Pencarian

Komplotan Pencuri Mobil 1

Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah Bagian 1


William Arden Trio Detektif Komplotan Pencuri Mobil Mewah Download Ebook Jar Lainnya Di
http://mobiku.tk http://inzomnia.wapka.mobi
Daftar Isi 1. Kunjungan Saudara Jauh 7
2. Dituduh Mencuri Mobil 17
3. Bob dan Lisa... dan Karen... dan...! 27
4. Bob Beraksi 36 5. Ikan Buas di Atas Panggung 47
6. Ikuti Hiu Itu! 56 7. Cadillac Berwarna Jingga 66
8. Lenyap Tanpa Bekas 77 9. Ty Bebas! 86 10. Menyusun Rencana 95 11. Kehilangan Jejak 107 12. Menyusup ke Markas Lawan 116
13. Nyaris Terjebak! 127 14. KetibanSial138 15. Terperangkap! 150 16. El Tiburon Angkat Bicara 157
17. Mobil Siapa yang Tercepat" 165
1. Kunjungan Saudara Jauh
Hari pertama liburan musim semi di Rocky Beach, California. Pete Crenshaw sedang mengutak-atik mesin mobilnya, sebuah Corvair tua berwarna biru.
"Mobil brengsek!" ia menggerutu pada Jupiter Jones. "Aku sudah mengecek semuanya. Tapi kenapa belum mau jalan juga""
Jupiter Jones baru keluar dari kantor Jones Salvage Yard alias Pangkalan Jones-pangkalan yang menjual barang-barang bekas-milik paman dan bibinya, ia menuju karavan tua yang digunakan sebagai markas besar Trio Detektif. Namun kemudian ia berhenti di samping Pete, lalu memperhatikan mobil sahabatnya dengan saksama.
"Nanti kalau sudah jalan lagi, kau bisa menjualnya padaku," ujar Jupiter.
Pete mengelap tangannya yang penuh oli pada T-shirt bergambar ombak raksasa.
"Sony, Jupe," katanya, "tapi mobil ini benar-benar barang langka. Corvair adalah mobil perta-
8 ma buatan Amerika yang sukses dengan mesin di belakang. Para pemilik mobil ini sampai membentuk berbagai klub untuk tukar-menukar informasi. Kalau mesinnya bisa kubetulkan, maka mobil ini bisa kujual dengan harga tinggi. Kau punya uang berapa""
"Hanya 500 dollar," Jupiter berterus-terang. "Tapi aku butuh kendaraan! Seorang detektif harus memiliki kendaraan sendiri."
"Aku tahu," balas Pete. "Tapi aku sendiri juga perlu uang untuk mentraktir Kelly. Lagi pula Bob dan aku sudah punya mobil. Dua mobil kan cukup untuk kita."
"Tapi lain, dong!" Jupiter mendesah. "Ya... biarkan saja, deh! Aku akan berusaha melupakan urusan ini dengan makan sebanyak-banyaknya. Kau akan menyesal kalau aku jadi gembrot lagi."
Pete mulai nyengir. "Hei, seharusnya kau merasa lebih gembira dengan pakaianmu yang trendy itu," katanya sambil ketawa.
Jupiter mengenakan sweater longgar berwarna hijau tentara, dan celana berpotongan baggy. ia sengaja memilih pakaian itu untuk menyembunyikan lemak yang gagal dikurangi oleh diet yang dijalankannya sejak beberapa waktu.
"Ini adalah mode terakhir bagi pemuda-pemuda dinamis," jawab Jupe. "Dan warna hijau tentara sangat cocok dengan warna rambutku."
Pakaian yang dikenakan Jupiter memang cocok dengan potongan tubuhnya. Pete, serta
sebagian besar pemuda berusia 17 tahun lainnya, masih gemar memakai jeans dan T-shirt. Kelly Madigan-pacar Pete-selalu berusaha agar Pete mau memakai celana yang rapi dan baju polo seperti Bob Andrews, anggota Trio Detektif yang ketiga. Namun sampai sekarang ia belum berhasil.
"Begini saja, deh," ujar Pete, "setelah mobilku jalan lagi, aku akan mencari mobil seharga 500 dollar yang masih bagus untukmu."
"Janji itu sudah kauucapkan sejak beberapa minggu lalu," Jupiter mengomel, "tapi kau terlalu sibuk mengurusi Kelly."
"Siapa bilang"""" Pete segera memprotes. "Lagi pula, Kelly kan sudah berusaha mencari teman kencan untukmu."
"Ah, percuma saja. Gadis itu tidak cocok dengan seleraku," ujar Jupiter.
"Jupe, kaulah yang menghabiskan seluruh waktu untuk menerangkan teori relativitas padanya!"
Sebelum Jupiter sempat membalas, ia dan Pete dikejutkan oleh suara klakson dari luar pintu gerbang. Jupiter segera melirik ke jam tangannya. Ternyata baru jam sembilan kurang sepuluh menit. Jones Salvage Yard sebenarnya baru buka pukul sembilan. Tapi sepertinya ada seseorang yang sudah tak sabar menunggu. Berkali-kali orang itu menekan klakson.
"Hmm, sekalian mulai kerja saja," kata Jupiter, sambil menekan tombol pada sebuah kotak kecil yang terpasang pada ikat pinggangnya.
9 Kotak kecil itu adalah alat pengendali jarak jauh untuk membuka pintu gerbang. Jupiter sendiri yang
merancangnya. Selain dia, hanya Paman Titus dan Bibi Mathilda yang memiliki alat serupa. Alat kontrol utama terdapat di ruang kantor.
Pintu gerbang segera membuka. Jupiter dan Pete sempat terheran-heran ketika sebuah Mercedes 450SL Convertible (sedan dengan atap yang bisa dibuka) berwarna merah memasuki pekarangan. Mobil berpintu dua itu berhenti di depan kantor. Seorang laki-laki muda berambut gelap melompat keluar, tanpa membuang waktu untuk membuka pintu.
Pria muda itu mengenakan celana jeans belel, sepatu lars, topi koboi, jaket baseball yang telah lusuh, dan menenteng ransel usang yang penuh lencana dan gambar tempel. Sambil bersiul-siul ia mengeluarkan sebuah bungkusan dan sebuah amplop dari ranselnya Kemudian ia memasuki ruang kantor.
Pete nyaris tak bisa melepaskan matanya dari mobil mewah di hadapannya.
"Wah, ini baru mobil, Jupe!" katanya sambil terkagum-kagum.
"Mobil itu memang menarik," ujar Jupiter, sambil memperhatikan sleeping-bag yang tergulung di balik kursi sopir. "Hanya saja aku lebih tertarik pada pengemudinya."
"Aku belum pernah melihat orang itu, Jupe. Kau mengenalnya""
'Tidak. Tapi meskipun penampilannya seperti
10 koboi, aku yakin dia berasal dari daerah Pantai Timur. Dia datang ke sini dengan menumpang mobil orang. Dia tidak punya uang atau pekerjaan, dan dia saudaraku."
"Oke, Tuan Detektif," ujar Pete sambil menggeleng, "dari mana kau bisa menarik kesimpulan seperti itu""
Jupiter nyengir. "Pertama, jaket yang dipakainya bertulisan New York Mets-klub baseball profesional dari New York; kedua, kulitnya belum terbakar matahari; dan ketiga, bungkusan yang dibawanya berasal dari Bloomingdale's Department Store-toko serba ada yang tersebar di bagian timur Amerika Serikat. Semuanya itu menunjukkan bahwa dia berasal dari Pantai Timur, dan kemungkinan besar dari New York."
"Hmm, masuk akal," Pete mengakui.
"Kemudian aku memperhatikan bahwa sol sepatu larsnya sudah tipis. Lencana-lencana serta gambar tempel pada ranselnya berasal dari setiap negara bagian yang dilewati Highway 1-80-jalan raya yang membelah Amerika Serikat dari timur ke barat, sedangkan pelat nomor pada Mercy itu berasal dari California. Ini menunjukkan bahwa dia datang ke California tanpa mobil. Dan karena tidak ada orang waras yang mau berjalan kaki sejauh itu, maka dia pasti menumpang mobil orang."
"Itu sih jelas!" kata Pete sambil mengangguk.
Jupiter mendesah perlahan, lalu melanjutkan penjelasannya.
11 "Pakaiannya kotor dan sudah berminggu-ming-gu tidak pernah dicuci. Dia tidur di sleeping-bag, dan bukan di kamar hotel. Dan sekarang sudah menjelang jam sembilan. Hampir semua orang sedang dalam perjalanan ke tempat kerja masing-masing. Semuanya ini menandakan bahwa dia tidak punya uang maupun pekerjaan."
Pete mengerutkan alis. "Lalu, dari mana kau tahu bahwa dia saudaramu""
"Mudah saja: dia membawa bungkusan dan surat-apalagi kalau bukan hadiah dan surat pengantar untuk seorang saudara""
"Jupe, kali ini kau terlalu mengkhayal," kata Pete. "Dan kau juga keliru mengenai keadaan keuangan dia. Hanya orang kaya yang bisa naik Mercy 450SL Convertible!" ,
"Aku juga tidak tahu bagaimana dia bisa memperoleh mobil seperti itu," jawab Jupiter. "Tapi aku yakin, dia pasti hanya anak jalanan yang sedang berkelana."
"Busyet, kau benar-benar sinting!"
Mereka masih berdebat, ketika Pete tiba-tiba menyenggol lengan sahabatnya. Orang asing tadi baru saja keluar dari ruang kantor, ia ditemani Bibi Mathilda.
Laki-laki muda itu melangkah ringan, ia nampak santai dan tidak terburu-buru. Bibi Mathilda kelihatannya agak kurang sabar menghadapi sikap orang itu.
Dari dekat baru ketahuan bahwa si pengemudi Mercy ternyata lebih tua dari Jupiter dan Pete.
12 Usianya mungkin sudah mendekati kepala tiga. Senyumnya agak miring, dan hidungnya nampak seperti sudah pernah patah berkali-kali. Matanya berwarna gelap dan menyorot tajam.
"Jupiter, Pete," ujar Bibi Mathilda ragu-ragu, "ini keponakanku Ty Cassey dari New York." Kini giliran Pete untuk mendesah. Kesimpulan Jupiter terbukti tepat
"Babylon, Long Island," Ty Cassey berkata riang. "Kurang lebih satu jam dari Big A
pple-itu nama lain untuk New York. Ibuku dan Bibi Mathilda bersepupu. Ketika aku mengatakan bahwa aku mau pergi ke California untuk menikmati cuacanya yang nyaman, ibuku menyuruh aku untuk mengunjungi Bibi Mathilda di Rocky Beach. Dia juga menitipkan sepucuk surat"
Sambil berbicara, Ty memandang ke sekeliling. Ia memperhatikan tumpukan bekas bahan-bahan bangunan serta bekas barang-barang rumah tangga. Beberapa oven dan lemari es tua nampak bersebelahan dengan perabot dan patung-patung taman, ranjang kuno, serta lemari TV. Selain itu masih ada mesin pinball, lampu neon, dan aneka macam barang bekas lainnya.
Bahkan Paman Titus pun tidak bisa mengingat semua barang yang menumpuk di pekarangan. Dan biasanya Jupiter-lah yang kena getahnya. Waktu luangnya sering tersita untuk mencari barang-barang yang tertimbun di bawah tumpukan rongsokan. Untuk mengatasi keadaan yang
13 kacau-balau itu, Jupiter lalu menggunakan komputernya untuk membuat daftar barang.
"Aku tidak bertemu Amy sejak kami sama-sama masih kecil," Bibi Mathilda bercerita. "Dia pernah mengirim surat, memberitahukan bahwa dia akan menikah, tetapi aku tidak sadar bahwa itu sudah tiga puluh tahun yang lalu. Baru sekarang aku tahu bahwa dia punya anak."
"Kami empat bersaudara," kata Ty. "Semuanya sudah dewasa. Yang lain masih tinggal di Babylon. Tapi aku merasa bahwa sudah waktunya untuk melihat-lihat negeri ini."
Mata Ty berbinar-binar ketika menatap kumpulan barang bekas di pekarangan Paman Titus. Kemudian perhatiannya beralih pada mobil Pete.
"Hei, di mana kau mendapatkan Corvair itu" Itu benar-benar mobil klasik!"
Dalam sekejap Ty dan Pete telah sibuk mengamati mesin mobil itu. Mereka langsung asyik berbincang-bincang mengenai mesin, seakan-akan sudah berkawan baik selama bertahun-tahun.
Akhirnya Pete mendesah dan mengusap rambutnya yang coklat kemerah-merahan.
"Aku sudah memeriksa setiap bagian. Semua onderdil yang rusak sudah kuganti. Tapi mesinnya tetap saja tidak mau jalan," ia menggerutu.
"Dan untuk selanjutnya pun akan tetap begitu, Pete," Ty berkomentar sambil ketawa. "Ini masalahnya: kau memasang sebuah alternator dan menyambungkannya ke rangkaian listrik."
14 "Betul," balas Pete. "Tanpa alternator, mesin takkan bisa dihidupkan dan aki tidak mungkin diisi."
Jupiter dan Bibi Mathilda menatap Ty dan Pete secara bergantian. Mereka tak memahami sepa-tah kata pun.
"Mobil ini justru tidak bisa jalan kalau kau menggunakan alternator," kata Ty. "Corvair kan mobil tua. Mesinnya masih menggunakan generator-bukan alternator! Mestinya ada sebuah tabung hitam yang kau ganti dengan alternator ini, bukan""
Pete segera membongkar kotak berisi onderdil mobil.
"Yang ini, maksudmu"" ia bertanya.
Ty mengangguk. Ia mengambil tabung itu, kemudian mulai mengutak-atik mesin mobil Pete. Dalam beberapa menit saja ia sudah menyambungkan beberapa kabel dan mengencangkan sejumlah baut.
"Hmm, kelihatannya semua sudah beres," ia akhirnya berkata. "Coba kau hidupkan mesinnya, Pete!"
Pete masuk ke mobilnya dan memutar kunci kontak. Mesin mobilnya terbatuk-batuk sejenak, kemudian hidup!
"Wow!" Pete berseru sambil nyengir. "Dari mana kau tahu begitu banyak tentang mesin""
Ty tersenyum. "Sejak kecil aku sudah sering mengutak-atik mesin. Karena itulah aku mau cari pekerjaan sebagai mekanik di sini. Aku mau
15 bekerja sambilan di sebuah bengkel, dan menghabiskan sisa waktu di pantai. Bukankah di California lebih banyak mobil ketimbang di negara bagian mana pun" Aku hanya perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri."
Ia menatap Bibi Mathilda. "Aku harap Bibi tidak keberatan kalau aku tinggal di sini untuk sementara-sampai aku mendapatkan pekerjaan. Aku bisa tidur di mana pun. Soal makan aku juga tidak rewel. Tapi kalau terlalu merepotkan, aku akan mencari tempat lain."
"Tidak perlu," kata Bibi Mathilda. "Kau bisa menempati kamar tidur tamu di rumahku di seberang jalan."
"Oke, kalau begitu," ujar Ty. "Terima kasih banyak."
"Sip!" Pete berseru. "Jadi aku bisa belajar seluk-beluk permesinan. Sepertinya kau memang ahlinya, Ty."
"Dia memang ahlinya," sebuah suara tiba-tiba berkata dari belakang.
Mere ka berbalik, lalu melihat dua pria berjas dan berdasi yang sedang menatap Ty. Tampang keduanya tidak ramah.
"Terutama kalau menyangkut mobil yang bukan miliknya," pria yang lebih tinggi menambahkan. "Karena itulah dia harus ditahan!"
16 2. Dituduh Mencuri Mobil Baik Jupiter maupun Pete belum pernah melihat pria berbadan tinggi yang sedang menatap tajam ke arah Ty. Namun mereka mengenali laki-laKi yang lebih pendek dan berambut gelap. Dia adalah Detektif Roger Cole dari kantor polisi Rocky Beach.
"Ada apa, Detektif Cole"" tanya Jupiter.
"Ini Ty Cassey, sepupu Jupiter," Pete menjelaskan. "Dia baru datang dari New York."
"Sepupumu berada dalam kesulitan, Jupiter," kata Detektif Cole. Orangnya kecil dan biasanya selalu tersenyum. Pembawaannya tenang. Matanya yang biru menyorot hangat. Namun kini ia nampak serius. "Perkenalkan," ia berkata sambil melirik ke arah pria di sampingnya, "ini Sersan Maxim dari bagian pencurian kendaraan bermotor. Sersan Maxim akan mengajukan beberapa pertanyaan pada saudaramu, Jupiter."
Sersan Maxim menatap Detektif Cole, kemudian memperhatikan Pete dan Jupiter sambil mengerutkan kening. "Anda mengenal anak-anak ini, Cole""
"Ya," ujar Cole sambil mengangguk. "Mereka berteman baik dengan Kepala Polisi Rocky Beach."
"Siapa mereka"" Sersan Maxim bertanya dengan ketus.
"Mereka bisa disebut detektif swasta," Cole menjelaskan. "Mereka sudah sering membantu kami dalam beberapa tahun terakhir."
Jupiter segera mengeluarkan kartu nama yang ia rancang sendiri, lalu menyerahkannya pada sersan polisi yang nampaknya masih terheran-heran.
TRIO DETEKTIF "KAMI MENYELIDIKI APA SAJA"
Jupiter Jones, Pendiri Pete Crenshaw, Rekan
Bob Andrews, Rekan "Biasanya kami mencari barang hilang, atau membantu menjelaskan kejadian-kejadian yang ganjil-hal-hal kecil seperti itulah, Sersan Maxim. Tetapi kami juga sudah beberapa kali membantu Chief Reynolds dalam kasus-kasus yang lebih serius," Jupiter menerangkan.
ia sengaja tidak menyinggung bahwa Trio Detektif didirikan sebelum para anggotanya duduk di bangku High SchooL Atau bahwa mereka berhasil memecahkan beberapa kasus rumit, yang membuat polisi angkat tangan dan menyerah.
18 Sersan Maxim memelototi kartu nama yang diberikan oleh Jupiter.
"Maksudnya, anak-anak ini ikut campur dalam penanganan kasus kriminal"" ia bertanya pada Detektif Cole.
"Mereka justru memecahkan kasus-kasus yang sama sekali luput dari perhatian kami," ujar Cole.
"Hmm, itu urusan Anda," Maxim menggerutu. "Tapi saya menganjurkan agar mereka tidak ikut campur dalam kasus-kasus saya. Dan itu berlaku mulai sekarang. Saudara Ty Cassey, Anda terpaksa kami tahan sehubungan dengan kasus pencurian sebuah Mercedes 450SL Convertible berwarna merah. Cole, tolong jelaskan hak-hak yang dimilikinya."
Detektif Cole lalu mengatakan bahwa Ty berhak untuk tidak memberi keterangan dan berhak menghubungi seorang pengacara. Petugas polisi itu juga memperingatkan Ty bahwa setiap ucapannya bisa, dan akan digunakan sebagai bukti yang memberatkan di sidang pengadilan.
"Oke! Sekarang coba jelaskan mengapa Anda mengendarai mobil curian!" Sersan Maxim berkata pada Ty.
"Sebentar Ty," Jupiter segera mencegah sepupunya. "Mungkin lebih baik kalau kau bicara dengan seorang pengacara dulu."
Wajah Bibi Mathilda mulai pucat. Sejak kedatangan kedua polisi itu ia belum mengucapkan sepatah kata pun.
"Pengacara"" ia bertanya sambil menatap Jupe dan Pete. "Maksud kalian, Ty benar-benar...""
19 "Saya tidak perlu pengacara," ujar Ty sambil ketawa. "Ini cuma soal salah-paham. Saya yakin, kakak laki-laki itu hanya melaporkan mobilnya sebagai hilang dicuri, karena saya tidak segera mengembalikannya. Barangkali dia takut, jangan-jangan saya berubah pikiran di tengah jalan."
"Laki-laki yang mana"" tanya Detektif Cole.
"Sebaiknya mulai dari awal saja, Bung!" Sersan Maxim berkata ketus.
"Boleh saja," balas Ty. "Sepuluh hari yang lalu saya berangkat dari New York dengan tujuan Rocky Beach. Dan dua hari yang lalu, saya tiba di kota Oxnard. Karena sudah malam, saya mampir di sebuah pub-kedai minum untuk menikmati segelas bir sambil menonton pertunjukan ba
nd. Karena musiknya bagus, saya agak lama di sana. Kemudian saya berkenalan dengan seorang Lati-no-warga AS keturunan Spanyol. Namanya Tiburon-atau seperti itulah. Dari dulu saya memang, paling tidak bisa mengingat nama orang. Pokoknya, kami ngobrol untuk beberapa saat. Saya menceritakan bahwa saya sedang dalam perjalanan menuju Rocky Beach. Kemudian, tidak lama sebelum pub itu tutup, dia bertanya apakah saya mau membantunya -sekaligus membantu diri sendiri."
Ty nyengir. "Karena memang suka menolong diri sendiri, ya, saya setuju saja. Ternyata, pada malam itu dia meminjam Mercedes kakaknya. Tapi dia berjanji untuk mengembalikan mobil itu keesokan harinya. Nah, di Oxnard dia ketemu
20 dengan seorang wanita yang kemudian mengajaknya ke Santa Barbara. Masalahnya, wanita itu bawa kendaraan sendiri. Karena itulah si Latino minta tolong pada saya untuk mengantarkan mobil kakaknya ke Rocky Beach. Dia memberi uang untuk beli bensin, dan menambahkan seratus dollar sebagai bonus untuk saya. Dengan tawaran seperti itu, mana mungkin saya menolak""
"Maksud Anda," Sersan Maxim bertanya, "Anda belum pernah bertemu dengan orang itu""
"Baru kali itu saya menginjak kota Oxnard," ujar Ty. "Sebelumnya saya bahkan tidak tahu kalau tempat itu ada."
"Kalau itu terjadi dua hari yang lalu," kata Detektif Cole. "kenapa Mercy ini masih ada di tangan Anda""
Ty kembali nyengir. "Waktu saya berangkat dari Oxnard, malam sudah larut. Dan kemarin cuacanya begitu bagus, sehingga saya beberapa kali berhenti untuk menikmati keindahan alam di sepanjang jalan. Apa gunanya cuaca yang nyaman kalau tidak untuk dinikmati""
"Jadi, kemarin Anda berjalan-jalan sepanjang hari," Sersan Maxim menyimpulkan.
"Lalu, bagaimana dengan hari ini"" tanya Detektif Cole.
"Semalam saya tidur di mobil, dan pagi ini saya mencari rumah Bibi Mathilda dulu," Ty menjelaskan. "Maksud saya, setelah dari sini, saya akan segera mengantarkan mobil ini."
21 Ty tersenyum penuh harap. Suasana di Jones Salvage Yard menjadi hening. Pete dan Jupe saling berpandangan. Bibi Mathilda berdiri sambil menundukkan kepala. Dan Sersan Maxim memelototi Ty.
"Daya khayal Anda lebih hebat dibandingkan para pendiri Disneyland," petugas itu berkata dengan tajam. "Kalau Anda mengira bahwa kami percaya..."
"Begini saja," ujar Detektif Cole cepat-cepat, "bagaimana kalau kita semua menemui kakak si laki-laki bernama Tiburon itu""
"Oke," Sersan Maxim berkata dengan geram.
"Kalau mobil itu memang dicuri, dan sepupu saya tidak bohong," kata Jupiter, "maka kakak si Tiburon itu tidak akan mengakui apa-apa di hadapan polisi."
"Pokoknya kasus ini harus diusut sampai tuntas," kata Maxim.
"Anda duluan saja, Cassey," ujar Detektif Cole. "Bersikap wajar saja. Jangan perlihatkan bahwa Anda sedang diawasi. Jupiter dan Pete akan menemani Anda. Katakan saja bahwa mereka teman Anda, dan bahwa Anda mengajak mereka supaya Anda tidak perlu jalan kaki setelah mengantarkan mobil. Kami akan mengikuti Anda dari jauh."
Ty mengangguk, kemudian melompat ke Mercedes 450SL. Pete dan Jupe menuju Pontiac Fiero berwarna hitam yang diparkir di dekat gerbang. Pete membeli mobil itu dalam keadaan
22 rusak, kemudian membetulkannya sendiri. Gang Pete tidak cukup untuk mengetok dan mengecat mobil itu, tapi mesinnya dalam keadaan mulus.
Mereka mengikuti Ty, yang telah keluar ke jalanan. Kedua polisi membuntuti mereka dengan sebuah Dodge Aries.
Iring-iringan itu menuju ke arah pelabuhan di bagian barat kota. Alamat yang diberikan pada Ty ternyata sebuah bodega-toko bahan makanan -di daerah barrio-perkampungan orang-orang keturunan Spanyol. Barrio itu merupakan kumpulan rumah-rumah mungil yang dicat dengan warna-warna cerah. Di sana-sini terdapat restoran Mexico, sejumlah motel, serta beberapa kedai minum yang nampak jorok.
Tulisan berwarna hitam di atas pintu bodega mengatakan bahwa pemiliknya bernama Joe Torres. Ty memarkir Mercedes yang dikemudikannya persis di depan toko itu. Pete berhenti di belakangnya. Kedua polisi menjaga jarak, dan mengawasi mereka dari jauh. Dalam sekejap saja orang-orang sudah mulai berkerumun di sekitar Mercedes yang kelihat
an mengkilap. "Kalian saja yang masuk," kata Pete. "Aku jaga mobil di luar."
Jupiter mengikuti Ty ke dalam bodega.
Di dalam, beberapa langganan sedang menawar buah-buahan dan sayur-mayur: mangga, pepaya, frijole jicama, tomatillo, serta untaian cabe berwarna hijau, merah, dan kuning. Pemilik toko di belakang meja layan menatap tajam ke
23 arah Ty dan Jupe. Ia segera tahu bahwa mereka bukan langganan yang biasa datang.
Ty tersenyum lalu mengangguk ramah.
"Mr. Torres" Perkenalkan, saya Ty Cassey. Saya dimintai tolong oleh seseorang bernama Tiburon untuk menemui kakaknya."
"Lalu kenapa"" pria di balik meja layan bertanya. Tingginya sekitar 170 senti. Matanya hampir sama hitamnya dengan rambutnya. Sejenak ia menatap Jupiter, kemudian kembali berpaling pada Ty.
"Tiburon membayar saya untuk membawa mobil kakaknya dari Oxnard ke sini," Ty berkata. "Dia memberikan alamat ini pada saya."
Torres mengangkat bahu. Ia berbalik dan berseru ke ruang belakang, "Hei ada yang kenal seseorang bernama Tiburon" Atau kakaknya""
Dua pemuda Latino muncul. Mereka nampak sangar dan tidak bersahabat. Hanya satu dari mereka yang membuka mulut.
"Tidak ada, Joe."
Joe Torres menghadap ke arah Ty.
"Sorry, Bung! Kelihatannya kami tidak bisa membantu."
Ty kini tidak tersenyum lagi. "Anda pasti mengenalnya!" sepupu Jupiter itu ngotot.'"Tiburon sendiri yang menyebutkan alamat ini. Mobil kakaknya ada di luar!"
Torres menggeleng dan ketawa. "Anglo-he, orang Inggris, kau benar-benar loco-sinting. Siapa yang punya mobil seperti itu di daerah barrio, heh" Kau sinting, amigo!"
24 Tiba-tiba Ty melangkah maju dan menggenggam baju Torres. "Kau bohong! Tiburon menyuruh aku datang ke sini!"
"Hei!" Torres mencoba mendorong Ty, tapi cengkeraman Ty terlalu kuat. Torres tidak berhasil melepaskan diri. "Nacio! Carlos!"
Sebelum kedua pemuda itu sempat bergerak, Detektif Cole serta Sersan Maxim bergegas memasuki toko dan mengamankan Ty. Jupiter menduga, mereka ikut mendengarkan percakapan dengan bantuan alat penyadap suara yang sangat peka. .
Torres melompat mundur dan mendelik ke arah Ty.
"Kau benar-benar sinting, Anglo!"
"Sinting," kata Sersan Maxim, "dan seorang pencuri. Borgol tangannya, Cole! Kita bawa dia ke kantor."
Ty hanya berdiri seperti patung ketika Detektif Cole memasang borgol, ia menatap Jupiter, lalu menggeleng sambil mengatakan bahwa ia bukan pencuri. Kemudian ia digiring ke mobil para polisi.
Sersan Maxim membawa Ty pergi. Detektif Cole menyusul naik Mercedes. Joe Torres berdiri di belakang Jupiter dan berseru, "Dasar Anglo sinting! Dungu!"
Kedua pemuda Latino pun keluar dari toko. Mereka berdiri di depan pintu sambil memperhatikan Jupiter. Pete rnelihat gelagat buruk, dan segera memanggil sahabatnya dari mobil, "Ayo, Jupe! Kita pulang saja."
25 Tetapi Jupiter malah menghampiri Torres.
"Mr. Torres, dari mana Ty mengetahui alamat ini, jika tidak diberitahu oleh seseorang""
"Apalagi ini"!" Torres membentak sambil melotot.
"Masalahnya," Jupe menambahkan, "dia baru tiba di kota ini. Dia datang dari New York."
Wajah Torres mulai merah padam.
"Kau terlalu banyak omong. Hei, Nacio! Carlos! Si Mulut Besar ini perlu dikasih pelajaran!"
Dengan sikap mengancam, ketiga orang itu mendekati Jupiter.
26 3. Bob dan Lisa... dan Karen... dan...!
"Dasar sok tahu!" ujar Joe Torres, sambil mendorong bahu Jupiter.
"Saya kira...," Jupiter segera memprotes.
Sekali lagi Torres mendorongnya. "Jangan banyak omong! Kau akan memperoleh kesulitan dengan mulutmu yang besar itu."
Nacio dan Carlos masih berdiri di ambang pintu. Keduanya nampak cengar-cengir. Namun ketika Torres hendak mendorong lagi, Jupiter tiba-tiba melakukan gerakan judo migishizentai.
ia meraih kemeja Torres, kemudian menariknya sehingga pria itu kehilangan keseimbangan. Kemudian Jupiter melancarkan gerakan o goshi, dan membanting pemilik bodega itu ke trotoar.
Torres meraung-raung ketika membentur permukaan beton yang keras, dan tetap tergeletak di trotoar. Nacio dan Carlos terbengong-bengong.
Jupiter tidak menunggu sampai mereka berhasil mengatasi rasa kaget ia segera kabur ke arah mobil Pete. Sahabatnya itu tela
h menghidupkan 27 mesin dan membuka pintu. Begitu Jupe melompat masuk. Pete langsung tancap gas.
"Gerakan yang jitu!" Pete memuji ketika mereka'meninggalkan daerah barrio.
"O goshi!" ujar Jupiter sambil ketawa. "Baru minggu lalu aku mempelajarinya."
"Judo memang hebat, tapi karate lebih bertena-
ga." "Kalau aku sudah berhasil mengurangi berat badan, aku juga akan mulai belajar karate."
Pete tidak menanggapinya. Sudah bertahun-tahun Jupiter berniat mengurangi berat badannya. Setiap kali ada diet baru, Jupiter pasti segera menjalankannya. Tapi sampai sekarang hasilnya belum nampak.
"Kau pasti berpendapat bahwa Joe Torres berbohong, bukan"" Pete mengalihkan pembicaraan.
"Aku yakin 100 persen. Dan ini berarti bahwa Ty kemungkinan besar mengatakan yang sebenarnya. Kita harus berusaha agar Ty bisa keluar dari tahanan. Hanya Ty yang bisa membantu kita untuk membebaskannya dari tuduhan mencuri mobil."
"Sebaiknya kita juga memberitahu Bob," kata Pete.
Ketika sampai di Jones Salvage Yard, mereka segera pergi ke karavan yang berfungsi sebagai markas besar Trio Detektif, untuk menelepon Bob.
Dulu karavan tua itu disembunyikan di balik tumpukan barang rongsokan. Namun ketika Jupiter membuat inventaris-daftar barang-untuk
28 Paman Titus, ia beserta kedua sahabatnya sekaligus membereskan semuanya. Kemudian mereka memasang kunci elektronik, sistem alarm, alat anti penyadapan, dua buah komputer, serta AC.
Bu Andrews mengatakan bahwa Bob sedang berada di tempat kerjanya, perusahaan pencari bakat Rock-Plus & Co. Karena itu Jupiter kemudian menelepon ke sana. Tetapi yang menyahut ternyata hanya mesin penerima telepon. Gntuk sesaat telinga Jupiter dihantam oleh musik rock yang hingar-bingar. Kemudian ia mendengar rekaman suara Bob, yang harus berteriak-teriak untuk mengatasi kebisingan itu. Bob minta agar si penelepon meninggalkan pesan.
"Mungkin dia sedang mencari pemain drum," Pete menduga-duga. "Bob pernah bilang bahwa semua pemain drum agak sinting dan tidak bisa diatur."
"Kalau begitu nanti saja kita coba lagi," ujar Jupiter. "Sekarang kita harus memberitahu Bibi Mathilda mengenai Ty."
Mereka menuju ruang kantor di seberang pekarangan. Bibi Mathilda nampak gelisah ketika kedua anak itu masuk.
"Mana Ty"" ia bertanya.
"Dia dibawa ke kantor polisi," jawab Jupiter.
Kemudian ia dan Pete menceritakan kejadian di bodega.
"Kalau begitu memang dia yang mencuri mobil itu," kata Bibi Mathilda dengan geram. "Pete dan aku tidak sependapat," Jupiter segera
29 menyangkal. "Kami yakin, si Torres pasti sengaja berbohong. Kita harus berusaha agar Ty dilepaskan dari tahanan, supaya dia bisa membantu kita untuk membuktikannya. Hanya Ty yang bisa mengidentifikasi laki-laki bernama Tiburon itu. Apakah Bibi bersedia menghubungi seorang pengacara""
Bibi Mathilda menggeleng. "Jangan terburu-buru, Jupiter Jones. Sebenarnya kita tidak tahu apa-apa mengenai Ty, bukan" Jangan-jangan dia bukan keponakanku. Sebelum melakukan apa-apa, aku akan menelepon sepupuku Amy di Babylon dulu. Aku ingin memperoleh kepastian mengenai Ty."
"Cepat, nanti jejaknya keburu dingin," Jupiter mendesak. "Kami akan menunggu di bengkel."
Jupiter dan Pete kembali menyeberangi pekarangan, lalu menuju bengkel di samping markas besar. Jupiter telah melengkapi bengkelnya dengan berbagai peralatan elektronik yang ia beli atau ia rakit sendiri, ia bahkan memasang antene parabola.
"Aku akan menelepon Bob lagi," ujar Jupe.
"Tidak perlu," balas Pete sambil menunjuk ke gerbang. "Lihat, tuh!"
Sebuah VW kodok warna merah memasuki pekarangan. Sepasang kaki wanita nongol di jendelanya. Mobil itu diikuti oleh sebuah VW Golf yang masih baru, dan berisi dua gadis remaja.


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Salah satunya duduk di sandaran kursi sambil melambaikan handuk, ia dan temannya segera
30 turun ketika VW kodok tadi berhenti di dekat bengkel.
Bob Andrews keluar dari mobilnya. Tiga gadis berpakaian pantai turun lewat pintu yang satu lagi.
"Kami mau pergi ke pantai," Bob berseru pada kedua sahabatnya. "Ayo, kalian ganti pakaian dan ikut!"
"Pergi ke pantai"" tanya Jupe sambil menatap kelima gadis yang mengelilingi Bob.
"Hei, temanmu boleh j
uga, Bob," kata gadis yang paling pendek sambil mendekati Jupiter. Dengan tinggi badan sekitar 150 senti, gadis itu nampak mungil, ia berambut pirang dan bermata biru.
Jupiter sendiri tidak terlalu jangkung-tingginya hanya 174 tiga perempat senti. Karena itu ia paling suka pada gadis-gadis yang pendek. Tetapi Jupe juga selalu menjadi, merah padam kalau seorang gadis tersenyum padanya. N
"Aku... aku..."
"Sony, Bob!" kata Pete. "Aku ada latihan karate hari ini. Kecuali itu, kau kan tahu, Kelly tidak suka ramai-ramai ke pantai."
"Hei, kita kan lagi libur, Pete! Sekali ini kau tidak usah latihan, deh. Apa kau lupa, aku juga latihan di tempat yang sama"" balas Bob sambil ketawa. "Katakan pada Kelly bahwa kau sekali-sekali ingin melakukan sesuatu yang kau kehendaki. Jangan takut, Kelly pasti betah kalau sudah sampai ke pantai."
"Ya, pasti asyik," ujar gadis yang pendek.
31 "Apalagi kalau teman-temanmu ikut, Bob," ia menambahkan sambil melirik Jupiter.
Jupiter menjadi pucat pasi. "Aku... ehm.... Kami harus... ehm... maksudku...," ia tergagap-gagap. "Maksudku begini, Bob: ada kasus baru yang harus kita tangani! Polisi menduga bahwa sepupuku yang bernama Ty Cassey terlibat pencurian mobil. Dia ditangkap dan dijebloskan ke tahanan. Kita harus menemukan para pencuri yang sebenarnya, dan membebaskan Ty."
"Kasus baru"" tanya Bob. Matanya nampak berbinar-binar. "Pencurian mobil""
"Bibi Mathilda akan menghubungi pengacaranya untuk membebaskan Ty. Setelan itu kita akan menyelidiki kebenaran cerita sepupuku itu."
"Cerita apa"" Bob kembali bertanya.
"Tapi bagaimana kalau Ty ternyata berbohong, Jupe"" ujar Pete. "Maksudku, belum tentu dia memang sepupumu."
"Hei, kalian bicara tanpa menjelaskan duduk perkara sebenarnya!" Bob berseru dengan kesal.
"Lho," kata Pete berlagak tak bersalah, "aku pikir kau mau pergi ke pantai."
Seorang gadis berambut merah yang ikut di VW kodok Bob berkata, "Ayo, Bob! Apa lagi yang kita tunggu""
'Teman-temanku dapat kasus baru, Lisa," Bob menjelaskan.
"Jadi tidak sih, kita pergi"" seorang gadis lain bertanya.
32 "Apakah kau tidak ingin ikut ke pantai bersama kami"" gadis yang pendek bertanya pada Jupiter.
"Kami... kami... harus membantu sepupuku," jawab Jupiter gugup. "Mungkin lain kali..."
"Jupiter benar," kata Bob. "Bagaimana kalau besok saja kita ramai-ramai ke pantai" Oke" Sekarang aku harus membantu teman-temanku. Kami bekerja sebagai detektif."
"Tapi kita ke sini kan naik mobilmu, Bob," Lisa mengomel. "Bagaimana caranya kami kembali ke coffee-shopT'
"Kalian semua bisa ikut mobil Karen," ujar Bob. "Sampai besok, ya! Oke, Lisa""
Kelima gadis itu memasang tampang masam. Bob mengantarkan mereka sampai ke mobil Karen, kemudian melambaikan tangan ketika mereka berangkat. Empat gadis membalas lambaiannya. Tapi Lisa, si Rambut Merah, nampak benar-benar kesal. Bob hanya menggelengkan kepala kemudian segera kembali pada Pete dan Jupiter.
"Sekarang tolong jelaskan semuanya," ia berkata. "Dan awas kalau kasus ini tidak semenarik yang kalian gambarkan tadi. Gadis-gadis tadi benar-benar kesal padaku-terutama Lisa."
Melihat pakaian Bob, Jupiter menyimpulkan bahwa sahabatnya itu baru pulang dari tempat kerjanya di kantor Rock-Plus & Co.
"Kau yakin bahwa kau tidak perlu kembali ke kantor"" Pete menyindir. "Jangan-jangan nanti kau tiba-tiba teringat bahwa kau harus kerja lagi."
Belakangan ini Bob memang sibuk sekali.
33 Sejak berhenti bekerja sambilan di perpustakaan, mengganti kacamatanya dengan lensa kontak, dan mendapat pekerjaan baru di perusahaan pencari bakat milik Saxon Sendler, hampir seluruh waktunya tersita untuk urusan kantor. Karena itu ia jarang berkumpul dengan kedua anggota Trio Detektif yang lain. Pete benar-benar sebal, dan ia sering menegur Bob sehubungan dengan kelakuannya itu. Setiap kali Jupiter harus melerai mereka.
"Tadi aku menelepon ke rumahmu, Bob," ujar Jupiter cepat-cepat. "Tapi ibumu mengatakan, kau lagi bekerja."
"Memang," jawab Bob. "Tapi Sax harus pergi ke Los Angeles, sehingga tidak membutuhkan aku hari ini. Dalam perjalanan pulang, aku mampir di coffee-shop dan bertemu dengan gadis-gadis tad
i. Sudahlah, lebih baik kalian katakan saja apa yang telah terjadi."
Dengan singkat Jupiter menceritakan segala sesuatu yang diketahuinya-termasuk keterangan Ty mengenai bagaimana ia bisa mengendarai sebuah Mercedes mewah, padahal untuk menginap di hotel murahan pun ia tak punya uang.
"Terus terang saja," ujar Jupiter, "cerita sepupuku itu memang kurang meyakinkan. Tapi rasanya dia tidak mungkin mengarang nama seperti Tiburon. Dalam bahasa Spanyol, Tiburon berarti ikan hiu."
"Barangkali Tiburon tahu bahwa Mercedes itu mobil curian, lalu menggunakan nama samaran," kata Pete.
34 Hmm, belum tentu juga," Bob menanggapinya sambil mengerutkan kening. "Di Rocky Beach pun ada orang dengan nama seperti itu. Dia lebih dikenal sebagai El Tiburon and the Piranhas!"
4. Bob Beraksi Terheran-heran Jupiter dan Pete menatap rekan mereka.
"Siapa atau apa El Tiburon and the Piranhas itu"" tanya Jupiter.
"Mereka adalah sebuah band Latino dengan spesialisasi irama Salsa " Bob menjelaskan. "Tetapi mereka juga bisa memainkan musik rock biasa. El Tiburon adalah pemain lead-guitar. Dia juga merangkap sebagai penyanyi. Selain itu masih ada pemain gitar pengiring, pemain bas, pemain drum, dan pemain keyboard"
"Salah satu band yang ditangani oleh bos-mu"" tanya Pete.
"Bukan," ujar Bob sambil menggeleng. "Mereka ditangani oleh Jake Hatch, saingan utama Sax di Rocky Beach. Sax berpendapat: musik mereka menyakitkan telinga. Tapi mereka sering main di pub-pub kecil, dan di pesta-pesta pribadi. Mereka juga tampil sebagai band pengganti, terutama di pub-pub Latino."
"Apakah di antara anggota mereka ada laki-laki
36 bernama Joe Torres"" tanya Pete. ia lalu menyebutkan ciri-ciri pemilik bodega di daerah barrio itu.
"Tidak ada, anggota band itu masih muda-muda. Aku kira El Tiburon-lah yang paling tua di antara mereka. Dan usianya baru sekitar dua puluh dua atau dua puluh tiga tahun."
"Apakah mereka sering tampil di Rocky Beach"" Jupiter bertanya.'
"El Tiburon and the Piranhas tampil di sepanjang pantai California bagian selatan-bahkan di Los Angeles. Mereka salah satu band paling populer yang ditangani oleh Hatch. Semua band yang baik sudah dipegang oleh Sax. Hatch benar-benar kesal karena itu. Tapi Sax tidak peduli. Dia hanya tak habis pikir bagaimana Hatch bisa menarik keuntungan dengan band-bandnya yang buruk itu."
"Apakah ada kemungkinan bahwa El Tiburon sempat main di..." ujar Jupiter.
Tiba-tiba Bibi Mathilda bergegas keluar dari ruang kantor, dan menyeberangi pekarangan, ia mengenakan scarf sutera baru berwarna cerah. Jupe menebak bahwa scarf itu merupakan hadiah yang dibawa Ty dari New York.
"Ty ternyata memang keponakanku, tapi ibunya benar-benar keterlaluan," Bibi Mathilda langsung marah-marah. "Aku ingat lagi ketika berbicara dengan dia. Dari dulu aku tidak pernah menyukai Amy-itulah sebabnya kenapa aku melupakannya selama ini. Pantas saja Ty kabur ke California."
37 "Apa yang dikatakannya, Bibi Mathilda"" "Macam-macam, terutama mengenai Ty. Kasihan anak itu," wanita yang sedang marah itu berkata sambil menggeleng.
"Apakah dia menyinggung bahwa Ty berurusan dengan polisi"" Jupiter mendesak. "Bahwa dia terlibat pencurian mobil""
"Amy menyebutnya sebagai pemalas, tidak bertanggung-jawab, tak bisa diandalkan, dan banyak hal yang lebih buruk dari itu!" "Bibi Mathilda"!" Jupiter mendesah. Wanita itu masih menggerutu sesaat, namun kemudian menggelengkan kepala. "Amy tidak mengatakan apa-apa mengenai pencurian mobil. Ty memang pernah berurusan dengan polisi ketika masih seumur kalian. Masalah kenakalan remaja seperti vandalisme-merusak tanpa alasan-dan sebagainya. Dia juga pernah kecanduan obat bius. Tapi itu terjadi sepuluh tahun yang lalu. Sejak itu dia tidak pernah macam-macam lagi. Kelihatannya dia sudah sadar."
Jupiter mengangguk. "Apakah sepupu Bibi itu akan membantu untuk mengeluarkan Ty dari tahanan""
"Tidak! Dia bilang bahwa dia tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk anaknya yang tidak keruan itu. Dia berpendapat bahwa Ty harus bertanggung-jawab atas perbuatannya sendiri. Aku sudah menelepon pengacaraku. tapi dia mengatakan bahwa takkan mud
ah untuk membebaskan Ty."
38 "Kenapa"" tanya Pete.
"Apakah ada sesuatu yang tidak kami ketahui"" ujar Bob.
Bibi Mathilda nampak serius. "Pihak polisi tidak bersedia melepaskannya, meskipun dengan uang jaminan."
"Atas dasar apa"" Jupiter berseru.
"Karena Ty sudah pernah berurusan dengan polisi, dan karena dia berasal dari negara bagian lain. Dan yang lebih penting: dia akan dijadikan saksi terhadap komplotan pencuri mobil yang diduga beroperasi di Rocky Beach."
"Kapan kita memperoleh kepastian apakah Ty bisa dilepaskan atau tidak""
"Nanti siang aka ada rapat," Bibi Mathilda berkata. "Tapi sebelum itu, pengacaraku mau bicara dengan seorang hakim dulu."
"Tapi Bibi akan terus berusaha, bukan"" tanya Jupiter penuh harap. "Kami memerlukan bantuan Ty dalam kasus ini."
Wanita itu mengangguk, kemudian kembali ke ruang kantor untuk menelepon pengacaranya lagi. Ketiga detektif remaja saling berpandangan di dalam bengkel.
"Jupe, apa ada yang bisa kita lakukan tanpa dia"" tanya Pete.
"Untuk sementara kita memang terpaksa bergerak tanpa bantuan Ty," jawab Jupiter sambil merenung. "Hmm, rupanya polisi menduga ada komplotan pencuri mobil yang beroperasi di Rocky Beach. Berarti akhir-akhir ini pasti banyak
39 kasus pencurian mobil di sekitar sini." Ia berpaling pada Bob. "Bob, apakah kau bisa mencari keterangan'mengenai El Tiburon and the Piran-has" Aku perlu tahu, apakah mereka tampil di Oxnard pada malam Ty dimintai tolong oleh Tiburon untuk membawa Mercedes itu ke sini."
"Beres! Aku akan menanyakannya pada Jake Hatch."
"Wah, jangan! Orang lain tidak boleh tahu bahwa kita sedang menyelidiki kasus ini."
"Kalau begitu aku akan mencari jalan lain," Bob menanggapi keberatan sahabatnya sambil nyengir.
"Bagaimana kalau sekarang juga"" Jupiter mendesak.
"Oke" Ayo, kita ke sana."
"Aduh," Pete mendesah. "Aku tidak bisa bolos latihan karate. Sore ini ada demonstrasi kata baru."
"Memangnya kenapa"" tanya Jupiter.
"Kata adalah jenis latihan yang disampaikan secara turun-temurun," Bob menjelaskan. "Seluruh semangat karate terkandung dalam gerakan-gerakan itu. Jumlahnya ada sekitar 50. Kita harus melakukan gerakan-gerakan tertentu pada waktu yang tepat. Setiap bulan kami mempelajari kata baru."
"Kecuali itu, setelah latihan aku harus menjemput Kelly," Pete menambahkan. "Dia ikut senam aerobik pada waktu yang sama."
"Kalau begitu Bob dan aku saja yang pergi," ujar Jupiter. "Nanti kita ketemu lagi di sini, oke""
40 Bob kembali tersenyum. "Kau bakal rugi besar, Pete! Tapi tak apa-apa. Nanti akan kuceritakan bagaimana caranya kami mengelabui Jake Hatch. Bayangkan wajahnya kalau dia..."
"Ah, sudahlah!" Pete berseru dengan kesal. "Aku bolos saja. Setelah urusan ini selesai, aku akan menjemput Kelly. Ayo, berangkat, deh!"
Semuanya ketawa ketika Pete mengambil mobilnya, dan Bob bergegas menuju VW Kodok yang antik, namun mengkilap dan terawat baik. Sementara Jupiter masih berpikir akan ikut siapa, sebuah sedan Jaguar XJ6 berwarna perak memasuki pekarangan. Seorang gadis langsing berambut cokJat turun dari mobil itu. Ia melambaikan tangan pada si pengemudi.
"Terima kasih banyak, Daddy! Aku akan,diantar pulang oleh Pete. Sampai nanti!"
Sedan Jaguar itu segera pergi. Kelly Madigan berlari menyeberangi pekarangan, lalu menggandeng tangan Pete. Tingginya hanya sebahu pacarnya itu.
"Daddy tidak bisa mengantarku ke tempat senam, karena itu aku minta didrop di sini saja," ujar Kelly. Sambil berjinjit ia mencium ujung hidung Pete. "Kita toh akan ketemu seusai latihan."
Pete nampak gugup. "Ehm, Kelly... hari ini aku tidak latihan. Aku...."
"Kau tidak latihan" Kenapa""
"Kami... kami dapat kasus baru yang cukup berat, Kelly. Sepupu Jupiter berada dalam kesulit-
41 an. Kami harus membereskan kasus ini, supaya Ty bisa keluar dari tahanan."
"Kasus baru" Hmm, aku tahu bahwa itu penting untukmu, tapi kita kan selalu latihan karate dan senam aerobik pada hari Senin. Bagaimana kau bisa mengantarkanku pulang, kalau kau sedang sibuk menangani kasus itu" Lagi pula Ibu menunggu kita untuk makan malam. Kau tidak lupa, kan" Aku yakin, Jupe dan Bob bisa menangani tugas untuk hari ini
. Ayo, nanti kita terlambat."
Kelly melambaikan tangan ke arah Jupiter dan Bob, lalu menarik pacarnya yang nampak kebingungan. Sambil mengangkat bahu Pete masuk ke mobilnya. Sesaat kemudian ia dan Kelly sudah berada dalam perjalanan menuju tempat latihan.
"Itulah sebabnya mengapa aku tidak mau pacaran!" ujar Bob sambil mengerutkan kening. "Aku tidak mau terikat. Jauh lebih menyenangkan kalau kita bebas menentukan pilihan. Betul tidak, Jupe""
"Kalau punya pilihan...," Jupiter mendesah. "Astaga, Jupe! Aku kan sudah sering memperkenalkan teman-temanku padamu. Begitu juga Pete. Masa di antara sekian banyak gadis tidak ada yang kau sukai""
"Masalahnya, mereka tidak menyukai aku!" "Ah, cukup banyak gadis yang menyukaimu. Si kecil Ruthie tadi, misalnya. Aku yakin, dia pasti menyukaimu. Sekarang semuanya tergantung pada usahamu." Jupiter tersipu-sipu. Langsung saja ia meng-
42 alihkan pembicaraan. "Ngomong-ngomong, bagaimana caranya memperoleh keterangan mengenai El Tiburon and the Piranhas""
"Jangan takut. Ayo, kita berangkat"
"Ke mana""
"Ke kantor Jake Hatch!"
"Tapi dia tidak boleh tahu bahwa kita sedang menyelidiki mereka."
Bob tersenyum. "Serahkan saja semuanya padaku!"
Beberapa waktu kemudian mereka berhenti di depan sebuah bangunan tua berlantai tiga yang nampak tak terurus. Bangunan itu terletak di pinggir daerah pusat perbelanjaan. Bob memarkir mobilnya di pekarangan belakang.
Bangunan tua itu tidak dilengkapi lift. Ruang tangga hanya diterangi cahaya yang masuk melalui sky-light (jendela di atap). Setelah naik ke lantai tiga, Bob membuka pintu sebelah kanan di ujung selasar. Bersama Jupiter ia memasuki sebuah ruang tunggu. Ruang kerja Jake Hatch berada di belakangnya.
"Hi, Gracie," Bob menegur seorang wanita muda. "Mr. Hatch ada""
Wanita muda yang cantik itu duduk di balik meja tulis, dan lagi sibuk mengetik. Namun begitu melihat Bob, ia segera tersenyum ramah.
"Kau kan tahu, dia sedang makan siang."
Bob duduk di tepi meja dan menampilkan senyum yang menawan. "Memang, justru karena itu aku datang jam segini."
43 Wanita muda di hadapannya ketawa. Ia sekitar lima tahun lebih tua dari Bob. Tetapi s6rot matanya mengatakan bahwa ia senang bertemu dengan pemuda itu.
"Bob Andrews, kau terlalu yakin pada diri sendiri."
"Apakah salah kalau aku lebih suka ngobrol denganmu dibandingkan dengan Jake, Gracie"" tanya Bob. Senyumnya semakin lebar. "Lagi pula, aku mengajak temanku Jupiter supaya bisa berkenalan denganmu. Jupe, ini Grace Salieri, sekretaris terbaik dalam bisnis ini."
"Senang berkenalan dengan Anda, Miss Salieri," kata Jupiter.
"Panggil aku Gracie saja, Jupiter," wanita muda itu membalas sambil tersenyum. "Dan kau, Bob-sebaiknya kau simpan basa-basimu untuk kesempatan lain. Apa tujuanmu sebenarnya, hmm""
"Sax punya klien yang mencari band yang bisa main salsa," Bob menjelaskan. "Kami kebetulan tidak punya. Orang itu sempat melihat pertunjukan yang menarik di Oxnard beberapa hari yang lalu. Dia lupa nama bandnya. Tapi ada kemungkinan dia nonton El Tiburon and the Piranhas. Sax ingin tahu apakah mereka tampil di Oxnard dua malam yang lalu, dan apakah mereka sudah dipesan untuk beberapa hari mendatang""
"Jake pasti minta komisi penuh untuk Tiburon."
"Sax bilang, dia tidak peduli. Dia hanya ingin menyenangkan kliennya."
44 Gracie berdiri dan masuk ke ruang kerja bosnya.
"Mau ke mana dia, Bob"" tanya Jupiter.
"Mengecek daftar pertunjukan yang tertempel di ruang kerja Jake. Sax juga memakai sistem ini. Lebih cepat dibandingkan dengan komputer."
Grace Salieri kembali. "Yep, Tiburon dan anak buahnya memang tampil di Oxnard. Dua malam yang lalu mereka manggung di pub The Deuce. Dan selama dua hari mendatang mereka akan main di The Shack"
"Sip, Gracie! Terima kasih banyak!" kata Bob. ia membungkuk dan mencium kening wanita muda itu. "Sax akan menanyakan di mana kliennya melihat band yang disukainya itu. Kalau memang di The Deuce, maka Jake akan memperoleh komisi yang lumayan besar."
Gracie ketawa, lalu berlagak mengusir Bob dan Jupiter
Ketika menuruni tangga, Bob berkata pada sahabatnya.
"Nah, dengan cara ini semuanya beres. Biarpu
n Gracie menceritakan kedatangan kita, Jake Hatch hanya akan memikirkan uang yang bakal diperolehnya. Sedangkan kita sekarang sudah mendapat kepastian bahwa Tiburon memang berada di Oxnard ketika Ty mampir ke sana."
"The Shack adalah nama restoran pizza," ujar Jupiter. "Kita bebas masuk ke sana. Kalau Ty sudah keluar dari tahanan, mungkin dia bisa mengidentifikasi Tiburon. Kalau tidak, kita bisa
45 menemui Tiburon dan mengajukan beberapa pertanyaan." "Kapan""
"Nanti malam. Kita berkumpul di markas besar," kata Jupiter. "Setelah itu kita pergi ke The Shack, untuk menemui El Tiburon and the Piranhas."
46 5. Ikan Buas di Atas Panggung
The shack merupakan restoran pizza yang sedang in, dan selalu ramai dikunjungi-terutama oleh anak-anak High School setempat. Letaknya di bagian timur kota Rocky Beach. Jupiter dan Bob tiba pukul delapan. Pete ternyata tidak bisa ikut ia harus menemani Kelly ke sebuah pesta. Jupiter hanya geleng-geleng saja.
Hampir semua bar atau pub yang menampilkan musik hidup, juga menyajikan minuman beralkohol. Karena itu remaja-remaja di bawah usia 21 tahun dilarang masuk. Undang-undang itu ditaati dengan ketat. Jika anak-anak di bawah umur berkeras ingin menyaksikan suatu pertunjukan, mereda harus duduk di belakang panggung-di bawah pengawasan petugas keamanan. Tapi The Shack hanya menyediakan minuman ringan, sehingga anak sekolah pun bebas keluar masuk.
Hampir setiap malam The Shack jadi tempat berkumpul anak-anak muda. Namun malam ini merupakan suatu perkecualian.
Ketika Jupiter dan Bob masuk, mereka melihat
47 dua pemuda tanggung sedang bermain pinball. Dua orang lagi sedang makan pizza sambil menatap pesawat TV yang tak bersuara. Empat gadis Latino duduk di atas salah satu meja di pinggir lantai dansa. Gadis-gadis itu rupanya pacar-pacar para pemain band, sebab hanya merekalah yang memperhatikan band di atas panggung.
The Shack nyaris kosong, tetapi musik yang dimainkan terasa memekakkan telinga.
"Lalala bamba... bamba... bamba!"
Seorang pemuda Latino sedang asyik menyanyikan sebuah lagu berirama Latin, ia diiringi gitar, bas, serta keyboard. Si pemain drum menggebuk peralatannya dengan semangat tinggi. Panggung kecil itu penuh sesak dengan berbagai peralatan, sehingga para pemain band nyaris tak punya tempat untuk bergerak. "La... bam... baaa!"
El Tiburon and the Piranhas! Mereka berjingkrak-jingkrak, berputar-putar, dan nyengir seperti orang gila di ruangan yang hampir kosong itu. Wajah-wajah mereka nampak basah karena keringat. ,
"Astaga, permainan mereka ternyata memang buruk," Jupiter berbisik pada Bob.
"Menurut Sax, suara mereka lebih merdu kalau berteriak daripada kalau lagi menyanyi," balas Bob sambil mengangguk.
"El Tiburon pasti laki-laki berpakaian serba putih itu, bukan""
48 "Betul, si jangkung yang berdiri di depan sambil memainkan lead-guitar."
Jupiter memperhatikan pemuda Latino itu dengan saksama. El Tiburon memang orang panggung sejati, ia tampil penuh gaya, meskipun tidak didukung oleh bakat yang memadai. Keempat anggota Piranha di belakangnya mengenakan celana hitam dan kemeja merah.
"Tempat ini bukan tempat nongkrong anak-anak Latino," ujar Bob sambil memandang sekeliling. "Aku tidak mengerti kenapa Jake menyuruh mereka main di sini."
"Aku juga agak heran," Jupiter berkomentar.
Kelima anggota band kini mulai memainkan musik rock 'n' roli. Para pengunjung menghentikan kesibukan masing-masing, dan mulai memperhatikan panggung. Orang-orang mulai berdatangan, tetapi The Shack tetap kelihatan kosong. Tiba-tiba Bob menyentuh lengan Jupiter.
"Jupe, itu Jake Hatch!"
Seorang pria pendek dan gempal baru saja melangkah masuk. Wajahnya pucat, ia mengenakan setelan jas abu-abu yang nampak mahal.
Jake Hatch melirik ke arah panggung. Kemudian ia menyadari bahwa lebih dari setengah kursi masih kosong.
"Apakah dia akan mengenalimu"" tanya Jupiter.
"Pasti!" jawab Bob. "Dia mungkin tidak tahu kenapa kita menginginkan Tiburon, tapi Gracie pasti cerita bahwa aku berkunjung ke sana."
49 Hatch masih berdiri di dekat pintu. Dengan wajah masam ia menyaksikan penampilan El Tiburon. Lagu yang tengah dimai
nkan berakhir. Para anggota band segera meletakkan alat musik masing-masing, lalu bergabung dengan para gadis di depan panggung. Jake Hatch menyalakan sebatang cerutu. Kemudian ia melihat Bob, dan mengerutkan alis. Langsung saja ia menghampiri anak muda itu.
"Nah"" ujar Hatch sambil menarik kursi. "Rupanya Sendler membutuhkan El Tiburon and the Piranhas, heh" Asal tahu saja: aku tidak akan berbagi komisi dengan dia."
"Kami mungkin memerlukan sebuah band Latino dalam waktu dekat ini," jawab Bob tenang. "Sax mengirimku untuk menyaksikan penampilan Tiburon. "Dia sendiri mencari band di LA*"
Hatch ketawa terkekeh-kekeh. "Menurut Gracie situasinya bukan seperti itu. Kalian punya klien yang sempat menonton Tiburon dan teman-temannya di Oxnard beberapa hari yang lalu. Dan orang itu ingin mengontrak mereka."
"Tapi belum tentu kami berhasil menemukan Tiburon, bukan"" balas Bob sambil nyengir. "Saya bisa menghubungi dia bersama klien kami. Tapi komisinya harus dibagi rata."
Wajah Hatch menjadi merah padam. "Suatu hari aku akan mengusir Sax Sendler dari Rocky
*LA = Los Angeles 50 Beach! Semua orang tahu bahwa-dia tukang tipu yang bersedia melakukan apa pun juga untuk mendapatkan order. Kau pun akan mengalami nasib seperti dia, kalau kau tidak segera membenahi diri."
"Terima kasih atas peringatan Anda," ujar Bob.
"Hei, Andrews," kata Hatch. ia mengepulkan asap cerutunya. "Aku punya nasihat untukmu: tinggalkan Sendler! Kau tidak punya masa depan kalau terus ikut dia. Ngomong-ngomong, apakah kau berminat memperoleh tambahan uang""
"Rejeki tidak boleh ditolak." Bob tersenyum.
"Kalau begitu, ceritakan tentang segala kegiatan Sendler. Siapa saja klien-kliennya" Bagaimana dia menangani band-band yang dipegangnya""
"Wah, Mr. Hatch!" Bob berlagak terkejut. "Itu namanya berkhianat"
"Ah, semua orang melakukannya."
"Sorry, Mr. Hatch. Tapi saya tidak punya kebiasaan seperti itu."
Jake Hatch langsung melotot.
"Jangan sok jujur, Bung! Memangnya untuk apa kau datang ke sini, heh" Kaupikir aku tidak tahu bahwa Sendler mengutusmu untuk mengontrak Tiburon tanpa sepengetahuanku""
"Siapa bilang"" Bob menanggapinya sambil tersenyum. "Sax sama sekali tidak..."
Jupiter cepat-cepat menendang kaki Bob di bawah meja. Sahabatnya itu tidak boleh mengemukakan bahwa Sax Sendler sama sekali tidak tahu-menahu mengenai kedatangan mereka ke
51 sini. Jake Hatch pasti akan menyadari bahwa cerita mengenai klien yang mencari band Latino hanya isapan jempol belaka. Sekarang pun dia sudah mulai curiga. Namun sebelum Hatch sempat mengatakan sesuatu, El Tiburon keburu muncul.
"Hei, kalian pasti sedang berbicara mengenai El Tiburon, heh"" pemimpin band itu berseru. "Kalian pasti penggemarku! Betul-tidak" Kalian menyukai musik kami. Kalian harus menyaksikan El Tiburon and the Piranhas."
"Ehm...," Bob mulai berkata. "Kalian memang hebat," Jupiter mendahuluinya. "Terutama Anda. Anda pasti El Tiburon""
"Yeah, saya sendiri!" si pemain gitar merangkap penyanyi berkata sambil menegakkan badan. Wajahnya berbentuk memanjang. Tampangnya mencerminkan rasa percaya diri yang tinggi.
"Hei, kalian mau foto dengan tanda-tangan" Jake, berikan dua lembar foto pada mereka!"
Hatch menatap Jupiter dengan penuh curiga, ia tidak tahu apa hubungan pemuda itu dengan Bob. Keraguannya itu nampak jelas pada wajahnya. Jika Jupiter memang penggemar El Tiburon, maka Hatch harus bersikap ramah. Tapi kalau Jupiter hanya menemani Bob, maka Hatch tidak sudi berurusan dengannya. Supaya aman, ia akhirnya memutuskan untuk mengulur waktu, sekaligus memberitahu Tiburon mengenai Bob.
"Foto-fotonya ada di mobil. Nanti aku ambil satu." Sambil melirik ke arah Bob, ia menambah-
52 kan, "Yang satu ini bukan penggemarmu. Dia bekerja di tempat..."
"Hei, man! Memangnya aku tidak bisa mengenali penggemarku"!" Tiburon berseru dengan kesal. "Tolong ambilkan dua lembar foto untuk kawan-kawanku ini, oke""
Baik Bob maupun Jupiter menduga Hatch akan meledak. Tetapi pencari bakat itu hanya menelan ludah, ia berusaha untuk tersenyum, kemudian keluar lewat pintu depan.
"Apa aku boleh minta satu foto untuk sepupuku Ty"" Jupiter bert
anya setelah Hatch pergi.
"Boleh saja. Jake pasti akan membawa setumpuk. Sepupumu juga penggemar kami""
"Sebenarnya bukan," kata Jupiter. "Ty bilang dia mengenal Anda. Dia ingin berbicara dengan Anda."
"Dia juga pemain musik" Aku mengenal banyak pemain musik yang tergabung di band lain."
"Bukan," jawab Jupiter. "Dia adalah pemuda yang Anda mintai tolong untuk membawa mobil kakak Anda ke Rocky Beach. Ty sudah berusaha, tetapi dia tidak berhasil menemukan kakak Anda."
Senyum di bibir El Tiburon menghilang perlahan-lahan. Kemudian ia kembali nyengir-namun kini maknanya berbeda sama sekali.
"Yeah, aku sudah dengar cerita mengenai si Anglo yang sinting itu. Dia mencuri mobil mewah, lalu bercerita pada semua orang bahwa aku minta dia untuk mengantarkannya ke tempat kakakku. Hah, dasar loco! Polisi pun tidak mau percaya
53 pada cerita gila seperti itu. Sepupumu, heh" Sayang sekali."
"Jadi, Anda tidak tahu apa-apa mengenai Ty maupun mobil itu"" tanya Bob.
Tiburon ketawa. "Hei, Bung! Saudaramu itu seharusnya tinggal di Oxnard saja. Coba pikir, aku sama sekali tidak punya kakak di Rocky Beach!"
Pemimpin band itu berdiri. Sambil ketawa ia kembali ke panggung.
Bob mengerutkan kening, lalu menatap Jupiter. "Jupe" Kalau dia tidak punya kakak di sini, maka itu berarti Ty telah membohongi kita!"
Di atas panggung keempat rekan El Tiburon sedang memandang ke arah Jupiter dan Bob. Jake Hatch kembali sambil membawa setumpuk foto. ia menatap kedua detektif remaja, kemudian menoleh ke arah El Tiburon and the Piranhas, yang sedang sibuk menyetem alat masing-masing.
"Ayo," ujar Jupiter cepat-cepat. "Kita pergi dari sini."
"Bagaimana dengan foto El Tiburon"" tanya Bob heran.
"Aku punya akal lain. Perhatikan saja."
Mereka berpapasan dengan sejumlah orang yang baru masuk, kemudian meninggalkan restoran pizza itu. Ketika melewati papan pengumuman, Jupiter cepat-cepat menarik foto El Tiburon.
Bob masih penasaran ketika mereka sampai ke mobilnya.
54 "Jupe, Tiburon tidak mungkin berbohong mengenai kakaknya! Dan itu berarti bahwa Ty yang membohongi kita."
"Belum tentu," Jupe membela sepupunya. "Bagaimana kalau Tiburon menyuruh Ty mengantarkan mobil curian ke Rocky Beach, kemudian memberikan alamat yang ia sebutkan sebagai alamat kakaknya" Kecuali itu," ia menambahkan, "Tiburon hanya mungkin mendengar cerita mengenai Ty dari kita berdua, dari polisi, atau dari Joe Torres dan kedua tukang pukulnya. Kita tidak mengatakan apa-apa. Polisi pun pasti tidak akan membuka rahasia dinas. Berarti tinggal Joe Torres dan teman-temannya. Salah satu dari mereka-mungkin juga semuanya-mengenal Tiburon, dan membohongi kita dan polisi!"
"Wah, benar juga, Jupe!" kata Bob.
"Masih ada lagi," ujar Jupiter. "Kita sama sekali tidak menyinggung kota Oxnard di hadapan Tiburon tadi. Tapi dia tahu bahwa Ty memperoleh Mercedes itu di sana."
"Wow! Kalau bukan Torres yang menceritakan hal ini pada Tiburon, berarti Ty mengatakan yang sebenarnya. Hmm, bagaimana langkah selanjutnya""
"Kita akan menunggu sampai El Tiburon and the Piranhas keluar dari The Shack."
55 6. Ikuti Hiu Itu! Musik yang keluar dari The Shack memecahkan keheningan malam. Sambil menunggu, Bob dan Jupiter menggigil kedinginan di dalam VW kodok kepunyaan Bob. Iklim di California Selatan sebenarnya merupakan iklim gurun-panas pada siang hari, tetapi dingin di waktu malam. Di awal musim semi, rasa dinginnya terasa menusuk sampai ke tulang.
Alunan musik tetap terdengar sampai lewat tengah malam. Orang-orang nampak keluar-masuk The Shack. Kemudian suasana menjadi hening. Para pengunjung yang masih tersisa meninggalkan restoran pizza itu. Dan beberapa saat kemudian kelima anggota band bermunculan. Mereka nampak kesal, dan menyumpah-nyumpah dalam bahasa Spanyol.
Sesaat kemudian Jake Hatch menyusul. Nampaknya ia lagi naik pitam. Di bawah lampu jalanan, ia mengacungkan kepalan tangan ke arah seorang pria yang kelihatannya seperti pemilik restoran itu. Tiburon and the Piranhas berdiri
56 mengelilingi bos mereka sambil berkacak pinggang. Akhirnya Hatch menyerukan sesuatu pada para anggota band, lalu menuju sebuah Rolls-Royce b
erwarna perak, ia menyalakan mesin dan langsung pergi. Si pemilik hanya geleng-geleng, lalu masuk lagi. Tiburon dan anak buahnya menghilang di balik restoran.
"Ikuti mereka, Bob!" ujar Jupiter cepat-cepat.
"Di belakang sana hanya ada tempat parkir, Jupe. Mereka pasti muncul lagi," kata Bob. Sambil mengangguk ke arah Jake Hatch menghilang tadi, ia menambahkan, "Gila, aku tidak mengerti dari mana da dapat uang untuk membeli mobil mewah seperti itu. Yang pasti, bukan dari perusahaan pencari bakatnya. Bahkan Sax pun tidak sanggup membeli Rolls-Royce-biar bekas sekalipun."
Bob masih terheran-heran ketika iring-iringan mobil milik para anggota band muncul dari balik restoran.
"Astaga!" Jupiter berseru.
Sebuah sedan besar muncul dari kegelapan. Tetapi baik merek maupun tahun pembuatannya sudah tidak dapat dipastikan. Seluruh permukaan mobil itu ditutupi grafiti-coret-coretan. Bahkan jendela-jendelanya pun penuh coret-coretan.
Warna asli mobil itu sampai tidak terlihat lagi. Bagian bawahnya hampir menyentuh permukaan aspal. Karena begitu rendah, Jupiter agak sukar mengenali bentuk asli mobil itu.
"Sebuah low-rider-mobil dengan body direndahkan!" ia berseru.
57 Jarak dari permukaan aspal ke bagian bawah mobil itu hanya sekitar 15 senti. Suspensinya sengaja direndahkan, dan mungkin juga dimodifikasi dengan sistem hidrolik. Kalau mobil itu memang dilengkapi dengan sistem hidrolik, maka si pengemudi bisa menaikkan kendaraannya jika akan melaju di jalan bebas hambatan. Mobil pertama itu diikuti oleh empat buah mobil serupa. Semuanya membelok ke arah daerah barrio.


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Low-rider semacam itu hanya dipakai oleh remaja-remaja Latino, dan merupakan bagian dari gaya hidup anak muda yang tinggal di daerah barrio. Tujuan utamanya adalah untuk membedakan diri dari kaum Anglo, sekaligus untuk nam-pang di depan gadis-gadis. Mobil jenis low-rider biasanya selalu diurus dengan telaten. Para pemilik low-rider tak segan-segan mengeluarkan uang untuk mengecat, memoles, dan memasang berbagai perhiasan. Yang penting, kendaraan mereka bisa tampil dalam kondisi prima pada malam Minggu.
Namun penampilan kelima low-rider yang kini lewat di hadapan Jupiter dan Bob berbeda sekali. Mobil-mobil itu penuh dengan tulisan cat semprot beraneka warna, yang memuji kehebatan El Tiburon and the Piranhas.
"Iklan yang murah-meriah," Jupiter berkomentar. "Kita pun tidak perlu takut kehilangan jejak. Mereka pasti tidak berani ngebut."
Bob menunggu beberapa saat, lalu mulai /mengikuti iring-iringan low-rider itu. Berulang kali
58 ia terpaksa mengurangi kecepatan, untuk menjaga jarak.
Akhirnya mereka tiba di tepi daerah barrio. Bob tertinggal beberapa ratus meter, ketika para low-rider membelok ke sebuah tempat cuci mobil. Letaknya bersebelahan dengan sebuah restoran Mexico-tidak jauh dari Rocky Beach High School. Kalau lagi libur, lapangan parkir restoran itu selalu penuh sesak-bahkan sampai lewat tengah malam. Bob dan Jupiter pun suka mengunjungi tempat berkumpul anak-anak muda itu.
Pelan-pelan keduanya melewati tempat cuci mobil. El Tiburon and the Piranhas, serta keempat gadis yang menemani mereka, telah turun dari s mobil. Kini mereka bergerombol di ruang tunggu, sambil menikmati makanan kecil dan minuman ringan. Beberapa remaja Latino lainnya bergabung dengan mereka.
"Sebaiknya kita cari tempat untuk mengawasi mereka," ujar Jupe. "Restoran Mexico itu kelihatannya cocok."
"Cocok untuk apa"" tanya Bob sambil nyengir.
"Apa maksudmu"" balas Jupiter.
"Aku kira kau lagi diet."
"Tapi aku sudah hampir mati kelaparan," Jupiter memohon pengertian sahabatnya.
"Hei, aku tidak peduli kalau kau gendut."
"Aku tidak gendut! Mungkin agak... ehm... berat, tapi..."
"Sony, Jupe, aku hanya main-main. Gendut
59 atau langsing-pokoknya Pete dan aku menyukaimu. Sudahlah, apa yang akan kita lakukan sekarang""
"Kita akan mengawasi mereka dari restoran itu," ujar Jupiter dengan kikuk. "Tapi kalau tidak memesan apa-apa, kita pasti terlalu menarik perhatian orang-orang."
Bob segera memutar kendaraannya, ia sengaja menoleh ke samping untuk menyembunyikan senyumnya. Kemudian ia memasuki pelataran parki
r di depan restoran. Mereka turun dan bergabung dengan beberapa teman sekolah yang sudah mengantri sebelumnya.
Bob dan Jupe membawa makanan mereka ke sebuah meja di teras. Bangku di meja ini sudah lenyap, sehingga mereka terpaksa duduk di atas meja. Tapi tempat cuci mobil di sebelah terlihat dengan jelas.
Sebenarnya tempat cuci mobil itu sudah tutup, karena malam telah larut. Para pegawai sudah pulang semua, kecuali seorang pria setengah baya yang berdiri di balik meja layan. Melihat sikap orang itu terhadap El Tiburon and the Piranhas, Jupe segera menyadari bahwa mereka merupakan langganan istimewa.
Kini kelihatan jelas bahwa El Tiburon adalah pemimpin kelompok anak muda itu. Hanya dia yang duduk di kursi. Yang lain berdiri mengelilinginya. El Tiburon berbicara, dan teman-temannya mendengarkannya dengan patuh. Kecuali seorang gadis. Gadis itu menuju ke
60 meja layan untuk membeli makanan kecil. Tapi El Tiburon segera menudingnya, lalu berteriak dengan keras.
"Hei, kembali ke sini!" Jupiter dan Bob mendengar suaranya. "Aku tidak suka kalau ada yang tidak memperhatikanku kalau aku sedang bicara! Mengerti"!"
Pria di balik meja layan mengangkat bahu dan menggelengkan kepala. Gadis tadi langsung ber-balik dan membentak El Tiburon. Seketika Tiburon berdiri dan menarik lengan gadis itu. Kemudian salah seorang pemuda yang bukan anggota The Piranhas melangkah maju, dan menepis tangan Tiburon.
Rase Perak 2 Pendekar Rajawali Sakti 44 Setan Pedang Perak Romantika Sebilah Pedang 4
^