Mencari Ilmu Ikhlas 1
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto Bagian 1
?" Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Pra-kata Berat rasa kakiku melangkah pergi Menuju ke destinasi tak pasti Andai kata ada harapan untukku Berikan ku tanda agar jalanku lebih berarti
Kau kucinta dari seluruh ragaku Melebihi segala di dunia ini
Namun harapan masih tinggal harapan Dilema menanti lebih menyiksa dari segala
Sesungguhnya... Takdir penentu segala Bahagia yang dicita Hanya sedetik jaraknya
Namun masih... tak tersentuh kau jua Kabur jua pandangan
Kekasihku... berapakah lamanya Ketabahanku mungkin akan pudar
Ah, satu lagi koleksi lagu yang gak jelas yang aku gunakan sebagai pembuka Part IV. Mencari Ilmu Ikhlas ini. Yap, lagu dari negeri seberang "Takdir Penentu Segala".
Aku pernah membaca sebuah kata bijak "Manusia hanya bisa merencanakan..tapi sang penciptalah yang memberikan yang terbaik kepada umatnya". Terkadang kita terlalu egois ketika maksud dan keinginan kita tidak tercapai, tak jarang kita mengumpat dalam hati. Sudah menjadi sifat manusia ingin mendapatkan semua keinginannya, meskipun terkadang keinginan itu tidak selalu yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Pernah seorang teman menanyakan, bagaimana perasaan ku sampai sekarang dengan apa yang sudah lewat. Sakit sih, memang benar sakit rasanya, tapi seiring waktu yang sangat cepat berlalu..seakan semuanya sudah menjadi sebuah kebiasaan yang harus dihadapi setiap saat nyawa ini kembali ke tempat seharusnya, didalam raga yang mulai merasa sedikit capek dengan segalanya. Tapi hidup belumlah mau mengambilku sehingga aku bisa sampai sejauh ini.
Sangat lega rasanya didada ketika aku bisa menceritakan segala yang pernah aku alami beberapa tahun belakangan ini. Melalui susunan kata yang amburadul ini, aku berbagi..tidak ada maksud membanggakan diri, seperti yang sering aku tulis, aku hanyalah sang cupu yang berkisah.
Ah...bingung mau nulis apaan lagi..pengennya sok2an pas di bagian awal part ini biar rada2 gimana gitu..tapi otak yang pernah kececeran di pohon beringin sama di ruang operasi ini sedikit enggan untuk berpikir kearah sana. Biasalah..cuman bisa jadi orang yang sok-sokan aja. Gpp lah ya..yang penting eksis gitu aja wes.
Terima kasih sudah mau membaca kisahku..terima kasih sudah sudi meninggalkan kata pendek di comment..
Bismillah...ini lah kisahku dengan sang puteri..
. .. ... Part 4. Mencari Ilmu Ikhlas begin..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 1. Dia Kekasihku Sang puteri sangat khawatir ketika aku mengajaknya kembali kekostanku pagi itu. Betapa tidak, doramemon kesayangannya aku titipkan dikamarnya tejo.
"Nanti kalo di pake tidur sama Aki' gimana yank.." "Nanti kalo ditaro sembarangan sama Aki' gimana yank.." Itulah rengekannya diperjalanan menuju kostan. Aku hanya tersenyum kepadanya yang khawatir akan bantal kesayangannya itu. Entah kenapa dia sangat menyukai doramemonnya itu.
Dan satu lagi yang buat gemes, dia memanggil teman2 yang se-leting-an denganku memakai kata Aki'..nduwt nduwt..benar2 lucu kamu itu..
Setelah tiba di kamar, sang puteripun beranjak mandi..namanya puteri, acara mandinya itu benar2 lama, kurang lebih satu jam lah. Kering kering le nunggu..
Terlihat dia tersenyum saat selesai mandi..ah senyuman yang benar2 indah..senyuman yang mampu mengalihkan sejenak duniaku..gak usah bilang lebay yak..biasalah, orang lagi jatuh hati ya kyk aku ini.. Nduwt : yank, koq liatin aku terus..senyum2 lagi
Ane : enggak koq yank.. Ane : abis ini mau kemana yank"
Nduwt : nyari mam yuk..lapeeerr (terlihat dia mengelus2 perutnya) Ane : emang tuan puteri mau mam apa"
Nduwt : jochik ya ya ya.. (dia mendekat kearahku duduk)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : jam berapa ini sayang..jochik belum buka Ane : nyari soto aja gimana"
Nduwt : ayuk yank.. Ane : bentar ya, aku mandi bentar aja..kamu main pc aja ya biar gak bosen nunggunya.
Sebuah angukan dari puteri, akupun menyalakan PC untuknya sekedar online..dengan handuk dari tangannya, aku menuju kamar mandi. Sedikit kaget diri ini ketika memasuki kamar mandi, susunan peralatan mandi yang kemarin2 aku letakan ngasal, kini sudah berubah tertata rapi. Ternyata dia merapikannya tadi.
Byar byur..wuss wuss..selesai sudah acara mandi kali itu..dengan celana pendek dan handuk dikepala, aku keluar dari kamar mandi..Sang puteri sedikit kaget melihatku saat membuka pintu kamar mandi..
"Ih joroooook...yank mbok pake bajunya" dia menutup matanya sambil sedikit berteriak.
Ane : iya iya, bentar ya..aku ambil kaos di lemari dulu.. (sedikit bergegas diri ini mengambil kaos di lemari plastikku)
Ane : udah yank, aku dah pake baju ini
Nduwt : beneran yank" awas kalo belum..(sedikit mengintip disela2 jarinya)
Ane : beneran, nih liat aja..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Lagi, aku mendapati senyuman indah itu dibibirnya, sejenak dia kembali memandang kelayar monitor dan mengetik beberapa kata di keyboard itu. Setelah menjemur handuk di tempat jemuran, aku kembali kedalam kamar..terlihat sang puteri masih asik chat dengan temannya melalui FBnya itu.
Sedikit semprotan parfum aqua eternity biar haruman dikit, akupun mengarah kedekat duduk tuan puteri.
Ane : udah siap nih..yuk cari makan (dia berbalik melihatku)
Nduwt : ih pacarku harum banget.. (tangannya menyentil hidung pesekku)
Nduwt : bentar ya yank, ni adikku baru chat katanya baru mau keyogya. Ane : loh, kemarin bukannya di yogya dia yank"
Nduwt : enggak yank, semalam dia jemput pacarnya di yogya, trus pulang keklaten.
Ane : ya udah tu chatnya di balas dulu..
Nduwt : bentar ya Tak berapa lama dia chat dengan adik nya, diapun terlihat beranjak dari depan komputer. Setelah memasang helm hitam milik arif di kepala sang puteri, akupun menggandeng tangannya menuju keparkiran dibawah. Melajulah kami kearah kostannya di badran sana..aku mengajaknya mencari soto di daerah kostan lamaku, setahuku dulu aku sering membeli soto disitu sama mas Farid dan Arif. Dan benar saja, masih ada bapak2 penjual soto disitu. Kalo tidak salah dulu dia membuka warung dibawah pohon di sudut antara jalan melati wetan dan jalan timoho itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sudah menjadi kebiasaanku yang dihafal oleh sang puteri, ketika dia turun dari motor, hal pertama yang aku lakukan adalah membuka helmnya. Diapun seakan mengerti dan mengarahkan wajahnya kedekatku ketika dia turun dari boncengan, dan aku sangat mendamba pemandangan sehabis itu, senyuman manis gula jawanya selalu terpampang jelas. Apalagi yang bisa aku impikan, senyuman itu saja sudah membahagiakanku.
Bapak penjual soto sedikit sibuk dengan beberapa pembeli lain kala itu, sang puteripun mengambil duduk di kursi didalam warung itu. Akupun memesan 2 mangkok soto.
Ane : yank, nanti langsung balik klaten ya"
Nduwt : iya yank, tadi aku minta jemput adikku.. Nduwt : kenapa yank"
Ane : enggak..hehehe.. Ane : kapan keyogyanya lagi yank"
Nduwt : paling minggu depan yank, besok kan sabtu yank, jadi gak ada kuliah.
Tak berapa lama, terlihat bapak soto menyajikan pesanan kami. Akupun sempat mencicipi terlebih dulu soto itu..lagi2 sang puteri terlihat sedikit sewot.
Nduwt : yank ih..doa dulu sebelum makan.. Ane : eh iya yank..kebiasaan hehehe..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : kebiasannya jelek ah..
Ane : iya iya..ya udah doa dulu yuk sebelum makan..
Ah..benar2 cewek chubby ini bisa mengingatkan ku kembali dengan segala hal kecil yang sudah sering aku lupakan belakangan ini. Setelah berdoa, kamipun menyantap sarapan soto kami pagi itu. ...
Setelah di jemput adiknya tadi didepan gang kostan, kembali sang puteri pulang kerumahnya diklaten sana..seperti kegiatan sebelum2nya, setiap weekend dia pasti berada dirumahnya bersama dengan keluarganya. Aku menyukai smsnya ketika dia pamit untuk ke acara pengajian dimasjid dekat rumahnya setiap malam minggu.
Ah, kenapa aku tidak bisa sepertinya yang tetap bersujud kepada sang pencipta di kala susah maupun senang. Aku diberi kebahagiaan yang sangat besar seperti sekarang ini..apalagi yang aku ingkari dari nikmatnya..ah..sudahlah..
Senin menjelang dengan sangat cepat..sedikit acak2an diri ini saat membuka pintu kamar..senyuman manis gula jawa itu kembali menyapaku.
Nduwt : yank, aku pinjam komputer ya..aku mau install program pallawa
Ane : ya udah bentar ya, aku mandi dulu
Nduwt : iya..tapi nyalain komputernya dulu ya yank..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : iya cinta..yuk masuk dulu.
Setelah menyalakan komputer, akupun beranjak mandi..seperti biasanya, tidak lama aku sudah selesai dengan acara mandiku. Kali ini aku tak ingin membuatnya berteriak menutup matanya lagi..aku sudah menyiapkan kaos yang akan ku pakai di gantungan kamar mandi tadi.
Setelah menggantung handuk di tali jemuran didepan teras, aku kembali kedekatnya duduk didepan PC.
Ane : makasih ya yank..udah ngerapiin tempat tidurku. (dia melihatku, sedikit bingung wajahnya kini)
Ane : kamu kenapa yank"
Nduwt : gak bisa di install programnya yank...bantuinn (haha..lucu betul mukamu kala itu nduwt..muka kebingungan hanya karena programmu huruf jawamu itu tak bisa di install)
Ane : loh..koq bisa"" emang dapat dari mana softwarenya yank"
Nduwt : kemarin aku di kasih agnes yank..gak bisa di buka sekarang. Nduwt : bantuin yank..(dia memanja kini..tangan ini terus saja di genggamnya)
Ane : ya udah sini biar aku liat..
Sedikit bergeser dari duduknya, aku mengambil alih komputer tua dikamar. Hahaha..ternyata program yang di buat winrar itu sempat corrupt pas di copy..ya wajar kalo gak bisa dibuka. Akupun sempat mendownload program yang sama, tidaklah besar program yang dia gunakan itu, hanya 30an mb.
Setelah selesai, akupun menginstallnya..kegiranganlah sang puteri kini.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : koq bisa sih yank..tadi kan gak bisa"
Ane : tadi corrupt file yang dari agnes..makanya gak bisa di buka. Nduwt : aku pinjam ya yank komputernya..mau ngerjain tugas..
Ane : iya yank, itu tinggal pake koq..
Ane : eh, kamu dah sarapan yank" (terlihat dia menepuk jidatnya kini) Nduwt : aku lupa yank..itu aku tadi masakin sarapan dari rumah..
Terlihat dia membuka tas ala emak2nya..dan dengan tupperware yang lagi2 berwarna hijau..dia menyerahkan sarapan yang dia masak sendiri di rumahnya tadi. Dan, alangkah senangnya diri ini dengan menu yang dia masak pagi2 tadi. Nasi putih, capcay dan ikan goreng.
Dia pun mengambil sendok di dalam ember tempat peralatan makanku. Nduwt : mam ya yank, di abisin..aku masakin special buat kamu
Tak kuasa diri ini menolak senyuman itu..yap, aku tidak memperdulikan apa yang akan terjadi dengan badanku nantinya ketika aku memakan ikan goreng itu. Apalah arti sakit dibadanku jika aku bisa mendapati senyuman itu dibibirnya.
Nduwt : sekali lagi ya yank..(dia menyuapiku suapan terakhir dari wadah tupperware itu)
Dan, selesai juga sarapan pagi itu..hmmmm..inilah pertama kalinya aku menghabiskan satu porsi sarapan dengan lauk ikan. Aku tidaklah benci dengan rasa ikan, jadi tidak ada kendala saat dia menyuapiku sedari tadi.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Diapun mengambil segelas air dari ceret biru itu dan memberikannya kepadaku.
Ane : makasih ya yank..enak banget masakannya
Nduwt : iya sama2..eh yank, itu koq ada rokok, kamu ngerokok ya" (aku mengangguk pelan)
Ane : iya, kadang kalo depan PC sering ngerokok.. Ane : ntr ya, aku singkirin dulu.
Nduwt : yank, aku bisa minta sesuatu gak" (aku menolehnya ketika akan mengambil bungkusan rokok disamping CPU)
Ane : minta apa yank, selama bisa aku lakuin pasti aku lakuin
Nduwt : tolong jangan ngerokok pas sama aku ya..aku gak kuat dengan asap rokok.
Nduwt : tapi kalo gak ada aku disini, kamu ngerokok gpp koq Ane : iya, aku gak akan ngerokok pas ada kamu koq..aku juga mau coba berenti ngerokok koq, tapi pelan2 ya.
Nduwt : iya..makasih ya yank..
Diapun kembali mengerjakan tugas dengan program huruf pallawanya itu. Aku hanya memandangi sang puteri yang kini sedang asik mengetik huruf2 pallawanya itu. Sesekali dia terlihat berfikir dengan kalimat2 yang akan dia rubah kedalam huruf jawa itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sekitar pukul stengah 10, aku melihatnya mengetik sms di keypad hpnya..wajar saja itu balasan gak pernah lama..tanganya sudah sangat fasih dengan keypad itu..terkadang dia mengetik kata2 dihpnya tanpa melihat lagi. Itu tangan cepat banget ngetik smsnya yak..tangan apa tangan itu..
Nduwt : yank, ntr aku bareng agnes aja ya, soalnya barengan kelasnya sama dia.
Ane : iya yank..eh, ntr aku jemput ya pas pulang kuliah..(dia menggeleng) Nduwt : gak usah yank, ntr aku kesini lagi koq..aku mau lanjut ngerjain tugas.
Nduwt : yank yank...ambilin doramemonnya dong..aku kangen sama doramemon
Ane : iya, ntr abis kamu berangkat kuliah aku ambilin doramemonnya.
Tak berapa lama terlihat dia bergegas merapikan tas ala emak2nya itu, ternyata dia sudah ditunggu agnes didepan gang kostan. Akupun kembali mengantarnya kedepan gang..seperti biasa, acara pasang helm dan salim tangan tidak pernah dilewatkannya. Setelah mereka menghilang dari pandangan,kaki ini melangkah kekostan tejo sekedar mengambil doramemon sang puteri.
Setelah mengambil doramemonnya, aku sempat berbicara lagi dengan ibu kost sambil membayar DP untuk kamar sudut yang akan aku tempati di pertengahan bulan. Akupun kembali kekostan lama. Terasa badan ini sedikit tidak enak, akhirnya dengan diiringi playlist Jamal Abdillah, aku terlelap siang itu.
... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sedikit kaget diri ini dengan suaranya yang terdengar khawatir saat aku membuka mata, tangan itu meraba2 dahiku..penuh kebingungan dia menatapku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 2. Cintaku Tak Bersyarat Kepadamu Puteri
Sedikit kaget diri ini dengan suaranya yang terdengar khawatir saat aku membuka mata, tangan itu meraba2 dahiku..penuh kebingungan dia menatapku..
Nduwt : yank kamu kenapa""
Ane : kenapa yank" (sedikit gatal rasa badanku, garuk kiri kanan sekarang)
Ane : bentar ya yank...koq badanku gatel2
Nduwt : yank kamu alergi apa""
Ane : hehehe...enggak koq..plgn ada serangga tadi (aku melihat wajahku yang penuh dengan bintik2 merah gatal di cermin bunder itu) Ane : bentar ya yank..aku cari bedak dulu...kyknya ada diwarung depan gang..
Nduwt : aku ikut ya yank.
Sedikit angukan kecil kearahnya, dan diapun bergegas dengan muka yang sangat khawatir. Tidak ada suara darinya selain menggenggam erat
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas tanganku selama kedepan gang mencari bedak. Herocin kyknya waktu itu.
Kami kembali kekostan setelah mendapat bedak tersebut.
Ane : tutup mata dulu ya yank..aku mau buka baju dulu..kyknya banyak bintik2nya dipunggungku (aku mengambil duduk dengan membawa cermin bunder yang tergantung di tembok itu)
Nduwt : gpp yank..sini aku bantuin (dia mengambil duduk didepanku kini)
Dan benar saja, setelah membuka baju..hahay..seluruh badan penuh dengan bintik2 merah. Lembut tangannya saat mengusapkan seluruh badanku dengan bedak itu. Itu mukanya lucu juga kalo khawatir kyk gitu..nduwt nduwt..
Ane : udah koq yank..dah cukup..dah mulai enakan koq. (kembali aku memakai kaosku)
Nduwt : yank kamu alergi apa"
Ane : hehehe (kembali aku menggaruk kepalaku yang sekarang benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas gatal.. ) Ane : kyknya alergi ikan yank..dari dulu emang gakBOLEH makan ikan
Nduwt : kenapa gak bilang tadi" kamu jadi sakit gini kan sekarang..
Ane : enggak koq yank..ni dah kurang gatalnya koq, kan udah di obatin sama pacarku
Nduwt : ih gombal.. Nduwt : oiya, nih yank..mam siang ya.. Nduwt : aku sholat disini boleh ya.
Ane : bolehlah yank..tu sajadahnya didalam lemari, tapi gak ada mukenanya gimana"
Nduwt : ada koq aku bawa mukena..(terlihat dia mengambil bungkusan kain sebesar gelas dr dalam tas ala emak2nya)
Nduwt : nih.. Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ya udah, sana sholat dulu..aku ta liatin dari sini..
Setelah sang puteri mengambil wudhu, diapun mulai sholat dzuhurnya, aku hanya membalurkan seluruh tangan dan kakiku dengan bedak itu..benar2 gatal rasa badanku. Aku seperti seorang bayi yang baru selesai mandi skrg, seluruh badan penuh dengan bedak..cukup ampuh, sedikit berkurang rasa gatalnya.
Nduwt : astaga yank (dia berbalik melihatku)
Ane : kenapa yank Nduwt : lucu, mukanya putih2 kyk kena kapur
Ane : yee bukan kapur yank..nih bedak..biar gak gatel..
Setelah menyalim tangan kekasihnya ini yang penuh dengan bedak diapun melepas mukenanya, sedikit merapikan jilbabnya..kini dia duduk kembali didepanku. Senyuman itu terlihat.
Ane : katanya tadi mau ngerjain tugas yank..sana kerjain, tu pcnya msh nyala
Nduwt : gak ah..kamu baring2 aja ya yank..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : heheh..aku gak sakit sayang, aku cuma gatal dikit aja koq. Ane : udah sana kerjain tugas aja, jgn deket2 ndak ketularan gatalnya ntr
Nduwt : aku suapin mam aja ya"
Ane : nah kalo itu mau deh..tanganku penuh bedak soalnya yank..gpp ngerepotin ya..
Nduwt : ih kyk sama siapa aja sih yank.
Ah..senangnya diri ini, sudah dibawain sarapan tadi pagi, ya walaupun ada ikannya dan berakhir dengan alergi gak jelas gini..ditambah sekarang makan siangnya ane disuapin lagi sama sang puteri..apa lagi yang lebih membahagiakan..
Lumayan lama aku bisa meyakinkan sang puteri bahwa kekasihnya ini tidak apa2, akhirnya dia kembali mengerjakan tugasnya dengan bahasa pallawa itu. Menjelang sore, dia tidak mengiyakan ketika aku ingin mengantarnya pulang kekostannya. Akhirnya aku hanya mengantarnya sampai parkiran..sedikit kecupan hangat didahinya sebelum aku kembali memasang helm itu..diapun berlalu menghilang di ujung gang kostan. Menjelang magrib, aku hanya smsan dengan kekasihku yang masih terus
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menanyakan keadaanku dikostannya disana. Aku lagi2 menyakinkannya bahwa aku tidak apa2..aku benar2 mendapat perhatian yang sangat banyak darinya.
Alunan playlist dari jamal abdillah seakan menambah kebahagiaanku saat itu.
Mudah... Sebegitu mudahnya... Untuk jatuh hati padamu.. Karna kau memiliki segala Segalanya...yang ku damba.....
Sukarnya.... Adalah suatu yang sukar Untukku...
Biar kau pergi... Walau... Hanya...barang seketika Sukarnya...
Terasa sukarnya... Sedetik.. Terkelip mataku rasa rugi...
Sekelip denganmu penuh berharga...
Aku... Akulah kekasihmu.... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Akan mengasihimu Sehingga keakhir waktu....
Aku...Rela.. Menanggung bebanan... Akan..Rela..
Biar terkorban.... Tak akan...sekali... Ku merasa jemu... Ayumu...
Takkan pudar dihati.... Sedetik.. Terkelip mataku rasa rugi...
Sekelip denganmu penuh berharga...
Aku... Akulah kekasihmu.... Akan mengasihimu
Sehingga keakhir waktu....
Aku...Rela.. Menanggung bebanan... Aku..Rela..
Biar terkorban.... Aku...Rela.. Menanggung tekanan... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Akan..Rela.. Sampai terkorban.... Ah, sesekali bibir ini menyunggingkan senyuman kecil kala aku membaca tiap kata di SMSnya..aku benar2 sayang puteri klaten itu..
Setelah dia pamit tidur karena sudah terlalu malam, akupun kembali ke kerjaanku mengurus server..bayangan senyumannya benar2 mampu membuatku bersemangat kembali.
... Tak terasa waktu cepat berlalu, benar2 indah hari yang kulalui bersama dengan puteri klaten itu. Setelah bintik2 merah di badanku menghilang, aku sering menemaninya di kostannya. Tak jarang aku menunggunya tertidur baru aku beranjak pulang kekostanku.
Pertengahan januari, akupun memutuskan untuk pindah kost..semalam aku sempat menelpon Arif yang masih di PLG sana, sekedar mengabari sahabatku bahwa aku akan pindah kostan. Kamar baruku juga sudah di cat ulang oleh bapak kost baru..
Setelah pamit dengan ibu kostan lama..akupun mengangkut semua barang2ku dengan bantuan tejo dan beberapa teman di kostan baru.
Yap..menjelang sore aku sudah selesai memindahkan barang yang tidak seberapa banyaknya itu. Akupun sudah membicarakan perihal kepindahanku dari beberapa hari yang lalu dengan tuan puteriku. Aku tidak mau merepotkan waktu kuliahnya untuk sekedar membantuku. Aku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mencintainya dengan segenap hatiku, biarlah aku yang berpeluh kesah..cukup dengan senyumannya, semua derita ini akan sirna.
Sudah jadi kebiasaanku, setiap kamar baru, aku menghabiskan satu magrib untuk mengaji dan berdzikir didalamnya. Tidak ada maksud lain, semata agar aku betah selama tinggal disitu.
Setelah selesai, akupun beranjak ke kostan kekasih hatiku itu. Tak butuh waktu lama, aku sudah sampai didepan kamarnya. Pintu kamarnya tertutup rapat. Entah kemana dirinya..aku tadi sempat sms kalo aku akan ketempatnya.
: yank..aku dah didepan, kamu dimana"
Itulah sms yang kukirim kenomornya malam itu.
"Yank...kucingnya masih ada didepan gak""" sedikit teriak suaranya dari dalam kamar..akupun mendekat kepintunya.
Ane : masih nih didepan, tuh tidur dikesetmu yank.
Nduwt : usir yank..aku takut..
Hahaha...benar2 ketakutan dirinya dengan kucing yang sering tidur dikeset depan pintunya..pelan aku mengusir kucing itu, setelah mengeong2 diapun menghilang entah kemana.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Tok tok tok ..aku mengetuk pintu kamarnya..sedikit membuka pintu kamarnya dia mengintip ketempat kucing tadi. Setelah dirasa aman, diapun membuka pintu kamarnya. Terlihatlah wajah ketakutannya.
Ane : kenapa gak sms dari tadi yank kalo ada kucing
Nduwt : pulsaku abis yank..mana kucingnya gak mau pergi2
Ane : udah gak usah takut, udah pergi koq..
Ane : gini aja yank, itu kesetnya kamu masukin aja kedalam kamar..pasti kucingnya gak bakalan mau tidur didepan kamarmu lagi
Nduwt : iya yank..masukin aja ya kesetnya..kemarin2 pasti ngeong2 didepan situ.
Sedikit membersihkan keset itu di tembok teras, akupun memasukan kedalam kamarnya. Akupun duduk didekat pintu kamarnya, sang puteri masih terduduk disana diatas kasurnya sambil memeluk doramemonnya.
Nduwt : yank, gak capek ya abis pindahan""
Ane : enggak koq yank, udah ilang capekku..dah dapat obatnya tadi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : apaan obatnya yank" (antusiasnya melihatku)
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ane : itu..(aku mengisyaratkan wajahnya dengan wajahku, dia terlihat menengok2 kebelakangnya)
Nduwt : apaan yank" Ane : itu senyumanmu dah jadi pengobatku koq.
Nduwt : gombal ih...(dia beranjak, melepaskan doramemonnya diatas kasurnya, senyuman itu terlihat berbeda..dia mengarah ketempat dudukku)
Nduwt : yank, aku duduk situBOLEH ""
Ane : ya udah duduk sini yank..
Dia mengambil duduk disamping kananku, menyenderkan kepalanya dibahuku.
Nduwt : yank,BOLEH ngomong gak"
Ane : mau ngomong apa sayang" (tangan ini kembali lancang membelai
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kepalanya malam itu) Nduwt : tapi janji ya..kamu gak boleh marah..(dan tanganya mulai melingkar indah dibadanku)
Ane : iya sayang, emang kapan aku bisa marah sama kamu..
Nduwt : yank..maaf ya, aku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 3. Dia Kembali Nduwt : yank..maaf ya, aku gak bisa seperti orang lain yang bisa mesra2an sama pacarnya. (sedikit kaget diri ini dengan perkataanya)
Aku mendirikan kepalanya yang menyender di bahuku. Kupegang kedua bahunya, dia tersipu malu dengan wajah kami yang sedekat itu.
Ane : aku gak ingin seperti orang lain yank. Ane : sudah cukup untukku melihat senyuman indahmu. Ane : aku bukanlah siapa2 yang berani meminta lebih padamu.
Semakin lebar senyuman dibibirnya itu, aku memberanikan diri mengecup keningnya malam itu..diapun kembali menyederkan kepalanya dibahuku. Erat genggaman tangannya kini.
Nduwt : makasih ya yank..makasih buat semuanya.
Ane : iya sayang..makasih juga yah..dah mau menjadi orang yang sangat special buatku (sebuah angukan kecil darinya di bahuku)
Kami hanya terdiam disitu..aku tidaklah berani untuk berbuat lebih jauh terhadap puteri yang kini benar2 bertahta dihatiku ini. Cukuplah senyuman indahnya yang menghiasi hari2ku.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Kembali dia tertidur dibahuku malam itu..sudah lumayan malam aku berada dikostan itu..ini sudah pukul 9 malam..
Ane : yank, pindah kekasur ya..aku mau pulang. (dia hanya menggeleng kepalanya kini)
Nduwt : bentar lagi ya yank..
Ane : kamu pindah kasur ya, dingin kalo kamu duduk disini terus..
Akhirnya dia mengiyakan kata2ku, dia beranjak dan merebahkan badannya di kasurnya..aku mengambil doramemon dan meletakannya didalam pelukan empunya. Senyuman manis gula jawa itu terlihat lagi ketika aku membelai lembut pipi chubbynya. Setelah dia benar2 terlelap..aku kembali mencium keningnya, sekedar pengantarnya terlelap. Setelah menutup pintu kamarnya, aku beranjak meninggalkan kostan itu.
Begitulah hari2 yang aku lalui dengannya..hari yang sangat indah disetiap detiknya. Sesekali aku mengajaknya makan bakso kesukaannya di dekat lembah UGM sana, tempat pertama kali aku menenangkan segala kesedihan hatinya.
Bulan february menjelang..kisahku dengan sang puteri klaten itu tidak pernah mendapat sebuah aral rintangan. Jangankan untuk marah, aku melihat sedikit kesedihan diwajahnya saja sudah sangat membuatku bersalah.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Suatu siang, saat sang puteri sedang bermain Onet di pc dikamar..terlihat panggilan masuk dari teman yang sudah sangat jarang aku kunjungi..akupun mengangkatnya.
Ane : halo Ri..apa kabar" (sang puteri berbalik kearahku..sedikit penasaran di wajahnya, aku hanya mengedipkan mataku kearahnya, diapun kembali menatap monitor 19" itu)
Tari : mas pindah kostan ya..aku lagi didepan kamarmu yang kemarin tapi gak ada orangnya.
Ane : eh ya Ri..lupa ngasih tau..bulan kemarin aku pindah..sini kekostan baru aja.
Tari : kostanmu sebelah mana mas"
Ane : itu gang gereja..kamu ke utara dikit, ntr aku tunggu didepan gang..deket koq..
Tari : ya udah, aku kesitu ya mas..tungguin depan gang ya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ok Ri.. Terputuslah telepon itu..kembali sang puteri berbalik kearahku.
Nduwt : dari siapa yank"
Ane : teman cewek..dah lama gak pernah main, dulu kostan lama sering main.
Nduwt : owh..mantan ya"
Ane : bukan, cuman teman biasa..bentar lagi mau kesini, ntr aku kenalin ya.
Nduwt : enggak ah, aku pulang aja ya kekostan.
Ane : enggakBOLEH ..nanti aku kenalin ya biar kamu tau dari dianya langsung kalo kami cuman temenan
Ane : yuk jemput dia didepan gang..kasian belum tau lokasi kostan yang sekarang.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : aku malu mas..
Ane : udah ayuk...kan ada kang mas mu ini..gak usah malu
Nduwt : ih gombalnya..ya udah ayuk..
Dengan gandengan tanganya, kami menuju kedepan gang yang tidak terlalu jauh..dan terlihatlah Tari dengan motor matic miliknya. Kampreeeet...perasaan ini mendadak tidak enak..kembali bayangan itu terlintas membawa memory indah dulu..memory indah dengan cewek itu..Tari memboncengnya datang kearah ku dan nduwt yang terlihat sangat mesra. Mereka berhenti tepat didepan kami.
Nduwt : aduh yank..sakit.. (dia menyadarkanku yang menggenggam erat tanganya)
Ane : maaf yank..gak sengaja..
Tari : hai Mas..eh cewek barunya gak dikenalin nih..sombong sekarang gak pernah mampir kekostan lagi
Ane : maaf Ri, gak sempat bilang kemarin..hehehe..yuk kekostan baru aja..ntr kenalan disana aja.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Mereka mengikut dibelakang ku dan sang puteri yang bergandengan tangan. Terlihat muka nduwt sedikit merah, sepertinya dia malu2 dengan kehadiran tari dan cewek itu. Aku menyuruh mereka memasukkan motor kedalam lingkungan kostan. Akupun mengajak kedua tamuku itu kekamarku disudut.
Ane : selamat datang di kostan baruku...masuk2
Ane : oiya, ini kenalin kekasih hatiku.. (aku memperkenalkan mereka, dengan bangga diri ini memperkenalkan sang puteri yang kini bertahta penuh dihatiku ini)
Tari : ih gayamu mas mentang2 dah dapat pacar baru..ada yang cemburu nih kyknya (dia melirik cewek disebelahnya yang hanya tersenyum datar itu)
Tari : tari mbak (mengarahkan tanganya ke sang puteri)
Nduwt : Nduwt mbak..(mereka berjabat tangan, setelahnya dia menjulurkan tangannya kearah cewek disamping tari)
Vanya : Vanya mbak (dan merekapun berjabat tangan)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Setelah melepaskan tangan, nduwt melihatku..penuh pertanyaan di tatapan matanya kala itu. Senyuman dan angukan kecil dariku seakan mampu menjawab semuanya pertanyaanya itu.
Nduwt : jadi ini toh mantannya mas Eri (dia sesekali menatap genit kearahku)
Ane : eh..udah duduk dulu deh..ntr aja bergosipnya.
Ane : mau minum apa Ri, Nya..tuan puteri juga mau minum apa" (sedikit membungkukkan badan ketika kedepan tuan puteriku, nyahok2 koe vanya..entahlah diri ini seakan sangat senang mengumbar sesuatu untuk membuatnya iri..tapi tidak ada ekspresi dari wajahnya, dia masih seperti tadi..datar ekspresinya)
Mereka : juice alpukat (mereka sejenak saling melihat..lalu tertawa..ah dasar emak2, memang paling heboh kalo ketemu )
Ane : ya udah tungguin bentar ya..aku beli juice alpukatnya dulu.. Ane : tuan puteri tunggu bentar ya..
Nduwt : ih mas ini..sana ah buruan, kasian vanya kehausan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas (hasyem..semakin di ece...nduwt...aku benar senang kala itu..saat kamu melakukan hal itu, tatapan genit matamu benar2 membuat vanya tak bisa berkata apa2)
Dengan motor tari, aku melaju kedekat gang kostan lama, dimana aku biasa membelikan mereka juice alpukat. Lumayan lama aku mendapat pesananku karena beberapa orang yang mengantri. sekitar 20menit, akupun kembali kekostan dengan 4 gelas mika juice alpukat. Saat masuk kekamar, 3 calon emak2 itu sudah asik ngerumpi. Seketika pandangan mereka teralihkan kearahku.
Ane : kenapa pada ngeliatin kyk gitu"" Ada hantu ya"" (mereka bertiga hanya tersenyum genit kearahku)
Mereka kembali larut dalam gosipan mereka, sesekali melirik kearahku yang sedang memindahkan juice kedalam gelas hijau dikamar. Setelah siap, akupun menyerahkan kehadapan mereka yang sedang asik ngerumpi. Aku sekarang mengambil duduk didekat kekasih hatiku itu. Dan dengan manjanya dia menyenderkan badannya kearahku.
Tari : mas, pengen nyender juga dong..
Vanya : iya nih Ri, dah lama gak nyender sama orang jelek..ikutan dong.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : enak aja..senderan aja di tembok..tuh lebar dibelkang kalian. (nduwt hanya tertawa kecil di bahuku)
Nduwt : kan bener kata ku mbak, sekarang dia jahat loh..aku sering dijahatin (vanya dan tari kini hanya tertawa kecil)
Ane : eh..kapan aku jahat sama kamu yank"
Nduwt : kamu jahat yank, kamu ngerebut hati aku (semakin manja dirinya, aku benar2 mati kutu sekarang, aku hanya mampu membelai kepalanya)
Entah apa yang menjadi bahasan mereka saat itu..aku tidak terlalu memperhatikan. Sekitar 1jam itu rumpian gak ada habis2nya, menjelang azan ashar, akhirnya sang puteri pun pamit buat sholat. Dan kedua emak2 itupun sepertinya ingin pamit pulang. Dan benar saja, sekarang mereka cipika cipiki dikamar. Dengan menggandeng tanganku, kami mengantarkan vanya dan tari kedepan gerbang..tak lama mereka menghilang dari pandangan mata.
Sang puteripun mengambil wudhu dan sholat ashar dikamar kala itu, seperti katanya..aku belum sah menjadi imamnya..akupun hanya mengikut kemauannya. Akupun mulai mengikut kebiasaan baiknya, sejak
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengenalnya aku semakin sering bersujud ke sang pencipta. Biarlah kebiasaan baik ini menjadi rutinitasku sekarang.
Sedari tadi sejak dia selesai sholat ashar, terlihat dia sangat asik dengan sms di hapenya entah dengan siapa dia smsan. Menjelang magrib dia memintaku mengantarnya kembali kekostan. Setelah smpai dikamarnya, dia sedikit berbeda. Sedari tadi, tak pernah lepas pelukannya.
Ane : kamu kenapa yank" koq kyk gini" kamu ada masalah ya" (pelan tangan ini membelai kepalanya..dia menggeleng pelan didekapanku)
Nduwt : kamu harus temuin vanya yank..selesaikan masalah kalian dulu. (sedikit kaget diri ini dengan kata2nya barusan)
Kembali aku menatap matanya kini, aku memegang kedua bahunya..
Ane : aku bahagia sama kamu sekarang..dan vanya adalah kenangan yang gak akan bisa mengusik bahagiaku. (sedikit keras kata dari mulutku, sekedar menegaskan bahwa aku benar2 bahagia dengannya)
Sang puteri hanya terdiam menatapku, setetes butiran air menetes dari kelopak mata kanan. Sial...aku tak pernah bisa bertahan dengan sifatnya itu. Tak pernah dia menangis saat bersamaku, hanya satu tetesan kecil dikelopak mata kanannya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : maaf ya yank..aku gak bermaksud kyk tadi (erat kini pelukannya,dadaku kini menjadi tempat nyaman pipi kananya yg chubby itu..tak lama dia kembali melihatku)
Nduwt : ikut aku yuk yank..
Dia beranjak dan pelan menarik tanganku. Aku hanya mengikutnya kearah ceketernya..akupun memasang helmnya seperti sebelum2nya. Kali ini dia yang duduk didepan, dia tidak mau aku memboncengnya. Dia mengarahkan ceketer kearah balai kota, dan berhenti di depan Univ.Sarjanawiyata Tamansiswa. Deg...perasaan tidak enak ini kembali menyeruak ketika dia menghentikan laju ceketer tepat di pinggir jalan ke jalan Kusumanegara.
Kembali tanganya dengan lincah mengetik sms entah kenomor siapa. Aku hanya memandang yang dia lakukan dari atas motor. Tak berapa lama setelahnya, terlihat vanya sedikit berlari dari seberang jalan. Setelah sampai di tempat kami, nduwt terlihat cipika cipiki dengan vanya. "Apa maksudnya ini sayang""" itulah isyarat tubuhku ke sang puteri, dia hanya membalas dengan senyuman manis gula jawanya. Vanya hanya tersenyum disana.
Nduwt menyuruhku untuk turun dan menemui vanya, aku tidak bergeming dari dudukku. Lagi dia menunjukkan ekspresi sedihnya...ampooon, aku gak tega dengan ekspresi itu..setelah aku beranjak bangun, kembali senyuman itu terlihat. Ah sial...aku serba salah..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia meminta helm ditanganku, setelah menyerahkannya..dia menarikku kearahnya..
"Aku sayang kamu mas jelek..apapun pilihanmu, aku akan tetap bahagia dengan itu"
Cup, kecupan kecil darinya sekilas sebelum meninggalkanku dengan vanya disitu. Cukup lama aku berdiam diri disitu, aku mengetik sms ke sang tuan puteri, tapi tak satupun yang dibalasnya.
Vanya terlihat menghampiriku, senyumanya tetap seperti dulu. Dia menggandeng tanganku dan mengajakku ke lesehan tempat kami sering makan dulu. Belum ada kata yang melewati kerongkonganku sejak tadi. Dia hanya tersenyum melihatku. Setelah memesan, kembali dia menarik tanganku kesalah satu tikar disana.
Biasalah ya..anak kostan kyk ane masih cepat kalo masalah makan..gak lama itu ayam goreng yang tersaji didepan langsung hilang entah kemana. banyak kucing garong kyknya dilesehan ini yang suka maling ayam goreng pesenan orang.
Entah kenapa, tangan ini kembali mengambil tisu dan mengusap itu mulut cewek sebelah yang terlihat belepotan. Hahay..kyknya gak jago lagi sekarang ilmu ngelaknya. Ok..ane saat itu emang benar2 ingin mengetahui perihal vanya menghilang setahun ini. Dia kembali tersenyum melihatku ketika aku membersihkan mulutnya dengan tisu tadi.
Vanya : makasih ya Ri..kamu masih seperti dulu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : akuBOLEH nanya gak"" (dia mengangguk)
Vanya : tanya aja Ri..aku tau koq banyak yang mau kamu tanyakan..(dia sesekali menyeruput es jeruknya)
Vanya : dari tadi siang juga kamu pengen ngomong kan..(kali ini aku yang mengangguk)
Ane : kenapa sih kamu ngilang gitu aja..saat aku sudah mulai jatuh cinta sama kamu..""
Ane : kamu mau balas dendam karena aku ngilang dulu ya" (dia menggeleng sekarang)
Vanya : enggak..aku gak pernah dendam sama kamu Ri..
Ane : trus kenapa kamu ngilang gitu aja""
Vanya : eh..kita kekostanmu yuk..aku pengen main kesana lagi. (dia menarik tanganku dan beranjak dari duduknya)
Ane : enggak ah disini aja. (aku menahan tanganya, dia hanya tersenyum
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kecil) Vanya : aku udah ijin sama nduwt koq..malam ini kamu milikku (damn** senyuman genit itu)
Setelah membayar makanan tadi, vanya menarik tanganku kearah kostan tari..dia meminjam motor matic milik Tari, dia sekarang yang menjadi drivernya..dan benar..dia mengarahkan motor itu kearah kostanku. Dia seperti hafal sekali dengan kostan itu. Setelah memasukan motor matic itu kedalam halaman kostan. Dia menarik tanganku kearah kamar disudut.
Akupun membuka pintu kamarku..keras tarikan vanya menarikku kedalam..dia menutup pintu kamar dan menguncinya..sial..aku mau disekap cewek tiang listrik ini. Wajah itu dengan cepat berubah ekspresi, air mata kini yang mengalir deras.
Keras tubuhnya memelukku..tangisan tanpa suaranya seakan mencurahkan perasaanya selama ini..aku membalas pelukannya..aku akui..aku merindukannya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 4. Jadi Rumit Lagi Keras tubuhnya memelukku..tangisan tanpa suaranya seakan mencurahkan perasaanya selama ini..aku membalas pelukannya..aku akui..aku merindukannya..
Lumayan lama kami terdiam, tangan ini seakan sudah sangat merindukan rambut panjangnya..belaian lembut yang sering aku lakukan dulu saat bersamanya kini aku dapati lagi. Kedua bahunya kini sudah teratur, reda tangisan itu dari matanya. Sedikit mundur, dia sekarang menatap mataku yang entah kena debu darimana sehingga sedikit berair juga. Dia tersenyum kini.
Vanya : Ri..kamu kangen ya sama aku" (aku mengangguk)
Ane : kamu kemana aja Nya"" Aku kangen banget sama kamu..(kembali aku menarik tangannya kedalam dekapanku, aku benar2 masih merindukan cewek tiang listrik ini)
Vanya : maaf ya Ri..aku gak hubungi kamu.
Vanya : saat aku keluar dari bandara dulu, hpku jatuh entah dimana. pas sampai rumah aku baru nyadar.
Vanya : aku gak hafal nomormu Ri, nomor tari ato yang lain juga aku gak tau. (kembali, kedua bahu itu bergetar hebat, tangisannya kini terdengar lagi)
Ane : udah udah Nya..yang penting sekarang kamu udah disini. Vanya : maafin aku ya Ri.
Wajah yang berurai airmata itu kini mengarahku..entahlah, hilang kemana nduwt kala itu, dia seakan tertutup kini oleh kerinduanku terhadap vanya. Aku mengecup lembut bibir itu.. dengan alasan rindu aku membenarkan tindakanku, tetapi aku tidak semunafik itu..aku menginginkan rasa ini,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas rasa yang sudah sangat lama menghilang seiring kepergiannya dulu. Nduwt benar2 menghilang dari otakku, kecupan vanya benar2 mengambil alih diri ini.
Aku tidak tahu sejak kapan kami sudah berada di atas kasur. Vanya tak lagi memakai pakaian atasnya, dia hanya terpejam dengan desahan yang benar membuatku seakan ingin mengugunjungi kembali lembah hitam itu. Dia hanya mengangguk ketika aku mengisyaratkan "Aku ingin lebih"..aku menuruni tubuh itu, tidak kesusahan diri ini saat akan melepas jeans hitam yang dia gunakan.
Ah..kampret lucu ane ingatnya..
Agan tau apa yang membuat ane gak ngelanjutin aksi ane waktu itu""
Itu gambar kecil2 di (maaf) CD vanya adalah doraemon, doraemonnya gak cuman satu..banyak, hampir disemua tempat yang bisa ane liat kala itu. Nah..tuan puteri punya doraemon gede yang dia panggil doramemon
itu. Otak ini kembali waras sewaras2nya. Keindahan sang puteri kembali menyeruak mengisi semua pandangan. Aku kembali memasang jeans hitam yang hanya sampai paha bawahnya. Vanya seakan mengerti dengan perubahanku. Dia sedikit bangkit dan duduk merapikan jeansnya. Tak lama dia memelukku, berkali2 kata maaf darinya tapi aku tidak memperdulikan, aku hanya menunduk dengan beribu sesal telah melupakan sang puteri.
Aku seakan tidak memperdulikan vanya lagi, aku meraih k750i ku, aku memanggil sang puteri..aku kini benar2 butuh dia..tapi..nomornya tak aktif..Sudah pukul 11malam, tak biasanya dia mematikan telponnya..sengantuk apapun dirinya pasti mengangkat panggilanku..ada apa dengan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dirinya, jangan2 dia.. Vanya : aku minta tolong sama nduwt buat matiin hapenya malam ini (suaranya dari belakangku menepis semua pikiran aneh2 tentang sang tuan puteri)
Kembali erat tanganya melingkar indah di badanku. Itu bagian yang empuk2 benar2 nusuk dalem banget kepunggungku..kerasa bener soalnya baju kaosku juga entah dimana.. Tapi itu semua seakan tidak menggangguku. Kepala ini sudah dikendalikan oleh akal sehat yang sangat taat kepada tuan puterinya itu.
Aku meraih kaos biru vanya yang berserakan dilantai, aku membalikkan badan kearahnya, aku memasangkan kaos itu dibadannya. Tak ada suara apapun, dia hanya tersenyum melihatku.
Vanya : Ri.. (aku mengangkat wajahku memandangnya) Vanya : itunya gak dipasang juga Ri (tangannya menunjuk *maaf beha nya yang tak jauh dari tempat aku terduduk)
Aku hanya menggeleng kecil menolak senyuman genitnya, aku membalikkan badan membelakanginya, tangan ini kembali mengetikkan beberapa kata ke nomor sang puteri..vanya benar2 menggoda..untung buaya ini sudah tobat..kalo belum aja dah kena sikat koe Nya..dah remek2 badanmu
Kembali dia memelukku..tangannya mengambil k750i ku..aku hanya membalikkan wajahku kearahnya.
Vanya : tolong, jangan buat aku cemburu lagi seperti dulu.. Vanya : tolong jadilah eri yang dulu menyayangiku saja.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : gak bisa Nya..aku udah jadi milik nduwt.. Ane : aku disini, tapi hatiku sekarang sama nduwt. Ane : maaf Nya, aku gak bisa kyk dulu.
Dia membalikkan badanku, senyuman indahnya seperti dulu..
Vanya : temenin aku tidur ya Ri..
Vanya : aku gak akan ngapai2in koq..aku cuman pengen meluk kamu.. (dia kembali bersuara ketika melihatku akan menolaknya)
Ane : ya udah, aku temenin tidur dari sini..(aku mengambil guling dan akan menyerahkannya, dia menggeleng)
Vanya : aku mau Eri yang dulu..tolong malam ini aja kamu jadi Eri yang sayang sama aku..
Vanya : peluk aku seperti kamu memeluk aku dulu..belai rambutku seperti dulu..aku rindu itu semua
Ane : aku gak bisa Nya...maaf aku..
Lagi, keras badan itu saat menyender kearahku..ah..harum rambutnya, masih seperti dulu..beberapa kali dia mencari posisi nyaman kepalanya didada kerempeng ini. Aku lelah dengan ini..akupun mengalah untuk menemaninya malam itu. Kembali dia diposisinya seperti dimalam pertama di tahun 2008 dulu, menjadikan dada ini bantal ternyamannya. Aku seakan merasa sangat dibutuhkan malam itu, dia mengarahkan tanganku untuk membelai rambutnya sendiri..tak hentinya dia melakukan itu, aku tidaklah sejahat itu. Aku kembali mencoba melakukan yang dia inginkan malam itu. Aku kembali mencari perasaan itu, perasaan ketika aku benar2 sangat menyayanginya seorang.
Pagi menjelang, aku membuka mata terlihat dia tersenyum didepanku..dekat wajah itu memandangku..seakan rambutnya memiliki
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas daya magnet yang sangat kuat, tangan ini dengan sendirinya membelai rambut panjangnya. Lagi, dia merebahkan badannya yang kini benar2 seluruhnya di atasku.
Vanya : Ri...(manja suaranya memanggilku, tak henti tangan ini membelai rambutnya sekarang)
Ane : iya... Vanya : makasih ya buat semalam..(entah, aku merasa ada sesuatu yang berubah dari nada suaranya)
Ane : Iya sama2.. Ane : maaf ya..aku gak bisa seperti dulu..aku udah ada nduwt sekarang. (gelengan kecil didadaku)
Vanya : gak..aku udah bahagia koq..
Terlihat dia mengangkat kepalanya kini..tatapan genit itu terlihat.. Vanya : hari ini selingkuh sama aku yuk.. (hais...kenapa jadi gini)
Ane : gak..aku gak bisa..hatiku cuma satu..dan itu semua buat nduwt..aku gak mau membaginya dengan orang lain.
Vanya : iya aku tau..tapi hari ini aja ya, kamu jadi pacarku.. ANe : tapi Nya...
Vanya : cuman buat hari ini koq Ri..besok aku udah gak disini lagi..(deg..entah perasaan apa ini..aku sudah punya sang puteri..tapi seakan sangat sakit mendengar dia akan pergi lagi)
Vanya : besok aku pulang kalimantan lagi Ri..aku gak akan ganggu kamu lagi..(tangan ini kembali membelai rambut panjangnya)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Vanya : mau ya..hari ini saja..temani aku..
Cup..kecupan kecil dibibir darinya..aku tak mampu membalasnya, aku memang mendamba sang puteri, tapi perasaan ini benar2 sangat mengganggu..perasaan akan kehilangannya lagi.
... Aku beranjak mandi..tak lama aku kembali kekamar, terlihat dia sedang telponan dengan seseorang..melihatku yang masuk kedalam kamar..dia menyerahkan hapenya kearahku..aku menolak, tetapi dia tetap memberikan hp nya dengan senyuman dibibirnya.. Vanya : ini..mbak nduwt mau ngomong..
Aku yang benar2 merindukan sang puteri dengan cepat mengambil HP itu..vanya tertawa kecil melihat polaku..
Ane : halo yank..kamu koq gak pernah balas smsku, semalam aku telpon juga gak aktif nomormu..
Ane : kamu gak kenapa2 kan yank..
Nduwt : aku gpp yank..temani vanya hari ini ya..kasian dia mau pulang besok..
Nduwt : kamu gak usah khawatirin aku yank, vanya lebih butuh kamu sekarang.
Tut tut tut..dan sang puteripun mematikan telepon itu..ah..kenapa sekarang mendadak menjadi seperti mimin ya...ah mimin, kemana dia ya..gak ada kabar2nya, mentang2 lagi sibuk ngerjain skripsi..kakanya lagi gundah gulana galau merana kyk sekarang dia menghilang..ah, kangen aku sama adik cerewetku itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku yang bertelanjang dada sehabis mandi itu, tersadar dari lamunanku oleh lingkaran tangan vanya di perutku. Aku membalikkan badan memeluknya, kecupan hangat dikeningnya mengiri dia kekamar mandi. Ibu kost tersenyum melihatku mengantar vanya kesudut lorong kekamar mandi. Penghuni lain" jangan ditanya..mereka paling cepat bangun jam 10an..
Sehabis mandi, vanya memintaku mengantarnya kekostan tari..dia pengen ganti baju katanya..yap, pakaian yang dia gunakan semalam sedikit basah katanya..gara2 sesuatu..
Setelah mendapatkan titah dari sang puteri tadi, hambanya ini hanya bisa menurut..apalah aku ini, hanyalah seorang hamba cinta sang puteri klaten. Bahasamu cok...bilang aja kangen sama vanya trus mau ngabisin hari terakhir vanya di yogya..gak usah bawa2 tuan puteri keleus...
Aku sempat menunggu sebentar di ruang tamu dibawah..yap, karena diatas hanya tersisa tari yang aku kenal..kamar vanya sudah dari bulan oktober lalu habis masa kontraknya, barang2nya sudah di ungsikan oleh keluarganya yang dari madiun.
"Eriiiiiiiii" suara ini...aku berdiri dan melihatnya kearah datangnya suara itu..dengan tergesa dia datang dan memelukku...bah..apa lagi ini... Lisa : sombong ya sekarang gak pernah sms lagi..apa kabar Ri.. Ane : eh..iya lis, sehat2 aja.kamu gimana kabarnya"
Lisa : sehat Ri...oiya, dah ketemu mbak vanya"" (dia tersenyum melihatku setelah melepas pelukannya)
Ane : udah koq, ni mau nemenin dia jalan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Lisa : trus nemenin aku kapan" (kenapa sekarang semua orang senang dengan senyuman genit woy...kambuh juga ini buaya ntr.. )
Ane : kapan2 deh..hehehe (kembali aku hanya bisa garuk2 kepala yang tidak gatal sama sekali)
Lisa : oiya mas, nomormu masih yang dulu kan" Ane : masih..kenapa emang Lis"
Lisa : ntr aja ya aku sms..dah mas (sebuah lambaian kecil darinya)
Diapun menuju gerbang kostan dimana temannya sudha menunggu. Kenapa ya sekarang koq jadi rame gini hidupku..prasaan pas sama tuan puteri aku mempunyai quality time yang teramat sangat..kenapa sekarang jadi kyk pasar gini hidupku..lalu lalang orang kyknya rame banget. "Koq ngelamun sih Ri...yuk jalan" suara vanya menyadarkan ku... Ane : eh iya...hehehe...siap" (angukan kecil darinya) Vanya : yuk.
Dan melajulah kami kearah antah berantah..pokoknya kemana vanya ingin pergi hari itu aku setia menjadi supirnya. Menjelang sore, kami sudah berada di parkiran motor di depan galeria mall. Setelah melepas helm miliknya, dia menggandeng tanganku menyebrang jalan ke arah galeria mall.. Terdengar suara seperti sedang memanggil namaku, semakin lama semakin jelas suara itu. Saat membalik badan kearah datangnya suara itu.
PlAAAAAAKK....sebuah tamparan keras darinya...benar2 nanar mata itu menghakimiku.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas "Ternyata kyk gini kamu di belakang nduwt ya...aku kirain kamu cowok baik mas..." dan diapun pergi kearah parkiran motor tadi di sebelah timur jalan galeria mall itu...kampret..datang mung buat nampar tok...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 5. Lebih Rumit "Ternyata kyk gini kamu di belakang nduwt ya...aku kirain kamu cowok baik mas..." dan diapun pergi kearah parkiran motor tadi di sebelah timur jalan galeria mall itu...kampret..datang mung buat nampar tok...
Ya sudahlah, orang lagi emosian kyk gitu mau dijelasin kyk mana juga gak bakalan diterima, mending biar dia tenang dulu ajalah. Vanya sedikit shock melihat siapa cewek tadi, yap..dia belum pernah mengenalnya.
Seperti tidak terjadi apa2, aku mengajak vanya masuk kedalam galeria mall..entahlah, seakan tidak terasa sama sekali tamparan cewek tadi, aku lebih menikmati kebersamaanku dengan cewek tiang listrik yang kini menggandeng tanganku, yang kini tersenyum ceria saat berjalan dari lantai kelantai di mall kecil ini.
Lumayan lama kami menyusuri tiap lantai di mall itu, sekitar pukul 2 kami turun kelantai bawah. Setelah keluar dari lift, vanya mengajakku sekedar duduk di dekat kolam kecil yang mengelilingi lift ditengah2 galeria mall itu. Ah, aku seakan ingat dengan kostan pertama ku, dilantai atas dulu mas yanto dan mas febri memelihara ikan yang warnanya mirip2 dengn yang berada di kolam kecil ini.
Vanya : Ri..(aku mengangkat wajahku melihatnya..tangan ini masih memainkan air kolam itu)
Ane : iya...kenapa Nya""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Vanya : makasih ya, dah mau nemanin aku
Vanya : besok pagi aku udah gak di yogya koq, jadi aku gak akan ganggu kamu dan nduwt lagi
Ane : eh..trus kuliahmu gimana Nya"
Ane : masa mau putus gitu aja, kan tinggal dikit lagi. (dia mendekat kearaku..pelan tangan itu dipipiku)
Vanya : aku dah urus surat pindah kekalimantan koq..kamu gak usah khawatir ya.
Vanya : mungkin besok2 kalo ada waktu aku keyogya lagi..
Dan kembali lagi perasaan yang aneh ini terasa. Aku benar2 tidak ingin dia meninggalkan diri ini lagi. Aku ingin seperti dulu, dulu saat aku bisa kapan saja berduaan dengannya. Tanpa ada rasa sayang dari orang lain dihati ini. Aku ingin kembali seperti dulu, saat aku menjadi seorang bodoh yang tidak menyadari kehadirannya sama sekali disampingku.
"Udah yuk pulang...malu diliatin orang terus Ri.." pelan suaranya sambil membelai rambutku. Dia berdiri dan aku memeluknya sambil duduk di dekat kolam kecil itu. Aku benar2 merasakan rasa sakit saat aku ditinggalkannya dulu...tapi sekarang, sedikit berbeda, aku sudah tahu semua alasan dan kapan dia akan menghilang, ternyata itu benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menyiksa disaat terakhir aku bisa bersamanya.
Kami beranjak dari situ..sudah lumayan sore..aku mengantarnya kembali kekostan Tari..Sesampainya dikostan itu, vanya mengajakku keatas. Tari terlihat tersenyum didepan pintunya. Setelah meletakan barang yang sempat di beli vanya tadi, kembali kami meminjam motor matic milik tari, kali ini dia mengajakku makan sore di tempat favoritnya di dekat kostan. Yap, apa lagi kalo bukan nasi bakar pedes kesukaannya dulu.
Sedikit kecewa karena tidak mendapat apa yang dia inginkan..lesehan nasi bakar itu belum buka saat itu. Diapun mengajakku kembali kekostanku. Tidaklah jauh jarak antara kostan dengan lesehan nasi bakar itu, jadi tak butuh lama kami sudah sampai dihalaman kostan. Akupun mengajak Vanya kekamar. Senyuman itu tidak pernah mereda sedari tadi di galeria mall. Diapun mengambil duduk di sudut kasur.
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ane : Nya.BOLEH minta tolong gak"
Vanya : minta tolong apa Ri"
Vanya : Ri, sini dong, masa duduknya jauh2an sih..(manja dirinya menepuk kasur disamping duduknya)
Ane : telepon nduwt dulu..baru aku mau kesitu.. (aku benar2 merindukan sang puteri, sedari tadi saat ada kesempatan menghubunginya, dia tidak pernah mengangkat teleponku..tidak pula
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dia membalas smsku) Vanya :sini dulu deh..ntr aku hubungi nduwt
Ane : beneran"" (dia mengangguk pelan, senyuman indahnya kembali terpampang)
Akupun mengarah kedekat vanya, aku benar2 sudah siap jika akan terjadi sesuatu yang iya iya..tapi ternyata tidak...dia hanya menyederkan tubuhnya kearahku. Rambut itu seakan sangat harum tercium di hidungku ketika dia merebahkan kepalanya dibahuku. Ah Vanya..kenapa kita harus seperti ini sekarang..mungkin ini adalah hukumanku karena aku tidak pernah menyadari kehadiranmu sedari dulu saat aku masih memiliki waktu.
Vanya : Ri...(jari tanganya bermain indah disela jemariku)
Ane : iya Nya..kenapa"
Vanya : kamu koq manggilnya nama sih dari kmrn2" (sedikit kaget diri ini, akupun menoleh wajahnya dibahuku)
Ane : lah..masa mau manggil kamu "Monyet"..lebih baik Vanya ato Nya
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kan"" Vanya : jahat kamu yank..kita kan belum putus..kamu masih pacarku""
Desiinnnng....modyar koe mblo...mau jawab apa ini"" dan terdiamlah sang buaya...memang, belum pernah keluar kata itu dari mulut kami, bahkan untuk bicara saja tidak pernah..
Vanya : gak Ri...kamu udah jadi pacarnya nduwt sekarang..aku cuma masa lalumu..(erat pelukan itu melingkari tubuhku)
Vanya : maaf ya kalo kita harus seperti ini. Vanya : maaf aku harus menghilang darimu.
Entah..aku seakan seperti ditengah dilema yang sangat besar...bahasane coookkk....
Lama kami terdiam disitu..tak terasa azan magrib berkumandang..pelukannya kini mereda, dia terlihat berdiri..
Vanya : antarin aku ke kamar mandi ya yank..aku mau wudhu
Dia sedikit menarik tanganku untuk berdiri, akupun mengantarnya kesudut lorong kostan arah kamar mandi. Setelah dia berwudhu kamipun kembali kekamar, yap..di kamarku sengaja tuan puteri meninggalkan mukena-nya..jika dia sedang di kostan dan tiba waktunya, dia akan mudah
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas untuk sholat. Aku hanya bisa tertegun memandang cewek tiang listrik itu ketika dia bersujud kepada sang pencipta..Setelah selesai, diapun seperti sang puteri..mengarah kepadaku dan menyalim tanganku. Aku adalah baj*ngan, tangan ini sangatlah kotor untuk kalian salimi..tangis bathinku. Setelah selesai dengan acara sholatnya, Vanya terlihat memanggil nomor sang puteri sesuai janjinya tadi. Setelah sedikit mengobrol..diapun menyerahkan HPnya kearahku.
Ane : halo yank.. Nduwt : maaf ya yank, aku banyak tugas, belum bisa ketempatmu sekarang. (lingkaran tangan vanya kini kembali ditubuhku, dia membenamkan wajahnya dalam kepunggungku..entah apa maksudnya) Nduwt : salam sama vanya ya yank..
Nduwt : assalamualaikum..
Tut tut tut...ah..lagi2 aku belum sempat ngomong, dia sudah menutup panggilan itu..Sudah 2x seperti ini..dia tidak pernah mau berbicara kepadaku..tidak pernah aku sempat mengeluarkan suaraku, dia hanya mau aku mendengarkan perkataanya saja.
Aku melepas pelukan vanya, dia melihatku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : yuk cari makan..kyknya udah buka nasi bakarnya. Ane : jalan aja ya..deket situ juga.
Dia hanya mengangguk dan mengikut langkahku ketika berjalan kearah lesehan nasi bakar itu. Seperti biasa dia mengambil alih pesanan kami. Aku sudah tidak perduli lagi dengan semua itu..aku benar2 merasa dipermainkan sekarang. Di permainkan sang puteri dan cewek tiang listrik yang kini tak pernah padam senyumannya di sebelahku ini. Banyak dia menceritakan kisahnya setahun ini ketika di kalimantan sana. Aku hanya mengiyakan bahasan Vanya. Aku ingin malam ini cepat selesai..aku benar2 harus menemui sang puteri.
Melihatku yang tidak bersemangat dalam mendengarkan semua kisahnya..Vanya pun mengajakku pulang kekostan. Lagi aku hanya mengiyakan semua kemauannya. Aku benar2 capek dengan semua ini..aku menyalahkan keadaan ini, dan akulah tersangka utamanya atas kejadian ini. Sesampainya dikamar, vanya mmengambil duduk di sudut kasur. Dia hanya terdiam melihatku. Dia tahu betul apa yang sedang aku pikirkan.
Vanya : Ri...maaf ya.. (ah lagi2 keluar jurus yang sangat dahsyat itu, linangan air matanya mulai terlihat)
Ane : udah gpp koq..aku yang salah selama ini.
Ane : aku bahkan tak bisa mengambil sikap ketika berada di antara
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kalian. Ane : aku tak bisa memaksa hatiku sendiri untuk menerimamu kembali..
Vanya : aku tau koq..nduwt udah mengambil alih semuanya..bahkan sudah tak ada lagi tempat untuk orang lain sekarang. Vanya : kamulah eri yang tak mudah goyah dengan perasaannya
Ane : aku tidak sekuat itu Nya..aku jelas2 telah menghianati nduwt.. Ane : kenapa kamu harus kembali hadir disaat aku sudah benar2 mencintainya..."""
Vanya : maafkan aku Ri.. Dia hanya menunduk menangis disana, terlihat air matanya menetes diantara rambut panjangnya. Sudahlah Nya, aku gak akan tergoda lagi..aku sudah memiliki hati yang harus kujaga sekarang. Dan aku tak ingin menyakitinya lebih jauh.
Satu jam berlalu, aku benar2 jahat terhadapnya..aku tidak sekedar menawarkan bahuku sekarang untuk meredakan tangisannya. Diapun menghapus sisa2 air mata di pipinya. Dia beranjak dari duduknya.
Vanya : anterin sampe depan ya Ri.. (sedikit senyum paksaan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dibibirnya) Vanya : plis Ri..ini terakhir aku memelukmu..setelah ini aku gak akan mengharap lagi. (aku tidak menggubris tarikan tangannya yg mengajakku berdiri)
Vanya : tolong Ri.. Dia duduk bersimpuh didepanku, tangan ini kembali erat digenggamnya. Sebuah titik air mata tepat jatuh diatas lenganku. Sial...kenapa harus seberat ini perpisahan ini...
Aku bukanlah orang dengan hati batu..bahkan batu sebesar apapun akan terkikis oleh air terus menerus menetesinya. Aku meraih tubuh itu, aku memeluknya kembali..aku sangat menyayangkan kenyataan terhadap kisah kami.
Lumayan lama vanya didalam dekapanku, akhirnya dia memutuskan untuk pulang...aku sempat mengantarnya sampai depan gang..sebuah kecupan kecil dipipi kiriku sebelum dia melajukan motor matic milik tari yang dia pinjam seharian itu. Aku hanya bisa tersenyum kecut melihatnya meninggalkan gang kostan. Selamat tinggal Nya.
Aku tidak menjaga server malam itu, kepalaku benar2 ingin pecah rasanya..tak ada satupun sms atau telepon yang di angkat oleh tuan puteri. Akhirnya aku hanya bisa berharap dalam tidurku semoga besok pagi akan ada balasan darinya. Aku benar2 merindunya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas ... Pagi menjelang..pintu kembali digedor2 orang..entah siapa sepagi ini yang mengganggu buaya galon ini..setelah mengecek k750iku dan tidak ada sms ataupun telpon dari tuan puteri, sedikit malas2an aku membuka pintu kamar. Muka sedih itu terpampang di depan pintu..tangan ini otomatis memegang pipi kiriku.
Ane : mau ngapain kesini"" mau nampar lagi"" (dia menggeleng..entah mau ngapain dia sekarang)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 6. Benar benar Rumit
Ane : mau ngapain kesini"" mau nampar lagi"" (dia menggeleng..entah mau ngapain dia sekarang)
Ita : bisa masuk gak Mas"
Ane : ya udah masuk aja...aku mau cuci muka dulu...maaf ya, sedikit berantakan..baru bangun tidur aku. (dia hanya mengangguk)
Aku meninggalkan ita yang sudah masuk kedalam kamar, entah dia mau ngapain..bodo amat..aku gak tau dan gak mau tau maksud kedatangannya. Paling dia mau nampar lagi, mungkin belum puas dia nampar kemarin. Emang sih, diri ini paling cocok buat ditampar saja..diri yang benar2 sangat berdosa.
Tak lama aku dikamar mandi, sedikit kaget ketika masuk kedalam kamar..apa2an ini..dia sudah merapikan tempat tidurku. Aku melihatnya, sekedar memastikan tidak ada panci atau piring di tangannya yang akan dia gunakan untuk menamparku lagi..
Ita : kenapa mas" koq ngeliatin gitu"
Ane : enggak, sapa tau kamu nyembunyiin piring buat nampar lagi Ita : udah to mas, kamu nyindir2 aku trus.
Ane : iyalah, aku masih trauma tau..kamu tampar gak jelas kyk kemarin.
Ita : maaf ya mas..aku gak tau..
Ita : aku cemburu kamu jalan sama orang lain selain nduwt.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : Heh...maksudnya apaan"
Ita : kamu gak tau mas..kamu terlalu asik dengan nduwt sehingga kamu gak merasakan apa yang aku rasa.
... Time Reverse ke akhir January 2010
Aku baru tiba di kostan sang tuan puteri..tidak ada dirinya dikamar itu..akupun mengetik beberapa kata sms kenomornya.. : yank..kamu dimana""
: aku dikamar ita yank, kamu naik aja ya..ita mau bunuh diri..
Bah..apa2an lagi ini..aku mengarahkan kaki kelantai atas, entah kekamar mana..aku belum pernah tau kamar Ita..kamar nomor 5 dari tangga sebelah kiri terlihat terbuka..dan benar saja..aku melihat sang puteri sedang memeluk Ita disana.
Ane : ita kenapa yank"" (aku mengambil duduk didekat pintu kamar itu..benar2 berantakan seisi kamar, entah apa yang dia lakukan sebelumnya)
Nduwt hanya berbalik kearahku sambil meletakan tangan di mulutnya.."Pssssttt..jgn ribut yank" itulah isyarat yang dapat kutangkap darinya kala itu. Akhirnya aku hanya bisa terdiam disitu. Lumayan lama, nduwt terlihat memangilku..aku mendekat kearahnya, pelan dia berbisik ditelingaku.
"Yank, pindahin ita kekasurnya ya..aku udah gak kuat ngangkat dia..pegal badanku nahan dia ngamuk dari tadi" aku hanya mengangguk
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengiyakan suruhan sang puteri. Sedikit membereskan tempat tidur itu. Akupun mengambil alih badan yang sudah tertidur lelah itu. Aku mengangkat dan memindahkannya ke arah kasur. Setelah menutupnya dengan selimut, aku mengikut kedepan kamar.
Nduwt menggeliatkan badannya, terlihat sang puteri benar kecapean karena menenangkan Ita.
Ane : mau duduk disini apa di bawah aja yank" (aku berdiri disampingnya didepan pintu)
Nduwt : disini aja ya yank..kasian ita, dia lagi sedih..(dan senderan kepalanya di bahu kiriku kini)
Ane : ya udah duduk dulu yank...biar aku pijitin tanganmu.. Ane : itu kamu kyknya kecapean banget yank..
Kamipun duduk didepan teras kamar ita..teras yang mengarah kegenteng itu masih memiliki lantai yang sedikit keluar sehingga bisa digunakan untuk tempat kaki. Setelah menyenderkan kepalanya, akupun perlahan memijit puteri hatiku yang kecapean itu.
Nduwt : kasian ita ya yank..dia lagi ingat sama almarhum pacarnya.
Ane : eh..emang meninggalnya kenapa yank" (pelan tangan ini memijit lengannya yang lembut selembut buih dipantai...hahay...benar2 ngalay yak.. )
Nduwt : dulu pas awal masuk kuliah, dia sering di antar jemput sama pacarnya..
Nduwt : pacarnya dari SMA yank..awal tahun kemarin mereka katanya mau tunangan.
Nduwt : tapi pacarnya kecelakaan pas pulang nyiapin acara tunangan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mereka. Nduwt : setahun lebih ita gak kuliah yank..baru awal2 tahun ini dia aktif kuliah lagi
Nduwt : kasian ya yank...
Tes...sebuah air mata jatuh tepat di lengannya yang sedang aku pijiti itu. Aku mengangkat kepalanya, dia melihatku dengan wajah sedih..kesedihan atas teman kostannya itu.
Ane : jalan hidup orang beda2 yank..tuhan yang maha mengetahui apa yang terbaik utk umatnya. (dia mengangguk, senyumannya lagi terlihat) Nduwt : ih..pacarku dah bijaksana sekarang ya..
Ane : iya dong..siapa dulu...Eri gitu...
Setelah tertawa kecilnya itu, dia kembali menyenderkan kepalanya..aku melanjutkan memijit tangan tuan puteri...yoi gan..ada maksud tindakan ane..jarang2 ane bisa megang tangan lembutnya..jadi manfaatin kesempatan yang ada
Mungkin karena suara tawa kecil nduwt diteras karena candaanku, terbangunlah ita.
Ita : mesranya yang lagi pacaran, seru banget kyknya (tiba2 ita sudah berdiri saja disamping kami)
Ane : eh, dah bangun ta..sini duduk, asik loh tempatnya.. Ane : tau gini, kemarin nyari kamar yang diatas ya yank ya..(lagi tangan ini menggenggam tangan kekasihku yang sudah duduk melihat ita)
Nduwt : Ta, kamu makan ya..biar mas Eri yang cariin makan..kamu belum makan dari semalam kan. (ita terlihat menggeleng)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : enggak nduwt..gak nafsu makan..(wajah itu, terlihat dengan jelas raut kesedihan)
Ane : kamu mau makan apa Ta...bilang aja, aku cari sampe dapat deh..
Nduwt : iya Ta..mas Eri kita jadiin tukang cari makan sekarang..kita gak perlu capek2 jalan
Ane : ih, jahat..pacar sendiri dijahatin gitu..
Ane : eh, gpp ding..kamu mau makan apa Ta " (kembali pandangan ini mengarah ke Ita yang masih berdiri menyender ke tiang teras) Ita : cariin nasi padang dong mas..yang enak gitu.. Ane : ok..bentar ya..sana mandi dulu, muka kusut kyk gitu mau makan..malu ama cermin
Mereka tertawa kecil, kembali aku meninggalkan mereka dan mengarahkan fitS milik arif kearah jalan munggur daerah pengok situ..setahuku dulu di sudut jalan dekat pohon besar dikanan jalan ada warung nasi padang yang sering aku kunjungi sama arif dulu saat masih kost di kostan pertama.
Tak berapa lama, aku sudha kembali dengan 3 bungkus nasi padang. Terlihat nduwt sudah dikamarnya, dia berbaring dikasurnya sambil memeluk doramemon kesayangannya itu.
Ane : yank, bangun dulu yuk..ni nasi padangnya. (senyuman manis gula jawanya kembali terlihat)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : taroin dipiring ya yank, tunggu ita selesai mandi baru mam bareng kita.
Nduwt : kasian ita dari semalam gak mau makan. Ane : ya udah, sini aku pijitin lagi yank.
Setelah anggukan kecil dari tuan puteri yang masih berbaring di kasurnya, kembali tangan ini memijit lengannya yang kecapean itu..rejeki nomplok mblo...hari ini bisa megang2 tangan doi..
Tak lama, tuan puteri terlihat bangkit, ternyata ita sudah berdiri di pintu dan tersenyum melihat kemesraan kami.
Ane : eh Ta, masuk2..itu dah ada nasi padangnya..pasti enak..
Nduwt : ayuk Ta, makan..laperrr (sang puteri seperti biasanya, dia mengelus perutnya)
Ita : iya.. Kamipun makan siang dikamar sang tuan puteri..tak jarang tangan ini menyuapi tuan puteri yang duduk disampingku itu. Ita sesekali tersenyum melihat pola pasangan kekasih ini.
Kalo ane pikir2 sekarang sih benar2 jahat ya, mengumbar kemesraan didepan jones..ya jones gitulah, paling ngiri sama pasangan yang mesra2an..
... Kembali kekamarku dimana ita telah merapikan tempat tidurku ketika aku kembali sehabis mencuci muka..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : Heh...maksudnya apaan"
Ita : kamu gak tau mas..kamu terlalu asik dengan nduwt sehingga kamu gak merasakan apa yang aku rasa.
Ane : denger ya Ta..aku gak pernah ngasih perhatian buat orang lain selain nduwt.
Ane : kamu cuman terbawa perasaan sedih aja..gak lebih.. Ita : iya mas, aku tau..tapi aku gak bisa bohong mas sama perasaanku sendiri mas.
Ita : kamu memang gak pernah ngasih aku lebih..tapi kemesraan kalian membuatku ingin seperti nduwt mas.
Ita : aku ingin cowok yang bisa memanjakanku seperti kamu memanjakan nduwt mas.
Ane : maaf ya Ta..aku gak bisa..aku sudah ada nduwt..
Ita : kenapa kamu gak bisa, sama cewek kemarin juga kamu bisa"" (sedikit keras suara itu)
Hahay...sang buaya kena skak...skak mat permisa...entah harus ane jawab apa..bibir ini tak bisa lagi berkata apa2...untunglah suasana kikuk ini terselamatkan oleh getar dari k750i ku..akupun tidak memperdulikan ita yang entah dengan tatapan apa melihatku.
Ane : halo.. (mengangkat panggilan dari nomor baru itu)
NomorBaru : halo Ri...makasih ya buat semalam.. NomorBaru : makasih sudah mau menemaniku.. NomorBaru : makasih ya..dah Eri sayang..jaga nduwt ya.. NomorBaru : kapan2 aku keyogya lagi..semoga kamu masih seperti sekarang..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas NomorBaru : simpen nomor Vanya ya..jgn lupain vanya..aku sayang kamu Ri...
Tut tut tut...ah sial..belum juga aku ngomong apa2..vanya sudah mematikan panggilan itu..aku mencoba memanggil lagi, tapi sudah tak aktif..sekedar mengucapkan salam perpisahan. Aku memanggil nomor sang puteri juga tidak aktif...mereka benar2 berkonspirasi untuk meninggalkanku..
... Sepanjang perjalanan ini Lembah dan jurang ku lewati Ketenangan yang ku cari Belum ku temui
Ku menghimpun doa bertahun Mencari pepohon yang rimbun Bertemu dahan yang rapuh Tempat ku berteduh
Dulu aku sendiri Kini masih sendiri Hadapi hidup ini Susah senang diri ku Tak bertempat mengadu
Seperti burung kepatahan sayap... Dihati kecil ku menaruh harapan...
Selagi hidup belum sudah Aku akan terus melangkah Ku yakin rahmat buat ku Di hadapan menunggu...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas -----------------------------------------------------
Sedikit lirik "Menaruh Harapan" pengiring makan siang... Makan siang dulu....ndak kena omel ntr...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 7. Cinta..Perasaan Yang Bisa Menghancurkan
Aku seperti orang bingung..aku tak sempat mengantarkan vanya ke bandara, sekarang dia akan menghilang lagi.Sang Puteri juga tak dapat aku hubungi, nomornya juga tak aktif. Dikamarku, masih duduk seorang ita yang sedari tadi memandangku penuh arti. Kenapa rumit begini...hadeh..
Aku seperti orang gila yang mengacak rambut ku sendiri..bukan lagi gatal yang kurasakan..aku benar2 berantakan..ada rasa aneh dihati ketika aku harus kehilangan vanya tetapi disudut lain aku sudah ada sang puteri yang harus aku pertahankan.. Ita...dia tidak masuk hitungan, aku tidak memperdulikannya. Anggap aku penjahat...yap aku adalah penjahat sekarang..gak usah dibahas..aku lagi pusing.
Ah tari...aku harus menghubungi tari..siapa tau dia masih dibandara nganterin Vanya..dengan cepat tangan ini menghubungi nomor itu. Tak berapa lama telpon di angkat..
Tari : halo mas""
Ane : kamu dimn Ri" masih di bandara ya"
Tari : ini lagi di parkiran mas, baru aja berangkat pesawatnya vanya.. Tari : kenapa mas""
Ane : ah...gpp Ri... Tut tut tut...aku mematikan panggilan itu...vanya benar2 pergi sekarang...ah kampretlah...
Ita yang melihatku seperti orang bingung mulai mencoba memanfaatkan suasana, lembut tangan itu memelukku kini. Namanya orang lagi sedihkan ya...jadi ya butuh bahu untuk bersandar..dari pada bahu jalan kan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mending bahunya Ita...benar gak..
Lembut tangannya membelai rambutku..aku adalah orang hilang sekarang, aku terombang ambing di samudera hati yang sangat luas tak tau dimana tepinya.
Ita : kalo mau nangis, nangis aja mas..(semakin lembut tangan itu membelai rambutku, aku beranjak dari pelukannya, sedikit bingung dia melihatku)
Ita : kamu mau kemana mas""
Ane : yuk ke kostan nduwt, aku kangen dia.
Ita : nduwt pulang keklaten semalam mas, ada urusan bentar katanya..paling besok pagi dia kesini lagi..
Arrghh...tambah pening kepala ini...
Ane : ya udah deh ta..kamu kalo mau pulang, pulang aja...kepalaku benar2 pening..aku mau tidur dulu..
Bodo amat dengan Ita, mau dibilang aku orang tak berperasaan ato apalah..terserah, aku ingin mengistirahatkan otakku yang sudah tak bisa berfikir jernih ini. Kembali dengan posisi peweku, guling menutup kepalaku dan melengganglah diri ini ke alam mimpi.
Saat membuka mata, aku merasakan tangannya mengitari badanku, yap..ita memelukku dari belakang. Ah ngapain juga ni cewek eh..sedikit bergeser diri ini, dia tidak bergeming..aku mengambil guling dan menggantikanku di pelukannya.
Setelah selesai mandi, saat aku kembali kekamar..ita masih memeluk guling, dia belum terbangun..ah sudah sore ini..gumamku saat melihat layar k750i milikku. Aku mengambil dompet tipisku di atas cpu, aku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas melangkahkan kaki kearah timur kostan, yaps ada warung nasi padang disana. Aku memesan 2 bungkus nasi padang. Aku yakin ita juga belum makan sedari tadi pagi. Cukuplah aku menyiksanya dengan perasaan yang tidak bisa aku balas, aku memang penjahat tapi tidaklah sejahat itu. Kalo ita mati gara2 kelaperan di kostan ntr kan aku juga yang ribet.
Aku membuka pintu kamar dan ita masih seperti posisi tadi. Setelah memindahkan bungkusan tadi ke piring, aku pun mengarah ketempat ita tidur..sedikit goyangan kecil di bahu kirinya.
Ane : Ta...bangun ta, makan dulu yuk..(dia terlihat menggeliatkan badan)
Ita : kenapa mas" (dia membalikkan badannya sambil mengucek2 matanya)
Ane : makan dulu deh..itu dah aku beliin nasi padang..yuk bangun dulu. (dia menggeleng)
Ita : bangunin mas (dia mengangkat kedua tangannya kearahku)
Ane : ya udah, bangun aja sendiri..(entah tiba2 diri ini menjadi sewot sendiri melihat tingkah manjanya, siapa dia...)
Dia hanya tertawa kecil melihatku yang membiarkannya seperti itu..akhirnya dia bangun sendiri..
Ita : mas, kamar mandinya sebelah mana" (terlihat dia berdiri didepan cermin sambil mengikat rambutnya kebelakang..badannya bagus, pas bangetlah kalo dipeluk..astaga, aku kan sudha tobat..aku hanya bisa mengelus dada )
Ane : tu disana, ntr kamar mandi yang sebelah sini..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : anterin mas..aku takut.. (lagi manja suara itu terdengar.. ) Ane : hadeh.... ya udah ayuk aku anterin..
Diapun sedikit bergegas mengikutku..kostan benar2 sepi, entah pada kemana..biasanya mereka sore seperti ini pada main gaplek di teras depan, kalo gak gitaran. Tapi seakan mereka semua sedang berkonspirasi memberikan ruang untukku berbuat yang iya2 sama Ita..
Tak berapa lama ita keluar dari kamar mandi..anjir..itu tetesan air dileher putihnya benar2 menggoda..dan dia seakan membiarkan semua pemandangan itu terpampang jelas didepanku. Senyuman manja itu terlihat.
Aku mengambil handuk yang tergantung didekat tempat sabun disitu, dia seakan mengerti maksudku, dia mendekatkan badannya kearahku. Eh...semakin dekat saja..
Ane : ini keringin tuh air di leher..basah tu bajumu
Ita : mas gak mau ngeringin nih" (asem, itu kedua alis di angkat2..sudah kyk mimin aja kelakuannya)
Ane : udah buru deh..kelamaan ta tinggal..(sedikit beranjak diri ini) Ita : iya mas...ih gitu amat ya sama aku..
Ane : habisnya...udah ayuk ah...dah laper aku.. Ita : iya mas eri...bentar ya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dan handuk itupun menjelajahi seluruh lehernya yang sedikit basah oleh butiran air dari wajahnya..Kembali dia menyerahkan handuk itu kearahku, setelah menjemur, dia mengikut langkahku kembali kekamar. Entah acara makan apa kala itu, makan siang udah lewat, makan sore juga belum terlalu sore..mbohlah pokoknya makan nasi padang gitu ajalah ya..
Entah kenapa, orang2 koq pada senang ya makan sampe blepotan2 gitu, nasi di samping bibirnya membuat tangan ini gemes untuk segera membersihkannya. Dan lagi dengan tisu aku membersihkan beberapa butir nasi yang belepotan di mulut cewek didepanku ini. Diapun hanya tersenyum melihat tingkahku. Kyknya gak pernah di ajarin cara makan pelan2 pas waktu kecil deh. Hadeh..
Setelah selesai acara makan nasi padang itu, ita meminta ijin untuk memakai pc dikamar..akupun menyalakan pc itu untuknya. Dan sudah pasti pada tau, pesbuklah yang menjadi sasarannya. Berhubung PC di ambil alih, aku hanya bermain gitar dikamar sambil duduk bersender di tembok. Ita sempat berbalik melihatku bermain gitar..kyknya dia tersepona dengan suara sumbangku. Sejenak dia tersenyum dan kembali asik dengan pesbuknya.
Magrib menjelang, kadang ita meluruskan badannya sambil sedikit berbaring di kasur, sambil mengangkat dagunya melihatku yang masih asyik memetik gitar di belakangnya..itu pemandangan benar2 menggoda..
Ita : mas..(dia membalikkan badan kearahku) Ane : hmm....kenapa Ta"" (aku masih asik dengan gitarku) Ita : aku rajin2 main sini boleh gak""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : eh...mau ngapain"" Mau kamu dicakar2 nduwt""
Ita : ya gpp..hihihi... Ane : jangan ah, aku kan mau pacaran sama nduwt, gak enaklah pacaran kalo ada yang liatin.
Ita : aku kuat koq mas ngeliatin kalian mesra2an.. Ane : ogaaaah...akunya yang gak mau ada orang ngeliat.. Ane : eh, kamu gak pulang Ta"" Udah malam loh..
Ita : nggak ah, aku mau nginap sini boleh ya... (senyuman genit itu..hadeh)
Ane : gak boleh..ntr kalo aku khilaf, bisa panjang urusan..(lagi2 dia membalikkan badannya, dia terlentang sambil tertawa kecil, astaga itu yang nonjol2 2 biji benar menggoda.. )
Ita : khilaf juga gpp koq mas.. (entah apa yang lucu, terlihat dia tersenyum melihat keatas kearah plafon)
. . Ita : enak jadi nduwt ya mas..dia bisa dapat sayangmu yang utuh.. (tiba2 dia jadi serius sekarang)
Ita : kalo aja pacarku gak meninggal ya mas, mungkin aku bisa bahagia sekarang..kyk kamu sama nduwt..
Terlihat senyum itu berganti..sedih yang mendalam diwajahnya yang masih memandang jauh ke plafon di depannya..aku tau kesedihan yang
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dia rasakan, aku meletakkan gitarku..
Ane : eh Ta..temenin yuk.. (dia membalikkan badan mengarahku) Ita : kemana mas"
Ane : udh ikut aja.. Diapun bergegas bangun, terlihat senyuman di wajahnya..sukurlah kesedihan itu telah berganti sekarang. Dengan menggunakan motor maticnya, kami meluncur ke arah alun2 kidul. Yap, aku mengajaknya menaiki sepeda yang ada lampu2 nyalanya itu..ah entah apa namanya..tapi tidak semeriah sekarang sih lampu sepedanya..
Cukup lama kami bermain disitu, tentunya dengan mencoba berjalan melewati pohon beringin kembar itu.
Menjelang pukul 11, dia terlihat kecapean, sesekali dia menguap di sela2 senyumnya. Akupun mengantarnya pulang. Sedikit cemas dirinya ketika aku menyuruhnya masuk kedalam gang kostannya. Dia menyuruhku membawa motor maticnya untuk kembali kekostan. Tapi tidak aku iyakan..aku tak ingin semua menjadi ribet jika tau2 besok nduwt sudah berada dikostan pagi2 buta, mau ngomong apa diri ini sama sang puteri.
Sedikit berat hati, akhirnya dia melajukan motor maticnya kedalam gank menuju kostannya. Aku pun melangkahkan kaki mengarah kekostan. Yap, aku tidak naik taksi malam itu. Dari daerah Stadion Mandala Krida aku berjalan kaki kearah kostan ku di daerah badran. Menikmati cuaca malam yogya sambil sesekali mengingat2 yang telah aku lewati beberapa tahun aku berada di kota gudeg ini. Senyuman kecil sesekali tak dapat aku tahan dibibirku, kadang seru mengingat semuanya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sesampainya di kostan, aku mengambil korek gas dikamar..aku kembali kekursi bambu diteras sekedar meluruskan badan..sedikit capek diri ini, sudah lumayan lama aku tidak berjalan kaki. Sebatang djarum super yang aku beli dari angkringan tadi cukup untuk menemani malam itu..lagi, nostalgia akan 7 tahun diyogya menyeruak di otakku.
Ah, sedari cewek berkacamata di medan itu, berpindah ke yani di sulawesi sana..sesekali dalam tarikan djarum di sela jari kiriku kala mengingat Wati, wanita dari jakarta dulu..begitu juga dengan segala yang aku alami bersama dengan cewek SMA itu, cewek kembar naning dan nunung itu..kenangan dengan vanya mampu membuat malam yang semakin larut mengguriskan sebuah luka kecil yang dpt membuat mata ini sedikit kelilipan..
Hidupku benar2 ribet sekarang..entah karena aku terlalu geer atau aku terlalu bodoh sehingga mudah tertipu dengan pesona makhluk yang bernama wanita. Ah, sudahlah...aku kembali kedalam kamar..dan pacar setiaku, pc tua kembali menyambutku untuk menjaga server di thailand sana. Lumayan banyak pertanyaan yang harus aku jawab ke owner dan wyckte perihal beberapa hari ini aku tidak aktif.
Sungguh lalai diri ini akan keindahan cinta, sehingga aku lupa bahwa cinta juga merupakan perasaan yang dapat menghancurkan..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 8. Perasaan Sang Puteri
Pagi menjelang, terasa masih berat mata ini karena baru 2jam aku terlelap..terdengar ketukan kecil di pintu kamar. Perasaan ini mendadak ke sang puteri..akupun terburu membuka pintu kamar..dan benar saja..Senyum manis gula jawanya terpampang jelas, pipinya semakin chubby di apit oleh helm half face warna putih miliknya.
Nduwt : assalamualaikum mas jelek..
Ane : waalaikumsalam cinta...masuk yuk..
Diapun masuk kedalam kamar, kembali dia mengarahku..yap, aku membuka ikatan helm nya dan diapun menyalim tangan kekasihnya ini. Sedikit kaget ketika dia selesai menyalimku..pelukan yang sangat hangat darinya..aku dengan senang hati membalas pelukannya. Aku memberanikan diri mengecup kepala yang tertutupi jilbab hijau itu.
Nduwt : yank..kamu ngerokok ya semalam" (dia sedikit menutup hidungnya ketika melepas pelukannya, aku mengangguk pelan) Nduwt : sana mandi ah yank, bau rokok kamu itu.
Ane : ntr ah yank..peluk lagiBOLEH gak"
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nduwt : gak mau..mandi dulu baru peluk..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : jahat ah.. Nduwt : sana ah yank, mandi dulu..trus temenin sarapan ya...laper..(kembali dia mengelus2 perutnya)
Ane : ya udah, tungguin bentar ya tuan puteri..
Dia hanya mengangguk kearahku, seperti tidak ada apa2 yang terjadi 2 hari kemarin..akupun berlalu kearah kamar mandi meninggalkan tuan puteri dikamar.
Tak lama, aku kembali kekamar..setelah mengganti kaos, akupun mendekat kearah tuan puteri yang hanya menyenderkan badannya di tembok diatas kasur.
Ane : yank, kemarin2 koq gak pernah aktif nomornya sih..aku telpon, sms juga gk pernah dibalas.
Nduwt : gpp yank, kamu kan lagi sama vanya..
Ane : emang kamu mau gitu, kalo aku diculik vanya"" Ane : kamu mau gitu berbagi sama vanya""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : cewek mana sih yang mau berbagi hati yank" Nduwt : tapi aku juga cewek, jadi aku tau perasaan vanya gimana.. Nduwt : udah ah yank..cari sarapan yuk"" Lapeeeerrr..(kembali belaian lembuk di perutnya sendiri)
Ane : gak mau.. Nduwt : jahat ih..pacarnya lagi laper di biarin..
Ane : tadi katanya mau peluk pas abis mandi..
Nduwt : ih, nakal..cini2 peyuk dulu..tapi ntr temenin cari sarapan ya yank..(aku mengangguk pasti)
Hahay...pagi2 dapat pelukan hangat dari sang puteri mblo...indahnya hidupku kala itu..
Akupun mengajak tuan puteri ke depan rumah ibu kost yang kebetulan menjual sarapan. Genggaman hangat tuan puteri benar2 mampu membuatku menjadi orang yang paling bahagia. Dia terlihat ceria saat membalas pertanyaan ibu kostan dengan bahasa jawa kromo miliknya. Ah benar2 santun tuan puteri ini.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Setelah mendapat pesanan sarapan, kamipun kembali kekostan..akupun mengambilkan air putih untuknya di gelas hijau yang sangat dia sukai warnanya itu. Entah ada apa di dirinya, duniaku seakan tertarik kedia semua, tidak lagi aku memikirkan hal lain ketika bersamanya. Dia adalah satu yang absolut di pandanganku. Dia seorang yang menguasai dan merajai hati ini sekarang.
Sekitar pukul 10, diapun terlihat beranjak dari duduknya didepan PC..terlihat sesekali dia membalas sms, entah sms dengan siapa.
Nduwt : yank, aku kekampus sama Ita ya, bentar lagi di kesini.
Ane : eh, mau ngapain kesini yank" aku anter aja deh.. (dia menggeleng)
Nduwt : aku dah janji sama ita dari tadi subuh yank, aku minta dia jemput aku dikostanmu.
Nduwt : oiya yank, kmrn katanya dia main kesini ya""
Ane : eh..iya..kmrn dia kesini, tapi ntah ngapain itu di PC..kyknya dia ngerjain sesuatu deh...(dan sedikit kelabakan diri ini menjawab pertanyaan sang puteri)
Nduwt : iya gpp yank, kasian ita gak ada laptop buat ngerjain tugasnya,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kmrn aku blg kalo aku nyimpan file mata kuliah di pc mu yank. Nduwt : makanya dia main kesini..
Ane : owh..pantesan dia sibuk sendiri depan pc kmrn.
Selamat...untung Ita gak cerita macam2 sama nduwt..bisa2 berabe deh urusan..bahaya juga ini maen api...bisa2 kebakar diri ini..
Ane : ntr pulang jam berapa yank" aku jemput ya"
Nduwt : gak usah yank, ntr jam 2an aku kesini lagi sama ita, dia katanya mau ngerjain tugasnya lagi.
Nduwt : gpp kan yank kalo dia minjam komputer"
Ane : iya sayang, ita kan temanmu, masa aku jahat sama temannya pacarku..
Nduwt : makasih ya yank..
Dan moment yang benar2 indah akan terjadi, wajahnya kini benar2 dekat denganku. Dada ini benar2 berdegup kencang ketika hal itu terjadi. Aku mau dicium tuan puteri mblo...bayangin mblo...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Khem khem khem...ah sial, lagi deheman yang gak tau aturan..siapa lagi sih yang mengganggu..hadeh..
Ane : eh Ta..masuk masuk Nduwt : itaaa...kangeeen.. (kembali dia bersikap lebay, berdiri dan sedikit berlari kearah pintu, dan melakukan ritual ala emak2nya itu, cipika cipiki)
Aku hanya mengumpat didalam hati, pengganggu sialan..
Ita hanya tertawa kecil kearahku..dia tidak masuk kala itu karena sudah telat kekampus katanya. Kembali aku memasang helm putih sang tuan puteri, tak lupa salimnya..aku sempat mengantar mereka kedepan gerbang. Tak berapa lama, terlihat mereka menghilang di ujung gang. ...
Siang menjelang, k750iku kembali bergetar, panggilan masuk dari Arif ternyata..akupun mengangkat panggilan itu..
Ane : halo..tumben cok, biasanya gak ada kabar2 koe..
Arif : wogh..salam dulu woy..malah cak cok aja koe.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : wedew, dah tau salam sekarang..wkwkkwkw
Arif : hahaha...piye kabar" masih waras"
Ane : masihlah, masih waras dikit..wkkwkw Ane : piye piye..ada yang penting kyknya ini..
Arif : gini Ri..aku mau minta tolong..tuh motor kamu paketin ke PLG bisa gak"
Arif : susah disini gak ada motor, mau keluar sebentar make mobil susah, dah macet PLG skrg.
Ane : nah, kapan ini rencana aku kirim"
Arif : ya sebisamulah Ri..
Arif : kamu cari dulu info jasa pengiriman..ntr biayanya kasih tau, ntr ta kirim..
Ane : siap pak boss... Ane : eh iya, artinya dah gak keyogya lagi koe cok"
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : wah ilang dong teman main PS..
Arif : belum tau juga ini Ri..bokap masih belum sembuh total, jadi aku yang handel semua kerjaanya.
Ane : waduh..gimana keadaan beliau sekarang.."
Arif : dah sembuh cuman masih masa pemulihan Ri, biasalah sudah tua..jadi gampang capek.
Arif : oiya, ntr sms nomor rekening..biar gampang transfer buat kirim motor besok2.
Ane : siap boss...hehehhe
Arif : ya udah deh..gitu aja dulu..ntr kabar2in lagi lah..ni juga masih ada kerjaan aku..
Arif : sorry ya gak ngabar2in dari kmrn2..
Ane : santai..kyk sama siapa aja koe..heheheh
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Arif : oke deh Ri..jaga diri di yogya..
Ane : siaaap...hehehhe.. Tut tut tut..dan terdengar panggilan telpon itu di matikan. Ah, bakalan gak balik lagi si arif ke yogya..ya tapi mau gimana lagi, keluarga lebih penting kan ya..
Mulailah tangan ini mencari2 info jasa pengiriman barang ke plg sana..yap, mbah google lumayan membantu. Diantara semua pilihan yang ada, tetap POS paling murah ternyata. Ah lokasi kantor pengiriman barang sejenis motor juga tidak terlalu jauh, dekat Progo situ juga.
Ah, nanti sore survey sekalian ngajak sang puteri jalan2 ajalah.. ...
Pukul 2 sore, terdengar motor matic memasuki parkiran kost, dan sesuai dengan perkiraanku, itu adalah sang puteri dan ita. Diri ini pun dengan senyuman menyambut mereka didepan pintu. Ritual itu kembali aku lakukan, melepas helm tuan puteri dan setelahnya dia menyalimi kekasihnya ini. Ita lagi2 hanya tersenyum melihat kami, maaf ya ita..kamu tak bisa berharap lebih..diri ini hanyalah untuk tuan puteri..
Setelah mereka masuk, ita seperti katanya tadi, mengerjakan tugasnya di pc..aku dan nduwt seperti kekasih pada umumnya bermesraan di belakang..eh enggak mesra2an ding, dia hanya menyuapi saat aku makan siang..dia sempat membelikanku paket jochik tadi sebelum kekostan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sesekali aku melihat ita yang melirik kearah kami. Gaya2an kemarin bilang kuat ngeliat kami mesra2an..sekarang nyahok koe Ta..
Satu jam berlalu, Itapun beranjak dari depan PC, dia pamit pulang..aku dan nduwt pun sempat mengantarnya sampai gerbang kostan sebelum dia menghilang di ujung gang.
Kembali pasangan kekasih ini kedalam kamar.
Ane : sakit yank..ih main cubit2 aja sih (sedikit menepis tangannya yang bersarang di perutku)
Nduwt : rasain..kenapa tadi jadi manja2 gitu..gak malu sama ita apa yank"
Ane : salain ita dong yank, koq aku sih yang salah..
Nduwt : kamu itu yank..kan tau sendiri ita lagi sedih..gak boleh gitu lagi ah..
Ane : iya iya..janji gak gitu lagi..
Ane : oh iya yank, ntr temenin ke depan progo ya yank..mau tanya2 harga ngirim motor.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : mau ngirim motor sapa yank"
Ane : itu motornya Arif, tadi dia nelpon nyuruh kirim motornya.
Nduwt : owh..yuk yank sekarang aja, aku pengen jalan2 juga..
Ane : gak ah..aku mau mesra2an dikamar aja mumpung ita gak ada
Nduwt : mesra2an...nih mesra2an..
Lagi itu cubitan benar2 sakit dari tangan tuan puteri.
Sore itu, kami menuju kantor pos pengiriman barang di jalan mataram itu, didepan progo. Setelah tanya2 kiri kanan harga pengiriman motor..kamipun sempat ke malioboro sekedar menghabiskan sore hari sambil mencari makanan kecil di malioboro mall. Saat sedang asik dengan tuan puteri, k750i ku bergetar hebat di kantong jeansku..beh, tumben mimin telepon. Akupun mengangkat telepon itu.
Ane : salamlekom, kenapa dek"
Mimin : kakak pindha kost lagi ya...koq gak bilang2 sih.. (kembali suara cempreng khas mimin terdengar, gak pernah berubah2 itu suara
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas cemprengnya.. ) Ane : iya dek hehehhe..kamu dikostan lama ya"
Mimin : iya kak, ini aku di bilangin sama ibu kostmu yang dulu... Mimin : kamu pindah kemana kak"" sekarang dimana" sama siapa"" (eh buset, itu pertanyaan kyk tim pencari berita aja dah)
Ane : ini lagi di malioboro mall sama nduwt..kamu kekostan tejo aja, aku kost disitu koq.
Mimin : ya udah, buruan pulang..jgn lupa beliin cola yang dingin..awas kalo enggak..
Tut tut tut...bah asem oq, tambah semena2 aja ini adik ku yang cempreng. Nduwt sempat menanyakan siapa, akupun menjelaskan kalo barusan mimin yang telpon. Kamipun membeli pesanan mimin, cola dingin. Tak berapa lama, kamipun beranjak pulang kekostan.
Sedikit kaget saat masuk kedalam kostan, terlihat mimin dengan seseorang disana, mereka sedang asik mengobrol di teras dikursi bambu. Mimin gak ngasih2 tau kalo dia datang sama cewek itu. Hadeh..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 9. Ita oh Ita Saat pulang dari Malioboro Mall bersama tuan puteri sehabis di telpon mimin tadi..tibalah kami di kostan..
Sedikit kaget saat masuk kedalam kostan, terlihat mimin dengan seseorang disana, mereka sedang asik mengobrol di teras dikursi bambu. Mimin gak ngasih2 tau kalo dia datang sama cewek itu. Hadeh.. Nduwt : mbak mimin... (ea, mulai itu aksi lebaynya...pelukan trus cipika cipiki.. )
Mimin : cie cie yang baru jalan2..
Nduwt : ih mbak mimin..ini siapa mbak" siapanya mas Jelek" (waduh...bakalan gawat ini nek mimin bocor lagi.. ) Ane : ini dek..pesenanmu
Berniat memotong obrolan mereka dengan memberikan cola dingin pesanannya dan beberapa makanan kecil yang sempat ane beli tadi, tyas hanya tersenyum manis seperti dulu, dalam itu lesung pipit masuk di kedua pipinya. Masih seperti dulu..
Nduwt : ini siapa mbak" (nah koe..kebongkar semua mblo)
Mimin : oiya mbak..ini kenalin tyas..teman kampus mbak (tumben ini adikku gak bocoran orangnya.. )
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : Nduwt mbak Tyas : Tyas mbak Sang puteri kembali melihatku yang sedikit tersenyum kikuk..bukan apa2, entah sedikit malu diri ini dengannya..entah apa yang membuatku seperti itu. Sejenak meninggalkan mereka di teras depan..yap, aku tidak mau mengganggu acara emak2 itu, aku tidak mau ikut terlibat dalam acara gosip itu.
Mereka seakan larut dalam obrolan sesama emak2nya itu, akupun sedikit memotong obrolan mereka..
Ane : yank, dah malem loh, aku anter pulang yuk" (aku berdiri disamping sang puteri, dia sedikit menyenderkan badannya kearahku seakan menunjukkan kepada mimin dan tyas, kalo aku adalah miliknya) Nduwt : bentar ya yank, dikit lagi..lagi seru yank..
Ane : ya udah.. Mimin : ih kakak ini, orang lagi seru juga..biarin mbak nduwt nginap sini aja kalo kemaleman.
Tyas : ya udah Min, yuk kita pulang aja..ada perlu juga aku..(pandangan yang rada2 gimana gitu kearahku...ah lupakan aku terlalu geer )
Mimin : yah, padahal lagi seru..
Mimin : ya udah deh, besok2 kalo kesini lagi kabarin ya mbak nduwt..
Akhirnya para calon emak2 itu mengakhiri obrolan mereka, benar2 seru sampai kalo tidak di ingatkan bakalan lupa waktu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku dan puteri sempat mengantar mereka sampai gerbang, setelah cipika cipiki ala emak2nya itu akhirnya mimin dan tyas melaju kearah jalan di ujung gang. Sang puteri kembali menggandeng tanganku saat mengarah kekamar. Kembali dia memanja saat menjadikan bahuku sandarannya. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Ane : kamu kenapa yank"" (aku mengajaknya duduk di sudut kasur) Nduwt : enggak..tadi aku ngeliat mbak tyas kyk ngeliat vanya ya yank..
Ane : eh, sama darimananya..vanya kurus tyas agak berisi gitu.. Nduwt : bukan badannya yank, tapi cara ngeliatin kamu yank. Ane : biasa aja sih yank..mungkin kamunya aja yang terlalu takut aku di ambil orang.
Nduwt : ih geer kamu yank..sok ganteng..
Ane : hehehe..dah yuk aku anter pulang , dah malam loh dah jam 10an.
Sang puteri hanya mengangguk..kembali aku mengantarnya dengan ceketer miliknya. Erat pelukannya di boncengan malam itu, dia benar2 merasakan pandangan tyas tadi. Sesampainya di depan gerbang kostannya, diapun menyalim tanganku. Aku hanya duduk diatas motor menunggunya masuk kedalam kamarnya..sejenak dia berbalik kembali dan memelukku.
"Aku sayang kamu yank.." itulah kata yang dia bisikkan ketika dia melepaskan pelukannya..kembali senyum manis gula jawa itu terpampang
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas di wajah chubbynya. Sedikit lambaian tangan, sebelum dia masuk kedalam kamar. Akupun membalikan ceketer kearah kostan. Sesampainya di kamar, akupun mengabari tuan puteri.
... Pagi jumat menjelang, aku sudah berada di kostan sang puteri..yap, dia tidak ada kuliah tiap hari jumat di semester ini, jadi sudah pasti aku harus mengantar ceketer untuk dia gunakan pulang kerumahnya diklaten sana. Setelah pamit..dia pun berlalu pulang, aku hanya melepaskan kekasihku itu di gerbang kostannya. Dan melangkahlah diri ini kearah jalan untuk menunggu taksi mengantarku pulang kekostan. Dengan helm ditanganku, aku menunggu taksi yang lewat di pinggir jalan itu. Terlihat motor matic berhenti didekatku.
Cewek itupun membuka slayer penutup wajahnya..dan tersenyum kearahku..
Ita : baru nganter nduwt ya mas"" (aku mengangguk pelan) Ane : iya, baru aja dia pulang keklaten..dari mana Ta"
Ita : semalam aku nginap tempat teman mas, baru aja pulang. Ita : mas mau pulang kostan ya" Yuk aku anter aja skalian..
Ane : gak ah Ta..aku nunggu taksi aja (diapun mundur ke jok belakang motornya itu, dia menepuk2 jok didepannya) Ita : ayo mas aku anterin..aku juga mau ngambil file tugas nduwt di komputermu.
Ane : gak usah Ta..kamu pulang mandi aja dulu..ntr baru kamu kekostan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas lagi. (dia menggeleng kecil)
Ita : gak mas, ayo naik..gak baik loh menolak kebaikan orang Ane : ah gak deh Ta..aku ngerepotin kamu
Ita : udah mas, ayok.. Setelah di dera dengan beribu2 ajakan, akhirnya dia berhasil membujukku...
Alesan sang buaya benar2 banyak ya...bilang aja aji mumpung di anter pake motor, kan lumayan hemat2 biaya buat taksi..
Tak lama, aku pun melajukan motor matic Ita mengarah kekostanku..gak ada maksud lain loh ya, dia kan skalian mau ngambil tugas di komputerku..suwer deh
Setelah membuka kamar, masuklah ita kedalam kamar..aku hanya mengikut dari belakangnya..
Ita : mas, aku pinjam PC ya..kata nduwt kmrn dia udah ngerjain tugas Palawanya.
Ane : ya udah pake aja, tu tinggal nyalain. Ita : eh mas..aku boleh numpang mandi"" Ane : eh, tadi katanya mau ngerjain tugas""
Ita : gerah mas, gpp ya aku numpang mandi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : hadeh..tadi kan aku dah bilang kamu pulang mandi dulu
Ita : ya udah deh, aku pulang aja..
Ane : ngambek ngambek....ya udah sana mandi..tu peralatan mandiku make ember kecil orange sama handuk warna biru.
Ita : anterin mas, masa aku disuruh sendirian.. Ane : jiah manja...biasa di kostan juga sendiri kamu Ta. Ita : jahat kamu mas..ya udah aku mandi di kostan aja.. Ane : hadeh..iya iya..sensi amat...lagi dapat apa""
Lagi ita tersenyum penuh kemenangan karena berhasil
memperdayaku..akupun mengantarnya kekamar mandi dan menunjukkan peralatan mandi dan handukku. Setelah dia masuk dan mandi, aku segera kembali kekamar. Akupun menyalakan PC tua yang akan di gunakan Ita untuk mengerjakan tugasnya. Sambil menunggu pc booting awal..tangan ini asyik mengetik SMS kenomor sang puteri.
: yank, nih ita main kekostan katanya mau ngambil tugas.
Tidak ada balasan dari tuan puteri, mungkin dia belum sampai dirumahnya. Akupun berbaring2 dikamar sambil menunggu balasannya. Anjir...ngapain dia dengan hanya berbalut handuk masuk kekamar"" Senyuman genit itu lagi terlihat diwajahnya, putih kulit itu benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menggoda iman. Rambut yang di biarkan terurai sedikit basah di ujungnya itu, ah...benar2 ini cewek minta di terkam eh...
Ane : kamu ngapain Ta"" Pake lagi ah pakaianmu.
Ita : mas, gerah mas kalo make baju dari semalam..aku pinjam bajumu ya..
Ane : enggak..gak ada baju yang pas..kamu pake bajumu aja Ta.
Ita : ya mas Eri jahat banget sama aku..
Ane : udah pake bajumu ah..masuk angin kamu ntr..
Ita : iya mas...sensi amat, prasaan aku yang dapat kenapa kamu yang sewot.
Ane : iya sewot..kejadian yang aneh2 beribet aku ntr.
Dia hanya tertawa disitu, lagi2 dia menampakan sesuatu yang benar2 menggodaku...astaga, lama2 gak kuat juga aku ngeliatnya eh... Untunglah, sms dari sang puteri kembali menyadarkan diri ini. : iya yank..tadi dia sms juga koq.
Akupun berusaha menyibukkan diri dengan sms ke sang puteri yang baru sampai dirumahnya itu..tidak lupa dia mengingatkan diri ini untuk sholat jumat nanti. Cukup teralihkan diri ini ke layar 176x220 pixelku..Dan itapun tidak macam2 lagi, dia benar2 mengerjakan tugas huruf pallawa-nya itu, sesekali dia membuka pesbuk.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Menjelang sholat jumat, Ita tak juga beranjak dari kamarku..dia sangat asik dengan pesbuk..
Ane : eh Ta, aku ta jumatan dulu ya..
Ane : ntr kalo mau pulang rada sorean dikit aja, ndak kepanasan. Ita : iya mas..
Dia menjawabku tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor 19' itu. Akupun mengambil wudhu dan berangkat ke masjid, sekedar bersujud dan berdoa ke Yang Maha Kuasa. Kuatkan diri ini dari segala godaan cintaku terhadap sang puteri.
Setelah sholat jumat, akupun kembali kekostan..terlihat ita terlelap dikasur memeluk guling saat itu. Dia tak bergeming saat aku menggoyangkan bahunya, sepertinya dia benar2 tidur. Berhubung belum sarapan dari pagi, perut ini sudah seperti kodok bangkong..bunyi2 gak jelas. Melengganglah diri ini berjalan kearah warung nasi rames di gang sebelah. 2 bungkus nasi rames dengan telor dadar sudah ditangan, akupun kembali kekostan.
Setelah sampai dikamar, akupun membangunkan Ita sekedar menemani makan. Sedikit sudah membangunkannya, dia seperti orang kebingungan, mengucek2 mata dan melihatku sedikit aneh.
Ita : kamu mau ngapain mas"" (lah...)
Ane : ngapain"" wong aku nawarin makan siang.. Ane : cuci muka sana..muka kusut kyk gak disetrika gitu Ita : ah mas bisa aja..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia pun kearah kamar mandi untuk mencuci muka. Tak berapa lama dia kembali duduk di depan nasi rames yang aku beli tadi.
Ita : menunya apaan nih mas (dia menggosok2n telapak tangannya)
Ane : liat aja sendiri..nasi rames dekat gang kostan koq
Ita : ayok mas makan.. Sedikit kegirangan wajahnya ketika melihat nasi rames di bungkusan itu..dan mulailah kami makan siang. Tak berapa lama, mukanya memerah..benar2 merah..terlihat dari kulit wajahnya yang putih..hahay, dia gak suka pedes ternyata..
Ane : kenapa Ta"" (saatnya kita mengangkat kedua alis )
Ita : pedesss mas....minta air...
Ane : itu di gelas..tinggal minum
Hahay...aku jadi keinget yani dulu saat aku mengerjainya dengan magelangan setan..ita persis dengan gaya makan yani dulu..2 suapan nasi rames trus minum segelas air...kembung2 koe Ta..makan koq kebanyakan minum...
Dia masih sering mengipas2 bibirnya yang tambah merah karena kepedesan itu..sekarang dia mengambil alih kipas dikamar. Dia berbalik melihatku yang sedang membereskan bekas makan siang itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : kenapa Ta"" Masih pedes ya" (dia mengangguk) Ita : kamu sengaja ya mas...biar aku kepedesan trus ngasih sambelnya yang bnyk"
Ane : yee, mana ada sambelnya tadi..kan itu sayurnya yang pedes.
Ita : ngaku kamu mas..sengaja kan"" Ita : jahat banget kamu mas
Ane : beneran Ta, mana tau aku kalo sayurnya pedes Ita : kamu emang jahat mas..pas nduwt aja kamu sayang2...(lah..nyerempet kesitu omongannya )
Kembali mata itu sedikit berkaca..setelah merapikan tempat makan siang kami, aku mengambil duduk didepannya. Aku menarik badannya agar duduk menghadap kearahku. Wajah kebingungan lagi terlihat diwajahnya.
Ane : Ta...dengerin ya Ta..aku mau ngomong. (dia mengangguk, aku menggenggam tanganya)
Ane : kamu tau kan, aku pacarnya nduwt..(dia mengangguk lagi...ngangguk ngagguk terus yang dibahas, kapan kelarnya ini cerita woy.. )
Ane : aku gak ada niatan buat ngeduain nduwt disini Ta (aku menunjuk dadaku sendiri)
Ane : kamu tega sama temanmu sendiri"" Kalo nduwt tau kamu kyk gini, gimana perasaannya coba""
Ane : kalo kamu diginiin juga sama temanmu sendiri gimana""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : tapi mas.. Ane : iya aku tau kamu juga berhak bahagia..tapi gak seperti ini juga Ta.. Ane : maaf aku gak bisa seperti ini terus Ta..
Ane : nduwt udah percaya sama aku..aku gak mau khianatin kepercayaan dia..
Benar2 itu mata kini sudah basah kyk banjir di musim hujan..aku benar2 jahat yak...habis dikasih makan pedes, skrg di kasih kenyataan pedes.. Tapi kalo gak digituin bakalan tambah menggila ntr..bisa kembali bangkit buaya yang sudah tobat di air keruh itu.
Tak ada kata2 dari mulutnya selain derasnya air mata itu..genggaman tanganku kini berusaha dilepasnya, semakin kuat aku tahan semakin kuat pula dia berusaha membukanya. Aku melepas tangan itu. Sejenak pelukannya kearahku..diapun mengambil semua barang2 bawaanya di samping kasur. Aku hanya mengikut ketika dia meninggalkan kamar menuju motor maticnya. Tanpa memandangku, dia berlalu kejalan di ujung gang.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 10. Ini Tentang Kita Berdua
Sejak aku menjelaskan kepada ita beberapa hari yang lalu, Ita tidak pernah lagi terlihat seperti sebelumnya, dia lebih sering memalingkan muka saat berpapasan denganku..tak apalah..toh dia bukan siapa2ku.. ...
Detik berganti menit, menit berganti jam...tak terasa waktu sangat cepat berlalu hingga ke bulan maret. Di akhir february kemarin aku sudah mengirim motor fitS milik arif dengan jasa pengiriman paket pos. Entah berapa biayanya waktu itu, ane lupa.
Mimin juga belakangan sering mampir kekostan sekedar mengerjakan Skripsinya..dia berniat untuk menyelesaikan semua laporan skripsinya pertengahan bulan, sehingga akhir bulan dia bisa pendadaran..dia berencana mengejar wisuda pada akhir bulan april besok. Ah, aku benar2 ketinggalan dari adikku ini. Tak jarang dia memarahiku yang kerjanya cuman main game, dia lumayan peduli dengan kakaknya ini.
Mimin sudah biasa jika setiap pagi datang kekostan dan langsung berkutat dengan pc. Aku juga sudah meminta ijin kepada tuan puteri perihal mimin, dan dia hanya mengiyakan, malah balik menceramahiku yang malas2an ini. Cocok itu adikku ditambah nduwt, ngomel2 gak ada habisnya.
Sudah beberapa hari ini, tuan puteri terlihat berbeda..dia seperti sedang memendam sesuatu..aku sudha berusaha bertanya, tetapi sama sekali tidak pernah mau dia bahas. Sepanjang hari ini, dia tidak sms, sms terakhir darinya yaitu tadi pagi..dia bilang kalo lagi ada kerjaan di kostannya..jadi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas untuk sementara aku tidakBOLEH kesana. Aku hanya menurut titah tuan puteri.
Menjelang magrib, aku masih menunggu sms darinya. Akhirnya aku memberanikan diri mengetik sms kenomornya itu.
: Yank...masih sibuk ya" aku boleh main skrg"
Lumayan lama smsku dibalas..ini hati benar2 sudah tidak enak sedari tadi siang. Mana mimin ada dikostan tapi kyk gak ada, gak boleh sama sekali diganggu saat dia mengerjakan laporan skripsinya itu.
Akhirnya balasan yang aku tunggu tiba juga..
: Mas..kita putus aja ya..maaf..
Bah...ada apaan ini..kenapa tiba2 jadi kyk gini..tanpa perlu ijin lagi darinya, aku melajukan ceketer kearah kostannya. Tak lama aku tiba di kostan itu. Tapi pintu kamar tuan puteri tertutup rapat. Aku mengetuk2 pintunya tapi tetap saja tidak ada balasan.
Akhirnya aku melangkahkan kaki kearah lantai atas, dan sesuai perkiraanku..tuan puteri terlihat dikamar Ita, dia menangis sambil Ita mengusap2 bahunya. Sedikit kaget ita melihatku yang sudah berdiri didepan pintu. Nduwt pun melihatku dan berusaha menghapus air matanya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : yank, bisa ngomong berdua gak..dikamarmu yuk (dia menggeleng kecil, airmatanya kembali mengalir..astaga, apa yang telah aku lakukan, kenapa aku sangat jahat)
Ita : kamu pulang dulu mas, biar aku yang nenangin nduwt. (kembali dia memeluk tuan puteri yang kembali terisak)
Ane : ya udah..tolong tenangin nduwt dulu ya Ta..makasih..
Dan diri inipun mundur teratur..aku tak ingin menambah kesedihan tuan puteri dengan aku berada disitu. Sudah banyak air mata yang dia keluarkan dari tadi, tidak kuat lagi diri ini melihatnya seperti itu. Aku kembali turun kelantai bawah..aku mengambil duduk didalam teras depan kamarnya. Biar dia sedikit tenang dulu, nanti saat dia balik kekamarnya, semoga dia mau ngomong apa gerangan yang sedang mengganggunya.
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cukup lama dia menenangkan diri di kamar Ita, sekitar pukul stengah 8, akhirnya tuan puteri terlihat menuruni tangga. Sedikit kaget dirinya melihatku yang masih duduk didepan kamarnya. Mungkin karena sangat jelas aku terlihat seperti seorang yang mengemis cinta, diapun mendekat kearahku. Tidak ada suara darinya ketika melewatiku dan membuka pintu kamarnya. Setelah masuk kedalam kamarnya, sang puteri berbalik melihatku.
Nduwt : kenapa gak masuk mas" (aku membuka dompet dan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengambil STNK, dan menyerahkan ke pemilikinya)
Ane : nih nduwt..aku cuman mau balikin ini..makasih ya (akupun menyerahkan kontak motor dan stnknya)
Nduwt : mas mau kemana"
Ane : aku mau pulang nduwt.. (senyum kecut gimana gitu..nyari2 perhatian lah ceritanya )
Nduwt : mas gak mau masuk dulu"
Ane : gak deh..udah malam..kamu mau istirahatkan.. Ane : nih ya, aku balikin konci sm stnk-nya..
Saat aku memegang tangannya dan menyerahkan kontak dan stnk, dia menahan tangannya..dia tidak mau menerimanya. Kembali lagi itu air mata membasahi kedua pipinya. Astaga, aku salah apa lagi"" Dia minta putus, ya udah putus..toh motor juga punya dia, kan aku cuman balikin konci sama stnk-nya..aku gak butuh penjelasan kenapa dia minta putus, aku mah apa atuh..cuman sang opas yang mengikut kata tuan puteri-nya. "Aku jahat mas, aku ngerebut kamu dari vanya" tangisan itu kini benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas pecah, tak mampu lagi dia menahannya.
Entah kenapa dia berfikiran seperti itu sekarang, aku sudah menjelaskan beribu2 kali bahwa vanya hanyalah masa lalu yang telah digantikan oleh kehadirannya. Kemarin2 dia juga sudah menerima semua penjelasanku, kenapa sekarang jadi seperti ini""
Ane : aku peluk boleh" (dengan wajah yang penuh dengan air mata..dia mengangguk pelan)
Dan, kembali dia tenang didekapanku seperti sebelumnya. Aku hanya mengikut sedihnya, tangan ini membelai pelan punggungnya berharap kesedihan itu berlalu dari puteri yang sangat aku sayangi ini. Tak berapa lama, tangisan itu mereda, tuan puteri benar capek dengan perasaan sedihnya.
Ane : yank, kamu bobo ya..kamu capek banget keliatannya (pelan dia menggeleng didekapanku)
Nduwt : maaf ya yank..aku gak mau putus..
Entah aku harus bingung atau bahagia dengan katanya tadi..Setelah dia cukup tenang, akhirnya dia mau berbaring di kasurnya. Aku meletakan doramemon kesayanganya di pelukan sang puteri. Kecupan hangat dikeningnya, diapun terlihat tenang dan senyumannya di bibirnya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas "Met istirahat kekasih hatiku..mimpi indah"
Aku meninggalkan tuan puteri yang sudah terlelap dalam mimpi indahnya..sedikit bingung dengan apa yang mempengaruhinya tadi, tapi tak apalah dia sudah sedikit tenang sekarang. Melajulah kembali ceketer kearah kostanku. Pukul 11an malam, kembali diri ini menjalankan tugas yang diberikan oleh si mentor wyckte yang belakangan jarang terlihat di server.
... Pagi dengan sangat cepat menjelang, alarmku kembali berteriak membangunkan diri yang baru beberapa jam terlelap. Karena merasa urusan semalam dengan tuan puteri belum selesai, dan mungkin pagi ini sang puteri sudah tenang, saatnya kita mencari jawaban. Setelah byar byur mandi, sedikit semprotan parfum disana sini, mari kita kemon ke kostan dekat smk piri itu. Berharap dapat melihat senyum manis gula jawa sang puteri sepagi ini..
Misteri Pulau Neraka 2 The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo Rahasia Istana Terlarang 10
?" Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Pra-kata Berat rasa kakiku melangkah pergi Menuju ke destinasi tak pasti Andai kata ada harapan untukku Berikan ku tanda agar jalanku lebih berarti
Kau kucinta dari seluruh ragaku Melebihi segala di dunia ini
Namun harapan masih tinggal harapan Dilema menanti lebih menyiksa dari segala
Sesungguhnya... Takdir penentu segala Bahagia yang dicita Hanya sedetik jaraknya
Namun masih... tak tersentuh kau jua Kabur jua pandangan
Kekasihku... berapakah lamanya Ketabahanku mungkin akan pudar
Ah, satu lagi koleksi lagu yang gak jelas yang aku gunakan sebagai pembuka Part IV. Mencari Ilmu Ikhlas ini. Yap, lagu dari negeri seberang "Takdir Penentu Segala".
Aku pernah membaca sebuah kata bijak "Manusia hanya bisa merencanakan..tapi sang penciptalah yang memberikan yang terbaik kepada umatnya". Terkadang kita terlalu egois ketika maksud dan keinginan kita tidak tercapai, tak jarang kita mengumpat dalam hati. Sudah menjadi sifat manusia ingin mendapatkan semua keinginannya, meskipun terkadang keinginan itu tidak selalu yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Pernah seorang teman menanyakan, bagaimana perasaan ku sampai sekarang dengan apa yang sudah lewat. Sakit sih, memang benar sakit rasanya, tapi seiring waktu yang sangat cepat berlalu..seakan semuanya sudah menjadi sebuah kebiasaan yang harus dihadapi setiap saat nyawa ini kembali ke tempat seharusnya, didalam raga yang mulai merasa sedikit capek dengan segalanya. Tapi hidup belumlah mau mengambilku sehingga aku bisa sampai sejauh ini.
Sangat lega rasanya didada ketika aku bisa menceritakan segala yang pernah aku alami beberapa tahun belakangan ini. Melalui susunan kata yang amburadul ini, aku berbagi..tidak ada maksud membanggakan diri, seperti yang sering aku tulis, aku hanyalah sang cupu yang berkisah.
Ah...bingung mau nulis apaan lagi..pengennya sok2an pas di bagian awal part ini biar rada2 gimana gitu..tapi otak yang pernah kececeran di pohon beringin sama di ruang operasi ini sedikit enggan untuk berpikir kearah sana. Biasalah..cuman bisa jadi orang yang sok-sokan aja. Gpp lah ya..yang penting eksis gitu aja wes.
Terima kasih sudah mau membaca kisahku..terima kasih sudah sudi meninggalkan kata pendek di comment..
Bismillah...ini lah kisahku dengan sang puteri..
. .. ... Part 4. Mencari Ilmu Ikhlas begin..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 1. Dia Kekasihku Sang puteri sangat khawatir ketika aku mengajaknya kembali kekostanku pagi itu. Betapa tidak, doramemon kesayangannya aku titipkan dikamarnya tejo.
"Nanti kalo di pake tidur sama Aki' gimana yank.." "Nanti kalo ditaro sembarangan sama Aki' gimana yank.." Itulah rengekannya diperjalanan menuju kostan. Aku hanya tersenyum kepadanya yang khawatir akan bantal kesayangannya itu. Entah kenapa dia sangat menyukai doramemonnya itu.
Dan satu lagi yang buat gemes, dia memanggil teman2 yang se-leting-an denganku memakai kata Aki'..nduwt nduwt..benar2 lucu kamu itu..
Setelah tiba di kamar, sang puteripun beranjak mandi..namanya puteri, acara mandinya itu benar2 lama, kurang lebih satu jam lah. Kering kering le nunggu..
Terlihat dia tersenyum saat selesai mandi..ah senyuman yang benar2 indah..senyuman yang mampu mengalihkan sejenak duniaku..gak usah bilang lebay yak..biasalah, orang lagi jatuh hati ya kyk aku ini.. Nduwt : yank, koq liatin aku terus..senyum2 lagi
Ane : enggak koq yank.. Ane : abis ini mau kemana yank"
Nduwt : nyari mam yuk..lapeeerr (terlihat dia mengelus2 perutnya) Ane : emang tuan puteri mau mam apa"
Nduwt : jochik ya ya ya.. (dia mendekat kearahku duduk)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : jam berapa ini sayang..jochik belum buka Ane : nyari soto aja gimana"
Nduwt : ayuk yank.. Ane : bentar ya, aku mandi bentar aja..kamu main pc aja ya biar gak bosen nunggunya.
Sebuah angukan dari puteri, akupun menyalakan PC untuknya sekedar online..dengan handuk dari tangannya, aku menuju kamar mandi. Sedikit kaget diri ini ketika memasuki kamar mandi, susunan peralatan mandi yang kemarin2 aku letakan ngasal, kini sudah berubah tertata rapi. Ternyata dia merapikannya tadi.
Byar byur..wuss wuss..selesai sudah acara mandi kali itu..dengan celana pendek dan handuk dikepala, aku keluar dari kamar mandi..Sang puteri sedikit kaget melihatku saat membuka pintu kamar mandi..
"Ih joroooook...yank mbok pake bajunya" dia menutup matanya sambil sedikit berteriak.
Ane : iya iya, bentar ya..aku ambil kaos di lemari dulu.. (sedikit bergegas diri ini mengambil kaos di lemari plastikku)
Ane : udah yank, aku dah pake baju ini
Nduwt : beneran yank" awas kalo belum..(sedikit mengintip disela2 jarinya)
Ane : beneran, nih liat aja..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Lagi, aku mendapati senyuman indah itu dibibirnya, sejenak dia kembali memandang kelayar monitor dan mengetik beberapa kata di keyboard itu. Setelah menjemur handuk di tempat jemuran, aku kembali kedalam kamar..terlihat sang puteri masih asik chat dengan temannya melalui FBnya itu.
Sedikit semprotan parfum aqua eternity biar haruman dikit, akupun mengarah kedekat duduk tuan puteri.
Ane : udah siap nih..yuk cari makan (dia berbalik melihatku)
Nduwt : ih pacarku harum banget.. (tangannya menyentil hidung pesekku)
Nduwt : bentar ya yank, ni adikku baru chat katanya baru mau keyogya. Ane : loh, kemarin bukannya di yogya dia yank"
Nduwt : enggak yank, semalam dia jemput pacarnya di yogya, trus pulang keklaten.
Ane : ya udah tu chatnya di balas dulu..
Nduwt : bentar ya Tak berapa lama dia chat dengan adik nya, diapun terlihat beranjak dari depan komputer. Setelah memasang helm hitam milik arif di kepala sang puteri, akupun menggandeng tangannya menuju keparkiran dibawah. Melajulah kami kearah kostannya di badran sana..aku mengajaknya mencari soto di daerah kostan lamaku, setahuku dulu aku sering membeli soto disitu sama mas Farid dan Arif. Dan benar saja, masih ada bapak2 penjual soto disitu. Kalo tidak salah dulu dia membuka warung dibawah pohon di sudut antara jalan melati wetan dan jalan timoho itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sudah menjadi kebiasaanku yang dihafal oleh sang puteri, ketika dia turun dari motor, hal pertama yang aku lakukan adalah membuka helmnya. Diapun seakan mengerti dan mengarahkan wajahnya kedekatku ketika dia turun dari boncengan, dan aku sangat mendamba pemandangan sehabis itu, senyuman manis gula jawanya selalu terpampang jelas. Apalagi yang bisa aku impikan, senyuman itu saja sudah membahagiakanku.
Bapak penjual soto sedikit sibuk dengan beberapa pembeli lain kala itu, sang puteripun mengambil duduk di kursi didalam warung itu. Akupun memesan 2 mangkok soto.
Ane : yank, nanti langsung balik klaten ya"
Nduwt : iya yank, tadi aku minta jemput adikku.. Nduwt : kenapa yank"
Ane : enggak..hehehe.. Ane : kapan keyogyanya lagi yank"
Nduwt : paling minggu depan yank, besok kan sabtu yank, jadi gak ada kuliah.
Tak berapa lama, terlihat bapak soto menyajikan pesanan kami. Akupun sempat mencicipi terlebih dulu soto itu..lagi2 sang puteri terlihat sedikit sewot.
Nduwt : yank ih..doa dulu sebelum makan.. Ane : eh iya yank..kebiasaan hehehe..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : kebiasannya jelek ah..
Ane : iya iya..ya udah doa dulu yuk sebelum makan..
Ah..benar2 cewek chubby ini bisa mengingatkan ku kembali dengan segala hal kecil yang sudah sering aku lupakan belakangan ini. Setelah berdoa, kamipun menyantap sarapan soto kami pagi itu. ...
Setelah di jemput adiknya tadi didepan gang kostan, kembali sang puteri pulang kerumahnya diklaten sana..seperti kegiatan sebelum2nya, setiap weekend dia pasti berada dirumahnya bersama dengan keluarganya. Aku menyukai smsnya ketika dia pamit untuk ke acara pengajian dimasjid dekat rumahnya setiap malam minggu.
Ah, kenapa aku tidak bisa sepertinya yang tetap bersujud kepada sang pencipta di kala susah maupun senang. Aku diberi kebahagiaan yang sangat besar seperti sekarang ini..apalagi yang aku ingkari dari nikmatnya..ah..sudahlah..
Senin menjelang dengan sangat cepat..sedikit acak2an diri ini saat membuka pintu kamar..senyuman manis gula jawa itu kembali menyapaku.
Nduwt : yank, aku pinjam komputer ya..aku mau install program pallawa
Ane : ya udah bentar ya, aku mandi dulu
Nduwt : iya..tapi nyalain komputernya dulu ya yank..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : iya cinta..yuk masuk dulu.
Setelah menyalakan komputer, akupun beranjak mandi..seperti biasanya, tidak lama aku sudah selesai dengan acara mandiku. Kali ini aku tak ingin membuatnya berteriak menutup matanya lagi..aku sudah menyiapkan kaos yang akan ku pakai di gantungan kamar mandi tadi.
Setelah menggantung handuk di tali jemuran didepan teras, aku kembali kedekatnya duduk didepan PC.
Ane : makasih ya yank..udah ngerapiin tempat tidurku. (dia melihatku, sedikit bingung wajahnya kini)
Ane : kamu kenapa yank"
Nduwt : gak bisa di install programnya yank...bantuinn (haha..lucu betul mukamu kala itu nduwt..muka kebingungan hanya karena programmu huruf jawamu itu tak bisa di install)
Ane : loh..koq bisa"" emang dapat dari mana softwarenya yank"
Nduwt : kemarin aku di kasih agnes yank..gak bisa di buka sekarang. Nduwt : bantuin yank..(dia memanja kini..tangan ini terus saja di genggamnya)
Ane : ya udah sini biar aku liat..
Sedikit bergeser dari duduknya, aku mengambil alih komputer tua dikamar. Hahaha..ternyata program yang di buat winrar itu sempat corrupt pas di copy..ya wajar kalo gak bisa dibuka. Akupun sempat mendownload program yang sama, tidaklah besar program yang dia gunakan itu, hanya 30an mb.
Setelah selesai, akupun menginstallnya..kegiranganlah sang puteri kini.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : koq bisa sih yank..tadi kan gak bisa"
Ane : tadi corrupt file yang dari agnes..makanya gak bisa di buka. Nduwt : aku pinjam ya yank komputernya..mau ngerjain tugas..
Ane : iya yank, itu tinggal pake koq..
Ane : eh, kamu dah sarapan yank" (terlihat dia menepuk jidatnya kini) Nduwt : aku lupa yank..itu aku tadi masakin sarapan dari rumah..
Terlihat dia membuka tas ala emak2nya..dan dengan tupperware yang lagi2 berwarna hijau..dia menyerahkan sarapan yang dia masak sendiri di rumahnya tadi. Dan, alangkah senangnya diri ini dengan menu yang dia masak pagi2 tadi. Nasi putih, capcay dan ikan goreng.
Dia pun mengambil sendok di dalam ember tempat peralatan makanku. Nduwt : mam ya yank, di abisin..aku masakin special buat kamu
Tak kuasa diri ini menolak senyuman itu..yap, aku tidak memperdulikan apa yang akan terjadi dengan badanku nantinya ketika aku memakan ikan goreng itu. Apalah arti sakit dibadanku jika aku bisa mendapati senyuman itu dibibirnya.
Nduwt : sekali lagi ya yank..(dia menyuapiku suapan terakhir dari wadah tupperware itu)
Dan, selesai juga sarapan pagi itu..hmmmm..inilah pertama kalinya aku menghabiskan satu porsi sarapan dengan lauk ikan. Aku tidaklah benci dengan rasa ikan, jadi tidak ada kendala saat dia menyuapiku sedari tadi.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Diapun mengambil segelas air dari ceret biru itu dan memberikannya kepadaku.
Ane : makasih ya yank..enak banget masakannya
Nduwt : iya sama2..eh yank, itu koq ada rokok, kamu ngerokok ya" (aku mengangguk pelan)
Ane : iya, kadang kalo depan PC sering ngerokok.. Ane : ntr ya, aku singkirin dulu.
Nduwt : yank, aku bisa minta sesuatu gak" (aku menolehnya ketika akan mengambil bungkusan rokok disamping CPU)
Ane : minta apa yank, selama bisa aku lakuin pasti aku lakuin
Nduwt : tolong jangan ngerokok pas sama aku ya..aku gak kuat dengan asap rokok.
Nduwt : tapi kalo gak ada aku disini, kamu ngerokok gpp koq Ane : iya, aku gak akan ngerokok pas ada kamu koq..aku juga mau coba berenti ngerokok koq, tapi pelan2 ya.
Nduwt : iya..makasih ya yank..
Diapun kembali mengerjakan tugas dengan program huruf pallawanya itu. Aku hanya memandangi sang puteri yang kini sedang asik mengetik huruf2 pallawanya itu. Sesekali dia terlihat berfikir dengan kalimat2 yang akan dia rubah kedalam huruf jawa itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sekitar pukul stengah 10, aku melihatnya mengetik sms di keypad hpnya..wajar saja itu balasan gak pernah lama..tanganya sudah sangat fasih dengan keypad itu..terkadang dia mengetik kata2 dihpnya tanpa melihat lagi. Itu tangan cepat banget ngetik smsnya yak..tangan apa tangan itu..
Nduwt : yank, ntr aku bareng agnes aja ya, soalnya barengan kelasnya sama dia.
Ane : iya yank..eh, ntr aku jemput ya pas pulang kuliah..(dia menggeleng) Nduwt : gak usah yank, ntr aku kesini lagi koq..aku mau lanjut ngerjain tugas.
Nduwt : yank yank...ambilin doramemonnya dong..aku kangen sama doramemon
Ane : iya, ntr abis kamu berangkat kuliah aku ambilin doramemonnya.
Tak berapa lama terlihat dia bergegas merapikan tas ala emak2nya itu, ternyata dia sudah ditunggu agnes didepan gang kostan. Akupun kembali mengantarnya kedepan gang..seperti biasa, acara pasang helm dan salim tangan tidak pernah dilewatkannya. Setelah mereka menghilang dari pandangan,kaki ini melangkah kekostan tejo sekedar mengambil doramemon sang puteri.
Setelah mengambil doramemonnya, aku sempat berbicara lagi dengan ibu kost sambil membayar DP untuk kamar sudut yang akan aku tempati di pertengahan bulan. Akupun kembali kekostan lama. Terasa badan ini sedikit tidak enak, akhirnya dengan diiringi playlist Jamal Abdillah, aku terlelap siang itu.
... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sedikit kaget diri ini dengan suaranya yang terdengar khawatir saat aku membuka mata, tangan itu meraba2 dahiku..penuh kebingungan dia menatapku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 2. Cintaku Tak Bersyarat Kepadamu Puteri
Sedikit kaget diri ini dengan suaranya yang terdengar khawatir saat aku membuka mata, tangan itu meraba2 dahiku..penuh kebingungan dia menatapku..
Nduwt : yank kamu kenapa""
Ane : kenapa yank" (sedikit gatal rasa badanku, garuk kiri kanan sekarang)
Ane : bentar ya yank...koq badanku gatel2
Nduwt : yank kamu alergi apa""
Ane : hehehe...enggak koq..plgn ada serangga tadi (aku melihat wajahku yang penuh dengan bintik2 merah gatal di cermin bunder itu) Ane : bentar ya yank..aku cari bedak dulu...kyknya ada diwarung depan gang..
Nduwt : aku ikut ya yank.
Sedikit angukan kecil kearahnya, dan diapun bergegas dengan muka yang sangat khawatir. Tidak ada suara darinya selain menggenggam erat
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas tanganku selama kedepan gang mencari bedak. Herocin kyknya waktu itu.
Kami kembali kekostan setelah mendapat bedak tersebut.
Ane : tutup mata dulu ya yank..aku mau buka baju dulu..kyknya banyak bintik2nya dipunggungku (aku mengambil duduk dengan membawa cermin bunder yang tergantung di tembok itu)
Nduwt : gpp yank..sini aku bantuin (dia mengambil duduk didepanku kini)
Dan benar saja, setelah membuka baju..hahay..seluruh badan penuh dengan bintik2 merah. Lembut tangannya saat mengusapkan seluruh badanku dengan bedak itu. Itu mukanya lucu juga kalo khawatir kyk gitu..nduwt nduwt..
Ane : udah koq yank..dah cukup..dah mulai enakan koq. (kembali aku memakai kaosku)
Nduwt : yank kamu alergi apa"
Ane : hehehe (kembali aku menggaruk kepalaku yang sekarang benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas gatal.. ) Ane : kyknya alergi ikan yank..dari dulu emang gakBOLEH makan ikan
Nduwt : kenapa gak bilang tadi" kamu jadi sakit gini kan sekarang..
Ane : enggak koq yank..ni dah kurang gatalnya koq, kan udah di obatin sama pacarku
Nduwt : ih gombal.. Nduwt : oiya, nih yank..mam siang ya.. Nduwt : aku sholat disini boleh ya.
Ane : bolehlah yank..tu sajadahnya didalam lemari, tapi gak ada mukenanya gimana"
Nduwt : ada koq aku bawa mukena..(terlihat dia mengambil bungkusan kain sebesar gelas dr dalam tas ala emak2nya)
Nduwt : nih.. Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ya udah, sana sholat dulu..aku ta liatin dari sini..
Setelah sang puteri mengambil wudhu, diapun mulai sholat dzuhurnya, aku hanya membalurkan seluruh tangan dan kakiku dengan bedak itu..benar2 gatal rasa badanku. Aku seperti seorang bayi yang baru selesai mandi skrg, seluruh badan penuh dengan bedak..cukup ampuh, sedikit berkurang rasa gatalnya.
Nduwt : astaga yank (dia berbalik melihatku)
Ane : kenapa yank Nduwt : lucu, mukanya putih2 kyk kena kapur
Ane : yee bukan kapur yank..nih bedak..biar gak gatel..
Setelah menyalim tangan kekasihnya ini yang penuh dengan bedak diapun melepas mukenanya, sedikit merapikan jilbabnya..kini dia duduk kembali didepanku. Senyuman itu terlihat.
Ane : katanya tadi mau ngerjain tugas yank..sana kerjain, tu pcnya msh nyala
Nduwt : gak ah..kamu baring2 aja ya yank..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : heheh..aku gak sakit sayang, aku cuma gatal dikit aja koq. Ane : udah sana kerjain tugas aja, jgn deket2 ndak ketularan gatalnya ntr
Nduwt : aku suapin mam aja ya"
Ane : nah kalo itu mau deh..tanganku penuh bedak soalnya yank..gpp ngerepotin ya..
Nduwt : ih kyk sama siapa aja sih yank.
Ah..senangnya diri ini, sudah dibawain sarapan tadi pagi, ya walaupun ada ikannya dan berakhir dengan alergi gak jelas gini..ditambah sekarang makan siangnya ane disuapin lagi sama sang puteri..apa lagi yang lebih membahagiakan..
Lumayan lama aku bisa meyakinkan sang puteri bahwa kekasihnya ini tidak apa2, akhirnya dia kembali mengerjakan tugasnya dengan bahasa pallawa itu. Menjelang sore, dia tidak mengiyakan ketika aku ingin mengantarnya pulang kekostannya. Akhirnya aku hanya mengantarnya sampai parkiran..sedikit kecupan hangat didahinya sebelum aku kembali memasang helm itu..diapun berlalu menghilang di ujung gang kostan. Menjelang magrib, aku hanya smsan dengan kekasihku yang masih terus
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menanyakan keadaanku dikostannya disana. Aku lagi2 menyakinkannya bahwa aku tidak apa2..aku benar2 mendapat perhatian yang sangat banyak darinya.
Alunan playlist dari jamal abdillah seakan menambah kebahagiaanku saat itu.
Mudah... Sebegitu mudahnya... Untuk jatuh hati padamu.. Karna kau memiliki segala Segalanya...yang ku damba.....
Sukarnya.... Adalah suatu yang sukar Untukku...
Biar kau pergi... Walau... Hanya...barang seketika Sukarnya...
Terasa sukarnya... Sedetik.. Terkelip mataku rasa rugi...
Sekelip denganmu penuh berharga...
Aku... Akulah kekasihmu.... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Akan mengasihimu Sehingga keakhir waktu....
Aku...Rela.. Menanggung bebanan... Akan..Rela..
Biar terkorban.... Tak akan...sekali... Ku merasa jemu... Ayumu...
Takkan pudar dihati.... Sedetik.. Terkelip mataku rasa rugi...
Sekelip denganmu penuh berharga...
Aku... Akulah kekasihmu.... Akan mengasihimu
Sehingga keakhir waktu....
Aku...Rela.. Menanggung bebanan... Aku..Rela..
Biar terkorban.... Aku...Rela.. Menanggung tekanan... Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Akan..Rela.. Sampai terkorban.... Ah, sesekali bibir ini menyunggingkan senyuman kecil kala aku membaca tiap kata di SMSnya..aku benar2 sayang puteri klaten itu..
Setelah dia pamit tidur karena sudah terlalu malam, akupun kembali ke kerjaanku mengurus server..bayangan senyumannya benar2 mampu membuatku bersemangat kembali.
... Tak terasa waktu cepat berlalu, benar2 indah hari yang kulalui bersama dengan puteri klaten itu. Setelah bintik2 merah di badanku menghilang, aku sering menemaninya di kostannya. Tak jarang aku menunggunya tertidur baru aku beranjak pulang kekostanku.
Pertengahan januari, akupun memutuskan untuk pindah kost..semalam aku sempat menelpon Arif yang masih di PLG sana, sekedar mengabari sahabatku bahwa aku akan pindah kostan. Kamar baruku juga sudah di cat ulang oleh bapak kost baru..
Setelah pamit dengan ibu kostan lama..akupun mengangkut semua barang2ku dengan bantuan tejo dan beberapa teman di kostan baru.
Yap..menjelang sore aku sudah selesai memindahkan barang yang tidak seberapa banyaknya itu. Akupun sudah membicarakan perihal kepindahanku dari beberapa hari yang lalu dengan tuan puteriku. Aku tidak mau merepotkan waktu kuliahnya untuk sekedar membantuku. Aku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mencintainya dengan segenap hatiku, biarlah aku yang berpeluh kesah..cukup dengan senyumannya, semua derita ini akan sirna.
Sudah jadi kebiasaanku, setiap kamar baru, aku menghabiskan satu magrib untuk mengaji dan berdzikir didalamnya. Tidak ada maksud lain, semata agar aku betah selama tinggal disitu.
Setelah selesai, akupun beranjak ke kostan kekasih hatiku itu. Tak butuh waktu lama, aku sudah sampai didepan kamarnya. Pintu kamarnya tertutup rapat. Entah kemana dirinya..aku tadi sempat sms kalo aku akan ketempatnya.
: yank..aku dah didepan, kamu dimana"
Itulah sms yang kukirim kenomornya malam itu.
"Yank...kucingnya masih ada didepan gak""" sedikit teriak suaranya dari dalam kamar..akupun mendekat kepintunya.
Ane : masih nih didepan, tuh tidur dikesetmu yank.
Nduwt : usir yank..aku takut..
Hahaha...benar2 ketakutan dirinya dengan kucing yang sering tidur dikeset depan pintunya..pelan aku mengusir kucing itu, setelah mengeong2 diapun menghilang entah kemana.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Tok tok tok ..aku mengetuk pintu kamarnya..sedikit membuka pintu kamarnya dia mengintip ketempat kucing tadi. Setelah dirasa aman, diapun membuka pintu kamarnya. Terlihatlah wajah ketakutannya.
Ane : kenapa gak sms dari tadi yank kalo ada kucing
Nduwt : pulsaku abis yank..mana kucingnya gak mau pergi2
Ane : udah gak usah takut, udah pergi koq..
Ane : gini aja yank, itu kesetnya kamu masukin aja kedalam kamar..pasti kucingnya gak bakalan mau tidur didepan kamarmu lagi
Nduwt : iya yank..masukin aja ya kesetnya..kemarin2 pasti ngeong2 didepan situ.
Sedikit membersihkan keset itu di tembok teras, akupun memasukan kedalam kamarnya. Akupun duduk didekat pintu kamarnya, sang puteri masih terduduk disana diatas kasurnya sambil memeluk doramemonnya.
Nduwt : yank, gak capek ya abis pindahan""
Ane : enggak koq yank, udah ilang capekku..dah dapat obatnya tadi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : apaan obatnya yank" (antusiasnya melihatku)
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ane : itu..(aku mengisyaratkan wajahnya dengan wajahku, dia terlihat menengok2 kebelakangnya)
Nduwt : apaan yank" Ane : itu senyumanmu dah jadi pengobatku koq.
Nduwt : gombal ih...(dia beranjak, melepaskan doramemonnya diatas kasurnya, senyuman itu terlihat berbeda..dia mengarah ketempat dudukku)
Nduwt : yank, aku duduk situBOLEH ""
Ane : ya udah duduk sini yank..
Dia mengambil duduk disamping kananku, menyenderkan kepalanya dibahuku.
Nduwt : yank,BOLEH ngomong gak"
Ane : mau ngomong apa sayang" (tangan ini kembali lancang membelai
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kepalanya malam itu) Nduwt : tapi janji ya..kamu gak boleh marah..(dan tanganya mulai melingkar indah dibadanku)
Ane : iya sayang, emang kapan aku bisa marah sama kamu..
Nduwt : yank..maaf ya, aku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 3. Dia Kembali Nduwt : yank..maaf ya, aku gak bisa seperti orang lain yang bisa mesra2an sama pacarnya. (sedikit kaget diri ini dengan perkataanya)
Aku mendirikan kepalanya yang menyender di bahuku. Kupegang kedua bahunya, dia tersipu malu dengan wajah kami yang sedekat itu.
Ane : aku gak ingin seperti orang lain yank. Ane : sudah cukup untukku melihat senyuman indahmu. Ane : aku bukanlah siapa2 yang berani meminta lebih padamu.
Semakin lebar senyuman dibibirnya itu, aku memberanikan diri mengecup keningnya malam itu..diapun kembali menyederkan kepalanya dibahuku. Erat genggaman tangannya kini.
Nduwt : makasih ya yank..makasih buat semuanya.
Ane : iya sayang..makasih juga yah..dah mau menjadi orang yang sangat special buatku (sebuah angukan kecil darinya di bahuku)
Kami hanya terdiam disitu..aku tidaklah berani untuk berbuat lebih jauh terhadap puteri yang kini benar2 bertahta dihatiku ini. Cukuplah senyuman indahnya yang menghiasi hari2ku.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Kembali dia tertidur dibahuku malam itu..sudah lumayan malam aku berada dikostan itu..ini sudah pukul 9 malam..
Ane : yank, pindah kekasur ya..aku mau pulang. (dia hanya menggeleng kepalanya kini)
Nduwt : bentar lagi ya yank..
Ane : kamu pindah kasur ya, dingin kalo kamu duduk disini terus..
Akhirnya dia mengiyakan kata2ku, dia beranjak dan merebahkan badannya di kasurnya..aku mengambil doramemon dan meletakannya didalam pelukan empunya. Senyuman manis gula jawa itu terlihat lagi ketika aku membelai lembut pipi chubbynya. Setelah dia benar2 terlelap..aku kembali mencium keningnya, sekedar pengantarnya terlelap. Setelah menutup pintu kamarnya, aku beranjak meninggalkan kostan itu.
Begitulah hari2 yang aku lalui dengannya..hari yang sangat indah disetiap detiknya. Sesekali aku mengajaknya makan bakso kesukaannya di dekat lembah UGM sana, tempat pertama kali aku menenangkan segala kesedihan hatinya.
Bulan february menjelang..kisahku dengan sang puteri klaten itu tidak pernah mendapat sebuah aral rintangan. Jangankan untuk marah, aku melihat sedikit kesedihan diwajahnya saja sudah sangat membuatku bersalah.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Suatu siang, saat sang puteri sedang bermain Onet di pc dikamar..terlihat panggilan masuk dari teman yang sudah sangat jarang aku kunjungi..akupun mengangkatnya.
Ane : halo Ri..apa kabar" (sang puteri berbalik kearahku..sedikit penasaran di wajahnya, aku hanya mengedipkan mataku kearahnya, diapun kembali menatap monitor 19" itu)
Tari : mas pindah kostan ya..aku lagi didepan kamarmu yang kemarin tapi gak ada orangnya.
Ane : eh ya Ri..lupa ngasih tau..bulan kemarin aku pindah..sini kekostan baru aja.
Tari : kostanmu sebelah mana mas"
Ane : itu gang gereja..kamu ke utara dikit, ntr aku tunggu didepan gang..deket koq..
Tari : ya udah, aku kesitu ya mas..tungguin depan gang ya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ok Ri.. Terputuslah telepon itu..kembali sang puteri berbalik kearahku.
Nduwt : dari siapa yank"
Ane : teman cewek..dah lama gak pernah main, dulu kostan lama sering main.
Nduwt : owh..mantan ya"
Ane : bukan, cuman teman biasa..bentar lagi mau kesini, ntr aku kenalin ya.
Nduwt : enggak ah, aku pulang aja ya kekostan.
Ane : enggakBOLEH ..nanti aku kenalin ya biar kamu tau dari dianya langsung kalo kami cuman temenan
Ane : yuk jemput dia didepan gang..kasian belum tau lokasi kostan yang sekarang.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : aku malu mas..
Ane : udah ayuk...kan ada kang mas mu ini..gak usah malu
Nduwt : ih gombalnya..ya udah ayuk..
Dengan gandengan tanganya, kami menuju kedepan gang yang tidak terlalu jauh..dan terlihatlah Tari dengan motor matic miliknya. Kampreeeet...perasaan ini mendadak tidak enak..kembali bayangan itu terlintas membawa memory indah dulu..memory indah dengan cewek itu..Tari memboncengnya datang kearah ku dan nduwt yang terlihat sangat mesra. Mereka berhenti tepat didepan kami.
Nduwt : aduh yank..sakit.. (dia menyadarkanku yang menggenggam erat tanganya)
Ane : maaf yank..gak sengaja..
Tari : hai Mas..eh cewek barunya gak dikenalin nih..sombong sekarang gak pernah mampir kekostan lagi
Ane : maaf Ri, gak sempat bilang kemarin..hehehe..yuk kekostan baru aja..ntr kenalan disana aja.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Mereka mengikut dibelakang ku dan sang puteri yang bergandengan tangan. Terlihat muka nduwt sedikit merah, sepertinya dia malu2 dengan kehadiran tari dan cewek itu. Aku menyuruh mereka memasukkan motor kedalam lingkungan kostan. Akupun mengajak kedua tamuku itu kekamarku disudut.
Ane : selamat datang di kostan baruku...masuk2
Ane : oiya, ini kenalin kekasih hatiku.. (aku memperkenalkan mereka, dengan bangga diri ini memperkenalkan sang puteri yang kini bertahta penuh dihatiku ini)
Tari : ih gayamu mas mentang2 dah dapat pacar baru..ada yang cemburu nih kyknya (dia melirik cewek disebelahnya yang hanya tersenyum datar itu)
Tari : tari mbak (mengarahkan tanganya ke sang puteri)
Nduwt : Nduwt mbak..(mereka berjabat tangan, setelahnya dia menjulurkan tangannya kearah cewek disamping tari)
Vanya : Vanya mbak (dan merekapun berjabat tangan)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Setelah melepaskan tangan, nduwt melihatku..penuh pertanyaan di tatapan matanya kala itu. Senyuman dan angukan kecil dariku seakan mampu menjawab semuanya pertanyaanya itu.
Nduwt : jadi ini toh mantannya mas Eri (dia sesekali menatap genit kearahku)
Ane : eh..udah duduk dulu deh..ntr aja bergosipnya.
Ane : mau minum apa Ri, Nya..tuan puteri juga mau minum apa" (sedikit membungkukkan badan ketika kedepan tuan puteriku, nyahok2 koe vanya..entahlah diri ini seakan sangat senang mengumbar sesuatu untuk membuatnya iri..tapi tidak ada ekspresi dari wajahnya, dia masih seperti tadi..datar ekspresinya)
Mereka : juice alpukat (mereka sejenak saling melihat..lalu tertawa..ah dasar emak2, memang paling heboh kalo ketemu )
Ane : ya udah tungguin bentar ya..aku beli juice alpukatnya dulu.. Ane : tuan puteri tunggu bentar ya..
Nduwt : ih mas ini..sana ah buruan, kasian vanya kehausan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas (hasyem..semakin di ece...nduwt...aku benar senang kala itu..saat kamu melakukan hal itu, tatapan genit matamu benar2 membuat vanya tak bisa berkata apa2)
Dengan motor tari, aku melaju kedekat gang kostan lama, dimana aku biasa membelikan mereka juice alpukat. Lumayan lama aku mendapat pesananku karena beberapa orang yang mengantri. sekitar 20menit, akupun kembali kekostan dengan 4 gelas mika juice alpukat. Saat masuk kekamar, 3 calon emak2 itu sudah asik ngerumpi. Seketika pandangan mereka teralihkan kearahku.
Ane : kenapa pada ngeliatin kyk gitu"" Ada hantu ya"" (mereka bertiga hanya tersenyum genit kearahku)
Mereka kembali larut dalam gosipan mereka, sesekali melirik kearahku yang sedang memindahkan juice kedalam gelas hijau dikamar. Setelah siap, akupun menyerahkan kehadapan mereka yang sedang asik ngerumpi. Aku sekarang mengambil duduk didekat kekasih hatiku itu. Dan dengan manjanya dia menyenderkan badannya kearahku.
Tari : mas, pengen nyender juga dong..
Vanya : iya nih Ri, dah lama gak nyender sama orang jelek..ikutan dong.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : enak aja..senderan aja di tembok..tuh lebar dibelkang kalian. (nduwt hanya tertawa kecil di bahuku)
Nduwt : kan bener kata ku mbak, sekarang dia jahat loh..aku sering dijahatin (vanya dan tari kini hanya tertawa kecil)
Ane : eh..kapan aku jahat sama kamu yank"
Nduwt : kamu jahat yank, kamu ngerebut hati aku (semakin manja dirinya, aku benar2 mati kutu sekarang, aku hanya mampu membelai kepalanya)
Entah apa yang menjadi bahasan mereka saat itu..aku tidak terlalu memperhatikan. Sekitar 1jam itu rumpian gak ada habis2nya, menjelang azan ashar, akhirnya sang puteri pun pamit buat sholat. Dan kedua emak2 itupun sepertinya ingin pamit pulang. Dan benar saja, sekarang mereka cipika cipiki dikamar. Dengan menggandeng tanganku, kami mengantarkan vanya dan tari kedepan gerbang..tak lama mereka menghilang dari pandangan mata.
Sang puteripun mengambil wudhu dan sholat ashar dikamar kala itu, seperti katanya..aku belum sah menjadi imamnya..akupun hanya mengikut kemauannya. Akupun mulai mengikut kebiasaan baiknya, sejak
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengenalnya aku semakin sering bersujud ke sang pencipta. Biarlah kebiasaan baik ini menjadi rutinitasku sekarang.
Sedari tadi sejak dia selesai sholat ashar, terlihat dia sangat asik dengan sms di hapenya entah dengan siapa dia smsan. Menjelang magrib dia memintaku mengantarnya kembali kekostan. Setelah smpai dikamarnya, dia sedikit berbeda. Sedari tadi, tak pernah lepas pelukannya.
Ane : kamu kenapa yank" koq kyk gini" kamu ada masalah ya" (pelan tangan ini membelai kepalanya..dia menggeleng pelan didekapanku)
Nduwt : kamu harus temuin vanya yank..selesaikan masalah kalian dulu. (sedikit kaget diri ini dengan kata2nya barusan)
Kembali aku menatap matanya kini, aku memegang kedua bahunya..
Ane : aku bahagia sama kamu sekarang..dan vanya adalah kenangan yang gak akan bisa mengusik bahagiaku. (sedikit keras kata dari mulutku, sekedar menegaskan bahwa aku benar2 bahagia dengannya)
Sang puteri hanya terdiam menatapku, setetes butiran air menetes dari kelopak mata kanan. Sial...aku tak pernah bisa bertahan dengan sifatnya itu. Tak pernah dia menangis saat bersamaku, hanya satu tetesan kecil dikelopak mata kanannya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : maaf ya yank..aku gak bermaksud kyk tadi (erat kini pelukannya,dadaku kini menjadi tempat nyaman pipi kananya yg chubby itu..tak lama dia kembali melihatku)
Nduwt : ikut aku yuk yank..
Dia beranjak dan pelan menarik tanganku. Aku hanya mengikutnya kearah ceketernya..akupun memasang helmnya seperti sebelum2nya. Kali ini dia yang duduk didepan, dia tidak mau aku memboncengnya. Dia mengarahkan ceketer kearah balai kota, dan berhenti di depan Univ.Sarjanawiyata Tamansiswa. Deg...perasaan tidak enak ini kembali menyeruak ketika dia menghentikan laju ceketer tepat di pinggir jalan ke jalan Kusumanegara.
Kembali tanganya dengan lincah mengetik sms entah kenomor siapa. Aku hanya memandang yang dia lakukan dari atas motor. Tak berapa lama setelahnya, terlihat vanya sedikit berlari dari seberang jalan. Setelah sampai di tempat kami, nduwt terlihat cipika cipiki dengan vanya. "Apa maksudnya ini sayang""" itulah isyarat tubuhku ke sang puteri, dia hanya membalas dengan senyuman manis gula jawanya. Vanya hanya tersenyum disana.
Nduwt menyuruhku untuk turun dan menemui vanya, aku tidak bergeming dari dudukku. Lagi dia menunjukkan ekspresi sedihnya...ampooon, aku gak tega dengan ekspresi itu..setelah aku beranjak bangun, kembali senyuman itu terlihat. Ah sial...aku serba salah..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia meminta helm ditanganku, setelah menyerahkannya..dia menarikku kearahnya..
"Aku sayang kamu mas jelek..apapun pilihanmu, aku akan tetap bahagia dengan itu"
Cup, kecupan kecil darinya sekilas sebelum meninggalkanku dengan vanya disitu. Cukup lama aku berdiam diri disitu, aku mengetik sms ke sang tuan puteri, tapi tak satupun yang dibalasnya.
Vanya terlihat menghampiriku, senyumanya tetap seperti dulu. Dia menggandeng tanganku dan mengajakku ke lesehan tempat kami sering makan dulu. Belum ada kata yang melewati kerongkonganku sejak tadi. Dia hanya tersenyum melihatku. Setelah memesan, kembali dia menarik tanganku kesalah satu tikar disana.
Biasalah ya..anak kostan kyk ane masih cepat kalo masalah makan..gak lama itu ayam goreng yang tersaji didepan langsung hilang entah kemana. banyak kucing garong kyknya dilesehan ini yang suka maling ayam goreng pesenan orang.
Entah kenapa, tangan ini kembali mengambil tisu dan mengusap itu mulut cewek sebelah yang terlihat belepotan. Hahay..kyknya gak jago lagi sekarang ilmu ngelaknya. Ok..ane saat itu emang benar2 ingin mengetahui perihal vanya menghilang setahun ini. Dia kembali tersenyum melihatku ketika aku membersihkan mulutnya dengan tisu tadi.
Vanya : makasih ya Ri..kamu masih seperti dulu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : akuBOLEH nanya gak"" (dia mengangguk)
Vanya : tanya aja Ri..aku tau koq banyak yang mau kamu tanyakan..(dia sesekali menyeruput es jeruknya)
Vanya : dari tadi siang juga kamu pengen ngomong kan..(kali ini aku yang mengangguk)
Ane : kenapa sih kamu ngilang gitu aja..saat aku sudah mulai jatuh cinta sama kamu..""
Ane : kamu mau balas dendam karena aku ngilang dulu ya" (dia menggeleng sekarang)
Vanya : enggak..aku gak pernah dendam sama kamu Ri..
Ane : trus kenapa kamu ngilang gitu aja""
Vanya : eh..kita kekostanmu yuk..aku pengen main kesana lagi. (dia menarik tanganku dan beranjak dari duduknya)
Ane : enggak ah disini aja. (aku menahan tanganya, dia hanya tersenyum
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kecil) Vanya : aku udah ijin sama nduwt koq..malam ini kamu milikku (damn** senyuman genit itu)
Setelah membayar makanan tadi, vanya menarik tanganku kearah kostan tari..dia meminjam motor matic milik Tari, dia sekarang yang menjadi drivernya..dan benar..dia mengarahkan motor itu kearah kostanku. Dia seperti hafal sekali dengan kostan itu. Setelah memasukan motor matic itu kedalam halaman kostan. Dia menarik tanganku kearah kamar disudut.
Akupun membuka pintu kamarku..keras tarikan vanya menarikku kedalam..dia menutup pintu kamar dan menguncinya..sial..aku mau disekap cewek tiang listrik ini. Wajah itu dengan cepat berubah ekspresi, air mata kini yang mengalir deras.
Keras tubuhnya memelukku..tangisan tanpa suaranya seakan mencurahkan perasaanya selama ini..aku membalas pelukannya..aku akui..aku merindukannya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 4. Jadi Rumit Lagi Keras tubuhnya memelukku..tangisan tanpa suaranya seakan mencurahkan perasaanya selama ini..aku membalas pelukannya..aku akui..aku merindukannya..
Lumayan lama kami terdiam, tangan ini seakan sudah sangat merindukan rambut panjangnya..belaian lembut yang sering aku lakukan dulu saat bersamanya kini aku dapati lagi. Kedua bahunya kini sudah teratur, reda tangisan itu dari matanya. Sedikit mundur, dia sekarang menatap mataku yang entah kena debu darimana sehingga sedikit berair juga. Dia tersenyum kini.
Vanya : Ri..kamu kangen ya sama aku" (aku mengangguk)
Ane : kamu kemana aja Nya"" Aku kangen banget sama kamu..(kembali aku menarik tangannya kedalam dekapanku, aku benar2 masih merindukan cewek tiang listrik ini)
Vanya : maaf ya Ri..aku gak hubungi kamu.
Vanya : saat aku keluar dari bandara dulu, hpku jatuh entah dimana. pas sampai rumah aku baru nyadar.
Vanya : aku gak hafal nomormu Ri, nomor tari ato yang lain juga aku gak tau. (kembali, kedua bahu itu bergetar hebat, tangisannya kini terdengar lagi)
Ane : udah udah Nya..yang penting sekarang kamu udah disini. Vanya : maafin aku ya Ri.
Wajah yang berurai airmata itu kini mengarahku..entahlah, hilang kemana nduwt kala itu, dia seakan tertutup kini oleh kerinduanku terhadap vanya. Aku mengecup lembut bibir itu.. dengan alasan rindu aku membenarkan tindakanku, tetapi aku tidak semunafik itu..aku menginginkan rasa ini,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas rasa yang sudah sangat lama menghilang seiring kepergiannya dulu. Nduwt benar2 menghilang dari otakku, kecupan vanya benar2 mengambil alih diri ini.
Aku tidak tahu sejak kapan kami sudah berada di atas kasur. Vanya tak lagi memakai pakaian atasnya, dia hanya terpejam dengan desahan yang benar membuatku seakan ingin mengugunjungi kembali lembah hitam itu. Dia hanya mengangguk ketika aku mengisyaratkan "Aku ingin lebih"..aku menuruni tubuh itu, tidak kesusahan diri ini saat akan melepas jeans hitam yang dia gunakan.
Ah..kampret lucu ane ingatnya..
Agan tau apa yang membuat ane gak ngelanjutin aksi ane waktu itu""
Itu gambar kecil2 di (maaf) CD vanya adalah doraemon, doraemonnya gak cuman satu..banyak, hampir disemua tempat yang bisa ane liat kala itu. Nah..tuan puteri punya doraemon gede yang dia panggil doramemon
itu. Otak ini kembali waras sewaras2nya. Keindahan sang puteri kembali menyeruak mengisi semua pandangan. Aku kembali memasang jeans hitam yang hanya sampai paha bawahnya. Vanya seakan mengerti dengan perubahanku. Dia sedikit bangkit dan duduk merapikan jeansnya. Tak lama dia memelukku, berkali2 kata maaf darinya tapi aku tidak memperdulikan, aku hanya menunduk dengan beribu sesal telah melupakan sang puteri.
Aku seakan tidak memperdulikan vanya lagi, aku meraih k750i ku, aku memanggil sang puteri..aku kini benar2 butuh dia..tapi..nomornya tak aktif..Sudah pukul 11malam, tak biasanya dia mematikan telponnya..sengantuk apapun dirinya pasti mengangkat panggilanku..ada apa dengan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dirinya, jangan2 dia.. Vanya : aku minta tolong sama nduwt buat matiin hapenya malam ini (suaranya dari belakangku menepis semua pikiran aneh2 tentang sang tuan puteri)
Kembali erat tanganya melingkar indah di badanku. Itu bagian yang empuk2 benar2 nusuk dalem banget kepunggungku..kerasa bener soalnya baju kaosku juga entah dimana.. Tapi itu semua seakan tidak menggangguku. Kepala ini sudah dikendalikan oleh akal sehat yang sangat taat kepada tuan puterinya itu.
Aku meraih kaos biru vanya yang berserakan dilantai, aku membalikkan badan kearahnya, aku memasangkan kaos itu dibadannya. Tak ada suara apapun, dia hanya tersenyum melihatku.
Vanya : Ri.. (aku mengangkat wajahku memandangnya) Vanya : itunya gak dipasang juga Ri (tangannya menunjuk *maaf beha nya yang tak jauh dari tempat aku terduduk)
Aku hanya menggeleng kecil menolak senyuman genitnya, aku membalikkan badan membelakanginya, tangan ini kembali mengetikkan beberapa kata ke nomor sang puteri..vanya benar2 menggoda..untung buaya ini sudah tobat..kalo belum aja dah kena sikat koe Nya..dah remek2 badanmu
Kembali dia memelukku..tangannya mengambil k750i ku..aku hanya membalikkan wajahku kearahnya.
Vanya : tolong, jangan buat aku cemburu lagi seperti dulu.. Vanya : tolong jadilah eri yang dulu menyayangiku saja.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : gak bisa Nya..aku udah jadi milik nduwt.. Ane : aku disini, tapi hatiku sekarang sama nduwt. Ane : maaf Nya, aku gak bisa kyk dulu.
Dia membalikkan badanku, senyuman indahnya seperti dulu..
Vanya : temenin aku tidur ya Ri..
Vanya : aku gak akan ngapai2in koq..aku cuman pengen meluk kamu.. (dia kembali bersuara ketika melihatku akan menolaknya)
Ane : ya udah, aku temenin tidur dari sini..(aku mengambil guling dan akan menyerahkannya, dia menggeleng)
Vanya : aku mau Eri yang dulu..tolong malam ini aja kamu jadi Eri yang sayang sama aku..
Vanya : peluk aku seperti kamu memeluk aku dulu..belai rambutku seperti dulu..aku rindu itu semua
Ane : aku gak bisa Nya...maaf aku..
Lagi, keras badan itu saat menyender kearahku..ah..harum rambutnya, masih seperti dulu..beberapa kali dia mencari posisi nyaman kepalanya didada kerempeng ini. Aku lelah dengan ini..akupun mengalah untuk menemaninya malam itu. Kembali dia diposisinya seperti dimalam pertama di tahun 2008 dulu, menjadikan dada ini bantal ternyamannya. Aku seakan merasa sangat dibutuhkan malam itu, dia mengarahkan tanganku untuk membelai rambutnya sendiri..tak hentinya dia melakukan itu, aku tidaklah sejahat itu. Aku kembali mencoba melakukan yang dia inginkan malam itu. Aku kembali mencari perasaan itu, perasaan ketika aku benar2 sangat menyayanginya seorang.
Pagi menjelang, aku membuka mata terlihat dia tersenyum didepanku..dekat wajah itu memandangku..seakan rambutnya memiliki
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas daya magnet yang sangat kuat, tangan ini dengan sendirinya membelai rambut panjangnya. Lagi, dia merebahkan badannya yang kini benar2 seluruhnya di atasku.
Vanya : Ri...(manja suaranya memanggilku, tak henti tangan ini membelai rambutnya sekarang)
Ane : iya... Vanya : makasih ya buat semalam..(entah, aku merasa ada sesuatu yang berubah dari nada suaranya)
Ane : Iya sama2.. Ane : maaf ya..aku gak bisa seperti dulu..aku udah ada nduwt sekarang. (gelengan kecil didadaku)
Vanya : gak..aku udah bahagia koq..
Terlihat dia mengangkat kepalanya kini..tatapan genit itu terlihat.. Vanya : hari ini selingkuh sama aku yuk.. (hais...kenapa jadi gini)
Ane : gak..aku gak bisa..hatiku cuma satu..dan itu semua buat nduwt..aku gak mau membaginya dengan orang lain.
Vanya : iya aku tau..tapi hari ini aja ya, kamu jadi pacarku.. ANe : tapi Nya...
Vanya : cuman buat hari ini koq Ri..besok aku udah gak disini lagi..(deg..entah perasaan apa ini..aku sudah punya sang puteri..tapi seakan sangat sakit mendengar dia akan pergi lagi)
Vanya : besok aku pulang kalimantan lagi Ri..aku gak akan ganggu kamu lagi..(tangan ini kembali membelai rambut panjangnya)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Vanya : mau ya..hari ini saja..temani aku..
Cup..kecupan kecil dibibir darinya..aku tak mampu membalasnya, aku memang mendamba sang puteri, tapi perasaan ini benar2 sangat mengganggu..perasaan akan kehilangannya lagi.
... Aku beranjak mandi..tak lama aku kembali kekamar, terlihat dia sedang telponan dengan seseorang..melihatku yang masuk kedalam kamar..dia menyerahkan hapenya kearahku..aku menolak, tetapi dia tetap memberikan hp nya dengan senyuman dibibirnya.. Vanya : ini..mbak nduwt mau ngomong..
Aku yang benar2 merindukan sang puteri dengan cepat mengambil HP itu..vanya tertawa kecil melihat polaku..
Ane : halo yank..kamu koq gak pernah balas smsku, semalam aku telpon juga gak aktif nomormu..
Ane : kamu gak kenapa2 kan yank..
Nduwt : aku gpp yank..temani vanya hari ini ya..kasian dia mau pulang besok..
Nduwt : kamu gak usah khawatirin aku yank, vanya lebih butuh kamu sekarang.
Tut tut tut..dan sang puteripun mematikan telepon itu..ah..kenapa sekarang mendadak menjadi seperti mimin ya...ah mimin, kemana dia ya..gak ada kabar2nya, mentang2 lagi sibuk ngerjain skripsi..kakanya lagi gundah gulana galau merana kyk sekarang dia menghilang..ah, kangen aku sama adik cerewetku itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku yang bertelanjang dada sehabis mandi itu, tersadar dari lamunanku oleh lingkaran tangan vanya di perutku. Aku membalikkan badan memeluknya, kecupan hangat dikeningnya mengiri dia kekamar mandi. Ibu kost tersenyum melihatku mengantar vanya kesudut lorong kekamar mandi. Penghuni lain" jangan ditanya..mereka paling cepat bangun jam 10an..
Sehabis mandi, vanya memintaku mengantarnya kekostan tari..dia pengen ganti baju katanya..yap, pakaian yang dia gunakan semalam sedikit basah katanya..gara2 sesuatu..
Setelah mendapatkan titah dari sang puteri tadi, hambanya ini hanya bisa menurut..apalah aku ini, hanyalah seorang hamba cinta sang puteri klaten. Bahasamu cok...bilang aja kangen sama vanya trus mau ngabisin hari terakhir vanya di yogya..gak usah bawa2 tuan puteri keleus...
Aku sempat menunggu sebentar di ruang tamu dibawah..yap, karena diatas hanya tersisa tari yang aku kenal..kamar vanya sudah dari bulan oktober lalu habis masa kontraknya, barang2nya sudah di ungsikan oleh keluarganya yang dari madiun.
"Eriiiiiiiii" suara ini...aku berdiri dan melihatnya kearah datangnya suara itu..dengan tergesa dia datang dan memelukku...bah..apa lagi ini... Lisa : sombong ya sekarang gak pernah sms lagi..apa kabar Ri.. Ane : eh..iya lis, sehat2 aja.kamu gimana kabarnya"
Lisa : sehat Ri...oiya, dah ketemu mbak vanya"" (dia tersenyum melihatku setelah melepas pelukannya)
Ane : udah koq, ni mau nemenin dia jalan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Lisa : trus nemenin aku kapan" (kenapa sekarang semua orang senang dengan senyuman genit woy...kambuh juga ini buaya ntr.. )
Ane : kapan2 deh..hehehe (kembali aku hanya bisa garuk2 kepala yang tidak gatal sama sekali)
Lisa : oiya mas, nomormu masih yang dulu kan" Ane : masih..kenapa emang Lis"
Lisa : ntr aja ya aku sms..dah mas (sebuah lambaian kecil darinya)
Diapun menuju gerbang kostan dimana temannya sudha menunggu. Kenapa ya sekarang koq jadi rame gini hidupku..prasaan pas sama tuan puteri aku mempunyai quality time yang teramat sangat..kenapa sekarang jadi kyk pasar gini hidupku..lalu lalang orang kyknya rame banget. "Koq ngelamun sih Ri...yuk jalan" suara vanya menyadarkan ku... Ane : eh iya...hehehe...siap" (angukan kecil darinya) Vanya : yuk.
Dan melajulah kami kearah antah berantah..pokoknya kemana vanya ingin pergi hari itu aku setia menjadi supirnya. Menjelang sore, kami sudah berada di parkiran motor di depan galeria mall. Setelah melepas helm miliknya, dia menggandeng tanganku menyebrang jalan ke arah galeria mall.. Terdengar suara seperti sedang memanggil namaku, semakin lama semakin jelas suara itu. Saat membalik badan kearah datangnya suara itu.
PlAAAAAAKK....sebuah tamparan keras darinya...benar2 nanar mata itu menghakimiku.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas "Ternyata kyk gini kamu di belakang nduwt ya...aku kirain kamu cowok baik mas..." dan diapun pergi kearah parkiran motor tadi di sebelah timur jalan galeria mall itu...kampret..datang mung buat nampar tok...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 5. Lebih Rumit "Ternyata kyk gini kamu di belakang nduwt ya...aku kirain kamu cowok baik mas..." dan diapun pergi kearah parkiran motor tadi di sebelah timur jalan galeria mall itu...kampret..datang mung buat nampar tok...
Ya sudahlah, orang lagi emosian kyk gitu mau dijelasin kyk mana juga gak bakalan diterima, mending biar dia tenang dulu ajalah. Vanya sedikit shock melihat siapa cewek tadi, yap..dia belum pernah mengenalnya.
Seperti tidak terjadi apa2, aku mengajak vanya masuk kedalam galeria mall..entahlah, seakan tidak terasa sama sekali tamparan cewek tadi, aku lebih menikmati kebersamaanku dengan cewek tiang listrik yang kini menggandeng tanganku, yang kini tersenyum ceria saat berjalan dari lantai kelantai di mall kecil ini.
Lumayan lama kami menyusuri tiap lantai di mall itu, sekitar pukul 2 kami turun kelantai bawah. Setelah keluar dari lift, vanya mengajakku sekedar duduk di dekat kolam kecil yang mengelilingi lift ditengah2 galeria mall itu. Ah, aku seakan ingat dengan kostan pertama ku, dilantai atas dulu mas yanto dan mas febri memelihara ikan yang warnanya mirip2 dengn yang berada di kolam kecil ini.
Vanya : Ri..(aku mengangkat wajahku melihatnya..tangan ini masih memainkan air kolam itu)
Ane : iya...kenapa Nya""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Vanya : makasih ya, dah mau nemanin aku
Vanya : besok pagi aku udah gak di yogya koq, jadi aku gak akan ganggu kamu dan nduwt lagi
Ane : eh..trus kuliahmu gimana Nya"
Ane : masa mau putus gitu aja, kan tinggal dikit lagi. (dia mendekat kearaku..pelan tangan itu dipipiku)
Vanya : aku dah urus surat pindah kekalimantan koq..kamu gak usah khawatir ya.
Vanya : mungkin besok2 kalo ada waktu aku keyogya lagi..
Dan kembali lagi perasaan yang aneh ini terasa. Aku benar2 tidak ingin dia meninggalkan diri ini lagi. Aku ingin seperti dulu, dulu saat aku bisa kapan saja berduaan dengannya. Tanpa ada rasa sayang dari orang lain dihati ini. Aku ingin kembali seperti dulu, saat aku menjadi seorang bodoh yang tidak menyadari kehadirannya sama sekali disampingku.
"Udah yuk pulang...malu diliatin orang terus Ri.." pelan suaranya sambil membelai rambutku. Dia berdiri dan aku memeluknya sambil duduk di dekat kolam kecil itu. Aku benar2 merasakan rasa sakit saat aku ditinggalkannya dulu...tapi sekarang, sedikit berbeda, aku sudah tahu semua alasan dan kapan dia akan menghilang, ternyata itu benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menyiksa disaat terakhir aku bisa bersamanya.
Kami beranjak dari situ..sudah lumayan sore..aku mengantarnya kembali kekostan Tari..Sesampainya dikostan itu, vanya mengajakku keatas. Tari terlihat tersenyum didepan pintunya. Setelah meletakan barang yang sempat di beli vanya tadi, kembali kami meminjam motor matic milik tari, kali ini dia mengajakku makan sore di tempat favoritnya di dekat kostan. Yap, apa lagi kalo bukan nasi bakar pedes kesukaannya dulu.
Sedikit kecewa karena tidak mendapat apa yang dia inginkan..lesehan nasi bakar itu belum buka saat itu. Diapun mengajakku kembali kekostanku. Tidaklah jauh jarak antara kostan dengan lesehan nasi bakar itu, jadi tak butuh lama kami sudah sampai dihalaman kostan. Akupun mengajak Vanya kekamar. Senyuman itu tidak pernah mereda sedari tadi di galeria mall. Diapun mengambil duduk di sudut kasur.
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ane : Nya.BOLEH minta tolong gak"
Vanya : minta tolong apa Ri"
Vanya : Ri, sini dong, masa duduknya jauh2an sih..(manja dirinya menepuk kasur disamping duduknya)
Ane : telepon nduwt dulu..baru aku mau kesitu.. (aku benar2 merindukan sang puteri, sedari tadi saat ada kesempatan menghubunginya, dia tidak pernah mengangkat teleponku..tidak pula
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dia membalas smsku) Vanya :sini dulu deh..ntr aku hubungi nduwt
Ane : beneran"" (dia mengangguk pelan, senyuman indahnya kembali terpampang)
Akupun mengarah kedekat vanya, aku benar2 sudah siap jika akan terjadi sesuatu yang iya iya..tapi ternyata tidak...dia hanya menyederkan tubuhnya kearahku. Rambut itu seakan sangat harum tercium di hidungku ketika dia merebahkan kepalanya dibahuku. Ah Vanya..kenapa kita harus seperti ini sekarang..mungkin ini adalah hukumanku karena aku tidak pernah menyadari kehadiranmu sedari dulu saat aku masih memiliki waktu.
Vanya : Ri...(jari tanganya bermain indah disela jemariku)
Ane : iya Nya..kenapa"
Vanya : kamu koq manggilnya nama sih dari kmrn2" (sedikit kaget diri ini, akupun menoleh wajahnya dibahuku)
Ane : lah..masa mau manggil kamu "Monyet"..lebih baik Vanya ato Nya
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kan"" Vanya : jahat kamu yank..kita kan belum putus..kamu masih pacarku""
Desiinnnng....modyar koe mblo...mau jawab apa ini"" dan terdiamlah sang buaya...memang, belum pernah keluar kata itu dari mulut kami, bahkan untuk bicara saja tidak pernah..
Vanya : gak Ri...kamu udah jadi pacarnya nduwt sekarang..aku cuma masa lalumu..(erat pelukan itu melingkari tubuhku)
Vanya : maaf ya kalo kita harus seperti ini. Vanya : maaf aku harus menghilang darimu.
Entah..aku seakan seperti ditengah dilema yang sangat besar...bahasane coookkk....
Lama kami terdiam disitu..tak terasa azan magrib berkumandang..pelukannya kini mereda, dia terlihat berdiri..
Vanya : antarin aku ke kamar mandi ya yank..aku mau wudhu
Dia sedikit menarik tanganku untuk berdiri, akupun mengantarnya kesudut lorong kostan arah kamar mandi. Setelah dia berwudhu kamipun kembali kekamar, yap..di kamarku sengaja tuan puteri meninggalkan mukena-nya..jika dia sedang di kostan dan tiba waktunya, dia akan mudah
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas untuk sholat. Aku hanya bisa tertegun memandang cewek tiang listrik itu ketika dia bersujud kepada sang pencipta..Setelah selesai, diapun seperti sang puteri..mengarah kepadaku dan menyalim tanganku. Aku adalah baj*ngan, tangan ini sangatlah kotor untuk kalian salimi..tangis bathinku. Setelah selesai dengan acara sholatnya, Vanya terlihat memanggil nomor sang puteri sesuai janjinya tadi. Setelah sedikit mengobrol..diapun menyerahkan HPnya kearahku.
Ane : halo yank.. Nduwt : maaf ya yank, aku banyak tugas, belum bisa ketempatmu sekarang. (lingkaran tangan vanya kini kembali ditubuhku, dia membenamkan wajahnya dalam kepunggungku..entah apa maksudnya) Nduwt : salam sama vanya ya yank..
Nduwt : assalamualaikum..
Tut tut tut...ah..lagi2 aku belum sempat ngomong, dia sudah menutup panggilan itu..Sudah 2x seperti ini..dia tidak pernah mau berbicara kepadaku..tidak pernah aku sempat mengeluarkan suaraku, dia hanya mau aku mendengarkan perkataanya saja.
Aku melepas pelukan vanya, dia melihatku..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : yuk cari makan..kyknya udah buka nasi bakarnya. Ane : jalan aja ya..deket situ juga.
Dia hanya mengangguk dan mengikut langkahku ketika berjalan kearah lesehan nasi bakar itu. Seperti biasa dia mengambil alih pesanan kami. Aku sudah tidak perduli lagi dengan semua itu..aku benar2 merasa dipermainkan sekarang. Di permainkan sang puteri dan cewek tiang listrik yang kini tak pernah padam senyumannya di sebelahku ini. Banyak dia menceritakan kisahnya setahun ini ketika di kalimantan sana. Aku hanya mengiyakan bahasan Vanya. Aku ingin malam ini cepat selesai..aku benar2 harus menemui sang puteri.
Melihatku yang tidak bersemangat dalam mendengarkan semua kisahnya..Vanya pun mengajakku pulang kekostan. Lagi aku hanya mengiyakan semua kemauannya. Aku benar2 capek dengan semua ini..aku menyalahkan keadaan ini, dan akulah tersangka utamanya atas kejadian ini. Sesampainya dikamar, vanya mmengambil duduk di sudut kasur. Dia hanya terdiam melihatku. Dia tahu betul apa yang sedang aku pikirkan.
Vanya : Ri...maaf ya.. (ah lagi2 keluar jurus yang sangat dahsyat itu, linangan air matanya mulai terlihat)
Ane : udah gpp koq..aku yang salah selama ini.
Ane : aku bahkan tak bisa mengambil sikap ketika berada di antara
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kalian. Ane : aku tak bisa memaksa hatiku sendiri untuk menerimamu kembali..
Vanya : aku tau koq..nduwt udah mengambil alih semuanya..bahkan sudah tak ada lagi tempat untuk orang lain sekarang. Vanya : kamulah eri yang tak mudah goyah dengan perasaannya
Ane : aku tidak sekuat itu Nya..aku jelas2 telah menghianati nduwt.. Ane : kenapa kamu harus kembali hadir disaat aku sudah benar2 mencintainya..."""
Vanya : maafkan aku Ri.. Dia hanya menunduk menangis disana, terlihat air matanya menetes diantara rambut panjangnya. Sudahlah Nya, aku gak akan tergoda lagi..aku sudah memiliki hati yang harus kujaga sekarang. Dan aku tak ingin menyakitinya lebih jauh.
Satu jam berlalu, aku benar2 jahat terhadapnya..aku tidak sekedar menawarkan bahuku sekarang untuk meredakan tangisannya. Diapun menghapus sisa2 air mata di pipinya. Dia beranjak dari duduknya.
Vanya : anterin sampe depan ya Ri.. (sedikit senyum paksaan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dibibirnya) Vanya : plis Ri..ini terakhir aku memelukmu..setelah ini aku gak akan mengharap lagi. (aku tidak menggubris tarikan tangannya yg mengajakku berdiri)
Vanya : tolong Ri.. Dia duduk bersimpuh didepanku, tangan ini kembali erat digenggamnya. Sebuah titik air mata tepat jatuh diatas lenganku. Sial...kenapa harus seberat ini perpisahan ini...
Aku bukanlah orang dengan hati batu..bahkan batu sebesar apapun akan terkikis oleh air terus menerus menetesinya. Aku meraih tubuh itu, aku memeluknya kembali..aku sangat menyayangkan kenyataan terhadap kisah kami.
Lumayan lama vanya didalam dekapanku, akhirnya dia memutuskan untuk pulang...aku sempat mengantarnya sampai depan gang..sebuah kecupan kecil dipipi kiriku sebelum dia melajukan motor matic milik tari yang dia pinjam seharian itu. Aku hanya bisa tersenyum kecut melihatnya meninggalkan gang kostan. Selamat tinggal Nya.
Aku tidak menjaga server malam itu, kepalaku benar2 ingin pecah rasanya..tak ada satupun sms atau telepon yang di angkat oleh tuan puteri. Akhirnya aku hanya bisa berharap dalam tidurku semoga besok pagi akan ada balasan darinya. Aku benar2 merindunya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas ... Pagi menjelang..pintu kembali digedor2 orang..entah siapa sepagi ini yang mengganggu buaya galon ini..setelah mengecek k750iku dan tidak ada sms ataupun telpon dari tuan puteri, sedikit malas2an aku membuka pintu kamar. Muka sedih itu terpampang di depan pintu..tangan ini otomatis memegang pipi kiriku.
Ane : mau ngapain kesini"" mau nampar lagi"" (dia menggeleng..entah mau ngapain dia sekarang)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 6. Benar benar Rumit
Ane : mau ngapain kesini"" mau nampar lagi"" (dia menggeleng..entah mau ngapain dia sekarang)
Ita : bisa masuk gak Mas"
Ane : ya udah masuk aja...aku mau cuci muka dulu...maaf ya, sedikit berantakan..baru bangun tidur aku. (dia hanya mengangguk)
Aku meninggalkan ita yang sudah masuk kedalam kamar, entah dia mau ngapain..bodo amat..aku gak tau dan gak mau tau maksud kedatangannya. Paling dia mau nampar lagi, mungkin belum puas dia nampar kemarin. Emang sih, diri ini paling cocok buat ditampar saja..diri yang benar2 sangat berdosa.
Tak lama aku dikamar mandi, sedikit kaget ketika masuk kedalam kamar..apa2an ini..dia sudah merapikan tempat tidurku. Aku melihatnya, sekedar memastikan tidak ada panci atau piring di tangannya yang akan dia gunakan untuk menamparku lagi..
Ita : kenapa mas" koq ngeliatin gitu"
Ane : enggak, sapa tau kamu nyembunyiin piring buat nampar lagi Ita : udah to mas, kamu nyindir2 aku trus.
Ane : iyalah, aku masih trauma tau..kamu tampar gak jelas kyk kemarin.
Ita : maaf ya mas..aku gak tau..
Ita : aku cemburu kamu jalan sama orang lain selain nduwt.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : Heh...maksudnya apaan"
Ita : kamu gak tau mas..kamu terlalu asik dengan nduwt sehingga kamu gak merasakan apa yang aku rasa.
... Time Reverse ke akhir January 2010
Aku baru tiba di kostan sang tuan puteri..tidak ada dirinya dikamar itu..akupun mengetik beberapa kata sms kenomornya.. : yank..kamu dimana""
: aku dikamar ita yank, kamu naik aja ya..ita mau bunuh diri..
Bah..apa2an lagi ini..aku mengarahkan kaki kelantai atas, entah kekamar mana..aku belum pernah tau kamar Ita..kamar nomor 5 dari tangga sebelah kiri terlihat terbuka..dan benar saja..aku melihat sang puteri sedang memeluk Ita disana.
Ane : ita kenapa yank"" (aku mengambil duduk didekat pintu kamar itu..benar2 berantakan seisi kamar, entah apa yang dia lakukan sebelumnya)
Nduwt hanya berbalik kearahku sambil meletakan tangan di mulutnya.."Pssssttt..jgn ribut yank" itulah isyarat yang dapat kutangkap darinya kala itu. Akhirnya aku hanya bisa terdiam disitu. Lumayan lama, nduwt terlihat memangilku..aku mendekat kearahnya, pelan dia berbisik ditelingaku.
"Yank, pindahin ita kekasurnya ya..aku udah gak kuat ngangkat dia..pegal badanku nahan dia ngamuk dari tadi" aku hanya mengangguk
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengiyakan suruhan sang puteri. Sedikit membereskan tempat tidur itu. Akupun mengambil alih badan yang sudah tertidur lelah itu. Aku mengangkat dan memindahkannya ke arah kasur. Setelah menutupnya dengan selimut, aku mengikut kedepan kamar.
Nduwt menggeliatkan badannya, terlihat sang puteri benar kecapean karena menenangkan Ita.
Ane : mau duduk disini apa di bawah aja yank" (aku berdiri disampingnya didepan pintu)
Nduwt : disini aja ya yank..kasian ita, dia lagi sedih..(dan senderan kepalanya di bahu kiriku kini)
Ane : ya udah duduk dulu yank...biar aku pijitin tanganmu.. Ane : itu kamu kyknya kecapean banget yank..
Kamipun duduk didepan teras kamar ita..teras yang mengarah kegenteng itu masih memiliki lantai yang sedikit keluar sehingga bisa digunakan untuk tempat kaki. Setelah menyenderkan kepalanya, akupun perlahan memijit puteri hatiku yang kecapean itu.
Nduwt : kasian ita ya yank..dia lagi ingat sama almarhum pacarnya.
Ane : eh..emang meninggalnya kenapa yank" (pelan tangan ini memijit lengannya yang lembut selembut buih dipantai...hahay...benar2 ngalay yak.. )
Nduwt : dulu pas awal masuk kuliah, dia sering di antar jemput sama pacarnya..
Nduwt : pacarnya dari SMA yank..awal tahun kemarin mereka katanya mau tunangan.
Nduwt : tapi pacarnya kecelakaan pas pulang nyiapin acara tunangan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mereka. Nduwt : setahun lebih ita gak kuliah yank..baru awal2 tahun ini dia aktif kuliah lagi
Nduwt : kasian ya yank...
Tes...sebuah air mata jatuh tepat di lengannya yang sedang aku pijiti itu. Aku mengangkat kepalanya, dia melihatku dengan wajah sedih..kesedihan atas teman kostannya itu.
Ane : jalan hidup orang beda2 yank..tuhan yang maha mengetahui apa yang terbaik utk umatnya. (dia mengangguk, senyumannya lagi terlihat) Nduwt : ih..pacarku dah bijaksana sekarang ya..
Ane : iya dong..siapa dulu...Eri gitu...
Setelah tertawa kecilnya itu, dia kembali menyenderkan kepalanya..aku melanjutkan memijit tangan tuan puteri...yoi gan..ada maksud tindakan ane..jarang2 ane bisa megang tangan lembutnya..jadi manfaatin kesempatan yang ada
Mungkin karena suara tawa kecil nduwt diteras karena candaanku, terbangunlah ita.
Ita : mesranya yang lagi pacaran, seru banget kyknya (tiba2 ita sudah berdiri saja disamping kami)
Ane : eh, dah bangun ta..sini duduk, asik loh tempatnya.. Ane : tau gini, kemarin nyari kamar yang diatas ya yank ya..(lagi tangan ini menggenggam tangan kekasihku yang sudah duduk melihat ita)
Nduwt : Ta, kamu makan ya..biar mas Eri yang cariin makan..kamu belum makan dari semalam kan. (ita terlihat menggeleng)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : enggak nduwt..gak nafsu makan..(wajah itu, terlihat dengan jelas raut kesedihan)
Ane : kamu mau makan apa Ta...bilang aja, aku cari sampe dapat deh..
Nduwt : iya Ta..mas Eri kita jadiin tukang cari makan sekarang..kita gak perlu capek2 jalan
Ane : ih, jahat..pacar sendiri dijahatin gitu..
Ane : eh, gpp ding..kamu mau makan apa Ta " (kembali pandangan ini mengarah ke Ita yang masih berdiri menyender ke tiang teras) Ita : cariin nasi padang dong mas..yang enak gitu.. Ane : ok..bentar ya..sana mandi dulu, muka kusut kyk gitu mau makan..malu ama cermin
Mereka tertawa kecil, kembali aku meninggalkan mereka dan mengarahkan fitS milik arif kearah jalan munggur daerah pengok situ..setahuku dulu di sudut jalan dekat pohon besar dikanan jalan ada warung nasi padang yang sering aku kunjungi sama arif dulu saat masih kost di kostan pertama.
Tak berapa lama, aku sudha kembali dengan 3 bungkus nasi padang. Terlihat nduwt sudah dikamarnya, dia berbaring dikasurnya sambil memeluk doramemon kesayangannya itu.
Ane : yank, bangun dulu yuk..ni nasi padangnya. (senyuman manis gula jawanya kembali terlihat)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : taroin dipiring ya yank, tunggu ita selesai mandi baru mam bareng kita.
Nduwt : kasian ita dari semalam gak mau makan. Ane : ya udah, sini aku pijitin lagi yank.
Setelah anggukan kecil dari tuan puteri yang masih berbaring di kasurnya, kembali tangan ini memijit lengannya yang kecapean itu..rejeki nomplok mblo...hari ini bisa megang2 tangan doi..
Tak lama, tuan puteri terlihat bangkit, ternyata ita sudah berdiri di pintu dan tersenyum melihat kemesraan kami.
Ane : eh Ta, masuk2..itu dah ada nasi padangnya..pasti enak..
Nduwt : ayuk Ta, makan..laperrr (sang puteri seperti biasanya, dia mengelus perutnya)
Ita : iya.. Kamipun makan siang dikamar sang tuan puteri..tak jarang tangan ini menyuapi tuan puteri yang duduk disampingku itu. Ita sesekali tersenyum melihat pola pasangan kekasih ini.
Kalo ane pikir2 sekarang sih benar2 jahat ya, mengumbar kemesraan didepan jones..ya jones gitulah, paling ngiri sama pasangan yang mesra2an..
... Kembali kekamarku dimana ita telah merapikan tempat tidurku ketika aku kembali sehabis mencuci muka..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : Heh...maksudnya apaan"
Ita : kamu gak tau mas..kamu terlalu asik dengan nduwt sehingga kamu gak merasakan apa yang aku rasa.
Ane : denger ya Ta..aku gak pernah ngasih perhatian buat orang lain selain nduwt.
Ane : kamu cuman terbawa perasaan sedih aja..gak lebih.. Ita : iya mas, aku tau..tapi aku gak bisa bohong mas sama perasaanku sendiri mas.
Ita : kamu memang gak pernah ngasih aku lebih..tapi kemesraan kalian membuatku ingin seperti nduwt mas.
Ita : aku ingin cowok yang bisa memanjakanku seperti kamu memanjakan nduwt mas.
Ane : maaf ya Ta..aku gak bisa..aku sudah ada nduwt..
Ita : kenapa kamu gak bisa, sama cewek kemarin juga kamu bisa"" (sedikit keras suara itu)
Hahay...sang buaya kena skak...skak mat permisa...entah harus ane jawab apa..bibir ini tak bisa lagi berkata apa2...untunglah suasana kikuk ini terselamatkan oleh getar dari k750i ku..akupun tidak memperdulikan ita yang entah dengan tatapan apa melihatku.
Ane : halo.. (mengangkat panggilan dari nomor baru itu)
NomorBaru : halo Ri...makasih ya buat semalam.. NomorBaru : makasih sudah mau menemaniku.. NomorBaru : makasih ya..dah Eri sayang..jaga nduwt ya.. NomorBaru : kapan2 aku keyogya lagi..semoga kamu masih seperti sekarang..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas NomorBaru : simpen nomor Vanya ya..jgn lupain vanya..aku sayang kamu Ri...
Tut tut tut...ah sial..belum juga aku ngomong apa2..vanya sudah mematikan panggilan itu..aku mencoba memanggil lagi, tapi sudah tak aktif..sekedar mengucapkan salam perpisahan. Aku memanggil nomor sang puteri juga tidak aktif...mereka benar2 berkonspirasi untuk meninggalkanku..
... Sepanjang perjalanan ini Lembah dan jurang ku lewati Ketenangan yang ku cari Belum ku temui
Ku menghimpun doa bertahun Mencari pepohon yang rimbun Bertemu dahan yang rapuh Tempat ku berteduh
Dulu aku sendiri Kini masih sendiri Hadapi hidup ini Susah senang diri ku Tak bertempat mengadu
Seperti burung kepatahan sayap... Dihati kecil ku menaruh harapan...
Selagi hidup belum sudah Aku akan terus melangkah Ku yakin rahmat buat ku Di hadapan menunggu...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas -----------------------------------------------------
Sedikit lirik "Menaruh Harapan" pengiring makan siang... Makan siang dulu....ndak kena omel ntr...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 7. Cinta..Perasaan Yang Bisa Menghancurkan
Aku seperti orang bingung..aku tak sempat mengantarkan vanya ke bandara, sekarang dia akan menghilang lagi.Sang Puteri juga tak dapat aku hubungi, nomornya juga tak aktif. Dikamarku, masih duduk seorang ita yang sedari tadi memandangku penuh arti. Kenapa rumit begini...hadeh..
Aku seperti orang gila yang mengacak rambut ku sendiri..bukan lagi gatal yang kurasakan..aku benar2 berantakan..ada rasa aneh dihati ketika aku harus kehilangan vanya tetapi disudut lain aku sudah ada sang puteri yang harus aku pertahankan.. Ita...dia tidak masuk hitungan, aku tidak memperdulikannya. Anggap aku penjahat...yap aku adalah penjahat sekarang..gak usah dibahas..aku lagi pusing.
Ah tari...aku harus menghubungi tari..siapa tau dia masih dibandara nganterin Vanya..dengan cepat tangan ini menghubungi nomor itu. Tak berapa lama telpon di angkat..
Tari : halo mas""
Ane : kamu dimn Ri" masih di bandara ya"
Tari : ini lagi di parkiran mas, baru aja berangkat pesawatnya vanya.. Tari : kenapa mas""
Ane : ah...gpp Ri... Tut tut tut...aku mematikan panggilan itu...vanya benar2 pergi sekarang...ah kampretlah...
Ita yang melihatku seperti orang bingung mulai mencoba memanfaatkan suasana, lembut tangan itu memelukku kini. Namanya orang lagi sedihkan ya...jadi ya butuh bahu untuk bersandar..dari pada bahu jalan kan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mending bahunya Ita...benar gak..
Lembut tangannya membelai rambutku..aku adalah orang hilang sekarang, aku terombang ambing di samudera hati yang sangat luas tak tau dimana tepinya.
Ita : kalo mau nangis, nangis aja mas..(semakin lembut tangan itu membelai rambutku, aku beranjak dari pelukannya, sedikit bingung dia melihatku)
Ita : kamu mau kemana mas""
Ane : yuk ke kostan nduwt, aku kangen dia.
Ita : nduwt pulang keklaten semalam mas, ada urusan bentar katanya..paling besok pagi dia kesini lagi..
Arrghh...tambah pening kepala ini...
Ane : ya udah deh ta..kamu kalo mau pulang, pulang aja...kepalaku benar2 pening..aku mau tidur dulu..
Bodo amat dengan Ita, mau dibilang aku orang tak berperasaan ato apalah..terserah, aku ingin mengistirahatkan otakku yang sudah tak bisa berfikir jernih ini. Kembali dengan posisi peweku, guling menutup kepalaku dan melengganglah diri ini ke alam mimpi.
Saat membuka mata, aku merasakan tangannya mengitari badanku, yap..ita memelukku dari belakang. Ah ngapain juga ni cewek eh..sedikit bergeser diri ini, dia tidak bergeming..aku mengambil guling dan menggantikanku di pelukannya.
Setelah selesai mandi, saat aku kembali kekamar..ita masih memeluk guling, dia belum terbangun..ah sudah sore ini..gumamku saat melihat layar k750i milikku. Aku mengambil dompet tipisku di atas cpu, aku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas melangkahkan kaki kearah timur kostan, yaps ada warung nasi padang disana. Aku memesan 2 bungkus nasi padang. Aku yakin ita juga belum makan sedari tadi pagi. Cukuplah aku menyiksanya dengan perasaan yang tidak bisa aku balas, aku memang penjahat tapi tidaklah sejahat itu. Kalo ita mati gara2 kelaperan di kostan ntr kan aku juga yang ribet.
Aku membuka pintu kamar dan ita masih seperti posisi tadi. Setelah memindahkan bungkusan tadi ke piring, aku pun mengarah ketempat ita tidur..sedikit goyangan kecil di bahu kirinya.
Ane : Ta...bangun ta, makan dulu yuk..(dia terlihat menggeliatkan badan)
Ita : kenapa mas" (dia membalikkan badannya sambil mengucek2 matanya)
Ane : makan dulu deh..itu dah aku beliin nasi padang..yuk bangun dulu. (dia menggeleng)
Ita : bangunin mas (dia mengangkat kedua tangannya kearahku)
Ane : ya udah, bangun aja sendiri..(entah tiba2 diri ini menjadi sewot sendiri melihat tingkah manjanya, siapa dia...)
Dia hanya tertawa kecil melihatku yang membiarkannya seperti itu..akhirnya dia bangun sendiri..
Ita : mas, kamar mandinya sebelah mana" (terlihat dia berdiri didepan cermin sambil mengikat rambutnya kebelakang..badannya bagus, pas bangetlah kalo dipeluk..astaga, aku kan sudha tobat..aku hanya bisa mengelus dada )
Ane : tu disana, ntr kamar mandi yang sebelah sini..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : anterin mas..aku takut.. (lagi manja suara itu terdengar.. ) Ane : hadeh.... ya udah ayuk aku anterin..
Diapun sedikit bergegas mengikutku..kostan benar2 sepi, entah pada kemana..biasanya mereka sore seperti ini pada main gaplek di teras depan, kalo gak gitaran. Tapi seakan mereka semua sedang berkonspirasi memberikan ruang untukku berbuat yang iya2 sama Ita..
Tak berapa lama ita keluar dari kamar mandi..anjir..itu tetesan air dileher putihnya benar2 menggoda..dan dia seakan membiarkan semua pemandangan itu terpampang jelas didepanku. Senyuman manja itu terlihat.
Aku mengambil handuk yang tergantung didekat tempat sabun disitu, dia seakan mengerti maksudku, dia mendekatkan badannya kearahku. Eh...semakin dekat saja..
Ane : ini keringin tuh air di leher..basah tu bajumu
Ita : mas gak mau ngeringin nih" (asem, itu kedua alis di angkat2..sudah kyk mimin aja kelakuannya)
Ane : udah buru deh..kelamaan ta tinggal..(sedikit beranjak diri ini) Ita : iya mas...ih gitu amat ya sama aku..
Ane : habisnya...udah ayuk ah...dah laper aku.. Ita : iya mas eri...bentar ya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dan handuk itupun menjelajahi seluruh lehernya yang sedikit basah oleh butiran air dari wajahnya..Kembali dia menyerahkan handuk itu kearahku, setelah menjemur, dia mengikut langkahku kembali kekamar. Entah acara makan apa kala itu, makan siang udah lewat, makan sore juga belum terlalu sore..mbohlah pokoknya makan nasi padang gitu ajalah ya..
Entah kenapa, orang2 koq pada senang ya makan sampe blepotan2 gitu, nasi di samping bibirnya membuat tangan ini gemes untuk segera membersihkannya. Dan lagi dengan tisu aku membersihkan beberapa butir nasi yang belepotan di mulut cewek didepanku ini. Diapun hanya tersenyum melihat tingkahku. Kyknya gak pernah di ajarin cara makan pelan2 pas waktu kecil deh. Hadeh..
Setelah selesai acara makan nasi padang itu, ita meminta ijin untuk memakai pc dikamar..akupun menyalakan pc itu untuknya. Dan sudah pasti pada tau, pesbuklah yang menjadi sasarannya. Berhubung PC di ambil alih, aku hanya bermain gitar dikamar sambil duduk bersender di tembok. Ita sempat berbalik melihatku bermain gitar..kyknya dia tersepona dengan suara sumbangku. Sejenak dia tersenyum dan kembali asik dengan pesbuknya.
Magrib menjelang, kadang ita meluruskan badannya sambil sedikit berbaring di kasur, sambil mengangkat dagunya melihatku yang masih asyik memetik gitar di belakangnya..itu pemandangan benar2 menggoda..
Ita : mas..(dia membalikkan badan kearahku) Ane : hmm....kenapa Ta"" (aku masih asik dengan gitarku) Ita : aku rajin2 main sini boleh gak""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : eh...mau ngapain"" Mau kamu dicakar2 nduwt""
Ita : ya gpp..hihihi... Ane : jangan ah, aku kan mau pacaran sama nduwt, gak enaklah pacaran kalo ada yang liatin.
Ita : aku kuat koq mas ngeliatin kalian mesra2an.. Ane : ogaaaah...akunya yang gak mau ada orang ngeliat.. Ane : eh, kamu gak pulang Ta"" Udah malam loh..
Ita : nggak ah, aku mau nginap sini boleh ya... (senyuman genit itu..hadeh)
Ane : gak boleh..ntr kalo aku khilaf, bisa panjang urusan..(lagi2 dia membalikkan badannya, dia terlentang sambil tertawa kecil, astaga itu yang nonjol2 2 biji benar menggoda.. )
Ita : khilaf juga gpp koq mas.. (entah apa yang lucu, terlihat dia tersenyum melihat keatas kearah plafon)
. . Ita : enak jadi nduwt ya mas..dia bisa dapat sayangmu yang utuh.. (tiba2 dia jadi serius sekarang)
Ita : kalo aja pacarku gak meninggal ya mas, mungkin aku bisa bahagia sekarang..kyk kamu sama nduwt..
Terlihat senyum itu berganti..sedih yang mendalam diwajahnya yang masih memandang jauh ke plafon di depannya..aku tau kesedihan yang
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas dia rasakan, aku meletakkan gitarku..
Ane : eh Ta..temenin yuk.. (dia membalikkan badan mengarahku) Ita : kemana mas"
Ane : udh ikut aja.. Diapun bergegas bangun, terlihat senyuman di wajahnya..sukurlah kesedihan itu telah berganti sekarang. Dengan menggunakan motor maticnya, kami meluncur ke arah alun2 kidul. Yap, aku mengajaknya menaiki sepeda yang ada lampu2 nyalanya itu..ah entah apa namanya..tapi tidak semeriah sekarang sih lampu sepedanya..
Cukup lama kami bermain disitu, tentunya dengan mencoba berjalan melewati pohon beringin kembar itu.
Menjelang pukul 11, dia terlihat kecapean, sesekali dia menguap di sela2 senyumnya. Akupun mengantarnya pulang. Sedikit cemas dirinya ketika aku menyuruhnya masuk kedalam gang kostannya. Dia menyuruhku membawa motor maticnya untuk kembali kekostan. Tapi tidak aku iyakan..aku tak ingin semua menjadi ribet jika tau2 besok nduwt sudah berada dikostan pagi2 buta, mau ngomong apa diri ini sama sang puteri.
Sedikit berat hati, akhirnya dia melajukan motor maticnya kedalam gank menuju kostannya. Aku pun melangkahkan kaki mengarah kekostan. Yap, aku tidak naik taksi malam itu. Dari daerah Stadion Mandala Krida aku berjalan kaki kearah kostan ku di daerah badran. Menikmati cuaca malam yogya sambil sesekali mengingat2 yang telah aku lewati beberapa tahun aku berada di kota gudeg ini. Senyuman kecil sesekali tak dapat aku tahan dibibirku, kadang seru mengingat semuanya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sesampainya di kostan, aku mengambil korek gas dikamar..aku kembali kekursi bambu diteras sekedar meluruskan badan..sedikit capek diri ini, sudah lumayan lama aku tidak berjalan kaki. Sebatang djarum super yang aku beli dari angkringan tadi cukup untuk menemani malam itu..lagi, nostalgia akan 7 tahun diyogya menyeruak di otakku.
Ah, sedari cewek berkacamata di medan itu, berpindah ke yani di sulawesi sana..sesekali dalam tarikan djarum di sela jari kiriku kala mengingat Wati, wanita dari jakarta dulu..begitu juga dengan segala yang aku alami bersama dengan cewek SMA itu, cewek kembar naning dan nunung itu..kenangan dengan vanya mampu membuat malam yang semakin larut mengguriskan sebuah luka kecil yang dpt membuat mata ini sedikit kelilipan..
Hidupku benar2 ribet sekarang..entah karena aku terlalu geer atau aku terlalu bodoh sehingga mudah tertipu dengan pesona makhluk yang bernama wanita. Ah, sudahlah...aku kembali kedalam kamar..dan pacar setiaku, pc tua kembali menyambutku untuk menjaga server di thailand sana. Lumayan banyak pertanyaan yang harus aku jawab ke owner dan wyckte perihal beberapa hari ini aku tidak aktif.
Sungguh lalai diri ini akan keindahan cinta, sehingga aku lupa bahwa cinta juga merupakan perasaan yang dapat menghancurkan..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 8. Perasaan Sang Puteri
Pagi menjelang, terasa masih berat mata ini karena baru 2jam aku terlelap..terdengar ketukan kecil di pintu kamar. Perasaan ini mendadak ke sang puteri..akupun terburu membuka pintu kamar..dan benar saja..Senyum manis gula jawanya terpampang jelas, pipinya semakin chubby di apit oleh helm half face warna putih miliknya.
Nduwt : assalamualaikum mas jelek..
Ane : waalaikumsalam cinta...masuk yuk..
Diapun masuk kedalam kamar, kembali dia mengarahku..yap, aku membuka ikatan helm nya dan diapun menyalim tangan kekasihnya ini. Sedikit kaget ketika dia selesai menyalimku..pelukan yang sangat hangat darinya..aku dengan senang hati membalas pelukannya. Aku memberanikan diri mengecup kepala yang tertutupi jilbab hijau itu.
Nduwt : yank..kamu ngerokok ya semalam" (dia sedikit menutup hidungnya ketika melepas pelukannya, aku mengangguk pelan) Nduwt : sana mandi ah yank, bau rokok kamu itu.
Ane : ntr ah yank..peluk lagiBOLEH gak"
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nduwt : gak mau..mandi dulu baru peluk..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : jahat ah.. Nduwt : sana ah yank, mandi dulu..trus temenin sarapan ya...laper..(kembali dia mengelus2 perutnya)
Ane : ya udah, tungguin bentar ya tuan puteri..
Dia hanya mengangguk kearahku, seperti tidak ada apa2 yang terjadi 2 hari kemarin..akupun berlalu kearah kamar mandi meninggalkan tuan puteri dikamar.
Tak lama, aku kembali kekamar..setelah mengganti kaos, akupun mendekat kearah tuan puteri yang hanya menyenderkan badannya di tembok diatas kasur.
Ane : yank, kemarin2 koq gak pernah aktif nomornya sih..aku telpon, sms juga gk pernah dibalas.
Nduwt : gpp yank, kamu kan lagi sama vanya..
Ane : emang kamu mau gitu, kalo aku diculik vanya"" Ane : kamu mau gitu berbagi sama vanya""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : cewek mana sih yang mau berbagi hati yank" Nduwt : tapi aku juga cewek, jadi aku tau perasaan vanya gimana.. Nduwt : udah ah yank..cari sarapan yuk"" Lapeeeerrr..(kembali belaian lembuk di perutnya sendiri)
Ane : gak mau.. Nduwt : jahat ih..pacarnya lagi laper di biarin..
Ane : tadi katanya mau peluk pas abis mandi..
Nduwt : ih, nakal..cini2 peyuk dulu..tapi ntr temenin cari sarapan ya yank..(aku mengangguk pasti)
Hahay...pagi2 dapat pelukan hangat dari sang puteri mblo...indahnya hidupku kala itu..
Akupun mengajak tuan puteri ke depan rumah ibu kost yang kebetulan menjual sarapan. Genggaman hangat tuan puteri benar2 mampu membuatku menjadi orang yang paling bahagia. Dia terlihat ceria saat membalas pertanyaan ibu kostan dengan bahasa jawa kromo miliknya. Ah benar2 santun tuan puteri ini.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Setelah mendapat pesanan sarapan, kamipun kembali kekostan..akupun mengambilkan air putih untuknya di gelas hijau yang sangat dia sukai warnanya itu. Entah ada apa di dirinya, duniaku seakan tertarik kedia semua, tidak lagi aku memikirkan hal lain ketika bersamanya. Dia adalah satu yang absolut di pandanganku. Dia seorang yang menguasai dan merajai hati ini sekarang.
Sekitar pukul 10, diapun terlihat beranjak dari duduknya didepan PC..terlihat sesekali dia membalas sms, entah sms dengan siapa.
Nduwt : yank, aku kekampus sama Ita ya, bentar lagi di kesini.
Ane : eh, mau ngapain kesini yank" aku anter aja deh.. (dia menggeleng)
Nduwt : aku dah janji sama ita dari tadi subuh yank, aku minta dia jemput aku dikostanmu.
Nduwt : oiya yank, kmrn katanya dia main kesini ya""
Ane : eh..iya..kmrn dia kesini, tapi ntah ngapain itu di PC..kyknya dia ngerjain sesuatu deh...(dan sedikit kelabakan diri ini menjawab pertanyaan sang puteri)
Nduwt : iya gpp yank, kasian ita gak ada laptop buat ngerjain tugasnya,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kmrn aku blg kalo aku nyimpan file mata kuliah di pc mu yank. Nduwt : makanya dia main kesini..
Ane : owh..pantesan dia sibuk sendiri depan pc kmrn.
Selamat...untung Ita gak cerita macam2 sama nduwt..bisa2 berabe deh urusan..bahaya juga ini maen api...bisa2 kebakar diri ini..
Ane : ntr pulang jam berapa yank" aku jemput ya"
Nduwt : gak usah yank, ntr jam 2an aku kesini lagi sama ita, dia katanya mau ngerjain tugasnya lagi.
Nduwt : gpp kan yank kalo dia minjam komputer"
Ane : iya sayang, ita kan temanmu, masa aku jahat sama temannya pacarku..
Nduwt : makasih ya yank..
Dan moment yang benar2 indah akan terjadi, wajahnya kini benar2 dekat denganku. Dada ini benar2 berdegup kencang ketika hal itu terjadi. Aku mau dicium tuan puteri mblo...bayangin mblo...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Khem khem khem...ah sial, lagi deheman yang gak tau aturan..siapa lagi sih yang mengganggu..hadeh..
Ane : eh Ta..masuk masuk Nduwt : itaaa...kangeeen.. (kembali dia bersikap lebay, berdiri dan sedikit berlari kearah pintu, dan melakukan ritual ala emak2nya itu, cipika cipiki)
Aku hanya mengumpat didalam hati, pengganggu sialan..
Ita hanya tertawa kecil kearahku..dia tidak masuk kala itu karena sudah telat kekampus katanya. Kembali aku memasang helm putih sang tuan puteri, tak lupa salimnya..aku sempat mengantar mereka kedepan gerbang. Tak berapa lama, terlihat mereka menghilang di ujung gang. ...
Siang menjelang, k750iku kembali bergetar, panggilan masuk dari Arif ternyata..akupun mengangkat panggilan itu..
Ane : halo..tumben cok, biasanya gak ada kabar2 koe..
Arif : wogh..salam dulu woy..malah cak cok aja koe.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : wedew, dah tau salam sekarang..wkwkkwkw
Arif : hahaha...piye kabar" masih waras"
Ane : masihlah, masih waras dikit..wkkwkw Ane : piye piye..ada yang penting kyknya ini..
Arif : gini Ri..aku mau minta tolong..tuh motor kamu paketin ke PLG bisa gak"
Arif : susah disini gak ada motor, mau keluar sebentar make mobil susah, dah macet PLG skrg.
Ane : nah, kapan ini rencana aku kirim"
Arif : ya sebisamulah Ri..
Arif : kamu cari dulu info jasa pengiriman..ntr biayanya kasih tau, ntr ta kirim..
Ane : siap pak boss... Ane : eh iya, artinya dah gak keyogya lagi koe cok"
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : wah ilang dong teman main PS..
Arif : belum tau juga ini Ri..bokap masih belum sembuh total, jadi aku yang handel semua kerjaanya.
Ane : waduh..gimana keadaan beliau sekarang.."
Arif : dah sembuh cuman masih masa pemulihan Ri, biasalah sudah tua..jadi gampang capek.
Arif : oiya, ntr sms nomor rekening..biar gampang transfer buat kirim motor besok2.
Ane : siap boss...hehehhe
Arif : ya udah deh..gitu aja dulu..ntr kabar2in lagi lah..ni juga masih ada kerjaan aku..
Arif : sorry ya gak ngabar2in dari kmrn2..
Ane : santai..kyk sama siapa aja koe..heheheh
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Arif : oke deh Ri..jaga diri di yogya..
Ane : siaaap...hehehhe.. Tut tut tut..dan terdengar panggilan telpon itu di matikan. Ah, bakalan gak balik lagi si arif ke yogya..ya tapi mau gimana lagi, keluarga lebih penting kan ya..
Mulailah tangan ini mencari2 info jasa pengiriman barang ke plg sana..yap, mbah google lumayan membantu. Diantara semua pilihan yang ada, tetap POS paling murah ternyata. Ah lokasi kantor pengiriman barang sejenis motor juga tidak terlalu jauh, dekat Progo situ juga.
Ah, nanti sore survey sekalian ngajak sang puteri jalan2 ajalah.. ...
Pukul 2 sore, terdengar motor matic memasuki parkiran kost, dan sesuai dengan perkiraanku, itu adalah sang puteri dan ita. Diri ini pun dengan senyuman menyambut mereka didepan pintu. Ritual itu kembali aku lakukan, melepas helm tuan puteri dan setelahnya dia menyalimi kekasihnya ini. Ita lagi2 hanya tersenyum melihat kami, maaf ya ita..kamu tak bisa berharap lebih..diri ini hanyalah untuk tuan puteri..
Setelah mereka masuk, ita seperti katanya tadi, mengerjakan tugasnya di pc..aku dan nduwt seperti kekasih pada umumnya bermesraan di belakang..eh enggak mesra2an ding, dia hanya menyuapi saat aku makan siang..dia sempat membelikanku paket jochik tadi sebelum kekostan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sesekali aku melihat ita yang melirik kearah kami. Gaya2an kemarin bilang kuat ngeliat kami mesra2an..sekarang nyahok koe Ta..
Satu jam berlalu, Itapun beranjak dari depan PC, dia pamit pulang..aku dan nduwt pun sempat mengantarnya sampai gerbang kostan sebelum dia menghilang di ujung gang.
Kembali pasangan kekasih ini kedalam kamar.
Ane : sakit yank..ih main cubit2 aja sih (sedikit menepis tangannya yang bersarang di perutku)
Nduwt : rasain..kenapa tadi jadi manja2 gitu..gak malu sama ita apa yank"
Ane : salain ita dong yank, koq aku sih yang salah..
Nduwt : kamu itu yank..kan tau sendiri ita lagi sedih..gak boleh gitu lagi ah..
Ane : iya iya..janji gak gitu lagi..
Ane : oh iya yank, ntr temenin ke depan progo ya yank..mau tanya2 harga ngirim motor.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : mau ngirim motor sapa yank"
Ane : itu motornya Arif, tadi dia nelpon nyuruh kirim motornya.
Nduwt : owh..yuk yank sekarang aja, aku pengen jalan2 juga..
Ane : gak ah..aku mau mesra2an dikamar aja mumpung ita gak ada
Nduwt : mesra2an...nih mesra2an..
Lagi itu cubitan benar2 sakit dari tangan tuan puteri.
Sore itu, kami menuju kantor pos pengiriman barang di jalan mataram itu, didepan progo. Setelah tanya2 kiri kanan harga pengiriman motor..kamipun sempat ke malioboro sekedar menghabiskan sore hari sambil mencari makanan kecil di malioboro mall. Saat sedang asik dengan tuan puteri, k750i ku bergetar hebat di kantong jeansku..beh, tumben mimin telepon. Akupun mengangkat telepon itu.
Ane : salamlekom, kenapa dek"
Mimin : kakak pindha kost lagi ya...koq gak bilang2 sih.. (kembali suara cempreng khas mimin terdengar, gak pernah berubah2 itu suara
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas cemprengnya.. ) Ane : iya dek hehehhe..kamu dikostan lama ya"
Mimin : iya kak, ini aku di bilangin sama ibu kostmu yang dulu... Mimin : kamu pindah kemana kak"" sekarang dimana" sama siapa"" (eh buset, itu pertanyaan kyk tim pencari berita aja dah)
Ane : ini lagi di malioboro mall sama nduwt..kamu kekostan tejo aja, aku kost disitu koq.
Mimin : ya udah, buruan pulang..jgn lupa beliin cola yang dingin..awas kalo enggak..
Tut tut tut...bah asem oq, tambah semena2 aja ini adik ku yang cempreng. Nduwt sempat menanyakan siapa, akupun menjelaskan kalo barusan mimin yang telpon. Kamipun membeli pesanan mimin, cola dingin. Tak berapa lama, kamipun beranjak pulang kekostan.
Sedikit kaget saat masuk kedalam kostan, terlihat mimin dengan seseorang disana, mereka sedang asik mengobrol di teras dikursi bambu. Mimin gak ngasih2 tau kalo dia datang sama cewek itu. Hadeh..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 9. Ita oh Ita Saat pulang dari Malioboro Mall bersama tuan puteri sehabis di telpon mimin tadi..tibalah kami di kostan..
Sedikit kaget saat masuk kedalam kostan, terlihat mimin dengan seseorang disana, mereka sedang asik mengobrol di teras dikursi bambu. Mimin gak ngasih2 tau kalo dia datang sama cewek itu. Hadeh.. Nduwt : mbak mimin... (ea, mulai itu aksi lebaynya...pelukan trus cipika cipiki.. )
Mimin : cie cie yang baru jalan2..
Nduwt : ih mbak mimin..ini siapa mbak" siapanya mas Jelek" (waduh...bakalan gawat ini nek mimin bocor lagi.. ) Ane : ini dek..pesenanmu
Berniat memotong obrolan mereka dengan memberikan cola dingin pesanannya dan beberapa makanan kecil yang sempat ane beli tadi, tyas hanya tersenyum manis seperti dulu, dalam itu lesung pipit masuk di kedua pipinya. Masih seperti dulu..
Nduwt : ini siapa mbak" (nah koe..kebongkar semua mblo)
Mimin : oiya mbak..ini kenalin tyas..teman kampus mbak (tumben ini adikku gak bocoran orangnya.. )
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : Nduwt mbak Tyas : Tyas mbak Sang puteri kembali melihatku yang sedikit tersenyum kikuk..bukan apa2, entah sedikit malu diri ini dengannya..entah apa yang membuatku seperti itu. Sejenak meninggalkan mereka di teras depan..yap, aku tidak mau mengganggu acara emak2 itu, aku tidak mau ikut terlibat dalam acara gosip itu.
Mereka seakan larut dalam obrolan sesama emak2nya itu, akupun sedikit memotong obrolan mereka..
Ane : yank, dah malem loh, aku anter pulang yuk" (aku berdiri disamping sang puteri, dia sedikit menyenderkan badannya kearahku seakan menunjukkan kepada mimin dan tyas, kalo aku adalah miliknya) Nduwt : bentar ya yank, dikit lagi..lagi seru yank..
Ane : ya udah.. Mimin : ih kakak ini, orang lagi seru juga..biarin mbak nduwt nginap sini aja kalo kemaleman.
Tyas : ya udah Min, yuk kita pulang aja..ada perlu juga aku..(pandangan yang rada2 gimana gitu kearahku...ah lupakan aku terlalu geer )
Mimin : yah, padahal lagi seru..
Mimin : ya udah deh, besok2 kalo kesini lagi kabarin ya mbak nduwt..
Akhirnya para calon emak2 itu mengakhiri obrolan mereka, benar2 seru sampai kalo tidak di ingatkan bakalan lupa waktu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku dan puteri sempat mengantar mereka sampai gerbang, setelah cipika cipiki ala emak2nya itu akhirnya mimin dan tyas melaju kearah jalan di ujung gang. Sang puteri kembali menggandeng tanganku saat mengarah kekamar. Kembali dia memanja saat menjadikan bahuku sandarannya. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Ane : kamu kenapa yank"" (aku mengajaknya duduk di sudut kasur) Nduwt : enggak..tadi aku ngeliat mbak tyas kyk ngeliat vanya ya yank..
Ane : eh, sama darimananya..vanya kurus tyas agak berisi gitu.. Nduwt : bukan badannya yank, tapi cara ngeliatin kamu yank. Ane : biasa aja sih yank..mungkin kamunya aja yang terlalu takut aku di ambil orang.
Nduwt : ih geer kamu yank..sok ganteng..
Ane : hehehe..dah yuk aku anter pulang , dah malam loh dah jam 10an.
Sang puteri hanya mengangguk..kembali aku mengantarnya dengan ceketer miliknya. Erat pelukannya di boncengan malam itu, dia benar2 merasakan pandangan tyas tadi. Sesampainya di depan gerbang kostannya, diapun menyalim tanganku. Aku hanya duduk diatas motor menunggunya masuk kedalam kamarnya..sejenak dia berbalik kembali dan memelukku.
"Aku sayang kamu yank.." itulah kata yang dia bisikkan ketika dia melepaskan pelukannya..kembali senyum manis gula jawa itu terpampang
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas di wajah chubbynya. Sedikit lambaian tangan, sebelum dia masuk kedalam kamar. Akupun membalikan ceketer kearah kostan. Sesampainya di kamar, akupun mengabari tuan puteri.
... Pagi jumat menjelang, aku sudah berada di kostan sang puteri..yap, dia tidak ada kuliah tiap hari jumat di semester ini, jadi sudah pasti aku harus mengantar ceketer untuk dia gunakan pulang kerumahnya diklaten sana. Setelah pamit..dia pun berlalu pulang, aku hanya melepaskan kekasihku itu di gerbang kostannya. Dan melangkahlah diri ini kearah jalan untuk menunggu taksi mengantarku pulang kekostan. Dengan helm ditanganku, aku menunggu taksi yang lewat di pinggir jalan itu. Terlihat motor matic berhenti didekatku.
Cewek itupun membuka slayer penutup wajahnya..dan tersenyum kearahku..
Ita : baru nganter nduwt ya mas"" (aku mengangguk pelan) Ane : iya, baru aja dia pulang keklaten..dari mana Ta"
Ita : semalam aku nginap tempat teman mas, baru aja pulang. Ita : mas mau pulang kostan ya" Yuk aku anter aja skalian..
Ane : gak ah Ta..aku nunggu taksi aja (diapun mundur ke jok belakang motornya itu, dia menepuk2 jok didepannya) Ita : ayo mas aku anterin..aku juga mau ngambil file tugas nduwt di komputermu.
Ane : gak usah Ta..kamu pulang mandi aja dulu..ntr baru kamu kekostan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas lagi. (dia menggeleng kecil)
Ita : gak mas, ayo naik..gak baik loh menolak kebaikan orang Ane : ah gak deh Ta..aku ngerepotin kamu
Ita : udah mas, ayok.. Setelah di dera dengan beribu2 ajakan, akhirnya dia berhasil membujukku...
Alesan sang buaya benar2 banyak ya...bilang aja aji mumpung di anter pake motor, kan lumayan hemat2 biaya buat taksi..
Tak lama, aku pun melajukan motor matic Ita mengarah kekostanku..gak ada maksud lain loh ya, dia kan skalian mau ngambil tugas di komputerku..suwer deh
Setelah membuka kamar, masuklah ita kedalam kamar..aku hanya mengikut dari belakangnya..
Ita : mas, aku pinjam PC ya..kata nduwt kmrn dia udah ngerjain tugas Palawanya.
Ane : ya udah pake aja, tu tinggal nyalain. Ita : eh mas..aku boleh numpang mandi"" Ane : eh, tadi katanya mau ngerjain tugas""
Ita : gerah mas, gpp ya aku numpang mandi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : hadeh..tadi kan aku dah bilang kamu pulang mandi dulu
Ita : ya udah deh, aku pulang aja..
Ane : ngambek ngambek....ya udah sana mandi..tu peralatan mandiku make ember kecil orange sama handuk warna biru.
Ita : anterin mas, masa aku disuruh sendirian.. Ane : jiah manja...biasa di kostan juga sendiri kamu Ta. Ita : jahat kamu mas..ya udah aku mandi di kostan aja.. Ane : hadeh..iya iya..sensi amat...lagi dapat apa""
Lagi ita tersenyum penuh kemenangan karena berhasil
memperdayaku..akupun mengantarnya kekamar mandi dan menunjukkan peralatan mandi dan handukku. Setelah dia masuk dan mandi, aku segera kembali kekamar. Akupun menyalakan PC tua yang akan di gunakan Ita untuk mengerjakan tugasnya. Sambil menunggu pc booting awal..tangan ini asyik mengetik SMS kenomor sang puteri.
: yank, nih ita main kekostan katanya mau ngambil tugas.
Tidak ada balasan dari tuan puteri, mungkin dia belum sampai dirumahnya. Akupun berbaring2 dikamar sambil menunggu balasannya. Anjir...ngapain dia dengan hanya berbalut handuk masuk kekamar"" Senyuman genit itu lagi terlihat diwajahnya, putih kulit itu benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menggoda iman. Rambut yang di biarkan terurai sedikit basah di ujungnya itu, ah...benar2 ini cewek minta di terkam eh...
Ane : kamu ngapain Ta"" Pake lagi ah pakaianmu.
Ita : mas, gerah mas kalo make baju dari semalam..aku pinjam bajumu ya..
Ane : enggak..gak ada baju yang pas..kamu pake bajumu aja Ta.
Ita : ya mas Eri jahat banget sama aku..
Ane : udah pake bajumu ah..masuk angin kamu ntr..
Ita : iya mas...sensi amat, prasaan aku yang dapat kenapa kamu yang sewot.
Ane : iya sewot..kejadian yang aneh2 beribet aku ntr.
Dia hanya tertawa disitu, lagi2 dia menampakan sesuatu yang benar2 menggodaku...astaga, lama2 gak kuat juga aku ngeliatnya eh... Untunglah, sms dari sang puteri kembali menyadarkan diri ini. : iya yank..tadi dia sms juga koq.
Akupun berusaha menyibukkan diri dengan sms ke sang puteri yang baru sampai dirumahnya itu..tidak lupa dia mengingatkan diri ini untuk sholat jumat nanti. Cukup teralihkan diri ini ke layar 176x220 pixelku..Dan itapun tidak macam2 lagi, dia benar2 mengerjakan tugas huruf pallawa-nya itu, sesekali dia membuka pesbuk.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Menjelang sholat jumat, Ita tak juga beranjak dari kamarku..dia sangat asik dengan pesbuk..
Ane : eh Ta, aku ta jumatan dulu ya..
Ane : ntr kalo mau pulang rada sorean dikit aja, ndak kepanasan. Ita : iya mas..
Dia menjawabku tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor 19' itu. Akupun mengambil wudhu dan berangkat ke masjid, sekedar bersujud dan berdoa ke Yang Maha Kuasa. Kuatkan diri ini dari segala godaan cintaku terhadap sang puteri.
Setelah sholat jumat, akupun kembali kekostan..terlihat ita terlelap dikasur memeluk guling saat itu. Dia tak bergeming saat aku menggoyangkan bahunya, sepertinya dia benar2 tidur. Berhubung belum sarapan dari pagi, perut ini sudah seperti kodok bangkong..bunyi2 gak jelas. Melengganglah diri ini berjalan kearah warung nasi rames di gang sebelah. 2 bungkus nasi rames dengan telor dadar sudah ditangan, akupun kembali kekostan.
Setelah sampai dikamar, akupun membangunkan Ita sekedar menemani makan. Sedikit sudah membangunkannya, dia seperti orang kebingungan, mengucek2 mata dan melihatku sedikit aneh.
Ita : kamu mau ngapain mas"" (lah...)
Ane : ngapain"" wong aku nawarin makan siang.. Ane : cuci muka sana..muka kusut kyk gak disetrika gitu Ita : ah mas bisa aja..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia pun kearah kamar mandi untuk mencuci muka. Tak berapa lama dia kembali duduk di depan nasi rames yang aku beli tadi.
Ita : menunya apaan nih mas (dia menggosok2n telapak tangannya)
Ane : liat aja sendiri..nasi rames dekat gang kostan koq
Ita : ayok mas makan.. Sedikit kegirangan wajahnya ketika melihat nasi rames di bungkusan itu..dan mulailah kami makan siang. Tak berapa lama, mukanya memerah..benar2 merah..terlihat dari kulit wajahnya yang putih..hahay, dia gak suka pedes ternyata..
Ane : kenapa Ta"" (saatnya kita mengangkat kedua alis )
Ita : pedesss mas....minta air...
Ane : itu di gelas..tinggal minum
Hahay...aku jadi keinget yani dulu saat aku mengerjainya dengan magelangan setan..ita persis dengan gaya makan yani dulu..2 suapan nasi rames trus minum segelas air...kembung2 koe Ta..makan koq kebanyakan minum...
Dia masih sering mengipas2 bibirnya yang tambah merah karena kepedesan itu..sekarang dia mengambil alih kipas dikamar. Dia berbalik melihatku yang sedang membereskan bekas makan siang itu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : kenapa Ta"" Masih pedes ya" (dia mengangguk) Ita : kamu sengaja ya mas...biar aku kepedesan trus ngasih sambelnya yang bnyk"
Ane : yee, mana ada sambelnya tadi..kan itu sayurnya yang pedes.
Ita : ngaku kamu mas..sengaja kan"" Ita : jahat banget kamu mas
Ane : beneran Ta, mana tau aku kalo sayurnya pedes Ita : kamu emang jahat mas..pas nduwt aja kamu sayang2...(lah..nyerempet kesitu omongannya )
Kembali mata itu sedikit berkaca..setelah merapikan tempat makan siang kami, aku mengambil duduk didepannya. Aku menarik badannya agar duduk menghadap kearahku. Wajah kebingungan lagi terlihat diwajahnya.
Ane : Ta...dengerin ya Ta..aku mau ngomong. (dia mengangguk, aku menggenggam tanganya)
Ane : kamu tau kan, aku pacarnya nduwt..(dia mengangguk lagi...ngangguk ngagguk terus yang dibahas, kapan kelarnya ini cerita woy.. )
Ane : aku gak ada niatan buat ngeduain nduwt disini Ta (aku menunjuk dadaku sendiri)
Ane : kamu tega sama temanmu sendiri"" Kalo nduwt tau kamu kyk gini, gimana perasaannya coba""
Ane : kalo kamu diginiin juga sama temanmu sendiri gimana""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ita : tapi mas.. Ane : iya aku tau kamu juga berhak bahagia..tapi gak seperti ini juga Ta.. Ane : maaf aku gak bisa seperti ini terus Ta..
Ane : nduwt udah percaya sama aku..aku gak mau khianatin kepercayaan dia..
Benar2 itu mata kini sudah basah kyk banjir di musim hujan..aku benar2 jahat yak...habis dikasih makan pedes, skrg di kasih kenyataan pedes.. Tapi kalo gak digituin bakalan tambah menggila ntr..bisa kembali bangkit buaya yang sudah tobat di air keruh itu.
Tak ada kata2 dari mulutnya selain derasnya air mata itu..genggaman tanganku kini berusaha dilepasnya, semakin kuat aku tahan semakin kuat pula dia berusaha membukanya. Aku melepas tangan itu. Sejenak pelukannya kearahku..diapun mengambil semua barang2 bawaanya di samping kasur. Aku hanya mengikut ketika dia meninggalkan kamar menuju motor maticnya. Tanpa memandangku, dia berlalu kejalan di ujung gang.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 10. Ini Tentang Kita Berdua
Sejak aku menjelaskan kepada ita beberapa hari yang lalu, Ita tidak pernah lagi terlihat seperti sebelumnya, dia lebih sering memalingkan muka saat berpapasan denganku..tak apalah..toh dia bukan siapa2ku.. ...
Detik berganti menit, menit berganti jam...tak terasa waktu sangat cepat berlalu hingga ke bulan maret. Di akhir february kemarin aku sudah mengirim motor fitS milik arif dengan jasa pengiriman paket pos. Entah berapa biayanya waktu itu, ane lupa.
Mimin juga belakangan sering mampir kekostan sekedar mengerjakan Skripsinya..dia berniat untuk menyelesaikan semua laporan skripsinya pertengahan bulan, sehingga akhir bulan dia bisa pendadaran..dia berencana mengejar wisuda pada akhir bulan april besok. Ah, aku benar2 ketinggalan dari adikku ini. Tak jarang dia memarahiku yang kerjanya cuman main game, dia lumayan peduli dengan kakaknya ini.
Mimin sudah biasa jika setiap pagi datang kekostan dan langsung berkutat dengan pc. Aku juga sudah meminta ijin kepada tuan puteri perihal mimin, dan dia hanya mengiyakan, malah balik menceramahiku yang malas2an ini. Cocok itu adikku ditambah nduwt, ngomel2 gak ada habisnya.
Sudah beberapa hari ini, tuan puteri terlihat berbeda..dia seperti sedang memendam sesuatu..aku sudha berusaha bertanya, tetapi sama sekali tidak pernah mau dia bahas. Sepanjang hari ini, dia tidak sms, sms terakhir darinya yaitu tadi pagi..dia bilang kalo lagi ada kerjaan di kostannya..jadi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas untuk sementara aku tidakBOLEH kesana. Aku hanya menurut titah tuan puteri.
Menjelang magrib, aku masih menunggu sms darinya. Akhirnya aku memberanikan diri mengetik sms kenomornya itu.
: Yank...masih sibuk ya" aku boleh main skrg"
Lumayan lama smsku dibalas..ini hati benar2 sudah tidak enak sedari tadi siang. Mana mimin ada dikostan tapi kyk gak ada, gak boleh sama sekali diganggu saat dia mengerjakan laporan skripsinya itu.
Akhirnya balasan yang aku tunggu tiba juga..
: Mas..kita putus aja ya..maaf..
Bah...ada apaan ini..kenapa tiba2 jadi kyk gini..tanpa perlu ijin lagi darinya, aku melajukan ceketer kearah kostannya. Tak lama aku tiba di kostan itu. Tapi pintu kamar tuan puteri tertutup rapat. Aku mengetuk2 pintunya tapi tetap saja tidak ada balasan.
Akhirnya aku melangkahkan kaki kearah lantai atas, dan sesuai perkiraanku..tuan puteri terlihat dikamar Ita, dia menangis sambil Ita mengusap2 bahunya. Sedikit kaget ita melihatku yang sudah berdiri didepan pintu. Nduwt pun melihatku dan berusaha menghapus air matanya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : yank, bisa ngomong berdua gak..dikamarmu yuk (dia menggeleng kecil, airmatanya kembali mengalir..astaga, apa yang telah aku lakukan, kenapa aku sangat jahat)
Ita : kamu pulang dulu mas, biar aku yang nenangin nduwt. (kembali dia memeluk tuan puteri yang kembali terisak)
Ane : ya udah..tolong tenangin nduwt dulu ya Ta..makasih..
Dan diri inipun mundur teratur..aku tak ingin menambah kesedihan tuan puteri dengan aku berada disitu. Sudah banyak air mata yang dia keluarkan dari tadi, tidak kuat lagi diri ini melihatnya seperti itu. Aku kembali turun kelantai bawah..aku mengambil duduk didalam teras depan kamarnya. Biar dia sedikit tenang dulu, nanti saat dia balik kekamarnya, semoga dia mau ngomong apa gerangan yang sedang mengganggunya.
Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cukup lama dia menenangkan diri di kamar Ita, sekitar pukul stengah 8, akhirnya tuan puteri terlihat menuruni tangga. Sedikit kaget dirinya melihatku yang masih duduk didepan kamarnya. Mungkin karena sangat jelas aku terlihat seperti seorang yang mengemis cinta, diapun mendekat kearahku. Tidak ada suara darinya ketika melewatiku dan membuka pintu kamarnya. Setelah masuk kedalam kamarnya, sang puteri berbalik melihatku.
Nduwt : kenapa gak masuk mas" (aku membuka dompet dan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengambil STNK, dan menyerahkan ke pemilikinya)
Ane : nih nduwt..aku cuman mau balikin ini..makasih ya (akupun menyerahkan kontak motor dan stnknya)
Nduwt : mas mau kemana"
Ane : aku mau pulang nduwt.. (senyum kecut gimana gitu..nyari2 perhatian lah ceritanya )
Nduwt : mas gak mau masuk dulu"
Ane : gak deh..udah malam..kamu mau istirahatkan.. Ane : nih ya, aku balikin konci sm stnk-nya..
Saat aku memegang tangannya dan menyerahkan kontak dan stnk, dia menahan tangannya..dia tidak mau menerimanya. Kembali lagi itu air mata membasahi kedua pipinya. Astaga, aku salah apa lagi"" Dia minta putus, ya udah putus..toh motor juga punya dia, kan aku cuman balikin konci sama stnk-nya..aku gak butuh penjelasan kenapa dia minta putus, aku mah apa atuh..cuman sang opas yang mengikut kata tuan puteri-nya. "Aku jahat mas, aku ngerebut kamu dari vanya" tangisan itu kini benar2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas pecah, tak mampu lagi dia menahannya.
Entah kenapa dia berfikiran seperti itu sekarang, aku sudah menjelaskan beribu2 kali bahwa vanya hanyalah masa lalu yang telah digantikan oleh kehadirannya. Kemarin2 dia juga sudah menerima semua penjelasanku, kenapa sekarang jadi seperti ini""
Ane : aku peluk boleh" (dengan wajah yang penuh dengan air mata..dia mengangguk pelan)
Dan, kembali dia tenang didekapanku seperti sebelumnya. Aku hanya mengikut sedihnya, tangan ini membelai pelan punggungnya berharap kesedihan itu berlalu dari puteri yang sangat aku sayangi ini. Tak berapa lama, tangisan itu mereda, tuan puteri benar capek dengan perasaan sedihnya.
Ane : yank, kamu bobo ya..kamu capek banget keliatannya (pelan dia menggeleng didekapanku)
Nduwt : maaf ya yank..aku gak mau putus..
Entah aku harus bingung atau bahagia dengan katanya tadi..Setelah dia cukup tenang, akhirnya dia mau berbaring di kasurnya. Aku meletakan doramemon kesayanganya di pelukan sang puteri. Kecupan hangat dikeningnya, diapun terlihat tenang dan senyumannya di bibirnya..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas "Met istirahat kekasih hatiku..mimpi indah"
Aku meninggalkan tuan puteri yang sudah terlelap dalam mimpi indahnya..sedikit bingung dengan apa yang mempengaruhinya tadi, tapi tak apalah dia sudah sedikit tenang sekarang. Melajulah kembali ceketer kearah kostanku. Pukul 11an malam, kembali diri ini menjalankan tugas yang diberikan oleh si mentor wyckte yang belakangan jarang terlihat di server.
... Pagi dengan sangat cepat menjelang, alarmku kembali berteriak membangunkan diri yang baru beberapa jam terlelap. Karena merasa urusan semalam dengan tuan puteri belum selesai, dan mungkin pagi ini sang puteri sudah tenang, saatnya kita mencari jawaban. Setelah byar byur mandi, sedikit semprotan parfum disana sini, mari kita kemon ke kostan dekat smk piri itu. Berharap dapat melihat senyum manis gula jawa sang puteri sepagi ini..
Misteri Pulau Neraka 2 The God Father Sang Godfather Karya Mario Puzo Rahasia Istana Terlarang 10