Pencarian

Komplotan Pencuri Mobil 2

Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah Bagian 2


Semua orang di tempat cuci mobil tersentak kaget
Tiburon mengulurkan tangan dan menggenggam kemeja lawannya. Tapi sekali lagi tangannya ditepis oleh pemuda itu. Tiburon langsung melayangkan tinju. Pembela gadis tadi membalas dengan pukulan kiri. Tiburon menghindar, menangkis, kemudian menghajar lawannya sampai terjatuh. Kali ini tidak ada perlawanan lagi.
Tiburon mengatakan sesuatu dan ketawa. Semua ikut ketawa. Kecuali gadis yang menentang Tiburon tadi. ia langsung berjongkok di samping pemuda yang dipukul roboh. Tiburon kembali duduk, lalu meneruskan ceritanya seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Jupiter dan Bob .mengikuti kejadian itu dari meja mereka.
"Sikapnya lebih mirip pemimpin gang daripada pemimpin band," ujar Bob.
"Ya," kata Jupiter. "Kelihatannya memang begitu. Mungkin bandnya merupakan bagian dari sebuah gang. Aku rasa..." Tiba-tiba Jupe terdiam.
Sebuah mobil baru saja berhenti di depan tempat cuci mobil. Seorang pria turun, dan menuju ke ruang tunggu.
"Astaga, itu Joe Torres!" Jupiter berseru.
Tiburon berdiri dari kursinya, mengatakan sesuatu pada salah satu anggota The Piranhas, kemudian bergegas keluar untuk menemui Torres. Kedua orang itu berbincang-bincang di tempat gelap, sementara anggota-anggota gang yang lain menunggu di dalam.
"Ternyata Torres memang berbohong," ujar Bob. "Sebetulnya dia mengenal Tiburon. Sekarang aku yakin bahwa Ty memang disuruh mengantarkan Mercedes itu ke tempat Torres. Cerita Tiburon mengenai kakaknya hanya isapan jempol."
"Mungkin ya, mungkin tidak," kata Jupiter. "Torres memang berbohong ketika mengatakan bahwa ia tidak mengenal Tiburon. Tapi itu tidak membuktikan apa-apa, Bob. Barangkali Torres hanya bermaksud melindungi Tiburon, tetapi tidak tahu apa-apa mengenai mobil curian itu. Mungkin juga Tiburon hanya diperalat, tanpa menyadari persoalan sesungguhnya."
"Lalu bagaimana caranya kita memastikan hal ini""
62 "Kita harus cari keterangan lagi," jawab Jupiter. "Kita akan mengawasi mereka untuk beberapa waktu."
"Tapi sekarang sudah larut malam," kata Bob. "Kalau Sax kembali dari Los Angeles malam ini, maka besok aku harus kerja lagi."
"Kita harus mencari kepastian apakah Tiburon tahu bahwa Mercedes itu mobil curian. Kalau ternyata tidak, maka kita harus menemukan orang yang menyuruh Tiburon minta tolong pada Ty untuk membawa mobil itu ke bodega milik Torres."
"Ya, Tuhan!" Bob tiba-tiba berseru tertahan. "Jupe, awas!"
Tiburon telah kembali ke ruang tunggu. Joe Torres sedang menuju restoran tempat Bob dan Jupiter berada!
"Aduh!" kata Jupiter. Ia mulai dilanda panik. "Dia pasti akan mengenaliku."
Restoran Mexico itu sudah hampir kosong. Para pengunjung yang masih makan menempati meja-meja yang salin
g berjauhan. Pelataran parkir diterangi lampu, dan nyaris tak terisi. Meja layan di dalam pun nampak sepi.
"Cepat!" kata Bob. "Berlututlah!"
Jupiter berlutut di samping meja yang tak berbangku. Bob buru-buru melepaskan jaket jeans-nya, kemudian duduk di punggung Jupiter! Ia menutupi lututnya dengan jaket, seakan-akan kedinginan, lalu duduk dengan santai sambil bersandar pada tepi meja.
63 Bob berlagak tak peduli ketika Torres melewati mejanya. Dalam hati ia berharap agar pemilik bodega itu tidak menyadari bahwa tak ada bangku pada kedua sisi meja. Untung saja Torres hanya sekilas saja melirik ke arah Bob, kemudian langsung menuju meja layan.
"Busyet, Bob! Ternyata kau lebih berat dari yang kuduga," bisik Jupiter. "Apakah aku sudah bisa berdiri lagi""
"Jangan dulu! Dia masih di meja layan. Mungkin saja dia tiba-tiba menoleh ke sini. Sebaiknya kau tetap bersembunyi."
Jupiter mendesah. Bob ketawa. "Belum pernah aku duduk di bangku seempuk ini."
"Tunggu pembalasanku nanti!" Jupiter menggerutu.
Bob segera menyikut sahabatnya. Hampir saja Jupiter memberontak. Gntung saja ia teringat bahwa keselamatannya sedang terancam. Bob-baru berhenti menggoda Jupiter ketika Torres kembali ke tempat cuci mobil. Kali ini pria Latino itu sama sekali tidak memperhatikan Bob.
"Oke, dia sudah pergi," kata Bob sambil berdiri.
Jupiter bangkit, memijat-mijat punggungnya, lalu bersandar pada meja sampai bisa berdiri tegak lagi. Ia memelototi Bob, kemudian nyengir.
"Syukurlah kau tidak kehabisan akal tadi," Jupiter memuji. "Tapi aku rasa lebih baik kita segera pergi dari sini. Mungkin saja yang lainnya
64 menyusul untuk membeli makanan. Aku tidak berminat dijadikan bangku lagi."
Mereka bergegas menuju VW Kodok kepunyaan Bob, kemudian pulang ke rumah Jupiter. Pintu gerbang Jones Salvage Yard sudah terkunci. Tempat penumpukan barang bekas itu nampak gelap gulita. Begitu juga rumah Paman Titus.
"Semuanya sudah tidur," kata Jupiter. "Coba lihat apakah Ty sudah kembali."
Setelah masuk, kedua sahabat mengendap-endap ke ruang tidur tamu di lantai dua. Pintunya terbuka. Tempat tidurnya kosong. Bob mulai cemas.
"Barangkali polisi sudah memperoleh bukti-bukti tambahan," katanya.
"Mungkin saja," jawab Jupiter. "Besok pagi aku akan menanyakannya pada Bibi Mathilda. Tapi aku tetap berpendapat bahwa Ty mengatakan yang sebenarnya."
"Mudah-mudahan saja kau benar, Jupe."
"Bagaimanapun juga, besok pagi kita bertiga kumpul di markas besar setelah sarapan."
"Kecuali kalau Kelly sudah menyusun acara untuk Pete."
Jupiter berlagak tidak mendengar komentar sahabatnya itu. "Kalau dipikir-pikir," ia berkata sambil merenung, "sebuah band yang tampil di sepanjang daerah pantai merupakan penyamaran yang baik untuk komplotan pencuri mobil."
65 7. Cadillac Berwarna Jingga
Pada pagi hari berikutnya, Pete mengenakan T-shirt bertulisan Bop Til You Drop! Setelah mengeluarkan mobilnya dari garasi, ia segera menuju Jones Salvage Yard. ia benar-benar penasaran mengenai apa yang terjadi semalam. Tetapi ternyata pintu pekarangan masih dikunci, sehingga Pete menyeberang jalan ke rumah Jupiter.
Jupiter masih sarapan bersama Bibi Mathilda dan Paman Titus. Dengan wajah murung ia duduk sambil menghadapi menu dietnya.
"Kami belum berhasil mengeluarkan Ty dari tahanan," ia melaporkan pada Pete.
Bibi Mathilda pun kelihatan kesal. "Hakim belum menentukan jumlah uang jaminan yang harus kami bayar. Pengacaraku sudah berusaha, tapi tak ada jalan untuk mendesak-desak seorang hakim. Pihak kejaksaan tetap berkeras bahwa Ty patut dicurigai. Mereka takut Ty akan melarikan diri. Namun pengacaraku yakin, bahwa kita pasti akan memperoleh keputusan hari ini. Tetapi dia
66 juga mengatakan, keputusan itu belum tentu menggembirakan."
Paman Titus, seorang pria berkumis tebal, menatap istrinya. "Kau yakin keponakanmu itu bisa dipercaya" Terus terang saja, ceritanya kurang masuk akal."
"Kami yakin sekali, Paman Titus," kata Jupiter. "Sejauh ini fakta yang kami kumpulkan sudah cukup banyak. Kami hampir bisa memastikan bahwa Ty tidak berbohong."
"Sekarang tinggal membuktikannya," Pete menambahkan.
Paman Titus menger utkan kening. "Kalian harus hati-hati! Komplotan pencuri mobil-tidak bisa dianggap enteng."
"Kami akan hati-hati, Paman Titus," Jupiter berjanji sambil menghabiskan sarapannya. "Pete dan aku ke markas dulu, ya. Kami masih menunggu Bob. Setelah itu kami mau pergi untuk mencari keterangan tambahan. Apakah Bibi bisa meninggalkan pesan kalau Ty sudah dibebaskan""
"Oke, Jupiter. Aku mau menelepon pengacaraku dulu. Habis itu aku menyusul kalian. Sudah waktunya untuk mulai bekerja."
Pete dan Jupiter menyeberangi jalan, lalu membuka kunci elektronik pada pintu gerbang pekarangan dengan bantuan alat pengendali jarak jauh pada ikat pinggang Jupe. Setelah berada di markas besar, Jupiter menceritakan kejadian semalam secara terinci. Pete ketawa ketika men-
67 dengar cerita mengenai El Tiburon and the Piranhas, yang bermain nyaris tanpa penonton. Tapi ketika Jupiter menyinggung kehadiran Joe Torres di tempat cuci mobil. Pete mulai bersemangat.
"Jadi, Torres mengenal Tiburon"" ia bertanya.
"Ya!" ujar Jupe sambil mengangguk. "Sekarang kita tinggal membuktikan bahwa memang Tiburon yang menyuruh Ty membawa Mercedes itu dari Oxnard ke sini, dan bahwa dia tahu bahwa mobil itu mobil curian."
"Tapi dari mana kita mulai"" tanya Pete.
"Pertama-tama kita rangkum semua fakta yang sudah terkumpul. Kemudian kita susun hipotesis, yang akan kita gunakan sebagai landasan untuk menentukan tindakan berikutnya."
"Sony, Jupe, tapi aku bukan ilmuwan-apa yang harus kita susun""
"Sebuah hipotesis, Pete. Sebuah asumsi, sebuah perumpamaan. Dalam hal ini, kita anggap Joe Torres sebagai anggota komplotan pencuri. Dengan demikian cara terbaik untuk membuktikan keterlibatan Tiburon adalah dengan mengawasi gerak-gerik Torres."
"Kedengarannya cukup menarik," Pete menanggapinya. "Kapan kita berangkat ke bodega itu""
"Begitu Bob datang."
"Kalau begitu aku mau mengutak-atik Corvair-ku dulu."
"Oh ya, mumpung lagi bicara soal mobil-kapan kau akan mencarikan mobil untukku""
68 "Aku kan sudah bilang: kalau Corvair-ku sudah beres. Tidak lama lagi, kok. Sekarang kita toh harus menunggu sampai Bob datang, bukan""
"Ah, alasan saja."
"Oke, oke! Kita pergi sekarang juga. Aku tahu suatu tempat di mana orang-orang menjual mobil mereka. Kita mulai dari sana saja."
"Tapi kita belum bisa pergi," Jupiter mendesah. "Sebentar lagi Bob akan datang."
Pete keluar dari markas besar sambil menggerutu.
Setelah ditinggal sendiri, Jupiter membuka laci paling bawah di meja kerjanya. Setelah meyakinkan diri bahwa keadaannya aman, ia lalu mengeluarkan sepotong coklat. Ia melahapnya sambil menunggu Bob, yang setiap saat bisa muncul di pintu.
Tapi Bob tidak datang-datang. Lima menit berlalu, sepuluh menit, setengah jam.
Jupiter keluar dari karavan dan menengok ke bengkel. Ternyata tidak ada siapa-siapa. Ia mengelilingi markas besar, lalu melihat Pete membungkuk di atas mesin mobilnya.
"Dia terlambat lagi," kata Jupiter.
"Aku sudah menduganya," jawab Pete sambil tetap bekerja.
"Bob terlalu menyukai pekerjaannya yang baru," Jupiter berkomentar. "Dia begitu semangat bekerja di kantor Sax Sendler, sehingga melupakan urusan Trio Detektif."
69 "Bukan itu masalahnya," Pete menyangkal. "Bob terlalu sibuk mengurusi gadis-gadis itu. Dia terlalu senang menjadi pusat perhatian mereka, sehingga tidak sempat memperhatikan urusan lain."
"Ah, masa sih gadis-gadis itu begitu penting baginya"" balas Jupiter.
Kepala Pete muncul dari bawah kap mesin, ia mengerutkan kening dan memelototi sahabatnya. Pada detik yang sama Karen, gadis dengan VW Golf kemarin, memasuki pekarangan.
"Halo, Bobby ada di sini"" ia berseru.
Jupiter menggeleng. "Sorry, kami juga lagi menunggu dia!" jawab Pete.
Karen segera meninggalkan pekarangan sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Beberapa saat kemudian sebuah Honda masuk. Pengemudinya adalah Ruthie, gadis yang kelihatannya tertarik pada Jupiter.
"Halo, Jupiter! Eh, namamu Jupiter, bukan" Apakah kau sudah ketemu Bob pagi ini""
Kali ini Jupiter bahkan tidak sanggup menggeleng.
"Kami belum ketemu dengan dia, Ruthie," Pete menjawab pertanyaan gadis pirang itu sambil tersenyum.
Sebelum pergi, Ruthie sekali lagi melirik ke arah Jupiter.
"Jupe, perasaanku mengatakan bahwa dia menyukaimu," bisik Pete. "Seharusnya kau ajak
70 dia pergi malam ini. Ke bioskop, misalnya, atau ke sebuah restoran."
Jupiter masih terbengong-bengong. "Kau yakin dia menyukaiku"" ia bertanya kemudian.
"Seratus persen!"
"Kalau begitu, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa""
"Astaga, Jupe! Zaman memang sudah berubah, tetapi kau jangan berharap bahwa seorang gadis mau bersikap seperti itu."
Jupiter segera mengalihkan pembicaraan. "Kalau Bob sudah datang..."
Untuk ketiga kalinya sebuah mobil masuk ke pekarangan. Pengemudinya adalah Lisa, gadis yang berambut merah, ia sama sekali tidak tersenyum. "Bob minta tolong untuk menyampaikan pesan pada kalian. Sax sudah kembali dari Los Angeles, sehingga Bob harus masuk kerja. Dan nanti sore kami mau pergi, jadi dia sibuk sepanjang hari."
Tanpa menunggu jawaban Lisa langsung memutar kendaraannya, lalu pergi lagi. Pete hanya bisa geleng-geleng.
"Sepertinya dia tidak menyukai kita. Dia pasti berpikir bahwa Bob terlalu banyak menghabiskan waktu dengan kita. Wah, ini bisa repot"
"Semuanya gara-gara Bob," ujar Jupiter. "Kalau begitu kita terpaksa mengawasi Torres tanpa dia."
Sebelum pergi, mereka menanyakan keadaan Ty pada Bibi Mathilda. Tetapi Bibi Mathilda pun belum mendapat kabar dari pengacaranya.
Kemudian kedua sahabat itu berangkat naik mobil Pete-sebuah Pontiac Fiero. Mereka menuju ke daerah barrio, dan berhenti agak jauh dari bodega milik Torres.
"Penampilan kita terlalu mencolok," kata Jupiter, ketika mereka mendekati toko bahan makanan itu sambil berjalan kaki. "Kita harus mencari tempat untuk bersembunyi."
Jupiter bukan cemas karena ia orang Anglo. Barrio di Rocky Beach tidak sama dengan barrio raksasa di Los Angeles, New York, atau kota-kota besar lainnya, di mana semua penduduknya keturunan Spanyol. Penduduk daerah barrio di Rocky Beach lebih bercampur-baur, meskipun sebagian besar memang orang Latino.
Yang membuat Jupiter agak cemas adalah: mereka orang asing di sini. Jika mereka terus berdiri di tempat terbuka, maka cepat atau lambat orang-orang akan curiga.
Pete menunjuk sebuah bangunan tua.
"Kita bersembunyi di balik tembok itu saja! Dari sana kita tetap bisa mengawasi bodega."
"Oke," ujar Jupe. "Kelihatannya rumah itu tak berpenghuni. Cocok sekali untuk kita."
Mereka segera menuju ke sana, lalu menunggu.
Waktu berjalan dengan lambat. Ini memang bagian terberat dan paling membosankan dari tugas seorang detektif-menunggu sampai terjadi sesuatu.
Menjelang jam 12.00 Jupiter tiba-tiba tersentak. "Pete!"
72 Tiga anggota El Tiburon & the Piranhas baru saja turun dari salah satu low-rider mereka, kemudian langsung masuk ke bodega.
"Ah, barangkali saja mereka hanya mau berbelanja," kata Pete.
Setengah jam berlalu. Kemudian ketiga pemuda Latino tadi keluar lagi. Tetapi mereka tidak membawa barang belanjaan.
"Aku semakin yakin bahwa Torres bersekongkol dengan mereka," Pete berkomentar.
"Mungkin saja mereka sekadar ngobrol-ngo-brol saja," ujar Jupiter.
Pete dan Jupiter kembali menunggu selama dua jam.
Kemudian sebuah Cadillac berwarna Jingga muncul dan berhenti di depan bodega. Pengemudinya bergegas masuk. Beberapa detik kemudian Joe Torres keluar, dan segera naik ke mobil itu.
"Ayo, Pete!" Jupiter berseru.
Mereka berlari ke mobil Pete, lalu melompat masuk. Pete menyalakan mesin tepat ketika Cadillac itu melewati mereka, ia segera menjalankan mobilnya.
Cadillac itu berada beberapa puluh meter di depan mereka. Torres rupanya tidak terburu-buru. Pete terpaksa menjaga jarak, sebab Torres kemarin sempat melihat mobilnya.
Setelah meninggalkan daerah barrio, Torres membelok ke kiri dan menyusuri jalan berdebu di pinggir jalan bebas hambatan. Mobil mewah itu melewati tempat penumpukan bahan bangunan,
73 gudang-gudang tua, bengkel mobil, dan bangunan niaga lainnya. Pete tetap mengikutinya, tetapi dalam jarak yang lebih jauh.
Kemudian Cadillac itu membelok ke kanan. Pete mencapai tikungan itu tepat pada waktu Torres berhenti di depan sebuah gedung berlantai tiga, yang terbuat dari batu bata berwarna merah. Bangu
nan itu berada di tepi jalan layang.
"Lebih baik kita berhenti dan jalan kaki saja," kata Jupiter.
Pete segera memarkir mobilnya di tepi jalan. Mereka mendengar Torres menekan klakson -sekali panjang, dua kali pendek, sekali panjang, dan sekali pendek. Pintu gerbang bangunan tadi membuka, dan Torres bersama Cadillac-nya segera menghilang ke dalam.
Dengan hati-hati Jupiter dan Pete mendekat. Gedung yang dimasuki Torres merupakan bangunan pojok. Pada lantai dasarnya tidak ada jendela. Kaca jendela pada lantai dua dan tiga dilapisi cat berwarna putih. Di samping pintu gerbang ada pintu yang lebih kecil.
Di atas pintu gerbang terdapat tulisan: TEMPAT PENITIPAN MOBIL, BENGKEL CAT, FULL SERVICE.
Tulisan di bawahnya berbunyi: PARKIR MINGGUAN, BULANAN, ATAU TAHUNAN.
Pete dan Jupiter segera membelok. Bangunan di belakang bangunan bengkel merupakan gedung perkantoran berlantai tiga. Tidak ada pintu
74 lain menuju ke bengkel. Jendela-jendela di sisi samping pun dilapisi cat.
"Hmm," ujar Pete. "Paling tidak Torres tidak bisa melihat kita dari dalam."
"Tapi kita juga tidak bisa melihat dia. Mau tidak mau kita harus masuk untuk mempelajari keadaan di dalam," Jupiter menanggapinya. Pete nampak ragu-ragu. "Nanti dulu, Jupe. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana. Bisa-bisa kita malah masuk perangkap."
"Kau punya usul yang lebih baik""
"Tidak," jawab Pete sambil menggeleng. "Tapi aku tetap kurang setuju dengan rencanamu."
"Kita memang harus hati-hati," kata Jupiter ketika mereka kembali ke pintu depan. "Kau masuk duluan untuk mempelajari medan. Setelah itu kita atur langkah selanjutnya."
"Wah, bagus benar!" Pete memprotes.
"Kita kan tidak bisa melewati pintu kecil itu secara bersamaan," Jupiter membela diri. "Kecuali itu, Torres belum pernah melihatmu. Sebaliknya dia pasti langsung mengenali aku."
Pete mendesah. "Kenapa sih, logikamu selalu mengharuskan aku untuk bergerak duluan""
"Wah," Jupiter berlagak tak bersalah, "aku juga tidak tahu. Tapi begini saja: kau yang buka pintu. Aku akan berada tepat di belakangmu. Kita intip dulu sebelum masuk. Bagaimana""
"Itu lebih baik," kata Pete.
ia menarik napas dalam-dalam, membuka pintu, lalu maju selangkah. Sambil merapatkan
75 diri pada tembok, ia melihat ke sekeliling. Jupiter segera menyusulnya.
Ruangan di depan mereka nampak gelap-gulita. Tak ada suara sama sekali.
76 8. Lenyap Tanpa Bekas Perlahan-lahan mata Jupiter dan Pete mulai terbiasa dengan kegelapan di dalam tempat penitipan mobil.
Mereka berada di dalam sebuah ruangan besar. Satu-satunya sumber cahaya adalah sky-light di langit-langit. Puluhan mobil nampak berderet-deret di antara pilar-pilar. Di sebelah kanan, sebuah ramp menuju ke lantai dua. Sebuah lift hidrolik khusus mobil menempel pada dinding belakang ruangan itu. Kedua sisinya dibatasi oleh rangka kayu yang diberi kawat ayam. Pintunya berupa rangka kayu yang bisa digeser ke atas.
Di ujung kanan ruangan itu, bersebelahan dengan ramp, terdapat beberapa pintu. Di seberangnya terlihat pintu kaca yang menuju ke ruang kantor. Ruang itu nampak gelap-gulita. Tak seorang pun kelihatan-termasuk Torres.
"Jangan-jangan ini semua mobil curian," bisik Pete, sambil memperhatikan deretan kendaraan di ruangan itu.
Jupiter menggeleng. "Aku rasa ini tempat
77 penitipan mobil biasa. Lihat saja, semua pilar dan tembok diberi nomor secara berurutan."
"Tapi mana tukang jaganya" Dan kenapa tidak ada peralatan bengkel sama sekali" Tulisan di depan tadi mengatakan bahwa di sini ada bengkel."
"Hmm, itu pertanyaan yang bagus."
Jupiter dan Pete terdiam sambil memasang telinga. Setelah beberapa saat, mereka mendengar suara sayup-sayup dari lantai atas.
"Suara apa itu"" tanya Pete was-was.
"Pasti ada orang di atas," bisik Jupiter. "Bangunan ini sudah tua. Tembok-tembok dan lantai-lantainya cukup tebal untuk meneruskan bunyi."
"Maksudmu, kita harus naik ke sana"" tanya Pete sambil membelalakkan mata. "Wah, mudah-mudahan saja ada jalan lain kecuali ramp dan lift itu."
"Mestinya sih ada tangga. Coba kita cari. Kita mulai saja dari pintu di sebelah ramp."
Mereka segera menuju ke sana. Pete membuka pintu
. Di baliknya ternyata ada tangga yang penuh debu. Di dalam ruang tangga, bunyi tadi terdengar lebih jelas. Tetapi Pete dan Jupiter belum dapat menentukan dari mana bunyi itu berasal. Mereka juga tidak mendengar suara langkah maupun suara orang.
Dengan hati-hati mereka naik sampai ke lantai dua. Jupe membuka pintu dan mengintip.
Ruangan yang nampak lebih terang ini berisi mobil-mobil yang perlu diperbaiki. Sebagian be-
78 sar seperti sudah terlupakan. Tiga buah mobil dihubungkan dengan peralatan elektronik untuk menganalisis kompresi silinder, sistem injeksi bahan bakar, serta sistem pengapian. Lampu-lampu indikator pada peralatan itu nampak berke-dap-kedip. Tetapi di sini pun tidak ada siapa-siapa.
"Sepertinya para tukang bengkel terburu-buru pergi dari sini," kata Pete. "Lihat saja, mereka meninggalkan peralatan itu dalam keadaan masih hidup."
"Yang pasti, mereka tidak ke bawah," ujar Jupe. "Kita tidak berpapasan dengan siapa pun waktu kita masuk."
"Kalau begitu, ke mana mereka"" tanya Pete. "Dan ke mana Joe Torres, serta Cadillac berwarna Jingga itu""
"Torres dan mobil itu pasti berada di lantai tiga."
Perlahan-lahan Jupiter menutup pintu. Kemudian mereka kembali menaiki tangga.
Ruangan paling atas ternyata juga yang paling terang. Sejumlah mobil nampak di antara pilar-pilar. Jumlahnya lebih besar ketimbang kendaraan-kendaraan di lantai dua, tetapi masih kalah banyak dibandingkan mobil-mobil di lantai dasar. Semua mobil yang ada di sini sudah diketok dan kini tinggal dicat.
Namun di lantai ini pun tidak ada orang sama sekali!
Berbagai peralatan bengkel berserakan di lantai. Ruang-ruang pengecatan berisi mobil, dan
79 kompresor-kompresor udara pun sedang bekerja. Tetapi Torres dan Cadillac berwarna Jingga itu tetap tidak kelihatan. "Aneh!" kata Jupe.
"Menurut ayahku," ujar Pete, "tukang-tukang bengkel memang pasti berhenti kerja kalau tidak diawasi terus-menerus."
"Ayahmu mungkin benar," Jupiter menanggapinya, "tapi aku yakin, para pegawai bengkel ini pasti masih bekerja sampai beberapa saat yang lalu. Kemudian Torres datang, dan semuanya menghilang. Sebaiknya kita mencari tahu ke mana."
"Maksudmu, kita menyelidiki bangunan ini""
"Tenang saja, kau sudah lihat sendiri bahwa tidak ada siapa-siapa, bukan""
"Tapi bagaimana kalau mereka tiba-tiba kembali""
"Sebagai detektif kita harus berani ambil risiko," Jupiter berkeras. "Torres dan Cadillac itu tidak mungkin lenyap begitu saja."
Dengan berat hati Pete pun mengikuti sahabatnya. Mereka berjalan menyusuri deretan kendaraan, sehingga langsung bisa bersembunyi seandainya para pekerja bengkel muncul secara mendadak. Namun ternyata tidak ada yang datang. Tanpa terganggu Pete dan Jupiter mengelilingi ruangan besar itu. Mereka tidak menemukan pintu ataupun tangga lain.
"Dari tadi tidak ada mobil yang jalan," kata Pete. "Berarti Cadillac itu harus ada di sini. Mungkin kita tidak melihatnya waktu naik ke sini."
80 Jupiter nampak ragu-ragu. "Rasanya tidak masuk akal. Tapi baiklah, kalau begitu kita ke bawah saja dan mulai mencari lagi."
Dengan hati-hati mereka turun ke lantai dua. Cadillac itu tetap lenyap. Namun kali ini mereka melihat seorang tukang bengkel yang sedang bekerja.
"Dari mana dia datang"" Pete berbisik.
"Entahlah," jawab Jupiter. "Tapi jangan lupa, kita tadi tidak sempat memeriksa ruangan di lantai ini.
"Mana mungkin kita selidiki ruangan ini, Jupe"!" Pete memprotes. "Apa kau tidak lihat bahwa ada orang yang lagi kerja""
"Pokoknya, kita harus memastikan apakah Cadillac itu ada di sini atau tidak."
Pete hanya mendesah tertahan.
Tanpa bersuara Pete dan Jupiter membuka pintu, lalu menyelinap keluar dari ruang tangga. Mereka berjalan pelan-pelan, sambil berlindung di balik mobil-mobil. Setiap saat tukang bengkel tadi bisa menoleh dan melihat mereka. Untung saja orang itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dia sama sekali tidak menyadari kehadiran kedua detektif muda.
"Cadillac itu pasti ada di lantai dasar," bisik Pete setelah yakin bahwa kendaraan yang mereka cari tidak ada di situ.
"Kecuali..." Jupiter terdiam, ia nampak merenung dan agak tegang. "Ayo, kita periksa lan
tai dasar sekali lagi."
- Mereka kembali menuruni tangga. Tetapi kare-terlalu terburu-buru, Jupiter terpeleset dan jatuh.
"ia kaget setengah mati. Apalagi Pete! Mereka diam seperti patung dan menahan napas. Satu, dua, tiga menit berlalu. Perlahan-lahan Jupiter berdiri lagi. Suasana di lantai dasar tetap hening, "Uuuh, hampir saja," bisik Pete. Jupiter mengangguk. Wajahnya nampak agak pucat. Namun kemudian ia segera membuka pintu ruang tangga. Lampu di ruang kantor ternyata belum menyala juga. Dan Cadillac berwarna Jingga itu masih belum kelihatan.
Pete dan Jupiter memeriksa setiap sudut ruang-an-namun sia-sia saja.
"Apa hendak dikata, Jupe," kata Pete, "kelihat-annya mobil itu memang tidak ada di sini."
"Tidak mungkin!" Jupiter membalas dengan tegas. "Aku rasa aku sudah menemukan..."
Tiba-tiba keheningan dipecahkan oleh suara mendesis. Sambil terheran-heran Pete dan Jupiter mulai mencari sumber suara itu.
Sesaat kemudian mereka telah menemukannya. Lift mobil sedang turun dari lantai tiga. Kini lantainya sudah kelihatan. "Hei! Mau apa kalian di sini"" Kepala seorang pria berambut gelap muncul dari jendela sedan Buick berwarna hitam, yang berada pada landasan lift. Pria itu menunjuk ke
82 arah Jupiter, yang berdiri persis di bawah sebuah lampu. Kepala Joe Torres muncul dari jendela seberang.
"Max, anak itu yang mendatangiku di bodega!" ia berseru. "Hei, kau! Berhenti!!!"
Jupiter segera melompat mundur, lalu bersembunyi di balik sebuah mobil bersama Pete. Kini lift telah sampai di lantai dasar. Pengemudi sedan Buick itu segera tancap gas. Ia menuju ke pintu gerbang, untuk mencegah Pete dan Jupiter melarikan diri. Torres langsung turun. Ia disusul oleh si pengemudi, yang berpotongan pendek tapi kekar.
"Dugaanmu ternyata benar," bisik Pete. "Torres memang ada di sini."
"Nanti saja kita bicarakan dia," ujar Jupiter. "Sekarang kita harus secepatnya keluar dari sini."
"Kelihatannya mereka tidak terlalu tangguh," kata Pete sambil mengamati kedua lawan mereka. "Kau sudah pernah mengalahkan Torres dengan judo-mu. Aku bisa mengatasi si pendek dengan karate-ku."
Torres dan rekannya berdiri di dekat pintu gerbang sambil memandang ke sekeliling.
"Hei, menyerah sajalah!" si Pendek berseru. "Kau takkan bisa lolos dari sini."
"Jangan remehkan dia, Max," ujar Torres. "Bocah itu bisa judo."
Max menarik pistol yang terselip di ikat pinggangnya. "Dia takkan berdaya melawan ini!"
83 Melalui celah di antara deretan mobil, Pete dan Jupiter melihat senjata api di tangan si Pendek.
"Wah, sekarang mereka kelihatan lebih berbahaya," ujar Pete sambil menelan ludah.
"Tapi mereka tidak tahu bahwa kau ada di sini," Jupiter berbisik. "Ini keuntungan yang harus kita manfaatkan. Aku akan mencoba memancing agar mereka melewati tempat persembunyianmu. Pertama-tama kau sikat laki-laki yang bawa pistol. Kemudian kita berdua membereskan Torres."
Dengan tenang Jupiter berdiri dan menampakkan diri.
Sedetik kemudian Torres dan si Pendek telah melihatnya.
"Itu dia!" Torres berseru. "Hei, berhenti!"
Cepat-cepat Jupiter menjauhi pintu. Ia menyusuri deretan mobil seakan-akan hendak kabur lewat ramp. Kedua lawannya masuk perangkap.
"Joe, potong jalannya!" si Pendek berteriak. "Aku akan lewat sisi ini," ia menambahkan, lalu mengejar Jupiter.
Di sebelah kanan, Torres mulai berlari untuk mencegat Jupiter. Tanpa menyadarinya, mereka semakin mendekati tempat persembunyian Pete. Jupiter berlagak ketakutan.
"Nah, Gendut! Mau ke mana kau sekarang"" ujar Max ketika berhasil memojokkan Jupiter. Pistolnya diarahkan ke dada anak itu.
Pada detik yang sama Pete beraksi. Ia melancarkan tendangan yokogeri-kekomi ke arah pistol di tangan si Pendek, yang langsung terpen-
84 tal. Tendangan itu segera disusul oleh pukulan shuto-uchi, yang mengenai bagian samping leher Max. Lawan Pete itu roboh tanpa sempat berteriak.
Torres mengambil ancang-ancang untuk menyerang Pete. Kemudian ia melihat Jupiter mendekat dari belakang, dan segera berbalik.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pete. Tanpa ragu-ragu ia melayangkan tendangan mawashi-geri. Torres pun terhempas ke lantai dan tidak bangun la
gi. "Ayo, Jupe! Kabur," teriak Pete.
Keduanya segera berlari ke arah pintu.


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

85 9. Ty Bebas! Beberapa saat kemudian mereka telah berada di dalam mobil Pete. Jupiter masih sempat menoleh ke belakang, sebelum sahabatnya tancap gas. Torres dan rekannya berdiri di depan pintu bengkel. Mereka melotot ke arah Pontiac Fiero yang menjauh dengan cepat. Kemudian keduanya kembali ke dalam.
"Pelatih karatemu pasti kecewa," Jupiter berkomentar. "Ternyata dalam sekejap saja mereka sudah berdiri lagi. Mereka pasti akan mengejar kita naik Buick hitam tadi."
"Hei, baru seminggu yang lalu aku dapat ban hitam," Pete membela diri, ketika mobilnya meluncur ke arah jalan bebas hambatan. "Kalau tidak salah, kau hendak mengatakan sesuatu sebelum Torres dan rekannya memergoki kita, bukan""
"Memang!" jawab Jupiter. "Kau lihat bahwa Torres akan diantar oleh rekannya itu"" "Tentu saja aku melihatnya. Kenapa"" Pete memasuki jalan bebas hambatan, kemu-
86 dian menarik napas panjang. Torres dan rekannya takkan bisa menyusul.
"Aku yakin, Cadillac Jingga itu sebenarnya mobil curian," Jupiter menjelaskan. "Mobil itu dititipkan ke tempat Torres. Kemudian dia membawanya ke bengkel tadi. Berarti harus ada yang mengantarkannya pulang ke bodega. Itulah yang akan dilakukan oleh laki-laki bernama Max tadi!"
"Kalau begitu, di mana Cadillac-nya""
"Jawaban untuk pertanyaanmu ada di dalam bengkel itu," kata Jupiter.
"Ah, tidak masuk akal! Kita sudah memeriksa bangunan itu dari bawah sampai atas. Dan kita tidak menemukan apa-apa. Tidak ada pintu besar yang bisa dilewati mobil."
"Torres juga ada di sana. Tapi kita tidak melihatnya, bukan""
"Torres bisa saja bersembunyi di salah satu ruang kantor. Tapi sebuah Cadillac tidak mungkin lenyap begitu saja."
"Hmm, mungkin saja kau benar. Tapi aku tetap yakin bahwa mobil itu dicuri, dan bahwa mereka menyembunyikannya di bengkel itu," Jupiter berkeras. "Masalahnya, di mana""
Kedua sahabat itu masih memikirkan teka-teki yang mereka hadapi, ketika Pete meninggalkan jalan bebas hambatan di dekat Jones Salvage Yard.
Begitu mereka memasuki pekarangan, Bibi Mathilda keluar dari ruang kantornya. "Hakim akhirnya menentukan jumlah uang
87 jaminan untuk membebaskan Ty. Kalian bisa mengantarkan aku ke gedung pengadilan""
Jupiter segera pindah ke belakang, supaya Bibi Mathilda bisa duduk di depan bersama Pete.
Kali ini Pete tidak perlu terburu-buru. Ketika mereka sampai di gedung pengadilan, jam di mobilnya menunjukkan pukul empat lewat beberapa menit Setelah masuk, Bibi Mathilda memperkenalkan Jupiter dan Pete pada seorang pria berwajah serius yang telah menunggu mereka.
"Ini pengacaraku, Steve Gilbar. Steve, ini Jupiter, keponakanku. Dan ini sahabatnya, Pete Cren-shaw. Mereka sedang berusaha untuk membuktikan bahwa Ty tidak bersalah."
Steve Gilbar segera bersalaman dengan Jupe dan Pete.
"Terus terang saja," katanya. "Kasus ini memang agak berat. Pihak polisi yakin sekali bahwa Ty merupakan anggota komplotan pencuri mobil yang beroperasi antara Santa Monica sampai Ventura. Mereka berhasil mempengaruhi hakim untuk menetapkan jumlah uang jaminan yang luar biasa besar." ia berpaling pada Bibi Mathilda. "Anda membawa uangnya""
Bibi Mathilda mengangguk. "Berapa yang harus saya bayar, Steve""
"Tujuh puluh lima ribu dollar! Menurut saya, ini benar-benar keterlaluan. Tapi pihak kejaksaan berkeras bahwa Ty memegang peranan penting dalam kasus ini. Mereka berpendapat bahwa mereka berhadapan dengan sebuah komplotan
88 chop-shop. Menurut pihak kejaksaan, Ty bisa membantu mereka untuk menggulung seluruh komplotan itu."
"Komplotan chop-shop!" Jupiter berseru.
"Apa sih artinya chop-shop"" tanya Bibi Mathilda bingung.
"Para pencuri itu tidak menjual mobil dalam keadaan utuh, melainkan membongkar bagian-bagiannya untuk dijual sebagai onderdil lepas," Jupiter menjelaskan.
"Bagian-bagian mobil itu dibersihkan, kemudian dibungkus lagi agar kelihatan seperti baru," Pete menambahkan. "Kemudian bagian-bagian tersebut dijual pada para pedagang suku cadang."
"Masa pedagang-pedagang itu tidak tahu bahwa mereka membeli barang curian"" Bibi Mathilda kembali berta
nya. "Sebagian besar dari mereka sadar sepenuhnya," jawab Steve Gilbar. "Tetapi kalau harganya cocok, mereka tidak peduli tentang asal-usul barang-barang itu."
"Khusus untuk suku cadang dengan nomor seri-seperti blok mesin, misalnya-para penjahat menggunakan cara lain," kata Pete. "Barang-barang itu dinaikkan ke kapal, lalu dijual di luar negeri."
"Hasil yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan jika mereka menjual mobil dalam keadaan utuh," Jupiter melengkapi keterangan Pete.
Bibi Mathilda menggelengkan kepala terheran-heran.
89 "Tindak kejahatan semacam ini pasti sukar diberantas," katanya. "Kalau sebuah mobil sudah dibongkar, maka polisi tidak bisa berbuat apa-apa lagi, bukan""
"Tepat sekali," Steve Gilbar berkomentar. "Justru karena itulah pihak polisi sebenarnya enggan melepaskan Ty. Cara terbaik untuk menghentikan pencurian-pencurian itu adalah dengan menggulung seluruh komplotan pada saat tengah beraksi." ia melirik ke jam dinding. "Sudah waktunya, Mathilda. Anda membawa surat-surat yang diperlukan""
Bibi Mathilda mengangguk.
"Anda paham bahwa uang itu akan hilang jika Ty melarikan diri""
"Ya, saya paham, Steve."
"Baiklah, kalau begitu. Jupiter, Pete-kalian tunggu di sini saja."
"Astaga!" Jupiter berkata pada Pete, setelah ditinggal oleh Bibi Mathilda dan pengacaranya. "Ternyata kita berhadapan dengan komplotan chop-shop. Dan mereka beraksi di sepanjang daerah pantai. El Tiburon dan bandnya hanya kedok saja."
"Tapi kita belum punya bukti, Jupe," jawab Pete. "Sejauh ini kita baru menemukan bahwa Torres berbohong mengenai Tiburon, dan bahwa dia pergi ke bengkel itu. Selebihnya masih teka-teki."
"Jangan lupa: kita juga sudah tahu bahwa seseorang menyerahkan mobil curian pada Ty.
90 Selain itu masih ada Cadillac berwarna Jingga yang lenyap secara misterius."
"Terus terang saja, Jupe," kata Pete, "soal itu aku masih ragu-ragu."
"Dan," Jupiter menambahkan, "sekarang kita bisa minta bantuan Ty."
Tidak lama kemudian Bibi Mathilda, Steve Gilbar, dan Ty, muncul di ujung selasar. Ty nampak pucat dan letih. Tetapi ia tersenyum lebar, dan mengayunkan langkah dengan gayanya yang santai. "Bagaimana keadaanmu, Ty"" tanya Pete. "Baik-baik saja," yang ditanya menjawab dengan tenang. "Corvair-mu sudah jalan lagi"" "Aku belum sempat membereskannya." "Kami terlalu sibuk menyelidiki komplotan pencuri mobil itu," Jupiter menerangkan.
"Komplotan pencuri mobil"" tanya Ty sambil mengerutkan kening.
Steve Gilbar mengangguk. "Pihak polisi berpendapat bahwa ada komplotan pencuri mobil yang sedang beraksi di sepanjang daerah pantai."
"Pantas saja mereka keberatan untuk melepaskan aku dengan uang jaminan," Ty berkomentar. "Urusan seperti ini memang bukan soal kecil. Bagaimana hasil penyelidikan kalian sampai sekarang""
"Nanti saja kalian bicara mengenai ini," ujar Steve Gilbar. "Ty, minggu depan kau akan dihadapkan ke pengadilan. Pada saat itu kita akan mengetahui apakah jaksa mengajukan tuntutan
91 atau tidak. Sementara itu jangan tinggalkan Rocky Beach, mengerti""
Baik Ty maupun Bibi Mathilda mengangguk.
"Sampai ketemu tiga hari mendatang."
Setelah Steve Gilbar pergi, yang lainnya menuju mobil Pete. Bibi Mathilda duduk di depan. Jupiter dan Ty terpaksa berdesak-desakan di belakang.
"Kalau saja Pete mau meluangkan waktu untuk membantu mencari," kata Jupiter, "maka aku sudah bisa mengendarai mobil sendiri sekarang."
Ty tersenyum. "Tenang saja, Jupe! Aku akan membantumu. Tapi sebelumnya aku ingin tahu apa saja yang sudah kalian temukan. Apa yang bisa kita lakukan untuk membuktikan bahwa aku bukan pencuri mobil""
Secara bergantian Pete dan Jupiter menceritakan semua fakta dan dugaan mereka. Ty mendengarkan keterangan mereka dengan cermat. Namun matanya terus melekat pada kaca spion di atas kepala Pete.
"Jadi, Pete dan aku menduga, band yang dipimpin Tiburon hanya samaran bagi komplotan pencuri mobil itu," Jupiter menyelesaikan keterangannya, ia mengeluarkan sebuah foto dari kantong. "Ini foto El Tiburon yang kuambil dari papan pengumuman di depan The Shack. Coba perhatikan baik-baik, Ty! Inikah orang yang minta tolong padamu untuk membawa Merc
edes itu ke Rocky Beach""
Ty segera mengamati foto itu. "Mungkin, Jupe. Tapi aku tidak bisa memastikannya. Malam itu
92 aku sudah minum beberapa gelas bir. Ruangan di pub itu agak gelap dan penuh asap rokok. Aku tidak begitu memperhatikan wajah orang itu. Tapi kira-kira memang seperti ini tampangnya."
"Dia tidak ikut bermain di atas panggung""
"Tidak." "Pub mana yang kaukunjungi"" tanya Jupiter. "The Blue.. ehm.... Yeah! The Blue Lights!" "Bukan The Deuces"" Jupiter kembali bertanya.
"Tiburon pasti takkan berani berbuat macam-macam di tempat dia manggung," kata Pete.
"Aku pasti mengenali Tiburon kalau aku bisa melihatnya dari dekat, dan berbicara dengan dia," ujar Ty, sambil memelototi foto di tangannya.
"Itu bisa diatur," kata Jupiter. "Nanti malam kita berkumpul di markas besar untuk membicarakan rencana selanjutnya."
Ty masih melihat ke kaca spion di atas kepala Pete. "Hei, ada yang mengikuti kita sejak dari gedung pengadilan. Barangkali polisi yang takut kalau-kaiau aku melarikan diri. Tetapi mungkin juga anggota komplotan pencuri mobil itu."
Di belakang mereka ada tiga mobil. Sebuah Nissan berwarna merah, sebuah Porsche, dan di antaranya sebuah sedan hitam buatan Amerika.
"Apa merknya"" tanya Jupiter. "Sebuah Buick""
"Barangkali," kata Ty. "Kelihatannya seperti mobil buatan GM*"
*General Motor = pabrik mobil di Detroit
93 Pete dan Jupiter bercerita mengenai Buick hitam yang dipakai oleh Max untuk mengantarkan Torres pulang ke bodeganya. Ty kembali melirik ke kaca spion.
"Mungkin saja, tapi mungkin juga polisi."
"Apa yang akan kita lakukan"" tanya Pete.
"Kita balik saja keadaannya," jawab Ty sambil nyengir. "Kitalah yang akan mengawasi gerak-gerik mereka."
Beberapa saat kemudian mereka sampai di rumah. Ty dan Bibi Mathilda segera masuk. Pete dan Jupiter menyeberang jalan. Pete cepat-cepat bersembunyi di balik pintu gerbang. Mobil tadi ternyata bukan buatan Buick.
"Sebuah Oldsmobile," kata Pete. "Pengemudinya belok di tikungan berikut."
"Coba kita intai mereka," Jupiter mengusulkan.
Kedua sahabat itu menyeberang pekarangan, lalu memanjat tumpukan peti bekas agar dapat mengintip lewat pagar. Mobil hitam tadi berada tepat di depan hidung mereka.
Begitu melihat Jupiter dan Pete, pengemudinya langsung tancap gas.
"Mereka pasti kaget karena kita tiba-tiba muncul," ujar Pete.
"Aku rasa begitu," balas Jupe.
Mereka kembali ke markas besar, lalu menelepon Ty untuk melaporkan kejadian itu.
"Oke," ujar Ty. "Kelihatannya mereka memang polisi. Sebaiknya kita tunggu sampai besok pagi sebelum melangkah lagi."
94 10. Menyusun Rencana TY berdiri di jendela markas besar. Pandangannya menyorot tajam, seakan-akan dapat menembus pagar kayu yang mengelilingi Jones Salvage Yard. ia cemas mengenai mobil hitam yang sejak kemarin selalu mengawasi gerak-geriknya.
"Mereka itu ada di luar sana," kata Ty. "Aku bisa merasakannya."
"Siapa"" tanya Pete. "Polisi atau para penjahat itu""
"Itu tidak bisa kita pastikan," ujar Jupiter dari balik meja kerjanya.
"Jupe benar," kata Ty. "Masalahnya, siapa yang mereka buntuti" Kalau kalian-maka mobil itu berisi orang-orang yang kalian curigai. Kalau aku-berarti mereka adalah polisi."
Jupiter mengangguk. "Torres dan Tiburon memang tidak tahu kapan kau akan dilepaskan dari tahanan. Dan kecuali itu, mereka pasti tidak berani dekat-dekat, karena takut kau akan mengenali Tiburon."
"Bagaimana kalau kita berpencar"" Pete meng-
95 usulkan. "Nanti kita bisa lihat mobil mana yang mereka ikuti."
Jupiter- kembali mengangguk. "Kebetulan ada beberapa hal yang perlu kuselidiki. Dan sebaiknya ada yang pergi ke bengkel itu, untuk melihat apakah Tiburon atau anak buahnya muncul di sana. Bob kemungkinan besar harus bekerja lagi hari ini. Jadi, kau yang awasi bengkel, Pete. Ty dan aku akan pergi naik pick-up Paman Titus."
"Sekaligus kita cari mobil untukmu," kata Ty.
Kali ini Jupiter mengangguk penuh semangat. "Kalau mereka mengikutimu, Pete, jangan pergi ke bengkel itu sampai kau berhasil menghilangkan jejak."
Kemudian Jupiter dan Ty menemui Paman Titus untuk meminjam salah satu mobil perusahaannya. Mereka naik ke pick-up di
depan ruang kantor, sementara Pete masuk ke Fiero-nya. Jupe bersembunyi, sehingga hanya Ty yang terlihat dari luar.
Ty dan Pete keluar lewat pintu gerbang, lalu menuju arah yang berlawanan. Jika mobil hitam itu sedang mengawasi Jones Salvage Yard, maka pengemudinya harus memilih siapa yang akan ia ikuti.
Ty membelok pada tikungan pertama, ia menambah kecepatan, membelok pada tikungan berikut, memutar kendaraannya, kemudian kembali ke arah dari mana ia datang.
Oldsmobile hitam kemarin ternyata sedang menuju ke arah mereka. Pengemudinya segera
96 berhenti di tepi jalan, namun Ty tidak bisa di kelabui.
"Ternyata akulah yang mereka incar," katanya. "Berarti itu mobil polisi. Rupanya mereka bersembunyi di sekitar pekarangan Paman Titus. Hei, Jupe! Semangat sedikit, dong! Sebentar lagi kau sudah punya mobil sendiri. Biar saja para petugas itu kebingungan memikirkan kenapa seorang pencuri mobil membeli mobil bekas."
Ty mendatangi show-room-ruang pamer -demi show-room. ia memeriksa semua mobil yang harganya terjangkau oleh Jupiter. Kemudian, di sebuah show-room kecil di dekat pelabuhan, Ty menemukan sebuah Honda Civic berumur 10 tahun.
Pemiliknya sedang butuh uang, dan memasang harga tepat 500 dollar. ia mengatakan bahwa mobil itu beberapa bulan lalu baru turun mesin. Ty segera memeriksa mesinnya, kemudian mencoba mobil itu bersama Jupiter. Akhirnya ia menjelaskan pada Jupiter bahwa harga yang diminta oleh si pemilik memang pantas.
Jupiter tidak berpikir dua kali. ia langsung setuju. Namun baru besok Honda Civic itu bisa dibawa, karena surat-suratnya harus disiapkan dulu. Kecuali itu, Ty juga minta agar beberapa hal dibereskan dulu. Si pemilik berjanji untuk memasang bukaan jendela, dan mengganti sebuah lampu yang putus. Jupiter sendiri nyaris tidak bisa berkata apa-apa karena terlalu gembira, ia hanya berdiri sambil mengelus-elus mobil berwarna biru-putih itu.
97 "Akhirnya aku punya mobil sendiri," Jupiter bergumam. "Kalau boleh, aku akan membawanya sekarang juga."
"Boleh sih boleh saja," balas Ty sambil ketawa. "Tapi lebih baik kau tunggu sampai besok. Sementara itu kita bisa pakai mobil Paman Titus untuk penyelidikanmu. Oke, Jupe, ke mana kita sekarang""
Jupiter nyengir lebar. "Ke kantor polisi."
Untuk mencapai tempat penitipan mobil di tepi jalan layang, Pete memilih menyusuri jalan-jalan yang sepi. Berulang-kali ia melirik ke kaca spion. Namun Oldsmobile hitam itu tetap tidak kelihatan. Untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan, Pete berhenti agak jauh dari tempat tujuannya. Kemudian ia berjalan kaki ke arah bengkel, dan bersembunyi di balik pagar yang mengelilingi pekarangan kosong di seberang jalan.
Jam demi jam berlalu. Beberapa mobil datang untuk diservis, dicat, atau sekadar parkir saja. Para pengemudi berhenti di depan bengkel, lalu menekan klakson sampai dibukakan pintu. Yang membuka pintu adalah Max.
Pete mencoba menebak apakah ada mobil curian di antara kendaraan-kendaraan yang dilihatnya, ia agak curiga, karena beberapa pengemudi kelihatannya bukan orang baik-baik. Tapi Pete juga menyadari bahwa itu bukan bukti bahwa mereka pencuri mobil.
98 Namun ketika melihat sebuah BMW berwarna abu-abu, segala keraguannya mendadak lenyap.
Pengemudi mobil itu nampak menoleh ke kiri-kanan. Rupanya ia ingin meyakinkan diri bahwa keadaannya aman. Baru setelah itu ia menekan klakson: sekali panjang, dua kali pendek, sekali panjang dan sekali pendek. Pintu membuka, dan BMW itu meluncur masuk.
Pria yang duduk di belakang kemudi adalah Joe Torres.
Pete segera keluar dari tempat persembunyian, lalu bergegas mengambil mobil, ia memindahkan kendaraannya ke dekat bengkel, supaya lebih mudah mengawasi pintu masuk.
Sepuluh menit kemudian sebuah Buick hitam berisi dua laki-laki keluar dari bengkel. Mereka melewati Pete tanpa memperhatikannya. Laki-laki di sebelah sopir adalah Joe Torres.
Pete segera memutar Fiero-nya, dan mulai membuntuti Buick itu.
Ty ketawa ketika mereka memasuki pelataran parkir di depan kantor polisi Rocky Beach. "Para petugas yang mengikuti kita pasti bingung sekali."
Oldsmobile hitam itu melewati mereka dengan r
agu-ragu, seakan-akan pengemudinya belum percaya pada apa yang ia lihat.
"Sebetulnya apa tujuan kita kemari"" tanya Ty ketika ia dan Jupiter memasuki kantor polisi.
99 "Jika Tiburon dan anak buahnya memang mencuri mobil kalau mereka manggung di luar kota, maka seharusnya sudah banyak orang yang melaporkan hal itu."
"Masuk akal," ujar Ty sambil mengangguk. "Tapi bagaimana kita bisa memperoleh laporan-laporan itu""
Jupiter nyengir. "Lihat saja nanti."
Ia menanyakan Sersan Cota, lalu diantar ke ruangan komputer di ujung selasar. Seorang petugas berambut gelap sedang duduk di depan salah satu komputer.
"Halo, Jupiter! Ayo, masuk."
Sersan Cota dan Jupiter sama-sama menggemari komputer. Jupiter sering mampir ke kantor polisi untuk berbincang-bincang mengenai perkembangan terakhir dalam bidang ini.
Setelah mengagumi laser-printer di meja polisi itu, Jupiter berkata, "Sersan Cota, ini Ty, sepupu saya. Dia datang dari New York untuk membantu kami memecahkan sebuah kasus."
Sersan Cota menatap Ty sejenak, kemudian tersenyum. "Senang berkenalan dengan Anda." Kemudian ia kembali berpaling pada Jupiter. "Hmm, apa yang bisa saya lakukan untukmu, Jupe""
"Saya mendapat tugas dari guru saya untuk menyusun laporan mengenai pencurian mobil," Jupiter mengarang cerita. "Saya memerlukan data mengenai semua kasus pencurian yang terjadi bulan lalu antara Santa Monica dan Ventura."
100 "Itu saja" Tunggu sebentar."
Sersan polisi itu menekan beberapa tombol di komputer. Sesaat kemudian printernya mulai bekerja.
"Wah, banyak juga, ya"" ujar Ty, setelah mereka menunggu selama lima menit.
Sersan Cota mengangguk. "Kami yakin, pasti ada komplotan baru yang beroperasi di daerah ini. Tapi dalam keadaan biasa pun banyak pencurian mobil," ia berkata sambil menyerahkan beberapa lembar kertas pada Jupiter.
"Terima kasih, Sersan Cota."
"Jangan ragu-ragu untuk datang lagi kalau kau memerlukan informasi tambahan, Jupe."
Setelah sampai di luar, Jupiter dan Ty segera menuju ke pick-up. Oldsmobile hitam, yang sejak pagi membayang-bayangi mereka, kini tidak kelihatan. Namun ketika mereka berangkat, mobil itu muncul lagi.
"Rupanya mereka belum sadar bahwa kita sudah tahu bahwa mereka membuntuti kita," ujar Ty.
ia menuju ke Jones Salvage Yard.
Sedan Buick berwarna hitam itu ternyata tidak membawa Joe Torres ke tokonya, melainkan ke sebuah bangunan tua di tepi daerah pusat perbelanjaan. Pengemudinya hanya berhenti sebentar untuk menurunkan Torres, kemudian langsung berangkat lagi.
101 Pete parkir di pinggir jalan, kemudian menyusul Torres ke bangunan tua itu. Di dalamnya ternyata tidak ada lift. Ruang tangga hanya diterangi oleh jendela-jendela kecil. Torres naik sampai ke lantai tiga, kemudian membuka pintu di ujung selasar.
Tulisan pada pintu itu berbunyi: JAKE HATCH, PEMANDU BAKAT.
Pete benar-benar kaget, ia segera turun lagi dan bergegas ke mobilnya. Kemudian ia menuju rumah Jupiter.
"Jupe!" Pete berseru sambil turun dari mobil. Jupiter dan Ty berada di dalam markas besar. Mereka sedang mempelajari data yang diberikan oleh Sersan Cota.
"Jupe! Torres membawa sebuah BMW ke bengkel itu! Aku membuntutinya dan..."
Jupiter segera membalik. "Pete, ada kabar gembira! Aku sudah punya mobil sekarang! Keadaannya masih bagus. Mesinnya baru dibetulkan dan..."
"Selamat Jupe, tapi dengar dulu..."
"...memang hanya Honda Civic, tapi lumayanlah. Sekarang kita punya tiga mobil untuk..."
"Jupe! Torres pergi ke kantor Jake Hatch!"
"...warnanya biru-putih, dan..." Jupiter terdiam. "Apa" Torres ke mana""
"Ke kantor Jake Hatch!"
"Jake Hatch" Itu kan si pemandu bakat yang menangani Tiburon dan bandnya"" tanya Ty.
102 Yang lainnya mengangguk. "Hmm, sekarang masalahnya mulai jelas," Ty bergumam.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang"" tanya Pete. "Mengawasi gerak-gerik Jake Hatch""
"Mungkin nanti," kata Jupiter. "Pertama-tama kita harus membandingkan tempat-tempat yang tercantum pada print-out ini dengan tempat-tempat di mana El Tiburon and the Piranhas tampil bulan lalu."
"Bagaimana caranya"" Pete kembali bertanya.
"Ah, mudah saja," suara Bob tiba-tiba terdengar di belakang mereka.
Jupiter, Pete, dan Ty, begitu sibuk berbicara, sehingga tidak mengetahui kedatangan Bob.
"Apanya yang mudah"" Pete langsung ngotot.
"Kita datangi kantor Jake Hatch, lalu memeriksa jadwal El Tiburon and the Piranhas!" jawab Bob sambil nyengir.
"Kalau kita tertangkap di sana," Jupiter berkomentar, "maka kita tidak akan bisa membantu Ty."
"Aku akan menelepon Gracie untuk menanyakan di mana Jake Hatch nanti malam. Dia selalu menyaksikan penampilan band-bandnya, persis seperti Sax. Kita akan mengetahui kapan kita bisa pergi ke kantornya dan berapa lama kita boleh berada di sana. Aku akan mengajak Gracie makan pizza, dan membiarkan pintu dalam keadaan tidak terkunci. Jadi kau dan Pete takkan mengalami kesulitan."
103 Wajah Pete menjadi merah. "Sony, tapi aku sudah punya janji untuk malam ini. Aku akan mengajak Kelly ke bioskop."
"Kalau begitu aku saja yang menemani Jupe," Ty langsung berkata.
"Tapi bagaimana dengan para polisi itu""
"Ada apa dengan polisi"" tanya Bob.
Jupiter lalu menjelaskan bahwa Ty sejak kemarin terus-menerus dibayang-bayangi oleh sebuah Oldsmobile berwarna hitam.
"Kita harus melepaskan diri dari kejaran mereka," ujar Ty. "Mereka akan tahu bahwa kita sudah mengetahui kehadiran mereka. Tapi aku kira memang sudah waktunya."
Kemudian Bob mengangkat gagang telepon untuk menghubungi Grace Salieri di kantor Jake Hatch.
Jupiter dan Ty menunggu di dalam pick-up. Mobil itu berhenti di seberang bangunan tua di tepi daerah pusat perbelanjaan. Bob berhasil mengajak Grace Salieri untuk makan pizza. Ty dan Jupiter pun berhasil meloloskan diri dari kejaran para polisi. Jake Hatch sedang pergi untuk menyaksikan penampilan salah satu bandnya di Malibu, dan tidak akan kembali sebelum pukul 22.00. Karena itu Jupiter dan Ty punya cukup waktu untuk beraksi dengan tenang.
"Itu mereka!" kata Jupiter.
104 Bob muncul di pintu sambil menggandeng Grace Salieri. Sekretaris Jake Hatch itu nampak ketawa, seakan-akan merasa geli karena diajak kencan oleh seorang pemuda seusia Bob. Namun ia menggenggam lengan Bob dengan kedua tangan, dan kelihatan gembira sekali. Begitu mereka menghilang ke arah pusat kota, Ty dan Jupiter menyeberangi jalan dan masuk ke bangunan tua itu. Sebagian besar jendela nampak gelap. Tetapi lampu di ruang tangga dan selasar masih menyala.
Kantor Jake Hatch di lantai tiga pun gelap-gulita. Sesuai rencana, pintunya tidak dikunci. Ty dan Jupiter menemukan jadwal untuk semua band tertempel di dinding. Langsung saja Jupiter mulai menyebutkan tanggal dan tempat penampilan El Tiburon and the Piranhas. Ty membandingkan keterangan itu dengan data yang tercantum pada print-out yang diberikan oleh Sersan Cota.
Beberapa saat kemudian Jupe berhenti. Ty menatapnya sambil mengerutkan kening. "Hampir setiap kali Tiburon dan bandnya manggung, di daerah sekitar tempat itu ada mobil yang hilang dicuri. Ini lebih dari mencurigakan, Jupe."
"Masalahnya: apakah ini bisa dijadikan bukti untuk meyakinkan polisi bahwa kau tidak bersalah""
Ty menggeleng lemah. "Aku rasa tidak." "Aku juga ragu-ragu," ujar Jupiter. "Mereka memang harus tertangkap basah. Aku akan
105 menyebutkan beberapa tempat dan tanggal penampilan dari band-band lain. Coba lihat apakah ada mobil yang dicuri di tempat itu, dan pada tanggal yang sama."
Hasilnya ternyata serupa. Hampir setiap kali sebuah band yang ditangani Jake Hatch tampil, print-out yang diberikan Sersan Cota mengatakan bahwa ada mobil dicuri di daerah itu.
"Jake Hatch pasti terlibat. Mungkin malah dia dalangnya," kata Ty yakin.
"Tapi kita tetap belum bisa membuktikannya."
"Oke, bagaimana selanjutnya""
Jupiter kembali mempelajari jadwal penampilan di dinding. "El Tiburon and the Piranhas main di Lemon Tree Lounge malam ini. Alamatnya di Topango Canyon, dekat Malibu. Tidak ada salahnya kalau kita pergi ke sana. Barangkali saja kita bisa membereskan kasus ini malam ini juga."
106 11. Kehilangan Jejak Ketika Bob kembali ke markas besar setelah makan pizza bersama Gracie, Jupiter dan Ty sudah menunggu. Mereka segera melaporkan temuan mereka.
"The Lemon Tree" Yeah, itu nama sebuah pub di Topango Canyon. Tempatnya luma
yan besar. El Tiburon dan anak buahnya boleh bersyukur karena bisa tampil di sana. Tapi Jupe, anak-anak seumur kita tidak boleh masuk."
"Bagaimana kalau aku yang mengajak kalian"" tanya Ty.
"Mungkin bisa. Tapi itu tergantung pada berapa sering mereka dirazia oleh polisi."
"Kita harus mencoba masuk," Jupiter memutuskan.
Bertiga mereka berdesak-desakan di dalam pick-up, lalu mulai menuju Coast Highway-jalan bebas hambatan yang menyusuri pantai. Ketika sampai di Topango Canyon, mereka membelok ke sebuah jalan gelap yang menuju ke pegunungan. Jarak antara jalan bebas hambatan dan The
107 Lemon Tree sekitar lima mil. Bangunan kayu itu dikelilingi pepohonan. Mobil-mobil diparkir di sebuah lapangan kosong di sebelahnya. Para pemain band sudah mulai beraksi. Musik mereka memecahkan keheningan malam.
The Lemon Tree ternyata sudah penuh sesak. Mungkin karena itu tidak ada petugas yang mengawasi pintu. Setelah mencari tempat duduk selama beberapa menit, Jupiter, Bob, dan Ty, akhirnya menemukan sebuah meja pojok yang tidak mencolok.
Para pengunjung di sekitar mereka sedang ngo-brol, minum, dan ketawa-ketawa. Hampir tidak ada yang memperhatikan El Tiburon and the Piranhas.
"La bamba... bamba... bamba..!" "Itu orangnya"" tanya Jupiter sambil menunjuk ke arah panggung.
Ty memperhatikan si penyanyi dengan saksama.
"Sony, aku belum bisa memastikannya," ia lalu mengakui. "Penampilannya lain sekali di atas panggung. Maksudku, dia mirip dengan laki-laki yang kujumpai di Oxnard. Tapi aku memang kurang bisa mengingat wajah orang."
"Barangkali ada baiknya kalau kau memperhatikan dia untuk beberapa waktu," Bob mengusulkan.
Selama sepuluh menit mereka duduk sambil menonton pemuda Latino di atas panggung. Beberapa pengunjung sedang asyik berdansa. Ty
108 menuju ke bar, dan kembali dengan membawa segelas bir dan dua gelas Coca-Cola.
Ketika minumannya habis, Ty belum juga bisa memastikan apakah Tiburon orang yang mereka cari. Pada waktu istirahat, Jupe mengajak sepupunya ke belakang panggung agar bisa melihat Tiburon dengan lebih jelas.
"Rasanya memang dia," kata Ty, "tapi aku masih agak ragu-ragu."
El Tiburon and the Piranhas kembali ke panggung. Suasana semakin ramai. El Tiburon terus menyanyi dan beraksi penuh semangat. Namun sejauh ini belum ada petunjuk yang bisa dihubungkan dengan mobil-mobil curian.
"Mereka tidak bersikap seperti pencuri mobil," kata Ty.
"Memang tak ada yang bisa mencuri mobil dari atas panggung," Bob berkomentar dengan lesu.
"Kita akan membuntuti mereka," ujar Jupiter. "Barangkali mereka baru beraksi seusai pertunjukan."
Di luar, bulan purnama telah menampakkan diri. Jupiter, Bob, dan Ty, menunggu di bawah bayang-bayang pepohonan sambil mendengarkan suara angin bertiup. Meskipun musik telah berhenti, hampir tidak ada pengunjung yang keluar dari The Lemon Tree. Musik memang bukan daya tarik utama di pub ini. Kemungkinan besar inilah alasan kenapa El Tiburon and the Piranhas bisa tampil di sini.
Beberapa mobil lewat di jalan raya yang
109 berkelok-kelok. Seekor anjing terdengar menyalak di kejauhan. Namun yang paling dominan adalah suara percakapan yang keluar melalui pintu pub yang terbuka.
Akhirnya El Tiburon dan anak buahnya muncul sambil membawa peralatan mereka. Kelima low-rider mereka, serta sebuah van untuk mengangkut peralatan, diparkir di ujung lapangan parkir. Para anggota band memasukkan peralatan mereka ke van, lalu naik ke mobil masing-masing.
"Sepertinya mereka tidak akan beraksi malam ini," bisik Bob.
Jupiter menatap ke arah mobil-mobil yang penuh coret-coretan. "Kita harus mendekat!"
"Bagaimana kalau mereka melihat kita"" tanya Ty was-was.
Tapi Jupiter tidak ambil pusing. Sambil membungkuk ia segera bergerak maju. Tiburon dan anak buahnya baru saja menghidupkan mesin, kemudian menggelinding ke arah jalan raya.
"Mobil-mobil mereka kelihatan lebih tinggi dibandingkan ketika kita terakhir melihat mereka," kata Bob.
"Tentu saja," Ty menanggapinya. "Mereka kan harus lewat jalan bebas hambatan untuk kembali ke Rocky Beach."
Tali sepatu Jupiter terlepas, ia berjongkok untuk membetulkannya-tanpa melepaskan pandangan d
ari mobil-mobil yang sedang mendekat. Tiba-tiba saja ia menjatuhkan diri.
"Jupe"" Bob berseru dengan suara tertahan.
110 "Jupiter!" Ty ikut memanggil sepupunya.
"Aku melihat sesuatu," Jupiter berbisik. "Coba kalian jongkok. Perhatikan bagian bawah mobil-mobil itu!"


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiga sosok gelap berbaring di tepi jalan ketika El Tiburon dan anak buahnya lewat. Dalam posisi dinaikkan, low-rider yang mereka pakai kelihatan seperti mobil biasa.
"Persis seperti mobil normal," kata Bob. "Kecuali coret-coret itu."
"Betul," ujar Jupiter dengan suara serak. "Coba lihat bagian bawahnya. Ada sesuatu yang aneh!"
Ty dan Bob segera mengikuti petunjuk Jupiter.
"Menurutku tidak ada yang aneh," bisik Bob.
"Ya, aku juga tidak melihat sesuatu yang janggal," kata Ty. Namun kemudian ia membelalakkan mata. "Eh, tunggu dulu! Bagian bawah mobil-mobil itu tidak dilindungi plat baja. Mobil-mobil itu bukan low-rider dalam keadaan dinaikkan, tetapi mobil-mobil biasa."
"Mobil biasa yang dicat sehingga menyerupai mobil para anggota band," Jupiter menambahkan. "Coba perhatikan dengan saksama: mobil apa yang mereka pakai""
"Astaga, sebuah Mercedes! Dan dua buah Volvo!" Bob berseru terkejut
"Dan di belakang masih ada sebuah BMW dan sebuah Jaguar!" ujar Ty, yang tak kalah kagetnya.
"Karena itulah aku tiba-tiba menjatuhkan diri," kata Jupiter. "Bentuk mobil yang kita lihat di The Shack berbeda sama sekali. Aku yakin, bukan
111 para anggota band yang mencuri mobil-mobil itu. Mereka hanya bertugas membawa kendaraan-kendaraan itu ke Rocky Beach. Takkan ada yang mencurigai sebuah mobil yang penuh coret-coretan."
Ketika mobil terakhir meninggalkan lapangan parkir, Jupiter segera kembali berdiri. "Cepat! Kita harus mengikuti mereka untuk mengetahui ke mana mereka pergi."
Ty, Bob, dan Jupiter, berlari ke pick-up, lalu mulai mengejar El Tiburon and the Piranhas. Karena tidak menggunakan low-rider seperti biasa, para anggota band kali ini bisa melaju dengan kencang. Namun Ty pun menekan pedal gas dalam-dalam, sementara Jupiter dan Bob berpegangan erat-erat. Dalam sekejap saja lampu belakang iring-iringan di depan mereka sudah kelihatan.
"Kalau semuanya memang curian," ujar Bob, "bagaimana caranya mobil-mobil itu bisa sampai ke lapangan parkir tadi" Dan ke mana low-rider milik para anggota band""
"Aku rasa mobil-mobil tadi dicuri sebelum pertunjukan. Setelah dicoret-coret dengan cat semprot, anggota komplotan yang lain membawa mobil-mobil itu ke tempat parkir," kata Jupiter.
"Yeah," Ty berkomentar, "untuk mencuri mobil dibutuhkan pengalaman. Memang sering ada pencurian mobil yang dilakukan oleh anak-anak muda. Tapi biasanya mereka segera ketangkap. Para pencuri mobil profesional bersikap lebih hati-
112 hati. Mereka mencari mobil yang diinginkan, lalu memilih saat yang paling aman untuk beraksi. Setelah itu mereka langsung menyembunyikan mobil tersebut. Aku pikir Jupe benar-mobil-mobil tadi dicuri oleh penjahat profesional, dicat, dan dibawa ke lapangan parkir. Kemudian para anggota band membawa semuanya ke Rocky Beach."
"Tapi bagaimana El Tiburon dan anak buahnya bisa sampai ke The Lemon Tree"" tanya Bob.
Ty mengangkat bahu. "Barangkali ada yang mengantar mereka. Mungkin juga mereka mengambil mobil-mobil itu di suatu tempat dekat sini, kemudian baru pergi ke tempat pertunjukan."
"Hmm, kalau mobil-mobil itu memang dicuri oleh pencuri profesional," ujar Bob, "untuk apa mereka melibatkan El Tiburon and the Piranhas""
"Masalahnya, pihak polisi sudah tahu siapa saja yang patut dicurigai," jawab Ty. "Jika ada laporan mengenai pencurian mobil, maka setiap polisi di daerah sekitar tempat kejadian akan mencari para penjahat yang pernah terlibat dalam kasus serupa."
"Kalau begitu El Tiburon hanya semacam kurir, dong," Bob berkomentar. "Wah, benar-benar lihai! Pihak polisi pasti tidak mencurigai sekelompok pemain musik yang baru pulang setelah manggung."
"Kemungkinan besar El Tiburon dan anak buahnya memang hanya mengantarkan mobil-mobil itu ke tempat tujuan sebenarnya," ujar
113 Jupiter. "Jadi, kalau kita mengikuti mereka, maka mereka tanpa sadar akan membawa kita ke markas besar komplo
tan itu." "Tapi bagaimana dengan mobil yang dibawa oleh Ty ke Rocky Beach"" tanya Bob. "Kejadian itu sama sekali tidak cocok dengan teorimu, Jupe. Mobil itu bahkan tidak dicoret-coret sama sekali."
"Hmm, betul juga," Jupiter bergumam. "Barangkali Tiburon mencuri mobil itu untuk dipakai sendiri, mungkin seusai pertunjukan malam itu."
"Berani benar dia meminta tolong pada seseorang seperti aku," kata Ty. "Dia kan tidak tahu siapa aku! Bos-nya pasti marah besar ketika mendapat laporan mengenai kejadian itu."
"Karena mobil itu tidak akan dibawa oleh para anggota band," Jupiter menambahkan, "maka Tiburon tidak perlu mencoret-coretnya dengan cat semprot"
"Ty, awas!" Bob tiba-tiba berseru sambil melotot ke depan.
Sebuah truk gandengan raksasa membelok dari sebuah jalan kecil dan menghalangi arus lalu-lintas. Ty terpaksa berhenti sampai kendaraan beroda-18 itu mulai maju. Para pengemudi dari arah berlawanan kini bisa melaju lagi, tetapi Ty terpaksa menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan berat di depannya.
Akhirnya mereka mencapai sepotong jalan lurus yang cukup panjang untuk menyusul dengan aman. Ty segera tancap gas dan meneruskan pengejaran para low-rider gadungan. Setelah
114 sampai di Coast Highway, Ty menambah kecepatan. Namun sampai tiba di Rocky Beach, mereka tidak menemukan jejak El Tiburon dan gangnya.
"Coba ke bengkel atau ke tempat cuci mobil," kata Jupiter.
Ty mengikuti petunjuk sepupunya. Tetapi iring-iringan mobil yang mereka cari tetap lenyap tanpa bekas.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang"" tanya Ty-
"Untuk malam ini tidak ada lagi yang bisa kita lakukan," ujar Jupiter kecewa. "Tapi besok kita akan memikirkan jalan untuk menangkap para pencuri mobil itu."
115 12. Menyusup ke Markas Lawan
Ketika Jupiter dan Ty keluar dari rumah Paman Titus pada pagi berikutnya, Pete dan Bob sudah menunggu di depan pintu gerbang Jones Salvage Yard. Berempat mereka lalu masuk ke markas besar untuk menyusun rencana selanjutnya.
Jupiter duduk di belakang mejanya. "Aku yakin seratus persen, komplotan pencuri mobil itu dipimpin oleh Jake Hatch. Yang sulit adalah membuktikannya."
Semuanya nampak merenung. Tanpa berkata apa-apa, mereka memikirkan cara untuk menghentikan kegiatan para penjahat itu.
"Aku sangat berterima kasih atas bantuan kalian," Ty akhirnya memecahkan keheningan. "Tapi kita harus ingat, yang kita hadapi adalah sebuah gang yang terorganisasi dengan baik. Mereka sangat berbahaya. Mungkin lebih baik kalau kita membawa kasus ini ke polisi. Pencurian mobil melibatkan uang dalam jumlah besar, dan uang biasanya berarti kekerasan."
Ancaman Dari Utara 2 Dark Love Karya Ken Terate Anak Naga 8
^