Pencarian

Babi Ngesot 1

Babi Ngesot Karya Raditya Dika Bagian 1


BABI NGESOT Raditya Dika Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Datang TaK Diundang, Pulang TaK BerKuTang
Penulis: Raditya Dika Editor: Windy Ariestanty Pro
of Reader: Dewi Fita, Mala Aprilia
Penata Letak : Yasinta Mutiara'Aini Desain Sampul: Yasinta Mutiara
Aini Ilustrasi: Adriano Rudiman
Penerbit: Bukune Redaksi: Jln. haji Montong No 57 Ciganjur-Jagakarsa Jakart
a Selatan 12630 Telp (0 21) 78883030 Faks. (021)7
270996 E-mail: redaksi@bukune.com Website: www.bukune.com
Distrlbusi Tunggal: Kawah Media
Jl. Kelapa Hijau no 22 Jagakarsa Jakarta Selatan 1
2620 telp'Faks (021)7863112
Cetakan Pertama April 2008
Hak cipta dilindungi Undang -undang
Dika. Raditya Babi ngesot Datang tak diundang, Pulang tak berkutang "Raditya Dika, editor Windy Ariestanty -Cet 1
-Jakarta: Bukune.,2008 viii + 240 hlm, 11,5 x 19 cm
isbn 978-602-8066-10-5 II. Windy Ariestanty I.JUDUL PENGANTAR PENULIS BANYAK hal yang gue takutkan: perang, hantu, dan
gosok gigi pake deodoran. Dari semua phobia ini, ku
buran adalah yang paling gue takutin. Gue pernah se
kali berdua ke kuburan, dan temen gue bilang denga
n wajah penuh kengerian, 'Lo cium itu" Itu bau keja
hatan dan kematian,' Gue bales, Wow, seperti bau c
elana dalem gue.' anehnya, ketakutan-ketakutan selalu seru untuk dic
eritakan. Maka, gue persembahkan sebuah bukutenta
ng ketakutan gueterhadap segala hal yang ngebuat g
ue jerit sampai ngesot, tentunya dengan gaya komed
i. Ini adalah buku Babi Ngesot; Datang Tak Diundan
g, Pulang Tak Berkutang. Ini adalah buku yang bisa
ngubah hidup kamu semua, terutama kalo abis baca b
uku ini kamu ngerampok bank, ketangkep, dan dihuku
m gantung! Ada dua hal yang penting dalam menulis buku. Perta
ma, keyakinan tinggi bahwa kita bisa melakukan hal
yang luar biasa, I believe I can fly (terjemahan: ak
u percaya aku kaleng lalat). Kedua, keterlibatan ora
ng-orang yang ngebuat this hook works. Karena itu, gue mau nguca
pin terimakasih buat banyak pihak yang telah memba
ntu gue untuk buku ini. Terimakasih untuk editor luar biasa gue, teman dis
kusi, temen adu ngotot, sang Wonder Woman Anorek
sia Dari Nigeria, Mbak Windy Ariestanty. Untuk edi
tor teknis gue Dewi Fita. Nggak lupa buat komikus
muda berbakat luar biasa, Dio, yang udah nyumbaing
in komik di beberapa bab.
Terimakasih juga untuk pembaca, mulai pembaca set
ia kambingjantan.com dari zaman belom jadi buku, s
ampai pembaca baru radityadika.com yang udah jadi
temen diskusi, temen bermain bersama. I am nothin
g without my readers, so thank you... thank you so
much! Sampai ketemu di talkshow dan posting blog b
erikutnya. Terimakasih sangat spesial:
To my family, for giving an imperfectly perfect lif
e, worth telling to. To thatpeculiarguy for making me in balance.
Mana uyjan beycek, gak punya keytek,
Raditya Dika DAFTAR ISI Asal jangan jadi PerKedel (l)
ingatiah Ini SebeluM MeMinta Dipijit (19)
Prince of... (31) Panduan SingKat Menghadapi ceweK (43)
Surup-Menyurup (55) Gosip (65) Pentingnya MeMbawa Babi Bercayap SewaKtu Kencan
Buta (77) My Heart is liKe in jail (93)
KeteKKu, Bertahanlah! (107)
Kawin, Kapan" (123) Kucing Jawa (135) Merinding DisKo (161) Radith for President (183)
Itu Kan... (189) Pertanyaan untuK Tabib (199) Babi Ngesot (219) Celana CoKelat Itu (229) ASAL JANGAN JADI PERKEDEL
SATU -SATU N YA hal yang ada di pikiran gue setel
ah lulus SMP adalah bagaimana memilih SMA
yang bagus. Kata nyokap gue, semakin bagus SMA-ny
a semakin besar kemungkinan masuk universitas yan
g bagus. Semakin bagus universitasnya, semakin bag
us kerjaan yang akan kita punya. Semakin bagus ker
jaannya, semakin cantik istrinya. Gue, termotivasi o
leh terjaminnya kecantikan istri gue kelak, dengan
sepenuh hati memilih SMA unggulan Jakarta Selatan
waktu itu: SMA 70 Bulungan.
Bagi gue, SMA 70 adalah pilihan yang ideal.
Sekolahnya deket mall, jadi kalo lagi cabut gue
bakalan bisa langsung ngadem di sana. Sekolahnya j
uga deket jalan gede, jadi aksesnya
gampang. Sekolahnya juga deket pasar burung, adi t
iap kali gue butuh burung, gue tinggal ke
sana beli burung (walaupun bakalan jarang gue
butuh burung, t api lumayan lah buat nambah-nambah
in alasan sekolah di sana).
Keluarga gue, terutama bokap, punya usulan lain. 'G
ak mau sekolah di Taruna Nusantara aja, Dik" tanya
nya. 'Pa,' kata gue meyakinkan.
'SMA 70 lebih seru daripada Taruna Nusantara'
'Masa" Dia kan nomor satu" Se-lndonesia.'
'Tapi disana gak ada pasar burung, Pa.'
'Kau mau sekolah atau mainan burung"'
'Sekolah sambil mainan burung, Pa!'
Entah kenapa gue merasa kalimat terakhir yang gue
katakan ke bokap terasa sangat porno. Kalo nenek g
ue nanya, 'Jadi, kenapa kamu mau masuk SMA 70"!'.
gue bakalan jawab, 'Biar bisa sekolah sambil maina
n burung, Nek!' 'SINTING KAMU!' Dia bakal teriak.
Tentu gak semua hal yang gue denger tentang SMA
70 bagus. Terutama karena sekolah tersebut cukup i
dentik dengan tawuran. Gue pernah sekali ngeliat ta
wuran, serem banget. Anak-anak STM di depan, lalu
anak-anak SMA 70 lari berceceran ke sana-sini. Ada
yang lari ke got, ada yang lari ke pohon, ada yang l
ari bawa-bawa ayam belakangan diketahui kalo dia e
mang maling ayam). Kabar lain yang gue denger, SMA 70 sarat dengan s
enioritas. Cerita-cerita seram tentang perploncoan
santer terdengar. Ada satu cerita
tebtang senioritas yang gue inget banget. Ceritany
a begini: ada cowok kelas tiga SMA yang suka bikin
puisi, berteman dengan seorang ce-wek. Mereka sali
ng jatuh cinta, sampai akhirnya si Cowok harus ke A
merika, dan mereka ber-ciuman di airport Oh tunggu
, itu mah jalan cerita Ada Apa Dengan Cinta.
Intinya, temen chatting gue, alumni SMA 70. perna
h bilang begini, 'Dith, lo keterima di 70 yah" Wah,
lo hati-hati aja masuk 70'
'Kenapa emangnya"' tanya gue, anak SMP yang lugu
itu. 'Biasanya anak kelas satu bakal dikerjain abis-abis
an.' 'Oh ya"' 'Iya,' katanya lagi, serius.
'Gue gak takut, tuh,' kata gue, sok keren.
Malemnya, gue gak bisa tidur.
Kepala rasanya pusing banget, memikir-kan apa yang
akan terjadi di hari pertama gue masuk SMA 70. Be
rita-berita menyeramkan di koran mulai muncul teru
s-menerus dalam bayangan gue: Ospek Mahasiswa Me
niru Cara Militer, Kekerasan dalam Pendidikan, dan
Edgar Jadi Presiden (gak ada hubungannya sama sen
ioritas, tapi ini berita yang paling serem).
DIDORONG oleh rasa takut yang amat sangat, di ha
ri pertama masuk SMA, gue membuang muka setiap m
elihat wajah anak kelas dua atau tiga. Takut kalau-
kalau gue bertemu pandang sama mereka gue bisa dii
nget dan punya potensi dikerjain. Prinsip paling awa
l dalam bertahan hidup sebagai anak kelas satu: jad
ilah invisible Sewaktu berbaris dari lapangan masuk ke dalam kel
as, anak kelas tiga yang melihat kita dari lantai ata
s berteriak,'Woi, utas!' 'Utas, utas itu apa"' tanya gue kepada Pito, temen
sekelas yang baru gue kenal. 'Kelas satu. Utas itu p
anggilan buat kelas satu. Satu dibalik kan jadi utas
' jelasnya. 'Oh, gitu ya, Jadi mereka barusan manggilin kita d
ong"" 'Kayaknya sih gitu.' Mampus jangan jangan muka gue diinget sama Orang
yang mangggilin kita tadi. Gimana nih. 0h no. Kepen
gen operasi plastik, tapi gak-bakalan ada ember yan
g mau. Gue melirik ke atas, ke arah suara yang tadi
manggil-manggil kita. Gue cuma bisa ngeliat topinya
yang bewarna merah. Sisanya, gue gak berani meman
dang lebih. Sepanjang jam pelajaran, gue cuman mer-hatiin kak
ak 0SIS ngejelasin peraturan-peraturan dasar di S
MA 70. Mereka juga memberikan tip-tip bertahan hi
dup dalam belantara ini. Mulai dari
kalo bel pulang langsung pulang, bawa bekal dari ru
mah biar gak keliaran di kantin, sampai kalo di-suru
h nongkrong sama kelas III, bilang ada les.
Satu hal yang kakak OSIS ini selalu tekankan agar
tidak dikerjain kelas III adalah: jangan sam-pai di
kenal. 'Kalo lo udah dikenal. Wah, abis deh. Bisa-bisa lo d
isuruh nongkrong terus. Bisa-bisa lo disuruh tawura
n. Elo bakalan dikenal sama seluruh anak kelas tiga!
!!!' kata kakak OSIS, mantap.
Gue menelan ludah. Sebelum bel istirahat berbunyi, gue ke belet pipis.
Gue mengangkat tangan dan izin ke WC sama kakak
OSIS. 'Siapa yang mau ikut Radith" Biar sekalian"' tawar
kakak OSIS. 'Saya deh, Kak!" Pito mengajukan diri.
Gue berjalan sama Pito mengarungi kori-dor kelas s
atu, ngeliatin temen-temen baru yang lagi menyimak
di dalam kelas. Sampai hampir di uj ung, kita berhe
nti di depan WC laki-laki.
'Ini WC-nya"' 'Iya.' Kita masuk ke dalam. Gue pipis di samping Pito. Di
saat-saat sedang khusyuk pipis, tiba-tiba gue meras
akan ada tangan hangat yang memegang pundak gue.
PLOK! Hah, kata gue dalam hati, bingung.... kenapa Pito m
emegang pundak gue" Jangan-jangan dia. Ah, tidak
mungkin dia homo. Kalau pun dia homof belum saatny
a dia megang pundak gue. Kita kan baru kenal.
Sedetik kemudian, gue menyadari tangan itu bukan
tangan Pito. Tangan itu tangan orang lain. Gue balik
badan, memandang muka si Pemilik Tangan ini. Di sin
ilah gue menyadari apa yang sedang terjadi. Si Topi
Merah, kakak kelas yang tadi manggilin kita, tepat
berdiri di depan muka gue. Oh my God.
Gue gak bisa ngomong apa-apa. Gue inget pelajaran
yang gue ambil dari satu episode Layar Satwa cara
paling mudah dalam menghadapi beruan adalah denga
n diem seolah-olah kita adalah batu. Jadi, gue diem
aja. Pito gelagapan. Karena panik, pipisnya jadi abstra
k. Pito bingung antara nerusin pipis atau bertanya sok
manis, 'Ada yang bisa dibantu, Kak"' kepada kakak
kelas yang sangar ini. Untung Pito. karena panik, ti
dak menggabungkan kedua Kalimat tersebut menjadi.
.. 'Bisa bantu pipis, Kak"'
Muka Pito pucet, hidungnya kembang kempis.
'Hoi, kelas satu' kata si Topi Merah. 'Assalamualai
kum, Kak' gue berkata, sok
alim biar gak dikerjain. Gue buru-buru melafalkan doa. Entah ke-napa kok g
ue ngerasa laper, ternyata gue baru-san melafalkan
doa berbuka puasa. 'Siapa nama lo berdua"' Si Topi Merah merangkul p
undak gue dan Pito. Senyumannya lebar banget.
'P-p-p-pito, Kak' kata Pito.
'Elo, siapa"' Dia ngeliat ke arah gue.


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mampus, nama gue ditanya. Pikiran gue bekerja ker
as: cari nama lain, harus cari nama lain. Gue harus
mencari nama lain supaya muka gue jangan dihafal.
Macam-macam nama terlintas: Miyabi, Sora Aoi, Asi
a Carrera... LHO KOK NAMA BINTANG BOKEP SEMUA"
'JAWAB DONG!' Dia teriak.
'Radith! Radith, Kak. RADITYA DIKA KELAS SATU
BE, KAK!' Gue nyerocos saking paniknya.
'Oh, lo berdua kelas 1 B"' Dia manggut-manggut.
'l-i-i-y-a-a, Kak' kata Pito. Entah kenapa masih pip
is. Ternyata, rasa takut membuat kel enjar ekskres
i-nya bekerja lebih keras.
'Pulang sekolah' si Topi Merah menunjuk ke muka g
ue. 'Elo dan temen lo ini, nongkrong di Lamandau (n
ama tempat nongkrong kelas tiga). Ngerti"!'
'Udah sering nongkrong, Kak. Di WC. Ha-hahaha' gu
e coba ngelucu. 'Lo jangan sok lucu lo!' katanya geram. 'AMPUN, KA
K' Dia noyor gue, lalu bersiap menarik kerah baju gue.
Beruntung, bel ganti pelajaran berbunyi. Bel terseb
ut membuat si Topi Merah agak kagok. Dia lalu meng
ajak temennya balik" ke kelas. Begitu mau keluar da
ri pintu, dia balik badan dan bilang, 'Awas lo kalo g
ak dateng' IYA KAK' kita berdua berkata mantap.
Selang beberapa saat dia pergi, gue sama Pito masi
h bengong. Pito garuk-garuk kepala, Tamat deh kita
' 'Tamat banget' kata gue. Pito mengajak gue berpikir rasional. Hal buruk yang
bakal terjadl kalo gak ikut nongkrong (dicariin dan
digampar bolak-balik) ditimbang dengan keuntungan
kalo gak ikut nongkrong (kaki dan jangan masih utuh
). Kita pun sepakat: gak akan nongkrong dan. langsu
ng pulang. Bakal dicariin atau gak, itu urusan belakangan Gue
udah pasrah sama kehendak Yang Maha Kuasa. . Jika
Tuhan menghendaki gue jadi perkedel, jadilah gue o
erkedel. Gue udah gak peduli lagi. tapi ternyata, ka
bar baik terdengar dari kelas gue. Di hari itu, teme
n sekelas gue bernama Aryo gak sengaja lewat Lama
ndau. Dia dipanggil sama kelas tiga, dikerjain (disuruh ng
ejar ayam), dan si Topi Merah menyangka Aryo seba
gai gue atau Pito. Gue rasa, setelah kejadian yang cukup membuat spo
rt jantung itu, si Topi Merah juga udah lupa dengan
gue, Pito, atau bahkan Aryo. Sebulan ke depan, gue
selalu merancang rencana penyelamatan diri. Setiap
kali istirahat makan siang, gue bakalan ngendem di
dalam kelas, mojok pura-pura gak tahu. Setiap bel p
ulang berbunyi, gue langsung ngibrit ke depan sekol
ah... nyari bajaj terdekat dan kabur pulang. Gue be
rhasil hidup tanpa terdeteksi oleh kakak-kakak kela
s yang mungkin bisa sewaktu-waktu membuat gue jad
i kornet kambing. SEMUANYA baik-baik saja, sampai akhirnya, gue
mulai belajar chatting. 'Masa kelas 1 SMA adalah masa di mana gue lagi gia
t-giatnya chatting. Suatu waktu, di sela-sela sesi c
hatting, gue ketemu orang dengan nickname Jomblo7
0. Aha, pikir gue, jangan-jangan nih orang anak SM
A 70. Langsung aja gue ajak Kenalan.
< Radith > Halo. Anak 70 ya"
Iya, Lo juga"
Yupz, kelas brp lo"
Lo kelas brp"
Kelas 1. Utasssss.
SAMA. Hehe. Lo ce/co"
CE. Hoooooo. Gue dapet kenalan anak kelas satu, cewek.
.. jomblo pula. Lumayan buat me-nambah kenalan den
gan anak kelas satu lain-nya. Semangat karena dapa
t kenalan cewek, langsung nyerocos panjang lebar. Dia nanya-nanya p
endapat gue soal senioritas di 70.
langsung jawab yang jelek-jelek. Gue bilang gue gak
mengharapkan sekolah di 70 untuk hidup dalam keta
kutan terhadap kelas tiga. Gue sangat gak suka sam
a senioritas. Sejujurnya, gue ngerasa punya banyak kesamaan sa
ma si Cewek ini. Dia juga gak' suka senioritas, dan
setiap kali ngobrol kita nyam-bung. Hari itu kita ng
abisin waktu sampai dua jam nonstop chatting. Hasil
akhir dari chatting kita adalah janjian ketemuan be
sok pas istirahat makan siang.
Besok gue ke kelas lo ya"
Okeeeyy.. gue tunggu ya... :)
Awas kalo lo gak ada!
Gue di kelas terus lah, kelas tiga kan ga
lak! Ntar gue malah dijejer. Hehe.
Mimpi apa gue" Kenalan sama cewek, anak kelas sat
u, nyambung, eh besok mau disamperin. Hari-hari di
70 kayaknya semakin lama semakin baik. Malam hari
itu gue tidur dengan sangat nyenyak.
Keesokan harinya, seperti biasa, gue diem di pojok
an kelas. Hari ini ada yang berbeda, gue menanti seorang cew
ek yang nemenin gue chatting sampai dua jam. Kayak
gimana, ya, orangnya" Kalau cantik gue harus gimana
, kalau jelek harus gimana... belum ketemu aja gue u
dah salting duluan. Tanpa ada pertanda apa pun tiba-tiba Si Topi Mera
h nongol di depan kelas. Satu kelas panik. Cowok-co
wok langsung sok sibuk. Ada yang Pura-pura tidur, a
da yang guling-guling ke kolong meja, ada yang pura
-pura jadi cewek. Gue ngeringkuk di pojokan, berha
rap gak dilihat sama Si Topi Merah.
SiTopi Merah masuk ke dalam kelas dan berteriak,
'MANA YANG NAMANYA RADITH!!!!!!!'
Anak-anak. sekelas, yang mencoba untuk' melinddun
gi nyawa masing-masing, langsung menunjuk ke arah
gue yang meringkuk. OH MATILAH GUE.
'Sini lo' kata Si Topi Merah. 'I-iya, Kak'
'Kemarin lo chatting ya"' 'I-iya, Kak.'
Dia melihat muka gue dengan tatapan jijik, "JOMBL
O70 ITU NICKNAME GUE, MONYET.'
Gue masih mencerna kata-katanya. Gue masih memik
irkan dalam-dalam. Gue bengong... GUE BAKALAN JA
DI PERKEDEL 'Mo ngomong apa lo sekarang"' Mukanya dideketin k
e muka gue. 'AMPUN, KAK' kata gue. Dia lalu menarik baju gue, membawa gue ke lantai b
awah, menuju ke koridor anak kelas tiga. Gue gak bi
sa berkata apa-apa. Panik abis, apa yang harus gue l
akukan sekarang" Sayang epilepsi gue gak bisa dikel
uarkan kapan pun gue mau.
Kenapa bisa jadi begini" Kenapa suatu pertemuan ya
ng gue pikir bakalan bisa jadi semacam pertemuan r
omantis di siang hari jadi kayak siksaan neraka lapi
s ke tujuh seperti ini. Gue harus mencari pertolong
an. Gue harus menyelamatkan diri sendiri. Gue eman
g gak pernah meminta pertolongan, tapi... kalau kam
u di sana, selamatkanlah aku... wahai si Buta dari G
ua Hantu!!!! Gue dibawa ke dalam WC kelas tiga.
Anak-anak kelas tiga yang ngeliat si Topi Merah ny
eret-nyeret gue ke dalam, langsung mengikuti.. Tah
u-tahu, WC tersebut rame dengan anak kelas tiga. G
ue berdiri bengong di tengah-tengah lingkaran yang
mereka bikin. 'Mainan baru gue neh. Kita apain" Kita apa-in"' tan
ya si Topi Merah provokatif.
'Gue ada ide,' jawab seorang anak kelas
tiga. 'Apa"' 'KITA KENCINGIN AJA!' usulnya sambil tertawa.
Satu WC tertawa sambil mengiyakan.
Gue mau ngejerit, 'JANGAN, KAK! SAYA SU-DAH BA
U, KAKKK! SAYA SUDAH BAUUUUU!!!'
Tiba-tiba ada satu suara yang menyelamatkan, Jang
an, mendi ngan traktir kita semua nasi padang aja di
depan sekolah. Gimana" Besok"'
'SIAP, KAK' gue menurut. Lebih baik daripada dike
ncingin. Setelah mereka ngeledek-ledekin gue, bel masuk ke
las berbunyi. Waktu istirahat 10 menit terasa sepe
rti 156,983 tahun bagi gue. Keringet dingin mengas
ahi baju gue. Rasanya tidak bisa diungkapkan denga
n kata-kata. Begitu masuk kelas, Pito menyambut gue dengan tat
apan heran. Gue duduk lunglai di
bangku, dengan tatapan mata kosong. 'kenapa lo"' k
atanya. "Gue baru aja mau dikencingin sama temen chatting
gue' MAKIN lama, suasana semakin horor. Demi ke-selam
atan jiwa dan raga, gue pun bolos seko-lah selama b
eberapa hari. Selama gue bolos itu
pula, si Topi Merah dikabarkan mencari-cari gue
ke kelas. Gak cuma si Topi Merah, tapi anak kelas
tiga yang lain juga dikabarkan mencari gue.
Begitu gue masuk kembali, langsung me-rencanakan
matang-matang manuver-manuver pelarian diri gue d
ari anak kelas tiga. Di antaranya: datang agak-agak
telat, supaya langsung masuk kelas. Pulang juga lebi
h cepat. Layaknya jerapah yang mengalami proses ad
aptasi sehingga lehernya menjadi panjang karena ma
kan daun-daun di pucuk pohon, gue juga mengalami p
roses adaptasi: jalan gue jadi cepet. Fungsibio-logi
s tubuh gue berubah untuk mengutamakan keselamat
an diri. Selain jalan jadi supercepet, gue juga sepe
rti punya spider sense. Tahu kan, kalo ada musuh di
deket Spiderman, dia bisa ngerasain bahaya datang
melalui spider sensenya. Begitu pun dengan gue. Kal
o gue ngerasa gaK enak pikir dikiit aja, pasti akan
ada anak kelas tiga yang siap mengincar gue.
Gue juga belajar hal yang paling krusial dalam bert
ahan hidup dari siksaan senior, Hukum Kabur I: jika
kamu dikejar senior, kamu tidak perlu berlari lebih
cepat daripada dia. Kamu hanya perlu berlari lebih
cepat daripada temen kamu. Kebenaran hukum ini di
praktekkan sewaktu gue dan kedua temen gue: Reno
dan Hugo, berjalan cepat melintasi lapangan basket
yang ditongkrongi anak kelas tiga. Begitu kita meny
eberang, ada satu anak kelas tiga langsung napsu in
gin menarik kita untuk ikutan nongkrong. Gue, yang
paling belakang, langsung menyalip Hugo dan Reno.
Hasilnya, urutan kabur jadi terbalik: gue, Hugo, ba
ru Reno yang paling belakang. Reno pun langsung dit
arik sama kelas tiga. Gue sama Hugo berhasil kabur
naik bajaj. 'Reno gimana" Reno gimana"' Hugo berteriak di dal
am bajaj. Kita berdua berasa lagi kabur sewaktu pe
rang Kemerdekaan ketika salah satu teman kita ada
yang baru aja diculik sama orang Belanda.
'Hugo. Fokus Hugo. Yang penting sekarang kita sela
mat!' Gue setengah berteriak.
'Tapi, Reno"' Mata Hugo berkaca-kaca. 'Reno bakal
diapain"' 'HUGO!!!!! FOKUS! Kita masih punya kehidupan yang
harus kita jalani. Masih ada keluarga yang menunggu
kita di rumah. Masih ada masa depan yang menanti kita. Relakan saja reno, K
awan. Relakan....' 'Di... Dit' Hugo tercekat.
Kita pun berpelukan. Hugo merasa beruntung masih bisa hidup dan ada di
bajaj bareng gue. Perasaan yang segera berubah set
elah gue ngutangin ke dia dulu buat bayar bajaj.
setelah setahun penuh melakukan trik-trik can-tik
agar tidak jadi perkedel, akhirnya gue resmi menja
di anak kelas dua. Ini berarti, gue udah bebas dari
segala siksaan kelas tiga. Setahun berikutnya, gue
naik ke kelas tiga. Ini berarti, gue udah bisa ngerj
ain anak kelas satu. Tapi, ada kekhawatiran tingkat
tinggi yang bisa me-nyita pikiran kita semua: OSPEK
kuliah sebentar lagi. 'Moga-moga kita gak di-OSPEK yang aneh-abeh, de
h,' kata Hugo. 'iya, moga-moga gak kayak pas kita kelas satu dulu
di 70' gue mengamini. 'Kalo gue cuman punya satu harapan' reno menamba
hkan. 'Mo tau gak"' 'Apa"' 'GUE HARAP GUE GAK SEKAMPUS AMA TEMEN BUSU
K KAYAK LO SEMUA YANG BIKIN GUE DIGAMPARIN
WAKTU KELAS SATU!' Reno kayaknya masih dendam kesumat gara-gara tin
gkah gue sama Hugo sewaktu kelas satu dulu.
'Kalau pun kita nanti sekampus, Ren' kata gue. 'Gue
harap kecepatan berjalan lo sudah meningkat pesat.
' INGATLAH INI SEBELUM MEMINTA DIPIJIT
NENEK gue sering banget menyuruh gue untuk leoih


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meluangkan waktu bermain dengan adek-adek yang m
asih pada SD. K atanya, 'Dika, kamu ajak main tuh a
dek kamu. Jangan kebanyakan kerja dan kuliah. Di r
umah kalo bisa sempetin main'
Seperti yang kita ketahui bersama, kita tidak bole
h membantah perkataan nenek. Seperti yang kita ke
tahui bersama pula, kita tahu sewaktu kecil dulu ka
lau ngebantah nenek-nenek bisa dicubit. Kecuali mu
ngkin nenek-nenek preman Tanah Abang, mungkin dia
udah nendang selangkangan sambil bi-lang, 'Diem lu,
Bajivgan!' 'Edgar (adek gue yang paling kecil) kelas berapa se
karang"' kata nenek.
'Kelas berapa ya" Uhhhh,' gue mencoba mengingat-i
ngat. 'Pokoknya sekolah deh, Nek!'
'Duh, kamu tuh gimana sih. Pesan nenek kamu sempe
tin lah maen sama adek-adek kamu itu. Perhatian se
dikit' katanya bijak. Perkataan nenek ngebekas di benak gue. Gue jadi m
enyadari, gue jarang ngasih perhatian kepada empat
biji adek-adek gue. Gue bahkan, daiem ingetan gue,
gak pernah ngebeliin mereka kado apa pun. Kecuali
Beng-Beng sewaktu Edgar ulang tahun, itu juga abis
gue makan sebelum sempet dikasih ke dia.
Gara-gara perkataan nenek tersebut, gue jadi berni
at tulus nyariin kado buat keempat bijiadek-adekgu
eyangmasih kecil. Berhubung gue orang yang sangat
pelit, kriteria kado yang akan gue belikan adalah bi
sa dinikmati beramai-ramai. Baju, jelas gak mungkin
dinikmati ramai-ramai. Sedangkan binatang pelihara
an, udah pasti bakalan ngambang di selokan rumah g
ue beberapa minggu kemudian. Setelah semedi sede
mikian rupa, gue dapet barang yang gue mau: game c
onsole Nintendo Wii. Bisa dipake ramai-ramai dan t
entunya masih dalam jangkauan harga.
Begitu gue pulang bawa kado Nintendo Wii, adek-ad
ek gue langsung ngerubungin sambil bersukacita. Me
reka mengitari gue sambil berputar-putar, layaknya
suku di pedalaman Indonesia yang sedang mengitari
api unggun. Mereka semua berteriak senang. Ingga-Anggi, adek
kembar gue teriak, 'Makasih, Abang! Makasih, Aban
g!' Yudhita, adek gue yang SMA, teriak 'Abang, tum
ben baik!' Gue merasa keren.
SemiNGGU setelah Nintendo Wii berkutat di rumah,
adek-adek jadi keranjingan maen game. Beberapa da
ri mereka maen Mario Party atau game-game olahrag
a. Ngeliat mereka bersemangat seperti ini, gue jadi
penasaran pengen ngelawan mereka semua. Kalo mena
ng, gue bakalan dapet status sosial yang lebih tingg
i. kemenangan juga berarti bagi gue untuk melaraskan
pada mereka, siapa yang berkuasa di
rumah ini! Yeahl 'Abang mo maen juga, ah!' kata gue. 'Mo ngelawan s
iapa, Bang"' kata Ingga, adek gue yang kembar. 'Ak
u, Edgar" Siapa"'
Menurut hasil, pengamatan gue selama seminggu ini,
si Edgar adalah rantai yang terlelah dibandingkan a
dek gue yang lainnya. Jadi, gue berencana ngebantai
dia duluan. 'Edgar, kita tanding maen game' gue menantang Edg
ar. 'Ayo, siapa takut' kata Edgar, sotoy. Belum menyad
ari apa yang akan menimpa dirinya. 'Maen apa, Ban
g"' 'Maen baseball aja' 'Oke.' Bener aja, maen baseball di Nintendo Wii ngelawan
Edgar ternyata sangat gampang. Edgar, yang tingkat
intelegensianya setara dengan batu kali, tidak berk
utik ngelawan gue. Mulut Edgar cuman manyun menya
ksikan dirinya disiksa dan didera sedemikian rupa.
Setiap kali gue memasukkan angka gue akan teriak,
'CUPU1 !' Kalo Edgar membuat kesalahan, gue menge
palkan tangan ke udara, 'CUPU!' Setiap kali Edgar j
ongkok melepas celana, gue teriak, 'EDGAR, JANGA
N PUP DI DEPAN TV!' Gue ketawa lebar-lebar mengalahkan Edgar. Puas ra
sanya. Hasilnya akhir dari game gue VS Edgar menjadi jela
s: gue menang mutlak dan Edgar kalah dengan terhor
mat. Seperti layaknya Samurai di Jepang yang jika
sudah kalah dan kehormatannya direnggut, mereka h
arus harakiri. Gue pun bilang ke Edgar supaya dia h
arakiri, agar kehormatannya tetap terjaga (entah k
enapa kalimat barusan membuat Edgar terlihat sepe
rti gadis desa). 'Edgar, karena kamu kalah, kamu harakiri sana pake
pensil!' kata gue, semangat.
Cupu = Culun punya 'Oke, Bang!' Gue terkejut mendengar Edgar yang be-gitu cepat t
anggap disuruh bunuh diri. Tanpa
ba-bi-bu lagi Edgar mengambil pensil dari atas mej
a belajarnya, lalu berdiri di depan televisi.
Dia lalu memajukan kaki kanan ke depan, dan pemut
ar badannya ke seb elah kiri. 'Nih! Udah!'kata Edgar. "Edgar' kata gue menahan emosi. 'Abang mintanya k
an harakiri... ITU MAH HADAP KIRI. INI BUKAN PE
LAJARAN BARIS-BERBARIS!' 'Harakiri itu apa, Bang"' Edgar malah men-jawab de
ngan balik bertanya polos.
Gue mo nyekek Edgar pake kabel controller nintend
o Wii dan baru sadar... ternyata wireless. Teknolog
i telah menghalangi gue untuk melakukan hal yang b
enar! Memang, kesalahan ada di gue yang mengharap
kan anak kelas 3 SD untuk mengerti apa yang disebu
t dengan harakiri. Setelah Edgar gugur di medan perang, giliran Ingga
yang menjadi lawan gue. Gak belajar dari kesalahan
Edgar, si Ingga menantang gue untuk bermain baseb
all. Gue agak bingung, si ingga dari tadi menjadi sa
ksi kejatuhan Ed-gar kenapa dia menantang main ga
me yang sama" Tidakkah dia belajar banyak dari Edg
ar" 'Oke, Ingga' kata gue, sambil menatap matanya dal
am-dalam. 'Yang kalah harus mijitin yang menang'
'Kalo Abang kalah, berarti Abang harus pijitin aku
ya' 'lye dah' Edgar, setelah puas hadapkiri, duduk di belakang I
ngga. Dari dengus napasnya terasa bahwa Edgar mas
ih dendam. Dengusnya makin lama makin keras. Gak l
ama kemudian, dia men-colek Ingga dari belakang. D
ia lalu membisikkan kata-kata penyemangat untuk In
gga, berusaha memberitahukan kelemahan-kelemahan
gue. Apakah gue terintimidasi" Oh, tentu tidak... k
an saya ngemil Combantrin (lho"). Gue sih santai aj
a. Mereka gak tahu, layaknya Highlander, sehabis m
engalahkan musuh biasanya gue bakalan tambah kua
t. Ya, sehabis mengalahkan Edgar habis-habisan, gu
e level up menjadi lebih cepat, tangguh, dan efisien
. Gue adalah Radith 2.0., si Raja Baseball di Ninten
do Wii. Walaupun, gue sangat lemah di kehidupan ny
ata... gue bisa koma tiga minggu kalo ditabrak gero
bak es krim Walls. 'Udah siap, Bang"' kata Ingga, melihat ke arah gue
yang dari tadi mengepalkan tangan sendirian.
'Udah. Abang udah siap, Ingga'
'Ya udah, beneran siap ya"' Ingga terlihat mereme
hkan. 'Sangat. Siap' gue menyunggingkan se-nyum lebar.
Permainan pun dimulai. Gue langsung me-nyapu bersi
h semua pemain Ingga di inning per-tama. Namun, ke
tika giliran Ingga menjadi batter, ternyata dia cuk
up jago. Berkali-kali gue hampir di pecundangi. Tapi
, layaknya Naruto yang hampir kalah ngelawan musuh
-musuhnya, gue selalu bangkit kembali. Semangat ti
nggi membuat gue selalu bangkit dari keterpurukan
dan menjadi keren kembali. Gue sadar, semangat tin
ggi ini pula yang menjadi kunci terhadap kemenanga
n gue atas Ingga. Gue gak akan menyerah. De-ngan s
egenap tumpah darah gue akan berjuang melawan ana
k SD ini. MERDEKAAA!!! Gue sempet mikirin cara-cara buat mencurangi perm
ainan ini..., seperti melemparkan.
Momogi rasa jagung bakar ke udara setiap kali Ingg
a akan menang, berharap Ingga akan me-letakkan co
ntroller lalu meloncat bak lumba-lumba.
'Ingga, kamu pasti bisa!' Edgar terlihat jelas mend
ukung Ingga habis-habisan. Seharusnya Edgar memb
ela gue, sebagai abangnya yang paling besar. Edgar,
kamu murtad, Edgar. KAMU MURTAD. Habis Ingga, g
iliran kamu. Lagi. 'Ingga, kamu bisa gak sih mainnya"' Edgar protes m
elihat Ingga yang dari tadi di-out-manuver sama gu
e. 'Susah ngelawan Abang tahu' Ingga sewot sama Edg
ar. Sesungguhnya, gue udah sering hampir kalah sama I
ngga, tapi begitu gue memikirkan pijit gratis sebag
ai hadiah itu... mmmmm... jadi makin semangat. Sete
lah bermain selama 15 menit, gue keluar sebagai pe
menangnya. Klaim untuk mengambil hadiah pun langsu
ng gue sampaikan. 'Ingga, sekarang saatnya memijit Abang' gue merap
ikan tempat tidur, mengambil bantal, bersiap untuk
relax. 'Yaaaaah' Ingga manyun. Dia terlihat kesal. 'Biasan
ya aku gak kalah lho.' 'Udah, buruaaann' kata gue sambil merebahkan diri
ke tempat tidur, tengkurep.
Ingga lalu mijitin bahu gue dengan tangan-anak-SD-
nya. Gak kerasa. Bukannya enak dipijit, gue malah b
erasa kayak lagi di-pencetin jerawatannya. Gondok
karena hadiah dipijit gak dapat digunakan secara se
mpurna, gue menuntut lebih.
'Ingga, pijitnya diinjek-injek aja deh, biar kerasa!
' Gue menginstruksikan. 'Yang enak tapi ya, sekuat
tenaga juga boleh.' 'Tapi, Bang... .' 'Udah, injek aja' Ingga menaikkan satu .kaki, bersiap menginjak
'Udah siap, Bang"' tanya Ingga.
'SIAPPPP!' 'Satu....' Gue melemaskan punggung. Yang gue tahu: punggung
diinjek-injek adalah salah satu hal yang paling mem
anjakan di hidup ini. Yang gue gak tahu: berat bada
n Ingga seberat sapi Australia hamil.
'Dua... HIAATT!!!' Ingga menghujamkan kakinya den
gan kejam. 'OEEEEEEKKKKKKK!' Gue mejret.
Belom selese ngitung, Ingga sudah mengbentakkan k
akinya di atas punggung gue. Hal pertama yang terli
hat di kepala gue: segede apakah kaki Ingga" Hal ke
dua: seberat apa-kah dia sekarang" Gue kesakitan-m
emegang pundak gue sambil meringis. Ingga masih te
rus-menerus menginjak. 'Hah! Hah! Hah!' 'Oek! Oek! OEEKK!!!' Ingga, Abang dosa apa" ABANG DOSA APA SAMA KA
MUUU" Dentuman benda keras tersebut mulai memak
an kekuatan tubuh. Gue pusing. Dunia berputar-puta
r. Ingatan-ingatan masa kecil berulang di kepala gu
e. Gue melihat cahaya di langit-langit.
'Bang" Abang gak pa-pa"' tanya Ingga gak peduli sa
mbil terus menginjak-injak punggung gue.
'Kayaknya' jawab gue, 'Paru-paru Abang geser ke s
elangkangan' Ingga adalah Hercules dalam kostum anak SD. Kuat
banget. Makan apa sih anak ini" Setelah kepayahan,
Ingga akhirnya berhenti menginjak punggung. Gue m
enantang Ingga untuk bermain game kembali. Gue be
rniat sengaja kalah biar gue dapet kesempatan buat
'mijitin' Ingga. SETELAH kejadian bergesernya organ dalam tubuh g
ue itu, gue ketemu lagi sama Nenek. Dia bingung nge
liatin gue yang dari tadi megangin punggung.
'Gimana, Dik" Udah diajak main belom adeknya"'
'Udah, Nek.' 'Tuh, seneng kan. Gak ada yang lebih seneng daripa
da main sama adik-adik.' 'Hahahahaha' gue ketawa garing. 'Iya, hahahahaha.
' Hening. Gue mijit-mijit punggung sendiri sambil berdesah-d
esah. Nenek ngeliatin gue dengan muka keheranan, '
Punggung kamu kenapa, Dik"'
'Hasil kelamaan maen sama adek-adek.'
GUE baca berita ini di koran sewaktu SMA dulu." Di
Masjid Istiqlal, polisi-polisi ini heboh. Mereka mem
anggil Gegana, mengosongkan masjid, karena ada bun
gkusan plastik mencurigakan di pelataran masjid. W
aktu itu emang lagi musim bom. Setelah heboh mang
gil mobil Gegana beserta orang-orang berhelm hitam


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, bungkusan tersebut berhasil diamankan. Ternya
ta... ISINYA MARTABAK. Gimana cara-ya mereka bis
a sesalah itu" Kalo pun meledak, yang ada juga oran
g buru-buru mangap ke atas, berharap kejatohan ma
rtabak. Gak bakal ada orang yang mati karena ledak
an dari sebuah martabak. Gak mungkin ada orang yan
g cerita, 'Kasihan kakeknya, dia mati gara-gara mar
tabaknya meledak sewaktu lagi dimakan'
Beberapa tahun kemudian, gue baca berita yang sam
a gilanya. Di koran ada berita yang berisi orang kaw
in sama ayam mantan pacarnya.
Katanya sih, si Cowok stres karena diputusin: Deng
an niat balas dendam, dia pergi ke rumah si Cewek,
ngambil ayamnya yang lagi nganggur... DAN DIKAWI
NIN. Udah gila kali ya" Untung tuh cewek gak melih
ara hewan yang aneh-aneh, kayak... hamster. Gue ga
k bisa bayangin orang kawin sama hamster. Si Hamst
er ngeliat titit si Cowok aja mungkin udah bilang, '
Papa..., apakah itu kamu, Papa"'
Berita tentang cowok yang ngawinin ayam ditulis de
ngan gaya yang luar biasa aneh. Di tulisan tersebut,
si Ayam ditulis seolah-olah korban perkosaan bener
an, 'Si Korban ditemukan tergeletak setelah digaga
hi oleh lelaki tersebut'. Oh my God, korban" Digaga
hi" Semua itu adalah kosakata yang dipakai untuk m
emberitakan perkosaan yang menimpa manusia. Sekal
ian aja reporternya ngewawancarain keluarga si Aya
m. 'Ibu, apakah dulu si Jagur termasuk ayam yang r
ajin mengaji"' REPORTER, bagi gue, adalah sebuah pekerjaan yang
keren. Superman kalo waktu siang jadi reporter. Pasti ada
alasennya kan kenapa orang paling kuat di dunia ini
mau jadi reporter. Padahal, Superman bisa jadi apa
saja: dia bisa jadi pegulat,
pebasket atau ilmuwan. Tapi tidak, Superman
memilih jadi reporter. Gue jadi terharu.
'Superman itu reporter. Superman itu reporter.' S
eperti mantra, kalimat tersebut gue
ucapkan berulang-ulang di kepala gue sewaktu gue m
agang jadi reporter di Metro TV dulu
bareng dengan kalimat pengukuhan diri yang
lain seperti 'Aku gak mungkin gay.... aku gak
mungkin gay.... aku gak mungkin gay').
Di Metro TV, gue kerja enam hari, masuk
siang-pulang pagi. Mungkin di Metropolis, Clark
Kent juga masuk siang-pulang pagi, gue makin
ngerasa mirip sama Superman. Bedanya gue
sama Superman mungkin cuman pas buka baju.
Superrman buka baju dia langsung terbang meluncur
... gue buka baju" Orang-orang yang ngeliat yang ak
an meluncur. Bedanya lagi, Superman sangat-sangat
kuat, sedangkan badan gue
sangat tidak bertenaga. Gue kalo abis kentut
aja harus tidur siang, memulihkan energi yang terb
uang. Berita-berita aneh juga gue dapet sewak-tu kerja d
i Metro TV. Ada satu berita tentang ancaman bom d
i sebuah kedutaan. Ternyata, pas ditelusuri, pelaku
ancaman bom tersebut adalah seorang cewek yang ja
tuh cinta sama satpam kedutaan. Pas ditanya kenapa
, dia bi-lang, dia ngasih anceman bom biar si Satpa
m diliburkan. Berita lainnya tentang pesawat yang gak berhasil m
endarat dengan sempurna karena NABRAK KEBO YAN
G LAGI BENGONG. Udah gila kali, ya" Kasihan bange
t si Kebo. Lagi menikmati hidup siang-siang, bersan
tai sejenak... tiba-tiba. JEBRET. Ketabrak pesawat
terbang aja gitu lho. How unlucky could you be" Ud
ah jadi kebo... matinya gak elit pula.
DART Metro TV gue jadi reporter buat majalah Buk
une. Bekerja menjadi reporter majalah berarti gue
punya kesempatan ngewawanca-rain orang-orang yang
ada hubungannya dengan dunia perbukuan. Seru juga
sih. Pelajaran yang gue dapet di minggu pertama gue me
njadi reporter hanya satu: telinga gak boleh budek,
Suatu waktu, gue harus bikin semacam artikel tenta
ng trend anime di Indonesia. Berbekal semangat rep
ortase yang sangat tinggi, gue langsung nelepon ke
sebuah majalah A yang memang membahas habis semu
a tentang anime. Salah satu awak redaksinya menya
mbut interviu gue lewat telepon. Semua terasa begi
tu indah. Gue, sambil menyalakan rekaman di telepon, bertan
ya, 'Jadi Mbak, anime apa yang lagi nge-trend sekar
ang ini di Indonesia"'
'Sekarang mah' kata si Mbak. 'Lagi in banget nih...
Prince of Penis.' 'HAH"' Gue kaget setengah mati. 'Apa tadi"'
'Prince of Penis' katanya kalem. Ini tidak mungkin.
Apakah kuping gue telah memainkan sihir kepada gu
e" Apakah ini... fatamorgana kuping" (emang ada git
u") 'Prince of,' kata gue. 'Penis"'
'Betul.' 'Ceritanya tentang apa"' tanya gue.
'Cerita cowok gitu... yang berjuang dalam bermain
penis.' 'Wowowowowowow. Bermain penis" Berjuang"'
Berjuang untuk bermain penis. Bombastis abis. Anim
e tentang apa ini" Anime tengan persahabatan seora
ng anak lelaki dengan penisnya kah" Ataukah bagaim
ana seorang anak lelaki lagi jalan-jalan ke mall, tib
a-tiba ketemu penis, mereka jatuh cinta...., namun
orang tua mereka gak setuju" OH MY GOD, anime ma
cam apakah Prince of Penis itu"!!!!!
Orang Jepang emang terkenal suka bikin yang aneh-
aneh tapi gue gak habis pikir bisa-bisanya penis dij
adiin anime. Pake bawa-bawa
pangeran (prince) segala pula. Kenyataan ini membu
at gue resah. INI TIDAK BISA DIDIAM-KAN INDON
ESIA DIJAJAH OLEH PENIS JEPANG DAN KITA MA
SIH BERDIAM DIRI"!!! NEGA-RAWAN MACAM APA K
ITA" Terus, ceritanya gimana"' kata gue, memancing
'Iya, si Jagoannya ada lawannya dalam main penis.
Biasalah.' 'Biasalah"' kata gue dalem hati. Main penis diangga
p biasa" Jangan-jangan gue yang emang kurang gaul"
"Oh, ada lawannya"' kata gue melanjutkan.
'Bisa ya"' 'Bisa Kan emang harus ada lawannya.' 'Harus ada la
wan"' 'Iya, emang Mas gak pernah main penis"'
OW, pertanyaan yang susah untuk di-jawab,' kata g
ue dalem hati. 'Itu lho, Mas,' kata si Mbak melanjutkan. 'Olahrag
a itu. Emang belom pernah"'
'Oh... TENES"' Gue baru ngeh. 'MAIN BOLA
TENES"' Iya, TENIS. Dari tadi kan saya bilang
TENIS,' Hening. 'Saya kira... kira... ' gue terbata-bata. Bersyukur.
'Kenapa, Mas" Halo" HALO"'
Ternyata nih mbak-mbak emang kalo nye-but "te" te
rdengarnya kayak "pe". Anjrit. Gue malu banget. Mu
ka gue langsung merah. ASEEM-MMMM! Yang bego ya
ng mana nih, gue atau dia sih sebenernya. Pantesan
aja dia ngomong maen penis maen penis segala. Nany
ain gue pernah maen p enis apa gak. Gue ngerasa gob
lok banget. Gak bisa dibayangkan kalo tadi gue jawa
b dengan apa adanya, 'Iya, Mbak. Aku su-kaaaaaaa s
ekali main penis' Begitu nutup telepon, gue ketawa pasrah. Tau kan,
jenis ketawa yang saking gak ngerti mo ngomong apa
jadi ketawa bersifat pasrah. Hhh-hhh... hhhhhh... h
hhh.... SEMENJAK saat itu gue berusaha untuk bersikap kr
itis dalam melakukan interviu. Apa pun gue dengerin
dengan sungguh-sungguh. Gue gak mau kejadian peni
s sebelumnya berulang kembali. Hanya keledai yang
jatuh ke dalam lubang yang sama dua kali.
Tugas gue selanjutnya adalah membuat artikel tent
ang majalah dinding di sekolah-sekolah. Liputannya
harus mendalam dan bagus da-lam penyampaian. Gue
langsung mencari SMA unggulan yang bisa gue wawan
carain. Korban pertama jatuh pada SMA 68. Masalah
nya cuman satu gue gak tau nomor teleponnya. AHA.
Untung gue cukup pintar, gue nelepon 108 lalu
dari mbak-mbak operator gue mendapatkan nomor se
kolah yang jadi inceran gue. Dari situ, gue langsung
nelepon SMA 68. 'Halo,'sapa gue. 'Iya, halo' jawab ibu-ibu di seberang sono. 'Maaf,
Bu. Saya dari majalah Bukune, saya mau nanya-nanya
sedikit tentang majalah din-ding. Saya bisa bicara
dengan siapa ya, Bu";
'Oh ya, dengan saya saja' kata si Ibu, pede.
BoIeh juga nih emak-emak satu. Tapi, gue berkeyak
inan lebih baik ngomong langsung sama anak murid s
ekolahannya aja. 'Oke, Bu' kata gue. 'Tapi mungkin saya lebih baik b
icara dengan anak kelas dua-nya bisa" Mungkin yang
ngurus majalah dindingnya langsung"'
'Oh, anak kelas dua-nya sudah pulang tuh, Mas.'
Gue ngeliat jam. Udah pulang" Perasaan masih pagi.
'Emang lagi pulang cepet ya, Bu"' tanya gue lagi.
'Gak. Emang tiap hari pulang jam segitu.'
Sekolah yang tidak biasa, pikir gue dalem hati.
'Oke, Bu. Mungkin bisa dengan anak kelas tiga-nya"
' 'Anak kelas tiga-nya juga udah pulang.'
Ya ampun. SMA 68 kan sekolah unggulan; mungkin ga
ra-gara ini sekolahnya jadi dipulang-in cepet-cepet.
Hmmm, boleh juga. Gue gak tau mo ngomong apa. Tap
i insting jurnalisme gue harus gue kerahkan saat ini
juga. Gue gak boleh menyerah. Aha, gue minta ngobr
ol sama guru Bahasa Indonesia aja. Pasti tuh guru b
isa cerita dikit soal majalah dinding sekolah.
'Kalo sama guru Bahasa Indonesia-nya boleh"'
'Oh, Mas. Di sini gak ada guru Bahasa Indonesia,' s
ahut si Ibu. 'Kok bisa gak ada, Bu"' 'Iya, satu guru
ngajar banyak pelajaran.' 'LHO"' '
Sekolah macam apa ini" SMA kok kayak gini. Tapi, g
ue mikir ulang lagi. Kelas dua dan tiga udah pulang..
. satu guru banyak pelajaran... jangan-jangan.
Bu, ini SMA 68 bukan"'
Mas. INI MAH SD 68! BUKAN SMA!'
Teleponnya gue matiin. Setelah telepon gue matiin, gue ngeliatin gagangny
a lagi. Ngeliatin nomor salah yang diberikan oleh 10
8 dan teriak sepenuh hati, 'SIA-LAAAAAAAANNN!!!
' Giliran kuping gue udah beres. Malah 108 salah ng
asih nomor. Kampret Kampret. Dobel kampret
Kalo udah gini, gue gak bakalan mau nge-lanjutin ni
at gue jadi jurnalis: Gue gak bakalan bisa jadi jurn
alis perang. Gue udah kebayang, dengan tingkat ked
odolan gue yang tinggi itu, kalo gue jadi jurnalis pe
rang, mungkin baru turun dari pesawat aja udah mat
i. Bukan karena ditembak lawan, tapi kejerat tali ka
mera sendiri scan by: blackpaper PANDUAN SINGKAT MENGHADAPI CEWEK
Sampai detik ini gue masih sangat tidak me-ngerti
cewek. Padahal, gue udah cukup lama hidup dan berh
ubungan dengan cewek. Ter-nyata, itu gak cukup bik
in gue-bisa menjawab satu pertanyaan besar yang m
asih ada di kepala gue sampai sekarang: bagaimana c
ara memaha-cewek seutuhnya"
Cewek itu makhluk yang sangat gak mu-dah untuk di
tebak. Terutama cewek yang lagj PMS (Pre-Menstru
asi Sindrom). Menurut gue, PMS adalah alasan paling ultimate unt
uk cewek-cewek. Cewek bisa meng-gunakan PMS seba
gai alasan yang sifatnya per-misif ketika mereka m
elakukan kesalahan apa Contohnya seperti ini: 'Maa
f yah, Sayang, aku kemarin galak, kan aku lagi PMS.
' Sayang, maaf, aku kemarin bentak kamu,kan aku lagi
PMS.' 'Maaf yah aku ngelindes adek kamu pake mobil. Kan
lagi PMS!' Itu baru contoh kecil bagaimana susahnya memaham
i cewek. Paling susah lagi,
justru ketika berada dal am situasi dilematis ketika menghadapi seorang cew
ek. Kita semua pernah mengalaminya, situasi seperti
mengajak cewek kenalan sampai pada cara ngapel pe
rtama kali ke rumahnya. Jangan khawatir, gue sudah lumayan banyak makan p
engalaman pahit-manis dalam menghadapi cewek. Oke
, ralat dikit, mungkin pengalaman pahit-pahit. Tapi
jangan khawatir, pengalaman gue sebagai penulis bu
ku panduan tidak diragukan lagi. Gak percuma gue s
ukses membuat buku-buku panduan yang bestselling,


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti Panduan Praktis Aborsi dengan Sumpit, Pand
uan Lengkap Jadi Cowok Playboy Tanpa Harus Kena G
ampar, dan Boys' Guide: Bagaimana Cara Memutuskan
Cewek Kamu Jika Ternyata Dia Seorang Laki-Laki.
Di bawah ini adalah situasi dan solusi yang kamu ha
rus lakukan agar cewek yang kamu hadapin jadi suka
atau malah betah sama kamu. Tulisan di bawah ini t
elah dicoba dan dijamin' berhasil (sayangnya, 80% o
rang yang mencoba tulisan ini masuk rumah sakit jiw
a, sisanya... bunuh diri. Oh well, shit happens!)
SITUASI: Ngajak Kenalan Pertama Kali
Kamu sedang berada di kantin sekolah Kamu duduk-d
uduk sambil ngangkang, cekakak-cekikik sambil dike
rubutin cewek, tiduran Sambil kipas selangkangan (i
ni sebenernya di kantin atau abis sunatan sih").
Intinya, kamu sedang di kantin dan sedang menikma
ti makanan kamu Sendiri, sampai akhirnya... wuss! T
erlihatlah seorang cewek cakep temen satu Sekolah
yang kamu tidak kenal Sedang berjalan dari kejauha
n. Kayak di film-film, rambut panjang tuh cewek ter
urai sempurna dengan gerakan lambat Kamu berasa l
agi main di film ABG zaman sekarang.
Kamu ngeliatin tuh cewek berjalan ke abang batago
r. Dia Sendirian. Dia baru saja memesan satu porsi
batagor. Apa yang akan kamu lakukan" Apa yang har
us kamu perbuat" Semua sendi dalam tubuh mengisya
ratkan kamu untuk nyamperin dia Segera dan ajak di
a berkenalan. Tapi kok rasanya takut banget, ya"
SOLUSI: Mengajak cewek kenalan Sepertinya jadi problem pa
ling utama bagi semua co-wok. Saran gue simpel aja:
ingatlah kalau ce-wek suka dipuji Ya, mungkin berbe
da dengan anggapan orang-orang pada umumnya, ce-w
ek ternyata sangat suka dipuji. Jadi, yang harus ka
mu (akukan ketika berada dalam situasi di atas adal
ah: pujilah. Pujilah sepuji-pujinya.
Kama samperin tuh cewek yang lagi batagor.
Sepiring batagor baru saja berpin-dah ke tanganny
a. Pelan-pelan, bergelaklah perlahan ke belakangny
a, lalu tepuk pundaknya. Begitu dia nengok ke arah
kamu, tegakkan badan kamu, dan berkatalah dengan
penuh pujian, 'Hai cewek! Batagornya bagus!'
'Hah"' Biasanya respon cewek-cewek akan seperti i
tu. Wajar kok. Jika dia melihat kamu dengan tatapan bingung, lanj
utkan pujian kamu dengan lebih liar, 'Gila! Bagus ba
nget batagorrnya! Aku gak pernah melihat batagor s
ebagus itu!' Lalu lihat abang penjual batagor, dan p
uji ia juga (si Cewek akan takjub melihat kamu yang
murah pujian). 'wOw! Abangnya juga bagus. Mukanya
gak mirip batagor. Biasanya pedagang batagor punya
wajah cenderung mirip batagor! WAw!'
Ketika memuji di atas, Sertakan gaya ci-luk-ba Mai
ssy dengan kedua jari telunjuk diacungkan ke depa
n. Lihat reaksi si Cewek, lalu minta nomor teleponn
ya. ________________ SITUASI: ADA ORANG GILA Kamu pertama kali ngapel ke rumah ge-betan, kamu
ditinggal sebentar. Lalu tiba-tiba di depan pintu da
tang seorang wanita paruh baya membawa bungkus pl
astik. Kamu kaget. Karena dia lusuh dan ma(em-ma(e
m bawa bungkusar plastik, otak kamu berpikir, 'Wah
ada orang gilc nih'. Situasi akan menjadi sangat tid
ak enak jikc tiba-tiba si Orang Gila Ibu-ibu ini mai
n masuk ke rumah menjadi Sok akrab dan bertanya t
entang hal pribadi kamu dan si Gebetan kamu. Kamu.
karena trauma pernah digigit orang gila, gak berkut
ik sama sekali. Lalu, si Ibu-ibu Gila malah bertanya-tanya, Udah b
erapa lama kenalnya" Rumahnya di mana" Bapaknya k
erja apa"' Tentu sangat gak nyaman kalau ada orang gila yang
bertaya-tanya kepada kamu seperti di atas. Nah lh
o, apa yang harus kamu lakukan"
SOLUSI : Ambil sapu yang paling dekat dengan tempat kamu d
uduk, dan usap-usapkan ke mukanya sambil berseru,
'Husl Hus! '. Semua orang biasanya bakalan megap-m
egap kalo ada sapu nangkring di muka mereka, Lalu
kamu cecer si Ibu-ibu Gila dengan -pertanyaan, 'Ud
ah lama gila" Kenapa gak, sembuh-Sembuh"' Biasany
a mereka kaget Ditanya seperti ini lalu tidak menja
wab. cecer terus, 'Kenapa diem ajal Bi-ngung Jawabnya"
HAH"!' Lo j gebetan kamu dateng dan berkata. Eh, Mama ud
ah balik dari warung !' ________________ SITUASI: GEBETAN NYANGKAIN KAMU TUKANG PA
RKIR Kamu sudah mengincar si Cewek, primadona sekolah
kamu selama 2 tahun, G bulan, dan 3 hari, tapi kamu
gak pernah bertegur sapa sama sekali dengannya. M
ungkin, kecuali sekali. Waktu itu kamu gak sengaja
ngejiat si Cewek sewaktu dia mau mundurin mobilnya
di mall Antusias karena bisa ketemu si Cewek di (ua
r sekolah, kamu ban-ttiin dia mengeluarkan mobilny
a dari belakang. Sewaktu Semua beres, si Cewek membuka kaca mobil
nya, kamu kira dia akan menyapa; eh gak taunya dia
mengeluarkan Selembar uang Seribuan. Kamu dikira
tukang parkir. Salah Sendir' iseng jalan-jalan ke m
all bawa priwitan. Agak malu, kamu mengejarnya dan mengetuk kaca mo
bilnya, yah gimana pun juga kamu ha-rus memberitah
u dia kalau kamu bukan tukang parkir.
Setelah itu, si Cewek membuka kaca mobilnya dan b
erkata, 'Maaf, kurang ya Bang"' Dia lalu memberika
n Selembar uang ribuan lagi dan buru-buru pergi. Se
telah malamnya kamu gagal bunuh diri (belum Sempe
t mati udah ketahuan sarna orang-orang; salah send
iri kamu nyoba minum Baygon di angkot), kamu malu
ketemu si Cewek di ekolah lagi Apa yang harus kamu lakukan agar semua
nya baik-baik saja" SOLUSI: Coba bunuh diri lagi. ________________ SITUASI: PENEMBAKAN YANG GAGAL
Kamu udah mempersiapkan antuk hari ini, hari pene
mbakan. Kamu mantap, kamu kuat, kamu
sehat. Kamu bahkan udah dua kali disuntik di dokte
r hewan. Kamu lalu menghampiri si Cewek, yang udah
lama kamu taksir itu. Segala peralatan nembak udah
kamu siapkan. Rencananya, ngikutin acara penembaka
n gila yang ada di katakan Cinta, kamu bakalan nemb
ak dia sambil koprol di depan. Gak jelas, apa tujuan
nya, sebenarnya. Tapi kamu tahu itu akan terlihat s
angat keren. begitu di depan muka dia, kamu nyalain
petasan Sekali untuk dapetin perhatiannya. Be-gitu
dia udah mangap ke arah kamu (kaget karena tiba-ti
ba ada petasan, kita sebut ini Sebagai shock therap
y), kamu langsung koprol sambil
eriak, 'MAU GAK KAMU JADI CEWEK AKU!' Sempurn
a. Pendaratan kamu Sempurna. Teriakan kamu lantan
g. Saking senangnya, kamu koprol Sekali lagi.
Lalu si Cewek ngelatin kamu, dan berkata, 'Maaf. G
ue gak mau sama elo.' Mampus. Apa yang harus dilakukan"
SOLUSI Cewek sangat gampang berempati. Mereka adalah ma
khluk yang lemah terhadap godaan. Jadi, kamu harus
bisa membuat mereka merasa kasihan. Mulailah meng
arang-ngarang cerita yang membuat mereka iba dan
pada akhirnya memutuskan untuk jadi pacar kamu. C
obalah untuk koprol terus-menerus Sambil menjerit
sekeras-kerasnya dan menangis, 'Kamu gak tahu, apa
" AKU PUNYA KUTIL DI TETEKU!!! KUTIL Di TETEKU
UU!!!! KATA DOKTER, HIDUPKU TINGGAL SATU BUL
AN LAGI!!!!' Biasanya kalo udah kayak gini mereka akan iba (dita
mbah lagi kalo kamu Sempet
acting guling-guling sambil nangis. Oh ya, hati-hati
sebelum guling-guling pastikan gak ada got di deket
kamu. Jangan ulangi kesalahan yang gue lakuin). Jaw
aban yang biasanya timbul setelah ini, mata si Cewe
k akan berkaca-kaca, dia akan berkata, 'Aku gak ta
hu. Maaf. Ai laf yu' Dapet cewek, deh! SURUP-MENYURUP KESURUPAN mungkin satu-satunya situasi di mana g
ue sama sekali gak tau harus ngapa-in. orang yang k
esurupan dipegangin salah, ditenangin salah, buka c
elana salah (ya iyalah, ngapain juga juga orang kesu
rupan malah buka celana")
Salah satu situasi yang paling gue jtakut-kan dalam
nge-date adalah kalo si Cewek ke-suripan. Itu bakal
an ngubah mood nge-date bener-bener tuh. Bayangin
aja kalo udah jalan ke mall, nonton film, nganterin
dia pulang ke rumah, siap-siap mau ciuman... begitu
tinggal dicium tiba-tiba dia kesurupan. Aku sayang
kamu...,' 'Aku ju...,' dia hendak menjawab, lalu ma-tanya jad
i putih. 'AARGGHHH!! MATI!!!!! SEMUA MANUSIA M
ATI!!!! LUCIFER BERKUASA!!!' 'Uh.... Oh.... Allahua
kbar. Sayang" Allahuakbar"'
'AAARRGHHH! JADILAH BAPAK DARI ANAK IBLIS I
NI"!!!!! 'Bo-boleh juga.' Gimana gak ilfil" LUCUNyA, gue lumayan sering ngeliat orang kesurup
an. Waktu itu pas lagi Maghrib. Si Mbak Minah, pem
bantu kita yang paling baru, tidur siang sebentar di
kamar tamu. Satu hal yang dia gak tahu, kamar pemb
antu itu udah lama gak ditempatin.
Begitu azan Maghrib selesai, Mbak Minah ke luar da
ri kamar pembantu, lalu duduk di sofa di depan tele
visi. Gue yang lagi nonton tipi agak kaget juga ama
keberadaan Mbak Minah yang diem dengan tatapan lu
rus. Gak berapa lama kemudian, dia menangis, 'Mana... T
ati... mana... Tati....' Tati" Siapakah Tati" Oh, gue baru inget. Dia pemba
ntu gue yang lama, yang udah keluar dari rumah kita
. Kenapa dia nyariin"
Dia menangis lagi, 'TAAATIIIIIII'
Matanya menjadi putih. Rambutnya menjadi hitam (k
alo yang ini, emang dari lahir kayaknya). Dia kejang
-kejang. Badannya meregang seperti posisi mau kaya
ng. Ingus keluar dari hidungnya. Dari pantatnya kel
uar tiga ekor iguana. Oke, yang soal iguana gue bec
anda. Dia lalu ngejerit lagi, 'TAATIII!!! MANA TATI
I"!!!!!!!!!' Dia lalu menggumam dengan bahasa-baha-sa aneh, '
Muhhahaha. Muha. Hahaha. TATI!!!!!' Gue shock.
kehebohan mahadasyat ini terdengar oleh adek-ade
k gue yang lagi pada ngumpul di kamar. Mereka semu
a langsung tergopoh-gopoh
nyamperin gue dan Mbak Minah. Ami, pembantu gue
yang satu lagi dateng dengan muka bingung. Kita se
mua berkumpul. Seperti menonton live film horor, ki
ta mangap. Gue sempet mau bikin pop corn, tapi ternyata di rumah lagi gak
ada jagung. Si Ami ngelitin mata Mbak Minah, setelah
menganalisis keadaan yang terjadi di depan
mata kita dia menyimpulkan dengan bijak,
'Kayaknya, dia kesurupan.
'WAAAAAH,' kata Ingga, Anggi, gue berbarengan. S
eolah-olah kesurupan adalah saat
di mana Naruto menang ngelawan musuh bebuyutanny
a. Kesurupan itu apa sih"' Edgar, adek gue yang paling
kecil bertanya. 'Kemasukan setan, Gar' jawab Ingga, adek gue juga
'Iya. kemasukan setan' Ami membenarkan. 'Jadi ada
setan di dalem dirinya Mbak Minah.'
'Setannya mengontrol tubuhnya, Gar' tambah gue.
'Jadi, ada setan di dalam tubuh Mbak Minah"' tany
a Edgar. 'Iya' 'WAAAAAH' Edgar kagum. 'Kok bisa ya, Bang"" Ingga berdecak-decak.
'INI BUKAN WAKTUNYA BUAT KAGUM!'
Ami langsung mengambil alih keadaan. Dia megangin
tangannya Mbak Minah yang lalu sekuat tenaga mero
nta-ronta sambil meneriakkan kata-kata aneh. Gue,
karena takut, gak tau mau megang apaan. Sementara
Edgar, yang sok berani tapi setengah mati mau ping
san, malah sok-sokan megang rambutnya Mbak Mina
h. Gak jelas mau ngapain. Edgar, orang ini lagi kesu
rupan, bukan minta disisirin.
'Sadar, Mbak Minah. NYEBUUTT!' Ami berusaha men
yadarkan. 'Mbak, kayaknya percuma deh' kata gue.
'Dari tadi manggilin Tati, kayaknya ada orang yang


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ngirim setan buat Tati, tapi malah nyampenya ke Mb
ak Minah, deh, Bang' jelas Ami.
'Adududuhhh' gue kebingungan. 'Kok bisa jadi begin
i sihhhh.' 'Santet kayak gini biasa, Bang' jawab Ami.
Di saat seperti ini, Ami seperti seorang expert dal
am masalah surup-menyurup.Ngomong-ngomong soal e
xpert, di saat seperti ini juga, se-harusnya ada no
mor pemburu hantu yang bisa dihubungin. Apa kek...
1-800-PEMBURUHANTU gitu. ngebayangin gue bisa m
anggil tim pemburu hantu ke sini, mereka dengan pa
kaian hitam-hitam matching ngedobrak pintu rumah
sambil bawa-bawa botol. Setelah masukin setannya
ke dalam botol, mereka ngeliat Edgar
dan sadar... ada setan yang lebih berbahaya
lepas di dunia ini. Mereka pulang ke rumah,
bawa tangki mobil sedot tinja yang kosong lalu
masukin Edgar ke dalamnya. Dunia kembali
aman dari ancaman iblis. Mbak Minah semakin menjadi-jadi. Tubuhnya semaki
n susah dikendalikan oleh kita bertiga (Gue megang
tangan, Ami megang, kaki,
Edgar megang rambut -tetep gak ngaruh).
Lalu tiba-tiba, lngga berkata, 'Pencet idungnya, Ba
ng.' 'Apa"' 'idungnya,' lngga meyakinkan. 'Aku pernah baca di
mana gitu, pencet aja idungnya' 'Tapi, Ngga"'
'ABANG! PENCET IDUNGNYA SEKARANG!'
Edgar memerintah gue. Daripada kehilangan nyawa
, gue ikutin saran Ingga. HAP! Gue pencet idungnya Mbak
Minah. Kita semua terdiam untuk beberapa
saat. Semua menunggu efek yang datang dari mence
t idung orang kesurupan. Apakah setannya akan kelu
ar" Apa yang akan terjadi setelah ini"
Ternyata, gak ngefek. 'Kok nggak ngaruh"' tanya gue.
Ami, yang emang expert soal kesurupan, langsung te
riak, 'YA IYALAH!!!! JEMPOL KAKINYA TAU YANG D
IPENCET, BUKAN IDUNG!' Ingga sialan. Dia salah ngasih informasi. Jelas aja
gak ngaruh. Bukannya setannya keluar, malah Mbak
Minah jadi bengek. Gue langsung mencet jempolnya
Mbak Minah. Eh bener, pas jempolnya dipencet, si M
bak Minah langsung teriak SANGAT HISTERIS. Gara
-gara teriakannya itu, adek-adek gue pada pontang-
panting lari mencar ke sana kemari. Edgar melepas
rambut Mbak Minah, lalu lari ke kamar mandi sambil
nyuruk ke cucian bekas. Ingga kabur jatoh-jatohan
ke belakang sofa. Anggi lari sambil ngesot. Yudhit,
adek gue yang paling gede, pergi ke travel agent, m
esen satu tiket Adam Air, dan berlibur ke Bali. Oh
gak, Yudhit, ngum-pet di kamarnya.
Gak berapa lama kemudian, Mbak Minah membuka ma
tanya dan berkata, 'SEMUANYA...
DI SINI UDAH MATI! UDAH MATI! HANYA SAYA YA
NG MASIH HIDUP!!!' Lalu, Mbak Minah, tergeletak lemas.
Gue bengong, shock menatap itu semua.
Gak lama kemudian, nyokap pulang dari kantor. Begi
tu dia tahu apa yang terjadi, dia membawa Mbak Min
ah ke mobil untuk diantar ke rumah sakit. Gue gak p
ercaya dengan apa yang gue dengar. Rumah sakit" Ke
napa ada orang kesurupan dibawa ke rumah sakit" U
ntuk tambal gigi" Untuk ngobatin diare" Ketemu dok
ternya mo bilang apa" 'Dok, begini... si Minah... kes
urupan. Resepnya apa yah, Dok" Di rumah sih, saya
sudah kasih minum Kalpanax... '
Keesokan harinya, nyokap memanggil "orang pintar"
ke rumah. Orangnya emang pinter banget sampai dia
bisa ngerjain PR matematika-nya Yudhit.
Si Orang Pinter mendatangi Mbak Minah, memeriksa
nya dan berkata, 'Wah, ini sih dia ditenun'. Tenun"
Berarti disantet. Si Orang Pintar tersebut lalu men
aruh tangannya di atas kepala Mbak Minah, dan tiba
-tiba mengeluarkan paku dari kepalanya. Wow. Magic
. Gak mungkin Deddy Corbuzier bisa ngelakuin hal s
eperti ini. Orang ini, bener-bener magic. Paku yang
dikeluarkan dari kepala Mbak Minah dikasih ke nyok
ap. Dari nyokap, dikasih ke tangan gue. Sambil menimbang-nimbang
paku, insting gue jalan. Kalo dari kepala
si Mbak Minah bisa keluar paku setiap kali dia
kesurupan, gue bisa mulai jualan paku untuk
menyambung hidup. Syukur-syukur kalo ada
yang kesurupan lagi bisa keluar semen. Gue
bakalan bisa bikin usaha kontraktor sendiri.
Setelah dikunjungi si Orang Pintar, Mbak
Minah gak pernah kesurupan lagi. Namun,
lucunya, pas ditanya tentang apa yang dia inget
selama kesurupan, gak ada satu pun hal yang
dia bisa ceritakan ulang.
'Emang aku diapain aja sih pas lagi kesurupan kema
ren"' katanya. 'Diapain aja ya... yang paling aku inget"' jawab gue
. 'Iya.' 'Yang jelas sih, idungnya sempet dipencet'
'Idungku dipencet"' Dia setengah berteriak sambil
memegang hidungnya, takut berubah jadi berbentuk
jamur. 'Terus, diapain"' 'Kita bawa ke...,' kata gue sambil berdehem.
'Rumah Sakit.' Mbak Minah diem. Dalam hatinya dia berpikir, dia kesurupan di keluar
ga yang salah. GOSIP KAYAKNYA, cuma di Indonesia acara gosip diper-lak
ukan seperti acara peringatan kematian. Ini yang bi
asanya ada di acara gosip: presenternya
ngomong seolah-olah berita yang dia katakan
bener-bener penting. Dengan background item dan s
erem, badan si Presenter berdiri tegap
mengarah samping. Tatapan tajam mengarah ke kame
ra lalu berkata dengan suara yang
dibuat-buat berat (atau emang dulunya cowok"
emmm), 'Pemirsa. Apakah ini berarti Maia ahmad ak
an melupakan cintanya yang sudah terjalin lama itu"
Apakah ini berarti, cinta suci ini akan berhenti kar
ena pihak ketiga" Apakah pernikahan, lembaga yang
sakral itu, akan pu-tus di tengah jalannya"' Lalu ti
ba-tiba muncul liputan tentang Maia Ahmad dan sua
minya itu. Penting abis. Contoh lain, bulan Ramadhan yang lalu gue nonton g
osip tentang Bams yang putus sama Nia Ramadani. Pr
esenternya bilang, 'Setela
h putus, ini berarti mere
ka tidak akan memadu kasih di bulan Ramadhan ini,
Pemirsa. Di bulan suci ini, cinta mereka tidak lagi b
ersama. Mereka akan menjalankan ibadahnya masing-
masing' si Presenter diem bentar, lalu melanjutkan
penuh penekanan, 'Sendirian.' Setelah ngomong git
u, muka si Presenter nunduk dikit ke bawah, bibirny
a dimajuin, seolah-olah neneknya mati dimakan jera
pah. Dramatis abis. Bukan gak mungkin kalo suatu saat pe-nyanyi-yang-d
adadam-dadadam-itu go public untuk ngelepas kacam
atanya, si Presenter Gosip itu akan bilang, 'Ini mom
en besar bagi masyarakat Indonesia, Pemirsa. Siara
n langsung pelepasan kacamata penyanyi-yang-dada -
dam-dadadam-itu, live dari Lapangan Banteng. Bersi
aplah Pemirsa, ketika melihat sebuah kacamata hita
m terlepas dari muka rocker paling terkenal di Indo
nesia. Ini momen besar. Kita akan tahu, Pemirsa, ap
akah memang pupilnya bentuRnya seperti kacang med
e. Selamat menyaksikan.' Lalu ketika siaran langsung tersebut, kacamatanya
dilepas, dan ternyata laser pun keluar dari matanya
membunuh orang-orang yang sedang menonton. Mama
Laurent lalu ke luar sambil mengangkat tangan dan
berteriak 'Saya sudah peringatkan jangan, sekarang
... kalian telah membuka gerbang ke dunia lain!!!!
Tidaaaaaaaaak!!!!!' Manusia pun terbang seperti inai-inai. Gunung mele
tus. Dosa dan pahala ditimbang. Kia-mat besar terja
di. Akhir dari kehidupan fana.
Salah satu keuntungan jadi penulis adalah jauh dari
gosip. Iya, sebagai penulis, karya kita dibaca orang
banyak. Iya, banyak orang yang ngomongin buku kit
a. Tapi, di Infotainment, jarang ada penulis yang di
gosipin aneh-aneh. Gak pernah kita lihat ada berit
a, 'Pemirsa, Sujatmoko, penulis buku bestseller Ber
tanam Cabe dalam kantong ini akan segera menggugat cera
i istrinya... yang ternyata adiknya sendiri!'
Lalu ada laporan persidangan si Penulis. War-tawan
-wartawan nyatronin rumahnya. Ternyata si Penulis
pemah foto bugil dengan background perkebunan cab
e sebelum terkenal. Yang gitu-gitu deh.
Penulis juga gak pernah masuk acara gosip kalo Mer
eka menikah. Siapa yang peduli penu-lis mana kawin
sama siapa" Gak seru. Meskipun penulis benar-benar
gak menarik untuk digosip-kan. Gue pernah.
Semuanya bermula pada semester V kuliah di RSIP
UI. Di semester ini, setiap hari Senin, gue di-ajar ama
Saefulloh Fatah, pengamat politik
beken yang tulisan-tulisannya sering nongol di Kom
pos halaman depan. Hebat, pinter banget orang itu.
Beda banget sama gue. Kalo Mas Eep biasa nulis di K
ompas, gue biasa makan kompos.
Mas Eep ngajar mata kuliah Lembaga Eksekutif dan
Birokrasi. Jangan tanya gue kuliahnya tentang apa,
satu-satunya yang bisa gue jelasin adalah presiden
kita yang sekarang adalah Bapak Susilo Bambang Yu
dhoyono dan menggosok gigi dengan pasta gigi ber-f
luoride bisa menghindarkan kita dari gigi berluban
g. Kelasnya lumayan gede, materinya sebenernya me
narik banget, gaya ngajarnya asik pula (dia pake Ma
chintos item yang seksi abis buat presentasi), dape
t dosen selebritis kayak gini adalah salah satu untu
ngnya kuliah di UI. Gue adalah orang yang sangat mood-mood-an. Suatu
Senin, entah kenapa gue lagi gak mood kuliah. Bawaa
nnya pengen bolos, bosen banget. Gue ngeliat ke ja
m tangan, kelas berakhir masih setengah jam lagi. G
ue dari tadi duduk cuman gambar-gambar aja di kert
as. Saking bosenhya, gue memutuskan untuk minta iz
in pulang cepet. Nah, yang jadi masalah tinggal izinnya aja. Kalo gu
e bilang, 'Sori, Mas Eep, saya lagi bosen' Bisa-bisa
gue gak lulus. Ato kalo gue bilang, 'Mas Eep, saya m
o Eek'. Nanti dikira gue hobi eek. Gue memutar ota
k, dan baru inget kalo tante gue baru aja ngelahirin. Aha, alasan yang bag
us. Gue bilang aja gue mau dateng jenguk tante gue
di rumah sakit bersalin. Bukankah biasa datang men
jenguk kerabat yang sedang
melahirkan" Mas Eep bercerita tentang materi sambil menunjuk-
nunjuk presentasi yang dia siapkan.
Setelah melaskan sedemikian rupa, dia ber -
bicara ke kelas, 'Ada yang mau bertanya"'
Gue mengacungkan tangan. 'Ya"' Mas Eep ngeliat ke arah gue. ,
Bukannya bertanya, gue langsung maju ke depan. tas
cokelat Puma gue selempangin ke samping. Muka gue
mantap. Mas Eep terlihat kaget. Gue mendekati dia
perlahan, lalu berdiri di sampingnya, siap-siap berb
icara. 'Kenapa"' Dia nanya. "
Sambil berbisik pelan, gue bilang, 'Mas, saya minta
izin. Tante saya melahirkan.'
'Apa Maaf"' tanya Mas Eep. Gak kedengeran
Sambil menutup mulut ke samping, gue bi-lang, "Mel
ahirkan, tante saya. Saya minta izin.' Spontan Mas
Eep berkata, 'AH! OKE ,OKE,
OKE!' Tak disangka-sangka, Mas Eep tiba-tiba me-rangkul
pundak gue dan berkata, 'Terima kasih, ya sudah da
tang.' 'Uh, uh' gue kagok. 'Iya, Mas.'
Bengong sebentar, gue masih gak percaya Mas Eep r
eaksinya sampai segitunya. Gue sam-pe ditepok pund
aknya. Gila, baik banget dosen ini. Mas Eep adalah
panutan gue kalo mau jadi dosen nanti. Mas Eep adal
ah idola baru gue! Mas Eep, bagi seratus ribu dong!!
! (lho") Masih agak canggung, gue buru-buru ke luar kelas.
Jadi gak enak hati udah ngeboongin dia begini. Peng
en rasanya gue balik lagi ke dalem kelas dan bilang,
'Sori pren, tadi cuman becanda.' Tapi gak jadi. Gue
sempet nengbk sedikit ke dalem, Mas Eep lagi menun


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

duk ke bawah. Mukanya lurus.
Keesokan harinya gue masuk ke dalem kelas untuk k
uliah. Tiba-tiba ada seorang temen sekelas, yang gue gak
kenal, langsung histeris nyalamin gue, 'EH! SELAME
T YA!' 'Selamet"' Gue bingung.
'IYA, KATANYA ISTRINYA MELAHIRKAN YA"! SELA
MET YA!!!! SELAMEEEEET!' Dia makin menjadi-jadi.
Kenapa dia jadi hyper gini" Gue ngerasa kenal juga
gak. Tiba-tiba dia nyelametin gue atas kelahiran ist
ri-semu gue. Gue bengong. Gue bilang, 'Istri gue melahirkan" Istri apaan"'
Dia malah balik nanya, 'Lho" Istri lo gak
melahirkan"' 'Buset. YAH GAK LAH! Istri gue melahir-kan! kalo k
ata 'istri' lo ganti jadi 'pembantu', dan 'melahirka
n' lo ganti jadi 'berak'. Yah baru bener..PEMBANTU
GUE BERAK. Tapi itu bukan suatu hal yang pantas un
tuk diselametin!!!!' Dia ketawa sedikit lalu bilang,
'Lah, si Mas Eep. begitu lo ke luar ruangan kemaren
dia bi-lang ke sisi kelas. Katanya, kita harus mendo
a-kan teman kalian yang barusan, karena istrinya
baru saja melahirkan anak pertama.'
'HAAAAAAAAAAH"! SUMPAH LO"!!!!
Dia ngakak, sambil bilang, 'Jadi, lo belom
punya anak"' 'ANJRIT! YA, BELOM LAH!' 'Pasaran lo turun banget dong. Hahahaha.'
Gue megang pundak dia terus bilang, 'Pasa-ran turu
n adalah hal yang gue khawatirkan pa-ling bawah se
karang. Kalo gue disangka punya anak haram kan rep
ot.' Seusai kelas, gue nyamperin temen-temen gue yang
lain, eh bener aja. Mereka semua ngakak. Mereka ce
rita, begitu gue keluar kelas,
Mas Eep sempat merenung sebentar, lalu bi-lang, 'T
eman-teman, mari kita berdoa untuk
teman kalian. Teman kalian yang tadi, siapa namany
a"' 'Radith, Pak' satu anak nyeletuk.
'Oh, Radith. Mari kita mendoakan Radith, karena is
trinya baru melahirkan anak pertama. Mari kita doa
kan dia, istri, dan anak pertamanya. Berdoa, dimulai
' Satu kelas berdoa. YA AMPUN! Mas Eep kok jadi salah denger gini. Pan
tesan aja dia sampe nepok pundak gue, dia pasti mik
ir, 'Gila nih mahasiswa gue, istrinya melahirkan tap
i sempet-sempetnya ikut kuliah gue. Keren juga gue
' Anjriiiiiiiiiiiiiit GUE. KENA. KARMA.
Parahnya, dua hari kemudian pacar gue waktu itu da
pet SMS dari seseorang. Isinya, 'Gue denger gosip
di FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) ka
tanya istrinya Raditya Dika melahirkan. Itu elo"'
Gue mati-matian menjelaskan kepada pacar gue kalo
gue gak selingkuh, gue gak punya istri yang gue sim
pen, dan demi gigi Tukul, gue gak punya anak.
'Kok bisa ada gosip kayak gitu"' Pacar gue
nanya. 'Yah, itulah! Aku juga gak ngerti!'
Salah satu faktor yang bikin deg-deg-an adalah kem
ungkinan gue ketemu Mas Eep pas hari Senin yang ak
an datang. Apa yang harus gue jelaskan pada Mas Ee
p ketika dia bertanya tentang bayi-semu gue" Apa yang akan gue jelaskan
padanya, ketika matanya bertemu mata gue lalu bert
anya intim, 'Radith, apakah anak kamu sehat:sehat
saja"' Dan gue, gue gak tahu harus menjawab apa. G
ue hanya bisa bi-lang, 'Sayang sekali, Mas, ternyat
a kami keliru selama ini. Istri saya tidak hamil sem
bilan bulan, dia hanya sembelit selama sembilan b
ul an, dan syukurlah... kemarin pup-nya keluar semua.
Wow, Mas Eep harus lihat, bentuknya seperti kucin
g mati.' Gue mempersiapkan jawaban atas perta-nyaan-perta
nyaan yang mungkin timbul dari Mas Eep. kalau dia b
ertanya beratnya berapa, gue akan jawab, '3,5 kilog
ram'. Kalau dia ber-tanya panjangnya berapa, gue b
akalan jawab, 50 sentimeter.' Kalau dia tanya jenis
kelamin-nya apa, gue bakalan bilang, 'Gak tau, Mas
Eep, masih nggak jelas. Kita bingung apakah itu tah
i lalat atau lubang kloaka.'
Bertindak berdasarkan rasa panik, gue me-nelpon A
ra, temen SMA gue yang (seharusnya) punya solusi a
tas segala kegelisahan hidup.'Halo' kata gue di tele
pon, 'Ra, lo lagi di mana"'
'Lagi di jalan. Kenapa" Kenapa suara lo
panik gitu,"' 'Ada tempat peminjaman bayi gak sih"' 'Peminjaman
bayi" Tempat buat minjem bayi"' Ara bingung.
'Gue butuh bayi. Buat gue bawa ke kelas. Harus cep
et. Gini, lo kan kecil, Ra. Gimana kalo elo... gue bot
akin dan gue gendong-gendong" ke kelas"'
Hening. 'Halo" Halo"' 'Jangan ganggu gue dulu deh, aneh lo.'
Ara, temen SMA gue, memutuskan untuk meninggalka
n gue dalam kegelapan ini. Sekarang, gue sendirian.
Gue gak punya siapa-siapa untuk menarik gue dari lu
mpur pekat yang gue ciptakan sendiri ini! OH TIDAK
! Hari Senin pun tiba, waktunya meluruskan semuany
a. Gue gak tau reaksi Mas Eep seperti apa. Tapi, ad
a baiknya kalo gue bilang yang melahirkan itu tante
gue, bukannya istri gue. 'Selamat malam semuanya' Mas Eep nge-bu-ka kela
s. Gue buru-buru maju ke depan kelas.
Mas Eep ngeliatin gue, dia menyodorkan tangannya i
ngin memberikan selamat. Oh, mampuslah gue. PENTINGNYA MEMBAWA BABI BERSAYAP SEWAKTU
KENCAN BUTA BAGI sebagian orang, kencan buta adalah hal yang p
aling menakutkan dalam hidup. Bagi yang belum tah
u, kencan buta bukan berarti kita pergi kencan lalu
saling membutakan mata dengan mencolokkan jari ke
mata masing-masing. Kencan buta berarti pergi kenc
an tan-pa lebih tahu dulu muka satu sama lainnya, G
ue harus akui, kencan seperti ini sangat-sangatlah
horor. Kencan pertama aja udah h.oror, gimana kalo
harus kencan pertama plus belum tahu mukanya sama
sekali. Itu bukan horor lagi, itu akan jadi nonton fi
lm horor bareng Robot Gedek. Dobel seramnya, kita
gak tahu mana Menurut gue, hampir semua kencan buta berakhir de
ngan tragis. Temen gue pernah kenalan ama cowok di
Friendster, lalu janjian. Ketika hari yang ditentuka
n, dia udah dandan rapi dan minta ditemenin sama t
emennya, eh gak taunya pas ketemu... cowoknya mala
h bikin ilfil. Cowoknya kayak mas-mas gitu, dengan
baju su-perketat dan kacamata hitam yang gak bang
et. Parahnya, begitu duduk, dia gak bisa ngomong ap
a-apa, mungkin grogi juga kali ya.
Sebagai seorang cowok yang baik hati (dan sedikit
bingung dengan orientasi seksualnya sendiri), gue a
kan berikan beberapa barang yang harus dipersiapka
n kepada cowok-cowok yang membaca tulisan ini sup
aya kencan" butanya berjalan baik.
**Barang-barang yang Harus Dipersiapkan Sebelum
Kencan Buta** -Celana Pertama dan paling utama, jangan lupa memakai cela
na. Cewek yang diajak pergi gab bakalan suka ngelia
t cowok tanpa celana glundal-glandul kayak gitu, si
apa yang doyan" Belom lagi kalo ntar gak sengaja ny
olok mata si Cewek. Bisa-bisa kencan buta beneran
-Alat Cukur Cukur kumis kamu. Walaupun baru kencan buta dan k
eluar pertama kali, bukan berarti gak ada kemungki
nan untuk ciuman. Kamu gak bakalan mau si Cewek ng
erasain sensasi geli-geli basah pas ciuman sama kam
u gara-gara gak dicukur kan"
-Panci + Kompor Portabel + Indomie
Kalo Restoran penuh, peralatan ini bakalan menyela
matkan kencan kamu. Tinggal pergi ke parkiran. cari
batu buat bikin api, dan ma-sak Indomie sendiri. Se
ru! Harap diperhatikan satpam-satpam yang biasany
a mengangga Kalo ditangkep satpam, jangan melawa
n. -Babi Bersayap Bagi cowok-cowok, ada satu benda yang gak boleh k
etinggalan dalam kencan buta. benda tersebut bukan
lah pisang goreng (ke-ngapa juga pisang goreng"). Y
ang gak boleh ketinggalan adalah: babi bersayap. Lh
o" Kok bengog" Kok nungging" Ya, sebelum pergi ken
can, kamu beli dulu babi hidup, lalu
tem-pelin sayap (bisa dari bulu-bulu kemoceng). Berikut kegunaanny
a: ada kemungkinan,namanya juga kencan buta, cewe
k yang bakalan kamu temuin pas dijemput orangnya t
ernyata... jelek. Kalo ini terjadi, jangan panik. Ber
pura-puralah sopan dan manis. Dengarkan apa yang d
ia bilang, tanyain pertanyaan standar seperti 'Kita
enaknya jalan ke mana, ya"' Alihkan perhatiannya d
engan menunjuk ke kaca mobil lalu lempar babi yang
kamu persiapkan terlebih dahulu sambil berteriak, '
Lihat, ada babi terbang!' Nah, ketika dia lagi nengo
k, langsung ke luar ngibrit dari mobil. Mobilnya gim
ana" Itu urusan belakangan. Selamatkan dirimu lebi
h dulu! _______ Moga-moga dengan tip 'Barang-barang yang Harus D
ipersiapkan Sebelum Kencan Buta' tadi kamu bisa m
ulai pede berkencan buta.
GUE pernah sekali kencan buta.
Nama cewek yang beruntung itu (ehm) Lesta. Gue ke
nal cewek ini dari Friendster. Oke, oke, bagi sebagi
an orang kayaknya cupu banget kenalan sama orang d
ari Friendster, ngajak kenalan, bla bla bla. Tapi gu
e rasa it's worth the try. Soalnya, di foto, si Lest
a cantik juga. Dari fotonya, Lesta terlihat 'Malam
Minggu': bersinar terang, cantik, dan menarik. Gue
harap, asalnya jangan jadi 'Malam Jumat' aja: sera
m, gondrong, dan kalo jalan loncat-loncat.
sebelum ngajakin keluar, gue selalu masti-in Lesta
ini bukan pembaca buku dan gak per-nah baca buku-
buku gue. Ini penting banget, Soalnya gue ama teme
n gue pernah dikenalin sama cewek, anaknya cantik, gue udah pede-pede aj
a. Namanya Maya. temen gue bilang, 'Si Radith ini penulis
lho.' Maya bilang, 'Oh ya" Nulis apa"' Gue udah mesem-m
esem sok keren. 'Kambingjantan.' kata temen gue.
'OH.' Maya mangap sambil nunjuk ke muka
Gue. Gue pikir Maya lagi kaget karena kagum atau kesen
engan. Eh gak taunya dia bilang, ELO TOH YAN NGU
SAP MUKA SENDIRI PAKE KOLOR BOKAPNYA"' sambi
l ketawa ngakak. Semenjak saat itu kriteria gue mencari ce-wek han
ya satu: belum pernah baca buku gue.
Prosuder gue nge-date sama Lesta cukup sedrerhan
a. Gue kasih dia message di Frlendster, dia message
balik, lalu kita berdua sepakat ke-temuan hari Sabt
u. Hal selanjutnya yang gue tahu, gue jemput Lesta
di rumahnya. Setelah ketemu, Dia langsung masuk m
obil. Anaknya sih cantik, Dia ngeliatin gue lalu keta
wa kecil. Gue tau banget apa yang dia pikirin: 'Tern
yata si Radith lebih pendek dan lebih mirip homo dari yang gue ba
yangin'. 'Makan, yuk' kata gue. 'Boleh, mau ke mana"' katan
ya. Biasanya untuk kencan pertama, gue suka pergi ke c
offee shop atau makan di restoran. Kenapa" Soalnya
kalo kencannya gagal, gue bakalan bi-sa langsung ng
anterin dia pulang. Kalo kencannya oke, baru lanjut
ke tempat lain. Pas ngobrol di restoran, gue suka c
erita soal keluarga atau nyeritain anekdot-anekdot
lucu yang gue tau. Walaupun sebenernya gue lebih s
uka pamer kekuatan, kayak misalnya mecahin tumpuk
an batu bata, atau berjalan di atas api.
'Lo suka makan apa"' tanya gue. 'Terserah lodeh.'
'Ke mana aja deh ya, asal gak penuh,' Lesta pasrah.
Gue paling males makan di restoran yang rame kalo
lagi first date gini. Selain berisik, untuk dapat ban
gku pun susah banget, pasti harus waiting list Gue
benci banget restoran dengan waiting list Begitu da
teng, pelayan di restoran seperti ini akan menanyak
an nama kita siapa, meja untuk berapa orang. Lalu k
ita disuruh nunggu. Kalo mejanya udah tersedia, si
Pelayan akan teriak di megafon. Maka, beruntunglah
mereka yang punya nama bagus, dan sabar aja orang
yang namanya jelek. Orang ber-nama pantat Suboyo,


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

misalnya, pas dipanggil pasti bakalan malu berat. Si
Pelayan bakalan teriak-teriak lewat megafon, 'Meja
untuk pantat. MEJA UNTUK PANTAT TIGA TIGA OR
ANG!' Wow, mejanya pasti gede banget.
Pelayan-pelayan ini, mereka suka over da-lam mengg
unakan megafonnya. Teriak-teriak
kenceng begitu ada meja yang kosong. Ba-gus sih, k
alo orangnya ada di kejauhan. Tapi,
kalo seperti gue, yang selalu nunggu di deket resto
rannya. jadi annoying juga. .
Raditya. Meja untuk dua orang. Raditya.' Baru mo d
isamperin, si Pelayan keburu teriak, ' RADITYA. ME
JA UNTUK DUA ORANG. 'Mas, ini sa-' 'RADITYA!!!' Te riakannya membuat gue mundur ke belakang, mata
berkunang-kunang, dan gue jalan terseok-seok. Gue
hampiri dia dengan sisa napas, memegang pundaknya, dan berkata lemah, 'M
as, ada darah dari kuping saya.'
Lesta ngajak ngobrol-ngobrol kecil sam-bil memerh
atikan jalan. Kita sempet becanda sedikit-sedikit.
Gue ngata-ngatain Lesta sam-bil becanda. Dia mukul
pelan pundak gue. Gue bales pukul pundak dia. Dia g
antian mukul lagi. Gue gebok sekali lagi. Dia mukul lagi. Gue jambak r
ambutnya lalu mukanya gue bentrokin ke tembok.
Beberapa belokan kemudian, Lesta nanya lagi, 'Mak
an ke mana jadinya"'
'Oh iya, makan shabu-shabu aja ya. Di Sha-bu Nob
u.' 'Oke' Lesta nurut. Di sinilah awal malapetaka terjadi.
Shabu Nobu, restoran shabu-shabu di mana kita mas
ak makanan kita sendiri. Sejujurnya, gue gak pernah
ngerti sama restoran yang menyuruh kita masak mak
anannya sendiri. You know, restoran kayak gini atau
Hanamasa gitu, di mana kita dikasih daging mentah,
dikasih bumbu, dikasih kompor, terus masak sendiri.
This should be a restaurant Kenapa gue harus masak
makanan sendiri" Restoran-restoran ini gak pernah ngasih kita piliha
n, kan" Pilihannya antara kita masak sendiri dagingnya ato
makan mentah-mentah. Gak mungkin juga gue dateng
ke Hanamasa, ngambil daging mentah banyak-banyak,
kasih kecap, lalu makan pake tangan. Bisa-bisa peng
unjung yang lain lari berhamburan ke sana-sini, tak
ut gantian gue makan. Restoran yang ngasih daging mentah dan
menyuruh kita masak emang lagi nge-trend. kalo git
u gampang banget dong jadi pengu-saha restoran. Gu
e juga mau bikin restoran di mana yang gue jual cum
an ayam hidup. Pem-beli akan dateng, bisa pilih aya
mnya sendiri. Lalu pembeli duduk di meja (yang uda
h ada golok gede) dan mereka akan buntungin pala a
yamnya sendiri, nyabutin bulunya sendiri, po-tongin
sendiri, dan akhirnya MASAK SENDIRI.
gak berapa lama kemudian, gue sama Lesta
sampai ke Shabu Nobu. Dia membuka seat belt dan t
urun dari mobil. kita berjalan berdua ke arah pintu
masuk Shabu Nobu. Semua berjalan baik-baik saja.
Gue bahkan berpikir gue sama Lesta bisa cocok bang
et. Tiba-tiba, Lesta teriak, 'Lho. Itu mobil.itu mob
il... apa" Tangan Lesta menunjuk ke arah sebuah
mobil hitam, Les"' Gue nanya. 'ITU MOBIL MANTAN
GUE!' 'Serius lo"' Gue kaget.
Lesta laklu ngacir ke mobil tersebut. Dari mobil te
rsebut turun lelaki ganteng rupawan. Mantannya. Di
a sama mantannya cipika-cipiki lalu cerita-cerita se
dikit sambil ketawa-tawa. Gue memerhatikan dari ja
uh, sesekali Lesta menunjuk ke arah gue sambil ber
cerita. Mung-kin dia cerita kalo dia lagi nge-date b
areng gue. Sekitar satu menit kemudian Lesta nyamperin gue l
agi, 'Sori. Sori. Kok bisa ya ketemu sama mantan gu
e di parkiran gini. Aneh banget' 'Iya ya"' kata gue.
Ketemu mantan pas lagi first date adalah sumber k
ecanggungan luar biasa. Ini keliatan dari mukanya s
i Lesta yang sepertinya mengawang-awang. Dia gak f
okus, kepalanya ngeliatin ke luar jendela terus, mun
gkin memerhatikan mantannya yang masih ada di lua
r, di dalam mobil sana. Gue mesen makanannya, dan sambil nunggu, gue mala
h nanya, 'Itu tadi mantan lo ya" Emang udah lama p
utus" Kenapa"' Oh tidak. Gue baru menyadari apa ya
ng gue lakuin. Peraturan first date nomor satu: dila
rang membicarakan mantan. Peraturan tersebut... S
UKSES GUE LANGGAR. Bener aja lho, Lesta malah dengan suka hati nyerit
ain mantannya. Dia bilang mereka putus belom ada s
ebulan. Putusnya karena si Gowoknya selingkuh, tapi
mereka masih deket sampai sekarang. Lesta bahkan
menambahkan, 'Kemaren aja, kita telepon-teleponan
sampai malem.' Gue ngedengerin itu semua berasa mau nyemplungin
muka ke dalam kompor. Gue coba untuk menjauhkan obrolan kita berdua dar
i mantan. Gak enak banget kalo
belom-belom kita udah ngomongin si Mantan-nya ter
us. Ini tidak bagus untuk first date gue hari ini. G
ue memancing obrolan tentang ke-luarga. ah, keluar
ga selalu menjadi topik yang enak. Gue ngajak ngobr
ol sambil masak daging yang baru dateng ke dalam k
ompor. Di sinilah gue mengerti, restoran yang masak makan
nya sendiri gak pernah ba-gus untuk first date. Ket
ika m emasak sambil mengobrol, pembicaraan tidak a
kan pernah selesai dengan sempurna.
'Jadi gimana tadi" Lo punya berapa adek"'
tanya gue. 'iya., gue gak punya adek gue... punya
kakak,' katanya... Sambil masak, gue bilang,'Oh, terus... kakak
lo itu... ANJINGGG, PANAS!!! TANGAN GUE KENA K
OMPOR!!! AAAAAAH!' 'Eh ini, lap dulu, lap dulu' 'Aduh... Iya, terus gim..
. aduh....' 'Kakak gue, dia masih kuliah, eh... itu ga
k mau disalepin dulu" Infeksi lho.' 'GAK PA-PA, GA
K PA-PA. Bentar ya, gue ke
WC dulu.' Balik dari WC, gue duduk lagi dan menda-pati Lesta
lagi nelepon. Mukanya ditekuk. Dia bilang setengah
teriak di telepon, 'Gak! Bukan apa-apa! Kenapa sih"
Udah deh, jangan sekarang. Jangan sekarang!'
Gue sok gak denger sambil masak daging di kompor.
'UDAH AH!' Lesta menutup telepon.
'Kenapa"' Gue sok cool.
'itu. Mantan gue. Dia nanyain, katanya gue pergi sa
ma siapa. Dia nuduh gue selingkuh. Dia curiga kalo g
ue udah deket sama lo sebelom putus sama dia. Pada
hal kita kan baru ketemu hari ini.'
'l-iya, terus"' Gue jadi gak enak.
'Dia nanya-nanya aja. Udah ah, bete gue.'
'Sekarang dia di mana"'
'Masih di luar, di parkiran.'
'MASIH DI LUAR"!' Gue hengok ke kaca jendela. Tu
h bocah emang masih ada di dalem mobil.
Hening. Ini jelas, first date merangkap blind date gue yang
paling bapuk. Udah tangan kena kompor, mantannya n
eleponin marah-marah. THIS IS BLIND DATE FROM
HELL Ini adalah, sungguh, kencan buta dari neraka.
Ayo, Radith, berpikir, apa yang akan lelaki tangguh
lakukan di situasi seperti ini. Oh ya, gue harus mem
bangun mood yang positif. Jangan sampai mantannya
di luar itu punya kemenangan atas date gue hari ini.
Betul sekali. Gue akan buat Lesta ketawa lagi.
Gue mencoba menceritakan kejadian lucu yang gue a
lamin, 'Eh, tau gak, kemarin ya, masa-'
'ITU DIA,' Lesta memotong kalimat gue. 'Hah"'
'Apanya itu dia"' Gue bingung. 'Dia masuk ke dalam
restoran.' Hening. Usaha gue untuk memutarbalikkan keadaan kembali
menjadi hancur karena mantannya yang kunyuk itu m
asuk ke dalam restoran. Dia duduk di kursi tunggu,
mau ngambil makanan take away yang ternyata dia u
dah pesen dari sebelom kita dateng. Setelah ngambi
l bungkusan dari counter, dia melambaikan tangan k
e meja kita lalu beranjak ke luar. Gue bales lambaia
n tangannya dengan senyum paling maksa yang bisa g
ue lakuin. Hening lagi. 'Dit,' kata Lesta. 'Ya"'
'Maap ya, gue tau lo pasti canggung banget jadinya.
' 'Ah, gak kok,' kata gue. Dalam hati: MENURUT LO"
'Duh, kok gue jadi bete ya. Gue jadi gak mood' kat
a dia. Di saat-saat kayak gini, gue berharap, babi bersayap gue, gak
ketinggalan MY HEART IS LIKE IN JAIL BAGI gue, masa kegelapan bangsa Indonesia adalah
ketika penyanyi cilik merajai televisi. Tau kan, era
di mana penyanyi cilik jadi selebritis: dari Mellisa
dengan Abang Tukang Bakso-nya sampai Bondan Prak
oso dengan Si Lumba-lumba. Kedua penyanyi cilik itu
adalah salah dua yang paling terkenal pada zamanny
a. Mungkin kalo kolaborasi penyanyi waktu itu lagi nge
-trend, Mellisa dan Bondan baka-an nyanyi lagu berj
udul Abang Tukang Lumba-lumba. Liriknya bakal fan
gki banget tuh: Abang tukang lumba-lumba,
Mari-mari sini... Aku mau beliii... Abang tukang lumba-lumba,
Cepatlah kemari, Sudah tak tahan lagi. Kalau boleh milih; di antara penyanyi cilik lain, pad
a waktu itu gue (SD) merasa video klip Bondan Prak
osp terlihat paling keren. Si Bondan nyanyi pake ja
ket kulit, kacamata hitam, teriak-teriak 'Si Lumba-
lumba! Makan dulu!' Wow, ngasih makan lumba-lumba
gak pernah sekeren ini. Saking terobsesinya sama Bondan dan lumba-lumban
ya, gue jadi pengen pergi ke Ancol nonton lumba-lu
mba. Pas ngasih makan, gue bakalan pake jaket kulit
, kacamata item, teriak-teriak, 'SI LUMBA-LUMBA..
. MAKAN DULU!' sambil meloncati lingkaran api. It'
s so cool. Video klip anak-anak juga sangat aneh. Ada Joshua
yang bengong sambil jongkok nyanyi, 'Cit cit cicit c
uit.' Ada Si Komo seperti Godzilla bikin jalanan ma
cet. Yang paling aneh mungkin sebuah videoklip yang
memuat tiga buah dakocan. Ya, bukan hanya satu. Bu
kan hanya dua. Tapi tiga dakocan item joget-joget,
sodara-sodara. Apa ini" Ap
akah ini videoklip lagu a
nak-anak, atau ini ritual perkumpulan aliran sesat"
PADA waktu zaman penyanyi cilik ini lagi booming,
gue termasuk salah satu anak-anak kecil lain yang i
kut-ikutan terobsesi jadi terkenal.
Pengen juga ikutan jadi penyanyi. Niatan jadi penya
nyi itu akhirnya gak tersampaikan.
Tapi, di masa gue sekolah, salah satu ke-giatan rut
in gue adalah nge-band. Berhubung gue napas aja pa
les, gue gak jadi penyanyi. Gue
memilih untuk main gitar aja. Jadi, deh, gue les git
ar klasik selama empat tahun, lalu lanjut gitar
jazz. Pas kuliah di Australia pun gue belajar jazz sama g
uru gitar bule bernama Phil Bann. Orangnya sih baik
, tapi budeknya luar biasa. Menurut pengakuannya, k
ebolotannya meru-pekan hasil main musik metal pada
zaman dia sekolah dasar dulu. Bulu-bulu pendengara
n-nya terganggu atau gimana gitu, akhirnya dia men
galami penurunan fungsi kekuatan pen-dengaran. Kal
o emang musik metal bisa punya kekuatan merontokk
an bulu, pas dari dulu udah gue pasang tiap pagi mu
sik metal di GD player dengan speaker-nya mengara
h ke ketek gue su-paya ketek gue licin tanpa luka c
ukur. Phil berumur 39 tahun, rada gendut, kumisnya tebel
kayak Mario Bros. Kalau bicara pe-laaaaaaan banget
kayak orang pedopil lagi beliin anak SD permen kare
t. Phil juga bicaranya harus mendesah dan pelan, ka
rena kalo dia ngomong kencengan dikit aja, kupingnya sendiri bis
a sakit. Emang susah jadi orang bolot.
'Helooooooo,' kata dia di kelas guitar jazz kita ya
ng pertama. 'Hey, I'm Dika' kata gue sambil menyalami
dia. 'Dik-a" Deyke"; tanya dia, gak nangkep. Orang bule


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

emang susah nyebutin nama orang Asia. Tapi untuk k
asus Phil, ini berbeda. Dia dari sononya udah bolot
duluan. Ini membuat Phil menjadi bule superbolot un
tuk urusan nama Asia. Bukan gak mungkin kalo ada o
rang Jawa dateng belajar gitar dan bilang, 'Hi, my
name is Amir.' Si bolot Phil bakalan ngejawab, 'Nic
e to meet you, PELIR.' Setelah menulis nama gue di kertas berikut petunju
k cara menyebut namanya dia berhasil menyebutkan
nama gue dengan sempurna.
'Soooo... whatt... do you... likeeee"' Phil bertanya
sambil mendesah. Perlu waktu emang untuk terbiasa
dengan gaya ngomong Phil yang mendesah kayak bint
ang bokep: "'m comiiinng-ggg... ohhh... give it to m
ee....' Di luar gaya ngomongnya yang nyeremin itu, sistem
mengajar Phil sangat keren. Beda dari guru-guru gu
e sebelomnya. Semenjak diajar oleh Phil, dalam wak
tu beberapa bulan, gue main udah kayak orang gila.
Maksudnya bener-bener kayak orang gila: belepotan
dan cengengesan. Meskipun masih belom bagus-bagus
amat tapi gue udah bisa main dan improvisasi beber
apa lagu jazz standar. Banyak pelajaran yang gue inget dari Phil. Gue inge
t salah satu kalimat yang sering dia
ucapin ke gue: 'Dika, stop biting my nipples' Tungg
u bukan itu. Yang benar adalah: 'Jazz is like painti
ng what's inside you.' Keren banget.
Les sama Phil bayarnya per jam'dan dia pengennya
dibayar setiap kali dateng. Pertama-tama sih gak m
asalah bagi gue, tapi lama kela-maan kok jadi beras
a mahal. Satu kali bayar les buat Phil bisa buat mak
an gue tiga kali. Sebagai mahasiswa yang gak mau ru
gi, gue harus muter otak gimana caranya supaya gue
bisa tetep makan dan les.
beruntung, setelah ngeliat permainan gitar gue di s
ebuah venue, ada cowok Hong Kong nyamperin gue mi
nta diajarin. 'You play good,' kata Ben dengan grammar ancur. b
ahasa Inggris dia emang belom bagus-bagus banget.
'Thank you.' 'Can you teach me play"' 'Of course.'
'What's your phone number"' Gue ngasih nomor hap
e gue. Beberapa hari kemudian Ben nelepon gue. Dia
nanya berapa yang harus dia bayar ke gue untuk sat
u jam les gitar. Gue kasih harga yang sama dengan P
hil berikan ke gue. Ben mau. Gue mensyukuri kegobl
okan dirinya. BEGITU gue dateng untuk sesi pertama kita, Ben m
enyambut gue di depan pintu apartemennya.
'Hello, Dika. Thank you very much, I wait so long'
bahasa Inggris Ben emang masih kacau balau. Cramm
ar-nys juga acak-acakan. 'Dia lalu menyuruh gue ma
suk, begitu gue masuk, dia bilang ke gue, 'Please, s
K*: down. Please, sh*t down.'
"i'm sorry"' 'Sh*t down' 'Sh*t... down"' kata gue sambil nunjuk ke kursi.
'Yes. Please, SH*T DOWN.'
Gue berasumsi, apa ang coba ia katakan itentu sja
sit down yang berarti silakan duduk. Logat Ben yang
baru belajar bahasa Inggris suka belibet, ngomong
sit kok jadi sh*t. Gue gak ngebayangin dia bener-be
ner berkata sh*t down. yang tentu saja... silakan bo
ker. Untung gue gan nanggepin dia bilang, 'Okay, I will
SH*T down. Do you want me to jongkok or duduk whi
le shitting"' Dia lalu mengedarkan sebuah CD, memasukkannya ke
dalam tape, dan bilang dalam bahasa Inggris, 'Gue
mau belajar mainin lagu ini di gitar.'
Tombol play ditekan. Gak berapa lama terdengar lagu yang mau
dia mainkan. Lagu dalam bahasa Cina. Lagunya sih e
nak, gak kayak lagu model-model F4 gitu, tapi lirikn
ya gue gak ngerti. Lirik awal lagunya berbunyi sepe
rti cangcangrencingcong... cong ren cong... gue sem
pet denger satu bait yang dalam telinga gue kedeng
erannya seperti 'bokonglubolong'. Kalimat itu ada d
i setiap reff, jadi reff-nya kira-kira kayak gini:
Cangrencungcing... Rencuncingcong... Rencung... BOKONGLUBOLONG Hooo... Uooo... BOKONGLUBOLONG Gue ngikik sendirian. 'What is it about" (tentang apa lagunya")' tanya g
ue. 'A guy. A woman. In love and want to show to the w
orld (seorang cowok. Cewek. Jatuh cin -ta dan ingin
memperlihatkannya pada dunia).'
Gue manggut-manggut. Sambil ketawa kecil gue bila
ng, 'You know, there's a part in the song that soun
ds like 'there's a hole in your ass' in Indonesian. (
Tau gak, ada bagian di lagu itu yang kedengerannya
kayak 'ada lubang di pantatmu' dalam bahasa Indone
sia).' 'Sorry"' Dia gak nangkep. Suara musiknya kegedea
n. Gue bilang lagi, 'Like there's is a hole in your *
ass' Dia bingung, alisnya dinaikin terus dia bilang, 'Of
course!' 'Ha"' Gue kaget. Kok responnya jadi gini.
'Yes, I have hole in my ass' katanya, lagi. Gue die
m bentar dan nyadar kalo dia baru aja salah ngerti.
'No, no, I didnt mean to say, 'Ben, there's a hole i
n your ass!'. I mean in the song, there's a part tha
t... ah, forget it (gak, gak, gue gak bermaksud bila
ng 'Ben. ada lubang di pantat lo'. Maksud gue, di la
gu itu, ada bagian yang... ah, lupain aja),' jelas gue
. Alisnya dinaikin, 'Sorry. I don't understand.'
'Forget it Ben.' ben belajar gitar kayak cewek, dikit-dikit ngerasa
kesakitan sehabis nencet senar gitar. Gue tetep de
ngan sara' ngajarin dia. Gue, laksana seorang bapak
yang baik hati, menyemangati Ben dengar semua kelu
hannya seperti 'Excuse me. my finger hurts', 'Excu
se me, can we try new song"', 'Excuse me, I don't t
hink I can do this7. Tapi, lama-Jama keluhan Ben ja
di menyebalkan, kalo gue disuruh ngedenger keluhan
nya kayak gini lagi gue bakalan teriak, 'EXCUSE ME
CAN l GAMPAR YOU PUNYA PALA"'
'Am I good"' tanya Ben di tengah-tengah sesi kita.
'So far so good.' kata gue, boong.
Sejujurnya Ben belom begitu jago.
Jika orang buntung main gitar ngelawan Ben. pasti l
ebih bagus permainan orang buntung, Ben bermain k
ayak orang sarap. Gitarnya ga digenjreng...tapi diga
ruk. Bunyi gitar yang bagus seharusnya JRENGG. Kal
o Ben bunyinya KREEEKKK KREEEEEK . Belom lagi dit
ambah suaranya dia mencoba menyanyikan lirik lagun
ya dengar lirk "bokongguebolong"-nya itu. Setiap m
enit gue harus bertahan men-dengar bunyi itu berca
mpur: KREEEK CANGCING BOKONGLUBOLONG KREEE
EKKK BOLONG KREEEEKKKK BOLONGBOKONGLU KREE
EKKK KREEEK 'I'm also vocalist,' kata Ben, dengan grammar ancu
rnya. Gue bengong. Oh iya. vokalis banget lo, Ben coba aj
a nyanyi di kuburan, Ben, paling-paling tuh mayat-m
ayat bisa bangkit lagi berteriak-teriak,'Sangkakala
hari kiamat sudah dibunyikaaaan!'
Satelah sembelit selama beberapa lama, gue memutu
skan untuk menghentikan pelajaran hari ini. Gue pa
mitan sama Ben, pulang, sampai rumah gue nuangin p
emutih ke kuping. Aman. Minggu depannya, sewaktu mengajar untuk kelas ber
ikutnya di rumah Ben, dia menggembar-gemborkan ha
sil latihan intensifnya atas lagu 'Bokonglubolong'.
Dia ambil gitarnya dan memperlihatkannya pada gue.
Hasilnya" Bom Bali meledak. Masih ancur.
Kejutan datang dari mulut Ben, 'Dika, thanks to yo
u I will play this song in my chur
ch next Sunday' 'HA"' Apa gue gak salah denger" Ben bakalan maen gitar
dan nyanyi lagu ini di gerejanya. Hari Minggu depa
n. Oh, ironis sekali. Orang berbondong-bondong dat
ang ke gereja tersebut untuk menyembah Tuhan... t
api malah menyaksikan NYANYIAN PENGUNDANG IBL
IS! 'Ben, how many people there will be";
'About hundred' kata Ben, santai.
Oke. Bagus. Gue punya tanggung jawab moral untuk
menyelamatkan nyawa 100 orang tak berdosa. Gue ha
rus memaksa Ben untuk tidak jadi nyanyi di gerejan
ya. Tidak, tidak seperti ini.
'Ben, ' think you need more practice.'
'No. You say that I'm good' kata Ben. Lalu dia mem
ainkan lagu sesat itu kembali. Gue diem. Mampus. Pe
rcuma. Oh Tuhan, MONSTER APA YANG TELAH KUCI
PTAKAN" " Diem. 'Dika"' tanya Ben. Diem.
'I think I make a big mistake' kata gue.
Setelah mengulang-ulang lagu Bokonglubolong selam
a beberapa kali, gue akhirnya memutuskan bahwa lag
u Bokonglubolong mungkin sedikit terlalu susah untu
k Ben. Kita perlu lagu baru. Mungkin lagu yang gamp
ang-gampang aja. Gue kasih IPod gue ke dia. untuk
memilih lagu apa pun yang dia suka untuk gue ajarka
n. Ben milih lagunya Coldplay. Ah, ini
mungkin sedikit gampang, pikir gue.
Selanjutnya. gue ngajarin Ben versi gampang dari la
gu Yellow. Sedikit ada nentngkatan. Gerakan jarinya
udah gak kayak orang stroke lagi. Walaupun masih k
aku banget. Lumayan lah, untuk latihan lagu baru.
Mungkin, ada harapan untuk anak ini.
Sebelum sesi kita berakhir, Ben bertanya pada gue,
'Dika, can i listen to Indonesian songs"'
'OH! Of course' gue bangga Ben mau tahu lagu Indo
nesia. Gue ngeluarin IPod gue3 milih folder Bahasa Indone
sia, dan menyuruh Ben memilih dari sekitar 200 lag
u Indonesia yang gue punya.
Dengan earphone di kupingnya, Ben
muter-muterin lagu. Ngelewatin lagu yang dia
gak suka dan dengerin dikit-dikit. Gue baca
majalah sambil ngeliatin Ben. Setelah sekitar
setengah jam, Ben bilang Ke gue, ' I Like this
one. Like an old Chinese song.'
'Really"' Gue ikutan seneng karena ada
orang-Cina suka sama lagu Indonesia. 'Which one is
it"' 'This one' Ben ngasih earphone ke gue. Gue dengeri
n. Gue kejang-kejang. Gue lihat ke layar IPod...
Hatiku Bagai Terpenjara -Nafa Urbach
Anjrit, ini kan lagu yang gue taro di IPod buat lucu
-lucuan. Lagunya Nafa Urbach. Gue ngeliatin mukany
a Ben. Gue dengerin lagunya baik-baik....
Ku, takkan mengulangi... Peristiwa dulu... Yang membuat aku terhina...
Bosan ku mendengar... mulut manis
berbisa... Yang menghancurkan hidupku....
Hatiku bagai terpenjara, Ben"
Dari semua lagu yang ada di IPod gue... DIA MILIH
NAFA URBACH. Dia membuka mulutnya, 'What's the title
of the song"' 'My heart is like in jail,' kata gue, menerjemahka
n. 'My heart,' kata Ben. 'Is like in jail.'
'Yep' kata gue. 'Wow' kata Ben. 'Yeah, Ben, WOW.'
Kita berdua diam. Gue punya murid gitar, orang Hong Kong, dan suka s
ama Nafa Urbach. 'Dika" You okay"' Ben ngeliatin muka gue yang men
dadak jadi pucat. 'Gue bener-bener gagal jadi guru' bisik gue dalam
hati. KETEKKU, BERTAHANLAH! GUE rasa, dokter adalah orang yang paling dipercay
a oleh semua orang. Begitu ada masalah, mereka akan datang ke dokter,
mendengarkan apa yang dokter tersebut bilang, dan
melakukannya step-by-step. Edgar, adek gue, misaln
ya, pernah sakit panas, disuruh minum antibiotiknya
sampai habis. Dituruti, antibiotiknya abis. Sekadar
informasi, Edgar pada saat itu adalah anak kecil ya
ng gak bisa dikontrol. Binatang liar. Tarzan masuk k
ota. Tapi, begitu dikasih tahu dokter (for your info
, dokternya dokter umum. Edgar gak ke dokter hewa
n) untuk meminum antibiotik, Edgar nurut.


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ini kebenaran yang sesungguhnya: semua orang past
i nurut sama dokter. Kalo gue jadi dokter, gue pasti akan memanfaatkan
kepercayaan itu untuk kepentingan pribadi gue. Seti
ap ada cewek cakep dateng.
apa pun masalahnya, pasti gue suruh dia buka baju.
Ada cewek dateng, 'Dokter Radith, jempol saya ber
darah.' Tidak masalah! Buka baju! Gue berkata mantap.
'Dokter, punggung saya pegal.'
'Tidak masalah'. Buka baju!!
Kalau dia menolak gue akan menakut-nakuti dia deng
an istilah kedokteran yang membuat orang jadi sere
m. j empol berdarah itu artinya kamu terkena penyak
it serius! Giganbs tigatesis. tigatestis. Sekarang,
buka baju kamu sebelum muncul hamster dari hi-dun
g kamu!!!!' 'OH MY GOD! OH MY GOD! Oke, Dok'
Lihat, seru kan jadi dokter"
Mungkin ini ngebuat Orang jadi bertanya-tanya: ya
udah kenapa lo gak jadi dokter aja, Dith" . Well , g
ue selalu kepengen jadi dokter,
tapi ada dua hal yang menghalangi niat gue jadi dok
ter: Satu, gue gak suka belajar lama-lama untuk jadi do
kter. Dua. otak gue gak mampu. Sebenemya satu hal yang menghalangi gue jadi dokt
er, yaitu gue menderita hypochondria. Oke, gue gak
tau apa artinya hypochondria, tapi gue tahu gue jad
i terlihat pintar. Mari, kita konsultasi Kepada kamu
s: Hypochondria Abnormal anxiety about one's health, esp. with an
unwarranted fear that one has serious disease.
Intinya sih, hypochondria berarti ketakutan abnor
mal seseorang atas kesehatan diri sendiri. Terutam
a dengan adanya ketakutan gak beralasan bahwa diri
nya punya penyakit serius.
Gue orangnya seperti itu. Dikit-dikit takut mengida
p kanker, dikit-dikit takut mengidap leukemia. Hal i
ni, sering ngebuat gue banyak kesulitan.
SIANG itu di apartemen gue di Adelaide, Australia,
gue berdiri di depan kaca WC sambil mengangkat ke
tek. Maksud gue, bukannya mengangkat ketek benera
n, tapi mengangkat lengan hingga ketek gue keliatan
. Yah, ngerti lah maksudnya. Ketika gue mengangkat
ketek gue, gue menyadari ada yang salah.
Di bawah ketek gue ada tonjolan kecil.
'Tonjolan apa ini" Perasaan kemarin kok gak ada' pi
kir gue. Gue bingung harus ngapain. Gue pencet-pencet deng
an jari telunjuk, masih bingung dengan tonjolan ajai
b ini. Kenapa bisa ada di sini, apa gue kena penyaki
t kulit, atau kenapa"
Kepala gue penuh dengan tanda tanya. Pikiran buruk
mengganggu benak gue: jangan-jangan tonjolan ini p
ertanda penyakit gawat"
Tiba-tiba gue inget artikel di Intisari tentang ora
ng yang panuan. Ternyata, setelah diperiksa, panuny
a nyebar ke saluran darah dan menjadi penyakit ser
ius. jangan-jangan tonjolan ini adalah indikasi gue
kena penyakit langka yang serius seperti... ayan gan
as, yang kalau kambuh penderitanya bakalan kejang-
kejang dengan busa muncrat-muncrat dari pantat, b
ukan dari mulut lagi. Seperti botol Coca-Cola yang
dikocok dan dibuka tiba-tiba... CROOOOT! Tinggal d
itambahin sabun, seru juga buat usaha cuci mobil.
Tonjolan kecil ini masih gue pencetin di depan kac
a. Kenapa, ada apa ini hyphocondria
gue muncul kembali. Pikiran -pikiran buruk
muncul di kepala. Jangan-jangan gue emang mengida
p penyakit serius. dan ini indikasinya. Oh Tuhan, ap
a yang terjadi dengan diriku"
Gak tahan berpikir negatif, gue berkesimpulan untu
k meminta pendapat orang tentang tonjolan ini Siap
aa tahu mereka pernah mengalami apa yang gue aiam
in sekarang. Mungkin, tonjolan ini hanya penyakit n
ormal yang orang biasa dapatkan. Maka, hanya mema
kai kaus oblong, gue menuruni lift, dan
bergegas ke kamarnya Harianto, temen gue.
'Har, Har, buka!! BUKA HAR!!!! BUKAAA!!!' Gue pani
k gedor-gedor pintu. 'Ke-kenapa, Dik"' Harianto membuka pintu sambil t
erlihat linglung. Dia memakai celana pendek warna c
okelat, menggaruk-garuk kepalanya. 'Ada apa, tah"'
Gue langsung ngeloyor masuk ke dalam kamar Harian
to. Beberapa piring di taruh di deket kompor. Tamp
aknya Harianto baru saja selesai sarapan. Harianto
menutup pintu. 'Har, aku mau minta pendapat kamu' gue bilang den
gan suara bergetar. 'Gak ada orang lain kan di sini"
' 'Apa tah"' kata Harianto.
Gue membuka baju. 'Lho"!' Harianto kaget karena gue tiba-tiba buka b
aju. Sadar gue terlihat seperti ingin mencoba menggauli
dia, gue buru-buru bilang, 'Har, kamu harus lihat k
etekku.' Harianto terpaku. Sadar, kalau kalimat 'Har, kamu harus lihat ketekk
u' adalah kalimat yang aneh untuk diucapkan satu pr
ia ke pria lainnya, gue buru-buru menambahkan, 'Ad
a yang salah dengan ketekku. Kamu harus lihat'
Harianto masih terpaku. 'Lihat ketekku, Har!' Gue berkata sambil
berjalan dengan ketek diangkat, dengan sikap ingin
menjejalkan segenap ketek ini ke muka Harianto.
'Lho" LHO" LHO"' Harianto panik, refleks bergera
k mundur. Gue yakin, dia gak pernah mengalami keja
dian seperti ini sebelumnya.
'Gak, ini lho, Har. Ada tonjolan' gue nya-dar apa y
ang gue lakukan dalam tiga puluh detik terakhir ter
lihat seperti usaha pembunuhan gue atas Harianto d
engan ngebekepnya di bawah ketek gue.
Tonjolan apa" 'ini,' gue menunjukkan tonjolan kecil di bawah kete
k gue itu. 'Oh iyaf itu apa, Dik"' Harianto memerhatikan gue
dengan saksama. Dia membuka mulutnya, pandangan
matanya teduh, matanya berbinar. Alisnya mengkeru
t... Harianto jatuh cinta pada ketek gue... lalu mer
eka berciuman..: GAK LAH.
Gue bilang, 'Teken, Har.' 'Apa"' Harianto bingung.
Teken ketekku, Har.' Harianto kembali terpaku.
'Har"' 'Gak deh, Dik' Harianto menolak halus. 'Dari sini u
dah keliatan.' Gue mendengus, lalu berkata, 'Har, kamu pernah ad
a yang kayak gini gak" Maksudku, pernah ada tonjol
an di ketek gak, bukannya pernah
ada yang nyuruh kamu mencetin keteknya.'
'Aku gak pernah kayaknya, Dik' kata Harianto. Dia
memerhatikan ketek gue perlahan. Mulutnya dibuka
setengah, 'Itu kayaknya bisul deh.'
'MASA BISUL DI KETEK, HAR"'
'Bisul itu bisa di mana aja, Dik. Bisa di pantat, em
ang biasanya di pantat sih. Sakit tenan, itu. Tapi, b
isa juga ada bisul di ketek.'
Gak terima gue dibilang punya bisul di ketek, gue m
embela diri sejadi-jadinya. 'Aku gak terima, Har. A
ku bakalan ke dokter. Aku punya firasat buruk tent
ang ketekku ini. Aku coba lihat online dulu di kamar
.' 'O-oke, Dik' Harianto menggangguk.
Gue cabut langsung ke kamar. Menyalakan komputer,
dan mulai mencari jawaban atas apa yang terjadi de
ngan ketek gue sendiri. Ketakku, bertahanlah, aku a
kan mencari tahu apa yang salah denganmu. Gue uda
h hidup lama dengan ketek ini (iya lah, lahir aja be
rketek), gue gak akan membiarkan terjadi apa-apa d
engannya. Gue mencari-cari di internet tentang penyakit kete
k. Keywords yang gue pake adalah armpit (ketek), lum
p (benjolan), dan disease (penyakit). Lumayan banya
k yang gue dapet. Ada beberapa forum ngebahas ken
apa ada tonjolan di ketek. Rata-rata jawabannya ad
alah karena pembengkakan kelenjar limfa. Lalu gue search lagi
kenapa kelenjar limfa bengkak. Dan yang gue dapet
adalah halaman mengerikan dengan tulisan: Breast C
ancer Stage. Ternyata, kanker payudara stadium tig
a punya ciri yang sama dengan apa yang gue alami se
karang: tonjolan di ketek Karena kelenjar limfa yan
g diserang. Gue bengong. Kemudian. gue berpikir logis, masa sih cowok bisa k
ena kanker payudara. Tapi, gue inget, gue pernah ba
ca di majalah mana gitu tentang cowok bisa kena ka
nker payudara. Gue panik. Gue lalu search lagi tent
ang kanker payudara pada cowok. Hasilnya: bisa. Co
wok bisa kena kanker payudara. Cue lalu megang-meg
ang tonjolan di ketek gue. Gue abis itu grepe-grepe
tete gue sendiri. AAH! Rasanya emang agak beda de
ngan tete yang sebelah kanan... JANGAN-JANGAN G
UE KENA KANKER PAYUDARA! Untuk sejenak langit-langit kamar gue serasa mauro
boh. Gue search lagi, Seketika, gue dapet gambar-gamba
r cowok yang kena kanker payudara. Dikasih liat tet
e-tate para cowok yang kena kanker payudara ini. ra
ta-rata tetenya jadi lonjong ke arah bawah. Gue ng
eliatin tete gue sendiri. Gak, gak seperti ini. Apa g
ue nanya Harianto lagi" Mengingat apa yang terjadi
tadi, kayaknya gue gak bakalan ke Harianto
lagi. Terutama kalo sekarang gue dateng dan bilan
g, 'Har, liat tete gue, Har! PANDANGI TETE GU
E"!!! Pegang! SEKARANG PEGANG KERAS-KERAS!'
Sifat hypochondria gue merasuki jiwa. Kalau benera
n kanker payudara gimana ya" Hidup gue kembali ter
bayang. Detail-detail kecil masa lalu gue... waktu S
D suka main sepeda..., main bola bareng..., nyoba-ny
oba baju cewek (lho"!). Kalau emang apa yang gue te
muin di internet ini bener, berarti gue hanya punya
beberapa bulan aja untuk hidup.
BEBERAPA BULAN UNTUK HIDUP!
Kanker payudara adalah cara yang menye-dihkan unt
uk mati. It just sad. Walaupun, di antara semua cara yang bisa terjadi u
ntuk mati, gue paling kasian sama orang
yang mati kejepit lift, gak mungkin kita bisa ngomo
ng penyebab kematian orang ter-sebut (kejepit tawa
. Misal: 'Gue denger soal adek lo. Dia
mati, ya" Duh, kerana
... kenapa dia mati!"'
'Dia mati kejepit lift!' 'Hahahahahahahaha! Uh, sori'
Gak mungkin orang gak ketawa dulu sebelum akhirny
a ikutan berduka. Banyak cara mati yang keren: kesetrum lis-trik di a
tas panggung pas lagi nge-band, meledug pas lagi ni
up balon, dan lain-lain. Kanker payudara, terutama
pada cowok, bukan cara mati yang termasuk dalam k
ategori 'keren'. Lalu, pikiran gue mulai menerawang. Kalo gue mati g
imana ya" Siapa yang bakalan gantiin gue di kampus" Siapa ya
ng bakalan ngasih makan Edgar" Gue kepikiran untuk
ngebuat wasiat. Biar adek-adek gue gak berantem n
gurusin harta gono-gini begitu gue mati nanti. Tapi,
begitu gue mau nulis surat wasiat, gue langsung nya
dar..., gue gak punya apa-apa yang berharga. Kalau
surat wasiatnya jadi, berarti surat wasiat gue adal
ah satu-satunya barang yang berharga yang gue pun
ya. Jadi, gue bakalan mewasiatkan surat wasiat gue.
Mampus, gue jadi pusing. Kalaupun mau maksa, mungkin surat wasiat gue isiny
a cuman gini: Surat Wasiat Yudhit: selamet, Dith. Setelah Abang gak ada, kamu
boleh nempatin kamar Abang. Emang sih banyak tiku
snya, tapi cobalah antuk bertekan dengan mereka. K
adang-kadang ada gunanya kok. Misalnya, kalau kamu
laper, masak aja Satu. Anggi & Ingga: Ingga, maafin, Abang selalu ketuker
antara kamu dengan Anggi. Tapi kamu emang mirip k
ok. kamu boleh mendapatkan CD koleksi Dangdut Cam
pur-sari Abang. Jangan didengarkan sekaligus ya...
begitu telinga kamu berdarah, tolong Stop.
Edgar; Edgar maafin Abang yang terus menerus men
yiksa kamu secara verbal. Tapi kamu emang pantes digituin.
Tenang, adikku tersayang, kamu tidak
akan abang jual lagi ke tukang beras.


Babi Ngesot Karya Raditya Dika di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maaf, waktu itu kondisi keluarga kita lagi
kritis, kamu terpaksa kami tukar dengan
beras 5 kg (masih dapet kembalian
goceng, lho! Abang gak nyangka, kamu
murah sekali). Eniwei, setelah Abang
mati, kamu boleh dapet... kamu boleh
dapet... dapet apa ya. Abang nyerah.
Kayaknya kamu gak dapet apa-apa
Ah, apa yang gue pikirin Semua pikiran buruk itu segera gue hapus
dari otak gue. Gue gak boleh main berpikir kalo gue
punya kanker payudara. Mau gak mau gue
harus konsultasi dengan dokter. Ya, itu satu-satu j
alan untuk membuktikan ini semua. Gue langsung nel
epon ke dokter umum terdekat, ngebuat janji untuk
besok pukul dua siang. RUANG tunggu dokter selalu ngebuat gue ngera-sa g
ak nyaman. Gue duduk di tengah General Practice on
Gawler Street, tempat dokter umum yang gue telepo
n kemaren. Gue selalu takut ngeliat orang yang sama-sama dudu
k di ruang tunggu. Gue pasti selalu bertanya-tanya:
si Bapak yang itu sakit apa" Apakah menular" Si Ne
nek-nenek yang duduk depan gue sakit apa" Bakalan
ketularan gak sih gue" Belum lagi rasa menunggu ya
ng bikin gue mau mati. Lamaaaaa banget.
Beruntung, paling gak resepsionis di ruang tunggu d
okter ini cantik banget. Gue pe~ ngen ngajak kenala
n, tapi gak nemu alesan buat ngobrol. Gak mungkin j
uga kalo gue maen samperin terus bilang, 'Halo cew
ek, mau urine gue gak" Nama gue Radith.'
Tapi, kayaknya kamu gak usah tes urine segala deh.
' 'Udah, gak pa-pa kok. Mumpung udah keluar.'
Gue buru-buru menghapus pikiran itu.
Gak berapa lama duduk, nama gue dipanggil untuk m
asuk ke dalam ruangan dokter. Gue deg-degan. Pikir
an buruk kembali menghantui gue, gimana kalo terny
ata gue beneran kena kanker payudara. Kalo udah be
gini, hal apa pun yang dokter katakan pasti gue teri
ma, selama gue gak kena kanker payudara. Gue bakal
an terima kalo dokter bilang, 'Dika, kamu kena dem
am Afrika' atau yang lebih parah..., 'Dika, sebenar
nya kamu akan menjadi cewek. Tonjolan di ketek ini
calon tete kamu. Iya, kamu bakalan punya tete di ke
tek! Dokter gue punya jenggot tipis putih menghiasi muk
anya. Membuatnya terlihat se-perti sinterklas... at
au orang mabuk dalam kostum sinterklas, 'Halo, gue
berkata dengan kikuk sementara si Dokter meng-cli
ck sesuatu di komputernya.
'Hi,' katanya. 'So, first I need some informa-tion
about yourself.' Dia lalu bertanya nama lengkap gue,
rriwayat penyakit keluarga, obat yang menimbulkan
alergi pada diri gue. Untuk bersikap sopan
, tadinya gue pengen bertanya balik sama dia, nama lengkap, r
iwayat penyakit keluarga, tapi takut dibilang. 'Non
e of your business, Asian kid.' Jadi gue diem aja.
Dia juga bertanya tentang kehidupan seksual gue. D
ia bertanya apakah kehidupan
seksual gue" 'Sexual life"' bingung, gue nanya.
'Are you sexually active"' katanya.
Gue bingung, akif" Semi-aktif" Gue balik nanya apa
kah ada pilihan 'very dead'. Satu-satunya kegiatan
seksual yang gue lakukan baru-baru ini adalah ciuma
n sama tembok. Atau yang biasa orang sebut... keje
dug. Setelah ditanya panjang lebar, dia baru bertanya, '
What can I do for you today"'
Dalam bahasa Inggris gue bilang sama dia, 'Saya ad
a tonjolan di ketek.' Gue mengangkat lengan gue tin
ggi-tinggi. Di situlah ketek gue dengan jumawa terl
ihat. Begitu indah, begitu nyata.
'Sorry"' Dia gak menangkap maksud gue.
'Saya rasa saya kena kanker payudara:'
'Hah"' Si Dokter kaget.
Gue kembali mengangkat ketek gue. Si Dokter tamb
ah kaget, mungkin ngeliat bulu ketek gue yang terbu
ka seperti kipas. 'Hmmmm,' dia memerhatikan ketek gue dengan saksa
ma. Si Dokter sempet agak bingung, dia mengambil s
emacam kaca pembesar yang dipasang dengan tali di
kepala. Dia lalu menyalakan lampu. Belum pernah ada
orang tak dikenal'begitu saksamanya memerhatikan
ketek gue. 'Gue juga ngerasa tete kiri gue agak berbeda' kata
gue di sela-sela dia lagi menikmati tampak close up
ketek gue. 'Apakah ini berarti, uhm, gue kena kanke
r payudara" Maksudnya, dengan adanya tonjolan di k
etek ini"' 'Dari mana kamu dapat semua ini"' tanyanya.
'Dari internet.' Dia ngeliat muka dengan dengan ekspresi lucu, lalu
ketawa gede-gede. Dia bilang, 'Satu hal yang bisa s
aya katakan pada kamu hari ini... you won't die of c
ancer.' 'Ja-jadi. Tonjolan di ketek ini apa, Dokter"' Gue b
ertanya sambil hampir menangis bahagia.
'Bisul' jawabnya. Singkat. Padat. Jelas. 'Apa, dokt
er"' Gue masih gak percaya. 'Bisul.'
Kampret, Pendekar Guntur 4 Pendekar Rajawali Sakti 59 Dewi Goa Ular Si Racun Dari Barat 8
^