Pencarian

Luntang Luntung 3

Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto Bagian 3


... Sekitar setengah 2 aku menemaninya mencari bakpia, dia sudah cek out dari hotel itu..jadilah aku seperti turis dadakan menenteng koper kecilnya kemana2. Kami membeli bakpia 25 di dalam gang dari Ramai Mall, tidak terlalu jauh dari jalan malioboro.
Setengah 3, kami menyempatkan diri mampir di mekdi..sekedar mengisi perut sebelum kepulangannya ke JKT. Ah stengah jam lagi kami akan berpisah..benci bener aku suasana kyk gini..
Pukul 3, kami sudah berada diruang tunggu stasiun tugu..tidak jauh dari tempat aku menunggunya beberapa hari kemarin.
Chapter C ; Luntang Luntung
Sedikit tersenyum diri ini mengingat deg2an dengan apa yang akan kutemui pertama kali.
Wati : yank, pacarnya mau pergi koq senang sih (doi menyenderkan kepala di bahu kiriku)
Ane : gak yank, aku lucu aja sih ingat kmrn2 sblm ketemu.
Wati : aku juga yank..aku bayangin kamu itu om2 genit (dia tersenyum kini..lagi2 harum sunsil dirambutnya menyeruak dihidung)
Ane : emang aku kyk om2 yank"
Wati : gak yank, kan kmrn pas blm ketemu..kalo kamu yank" bayangin aku gimana"
ANe : ya sama sih, aku bayangin malah tante2 girang. (dia kini duduk melihat ku)
Wati : aku kan emang tante2 yank, aku lbh tua 4tahun dr kamu (senyum genitnya kembali)
Ane : iya tante2 girang..(tangan ini mencubit kedua pipinya)
Tak lama terdengar bunyi khas kereta memasuki stasiun dari arah lempuyangan.
Di peron utara kereta itu sudah siap membawa gitar spanyolku pergi. Dan...inilah moment yang paling ku benci dari
Chapter C ; Luntang Luntung
kehidupan..moment ketika aku harus melepasnya pergi..memang semuanya ibarat mata uang yang memiliki dua sisi, ada pertamuan ada perpisahan..ah sudahlah..
Dia berdiri memakai blazer biru yang pertama kali kukira jaket yang tergantung ditangan kanannya. Benar2 terlihat kedewasaannya kini, blazer biru itu menambah kesan kedewasaanya.
Aku berdiri mengantarnya ke pintu masuk peron. Dia melepas koper kecilnya, dia memelukku hangat..rambutnya sangat harum sore itu. Kami tidak memperdulikan pandangan orang2 disekitar..aku menikmati pelukan sesaat sebelum melepasnya...
Tidak ada kata2 dari mulutnya ketika melepas pelukannya, dia mengambil koper kecilnya, dengan mantap dia meninggalkanku di luar peron. Mata ini tidak lepas dari gitar spanyolku yang sudah naik keatas kereta itu..entah kereta apa..aku tidak tau namanya..
Setelah melambaikan tangannya dari jendela kaca itu, dia menutup tirainya..
Tak berapa lama..kereta itu sudah meninggalkan stasiun tugu menuju arah barat ke JKT...
"Makasih ya Sayang..makasih sudah nemenin aku selama di yogya..muuaacch"
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku tersenyum membaca smsnya ketika aku meninggalkan stasiun tugu..
Chapter C ; Luntang Luntung
24. Kenapa Lagi Ini.. ... Kini sudah 4tahun aku diyogya. Tidak menyangka akan seperti ini, aku banyak sekali mempelajari hal2 baru dalam kurun waktu empat tahun ini.
Seperti baru kemarin aku menginjakan kaki di kota gudeg ini, aku ingat sekali betapa aku sangat kagum dengan kota ini. Hingga kini aku memang masih kagum, keramahan warganya seakan tidak pernah habis oleh waktu yang terus berputar. ...
Tidak terlalu sakit perpisahan dengan Wati kemarin, karena aku masih dengan mudah dapat menghubunginya. Sungguh teknologi sangat memudahkan kami untuk tetap berhubungan memalui telepon dan sms.
Tidak seperti marisa kala itu, aku begitu merasa kehilangannya..memang dengan telepon wartel aku bs menghubunginya, berbeda dengan skrg, hampir tiap menit aku lalui dengan smsan bersama wati.
Ah, kenapa aku tidak memikirkan sedikitpun tentang Marisa dan yani saat aku sudah mempunyai HP.
Marisa, yap aku masih hafal nomor teleon rumahnya..Aku akan menelponnya, sekedar menanyakan nomor hpnya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Tidak aku dapati dia sedang dirumah waktu itu..tapi dari Ibu yang menjawabku teleponku, aku berhasil mendapatkan nomor HP Marisa. Aku masih belum berani untuk mengabarinya terlebih dulu, aku takut mengganggu waktunya bersama pujaan hatinya kini.
... Awal2 february sebelum arif ikut pindah kekostanku yang sekarang, dia sudah membeli motor SupraX di salah satu dealer motor di dekat Saphir Square, batas kota yogya itu.
Sekitar minggu ke-2 bulan february dia meminta bantuanku utk mengangkut barang2 dr kostan lama, skalian aku bersilaturahim ke ibu kostan dulu. Tidak lama, hanya sehari kami memindahkan barang2 Arif dengan jasa pengangkutan barang.
Hahay setelah berpisah 4bulanan, aku kembali dekat dengan mahoanku dan seperti biasanya, kami sering gitar2an di depan teras di atas pembatas dari semen itu.
Mas Farid, Mas Antok dan Bung Pila masih dikostan lama, dari cerita arif, katanya mereka sedang sibuk2nya mengurus skripsi..dan tentunya dengan berkurangnya 5sekawan, jadilah kegiatan teler bareng itu jrg dilakukan..sudah tidak asik seperti masih komplit formasi 5 sekawan dulu.
Mimin, tyas dan rina..masih sering aku temui ketika dikampus..mimin sekarang sepertinya benar2 membenciku..entah apa yang membuatnya begitu. Sesekali aku meng-sms nya tapi
Chapter C ; Luntang Luntung tidak pernah ada balasan sedikitpun.
Tyas masih seperti dulu, aku masih sedikit mengaguminya..tapi sedikit berbeda kini di senyuman lesung pipitnya, tidak terlalu sering aku lihat ketika kami berpapasan mata..senyum manis lesung pipit itu kini terasa hambar, mungkin..ini mungkin karena dia kecewa untuk yang kesekian kalinya terhadap sipengecut ini.
Rina tidaklah sering kutemui..dia mungkin juga membenciku dari cerita tyas yang notabene teman 1 kostanya.
Wati, masih seperti dulu..dia tidak akan melewatkan waktu senggangnya utk sekedar sms..dia akan kembali mengeluarkan desahan yang menggoda iman itu kala masuk waktu nina bobonya.
Dan itu sekarang sangat mempengaruhi otakku yang kini bisa aku bilang masuk tingkat mesum. Aku tidak lagi melihat seorang cewek dengan apa yang mereka kenakan, tapi aku seakan bisa berkhayal tentang berapa besar bagian itu..dan betapa mulusnya gitar itu jika tidak ada senar yang digunakan.
Waktu itu aku benar2 sudah tidak waras..aku tidak lagi memperdulikan waktu jika ditelpon oleh sang gitar spanyolku di JKT sana. Aku akan berusaha untuk mengarahkan omongan kami kearah yang berbau (maaf) porno. Tapi aku pasti kecewa, Wati yang menggila ketika waktu malam, berubah menjadi emak2 yang menasehatiku ketika siang hari dan ketika dia sedang berada di tempat kerjanya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Entahlah, gaya gravitasi lembah kelam itu sangat besar dan sangat mempengaruhiku.
... Suatu sore, aku sedang asik2nya smsan dengan sang gitar spanyol yang lagi berada di perjalanan pulang dari kantornya. Tiba2 hapeku berteriak menandakan ada panggilan masuk..tumben ini orang telpon, kmrn2 aku sms gak pernah dibalas pikirku. Aku sedikit gembira dengan panggilan itu. Ane : halo dek" tumben telepon..
Mimin : kak, bisa tolong kekontrakan gak" (suaranya pelan, tidak seperti biasanya dengan nada tinggi cempreng khasnya) Ane : ada apa dek" kamu gpp" (penasaranku)
Mimin : kakak catet alamatku kak.
Ane : kamu pindah kostan lagi dek" (aku semakin tidak mengerti dengan maksudnya)
Mimin : Jln.********* rumah nomor ** (eh ini anak kapan pindah kostan pikirku)
Ane : bentar2 aku ambil kertas dulu dek. Mimin : kakak cepetan kesini ya.
Tut tut tut... telepon itu ditutup..sial..main tutup2 aja...belum juga aku catet alamatnya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku mengingat2 alamatnya tadi, aku sedikit khawatir dengan yang terjadi ke adikku itu. Dengan memakai jaket coklat milikku, aku mengayuh sepeda ke alamat yang dikasih tau mimin tadi..tidak terlalu jauh dari kostanku.
Butuh waktu 20menitan aku mengayuh sepeda pixie kawe 2ku..aku sudah sampai di alamat itu.
Aku memasukkan pixie kawe 2 ku kedalam halaman...maklum ini sepeda butut satu2nya..gak lucu ntr di ambil maling..emang ada maling mau sama sepeda kawe ya"
Aku melihat pintu rumah itu terbuka..ini beneran kontrakan mimin apa aku dikerjain mimin""
Aku mengambil HP dikantongku..banyak sms dr si gitar spanyolku, aku cuekin sebentar..aku takut ada apa2 sama mimin..akupun memencet nomornya di hapeku...
"Maaf..pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini"
Asem i..maaf gan, orang kere kyk gitu... ...tadi sebenarnya ada pulsa 10an ribu, berhubung sms gak ada putusnya sama sang gitar spanyol, jadinya kesedot deras oleh sms antar operator itu.
Panggilan gk bisa, ane coba sms itu nomornya mimin...lagi2, sms gak kekirim..pulsaku benar2 abis...hadeh..
Chapter C ; Luntang Luntung
Akupun memberanikan diri memanggil mimin didepan pintu..tidak ada jawaban..
Aku sempat teringat dengan suaranya ditelepon tadi, suaranya pelan seperti sedang kesakitan..kini aku benar2 merasa bergidik, perasaan tidak enak ini menyerang otakku secara tiba2, perasaan yg sama ketika aku melihat yani dengan bersimbah darah dulu.
Aku tidak lagi memikirkan hal lain, mimin harus segera aku temukan..2 dari 3 pintu kamar didalam rumah itu terlihat tertutup, aku menuju kamar ketiga...dan benar saja, mimin tergeletak disana, ditangannya penuh dengan pil putih khas apotik. Entah apa yang dia lakukan. Aku menggoyangkan tubuhnya, aku memegang tangannya sekedar mengecek nadi..masih ada, pelan detakan nadinya.
Ketika aku hendak mengangkat badannya, dia membuka mata "Gak usah kerumah sakit kak" suaranya pelan terdengar.
Ane : gak, kita harus kerumah sakit (jawabku keras, aku sempat memikirkan kejadian buruk yang dialami Yani dulu, dan aku tak mau itu terulang ke mimin)
Mimin : gk usah kak. (dia sedikit berontak dengan sisa tenaganya, air matanya kini terlihat mengalir) Aku kemudian meletakkan tubuh tidak berdaya itu di atas
Chapter C ; Luntang Luntung
kasurnya yang penuh dengan pil putih, entah obat apa itu.
Aku beranjak kearah dispenser disudut kamar, aku mengambil gelas plastik yang cukup besar. Setelah penuh dengan air putih, aku membawa ke Mimin. Aku mengangkat pelan kepalanya, dia meminum air itu setengah dan menggeleng pelan, aku memaksakan dia meminumnya sampai habis. Dia pun tidak berdaya melihat mataku yang melotot sedikit marah.
Aku bisa mencium bau obat2an dari nafasnya, entah apa yang dia pikirkan.
Mimin : kak, maaf ya kak (suaranya lirih bercampur air mata)
Ane : kamu ini kenapa dek"" koq bisa kyk gini"" Mimin : aku sedih kak...(dia tidak melanjutkan kata2nya, dia hanya mulai terisak)
Ane : udah udah, kamu usahain tidur dulu, aku cari makan dulu..kamu belum makan kan"
Dia hanya menggeleng pelan, aku kemudian menutup badannya dengan kain pantai yang ada di dekatnya, aku menjadikan kain itu sebagai selimutnya. Aku mengambil kunci motor supraXnya, saat hendak keluar, hapeku kembali berbunyi..
Ane : halo yank.. Wati : lagi dimana sih yank, koq smsku gak dibalas"
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : bentar ya yank, ntr aku sms ya, mimin tadi mau bunuh diri (aku bingung mw jelasin gimana lagi)
Wati : kenapa yank, koq bisa""
Ane : entar ya yank, ntr aku jelasin, aku mw cari obat dulu. Wati : ya udah ntr kabarin ya, ati2 yank
Akupun memutus panggilan itu, aku sedikit khawatir dengan keadaan adikku itu. Aku mencari2 burjo di sekitar kontrakan mimin, terlihat ada yang buka tidak terlalu jauh dari gang masuk kontrakannya. Aku memesan burjo dan teh panas. Aku benar2 tidak tau harus membeli apa, aku panik.
Setelah mendapat pesananku, aku segera kembali ke kontrakan barunya mimin. Setelah memarkirkan supraXnya aku menuju kekamar tadi..entah kemana teman2 kontrakannya..saat genting kyk gini gak ada yang nolongin...hadeh..
Sesampainya dikamar, aku melihat adikku itu masih tertidur lelap, entah tidur ato pingsan. Aku kembali mengecek lehernya, dia berkeringat tapi tidak panas ato demam. Mungkin pengaruh pil2 gak jelas yang dia minum tadi.
Sungguh pendek pemikirannya, dia mau bunuh diri dengan pil2 itu..kenapa tidak berdiri didepan jalan raya saja biar mati skalian ditabrak truk fuso..amarah sedikit mengambil alih diri yang panik ini.
Chapter C ; Luntang Luntung
25. Kesedihan Mimin Aku hanya menggeleng pelan melihat pola adik angkatku ini..sesekali aku melihat kearahnya yang masih tertidur lemas di kasurnya dengan tertutupi kain pantai itu.
Aku merapikan barang yang berserakan disitu, aku menyapu kamarnya. Terlihat beberapa bungkus obat khas apotek berwarna silver kemerah2an. BODOH...itulah kata2 yang terlintas dpikiranku saat itu.
Terdengar suara motor dari luar rumah kontrakan itu, entah itu kebetulan atau apa..terlihat disana Tata dan Tyas tengah turun dari motor.
Sial ternyata mimin ngontrak bareng mereka. Tapi bukan kekaguman yang kini kurasakan atas cewek berlesung pipit itu, aku sedikit marah melihat mereka yang sedang sedikit tertawa didepan pintu.
"Kalian ini darimana" Teman kalian sekarat kalian malah ketawa-ketawa" suaraku skeptic melihat mereka.
Mereka sedikit kaget dengan suaraku yang terdengar sedikit membentak. Tidak ada suara dari mulut mereka berdua, tertawa yang tadi terlihat kini berganti dengan pandangan ketakutan.
Tyas : Eri..koq ada disni"" (dia terkaget melihatku yang sudah berdiri di depan pintu)
Tata : Eri, kenapa kamu marah2""
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku tidak memperdulikan mereka, aku berbalik kedalam kamar mimin setelah meletakan sapu dibelakang pintu. Mereka kini menyusulku.
Melihat mimin yang terbaring lemah dikasur, mereka segera menghampirinya, tyas menggoyangkan tubuh mimin sambil terlihat menangis.
Tata : kamu apain mimin Ri"" (dia menoleh dengan ekspresi marah)
Ane : kalian ini yang gak peduli sama teman sekontrakan (jawabku tidak kalah marah)
Tata : jawab..mimin kamu apain""
Ane : kalian yang satu kontrakan harusnya lebih tau dari aku..(aku tidak memperdulikan pertanyaanya)
Tyas : Udaaaaah... (terlihat dia memeluk mimin yang terlihat membuka mata dan berniat duduk)
Suara teriakan dari mulutnya seakan mampu membuat ku dan tata sejenak terdiam dari keras2an tadi.
Akupun berjalan kearah bubur yang sempat kubeli tadi. Aku memindahkan bubur itu ke mangkuk di dekat dispenser itu. Aku mengarah ketempatnya berbaring, Tyas sedikit bergeser ke arah lain.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : makan dulu ya dek, biar enakan (aku menyendok bubur itu dan mengarahkan kewajahnya)
Tidak ada jawaban darinya, dia hanya menurut perkataanku..tyas dan tata hanya terdiam melihat acara suap2an itu...aku tau tyas dan tata sedikit iri karena aku menyuapi mimin...hahay..geer betul buaya ini... pemburu mana pemburu...kulitin ini buaya geer
Tidak banyak mimin makan, dia sudah menggeleng. Tyas sudah mengambil teh panas di kresek tadi yang sudah berubah hangat itu. Sedikit telaten tyas meminumkan teh itu ke mimin yang masih lemah. Hmmm..bisa juga kyknya jadi calon ibu yang baik ini orang gumamku.
"Makasih Yas, mbak Tata, maaf ya aku mau ngomong sama kakak berdua" pelan suaranya mengalun.
Setelah meletakan gelas berisi teh hangat itu, Tyas mengajak tata yang masih sedikit emosi melihatku. Aku juga seakan masih emosi dengan Tata entah kenapa.
Aku pindah duduk kedekat mimin, dia sedikit merubah posisi duduk menyender ketembok dekat bantalnya.
Ane : kamu kenapa dek"" Koq bisa2nya kamu mau bunuh diri"
Mimin : sinian kak duduknya (gesturenya menyuruh duduk disebelah kanannya)
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku menggeser beberapa boneka kecil di samping bantal tempat dia duduk kini. Aku ikut bersender di tembok itu.
Mimin : maaf ya kak, aku ngerepotin. (kini kepalanya menyender di bahuku, tanganku bergerak mengelus2 rambutnya..aku sayang dengan adik angkatku ini)
Ane : iya gpp, kamu kenapa dek"
Mimin : aku sedih kak. (entah aku tidak merasakan suara tangisan kadalnya dulu..dia benar2 sedih kali ini)
Ane : sedih kenapa dek"
Mimin : aku marah kak (lah tadi sedih sekarang malah marah...ini kenapa lagi ini )
Ane : iya marah kenapa"" (lama2 kena tabok juga ini adik gk jelas )
"Kemarin aku ditelpon ibu kak"
"Sebelumnya dia sudah janji akan pulang minggu ini" "Tapi dia langgar janjinya kak"
Terasa bahu kiriku basah..dia benar2 menangis sedih kali ini..aku tidak bersuara, aku tetap mengelus2 rambutnya sekedar meringankan sakit hatinya.
"Dia sudah 8 tahun gak pulang kak"
"Dia kerja di Arab seperti gak peduli dengan ku dan adiku disini kak"
Chapter C ; Luntang Luntung
"Aku gak butuh uangnya kak, aku butuh kasih sayang seorang ibu kak"
Aku masih tidak bisa berkata apa2..mimin yang selama ini aku lihat cukup ceria dengan segala tingkahnya serta suara cemprengnya ketika membangunkanku pagi2 sekali...ternyata dia bisa menutup segala kerinduan kepada ibunya yang jauh di Arab sana yang kerja sebagai seorang TKW.
Ane : tapi gak gini juga caranya dek..harusnya kamu itu loncat dari gedung lantai atas yang didepan gang sana..
Dia menghapus air matanya, sekarang dia duduk tegak memandang kearahku, tampak dia bingung dengan tubuh yang masih sedikit lemah.
Mimin : maksud kakak" (aku hanya senyum melihatnya yang kebingungan)
Ane : iya, loncat dari lantai 8 kyknya bisa mati langsung dek..
Lagi2 itu kuku pendeknya mendarat ditangan kiriku..ampun sakit beneran ini tangan..tapi tak apa, aku sekarang sedikit melihat senyuman di bibirnya.
Mimin : kakak ini bukannya ngelarang aku bunuh diri malah nyuruh (masih setia dengan cubitan yang sangat dalam terasa)
Ane : iya dek beneran, minum pil2 tadi bukan bunuh diri tapi nyiksa diri sendiri (masih sok2 serius)
Chapter C ; Luntang Luntung
Mimin : emang kakak rela aku mati"" (kini mulutnya sedikit monyong,tetap aja itu tangannya masih mencubitku)
Ane : rela lah, kan berkurang satu adikku yang ngeselin (mulailah senyum ini keluar, aku sedikit senang melihatnya sudah kembali seperti mimin yang aku kenal)
Aku berjalan kearah bubur di ujung kasur yang masih tersisa banyak itu. Aku menyerahkan ke mimin.
Mimin : gak mau kak, suapin ya (dia kembali mengangkat pelan alisnya kini...benar2 sudah kembali sifat aslinya)
Ane : Halah manja..makan sendiri aja, aku mau pulang dek, udah malam ini.
Mimin : kakak jahat, kemarin aku di marah2in skrg aku dibiarin kyk gini (lagi mulut itu monyong)
Ane : Eh, sejak kapan aku marah sama kamu dek" (kapan aku marahnya coba)
Mimin : ya itu sejak kemarin, mentang2 ada cewek baru trus aku dimarah2i.. (oh..ternyata..kwkwkwkw)
Ane : gak marah, kan aku cuma melotot dek..beneran gak marah..
Mimin : suapin dulu kak, ntr kalo dah abis baru kakak pulang ya.. (manjanya kini terlihat dengan tubuh yg masih lemah) Ane : iya iya...
Chapter C ; Luntang Luntung
Akupun menyuapi adikku tersayang malam itu..setelah habis aku pamit pulang. Sebelum keluar dari kamarnya, aku melirik kearahnya yang sudah kututupi dengan kain pantainya tadi sebagai selimut.
"Cinta orang tua itu tak akan ada habisnya dek, mereka akan berusaha untuk tetap memberikan yang terbaik buat anak2nya"
Dia hanya mengangguk pelan sebelum aku menutup pintu kamarnya. Aku menuju kamar Tyas yang terbuka waktu itu.
Tok tok tok ... tangan ini mengetuk pintu kamar..tyas sedikit kaget dari posisi berbaringnya dikasur.
Tyas : iya Ri" (dia merapikan baju dan jilbabnya)
Ane : ntr tolong temenin mimin ya, kalo kenapa2 lagi telpon aja.
Tyas : iiya Ri, Sorry ya tadi kami gak tau kalo mimin bakalan nekat kyk gitu.
Ane : udah gpp Yas, sorry juga aku tadi ngomong kasar sama kalian (buaya ini hanya mampu garuk2 kepala)
Ane : ya udah ya, aku pamit dulu..pamitin juga sama Tata.. (aku sempat melihat kamar tata sudah tertutup mungkin sudh tidur) Tyas : iiya Ri..
Aku pun meninggalkan kamar tyas dan kembali mengambil pixie kawe 2ku...untung masih ada, tidak digondol maling kere yang
Chapter C ; Luntang Luntung tega menyabet sepeda butut..
Terlihat tyas tersenyum sambil melambaikan tangan di depan teras rumah kontrakan itu.
Buayanya sedikit tobat sodara2, ada mangsa disana tidak diterkam...hahay...
20menit aku sudah berada ditempat parkir kostanku. Setelah meletakan sepeda kawe satu2nya itu, aku naik keatas, terlihat arif sudah duduk didepan teras depan kamarku. Hahay, dia masih setia menunggu mahoanya ini pulang ternyata..
Arif : dari mana cok" (dia tetap setia dengan LA 12nya) Ane : biasa, baru pulang ngapel..kangen kah" (iseng ini keluar) Arif : kampret..
Kami seperti pasangan maho lainnya hanya tertawa disitu..aku masuk kekamar yang tidak pernah aku kunci itu. Saat membawa gitar kedepan, arif malah sudah hilang dari situ, dia terlihat dijemput dimas dibawah.
Sial...ternyata dia sekarang selingkuh dengan Dimas..
26. Sekantin dengan Tyas Sehabis pulang dari kostan mimin...dan ketika aku ditinggalkan oleh pasangan mahoku selingkuh dengan dimas..aku tidak jadi gitaran..aku lebih memilih berbaring dikasur..entah, pikiran campur aduk mengingat mimin..
Malam itu aku habiskan dengan berbaring luntang lantung
Chapter C ; Luntang Luntung
dikasur kamar, sudah cukup larut. Tapi koq ada yang kurang ya.
Asem..aku lupa ngabarin gitar spanyolku.
Aku buru2 mengambil hape yang masih berada di celana jeans di gantungan belakang pintu itu. Sial, hapeku ternyata dari tadi mati keabisan baterai. Aku meraih cash disebelah meja khas anak kost.
Setelah kuhidupkan kembali, hapeku bergetar hebat, entah berapa sms masuk dari sang gitar spanyol. Aku membaca satu2 smsnya.
Senyumku mengembang sendiri membaca smsnya yang kebanyakan kata2 genitnya. Ini sudah masuk waktu nina bobonya..dan aku melewatkannya malam ini. Mungkin dia sudah tertidur. Ah, pulsa abis lagi..sudahlah, malam ini tidak ada acara cerita hot sebelum tidur.
Setengah 1 aku masih luntang lantung di kamar, aku sedikit lelah karena kepanikan tadi melihat mimin yang tiba2 menggila dengan acara bunuh dirinya..tapi dia sekarang sudah baik2 saja, aku bisa tersenyum lega..
Tapi tidak aku pungkiri...kini rasanya sedikit kecewa karena aku melewatkan desahan gitar spanyolku itu. Semoga dia tidak marah karena aku tidak mengabarinya.
Tangan ini kembali melihat2 contact di phonebook..ah...senyumku
Chapter C ; Luntang Luntung
lagi2 mengembang ketika nama di contact hapeku berhenti di satu nama..nama yang sudah mengajarkanku cinta..yap, dialah Marisa, cinta pertamaku. "Selamat tidur sayang..mimpi indah" bibir ini menciumi layar 128x128 pixel itu...aku sudah gila...
... Pagi itu...kembali diri ini dikagetkan oleh teriakan hape j200i itu..hadeh..siapa sih yang genit pagi2 gini..dengan mata yang masih 3watt aku mengangkat panggilan itu.
Ane : halo.. Wati : yank, semalam koq gka ngabarin sih""
Ane : eh yank, maaf ya pulsaku abis smlm...makanya gk aku bls smsnya.,hehehe
Wati : semalam koq hpnya mati yank""
ane : nah itu yank, smlm pas di tempat mimin, hp ku mati abis baterai.
Wati : ooo.. (kyknya kesal dia disana)
Ane : tumben yank pagi2 dah telepon" gak kerja yank"" Wati : ini baru mandi yank. (hahay suara desahan genit itu terdengar lagi)
Ane : trus tadi ngapain aja dikamar mandi yank"" Wati : ya gitu yank, mandi sendiri.. yank, bagusnya make yang
Chapter C ; Luntang Luntung
itam apa yang pink"" (aku tau betul pertanyaan tentang apa ini)
Ane : pink aja yank, tp lebih bagus lagi kalo gak pake.. Wati : ntr kalo kliatan orang2 dikantor gak make apa2 gimana yank (genitnya suara itu)
Ane : ya jgn sampe to yank...cukup aku aja yang liatnya.. (semakin lama semakin gk jelas omongan ini...awas mblo ndak pengen.. )
Wati : udah ah yank, aku mw siap2 kerja dulu...dah sayang..muuuacchh...
Tut tut tut..telepon itu terputus...ah sang buaya gak dapat acara mesum pagi2 gini...buaya sedikit kecewa sodara2...wkwkwkkww..
Karena kuliah hari ini masuk siang, aku kembali memejamkan mata ini dikasur, sekedar membayangkan gitar spanyolku tanpa senar lagi..hahay, senyuman ini gak pernah lepas dengan segala khayalan nakal yang belakangan sangat sering menjalari otakku. ...
Siang itu aku sudah berada dikantin, rencana ngapel si mbak kantin yang sudah aku anggap kekasih tempat ngutang makanan kala kantong kering melanda itu.
Tapi sayang, dia tidak ada hari itu..dia ada keperluan keluarga dan sedang berada di jawa barat sana...ah lagi2 keadaaan tidak mendukung sang buaya utk mendapat utangan di kantin itu.
Chapter C ; Luntang Luntung
Jadilah diri ini hanya memesan es coffemix ke mas2 yang jaga.
Sedang asik2nya aku menikmati coffemix itu, terlihat tyas yang datang dari arah pintu kantin.
Ane : eh Yas, gimana keadaan mimin""
Tyas : dia dah agak baekan koq Ri, tadi pagi juga dah aku beliin sarapan.
Ane : makasih yah dah mau jagain mimin..eh tasnya itu ditaro dulu yas, mau makan kan""
Tyas : Iya Ri, kamu dah makan"" (hahay, kalo ditawarin makan sih bisa ini numpang makan gratisan.. )
Ane : udah yas, lagi ngopi2 aja sih dsini..udah tasnya taro dulu deh, sana kamu ambil makan dulu. (gengsilah sang buaya jika harus di bayarin tyas)
Dia hanya mengangguk dan meletakkan tas ala emak2nya di kursi depan tempat ku duduk. Dia berjalan menuju tempat makanan dipajang disana, dan seperti sebelumnya dia terlihat membawa piring yang menggunung dengan menu makan siangnya itu.
Hahay...menu makannya masih kyk dulu ternyata, masih kyk kuli makannya banyak.
Dia tersenyum memangdangku ketika dia mengambil duduk didepan ku.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : tambah chubby aja Yas, makan-nya juga gak ada kurang2nya..masih kyk dulu
Tyas: eh Eri bisa aja...(malu2 monyet dia) oiya Ri, boleh nanya gak"
Ane : iya, tanya aja (santai diri ini setelah menyeruput coffeemix dingin itu)
Tyas : kamu koq peduli banget sama mimin Ri"
Hellow, dia itu adik angkatku yang sudah ku anggap adik kandung..wajarlah aku peduli dengan keadaanya
Ane : ya karena dia sodaraku Yas, masa aku tega biarin dia sekarat, kakak macam apa aku..
Tyas : kamu sayang kan sama dia"" Ane : iyalah yas, aku syang banget sama dia.
Tyas : kalian bukan sodara kandung kan" Koq bisa segitunya kamu sayang sama mimin Ri" (penasaran terlihat diwajahnya kini)
Ane : ya dari dulu aku gk punya sodara kandung yas..(dia memotong kata2ku)
Tyas : kamu anak tunggal Ri"
Ane : iya..hehehe..dulu aku pengen banget punya adik, tapi gak dikasih sama tuhan..makanya skrg aku ketemu sama mimin..jadilah aku sayang sama dia seperti adik kandungku
Chapter C ; Luntang Luntung
sendiri. Kini dia hanya memainkan pipet di gelas es teh pesanannya..makanan yang menggunung tadi tersisa setengah..lumayan lama kami terdiam disitu..akupun menyeruput es coffeemix-ku.
Tyas : beruntung ya, mimin disayang sama kamu Ri. (ekspresinya berubah seketika, aku tak tau ekspresi apa itu)
Ane : ya dulu aku sempat sih kagum sama kamu yas. Tapi gak tau kagum itu berubah jadi sayang ato hanya sebatas kagum. (bah, kenapa ini bibir nyeplos aja dah )
Dia melihatku sedikit kaget..tapi sudahlah...cukup mempermainkan hati seseorang...
Ane : aku sudah pernah bilang dulu sama kamu Yas, aku di posisi yang serba gak enak, gak enak sama kamu gak enak sama adi.
Tyas : kenapa sih aku gak bisa kyk mimin Ri, kenapa aku gak bisa jadi orang yang kamu sayang itu. (sedikit berkaca mata itu terlihat)
Hadeh, niat mau njelasin biar gak terbawa...malah jadi kyk gini...
Ane : ya udah kamu jadi sodaraku aja (tangan ini menjulur kearahnya, hahay...sangat kampret buaya satu ini)
Chapter C ; Luntang Luntung
Tyas : gak gitu Ri, aku gak mau seperti mimin yg jadi sodaramu..aku pengen lebih..
Ane : Maaf ya Yas, aku sekarang dah sama Wati..cewek yang kalian liat di kamarku malam tahun baru dulu.
Lagi ekspresi itu berubah..terlihat senyuman lesung pipitnya kini, dengan sedikit keterpaksaan.
Tyas : ya udah deh Ri, aku duluan ya..mw ketemu Rina.. Ane : iya Yas.. (entahlah, ini coffeemix rasanya sedikit pahit sekarang)
Tyas mengambil tas ala emak2nya dan mengarah ke Kasir membayar makanannya. Ketika dia melewatiku, terlihat lagi itu senyuman lesung pipitnya..entah dia ikhlas atau tidak. ...
Sore itu, aku sedang di lab dengan Adi dan beberapa teman senat..waktu itu sempat ada acara makrab di kaliurang, entah makrab apa waktu itu. Dan lagi2 aku sebagai salah satu anggota senat harus ikut..hadeh..
Sedang seru2nya membicarakan rencana makrab itu, hape ini kembali berbunyi..ternyata si mahoanku Arif..dia ternyata merasa bersalah karena dia selingkuh dengan dimas..dia nelpon mau minta maaf ternyata...
Ane : halo cok...tumben nelpon koe"
Chapter C ; Luntang Luntung


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Arif : Ri, tolong ke depan Politeknik LPP jalan Solo..aku kecelakaan Ri..
Tut tut tut..dia mematikan teleponnya..asem dia membuat dramatisir juga ternyata...
Ane : Di, temenin ke LPP jln Solo Di, teman kostanku kecelakaan katanya tadi. (aku mengarah ke adi yg masih berbicara dengan rekan senat lain)
Adi : sapa yang kecelakaan Ri, ayo gw anterin.
Akupun bergegas dengan adi ke Politeknik LPP di jalan solo sana, lumayan jauh dr kampus sekitar 25menit berkendara. Aku melihat skitaran jalan, tidak ada aku temuin si mahoanku Arif disitu.
Setelah dekat gang di Foto Duta, aku melihat sekumpulan orang disitu, ketika aku dan adi berhenti dan melihat, benar saja, arif masih terduduk disitu. Tangan kirinya berlumuran darah dan terlihat sobekan di jeans sebelah kiri....
Hadeh ada2 aja musibah yang menimpa..Untung motornya cuman lecet dikit...wkwkwkkwkwkkw...sahabat macam apa ini..motor lebih di utamakan..wkkwkw...sayang e gan..itu motor belum ada sebulan dah di buat lecet
Aku memakai motor supraX baru dengan sedikit lecet itu kembali kekostan, adi membonceng Arif. 25 menit kemudian
Chapter C ; Luntang Luntung
kami sudah tiba dikostan, adi langsung pamit ke kampus karena masih harus mengurus lab, tiggallah aku dengan mahoanku si Arif..dengn telaten diri ini mengobati luka di tangannya..benar2 kyk bayi, arif sekarang berubah cengeng ketika obat merah aku usap dengan keras di lukanya...nyahok nyahok koe Rif, salae selingkuh karo dimas... kapan lagi bisa jahilin Arif gumamku.
Ada2 aja kejadian dari semalam, mulai dari mimin yang mw suicide lah, skrg arif yang kecelakaan...
Chapter C ; Luntang Luntung
27. Yogya oh yogya.. Yogya, Oktober 2015
Siang itu aku dan teman sekantorku Si Aji, sedang menikmati Ice Blast di teras depan kantor sambil melihat beberapa motor dan mobil lewat.
Aji terlihat sibuk membaca story "Aku Masih Setia Di Yogya" yang aku tulis beberapa minggu lalu. Yap, dia sudah tau perihal kisahku ini, karena kemaren sebelum mulai menulisnya, sempat aku meminta ijin untuk memakai nama tengahnya dalam kisahku ini.
Sesekali dia menghembuskan asap putih dari batang rokok di tangannya itu. Dia terlihat sangat serius membaca cerita itu, sesekali dia ketawa pelan sambil melihatku, tidak lama dia kembali menatap layar laptop yang dibawanya keluar itu.
Aji : Mas, Marisa itu mirip siapa" (dia bersuara tanpa melihatku, dia masih menatap layar laptop di pangkuannya) Ane : Ya seperti marisa Ji..hehehhe..
Terlihat dia menutup laptop itu..dan kembali menarik isapan ice blast yang tinggal beberapa centi ditangan kanannya itu.
Aji : trus mas dah benar2 ikhlas belum melepas marisa"" (dia kini semakin antusias, ternyata dia sudah sampai di akhir Part 1. Elizabeth Marisa S.)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : ya mau gak mau Ji, keadaan waktu itu gak mendukung buat menahannya. (sesekali bibir ini mengebulkan asap putih dari batang rokok putih itu)
Aji : seru juga ya mas baca kisahmu..kadang aku gak percaya..aku baca kisah ini kyk aku gak kenal sama kamu mas. (dia tersenyum)
Ane : banyak Ji yang gak pernah aku ceritain.
Aji : sek mas, jgn diceritain dulu, biar aku gak keduluan dari kisahmu di kaskus mas.
Ane : ya wes, coba koe buat id aja di kaskus Ji, buat Id sesuai nama di kisahku itu..pasti banyak yang nanyain ntr. Aji : gak ah mas.
Dia terlihat melipat kursi yang sering kami bawa keluar dari dalam kantor..cuaca yogya benar2 panas, sebentar saja berada di luar ruangan..terasa sangat membakar kulit.
Aku mematikan ice blast yang sudh pendek ditanganku, akupun kembali kedalam ruangan kantor kecil kami.
Setelah kembali duduk dimeja, aji terlihat membaca status BBM temannya. Dia menunjukkan foto temannya yang sedang berada di Prambanan.
Ane : dulu aku kyknya pernah kesitu Ji, berdua dulu sama
Chapter C ; Luntang Luntung
Wati.. Aji : wati yang mana mas"
Ane : ada ntr di cerita ku Ji, kalo gak salah ntr di Part 3 kyknya..belum aku tulis sih, baru beberapa bagian.
AJi : Wah masih banyak ternyata kisahmu mas"
Ane : ya masih lah..kamu kan baru selesai part 1 kan. (terlihat dia mengangguk..smbil kembali membuka laptopnya)
Aji : kemaren itu sama siapa aja mas ke prambanannya" (dia menolehku, sedikit penasaran dirinya)
Ane : ya dulu sama wati, yang jakarta...kamu gak tau, aku gak pernah cerita soalnya.
Aji : tapi ntr mau kamu ceritain gak di cerita mas"" Ane : Rencanan sih nulis kisah dengan wati..(dia memotong omonganku)
Aji : ntr deh mas, ntr aku baca aja, biar gak keduluan lagi dari yang di kaskus..hehhehe
Ane : yo wes, baca sendiri aja.
Aku kembali memutar lagu "Spirit Carries On" yang belakangan sangat disukai Aji, dia katanya mau belajar bahasa inggris seperti aku dulu dari lagu dreamtheater..hahahha...lagi2 aku memberikan contoh cara belajar ngawur ke Aji..dia pelan2 sing along ketika lagu itu mulai mengalun..tapi terlihat ada sesuatu yang dia pikirkan..dia melihatku lagi..
Chapter C ; Luntang Luntung
Aji : oiya mas""
Ane : hah (aku menghentikan ketikan draft kisahku)
Aji : kamu tau gak tentang mitos prambanan" Ane : mitos apa Ji" gak pernah dengar aku..(aku kini yang sedikit penasaran)
Saat itu aji mulai menceritakan tentang mitos2 yang pernah dia dengar. Mulai dari awal mula dibangunnya candi boko yang posisinya tidak jauh dari candi prambanannya..di akhir cerita dia sedikit menebak2 ujung kisahku dengan wati..
Ane : ada benarnya juga tebakanmu Ji..tapi ntr kamu baca di thread aja ya..gak usah aku ceritain sekarang.
Aji : iya mas..biar seru, jadi aku kyk pembaca2 lain yang benar2 gak tau gimana kamu sekarang..hehehhe
--------------------- OK untuk kisah candi prambanan dan candi boko, silahkan agan cari sendiri deh di si mbah google..pasti nanti agan temuin tentang mitos2 ketika berkunjung ke candi itu.
Oiya...ucapkan salam kepada teman se-opas ku...dia sekarang menjadi SR disini...dia belum berani buat id katanya, ndak di tanya macam2..
Chapter C ; Luntang Luntung
28. Kejutan Ultah Yogya September 2007
Saat itu sedang musim penghujan. Tak jarang diperjalanan pulang dari kantornya, gitar spanyolku disana kehujanan. Aku mulai merasa kasian ketika dia pulang hanya dengan taksi dan tak ada yang menemaninya. Ingin rasanya diri ini segera k JKT yang aku tak tau modelnya gimana kota itu.
Musim penghujan di yogya waktu itu seperti tidak bisa ditebak. Sehari bisa jadi hujan sangat lebat tapi beberapa hari kemudian kembali panas yang menggila. Kekaguman yang gak pernah ada habisnya, selain dengan keramahan warganya, cuacanya yang gak bisa ditebak ini juga bisa membuatku terkagum. ...
Siang itu, aku masih berada di kampus..aku masih menunggu hujan reda. Kebetulan dari tadi ketika aku sedang mengikuti kuliah jam 10an hujan mengguyur lumayan kenceng.
Hapeku berbunyi..ah, ternyata sang gitar spanyol yang menelpon.
Ane : halo yank, tumben telpon" gak kerja yank"
Wati : ini lagi jam makan siang yank. Ane : makan siang sama siapa yank"
Wati : sama teman2 kantor, ni di warung depan kantor..belum
Chapter C ; Luntang Luntung
datang pesanan kami..kamu dah makan yank"
ANe : belum yank, ini lagi di kampus,deres ujannya ini. hehehhe
Wati : sini tadi sempat ujan sih yank, tapi gak terlalu deras, yank..ntr lagi yah, ini makananku dah datang.
Ane : iya yank, met makan siang ya, pelan2 aja ndak kesedak..hehehe
Wati : iya yank, kamu pulangnya ati2, nunggu reda aja ya pulangnya..dah sayang..muuuccchh... (sempat terdengar suara tawa disana sebelum telepon terputus..paling suara teman2 genit wati gumamku)
Sekitar pukul 3, baru aku bisa berjalan pulang kekostan, hujan sedikit mereda sore itu. Sedikit basah ketika sampai kamar. Lagi2 aku harus mengepel kamarku, benar2 lebat hujan siang tadi, kamarku seperti tidak ada atapnya, semuanya basah tidak terkecuali kasur yang jadi tempatku memejamkan mata.
Jadilah sore itu aku menjadi tukang pel..hahay..nasib anak kostan kere.
Menjelang magrib hujan sudah reda, dan diri ini sedikit bisa duduk2 didepan teras sambil ditemani tetes2 air yang masih menetes dari atas plafon..halah bahasane..bilang aja netes dari atap bocor..
Aku mulai menghitung mundur, 5.4.3.2.1 ah gak berbunyi juga itu hapeku.. kecepetan kyknya ngitung.. 5.4.3..nah benar kan..hape j200i ku berbunyi, siapa lagi coba kalo bukan sang
Chapter C ; Luntang Luntung
gitar spanyol. Aku sangat hafal waktunya dia pulang kerja. Ane : halo yank" dah pulang ya"
Wati : iya yank, ini baru ganti baju..tadi ujannya lumayan deras, basah tadi yank..
Ane : gak nunggu reda dulu yank baru pulang. Wati : gak yank, kemalaman kalo nunggu reda, ini aja masih deras ujannya.
Ane : disini dah gak ujan yank..baru aja reda..
Wati : yank, kyknya enak deh kalo kringet2an kyk tahun baru itu yank (hahay, suara genit itu kini terdengar menggoda)
Ane : yang kapan ya yank" koq aku lupa.. (iseng ini kembali) Wati : ooo jadi gitu ya skrg..besok2 kalo aku keyogya lagi gak mau deh dekat2 kamu (manjanya, kalo dekat dah kena terkam ini orang..hahay)
Ane : ampun yank...gak gak tadi cuman becanda..hehehhe
Wati : iya sayang aku tau koq.....yaaaaank, dingin..pelukin dooong..(desahan menggoda iman terdengar kini) Ane : jauh yank, ntr deh kalo keyogya aku pelukin erat. Wati : cuman peluk aja gak mau yang lain""
Ane : ya kalo dikasih yang lain sih gak nolak..hehhehe Wati : yang lain apa yank"" cewek lain ya"" (dia tertawa genit) Ane : gak ah, cukup kamu aja yank, gak mau yang lain.. (buaya woy..gombal betul buaya satu ini)
Chapter C ; Luntang Luntung
Begitulah kami ngobrol sebelum masuk ke part selanjutnya yang sangat malu untuk ane ceritain..ntr ndak pengen kalo diceritain..hahay
Entah kami membahas apa waktu itu, dia tiba2 nyeletuk
Wati : oiya yank, besok kamu ultah mau apa"" (eh, kapan dan darimana dia tau ultahku)
Ane : koq tau aku mau ultah yank"
Wati : dulu pas kamu tidur, aku sempat liat KTPmu yank, takut kamu ninggalin aku..aku catet nomor rumahmu disumbawa sana. (hahaha segitunya doi ternyata)
Ane : yee emang aku ada tampang bejat gitu yank" Wati : gak bejat sih yank, cuman mesum (suaranya tertawa kecil disana) (bejat ama mesum beda yak"" ah sudahlah...lupakan)
Wati : ini serius yank, kamu mau apa besok ultah"" Ane : gak usah yank, aku mau kamu aja..gak pengen yang lain. Wati : aku gak bisa keyogya yank, aku sibuk kerja besok pas kamu ultah (suara sedikit serius kini)
Ane : ya udah deh, anggap aja doaku gak terkabul pas ultah besok..hehehhe
Wati : maaf ya yank... Ane : iya sayang, lagian juga ultah gak terlalu penting koq..belum pernah aku ngerayain ultah seumur2.. (dia hanya diam disana)
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : udh dong yank gak usah dipikirin..kan lain kali bisa ketemu..hehhehe
Wati : kamu yang kesini gimana yank"
Ane : eh, aku masih kuliah, duit darimana buat hidup disitu.. Wati : ya kesini aja, ntr aku yang piara yank (genit itu terdengar lagi)
Ane : iya tante sayang, aku rela koq jadi piaraanmu..
Kami tertawa di panggilan itu.. seperti malam2 berikutnya, dia mulai beranjak ke peraduan malamnya, dan dia sudah meminta jatah nina bobonya..cerita indah yang penuh dengan desahan2 erotis menggoda iman tak pernah lepas disaat aku meninabobokan gitar spanyolku...sedikit konyol memang, tapi aku dengan senang hati menanggapi segala tingkah gilanya sampai salah satu dari kami tak bersuara karena ketiduran. ...
Rabu 5 September 2007 Pagi itu aku membuka pintu kamar, terlihat dihalaman beberapa tempat masih digenangi oleh air bekas hujan semalam. Segar memang udara sepagi ini ketika sehabis hujan.
Aku mengecek hape ku, tidak ada kudapati sms dari gitar spanyolku, bahkan dia semalam tidak menelponku. Aku sempat mengiriminya sms beberapa kali, tapi selalu pending. Entah apa yang terjadi dengannya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku sedikit khawatir, aku takut terjadi apa2 dengannya disana. Kenapa aku seperti ini, tidaklah baik berfikiran yang jelek2 terlebih dulu.
Sedikit malas kaki ini melangkah kedalam kamar mandi yang hanya berjarak 1 meteran dari pintu tempatku berdiri..ah kuliah pagi lagi..hadeh..
Ok karena masih dingin..jadi acara mandinya hanya byar byur asal basah aja, sabun dikit dan kelar sudah acara mandi bebek pagi itu..
... Sekitar jam 11 kuliah diakhiri oleh dosen, ane lupa mata kuliah apa waktu itu. Kebetulan aku dengan Mimin ngambil mata kuliah yang sama, jadilah kami masih sering ketemu di kelas.
Tyas..masih terlihat sekilas, dia memang sekontrakan dengan mimin, tapi entah sejak kejadian dikantin beberapa bulan lalu, dia kini sedikit sensi melihatku, seakan tidak mau dekat2..hahay...nyahok koe buaya...1 mangsa menjauh...
Mimin mengajakku kekostan, beberapa hari lalu dia sempat menitipkan beberapa bukunya di kostan.
Sejak kejadian dia mau suicide itu, sekarang dia kembali lagi ceria seperti dulu, suara cempreng khasnya itu selalu terdengar Cumiakkan telinga. Setelah sampai kamar, dia hanya mengambil bukunya dan langsung pamit, katanya sih mw ketempat CLBK-
Chapter C ; Luntang Luntung
nya yang kerja di Galeria Mall itu...ternyata beneran dia kembali ke pelukan si Yudi namanya kalo gak salah.
Setelah mimin pamit, diri ini hanya memutar2 hape di kamar sambil menunggu sms yang tidak kunjung sampai, masih pending smsku ke sang gitar spanyol.
Mau maho2an sama arif juga, dia kalo gak weekend gak pulang, dia ditempat selingkuhannya di kostan dimas..sungguh terlalu itu mahoanku...wkwkwkkw..besok2 kalo jatoh lagi, bener2 ta siram air garam lukanya, biar kapok selingkuh..
Dingin yang terasa pagi tadi kini berubah menjadi terik yang bisa membuat keringat mengalir deras siang itu. Aku memutuskan untuk berendam "duduk ketekuk" didalam bak mandi 1,5x1 meter itu..hahay..biar gitu2 ane anggap itu bathup mewah seperti di film2 yang sering ane tonton di tipi di kamarnya arif.
Sedang asik2nya "duduk ketekuk" aku mendengar hapeku berteriak keras, tanda panggilan masuk. Dengan sedikit kesusahan akibat duduk terlalu lama didalam bak mandi, aku mengambil handuk dan mengeringkan badan sebelum aku mengangkat panggilan itu.
Dan ternyata, nama yang benar2 aku rindukan itu terlihat di layar 128x128 pixel itu, siapa lagi kalo bukan si gitar spanyolku. Dengan girangnya aku mengangkat telepon itu. tapi belum sempat aku menjawab, telepon itu terputus. Asem i..gak tau apa orang lagi kangen..
Chapter C ; Luntang Luntung
Tring...hape itu sedikit bergetar setelah nada pendek tadi, ah sms darinya ternyata.
: yank, aku nitip paket di Mekdi, di kursi pas tahun baru dulu
Hadeh, kenapa gak di kirim kealamat kostku aja sih..pea juga ternyata doi..wkwkwkkw.. Aku membalas smsnya
: kenapa gak di kirim ke alamat kost aja yank""
: gak bisa yank, aku lupa alamat kostmu, aku ingatnya mekdi pas tahun baru
: kan bisa tanya lagi yank..dimekdi kan gak ada yang kenal aku yank
: udah sana di ambil yank, dah sampai itu, tadi aku telepon orang mekdinya
: ya udah ntr sore aku ambil yank, baru selesai mandi aku : gak bisa, harus sekarang yank..ntr paketnya dikembalikan kalo gak di ambil sekarang
: ya udah, aku ambilin sekarang. Hadeh, buat kerjaan aja dah si gitar spanyolku.
Melalui sms, waktu itu aku mengajak mimin utk mengambil paket ke mekdi di malioboro mall. Mimin yang kebetulan ada di kontrakannya malah menyuruh si Yudi yang mengantarku. Yudi juga mau2an disuruh2 mimin..wkwkwkwkwk..namanya kalo sudah
Chapter C ; Luntang Luntung cinta kan ya...susah di nalar...
Aku beranjak ke depan jalan, karena Yudi tidak mengetahui kostanku. Tak butuh lama, aku melihat motor SupraX milik mimin..yap itu Yudi, aku mendekatinya yang terlihat clingak clinguk mencariku
Ane : yudi ya" pacarnya mimin"
Yudi : iya mas, ini mas Eri ya"
Ane : iya, maaf ya Yud, jadi ngerepotin..
YUdi : gpp mas, sama kakak sendiri juga.. (dia tersenyum sambil menyerahkan helm, asem..kyknya ane tua banget yak, yudi sama ane gak terlalu jauh beda keliatannya dari umur..wkwkkwkw..dia hormat juga ternyata dengan kakak pacarnya ini)
Aku mengambil helm itu dan dengan segera beranjak ke Mekdi yang dimaksud Wati di sms tadi. Yudi menunggu diparkiran, waktu itu, katanya gk usah turun dari motor biar gak ditarik biaya parkir..wkwkkwkw
Dengan bodohnya diri ini pergi ke tempat pesanan menu..lumayan banyak orang antri waktu itu..dengan helm ditangan kiriku, aku mengirim sms ke Wati..
: yank, tadi paketnya atas nama siapa" Tidak ada balasan dari sang gitar spanyol..ah, aku mau
Chapter C ; Luntang Luntung ngomong gimana sama kasirnya ini ntr...
... : mas, maju mas, itu dah kosong didepan Ane : maaf mbak, lagi nunggu orang, duluan aja mbak
Aku sedikit minggir dari barisan antrian, mbak2nya tadi senyum2 melihatku...mungkin..ini mungkin loh ya..dia berkata dalam hati "tumben ada orang baik yang rela antriannya di ambil.." hahay...dramatisir dari sang buaya itu gan... maklum kegeer-an yang sudah mengakar daging ini susah hilang...
Kembali hapeku berteriak hebat...kampungan..gumam orang2 di antrian itu..mereka memandang ku dengan ekspresi mengejek..wkwkwkw...ini volume ringtone HP aku set level max tadi pas acara brendam ketekuk itu..wkwkwkkw..lupa ane buat normal lagi...
Dengan sedikit malu2...aku mengangkat panggilan itu..
Ane : halo yank..paketnya atas nama siapa tadi yank""" Wati : kan tadi aku sms gak di kasir yank, tapi ditempat kita duduk pas tahun baru dulu..(dia tertawa diujung sana)
Dengan hape masih menempel di telinga, aku melihat kearah tempat kami duduk waktu itu, dan benar2 diri ini dibuat kaget..Sang gitar spanyolku sedang duduk tersenyum disana..aku mematikan panggilan dihapeku..aku memberikan gesture mengantar helm dulu..dia mengangguk dengan senyuman genitnya..
Chapter C ; Luntang Luntung
"Hai senangnya dalam hati...woooohoooooo" seperti itu teriakku dalam hati.
Chapter C ; Luntang Luntung 29. Melodi Indah Gitar Spanyolku
Aku mengantar helm ke Yudi yang masih menunggu di parkiran.. Ane : Yud, makasih ya
Yudi : paketnya mana mas"
Ane : ada didalam Yud (senyum2 kini sang buaya)
Yudi : koq gak di ambil mas"
Ane : ntr aja, oiya aku gak pulang bareng yud..ntr plg aku pulangnya naik becak aja.
Yudi : gpp ni mas" Ane : iya gpp, kasian mimin nungguin kamu..makasih ya yud. Yudi : sama2 mas..ya udah aku pulang dulu.
Setelah mengambil helm yang aku serahkan, dia meninggalkan parkiran depan Malioboro mall itu..akupun langsung kembali kedalam mekdi..hahay..daging segar mblo...sudah lama gk dapat jatah..
Dengan senyum yang mengisyaratkan "Akulah orang paling bahagia sekarang" aku melangkah ke arah sang gitar spanyol..dengan senyuman manisnya pula dia menyambut kekasih hatinya ini..ingin rasanya diri ini memeluknya erat, apa daya..banyak mata2 yang melihat iri kepadaku..hahay, ditunda aja dulu..ntr juga dpat jatah..sabar ya mblo...gk usah ngiri.. Aku mengambil duduk di depannya, aku ingin membenamkan
Chapter C ; Luntang Luntung
pandangan kerinduan ini..aku ingin melihat senyuman genit itu.
Wati : yank...senyumnya ih kyk orang gila (tangannya kini memegang tanganku diatas meja..mirip dengan sinetron alay2 sekarang )
Ane : aku kangen yank.. (entah senyum ini sudah tidak bisa padam lagi)
Wati : bentar yank, aku ada sesuatu (dia melepas tangannya, dia mengambil sesuatu dari tas ala emak2nya kini)
Aku hanya menunggu apa yang dia maksud, diri ini sempat membayangkan (maaf) CD Pink yang akan dia berikan..
Wati : tadaa (dia mengangkat kotak dengan bungkusan kado itu)
Ane : apa itu yank" (penasaranku)
Wati : ada deh..ntr bukanya di kamar aja ya yank..
Ane : siap yank..hehehhe (aku garuk2 kepala yang gak gatal ini, aku membayangkan *Maaf CD berwarna warni yang akan dia kenakan nanti malam yang ada di bungkusan kado itu )
Wati : makan dulu yank..biar kuat (senyum genit itu benar2 menggoda euy..grrrrr)
Ane : udah tadi yank, Chapter C ; Luntang Luntung
Wati : makan lagi ya, ni aku dah pesanin burger (dia menyerahkan bungkusan bulat khas mekdi itu, sementara kado *maaf CD-nya tadi dimasukan lagi kedalam tas ala emak2nya)
Mendengar kata2 "biar kuat" sama "dikamar aja" dari mulutnya tadi..diri ini seakan sangat bernafsu melahap habis burger dari dalam bungkusan khas mekdi itu..hahay..lama gak olahraga "Kringetan" gan..jadi semangat betul jika diajak lagi..
Wati : pelan2 yank, aku masih lama koq disini, lusa aku balik ke JKTnya. (senyum itu...aku sungguh merindukan senyumnya, anunya juga sih.. )
Ane : hehhehe.. (sesegera mungkin menghabiskan burger itu)
Dengan sedikit kerja keras, habis sudah makanan aneh itu...entah kenapa sedikit aneh lidah ini dengan rasa keju..tapi mengingat apa yang akan aku dapat selanjutnya, tidak lagi aku perduli dengan rasa aneh keju. Buruaaaan, udah kebelet...
Seperti mengerti kemauan kekasihnya ini..sang gitar spanyol segera mengajakku ke hotel yang sama seperti pertama kali dia kyogya dulu..
Kali ini, sang buaya yang terlihat kegirangan menggenggam tangannya..saat cek in dihotel yang telah di bookingnya sebelum keyogya, mbak2 resepsionis itu hanya tersenyum lebar mengisyaratkan "selamat menikmati daging segar anda"
Chapter C ; Luntang Luntung
Didalam lift, tangan ini sudah sangat gatal untuk memainkan melody indah dari gitar spanyol yang masih lengkap dengan senarnya itu. Ah, ini Lift lama betul naiknya..hadeh...gak tau apa orang udah gak tahan...sabar woy...
1menit menunggu itu terasa 1tahun yang menyiksa..benar2 diri ini sudah tidak waras, dengan setianya setan membisikkan kata2 yang semakin membuatku tidak tahan untuk segera melepaskan hasrat yang terpendam selama ini.
Ting...lift itu terbuka ketika sampai di lantai 4 waktu itu..ah lantai berbeda dengan malam tahun baru itu.
Ketika berjalan kearah kamar, aku sempat mematikan hape j200iku...aku tak ingin lagi seperti dikejar banci saat ditelpon mimin dulu..
Setelah membuka pintu kamar dengan kunci berbentuk kertas itu, tidak lagi aku menghiraukan sekitarku..dengan segala hasrat yang telah kupendam selama ini aku menyusuri setiap inci gitar spanyolku itu..harum sunsilk hitam dirambutnya itu semakin membuatku kalap. Hanya bayangan gitar spanyol indah itu yang menutupi otakku.
Tidak lama setelah menutup kamar, aku sudah diposisi pewe, tidak seperti di ruang kelas kepalaku di tutupi tas ransel bulukku..kepalaku kini diantara tumpukan lemak yang benar2 besar itu..entah kemana itu semua senar yang sebelumnya terpasang..mungkin berserakan dilantai..
Chapter C ; Luntang Luntung
Wati : yaaank..kadonya bukaa duluu yaank (suaranya memecah deruan desahan dikamar itu)
Wuuuuuuuuuuuuuu....sang buaya kecewa ternyata... Ane : ntr ajaa yank..
Seakan tidak ada waktu tersisa, tangan ini entah memainkan melodi apa di gitar yang sudah tersisa 1 senar bawahnya itu..sudah lama tangan ini menahan segala imajinasi ketika melihat gitar lain, saat gitar spanyolnya didepan mata..dia sudah tau pasti dimana petikan yang mampu mengeluarkan suara indah nan menggoda itu.
Dengan tersenyum, gitar spanyol itu mengangkat kepalaku, hangat dia menciumiku.. setelah melepasnya, dia menjulurkan tangan menggambil bungkusan kado itu..
Tangan ini seakan sudah membuka kadonya sendiri dibawah sana..tidak memperdulikan kado yang lain..
"Kamu adalah kado terindahku sayang" itulah kata2 dari mulut sang buaya, dan kata2 itu sungguh mampu membuat sang gitar spanyol mulai mengikuti irama petikan tangan jahil ini.
Seperti sang maestro gitar, tangan ku mengerti posisinya dimana di tiap inch gitar spanyol itu. Dan seperti sang maestro juga, tanpa melihat posisi gitarnya, aku sudah hapal dimana aku bisa mendapatkan nada2 indah itu.
Chapter C ; Luntang Luntung
Lumayan lama aku memainkan melodi indah itu..kini terdengar lengkingan mengalun hebat dari gitar spanyolku..kami menutup pertunjukan sore itu dengan riuh nafas yang sangat hebat. Tepukan tangan setan seakan mengantarkan pertunjukan ke saat panggung tirai kembali tertutup.
Aku menjatuhkan diri ini disampingnya, masih dengan nafas sedikit tidak beraturan, dia menjadikan dadaku tempat ternyamannya. Ah inilah saat yang aku rindukan, saat aku bisa mencium aroma khas sunsilk hitam dirambutnya.
Hatiku bergumam "biarkan saat indah ini abadi selamanya" kepada Tuhan yang mungkin sudah tidak mau melihatku saat ini.
Aku memeluk erat gitar spanyol tanpa senar itu, harum rambutnya mengiringi raga yang telah terkuras habis tenaganya ini menuju alam mimpi yang sangat indah..
Chapter C ; Luntang Luntung 30. Kado Ultah Special
Aku memeluk erat gitar spanyol tanpa senar itu, harum rambutnya mengiringi raga yang telah terkuras habis tenaganya ini menuju alam mimpi yang sangat indah..
... Sore itu aku membuka mata, masih sangat jelas aku merasakan harum rambutnya dihidungku..dia masih tertidur di kasur empuknya ini. Aku melihat tangan kanannya disamping tubuhku, dia memegang kotak dengan bungkusan kado itu. Ah... "Terima Kasih Sayang" suaraku pelan terucap, aku menyiumi rambutnya kini. Aku sekarang benar2 tergila dengannya, Gitar Spanyol yang kini tertidur tenang diatas dadaku.
Aku sangat suka memainkan rambut panjangnya, sesekali aku menarik pelan kearah hidungku. Dia kini sedikit menggerakkan badan, mungkin sudah waktunya sang gitar spanyolku bangun.
Ane : yaank..dah bangun"" (tangan ini masih memainkan rambutnya)
Wati : mmmmm (dia merentangkan tangannya..terlihat dia meluruskan seluruh badannya diatasku)
Ane : yank, kamu gak kerja yank"" koq bisa sampe yogya""
Wati : aku cuti 2hari yank..aku disini sampe jum'at ya yank..sabtu aku harus balik ke JKT..aku dah janji sama orang rumah buat malam minggunya ke gereja. (sedikit mengucek matanya)
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku sedikit kaget dengan perkataannya, aku seperti melupakan berbedanya keyakinan kami, aku hanya sibuk memikirkan kenikmatan darinya.
Wati : yaank koq bengong sih (dia kini melihatku, senyum genit itu lagi terlihat)
Ane : gak koq yank..hehehhe..
Dia menggeser badannya keatas samping kananku, dekat wajahnya kini. Dia mengecup diri ini hangat, tidak seperti sebelumnya dengan penuh nafsu. Tak lama dia melepasnya.
Wati : ni yank, kadonya dibuka (dia menyerahkan kotak dibungkus kertas kado ditangannya itu)
Ane : aku kan ulang tahunnya tgl 6 yank, bukan tgl 5 september..
Wati : ini kado awal yang, ntr malam aku kasih kado special lagi (sedikit genit senyumannya, aku mengerti maksudnya)
Aku mengambil posisi duduk dengan silaku tertutup selimut. Sang gitar spanyol masih tiduran di pahaku.
Aku membuka kado yang dia serahkan tadi. Senangnya sang buaya melihat yang ada dibalik bungkus kado itu. "Sony Ericsson K750i" tertulis di luar kotak itu. Aku sedikit tidak percaya, itu bukanlah hape murah saat itu. Setahuku harganya masih di atas 2jutaan.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : yank..ini beneran"" (aku melihatnya tidak percaya, dia hanya tersenyum mengangguk)
Belum aku berterima kasih atas pertunjukan tadi siang, dia kini memberikanku kejutan lainnya..
Aku bergerak kearahnya, aku menciumi bibir yang dari tadi tak pernah lepas oleh senyumannya.
Wati : udah sana di cobain dulu yank HP barunya..aku mau mandi...eh apa mw ikut mandi yank (dia menyentuh hidungku dengan hidungnya, benar2 genit wanitaku ini)
Aku mulai menciuminya, dia tidaklah berat dengan bodi ala gitar spanyolnya..dengan mudah aku mengangkatnya kekamar mandi..lagi2 kami "mandi" sore itu.
... Malam itu dia mengajakku ke Alun-alun Kidul, dia sedikit penasaran dengan Pohon Beringin yang sedikit orang bisa melewatinya dengan mata tertutup itu.
Yap, alkid sudah menjadi object wisata yang lumayan terkenal di yogya. Dengan 2 Pohon beringin yang berdampingan, terlihat sedikit menyeramkan..tapi banyak para wisatawan yang juga mencoba mitos itu.."Jika bisa melewati tengah pohon beringin itu dan menginjak akar ditengah2nya, maka semua yang di inginkan akan tercapai" yap, itulah mitos yang sampai sekarang banyak di percaya warga sekitar... (ini koq jadi kyk acara2
Chapter C ; Luntang Luntung hantu2an di tipi itu yak )
Aku tidak mempercayai mitos itu, tapi aku harus hormat dengan kepercayaan para warga sekitar, sekedar menjaga tenggang rasa. Ah, lagi2 aku benar2 sudah terbawa dengan suasana yogya, tenggang rasa yang sangat tinggi antar warganya. ...
Tidak begitu lama, kami telah turun dr taksi didepan alkid itu. Terlihat banyak penjual wedang ronde disitu, banyak juga para penjaja jasa sewa tutup mata untuk mencoba mitos itu. Kami sempat menyewa satu penutup mata di bapak2 yang tadi menghampiri kami.
Aku sedikit menolak ketika sang gitar spanyol menyuruhku mencoba berjalan melewati tengah2 beringin itu. Mengingat dia sudah jauh2 kesini hanya untukku, akupun mencobanya.
Percobaan pertama ternyata gagal..bukannya jalan melewati 2 pohon beringin itu, malah aku kembali ke posisi awal dimana aku memulai menutup mata. Damn** aku penasaran..sang gitar spanyolku hanya terpingkal-pingkal melihatku yang dengan penasaran mencoba lagi.
Percobaan kedua, hampir berhasil..hanya saja kali ini aku menabrak tembok yang menjadi pot besar untuk pohon beringin sebelah selatan.
Percobaan ketiga...yesssss...aku gagal lagi..aku malah menjauh
Chapter C ; Luntang Luntung
kearah utara dari pohon beringin itu. Sudah cukup untuk malam ini, kasian sang gitar spanyolku, dia sudah sakit perut karena tertawa dari tadi..
Ane : udah ah yank, coba kamu sekarang (sedikit kesal karena tidak berhasil melewati pohon beringin itu)
Masih dengan tertawa, Wati mengangguk setuju mencobanya. Sial, itu K750i baru di cash di kamar hotel...coba aku bawa tadi, aku bisa merekam moment ini dengan sang gitar spanyol, gumamku.
Pertama mencoba, dia tidaklah berbeda denganku..gagal...dia jalan ke arah selatan. Aku hanya menyuruhnya terus berjalan, sungguh lucu melihatnya berjalan dengan sedikit takut. Dia membuka penutup matanya ketika kakinya terantuk oleh trotoar jalan disebelah selatan pohon beringin itu...lumayan jauh dia berjalan..ahhahaha..
Sama sepertiku tadi, dia masih pengen mencobanya untuk yang kedua kali..terlihat dia sangat antusias sedikit penasaran..
Percobaan kedua, dia sama denganku pas pertama kali mencoba tadi. Bukannya melewati pohon beringin, malah dia kembali berputar kearah dimana dia memulai tadi.
Dia tidak melanjutkan lagi, dia menyerah ketika mencoba 2x..kasian gitar spanyolku, sekarang dia terlihat kecapean. Mungkin agan yang belum pernah mencoba permainan di Alun-
Chapter C ; Luntang Luntung
alun Kidul itu tidak percaya dengan yang ane ceritakan..tapi agan akan percaya ketika agan mencobanya sendiri..datanglah ke yogya...loh koq malah jadi kyk promosi wisata..maaf maaf ...
Aku mengajaknya kesalah satu penjual wedang ronde disitu, dia sempat menolak katanya takut tidak sesuai dengan perutnya. Tapi aku meyakinkannya bahwa Wedang Ronde itu sangat nyaman diperut ketika dingin malam seperti ini. Dia sedikit enggan untuk mencoba pertama kali,tapi karena melihatku yang sangat asik meminum wedang ronde itu, dia mulai meminumnya sendok persendok.
Ane : gimana yank"" (kini alis2 ku terangkat)
Dia tidak menjawab, sepertinya dia menyukai rasa wedang ronde itu..dia hanya tersenyum sambil terus meminumnya.
Senyum itu tidak lama terlihat, dia sedikit murung ketakutan ketika beberapa pengamen mulai mendatangi dan menyanyikan lagu di tempat kami berdua duduk, erat tangan ini digenggamnya..entah apa yang membuatnya ketakutan seperti itu dengan pengamen.
Setelah membayar 5rebu kepada pengamen itu, aku segera mengajaknya kembali ke hotel, tapi dia lagi2 mengajakku duduk di mekdi di malioboro mall itu. Hahay, suda menjadi hobinya, senang banget menghabiskan waktu kala malam hari di restoran cepat saji itu.
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku hanya menemani sambil mendengar cerita2nya tentang kehidupannya di JKT sana. Dari yang aku dengar malam itu, kehidupannya sedikit datar, pagi pergi kerja, siang istirahat makan, sore dia pulang kerumah, karena kemacetan JKT dia kadang sampai di rumahnya ketika malam menjelang.
Aku hendak bertanya kenapa dia sangat ketakutan dengan pengamen, tetapi melihat keceriaanya malam itu, aku mengurungkan niatku, aku tak mau dia menjadi sedih karena dia menceritakan kisahnya kenapa begitu takut dengan pengamen, aku juga tidak terlalu perduli akan masa lalunya..aku tidak mau menyinggung2 hal2 yang bisa memuatnya sedih malam ini.
Cukup lama aku mendengarkan cerita kehidupannya di JKT sana..sekitar jam 11an malam, dia terlihat beranjak dan mengajakku kembali kehotel di jalan dagen sosrowijayan itu.
Sepanjang jalan, dia hanya menggandengku, malam itu sedikit gerimis ketika kami keluar dari mekdi tadi.


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak berapa lama kami sudah tiba di kamar hotel, tanganku tidak lepas dari gandengannya, dia terlihat sedikit kedinginan. Aku mengambil handuk putih di dekat kamar mandi, dia hanya terdiam melihatku ketika aku mengeringkan rambut panjangnya. Aku sangat menyayangi gitar spanyolku ini, aku tidak ingin dirinya menjadi demam karena air gerimis tadi. Wati : makasih ya yank (senyumnya hangat kini terlihat
Chapter C ; Luntang Luntung
dibibirnya) Ane : iya sayang, kamu gak ganti baju dulu, ntr kamu masuk angin yank.. (dia menggeleng pelan)
Wati : aku gak bawa baju ganti yank, aku cuman bawa blazer sama ini (dia menunjuk ke baju yang dia kenakan sekarang)
Ane : oiya yank, kan dulu bajumu ada dikamar, aku ambil sebentar ya. (dia menggeleng lagi)
Wati : gak usah yank Tangannya kini meletakkan handuk yang sudah dipegangnya dari tadi, satu persatu senar itu dibuka perlahan, senyum genit itu serta merta terlihat dibibirnya.
Wati : gak boleh (doi mendorongku yang hendak mendekatinya)
Ane : yaank (diri ini sudah tidak kuat melihat bagian yang benar2 besar itu sudah tak tertutup lagi)
Wati : hapemu mana yank" (aku dengan buru2 mengeluarkan j200i dr kantong kananku...entah dia mau minta fotoin ato apa, ini kan hape butut gak ada kameranya )
Ane : kenapa yank"" (aku semakin bingung dengan tingkahnya skrg)
Wati : blm jam 12 gak boleh mendekat... (damn** senyum genit
Chapter C ; Luntang Luntung
itu...) Aku seperti tidak sabar menunggu 4menit itu...terlihat di HPku pukul 11.57 kini...hadeh ini menit lama banget yak..badan ini benar2 sudah bergetar hebat melihat gitar spanyol yang kini tanpa senar itu, entah kenapa dia sekarang sedikit malu menutup bagian bawah gitar itu dengan kedua tangannya.
Ane : yaank..ayolah yaank (aku seperti anak kecil yang meminta permen di tangan ibunya)
Wati : Enggak boleh..tunggu jam 12 (dia menggelengkan kepalanya, malu2 tapi genit..benar benar menggodaku yang sudah memerah didepannya itu)
2menit yang sangat sangat sangat lama...badan ini sudah benar2 bergetar hebat. Pikiran mesum ini memberikan inisiatif, sambil menunggu menit yang berdetak lama..aku mulai melepaskan apa yang aku kenakan malam itu.
Aku sekarang mendekati gitar spanyol yang sedikit malu itu, dia menepis tangan kananku..dia meraih hape ditangan kiriku..dia melihat jam digital di tengah layar 128x128 pixel itu..
Aku hanya mengikutinya keatas springbed di kamar itu..dia membawaku duduk di situ..
Wati : selamat ulang tahun ya sayang..hanya ini kado specialku..
Chapter C ; Luntang Luntung
Penantian 2menit terlama dalam hidupku itu kini berganti dengan alunan nada merdu dari sang maestro dan gitar spanyolnya.
Kamis 6 september 2007 adalah pertama kalinya selama 19tahun ini aku merayakan yang namanya ultah..dan kado yang aku dapati adalah kado special terindah yang pernah aku terima...
Terima kasih sayang... Chapter C ; Luntang Luntung
31. Mengabadikannya Pagi itu, aku terbangun masih sama seperti sore kemarin, sang gitar spanyol itu masih tertidur pulas didada ini. Entah jam berapa kami terkulai lemas tadi subuh..tangan ini secara otomatis menggapai dan mengelus rambutnya yang harum itu. Pikiran iseng ini tiba2 terbersit di otak ku..
Dengan sangat pelan, aku menggeser badannya, dia terlihat mencari2 posisi nyamannya lagi. Pelan aku berhasil menurunkan badannya yang masih polos itu di springbed. Aku merapikan sedikit rambut hitam panjangnya, kecupan hangatku pagi itu mendarat pelan di dahinya, dia tersenyum dalam tidurnya.
Setelah mengenakan jeansku, aku menuju kearah dimana K750i itu masih tersambung dengan colokan listrik. Setelah melepaskan chargenya, aku mencari aplikasi kamera dilayar 176x220 pixel itu..ah..sedikit tidak terbiasa dengan HP baru yang belum ada SIM-nya itu.
Kembali aku switch off k750i itu. Aku kembali kedekat kasur, terlihat j200i itu sedikit sedih, dia sangat berduka karena akan tergantikan oleh k750i yang unggul dalam segala fiturnya itu. Tdk susah bagiku mengambil SIMCard dari j200i yang sudah setahun lebih ini kupegang..aku sedikit bingung dengan k750i itu, ah..buku manual sepertinya bisa membantuku.
Kuraih kotak itu, aku membaca buku manualnya..ah ternyata tidak sulit, hanya perlu menarik bagian bawah casing blakang.Dan terlihatlah slot SIM disitu tepat di atas baterainya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Kini aku sudah bersiap dengan aplikasi camera yang terbuka sendiri seiring slide cover belakang camera 2 megapixelnya. Setelah beberapa jepretan, aku mendapat beberapa foto sang gitar spanyolku.
Kembali diri ini melihat hasilnya..hahay, dia tetap manis dengan rambut yang sedikit urak2an..wajahnya ketika tidur sungguh damai..
Wati : yaaank..kamu ngapain"" (suaranya terdengar sambil menggeliatkan badannya yang sedikit tertutupi selimut itu)
Ane : hehehhe..gpp yank, lagi nyoba HP baru...
Wati : sini yaankk...(dia menjulurkan kedua tangannya, pagi2 dia tetap genit)
Aku mendekat kearah tangannya, pelukannya benar hangat..ditambah bagian besar itu..ah..sudahlah..terlalu mesum
part2 belakangan ini... Lagi2 aku mencium keningnya..
Ane : makasih ya sayang..makasih utk kadonya semalam.. (dia memelukku sedikit erat)
Wati : yank, ntr kalo gak ujan jalan yuk"
Ane : kemana yank" ayuk aku anterin..apasih yang enggak buat kekasihku tercinta (hahay, sungguh gombal sang buaya..pemburu
Chapter C ; Luntang Luntung pemburu..kulitin buaya satu ini... )
Wati : ke Prambanan yuk yank, kan gak terlalu jauh dari yogya Ane : ayuk yank..ntr skalian kita foto2 deh..heheheh
Wati : oiya, tadi fotoin aku ya...mana2 liat hasilnya..(dia kini merubah posisinya duduk..ampooon yank, itu bagian besar2nya ditutupin dikit dong yank, aku gak kuat yank... )
Melihat hal itu, tangan iseng ini mengarahkan camera 2MP ke depan objek yang indah, gitar spanyol dengan pegangan besar tanpa senar itu..ceklek..berhasil ter-abadikan kini..tidak ada tolakan dari dirinya, dia hanya meminta melihat hasilnya. Dia meraih HP itu, dia membuka galery hasil jepretanku tadi.
Wati : yank, yg ini hapus ya, masa aku keliatan kusut gitu mukanya. (dia mengarahkan layar 176x220 pixel ke arahku, hahaha..mukanya memang sedikit kusut pas di hasil jepretan pertama tadi karena terlihat dia kecapean)
Ane : ya udah, apus aja yank, ntr foto lain aja, biar keliatan cantik.
Kini dia bersandar kebadanku, selimut itu masih setia menutup bagian bawahnya.
Ane : yank, ntr aku pulang kkostan bentar ya, aku ambilin bajumu kemarin.
Chapter C ; Luntang Luntung
Wati : 1,2,3 cheers (tangan kirinya menarik kepalaku ke bagian besar itu...)
Dan, ceklek..hahahah..ekpresi bodohku yang sedikit kaget berhasil terabadikan di memori external 256mb itu..benar2 genit wanitaku ini..
Eits...tidak serta merta diri yang sedikit kaget ini mengangkat kepala..aku melihat sesuatu yang sangat besar dan indah..tidak ada buaya yang akan melepas tumpukan daging yang tersaji indah didepannya.
Lagi aku mengajaknya memainkan melodi indah pagi itu...salah sendiri narik kepala sang buaya kesitu...hahay
... Siang itu, aku meninggalkan gitar spanyolku yang masih terkulai lemah di springbed, aku mengambil kunci berbentuk kertas itu tidak lupa dompet tipisku..aku akan naik taksi utk pulang kekostan, aku gak mau sang gitar spanyol menunggu terlalu lama.
... Hadeh...25rebu kekuras dari dompet yang semakin tipis ini untuk membayar taksi. Aku turun didepan gang kostan..aku sedikit berlari menuju kamar.. aku mengambil kresek hitam yang entah bekas apa saat itu..paling kresek dari angkringan pas beli nasi kucing gumamku.
Chapter C ; Luntang Luntung
Aku mengambil kaos oblong putih di lemari plastik yang sedikit bengkok itu, kaos oblong putih itu sudah rapi aku setrika beberapa bulan lalu..hahahha..gak pernah dipake sih, jadi sedikit berdebu gpplah dari pada gitar spanyol itu gak make apa2 pas ke prambananya..kan kasian para jones yang melihat..ndak mereka pengen ntr..
Akupun mengganti kaos hitam yang ku gunakan, jeans tidak usah..daleman juga gak usah..gak ada yang bersih soalnya, belum sempat aku cuci...
Aku kembali bergegas keluar kamar, saat aku menutup pintu.. "Kemana Cok" suara arif dari pintu kamarnya..
Tumben si kampret ada dikostan..belum weekend ini...mungkin dia sudah putus dangan selingkuhannya, si dimas. Trus sekarang pulang kekostan buat minta maaf...sorry ya, emang aku maho apaan..wkwkwkwkw
Ane : nah..kebetulan cok..sibuk gak" (aku menghampiri kekamarnya)
Arif : gak juga, kenapa cok"
Ane : anterin ke malioboro deh, ada teman disana lagi nunggu.
Arif : ah, padahal aku mw minta tolong installin laptopku (sombong betul doi menunjukkan laptop acer entah seri berapa waktu itu)
Chapter C ; Luntang Luntung Ane : gayamu cok...kapan belinya"
Arif : semalam..koe gak ada mau mintain tolong..soalnya koe sing ngerti kyk gitu2..
Ane : aku lagi sama wati semalam... (asyem..keceplosan...) Arif : woooogh...pantesan dari tadi bau
pesing..ternyata...(matanya bak detektif kaskus melihatku dari atas kebawah)
Ane : asyui...ayo anterin bentar..kasian dia aku tinggl sendiri.. Arif : ntr dulu, kapan itu laptop bisa di pake"" Ane : jumat sore deh...wati pulang jumat soalnya..ayo anterin dulu
Arif : wah..yang mau kuda2an..buru2 betul..
Dengan sedikit mengejek dia mengambil helm diatas lemari plastik 2 pintu dikamarnya (kyk kulkas aja 2 pintu.. )
Arif : helm cuman ada satu kie cok, piye"" Ane : yo ntr ta pinjam ibu kost..ayo dah buru..
Aku bergegas kebawah kerumah ibu kost..aku mendapat pinjaman helm butut waktu itu, tidak ada kacanya..hahay..asal ada aja dah..daripada ketangkep polisi ntr..
Melajulah diri ini dengan dibonceng mahoanku..tidak terlalu macet saat itu kearah malioboro, cuaca juga sedikit cerah..ah..jadilah aku bisa mengajak gitar spanyolku ke prambanan siang ini, gumamku.
Chapter C ; Luntang Luntung
Arif menghentikan motornya tepat di depan hotel itu, aku menyerahkan helm butut ibu kost utk dibawa kembali pulang.
Ane : makasih cok.. Arif : seep jgn lupa besok jumat sore itu laptop harus kelar.. Ane : siaaap komandan..(sikap hormat militer sekarang) Arif : udah sana.
Akupun berjalan menuju kekamar dilantai empat itu, tapi sebelum masuk kedalam pintu hotel yang sudah dibuka oleh karyawannya itu..
"Ingat pake pengaman, jangan sampe hamil anak orang"
Kampret tenan si Arif...dia teriak gak tanggung2 depan hotel itu...hadeh..malulah sang buaya..
Bodo amatlah, cuekin aja orang gila itu, anggep aja gak kenal..ini juga mas2 yang bukain pintu menuju lobby senyum2...ane sosor juga ini orang..senyum2 kegenitan..emang aku cowok apaan...
Ting...lift itu terbuka di lantai empat, terlihat bapak2 dari kamar sebelah melambai menyuruh menahan lift itu, akupun dengan senang membantu..kutahan pintu lift itu dengan tanganku...hahay..macam superman saja rasanya..nahan lift dengan tangan kosong.
Bapak itu berjalan kearah lift yang masih terbuka karena
Chapter C ; Luntang Luntung
tanganku masih ditengah2 pintu lift...dan..jeng jeng jeng...itu yang geret koper kecil di belakang sana...beuh..semok, putih, mulus...dia tersenyum ketika melewatiku..wah anak bapaknya cakep juga ya, tapi koq bapaknya tadi agak itam2 gitu ya..apa anaknya itu nurun dari ibunya ya...apa jangan2...ah sudahlah gak baik seudzon kyk gitu...
Dengan kunci berbentuk kertas itu, aku membuka pintu kamar tempat gitar spanyolku berada..entah ini kertas ampuh banget yak, bisa membuka otomatis pintu kamar..prasaan dikampung pintunya make palang dari kayu ato bambu deh..dan butuh tenaga ekstra keras ngangkat palangnya itu..wkwkwkw..lupakan, sekarang kan dah jadi orang kota, lupakan sedikit keudikan masa lampau...hahay..bahasane cok...
Terdengar lumayan keras suara gemericik air kamar mandi, yap..kebiasaanya tidak pernah menutup pintu kamar mandi saat bersamaku. Ampooon yank, aku gak kuat di porsir terus kyk gini, bisa2 lututku gak kuat nganterin kamu jalan2 ntr ke prambanan..
Aku hanya duduk di springbed agak tinggi itu, aku menunggunya selesai mandi. Aku mengambil K750i di dekat bantal dimana gitar spanyolku tadi duduk. Aku membuka galery fotonya barusan..hahay, fotonya banyak juga ternyata..mana itu foto toples semua...hadeh..sungguh menggoda..
Wati : yank, koq gak mandi"" (dia terlihat mengeringkan rambut itam panjangnya yang sedikit basah)
Ane : hehehe...ntr malah lama yank..ndak kesorean kita ke
Chapter C ; Luntang Luntung
prambanannya.. Aku membuka kresek itu, aku menyerahkan kaos oblongnya yang ketinggalan pas tahun baru dulu..
Ane : gak pernah dipake yang, mungkin agak apek baunya karena didalam lemari..hehehhe
Wati : gpp yank, ini juga udah bagus koq (dia sekarang mengambil kaos oblong ditanganku itu)
Ane : ya udah aku mandi bentar ya yank..(dia mengangguk pelan)
Aku beranjak mandi siang itu, tidak lama aku menyudahi acara mandiku.
... Sekitar pukul 2, kami turun dari taksi didepan pintu masuk ke candi prambanan.
Aku sekarang sudah seperti fotographer pribadi sang gitar spanyol..tidak ada moment terlewatkan, aku terus mengabadikan keindahannya. Cuaca siang menjelang sore itu juga sedikit mendukung, tidak terlalu panas tidak terlalu mendung.
Saat itu, memory 256mb itu terisi penuh oleh paras cantik sang gitar spanyol..sesekali kami mengambil foto bersama dengan bantuan orang2 yang ada disitu..sungguh hari yang sangat indah..tidak sedikit juga ibu2 dan bapak2 yang melihat kami
Chapter C ; Luntang Luntung
dengan ekspresi yang aku tidak pahami waktu itu.
Tidak terlalu rame saat itu karena bukan hari libur, 1,5jam kami berada di candi prambanan, sudah terlihat sepi
pengunjung..akupun mengajak gitar spanyolku untuk pulang..sedikit bergidik tubuhku, entah kenapa, aku sedikit tidak terlalu suka dengan suasana yang rada2 mistis di wilayah candi yang mempunyai sejarah yang luar biasa pada masanya. Saat keluar dari gerbang masuk candi..
Wati : yaank..laperr.. (suara manjanya digandenganku)
Ane : ya udah ntr kita cari makan di depan ya yank (dia menggeleng)
Wati : di mekdi kemarin aja ya yank" (hahaha...benar2 suka dia dengan mekdi..entah kenapa..apakah karena tidak ada pengamennya atau karena ada hal lain"" sudahlah lupakan saja..)
Chapter C ; Luntang Luntung
32. Yogya oh yogya.. September 2015
Malam minggu itu, kebetulan teman sekantorku si Aji sedang berada di kostan. Ditemani teman kamar sebelah, Tejo..kami sedang mengobrol ringan.
Tejo : Ji, kamu gak cari pacar lagi apa"
Aji : blm e mas..masih betah sama yang di kalimantan sana
Ane : hahaha...noh mentang2 yang dah nikah tu Ji...nyuruh2 nyari cewek trus.
Aji : iya i mas...skrg begaya..mentang2 baru nikah..
Tejo : yo jelass...emang kyk si eri tuh"" dah lama pacaran trus ditinggal nikah...Mesake..
Ane : kamprettt... Kami tertawa lepas malam itu...
Hati ini sempat sedikit merasa sakit, tapi seakan sudah terbiasa dengan candaan Tejo teman kostan kmr sebelah yang mulutnya gak ada saringannya sama sekali. Hahaha...
Tak berapa lama, Tejo mendapat panggilan entah dari siapa, diapun kembali kekamarnya. Sementara si Aji sedikit melihatku, aku tau jelas ekspresinya..dia memang tidak terlalu tau
Chapter C ; Luntang Luntung
mengenai kehidupan ku..karena aku sama sekali jarang menceritakan masalah pribadi dengannya.
Dengan hembusan asap dari Ice Blastnya, dia bertanya
Aji : Mas, kemarin pas ditinggal nikah gimana mas"" Maaf loh mas ini pertanyaane sedikit pribadi..hehehhe Ane : biasa aja Ji, udah gak berasa sebenarnya.
Aji : koq bisa mas..kan sama yang terakhir itu kamu pacaran hampir 3tahun ya..
Ane : ya bisa dibilang 4 tahun sih Ji..tapi ya itu, aku sepertinya bisa ikhlas...kamu kan sedikit tau dengan keadaanku kemarin2.. Aji : maaf loh mas, jadi ngingat2in lagi.
Ane : biasa aja Ji...lagian yang kemaren itu bukan yang pertama di tinggal koq..udah lumayan banyak aku merasakan sakit seperti itu..saking seringnya, aku sekarang mungkin bisa dibilang sudah terbiasa..
Dia hanya terdiam melihatku, dia sedikit terpana..dia terheran dengan kata2ku barusan..
Yap, dia tidak mengetahui gimana kisah hidupku dulu..kisah yang cuman aku tulis di draft kala itu, belum berani aku berbagi dengan kaskuser di SFTH ini..
Chapter C ; Luntang Luntung
Chapter C ; Luntang Luntung
33. Ternyata Sore itu, sepulang dari prambanan, kami langsung bertolak ke Mekdi di sudut malioboro mall...aku hanya menurut kemauan sang gitar spanyolku.
Setelah mendapat menu makanan kami, dia mengajakku duduk di tempat kemarin dimana dia memberikan kejutan kedatangannya itu, tempat yang sama ketika malam tahun baru itu.
Mungkin karena kami belum makan dari pagi tadi, dia terlihat sangat lahap memakan ayam goreng yang dia pesan tadi. Aku juga tidak kalah dengannya, sesekali aku menggodanya dengan menyuapinya, tetapi tidak sampai dimulutnya tangan ini kembali aku tarik ke dalam mulutku sendiri. Dia hanya tertawa.
Dengan pipet masih dimulutku saat meminum cola khas restoran cepat saji itu, aku memberanikan diri bertanya.. Ane : yank, kamu gak marah kan kalo aku tanya lagi"
Wati : kenapa yank" (dia kembali duduk dari tempat cuci tangan tadi)
Ane : beneran ya gk ngambek kalo aku tanyain" (diri ini hanya bisa garuk2 kepala)
Wati : iya sayang" mau tanya apa"
Aku sedikit duduk tegap, tangan ini menggenggam tangannya diatas meja, dia membalas genggamanku.
Chapter C ; Luntang Luntung
Ane : kamu kenapa sih koq suka banget di mekdi""
Terasa tarikan dari tangannya, aku menahannya. Dia kini melihatku, ekspresinya yang ceria tadi mendadak berubah..ah, pertanyaan yang sangat salah..aku sudah tau dari awal dulu ketika dia mengajakku ke mekdi ini..bodoh sekali aku ini. Wati : jgn disini ya yank..ntr aku cerita dikamar aja..
Tidak banyak yang kami bicarakan setelah itu, aku sedikit segan dengannya..aku terlalu bodoh dengan pertanyaan itu..hadeh..
Setelah azan magrib terdengar dari Masjid yang tidak jauh dari Malioboro Mall itu, wati mengajakku kembali kehotel.
Seperti sebelumnya, dia tetap setia menggandeng tanganku. Tapi sedikit berbeda kali ini, dia tidak seceria kemarin. Aku tau hatinya sedang tidak bahagia oleh pertanyaanku tadi.
Setelah memasuki kamar, dia langsung menuju keatas kasur, terlihat keras dia merebahkan badannya disana. Aku mengikutinya, aku mengambil posisi bersender ke bagian atas tempat bantal itu. Kini dia berpindah lagi keposisi nyamannya didadaku..seperti sebelumnya..
Ane : maaf ya yank, aku gak maksud tadi.. (tangan ini kembali mengusap rambut panjangnya)
Wati : gpp yank..maaf ya aku gak pernah cerita sebelumnya..(dia
Chapter C ; Luntang Luntung bersuara disana tanpa melihatku)
Ane : udah yank, gak usah cerita..maaf ya..
Wati : gpp yank, aku sudah siap cerita, tapi kamu jangan marah ya.. (dia mengangkat wajahnya melihatku, dekat sekali wajah itu, aku bisa merasakan nafasnya)
Sekilas mencium bibirku, dia kembali ke posisi nyamannya lagi.
"Dulu, aku kenal cowok di salah satu mekdi di dekat kantorku" "Cowok yang hampir mirip denganmu yank"
"Kamu sedikit tinggi dari dia"
"Cowok itu bisa membuatku nyaman, perasaan nyaman yang sama kurasakan ketika bersamamu"
Dia melihatku..sedikit berubah ekspresinya, kesedihan terlihat disana..
Wati : janji ya yank, kamu gak marah kalo aku ceritain. Ane : iya janji.. (diri ini sudah menyanggupi segala apa yang akan kudengar nanti)
Dia kembali menyenderkan kepalanya kedadaku..
"Namanya Derry"
"Aku secara tidak sengaja menyenggol minumannya ketika ke toilet, karena saat itu dia sedang duduk dengan 3 temannya di arah pintu toilet"
"Semua celananya ketumpahan cola yang baru saja dipesannya"
Chapter C ; Luntang Luntung
"ke-3 temannya terlihat sedikit marah, tapi dia hanya tersenyum melihatku"
"Seperti tidak menghiraukan celananya yang basah, dia tetap tersenyum"
"Aku tidak tau harus berbuat apa, aku hanya jalan tertunduk malu ke toilet"
"Saat selesai mencuci tangan, aku hendak kembali meminta maaf atas insiden itu"
"Dia sudah tidak ada disitu, tersisa hanya ketiga temannya yang memandangku masih dengan wajah sedikit marah" "Karena merasa serba tidak enak, aku pulang kerumah dengan perasaan bersalah"
"Sehari kemudian, di jam yang sama sehabis pulang kantor, aku mampir lagi disitu"
"Sedikit tidak percaya, dia terlihat sedang duduk disana sendirian"
"Aku yang masih berhutang maaf, menuju ketempat duduknya"
"Seperti aku bilang tadi Yank..dia sedikit mirip denganmu, bahkan caramu tersenyum manis seakan mengingatkanku dengannya"
Ternyata selama ini aku bisa mengingatkannya pada seseorang..aku tak mau memotong ceritanya..
Dia kembali melihatku, mungkin detak jantungku yang sedikit meningkat tadi sangat kentara dikepalanya yang menyeder disitu..aku berusaha tersenyum, seperti yang dia bilang
Chapter C ; Luntang Luntung
tadi..tersenyum semanis mungkin.. Mungkin dia mengerti maksud senyumku, dia kembali keposisinya tadi..
"Setiap pulang kerja selama beberapa minggu aku selalu makan dengannya"
"Suatu hari aku memberanikan diri mengajaknya makan ditempat lain"
"Dia tidak menolak ajakanku, hari berikutnya kami mencari makan di warung pinggiran jalan"
"Entah karena apa waktu itu, di tempat kami makan, ada beberpa pengamen yang sedang marah ke salah satu pembeli" "Saat itu derry bertindak bodoh..sok jago melerai mereka" "Tidak aku pungkiri, aku semakin senang melihat sikap bodohnya tadi, aku senang melihatnya yang dengan tenang melerai para pengamen yang sudah sangat marah itu" "Dia berhasil melerai mereka, pengamen itu pergi dari warung tempat kami makan"
"Cukup malam kami baru akan pulang kerumah masing2..tapi dia bersikeras mengantarku pulang"
"Dipinggir jalan tidak jauh dari warung itu, terlihat beberapa orang pengamen yang sempat marah2 tadi"
"Dengan membawa botol minuman mereka menghantam kepala derry"
"Beberapa orang pengamen tetap memukulnya meski dia sudah terbaring di trotoar"
"Mereka seakan tidak memperdulikan teriakanku" "Cukup lama orang2 dari warung tadi baru mendatangi kami"
Chapter C ; Luntang Luntung
Dadaku terasa basah...dia menangis saat mengulang kejadian itu dengan kata2nya tadi. Aku hanya mampu membelai rambutnya, aku ada disini dengannya, dengan setia mendengar kisahnya. Dia terdiam dalam isak beberapa lama..aku mencoba bertanya prihal smsnya dulu..
Ane : derry yang dulu kamu sms nyasar ke aku ya yank"" Dia mengusap air matanya, dia kini memandangku.. Wati : sms yang mana yank""
Ane : itu sms yang bilang "kamu dimall sama siapa"" itu ya" (dia menggeleng, senyumnya kini terlihat)
Wati : bukan yank, itu calon ku..nanti awal desember kami tunangan
Anjiiing, dengan santainya dia berucap seperti itu...apakah aku tidak punya hati yang perlu dipikirkan juga"""
Dia bisa dengan jelas melihat ku berubah dengan ekspresi campur aduk saat itu.
Wati : kamu tadi udah janji yank..kamu gak akan marah...aku tau kamu bisa pegang janjimu.
Aku benar2 tidak bisa merasakan ciumannya kini, entah aku seperti terbakar cemburu sekarang..Dia tidak memperdulikanku,
Chapter C ; Luntang Luntung
setelah melepas ciumannya, dia kembali menyederkan kepalanya.
"Derry malam itu meninggal dirumah sakit yank, ada luka tusukan diperutnya"
"Dua tahun aku merasa bersalah karena mengajaknya makan di warung pinggir jalan"
"Dua tahun itu juga aku sangat takut dengan pengamen, bahkan sampai sekarang aku ketakutan ketika ada pengamen"
"Trus calonmu yang sudah selingkuh itu"" yg nanti awal desember kalian tunangan itu"" kenal darimana""" Skeptic mulut ini mengeluarkan kata2 itu, tangan ini sekarang tak mampu lagi membelai rambutnya.
Dia melihatku, kini kedua tangannya memegang lembut pipiku..
Wati : Kamu kan udah janji yank, kamu gak akan marah, cowok itu gak pernah ingkar janji. (tetap dengan senyumannya, tapi aku tidak dapat lagi melihat manisnya senyuman itu...sedikit kecewa hati ini)
Entah apa yang istimewa dari dadaku yang sangat kerempeng ini, dia sangat senang menjadikannya tumpuan kepalanya.
"Waktu itu, Ronnie sedang mencari cincin tunangan kami, dan dia meminta bantuan ketemannya utk memilih cincin, karena seleranya tidak terlalu bagus dalam hal seperti itu" "Selepas dari sini tahun baru lalu, dia menjelaskan semuanya,
Chapter C ; Luntang Luntung
dia juga membawa temannya yang aku liat malam itu"
"Gak usah ngada2 yank..kamu itu mau ngerjain kan"" gak mungkin kamu salah sms kenomorku"" Kalian kalo memang pacaran pasti punya nomor di kontak kan""" triknya kebongkar ternyata dia mau ngerjain...hahay...buaya mau dikadalin...
"Di bulang november, kami sempat ribut yang berujung aku menghapus nomornya"
"Beberapa hari kemudian aku mencoba sms kenomornya, menanyakan dia dimana..tetapi smsku masuk ke nomormu yank"
"udahlah yank, gak lucu kalo mau ngerjain..." aku mengangkat badannya...cukup hati ini sakit dari tadi mendengar ceritanya yang mengada2.
Dia kembali mengecup bibirku sekilas..dia berjalan mengambil sesuatu dari tas ala emak2nya..dia mengeluarkan communicator nokiyemnya.
"Ni yank, liat nomornya..sama kan, cuman berbeda di 2 nomor terakhir" dia mengarahkan communicatornya kearahku..sial, benar2 sama, hanya berbeda 2 nomor belakang, lebih tepatnya berbeda tempat 5 dan 3nya.
Dada ini mulai terasa sesak, wati sepertinya sedang tidak bercanda sekarang...trus selama ini, apa yang kami lakukan, dia menganggapnya apa"""
Setelah meletakkan communicatornya disebelahku, dia kembali
Chapter C ; Luntang Luntung
menyederkan kepalanya didada yang semakin sesak ini..benar benar sesak rasanya...
"Ronnie adalah orang yang bisa membuatku bangkit dari rasa bersalah waktu itu yank.."
"Melihat umurku yang menginjak 22 tahun, dia berniat melamarku tahun baru kemarin"
"Karena kami ribut di akhir november ditambah desember itu aku melihatnya dengan wanita lain di mall"
"Aku tambah marah dan menolak rencana lamarannya"
"Saat kamu mengangkat teleponku malam itu, aku merasa seperti sangat mengenalmu"
"Kamu gombal malam itu, aku sedikit terhibur ketika kamu menawarkan diri dengan kata2 kamu setia"
"Dan aku semakin tidak percaya, ketika melihatmu di stasiun dulu..aku seperti melihat Derry"
"Itulah kenapa aku tanpa ragu langsung memelukmu waktu itu"
Benar2 jahat wanita ini, dia melihatku seperti batu yang tidak mempunyai perasaan..
"Maaf ya yank, aku tidak tahu dengan perasaanku waktu itu"
"Saat melihatmu, aku seakan bisa menebus semua kesalahanku terhadap derry"
"Maaf karena aku tidak menjelaskan ini dari awal"
Chapter C ; Luntang Luntung
"Aku mulai merasakan rasa ini..rasa sayang sama kamu yank"
"Tapi aku tak ingin hubunganku dengan Ronnie putus begitu saja"
"Aku sudah meminta ijin ke Ronnie hingga hari ini, hari ulang tahunmu untuk tetap bersamamu"
"Setelah itu, aku akan kembali ke dia yang sudah bersedia menungguku"
Sungguh tak ada harga diri ini...hanya sebagai pengingatnya akan Derry...
Chapter C ; Luntang Luntung
Sungguh tak ada harga diri ini...hanya sebagai pengingatnya akan Derry...
Sekilas kepala ini mengulang rentetan kejadian dengan Wati..aku seakan masih tak bisa menerima kenyataan yang dia ucapkan barusan. Apa hanya aku saja yang terlalu bodoh utk bisa secepat itu menaruh hati kepadanya" hanya karena kenikmatan sesaat dengannya..
Ah, hidupku semakin runyam..dulu aku sudah merasa paling runyam dengan segala hal akan yani dan marisa..tapi sekarang..3 wanita yang sudah aku tuliskan namanya dihatiku seakan menambah rasa sakit ini.
Dengan tangan lembutnya, wati mengusap air mataku yang malam itu sedikit menetes..manusia cengeng..itulah aku saat itu. Kenyataan pahit ini mampu membuat tubuhku bergetar.
Aku membelakanginya, aku memeluk tubuhku sendiri sekedar menenangkan hati yang sudah berserakan tidak jelas didalam sana. Tangan kananya kini memelukku, tapi aku seakan tidak merasakan kehadirannya disitu.
Wati : maaf ya yank..aku tau ini akan sakit, bukan hanya
Chapter C ; Luntang Luntung kamu, aku juga merasakan sakit yg sama..


Luntang Luntung Karya Rudiarth T Eriwanto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wati : tapi aku tau, akan lebih sakit jika aku menghilang begitu saja darimu..
Kini punggungku mulai terasa basah, rasa hangat dari air matanya seakan tidak menggangguku yang sedang memaki kebodohanku sendiri..
Entah pukul berapa, isakan tangis ini mengantarku kealam mimpi.
... Aku seakan tersadar dari mimpi buruk dari tidurku..tubuh itu masih terdekap lembut didadaku..tidak lagi aku dapat menikmati harum rambutnya, luka ini seakan terus membayangi dan mengingatkanku akan kenyataan semalam.
Seperti alunan dari Armik ~ Alone With You, kenanganku dengan wanita ini benar membuatku merasakan keindahan yang sangat dalam..dan seiring keindahan itu juga, terdengar melodi yang sangat menyayat hati.
Aku masih memiliki tanggung jawab terhadap wanita yang masih memelukku erat dalam tidurnya ini. Setidaknya aku harus
Chapter C ; Luntang Luntung
mengantarnya sampai dia kembali ke JKT sana.
Kenapa aku secengeng ini sekarang...aku seakan tidak mampu lagi menahan aliran air dari dalam mataku. Lagi, aku merasakan hancur oleh segala keindahannya. Rasa hancur dari sang gitar spanyol.
Sedikit terkaget ketika dia mulai menggeliatkan badannya. Pelan bisa kurasakan lagi aroma khas sunsilk hitam itu dirambutnya. Aku melepaskan pelukanku ketika dia mengangkat kepalanya kearahku.
"Biarkan aku menciummu untuk terakhir kali"
Mata yang sedikit sembab itu kembali terpejam ketika aku mencium bibirnya. Tidak lagi kurasakan nafsu yang sedari dulu ketika bersamanya..aku harus berusaha lagi untuk melepaskan seseorang yang aku sayangi.
... Hingga siang hari, kami hanya berpelukan hangat di atas springbed itu..tidak ada desahan dan suara dari kami berdua. Aku benar menikmati saat2 ini.
Dengan melihat jam di communicatornya dia beranjak kekamar
Chapter C ; Luntang Luntung
mandi..tidak lagi kutemukan wanita genit yang dengan segala tingkahnya selalu menggodaku.
Seperti sebelumnya, dia tidak pernah menutup pintu kamar mandinya..suara gemericik air dari shower itu terdengar nyaring. Aku mengambil SIM dari k750i itu, kembali kuraih j200i didekat kotak k750i di dekat tas biru tua miliknya. Aku tidak ingin memiliki benda yang bisa mengingatkan ku akan dirinya.
K750i itu sudah kembali rapi didalam kotaknya..aku meletakkan kembali kedalam tasnya, seperti di restoran cepat saji dulu ketika pertama kali dia memperlihatkannya.
Aku mendongak, berusaha menahan deras aliran itu, aku harus merelakan semuanya.
... Terlihat gitar spanyol itu tanpa senar lagi ketika aku berbalik kearah suara langkahnya. Kesedihan kini yang menguasaiku, kecut senyum ini ketika melewatinya kedalam kamar mandi.
Aku berusaha melepaskan semua rasa ini seiring guyuran air dikamar mandi itu..aku sudah cukup kuat, untuk sementara..
Dengan senyumnya, dia menyambutku kembali dari kamar
Chapter C ; Luntang Luntung
mandi tadi.. Wati : yank hapemu mana" (dia sepertinya mengerti maksudku tadi)
Aku mengeluarkan j200i itu dari kantong jeans yang sudah aku kenakan itu. Dia menghampiriku dengan k750i ditangannya, dia sudah mengambil lagi hape itu dari kotaknya.
Wati : jgn pernah berani melupakanku..
Sedikit kasar tangannya merebut j200i ku, dia terlihat sedikit marah membuka cover belakangnya, dia mengambil SIM , dan kembali memasukkan ke k750i itu. Dia berjalan mengambil kotak di tas ala emak2nya itu.
Wati : maaf jika hanya ini yang bisa kamu miliki..
Dia menyerahkannya, aku hanya menggeleng..lagi, dia sedikit kasar ketika menarik tanganku dan meletakkan hape itu.
... Pukul 11, kami cek out dari hotel yang aku lupa namanya
Chapter C ; Luntang Luntung
itu..aku tidak ingin mengingat2 hotel itu..hingga detik ini.
Masih seperti awal aku mengenalnya dulu, dia mengajakku menghabiskan waktu hingga keretanya tiba di stasiun tugu pukul 2 nanti.
Dia sedikit takut aku meninggalkannya ketika aku pamit untuk sholat jum'at siang itu..entah, aku tidak berpikiran waras lagi..setelah semua dosa yang aku perbuat, bisakah diri yang hina ini cukup berani menginjakkan kaki di rumah Tuhanku.
"Aku sholat jumat dulu ya, ntr aku kesini lagi" itulah kata sebelum aku meninggalkannya di restoran cepat saji disudut malioboro mall itu.
Sedikit gontai langkah ini menuju ke masjid di utara mekdi itu..terlihat ramai para jamaah yang mulai memenuhi masjid itu.
Selama khatib diatas mimbar diri ini hanya melamun membayangkan semuanya, semua kenangan dengan wati hampir setahun ini. Aku tidak yakin aku benar2 sholat jum'at..tapi aku bisa sedikit tenang ketika imam mulai memimpin kami bersujud.
... Aku kembali ke restoran cepat saji itu, terlihat dia bisa
Chapter C ; Luntang Luntung
tersenyum lega karena aku menepati janji untuk kembali kesitu. Kami seperti 2 orang asing yang duduk bersama di meja itu, tidak ada kata yang melewati tenggorokan ini.
Cuaca yang lumayan panas tadi kini berganti mendung dan titik gerimis mulai membasahi kota yogya..ah alam mulai berkonspirasi menambah kesedihanku.
Setengah 2, aku mengantarnya ke stasiun dengan diiringi gerimis siang itu.
Sedikit basah ketika kami tiba di peron utara stasiun tugu. Aku lelah dengan semua ini, aku bahkan lebih lelah darinya ketika dulu pertama keyogya.
Lagi, kebisuan diantara kami berdua, dia tetap duduk disamping kiri dikursi peron itu. Tangannya tidak pernah lepas dari kami meninggalkan mekdi tadi. Entah apa maksudnya, dia seakan semakin menambah rasa sakit dengan gandengan tangannya itu.
Waktu perpisahan tiba, terlihat kereta bisnis yang lagi2 aku tak tau namanya itu memasuki stasiun.
Setelah pemberitahuan dari pengeras suara itu, dia berdiri dan merapikan blazer birunya, dia menarik tanganku untuk
Chapter C ; Luntang Luntung berdiri..pelukannya tidak mampu kubalas.
"Terus pakai hape itu, aku sudah membuang hape lamamu" sejenak suaranya sebelum meninggalkanku dengan kotak k750i di atas kursi peron itu.
Seperti sebelumnya, mantap langkahnya menuju kereta itu, mata ini tetap melihatnya dari peron sampai dia duduk di kursinya. Dia tidak berbalik melihatku sekedar melambaikan tangan..aku tau akan semakin sakit rasanya, tapi aku seakan ingin melihat senyumannya lagi saat melambaikan tangan.
Tidak lama, kereta itu meninggalkan stasiun tugu kearah barat..dia membawa gitar spanyol indah itu meninggalkan yogya.
Diri ini terdiam melihat kereta yang mulai menjauh dari pandangan. Aku sangat mengharapkan k750i ditanganku ini bergetar, aku menunggu sms perpisahan darinya.
Chapter C ; Luntang Luntung 35. Gagal Menghapus Kenangan Lama
Benar2 tega Wati membuang j200i ku..padahal masih lumayan kalo dijual lagi..kyknya bisa buat makan sebulan itu duitnya..
Gerimis berganti hujan lebat jum'at sore itu..aku masih duduk diperon utara stasiun, tempat perpisahan tadi. Aku masih berharap ada sms atau telepon dari gitar spanyol indah itu. Tapi K750i itu tetap diam.
... Pukul 5 sore, hujan sedikit mereda..masa harus jalan ke kostan yang cukup jauh di tegalrejo sana..mau naik taksi sayang duit sekarat. Masa mesti keluar 25ribu lagi buat taksi..hahahha..
Aku sedikit tersenyum ketika membuka galery foto gitar spanyolku itu..ah, dia sudah pergi sekarang..apakah harus ku hapus semua foto ini..fotonya yang toples dan foto dengan segala keceriaannya di prambanan sehari kemarin seakan menemani diri ini mengingat2 lagi..belum berapa lama dia pergi, tapi rindu bercampur sedih ini seakan saling bergantian memaparkan diri di otakku.
... Damn** aku lupa janji sama arif buat ngurus laptopnya.
: cok, aku masih di tugu, blm bisa pulang, hujan masih deres dsini.
Chapter C ; Luntang Luntung
: wes, ra sah wae..ini dah ta bawa ketempat temane dimas, ada yang bisa nginstall juga disni.
Ah, untunglah...gak harus hati yang sedang sedih ini mengurus laptop barunya arif.
Tapi ini aku pulangnya kapan, ujan gak reda2..masa mesti tidur di stasiun..macam gembel aja dah..
Dengan sangat terpaksa, karena sudah mulai beranjak waktu malam, dompet tipis ini harus terkuras 25rebu lagi utk membayar taksi.
Sesampainya di kostan, aku meletakkan kotak k750i di dalam lemari plastik itu, aku berusaha menyembunyikannya..ndak ngingat2 wati lagi..
Ok..kotaknya disembunyiin..lah ini foto2 di galery-nya piye.."" ...
Sudah lumayan lama perpisahanku dengan Gitar Spanyol indah itu..dia sudah tidak pernah sms ataupun telpon. Aku benar2 merindukan cerita nina bobonya di malam2 seperti ini.
Sepertinya aku pernah membaca tentang perasaan seperti ini. Yap, aku kehilangan orangnya tetapi tidak kehilangan moment dengannya.
Chapter C ; Luntang Luntung
Bulan november sebentar lagi akan berganti desember..ah, kembali diri ini tersenyum ketika sekilas bayangan SMS nyasar pagi itu. Yap, setahun yang lalu aku mendapat sms nyasar yang menanyakan aku sedang dimana..dan sms itu adalah sms dari wati sang gitar spanyol.
2bulan ini kegiatan masih tetap sama, aku masih menunggu sms nyasar lagi dari nomor itu..aku masih menanti sms perpisahannya.
Aku ini bodoh ato apa sih sebenarnya..jelas2 gitar spanyol itu akan tunangan bulan desember besok..masih saja mengharapkannya.
Titik-titik noda, tertinggal di dalam dada Guratan hatiku masih ada
Terguris di mata, pahit ku rasakan Hari ini hati masih luka
Telah aku cuba, melupakan segalanya Namun titik terang tiada datang Langit makin cerah, luka makin dalam Hati ini hancur jadi debu
Hanya satu, yang ku sayangi Tiada pengganti, sampai saat ini Hari-hari, langit kelabu
Menutup hatiku, serasa 'kan mati Bukit 'kan ku daki, laut pun ku seberangi
Chapter C ; Luntang Luntung Agar dapat lupakan diri mu
Namun apa daya, aku manusia Gagal menghapus kenangan lama
Lagu lama dari Hety Koes Endang yang kembali dinyanyikan oleh Jamal Mirdad ~ Hati Lebur Jadi Debu mengalun pelan dari sang pengamen jalanan yang tengah duduk di depan pintu kamarnya itu. Hahay, memang jiwa yang lagi galon eh galau ini paling jago mencari playlist yang sedang sesuai dengan rasa yang sedang di alaminya.
Sekarang aku sedikit mudah dalam mencari2 lagu2 gak jelas, sungguh k750i ini sangat membantuku. Aku sedikit berterima kasih kepada orang yang telah memberiku kado waktu itu. ...
Desember 2007 aku kembali berpikiran jahat..semoga tempat acara pertunangannya itu dihajar angin ribut dan hujan badai, sehingga acara itu tidak di laksanakan.
Hahahaha...diri ini yang sangat hina dengan beraninya berdoa seperti itu, seolah masih ada malaikat yang mendengarkan.
Sudahlah Ri...relakan semuanya..lupakan dia yang kini telah bahagia dengan tunangannya.
... Malam tgl 25 desember itu, aku memberanikan diri menelpon
Chapter C ; Luntang Luntung
nomornya, sekedar mengucapkan selamat natal dan mendengar kabar darinya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif blablabla" sial aku kirain suara Wati yang ngomong gak taunya..
Tangan ini sudah lumayan lincah mengetik SMS di keypad itu.
: Selamat Natal Mbak Wati...
Aku memberanikan diri menekan tombol sent, tapi lagi2 sms itu tidak sampai, terlihat notice pending di layar 176x220 pixel itu. Sial sial...aku benar2 tidak bisa menghubunginya kini.
Aku menggerakkan tombol navigasi di antara layar dan keypad..ah..nomornya masih ada..apa mungkin masih aktif ato gak ya""
: Hai, selamat natal Sedikit deg2an melihat layar, yap, tidak ada notice pending, nomor itu masih aktif..aku senyum2 sendiri menatap layar, sudah benar2 gila buaya ini..
Sekitar jam 10 malam, k750i yang aku letakkan dilantai itu terlihat menyala, notice sms masuk, dengan gitar butut di pangkuanku, aku mengambil dan melihat..hahay..senyum ini lagi2 mengembang sendiri..
Chapter C ; Luntang Luntung : Selamat Natal juga..ini siapa"
Hahay, iseng2 dikit kyknya biar gk terlalu canggung karena lama tidak menelpon dan mengabari cewek manis berkacamata dimedan sana.
: ini benar dengan Elizabeth Marisa S."" Tidak lama balasan darinya..
: iya betul ini, ini dengan siapa ya"
: Anda kenal dengan salah satu terpidana mati narkoba di Yogyakarta atas nama Eri""
Tidak ada balasan..tapi kini dilayarku terlihat nama EMS sedang memaggil..hahay..sukses cara ane biar dia nelpon duluan..
Ane : Haloo, dengan kantor polisi ada yang bisa dibantu (suara ini sedikit berubah kyk suara bapak2 polisi.. )
Marisa : halo Pak, Kak Eri tidak apa2 kan pak"" (terdengar paniknya..sedikit merasa bersalah diri ini, sudahi saja sandiwara ini)
Ane : Halo Dek, ini aku Eri...maaf ya..tadi cuman becanda..
Suaranya terdiam sebentar...tidak lama suaranya terdengar sedikit ribut..entah apa yang terjadi disana..
Chapter C ; Luntang Luntung Ane : halo Dek...halo...
Marisa : kakak ini usilnya gak ilang2 untung gak jantungan aku kak...gimana kabarnya""
Ane : baik dek, kamu sendiri gimana"" selamat natal ya...
Marisa : baik kak..makasih ya...kakak koq gak pernah telpon lagi kerumah""
Ane : kan udah ada hp dek, jadi tadi cuman iseng sms..
Marisa : koq baru sms skrg kak"" Dulu ibu prnh blg kalo kakak nelpon minta nomorku...koq baru ngabarin sekarang kak"" (sedikit kesal suaranya kini)
Ane : baru aja ada HP dek..hehehhe (sedikit berbohonglah..gpp...hehehhe)
Marisa : ya udah, ntr kakak sms lagi ya, aku lagi sibuk kak, keluarga lagi dirumah semua rayain natal.
Ane : ya udah deh..ntr aku sms lagi.. Marisa : iya kak, met malam..
Tut tut tut... terputus sudah panggilan itu...ah akhirnya aku bisa mendengar suaranya, dan diri ini senyum2 sendiri karena marisa dsana baik2 saja..semoga..
Chapter C ; Luntang Luntung
36. Yogya oh yogya.. September 2015
Selepas jawaban yang mencengangkan dari mulutku, Aji hanya duduk sambil sesekali meliriku yang tengah sibuk mengetik draft kisahku di PC tua dikamar..dia sesekali membalas chat kekasihnya di kalimantan sana. Tak berapa lama tejo kembali ke kamar.
Tejo : Ji, ayo cari makan...ngeleh e.
Aji : aku nitip mas, koe sama mas Eri wae (sejenak ketikan draft kuhentikan)
Ane : aku juga nitip dah, sana kalian berangkat..heheheh Tejo : yo wes ta kei duit kalian yang berangkat..piye"" Ane : nah ayo Ji...mumpung ada yang bayarin..
Wkwkwkwkw...sifat ane gak berubah..masih seperti dulu..paling cepat kalo masalah gratisan.
Kembali MegaPro milik aji melaju ke arah warung nasi rames yang tidak jauh dari kostan. Setelah membeli 3 bungkus nasi rames, kami kembali kekost. Mayan euy, di bayarin tejo..jarang2 doi keluarin duit..hahahah
Setelah makan malam itu, kami sempat mengobrol di luar kamar diteras di kursi bambu yang pas untuk 3 orang itu. Ice
Chapter C ; Luntang Luntung
blast yang masih setengah bungkus setia menemaniku dan Aji..tejo sudah berhenti merokok dia..2 bulan sebelum menikah dia berhenti merokok beberapa bulan dulu. Yap doi masih termasuk penganten baru. Tetapi pasangan jiwanya itu sedang di rumahnya di jawa barat sana.
Melihat kami mengeluarkan asap bak kereta api, tejo tidak tahan ternyata..dia masuk kekamarnya. Tinggalah aku dan aji di teras itu.
Aji : mas mbok skali2 aku mbonceng koe mas..masa aku trus sing mbonceng mas.
Ane : boncengnya sih deket Ji, tapi ntr takutnya jauh di embel2nya.
Aji : lah koq bisa mas"" (seperti biasa, dia antusias dengan kata2ku)
"Dia itu masih trauma naik motor Ji...dia trauma sama pohon bringin tengah jalan.." tejo nyeletuk dari dalam kamarnya Aji : lah beneran mas koe takut naik motor"
Ane : gak takut Ji, secara skrg aku gk punya SIM ndak malah ribet ntr kalo ketilang polisi.
Aji : ya bayar polisine to mas...kyk wong susah wae... (asyem kata2ku dibalik..dia dulu sering aku katain begitu nek pas abis gajian..wkwkkwkw)
Chapter C ; Luntang Luntung
Kami hanya tertawa pelan di depan teras itu..sedikit aku menceritakan tentang kisahku ke aji..kisah yang akan aku tulis di part selanjutnya nanti.
... Aku pernah menonton sebuah film, itu sebuah film lama, entah di stasiun tv mana dulu..film drama China kyknya.."Fly Me To Polaris" judulnya..aku lebih mengenalnya dengan sebutan "Cinta sang Kepala Bawang".
Bagi yang sudah nonton filmnya..tidak...kisahku tidaklah sesedih itu. Tapi aku hanya mengambil bagian ketika si kepala bawang melihat dirinya di cermin sehabis bangkit dari mati-nya. Sadis yak..tidak biasa saja.
Agan pernah merasa ketika bangun di pagi hari, saat bercermin dan melihat orang lain di cermin itu""
Aku pernah merasakannya...bahkan sampai detik ini aku masih belum terbiasa dengan wajahku sekarang..
Sedikit sifat sombongku dulu, aku bisa membanggakan wajahku.. Tidak aku pungkiri..aku lupa akan kuasa Ilahi yang telah memberiku semua kelebihan itu..
Aku hanya manusia yang tidak pernah bersyukur..hingga saat sebelum dia sedikit menyentil jiwa sombong ini. ...
Senyuman Dewa Pedang 3 Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Tragedi Di Tengah Kabut 1
^