Pencarian

Luntang Luntung 4

Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto Bagian 4


Chapter C ; Luntang Luntung
Ok..sedikit prakata sebelum part selanjutnya..part yang tidak kalah kelam yang bisa aku anggap menjadi titik balik dalam kehidupanku..
Ntr rada malaman dikit deh..mau keluar bentar cari angin..
Chapter C ; Luntang Luntung 37. Tahun Baru Bersama Para Single
Selepas malam natal itu, aku sering smsan dengan marisa, sekedar menanyakan kabarnya. Aku tidak mengharapkan lebih, aku hanya ingin mengetahui kabarnya.
Semalam dia mengabariku utk tidak menghubunginya di malam tahun baru, karena dia akan keluar dengan kekasih hatinya di medan sana. Sakit masih sakit, tapi apa daya, tangan ini tak mampu menggapai dan raga ini tidak berada disana saat dia membutuhkan. Jadilah aku hanya bisa mengiyakannya. ...
Sehari sebelum pergantian tahun, aku sempat berdiam diri dikamar, sedikit refleksi dengan kehidupanku selama di yogya ini. Dari sakit yang pertama kurasa ketika harus melepas marisa, cinta tiga dimensiku dengan yani, serta luka yang benar2 dalam menggores hati dari Wati.
Bukannya aku memperbaiki diri, tetapi aku malah mendapat sesuatu yang sangat parah. Hasil dari refleksiku malam itu adalah aku sangat membenci jika harus memakai hati ketika aku berhadapan dengan makhluk yang bernama wanita. Mereka hanya bisa membuatku sakit..cukup luka dari 3 wanita yang aku tuliskan namanya dihati. Aku tidak akan menuliskan nama lain dihati ini, mulai sekarang, mulai detik ini.
Hahaha...refleksi diri macam apa itu..itulah refleksi dari rasa sakit dihati waktu itu..
Chapter C ; Luntang Luntung
... Siang hari tgl 31 desember itu, arif terlihat berada dikostan. Entah dia pulang jam berapa tadi pagi. Aku menuju kekamarnya diujung lorong teras.
Ane : Cok..ada acara apa malam ntr" Arif : ada bakar2 jagung di kostan dimas..melu ra"
Ane : aku gak ada acara sih..anak2 senat juga pada gk ngadain acara.
Arif : wes melu wae..ada anak2 cewek kostan depan dimas katanya mau ngikut bakar2 jagung.
Ane : nah, bolehlah itu..kapan kesana..
Arif : ntr magrib cok..semangat betul..mentang2 dengar ada ceweknya..(doi ngece diri yang single ini)
Ane : telek koe rif.. Kami seperti biasanya, tetap tertawa ceria sehabis kata2 candaan.
... Magrib itu aku sudah siap setelah selesai mandi, rambut panjang ku sedikit harum dengan aroma pantene yang sudah
Chapter C ; Luntang Luntung
aku pakai beberapa lama ini. Terlihat arif berdiri didepan pintu kamar yang terbuka.
Arif : bawa gitar cok..disana gak ada gitar soalnya Ane : siap boss..oiya ada hiburan lain ra" Arif : tenang ada PS kmrn kami nyewa. Ane : nah manteb itu..
Dengan helm yang sengaja di bawa 2 oleh arif dr kostan dimas, kami bertolak ke kostan itu di daerah glagahsari sana.
20menit berkendara, kami tiba dikostan itu..hmm, baru sekarang aku berkunjung kesini..lumayan asik tempatnya..ada teras luas di antara kamar2 dengan bentuk letter U itu.
Di ujung sebelah sana ada tempat jemuran dengan sedikit penerangan dari lampu teras. Terlihat beberapa orang disana sudah mulai membakar jagung. Ada sekitar 5 cewek, yang bisa aku anggep single juga..kwkwkwkw
Hahay, serulah sesama single merayakan malam tahun baru...eh entah mereka single atau jones yak..ah sama aja ding..sama2 gak ada pasangannya..
Dimas : nah manteb, tau aja lo Ri..bawa gitar biar ada genjreng2nya.. (dia berbalik dari tungku kecil yang dipakai utk bakar jagung)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : hehehe...ide si kampret itu tadi (mengisyaratkan arif)
Dimas : hahaha..wes kenalan dulu sama anak2 kostan sini (doi berjalan entah kekamar siapa waktu itu, terlihat mereka sedang asik2 main winning waktu itu)
Kami berkenalan sesama jones waktu itu..gak usah ane sebutin satu2 yak..ada sekitar 5 orang soalnya dan terlalu banyak menurut ane jika dijabarkan satu2. Ada satu orang yang sok2an dsitu, sok ganteng sok jago main gitar sok semuanya deh..diambilnya semua itu yang keren2, namanya Ian..wwkwkkw..dia berjalan kearahku dan meminjam gitar.
Dia kemudian berjalan kearah kumpulan cewek2 ditempat bakar jagung itu.
Ini si dimas sama2 kampretnya juga dengan Arif..bukannya ngenalin teman2 cewek yang disana malah ane disuruh kenalan dengan para2 jones cowok didalam kamar..dikira aku maho apa ya..
Biasalah, belum terlalu kenal dengan anak2 situ, jadilah diri ini hanya diam duduk di bangku depan kamar dimana mereka main PS. Sesekali aku melirik ke tempat mereka bakar jagung..kampret, aku juga pengen jagung bakar..bukan karena ada cewek disana loh ya..tapi semata2 karena jagung bakarnya..ada dikit sih pengen kesana karena ada ceweknya.. Hahay, bisa aku melihat lirikan genit para cewek2 disana..entah
Chapter C ; Luntang Luntung karena aku aneh ato karena yang lain..
Ah, si sok2an Ian dengan gayanya menyanyikan entah lagu apa waktu itu..aku hanya melihat bagaimana dia tebar pesona dihadapan cewek2 itu. Terlalu lebay gayamu cok...itulah gumamku sambil sedikit tersenyum.
Arif : ngapain koe senyum2 sendiri cok"" (doi nongol aja dari kamar itu)
Ane : gak, lucu aku ngeliat pola si Ian deketin cewek..
Arif : kasian itu dah kena tolak beberapa kali sama cewek yang sana (arif menunjuk cewek dengan rok span selutut dan memakai kaos hitam waktu itu)
Ane : wkwkkw.. Arif : ngapa koe ketawa cok""
Ane : coba koe liat wae..itu cewek kyk tiang lisrik trus Iannya pendek kyk tiang jemuran..lucu aja kalo mereka jalan bareng (ejekku)
Arif : benar juga koe cok...mau maen PS gak..itu lagi gak ada lawan si Deni
Ane : gak ah, masa bakar2 jagung malah maen PS..ngeleh aku..
Arif : ngeleh apa pengen deketin cewek.. (doi mengangakt2 alisnya)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : dua duanyalah.. Kami tertawa lagi disitu..arif kembali masuk main PS melawan Deni yang tidak ada pasangannya itu. 3 lawan lainnya sudah kalah telak kyknya..wkwkwkkw
Karena tergoda dengan bau jagung bakar dari mereka disana, aku memberanikan diri mengemis jagung.
"Eh masnya mau jagung gak""" tawar salah satu cewek itu. "Iya mbak, dari tadi aroma jagung bakarnya menggoda" sang buaya hanya bisa garuk2 kepala sekarang.
Diapun mengambil salah satu jagung bakar di wadah dari anyaman bambu waktu itu. Aku menggeleng ketika dia menyerahkannya.
"Aku bakar sendiri aja mbak" aku berjalan menuju tungku kecil yang di kelilingi cewek2 itu, mereka hanya tersenyum melihatku ketika mengambil dan mengupas jagung itu.
Bukannya sok2an nolak jagung yang diberikan..tapi melihat dari hasil mereka bakarnya, kyknya itu jagung belum mateng..gak lucu ntr bolak balik kamar mandi..
Sudah lumayan mateng jagung yang aku bakar tadi, tidak ada suara keluar dari mulut ini. Aku hanya tersenyum memandang mereka yang antusias juga membakar jagung. Ian dari tadi tetap kencrang kencreng dengan gitar bututku. Dia masih berusaha menarik perhatian cewek yang menyerahkan wadah
Chapter C ; Luntang Luntung
tempat jagung bakar tadi. Entah namanya siapa, aku belum kenal mereka.
Langit kembali menurunkan titik2 gerimis..untung, jagungku sudah mateng.
Tidak mau basah, mereka berlari kedalam teras itu..langkah ini pelan berjalan setelah merapikan tungku itu kepinggir tembok, semata mengamankan bara api dari hujan ditungku. Itu jagung yang udh mateng juga gak juga di bawa
keteras...kampret...jadilah aku kembali mengambil beberapa jagung bakar di anyaman bambu itu.
Sedikit basah karena gerimis, aku jalan keteras dan mengambil duduk di dekat Ian yang masih sibuk menyanyi disamping cewek tiang listrik itu. Koq jadi aneh gini ya..cewek tiang listrik..wkwkwkw..yoi, jika dibandingkan dengan Ian, dia terlihat seperti tiang listrik..Ian tidaklah tinggi, cuman sebahuku..orangnya kecil kurus..sedangkan cewek itu tidaklah jauh berbeda denganku dalam hal tinggi loh ya..bukan yang lain
Karena kelaperan, mulailah diri ini menggigit jagung hasil bakaranku sendiri..hahay, gerimis kini mulai berganti hujan..untunglah tadi aku memakai jaket coklatku. Jadi aman, aku tidak kedinginan.
Entah kenapa dengan anak2 kostan ini..katanya acara bakar2 jagung ini malah asik PSan didalam kamar..ini cewek2 di anggurin..kan sayang betul
Chapter C ; Luntang Luntung
Mungkin karena usahanya tidak berhasil2 dari tadi, Ian kini angkat tangan..dia menyerahkan gitar kearahku..dia kembali masuk kedalam kamar tempat anak2 lainnya sedang bersorak sorai main winning eleven.
Jadilah diri ini hanya duduk disitu dengan cewek2 single..kembali sesekali aku mengigit jagung bakar ditanganku.
"Gitarnya gak di mainin" cewek tiang listrik itu melihatku. Aku menggeleng pelan sambil asik menggigit jagungku.
Dia kini meminta gitar bututku, akupun menyerahkannya, terlihat cewek2 lain diseberang kursi sana mengambil duduk didekat cewek tiang listrik itu, mereka menggeser2 cewek itu ke kursi tempat Ian dduk tadi, kursi tepat di sebelah kananku.
"Aku gak nggigit koq mbak" senyum manis sang buaya mengembang dengan sendirinya. Mereka hanya tersenyum sambil menyuruh cewek tiang listrik itu pindah kesebelahku.
Aku berdiri, saatnya sang buaya memperkenalkan diri, nunggu yang punya kostan buat ngenalin ke cewek2 ini bakalan sampe bulukan aku disitu.
"Eri" tangan ini menjulur kearah mereka, entah siapa yang akan menjabat tangan sang buaya pertama kalinya. Mereka hanya saling menyenggol bahu..hadeh..malu aku di cuekin kyk gitu.
"Vanya" tangan nya menjabat tanganku, tidak lama dia kembali memainkan gitar butut itu. Akupun mengarahkan tangan ke
Chapter C ; Luntang Luntung
orang disebelahnya. "Susan""Desi""Dina" dan "Tari" yap, itulah nama mereka yang bisa aku ingat..mungkin nama orangnya kebalik2 jika bertemu sekarang. Seperti biasa, aku tidak terlalu memperhatikan detail tertentu jika tidak berkesan dan tidak akan aku ceritakan.
Karena bangku sebelah barat sudah penuh dengan cewek2 single yang sekarang sedang menyanyikan lagunya Ada Band ~ Nyawa Hidupku itu, aku mengambil duduk di seberang dibangku sebelah timur teras.
Pantesan si Vanya tidak tertarik dengan Ian ketika dinyanyikan lagu dari tadi...wong permainan gitarnya Vanya lebih bagus dari Ian.. .
Chapter C ; Luntang Luntung 38. Tahun Baru Bersama Para Single (2)
Hujan tidak juga reda, aku hanya sesekali mendekap tanganku sendiri..terlihat cewek2 single didepanku mulai bosan. Dari tadi juga aku sudah tidak mendengar kencrengan dari gitar butut itu.
Mereka sekarang malah ngerumpi...dasar calon emak2 sama aja, gumamku sambil tersenyum.
Vanya tersenyum melihatku, aku tidak tahu arti senyumannya..dia kemudian berjalan kearahku, meninggalkan emak2 disana yang masih asik ngerumpi.
Vanya : bisa main gitar mas" (dia mengambil duduk di kananku)
Ane : bisalah dikit2...hehehhe..
Vanya : coba mas, nyanyiin satu lagu dulu..daripada kedinginan kyk gitu. (dia menyerahkan gitar itu)
Ane : wah, aku gak terlalu tau lagu2 sekarang Nya, aku kolot bisa cuman lagu2 lama..heheheh
Vanya : gpp mas...eh sapa namamu tadi mas" (hahay, nasib orang terlupakan kyk ane, nama aja gak diingat) Ane : Eri... (akupun mengambil gitar dr tangannya kini)
Chapter C ; Luntang Luntung
Dia terlihat menyender di tembok depan kamar disampingku..dia sepertinya ingin mendengarku menyanyi lebih jelas dia antara derasnya suara air hujan di atap kostan itu.
Ok...aku mendapat satu pendengar sekarang, sebagai seniman ecek2..tentunya aku tidak akan mengecewakan satu pendengar itu.
Am F Dm E Bintang Yang bersinar Tak selamanya terang
Begitupun mendung tak selalu jadi hujan
Hidupku hidupamu adalah keseimbangan Pahit manis harus ... kita hadapi
Keindahan di mata Tak pasti kebahagiaan
Karna kebahagiaan sesungguhnya ada di hati
Keindahan di dunia Belum pasti di atas sana Coba kita bertanya ... Pada hati nurani oh..
Mawar yang merekah pun bisa membuatmu Menangis terseduh karna tertusuk durinya
Chapter C ; Luntang Luntung Jangan sampai kita di butakan keinginan Bahagia pasti akan ......kau dapati
Lumayang nge-beat lagu itu, Ari Lasso ~ Ironis dengan fasih aku mainkan..aku melirik kesampingku tempat Vanya duduk..dia tersenyum antusias dengan lagu barusan.
Dia terlihat akan membuka omongan, tangan ini kembali memetik gitar itu dengan sendirinya, hahay..aku tau iringan melodi2 lembut bisa membuat omongan sedikit seru. Vanya : kamu kost dimana Ri"
Ane : kenapa emangnya Nya"
Vanya : koq jarang kesini, kamu temannya Arif kan"
Ane : owh..ya gak ada kendaraan sih, dari kostan kesini lumayan jauh..
Vanya : baru sekarang kesini ya"
Ane : iya, baru kali ini kesini..gak pernah di ajak arif sih..hehehhe
Dia kembali menyenderkan badannya..dia melihat ke 4 orang temannya yang sedang ngerumpi disana..dia membuang nafas dan kembali melihatku..
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : gimana"" ada yang kamu suka gak"" Ane : maksudnya"" (ane benar2 gak ngerti pertanyaan itu)
Vanya : itu..(doi mengisyaratkan wajahnya keteman2nya disana) mereka jomblo semua tu Ri..
Ane : trus kalo jomblo kenapa"" Tetap bisa senang2kan, toh mereka juga keliatan asik sendiri itu ngerumpinya. (enteng mulut ini menjawabnya)
Vanya : kamu jomblo juga kan""
Ane : sok tau.. (entah aku tiba2 kembali sensi dengan pertanyaan yang mengarah ke hal private itu)
Vanya : gak mungkinlah kamu disini kalo gak jomblo Ri, orang2 pada keluar dengan pasangannya malam ini.
Ane : trus kenapa kamu juga disini"" (mari kita balik omongannya sodara sodara)
Vanya : ya karena aku jomblo..(senyum terlihat dibibirnya)
Aku menjulurkan tangan kedepannya, sedikit bingung dia menjabat tanganku..
"Selamat ya..tahun baru ini kamu masih jomblo.. "
Chapter C ; Luntang Luntung
Dia melepaskan tangannya, kini dia mendorong badanku..wkwkwkkw...
Ane : lah, dikasih selamat malah dorong2, gimana toh...wkwkwkwk
Vanya : ucapan selamatnya itu gak bisa buat selamat yang lain apa (kerucut bibit itu dibuatnya)
Ane : tenang, masih banyak jomblo diluar sana..wkwkwkkw (sedikit diri ini mengejeknya)
Dia kembali menyenderkan badannya..tangannya diapit di antara pahanya, dia sedikit kedinginan..nyahoook..ujan2 gini make rok span selutut..beku beku koe Vanya..
Arif terlihat tersenyum genit melewati kami ketika kekamar mandi diarah tempat jemuran..tak berapa lama, dia kembali dan mengambil 1 jagung bakar yang sudah dingin di tempat dari anyaman bambu tadi.
Dia mengangkat jagung bakar itu kearah vanya dengan gesture "terima kasih jagungnya"..vanya hanya mengangguk pelan.
Vanya : Udah kenal Arif berapa lama Ri""
Ane : sudah dari pertama diyogya..tahun 2003 dulu..teman pertamaku di yogya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : oh, pacar pertamamu toh (asem..dia ngejek ato apa sebenarnya)
Ane : ngawur..gini2 aku masih normal.. Vanya : masa"" (dia kembali melihatku)
Ane : beneran..aku masih suka sama cewek Nya..aku gak mahoan sama arif.
Vanya : kamu laki-laki ya""
Ane : iya..mau bukti"" (hahay..buaya mulai mencari peluang..)
Vanya : laki2 gak akan biarin cewek kedinginan..(tubuhnya kembali disenderkan ditembok belakangnya)
Ane : bilang aja kalo mau minjam jaket Nya, gak usah nyinggung2 aku pacaran sama arif (dia hanya tersenyum disitu)
Mulai diri ini harus rela kedinginan..jaket coklatku sekarang berpindah ke Vanya, dia seakan tertawa hebat sekarang karena berhasil memperdaya ku dan mengambil jaketku..asem oq..
Vanya : malah bengong..nyanyi lagi Ri" (dia menggosok2an kedua telapak tangannya dan memasukkan
Chapter C ; Luntang Luntung kekantong jaket itu...hangat kyknya...) Ane : mau lagu apa emangnya""
Vanya : apa aja..yang enak2 kyk lagu tadi..(kembali dia bersender ditembok itu)
Tangan ini baru akan memainkan melodi, terlihat Ian keluar dari kamar dan melewati kami menuju kamar mandi..hahay, tatapannya itu...tatapan sinis orang yang kalah terhadap pesona pengamen jalanan ini...
Tak berapa lama, Ian kembali kekamar tempat mereka main PS..hahay..lagi2 tatapan itu..awww dia sepertinya ingin menerkam sang buaya..eh..kebalik yak..harusnya buaya yang nerkam..
Vanya : koq gak jadi nyanyi Ri""
Ane : hehehhe..gak enak aja ngeliat si Ian tadi..rada2 gimana gitu (niatnya cengin doi)
Vanya : rada2 gimana""
Ane : ya beda aja cara dia ngeliatnya..kyknya dia suka sama kamu deh Nya..
Vanya : hahahha..(entah apa arti tertawanya itu)
Chapter C ; Luntang Luntung Ane : malah ketawa..kesambet kamu Nya""
Vanya : ya enggaklah..kamu itu baru liat Ian sekali aja sudah tau kalo dia suka sama aku..
Ane : iyalah, gak keliatan apa usahanya dari tadi pas aku baru datang..anak kecil aja ngerti kalo ian suka sama kmu Nya
Vanya : ya karena dia yang kyk gitu aku jadi males..
Ane : bukannya cewek senang kalo di kasih perhatian"" (sok tau kini sang buaya)
Vanya : dia itu over, sudah 4..5 kali kyknya aku nolak dia..(enteng betul itu mulut ngomongnya)
Ane : kasian Nya, kenapa gak kamu kasih kesempatan..mungkin dia benar2 sayang sama kamu..
Vanya : halah gak usah pake sayang2an Ri, aku malah ngeneg liat tingkah overnya itu..
39. Tahun Baru Bersama Para Single (3)
Aku sedikit bingung sebenarnya..ini beneran acara bakar2 jagung apa apaan sih..malah pada sibuk maen PS dikamar, trus itu cewek2 sisa 4 orang malah ngerumpi diteras.. bukannya 5 tadi ceweknya"" iya gan 5..tapi satunya sudah jatuh keperangkap sang buaya..dia sekarang sedang bersender tembok
Chapter C ; Luntang Luntung disampingku..wkwkwkkww
Vanya : Ri, kita keluar yuk"
Ane : keluar kemana, itu hujan Nya, ndak demam kamu kehujanan malam2..
Vanya : bete disini Ri, masa acaranya cuman kyk gini.. Ane : emang mau kemana"" orang masih deres itu ujannya.. Vanya : cari makan aja yuk..laper aku..
Ane : beuh...ada yang kelaperan ternyata...itu kan masih ada jagung, sana dimakan..(gitar butut itu masih setia dipelukanku, mayan bisa mengurangi rasa dingin..wkkwkwkw..nasibe jones, cuman bisa meluk gitar )
Vanya : dah gak enak Ri, dah dingin kyk gitu.. Ane : ya udah tunggu bentar, aku bakarin jagung..gimana" Tidak ada jawaban, dia hanya mengangguk..
Hadeh, malah jadi sok2an gini sang buaya sekarang..semoga itu bara api ditungku tidak padam..gapapalah..panas bara itu bisa buat anget dikit..wkwkkwkw..
Aku meletakkan gitar di tempat dudukku tadi..
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku berjalan dengan sedikit menyender ketembok, aku bisa meraih tungku kecil yang sudah aku pinggirin tadi di dekat jemuran..lumayan hangat tangan ini ketika menyentuh bawah tungku itu..artinya baranya masih nyala.. dengan sedikit tiupan, kembali terlihat bara merah menyala..hahay..yang hangat yang hangat..
Aku menuju tempat anyaman bambu, masih ada 4 ekor jagung...jagung itu make biji apa ekor ya pas bilangnya..4 gitu ajalah ya..wkwkwkwkw
Saat aku kembali ke tungku, Vanya mendekati tungku itu.. Vanya : mana enak Ri, jagungnya udah dibakar tadi itu. Ane : trus mau bakar yang mana""
Vanya : yang itu (tangan kampretnya menunjuk ke tengah tempat jemuran..dia menunjuk kresek putih ditengah hujan itu)
Ane : hujan Vanya, bakar ini aja ya (mulai sedikit kesal sang buaya merasa dipermainkan)
Vanya : gak mau, aku gak mau makan.. (ini orang makin lama makin kampret saja )
Dengan sedikit terpaksa, diri ini harus rela berbasah2an mengambil kresek putih ditengah hujan tempat jemuran itu..dan sialnya lagi, karena sedikit terburu2, kepala ini, terantuk besi yang menjadi tempat kawat jemuran itu di ikat.
Chapter C ; Luntang Luntung
Hahay..sang buaya terjatuh disitu sodara2..insiden kecil terjadi 2 jam sebelum pergantian tahun..
Dengan segera diri ini bangkit dan kembali keteras, setelah meletakkan kresek putih itu didekat tungku..tangan ini otomatis memegang kepala yang nyut nyutan..tau besi segitu gede disundul..mentang2 lama di banten..lama dibanten tapi jadi pemulung aku gan
Si kampret vanya hanya tertawa kecil melihatku yang sedikit basah karena insiden tadi. Puas betul dia mengerjai sang buaya..syetanlah..
Aku menuju kamar dimana mereka tadi main PS, aku hendak meminjam handuk kering..pantesan gak ada suara, itu cowok2 malah pada tidur pelukan sesama jonesnya..hadeh..itu cewek jones juga diluar dianggurin woy...benar2 nyesal aku kesini..
Di balik pintu, aku menemukan handuk kering, entah handuk siapa..bodo ah, yang penting kering aja..ini rambut juga sedikit basah..bisa2 pening aku masuk angin..
Aku kembali menuju tungku diteras itu..ternyata emak2 tadi yang ngerumpi sudah mengelilingi tungku..kedinginan mereka..Vanya yang masih duduk di kursi, berdiri mendekatiku yang menuju kearahnya sambil mengeringkan rambut dan kaosku..
Vanya : sini2 aku bantuin ngeringin rambutmu..(main ambil2
Chapter C ; Luntang Luntung
aja itu handuk ditanganku, dia mengucek2 rambutku yang basah)
Ane : pelan2 Vanya..sakit kepalaku kena besi tadi..aduhhhh (itu bukannya makin pelan, makin ditekan2 itu tempat kena besi tadi)
Vanya : rambutmu harum juga ya..
Ane : udah udah..makin sakit kepalaku kamu tekan2 kyk gitu (tangan ini merebut handuk yang masih dikepalaku) Aku berjalan kearah tungku, benar2 kedinginan diri ini..
Vanya : itu pantatmu basah juga Ri (doi sedikit tertawa sambil menutup mulut)
Ane : ntrlah aku duduk ditungku biar mateng skalian pantatku..
Cewek2 jones itu melihatku, mereka tertawa mendengar kata2ku barusan...ini benar basah pantatku pea...gara jatuh tadi..orang susah malah diketawain..apes betul diri ini..
Merekapun sedikit bergeser memberikan tempat untukku..aku kirain mereka duduk disekitar tungku sambil bakar jagung..ternyata cuman ngangetin diri...benar2 pekok..udah jones, pekok lagi...hadeh...
Aku kembali berdiri, kubuka kresek putih besar itu..masih lumayan banyak jagungnya..6 biji pas buat kami yang masih
Chapter C ; Luntang Luntung
bangun disitu..dengan kekuatan yang masih dahsyat ini, aku membuka kulit jagung itu...hahay..pintu lift aje ane tahan make tangan kosong..masa kulit jagung gak bisa ane
buka..teeeerrrllaaalllu namanya...
Akupun memberikan jagung itu ke jones2 yang pea itu..mereka tersenyum kegirangan..wkwkwkw..dasar.. mulailah acara bakar2 jagung lagi..hahay, diri ini dikelilingi para jones2 cantik anak UTY ekonomi..coba murah dulu duit masuknya, enak benar tiap kuliah ketemu cewek2 cantik tiap harinya..
Vanya tidak mengikuti acara bakar2 itu, dia hanya duduk bersender ditempat dia duduk tadi..masih setia tangannya didalam jaket ku..
15 menit berlalu, emak2 jones disekitar tungku tetap bergosip..entah apa, aku bisa mendengar sedikit mereka sepertinya membicarakan mslh cowok..hahay..mesake jones cuman bisa membicarakan idolanya..modyar o Nes...
Sudah mateng 2 jagung ditanganku..akupun mengigit satu yang ditangan kiriku...hmmm rasa jagung bakarnya sungguh enak permisa..
Aku beranjak ke Vanya yang masih setia menunggu disana, dia layaknya seorang boss menunggu jagungnya mateng dibakar Opasnya..hadeh..gak cantik kyk gitu dah kena panggang ini cewek di atas tungku..
Saat aku memberikan jagung bakar itu, aku dapat melihat
Chapter C ; Luntang Luntung
tatapan iri emak2 ditungku itu..hahay..Vanya juga sedikit sok2an mengangkat jagung bakar ditangannya kearah tungku dengan gesture "Nih...opasku mau bakar jagung buat bossnya" Sudahlah, makin di bahas makin gak ada harganya diri ini..
Entah mungkin karena tidak aku perdulikan, hujan yang lumayan deras tadi sudah mulai mereda, tinggal sedikit
gerimis..sepertinya ini ada campur tangan dukun, yoi gan..pasti tiap menjelang pergantian tahun..selebat apapun hujan di yogya, akan mereda mendekati jam 12 pas pergantian tahun..percaya gak percaya..
Ane : Nya coba liat jam berapa""
Vanya : gak punya jam tangan Ri..(dia masih asik mengigit jagung bakar dari Opasnya tadi)
Ane : itu ada hp di kantong..coba liat (gantian sekarang aku yang menggigit jagung bakarku...emang cuman dia yang bisa..aku juga bisa keleus.. )
Vanya memajukan badannya kearahku..entah ngapain..
Ane : ngapain"" (sedikit bingung ngeliat tingkahnya..mau dipeluk"" buaya jangan dipancing2 woy..masih tenang dia dalam air keruh ini)
Vanya : ambil sendiri, tanganku kotor Ri (dia kembali mengigit jagung bakarnya..)
Chapter C ; Luntang Luntung
Hahay..kesempatan mblo...mana itu hape di kantong atas jaket..tepat di bagian nonjol2 itu..uhuy...rejeki buaya jones kyknya..jgn iri yak
Dengan segera, aku meletakkan jagung dikursi sebelahku, jeans hitam setengah basah itu kini menjadi kain lap dari bekas hitam2 jagung bakar...gapapalah..sapa tau bisa nyenggol dikit2..
Vanya seperti tidak perduli..dia tetap asik dengan jagung bakarnya..ah..tebal jaket itu..gak kena dah..belum beruntung mblo..lupakan...wkwkwkwk
Terlihat di layar 176x220 pixel itu pukul 11.35, sisa 25menit sebelum pergantian tahun...
Vanya : jam berapa Ri""
Ane : nih (aku mengarahkan layar K750i itu kemukanya)
Dia meletakkan jagung yang dari tadi dia gigit itu..sial, jaketku sekarang yang jadi lap tangannya..
Dia kemudian menarik tanganku kebawah..entah kemana..itu cewek2 jones lainnya tidak diperdulikan lagi..wkwkwkkwk..biasa, jones mah dicuekin trus..
Dia menyuruhku menunggu di gang yang menjadi pembatas antara kostnya dengan kost tadi.. Tak berapa lama, terlihat dia membawa motor Lagenda keluar dari parkiran kostannya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Dia menyerahkan helm ditangan kirinya..dia sekarang berpindah duduk ke jok belakang..dengan menepuk2 jok depan dia menyuruhku naik..
Ane : mau kemana"""
Vanya : udah buruan..keburu mulai kembang apinya..
Ctek, bunyi ikatan helm hitam itu dileherku..melajulah lagenda itu meninggalkan gang kostan kearah jalan Kusumanegara..aku hanya mengikuti instruksinya..lumayan rame ketika kami sampai di jembatan kali code di jalan sultan agung itu.
Dia menepuk2 punggungku menyuruh berhenti. Akupun berhenti di jembatan itu disamping trotoar,,saat hendak turun, dia menahanku.
Vanya : udah disini aja Ri..(dagunya bersandar dibahu kiriku, hahay tangannya dari tadi sudah melingkar indah di perutku) Ane : ngapain disini""
Vanya : udah tunggu aja..
Tak lama kami duduk diatas motor lagenda miliknya, terlihat kembang api mulai memenuhi langit disana, yap..di daerah titik nol km yogya ada pesta kembang api..dan itu bisa sangat jelas aku lihat dari jembatan itu..kekaguman ini seakan tidak memperdulikan vanya yang memelukku malam itu..
Chapter C ; Luntang Luntung
"Selamat Tahun Baru Ri..." suaranya memecah kekagumanku..suaranya sangat jelas ditelinga kiriku..yap dia masih menyenderkan dagunya disana..
"Selamat Tahun Baru juga ya...semoga tahun ini kamu tidak Jomblo lagi" entah kenapa aku iseng seperti itu terhadapnya..
Dan mulailah perut ini dicubitnya..bukan sakit tapi geli yang kurasa..aku memang tidak kuat akan gelitikan diperut..
Ane : geli vanya...udah itu liat kembang api aja (tanganku melepaskan cubitan itu..sekarang dia mengganti cubitan tadi dengan pelukan hangat lagi..hahay...)
Chapter C ; Luntang Luntung 40. Sekamar Dengan Vanya
Aku dan Vanya masih di tempat sebelumnya.. ...
Lumayan lama kami melihat kembang api diatas motor di jembatan itu..Vanya sepertinya terbawa suasana..terasa k750i bergetar di dalam kantong kananku..aku segera meraihnya..ada sms dari nomor baru..
: Selamat Tahun Baru Ri...
Pikiran ini melayang ke Wati saat itu..akhirnya dia sms dengan nomor barunya..aku membalas smsnya
: Selamat Tahun Baru juga mbak...kamu ganti nomor ya, kmrn aku sms pas malam natal gak masuk2..aku telpon juga gak aktif.
Sedikit lama balasan darinya, Vanya hanya diam dibelakang masih tetap memelukku.
: Ini Yani Ri, kamu salah sms ya"" Anjirrr salah orang..kirain wati..hadeh..malulah aku..
: Eh Ni, apa kabar" Maaf tadi aku kirain orang lain..
Chapter C ; Luntang Luntung
Tidak lagi ada balasan darinya..mungkin dia...ah sudahlah... ...
Dari arah malioboro mulai rame orang2 terlihat kembali kerumah masing2..akupun berniat membalik motor..
... : mas, awas itu temannya tidur (ntah siapa yang lewat waktu itu, dia sedikit berteriak kearahku)
Aku menoleh ke bahu kiriku...kampret, si Vanya tidur ternyata..hadeh..


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ane : Nya...heh..bangun.. (aku menggoyang2kan bahuku berharap dia bangun)
Itu pelukan makin erat..benar2 tidur apa pura2 tidur ini anak..jatoh di jalan kan mayan..wkwkkwkw
Ane : bangun vanya..heh..(semakin kuat bahu ku goyangkan)
Vanya : udah pulang aja yuk (dia bersuara tanpa membuka matanya, kepalanya berganti ke punggungku, pelukannya semakin erat dari sebelumnya)
Akupun pelan2 memutar arah lagenda itu kearah kostannya.
Saat sampai didalam gang antara kostan itu, vanya masih tetap tidak bergeming, tangannya tidak lepas dari perutku, kepalanya
Chapter C ; Luntang Luntung masih disana menyender di punggungku. Ane : udah sampe Nya..ini motor taro mana""
Vanya : masukin dalam parkiran kostan aja Ri (suaranya pelan terdengar dari punggungku)
Mendapat instruksi, aku memasukkan motor itu kedalam parkiran, gerbang kostan itu sepertinya memang tidak pernah tertutup. Maklum kostnya lumayan bebas.
Tidak susah memasukan motor itu kedalam parkiran, lumayan luas parkirannya, aku mengambil posisi di sudut dekat tangga naik kala itu. Ini si vanya masih aja posisi tadi. Sayang non..itu kepala gak dipakein helm..jatuh tadi nyahok koe... Ane : Nya, udah turun dulu, aku mw balik kekostan.
Vanya : yuk kekostanmu (dia semakin menjadi memeluk perutku)
Ane : heh..aku mau nginap di kamare dimas..udah ah turun..(aku berusaha melepaskan tangannya, gak enak sama jones2 dikostan itu, sapa tau masih ada yang melek..wkwkwkkw)
Akhirnya dia melepaskan tangannya, di turun dari motor..berdiri disampingku, mengucek2 matanya.
Vanya : kamu mau tidur dimana Ri" dikamarnya dimas""
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : iyalah, emang mau dimana lagi (aku membuka helm hitam itu, dan meletakan di spion kanan)
Vanya : dikamar aja yah, temenin.. (gak ada ekspresi aneh2, dia hanya sesekali merapikan rambutnya)
Hahay, buaya dipancing2 kini...awas kau vanya...
Ane : gak ah gak enak sama yang lain. (sok2 nolak padahal mau.. )
Tidak ada jawaban darinya, tangannya kini menarikku yang baru turun dari motor.
"Udah ayok.." dia menarik sang buaya yang sedikit menolak..tapi apa daya, tarikan vanya sangat kuat waktu itu..aku tidak bisa menolaknya
Daripada tidur kyk ikan sarden dengan para cowok2 jones itu, mending sama vanya..benar gak..wkwkwkwkw...para buaya kembali keluar dari air keruh dan bersorak sorai...
Sesampainya kami dilantai atas, kamar paling sudut di lorong itu, vanya terlihat merogoh kunci dari jaketku..entah dia mencari apa, itu jaketku pea...sejak kapan aku nyimpan kunci kamarmu disitu..
Vanya : duh, kuncinya ilang Ri"" (mukanya kini sedikit kebingungan)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : itu jaket siapa""
Vanya : jaketmu lah..(entah dia belum paham juga maksudku) Ane : trus kamu nyimpan kunci dimana"
Vanya : di saku rok Ri...
Dia berhenti sejenak dari merogoh2 kantong jaket coklatku..dia melihatku dengan senyum..
Vanya : ini ketemu (dia menunjukkan anak kunci polos tanpa embel2 dari saku blkg rok spannya)
Ane : trus tadi nyari2 dijaket ngapain"
Vanya : lupa Ri (dengan senyum polos gak jelasnya)
Diapun membuka pintu kamar dengan kunci tadi..dan, semerbak harum kamar khas cewek2 tercium..namanya juga cewek yak, itu kamar tetap ada boneka dgn segala ukuran di dekat bantalnya. Vanya menutup pintu lagi setelah menarikku masuk kedalam. Diri ini sebenarnya tidak bisa melawan jika dipaksa2 kyk gini...hahay
Dia melepaskan jaketku, dan menggantungnya di gantungan belakang pintu khas anak2 kostan. Dia melihatku yang masih berdiri di belakangnya. Manis senyumnya kini..
Vanya : kenapa berdiri trus Ri, sana duduk (tangannya
Chapter C ; Luntang Luntung menunjuk pinggiran kasur)
Akupun berjalan dan mengambil duduk di karpet depan kasurnya, karpet dengan warna biru corak karakter disney itu. Aku melihat2 ruangan itu..ada cermin besar ditembok, aku bisa terlihat pintu dari cermin itu, tepat mengarah ke vanya sekarang berdiri. Ada rak buku, banyak juga bukunya ternyata..ada meja laptop disana dengan laptop yang masih tertancap flashdisk warna putih.
Vanya : kamu hadap sana dulu Ri, aku mau ganti baju..(doi menunjuk kearah lain dari tempat dia berdiri dibelakang pintu) Ane : eh, sana ganti baju dikamar mandi..
Vanya : takut Ri, kamar mandi lampunya mati.. (entah benar ato cuman alesan tok buat menggodaku..)
Udahlah daripada dia ketakutan, gpplah dia mengganti bajunya disitu. Hahay..kesempatan bisa ngintip2..
Aku mengadap tembok membelakanginya, wkwkwwk..bukannya tertutup malah jelas keliatan dirinya di cermin itu..terlihatlah vanya yang mulai melepas kaos hitam dan rok span selutut yang dia kenakan malam itu..pemandangan yang benar2 indah mblo..wkwkwkwk
Dia mulai mengambil baju tidur yang tergantung juga dibelakang pintu itu..baju putih dengan corak mickey mouse, lengkap dengan satu set celana panjangnya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Asyem ketahuan..dia tersenyum melihatku yang tersepona di cermin..hahay...aku ...seketika aku memalingkan wajah ke arah lain..vanya terlihat berjalan melewatiku, dia mengarah ke lemari kecil di samping rak bukunya.
Vanya : kamu gak ganti baju Ri"" Aku ada kaos nih (dia menyerahkan kaos biru dari dalam lemarinya)..tapi celananya gak ada Ri" gimana""
Ane : udah kaosnya aja pinjem dulu..agak basah ini.. Vanya : tapi kan tadi celanamu basah kan pas jatuh..
Ane : udah agak kering koq, gara tadi duduk di jok motor pas liat kembang api.
Vanya : ntr tidur di karpet aja ya, biar kasurku gak basah.. (senyum kemenangan dari bibirnya)
Ane : iya, ntr di lantai aja sekalian..gapp koq udh biasa.. Vanya : yee ngambek...hehehhe
Aku berdiri dan mengambil kaos biru dari tangannya, dengan santainya diri ini mengganti kaosku dengan kaos dari vanya..semoga dada kerempeng ini bisa membius vanya..akakakaka..dia hanya tersenyum melihatku. Dia kemudian berpindah keatas kasurnya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : ada hanger gak Nya, biar besok pagi bisa kering ini bajuku.
Vanya : ada itu di luar di tempat jemuran..
Ane : masa harus jemur keluar Nya, ntr kalo aku diliat teman kostanmu gimana""
Vanya : ya udah gantung belakang pintu aja..(enteng betul jawabnya)
Vanya memeluk gulingnya menghadap tembok. Akupun berdiri dan menggantung bajuku yang sedikit basah tadi kegantungan blkg pintu. Sudah pukul 1:30..mata ini sedikit mulai mengantuk..ini beneran si vanya menyuruhku tidur di karpet"" Hadeh..gagal mblo gak dapat jatah malam ini..
Akupun mengambil posisi berbaring dengan kepala di atas sudut kasur tepat di belakang yang empunya kamar. Mata sudah kriyep2, dingin mulai terasa..aku mengambil k750i dari kantong kanan jeansku yang masih terasa basah. Tidak ada SMS ato panggilan masuk..mesake orang terbuang kyk ane ini..
Entah pukul berapa mata ini terpejam...terasa sesuatu mengenai mukaku..sedikit kaget ketika aku membuka mata..ternyata..
Chapter C ; Luntang Luntung 41. Sekamar Dengan Vanya (2)
Entah pukul berapa mata ini terpejam...aku sedikit kaget dengan sesuatu yang mengenai mukaku..ketika aku membuka mata.. Ternyata oh ternyata, itu kaki kurang ajar tepat diatas mukaku...
Ini orang tidur benar2 kayak orang kelahi..kakinya melayang kesana kemari..hadeh..tidak jarang malam itu kepalaku kena tendangan, entah jurus apa dia keluarkan dalam mimpinya..aku benar2 kesulitan tidur malam itu..udah pegal2 karena badan di atas karpet dilantai, kepala kena hajar lagi..pindah posisi agak atas dikit, gak berapa lama tangannya melayang lagi menonjokku..ampooon dah..
Fix malam pertama di tahun 2008 itu aku dihajar habis2an oleh Vanya dengan segala jurus didalam tidurnya..
... Pelan aku mendengar lagu yang lumayan enak dari laptop itu..suara vokalisnya cowok..aku membuka mata ketika terdengar suara pegangan pintu di buka dari luar..
Vanya berdiri disana menenteng kresek entah isinya apa.
Vanya : nyenyak banget tidurnya Ri"" (sambil memindahkan teh ke gelas..ternyata dia beli teh tadi..wkwkwkw)
Ane : iya nyenyak..semalam jadi sansak tinju aku..
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : masa"" (dia tersenyum, sepertinya dia mengerti maksudku)
Ane : beneran, kamu itu tidur kyk orang lagi kelahi Nya..
Vanya : pantesan tadi aku bangun kamu jauh di karpet.. (dia tertawa kecil)
Ane : dekat2 dikasur bakalan gak bisa tidur aku.. Vanya : bangun deh, ini aku beliin teh.. Ane : gak ah, masih ngantuk..
Vanya : ya udah sana pindah kekasur aja..kasian kamu dari semalam dilantai
Asik akhirnya bisa tidur ditempat yang agak2 empuk..akupun bergeser dr karpet keatas kasur...empuk euy..enak rasa badan.. Ane : oiya Nya..
Vanya : heh"" (dia sedikit kaget melihatku) Ane : biasa aja kali ekspresinya..lebay ah... Vanya : ada apa Ri" (senyum2 kini dirinya) Ane : itu lagunya siapa" baru dengar aku..
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : oh itu Samson ~ Akhir Rasa Ini..kenapa kamu suka ya"" (antusiasnya menunggu jawabanku)
Ane : bagus juga sih..baru dengar aku..
Vanya : biasanya orang yang suka lagu itu pasti ada kenangan yang mirip kyk liriknya..
Ane : sok tau kamu Nya.. Vanya : udah ngaku aja..benarkan.. Ane : udah ah..mau tidur aku.. Vanya : ntr dulu Ri..sini pinjam HPmu..
Aku tidak membuka mata, masih diri ini memeluk guling yang memiliki harum yang sama dengan empunya kamar..aku menyerahkan K750i itu dari kantongku, setelah diraih oleh Vanya, kembali diri ini memejamkan mata..
Sekilas aku mendengar bunyi "cekrek cekrek" kamera K750i itu..pasti lagi foto2 dianya..wkwkwkwk..
Pagi itu tidurku di iringi oleh vokalis cowok yang sama, Vanya memutar 1 album Samson ~ Naluri Lelaki itu..lumayan enak lagunya, masuk kedalam jiwa melow ane ini..
"Ri...kamu udah pernah begituan ya""" suaranya pelan di telingaku..entah apa maksudnya...dia sambil menggoyankan bahu
Chapter C ; Luntang Luntung kananku..posisiku membelakanginya waktu itu. Ane : begituan apaan" udah ah aku masih ngantuk..
Vanya : ya begituan... Ri bangung dulu ih... (semakin keras tangannya menggoyangkan tubuh ini)
Ane : iya iya ah..ganggu aja...
Aku pun harus berpisah dengan guling dan bantal empuk itu..aku menyenderkan badan ditembok, masih dengan mata sedikit kriyep2 kurang tidur..
Ane : apaan Nya, beneran aku masih ngantuk banget..(sesekali tangan ini mengucek mata)
Vanya : beneran kan kamu udah pernah begituan (senyum2 gak jelas)
Ane : begituan apaan sih (entah aku belum ngeh dengan maksudnya, nyawa blm kumpul semua)
Vanya : gak usah pura2 deh Ri...ngaku aja (kini vanya seperti arif dan mimin..mengangkat2 kedua alisnya)
Ane : pura2 apa lagi sih Vanya...gak ngerti aku..
Vanya : ini.. (dia menyodorkan layar 176x220 pixel itu didepan mukaku)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ini orang kurang ajar..bongkar2 galery orang..itu dia nunjukin foto pas ane di tarik ke bagian yang besar dari sang gitar spanyol dulu di kamar hotel..terlihat mukaku dengan ekspresi bodoh mesumnya memandang bagian besar itu.. Ane : hehehhee...kenapa emang""
Vanya : ngaku hayo...udah pernah kan... (senyumnya ganti genit sekarang, aku mengangguk malu)
Ane : ya udah sih..udah keliatan juga kan disitu.. (garuk2 kepala..malu2 monyet diri ini)
Vanya : ternyata Eri yang aku kirain alim...hanya luarnya saja.. (senyumnya semakin menjadi..mengejekku kini ekspresinya)
Ane : sejak kapan aku alim..sok tau kamu Nya.. (ane benar2 malu, mungkin muka kusut kurang tidur ini terlihat merah, panas terasa)
Vanya : geser Ri..(dia ngikut2 nyender di sampingku, akupun memberikan tempat di atas kasur itu untuknya)
Vanya : koq kamu gak tahun baru sama cewekmu Ri"" (benar2 ini vanya menguji sang buaya, kepalanya main disender2in aja kebahuku)
Ane : mana ada..jomblo aku Nya..kan kamu yang blg semlm.. Vanya : bilang apaan" (dia memutar2 navigasi di K750i ku, dia
Chapter C ; Luntang Luntung melihat semua foto sang gitar spanyol)
Ane : ya smlm..yg "gk mungkin aku ada disini kalo gak jomblo" itu..
Vanya : oh..eh Ri ini di prambanan ya"" (lagi2 layar k750i didepan wajahku dia menunjukkanya)
Ane : iya..kenapa"" (kembali tanganya menarik hape itu ke pangkuannya)
Vanya : gak apa2 sih..heheheh..cantik ya orangnya..(maaf) dadanya juga besar. (sekarang dia membanging2kan dengan miliknya..itu hape nempel2 disitu..kenapa gak tangan sang buaya sih yang dipake buat ngukurnya..ane tau benar koq ukuran si gitar spanyol.. )
Ane : ngapain kamu Nya"
Vanya : heheh enggak.. (kembali kepalanya disenderin di bahu kananku)
Entah kenapa, sekarang aku tidak merasa sensi lagi ketika vanya mulai bertanya tentang sesuatu yang sedikit private itu..apa karena aku melunak ato karena udah ke-Gep duluan dari foto2 di galery itu" entahlah..ane gak tau... Vanya : Ri kamu mau...
Chapter C ; Luntang Luntung 42. Sekamar Dengan Vanya (3)
Masih di kamar Vanya dengan posisi pewenya menjadikan bahuku sandaran kepalanya.
Vanya : Ri kamu mau sarapan gak"
Ane : laper sih..tapi males mw kluar masih ngantuk aku Nya. Vanya : ah tidur trus sih Ri.
Ane : ya udah sana cari sarapan aku tak tidur lagi..brani kan cari sarapan sendiri"
Vanya : gak branii...(entah tiba2 jadi manja gini)
Ane : halah, kmrn2 juga cr makan sendiri..kenapa jadi manja""
Vanya : manja skali2 kan gpp..weeek (kini di beranjak, melihatku dan menjulurkan lidahnya..mirip seperti gaya marisa dulu)
Ane : manja itu sama pacar...jgn sama orang lain.. (akupun kembali mengambil guling empuk itu..kembali aku berbaring)
Terdengar pintu kamar dibuka..damn** ini angin dingin banget pagi2..semakin meringkuk diri ini memeluk guling yang sangat harum itu.
Tidak lama, pintu itu terdengar ditutup lagi..vanya kini menggoyang2kan badanku lagi...hadeh..gak bisa liat orang senang apa yak"""
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : Ri...ujan Ri... (aku membalik badan kearahnya, senyum mesum sang buaya keluar)
Ane : ujan itu enaknya tidur sambil anget2an..heheheh Vanya : kamu itu gak laper apa""
Ane : aku ngantuk Vanya, semalam cuman tidur bentaran..kamu tendang2 terus..
Vanya : udah ah ayuk bangun cari sarapan.. Ane : mau cari sarapan kemana"" ujan gitu juga..hadeh Vanya : ya kyk semalam, kamu ujan2an lagi beliin aku sarapan"
Ane : enak aja, mending aku tidur meluk guling...angeeeet (hahay, jones hanya bisa memeluk sang guling yang seharum empunya)
Vanya : entar aku peluk deh..tapi cariin sarapan dulu... Ane : emooooh...hujan itu vanya..
Diapun kembali menyenderkan badannya di tembok samping kepalaku. Hahay, kyknya numpang jadiin pahanya bantal enak ini..Iseng2 berhadiah..aku mengangkat kepalaku kearah pahanya, dan tidak ada tolakannya..dia hanya melihatku dengan senyumannya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : gak jadi cari makan nih""
Vanya : gak ah hujan...eh Ri, rambutmu koq panjang gini" gak gerah" (tangannya mulai membelai rambutku,hahay..jgn iri ya mblo )
Ane : rambutmu juga panjang, gak gerah Nya""
Vanya : ya bedalah, cewek kan kalo rambutnya panjang jadi lebih cantik..
Ane : kata siapa"" sok tau kamu Nya.. aduuuuh (belaian itu berganti dengan jambakan yang lumayan sakit)
Ane : sakit vanya...hadeh.. (aku hendak memindahkan kepalaku ke bantal lagi, tapi ditahan oleh jambakannya yang sedikit melonggar)
Vanya : udah dsini aja...hehehhe... ANe : gak pake jambak2 lagi ya..
Tidak ada jawaban, dia hanya
mengangguk.. "Kreooook.." hahay..dia benar2 kelaperan, itu perutnya bunyi2 gak jelas.. Aku memutar otak..mw car sarapan, dluar hujan lumayan deres..ahay...dapat ide...
Ane : Nya... Vanya : iya.. Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : ada mie instant gak"" ada dapur kan""
Vanya : gak ada mie instant Ri, ada tu dapur di samping kamar mandi..
Ane : masa anak kost gak ada mie instant sih..harusnya kamu itu sediain mie instant biar pas kyk gini bisa ngisi perut.
Vanya : gak pernah pagi2 makan mie Ri..kalo malam sambil nonton film sering..hehehhe (belaiannya benar2 lembut dirambutku..asik juga yak dibelai2 kyk gitu.. )
Ane : film apaan emang sering nonton"" (dia beranjak dari senderannya, kepalaku terplanting ke samping kiri...benar2 ini cewek gak bisa lembut2..selain belaiannya tadi)
Vanya : ada deh...bentar ya, aku tanya Tari..biasanya dia sering nawarin mie.
Dia berjalan kearah pintu, lagi2 hawa dingin menyeruak kedalam kamar ketika pintu dibuka..asem oq, pintunya di biarin kebuka..kan gak enak sama jones2 lain kalo mereka lewat trus ngeliat ane sedang bobo manis dikasurnya Vanya..
Tak berapa lama, Vanya sudah kembali dengan 2 bungkus mie instant ditangannya..aku hanya tersenyum melihatnya dengan stelan baju tidur corak mickey mousenya...terlihat sedikit lucu..entah apanya yang lucu..pokoknya lucu aja gitu..
Chapter C ; Luntang Luntung Vanya : ni ada Ri, aku minta Tari... Ane : ya udah sana dimasakin.. (dia menggeleng)
Vanya : gak bisa masak...masakin ya ya ya... (lagi2 itu alis diangakt2)
Ane : emoooh, aku tamu disini..tamu adalah raja..masa raja disuruh masak mie""
Vanya : Raja yang baik tidak akan membiarkan rakyatnya kelaperan.. (dengan manisnya dia membalik omonganku..kena koe mblo...)
Aku sudh kalah telak, dengan sedikit terpaksa diri ini bangun dan mengambil mie instant di tangannya, terlihat senyum kemenangan dari bibirnya. Lagi, dia berhasil mengerjaiku.
Ane : ayuk temenin kedapur..ndak diculik Tari aku ntr..(iseng2 gak jelas, sedikit kesal karena harus memasak mie itu)
Dia berjalan keluar kamar menuju kamar mandi, dia menarikku ketika akan masuk kekamar mandi..
Vanya : itu dapurnya, itu kamar mandi Ri Ane : iya bentar..pipis dulu Nya...
Vanya : kirain mau masak dikamar mandi. (dia senyum2 sambil menutup mulutnya)
Chapter C ; Luntang Luntung
Akupun masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.."drrrrrrrrrrr daaaaaaaag duuuuuuuuug
ngeeeeeeeeeng" mirip suara My Talking Tom di android itu pas dikamar mandi..biar gak terlalu vulgar critanya..
Saat membuka pintu kamar mandi, Vanya masih berdiri disamping pintu kamar mandi sambil nyender ditembok. Itu kompor gas juga gak di nyalain..aku lama2in tadi dikamar mandi biar pas keluar air rebusannya sudah mendidih..gak taunya...pea betul cewek ini dah.
Ane : kenapa gak dimasak Nya""
Vanya : kan kamu yang mau masakin tadi Ri (dia kini menyerahkan bungkusan mie itu)
Ane : ya udah, tunggu bentar ya..
Aku berjalan kearah rak piring disana, aku mengambil 2 mangkok dari kaca itu. Kembali diri ini menjadi chef dadakan..ngerjain vanya enak kyknya ini, buat mie rebus setan..biar nyahok kyk yani dulu pas makan magelangan setan..wkwkwkwkw
Aku tidak menanyakan vanya dia mau make cabe berapa, pokoknya mangkoknya dia itu cabe merah banyak banget..mules2 dah..sapa tau sok2an nyuruh koki usil.. Evil smile terlihat di bibirku..hahay..tunggu balasanku wahai
Chapter C ; Luntang Luntung
vanya..cukup diri ini kurang tidur karena kau tendang2, sekarang siap2 buat dirimu bolak balik kamar mandi..tunggulah pembalasanku sebentar lagi..mhuahahahah
Tidak lama memasak mie itu, kami beranjak kekamar Vanya lagi, dia membawa sendok buatku dan dirinya sendiri. Mangkok ini juga lumayan besar jadi gak terlalu panas megang bagian atas sampingnya saat membawa kekamar cinta...eh kamar vanya maksudnya
Ane : Nya (aku memandangnya saat meletakkan mangkok mie diatas karpet biru itu)
Vanya : iya"" (dia sudah duduk aja dengan muka kegirangan bersiap melahap mie rebus setan itu...wkwkwkwk) Ane : gak ada lagu lain ya" masa lagu itu2 trus dari tadi..
Vanya : liat aja sendiri di laptop (dia sudah bersiap dengan sendoknya didepan mangkok mie)
Aku beranjak kedepan laptop itu, aku membuka Drive D:\Hiburan\Musik ..terlihat banyak lagu2 tahun 2007 entah gak terlalu ingat aku apa aja..kebanyakan nama foldernya gak pernah liat..aku liat ada folder "easy listening" disitu, saat kubuka, semakin aneh2 nama foldernya..aku ingat itu ada satu folder dgn nama "Ancora Il Divo" kyknya seru namanya..akupun mengarahkan ke winamp yang masih terbuka dengan album samson itu. Semua lagu2 samson kuhapus..aku memutar salah satu lagu Il Divo ~ Isabel mulai mengalun pelan.. Hmmm..pas
Chapter C ; Luntang Luntung
kyknya seperti lagu kematian..pas mengiringi rencana jahatku mengerjai Vanya dengan Mie Rebus Setan ala Chef Eri...mhuahahahha
Akupun berbalik ke arah Vanya...ah sial, dia telah menggabung semua mie tadi dalam satu mangkok..gagal sudah rencanaku..
Ane : astaga Vanya, itu mau kamu makan sendiri""
Vanya : enggak..kan biar romantis (kini dia tersenyum manis sambil menyerahkan sendok di tangan kananya) Ane : romantis mbahmu...hadeh..
Dia tetap tersenyum sambil mulai memakan mie rebus itu. Nunduk2 kyk gitu ndak keluar lagi itu mienya dari mulutmu vanya..gak ada inisiatif betul cewek ini..aku mengambil kursi kecil dari plastik di bawah cerminnya.
Vanya : mau ngapain Ri.. Ane : udah diem aja...bentar.. (aku mengangkat mangkok itu dan menaruhnya di atas kursi plastik kecil itu, dia tersenyum melihatku)
Vanya : makasih ya...heheheh
Ane : udah dilanjut makan mienya..(aku sedikit ragu mau makan, itu cabe tadi banyak banget soalnya, 10an biji kl gk salah, mana ditambah 4biji di mangkokku..total 14biji dipotong
Chapter C ; Luntang Luntung kecil..kebayang pedesnya)
Vanya : ayok Ri..masa kamu gak mau makan""
Ane : udah makan aja, kurang selera aku Nya..kamu makan aja deh.. (laper sih..tapi karena udah dicampur semua mienya..tunda dulu deh, ndak panas perut kepedesan)
Tanpa basa basi babibu lagi, vanya dengan santainya melahap 2 porsi itu, keringat menetes dari dahinya, bibirnya memerah kepedesan, tapi benar2 salut, doi tidak minta air minum selama ngabisin mie tadi..doyan apa kelaperan ini anak gumamku.
"Heeeaaaaaaaaaakkk" itu waton benar sendawanya, dia sambil mengelus2 perut kenyangnya..bener2 gak ada malu2nya doi sendawa segitu keras.
Ane : gak sopan ah, cantik2 sendawa kayak kuli kamu Nya.. (dia tersenyum melihatku)
Vanya : nah, akhirnya ngaku, bilang aku cantik..hihihi (kini dia tertawa kecil)
Ane : kamu gak pedes"" mau minum"" (gantian skrg aku yang ngangkat2 alis)
Vanya : kenyang Ri...hehehhe
Doi mengelap bibirnya dengan lengan baju tidurnya..hadeh..itu ada tisu juga di samping laptop..ini cewek benar2 jorok..aku
Chapter C ; Luntang Luntung
mengambil tisu itu, tidak terlalu jauh dari tempatku duduk tadi.. Ane : sini2, jorok kamu itu make baju ngelap mulut..
Dia memonyong2kan mulutnya kearahku, pelan aku membersihkan mulutnya dengan tisu ditangaku.
Ane : udah sana mandi, dah jam 7 juga.. (dia menggeleng)
Vanya : masih dingin Ri, lagian gak mau kemana2 koq.. (dia sangat malas2an menggeser perutnya yang kekenyangan keatas kasur.. )
Ane : trus mau ngapain itu""
Vanya : tidurr...mau ikut"" (dia senyum2 menggoda..wkwkkwkw)
Ane : tidur aja sendiri..gak mau dekat2 aku..ndak kamu tendang2 lagi..(aku meminggirkan mangkok yang sudah kosong itu kesamping tembok)
Vanya : enggak koq, tenang aja..sini2...(dia menggeser badannya dan menepuk2 kasur itu..hahay benar2 menggoda sekarang dirinya)
Aku beranjak kesamping kanannya, sungguh mata ini masih terasa ngantuk..suwer deh..bukan karena yang lain Dengan sedikit terpaksa..aku berbaring disampingnya..hahay..gayane pake acara terpaksa2 segala..buaya woy....wkwkwkwk
Chapter C ; Luntang Luntung
Sedikit heran melihat vanya, tidak ada sedikit pun dia kelihatan kepedesan, dia berusaha nahan ato emang kuat dipedes apa yak"""
Vanya : Ri, boleh nanya gak" (dia menolehku yang sudah berbaring disamping kanannya)
Ane : mau nanya apaan emang""
Vanya : itu cewekmu yang difoto sekarang dimana"" Ane : entah hilang kemana sekarang..dah di gondol orang kali
Vanya : koq gitu jawabnya..serius dong Ri"" (tangan kirinya kini berada didadaku, sedikit deg2an sebenarnya)
Ane : iya beneran gak tau aku Nya, aku sms telpon nomornya sudah gak aktif. (dia mengangkat kepalanya, antusias dia kini memandangku)
Vanya : terakhir kapan kalian ketemu""
Ane : pas ultahku kemarin, yang pas difoto itu..2 hari kemudian dia kembali keJKT. (entah tangan kiri ini otomatis membelai rambutnya kini, dia gak menolak ekpresinya masih antusias) Vanya : trus gak ada kata2 gitu dia mau kemana"
Ane : ada sih, pas malam berikutnya, dia bilang kalo mau tunangan bln desember kemarin..sejak di stasiun tugu gak ada
Chapter C ; Luntang Luntung
lagi sms ato telponnya. (wajahnya kini mendadak sedih, entah apa yang dia sedihkan)
Vanya : maaf ya Ri...(lagi2 seorang cewek menjadikan dada ini sandaran kepalanya)
Ane : udahlah gak usah dibahas lagi Nya, dah lewat koq (tanganku masih asik membelai rambutnya, dia mengangkat kepalanya)
Vanya : Ri, aku peluk boleh"" Ane : gak boleh..hehehhe
Saat dia hendak menarik kepalanya, aku menahannya dengan tangan kiriku, dia seakan mengerti maksudku, lagi dada ini menjadi tempat nyamannya..mulailah acara peluk2an itu..hehehhe
Suara hujan diluar terdengar tidak mereda, dengan hawa dingin serta alunan dari Il Divo ~ EN ARANJUEZ CON TU AMOS semakin menjadikan kesan pagi itu sangat romantis. Vanya tertidur didadaku, cewek ketiga yang menjadikan dadaku bantal empuk kepalanya.
Pikiranku melayang jauh ke Wati, aku seakang terkenang kembali dengan dirinya, dengan segala yang telah kami lewati..aku merindukan gitar spanyol indah itu..benar2 merindukannya..aku sungguh munafik, tidak memperdulikan Vanya yang kini berbaring ditempat Wati berbaring dulu.
Chapter C ; Luntang Luntung
Entah berapa lama, suara butiran air hujan tidak juga mereda kala itu, langit benar2 menyuruhku untuk tetap dikamar itu bersama Vanya..setidaknya itu yang bisa aku simpulkan..Cewek ini, yang berbaring didaku mulai bergerak, sepertinya dia akan memulai aksi pukul2annya..Kedua tanganku memeluknya erat..setidaknya aku bisa menahannya, mungkin dia bermimpi buruk ketika dia tidur, dengan dekapan hangatku bisa mengusir semua mimpi jahat itu.
Aku mengecup kepalanya sejenak sebelum aku ikut memejamkan mataku.
----------------------------------------------------
Dan hampir semua lagu dan playlist yang aku miliki sekarang, setiap mengalun indah sejenak bisa membawaku kembali ke kenangan indah yang pernah aku rasakan dengan orang yang bisa aku anggap special..malam ini aku dapat tersenyum sejenak mengingat kenanganku dengan Vanya di awal 2008..
Terima kasih sudah mau membaca kisah sang cupu ini...selamat malam dan mimpi indah..
Chapter C ; Luntang Luntung 43. Sekamar Dengan Vanya (4)
Siang itu, saat membuka mata aku masih memeluk erat tubuh itu..
... Sedikit kecewa, bukan gitar spanyolku yang kudapati. Aku benar2 bodoh, masih saja mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Aku manusia gagal move on, manusia yang tidak dengan mudah mengganti kenangan yang sudah terpahat dihati, terlebih pahatan itu telah tergambar dengan indah dengan segala sakitnya disana.
Aku pernah membaca sebuah kalimat "Apa yang tidak membunuhmu, akan membuatmu kuat", entah dari mana aku membacanya, aku lupa..lagi2 aku hanya plagiat dsini.
Sepertinya semua yang ada didiri ini, aku sekarang sangat memalukan, aku seorang gagal move on, seorang plagiat..entah apalagi hal-hal memalukan yang sudah aku beberkan disini...ah sudahlah..
... Vanya mulai membuka mata, yap, aku berhasil menahan semua kegiatan dalam tidurnya seperti orang yang sedang berkelahi itu. Dia mengucek matanya kini, melihatku dan tersenyum dengan rambut sedikit acak2an.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : nyenyak tidurnya"" (dia mengangguk pelan) Vanya : enak yah tidur disini (dia menepuk pelan dadaku)
Ane : apa enaknya sih, prasaan tulang semua..(tangan ini berganti membelai lembut rambutnya, sekedar merapikan rambut acak2annya dengan jariku)
Vanya : kenapa sih Ri, aku bisa ngerasa hangat sama kamu"" Sejak bakar jagung semalam.
Ane : masa"" (sedikit kaget diri ini..hahay, benar2 sang buaya telah mendapat mangsa baru)
Vanya : kamu itu beda ya..pendiam tapi enak di ajak ngobrol..
Ane : halah...pasti ada maunya ini, sok2an muji kamu Nya.. (sedikit besar kepala diri ini)
Vanya : tu kan satu lagi..ngeselin tapi gak bosenin. Ane : heheheh..trus trus apa lagi""
Vanya : gak ada lagi..ke-geer-an kamunya..(dia tersenyum manis)
Dia kembali menyenderkan kepalanya..kami terdiam, tangan ini semakin suka membelai rambutnya..


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Vanya : Ri... Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : hmmm"" Vanya : gak cari cewek lagi Ri"
Ane : gak dulu deh..hehehe...kamu sendiri Nya" Vanya : blm ada yang sreg Ri..
Ane : cari yang kyk mana emang"
Vanya : yang bisa buat nyaman aja sih Ri..heheheh Ane : oooo
Vanya : koq cuman oooo sih Ri Ane : lah trus maunya apa""
Vanya : mau apa ya"" (hadeh salah nanyain kyk gitu tadi..ntr dia bilang mau bunga edelweis kan sekarat aku nyarinya) Ane : gak gak gak jadi aja...udah sana mandi..
Vanya : gak mau...gak usah mandi..(semakin menjadi itu kepala di dada kerempengku)
Ane : sana mandi dulu, kyknya udah gak ujan deh..aku juga mau pulang..
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : ntr malam aja ya pulangnya, ntr aku anterin..heheheh Ane : badanku udah gak enak ini Nya, dah gerah2 gak jelas..
Vanya : ya udah sana mandi, itu handuknya di rak besi didepan kamar, sabunnya di dekat kamar mandi, warna biru tempatnya.
Ane : gak ah, aku mandi di kostan aja. (dia mengangkat kepalanya, mukanya dibuat kyk sedih2 gitulah) Vanya : Riiiii..ntr malam aja ya pulangnya..ya ya ya...
Karena ane orangnya tidak tegaan terhadap cewek dengan wajah sedih seperti vanya sekarang..jadilah aku mandi di kostan vanya waktu itu.
Saat keluar kamar, yogya masih sedikit gerimis. Aku mengambil handuk di rak jemuran didepan kamarnya dan berlenggang ke arah kamar mandi. Entah aku make sabun benar apa gak waktu itu, wadah tempat sabunnya banyak yang sama warnanya. Masuk kamar mandi, benar2 gelap..dia gak bohong ternyata semalam..ini lampu kamar mandinya mati.
Cowok mah mandinya ngasal basah aja yak...heheheheh...
Sambil mengeringkan rambut, aku masuk kembali kedalam kamar itu..itu si vanya tidur lagi..hadeh..
Biar gak dingin oleh angin dari luar kamar, aku menutup pintu
Chapter C ; Luntang Luntung
itu. Aku kembali memakai kaosku semalam..sudah lumayan kering..gak enak rasanya memakai kaos biru milik vanya terus. Handuk hanya aku gantung di tempat bajuku sebelumnya. Aku mengarah ke kasur tempat vanya berbaring.. Ane : Nya, kamu beneran gak mandi""
Vanya : gak ah, dinginnn (dia sekarang semakin erat memeluk guling itu)
Ane : eh, aku balik kekostan dimas ya" (sontak dia mengangkat kepalanya melihatku)
Vanya : tega kamu Ri ninggalin aku..(jiah..)
Ane : Ya ampun Nya, aku kan gak ngekost disini..cuman numpang tidur
Vanya : tadi kan dah janji, pulangnya ntr malam..
Ane : iya iya...udah tidur lagi sana, aku ta pinjam laptopmu aja ya..
Vanya : ya udah sana...tapi jgn liat yang macam2 ya..
Ane : hayo...yang macam2 apa hayo (kembali alis ini terangkat dengan sendirinya)
Vanya : pokoknya jgn liat yang macam2..dah sana, aku mau
Chapter C ; Luntang Luntung
tidur lagi.. Aku berbalik ke arah laptop..dengan 1x tekan tombol power, laptop itu kembali membuka matanya, lcd 14inch itu menampilkan layar khas windows xp. Setelah beberapa kali refresh, aku melihat beberapa program yang ada di laptop itu..tak terlalu banyak hiburannya, hanya ada game kecil bawaan windows.
Kini windows explorer yang aku buka, tidak banyak drive disitu, cuman C: dan D:, aku membuka drive D:\Hiburan\Game, nah ada beberapa game flash disitu..sekedar menghabiskan waktu, aku memainkan game Cat VS Dog yang saling lempar itu..lumayan seru, aku sempat tertawa kecil..ekspresi si Dog sangat lucu ketika lemparan si Cat tidak mengenainya..dan ekpresinya akan lebih konyol jika terkena kaleng yang aku lempar melalui si Cat..jadilah aku tertawa terpingkal2... Vanya : Riiii...liat apaan sih"" (suaranya dari kasur)
Ane : ini lucu aja ngeliatnya..(dia terdengar bangun dari kasurnya sedikit terburu, dagunya kembali di bahu kiriku, persis seperti semalam)
Vanya : ih mainan itu toh, kirain liat apaan"
Ane : emang kamu kira apaan"" (diri ini malah jadi semakin penasaran)
Vanya : gk ada.. (dia kembali kekasurnya..membelakangiku
Chapter C ; Luntang Luntung memeluk gulingnya lagi..)
Dengan rasa penasaran dihati..iseng ini kembali muncul ketika tidak ada kudapati folder lain di drive D: selain Hiburan dan Kuliah..tangan ini sedikit fasih menekan windows key+ R dan mengetik cmd..dan mulailah diri ini menjalankan aksinya.. "attrib -h -r -s /s /d D:\*.*"
Kembali aku merefreshk drive D: itu..satu folder baru terlihat dengan nama Foto, aku buka pelan2 melihat isinya..hmm..foto2 vanya lumayan banyk disitu..ada juga terlihat fotonya seperti sedang di Prambanan..mirip2 candinya.. Perhatianku teralih ke folder disitu "My Self",gatal tangan ini sekedar membukanya..
Terlihat foto2nya menggunakan camera 1,2Mp di atas layar lcd 14inch itu..tidak jauh pose-nya dengan foto yang ada di galery k750i ku, ketika sang gitar spanyol berpose toples..sedikit tergoda diri ini akan vanya..foto yang lumayan jelas bagian depannya aku klik kanan, set as background..dan..terpajanglah di layar depan.. Aku berbalik kearah vanya yang masih memeluk guling membelakangiku.
Ane : Nya.. (tangan ini sedikit menggoyangkan bahunya)
Vanya : apaan sih Ri.. (dia hanya menepis tanganku dengan bahunya)
Ane : Nya, itu fotonya siapa"" (dia membalik badannya, sedikit heran melihatku)
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : foto apaan Ri"""
Aku tidak membalas kata2nya, hanya menunjuk kearah laptop...dia mengalihkan pandangannya kearah laptop itu...
"Riiiiiii koq kamu bongkar2 fotoku sih" dia beranjak ke depan laptop dan menutup laptopnya...aku hanya tertawa melihat ekspresinya yang panik campur malu itu..hahay..nyembunyiin foto cuman kyk gitu..dengan gampanglah orang yg sedikit tau komputer macam ane ini membukanya..
Dia mengambil guling dan memukulku..dia sedikit kesal dengan ulahku barusan. tidak lama acara pukul2annya..dia kini kembali membelakangiku sambil menutup mukanya yang memerah dengan gulingnya itu.
Ane : Nya.. (lagi tangan ini genit menyolek2 bahunya) Vanya : kamu nakal Ri (suaranya pelan tertutupi bantal) Ane : Nya...(tgn ini masih genit, dia berbalik melihatku)
Vanya : APA! (sedikit ketus menahan malu, aku hanya tersenyum mesum polos andelan)
Ane : mau dong liat aslinya..
Dan tangannya kini berpindah ke perutku, dia menggelitiki sang buaya...
Chapter C ; Luntang Luntung
"Ini ini liat.." tak berhenti tangannya di perutku..aku benar2 kapok dengan gelitikannya dan tangannya semakin menggila disana. Posisinya kini berganti, dia duduk dan masih asik bergerilya diperutku.
"Ampooon, kapok Nya..ampoon jgn gelitik lagi.." pelan teriakanku berlinang air mata geli..seketika itu dia berhenti, tangannya berpindah ke mataku yang sedikit basah, pelan dia menghapus airmataku..ekspresinya sedikit berbeda menatapku..
Sekilas dia mengecupku hangat..entah apa
maksudnya..bengonglah sang buaya, cepat banget ciumannya, belum juga bisa dinikmatin
Dia kembali keposisinya tadi, membelakangiku yang sudh berbaring karena aksi gelitik2 tadi..
Ane : Nya... (tangan ini kembali genit dibahunya) Vanya : apaan lagi sih Ri (suaranya tertutup guling)
Ane : hadap sini dong Nya..(aku menarik bahu kanannya pelan, dia mengikuti tarikanku)
Wajahnya tepat didepan wajahku kini..tidak ada suara darinya, wajah itu masih sedikit merah karena malu..mungkin..
Ane : Cium lagi boleh"" (iseng2 berhadiah lagi mblo... )
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya hanya mengangguk pelan, tangan ini mengangkat dagunya..dan terjadilah acara cium2an itu, tangan ini kembali bergerilya kesana kemari mencari pegangan yang empuk2, tidak ada penolakan darinya, sepertinya dia sangat menikmati apa yang bibir ini lakukan.
... Kembali diri ini menjadi seorang munafik..aku seperti melihat sang gitar spanyol yang membalas ciumanku. Aku semakin bernafsu dengan desahan nafasnya..kini badan itu sudah terangkat keatasku, rambutnya sedikit tergurai mengenai wajahku..harum rambutnya berbeda..bukan..ini bukan wati..ini bukan gitar spanyol itu..aliran darahku yang mengalir deras kini seakan berhenti seketika, aku menyadari bukan Wati yang sedang aku ciumi ini..dia adalah vanya..cewek yang baru semalam aku kenal..tidak, aku tak mau merusak kenangan indahku dengan wati..dan aku tak ingin vanya hanya menjadi pelampiasanku.
Aku tak ingin berubah seperti gitar spanyol itu, gitar spanyol yang menjadikanku pengingatnya terhadap Derry. Ironis memang..aku masih mendambakan gitar spanyol itu dengan segala godaanya..tapi aku bisa membencinya karena menjadikanku sebagai pelarian..
Aku menghentikan semua yang aku lakukan terhadap vanya..aku belum bisa merasakan perasaan berbeda terhadapnya. Ini hanyalah hasrat sekejap..maaf kan aku..
Chapter C ; Luntang Luntung
Pelan aku mengangkat badan itu kesebelahku..aku kini tidak lagi membalas ciumannya..aku memegang pipinya dengan kedua tanganku, berusaha memisahkan wajahku darinya.. Tersirat diwajahnya "Kenapa""" diantara nafasnya yang tidak teratur itu..Aku menggeleng pelan, kepeluk erat badannya dan kudaratkan kecupanku didahinya..dapat kurasakan detakan jantungnya didadaku mulai berangsur teratur kini.
"Maaf ya Nya...aku gak bisa kyk gini" lagi bibir ini mengecup keningnya sekali lagi..dia hanya mengangguk pelan, pelukannya semakin erat dengan badan yang masih bergetar..aku tau getaran ini, aku pernah merasakannya..tapi tidak akan aku teruskan..tidak dengan vanya..
Chapter C ; Luntang Luntung 44. Sekamar Dengan Vanya (5)
Sore itu...aku sudah sangat siap dengan kecanggungan yang akan terjadi nantinya antara diriku dan vanya, tetapi tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, bukannya canggung, vanya semakin manja terhadapku.
Menjelang magrib, vanya mengajakku kejalan Kusumanegara dekat Univ. Sajanawiyata Tamansiswa, dia mengajakku makan di salah satu lesehan dipinggir jalan itu.
Ternyata dia benar2 doyan pedes, sambel bawang yang aku pesan tadi, dia yang habisin..wajarlah rencana jahat Chef Eri tadi pagi tidak berhasil..
Sehabis menyantap menu ayam goreng yang kami pesan, vanya tidak langsung mengajaku pulang..dia asik bercerita di lesehan itu.
Drrt drrt drrrt... K750i kembali bergetar di saku celana jeansku..aku mengambil dan melihat siapa gerangan yang SMS.
: Cok..koe dimana"" Di culik kunti koe"" Ngilang dari semalam gak ada kabar.
: lagi makan sama Vanya, koe dimana" Vanya : siapa Ri"" (dia tersenyum melihat kearahku) Ane : arif, dia nanyain aku diculik kunti apa gak"
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : masa aku cantik kyk gini dibilang kunti..(itu mulut monyong2 gak jelas)
Ane : yee..yang bilang kamu kunti sapa coba..hehehe
: aku dah plg kekostan, kirain koe dah pulang cok, gak taunya di embat vanya..
: biasa aja, gak usah cemburu..wkwkwkw
: Asyu i... Vanya : Ri senyum2 sendiri kenapa"" (dia bergerak kedekatku dan mulai menyenderkan badannya) Ane : ini Arif sms gak jelas banget..hehehhe
Vanya : mentang2 smsan sama arif aku dicuekin..(sedikit monyong mulutnya)
Ane : biasa aja Nya, gak usah cemburu...heheheh Vanya : siapa bilang aku cemburu..
Ane : trus itu mulut kenapa monyong2 gitu""
Vanya : minta cium..hehehe (doi tersenyum genit sekarang)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : heh...malu diliat orang itu..dah ah pulang yuk...dah mulai dingin ini..ndak kemalaman kamu nganterinnya ntr. Vanya : gak mau..cium dulu (semakin menjadi2 aja ni anak) Ane : kapan2 aja ya...yuk..
Akupun beranjak menarik pelan tangannya..
Setelah membayar makanan kami tadi, aku mengajaknya pulang kekostannya, jaketku masih di kamar Vanya, kostanku lumayan jauh soalnya mana cuaca malam yogya semakin dingin..
Sial..belum juga sampai kostan vanya, gerimis turun lagi..sedikit berlari kami kekostannya yang tidak terlalu jauh dari jalan kusumanegara itu.
Sesampainya dikamar, vanya terlihat sedikit basah karena gerimis dijalan tadi..dia kedinginan, udah tau musim hujan masih aja make celana gemes warna putih yang menggoda iman itu..hadeh.. Dengan handuk dari rak jemuran didepan kamarnya, dia mengeringkan rambut serta tubuhnya.
Ane : Nya pinjam handuknya dong, basah juga ni kaosku..hehehhe
Vanya : ntr ya, tunggu aku selesai dulu.
Ane : ya udah.. (aku mengambil duduk di kasur menyender ketembok)
Chapter C ; Luntang Luntung
Tak berapa lama selesai dia mengeringkan rambutnya, dia menghampiriku..aku mengangkat tangan meminta handuk, tetapi dia menarikku untuk berdiri..Kini wajah itu benar2 tepat didepanku lagi, dia hanya tersenyum smbil memindahkan handuk kekepalaku, dia mengucek pelan rambutku yang sedikit basah itu. Setelah handuk itu dileherku, dia menariknya semakin mendekatkan hidungku dengan hidungnya..nafasnya sedikit tidak beraturan..matanya kini memejam..
Ane : ngapain Nya Vanya : tadi janji mau nyium (dia bersuara sambil sedikit membuka matanya)
Ane : sapa yang... (dia menarik lagi handuk itu)
Ciuman hangat darinya kini, sangat hangat mampu membuat tubuh yang sedikit basah karena gerimis tadi tidak lagi merasakan dingin. Aku menarik kepalaku yang sudah dia kalungkan dengan tangannya..dia seakan tidak ingin mengakhirinya.
Ane : bibirmu itu pedes Nya, kamu kebanyakan makan sambal bawangnya tadi
Vanya : masa Ri (benar2 sudah tidak beraturan nafasnya kini)
Ane : udah ah..itu pintunya gak kamu tutup, malu ntr di liat teman2mu.
Chapter C ; Luntang Luntung
Sedikit kecewa karena lagi2 tidak berlanjut aksi malam itu, dia menutup pintu kamarnya. Dia berusaha tersenyum melihatku..sungguh masih jelas terlihat kedua bahunya mengisyaratkan nafasnya yang memburu. Sedikit keras badannya disenderkan ke tembok samping tempatku duduk tadi.
Setelah menggantung handuk di belakang pintu, aku menghampirinya, mengambil duduk di depannya.
Ane : udah, gak baik emosi kyk gitu Vanya : siapa yang emosi Ri"
Ane : itu nafasmu gak jelas suaranya..
Vanya : kamu itu ya..ih.. (sebuah cubitan tepat mendarat di tangan kananku)
Ane : udah ah, sakit..(tangan kiriku menepis tangannya pelan)
Vanya : nonton film yuk..(dia beranjak ke arah laptopnya yang stanby dr tadi sore)
Ane : aku pulang aja ya Nya.. (dia menolehku dari depan meja laptopnya)
Vanya : itu ujan Ri..masa mau ujan2an nganter kamu..ntr aku sakit gimana""
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : ya udah, kamu nonton aja ya, aku ta sms Arif biar jemput kesini.
Vanya : gak boleh..ntr aku yang anter pulang tapi tunggu abis ujan ya.. (dia menggeser meja laptop kedekat kasurnya, kini dia menyender ditembok)
Ane : iya iya..trus mw nonton film apa""
Vanya : kemarin aku di kasih sama teman kampus..rencana mw nonton pas tahun baru
Ane : film apaan emang"
Vanya : udah tonton aja, sini2..(dia menepuk kasur dengan tangan kirinya, akupun mengikut nyender ditembok sampingnya)
Kamprettt....kirain film apaan..ternyata film hantu2 indonesia.."Pulau Hantu" kyknya waktu itu..ane gak terlalu ingat filmya..
Awal2 sih filmnya rada2 mesum gitulah..banyak adegan yang bisa buat vanya sedikit terbawa...tapi beberapa menit setan2nya mulai nongol..nyahooook....
Sejak itu vanya gak pernah ngelepas tangan ane sambil teriak2 nutup mata pas serem2nya..gak jarang dia sembunyi dipunggung trus ngegigit, ini acara nonton film apa triak2 ketakutan trus ngigit sih sebenare..tangan ini juga udah berbekas kuku
Chapter C ; Luntang Luntung
pendeknya semua... 1 malam lagi ane harus kena siksa sama vanya..ini punggung sudah gak jelas rasanya di gigit orang ketakutan..
Kurang lebih 2 jam selesai juga film kampret itu..vanya benar2 masih ketakutan..alamat gak bakal pulang ini..yakin..sudah tau film hantu, awal2 tadi sok2an tetap mau nonton..jgnkan mau kearah pintu, ambil air minum di dispensernya aja dia ngikut nempel gak mau di tinggal..
Vanya : Ri...nginap sini aja ya.. Ane : tadi kan dah janji mw nganterin.. Vanya : Ri...takut Ri...temenin ya...pleaseee
Ane : tau film hantu2an msh aja ditonton.. Vanya : ya Ri ya..malam ini tidur sini ya..Ri...
Rengekan demi rengekan dilancarkan Vanya..entah keberapa kalinya dia merengek malam itu, jadilah diri ini menemaninya lagi..malam ke-2 di tahun 2008 aku masih bersama vanya..cewek tiang listrik dengan rambut panjang dan takut film hantu itu.
Aku berniat tidur dilantai lagi malam itu, tetapi vanya yang ketakutan memintaku memeluknya...ini beneran loh ya, bukan ane yang ngajuin diri, tapi vanya yang minta loh ya.. Sabar ya mblo...nikmati masa2 jomblomu dengan memeluk
Chapter C ; Luntang Luntung
bantal guling saja ================================= Benar2 buntu ane ngingetnya..
Gak nemu feelnya malam ini..jadi dikit bgt updatenya... *moga vanya segera sembuh dari sakitnya.. semangat Nya..
45. Kembali Bersamanya Sejenak Hari ke-2 di bulan januari 2008 itu..aku masih dikamar yang sama..masih di kamar vanya..
... Entah pukul berapa aku membuka mata, aku masih memeluk erat tubuh Vanya. Aku benar2 berhasil meredam segala tindakan yang mengganggu ketika dia terlelap. Aku membelai pelan rambutnya, tidak ada desiran lain yang kurasakan. Aku belum merasakan getaran yang bisa membuatku menaruh sedikit rasa sayang, dan aku seakan tidak membiarkan hati ini untuk sekedar membuka sedikit tempat untuk orang lain lagi. Aku masih takut, rasa sakit itu belum hilang..aku tidak ingin menambah sakit yang lain. Cukup mereka bertiga yang terpahat dihati.
Sesekali tubuhnya menggeliat, tangannya masih bebas melayang kearah mukaku. Aku menariknya pelan kearah dadaku. Dia terlihat sudah akan membuka mata.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : Nya, smlm mimpi hantu ya"" Vanya : ... (dia hanya menggeliat diatas dadaku)
Vanya : lupa Ri..heheheh.. (lagi, pipi kanannya di sematkan kedada kerempengku)
Ane : semalam sampe jerit2 begetar2 badanmu Nya.
Vanya : masa sih Ri...aku gak ingat.. (dia tesenyum sejenak melihatku, kembali dia keposisi nyamanya)
Ane : cari cowok aja Nya, biar ada yang bisa jagain kamu..(tangan ini kembali membelai pelan rambutnya) Vanya : kenapa gak kamu aja yang jagain aku Ri" Ane : cari pacar lah..masa aku yang jagain kamu" Vanya : kalo aku maunya kamu gimana""
Ane : aku gak bisa Nya, aku sudah ada Marisa, Yani sama Wati..
Sedikit kaget wajahnya saat melihatku, dia tersenyum..
Vanya : sok ganteng kamu Ri..di foto kmrn kan cman 1 orang.. (dia menyimpulkan sendiri)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : iya, di HP cuman satu..tapi disini ada tiga.. (aku merebahkan kepalanya lagi didadaku, sebagai isyarat tempat yang aku maksudkan)
Vanya : koq bisa sama 3 cewek sih Ri" apa mereka gak marah..(aku benar2 melunak, tidak ada lagi diri yang sensi ketika urusan privateku dicampuri)
Ane : gk gitu Nya, Marisa pertama, Yani kedua, Wati ketiga.
Vanya : sama aja itu Ri.. (sesekali dia membentuk "yellow pages" dengan jari kirinya dan berjalan di depan mukanya didadaku)
Ane : udah ah..gak usah bahas lagi..
Vanya : ntr dulu Ri, aku kan belum selesai..3 pertanyaan lagi ya.. (dia kini mengangkat kepalanya melihatku dgn tersenyum) Ane : satu (aku mengisyaratkan dengan jari telunjukku)
Vanya : dua ya (kini yellow pages itu seperti berjalan didepan mukaku oleh tangannya mengisyaratkan 2 pertanyaan)
Ane : satu pertanyaan terakhir... (diapun kecewa dan kembali keposisinya tadi)
. . Ane : malah diam, tadi katanya mau nanya. (entah sekarang aku suka sekali membelai rambutnya)
Chapter C ; Luntang Luntung
Vanya : mmmm...kamu suka gak sama aku"""
Kembali darah ini berdesir hebat, jantungku seakan memompa darah dengan sangat cepat..berharap pintu yang tertutup itu bisa memberikan sedikit celah disana..tapi tidak bergeming, pintu itu terlalu kokoh..rasa sakit yang tersembunyi di balik pintu itu sangatlah besar, itulah yang menahannya utk tdk terbuka.
Ane : gak tau Nya, bingung aku sama prasaanku sendiri.. (berat nafas ini aku hembuskan, aku tidak ingin menyakiti siapapun dsini)
Vanya : kita baru kenal kemarin malam Ri, tapi aku nyaman sama kamu, aku seperti sudah kenal kamu lama.. Vanya : kenapa ya, kita tidak kenal dari dulu sebelum kamu ditinggal tunangan.. (dia berandai2 kini)
Ane : jodoh gak ada yang tau Nya..semua sudah ada yang ngatur..hehehhe
Vanya : kalo kita berjodoh besok gimana Ri"" (dia melihatku..senyum itu manis terpajang di wajahnya..) Ane : ya liat besok aja...hehehhe
Aku memeluknya erat, dia hanya mengikuti dan membalas pelukanku..sekali lagi aku mengecup hangat keningnya.. ...
Chapter C ; Luntang Luntung
Siang itu, setelah membungkus sarapan di warung dekat kostanku, kami bertolak kekostan yang tidak jauh dari warung nasi rames itu. Di parkiran, aku melihat tidak ada motor lain, hanya pixie kawe 2 ku yang sudah sedikit berkarat karena sering kena percikan air hujan. Arif juga sepertinya tidak dikost, dia pergi entah kemana..anak2 lain juga entah ngilang gak jelas.
"Sepi ya Ri" suara Vanya dari belakangku ketika aku membuka pintu kamar.
Ane : iya Nya, entah pada kemana, arif juga gak ada motornya tadi..keluar kyknya..
Vanya : trus pas kyk gini kamu ngapain aja Ri" Betah ya kamu sepi2an kyk gini..
Ane : gak sepi juga sih Nya, skrg aja sih pas kebetulan pada keluar. Sering gitaran koq didepan situ. (tanganku mengarah ke tembok pembatas teras)
Ceklek...terbuka juga pintu dari kayu jati itu..sesuai dugaan, terlihat bekas air hujan dari rembesan dan bocor di atap. Benar2 tidak di perbaiki sama bpk kost..padahal sudah aku bilangin pas awal2 masuk musim hujan dulu. Giliran nagih duit kostan aja cepet..perbaiki atap bocor aja gak diurus2..
Ane : maaf ya Nya, kamarnya berantakan..mana bocor lagi..heheheh
Vanya : gpp Ri..sini aku pel dulu (dia mengambil alat pel yang
Chapter C ; Luntang Luntung ku pinjam tadi dari ibu kost)
Tidak lama di dikostanku waktu itu..dia seperti ditelpon oleh temannya. Dia sedikit bergegas kembali ke parkiran motor. Aku hanya mengikutinya kebawah. Sesampainya dimotor, dia tersenyum melihatku..dia mengambil K750i yang berada di tangan kiriku waktu itu..terlihat dia memencet nomor di keypad dan melakukan panggilan..terlihat hape miliknya menyala di saku kiri atas jaket jeans kecil miliknya. Aku mengambil helm di spion kanan itu..aku memasang helmnya menutup rambut panjangnya..dia hanya tersenyum manis..
Diapun berlalu keluar gang dengan lagendanya..aku hanya tersenyum memandangnya yang sudah menghilang..entah apa yang aku senyumkan..
... ... 8 November 2015 Aku sedang menikmati ice blast di luar Jolie, toko accessories yang lumayan terkenal di yogya ini, lokasinya di sekitar Wirobrajan sana. Sedikit tidak percaya dengan siapa aku kesini tadi. Entah ini jodoh ato apa namanya. Aku hanya bisa tersenyum sesekali menghembuskan asap putih dari tenggorokanku.
Disaat aku tengah menulis dan mengingat kisah dengannya
Chapter C ; Luntang Luntung
dulu..seperti tidak percaya aku melihatnya dengan santai berdiri di depan pintu kamarku "Hai..masih suka dengar musik melow aja Ri.." itulah kata sapaanya sedikit mengejekku yang sedang mengetik draft ku dengan ditemani playlist Il Divo yang aku kenal dari laptopnya dulu.
Dulu dia sering memainkan rambut panjangnya ketika sedang bersamaku sekedar saat makan malam. Tapi kini dia kelihatan sangat berbeda, malam ini dia terlihat anggun memakai jilbab putih corak bunga2..
Gerimis kemabli turun membasahi bumi yogya malam ini, aku mematikan batang ke-3 ice blastku..dan mengambil duduk di teras depan menghadap kedalam toko accesories itu. Sesekali aku melihatnya sedang memilih pernak pernik khas cewek didalam sana. Dia sangat asik memilih bros2 untuk jilbabnya..sesekali dia meilhatku dan melambaikan tangannya..aku masih tidak percaya dia bisa berada di yogya malam ini.
20menit berlalu, dia terlihat keluar dari dalam toko itu, kebetulan aku sudah selesai membalas comment di thread yang aku buat beberapa minggu lalu di SFTH. Aku berdiri dengan tersenyum melihatnya yang membawa kresek putih lumayan besar..dia membeli banyak accessories yang katanya utk pesenan teman2nya di Kalimantan sana.
"Yah...gerimis Ri...gimana dong" dia menjulurkan tangan merasakan gerimis yang tidak terlalu deres itu. "Kamu udah makan" Yuk cari makan dekat2 sini aja sambil nunggu gerimis reda" ajakku setelah mengambil alih tas kresek
Chapter C ; Luntang Luntung
putih ditangannya. "Itu ada lesehan, yuk kesana" dia menarik tangan kiriku, seakan dia tidak memperdulikan gerimis malam ini.
Tidak jauh dari Jolie ada lesehan dipinggir jalan..lagi2 seperti malam itu, dia memesan ayam goreng, tapi kali ini tidak seperti dulu, dia terlihat sedikit takut dengan sambel..bahkan sambel di piringnya tidak disentuh sama sekali.
Setelah selesai dengan makanan kami, dia mengajakku kembali ke motor yang masih ku parkir di depan jolie. Dia hanya tersenyum seperti di parkiran siang itu ketika aku kembali memasangkan helm untuknya. Senyumnya masih sama..tidak ada perubahan sedikitpun..
Sial...lagi2 gerimis mulai sedikit deras ketika kami melewati jln K.H Ahmad Dahlan..dia memintaku berhenti di ATM BRI waktu itu. Aku menunggunya di luar sambil duduk di atas mio putih milik teman kostanku. Dia terlihat tersenyum ketika keluar dari ATM
"Gimana bah, gerimisnya kyk gini" suaranya sedikit lucu sekarang..kelihatan logat kalimantannya..seakan menggelitik telingaku
"Sini duduk dimotor aja dulu, ntr agak redaan kita lanjut cari bakpianya.." diapun mengikut apa yang aku ucapkan tadi.
Suara beberapa motor dan mobil mendominasi malam itu, kami hanya terdiam menunggu gerimis reda.
Chapter C ; Luntang Luntung
"Nya, tumben tadi sambelnya gak di abisin.." suaraku memecah hening..aku sedikit menoleh kebelakang kearahnya "Gak bisa makan yang pedes2 sekarang Ri" tidak ada ekspresi berbeda terdengar dari suaranya dibelakangku
"Udah gak suka pedes ya..hehehe" usilku.
"Udah dari kemarin2 Ri, kmrn kata dokter ada Kista di rahimku..makanya beberapa bulan ini aku sering bolak balik JKT-Kalimantan buat berobat" tegar suaranya terdengar. "Maaf ya Nya, aku gak tau" aku sangat tidak enak atas ketidaktahuanku tadi.
"Udah gpp...yuk jalan, tu gerimisnya sudah mulai reda..yuk cari bakpia.."
Kamipun meninggalkan ATM BRI itu menuju kearah toko bakpia 25 di jalan Pajeksan kidul.
Dia terlihat ceria ketika sekedar bertanya bakpia rasa apa yang enak..aku tetap tersenyum menjawabnya, sesekali aku tersenyum..aku masih tidak percaya kenapa dia bisa ada di yogya disaat tepat aku mengisahkan tentangnya, aku juga masih tidak percaya dengan kabar penyakitnya tadi.
Setelah membayar oleh-oleh-nya, aku mengajaknya kembali kekostan sekedar mengambil tas ranselnya yang dititipin di kamarku sebelumnya. Aku mengantarnya kedepan gang untuk ke taksi yang suda aku pesan tadi.. Malam ini dia akan menginap dirumah temannya yang lebih dekat dengan Bandara Adi Sucipto. Aku merasa tidak enak karena pagi besok aku tidak bisa mengantarnya ke bandara utk kembali ke Kalimantan sana.
Chapter C ; Luntang Luntung
Dia melambai dari dalam taksi, senyum itu masih manis seperti dulu..senyum khas vanya..diapun menutup kaca taksi itu..good bye vanya..wish we will meet again..
I have no clue about that thing on your stomatch...believe me..ill always pray the best for you Nya..
Chapter C ; Luntang Luntung
46. The Twins Semester pendek di pertengahan 2008 ini aku sempat mengambil KKN, yap sks-ku sudah mencukupi untuk KKN, secara jika dihitung di kampus ini, aku adalah mahasiswa transferan, bisa di bilang semester 1,3,5 kwkwkwk...lucu juga ngingat2nya..jam kelas pagi masuk bareng anak2 semester 1 yang masih bersemangat kuliah..dan ketika kelas siang, bareng sama anak2 kelas semester 5 yang modelnya sudah malas2an kuliah..
... Marisa dan Vanya masih sering sms, yani jarang2 sms sejak tahun baru 2008 itu...wati" benar2 hilang di gondol orang. Vanya sesekali mengunjungiku dan mengajakku sekedar jalan dan makan..sedikit takut jika aku harus menginap di kostannya, maklum lama sudah gak nyelam2...ndak keterusan sama vanya
Dengan sibuknya KKN yang berlokasi masih didaerah kota Yogya, aku seperti bisa sejenak melupakan mereka semua, bahkan rekan2 senat di kampus..aku seperti hilang contact dengan mereka.
Sebulan itu benar2 aku fokuskan untuk membantu warga yang rumahnya hancur akibat gempa tahun 2006 lalu. Lumayan banyak program KKN kami waktu itu. Bahasane biar agak akademis dikit..padahal intinya ya jadi tukang plaster sama tukang aduk2 semen waktu itu
Chapter C ; Luntang Luntung
Sebagai perpisahan dengan teman2 se-team kkn..kami sempat melihat sunrise di pantai parangtritis waktu itu. Tidak ada yang berkesan sih..ane cuman bisa jadi penonton ketika rekan2 kkn mulai pada saling jatuh cintrong..biasa cinlok paling sering di saat kkn. Ada sih satu yang deket2 sama sang buaya, tapi sang buaya masih terlalu malas dia keluar dari air keruh sekedar memperlihatkan moncongnya.. Gak enak lah, tempat KKN malah jadi tempat terkam menerkam kyk thread sebelah itu yang horor2
Setelah mengumpulkan laporan akhir KKN, habislah kegiatan kelompok kami..
Kampus sedikit sepi karena kebanyakan mahasiswanya pada pulang, akupun hanya galau2 gak jelas di kostan. Vanya juga pulang kekalimantan waktu awal2 semester pendek. Sms kedia, sering pending..sms ke marisa, 1 jam sekali baru di balas..sms yani, entah kl gak 2hari kemudian baru di balas. sms Wati...nomornya gak aktif...benar2 kesepian diri ini. Maho2an sama arif juga, dia semakin jarang di kostan..entah dia dapat selingkuhan baru kyknya.
... Sabtu sore itu, aku sedang asik2nya gitaran di atas teras...
"Eriiiiiii turun sini bentar " teriak ibu kost dari bawah samping rumahnya.
Akupun beranjak kebawah setelah meletakkan gitar di kamar.
Chapter C ; Luntang Luntung
Sesampainya di bawah, ane ditawarin jadi panitia buat acara besok pagi sama pemuda2 di sekitar ane ngekost. Akupun dengan sangat enteng menyanggupinya, itung2 ngabisin waktu agar tidak merasa kesepian.
Sabtu malam itu, entah setan apa yang menjalari otak, diri ini melangkah ke tukang pangkas rambut madura tidak jauh dari kostan..rambut yang tadinya panjang sekarang sudah terlihat rapi mirip gaya2 militer gitulah...pangling ngeliat diri sendiri di cermin..seumur2 baru sekarang potong model gini.
Pagi2 buta, aku sudah bersiap dengan celana training hitam putih serta kaos lengan panjang dari panitia waktu itu. Yap, ane ngikut kegiatan warga tempat ane ngekost..minggu pagi itu pak RW mengadakan acara jalan sehat bareng warga sekitar..nah aku dapat jatah jaga sebagai penerima kupon peserta untuk di undi di akhir acara nanti..dengan membawa kardus di dada, kepala ini klinyis2 dengan sedikit minyak rambut pagi itu.
Bak seorang pedagang asongan, aku memberikan senyum termanis ketika para peserta mulai kembali dari acara muter2 RW itu, mereka kembali ke jalan ditengah RW tempat ane ngekost itu. Disitu mereka akan melakukan senam pagi. sebelum nanti ada acara makan2 trus hiburan dan bagi2 doorprize. ...
Seperti melihat dejavu..aku sedikit bingung ketika melihat cewek imut itu melewatiku. Tapi sedikit berbeda, yang pertama lewat tadi bulet2 depannya lebih kecil daripada yang lewat sekarang
Chapter C ; Luntang Luntung
ini. Akupun senyum semanis mungkin ketika dia menjulurkan tangannya memasukkan kupon ke dalam kardus yang aku bawa di depan dada. Diapun sama, membalas senyumku juga, gak geer sih tapi dia benaran ngeliat ane sampe lehernya memutar hebat ketika menjauh dari tempat ane berdiri.
Ane pernah dengar sih..entah dari mana ini...
"Saat berpapasan mata, siapa yang memalingkan mata duluan itulah yang akan kangen pertama kali"
Jadi pas ngeliat cewek tadi ane berusaha sekuat mungkin sampe tidak berpaling duluan..dan sakingnya dia ngeliat ane yang senyum2 kyk orang gila ini..dia sempat nabrak pot besar dari semen di pinggir jalan itu..aku hanya senyum2 melihat tingkahnya..
Sudah hampir penuh jalan 700an meter yang jadi tempat senam pagi itu oleh warga sekitar..sepertnya sudah tidak ada lagi peserta yang belum menyerahkan kupon undian..akhirnya aku kembali ke panggung di ujung lain jalan..menyerahkan ke panitia yang bertugas mengatur perihal undian nanti.
Akhirnya, saat yang di nanti2kan datang juga, saatnya makan2 pagi..hahay..panitia semua dipanggil kearah panggung di ujung selatan jalan. Nasi kotak euy..mana disebelah ada anak ceweknya pak RW lagi..make celana ketat buat senam pagi itu..hahay..makmur perut sama mata pokoknya.. ...
Chapter C ; Luntang Luntung
Setelah acara sambutan,sepatah kata dan acara hiburan dari 2 biduan waktu itu, tibalah kita di penghujung acara..bagi2 doorprize..hahay..sayang panitia gk dapat kupon waktu itu...mayan itu ada tipi 14inc di atas panggung..
Sudah sekitar 10menit acara bagi2 doorprize itu..karena sudah sktr jam 1an, aku mengambil posisi berdiri di bawah pohon kecil di sebelah barat para peserta yang duduk menghadap panggung itu. Sekedar cari pandangan yang seger2 gumamku.
"Mas..yang itu cantik ya mas" suara budi disampingku yang ternyata ikut neduh juga.


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yang mana Bud""" aku ikut penasaran
"Yang sana mas..yang dekat pak RW" dia menunjuk anak pak RW
"Mau kamu di ganyang pak RW""" aku melihat budi yang tertawa kecil.
"Beneran loh mas, dia itu tiap sore bajunya seksi2 loh mas" dia masih tersepona dengan anak pak RW.
"Heh...pipis yang bener dulu baru mikir yang seksi2" aku mengetok kepalanya dengan jariku...masi SMA pikirannya udah kotor gitu..mau jadi apa dia nanti
"Aduh....ah mas ini....gini2 aku udah punya cewek loh mas" dia
Chapter C ; Luntang Luntung
membangaggakan diri "Dari pada mas, gak pernah liat aku kamu bawa cewek kekostanmu" sambungnya dengan sedikit tatapan ejekan..
"Mau ini lagi...heh.." aku mengangkat tanganku ke arah kepalanya..wkwkkww
"Beuh...susah ngomong sama jomblo..sensi trus bawaane" dia pergi ke arah panggung mengambil teh gelas..dia kembali ketempat tadi dan menyerahkan 1 buat ane.
"Nah..jadi anak kecil itu harus baik sama orang lebih tua" kataku setelah mengambil teh gelas yang dia serahkan.
"Mas..liat mas...yang itu gueedeee loh mas" lagi2 tangan kampretnya menunjuk langsung orangnya.
"Eh, tanganmu itu gak sopan, jgn nunjuk2 orang" aku menurunkan tangannya..gak enak ntr yang ditunjuk ngeliat balik..
Eh..tapi jeli juga si budi ini...benar2 guedee bagian depan cewek yang dia tunjuk itu..dan agan tau siapa yang ditunjuk budi tadi..yap cewek yang tadi pagi ngeliat2 sang buaya pas ngambil kupon di utara jalan. Lagi2 alam berkonspirasi untuk menggoda sang buaya.
"Biasa aja mas ngeliatnya" suara budi membuyarkan lamunanku. "Kyknya aku ngeliat dia 2x tadi pagi bud" aku berusaha
Chapter C ; Luntang Luntung
ngingat2 kejadian tadi pas ngambil kupon dr peserta
"Masa mas...koq bisa" malah dia yang bingung sekarang..wkwkwkw
"Wes rasah di pikir" aku menghabiskan tek gelasku..mata ini masih menatap cewek imut dengan bagian depan yang besar itu..sebelas duabelas kyknya sama punya wati. cuman cewek ini lebih pendek dari gitar spanyolku dulu.
Nah..akhirnya yang di tunggu2 datang juga, doi ngeliat kearah ane..mata ini lagi2 memandangnya sampai dia mengalihkan pandangannya.. 2x dia kalah dalam acara pandang2 itu. Dengan santainya sang buaya mengangkat tangan melambai pelan kearahnya, dia hanya tersenyum disana..sesekali dia melihat ke panggung, tapi hanya sebentar, dia kembali melihatku. Ane yakin dapat 1 mangsa hari itu.
Sedang asik2nya acara senyam senyum itu, semua panitia di panggil ke atas panggung untuk berfoto bersama dengan pak lurah yang kebetulan datang waktu itu. Ketika di atas panggung, aku kembali mencari dimana posisi sang mangsa tadi.
Terlihat dia disana, tapi tidak senyum sedikitpun ketika berpapasan mata. Tetap aja diri ini senyum2nya gak jelas. Tapi sang mangsa malah mengalihkan mukanya kearah lain, dia kyknya benci ngeliat ane yang senyum2 kyk orang gila dari tadi.
Setelah selesai befoto ria dengan pak lurah, kamipun kembali
Chapter C ; Luntang Luntung
ke tempat masing2, aku sama budi kembali ke tempat tadi. Di arah timur tempat kami berdiri, terlihat lagi cewek itu senyum2.
Sedikit heran, koq dia bisa berubah ekspresi secepat itu yak"" Prasaan tadi di atas panggung dia gak mau senyum sama sekali deh. Tapi sekarang gak pernah ngalihin matanya dari ane. Gk geer loh ya..beneran ini...
Aku mengeluarkan K750i dari kantong celana trainingku. Saat dia melihat kearahku lagi..aku menunjuk2 hape dengan tangan kiriku memberikan gesture "Nomor HPmu berapa""" dia tidak mengerti maksudku, dia duduk disana hanya mengangkat kedua bahunya.
Ah..harus dapat ini, semangat sang buaya seakan mulai terlihat dari air keruh. Itu mirip wati besarnya euy...rugi betul kalo gak dapat...
Sekitar setengah 3 semua acara sudah selesai..semua peserta berangsur pulang kerumah masing2..karena doorprize terakhir sebuah motor sudah diberikan kepada peserta yang beruntung waktu itu.
"Mas..cari apaan sih mas""" suara budi yang melihatku seperti orang panik.
"Cariin cewek tadi Bud" aku tidak memperhatikan budi..sibuk diri ini mencari cewek yg punya bagian depan besar itu. "Cewek yang mana mas""" dia ikut2an ngeliat2 kearah peserta
Chapter C ; Luntang Luntung
jalan sehat itu. "Cewek yang kamu bilang gede tadi Bud..masih ingat kan" semakin panik diri ini melihat kearah peserta yang mulai berkurang itu.
"Ketemu Bud..itu dia berdiri ngeliat juga..tunggu sini koe, liat gimana caranya nyari cewek" sombongku keluar.
Langkahku tidaklah mudah untuk sekedar ke seberang jalan tempat dia berdiri..karena peserta juga sudah merangsek pulang.
Setelah permisi sana sini, tidak aku temukan cewek tadi berdiri diseberang jalan, di posisi dia sebelumnya.. Aku memutar kepalaku kearah utara, terlihat dia jalan dengan seorang ibu2 pegangan tangan. Perlahan aku menyusulnya, setelah tepat di belakangnya, bahuku sedikit di colek orang dari belakang.
Saat aku hendak mengangkat tangan buat menarik tangan cewek depanku itu..orang di belakangku ini menarik tanganku, sedikit menepis dan kena ke cewek didepan itu. Orang yang dibelakangku maju kesamping..cewek yang di depanku sekarang berbalik dengan ibunya...
Damn** they are twins. Yang aku liat dr bawah pohon sama budi tadi itu cewek yg sekarang disampingku, sedangkan yang aku liat dari atas panggung itu cewek yg sekarang didepanku dengan
Chapter C ; Luntang Luntung
ibunya..ternyata tadi mereka duduk rada jauhan mengarah ke panggung..wajar kalo ngeliat dari samping beda dengn orang yang aku liat dari atas panggung.
"Siapa itu kak " kata cewek yang menggandeng tangan ibunya. Ibu itu hanya tersenyum melihatku yang berdiri kebingungan.
"Ayo dek kita pulang, biar kakakmu ngobrol sama masnya" ibunya menarik tangan sang anak. Merekapun meninggalkan aku dan si cewek yang masih belum aku tau namanya ini.
Sungguh aku kebingungan..beberapa menit berlalu, orang2 sudah mulai sepi..tapi dia masih memegang tanganku ditengah jalan itu. Dengan sedikit hentakan, dia menarikku ke bawah pohon di pinggir jalan.
"Hapemu mana mas""" di kini menjulurkan tangannya kearahku..aku msih belum bisa mengeluarkan kata apa2..aku hanya mengeluarkan k750i dari kantong celana trainingku dan menyerahkannya.
Terlihat dia mengetik nomornya di k750i itu, diapun menyerahkan kembali kepadaku..
"Di simpen ya mas..ntr sms jgn lupa" dia tersenyum sejenak sebelum dia berbalik dan berlari kearah ibu dan sodara kembarnya disana yang masih menunggunya..
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku hanya tersenyum memandangnya...terlihat dia berbalik kearahku..dia melambaikan tangannya kearahku, lagi...
Chapter C ; Luntang Luntung
47. Naning Dan Gaby Magrib itu aku sedikit dilema dengan diriku sendiri..haruskah aku sms dia terlebih dulu..kesannya seperti aku sangat ingin mendekatinya..kalo gak aku sms, dia gak mungkin sms duluan..karena tadi dia hanya menulis nomornya di hapeku. Ah...kenapa jadi kyk gini..
: Hi..boleh kenal gak"
Tangan ini sedikit gemeteran saat menekan tombol sent di keypad k750i itu. Tidak lama, hapeku bergetar..hahay..sms balasan dari "Mboh", itulah nama yang ku simpan di contactku saat itu..
: hi mas, koq smsx lama""
Ini beneran sms untukku atau dia salah kirim sms"" Aku seperti seorang bingung, hanya bolak balik di dalam kamar malam itu.
: nama kamu siapa"" Aq Eri..salam kenal ya
Aku sedikit lucu mengingat tingkahku saat itu..sehabis menekan tombol sent, aku melepas hp itu dilantai dan berjalan kekanan dan kekiri..setelah aku liat layar 176x220 pixel itu menyala..aku kembali duduk jongkok di depan hape itu..sejak tadi aku merasa deg2an menanti balasan darinya..
: Q Ning, salam kenal mas..
Chapter C ; Luntang Luntung
Owh..namanya Quning..apa aku salah mengartikan smsnya...hahah..aku sempat tertawa kala itu.
: Perasaan kamu gak kuning deh..koq namanya Quning""
Lagi2 aku berdiri berjalan kesudut kanan dan kiri kamar menunggu sms balasan darinya..aku benar2 seperti orang yang banyak pikiran..
: nama Q Naning mas, adik kembaranku Nunung
Ah... icon senyuman di smsnya itu..seperti bisa membuatku ingat akan dirinya tadi siang..senyumnya ketika aku melambaikan tanganku kearahnya..
Sisa malam itu aku habiskan dengan smsan dengannya..entah aku sedikit bersemangat ketika membalas smsnya..aku seperti mendapat pengganti gitar spanyolku kini..moment ketika aku sms dengan wati dulu dapat tergantikan oleh sms dari Naning.
Aku belum banyak menanyakan tentang dirinya, aku tidak pernah menyinggung2 masalah pendidikannya atau kehidupan privatenya. Aku hanya meneruskan kata2 dari isi smsnya. ...
2 hari berlalu, sms dengan Naning menjadi sangat intensif..sudah 2 malam ini dia menemaniku dengan sms2an
Chapter C ; Luntang Luntung
yang memakai bahasa yang sering salah ku artikan. "nya" diganti dengan "x", "aku" di ganti dengan "Q"...tapi aku senang dengan itu semua..benar2 senang.. Tak jarang aku senyum2 sendiri di teras sambil gitaran saat menunggu balasannya. Siang itu sekitar pukul 1.. k750i ku kembali bergetar..
: mas, jemput t4 kmrn bs gx"
Sedikit kaget dengan sms itu..apa iya dia sekarang berada di tempat kami ngobrol kemarin..di jalan di dekat gang kostanku""" Aku tidak menutup pintu kamarku saat aku keluar gang, sekedar mengecek kedepan jalan itu. Damn**..benar ternyata..disana dia tersenyum menungguku, tepat di bawah pohon 2hari lalu, saat dia menulis nomornya di hapeku.
Dia memakai sweater hitam menutupi seragam SMAnya..dengan tas gaya emak2 menggantung di bahu kanannya.
Aku sempat tersenyum ketika menghampirinya..Ning benar2 kebalikan dari Wati..Ning adalah anak SMA dan Wati adalah wanita dewasa..
"Dah lama ya nunggunya""" senyumku mengembang lebar ketika mendekatinya.
"Gak koq baru aja nyampe" dia mengipas2 lehernya, terlihat rambut sebahunya tertiup pelan oleh kibasan tangannya..dia kepanasan..
Chapter C ; Luntang Luntung
"Mau kekostan"" ato kesitu" aku menunjuk warung makan tidak jauh dari tempat kami berdiri sekarang.
"Kekostanmu aja mas..yuk" dia kini mengapit tanganku dengan tangan kirinya..hahay..diri ini benar2 tak bisa menghilangkan senyum dari bibirku.
Kami sempat mampir di warung makan tadi, aku memesan 2 es teh untuk di bungkus..kebetulan galon di kamar lagi kosong, kasian Ning jika nanti kehausan di kostan.
Sesampainya di kostan, tanpa malu dia masuk dan mengambil posisi duduk dan menyender mengarah ke pintu. Aku memindahkan es teh tadi ke gelas plastik warna hijau di kamar.
"Nih di minum dulu...haus kan tadi panas2an didepan" aku menyerahkan salah satu gelas ditanganku, dia mengangguk dan mengambil gelas itu. Pipet itu terjepit lembut di antara kedua bibirnya.
"Makasih mas" dia meletakkan gelas itu tepat didepannya..dia terlihat membuka sweater hitamnya, dia benar2 kepanasan siang itu..Pemandangan ini, sedikit susah aku menelan ludahku..damn** benar2 seperti wati..sepertinya ukurannya sama..hahaha..mesum betul otakku sekarang.
"Mas koq cuman senyum2 sih..ada yg lucu yach""" suaranya membuyarkan lamunan mesumku.
"Eh...enggak koq..hehehe" kepala belakangku tidak gatal..tetapi
Chapter C ; Luntang Luntung tangan ini menggaruk2nya beberapa kali.
"Oiya mas, gak ada kipas angin yah""" kembali dia mengibaskan tangannya ke arah lehernya..
"Ada, itu di atas lemari..bentar ya.." aku berdiri mengambil kipas angin yang aku beli beberapa bulan yang lalu, aku tidak terlalu kuat dengan angin dari kipas secara langsung..jadinya aku menaruh di atas lemari plastikku.
"Gimana, segini cukup gak""" aku melihatnya setelah menekan tombol nomor 3 di kipas kecilku. Dia hanya mengangguk pelan, sesekali dia menggigit pipetnya lagi..
"Mas, kamu belum punya cewek y"" datar kata2nya mengalun pelan dari bibirnya yang sedikit basah oleh es teh itu. "Kenapa emang""" keki diri ini ditanya seperti itu. "Abis 2 hari ini smsan sama Q trus" dia tersenyum melihatku. "Kamu juga belum ada pacarkan" aku membalik kata2nya
"Ih ada koq..masnya sok tau" dia tertawa kecil menutup mulutnya
"Boong, kalo ada pacar kan gak mungkin balas smsku tiap malam kan" alis2 ku kembali terangkat melihatnya. Dia malah tertawa sedikit keras sekarang.
Chapter C ; Luntang Luntung
"Ayok dijawab..malah ketawa" senyum mesum sang buaya kembali kelihatan. Dia sedikit membenarkan posisi duduknya, melihatku dan mengangguk pelan.
"Gak ada tv ya mas"" pengen nonton.." pipet itu kembali nempel di bibirnya..hahay..asik kyknya yak bibirnya itu..
"gak ada, adanya cuman gitar tuh" tanganku menunjuk gitar di sudut kamar disebelah kasur.
"Mas bisa maen gitar""" sedikit antusias dia melihatku kini.
"Bisa sih dikit2..hehehhe" aku menyeruput es teh di gelasku..sedikit mendinginkan otak yang mulai rada2 karena melihat pemandangan didepanku itu.
Dia beranjak ke arah gitarku..di mengambil duduk di disudut kasur. Jreng jreng..dia mulai memainkan gitar bututku.. Sedikit terbata dia memainkan kunci2 di gagang gitar itu.. C G Am Em
Pernah ada rasa cinta Antara kita
Kini tinggal kenangan Ingin kulupakan Semua tentang dirimu Namun tak lagi
Chapter C ; Luntang Luntung Kan seperti dirimu oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku Disini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu Namun tak lagi
Kan seperti dirimu oh kekasih
Dia menyanyikan entah lagu siapa waktu itu..aku belum mengenal lagu itu..baru ini aku mendengarnya..sedikit dalem liriknya..aku tidak melepas pandangan ku darinya..benar2 beruntung gitar butut itu..dengan lembutnya dia memeluk gitar itu...ah..sedikit ngilu aku nulisnya
Setelah mengulang 2x liriknya, dia kembali meletakan gitar itu ditempatnya tadi..aku hanya tersenyum sambil tepuk tangan melihatnya..
"Tadi lagu siapa" baru dengar aku" suaraku setelah tepuk tangan.
"Gaby mas..judulx tinggal kenangan" senyum itu..hahay, sedikit menggoda iman..
"Bagus kan mas lirikx" dia menepis pikiranku yang tak bisa lepas dari bagian itu..entah mungkin aku terlalu kelihatan melihatnya..
"Iya bagus" lagi tangan ini menggaruk belakang kepalaku yang
Chapter C ; Luntang Luntung
tidak gatal. Dia beranjak kearah tasnya, memakai kembali sweater itamnya..tasnya kembali tergantung di bahu kanannya.
"Yuk mas anterin aku pulang" dia berjalan kearahku dan menarik tanganku..aku pun bangkit tepat di sampingnya, dia hanya sebahuku..tidak seperti wati yang setelingaku..ah lagi2 aku membandingkannya dengan gitar spanyol yang hilang itu.
Sore itu, aku mengantarnya dengan jalan kaki ke gang rumahnya, tidak terlalu jauh dari kostanku. Dia melepas gandengan tanganku saat didepan gang..
"Sampai sini aja mas..rumahQ udah deket koq" dia berdiri tepat didepanku.
"Ayuk aku antar sampai rumah" sedikit penasaran sebenarnya sama adik kembarnya, hari itu aku tidak benar2 melihat perbedaan mereka.
"Gak usah mas, Nung rese kalo aku di anterin cowok sampe rumah" dia menolak pelan niatku.
"Ntr smsan lagi ya mas" senyumnya sekilas sebelum berbalik meninggalkanku didepan gang.
Hahay...aku benar2 bahagia waktu pulang kekostan sore itu..entah kenapa aku bisa sebahagia ini..
Chapter C ; Luntang Luntung
Sesampainya dikostan, aku membuka browser di k750i, aku mencari2 lirik lagu yang Ning mainkan tadi..aku menulis liriknya di kertas binder ku lengkap dengan kunci gitarnya. Malam itu, aku memainkan kembali lagu itu..sambil menunggu balasan sms dari cewek SMA itu..aku melanjutkan petikan gitarku menyanyikan Gaby ~ Tinggal Kenangan..tak berapa lama..hapeku kembali bergetar..sms dari Ning.
: mas, tadi koq ngeliat Q terus sih"
: kamu cantik, gak bosen ngeliatnya. Hahay..sang buaya mulai menjalankan aksinya kini..
: trus kalo cantik, Q mw di apain mas"
: enaknya di apain ya""
: koq nanya Q, kan kamu yang bilang Q cantik tadi mas.
: gak gak...malam minggu besok jalan yuk""
Lagi, aku melepas hape itu di lantai..aku deg2an menunggu balasan dari cewek SMA itu..tidak ada balasan darinya..sudah berapa putaran aku mengelilingi kamar malam itu..tidak juga hape itu bergetar..ah..aku di tolak..
Chapter C ; Luntang Luntung 48. Jalan Dengan Naning
Selepas malam sms tidak terbalas itu... ...
Entah jam berapa aku berhenti melakukan ritual bolak balik di dalam kamar semalam, bahkan sampai pagi ini juga tidak ada balasan dari cewek SMA itu..mungkin aku terlalu cepat mengajaknya keluar, belum ada seminggu juga aku mengenalnya..ah sial, aku salah langkah.
Sekitar jam 10an, kembali aku berendam ketekuk didalam bak kamar mandi 1,5x1 meter itu. Sayup ku dengar k750iku berbunyi, ah paling ada sms masuk gumamku. Aku melanjutkan acara berendamku..tapi tak berapa lama, hape itu berteriak hebat..panggilan masuk dari siapa lagi itu..hadeh..
Aku mengambil handuk di gantungan pintu kamar mandi..aku kearah kasur dan meraih hapeku.. ah, ternyata si Ning..saat aku mengangkat, telpon itu langsung terputus..dasar CuMi..cuman miscall..wkwkwkkw
Api Di Bukit Menoreh 5 Sherlock Holmes - Kontraktor Norwood Hantu Langit Terjungkir 3
^