Pencarian

Pegawai Kantor Bursa 1

Sherlock Holmes - Pegawai Kantor Bursa Bagian 1


Memoar Sherlock Holmes PEGAWAI KANTOR BURSA Download Ebook Jar Lainnya Di
http://mobiku.tk http://inzomnia.wapka.mobi
TAK lama setelah pernikahanku, aku membeli tempat praktek'di daerah Paddington dari Mr.
Farquhar yang sudah tua. Dulu dia praktek umum di tempat itu dengan amat berhasil. Lalu faktor usia
dan penyakit yang dideritanya yang tak kunjung sembuh menyebabkan prakteknya menjadi sepi pasien.
Tentu saja bisa dimengerti kalau orang beranggapan bahwa seorang dokter harus bisa menyembuhkan
dirinya sendiri sebelum dia bisa menyembuhkan orang lain. Mereka akan langsung merasa ragu-ragu
kalau seorang dokter ternyata tak mampu mengobati penyakitnya sendiri. Begitulah dengan
menurunnya kondisi badannya, prakteknya pun menurun dan pendapatannya juga menurun dari biasa
nya seribu dua ratus pound menjadi hanya tiga ratus pound setahunnya Tapi, karena aku masih muda
dan kuat, aku yakin akan mampu menghasilkan cukup banyak dari hasil praktekku di tempat itu pada
tahun-tahun mendatang. Setelah mengambil alih tempat praktek itu selama tiga bulan, aku sangat sibuk dengan profesiku
dan hampir tak pernah mengunjungi temanku Sherlock Holmes di Baker Street. Dia sendiri juga jarang
bepergian kecuali dalam rangka penyelidikan. Itulah sebabnya, aku merasa terkejut ketika pada suatu
pagi di bulan Juni, bel rumahku berbunyi dan terdengar suara teman lamaku yang tinggi dan agak
melengking itu. Waktu itu aku sedang duduk membaca British Medical Journal setelah makan pagi.
"Ah, sobatku Watson," katanya sambil memasuki ruangan, "senang sekali bertemu denganmu!
Aku yakin Mrs. Watson sudah pulih kembali setelah pengalamannya yang mendebarkan berkenaan
dengan kasus Sign of Four!"
"Terima kasih, kami berdua baik-baik saja," kataku sambil menjabat tangannya dengan hangat.
"Aku juga mengharap," lanjutnya sambil duduk di kursi goyang, "semoga kegiatan praktek
doktermu tak sama sekali menghapuskan minatmu terhadap masalah-masalah kecil yang membutuhkan
penanganan kita." "Sebaliknya," jawabku, "baru saja tadi malam aku membolak-balik catatan lamaku dan
memilah-milah hasil-hasil yang telah kita capai."
"Kau tak berpikir untuk menutup koleksi catatanmu, kan""
2 "Tidak sama sekali. Aku akan
sangat senang kalau bisa ikut lagi dalam
pengalaman-pengalaman seperti itu."
"Pada hari ini, misalnya""
"Ya, hari ini pun boleh."
"Dan pergi jauh sampai ke
Birmingham"" "Tentu saja, kalau memang begitu
maumu." "Dan praktek doktermu""
"Aku menggantikan dokter tetanggaku kalau dia sedang bepergian. Dia akan selalu siap
menggantikanku untuk membayar utangnya."
"Ha! Bagus sekali!" kata Holmes sambil menyandar ke tempat duduknya dan menatapku
dengan tajam melalui matanya yang separo tertutup. "Kurasa kau tak begitu sehat akhir-akhir ini. Flu
musim panas memang agak menjengkelkan."
"Minggu yang lalu, selama tiga hari aku tak keluar rumah karena badanku menggigil. Tapi
kurasa aku sudah baik kembali kini."
"Begitulah. Kau memang kelihatannya sangat segar bugar."
"Kalau begitu, bagaimana kau tahu aku sakit""
"Sobatku, kau ini sepertinya tak tahu saja bagaimana caraku bekerja""
"Dengan menyimpulkan""
"Tentu saja." "Menyimpulkan dari apa""
"Dari sandalmu."
Aku menoleh ke bawah, memandangi sandal kulit baru yang sedang kukenakan.
3 "Bagaimana gerangan..."" Baru saja aku mau mulai bertanya kepadanya, Holmes sudah
langsung mendahului menjawab pertanyaanku.
"Sandalmu baru," katanya. "Belum ada beberapa minggu usianya. Sol sandalmu itu, yang kini
sedang kau pamerkan ke arahku, agak hangus. Sempat terpikir olehku bahwa mungkin saja sandalmu
itu terkena air lalu menjadi agak hangus ketika kau keringkan. Tapi masih ada sedikit sisa label toko
penjual sandal itu yang menempel di telapaknya. Kalau terkena air, pasti itu sudah hilang. Itulah
sebabnya aku lalu berkesimpuian bahwa akhir akhir ini kau banyak tinggal di rumah sambil duduk dan
menjulurkan kakimu ke arah perapian karena kesehatanmu yang agak terganggu."
Sebagaimana kesimpulan-kesimpulan Holmes
lainnya, semua pertimbangan yang
diutarakannya nampaknya sepele saja. Dia membaca pikiranku, lalu tersenyum dengan agak getir.
"Rugi ya, kalau aku menjelaskan kesimpulanku," katanya. "Hasil tanpa penjelasan sebenarnya
lebih mengesankan orang. Nah, kau sudah siap untuk berangkat ke Birmingham""
"Tentu. Kasus apa yang kita tangani kali ini""
"Akan kuceritakan semuanya di kereta api nanti. Klienku sedang menunggu di dalam kereta di
luar. Yuk, berangkat sekarang!"
"Sebentar." Aku mencoretkan sedikit pesan kepada tetanggaku, berlari ke atas untuk pamit pada
istriku, dan tak lama kemudian menyusul Holmes yang sedang berdiri menunggu di pintu depan.
"Jadi tetanggamu itu seorang dokter juga"" katanya, mengangguk ke arah papan nama kuningan
di depan rumah tetanggaku.
"Ya, dia membeli tempat itu sekalian dengan izin prakteknya seperti yang kulakukan."
"Sudah lamakah tempat itu dipakai untuk praktek umum dokter""
"Sudah, bersamaan dengan tempatku juga. Keduanya dipakai sebagai tempat praktek umum
dokter sejak tempat itu selesai dibangun."
"Ah! Dan tempat praktekmu ini lebih laris dari yang sebelahnya, kan""
"Kurasa memang demikian. Tapi bagaimana kau tahu tentang hal itu""
"Dari bekas langkah-langkah kaki, sobat. Tanah di halaman depanmu sampai turun tujuh
4 setengah sentimeter lebih rendah dari yang di sebelah. Baiklah, mari kuperkenalkan dengan klienku,
Mr. Hall Pycroft. Mari berangkat, Pak Kusir, karena kami harus mengejar kereta api."
Pemuda berkumis tipis yang diperkenalkan kepadaku itu kini duduk di hadapanku. Tubuhnya
tegap, kulitnya segar, wajahnya lugu dan jujur. Topinya sangat mengilat, dan jasnya yang rapi berwarna
hitam. Penampilannya seperti pemuda kota yang cerdas, yang tentunya bisa menjadi tentara sukarela
andal atau atlet hebat bagi negerinya. Wajahnya yang bulat dan kemerahan seharusnya memantulkan
kegembiraan, sayang sudut-sudut mulutnya tertarik sedemikian rupa sebagai tanda kecemasan. Setelah
kami duduk di dalam kereta api kelas satu menuju Birmingham, barulah aku tahu masalah yang sedang
dihadapinya yang telah membuatnya meminta pertolongan Sherlock Holmes.
"Perjalanan kita akan memakan waktu tujuh puluh menit," komentar Holmes. "Silakan, Mr. Hall
Pycroft, ceritakan pengalaman Anda yang menarik itu kepada teman saya ini, kalau bisa dengan lebih
mendetail. Akan sangat berguna bagi saya mendengarkan urutan kejadiannya sekali lagi. Kasus ini,
Watson, bisa membuktikan sesuatu atau sebaliknya, tapi paling tidak, mengandung rincian unik dan
terselubung yang pasti akan menarik minat kita berdua. Nah, Mr. Pycroft, saya tak akan banyak bicara
lagi, sekarang giliran Anda."
Pemuda teman seperjalanan kami itu menatapku sambil mengedipkan matanya.
"Yang paling menyebalkan dari pengalaman saya ini ialah kenyataan bahwa saya benar-benar
telah bersikap sangat tolol," katanya. "Tentu saja semuanya bisa saja berakhir baik, dan rasanya waktu
itu saya memang tak bisa berbuat lain, tapi kalau saya sampai kehilangan pekerjaan tanpa mendapatkan
apa-apa, betapa konyolnya saya ini. Saya bukan orang yang pandai bercerita, Dr. Watson, tapi beginilah
pengalaman saya. "Saya dulu bekerja di perusahaan Coxon & Woodhouse, di Draper Gardens, tapi perusahaan itu
telah diambil alih oleh perusahaan Venezuela pada awal musim semi yang lalu karena bangkrut. Saya
sudah bekerja di sana selama lima tahun, dan Pak Coxon tua membekali saya dengan surat
rekomendasi yang cukup baik ketika saya di-PHK, tapi tentu saja kami tetap merasa terpukul. Ada dua
puluh tujuh pegawai yang terkena PHK. Saya sudah mencoba mencari pekerjaan lain ke sana kemari,
tapi berhubung yang membutuhkan pekerjaan juga tak terbilang banyaknya, saya tetap menganggur
saja setelah sekian lama. Waktu masih bekerja di Coxon, saya menerima gaji sebesar tiga pound
5 seminggu, dan ketika itu saya sudah berhasil menabung sampai tujuh puluh pound. Tapi tak lama
kemudian tabungan saya pun habis saya pakai untuk hidup sehari-hari, sampai membeli prangko dan
amplop untuk menulis surat lamaran pekerjaan pun saya me
rasa berat sekali. Sepatu saya juga hampir
rusak karena naik turun tangga sekian banyak kantor, tanpa hasil.
"Akhirnya saya melihat adanya lowongan pekerjaan di perusahaan Mawson & Williams, yaitu
sebuah kantor bursa yang besar di Lombard Street. Saya berani katakan bahwa Anda pasti tak banyak
berhubungan dengan bisnis bursa saham, tapi kantor ini adalah yang paling kaya di London. Lamaran
itu hanya dilakukan melalui surat. Maka saya pun mengirimkan lamaran saya dilengkapi dengan surat
rekomendasi yang saya miliki, tapi terus terang saya tak begitu optimis akan hasilnya Ternyata saya
menerima surat balasan. Saya di minta datang pada hari Senin berikutnya, dan saya diizinkan untuk
langsung mulai bekerja kalau penampilan saya memuaskan. Tak ada yang tahu bagaimana sistem
penerimaan pegawai baru di situ. Beberapa orang mengatakan manajer personalia asal saja mengambil
salah satu dari tumpukan surat lamaran yang masuk, kalau kita beruntung, surat lamaran kita yang
dijumputnya. Dan, ternyata itulah hari keberuntungan saya, dan tak pernah saya merasa segembira saat
itu. Gaji saya naik satu pound seminggu, dan tugas saya sama dengan waktu masih di perusahaan
Coxon. "Sekarang kita sampai kepada bagian yang unik. Saya waktu itu menyewa kamar di daerah
Hamp stead, di Jalan Potter's Terrace Nomor 17. Well, malam setelah menerima surat balasan itu saya
sedang duduk santai sambil merokok, ketika
pemilik rumah mendatangi saya sambil
membawa sebuah kartu nama bertuliskan 'Arthur
Pinner, Agen Keuangan'. Saya tak kenal nama
itu dan tak bisa membayangkan apa yang
diinginkannya dari saya, tapi tentu saja saya
mengizinkannya menemui saya. Pemilik kartu
itu pun masuklah, seorang pria bertubuh sedang;
rambut, mata, dan jenggotnya hitam; dan
hidungnya berkilauan. Sikapnya terburu-buru,
tutur katanya tajam, seperti seseorang yang
6 waktunya sangat berharga sekali.
"'Andakah Mr. Hall Pycroft"' tanyanya.
"'Ya, sir,' jawab saya sambil mendorong sebuah
kursi ke dekatnya. "'Yang pernah bekerja di perusahaan Coxon &
Woodhouse"' "'Ya, sir.' '"Dan sekarang bekerja di perusahaan milik
Mawson"' "'Begitulah.' "'Well,' katanya, 'terus terang, saya telah banyak
mendengar tentang kehebatan Anda di bidang
keuangan. Anda ingat Parker yang dulu menjadi
manajer di Coxon" Dialah yang selalu mengatakan hal
itu kepada saya.' "Tentu saja saya sangat bangga mendengar ini. Saya memang telah bekerja dengan baik, tapi
saya tak pernah membayangkan nama saya diperbincangkan di City seperti ini.
"'Apakah ingatan Anda baik"' tanyanya pula.
'"Cukup baik,' saya menjawab dengan sopan.
"'Selama menganggur, apakah Anda tetap mengikuti perkembangan pasar saham"' tanyanya
kemudian. '"Ya. Saya membaca daftar bursa saham setiap pagi-'
'"Nah, itu sangat berguna!' teriaknya. 'Itulah jalan untuk menjadi kaya. Anda tak keberatan kalau
saya uji, kan" Coba katakan, berapa harga saham Ayrshires"'
'"Seratus lima sampai seratus lima seperempat.'
'"Lalu New Zealand Gabungan"'
7 '"Seratus empat.' '"British Broken Hills"'
'"Tujuh sampai tujuh koma enam.'
"'Hebat!' teriaknya sambil mengangkat tangan. 'Ternyata cocok dengan apa yang dikatakan
orang padaku. Nak, Nak, kau terlalu baik kalau hanya menjadi pegawai biasa di perusahaan Mawson!'
"Tentu Anda bisa menduga betapa apa yang dikatakannya ini agak mengherankan saya. 'Well,'
kata saya, 'orang lain belum tentu berpikiran seperti itu, Mr. Pinner. Untuk mendapatkan lowongan
kerja ini saja, saya harus berjuang keras, dan saya sangat gembira karena berhasil mendapatkannya.'
"'Uh, Nak, kau seharusnya mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi dari itu. Kalau cuma jadi
pegawai biasa begitu, itu bukan tempatmu yang sebenarnya. Nah, aku akan mengajukan penawaran.
Mungkin tak begitu banyak kalau mengingat kemampuanmu, tapi jelas jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan penawaran Mawson. Coba katakan, kapan kau mulai bekerja di perusahaan Mawson itu"'
"'Senin depan.' '"Ha, ha! Kurasa kau akan kaget kalau kukatakan bahwa seba
iknya kau tak usah pergi ke sana
sama sekali.' '"Tak usah pergi ke perusahaan Mawson"'
"'Betul sir. Pada hari itu kau akan menjadi manajer bisnis Perusahaan Alat-alat Berat Franco-Midland, yang memiliki seratus tiga puluh empat cabang di Prancis, belum termasuk satu di Brussels
dan satu di San Remo.' "Tentu saja saya jadi menahan napas. 'Saya tak pernah mendengar nama perusahaan itu,' kata
saya. '"Tentu saja. Perusahaan ini dijalankan dengan diam-diam, karena semua modalnya milik swasta
sehingga tak perlu disebarluaskan di masyarakat. Saudaraku, Harry Pinner, mendapat promosi, dan kini
menjadi salah satu direksi setelah sebelumnya menjadi direktur umum. Dia tahu bahwa aku sedang
berkunjung ke Inggris dan memintaku untuk mencari tambahan seorang staf yang tak begitu mahal
bayarannya. Dia harus orang yang masih muda dan giat dan mudah bergerak ke sana kemari. Parker
menyebutkan namamu sehingga aku lalu mengunjungimu malam ini. Kami hanya mampu menawarkan
8 lima ratus untuk gaji awalmu...,'
'"Lima ratus pound setahun!' seru saya.
"Itu baru permulaannya; ditambah komisi menarik sebesar satu persen untuk semua penjualan
yang dilakukan oleh agen-agenmu, dan percayalah kepadaku, komisi ini bisa saja lebih besar dari
gajimu.' "Tapi saya tak tahu-menahu tentang alat-alat berat'
'"Oh, Nak, tapi kau kan tahu tentang angka-angka.'
"Kepala saya berdengung, dan saya duduk dengan gelisah. Tapi tiba-tiba saya merasa ragu-ragu.
'"Terus terang saja,' kata saya. 'Mawson cuma menjanjikan dua ratus, tapi perusahaan itu sudah
mapan. Nah, sesungguhnya, saya tak tahu apa-apa tentang perusahaan yang Anda sebut tadi sehingga...'
"'Ah, baik, baik!' dia berteriak dengan girang. 'Kau benar-benar orang yang tepat yang sedang
kami cari. Kau tak gampang mempercayai omongan orang lain, dan itu sungguh tindakan yang baik.
Nah, aku bawa seratus pound, dan kalau kau merasa kita bisa bekerja sama, silakan terima ini dulu
sebagai uang muka dari gajimu.'
"'Anda sangat murah hati,' kata saya. 'Kapan saya akan mulai bekerja"'
"'Kau harus sampai di Birmingham besok jam satu siang,' katanya. 'Bawalah surat ini dan
serahkan kepada saudaraku. Kau akan menemuinya di lokasi perkantoran sementara dari perusahaan itu
di Corporation Street Nomor 126B. Tentu saja dia perlu menegaskan tentang perekrutanmu, tapi
percayalah semuanya akan beres '
"Terus terang, saya tak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada Anda, Mr. Pinner,' kata
saya. "'Ah, tak perlu begitu, Nak. Kau pantas untuk hal itu. Ada sedikit formalitas yang harus kita
siapkan. Kulihat, ada secarik keras di sampingmu. Silakan kautulis, "Saya bersedia menjadi manajer
bisnis Perusahaan Alat alat Berat Franco-Midland, dengan gaji minimum 500 pound setahun."'
"Saya lakukan seperti yang dimintanya, lalu dia menyimpan surat perjanjian itu di sakunya.
'"Satu hal lagi,' katanya. 'Apa yang akan kau lakukan dengan perusahaan Mawson"'
9 "Saya bahkan sudah tak ingat lagi tentang perusahaan Mawson, karena girangnya. 'Saya akan
menulis surat untuk menyatakan bahwa saya mengundurkan diri,' kata saya.
"'Jangan! Aku sudah menemui pihak manajer Mawson untuk menanyakan tentang dirimu, dan
dia sempat menjadi jengkel, dan menuduhku mencoba membajakmu dari perusahaannya, dan macam-macam. Akhirnya aku pun jadi marah. "Kalau kau ingin mempekerjakan pegawai-pegawai yang baik,
kau harus berani membayar tinggi," kataku kepadanya. "Dia pasti akan lebih memilih digaji rendah di
perusahaan ini daripada digaji tinggi di perusahaanmu," katanya. "Aku berani taruhan," kataku, "kalau
dia kutawari pekerjaan,,dia pasti akan kabur bersamaku." "Baik!" sahutnya. "Kami telah memungutnya
dari comberan dan dia pasti tak akan meninggalkan kami begitu saja." Begitulah katanya.'
'"Kurang ajar!' teriak saya. 'Padahal saya belum pernah bertemu dengannya. Mengapa saya
harus repot-repot demi dia" Kalau Anda maunya begitu, ya baiklah saya tak usah menulis surat.'
"'Baik! Janji, ya"' katanya sambil berdiri dari tempat duduknya. Well, aku senang sekali telah
mendapatkan orang yang baik untuk saudaraku. Ini, uang muka untuk gajimu, sej
umlah seratus pound, dan ini surat pengantarnya. Ingat baik-baik alamatnya, ya" Corporation Street Nomor 126B, dan
kuulangi lagi kau harus ke sana besok jam satu siang. Selamat malam, dan semoga kau berhasil.'
"Begitulah kejadiannya, sepanjang yang dapat saya ingat. Anda bisa bayangkan, Dr. Watson,
betapa gembiranya hati saya saat itu. Saya terduduk saja sepanjang malam mensyukuri keberuntungan
saya, dan keesokan harinya saya langsung berangkat ke Birmingham dengan kereta api, supaya saya
tak usah terburu-buru. Saya meninggalkan barang-barang bawaan saya di sebuah hotel di New Street,
lalu saya menuju ke alamat yang diberikan kepada saya.
"Saya tiba di tempat itu lima belas menit se belum waktu yang ditentukan, tapi saya rasa tak jadi


Sherlock Holmes - Pegawai Kantor Bursa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

soal bila saya langsung menghadap saja. Nomor 126B adalah jalan di antara dua deretan toko besar,
yang menuju tangga batu putar. Tangga itu menuju ke banyak ruangan di lantai atas yang disewakan
untuk kantor-kantor. Nama-nama penyewa ruangan itu tercantum pada dinding lantai bawah, tapi nama
perusahaan Franco-Midland tak ada di situ. Saya berdiri mengamati nama-nama perusahaan itu selama
beberapa menit dengan jantung berdebar-debar, sambil bertanya-tanya jangan-jangan saya telah ditipu.
Namun tiba-tiba seseorang mendekati saya dan mempersilakan saya mengikutinya. Wajah dan suara
pria itu sangat mirip dengan pria yang menemui saya semalam, hanya dia bercukur dengan lebih bersih
10 dan warna rambutnya lebih muda.
"'Apakah Anda Mr. Hall Pycroft"' tanyanya.
"'Ya,' jawab saya. "'Ah! Kedatangan Anda memang saya harapkan,
tapi rupanya Anda tiba terlalu awal. Saya telah menerima
pesan dari saudara saya pagi tadi yang sangat memuji
kehebatan Anda!' "'Saya baru saja melihat-lihat daftar nama
perusahaan di lantai ini, ketika Anda menghampiri saya.'
"'Nama perusahaan kami memang belum tercantum
di situ, karena kami baru saja pindah ke tempat sementara
ini minggu lalu. Mari silakan naik bersama saya, dan kita
akan bicarakan hal-hal yang berhubungan dengan diri
kita.' "Saya mengikutinya sampai ke lantai paling atas, dan di sana, tepat di bawah atap, terlihat dua
ruangan kecil yang tak berkarpet dan tak ada gordennya. Kami menuju ke situ. Sebelum ini, saya
membayangkan kantor besar dengan meja berkilauan dan sederetan pegawai, sebagaimana biasanya
keadaan sebuah kantor perusahaan besar, dan saya sampai tertegun ketika melihat kursi-kursi murahan
dan sebuah meja kecil di dalam ruangan yang kami masuki. Perabotan lain yang ada hanyalah sebuah
buku besar dan sebuah tempat sampah.
'"Jangan kecil hati, Mr. Pycroft,' kata orang yang baru saya kenal tadi ketika melihat
kekecewaan di wajah saya. 'Kota Roma tak dibangun dalam sehari, dan back up keuangan kami kuat
sekali, walaupun kantor kami tak mentereng. Silakan duduk, dan coba lihat surat pengantar yang Anda
bawa.' "Saya menyerahkan surat itu dan dia membacanya dengan saksama.
"'Nampaknya saudara saya Arthur sangat terkesan oleh pribadi Anda,' katanya, 'dan saya tahu
bahwa penilaiannya biasanya benar. Dia bersikeras untuk mencari seseorang dari London, sedangkan
11 saya sebenarnya lebih suka mencarinya di Birmingham. Tapi kali ini saya setuju dengan sarannya.
Mulai sekarang Anda secara resmi telah bekerja pada kami."
'"Apa tugas-tugas saya"' tanya saya.
'"Nanti Anda akan mengelola kantor besar di Paris, yang bertugas memasok barang-barang
porselen Inggris ke seratus tiga puluh empat agen kami yang tersebar di seluruh Prancis. Pembeliannya
baru selesai seminggu lagi, jadi sementara ini Anda membantu di Birmingham dulu.'
'"Membantu apa"'
"Untuk menjawab ini, dia mengeluarkan sebuah buku besar berwarna merah dari sebuah laci.
'Buku ini berisi daftar petunjuk kota Paris,' katanya, 'lengkap dengan nama-nama usaha di belakang
nama-nama orangnya. Bawalah pulang buku ini, dan beri tanda pada semua nama pengusaha alat berat
dan alamatnya. Nama-nama dan alamat mereka itu sangat berguna bagi saya.'
"'Bukankah daftar ini sudah terperinci"' tanya saya.
"'Tapi tak semua bisa d
ipercaya. Sistemnya berbeda dengan sistem kita. Begitulah, dan serahkan
daftar itu hari Senin jam dua belas. Selamat siang, Mr. Pycroft. Kalau Anda cerdas dan penuh
semangat, Anda akan merasa beruntung dapat bekerja di perusahaan ini.'
"Saya kembali ke hotel sambil mengepit buku besar tadi dengan perasaan tak keruan. Di satu
pihak, saya sudah resmi diterima dan sudah menerima uang muka. Di pihak lain, setelah melihat
keadaan kantor tadi, lalu tak tercantumnya nama perusahaan itu di daftar penyewa gedung, dan banyak
hal lain lagi, saya jadi meragukan bonafiditas mereka. Tapi apa boleh buat, saya sudah mengantongi
seratus pound, maka saya putuskan untuk tetap mengambil pekerjaan ini. Pada hari Minggu saya
bekerja keras, tapi esoknya saya baru sampai ke huruf H. Saya lalu menemui atasan saya, masih di
ruangannya yang jelek itu, dan saya dimintanya untuk melanjutkan tugas saya itu sampai hari Rabu.
Tapi sampai hari Rabu pun saya belum berhasil menyelesaikan tugas itu, dan saya terus menekuninya.
Akhirnya pada hari Jumat, ya itu kemarin, saya dapat menyerahkan hasilnya kepada Mr. Harry Pinner.
'"Terima kasih,' katanya, 'Wah, saya terlalu menganggap enteng tugas yang ternyata cukup berat
ini, ya" Daftar ini sangat bermanfaat bagi saya.'
'"Memang memerlukan waktu yang agak lama,' kata saya.
12 "'Dan sekarang,' katanya, 'buatlah daftar toko-toko mebel, karena toko-toko inilah yang menjual
barang-barang porselen.' "'Baik.' '"Datanglah jam tujuh besok malam, karena saya ingin mengecek sampai di mana tugas yang
sedang Anda laksanakan. Tak perlu terburu buru bahkan ada baiknya juga jika Anda menyempatkan
diri untuk menikmati musik selama beberapa jam.' Dia tertawa sambil mengatakan itu, dan hati saya
tergetar ketika melihat tamhalan emas gigi belakangnya yang sebelah kiri."
Sherlock Holmes mengusap-usapkan kedua tangannya dengan gembira, sedangkan aku menatap
klien kami dengan penuh keheranan.
"Anda kelihatannya terkejut, Dr. Watson, tapi masalahnya begini," ujarnya. "Dulu, ketika saya
berbicara dengan saudara atasan saya itu, saya juga melihat tambalan emas pada gigi belakangnya
persis seperti itu. Itulah sebabnya, saya jadi terkejut. Ketika saya pikirkan tentang persamaan suara dan
bentuk tubuhnya yang berbeda cuma jenggot dan warna rambut yang dengan mudah memang bisa
dibuat lain hanya dengan bantuan pisau cukur atau rambut palsu saya lalu merasa yakin bahwa kedua
pria itu ternyata sama orangnya. Tentu saja dua orang bersaudara bisa saja mirip satu sama lain, tapi tak
mungkin sampai tambalan giginya pun sama persis. Dia lalu mengantar saya keluar, dan tak lama
kemudian saya sudah berada di jalan raya dalam keadaan bingung. Saya kembali ke hotel, mengguyur
kepala saya dengan air dingin, dan mencoba memikirkan semua itu. Untuk apa dia menyuruh saya
jauh-jauh dari London pergi ke Birmingham" Bagaimana dia bisa sampai di Birmingham lebih cepat
dari saya" Dan untuk apa dia mcnulis surat yang ditujukan pada dirinya sendiri" Wah, saya benar-benar
bingung dan tak dapat mengerti semua itu. Lalu tiba-tiba terlintas dalam benak saya bahwa apa yang
sulit bagi saya mungkin mudah saja bagi Mr. Sherlock Holmes. Saya langsung naik kereta api malam
dan menemuinya pagi ini, dan begitulah kisahnya sampai Anda berdua memutuskan untuk pergi
bersama saya ke Birmingham."
Kami terdiam sejenak setelah pegawai kantor bursa itu menuturkan pcngalamannya yang
mengherankan. Sherlock Holmes lalu menatapku. Dia menyandarkan duduknya, dan wajahnya
menunjukkan kcgembiraan tapi penuh pemikiran, bagaikan seorang ahli yang baru saja menghirup
anggur istimewa untuk pertama kalinya.
13 "Kasus yang bagus ya, Watson"" tanyanya. "Ada beberapa hal yang menarik hatiku. Kurasa kau
akan sependapat denganku bahwa akan merupakan pengalaman yang agak menarik bagi kita kalau kita
pergi mewawancarai Mr. Arthur Harry Pinner di kantor Perusahaan Alat-alat Berat Franco-Midland
yang statusnya masih sementara itu."
"Tapi bagaimana kita akan melakukannya"" tanyaku.
"Oh, gampang saja, " kata Hall Pycroft dengan gembira. "Anda bcrpura-pura menjadi dua teman
saya yang sedang butuh pekerjaan, dan bukankah sudah sepantasnya kalau saya lalu membawa Anda
berdua untuk menemui Pak Direktur""
"Bagus!" ujar Holmes. "Saya memang perlu melihat pria itu agar bisa menduga permainan apa
yang sedang direncanakannya. Nah, Watson, apa kualifikasimu" Atau mungkinkah..." Dia mulai
menggigiti kuku jari tangannya dan menatap ke luar dengan pandangan kosong lewat jendela, dan sejak
itu dia membisu seribu bahasa sampai kami tiba di New Street.
Pada jam tujuh malam itu, kami bertiga berjalan menuju kantor perusahaan itu di Corporation
Street. "Percuma saja pergi ke kantor itu kalau tidak pada waktu yang telah dijanjikan," kata klien
kami. "Jelas dia hanya datang ke situ untuk menemui saya, dan kantor itu kosong di luar jam
bertemunya dengan saya."
"Itu amat mencurigakan," komentar Holmes.
"Nah, apa kata saya, coba"" teriak pegawai itu. "Itu dia sedang berjalan di depan kita."
Klien kami menunjuk ke arah seseorang di seberang jalan. Pria kecil berambut pirang dan
berpakaian bagus itu sedang berjalan dengan terburu-buru. Dia memandang ke seorang bocah yang
sedang menawar-nawarkan koran malam pada orang-orang di dalam taksi dan bus yang sedang lewat.
Dia lalu berlari menyeberangi jalan untuk membeli sebuah koran dari bocah itu, mengempitnya, dan
menghilang lewat sebuah gang.
"Dia pergi ke sana!" teriak Hall Pycroft. "Dia masuk ke kantornya. Ayolah, dan akan saya atur
sebaik mungkin." 14 Kami mengikutinya menaiki
tangga setinggi lima lantai, sampai
akhirnya tiba di depan pintu yang
setengah terbuka. Klien kami lalu
mengetuk pintu itu. Sebuah suara
mempersilakan kami masuk, dan kami
lalu melangkah ke sebuah ruangan
yang sangat sederhana seperti yang
sudah diceritakan oleh Hall Pycroft.
Pria yang tadi kami lihat di jalan raya,
kini sedang duduk di belakang satu
satunya meja di ruangan itu sambil membaca koran malam yang menutupi wajahnya. Ketika dia
menoleh ke arah kami, dengan sangat jelas kami bisa melihat ekspresi wajahnya yang amat sedih atau
lebih tepatnya amat sangat ketakutan. Alisnya bersimbah peluh, pipinya pucat pasi bagaikan perut ikan,
dan matanya melotot dengan beringas. Dia menatap pegawainya bagaikan menatap seseorang yang tak
dikenalnya. Dari keheranan yang ditunjukkan oleh klien
kami, kami jadi tahu bahwa biasanya dia tidak berpenampilan
seperti ini. "Anda nampaknya sedang tak enak badan, Mr. Pinner!"
seru klien kami. "Ya, saya sedang tak enak badan," jawab pria itu sambil
berupaya keras untuk bersikap tenang. Dibasahinya kedua
bibirnya dengan lidahnya, lalu dia berucap, "Siapa orang-orang yang Anda bawa ini""
"Ini Mr. Harris dari Bermondsey, dan satunya Mr. Price
dari Birmingham sini," jawab klien kami dengan lancar.
"Mereka adalah teman-teman saya yang sangat
berpengalaman, tapi mereka sedang tak punya pekerjaan, dan
mereka mengharap mungkin Anda bisa menerima mereka
15 bekerja di perusahaan Anda ini."
"Mungkin saja! Mungkin saja!" teriak Mr. Pinner dengan senyum yang menakutkan. "Ya, saya
yakin kami akan bisa mempekerjakan Anda berdua. Apa keterampilan khusus Anda, Mr. Harris""
"Saya seorang akuntan," kata Holmes.
"Ah, ya, kami akan membutuhkan seseorang dengan keahlian semacam itu. Kalau Anda, Mr.
Price"" "Pegawai biasa," kataku.
"Saya berjanji perusahaan ini akan bisa memberikan pekerjaan untuk Anda berdua. Saya akan
mengabari Anda kalau sudah ada kepastian. Nah, sekarang, silakan meninggalkan ruangan ini. Demi
Tuhan, biarkan saya sendiri!"
Dia mengucapkan kata-kata itu dengan berteriak keras, bagaikan ada sesuatu di dalam dirinya
yang memberatkannya yang lalu terpental ke luar dan pecah berkeping-keping. Aku dan Holmes
bertukar pandang, dan Hall Pycroft maju selangkah ke arah meja atasannya.
"Anda lupa, Mr. Pinner, bahwa saya kemari atas
permintaan Anda, karena Anda ingin
memberikan beberapa tugas untuk saya," katanya.
"Pasti, Mr. Pycroft, pasti," atasannya menjawab dengan agak tenang. "Kalau begitu, baiklah,
Anda boleh menunggu sebentar di sini bersama teman-teman Anda. Saya cuma minta waktu tiga
menit." Dia berdiri dengan sopan, dan sambil membungkukkan badan ke arah kami, dia menghilang di
balik sebuah pintu di sudut ruangan itu, yang lalu ditutupnya dengan rapat.
"Apa-apaan ini"" bisik Holmes. "Apakah dia melarikan diri dari kita""
"Tak mungkin," jawab Pycroft.
"Mengapa demikian""
"Pintu itu menuju sebuah ruang di dalam sana."
"Tak ada jalan keluar""
"Tidak ada." "Apakah ruangan itu penuh perabotan""
16 "Kemarin masih kosong."
"Kalau begitu, sedang apa gerangan dia sekarang" Ada sesuatu yang tak saya pahami dalam hal
ini. Kalau mau lihat bagaimana ekspresi seseorang yang sedang sangat ketakutan, ya si Pinner tadi itu.
Apa yang membuatnya sampai begitu ketakutan""
"Mungkin dia mengira kita ini detektif," saranku.
"Benar," ujar Pycroft.
Holmes menggeleng. "Wajahnya sudah pucat waktu kita masuk," katanya. "Mungkin..." Kata
kata temanku terpotong oleh bunyi ketukan dari arah pintu yang tadi dimasuki pria tadi.
"Kenapa dia mengetuk pintunya sendiri"" teriak Pycroft
Suara ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Kami bertiga menatap pintu yang tertutup
itu dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika aku menoleh ke arah Holmes, kulihat wajahnya menjadi kaku,
dan dia lalu membungkukkan badannya ke depan untuk mendengarkan dengan lebih saksama. Yang
terdengar kemudian ialah suara seperti orang sedang berkumur dan suara orang memukul-mukulkan
sesuatu pada dinding kayu dengan cepat. Holmes segera
berlari dan mendorong pintu itu. Ternyata dikunci dari
dalam. Kami berdua lalu mengikuti tingkah Holmes,
dan membantu dengan sekuat tenaga dalam upayanya
mendobrak pintu itu. Setelah beberapa kali kami
menubruk bersama-sama, akhirnya pintu itu pun
terbukalah dengan paksa. Kami langsung menerobos
masuk. Ternyata ruangan itu kosong. Tapi cuma sejenak
kami terkecoh. Di salah satu sudut yang berdekatan
dengan ruangan yang baru saja kami tinggalkan, ada
sebuah pintu. Holmes berlari dan membuka pintu itu.
Tampak sebuah jas luar dan jas dalam tergeletak di
lantai, dan di belakang pintu itu tergantung direktur
umum Perusahaan Alat-alat Berat Franco-Midland,
17 dengan seutas tali yang dijeratkannya sendiri di lehernya. Lutulnya terangkat ke atas, kepalanya
terjuntai mengerikan, dan tumit sepatunya memukul-mukul pintu sehingga menimbulkan suara yang
tadi sempat memotong pembicaraan kami di ruangan luar. Dengan sigap aku mengangkatnya sementara
Holmes dan Pycroft membuka ikatan tali yang menyusup di lehernya. Kami lalu mengangkatnya ke
kamar sebelah, dan membaringkannya. Wajahnya kebiru-biruan, kedua bibirnya yang berwarna ungu
terengah-engah dalam upayanya untuk menghirup dan mengembuskan napas berbeda sekali dengan
keadaannya lima menit yang lalu.
"Bagaimana pendapatmu tentang keadaan pria ini, Watson"" tanya Holmes.
Aku membungkuk dan memeriksanya. Denyut jantungnya lemah sekali dan terputus-putus, tapi
napasnya makin lama makin panjang diikuti dengan kelopak matanya yang bergerak-gerak sehingga
menampakkan sedikit bola matanya yang putih.
"Nyaris sekali dia tadi," kataku, "tapi kini sudah melewati masa kritis. Tolong buka jendela, dan
bawa kemari botol berisi air itu." Kubuka kancing kerah kemejanya, lalu kutuangkan air dingin ke
wajahnya. Kugerak-gerakkan lengannya naik-turun sampai dia bisa bernapas dengan normal kembali.
"Tunggu saja, nanti juga akan baik sendiri," kataku sambil berjalan meninggalkannya.
Holmes berdiri di dekat meja dengan kedua tangan di saku celana dan dagu menempel di dada.
"Kurasa kita sebaiknya memanggil polisi sekarang," katanya. "Hanya saja tak enak rasanya
kalau belum semua faktanya terungkap."
"Masih merupakan misteri bagi saya," teriak Pycroft sambil menggaruk-garuk kepala
nya. "Untuk apa gerangan mereka menyuruh saya datang kemari, kemudian..."
"Puh, yang itu sudah cukup jelas," kata Holmes dengan tak sabar. "Tindakan bunuh dirinya ini
yang masih saya pertanyakan."
"Jadi Anda sudah tahu semuanya kecuali itu""
"Jelas sekali, kan" Bagaimana pendapatmu, Watson""
Aku mengangkat bahu. "Kuakui bahwa aku tak tahu apa-apa," kataku. "Ah, kau akan tahu kalau kau
18 mempertimbangkan peristiwa-peristiwa sebelumnya, karena semuanya menuju ke sebuah kesimpulan."
"Bagaimana menurutmu sendiri""
"Well, semua ini berakar pada dua hal. Pertama, ditulis dan ditandatanganinya sebuah surat oleh
Pycroft yang menyatakan bahwa dia telah bekerja di perusahaan yang gila-gilaan ini. Itu kan gampang
diduga kesimpulannya."
"Wah, aku tak berpikir sampai di situ."
"Well, untuk apa pria itu menyuruhnya berbuat demikian" Pasti bukan untuk kepentingan
pekerjaan yang ditawarkannya itu, karena biasanya cukup secara lisan saja, dan tak ada sedikit alasan
pun bahwa dia membutuhkan pengecualian dalam hal itu. Tak sadarkah Anda, anak muda, bahwa dia
sangat membutuhkan tulisan tanganmu, dan itulah satu-satunya cara untuk mendapatkannya dengan
mudah"" "Tapi kenapa""
"Begitulah. Kenapa" Kalau pertanyaan ini sudah terjawab, berarti kita sudah mengalami
kemajuan dengan masalah kecil yang kita hadapi ini. Kenapa" Hanya ada satu alasan, yaitu ada orang


Sherlock Holmes - Pegawai Kantor Bursa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang ingin meniru tulisan Anda dan dia harus mendapatkan contohnya terlebih dahulu. Dan hal kedua
yang akan kita bicarakan sangat berkaitan erat dengan yang pertama tadi. Pinner bersikeras agar kau
tak mengundurkan diri dari pekerjaan yang kau dapat di perusahaan Mawson itu. Dengan demikian
manajernya akan tetap mengharapkan kehadiran seseorang bcrnama Mr. Hall Pycroft, yang belum
pernah ditemuinya, untuk mulai bekerja pada hari Senin pagi."
"Ya, Tuhan!" teriak klien kami. "Betapa butanya saya selama ini!"
"Sekarang Anda tahu tentang pentingnya tulisan tangan Anda itu. Seandainya saja seseorang
meng-gantikan Anda, tapi tulisannya sama sekali lain dengan tulisan yang terdapat di surat lamaran
Anda, tentu saja penipuannya akan langsung ketahuan Tapi karena dia telah berhasil meniru tulisan
Anda, tentu saja kedudukannya cukup kuat, karena saya rasa tak seorang pun mengenal Anda di kantor
itu." "Tak seorang pun," kata Hall Pycroft dengan mendongkol.
"Baiklah. Tentu saja penting sekali agar, jangan sampai Anda berubah pikiran, dan juga agar
19 jangan sampai Anda berhubungan dengan seseorang yang mungkin akan menceritakan bahwa ada yang
mengaku sebagai diri Anda dan sedang bekerja di kantor Mawson. Itulah sebabnya dia memberi uang
muka yang cukup banyak, supaya Anda langsung kabur ke perusahaan Midland, lalu Anda disibukkan
dengan suatu tugas supaya Anda tak bisa kembali ke London. Cukup jelas, kan""
"Tapi untuk apa orang ini menyamar sebagai saudara laki-lakinya sendiri""
"Well, itu pun cukup jelas. Ada dua orang yang terlibat dalam penipuan ini. Satu yang
menyamar sebagai diri Anda di kantor itu, dan satunya lagi orang yang mengunjungi Anda malam itu.
Lalu, ternyata mereka masih butuh seorang lagi untuk berperan sebagai atasan Anda, padahal mereka
tak ingin melibatkan orang lain. Maka Pinner lalu berperan ganda dengan melakukan penyamaran
sebaik mungkin. Kemiripan kedua orang itu pasti akan menarik perhatian Anda, karenanya dia
mengarang-ngarang cerita bahwa kedua orang itu bersaudara kandung. Seandainya Anda tak kebetulan
melihat tambalan emas pada giginya itu, Anda pasti tak akan curiga."
Hall Pycroft mengguncang-guncangkan kedua
tangannya yang terkepal di udara. "Ya, Tuhan!"
teriaknya. "Sementara saya ditipu mentah-mentah
sedemikian, apa saja yang dikerjakan oleh yang
menyamar sebagai Hall Pycroft di kantor Mawson"
Apa yang harus kita lakukan, Mr. Holmes"
Katakanlah, apa yang harus saya perbuat"
"Kita harus mengirim telegram ke kantor Mawson."
"Mereka tutup pada jam dua belas kalau hari
Sabtu." "Tak mengapa. Mungkin ada penjaga atau petugas
di sana...." "Ah, ya, ada satpam yang selalu menjaga kantor itu,
karena banyak surat berharga di dalamnya. Saya ingat pernah mendengar hal itu."
"Baiklah, kita akan mengirim telegram kepada satpam itu untuk menanyakan apakah semuanya
baik-baik saja dan apakah ada seorang pegawai baru bernama Hall Pycroft di sana. Sampai di sini
20 semuanya sudah jelas, tapi yang menjadi pertanyaan ialah mengapa dia langsung keluar ruangan dan
menggantung diri ketika melihat kehadiran kita."
"Koran itu!" terdengar suara serak dari belakang kami. Pria yang hampir mati karena gantung
diri tadi kini sudah bisa duduk, tapi masih pucat dan mengerikan. Dari pandangan matanya kulihat
bahwa akal sehatnya sudah mulai pulih, dan kedua tangannya terus-menerus mengusap-usap sayatan
berwarna merah yang masih membekas dengan jelas di lehernya.
"Koran itu! Tentu saja!" teriak Holmes dengan penuh gairah. "Betapa bodohnya aku ini! Aku
terlalu banyak memikirkan kehadiran kita sampai tak mempertimbangkan peran koran itu sedikit pun.
Rahasianya pastilah terletak di situ." Dia membentangkan koran itu di atas meja, lalu teriakan
kemenangan terluncur dari mulutnya
"Coba lihat ini, Watson," teriaknya. "Ini harian Evening Standard dari London. Jelas sudah
semuanya. Perhatikan pokok beritanya: 'Kejahatan di City. Pembunuhan di Perusahaan Mawson &
Williams. Percobaan Perampokan Besar-besaran. Pelakunya Berhasil Ditengkap.' Ini, Watson, kita
semua pasti ingin mendengarnya, tolong kaubacakan yang keras."
Berita itu muncul pada bagian penting koran itu. Begini bunyinya:
"Sebuah percobaan perampokan berhasil digagalkan siang ini di City, walaupun ada seorang
korban yang terbunuh. Pelaku kejahatan itu telah pula diringkus. Upaya perampokan itu
terjadi di kantor perusahaan Mawson & Williams yang sudah sejak lama dikenal sebagai
kantor bursa yang tersohor, dan juga tempat penyimpanan surat-surat berharga yang secara
keseluruhan bernilai lebih dari satu juta pound. Pihak manajer kantor itu benar-benar sadar
akan tanggung jawab besar yang dipikulnya, sehingga dia telah memasang alat-alat pengaman
yang paling mutakhir, ditambah dengan satpam bersenjata yang bertugas menjaga kantor itu
siang dan malam. Minggu lalu, seorang pegawai baru bernama Hall Pycroft mulai bekerja di
kantor itu. Orang ini ternyata Beddington, pencuri ulung yang sangat ahli dalam mendongkel
pintu dan lemari besi, yang baru saja bebas dari hukuman kerja paksa selama lima tahun
bersama saudara laki-lakinya. Dengan cara yang sangat lihai, yang sampai kini belum
diketahui dengan jelas, dia berhasil diterima bekerja di kantor itu dengan memakai nama
palsu. Selama berada di kantor itu, dia memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk
21 meneliti kunci-kunci, yang lalu dibuatkan duplikatnya, dan juga melihat ruang-ruang mana
yang berisi lemari besi dan barang-barang berharga lainnya.
"Pada hari Sabtu, kantor Mawson itu tutup pada tengah hari. Itulah sebabnya, Sersan Tuson
dari kepolisian kota merasa agak terkejut ketika melihat seorang pria membawa tas besar
menuruni tangga kantor itu pada jam satu lewat dua puluh menit. Karena curiga, Pak Sersan
lalu mengikuti pria itu, dan dengan bantuan seorang polisi lain bernama Pollock berhasil
menangkap pria itu. Setelah pria itu ditangkap, langsung diketahui bahwa baru saja terjadi
perampokan besar-besaran yang dilakukan dengan nekat. Kertas-ertas saham bernilai hampir
seratus ribu pound dari perusahaan kereta api Amerika, plus saham-saham perusahaan
pertambangan dan perusahaan-perusahaan lain ditemukan di dalam tas yang dibawa pria itu.
Ketika dilakukan pelacakan di tempat kejadian, ditemukan mayat satpam yang sedang bertugas
waktu itu, meringkuk dalam lemari besi yang paling besar. Kalau tak ada Sersan Tuson yang
bertindak cepat, pasti mayat itu baru akan ditemukan pada hari Senin. Kepala satpam yang
malang itu telah dipukul dengan benda berat dari arah belakang Tak diragukan lagi bahwa
Beddington telah kembali ke kantor setelah jam kerja, pura-pura mau mengambil sesuatu yang
ketinggalan . Setelah membunuh satpam, dia lalu membongkar lemari besi yang paling besar,
lalu keluar dari kantor itu dengan menenteng barang jarahannya. Saudara laki-lakinya, yang
biasanya berkomplot dengannya, tak terlihat batang hidungnya sejak perampokan ini
terbongkar, walaupun polisi telah berupaya keras untuk menemukannya."
"Well, kita bisa agak mengurangi
kerepotan polisi dalam hal terakhir itu," kata
Holmes sambil melirik pria kurus ceking
yang meringkuk di dekat jendela.. "Manusia
itu aneh, Watson. Bahkan seorang penjahat
dan pembunuh macam Beddington begitu
mampu menimbulkan rasa kasih sayang di
hati saudara laki-lakinya, sehingga dia
memilih bunuh diri ketika menyadari bahwa
nyawa saudaranya terancam. Tapi, kita tak
bisa berbuat lain. Saya dan Pak Dokter akan berjaga di sini, Mr. Pycroft, silakan Anda memanggil
polisi." TAMAT tamat Di Kawasan Singa Perak 1 Raja Petir 17 Setan Bukit Cemara Murka Sang Nyai 3
^