak untuk diuji. Jadi dengan bantuan Ames, yang membantuku masuk
kemari, dan kait pada payung Dr. Watson, semalam aku berhasil menemukan buntalan
ini dan memeriksa isinya. "Tapi penting sekali jika kita bisa membuktikan siapa yang meletakkannya d sana. Masalah ini
kami selesaikan dengan solusi yang paling jelas, dengan mengumumkan bahwa besok paritnya akan
dikeringkan. Yang, tentu saja, menyebabkan siapa pun yang sudah menyembunyikan buntalan ini pasti
akan mengambilnya begitu kegelapan memungkinkannya untuk berbuat begitu. Kita memiliki tidak
kurang dari empat saksi yang melihat siapa yang mengambil kesempatan itu. Jadi, Mr. Barker, kurasa
sekarang terserah padamu untuk bercerita."
Sherlock Holmes meletakkan buntalan yang masih meneteskan air tersebut di meja di samping
lampu dan membuka ikatannya. Dari dalamnya ia mengeluarkan sebuah barbel, yang ia lempar ke
samping barbel yang lain di sudut. Kemudian ia mengambil sepasang sepatu bot. "Buatan Amerika,
seperti yang bisa kaulihat," katanya, sambil menunjuk sepatu itu. Lalu ia meletakkan sebilah pisau
bersarung yang panjang dan mematikan di meja. Akhirnya ia membuka gulungan pakaian, yang terdiri
atas pakaian dalam, kaus kaki, setelan tweed kelabu, dan mantel luar pendek berwarna kuning.
"Pakaiannya biasa saja," kata Holmes, "kecuali mantel luarnya, yang penuh petunjuk." Ia
mengacungkannya dengan hati-hati ke arah cahaya. "Di sini, seperti yang bisa kalian lihat, ada saku
dalam yang dijahit hingga tepi mantel dengan bentuk sedemikian rupa sehingga cukup untuk sepucuk
senapan yang sudah dipotong. Label penjahitnya ada di bagian leher 'Neale, Penjahit, Vermissa,
USA'. Aku sudah menghabiskan sore yang bermanfaat di perpustakaan rektor, dan memperluas
pengetahuanku dengan mengetahui fakta bahwa Vermissa merupakan kota kecil yang sejahtera di salah
satu lembah penghasil batu bara dan besi terkenal di Amerika Serikat. Aku masih ingat Mr Barker, kau
mengasosiasikan distrik batu bara dengan istri pertama Mr. Douglas, dan tidak berlebihan kalau aku
74 memperkirakan VV pada kartu di dekat mayat merupakan singkatan dari Vermissa Valley Lembah
Vermissa atau bahwa lembah yang mengirim pembunuh inilah yang disebut-sebut sebagai Lembah
Ketakutan yang kita dengar. Sejauh ini cukup jelas. Dan sekarang, Mr. Barker, rasanya aku sudah
menghalangi penjelasanmu."
Wajah Cecil Barker selama penjelasan detektif besar tersebut benar-benar menarik untuk
diamati. Kemarahan, kekagetan, keresahan, dan kebingungan tampak bergantian. Akhirnya ia
menyelamatkan diri dengan ironi masam.
"Kau tahu begitu banyak, Mr. Holmes, mungkin sebaiknya kau yang menceritakan sisanya,"
katanya sambil mencibir. "Aku tidak ragu bahwa aku bisa menceritakan jauh lebih banyak lagi, Mr. Barker, tapi akan jauh
lebih baik kalau kau yang bercerita."
"Oh, kaupikir begitu" Well, aku hanya bisa mengatakan bahwa kalaupun ada rahasia di sini jelas
bukan rahasiaku. Dan aku tidak bersedia mengungkapkannya."
"Well, kalau kau memilih bersikap begitu, Mr. Barker," kata Inspektur pelan, "kami terpaksa
terus mengawasimu hingga mendapat surat perintah untuk menangkapmu."
"Kau boleh melakukan apa pun yang kau mau," kata Barker dengan sikap menantang.
Sepanjang penilaian Barker, akhir semua ini tampaknya sudah jelas, karena dari wajah sekaku
granit tersebut orang bisa melihat bahwa tidak ada siksaan yang bisa memaksanya bertindak di luar
kemauannya. Tapi kebuntuan dipecahkan oleh suara seorang wanita. Mrs. Douglas sejak tadi berdiri
mendengarkan di balik pintu yang separo terbuka, dan sekarang ia masuk ke dalam ruangan.
"Kau sudah bertindak lebih dari cukup, Cecil," katanya. "Apa pun yang terjadi di masa depan,
kau sudah bertindak cukup."
"Cukup dan lebih dari cukup," kata Holmes serius. "Aku bersimpati padamu, Madam, dan
sangat kusarankan kau mempercayai logika hukum kita dan mempercayai polisi sepenuhnya secara
sukarela. Ada kemungkinan aku sendiri bersalah karena tidak menindaklanjuti petunjuk yang
kauberikan melalui temanku Dr. Watson. Tapi, pada waktu itu aku sangat percaya kau terlibat langsung
dengan kejahatan ini . Sekarang aku yakin tidak begitu. Pada saat yang sama, banyak hal tidak bisa
dijelaskan, dan aku sangat menyarankan kau minta Mr. Douglas menyampaikan sendiri ceritanya."
Mrs. Douglas berseru kaget mendengar kata kata Holmes. Para detektif dan aku juga berseru
75 kaget waktu menyadari kehadiran seorang pria yang bagai muncul dari dinding, yang sekarang
melangkah keluar dari keremangan sudut. Mrs. Douglas berpaling, dan langsung memeluk pria itu.
Barker menjabat tangannya.
"Ini yang terbaik, Jack," kata istrinya. "Aku
yakin ini yang terbaik."
"Memang benar, Mr. Douglas," kata Sherlock
Holmes. "Aku yakin kau akan menganggap ini yang
terbaik." Pria itu berdiri sambil mengerjap-kerjapkan
mata dengan ekspresi tertegun orang yang baru saja
melangkah dari kegelapan ke tempat terang.
Wajahnya mengesankan mata kelabu tajam, kumis
pendek kaku, dagu persegi yang menonjol, dan bibir
yang seakan selalu tertawa. Ia memandang kami
semua dengan teliti, lalu yang membuatku tertegun
mendekatiku serta menyerahkan setumpuk kertas.
"Saya sering mendengar tentang diri Anda,"
katanya dengan suara yang tidak berlogat Inggris
maupun Amerika, tapi secara keseluruhan lembut
dan menyenangkan. "Anda sejarawan dalam kelompok ini. Well, Dr. Watson, Anda belum pernah
mendengar cerita seperti ini dari siapa pun sebelumnya, dan saya berani mempertaruhkan dolar terakhir
saya. Ceritakan dengan cara Anda sendiri, tapi ingat fakta-faktanya, dan selama Anda memilikinya,
masyarakat tidak akan meninggalkan Anda. Saya sudah terkurung selama dua hari, dan menghabiskan
siang hari sebanyak yang bisa saya dapatkan dalam jebakan tikus itu untuk menuliskan semuanya.
Anda boleh membacanya Anda dan para pembaca Anda. Ini cerita tentang Lembah Ketakutan."
"Itu sudah masa lalu, Mr. Douglas," kata Sherlock Holmes pelan. "Yang kami inginkan sekarang
adalah cerita Anda tentang saat ini."
"Anda akan mendapatkannya, Sir," kata Douglas. "Boleh saya berbicara sambil merokok" Well
terima kasih, Mr. Holmes. Anda sendiri perokok, kalau tidak salah ingat, dan Anda bisa menebak
76 bagaimana rasanya duduk selama dua hari dengan tembakau dalam saku tapi Anda tidak berani
mengisapnya karena takut baunya akan mengungkapkan persembunyian Anda." Ia bersandar di rak
perapian dan mengisap dalam-dalam cerutu yang diberikan Holmes. "Saya pernah mendengar tentang
diri Anda, Mr. Holmes. Saya tidak pernah menduga akan bertemu dengan Anda. Tapi sebelum Anda
selesai membaca itu," katanya sambil mengangguk ke arah dokumen di tanganku, "Anda akan
mengatakan bahwa saya membawakan cerita yang baru bagi Anda."
Inspektur MacDonald menatap pendatang baru itu dengan tercengang.
"Well, ini benar-benar tidak bisa saya pahami!" serunya akhirnya. "Kalau Anda Mr. John
Douglas dari Birlstone Manor, lalu kematian siapa yang kami selidiki dua hari ini, dan dari mana Anda
datang" Anda seperti mainan Jack-in-a-box yang tiba-tiba keluar dari lantai."
"Ah, Mr. Mac," kata Holmes, sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuk, "kau tidak mau
membaca tulisan koran setempat yang menggambarkan persembunyian Raja Charles. Di masa itu
orang tidak akan bersembunyi kalau tidak ada tempat persembunyian yang sangat bagus. Dan tempat
persembunyian yang pernah dipergunakan pasti akan dipergunakan lagi. Aku berhasil meyakinkan diri
sendiri bahwa kita pasti bisa menemukan Mr. Douglas di dalam rumah ini."
"Sudah berapa lama kau memainkan tipuan ini terhadap kami, Mr. Holmes"" kata inspektur
tersebut marah. "Sudah berapa lama kau membiarkan kami menyia-nyiakan waktu untuk pencarian
yang kau tahu tidak ada gunanya""
"Sesaat pun tidak, Mr. Mac yang baik. Baru semalam aku menyusun pendapatku mengenai
kasus ini. Karena teoriku tidak bisa dibuktikan sampai malam ini, kuminta kau dan kolegamu berlibur
sepanjang hari. Apa lagi yang bisa kulakukan" Sewaktu kutemukan pakaian di dalam parit itu, seketika
jelas b agiku bahwa mayat yang kita temukan tidak mungkin mayat Mr. John Douglas. Itu pasti mayat
pengendara sepeda dari Tunbridge Wells. Tidak ada kesimpulan lain yang masuk akal. Oleh karena itu
aku harus menentukan di mana Mr. John Douglas bersembunyi. Kemungkinannya adalah dengan
sepengetahuan istri dan temannya ia bersembunyi di dalam rumah yang cukup nyaman bagi seorang
pelarian dan menunggu saat yang lebih tenang untuk pelarian yang sebenarnya."
"Well, perkiraan Anda kurang-lebih tepat," kata Douglas. "Saya pikir saya bisa menghindari
hukum Inggris Anda, karena saya tidak yakin bagaimana posisi saya di mata hukum Inggris. Dan juga
saya melihat kesempatan untuk melepaskan diri dari para anjing pelacak ini sepanjang sisa hidup saya.
77 Dari awal hingga akhir saya tidak melakukan apa pun yang memalukan, dan tidak ada yang tidak akan
saya lakukan lagi, tapi Anda nilai saja sendiri sesudah saya ceritakan pengalaman saya. Tidak perlu
memperingatkan saya, Inspektur, saya siap untuk mengungkapkan kebenaran.
"Saya tidak akan memulai dari awal. Semua ada di sana," ia menunjuk dokumen di tanganku,
"dan Anda akan mendapati cerita di sana sangat aneh. Secara garis besar begini: ada beberapa orang
yang memiliki alasan kuat untuk membenci saya dan mereka bersedia mempertaruhkan seluruh uang
mereka untuk memastikan mereka sudah berhasil menghabisi saya. Selama saya masih hidup dan
mereka juga masih hidup, tidak ada tempat yang aman di dunia ini bagi saya. Mereka sudah memburu
saya sejak dari Chicago hingga California, lalu mengejar saya sampai ke luar Amerika. Tapi setelah
menikah dan menetap di tempat yang tenang ini, saya pikir tahun-tahun terakhir saya akan berlalu
dengan damai. "Saya tidak pernah menjelaskan situasinya pada istri saya. Untuk apa saya melibatkan dirinya"
Ia tidak akan pernah merasa tenang lagi, akan selalu membayangkan ada masalah. Saya perkirakan ia
mengetahui sesuatu, karena mungkin saya sudah kelepasan bicara di sana-sini. Tapi hingga kemarin,
sesudah kalian bertemu dengannya, ia tidak pernah mengetahui masalah yang sebenarnya. Ia
memberitahukan semua yang diketahuinya, begitu juga Barker ini, karena pada malam kejadian ini
berlangsung, hanya ada sedikit waktu untuk menjelaskan. Ia sekarang mengetahui semuanya, dan saya
seharusnya menceritakannya padanya lebih awal. Tapi itu masalah yang berat, Sayang." Ia meraih
tangan istrinya dan menggenggamnya sejenak, "Dan aku bertindak untuk yang terbaik bagi kita.
"Well, Tuan-tuan, sehari sebelum kejadian saya pergi ke Tunbridge Wells, dan sempat melihat
sekilas seseorang di jalan. Hanya sekilas, tapi saya cukup cepat dalam hal hal seperti ini, dan saya tidak
ragu sedikit pun siapa orang itu. Musuh yang paling buruk di antara semua musuh saya musuh yang
memburu saya bagai serigala kelaparan memburu karibu selama bertahun-tahun ini. Saya mengetahui
akan ada masalah, dan saya pulang serta bersiap-siap untuk menghadapinya. Saya kira saya akan
berhasil menghadapi semuanya seorang diri. Ada masa di mana saya sangat beruntung. Saya tidak
pernah ragu bahwa sekarang pun saya masih beruntung.
"Saya pun terus waspada sepanjang keesokan harinya, dan tidak pernah keluar ke taman. Saya
kira lebih baik begitu, kalau tidak ia bisa menghabisi saya dengan senapan tabur sebelum saya sempat
menembaknya. Setelah jembatan diangkat saya selalu merasa lebih santai kalau jembatan sudah
78 diangkat di malam hari saya singkirkan masalah itu dari pikiran saya. Saya tidak pernah bermimpi ia
berhasil masuk ke dalam rumah dan menunggu saya. Tapi sewaktu saya berkeliling dengan
mengenakan mantel rumah, sebagaimana kebiasaan saya, saya baru saja memasuki ruang kerja sewaktu
merasakan ada bahaya. Saya rasa kalau seseorang terancam bahaya sepanjang hidupnya dan saya
lebih banyak menghadapi bahaya daripada tidak ada semacam indra keenam yang mengisyaratkan
bahaya. Saya melihat tanda-tandanya dengan cukup jelas, tapi saya tidak bisa menceritakan k
epada kalian bagaimana tepatnya. Detik berikutnya saya melihat sepatu bot di bawah tirai jendela. Dan saya
melihat alasannya dengan cukup jelas.
"Saya hanya membawa sebatang lilin, tapi cahaya lampu ruang depan cukup menerangi ruangan
dari pintu yang terbuka. Saya letakkan lilinnya dan melompat mengambil palu yang saya tinggalkan di
rak perapian. Pada saat yang sama ia menerkam saya. Saya melihat pantulan cahaya di pisau, dan saya
ayunkan palu ke arahnya. Saya berhasil menghantamnya entah di bagian mana, karena pisaunya jatuh
ke lantai. Ia menunduk di balik meja secepat
belut, dan sesaat kemudian telah mencabut
senapan tabur dari balik mantelnya. Saya
mendengarnya mengokangnya, tapi saya
berhasil mencengkeram senjatanya sebelum ia
sempat menembak. Saya mencengkeram
larasnya, dan kami bergulat memperebutkannya
selama sekitar semenit lebih. Orang yang
melepaskan cengkeramannya akan tewas.
"Cengkeramannya tidak pernah terlepas,
tapi ia memegangnya dengan laras mengarah ke
atas terlalu lama. Mungkin saya yang menarik
picunya. Mungkin tidak sengaja karena tarik
menarik di antara kami. Pokoknya, ia tertembak
tepat di wajah. Dan saya berdiri di sana,
menunduk menatap apa yang tersisa dari Ted
Baldwin. Saya mengenalinya di Tunbridge
Wells, dan saya juga mengenalinya sewaktu ia
79 menerkam saya. Tapi bahkan ibunya sendiri tidak akan mengenalinya sekarang. Saya sudah biasa
dengan pekerjaan kasar. Tapi saya boleh dikatakan mual melihat keadaannya.
"Saya sedang bersandar di tepi meja sewaktu Barker bergegas masuk. Saya mendengar suara
kedatangan istri saya, dan berlari ke pintu untuk menghentikannya. Pemandangan itu tidak pantas
dilihat wanita. Saya berjanji akan segera menemuinya. Saya bercakap-cakap sejenak dengan Barker
ia memahami situasinya hanya dengan sekali lihat dan kami menunggu kedatangan yang lainnya.
Tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka. Lalu kami mengerti bahwa mereka tidak bisa mendengar
suara apa pun. Semua yang sudah terjadi hanya kami sendiri yang mengetahuinya.
"Pada saat itulah gagasan itu melintas dalam benak saya. Saya agak tertegun menyadarinya.
Lengan baju pria itu terangkat dan cap kelompok di lengan bawahnya terlihat. Lihat ini!"
Pria yang kami kenal sebagai Douglas itu membuka mantel dan mansetnya untuk menunjukkan
sebuah segitiga dalam lingkaran cokelat yang persis sama dengan yang kami lihat di lengan mayat.
"Cap inilah yang memicu gagasan saya. Saya bagai melihat semuanya dengan jelas dalam
sekilas. Tinggi, rambut, dan posturnya mirip dengan saya. Tidak seorang pun bisa mengenali wajahnya,
si keparat yang malang itu! Saya mengambil setelan ini. Lalu dalam seperempat jam saya dan Barker
berhasil memakaikan mantel rumah saya padanya dan ia tergeletak sebagaimana kalian temukan. Kami
memasukkan semua barangnya ke dalam buntalan, dan saya membebaninya dengan satu-satunya
pemberat yang bisa saya temukan, dan melemparkannya keluar jendela. Kartu yang hendak
diletakkannya di atas mayat saya tergeletak di samping mayatnya sendiri.
"Saya lepaskan cincin saya dan memakaikannya di jarinya. Tapi sewaktu tiba pada cincin kawin
saya," ia mengacungkan tangannya yang berotot, "kalian bisa melihat sendiri bahwa saya sudah
mencapai batas. Saya belum pernah menanggalkan cincin ini sejak menikah, dan tidak semudah itu
untuk menanggalkannya. Saya tidak tahu kenapa saya tidak bersedia menanggalkan cincin ini, tapi saya
tetap tidak bisa walaupun menginginkannya. Jadi kami terpaksa membiarkan rincian itu. Di sisi lain,
saya mengambil sepotong plester dan menempelkannya di tempat yang sama dengan plester di dagu
saya. Anda melakukan kesalahan di sana, Mr. Holmes, sekalipun Anda pandai. Kalau saja Anda
menanggalkan plester itu, Anda pasti akan mendapati kalau tidak ada luka di baliknya.
"Well, begitulah situasinya. Kalau saya bisa menyembunyikan diri untuk sem
entara waktu lalu melarikan diri ke tempat janda saya akan menggabungkan diri, kami pasti memiliki kesempatan untuk
80 menjalani kehidupan dengan damai sepanjang sisa hidup kami. Keparat-keparat itu tidak akan
membiarkan diri saya tenang selama saya masih bernapas. Tapi kalau mereka membaca di koran bahwa
Baldwin berhasil menghabisi buruannya, seluruh masalah saya berakhir. Saya tidak sempat
menjelaskan semuanya pada Barker dan istri saya. Tapi mereka cukup paham untuk bisa membantu
saya. Saya mengetahui tentang tempat persembunyian ini, begitu pula Ames. Tapi tidak pernah terlintas
dalam pikirannya untuk mengaitkan hal itu dengan masalah ini. Saya masuk ke sana, dan selanjutnya
terserah pada Barker untuk membereskan semuanya.
"Saya rasa kalian bisa menebak sendiri apa yang dilakukannya. Ia membuka jendela dan
meninggalkan jejak di kusen sekadar untuk memberi kesan tentang bagaimana pembunuhnya
melarikan diri. Kemungkinan itu kecil sekali, tapi karena jembatan sudah diangkat berarti tidak ada
jalan lain. Lalu, sesudah semuanya beres, ia membunyikan bel sekuat tenaga. Apa yang terjadi sesudah
itu sudah kalian ketahui. Dan begitulah, Tuan-tuan, sekarang kalian boleh melakukan apa saja yang
kalian inginkan. Tapi saya sudah menceritakan kebenarannya dengan jujur, demi Tuhan! Yang ingin
saya tanyakan sekarang adalah bagaimana posisi saya dalam hukum Inggris""
Kesunyian yang timbul dipecahkan oleh Sherlock Holmes.
"Hukum Inggris tetap merupakan hukum yang adil. Anda tidak akan mendapat masalah yang
lebih buruk daripada yang sudah Anda tinggalkan, Mr. Douglas. Tapi saya ingin tahu bagaimana orang
ini bisa mengetahui Anda tinggal di sini, atau bagaimana cara ia masuk ke rumah Anda, atau di mana
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus bersembunyi untuk dapat menghabisi diri Anda""
"Saya sama sekali tidak tahu."
Wajah Holmes berubah pucat pasi dan sangat serius. "Saya khawatir cerita ini belum selesai
sepenuhnya," katanya. "Anda mungkin menghadapi bahaya yang lebih buruk daripada hukum Inggris,
atau bahkan daripada musuh-musuh Amerika Anda. Saya melihat masalah menghadang Anda, Mr,
Douglas. Terimalah nasihat saya dan tetaplah waspada."
Dan sekarang, para pembacaku yang sudah lama menderita, aku akan mengajak kalian
menjelajah waktu bersamaku, jauh dari Manor House of Birlstone di Sussex, dan jauh dari tahun di
mana kita menjalani petualangan yang diakhiri cerita aneh seorang pria yang dikenal sebagai John
Douglas. Kuajak kalian mundur kembali sekitar dua puluh tahun, dan sekitar 3.200 kilometer ke arah
barat, sehingga bisa kusajikan narasi yang aneh dan mengerikan begitu aneh dan begitu menakutkan
81 sehingga kau mungkin sulit mempercayainya, sekalipun itulah yang sebenarnya terjadi.
Jangan mengira aku memasukkan sebuah cerita lain sebelum satu cerita selesai. Sesudah kalian
membaca terus, kalian akan mendapati bahwa bukan itu keadaannya. Sesudah kusampaikan rincian
kejadian di tempat yang jauh tersebut, dan kalian sudah memecahkan misteri masa lalu, kita akan
bertemu lagi di ruangan di Baker Street, tempat cerita ini, sebagaimana kejadian-kejadian luar biasa
lainnya, akan berakhir. 82 Bagian 2 Scowrer 83 BAB 1 Orangnya SAAT itu tanggal empat Februari tahun 1875. Musim dingin berlangsung buruk, dan salju
menumpuk tebal di ngarai-ngarai Pegunungan Gilmerton. Tapi lokomotif uap pembersih salju terus
menjaga kebersihan rel kereta api, dan kereta api malam yang menghubungkan deretan panjang
perumahan pertambangan batu bara dan besi perlahan-lahan mendaki lereng-lereng curam yang
menghubungkan Stagville di dataran rendah dengan Vermissa, kota utama yang berada di jantung
Lembah Vermissa. Dari titik ini rel kereta menurun hingga Barton's Crossing, Helmdale, dan Merton
kawasan pertanian murni. Rel di sana hanya satu-satunya, tapi di setiap stasiun dan jumlahnya sangat
banyak antrean panjang truk berisi batu bara dan bijih besi menunjukkan
kekayaan tersembunyi yang
mendatangkan masyarakat keras dan kehidupan riuh-rendah ke sudut Amerika Serikat paling terpencil
ini. Tempat itu benar-benar terpencil! Tidak pernah terbayangkan oleh para pionir pertama yang
melintasinya bahwa padang rumput paling hijau dan mata air paling melimpah sekalipun sama sekali
tidak ada nilainya dibandingkan tanah karang hitam dan hutan lebat ini. Di atas hutan yang gelap dan
terkadang sulit ditembus, puncak pegunungan yang berupa batu-batu tajam berselimut salju putih
menjulang di kedua sisi rel, menimbulkan lembah yang panjang, berliku-liku, dan sangat sulit dilalui.
Di lembah itulah kereta api kecil ini perlahan-lahan merayap.
Lampu-lampu minyak di gerbong penumpang terdepan baru saja dinyalakan, gerbong panjang
dan telanjang tempat sekitar dua puluh atau tiga puluh penumpang. Sebagian besar di antara mereka
merupakan pekerja yang pulang dari kerja keras di kawasan lembah yang lebih rendah. Paling tidak dua
belas orang, dilihat dari wajah mereka yang kotor dan lentera lapangan yang mereka bawa, adalah
penambang. Mereka duduk berkelompok sambil merokok dan bercakap-cakap dengan suara rendah,
sesekali melirik kedua pria yang duduk di sisi seberang gerbong. Seragam dan lencana yang mereka
kenakan menunjukkan bahwa mereka polisi.
Penumpang lainnya adalah para wanita kelas pekerja dan satu atau dua orang yang mungkin
pemilik toko kecil setempat, dengan perkecualian seorang pemuda yang duduk di sudut seorang diri.
Orang inilah yang berkaitan dengan cerita kita. Perhatikanlah ia baik-baik, karena ia memang layak
84 untuk diperhatikan. Wajahnya cerah, dengan tubuh sedang, berusia sekitar tiga puluh tahun. Matanya besar, kelabu,
dan riang, yang sesekali berbinar saat ia memandang orang-orang di sekitarnya dari balik kacamatanya.
Kelihatan sekali ia orang yang ramah dan mungkin sederhana, sangat ingin bersahabat dengan semua
orang. Semua orang langsung bisa menilainya periang dan komunikatif sigap dan selalu mau
tersenyum. Sekalipun begitu, kalau diamati lebih teliti, orang akan melihat ketegasan pada rahang dan
bibirnya yang mengisyaratkan kedalaman karakter. Dan bahwa pemuda Irlandia berambut cokelat yang
menyenangkan ini bisa meninggalkan kenangan baik atau jahat pada lingkungan mana pun yang di
masukinya. Sesudah melontarkan satu atau dua komentar hati-hati pada penambang terdekat, dan hanya
menerima dengusan singkat sebagai jawaban, pemuda itu mengisi waktu dengan menatap ke luar
jendela, ke pemandangan alam yang melesat lewat.
Bukan pemandangan yang indah. Dalam keremangan ia bisa melihat cahaya kemerahan tungku-tungku pembakaran di lereng-lereng bukit. Tumpukan tinggi abu menjulang di kedua sisi, dengan
menara-menara pertambangan menjulang di atasnya. Kumpulan rumah kayu, yang dari jendela-jendelanya tampak cahaya menerobos keluar, bertebaran di sepanjang tepi tel. Dan tempat-tempat
perhentian penuh sesak dengan para penghuninya yang berlumuran jelaga.
Lembah pertambangan bijih besi dan batu bara di distrik Vermissa bukanlah tempat bagi orang-orang yang santai atau berbudaya. Di mana mana terlihat tanda-tanda pertempuran kehidupan yang
paling keras, pekerjaan kasar yang harus diselesaikan, dan para pekerja kasar yang menyelesaikannya.
Pemuda itu memandang kawasan yang muram tersebut dengan ekspresi jijik sekaligus tertarik,
yang menunjukkan bahwa pemandangan itu merupakan hal baru baginya. Sesekali, dari sakunya ia
mengeluarkan amplop tebal dan membaca isinya. Di bagian tepi surat itu ia menulis sejumlah catatan.
Pada satu kesempatan, dari balik pinggangnya ia mencabut sesuatu yang tidak disangka-sangka
dimiliki seseorang dengan sikap seramah itu Benda tersebut sepucuk revolver angkatan laut berukuran
sangat besar. Saat ia memiringkannya ke cahaya, pantulan sinar matahari pada tepi selongsong-selongsong tembaga dalam ruang pelurunya menunjukkan pistol itu terisi penuh. Ia bergegas
m enyimpannya kembali ke dalam saku rahasianya, tapi seorang pekerja yang duduk di sampingnya
sempat melihatnya. 85 "Halo, Bung!" katanya. "Kau tampaknya sudah siap sedia."
Pemuda itu tersenyum malu-malu.
"Ya," katanya, "di tempat asalku terkadang kami memerlukannya."
"Dari mana asalmu""
"Terakhir dari Chicago."
"Pertama kali datang kemari""
"Ya." "Mungkin kau akan memerlukannya di sini," kata pekerja itu.
"Ah! Benar begitu"" Pemuda tersebut tampak tertarik.
"Apakah kau tidak pernah mendengar tentang tempat ini""
"Yang biasa-biasa saja."
"Wah, kupikir seluruh negeri sudah tahu. Tapi kau akan segera mengetahuinya. Kenapa kau
datang kemari""
"Kudengar di sini selalu ada pekerjaan bagi orang yang mau bekerja."
"Kau anggota serikat""
"Tentu saja." "Kalau begitu, kurasa kau pasti akan mendapat pekerjaan. Kau punya teman""
"Belum, tapi aku punya cara untuk mendapat teman."
"Bagaimana""
"Aku anggota Eminent Order of Freeman Ordo Orang Bebas Tertinggi. Tidak ada kota yang
tidak memiliki kelompok pekerja, dan di mana ada kelompok pekerja aku akan mendapat teman."
Komentar itu menimbulkan pengaruh yang aneh terhadap si pekerja. Ia melirik para penumpang
di sekitarnya dengan curiga. Para penambang masih bercakap-cakap dengan suara rendah di antara
mereka sendiri. Kedua petugas polisi masih tidur. Pekerja tersebut berpindah tempat, di samping si
pemuda, dan mengulurkan tangan.
"Letakkan tanganmu di sini," katanya.
Mereka berjabatan tangan sekilas.
86 "Kulihat kau bicara jujur," kata pekerja itu. "Tapi ada baiknya untuk dipastikan." Ia mengangkat
tangan kanannya ke alis kanannya. Si pemuda seketika mengangkat tangan kirinya ke alis kiri.
"Malam-malam gelap tidak menyenangkan," kata pekerja tersebut.
"Ya, bagi orang asing yang bepergian," jawab si pemuda.
"Itu cukup bagus. Aku Saudara Scanlan, Kelompok 341, Lembah Vermissa. Senang kau bisa
datang kemari." "Terima kasih. Aku Saudara John McMurdo, Kelompok 29, Chicago. Bodymaster J.H. Scott.
Tapi aku beruntung bisa bertemu sesama anggota secepat ini."
"Well, ada banyak rekan kita di sini. Kau tidak akan menemukan organisasi lain yang lebih
cepat berkembang di mana pun di Amerika ini kecuali di Lembah Vermissa. Tapi kami bisa menerima
pemuda seperti dirimu. Aku tidak mengerti kenapa ada anggota serikat yang tidak bisa mendapatkan
pekerjaan di Chicago."
"Di sana banyak pekerjaan," kata McMurdo.
"Kalau begitu kenapa kau pergi""
McMurdo mengangguk ke arah kedua polisi dan tersenyum. "Kurasa mereka pasti ingin
mengetahuinya," katanya.
Scanlan mengerang simpatik. "Bermasalah"" ia berbisik bertanya.
"Sangat." "Lembaga pemasyarakatan""
"Dan yang lainnya."
"Bukan membunuh, kan""
"Masih terlalu dini untuk membicarakan hal-hal seperti itu," tukas McMurdo dengan sikap
seseorang yang berbicara terlalu banyak karena terkejut. "Aku punya alasan tersendiri untuk
meninggalkan Chicago. Dan penjelasannya bagimu cukup sampai di situ. Siapa kau sampai berani
bertanya seperti itu"" Mata kelabunya memancarkan kemarahan yang tiba-tiba dan berbahaya dari
balik kacamatanya. "Baiklah, Sobat, tidak perlu tersinggung. Saudara-saudara yang lain tidak akan berpikiran buruk
mengenai dirimu, apa pun yang sudah kaulakukan. Kau mau ke mana sekarang""
87 "Vermissa." "Itu perhentian ketiga. Kau menginap di mana""
McMurdo mengeluarkan sehelai amplop dan mengacungkannya ke dekat lampu minyak yang
redup. "Ini alamatnya Jacob Shafter Sheridan Street. Itu tempat kos yang direkomendasikan
kenalanku di Chicago."
"Well, aku tidak tahu alamat itu, tapi Vermissa bukanlah wilayahku. Aku tinggal di Horbson's
Patch, dan sekarang kita harus berpisah. Tapi, omong-omong, ada satu saran yang akan kuberikan
padamu sebelum kita berpisah: kalau kau mendapat masalah di Vermissa, pergilah ke Gedung Serikat
dan temui Boss McGinty. Ia bodymaster, ketua, Kelompok Vermissa, dan tidak ada yang bisa terjadi di
kawasan ini kecuali atas kehendak Black Jack McGinty. Sampai jumpa, Sobat! Mungkin kita bisa
berte mu lagi dalam salah satu acara kelompok di malam hari. Tapi ingat pesanku baik-baik: kalau kau
mendapat masalah, temuilah Boss McGinty."
Scanlan turun dari kereta, dan McMurdo kembali melamun. Malam telah tiba sekarang, dan
lidah api tungku-tungku pembakaran menyambar-nyambar dalam kegelapan. Dengan latar belakang
yang muram, tampak sosok-sosok yang tengah membungkuk dan bekerja keras, berputar, dengan
gerakan bagai dilecut seiring irama dentangan dan raungan yang bagai tidak ada hentinya.
"Kurasa neraka pasti tampak seperti itu," kata seseorang.
McMurdo berbalik dan melihat salah seorang polisi telah bergeser di kursinya dan tengah
menatap pemandangan di luar yang berkobar-kobar.
"Untuk hal-hal tertentu," kata rekannya, "aku pcrcaya neraka pasti mirip itu. Kalau ada setan
yang lebih buruk daripada yang bisa kita sebutkan, berarti keadaannya lebih daripada dugaanku.
Kurasa kau pendatang baru di kawasan ini, anak muda""
"Well, memangnya kenapa"" tukas McMurdo masam.
"Hanya ini, Mister, kusarankan kau berhati-hati memlih teman. Kalau jadi kau, aku tidak akan
memulai dengan Mike Scanlan atau geng-nya."
"Apa urusanmu tentang siapa teman-temanku"" raung McMurdo dengan suara yang
menyebabkan semua penumpang di gerbong berpaling memandangnya. "Apakah aku meminta
saranmu, atau menurutmu aku sangat payah sehingga tidak bisa bertindak tanpa saranmu" Bicaralah
kalau diajak bicara, dan demi Tuhan kau akan menunggu sangat lama kalau berharap aku bersedia
88 memulai pembicaraan denganmu!" Ia mengulurkan kepala dan menyeringai pada para polisi patroli
tersebut bagai anjing marah.
Kedua polisi tersebut, orang-orang yang ramah, tertegun melihat hebatnya sikap bermusuhan
yang ditunjukkan pemuda itu.
"Jangan tersinggung, Orang Asing," kata salah satu polisi. "Ini peringatan demi kebaikanmu
sendiri, dari penampilanmu kelihatan kau orang baru di sini."
"Aku memang baru di sini, tapi aku tidak baru dengan orang-orang seperti dirimu dan jenismu!"
seru McMurdo dengan kemurkaan hebat. "Kurasa di mana-mana kalian sama saja, mengajukan saran
tanpa diminta." "Mungkin tidak lama lagi kita akan lebih sering bertemu," kata salah satu polisi tersebut sambil
meringis. "Kau benar-benar hebat, kalau aku boleh menilai."
"Aku juga berpikir begitu," kata rekannya. "Kurasa kita akan bertemu lagi."
"Aku tidak takut pada kalian, dan jangan mengira aku takut pada kalian!" seru McMurdo.
Pembunuh Cahaya 1 Suro Bodong 03 Pedang Kerak Neraka Kubah 1
sejak Douglas meninggalkan California. Anda mengikutinya setahun kemudian, bukan""
"Benar." "Dan ia sudah menikah selama lima tahun. Anda pasti datang sekitar pada waktu ia menikah."
"Sekitar sebulan sebelumnya. Saya pendamping prianya."
"Anda kenal Mrs. Douglas sebelum pernikahan itu""
"Tidak, saya tidak mengenalnya. Saya sudah sepuluh tahun meninggalkan Inggris pada waktu
itu." "Tapi Anda sering bertemu dengannya sejak itu."
Barker menatap detektif tersebut dengan tajam. "Saya sering bertemu Douglas sejak itu,"
46 jawabnya "Kalau saya bertemu istrinya, itu karena saya tidak bisa mengunjungi seseorang tanpa
mengenal istrinya. Kalau Anda membayangkan ada kaitan "
" Saya tidak membayangkan apa apa, Mr. Barker. Saya harus mengajukan segala pertanyaan
yang mungkin ada hubungannya dengan kasus ini. Tapi saya tidak berniat menyinggung perasaan siapa
pun." "Beberapa pertanyaan sangat menyinggung perasaan," jawab Barker dengan nada marah.
"Kami hanya menginginkan fakta. Demi kebaikan Anda dan demi kebaikan semua orang,
sebaiknya fakta-fakta itu diperjelas. Apakah Mr. Douglas sepenuhnya menyetujui persahabatan Anda
dengan istrinya""
Wajah Barker memucat, dan tangannya yang besar dan kuat saling meremas-remas. "Anda tidak
berhak mengajukan pertanyaan seperti itu!" serunya. "Apa hubungannya dengan masalah yang sedang
Anda selidiki ini""
"Saya harus mengulangi pertanyaannya."
"Well, saya menolak menjawab."
"Anda bisa menolak menjawab, tapi Anda harus menyadari bahwa penolakan Anda sendiri
merupakan jawaban, karena Anda tidak akan menolak menjawab kalau tidak menyembunyikan apa
pun." Barker terdiam sejenak dengan wajah kaku, alis hitamnya berkerut. Lalu ia menengadah sambil
tersenyum. "Well, saya rasa kalian hanya melakukan tugas kalian, dan saya tidak berhak menghalangi.
Saya hanya mengatakan kalian tidak perlu mengkhawatirkan Mrs. Douglas dalam hal ini, karena ia
sudah cukup tertekan. Boleh saya katakan bahwa Douglas yang malang hanya memiliki satu
kekurangan di dunia, yaitu kecemburuannya. Ia menyukai saya tidak ada orang yang lebih menyukai
teman dibanding dirinya. Dan ia sangat mencintai istrinya. Ia senang dengan kedatangan saya kemari,
dan selalu mengundang saya. Tapi kalau istrinya dan saya bercakap-cakap atau terlihat ada simpati di
antara kami berdua kecemburuan akan melandanya, dan ia akan lepas kendali serta mengatakan hal-hal
yang tidak pantas. Lebih dari sekali saya tidak bersedia untuk datang kemari karena hal itu, dan ia akan
menulis surat panjang lebar kepada saya untuk menjelaskan bahwa saya harus datang. Tapi percayalah,
Tuan-tuan, tidak ada seorang pun yang memiliki istri yang lebih cinta dan setia daripada Mrs. Douglas
dan saya juga mengatakan bahwa tidak ada teman yang lebih setia daripada diri saya!"
47 Barker mengucapkannya dengan tegas, tapi Inspektur MacDonald tetap tidak bisa
mengesampingkan masalah itu.
"Anda menyadari," katanya, "bahwa cincin kawin diambil dari jarinya""
"Tampaknya begitu," jawab Barker.
"Apa maksud Anda 'tampaknya"' Anda tahu kalau itu faktanya."
Pria itu tampak kebingungan dan tidak bisa mengambil keputusan. "Sewaktu saya katakan
'tampaknya,' maksud saya mungkin saja ia sendiri yang menanggalkan cincinnya."
"Fakta bahwa cincin itu tidak ada, siapa pun yang mengambilnya, tentunya menimbulkan
pemikiran bahwa pernikahan dan tragedi ini berkaitan, bukan""
Barker mengangkat bahunya yang bidang. "Saya tidak bisa mengatakan mengetahui artinya,"
jawabnya. "Tapi kalau Anda bermaksud mengatakan fakta itu bisa mempengaruhi penilaian terhadap
kehormatan nyonya rumah," sesaat matanya berkilau-kilau, lalu dengan usaha keras yang terlihat
jelas ia berhasil mengendalikan emosi "well, Anda melacak jejak yang salah, itu saja."
"Saya tidak tahu apa lagi yang ingin saya tanyakan pada Anda saat ini," kata MacDonald dingin.
"Ada satu hal kecil," kata Sherlock Holmes. "Sewaktu Anda masuk ke ruangan, hanya ada satu
lilin yang menyala di meja, bukan""
"Ya, memang begitu."
"Dengan cahayanya Anda melihat telah terjadi peristiwa yang mengerikan""
"Tepat sekali."
"Anda langsung memanggil bantuan""
"Ya." "Dan bantuan pun datang dengan cepat""
"Sekitar satu menit."
"Tapi sewaktu mereka tiba, mereka mendapati lilinnya padam dan lampunya sudah dinyalakan.
Itu rasanya luar biasa."
Sekali lagi Barker menunjukkan tanda-tanda kebingungan. "Saya tidak mengerti mengapa hal
itu luar biasa, Mr. Holmes," jawabnya sesaat kemudian. Cahaya lilin kurang terang. Pikiran pertama
saya adalah mendapatkan penerangan yang lebih baik. Lampunya ada di meja, jadi saya nyalakan."
48 "Dan memadamkan lilinnya""
"Tepat sekali."
Holmes tidak mengajukan pert
anyaan lain. Dan Barker, setelah sengaja memandang kami satu
per satu dengan sikap yang, menurutku, menantang, berbalik dan meninggalkan ruangan.
Inspektur MacDonald telah memberitahu bahwa ia akan menjumpai Mrs. Douglas di kamarnya
sesudah bertemu Barker. Tapi Mrs. Douglas menjawab bahwa ia akan menemui kami di ruang makan.
Sekarang ia masuk, seorang wanita jangkung yang cantik di usia tiga puluh, sangat tenang dan percaya
diri. Sangat berbeda dengan sosok bayanganku tentang istri yang baru saja mengalami kejadian tragis.
Memang benar wajahnya pucat dan sedih, seperti orang yang baru saja mengalami shock hebat. Tapi
sikapnya tenang, dan, tangan halus yang diletakkannya di tepi meja semantap tanganku sendiri.
Pandangannya yang sedih dan memelas memandangi kami satu per satu dengan ekspresi bertanya-tanya yang aneh. Tatapan tersebut tiba-tiba berubah menjadi kata-kata.
"Apakah kalian sudah menemukan sesuatu"" tanyanya.
Apakah hanya imajinasiku bahwa suaranya lebih bernada takut daripada berharap"
"Kami sudah mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan, Mrs. Douglas," kata
Inspektur. "Percayalah bahwa tidak ada yang disepelekan."
"Jangan pikirkan soal uang," katanya dengan nada datar. "Saya ingin semua yang bisa
49 dilakukan, dilakukan."
"Mungkin Anda bisa menceritakan sesuatu yang bisa memperjelas masalah ini."
"Saya rasa tidak ada, tapi apa yang saya ketahui dengan senang hati akan saya ceritakan."
"Kami mendengar dari Mr. Cecil Barker bahwa Anda tidak benar-benar melihat bahwa Anda
tidak pernah memasuki kamar tempat tragedi itu terjadi""
"Ya, ia memaksa saya kembali di tangga. Ia meminta saya kembali ke kamar tidur."
"Begitu. Anda mendengar suara tembakan, dan Anda bergegas turun."
"Saya mengenakan mantel kamar, lalu turun."
"Berapa lama sesudah mendengar suara tembakan waktu Anda dihentikan di tangga oleh Mr.
Barker"" "Mungkin sekitar dua menit. Sulit sekali untuk mengingat waktunya pada saat seperti itu. Ia
memaksa saya untuk tidak melanjutkan. Ia meyakinkan saya bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan.
Lalu Mrs. Allen, si kepala pelayan, membimbing saya ke atas lagi. Rasanya seperti mimpi buruk."
"Bisakah Anda perkirakan sudah berapa lama suami Anda ada di bawah saat Anda mendengar
suara tembakan""
"Tidak, saya tidak tahu. Ia keluar dari ruang ganti, dan saya tidak mendengarnya pergi. Ia selalu
mengelilingi rumah setiap malam, karena ia selalu merasa takut terjadi kebakaran. Hanya itu satu-satunya yang saya tahu bisa menyebabkan ia gugup."
"Justru itu yang ingin saya bicarakan Mrs. Douglas. Anda mengenal suami Anda di Inggris,
bukan"" "Ya, kami sudah menikah selama lima tahun."
"Apakah Anda pernah mendengarnya membicarakan apa saja yang terjadi di Amerika dan yang
mungkin membahayakan dirinya""
Mrs. Douglas memikirkannya dengan serius sebelum menjawab. "Ya," katanya akhirnya, "saya
selalu merasa ada bahaya yang mengancamnya. Ia menolak untuk mendiskusikannya dengan saya.
Bukannya karena ia tidak mempercayai saya di antara kami ada cinta dan kepercayaan yang paling
utuh tapi karena ia tidak ingin membuat saya khawatir. Ia mengira saya akan memikirkannya terus
seandainya mengetahui hal itu. Jadi ia menutup mulut."
50 "Kalau begitu, bagaimana Anda mengetahuinya""
Mrs. Douglas tersenyum sekilas. "Apakah seorang suami seumur hidup bisa menyimpan rahasia
tanpa sedikitpun dicurigai wanita yang mencintainya" Saya mengetahuinya dari banyak hal. Saya tahu
dari penolakannya membicarakan kehidupannya di Amerika. Saya tahu dari tindakan jaga-jaga tertentu
yang dilakukannya. Saya tahu dari kata-kata tertentu yang diucapkannya Saya tahu dari caranya
memandang orang yang tidak dikenal. Saya sangat yakin ia memiliki musuh yang kuat, ia percaya
mereka melacaknya, dan ia selalu waspada terhadap mereka. Saya merasa yakin akan hal itu sehingga
selama ber-tahun-tahun ini saya selalu merasa ketakutan kalau ia pulang lebih lambat daripada
biasanya." "Boleh saya bertanya," kata Holmes, "apa kata-kata yang menar
ik perhatian Anda""
'"Lembah Ketakutan'," jawab wanita tersebut. "Itu istilah yang digunakannya sewaktu saya
menanyainya. 'Aku pernah berada di Lembah Ketakutan. Aku belum benar-benar keluar dari sana.'
'Apakah kita tidak pernah bisa benar keluar dari Lembah Ketakutan"' Saya pernah menanyakan itu
padanya sewaktu melihatnya lebih serius daripada biasanya. 'Terkadang kupikir kita tidak akan pernah
keluar,' jawabnya." "Jelas Anda sudah menanyakan apa yang dimaksudkannya dengan Lembah Ketakutan""
"Sudah, tapi ekspresinya berubah serius dan ia akan menggeleng 'Sudah cukup buruk bahwa
salah satu dari kita hidup dalam bayang-bayangnya, katanya. Semoga Tuhan menjauhkannya darimu!'
Lembah itu lembah yang sungguh-sungguh ada, tempat ia pernah tinggal dan mengalami kejadian
mengerikan, saya yakin akan hal itu. Tapi saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi."
"Dan ia tidak pernah menyinggung nama siapa pun""
"Ya, ia pernah mengigau karena demam sewaktu mengalami kecelakaan berburu tiga tahun
yang lalu. Lalu saya ingat ia menyebut-nyebut sebuah nama terus-menerus. Ia mengucapkannya dengan
marah dan agak ketakutan. Namanya McGinty Bodymaster McGinty. Saya bertanya sewaktu ia sudah
pulih siapa Bodymaster McGinty itu, dan siapa yang dikuasainya. 'Bukan aku, syukurlah!' jawabnya
sambil tertawa. Dan hanya komentar itu yang bisa saya peroleh darinya. Tapi ada kaitan antara
Bodymaster McGinty dan Lembah Ketakutan."
"Ada satu hal lagi," kata Inspektur MacDonald. "Anda bertemu Mr. Douglas di sebuah
penginapan di London, bukan, dan bertunangan dengannya di sana" Apakah ada kisah cinta, apa pun
51 yang bersifat rahasia dan misterius, menyangkut pernikahannya""
"Ada kisah cinta. Selalu ada kisah cinta. Tidak ada yang misterius."
"Ia tidak memiliki pesaing""
"Tidak, saya sendirian."
"Tidak ragu lagi, Anda pasti sudah pernah mendengar bahwa cincin kawinnya diambil. Apakah
itu ada artinya bagi Anda" Seandainya musuh dari kehidupannya yang dulu telah melacaknya dan
melakukan kejahatan ini, apakah alasan ia mengambil cincin kawin kalian""
Sejenak aku berani bersumpah wanita itu tersenyum tipis.
"Saya tidak bisa mengatakannya," jawabnya. "Jelas itu luar biasa sekali."
"Well, kami tidak akan menahan Anda lebih lama, dan kami minta maaf terpaksa merepotkan
Anda pada saat-saat seperti ini," kata Inspektur. "Ada hal-hal yang lain, tapi kami bisa menanyakannya
pada Anda nanti." Mrs. Douglas berdiri, dan sekali lagi aku menyadari tatapan cepat bertanya-tanya yang
dilontarkannya saat memandang kami. "Bagaimana pendapat kalian mengenai kesaksian saya""
Kurang-lebih begitulah yang diucapkan pandangannya. Lalu, setelah membungkuk, ia berlalu dan
dalam ruangan. "Ia wanita yang cantik sangat cantik," kata MacDonald sambil berpikir, setelah pintu tertutup
di belakang Mrs. Douglas. "Barker jelas sering berada di sini. Ia orang yang mungkin menarik bagi
wanita. Ia mengakui Douglas cemburu padanya, dan mungkin ia sendiri mengetahui apa yang telah
menimbulkan kecemburuan itu. Lalu ada persoalan cincin kawin ini. Kau tidak bisa melupakannya
begitu saja. Orang yang mengambil cincin kawin dari tangan mayat Apa pendapatmu, Mr. Holmes""
Temanku duduk dengan menumpukan kepala pada tangannya, tenggelam dalam pemikiran yang
paling dalam. Sekarang ia berdiri dan membunyikan lonceng. "Ames," katanya sewaktu kepala pelayan
tersebut masuk, "di mana Mr. Cecil Barker sekarang""
"Akan saya cari, Sir."
Ia kembali sesaat kemudian untuk memberitahu bahwa Barker ada di kebun.
"Apakah kau ingat, Ames, apa yang dikenakan Mr. Barker di kakinya semalam sewaktu kau
menggabungkan diri dengannya di ruang kerja""
52 "Ya, Mr. Holmes. Ia mengenakan sandal kamar tidur. Saya yang membawakan sepatu botnya
sewaktu ia hendak ke kantor polisi."
"Di mana sandal itu sekarang""
"Masih di bawah kursi di ruang depan."
"Bagus sekali, Ames. Tentu saja, penting bagi kami untuk mengetahui yang mana jejak orang
luar dan yang ma na jejak Mr. Barker."
"Ya, Sir. Saya ingin mengatakan bahwa saya melihat sandal itu bernoda darah begitu pula
sandal saya sendiri."
"Itu wajar, mengingat kondisi ruangannya. Bagus sekali, Ames. Kami akan memanggilmu lagi
kalau perlu." Beberapa menit kemudian kami telah berada di ruang kerja. Holmes membawa sandal karpet
dari ruang depan. Sebagaimana yang dilihat Ames, kedua solnya berlumuran darah.
"Aneh!" gumam Holmes, sambil berdiri di depan jendela dan memeriksanya dengan teliti.
"Benar-benar sangat aneh!"
Sambil membungkuk ia meletakkan sandal itu di
atas jejak darah di kusen. Persis sama. Ia tersenyum
sambil membisu ke arah para koleganya.
Inspektur begitu penuh semangat hingga berdiri
kaku di tempatnya. Aksen aslinya terdengar bagai suara
tongkat digeserkan di pagar.
"Man" serunya, "tidak ragu lagi! Barker sendiri
yang meninggalkan jejak di jendela. Jejak itu jauh lebih
lebar daripada sepatu bot mana pun. Kalau tidak salah,
Anda mengatakan ini jejak orang berkaki rata, dan ini
penjelasannya. Tapi apa permainannya, Mr. Holmes
apa permainannya""
"Ya, apa permainannya"" ulang temanku sambil
berpikir. 53 White Mason terkekeh dan menggosok-gosokkan tangannya yang gemuk dengan sikap puas
profesional. "Sudah saya katakan kasus ini membingungkan!" serunya. "Dan memang kasus ini benar-benar membingungkan!"
54 BAB 6 Titik Terang KETIGA detektif itu menganggap banyak detail yang harus ditanyakan, jadi aku kembali
seorang diri ke penginapan kami yang sederhana di desa. Tapi sebelum itu aku berjalan-jalan di kebun
gaya lama yang mengapit rumah. Berderet-deret semak yew tua yang dipangkas mengikuti desain aneh
tumbuh mengelilinginya. Di dalamnya terdapat hamparan rumput yang indah dengan jam matahari di
tengah, secara keseluruhan menimbulkan kesan menenangkan dan santai, yang disukai sarafku yang
tegang. Dalam suasana yang sangat damai ini orang bisa lupa atau mengingatnya hanya sebagai mimpi
buruk yang fantastis, ruang kerja di mana terdapat sosok telentang dan berlumuran darah di lantai.
Sekalipun begitu, saat aku berjalan berkeliling dan mencoba untuk menenangkan jiwaku, terjadi
insiden aneh, yang membuatku teringat kembali pada tragedi tersebut dan menimbulkan kengerian
dalam benakku. Aku sudah mengatakan bahwa sederetan semak yew memagari kebun. Di ujung terjauh dari
rumah, sesemakan tersebut menebal membentuk pagar yang menyatu. Di balik pagar hidup ini,
tersembunyi dari pandangan siapa pun yang datang dari arah rumah, terdapat bangku batu. Sewaktu
mendekati tempat itu aku mendengar suara-suara, suara berat pria yang berkomentar, ditanggapi gelak
tawa feminin. Sesaat kemudian aku telah mengitari pagar hidup tersebut dan melihat Mrs. Douglas dan Barker
sebelum mereka menyadari kehadiranku. Penampilan Mrs. Douglas mengejutkan aku. Di ruang makan
tadi ia tampak pendiam dan sedih. Sekarang semua kedukaan palsunya telah hilang. Matanya berbinar-binar penuh kebahagiaan, dan wajahnya memancarkan kegembiraan atas komentar temannya. Barker
duduk agak condong ke arahnya, tangannya saling menggenggam dan sikunya bertumpu di lutut.
Senyum memancar di wajahnya yang tegas dan tampan. Dalam sekejap tapi terlambat sedetik
mereka kembali menampilkan topeng kesedihan sewaktu melihat kehadiranku. Mereka buru-buru
bicara, lalu Barker bangkit dan melangkah mendekatiku.
"Maaf, Sir," katanya, "tapi apakah benar Anda Dr. Watson""
Aku membungkuk dengan sikap dingin yang dengan jelas menunjukkan pikiran yang ada dalam
55 benakku. "Sudah kami duga Andalah orangnya, mengingat persahabatan Anda dengan Mr. Sherlock
Holmes begitu terkenal. Apakah Anda tidak keberatan bercakap-cakap dengan Mrs. Douglas sebentar""
Aku mengikutinya dengan wajah masam. Aku teringat jelas sosok yang luka parah di lantai itu.
Di sini, beberapa jam sesudah tragedi tersebut, kutemukan istri dan sahabat dekatnya tertawa-tawa di
balik semak-semak kebun yang dulu merupakan kebunnya. Kusapa wanita itu dengan singkat. Tadinya
di ruang makan aku turut merasakan kedukaannya. Sekarang kubalas tatapannya dengan pandangan
datar. "Saya rasa Anda menganggap saya sudah mati rasa," katanya.
Aku mengangkat bahu "Itu bukan urusan saya," kataku.
"Mungkin suatu hari nanti Anda bisa memberi saya keadilan. Kalau saja Anda menyadari "
"Dr. Watson tidak perlu menyadari apa pun," kata Barker tergesa-gesa. "Seperti yang sudah
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dikatakannya sendiri, ini bukan urusannya."
"Tepat sekali," kataku, "dan sekarang saya minta izin untuk melanjutkan acara jalan-jalan saya."
"Sebentar, Dr. Watson," seru wanita tersebut dengan suara memohon. "Ada satu pertanyaan
yang hanya bisa dijawab oleh Anda dengan otoritas lebih tinggi dibandingkan siapa pun di dunia ini.
Dan hal itu sangat berarti bagi saya. Anda mengenal Mr. Holmes dan hubungannya dengan polisi lebih
baik daripada siapapun. Seandainya ada masalah yang diberitahukan kepadanya dan harus
dirahasiakannya, apakah ia harus menyampaikannya kepada para detektif itu""
"Ya, betul," kata Barker penuh semangat. "Apakah ia mandiri atau ia bersama mereka
sepenuhnya" "Saya benar-benar tidak tahu apakah boleh mendiskusikan hal itu."
"Saya minta saya mohon Anda bersedia menjawabnya, Dr. Watson! Saya jamin tindakan Anda
ini akan membantu kami sangat membantu kami kalau Anda bersedia."
Ada nada ketulusan dalam suara wanita tersebut sehingga sesaat aku melupakan semua
kebohongannya dan tergerak untuk memenuhi permintaannya.
"Mr. Holmes penyelidik yang independen," kataku. "Ia tidak bekerja di bawah siapa pun, dan
bertindak sesuai penilaiannya sendiri. Pada saat yang sama, ia tentu saja harus setia terhadap para
56 petugas yang menangani kasus yang sama. Dan ia tidak akan menutupi apa pun yang bisa membantu
mengadili seorang penjahat. Lebih dari itu saya tidak bisa mengatakan apa-apa, dan saya sarankan
sebaiknya Anda tanyakan sendiri kepada Mr. Holmes kalau menginginkan informasi yang lebih
lengkap." Setelah mengatakan itu aku mengangkat topi dan melanjutkan perjalanan, meninggalkan
mereka yang masih duduk di balik sesemakan. Aku berpaling ke sana saat berputar di ujung seberang
taman, dan melihat mereka masih bercakap-cakap penuh semangat. Dan, saat mereka menatap ke
arahku, jelas sekali perbincangan kamilah yang tengah mereka bicarakan.
"Aku tidak ingin mendengar pengakuan rahasia apa pun dari mereka," kata Holmes, sewaktu
kulaporkan apa yang terjadi. Ia menghabiskan sepanjang siang di Manor House dengan berkonsultasi
pada kedua koleganya. Holmes kembali sekitar pukul 17.00 dengan selera makan besar untuk minum
teh yang kupesankan. "Tidak ada pengakuan rahasia apa pun, Watson, karena hal-hal seperti itu sangat
mengganggu bila akhirnya harus ada penangkapan dengan tuduhan persekongkolan dan pembunuhan."
"Menurutmu akhirnya akan begitu""
Suasana hatinya sedang riang. "Watson yang baik, kalau aku sudah selesai menyelidiki kau pasti
akan kuberitahu mengenai seluruh situasinya. Maksudku, bukannya kita sudah memperkirakan begitu
jauh dari itu tapi bila kita sudah menemukan barbel yang hilang itu "
"Barbel itu!" "Dear me, Watson, mungkinkah kau masih belum memahami fakta bahwa kasus ini tergantung
dari barbel yang hilang itu" Well, well, tidak perlu bersedih, karena, di antara kita sendiri, kurasa baik
Inspektur Mac maupun petugas setempat yang cemerlang itu tidak memahami pentingnya kejadian ini.
Satu barbel, Watson! Coba pikirkan ada atlet yang hanya memiliki satu barbel! Bayangkan
perkembangan otot yang tidak seimbang, ancaman pembengkokan tulang punggung. Mengejutkan,
Watson, mengejutkan!"
Ia duduk dengan mulut penuh roti bakar dan mata berbinar-binar, mengawasi kebingunganku.
Hanya dengan melihat selera makannya yang besar sudah cukup untuk meyakinkan aku tentang
keberhasilan pengungkapan kasus ini, karena aku ingat sekali hari dan mala
m yang berlalu ketika ia tidak memikirkan makanan sesaat pun, sewaktu otaknya yang berputar kencang berusaha memahami
masalah sementara wajahnya yang tirus dan penuh semangat tampak semakin menonjol karena
57 pemusatan perhatian. Akhirnya ia menyulut pipanya, dan sambil duduk di ruang duduk penginapan tua
desa itu ia berbicara perlahan-lahan dan secara acak mengenai kasusnya, lebih tepat mengungkapkan
apa yang dipikirkannya daripada menyampaikan pernyataan yang telah dipertimbangkan.
"Kebohongan, Watson kebohongan besar, mencolok, dan tidak terbantah yang menyambut
kita! Itulah titik awal kita. Seluruh cerita yang disampaikan Barker merupakan kebohongan. Tapi cerita
Barker didukung oleh Mrs. Douglas. Oleh karena itu Mrs. Douglas juga berbohong. Mereka berdua
berbohong, dan bersekongkol. Jadi sekarang masalah yang kita hadapi sudah jelas. Kenapa mereka
berbohong, dan kebenaran apa yang dengan susah payah mereka tutupi" Coba lihat, Watson kau dan
aku apakah kita bisa memahami kebohongan ini dan menyusun kebenarannya.
"Dari mana aku tahu mereka berbohong" Karena kebohongan mereka begitu ceroboh sehingga
terlihat jelas. Coba pertimbangkan! Menurut cerita yang disampaikan pada kita, pembunuhnya
memiliki waktu kurang dari semenit sesudah melakukan perbuatannya untuk mengambil cincin, yang
dikenakan di bawah cincin yang lain, dari jari tangan korban, lalu mengembalikan cincin yang lain itu
sesuatu yang jelas tidak akan pernah dilakukannya dan meletakkan kartu yang aneh di samping
korbannya. Menurutku tindakan itu jelas mustahil.
"Kau mungkin mendebatnya tapi aku terlalu menghargai pendapatmu, Watson, untuk
menganggap bahwa kau akan berbuat begitu bahwa cincin itu mungkin diambil sebelum korban
dibunuh. Fakta bahwa lilinnya belum lama dinyalakan menunjukkan bahwa tidak terjadi percakapan
yang panjang. Apakah Douglas, dari apa yang kita dengar mengenai karakternya yang tidak mengenal
takut, pria yang bersedia memberikan cincin kawinnya dalam waktu sesingkat itu, atau apakah kita bisa
menerima bahwa ia menyerah begitu saja" Tidak, tidak, Watson, pembunuh itu hanya berduaan
bersama korban selama beberapa waktu lilinnya menyala. Aku tidak ragu mengenai hal itu.
"Tapi jelas kematiannya disebabkan karena tembakan. Oleh karena itu tembakannya pasti
dilakukan jauh lebih awal daripada yang diceritakan pada kita. Tapi dalam hal-hal seperti ini tidak
boleh ada kesalahan. Oleh karena itu, kita menghadapi persekongkolan dua orang yang mendengar
suara tembakannya si Barker dan Mrs. Douglas. Setelah aku mampu menunjukkan bahwa jejak darah
di kusen jendela sengaja dibuat Barker, untuk memberi petunjuk palsu pada polisi, kau pasti mengakui
bahwa kasusnya berkembang menjadi memberatkan dirinya.
"Sekarang kita harus bertanya sendiri pada jam berapa sebenarnya pembunuhan itu terjadi.
58 Hingga pukul 22.30 para pelayan masih berkeliaran di dalam rumah, jadi jelas bukan sebelum itu. Pada
pukul 22.45 mereka semua telah masuk kamar kecuali Ames, yang masih berada di dapur. Aku telah
melakukan beberapa percobaan sesudah kau meninggalkan kami sore tadi, dan kudapati bahwa suara
apa pun yang bisa dibuat MacDonald di ruang kerja tidak bisa kudengar dari dapur bila semua pintu
ditutup. "Tapi lain bila dari kamar pengurus rumah. Kamar itu tidak jauh dari ruang kerja, dan dari sana
samar-samar aku bisa mendengar suara yang diperdengarkan dengan sangat keras. Suara tembakan
senapan tabur agak teredam kalau jarak tembaknya sangat dekat, dan tidak ragu lagi itulah yang terjadi
dalam kasus ini. Suaranya tidak akan keras, tapi dalam kesunyian malam seharusnya suara itu bisa
terdengar dengan mudah dari kamar Mrs. Allen. Ia, seperti yang diceritakannya pada kita, agak tuli.
Tapi tetap saja dalam kesaksiannya ia menyinggung bahwa ia mendengar suara seperti pintu dibanting
tertutup sekitar setengah jam sebelum lonceng dibunyikan. Setengah jam sebelum lonceng dibunyikan
berarti sekitar pukul 22.45. Aku tidak ragu bahwa yan
g didengarnya adalah suara letusan senapan. Dan
itulah saat pembunuhannya terjadi.
"Kalau benar begitu, sekarang kita harus menentukan apa yang Barker dan Mrs. Douglas, bisa
lakukan sejak pukul 22.45 dengan anggapan mereka bukanlah pembunuh yang sebenarnya sewaktu
suara tembakan membuat mereka ke kamar Douglas hingga pukul 23.15 sewaktu mereka
membunyikan lonceng dan memanggil para pelayan. Apa yang mereka lakukan, dan kenapa mereka
tidak segera membunyikan lonceng" Itu pertanyaan yang kita hadapi, dan pada saat mendapat
jawabannya kita jelas akan memecahkan masalah ini."
"Aku sendiri yakin," kataku, "ada saling pengertian antara kedua orang itu. Mrs. Douglas pasti
makhluk yang tidak berperasaan karena duduk dan tertawa-tawa hanya beberapa jam sesudah kematian
suaminya." "Tepat sekali. Ia tidak menampilkan diri sebagai istri bahkan sewaktu menceritakan
kesaksiannya. Aku bukan pengagum wanita, sebagaimana yang sudah kausadari, Watson. Tapi
pengalaman hidupku mengajarkan bahwa hanya sedikit istri yang mencintai suaminya yang
membiarkan kata-kata orang lain menghalangi dirinya mendekati mayat suaminya. Seandainya aku
pernah menikah, Watson, aku berharap bisa menanamkan perasaan sedemikian rupa sehingga
membuatnya menolak dibimbing pergi oleh pengurus rumah sementara mayatku tergeletak hanya
59 beberapa meter dari dirinya. Itu drama yang sangat buruk, karena bahkan penyelidik yang paling tidak
berpengalaman pun pasti menyadari tidak adanya kesedihan khas wanita. Kalau tidak ada hal yang lain,
menurutku kejadian ini saja sudah menunjukkan adanya persekongkolan."
"Kalau begitu jelas kau menganggap Barker dan Mrs. Douglas bersalah dalam pembunuhan
ini"" "Pertanyaanmu terlalu lugas, Watson," kata Holmes, sambil menggoyang-goyangkan pipa ke
arahku. "Bagiku pertanyaanmu seperti peluru. Kalau maksudmu Mrs. Douglas dan Barker mengetahui
kebenaran tentang pembunuhan itu, dan bersekongkol untuk menutupinya, kujawab ya dengan sepenuh
hatiku. Aku yakin itu yang mereka lakukan. Tapi pertanyaanmu yang lebih mematikan tidak sejelas itu.
Coba kita pertimbangkan sebentar kesulitan-kesulitan yang menghalangi.
"Kita anggap saja pasangan itu dipersatukan oleh ikatan cinta yang salah, dan mereka
memutuskan untuk menyingkirkan orang yang menghalangi hubungan mereka. Itu pengandaian yang
besar, karena penyelidikan diam-diam di antara para pelayan dan yang lainnya tidak mendukung
kemungkinan itu sama sekali. Sebaliknya, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa suami-istri
Douglas sangat menyayangi satu sama lain."
"Aku yakin itu tidak benar," kataku, mengingat wajah Mrs. Douglas yang tersenyum di kebun.
"Well paling tidak mereka mengesankan begitu. Tapi, kita akan menganggap mereka pasangan
yang sangat hebat, yang berhasil menipu semua orang dalam hal ini, dan bersekongkol untuk
membunuh si suami. Ia kebetulan orang yang hidupnya terancam bahaya "
"Itu kata mereka, dan kita tidak memiliki bukti lain."
Holmes tampak berpikir. "Aku mengerti, Watson. Kau menyusun teori dengan dasar bahwa
semua yang mereka katakan sejak awal adalah bohong. Menurut pendapatmu, tidak pernah ada
ancaman tersembunyi, atau perkumpulan rahasia, atau Lembah Ketakutan, atau Boss MacSiapa atau
yang lainnya. Well, itu generalisasi yang bagus. Coba lihat apa yang ditunjukkan pikiran seperti itu.
Mereka menciptakan teori ini untuk membenarkan kejahatan mereka. Lalu mereka memainkan gagasan
ini dengan meninggalkan sepeda di taman sebagai bukti keberadaan orang luar. Noda di kusen jendela
juga menunjukkan hal yang sama. Begitu pula dengan kartu di dekat mayat, yang mungkin disiapkan
dalam rumah. Semuanya sesuai dengan hipotesismu, Watson. Tapi sekarang ada satu hal yang tidak
bisa dimasukkan ke dalam teorimu. Kenapa menggunakan senapan tabur yang dipotong dan kenapa
60 harus buatan Amerika" Kebetula
n saja Mrs. Allen tidak segera keluar kamar untuk mencari tahu
tentang suara pintu ditutup yang didengarnya. Kenapa pasangan penjahatmu melakukan semua ini,
Watson"" "Kuakui kalau aku tidak bisa menjelaskannya."
"Lagi pula, kalau seorang wanita dan kekasihnya bersekongkol untuk membunuh suaminya,
apakah mereka akan 'mengiklankan' kesalahan mereka dengan terang-terangan mengambil cincin
kawinnya sesudah kematian si suami" Apakah menurutmu hal itu mungkin, Watson""
"Tidak, tidak mungkin."
"Dan sekali lagi, kalau kaupikirkan tindakan meninggalkan sepeda di luar itu, bukankah
tindakan tersebut konyol karena detektif yang paling tolol sekalipun akan mengatakan bahwa jelas itu
petunjuk palsu, karena sepeda itu merupakan benda pertama yang diperlukan pelarian ini untuk bisa
meloloskan diri." "Kuakui aku tidak bisa menjelaskan."
"Sekalipun begitu, seharusnya tidak ada kejadian yang tidak bisa dijelaskan. Sekadar sebagai
latihan mental, tanpa ada pikiran bahwa ini mungkin benar, coba pertimbangkan kemungkinan ini.
Kuakui, ini hanya sekadar imajinasi. Tapi seberapa sering imajinasi menjadi awal dari kebenaran"
"Bayangkan saja ada rahasia, rahasia yang benar-benar memalukan dalam kehidupan orang
bernama Douglas ini. Rahasia ini menyebabkan ia dibunuh seseorang yang, kita anggap saja, berfungsi
sebagai pembalas, seseorang dari luar. Pembalas dendam ini, karena sejumlah alasan yang kuakui
masih tidak bisa kujelaskan, mengambil cincin kawin Douglas. Pembalasan ini mungkin dikarenakan
masalah yang terjadi pada zaman pernikahan pertama Douglas, dan cincin itu diambil untuk alasan
yang kurang-lebih berkaitan dengan itu.
"Sebelum pembalas dendam ini melarikan diri, Barker dan Mrs. Douglas tiba di kamar.
Pembunuhnya berhasil meyakinkan mereka bahwa penangkapan dirinya akan memicu penyebaran
skandal yang memalukan. Mereka terpengaruh, dan lebih suka membiarkan ia pergi. Untuk tujuan ini,
mungkin mereka menurunkan jembatannya, yang bisa dilakukan hampir tanpa suara, dan lalu
mengangkatnya lagi. Ia berhasil melarikan diri, dan entah karena apa mengira akan lebih aman kalau ia
berjalan kaki daripada mengendarai sepeda. Oleh karena itu ia meninggalkan kendaraannya di tempat
yang tidak akan ditemukan sebelum ia telah cukup jauh. Sejauh ini semua itu masih mungkin terjadi,
61 bukan"" "Well, mungkin saja," kataku, sambil menahan diri.
"Kita harus ingat, Watson, bahwa apa pun yang terjadi jelas sesuatu yang luar biasa. Well, untuk
melanjutkan pengandaian kita, pasangan ini tidak harus mereka bersalah menyadari sesudah
kepergian pembunuhnya bahwa mereka menempatkan diri sendiri dalam posisi yang mungkin sulit
bagi mereka untuk membuktikan bahwa bukan mereka yang melakukan kejahatan ini. Mereka dengan
cepat dan agak ceroboh berusaha mengatasi masalah ini. Jejak di kusen jendela dibuat Barker dengan
sandalnya yang bernoda darah untuk menunjukkan bagaimana pembunuhnya melarikan diri. Mereka
jelas mendengar suara tembakannya, jadi mereka bereaksi sebagaimana seharusnya. Tapi mereka
melakukannya setengah jam sesudah kejadian."
"Bagaimana caramu membuktikan semua ini""
"Well, kalau memang ada orang luar, ia bisa dilacak dan ditangkap. Itu akan merupakan bukti
yang paling efektif. Tapi kalau tidak well, sumber daya llmu pengetahuan masih belum habis. Kupikir
akan sangat membantu kalau aku semalaman seorang diri di ruang kerja itu."
"Semalaman seorang diri!"
"Aku berniat ke sana sekarang juga. Aku sudah mengaturnya dengan Ames, yang sangat
menghormati Barker. Aku akan duduk di ruangan itu dan melihat apakah suasananya memberiku
inspirasi. Aku percaya semua tempat memiliki jiwa. Kau tersenyum, Watson. Well, kita lihat saja.
Omong-omong, kau membawa payung besarmu, bukan""
"Ada di sini." "Well, kalau boleh aku ingin meminjamnya."
"Tentu saja tapi ini senjata yang payah! Kalau ada bahaya
" "Tidak ada yang serius, Watson, kalau ada aku pasti akan meminta bantuanmu. Tapi payungmu
akan kubawa. Pada saat ini aku hanya menunggu kembalinya para kolega kita dari Tunbridge Wells.
Mereka sedang berusaha mencari pemilik sepeda itu."
Malam telah turun saat Inspektur MacDonald dan White Mason kembali dari perjalanan
mereka, dan mereka kembali dengan gembira, melaporkan kemajuan besar dalam penyelidikan kami.
"Bung, kuakui aku pernah ragu-ragu apakah memang ada orang luar yang terlibat," kata
62 MacDonald, "tapi semua sudah berlalu sekarang. Kami sudah berhasil mengidentifikasi sepedanya, dan
kami mendapat deskripsi buruan kami. Jadi perjalanan kami sangat berhasil."
"Bagiku justru kedengaran seperti awal dari akhir," kata Holmes. "Aku mengucapkan selamat
pada kalian dengan sepenuh hati."
"Well, kumulai dari fakta bahwa Mr. Douglas tampak resah sejak kemarin dulu, sewaktu ia pergi
ke Tunbridge Wells. Dengan begitu di Tunbridge Wells-lah ia menyadari adanya bahaya. Oleh karena
itu jelas, kalau ada orang yang datang dengan mengendarai sepeda, ia pasti datang dari Tunbridge
Wells. Kami membawa sepedanya dan menunjukkannya ke hotel-hotel di sana. Sepeda itu seketika
dikenali manajer Eagle Commercial sebagai milik pria bernama Hargrave, yang menyewa kamar di
sana dua hari yang lalu. Sepeda dan tas kecil itu satu-satunya barang pria bernama Hargrave tersebut. Ia
mengaku berasal dari London, tapi tidak memberikan alamat di sana. Tas ini buatan London, dan isinya
buatan Inggris. Tapi orangnya sendiri tidak ragu lagi orang Amerika."
"Well, well" kata Holmes dengan nada mengejek, "kalian benar-benar sudah bekerja sementara
aku duduk menyusun teori bersama temanku. Ini pelajaran untuk bersikap praktis Mr. Mac."
"Aye, hanya begitu, Mr. Holmes," kata inspektur tersebut dengan sikap puas.
"Tapi semua ini mungkin sesuai dengan teorimu," kataku.
"Mungkin atau mungkin tidak. Tapi coba kita dengar hingga selesai. Apakah tidak ada yang bisa
mengidentifikasi orang ini""
"Sedikit sekali yang kami temukan, jelas bahwa orang ini sangat merahasiakan identitasnya.
Tidak ada dokumen atau surat, tidak ada tanda pada pakaiannya. Di meja kamar tidurnya terdapat peta
untuk bersepeda di negara ini. Ia meninggalkan hotel sesudah sarapan kemarin pagi dengan
mengendarai sepedanya, dan tidak ada kabar lagi tentang dirinya hingga kami datang bertanya."
"Itu yang membingungkan aku, Mr. Holmes," kata White Mason. "Kalau orang ini tidak ingin
diketahui orang, seharusnya ia kembali dan tetap menginap di hotelnya sebagai wisatawan yang tidak
mengerti apa-apa. Tapi sebagaimana kenyataannya, ia pasti mengetahui akan dilaporkan ke polisi oleh
manajer hotel dan bahwa menghilangnya dirinya akan dikaitkan dengan pembunuhan ini."
"Seharusnya begitu. Sekalipun begitu, boleh diakui ia cukup cerdas, mengingat hingga sekarang
ia belum tertangkap. Tapi deskripsinya bagaimana""
MacDonald membuka buku catatannya. "Apa yang kami peroleh hanyalah sejauh yang bisa
63 mereka katakan. Mereka tampaknya tidak terlalu memperhatikan dirinya, tapi portir, petugas hotel, dan
pelayan kamar semuanya setuju bahwa kurang-lebih beginilah deskripsi dirinya. Tingginya kurang-lebih 170 sentimeter, usianya sekitar lima puluh tahun, rambutnya agak kaku dan kusut, kumisnya
mulai beruban, hidung bengkok, dan wajahnya digambarkan kejam dan pemarah."
"Well, itu ekspresi orang yang biasa mengunjungi bar, bisa jadi deskripsi Douglas sendiri," kata
Holmes. "Ia berusia lima puluh lebih sedikit, rambutnya kaku dan kusut, juga kumisnya, dan tingginya
kurang-lebih sama. Apa lagi yang kalian dapatkan""
"Ia mengenakan setelan kelabu tebal dengan rompi dan ia mengenakan mantel luar pendek
berwarna kuning serta topi lunak."
"Bagaimana dengan senapan taburnya""
"Panjangnya kira-kira lima puluh sentimeter. Sangat mungkin untuk disimpan dalam tas. Ia bisa
membawanya di balik mantelnya tanpa kesulitan."
"Menurutmu apa pengaruh semua ini terhadap kasusnya secara keseluruhan""
"Well, Mr. Holmes," kata MacDonald, "pada saa
t kita berhasil menangkap buruan kita nanti
dan kau boleh yakin bahwa aku sudah mengirimkan deskripsinya lima menit sesudah mendengarnya
kita bisa menilai dengan lebih baik. Tapi, sebagaimana kenyataannya sekarang, kita jelas sudah
mendapat kemajuan pesat. Kita tahu ada orang Amerika yang mengaku bernama Hargrave datang ke
Tunbridge Wells dua hari yang lalu dengan mengendarai sepeda dan membawa tas. Di dalam tas itu
terdapat sepucuk senapan tabur yang sudah digergaji, jadi ia datang dengan niat melakukan kejahatan.
Kemarin pagi ia berangkat ke tempat ini dengan mengendarai sepedanya, dengan senapan
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
disembunyikan di balik mantel. Tidak seorang pun melihat kedatangannya, setahu kita. Tapi ia tidak
perlu melintasi desa untuk tiba di gerbang kebun. Dan ada banyak pengendara sepeda di jalan.
Kemungkinan besar ia langsung menyembunyikan sepedanya begitu tiba, lalu ia sendiri juga turut
bersembunyi di sana, sambil terus mengamati rumah, menunggu Mr. Douglas keluar. Senapan tabur
merupakan senjata yang aneh untuk dipergunakan di dalam rumah, tapi ia berniat menggunakannya di
luar. Senapan itu jelas memiliki keuntungan tersendiri, karena tidak mungkin luput, dan suara tembakan
begitu umum di kawasan berburu Inggris ini sehingga tidak seorang pun akan memperhatikannya."
"Semuanya sangat jelas," kata Holmes.
"Well, Mr. Douglas tidak muncul. Apa yang dilakukannya sesudah itu" Ia meninggalkan
64 sepedanya dan mendekati rumah waktu senja. Ia mendapati jembatannya masih turun dan tidak ada
seorang pun di sekitar tempat itu. Ia mengambil risiko, tidak ragu lagi sudah menyiapkan alasan kalau
bertemu seseorang di dalam. Ia tidak bertemu siapa pun. Ia menyelinap masuk ke ruangan pertama
yang ditemuinya, dan menyembunyikan diri di balik tirai. Dari sana ia bisa melihat jembatan tariknya
diangkat, dan mengetahui bahwa satu-satunya jalan untuk meloloskan diri hanyalah dengan
menyeberangi parit. Ia menunggu hingga pukul 23.15, sewaktu Mr. Douglas tiba di ruangan itu sesuai
kebiasaannya memeriksa rumah. Ia menembak Mr. Douglas dan melarikan diri, sebagaimana rencana
semula. Ia menyadari sepedanya akan dideskripsikan orang-orang hotel dan akan menjadi petunjuk
yang mengarah pada dirinya; jadi ia meninggalkan sepedanya di sana dan dengan cara lain pergi ke
London atau tempat persembunyian aman yang sudah dipersiapkannya. Bagaimana, Mr. Holmes""
"Well, Mr. Mac, penjelasanmu sangat bagus dan sangat jelas sejauh ini. Itu akhir ceritamu.
Akhir ceritaku adalah kejahatan itu dilakukan setengah jam lebih awal daripada yang dilaporkan. Mrs.
Douglas dan Barker bersekongkol untuk menutupi sesuatu, dan mereka membantu pembunuhnya
melarikan diri atau paling tidak mereka tiba di ruangan sebelum pembunuhnya sempat melarikan diri
dan mereka mengatur petunjuk agar terkesan ia melarikan diri melalui jendela, sementara
kemungkinan besar mereka sendiri yang membebaskannya dengan menurunkan jembatan. Itu
dugaanku mengenai paro pertama kasus ini."
Kedua orang detektif itu menggeleng. "Well, Mr. Holmes, kalau benar demikian, kita hanya
menemui misteri demi misteri," kata inspektur dari London tersebut.
"Dan boleh dikatakan misteri yang satu lebih parah daripada misteri yang sebelumnya," tambah
White Mason. "Wanita itu belum pernah mengunjungi Amerika seumur hidupnya. Ada kaitan apa
antara dirinya dengan seorang pembunuh Amerika sehingga ia bersedia melindunginya""
"Kuakui itulah kesulitannya," kata Holmes. "Kutawarkan untuk melakukan penyelidikan sendiri
malam ini. Dan ada kemungkinan penyelidikanku menyumbangkan sesuatu."
"Kami bisa membantumu, Mr. Holmes""
"Tidak, tidak! Kegelapan dan payung Dr. Watson keinginanku sederhana. Dan Ames, Ames
yang setia tidak ragu lagi ia akan mengecualikan diriku. Semua pikiranku membawaku kembali ke satu
pertanyaan mendasar kenapa seorang pria atletis membesarkan posturnya dengan alat yang begitu
tidak wajar seperti sebuah barbel""
65 Holmes kembali ke hotel larut malam.
Kami tidur di kamar dengan double bed, yang
terbaik yang bisa disediakan penginapan pedesaan
ini. Aku sudah tidur sewaktu separo terjaga oleh
ke pulangannya. "Well, Holmes," gumamku, "ada hasil""
Ia berdiri di sampingku sambil membisu,
dengan membawa lilin. Lalu sosok yang jangkung
dan langsing itu membungkuk ke arahku.
"Menurutku, Watson," bisiknya "apakah kau takut
untuk tidur sekamar dengan orang sinting, orang
yang menurun kecerdasannya, idiot yang sudah
tidak sadar lagi""
"Sedikit pun tidak," jawabku heran.
"Ah, beruntung sekali," katanya, dan
setelah itu ia tidak mengatakan apa-apa lagi
sepanjang malam. 66 BAB 7 Pemecahan KEESOKAN paginya, sesudah sarapan, kami menemui Inspektur MacDonald dan White Mason
yang sedang bercakap-cakap di ruang tamu kecil di rumah sersan polisi setempat itu. Di meja depan
mereka menumpuk sejumlah surat dan telegram, yang dengan hati-hati mereka pilah-pilah. Tiga di
antaranya diletakkan di satu sisi.
"Masih berusaha melacak pengendara sepeda yang lihai itu"" tanya Holmes riang. "Apa kabar
terakhir penjahat itu""
MacDonald menunjuk tumpukan dokumen itu dengan enggan.
"Ia dilaporkan dari Leicester, Nottingham, Southampton, Derby, East Ham, Richmond, dan
empat belas tempat lain. Di tiga di antaranya East Ham, Leicester, dan Liverpool ia menghadapi
kasus yang kuat, dan pernah ditangkap di sana. Negara ini tampaknya penuh dengan pelarian yang
mengenakan mantel kuning."
"Dear me!" kata Holmes dengan nada simpatik.
"Nah, Mr. Mac, dan kau Mr. White Mason, aku ingin memberi kalian nasihat yang tulus.
Sewaktu aku bersedia menangani kasus ini bersamamu, aku mengajukan tawaran, yang pasti kau ingat,
bahwa aku tidak akan memberikan teori yang separo terbukti, aku berhak melaksanakan gagasanku
sendiri hingga merasa puas bahwa teoriku benar. Untuk alasan ini, pada saat ini aku tidak menceritakan
semua yang ada dalam pikiranku. Di sisi lain, aku berjanji untuk bersikap jujur pada kalian dalam hal
ini, dan kurasa tidak adil kalau membiarkan kalian membuang buang waktu sedetikpun untuk tugas
yang tidak ada gunanya ini. Oleh karena itu aku kemari pagi ini untuk memberi saran yang bisa
diringkas dalam empat kata lupakan saja kasus ini."
MacDonald dan White Mason tertegun menatap kolega mereka yang terkenal itu.
"Kau menganggap kasus ini tidak ada harapan diselesaikan"" seru inspektur tersebut.
"Kuanggap kasus kalian tidak ada harapan diselesaikan. Aku tidak merasa tidak ada harapan
untuk mendapatkan kebenaran."
"Tapi pengendara sepeda ini. Ia bukan khayalan. Kami sudah mendapatkan deskripsinya,
67 tasnya, sepedanya. Orang ini pasti ada di suatu tempat. Kenapa kita tidak bisa menangkapnya""
"Ya, ya, tidak ragu lagi ia ada di suatu tempat, dan tidak ragu lagi kita akan menangkapnya. Tapi
aku tidak akan membiarkan kalian membuang-buang energi di East Ham atau Liverpool. Aku yakin
kita bisa menemukan jalan yang lebih singkat untuk mendapatkan hasil."
"Kau merahasiakan sesuatu. Ini tidak adil, Mr. Holmes." Inspektur itu tampak jengkel.
"Kau tahu cara kerjaku, Mr. Mac. Tapi aku akan merahasiakannya dalam waktu sesingkat
mungkin. Aku hanya ingin memastikan rincianku dengan satu cara, yang bisa dilakukan saat ini juga,
lalu mengundurkan diri dan kembali ke London, menyerahkan seluruh hasil penyelidikanku ke tangan
kalian. Aku sangat berutang budi pada kalian sehingga tidak akan berbuat lain, karena berdasarkan
semua pengalamanku, seingatku aku tidak pernah menemui kasus yang lebih aneh dan lebih menarik."
"Aku sama sekali tidak mengerti, Mr. Holmes. Kami menemuimu sewaktu pulang dari
Tunbridge Wells semalam, dan kau boleh dikatakan menyetujui hasil yang kami peroleh. Apa yang
terjadi sejak saat itu sehingga sekarang kau memiliki pendapat yang sama sekali baru mengenai kasus
ini"" "Well, karena kau bertanya, aku akan menjawab. Aku
menghabiskan beberapa jam seperti
yang kukatakan di Manor House semalam "
"Well, apa yang terjadi""
"Ah, aku hanya bisa memberikan jawaban yang sangat umum untuk saat ini. Omong-omong,
aku membaca sejarah singkat tapi jelas dan menarik tentang gedung tua itu, yang dibeli dengan harga
satu penny dari pedagang tembakau setempat."
Holmes mengeluarkan sebuah buku kecil, di mana terukir gambar Manor House kuno, dari saku
rompinya. "Akan sangat menambah semangat penyelidikan, Mr. Mac yang baik, kalau ia mau secara sadar
memedulikan sejarah sekitarnya. Jangan tampak begitu tidak sabar, karena kujamin penjelasan sekering
ini sekalipun bisa menimbulkan gambaran akan masa lalu dalam benak seseorang. Izinkan aku
memberi contoh. 'Dibangun pada tahun kelima James I berkuasa, dan berdiri di lokasi bangunan yang
jauh lebih tua, Manor House of Birlstone merupakan salah satu contoh terbaik yang masih ada
mengenai hunian berparit era James I "'
"Kau mempermainkan kami, Mr. Holmes!"
68 "Tut, tut, Mr. Mac! reaksi emosional pertama yang kulihat dari dirimu. Well, aku tidak akan
meneruskannya, karena kau tampaknya sangat tidak senang. Tapi kalau kukatakan bahwa ada cerita
mengenai pengambil-alihan tempat itu oleh seorang kolonel anggota Parlemen pada tahun 1644,
penyembunyian Charles selama beberapa hari selama Perang, Saudara, dan akhirnya kunjungan George
II, kau akan mengakui bahwa ada berbagai kepentingan yang berkaitan dengan rumah tua itu."
"Aku tidak meragukannya, Mr. Holmes, tapi itu bukan urusan kita."
"Sungguh" Sungguh" Keluasan wawasan, Mr. Mac yang baik, adalah salah satu faktor penting
dalam profesi kita. Interaksi gagasan-gagasan dan penggunaan tidak langsung ilmu pengetahuan sering
sangat menarik. Harap maafkan komentar orang yang, sekalipun hanya pengamat kejahatan, masih
lebih tua dan mungkin lebih berpengalaman daripada dirimu sendiri."
"Aku orang pertama yang akan mengakui hal itu," kata detektif itu sepenuh hati. "Kau sudah
menyampaikan maksudmu, kuakui, tapi kau terlalu berputar-putar dalam mengungkapkannya."
"Well, well, kulewati saja sejarahnya dan langsung membicarakan fakta saat ini. Semalam aku
datang, seperti yang sudah kukatakan, ke Manor House. Aku tidak menemui Barker atau Mrs. Douglas.
Aku tidak melihat alasan untuk mengganggu mereka, tapi aku merasa senang mendengar wanita itu
tidak tenggelam dalam kedukaan dan menyantap makan malam yang luar biasa. Tujuan kedatanganku
untuk menemui Mr. Ames, yang sempat bercakap-cakap denganku, dan akhirnya, tanpa memberitahu
siapa pun, mengizinkan aku duduk seorang diri selama beberapa saat di ruang kerja."
"Apa! Dengan mayat itu"" seruku.
"Tidak, tidak, segalanya sekarang sudah kembali seperti semula. Kau sudah mengizinkannya,
Mr. Mac, aku diberitahu begitu. Kamar itu dalam keadaan normal, dan di dalamnya aku menghabiskan
waktu seperempat jam yang sangat bermanfaat."
"Apa yang kaulakukan""
"Well, tidak ada gunanya merahasiakan hal yang sepele. Aku mencari barbel yang hilang. Fakta
itu selalu mengganggu pikiranku. Aku akhirnya berhasil menemukannya."
"Di mana""
"Ah, dengan begitu kita tiba di hal-hal yang belum dijelajahi. Kita maju sedikit, sedikit saja, dan
aku berjanji kau akan mengetahui semua yang kuketahui."
69 "Well, kami sudah berjanji untuk tidak mengusik cara kerjamu," kata inspektur itu, "tapi kalau
tentang melupakan kasusnya kenapa kami harus melupakan kasusnya""
"Untuk alasan yang sederhana, Mr. Mac yang baik, bahwa kau sama sekali tidak mengetahui
apa yang sedang kauselidiki."
"Kami menyelidiki pembunuhan Mr. John Douglas dari Birlstone Manor."
"Ya, ya, begitulah. Tapi jangan bersusah payah melacak pria bersepeda yang misterius itu.
Percayalah, hal itu tidak membantumu."
"Kalau begitu, menurutmu apa yang sebaiknya kami lakukan""
"Akan kuberitahu apa yang harus kalian lakukan, kalau kalian mau melakukannya."
"Well, harus kuakui bahwa kau selalu memiliki alasan di balik semua caramu yang aneh. Akan
kupatuhi saranmu." "Dan kau, Mr. White Mason""
Detekti f desa itu menatap mereka bergantian dengan pandangan tidak berdaya. Holmes dan
metodenya merupakan hal baru baginya. "Well, kalau hal itu cukup baik menurut Inspektur, bagiku juga
cukup baik," katanya akhirnya.
"Bagus sekali!" kata Holmes. "Well, kalau begitu, kusarankan kalian berdua berjalan-jalan di
desa ini. Kata orang pemandangan dari Birlstone Ridge di Weald sangat luar biasa. Tidak ragu lagi kita
bisa makan siang di penginapan yang layak di sana, sekalipun ketidaktahuanku mengenai pedesaan
menghalangiku untuk memberi rekomendasi. Di malam hari, lelah tapi gembira "
"Bung, ini sudah keterlaluan!" seru MacDonald, sambil bangkit dari kursinya.
"Well, well, lewati saja hari ini sesuka hatimu," kata Holmes, sambil menepuk-nepuk bahu
Inspektur dengan gembira. "Lakukan apa yang kau inginkan dan pergilah ke mana pun kau suka, tapi
temui aku di sini sebelum senja dan jangan terlambat jangan terlambat, Mr. Mac."
"Kedengarannya lebih waras."
"Semuanya merupakan nasihat yang bagus, tapi aku tidak akan berkeras, selama kau ada di sini
pada saat aku memerlukan dirimu. Tapi sekarang, sebelum kita berpisah, tolong tulis surat kepada Mr.
Barker." "Well"" 70 "Akan kudiktekan kalau kau mau. Siap""
"'Dear Sir, Terlintas dalam pikiran saya bahwa sudah menjadi tugas kami untuk mengeringkan
paritnya, dengan harapan kami mungkin akan menemukan '"
"Ini mustahil," kata inspektur itu. "Kami sudah menyelidiki."
"Tut, tut! My dear sir, tolong lakukan apa yang kuminta."
"Well, lanjutkan!"
"' -dengan harapan kami mungkin menemukan sesuatu yang berkaitan dengan penyelidikan
kami. Saya sudah mengaturnya, dan para pekerja akan mulai bertugas besok pagi-pagi sekali untuk
mengalihkan aliran sungai "'
"Mustahil!" "' mengalihkan aliran sungai. Jadi saya pikir lebih baik saya memberitahu Anda terlebih dulu.'
Nah, sekarang tolong tandatangani, dan serahkan langsung pada Mr. Barker pada sekitar pukul 16.00.
Pada saat itu kita akan berkumpul lagi di ruangan ini. Sebelum itu kita masing-masing boleh berbuat
sesuka hati, karena kujamin penyelidikan ini tidak bisa tidak sudah mencapai tahap harus berhenti
sejenak." Malam mulai turun saat kami berkumpul kembali. Holmes bersikap sangat serius, aku sendiri
penasaran, dan kedua orang detektif itu jelas merasa jengkel.
"Well, Tuan-tuan," kata temanku serius. "Kuminta kalian sekarang mempertaruhkan segalanya
pada diriku, dan kalian akan menilai sendiri apakah penyelidikanku membenarkan kesimpulan yang
sudah kuambil. Malam ini dingin, dan aku tidak tahu akan berapa lama ekspedisi kita ini, jadi kuminta
kalian mengenakan mantel yang paling hangat. Penting sekali agar kita sudah berada di tempat sebelum
gelap, jadi dengan seizin kalian kita akan berangkat sekarang juga."
Kami melewati batas luar kebun Manor House hingga tiba di tempat yang terdapat celah pada
pagarnya. Kami menyelinap masuk melalui celah tersebut, dan dalam keremangan senja kami
mengikuti Holmes hingga tiba di sesemakan yang tumbuh hampir di seberang pintu utama dan
jembatan tarik. Jembatan itu belum diangkat. Holmes berjongkok di balik sesemakan, dan kami bertiga
mengikuti langkahnya. "Well, apa yang kita lakukan sekarang"" tanya MacDonald agak serak.
71 "Bersabar dan berusaha sedapat mungkin tidak menimbulkan suara," jawab Holmes.
"Untuk apa kita berada di sini" Aku benar-benar merasa kau seharusnya lebih terbuka pada
kami." Holmes tertawa. "Watson berkeras aku orang yang paling senang mendramatisir kehidupan,"
katanya. "Jiwa seniman dalam diriku mendorongku menampilkan pertunjukan yang dipersiapkan
dengan baik. Profesi kita, Mr. Mac, pasti akan menjadi profesi yang membosankan kalau kita kadang-kadang tidak mengatur situasinya agar hasilnya menggemparkan. Tuduhan secara terang-terangan,
tepukan keras di bahu apa yang bisa dihasilkan dari d"nouement seperti itu" Tapi deduksi yang cepat,
jebakan yang tidak kentara, ramalan tepat akan kejadian yang akan datang, pembuktian teori-teori yang
berani bukankah semua itu merupakan kebanggaan d
an pembenaran dari pekerjaan kita" Pada saat ini
kau merasa bergairah karena kehebatan situasinya dan antisipasi pemburu. Apakah kau akan merasa
bergairah kalau aku sepasti sebuah jadwal" Aku hanya meminta sedikit kesabaran, Mr. Mac, dan semua
akan menjadi jelas bagimu."
"Well, kuharap kebanggaan, pembenaran, dan segala yang lainnya tadi itu akan tiba sebelum
kita jadi mayat," tukas detektif London itu dengan kepasrahan yang lucu.
Kami semua memiliki alasan yang bagus untuk menyetujuinya, karena penantian kami panjang
dan pahit. Perlahan-lahan bayangan kegelapan menyelimuti wajah muram dan panjang rumah tua itu.
Hawa dingin dan basah yang menyebar dari parit membekukan kami hingga tulang dan menyebabkan
gigi-gigi kami bergemeretuk Di gerbang menyala sebuah lampu, juga di ruang kerja yang fatal itu.
Bagian bagian lain gelap dan tidak bergerak.
"Berapa lama lagi"" tanya Inspektur akhirnya. "Dan sebenarnya apa yang kita awasi""
"Aku sendiri tidak tahu berapa lama kita harus menunggu," balas Holmes agak kasar. "Kalau
tindakan para penjahat selalu setepat jadwal kereta api, jelas akan jauh lebih menyenangkan bagi kita
semua. Sedangkan mengenai apa yang kita Well, itu yang kita awasi!"
Saat ia berbicara, cahaya terang kekuningan dari ruang kerja tertutup oleh seseorang yang
mondar-mandir di depannya. Sesemakan tempat kami bersembunyi terletak tepat di seberang jendela
dan tidak lebih dari seratus meter jauhnya. Jendela itu terbuka diiringi derit engsel-engselnya, dan kami
samar-samar bisa melihat sosok kepala dan bahu seorang pria yang memandang kegelapan. Selama
beberapa menit ia memandang ke luar dengan hati-hati, seperti orang yang ingin memastikan tidak ada
72 yang mengamati perbuatannya. Lalu ia mencondongkan tubuh ke depan, dan dalam kesunyian kami
menyadari suara kecipak pelan air yang terusik. Sosok itu tampaknya tengah mengaduk-aduk parit
dengan sesuatu yang ada di tangannya. Lalu tiba-tiba ia menarik sesuatu seperti nelayan menarik ikan
benda besar dan bulat yang tidak terlihat jelas sewaktu diseret masuk melalui jendela yang terbuka.
"Sekarang!" seru Holmes. "Sekarang!"
Kami semua melompat bangun, terhuyung-huyung
mengejarnya dengan kaki yang terasa kejang,
sementara Holmes berlari sigap menyeberangi
jembatan dan membunyikan bel mati-matian.
Terdengar gemeretak selot dari balik pintu, dan Ames
berdiri tertegun di ambang pintu. Holmes menerobos
melewatinya tanpa mengatakan apa-apa, diikuti kami
semua, bergegas masuk ke ruangan tempat pria yang
tadi kami awasi berada.
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lampu minyak di meja memancarkan cahaya yang
tadi kami lihat dari luar. Lampu tersebut sekarang ada
di tangan Cecil Barker, yang mengacungkannya ke
arah kami saat kami masuk. Cahayanya menerpa
wajahnya yang kuat, tegas, tercukur rapi, juga matanya
yang memancarkan ancaman.
"Apa-apaan ini semua"" serunya. "Apa yang kalian
cari"" Holmes memandang sekitarnya sekilas, lalu
mendekati sebuah buntalan yang basah kuyup, yang diikat seutas tali, di bawah meja tulis.
"Ini yang kami cari, Mr. Barker buntalan ini, dibebani dengan sebuah barbel, yang baru saja
kauambil dari dasar parit."
Barker menatap Holmes dengan ekspresi tertegun. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya""
tanyanya. "Karena aku yang meletakkannya di sana."
73 "Kau yang meletakkannya di sana! Kau!"
"Mungkin seharusnya kukatakan 'mengembalikannya ke sana'," kata Holmes. "Kau pasti ingat,
Inspektur MacDonald, bahwa aku agak terkejut melihat tidak adanya salah satu barbel. Aku sudah
menyinggungnya, tapi karena tekanan kejadian-kejadian lain kau hampir tidak sempat me mikirkannya.
Kalau saja kaulakukan, kau akan mampu menarik kesimpulan dari hal itu. Kalau ada air tidak jauh dari
sini dan ada beban yang hilang, tidak berlebihan untuk menduga ada sesuatu yang dibenamkan di sana.
Gagasan itu paling tidak layak untuk diuji. Jadi dengan bantuan Ames, yang membantuku masuk
kemari, dan kait pada payung Dr. Watson, semalam aku berhasil menemukan buntalan
ini dan memeriksa isinya. "Tapi penting sekali jika kita bisa membuktikan siapa yang meletakkannya d sana. Masalah ini
kami selesaikan dengan solusi yang paling jelas, dengan mengumumkan bahwa besok paritnya akan
dikeringkan. Yang, tentu saja, menyebabkan siapa pun yang sudah menyembunyikan buntalan ini pasti
akan mengambilnya begitu kegelapan memungkinkannya untuk berbuat begitu. Kita memiliki tidak
kurang dari empat saksi yang melihat siapa yang mengambil kesempatan itu. Jadi, Mr. Barker, kurasa
sekarang terserah padamu untuk bercerita."
Sherlock Holmes meletakkan buntalan yang masih meneteskan air tersebut di meja di samping
lampu dan membuka ikatannya. Dari dalamnya ia mengeluarkan sebuah barbel, yang ia lempar ke
samping barbel yang lain di sudut. Kemudian ia mengambil sepasang sepatu bot. "Buatan Amerika,
seperti yang bisa kaulihat," katanya, sambil menunjuk sepatu itu. Lalu ia meletakkan sebilah pisau
bersarung yang panjang dan mematikan di meja. Akhirnya ia membuka gulungan pakaian, yang terdiri
atas pakaian dalam, kaus kaki, setelan tweed kelabu, dan mantel luar pendek berwarna kuning.
"Pakaiannya biasa saja," kata Holmes, "kecuali mantel luarnya, yang penuh petunjuk." Ia
mengacungkannya dengan hati-hati ke arah cahaya. "Di sini, seperti yang bisa kalian lihat, ada saku
dalam yang dijahit hingga tepi mantel dengan bentuk sedemikian rupa sehingga cukup untuk sepucuk
senapan yang sudah dipotong. Label penjahitnya ada di bagian leher 'Neale, Penjahit, Vermissa,
USA'. Aku sudah menghabiskan sore yang bermanfaat di perpustakaan rektor, dan memperluas
pengetahuanku dengan mengetahui fakta bahwa Vermissa merupakan kota kecil yang sejahtera di salah
satu lembah penghasil batu bara dan besi terkenal di Amerika Serikat. Aku masih ingat Mr Barker, kau
mengasosiasikan distrik batu bara dengan istri pertama Mr. Douglas, dan tidak berlebihan kalau aku
74 memperkirakan VV pada kartu di dekat mayat merupakan singkatan dari Vermissa Valley Lembah
Vermissa atau bahwa lembah yang mengirim pembunuh inilah yang disebut-sebut sebagai Lembah
Ketakutan yang kita dengar. Sejauh ini cukup jelas. Dan sekarang, Mr. Barker, rasanya aku sudah
menghalangi penjelasanmu."
Wajah Cecil Barker selama penjelasan detektif besar tersebut benar-benar menarik untuk
diamati. Kemarahan, kekagetan, keresahan, dan kebingungan tampak bergantian. Akhirnya ia
menyelamatkan diri dengan ironi masam.
"Kau tahu begitu banyak, Mr. Holmes, mungkin sebaiknya kau yang menceritakan sisanya,"
katanya sambil mencibir. "Aku tidak ragu bahwa aku bisa menceritakan jauh lebih banyak lagi, Mr. Barker, tapi akan jauh
lebih baik kalau kau yang bercerita."
"Oh, kaupikir begitu" Well, aku hanya bisa mengatakan bahwa kalaupun ada rahasia di sini jelas
bukan rahasiaku. Dan aku tidak bersedia mengungkapkannya."
"Well, kalau kau memilih bersikap begitu, Mr. Barker," kata Inspektur pelan, "kami terpaksa
terus mengawasimu hingga mendapat surat perintah untuk menangkapmu."
"Kau boleh melakukan apa pun yang kau mau," kata Barker dengan sikap menantang.
Sepanjang penilaian Barker, akhir semua ini tampaknya sudah jelas, karena dari wajah sekaku
granit tersebut orang bisa melihat bahwa tidak ada siksaan yang bisa memaksanya bertindak di luar
kemauannya. Tapi kebuntuan dipecahkan oleh suara seorang wanita. Mrs. Douglas sejak tadi berdiri
mendengarkan di balik pintu yang separo terbuka, dan sekarang ia masuk ke dalam ruangan.
"Kau sudah bertindak lebih dari cukup, Cecil," katanya. "Apa pun yang terjadi di masa depan,
kau sudah bertindak cukup."
"Cukup dan lebih dari cukup," kata Holmes serius. "Aku bersimpati padamu, Madam, dan
sangat kusarankan kau mempercayai logika hukum kita dan mempercayai polisi sepenuhnya secara
sukarela. Ada kemungkinan aku sendiri bersalah karena tidak menindaklanjuti petunjuk yang
kauberikan melalui temanku Dr. Watson. Tapi, pada waktu itu aku sangat percaya kau terlibat langsung
dengan kejahatan ini . Sekarang aku yakin tidak begitu. Pada saat yang sama, banyak hal tidak bisa
dijelaskan, dan aku sangat menyarankan kau minta Mr. Douglas menyampaikan sendiri ceritanya."
Mrs. Douglas berseru kaget mendengar kata kata Holmes. Para detektif dan aku juga berseru
75 kaget waktu menyadari kehadiran seorang pria yang bagai muncul dari dinding, yang sekarang
melangkah keluar dari keremangan sudut. Mrs. Douglas berpaling, dan langsung memeluk pria itu.
Barker menjabat tangannya.
"Ini yang terbaik, Jack," kata istrinya. "Aku
yakin ini yang terbaik."
"Memang benar, Mr. Douglas," kata Sherlock
Holmes. "Aku yakin kau akan menganggap ini yang
terbaik." Pria itu berdiri sambil mengerjap-kerjapkan
mata dengan ekspresi tertegun orang yang baru saja
melangkah dari kegelapan ke tempat terang.
Wajahnya mengesankan mata kelabu tajam, kumis
pendek kaku, dagu persegi yang menonjol, dan bibir
yang seakan selalu tertawa. Ia memandang kami
semua dengan teliti, lalu yang membuatku tertegun
mendekatiku serta menyerahkan setumpuk kertas.
"Saya sering mendengar tentang diri Anda,"
katanya dengan suara yang tidak berlogat Inggris
maupun Amerika, tapi secara keseluruhan lembut
dan menyenangkan. "Anda sejarawan dalam kelompok ini. Well, Dr. Watson, Anda belum pernah
mendengar cerita seperti ini dari siapa pun sebelumnya, dan saya berani mempertaruhkan dolar terakhir
saya. Ceritakan dengan cara Anda sendiri, tapi ingat fakta-faktanya, dan selama Anda memilikinya,
masyarakat tidak akan meninggalkan Anda. Saya sudah terkurung selama dua hari, dan menghabiskan
siang hari sebanyak yang bisa saya dapatkan dalam jebakan tikus itu untuk menuliskan semuanya.
Anda boleh membacanya Anda dan para pembaca Anda. Ini cerita tentang Lembah Ketakutan."
"Itu sudah masa lalu, Mr. Douglas," kata Sherlock Holmes pelan. "Yang kami inginkan sekarang
adalah cerita Anda tentang saat ini."
"Anda akan mendapatkannya, Sir," kata Douglas. "Boleh saya berbicara sambil merokok" Well
terima kasih, Mr. Holmes. Anda sendiri perokok, kalau tidak salah ingat, dan Anda bisa menebak
76 bagaimana rasanya duduk selama dua hari dengan tembakau dalam saku tapi Anda tidak berani
mengisapnya karena takut baunya akan mengungkapkan persembunyian Anda." Ia bersandar di rak
perapian dan mengisap dalam-dalam cerutu yang diberikan Holmes. "Saya pernah mendengar tentang
diri Anda, Mr. Holmes. Saya tidak pernah menduga akan bertemu dengan Anda. Tapi sebelum Anda
selesai membaca itu," katanya sambil mengangguk ke arah dokumen di tanganku, "Anda akan
mengatakan bahwa saya membawakan cerita yang baru bagi Anda."
Inspektur MacDonald menatap pendatang baru itu dengan tercengang.
"Well, ini benar-benar tidak bisa saya pahami!" serunya akhirnya. "Kalau Anda Mr. John
Douglas dari Birlstone Manor, lalu kematian siapa yang kami selidiki dua hari ini, dan dari mana Anda
datang" Anda seperti mainan Jack-in-a-box yang tiba-tiba keluar dari lantai."
"Ah, Mr. Mac," kata Holmes, sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuk, "kau tidak mau
membaca tulisan koran setempat yang menggambarkan persembunyian Raja Charles. Di masa itu
orang tidak akan bersembunyi kalau tidak ada tempat persembunyian yang sangat bagus. Dan tempat
persembunyian yang pernah dipergunakan pasti akan dipergunakan lagi. Aku berhasil meyakinkan diri
sendiri bahwa kita pasti bisa menemukan Mr. Douglas di dalam rumah ini."
"Sudah berapa lama kau memainkan tipuan ini terhadap kami, Mr. Holmes"" kata inspektur
tersebut marah. "Sudah berapa lama kau membiarkan kami menyia-nyiakan waktu untuk pencarian
yang kau tahu tidak ada gunanya""
"Sesaat pun tidak, Mr. Mac yang baik. Baru semalam aku menyusun pendapatku mengenai
kasus ini. Karena teoriku tidak bisa dibuktikan sampai malam ini, kuminta kau dan kolegamu berlibur
sepanjang hari. Apa lagi yang bisa kulakukan" Sewaktu kutemukan pakaian di dalam parit itu, seketika
jelas b agiku bahwa mayat yang kita temukan tidak mungkin mayat Mr. John Douglas. Itu pasti mayat
pengendara sepeda dari Tunbridge Wells. Tidak ada kesimpulan lain yang masuk akal. Oleh karena itu
aku harus menentukan di mana Mr. John Douglas bersembunyi. Kemungkinannya adalah dengan
sepengetahuan istri dan temannya ia bersembunyi di dalam rumah yang cukup nyaman bagi seorang
pelarian dan menunggu saat yang lebih tenang untuk pelarian yang sebenarnya."
"Well, perkiraan Anda kurang-lebih tepat," kata Douglas. "Saya pikir saya bisa menghindari
hukum Inggris Anda, karena saya tidak yakin bagaimana posisi saya di mata hukum Inggris. Dan juga
saya melihat kesempatan untuk melepaskan diri dari para anjing pelacak ini sepanjang sisa hidup saya.
77 Dari awal hingga akhir saya tidak melakukan apa pun yang memalukan, dan tidak ada yang tidak akan
saya lakukan lagi, tapi Anda nilai saja sendiri sesudah saya ceritakan pengalaman saya. Tidak perlu
memperingatkan saya, Inspektur, saya siap untuk mengungkapkan kebenaran.
"Saya tidak akan memulai dari awal. Semua ada di sana," ia menunjuk dokumen di tanganku,
"dan Anda akan mendapati cerita di sana sangat aneh. Secara garis besar begini: ada beberapa orang
yang memiliki alasan kuat untuk membenci saya dan mereka bersedia mempertaruhkan seluruh uang
mereka untuk memastikan mereka sudah berhasil menghabisi saya. Selama saya masih hidup dan
mereka juga masih hidup, tidak ada tempat yang aman di dunia ini bagi saya. Mereka sudah memburu
saya sejak dari Chicago hingga California, lalu mengejar saya sampai ke luar Amerika. Tapi setelah
menikah dan menetap di tempat yang tenang ini, saya pikir tahun-tahun terakhir saya akan berlalu
dengan damai. "Saya tidak pernah menjelaskan situasinya pada istri saya. Untuk apa saya melibatkan dirinya"
Ia tidak akan pernah merasa tenang lagi, akan selalu membayangkan ada masalah. Saya perkirakan ia
mengetahui sesuatu, karena mungkin saya sudah kelepasan bicara di sana-sini. Tapi hingga kemarin,
sesudah kalian bertemu dengannya, ia tidak pernah mengetahui masalah yang sebenarnya. Ia
memberitahukan semua yang diketahuinya, begitu juga Barker ini, karena pada malam kejadian ini
berlangsung, hanya ada sedikit waktu untuk menjelaskan. Ia sekarang mengetahui semuanya, dan saya
seharusnya menceritakannya padanya lebih awal. Tapi itu masalah yang berat, Sayang." Ia meraih
tangan istrinya dan menggenggamnya sejenak, "Dan aku bertindak untuk yang terbaik bagi kita.
"Well, Tuan-tuan, sehari sebelum kejadian saya pergi ke Tunbridge Wells, dan sempat melihat
sekilas seseorang di jalan. Hanya sekilas, tapi saya cukup cepat dalam hal hal seperti ini, dan saya tidak
ragu sedikit pun siapa orang itu. Musuh yang paling buruk di antara semua musuh saya musuh yang
memburu saya bagai serigala kelaparan memburu karibu selama bertahun-tahun ini. Saya mengetahui
akan ada masalah, dan saya pulang serta bersiap-siap untuk menghadapinya. Saya kira saya akan
berhasil menghadapi semuanya seorang diri. Ada masa di mana saya sangat beruntung. Saya tidak
pernah ragu bahwa sekarang pun saya masih beruntung.
"Saya pun terus waspada sepanjang keesokan harinya, dan tidak pernah keluar ke taman. Saya
kira lebih baik begitu, kalau tidak ia bisa menghabisi saya dengan senapan tabur sebelum saya sempat
menembaknya. Setelah jembatan diangkat saya selalu merasa lebih santai kalau jembatan sudah
78 diangkat di malam hari saya singkirkan masalah itu dari pikiran saya. Saya tidak pernah bermimpi ia
berhasil masuk ke dalam rumah dan menunggu saya. Tapi sewaktu saya berkeliling dengan
mengenakan mantel rumah, sebagaimana kebiasaan saya, saya baru saja memasuki ruang kerja sewaktu
merasakan ada bahaya. Saya rasa kalau seseorang terancam bahaya sepanjang hidupnya dan saya
lebih banyak menghadapi bahaya daripada tidak ada semacam indra keenam yang mengisyaratkan
bahaya. Saya melihat tanda-tandanya dengan cukup jelas, tapi saya tidak bisa menceritakan k
epada kalian bagaimana tepatnya. Detik berikutnya saya melihat sepatu bot di bawah tirai jendela. Dan saya
melihat alasannya dengan cukup jelas.
"Saya hanya membawa sebatang lilin, tapi cahaya lampu ruang depan cukup menerangi ruangan
dari pintu yang terbuka. Saya letakkan lilinnya dan melompat mengambil palu yang saya tinggalkan di
rak perapian. Pada saat yang sama ia menerkam saya. Saya melihat pantulan cahaya di pisau, dan saya
ayunkan palu ke arahnya. Saya berhasil menghantamnya entah di bagian mana, karena pisaunya jatuh
ke lantai. Ia menunduk di balik meja secepat
belut, dan sesaat kemudian telah mencabut
senapan tabur dari balik mantelnya. Saya
mendengarnya mengokangnya, tapi saya
berhasil mencengkeram senjatanya sebelum ia
sempat menembak. Saya mencengkeram
larasnya, dan kami bergulat memperebutkannya
selama sekitar semenit lebih. Orang yang
melepaskan cengkeramannya akan tewas.
"Cengkeramannya tidak pernah terlepas,
tapi ia memegangnya dengan laras mengarah ke
atas terlalu lama. Mungkin saya yang menarik
picunya. Mungkin tidak sengaja karena tarik
menarik di antara kami. Pokoknya, ia tertembak
tepat di wajah. Dan saya berdiri di sana,
menunduk menatap apa yang tersisa dari Ted
Baldwin. Saya mengenalinya di Tunbridge
Wells, dan saya juga mengenalinya sewaktu ia
79 menerkam saya. Tapi bahkan ibunya sendiri tidak akan mengenalinya sekarang. Saya sudah biasa
dengan pekerjaan kasar. Tapi saya boleh dikatakan mual melihat keadaannya.
"Saya sedang bersandar di tepi meja sewaktu Barker bergegas masuk. Saya mendengar suara
kedatangan istri saya, dan berlari ke pintu untuk menghentikannya. Pemandangan itu tidak pantas
dilihat wanita. Saya berjanji akan segera menemuinya. Saya bercakap-cakap sejenak dengan Barker
ia memahami situasinya hanya dengan sekali lihat dan kami menunggu kedatangan yang lainnya.
Tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka. Lalu kami mengerti bahwa mereka tidak bisa mendengar
suara apa pun. Semua yang sudah terjadi hanya kami sendiri yang mengetahuinya.
"Pada saat itulah gagasan itu melintas dalam benak saya. Saya agak tertegun menyadarinya.
Lengan baju pria itu terangkat dan cap kelompok di lengan bawahnya terlihat. Lihat ini!"
Pria yang kami kenal sebagai Douglas itu membuka mantel dan mansetnya untuk menunjukkan
sebuah segitiga dalam lingkaran cokelat yang persis sama dengan yang kami lihat di lengan mayat.
"Cap inilah yang memicu gagasan saya. Saya bagai melihat semuanya dengan jelas dalam
sekilas. Tinggi, rambut, dan posturnya mirip dengan saya. Tidak seorang pun bisa mengenali wajahnya,
si keparat yang malang itu! Saya mengambil setelan ini. Lalu dalam seperempat jam saya dan Barker
berhasil memakaikan mantel rumah saya padanya dan ia tergeletak sebagaimana kalian temukan. Kami
memasukkan semua barangnya ke dalam buntalan, dan saya membebaninya dengan satu-satunya
pemberat yang bisa saya temukan, dan melemparkannya keluar jendela. Kartu yang hendak
diletakkannya di atas mayat saya tergeletak di samping mayatnya sendiri.
"Saya lepaskan cincin saya dan memakaikannya di jarinya. Tapi sewaktu tiba pada cincin kawin
saya," ia mengacungkan tangannya yang berotot, "kalian bisa melihat sendiri bahwa saya sudah
mencapai batas. Saya belum pernah menanggalkan cincin ini sejak menikah, dan tidak semudah itu
untuk menanggalkannya. Saya tidak tahu kenapa saya tidak bersedia menanggalkan cincin ini, tapi saya
tetap tidak bisa walaupun menginginkannya. Jadi kami terpaksa membiarkan rincian itu. Di sisi lain,
saya mengambil sepotong plester dan menempelkannya di tempat yang sama dengan plester di dagu
saya. Anda melakukan kesalahan di sana, Mr. Holmes, sekalipun Anda pandai. Kalau saja Anda
menanggalkan plester itu, Anda pasti akan mendapati kalau tidak ada luka di baliknya.
"Well, begitulah situasinya. Kalau saya bisa menyembunyikan diri untuk sem
entara waktu lalu melarikan diri ke tempat janda saya akan menggabungkan diri, kami pasti memiliki kesempatan untuk
80 menjalani kehidupan dengan damai sepanjang sisa hidup kami. Keparat-keparat itu tidak akan
membiarkan diri saya tenang selama saya masih bernapas. Tapi kalau mereka membaca di koran bahwa
Baldwin berhasil menghabisi buruannya, seluruh masalah saya berakhir. Saya tidak sempat
menjelaskan semuanya pada Barker dan istri saya. Tapi mereka cukup paham untuk bisa membantu
saya. Saya mengetahui tentang tempat persembunyian ini, begitu pula Ames. Tapi tidak pernah terlintas
dalam pikirannya untuk mengaitkan hal itu dengan masalah ini. Saya masuk ke sana, dan selanjutnya
terserah pada Barker untuk membereskan semuanya.
"Saya rasa kalian bisa menebak sendiri apa yang dilakukannya. Ia membuka jendela dan
meninggalkan jejak di kusen sekadar untuk memberi kesan tentang bagaimana pembunuhnya
melarikan diri. Kemungkinan itu kecil sekali, tapi karena jembatan sudah diangkat berarti tidak ada
jalan lain. Lalu, sesudah semuanya beres, ia membunyikan bel sekuat tenaga. Apa yang terjadi sesudah
itu sudah kalian ketahui. Dan begitulah, Tuan-tuan, sekarang kalian boleh melakukan apa saja yang
kalian inginkan. Tapi saya sudah menceritakan kebenarannya dengan jujur, demi Tuhan! Yang ingin
saya tanyakan sekarang adalah bagaimana posisi saya dalam hukum Inggris""
Kesunyian yang timbul dipecahkan oleh Sherlock Holmes.
"Hukum Inggris tetap merupakan hukum yang adil. Anda tidak akan mendapat masalah yang
lebih buruk daripada yang sudah Anda tinggalkan, Mr. Douglas. Tapi saya ingin tahu bagaimana orang
ini bisa mengetahui Anda tinggal di sini, atau bagaimana cara ia masuk ke rumah Anda, atau di mana
Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus bersembunyi untuk dapat menghabisi diri Anda""
"Saya sama sekali tidak tahu."
Wajah Holmes berubah pucat pasi dan sangat serius. "Saya khawatir cerita ini belum selesai
sepenuhnya," katanya. "Anda mungkin menghadapi bahaya yang lebih buruk daripada hukum Inggris,
atau bahkan daripada musuh-musuh Amerika Anda. Saya melihat masalah menghadang Anda, Mr,
Douglas. Terimalah nasihat saya dan tetaplah waspada."
Dan sekarang, para pembacaku yang sudah lama menderita, aku akan mengajak kalian
menjelajah waktu bersamaku, jauh dari Manor House of Birlstone di Sussex, dan jauh dari tahun di
mana kita menjalani petualangan yang diakhiri cerita aneh seorang pria yang dikenal sebagai John
Douglas. Kuajak kalian mundur kembali sekitar dua puluh tahun, dan sekitar 3.200 kilometer ke arah
barat, sehingga bisa kusajikan narasi yang aneh dan mengerikan begitu aneh dan begitu menakutkan
81 sehingga kau mungkin sulit mempercayainya, sekalipun itulah yang sebenarnya terjadi.
Jangan mengira aku memasukkan sebuah cerita lain sebelum satu cerita selesai. Sesudah kalian
membaca terus, kalian akan mendapati bahwa bukan itu keadaannya. Sesudah kusampaikan rincian
kejadian di tempat yang jauh tersebut, dan kalian sudah memecahkan misteri masa lalu, kita akan
bertemu lagi di ruangan di Baker Street, tempat cerita ini, sebagaimana kejadian-kejadian luar biasa
lainnya, akan berakhir. 82 Bagian 2 Scowrer 83 BAB 1 Orangnya SAAT itu tanggal empat Februari tahun 1875. Musim dingin berlangsung buruk, dan salju
menumpuk tebal di ngarai-ngarai Pegunungan Gilmerton. Tapi lokomotif uap pembersih salju terus
menjaga kebersihan rel kereta api, dan kereta api malam yang menghubungkan deretan panjang
perumahan pertambangan batu bara dan besi perlahan-lahan mendaki lereng-lereng curam yang
menghubungkan Stagville di dataran rendah dengan Vermissa, kota utama yang berada di jantung
Lembah Vermissa. Dari titik ini rel kereta menurun hingga Barton's Crossing, Helmdale, dan Merton
kawasan pertanian murni. Rel di sana hanya satu-satunya, tapi di setiap stasiun dan jumlahnya sangat
banyak antrean panjang truk berisi batu bara dan bijih besi menunjukkan
kekayaan tersembunyi yang
mendatangkan masyarakat keras dan kehidupan riuh-rendah ke sudut Amerika Serikat paling terpencil
ini. Tempat itu benar-benar terpencil! Tidak pernah terbayangkan oleh para pionir pertama yang
melintasinya bahwa padang rumput paling hijau dan mata air paling melimpah sekalipun sama sekali
tidak ada nilainya dibandingkan tanah karang hitam dan hutan lebat ini. Di atas hutan yang gelap dan
terkadang sulit ditembus, puncak pegunungan yang berupa batu-batu tajam berselimut salju putih
menjulang di kedua sisi rel, menimbulkan lembah yang panjang, berliku-liku, dan sangat sulit dilalui.
Di lembah itulah kereta api kecil ini perlahan-lahan merayap.
Lampu-lampu minyak di gerbong penumpang terdepan baru saja dinyalakan, gerbong panjang
dan telanjang tempat sekitar dua puluh atau tiga puluh penumpang. Sebagian besar di antara mereka
merupakan pekerja yang pulang dari kerja keras di kawasan lembah yang lebih rendah. Paling tidak dua
belas orang, dilihat dari wajah mereka yang kotor dan lentera lapangan yang mereka bawa, adalah
penambang. Mereka duduk berkelompok sambil merokok dan bercakap-cakap dengan suara rendah,
sesekali melirik kedua pria yang duduk di sisi seberang gerbong. Seragam dan lencana yang mereka
kenakan menunjukkan bahwa mereka polisi.
Penumpang lainnya adalah para wanita kelas pekerja dan satu atau dua orang yang mungkin
pemilik toko kecil setempat, dengan perkecualian seorang pemuda yang duduk di sudut seorang diri.
Orang inilah yang berkaitan dengan cerita kita. Perhatikanlah ia baik-baik, karena ia memang layak
84 untuk diperhatikan. Wajahnya cerah, dengan tubuh sedang, berusia sekitar tiga puluh tahun. Matanya besar, kelabu,
dan riang, yang sesekali berbinar saat ia memandang orang-orang di sekitarnya dari balik kacamatanya.
Kelihatan sekali ia orang yang ramah dan mungkin sederhana, sangat ingin bersahabat dengan semua
orang. Semua orang langsung bisa menilainya periang dan komunikatif sigap dan selalu mau
tersenyum. Sekalipun begitu, kalau diamati lebih teliti, orang akan melihat ketegasan pada rahang dan
bibirnya yang mengisyaratkan kedalaman karakter. Dan bahwa pemuda Irlandia berambut cokelat yang
menyenangkan ini bisa meninggalkan kenangan baik atau jahat pada lingkungan mana pun yang di
masukinya. Sesudah melontarkan satu atau dua komentar hati-hati pada penambang terdekat, dan hanya
menerima dengusan singkat sebagai jawaban, pemuda itu mengisi waktu dengan menatap ke luar
jendela, ke pemandangan alam yang melesat lewat.
Bukan pemandangan yang indah. Dalam keremangan ia bisa melihat cahaya kemerahan tungku-tungku pembakaran di lereng-lereng bukit. Tumpukan tinggi abu menjulang di kedua sisi, dengan
menara-menara pertambangan menjulang di atasnya. Kumpulan rumah kayu, yang dari jendela-jendelanya tampak cahaya menerobos keluar, bertebaran di sepanjang tepi tel. Dan tempat-tempat
perhentian penuh sesak dengan para penghuninya yang berlumuran jelaga.
Lembah pertambangan bijih besi dan batu bara di distrik Vermissa bukanlah tempat bagi orang-orang yang santai atau berbudaya. Di mana mana terlihat tanda-tanda pertempuran kehidupan yang
paling keras, pekerjaan kasar yang harus diselesaikan, dan para pekerja kasar yang menyelesaikannya.
Pemuda itu memandang kawasan yang muram tersebut dengan ekspresi jijik sekaligus tertarik,
yang menunjukkan bahwa pemandangan itu merupakan hal baru baginya. Sesekali, dari sakunya ia
mengeluarkan amplop tebal dan membaca isinya. Di bagian tepi surat itu ia menulis sejumlah catatan.
Pada satu kesempatan, dari balik pinggangnya ia mencabut sesuatu yang tidak disangka-sangka
dimiliki seseorang dengan sikap seramah itu Benda tersebut sepucuk revolver angkatan laut berukuran
sangat besar. Saat ia memiringkannya ke cahaya, pantulan sinar matahari pada tepi selongsong-selongsong tembaga dalam ruang pelurunya menunjukkan pistol itu terisi penuh. Ia bergegas
m enyimpannya kembali ke dalam saku rahasianya, tapi seorang pekerja yang duduk di sampingnya
sempat melihatnya. 85 "Halo, Bung!" katanya. "Kau tampaknya sudah siap sedia."
Pemuda itu tersenyum malu-malu.
"Ya," katanya, "di tempat asalku terkadang kami memerlukannya."
"Dari mana asalmu""
"Terakhir dari Chicago."
"Pertama kali datang kemari""
"Ya." "Mungkin kau akan memerlukannya di sini," kata pekerja itu.
"Ah! Benar begitu"" Pemuda tersebut tampak tertarik.
"Apakah kau tidak pernah mendengar tentang tempat ini""
"Yang biasa-biasa saja."
"Wah, kupikir seluruh negeri sudah tahu. Tapi kau akan segera mengetahuinya. Kenapa kau
datang kemari""
"Kudengar di sini selalu ada pekerjaan bagi orang yang mau bekerja."
"Kau anggota serikat""
"Tentu saja." "Kalau begitu, kurasa kau pasti akan mendapat pekerjaan. Kau punya teman""
"Belum, tapi aku punya cara untuk mendapat teman."
"Bagaimana""
"Aku anggota Eminent Order of Freeman Ordo Orang Bebas Tertinggi. Tidak ada kota yang
tidak memiliki kelompok pekerja, dan di mana ada kelompok pekerja aku akan mendapat teman."
Komentar itu menimbulkan pengaruh yang aneh terhadap si pekerja. Ia melirik para penumpang
di sekitarnya dengan curiga. Para penambang masih bercakap-cakap dengan suara rendah di antara
mereka sendiri. Kedua petugas polisi masih tidur. Pekerja tersebut berpindah tempat, di samping si
pemuda, dan mengulurkan tangan.
"Letakkan tanganmu di sini," katanya.
Mereka berjabatan tangan sekilas.
86 "Kulihat kau bicara jujur," kata pekerja itu. "Tapi ada baiknya untuk dipastikan." Ia mengangkat
tangan kanannya ke alis kanannya. Si pemuda seketika mengangkat tangan kirinya ke alis kiri.
"Malam-malam gelap tidak menyenangkan," kata pekerja tersebut.
"Ya, bagi orang asing yang bepergian," jawab si pemuda.
"Itu cukup bagus. Aku Saudara Scanlan, Kelompok 341, Lembah Vermissa. Senang kau bisa
datang kemari." "Terima kasih. Aku Saudara John McMurdo, Kelompok 29, Chicago. Bodymaster J.H. Scott.
Tapi aku beruntung bisa bertemu sesama anggota secepat ini."
"Well, ada banyak rekan kita di sini. Kau tidak akan menemukan organisasi lain yang lebih
cepat berkembang di mana pun di Amerika ini kecuali di Lembah Vermissa. Tapi kami bisa menerima
pemuda seperti dirimu. Aku tidak mengerti kenapa ada anggota serikat yang tidak bisa mendapatkan
pekerjaan di Chicago."
"Di sana banyak pekerjaan," kata McMurdo.
"Kalau begitu kenapa kau pergi""
McMurdo mengangguk ke arah kedua polisi dan tersenyum. "Kurasa mereka pasti ingin
mengetahuinya," katanya.
Scanlan mengerang simpatik. "Bermasalah"" ia berbisik bertanya.
"Sangat." "Lembaga pemasyarakatan""
"Dan yang lainnya."
"Bukan membunuh, kan""
"Masih terlalu dini untuk membicarakan hal-hal seperti itu," tukas McMurdo dengan sikap
seseorang yang berbicara terlalu banyak karena terkejut. "Aku punya alasan tersendiri untuk
meninggalkan Chicago. Dan penjelasannya bagimu cukup sampai di situ. Siapa kau sampai berani
bertanya seperti itu"" Mata kelabunya memancarkan kemarahan yang tiba-tiba dan berbahaya dari
balik kacamatanya. "Baiklah, Sobat, tidak perlu tersinggung. Saudara-saudara yang lain tidak akan berpikiran buruk
mengenai dirimu, apa pun yang sudah kaulakukan. Kau mau ke mana sekarang""
87 "Vermissa." "Itu perhentian ketiga. Kau menginap di mana""
McMurdo mengeluarkan sehelai amplop dan mengacungkannya ke dekat lampu minyak yang
redup. "Ini alamatnya Jacob Shafter Sheridan Street. Itu tempat kos yang direkomendasikan
kenalanku di Chicago."
"Well, aku tidak tahu alamat itu, tapi Vermissa bukanlah wilayahku. Aku tinggal di Horbson's
Patch, dan sekarang kita harus berpisah. Tapi, omong-omong, ada satu saran yang akan kuberikan
padamu sebelum kita berpisah: kalau kau mendapat masalah di Vermissa, pergilah ke Gedung Serikat
dan temui Boss McGinty. Ia bodymaster, ketua, Kelompok Vermissa, dan tidak ada yang bisa terjadi di
kawasan ini kecuali atas kehendak Black Jack McGinty. Sampai jumpa, Sobat! Mungkin kita bisa
berte mu lagi dalam salah satu acara kelompok di malam hari. Tapi ingat pesanku baik-baik: kalau kau
mendapat masalah, temuilah Boss McGinty."
Scanlan turun dari kereta, dan McMurdo kembali melamun. Malam telah tiba sekarang, dan
lidah api tungku-tungku pembakaran menyambar-nyambar dalam kegelapan. Dengan latar belakang
yang muram, tampak sosok-sosok yang tengah membungkuk dan bekerja keras, berputar, dengan
gerakan bagai dilecut seiring irama dentangan dan raungan yang bagai tidak ada hentinya.
"Kurasa neraka pasti tampak seperti itu," kata seseorang.
McMurdo berbalik dan melihat salah seorang polisi telah bergeser di kursinya dan tengah
menatap pemandangan di luar yang berkobar-kobar.
"Untuk hal-hal tertentu," kata rekannya, "aku pcrcaya neraka pasti mirip itu. Kalau ada setan
yang lebih buruk daripada yang bisa kita sebutkan, berarti keadaannya lebih daripada dugaanku.
Kurasa kau pendatang baru di kawasan ini, anak muda""
"Well, memangnya kenapa"" tukas McMurdo masam.
"Hanya ini, Mister, kusarankan kau berhati-hati memlih teman. Kalau jadi kau, aku tidak akan
memulai dengan Mike Scanlan atau geng-nya."
"Apa urusanmu tentang siapa teman-temanku"" raung McMurdo dengan suara yang
menyebabkan semua penumpang di gerbong berpaling memandangnya. "Apakah aku meminta
saranmu, atau menurutmu aku sangat payah sehingga tidak bisa bertindak tanpa saranmu" Bicaralah
kalau diajak bicara, dan demi Tuhan kau akan menunggu sangat lama kalau berharap aku bersedia
88 memulai pembicaraan denganmu!" Ia mengulurkan kepala dan menyeringai pada para polisi patroli
tersebut bagai anjing marah.
Kedua polisi tersebut, orang-orang yang ramah, tertegun melihat hebatnya sikap bermusuhan
yang ditunjukkan pemuda itu.
"Jangan tersinggung, Orang Asing," kata salah satu polisi. "Ini peringatan demi kebaikanmu
sendiri, dari penampilanmu kelihatan kau orang baru di sini."
"Aku memang baru di sini, tapi aku tidak baru dengan orang-orang seperti dirimu dan jenismu!"
seru McMurdo dengan kemurkaan hebat. "Kurasa di mana-mana kalian sama saja, mengajukan saran
tanpa diminta." "Mungkin tidak lama lagi kita akan lebih sering bertemu," kata salah satu polisi tersebut sambil
meringis. "Kau benar-benar hebat, kalau aku boleh menilai."
"Aku juga berpikir begitu," kata rekannya. "Kurasa kita akan bertemu lagi."
"Aku tidak takut pada kalian, dan jangan mengira aku takut pada kalian!" seru McMurdo.
Pembunuh Cahaya 1 Suro Bodong 03 Pedang Kerak Neraka Kubah 1