Pencarian

Kisah Menakjubkan Rasulullah 1

115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman Bagian 1


st ak pu t.c om po lo gs .b do ain st ak pu t.c om po lo gs .b do ain st ak pu t.c om po lo gs .b do ain lo gs po t.c om Dan sungguh! Kau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur.
(QS Al-Qalam [68]: 4) pu st ak ain do .b Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah
teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(QS Al-Ahz?b [33]: 21) Untuk kedua orangtuaku: Ma"mun Fudholi ibn K.H. Ahmad Fudholi
Siti Sobariyah Untuk dua guruku: Al-"Allamah Al-Ustadz Qurtubi (Alm.)
dan Drs. K.H. Pepe Syafi"i Mukhtar (Alm.)
115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw.
Fuad Abdurahman Copyright ? Fuad Abdurahman, 2015
All rights reserved Hak cipta dilindungi undang-undang
Penyuntin g: Dedi Ahimsa Penyelaras aksara: Lina Sellin & Nurjaman
Penata aksara: Nurul MJ Desain sampul: Fahmi Ilmansyah
Digitalisasi: Elliza Titin Gumalasari
Diterbitkan oleh Penerbit Noura Books
(PT Mizan Publika) Anggota IKAPI Jl. Jagakarsa Raya, No. 40 Rt007/Rw04
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12620
Telp. 021-78880556, Faks. 021-78880563
E-mail: redaksi@noura.mizan.com
http://nourabooks.co.id ISBN: 978-602-385-063-1 ISBN Sumber Elektronis: 978-602-385-064-8
E-book ini didistribusikan oleh: Mizan Digital Publishing
Jl. Jagakarsa Raya No. 40
Jakarta Selatan - 12620 Phone.: +62-21-7864547 (Hunting) Fax.: +62-21-7864272
email: mizandigitalpublishing@mizan.com
Bandung: Telp.: 022-7802288 " Jakarta: 021-7874455, 021-78891213,
Faks.: 021-7864272- Surabaya: Telp.: 031-8281857, 031-60050079,
Faks.: 031-8289318 " Pekanbaru: Telp.: 0761-20716, 076129811, Faks.:
0761-20716 " Medan: Telp./Faks.: 061-7360841 " Makassar: Telp./Faks.:
0411-440158 " Yogyakarta: Telp.: 0274-889249, Faks.: 0274-889250 "
Banjarmasin: Telp.: 0511-3252374
Layanan SMS: Jakarta: 021-92016229, Bandung: 08888280556
Kata Pengantar P pu st ak ain do .b lo gs po t.c om uji syukur hanya milik Allah Swt. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasul Muhammad
Saw., keluarganya, dan sahabat-sahabatnya.
Kisah laksana air bagi kehidupan. Kita tak bisa hidup
tanpa air. Maka, tak mengherankan jika dua pertiga bumi
ini adalah air. Begitu pula kisah. Hidup terasa hampa
tanpa kisah atau cerita. Laiknya air yang mudah mengalir
dari tempat yang lebih tinggi, kisah atau cerita juga akan
mudah mengalir begitu saja jika temanya menarik serta
mudah dicerna dan diterima.
Sejak kecil saya gemar membaca Sirah Nabawiyyah
dan kisah para salaf saleh. Ada kenikmatan tersendiri saat
membaca dan menghayati sejarah Rasulullah Saw. dari
pelbagai rujukan. Kita akan menemukan banyak sekali
kisah penuh hikmah dalam sunnah beliau. Sekarang, saya
sering menceritakan kisah-kisah itu kepada kedua anak
saya menjelang tidur, sampai-sampai mereka merasa
"ketagihan" dan tidak mau tidur jika saya tak bercerita
dulu. Sambil bercerita, saya kerap menarik hikmah dari
setiap kisah yang saya ceritakan, lalu saya kaitkan dengan
kehidupan mereka sehari-hari. Namun, sering kali hal
itu tidak dapat saya lakukan ketika merencanakannya
dengan sengaja. Mendengarkan cerita memang lebih
mengasyikkan daripada mendengarkan ceramah atau
pelajaran. Anak-anak juga lebih mudah mencerna isinya.
Karenanya, berdakwah dengan menggunakan (metode)
kisah merupakan salah satu cara ampuh dalam menarik
minat kaum Muslim untuk mencintai Islam.
Buku yang ada di tangan pembaca ini menghimpun
kisah-kisah terpilih dari kehidupan Rasulullah Saw. Tentu
saja, Anda tidak akan menemukan sirah Rasulullah yang
lengkap dalam buku ini, karena buku ini memang bukan
buku sirah. Buku ini hanya berisi penggalan-penggalan
kisah Rasulullah Saw. yang disusun berdasarkan beberapa
tema, yaitu: " Nubuwat dan mukjizat Rasulullah Saw.
" Rasulullah Saw. bersama keluarga dan anak-anak.
" Rasulullah Saw. bersama sahabat.
" Keutamaan akhlak. " Amar ma"ruf nahyi munkar.
" Rasulullah Saw. dalam peperangan.
" Iman dan takwa. Ini merupakan buku ringkas yang berupaya menghadirkan
kisah-kisah menakjubkan dan menawan dalam kehidupan
x Fuad Abdurahman Rasulullah Saw. yang penuh dengan uswah. Buku ini
bersumber dari beberapa buku hadis dan sirah yang
diperkaya dengan pelbagai sumber lain. Saya berusaha
menuliskan kisah-kisah itu agar enak dibaca, bisa
dipahami dan dihayati, lalu diteladani dalam kehidupan
sehari-hari. Meskipun buku ini tidak lengkap"dan
memang jauh dari sempurna"saya berharap semua
kisah dalam buku ini dapat menampilkan gambaran
yang cukup gamblang tentang kehidupan Rasulullah Saw.
yang berkenaan dengan tema-tema di atas. Saya juga
berharap buku ini bisa menemani Anda di saat-saat
jenuh dan kita semua bisa meneladani hikmah-hikmah
yang tersembunyi di dalamnya.
Tentu saja masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam buku ini, yang semuanya berasal dari saya dan
menjadi tanggung jawab saya. Maka, saya senantiasa
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi perbaikan di masa depan. Semoga buku ini dapat
menjadi setetes ilmu yang bermanfaat bagi pembaca,
dan menjadi amal jariah saya, sebagai penulis, yang
diterima Allah Swt. ?m?n y? muj?b al-s?"il?n.
Saya sampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada
semua guru saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu di sini. Terima kasih pula kepada istri dan
kedua anak saya tercinta, yang tak henti-hentinya
memberikan motivasi kepada saya untuk terus berkarya.
Tak lupa, kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah
Kata Pengantar xi memberikan kontribusi besar dalam penyusunan buku
ini. Juga, kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku ini, yang tidak bisa disebutkan satu
demi satu. Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada
Noura Books yang telah bersedia menerbitkan karya
ini. Kepada mereka semua, saya hanya bisa berdoa:
Jaz?kumull?h ahsan al-jaz?". ?m?n y? Rabb al-"?lam?n.
Ya Rasulullah, aku selalu merindukanmu setiap
saat. Kerinduanku kepadamu tak sanggup diungkapkan bahasa dan kata-kata. Kerinduanku
kepadamu adalah kerinduan abadi yang sempurna.
Ya Rasulullah, izinkan kulantunkan shalawat
untukmu: All?humma shalli shal?tan k?milatan wa sallim
sal?man t?mman "al? Sayyidin? Muhammad alladz? tanhallu bihi al-"uqadu wa tanfariju bihi alkurabu wa tuqdh? bihi al-haw?"iju wa-tun?lu bihi
al-ragh?"ibu wa husn al-khaw?timi wa yustasqa
al-gham?mu bi wajhihi al-kar?mi wa "al? ?lihi wa
shahbih? f? kulli lamhah wa nafas bi "adadi kulli
ma"l?min laka. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan
sempurna kepada junjungan kami, Nabi
Muhammad Saw., yang dengan perantaraannya
terurai segala ikatan, diangkat segala kesusahan,
xii Fuad Abdurahman dipenuhi segenap kebutuhan, diraih segala
keinginan, dicapai akhir yang baik, diturunkan
hujan dari awan berkat wajahnya yang mulia,
dan juga kepada keluarga dan sahabatnya,
dalam setiap kedipan mata dan tarikan napas,
sebanyak pengetahuan yang Engkau miliki.[]
Penulis, Fuad Abdurahman Kata Pengantar xiii Isi Buku Kata Pengantar | ix xiv st ak ain do .b lo gs po Membersihkan Hati Nabi Saw.
|2 Tawasul dengan Calon Rasul
|6 Membelah Bulan | 10 Kisah Suraqah | 13 Berkah untuk Ummu Ma"bad
| 17 Rusa Tak Pernah Berdusta | 20 Unta, Sang Hakim | 22 Air Memancar dari Sela-Sela Jari Rasulullah Saw. | 25
Makanan yang Diberkahi | 28 Rasulullah Berbicara dengan Pohon
| 32 Kerikil pun Bertasbih | 34 Makar yang Terbongkar | 36 Serigala dan Biawak Berbicara tentang Rasulullah | 39


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Allah Memelihara Rasul-Nya
| 42 Racun Wanita Yahudi | 46 Geribah Seorang Wanita | 49 Pohon Kurma yang Berpindah
| 51 pu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. t.c om BAGIAN 1 Kisah-Kisah tentang Nubuwat dan Mukjizat Rasulullah
Saw. |1 Fuad Abdurahman BAGIAN 2 Rasulullah Saw. Bersama Keluarga dan Anak-Anak | 55
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Satu Uqiyah yang Membuat Resah
| 56 Makanan di Rumah Rasulullah
| 58 Minta Uang Belanja Lebih | 60 Nabi Saw. Bersama Fatimah r.a. dan Aisyah r.a. | 63
Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut
| 67 Ide Cerdas Seorang Istri | 70 Wirid Fatimah | 73 Wanita Penghuni Surga | 78 Rasulullah dan Anak Yatim
| 81 Dan, Rasulullah pun Menangis
| 84 Sayangilah, Niscaya Kau Disayangi
| 87 Kasih Sayang Allah Lebih Besar
| 89 Memenuhi Undangan Tetangga
| 91 Pemberian Nama yang Indah
| 94 Cinta Rasulullah kepada Keluarganya
| 96 Tempat Orang Kikir dan Dermawan
| 99 BAGIAN 3 Rasulullah Saw. Bersama Para Sahabat
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. | 103 Selamat Datang, Anakku | 104 Menyambung Tangan yang Terputus
| 112 Burung yang Berzikir dan Unta yang Menangis | 115
Seorang Budak yang Mulia | 117 Kata-Kata yang Diperebutkan Malaikat
| 119 Meminta Doa kepada Rasulullah
| 121 Membeli Unta dengan Harga Lebih
| 125 Isi Buku xv Rezeki dari Allah | 128 Allah sebagai Penyelamat | 131 Cinta kepada Rasulullah | 135 Berebut Berkah Rasulullah Saw.
| 138 Mencintai Surah Al-Ikhl?sh
| 142 Alangkah Jauh Jarak di Antara Mereka
| 144 Rasulullah Keluar karena Lapar
| 147 Rasulullah pun Bercanda | 150 Setan Tak Pernah Jera | 153 Berbagi Peran dengan Sahabat
| 156 t.c om 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. xvi | 159 st ak ain do .b lo gs Dipelihara sejak Kanak-Kanak
| 160 Cinta Rasulullah kepada Umatnya
| 163 Kezuhudan Rasulullah Saw.
| 167 Rasulullah Seorang Pekerja Keras
| 170 Muliakanlah Orang Lain | 175 Berbaktilah kepada Kedua Orangtuamu
| 178 Janganlah Berbuat Kasar | 180 Tahanlah Amarah! | 183 Berbuat Baik pada Hewan | 186 Mengambil Pelajaran dari Orang Lain
| 190 Rasulullah Tak Pernah Menolak Permintaan
| 194 Rasulullah dan Ahlu Shu"ah
| 196 Kebaikan untuk Orangtua | 199 Keutamaan Bagian Kanan | 201 Memberi Kelonggaran kepada Tawanan
| 204 pu 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. po BAGIAN 4 Kisah-Kisah tentang Akhlak yang Terpuji
Fuad Abdurahman 66. Berkah Uang Delapan Dirham
| 207 67. Adab Memelihara Masjid
| 210 BAGIAN 5 Kisah-Kisah tentang Amar Ma"ruf Nahyi Munkar | 213
68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. Keutamaan Sedekah | 214 Janganlah Menipu! | 217 Tentang Barang Temuan | 219 Jangan Sakiti yang Mati! | 222 Bekerjalah! | 224 Cinta karena Allah | 226 Adab Bertetangga | 228 Allah Itu Indah, Menyukai Keindahan
| 230 Rasulullah Menyukai Wewangian dan Gosok Gigi | 232
Jangan Dekati Dukun! | 234 Tobat yang Diterima | 237 Menyisir dan Menyemir Uban
| 242 Kewajiban di Tepi Jalan | 244 Jauhilah Semua Penyeru Menuju Neraka!
| 247 Evaluasi Diri | 250 Keutamaan Memaafkan

115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

| 253 BAGIAN 6 Kisah-kisah Rasulullah Saw. dalam Peperangan | 257
84. 85. 86. 87. Memata-matai Musuh | 258 Membuat Tuhan Tersenyum | 261 Tewasnya Abu Jahal | 265 Ingin Berjihad Lagi | 267 Isi Buku xvii 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. Hak Pedang Rasulullah | 269 Jangan Salahi Perintah Rasul!
| 272 Pahlawan-Pahlawan Uhud | 276 Jasad yang Dimandikan Malaikat
| 282 Prajurit yang Menjadi Ahli Neraka
| 284 Rasulullah Kehilangan Julaibib
| 287 Dikafani dengan Baju Zirah Nabi
| 289 Seorang Badui Beristri Bidadari
| 293 Benteng Terakhir Khaibar | 299 Ya Allah, Ridhailah Ia! | 303 Kalimat yang Menjadi Cahaya
| 306 Rasulullah Sang Pemberani
| 309 BAGIAN 7 Kisah-Kisah tentang Keimanan dan Ketakwaan | 313
100. Pelajaran dari Jibril
| 314 101. Nasihat Rasulullah kepada Muaz dan Abu Dzarr | 317
102. Takdir Baik dan Buruk
| 319 103. Membuat Perhitungan dengan Allah
| 321 104. Keberanian Qais | 325 105. Jangan Bohong! | 327 106. Keimanan yang Kukuh | 330 107. Keimanan yang Menakjubkan
| 333 108. Jika Jujur, Ia Pasti Masuk Surga
| 336 109. Rasulullah Senang Bercerita
| 338 110. Kesucian Kalimat L? Il?ha Illall?h
| 340 111. Keadilan Tak Pandang Bulu
| 343 112. Keseimbangan dalam Memenuhi Hak
| 347 xviii Fuad Abdurahman 113. Bersama Penghuni Surga
| 351 114. Berkat Rahmat Allah Semata
| 354 115. Perbanyak Amal Sebelum Ajal
| 366 Kepustakaan Profil Penulis | 369 | 377 Isi Buku xix Bagian 1 Kisah-Kisah tentang Nubuwat dan Mukjizat Rasulullah Saw. Membersihkan Hati Nabi Saw. H alimah binti Abi Dzuaib Al-Sa"diyyah termenung.
Lelah terbayang jelas di pelupuk matanya. Ia nyaris
putus asa. Hari menjelang malam. Semua kawan yang
datang bersamanya telah pulang kampung dan masingmasing membawa bayi untuk disusui. Hanya ia seorang
yang bertangan hampa. Tampaknya, ia tak akan dapat
rezeki dari orang Makkah. Tak seorang ibu pun yang rela
menyerahkan bayinya kepada Halimah, karena mereka
melihat tubuhnya yang kurus dan pakaiannya yang kusut
koyak. Namun, ia ingat, ada satu bayi yang diabaikan
para ibu susuan yang datang bersamanya dari kampung.
Ia adalah putra Aminah binti Wahab. Mereka enggan
mengambil bayi itu untuk disusui karena bayi itu tak lagi
berayah. Mereka menyangka tak akan dapat rezeki lebih
banyak dari seorang anak yatim.
Akhirnya, dengan enggan, Halimah berkata kepada
suaminya, "Demi Allah, aku tidak mau pulang tanpa
membawa bayi. Aku akan pergi kepada anak yatim itu
dan mengambilnya." Suaminya menimpali, "Ya, ambillah. Semoga Allah
memberkahi kita karenanya."
Dan sungguh, Allah mengabulkan doanya. Hidup
Halimah dan keluarganya diberkahi setelah mengambil
bayi yatim itu, bayi yang kelak mengubah sejarah dunia.
Pertama, air susu Halimah yang sebelumnya kering
menjadi berlimpah. Kedua, hewan ternaknya yang
tadinya kurus-kurus menjadi gemuk dan berlimpah air
susu. Ketiga, unta tunggangan Halimah dan suaminya,
yang tadinya lemah dan berjalan lambat, kini berjalan
kencang sehingga bisa menyusul teman-temannya yang
pulang lebih dulu. Ketika Rasulullah Saw. berusia dua tahun, terjadi
sesuatu yang sangat menakjubkan. Suatu hari, beliau
main bersama teman sebayanya. Tiba-tiba dua lelaki
berpakaian putih memegang dan membawa beliau
dengan cepat menuju lembah, lalu meletakkannya
di bawah sebuah pohon. Lalu, kedua laki-laki itu
membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya. Mereka
mengeluarkan segumpal daging dari dalam hatinya.
Salah seorang berkata, "Ini adalah bagian setan!" Lalu,
keduanya mencuci hati Rasulullah dengan air zamzam
dari wadah yang terbuat dari emas. Setelah itu, mereka
Membersihkan Hati Nabi Saw.
3 mengembalikan hati beliau ke tempat asalnya seraya
berkata, "Ini adalah hati yang telah disucikan Allah dari
segala cela!" Kemudian, mereka pergi meninggalkan
beliau. Anak-anak lain yang bermain bersamanya saat
itu berlari kencang menuju rumah Halimah dan
menceritakan apa yang terjadi. Tentu saja Halimah dan
suaminya kaget dan mengkhawatirkan keselamatannya.
Mereka bergegas mencarinya ke segenap penjuru.
Akhirnya, mereka menemukan Muhammad telentang di
bawah sebuah pohon dengan tubuh bermandi keringat.
"Apa yang telah terjadi padamu, Anakku?" tanya
Halimah. Muhammad menjawab, "Dua laki-laki berpakaian
putih mendatangiku. Mereka membaringkan dan
membelah dadaku. Lalu mereka mengambil sesuatu dari
dalam dadaku. Aku tidak tahu, apa yang mereka ambil."
Mendengar tuturan beliau, Halimah dan suaminya
tercengang luar biasa dan berkata, "Ini adalah sesuatu
yang luar biasa!" Setelah kejadian itu, suami Halimah berkata,
"Halimah, Istriku, aku takut sesuatu terjadi pada anak
ini. Bagaimana kalau kita kembalikan kepada keluarganya
sebelum terlambat?" Halimah setuju dan mereka pun membawa
Muhammad menemui ibunya, Aminah.
4 Fuad Abdurahman "Apa yang kaulakukan" Bukankah dulu kau yang
meminta agar anakku tinggal bersamamu?" tanya
Aminah heran. Halimah bercerita, "Sesuatu yang luar biasa terjadi
kepadanya dan aku mengkhawatirkan keselamatannya.
Jadi, kukembalikan putramu .?"
Aminah berkata, "Apa yang telah terjadi" Ceritakanlah
kepadaku! Apakah kau takut setan mengusiknya?"
"Ya, benar!" "Tidak, demi Allah," timpal Aminah, "Tidak ada
jalan bagi setan untuk mengusiknya. Sungguh putraku
ini memiliki keagungan luar biasa. Maukah engkau
mendengarkan ceritaku?"
"Tentu saja," jawab Halimah singkat.
Aminah pun bercerita, "Suatu hari, saat ia masih
dalam kandungan, aku melihat cahaya keluar dari diriku
menerangi istana-istana Busyra di Negeri Syam hingga
aku dapat melihatnya dengan jelas. Demi Allah, saat
mengandungnya, aku tidak merasa letih sedikit pun,
bahkan terasa ringan. Dan ketika dilahirkan, ia letakkan
kedua tangannya di tanah dan kepalanya tengadah ke
langit. Jangan kau khawatir. Biarkanlah. Bawalah ia
kembali ke kampungmu dengan selamat!"
Maka, Halimah kembali membawa Muhammad kecil
ke rumahnya di perkampungan Bani Sa"diyah disertai
perasaan bangga karena mengasuh dan menyusui
seorang anak yang luar biasa.[]
Membersihkan Hati Nabi Saw.
5 Tawasul dengan Calon Rasul S uatu saat Makkah dilanda kekeringan yang hebat.
Tumbuh-tumbuhan meranggas kering. Hewan ternak
kurus-kurus tak bersusu. Sebagian orang mulai dilanda
kelaparan. Maka, para pemuka Quraisy berkumpul dan
berunding. Seorang di antara mereka berkata, "Mintalah
pertolongan kepada Latta dan Uzza."
Seseorang menimpali, "Tidak, mintalah perlindungan
kepada Manat, dewa yang ketiga!"
Setelah lama berunding dan berdebat tanpa
hasil, seorang laki-laki bernama Waraqah ibn Naufal,
paman Khadijah binti Khuwailid, berkata, "Aku berasal
dari kabilah Naufal. Di antara kalian ada orang yang
merupakan keturunan Ibrahim dan Ismail. Kusarankan,
mintalah bantuan kepadanya."
Orang-orang berkata, "Apakah yang kau maksud
adalah Abu Thalib?" "Ya, mintalah bantuan kepadanya."
Mereka menyetujui sarannya dan beranjak pergi
menemui Abu Thalib yang baru saja keluar dari
rumahnya mengenakan jubah kuning. Mereka berkata,
"Hai Abu Thalib, lembah sudah mengering dan makhluk
Allah dilanda dahaga. Bangunlah dan mohonkan hujan
untuk kami!" Abu Thalib berkata, "Tunggulah sampai matahari
tergelincir dan angin mereda."
Saat matahari hampir tergelincir, Abu Thalib keluar
bersama seorang anak muda dengan wajah cemerlang
seperti matahari di waktu duha, tetapi teduh seperti
dinaungi awan. Ialah Muhammad. Ia sandarkan
punggungnya pada dinding Ka"bah. Sambil memegang
anak muda itu, Abu Thalib mengangkat tangan, berdoa
memohon turunnya hujan: "Turunkanlah hujan kepada
kami, wahai Tuhan kami. Kami ber-tawasul kepada-Mu
dengan anak yang penuh berkah ini."
Waktu itu langit bening seperti kaca. Tak ada awan.
Setelah Abu Thalib berdoa, awan berhimpun. Datang
bergulung-gulung dari pelbagai penjuru. Tak lama,
suara halilintar menggelegar bersahutan, dan hujan pun
mengguyur Makkah dan sekitarnya dengan sangat deras.
Abu Thalib memuji anak muda itu, menyenandungkan
puisinya yang terkenal: Awan diharapkan turunkan hujan
Melalui wajahnya yang cemerlang
Tawasul dengan Calon Rasul
7

115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pelindung yatim, pelindung janda
Kepadanya bernaung keluarga Hasyim yang malang
Di sisinya mereka dapatkan kenikmatan dan
kemuliaan. Kira-kira 30 tahun setelah peristiwa itu, seorang Arab
Badui tergopoh-gopoh menemui Rasulullah Saw. di
Madinah. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami datang
menemuimu karena unta-unta kami tak lagi bisa
melangkah dan bayi-bayi kami enggan menyusu.
Kemudian, ia lantunkan syair:
Kami lihat dada perawan tampakkan uratnya
Para ibu baru tak lagi menghiraukan bayinya
Dengan tangan menadah, pemuda datang merendah Tubuhnya lunglai dan lemah
Mulutnya membisu dan pedar.
Di rumah-rumah kami tak tersisa lagi makanan
Selain hanzal dan bulir kasar bercampur bulu.
Bagi kami, selain dirimu,
Tak ada lagi tempat berlari
Ke mana lagi manusia pergi
Kecuali kepada sang utusan.
8 Fuad Abdurahman Usai laki-laki itu menyampaikan keluhannya, Rasulullah
Saw. berdiri, mengenakan serbannya, dan naik ke
mimbar. Beliau tadahkan kedua tangannya ke langit dan
berdoa: "Ya Allah, turunkan kepada kami hujan deras
melimpah, dengan segera tidak tertunda, berguna tidak
berbahaya sehingga payudara dipenuhi susu, tanaman
tumbuh subur, dan bumi hidup lagi setelah kematiannya."
Anas r.a. yang meriwayatkan hadis ini berkata, "Demi
Allah, tangan Rasulullah Saw. belum lagi turun, dan
langit sudah mencurahkan hujannya." Penduduk lembah
berteriak, "Wahai Rasulullah, banjir, banjir!"
Maka, Rasulullah Saw. berdoa, "Ya Allah, berkatilah
kami. Jangan siksa kami."
Tiba-tiba awan berpencar ke berbagai arah,
melingkari Madinah seperti mahkota. Rasulullah Saw.
tertawa hingga tampak gusinya, dan berkata, "Ya Allah,
aku teringat lagi kepada Abu Thalib. Sekiranya ia hidup,
pasti bahagia hatinya. Siapakah yang mau membacakan
puisinya bagiku?"[] Tawasul dengan Calon Rasul
9 Membelah Bulan D ikisahkan bahwa Abu Jahal mengirim surat
undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di
Syam. Maka, Habib berangkat bersama 12.000 pasukan
berkuda menuju Makkah. Saat tiba di Kota Abtha,
sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal beserta para
pembesar Quraisy menyambutnya dengan memberikan
budak dan perhiasan. Setelah duduk berhadapan, Habib
bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad.
"Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!" pinta Abu
Jahal. Habib menukas, "Siapakah Muhammad?"
Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal
menjawab, "Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang
yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun,
ia berbalik menghina dan merendahkan tuhan kami. Ia
dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!"
"Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela! Bila
tidak mau, paksalah!" kata Habib.
Maka, seseorang pergi memanggil Rasulullah Saw.,
yang tanpa rasa takut sedikit pun datang menemui
Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya,
Khadijah. Ketika Rasulullah Saw. tiba di hadapan Habib, wajah
beliau tampak bercahaya sehingga Habib tertegun dan
berkata, "Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap
nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?"
"Apa yang engkau inginkan?" tanya Rasulullah Saw.
Habib berkata, "Aku ingin kau membuat matahari
terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah
menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas
kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu,
bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti
purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta
matahari muncul seperti sedia kala!"
Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum
dan berkata, "Sungguh benar apa yang Tuan katakan!
Permintaan Tuan sungguh luar biasa!"
Rasulullah Saw. pergi meninggalkan Habib menuju
Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua rakaat.
Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah. Sejurus
kemudian, Jibril datang dan berkata, "Assalamu"alaikum,
ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu
dan berfirman, "Kekasihku, janganlah kau bersedih dan
bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui
mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah
Membelah Bulan 11 menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan
malam.?" Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke
barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta
diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama.
Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, beliau
memberi isyarat dengan jarinya. Bulan itu bergerak turun
dan berhenti di hadapan beliau. Lalu ia terbelah dua
bagian. Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala
beliau dan bersaksi, "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya."
Setelah itu bulan kembali naik ke langit dan matahari
muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum
datang waktunya untuk terbenam. Meskipun mukjizat
ditampakkan begitu nyata, tetap saja Abu Jahal dan para
pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mereka tetap
tak mau beriman.[] 12 Fuad Abdurahman Kisah Suraqah S uatu pagi para pemuka Quraisy tersentak bangun dari
tidur mereka. Kabar buruk mengusik ketenangan:
Muhammad lolos dari kepungan para pemuda Quraisy
yang berniat membunuhnya. Malam itu Rasulullah Saw.
dan Abu Bakar telah pergi dari Makkah menuju Madinah.
Para pemuda yang mengepung rumah Rasulullah
menyangka beliau masih ada di dalam karena melihat
seseorang berbaring di atas ranjang beliau. Padahal, itu
adalah Ali ibn Abi Thalib yang diperintah Rasulullah Saw.
untuk tidur di atas ranjangnya dan mengenakan selimut
beliau. Pagi itu Makkah dilanda kepanikan. Para pemuka
Quraisy langsung berkumpul dan memerintahkan
pasukannya pergi mengejar dan mencari Muhammad
ke segala penjuru, tetapi mereka tak kunjung menemukannya. Para pembesar putus asa, dan akhirnya menggelar sayembara kepada para kabilah yang tersebar
sepanjang jalan antara Makkah dan Madinah: "Siapa pun
yang berhasil membawa Muhammad hidup atau mati ke
hadapan para pembesar Quraisy, ia akan diberi hadiah
sebanyak seratus ekor unta betina terbaik!"
Suraqah ibn Malik yang mendengar sayembara
itu segera menyiapkan baju besi, pedang, dan pelana
kudanya. Setelah menyiapkan segala bekal dan
perlengkapan, ia pacu kudanya sekencang-kencangnya
menyusul Rasulullah Saw. Memang ia terkenal sebagai
penunggang kuda yang cekatan. Perawakannya tinggi
besar dengan sorot mata yang tajam. Ia pun dikenal
sebagai pencari jejak yang cermat dan berpengalaman. Ia
lewati dengan tangkas jalan-jalan yang sukar dilalui orang
biasa. Ia bergerak dengan sangat waspada dan hati-hati.
Matanya nyalang melihat ke segala arah.
Namun, tanpa diduga, ketika ia memacu kudanya
dengan kencang, tiba-tiba kaki depan kudanya tersandung
dan ia jatuh terpental dari punggung kuda.
"Kuda sialan!" serapahnya kesal.
Tanpa pedulikan rasa sakit, ia berdiri dan kembali
memacu kudanya. Namun, untuk kali kedua, kudanya
tersandung lagi, melontarkan penunggangnya. Tentu saja
Suraqah makin kesal. Namun, ia tak berputus asa. Ia
bangkit lagi dan sigap melompat ke punggung kudanya.
Belum begitu jauh dari tempatnya jatuh, ia melihat
Rasulullah Saw. berjalan berdua dengan sahabatnya.
Maka, ia julurkan tangannya untuk mengambil busur.
Namun, tiba-tiba tangannya kaku tak bisa digerakkan.
14 Fuad Abdurahman Suraqah heran bercampur marah. Tak hanya itu, kini
kaki kudanya terbenam di pasir. Debu beterbangan di
sekitarnya membuat matanya kelilipan, nyaris tak bisa
melihat. Ia berusaha menggerakkan kudanya, tetapi tak
berhasil. Hewan itu seperti terpancang lekat di bumi.
Suraqah memandang dua laki-laki buruannya itu lalu
berseru dengan suara memelas, "Hai " kalian berdua!
Berdoalah kepada Tuhanmu supaya Dia melepaskan kaki
kudaku. Aku berjanji tidak akan mengganggu kalian!"
Rasulullah Saw. berdoa dan kaki kuda Suraqah
terlepas dari tanah. Namun, ketamakan memenuhi
hatinya sehingga ia melanggar janjinya sendiri. Saat
kudanya kembali bisa bergerak, Suraqah bangkit hendak
menyerang Rasulullah. Sial, kaki kudanya kembali
terbenam lebih parah dari semula.
Suraqah memohon belas kasihan kepada Rasulullah,
"Ambillah perbekalanku, juga harta dan senjataku. Demi
Allah aku berjanji, akan menyuruh pulang setiap orang
yang berusaha melacak kalian."
"Kami tidak butuh perbekalan dan hartamu.
Cukuplah jika kausuruh kembali orang-orang yang hendak
melacak dan mengejar kami!" jawab Rasulullah Saw.
Setelah itu, Rasulullah Saw. berdoa, dan kaki
kuda Suraqah pun terbebas. Saat hendak beranjak
pergi, Suraqah berkata, "Demi Allah, aku tidak akan
mengganggumu!" Kisah Suraqah 15 "Apa yang kau inginkan dari kami?" Rasulullah
bertanya. "Demi Allah, hai Muhammad! Aku yakin agama
yang kaubawa akan menang dan engkau mendapatkan
kekuasaan yang tinggi. Berjanjilah kepadaku, jika kelak
aku datang ke kerajaanmu, bermurah hatilah kepadaku.
Tuliskanlah itu untukku!" pinta Suraqah.
Rasulullah Saw. menyuruh Abu Bakar menuliskannya
pada sepotong tulang, lalu diberikannya kepada Suraqah
sambil berkata, "Bagaimana hai Suraqah, jika kelak kau
memakai gelang kebesaran Kisra?"
"Gelang kebesaran Kisra ibn Hormuz?" tanya Suraqah
takjub. "Ya, gelang kebesaran Kisra ibn Hormuz!" Rasulullah
meyakinkan. Dan, ucapan Rasulullah itu benar-benar menjadi
nyata di masa akhir kekhalifahan Umar ibn Khaththab
setelah pasukan Muslim menaklukkan kerajaan Persia di
bawah pimpinan Kisra ibn Hormuz.[]
16 Fuad Abdurahman Berkah untuk Ummu Ma"bad D i tengah perjalanan hijrah bersama Abu Bakar dari
Makkah ke Madinah, Rasulullah Saw. merasa lapar
dan haus. Keduanya terus berjalan hingga akhirnya
menemukan sebuah kemah kecil. Mereka singgah untuk
meminta makanan dan minuman. Ternyata kemah
itu milik Ummu Ma"bad. Ketika Rasulullah meminta
bantuannya, Ummu Ma"bad mengatakan bahwa ia tidak
punya apa-apa, kecuali seekor kambing betina kurus
yang biasa digembalakannya.
"Apakah kambing itu ada susunya" Dan bolehkah
aku memerahnya?" tanya Rasulullah Saw.
"Demi ayah dan ibuku, jika menurutmu bisa diperah,
perahlah," ujar Ummu Ma"bad.
Kemudian, Rasulullah Saw. berdoa seraya mengusapusap puting kambing kurus itu dengan tangannya
yang mulia. Beliau memanggil Ummu Ma"bad dan
meminta wadah. Ajaib, ketika diperah, kambing kurus
itu mengeluarkan susu yang berlimpah memenuhi
wadah. Ummu Ma"bad menjadi orang pertama yang
meminumnya hingga kenyang, lalu disusul Abu Bakar, dan
terakhir beliau sendiri. Setelah itu, mereka melanjutkan
perjalanan menuju Madinah.
Setelah Rasulullah Saw. pergi, datang Abu Ma"bad
ke kemahnya. Ia merasa kaget campur heran melihat
wadah yang penuh susu kambing. "Istriku, dari mana
semua susu ini?" tanyanya.
"Tadi, kita kedatangan laki-laki yang penuh berkah,"
ujar Ummu Ma"bad. Lantas, ia menerangkan ciri-ciri dua
orang tamunya itu. "Ia pasti orang Quraisy. Sungguh, jika bertemu
dengannya, niscaya aku akan beriman dan mengikutinya,"
ujar Abu Ma"bad. Dalam riwayat lain, diceritakan bahwa setelah semua
minum susu kambing itu, Ummu Ma"bad bertanya,
"Apakah orang-orang Quraisy menyebutmu shabi" (yang
meninggalkan agama nenek moyang)?"
Rasulullah Saw. menjawab, "Seperti itulah mereka


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyebutku." "Aku bersaksi bahwa yang engkau bawa adalah
kebenaran. Bolehkah aku mengikutimu?" pinta Ummu
Ma"bad. "Jangan, kecuali setelah kau mendengar bahwa saya
ditolong," jawab Rasulullah.
18 Fuad Abdurahman Kelak, setelah kedudukan kaum Muslim makin
kukuh di Madinah, Ummu Ma"bad datang dan mengikuti
Rasulullah Saw.[] Berkah untuk Ummu Ma"bad
19 Rusa Tak Pernah Berdusta S eorang Arab Badui (yang tinggal di pedalaman
padang pasir) berhasil menangkap seekor rusa dan
mengikat lehernya, lalu membawanya ke Kota Madinah.
Rasulullah Saw. yang sedang berada di luar Kota
Madinah mendengar suara panggilan, "Ya Rasulullah "
ya Rasulullah "." Beliau menoleh ke kanan dan ke kiri,
tetapi tidak melihat seorang pun.
Tidak lama kemudian terdengar lagi seseorang
memanggilnya. Beliau pun menoleh, tetapi lagi-lagi
tak ada seorang pun di sekitarnya. Lalu beberapa saat
kemudian, beliau melihat seorang Arab Badui berjalan
membawa seekor rusa. Setelah memperhatikan,
Rasulullah Saw. tahu, yang tadi memanggilnya adalah
rusa itu. Rasulullah Saw. mendekati si rusa dan bertanya,
"Mengapa kau memanggilku?"
Rusa itu menjawab, "Aku punya dua anak yang masih
menyusui dan kini ada di balik bukit itu. Aku berharap,
Tuan berkenan menjadi jaminan bagi kebebasanku agar
aku bisa pergi menyusui mereka dan aku akan kembali
lagi." Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah kau pasti akan
kembali?" "Jika aku tidak kembali, semoga Allah menyiksaku
dengan siksaan orang yang makan riba," tegas sang rusa
meyakinkan. Maka, Rasulullah Saw. berbicara kepada laki-laki itu,
membujuknya agar membebaskan rusa itu, dan beliau
berjanji menjadi jaminannya. Laki-laki itu menerimanya.
Setelah dilepaskan, rusa itu langsung berlari ke balik
bukit untuk menyusui anak-anaknya. Selang beberapa
jam, rusa itu kembali lagi.
Tentu saja, kejadian ini menghentak kesadaran
Arab Badui itu. Ia tahu, orang di hadapannya adalah
manusia yang agung dan mulia. Maka, ia berkata kepada
Rasulullah, "Aku akan memenuhi apa pun yang Tuan
inginkan." Rasulullah Saw. berkata, "Lepaskanlah rusa ini!"
Akhirnya, ia melepaskan rusa itu. Sebelum berlari
pergi, rusa itu berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada
sembahan selain Tuhan Yang Maha Esa, dan engkau (hai
Muhammad) adalah utusan Allah."[]
Rusa Tak Pernah Berdusta 21 Unta, Sang Hakim S uatu hari seorang Yahudi menemui Rasulullah Saw.
mengadukan bahwa seorang Muslim telah mencuri
untanya. Ia mendatangkan empat saksi palsu dari kaum
munafik. Karena kesaksian empat orang itu, Rasulullah
Saw. memutuskan bahwa unta itu milik orang Yahudi dan
tangan si Muslim harus dipotong. Tentu saja, si Muslim
yang tidak merasa mencuri unta itu kaget dan berduka.
Ia mengangkat kepalanya dan menadahkan tangannya,
lalu berkata, "Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui bahwa
aku tidak mencuri unta itu."
Kemudian ia berkata kepada Rasulullah Saw., "Wahai
Rasulullah, sungguh keputusanmu itu benar. Namun,
aku mohon, sebelum tanganku dipotong, mintalah
keterangan dari unta ini!"
Maka, Rasulullah Saw. bertanya kepada si unta, "Hai
unta, milik siapakah engkau?"
Unta itu menjawab dengan jelas, "Wahai Rasulullah,
aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya
para saksi itu palsu semua."
Akhirnya, Rasulullah Saw. berkata, "Hai Muslim,
katakan kepadaku, apa yang kaulakukan hingga Allah
menjadikan unta ini berbicara?"
"Wahai Rasulullah, di malam hari aku tidak tidur
sebelum membaca shalawat kepadamu sepuluh kali."
Rasulullah Saw. berkata, "Kau telah selamat dari
hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari
siksa di akhirat berkat shalawat yang kaubaca untukku."
Kisah yang nyaris sama dialami seorang tokoh kafir
Quraisy, Amr ibn Hisyam, atau yang lebih dikenal dengan
julukan Abu Jahal (Biang Kebodohan). Ketika Rasulullah
Saw. menyeru kaumnya untuk beriman kepada Allah
Swt., para pemuka Quraisy marah. Abu Jahal berseru,
"Demi Allah, lebih baik aku mati daripada mengikutimu!"
Ketika para pemimpin Quraisy berkumpul
merundingkan apa yang harus mereka lakukan kepada
Muhammad, Abu Jahal bertanya dengan nada marah,
"Tidak adakah di antara kalian, hai kaum Quraisy, orang
yang siap membunuh Muhammad?"
"Tidak ada," jawab mereka.
Unta, Sang Hakim 23 "Kalau begitu, aku yang akan membunuhnya," tegas
Abu Jahal, "jika keluarga Abdul Muththalib menuntut
balas, biar aku sendiri yang terbunuh."
Mereka berujar, "Sungguh jika benar kau mau
melakukan itu, tentu kami akan selalu mengingatmu. Itu
sungguh kebaikan yang tidak akan pernah kami lupakan."
Kemudian Abu Jahal pergi ke Masjidil Haram dan
melihat Rasulullah Saw. sedang tawaf, lalu beliau
shalat, dan sujud sangat lama. Sungguh kesempatan
yang sempurna, pikir Abu Jahal. Lalu, ia mengambil
batu dan membawanya untuk dilontarkan pada kepala
Rasulullah Saw. yang sedang bersujud. Namun, saat ia
berjalan mendekati Rasulullah, tiba-tiba seekor unta
jantan muncul dari arah beliau, menghadang langkah
Abu Jahal dan membuka mulutnya sangat lebar.
Menyaksikan unta besar yang menakutkan itu, Abu
Jahal gemetar hingga batu itu jatuh menimpa kakinya
sendiri. Ia bergegas pulang dengan langkah tertatih dan
muka pucat berkeringat. Para pemuka Quraisy yang
ditemuinya bertanya, "Apa yang terjadi" Kami tidak
pernah melihatmu dalam keadaan seperti sekarang."
Abu Jahal menjawab, "Maafkan aku, saat aku
hendak menumbuk kepalanya dengan batu, tiba-tiba
seekor unta jantan muncul dari arah Muhammad. Unta
itu menghadangku dan membuka mulutnya lebar-lebar,
siap menelanku. Batu yang siap kutumbukkan pada
kepalanya jatuh menimpa kakiku sendiri."
All?h Al-Musta"?n.[]
24 Fuad Abdurahman Air Memancar dari Sela-Sela Jari Rasulullah Saw. S uatu hari para sahabat berada di sebuah tempat
persinggahan di pasar Madinah. Saat waktu ashar
tiba, Rasulullah Saw. meletakkan tangannya pada sebuah
wadah, dan sekitar 300 orang laki-laki berwudhu dari
wadah itu. Anas r.a. yang meriwayatkan kisah ini berkata,
"Aku melihat air memancar dari sela-sela jarinya."
Keajaiban serupa terjadi dalam peristiwa Hudaibiyah.
Jabir r.a. menuturkan bahwa saat kaum Muslim
berkemah di Hudaibiyah, banyak di antara mereka yang
mengalami kehausan. Mereka menemui Rasulullah Saw.
mengadukan keadaan itu sambil membawa sebuah
bejana berisi sedikit air. Rasulullah Saw. memasukkan
tangannya ke bejana itu dan para sahabat melihat air
memancar dari sela-sela jarinya bagaikan mata air.
"Berapa jumlah kalian?" tanya Rasulullah kepada Jabir.
"Sekitar 1500 orang," jawab Jabir.
"Air itu, insya Allah cukup untuk kalian semua."
Benar saja, semua Muslim yang ada di Hudaibiyah
saat itu dapat minum hingga puas dari wadah air yang
telah diberkahi Rasulullah Saw.
Jabir r.a. juga meriwayatkan bahwa dalam peristiwa
Buwaith, pasukan Muslim kehabisan bekal air sehingga
banyak di antara mereka yang duduk lemah kehausan.
Mereka mendatangi Rasulullah Saw. dan mengadukan
keadaan itu. Maka, beliau meminta sebuah mangkuk dan
menuangkan sedikit air ke dalamnya, lalu meletakkan
kedua tangannya ke mangkuk itu. Tiba-tiba, air memancar
dari sela-sela jarinya. Lalu, mangkuk itu diberikan kepada seorang sahabat
yang kemudian minum darinya. Mangkuk itu berputar
dari satu sahabat kepada sahabat lain hingga semua
orang di sana dapat minum hingga puas. Air dalam
wadah tak juga habis. Dalam perjalanan menuju medan perang Tabuk, kaum
Muslim melewati sebuah tempat yang sangat gersang.
Mereka dilanda dahaga yang sangat menyiksa. Beberapa
orang diperintahkan mencari sumber air hingga akhirnya
salah seorang menemukan sebuah mata air tetapi airnya
26 Fuad Abdurahman sangat sedikit, tidak akan cukup untuk memberi minum
semua pasukan. Ia segera menemui Rasulullah Saw.
dan melaporkan temuannya. Maka, Rasulullah Saw. dan
Muaz ibn Jabal bergegas pergi menuju mata air itu.
Tiba di sana, beliau menggerakkan sebuah benda yang
mengambang di atas air sehingga benda itu bergerak dan
berputar-putar. Rasulullah Saw. membasuh wajahnya,
kedua tangannya, dan mengulanginya lagi. Tiba-tiba air
di mata air itu menenggelamkan benda-benda yang
mengambang di atasnya, lalu mata air itu mengeluarkan
suara yang sangat keras seperti petir.
Dan, tiba-tiba Muaz ibn Jabal melihat mata air itu
memancarkan air dengan sangat deras sehingga mata
air itu makin penuh. "Bergegaslah, Muaz. Jika kau hidup lebih lama, kau
akan melihat padang gersang ini penuh dengan taman
dan kebun yang subur," ujar Rasulullah Saw.
Maka, Muaz segera memenuhi wadah-wadah kosong
dengan air dan menyerahkannya kepada pasukan yang
kehausan. Mata air itu terus memancarkan air segar
hingga semua pasukan minum dengan puas.[]
Air Memancar dari Sela-Sela Jari Rasulullah Saw.
27 Makanan yang Diberkahi D alam peristiwa Khandak, atau Perang Ahzab,
Rasulullah Saw. dan semua kaum Muslim bekerja
keras menggali parit di sekeliling Madinah. Mereka dibagi
ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi
menggali parit sepanjang 40 hasta. Mereka semua
bekerja keras tanpa kenal lelah karena pasukan musyrik
Quraisy dan sekutu mereka telah bersiap-siap menyerang
Madinah. Rasulullah juga bekerja keras memimpin kaum
Muslim hingga lupa makan. Sudah tiga hari beliau tidak
mendapatkan makanan yang laik. Jabir ibn Abdullah
mengetahui keadaan beliau dan merasa iba melihat
kondisinya yang tampak lelah dan lapar.
Jabir berhasrat besar untuk menjamu Rasulullah
sehingga ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku mohon izin
untuk pulang sebentar ke rumah." Beliau memberinya
izin. Saat tiba di rumah, Jabir berkata kepada istrinya,
"Aku melihat Rasulullah sangat lemah dan lapar. Namun,
beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk
dimasak?" Istri Jabir menjawab, "Kita punya secangkir gandum
dan anak kambing yang kurus."
Jabir segera menyembelih kambing itu, lalu istrinya
memasaknya, kemudian membuat beberapa potong roti
gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas
pergi menemui Rasulullah Saw.
"Wahai Rasulullah, aku punya sedikit makanan di
rumah. Sudilah kiranya Tuan datang ke rumahku bersama
dua atau tiga orang untuk menyantapnya," ujar Jabir.
"Apa yang telah kausiapkan?" tanya Rasulullah Saw.
Jabir menuturkan apa adanya. Lalu, Rasulullah Saw.
berkata, "Makanan yang banyak dan baik. Tolong katakan
kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci
dan menghidangkan rotinya hingga aku datang." Maka,
Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului Rasulullah.
Sementara itu, Rasulullah Saw. berseru kepada para
sahabat, "Berhentilah kalian semua. Mari kita pergi ke
rumah Jabir." Jabir tiba di rumahnya dan menceritakan obrolannya
dengan Rasulullah Saw. termasuk pesan beliau. Namun,
beberapa saat kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik
melihat di depan rumahnya, Rasulullah datang bersama
semua sahabat Anshar dan Muhajirin. Ia berpaling
kepada istrinya dan berkata gugup, "Celaka, beliau
datang bersama semua sahabat."
Makanan yang Diberkahi

115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

29 "Apakah beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?"
tanya istrinya. "Ya, sudah," jawab Jabir.
"Maka, kau tidak perlu kaget," jawab istrinya.
Jabir menyilakan Rasulullah dan para sahabat di
rumahnya. Kemudian, Rasulullah Saw. membuka tutup
panci dan mengambil sesendok masakan daging kambing
itu dan mengambil sepotong roti. Lalu, para sahabat
mengikutinya hingga semua orang yang datang ke rumah
Jabir bisa makan dengan kenyang. Setelah semua orang
makan, Rasulullah Saw. menyuruh istri Jabir untuk
makan. Ternyata, di panci itu masih tersisa masakan
untuk Jabir dan istrinya, begitu pula rotinya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Jabir mengunjungi
rumah ibunya, dan ternyata ibunya telah membuatkan
makanan. Ia berkata, "Hai Jabir, pergilah kepada
Rasulullah dan undang beliau makan."
Maka, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah
Saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, ibuku telah
membuatkan makanan, dan beliau mengundang Tuan
untuk menyantapnya bersama kami."
Rasulullah Saw. berpaling kepada para sahabat
dan berkata, "Mari kita pergi ke sana." Rasulullah Saw.
datang diiringi 50 orang sahabat. Jabir sendiri terkejut
dan bergegas pergi ke rumah ibunya untuk menyampaikan
kabar kedatangan Rasulullah bersama puluhan sahabatnya.
30 Fuad Abdurahman Tiba di tujuan, Rasulullah dan para sahabat duduk di
depan pintu. Kemudian beliau berkata, "Masuklah kalian
sepuluh orang-sepuluh orang!" Kemudian, mereka semua
makan sampai kenyang. Ternyata, hidangan yang hanya
sedikit itu masih tersisa meski semua orang telah makan.
Suatu hari dalam sebuah ekspedisi bersama pasukan
Muslim, Rasulullah Saw. dan kaum Muslim merasa lapar,
sedangkan perbekalan sudah sangat menipis. Maka,
beliau bertanya kepada Abu Hurairah, "Apakah kita
masih punya sesuatu untuk dimakan?"
"Ya, kita masih punya kurma di kantong perbekalan,"
jawab Abu Hurairah. Kemudian Rasulullah Saw. mengambil kurma,
menggenggamnya, dan berdoa agar diberkahi Allah.
Setelah itu, beliau menyuruh semua pasukan makan
dari wadah perbekalan itu hingga mereka semua merasa
kenyang. Setelah mereka semua makan, Rasulullah Saw.
berkata, "Ambillah kurma yang kupegang tadi!"
Abu Hurairah lalu memasukkan tangannya ke dalam
kantong, dan ia menemukan di dalamnya kurma yang
sangat banyak. Abu Hurairah r.a. menuturkan, "Aku masih bisa
makan kurma dari kantong itu sampai masa Khalifah
Utsman r.a. Ketika Khalifah Utsman terbunuh, kurma itu
habis." Subh?nall?h.[]
Makanan yang Diberkahi 31 Rasulullah Berbicara dengan Pohon I bn Umar r.a. menceritakan bahwa dalam sebuah
perjalanan, Rasulullah Saw. bertemu dengan beberapa
orang pedalaman dan beliau mengajak mereka
memeluk Islam. Rasulullah Saw. berkata, "Aku akan
memperlihatkan sesuatu kepada siapa pun yang masih
sangsi. Ini adalah pohon, aku akan bicara kepadanya dan
meminta sesuatu darinya."
Lalu, tiba-tiba pohon di hadapan Rasulullah itu
merunduk dan mencium bumi, kemudian tegak kembali
seperti semula. Menyaksikan peristiwa itu, orang-orang
pedalaman itu langsung mengucapkan syahadat tiga kali,
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah."
Buraidah Al-Aslami menuturkan bahwa seorang
Arab Badui memohon kepada Rasulullah Saw. untuk
memperlihatkan mukjizat dengan memanggil sebatang
pohon dan beliau menyanggupinya. Maka, tidak lama
kemudian datang sebatang pohon kurma dan berhenti
di hadapan orang Badui tadi dan berkata, "Salam
keselamatan atasmu, wahai utusan Allah."
Setelah itu, Rasulullah Saw. memerintahkan pohon
itu kembali ke tempatnya.
Suatu hari Rasulullah Saw. memanggil pohon kurma
untuk mendengarkan khutbahnya. Ketika Rasulullah
naik mimbar dan mulai berbicara, pohon kurma itu
bersedih dan menangis tersedu-sedu. Orang-orang di
sekelilingnya mendengar tangisannya sehingga mereka
pun ikut menangis tersedu-sedu.
Lalu, Rasulullah Saw. memanggil pohon itu. Ia
pun datang dan bersujud ke bumi, lalu kembali lagi ke
tempatnya. Wall?hu a"lam.[]
Rasulullah Berbicara dengan Pohon
33 Kerikil pun Bertasbih S uatu hari seorang laki-laki mendatangi rumah
Rasulullah Saw., tetapi beliau tidak ada di rumah. Ia
bertanya kepada pelayan beliau yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. sedang berada di sebuah tempat. Maka,
ia pergi ke tempat yang ditunjukkan si pelayan itu.
Tiba di tempat tujuan, ia melihat Rasulullah Saw.
sedang duduk sendirian, tanpa seorang sahabat pun
menemaninya. Ia mengira Rasulullah Saw. sedang
menerima wahyu. Ia berjalan mendekati beliau,
mengucapkan salam, dan Rasulullah Saw. menjawabnya.
Namun, laki-laki itu tidak berani mengucapkan sepatah
pun kata sehingga ia hanya duduk di samping beliau.
Tidak lama kemudian, datang Abu Bakar berjalan
cepat. Setelah menjawab ucapan salam Abu Bakar,
Rasulullah Saw. menyuruhnya duduk di sebelah lakilaki itu. Lalu, datang Umar ibn Khaththab yang disuruh
duduk di sisi Abu Bakar. Tak lama kemudian datang
Utsman ibn A"an yang disuruh duduk di samping Umar
ibn Khaththab. Rasulullah Saw. mengucapkan beberapa kalimat yang
tidak dipahami laki-laki itu. Ia hanya mendengar beliau
mengatakan, "Sedikit yang tersisa." Lalu, Rasulullah Saw.
mengambil beberapa butir kerikil. Dan, sungguh ajaib!
Kerikil itu bertasbih di tangan beliau hingga semua yang
hadir mendengarnya dengan jelas.
Kemudian Rasulullah Saw. memberikan kerikil-kerikil
itu kepada Abu Bakar, dan lagi-lagi kerikil itu bertasbih
di tangannya, juga ketika diberikan kepada Umar, dan
terakhir kerikil itu bertasbih saat ada di tangan Utsman.
Anas r.a. menuturkan bahwa suatu saat Rasulullah Saw.
mengambil beberapa kerikil dan semuanya bertasbih di
tangan beliau hingga para sahabat mendengar tasbihnya.
Mengenai peristiwa itu, Ibn Mas"ud r.a. mengatakan,
"Kami sedang makan bersama Rasulullah dan mendengar
suara tasbih yang dilantunkan kerikil-kerikil itu."
Sementara, Ali ibn Abi Thalib r.a. menuturkan kisah
yang berbeda, "Kami bersama Rasulullah di Makkah,
kemudian beliau pergi ke salah satu sudut Makkah. Kami
mendengar pepohonan dan gunung-gunung memberi
salam kepadanya, "Assal?mu"alaykum, y? Ras?lull?h.?"[]
Kerikil pun Bertasbih 35 Makar yang Terbongkar S uatu hari, usai Perang Badar, di hadapan kaum
Quraisy Makkah, Abu Sufyan berkata, "Mengapa
tidak ada orang yang mau membunuh Muhammad
ketika ia berjalan-jalan di pasar" Kita harus menuntut
balas!" Seorang Arab pedalaman mendatangi Abu Sufyan
di rumahnya dan berkata, "Jika kau mau memberiku
bekal, aku akan membunuh Muhammad. Aku pandai
menemukan jalan-jalan rahasia ke Madinah. Aku pun
sangat mahir mengenal arah, dan pisauku pun selalu
terasah tajam." Tentu saja Abu Sufyan sangat senang dan berkata,
"Engkau sahabatku."
Lalu, ia memberinya unta dan perbekalan. Tak lupa,
Abu Sufyan juga berbisik, "Rahasiakan perjanjian ini.
Aku tidak mau seorang pun mendengarnya. Aku takut
seseorang menyampaikannya kepada Muhammad."
Orang Arab itu berjanji, "Ya, aku berjanji. Tidak akan
ada seorang pun yang mengetahuinya."
Selanjutnya, ia berangkat menuju Madinah. Setelah
seminggu perjalanan, ia tiba di Madinah. Ia mencari
Rasulullah Saw. dan melihatnya sedang bersama para
sahabat di masjid. Maka, dengan hati-hati ia memasuki
masjid. Saat Rasulullah Saw. melihatnya, beliau berkata
kepada para sahabat, "Orang ini bermaksud buruk,
tetapi Allah akan menghalanginya dari apa yang
direncanakannya." Setelah berada di dalam masjid, orang Arab itu
bertanya, "Manakah anak Abdul Muthalib?"
"Aku, anak Abdul Muthalib," jawab Rasulullah Saw.
tenang. Orang Arab ini mendekati Rasulullah Saw., lalu
merunduk ke arah sebelah kiri beliau. Usaid ibn
Khudhair, seorang Anshar, bangkit dari duduknya dan
membentaknya, "Jangan dekati Rasulullah!" Ia sentakkan
sesuatu dari dalam baju orang itu dan merampas
pisaunya. Rasulullah Saw. berkata, "Memang, ia punya niat
buruk." Dalam cengkeraman Usaid, laki-laki itu merengek,
"Lindungilah darahku, wahai Muhammad!"
Rasulullah Saw. bertanya, "Jawablah dengan jujur.
Saat ini, hanya kejujuran yang bisa menyelamatkanmu.
Jangan berdusta, karena aku sudah mengetahui apa yang
kaurencanakan!" "Apakah aku akan dilindungi?"
"Ya, kau aman."
Makar yang Terbongkar 37 Maka, ia menceritakan perjanjiannya dengan
Abu Sufyan untuk pergi ke Madinah dan membunuh
Rasulullah. Setelah itu, beliau menyuruh Usaid untuk
menahan dan mengawasi laki-laki itu. Keesokan harinya,
Rasulullah Saw. memanggil orang Arab itu dan berkata,
"Aku sudah memberikan perlindungan kepadamu.
Sekarang, pergilah ke mana pun yang kau suka atau
pilihlah yang paling baik untukmu."
"Apakah yang paling baik untukku?"
"Ucapkanlah: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan
selain Allah dan bahwa aku adalah utusan-Nya.?"
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah
dan bahwa engkau adalah utusan-Nya. Aku yakin, kau
dalam kebenaran dan pasukan Abu Sufyan adalah
pasukan setan." Orang Arab itu sempat tinggal di Madinah beberapa
hari, kemudian Rasulullah Saw. mengizinkannya pergi.
Sejak hari itu, tidak ada yang mengetahui keberadaan
laki-laki itu. Usai kejadian ini, Rasulullah Saw. mengutus
dua orang untuk membunuh Abu Sufyan. Sayang, karena
ceroboh, keduanya gagal menjalankan tugas, bahkan
mereka nyaris terbunuh.[]
38 Fuad Abdurahman t.c om Serigala dan Biawak Berbicara tentang Rasulullah S pu st ak ain do .b lo gs po eorang Yahudi menggembalakan dombanya di
sebuah lembah di Makkah. Lalu, tanpa diduga,
muncul seekor serigala memangsa dombanya. Serigala
itu berlari menyeret mangsanya. Si Yahudi yang tidak
mau kehilangan dombanya, berlari mengejar serigala itu.
Saat berhasil mengejar serigala itu, ia berusaha merebut
kembali dombanya. Namun, ia terkejut saat mendengar serigala itu
berkata, "Apakah kau tidak takut kepada Allah" Kau
mengambil domba yang telah dianugerahkan Allah
kepadaku sebagai rezekiku."
Si Yahudi yang masih terkesima berkata, "Sungguh
ajaib! Seekor serigala bisa berbicara laiknya manusia!"
Serigala ini melanjutkan, "Demi Allah, ada yang lebih
ajaib dari ini!" "Apa itu?" tanya si Yahudi penasaran.
"Rasulullah telah mengabarkan kepada semua orang
berbagai kejadian yang telah lampau dan yang akan
datang." Akhirnya, si Yahudi membiarkan serigala itu
memakan dombanya, lalu ia menggiring ternaknya
menuju Madinah dan bermaksud menemui Rasulullah
Saw. Saat itu, waktu shalat telah tiba dan beliau sedang
menunaikan shalat berjamaah dengan para sahabat.
Usai shalat, Rasulullah Saw. bertanya, "Mana


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orangnya, si gembala tadi?"
Si Yahudi berdiri, "Akulah si penggembala itu."
"Ceritakanlah apa yang kaudengar dan kaulihat!"
pinta Rasulullah Saw. Maka, si Yahudi menceritakan kejadian yang
dialaminya bersama serigala tadi sampai selesai.
Rasulullah Saw. berkomentar, "Serigala itu berkata
benar. Demi Dia yang jiwa Muhammad ada dalam
genggaman-Nya, tidak akan terjadi Kiamat hingga
binatang buas berbicara kepada manusia. Salah seorang
dari kalian pergi dari rumahnya, lalu sandalnya atau
cemetinya atau tongkatnya mengabarkan apa yang
terjadi setelah kepergiannya."
Akhirnya, si Yahudi penggembala domba itu
mengucapkan syahadat. 40 Fuad Abdurahman Dalam riwayat lain, dari Umar r.a., diceritakan bahwa
Rasulullah Saw. menghadiri suatu acara di rumah
seorang sahabat. Tiba-tiba datang seorang laki-laki Bani
Sulaim membawa seekor biawak. Ia letakkan hewan
itu di hadapan Rasulullah seraya berkata, "Aku tidak
akan beriman kepadamu sampai biawak ini beriman
kepadamu." Rasulullah Saw. memangil biawak itu, "Hai biawak!"
Biawak itu menjawab panggilan Rasulullah dengan
ucapan yang lemah lembut, tetapi semua orang
mendengarnya, "Aku memenuhi panggilanmu, semoga
engkau berbahagia wahai penghias orang yang percaya
Hari Kiamat." "Siapa yang kamu sembah?"
"Aku menyembah Dia Yang Arasy-Nya ada di langit,
kekuasaan-Nya berada di bumi, jalan-Nya berada di
lautan, kasih sayang-Nya berada di surga, dan siksa-Nya
berada di neraka." "Katakan, siapakah aku?"
"Engkau adalah utusan Tuhan semesta alam, penutup
para nabi. Beruntunglah orang yang membenarkan
dan percaya kepadamu dan merugilah orang yang
mendustakanmu." Akhirnya, orang Badui itu pun menyatakan masuk
Islam.[] Serigala dan Biawak Berbicara tentang Rasulullah
41 Allah Memelihara Rasul-Nya S uatu hari dua pemuka kafir Quraisy duduk
berbincang-bincang di samping Ka"bah. Mereka
adalah Shafwan ibn Umayyah dan Umair ibn Wahab.
Dengan sangat hati-hati Shafwan berkata, "Hai Umair,
Muhammad telah membunuh ayah, paman, dan saudara
kita dalam Perang Badar. Apakah kau siap pergi ke
Madinah dan membunuhnya?"
"Aku ingin melakukannya, tetapi bagaimana dengan
keluargaku jika aku mati atau tertangkap?" tanya Umair
bimbang. "Tenang saja. Demi Latta dan Uzza, akulah yang
akan menjaga anak-anak dan keluargamu. Aku akan
memenuhi kebutuhan mereka. Aku binasa jika mereka
binasa. Darah mereka adalah darahku. Hidup mereka
adalah hidupku. Begitu juga mati mereka adalah matiku,"
sumpah Shafwan. Umair berkata, "Baiklah kalau begitu, aku siap
membunuhnya. Besok aku akan pergi ke Madinah. Aku
minta, jangan bocorkan rencana ini kepada siapa pun.
Hanya kita berdua yang tahu."
"Ya, aku tidak akan mengatakannya kepada siapa
pun." Setelah bersepakat dan berjabat tangan, Umair
beranjak pergi meninggalkan Shafwan. Ia segera
mempersiapkan hewan tunggangan dan perbekalan
untuk pergi ke Madinah. Tidak lupa, ia baluri pedangnya
dengan racun yang mematikan hingga pedang yang
mengilap itu berubah warna menjadi abu-abu kehitaman.
Keesokan harinya, Umair pergi ke Madinah untuk
melampiaskan dendamnya yang membara. Ia akan
mencari Muhammad dan menebaskan pedangnya ke
tubuh beliau. Tentu saja tidak tebersit sedikit pun
dalam pikirannya bahwa Allah bersama hamba-Nya yang
beriman dan bertakwa. Ia sama sekali tidak tahu bahwa saat keduanya
merundingkan rencana jahat itu, Allah Swt. mewahyukan
kepada Rasulullah Saw. tentang apa yang mereka
rencanakan di samping Ka"bah.
Setelah menempuh perjalanan jauh yang melelahkan,
Umair tiba di Madinah. Tanpa buang waktu, ia segera
mencari-cari Rasulullah Saw., tak sabar untuk segera
menebaskan pedang beracunnya pada tubuh beliau.
Setelah berkeliling ke sana kemari dan tidak menemukan
Allah Memelihara Rasul-Nya
43 Rasulullah, Umair berjalan menuju Masjid Nabawi.
Namun, Umar ibn Khaththab melihatnya dan mencurigai
gerak-geriknya sehingga ia langsung menghunus
pedangnya dan menghadang Umair.
Umar menanyai maksud kedatangannya ke Madinah.
Karena gerak-gerik dan jawabannya mencurigakan, Umar
meringkus dan menyeretnya ke hadapan Rasulullah Saw.
yang tengah berada di masjid.
Rasulullah bertanya menyelidik, "Hai Umair, apa
tujuanmu datang ke sini?"
"Aku datang untuk menebus kerabatku yang
tertangkap dalam Perang Badar," kilahnya.
"Kamu dusta! Sepuluh hari yang lalu kau dan
Shafwan duduk di samping Ka"bah merencanakan
keburukan terhadapku. Shafwan berkata kepadamu
begini dan begini. Kau bilang kepadanya anu dan anu.
Aku tahu, saat ini kau datang untuk membunuhku!
Sungguh, Allah tidak akan menguasakanmu untuk
membunuhku." Tentu saja Umair terkesiap mendengar ucapan
Rasulullah. Sebab, rencana mereka itu sangat rahasia.
Hanya ia dan Shafwan yang mengetahuinya.
Umair bertanya, "Dari mana engkau mengetahui
kejadian yang sebenarnya antara aku dan Shafwan?"
"Allah Yang Mahatahu telah mengabarkannya
kepadaku," jawab Rasulullah Saw.
44 Fuad Abdurahman Sadarlah Umair bahwa Muhammad benar-benar
utusan Allah. Maka, tanpa ragu lagi ia mengucapkan
dua kalimat syahadat: "Asyhadu an l? il?ha illall?h, wa
asyhadu annaka Ras?lull?h! (Aku bersaksi bahwa tidak
ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau
adalah utusan Allah."
Kelak, beberapa tahun kemudian, Shafwan ibn Umayyah
pun memeluk Islam. Kisahnya bermula ketika ia dan
Rasulullah Saw. melihat-lihat pampasan perang
berupa binatang ternak. Shafwan memandangi ternak
(ganimah) yang memenuhi celah bukit. Rasulullah Saw.
memperhatikannya, lalu bertanya, "Hai Abu Wahab,
sepertinya kau sangat takjub melihat hewan ternak yang
memenuhi celah bukit itu?"
"Ya." Maka, Rasulullah Saw. berkata, "Seluruh ternak itu
untukmu beserta apa yang ada di celah bukit itu."
Mendengar ujaran Rasulullah Saw., kontan saja Shafwan
merasa senang bukan kepalang, lalu berkata, "Tidak
mungkin seseorang memberikan (harta) sebanyak ini,
kecuali seorang Nabi. Aku bersaksi, tidak ada tuhan
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya."[]
Allah Memelihara Rasul-Nya
45 Racun Wanita Yahudi U sai Perang Khaibar, seorang wanita Yahudi
menyampaikan keinginannya untuk menjamu
Rasulullah Saw. dan para sahabat. Ia bertanya tentang
bagian daging yang paling beliau sukai. Seseorang
mengatakan bahwa beliau menyukai daging kambing
muda terutama bagian pahanya. Wanita Yahudi itu pun
menyembelih seekor kambing, membakar dagingnya,
lalu membubuhkan racun mematikan pada bagian paha.
Setelah itu, ia menyiapkan semua masakannya.
Ketika Rasulullah Saw. keluar dari masjid setelah
menunaikan shalat isya, beliau melihat seorang wanita
berdiri di tempat yang gelap, memegang sesuatu di
tangannya. Rasulullah bertanya, "Ada apa" Mengapa kau berdiri
di situ?" "Aku membawa sedikit daging panggang untuk Tuan.
Aku berharap Tuan berkenan menerimanya," ujar wanita
Yahudi itu. Rasulullah Saw. mengucapkan terima kasih dan
meminta salah seorang sahabat untuk mengambilnya.
Kemudian, beliau mengajak para sahabat untuk makan
malam dengan daging panggang itu. Namun, sebelum
sempat dimakan, daging itu"dengan izin Allah"
mengatakan bahwa ia telah dibubuhi racun. Seketika
itu juga Rasulullah Saw. melarang para sahabat memakan
daging panggang itu. Namun, ada seorang sahabat yang
telanjur memakan sepotong dan menelannya sehingga
tidak lama kemudian ia mengeluh sakit dan akhirnya
meninggal dunia. Si wanita Yahudi itu dipanggil dan diinterogasi, tetapi
ia tidak mengaku. Maka, Rasulullah Saw. mengambil
sepotong daging dan berkata, "Sungguh, daging kambing
ini memberitahuku bahwa ia telah dibubuhi racun! Jika
memang tidak kauracuni, makanlah!" Akhirnya, wanita
itu mengakui perbuatan jahatnya dan meminta maaf.
Rasulullah Saw. bertanya, "Mengapa kau melakukan
perbuatan keji ini?"
Ia menjawab, "Kaumku berperang melawan kaummu
dan banyak di antara kaumku yang terbunuh. Aku ingin
meracunimu. Jika kau mati keracunan, berarti kau
bukan seorang nabi. Jika kau seorang nabi, Tuhan pasti
menyelamatkanmu." Setelah mendengar keterangan wanita Yahudi itu
dan karena ada seorang sahabat yang terbunuh akibat
Racun Wanita Yahudi 47 racunnya, Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabat
untuk mengeksekusi wanita itu.
Dalam riwayat Muslim diceritakan bahwa setelah wanita
Yahudi itu dihadapkan kepada Rasulullah Saw. lalu beliau
menanyainya tentang racun itu, ia menjawab, "Aku ingin
membunuhmu!" Rasulullah Saw. berujar, "Allah tidak memberimu
kemampuan itu (untuk membunuhku)."
Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau kita bunuh
saja perempuan itu?"
"Jangan," jawab Rasulullah Saw.
Anas yang meriwayatkan hadis ini menuturkan,
"Setelah peristiwa itu, aku mengenal wanita itu sebagai
orang yang sangat mencintai Rasulullah Saw."[]
48 Fuad Abdurahman Geribah Seorang Wanita D iriwayatkan dari Imran ibn Husain bahwa dalam
sebuah perjalanan Rasulullah Saw. dan para sahabat
kehabisan air dan mereka merasa sangat haus. Beliau
mengutus Ali ibn Abi Thalib dan Zubair ibn Al-Awwam
seraya berpesan, "Nanti kalian akan bertemu seorang
wanita di tempat anu. Ia memiliki seekor unta yang
padanya ada dua geribah. Bawalah dua geribah itu
kepadaku!" Tepat seperti yang dikatakan Rasulullah, Ali
dan Zubair bertemu dengan wanita itu dan mereka
mendapatinya sedang menunggangi seekor unta. Ali ibn
Abi Thalib berkata, "Penuhilah panggilan Rasulullah!"
Wanita itu bertanya, "Siapakah yang kau maksud
Rasulullah itu" Apakah ia orang yang telah meninggalkan
agama nenek moyang?"
"Beliau adalah utusan Allah."
Setelah berbincang-bincang, wanita itu pun
menemui Rasulullah Saw. dan beliau menyuruh para
sahabat untuk memindahkan air dari geribah wanita
itu ke dalam sebuah bejana. Lalu, beliau mengucapkan
apa yang dikehendaki Allah pada air itu. Setelah itu,
beliau meminta semua sahabat untuk mengisi kantong
air mereka dengan air dari dalam bejana. Akhirnya,
semua kantong air para sahabat terisi penuh.
Kemudian, Rasulullah Saw. memerintahkan untuk
membentangkan kain milik wanita itu dan meminta
mereka untuk mengumpulkan makanan sampai kain itu
penuh. Rasulullah Saw. berkata kepada wanita itu, "Pergilah!
Sungguh kami tidak mengambil airmu sedikit pun, tetapi
Allah telah memberi kesegaran kepada kami."
Wanita itu pun kembali menaiki untanya membawa
seluruh bekalnya dan pulang kepada keluarganya. Tiba di
rumahnya, ia berkata kepada keluarganya, "Di perjalanan
aku bertemu seorang laki-laki yang sangat ahli menyihir.
Jika bukan tukang sihir yang sangat pandai, tentu ia
benar-benar utusan Allah."


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keluarga wanita itu kemudian menemui Rasulullah
Saw. dan menyatakan masuk Islam.[]
50 Fuad Abdurahman Pohon Kurma yang Berpindah A da seorang sahabat bernama Abu Dujanah.
Nama aslinya adalah Samak ibn Kharsyah. Ialah
sang pemilik ikat kepala merah dan pemegang pedang
Rasulullah Saw. pada Perang Uhud. Setiap kali usai
berjamaah shubuh, Abu Dujanah buru-buru keluar tidak
mengikuti doa Rasulullah Saw.
Suatu hari Rasulullah Saw. menegurnya, "Apakah kau
tidak butuh kepada Allah?"
"Tentu saja, ya Rasulullah," jawab Abu Dujanah.
"Tetapi, mengapa kau tidak diam dulu sampai tuntas
doaku?" "Maafkan aku, wahai Rasulullah, aku ada keperluan."
"Apa keperluanmu?"
Sejenak Abu Dujanah terdiam, lalu menuturkan,
"Ya Rasulullah, rumahku berdekatan dengan rumah
tetanggaku. Di rumahnya ada sebatang pohon kurma
yang condong ke rumahku. Jika angin berembus di
malam hari, buah kurma yang matang berjatuhan di
halaman rumahku. Bila anak-anakku bangun pagi dan
merasa lapar, mereka akan makan apa yang mereka lihat
di halaman rumah. Karena itulah, aku bergegas pulang
sebelum mereka bangun untuk mengumpulkan kurmakurma itu dan memberikannya ke tetanggaku.
Suatu hari, aku melihat seorang anakku memasukkan
kurma ke mulutnya. Aku mengeluarkannya dengan
jariku dan kukatakan kepadanya, "Hai Anakku, jangan
membuka aib ayahmu kelak di akhirat!" Ia menangis
karena merasa sangat lapar. Aku berkata kepadanya,
"Aku tidak akan membiarkan barang haram memasuki
perutmu!" Lalu, aku segera memberikan kurma-kurma
itu kepada pemiliknya."
Mendengar penjelasannya, mata Rasulullah tampak
berlinang dan beliau bertanya tentang siapa pemiliknya.
Abu Dujanah mengatakan bahwa kurma itu milik seorang
munafik. Maka, Rasulullah Saw. memanggilnya dan
berkata, "Juallah pohon kurma di rumahmu itu dengan
sepuluh kurma di surga yang akarnya berupa intan
berlian putih beserta bidadari sebanyak bilangan kurma
yang matang." Orang munafik itu menjawab, "Aku bukan pedagang.
Aku mau menjual pohon kurma itu jika kau membayarnya
dengan harga yang tinggi dan kontan."
Abu Bakar menawarnya, "Maukah pohon kurmamu
itu ditukar dengan sepuluh pohon kurma di tempat
lain?" 52 Fuad Abdurahman Di antero Madinah tidak ada pohon kurma yang
sebaik pohon kurma itu. Si pemilik mau menjualnya
karena ditukar dengan sepuluh pohon kurma. Ia berkata,
"Kalau begitu, baiklah, aku mau menukarnya."
Abu Bakar berkata lagi, "Ya, aku membelinya!" Lalu,
pohon kurma itu diberikan kepada Abu Dujanah.
Rasulullah bersabda, "Aku akan menanggung
penggantinya, hai Abu Bakar." Tentu saja Abu Bakar dan
Abu Dujanah merasa senang mendengar ucapan beliau.
Orang munafik itu pulang ke rumah dan berkata
kepada istrinya, "Sungguh kita telah mendapatkan
keuntungan yang sangat besar hari ini!" Lalu ia
menceritakan apa yang baru saja terjadi, "Aku mendapat
sepuluh pohon kurma yang ditukar dengan satu pohon
kurma di samping rumah ini untuk selama-lamanya.
Kita masih bisa makan kurma yang jatuh dari pohon
kurma itu dan aku tidak akan mengembalikan sedikit
pun kepada pemiliknya."
Malam harinya, ketika Abu Dujanah tidur, dengan
kuasa Allah, pohon kurma itu pindah ke samping rumah
Abu Dujanah. Keesokan harinya, orang munafik itu
terkesiap heran melihat pohon kurma itu tidak lagi ada
di samping rumahnya. Inilah mukjizat Rasulullah Saw.
Kekuasaan Allah lebih besar dari itu.[]
Pohon Kurma yang Berpindah
53 Bagian 2 Rasulullah Saw. Bersama Keluarga dan Anak-Anak Satu Uqiyah yang Membuat Resah S uatu hari seseorang menemui Rasulullah Saw. dan
meminta beliau mendoakannya. Beliau berkata,
"Duduklah. Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu."
Tidak lama kemudian, datang lagi orang kedua dan
ketiga. Seperti kepada orang pertama, beliau berkata,
"Duduklah. Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu."
Terakhir, datang orang keempat sambil membawa empat
uqiyah. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk
menyerahkan sedekah."
Rasulullah Saw. memanggil orang pertama dan
memberinya satu uqiyah (40 dirham), begitu pula dengan
orang kedua dan ketiga, masing-masing mendapatkan
satu uqiyah. Masih tersisa satu uqiyah dan Rasulullah
Saw. menawarkannya kepada semua yang hadir, tetapi
tak seorang pun mau menerimanya.
Saat malam tiba, Rasulullah Saw. meletakkan satu
uqiyah itu di bawah bantalnya. Namun, beliau tidak
bisa memejamkan mata sehingga beliau bangkit dan
mendirikan shalat. Usai shalat, istri beliau, Aisyah r.a.,
bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah sesuatu terjadi
padamu?" "Tidak," jawab Rasulullah Saw.
"Apakah datang perintah dari Allah?"
"Tidak." "Malam ini aku melihatmu melakukan sesuatu yang
belum pernah kaulakukan sebelumnya," ujar Aisyah
seraya mengeluarkan uqiyah itu.
"Itulah yang membuatku resah. Aku takut datang
perintah dari Allah, sedangkan aku belum mengerjakan
perintah sebelumnya."
Pada kesempatan yang berbeda, Rasulullah Saw.
memasuki rumah salah seorang istrinya, Ummu Salamah.
Wajah beliau tampak muram. Ummu Salamah sangat
khawatir dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apa gerangan
yang terjadi sehingga wajahmu muram?"
Rasulullah Saw. menjawab, "Karena masih ada tersisa
tujuh dinar yang diberikan kepadaku kemarin, belum
dibagikan dan masih tersimpan (di tempat tidurku)."[]
Satu Uqiyah yang Membuat Resah
57 Makanan di Rumah Rasulullah S ejak datang di Madinah, pernah selama tiga hari
berturut-turut keluarga Rasulullah Saw. tidak makan
kurma hingga mereka begitu menginginkannya. Namun,
keinginan sederhana itu baru bisa terpenuhi setelah
peristiwa penaklukan Khaibar.
Suatu hari Aisyah r.a. menuturkan, "Rasulullah Saw.
tidak pernah makan sampai kenyang. Suatu ketika, aku
mendapatkan perut beliau berbunyi pertanda lapar.
Aku mengusap perutnya seraya berkata, "Aku bersedia
menjadi tebusanmu, kalau engkau menginginkan
sesuatu yang dapat mengembalikan kesegaran dan
membebaskanmu dari rasa lapar.?"
Rasulullah Saw. berkata, "Para sahabatku, kalangan
ulul "azmi dari para nabi, mampu bersabar dalam situasi
yang lebih sulit dari ini. Mereka berhasil melalui cobaan
itu, kemudian menghadap ke hadirat Allah. Karena
itulah mereka mendapatkan kemuliaan dan pahala yang
berlimpah. Aku malu jika lalai dengan kehidupanku
sehingga aku tidak dapat bertemu dengan mereka. Jadi,
bersabar selama beberapa hari lebih kusukai daripada
bagianku kelak berkurang. Tidak ada sesuatu yang lebih
kusukai daripada pertemuan dengan para sahabatku."
Suatu saat Rasulullah Saw. berkata, "Aku merasa lapar
sehari dan kenyang sehari. Ketika lapar, aku bisa bersabar
dan menahan diri. Di saat kenyang, aku bersyukur."
Pernah suatu ketika selama 40 malam rumah
Rasulullah Saw. tidak diterangi cahaya lampu.
"Bagaimana kalian makan?" tanya orang-orang.
"Kami makan kurma dan minum air," jawab Aisyah.
Untunglah Rasulullah Saw. memiliki seorang tetangga
dari kalangan Anshar yang kerap memberikan makanan.
Seorang tetangganya yang lain sering memberinya susu.
"Karena itulah kami menikmati keduanya," ujar
Aisyah.[] Makanan di Rumah Rasulullah
59 Minta Uang Belanja Lebih S uatu hari semua istri Rasulullah Saw. berkumpul
dan saling melontarkan keluhan. Mereka merasa
tidak mendapatkan nafkah dan perhiasan yang laik.
Mendengar keluhan mereka, Rasulullah Saw. memberi
mereka dua pilihan: bersabar bersama beliau dengan
kehidupan apa adanya, atau hidup serbamewah tetapi
tanpa beliau (diceraikan).
Sebenarnya, jauh di lubuk hatinya, Rasulullah Saw.
merasa gundah mendengar keluhan mereka. Perasaan
ini tidak bisa beliau sembunyikan. Tidak lama setelah
kejadian itu, Abu Bakar dan Umar memasuki rumah
beliau. Keduanya segera tanggap saat melihat Rasulullah
Saw. berwajah muram dikelilingi istri-istrinya. Keduanya
berpikir, kesedihan beliau pasti akibat ulah istri-istri
beliau. Maka, keduanya berusaha meredakan kegundahan
beliau. Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya
aku mendapati putriku menuntut nafkah kepadamu, aku
pasti akan mencekik lehernya."
Umar pun mengucapkan kata-kata yang sama
berkaitan dengan putrinya, Hafshah.
Setelah itu, mereka menemui putrinya masingmasing. Tanpa pikir panjang, kedua sahabat ini mencekik
leher putrinya seraya menghardik, "Kamu menuntut
sesuatu yang tidak sepatutnya kepada Rasulullah Saw.!"
"Demi Allah, kami tidak akan menuntut sesuatu yang
tidak dimiliki Rasulullah Saw.," jawab mereka.
Buntut dari peristiwa ini, Rasulullah Saw.
meninggalkan istri-istrinya selama satu bulan hingga
turun firman Allah tentang masalah ini (QS Al-Ahz?b
[33]: 28-29). Setelah mendapatkan wahyu itu, Rasulullah
Saw. mendatangi Aisyah dan berkata, "Aku ingin
memberitahukan sebuah perkara dan aku ingin kau
cepat-cepat meminta pendapat orangtuamu."
"Perkara apakah gerangan, wahai Rasulullah?" tanya
Aisyah. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan ayat yang
baru saja diterimanya. "Perlukah aku meminta pendapat orangtuaku, wahai
Rasulullah" Tentu saja aku memilih Allah dan Rasul-Nya
serta Hari Akhir," jawab Aisyah tegas.
Kemudian, Rasulullah menemui istri-istri beliau yang
lain dan mengajukan pilihan yang sama sebagaimana
Minta Uang Belanja Lebih 61 disebutkan dalam wahyu Allah itu. Ternyata, mereka
semua memutuskan pilihan yang sama. Mereka memilih
Allah, Rasul-Nya, dan Hari Akhir. Mereka merasa cukup
dengan kebahagiaan yang dinikmati bersama Rasulullah
Saw. Kenyataannya memang demikian, kebahagiaan
hidup bersama Rasulullah Saw. tidak bisa ditukar
dengan materi, sebesar apa pun materi yang mereka
dapatkan. Sebab, semua kekayaan itu tidak akan dapat
menggantikan kemuliaan mereka sebagai istri Rasulullah
Saw.[] 62 Fuad Abdurahman Nabi Saw. Bersama Fatimah r.a. dan Aisyah r.a. S uatu ketika Rasulullah Saw. beribadah selama
beberapa hari tanpa makan sedikit pun hingga beliau
merasa lapar dan kepayahan. Beliau Saw. mendatangi
rumah istri-istrinya, tetapi tidak mendapatkan sesuatu
pun untuk dimakan. Akhirnya, beliau mendatangi
putrinya, Fatimah, dan berkata, "Putriku, apakah kau
punya sesuatu yang bisa kumakan" Aku merasa lapar."
Fatimah menjawab, "Demi Allah, engkau, dan ibuku, aku
tidak punya apa-apa."
Ketika Baginda Nabi keluar dari rumah Fatimah r.a.,
seorang tetangganya datang membawa dua potong
roti dan sekerat daging. Fatimah mengambilnya dan
meletakkannya pada sebuah mangkuk. Ia berkata,
"Demi Allah, aku akan mendahulukan Rasulullah untuk
menyantap makanan ini daripada diriku dan keluargaku
meski mereka juga membutuhkannya."
Kemudian, Fatimah mengutus Al-Hasan atau AlHusain untuk mengundang Rasulullah Saw. Saat beliau
datang, Fatimah berkata, "Demi ayah dan ibuku, Allah
telah memberiku sesuatu, dan aku telah menyiapkannya
untukmu."

115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nabi Saw. bersabda, "Bawalah ke sini, wahai
Putriku." Fatimah bergegas mengambil mangkuk besar dan
membukanya. Ternyata, mangkuk itu telah dipenuhi roti
dan daging. Saat melihatnya, Fatimah terkejut dan sadar
bahwa itu merupakan berkah dari Allah Swt. Fatimah
memuji Allah dan memanjatkan shalawat kepada Nabi-Nya.
Kemudian, ia menghidangkan makanan itu di
hadapan ayahnya. Saat melihatnya, beliau juga memuji
Allah Swt. lalu bertanya, "Putriku, dari manakah engkau
mendapatkan semua ini?"
Fatimah r.a. menjawab, "Ayah, semua ini berasal dari
Allah Swt. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan."
Mendengar jawaban putrinya, Rasulullah Saw.
kembali memanjatkan pujian kepada Allah Swt. dan
berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanmu,
wahai Putriku, menyerupai pemimpin wanita Bani Israil.
Ketika Allah Swt. menganugerahkan sesuatu kepadanya,
lalu ditanya tentang makanan itu, ia menjawab, "Semua
ini berasal dari Allah Swt. Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
perhitungan.?" 64 Fuad Abdurahman Rasulullah Saw. memanggil Ali r.a., kemudian beliau
dan keluarga Fatimah makan bersama hingga kenyang.
Fatimah r.a. menuturkan, "Setelah kami makan, mangkuk itu
masih penuh dengan makanan seperti sedia kala." Karena
masih banyak tersisa, Fatimah membagikan makanan itu
kepada tetangga-tetangganya. Allah menjadikan makanan
di mangkuk itu penuh berkah dan kebaikan.
Keutamaan dan kemuliaan Rasulullah juga diceritakan
oleh istri beliau, Aisyah r.a. Diriwayatkan bahwa Abdullah
ibn Umar dan dua orang kawannya menemui Aisyah
r.a. dan memintanya bercerita tentang Rasulullah Saw.
Beberapa saat Aisyah termenung, kemudian menarik
napas panjang beberapa kali. Air mata tampak tergenang
di pelupuk matanya. Lalu ia berkata lirih, "Ah, semua
perilakunya teramat memesona."
"Ceritakan kepada kami yang paling memesona di
antara semua yang pernah Ibu saksikan," pinta Abdullah.
Maka, Aisyah menuturkan sepenggal kisahnya
bersama Rasulullah Saw., "Suatu malam ketika beliau
tidur bersamaku dan kulitnya bersentuhan dengan
kulitku, beliau berkata, "Wahai Aisyah, apakah kamu rela
jika di malam milikmu (giliranmu) ini aku beribadah?"
"Aku sungguh senang berada di sisimu, tetapi aku
juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu."
Nabi Saw. Bersama Fatimah r.a. dan Aisyah r.a.
65 Kemudian beliau bangun, mengambil wadah air,
dan berwudhu. Aku mendengar beliau menangis dalam
shalat. Suaranya terisak-isak. Setelah itu beliau duduk
membaca ayat-ayat Al-Quran, juga sambil menangis
hingga air mata membasahi janggutnya. Ketika beliau
berbaring, air mata mengalir lewat pipinya membasahi
bumi di bawahnya. Di waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat
Rasulullah menangis. Bilal heran campur kaget melihat
keadaan beliau. Saat itu aku bertanya, "Wahai Rasulullah,
mengapa engkau menangis padahal Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang kemudian?"
Rasulullah menjawab, "Apakah kau tidak rela, aku
menjadi hamba yang bersyukur" Aku menangis karena
malam tadi turun wahyu kepadaku: Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal. (Yaitu) Orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau berbaring, dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Mahasuci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka"
(QS ?li "Imr?n [3]: 190-191).
Kemudian Rasulullah Saw. berpaling kepada Bilal dan
berkata, "Hai Bilal, rugilah orang yang membaca ayat ini
tetapi tidak menghayati kandungannya.?"[]
66 Fuad Abdurahman Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut S uatu ketika Rasulullah Saw. mengajak Abu Bakar,
Umar, dan Utsman r.a. bertamu ke rumah putrinya,
Fatimah r.a. Di saat yang sama, Ali ibn Abi Thalib juga
ada di sana. Setelah semua orang duduk, Fatimah r.a.
menghidangkan madu pada sebuah mangkuk yang
cantik. Namun, ketika madu itu dihidangkan, sehelai
rambut jatuh ke dalamnya.
Rasulullah Saw. meminta semua sahabatnya untuk
membuat satu kalimat perbandingan untuk ketiga
benda itu (mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai
rambut). Rasulullah Saw. meminta Abu Bakar yang mulai
berbicara, disusul para sahabatnya yang lain.
Abu Bakar r.a. berkata, "Iman itu lebih cantik
daripada mangkuk cantik ini. Orang yang beriman itu
lebih manis dibanding madu, dan mempertahankan iman
itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut."
Umar r.a. berkata, "Kerajaan itu lebih cantik daripada
mangkuk cantik ini. Seorang raja itu lebih manis dari
madu, dan memerintah me dengan adil itu lebih sulit dibanding meniti
sehelai sehel rambut." "Menegakkan pilar-pilar
Utsman r.a. tak agama itu lebih cantik mau kalah. Ia berujar, m daripada mangkuk cantik. "Ilmu itu lebih cantik " Menyerahkan diri, harta, dan
waktu untuk agama lebih manis
daripada mangkuk d dari madu, dan mempertahankan
cantik ini. Orang yang c agama hingga akhir hayat menuntut ilmu itu m lebih sulit daripada meniti
lebih leb manis dari madu, sehelai rambut." dan beramal dengan ilmu yang d dimiliki itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut." m Dan kemudian Ali r.a. berkata, "Tamu itu lebih cantik
daripada mangkuk cantik ini. Menjamu tamu itu lebih
manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai
kembali pulang ke rumahnya jauh lebih sulit daripada
meniti sehelai rambut."
Rasulullah Saw. berpaling kepada putrinya, Fatimah
r.a., memintanya membuat perbandingan. Dengan
tenang Fatimah berkata, "Seorang wanita itu lebih cantik
daripada mangkuk cantik ini. Wanita yang berjilbab itu
lebih manis dari madu, dan mendapatkan wanita yang
tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih
sulit daripada meniti sehelai rambut."
Akhirnya, Rasulullah Saw. berkata, "Orang yang
mendapat taufik untuk beramal adalah lebih cantik
68 Fuad Abdurahman daripada mangkuk cantik ini. Beramal dengan amal yang
baik itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan
ikhlas jauh lebih sulit daripada meniti sehelai rambut."
Malaikat Jibril a.s. berkata, "Menegakkan pilarpilar agama itu lebih cantik daripada mangkuk cantik.
Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agama lebih
manis dari madu, dan mempertahankan agama hingga
akhir hayat lebih sulit daripada meniti sehelai rambut."
Dan, Allah berfirman, "Surga-Ku itu lebih cantik
daripada mangkuk yang cantik itu. Nikmat surga-Ku lebih
manis dari madu, dan menuju surga-Ku jauh lebih sulit
daripada meniti sehelai rambut."[]
Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut
69 Ide Cerdas Seorang Istri P ada tahun keenam Hijriah Rasulullah Saw. dan
kaum Muslim hendak menunaikan umrah ke Kota
Makkah, tetapi mereka tak bisa menunaikannya karena
ditahan di perbatasan oleh kaum Quraisy. Mereka tidak
membiarkan kaum Muslim memasuki Makkah meskipun
hanya untuk menunaikan ibadah umrah. Menghadapi
situasi yang menegangkan itu, Rasulullah melakukan
berbagai upaya agar mereka dibiarkan memasuki Makkah
dan menjalankan umrah. Namun, para pemuka Quraisy
bersikukuh melarang mereka. Maka, berlangsunglah
proses negosiasi dan perundingan yang sangat alot
hingga kedua pihak menyepakati perjanjian yang dikenal
dalam sejarah sebagai "Perjanjian Hudaibiyah".
Setelah kesepakatan dicapai antara Rasulullah dan
utusan kaum Quraisy, banyak sahabat yang kecewa,
karena beberapa butir perjanjian dianggap merugikan
kaum Muslim. Mereka merasa, Rasulullah Saw. banyak
mengalah terhadap kaum musyrik Quraisy sehingga
Umar ibn Khaththab r.a. bertanya kepada Abu Bakar
r.a. dengan nada kecewa, "Bukankah beliau adalah
Rasulullah?" "Ya, tentu saja," jawab Abu Bakar.
"Bukankah kita ini kaum Muslim?"
"Ya!" "Lalu, mengapa kita menerima begitu saja?"
Abu Bakar menjawab, "Hai Umar, tahanlah ucapanmu!
Aku menjadi saksi bahwa beliau adalah utusan Allah."
Tentu saja Rasulullah Saw. mengetahui sikap kaum
Muslim yang kecewa karena beliau dianggap banyak
mengalah kepada kaum musyrik. Namun, beliau
tetap sabar dan berlapang dada. Beliau berkata, "Aku
adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Dan aku tidak
akan mengingkari perintah-Nya. Dia pun tidak akan
membiarkan aku lenyap di jalan."
Di antara butir Perjanjian Hudaibiyah yang dianggap
merugikan kaum Muslim adalah bahwa tahun itu kaum
Muslim tidak boleh menjalankan umrah dan baru boleh
mengerjakannya tahun berikutnya. Lalu, jika ada orang
Madinah (Muslim) yang murtad dan pergi ke Makkah,
ia tidak boleh dikembalikan ke Madinah. Sebaliknya, jika
ada orang Makkah yang hijrah ke Madinah dan memeluk
Islam, ia harus dikembalikan ke Makkah jika keluarga
orang itu menghendakinya.
Usai perundingan, Rasulullah Saw. menyuruh mereka
menyembelih kurban, memotong rambut (tahalul), dan
Ide Cerdas Seorang Istri 71 pulang ke Madinah. Namun, para sahabat mengacuhkan
perintah beliau. Mereka masih dongkol dengan hasil
Perundingan Hudaibiyah. Mereka enggan menjalankan
perintah Rasulullah ini meskipun beliau menitahkannya
berkali-kali. Melihat keadaan itu, Rasulullah tampak berduka.
Beliau memasuki kemah istrinya, Ummu Salamah. Dengan
raut muka diliputi kesedihan, beliau menceritakan
kegelisahannya. "Akan binasakah umatku ini?" tanya
Rasulullah Saw. Setelah mengetahui akar masalahnya, Ummu
Salamah berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah,
bila kau ingin sahabatmu menjalankan semua yang
engkau perintahkan maka keluarlah dan jangan katakan
apa-apa. Lakukanlah tahalul, sembelih untamu, dan
potonglah rambutmu!"
Rasulullah Saw. menerima usul istrinya. Beliau keluar
dari kemahnya, tidak berbicara walau sepatah kata pun,
lalu bertahalul, menyembelih untanya, dan mencukur
rambutnya. Menyaksikan pimpinan mereka melakukan
semua itu, para sahabat pun mengikutinya dengan
lapang dada. Kelak, sejarah membuktikan bahwa Perjanjian
Hudaibiyah itu memberi banyak keuntungan kepada
kaum Muslim. Ini menunjukkan betapa jauh visi politik
Rasulullah Saw. ketika mengambil keputusan yang
diragukan para sahabat.[]
72 Fuad Abdurahman Wirid Fatimah A li ibn Abi Thalib r.a. dan istrinya Fatimah r.a. hidup


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat sederhana. Ketika menikah, perlengkapan
rumah tangga yang mereka miliki hanyalah dua buah
batu penumbuk gandum, dua buah tempat air dari kulit
kambing, bantal yang terbuat dari ijuk pohon kurma, dan
sedikit minyak wangi. Mereka juga tidak punya pembantu atau pelayan.
Fatimah bekerja seorang diri hingga kedua tangannya
kasar dan melepuh. Sering kali Ali r.a. membantu
pekerjaan istrinya di rumah.
Suatu ketika Rasulullah Saw. pulang dari salah satu
peperangan dengan membawa tawanan dan pampasan
perang yang banyak. Ali r.a. menyarankan kepada istrinya
untuk meminta seorang pembantu kepada beliau untuk
meringankan pekerjaan rumah tangganya. Fatimah pun
menyetujuinya. Putri Rasulullah Saw. itu pergi menemui ayahnya.
Tiba di hadapan Rasulullah Saw., Fatimah ditanya, "Apa
keperluanmu, Putriku?"
Fatimah terdiam. Ia tidak kuasa mengatakan maksud
kedatangannya. Ia hanya berkata, "Tidak ada, wahai
Rasulullah. Aku ke sini hanya untuk menyampaikan
salam kepadamu," kemudian Fatimah beranjak pulang
ke rumahnya. Saat tiba di rumah, sang suami telah menunggunya.
"Bagaimana hasilnya, wahai Istriku?" tanya Ali r.a.
"Aku tak kuasa mengatakannya kepada Rasulullah.
Aku merasa malu meminta seorang pembantu kepadanya," Fatimah menjawab pelan.
"Bagaimana kalau kita berdua mendatangi
Rasulullah?" Fatimah r.a. menganggukkan kepala, kemudian
mereka pergi menghadap Rasulullah Saw. menyampaikan
keinginan mereka. Namun, bagaimanakah tanggapan
Rasulullah Saw." Beliau berkata, "Demi Allah, aku
tidak akan memberi kalian, sementara banyak fakir
miskin kaum Muslim dengan usus berbelit-belit karena
kelaparan." Malam hari itu, Rasulullah Saw. mendatangi Fatimah
dan Ali. Keduanya sudah berbaring di tempat tidur.
Mereka berselimut sehelai kain pendek yang tidak cukup
menutup tubuh mereka. Jika kepala tertutupi, kaki
74 Fuad Abdurahman mereka tersingkap. Kalau kaki ditutupi, kepala mereka
tersembul. Mereka bangkit menyambut kedatangan ayahanda
yang mulia. Namun, beliau berujar lembut, "Tetaplah di
tempat kalian!" Setelah diam beberapa kejap, Rasulullah Saw.
bersabda, "Maukah kalian kuajari beberapa kalimat
sebagaimana yang diajarkan Jibril kepadaku, sesuatu
yang lebih berharga daripada yang kalian minta tadi
siang?" "Tentu saja, wahai Rasulullah," jawab mereka.
"Jibril mengajariku beberapa kalimat. Bacalah tasbih
(subh?nall?h) 10 kali, tahmid (al-hamdulill?h) 10 kali,
dan takbir (All?hu akbar) 10 kali, seusai shalat fardu. Dan
bila kalian hendak tidur, bacalah tasbih 33 kali, tahmid
33 kali, dan takbir 33 kali!"
"Sejak malam itu," Ali menuturkan, "aku tidak
pernah meninggalkan wiridan yang diajarkan Rasulullah."
Kelak di kemudian hari, wirid itu dikenal dengan nama
"Wirid Fatimah".
Pada kesempatan yang lain, Rasulullah Saw. mengunjungi
rumah Fatimah Al-Zahra. Beliau melihat putrinya
sedang menggiling gandum di penggilingan batu sambil
menangis. Tentu saja Rasulullah heran dan bertanya,
"Putriku, mengapa engkau menangis?"
Wirid Fatimah 75 "Duhai Ayah, aku menangis karena batu penggilingan
ini, dan juga karena beratnya pekerjaan rumah," ujar
Fatimah, "bagaimana jika Ayah meminta kepada Ali
untuk membelikanku seorang budak perempuan untuk
membantu pekerjaan rumah?"
Rasulullah Saw. yang sedari tadi duduk di dekat
Fatimah berjalan mendekati penggilingan itu. Beliau
mengambil setangkup gandum dengan tangannya yang
penuh berkah, lalu meletakkan gandum itu kembali
di penggilingan, seraya membaca bismill?hir-rahm?nirrah?m. Dengan izin Allah, penggilingan itu berputar
sendiri menggiling gandum. Bahkan, si batu itu bertasbih
kepada Allah dengan bahasa yang berbeda-beda.
Ketika dirasa sudah beres menggiling, Rasulullah
Saw. berkata kepada batu itu, "Diamlah engkau,
dengan izin izi Allah!" Seketika itu
juga batu penggilingan itu b tak bergerak. Namun, "... siapa pun wanita yang
tak lama kemudian, ta memasak untuk suami dan anak-anaknya, Allah akan si s batu itu berbicara menuliskan baginya dari dengan bahasa Arab d setiap biji yang dimasaknya
yang fasih, "Wahai y satu kebaikan dan menghapus
Rasulullah, demi Allah R darinya satu keburukan serta mengangkat baginya yang ya telah mengutusmu satu derajat ...." dengan benar sebagai den nabi dan rasul, sekiranya
engkau memerintahkanku 76 Fuad Abdurahman untuk menggiling gandum yang ada di Timur dan Barat,
niscaya akan kulakukan. Sungguh, aku telah mendengar
firman Allah dalam kitab-Nya, Wahai orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
dijaga malaikat yang kuat dan keras yang tidak pernah
menyalahi semua perintah Allah kepada mereka. Mereka
selalu melaksanakan semua perintah-Nya (QS Al-Tahr?m
[66]: 6). Sungguh aku sangat takut, wahai Rasulullah, aku
takut menjadi batu yang masuk neraka."
Rasulullah Saw. menjawab, "Bergembiralah, karena
kau termasuk batu yang akan menjadi bagian istana
Fatimah kelak di surga." Batu itu merasa gembira
mendengarnya dan akhirnya ia diam.
Kemudian Baginda Nabi berkata kepada putrinya,
"Wahai Fatimah, sekiranya Allah berkehendak, niscaya
batu ini akan berputar sendiri untukmu. Tetapi,
Allah ingin menuliskan kebaikan bagimu, menghapus
kejelekanmu, dan mengangkat derajatmu, karena kau
menggiling gandum dengan tanganmu sendiri. Putriku,
siapa pun wanita yang memasak untuk suami dan anakanaknya, Allah akan menuliskan baginya dari setiap biji
yang dimasaknya satu kebaikan dan menghapus darinya
satu keburukan serta mengangkat baginya satu derajat
"." Wall?hu a"lam.[]
Wirid Fatimah 77 Wanita Penghuni Surga S eorang wanita datang menemui Rasulullah Saw.
membawa anaknya. Ia berkata, "Wahai Rasulullah,
anakku ini sakit dan aku takut kehilangan ia. Sungguh,
aku telah kehilangan tiga anakku sebelumnya."
Rasulullah Saw. berkata, "Sesungguhnya kamu
terlindung dengan tabir yang amat kukuh dari panasnya
api neraka." Sabda Nabi Saw. itu mengandung arti bahwa
setiap wanita yang ditinggal mati anaknya, kemudian
ia bersabar atas ketentuan Allah tersebut, niscaya Allah
memasukkannya ke surga. Di lain hari seorang wanita miskin menemui Aisyah
r.a. sambil membawa dua anak perempuannya. Aisyah
r.a. memberinya tiga butir kurma. Wanita itu memberi
kedua anaknya masing-masing sebutir kurma, dan satu
lagi untuk dirinya. Namun, ketika si wanita ini hendak
memakannya, kedua anaknya itu memintanya lagi.
Akhirnya, ia membelah kurma itu dan membagikannya
kepada kedua anaknya. Melihat pemandangan itu, Aisyah r.a. takjub dan
mengagumi wanita itu. Kemudian, ia menceritakan
kejadian itu kepada Rasulullah Saw. dan beliau
berkata, "Dengan perbuatannya itu, sungguh Allah
akan menghadiahkan surga untuknya atau Dia akan
membebaskannya dari siksa api neraka."
Kisah berikut ini masih tentang wanita penghuni surga.
Suatu hari Rasulullah Saw. shalat di masjid seorang diri.
Tiba-tiba, seorang wanita Badui lewat dan melihatnya
dan ia pun shalat di belakang Rasulullah Saw., tetapi
beliau tidak mengetahuinya. Dalam shalatnya, Rasulullah
Saw. membaca ayat: Jahanam itu memiliki tujuh pintu.
Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang
tertentu dari mereka (QS Al-Hijr [15]: 44).
Mendengar ayat itu dibacakan, sontak wanita Badui
itu jatuh pingsan dan Rasulullah Saw. mendengarnya
terjatuh di tanah. Maka, usai shalat Rasulullah Saw. pergi
dan meminta air, lalu dibasuhkan ke muka wanita itu
hingga ia tersadar dan duduk.
Rasulullah Saw. bertanya, "Hai Wanita, apa yang
terjadi padamu?" Wanita Penghuni Surga 79 Ia menjawab, "Aku jatuh
pingsan karena menpi setiap wanita yang dengar kitab Allah yang d ditinggal mati anaknya, diturunkan. Apakah makemudian ia bersabar
atas ketentuan Allah sing-masing anggota tersebut, niscaya tubuhku akan disiksa di Allah memasukkannya ke salah satu pintu itu?"
surga. "Bahkan tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk
pint golongan tertentu dari mereka.
golonga Penghuni tiap-tiap pintu disiksa
berdasarkan amal mereka," ujar Rasulullah Saw.
"Demi Allah, aku wanita yang miskin, hanya memiliki
tujuh anak. Aku mempersaksikan kepadamu, wahai
Rasulullah, bahwa masing-masing mereka yang ada di
tiap-tiap pintu Neraka Jahanam dapat mengharap wajah
Allah Taala." Jibril turun menemui Rasulullah Saw. dan berkata,
"Wahai Rasulullah, berilah kabar gembira kepada
wanita Badui ini, karena Allah telah mengampuninya
dan mengharamkannya pintu-pintu Jahanam serta
membukakan pintu surga."[]
80 Fuad Abdurahman Rasulullah dan Anak Yatim S uatu pagi, usai shalat Idul Fitri, seperti biasanya,
Rasulullah Saw. mengunjungi rumah demi rumah
untuk mendoakan kaum Muslim. Mereka semua tampak
senang dan bahagia terutama anak-anak. Mereka
bermain sambil berlari-lari mengenakan pakaian bagus.
Tiba-tiba, Rasulullah Saw. melihat di ujung jalan seorang
gadis kecil duduk bersedih. Ia terlihat memakai pakaian
tambal-tambal dan sepatu usang.
Rasulullah Saw. bergegas menghampirinya. Gadis
kecil ini menyembunyikan wajahnya dengan kedua
tangannya, lalu menangis tersedu-sedu. Rasulullah
meletakkan tangannya dengan penuh kasih pada kepala
gadis kecil itu seraya bertanya dengan suara yang
lembut, "Anakku, mengapa kamu menangis" Ini adalah
hari raya bukan?" Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat
kepala dan melihat siapa yang bertanya, ia menjawab
terbata-bata, "Di hari raya ini semua anak merayakannya


115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penuh gembira bersama orangtuanya. Semua anak
bermain senang. Namun, aku teringat ayahku yang telah
tiada. Karena itulah aku menangis. Hari raya terakhir, ia
masih ada bersamaku. Ia membelikanku gaun berwarna
hijau dan sepatu baru. Saat itu, aku sungguh berbahagia.
Lalu, suatu hari ayahku pergi berperang bersama
Rasulullah hingga ia terbunuh. Kini, ayahku tiada. Aku
menjadi anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya,
lalu untuk siapa lagi?"
Mendengar penuturan gadis itu, seketika hatinya
diliputi duka yang mendalam. Dengan penuh kasih
sayang, beliau membelai kepalanya seraya berkata,
"Anakku, hapuslah air matamu " apakah kau ingin aku
menjadi ayahmu" Apakah kau suka jika Fatimah menjadi
kakak perempuanmu dan Aisyah menjadi ibumu"
Bagaimana, Anakku?" Mendengar kata-kata itu, si gadis terhenyak dan
berhenti menangis. Ia memandang takjub orang yang
ada di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah
Rasulullah Saw., orang yang baru saja menjadi tempat
curahan duka dan kesedihannya.
Tentu saja ia sangat senang mendengar penawaran
Rasulullah, tetapi entah mengapa, ia tidak bisa berkata
sepatah kata pun. Ia hanya bisa menganggukkan kepala
perlahan sebagai tanda setuju.
Kemudian, ia berjalan bergandengan tangan
dengan Rasulullah Saw. ke rumah beliau. Hatinya
82 Fuad Abdurahman diliputi kebahagiaan yang sulit dilukiskan, karena ia
diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah Saw.
yang lembut bagai sutra. Tiba di rumah, Fatimah membersihkan wajah dan
kedua tangan gadis kecil itu lalu menyisir rambutnya. Ia
dipakaikan gaun yang indah, diberi makanan, juga uang
saku untuk hari raya. Kemudian ia diantar keluar, agar
dapat bermain dengan anak-anak lain.
Tentu saja anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil
dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri
itu. Dengan heran mereka bertanya, "Hai Gadis Kecil,
apa yang terjadi padamu" Mengapa kau terlihat sangat
senang?" Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya,
gadis kecil itu menjawab, "Akhirnya aku punya seorang
ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya.
Siapa yang tidak bahagia memiliki ayah seperti
Rasulullah" Aku juga punya seorang kakak perempuan,
namanya Fatimah. Ia menyisir rambutku dan memakaikan
gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan
ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta
isinya."[] Rasulullah dan Anak Yatim
83 Dan, Rasulullah pun Menangis S uatu hari Rasulullah Saw. dan beberapa sahabat berjalan
untuk melihat putra beliau, Ibrahim, yang sedang sakit
bersama ibu susuannya. Saat melihat putranya, beliau
langsung memeluk dan menciuminya. Beberapa saat kemudian
para sahabat memasuki kamar Ibrahim. Namun, mereka
tak sempat bertemu dengannya karena Ibrahim yang mulia
telah meninggal dunia. Kejadian ini meninggalkan duka
kepedihan yang sangat dalam di hati Rasulullah Saw. Kedua
mata beliau terus meneteskan air mata.
Abdurrahman ibn Auf bertanya, "Wahai Rasulullah,
engkau menangis?" Rasulullah Saw. menjawab, "Sesungguhnya tangisan
adalah rahmah " kedua mata ini menangis ketika hati
berduka. Dan tidaklah kami mengatakan apa-apa kecuali
apa-apa yang diridhai Tuhan kami. Wahai Ibrahim, kami
sungguh berduka dengan kepergianmu."
Rasulullah Saw. juga pernah menangis usai Perang Uhud.
Setelah peperangan berakhir, dan pasukan Quraisy
pulang ke Makkah, Rasulullah Saw. menyuruh para
sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur di medan
perang. Ada banyak kaum Muslim yang gugur dalam
peperangan hebat itu, salah seorang di antara mereka
adalah Hamzah, paman Nabi Saw. Mereka kumpulkan
jasad kaum Muslim untuk dikuburkan. Setelah beberapa
saat, mereka menemukan jasad Hamzah di dasar lembah
dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Mereka
bergegas memberi tahu Rasulullah Saw. Beliau menangis
sedih ketika melihat kondisi jasad pamannya yang sangat
mengenaskan"perutnya berlubang ditembus lembing
milik Wahsyi dan dadanya terkoyak lebar disobek pisau
milik Hindun yang kemudian merenggut jantungnya,
mengunyahnya, dan memuntahkannya lagi. Ibn Mas"ud
menuturkan suasana saat itu.
"Kami belum pernah melihat Rasulullah Saw.
menangis sesedih itu. Beliau meletakkan jasad Hamzah
ke arah kiblat. Lalu, beliau berdiri di sampingnya dan
menangis tersedu-sedu."
"Seandainya Shafiyyah, saudari Hamzah, tidak akan
bersedih atau kalau saja aku tidak khawatir tindakanku
akan menjadi Sunnah, pasti sudah kutinggalkan
jenazahnya hingga dimakan binatang buas atau dimakan
burung," ujar Rasulullah Saw.
Dan, Rasulullah pun Menangis
85 Rasulullah Saw. berkata seperti itu karena tidak
tahan melihat kondisi jenazah pamannya.
Ibn Mas"ud juga menuturkan hadis lain tentang tangisan
Rasulullah Saw. Suatu ketika Rasulullah Saw. duduk
bersama Abdullah ibn Mas"ud, lalu beliau berkata,
"Bacakanlah Al-Quran untukku!"
"Bagaimana aku membacakannya kepada Tuan,
Manusia Setengah Dewa 1 Fear Street - Malam Mencekam Silent Night Rahasia Istana Terlarang 2
^