Pencarian

Mimpi Mimpi Terpendam 1

Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W Bagian 1


Mimpi Mimpi Terpendam Mira W Download Ebook Jar Lainnya Di
http://mobiku.tk http://inzomnia.wapka.mobi
Prolog Bangunan itu bergaya Spanyol dengan pagar beton penuh ditumbuhi lumut.
Ada beberapa yang bahkan melekat pada pojok-pojok dinding bangunan. Tiang-tiang dindingnya terlihat kokoh di daerah berhawa sejuk yang terpencil ini. Dua tahun yang lalu wilayah itu hanyalah sekumpulan belantara dengan pohon-pohon besar dan liar hingga sinar mataharipun tak akan sampai ke tanah.
Kini daerah itu menjadi tempat bersembunyi orang-orang terkaya di muka
bumi. Wilayah terpencil dengan helipad pada tiap bangunan dan tiga ratus are
hutan pinus yang memisahkannya dengan kota terdekat.
Tiap-tiap bangunan berdiri kokoh tanpa suara sama sekali. Komplek elite itu
lebih menyerupai bangunan-bangunan besar di tengah-tengah hutan. Antar
bangunan dipisahkan jarak tiga hingga lima kilometer bila tidak oleh sebuah
danau atau sungai lengkap dengan air terjun alamnya. Privacy adalah segalanya
di tempat itu. Tempat di mana orang-orang paling berkuasa di muka bumi tidak
akan terjangkau oleh pers. Tempat idaman dimana individu-individu pemiliknya
bisa mengumbar keinginan yang paling liar sekalipun tanpa rasa kuatir.
Saat Crozzen Building Co. memperkenalkan area itu bagi kaum terkaya di
dunia hanya satu kalimat di brosurnya. /Privacy is everything./
Kalimat sederhana itu tidak main-main. Saat penawaran perdana di hadapan
puluhan calon pembelinya, Crozzen Building Co. memamerkan perangkat
pengacak radar dan pengacak foto satelit di area tersebut. Tidak ada radar,
tidak ada satelit, tidak ada satupun yang bisa menembus kekebalan
perlindungan perangkat canggih tersebut.
Janet mendaratkan helikopternya di samping bangunan tersebut. Suara
baling-baling helikopter tertelan oleh gemuruh air terjun di belakang
bangunan. Andre melepas sabuk pengamannya dan berpegangan pada dashboard
mengintip keluar. Janet memperhatikannya sejenak sebelum turun. Sejak awal
perkenalan mereka, Andre tidak pernah mengendarai helikopter dan Janet
selalu dengan senang hati membawanya berkeliling ke mana saja dengan
helikopter pribadinya. Pernah satu kali Janet menawarkan Andre untuk
mengendarainya namun Andre menolaknya. Ini helikoptermu. Kau saja yang
mengendarainya, jawab Andre dengan dingin dan Janet mendapati Andre diam
membisu sepanjang perjalanan. Sejak saat itu, Janet bagai pilot pribadi Andre.
Andre turun dari helikopter dan baru satu kaki dijejakkan pada pelataran
ketika angin terasa menembus jaketnya. Kedua tangannya disilangkan menahan
dingin. Ia melanjutkan langkahnya. Jaketnya sudah basah tersiram cipratan air
terjun yang jatuh dari ketinggian 30 meter. Dipandangnya air terjun yang
mengeluarkan suara gemuruh itu. Deburan airnya begitu dasyat. Kabut putih
serpihan air memenuhi udara sekitar. Andre mengagumi air terjun tersebut
seperti gadis kecil mengagumi boneka barunya.
Selintas ia memandang bangunan megah di hadapannya. Pada salah satu
tiang bangunan tertera tulisan JJC inisial kesukaan Janet. Andre mengalihkan
pandangannya kembali mengikuti Janet yang mendahuluinya. Dilihatnya wanita
itu menghampiri sepasang bangku kayu santai dengan kulkas mini di sisinya di
sudut pelataran. Janet membuka pintu lemari pendingin itu dan mengambil
sebotol sampanye. Andre mengikutinya duduk. Ia menuangkan sampanye dalam gelas kecil di
tangannya dan mencicipinya.
/Sampanye yang sangat nikmat dan pasti mahal./
Suasana benar-benar nyaman. Angin dingin kembali menyapu kulit
wajahnya. Suara gemuruh air terjun menderu terus menerus dan sesekali
terdengar suara cicitan burung-burung liar jauh di atas pepohonan. Beberapa
hinggap di baling-baling helikopter. Mata Andre sedang menatap kendaraan
canggih berwarna putih itu ketika mendadak bayangan Rachel berpegangan
tangan dengan Anna di stasiun kereta beberapa hari lalu melintas di pelupuk
matanya. /Ini semua seperti di sorga. Aku benar, Anna lebih membutuhkan aku /
Beberapa jam yang lalu ia telah berniat mengajak Janet ke rumah
kontrakannya yang baru namun Janet menelponnya sejam kemudian.
Bagaimana kalau aku yang mengajakmu ke s
uatu tempat yang benar-benar
indah. Kita belum pernah ke sana bersama-sama. dan sekarang ia mendapati
dirinya sudah duduk berdampingan di tengah-tengah hutan tropis ini.
Janet bangkit dari duduk dan menindih tubuh Andre. Apakah bercinta di
alam terbuka membutuhkan waktu lama sayang" matanya menatap Andre
menggoda. Andre beringsut menahan diri. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri
untuk tidak menyentuh Janet lagi. Namun gesekan puting Janet di jaketnya
bukan tawaran yang mudah ditolak. Bibirnya sudah mendarat di kulit putih
bersih tersebut dan setengah jam kemudian ia mendapati dirinya telah terkulai
lemah penuh kepuasan dalam pelukan hangat Janet.
/Istilah/ *Asl pls* = istilah dalam chatting yang merupakan singkatan dari *A*ge *S*ex
*L*ocation *Pl*ea*s*e. Digunakan untuk bertanya tentang identitas lawan bicara
yang meliputi usia, jenis kelamin dan alamat. Biasa dijawab misal : 18/f/UK --]
usia *18* tahun dengan jenis kelamin *f*emale (wanita) bertempat tinggal di
*U*nited *K*ingdom. *J** *= * :) *= symbol dalam chatting atau sms yang menggambarkan si
penulis sedang tersenyum atau gembira.
*L* = *:(* = symbol dalam chatting atau sms yang menggambarkan si penulis
sedang bersedih atau ngambek.
*Netters *= lawan bicara dalam chatting atau pengguna internet lainnya.
*Browsing* = menjelajah ke berbagai situs dalam internet.
*Chatting* = layanan internet untuk mengobrol dalam bentuk teks tulisan
dan suara serta video. *GPS* = Global Positioning Sistem, sarana untuk mengetahui lokasi sebuah
obyek di muka bumi dalam bentuk derajat lintang dan bujur.
*SMS* = Short Message Service, layanan pengiriman teks melalui telepon.
*GSM* = Global Service Mobile, jaringan layanan seluler untuk telepon
genggam. *Router* , *switch* , *hub* = alat-alat yang dibutuhkan dalam jaringan
computer. *Getaway* = titik penghubung dalam internet.
*Snifer* = program pengendus yang digunakan para hacker.
*Hacker* = orang yang mencoba menyusup masuk ke system computer lain.
*Source-code* = kode-kode khusus yang dikenal sebagai baris-baris program.
*Nick * = nama samaran dalam internet.
*Log Out* = keluar dari suatu room chatt / situs di internet
* * *Signed Out* = idem dengan log out
*Shut down* = proses mematikan komputer
*Disconnect* = *dc* = putusnya hubungan computer dengan internet
*Tx* = thanks */Buku I/* */1/* [wisdom] Hai, asl pls. /[janet]27/f n u"/ [wisdom] 30/m. name"
/[janet]janet/ [wisdom] wisdom. Pa kabar"
/[janet]fine tx/ Jarinya behenti menekan tuts. Ditatapnya layar komputer di hadapannya.
Sepanjang hari Minggu ini ia melakukan pekerjaan membosankan mengirim
berpuluh-puluh email ke perusahaan-perusahaan Setelahnya ia masuk ke ruang
chat dan mendapati semua teman chat sama membosankannya. Andre melirik
jam tangannya. Jam lima sore lebih sepuluh menit..
/[janet]kerja"/ Deretan huruf itu muncul lagi di layar komputernya.
[wisdom] Yup. U" /[janet]Idem/ Nah, lalu apa lagi. Ini mungkin akan berakhir seperti yang lainnya. Say hello
dan langsung log out. Andre menekan kembali tuts-tuts di hadapannya.
[wisdom] Kerja dimana"
/[janet]Textile. U"/
[wisdom] Software. /[janet]Wauuw, wisdom programmer ya/
Wisdom. Nama nick yang ditulis asal saja oleh Andre. Andre tersenyum,
bahkan ia sendiri lupa. [wisdom] Yup. Begitulah. u suka programmer"
&. Hening. Tak ada jawaban. Andre menunggu. Menatap huruf-huruf berwarna
jingga di hadapannya itu. Pengalaman menunjukkan kalau kau ingin mendapat
teman chat, jangan terlalu bernafsu.
/Santai saja/. /Netters di suatu tempat entah di belahan bumi mana saat
ini pasti ada yang sedang bernasib sama/.
Chatting baginya adalah pelarian meraih mimpi-mimpi indah yang bahkan
dalam tidurpun tak pernah ia peroleh akhir-akhir ini. Dihisapnya dalam-dalam
rokok di jarinya. Asap meliuk-liuk di sela-sela jari. Ia memperhatikan asap itu
membumbung ke atas layar komputer dan berangsur-angsur menghilang lenyap
dari pandangan. Dipandangnya sekeliling ruangan caf" internet itu. Sunyi tanpa suara sama
sekali. Ia kembali menatap layar komputer di depannya. Belum ada jawaban.
Sudah sepuluh menit berlalu. Andre memutuskan untuk memula
i. Jari-jarinya mulai menekan tuts keyboard dengan cepat.
[wisdom] Hai...any body home"
[janet] janet is signed out
/Sial./ Andre menatap layar komputer . Rokok di tangannya sudah hampir
habis. Ia tekan dalam-dalam ke asbak di sisi monitor dan bangkit berdiri. Sudah
saatnya kembali ke dunia nyata. Anna pasti sudah menunggu di rumah.
---------------- Wanita itu sudah menunggu di teras atas. Kulitnya putih.
Tubuhnya berisi dengan pantat yang padat. Wajahnya cantik, paling tidak itu
yang sering didengarnya dari mulut orang. Komentar lainnya istri yang
perfect . Namanya Anna, seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan
arsitektur. Andre mengenalnya saat di bangku kuliah. Mereka satu universitas
namun berlainan jurusan. Sementara Andre bergelut dengan chip-chip
elektronik, Anna dikelilingi oleh kertas-kertas gambar bergulung.
Kunjungan pertama Andre ke tempat Anna hanya dengan duduk mengobrol
dan Andre mengisinya dengan kata-kata matematika sudah membahas
integral" Sudah. Materi yang sulit ya , jawab Anna. Belakangan ia mengetahui
transkrip nilai Anna dihiasi satu huruf saja untuk matematika. Nilai A.
Setelah suasana canggung sesaat, Anna balik bertanya gedung baru dekat
cafetaria kampus itu untuk apa" dan Andre menjawab laboratorium digital .
Semua orang tahu di depan lahan proyek bangunan tersebut terpampang papan
besar bertuliskan DI SINI AKAN DIBANGUN LABORATORIUM DIGITAL.
Pertemuan kedua diisi dengan bagaimana kalau kita lihat-lihat buku di
toko" dan dijawab baik,tunggu sebentar ya . Lima menit kemudian Andre
mendapati wajah Anna sudah berbalut bedak dan lips stik dengan jeans yang
menunjukkan betapa subur tubuh di baliknya. Namun beberapa tahun setelah
itu Andre mengalami pemandangan yang sama setiap harinya, wanita dengan
baju terusan yang sederhana dan rambut yang kusut.
Pertemuan ketiga membuat jantung Anna bagi lepas dari tubuh saat Andre
berkata Maukah kau menjadi istriku,Anna"
Anna hanya mengangguk tanpa penolakan dan dua jam kemudian saat Anna
masih bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang baru saja didengarnya,
Andre mendapat ucapan selamat dan pesta makan di sebuah restaurant dari
para sahabatnya karena memenangkan taruhan mendapatkan gadisnya dalam
waktu kurang dari satu minggu sejak berkenalan.
Anna memperhatikan Andre yang duduk berselonjor di bangku teras.
Matahari hampir terbenam. sore sekali pulangnya .
ya. Aksesnya lambat. kata Andre sambil membolak-balik majalah di
tangannya. beberapa kali disconnect .
Rachel di mana" Sejak masuk rumah tadi Andre tidak mendengar suara
anaknya. Jalan-jalan ke danau dengan Mercy. Tadi rewel sepanjang hari.
Mercy baby sister mereka memang dapat diandalkan. Mercy selalu tahu
kapan Rachel rewel dan tahu bagaimana membuatnya diam.
Andre memandang ke danau depan rumahnya. Danau itu memberi
pemandangan indah bagi rumahnya. Andre senang duduk seorang diri di teras
atas sambil menikmati rokok dengan secangkir kopi panas. Di tepi danau Mercy
dan Rachel tampak sedang bermain kejar-kejaran. Kalau memang itu bisa
dikatakan permainan kejar-kejaran. Rachel berlari-lari dan Mercy mengejar di
belakangnya. Samar-samar terdengar cekikikan tawa Rachel. Sesaat kemudian
Mercy yang berlari dan Rachel hanya mengangkat tinggi-tinggi tangannya sambil
berteriak keras-keras. Rachel tidak pernah mau mengejar.Ia hanya mau
dikejar. Permainan kejar-kejaran memang kesukaannya. Faforit bagi Rachel ,
malapetaka bagi Mercy. /Rachel memang makhluk kecil yang licik, /pikir Andre sambil tersenyum..
Kau tahu tadi ada orang bank kemari. Seperti biasa, mereka juga
membawa setumpuk dokumen. Tagihan dengan penuh angka, kata Anna
menatapnya dalam-dalam. /Aku tahu kau sedang dalam kesulitan, tapi aku mengalami hal tidak
menyenangkan saat mereka datang kemari dan kau tidak ada./.
Surat dari pengacara mereka juga ada. Aku letakkan di meja rias.Mereka
beri waktu satu minggu. Bila tidak kau penuhi, mereka akan lakukan proses
hukum. Andre menoleh menatap Anna. Wajah itu tampak pucat. Menjadi istri
seorang Andre memang berat. Setelah usaha Andre bangkrut, beratus-ratus
surat lamaran kerja tela h Andre kirim ke berbagai perusahaan. Namun tak ada
hasil sama sekali. Padahal bunga tagihan bagai berlari. Kini ia mempunyai
tagihan yang terus membengkak dengan liar.
Hanya itu yang mereka katakan" tanya Andre datar.
Mereka orang-orang nekat. Perawakannya bukan seperti orang baik-baik.
Kau tahu itu Andre. Anna tidak mengindahkan pertanyaan Andre. Pikirannya
sendiri sudah kalut. Ia sudah merasakan tatapan kejam dan kurang ajar dari
tamunya tadi siang. Mereka jelas-jelas meletakkan kertas tagihan dan dokumen
bank yang setumpuk itu di atas pahanya. Dan ia merasakan elusan...
Andre hanya menatapnya diam dan berkata sambil mendesah Tadi aku
sudah mencoba mengirim beberapa lamaran melalui email. Ada beberapa yang
membalas emailku terdahulu. Namun mereka menawarkan penghasilan yang
terlalu kecil. /Bahkan untuk membayar bunga tagihan saja, gaji yang
ditawarkan tidak cukup./ Andre kembali mendesah. Kali ini lebih berat.
Anna mengalihkan pandangan. Jauh di bawah sana Rachel dan Mercy
tampak masih berlarian. Rachel anak yang periang walau agak keras wataknya.
Suara tawanya yang nakal terdengar nyaring terbawa angin. Baju merah dan
celana putihnya berkibar. /Kau jangan seperti kami Rachel. Jangan tersentuh
oleh hutang/. Andre meletakkan majalah di pangkuannya dan berlalu masuk kamar.
Kejadian tadi siang kembali terbayang di pelupuk mata Anna.
Ini tagihan dan perhitungan angka-angka serta dokumen bank lainnya, si
tamu yang berkulit hitam dengan aksen timur itu bangkit berdiri dan
meletakkan tumpukan kertas itu di atas pahanya tanpa menarik tangannya
kembali. Sesaat Anna menunduk menatap tumpukan tagihan tersebut. Sesaat
saja. Dalam waktu yang sesaat itu ia merasakan pahanya dielus oleh sebuah jari
di balik tumpukan kertas itu. Matanya menatap angka-angka dalam kertas
dengan tulisan bercetak tebal di kiri atas berbunyi TAGIHAN. Namun otaknya
tidak bisa berkonsentrasi. Kulitnya merasakan lain. Sebuah rabaan dengan
tekanan. Kalau nanti suami anda sudah pulang katakan bank mulai habis kesabaran.
Jari itu masih menempel di pahanya. Bahan katun yang membungkus kulitnya
terasa seperti lenyap. Jari itu terasa begitu kasar.
Baik. Saya sampaikan nanti. Terima kasih. Anna berkata sambil menatap
tumpukan kertas di pahanya. Duduknya tegang tak bergerak. Sekilas terlihat
tangan hitam berminyak penuh bulu yang masih belum bergeser dari
tempatnya. /Kurang ajar!/


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Adegan horror itu berakhir semenit kemudian. Mereka meninggalkan rumah
dengan Anna yang masih duduk terpaku diam di tempatnya menatap kertas
penuh angka. /Jari yang kasar./
Anna bergidik membayangkannya dan tersadar saat Andre kembali dengan
membawa tumpukan kertas-kertas itu.
ini dokumen mereka" Andre melintas di depannya sambil membawa
setumpuk kertas di tangan.
Iya. Semua ada di situ. Aku telah membacanya, Anna meluruskan kakinya.
Mulanya Anna tak pernah tahu Andre mempunyai hutang sedemikian besar.
Mereka sedang bersantai di sebuah caf" di pusat perkantoran. Caf" adalah
simbol kehidupan metropolis yang hanya diketahui Anna dari televisi dan kini
setelah menjadi isteri Andre caf" hanyalah sebuah tempat biasa baginya.
Anna, beberapa bulan yang lalu ada peluang bagus. Perusahaan melakukan
ekspansi. Banyak modal dibutuhkan untuk itu semua. Awalnya berjalan sesuai
rencana. Namun tiba-tiba semua tak terkendali. Mangemen telah melakukan
kesalahan dan kini diambang kebangkrutan. Seluruh karyawan besok pagi akan
menerima uang pesangon sekedarnya. Perusahaan sudah tidak sanggup
menggaji mereka. Kini kewajiban kita adalah hutang yang harus dilunasi
terhadap bank. Andre mengatakannya dengan ringan sambil menyesap kopi
panasnya saat itu dan Anna hanya diam mendengarkan.
Ia begitu heran dengan Andre yang tetap tenang membicarakan dirinya
terlibat hutang. Kekaguman Anna terhadap Andre adalah sikap tenangnya yang
luar biasa. namun kita masih bisa berharap ada satu proyek lagi yang bisa menutup
semua hutang itu. Hebatnya proyek itu hanya membutuhkan beberapa orang
saja. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu teknis kita sub-kan, lanjut Andre saat
itu. Andre mengatakan itu semu
a dengan penuh senyum dan rasa percaya diri.
Malam itu berjalan wajar dan menyenangkan. Mereka menikmati suasana
romantis cafe dan pulang hampir tengah malam sebelum akhirnya mereka
bercinta dengan penuh gairah.
Itu dulu. Kini Anna menyelam dalam kebingungan dan kegelisahan bersama
Andre karena satu-satunya proyek harapan itu gagal juga. Dan bank tetap
bersenang hati mengirimkan surat-surat tagihan secara rutin.
Dilihatnya Andre sudah duduk di sebelahnya. Wajahnya sesaat berkerut
serius. Andre membuka lembar demi lembar tagihan itu. Dibacanya dengan hati-hati. Lembar pertama berisi surat dengan jumlah total tagihan. Lembar kedua
berisi surat peringatan lengkap dengan pasal-pasal hukum. Lembar ketiga
penuh angka dan kolom yang cukup rumit. Lembar keempat dan seterusnya
angka-angka itu semakin rumit dan lebih mengerikan. Lembar terakhir somasi
pengacara bank yang membuatnya menjadi gila! /Ini sudah di luar batas. Aku
tak akan sanggup membayarnya. /
Anna hanya menatap Andre. Wajah pria disampingnya itu benar-benar
tenang. /Apa kau akan tetap tenang Andre, bila tahu apa yang mereka lakukan
padaku tadi./ Ia bergidik kembali , bulu kuduknya meremang saat teringat
betapa kasar jari itu. Anna, bagaimana kalau untuk sementara waktu kau dan Rachel tinggal di
rumah orang tuamu, Andre berkata sambil tetap menatap kertas-kertas bank
tersebut. Aku akan membereskan ini semua dan kau bisa kembali kemari bila
semua masalah ini telah berakhir.
Tidak Andre. Itu tak akan menyelesaikan masalah.
Tapi kau tak akan terganggu.
Aku memang terganggu dengan keadaan kita ini, tapi aku tak mau tinggal
di rumah orangtuaku. Apa kau akan tahan dengan semua ini Anna" ditatapnya wajah istrinya
itu. Sudah kukatakan aku tak mau tinggal di rumah orangtuaku, Anna berkeras
dengan keputusannya. Andre terdiam sambil menghindari tatapan istrinya.
Aku ingin tetap bersamamu Andre. Kita akan hadapi ini semua bersama-sama, Anna menggenggam tangan Andre. /Aku mencintaimu sejak saat kau
memintaku menjadi istrimu./
Andre kembali memperhatikan tumpukan kertas di tangannya, Baiklah,
tapi kau harus bersabar. Ini semua akan berlangsung tidak menyenangkan. Aku
akan berusaha menyelesaikan semuanya secepat mungkin, Andre berkata
dengan perasaan tidak yakin.
/Ini semua akan semakin berat bagimu Anna./
*/2/* Mungkin memang cuacanya yang kurang bersahabat. Sejak ia bangun tidur,
matahari tak tampak. Angin berhembus kencang. Mendung kelabu di langit
namun tak turun hujan. Saat ia mencoba bangkit dengan mempelajari ulang
kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan managemen di bawah pimpinannya,
datang beberapa amplop coklat. Isinya tagihan tunggakan pajak. Ada beberapa
kekeliruan dalam laporan pajak. Masalah seperti ini biasanya cukup
diselesaikan dengan beberapa tombol dari telepon kantornya dan Michel,
akuntingnya akan tergesa-gesa memasuki ruangannya untuk menyelesaikan
semua kerumitan pajak itu.
Tapi itu dulu. Kini ia seorang diri. Herald belum datang walau hampir
tengah hari. Mereka berdua memiliki lebih dari lima puluh persen saham
perusahaan. Herald seorang programmer andal namun nol besar masalah pajak
dan angka-angka. Ia hanya tahu bermpimpi besar tentang mega proyek dan
mencoba mewujudkan semua mimpi-mimpinya itu dengan mengetik barbaris-baris source code dalam software ciptaan mereka.
Saat ada kekeliruan pajak, ia hanya berkata serahkan saja pada Michel. Ia
kita gaji untuk itu . Hingga kinipun Herald tak akan pernah bisa memahami
pentingnya pajak. Bahkan bila Andre tidak berusaha mempelajari laporan
keuangan perusahaannya, ia tak akan pernah tahu bahwa Michel pernah
mencoba memanipulasi cashflow perusahaan untuk mendapatkan pajak
masukan dari Kantor Pajak. Jumlahnya tak main-main. Cukup untuk sebuah
villa mungil di perbukitan dengan pemandangan kebun teh di sekitarnya.
Pernah suatu hari Herald berkata dengan bangga kurangi laba perusahaan
maka kau akan mendapatkan penghematan pajak. Itu terjadi saat ia dipaksa
Andre untuk mengikuti seminar perpajakan selama tiga hari. Herald
menolaknya tetapi Andre memaksanya untuk ikut. Herald datang hari per
tama dan mendengarkan kata kata kebanggaanya itu dari pembicara seminar. Hari
kedua dan ketiga ia sudah terpekur di kamar kerjanya menekuni baris-baris
programnya kembali. Tanpa pernah tahu apa yang harus dilakukan agar kalimat
kebanggaannya itu bisa direalisasikan dalam perusahaan mereka.
Andre yang berusaha melakukan pengalihan-pengalihan investasi ,
membolak-balik kolom neraca dan laba rugi sebelum akhirnya ia bisa tersenyum
puas pada akhir tahun saat mereka berhasil melakukan penghematan pajak.
Saat Andre sedang mengamati laporan pajak, pintu ruang kerjanya terbuka.
Herald muncul dengan tas hitamnya.
Siang, Andre.Apa yang sedang kau baca itu " katanya sambil melangkah
menuju meja kerjanya. Tagihan pajak Herald tersenyum sambil membuka tas laptopnya, kantor pajak dan bank
sama-sama mempunyai kebiasaan menyakiti kita rupanya.
Ini akan menjadi masalah Herald Andre berkata agak ketus, kesal dengan
sikap Herald yang tidak pernah ambil pusing. Dilihatnya Herald sedang
membungkuk mencari-cari kabel power di kolong meja. Andre kembali menatap
kertas-kertas di mejanya berusaha mencocokkan tagihan pajak dengan laporan
keuangan mereka. Sejak seluruh karyawan dikeluarkan termasuk Michel, Andre
bukan saja pemilik perusahaan dan dewan direksi namun juga merangkap
menjadi akunting. Harusnya Michel tidak kau keluarkan Andre. Kita masih membutuhkannya.
tiba-tiba Herald sudah tegak kembali.
Itu keputusan kita bersama Herald. Bukan aku yang memutuskan.
Ya, tapi kau yang mengusulkan. Aku sama sekali tak tahu masalah angka-angka. Aku percaya padamu. Aku pikir kau cukup andal untuk menangani itu
semua tanpa Michel, Herald mencondongkan tubuhnya menghadap Andre,
Namun ternyata kau kesulitan juga ya tanpanya.
Andre diam tak menjawab. Percuma membahas pajak bersama Herald.
Herald mengantungi ijazah akunting namun lebih memilih software dalam
hidupnya. Andre seringkali heran bagaimana mungkin Herald bisa memperoleh
ijazah dalam bidang akutansi sedangkan ia sama sekali tak tahu rumitnya
angka-angka keuangan. Ia hanya tertarik pada baris terakhir laporan laba rugi.
Bila pada baris tersebut tertera angka besar, ia akan tersenyum puas dan bila
tertera tanda kurung ia akan langsung bertanya apa yang membuat kita rugi
Andre. Tolong jelaskan padaku.
Beberapa kali laporan triwulan mereka dihiasai kerugian yang dapat menipu
pajak. Kerugian karena investasi yang dilakukan perusahaan.Itu semua ulah
Andre. Andre tahu laba perusahaan yang dialihkan untuk investasi produktif
akan menghemat pajak namun Herald tidak. Laba rugi perusahaan selalu minus
namun aset mereka akan terus membengkak tumbuh.
Bagaimana database Sephor Co" Andre bertanya tanpa mengindahkan
ucapan Herald tadi. Cukup baik. Ada beberapa yang harus kubereskan. Detail kecilnya cukup
memusingkan. Tapi aku berjanji software kita kali ini benar-benar aman dan
tanpa bugs. Herald berkata dengan penuh percaya diri.
Baguslah pikir Andre. Sephor Co perusahaan besar yang bonafid. Bisnis
retailnya terus merambah kota-kota di seluruh negeri dari barat hingga timur.
Pembayaran mereka selalu tepat.
Kita membutuhkan uang segar untuk sekedar bertahan hidup. Pajak harus
mengalah dulu. Pembayaran dari Sephor Co bisa dialihkan sebagian untuk
membayar cicilan bank. Beberapa menit kemudian mereka berdua sudah menekuni pekerjaannya
masing-masing. Mereka saling duduk berhadapan. Meja Andre di sebelah utara
dan Herald di sisi selatan ruangan besar itu. Andre berkutat dengan angka-angka dan kertas-kertas. Herald berkutat dengan baris-baris program.
Kacamatanya sesekali dinaik turunkan tanda sel-sel otak di kepala Herald
sedang bekerja keras. Setelah cukup puas memilah rekening-rekening mana saja yang bisa diutak-atik untuk pembenahan laporan keuangan, Andre menyandarkan punggungnya.
Ditatapnya ruang kerja di sekelilingnya. Lemari besar di belakang Herald masih
tetap di sana. Lemari besar itu berisi seluruh dokumen kontrak pekerjaan yang
pernah mereka dapat. Lemari itu bukti perusahaan mereka pernah mengalami
masa-masa jaya. Dua buah bingkai foto Anna dan Rachel di meja Andre juga masih a
da. Pena emas yang setia menanda tangani seluruh kontrak kerjanya juga masih ada di
tempatnya seperti biasa. Karpet tebal ruang kantornya masih lembut bagi
kakinya yang telanjang. Andre selalu mempunyai kebiasaan melepas sepatu
saat bekerja. Kaca ruang kantornya masih berembun karena AC juga masih
seperti sedia kala. Semuanya tetap seperti biasa. Seperti dulu. Tak ada yang
berubah. Aku tak ingin kehilangan ini semua. Aku mencintai ruangan ini. Aku
mencintai kehidupanku. Aku mencintai pekerjaanku, pikir Andre dalam
benaknya. --- Sore itu Andre berjalan di sisi trotoar keluar kantornya. Ia menuju
stasiun terdekat. Kereta listrik menjadi bagian hidupnya saat ini. Setelah ia dan
Herald memutuskan untuk menjual seluruh aset perusahaan dan
memberhentikan karyawan mereka, Andre tak ubahnya pegawai kantor biasa.
Setiap pagi dan sore ia berjalan tergesa-gesa mengejar jadual kereta listrik
yang selalu penuh sesak dan panas meskipun kereta itu dilengkapi pendingin
udara. Kadang sepatunya terinjak-injak oleh penumpang yang berjubel. Kadang
telinganya harus bersabar menahan pekik tangis anak kecil atau celotehan para
karyawan wanita lengkap dengan tawa-tawanya sepanjang perjalanan.
Beberapa kali matanya menjadi saksi pelecehan seksual. Pernah ada seorang
wanita berdiri diam tanpa bisa bergerak karena pantatnya ditempel ketat oleh
paha seorang laki-laki di tengah-tengah himpitan penumpang lainnya. Di lain
hari pernah seorang lelaki berdiri bagai patung dengan posisi yang aneh.
Awalnya Andre mengira karena penumpang yang berjubel, namun beberapa
saat kemudian Andre mengetahui alasannya. Tangan penumpang pria itu
bersender tenang di blazer penumpang sebelahnya. Tepat di bagian payudara.
Kehidupan yang tidak beradab begitu awalnya ia berpikir. Namun beberapa
bulan kemudian ia sudah terbiasa dengan itu semua.
Aku pun menjadi bagian kehidupan yang tak beradab, pikir Andre pada
suatu perjalanan menuju kantornya. Pagi itu ia sudah berlari-lari hampir
tertinggal kereta listrik. Sesaat sebelum pintu kereta menutup ia berhasil
meloncat masuk. Kereta mulai berjalan perlahan dan karena hampir terjatuh ia
menyambar lengan penumpang lainnya. Saat pintu kereta itu sudah tertutup
dan deru kereta serta pendingin udara terdengar ia mendapati lengan yang
disambarnya ternyata milik seorang wanita. Usianya sekitar tiga puluh tahun
dengan wajah menarik dan rambut tergerai sebahu. Aroma cologne tercium
dari lehernya yang jenjang. Katun tipis seragam kerjanya menempel erat
dengan kemejanya. Andre bahkan bisa merasakan hangat kulitnya. Perjalanan
menjengkelkan itu berbalik menjadi perjalanan yang menyenangkan.
Diiinn..diiiiinnn &.!
Tiba-tiba sebuah suara klakson mobil yang melintas mengagetkannya.
Lamunannya buyar. Setelah beberapa menit berjalan melintasi taman kota,
dilihatnya gedung stasiun sudah tampak di depan dan Andre bergegas masuk.
Dibelinya tiket dan ia bergegas naik ke lantai tiga mengikuti tangga berjalan.
Keretanya kadang tiba mendahului jadwal dan ia tak mau tertinggal.
Kereta listrik hilir mudik melintas dari berbagai jurusan. Ia masih
mempunyai beberapa menit lagi. Keretanya belum tampak dalam layar tunggu
di papan elektronik yang tergantung di langit-langit stasiun.
Andre duduk di bangku tunggu. Kepalanya mulai berpikir. Harusnya ada
beberapa yang bisa diutak-atik untuk menutupi tagihan pajak. Hingga kini
Andre tak habis mengerti bagaimana perhitungan pajak tidak sama dengan
perhitungan akuntansi. Ia mendesah pelan sibuk berpikir. Dikeluarkannya
sebatang rokok dan dibakarnya. Ditengah hiruk pikuk kehidupan metropolis ini,
duduk seorang diri sambil menikmati sebatang rokok dan mengamati kesibukan
di sekitarnya menjadi kebiasaan Andre yang baru.
Sambil duduk Andre mengingat-ngingat lagi beberapa laporan keuangan
yang disiapkan Michel beberapa saat sebelum akuntingnya itu dikeluarkan.
Ia teringat Michel pernah mencoba memanipulasi cashflow perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan pajak dan memasukkan ke dalam sakunya
sendiri tanpa sepengetahuan Andre dan Herald. Andre memeriksa ulang
semuanya saat itu dan setelah yakin ia meman
ggil Michel. Dalam ruangan kerja Andre yang dingin saat itu, peluh Michel membasahi
dahinya. Ia tertangkap basah melakukan kecurangan di saat yang tidak tepat.
Bawahannya itu telah membayar uang muka sebuah villa mungil. Villa itu
terletak di perkebunan teh dengan lapangan golf dan klinik spesialis di dalam
komplek. Michel akuntingnya yang handal dan efesien. Pagi itu Michel telah
memegang uang yang akan dibayarkannya untuk pelunasan villa idamannya
tersebut. Lebih tepatnya villa idaman istrinya. Namun Andre bukan saja
seorang system analis yang akrab dengan dunia software dan chip-chip
elektronik namun juga jeli melihat angka-angka. Parahnya ia sangat tertarik
dalam dunia akunting dan ini yang merepotkan Michel untuk melakukan
kecurangan-kecurangan seperti yang kerap ia lakukan di perusahaan tempatnya
bekerja sebelum bergabung di perusahaan Andre.
maaf Andre, aku telah berkianat padamu. Uangnya ada padaku belum aku
bayarkan ke developer. Michel berkata tersendat-sendat.
Apa kau pernah melakukan hal ini sebelumnya Michel" tanya Andre tegas.
Tidak. Tentu saja tidak Andre.Istriku menginginkan tempat peristirahatan
dan ia memilih villa itu. Kami mempunyai tabungan. Semua sudah aku
bayarkan. Namun masih kurang. Ada celah dalam laporan pajak. Aku
memanfaatkannya. Aku hanya ingin menyenangkan istriku.
Kau pernah membayangkan rasanya di dalam penjara Michel" Andre
bertanya dingin. Andre ingat peluh Michel makin berkucuran saat itu.
Aku bisa mengirim ini semua ke polisi dan Herald pasti hanya mengangguk
setuju saja Maafkan aku Andre. Akan aku kembalikan uang itu.
Tidak semudah itu Michel. Kau telah melakukan kesalahan. Aku tak ingin
kau lari dari permasalahan ini.
Aku mohon Andre. Aku lakukan apa yang kau inginkan tapi jangan
perpanjang masalah ini. Andre ingat sekali Michel terduduk lemas menatap
dirinya. Lalu bagaimana dengan istrimu. Apakah ia tak akan menanyakan mengapa
villa itu tidak jadi kalian miliki"


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku akan berterus terang dengannya. Sayangnya dalam kontrak disebutkan
bila kami tidak melunasinya, maka uang yang telah kami bayarkan tidak dapat
ditarik kembali. Pagi itu di ruang kerja, Andre menatapnya lama. Michel akunting cerdas dan
berbakat tapi moralnya sangat lemah. Sayang sekali ia masih membutuhkan
tenaganya. Bila tidak tentu berkas-berkas di tangannya ini sudah ia bawa ke
polisi. berapa usia istrimu Michel"
Andre bisa melihat wajah Michel yang keheranan. Bawahannya itu hanya
tertegun tak menjawab. Mungkin ia bertanya-tanya apa hubungan ini semua
dengan pertanyaan yang diajukan dirinya.
aku tanya berapa usia istrimu .
dua tiga. bagus. Apa kau ingin villa itu menjadi milikmu"
Michel masih terdiam. Bingung dengan semua percakapan mereka saat itu.
Salah jawab berarti ancaman penjara.
Tentu saja Apakah kau ingin aku tidak membawa kasus ini ke polisi"
Tentu. Tentu Andre. istrimu cukup menarik Michel. Aku pernah melihatnya berbincang-bincang
dengan kau saat di pesta undangan tempo hari.
Ia bisa melihat wajah Michel yang berkerut.
Ehm, apa yang kau inginkan Andre" Michel bertanya dengan wajah bodoh.
Sesaat kemudian Andre mengajak Michel ke caf" kecil di lantai bawah
gedung perkantoran mereka.
Pembicaraan itu berlangsung singkat. Michel hanya diberi tahu untuk
membawa istrinya, Yammy ke villa kecil itu. Dan ia harus segera meninggalkan
istrinya di sana selama beberapa hari. Andre akan memberi tahu Michel kapan
dan bagaimana isterinya bisa dijemput kembali.
Setelah pertemuan itu Michel terduduk lemas tak bergerak di bangku cafe.
/Dasar play boy!/ /Namun ini satu-satunya jalan. Isterinya sangat menginginkan villa
tersebut./ Aku mencintai isteriku. Aku ingin ia berbahagia. Mungkin kalau aku berusaha
jujur dengannya ia bisa mengerti, pikir Michel. Kepalanya terasa berdenyut-denyut. /Bagaimana aku harus mengatakannya ke Yammy"/
Ding! Dong! Bunyi keras dari papan elektronik di langit-langit stasiun
membuyarkan lamunan Andre. Ditatapnya papan itu. /Sial!/ Andre bangkit dari
duduknya dan berlari menuju tangga turun sambil membuang rokok di
tangannya. Harusnya jalur 2 tempat keretanya data
ng namun papan elektronik
itu menunjukkan keretanya akan memasuki jalur 4. itu artinya ia harus
berpindah ke sisi seberang stasiun melalui lantai dua melintasi kolong rel.
Ia berlari cepat. Tas dalam genggamannya terayun-ayun. Dengan terengah-engah ia melintasi lantai dua dan menuju tangga naik ke jalur 4. Dalam
eskalator tubuhnya berjejalan dengan penumpang lain yang berebut naik takut
tertinggal kereta. Sudah tak diindahkannya sepatunya yang berkali-kali terinjak
penumpang yang mempunyai tujuan sama itu. Mereka semua sama seperti
dirinya. Tertipu jalur kereta yang berpindah di luar kebiasaan. /Inilah
kehidupan metropolis!/ Perjuangannya tak sia-sia ia berhasil mencapai lantai tiga tepat saat kereta
itu memasuki stasiun. Ia memperoleh tempat duduk di pojok. Dalam sekejap
kereta yang kosong itu langsung penuh dengan berbagai ragam manusia. Tawa-tawa karyawan muda dan celoteh-celoteh penumpang lainnya seperti biasa
mulai memasuki telinga Andre. Ia mencoba meluruskan duduknya agar nyaman
dan menutup matanya. /Aku harus sabar. Ini semua hanya sejenak saja.
Setelah semua hutang-hutang itu beres kehidupanku akan kembali lagi./
Malamnya setelah menemani Rachel menonton Bart Simpson, Andre
merebahkan tubuh di sisi Anna. Gaun tidurnya yang berwarna pualam kelihatan
serasi dengan kulit tubuhnya. Selintas tercium aroma PerryWoman dan Andre
memeluknya, Kau sudah mengantuk Anna"
Kenapa" Andre tak menjawab hanya tangannya mengelus-elus lembut pinggul Anna.
Jangan sekarang...aku lelah Andre...
--- Yammy menunggu di teras villa mungil itu. Ia belum pernah bertemu
Andre. Saat di pesta undangan beberapa minggu lalu, suaminya telah mencoba
mencari-cari Andre untuk diperkenalkan tapi tidak bertemu hingga akhir pesta.
Dipandangnya pemandangan di sekitarnya. Kebun teh yang indah dengan
hawa sejuk pegunungan. Aku menginginkan tempat ini Michel, aku akan
lakukan apapun untuk mewujudkannya, pikir Yammy.
Michel sudah menceritakan semuanya. Sulit dan agak gila mencoba
memahami semua yang didengarnya. Dirinya di sini bersiap-siap menukar
kemolekan tubuhnya dengan villa ini. Diteguhkan hatinya. Tugasnya sekarang
ialah di sini menunggu apa yang akan terjadi dan sesudahnya mereka berdua ,
Yammy dan Michel akan memiliki villa ini untuk selamanya.
Yammy masuk ke dalam villa dan melihat-lihat kembali perabot di
dalamnya. Sudah berulang kali ia melakukannya sejak datang tadi namun tak
bosan-bosannya ia mengagumi semua perabot indah itu. Sofa yang nyaman.
Lemari kayu yang anggun dan meja makan mungil dari kaca yang cantik.
Susunan gelas kristal yang cantik ada di pojok lemari. Entah mengapa ia sangat
menyukai bentuk gelas itu. Ia menyukai gelas dan cara gelas-gelas itu tersusun
bertingkat yang rapi. Dibukanya pintu kamar. Dikaguminya dinding kamar berwarna jingga dengan
ornamen kayu gelap itu. Ia akan menggantung beberapa foto pernikahan
mereka di dinding. Kamarnya cukup luas dengan meja rias di pojok dan pintu
kamar mandi di sisi lainnya. Di sebelah pintu kamar mandi ada ranjang
berseprei putih bersih dengan bed cover jingga. Kelihatannya ranjang yang
nyaman. Ranjang! Ia merinding membayangkan apa yang akan terjadi selama
beberapa hari nanti antara dirinya dan Andre.
Beberapa jam kemudian setelah duduk bermalas-malasan menonton
televisi, telepon berdering.
Diangkatnya gagang telepon.
Kau Yammy " sebuah suara pria terdengar dari seberang.
/Andre kah ini "/ Ya. Ini siapa" Marion. Ya & Yammy tak mengerti apa yang harus diucapkan. Ia tak mengenal
seseorang yang bernama Marion. Hanya Michel dan Andre yang tahu
keberadaannya di villa ini.
Kau bisa komputer" Ya. Cukuplah. Ada apa" Yammy masih kebingungan.
Kau tunggu di sana. Andre beberapa saat lagi tiba. Ia membawa laptop.
Kau cari folder bernama Zino. Kopi seluruhnya ke flashdisk. Kau bisa" suara itu
terdengar bernada perintah.
Ya. Itu mudah. Tapi siapa kau" Aku tidak mengenalmu dan tak ada
flashdisk di sini. Kau buka lemari dengan susunan gelas kristal di ruang makan. Dibaliknya
ada flashdisk. Suara itu tidak mengindahkannya.
Ya. Tapi kau siapa" ... .....aku siapkan sepuluh ri
bu dollar. Begitu aku terima flash disk itu kau
akan terima uang itu dalam rekeningmu. Setelah kau copy letakkan flashdisk
itu di tempatnya kembali suara itu masih bernada perintah, 442-787449 itu
rekeningmu kan" siapa kau sebenarnya"
/bahkan ia mengenal nomor rekeningku./
bagaimana kalau kau membohongiku" Yammy mendesak. Ia tak mau
dipermainkan oleh orang yang tak dikenal.
aku selalu mematuhi perkataanku sendiri. Bila kau meragukan aku, lebih
baik aku bawa berkas-berkas suamimu ke polisi! suara itu terdengar
mengancam. Lakukan perintahku. Kau dapatkan uangmu..
Klik! Telepon terputus. Yammy menatap gagang telepon itu. Semuanya makin terasa aneh dan
membingungkan. Ia di sini untuk menyelesaikan masalah Michel dan kini ia
harus berlaku seperti seorang agen rahasia mengendap-ngendap untuk mencuri
file. Jelas orang itu mengetahui juga penipuan yang dilakukan Michel.
Ia ingin menelpon Michel namun ditundanya.
/Ada baiknya aku menyimpan uang itu sendiri tanpa sepengetahuan Michel./
Ia melangkah menghampiri lemari dengan susunan gelas kristal bertingkat
itu & Beberapa jam kemudian sebuah mobil memasuki pekarangan villa. Yammy
mengintip dari balik jendela. Seorang pria turun. Pria itu berkacamata
berambut lurus dan tinggi. Kemejanya birunya terlihat kusam.
Pintu depan terbuka. Pria itu melangkah masuk dan mendapati Yammy
duduk di sofa menatapnya.
Yammy, apa kabar" Aku Andre , pria itu tersenyum. Ia membawa tas kulit
coklat. /Pasti itu laptop./ Baik. Aku Yammy. Nah, apa kita mulai sekarang" Yammy langsung pada
pokok persoalan. Ia tahu apa yang diinginkan Andre untuk menutup kasus
suaminya. Tiga puluh menit kemudian mereka sudah berbaring dalam diam. Ranjang
itu sudah acak-acakan. Yammy menatap tubuh telanjang yang tertidur pulas di
sisinya dengan pandangan jijik.
/Bos suaminya ini bukan ahli dalam bercinta./
Ia masih harus melakukan satu tugas pribadinya. Setelah yakin pria di
sisinya tertidur pulas, Yammy bangkit dari ranjang, membuka laptop, mencari
folder Zino, dan memindahkannya ke dalam flashdisk yang telah ia siapkan di
laci meja rias. Selama tiga hari ia melayani nafsu liar bos muda tersebut. Dua hari setelah
itu semua berakhir ia mampir ke bank dan mendapati tambahan sepuluh ribu
dollar di rekeningnya. /Thanks God, aku ingin membeli liontin berlian. //Pasti serasi dengan gaun
pesta merahku. Thanks Marion, siapapun engkau.../
----- Herald berjalan tergesa-gesa memasuki ruangan dengan wajah ceria.
Dilihatnya Andre sedang sibuk menghadap komputer di ruang kerja kantornya
yang dingin. Thanks Andre. Wanita itu luar biasa. Aku hanya mengaku menjadi dirimu
dan ia membuatku hampir gila. Tiga hari yang liar &haha.. Herald
memamerkan deretan giginya. Wajahnya tersenyum puas. o..iya, lihat ini,
lanjut Herald sambil mengeluarkan benda hitam dari tasnya. Aku membawanya
sebagai kenang-kenangan.Ia wanita yang haus sex &.
Andre mengamati benda di tangan Herald itu. Celana dalam wanita dengan
penuh rendra seperti jaring ikan. Andre tersenyum melihat tingkah Herald
itu. /Kain itu seharga source codemu. Aku menjualnya ke pesaing Zino. //Aku
memperoleh berkali-kali lipat dari sepuluh ribuku. Dan kau tak kan pernah tahu
Herald./ -----*/3/* * * Andre bersandar dengan tumpukan bantal dalam kamarnya. Pikirannya
bekerja keras. Belum satupun proyek yang didapatnya. Belum satupun email
lamaran kerjanya yang dibalas. Ia belum memberitahu Herald bahwa ia
melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan besar. Herald masih terbenam
dalam source codenya tanpa pernah tahu program sehebat apapun akan tak ada
artinya tanpa marketing yang bagus. Semua kekusutan ini harus dihentikan.
Tapi ia tak tahu caranya. Andre hanya harus bersiap-siap dalam kondisi
terburuk demi hidup keluarganya, dan melamar pekerjaan bukanlah hal yang
bodoh untuk situasi ini. Dulu di saat usaha melaju mulus, ia bahkan sempat
memperoleh tambahan dari berjualan software yang dicurinya dari Herald
dan itu bernilai puluhan ribu dollar. Kini di saat usahanya bangkrut dan
mencoba melamar pekerjaan, gaji yang ditawarkan seharga uang yang biasa
dihabiskannya dalam sema lam kala bersenang-senang!
Tumpukan tagihan bank tergeletak di ujung meja rias. Ia menatap lembaran
kertas itu dengan gelisah. Tadi sepulang kantor, isterinya mengeluh karena
orang-orang berperawakan kasar itu datang lagi ke rumahnya padahal baru tiga
hari yang lalu mereka datang. Mereka mencarinya dan menunggu hingga larut
malam. Untunglah Andre pulang lewat tengah malam.
Dilihatnya Anna yang sudah terbangun dari tidur. Ia menyisir rambutnya di
hadapan cermin rias. Pantat isterinya kelihatan padat dibungkus gaun tidur
yang kusut. Dari cermin Anna melihat Andre berselonjor lurus menatap ke arahnya.
Matanya menampakkan kelelahan. Gurat-gurat di wajah Andre yang tampan
juga memberikan kesan keletihan atas hidup yang dijalaninya.
/Aku mempunyai banyak dosa terhadap pria ini. Tapi Tuhan tolong jangan
sakiti suamiku dengan cara seperti ini./
Anna, kau tahu aku mencintaimu. Kemarilah sayang, aku ingin bercinta..
Tiba-tiba Andre sudah bangkit dan menghampiri isterinya. Ia mengelus lembut
pinggul Anna. aku juga mencintaimu Andre desah Anna dengan suara serak. /Aku tidak
ingin kau disakiti pria-pria kasar dari bank itu./
Merekapun bercinta namun Anna merasakan tiada gairah dalam dirinya.
Persetubuhan itu berlangsung singkat. Saat mereka selesai, mereka hanya
saling berbaring di ranjang menatap langit-langit kamar. Semuanya kini
berbeda. Tidak ada kegairahan lagi. Semua telah menjadi rutinitas yang
membosankan. ----- Hari ini hari Senin di bulan September, Andre berangkat ke kantor pagi-pagi. Ia tahu banyak hal yang harus diselesaikan. Ia juga tahu hari ini ia akan
gelisah sepanjang hari. Ini hari ketujuh sejak surat tagihan itu datang. Artinya
Anna akan menghadapi mereka sendirian siang ini di rumahnya. Andre sendiri
sudah memindahkan kantornya bersama Herald hingga bank akan kesulitan
menagihnya. Kantor barunya ini kecil. Hanya satu ruangan dilengkapi pendingin ruangan
dan tanpa karpet sama sekali. Namun ia bersyukur sudah memperolehnya .
Bagaimanapun ia harus mengakui dirinya dan Herald adalah buronan bank saat
ini. Ia masih berharap Anna berhasil melaksanakan rencana yang telah mereka
susun jika tukang-tukang tagih itu datang kembali.
Setiba di kantor barunya, ditemuinya Herald sudah asik terbenam dengan
laptopnya. Dalam satu minggu, Andre hanya menemui Herald dua tiga hari di
kantor. Selebihnya Herald tak pernah masuk kantor tanpa Andre tahu kemana
saja rekannya itu. Dilihatnya Herald sesekali menaik turunkan kacamatanya
seperti kebiasaan Herald bila sedang berpikir keras.
Andre menuju meja kerja besar di pojok ruangan, dibuangnya tumpukan
puntung rokok dari asbak. Mejanya selalu penuh abu rokok. Meja Herald selalu
bersih tanpa abu rokok. Herald jarang sekali merokok. programer tidak
merokok itu yang sering diucapkannya.
Setelah duduk di kursi kerjanya dan menyalakan computer Andrepun mulai
terbenam dalam rutinitas pekerjaan. Beberapa peluang ia cari dan ia cocokkan
dengan kemam mpuan mereka. Ia harus segera mendapatkan proyek atau bank akan
menyeret mereka berdua ke dalam penjara.
Pada saat yang sama, Anna sedang mengganti air di vas bunga ketika bel
rumah berbunyi. Jantungnya tiba-tiba berdetak keras. Ia tidak mengharapkan
tamu. Ia sudah tahu siapa yang akan datang sebelum mengintip dari balik
gorden jendela rumahnya. /Mereka datang, semoga rencana kami berjalan
lancar. / Tiga pria berjaket kulit berdiri di teras rumahnya. Ia menyesal membeli
rumah ini. Rumah dengan pagar tanaman bunga-bunga setinggi lutut. Mereka
bertiga cukup melompat kecil saja untuk sampai di teras rumahnya.
Selamat siang Nyonya Andre , pria beraksen timur itu menyapanya ketika
ia membuka pintu rumah. Belum sempat ia menjawab, pria itu mendorongnya
dan melangkah masuk. Anna mengikuti dari belakang tanpa berbicara.
Ia berdiri diam menatap mereka./ Tuhan tolonglah aku./
Nah, Nyonya.Apakah suamimu sudah bisa melunasi kewajibannya" Pria itu
memulai percakapan setelah duduk di sofa sambil menyilangkan kedua
kakinya , oiya, sejak betemu kita belum pernah berkenalan, saya Reynold
tambahnya. saya Fred kata pria berhidung besar
di sebelahnya, dan ini Andre, sama
seperti nama suami anda, sambil menunjuk pria ketiga yang bertubuh sedang
dan berkulit putih.Pria yang terakhir ini masih berdiri sementara kedua
kawannya sudah duduk.

Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anna memperhatikan mereka sambil berdiri. Dari ketiganya, pria bernama
Andre ini yang kelihatan terpelajar. /Mungkin ia pengacara bank. //Yang
lainnya pasti dari perusahaan debt colector./
Sebaiknya anda duduk Nyonya, tidak enak kita berbicara sambil berdiri ,
Andre mempersilakannya dengan sopan sambil membetulkan dasinya.
ia belum bisa melunasinya sekarang, kata Anna pelan. Anna duduk dan
memperhatikan pria ketiga itu mengikutinya duduk. Ia mengalihkan pandangan
dan menatap kedua tamu lainnya. Tatapan mereka liar dan kejam.
apa yang dikatakan suamimu" , Reynold bertanya sambil mengeluarkan
bungkus rokok dari saku jaketnya.
Sudah kukatakan, ia belum bisa melunasinya.
Lalu bagaimana dengan hutang-hutang ini"
Ia akan membayarnya. Tapi bukan sekarang.
Kapan" Belum tahu Dia bilang belum tahu "
Tidak, aku yang bilang. Reynold mendelik. Sekilas Anna melihat bibir Andre menyunggingkan
senyum kecil. Mungkin geli melihat keberaniannya.
Bukan anda yang ditanya! sembur Reynold
Reynold menjentikkan rokoknya di asbak dan melanjutkan, Jadi apa
rencananya" Anna diam tak menjawab. Ruangan hening..
Reynold mencondongkan badannya menatap lurus mata Anna yang
menantang dan kembali bertanya, Baiklah, apa rencana suamimu untuk
hutang ini" Anna tetap diam tak bergeming.
Bangsat! seru Reynold keras. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri
Anna yang masih menatapnya. Sesaat sebelum Reynold menyentuhnya, Anna
menjawab , Tadi kau bilang tidak bertanya padaku.
Reynold tercekat sambil berdiri.
&kau &kau &sial! ujarnya tergagap-gagap dan kembali duduk.
Dipandangnya wajah wanita di hadapannya. Ia geram tapi tak mungkin ia
mencelakakannya. Anna memandang ketiga tamunya. Ia benci melihat tampang mereka.
Pantat Anna terasa panas di sofa. Ruangan itu terasa sempit baginya. Ia ingin
menjawab tapi tak tahu apa yang harus dikatakannya. Ini rumahnya dan
mereka berlaku seenaknya tanpa ia mampu menghentikannya. Dadanya terasa
sesak. /Aku harus bisa bertahan. Aku mencintai Andre. Akan kulakukan semua
rencana kita. / saya ambilkan minum dulu , Anna bangkit dari duduknya. Ketiga pria itu
hanya memandangnya. Diambilnya beberapa cangkir dari meja pantry sementara benaknya sibuk
berpikir. Anna sudah kehabisan akal. Ia terdiam di meja pantrinya, dan
berbalik kembali ke ruang tamu.
apakah kalian akan menunggu Andre pulang hingga larut malam" tanya
Anna berusaha tenang. Ketiga pria itu menoleh dan berkata bersamaan. tentu saja .
/Baik, rencana dimulai./ 09.00 Anna menghidangkan tiga cangkir tersebut. Ketiga pria itu meminumnya
habis. 12:20 Anna menemani Rachel makan.
16.30 Anna menghidangkan kembali cangkir-cangkir baru. Pantatnya sudah panas
duduk diam sementara ketiga tamunya tetap tak bersuara selama berjam-jam. /Apa mereka selalu tahan seperti ini dalam menjalankan tugasnya./ /Aku
sendiri tidak nafsu makan, tetapi mereka harusnya terasa lapar./
19.15 Ini yang ketiga kalinya Anna menghidangkan cangkir kepada mereka.
kau baik sekali Fred kembali bersuara setelah keheningan yang
mencekam. Reynold membolak-balik majalah masih terlihat kesal.
20.10 Ketiga cangkir tamunya sudah tidak berisi. Anna diam duduk di sofanya.
/Tuhan, aku harus tabah. Ini semua aku lakukan untuk Andre. /
21.00 Anna menghidangkan cangkir untuk yang keempat kalinya.
22.10 Anna bangkit dari duduk bergegas kembali ke pantri untuk mengisi cangkir-cangkir tersebut tetapi tangannya diraih oleh sebuah tangan hitam berbulu.
/Tangan itu! Jari yang kasar!/
Anna berbalik menghadap si pemilik tangan tersebut. Ia masih merinding
teringat kejadian beberapa hari lalu dengan jari tersebut.
Tidak usah kau isi lagi. Kami kembali saja. Besok kami akan datang ke mari
pada jam yang sama. Kalau suamimu beritikad baik suruh ia menunggu!
suaranya berat dan matanya meredup. Kelihatannya ia telah bosan menunggu.
Sepuluh menit kemudian saat mereka telah pergi Anna mengambil
handpho ne dan mengirim sms,isinya: mereka sudah pergi. Kau boleh masuk.
23.08 Andre membunyikan bel pintu rumah dan langsung masuk kamar tanpa
berbicara sepatah katapun. Merekapun tertidur dalam keheningan.
---- Keesokan harinya Andre berangkat pagi-pagi. Dua jam kemudian Anna
mendapati ketiga orang itu telah berada di rumahnya.
08:00 Anna duduk diam dengan tiga tamunya.
jadi,dia sudah pergi lagi hah" , Fred memulai sambil mendengus. Matanya
liar menatap sekeliling ruangan. Dipandangnya foto pria dalam bingkai di
dinding ruangan. Reynold terlihat masih kesal dan langsung duduk mengambil
majalah yang sama dengan kemarin.
Selanjutnya.... 09:00 Mereka habiskan kopi panas yang tersaji
11:00 Renold mulai merokok dalam rumah Anna. Asap membumbung tinggi
memenuhi ruangan. Anna benci asap rokok. /Aku harus tetap bertahan./
12:00 Anna menghidangkan tiga cangkir baru dan membawa masuk cangkir-cangkir
lama. 12:10 Anna mengajak Rachel makan siang bersama dan menemaninya bermain
video-game selama setengah jam sebelum kembali ke ruang duduk.
14:50 Anna mengintip ke kamar Rachel, anak itu sudah tertidur pulas dengan stick
game tergenggam di tangannya. Anna lega Rachel tidak bertanya macam-macam tentang tamunya.
15:00 Anna kembali ke ruang duduk dan menemani tamunya dalam diam. Ketiga
tamunya tidak berminat mengajak bicara dirinya dan Anna sendiri bersyukur
atas sikap mereka itu. Fred sudah tertidur pulas di sofa. Reynold bermain catur
dengan Andre. /Mereka bahkan berbekal papan catur dalam menjalankan
tugasnya./ 19:00 Permisi, aku ingin ke toilet, Andre bangkit dari duduknya menghampiri
Anna. Anna melongo kaget menatap tamunya sebelum menunjukkan letak
toilet mereka. 20:00 Anna kembali dalam posisi duduk diam mengamati kedua tamunya bermain
catur. Fred sudah terbangun dan memilih meletakkan pantatnya di batu kolam
depan rumah sambil merokok.
21:00 Anna menghidangkan teh panas. Mercy sibuk mencuci seluruh cangkir
mereka di pantry. 23:00 Suamimu mempermainkan kami ! kata Reynold sebelum bangkit dari
duduk dan pergi bersama kedua temannya.
Andre menambahkan, besok kami kembali.
23: 20 Anna mengirim sms, isinya : kau bisa pulang sekarang.
00:30 Andre datang. 00:40 Andre memeluk Anna dari belakang di ranjang mereka dan mencium
lehernya. Aku ngantuk sekali Andre....besok saja.
Esoknya ketiga orang itu datang kembali. Kali ini Anna mulai bisa
membiasakan diri duduk berlama-lama hingga pantatnya panas dan
berulangkali hilir mudik ke pantry untuk mengganti cangkir.
Malamnya, Kau belum ingin tidur sekarangkan Anna"
dan Anna menghindar menjauh ke tepi ranjang , lelah sekali rasanya
Andre...jangan sekarang...
Hari kesepuluh setelah surat tagihan itu datang, sepanjang siang Anna
menyaksikan rumahnya dipenuhi asap Fred yang tak henti-hentinya merokok
dan malamnya saat Andre sudah mulai mendekapnya.
Ohh..Andre,maafkan aku....aku benar-benar stress dengan ketiga orang
itu....bagaimana bila besok saja....
Dan kejadian itu berulang tiap harinya selama dua minggu lebih.
----*/4/* Andre melangkahkan kaki di caf" X prsso lantai empat puluh Crown
Regency. Pemandangan dari jendela sangat menyenangkan. Lalu lintas dengan
mobil-mobil kecil jauh di bawah. Langit biru dengan awannya seakan mudah
digapai. Hari ini ia ada janji temu dengan Pizzo Rent Car, sebuah jasa
penyewaan mobil yang menguasai bagian timur.
Ia belum pernah bertemu dengan direkturnya, namun ia telah mengirim
sample software aplikasinya dan mereka puas. General Manager kami akan
menemui anda. Ia yang akan mengurus semua kontraknya.
Andre mencicipi kopi expresso pesanannya. Masih panas namun rasanya
menyegarkan. Andre sudah berulangkali berkunjung ke Crown Regency namun
baru kali ini ia mencoba cafe X prsso. Dipandangnya suasana cafe. Belum ada
pengunjung lain, hanya ia sendiri. Di pojok ada meja bar setengah lingkaran
dengan kursi-kursi tinggi dari kayu mahoni. Dindingnya beronamen kayu dengan
bagian bawah dilapis wallpaper merah marron dan pembatas dari kayu hitam
mengkilat. Suasana temaram dengan lampu-lampu yang berada di balik kayu
pembatas mengkilat tersebut. Meja-me
janya terbuat dari kayu dengan marmer
bundar besar sebagai penopangnya. Bangku-bangkunya dari kayu dengan posisi
tegak. Andre curiga pemilik caf" membiarkan pelanggannya duduk dalam tegak
sehingga tidak akan berlama-lama.
Ketika Andre sibuk mengamati detail-detail ruangan tiba-tiba terdengar
sebuah suara. Selamat pagi, anda Mr.Andre", sapa seorang pria bertubuh kecil dengan
setelan coklat , Saya Manuel Parierra. Pizzo Car , lanjutnya sambil
mengulurkan tangan. Andre menoleh bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan bersalaman,
Selamat Pagi. Saya Andre, senang berkenalan dengan anda. Silakan,
Well, Mr Andre, mari kita langsung pada software anda, panggil saya
Manuel saja. Pria itu tersenyum hangat dan menarik bangku di hadapan Andre.
Anda tidak ingin memesan kopi " Tanya Andre ramah.
Tidak. Nanti saja. Terima kasih.
Pria itu mengeluarkan beberapa lembar kertas kontrak pembelian.
Kami sudah mencoba software anda. Sebelum kami membuat keputusan
ada yang perlu kami pastikan terlebih dahulu.
Andre mengangguk sambil tersenyum, silakan
Anda katakan bahwa software anda ini terhubung dengan GPS. Sehingga
kami setiap saat dapat memantau posisi seluruh armada kami.
Itu benar. Well, kami sangat menyukai hal itu. Namun kami belum pernah
mencobanya. Anda hanya memberi sample software dengan kekuatan database
yang luar biasa. Anda tak perlu kuatir. Untuk berjalannya fasilitas itu, anda membutuhkan
perangkat mini kami. Perangkat itu yang akan menghubungkan software kami
dengan satelit. Sayangnya, kami hanya dapat memberi perangkat tersebut
kepada anda saat anda sudah menjadi klien kami.
Pria dari Pizzo Car itu mendengarkan dengan tenang, bisa anda tunjukkan
alat itu" Andre mengeluarkan kotak hitam dari tas laptopnya. Kotak itu mempunyai
lubang kecil di atasnya dengan lampu berbentuk segitiga.
mari kita lihat cara kerja alat ini. Anda membawa CD kami" tanya Andre.
Manuel Parierra merogoh CD dari balik saku jasnya dan menyerahkannya
pada Andre. Saya install dulu, kata Andre sambil mengeluarkan laptopnya.
Beberapa menit kemudian mereka berdua menatap bar berkedip- kedip
bergerak ke arah kanan dalam layar komputer. Proses install ini satu menit
lamanya, jelas Andre sambil mendorong laptopnya sehingga mereka berdua
bisa lebih jelas mengamati layar.
Well sudah selesai. Mari kita lihat software anda ini.
Sesaat kemudian gambar logo Pizzo Car muncul di layar. Setelah Andre
mengetik password , gambar peta dengan kotak dialog di kanannya muncul.
Anda bisa merubah password ini sesukanya. jelas Andre.
Beberapa menit kemudian mereka sibuk mengamati layar laptop. Gambar
peta terpampang di hadapan mereka dan berbagai wilayah dalam jelajah
armada Pizzo Car dicoba satu persatu. Pria dari perusahaan persewaan mobil
itu terkagum-kagum mengamati layar di hadapannya. Bahkan ia dapat melihat
siapa pengemudi tiap kendaraan yang disewa. Perangkat ini sangat luar biasa.
Ia menyukainya. Kini General Manager Pizzo itu sedang mengamati sebuah titik berkedip
setelah ia memasukkan sebuah nomor ID kendaraan. Di layar tampak tanda
lokasi kendaraan tersebut diam tak bergerak. Ia mengkliknya dan melongo
melihat betapa jelas dan canggihnya software ini. Kendaraan itu sedang dicuci
di pelataran parkir kantornya yang berjarak ribuan mil dari laptop di
hadapannya itu. Ini kendaraan direktur kami, jelasnya.
Andre mengangguk dan berkata, Tentu saja, kendaraan anda harus
dilengkapi GPS untuk dapat terpantau, jelas Andre.
Pria di hadapannya tak menjawab dan masih menatap layar di hadapannya
dengan penuh semangat sebelum akhirnya ia berkata, Well, kami membeli
aplikasi anda. Software dengan database kuat dan terhubung GPS. Memang itu
yang kami butuhkan, kata Manuel sambil tersenyum.
Oiya, kalau boleh tahu apakah anda mempunyai kontrak jangka panjang
dalam persewaan bandwith pada foto satelit" lanjutnya.
Tentu saja. Dua tahun, jawab Andre singkat, berarti masih berlaku
setahun lagi dari sekarang.
Apakah setelahnya, anda akan memperpanjang lagi Mr Andre"
Tergantung anda. Bila anda perpanjang kontraknya maka kami perpanjang
kontrak foto satelitnya. Pria itu kembali tersenyum puas, well, kita deal. Kami beli produk ini. Ia
mengulurkan tangannya dan Andre menyambutnya bersalaman.
Setelah membereskan laptopnya kembali, Andre menawarkan kopi bagi
tamunya, Anda suka expresso"
Bolehlah, Sementara Andre memanggil pelayan, Manuel mempersiapkan lembar-lembar kontrak pembelian. Beberapa menit kemudian Andre telah
mendapatkan kontraknya dan mereka berbincang-bincang sebelum akhirnya
menyudahi pembicaraan mereka.
Mr Andre, terima kasih untuk presentasinya. Anda bisa cek transfer kami
besok setelah anda buka keylock aplikasinya, Mr.Manuel bangkit
menyalaminya sebelum melangkah pergi.
*/5/* ---- Andre merasakan pagi ini lebih baik dari kemarin. Kontrak dengan Pizzo
Car membuka kesempatan baru baginya untuk bangkit. Hari ini ia tak pergi ke
kantor barunya. Rachel dan Mercy masih di sekolah. Andre melirik jam
tangannya dan memutuskan untuk memeriksa email di cafe internet.


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anna, aku cek email dulu. Siang nanti aku kembali sebelum Rachel
datang, kata Andre sambil melangkah keluar rumah.
Baiklah. Hati-hati Anna sibuk di dapur dan ia menjawab dengan datar.
Hatinya masih tidak tenang memikirkan kemungkinan ketiga tukang tagih itu
akan datang kembali ke rumahnya.
---- Setelah memeriksa email dan mendapati tak ada satupun emailnya
dibalas Andre membuka site-site lowongan kerja selama beberapa menit.
Dikirimnya beberapa lamaran kerja. Setengah jam kemudian Andre membuka
jendela chatting. Dikunjunginya beberapa ruang chat. Ada beberapa ruang yang
isinya obrolan jorok dan Andre menghindarinya. Ia buka salah satu ruang chat
yang lain dan mulai mengetik
[wisdom]hi. .. asl pls dibukanya ruang chat yang lain dan diketiknya
[wisdom] hai &asl pls
dan beberapa ruang chat yang lainnya dengan kata kata yang sama.
Setelah menunggu beberapa menit dan tak ada yang menjawab, ia buka
site-site perusahaan mobil. Ia selalu menyukai mobil-mobil eropa terbaru meski
untuk sementara ini itu semua tak mungkin ia miliki.
Empat puluh menit kemudian, ia sudah merasa bosan. Tak satupun chat-nya
yang dibalas. Ketika ia memutuskan untuk menutup ruang-ruang chat tersebut
tiba-tiba muncul deretan huruf jingga di layar
[janet] hello wisdom. How r u"
[janet] masih ingat"
Andre memperhatikan deretan huruf tersebut dan ia tersenyum.
/Akhirnya../ [wisdom] yup. janet textile kan"
[janet] banyak janet lain ya"
[wisdom] gak kok. Cuma kamu
[janet] banyak juga gpp kok
[wisdom] gpp apaan sih"
[janet] ga apa apa [wisdom] ooo... [janet] u dimana [wisdom] cafe net [janet] sama dong [wisdom] bolos kerja"
[janet] yup.lagi bete [wisdom] sama dong.kenapa"
[janet] bosan aja gawe terus.
Andre menatap tulisan itu. /Aku tak akan bosan dengan pekerjaan, aku
butuh penghasilan sebanyak-banyaknya sekarang./
[janet] woi...kok bengong
[wisdom] sorry. u ada no hp
[janet] 0829966789 /bahkan ia tak jual mahal seperti netters yang lain bila diminta no hp./
[wisdom] 0829 966 788 [janet] hah" [wisdom] kenapa" [janet] boonk ya [wisdom] gak kok.bener.coba aja
Satu menit kemudian handphone Andre berbunyi. Ada sms, isinya : tukang
boonk ya dilihatnya nomor pengirim. Janet!
[janet] dah sampai" [wisdom] dah [janet] apa isinya" [wisdom] tukang boonk ya
[janet] J [wisdom] jelek [janet] kok nomor kita hampir sama
[wisdom] yup [wisdom] jodoh kali [janet] gila [wisdom] crazy [janet] dah tau [wisdom] pinter dong [janet] pasti &. dan seterusnya. Deretan huruf itu mengalir di layarnya bergantian saling
menjawab. [janet] wisdom,aku ada acara
[janet] dc ya [wisdom] oke deh. /Jangan telihat bernafsu. //Santai saja lagi pula ia di kota yang berbeda./
/ / [janet] besok lanjut yuu [wisdom]oke [janet] jam 8 malam [wisdom] yup dan chat-pun berakhir. /Back to my life again!/
Ketika Andre pulang para penagih itu tidak datang hingga ia berangkat
tidur. Hatinya merasa tenang dan di kamarnya, baru saja Anna naik ke ranjang
ketika Andre memeluknya. Andre &.aku lelah sekali, bagaimana bila besok saja, aku janji &
dan Andre menatap langit-langit kamar hingga hampir pagi.
---- Esoknya jam tujuh malam, Andre sudah sibuk menarik
-narik kabel telepon ke komputer kantornya.
Satu jam kemudian [janet] lama nunggu ya [wisdom] gak.baru login [janet] di kantor" [wisdom] yup [wisdom] dah makan" [janet] not yet. Traktir"
[wisdom] mau" [janet] yup [wisdom] kapan [janet] sekarang Andre nyengir. /Seandainya kita satu kota..../
[wisdom] beraninya luar kota
[janet]J [wisdom] jelek [janet] eh, cakep lagi [wisdom] ada pic" [janet] I send now [wisdom] I m waiting sesaat kemudian komputernya berbunyi beep tanda ada kiriman picture.
Foto Janet terpampang di layar.
[wisdom] keren J [janet] gombal [wisdom] really. [janet] ur pic" Semenit kemudian [janet] mmm &handsome
[wisdom] haha & Andre mengirim pic seekor simpanse.
[janet] mana dong [wisdom] iya. Nih liat Andre mengirim foto dirinya.
[wisdom] gimana" [janet] jelek ! &.. dan merekapun makin akrab hingga beberapa jam kemudian Andre
mendapati dirinya menggigil kedinginan. Sudah hampir tengah malam. Jendela
kantornya berembun karena AC.
Saat Andre tiba di rumah sudah lewat tengah malam dan Andre ingat punya
janji dengan Anna malam ini. Ia sudah tak mengenakan apa-apa lagi di balik
piyama tidurnya ketika Anna berkata, Andre...aku sedang tidak bisa...sore
tadi mulai keluarnya..lima enam hari seperti biasa...
dan Andre membalik badan membenamkan mukanya ke bantal sepanjang
malam. Keesokan harinya pada jam kerja Andre melanjutkan chat. Seminggu
berturut-turut mereka saling ngobrol melalui internet.
Hingga pada suatu hari [janet] aku send pic yg lain
[wisdom] oke dan Andre menyaksikan Janet terpampang di layarnya dengan pakaian
renang. Malamnya handphone Andre menerima pesan sms. Isinya horny inget
pic aku" Hubungan merekapun bertambah dekat dan hangat.
... [janet] kangen... [wisdom] sama... Pada minggu berikutnya berubah menjadi yang diharapkan
[janet] horny liat pic kamu mandi
[wisdom] J akhirnya semakin tak terkendali
[wisdom] aku punya gunting cukur listrik
ketika selangkangan Janet menghiasi layar komputer di hadapannya.
Dan dibalas [janet] a brown banana J ketika Andre mengirim foto bugil dirinya.
Malamnya Andre membuat Anna melambung ke awan berulangkali dengan
membayangkan Janet dalam benaknya.
Reynold, Fred dan Andre membungkus dirinya dengan jaket kulit. Hawa
malam ini benar-benar dingin. Mereka duduk sambil menghisap rokok dalam
belaian angin malam di teras kantor FSDC kepanjangan dari Fast Solution Debt
Collector, sebuah perusahaan penagih hutang yang menjadi rekanan beberapa
bank dan lembaga simpan pinjam. Motto perusahaan itu adalah : selesaikan
tagihan secepatnya dengan berbagai cara.
Kantor itu berupa bangunan satu lantai di depan jalan kecil yang tidak akan
muat untuk dua mobil. Bangunannya berwarna orange mencolok dengan batu
kali hitam pada tiang dindingnya. Lokasinya dijepit oleh menara-menara tinggi
gedung perkantoran. Di sebelah baratnya ada Seal Plaza dan Diamond Rich, di
timurnya menjulang megah Babilon Village berlantai tiga puluh delapan. Hanya
sebelah kanan dan kirinya saja yang berstatus sama. Gedung perkantoran
sederhana berlantai satu yang dilengkapi pendingin udara tanpa karpet.
Reynold, apa kau ada cara bagaimana menyelesaikan teman kita yang satu
itu. Ia menghilang begitu saja dan isterinya yang selalu kita temui. Kemana
sebenarnya orang itu" Fred berbicara sambil memicingkan matanya perih
terkena asap rokok. Isterinya menjengkelkan! sembur Reynold gusar sementara Andre hanya
diam menikmati rokoknya. namanya seperti kau, Fred mendongakkan kepala menunjuk Andre, apa
kau tidak bisa menebak kemana orang itu sekarang" Sepertinya ia bukan spesies
yang sama dengan kau meski namanya sama, lanjutnya nyengir memamerkan
deretan gigi di antara kedua bibirnya yang hitam akibat merokok.
mana aku tahu, Andre menjawab sambil menggaruk-garuk dagunya,
akupun sudah kesal. Semakin lama semakin aku berpikir isterinya juga sama
menjengkelkannya dengan orang yang bernama Andre itu.
kalau besok kita kembali ke rumahnya. Mungkin teh dan kopi saja yang kita
dapat, sungut Reynold. kita datangi malam hari saja,bagaimana menurutmu Fred" tanya Andre,
bajingan itu pasti kembali ke rumahnya
, heh" Yang ditanya hanya diam dan menoleh ke Reynold.
kita coba saja usulmu itu, kata Reynold sambil membuang puntung rokok
ke halaman kantor, besok malam kita ke sana dan kau Andre tetaplah
berpenampilan seperti pengacara. Kita ingin isterinya tahu pengacara bank
terlibat dalam masalah ini sehingga ia akan berpikir ulang untuk menghubungi
polisi jika sewaktu-waktu kita perlu berbuat lebih padanya. Sementara ini kita
beristirahat saja, lanjutnya.
Andre bergegas masuk ke dalam kantor disusul kedua temannya. Mereka
memilih sofa masing-masing dan merebahkan badannya. Ketiganya tidak
berminat pulang ke rumah malam ini. Pikiran mereka sama, bila dalam waktu
tiga puluh hari mereka tidak bisa menagih, maka order akan lepas dan bank
akan memilih perusahaan debt collector lainnya. Itu artinya mereka tak akan
memperoleh penghasilan bulan ini karena mereka bekerja berdasarkan fee
bukan gaji. Sementara itu dalam waktu yang sama, Andre sedang bersandar pada
bangku teras atas. Anna menemani di sisinya sambil membaca majalah-majalah
lama. Mereka belum mengantuk dan baru saja Anna bercerita bahwa tiga orang
tamu langganannya tadi datang ke rumah.
kapan kau bayar mereka" Anna membuka percakapan.
Andre meletakkan koran di tangannya, empat hari lagi. Aku belum sempat
ke bank. Anna menarik nafas lega. Kalau besok mereka datang, katakan empat hari lagi kita bayar. Tiga hari
besok aku harus menyelesaikan seluruh setup dan instalasi di Pizzo Car. Begitu
selesai aku akan mentransfernya.
Jadi kau akan bepergian jauh besok"
hanya tiga hari sayang. Anna memandang wajah suaminya. Entah mengapa, ia selalu kagum pada
suaminya. Berkali-kali menghadapi masalah dan Andre selalu berhasil
mengatasinya dengan tenang.
baiklah, aku akan siapkan kopermu. Anna melangkah masuk membawa
majalah di tangannya. Baru saja Andre hendak menyusul masuk ketika teleponnya berbunyi. Pesan
sms dari Janet masuk. Kangen... J Bibir Andre menyunggingkan senyum. Wanita itu semakin berani saja dan itu
membuat dirinya bergairah. Semakin lama semakin dirinya merasa ingin
bertemu Janet. Wanita yang belum pernah ditemuinya itu seperti selalu berada
di dekatnya dan ia mengetik sms membalasnya.
Kangen brown banana" J
Semenit kemudian sms Janet masuk kembali.
Met bobok sayang... Bahkan ia tak mengindahkan sms nakalku, pikir Andre.
Keesokan paginya, Andre memeriksa ulang semua perlengkapan dari CD,
kabel-kabel, Card Reader, adaptor mini, keylock box dan setumpuk kertas
kerja sementara isterinya menyiapkan sarapan pagi. Koper pakaiannya sudah
siap di meja depan. Andre menyelesaikan makan paginya dengan cepat dan bergegas berangkat
dengan semangat. Anna memandanginya ketika Andre melangkah ke luar pagar
dengan menjinjing sebuah koper dan tas kerja di bahunya. /Semoga ini
merupakan awal yang baik/. /Aku menginginkan kehidupan yang tenang
bersama Rachel dan kau Andre./
Satu jam kemudian Andre sudah duduk di bandara menunggu pesawat yang
akan membawanya ke kantor pusat Pizzo Rent Car. Setelah membeli makanan
ringan, Andre melihat papan elektronik jadual keberangkatan. Sudah tiba
waktunya ia berangkat. Diambilnya koper dan tas kerjanya melintasi lorong
panjang escalator yang membawanya ke belalai panjang menuju pintu
pesawat. Sepuluh menit kemudian ia sudah memandang awan awan putih dari jendela
di sisinya. -- well, Mr.Andre, ini komputer pusat kami. Database kami ada di sini
semua. Anda dapat melakukan verifikasi data di sini. CD software anda ada di
kotak biru itu, Mr.Manuel menjelaskan sambil menunjuk kotak CD di atas
sebuah switch, kotak hitam pipih dengan tiga puluh dua lampu yang berkelip-kelip.
Andre memandangi perangkat-perangkat canggih di depannya. Ia selalu


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyukai server. Baginya komputer adalah jaringan. Tanpa switch,router dan
perangkat-perangkat jaringan lainnya, komputer tidaklah lebih dari sebuah
mesin tik tua. Baik, terima kasih. Saya akan langsung bekerja. Andre bergegas membuka
tas kerjanya. Kopernya diletakkan di dekat meja kerja besar di sampingnya.
Setelah mendarat tadi, ia langsung ke kantor pusat Pizzo Car dan hingga kini ia
be lum tahu akan tinggal di mana nanti malam.
Selamat bekerja, Mr.Manuel melangkah pergi meninggalkannya sendiri
dalam ruangan dingin berkarpet tebal yang penuh perangkat canggih tersebut.
Dari ruang inilah Pizzo Car memantau seluruh armadanya dan menjalankan
bisnis yang menghasilkan uang banyak ke saku para pemegang sahamnya.
Setelah memasukkan CD ke dalam laptop dan menghubungkan beberapa
kabel pada perangkat-perangkat canggih tersebut, mulailah Andre menjalankan
installasi. Proses installasi memakan waktu dua jam lamanya untuk tahap basic.
Selanjutnya ia akan mengecek seluruh lubang-lubang yang mungkin disisipi
hacker dan itu membutuhkan waktu berjam-jam bahkan mungkin berhari-hari.
Pizzo Car puas dengan layanan gratis dari Andre ini. Apalagi mereka tak
mempunyai petugas kusus yang memantau kemungkinan komputernya disisipi
oleh program-program semacam snifer dan Andre menjelaskan itu semua
dengan rendah hati beberapa menit yang lalu saat presentasi singkat dengan
Dewan Direksi Pizzo Car. Mereka tentu tak menyadari bahwa Andre melakukan
itu semua bukan untuk melindungi mereka namun untuk melindungi
softwarenya sendiri dari pembajak-pembajak yang semakin liar tanpa aturan
belakangan ini. Andre pernah mengalami kejadian buruk. Saat itu ia sangat bangga dengan
keberhasilannya membuat keylock box, sebuah perangkat keras untuk
mengunci dan membuka password bagi softwarenya. Ketika ia menghubungkan
keylock box dengan jaringan computer di salah satu kliennya semua berjalan
lancar dan satu minggu kemudian ia mendapati beberapa perusahaan telah
mempunyai software yang hampir sama persis dengan miliknya. Sejak saat itu
ia tak akan melakukan proses un-keylock sebelum memastikan seluruh titik
jaringannya aman dari para penyusup.
Saat jam makan siang Andre mendapatkan kiriman salad dan daging asap
dalam kotak putih. Dan malamnya ia mendapat kiriman kotak yang sama
dengan isi yang tak berbeda. /Mungkin ini memang menu karyawan Pizzo Car./
Andre menghempaskan punggungnya dalam kursi hitam besar dari kulit itu.
Sejak pagi ia bekerja dan Mr.Manuel hanya sekali mengunjungi saat jam pulang
kerja. Diluruskan kakinya yang bertumpu di atas koper. Ia belum mandi dan
berganti pakaian. /Setelah aku selesaikan proses mengendus lubang-lubang ,
akan kucari hotel dengan air panas./ Tubuhnya bersemangat membayangkan
beberapa saat lagi akan berendam dalam kehangatan bath tub.
Layar notebooknya kembali berkelip-kelip menandakan ada lubang yang
ditemukan dan seseorang tengah berusaha masuk ke sistem jaringannya. Ia
hanya diam memandangi titik kuning berkedip itu. Sudah lebih dari sepuluh kali
sejak pagi tadi ia menemukan lubang-lubang dalam sistem jaringan komputer
besar itu. Andre heran dengan managemen Pizzo Car yang menurutnya ceroboh
dalam membangun infrastruktur jaringan komputernya. Beruntung ia memiliki
software canggih yang akan mengatasi hal-hal seperti itu. Ia cukup melihat titik
kuning itu berkedip-kedip dan bila berubah menjadi hijau maka ia akan
menarik nafas lega namun bila menjadi merah maka ia akan langsung
menjalankan perang source code dengan penuh kepanikan. Untunglah sejauh
ini ia tak mengalaminya. Setelah beberapa lubang lagi ditemukan akhirnya terdengar berbunyi
beep dan notebooknya menampilkan tulisan : COMPLETED. Andre menarik
nafas lega, tersenyum dan meringkasi barang-barangnya. Beberapa ditinggal
tetap pada tempatnya. /Kini saatnya berendam./
Sementara itu beribu mil jauhnya pada saat Andre meninggalkan kantor
Pizzo Car untuk mencari hotel, bel pintu rumahnya berbunyi. Anna mengintip
dari balik jendela dan mendapati ketiga tamu langganannya sudah berada di
teras depan. Sudah jam sepuluh malam dan mereka bertamu. /Akan kukatakan sesingkat-singkatnya apa yang dipesankan Andre./
Anna bergegas membuka pintu dan seperti biasa ketiga tamunya masuk
sebelum dipersilakan. Nah, nyonya. Kejutan bukan" Reynold memulai pembicaraan setelah
menghempaskan pantatnya di sofa , bagaimana ...
Sebelum selesai kalimatnya, Reynold sudah mendengar suara dari mulut
Anna. Empat hari lagi bank akan menerima transfer. A
nna berkata dingin sambil
menyilangkan tangan di dada. Ia sudah muak melihat tampang ketiga tamunya
itu, suami saya akan mentransfernya langsung ke bank, lanjutnya.
Fred nyengir, Tak semudah itu Nyonya. Suami anda berhutang ke bank
pada waktu yang sangat lama tanpa pembayaran dan kabar. Bank mengalihkan
semua urusan ini kepada kami. Jadi anda lihat, bila suami anda mentransfer ke
bank, itu tak berarti apa-apa lagi. Semuanya sesuai prosedur. Seluruh
tunggakan yang telah lewat batas, bank akan menyerahkannya kepada kami.
Andre dan Reynold tersenyum sementara Anna terkesiap kaget. jadi bank
tak tahu menahu lagi saat ini"
Tentu tahu,Nyonya.Tentu saja tahu. Mereka yang melimpahkannya kepada
kami, sahut Andre, karena itulah semua pembayaran dan proses hukum
melalui kami saat ini. Anda sudah membaca aturannya beberapa hari yang lalu
bukan" lanjutnya. ada pada dokumen bank yang kami serahkan pada anda, Nyonya, tambah
Reynold mengingatkan. Anna masih belum tahu harus menjawab bagaimana. Ia mengira dengan
mentransfernya empat hari lagi semua masalah ini akan selesai namun ternyata
mereka masih harus berurusan dengan orang-orang memuakkan ini.
Nah, Nyonya anda tak perlu kuatir. Bahkan jika anda membaca teliti
dokumen itu, anda akan tahu bahwa ada discount pembayaran saat anda
melunasinya pada kami. Kata Fred menambahkan.
melunasi pada anda" ya, pada kami. Kami yang mempunyai otorisasi masalah tagihan ini. Kami
yang akan menentukan discountnya.
bukan pada bank" bukan. Pada kami,Nyonya. jawab Fred cepat.
Nyonya, anda tahu semua bank pasti akan menyerahkan tagihan yang lewat
batas pada perusahaan debt collector seperti kami, tambah Andre, kami
selalu membawa kertas bersegel sebagai tanda pembayaran bila sewaktu-waktu
nasabah melunasinya, lanjutnya.
kertas bersegel itu sah dan anda dapat mengeceknya ke bank. Tiap lembar
kertas mempunyai nomor yang berbeda. Begitu anda memegang kertas itu
berarti anda sudah melunasinya. Andre kembali menambahkan, silakan
besok pagi anda mencek sendiri ke bank. Ini nomor teleponnya. Andre
menyerahkan selembar kartu nama dengan logo bank di atasnya.
Anna membaca sekilas kartu nama itu dan ia duduk di sofa menyilangkan
kakinya berhadap-hadapan dengan Andre sementara Reynold dan Fred di
sebelah kanannya.. apakah suami anda selalu pulang malam Nyonya" Andre bertanya lembut.
Dasi kuningnya menggantung di atas meja saat membungkuk ke arahnya.
ya tentu saja, well, kalau begitu kami akan menunggunya.
tidak perlu. Ia keluar kota saat ini.
ketiga tamunya saling berpandangan.
baiklah Nyonya. Kami akan kembali besok, Andre bangkit dari duduk dan
melangkah ke pintu sementara Reynold masih menatap sang tuan rumah.
Ayo Reynold, kita kembali, Fred menepuk bahu kawannya dan melangkah
ke luar. Setelah mereka pergi, Anna menelpon Andre dan menjelaskan segalanya.
baiklah, kau telepon bank. Setelah mendapat jawaban, siangnya kau pergi
ke bank dan langsung bertemu orang yang kau telepon itu. Kita tak ingin
tertipu. Jumlahnya tak sedikit, jawab Andre.
Keesokan paginya Anna memutar nomor telepon yang tertera pada kartu
nama tersebut. Setelah memastikan bahwa itu adalah nomor telepon bank yang
dituju, ia membuat janji temu untuk siang harinya.
Sementara itu Andre sudah sibuk mengetik beberapa instruksi pada
komputer besar Pizzo Car. Hari ini adalah waktu untuk install advance. Ia
menjalankan proses install itu bersamaan dengan proses pengendusan lubang .
Biar bagaimanapun ia tak ingin mempertaruhkan kontraknya hancur karena ada
penyusup yang merusak softwarenya sementara proses install berlangsung.
Sebenarnya berkali-kali Andre mengingatkan Herald untuk tidak memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang disediakan system operasi. Baginya lebih aman membuat
sendiri source code untuk beberapa pekerjaan kecil seperti memindahkan file
dari satu folder ke folder lain. Namun Herald bersikeras bahwa caranya cukup
aman. Andre sadar bahwa fasilitas-fasilitas itu akan membuka lubang-lubang
baru bagi para penyusup namun akhirnya ia harus mengalah pada Herald karena
ia sendiri sudah sibuk meng
urus keuangan dan marketingnya.
nah, ada satu tikus lagi, gumam Andre pelan ketika melihat titik kuning
berkedip lagi di layar noteboknya. Saat ini ia bekerja dengan dua layar
computer di sisi kanan kirinya. Ia harus menjalankan proses install tingkat
lanjut dengan mengetik berbaris-baris source code rahasia sambil sesekali
menoleh pada layar satunya untuk memastikan tidak ada penyusup saat ia
bekerja. Ia mendorong kursinya lebih mendekat ke layar notebook dan
memperhatikan titik kuning itu terus berkedip. Andre tak akan menekan satu
tombolpun pada komputer besar di kirinya jika titik kuning itu belum berubah
hijau. Andre tahu bahwa pekerjaan install ini menjadi hal membosankan dan
membutuhkan kesabaran karena banyaknya penyusup-penyusup yang selalu
ingin tahu perut komputer seseorang. Diambilnya sebatang rokok dan
dinyalakannya. Menunggu adalah pekerjaan membosankan baginya. Padahal
sorce code yang harus ia ketik di komputer sebelah kirinya itu masih
seperlimanya. Andre bangkit dari kursi kulit hitam itu dan berselonjor di lantai bersandar
pada meja besar. Matanya pedas menatap layar computer sejak kemarin. Bila
nanti titik kuning itu berubah merah akan terdengar bunyi beep panjang dari
notebooknya dan ia bisa bergegas melakukan pengamanan. Sementara ini ia
hanya ingin beristirahat sejenak dan memandang ruangan sekelilingnya.
Dipandangnya dinding ruangan dingin itu dilapisi wallpaper dengan corak
kecil. Baru kali ini ia mengamati dengan teliti bahwa corak kecil itu adalah logo
Pizzo Rent Car. Setelah puas memandang semua yang ada di hadapannya, iapun
memejamkan mata. Lehernya terasa pegal. Saat pikirannya kosong, tiba-tiba
benaknya teringat Janet. Wanita itu luar biasa. Ia menemaninya berbagi cerita.
Tanpa sadar ia merasakan kerinduan pada wanita yang belum pernah
ditemuinya itu. Belum satu bulan sejak mereka bertemu di ruang chat namun ia
merasakan seperti telah lama mengenal Janet. Ia membandingkan dengan
isterinya, Anna yang sudah dikenalnya lama namun belakangan ini makin dirasa
jauh. Anna bagai wanita yang baru bagi Andre. Wanita yang tak ia kenal.
Andre kembali teringat saat-saat ia bercinta dengan Anna. Semua tanpa
gairah belakangan ini. Saat Andre membayangkan Janet dan isterinya
berulangkali orgasme , dirinya merasa bersalah namun yang ia dapat adalah
kecupan manis sebelum tidur dari Anna sebagai ungkapan terima kasih.
Andre menggelengkan kepalanya, ia tak ingin membiarkan dirinya terbawa
perasaan. Tangannya berpegangan pada meja kerja besar dan mengamati layar
notebook. Titik itu sudah menjadi hijau, ia menarik kursi dan bersiap mengetik
berbaris-baris source code lagi. Mendadak teleponnya berbunyi. Sebuah pesan
sms masuk. Dari Janet! Sayang...kangen L -- selamat siang Nyonya. Saya Wiliams, pria dihadapannya mengulurkan
tangan. Anna menyambutnya, Siang Mr. Wiliams. Saya Anna.
Nah, Nyonya Anna ada yang bisa kami bantu" tanya pria itu ramah.
Ya. Berkenaan dengan masalah tunggakan suami saya , Andre.
Pria itu tersenyum ramah sambil membenarkan gagang kacamatanya.
Ya. Anda menelpon kami tadi pagi. Memang benar seluruh permasalahan
sudah kami limpahkan pada FSDC,
maaf.." Ehm.., FSDC, Fast Solution Debt Collector. Salah satu perusahaan rekanan
kami. Mereka yang mempunyai otorisasi untuk menyelesaikan tagihan suami
anda, jelas pria itu. Suami saya akan membayarnya tiga hari lagi. Langsung kemari.
Oh..oh, Nyonya...Itu tak perlu. Dalam dokumen bank kami sudah
dijelaskan semuanya. Hutang berikut bunganya itu harus dibayarkan melalui
FSDC. Anna membenarkan duduknya. Kursi ini terlalu besar bagi ukuran tubuhnya,
jadi kami tak perlu membayar pada anda.
Anna menatap pria itu dan melirik ke papan di depan mejanya yang
bertuliskan CUSTOMER SERVICE.
Tentu Nyonya. Anda cukup berurusan dengan FSDC. Kalau tak salah
Reynold kemarin menghubungi kami. Suami anda sedang di luar kota rupanya,
pria itu berkata sambil tersenyum. Kumis tipisnya terlihat serasi dengan
kulitnya yang putih bersih.
Ya benar. Karena itu saya yang mengurusnya.
baiklah Nyonya. Anda cukup membayar pada mereka dan kabar baikny
a mereka bisa memberikan discount bagi pembayaran anda.
berapa besar" itu terserah mereka Nyonya. Yang pasti di bawah tagihan dan di atas
hutang pokok. Jadi sebenarnya yang diberi discount adalah bunganya.
ya. Bunganya tinggi sekali.
tentu Nyonya. Suami anda terlalu lama menunggaknya. Denda
keterlambatan juga dikenakan bunga. Coba saya lihat dulu.. , pria itu
membungkuk membuka laci dan mengeluarkan beberapa kertas.
Anna menatap dinding di belakang pria itu. Simbol R berwarna emas
melekat dalam ukuran raksasa pada dinding. Bangunan ini megah tentu Rich
Bank merupakan bank besar, pikir Anna.
nah, nyonya &bunganya memang lebih besar dari hutang pokoknya., kata
pria itu sambil mengamati kertas di tangannya, sekitar tiga kali lipatnya,
lanjutnya sambil menyodorkan kertas tersebut agar terbaca oleh Anna.
Anna mengamati angka-angka tersebut. Persis sama dengan dokumen yang
ia terima. baiklah, terima kasih atas waktunya. Kami akan membayar pada FSDC.
Anna bangkit dari duduk. jangan lupa kertas bersegelnya Nyonya. Itu anda harus pegang sebagai
bukti pembayaran. tentu. Terima kasih. Anna melangkah pergi. satu lagi nyonya, pastikan salah seorang dari mereka,Mr. Andre, yang
menerimanya dan menanda tangani kertas segel itu.
Anna menoleh dan mengangguk sebelum mengangkat kakinya meninggalkan
gedung megah itu. -- aku belum bisa pulang Anna, nanti aku transfer ke rekeningmu. Besok
bisa kau bayarkan, suara Andre terdengar dari telepon.
jadi kapan kau pulang" Anna menempelkan gagang telepon sambil
mengawasi Rachel yang sedang jungkir balik di karpet sibuk bergulat dengan
boneka beruang besarnya. Belum tahu. Banyak kelemahan dalam sistem Pizzo. Aku harus memastikan
semuanya beres sebelum meninggalkan kantor ini.
baiklah, hati-hati sayang...
ya Anna. Kau juga aku kangen.. Anna setengah berbisik.
... Andre.." Ya... Kau tak mendengarkan" Anna bertanya agak resah.
ya.. apa kau bilang tadi...aku sedang melihat komputer..
Anna mendesah, tidak... baiklah, met bekerja
ya..met tidur.. Klik. Telepon ditutup.

Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anna bangkit dari duduk dan menuju ruang tengah. Ia merasakan Andre
semakin dingin belakangan ini. Bahkan Rachelpun tak ia tanyakan kabarnya.
Namun diusirnya cepat-cepat pikiran itu. /Ia sedang bekerja menyelesaikan
masalah kami. Aku harus mendukungnya./
Sementara itu Andre berdiri dalam gelap. Sudah setengah jam yang lalu ia
matikan komputer-komputer itu. Diraih tasnya dari atas meja dan bergegas
keluar menuju hotelnya. Setengah jam kemudian saat berendam dalam air hangat di hotelnya Andre
mendesah. Aku kangen & itu kata isterinya dan ia mendengarnya namun tak
sanggup mejawab. Hambar sekali rasanya berbicara dengan Anna. Andre sendiri
heran mengapa dulu ia menikahinya. Sementara ia masih mengingat-ngingat
semua masa lalunya bersama Anna, tiba- tiba handphonenya berbunyi.
Diraihnya telepon genggam itu dari sisi bath-tub. Ada pesan sms. Layarnya
bertuliskan : 22-09 00:10 kangen & Pengirim : Janet Ia membalasnya : kangen brown banana"
Sepuluh menit kemudian cairan putih kental melayang-layang dalam air di
atas pahanya. --*/7/* Pagi itu Anna sudah menunggu di rumah. Hari ini pikirannya lebih cerah.
Dirinya merasa bugar dan wangi. Sejak bangun tadi sudah disiramnya rumput
dan bunga-bunga di taman depan. Sarapan untuk Rachel pun ia sendiri yang
menyiapkannya. Setelah kembali dari bank mengambil uang, kini ia seorang diri
di rumah. Rachel dan Mercy akan langsung ke mall setelah pulang dari play
group. Dihitungnya kembali tumpukan uang di tangannya. Semua ada enam puluh
ikat. Jumlah yang sangat besar. Ia tersenyum ketika pegawai bank tadi
tertegun melihatnya membawa uang sebegitu banyak dalam tas plastik belanja
hitam tanpa pengawal seorangpun. Sejak dulu, Anna selalu menyukai uang. Kini
barang yang disukainya itu ada dalam pangkuannya.
Anna teringat kata-kata bijak bahwa uang adalah malapetaka dan ia telah
membuktikannya. Beberapa kali Anna mendapati Andre mengkhianatinya
karena uang berlimpah. Dengan kekayaan yang begitu cepat diraih dalam usia
muda, Andre hampir saja meninggalkan Anna. Na
mun kerja kerasnya membawa
hasil. Tekanan yang dilakukannya bertubi-tubi pada Andre hingga pria itu
akhirnya bersedia menikahinya tanpa daya.
Dibukanya laci dalam kamarnya yang selalu terkunci bahkan Andrepun tak
pernah tahu bahwa laci itu selalu terkunci. Andre selalu sibuk dengan dunianya
sendiri. Dikeluarkannya beberapa kertas. Ada nota hotel, tiket pesawat, karcis
bioskop, nota cafe, karaoke, diving club dan diskotik. Itu semua adalah bukti-bukti pengkhianatan Andre terhadapnya. Anna mencintai pria itu namun entah
mengapa ia enggan untuk membuang kertas-kertas tersebut, bahkan hingga kini
semuanya ia simpan rapi dalam laci pribadinya.
Dibacanya tiap lembar kertas tersebut. Anna selalu merasa puas setelah
membaca kertas-kertas itu.
Tanggal 21 Peb 2000, Hotel French Kiss, enam hari. Tanggal 14 March 2000
jam 20:00 karcis Bioskop Great s Movie dua bangku VVIP.
Tanggal 30 March 2000 jam 21:00; dua piring stick T-bone, satu botol anggur
Bols dan dessert dari caf" Nanaomi Steak &
&dan seterusnya.... Anna mendesah, dikembalikannya kertas-kertas itu tersusun rapi di lacinya
kembali. Anna mendapati dadanya terasa sesak. Ia benci suaminya namun ia
mencintainya. Pernah terlintas dalam benaknya untuk mengkhianati Andre
suatu hari, toh ia diperlakukan yang sama oleh suaminya. Namun hingga kini ia
tak punya keberanian untuk memulainya.
Anna bangkit berdiri menghadap cermin. Disisirnya rambut hitamnya yang
bergelombang. Aroma harum tercium dari rambutnya. Sebelum ke bank tadi, ia
sempat creambath di salon sebelah bank. Anna mengamati dirinya dalam
cermin. Blazer merah mudanya terlihat serasi dengan dalaman putih dan rok
putih ketatnya. Lututnya menyembul halus di bawah rok dengan belahan
samping. Diangkatnya sedikit tungkai kaki kanannya dan ia puas menatap paha
putih mulusnya mengintip dari balik belahan rok. /Kau cantik Anna./ Bibirnya
tersenyum tipis sambil tetap menatap cermin di hadapannya. Setelah
berulangkali bolak-balik menghadap kanan dan kiri ia berbalik membelakangi
cermin menengok ke belakang. Dilihatnya rok putih membungkus erat
pantatnya yang berisi. Tiba-tiba ada desakan kuat dalam dadanya. Hawa panas
dan amarah. /Kurang ajar kau Andre! Suatu saat akupun bisa membalasmu!/
-- Nah,Nyonya, apakah kau sudah mempersiapkan uangnya" Fred
membuka pembicaraan. berapa yang harus aku bayar" Anna menyilangkan kakinya. Hari ini ia lebih
percaya diri dengan satu tas penuh uang di rumahnya.
Fred hanya tertegun memandang pemandangan indah di depannya. Reynold
masih menampilkan mimik galaknya walau sesekali Anna mendapati pria itu
mencuri-curi kesempatan melirik ke kakinya yang indah. Sementara Andre
masih tetap tampil beda dengan kedua rekannya. Ia sibuk menyiapkan kertas
bersegel dari dalam tasnya. Dasinya bergambar kupu-kupu terlihat serasi
dengan wajahnya yang putih bersih.
hai &berapa aku harus bayar" Anna merasa semakin percaya diri. Ia
menikmati susana itu. ehm...menurut tagihan...enam puluh ribu dollar, jawab Andre. Selintas
Anna memergoki Fred terlihat meneguk ludah seperti anak remaja yang
menjumpai gadisnya pertama kali.
berapa discountnya" ehm.., eh...mungkin seribu dua ribu...
lebih baik aku tak bayar! kata Anna tegas.
Ketiga tamunya celingukan. Kini mereka seperti tak berdaya.
baiklah lima ribu dollar..., kata Andre.
Tidak. Andre terkesiap. Kini mereka yang menjadi bulan-bulanan.
apa kalian tidak tahu bahwa bunganya sendiri hampir empat puluh lima
ribu dollar" Anna menurunkan kakinya dan mencondongkan tubuhnya ke
depan, dan kalian memberi discount lima ribu" lanjutnya.
baiklah, Nyonya &begini...eh...kami harus konsultasi ke pimpinan kami
dahulu. Setelah itu anda akan mendapatkan eh.. kepastian berapa jumlah
discountnya, Andre menjawab ragu-ragu.
baiklah. Saya tunggu besok
-- Malam itu Andre benar-benar lelah, Pizzo Rent Car profesional dalam
mengurus mobil tapi payah dalam infrastruktur komputernya. Berkali kali ia
harus menghadapi penyusup dan menunggu titik-titik kuning itu berubah hijau
sebelum melanjutkan kerjanya.
Baru saja Anna menelpon dan menceritakan semuanya. Andre beruntung
i sterinya tidak memancing dengan kata kata kangen lagi. Ia sudah tidak
merasakan gairah dengan isterinya dan kini tubuhnya benar-benar letih. Hanya
satu yang ia inginkan. Berendam dalam bak hangat kamar hotelnya.
Setelah sejam lebih ia berendam, tubuhnya terasa lebih segar dan ia
melempar dirinya ke ranjang empuk tanpa berpakaian sama sekali. Tiba-tiba
handphonenya berbunyi tanda pesan sms masuk.
Isinya : &hello brown banana &
/Janet!/ Andre tersenyum dan membalasnya
&kemari sayang & kau harus membuktikan bahwa diriku tukang cukur
handal & Tiba-tiba ia merasa ingin bercinta dengan Janet. Bercinta dalam kenyataan
bukan khayalan. Andre ingin mengirim sms lagi ke Janet tapi menundanya. /Aku akan
menunggu ia membalasnya./
Saat Andre membolak-balik badannya di ranjang resah menunggu,
handphonenya kembali berbunyi. Ditatapnya layar mungil di hadapannya. Isinya
: kangen &. Andre sudah akan tersenyum ketika disadarinya pengirim pesan tersebut
adalah isterinya. /Sial!/
Andre berbaring diam menunggu balasan dari Janet. Setelah setengah jam
handphonenya tak berbunyi, ia mengetik pesan sms isinya :
bercinta yuu & diketiknya nomor handphone Anna . Janet mungkin sudah tertidur dan
Andre memutuskan tidak ada salahnya bermesraan melalui telepon dengan
isterinya. dan ia terbaring menunggu dengan mata yang tak bisa terpejam
hingga hampir pagi. Ribuan kilometer darinya, Anna sudah tertidur pulas di
ranjangnya sendiri sejak tadi.
*/8/* Anna mempersilakan ketiga tamunya duduk. Mereka kini terlihat lebih
sopan. jadi..berapa yang harus aku bayar" tanya Anna langsung pada pokok
persoalan. Tiga puluh lima ribu, Nyonya, jawab Andre tegas sambil menunjuk kertas
di hadapannya , dan anda akan memiliki kertas segel ini..
aku mau tiga puluh ribu dollar, jawab Anna tegas.
tidak bisa Nyonya pasti bisa bukan" Anna kembali menyilangkan kakinya. Kini ia
mengenakan terusan gaun pink selutut dengan jaring transparan di pinggul dan
punggungnya. Ia tahu kelemahan pria dan ia memutuskan untuk menghukum
mereka. Ketiga pria itu terdiam. Fred menatap betis di hadapannya.
Reynold sudah tak malu-malu lagi menatap pinggulnya.
Sementara Andre tetap fokus pada mata sang tuan rumah.
tidak bisa, Andre memecah keheningan
apa memang senilai itu batas yang diberikan bosmu"
ehm... sejujurnya tidak Nyonya. Tapi kami membutuhkan fee dalam
pekerjaan ini, jawab Andre jujur. Kedua temannya kaget mendengar jawaban
Andre. Berapa sebenarnya" ehm..dua puluh lima ribu dollar. jawab Andre sudah kepalang basah.
Kertas segel itu anda tanda tangani tiga puluh lima ribu dollar. Dua puluh
lima ribu dollar untuk FSDC. Lima ribu dollar untukku dan sisanya kalian
miliki, Anna menantang. Anna sudah meyakinkan dirinya bahwa inilah
pembalasan untuk suaminya. Lima ribu dollar cukup layak untuk membalas
pengkhianatan yang pernah dilakukan Andre selama ini.
Ketiga tamunya berpandangan.
Tiba-tiba Reynold bicara pelan dan datar namun cukup jelas terdengar oleh
mereka semua. Nyonya,kau layani kami dan kami hanya mengambil tiga ribu. Sisanya kau
miliki. Anna terkesiap. Tak percaya pada pendengarannya.
maaf, maksud anda..."
kertas segel itu akan bertandatangan tigapuluh lima ribu. Dua puluh lima
ribu kami bawa ke kantor. Tiga ribu untuk kami dan sisanya kau miliki.
Reynold kini mengambil alih pembicaraan sementara Andre dan Fred menahan
nafas tak percaya atas tawar menawar ini. Bagi mereka berdua ini sudah di luar
rencana. Keempatnya terdiam dalam keheningan. Otak Anna bekerja keras,
perasaannya mulai gelisah.
lebih jelasnya bagaimana" Anna kembali bertanya. Dadanya mulai
berdegup lebih keras. ehm..maaf nyonya...anda wanita menarik dan dewasa. Kami bertiga pria
normal. Anda tentu tahu maksud kami. , Reynold menjawab agak ragu.
Anna terdiam, dadanya serasa ingin meledak, matanya menatap marah ke
arah Reynod. Mereka berani berkata kurang ajar di rumahnya. Namun ia
berusaha tetap tenang, kau sadar bukan dengan yang kau katakan"
aku bisa laporkan ini ke bosmu! lanjutnya.
kami hanya memberikan penawaran yang lebih baik,Nyonya, Reynold
menanggapi dingin, buk ankah bagian anda menjadi lebih besar"
Anna mengalihkan pandangan ke sekeliling ruangan. Situasi ini sama sekali
tak diduganya. Mulutnya sudah terbuka tapi dikatupkannya kembali. Ia memang
berniat membalas suaminya namun bukan dengan cara seperti ini. Keheningan
kembali menyelubungi ruangan.
Ehm, Nyonya &anda tentu bisa menolaknya bila tak berkenan &dan anda
membayar uang tigapuluh lima ribu seperti tawaran kami tadi, Andre mencoba
memecah kebekuan berusaha mengembalikan situasi.
Bagaimana Nyonya " Reynold kembali mendesak. Baginya bila sudah
terlanjur basah tak ada kata yang akan ditariknya kembali.
Anna masih diam tak percaya menghadapi situasi ini. Kepalanya berpikir
keras, dan aku memiliki tujuh ribu dengan segel tiga puluh lima ribu"
Tentu Nyonya. Tentu. Tujuh ribu bukan jumlah yang sedikit Nyonya.
Anna tersenyum, dan berkata , Baiklah &.
Ia bangkit dari duduk melangkah ke dalam kamar. Ketiga tamunya saling
berpandangan masih tidak percaya usul Reynold diterima dengan mudahnya.
Bagaimana kalau aku yang lebih dahulu, tanya Reynold bergantian
menatap kedua rekannya, aku yang mengusulkannya.
Fred dan Andre saling memandang.
Aku yang terakhir, sahut Andre.
Fred menarik nafas lega. Ia harus mengakui keberanian Reynold dan jiwa
besar Andre. Lima menit kemudian Anna muncul dengan membawa sebungkus kertas
berwarna coklat yang penuh terisi uang.
Nah, mana segelku" Andre buru-buru menandatangi kertas bersegel itu dan disodorkannya.
Tiga puluh lima ribu, Anna berkata sambil membaca dengan teliti kertas
segel itu. Baiklah tuan-tuan, apa akan dilakukan di rumahku"
Ehm...terserah pada Nyonya, Reynold berkata sambil menelan ludah.
Dirinya masih tak percaya akan bisa menikmati wanita di hadapannya itu.
well, kalian bertiga, siapa yang lebih dulu akan melakukannya" Anna
bertanya memandang tamunya bergantian.
Mmm..saya Nyonya, kata Reynold.
Kemudian" Fred dan terakhir Andre. Baiklah, ini uangmu. Hitunglah.
Ketiga pria itu mulai menghitung tumpukan uang dengan tidak sabar.
Dua belas ribu. Andre yang pertama selesai menghitung.
Reynold meletakkan uang di tangannya, sepuluh ribu.
tiga belas ribu. Fred yang terakhir selesai menghitung uang di tangannya.
Ketiganya berpandangan. jadi, semuanya tiga puluh lima ribu, ujar Andre.
lebih tujuh ribu Nyonya, Reynold menambahkan.
Sesuai segel tuan-tuan. Sekarang kalian angkat kaki dari sini! semua urusan
kita selesai! Anna melangkah ke pintu.
Ketiga tamunya menatap Anna bingung.
Tapi Nyonya.... Kalian pergi atau kutelepon polisi! bentak Anna.
Mereka tercekat mendengar ancaman Anna. Situasi telah berbalik.
Ketiganya bergegas mengumpulkan tumpukan uang itu dan memasukkannya ke
dalam tas. Saat mereka melangkah ke luar , telinga Reynold sempat mendengar
Anna berkata lantang, aku tak suka urutannya.....
*/9/* Michel sedang seorang diri di ruang kerja kantornya yang baru. Bosnya
sekarang jauh berbeda dengan gaya Andre memimpin. Ia amati lagi berkas-berkas tersebut. Sudah sejak pagi ia terpekur dengan tumpukan kertas di atas
mejanya. Pajak merupakan sumber penghasilannya selama ini. Namun
beberapa kali ia membolak-balik seluruh berkas keuangan perusahaan belum
satupun celah didapat. Lebih baik beristirahat dulu, pikirnya dan Michel melepas dasinya , meraih
gagang telepon , menekan beberapa nomor dan meluruskan kakinya ke atas
meja. Terdengar nada tunggu sebelum akhirnya sebuah suara terdengar.


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hallo.. Suara isterinya terdengar di gagang telepon,
yammy,aku menunggu di kantor..Apa kau sudah selesai belanja"
sebentar lagi sayang. jemput aku ya seperempat jam, di lobby bawah.
oke..bye.. Michel meletakkan gagang telepon.
Disandarkan kepalanya di kursi kerja kerjanya. Isterinya masih berbelanja
dan ia mempunyai beberapa menit untuk merenungkan urusannya saat ini.
Perusahaan tempatnya bekerja ini sama sekali tidak mempunyai celah dalam
laporan keuangannya. Michel telah memperingatkan dirinya untuk lebih
berhati-hati. Kejadian dalam perusahaan Andre membuatnya harus memastikan
apa yang ia kerjakan kali ini tak akan tercium.
Pikirannya kemba li melayang ke hari saat ia dipanggil Andre. ..isterimu
menarik..aku pernah melihatnya berbicara dengan kau...
Michel mendesah. Andre memang gila dan ia sangat membencinya. Villa
kecil impiannya menjadi tempat keliaran nafsu Andre.
..dia bukan ahli dalam bercinta.. itu yang dikatakan Yammy beberapa hari
setelah Michel menjemputnya. Darah Michel selalu mendidih bila mengingat itu
semua. /Awas kau Andre!/ Aku harus mencari tahu dimana ia berada kini, pikir Michel. Setelah itu aku
akan mencari cara untuk membalasnya!.
Matanya kembali memandang tumpukan berkas di mejanya. Well, aku
lanjutkan besok pagi saja, gumam Michel pada diri sendiri. Dirapikannya
seluruh berkas tersebut sebelum melangkah ke pintu.
Di lobby bawah, dua orang satpam asyik mengobrol. Tak tampak satupun
tamu di lobby bawah. Ia menggosok-gosokkan alas sepatunya di keset pintu
lobby. Ditatapnya lapangan parkir yang sepi. Mobil Yammy belum tampak, ia
melangkah ke sisi kanan teras lobby menuju sebuah bangku taman.
Pemandangan dari bangkunya ini terhalang oleh tiang besar bangunan sehingga
keberadaanya tak mencolok namun Yammy pasti mengetahuinya. Yammy selalu
hapal kebiasaan Michel bahkan hingga tempat mana saja yang dipilih Michel
untuk menunggu. Setelah beberapa menit muncul sedan hitam dari pelataran
parkir. Remnya mendecit tepat di dekat tempatnya menunggu. Ia bergegas
membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.
Hallo sayang, hari ini menyenangkan" Yammy bertanya sambil mengecup
pipinya dengan kedua tangan menggenggam setir.
Yah, biasalah. Kau sudah makan" Michel balik bertanya.
Belum. Kau" Belum. Kita makan di Resto Orange, bagaimana"
Oke..kami antar Yang Mulia, Yammy tersenyum menggoda. Dirinya sedang
bahagia. Ia puas dengan acara berbelanjanya hari ini. Bross Burung Merak yang
diinginkannya berminggu-minggu lalu sudah didapatnya begitu pula dengan
gaun tidur berwarna pink. Michel pasti akan terpesona dengan belahannya.
Michel, kau buka plastik coklat di belakang itu. Aku membeli dasi
untukmu, Yammy berkata sambil membelokkan setirnya menuju gang-gang
sempit. Mereka menamai gang-gang sempit itu dengan nama jalur tikus .
Saat-saat jam pulang kerja seperti ini jalanan selalu macet. Michel dan Yammy
selalu bisa mengatasi masalah itu dengan melalui jalur jalur tikus.
Hmm...kuning lagi" Michel merentangkan dasi tersebut di hadapannya.
Tentu sayang. Kau tahu aku suka warna kuning. Lagipula kau kelihatan
handsome dengan dasi kuning dalam stelan gelapmu itu.
Ya tapi kau baru membeli dasi kuning minggu lalu.
sayang...kau serasi dengan dasi kuning tersebut, Yammy menoleh
padanya, percayalah padaku.
Michel menoleh pada isterinya. Ia selalu merasa isterinya lebih mengetahui
apa yang pantas dan tidak untuknya. Dimasukkannya kembali dasi tersebut
pada plastik pembungkusnya.
Michel... Yammy memanggilnya tanpa menoleh.
Ya.. Cobalah dasi itu. Aku ingin melihatnya.
dasi ini" Sekarang"
Yammy mengangguk. Matanya tetap menatap ke jalan di depannya.
belum disetrika..., Michel berkata malas.
tidak lusuh kok. Pakailah sayang,
Michel membuka kembali bungkusan coklat tersebut dan menarik-narik dasi
yang dikenakannya. Lima menit kemudian ia telah menggunakan dasi barunya.
Bagaimana" Michel menghadapkan dadanya ke arah Yammy.
Hmm &handsome,honey. Sudah kubilang kau pantas dengan dasi itu.
Yammy tersenyum. Michel meluruskan badannya kembali. Ia merogoh permen karet dari laci
dashboard. Beberapa saat kemudian mulutnya sudah mulai mengunyah permen
tersebut. Rasa asam manis di lidahnya bisa mengurangi kepenatan dirinya.
Diaturnya posisi tempat duduk dan ia merebahkan sandarannya sambil
meluruskan kakinya. Michel mengeraskan suara tape dan menikmati alunan
lembut musik jazz sambil mulai melepas dasi barunya. Yammy melirik ke
arahnya, jangan kau lepas Michel. Aku ingin kau memakainya.
Michel tertegun berhenti mengunyah. Dikencangkannya kembali ikatan
dasinya dan melempar dasi lamanya ke jok belakang. Ia selalu mengalah untuk
urusan yang satu ini. Beberapa menit kemudian mereka sudah kembali ke jalan besar , setelah
melewati lampu mer ah mereka berbelok ke kanan dan memasuki pelataran
Eng Djiauw Ong 20 Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen Biang Biang Iblis 1
^