Pencarian

Mencari Ilmu Ikhlas 4

Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto Bagian 4


Nduwt : yank, tadi siapa yank"" (pertanyaannya setelah aku membuka helmnya)
Ane : anak depan..pacarnya dwi sama wawan kyknya
Nduwt : trus pacarmu mana"" (dia mengerucutkan bibirnya kini)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ini..baru datang (aku memeluknya, aku benar2 merindukan kekasih hatiku ini)
Nduwt : ish...genit..sana mandi, bau kasur kamu yank. (sedikit berontak dirinya didalam dekapanku)
Ane : gak mau...kangeeeeen (semakin dalam aku mendekap tubuhnya, belum hilang rasa rinduku padanya)
Tidak ada suara darinya, dia kini membalas pelukanku. Aku tau, dia pun sama merindukan kekasihnya ini. Cukup lama kami berpelukan macam teletubbies, akupun melepas pelukanku.
Ane : semalam koq gak ngasih tau sih yank, kan aku bisa beres2 kamar kalo tau kamu mau kesini
Nduwt : heheh..kejutan yank..surprise
Ane : gayamu yank, make bahasa inggris segala..
Nduwt : iya dong..nduwt gitu
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : sana ah yank mandi..ntr temenin ya
Ane : emang mau kemana cinta"" (kembali aku memeluknya dari samping ketika dia terduduk disamping kasurku)
Nduwt : temenin ke jochik, jolie trus ke Bringharjo ya..
Ane : iya, tapi ntr ya..peluk dulu, masih kangen
Nduwt : ih peluk2..sana mandi, bauuukkkk (dia menutup hidungnya kini mengece kekasihnya yang masih bau tempat tidur dan ileran saat tidur )
Akupun beranjak mandi meninggalkan kekasih hatiku itu dikamar..entah pada kemana emak2 2 orang yang bergosip ria tadi diteras. Sudah masuk kamar pasanganya masing2, mungkin..ato gak mereka sudah kembali kekontrakannya lagi. Sekilas aku bisa melihat dari gerbang kearah kontrakan depan, ternyata mereka sudah duduk diteras kontrakannya. Akupun melanjutkan langkah kaki ini kearah kamar mandi. Byar byur dan selesai sudah acara mandi dan cuci kakus itu.
Kembali aku ke aktifitasku bersama dengan kekasih hati. Makan berdua di tempat kesukaan tuan puteri, Jochik. Menemaninya mencari pernak pernik untuk bisnis kecil2an yang dia kerjakan ketika dirumah, menjual
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas accesories. Dan menjadi penunggunya ketika dia sibuk memilih dan membandingkan jilbab yang akan dia beli di salah satu toko di bringharjo. Ah, keceriaan diwajahnya sedari tadi tidak pernah padam, seakan menjadi penyemangatku untuk tetap bersyukur untuk hidup indahku.
Tadi sempat berbelanja bahan mie "dok dok" khas klaten, katanya. Entah mie apa lagi itu, baru dengar dari mulutnya tuan puteri. Aku hanya mengikut ketika dia memilih bahan yang di perlukan tadi di lantai dasar ramai mall. Pukul setengah 3 sore, diapun mengajakku kembali kekostan, dia pengen buat mie "dok dok"-nya tadi. Tak berapa lama sampailah kami di depan gerbang kostan, "Cie Cie" itulah kata cewek2 jones anak kontrakan depan. Dasar jones, bisanya cuman ngiri
Tuan puteri kini menjadi koki dadakan, dia memasak mie yang dia bilang enak itu. Ya namanya mie, tetap aja rasanya kyk mie.. Tetapi aku tidak mau senyum diwajahnya menghilang, setelah mateng diapun menyajikan didalam wadah untuk segera kami makan. "makannya pas panas loh yank..lebih enak " itulah katanya dengan bergaya seperti chef handal di tipi2 itu. Sangat lahap diri ini menyantap menu mie "dok dok" ala chef nduwt. Dan benar2 enak, karena ditambah dengan sedikit bumbu cinta. Ihiiiiiiirrrr...(lah koq jadi ngambil kata2nya si Dwi kalo pas lagi senang yak... )
Setelah menyantap habis menu buatan sang puteri, diapun kini bermanja2 didada kekasihnya ini, sejenak sebelum dia pulang keklaten sana sore ini.
Nduwt : yankkk...(tanganya kini melingkar indah ditubuhku, aku membelai pelan kepalanya yang tertutupi jilbab itu)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : iya sayang, kenapa""
Nduwt : kapan aku dilamar (dia mengangkat wajahnya melihatku, aku mengecup keningnya kini)
Ane : mau nikah sekarang"" Yuk ke KUA murah koq
Nduwt : ish..aku serius yank"" (kembali bibir itu di kerucutin, manisnya pacarku ini )
Ane : aku duarius yank..yuk kalo mau ke KUA sekarang (dan aku mendapat hadiah cubitan kecil di perutku)
Nduwt : tapi beneran loh yank, aku pengen punya dedek bayi Nduwt : kemarin mbak samping rumah baru ngelahirin, anaknya lucu, imut banget (wajahnya berubah gemes, lagi dia mencubit kekasihnya ini)
Ane : yakin mau buat dedek bayi (aku mengangakat kedua alisku kini
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kearahnya) Nduwt : ish...nikah dulu baru buat dedek bayinya
Ane : yuk buat sekarang aja yuk, bentar koq yank, ntr tinggal nunggu deh dedek bayinya jadi
Nduwt : nih..nih...makan nih dedek bayi..
Kembali dia mencubit dan menggelitiki kekasihnya ini. Dan sudah dapat dipastikan kejadian selanjutnya. Setelah selesai dengan acara gelitikan dan cubit2annya itu. Dia memberikan kecupan perpisahan yang sangat indah. Rasa rindunya dapat aku rasakan dari hangat bibir itu menyentuh bibirku. Aku hanya menikmati kecupan hangat kekasihku itu, tangan ini sudah didalam control otakku, aku tidak mau kurang ajar kepadanya, cukuplah aku membelai pelan kepalanya.
Setelah merapikan barang2 yang dia beli tadi, akupun memasang helm putihnya..pipinya seakan semakin chubby diapit helmnya. Setelah menyalimiku didepan gerbang kostan, diapun melajukan ceketernya meninggalkan kostan. Aku tidak beranjak dari depan gerbang sampai dia benar2 menghilang di ujung gang yang mengarah kejalan. "Cie yang ditinggal pacarnya" lagi cengan dari mulut salah satu cewek jones yang duduk diteras kontrakannya. Sejenak aku tersenyum kearah mereka dan melangkah masuk kedalam kostan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas ... Hari2 berlalu dengan cepat, keakraban anak kostan dengan cewek2 kontrakan depan semakin menjadi. Akupun turut bahagia karena paling tidak mengambil andil dalam menyatukan para jones itu. Mereka bahagia akupun ikut bahagia dengan semakin seringnya kamar2 itu mulai sering di mampiri oleh cewek kontrakan depan.
Di sebelah selatan kostan, ada pohon rambutan milik tetangga, dan entah kenapa itu rambutan yang terlihat merah dan sangat menggoda tidak pernah diambil oleh pemiliknya, tidak pernah dipetik. Wawan dan Dwipun seakan tertarik untuk membeli rambutan itu. Tetapi mendapat penolakan dari empunya rambutan, tidak dijual, itulah alesan pemiliknya kala itu. Selang beberapa hari, sang empunya rambutan memetik buah yang sudah merah ranum itu. Sedikit teriakan dari atas pohon, dia melemparkan kedalam area kostan. Kami yang sedang duduk2 sore itu menyambut dengan gembira rambutan yang di berikan oleh pemiliknya itu. Aji sedang berada di kostan sore itu, dan ikut menikmati rambutan yang dilemparkan tadi. Cukup banyak yang diberikan pemiliknya.
Dengan embel2 untuk semakin mengakrabkan diri, sang jones kini berinisiatif dengan memberikan beberapa ikatan buah rambutan kepada cewek2 kontrakan depan. Hahay, tumben ini jones berfikir kreatif. Dan benar saja, wawan dan dwi sempat mengobrol lama di depan teras kontrakan depan dengan cewek2 jones itu. Bak gayung bersambut, mereka terlihat riang gembira tertawa di sela2 gigitan buah rambutan itu. Masa2 pedekate memang lebih indah dibanding masa pacaran. Tak terasa, bulan desember sudah bergulir. Kehidupan anak2 kostan mulai
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas membaik, tidak ada yang jones lagi sepertinya, sudah semakin sering aku melihat kamar2 yang dulunya kosong, kini sudah terlihat ada cewek yang sering mendatanginya. "Ihiiiiiiirrrr" kata2 itu seakan seperti alarm setiap harinya dari mulut Dwi, yap, kata2 yang sering dia ucapkan ketika dia bahagia.
Hariku pun seakan tidak ada beban, aku yang sedang mengambil Kerja Praktek seakan tidak menemui kendala berarti. Hahay, perusahaan fiktif yang menjadi tempat aku Kerja Praktek adalah kamarku sendiri. Karena harus membuat sebuah product sistem informasi, akupun membuat yang simple2 saja, pendataan pegawai kala itu. Yang aku jadikan pegawai adalah beberapa rekan GM di dalam game private server yang aku kelolah.
Sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui..kurang lebih seperti pribahasa itulah antara kerja praktek dan kerjaanku menjaga server. Sekarang sedikit berbeda, entah duit darimana kala itu, aku sempat membeli laptop kecil, eh..kalo gak salah netbook ya namanya kalo kecil 11inch gitu. Dengan netbook kecil ini, aku seakan memiliki ruang control sendiri. Skype menyala trus di netbook kecilku dan aku bisa dengan tenang bermain game di PC tuaku.
Suatu malam di bulan desember itu, sedikit pusing diri ini dengan beberapa coding yang aku tuliskan, hasilnya tidak sesuai dengan mauku, laporan kerja praktekku mendapat kendala di source code product sistem informasinya. Akupun menutup laporan kerja praktekku serta software yang aku gunakan untuk membuat sistem ecek2 kerja praktekku. Beralih ke mode game, yap, aku yang berasa tidak bisa apa2 di kehidupan realku seakan menjadi dewa didalam game, bagaimana tidak, aku dengan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas embel2 GM di characterku bisa melakukan apa saja didalam game.
Beberapa hari yang lalu, sang mentorku telah menerapkan sistem baru untuk server yang kami jaga kala itu. Dan sistem baru ini mampu membuat player yang AFK selama satu jam atau 60menit akan ter-disconnect dengan sendirinya. Owner kala itu sempat memberikan masukan berupa reward kepada player yang bermain lebih lama, berupa items donate ingame bisa didapat ketika bermain lebih dari 2jam. Dan wyckte disuruh membuat sistem untuk mengecek player yang memanfaatkan event menjelang Natal dan Tahun baru itu. Namanya sistem, tidaklah ada yang sempurna seperti ciptaan yang maha kuasa. Jadi kami selaku GM mendapat tugas untuk memantau server kala itu.
Di jendela khusus untuk GM ini, tiap player yang aktif didalam game di tandai dengan satu titik, lumayan rame server kala itu. Sudah hampir 3jam aku mengawasi semua titik yang aktif kala itu. Sesekali aku login character GMku dengan mode invisible, akupun mengajak mereka chat, ketika tidak ada jawaban, artinya mereka menggounakan bot, fungsi kick yang GM miliki kini pun mengambil perannya.
Aku sedikit penasaran kala itu, ada satu titik yang dari 30menit lalu diam disudut map. Dia tidak seperti player2 lain yang bergerak kesana kemari. Ah, paling player AFK, gumamku. Selama sekitar 1jam aku mengawasi, titik itu tidak bergerak, padahal settingan game tiap 1jam, player akan ter-DC sendiri jika afk. Aku jadi penasaran. Akupun login kedalam game. Kudekati titik itu disudut map, tentunya dengan Visible mode.
Aku mengikuti semua kata2 yang dia tuliskan dalam chat normal bahasa jerman itu. Akupun sempat membuka google translator untuk
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mengartikannya. Dan ternyata, itu orang lagi patah hati. Hahahhahaha..dasar cowok alay pikirku.
Dengan keisenganku, aku menghilangkan Visible Mode, sontak chat bahasa jerman itu terhenti.
Netra : Hi GM, what r u doin here"
Me : i see foreign language in chat, and word that i saw feels like heartbroken song
Netra : R u followin me""
Me : nah, i just walk by.
Me : come tell me what happen.
Netra : do you have skype""
Me : ofcourse. Netra : tell me, ill add u up
Me : ******** Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Netra : see ya in skype. Dan karakternya pun menghilang dari layar game. Terlihat di layar laptopku tanda notice pertemanan baru di skype. Iseng2 berhadiah pikirku. Sebenarnya takut2 juga sih, tau2nya ladyboy thailand yang nongol..
Chat kami kini beralih ke skype.
Netra : do u have cam"
Me : yep. Netra : sec, switch to call mode.
Jeng jeng..deg2an hati ini bersiap melihat ladyboy thailand itu. Dan perkiraanku meleset. Terlihatlah cewek Jerman yang lumayan imut, rambut sedikit kuning kemerah2an (blonde) ya mirip2 kyk bule2 gitulah. Mulailah kami bercakap2 dengan bahasa inggrisku yang seadanya, tetapi sudah sedikit lebih baik. Sok2an betul ini buaya satu yak..hahay, memuji diri sendiri gak apa2 kan yak..
Banyak yang dia ceritakan malam itu, walaupun dengan bahasa campuran inggris dan germany, aku sedikit dapat menangkap dari kata2nya di chat
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Skype itu bahwa dia sedang patah hati. Dia baru saja putus dengan kekasihnya yang lebih memilih cewek lain yang lebih feminim. Cowoknya itu tidak menyukai si cewek germany ini karena dia sedikit freak dengan dunia game. Akupun sempat menghiburnya dengan menceritakan jika dia tinggal di indonesia dan menjadi maniac game maka akan banyak cowok sesama gamers yang bersedia menjadi pacarnya.
Hari berlalu, setiap aku dan cewek germany ini sama2 ol, dia lebih sering mengajakku sekedar chat di skype. Sedikit tidak percaya dengan pemandangan yang aku temui di layar 11" netbookku. Dia disana sudah sering melepas bajunya tanpa malu ketika malam semakin larut. Dia baru pulang entah dari mana ketika aku akan beranjak tidur. Perbedaan waktu antara indonesia dan germany yang sekitar 5jam ini membuat kami berjumpa hanya beberapa jam saja, sebelum aku tertidur.
Indonesia sudah jam 3 pagi tetapi disana masih sekitar pukul 10malam..hahay, perbedaan waktu yang sangat pas menurutku kala itu. Dia sering terlihat di jendela skype baru selesai mandi dengan hanya mengenakan handuknya saja, sering menggodaku dengan perlahan membuka sedikit demi sedikit handuk bagian atasnya. Kalian pernah nonton live show di Camfrog, nah ane kala itu sering banget dengan si cewek germany ini, cuman aku mendapat live show private di layar skype ku. Hampir setiap malam. Penak to...yo penak banget mblo... *Sempat ane singgung sedikit si cewek germany ini di part ini
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 31. Kabar baik dari Netra
Malam pergantian tahun menjelang, tidak ada yang special ketika malam perpisahan dengan tahun 2011 itu. Aku menghabiskan malam dengan smsan dengan tuan puteri dirumahnya di klaten sana, kalo tidak salah saat itu mereka mengadakan acara bakar2an di dekat rumahnya. Ibu sempat berbicara di telpon tadi saat tuan puteri menelpon, beliau sempat menanyakan kapan aku akan main kerumah di klaten sana.
Menjaga server dan sesekali login kedalam game untuk sekedar membantu beberapa player yang kesulitan didalam game, newbie biasa banyak tanya ini itu. Teman2 kostan sempat mengajak jalan sekedar melihat kembang api, tetapi aku menolak, bukannya apa, mereka sudah dengan pasangannya masing. Ya lagi2 mikirin nasib para jones ketika akan keluar dengan orang yang berpasangan, bakalan jadi obat nyamuk, jadi ya mending gak ngikut
Skype yang ku biarkan idle dinetbook kecilku kembali aktif, chat dari sang cewek germany nongol lagi. Aku menggunakan invisible mode characterku ingame. Standby dan beralih ke jendela skype, bakalan ada yang iya2 nih kalo si Netra sudah aktif.
Netra : hellow Ane : hi...how are u doin"
Netra : im very happy, i have good news
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : wow...great to hear that. (terlihat dia menunjukkan beberapa kertas di layar chatnya, memamerkannya kepadaku)
Ane : what's that"" (ane benar2 gak ngerti apa yang ditunjukannya kala itu, bahasa german itu, ane buta banget soalnya tulisan german yang kyk cacing itu )
Netra : got present from my dad..my wish come true Netra : next 3months, we will meet in real Netra : i'll visit your country
Netra : hope we will spend time together in your place
Ane : seriously""
Netra : yep.. Aku sempat berjingkrak didepan netbookku, wah kesempatan ketemu bule secara langsung mblo..pasti nanti bakalan heboh ini, bakalan ada kejadian yang..ah sudahlah..gak usah dijelasin panjang lebar, ndak para jones ngiri lagi
Entah apa yang aku pikirkan saat itu, seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja di jelaskan oleh netra, dia ternyata mendapat hadiah natal
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas & tahun baru dari bapaknya. Dia diperbolehkan untuk menghabiskan waktu liburannya di indonesia. Akupun seperti tidak ambil pusing dengan itu, tinggal jemput ke jkt, ajak susah2an di kostan sambil ehem2 nanti. Hahay :
Sejenak sebelum pergantian tahun ditempatnya sana, diapun pamit..sempat terlihat beberapa temannya menyapaku di layar chat. Beuh, 3orang yang seumuran dengannya kala itu. Tertawa2 gak jelas di layar skype sebelum merekapun pamit ketempat pesta tahun baruan. Di yogya sudah jam 5 pagi, saatnya aku terlelap. Setelah mematikan PC dan netbookku, akupun tersenyum bahagia dengan kabar tadi, ah netra, mari kita berpeluh keringat nanti ketika kamu di yogya. Bhuahahahah ...
Betapa masih terbatasnya pengetahuan ane kala itu yang hanya tahu beberapa kebudayaan negeri sendiri. Pengetahuan tentang budaya eropa memang tidak pernah ane ketahui sampai saat ini, secara ane mikirnya gini, kita hidup di negara timur, tentunya kita harus sebisa mungkin mengetahui budaya dan adat istiadat tempat dimana kita tinggal. Dan ane berusaha banget buat mengikuti adat istiadat tempat ane tinggal sekarang, dan sudah banyak budaya yang ane ikutin, tentunya dengan keramahan penduduk warga yogya.
Budaya barat"" ane benar2 tidak tahu sama sekali, sekedar dengar nama Valentine dan sedikit pemahaman mengenai hari itu, hari kasih sayang kalo kata anak2 abegeh jaman sekarang, hari untuk merayakan kasih sayang dengan orang yang kita sayangi. Hanya sebatas itu yang aku ketahui, tidak ada yang special sih menurut ane, karena budaya kita serta
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas agama yang ane anut tidak pernah menjelaskan perihal hari valentine itu.
Hubunganku masih seperti sebelumnya dengan tuan puteri, tidak ada halangan berarti sekarang, hanya masalah jarak saja, LDRan lah ya. Tuan puteri yang sudah mengabdi di 2 SMA di klaten sana sangat sibuk belakangan ini, semakin jarang dia datang keyogya. Hanya sms dan telpon di kala malam ketika dia akan tidur di singgasananya saja kami berhubungan. Aku tidak ada masalah dengan itu, toh dia juga sedang kerja, aku tidak mau membatasinya dengan meminta semua waktunya untukku, aku tidak se-egois itu.
Minggu, 12 february 2012 itu, netra baru selesai mandi dan tanpa mengenakan pakaian penutup tubuh bagian atasnya. Kami sempat berbincang sedikit kala itu..
Netra : what r u doin"
Me : nothin just helpin some friend ingame.
Netra : so..wanna see my special part""
Me : hmmm Netra : yes or no" Me : ofcourse yes Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dan, mulailah cewek bule itu menampilkan adegan (maaf) seperti film2 dewasa pada umumnya..gak usah dijelasin lah ya...pasti para reader sudah mengetahuinya. Hahay. *Sempat ane singgung sedikit di part ini
Seiring semakin dekatnya dengan waktu liburannya, kami semakin instens saling berhubungan melalui skype. Aku yang sangat jarang mendapat jatah dari tuan puteri seperti mendapat partner in crime dengan si cewek germany ini. Ya hanya sekedar menonton live show yang menggoda iman sih..gak lebih..pemanasan buat besok ketika netra asli yang akan datang ke indonesia
... Senin 13 february menjelang, pagi2 sekali aku sudah berada dikampus menemui Dosen Pembimbing untuk menyerahkan laporna kerja praktek di perusahaan fiktif yang menjadi tempat aku kerja praktek. Sedikit males sebenarnya, dosen pembimbingku ini sudah melebihi walikota, mau ditemuinnya itu setengah urip susahnya. Bahkan ane pernah membaca disalah satu tulisan tangan yang di foto dan di publish di page fb "Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya, tapi dosen pembimbing memberikan sesuatu di luar batas kemampuan mahasiswanya" hahay, sedikit percaya ketika aku sendiri yang mengalaminya.
Janji meetup dengan dosen pembimbing sudah aku buat dari minggu lalu, tapi lagi2 aku harus kecewa pagi ini. Dia tidak kekampus menunjukkan batang hidungnya. Akupun seakan tidak mau kalah dengan kenyataan ini (ngalay cook), aku menelpon kenomornya. "Saya lagi di luar kota, minggu
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas depan kita bicarakan lagi jadwal bimbingannya" enteng benar itu jawaban tanpa ada rasa bersalah, kata2 yang mematahkan semangat mahasiswa madesu yang sedang membara membakar jiwa seperti ane ini
Kembali mahasiswa madesu yang penuh dengan kekecewaan ini memanfaatkan fasilitas yang disediain kampus. Wifi gratisan mblo...bhuahahha... Netbook kecilku kembali hidup, menutup laporan kerja praktek yang tidak jadi di periksa oleh sang dosen pembimbing seenak udel e dewek. Sempat aku mendapat pesan singkat dari si Netra di skype..
"Dont forget, tonight ill show u somethin"
Ah, muka mupeng menggantikan muka bete karena di PHP-in dosen pembimbing tadi, sayangnya dia tidak online sepagi itu. Masih jam2 ngorok dia di germany sana. Akupun mencari beberapa lagu2 cengeng (kata tuan puteriku) lagu2 dari negara tetangga yang serumpun, katanya.
Oiya, baru ingat...kala itu juga aku sempat kenalan dengan salah seorang perintis radio online dari malaysia sana. Dan dari dialah aku banyak mendapat lagu2 malaysia yang jarang aku dengarkan. MIRC kala itu yang menjadi media untuk kami bertukar lagu, aku memberikan beberapa lagu indonesia yang bagus (menurutku) dan dia memberikan aku lagu malaysia jaman jebot yang enak untuk didengar. Eh..ini melanggar hak cipta gak sih..cuekin ajalah ya..itu kan dulu..kalo skrg mah, ane tetap aja download dari internet tanpa beli CD/DVD yang asli...jangan di tiru nggeh...
Irish Sakura dan Amirul Nifa adalah 2 dari beberapa teman yang sangat antusias karena radio yang mereka kelola secara online mendapat
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas pengunjung tetap dari indonesia. Walaupun hanya ane sendiri yang sering dengar radio online mereka, tapi mereka sangat merasa mendapat apresiasi karena radio mereka mendapat pendengar setia dari negara lain. "Insan seni tak mengenal waktu dan tempat" itulah semboyan yang sering ane liat dari chat mereka di MIRC.
Sedang asik2nya chat dengan teman2 dari negeri seberang, k750iku bergetar di saku jeans yang aku kenakan kala itu, terlihat nama tuan puteri di layar 176x220pixel itu. Akupun mengangkatnya, takutnya ada yang penting.
Ane : halo yank, kenapa""
Nduwt : kamu dimana cinta"" Aku ketuk2 pintumu dari tadi..
Ane : weeh..dah dikostan toh, bentar ya..aku pulang, baru di kampus nih
Nduwt : ya udah buruan yank...lapeeeerr (pasti dia lagi memegang perutnya, kebiasaanya kalo pas bilang laper..nduwt nduwt)
Diapun memutus panggilan itu.
Setelah pamit dengan teman2 sesama insan seni..insan seni apane, wong cuman pendengar gratisan lagu2 yang didownload dari internet.. ..akupun mematikan netbook dan segera pulang. Sedikit berlari kearah kostan yang tidak terlalu jauh dari kampus. Tak lama, aku sudah sampai di
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas gerbang kostan, sempat saling senyum dengan tetangga kontrakan yang sekarang sering main kekamar sebelah.
Terlihat tuan puteri sedang duduk di kursi bambu diteras. Akupun mengarah ketempat dia sedang duduk sambil tersenyum manis gula jawanya itu.
Nduwt : cie yang baru dari kampus, mahasiswa nih ceritanya
Ane : iya yank, mahasiswa gak lulus2 (dia menyalimi tangan kekasihnya ini dan berdiri mengikut kekamar)
Nduwt : gimana tadi bimbingannya yank"" (dia meletakan tas ala emak2nya di dalam kamar didekat tempat tidur)
Ane : dosen pembimbingku gak ada yank, baru keluar kota
Nduwt : uh..yang lagi kesel...sini2 peyuk..aku kangen (dia memanja kini menjulurkan kedua tangannya kearahku)
Hahay, sudah dapat dibayangkan bagaimana selanjutnya kan..sepasang kekasih yang lumayan lama tidak bertemu kini sedang berduaan dalam kamar dan melepas rindu. Pelukan cipika cipiki dan cibir..ah sudahlah, gak usah terlalu dibahas, kasian para jones yang membaca...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : yank, koq gak ngabar2in sih kalo mau keyogya
Nduwt : biarin, sapa tau kalo aku pas kesini kamu lagi sama cewek depan, lagi mesra2an didalam kamar
Ane : yee..mana ada yank..kamu itu satu2nya cewek yang ada dihatiku sekarang (pemburu mana pemburu, tangkap dan kulitin ini buaya satu woy... )
Nduwt : ih gombal... (semakin manja dirinya kini dipelukan kekasihnya ini)
Ane : dah makan yank""" tumben biasanya langsung ngajak ke jochik
Nduwt : udah tadi yank, oiya tuh ada makanan di tas, tadi aku dapat jatah makan siang dari Kantor
Ane : wah..yang dah jadi pekerja kantoran
Nduwt : apaan sih yank (sebuah cubitan kecil mendarat di tanganku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas yang masih memeluknya, sedikit sakit tapi karena cubitan dengan rasa cinta jadi gak kerasa...boong, benar2 sakit tuh cubitannya )
Ane : ya udah, kamu makan lagi ya, temenin makan...ntr aku suapin (dia hanya mengangguk kecil didadaku)
Sejenak aku melepas pelukanku dan beranjak mengambil makanan didalam tas ala emak2nya itu. Nasi kotak didalam kresek itam kecil aku tenteng kembali kearah tuan puteri. Dan acara makan pagi menjelang siangpun kami mulai, sekotak berdua..eh aneh kata2nya, sepiring berdua lebih seru kyknya, yo wes..ganti cerita, ane pindahin tuh nasi kotak keatas piring dan makan sepiring berdua dengan tuan puteri...biar romantis2 gitulah.
Nduwt : yaank...capek...pijitin (sesaat setelah merapikan tempat makan kami tadi)
Ane : uwh..pacarku capek ya...sini2 aku pijitin..tangan yang mana yang capek cinta""
Nduwt : yang ini yank...(benar2 manja kekasihku ini..dia menyerahkan tangannya yang kecapean karena naik motor dari klaten sana)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nduwt : capek yank, tadi macet pas kesininya
Ane : ya udah, sini aku pijitin..
Nduwt : aku sambil baring2nya ya yank Nduwt : kamu pijit ya, awas jangan macem2..
Ane : gak macam2 koq yank, paling pegang dikit2
Nduwt : ih..jahat, aku sudah ternoda kamu pegang2
Ane : hehehe.. Nduwt : nih cium nih... (dan dia dengan cepat menutup wajahnya dengan guling, ah gagal pemirsa, ane cuman dapat cium guling... )
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 32. Ganjelan Kecil di Hatinya
Masih dikamar dengan tuan puteri, aku sedang memijit tangannya yang kecapean itu..
Tak butuh lama, tuan puteri terlelap dalam tidurnya, ternyata pijitan tanganku benar2 ampuh, cocok nih ane jadi tukang pijit yak, skill yang baru sekarang ane sadari, bolehlah ane ngelamar jadi tukang pijit di jasa pijit terdekat. Bhuahahaha
Melihatnya sudah terlelap, aku menyudahi acara pijat2 itu. Saat hendak beranjak dari depannya, dia menarik tanganku. "Yaaaannk..gerah, kipasin ya"" sebuah senyuman kecil tersungging di bibirnya kini. Akupun mengambil blocknote dari tasku dan mengipasinya, diapun kembali memegang tangan kiriku dipipinya. Se-gerah apapun dia, tidak akan mau ketika aku akan menyalakan kipas angin, "Ntr masuk angin yank.." itulah rengekan manja dari mulutnya ketika aku akan beranjak kearah kipas angin. Kyknya harus beli AC nih khusus tuan puteri ketika berkunjung.
Sesekali aku merapikan rambutnya yang keluar dari sisi2 jilbab di wajah chubbynya, ketika akan beranjak untuk sekedar kekamar mandi, dia seakan kembali terbangun karena tarikan pelan dari tangan kiriku yang dia jadikan bantal untuk pipi chubbynya. Entah kenapa dia menjadi sangat manja sekarang, tidak seperti biasanya. Akupun seakan sangat menikmati hari itu, jarang2 dia tidak mau ditinggal sedikitpun seperti sekarang.
Azan ashar terdengar, tapi tidak ada tanda2 dia akan bersiap pulang, biasanya jam segini dia sudah heboh sendiri dengan segala barang bawaanya. Akupun membangunkan kekasih hatiku itu.
Ane : yank...bangun gih, udah ashar tuh, gak sholat dulu"" (sedikit berbisik diri ini di dekat telinganya, dia menggeleng pelan) Nduwt : hhmmmmmm..(semakin dalam dia membenamkan tangan kiriku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas di pipi chubbynya) Ane : kamu kenapa yank" tumben2an malas kyk gini" (lagi aku menanyakan kenapa dia berbeda seperti sebelumnya)
Tidak ada jawaban darinya, dia hanya mencari2 posisi nyamannya dikasur.
Ya sudahlah, mungkin dia lagi pengen kyk gitu, cewek susah ditebak kan ya..butuh kepala dan otak 200x lipat dari yang kita punya sekarang untuk memahami setiap tingkahnya. "Yank, bentar yank, tanganku pegel" aku berbisik ditelinganya meminta untuk mengangkat pipi chubbynya agar aku dapat menarik tanganku, benar2 pegal rasanya. Akupun membenarkan posisi dudukku, kini aku membelai pelan kepalanya sambil tetap mengipas blocknote didekat wajahnya yang terkadang terlihat butiran keringatnya.
Nduwt : yaaaaaank..(dia bersuara manja, sekilas membuka matanya kemudian memejamkan matanya kembali)
Ane : iya sayang..kenapa"
Nduwt : malam ini aku nginap sini ya"" (kembali dia meraih tanganku yang membelai pelan jilbabnya)
Ane : iya..pake ijin segala yank, tinggal nginap koq, ini juga udah kyk kamarmu.
Nduwt : makasih ya yank..tapi kamu tidur di luar ya (sebuah senyuman nakal kini diwajahnya, aku gemes dan mencubit pipi chubbynya)
Ane : iya, ntr aku tidur diluar gpp koq
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : apa sih yang enggak buat kamu yank
Mumpung dia tidur dan merem, kita manfaatkan kesempatan mblo...kecupan kecil di pipi chubbynya, diapun hanya tersenyum dan kembali melanjutkan tidurnya. Tumben2an dia minta menginap, biasanya juga dia bersikeras untuk pulang walaupun sudah sangat sore ketika dia di yogya. Sejak dia "kenalan" dengan penunggu kamarku, baru sekarang dia meminta menginap lagi. Apakah ini tanda2nya dia sedang rindu yang teramat sangat denganku, atau ada yang lain yang ingin dia ceritakan"" Biarlah berjalan mengikuti arus, dia akan cerita ketika dia ingin bercerita, bukan sifatku juga untuk memintanya bercerita hal yang tidak ingin dia bicarakan. Toh, aku hanyalah pelayan setia untuk cintanya..hahay, bahasane cooook...
Jarang2 aku bisa menghabiskan waktuku dengannya, ketika dia berada disampingku, duniaku seakan tersita untuknya semua. Jujur kala itu, tidak ada hal lain yang ada di fikiranku, hanya ada tuan puteri, tuan puteri dan tuan puteri. Aku masih memegang kata2ku yang dulu, aku akan membuatnya tersenyum bahagia ketika bersamaku. Satu kalimat yang hingga kini masih ada dan masih aku pegang teguh.
... Magrib menjelang, diapun beranjak dari lelapnya. Memintaku mengantarnya kekamar mandi, dia ingin mandi. Setengah jam aku menunggu didepan kamar mandi sesekali bercanda dengan Dwi yang terlihat saling kode2an dengan anak2 kontrakan depan. Tak berapa lama, tuan puteripun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi rambut panjangnya. Aku pernah sekali melihatnya ketika dia mengganti jilbabnya kala itu dikamar. Akupun mengikutnya kearah kamar, dia kembali memakai jilbab baru yang sudah disiapkan didalam tas ala emak2nya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dandan sedikit didepan cermin, merapikan jilbab warna hijau mudanya, diapun mengarahku yang sedang duduk didepan PC.
Nduwt : yaaaaank...(pelan suaranya, benar2 manja kekasihku ini) Ane : kenapa sayang"" (dia menyenderkan kepalanya dibahuku) Nduwt : jalan yuk..pengen nongkrong, masa dikamar terus
Ane : mau kemana yank"" (dia duduk dan memegang tanganku kini)
Nduwt : alun2 yuk.. Ane : ayuk... Melihat tuan puteri yang bersemangat, akupun mengikut kemauannya. Setelah mematikan pc tua dikamar, akupun mengajak kekasih hatiku itu kearah alun2 kidul. Ternyata dia sedang ingin mencoba melewati pohon beringin yang menjadi daya tarik alun2 itu. Sedikit teringat diri ini dengan Wati ketika tuan puteri mencoba melewati pohon beringin itu. Mereka sama2 tidak pernah berhasil melewati 2 pohon beringin itu. Ah wati, bagaimana kah dia sekarang"" Sudahlah..ada tuan puteri bersamaku sekarang, wati hanyalah masa lalu yang pahit.
Setelah puas dengan rasa penasarannya yang tak juga kunjung berhasil, akhirnya dia mengajakku pergi dari situ. "Yank, cari tempat nongkrong yang enak dimana ya""" pertanyaan kecil darinya ketika aku memasangkan helm putihnya sebelum kami beranjak dari parkiran motor di alun2. Aku bukanlah orang yang terlalu faham dengan tempat2 nongkrong yang kekinian, jadi gak terlalu banyak tempat yang aku tahu. Palingan juga ujung2nya benteng di titik 0 km yogya. Yap, tempat aku menyatakan cinta kepada sang puteri di awal tahun 2010 dulu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Kami sempat mencari minuman dan makanan kecil sebelum ke benteng tadi, setelah memarkir "ceketer" dan mengambil duduk di salah satu bangku dari semen di sebelah barat ujung jalan malioboro. Banyak yang dia ceritakan malam itu, tapi belum ada cerita yang membuatnya sedikit aneh seharian ini. Mungkin dia belum mau cerita sekarang, gumamku dalam hati. Diapun terlihat kecapean, kembali dia menyenderkan kepalanya di bahu kekasihnya ini..
Nduwt : yank..aku cerita boleh" (sesekali dia memainkan jarinya disela2 jemari tanganku)
Ane : loh, dari tadi itu bukan cerita ya yank"
Nduwt : yaaaaaank...aku serius nih..
Ane : hehehe..iya iya, cerita aja yank..aku dengerin (dia menarik nafas panjang dan dalam..sepertinya sedikit berat dengan apa yang mengganjal di fikirannya kini)
Nduwt : tapi janji ya, kamu gak boleh marah. (aku mengangguk kecil ketika dia memalingkan wajahnya melihatku, semakin erat genggaman tangannya)
"Permisi mas mbak yang lagi kasmaran...ijinkan kami menyanyikan sebuah lagu" tiba2 beberapa pengamen yang mulai memainkan alat musiknya didepan kami.
Ah, benteng ini sebenarnya tempat yang sangat enak buat nongkrong, tapi belakangan jadi sedikit tidak nyaman dengan banyaknya pengamen yang lalu lalang. Tapi terkadang tidak semuanya yang benar2 pengamen, kadang ada juga yang semata menghibur orang2 yang ada disitu, mereka
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas adalah beberapa mahasiswa dari sebuah institut seni di yogyakarta. Dan kebetulan saat itu yang menghibur kami adalah mahasiswa itu, mereka menyanyikan lagu yang di request oleh tuan puteri..salah satu lagu yang ada di playlistnya di pcku.
Ku pergi hanya sebentar saja Bukannya untuk menjauhimu Mencoba 'tuk cari bagaimana Baiknya untuk berdua
Setelah kuputuskan kembali Ku pulang mencarimu kekasih Tetapi kau bukan dirimu lagi Kau telah jauh berubah
Apakah kau sudah temukan yang baru"
Tolong jangan kau katakan Kau sudah
Jangan-jangan kau fikirkan egomu saja Aku masih di sini
Biar kau tahu betapa sulitnya Ku selama ini cintai kamu Aku masih denganmu
Cobalah kau ingat kembali Masa-masa indah denganku
Dan jujur apakah semua kini sudah terlambat Ataukah kau sudah temukan yang baru"
Itulah sebuah lagu yang dinyanyikan saat itu, Goliath ~ Masih disini masih denganmu.
Melihat tuan puteri yang sesekali sing along tadi, akupun memberikan apresiasi untuk para penghibur itu, 10rebupun melayang dari dompetku.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Gengsilah dikit, masa didepan pacar sendiri ngasih serebu perak untuk sebuah lagu yang dapat membuat pacar kita menyanyi ceria. Benar gak..."" Benar banget... Merekapun berlalu dari tempat kami duduk, kembali tuan puteri menyenderkan kepalanya.


Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nduwt : yank...di SMA tempat aku ngajar ada guru muda yang cakep loh yank (kembali dia menggenggam tangan kekasihnya ini)
Ane : trus kalo cakep kenapa yank"" kamu suka ya"" (aku meliriknya yang terus saja memainkan jari tangannya)
Nduwt : aku gak suka yank..kan aku ada kamu (dia tersenyum kini melihatku)
Ane : ya udah..gak usah dipikir..toh kamu gak suka juga kan Nduwt : tapi dia deketin aku terus yank..ntr kalo aku juga tiba2 naksir dia gimana dong
Ane : ya udah gpp, kalo dah sama2 suka, nikah aja..aku gak apa2 koq, paling ntr rumahmu aku bom pas resepsinya (dia tertawa sehabis aku berkata2)
Nduwt : kamu ini yank, gak pernah serius ih..(sejenak dia menghapus airmata karena tertawa tadi)
Ane : lah iya kan, apa mau cara yang alus.."" Ane : ntr aku santet pas resepsine, ben mencret kabeh..
Dia benar2 tertawa lepas malam itu, orang2 disekitar melihat kearah kami. Akupun hanya mengikut tertawa kecil dengannya. Ternyata cuman gara2
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas itu dia terlihat berbeda sedari tadi pagi di kostan. Setelah tertawa, diapun banyak menceritakan bagaimana keadaan ditempat dia mengajar, dia adalah seorang guru SMA skrg, aku hanya tersenyum mendengarkan ketika dia menceritakan macam2 tingkah anak didiknya.
Pukul 10 malam aku mengajaknya pulang kekostan, sudah lumayan larut baginya untuk berada disitu. Dia yang terlihat kelelahan sehabis bercerita tadi hanya mengangguk mengikut ajakanku pulang kekostan. Pelukan erat darinya selama diatas "ceketer" yang mengarah pelan kekostan malam itu.
Tak butuh lama, kami sampai dikamar. Setelah memarkir "ceketer" didepan kamar, akupun mengajakanya masuk kamar. Dia sudah benar2 kelelahan malam itu, setelah membuka pintu dia langsung masuk dan berbaring diatas kasur. Lagi dia memanja ketika aku akan menyalakan PC, dia menarik tanganku. "Temanin bobo ya yank.." itulah kata2nya sambil sesekali melirik kesudut kamar diatas lemari kayu itu. Aku tau apa yang dia takutkan, akupun tak jadi menyalakan PC malam itu.
Aku memeluk tubuhnya yang sedikit bergidik. Dalam pelukan hangat kekasihnya dia terlelap dan mimpi indah malam itu. "Aku masih disini, masih denganmu kekasihku..tidak ada yang dapat menyakitimu.." sedikit plagiat dari lirik lagu yang dia nyanyikan ketika di benteng tadi, akupun mengecup keningnya malam itu sebelum aku mengikutnya kealam mimpi.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 33. Si Cewek German Lepas
Pagi datang, pelan ku dengar nafasnya yang teratur didadaku, tuan puteri masih terlelap di alam mimpi. Kupandangi keindahan yang tuhan berikan kepadaku pagi ini, betapa bahagianya seandainya aku dapat menyaksikan keteduhan diwajah itu setiap aku membuka mataku. Aku tidak mau mengharap lebih, cukuplah aku menikmati apa yang ada dihadapanku sekarang. Semakin erat kupeluk tubuh yang terlelap itu, aku benar2 bahagia.
Pukul 5 pagi dia bergerak, meregangkan ototnya, sudah waktunya dia terbangun dari tidurnya. Aku hanya tersenyum kecil ketika dia mengangkat wajahnya melihatku.
Ane : pagiii putri tidur (aku mengecup pelan keningnya sekarang, dia membalasnya dengan pelukan hangatnya)
Nduwt : jam berapa yank"" (semakin dalam dia membenamkan wajahnya didada kekasihnya ini)
Ane : baru jam 5, kenapa yank..tumben nanyain jam
Nduwt : enggak..hehehe..kirain udah jam 10an.. Nduwt : enak banget aku bobonya yank.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ya udah bobo lagi..ntr bangunnya siang aja (dia mengeleng)
Nduwt : gak bisa bobo lagi, lapeeeer yank (kembali dia melihatku, mukanya memerah, dia malu)
Ane : mau sarapan apa yank"
Nduwt : jochik..heheheh Ane : mana ada jochik buka jam segini yank..
Ane : kepasar aja yuk, kita cari sayuran..ntr buat capcay (terlihat dia sedikit antusias)
Nduwt : tapi kamu yang masakin ya yank Nduwt : sama gak usah pake brocoli
Ane : iya iya...ya udha yuk cuci muka dulu yuk..tuh belekannya masih banyak
Dan pagi itu, lenganku mendapat "Sarapan" cubitan darinya. Setelah merapikan jilbabnya yang lusuh karena tidur semalam, diapun mengikut
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kekasihnya ini kearah kamar mandi, sekedar mencuci muka. Kamipun beranjak kepasar Pingit yang tidak terlalu jauh dari daerah kostan. Pasar dan pagi, adalah pasangan yang pas, cuaca yang masih belum panas seakan membuat sayur2 dikios2 kecil penjual sayur di pasar terlihat sangat segar merona.
Bahasa jawa kromo yang mengalun indah dari bibirnya seakan mampu menarik perhatian si mbah2 penjual sayuran yang kini tersenyum kearah kami berdua, tak jarang dia mendapat tambahan dari apa yang dia beli pagi itu. Santun, itulah yang bisa aku lihat dari setiap kata2 yang dia ucapkan kepada mbah2 penjual dipasar.
Tas kresek hitam berukuran sedang sudah penuh dengan bahan sayuran yang akan kami gunakan untuk capcay pagi itu, sudah tersedia semua bahan yang dibutuhkan, kamipun kembali pulang kekostan. Sepanjang perjalanan pulang kembali dia menggandengku, senyuman dibibirnya kini seakan tidak mau hilang.
Nduwt : yank...besok kalo kita udah nikah olahraganya tiap paginya sambil jalan kepasar ya..sambil cari2 sayuran kyk sekarang (aku mengangguk pelan kearahnya)
Ane : iya, kalo malas kepasar juga kan bisa "olahraga" didalam kamar yank
Nduwt : olahraga apa yank""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku hanya tertawa kecil melihatnya yang masih belum ngeh dengan maksudku barusan, beberapa detik kemudian dia mulai menyadari maksud dari candaanku tadi, dan diapun mulai mencubitku lagi. Akupun sedikit berlari meninggalkannya, dia mulai mengejarku dengan berlari kecil...macam adegan sinetron saja yak...ah, aku keracunan sinetron ternyata sodara2..maafkan aku yang alay ini...yang tadi di ralat aja deh...jalan bergandengan sampai kekostan ajalah ya..biar gak ngalay
Dia sempat berbincang dengan ibu kostan yang saat itu sedang menjemur pakaian didekat tempat dia mencuci semua bahan capcay tadi. Akupun hanya menyiapkan kompor dan alat masak lainnya, aku adalah koki dadakan yang cukup handal pagi itu. Tuan puteri kini menjadi mandor yang menyuruhku mamasukan bahan2 masakan kedalam wajan penggorengan. Hahay, kalo acara2 ditipi2 sekarang sih mirip kayak acara "Masak Bersama Pasangan". Eh, gak ada ding yak...ngarang ane tadi itu nama acaranya
Cicip dikit, tambahin garam, mecin, racun tikus serta pestisida, dan siaplah capcay bunuh diri itu...loh koq jadi cerita masak2 gini sih...ah, maaf maaf..kebiasaan kalo lagi laper bawaane makanan mulu
Rasa capcaynya sih biasa saja, tetapi dengan siapa ini yang membuatnya begitu special. Sesekali aku meniup capcay yang masih panas itu dan setelahnya menyuapi kekasih hatiku itu. Dia tidak mau aku mengambil 2 mangkok untuk kami sarapan pagi itu, dia mau romantis2an, semangkok berdua katanya. Entah kenapa dia semakin menjadi sifat manjanya hari ini. Tapi sudahlah, orang lagi bahagia emang begitu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas ... Sore itu sehabis mandi, diapun pamit pulang kerumahnya di klaten sana, besok dia ada ngajar, katanya. Ah, kekasihku sekarang seorang guru, tidak lagi bebas seperti dulu ketika dia masih kuliah. Eh, dia mah gak pernah bebas yak..dia tetap dengan segala aturan yang di pegang teguhnya itu, hanya sesekali menggila ketika bersama kekasihnya ini. Benar2 hari yang sangat indah aku habiskan bersamanya.
Setelah mendapatkan kabar dari tuan puteri yang sudah tiba dengan selamat dirumahnya, barulah aku memulai aktifitasku kembali, menyalakan command center-ku. Hahay, mentang2 demam Star Wars jadi ngikut2 make acara command center segala, biasalah biar dibilang kekinian. Netbook dan PCpun seakan saling memamerkan speednya masing2, saling mendahului masuk ke logon screen.
Sedikit kecewa dengan keadaan saat itu, sial..koneksi wifi hanya Limited Access...ah sial..akupun hanya bisa memandang kedua layar yang sama2 tidak ada koneksi internetnya itu. Galon tingkat lanjut mengambil alih, ada komputer tapi tidak ada koneksi internet. Sengsara hidup anak kost yang mengandalkan koneksi wifi gratisan macam ane ini. Akhirnya winamp kembali menjadi primadona kala itu, playlist lagu2 galon pun mengiringi kegalonan sang pemiliknya.
Malam berganti, fix..sehari tidak ada koneksi internet..entah sudah berapa kali playlist yang masih setia di winamp berputar malam itu. Setelah mengantar tuan puteri tidur dengan suara indah ane di telpon, akupun melenggang tidur.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Pagi2 sekali aku sudah dibangunkan oleh telpon dari tuan puteri, seperti biasa kalo subuh dia tetap sms jika tidak dibalas, diapun akan menelpon sekedar mengingatkan untuk sholat subuh. sms demi sms pun menguras sisa pulsa yang tinggal seberapa ini. Tuan puteripun pamit untuk pergi mengajar pagi itu. Ane"" biasalah, masih setia dengan predikat Madesunya, sekarang malah menjadi malas2an karena sang dosen dengan seenak udel-e dewe membatalkan janji bimbingan kmrn.
Butek benar2 butek, aku benar2 sudah kecanduan dengan teknologi internet. Ingin rasanya diri ini membakar itu kantor yang sengaja mematikan wifi gratisannya itu. Eh..ntr kalo ane bakar, kan gak bakalan ada lagi wifi gratisan kan ya..ya udah deh gak jadi..gak lucu juga besok headline di koran2 yogya "Seorang mahasiswa Madesu membakar kantor dekat kostnya karena tidak ada koneksi wifi gratisan"
Ah, daripada butek di kostan..mending kekampus, biar kelihatan kyk mahasiswa2 rajin gitu..padahal niatnya cuman buat online.. Melangkahlah diri ini mandi dan segera beranjak kekampus. Setali tiga uang maksudnya, sapa tau tuh dosen yang seenak udele dewe ada di kampus sekarang..kan bisa skalian buat schedule lagi buat bimbingan selanjutnya ntr abis buat janji bisa internetan deh. Semakin cepat langkah ini mengarah ke kampus tercinta pagi itu.
Bukannya ke ruang pengajaran, sang mahasiswa madesu malah mengambil duduk disalah satu meja di depan kampus, liat2 meja kosong yang dekat dengan colokan. Netbook kecilpun kembali menyapa dengan layar 11inch nya itu. Skype menyala berharap si cewek germany itu ol. jam 9 di indonesia artinya sekitar jam 5 subuh disana..wah pasti lagi siap2 mandi tuh cewek..bisa dapat live show yang segar2 ini ntr.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas "Where are u"""
"It's Valentine Day and u didnt shown up" "I hate u.."
"R U FORGET ABOUT ME""" .
. . "BLA BLA BLA" Dan semakin kebawah semakin gak enak itu dibaca pesan di offline chat skypenya, segala makian yang ane tau kyknya ada disitu semua, semakin kebawah juga semakin gak ngerti kata2nya. Bukannya apa, dia make bahasa alien, bahasa negaranya, German. Ah...sial, aku lupa dengan segala janji yang terucap dari mulut buaya satu ini. Sial, lepas kyknya mangsa satu ini mblo..gagal dapat live show di kamar besok kyknya. .
Sedikit balasan di skypenya yang masih offline hingga pukul 3 sore, akupun beranjak pulang. Di perjalanan pulang masih memikirkan alasan apa yang nantinya bakal aku utarakan kepada partner live show ku itu ntr, kalo dia online, itupun kalo dia mau chat lagi dengan buaya pendusta ini. Sesampainya dikamar, aku seperti seorang yang patah semangat, mangsa bakalan lepas ini mblo..bagaimana ini...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Nyalain PC..eh koneksi sudah ada lagi, mari kita main game lagi sambil nunggu si cewek germany itu nongol. Berharap bisa kembali menjalin friends with benefit..benefit nya live show sih sebenere, gak macam2.. . Command center pun kembali menyala seperti sedia kala, skype kembali nongol jendela chat yang aktif..ah ternyata dari group rekan2 GM, mentorku pun online saat itu. Karena seharian dari kemarin gak online dan gak menjalankan tugas menjaga server, akhirnya aku di tugaskan untuk menjaga server malam itu. Berbagai rencana event valentine pun diserahkan kepadaku. Aku ingat banget itu event valentinenya, bagi2 bunga mawar dengan berbagai warna ingame.
Waktu tak terasa ketika kita sedang asyik dengan permainan di komputer, tak terasa sudah pukul 3 pagi dan yang di tunggu2pun terlihat online di skype. Sang cewek germany online sodara sodara. Tapi tidak seperti biasanya, dia tidak chat duluan ke buaya satu ini..ya mungkin masih esmosi dianya. Akupun pamit kepada player ingame, dan beralih ke netbook kecilku. Akupun mulai dengan posisi peweku ketika chat skype.
Ane : hello beautifull, how r u"
Netra : . Ane : ich liebe dich Netra : dont.. Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : "" Netra : dont say that..I HATE U..
Dan mukanya terlihat sangat berbeda di cam skypenya..dia marah sodara2, tapi sebagai seorang lelaki yang mempunyai sedikit martabat yang tersisa, aku harus membuatnya tersenyum kembali..moga2 aja dia bisa memaafkan kesalahan yang ane sengaja itu.. Oiya, ich liebe dich a.k.a i love you a.k.a aku tresno karo kowe itu adalah kata kunci ketika kemarin2 ane chat dengan doi dan pas mau live show yang menggoda iman itu. Ane ngasal sih waktu itu, ane cuman make google translate :
Ane : im sorry, my net go down last night.. Ane : im so sorry
Netra : bullsh*it.. Ane : okay..my mistake, im too busy in my real life.
Netra : am i not real enough for you"""""""" (itu tanda tanya benar2 banyak kala itu..ane inget itu chat skype yang ane buat full layar 11inch bisa sampe 3baris )
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Netra : its valentine, why u not shown up for few sec to say "happy valentine"
Netra : u dont have time for that""" Netra : how i can trust u...
Ane : my bad..im sorry (ane bingung gimana lagi minta maaf, bahasa inggris seadanya juga...baru ini ane ketemu orang asing yang marah2..piye jal"")
Netra : nah..forget it. Netra : im done..good bye.
Dan, terlihat di layar skype dia menunjukkan tiket serta pasportnya kala itu, dengan ekspresi marah dia merobek2 itu tiket pesawat. Hasyu..gagal rencana liburannya ke Indonesia, gagal juga ane "Nyicip" bule...ah, planning bakalan ehem-ehem harus gagal sodara2. Ah sudahlah...
Setelah merobek tiketnya itu, diapun mematikan cam skypenya. Dan terlihat namanya di contact ane tidak aktif..ane chat2 lagi sepertinya sudah di block id ane. Sial...buruan benar2 lepas. Bersedihlah sang buaya..dan penontonpun kecewa dan tertawa puas melihat kegagalan sang buaya yang sudah ber-andai2 dapat bini orang bule itu. Geer betul yak..gpplah, kalo kata agan sebelah mah... Lelaki Memang Seperti
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas itu.. Ane bukanlah orang barat yang sangat paham dengan segala budaya sana, ane hanya orang NTB, yang kini terdampar di pulau jawa ini. Kalo ditanya tentang budaya2 jawa mungkin bisa ane jelasin secara panjang lebar meskipun itu ngasal njawabnya, tapi budaya barat..ane mah masih make mbah google buat mencari tau.
Beberapa hari setelah itu, ane sempat curcol dengan sang mentor Wyckte yang notabene orang German juga, tepatnya Lithuania itu. Dia sempat menjelaskan betapa pentingnya valentine buat mereka. Hari kasih sayang yang tidakBOLEH di lewatkan dengan orang2 yang kita sayangi. Dan dia sempat mengatakan ane "Stupid Idiot" kala itu karena sudah melewatkan kesempatan mendapatkan sang cewek german itu. Aku kan masih cupu dalam hal2 kyk gini...lagian juga kan malam itu ane sedang bersama tuan puteri...ah sudahlah, tidak usah berandai-andai lagi..
Sang partner live show yang iya-iya sudah lepas, kini sang buaya hanya bisa melongo didepan pc sambil ngebokep.. .
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 34. Obrolan Dengan Camer
Hari berganti, tidak ada lagi partner buat live show kini..hampa kegiatan didepan PC jadinya.. kalo kata anak2 alay jaman sekarang sih nge-galon gitulah. Makan terasa gak nyenyak tidurpun terasa tidak kenyang. Eh, kebalik yak..
Suatu sore di kostan..terlihat wawan dan dwi sudah dengan anak kontrakan depan bersiap entah mau kemana. Jones macam ane gini cuman bisa ngeliatin. Tak berapa lama, si Aji yang saat itu belum terlalu akrab dengan ane pun datang berkunjung kekostannya Dwi. Aku dan Tejo sedang duduk di kursi di teras depan kamar kostan. Melihat Dwi yang sedari tadi sudah dengan pasangannya di kamar, akhirnya sang jones Aji mengikut duduk denganku dan tejo di kursi bambu teras. Tejo : noh Ji..ada yang masih jomblo tuh..
Ane : iya Ji, tuh ajak jalan sama mereka..daripada ngenes kan.. (aku dan tejo hanya tertawa kearah Aji)
Aji : gak ah mas, aku ndak jadi obat nyamuk ntr..mereka pada sama pasangannya masing2.
Tejo : kae loh, sijine kan iseh jomblo..sikatlah..
Ane : hooh Ji, kan ntr kalian bisa barengan ngapelnya kedepan
Terlihat, Dwi dan Wawan bersiap2 untuk jalan dengan pasangannya masing2. Mereka sudah bersiap dengan kendaraannya masing2. Cewek kontrakan depanpun sudah sedari tadi di kostan. Pasangan wawan, hesti pun terlihat mengajak lagi teman satunya, cewek yang memakai jilbab, cewek yang pas ane ngajak dulu sedikit malu2 di acara bakar2 jagung di kostan awal mereka kenalan dulu.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aji yang masih malu2 mau, mengikut instruksi dari Dwi dan wawan untuk mengajak cewek berjilbab itu untuk jalan. Terlihat senyum penuh makna dari Aji yang kini membonceng cewek jilbab itu ke arah kami yang sedang duduk di teras kostan. Tiga pasangan itupun meninggalkan kostan menuju ketempat mbah maridjan wafat dulu pas erupsi merapi. Eh, entah itu beneran gak tujuannya, ane sempat tanya sama aji sih kemarin itu.
Begitulah awal mula para jones itu mendapat pasangannya..Aji yang dulu jones kini sudah mendapat cewek jilbab yang pemalu itu..dan masih langgeng sampai sekarang..selamat ya Ji..moga awet sampe kakek nenek, aki nini...
... Hari berganti lagi, seperti biasa hubunganku dengan tuan puteri pun seperti biasa, masih baik2 saja hanya masalah jarak yang memisahkan, tetapi hati kami masih sangat dekat seperti tidak terpisahkan. Hahay, bahasane... Kehidupanku seakan masih seperti ini2 saja, diam tidak bergeming, masih seperti sebelum2nya, malam jaga server tapi sekarang berbeda karena tidak ada lagi penyemangat di live shownya..siangnya kekampus sekedar jalan meluruskan urat di kaki. Laporan kerja praktek tak juga bergerak dari bab I, baru bab niat yang selesai, itupun kyknya harus ngulang lagi karena dosennya benar2 susah ditemuin.
Sekarang bukan lagi ganti hari, tapi ganti bulan...maksudnya skip gitulah soalnya gk ada yang terlalu serius yang bisa di ingat.
Bulan ini, adalah bulan penerimaan mahasiswa baru di kampusku, dan sesuai kata bapak pas tuan puteri wisuda dulu, anak cowoknya, adiknya nduwt pun masuk kuliah dan lulus test ujian masuk di kampusku. Siang itu, tuan puteri sempat memberi tahu melalui sms kalo dia akan kekostanku bersama dengan calon adik ipar. Aku tidak terlalu membantu kala itu pas Sidik mengikuti ujian masuk kekampus kami. Ketemu di kampuspun
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas jarang, soalnya aku lebih memilih molor.
Menjelang pukul 3 sore, terdengar suara motor memasuki kostan dan benar saja itu adalah tuan puteri bersama dengan adiknya. Akupun menyambut kekasih hatiku dan calon adik iparku itu. Merekapun masuk setelah menyalim tanganku. Adiknya nduwt orangnya sangat pendiam, gak jauh beda dengan sang kakak yang lebih banyak diam ketika dengna orang yang belum terlalu kenal, tapi kalo udah kenal..beuh..itu kata2 dari mulutnya benar2 merepek..eh, apa yak bahasa indonesianya, pokoknya cerewet gitulah..kata2 gak ada putusnya kalo ngomong.
Nduwt : yank, kostan cowok yang enak di skitaran sini mana ya yank" (dia bersuara tanpa melirik kekasihnya ini, sibuk membuka makanan yang dia bungkus tadi)
Ane : itu lagi ada kamar kosong yank, suruh ngekost di sini aja (kebetulan saat itu sedang ada 1 kamar tengah yang kosong)
Nduwt : gak mau, ntr ndak kamu ajarin yang gak benar yank. (sejenak melirikku dan menjulurkan lidahnya..genitnya pacarku..gk ada sidik dah kena sikat tuh bibir genit )
Nduwt : tuh loh Dik, jgn kyk mas Eri, kuliah koq ra tau lulus (ngecenya biasa saja tapi dalem )
Sidik : Iya mbak Ane : kuliah jgn lurus2 aja yank, ndak bosen ntr..dari pada edyan kan mending main game..bener gak Dik... (mencari pembelaan kini sang buaya)
Sidik : iya mas Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : iya iya terus dari tadi..tuh ada pc sana maen pc aja.. *aku mau mesra2an sama mbakmu dulu..batinku yang kekeringan akan kasih sayang.
Nduwt : ntr aja main komputernya sini mam dulu, ayok yank..nih loh aku beli ayam goreng
Ane : jochik lagi"" (dia mengangguk)
Nduwt : iya Ane : hadeh..ya udah yuk makan dulu...yuk Dik..
Dan kamipun melakukan ritual makan sore sebelum mereka kembali keklaten lagi. Sidik yang masih beberapa minggu lagi baru masuk mengikuti ospek belum mendapatkan kostan, dan tuan puteri juga sudah berpesan untuk mencarikan kostan disekitar kampus yang enak, selain kostanku. Entah kenapa dia tidak mau kalo adiknya ngekost disini, murah, bebas..apalagi yang di cari coba""
Dengan bantuan Tejo dan beberapa teman yang masih ada di kampus, akupun mendapat kost2an untuk calon adik iparku. Sedikit jauh dari kostanku kearah utara, tapi tak terlalu jauh dari kampus, tempatnya juga lumayan enak. Awal agustus nanti, calon adik iparku akan menempatinya, karena harus di bersihkan dan sedikit di renovasi oleh pemilik kost2an.
31 juli 2012, tuan puteripun datang dengan adiknya keyogya untuk melunasi semua tagihan kostan yang sempat aku DP di awal memesannya beberapa minggu kemarin. Dan pagi2 sekali dia sudah sampai di kostanku, dia seperti biasa tetap setia dengan senyuman manis gula jawanya itu ketika berdiri didepan pintu menungguku membuka helmnya dan
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas menyalim tangan kekasihnya ini.
Nduwt : assalamualaikum (lembut suara itu ketika masuk kedalam kamarku)
Ane : waalaikumsayang Ane : sidik mana yank" gak ikutan kesini" (dia menggeleng di tempat duduknya di atas kasurku)
Nduwt : tuh tadi katanya ada urusan di kampus yank..ntr siang paling baru kesini..
Ane : owh, dah mau ospek kan ya..makanya ribet..
Nduwt : kurang tau aku yank.. (senyuman khasnya, pasti ada maunya kalo gitu tuh)
Ane : kenapa senyum2 kyk gitu"" laper ya"" (dia kembali menggeleng, menjulurkan kedua tangannya kearahku)
Nduwt : kangeeeen Ane : lebay kamu yank Akupun mendekat kearah kekasihku yang katanya sedang kangen itu, memeluk erat tubuhnya..harumnya berbeda hari itu, lebih harum dari sebelumnya, dia ganti parfum kyknya makanya mau pamer pas aku meluk kecium aroma parfumnya.
Seperti katanya tadi, siang hari sidikpun datang kekostanku ketempat kakaknya, tak banyak yang kami bicarakan siang itu. Setengah 2 sore,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas merekapun pamit pulang kembali keklaten sana. Sidik beberapa hari ini sering laju dari rumahnya kekampus untuk urusan administrasi. Dan minggu besok dia baru akan menempati kamar kostan yang sudah mereka lunasi tadi pagi.
... Bulan september datang dengan cepat, tuan puteri kembali sering keyogya sekedar mengantarkan beberapa barang adiknya untuk di kostan baru. Semalam ibu calon mertuapun sempat menelpon memintaku untuk menemani mereka belanja barang2 keperluan kostan anak cowoknya itu. Akupun tidak pake lama mengiyakan untuk menemani beliau besok. Katanya ada yang skalian mau di omongin juga mengenai hubunganku dengan tuan puteri.
Siang itu, aku sudah berada di malioboro menemani mereka memilih2 barang untuk kamar kostan Sidik, siang itu kami berempat, aku, sidik, tuan puteri dan ibu calon mertua, bapak calon mertua tidak bisa ikut saat itu karena harus mengurus sawah di rumah di klaten sana.
Masuk toko keluar toko, semua barang yang di perlukan juga belum terbeli..masih aja ada yang kurang. Biasalah nemenin ibu2 belanja itu rada2 ribet gimana gitu..aku nemenin tuan puteri aja sudah ribet kyk gitu pas beli jilbab, nah ini ibu calon mertua ternyata jauh di atas tuan puteri dalam hal milih memilih barang. Aku dan calon adik ipar hanya mengikut dengan wajah kelelahan.
Kamipun berpindah kearah Progo di timurnya jalan malioboro, yap progo masih baru2nya setelah di renovasi kala itu..barang2 keperluan dapur pun seakan lebih komplit dari toko manapun. Sesampainya di foodcourt, ibu calon mertua sempat mengajak makan siang di salah satu stand makanan yang ada disitu. Tak lama setelah acara makan, ibu menyuruh tuan puteri membantu adiknya itu memilih barang2 untuk di kostan baru. Aku sempat mengajukan diri untuk menemani tetapi di tahan oleh ibu calon mertua,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas katanya dia ingin ngobrol serius.
Seperti dejavu ketika tuan puteri akan pindah dari kostannya dulu setelah lulus. Sedikit gemeteran diri ini, ketika mengambil duduk didepan ibu calon mertua. Gemeteran karena kecapean jalan loh ya bukan karena yang lain.. Setelah pamit, nduwt dan sidik pun pergi ke lantai 2 Progo mencari peralatan masak. Sedikit membenarkan duduk, ibupun membuka obrolan yang kelihatannya serius itu.
ICM : gimana nak, nduwt udah ngomong sama kamu nak" (sama dengan anaknya, beliau tersenyum gula jawa disetiap akhir katanya) Ane : masalah sidik ya Bu, tenang Bu, ntr saya yang jagain selama di yogya
ICM : benar dugaan ibu, nduwt pasti belum ngasih tau.
ICM : gini nak, ibu mau nanya serius sama kamu.. (erat kurasakan tangan ini beliau genggam..entah apa maksudnya ini..)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 35. Obrolan Dengan Camer (2)
Di progo, di foodcourt bersama ibu calon mertua..
ICM : gini nak, ibu mau nanya serius sama kamu. (erat kurasakan tangan ini beliau genggam..entah apa maksudnya ini..) ICM : kamu benar mau nikah sama anak ibu"" (aku mengangguk pasti)
Ane : iya Bu, aku udah sayang banget sama Nduwt. Ane : mungkin ibu berat ngeliat saya yang masih kyk gini2 aja, tapi insyallah saya akan berusaha kerja buat biayain kehidupan kami kelak ICM : seandainya kalian nikah besok..kalian mau tinggal dimana nak"
Ane : saya sih terserah nduwt Bu, kalo mau tinggal dekat dengan Ibu ya mungkin kami pindah ke klaten.
Ibu calon mertua terlihat tersenyum bahagia, tetapi seperti ada sesuatu yang dia pendam..aku hanya harus menanyakan apa yang menjadi hal yang berat didalam hatinya..
ICM : Trus besok2 kamu mau tinggal di jawa terus Nak"" ICM : apa kamu gak ingin pulang kekampung mu Nak"" ICM : nduwt pernah cerita kalo kamu itu anak tunggal, apa gak ingin pulang bersama kedua orang tuamu Nak""
Ane : ya mungkin besok kalo kangen, saya bisa pulang kekampung Bu, ya kalo boleh, saya skali2 mau ngajak nduwt kekampung saya besok
ICM : itulah nak yang jadi masalah buat Ibu..
ICM : besok kalian kalo sudah nikah, nduwt mau tidak mau harus ngikut suaminya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : ya saya sih gak akan memaksa nduwt buat ikut ketika saya pulang kampung Bu, toh cuman dekat cuman 2 hari 2 malam perjalanan ke kampung saya.
Ane : bisa cepat jika make pesawat Bu.
ICM : ibu gak mau melepas anak cewek ibu jauh2 dari rumah Nak..nduwt satu2nya anak cewek ibu, dan ibu gak mau jauh2 dari dia besok. ICM : ibu mau besok nduwt sama suaminya dekat dengan kami dirumah Nak.
Ane : ya besok saya mau usaha agar sukses di jawa ini Bu, jadi saya bisa ngajak kedua orang tua saya tinggal disini, jadi ibu gak akan jauh dari Nduwt
ICM : Bukan perkara mudah untuk membawa kedua orang tuamu tinggal di sini nak.
ICM : ibu tau gimana rasanya jika tidak berada di kampung halaman sendiri.
Aku mulai merasakan sesuatu yang tidak enak dari kata2 ibu barusan. Tapi karena aku ini lelaki, walaupun sekarang masih Madesu, tapi lelaki harus mengambil resiko untuk mengiyakan segala syarat dari calon mertua, mau jungkir balik nantinya gak masalah..aku sayang sama anaknya, aku akan berusaha untuk membuatnya bahagia, dan juga membahagiakan mertuaku besok.
ICM : ibu itu pengen punya menantu orang jawa nak..orang yang adat istiadatnya tidak terlalu berbeda dengan kami.
ICM : jadi besok kalo Nduwt harus tinggal dengan suaminya tidak terlalu jauh dengan kami Nak.
Dua kalimat yang sangat dahsyat dari Ibu yang mampu membuatku bergetar..bukan kalimat sakral, tetapi kalimat yang seakan memberiku
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas batasan yang sangat kentara untuk bisa aku lewati. Aku seakan terisolasi budaya dan adat istiadat kini, disuruh tinggal di jawa, aku akan berusaha tinggal selama mungkin, bahkan untuk menjadi kulipun akan aku jalani..tapi ini, bagaimana aku bisa menjadi orang jawa"" Aku orang sumbawa, darahku darah sumbawa dan bugis..bagaimana darah jawa bisa ada didalam tubuhku ini"""
ICM : kamu sudah ibu anggap anak ibu Nak, kamu sudah ibu anggap jadi kakaknya nduwt..
ICM : nduwt sudah banyak cerita gimana kamu menjaga dia selama dia di yogya. (aku masih berusaha tersenyum menerima kata2 dari Ibu) ICM : ibu mungkin harus meminta bantuanmu lagi untuk menjaga sidik selama dia kuliah di yogya.
ICM : tapi untuk hubunganmu dengan Nduwt, ibu gak bisa ngasih restu Nak..
ICM : ibu gak bisa ngelepas Nduwt nanti kalo dia harus tinggal dengan suaminya jauh dari Ibu nak.
Ane : iya Bu, saya ngerti maksud Ibu..
Ane : saya juga akan menjaga Sidik..saya akan menjaga adik2 saya selama saya masih diyogya (pahit rasanya tapi senyum ajalah..) ICM : maafin Ibu ya Nak..
Ane : gpp Bu, saya tahu betul gimana sayangnya ibu sama Nduwt koq..nduwt udah sering cerita
Ane : saya juga tau gimana perasaan ibu kalo ibu jauh dari nduwt..(semakin erat genggaman tangan ibu di lenganku) Ane : saya juga terima kasih, karena saya sudah boleh dekat dan menjaga anak ibu..
ICM : makasih ya Nak, kamu memang anak jagoan ibu..gak salah ibu nitipin nduwt sama kamu (kata2nya seakan menguatkanku untuk bisa
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas tersenyum didepan beliau)
Terlihat mata beliau sedikit berkaca saat itu, mataku"" gak apa2 cuman rada2 berembun dikit aja sih..lagi2 aku ini adalah seorang lelaki kini..aku adalah anak jagoannya, aku tidak akan mau terlihat cengeng dan lemah didepannya.
Lumayan lama, ibu tidak berkata2 lagi setelah itu, beliau sempat menghapus airmata dengan tissue yang ada di meja didepan kami duduk. Tak berapa lama, Tuan puteri dan adiknya terlihat sudah membeli beberapa perlengkapan kamar kostan baru. Nduwt duduk disampingku dan menggandeng tangan kekasihnya ini, aku hanya bisa tersenyum dan membalas gandengan tangannya. Sempat meneguk es teh manis yang aku pesan tadi, tapi entah kenapa, pahit terasa saat melewati tenggorokanku.
Setelah itu, akupun mengantar mereka kekostan barunya Sidik. Membantu merapikan kostan barunya dengan barang2 yang baru saja dia beli. Menjelang sore, Nduwt membonceng ibu untuk pulang keklaten. Setelah pamit dan menyalim ibu, merekapun beranjak meninggalkan kostan. Akupun pamit pulang ke Sidik yang terlihat kecapean karena merapikan kamar barunya itu.
Lunglai langkah ini mengarah kekostan, aku seperti hilang, entah apa yang ada di kepalaku saat itu. Aku hilang arah, apa yang selama ini aku yakini untuk aku perjuangkan seakan menghilang begitu saja semenjak tadi di foodcourt saat berbicara dengan ibu. Klakson dari kendaraan dijalan karena aku tidak memperhatikan ketika menyebrang seakan tidak mampu membuatku tersadar dari rasa hilang.
Berat rasanya ketika aku masuk kedalam kamar dan merebahkan badan di atas kasur yang terasa seperti batu, tidak lagi empuk, benar2 keras rasanya. Air mata, gak ada...hilang entah kemana, ngegalon lagi kita malam ini mblo...
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Malam itu, terlihat beberapa anak kostan yang melirik kedalam kamar yang aku biarkan terbuka dengan lampu yang aku padamkan. Sesekali mereka memanggil memastikan aku masih hidup..tidak mati seperti penghuni sebelumnya, cewek yang gantung diri dulu. Nyaring suara ringtone menandakan SMS masuk kala itu.. "Selamat Ultah Sayang..cepat lulus ya, biar cepat lamar aku "
Sms dari tuan puteri tepat jam 12 pergantian hari ke 6 september 2012. Aku hanya tersenyum kecut ketika membacanya, aku tidak membalasnya..aku lebih memilih memeluk gulingku yang sama terasa keras seperti batu juga. Lagi, satu kejadian yang membuatku semakin membenci hari ultahku sendiri.
... Seminggu berlalu, sejak aku berbicara dengan Ibu di progo, aku masih seperti tidak ada semangat hidup..benar2 kacau diri ini..mengurung diri dalam kamar macam anak alay putus cinta saja kalo jaman sekarang..ya emang lagi putus cinta kan yak..eh gak juga ding, aku masih smsan dengan tuan puteri, tapi sekedar membalas setiap smsnya seadanya. Aku belum menceritakan perihal yang aku omongin dengan ibu beberapa hari lalu.
Akhir september itu, aku yang jarang tidur pagi2 sudah dikagetkan dengan suara motor matic yang memasuki gerbang kostan. Ah..sepertinya anak kontrakan depan yang belakangan sering menginap di kamar sebelah pikirku. Tetapi berbeda pagi itu, aku mendengar suara langkah kaki mengarah kekamarku. Dan ketukan pun terdengar di pintu kamarku. Sedikit kaget diri ini mendapati Tuan Puteri yang berlinangan air mata berdiri didepan pintu ketika membuka pintu kamar.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Tidak ada kata2 dari bibirnya, keras kurasakan tubuhnya memelukku. Akupun mengajaknya masuk dan duduk disudut kasur bersandar ketembok. Aku membelai pelan kepalanya yang masih erat memelukku, isakan tangis darinya memenuhi kamar. Peluk aku seeratnya agar kamu dapat mengerti derita yang aku rasakan kekasihku.
"Yaaaaaank..nasib kita gimana""" itulah kata2 yang dia ucapkan sebelum dia kembali menangis sesengukan didekapanku.
Tenang kini kurasakan nafasnya didadaku, sudah hampir 2 jam dia menangis..kini tuan puteri tertidur didekapanku. Benar2 kelelahan dirinya..Akupun memindahkan tubuhnya keatas kasur dan menutupinya dengan selimut. Sesekali membelai lembut pipi chubbynya, dan menatap wajah cantiknya. Entah kenapa, ini mata kembali ada yang menetes, kurang bagus cor2an dalam mata ini, sekarang sering merembes kalo ada air..
Sehabis mandi, aku mendapati kekasihku yang duduk termenung disudut kasur ketika aku masuk kedalam kamar. Aku mendekat kearahnya..dia mengangkat wajah sedihnya kearahku..kembali dia memelukku. Ane : kamu kenapa yank""
Nduwt : yaaaaaank..nasib kita gimana"" (pelan suaranya yang bergetar sambil memelukku)
Ane : ya gak gimana2 yank.. (lelaki gak boleh sedih didepan kekasihnya, sok2an dikitlah yak..sakit mblo kalo mengikut perasaan ) Dia mengangkat kepalanya dan melepas pelukannya..
Nduwt : kamu serius gak sih yank"" (sedikit meninggi suaranya kini)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : serius lah yank..kalo aku gak serius gak bakalan aku bertahan selama ini.
Nduwt : kalo serius, lamar aku sekarang (wajah sedih itu berganti sedikit kesal sekarang)
Ane : gak segampang itu sayang..kita harus mikir perasaan ibu juga.
Nduwt : ibu jahat yank..ibu gak punya perasaan.. (aku menggeleng pelan kearahnya sambil menghapus air mata yang kembali menetesi pipi chubby-nya)
Ane : ibu itu sayang sama kamu, dia mau yang terbaik buat kamu yank.. Ane : kamu mau jadi apa kalo sama aku..kan kamu sendiri yang bilang, "kuliah koq gk lulus2"
Nduwt : kalo gitu buruan lulus..buruan lamar aku.. Ane : andai semudah itu yank...
PLAAAAAAAK...pertama kali selama kami pacaran, baru kali ini aku mendapat tamparan darinya..tangan yang biasa aku genggam ketika berjalan disampingnya kini mendarat indah dipipiku.
"KAMU ITU PENGECUT YANG GAK MAU PERJUANGIN AKU"
Seakan tak berguna lagi ketika aku menarik tangannya agar tidak pergi dari kamarku..aku belum menjelaskan semuanya, tolong jangan pergi dalam keadaan marah sperti ini..tapi tak berhasil, dia bersikeras pergi dengan motor matic barunya itu. Dia seakan tidak memperdulikan lelaki pengecut yang kini menghalangi didepannya. Diapun berlalu meninggalkanku yang masih mencegahnya hingga kejalan.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Aku kembali kekamar dan mengambil HP, menghubungi teman2 yang mungkin di datangi tuan puteri, aku takut terjadi apa2..Agnes tidak tahu sama sekali perihal Tuan puteri yang keyogya, Ita" aku dah gak ada nomornya. Sidik juga sms kalo dia sedang di kampus dan lagi kuliah saat itu. Aku hanya bisa menunggu dan berharap cemas dikamar. Semoga tidak terjadi apa2 dengan kekasihku itu.
2 jam berlalu, layar k750i ku menyala, terlihat panggilan masuk dari Sidik..akupun segera mengangkatnya
Ane : halo..kenapa Dik""
Sidik : mbak nduwt mas.. Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 36. Akhirnya.. 2 jam berlalu, layar k750i ku menyala, terlihat panggilan masuk dari Sidik..akupun segera mengangkatnya
Ane : halo..kenapa Dik""
Sidik : mbak nduwt mas, dia nangis2 dikamar.. Ane : ya udah, kamu tenangin dulu, aku kesitu sekarang.
Aku lupa kalo kmrn pemilik kostan ngasih 2 kunci kamar kostan sidik, nah yang satunya dibawa sidik yang satunya nduwt yang pegang karena dia sering bolak balik klaten buat nganterin barang2 adiknya dari rumah. Setepah menutup panggilan itu, akupun segera menuju kostan sidik yang tidak terlalu jauh dari kostanku. 10menit aku sudah tiba didepan pintu kamar di lantai satu itu. Terlihat sidik kebingungan didepan kamar karena tidak juga berhasil menenangkan mbak wedoknya itu.
Sidik yang melihatku datang seakan memberikan isyarat menyuruhku masuk untuk menenangkan kakanya itu. Akupun melangkahkan kaki kearah tuan puteri yang sedang menangis disudut kasur sambil memeluk lututnya. Itu air mata apa air hujan eh..deresnya minta ampun.. Aku mendekat kearahnya, dia seakan tak memperdulikanku yang kini mengambil duduk di sebelahnya. Semakin keras isyarat kedua bahunya ketika aku mulai mengelus pelan punggungnya.
Dia hanya mengikut ketika aku menarik kepalanya di bahuku. Bersandarlah kekasihku, aku ada disini untukmu.
Tidaklah jauh berbeda dengan dikamarku tadi, tuan puteri hanya pindah kekamar adiknya saja, suasana hatinya masih sedih seperti saat dia datang kekamarku pagi tadi. Akupun mengisyaratkan sidik untuk membeli makan untuk kakaknya itu, dia pasti belum makan apa2 sedari pagi tadi. Sudah
Chapter D ;

Mencari Ilmu Ikhlas Karya Rudiarth T. Erianto di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mencari Ilmu Ikhlas sedih, nangis terus menerus ditambah belum makan ndak ngedrop badannya besok.
Tak lama, sidik terlihat kembali dengan beberapa bungkus makan siang untuk kami. Tuan puteri seakan tidak mau beranjak dari tidurnya dipahaku, akupun meminta tolong sidik untuk menyiapkan makan siang kakaknya itu. Sempat misuh2 karena kakaknya sangat manja siang itu. "Manja kamu mbak..mentang2 ada pacarnya" itulah kata2nya sambil menyiapkan makan siang kakaknya itu ke piring.
Ane : Yankk....mam dulu yuk..kamu belum mam toh dari pagi (dia menggeleng disela2 belaian tanganku dikepalanya)
Nduwt : gak lapar. (ketus jawabanya, dia masih emosi kyknya )
Ane : ntr kalo gak mam, kuyus dong
Nduwt : Biarin..biarin mati skalian.. (masih ketusnya)
Ane : yah..kalo mati gimana mau dilamar ntr" (sejenak dia mengangkat wajahnya melihatku)
Nduwt : beneran yank mau ngelamar aku" (aku mengangguk..aku berbohong demi membuatnya tersenyum)
Ane : iya sayang...kamu mam dulu ya..ndak sakit ntr (akhirnya diapun mengangguk)
Nduwt : suapin yaaaaaank.. (kembali dia memanja kepada kekasihnya ini)
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Sidik : halah..manja kamu mbak..kyk bayi aja pake di suap..
Nduwt : yaaaaaank...liat sidik tuh yaaaaaank.. (benar2 manja dirinya kini, artinya sudah sedikit berkurang sedihnya)
Ane : iya iya, ntr sidik ta pukul..
Sehabis makan sore itu, dia mengajakku jalan2 dengan motor matic barunya itu. "Ceketer" sudah di bawa bapak buat kesawah katanya..motor matic hitam itu merupakan hadiah dari bapak atas kelulusan dari kampusnya kala itu, itulah yang sekarang kemana2 dia bawa seperti ceketer dulu. Bukan nduwt kalo gak dikasih nama panggilan motor barunya itu dan nama yang dia pilih buat motor matic barunya itu adalah "Bleky", karena hitam katanya. "Bleky itu nama keren loh yank..kyk nama orang2 bule2 tuh yank " itulah kata2nya ketika menjelaskan perihal nama motor maticnya itu. Bleky..aku koq dengarnya lebih ke nama ya...
Sekitar pukul 9 malam, tuan puteri akhirnya merasa capek sehabis jalan2 dan mengajakku pulang kekostan. Dia tidak mau pulang keklaten malam itu, dia ingin bobo dikamar katanya, pengen meluk kekasihnya ini. Aku hanya mengiyakan kemauannya, sekalian juga aku mau menjelaskan semuanya malam ini. Mau tidak mau harus aku jelaskan daripada dia semakin sedih dengan iming2ku untuk melamarnya nanti.
Setelah memarkir Bleky di depan teras kostan, tuan puteri mengikutku masuk kekamar, saat aku membuka helm yang dia gunakan didalam kamar, tanganya melingkar indah seakan tak mau lepas dari pelukannya di tubuhku. Nafas yang tidak teratur sangat kelihatan dari isyarat kedua bahunya malam itu. Tidak seperti sebelum2nya dia terlihat berbeda. Belum pernah aku menemui ekspresi ini sejak 2 tahun aku dengannya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia yang biasanya lemah gemulai dengan senyuman manis gula jawanya kini terlihat sangat nakal ketika menciumi bibirku. Akupun seakan tak ambil pusing dengan perubahan sifatnya, aku hanya menikmati apa yang kami lakukan. Tak terasa kami sudah berada di atas kasurku yang kini terasa empuk lagi, tidak keras seperti malam sehabis mengobrol dengan ibu di progo dulu. Bagian tubuh yang dulu selalu dia tepis ketika tangan nakal ini mulai menjalari, kini seakan tidak lagi mendapat halangan darinya.
Lembut tangan itu ketika membawa tanganku ke arah yang selama ini dia pertahankan. Tidak, aku tidak ingin seperti ini, teriak batin sang pengecut ini. Sejenak aku menghentikan segala yang aku lakukan. Aku tidak ingin ini berlanjut, aku tak mau menghancurkan kehormatannya. Cukup aku mencintai setulus mungkin tanpa harus mengambil sesuatu yang berharga darinya. Maafkan aku sayang, aku sudah selancang ini terhadapmu.
Aku hanya menggeleng ketika dia melihatku, "Kenapa sayang"""" itulah ekspresi yang aku tangkap dari wajahnya yang masih berusaha menenangkan hasrat sekejapnya. Aku memeluk erat tubuhnya yang masih bergetar hebat itu. Kecupan hangat didahinya seakan mampu membuatnya sedikit tenang. Lumayan lama, getaran hebat itu berganti dengan nafas yang teratur darinya.
Ane : yank.. Nduwt : ... (semakin dalam dia membenamkan wajahnya dipelukan kekasihnya ini)
Ane : ibu kemarin udah jelasin ke kamu mengenai hubungan kita"" (dia mengangguk kecil didadaku, kembali aku merasakan getaran dari tubuhnya)
Nduwt : aku gak bisa yank..aku gak mau kita pisah.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : kita gak pisah yank..kamu tetap ada dihatiku sampai kapanpun. Ane : tapi, kita sepertinya gak bisa terus bersama yank.
Ane : kamu kan tau, aku gk akan bisa jadi orang jawa seperti apa yang ibu harapkan.
Ane : masalah lain aku bisa perjuangkan..tapi permintaan ibu kemarin tidak bisa aku penuhi
Ane : maaf ya yank..aku bukannya gak mau memperjuangkan hubungan kita..
Ane : tapi untuk masalah itu, aku benar2 gak bisa ngapa2in..
"Yaaaaaank" itulah kata terakhirnya sebelum tangisannya pecah kembali. Aku hanya dapat memeluknya malam itu, pelukan paling hangat yang aku punya untuk kekasihku.
Banyak yang aku jelaskan kepadanya malam itu, aku tahu ini sakit baginya..akupun merasakan hal yang sama..bagaimanapun dia adalah jantung hatiku..aku tahu rasanya ketika dia bersedih..aku akan merasakan kesedihan yang lebih dalam saat dia terluka..tapi aku harus menjelaskan semuanya, semua yang menjadi pertimbanganku mengapa tidak mau berjuang untuk hubungan kami..
Ane udah lupa kata2nya saat ane meyakinkan tuan puteriku malam itu..entahlah, otak ini sudah sedikit beku untuk mengingat bagaimana susahnya aku membuatnya mengerti mengenai keputusan yang aku ambil...dan agak segan untuk ane jelasin disini..
... Pagi menjelang, dia sudah siap2 untuk kembali kerumahnya di klaten sana..aku sempat mengantarnya kekamar mandi untuk cuci muka pagi itu. Dia menarik pelan tanganku untuk berdiri didepannya. Dengan kedua tangannya dia memegang wajahku, kembali aku melihat butiran air matanya menetes pagi itu. 5menit berlalu dia masih memandangi wajahku, tidak ada kata2 yang keluar dari bibirnya.
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Dia pun bergegas mengambil tas ala emak2nya dan mengambil kunci "Bleky" yang aku letakan di atas CPU dikamar. Kebiasaanya selama ini masih sama, menyerahkan helm putihnya kepadaku. Kecupan hangatku kembali mendarat di keningnya pagi itu, tali helm itu melingkar indah mengelilingi wajah chubby-nya. Setelah menyalim tangan kekasihnya ini, diapun kearah motor maticnya dan berlalu meninggalkan kostan. Aku hanya melambaikan tanganku kearahnya yang kini telah menghilang di ujung gang.
Itulah hari terakhir dia berada di kostanku..sejak hari itu dia tidak pernah lagi kekostan ataupun keyogya. Adiknya Nduwt, Sidik kini yang sering main kekostan sekedar memakai PC untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Dia mengambil jurusan yang sama denganku, jadi banyak materi yang masih aku simpan di komputer yang bisa di contek untuk tugas kuliahnya. Tak jarang juga ibu menitipkan beras dan beberapa makanan untukku ketika sidik mudik tiap minggu kerumahnya di klaten sana.
Tuan puteri mungkin kini sedang berusaha untuk mencoba hidup tanpa adanya sang pengecut ini dikehidupannya. Tak jarang aku sekedar sms menanyakan kabarnya, hanya balasan seadanya darinya. Akupun sering menanyakan kabar2 orang rumah melalui sidik ketika dia datang kekostan.
Aku sangat menghormati Ibu yang sudah menganggapku sebagai anak jagoannya..seorang jagoan yang akan mengikuti segala kemauan beliau..aku akan berusaha ikhlas untuk menerima semuanya..aku tau, tuan puteri akan lebih bahagia dengan keputusan ibu. Aku hanyalah orang asing yang dititipi untuk menjaga tuan puteri selama di yogya.
Beberapa teman yang pernah aku ceritakan perihal keadaanku dengan tuan puteri banyak yang mengatakan aku tidak mau memperjuangkan kebahagiaanku sendiri, ada juga yang mengiyakan perihal adat istiadat yang berbeda seperti yang di jelaskan oleh ibu. Tetapi kebanyakan dari
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas mereka mengatakan kalo aku hanyalah pengecut yang tidak mau berjuang. Ah, sudahlah..mereka tidak mengerti apa yang menjadi pertimbanganku saat itu.
"Seberat apapun mata melihat, lebih berat bahu yang memikul beban itu" Biarlah segala macam judge dari mereka terhadap sang pengecut ini..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 37. Selamat Tinggal Kekasih Hatiku.. (End Of Story)
Sang pengecut kini seperti tidak mempunyai semangat hidup..seorang putus asa yang tidak mempunyai tujuan untuk berjuang. Kuliah ku yang tinggal beberapa langkah lagi untuk ke garis finish seakan tidak aku hiraukan lagi. Tak lagi aku memiliki sesuatu yang memberiku tenaga untuk melangkahkan kaki keluar kamar.
Sedikit butek dengan suasana hati di yogya, di penghujung tahun 2012 akupun memutuskan pulang ke kampung halamanku. Sekedar mencari penyemangat hidup dengan melihat keluarga yang selalu mendukung anak kurang ajarnya ini. Tapi seperti sebelum2nya, yogya seakan sudah memberikanku pengaruh yang sangat besar dalam hidupku..2 minggu di rumah aku sudah sangat rindu dengan suasana yogya.
Akupun kembali keyogya setelah 2minggu lebih di kampung halamanku. Dapat kurasakan senyuman ketika di perjalanan kembali keyogya kala itu. Tapi tak bertahan lama, setelah perjalanan 2hari semalam itu, aku kembali membuka pintu kamar kostanku, dan memory bersama tuan puteri seakan kembali menyeruak memenuhi otak ku. Segala yang telah kami lewati di kamar ini masih terlihat jelas.
Aku memutuskan untuk pindah kamar ke kamar depan karena ada salah satu anak kost yang pulang karena sudah selesai urusannya di yogya kala itu. Setelah ijin dengan ibu kost, akupun meninggalkan kamar yang penuh dengan kenangan bersama tuan puteri itu.
Tahun telah berganti 2013, tetapi bayangan itu masih tetap ada dihati, tidak pernah padam sedikitpun. Aku benar2 merindukan ketika dia datang dan tersenyum manis gula jawanya didepan pintu kamarku. Aku rindu saat
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas itu, saat dia tersenyum dan menyalimi tanganku setelah aku melepas tali helm putih yang mengelilingi wajah chubbynya itu. Aku benar2 sangat merindukan pemilik hatiku itu.
Bulan february datang, salah satu teman sekampung tejo berkunjung ke yogya dan mengajak untuk berwisata ke gunung bromo. Sejenak refreshing dari segala permasalahan yang ada, akhirnya kami berlimapun berangkat ke gunung bromo. Aku, wawan, aji, tejo dan temannya berangkat dengan mobil sewaan kala itu. Perjalanan nekat hanya dengan bermodalkan GPS hape. 2 driver handalpun saling bergantian, Aji dan teman sekampung Tejo.
Trip wisata dengan bermodalkan nekat dan duit yang terbatas, seru dan dapat menghilangkan rasa stress dari permasalahan yang ada. Namanya juga perjalanan tanpa ada persiapan, dari Bromo dan berakhir di Madura hanya untuk makan sate di pinggiran jalan dekat dengan jembatan Suramadu. Gimana ceritanya coba jauh2 dari yogya ke bromo trus sampe ke madura hanya untuk menikmati sate di pinggir jalan. Yap, hanya orang2 gila seperti kami yang melakukannya.
Kembali keyogya, hati kembali bersedih dengan segala kenangan yang menusuk hati menyerang otak. Nge-galon lagi nge-galon lagi.. ...
Suatu hari di pertengahan 2013..aku siang itu sedang berada di kampus sekedar menikmati free wifi dengan bermain2 menggunakan NetCut dan memutuskan semua koneksi dari pengguna lain dan menikmati sendiri speed wifi di lobby. Yap, kurang lebih seperti itulah untuk mencari
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas kesenangan sesaat, sebelum kembali bersedih ketika pulang kekostan.
Sedang asik2nya bermain dengan NetCut, GalYoung ku bergetar didalam saku celanaku..sms masuk dari nomor seorang teman yang sudah lumayan lama tidak pernah menghubungiku. Akupun membaca sms dari nomor itu.
Oiya, beberapa bulan yang lalu, karena k750i yang sudah butut dan sudah error karena sering aku lempar kearah tembok di kamar, aku sempat mengganti dengan sams*ung galaxy young dari duit hasil ngegame. Ya biar sedikit kekinian gitulah make android, walaupun android murahan.
: mas, kamu besok mau datang sama siapa keklaten mas""
Sedikit tidak mengerti dengan maksud sms dari Agnes itu..masih ingat agnes kan, temannya tuan puteri yang pertama kali aku temui dulu di kampus UNY dulu..pasti masih ingat kan...ah, anggap aja ingat... maksa banget TSnya yak...
Akupun membalas sms dari agnes..
: ngapain Nes, ada acara apa emang""
Tak lama sms balasan pun datang dari nomornya..
: besok jam 10an acara nikahannya nduwt mas..kamu gak dikasih tau apa""
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Deg...perasaan ini, perasaan yang sangat berat yang aku rasa..ah sial..kenapa ini lobby kampus koq tiba2 banyak debu yak""" Wah cleaning servicenya gak becus ini, masa ngepel lantai aja gak bersih gini, debu masih banyak beterbangan.
: enggak kyknya Nes, besok aku ada acara juga..salam aja ya sama nduwt, selamat menempuh hidup baru
Setelah menekan tombol send, akupun merapikan netbook kecilku kedalam tas bututku yang sedari dulu tidak pernah aku ganti2. Gak tas gak pemiliknya sudah sama2 butut. Setelah netbook dan chargenya rapi didalam tas, akupun beranjak pulang. Lagi2 alam berkonspirasi menambah derita sang pengecut ini. Hujan mulai mengguyur sejenak setelah aku beranjak dari lobby kampus. Tidak terlalu deras, hanya gerimis kecil penghibur bumi yogya yang kepanasan.
Gerimis yang turun seakan berhasil membuat debu2 beterbangan dan memenuhi mataku, benar2 perih rasanya..ah debu kampret, mataku sampai berair sekarang...gerimis tak juga mampu menghalangi laju langkahku mengarah kekostan. Aku benar2 butuh berbaring di kasurku, sekedar meredakan mata yang kelilipan debu akibat debu di lobby kampus dan di jalan tadi. Panas di hati akibat pergantian cuaca yang sedari tadi panas dan tiba2 gerimis benar2 menyiksa.
Sedikit basah kemeja dan celana jeans yang aku gunakan siang itu karena gerimis di perjalanan pulang tadi, air hujan yang membasahi kepalaku kini menetes memenuhi kedua mataku..ah benar2 sempurna hariku. Tadi di
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas lobby kena debu, dijalan kena debu..ini di kasur juga kena air hujan dari rambutku. Kasur dan gulingku juga mendadak keras kyk batu gini yak..ah sompretlah..
... Hari2 berlalu setelah sms dari agnes itu, tapi aku tidak pernah menanyakan perihal yang agnes jelaskan melalui smsnya kala itu kepada adiknya nduwt, sidik yang belakangan sudah kembali datang kekostan. Sesekali dia menyampaikan pesan dari Ibu dan kakaknya. "Ini mas, ada beras dari Ibu..kapan main kerumah.." pesan dari ibu yang disampaikan sidik. "Mas, jangan telat makan ya..jangan kebanyakan ngegame..jaga kesehatan" pesan dari tuan puteri yang disampaikan sidik. "Iya, makasih.." jawabanku atas pesan dari ibu dan nduwt kepada sidik untuk disampaikan kalo dia kembali keklaten sana.
Aku sengaja tidak pernah menyinggung sesuatu mengenai pernikahan tuan puteri, aku tau mereka berusaha untuk menutupinya sekedar menjaga perasaanku. Akupun tidak terlalu mempermasalahkan itu, toh walaupun aku di undang, belum tentu aku sanggup untuk menghadirinya. Biarlah aku memendam kenangan dan rasa sakit ini sendiri. Aku mencintainya seperti dulu, tulus dan tidak berubah sedikitpun hingga saat ini.
Sejak ibu memberitahuku di progo dulu, aku sudah tahu akan kemana arah hubungan ini. Aku akan berusaha ikhlas untuk menerima semuanya nanti. Sakit memang sakit, jika masih punya hati..hatiku sudah aku berikan semua kepada tuan puteriku itu..dan tidak ada penyesalan sedikitpun akan hal itu, dan aku tidak lagi berhak atas hati yang sudah menjadi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas miliknya itu, terserah akan di apakan hati itu. Mau dia sakiti, mau dia bahagiakan..aku hanya dapat tersenyum bahagia dan berusaha ikhlas. ...
Skiplah yak...ane gak jago dalam merangkai kata untuk menceritakan bagaimana ngelewatin hari2 yang lumayan berat itu..kita skip agak jauh ke tahun 2014 aja yak..
Sabtu 6 September 2014 bertepatan dengan Ultah yang tidak pernah aku rayakan sama sekali itu, siang itu aku baru bangun dan mendapati pertemanan baru di BBM androidku. Akupun meng-accept pertemanan itu, dan terlihat wajah yang aku kenal, sangat aku kenal..bahkan aku hafal setiap lekuk diwajah chubbynya itu. Tak berapa lama setelah aku accept pertemanannya, terlihat chat masuk darinya.
Nduwt : assalamualaikum mas Nduwt : selamat ulang tahun ya mas
Ane : waalaikumsalam. Ane : makasih ya, masih sempat ingat ultahku Ane : gmn kabarnya"
Nduwt : baik mas, mas sendiri gimana kabarnya"
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : alhamdulillah baik nduwt.
Ane : oiya, kemarin nikah gak undang2 ih..jahat banget
Terlihat tanda R bulet di chat yang barusan aku kirim..tidak ada balasan lagi darinya..tak berapa lama, galyoung ku bergetar tanda isyarat masuk dari nomornya, nomor yang sama, nomor yang sering aku sms dulu..akupun segera menjawab panggilan itu, aku merindukan suara manjanya..
Ane : assalamualaikum.. (terdengar isakan tangis diujung telepon, tidak..aku hanya ingin mendengar suaranya manjanya bukan isak tangisnya)
Ane : yeee..koq nangis sih..ngomong gih..hehehe
Nduwt : mas..maaf ya..aku gak ngabarin kemarin2.. Nduwt : aku gak mau nyakitin kamu mas...maaf..
Ane : udah ih..jgn nangis..udah lewat juga nduwt.. Ane : aku rapopo koq..hehehe
Nduwt : maaf ya mas..kamuBOLEH benci sama aku mas.. Nduwt : kamu boleh maki2 aku mas..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Ane : gpp nduwt..udah ah..jelek kamu kalo nangis..
Ane : aku tetap sayang koq sama kamu, aku gak akan bisa benci sama kamu..
Ane : maaf ya, aku gak bisa datang pas kamu nikah.. (semakin keras terdengar suara tangisannya disana)
Ane : udah ya..kamu udah punya hidup yang lebih baik sekarang..kamu bahagia aku juga bahagia koq..
Ane : makasih ya buat semua bahagia yang sudah kamu berikan..
Dan akupun mematikan panggilan itu, biasa sedikit susah rasanya tenggorokan ini untuk berkata2 saat baru bangun tidur, mata juga masih sedikit basah karena baru bangun tidur..
Lagi aku harus menguatkan hati untuk merelakan segalanya, aku sudah mencoba ikhlas..dan sekarang aku harus bisa lebih ikhlas lagi untuk melepas kekasih hatiku itu. Selamat tinggal kekasihku, hiduplah dalam bahagiamu, karena akupun bahagia ketika engkau berbahagia. Semoga..
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas 38. Yogya oh yogya.. (last one)
Ah...yogya...kota gudeg yang sangat ramah terhadapku seorang asing yang datang merantau dari jauh ini. Masih terbayang jelas bagaimana model rupa muka butekku ketika turun dari bus di dekat jembatan layang janti dulu di tahun 2003. Mata merah karena mabuk perjalanan jauh bercampur kekaguman yang teramat sangat dengan ramainya lalulalang orang dan kendaraan yang lewat.
Di kota ini juga banyak kisah yang mungkin tidak akan bisa ane lupakan, susah senang suka duka anak rantauan yang jauh dari keluarga. Seorang perantau yang hanya bermodalkan sebuah brosur dari lembaga pendidikan yang aku dapat ketika kelulusan SMA dulu. Dari seorang korban brosur, aku sekarang seakan sangat berterima kasih kepada selembar brosur itu.
Berawal dari sebuah brosur, aku mengawali petualangan yang sangat penuh dengan rasa, kalo kata orang sih gado2, ada senang, ketawa, susah, sedih seakan bercampur menjadi kesatuan menjadi sebuah pengalaman yang akan membuatku tersenyum ketika sekedar berkunjung kembali ke kenangan itu. Pengalaman yang mungkin tidak akan pernah bisa terbeli dengan segala harta di muka bumi ini.
Sepertinya sejenak mengingat2 dari awal akan lumayan membuatku bersemangat malam ini.
Dari awal aku merasakan yang namanya menjadi mahasiswa, walaupun mahasiswa kawe-kawean ketika di Lembaga pendidikan dulu yang aku sebut sebagai kampus kecilku. Kampus kecil yang mengenalkanku kepada seorang cewek imut berkacamata bernama Marisa. Ah...marisa, cinta pertamaku. Cewek imut berkacamata yang mengenalkan cinta kepadaku yang seorang anak kampung ini.
Marisa marisa marisa...mungkin hanya satu semester aku dengannya, tapi
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas jika aku diberikan sebuah buku untuk menggambarkan kebahagiaan yang aku rasakan saat bersamanya, aku rasa aku dapat membuat sebuah perpustakaan yang berisi buku tentang perasaan bahagia itu. Seperti kata orang, cinta pertama memang benar2 indah. Yap, aku merasakannya, aku merasakan keindahan yang teramat sangat ketika bersama cinta pertamaku itu.
Yani..cewek kedua yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupanku, cewek tangguh yang mengajarkanku tentang kerasnya hidup yang dia lalui dan dia tetap dapat terus melangkah meski sakit yang teramat ketika mengingat kembali. Bahkan aku sempat memberikan rasa sakit itu lagi ketika dia bersamaku. Aku seakan tidak bisa menerima kehadirannya secara utuh karena ada bayang2 dari cinta pertamaku.
Seandainya aku di suruh menyebutkan 2 kata untuk menggambarkan Yani...kata yang akan ku pilih adalah "Cewek Tangguh". Bahkan saat itu aku mengakui dia jauh lebih tangguh dariku yang hanya seorang anak kampung yang labil dan cengeng ini. Banyak sikap tangguh darinya yang bisa aku pelajari..seperti kata2ku sebelumnya, aku memang jago dalam hal plagiat, yap..bahkan ketangguhan yani banyak yang aku plagiat.
Mimin...ah, bingung kalo disuruh njelasin perihal adik angkatku yang satu ini. Adik yang sering aku bilang adik kampret..adik yang sama dengan kakaknya ini, sama2 sejenis buaya dan kadal. Adik kocak yang mulutnya seperti knalpot motor tanpa saringan, asal nyerocos aja kalo ngomong. Pertama kenal dulu, aku pikir, aku sudah lumayan cuek dengan orang2 disekitarku. Ternyata si adik angkatku ini lebih parah, saking parahnya pacar sendiri aja di teriakin copet di depan umum.
Adik angkat yang sudah seperti adik kandungku ini sangat ceria, tetapi dibalik keceriaanya itu terdapat kesedihan yang mendalam juga. Aku masih ingat ketika malam dia mencoba cara bodoh buat bunuh diri malam itu. Hahahaha...bahkan cara bunuh dirinya aja lucu, benar2 koplak adik wedokku itu, ya sebelas duabelas lah sama kakaknya ini, mungkin karena
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas itulah kami sangat cocok.
Tyas, gak banyak yang bisa aku jelasin mengenainya..aku hanyalah pengagum setianya, pengagum yang mendapat kesempatan untuk merasakan perasaan lebih kepadanya. Tetapi, sang pengecut ini hanyalah dapat mengaguminya hingga akhir.
Wati...sang gitar spanyol dengan segala melody indah dan melody menyayat hati. Wanita yang mengajarkanku tentang kenikmatan dunia sesaat, wanita yang selalu mengajakku mengarungi lembah kelam ketika bersamanya. Wanita yang memberikanku kado paling indah ketika ultahku beberapa tahun lalu. Wanita yang harum rambutnya sama dengan yani, wangi sunsilk hitam. Wanita ini juga yang memberikan rasa sakit yang teramat, ketika dia menjelaskan kenyataan sebenarnya kemudian dia menghilang bak ditelan bumi.
Vanya..ini lagi satu cewek tangguh, tidak kalah tangguhnya dengan yani. Cewek yang selalu ada disampingku ketika aku tidak menyadari kehadirannya sama sekali. Cewek yang sangat tulus merawatku ketika aku di sentil oleh yang kuasa karena kelalaianku. Cewek yang tetap tersenyum dan setia mendengarkan segala obrolan dari mulutku ketika aku menceritakan orang lain didepannya.
Naning..ah, rada malas ane ngingat2nya.
Nduwt a.k.a Tuan Puteri..satu kata untuknya.."indah".. Cewek paling lembut yang pernah kukenal..cewek yang benar2 mampu membuatku bertekuk lutut didepannya. Cewek asal klaten yang membuatku berjanji dalam hati untuk tetap membuatnya tersenyum bahagia. Cewek chubby yang aku cintai setulus yang aku bisa. Cewek yang sangat menyukai warna hijau dan "doramemon"-nya itu. Cewek yang membuatku mencoba belajar apa itu ilmu ikhlas.
Tapi seperti kisahku sebelumnya, kisahku dengan tuan puteripun harus
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas berakhir dengan pisah. Aku tidak akan menyalahkan sesiapun dalam hal ini, aku masihlah seorang pengecut seperti sebelumnya, seorang pengecut bodoh yang tidak mau berkorban demi kebahagiaanya sendiri. Seorang pengecut yang hanya sok2an tegar ketika mendapat berita tuan puterinya menikah.
Ikhlas"" Entahlah aku benar2 ikhlas atau tidak dengan kenyataan ini, ketika aku mendapati diriku masih sendiri tanpa ditemani kekasih hatiku. Aku sempat meragukan aku bisa merelakannya ketika dia bersanding dengan orang lain. Kalut, bagaimana mungkin kita merelakan sesuatu yang tidak menjadi milik kita. Entahlah...aku sudah pernah membahas sebelumnya, aku hanyalah manusia yang gagal menghapus kenangan lama. Aku menguatkan diri dengan menganggapnya sedang sangat sibuk di klaten sana sehingga dia tidak bisa keyogya.
Sering aku berdiri didepan pintu kamar, berharap suara motor yang memasuki gerbang kostan adalah dirinya yang sekedar berkunjung menanyakan kabar. Tapi hingga suatu detik di penghujung 2014, aku tak lagi berani membayangkan hal itu. Detik dimana aku mendapati update status BBM, terlihat dia disana sedang menggendong dedek bayi-nya.
Aku tidaklah sekuat dan sehebat seperti yang terlihat di kisah ini, mungkin aku hanya menceritakan hal2 tertentu sehingga terlihat aku seperti seorang manusia paling tangguh. Aku menulis agar kalian berfikir aku seperti itu, kenyataanya tidaklah seperti itu.
Sekali lagi seandainya aku ditanya... "Kamu Ikhlas"" apa cuman pura2""""" aku akan menjawab, "Aku mencoba untuk ikhlas". ...
Seperti yang pernah aku tulis di salah satu balasan comment di part2 sebelumnya, aku awalnya berniat mengisahkan kisah ini dari awal aku keyogya hingga selesainya hubunganku dengan tuan puteri. Dan hingga
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas aku menulis bagian ini, tidak ada yang berubah dari niat awalku itu. Sepertinya aku belum bisa menceritakan kisah2 lain dalam hidupku dalam 2 tahun belakangan ini.
Mengenai hubunganku dengan tuan puteri..sesekali aku menanyakan kabarnya dan dedek bayinya itu setelah melihat update-an status di bbmnya. Adiknya, sidik juga masih sering datang kekostanku sekedar main dan mengerjakan tugas kuliahnya, serta menitipkan beras yang masih tetap dikirim oleh ibu dari rumahnya diklaten sana. Bahkan terakhir kemarin, ibu menitipkan hampir 5kg beras, kalo di jual kewarung kyknya lumayan duitnya
Oiya mengenai kantorku kecilku sekarang...tidak banyak yang bisa aku ceritakan..soalnya aku mulai kerja di awal2 tahun 2015, dan sedikit keluar dari batasan akhir ceritaku. Dan maaf, sudah menjadi kebiasaanku ketika di part2 akhir, sedikit terburu2 dalam berkisah..bisa kalian lihat hampir di setiap part akhir , terkesan sangat buru2..yap, mungkin itulah salah satu kekuranganku dalam bercerita.
Stop...gak usah tanya... "Trus sekarang sama siapa""" "Jomblo"" Jones"""
Jawabanku... "Sudah banyak yang aku ceritakan, dan untuk kehidupanku sekarang, maaf aku belum bisa berbagi dengan para reader disini " ...
Everything with a beginning has an end..mungkin inilah akhir dari kisah hidup sang cupu pengecut ini. Terima kasih sudah mau membuang waktu kalian disini, membaca kisah yang seadanya ini. Apresiasi sangat besar aku terima ketika kalian menyempatkan diri mengetik beberapa kata di kolom
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas comment. Apalagi kebahagiaan seorang pencerita selain kisahnya didengar orang.
Pamit undur diri..salam hangat... Aku yang masih setia di yogya ini.. Rudiarth T. Eriwanto.
*** Hidup bagaikan disinari cahaya kasih, Andai dikau jujur dan sabar menempuhnya..
Jangan biarkan rasa putus asa mengganggu, Andainya langkahmu berada dihadapan..
Apa maknanya,ujian berkaca, Sedang batinku menderita, Biar jadi caci hina menderu, Biar kata dusta memburu,
Takkan bergoyang semangatku, Demi satu cinta..
Di mana awalnya Ujian melanda
Terasa pahit namun jua ada manisnya, Kembara yang indah bertemankan gundah, Pasti akhirnya ku rasai,
Tenang disisi, Kembara yang indah, Bagaikan mengukir erti sebenar, Ketabahan,
Chapter D ; Mencari Ilmu Ikhlas Perjuangan seorang insan
*** Malaikat Keadilan 9 Wiro Sableng 125 Senandung Kematian Rajawali Emas 11
^