Arjuna Kembar 1
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo Bagian 1
WIROATMOD]O ARJUNA KEMBAR pustaka-indo.blogspot.com
siga-fz,- 5P x FERI-mn?" WIDML Rl Bala! Pu5taka
pustaka-indo.blogspot.com
MJ"A K" Dilakukan dah Paman dan Pamelalcan PT Balai Pustaka [Persia-0)
Jalan E-Ufga No. (E,-5.0.
Mah-"emam, Jakarta 'l'lmur13140
TelFFaks. [62-21lt55533 69
Wemile. hlmJMwmk-elzjmslakamjd
BP Naim No KDT.3952 Celaka" :19'5' CetalGHIIIIZODD Pwlis: Wlifaalmmi 0 Halaman: viii + 65.315 [14,3 >=21 cm)
EAN13: 333334011359 Penata Lelah: Galol 52911090
Paramarg Sampul: Harlmo Penyu" rg: Kuni Suhadi
undang-undang Republik lndanaia Namp'1g1'alun ma: nentmg HakCipta
Lingkup HakCipca Pasal: 1. Hakcipta merupakan hakelskkisil hagipenc'pta atau Pemegang Hak C'ptai mmkmmgtmumkaq atau
mperhmyakdptamnyafyang tifnhulsecara amat's setelahsuamc'ptam dilahi'kantmpa mengurangi
pembatasanmmurutperauranpa'undang-undanganyang herlaku.
Kemauan Pidana Pasalp: 1. Ba'angsiapadengansmgaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sehagai'na'tadi'nalsud dengan Pasal:
ai.-am] atau Pasal 49 ayath] dan ayat Cz] d'pidana dengaq pidana penjara masing-mas hg palingshgkan
sam] bulan dan,!ataudmdapalhg sedikitRp-npaa mapaqsamytarupiah] atau pidana penja'apalhg lama
"ijuhnahm dan.!atau dendapaling hanyak Rp5pmpmpaqmclma mil,-arnpiah].
. Barangsiapa dengan sengajama'iyiarkaq, mahakam mengadakan,. atau mnpal kanada urmmSuam
c'ptaan atau barang hasil pelanggaraq Hak Cipta atau Hak Taikai: sebagaimma dimaksud pada ayat h]
dipidana dmgan pidana penjarapaling lama 5talun danlatau dmdapaling bayak Rpgmpmpaqm lili"na
rauusjnarupiah]. " KATA PENGANTAR Cerita carangan "Arjuna Kembar" karangan Bapak
Wircatmcldjc ini pada dasarnya menggambarkan pertentangan
antara pihak Pandawa dengan pihak KclraWa sebagai perwujudan
dari kebaikan melawan kejahatan, dan akhirnya kebaikanlah yang
menang. Disamping itu dalam cerita ini digambarkan kegigihan Arjuna
dalam melakukan tapabrata selama 5tahun untuk mendapatkan
kesaktian yang luar biasa agar kelak memenangkan perang
Baratayuda. Dengan jalinan cerita yang indah dibantu cileh seclrang takclh
deWa yang rupanya persis sama dengan Arjuna, cerita Wayang ini
disampaikan kepada para pembaca agar dapat lebih memahami
khasanah cerita wayangserta latarbelakang pandangan hidupnya.
Balai Pustaka ;" & iii "namun." BIli PWI"
pustaka-indo.blogspot.com
PRAKATA Pertunjukan wayang merupakan pertunjukan yang
mengandung pelaja ran beraneka ragam. "Lakon" wayang biasanya
dilaksanakan hingga semalam suntuk. Orang tua"tua mengatakan,
bahwa lakan wayang itu melukiskan kehidupan manusia dengan
suka dukanya sejak dilahirkan di dunia ini, hingga pada akhir
hidupnya. Di dalam cerita wayang digambarkan pertentangan
antara kebaikan melawan kejahatan, yang pada akhirnya pasti
kebaikanlah yang mendapat kemenangan.
La kan wayang itu diambilkan dari kitab Astadasaparwa, yang
telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa oleh Pujangga Kraton
Surakarta: R. Ng. Ranggawarsita dengan nama Pustakaraja Purwa.
Adapun cerita Rama, diambilkan dari Kekawin Ramayana,
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa oleh R. Ng.
Yasadipura dengan nama Serat Rama.
Cerita wayang yang ada dalam kedua kitab tersebut di atas
disebut "pakem", senang lain-lainnya dinamakan cerita
"carangan." ***-"* 5P manan-401310 v
- - V "namun." BIli PWI"
Lakon "Arjuna Kembar" ini termasuk cerita carangan juga.
Nama-nama yang tersebut dalam kitab ini bagi penggemar
Wayang, bukannya nama"nama asing.
Pada waktu ini banyak pemuda-pemuda kita lebih tertarik
menonton film daripada melihat Wayang, dan tidak banyakyang
senang membaca cerita wayang, yang sangat digemari oleh
angkatan tua. Harapan dari pengarang lakon wayang ini, mudahmudahan
anak-anak kita lebih tertarik melihat Wayang atau membaca
ceritanya, yang mengandung unsur"unsur kesenian.
Sernaga Balai Pustaka, Departemen P dan K dalam
membimbinganak"anakkitakearah"gemarmembaca"mendapat
dukungan daripara guru dan clrangtua dengan sepenuhnya.
Sala, 1331976 Pengarang, S. WIROATMODJO vi pustaka-indo.blogspot.com
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................... V
1 ARJUNA MENINGGALKAN KESATRIAN MADUKARA ....... l
2 RADEN ARJUNA DIAMBIL MENANTU OLEH BEGAWAN
KANWA ........................................................................... 6
3 BURISRAWA MINTA DIKAWINKAN DENGAN WARA
SUBADRA ........................................................................ 12
Jl ADIPATI KARNA BERANGKAT KE DWARAWATI .............. 1.5
5 DEWI LARASATI MENCARI SANG ARJUNA ...................... 18
6 ADIPATI KARNA DATANG DI HADAPAN PRABU KRESNA 2"
" ADIPATI KARNA MINTA BALA BANTUAN DARI ASTINA.. 33
8 PRABU BAI ADEWA BERANGKAT KE DWARAWATI ........ 38
9 LARASATI MEMANGGIL CEKEL INDRALAYA .................... nila-".
10 SANG INDRALAYA DIADU PERANG MELAWAN ARJUNA 55
;" & vii "namun." BIJI PWI"
viii 'I ARJUNA MENINGGALKAN KESATRIAN MADUKARA Pada suatu malam Raden Arjuna, yang juga disebut Raden
Janaka atau Dananjaya meninggalkan Kesatrian Madukara. Tak
seorang pun yang mengetahuinya. Hal ini mengandung rahasia.
Bahkan para dewa pun tidak mengerti. Prabu Kresna, Raja
DWaraWati,yang bijaksana juga tak mengerti ke mana sang Arjuna
pergi. Inilah kehendak Sang DeWa Agung, yang memperbuat
Arjuna dengan peristiwanya.
Sang Arjuna sangat gemar akan bertapa. Yang diharapkan,
agar dalam Perang Baratayuda para Pendawa, keturunan Pandu,
mendapat kemenangan. Itulah yang mendorong hatiArjuna untuk
meninggalkan keluarganya. Pada dini hari ia meninggalkan
Kesatrian Madukara. Ketika para istrinya bangkit dari tidurnya,
mereka itu sangat terkejut, sebab sang suami tak terdapat di
dalam tempat peraduannya. Siapakah yang akan mengiranya,
sedang punakawannyazSemar, Gareng, Petrukserta Bagong, yang
tak pernah terpisah darituannya terlihat di sana. Mungkinkah ia
sedang bertamasya di tamansari" Ataukah di tempat
** 5P manan-anom 1 "namun." BIJI PWI"
pemandiannya" Segera diberitahukan kepada Wara Subadra,
bahwa sang Arjuna telah lenyap dari kesatrian. Dengan segera
Subadra masukke dalam tempat peraduannya,yangtelah kosong;
Arjuna takterda pat di sana. Yang sangat mengejutkan ialah: keris
dan panahnya juga hilang. Arjuna sungguh meninggalkan
keluarganya. Para istrinya: Subadra, Srikandi, Larasati dan Sulastri
dengan sekonyong-konyong bersama-sama menjerit, semua
dayang-dayang dan biduandanya turut menangis. Ratap tangis
terdengar di dalam kesatria n.
Patih Sucitra, para mantri dan para lurah menjadi kacau
pikirannya. Dengan segera mereka itu bersiap siaga mengerahkan
segala kekuatan untuk menghadapi marabahaya, yang tak
disangkanya. Para pegaWai dan prajuritnya dihamburkan ke
segala penjuru untuk mencari tuannya.
Dengan bersicepat Larasati diutus ke Dwarawati
memberitahukan kepada Prabu Kresna, bahWa sang Arjuna telah
meninggalkan Kesatrian Madukara. Prabu PuntadeWa, raja dari
Amarta sangat terkejut, ketika ia mendengar, bahwa sang Arjuna
telah pergi dari kesatrian. Dengan tergopoh-gopoh ia berangkat
ke Madukara. Para pegawai dan rakyatnya diperintahkan untuk
mencarisang Arjuna ke mana-mana.
Sang WrEl'lUdEll'El, juga disebut Bratasena, disuruh pergi
mencari adiknya, hingga ditemukannya dan dipesan, jangan
pulang kembali,sebelum membaWa sang Arjuna. Mungkinkah ini
perbuatan dari Dewi Durga, yang masih murka kepadanya"
Gatotkaca, anak sang Wrekodara disuruh mencari pamannya
juga. Waktu datang di Pringgadani berkatalah sang Bratasena
kepada anaknya, "Hai Gatot, pergilah engkau ke Kendalisada,
tanyakan kepada Resi Anoman, di mana tempat tinggalnya sang
Arjuna. Aku sendiri akan pergi ke Saptaarga, menanyakan juga
2 ARJUNA KEMBAR kepada Kakek Abiyasa, ke mana Arjuna pergi. Dengan secepat"
cepatnya Gatotkaca berangkat ke Kendalisada motion keterangan
kepada Resi Anoman, melalui dirgantara. Setelah ia tiba di
Pertapaan Kendalisada, ia bersembah sujud kepada Resi Anoman.
Gatotkaca dipeluknya serta bertanya, "Apakah maksud Ananda
datang di Kendalisada?" DijaWabnya, "Ya Paman Resi, aku disuruh
oleh Paman Prabu Yudisthira, raja dari Amarta, menanyakan ke
mana pergi Paman Arjuna, yang telah lenyap dari peraduan di
Waktu malam." Resi Anoman menjawab, "Ya, anakku Gatotkaca, sebenarnya
pa manmuArjuna masih hidup, tetapi akutakda pat menerangkan,
dimana tempattinggalnya, bahkan sang deWata puntak mengerti,
sebab sang Arjuna masih dalam perjalanan peristiwa. Segala
penjuru alam sudah kupandang, tetapi Arjuna taktampak olehku.
Adapun ayahmu Wrekodara, yang menghadap kepada kakekmu
Resi Abiyasa, juga belum berhasil mengetaltuinya, ke mana sang
Arjuna pergi." Gatotkaca berkata,"Kalau sekiranya hamba pulang
tidak membawa apa"apa, lebih baik aku tetap tinggal di sini saja."
SangAnomantersenyuni, lalu berkata,"Ya,Anakku,permintaanmu
kuizinkan, tetapi engkau harus meneguhkan tapamu di Gunung
Agnyana. Kelak jika sudah tiba Waktunya, hal itu akan
kuberitahukan kepadamu."
Apakah yang dihasilkan oleh Wrekodara" Ketika ia tiba di
hadapan ResiAbiyasa, sang resi bertanya kepadanya, "Hai cucuku
Wrekodara, apakah kedatanganmu dengan selamat"
Bagaimanakah keluarga yang kautinggalkan" Apakah engkau
diutus oleh kakakmu Puntadewa?"
Wrekodara menjawab, "Ya, nenekku Abiyasa. Semuanya
yang kutinggalkan adalah selamat walafiat, hanya si Arjuna yang
"4?"" 5P manan-anom 3
"namun." BIJI FLEIJIII
tak ada. Ia meninggalkan kesatrian, tak ada yang mengerti ke
mana perginya. Sebab itu aku disuruh kakakku PuntadeWa
menanyakan perkara ini kepadamu. Anakku Gatotkaca kusuruh
menghadap kepada Resi Anoman, untuk menanyakan nasib dari
Arjuna. Dengan secepat"cepatnya saya datang kepadamu,
tentunya nenek dapat menunjukkan tempat tinggalnya Arjuna."
Sang Resi Abiyasa menjaWab, "Ya cucuku Wrekodara, Resi
Anoman, apalagi aku sendiri padasa at initidakdapat mengatakan,
tempat kedudukan Arjuna, bahkan para dewa di Suralaya pun tak
mengetahuinya. Tempt tinggal Arjuna masih dirahasiakan oleh
sang dewata. Jika sudah sampai waktunya, ia akan timbul lagi, tak
usah dicarinya. Lebih balk engkau bertapa di Gunung Danaraja,
menantikan kembalinya adikmu Arjuna." Di sana sang Bratasena
meneguhkan tapanya dengan nama PututJayala ba.
Para utusan dari Madukara telah tiba di Dwarawati. Mereka
itu memberitahukan kepada sang Prabu Kresna, bahwa sang
Arjuna telah hilang dari peraduan di Waktu malam. Prabu Kresna
diiringkan oleh Samba, putranya dengan segala perlengkapan
menuju ke Madukara. Datangnya di sana bersama dengan Prabu
Puntadewa dari Amarta. Sang Kresna bertanya kepada Wara
Subadra dan Srikandi, bagaimana cara Arjuna pergi dari Kesatrian
Madukara. DijaWabnya oleh Srikandi, "Ya Kakak Prabu Kresna,
kanti rnencari Pangeran Arjuna di peraduan dan di tamansari,
tetapi kamitak menjumpainya. Bahkan keris dan kedua panahnya:
Pasopati dan Sarotama dibawanya pergi."
Sang Kresna berkata, "Kalau kedua panahnya dibaWa, ia tentu
pergi ke tempat yang jauh. Anehnya Kakak Semar dengan anak-
anaknya masih tinggal di Kesatrian. Mereka itu tak pernah
berpisah dengan tuannya."
4 ARJUNA KEMBAR Sang Puntadewa menyambung kata, "Mungkinkah ini
perbuatan Batari Durga, yang masih nrurka kepada Arjuna, karena
diganggu rakyatnya. Bratasena serta Gatotkaca kuperintahkan
mencarinya." Sang Prabu Kresna melanjutkan kata nya, "Sebaiknya Subadra
kubawa ke Dwarawati dan dengan dayang-dayangnya. Biarlah
Srikandi dengan Abimanyu tetap tinggal di Madukara, dengan
ditemanioleh Sulastri.WaraSrikandimerasasangatsusahhatinya,
karena terpaksa berpisah dengan WEII'EI Subadra. Dengan jempana
Subadra dan Larasati serta sang Prabu Kresna berangkat ke
DWaraWati, sedang sang Prahu PuntadeWa pulang kembali ke
Amarta. Kesatrian Madukara nrenjadi sunyi, seakan-akan
kehilangan mutu ma nika mya. Raden Sadewa ditugaskan menjaga
Kesatrian Madukara, dibantu oleh Patih Sucitra, dengan para m
antrinya. Mereka itu bergiliran menjaga keamanan Madukara,
selalu bersiapsiaga untukmenghadapisegala kemungkinan.
Setibanya di negeri Dwarawati sang Prabu Kresna masuk ke
dalanr kraton, sedangWara Subadra dengan Larasati diternpatkan
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diTaman Banoncinawi. "**-"' manan-aaa D 5
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
RADEN ARJUNA DIAMBII. MENANTU
OLEH BEGAWAN KANWA erjalanan Raden Arjuna, yang disebut juga Raden Pama di, tiba
di kaki Gunung Lawu di sebelah selatan. Ia mencari sumber
utama daribengawa n,tetapitak bisa ditemukannya, sebab bayang
sungainya adalah tujuh buah. la hendak bertanya"tanya, tetapi
disana tak ada sebuah dusun pun yang kelihatan. Ia menyelidiki
terus, di manakah sumber utama dari bengawan itu.
Adalah seorang pendeta, yang telah sempurna tapanya.
Namanya BegaWan KanWa dan pertapaannya disebut Yasarata.
Karena sudah senipurna nianteranya, apa saja yang diciptakan,
tentu jadilah. Ia mempunyai seorang putri, yang sangat elok
parasnya. Pantasnya ia bukanlah gadis dari gunung. Tingginya
seimbang dengan bentuk badannya. Wajahnya manis, sangat
menarik hati, matanya bersinar-sinar sebagai bintang, pantas
luWes seperti sebuah boneka terhias, merindukan kepada siapa
saja yang memandangnya. Nampaknya ia selalu tersenyum,
giginya kelihatan putih bersih cemerlang. Wataknya pendiam,
kalau ia menggigit bibirnya, giginya nampak sebagai tetesan air.
5 ARJUNA KEMBAR Dadanya lebar, payudaranya berisi.Tingkah"lakunya cekat, cepat.
Jika ia berbicara, diikuti oleh roman mukanya yang manis. Nama
putri gunung ini ialah Endang Ulupi.
Banyak para putut, manguyu dan cantrik, yang ingin
mempersuntinggadisitu,tetapiseorang pun takadayangmenarik
perhatiannya. Ia selalu mengikuti teladan dari ayahnya, gemar
akan bertapa, senantiasa tunduk menuruti perintah ayahnya.
Pada suatu malam waktu ia sedang tidur nyenyak, ia
mendapat impian. Di dalam mimpinya ia melihat seorang deWa
yang sangat elok parasnya. DeWa itu adalah Hyang Asmara sendiri,
yang memberi kepadanya sebuah keris kecil. Ketika keris itu
disambutnya, berubah menjadi seorang kesatria, yang elok
Wajahnya. Cahayanya cemerlang sebagai matahari, namanya
Raden Pamadi, penengah Pandawa. Kemudian ia dinikahkan
dengan kesatria itu. Betapa suka hatinya tak mudah digambarkan.
Ketika ia dihimbing oleh sang Arjuna hendak dibawa ke peraduan,
sekonyong-konyong ia terkejut, serta bangkit dari tidurnya. Sang
putri merasa sangat kecewa hatinya, sebab itu hanyalah impian
belaka. Ia sangat berdukacita. Yang terbayang-bayang dalam
ingatannya hanyalah, apa yang dialami dalam mimpinya.
Pada keesokan harinya ia memeluk kaki ayahnya, sambil
menangis. Sang Resi KanWa bertanya, apa sebabnya anak putrinya
meratap. Putri Gunung ini menjaWab dengan terus terang, bahWa
ia telah berjumpa dengan seorang kesatria yang elok parasnya.
Mulai awal sampai akhir semuanya diceritakan kepada sang
pendeta. Dengan suara yang ramah ia berkata kepadanya, "Ya
Anakku yang manis, janganlah engkau berdukacita. Impianmu itu
adalah anugerah dariSang Dewa Agung. Kalau kesatria itu sungguh
akan menjadi suamimu, aku pasti dapat menemukan dia.
Tinggallah dengan tenteram bersama"sama dengan dayang-
dayangmu di rumah, aku hendak mencarinya."
?""4'"' manan-aaa o "
- "S- 53- " "namun." BIJI FLEIJIII
Sang resi lalu keluar memerintahkan kepada para putut dan
cantrik, supaya mereka menjaga keamanan. Sang pendeta lalu
terbang ke angkasa. Darisana ia memandang ke seluruh penjuru
alam, tetapi tak nampaksesuatu pun. Hanya disebelah barat-laut
tampaklah olehnya sebuah bianglala, yang bersinar dengan
terang. Pada kaki Gunung Lawu terdapatlah seorang kesatria
tanpa seorang kaWan pun, seolah-olah mencari sesuatu ke sana-
ke mari. Sang resi merasa tak ragu-ragu lagi; kiranya orang itulah
yang dicarinya. Ia segera turun mendekati kesatria itu.SangArjuna
sangat terkejut, ketika ia berhadapan dengan sang pendeta. Sang
resi lalu disilakan duduk, seraya ia berkata kepadanya, "Ha
kebetulan sekali, sang resi datang menemui diriku. Dari manakah
asal Tuan dan siapakah sebutan Tuan?" Sang Resi menjaWab, "Ya,
inilah pertapaanku, dan nanutku BegaWan KanWa. Sebaliknya aku
bertanya kepadamu,Tuan kesatria dari manakah tanpa kawan
seorang pun di tengah hutan?"
Sang Arjuna menyahut, "Adapun namaku Pamadi, penengah
dari PandaWa. Aku datang di sini mencari sumber pokok dari
bengaWan ini. Yang kulihat adalah tujuh buah batang sungai,
hingga sukar untuk nienentukan, manakah yang merupakan
sumber utama." Sang resi melanjutkan, katanya, "Sesungguhnya sumber dari
bengawan ini berjumlah sebelas buah. Adapun sumber yang
utama ada di Gunung Selongan, dekat pada pertapaan kami."
"Ya Paman Resi, tolonglah kiranya hamba hendak pergi ke
tempat itu." Sang pendeta telah menyanggupkan pertolongannya.
Mereka itu lalu terbang ke angkasa. Dalam sekejap mata mereka
telah tiba di Pertapaan Yasa rata.
"Tinggallahdisinisebentar,sebab kamihendakmembicarakan
sesuatu yang sangat penting. Ka mi menaruh suatu permintaan."
3 ARJUNA KEMBAR Sang Parta, juga nama dari sang Arjuna, menuruti saja
kehendak sang resi. Sang pendeta berjalan langsung menuju ke
Sanggar Pamujan. Dengan sangat keheranan para putut, manguyu
dan cantrik, melihat sang resi memimpin seorang kesatria yang
elok rupanya. Setelah sang Arjuna disilakan duduk, sang resi memuja di
dalam hatinya.Sebentarkemudianturunlahpara bidadariangkasa
membawa santapan, yang beraneka warna. Sang Arjuna merasa
sangat heron, inenyaksikan keistimewaan sang pendeta. Sungguh
ia adalah seorang pendeta, yang dikasihi oleh sang dewata,
sehingga apa yang dicipta kan, jadilah.
Sang resi berkata, "Marilah menikmatisantapan dari gunung,
untuk menghilangkan lelah."
Sang Arjuna makan, apa yang disajikan dengan sukacita.
Kemudian hcrkatalah sang resi kepadanya, "Ya, sang Arjuna, kami
membawa Tuan ke pertapaan ini dengan maksud, yang sangat
penting. Kami mempunyai seorang anak putri tunggal, yang
bernama Endang Ulupi. Di dalam mimpinya ia merasa diambil
menjadi istriTuan, dantelah Baling kasih-mengasihi. Maka dari itu
terimalah anakku menjadi istri Tuan, tetapiseandainya ia kurang
pantas men jadi istri, ambillah anakku menjadi selir saja, sebab ia
memang seorang gadis dari gunung. Silakan melihat sendiri
Wajahnya." Endang Ulupi merasa malu di dalam hatinya, tetapi oleh
karena diperintahkan oleh ayahnya, tampillah ia ke depan, lalu
duduk di belakang ayahnya. Ia disuruh lebih maju ke depan,
bahkan mengundurkan diri, kembali ke dalam rumah.
Sang resi lalu bertanya kepada sang Arjuna, "Ya Ananda,
bagaimanakah kehendakmu" Anakku Endang Ulupi kami serahkan
kepadamu?" "*'"' manan-aaa D 9
- "S- 53- " "namun." BIJI FLEIJIII
"Ya, Ananda bagaimanakah kenen dakma" An akku Endang UJ'upI'kamJ'
serahkan kepadamu ?"
Nu"! 10 AR NA MBAK . ." Ju KE "r. ff. ?"ana-ulam BJ.|J.i NS"
Sang Arjuna menjawab, "Ya Paman Begawan, hatiku sangat
tertarik kepadanya."
Kemudian sang Parta dinikahkan dengart Endang Ulupi.
Mempelai berdua saling kasih-mengasihi. Sesudah tujuh hari
berkatalah sang Arjuna kepada sang resi, "Ya Paman, hamba
mohon diri, hendak melanjutkan tapaku, mencari sumber utama
dari bengaWan. Aku meninggalkan pesan, jika kelak istriku
melahirkan anak laki-laki, berilah kepadanya sebagai Hama,
Bambang Irawan, akan tetapi kalau perempuan, terserah kepada
sangresi." Setelah sang Arjuna menemukan sumber utama dari
bengawan, ia menghanyutkan diri dalam bengawan. Sang Parta
bertapa, tanpa makan dan tanpa tidur. Segala margasatwa tak
ada yangmengganggunya, penghuni airmenjaga keselamatannya.
Kemudian sang Arjuna melanjutkan bertapa di Gunung
Banjarmelati, yang sangat indah pemandangannya. Sampai
lamalah Parta bertapa ditempat yang sepi itu.
'?""*'"' manna-aaa o 11
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
3 BU RISRAWA MINTA DIKAWINKAN
DENGAN WARA SUBADRA aden BurisraWa, putra Raja Mandraka telah mendengar
berita, bahWa Arjuna telah lenyap dari Kesatrian Madukara,
Wara Subadra dibawa oleh Prabu Kresna ke negeri Dwarawati.
Hanya Dewi Srikandi dan Abimanyu, yang masih ditinggalkan di
Madukara. Dengan tergopoh-gopoh ia berangkat ke negeriAstina,
menghadap kepada iparnya Prabu Suyudana. Ia menyatakan
kepadanya, bahwa ia minta dikawinkan dengan Wara Subadra,
sebab dirundung asmara. Tingkah"lakunya berubah sebagai orang
gila. Sebentar"sebentar ia bergelak"gelak, kemudian menangis.
Sang Prabu Suyudana merasa belas kepada iparnya, yang siang
dan malam senantiasa merengek-rengek, agar supaya selekas
mungkin dikawinkan dengan Wara Subadra. Jika permintaannya
tak dikabulkan, lebih suka ia membunuh dirisaja. Kadang"kadang
ia menghunus kerisnya mau ditusukkan pada dirinya di hadapan
sang Suyudana. Raja memanggil Dahyang Drona dan Patih
Sakuni lalu berkata kepadanya, "Ya Bapa Dahyang Drona dan
PamanSakuni. Bagaimanakah berita,yang sebenarnya mengenai
hilangnya Arjuna?" 'I 2 ARJUNA KEMBAR Dijawab oleh Dahyang Drona, "Ya Anak Prabu Suyudana,
sesungguhnya Arjuna telah lima tahun meninggalkan Kesatrian
Madukara. Barangkali ia telah dimakan oleh para setan dari
Setragandamayu. Sampai saat ini belum ada kabar, bahWa Arjuna
telah kembali ke Madukara. Wrekodara serta Gatotkaca disuruh
mencarinya, tetapi mereka tak kunjung datang. Kemungkinan
besar mereka itu juga dimakan oleh bala raksana siluman dari
Batari Durga. Adapun Wara Subadra telah dibawa oleh Prabu
Kresna ke negeri Dwarawati. Andaikata Arjuna masih hidup, pasti
dicari oleh sang Prabu Kresna, meskipun Arjuna bersembunyi di
dalam dasar bumi. Bagaimanakah pendapat mu, hai Adinda
Sakuni?" Patih Sakuni menjawab dengan kata lemah gemulai, "O,
pendapat Resi Drona ilu sesuai henar dengan gagasanku.
Andaikata Arjuna niasih hidup, tentu sudah dicari oleh Prabu
Kresna.Yangterang saja, Wrekodara dan Gatotkaca, yang mencari
Arjuna, belum pulang kembali. Mungkin sekali mereka menjadi
umpan dari bala raksasa Dewi Durga diSetragandamaju."
Sang Prabu Suyudana menyambungkatanya,"AdikBurisraWa,
yang dahulu kala ingin dikawinkan dengan Wara Subadra, ketika
ia masih gadis, tidak terlaksana. Sekarang ia telah menjadi janda,
keinginan Burisrawa makin bertambah besar, sehingga hendak
membunuh diri, jika kehendaknya tidak dikabulkan."
Sang Drona menambahkan katanya," Kukira, bahWa BurisraWa
telah kerasukan dewa. Sebaiknya permintaannya disetujui, dan
dengan segera Tuan mengirimkan utusan ke DWaraWati, dengan
permohonan, agar Dewi Subadra dikawinkan dengan Burisrawa.
Kebetulan sekali Adipati Karna masih berada di sini, besok pagi ia
hendak pulang kembali ke AWangga."
'"'"*'"_' 5P manan-401310 1 3
?"nuni." BIJI FLEIJIII
Deegan segera PatihSakuni menemui mereka, lalu diantarkan
ke hadapan sang raja. Sang Prabu Suyudana berkata kepada Adipati Karna, "Hai
Adinda Adipati Karna. Aku minta kedatanganmu, untuk
membicarakan sesuatu, yang sangat penting. Adik kita BurisraWa
sekarang dirundung asmara, minta dengan sangat, agar ia
dinikahkan dengan Wara Subadra. Ucapannya, jika tidak bisa
menikah dengan Wara Subadra, lebih baik ia menemui ajalnya,
sebab ia tidak sanggup melangsungkan hidupnya.
Menurut hematku, tak ada seorang duta, yang lebih cakap
daripada Adinda, sebab itu aku minta kepadamu, untuk berangkat
ke Dwarawati, mengantarkan surat lamaran kepada pamanda
sang Prabu Kresna. Sekiranya kekurangan kata-kata terserah
kepada Adinda, agar bisa tercapai maksud kita. Bawalah Adipati
Banakeling. Kartamarma serta bala KuraWa lainnya yang
kauperlukan." Adipati Karna lalu mengerahkan para bala tentara, yang akan
mengiringkan jalannya ke DWaraWati. Surat lamaran telah
diserahkan kepada Adipati Karna. Arya Dursasana harus
diikutsertakanjuga,schingga barisan lebih kuat, jika menghadapi
musuhyangperkasa. Lepaslah jalannya para KuraWa, yang menuju ke negeri
Dwarawati. 'I 4 ARJUNA KEMBAR 4 ADIPATI KARNA BERANGKAT KE DWARAWA'H ahyang Drona memperingatkan Adipati Karna, supaya ia
membaWa bala tentara yang kuat. Jikalau Prabu Kresna
menolak lamarannya, pasti akan terjadi perang ya ng hebat. Patih
Sakurai menganjurkan agar Arya Dursasana memperkuat utusan
dengan membawa bala Kurawa separuhnya. Setelah segala-
galanya slap sedia, mereka itu meninggalkan Astina menuju ke
Dwarawati. Ya ng melopori barisan tentara adalah Arya Kartayuda
dengan persenjataan lengkap, disambung oleh Arya Kartamarma
diiringkan bala tentara, yang membaWa senjata beranekaWarna.
Sang Adipati Karna, yang naik kereta perang, disertai prajurit
herkuda.Arya Dursasana dan Arya Jayadrata naikkuda diikuti bala
tentara, bersenjata serta berpakaian yang serba indah. Jika
dipandang dari kejauhan kelihatan sebagai hutan terbakar.
Alkisah di Kahyangan Cakrakennbang, sang Hyang Kamajaya,
juga disebut Batara Asmara, sedang bersemayam disinggasana di
hadap oleh permaisurinya yang cantik, bernama Dewi Ratih. Ia
berkata kepada istrinya, "Hai Adinda Dewi Ratih. Ketahuilah,
,, tp ?"nuni." BIJI FLEIJIII
WIRDATMDDTD 'I 5 bahwa adikmu Arjuna telah lama meninggalkan Kesatrian
Madukara. Yang masih tinggal di Madukara hanya Srikandi dengan
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Abimanyu.WaraSubadra dibaWa oleh Prabu Kresna keDWaraWati.
Sekarang BurisraWa inulai merindukan Subadra lagi, oleh karena
itu ia minta kepada Prabu Suyudana, supaya melamarkan Wara
Subadra. Menurut gagasannya, bahWa Arjuna telah meninggal.
Adipati Karna dengan bala tentara, yang bersenjata lengkap,
membawa surat lamaran yang dialamatkan kepada Prabu Kresna.
Jika lamaran itu ditolak, pasti akan timbul perang yang besar."
Dewi Ratih bertanya, "Ke manakah pergi adikku Arjuna?"
Hyang Asmara menjaWab, "Ya, Adinda, pada saat ini telah
kupandang ke seluruh penjuru alam, tetapi Arjuna tak kelihatan.
Pada waktu ini Adipati Karna dalam perjalanan menuju ke negeri
Dwarawati. Sebab itu aku hendak pergi ke negeri Dwarawati,
supaya bersama-sama dengan Adipati Karna, datang di negeri
Dwarawati." Sang Kamajaya lalu berangkat nieninggalkan Cakrakembang,
turun ke Marcapada. Dari angkasa dilihatnya empat orang, yang
berjalan nienyusup di tengah hutan. Siapakah mereka itu" Tidak
lain mereka adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Deegan
sekonyong-konyong Hyang Asmara berdiri di hadapan para
panakaWan dariArjuna. Mereka itu mengira, bahWa yang datang
itu sang Arjuna. Semar lalu memeluk kakinya, sambil menjerit,
"Aduh Gusti, dari mana Tuan datang" Telah lama kami mencari
Tuan, sebab kami semua rindu akan Tuan."
Hyang Asmara ya ngserupa dengan Arjuna menjawab,
"Ketika aku hendak pergi kamu niasih tidur nyenyak. Aku
khawatir, kalau kamu kubangkitkan, tentu terkejut. Marilah kita
berangkat ke Dwarawati, sebab gustimu Wara Subadra telah
dibawa ke sana, aku sangat rindu kepadanya."
'I 5 ARJUNA KEMBAR Semar dengan anak-anakriya menjawab serentak, "Ya Tuan,
kami menurut perintah Tuan, sebab sang Wara Subadra tentu
rindu akan Tuanjuga."
Di tengah hutan mereka berjumpa dengan barisan raksasa
dari negeri Batubarang. Mereka diutus oleh rajanya Prabu
Palasiya. Sang raja bermimpi, bahwa ia menikah dengan Dewi
Subadra. Setelah ia bangkit dari tidurnya memerintahkan
pegawainya untuk melamar Dewi Subadra ke negeri Dwarawati.
Di tengah"tengah hutan mereka itu tersesat, tidak tahu ke mana
jalan yang sebenarnya. Dilihatnya ada lima orang yang lalu
menerobos barisannya, hingga terjadi perang yang sengit.
Akhirnya Hyang Asmara melepaskan panahnya, yang sangat
ampuh; para raksasa dengan bala tentaranya terbaWa oleh angin
ribut ke tempat yang jauh sekali.
?""*'"' manna-aaa a 1"
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
DEWI LARASATI MENCARI SANG
ARJUNA ara Subadra telah beberapa waktu tinggal di Dwarawati,
Wtetapi ia belum mengetahui, di mana tempat kedudukan
sang Arjuna. Ia lalu memanggil Larasati, yang diperintahkan
mencari sang suami, berpakaian sebagai orang Wanita biasa.
Jalannya terlunta-Iunta, naik gunung, turun ke dalam jurang,
menerobos hutan raya. Lama-kelamaan tibalah ia di puncak
gunung yang kecil, tetapi pemandangannya indah sekali. Di
sana tumbuhlah pohon-pohonan yang rindang. Di antaranya
terdapatlah sebuah pondok yang kecil mungil, memancarkan
sinarterang. Dewi Larasati merasa heran, melihatpennandangan
yang indah itu. Ia berkata di dalam hatinya, "Apakah isi pondok
itu" Pasti ada seorang petapa di dalanuya, mungkin itu cahaya
darisang petapa." Dewi Larasati mendaki gunung itu, diiringkan oleh dua orang
dayang-dayang. Ia ingin mengetahui, apakah yang mengeluarkan
sinar itu. Ketika ia tiba di puncak gunung itu, tampaklah olehnya
seorang petapa di dalam pondok itu. Petapa itu sedang duduk
bersamadi. Rambutnya panjang terikat, tak teratur. Jubahnya
'I 3 ARJUNA KEMBAR panjang, terbuat dari kadut kering. Yang tampak hanyalah
ranibutnya yang panjang hingga di punggung, wajahnya tertutup
kedua tangannya. Yang terdengar hanyalah suara mengeluh dan
mengesah. Larasati bertanya di dalam hatinya, "Apakah ini orang
sakit ataupun orang bertapa?"
Ia lalu bertanya kepada orang itu dengan kata yang lemah"
lembut,"HaiPaman,menengadahlahdanterimalahkedatangankul
Janganlah selalu mengeluh saja!" Waktu orang itu mendengar
suara, dibukalah tangannya, sambil duduk. Barulah diketahuinya
bahwa yang datang itu seorang putri cantik. Dengansuara keluhan
ia mengucapkan selamat datang kepada tamunya, katanya,
"Semoga bahagia alas kedatanganmu. Baru sekali ini aku melihat
Anda. Dari manakah asalmu, dan apakah tujuanmu datang di
tempatini, engkau seorangwanita muda, sendirian, tanpa kawan
mendaki gunung'?" Jawab Dewi Larasati, "Ya Paman, aku ini putri dari Madukara,
disuruh oleh gustiku Wara Subadra mencari suami kami Raden
Arjuna, yang meninggalkan kesatrian sudah beberapa Waktu.
Adapun namaku Larasati, istri muda dari swig Arjuna. Sebaliknya
aku bertanya kepadamu, siapakah naniamu" Apakah engkau
menderita sakit ataupun bertapa" Kudengar engkau duduk
tafakur mengucapkan mantera sebagai orang sakit. Menilik
caramu duduk kelihatannya sebagai orang bersama di."
Yang ditanya menyahut, "Sesungguhnya aku ini bukan
bertapa, tetapi menderita sakit. Badanku dimakan kuman-kunian
semuanya; memang kudis ini kudis besi, yang tak dapat sembuh
dengan obat apa pun. Rasanya sangat nyeri, tak terhingga. Maka
dari itu aku selalu mengeluh dan mengasah, sehab sakit. Hamba
ini menderita sakit sudah lima tahun lamanya. Tak pernah saya
minum air setetes pun, serta merasakan nasi sebutir, karena aku
harus menggaruk kuman-kuma n."
?"*'"_' 5P manan-401310 1 9
?"nuni." BIJI FLEIJIII
20 apakah kiranya sana Pangeran Arjuna masih hidup ataupun
teJ'ah menfngaai' __ __ "
.. 1 nanam KEMBAR "'*?"
Dewi Larasati berkata sambil tersenyum, "Aduh terasa
olehku, bulu romaku berdiril Mendengar ucapanmu aku sangat
heran. Engkau menderita sakitselama lima tahun itu berartisama
dengan orang bertapa juga. Tak makan dan tak minum selama
lima tahun, apalagi menderita sakit itu melebihi orang bertapa,
yang disebut maharesi. Dengarkanlah kataku: Aku ini disuruh oleh
GustikuWaraSubadra,putridariBanoncinawi,untukmendapatkan
keterangan, apakah Pangeran Arjuna masih hidup ataupun telah
Wafat. Kesatria Madukara ini sudah meninggalkan rumah dan
keluarganya selama lima tahun. Istri yang utama menugaskan
kepadaku untuk mencarinya. Aku telah mendaki gunung dan
turun ke dalam jurang, akan tetapi belum dapat keterangan yang
kuharapkan. Apakah aku harus pulang kembali dengan tangan
hampa, Walaupun sudah menanggungjerih payah yang luar biasa"
Dengan sekonyong"konyong aku lihat sinar, yang memancar dari
gunung ini. Mungkinkah ini petunjuk darisang deWata, hingga aku
bertemu dengan Paman Petapa di pondok ini" Katakanlah ya
Paman kepadaku, apakah kiranya sang Pangeran Arjuna masih
hidup ataupun telah meninggal. Bagaimanakah penglihatanmu?"
Sang petapa lalu menyahut dengan kata ya ng lemah-lembut,
"Ya Putri yang manis. Kalau engkau hendak mendapatkan
keterangan yang benar daripadaku, ada syaratnya, yang harus
dipenuhi. Syarat itu sangat berat bagi seorang putri bangsawan,
tetapi bagi orang biasa adalah ringan saja. Engkau adalah seorang
istri kesatria, pasti tidak sanggup memikul beban yang berat ini."
Dewi LarasatimenjaWab dengan tersenyum, "Ya Paman yang
kuhormati. Katakanlah kepadaku, apa yang menjadi syaratnya"
Betapa pun beratnya, akan kuangkat juga. Jikalau aku tak kuat,
akan kukual-kuatkanjuga."
?"'*" manan-40130 21
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
Sang petapa tersenyum di dalam hatinya, mendengar ucapan
dari mulutseorang putri cantik itu. Katanya kepada Dewi Larasati,
"Yang menjadi syarat utama adalah: pertanyaan itu harus
dilakukan dengan cara sebagai seorang abdi, yang bertanya
kepada gustinya, apa yang diharapkan."
Larasati melanjutkan katanya dengan tertawa, "Ah Paman,
janganlah engkau minta hal semacam itu kepadaku. Mintalah apa
saja, yang berupa emas atau benda lainnya, tentu akan kuberinya,
berapa yang kauharapkan."
Sang petapa berkata lagi, "Tadi kan telah kukatakan, bahWa
syarat itu bagi seorang putri bangsawan berat untuk
melaksanakannya. Kalau sekira nya tak dapat, biarlah kita berpisah
saja, Anda pergi ke timur, aku ke barat."
Waktu Larasati mendengar kata"kata itu, ia berkata di dalam
hatinya, "All, orang initetap pada pendiriannya. Biarlah kulakukan
saja, jika itulah yang harus menjadi syarat mutlak. Bersembah
sujud kepada petapa berkudis,tidakmengapa, kan hanya sebentar
saja. Lalu ia berkata, "Ya Paman Petapa, aku bersedia menyembah
sujud kepadamu." Sang petapa berkata dengan ramah, "Baiklah, kerjakan
sebagai kehendaknmu, kalau engkau ingin bertanya sungguh."
Segeralah Dewi La rasatiturun serta berkata dengan menyembah:
(Bagian ini boleh dibaca dengan lagu tembang Kinanthi].
l. "Abdimu bersembah sujud,
Disuruh oleh sang dewi Subadra sang Fietnanin_atii'jurah,"t
1 Retnaningdyah = putri (% 22 ARJUNA KEMBAR BJ.|J.i NS" Kasum a2 Ban on cina wi, Permaisuri Madukara, Putri ari Dwarawati. 2. Kupohon kasiii sang wikuf
Tiah iima tahun sana swami,
Tak ada tanda sedikit pun,
Dipungut sang dewutu, Hiian g hin a a a h ari ini.
3. Tak ada warta tertentu,
Masih hidup atau mati, Hamba mohon penerangan, Andaikata teiah mati, Dimanakah jenazahnya, Akan itu ambii sen diri. fii. .iiica ia masih hidup,
Dimana tempatnya icini, Biiamanaicah timhuinya, Kembaii ke Dwarawati, Kami mohon penjeiasan, Akhir kata Larasa ti. [JaWaban sang petapa juga boleh dilagukan dengan tembang
Kinanthi] 2 Kusuma=bunga=putri 3 Wiku=pendeta ?"*'"_' 5P WRDATMDDJ'D 23
"namun." BIJI FLEIJIII
l. Sabda petapa, tersenyum,
"Hai ketahuilah, MbokSeliH
Kesatria sang Dananjaya5 Sebenarnya belum mati, Masih dalam rahasia, tempatnya pun tersembunyi.
2. Di tangan Dewata Agung,
Kembaiinya beium pasti, _iika datangiah saatnya, Sang Dananjaya kembaii, Bersam aan banjir besar Harap Dyah Ban on cina wis
3. Menaiki kapai gabus, puiang iekas kembaii, Gustimu sangat mengharap,
Puiangmu ke Dwarawati, Habis kata sang petapa, Berkataiah Larasati."
(Kata sang Larasati) 1. "Sangat terharu hatiku,
Kau menyebutku mbok seiir,
il Mbok Selir : sebutan untuk istri yang bukan permaisuri
5 Dananjaya =arjuna & Dyah Banoncinawi =Wara5ubadra
24 ARJUNA KEMBAR Teringatkan kepadanya, Yang ienyap dim aiam hari,
Betapa sikapmu juga, Kepada diriku ini." [Disam bung oleh Larasati),
1. "Jika ditanya padaku,
Bagaimanajawab kami?"
(Kata sang pertapa lagi],
"Katakaniab nama hamba;
Cekei indraiaya resi, Bentapa daiam asrama, Di Gunung Banjarmeiati. "
[Jawa b sang La rasati), 2. "Ya Paman, 'ku mohon undur,
.S'eiamat tinggai di sini,
Segera aku berangkat, Meninggaikan Banjarmasin,
Men eruskan perjai an an,
Menuju Ban on cinawi. "
Tidak antara lama Larasati sudah tiba di negeri DwaraWati,
melalui pintu belakang. Di Banoncinawi ia bertemu dengan Wa ra
Subadra, yang mengharap kedatangannya. Ia menceritakan
scmua, yang dialaminya, mulai aWal sampai akhir. Setelah ia
mengembara sampai di mana-mana, akhirnya bertenmlah ia
?""*'"_' 5P mapan-apam 25
"namun." BIJI FLEIJIII
dengan. seorang petapa, yang menderita sakit kudis besi.
Pertapaannya bernama Banjarmelati. Sang petapa sanggup
memberikan penerangan, tetapi dengan persyaratan. Jika syarat
itu tak dipenuhi, sang petapa tidak mau memberi keterangan.
Akhirnya Larasati melakukan apa ya ng diminta oleh sang petapa.
Wara Subadra mendengar laporan dari Larasati dengan penuh
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perhatian, seakan-akan ia mengalaminya sendiri.
25 ARJUNA KEMBAR 6 ADIPATI KARNA DATANG DI HADAPAN
PRABU KRESNA adipati Karna, yang diiringkan oleh para Kurawa dari
tinapura, tiba di hadapan sang Prabu Kresna. Setelah
mereka itu dipersilakan duduk dan menerima ucapan selamat
bahagia, Adipati Karna iuenyerahkan surat lamaran dari Prabu
Suyudana kepada Prabu Kresna. Surat lamaran dibaca oleh
Prahu Kresna, di dalam hatinya, lalu ia bersabda, "Sudah
selayaknya, kalau Prabu Suyudana melamar Subadra, yang akan
dikawinkan dengan Arya Burisrawa. Memang sudah lima tahun
lamanya Arjuna meninggalkan Kesatrian Madukara. Sungguh
mengherankan, bahwa Burisrawa masih mengharapkan Wara
Subadra. Dahulu ia ingin dinikahkan dengan,Wara Subadra,tetapi
tak dapat dilangsungkannya. Mungkinkah sudah sampai saatnya,
Arya Burisrawa dapat menikah dengan Subadra, yang sangat
dirindukannya?" Prabu Kresna bersabda lebih lanjut, "Baiknya harus
kutanyakan dahulu kepada yang bersangk titan, apakah kiranya
Subadra bersedia menerima lamaran ini. Apalagi masih perlu
dirundingkan dengan Kakak Prabu Baladewa yang juga turut
?""*'"_' 5P mapan-apam 2"
"namun." BIJI FLEIJIII
bertanggung jawab, mengenai soal ini." Jawaban seperti itu
disambut oleh Adipati Karna dengan sukacita.
Sebelum Prabu Kresna mengakhiri sabdanya, dengan tak
disangka datanglah seorang kesatria,.yang menyerupai Arjuna,
menghadap kepada Prabu Kresna. Kedatangan penyamar Arjuna,
menyebabkan para hadirin sangat terkejut. Kesatria ini tidak
menghiraukan para tamu agung dari Astina, bahkan nyaris saja
Adipati Karna tersinggung telinganya. Sejak ia di hadapan Prabu
Kresna selalu menundukkan kepala, membelakangi Adipati Karna
dan para Kurawa, yang sangat keheranan melihat kedatangan
Arjuna. Sang Prabu Kresna juga merasa sangat heran bercampur
murka, ketika ia melihattingkah laku Arjuna,yang sangat berlainan
dengan kebiasaannya. Mengapa ia tak mengindahkan para
saudara tua, yang Nadir di hadapan sang Prabu Dwarawati, ya
sang Prabu Kresna. Sang Prabu lalu bersabda dengan geramnya,
"Hai Arjuna, dari manakah datangmu" Sudah lima tahun kamu
me"ninggalkan keluarganiu. Apakah maksudmu datang ke
hadapanku?" Yang nienyaniar sebagai Arjuna menjawab, "Ya Kakak Prabu
Kresna, hamba telah lima tahun meninggalkan Kesatrian Madukara
menurutkan dorongan hatiku, mengeruhara keliling dunia. Hamba
mendengar warta, bahwa istriku Subadra berada di Dwarawati,
maka dari itu hamba langsung menghadap kepada Kakak Prabu
mohon hendak membaWa Subadra ke Madukara."
Sang Prabu Kresna sangat terkejut mendengar permintaan
sang penyamar Arjuna. Dengan suara geram sang Prabu Kresna
bersabda, "Perkataanmu kasar sebagai seorang yang mengadu,
bukannya sebagai orang yang meminta. lstrimu kubaWa ke
23 ARJUNA KEMBAR Dwarawati, tetapi kamu tak berterima kasih. Agaknya kamu tak
mau didahului. Sebaliknya kamu telah meninggalkan istrimu
selama lima tahun. Itu bukanlah cara orang bersuami"istri. Kamu
memperlakukan adikku menurut kemauanmu sendiri. Oleh
karena itu aku tak rela, jika adikku diperlakukan semacam itu. Hai,
Adinda Adipati Karna. Aku mempunyai bahan keris, corak tali
pinggang, tetapi sekarang belum jadi. Serahkanlah itu kepada
kakakmu Prabu Suyudana. Hal ini kuserahkan kepadamu dengan
ikhlas." Sang Adipati Karna mengerti isyarat dari Prabu Kresna. Ia lalu
memberi komando kepada Jayadrata dan Dursasana dengan
tanda kejapan mata. Mereka melakukan perintah Adipati Karna
dan dengan serentak para Kurawa menyerang, serta hendak
menangkap yang menyamar sebagai Arjuna.
Prabu Kresna dengan pengiringnya masuk ke dalam istana,
serta memberi perintah kepada Wresniwira, yang disebut juga
Setyaki dan pegawai lainnya, agar mereka tidak turut campur
dalam peperangan itu. Yangmenyamarsebagai Arju na telah diikat
eras eras dengan tali. Adipati Karna bertanya kepadanya, "Hai
Arjuna, bagaimanakah rasa dirimu diikat itu?" Jawab yang terikat,
"Ah rasanya sangat panas."
Sang Adipati Karna berkata lagi, "Aku mendengar kabar,
bahWa Arjuna, penengah PandaWa adalah sangat sakti. Kalau
kabar itu benar, kamu lento dapat melepaskan diri dari ikatan ini.
Kalau kamu lepas sendiri, aku sanggup menjadi muridmu."
Sang penyamar Arjuna melepaskan tali, yang mengikatnya,
dengan tersenyum. Kayu palangnya, jatuh sendiri ke tanah.
Adipati Karna sangat keheranan, hingga ia tak bergerak atau
mengucapkan kata. ?"'*" mapan-aaa o 29
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
Yang menyamar sebagai Arjuna berkata dengan ramahnya,
"Hai Karna, marilah kamu sujud pada kakiku. Janganlah hanya
berdiam saja '." Sang Karna lalu dipukul dadanya, hingga terjatuh
ke tanah, Jayadrata dihantam, hingga jatuh berguling-guling dan
Dursasana dicolok matanya, sampai melarikan diri sebab
kesakitan. Para Kurawa lainnya melarikan diri terbirit-birit. Para
Kurawa yang masih berperang, merasa seakan"akan berlaga
dengan bayang-bayang saja. Mereka itu saling tangkap-
menangkap, saling pukul-memukul, saling banting-membanting,
dengan kaWa nnyasendiri.Adayang mengira, bahWa ia menangkap
dan mengikat penyamar Arjuna, tetapi kenyataannya mengikat
kawannya sendiri. Mereka mempergunakan bermacam-macam
senjata seperti: danda, gada, pale, candrasa, alugora dan
sebagainya. Senjata"senjata itu seakan akan tak ada gunanya,
sebab yang dilawan hanyalah bayangan-bayangan belaka. Jika
dikiranya, bahWa nnusuhnya telah dihancurkan dengan gada atau
pain, tetapi sebentar lagi ia sudah berdiri di belakangnya.
Arya Sindupati lain memerintahkan bala tentaranya,
menghentikan perlaWanan saja. Waktu ditanyakan, di manakah
musulinya, dijawabnya, bahwa sang Arjuna samaran sedang
duduk bertumpang kaki di bawah beringin kembar, dihadap para
panakawannya. Adipati Karna segera memerintahkan, supaya melepaskan
senjata panah, yang diarahkan kepada sang penyamar Arjuna.
Dari anak-anak panah, yang tak terbilang banyaknya sebagai
hujan lebat, tak sebuah pun yang mengenai sasarannya. Bahkan
daun-daun beringin menjadi rontang"ranting, karena kena panah.
Batang dan ranting-rantingnya habis patah oleh lepasan panah-
panah. Aneh sekali, orang yang dituju masih duduk-duduk dengan
seenaknya. 30 ARJUNA KEMBAR Kemudian sang penyamar Arjuna menciptakan angin ribut,
yang dengan dahsyatnya mengembalikan anak panah itu kepada
yang melepaskannya. Suasana menjadi gaduh dan kacau balau,
sebab tak ada seorang pun, yang dapat menguasai panahnya,
bahkan senjata makan tuan sendiri.
Sang Prabu Kresna melihat dari Balairung, peperangan yang
aneh itu, hingga menimbulkan murkanya. Ia mengambil panah
cakranya dan menantang, supaya Arjuna melaWan perangnya.
Ketika sang penyamar Arjuna mengetahui, bahwa Prabu Kresna
berkehendak melepas-kan senjata cakranya, dengan segera ia
tunduk menghadap sang Prabu Kresna. Katanya dengan
bersembah, "Ya Tuanku, jika Paduka raja melepaskan senjata
cakra, berarti Paduka hendak niengantarkan nyawa ku ke Ha riloka.
Sebab tiada seuiang pun, yang kuasa mengantarkan jiwaku ke
Hariloka, melainkan Paduka raja sendiri."
Ketika sang Prabu Kresna mendengar ucapan kata-kata, yang
minta dikasihani itu nienyebabkan murka sang Kresna hilang
sebagai tersapu oleh angin. Sang Prabu bersabda dengan kata
yang lemah, "Aku sesungguhnya hendak mengadu kesaktian
dengan dikau, hai Arjuna, tetapi kamu menolaknya."
Sang penyamar Arjuna lalu nmenjawab, "Ya Tuanku, aku
tidak pantas berperang melawan Paduka raja." Sang Prabu Kresna
makin berkurang murkanya, lalu bersabda, "Aku melihat, bahWa
sikapmu berbeda sekali dengan kebiasaanmu. Kamu tidak segera
menemui istrimu, tetapi kamu datang di penghadapan dengan
kata-kata yang menunjukkan kecongkakan, hingga aku menjadi
terkejut.Sekarangkamu kuizinkanuntuklangsung ke Banoncinawi
menjumpai istrimu." Yang menyamar sebagai Arjuna menjawab, "Ya Tuanku,
untuk bertemu dengan istriku, yang kurindukan, kutangguhkan
..ng. _ ! _ & vaaonmtoojo 31
"namun." BIJI FLEIJIII
dahulu, sebab hatiku belum merasa puas dengan para Kurawa.
Hamba masih bersedia untuk bertanding melawan Kurawa, hingga
dapat ditetapkan, siapa yang menang atau kalah."
Ketika sang Prabu Kresna mendengar jawaban da ri penya mar
Arjuna, hatinya menjadi bimbang lalu bersabda, "Katamu hendak
menenmi istrimu dan membawanya ke Madukara. Sekarang kamu
kuheri irin, bahkan tak hendak melakukannya. Sudahlah, apa
boleh buat. Jalankan dahulu, apa yang kaukehendaki. Kamu
kujadikan sayembara: Jika para Kurawa mengharapkan Wara
Subadra harus membunuh kamu dahulu. Sang penyamar Arjuna
lalu dimasukkan ke dalam penjara besi, ditemani oleh Semar
dengan anak-anaknya. 32 ARJUNA KEMBAR 7 ADIPATI KARNA MINTA BALA BANTUAN
DARI ASTINA Sang Prabu Kresnapadmanaba bersemayam di Begelaran
memanggil Adipati Karna, Jayadrata dan Dursasana. Waktu
mereka menghadap, bersabdalah Prabu Kresna, "Hai Saudara-
saudara sekalian, sampaikanlah kataku kepada kakakku Prabu
Suyudana, bahwa Arjuna telah kumasukkan ke dalam penjara.
Jika ia hendak mengawinkan Burisrawa dengan Wara Subadra, ia
harus membunuh Arjuna, yang sekarang dikurung dalam penjara
besi itu. Aku tak usah mengatakan, betapa saktinya Arjuna itu,
Saudara"saudara sekalian telah menyaksikannya sendiri."
Adipati Karna menjawab, "Ya, Kakak Kresna, hamba tak usah
pulang ke Astina sendiri. Perkara ini akan kuberitahukan kepada
Kakak Prabu Suyudana. Barangkali ia datang sendiri ke mari,
disertai Dahyang Drona atau akulah yang dipanggil supaya pulang
ke Astina." Prabu Kresna lalu masukke dalam istan a, Adipati Karna
segera menulis surat, yang memuat segala kata-kata dari Prabu
Kresna mulai aWal sampai akhir.Surat itu lalu diserahkan kepada
para utusan, yang akan berangkat ke Astinapura.
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 33
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang Prabu Kresna lalu masuk ke Taman Banoncinawi, wara
Subadra sedang duduk, dihadap oleh Larasati. Waktu ia melihat
kedatangan Prabu Kresna, ia sangat terkejut. Dengan segera ia
berdiri, menyongsong kakanda Prabu Kresna. Setelah mereka
duduk serta mengucapkan selamat bahagia, bersabdalah Prabu
Kresna kepada Subadra, "Hai, Adikku Subadra, aku
memberitahukan kepadamu, bahwa Adipati Karna datang di
Dwarawati, diutus oleh Prabu Suyudana, untuk melamar kamu,
sebab engkau akan dikawinkan dengan Arya BurisraWa. Ia telah
mendengar, bahWa Arjuna sudah lima tahun meninggalkan
Madukara. Sampai hari ini belum ada berita yang pasti, apakah
Arjuna masih hidup ataupun mati. Aku memberijawaban, bahwa
perkara itu terserah kepada Prabu Suyudana. Burisrawa telah
meminang kamu untuk dijadikan istrinya, ketika kamu masih
perawan, tetapi tak terlaksana. Usahanya masih diteruskan
dengan minta bantuan dari Dewi Durga, hingga ia menjadi pencuri,
agar dapat memiliki kamu. Usahanya yang kedua ini gagal lagi.
Bahkan sekarang ia masih melanjutkan kemauannya untuk
memperistrikan dikau. Mungkinkah ini sudah menjadi kehendak
dariSang Dewata Agung"
Sedang para utusan duduk di penghadapan, sekonyong-
konyong datanglah Arjuna, yang tida mempedulikan para utusan
dari Astina.Terus terangia minta kepadaku, bahwa kamu hendak
dibaWa pulang ke Madukara. Sayanglah, bahWa sikap dan tingkah
lakunya sangat berbeda dengan kebiasaannya. Adipati Karna serta
para Kurawa menjadi sangat marah. Adipati Karna memberi
isyarat, supaya menangkap Arjuna, yang baru datang itu. Setelah
Arjuna diikat oleh para Kurawa, aku masuk ke dalam kraton. Di
alun-alun terjadilah peperangan yang hebat sekali, hingga bala
tentara Astina banyak banyak yang mendapat luka-luka. Oleh
karena Adipati Karna tak dapat menguasai kegaduhan itu,
34 ARJUNA KEMBAR terpaksalah aku turut campur tangan. Ketika Arjuna melihat,
bahwa aku membawa senjata Cakra, ia datang ke hadapanku
serta menyerahkan diri. Ah, hatiku tak sampai melaWannya, dan
akulalu datangke marimenemuikamu.KetikaArjuna memintamu,
tampaknya dengan sungguh-sungguh, tetapi setelah kuizinkan, ia
tak melakukan seperti yang dimintanya. Alasannya, bahwa ia
hendak menyelesaikan perangnya dengan para Kurawa dahulu,
hingga menimbulkan kemarahanku lagi. Sekarang ia telah
kumasukkan ke dalam penjara besi dan aku mengadakan
sayembara: Jika para KuraWa dapat membunuh Arjuna, kamu
akan kuserahkan kepada Prahu Suyudana. Barangkali ini sudah
menjadi kehendak Sa ng Dewata Agung, bahwa kamu menjadi istri
dari putra Mandraka. Pada Waktu ini para KuraWa di-suruh pergi
ke Astina, untuk memberitahukan perkara ini kepada Prabu
Suyudana, sedang Adipati Karna berjaga"jaga ada di alun"alun.
Aku tidak tahu, bagaimana kelak akan jadinya." Waktu Wara
Subadra mendengar kata-kata dari sang Kresna, ia sangat gusar
hatinya, sampai ia mengeluarkan air mata, sehah sangat bimbang
hatinya. Setelah Prabu Kresna masuk ke dalam kraton, Wara Subadra
memanggil Larasati serta berkata, "Hai, Larasati, berangkatlah
sekarang ke Banjarmelati, panggillah Cekel Indralaya, supaya ia
bertemu sendiri dengan daku.Jika ia takmau, harus kaupaksa nya."
Dengan tergopoh-gopoh Larasati mohon diri, berangkat menuju
Banjarmelati. Alkisah, setelah Arya Durjaya dan Durmuka datang di
Astinapura, mereka langsung menghadap kepada Raja Suyudana
di istana. Surat dari Adipati Karna diserahkan kepada Prabu
Suyuda na, lalu dibacanya di dalam hati. Habis membaca surat dari
Adipati Karna, Sang Prabu Suyudana sangat gaduh pikirannya,
?"'*" WIRDATMDDD 35
. . fg. ;
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"namun." BIJI FLEIJIII
hingga beberapa saat ia tak dapat berkata. Suratnya lalu
diserahkan kepada Dahyang Drona, yang sesudah membacanya,
diteruskan kepada Patih Sakuni.
Sang Prabu Suyudana sangat susah hatinya, lalu bersabda
lambat-lambat, "Ya, Bapak Resi Drona, apakah yang harus kita
kerjakan" Apakah perlu kita mencari bantuan dari lain negeri,
mencari orang yang sanggup mengalahkan Arjuna" Apakah
kiranya lebih baikAdipati Karna kita panggil kembalisaja, lalu kita
minta bantuan dari negeri lain, mungkin ada seorang perwira
yang gagah perkasa, dan bisa menrbunuh Arjuna?"
Dahyang Drona menyambung katanya, "Untuk mendapatkan
seorang prajurit, yang kesaktiannya melebihi Adipati Karna,
kiranya sukar sekali. Kalau ketiga senapati dari Astina tak cakap
melakukan tugasnya, apakah bala Kurawa lainnya bisa
menyelesaikan perkara ini" Yang bisa memberikan pertolongan
kepada kita, hanya seorang, ialah Prabu BaladeWa, raja dari
Madura. Hanya senjata Nanggala dan Alugoralah yang dapat
menaklukkan Arjuna, yang baru saja mendapat ajaran, dari guru
yang mahasakti." Patih Sakuni setuju sekali dengan pendapat Dahyang Drona
itu. Prabu Suyudana lalu memberi perintah kepada Patih Sakuni,
membawa surat dari Adipati Karna untuk diserahkan kepada
Prabu BaladeWa. Arya BurisraWa diajak ke Madura dengan
tangisnyamenghadapPrahuBaladeWa.PatihSakunimengerahkan
bala tentara, yang masih ada, menemani perjalanannya ke
Madura. Tak lama kemudian tihalah bala Kurawa diwilayah Madura.
Patih Pragota memberitahukan kepada Prabu BaladeWa, bahWa
ada bala tentara, yang datang dari Astinapura, mengantarkan
Arya Burisrawa. Mereka itu telah berhentidi luar kota, menantikan
35 ARJUNA KEMBAR pa nggilansa ngraja. Patih Pragota lalu diperintahkan menyongsong
kedatangan para tamu dari Astina. Sang Prabu Baladewa ke luar
dari kraton, bersemayam di balai penghadapan untuk menyambut
kedatangan para KuraWa dari Astina. Patih Sakuni menyampaikan
dua helai surat, diikuti oleh Arya Buriswara. Waktu para Kurawa
telah menghadap Prabu Baladewa serta bersembah sujud, Arya
Burisrawa masih tinggal duduk di hadapan Prabu Baladewa sambil
menangis tersedu-sedu. Kedua surat telah dibaca oleh Prabu
Baladewa; sang raja mengerti, apa maksud isi surat-surat itu serta
kedatangan para KuraWa. Prabu BaladeWa bersabda kepada Patih
Sakuni, "Mungkin sudah menjadi kehendak Sang Dewata Agung,
bahwa Burisrawa menjadi jodoh dari Subadra. Sekarang adikku
Batara Kresna telah menyerahkan Arjuna di tanganku. Arjuna
pasti akan mati oleh Nanggalaku." Keesokan harinya Prabu
Baladewa akan berangkat menuju DWaraWati, diiringkan oleh
segala bala tentara; tak ada yang ditinggalkan, kecuali seuienta ra
orang saja, ya ng menjaga keamanan kerajaan.
?""*'"' mapan-aaa a 3"
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
PRABU BAI ADEWA BERANGKAT
KE DWARAWATI rabu Baladewa memberiperintah kepada Patih Pragota,supaya
Psemua bala tentara ikut serta ke Dwarawati, kecualiWilmuka
dan Wisata, yang menjaga ibunya. Prabu Baladewa masuk ke
dalam kraton, sedang para Kurawa pergi ke pesanggrahan.
Pada keesokan harinya segala bala tentara telah siap sedia,
serta bersenjata lengkap mengiringkan sang raja menuju
Dwarawati. Prabu Baladewa mengenakan pakaian keprajuritan,
naik gajah kesayangannya, bernama Puspadenta. Patih Pragota
memberi aba untuk berangkat; Patih Prabawa memimpin barisan,
yang terdiri dari empat ratus orang prajurit sebagai pelopor,
bersenjata lengkap, berpakaian yang serba mengkilat. Di
belakangnya berbarislah empat ratus orang prajurit, dipimpin
oleh Patih Pragota lalu disambungoleh barisan,yang mengiringkan
Arya lurisrawa naik kuda, didampingi oleh Patih Sakuni. Yang
menyambung ialah barisan Arya Citrajaya dengan Citra-citra
lainnya. Dirgasuta dengan Dirga-dirga lainnya. Darmajaya dengan
Darma-darma lainnya,Surtayuda dengan Surta"surta lainnya, arya
Drukiya dengan Drubala lainnya, semuanya naik kuda. Tentang
33 ARJUNA KEMBAR jalannya tak diceritakan semua, akhirnya mereka itu masuk di
wilayah Dwarawati. Adipati Karna menyongsong kedatangan Prabu Baladewa. la
melaporkan kepada Prabu Baladewa segala pengalamannya,
Waktu ia berperang melaWan Arjuna, yang pada saat itu telah
dikurung di dalam penjara besi. Sang Prabu Baladewa bergelak
tertaWa mendengarkan, bagaimana sepak terjang Arjuna dalam
peperangan. Raden Samba dan Arya Setyaki dengan tergopoh-gopoh
menyongsong kedatangan sang raja dari Madura, lalu ia diiringkan
sampai ke penghadapan. Waktu sang Prabu Kresna melihat
kedatangan kakanda Prabu Baladewa, dengan segera ia berdiri
dari tempat duduknya, menyambut Prabu Baladewa dengan suka
gembira. Kakanda raja dipersilakan duduk di singgasana. Adipati
Karna serta para KuraWa turut duduk di balai kehormatan, sedang
para bupati dan ma ntri duduk di Begelaran, menghadapkan kedua
raja bersaudara. Setelah mereka itu Baling mengucapkan selamat bahagia,
bersabdalah Prabu BaladeWa, "Adinda Kresna, aku menerima
suratdariPrabuSuyudana,yangmenyerahkanadikkamiBurisraWa
dengan permintaan, supaya dia dikawinkan dengan Subadra.
Dalam surat itu diterangkan juga, bahwa Arjuna telah kembali ke
DWara"Wati, serta minta kepadamu untuk nienibaWa Subadra ke
Madukara. Kedatangan Arjuna, yang tanpa mengindahkan sopan
santun, menyebabkan kemarahan Adipati Karna dan para Kurawa,
akan tetapi tak ada sebuah senjata pun, yang dapat menaklukkan
Arjuna. Waktu adinda memegang senjata Cakra, lalu Arjuna
nienyerahkan diri, hingga menghilangkan marahmu. Adinda
sekarang mengadakan sayembara, bahwa Burisrawa boleh
dikawinkan dengan Subadra, asal para KuraWa dapat membunuh
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 39
"namun." BIJI FLEIJIII
Arjuna, yang sekarang terkurung di penjara besi. Kalau hal ini
benar, aku ingin berhadapan muka dengan Arjuna sendiri."
Sang Prabu Kresna mengatakan juga, bahwa ia tak sampai
hatinya mem bunuhArjuna. Prabu Baladewa meneruskan katanya,
"Adinda Kresna, tak usah berkecil hati, aku ingin berhadapan
muka sendiri dengan Arjuna, yang ada di dalam penjara."
Prabu Baladewa meninggalkan tempat duduknya, menuju ke
tempat penjara, diiringkan oleh Adipati Karna serta para Kurawa,
dengan senjata terhunus. Penjara itu dikunci sangat kuat, hingga
tak dapat dibuka. Dari luar penjara Prabu BaladeWa berseru
dengan suara keras, "Hai, Arjuna, kakaknui dari Madura sangat
rindu kepadamu, tetapi aku tak dapat niasuk. Bagaimanakah
rasanya di dalam penjara, gelap atau tera ng, panas atau dingin?"
Yang ada di dalam penjara menjaWab, "Di siniterasa sangat
panas, dan gelap sekali."
Sang Prabu BaladeWa bersabda dengan gelak tertawa, "Ha
kamu masih seperti biasa, buktinya kamu masih merasa panas
dan gelap, habis mengembara lima ta hun.Aku mendengar, bahwa
kamu lebih sakti daripada kamu sebelum pergi. Kamu membuat
gaduh riuh di dalam pertempuran. Mengapakah kamu tidak bisa
ke luar dari penjara?"
Yang ada di dalam penjara menyahut, "Penjara ini sangat
kuat, bagaimana aku bisa ke luar" Tetapi jikalau kakak Prabu
memerintahkan, supaya hamba ke luar dari penjara, hamba akan
keluar juga." Sang Prabu Baladewa sangat terperanjat, mendengar kata-
kata itu dari penjara. Deegan suara geram berkatalah ia, "Ah kamu
sangat congkak. Jika kamu bisa ke luar dari penjara, kamu
kuanggap sebagaiguruku."
40 ARJUNA KEMBAR Deng an sekuat tenaganya Prabu B aJ'a dewa menjatuhkan senjata AJ'ugora,
yang ampuh it u kep ada m usuhnya.
_ & WRDATMDDTD 4'I Ketika yang ada dalam penjara mendengar ucapan itu,
sekonyong-konyong ia telah berdiri di hadapan sang Baladewa.
Sang Raja Madura tercengang melihat kejadian semacam itu,
apalagi para KuraWa, mereka juga sangat keheranan. Prabu
Baladewa dipukul dadanya hingga ia jatuh ke tanah dan dengan
susah payah ia berdiri kembali. Patih Pragota dan Prabawa sangat
terkejut kena hantaman, terpaksalah mereka itu melarikan diri.
Para Kurawa bertambah gusar, mereka saling bertanya, "Mana
dia, mana dia?" Ternyata sang penyamar Arjuna sudah duduk-
duduk di bawah beringin kurung, ditemani oleh Semar dan anak-
anaknya. Sang Prabu Baladewa bersabda dengan geramnya, "Hai,
para Kurawa, janganlah ada yang membantu jika aku berperang,
biarlah aku maju ke muka berperang seorang melaWan seorang.
Kamu tak usah membantu, cukup menonton saja, tetapi aku
minta sorakmu, sambil memandang perangku dari jauh."
Sang Prabu Baladewa segera memegang senjata Alugora
maju ke muka, sedang para KuraWa bersorak"sorak dengan
riuhnya. Prabu BaladeWa berseru, "Hai, Arjuna, laWanlah aku
berperang. Dahulu kaniu hampir kubunuh, tetapigagal, sekarang
kamu pasti hancur luluh kena Alugoraku."
Tak tersangka-sangka sang penya mar Arjuna sudah berdiri di
mukanya. Dengan sekuat lenaganya Prabu BaladeWa menjatuhkan
senjata Aiugora, yang ampuh itu kepada musuhnya. Ia mengira,
bahwa Arjuna pasti hancur bercampur dengan debu.
Kenyataannya, sang penyamar Arjuna masih segar bugar berdiri
tegak di hadapannya. Prabu BaladeWa niakin bertambah
marahnya, lalu mengambil senjata Nanggala, kepala musuhnya
dikait, serta dikira, bahwa Arjuna telah patah lehernya. Sang
penyamar Arjuna dijatuhi senjata Nanggala hingga tiga kali, tetapi
42 ARJUNA KEMBAR ia masih letup kuat sehat. Prabu Baladewa mengamuk dengan
hebatnya. Sang penyamar Arjuna dijunjung dan dipukulkan ke
pohon beringin. la mengira, bahwa Arjuna telah remuk redam,
lalu dilemparkan jauh"jauh. Kenyataannya, sang penyamarArjuna
masih berdiri di hadapannya. Bala KuraWa bersorak-sora i, tak ada
henti-hentinya. ?"'*-'" mapan-aaa o 43
a;. 1 "namun." BIJI FLEIJIII
9 LARASA'I1 MEMANGGIL CEKEI.
INDRALAYA eWi Larasati dengan secepat kilat berangkat ke Banjarmelati
Duntuk memanggil sang petapa, yang dengan susah payah
dipimpin ke Banoncinawi. Jalannya sangat sukar, karena sang
petapa selalu menjatuhkan dirinya pada Larasati. Jika ia disuruh
berjalan di mukanya, segan. Kalau dilepaskan tangannya, dengan
sengaja ia tak mau berjalan. Terpaksalah Larasati memimpinnya;
dengan bergandengan tangan mereka tiba di Banoncinawi.
Dengan bimbingan Larasati serta dengan keluh kesah akhirnya
sang Cekel Indralaya tiba di hadapan Wara Subadra. Sang Putri
Subadra sangat terharu melihat yang baru datang, dengan muka
yang biru kemerah-merahan, tetapi masih bercahaya. Sang
Indralaya duduk membungkuk serta menundukkan kepalanya.
Sang Putri Subadra lalu mengucapkan kata sambutan, "Bersalam
bahagialah kamu, yang baru datang. Hatiku sangat susah, maka
dari itu kamu kupanggil ke mari. Yang menyebabkan duka citaku
adalah kepergian suamiku. Menurut ra malanniu Pangeran Arjuna
akan pulang ke DWaraWati, jika negeri ini dilanda air bah besar.
Pada Waktu itu kamu menasihatkan kepadaku untuk naik perahu
44 ARJUNA KEMBAR gabus. Apakah ini sudah tiba saatnya" Aku mendengar warta, bahwa
PangeranArjuna,yang menghilang diwaktu malam, kinitelah kembali. Ia
menghadap langsung kepada Kakak Prabu Kresna, dengan menunjukkan
sikap, yang kurang sopan, hingga menimbulkan kemarahan Kakak
Prabu Kresna. Ia memberi perintah untuk menangkap suamiku, yang
kemudian diikat erat"erat. Terjadilah peperangan yang sangat hebat.
Para Kurawa tak kuasa mengatasi kegaduhan itu, hingga Kakak Prabu
Kresna tampil ke depan membawa senjata Cakra. Pangeran Arjuna tak
sanggup berperang melawan Kakak Prabu Kresna, lalu ia menyerahkan
diri kepadanya. Sekarang ia dikurung di penjara besi. Kakak Prabu
mengadakan sayembara: Jika para Kurawa dapat memhunuh sang
Arjuna yang terkurung dalam penjara, diriku akan diserahkan kepada
Arya Burisrawa sebagai istrinya. Apakah arti: naik perahu gabus,jika di
Dwarawati kedatangan air bah besar?"
Cekel Indralaya menjawab, "Banjir besar itu artinya barisan kurawa
Astina, yang inembanjiri Dwarawati. Adapun perahu gabus berarti,
bahwa kedatangan Pangeran Arjuna, yang langsung menghadap kepada
sang Prabu Kresna, tetapi tidak mau pergi ke Banoncinawi menemui
sang istri, mengandung arti: telah putus harapan."
1Wara Subadra lalu berkata dengan lemah"lembut,"5ungguh benar
keteranganmu. Kedatangan suami kami kali ini berbeda sekali dengan
kebiasaannya. Kalau ia pulang dari pengembaraan ia tak pernah pergi ke
penghadapan. Pastilah ia masuk ke Taman Banoncinawi. Dan sekarang
bagaimanakah nasihatmu, agar supaya diriku jangan sampai dijamah
oleh orang lain, kecuali yang kuharapkan kedatangannya, sebab lebih
baik aku menemui ajalku raja."
Cekel Indralaya menjawab, "Ramalanku juga mengandung
arti dua macam. Jika di negeri Dwarawati timbul kegaduhan,
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 45
"namun." BIJI FLEIJIII
sebab sang Arjuna dikurung di dalam penjara besi, yang bisa
memberi perlindungan kepada sang putri hanyalah sebuah batang
padi kering, yang tumbuh di dalam puri."
Sang Putri Subadra bertanya lagi, "Apakah maksudnya,
batang padi kering, ya ngtumbuh di puri?"
Sang Indralaya menjawab, "Ya, sang Putri, hambamu tak
dapat menerangkan hal itu, sebab masih dirahasiakan oleh Sang
DeWata Agung." Sang Putri Subadra berkata lagi, "Jika hal itu tak boleti
dikatakan, bagaimanakah akan nasib badanku, apakah yang
sedang berperangjuga akanselamat?"
Sang Indralaya menjawab dengan kata lemah-lembut, "Ya,
Gusti Putri, kedua-dua nya akan mendapat keselamatan."
Sang puri merasa lega hatinya, ia lalu bertanya, "Hai Cekel
Indralaya, sakit apakah yang kauderita itu" Selama engkau duduk,
engkau selalu mengasah."
DijaWabnya, "Badanku habis dimakan kuman-kuman kudis
besi, maka dari itu hamba selalu mengeluh dan mengesah, sebab
gatal sekali. Rasanya juga panas seperti digigit-gigit dan ditusuk-
tusukjaruni." Sang putri berkata lagi, "Apakah engkau tak berusaha
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengobatinya?" Jawabnya, "O, Gusti Put.ri, berkali-kali kumintakan obat dari
dukun-dukun yang pandai, tetapi tiada seorang pun yang dapat
menyembuhkannya. Lalu saya mendapat wahyu, bahwa ada yang
bisa menyembuhkan sakitku itu, tetapi hamba tak sanggup
mencarinya." 45 ARJUNA KEMBAR Sang putri meneruskan pertanyaannya, "Coba katakanlah
kepadaku, apakah obatnya, yang bisa menyembuhkan kamu dari
sa kitm u?" "Menurut suara yang kudengar itu, bahwa yang dapat
menyembuhkan badanku dari sakitku itu adalah sepah dari
seorang putri cantik, yang dilahirkan pada hari Anggarakasih
(Selasa Kliwon], lahirnya nungsang (kakinya keluar dahulu],
berkalung usus (ususnya mengikat leher], bersama-sama dengan
a ri-a rinya ." Sang putri mendengar keterangan ini, ia sangat heran. Ia
berkata di dalam hatinya, "Mungkinkah seorang putri harus
menjadi dukun?" Sang putri melanjutkan katanya,"Sesungguhnya
seorang putri, yang dilahirkan dengan sifat-sifatyang kaukatakan,
ialah aku sendiri." Sang Indralaya berkata dengan minta belas kasihan, "Ah,
Gustiku, tak sampai hatiku, melihatseorang putri cantik bertindak
sebagai dukun, lebih baik hamba tinggal sakit kudis saja, daripada
menyebabkan peristiwa, yang tak pantas di atas bumi ini."
Sang putri lalu berkata dengan ucapan yang manis, "Hai Cekel
Indrataya, janganlah khaWatir hatimu, sebab aku memang
bermaksud menolong dirimu. Tanggalkanlah jubahmu, sebab aku
ingin melihat sakitmu!"
Ya, Gusti Putri, hambamu taksanggup melepaskan jubahku,
sebab itu sudah terlekat pada dagingku," kata Resi Indrataya
dengan rasa takut. "Maafkan hambamu ini, sebab kalau hamba
harus melepaskan jubahku, sakitnya luar biasa. Seluruh jubahku
siidah terlekat pada nanah, yang kering."
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 4"
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang putri berkata dengan lemah"lembut, "Apakah selama
hidupmu kamu tak pernah mandi, hingga jubahmu terlekat pada
kudismu?" "Ya, Gusti Putri, selama lima tahun diriku tak pernah
berhubungan dengan air, hamba takut kedinginan."
Sang putri lalu memanggil Larasati serta berkata, "Hai
Larasati, bimbinglah Indralaya ke kamarmandi,supaya merendam
diri di air yangjernih, hingga nanahnya menjadilunak."
Dewi Larasati berkata dengan sembahnya, "Ah, Gusti, biarlah
begitu saja,sebab jika itu basah, tentu bertambah busuk baunya."
"Oleh karena itu, mandikanlah dia, agar mengurangi baunya
yang busuk itu," kata sang Subadra lagi.
"Hai,si Kudis, berdirilah segera," perintah Larasati kepadanya,
"kamu akan kubimhing ke kamar mandi, tetapi janganlah
menjatuhkan dirimu padaku dan menulari badanku, hingga aku
tidak bisa tidur, sebab kegatalan."
Cekel Indralaya tak bergerak, tetap tunduk duduk di
tempatnya. Kemudian tangannya dipegang oleh Larasati dengan
kedua jarinya, tetapi ditangkisnya dengan keras. Resi Indralaya
masih tunduk, tak bergerak dari tempat duduknya.
Sang Subadra lalu berkata dengan kata yang manis, "Biarlah
kamu dimandikan, supaya mengurangi gatalnya, yang disebabkan
oleh kuman-kumau itu."
Cekel Indralaya menyahut, "Ah, Gusti, tangan yang
memegangku sangat kasar, hingga terasa sakit.Tangan MbokSel ir
itu sangat kasar, oleh karena itu aku sering kali jatuh padanya."
43 ARJUNA KEMBAR Ketika Larasati mendengat kata" kata itu, ia memegang
tangan sang petapa sambil berkata dengan suara tinggi, "Aduh
kamu menyebut diriku mbok Selir, sebutan, yang dipergunakan
oleh Pangeran Arjuna untuk aku. Dari manakah engkau mendapat
WeWenang menyebut demikian itu" Apalagi kamu mencela,
bahwa tanganku sangat kasar. Coba, lihatlah, apakah ada
kapalannya" Tidak seperti tanganmu yang penuh dengan kudis
dan jika tersinggung oleh angin raja terasa sa kit."
Sang putri lalu berkata, "Andaikata aku yang membimbing,
maukah kamu?" Jawabnya, "Tangan siapa saja, asal halus, hamba bersedia,
sebab itu tak terasa sakit."
Sang putriberkata denganlemah-lembut,"Marilah,tanganmu
kubimbing." Tangan Cekel Indralaya dipegangnya, lalu ditarik
perlahan-lahan. Dengan susah payah ia berdiri dengan gemetar
serta terengah-engah. Setelah napasnya tena ng, barulah ia diajak
berjalan. Dengan jalan gontai ia menjatuhkan dirinya kepada sang
putri, yang selalu mendekati. Bahu kanannya dipeluk, hingga ia
dapat berdiriserta berjalan lambat"lambat sambil mengesah dan
mengeluh,sedangLarasatimengikutikejadianinidengan bertabah
dada. Larasati berkata di dalam hatinya, "Ah, Gustiku, mau
memeluk orang lain, yang berkelamin lain dan penuh dengan
kudis dan nanah kering, ya ng melekat pada jubahnya. Biasanya ia
tak pernah memandang orang laki"laki selain Pangeran Arjuna.
Setelah mereka tiba di kantarnya, sang putri berkata, "Hai,
Indralaya, rendamlah dirimu di jambangan dahulu, nanti jika
kudisnya sudah lunak, kuhersihkan dengan air, lalu kuberisepahku
untuk obatnya." ?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 49
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang petapa berkata dengan suara lemah, "Aduh, Gusti,
hambamu tak perlu merendam di air jambangan, cukuplah
kiranya, bahwa sepah Tuan dimasukkan ke dalam air, airnya lalu
Tuansiramkan alas bada nku, yang sakit itu, kemudian aku sembuh,
setidak"tidaknya tentu mengurangi sakitnya, sebab itu suara
ramalan, yang disampaikan kepadaku."
Sang putri tersenyum di dalam hatinya. Ia lalu mengunyah
sirih dan sepahnya dimasukkan ke dalam air, sambil berkata, "Hai,
Indralaya, siapakah, yang kauminta supaya memandikan dikau"
Apakah kamu hendak mandi sendiri" Aku atau Larasati, yang
menyira mkan airnya?"
Sang petapa menyahut dengan kata lemah, "Menurut wahyu
itu, yang memandikan ialah, yang mempunyaisepah itu."
Sang putri berkata dengan lembut, "Jadi, akulah yang harus
memandikan kamu?" Sang putri lalu mengambil air dengan
gayung, yang disiramkan kepada Cekel |ndralaya.Sesudah siraman
yang pertama, nanah kering itu sudah hancur luluh bercampur
dengan air. Siraman yang kedua kalinya meruntuhkan semua
kudis"kudis, dan siraman yang ketiga kalinya membersihkan
segala kudis-kudis itu, hingga kulitnya bersih sempurna seperti
semula. Badan Indralaya telah bersih dari kudis-kudisnya, kulitnya
menjadi kuning seperti emas disepuh. Tinggal rambutnya, yang
masih kusut terikat, serta pakaiannya masih kadut kering. Sang
putri lalu memerintahkan kepada Larasati menganihilkan pakaian
baru sebagaigantinya. Sang putri berkata kepada Cekel Indralaya, "Sisirlah
rambutmu, lalu pakailah minyak"minyak dan kenakanlah kain
50 ARJUNA KEMBAR batik Sinom Pengrawit (nama corak batik], yang semula hendak
kupakaisendiri." Sang petapa menyahut dengan suara tak keras, "Ya, Gusti
Putri, menurut kata ramalan itu, yang menyisirkan rambutkujuga
dialah,yangmengobatinya,hingga bisasembuh dengansempurna.
Kain batik Sinom Pengrawit baru itu masih termasuk kasar. Jika
sekiranya Gusti Putri hendak memberikan pengganti pakaian,
janganlah tanggung-tanggung. Adapun kain kampuhnya (kain
dodot] Limar Ketangi (corak kain halus], celananya Cindai Puspita
(bahan dari sutera halus], sabuknya (tali pinggang] tersuji dengan
bunga Patrakusuma (corak sujian] pada dasar beledu hijau,
kuluknya (tutup kepala] semu kebiru"biruan, kerisnya terhias
dengan emas, untaian bunganya berwarna tiga: gambir,
ketongkeng dan ntelati, suntingnya terhias dengan em as, yang
berlukiskan bunga-bungaan, minyak yang kupakai adalah minyak
Jayengkaton (yang memakainya kuasa menghilang].
Sang putri mendengar permintaan Cekel Indralaya, sangat
keheranan, sebab semua yang dimintanya adalah pakaian sang
Arjuna selengkapnya, jikalau ia hendak menghadap ke Amarta
atau mengunjungi perayaan besar.
Sang putri berkata dengan marahnya, "Hai, Indralaya, semua
yang kauminta itu adalah pakaian kebesaran dari ya ng menghilang
di Waktu mala nn, kalau ia hendak menghadap ke Amarta. Minyak
Jayengkaton, yang kauminta itu, bisa menghancurluluhkan orang,
yang memakainya, kecuali gustimu Pangeran Arjuna sendiri. Keris
Pulanggeni dan panah Sarotama dibawa oleh sang Arjuna, ketika
ia meningggalkan kesatrian.
Sang Indralaya berkata, "Ya, Gusti Putri, yang tidak mendapat
izin dari sang Arjuna, pastilah badannya hancur luluh, tetapi
hambamu telah mendapat izin dari yang empunya, hingga tawar
..ng. _ ! _ & vnaon'aaoojo 51
"namun." BIJI FLEIJIII
bagiku. Keris dan panahnya, yang ikut lenyap, telah kembali ke
dalam peraduansangputri."Sangputrisangatterkejutmendengar
hal itu. "Bilamanakah engkau bertemu dengan suamiku?" tanya
sang putri. Jawab Cekel Indralaya, "Ketika sang Arjuna meninggalkan
Madukara, lalu singgah ke Pertapaan Banjarmelati, dengan
memberi pesan demikian: Kalau engkau dipanggil oleh istriku
Wara Subadra, engkau boleh mengenakan pakaianku, apalagi
memakai minyakJayengkaton. Kalau sang putri takut memberikan
itu semua kepadaku, karena dahulu tak dipesannya, izinkanlah
hambamu pulang kembali ke Banjarmelati saja. Hamba
mengucapkan banyak terima kasih kepada Gusti Putri, yang telah
menyembuhkan daku darisakitku. Pertanyaan Gusti Putri telah
kujawab juga ." Sang putri berkata di dalam hatinya, "Apakah rahasianya
orang ini" Mungkinkah ada yang merasukinya" Tingkah-lakunya
sangat aneh. Jika permintaannya tak kukabulkan, ia pasti marah
dansegera meninggalkantempatini,padahaltugasnyasebenarnya
belum selesai. Apakah diriku kena guna-guna" Aku mau
dijamahnya, tanpa ragu"ragu, segala permintaannya, telah
kuturutkan, bahkan andaikata aku disuruh nrenyembahnya, pasti
kulakukan juga. Barangkali telah menjadi kehendak Sang DeWata
Agung, bahWa aku harus mengalami ini semua."
Ia lalu berkata kepada Cekel Indralaya, "Hai, Resi Indralaya,
marilah kamu mendekat kepadaku, aku hendak menyisirkan
ram butmu, yang telah terikat, tak teratur, kalut kusut itu, supaya
menjadi halus." Habis diminyaki lalu digelungnya dengan rapi.
Larasati menyaksikan peristiwa itu dengan sangat keheranan.
Sang putri melakukan pekerjaan itu semua dengan tulus ikhlas,
seakan-akan melayani suaminya sendiri. Melihat tingkah laku
52 ARJUNA KEMBAR gustinya, Larasati senantiasa bertopang dagu, pikirannya tak
dapat menduga, apa yang terjadi sebenarnya. Lama kelarnaan
sangputrimengetahui,dibagian kepalasanglndralayaterdapatlah
tahi lalat putih, yang menunjukkan tanda"tanda dari suaminya,
yang menghilang diwaktu mala m.Sang putri tidak merasa kecewa
hatinya mengalanri peristiwa ini,sebab perkara itu selaras dengan
rasa hatinya. Ia berkata di dalam hatinya, "Waktu ia hendak
dipimpin Larasati, ia menolak karena tangannya yang kasar,
bahkan Waktu kubimbing sendiri dengan segera menurut saja.
Hatiku nrenyambutnya dengan sukarela, tak ada rasa jijik
berjamahan dengan tangannya, yang penuh dengan nanah.
Memeluk si Kudis besi, yang amis busuk baunya, kutempuh
seakan-a kan mencium bau minyakkesturi. Waktu aku menyisirkan
rambutnya yang kusut, aku tak ada rasa khaWatir, selama itu ia tak
mau tersenyum"senyum kepadaku. Barangkali kehendak orang
ini, belum mau membuka rahasianya. Agar hatinya tak keceWa,
baiklah kubiarkan saja, seakan-akan aku tidak mengerti. Aku telah
terlanjur mempergunakan bahasa ngoko, tetapi biarlah demikian
saja, itu kan menjadi kehendaknya sendiri."
Ia lalu memberi perintah kepada Larasati, "Hai, Larasati,
ambilkanlah pakaian dari gustimu, yang menghilang di waktu
? malam. Larasati segera melaksanakan perintah sang putri.
Pakaian sang Arjuna lalu diserahkan kepada Wara Subadra. Sang
putri berkata kepada sang Indralaya, "Hai, Indralaya, marilah
pakaian dari gustimu, yang lenyap di Waktu malam, kukenakan
kepadamu." Sang Indralaya berkata di dalam hatinya, "Apakah
kiranya, ibunya Abimanyu sudah mengerti, bahwa akulah
suaminya" Tetapi anehnya ia tak mau membuka pintu hatinya.
Perlakuannya terhadap diriku adalah tanpa ragu-ragu. Dengan
seenaknya saja ia menjamah badanku. Sangatsukar aku menduga
rahasia ini." ?"'*" WIRDATMDDD 53
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
Larasati memandangnya senantiasa dengan rasa termangu-
mangu.la berkata didalam hatinya,"Mungkinkahiasang Pangeran
Arjuna, yang menghilang di Waktu malam" Andaikan ia benar
Pangeran Arjuna, mengapakah gustiku masih mempergunakan
bahasa ngoko kepadanya" Sukar untuk menenangkan pikiranku,
yang diliputi oleh rasa syakwasangka."
Sang putri lalu bertanya kepada Indralaya, "Hai, Cekel
Indralaya, silakan makan, tentunya kamu sangat lapar, habis
berjalan kaki dari Pertapaan Banjarmelati."
Sanglndralaya menjaWab, "Ya, Gusti Putriku, hambamu suka
makan, asal sesuai dengan makananku."
Sang putri melanjutkan katanya, "Ya, Indralaya, apakah
kegemaranmu, nasi apakah dan apakah lauk-pauknya?"
DijaWabnya, "Adapun kegemaranku adalah; nasi gurih yang
masih hangat, beras dari Sukamandiyangterpilih, sayurnya Iodoh
keluwih, sambel sunti dengan terasi merah, lalapan kacang
panjang, telur ayam hitam mulus, yang pertama kali."
Sang putri lalu memerintahkan kepada Larasati supaya
menyiapkan apa yang disebut oleh Cekel Indralaya. Para abdi lalu
sibuk memasak-masak, kemudian masakan itu dihidangkan
kepada sang petapa. Belunr sainpai ia sempat makan, sekonyong-
konyong sang Prabu Kresna masuk ke dalam ruang makan. Sang
putri dengan tergesa"gesa memerintahkan kepada Larasati,
supaya ia menyembunyikan Indralaya ke dalam kamarsang putri.
Air dari kendi dan nrangkuktempat air tertumpah di lantaisemua.
54 ARJUNA KEMBAR 'IO SANG INDRALAYA DIADU PERANG
MELAWAN ARJUNA
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Waktu sang Prabu Kresna melihat tumpahan air, bertanya,
"Air apakah ini, yang mengalir di lantai?"
Sang putri menjaWab, "Ya, Kakak Prabu, aku habis memberi
makan kepada seorang budak."
Sang Prabu Kresna bersabda selanjutnya, "Hai, Adinda
Subadra, Kakak Prabu BaladeWa telah dengan hebatnya melaWan
Arjuna, akhirnya ia mendapatkekalahan. Engkausekarang diminta
oleh Arjuna akan dibawa ke Madukara, akan tetapi hatiku merasa
bimbang, sebab sikap dan tingkah lakunya berbeda sekali dengan
kebiasaannya dahulu. Kelihatannya ia sangat congkak dan selalu
menunjukkan kelebihannya di medan perang. Bagaimanakah rasa
hatimu" Dapatkah engkau menerima suamimu, yang berwatak
secongkak itu?" Sang Wara Subadra menjaWab, "Ya, Kakak Kresna yang
kuhormati. Waktu Kakak Adipati Karna datang di DWaraWati
melamar diriku, hatiku sangat susah. Terpaksalah aku mencari
keterangan tentang kepergian suamiku Pangeran Arjuna,
,, tp "namun." BIJI FLEIJIII
WIRDATMDDJ'D 55 bilamanakah ia pulang kembali ke Madukara. Adalah seorang
petapa, yang memberi keterangan, bahWa negeri DWaraWati akan
dilanda banjir besar, hamba dinasihatkan supaya naik perahu
gabus. Adapun banjir besar itu berarti kedatangan Bala Kurawa,
yang menimbulkan peperangan. Perahu gabus mengandung arti:
kedatangan sang Arjuna, ya ng langsung menuju ke penghadapan.
Masih ada satu hal, yang belum boleh diterangkan: kalau di dalam
penjara terjadi kegaduhan, yang kuasa memberi perlindungan
kepada diriku ialah sebatang padi kering, yang tumbuh di puri."
"Ah, ramalan sang petapa itu sangat muluk-muluk," sabda
sang Kresna. "Di manakah rumahnya dan siapakah nama si
dukun?" Jawab Wara Subadra, "Dukun itu bernama Cekel Hidralaya,
pertapaannya di Banjarmelati."
Sang Kresna sangat suka hatinya mendengar keterangan itu.
"Jika sekiranya rumahnya tak jauh, panggillah dia, aku ingin
melihat dukun, yang meramalkan peristiwa akhir-akhir ini."
Sang putri sangat bimbang hatinya. Kemudian ia menjawab
dengan sesungguhnya, "Ya, Kakak Prabu, maafkanlah dan
janganlah marah kepadaku. Sang dukun itu sesungguhnya sudah
ada di rumah ini." Sang putri lalu memberi isyarat kepada Larasati
memanggil Cekel Indralaya. Larasati segera ke kamar memanggil
sang Indralaya, yang setelah ada di hadapan sang Prabu Kresna
selalu menundukkan kepalanya. Sang Kresna segera
membelakangkan dia, setelah ia melihat Wajah sang dukun.
Dengan memalingkan mukanya sambil berkata, "Aduh adikku, tak
kuketahui, bahwa engkau kemasukan dukun samaran. Rupa si
dukun bagus sebagai Arjuna. Pantasnya dukun ini bertemu
berdua"duaan dengan kamu di dalam kamar."
55 ARJUNA KEMBAR Sang Prabu Kresna kembali berhadapan muka dengan dukun
samaran itu, lain bertanya, "Hai, Ki Dukun, siapakah namamu dan
di manakah tempat kediamanmu?"
Sang dukun menjawab, "Ya, Tuanku, nama hamba Cekel
Indralaya dan pertapaanku di Gunung Ba njarmelati."
Sang Prabu Kresna melanjutkan pertanyaannya, "Hai, Cekel
Indralaya, aku bertanya sungguh kepadamu, apakah engkau
meramalkan, bahwa waktu di Dwarawatitimbul kegaduhan, yang
dapat memberi perlindungan hanya sebatang padi kering, yang
tumbuh di puri. Apakah engkau tidak percaya, bahWa kesatria,
yang diantarkan oleh Semar dan anak-anaknya adalah Arjuna?"
Sang Indralaya lalu menjawabnya, "Ya, Tuanku, hamba
mempunyai kidungan (nyanyian] yang indah sekali."
Sang Prabu Kresna bersabda lagi,"Ya, |ndralaya,nyanyikanlah,
sebab aku ingin mendengarkannya."
Sang Indralaya lain mulai menyanyikan kidungan, yang
berbunyi demikian (Nyanyian ini boleh dinyanyikan dengan lagu
Asmarandana], l. Duiu kaia adajanji, apakah tuan tak ingat, Rara irengI dan Pamade",
Mereka teiah dijanjikan, akan jadijodohnya, .ianjipada waktu, Takboieh diubah"ubah.
l Rara Ireng =5ubadra 2 Pamade = Pamadi " penengah Pandawa =Arjuna
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 5"
"namun." BIJI FLEIJIII
2. Pernikahannya sang putri,
Subadra denganArjuna, janganlah sampai dicerai,
Janji para tua-tua, waktu sang Panduputrai, dibawa oleh sang Pandu, Mengunjungi Basudewa".
3. Dipangku oleh sang aji5,
sang pulra di pupu kanan,
di pupu kiri sang sinom'i,
Janji Prabu BasudeWa, jika sampaisaatnya, sang RetnayuT akan daupg,
dengan Roden Dananjaya. 4. Sang raja telah mengamini,
sang Arjuna tak menikah, selain dengan sung anemg,
putri bungsu di Madura, Panduputra =Arjuna Basudewa : ayah dari Subadra dan Prabu Kresna
sang aji=sangraja sang sinom = sang pemudi =5ubadra
sang Retnayu : sang putri cantik =5ubadra
daup=menikah sang anem = sangpemudi =5ubadra
tammam-ibnu 53 ARJUNA KEMBAR demikian nazarnya, Arjuna sung Pundusunum, tak kawin slama-Iam anya.
Waktu sang Kresna mendengar kidungan itu, ia sangat
terkejut, sehah ia Inerasa sebagai dipukul pada mukanya. Sang
Kresna lalu berkata kepadanya, "Hai, sang Dukun yang tampan,
apakah kiranya kamu sanggup,jika kamu kuadu perang melaWan
sangArjuna?" Sang Indralaya menjawab, "Ya, Tuanku, siapakah hambamu
ini" Seorang kecil yang tak berharga, harus berperang melawan
sang Arjuna, kesatria, yang cekat kuat dalam perang. Tetapi jika
Paduka Prabu Kresna memerintah kepadaku melaWan sang
Arjuna, hambamu bersedia juga."
Sang Kresna berkata kepada Wara Subadra, "Hai, Adinda
Subadra, aku minta dukunmu Indralaya, hendak kuadu perang
melaWan Arjuna." Indralaya lalu dipegang pada tangannya
dipimpin ke penghadapan. Semua ya ng hadir di Begelaran sangat
keheranan melihatsangArjuna, dipimpin oleh sang Prabu Kresna.
Orang kebanyakan tidak bisa membeda-bedakan, manakah
Arjuna yang sesungguhnya. Kesatria yang Baru datang ini
Warnanya tak berbeda dengan Arjuna, yang melaWan perang
Prabu Baladewa. Sang Baladewa telah lelah dan lemah, segala
kekuatannya sudah habis,sebab musuhnya tak bisa dimatikannya,
seakan-akan berperang melawan bayang"bayang saja. Jika
musuhnya direbahkan pada potion, serta dipukulinya dengan
senjata Nanggala dan Alugora, kelihatannya seakan-akan telah
hancur luluh, tetapi kenyataannya ia masih segar bugar, berdiri
tegak di hadapannya. Prabu Baladewa telah kehabisan tenaga,
lD Pandusunu =Arjuna ..4-..f. _ ! _ & vnaon'aaoojo 59
"namun." BIJI FLEIJIII
hingga jatuh pingsan, tak sadar akan dirinya. Ketika Patih Pragota
dan Prabawa melihat, bahwa rajanya terbaring di bumi, segeralah
mereka itu mengangkatdan mengusungnya ke balai penghadapan.
Cekel Indralaya telah diberi aba untuk maju ke medan perang.
Dengan jalan lambat"lambat ia menuju beringin kembar. Yang
mengepung medan pertempuran sangat keheranan melihat dua
orang Arjuna, yang kembar dalam segala-galanya. Mereka itu
sama Warnanya, sama lagak-lakunya, cahayanya berkilau-kilauan
sebagai emas disepuh. Para Kurawa yang menyaksikan peristiwa
itu sangat keheranan. Ketika sang Arjuna mendekati penyamar
Arjuna, mereka berpeluk-pelukan dengan mesranya. Orang
banyak, yang menonton dari kejauhan mengira, bahWa mereka
itu berlaga dengan hebatnya.
Sang Batara Asmara bersabda kepada Arjuna, "Hai, Adinda
Arjuna, pandai sekali engkau membuat kesusahan kami. Selama
lima tahun engkau pergi ke mana saja" Engkau kucari ke mana-
mana, tetapi tak bisa menemukan. Sekarang engkau datang
sendiri ke hadapanku. Supaya para Kurawa mengira, bahwa kita
sungguh berperang, marilah mengadu keris." Mereka yang
kembar warnanya saling tusuk-menusuk, tak ada yang menderita
kekalahan. Batara Asmara bersabda kepada Arjuna, "Ketika aku
mendengar bahWa engkau pergi dari Kesatrian Madukara, aku
meninggalkan Cakrakembang hendak mencarimu. Di tengah
hutan aku melihat Bapak Semar dengan anak-anaknya sedang
menangis. Waktu ia melihat aku, ia mengira, bahwa aku adalah
engkau. Oleh karena itu aku mengaku sebagai engkau. Dari Bapak
Semar aku mendengar, bahwa Adipati Karna telah pergi ke
Dwarawati hendak melamar istrimu. Prabu Suyudana hendak
mengawinkan Subadra dengan BurisraWa. Aku tidak jadi
30 ARJUNA KEMBAR mencarimu, tetapi aku langsung menuju negeri Dwarawati.
Maksudku sengaja hendak merintangi jalannya Adipati Karna. Tak
terduga aku bertemu dengan Adinda di alun"alun ini. Apakah
Adinda sudah lama di balai penghadapan?"
Arjuna menjaWab, "Ya, Tuan sembahanku, hamba baru
datang kemarin, sebab dipanggil oleh Wara Subadra."
Sang Batara Asmara melanjutkan pertanyaannya, "Selama
lima tahun itu di manakah Adinda tinggal?"
Dijawab oleh sangArjuna, "Selama lima tahun hamba bertapa
di Gunung Banjarmelati, dengan memakai nama Cekel Indralaya."
Segala pengalamannya telah diceritakan kepadanya mulai awal
sampai akhir. Sang Batara Asmara lalu bersabda, "Hai, Adinda Arjuna,
apakah yang kaukehendaki" Dalam peperangan itu pasti harus
ada yang kalah atau menang. Bagaimana caranya, agar rahasia
kita tidak diketahui oleh orang"orang, yang menyaksikannya
perangini." SangArjuna lalu menjawab, "Ya,Tuansembahan ku,sebaiknya
ha mbalah yang menemui kematian."
Sang Batara Asmara bersabda, sambil tersenyum, "Hai,
Adinda Arjuna, aku sudah berusaha berkali-kali mencarimu, akan
tetapi setelah bertemu dengan kamu, Adinda minta dibunuh.
Menurut pikiranku, lebih baik akulak yang kaubunuh, tetapi
jenazahku ja ngan terlalu lama terbaring, takterpelihara, ba karlah
dengan segera." Sang Arjuna lalu menusukkan kerisnya pada dada sang
Asmara, keluarlah banyak darah yang mengalir dari lukanya, dan
rebate terbaring di tanah. Dengan lekas-lekas sang Arjuna
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 51
"namun." BIJI FLEIJIII
menggosok-gosok tangannya, hingga mengeluarkan api dan
membakarjenazahsangAsmara, hingga hilang dengan sempurna,
Sang Batara Asmara telah pulang ke Cakrakembang lagi.
Raden Samba, putra Prabu Kresna datang kepada Raden
Arjuna, serta berkata, "Ya, Paman Arjuna, Paduka dipanggil oleh
ayah sang Prabu Kresna ke Balairung. Kakanda Prabu BaladeWa
sudah diberi tahu, bahwa Arjuna, yang datang dahulu adalah
Batara Kamajaya (Asmaraj. Tuan yang masih ada, adalah Paman
Arjuna, dukun dari bibi hamba Wara Subadra yang bernama Cekel
Indralaya, berasal dari Pertapaan Banja rmelati."
Raden Samba bergelak tertawa, sedang Sang Arjuna yang
diantarkan ke Balairung hanya tersenyum saja. Ketika sang Karna
serta para KuraWa melihat, bahWa Arjuna datang menghadap ke
penghadapan, ia lalu memerintahkan para bala Kurawa
meninggalkan negeri Dwarawati, pulang kembali ke Astinapura.
Waktu sang Arjuna bersembah sujud di hadapan Prabu
Baladewa, ia dipeluknya sambil meneteskan air mata, sabdanya,
"Aduh, Adinda Arjuna, akhirilah tabiatmu, dengan membuat
kesusahan para keluarga, tak memberi kabar sedikit pun, hingga
kami kira, bahwa engkau telah meninggal. Sudah selayaknya, jika
engkau mendapat kesaktian dari Sang Girinata (Batar Guru],
melebihi makhluk lainnya. Kini engkau menjadi seorang kesatria,
yang melebihi seorang raja, sebab engkau beristri banyak yang
tertua telah berputra. Kakaknru Wrekodara dan kemanakanmu
Gatotkaca telah pergi mencarimu, hingga hari ini mereka belum
pulang kembali." Sebelum Prabu BaladeWa mengakhiri sabdanya, datanglah
sekonyong-konyong angin ribut,yangdisebabkan oleh kedatangan
32 ARJUNA KEMBAR Arya Wrekodara dan Raden Gatotkaca. Sang Baladewa bertanya
kepada Arya Wrekodara, "Berapa tahunkah Adinda mencari
Arjuna dan siapakah yang memberitahukan, bahwa Arjuna sudah
pulang ke DWa raWati?"
DijaWabnya, "Ya, Kakak Prabu Baladewa, aku mencariArjuna
hampir lima tahun. Selama itu aku bertapa di Gunung Danaraja.
Nenek Resi Abiyasa ya ng memberi tahu kepadaku, bahwa Arjuna
telah kembali ke DWarawati. Anakku Gatotkaca yang telah lama
bertapa, atas nasihat Resi Anoman, diberitahunya, bahWa Arjuna
sudah kembali ke Dwarawati. Aku mendapat perintah dari Nenek
Resi Abiyasa, bahwa negeri Dwarawati dikepung oleh bala tentara
dari Raja Batuharang, yang bernama Prabu Palasiya dengan bala
tenta ranya yang tak terhitung banyaknya."
Ketika Prabu Baladewa mendengar laporan Arya Wrekoda ra,
segeralah ia bersiap siaga hendak melawan musuh yang datang.
Bersabdalah ia kepada Arya Wrekodara,
Hai, Adinda Sena, silakan beristirahat dahulu dengan anakmu
Gatotkaca,tentunya kamu berdua sangatlelah, habis mengadakan
perjalanan yangjauh."
Tetapi sang Bratasena menjawab, "Ha, kebetulan sekali,
berperang melawan raksasa, menjadi obat lelah."
Prabu BaladeWa lalu bersabda kepada adinda Prabu Kresna,
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hai, Adinda Kresna, apalagi Arjuna, silakan masuk ke dalam
istana, menemui istrimu, hanya kuminta adikku Setyaki, biarlah ia
menemani aku melaWan bala raksasa. Sang Wrekodara juga tak
mau ketinggalan. Gatotkaca menggabungkan diri dengan bala
tentara DWaraWati, maju ke medan perang. Sang Kresna dan sang
Arjuna masuk ke dalam istana. Sang Arjuna sangat bersukacita
bertemu dengan istrinya, yangtelah lama ditinggalkannya.
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 53
"namun." BIJI FLEIJIII
Mereka yang kembar warnanya saling rusuk-menusuk rak aa' a yang
men derita kekafanan u'r: maman-mu." ARJUNA KEMBAR 64 Balai NS" Sang Prabu Baladewa berperang melawan bala raksasa,
hingga banyak nrusuhnya yang gugur dalam peperangan. Raden
Gatotkaca clanSentyakimengamuktanpa rasatakutmenyebahkan
banyakraksasayangmenemuikematian.Perangnyasangathebat:
terjang"menerjang, mukul-memukul, tusuk"nrenusuk, tak ada
yang tinggal hidup, kecualiya ng ada kesempatan dapat melarikan
diri, dengan bergegas-gegas pulang ke negerinya.
Setelah segala musuh tersapu bersih, masuklah Prabu
Baladewa ke dalam kraton bertemu dengan adinda Prabu Kresna
serta istri-istrinya. Tak ketinggalan Wara Subadra menyongsong
kedatangan kakanda sang raja.
Sang Prabu Baladma tnenceritakan pengalamannya, ketika
berperang melawan bala raksasa. Pada saat itu dihidangkan
minuman yangsegar dan makanan yang lezat.
Taklama kemudian datanglahWaraSrikandi, yang mendukung
Abimanyu, bertemu dengan Warn Subadra dan Pangeran Arjuna,
yang telah berpisali selama lima tahun. Raden Abimanyu
bersembahsujud kepada ayahnya,sangArjuna, yang memeluknya
dengan mesra. Segala kesusahan telah lenyap pada saat itu juga.
Setelah Arjuna bertemu dengan para keluarga di DwaraWati,
is mohon diri dari kakanda Prabu Kresna serta Prabu Baladewa,
hendak kembali ke Madukara dengan rasa gembira. Prabu
Baladewa juga pulang ke Madura dengan rasa lega.
"l"':*?"' mapan-40130 55
. . fg. ; "namun." BIli PWI"
BB ARJUNA KEMBAR Penerbitan dan Percetakan
F'T Balai Puetaka [Perez-ro)
6 Jalan Bunga Nata"BA
Matraman, Jakarta TImu r 1 3140
V TeltFaks. (az-211353 3369
Website: http:!Mwwtialaipustakaedi-d
Penyakit The Sickness 1 Serba Hijau Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Karena Aku Mencintai Manusia 2
WIROATMOD]O ARJUNA KEMBAR pustaka-indo.blogspot.com
siga-fz,- 5P x FERI-mn?" WIDML Rl Bala! Pu5taka
pustaka-indo.blogspot.com
MJ"A K" Dilakukan dah Paman dan Pamelalcan PT Balai Pustaka [Persia-0)
Jalan E-Ufga No. (E,-5.0.
Mah-"emam, Jakarta 'l'lmur13140
TelFFaks. [62-21lt55533 69
Wemile. hlmJMwmk-elzjmslakamjd
BP Naim No KDT.3952 Celaka" :19'5' CetalGHIIIIZODD Pwlis: Wlifaalmmi 0 Halaman: viii + 65.315 [14,3 >=21 cm)
EAN13: 333334011359 Penata Lelah: Galol 52911090
Paramarg Sampul: Harlmo Penyu" rg: Kuni Suhadi
undang-undang Republik lndanaia Namp'1g1'alun ma: nentmg HakCipta
Lingkup HakCipca Pasal: 1. Hakcipta merupakan hakelskkisil hagipenc'pta atau Pemegang Hak C'ptai mmkmmgtmumkaq atau
mperhmyakdptamnyafyang tifnhulsecara amat's setelahsuamc'ptam dilahi'kantmpa mengurangi
pembatasanmmurutperauranpa'undang-undanganyang herlaku.
Kemauan Pidana Pasalp: 1. Ba'angsiapadengansmgaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sehagai'na'tadi'nalsud dengan Pasal:
ai.-am] atau Pasal 49 ayath] dan ayat Cz] d'pidana dengaq pidana penjara masing-mas hg palingshgkan
sam] bulan dan,!ataudmdapalhg sedikitRp-npaa mapaqsamytarupiah] atau pidana penja'apalhg lama
"ijuhnahm dan.!atau dendapaling hanyak Rp5pmpmpaqmclma mil,-arnpiah].
. Barangsiapa dengan sengajama'iyiarkaq, mahakam mengadakan,. atau mnpal kanada urmmSuam
c'ptaan atau barang hasil pelanggaraq Hak Cipta atau Hak Taikai: sebagaimma dimaksud pada ayat h]
dipidana dmgan pidana penjarapaling lama 5talun danlatau dmdapaling bayak Rpgmpmpaqm lili"na
rauusjnarupiah]. " KATA PENGANTAR Cerita carangan "Arjuna Kembar" karangan Bapak
Wircatmcldjc ini pada dasarnya menggambarkan pertentangan
antara pihak Pandawa dengan pihak KclraWa sebagai perwujudan
dari kebaikan melawan kejahatan, dan akhirnya kebaikanlah yang
menang. Disamping itu dalam cerita ini digambarkan kegigihan Arjuna
dalam melakukan tapabrata selama 5tahun untuk mendapatkan
kesaktian yang luar biasa agar kelak memenangkan perang
Baratayuda. Dengan jalinan cerita yang indah dibantu cileh seclrang takclh
deWa yang rupanya persis sama dengan Arjuna, cerita Wayang ini
disampaikan kepada para pembaca agar dapat lebih memahami
khasanah cerita wayangserta latarbelakang pandangan hidupnya.
Balai Pustaka ;" & iii "namun." BIli PWI"
pustaka-indo.blogspot.com
PRAKATA Pertunjukan wayang merupakan pertunjukan yang
mengandung pelaja ran beraneka ragam. "Lakon" wayang biasanya
dilaksanakan hingga semalam suntuk. Orang tua"tua mengatakan,
bahwa lakan wayang itu melukiskan kehidupan manusia dengan
suka dukanya sejak dilahirkan di dunia ini, hingga pada akhir
hidupnya. Di dalam cerita wayang digambarkan pertentangan
antara kebaikan melawan kejahatan, yang pada akhirnya pasti
kebaikanlah yang mendapat kemenangan.
La kan wayang itu diambilkan dari kitab Astadasaparwa, yang
telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa oleh Pujangga Kraton
Surakarta: R. Ng. Ranggawarsita dengan nama Pustakaraja Purwa.
Adapun cerita Rama, diambilkan dari Kekawin Ramayana,
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa oleh R. Ng.
Yasadipura dengan nama Serat Rama.
Cerita wayang yang ada dalam kedua kitab tersebut di atas
disebut "pakem", senang lain-lainnya dinamakan cerita
"carangan." ***-"* 5P manan-401310 v
- - V "namun." BIli PWI"
Lakon "Arjuna Kembar" ini termasuk cerita carangan juga.
Nama-nama yang tersebut dalam kitab ini bagi penggemar
Wayang, bukannya nama"nama asing.
Pada waktu ini banyak pemuda-pemuda kita lebih tertarik
menonton film daripada melihat Wayang, dan tidak banyakyang
senang membaca cerita wayang, yang sangat digemari oleh
angkatan tua. Harapan dari pengarang lakon wayang ini, mudahmudahan
anak-anak kita lebih tertarik melihat Wayang atau membaca
ceritanya, yang mengandung unsur"unsur kesenian.
Sernaga Balai Pustaka, Departemen P dan K dalam
membimbinganak"anakkitakearah"gemarmembaca"mendapat
dukungan daripara guru dan clrangtua dengan sepenuhnya.
Sala, 1331976 Pengarang, S. WIROATMODJO vi pustaka-indo.blogspot.com
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................... V
1 ARJUNA MENINGGALKAN KESATRIAN MADUKARA ....... l
2 RADEN ARJUNA DIAMBIL MENANTU OLEH BEGAWAN
KANWA ........................................................................... 6
3 BURISRAWA MINTA DIKAWINKAN DENGAN WARA
SUBADRA ........................................................................ 12
Jl ADIPATI KARNA BERANGKAT KE DWARAWATI .............. 1.5
5 DEWI LARASATI MENCARI SANG ARJUNA ...................... 18
6 ADIPATI KARNA DATANG DI HADAPAN PRABU KRESNA 2"
" ADIPATI KARNA MINTA BALA BANTUAN DARI ASTINA.. 33
8 PRABU BAI ADEWA BERANGKAT KE DWARAWATI ........ 38
9 LARASATI MEMANGGIL CEKEL INDRALAYA .................... nila-".
10 SANG INDRALAYA DIADU PERANG MELAWAN ARJUNA 55
;" & vii "namun." BIJI PWI"
viii 'I ARJUNA MENINGGALKAN KESATRIAN MADUKARA Pada suatu malam Raden Arjuna, yang juga disebut Raden
Janaka atau Dananjaya meninggalkan Kesatrian Madukara. Tak
seorang pun yang mengetahuinya. Hal ini mengandung rahasia.
Bahkan para dewa pun tidak mengerti. Prabu Kresna, Raja
DWaraWati,yang bijaksana juga tak mengerti ke mana sang Arjuna
pergi. Inilah kehendak Sang DeWa Agung, yang memperbuat
Arjuna dengan peristiwanya.
Sang Arjuna sangat gemar akan bertapa. Yang diharapkan,
agar dalam Perang Baratayuda para Pendawa, keturunan Pandu,
mendapat kemenangan. Itulah yang mendorong hatiArjuna untuk
meninggalkan keluarganya. Pada dini hari ia meninggalkan
Kesatrian Madukara. Ketika para istrinya bangkit dari tidurnya,
mereka itu sangat terkejut, sebab sang suami tak terdapat di
dalam tempat peraduannya. Siapakah yang akan mengiranya,
sedang punakawannyazSemar, Gareng, Petrukserta Bagong, yang
tak pernah terpisah darituannya terlihat di sana. Mungkinkah ia
sedang bertamasya di tamansari" Ataukah di tempat
** 5P manan-anom 1 "namun." BIJI PWI"
pemandiannya" Segera diberitahukan kepada Wara Subadra,
bahwa sang Arjuna telah lenyap dari kesatrian. Dengan segera
Subadra masukke dalam tempat peraduannya,yangtelah kosong;
Arjuna takterda pat di sana. Yang sangat mengejutkan ialah: keris
dan panahnya juga hilang. Arjuna sungguh meninggalkan
keluarganya. Para istrinya: Subadra, Srikandi, Larasati dan Sulastri
dengan sekonyong-konyong bersama-sama menjerit, semua
dayang-dayang dan biduandanya turut menangis. Ratap tangis
terdengar di dalam kesatria n.
Patih Sucitra, para mantri dan para lurah menjadi kacau
pikirannya. Dengan segera mereka itu bersiap siaga mengerahkan
segala kekuatan untuk menghadapi marabahaya, yang tak
disangkanya. Para pegaWai dan prajuritnya dihamburkan ke
segala penjuru untuk mencari tuannya.
Dengan bersicepat Larasati diutus ke Dwarawati
memberitahukan kepada Prabu Kresna, bahWa sang Arjuna telah
meninggalkan Kesatrian Madukara. Prabu PuntadeWa, raja dari
Amarta sangat terkejut, ketika ia mendengar, bahwa sang Arjuna
telah pergi dari kesatrian. Dengan tergopoh-gopoh ia berangkat
ke Madukara. Para pegawai dan rakyatnya diperintahkan untuk
mencarisang Arjuna ke mana-mana.
Sang WrEl'lUdEll'El, juga disebut Bratasena, disuruh pergi
mencari adiknya, hingga ditemukannya dan dipesan, jangan
pulang kembali,sebelum membaWa sang Arjuna. Mungkinkah ini
perbuatan dari Dewi Durga, yang masih murka kepadanya"
Gatotkaca, anak sang Wrekodara disuruh mencari pamannya
juga. Waktu datang di Pringgadani berkatalah sang Bratasena
kepada anaknya, "Hai Gatot, pergilah engkau ke Kendalisada,
tanyakan kepada Resi Anoman, di mana tempat tinggalnya sang
Arjuna. Aku sendiri akan pergi ke Saptaarga, menanyakan juga
2 ARJUNA KEMBAR kepada Kakek Abiyasa, ke mana Arjuna pergi. Dengan secepat"
cepatnya Gatotkaca berangkat ke Kendalisada motion keterangan
kepada Resi Anoman, melalui dirgantara. Setelah ia tiba di
Pertapaan Kendalisada, ia bersembah sujud kepada Resi Anoman.
Gatotkaca dipeluknya serta bertanya, "Apakah maksud Ananda
datang di Kendalisada?" DijaWabnya, "Ya Paman Resi, aku disuruh
oleh Paman Prabu Yudisthira, raja dari Amarta, menanyakan ke
mana pergi Paman Arjuna, yang telah lenyap dari peraduan di
Waktu malam." Resi Anoman menjawab, "Ya, anakku Gatotkaca, sebenarnya
pa manmuArjuna masih hidup, tetapi akutakda pat menerangkan,
dimana tempattinggalnya, bahkan sang deWata puntak mengerti,
sebab sang Arjuna masih dalam perjalanan peristiwa. Segala
penjuru alam sudah kupandang, tetapi Arjuna taktampak olehku.
Adapun ayahmu Wrekodara, yang menghadap kepada kakekmu
Resi Abiyasa, juga belum berhasil mengetaltuinya, ke mana sang
Arjuna pergi." Gatotkaca berkata,"Kalau sekiranya hamba pulang
tidak membawa apa"apa, lebih baik aku tetap tinggal di sini saja."
SangAnomantersenyuni, lalu berkata,"Ya,Anakku,permintaanmu
kuizinkan, tetapi engkau harus meneguhkan tapamu di Gunung
Agnyana. Kelak jika sudah tiba Waktunya, hal itu akan
kuberitahukan kepadamu."
Apakah yang dihasilkan oleh Wrekodara" Ketika ia tiba di
hadapan ResiAbiyasa, sang resi bertanya kepadanya, "Hai cucuku
Wrekodara, apakah kedatanganmu dengan selamat"
Bagaimanakah keluarga yang kautinggalkan" Apakah engkau
diutus oleh kakakmu Puntadewa?"
Wrekodara menjawab, "Ya, nenekku Abiyasa. Semuanya
yang kutinggalkan adalah selamat walafiat, hanya si Arjuna yang
"4?"" 5P manan-anom 3
"namun." BIJI FLEIJIII
tak ada. Ia meninggalkan kesatrian, tak ada yang mengerti ke
mana perginya. Sebab itu aku disuruh kakakku PuntadeWa
menanyakan perkara ini kepadamu. Anakku Gatotkaca kusuruh
menghadap kepada Resi Anoman, untuk menanyakan nasib dari
Arjuna. Dengan secepat"cepatnya saya datang kepadamu,
tentunya nenek dapat menunjukkan tempat tinggalnya Arjuna."
Sang Resi Abiyasa menjaWab, "Ya cucuku Wrekodara, Resi
Anoman, apalagi aku sendiri padasa at initidakdapat mengatakan,
tempat kedudukan Arjuna, bahkan para dewa di Suralaya pun tak
mengetahuinya. Tempt tinggal Arjuna masih dirahasiakan oleh
sang dewata. Jika sudah sampai waktunya, ia akan timbul lagi, tak
usah dicarinya. Lebih balk engkau bertapa di Gunung Danaraja,
menantikan kembalinya adikmu Arjuna." Di sana sang Bratasena
meneguhkan tapanya dengan nama PututJayala ba.
Para utusan dari Madukara telah tiba di Dwarawati. Mereka
itu memberitahukan kepada sang Prabu Kresna, bahwa sang
Arjuna telah hilang dari peraduan di Waktu malam. Prabu Kresna
diiringkan oleh Samba, putranya dengan segala perlengkapan
menuju ke Madukara. Datangnya di sana bersama dengan Prabu
Puntadewa dari Amarta. Sang Kresna bertanya kepada Wara
Subadra dan Srikandi, bagaimana cara Arjuna pergi dari Kesatrian
Madukara. DijaWabnya oleh Srikandi, "Ya Kakak Prabu Kresna,
kanti rnencari Pangeran Arjuna di peraduan dan di tamansari,
tetapi kamitak menjumpainya. Bahkan keris dan kedua panahnya:
Pasopati dan Sarotama dibawanya pergi."
Sang Kresna berkata, "Kalau kedua panahnya dibaWa, ia tentu
pergi ke tempat yang jauh. Anehnya Kakak Semar dengan anak-
anaknya masih tinggal di Kesatrian. Mereka itu tak pernah
berpisah dengan tuannya."
4 ARJUNA KEMBAR Sang Puntadewa menyambung kata, "Mungkinkah ini
perbuatan Batari Durga, yang masih nrurka kepada Arjuna, karena
diganggu rakyatnya. Bratasena serta Gatotkaca kuperintahkan
mencarinya." Sang Prabu Kresna melanjutkan kata nya, "Sebaiknya Subadra
kubawa ke Dwarawati dan dengan dayang-dayangnya. Biarlah
Srikandi dengan Abimanyu tetap tinggal di Madukara, dengan
ditemanioleh Sulastri.WaraSrikandimerasasangatsusahhatinya,
karena terpaksa berpisah dengan WEII'EI Subadra. Dengan jempana
Subadra dan Larasati serta sang Prabu Kresna berangkat ke
DWaraWati, sedang sang Prahu PuntadeWa pulang kembali ke
Amarta. Kesatrian Madukara nrenjadi sunyi, seakan-akan
kehilangan mutu ma nika mya. Raden Sadewa ditugaskan menjaga
Kesatrian Madukara, dibantu oleh Patih Sucitra, dengan para m
antrinya. Mereka itu bergiliran menjaga keamanan Madukara,
selalu bersiapsiaga untukmenghadapisegala kemungkinan.
Setibanya di negeri Dwarawati sang Prabu Kresna masuk ke
dalanr kraton, sedangWara Subadra dengan Larasati diternpatkan
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diTaman Banoncinawi. "**-"' manan-aaa D 5
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
RADEN ARJUNA DIAMBII. MENANTU
OLEH BEGAWAN KANWA erjalanan Raden Arjuna, yang disebut juga Raden Pama di, tiba
di kaki Gunung Lawu di sebelah selatan. Ia mencari sumber
utama daribengawa n,tetapitak bisa ditemukannya, sebab bayang
sungainya adalah tujuh buah. la hendak bertanya"tanya, tetapi
disana tak ada sebuah dusun pun yang kelihatan. Ia menyelidiki
terus, di manakah sumber utama dari bengawan itu.
Adalah seorang pendeta, yang telah sempurna tapanya.
Namanya BegaWan KanWa dan pertapaannya disebut Yasarata.
Karena sudah senipurna nianteranya, apa saja yang diciptakan,
tentu jadilah. Ia mempunyai seorang putri, yang sangat elok
parasnya. Pantasnya ia bukanlah gadis dari gunung. Tingginya
seimbang dengan bentuk badannya. Wajahnya manis, sangat
menarik hati, matanya bersinar-sinar sebagai bintang, pantas
luWes seperti sebuah boneka terhias, merindukan kepada siapa
saja yang memandangnya. Nampaknya ia selalu tersenyum,
giginya kelihatan putih bersih cemerlang. Wataknya pendiam,
kalau ia menggigit bibirnya, giginya nampak sebagai tetesan air.
5 ARJUNA KEMBAR Dadanya lebar, payudaranya berisi.Tingkah"lakunya cekat, cepat.
Jika ia berbicara, diikuti oleh roman mukanya yang manis. Nama
putri gunung ini ialah Endang Ulupi.
Banyak para putut, manguyu dan cantrik, yang ingin
mempersuntinggadisitu,tetapiseorang pun takadayangmenarik
perhatiannya. Ia selalu mengikuti teladan dari ayahnya, gemar
akan bertapa, senantiasa tunduk menuruti perintah ayahnya.
Pada suatu malam waktu ia sedang tidur nyenyak, ia
mendapat impian. Di dalam mimpinya ia melihat seorang deWa
yang sangat elok parasnya. DeWa itu adalah Hyang Asmara sendiri,
yang memberi kepadanya sebuah keris kecil. Ketika keris itu
disambutnya, berubah menjadi seorang kesatria, yang elok
Wajahnya. Cahayanya cemerlang sebagai matahari, namanya
Raden Pamadi, penengah Pandawa. Kemudian ia dinikahkan
dengan kesatria itu. Betapa suka hatinya tak mudah digambarkan.
Ketika ia dihimbing oleh sang Arjuna hendak dibawa ke peraduan,
sekonyong-konyong ia terkejut, serta bangkit dari tidurnya. Sang
putri merasa sangat kecewa hatinya, sebab itu hanyalah impian
belaka. Ia sangat berdukacita. Yang terbayang-bayang dalam
ingatannya hanyalah, apa yang dialami dalam mimpinya.
Pada keesokan harinya ia memeluk kaki ayahnya, sambil
menangis. Sang Resi KanWa bertanya, apa sebabnya anak putrinya
meratap. Putri Gunung ini menjaWab dengan terus terang, bahWa
ia telah berjumpa dengan seorang kesatria yang elok parasnya.
Mulai awal sampai akhir semuanya diceritakan kepada sang
pendeta. Dengan suara yang ramah ia berkata kepadanya, "Ya
Anakku yang manis, janganlah engkau berdukacita. Impianmu itu
adalah anugerah dariSang Dewa Agung. Kalau kesatria itu sungguh
akan menjadi suamimu, aku pasti dapat menemukan dia.
Tinggallah dengan tenteram bersama"sama dengan dayang-
dayangmu di rumah, aku hendak mencarinya."
?""4'"' manan-aaa o "
- "S- 53- " "namun." BIJI FLEIJIII
Sang resi lalu keluar memerintahkan kepada para putut dan
cantrik, supaya mereka menjaga keamanan. Sang pendeta lalu
terbang ke angkasa. Darisana ia memandang ke seluruh penjuru
alam, tetapi tak nampaksesuatu pun. Hanya disebelah barat-laut
tampaklah olehnya sebuah bianglala, yang bersinar dengan
terang. Pada kaki Gunung Lawu terdapatlah seorang kesatria
tanpa seorang kaWan pun, seolah-olah mencari sesuatu ke sana-
ke mari. Sang resi merasa tak ragu-ragu lagi; kiranya orang itulah
yang dicarinya. Ia segera turun mendekati kesatria itu.SangArjuna
sangat terkejut, ketika ia berhadapan dengan sang pendeta. Sang
resi lalu disilakan duduk, seraya ia berkata kepadanya, "Ha
kebetulan sekali, sang resi datang menemui diriku. Dari manakah
asal Tuan dan siapakah sebutan Tuan?" Sang Resi menjaWab, "Ya,
inilah pertapaanku, dan nanutku BegaWan KanWa. Sebaliknya aku
bertanya kepadamu,Tuan kesatria dari manakah tanpa kawan
seorang pun di tengah hutan?"
Sang Arjuna menyahut, "Adapun namaku Pamadi, penengah
dari PandaWa. Aku datang di sini mencari sumber pokok dari
bengaWan ini. Yang kulihat adalah tujuh buah batang sungai,
hingga sukar untuk nienentukan, manakah yang merupakan
sumber utama." Sang resi melanjutkan, katanya, "Sesungguhnya sumber dari
bengawan ini berjumlah sebelas buah. Adapun sumber yang
utama ada di Gunung Selongan, dekat pada pertapaan kami."
"Ya Paman Resi, tolonglah kiranya hamba hendak pergi ke
tempat itu." Sang pendeta telah menyanggupkan pertolongannya.
Mereka itu lalu terbang ke angkasa. Dalam sekejap mata mereka
telah tiba di Pertapaan Yasa rata.
"Tinggallahdisinisebentar,sebab kamihendakmembicarakan
sesuatu yang sangat penting. Ka mi menaruh suatu permintaan."
3 ARJUNA KEMBAR Sang Parta, juga nama dari sang Arjuna, menuruti saja
kehendak sang resi. Sang pendeta berjalan langsung menuju ke
Sanggar Pamujan. Dengan sangat keheranan para putut, manguyu
dan cantrik, melihat sang resi memimpin seorang kesatria yang
elok rupanya. Setelah sang Arjuna disilakan duduk, sang resi memuja di
dalam hatinya.Sebentarkemudianturunlahpara bidadariangkasa
membawa santapan, yang beraneka warna. Sang Arjuna merasa
sangat heron, inenyaksikan keistimewaan sang pendeta. Sungguh
ia adalah seorang pendeta, yang dikasihi oleh sang dewata,
sehingga apa yang dicipta kan, jadilah.
Sang resi berkata, "Marilah menikmatisantapan dari gunung,
untuk menghilangkan lelah."
Sang Arjuna makan, apa yang disajikan dengan sukacita.
Kemudian hcrkatalah sang resi kepadanya, "Ya, sang Arjuna, kami
membawa Tuan ke pertapaan ini dengan maksud, yang sangat
penting. Kami mempunyai seorang anak putri tunggal, yang
bernama Endang Ulupi. Di dalam mimpinya ia merasa diambil
menjadi istriTuan, dantelah Baling kasih-mengasihi. Maka dari itu
terimalah anakku menjadi istri Tuan, tetapiseandainya ia kurang
pantas men jadi istri, ambillah anakku menjadi selir saja, sebab ia
memang seorang gadis dari gunung. Silakan melihat sendiri
Wajahnya." Endang Ulupi merasa malu di dalam hatinya, tetapi oleh
karena diperintahkan oleh ayahnya, tampillah ia ke depan, lalu
duduk di belakang ayahnya. Ia disuruh lebih maju ke depan,
bahkan mengundurkan diri, kembali ke dalam rumah.
Sang resi lalu bertanya kepada sang Arjuna, "Ya Ananda,
bagaimanakah kehendakmu" Anakku Endang Ulupi kami serahkan
kepadamu?" "*'"' manan-aaa D 9
- "S- 53- " "namun." BIJI FLEIJIII
"Ya, Ananda bagaimanakah kenen dakma" An akku Endang UJ'upI'kamJ'
serahkan kepadamu ?"
Nu"! 10 AR NA MBAK . ." Ju KE "r. ff. ?"ana-ulam BJ.|J.i NS"
Sang Arjuna menjawab, "Ya Paman Begawan, hatiku sangat
tertarik kepadanya."
Kemudian sang Parta dinikahkan dengart Endang Ulupi.
Mempelai berdua saling kasih-mengasihi. Sesudah tujuh hari
berkatalah sang Arjuna kepada sang resi, "Ya Paman, hamba
mohon diri, hendak melanjutkan tapaku, mencari sumber utama
dari bengaWan. Aku meninggalkan pesan, jika kelak istriku
melahirkan anak laki-laki, berilah kepadanya sebagai Hama,
Bambang Irawan, akan tetapi kalau perempuan, terserah kepada
sangresi." Setelah sang Arjuna menemukan sumber utama dari
bengawan, ia menghanyutkan diri dalam bengawan. Sang Parta
bertapa, tanpa makan dan tanpa tidur. Segala margasatwa tak
ada yangmengganggunya, penghuni airmenjaga keselamatannya.
Kemudian sang Arjuna melanjutkan bertapa di Gunung
Banjarmelati, yang sangat indah pemandangannya. Sampai
lamalah Parta bertapa ditempat yang sepi itu.
'?""*'"' manna-aaa o 11
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
3 BU RISRAWA MINTA DIKAWINKAN
DENGAN WARA SUBADRA aden BurisraWa, putra Raja Mandraka telah mendengar
berita, bahWa Arjuna telah lenyap dari Kesatrian Madukara,
Wara Subadra dibawa oleh Prabu Kresna ke negeri Dwarawati.
Hanya Dewi Srikandi dan Abimanyu, yang masih ditinggalkan di
Madukara. Dengan tergopoh-gopoh ia berangkat ke negeriAstina,
menghadap kepada iparnya Prabu Suyudana. Ia menyatakan
kepadanya, bahwa ia minta dikawinkan dengan Wara Subadra,
sebab dirundung asmara. Tingkah"lakunya berubah sebagai orang
gila. Sebentar"sebentar ia bergelak"gelak, kemudian menangis.
Sang Prabu Suyudana merasa belas kepada iparnya, yang siang
dan malam senantiasa merengek-rengek, agar supaya selekas
mungkin dikawinkan dengan Wara Subadra. Jika permintaannya
tak dikabulkan, lebih suka ia membunuh dirisaja. Kadang"kadang
ia menghunus kerisnya mau ditusukkan pada dirinya di hadapan
sang Suyudana. Raja memanggil Dahyang Drona dan Patih
Sakuni lalu berkata kepadanya, "Ya Bapa Dahyang Drona dan
PamanSakuni. Bagaimanakah berita,yang sebenarnya mengenai
hilangnya Arjuna?" 'I 2 ARJUNA KEMBAR Dijawab oleh Dahyang Drona, "Ya Anak Prabu Suyudana,
sesungguhnya Arjuna telah lima tahun meninggalkan Kesatrian
Madukara. Barangkali ia telah dimakan oleh para setan dari
Setragandamayu. Sampai saat ini belum ada kabar, bahWa Arjuna
telah kembali ke Madukara. Wrekodara serta Gatotkaca disuruh
mencarinya, tetapi mereka tak kunjung datang. Kemungkinan
besar mereka itu juga dimakan oleh bala raksana siluman dari
Batari Durga. Adapun Wara Subadra telah dibawa oleh Prabu
Kresna ke negeri Dwarawati. Andaikata Arjuna masih hidup, pasti
dicari oleh sang Prabu Kresna, meskipun Arjuna bersembunyi di
dalam dasar bumi. Bagaimanakah pendapat mu, hai Adinda
Sakuni?" Patih Sakuni menjawab dengan kata lemah gemulai, "O,
pendapat Resi Drona ilu sesuai henar dengan gagasanku.
Andaikata Arjuna niasih hidup, tentu sudah dicari oleh Prabu
Kresna.Yangterang saja, Wrekodara dan Gatotkaca, yang mencari
Arjuna, belum pulang kembali. Mungkin sekali mereka menjadi
umpan dari bala raksasa Dewi Durga diSetragandamaju."
Sang Prabu Suyudana menyambungkatanya,"AdikBurisraWa,
yang dahulu kala ingin dikawinkan dengan Wara Subadra, ketika
ia masih gadis, tidak terlaksana. Sekarang ia telah menjadi janda,
keinginan Burisrawa makin bertambah besar, sehingga hendak
membunuh diri, jika kehendaknya tidak dikabulkan."
Sang Drona menambahkan katanya," Kukira, bahWa BurisraWa
telah kerasukan dewa. Sebaiknya permintaannya disetujui, dan
dengan segera Tuan mengirimkan utusan ke DWaraWati, dengan
permohonan, agar Dewi Subadra dikawinkan dengan Burisrawa.
Kebetulan sekali Adipati Karna masih berada di sini, besok pagi ia
hendak pulang kembali ke AWangga."
'"'"*'"_' 5P manan-401310 1 3
?"nuni." BIJI FLEIJIII
Deegan segera PatihSakuni menemui mereka, lalu diantarkan
ke hadapan sang raja. Sang Prabu Suyudana berkata kepada Adipati Karna, "Hai
Adinda Adipati Karna. Aku minta kedatanganmu, untuk
membicarakan sesuatu, yang sangat penting. Adik kita BurisraWa
sekarang dirundung asmara, minta dengan sangat, agar ia
dinikahkan dengan Wara Subadra. Ucapannya, jika tidak bisa
menikah dengan Wara Subadra, lebih baik ia menemui ajalnya,
sebab ia tidak sanggup melangsungkan hidupnya.
Menurut hematku, tak ada seorang duta, yang lebih cakap
daripada Adinda, sebab itu aku minta kepadamu, untuk berangkat
ke Dwarawati, mengantarkan surat lamaran kepada pamanda
sang Prabu Kresna. Sekiranya kekurangan kata-kata terserah
kepada Adinda, agar bisa tercapai maksud kita. Bawalah Adipati
Banakeling. Kartamarma serta bala KuraWa lainnya yang
kauperlukan." Adipati Karna lalu mengerahkan para bala tentara, yang akan
mengiringkan jalannya ke DWaraWati. Surat lamaran telah
diserahkan kepada Adipati Karna. Arya Dursasana harus
diikutsertakanjuga,schingga barisan lebih kuat, jika menghadapi
musuhyangperkasa. Lepaslah jalannya para KuraWa, yang menuju ke negeri
Dwarawati. 'I 4 ARJUNA KEMBAR 4 ADIPATI KARNA BERANGKAT KE DWARAWA'H ahyang Drona memperingatkan Adipati Karna, supaya ia
membaWa bala tentara yang kuat. Jikalau Prabu Kresna
menolak lamarannya, pasti akan terjadi perang ya ng hebat. Patih
Sakurai menganjurkan agar Arya Dursasana memperkuat utusan
dengan membawa bala Kurawa separuhnya. Setelah segala-
galanya slap sedia, mereka itu meninggalkan Astina menuju ke
Dwarawati. Ya ng melopori barisan tentara adalah Arya Kartayuda
dengan persenjataan lengkap, disambung oleh Arya Kartamarma
diiringkan bala tentara, yang membaWa senjata beranekaWarna.
Sang Adipati Karna, yang naik kereta perang, disertai prajurit
herkuda.Arya Dursasana dan Arya Jayadrata naikkuda diikuti bala
tentara, bersenjata serta berpakaian yang serba indah. Jika
dipandang dari kejauhan kelihatan sebagai hutan terbakar.
Alkisah di Kahyangan Cakrakennbang, sang Hyang Kamajaya,
juga disebut Batara Asmara, sedang bersemayam disinggasana di
hadap oleh permaisurinya yang cantik, bernama Dewi Ratih. Ia
berkata kepada istrinya, "Hai Adinda Dewi Ratih. Ketahuilah,
,, tp ?"nuni." BIJI FLEIJIII
WIRDATMDDTD 'I 5 bahwa adikmu Arjuna telah lama meninggalkan Kesatrian
Madukara. Yang masih tinggal di Madukara hanya Srikandi dengan
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Abimanyu.WaraSubadra dibaWa oleh Prabu Kresna keDWaraWati.
Sekarang BurisraWa inulai merindukan Subadra lagi, oleh karena
itu ia minta kepada Prabu Suyudana, supaya melamarkan Wara
Subadra. Menurut gagasannya, bahWa Arjuna telah meninggal.
Adipati Karna dengan bala tentara, yang bersenjata lengkap,
membawa surat lamaran yang dialamatkan kepada Prabu Kresna.
Jika lamaran itu ditolak, pasti akan timbul perang yang besar."
Dewi Ratih bertanya, "Ke manakah pergi adikku Arjuna?"
Hyang Asmara menjaWab, "Ya, Adinda, pada saat ini telah
kupandang ke seluruh penjuru alam, tetapi Arjuna tak kelihatan.
Pada waktu ini Adipati Karna dalam perjalanan menuju ke negeri
Dwarawati. Sebab itu aku hendak pergi ke negeri Dwarawati,
supaya bersama-sama dengan Adipati Karna, datang di negeri
Dwarawati." Sang Kamajaya lalu berangkat nieninggalkan Cakrakembang,
turun ke Marcapada. Dari angkasa dilihatnya empat orang, yang
berjalan nienyusup di tengah hutan. Siapakah mereka itu" Tidak
lain mereka adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Deegan
sekonyong-konyong Hyang Asmara berdiri di hadapan para
panakaWan dariArjuna. Mereka itu mengira, bahWa yang datang
itu sang Arjuna. Semar lalu memeluk kakinya, sambil menjerit,
"Aduh Gusti, dari mana Tuan datang" Telah lama kami mencari
Tuan, sebab kami semua rindu akan Tuan."
Hyang Asmara ya ngserupa dengan Arjuna menjawab,
"Ketika aku hendak pergi kamu niasih tidur nyenyak. Aku
khawatir, kalau kamu kubangkitkan, tentu terkejut. Marilah kita
berangkat ke Dwarawati, sebab gustimu Wara Subadra telah
dibawa ke sana, aku sangat rindu kepadanya."
'I 5 ARJUNA KEMBAR Semar dengan anak-anakriya menjawab serentak, "Ya Tuan,
kami menurut perintah Tuan, sebab sang Wara Subadra tentu
rindu akan Tuanjuga."
Di tengah hutan mereka berjumpa dengan barisan raksasa
dari negeri Batubarang. Mereka diutus oleh rajanya Prabu
Palasiya. Sang raja bermimpi, bahwa ia menikah dengan Dewi
Subadra. Setelah ia bangkit dari tidurnya memerintahkan
pegawainya untuk melamar Dewi Subadra ke negeri Dwarawati.
Di tengah"tengah hutan mereka itu tersesat, tidak tahu ke mana
jalan yang sebenarnya. Dilihatnya ada lima orang yang lalu
menerobos barisannya, hingga terjadi perang yang sengit.
Akhirnya Hyang Asmara melepaskan panahnya, yang sangat
ampuh; para raksasa dengan bala tentaranya terbaWa oleh angin
ribut ke tempat yang jauh sekali.
?""*'"' manna-aaa a 1"
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
DEWI LARASATI MENCARI SANG
ARJUNA ara Subadra telah beberapa waktu tinggal di Dwarawati,
Wtetapi ia belum mengetahui, di mana tempat kedudukan
sang Arjuna. Ia lalu memanggil Larasati, yang diperintahkan
mencari sang suami, berpakaian sebagai orang Wanita biasa.
Jalannya terlunta-Iunta, naik gunung, turun ke dalam jurang,
menerobos hutan raya. Lama-kelamaan tibalah ia di puncak
gunung yang kecil, tetapi pemandangannya indah sekali. Di
sana tumbuhlah pohon-pohonan yang rindang. Di antaranya
terdapatlah sebuah pondok yang kecil mungil, memancarkan
sinarterang. Dewi Larasati merasa heran, melihatpennandangan
yang indah itu. Ia berkata di dalam hatinya, "Apakah isi pondok
itu" Pasti ada seorang petapa di dalanuya, mungkin itu cahaya
darisang petapa." Dewi Larasati mendaki gunung itu, diiringkan oleh dua orang
dayang-dayang. Ia ingin mengetahui, apakah yang mengeluarkan
sinar itu. Ketika ia tiba di puncak gunung itu, tampaklah olehnya
seorang petapa di dalam pondok itu. Petapa itu sedang duduk
bersamadi. Rambutnya panjang terikat, tak teratur. Jubahnya
'I 3 ARJUNA KEMBAR panjang, terbuat dari kadut kering. Yang tampak hanyalah
ranibutnya yang panjang hingga di punggung, wajahnya tertutup
kedua tangannya. Yang terdengar hanyalah suara mengeluh dan
mengesah. Larasati bertanya di dalam hatinya, "Apakah ini orang
sakit ataupun orang bertapa?"
Ia lalu bertanya kepada orang itu dengan kata yang lemah"
lembut,"HaiPaman,menengadahlahdanterimalahkedatangankul
Janganlah selalu mengeluh saja!" Waktu orang itu mendengar
suara, dibukalah tangannya, sambil duduk. Barulah diketahuinya
bahwa yang datang itu seorang putri cantik. Dengansuara keluhan
ia mengucapkan selamat datang kepada tamunya, katanya,
"Semoga bahagia alas kedatanganmu. Baru sekali ini aku melihat
Anda. Dari manakah asalmu, dan apakah tujuanmu datang di
tempatini, engkau seorangwanita muda, sendirian, tanpa kawan
mendaki gunung'?" Jawab Dewi Larasati, "Ya Paman, aku ini putri dari Madukara,
disuruh oleh gustiku Wara Subadra mencari suami kami Raden
Arjuna, yang meninggalkan kesatrian sudah beberapa Waktu.
Adapun namaku Larasati, istri muda dari swig Arjuna. Sebaliknya
aku bertanya kepadamu, siapakah naniamu" Apakah engkau
menderita sakit ataupun bertapa" Kudengar engkau duduk
tafakur mengucapkan mantera sebagai orang sakit. Menilik
caramu duduk kelihatannya sebagai orang bersama di."
Yang ditanya menyahut, "Sesungguhnya aku ini bukan
bertapa, tetapi menderita sakit. Badanku dimakan kuman-kunian
semuanya; memang kudis ini kudis besi, yang tak dapat sembuh
dengan obat apa pun. Rasanya sangat nyeri, tak terhingga. Maka
dari itu aku selalu mengeluh dan mengasah, sehab sakit. Hamba
ini menderita sakit sudah lima tahun lamanya. Tak pernah saya
minum air setetes pun, serta merasakan nasi sebutir, karena aku
harus menggaruk kuman-kuma n."
?"*'"_' 5P manan-401310 1 9
?"nuni." BIJI FLEIJIII
20 apakah kiranya sana Pangeran Arjuna masih hidup ataupun
teJ'ah menfngaai' __ __ "
.. 1 nanam KEMBAR "'*?"
Dewi Larasati berkata sambil tersenyum, "Aduh terasa
olehku, bulu romaku berdiril Mendengar ucapanmu aku sangat
heran. Engkau menderita sakitselama lima tahun itu berartisama
dengan orang bertapa juga. Tak makan dan tak minum selama
lima tahun, apalagi menderita sakit itu melebihi orang bertapa,
yang disebut maharesi. Dengarkanlah kataku: Aku ini disuruh oleh
GustikuWaraSubadra,putridariBanoncinawi,untukmendapatkan
keterangan, apakah Pangeran Arjuna masih hidup ataupun telah
Wafat. Kesatria Madukara ini sudah meninggalkan rumah dan
keluarganya selama lima tahun. Istri yang utama menugaskan
kepadaku untuk mencarinya. Aku telah mendaki gunung dan
turun ke dalam jurang, akan tetapi belum dapat keterangan yang
kuharapkan. Apakah aku harus pulang kembali dengan tangan
hampa, Walaupun sudah menanggungjerih payah yang luar biasa"
Dengan sekonyong"konyong aku lihat sinar, yang memancar dari
gunung ini. Mungkinkah ini petunjuk darisang deWata, hingga aku
bertemu dengan Paman Petapa di pondok ini" Katakanlah ya
Paman kepadaku, apakah kiranya sang Pangeran Arjuna masih
hidup ataupun telah meninggal. Bagaimanakah penglihatanmu?"
Sang petapa lalu menyahut dengan kata ya ng lemah-lembut,
"Ya Putri yang manis. Kalau engkau hendak mendapatkan
keterangan yang benar daripadaku, ada syaratnya, yang harus
dipenuhi. Syarat itu sangat berat bagi seorang putri bangsawan,
tetapi bagi orang biasa adalah ringan saja. Engkau adalah seorang
istri kesatria, pasti tidak sanggup memikul beban yang berat ini."
Dewi LarasatimenjaWab dengan tersenyum, "Ya Paman yang
kuhormati. Katakanlah kepadaku, apa yang menjadi syaratnya"
Betapa pun beratnya, akan kuangkat juga. Jikalau aku tak kuat,
akan kukual-kuatkanjuga."
?"'*" manan-40130 21
. . fg. ; ?"nuni." BIJI FLEIJIII
Sang petapa tersenyum di dalam hatinya, mendengar ucapan
dari mulutseorang putri cantik itu. Katanya kepada Dewi Larasati,
"Yang menjadi syarat utama adalah: pertanyaan itu harus
dilakukan dengan cara sebagai seorang abdi, yang bertanya
kepada gustinya, apa yang diharapkan."
Larasati melanjutkan katanya dengan tertawa, "Ah Paman,
janganlah engkau minta hal semacam itu kepadaku. Mintalah apa
saja, yang berupa emas atau benda lainnya, tentu akan kuberinya,
berapa yang kauharapkan."
Sang petapa berkata lagi, "Tadi kan telah kukatakan, bahWa
syarat itu bagi seorang putri bangsawan berat untuk
melaksanakannya. Kalau sekira nya tak dapat, biarlah kita berpisah
saja, Anda pergi ke timur, aku ke barat."
Waktu Larasati mendengar kata"kata itu, ia berkata di dalam
hatinya, "All, orang initetap pada pendiriannya. Biarlah kulakukan
saja, jika itulah yang harus menjadi syarat mutlak. Bersembah
sujud kepada petapa berkudis,tidakmengapa, kan hanya sebentar
saja. Lalu ia berkata, "Ya Paman Petapa, aku bersedia menyembah
sujud kepadamu." Sang petapa berkata dengan ramah, "Baiklah, kerjakan
sebagai kehendaknmu, kalau engkau ingin bertanya sungguh."
Segeralah Dewi La rasatiturun serta berkata dengan menyembah:
(Bagian ini boleh dibaca dengan lagu tembang Kinanthi].
l. "Abdimu bersembah sujud,
Disuruh oleh sang dewi Subadra sang Fietnanin_atii'jurah,"t
1 Retnaningdyah = putri (% 22 ARJUNA KEMBAR BJ.|J.i NS" Kasum a2 Ban on cina wi, Permaisuri Madukara, Putri ari Dwarawati. 2. Kupohon kasiii sang wikuf
Tiah iima tahun sana swami,
Tak ada tanda sedikit pun,
Dipungut sang dewutu, Hiian g hin a a a h ari ini.
3. Tak ada warta tertentu,
Masih hidup atau mati, Hamba mohon penerangan, Andaikata teiah mati, Dimanakah jenazahnya, Akan itu ambii sen diri. fii. .iiica ia masih hidup,
Dimana tempatnya icini, Biiamanaicah timhuinya, Kembaii ke Dwarawati, Kami mohon penjeiasan, Akhir kata Larasa ti. [JaWaban sang petapa juga boleh dilagukan dengan tembang
Kinanthi] 2 Kusuma=bunga=putri 3 Wiku=pendeta ?"*'"_' 5P WRDATMDDJ'D 23
"namun." BIJI FLEIJIII
l. Sabda petapa, tersenyum,
"Hai ketahuilah, MbokSeliH
Kesatria sang Dananjaya5 Sebenarnya belum mati, Masih dalam rahasia, tempatnya pun tersembunyi.
2. Di tangan Dewata Agung,
Kembaiinya beium pasti, _iika datangiah saatnya, Sang Dananjaya kembaii, Bersam aan banjir besar Harap Dyah Ban on cina wis
3. Menaiki kapai gabus, puiang iekas kembaii, Gustimu sangat mengharap,
Puiangmu ke Dwarawati, Habis kata sang petapa, Berkataiah Larasati."
(Kata sang Larasati) 1. "Sangat terharu hatiku,
Kau menyebutku mbok seiir,
il Mbok Selir : sebutan untuk istri yang bukan permaisuri
5 Dananjaya =arjuna & Dyah Banoncinawi =Wara5ubadra
24 ARJUNA KEMBAR Teringatkan kepadanya, Yang ienyap dim aiam hari,
Betapa sikapmu juga, Kepada diriku ini." [Disam bung oleh Larasati),
1. "Jika ditanya padaku,
Bagaimanajawab kami?"
(Kata sang pertapa lagi],
"Katakaniab nama hamba;
Cekei indraiaya resi, Bentapa daiam asrama, Di Gunung Banjarmeiati. "
[Jawa b sang La rasati), 2. "Ya Paman, 'ku mohon undur,
.S'eiamat tinggai di sini,
Segera aku berangkat, Meninggaikan Banjarmasin,
Men eruskan perjai an an,
Menuju Ban on cinawi. "
Tidak antara lama Larasati sudah tiba di negeri DwaraWati,
melalui pintu belakang. Di Banoncinawi ia bertemu dengan Wa ra
Subadra, yang mengharap kedatangannya. Ia menceritakan
scmua, yang dialaminya, mulai aWal sampai akhir. Setelah ia
mengembara sampai di mana-mana, akhirnya bertenmlah ia
?""*'"_' 5P mapan-apam 25
"namun." BIJI FLEIJIII
dengan. seorang petapa, yang menderita sakit kudis besi.
Pertapaannya bernama Banjarmelati. Sang petapa sanggup
memberikan penerangan, tetapi dengan persyaratan. Jika syarat
itu tak dipenuhi, sang petapa tidak mau memberi keterangan.
Akhirnya Larasati melakukan apa ya ng diminta oleh sang petapa.
Wara Subadra mendengar laporan dari Larasati dengan penuh
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perhatian, seakan-akan ia mengalaminya sendiri.
25 ARJUNA KEMBAR 6 ADIPATI KARNA DATANG DI HADAPAN
PRABU KRESNA adipati Karna, yang diiringkan oleh para Kurawa dari
tinapura, tiba di hadapan sang Prabu Kresna. Setelah
mereka itu dipersilakan duduk dan menerima ucapan selamat
bahagia, Adipati Karna iuenyerahkan surat lamaran dari Prabu
Suyudana kepada Prabu Kresna. Surat lamaran dibaca oleh
Prahu Kresna, di dalam hatinya, lalu ia bersabda, "Sudah
selayaknya, kalau Prabu Suyudana melamar Subadra, yang akan
dikawinkan dengan Arya Burisrawa. Memang sudah lima tahun
lamanya Arjuna meninggalkan Kesatrian Madukara. Sungguh
mengherankan, bahwa Burisrawa masih mengharapkan Wara
Subadra. Dahulu ia ingin dinikahkan dengan,Wara Subadra,tetapi
tak dapat dilangsungkannya. Mungkinkah sudah sampai saatnya,
Arya Burisrawa dapat menikah dengan Subadra, yang sangat
dirindukannya?" Prabu Kresna bersabda lebih lanjut, "Baiknya harus
kutanyakan dahulu kepada yang bersangk titan, apakah kiranya
Subadra bersedia menerima lamaran ini. Apalagi masih perlu
dirundingkan dengan Kakak Prabu Baladewa yang juga turut
?""*'"_' 5P mapan-apam 2"
"namun." BIJI FLEIJIII
bertanggung jawab, mengenai soal ini." Jawaban seperti itu
disambut oleh Adipati Karna dengan sukacita.
Sebelum Prabu Kresna mengakhiri sabdanya, dengan tak
disangka datanglah seorang kesatria,.yang menyerupai Arjuna,
menghadap kepada Prabu Kresna. Kedatangan penyamar Arjuna,
menyebabkan para hadirin sangat terkejut. Kesatria ini tidak
menghiraukan para tamu agung dari Astina, bahkan nyaris saja
Adipati Karna tersinggung telinganya. Sejak ia di hadapan Prabu
Kresna selalu menundukkan kepala, membelakangi Adipati Karna
dan para Kurawa, yang sangat keheranan melihat kedatangan
Arjuna. Sang Prabu Kresna juga merasa sangat heran bercampur
murka, ketika ia melihattingkah laku Arjuna,yang sangat berlainan
dengan kebiasaannya. Mengapa ia tak mengindahkan para
saudara tua, yang Nadir di hadapan sang Prabu Dwarawati, ya
sang Prabu Kresna. Sang Prabu lalu bersabda dengan geramnya,
"Hai Arjuna, dari manakah datangmu" Sudah lima tahun kamu
me"ninggalkan keluarganiu. Apakah maksudmu datang ke
hadapanku?" Yang nienyaniar sebagai Arjuna menjawab, "Ya Kakak Prabu
Kresna, hamba telah lima tahun meninggalkan Kesatrian Madukara
menurutkan dorongan hatiku, mengeruhara keliling dunia. Hamba
mendengar warta, bahwa istriku Subadra berada di Dwarawati,
maka dari itu hamba langsung menghadap kepada Kakak Prabu
mohon hendak membaWa Subadra ke Madukara."
Sang Prabu Kresna sangat terkejut mendengar permintaan
sang penyamar Arjuna. Dengan suara geram sang Prabu Kresna
bersabda, "Perkataanmu kasar sebagai seorang yang mengadu,
bukannya sebagai orang yang meminta. lstrimu kubaWa ke
23 ARJUNA KEMBAR Dwarawati, tetapi kamu tak berterima kasih. Agaknya kamu tak
mau didahului. Sebaliknya kamu telah meninggalkan istrimu
selama lima tahun. Itu bukanlah cara orang bersuami"istri. Kamu
memperlakukan adikku menurut kemauanmu sendiri. Oleh
karena itu aku tak rela, jika adikku diperlakukan semacam itu. Hai,
Adinda Adipati Karna. Aku mempunyai bahan keris, corak tali
pinggang, tetapi sekarang belum jadi. Serahkanlah itu kepada
kakakmu Prabu Suyudana. Hal ini kuserahkan kepadamu dengan
ikhlas." Sang Adipati Karna mengerti isyarat dari Prabu Kresna. Ia lalu
memberi komando kepada Jayadrata dan Dursasana dengan
tanda kejapan mata. Mereka melakukan perintah Adipati Karna
dan dengan serentak para Kurawa menyerang, serta hendak
menangkap yang menyamar sebagai Arjuna.
Prabu Kresna dengan pengiringnya masuk ke dalam istana,
serta memberi perintah kepada Wresniwira, yang disebut juga
Setyaki dan pegawai lainnya, agar mereka tidak turut campur
dalam peperangan itu. Yangmenyamarsebagai Arju na telah diikat
eras eras dengan tali. Adipati Karna bertanya kepadanya, "Hai
Arjuna, bagaimanakah rasa dirimu diikat itu?" Jawab yang terikat,
"Ah rasanya sangat panas."
Sang Adipati Karna berkata lagi, "Aku mendengar kabar,
bahWa Arjuna, penengah PandaWa adalah sangat sakti. Kalau
kabar itu benar, kamu lento dapat melepaskan diri dari ikatan ini.
Kalau kamu lepas sendiri, aku sanggup menjadi muridmu."
Sang penyamar Arjuna melepaskan tali, yang mengikatnya,
dengan tersenyum. Kayu palangnya, jatuh sendiri ke tanah.
Adipati Karna sangat keheranan, hingga ia tak bergerak atau
mengucapkan kata. ?"'*" mapan-aaa o 29
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
Yang menyamar sebagai Arjuna berkata dengan ramahnya,
"Hai Karna, marilah kamu sujud pada kakiku. Janganlah hanya
berdiam saja '." Sang Karna lalu dipukul dadanya, hingga terjatuh
ke tanah, Jayadrata dihantam, hingga jatuh berguling-guling dan
Dursasana dicolok matanya, sampai melarikan diri sebab
kesakitan. Para Kurawa lainnya melarikan diri terbirit-birit. Para
Kurawa yang masih berperang, merasa seakan"akan berlaga
dengan bayang-bayang saja. Mereka itu saling tangkap-
menangkap, saling pukul-memukul, saling banting-membanting,
dengan kaWa nnyasendiri.Adayang mengira, bahWa ia menangkap
dan mengikat penyamar Arjuna, tetapi kenyataannya mengikat
kawannya sendiri. Mereka mempergunakan bermacam-macam
senjata seperti: danda, gada, pale, candrasa, alugora dan
sebagainya. Senjata"senjata itu seakan akan tak ada gunanya,
sebab yang dilawan hanyalah bayangan-bayangan belaka. Jika
dikiranya, bahWa nnusuhnya telah dihancurkan dengan gada atau
pain, tetapi sebentar lagi ia sudah berdiri di belakangnya.
Arya Sindupati lain memerintahkan bala tentaranya,
menghentikan perlaWanan saja. Waktu ditanyakan, di manakah
musulinya, dijawabnya, bahwa sang Arjuna samaran sedang
duduk bertumpang kaki di bawah beringin kembar, dihadap para
panakawannya. Adipati Karna segera memerintahkan, supaya melepaskan
senjata panah, yang diarahkan kepada sang penyamar Arjuna.
Dari anak-anak panah, yang tak terbilang banyaknya sebagai
hujan lebat, tak sebuah pun yang mengenai sasarannya. Bahkan
daun-daun beringin menjadi rontang"ranting, karena kena panah.
Batang dan ranting-rantingnya habis patah oleh lepasan panah-
panah. Aneh sekali, orang yang dituju masih duduk-duduk dengan
seenaknya. 30 ARJUNA KEMBAR Kemudian sang penyamar Arjuna menciptakan angin ribut,
yang dengan dahsyatnya mengembalikan anak panah itu kepada
yang melepaskannya. Suasana menjadi gaduh dan kacau balau,
sebab tak ada seorang pun, yang dapat menguasai panahnya,
bahkan senjata makan tuan sendiri.
Sang Prabu Kresna melihat dari Balairung, peperangan yang
aneh itu, hingga menimbulkan murkanya. Ia mengambil panah
cakranya dan menantang, supaya Arjuna melaWan perangnya.
Ketika sang penyamar Arjuna mengetahui, bahwa Prabu Kresna
berkehendak melepas-kan senjata cakranya, dengan segera ia
tunduk menghadap sang Prabu Kresna. Katanya dengan
bersembah, "Ya Tuanku, jika Paduka raja melepaskan senjata
cakra, berarti Paduka hendak niengantarkan nyawa ku ke Ha riloka.
Sebab tiada seuiang pun, yang kuasa mengantarkan jiwaku ke
Hariloka, melainkan Paduka raja sendiri."
Ketika sang Prabu Kresna mendengar ucapan kata-kata, yang
minta dikasihani itu nienyebabkan murka sang Kresna hilang
sebagai tersapu oleh angin. Sang Prabu bersabda dengan kata
yang lemah, "Aku sesungguhnya hendak mengadu kesaktian
dengan dikau, hai Arjuna, tetapi kamu menolaknya."
Sang penyamar Arjuna lalu nmenjawab, "Ya Tuanku, aku
tidak pantas berperang melawan Paduka raja." Sang Prabu Kresna
makin berkurang murkanya, lalu bersabda, "Aku melihat, bahWa
sikapmu berbeda sekali dengan kebiasaanmu. Kamu tidak segera
menemui istrimu, tetapi kamu datang di penghadapan dengan
kata-kata yang menunjukkan kecongkakan, hingga aku menjadi
terkejut.Sekarangkamu kuizinkanuntuklangsung ke Banoncinawi
menjumpai istrimu." Yang menyamar sebagai Arjuna menjawab, "Ya Tuanku,
untuk bertemu dengan istriku, yang kurindukan, kutangguhkan
..ng. _ ! _ & vaaonmtoojo 31
"namun." BIJI FLEIJIII
dahulu, sebab hatiku belum merasa puas dengan para Kurawa.
Hamba masih bersedia untuk bertanding melawan Kurawa, hingga
dapat ditetapkan, siapa yang menang atau kalah."
Ketika sang Prabu Kresna mendengar jawaban da ri penya mar
Arjuna, hatinya menjadi bimbang lalu bersabda, "Katamu hendak
menenmi istrimu dan membawanya ke Madukara. Sekarang kamu
kuheri irin, bahkan tak hendak melakukannya. Sudahlah, apa
boleh buat. Jalankan dahulu, apa yang kaukehendaki. Kamu
kujadikan sayembara: Jika para Kurawa mengharapkan Wara
Subadra harus membunuh kamu dahulu. Sang penyamar Arjuna
lalu dimasukkan ke dalam penjara besi, ditemani oleh Semar
dengan anak-anaknya. 32 ARJUNA KEMBAR 7 ADIPATI KARNA MINTA BALA BANTUAN
DARI ASTINA Sang Prabu Kresnapadmanaba bersemayam di Begelaran
memanggil Adipati Karna, Jayadrata dan Dursasana. Waktu
mereka menghadap, bersabdalah Prabu Kresna, "Hai Saudara-
saudara sekalian, sampaikanlah kataku kepada kakakku Prabu
Suyudana, bahwa Arjuna telah kumasukkan ke dalam penjara.
Jika ia hendak mengawinkan Burisrawa dengan Wara Subadra, ia
harus membunuh Arjuna, yang sekarang dikurung dalam penjara
besi itu. Aku tak usah mengatakan, betapa saktinya Arjuna itu,
Saudara"saudara sekalian telah menyaksikannya sendiri."
Adipati Karna menjawab, "Ya, Kakak Kresna, hamba tak usah
pulang ke Astina sendiri. Perkara ini akan kuberitahukan kepada
Kakak Prabu Suyudana. Barangkali ia datang sendiri ke mari,
disertai Dahyang Drona atau akulah yang dipanggil supaya pulang
ke Astina." Prabu Kresna lalu masukke dalam istan a, Adipati Karna
segera menulis surat, yang memuat segala kata-kata dari Prabu
Kresna mulai aWal sampai akhir.Surat itu lalu diserahkan kepada
para utusan, yang akan berangkat ke Astinapura.
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 33
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang Prabu Kresna lalu masuk ke Taman Banoncinawi, wara
Subadra sedang duduk, dihadap oleh Larasati. Waktu ia melihat
kedatangan Prabu Kresna, ia sangat terkejut. Dengan segera ia
berdiri, menyongsong kakanda Prabu Kresna. Setelah mereka
duduk serta mengucapkan selamat bahagia, bersabdalah Prabu
Kresna kepada Subadra, "Hai, Adikku Subadra, aku
memberitahukan kepadamu, bahwa Adipati Karna datang di
Dwarawati, diutus oleh Prabu Suyudana, untuk melamar kamu,
sebab engkau akan dikawinkan dengan Arya BurisraWa. Ia telah
mendengar, bahWa Arjuna sudah lima tahun meninggalkan
Madukara. Sampai hari ini belum ada berita yang pasti, apakah
Arjuna masih hidup ataupun mati. Aku memberijawaban, bahwa
perkara itu terserah kepada Prabu Suyudana. Burisrawa telah
meminang kamu untuk dijadikan istrinya, ketika kamu masih
perawan, tetapi tak terlaksana. Usahanya masih diteruskan
dengan minta bantuan dari Dewi Durga, hingga ia menjadi pencuri,
agar dapat memiliki kamu. Usahanya yang kedua ini gagal lagi.
Bahkan sekarang ia masih melanjutkan kemauannya untuk
memperistrikan dikau. Mungkinkah ini sudah menjadi kehendak
dariSang Dewata Agung"
Sedang para utusan duduk di penghadapan, sekonyong-
konyong datanglah Arjuna, yang tida mempedulikan para utusan
dari Astina.Terus terangia minta kepadaku, bahwa kamu hendak
dibaWa pulang ke Madukara. Sayanglah, bahWa sikap dan tingkah
lakunya sangat berbeda dengan kebiasaannya. Adipati Karna serta
para Kurawa menjadi sangat marah. Adipati Karna memberi
isyarat, supaya menangkap Arjuna, yang baru datang itu. Setelah
Arjuna diikat oleh para Kurawa, aku masuk ke dalam kraton. Di
alun-alun terjadilah peperangan yang hebat sekali, hingga bala
tentara Astina banyak banyak yang mendapat luka-luka. Oleh
karena Adipati Karna tak dapat menguasai kegaduhan itu,
34 ARJUNA KEMBAR terpaksalah aku turut campur tangan. Ketika Arjuna melihat,
bahwa aku membawa senjata Cakra, ia datang ke hadapanku
serta menyerahkan diri. Ah, hatiku tak sampai melaWannya, dan
akulalu datangke marimenemuikamu.KetikaArjuna memintamu,
tampaknya dengan sungguh-sungguh, tetapi setelah kuizinkan, ia
tak melakukan seperti yang dimintanya. Alasannya, bahwa ia
hendak menyelesaikan perangnya dengan para Kurawa dahulu,
hingga menimbulkan kemarahanku lagi. Sekarang ia telah
kumasukkan ke dalam penjara besi dan aku mengadakan
sayembara: Jika para KuraWa dapat membunuh Arjuna, kamu
akan kuserahkan kepada Prahu Suyudana. Barangkali ini sudah
menjadi kehendak Sa ng Dewata Agung, bahwa kamu menjadi istri
dari putra Mandraka. Pada Waktu ini para KuraWa di-suruh pergi
ke Astina, untuk memberitahukan perkara ini kepada Prabu
Suyudana, sedang Adipati Karna berjaga"jaga ada di alun"alun.
Aku tidak tahu, bagaimana kelak akan jadinya." Waktu Wara
Subadra mendengar kata-kata dari sang Kresna, ia sangat gusar
hatinya, sampai ia mengeluarkan air mata, sehah sangat bimbang
hatinya. Setelah Prabu Kresna masuk ke dalam kraton, Wara Subadra
memanggil Larasati serta berkata, "Hai, Larasati, berangkatlah
sekarang ke Banjarmelati, panggillah Cekel Indralaya, supaya ia
bertemu sendiri dengan daku.Jika ia takmau, harus kaupaksa nya."
Dengan tergopoh-gopoh Larasati mohon diri, berangkat menuju
Banjarmelati. Alkisah, setelah Arya Durjaya dan Durmuka datang di
Astinapura, mereka langsung menghadap kepada Raja Suyudana
di istana. Surat dari Adipati Karna diserahkan kepada Prabu
Suyuda na, lalu dibacanya di dalam hati. Habis membaca surat dari
Adipati Karna, Sang Prabu Suyudana sangat gaduh pikirannya,
?"'*" WIRDATMDDD 35
. . fg. ;
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"namun." BIJI FLEIJIII
hingga beberapa saat ia tak dapat berkata. Suratnya lalu
diserahkan kepada Dahyang Drona, yang sesudah membacanya,
diteruskan kepada Patih Sakuni.
Sang Prabu Suyudana sangat susah hatinya, lalu bersabda
lambat-lambat, "Ya, Bapak Resi Drona, apakah yang harus kita
kerjakan" Apakah perlu kita mencari bantuan dari lain negeri,
mencari orang yang sanggup mengalahkan Arjuna" Apakah
kiranya lebih baikAdipati Karna kita panggil kembalisaja, lalu kita
minta bantuan dari negeri lain, mungkin ada seorang perwira
yang gagah perkasa, dan bisa menrbunuh Arjuna?"
Dahyang Drona menyambung katanya, "Untuk mendapatkan
seorang prajurit, yang kesaktiannya melebihi Adipati Karna,
kiranya sukar sekali. Kalau ketiga senapati dari Astina tak cakap
melakukan tugasnya, apakah bala Kurawa lainnya bisa
menyelesaikan perkara ini" Yang bisa memberikan pertolongan
kepada kita, hanya seorang, ialah Prabu BaladeWa, raja dari
Madura. Hanya senjata Nanggala dan Alugoralah yang dapat
menaklukkan Arjuna, yang baru saja mendapat ajaran, dari guru
yang mahasakti." Patih Sakuni setuju sekali dengan pendapat Dahyang Drona
itu. Prabu Suyudana lalu memberi perintah kepada Patih Sakuni,
membawa surat dari Adipati Karna untuk diserahkan kepada
Prabu BaladeWa. Arya BurisraWa diajak ke Madura dengan
tangisnyamenghadapPrahuBaladeWa.PatihSakunimengerahkan
bala tentara, yang masih ada, menemani perjalanannya ke
Madura. Tak lama kemudian tihalah bala Kurawa diwilayah Madura.
Patih Pragota memberitahukan kepada Prabu BaladeWa, bahWa
ada bala tentara, yang datang dari Astinapura, mengantarkan
Arya Burisrawa. Mereka itu telah berhentidi luar kota, menantikan
35 ARJUNA KEMBAR pa nggilansa ngraja. Patih Pragota lalu diperintahkan menyongsong
kedatangan para tamu dari Astina. Sang Prabu Baladewa ke luar
dari kraton, bersemayam di balai penghadapan untuk menyambut
kedatangan para KuraWa dari Astina. Patih Sakuni menyampaikan
dua helai surat, diikuti oleh Arya Buriswara. Waktu para Kurawa
telah menghadap Prabu Baladewa serta bersembah sujud, Arya
Burisrawa masih tinggal duduk di hadapan Prabu Baladewa sambil
menangis tersedu-sedu. Kedua surat telah dibaca oleh Prabu
Baladewa; sang raja mengerti, apa maksud isi surat-surat itu serta
kedatangan para KuraWa. Prabu BaladeWa bersabda kepada Patih
Sakuni, "Mungkin sudah menjadi kehendak Sang Dewata Agung,
bahwa Burisrawa menjadi jodoh dari Subadra. Sekarang adikku
Batara Kresna telah menyerahkan Arjuna di tanganku. Arjuna
pasti akan mati oleh Nanggalaku." Keesokan harinya Prabu
Baladewa akan berangkat menuju DWaraWati, diiringkan oleh
segala bala tentara; tak ada yang ditinggalkan, kecuali seuienta ra
orang saja, ya ng menjaga keamanan kerajaan.
?""*'"' mapan-aaa a 3"
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
PRABU BAI ADEWA BERANGKAT
KE DWARAWATI rabu Baladewa memberiperintah kepada Patih Pragota,supaya
Psemua bala tentara ikut serta ke Dwarawati, kecualiWilmuka
dan Wisata, yang menjaga ibunya. Prabu Baladewa masuk ke
dalam kraton, sedang para Kurawa pergi ke pesanggrahan.
Pada keesokan harinya segala bala tentara telah siap sedia,
serta bersenjata lengkap mengiringkan sang raja menuju
Dwarawati. Prabu Baladewa mengenakan pakaian keprajuritan,
naik gajah kesayangannya, bernama Puspadenta. Patih Pragota
memberi aba untuk berangkat; Patih Prabawa memimpin barisan,
yang terdiri dari empat ratus orang prajurit sebagai pelopor,
bersenjata lengkap, berpakaian yang serba mengkilat. Di
belakangnya berbarislah empat ratus orang prajurit, dipimpin
oleh Patih Pragota lalu disambungoleh barisan,yang mengiringkan
Arya lurisrawa naik kuda, didampingi oleh Patih Sakuni. Yang
menyambung ialah barisan Arya Citrajaya dengan Citra-citra
lainnya. Dirgasuta dengan Dirga-dirga lainnya. Darmajaya dengan
Darma-darma lainnya,Surtayuda dengan Surta"surta lainnya, arya
Drukiya dengan Drubala lainnya, semuanya naik kuda. Tentang
33 ARJUNA KEMBAR jalannya tak diceritakan semua, akhirnya mereka itu masuk di
wilayah Dwarawati. Adipati Karna menyongsong kedatangan Prabu Baladewa. la
melaporkan kepada Prabu Baladewa segala pengalamannya,
Waktu ia berperang melaWan Arjuna, yang pada saat itu telah
dikurung di dalam penjara besi. Sang Prabu Baladewa bergelak
tertaWa mendengarkan, bagaimana sepak terjang Arjuna dalam
peperangan. Raden Samba dan Arya Setyaki dengan tergopoh-gopoh
menyongsong kedatangan sang raja dari Madura, lalu ia diiringkan
sampai ke penghadapan. Waktu sang Prabu Kresna melihat
kedatangan kakanda Prabu Baladewa, dengan segera ia berdiri
dari tempat duduknya, menyambut Prabu Baladewa dengan suka
gembira. Kakanda raja dipersilakan duduk di singgasana. Adipati
Karna serta para KuraWa turut duduk di balai kehormatan, sedang
para bupati dan ma ntri duduk di Begelaran, menghadapkan kedua
raja bersaudara. Setelah mereka itu Baling mengucapkan selamat bahagia,
bersabdalah Prabu BaladeWa, "Adinda Kresna, aku menerima
suratdariPrabuSuyudana,yangmenyerahkanadikkamiBurisraWa
dengan permintaan, supaya dia dikawinkan dengan Subadra.
Dalam surat itu diterangkan juga, bahwa Arjuna telah kembali ke
DWara"Wati, serta minta kepadamu untuk nienibaWa Subadra ke
Madukara. Kedatangan Arjuna, yang tanpa mengindahkan sopan
santun, menyebabkan kemarahan Adipati Karna dan para Kurawa,
akan tetapi tak ada sebuah senjata pun, yang dapat menaklukkan
Arjuna. Waktu adinda memegang senjata Cakra, lalu Arjuna
nienyerahkan diri, hingga menghilangkan marahmu. Adinda
sekarang mengadakan sayembara, bahwa Burisrawa boleh
dikawinkan dengan Subadra, asal para KuraWa dapat membunuh
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 39
"namun." BIJI FLEIJIII
Arjuna, yang sekarang terkurung di penjara besi. Kalau hal ini
benar, aku ingin berhadapan muka dengan Arjuna sendiri."
Sang Prabu Kresna mengatakan juga, bahwa ia tak sampai
hatinya mem bunuhArjuna. Prabu Baladewa meneruskan katanya,
"Adinda Kresna, tak usah berkecil hati, aku ingin berhadapan
muka sendiri dengan Arjuna, yang ada di dalam penjara."
Prabu Baladewa meninggalkan tempat duduknya, menuju ke
tempat penjara, diiringkan oleh Adipati Karna serta para Kurawa,
dengan senjata terhunus. Penjara itu dikunci sangat kuat, hingga
tak dapat dibuka. Dari luar penjara Prabu BaladeWa berseru
dengan suara keras, "Hai, Arjuna, kakaknui dari Madura sangat
rindu kepadamu, tetapi aku tak dapat niasuk. Bagaimanakah
rasanya di dalam penjara, gelap atau tera ng, panas atau dingin?"
Yang ada di dalam penjara menjaWab, "Di siniterasa sangat
panas, dan gelap sekali."
Sang Prabu BaladeWa bersabda dengan gelak tertawa, "Ha
kamu masih seperti biasa, buktinya kamu masih merasa panas
dan gelap, habis mengembara lima ta hun.Aku mendengar, bahwa
kamu lebih sakti daripada kamu sebelum pergi. Kamu membuat
gaduh riuh di dalam pertempuran. Mengapakah kamu tidak bisa
ke luar dari penjara?"
Yang ada di dalam penjara menyahut, "Penjara ini sangat
kuat, bagaimana aku bisa ke luar" Tetapi jikalau kakak Prabu
memerintahkan, supaya hamba ke luar dari penjara, hamba akan
keluar juga." Sang Prabu Baladewa sangat terperanjat, mendengar kata-
kata itu dari penjara. Deegan suara geram berkatalah ia, "Ah kamu
sangat congkak. Jika kamu bisa ke luar dari penjara, kamu
kuanggap sebagaiguruku."
40 ARJUNA KEMBAR Deng an sekuat tenaganya Prabu B aJ'a dewa menjatuhkan senjata AJ'ugora,
yang ampuh it u kep ada m usuhnya.
_ & WRDATMDDTD 4'I Ketika yang ada dalam penjara mendengar ucapan itu,
sekonyong-konyong ia telah berdiri di hadapan sang Baladewa.
Sang Raja Madura tercengang melihat kejadian semacam itu,
apalagi para KuraWa, mereka juga sangat keheranan. Prabu
Baladewa dipukul dadanya hingga ia jatuh ke tanah dan dengan
susah payah ia berdiri kembali. Patih Pragota dan Prabawa sangat
terkejut kena hantaman, terpaksalah mereka itu melarikan diri.
Para Kurawa bertambah gusar, mereka saling bertanya, "Mana
dia, mana dia?" Ternyata sang penyamar Arjuna sudah duduk-
duduk di bawah beringin kurung, ditemani oleh Semar dan anak-
anaknya. Sang Prabu Baladewa bersabda dengan geramnya, "Hai,
para Kurawa, janganlah ada yang membantu jika aku berperang,
biarlah aku maju ke muka berperang seorang melaWan seorang.
Kamu tak usah membantu, cukup menonton saja, tetapi aku
minta sorakmu, sambil memandang perangku dari jauh."
Sang Prabu Baladewa segera memegang senjata Alugora
maju ke muka, sedang para KuraWa bersorak"sorak dengan
riuhnya. Prabu BaladeWa berseru, "Hai, Arjuna, laWanlah aku
berperang. Dahulu kaniu hampir kubunuh, tetapigagal, sekarang
kamu pasti hancur luluh kena Alugoraku."
Tak tersangka-sangka sang penya mar Arjuna sudah berdiri di
mukanya. Dengan sekuat lenaganya Prabu BaladeWa menjatuhkan
senjata Aiugora, yang ampuh itu kepada musuhnya. Ia mengira,
bahwa Arjuna pasti hancur bercampur dengan debu.
Kenyataannya, sang penyamar Arjuna masih segar bugar berdiri
tegak di hadapannya. Prabu BaladeWa niakin bertambah
marahnya, lalu mengambil senjata Nanggala, kepala musuhnya
dikait, serta dikira, bahwa Arjuna telah patah lehernya. Sang
penyamar Arjuna dijatuhi senjata Nanggala hingga tiga kali, tetapi
42 ARJUNA KEMBAR ia masih letup kuat sehat. Prabu Baladewa mengamuk dengan
hebatnya. Sang penyamar Arjuna dijunjung dan dipukulkan ke
pohon beringin. la mengira, bahwa Arjuna telah remuk redam,
lalu dilemparkan jauh"jauh. Kenyataannya, sang penyamarArjuna
masih berdiri di hadapannya. Bala KuraWa bersorak-sora i, tak ada
henti-hentinya. ?"'*-'" mapan-aaa o 43
a;. 1 "namun." BIJI FLEIJIII
9 LARASA'I1 MEMANGGIL CEKEI.
INDRALAYA eWi Larasati dengan secepat kilat berangkat ke Banjarmelati
Duntuk memanggil sang petapa, yang dengan susah payah
dipimpin ke Banoncinawi. Jalannya sangat sukar, karena sang
petapa selalu menjatuhkan dirinya pada Larasati. Jika ia disuruh
berjalan di mukanya, segan. Kalau dilepaskan tangannya, dengan
sengaja ia tak mau berjalan. Terpaksalah Larasati memimpinnya;
dengan bergandengan tangan mereka tiba di Banoncinawi.
Dengan bimbingan Larasati serta dengan keluh kesah akhirnya
sang Cekel Indralaya tiba di hadapan Wara Subadra. Sang Putri
Subadra sangat terharu melihat yang baru datang, dengan muka
yang biru kemerah-merahan, tetapi masih bercahaya. Sang
Indralaya duduk membungkuk serta menundukkan kepalanya.
Sang Putri Subadra lalu mengucapkan kata sambutan, "Bersalam
bahagialah kamu, yang baru datang. Hatiku sangat susah, maka
dari itu kamu kupanggil ke mari. Yang menyebabkan duka citaku
adalah kepergian suamiku. Menurut ra malanniu Pangeran Arjuna
akan pulang ke DWaraWati, jika negeri ini dilanda air bah besar.
Pada Waktu itu kamu menasihatkan kepadaku untuk naik perahu
44 ARJUNA KEMBAR gabus. Apakah ini sudah tiba saatnya" Aku mendengar warta, bahwa
PangeranArjuna,yang menghilang diwaktu malam, kinitelah kembali. Ia
menghadap langsung kepada Kakak Prabu Kresna, dengan menunjukkan
sikap, yang kurang sopan, hingga menimbulkan kemarahan Kakak
Prabu Kresna. Ia memberi perintah untuk menangkap suamiku, yang
kemudian diikat erat"erat. Terjadilah peperangan yang sangat hebat.
Para Kurawa tak kuasa mengatasi kegaduhan itu, hingga Kakak Prabu
Kresna tampil ke depan membawa senjata Cakra. Pangeran Arjuna tak
sanggup berperang melawan Kakak Prabu Kresna, lalu ia menyerahkan
diri kepadanya. Sekarang ia dikurung di penjara besi. Kakak Prabu
mengadakan sayembara: Jika para Kurawa dapat memhunuh sang
Arjuna yang terkurung dalam penjara, diriku akan diserahkan kepada
Arya Burisrawa sebagai istrinya. Apakah arti: naik perahu gabus,jika di
Dwarawati kedatangan air bah besar?"
Cekel Indralaya menjawab, "Banjir besar itu artinya barisan kurawa
Astina, yang inembanjiri Dwarawati. Adapun perahu gabus berarti,
bahwa kedatangan Pangeran Arjuna, yang langsung menghadap kepada
sang Prabu Kresna, tetapi tidak mau pergi ke Banoncinawi menemui
sang istri, mengandung arti: telah putus harapan."
1Wara Subadra lalu berkata dengan lemah"lembut,"5ungguh benar
keteranganmu. Kedatangan suami kami kali ini berbeda sekali dengan
kebiasaannya. Kalau ia pulang dari pengembaraan ia tak pernah pergi ke
penghadapan. Pastilah ia masuk ke Taman Banoncinawi. Dan sekarang
bagaimanakah nasihatmu, agar supaya diriku jangan sampai dijamah
oleh orang lain, kecuali yang kuharapkan kedatangannya, sebab lebih
baik aku menemui ajalku raja."
Cekel Indralaya menjawab, "Ramalanku juga mengandung
arti dua macam. Jika di negeri Dwarawati timbul kegaduhan,
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 45
"namun." BIJI FLEIJIII
sebab sang Arjuna dikurung di dalam penjara besi, yang bisa
memberi perlindungan kepada sang putri hanyalah sebuah batang
padi kering, yang tumbuh di dalam puri."
Sang Putri Subadra bertanya lagi, "Apakah maksudnya,
batang padi kering, ya ngtumbuh di puri?"
Sang Indralaya menjawab, "Ya, sang Putri, hambamu tak
dapat menerangkan hal itu, sebab masih dirahasiakan oleh Sang
DeWata Agung." Sang Putri Subadra berkata lagi, "Jika hal itu tak boleti
dikatakan, bagaimanakah akan nasib badanku, apakah yang
sedang berperangjuga akanselamat?"
Sang Indralaya menjawab dengan kata lemah-lembut, "Ya,
Gusti Putri, kedua-dua nya akan mendapat keselamatan."
Sang puri merasa lega hatinya, ia lalu bertanya, "Hai Cekel
Indralaya, sakit apakah yang kauderita itu" Selama engkau duduk,
engkau selalu mengasah."
DijaWabnya, "Badanku habis dimakan kuman-kuman kudis
besi, maka dari itu hamba selalu mengeluh dan mengesah, sebab
gatal sekali. Rasanya juga panas seperti digigit-gigit dan ditusuk-
tusukjaruni." Sang putri berkata lagi, "Apakah engkau tak berusaha
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengobatinya?" Jawabnya, "O, Gusti Put.ri, berkali-kali kumintakan obat dari
dukun-dukun yang pandai, tetapi tiada seorang pun yang dapat
menyembuhkannya. Lalu saya mendapat wahyu, bahwa ada yang
bisa menyembuhkan sakitku itu, tetapi hamba tak sanggup
mencarinya." 45 ARJUNA KEMBAR Sang putri meneruskan pertanyaannya, "Coba katakanlah
kepadaku, apakah obatnya, yang bisa menyembuhkan kamu dari
sa kitm u?" "Menurut suara yang kudengar itu, bahwa yang dapat
menyembuhkan badanku dari sakitku itu adalah sepah dari
seorang putri cantik, yang dilahirkan pada hari Anggarakasih
(Selasa Kliwon], lahirnya nungsang (kakinya keluar dahulu],
berkalung usus (ususnya mengikat leher], bersama-sama dengan
a ri-a rinya ." Sang putri mendengar keterangan ini, ia sangat heran. Ia
berkata di dalam hatinya, "Mungkinkah seorang putri harus
menjadi dukun?" Sang putri melanjutkan katanya,"Sesungguhnya
seorang putri, yang dilahirkan dengan sifat-sifatyang kaukatakan,
ialah aku sendiri." Sang Indralaya berkata dengan minta belas kasihan, "Ah,
Gustiku, tak sampai hatiku, melihatseorang putri cantik bertindak
sebagai dukun, lebih baik hamba tinggal sakit kudis saja, daripada
menyebabkan peristiwa, yang tak pantas di atas bumi ini."
Sang putri lalu berkata dengan ucapan yang manis, "Hai Cekel
Indrataya, janganlah khaWatir hatimu, sebab aku memang
bermaksud menolong dirimu. Tanggalkanlah jubahmu, sebab aku
ingin melihat sakitmu!"
Ya, Gusti Putri, hambamu taksanggup melepaskan jubahku,
sebab itu sudah terlekat pada dagingku," kata Resi Indrataya
dengan rasa takut. "Maafkan hambamu ini, sebab kalau hamba
harus melepaskan jubahku, sakitnya luar biasa. Seluruh jubahku
siidah terlekat pada nanah, yang kering."
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 4"
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang putri berkata dengan lemah"lembut, "Apakah selama
hidupmu kamu tak pernah mandi, hingga jubahmu terlekat pada
kudismu?" "Ya, Gusti Putri, selama lima tahun diriku tak pernah
berhubungan dengan air, hamba takut kedinginan."
Sang putri lalu memanggil Larasati serta berkata, "Hai
Larasati, bimbinglah Indralaya ke kamarmandi,supaya merendam
diri di air yangjernih, hingga nanahnya menjadilunak."
Dewi Larasati berkata dengan sembahnya, "Ah, Gusti, biarlah
begitu saja,sebab jika itu basah, tentu bertambah busuk baunya."
"Oleh karena itu, mandikanlah dia, agar mengurangi baunya
yang busuk itu," kata sang Subadra lagi.
"Hai,si Kudis, berdirilah segera," perintah Larasati kepadanya,
"kamu akan kubimhing ke kamar mandi, tetapi janganlah
menjatuhkan dirimu padaku dan menulari badanku, hingga aku
tidak bisa tidur, sebab kegatalan."
Cekel Indralaya tak bergerak, tetap tunduk duduk di
tempatnya. Kemudian tangannya dipegang oleh Larasati dengan
kedua jarinya, tetapi ditangkisnya dengan keras. Resi Indralaya
masih tunduk, tak bergerak dari tempat duduknya.
Sang Subadra lalu berkata dengan kata yang manis, "Biarlah
kamu dimandikan, supaya mengurangi gatalnya, yang disebabkan
oleh kuman-kumau itu."
Cekel Indralaya menyahut, "Ah, Gusti, tangan yang
memegangku sangat kasar, hingga terasa sakit.Tangan MbokSel ir
itu sangat kasar, oleh karena itu aku sering kali jatuh padanya."
43 ARJUNA KEMBAR Ketika Larasati mendengat kata" kata itu, ia memegang
tangan sang petapa sambil berkata dengan suara tinggi, "Aduh
kamu menyebut diriku mbok Selir, sebutan, yang dipergunakan
oleh Pangeran Arjuna untuk aku. Dari manakah engkau mendapat
WeWenang menyebut demikian itu" Apalagi kamu mencela,
bahwa tanganku sangat kasar. Coba, lihatlah, apakah ada
kapalannya" Tidak seperti tanganmu yang penuh dengan kudis
dan jika tersinggung oleh angin raja terasa sa kit."
Sang putri lalu berkata, "Andaikata aku yang membimbing,
maukah kamu?" Jawabnya, "Tangan siapa saja, asal halus, hamba bersedia,
sebab itu tak terasa sakit."
Sang putriberkata denganlemah-lembut,"Marilah,tanganmu
kubimbing." Tangan Cekel Indralaya dipegangnya, lalu ditarik
perlahan-lahan. Dengan susah payah ia berdiri dengan gemetar
serta terengah-engah. Setelah napasnya tena ng, barulah ia diajak
berjalan. Dengan jalan gontai ia menjatuhkan dirinya kepada sang
putri, yang selalu mendekati. Bahu kanannya dipeluk, hingga ia
dapat berdiriserta berjalan lambat"lambat sambil mengesah dan
mengeluh,sedangLarasatimengikutikejadianinidengan bertabah
dada. Larasati berkata di dalam hatinya, "Ah, Gustiku, mau
memeluk orang lain, yang berkelamin lain dan penuh dengan
kudis dan nanah kering, ya ng melekat pada jubahnya. Biasanya ia
tak pernah memandang orang laki"laki selain Pangeran Arjuna.
Setelah mereka tiba di kantarnya, sang putri berkata, "Hai,
Indralaya, rendamlah dirimu di jambangan dahulu, nanti jika
kudisnya sudah lunak, kuhersihkan dengan air, lalu kuberisepahku
untuk obatnya." ?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 49
"namun." BIJI FLEIJIII
Sang petapa berkata dengan suara lemah, "Aduh, Gusti,
hambamu tak perlu merendam di air jambangan, cukuplah
kiranya, bahwa sepah Tuan dimasukkan ke dalam air, airnya lalu
Tuansiramkan alas bada nku, yang sakit itu, kemudian aku sembuh,
setidak"tidaknya tentu mengurangi sakitnya, sebab itu suara
ramalan, yang disampaikan kepadaku."
Sang putri tersenyum di dalam hatinya. Ia lalu mengunyah
sirih dan sepahnya dimasukkan ke dalam air, sambil berkata, "Hai,
Indralaya, siapakah, yang kauminta supaya memandikan dikau"
Apakah kamu hendak mandi sendiri" Aku atau Larasati, yang
menyira mkan airnya?"
Sang petapa menyahut dengan kata lemah, "Menurut wahyu
itu, yang memandikan ialah, yang mempunyaisepah itu."
Sang putri berkata dengan lembut, "Jadi, akulah yang harus
memandikan kamu?" Sang putri lalu mengambil air dengan
gayung, yang disiramkan kepada Cekel |ndralaya.Sesudah siraman
yang pertama, nanah kering itu sudah hancur luluh bercampur
dengan air. Siraman yang kedua kalinya meruntuhkan semua
kudis"kudis, dan siraman yang ketiga kalinya membersihkan
segala kudis-kudis itu, hingga kulitnya bersih sempurna seperti
semula. Badan Indralaya telah bersih dari kudis-kudisnya, kulitnya
menjadi kuning seperti emas disepuh. Tinggal rambutnya, yang
masih kusut terikat, serta pakaiannya masih kadut kering. Sang
putri lalu memerintahkan kepada Larasati menganihilkan pakaian
baru sebagaigantinya. Sang putri berkata kepada Cekel Indralaya, "Sisirlah
rambutmu, lalu pakailah minyak"minyak dan kenakanlah kain
50 ARJUNA KEMBAR batik Sinom Pengrawit (nama corak batik], yang semula hendak
kupakaisendiri." Sang petapa menyahut dengan suara tak keras, "Ya, Gusti
Putri, menurut kata ramalan itu, yang menyisirkan rambutkujuga
dialah,yangmengobatinya,hingga bisasembuh dengansempurna.
Kain batik Sinom Pengrawit baru itu masih termasuk kasar. Jika
sekiranya Gusti Putri hendak memberikan pengganti pakaian,
janganlah tanggung-tanggung. Adapun kain kampuhnya (kain
dodot] Limar Ketangi (corak kain halus], celananya Cindai Puspita
(bahan dari sutera halus], sabuknya (tali pinggang] tersuji dengan
bunga Patrakusuma (corak sujian] pada dasar beledu hijau,
kuluknya (tutup kepala] semu kebiru"biruan, kerisnya terhias
dengan emas, untaian bunganya berwarna tiga: gambir,
ketongkeng dan ntelati, suntingnya terhias dengan em as, yang
berlukiskan bunga-bungaan, minyak yang kupakai adalah minyak
Jayengkaton (yang memakainya kuasa menghilang].
Sang putri mendengar permintaan Cekel Indralaya, sangat
keheranan, sebab semua yang dimintanya adalah pakaian sang
Arjuna selengkapnya, jikalau ia hendak menghadap ke Amarta
atau mengunjungi perayaan besar.
Sang putri berkata dengan marahnya, "Hai, Indralaya, semua
yang kauminta itu adalah pakaian kebesaran dari ya ng menghilang
di Waktu mala nn, kalau ia hendak menghadap ke Amarta. Minyak
Jayengkaton, yang kauminta itu, bisa menghancurluluhkan orang,
yang memakainya, kecuali gustimu Pangeran Arjuna sendiri. Keris
Pulanggeni dan panah Sarotama dibawa oleh sang Arjuna, ketika
ia meningggalkan kesatrian.
Sang Indralaya berkata, "Ya, Gusti Putri, yang tidak mendapat
izin dari sang Arjuna, pastilah badannya hancur luluh, tetapi
hambamu telah mendapat izin dari yang empunya, hingga tawar
..ng. _ ! _ & vnaon'aaoojo 51
"namun." BIJI FLEIJIII
bagiku. Keris dan panahnya, yang ikut lenyap, telah kembali ke
dalam peraduansangputri."Sangputrisangatterkejutmendengar
hal itu. "Bilamanakah engkau bertemu dengan suamiku?" tanya
sang putri. Jawab Cekel Indralaya, "Ketika sang Arjuna meninggalkan
Madukara, lalu singgah ke Pertapaan Banjarmelati, dengan
memberi pesan demikian: Kalau engkau dipanggil oleh istriku
Wara Subadra, engkau boleh mengenakan pakaianku, apalagi
memakai minyakJayengkaton. Kalau sang putri takut memberikan
itu semua kepadaku, karena dahulu tak dipesannya, izinkanlah
hambamu pulang kembali ke Banjarmelati saja. Hamba
mengucapkan banyak terima kasih kepada Gusti Putri, yang telah
menyembuhkan daku darisakitku. Pertanyaan Gusti Putri telah
kujawab juga ." Sang putri berkata di dalam hatinya, "Apakah rahasianya
orang ini" Mungkinkah ada yang merasukinya" Tingkah-lakunya
sangat aneh. Jika permintaannya tak kukabulkan, ia pasti marah
dansegera meninggalkantempatini,padahaltugasnyasebenarnya
belum selesai. Apakah diriku kena guna-guna" Aku mau
dijamahnya, tanpa ragu"ragu, segala permintaannya, telah
kuturutkan, bahkan andaikata aku disuruh nrenyembahnya, pasti
kulakukan juga. Barangkali telah menjadi kehendak Sang DeWata
Agung, bahWa aku harus mengalami ini semua."
Ia lalu berkata kepada Cekel Indralaya, "Hai, Resi Indralaya,
marilah kamu mendekat kepadaku, aku hendak menyisirkan
ram butmu, yang telah terikat, tak teratur, kalut kusut itu, supaya
menjadi halus." Habis diminyaki lalu digelungnya dengan rapi.
Larasati menyaksikan peristiwa itu dengan sangat keheranan.
Sang putri melakukan pekerjaan itu semua dengan tulus ikhlas,
seakan-akan melayani suaminya sendiri. Melihat tingkah laku
52 ARJUNA KEMBAR gustinya, Larasati senantiasa bertopang dagu, pikirannya tak
dapat menduga, apa yang terjadi sebenarnya. Lama kelarnaan
sangputrimengetahui,dibagian kepalasanglndralayaterdapatlah
tahi lalat putih, yang menunjukkan tanda"tanda dari suaminya,
yang menghilang diwaktu mala m.Sang putri tidak merasa kecewa
hatinya mengalanri peristiwa ini,sebab perkara itu selaras dengan
rasa hatinya. Ia berkata di dalam hatinya, "Waktu ia hendak
dipimpin Larasati, ia menolak karena tangannya yang kasar,
bahkan Waktu kubimbing sendiri dengan segera menurut saja.
Hatiku nrenyambutnya dengan sukarela, tak ada rasa jijik
berjamahan dengan tangannya, yang penuh dengan nanah.
Memeluk si Kudis besi, yang amis busuk baunya, kutempuh
seakan-a kan mencium bau minyakkesturi. Waktu aku menyisirkan
rambutnya yang kusut, aku tak ada rasa khaWatir, selama itu ia tak
mau tersenyum"senyum kepadaku. Barangkali kehendak orang
ini, belum mau membuka rahasianya. Agar hatinya tak keceWa,
baiklah kubiarkan saja, seakan-akan aku tidak mengerti. Aku telah
terlanjur mempergunakan bahasa ngoko, tetapi biarlah demikian
saja, itu kan menjadi kehendaknya sendiri."
Ia lalu memberi perintah kepada Larasati, "Hai, Larasati,
ambilkanlah pakaian dari gustimu, yang menghilang di waktu
? malam. Larasati segera melaksanakan perintah sang putri.
Pakaian sang Arjuna lalu diserahkan kepada Wara Subadra. Sang
putri berkata kepada sang Indralaya, "Hai, Indralaya, marilah
pakaian dari gustimu, yang lenyap di Waktu malam, kukenakan
kepadamu." Sang Indralaya berkata di dalam hatinya, "Apakah
kiranya, ibunya Abimanyu sudah mengerti, bahwa akulah
suaminya" Tetapi anehnya ia tak mau membuka pintu hatinya.
Perlakuannya terhadap diriku adalah tanpa ragu-ragu. Dengan
seenaknya saja ia menjamah badanku. Sangatsukar aku menduga
rahasia ini." ?"'*" WIRDATMDDD 53
. . fg. ; "namun." BIJI FLEIJIII
Larasati memandangnya senantiasa dengan rasa termangu-
mangu.la berkata didalam hatinya,"Mungkinkahiasang Pangeran
Arjuna, yang menghilang di Waktu malam" Andaikan ia benar
Pangeran Arjuna, mengapakah gustiku masih mempergunakan
bahasa ngoko kepadanya" Sukar untuk menenangkan pikiranku,
yang diliputi oleh rasa syakwasangka."
Sang putri lalu bertanya kepada Indralaya, "Hai, Cekel
Indralaya, silakan makan, tentunya kamu sangat lapar, habis
berjalan kaki dari Pertapaan Banjarmelati."
Sanglndralaya menjaWab, "Ya, Gusti Putriku, hambamu suka
makan, asal sesuai dengan makananku."
Sang putri melanjutkan katanya, "Ya, Indralaya, apakah
kegemaranmu, nasi apakah dan apakah lauk-pauknya?"
DijaWabnya, "Adapun kegemaranku adalah; nasi gurih yang
masih hangat, beras dari Sukamandiyangterpilih, sayurnya Iodoh
keluwih, sambel sunti dengan terasi merah, lalapan kacang
panjang, telur ayam hitam mulus, yang pertama kali."
Sang putri lalu memerintahkan kepada Larasati supaya
menyiapkan apa yang disebut oleh Cekel Indralaya. Para abdi lalu
sibuk memasak-masak, kemudian masakan itu dihidangkan
kepada sang petapa. Belunr sainpai ia sempat makan, sekonyong-
konyong sang Prabu Kresna masuk ke dalam ruang makan. Sang
putri dengan tergesa"gesa memerintahkan kepada Larasati,
supaya ia menyembunyikan Indralaya ke dalam kamarsang putri.
Air dari kendi dan nrangkuktempat air tertumpah di lantaisemua.
54 ARJUNA KEMBAR 'IO SANG INDRALAYA DIADU PERANG
MELAWAN ARJUNA
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Waktu sang Prabu Kresna melihat tumpahan air, bertanya,
"Air apakah ini, yang mengalir di lantai?"
Sang putri menjaWab, "Ya, Kakak Prabu, aku habis memberi
makan kepada seorang budak."
Sang Prabu Kresna bersabda selanjutnya, "Hai, Adinda
Subadra, Kakak Prabu BaladeWa telah dengan hebatnya melaWan
Arjuna, akhirnya ia mendapatkekalahan. Engkausekarang diminta
oleh Arjuna akan dibawa ke Madukara, akan tetapi hatiku merasa
bimbang, sebab sikap dan tingkah lakunya berbeda sekali dengan
kebiasaannya dahulu. Kelihatannya ia sangat congkak dan selalu
menunjukkan kelebihannya di medan perang. Bagaimanakah rasa
hatimu" Dapatkah engkau menerima suamimu, yang berwatak
secongkak itu?" Sang Wara Subadra menjaWab, "Ya, Kakak Kresna yang
kuhormati. Waktu Kakak Adipati Karna datang di DWaraWati
melamar diriku, hatiku sangat susah. Terpaksalah aku mencari
keterangan tentang kepergian suamiku Pangeran Arjuna,
,, tp "namun." BIJI FLEIJIII
WIRDATMDDJ'D 55 bilamanakah ia pulang kembali ke Madukara. Adalah seorang
petapa, yang memberi keterangan, bahWa negeri DWaraWati akan
dilanda banjir besar, hamba dinasihatkan supaya naik perahu
gabus. Adapun banjir besar itu berarti kedatangan Bala Kurawa,
yang menimbulkan peperangan. Perahu gabus mengandung arti:
kedatangan sang Arjuna, ya ng langsung menuju ke penghadapan.
Masih ada satu hal, yang belum boleh diterangkan: kalau di dalam
penjara terjadi kegaduhan, yang kuasa memberi perlindungan
kepada diriku ialah sebatang padi kering, yang tumbuh di puri."
"Ah, ramalan sang petapa itu sangat muluk-muluk," sabda
sang Kresna. "Di manakah rumahnya dan siapakah nama si
dukun?" Jawab Wara Subadra, "Dukun itu bernama Cekel Hidralaya,
pertapaannya di Banjarmelati."
Sang Kresna sangat suka hatinya mendengar keterangan itu.
"Jika sekiranya rumahnya tak jauh, panggillah dia, aku ingin
melihat dukun, yang meramalkan peristiwa akhir-akhir ini."
Sang putri sangat bimbang hatinya. Kemudian ia menjawab
dengan sesungguhnya, "Ya, Kakak Prabu, maafkanlah dan
janganlah marah kepadaku. Sang dukun itu sesungguhnya sudah
ada di rumah ini." Sang putri lalu memberi isyarat kepada Larasati
memanggil Cekel Indralaya. Larasati segera ke kamar memanggil
sang Indralaya, yang setelah ada di hadapan sang Prabu Kresna
selalu menundukkan kepalanya. Sang Kresna segera
membelakangkan dia, setelah ia melihat Wajah sang dukun.
Dengan memalingkan mukanya sambil berkata, "Aduh adikku, tak
kuketahui, bahwa engkau kemasukan dukun samaran. Rupa si
dukun bagus sebagai Arjuna. Pantasnya dukun ini bertemu
berdua"duaan dengan kamu di dalam kamar."
55 ARJUNA KEMBAR Sang Prabu Kresna kembali berhadapan muka dengan dukun
samaran itu, lain bertanya, "Hai, Ki Dukun, siapakah namamu dan
di manakah tempat kediamanmu?"
Sang dukun menjawab, "Ya, Tuanku, nama hamba Cekel
Indralaya dan pertapaanku di Gunung Ba njarmelati."
Sang Prabu Kresna melanjutkan pertanyaannya, "Hai, Cekel
Indralaya, aku bertanya sungguh kepadamu, apakah engkau
meramalkan, bahwa waktu di Dwarawatitimbul kegaduhan, yang
dapat memberi perlindungan hanya sebatang padi kering, yang
tumbuh di puri. Apakah engkau tidak percaya, bahWa kesatria,
yang diantarkan oleh Semar dan anak-anaknya adalah Arjuna?"
Sang Indralaya lalu menjawabnya, "Ya, Tuanku, hamba
mempunyai kidungan (nyanyian] yang indah sekali."
Sang Prabu Kresna bersabda lagi,"Ya, |ndralaya,nyanyikanlah,
sebab aku ingin mendengarkannya."
Sang Indralaya lain mulai menyanyikan kidungan, yang
berbunyi demikian (Nyanyian ini boleh dinyanyikan dengan lagu
Asmarandana], l. Duiu kaia adajanji, apakah tuan tak ingat, Rara irengI dan Pamade",
Mereka teiah dijanjikan, akan jadijodohnya, .ianjipada waktu, Takboieh diubah"ubah.
l Rara Ireng =5ubadra 2 Pamade = Pamadi " penengah Pandawa =Arjuna
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 5"
"namun." BIJI FLEIJIII
2. Pernikahannya sang putri,
Subadra denganArjuna, janganlah sampai dicerai,
Janji para tua-tua, waktu sang Panduputrai, dibawa oleh sang Pandu, Mengunjungi Basudewa".
3. Dipangku oleh sang aji5,
sang pulra di pupu kanan,
di pupu kiri sang sinom'i,
Janji Prabu BasudeWa, jika sampaisaatnya, sang RetnayuT akan daupg,
dengan Roden Dananjaya. 4. Sang raja telah mengamini,
sang Arjuna tak menikah, selain dengan sung anemg,
putri bungsu di Madura, Panduputra =Arjuna Basudewa : ayah dari Subadra dan Prabu Kresna
sang aji=sangraja sang sinom = sang pemudi =5ubadra
sang Retnayu : sang putri cantik =5ubadra
daup=menikah sang anem = sangpemudi =5ubadra
tammam-ibnu 53 ARJUNA KEMBAR demikian nazarnya, Arjuna sung Pundusunum, tak kawin slama-Iam anya.
Waktu sang Kresna mendengar kidungan itu, ia sangat
terkejut, sehah ia Inerasa sebagai dipukul pada mukanya. Sang
Kresna lalu berkata kepadanya, "Hai, sang Dukun yang tampan,
apakah kiranya kamu sanggup,jika kamu kuadu perang melaWan
sangArjuna?" Sang Indralaya menjawab, "Ya, Tuanku, siapakah hambamu
ini" Seorang kecil yang tak berharga, harus berperang melawan
sang Arjuna, kesatria, yang cekat kuat dalam perang. Tetapi jika
Paduka Prabu Kresna memerintah kepadaku melaWan sang
Arjuna, hambamu bersedia juga."
Sang Kresna berkata kepada Wara Subadra, "Hai, Adinda
Subadra, aku minta dukunmu Indralaya, hendak kuadu perang
melaWan Arjuna." Indralaya lalu dipegang pada tangannya
dipimpin ke penghadapan. Semua ya ng hadir di Begelaran sangat
keheranan melihatsangArjuna, dipimpin oleh sang Prabu Kresna.
Orang kebanyakan tidak bisa membeda-bedakan, manakah
Arjuna yang sesungguhnya. Kesatria yang Baru datang ini
Warnanya tak berbeda dengan Arjuna, yang melaWan perang
Prabu Baladewa. Sang Baladewa telah lelah dan lemah, segala
kekuatannya sudah habis,sebab musuhnya tak bisa dimatikannya,
seakan-akan berperang melawan bayang"bayang saja. Jika
musuhnya direbahkan pada potion, serta dipukulinya dengan
senjata Nanggala dan Alugora, kelihatannya seakan-akan telah
hancur luluh, tetapi kenyataannya ia masih segar bugar, berdiri
tegak di hadapannya. Prabu Baladewa telah kehabisan tenaga,
lD Pandusunu =Arjuna ..4-..f. _ ! _ & vnaon'aaoojo 59
"namun." BIJI FLEIJIII
hingga jatuh pingsan, tak sadar akan dirinya. Ketika Patih Pragota
dan Prabawa melihat, bahwa rajanya terbaring di bumi, segeralah
mereka itu mengangkatdan mengusungnya ke balai penghadapan.
Cekel Indralaya telah diberi aba untuk maju ke medan perang.
Dengan jalan lambat"lambat ia menuju beringin kembar. Yang
mengepung medan pertempuran sangat keheranan melihat dua
orang Arjuna, yang kembar dalam segala-galanya. Mereka itu
sama Warnanya, sama lagak-lakunya, cahayanya berkilau-kilauan
sebagai emas disepuh. Para Kurawa yang menyaksikan peristiwa
itu sangat keheranan. Ketika sang Arjuna mendekati penyamar
Arjuna, mereka berpeluk-pelukan dengan mesranya. Orang
banyak, yang menonton dari kejauhan mengira, bahWa mereka
itu berlaga dengan hebatnya.
Sang Batara Asmara bersabda kepada Arjuna, "Hai, Adinda
Arjuna, pandai sekali engkau membuat kesusahan kami. Selama
lima tahun engkau pergi ke mana saja" Engkau kucari ke mana-
mana, tetapi tak bisa menemukan. Sekarang engkau datang
sendiri ke hadapanku. Supaya para Kurawa mengira, bahwa kita
sungguh berperang, marilah mengadu keris." Mereka yang
kembar warnanya saling tusuk-menusuk, tak ada yang menderita
kekalahan. Batara Asmara bersabda kepada Arjuna, "Ketika aku
mendengar bahWa engkau pergi dari Kesatrian Madukara, aku
meninggalkan Cakrakembang hendak mencarimu. Di tengah
hutan aku melihat Bapak Semar dengan anak-anaknya sedang
menangis. Waktu ia melihat aku, ia mengira, bahwa aku adalah
engkau. Oleh karena itu aku mengaku sebagai engkau. Dari Bapak
Semar aku mendengar, bahwa Adipati Karna telah pergi ke
Dwarawati hendak melamar istrimu. Prabu Suyudana hendak
mengawinkan Subadra dengan BurisraWa. Aku tidak jadi
30 ARJUNA KEMBAR mencarimu, tetapi aku langsung menuju negeri Dwarawati.
Maksudku sengaja hendak merintangi jalannya Adipati Karna. Tak
terduga aku bertemu dengan Adinda di alun"alun ini. Apakah
Adinda sudah lama di balai penghadapan?"
Arjuna menjaWab, "Ya, Tuan sembahanku, hamba baru
datang kemarin, sebab dipanggil oleh Wara Subadra."
Sang Batara Asmara melanjutkan pertanyaannya, "Selama
lima tahun itu di manakah Adinda tinggal?"
Dijawab oleh sangArjuna, "Selama lima tahun hamba bertapa
di Gunung Banjarmelati, dengan memakai nama Cekel Indralaya."
Segala pengalamannya telah diceritakan kepadanya mulai awal
sampai akhir. Sang Batara Asmara lalu bersabda, "Hai, Adinda Arjuna,
apakah yang kaukehendaki" Dalam peperangan itu pasti harus
ada yang kalah atau menang. Bagaimana caranya, agar rahasia
kita tidak diketahui oleh orang"orang, yang menyaksikannya
perangini." SangArjuna lalu menjawab, "Ya,Tuansembahan ku,sebaiknya
ha mbalah yang menemui kematian."
Sang Batara Asmara bersabda, sambil tersenyum, "Hai,
Adinda Arjuna, aku sudah berusaha berkali-kali mencarimu, akan
tetapi setelah bertemu dengan kamu, Adinda minta dibunuh.
Menurut pikiranku, lebih baik akulak yang kaubunuh, tetapi
jenazahku ja ngan terlalu lama terbaring, takterpelihara, ba karlah
dengan segera." Sang Arjuna lalu menusukkan kerisnya pada dada sang
Asmara, keluarlah banyak darah yang mengalir dari lukanya, dan
rebate terbaring di tanah. Dengan lekas-lekas sang Arjuna
?""*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 51
"namun." BIJI FLEIJIII
menggosok-gosok tangannya, hingga mengeluarkan api dan
membakarjenazahsangAsmara, hingga hilang dengan sempurna,
Sang Batara Asmara telah pulang ke Cakrakembang lagi.
Raden Samba, putra Prabu Kresna datang kepada Raden
Arjuna, serta berkata, "Ya, Paman Arjuna, Paduka dipanggil oleh
ayah sang Prabu Kresna ke Balairung. Kakanda Prabu BaladeWa
sudah diberi tahu, bahwa Arjuna, yang datang dahulu adalah
Batara Kamajaya (Asmaraj. Tuan yang masih ada, adalah Paman
Arjuna, dukun dari bibi hamba Wara Subadra yang bernama Cekel
Indralaya, berasal dari Pertapaan Banja rmelati."
Raden Samba bergelak tertawa, sedang Sang Arjuna yang
diantarkan ke Balairung hanya tersenyum saja. Ketika sang Karna
serta para KuraWa melihat, bahWa Arjuna datang menghadap ke
penghadapan, ia lalu memerintahkan para bala Kurawa
meninggalkan negeri Dwarawati, pulang kembali ke Astinapura.
Waktu sang Arjuna bersembah sujud di hadapan Prabu
Baladewa, ia dipeluknya sambil meneteskan air mata, sabdanya,
"Aduh, Adinda Arjuna, akhirilah tabiatmu, dengan membuat
kesusahan para keluarga, tak memberi kabar sedikit pun, hingga
kami kira, bahwa engkau telah meninggal. Sudah selayaknya, jika
engkau mendapat kesaktian dari Sang Girinata (Batar Guru],
melebihi makhluk lainnya. Kini engkau menjadi seorang kesatria,
yang melebihi seorang raja, sebab engkau beristri banyak yang
tertua telah berputra. Kakaknru Wrekodara dan kemanakanmu
Gatotkaca telah pergi mencarimu, hingga hari ini mereka belum
pulang kembali." Sebelum Prabu BaladeWa mengakhiri sabdanya, datanglah
sekonyong-konyong angin ribut,yangdisebabkan oleh kedatangan
32 ARJUNA KEMBAR Arya Wrekodara dan Raden Gatotkaca. Sang Baladewa bertanya
kepada Arya Wrekodara, "Berapa tahunkah Adinda mencari
Arjuna dan siapakah yang memberitahukan, bahwa Arjuna sudah
pulang ke DWa raWati?"
DijaWabnya, "Ya, Kakak Prabu Baladewa, aku mencariArjuna
hampir lima tahun. Selama itu aku bertapa di Gunung Danaraja.
Nenek Resi Abiyasa ya ng memberi tahu kepadaku, bahwa Arjuna
telah kembali ke DWarawati. Anakku Gatotkaca yang telah lama
bertapa, atas nasihat Resi Anoman, diberitahunya, bahWa Arjuna
sudah kembali ke Dwarawati. Aku mendapat perintah dari Nenek
Resi Abiyasa, bahwa negeri Dwarawati dikepung oleh bala tentara
dari Raja Batuharang, yang bernama Prabu Palasiya dengan bala
tenta ranya yang tak terhitung banyaknya."
Ketika Prabu Baladewa mendengar laporan Arya Wrekoda ra,
segeralah ia bersiap siaga hendak melawan musuh yang datang.
Bersabdalah ia kepada Arya Wrekodara,
Hai, Adinda Sena, silakan beristirahat dahulu dengan anakmu
Gatotkaca,tentunya kamu berdua sangatlelah, habis mengadakan
perjalanan yangjauh."
Tetapi sang Bratasena menjawab, "Ha, kebetulan sekali,
berperang melawan raksasa, menjadi obat lelah."
Prabu BaladeWa lalu bersabda kepada adinda Prabu Kresna,
Arjuna Kembar Karya Wiroatmodjo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hai, Adinda Kresna, apalagi Arjuna, silakan masuk ke dalam
istana, menemui istrimu, hanya kuminta adikku Setyaki, biarlah ia
menemani aku melaWan bala raksasa. Sang Wrekodara juga tak
mau ketinggalan. Gatotkaca menggabungkan diri dengan bala
tentara DWaraWati, maju ke medan perang. Sang Kresna dan sang
Arjuna masuk ke dalam istana. Sang Arjuna sangat bersukacita
bertemu dengan istrinya, yangtelah lama ditinggalkannya.
?"*'"_' 5P WIRDATMDDJ'D 53
"namun." BIJI FLEIJIII
Mereka yang kembar warnanya saling rusuk-menusuk rak aa' a yang
men derita kekafanan u'r: maman-mu." ARJUNA KEMBAR 64 Balai NS" Sang Prabu Baladewa berperang melawan bala raksasa,
hingga banyak nrusuhnya yang gugur dalam peperangan. Raden
Gatotkaca clanSentyakimengamuktanpa rasatakutmenyebahkan
banyakraksasayangmenemuikematian.Perangnyasangathebat:
terjang"menerjang, mukul-memukul, tusuk"nrenusuk, tak ada
yang tinggal hidup, kecualiya ng ada kesempatan dapat melarikan
diri, dengan bergegas-gegas pulang ke negerinya.
Setelah segala musuh tersapu bersih, masuklah Prabu
Baladewa ke dalam kraton bertemu dengan adinda Prabu Kresna
serta istri-istrinya. Tak ketinggalan Wara Subadra menyongsong
kedatangan kakanda sang raja.
Sang Prabu Baladma tnenceritakan pengalamannya, ketika
berperang melawan bala raksasa. Pada saat itu dihidangkan
minuman yangsegar dan makanan yang lezat.
Taklama kemudian datanglahWaraSrikandi, yang mendukung
Abimanyu, bertemu dengan Warn Subadra dan Pangeran Arjuna,
yang telah berpisali selama lima tahun. Raden Abimanyu
bersembahsujud kepada ayahnya,sangArjuna, yang memeluknya
dengan mesra. Segala kesusahan telah lenyap pada saat itu juga.
Setelah Arjuna bertemu dengan para keluarga di DwaraWati,
is mohon diri dari kakanda Prabu Kresna serta Prabu Baladewa,
hendak kembali ke Madukara dengan rasa gembira. Prabu
Baladewa juga pulang ke Madura dengan rasa lega.
"l"':*?"' mapan-40130 55
. . fg. ; "namun." BIli PWI"
BB ARJUNA KEMBAR Penerbitan dan Percetakan
F'T Balai Puetaka [Perez-ro)
6 Jalan Bunga Nata"BA
Matraman, Jakarta TImu r 1 3140
V TeltFaks. (az-211353 3369
Website: http:!Mwwtialaipustakaedi-d
Penyakit The Sickness 1 Serba Hijau Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Karena Aku Mencintai Manusia 2