Pencarian

Lembah Ketakutan 3

Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan Bagian 3


"Namaku Jack McMurdo tahu" Kalau kau menginginkan diriku, aku ada di rumah Jacob Shafter di
Sheridan Street, Vermissa. Jadi aku tidak bersembunyi dari kalian, bukan" Siang atau malam aku berani
berhadapan dengan orang seperti kalian jangan keliru mengenai hal itu!"
Terdengar gumam simpati dan kagum dari para pekerja tambang terhadap keberanian pendatang
baru itu, sementara kedua orang polisi tersebut hanya mengangkat bahu dan melanjutkan percakapan di
antara mereka sendiri. Beberapa menit kemudian kereta api itu berhenti di sebuah stasiun yang remang-remang, dan
sebagian besar penumpang turun. Vermissa merupakan kota terbesar sepanjang rute kereta api tersebut.
McMurdo mengambil tas kulitnya dan hendak turun sewaktu salah seorang penambang menjabat
tangannya "By Gar, sobat! Kau tahu cara berbicara dengan polisi," kata penambang tersebut dengan nada
terpesona. "Senang rasanya mendengar jawabanmu tadi. Biar kubawakan tasmu dan kuantar kau
berkeliling. Rumahku searah dengan rumah Shafter."
Terdengar ucapan "Selamat malam" dari para penambang lainnya saat mereka melintasi peron.
Bahkan sebelum ia menginjakkan kaki di sana, McMurdo si angin topan telah menjadi tokoh di
Vermissa. 89 Kawasan tersebut merupakan sarang teror, tapi kotanya bahkan lebih menyesakkan lagi. Di
sepanjang lembah yang panjang itu ada kemegahan muram dalam perapian-perapian besar dan kepulan
asap yang membubung, sementara kekuatan dan kerajinan manusia mendapat tempat yang sesuai di
tumpukan bebat uan di samping lubang tambangnya. Tapi kota menunjukkan keburukan yang jahat di
tingkat yang mematikan. Jalannya yang lebar dilintasi lalu lintas sangat padat sehingga menjadi salju
berlumpur yang kental bagai pasta. Trotoarnya sempit dan tidak rata. Puluhan lampu gas hanya
berfungsi untuk menunjukkan deretan panjang rumah kayu, masing-masing dengan beranda
menghadap jalan, tidak terawat dan kotor.
Saat mereka mendekati pusat kota, pemandangannya berubah lebih cerah karena sederetan toko
yang terang-benderang, dan karena kumpulan salon dan kasino yang lebih terang lagi, tempat para
penambang menghabiskan upah mereka yang didapat dengan susah payah tapi berjumlah besar.
"Itu Gedung Serikat," kata si pemandu, sambil menunjuk salah satu salon menjulang yang mirip
hotel. "Jack McGinty yang menjadi bos di sana."
"Orang macam apa dia"" tanya McMurdo.
"Apa! Kau belum pernah mendengar tentang Boss""
"Bagaimana aku bisa mendengar tentang dirinya" Kau kan tahu aku masih baru di kawasan
ini"" "Well, kukira namanya terkenal di seluruh negeri. Ia sudah cukup sering disebut-sebut di koran."
"Untuk apa""
"Well" kata penambang tersebut dengan suara lebih pelan "sehubungan dengan kasusnya."
"Kasus apa""
"Ya ampun, Mister! Kau benar-benar aneh, kalau boleh kukatakan tanpa membuatmu
tersinggung. Hanya ada satu kasus yang kaudengar di kawasan ini, dan itu adalah kasus Scowrer."
"Wah, rasanya aku pernah membaca mengenai Scowrer di Chicago. Sekelompok pembunuh,
bukan"" "Ssst, demi hidupmu!" seru penambang itu, berdiri diam dengan waspada, dan menatap
rekannya dengan pandangan tertegun. "Bung, kau tidak akan hidup lama di kawasan ini kalau berbicara
seterus terang itu di tengah jalan. Banyak orang yang sudah dihabisi, padahal hinaan mereka tidak
90 sehebat itu." "Well, aku tidak tahu apa-apa tentang mereka. Hanya dan apa yang kubaca."
"Dan aku bukannya mengatakan kau tidak mengatakan yang sebenarnya." Pria itu berbicara
sambil memandang sekitarnya dengan gugup, memicingkan mata ke arah keremangan seakan khawatir
ada bahaya mengancam dari sana. "Kalau kejadiannya bisa disebut pembunuhan, Tuhan tahu kalau itu
pembunuhan dan mengampuninya. Tapi kau jangan berani-berani menyebut nama Jack McGinty
sehubungan dengan kejadian itu, orang asing. Karena setiap bisikan pasti terdengar olehnya, dan ia
bukan orang yang membiarkan komentar seperti itu berlalu begitu saja. Nah, itu rumah yang kaucari,
yang agak jauh dari jalan. Jacob Shafter pria yang jujur untuk ukuran kota ini."
"Terima kasih," kata McMurdo, dan menjabat tangan kenalan barunya, meraih tasnya, dan
menyusuri jalan setapak yang menuju kos itu. Ia mengetuk pintunya cukup keras.
Pintu itu seketika dibuka oleh seseorang yang jauh berbeda dari dugaannya. Orang tersebut
wanita, muda dan sangat cantik. Ia tampaknya keturunan Jerman, berambut pirang lebat, dengan
sepasang mata hitam cantik yang kontras yang digunakannya untuk mengamati si orang asing.
Matanya memancarkan keterkejutan dan perasaan malu yang manis yang menyebabkan wajahnya yang
pucat berubah kemerahan. Dibingkai cahaya terang dari pintu yang terbuka, McMurdo merasa belum
pernah melihat gadis yang lebih cantik. Gadis itu tampak semakin menarik karena kekontrasannya
91 dengan lingkungan kumuh dan suram di sekitarnya. Setangkai bunga violet yang tumbuh di tumpukan
batu bara tidak akan tampak lebih mengejutkan. McMurdo begitu terpukau sehingga berdiri diam tidak
bergerak. Dan gadis itulah yang memecahkan kesunyian.
"Kukira ayahku yang datang," katanya dengan sedikit aksen Jerman yang menyenangkan.
"Apakah kau mau bertemu dengannya" Ia ada di kota. Kurasa ia akan kembali sebentar lagi."
McMurdo terus menatap wanita itu dengan kekaguman yang terang-terangan hingga wanita itu
menunduk bingung di depan tamunya.
"Tidak, Nona," kata McMurdo akhirnya. "Aku tidak harus segera menemuinya. Tapi ada yang
merekomendasikan rumahmu sebagai tempat men
ginap. Tadinya kukira mungkin aku akan kerasan
tapi sekarang aku tahu aku pasti akan kerasan."
"Kau cepat mengambil keputusan," kata wanita itu sambil tersenyum.
"Siapa pun kecuali orang buta akan berbuat begitu juga," jawab McMurdo.
Wanita itu tertawa mendengar pujian McMurdo. "Masuklah, Sir," katanya. "Aku Miss Ettie
Shafter, putri Mr. Shafter. Ibuku sudah meninggal, dan aku yang mengurus rumah. Kau bisa duduk di
dekat tungku di ruang depan sampai ayahku pulang Ah, itu dia! Kau bisa segera membereskan
urusanmu dengannya."
Seorang pria tua kekar muncul di jalan setapak. Dengan singkat McMurdo menjelaskan
urusannya. Seorang pria bernama Murphy memberinya alamat Shafter di Chicago. Murphy
mendapatkannya dari orang lain. Shafter tua cukup siap menghadapinya. Orang asing ini tidak
menawar harga kamar, seketika menyetujui semua persyaratan, dan tampaknya memiliki cukup banyak
uang. Setelah membayar tujuh dolar sebagai uang sewa selama seminggu, ia pun diterima sebagai
penghuni baru rumah. Jadi begitulah awal McMurdo, pelarian dari hukum menurut pengakuannya sendiri, menginap
di rumah keluarga Shafter. Langkah pertama yang menimbulkan serangkaian kejadian panjang dan
muram, yang berakhir di negeri yang jauh di seberang lautan.
92 BAB 2 Sang Ketua MCMURDO dengan cepat menjadi terkenal. Ke mana pun ia pergi, orang-orang segera
mengetahuinya. Dalam seminggu ia telah menjadi orang yang paling penting di rumah keluarga
Shafter. Ada sekitar sepuluh atau dua belas penyewa di sana, tapi mereka para mandor yang jujur atau
karyawan toko biasa, sangat berbeda kelas dengan pemuda Irlandia itu. Pada malam saat mereka
berkumpul bersama, McMurdo selalu siap melontarkan lelucon, percakapannya selalu yang paling
cerdas, dan ia yang paling jago menyanyi. Ia teman yang menarik, dengan pesona yang
membangkitkan kegembiraan orang-orang di sekitarnya.
Sekalipun begitu, ia beberapa kali menunjukkan, seperti di gerbong kereta api, kemampuan
untuk marah hebat secara tiba-tiba. Kemampuan yang menimbulkan rasa hormat, bahkan rasa takut
dari orang-orang yang bertemu dengannya. Terhadap hukum dan juga semua yang berkaitan dengan
hukum, ia menunjukkan kebencian besar yang menggembirakan sebagian penghuni dan menimbulkan
kewaspadaan sebagian penghuni lainnya.
Sejak awal ia terang-terangan menunjukkan kekagumannya pada putri pemilik rumah. Bahwa ia
jatuh hati padanya sejak pertemuan pertama mereka. Dan ia bukanlah laki-laki yang lamban. Pada hari
kedua ia memberitahu gadis itu bahwa ia mencintainya, dan sejak saat itu mengulanginya terus tanpa
memedulikan apa pun yang dikatakan Miss Ettie untuk meruntuhkan semangatnya.
"Orang lain"" serunya. "Well, sial sekali orang itu! Biar ia berhati-hati! Apakah aku harus
kehilangan kesempatan hidup dan seluruh hatiku untuk orang lain" Kau boleh terus menolak, Ettie,
suatu hari nanti kau akan menerimaku, dan aku masih cukup muda untuk menunggu."
McMurdo laki-laki yang berbahaya, dengan lidah Irlandia-nya yang tajam dan caranya yang
lihai. Ia juga memancarkan aura berpengalaman dan misterius yang menarik hati wanita, dan akhirnya
memikat cintanya. Ia bisa bicara tentang lembah-lembah indah di County Monaghan tempat ia berasal,
tentang pulau indah yang jauh, perbukitan rendah dan padang rumput hijau yang rasanya jauh lebih
indah saat dibayangkan dari tempat bersalju semuram ini.
Selain itu ia sangat paham mengenai kehidupan kota-kota besar di Utara, Detroit, dan kamp-kamp penebangan kayu di Michigan, Buffalo, dan akhirnya tentang Chicago, tempat ia bekerja di
93 pabrik penggergajian kayu. Selanjutnya McMurdo bercerita tentang cinta, perasaan bahwa ada kejadian
aneh yang dialami McMurdo di kota besar itu, begitu aneh dan begitu intim sehingga tidak mungkin
dibicarakan. McMurdo terkadang berbicara tentang kepergian yang tiba-tiba,
memutuskan ikatan-ikatan lama, pelarian ke dunia asing, yang berakhir di lembah yang gersang ini. Dan Ettie
mendengarkan, matanya yang kelam berkilau iba dan simpati dua perasaan yang dengan cepat dan
wajar berubah menjadi cinta.
McMurdo mendapat pekerjaan sementara sebagai tenaga pembukuan, karena ia terpelajar.
Pekerjaan itu menyita sebagian besar waktunya di siang hari, dan ia belum mendapat kesempatan untuk
melaporkan diri kepada pimpinan kelompok Ordo Orang Bebas Tertinggi. Tapi ia diingatkan akan
kelalaian tersebut saat Mike Scanlan, sesama anggota yang ditemuinya di kereta api, yang suatu malam
mengunjunginya. Scanlan, pria kecil berciri wajah tajam, gugup, dan bermata hitam itu tampak
gembira bisa bertemu lagi dengannya. Sesudah menghabiskan satu atau dua gelas wiski, ia
menyinggung tentang tujuan kedatangannya.
"Omong-omong, McMurdo," katanya, "aku ingat alamatmu, jadi kuberanikan diri untuk datang.
Aku terkejut sewaktu mengetahui kau belum juga melapor kepada Bodymaster. Kenapa kau belum
menemui Boss McGinty""
"Well, aku kan harus mencari pekerjaan. Aku sibuk sekali akhir-akhir ini."
"Kau benar-benar harus menyediakan waktu untuk menemuinya. Ya Tuhan, bung. Kau bodoh
sekali kalau tidak segera pergi ke Gedung Serikat dan mendaftarkan diri pada pagi pertama
kedatanganmu di tempat ini! Kalau kau bersilang jalan dengannya well, jangan sampai terjadi, itu
saja!" McMurdo tampak agak terkejut. "Aku sudah menjadi anggota kelompok selama lebih dari dua
tahun, Scanlan, tapi aku tidak pernah tahu kalau masalah melapor ternyata semendesak itu."
"Mungkin tidak di Chicago."
"Well, di sini sama."
"Sungguh""
Scanlan lama menatapnya tajam. Ada kesinisan dalam pandangannya.
"Bukankah begitu""
94 "Katakan sebulan lagi. Kudengar kau bercakap-cakap dengan para polisi patroli sesudah aku
turun dari kereta api."
"Dari mana kau tahu""
"Oh, beritanya menyebar baik atau buruk, di distrik ini berita selalu cepat menyebar."
"Well, ya. Kukatakan pendapatku tentang mereka secara terus terang."
"Demi Tuhan, McGinty akan sangat menyukaimu!"
"Apa, ia juga membenci polisi""
Scanlan tertawa terbahak-bahak. "Temuilah dia, Nak," katanya sambil beranjak bangkit. "Bukan
polisi, tapi kau, yang akan dibencinya kalau tidak menemuinya! Nah, terimalah nasihat temanmu ini
dan pergilah sekarang juga!"
Kebetulan pada malam itu McMurdo melakukan percakapan lain yang semakin mendesaknya
untuk menemui McGinty. Mungkin saja perhatiannya terhadap Ettie semakin mencolok dibandingkan
sebelumnya, atau perbuatannya akhirnya menarik perhatian tuan rumah keturunan Jerman-nya yang
baik. Tapi, apa pun penyebabnya, pengurus tempat kos itu memanggil McMurdo ke ruangannya dan
langsung membicarakan masalah itu tanpa basa-basi.
"Menurutku, Mister," katanya, "kau menaruh hati pada putriku Ettie. Apakah benar, atau aku
yang keliru.'" "Ya, memang benar," jawab pemuda itu.
"Vell, kuberitahu sekarang juga kalau perbuatanmu tidak ada gunanya. Ada orang lain yang
sudah menduluimu." "Ia sendiri juga mengatakan begitu."
"Vell, yakinlah bahwa ia sudah bicara jujur. Tapi apakah ia tidak memberitahukan siapa orang
itu"" "Tidak, telah kutanyakan, tapi ia tidak bersedia memberitahuku."
"Sudah kuduga ia tidak berani! Mungkin ia tidak ingin membuatmu pergi ketakutan."
"Ketakutan!" Sejenak McMurdo panas.
"Ah, ya, Sobat! Kau tidak perlu merasa malu jika takut terhadapnya. Orang itu Teddy Baldwin."
"Siapa dia""
95 "Ia bos para Scowrer."
"Scowrer! Aku pernah mendengar tentang mereka. Scowrer ini dan Scowrer itu, dan selalu
dengan berbisik-bisik! Apa yang kalian takutkan" Siapa para Scowrer itu""
Pemilik rumah itu secara naluriah merendahkan suaranya, sebagaimana yang dilakukan orang-orang kalau membicarakan perkumpulan yang menakutkan itu. "Para Scowrer," katanya, "adalah Ordo
Orang Bebas Tertinggi!"
McMurdo menatapnya. "Wah, aku sendiri anggota ordo itu."
"Kau! Aku tidak akan pernah menerimamu di rumahku kalau mengetahuinya sekalipun
kau membayarku seratus dolar seminggu."
"Apa salahnya dengan ordo itu" Tujuannya kan untuk derma dan persahabatan. Peraturannya
begitu." "Mungkin di tempat lain. Tidak di sini!"
"Memangnya bagaimana di sini""
"Itu perkumpulan pembunuh."
McMurdo tertawa terbahak-bahak. "Bagaimana kau bisa membuktikannya"" tanyanya.
"Membuktikannya! Apakah lima puluh pembunuhan tidak cukup untuk membuktikannya"
Bagaimana dengan Milman dan Van Shorn, dan keluarga Nicholson, dan Mr. Hyam tua, Billy James
kecil dan yang lainnya" Membuktikannya! Apakah ada orang di lembah ini yang tidak
mengetahuinya""
"Dengar!" kata McMurdo. "Kuminta kau menarik kembali kata-katamu, atau sebaiknya kau bisa
membuktikannya. Kau harus memilih salah satu sebelum aku meninggalkan ruangan ini. Coba
seandainya kau menjadi diriku. Aku orang asing di kota ini. Aku merupakan anggota perkumpulan
yang kuketahui cuma perkumpulan biasa. Kau bisa menemukan cabang-cabangnya di seluruh Amerika
Serikat, tapi tidak seperti anggapanmu. Nah, sewaktu aku mau menggabungkan diri dengan kelompok
itu di sini, kau mengatakan kelompok itu sama dengan perkumpulan pembunuh yang disebut 'Scowrer'.
Kurasa kau harus entah meminta maaf atau menjelaskannya. Mr. Shafter."
"Aku hanya bisa menceritakan apa yang sudah diketahui seluruh dunia, Mister. Para bos
kelompok yang satu merupakan para bos kelompok yang lain. Kalau kau mencari perkara dengan yang
96 satu, yang lain akan menyerangmu. Kami sudah terlalu sering membuktikannya."
"Itu hanya gosip aku menginginkan bukti!" kata McMurdo.
"Kalau kau tinggal cukup lama di sini kau akan mendapatkan buktinya. Tapi aku lupa kau
sendiri salah satu dari mereka. Tidak lama lagi kau akan sama buruknya dengan yang lain. Tapi kau
harus mencari tempat menginap yang lain, Mister. Aku tidak bisa menerimamu di sini. Sudah cukup
buruk bahwa salah satu dari mereka memacari Ettie, dan aku tidak berani menolaknya. Tapi kalau harus
menerima satu lagi sebagai anak kosku" Ya, sungguh, kau tidak boleh tidur di sini lagi mulai besok!"
McMurdo mendapati dirinya diusir dari kamarnya yang nyaman dan dari gadis yang
dicintainya. la mendapati gadis itu tengah seorang diri di ruang duduk pada malam yang sama, dan ia
menceritakan seluruh masalahnya.
"Tentu saja, ayahmu sudah memberiku peringatan," katanya. "Kalau hanya kamarku, aku tidak
akan peduli. Tapi sungguh, Ettie, sekalipun baru seminggu mengenalmu, kaulah napas kehidupan
bagiku. Dan aku tidak bisa hidup tanpa dirimu!"
"Oh, ssst, Mr. McMurdo, jangan bicara begitu!" tukas gadis itu. "Sudah kukatakan, bukan,
bahwa kau terlambat" Ada orang lain, dan kalau aku tidak sudah berjanji untuk menikah dengannya,
aku pasti bisa berjanji untuk menikah dengan orang lain."
"Seandainya aku orang pertama, Ettie, apakah aku akan mendapat kesempatan""
Gadis itu menutupi wajah dengan tangannya. "Kalau saja kau orang pertama!" katanya sambil
terisak. McMurdo seketika berlutut di depannya. "Demi Tuhan, Ettie, kita anggap saja begitu!" serunya.
"Apakah kau akan menghancurkan hidupmu dan hidupku demi janji ini" Ikuti kata hatimu, ! Ini
panduan yang lebih aman daripada semua janji sebelum kau menyadari apa yang kaukatakan."
Ia meraih tangan Ettie yang putih dengan kedua tangannya yang kuat dan kecokelatan.
"Berjanjilah kau akan menjadi istriku, dan kita akan menghadapinya bersama-sama!"
"Tidak di sini""
"Di sini." "Tidak, tidak, Jack!" Sekarang McMurdo memeluknya. "Tidak bisa di sini. Apakah kau bisa
membawaku pergi""
97 Sejenak ekspresi wajah McMurdo memancarkan pergulatan, tapi akhirnya mengeras bagai
granit. "Tidak, di sini," katanya. "Akan kuhadapi siapa pun yang berani menentang hubungan kita,
Ettie, di sini!" "Kenapa kita tidak pergi bersama-sama saja""
"Tidak, Ettie. Aku tidak bisa pergi."
"Tapi kenapa""
"Aku tidak akan pernah bisa mengangkat kepalaku lagi kalau aku terusir dari sini. Lagi pula,
apa yang harus ditakutkan"
Bukankah kita orang merdeka di negara merdeka" Kalau kau mencintaiku
dan aku mencintaimu, siapa yang berani menghalangi""
"Kau tidak tahu, Jack. Kau belum lama berada di sini. Kau tidak mengenal Baldwin. Kau tidak
mengenal McGinty dan para Scowrer-nya."
"Ya, aku tidak mengenal mereka, dan aku tidak takut pada mereka, dan aku tidak mempercayai


Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka!" kata McMurdo. "Aku pernah hidup di antara orang-orang kasar, Sayang, dan bukan aku yang
takut pada mereka, tapi biasanya justru mereka yang akhirnya takut padaku selalu, Ettie. Sepintas lalu
benar-benar sinting! Jika orang-orang ini, seperti yang dikatakan ayahmu, melakukan berbagai
kejahatan di lembah ini, dan kalau semua orang mengetahuinya, kenapa tidak ada yang diadili"
Jawablah, Ettie!" "Karena tidak ada yang berani bersaksi menentang mereka. Orang itu tidak akan hidup lebih
dari sebulan kalau melakukannya. Juga karena selalu ada orang-orang mereka sendiri yang berani
bersumpah bahwa tertuduh berada jauh dari lokasi kejahatan. Tapi jelas, Jack, kau pasti sudah
membaca semua ini di koran. Aku tahu semua koran di Amerika Serikat menulis tentang kejadian ini."
"Well, aku pernah membaca sekilas, memang benar, tapi kukira itu hanya karangan. Mungkin
orang-orang ini memiliki alasan kenapa mereka berbuat begitu. Mungkin mereka sudah diperlakukan
secara salah dan tidak memiliki cara lain untuk membantu diri sendiri."
"Oh, Jack, jangan dilanjutkan! Begitulah caranya berbicara pria yang satu lagi!"
"Baldwin ia berbicara seperti itu, bukan""
"Dan itu sebabnya aku sangat membencinya. Oh, Jack, sekarang aku bisa menceritakan yang
sebenarnya padamu. Aku membencinya dengan segenap hatiku, tapi aku juga takut padanya. Aku takut
98 demi diriku, tapi di atas semua itu aku takut apa yang akan dilakukannya pada ayahku. Aku tahu kami
akan mengalami penderitaan hebat kalau aku berani mengatakan apa yang sebenarnya kurasakan.
Itulah sebabnya aku tidak sungguh-sungguh berjanji padanya. Harapan kami satu-satunya hanyalah
kebenaran sejati. Tapi kalau kau mau membawaku pergi, Jack, kita bisa mengajak Ayah dan hidup
selamanya jauh dari kekuasaan orang-orang jahat ini."
Sekali lagi ekspresi wajah McMurdo memancarkan pergulatan, dan sekali lagi berubah menjadi
sekaku granit. "Tidak akan ada yang menyakitimu, Ettie atau menyakiti ayahmu. Sedangkan
mengenai orang-orang jahat ini, kurasa kau akan menganggap diriku sama jahatnya dengan yang paling
buruk di antara mereka sebelum ini berakhir."
"Tidak, tidak, Jack! Aku akan mempercayai dirimu dimana pun."
McMurdo tertawa pahit. "Ya Tuhan! Sedikit sekali yang kauketahui tentang diriku! Jiwamu
yang masih polos, Sayang, bahkan tidak bisa menebak apa yang kurasakan Tapi, halo, siapa tamu ini""
Pintunya terbuka dengan tiba-tiba, dan seorang pemuda melangkah masuk terhuyung-huyung
dengan sikap seorang majikan. Ia pemuda yang tampan dan memesona, usia dan posturnya kurang-lebih sama dengan McMurdo sendiri. Hidungnya melengkung seperti paruh rajawali. Di bawah topi
beludru hitamnya yang lebar, yang sama sekali tidak ditanggalkannya, ia menatap sepasang muda-mudi
yang duduk di dekat tungku dengan pandangan buas.
Ettie melompat bangkit dengan terkejut dan waspada. "Senang bertemu denganmu, Mr.
Baldwin," katanya. "Kau datang lebih awal daripada dugaanku. Duduklah."
Baldwin berdiri sambil berkacak pinggang menatap McMurdo. "Siapa ini"" tanyanya.
"Temanku, Mr. Baldwin, penghuni baru di sini. Mr. McMurdo, perkenalkan, ini Mr. Baldwin."
Kedua, pemuda itu saling mengangguk dengan sikap masam.
"Mungkin Miss Ettie sudah bercerita tentang hubungan kami"" tanya Baldwin.
"Aku tidak tahu ada hubungan di antara kalian."
"Begitukah" Well, sekarang kau tahu. Percayalah, wanita muda ini milikku, dan malam ini
cuacanya bagus bagimu untuk berjalan-jalan."
"Terima kasih, aku sedang tidak berminat untuk berjalan-jalan."
"Begitukah"" Pandangan pemuda tersebut menyambar marah. "Mungkin kau berminat unt
uk 99 berkelahi, Anak Kos!"
"Kalau itu, ya!" seru McMurdo sambil melesat bangkit. "Baru sekarang kudengar kata-katamu
yang cukup menyenangkan."
"Demi Tuhan, Jack! Oh, demi Tuhan!" seru Ettie yang panik. "Oh, Jack, Jack, ia akan
melukaimu!" "Oh, 'Jack' rupanya," kata Baldwin kesal. "Hubungan kalian sudah akrab rupanya."
"Oh, Ted, bersikap logislah berbaik hatilah. Demi aku, Ted, kalau kau mencintaiku, berbesar
hatilah dan maafkanlah dia!"
"Kurasa, Ettie, sebaiknya kautinggalkan kami berdua untuk membereskan masalah ini," kata
McMurdo pelan. "Atau mungkin, Mr. Baldwin, kau bersedia keluar ke jalan bersamaku. Malam ini
cuaca cerah, dan ada tempat terbuka di blok berikut."
"Akan kubalas kau tanpa harus mengotorkan tanganku," kata musuhnya. "Sebelum aku selesai
denganmu, kau akan menyesal pernah menginjakkan kaki di rumah ini!"
"Tidak ada waktu yang lebih tepat lagi selain sekarang!" seru McMurdo.
"Akan kutentukan waktuku sendiri, Mister. Serahkan saja waktunya padaku. Lihat ini!" Ia tiba-tiba menggulung lengan bajunya dan menunjukkan sebuah tanda aneh di lengan bawahnya yang
tampaknya seperti dicapkan di sana. Tanda tersebut berupa lingkaran dengan segitiga di dalamnya.
"Kau tahu apa artinya ini""
100 "Aku tidak tahu dan tidak peduli!"
"Well, kau akan mengetahuinya, aku berjanji padamu. Umurmu juga tidak akan panjang lagi.
Mungkin Miss Ettie bisa bercerita sedikit mengenai tanda ini padamu. Sedangkan kau, Ettie, kau akan
merangkak kembali padaku kau dengar, girl" merangkak lalu akan kuberitahukan apa
hukumanmu. Kau sudah menanam dan demi Tuhan, akan kupastikan kau akan menuai!" Ia
memandang mereka berdua dengan murka. Lalu ia berputar, dan sesaat kemudian terdengar pintu luar
dibanting di belakangnya.
Sejenak McMurdo dan Ettie berdiri dalam kebisuan. Lalu Ettie menghambur memeluknya.
"Oh, Jack, kau berani sekali! Tapi tidak ada gunanya, kau harus pergi! Malam ini Jack
malam ini! Hanya itu satu-satunya harapanmu. Ia akan menghabisimu. Aku bisa melihatnya di
pandangannya yang mengerikan. Seberapa kesempatanmu menghadapi puluhan orang gerombolannya,
dengan Boss McGinty dan seluruh anggota kelompoknya""
McMurdo melepaskan pelukannya, menciumnya, dan dengan lembut mendudukkannya kembali
di kursi. "Tenang acushla
1 , tenang! Jangan merasa resah atau takut mengenai nasibku. Aku sendiri
anggota Orang Bebas. Aku sudah memberitahu ayahmu mengenai hal itu. Mungkin aku tidak lebih baik
daripada yang lain, jadi jangan menganggap diriku semacam orang suci. Mungkin sekarang kau juga
membenciku, sesudah kuceritakan semua ini padamu""
"Membencimu, Jack" Aku tidak akan pernah bisa membencimu selama aku masih hidup! Aku
sudah pernah mendengar bahwa tidak ada salahnya menjadi anggota Orang Bebas di manapun, asal
bukan di sini. Jadi buat apa aku berpikiran buruk tentang dirimu hanya karena itu" Tapi kau anggota
Orang Bebas, Jack, kenapa kau tidak berteman dengan Boss McGinty" Oh, cepatlah, Jack, cepat!
Bicaralah dengan mereka lebih dulu sebelum para anjing pelacak itu memburumu."
"Aku juga berpikir begitu," kata McMurdo. "Aku akan pergi sekarang dan membereskannya.
Kau bisa memberitahu ayahmu bahwa aku akan tidur di sini malam ini dan mencari tempat lain besok
pagi." Bar di salon McGinty's penuh sesak seperti biasa, karena tempatnya merupakan kesukaan
semua golongan keras di kota. Orang itu populer, karena ia memiliki sifat periang yang
menyembunyikan segala sesuatu lainnya. Tapi terlepas dari kepopuleran ini, ketakutan yang
1 Detak jantungku; sayangku; bhs. Irlandia.
101 disebarkannya ke seluruh kota, bahkan hingga lima puluh kilometer ke dalam lembah dan melewati
pegunungan di kedua sisinya, sudah cukup untuk mengisi barnya. Tidak seorang pun berani menolak
niat baiknya. Selain memiliki kekuatan rahasia yang dipercaya masyarakat digunakannya tanpa belas kasihan,
ia pejabat tinggi, penasihat kota, dan pengawas jalan, dipilih gerom
bolan bajingan yang pada gilirannya
mengharapkan balas jasa darinya. Pajak sangat tinggi di sini. Pelayanan umum sangat disia-siakan,
rekeningnya kacau balau karena ditangani para auditor yang disuap, dan warga negara biasa diteror
agar membayar pemerasan terang-terangan dan menutup mulut rapat-rapat kalau tidak ingin ditimpa
bencana. Oleh karena itu, tahun demi tahun, penjepit berlian Boss McGinty semakin lama semakin
menonjol, rantai emasnya semakin berat melintang di rompinya yang semakin mewah, dan salonnya
semakin lama semakin luas hingga akan menelan seluruh sisi Market Square.
McMurdo mendorong pintu ayun salon dan menerobos keramaian di dalamnya. Asap tembakau
dan bau minuman keras menggantung tebal di udara. Tempat itu terang-benderang, dan cermin-cermin
besar yang dipasang di setiap dinding memantulkan cahaya yang ada. Ada beberapa bartender yang
melayani para pengunjung, bekerja keras mencampur minuman untuk para pelanggan yang memenuhi
sepanjang meja lebar bertepi kuningan.
Di ujung seberang, bersandar di bar dan sebatang cerutu mencuat dari sudut mulutnya, berdiri
pria jangkung yang tampak kuat dan kekar. Ia pastilah McGinty yang terkenal itu. Ia bagai raksasa
bersurai hitam, berjanggut hingga tulang pipi, dan dengan rambut hitam legam yang menjuntai hingga
kerah. Warna kulitnya kehitaman khas keturunan Italia, dan matanya juga sama hitam dan, bila
dipadukan dengan kebiasaannya memicingkan mata itu, menimbulkan kesan sinis yang dalam.
Segala hal lainnya pada diri pria itu proporsinya, wajahnya yang halus, dan keterbukaan yang
dipancarkannya sesuai dengan sikap periang yang ditunjukkannya. Orang akan mengatakan ia pria
yang kasar tapi jujur, dan tidak berniat jahat betapa pun kasar kata-katanya. Saat mata hitam tanpa
perasaan dan tanpa penyesalan itu memandang lawan bicaranya, barulah orang akan mengkeret diam-diam, merasa tengah berhadapan dengan kejahatan yang luar biasa, dengan kekuatan, semangat, serta
kelicikan yang menjadikannya ribuan kali lebih berbahaya.
102 Setelah mengamati pria itu dengan
teliti, McMurdo menerobos maju dengan
kesembronoan seperti biasa, dan melewati
sekelompok kecil tokoh yang sedang menjilat
bos mereka tertawa terbahak-bahak saat
mendengar leluconnya yang paling tidak lucu
sekalipun. Mata kelabu pemuda asing itu
menatap tanpa takut dari balik kacamatanya
membalas sepasang mata hitam yang
menatapnya tajam. "Well, anak muda, aku tidak ingat
apakah pernah mengenalmu."
"Saya orang baru di sini, Mr.
McGinty." "Tentunya kau tidak sebaru itu sampai
tidak mengetahui kedudukan seseorang."
"Ia Penasihat McGinty, anak muda,"
kata seseorang dari kerumunan.
"Maafkan saya, Penasihat. Saya masih asing dengan cara-cara di sini. Tapi saya disarankan
untuk menemui Anda."
"Well, kita sudah bertemu. Itu saja. Apa pendapatmu tentang diriku""
"Well, sekarang masih terlalu dini. Kalau hati Anda sebesar tubuh Anda, dan jiwa Anda sehalus
wajah Anda, tidak ada yang lebih saya inginkan," kata McMurdo
"By Gar! Paling tidak kau memiliki lidah Irlandia," seru pengelola salon itu, tidak yakin apakah
harus menerima komentar tamunya yang berani ini atau membela diri. "Jadi kau cukup senang dengan
penampilanku"" "Tentu saja," kata McMurdo.
"Dan kau disarankan untuk menemuiku""
103 "Benar." "Siapa yang menyarankan""
"Saudara Scanlan dari Kelompok 341, Vermissa. Saya bersulang untuk kesehatan Anda,
Penasihat, dan untuk kebaikan hubungan kita di masa depan." Ia mengangkat gelasnya ke bibir dan
kelingkingnya teracung saat ia minum.
McGinty, yang mengamatinya dengan mata terpicing, mengangkat alisnya yang hitam lebat.
"Oh, begitukah"" katanya. "Aku harus menelitinya lagi, Mister "
"McMurdo." "Lebih teliti lagi, McMurdo, karena kami tidak bisa mempercayai seseorang begitu saja di
daerah ini, atau percaya pada apa yang kami dengar. Kemarilah sebentar, ke belakang bar."
Ada sebuah ruangan kecil di sana, tempat tong-tong minuman berjajar. McGinty me
nutup pintu dengan hati-hati, lalu duduk di salah satu tong yang ada, menggigiti cerutunya sambil berpikir. Ia
mengamati tamunya dengan pandangan yang menggelisahkan. Selama dua menit ia duduk membisu.
McMurdo menjalani pemeriksaan itu dengan tenang, satu tangan di saku mantel, sementara tangan
yang lain memilin-milin kumis cokelatnya. Tiba-tiba McGinty membungkuk dan mencabut sepucuk
revolver yang tampak menakutkan.
"Lihat, ini jagoanku," katanya. "Kalau kukira kau main-main dengan kami, waktumu di sini
akan sangat singkat."
"Ini penyamburan yang aneh," jawab McMurdo agak tersinggung, "dari seorang bodymaster
kelompok Orang Bebas kepada saudaranya yang masih baru."
"Ay, sekalipun begitu kau masih tetap harus membuktikan diri," kata McGinty. "Dan hanya
Tuhan yang bisa membantumu kalau kau sampai gagal! Di mana kau bergabung""
"Kelompok 29, Chicago."
"Kapan"" "24 Juni 1872."
"Siapa bodymaster-mu""
"James H. Scott."
"Siapa kepala distrikmu""
104 "Bartholomew Wilson."
"Hmm! Kau tampaknya cukup lincah dalam menjawab ujianmu. Apa yang kaulakukan di sini""
"Bekerja, sama seperti Anda tapi untuk pekerjaan yang bergaji lebih rendah."
"Kau cukup cepat menjawab."
"Ya, saya memang selalu cepat kalau bicara."
"Apakah kau juga cepat bertindak""
"Beberapa orang yang mengenal saya dengan sangat baik mengatakan begitu."
"Well, kami mungkin akan mengujimu lebih cepat daripada dugaanmu. Apakah kau pernah
mendengar kabar tentang kelompok di daerah ini""
"Saya dengar tidak mudah untuk menjadi anggotanya."
"Memang benar, Mr. McMurdo. Kenapa kau meninggalkan Chicago""
"Terkutuklah saya kalau sampai saya mau memberitahu Anda!"
McGinty membelalak. Ia tidak biasa dijawab dengan cara seperti itu, dan hal itu menyebabkan
ia keheranan bercampur geli. "Kenapa kau tidak mau memberitahuku""
"Karena saudara tidak boleh membohongi saudaranya."
"Kalau begitu, kebenarannya terlalu buruk untuk diceritakan""
"Anda boleh beranggapan begitu kalau mau."
"Begini, Mister, kau tidak bisa mengharapkan aku, Bodymaster, menerima seseorang ke dalam
kelompoknya kalau orang itu tidak mau menjelaskan masa lalunya."
McMurdo tampak kebingungan. Lalu ia mengeluarkan sehelai guntingan koran yang telah lusuh
dari saku dalam. "Anda tidak akan mengkhianati saudara Anda"" tanyanya.
"Kutampar kau kalau berani bicara seperti itu padaku!" seru McGinty marah.
"Anda benar, Penasihat," kata McMurdo merendah. "Saya minta maaf. Saya sudah berbicara
tanpa berpikir panjang. Well, saya tahu saya aman di tangan Anda. Bacalah kliping ini."
McGinty membaca sekilas berita penembakan seseorang yang bernama Jonas Pinto, di Lake
Saloon, Market Street, Chicago, pada minggu Tahun Baru 1874.
105 "Pekerjaanmu"" tanyanya, sambil mengembalikan khping koran itu.
McMurdo mengangguk. "Kenapa kau menembaknya""
"Saya membantu Paman Sam mencetak dolarnya. Mungkin bikinan saya tidak sebagus
miliknya, tapi hasilnya tampak sama dan biayanya lebih murah. Pinto ini membantu saya
menyingkirkan " "Apa"" "Well, mengedarkan dolar itu. Lalu ia mengatakan ingin memisahkan diri. Mungkin ia sudah
melakukannya. Saya tidak menunggu untuk melihat hasilnya. Saya habisi ia saat itu juga dan pergi ke
kawasan batu bara ini."
"Kenapa kemari""
"Karena saya baca di koran bahwa di sini orang-orang tidak terlalu memedulikan hal-hal seperti
itu." McGinty tertawa. "Mula-mula kau membuat uang palsu, lalu membunuh, dan kau kemari
karena mengira kedatanganmu akan disambut."
"Kurang-lebih begitulah," jawab McMurdo.
"Well, kurasa kau cukup berpengalaman. Omong-omong, kau masih mencetak dolarnya""
McMurdo mengambil sekitar enam koin dari sakunya "Ini tidak lolos standar Philadelphia,"
katanya. "Yang benar saja!" McGinty mendekatkan uang itu ke cahaya, tangannya berbulu lebat bagai
tangan gorila. "Aku tidak melihat perbedaannya. Gar! Menurutku kau bisa sangat berguna Saudara!
Kami bisa menerima kehadiran satu atau dua penjahat di antara kami, Sobat McMurdo, karena ada
kalanya kami harus bertindak sendiri. Tidak lama
lagi kami akan menabrak dinding kalau tidak segera
membalas orang-orang yang mendesak kami."
"Well, saya rasa saya tidak keberatan untuk ambil bagian bersama yang lain."
"Kau tampaknya cukup bernyali. Kau bergeming sewaktu kuacungkan pistol ke arahmu."
"Bukan saya yang terancam bahaya."
"Kalau begitu, siapa""
106 "Anda, Penasihat." McMurdo mencabut sepucuk pistol terkokang dari saku dalam jasnya. "Aku
sejak tadi membidikmu. Kurasa tembakanku tidak kalah cepat dengan tembakanmu."
"By Gar!" McGinty merah padam karena marah, tapi lalu tertawa terbahak-bahak. "Omong-omong, sudah lama sekali kami tidak kedatangan teror seperti ini. Kurasa kelompok ini akan belajar
untuk bangga atas dirimu... Well, apa maumu" Apakah aku tidak bisa bercakap-cakap dengan tuan ini
selama lima menit tanpa kau ganggu""
Si bartender agak tersentak. "Maafkan aku, Penasihat, tapi ada Ted Baldwin. Katanya ia harus
bertemu dengan Anda sekarang juga."
Pemberitahuan itu tidak perlu, karena wajah kaku dan kejam Ted Baldwin sendiri tengah


Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memandang dari balik bahu si pelayan. Ia menyuruh bartender itu keluar dan menutup pintu.
"Jadi," katanya sambil memelototi McMurdo, "kau tiba di sini lebih dulu, ya" Ada yang harus
kukatakan kepadamu, Penasihat, mengenai orang ini."
"Kalau begitu, katakan sekarang juga di depanku," seru McMurdo.
"Akan kukatakan pada waktuku sendiri, dengan caraku sendiri."
"Tut! Tut!" kata McGinty, sambil turun dari tong. "Tidak akan pernah begitu. Kita kedatangan
saudara baru di sini, Baldwin, dan bukan gaya kita untuk mcnyambutnya seperti itu. Ulurkan
tanganmu, bung, dan berbaikanlah!"
"Tidak akan pernah!" seru Baldwin dengan murka.
"Saya tawarkan untuk berkelahi dengannya, kalau menurutnya saya sudah merugikan dirinya,"
kata McMurdo. "Akan saya hadapi dia dengan tangan kosong atau, kalau itu kurang memuaskan
baginya, akan saya hadapi dia dengan cara apa pun yang dipilihnya. Nah, saya serahkan pada Anda,
Penasihat, untuk menghakimi kami sebagaimana seharusnya seorang bodymaster."
"Memang masalahnya apa""
"Seorang wanita muda. Ia bebas menentukan pilihannya sendiri."
"Begitukah"" seru Baldwin.
"Sebagai saudara dari kelompok ini, menurutku memang begitu," kata McGinty.
"Oh, itu keputusanmu, bukan""
"Ya, memang, Ted Baldwin," kata McGinty sambil menatap tajam. "Apakah kau akan
107 menentangnya"" "Kau akan mengesampingkan orang yang sudah mendukungmu selama lima tahun demi orang
yang belum pernah kautemui seumur hidup" Kau tidak menjadi bodymaster seumur hidup, Jack
McGinty, dan demi Tuhan! Pada saat pemilihan yang akan datang "
Penasihat menerkamnya bagai harimau. Ia
mencengkeram leher Baldwin, dan
melemparkannya ke salah satu tong. Dalam
kemurkaannya ia pasti akan mencekik Baldwin
hingga tewas kalau McMurdo tidak campur
tangan. "Tenang, Penasihat! Ya Tuhan, tenang saja!"
serunya, sambil menyeret McGinty mundur.
McGinty melepaskan cekikannya. Dan
Baldwin, masih meringkuk dan terguncang,
terengah-engah menghirup udara, dan menggigil,
seperti orang yang berada di ambang maut. Ia
duduk di tong yang tadi ditabraknya ketika
dilemparkan. "Kau sudah keterlaluan hari ini, Ted
Baldwin sekarang kau mendapatkan
ganjarannya!" seru McGinty, dadanya yang bidang naik-turun. "Mungkin kau mengira kalau aku tidak
terpilih sebagai bodymaster lagi; kau akan bisa menggantikan diriku. Kelompok yang akan
memutuskannya. Tapi selama aku masih menjadi ketua di sini, tidak akan kubiarkan siapa pun
membentakku atau menentang keputusanku."
"Aku tidak menentangmu," gumam Baldwin, sambil meraba-raba tenggorokannya.
"Well, kalau begitu," seru McGinty, langsung tenang kembali, "kita semua menjadi teman baik
lagi dan masalah ini selesai sampai di sini."
Ia mengambil sebotol sampanye dari rak dan membuka tutupnya.
"Nah," lanjutnya, sambil mengisi tiga gelas tinggi. "Mari minum untuk melupakan pertengkaran
108 Kelompok. Sesudah itu, sebagaimana yang kalian ketahui, tidak boleh ada perselisihan di antara kita.
Nah, dengan tangan kiri di jakun, aku bertanya padamu, Ted Baldwin, sebenarnya ada masalah apa,
Sir"" "Awan sangat tebal," jawab Baldwin.
"Tapi cuaca akan cerah."
"Untuk itu aku bersumpah!"
Keduanya menenggak isi gelas masing-masing, dan upacara yang sama dilakukan oleh Baldwin
dan McMurdo. "Nah!" seru McGinty, sambil menggosok-gosokkan tangan. "Selesai sudah perselisihan ini.
Kalian akan dikenai hukuman Kelompok kalau masih melanjutkan, dan hukuman itu sangat berat di
kawasan ini, seperti yang diketahui Saudara Baldwin dan seperti yang akan segera kauketahui
Saudara McMurdo, kalau kau mencari masalah!"
"Saya lambat dalam hal itu," kata McMurdo. Ia mengulurkan tangan ke arah Baldwin. "Aku
cepat bertengkar dan cepat memaafkan. Kata orang ini karena darah Irlandia-ku yang panas. Tapi
masalah sudah selesai bagiku, dan aku tidak mendendam."
Baldwin terpaksa menerima tangan yang terulur itu, karena tatapan tajam Boss terarah
kepadanya. Tapi wajahnya yang cemberut menunjukkan ia tidak terpengaruh kata-kata McMurdo sama
sekali. McGinty menepuk bahu keduanya. "Tut! Masalah gadis! Masalah gadis!" serunya. "Siapa
mengira seorang gadis bisa membuat dua anakku bertengkar! Benar-benar sial! Well, hati mereka
sendiri yang harus menyelesaikannya, karena itu sudah di luar wewenang Bodymaster dan terpujilah
Tuhan karenanya! Kita sendiri sudah cukup banyak, tanpa ditambah wanita. Kau akan bergabung
dengan Kelompok 341, saudara McMurdo. Kami memiliki cara dan merode tersendiri, berbeda dengan
Chicago. Kami mengadakan pertemuan setiap Sabtu malam, dan kalau kau datang nanti, kami akan
menjadikanmu anggota Lembah Vermissa untuk selamanya."
109 BAB 3 Kelompok 341, Vermissa KEESOKAN pagi setelah malam berlangsungnya begitu banyak kejadian yang menarik,
McMurdo pindah dari rumah si tua Jacob Shafter ke rumah Janda MacNamara di tepi kota. Scanlan,
kenalan pertamanya di kereta api, tidak lama kemudian pindah ke Vermissa, dan keduanya menumpang
di rumah yang sama. Tidak ada penyewa yang lain, dan induk semang mereka adalah wanita Irlandia
tua yang tidak mau mengusik mereka. Jadi mereka bebas untuk berbicara dan bertindak di antara
orang-orang yang memiliki rahasia yang sama.
Shafter akhirnya mengalah dengan mengizinkan McMurdo makan di rumahnya kapan pun ia
mau, sehingga hubungannya dengan Ettie tidak putus. Mereka justru semakin lama semakin erat seiring
berlalunya minggu demi minggu.
Di kamar tidur di tempat kosnya yang baru, McMurdo merasa aman untuk mengeluarkan
cetakan uangnya. Dan setelah berulang kali bersumpah merahasiakannya, barulah saudara-saudara
sesama anggota diizinkan masuk dan melihatnya, masing-masing pulang dengan membawa sejumlah
contoh uang palsu. Uang itu begitu serupa sehingga mereka tidak menghadapi bahaya sedikit pun saat
mengedarkannya. Dengan menguasai keterampilan sehebat itu, mengherankan McMurdo masih
mencari pekerjaan. Hal itu merupakan misteri bagi rekan-rekannya, sekalipun ia sudah menjelaskan
bahwa kalau ia mampu menghidupi diri tanpa pekerjaan yang kelihatan, jelas akan memancing
kehadiran polisi dalam waktu singkat.
Salah satu petugas polisi memang telah memburunya. Tapi insiden itu, sebagaimana nasib
menentukan justru lebih menguntungkan daripada merugikan si petualang. Sesudah perkenalan
pertama, selama beberapa malam ia tidak sempat berkunjung ke salon McGinty dan mengakrabkan diri
dengan "anak-anak", julukan akrab bagi para anggota geng yang berbahaya itu terhadap satu sama lain.
Sikapnya yang memesona dan keberaniannya berbicara menyebabkan ia menjadi kesayangan mereka
semua. Sementara kecepatan dan kecanggihannya dalam membereskan perselisihan menimbulkan rasa
hormat di komunitasnya. Tapi,
sebuah kejadian lain meningkatkan penilaian terhadap dirinya.
Tepat pada saat salon tengah ramai pada suatu malam, pintu terbuka dan seorang pria
melangkah masuk. Pria itu mengenakan seragam biru dan topi lancip polisi pertambangan. Lembaga itu
110 merupakan organisasi khusus yang didirikan para pengusaha kereta api dan pertambangan untuk
membantu pekerjaan polisi biasa, yang sama sekali tidak berdaya menghadapi para penjahat
terorganisir yang menteror distrik itu. Ruangan seketika sunyi saat ia masuk, dan banyak yang melirik
penasaran ke arahnya. Tapi hubungan antara polisi dan penjahat di beberapa kawasan di Amerika
Serikat cukup aneh. Dan McGinty sendiri, berdiri di balik mejanya, tidak menunjukkan keterkejutan
sewaktu petugas polisi itu bergabung dengan para pelanggannya.
"Wiski saja, malam ini dingin sekali," kata perwira polisi itu. "Kurasa kita belum pernah
bertemu, Penasihat""
"Kau kapten yang baru itu"" tanya McGinty.
"Benar. Kami mengharapkan dirimu, Penasihat, dan juga para tokoh masyarakat lainnya, untuk
membantu kami menegakkan hukum dan peraturan di kota ini. Namaku Kapten Marvin."
"Kami bisa berjalan lebih baik tanpa kehadiranmu, Kapten Marvin," kata McGinty dingin,
"karena kami memiliki kesatuan polisi sendiri di kota ini, dan tidak perlu mengimpor dari manapun.
Kau ini cuma alat bayaran kapitalis, disewa mereka untuk memukul atau menembak warga negara yang
lebih miskin." "Well, well, kita tidak akan memperdebatkan hal itu," kata perwira polisi itu ramah. "Kuharap
kita tetap melakukan tugas masing-masing sebagaimana yang kita pahami, tapi kita tidak bisa sepaham
dalam semua hal." Ia menghabiskan wiskinya dan berbalik hendak pergi, sewaktu pandangannya
tertuju pada Jack McMurdo, yang merengut menatapnya. "Halo! Halo!" serunya, sambil memandang
McMurdo dari atas ke bawah. "Ada kenalan lama!"
McMurdo menjauhinya. "Aku tidak pernah menjadi temanmu atau polisi terkutuk lainnya
seumur hidup," katanya.
"Kenalan tidak selalu berarti teman," kata kapten polisi itu sambil tersenyum. "Kau Jack
McMurdo dari Chicago, bukan" Jangan mengingkarinya!"
McMurdo mengangkat bahu. "Aku tidak mengingkarinya," katanya. "Kaupikir aku malu dengan
namaku sendiri""
"Kau punya alasan bagus untuk berbuat begitu."
111 "Apa maksudmu"" raung McMurdo
dengan tinju mengepal. "Tidak, tidak, Jack, tidak ada gunanya
menggertakku. Aku dulu polisi Chicago sebelum
pindah ke gudang batu bara sialan ini. Dan aku
mengenali bajingan Chicago kalau melihatnya."
McMurdo memucat. "Jangan bilang kau
Marvin dari Chicago Central!" serunya.
"Si tua Teddy Marvin yang sama, siap
melayanimu. Kami belum melupakan
penembakan terhadap Jonas Pinto di sana."
"Aku tidak pernah menembaknya."
"Sungguh" Itu bukti meringankan yang
bagus, bukan" Well, kematiannya sangat berguna
bagimu, kalau tidak mereka pasti menangkapmu
karena mengedarkan uang palsu. Well, kita tidak
bisa membiarkan yang lalu tetap berlalu karena,
antara kau dan aku dan mungkin aku sudah melewati batas tugasku dengan mengatakan ini mereka
tidak bisa mendapatkan tuduhan yang jelas untuk ditimpakan padamu. Dan Chicago terbuka bagimu
besok." "Aku baik-baik saja di sini."
"Well, aku sudah memberimu petunjuk, dan kau anjing sialan malah tidak berterima kasih."
"Well, kurasa kau berniat baik, dan aku berterima kasih karenanya," kata McMurdo dengan
sikap yang sama sekali tidak ramah.
"Aku tidak keberatan selama melihatmu menjalani kehidupan yang lurus," kata kapten tersebut.
"Tapi, demi Tuhan! Kalau kau menyimpang lagi sesudah ini, ceritanya akan berbeda! Jadi selamat
malam untukmu dan selamat malam, Penasihat."
Ia meninggalkan bar itu, tapi kedatangannya ternyata malah menciptakan seorang pahlawan
setempat. Tindakan McMurdo di Chicago sebelumnya telah menjadi isu. Ia menghindari setiap
112 pertanyaan dengan senyuman, sebagaimana o
rang yang tidak ingin dianggap hebat. Tapi sekarang kisah
itu telah dikonfirmasi secara resmi. Para pengunjung bar segera mengerumuninya dan menjabat
tangannya dengan penuh semangat. Sejak saat itu ia mendapat kepercayaan penuh dari lingkungannya.
Ia mampu minum banyak tanpa mabuk sedikit pun, tapi malam itu, seandainya Scanlan tidak ada untuk
membawanya pulang, sang pahlawan jelas terpaksa harus tidur di bawah meja bar.
Pada suatu Sabtu malam McMurdo diperkenalkan pada perkumpulan. Ia mengira akan diterima
tanpa upacara karena telah diangkat di Chicago. Tapi ada ritual-ritual tertentu di Vermissa yang mereka
banggakan, dan ritual-ritual ini telah dijalani setiap anggota. Pertemuan itu berlangsung di ruangan
besar yang dibuat untuk tujuan itu di Gedung Serikat. Sekitar enam puluh anggota berkumpul di
Vermissa, tapi jumlah itu sama sekali tidak menunjukkan seluruh kekuatan organisasi. Ada sejumlah
kelompok lain di lembah itu, juga di seberangnya, yang saling menukar anggota bila ada masalah
serius. Dengan begitu, kejahatan bisa dilakukan oleh orang-orang yang merupakan orang asing di
kalangan setempat. Secara keseluruhan terdapat tidak kurang dari lima ratus anggota yang tersebar di
distrik batu bara itu. Di ruang pertemuan yang tanpa hiasan mereka berkumpul di sekeliling sebuah meja panjang. Di
sampingnya terdapat meja kedua tempat botol-botol minuman dan gelas-gelas. Beberapa anggota telah
melirik ke sana. McGinty duduk di kepaia meja, mengenakan topi beludru hitam, dan syal ungu di
leher. Sekilas ia mirip pendeta yang akan melakukan ritual setan. Di sebelah kanan dan kirinya duduk
pejabat tinggi kelompok. Salah satunya Ted Baldwin yang tampan tapi kejam. Keduanya mengenakan
semacam syal atau medali sebagai lambang kedudukan mereka.
Sebagian besar merupakan pria berusia dewasa, tapi yang lainnya terdiri atas pemuda berusia
antara 18 hingga 25 tahun, agen-agen yang siap dan kompeten untuk melaksanakan perintah para
senior. Di antara para anggota yang lebih tua banyak yang ekspresi wajahnya memancarkan kebuasan
khas pelanggar hukum. Tapi secara umum sulit untuk mempercayai bahwa para pemuda yang penuh
semangat itu sebenarnya kelompok pembunuh yang berbahaya, yang pemikirannya telah mengalami
pergeseran moral begitu hebat sehingga mereka justru merasa bangga akan perbuatannya, dan sangat
menghormati orang yang memiliki reputasi mampu melakukan apa yang mereka sebut sebagai
"pekerjaan bersih".
Bagi pemikiran mereka yang telah menyimpang, mengajukan diri secara suka rela untuk
113 menyakiti orang lain yang tidak pernah menyakiti mereka dan dalam banyak kasus bahkan tidak
pernah mereka temui sebelumnya merupakan kompetisi yang membanggakan. Sesudah melakukan
kejahatannya, mereka bertengkar mengenai siapa yang sudah membunuh. Dan mereka menceritakan
jeritan dan geliat kesakitan korbannya untuk menyenangkan rekan-rekannya.
Mula-mula mereka merahasiakan perbuatannya. Tapi kemudian cerita mengenai perbuatan
mereka tersebar luas, karena kegagalan berulang-ulang hukum untuk membuktikan keterlibatan
mereka. Di satu sisi karena tidak ada yang berani memberikan kesaksian yang menentang mereka, dan
di sisi lain karena mereka memiliki sejumlah besar orang yang bersedia memberikan kesaksian yang
meringankan mereka. Ditambah persediaan dana yang cukup besar untuk menyewa pengacara terbaik
di seluruh negeri untuk membela mereka. Selama sepuluh tahun merajalela, tidak satu pun dari mereka
dijatuhi hukuman. Dan satu-satunya bahaya yang dihadapi para Scowrer hanyalah dari korban sendiri
yang, sekalipun kalah jumlah dan diserang tiba-tiba, mungkin dan sesekali berhasil meninggalkan
tanda-tanda perlawanan pada para penyerang.
McMurdo telah diperingatkan akan adanya halangan yang menghadangnya. Tapi tidak seorang
pun mau memberitahu halangan macam apa. Sekarang ia dibawa ke ruang luar oleh dua saudara yang
bersikap serius. Dari balik papan par
tisi ia bisa mendengar gumaman banyak suara dari pertemuan di
ruang dalam. Satu atau dua kali ia mendengar namanya sendiri disebut-sebut, dan ia tahu mereka
sedang mendiskusikan penerimaan dirinya. Lalu seorang penjaga dalam yang mengenakan sabuk hijau
dan emas lebar di dadanya melangkah masuk.
"Bodymaster memerintahkan ia diikat, ditutup matanya, dan dibawa masuk," katanya.
Mereka bertiga menanggalkan mantelnya, menggulung lengan baju sebelah kanan, dan akhirnya
melilitkan tali melewati bahu dan mengikatnya. Lalu mereka menutupi bagian atas ke palanya dengan
topi hitam tebal sehingga ia tidak bisa melihat apa apa. Lalu ia dibimbing masuk ke ruang pertemuan.
Memakai topi itu, ia bagai dikelilingi kegelapan total yang sangat menyesakkan. Ia mendengar
gemerisik dan gumaman orang-orang di sekitarnya, lalu suara McGinty terdengar seperti teredam dan
jauh dari balik kain yang menutupi telinganya.
"John McMurdo," katanya, "kau sudah menjadi anggota Ordo Orang Bebas Tertinggi""
Ia membungkuk sebagai jawaban.
"Kau dari Kelompok 29, Chicago""
114 Ia kembali membungkuk. "Malam-malam gelap tidak menyenangkan," kata McGinty.
"Ya, bagi orang asing yang bepergian," jawabnya.
"Awan sangat tebal."
"Ya, ada badai mendekat."
"Apakah saudara-saudara merasa puas"" tanya Bodymaster.
Terdengar gumam persetujuan.
"Kami tahu, Saudara, dari tanda dan tanggapan yang kauberikan bahwa kau benar-benar salah
satu dari kami," kata McGinty. "Tapi sekarang kami beritahukan bahwa di kawasan ini dan sekitarnya
kami memiliki ritual tertentu, dan juga tugas-tugas tenentu yang membutuhkan orang-orang yang
hebat. Apakah kau siap untuk diuji""
"Siap." "Apakah kau berani""
"Ya." "Maju selangkah untuk membuktikannya."
Saat McGinty mengatakannya, McMurdo merasakan ujung dua benda keras yang lancip
menempel di matanya, menekannya sebegitu rupa sehingga seakan ia tidak akan bisa maju tanpa
kehilangan matanya. Sekalipun begitu, ia membulatkan tekad dan melangkah maju. Dan saat ia
bergerak tekanan di matanya berkurang. Terdengar tepuk tangan pelan.
"Ia memang pemberani," kata McGinty. "Kau bisa menahan sakit""
"Seperti yang lain," jawabnya "Uji dia!"
McMurdo terpaksa mengerahkan segenap tekadnya untuk menahan sakit yang menyengat di
lengan kanannya. Ia hampir pingsan karena sengatan yang tiba-tiba itu, tapi ia menggigit bibir dan
mengepalkan tangan untuk menahan sakit.


Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku bisa menahan yang lebih sakit lagi," katanya.
Kali ini terdengar tepuk tangan keras. Belum pernah ada yang begitu hebat saat tampil pertama
kali. McMurdo merasa orang-orang menepuk punggungnya, dan topinya pun ditanggalkan. Ia berdiri,
mengerjap-kerjapkan mata dan tersenyum sambil menerima ucapan selamat dari saudara-saudaranya.
115 "Satu pesan terakhir, Saudara McMurdo," kata McGinty. "Kau sudah bersumpah untuk menjaga
kerahasiaan dan kesetiaan. Kau sadar pelanggaran terhadap keduanya adalah kematian seketika""
"Ya," jawab McMurdo.
"Dan kau menerima peraturan Bodymaster saat ini dalam segala keadaan""
"Saya terima." "Kalau begitu atas nama Kelompok 341, Vermissa, kusambut kau ke dalam keistimewaan dan
perdebatannya. Tolong tuang minuman di meja Saudara Scanlan, dan kita akan minum untuk
menyulang saudara kita ini."
Mantel McMurdo dikembalikan, tapi sebelum mengenakannya ia memeriksa lengan kanannya,
yang masih terasa menyengat. Di daging lengan bawahnya terdapat tanda lingkaran dengan segitiga di
dalam, dalam dan merah, seperti bekas cap besi. Satu atau dua orang di dekatnya menggulung lengan
baju mereka dan menunjukkan tanda Kelompok mereka.
"Kami semua memilikinya," kata salah satunya, "tapi tidak seberani dirimu sewaktu
menerimanya." "Tut! Bukan apa-apa," katanya, tapi tetap saja tanda di lengannya terasa panas dan sakit.
Sewaktu minuman yang menyertai upacara penerimaan telah dibagikan, pembicaraan mengenai
urusan Kelompok dilanjutkan. McMurdo, yang terbiasa dengan gaya anggun Chicago, mendengarkan
116 dengan telinga terbuka leba
r dan perasaan terkejut yang lebih daripada yang ditunjukkannya.
"Urusan pertama dalam agenda," kata McGinty, "adalah membacakan surat berikut ini dari
Kepala Divisi Windle dari Kelompok 249 Merton County. Katanya:
Dengan hormat, Ada pekerjaan yang harus dilakukan terhadap Andrew Rae dari Rae dan
Sturmash, pemilik pertambangan batu bara di dekat sini. Kau pasti ingat kelompokmu berutang
budi pada kami, sesudah mendapat bantuan dua saudara dalam urusan menyangkut seorang
petugas patroli musim gugur yang lalu. Harap kirimkan dua orang terbaik, mereka akan diurus
oleh Higgins, bagian keuangan kelompok kami, yang alamatnya sudah kauketahui. Ia akan
menunjukkan pada mereka kapan dan di mana harus bertindak. Salam dari saudaramu. J.W.
Windle, D.M.A.O.F. Windle belum pernah menolak kita pada saat kita membutuhkan pinjaman satu atau dua orang,
dan tidak layak jika kita menolak permintaannya." McGinty diam sejenak dan memandang ke
sekeliling ruangan dengan matanya yang datar dan kejam. "Siapa yang mengajukan diri untuk tugas
ini"" Sejumlah anggota yang masih muda mengacungkan tangan. Bodymaster memandang mereka
sambil tersenyum senang. "Kau yang berangkat, Tiger Cormac. Kalau kau menanganinya sebaik kau melaksanakan tugas
terakhirmu, kau tidak akan keliru. Dan kau, Wilson."
"Saya tidak punya pistol," kata si sukarelawan bocah yang masih berusia belasan tahun.
"Ini tugas pertamamu, bukan" Well, kau akan segera terbiasa. Ini awal yang bagus untukmu.
Sedang mengenai pistolnya, akan disediakan di sana bagimu, atau aku keliru. Kalau kau melaporkan
diri hari Senin, mereka akan punya cukup waktu untuk itu. Kau akan mendapat sambutan yang meriah
sepulangmu nanti." "Ada hadiahnya kali ini"" tanya Cormac, seorang pemuda kekar, berwajah gelap, dan tampak
brutal, yang kekejamannya membuatnya mendapat julukan "Tiger harimau".
"Jangan pedulikan hadiahnya. Kau melakukannya demi kehormatan. Mungkin sesudah ini
selesai ada beberapa dolar tambahan untukmu."
"Apa yang telah dilakukan orang ini"" tanya Wilson muda.
117 "Kalian tidak perlu menanyakan apa yang telah dilakukan orang ini. Ia sudah diadili di sana. Itu
bukan urusan kita. Kita hanya perlu melakukan permintaan mereka, sama seperti yang akan mereka
lakukan untuk kita. Omong-omong tentang itu, kedua saudara dari kelompok Merton akan datang
minggu depan untuk membereskan urusan di daerah ini."
"Siapa mereka"" tanya seseorang.
"Lebih baik kau tidak menanyakannya. Kalau kau tidak mengetahui apa-apa, kau tidak bisa
memberikan kesaksian apa pun. Dan tidak akan ada masalah karenanya. Tapi mereka adalah orang-orang yang akan melakukan pekerjaan bersih ketika melaksanakan tugasnya."
"Dan memang sudah waktunya!" seru Ted Baldwin. "Orang-orang semakin tidak terkendali di
daerah ini. Minggu lalu tiga anggota kita dipecat Mandor Blaker. Kelakuannya sudah cukup lama
keterlaluan, dan ia akan mendapat balasan yang pantas."
"Mendapat apa"" bisik McMurdo pada orang di sampingnya.
"Peluru senapan tabur!" teriak pria itu, dan tertawa terbahak-bahak. "Apa pendapatmu mengenai
cara kami, Saudara""
Jiwa kriminal McMurdo tampaknya telah menyerap semangat perkumpulan jahat di mana ia
sekarang menjadi anggota. "Aku sangat menyukainya," katanya. "Ini tempat yang layak bagi orang
yang penuh semangat."
Beberapa orang yang duduk di sekitarnya mendengar jawabannya dan bertepuk tangan.
"Ada apa"" seru sang bodymaster berambut hitam dari ujung meja.
"Saudara baru kita ini, Sir, yang mendapati cara kita sesuai dengan seleranya."
McMurdo seketika bangkit berdiri. "Menurut saya, Bodymaster yang mulia, kalau dibutuhkan,
saya akan merasa terhormat untuk dipilih membantu kelompok."
Terdengar tepuk tangan keras menyambutnya.
Rasanya seperti ada matahari baru yang keluar dari balik kaki langit. Menurut sejumlah sesepuh
tawaran itu agak terlalu cepat.
"Menurutku," kata si sekretaris, Harraway, seorang pria tua berwajah burung pemakan bangkai
dengan janggut beruban yang duduk di dekat sang ketua, "sebaiknya Saudara McMurd
o menunggu hingga saatnya tiba."
118 "Tentu saja, itu maksud saya. Saya berada di bawah perintah Anda," kata McMurdo.
"Waktumu akan tiba, Saudara," kata sang ketua. "Kami sudah menandai dirimu sebagai orang
yang ringan tangan, dan kami percaya kau akan melakukan pekerjaan yang baik di kawasan ini. Ada
masalah kecil malam ini yang mungkin bisa kau bantu kalau kau tidak keberatan."
"Saya akan menunggu tugas yang layak."
"Kau boleh datang malam ini, dan tugas malam ini akan membantumu mengetahui apa yang
kita perjuangkan di sini. Aku akan mengumumkannya nanti. Sementara itu," McGinty melirik
agendanya, "ada satu atau dua hal lagi yang hendak kusampaikan dalam pertemuan ini. Pertama-tama,
kuminta bagian keuangan kita melaporkan simpanan kita. Ada pensiun untuk janda Jim Carnaway. Ia
tewas sewaktu melakukan tugas untuk kelompok kita. Dan sudah seharusnya kita memastikan jandanya
tidak tersia-sia." "Jim tertembak bulan yang lalu sewaktu mereka mencoba menghabisi Chester Wilcox dari
Marley Creek," orang di samping McMurdo memberitahunya.
"Dana pada saat ini bagus," kata bagian keuangan, dengan buku bank terbuka di hadapannya.
"Perusahaan-perusahaan sangat dermawan akhir-akhir ini. Max Linder and Co. membayar lima ratus
agar tidak diganggu. Walker Brothers mengirimkan seratus, tapi aku mengembalikannya dan meminta
lima ratus. Kalau aku tidak mendapat kabar hingga hari Rabu, roda gigi mereka mungkin akan
mengalami kerusakan. Kami terpaksa membakar mesin pemecah mereka tahun lalu sebelum mereka
bersikap logis. Lalu West Section Coaling Company membayar sumbangan tahunannya. Kita memiliki
cukup dana untuk memenuhi kewajiban apa pun."
"Bagaimana dengan Archie Swindon"" tanya seorang saudara.
"Ia sudah menjual perusahaannya dan meninggalkan distrik ini. Setan tua itu meninggalkan
pesan bahwa ia lebih suka menjadi penyapu jalan yang merdeka di New York daripada pemilik
perusahaan pertambangan besar yang dikuasai gerombolan pemeras. By Gar! Untung ia sudah pergi
sebelum surat itu kita terima! Kurasa ia tidak akan berani datang ke lembah ini lagi."
Seorang pria tua, wajahnya dicukur bersih, dengan ekspresi ramah dan alis lebat, beranjak
bangkit dari ujung meja yang berhadapan dengan Ketua. "Bagian keuangan," katanya, "boleh
kutanyakan siapa yang membeli properti orang yang kita usir dari distrik ini""
"Ya, Saudara Morris. Propertinya dibeli State and Merton County Railroad Company."
119 "Dan siapa yang membeli tambang-tambang Todman dan Lee yang dijual dengan cara yang
sama tahun lalu""
"Perusahaan yang sama, Saudara Morris."
"Dan siapa yang membeli pengolahan bijih besi Manson, Shuman, Van Deher, dan Atwood"
Keempat perusahaan itu menyerah akhir-akhir ini, bukan""
"Semua dibeli West Gilmerton General Mining Company."
"Aku tidak mengerti, Saudara Morris," kata Ketua, "kenapa penting bagi kita siapa yang
membelinya" Toh mereka tidak bisa membawanya keluar dari distrik ini."
"Dengan segala hormat, Bodymaster yang mulia, kupikir hal ini sangat penting bagi kita. Proses
ini sekarang sudah berlangsung selama sepuluh tahun. Perlahan-lahan kita mengusir semua pengusaha
kecil dari daerah ini. Apa hasilnya" Kita dapati tempat mereka digantikan perusahaan-perusahaan besar
seperti Railroad atau General Iron, yang para direkturnya ada di New York atau Philadelphia, dan tidak
memedulikan ancaman kita. Kita bisa menyingkirkan bos-bos setempat mereka, tapi itu hanya berarti
akan ada orang lain yang dikirim untuk menggantikannya. Dan kita membahayakan diri sendiri.
Pengusaha kecil tidak bisa menyakiti kita. Mereka tidak memiliki uang maupun kekuasaan untuk itu.
Selama kita tidak memeras mereka hingga habis, mereka akan tetap berada dalam cengkeraman kita.
Tapi kalau perusahaan-perusahaan besar ini mengetahui kita menghalangi keuntungan mereka, mereka
akan memburu kita dan membawa kita ke pengadilan."
Mendengarnya, seketika kesunyian timbul. Dan s
etiap wajah berubah muram saat mereka
bertukar pandang. Selama ini mereka begitu kokoh dan tidak terkalahkan sehingga pemikiran adanya
kemungkinan pembalasan telah hilang dari benak mereka. Sekalipun begitu, gagasan itu menimbulkan
kegentaran bahkan pada orang yang paling nekat di antara mereka.
"Kusarankan," kata Morris, "untuk bersikap lebih lunak pada para pengusaha kecil. Suatu hari
pada saat mereka semua sudah terusir, kekuatan organisasi ini akan hancur."
Kebenaran yang tidak diterima merupakan sesuatu yang tidak populer. Terdengar seruan-seruan
kemarahan sementara anggota itu kembali duduk. McGinty bangkit berdiri sambil mengerutkan kening.
"Saudara Morris," katanya "sejak dulu kau memang selalu mengacau. Selama para anggota
kelompok ini bersatu tidak ada kekuatan apa pun di Amerika Serikat yang bisa mengusik kita. Sudah
jelas, kita sering membuktikannya di sidang pengadilan, bukan" Kuharap perusahaan-perusahaan besar
120 menganggap lebih mudah membayar daripada melawan, sama seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan kecil. Dan sekarang, Saudara-saudara," McGinty menanggalkan topi beludru hitam dan
syalnya sambil berbicara, "urusan Kelompok untuk malam ini sudah selesai, kecuali untuk satu hal
kecil yang bisa disebut sebagai akhir acara. Sudah tiba waktunya untuk penyegaran persaudaraan dan
untuk keharmonisan."
Sifat manusia memang aneh. Bagi orang-orang ini, pembunuhan merupakan hal yang biasa.
Mereka biasa menghabisi nyawa seorang ayah, seseorang yang tidak punya masalah pribadi apa pun
dengan mereka, tanpa sedikit pun merasa iba terhadap istri dan anak anak si korban. Sekalipun begitu,
kelembutan musik mampu menyebabkan mereka meneteskan air mata. McMurdo memiliki suara tenor
yang bagus, dan kalau sebelumnya ia gagal mendapat simpati anggota Kelompok lainnya, sekarang
mereka tidak mampu menahannya setelah ia membuat mereka senang dengan lantunan "I'm Sitting on
the Stile, Mary", dan "On the Banks of Allan Water".
Di malam pertamanya anggota baru itu telah menjadi anggota paling populer di kalangan
perkumpulan itu, diyakini akan meningkat dan menduduki jabatan penting. Tapi ada sifat lain yang
diperlukan, selain keramahan, untuk menjadi Orang Bebas yang penting. Dan dalam hal ini, ia
mendapat contoh sebelum malam berakhir. Botol wiski telah beredar berulang ulang, dan orang-orang
telah siap untuk melanggar hukum sewaktu bodymaster mereka kembali berdiri untuk berbicara.
"Anak anak," katanya, "ada satu orang di kota yang perlu diluruskan. Dan sudah menjadi tugas
kalian untuk memastikannya. Yang kumaksud James Stanger dari Herald. Kalian sudah membaca
komentar terbarunya mengenai kita""
Terdengar gumam persetujuan, diiringi sejumlah besar gumam makian. McGinty mengeluarkan
potongan koran dari saku mantelnya.
"'Hukum dan Keteraturan!' Begitu kepala berita yang dibuatnya 'Rangkaian Teror di
Distrik Batu Bara dan Besi. Sudah dua belas tahun berlalu sejak pembunuhan pertama
yang membuktikan kehadiran sebuah organisasi knminal di tengah-tengah kita. Sejak
hari itu angkara murka ini tidak pernah berhenti, hingga sekarang mereka telah
mencapai tingkat yang menjadikan kita celaan dunia beradab. Apakah untuk hasil
seperti ini negara kita yang hebat ini menyambut orang asing yang melarikan diri
dari tekanan di Eropa" Apakah supaya mereka menjadi tiran atas orang-orang yang
sudah menerima mereka, dan terorisme dan ketiadaan hukum merajalela di bawah
bayang-bayang bendera kemerdekaan suci yang akan menimbulkan kengerian dalam benak
121 kita kalau kita menganggapnya berada di bawah monarki lemah di Timur" Orang-orangnya telah dikenal. Organisasinya terbuka. Berapa lama kita harus
menanggungnya" Apakah kita bisa selamanya hidup ' Aku sudah muak membaca sampah ini!"
seru Ketua, sambil membuang koran itu ke meja. "Itu pendapatnya tentang kita. Yang ingin kutanyakan
pada kalian adalah apa yang akan kita katakan kepadanya."
"Bunuh dia!" seru dua belas orang dengan s
uara buas. "Aku protes," kata Saudara Morris, pria beralis lebat dan berwajah dicukur licin tadi.
"Kuberitahu, Saudara-saudara, bahwa kita sudah terlalu menekan lembah ini. Dan akan ada saatnya
ketika setiap orang bersatu untuk membela diri dengan menghancurkan kita. James Stanger hanyalah
seorang pria tua. Ia dihormati di kota ini dan di distrik ini. Korannya merupakan perlambang
kekokohan di lembah ini. Kalau orang itu dibunuh pasti timbul kekacauan di kawasan ini yang baru
berhenti setelah kita hancur."
"Bagaimana cara mereka menghancurkan kita, Saudara Penakut"" seru McGinty. "Apakah
dengan polisi" Jelas, separo dari mereka mendapat upah dari kita dan separo sisanya takut pada kita.
Atau dengan sidang pengadilan dan para hakim" Kita sudah pernah mencobanya, dan apa hasilnya""
"Ada hakim bernama Lynch yang mungkin akan memimpin persidangannya," kata Saudara
Morris. Teriakan marah menyambut saran itu.
"Aku tinggal mengangkat satu jari," seru McGinty, "maka aku bisa mendatangkan dua ratus
orang ke kota ini yang akan membersihkannya dari ujung ke ujung." Lalu tiba-tiba ia meninggikan
suara dan mengerutkan alisnya yang hitam lebat. "Perhatikan baik-baik, Saudara Morris, aku sudah
mengawasi dirimu, dan sudah mengawasimu cukup lama! Kau tidak memiliki keberanian, dan kau
mencoba menakut-nakuti yang lain. Akan ada harinya bagimu, Saudara Morris, saat namamu sendiri
akan muncul dalam agenda kita. Kupikir sudah seharusnya aku menuliskan namamu di sana."
Morris tiba-tiba berubah pucat pasi, dan lututnya seakan-akan melemas saat ia duduk kembali.
Ia mengangkat gelasnya dengan tangan gemetar dan minum sebelum mampu menjawab. "Aku minta
maaf Bodymaster yang mulia, kepadamu dan kepada semua saudara dalam kelompok ini kalau aku
sudah mengatakan lebih banyak daripada yang seharusnya. Kalian semua tahu, aku anggota yang setia.
Dan karena takut ada kejadian buruk menimpa kelompok kitalah yang menyebabkan aku mengucapkan
122 kata-kata yang menggelisahkan. Tapi aku lebih mempercayai penilaianmu daripada penilaianku sendiri,
Bodymaster yang mulia. Dan aku berjanji untuk tidak akan menyinggung perasaan siapa pun lagi."
Ekspresi wajah Bodymaster melunak saat mendengarkan kata-kata yang merendah itu. "Bagus
sekali, Saudara Morris. Aku sendiri akan menyesal kalau terpaksa harus memberimu pelajaran. Tapi
selama aku masih menjabat di sini, kita akan memastikan kelompok ini seiya sekata. Dan sekarang,
anak-anak," lanjutnya, sambil memandang anggota-anggota yang lain, "menurutku begini, kalau kita
menghabisi si Stanger ini akan menimbulkan lebih banyak masalah daripada yang kita perlukan. Para
editor ini sangat bersatu, dan semua koran di seluruh negeri akan berteriak-teriak memanggil polisi dan
tentara. Tapi kurasa kalian bisa memberinya peringatan yang cukup keras. Kau bersedia
membereskannya, Saudara Baldwin""
"Tentu saja!" jawab pemuda itu penuh semangat.
"Berapa banyak saudara yang akan kau ajak""
"Enam orang, dan dua lagi untuk menjaga pintu. Kau ikut, Gower, dan kau, Mansel. Dan kau
juga, Scanlan. Dan kedua Willaby bersaudara."
"Aku sudah berjanji pada saudara baru kita untuk mengikutkan dia," kata Ketua.
Ted Baldwin memandang McMurdo dengan pandangan yang menunjukkan ia belum melupakan
atau memaafkan. "Well, ia boleh ikut kalau mau," katanya masam. "Cukup sudah. Semakin cepat kita
lakukan, semakin baik."
Pertemuan tersebut bubar diiringi teriakan, jeritan, dan nyanyian mabuk. Bar masih dipenuhi
pengunjung, dan banyak di antara anggota Kelompok yang tinggal di sana. Sejumlah kecil yang telah
mendapat perintah pergi ke jalan dalam kelompok dua atau tiga orang agar tidak menarik perhatian.
Malam sangat dingin, dengan bulan separo bersinar cerah di langit yang membeku dan dipenuhi
bintang. Mereka berhenti dan berkumpul di halaman yang menghadap sebuah gedung tinggi. Di
dinding, di antara dua jendela yang terang benderang, tertulis kata-kata "Vermissa Herald" dengan
huruf-huruf keemasan. Dari dalam gedung terdengar suara dentang mesin cetak.
"Kau, kemari," kata Baldwin pada McMurdo. "Kau berjaga-jaga di pintu dan pastikan jalanan
aman. Arthur Willaby bisa menemanimu. Yang lain ikut aku. Tidak perlu takut, Anak-anak. Ada selusin
saksi yang melihat kita di Union Bar saat ini."
Saat itu hampir tengah malam, dan jalanan sepi, cuma ada satu atau dua pengunjung bar yang
123 dalam perjalanan pulang. Kelompok tersebut menyeberangi jalan, membuka pintu kantor koran itu, lalu
Baldwin dan anak buahnya bergegas masuk menaiki tangga yang ada di depan mereka. McMurdo dan
seorang anggota yang lain tetap di bawah. Dari ruangan atas terdengar teriakan, jeritan minta tolong,
lalu suara kaki menginjak-injak dan kursi yang jatuh. Sesaat kemudian seorang pria beruban bergegas
turun dari tangga. Ia tertangkap sebelum sempat melarikan diri, dan kacamatanya berguling ke kaki McMurdo.
Terdengar suara berdebum dan erangan. Pria itu telah tertelungkup, dan enam tongkat menghujaninya
bertubi-tubi. Ia menggeliat-geliat, dan tangan serta kakinya yang kurus dan panjang gemetar kesakitan.
Yang lain akhirnya berhenti, tapi Baldwin, sambil tersenyum bagai binatang, terus menghajar
kepala pria itu. Pria itu berusaha melindungi kepalanya dengan tangan, tapi sia-sia. Ubannya mulai
berlepotan darah. Baldwin masih membungkuk di atas korbannya, menghantam sekuat tenaga setiap
kali melihat ada bagian kepala yang tak terlindung. McMurdo bergegas menaiki tangga dan
menariknya mundur. "Kau akan membunuh orang ini!" katanya.
"Hentikan!" Baldwin tertegun menatapnya. "Terkutuk


Sherlock Holmes - Lembah Ketakutan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau!" serunya. "Berani-beraninya turut campur kau
anggota baru di sini" Mundur!" Ia mengangkat
tongkatnya, tapi McMurdo telah mencabut pistol dari
saku pinggul. "Mundurlah sendiri!" serunya. "Kuhancurkan
wajahmu kalau kau berani menyentuhku. Sedang
mengenai kelompok, Bodymaster sudah melarang
kita membunuh pria ini. Apa yang kaulakukan
sekarang kalau bukan sedang membunuhnya""
"Ia benar," kata salah seorang rekan mereka.
"By Gar! Sebaiknya kalian bergegas!" seru
anggota di pintu. "Lampu di jendela-jendela mulai
menyala, dan seluruh kota akan berkumpul di sini
124 dalam lima menit karena kalian."
Memang terdengar suara teriakan dari jalan, dan sekelompok kecil penata letak dan wartawan
mulai berkumpul di bawah dan memberanikan diri bertindak. Dengan meninggalkan editor yang telah
lemas dan tidak bergerak di ujung tangga itu, para penjahat tersebut bergegas turun dan melarikan diri
ke jalan. Sesudah tiba di Gedung Serikat, beberapa dari mereka menggabungkan diri dengan para
pengunjung salon McGinty, berbisik-bisik memberitahu Boss bahwa pekerjaan telah dilaksanakan
dengan baik. Yang lain, termasuk McMurdo, melangkah ke jalan, dan dengan berliku-liku pulang ke
rumah masing-masing. 125 BAB 4 Lembah Ketakutan SEWAKTU McMurdo terjaga keesokan paginya ia memiliki alasan bagus untuk mengingat
inisiasinya di Kelompok. Kepalanya terasa sakit karena minuman keras, dan lengannya yang dicap
terasa panas dan bengkak. Karena memiliki sumber penghasilan sendiri, ia tidak begitu rajin dalam
bekerja. Jadi ia menyantap sarapan yang terlambat, dan tetap tinggal di rumah untuk menulis surat
panjang pada seorang teman. Sesudah itu ia membaca Daily Herald. Dalam sebuah kolom khusus yang
dicetak pada saat-saat terakhir, ia membaca: "KEKERASAN DI KANTOR HERALD. EDITOR
TERLUKA PARAH." Berita itu membahas secara singkat fakta-fakta yang lebih diketahuinya daripada si penulis.
Tulisan tersebut diakhiri dengan pernyataan:
Masalah ini sekarang sudah ditangani polisi, tapi tipis harapan usaha mereka
sekarang akan lebih berhasil daripada di masa lalu. Beberapa di antara pelaku
telah dikenali, dan ada harapan bisa diajukan penuntutan. Sumber serangan
itu, sebenarnya tidak perlu dituliskan lagi, adalah perkumpulan yang terkenal
buruk dan telah mencengkeram masyarakat di sini dalam waktu yang cukup lam
a, dan yang ditentang Herald. Teman-teman Mr. Stanger yang banyak akan gembira
kalau mengetahui, bahwa sekalipun telah dipukuli dengan kejam dan brutal,
serta menderita luka-luka di kepala, jiwanya tidak terancam bahaya.
Di bawahnya disebutkan bahwa kantor koran itu dijaga seorang polisi bersenjata Winchester.
McMurdo meletakkan koran itu, dan sedang menyulut pipa dengan tangan yang masih gemetar akibat
menguras tenaga semalam, sewaktu terdengar ketukan di pintu. Nyonya rumah masuk membawa
sepucuk surat yang baru saja diantar seorang bocah. Surat tersebut tidak ditandatangani, dan bunyinya:
Aku ingin bercakap-cakap denganmu, tapi lebih baik tidak di rumahmu. Kau bisa
menemuiku di tiang bendera di Miller Hill. Kalau kau bersedia ke sana sekarang,
ada hal penting yang harus kaudengar dan kukatakan.
McMurdo membaca surat tersebut dua kali dengan perasaan terkejut yang hebat. Ia tidak bisa
126 membayangkan arti surat ini maupun siapa yang telah menulisnya. Seandainya tulisannya tulisan
tangan wanita, ia bisa membayangkan ini awal dari salah satu petualangan yang cukup sering
dialaminya di masa lalu. Tapi tulisan dalam surat itu tulisan tangan pria, seseorang yang cukup
terpelajar. Akhirnya, setelah ragu-ragu beberapa saat, ia memutuskan untuk menyelediki masalah ini
hingga tuntas. Miller Hill sebuah taman umum yang tidak terawat di tengah kota. Di musim panas tempat itu
merupakan tujuan wisata favorit, tapi di musim dingin tempat itu sepi. Dari puncaknya orang bukan
saja bisa melihat pemandangan seluruh kota yang muram, tapi juga lembah berliku-liku di bawah,
dengan tambang-tambang dan pabrik-pabriknya yang bertebaran menghitamkan salju di kedua sisinya,
juga puncak-puncak berhutan dan bersalju yang mengapitnya.
McMurdo berjalan santai menyusuri jalan setapak berkelok-kelok yang dipagari pinus hingga
tiba di restoran kosong yang menjadi pusat keramaian musim panas. Di sampingnya terdapat tiang
bendera, dan di bawahnya berdiri seorang pria, topinya dikenakan dalam-dalam dan kerah mantelnya
ditegakkan. Sewaktu ia berpaling, McMurdo mengenali Saudara Morris, yang telah memicu kemarahan
Bodymaster semalam. Mereka saling bertukar salam Kelompok saat bertemu.
"Aku ingin berbicara denganmu, Mr. McMurdo," kata pria yang lebih tua itu, berbicara dengan
keragu-raguan yang menunjukkan bahwa masalah yang hendak dibicarakannya sangat rumit. "Kau baik
sekali mau datang." "Kenapa kau tidak menuliskan namamu di surat""
"Orang harus berhati-hati, Mister. Kau tidak akan pernah mengetahui di saat-saat seperti ini
bagaimana situasinya bisa berbalik. Kau juga tidak mengetahui siapa yang bisa kaupercayai dan siapa
yang tidak." "Jelas kau bisa mempercayai sesama saudara dari Kelompok."
"Tidak, tidak, tidak selalu," tukas Morris keras kepala. "Apa pun yang kita bicarakan, bahkan
kita pikirkan, sepertinya selalu diketahui McGinty."
"Dengarkan baik-baik!" kata McMurdo tegas. "Baru semalam, seperti yang kauketahui dengan
baik, aku bersumpah setia pada Bodymaster kita. Apakah kau memintaku melanggar sumpah""
"Kalau menurutmu begitu," kata Morris sedih, "aku hanya bisa mengatakan aku menyesal sudah
merepotkan dirimu untuk datang menemuiku di sini. Situasinya telah berubah buruk kalau dua orang
127 warga negara yang bebas tidak lagi bisa saling mengungkapkan pikirannya."
McMurdo, yang mengawasi rekannya dengan sangat tajam, agak mengendurkan sikap. "Jelas
aku hanya berbicara untuk diriku sendiri," katanya. "Aku pendatang baru, seperti yang kauketahui, dan
masih asing dengan semua ini. Bukan hakku untuk membuka mulut, Mr. Morris, dan kalau menurutmu
tidak apa-apa berbicara denganku aku siap untuk mendengarnya."
"Dan menyampaikannya pada Boss McGinty!" kata Morris pahit.
"Kau benar-benar sudah merugikan diriku," seru McMurdo. "Aku memang setia kepada
Kelompok, jadi kukatakan terus terang kepadamu. Tapi aku benar-benar rendah kalau sampai
menceritakan kepada orang lain apa yang kau percayakan padaku. Apa pun yang kauk
atakan tidak akan tersebar dariku, sekalipun kuperingatkan bahwa kau mungkin tidak akan mendapat bantuan atau
simpati." "Aku sudah tidak mengharapkan keduanya lagi," kata Morris. "Aku mungkin memasrahkan
keselamatanku ke tanganmu dengan apa yang akan kukatakan. Tapi, sekalipun kau sendiri buruk dan
rasanya semalam kau sudah berubah dari buruk menjadi yang paling buruk kau masih baru dalam hal
ini. Dan hati nuranimu tidak mungkin sekeras mereka. Itu sebabnya kupikir sebaiknya aku berbicara
denganmu." "Well, apa yang ingin kaukatakan""
"Kalau kau mengkhianatiku, terkutuklah dirimu!"
"Sudah kubilang aku tidak akan berbuat begitu."
"Kalau begitu aku ingin bertanya, sewaktu kau bergabung dengan Kelompok Orang Bebas di
Chicago dan bersumpah untuk berbakti dan setia, apakah pernah terlintas dalam benakmu bahwa kau
akan melakukan kejahatan karena itu""
"Kalau kau menyebutnya sebagai kejahatan," jawab McMurdo.
"Menyebutnya sebagai kejahatan!" seru Moris, suaranya bergetar penuh emosi. "Kau hanya
melihat sedikit kalau kau tidak menyebutnya begitu. Apakah semalam itu bukan kejahatan jika orang
yang cukup tua untuk menjadi ayahmu dipukuli hingga ubannya berlumuran darah" Apakah itu
kejahatan atau apa menurutmu""
"Ada yang mengatakan itu perang," kata McMurdo, "perang antara dua golongan dengan
128 melibatkan semuanya, sehingga masing-masing berusaha menyerang sebaik-baiknya."
"Well, apakah begitu pendapatmu sewaktu kau bergabung dengan Kelompok Orang Bebas di
Chicago"" "Tidak, harus kuakui tidak begitu."
"Aku juga tidak, sewaktu bergabung di Philadelphia. Organisasi itu hanya klub sosial dan ajang
pertemuan. Lalu aku mendengar tentang tempat ini terkutuklah saat aku pertama kali mendengarnya!
dan aku datang untuk meningkatkan taraf hidupku! Ya Tuhan! Untuk meningkatkan taraf hidupku!
Istri dan ketiga anakku turut bersamaku. Aku memulai usaha toko kelontong di Market Square, dan
cukup berhasil. Lalu tersebar berita bahwa aku anggota Orang Bebas, dan aku dipaksa bergabung
dengan kelompok setempat, sama seperti dirimu semalam. Aku juga mengenakan lencana yang
memalukan di lenganku dan sesuatu yang lebih buruk lagi tertanam dalam hatiku. Kudapati aku berada
di bawah perintah seorang penjahat kejam dan terperangkap dalam jaringan kejahatan. Apa yang bisa
kulakukan" Setiap kata yang kuucapkan untuk memperbaiki situasi justru dianggap sebagai
pengkhianatan, sama seperti semalam. Aku tidak bisa melarikan diri, karena semua harta milikku di
dunia ini ada di tokoku. Kalau aku meninggalkan Kelompok, aku tahu pasti itu berarti aku akan
terbunuh. Dan cuma Tuhan yang tahu bagaimana nasib istri dan anak-anakku nanti. Oh, bung, ini
mengerikan mengerikan!" Ia menutupi wajahnya dengan tangan, dan tubuhnya terguncang-guncang
karena menangis. McMurdo mengangkat bahu. "Kau jelas terlalu lunak untuk urusan ini," katanya. "Kau orang
yang tidak tepat untuk ini."
"Aku memiliki hati nurani dan agama. Tapi mereka memaksaku menjadi penjahat bersama
mereka. Aku dipilih untuk sebuah tugas. Kalau aku mundur, aku tahu apa yang akan menimpa diriku.
Mungkin aku pengecut. Mungkin karena memikirkan istri dan anak-anakku yang menjadikan aku
pengecut. Pokoknya aku ikut. Kurasa kejadian itu menghantuiku selamanya.
"Rumah itu terpencil, tiga puluh kilometer dari sini, di gunung. Aku diperintahkan untuk
menjaga pintu, sama seperti kau semalam. Mereka tidak mau mempercayai diriku untuk melakukan
tugas itu. Yang lainnya masuk. Sewaktu mereka keluar lagi, tangan mereka merah hingga pergelangan.
Ketika kami pergi seorang anak berlari keluar dari rumah sambil menjerit-jerit. Bocah berusia lima
tahun yang menyaksikan ayahnya dibunuh. Aku hampir pingsan karena ngeri. Tapi aku harus tetap
129 menunjukkan sikap berani dan tersenyum, karena aku tahu pasti bahwa kalau tidak begitu, dari
r umahkulah mereka akan keluar dengan tangan berlumuran darah. Dan Fred kecilku yang akan
menjerit-jerit memanggil diriku.
"Tapi sejak itu aku menjadi penjahat, terlibat dalam pembunuhan, tersesat untuk selamanya di
dunia ini, juga di dunia yang akan datang. Aku penganut Katolik yang taat, tapi pastor tidak bersedia
berbicara denganku sewaktu mendengar aku anggota Scowrer. Dan aku dikucilkan dari agamaku.
Begitulah keadaanku. Dan kulihat kau akan melewati jalan hidup yang sama, dan kutanyakan padamu
apa akhirnya" Apakah kau siap menjadi pembunuh berdarah dingin juga, atau kita bisa bertindak untuk
menghentikannya""
"Apa yang akan kaulakukan"" tanya McMurdo tiba-tiba. "Kau mau melapor""
"Demi Tuhan!" seru Morris. "Memikirkannya saja bisa bisa membuat nyawaku melayang."
"Bagus," kata McMurdo. "Menurutku kau lemah dan terlalu berlebihan dalam memandang
masalah ini." "Terlalu berlebihan! Tunggu sampai kau tinggal di sini lebih lama lagi. Lihat ke lembah itu!
Lihat asap dari ratusan cerobong yang menutupinya! Kuberitahu kau bahwa awan pembunuhan
menggantung lebih tebal dan lebih rendah daripada asap itu di atas kepala orang-orang. Ini Lembah
Ketakutan, Lembah Kematian. Teror ada di hati orang-orang dari subuh hingga senja. Tunggu, anak
muda, dan kau akan mengetahuinya sendiri."
"Well, kuberitahu apa pendapatku sesudah melihat lebih banyak lagi," kata McMurdo asal-asalan. "Yang jelas kau tidak cocok berada di sini, dan semakin cepat kau jual bisnismu meskipun kau
hanya mendapat sebagian kecil dari nilai yang sebenarnya semakin baik bagimu. Apa yang baru saja
kaukatakan tidak akan kuceritakan pada orang lain. Tapi, by Gar! Kalau sampai kupikir kau informan
" "Tidak, tidak!" jerit Morris panik.
"Well, kalau begitu kita akhiri sampai di sini saja. Akan kuingat baik-baik apa yang baru saja
kaukatakan, dan mungkin suatu hari nanti aku akan memikirkannya lagi. Kurasa kau berniat baik
padaku dengan menceritakan semuanya ini. Sekarang aku akan pulang."
"Satu hal lagi sebelum kau pulang," kata Morris. "Mungkin ada yang melihat kita bersama-sama. Mereka mungkin ingin mengetahui apa yang kita bicarakan."
130 "Ah! Benar-benar pemikiran bagus."
"Aku menawarkan pekerjaan di tokoku."
"Dan aku menolaknya. Itu yang kita bicarakan. Well, sampai bertemu, Saudara Morris, dan
semoga kau mendapati situasinya membaik di masa depan."
Siang itu juga, sewaktu McMurdo duduk-duduk di samping tungku di ruang duduknya sambil
merokok, asyik melamun, pintu terbuka dan ambangnya dipenuhi sosok besar Boss McGinty. Ia
mengucapkan kodenya, lalu duduk di seberang pemuda yang dipandangnya tajam beberapa lama,
pandangan yang dibalas sama mantapnya.
"Aku bukan tamu yang baik, Saudara McMurdo," katanya akhirnya. "Kurasa aku terlalu sibuk
menghadapi orang-orang yang mengunjungiku. Tapi kupikir ada baiknya aku mampir di rumahmu."
"Aku senang dengan kedatanganmu kemari, Penasihat," jawab McMurdo riang, sambil
mengeluarkan botol wiski dari lemari. "Ini kehormatan yang tidak kuduga."
"Bagaimana lenganmu"" tanya McGinty.
McMurdo mengernyit. "Well, aku tidak melupakannya," katanya. "Tapi aku layak
mendapatkannya." "Ya, memang layak," kata McGinty, "bagi mereka yang setia dan taat membantu kelompok. Apa
yang kaubicarakan dengan Saudara Morris di Miller Hill tadi pagi""
Pertanyaan itu dilontarkan begitu tiba-tiba, untung McMurdo telah menyiapkan jawabannya. Ia
tertawa riang. "Morris tidak mengetahui aku bisa mencari nafkah di rumah. Ia juga tidak boleh
mengetahuinya, karena ia memiliki hati nurani yang terlalu baik untuk orang seperti diriku. Tapi ia
orang tua yang baik. Ia merasa aku kekurangan uang, dan bisa membantuku dengan menawarkan
pekerjaan di tokonya."
"Oh, begitukah""
"Ya, memang begitu."
"Dan kau menolaknya""
"Tentu saja. Aku bisa mendapat sepuluh kali lipat itu di kamar tidurku dengan ha
nya bekerja selama empat jam, bukan""
"Memang. Tapi kalau jadi kau, aku tidak akan terlalu dekat dengan Morris."
131 "Kenapa tidak""
"Well, kurasa karena aku mengatakannya begitu. Itu sudah cukup bagi sebagian besar orang di
sini." "Mungkin cukup bagi sebagian besar orang, tapi tidak bagiku, Penasihat," kata McMurdo
berani. "Kalau kau bisa menilai orang lain, kau pasti mengetahuinya."
Raksasa hitam itu memelototinya, dan tangannya yang berbulu sejenak mencengkeram gelas
dengan sikap seakan siap untuk melontarkannya ke kepala rekannya. Lalu ia tertawa keras tapi tidak
tulus. "Kau benar-benar sulit ditebak," katanya. "Well, kalau kau ingin alasan, akan kuberitahukan.
Apakah Morris mengatakan apa pun yang menentang Kelompok""
"Tidak." "Atau diriku""
"Tidak." "Well, itu karena ia tidak berani mempercayai dirimu. Tapi dalam hatinya ia bukan saudara yang
setia. Kami mengetahuinya dengan baik. Jadi kami mengawasinya dan menunggu saat untuk
menghukumnya. Kupikir saat itu sudah semakin dekat. Tidak ada tempat untuk pengecut di tempat kita.
Tapi kalau kau terus berteman dengan orang yang tidak setia ini, kami mungkin akan mengira kau juga
tidak setia. Mengerti""
"Tidak mungkin aku tetap berteman dengannya, karena aku tidak menyukainya," jawab
McMurdo. "Sedangkan mengenai tidak setia, kalau bukan kau yang mengatakannya, ia tidak akan
menggunakan kata itu dua kali terhadapku."
"Well, itu sudah cukup," kata McGinty, sambil menghabiskan isi gelasnya. "Aku kemari untuk
memberimu nasihat, dan kau sudah menerimanya."
"Aku ingin tahu," kata McMurdo, "bagaimana kau bisa mengetahui aku berbicara dengan
Morris"" McGinty tertawa. "Sudah menjadi urusanku untuk mengetahui apa yang terjadi di kota ini,"
Pendekar Satu Jurus 9 Rajawali Emas 18 Seruling Haus Darah Manusia Harimau 5
^