Anne Of Green Gables 5

Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery Bagian 5


indah. Aku tak akan keberatan menulis karangan itu jika sudah waktunya, desah Diana. Aku bisa memaksa diri menulis tentang hutan, tapi yang akan kita hadapi pada hari Senin sangat mengerikan. Ide Miss Stacy agar kita menulis cerita begitu sulit dilakukan!
Ah, itu semudah membalik telapak tangan, bantah Anne.
Bagimu mudah, karena kau memiliki imajinasi, sergah Diana, tapi apa yang akan kau lakukan jika kau lahir tanpa imajinasi" Kupikir kau sudah menyelesaikan karanganmu"
Anne mengangguk, berusaha keras untuk tidak terlihat terlalu berpuas diri, tetapi benar-benar gagal.
Aku menulisnya Senin malam yang lalu. Judulnya Rival yang Iri; atau Kematian yang Tidak Memisahkan . Aku membacakannya kepada Marilla, tapi dia berkata bahwa karanganku konyol dan mengada-ada. Kemudian, aku membacakannya kepada Matthew dan dia berkata karanganku bagus. Itu adalah jenis kritik yang kusukai. Kisahnya sedih namun manis. Aku menangis seperti bayi ketika menulisnya. Ceritanya tentang dua gadis cantik yang bernama Cordelia Montmorency dan Geraldine Seymour yang tinggal di desa yang sama, dan sangat tergantung satu sama lain. Cordelia bermahkota rambut cokelat gelap yang anggun, bagaikan tengah malam, dengan mata berbinar bagaikan senja temaram. Geraldine berambut pirang keemasan laksana ratu dan memiliki mata yang berwarna ungu lembut.
Aku belum pernah melihat seseorang yang bermata ungu, kata Diana meragukan.
Aku juga belum. Aku hanya membayangkannya saja.
dahi yang mirip pualam. Aku baru saja menemukan bagaimana dahi yang seperti pualam itu. Inilah salah satu keuntungan berusia tiga belas tahun. Kita tahu lebih banyak dibandingkan ketika berusia dua belas tahun.
Nah, bagaimana kisah Cordelia dan Geraldine itu" tanya Diana, yang baru mulai merasa lebih tertarik terhadap nasib mereka.
Mereka tumbuh rukun berdampingan hingga berusia enam belas tahun. Kemudian, Bertram DeVere datang ke desa mereka dan jatuh cinta kepada Geraldine yang cantik. Bertram menyelamatkan nyawanya ketika kudanya kabur sambil menarik kereta yang dia tumpangi. Dia pingsan di pelukan Bertram dan lelaki itu menggendongnya pulang sambil berjalan sejauh lima kilo; karena, kau tahu, kereta itu hancur berantakan. Aku sulit membayangkan bagaimana caranya melamar karena aku tidak memiliki pengalaman akan hal itu. Aku bertanya kepada Ruby Gillis, apakah dia tahu sesuatu tentang bagaimana pria melamar, karena kupikir dia menguasai subjek itu, mengingat banyak kakakkakak perempuannya yang sudah menikah. Ruby berkata bahwa dia bersembunyi di lemari ruang depan ketika Malcolm Andres melamar kakaknya, Susan. Dia bercerita, Malcolm berkata kepada Susan bahwa ayahnya mewarisinya pertanian atas namanya, dan kemudian bertanya, Bagaimana menurutmu, Sayang, jika kita meresmikan hubungan musim gugur ini" Susan menjawab, Ya tidak aku tak tahu biarkan aku berpikir dulu dan mereka bertunangan secepat itu. Tapi, kupikir lamaran itu bukanlah suatu lamaran yang sangat romantis, sehingga akhirnya aku harus membayangkannya sebisa mungkin. Aku membuatnya sangat berbunga-bunga dan puitis. Bertram berlutut, meskipun Ruby Gillis berkata hal itu sudah
lamarannya dengan jawaban satu halaman penuh. Kau harus tahu, sangat sulit untuk membuat pidato tersebut dan aku menganggapnya sebagai karya terbaikku. Bertram memberinya cincin berlian dan kalung bermata batu delima, lalu berkata bahwa mereka akan pergi ke Eropa untuk berbulan madu, karena dia sangat kaya. Tapi kemudian, sial, bayang-bayang mulai menggelapkan jalan mereka. Diamdiam, Cordelia sendiri mencintai Bertram. Ketika Geraldine menceritakan pertunangan mereka, Cordelia sangat marah, terutama setelah melihat kalung dan cincin berliannya. Rasa sayangnya terhadap Geraldine berubah menjadi kebencian yang pahit, dan dia bersumpah bahwa Geraldine tak akan pernah menikah dengan Bertram. Tapi, dia berpura-pura untuk menjadi teman Geraldine seperti sebelumnya. Suatu malam, mereka berdiri di jembatan, di atas sungai yang deras. Dan Cordelia, berpikir bahwa mereka sendirian, mendorong Geraldine ke arus yang deras sambil berseru liar dan penuh olok-olok, Ha, ha, ha. Tapi Bertram melihat semua itu dan langsung menceburkan diri ke sungai deras tersebut, sambil berseru, Aku akan menyelamatkan dirimu, Geraldineku terkasih. Tapi sial, dia lupa, dia tidak bisa berenang, dan mereka tenggelam bersama, saling merengkuh satu sama lain. Lama setelah itu, tubuh mereka terbawa arus ke laut. Mereka dimakamkan dalam satu lubang, dan pemakaman mereka sangat mengesankan, Diana. Jauh lebih romantis untuk mengakhiri suatu cerita dengan pemakaman daripada dengan pernikahan. Sementara itu, Cordelia akhirnya menjadi gila karena menyesal dan dikurung di rumah sakit jiwa. Kupikir, itu adalah ganjaran yang puitis untuk kejahatannya.
Sungguh sangat indah! desah Diana, yang berada di pihak Matthew dalam urusan mengkritik. Aku tak bisa
menggetarkan itu dalam kepalamu, Anne. Kuharap, imajinasiku sebaik milikmu.
Pasti bisa, jika kau terus-menerus melatihnya, kata Anne dengan ceria. Aku baru saja memikirkan suatu rencana, Diana. Ayo kita bentuk sebuah klub cerita sendiri, dan berlatih mengarang cerita. Aku akan membantumu hingga kau bisa melakukannya sendiri. Kau harus melatih imajinasimu, kau tahu. Miss Stacy juga mengatakan demikian. Hanya saja, kita harus mengarahkannya dengan baik. Aku menceritakan kepadanya tentang Hutan Berhantu, tapi dia berkata, imajinasi kita itu berjalan ke arah yang salah.
Itulah asal usul terbentuknya klub cerita. Awalnya, anggotanya hanya Diana dan Anne, tetapi segera klub itu membesar, dengan tambahan anggota Jane Andrews dan Ruby Gillis, serta seorang atau dua orang anak lain yang merasa imajinasi mereka perlu dilatih. Tidak ada seorang pun anak lelaki yang diizinkan untuk ikut meskipun Ruby Gillis berpendapat bahwa kehadiran mereka akan membuat kegiatan ini lebih menarik dan setiap anggota harus menulis satu cerita dalam seminggu.
Hal ini sangat menarik, Anne memberi tahu Marilla. Setiap anak perempuan harus membacakan ceritanya keras-keras, kemudian kami mendiskusikannya. Kami akan menjaga cerita-cerita itu agar tetap sakral dan membacakannya kepada keturunan kami. Kami semua menggunakan nama samaran. Nama samaranku adalah Rosamond Montmorency. Semua temanku membuatnya dengan cukup baik. Ruby Gillis terlalu sentimental. Dia memasukan terlalu banyak percintaan ke dalam cerita-
buruk daripada terlalu sedikit. Jane sama sekali tidak pernah memasukkannya, karena dia berkata, itu membuatnya merasa sangat konyol saat harus membacakannya keras-keras. Cerita-cerita Jane sangat logis. Kemudian, Diana memasukkan terlalu banyak pembunuhan ke dalam ceritanya. Dia bilang, sering kali dia tak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap tokohtokohnya, jadi dia memutuskan untuk menyingkirkan mereka. Aku hampir selalu harus menyarankan kepada mereka apa yang harus ditulis, tapi itu tidak terlalu sulit karena aku memiliki berjuta-juta ide.
Kupikir urusan tulis-menulis cerita ini adalah hal yang paling konyol, gerutu Marilla. Kau akan memikirkan banyak sekali omong kosong dalam kepalamu dan membuang waktu saat kau seharusnya belajar. Membaca cerita sudah cukup buruk, tapi menulis cerita lebih buruk lagi.
Tapi kami sangat berhati-hati untuk menyisipkan pesan moral ke dalam kisah-kisah itu, Marilla, Anne menerangkan. Aku bersikeras akan hal itu. Semua tokoh baik akan mendapat balasan dan semua tokoh jahat akan mendapat ganjaran. Aku yakin hal ini akan berakibat baik. Moral adalah hal yang sangat penting. Mr. Allan juga mengatakannya. Aku membacakan salah satu ceritaku kepadanya dan Mrs. Allan. Mereka berdua setuju bahwa pesan moralnya sangat baik. Hanya saja, mereka tertawa pada saat-saat yang salah. Aku lebih menyukai jika orangorang menangis. Jane dan Ruby hampir selalu menangis
surat kepada Bibi Josephine-nya, menceritakan klub kami. Bibi Josephine membalas suratnya dan meminta kami mengirimkan beberapa cerita. Jadi, kami menduplikat empat cerita terbaik kami dan mengirimkannya. Miss Josephine Barry membalasnya, mengatakan bahwa dia belum pernah membaca sesuatu yang selucu itu sepanjang hidupnya. Hal ini membingungkan kami karena semua cerita itu sangat menyedihkan, dan hampir semua tokohnya mati. Tapi, aku senang Miss Barry menyukainya. Hal itu menunjukkan bahwa klub kami melakukan suatu kebaikan untuk dunia ini. Mrs. Allan berkata, seharusnya kita menetapkan tujuan baik untuk semua hal. Aku benar-benar mencoba membuat semua yang kulakukan bertujuan baik, tapi aku sering lupa saat sedang bersenang-senang. Kuharap aku akan sedikit mirip dengan Mrs. Allan ketika dewasa. Apakah kau pikir ada harapan, Marilla"
Aku tak bisa mengatakan bahwa ada harapan besar, itu adalah jawaban Marilla yang mendukung. Aku yakin, Mrs. Allan tidak pernah menjadi gadis kecil yang begitu konyol dan pelupa seperti dirimu.
Benar; tapi dia juga tidak selalu sebaik saat ini, kata Anne dengan serius. Dia mengatakan sendiri kepadaku bahwa, dia bilang, dia sangat badung saat masih kecil dan selalu terlibat kesulitan. Aku merasa begitu terhibur ketika mendengarnya. Bukankah aku sangat berdosa, Marilla, karena merasa terhibur ketika mendengar orang lain pernah nakal dan badung" Mrs. Lynde berkata begitu. Mrs. Lynde berkata bahwa dia selalu merasa kaget jika mendengar seseorang pernah begitu nakal, tak peduli semuda apa pun mereka saat itu. Mrs. Lynde berkata, dia pernah mendengar
tart stroberi dari lemari bibinya, dan dia tak pernah bisa menghormati pendeta itu lagi. Tapi, aku tak akan merasa seperti begitu. Aku telah berpikir bahwa sang pendeta sangat terhormat karena mengakui hal itu, dan aku berpikir bahwa pengakuannya membawa pengaruh baik bagi anakanak lelaki kecil yang masih badung saat ini. Aku juga merasa prihatin terhadap mereka, karena mungkin anakanak lelaki itu akan menjadi seorang pendeta suatu hari, meskipun mereka nakal. Itu yang kupikirkan, Marilla.
Yang kupikirkan saat ini, Anne, kata Marilla, bahwa kau sudah lama sekali mencuci peralatan makan itu. Kau telah menghabiskan waktu satu jam lebih lama daripada yang seharusnya, dengan semua ocehanmu itu. Belajarlah untuk bekerja lebih dulu, baru bicara setelah itu.
Jiwa yang Sombong dan Merana Mata Marilla menatap Green Gables dengan penuh kecintaan, mengintip melalui susunan pepohonan dan cahaya matahari yang memantul dari jendela-jendelanya dalam beberapa bentuk kecil yang megah. Ketika melangkah di sepanjang jalanan yang lembap, Marilla berpikir, pulang ke rumah menuju perapian hangat yang terang dan apinya berkeretak serta meja yang sudah disiapkan rapi untuk minum teh adalah hal yang sangat memuaskan, mengingat malam-malam setelah Pertemuan Penggalangan Dana Amal yang dingin dan sepi sebelum Anne tiba di Green Gables.
Karena itu, ketika Marilla memasuki dapurnya dan menemukan perapian tidak menyala, tanpa ada tanda keberadaan Anne di mana-mana, dia merasa kecewa dan kesal. Dia telah menyuruh Anne untuk memastikan hidangan minum teh siap pada jam lima, tetapi, sekarang dia
menyiapkan hidangan itu sendiri, sebelum Matthew kembali dari membajak ladang.
Aku akan mengurus Miss Anne ketika dia pulang, kata Marilla dengan geram, ketika dia meraut sebatang kayu pemantik api dengan pisau ukir dengan lebih bertenaga daripada yang seharusnya. Matthew telah tiba dan menunggu hidangan minum tehnya dengan sabar di sudutnya. Dia keluyuran entah ke mana dengan Diana, mengarang cerita atau melatih dialog atau hal lain yang sama konyolnya, dan sama sekali tidak memikirkan waktu atau tugas-tugasnya. Dia harus ditarik dengan cepat dan seketika dari hal-hal seperti itu. Aku tak peduli jika Mrs. Allan memang mengatakan Anne adalah anak paling cerdas dan paling manis yang pernah dia kenal. Mungkin dia cukup cerdas dan manis, tapi kepalanya penuh omong kosong dan tak pernah diketahui akan ada bencana apa yang terjadi selanjutnya. Segera setelah dia tumbuh dewasa, dia seharusnya bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi ini! Aku di sini, mengatakan hal-hal yang tadi dikatakan Rachel Lynde di Pertemuan Penggalangan Dana Amal, yang membuatku marah. Aku benar-benar lega ketika Mrs. Allan berbicara membela Anne, karena jika tidak, aku tahu, aku akan mengatakan sesuatu yang terlalu keras kepada Rachel di hadapan semua orang. Anne memang memiliki banyak kesalahan, siapa pun tahu, dan aku tak akan mengabaikan hal itu. Tapi, aku yang membesarkannya, bukan Rachel Lynde, yang pasti akan melihat kesalahan Malaikat Jibril sendiri, jika dia tinggal di Avonlea. Tetapi, Anne tidak seharusnya meninggalkan rumah seperti ini jika dia
tugas-tugasnya. Aku harus mengatakan, meskipun banyak melakukan kesalahan, anak itu tidak pernah tidak menurut atau tidak bisa dipercaya sebelumnya, dan aku benar-benar menyesal karena saat ini dia begitu.
Yah, hmm, aku tak tahu, sahut Matthew, yang selama itu menunggu dengan sabar dan bijaksana. Selain itu, dia kelaparan, dan memutuskan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan adalah membiarkan Marilla mengungkapkan kekesalan hatinya hingga puas, karena dari pengalaman, dia tahu bahwa Marilla akan mengerjakan apa pun jauh lebih cepat jika tidak diganggu oleh argumen-argumen yang tidak tepat waktu. Mungkin kau menghakiminya terlalu cepat, Marilla. Jangan katakan dia tidak bisa dipercaya hingga kau yakin bahwa dia tidak menurut kepadamu. Mungkin semua ini bisa diterangkan Anne sangat hebat jika menerangkan sesuatu.
Dia tidak di sini ketika aku menyuruhnya untuk jangan ke mana-mana, tukas Marilla. Kukira dia akan sulit untuk memberi penjelasan yang memuaskanku. Tentu saja, aku tahu kau berpihak kepadanya, Matthew. Tapi, aku yang membesarkannya, bukan kau.
Ketika hidangan siap, hari sudah gelap. Dan masih tidak ada tanda-tanda keberadaan Anne, yang terburu-buru melintasi jembatan kayu di Kanopi Kekasih, dengan terengah-engah dan menyesal karena mengabaikan tugasnya. Marilla mencuci dan menyimpan peralatan makan dengan geram. Kemudian, karena membutuhkan lilin untuk menerangi perjalanannya ke gudang bawah tanah, dia naik ke loteng timur untuk mengambil sebatang lilin yang
berbalik dan melihat Anne terbaring di tempat tidurnya, dengan wajah terbenam ke bantal.
Ya Tuhan, kata Marilla yang merasa kaget, apakah kau tertidur, Anne"
Tidak, terdengar gumaman jawaban.
Kalau begitu, kau sakit" tanya Marilla penasaran, mendekati tempat tidur.
Anne membenamkan kepalanya lebih dalam di antara bantal-bantal, bagaikan ingin menyembunyikan diri untuk selamanya dari mata makhluk lain.
Tidak. Tapi kumohon, Marilla, pergilah dan jangan perhatikan aku. Aku sedang merasa sangat merana, dan aku tak peduli siapa pun yang akan memimpin di kelas, atau menulis karangan terbaik, atau bernyanyi di paduan suara sekolah Minggu lagi. Aku tak akan pernah mampu untuk pergi ke mana-mana lagi. Karierku sudah berakhir. Tolonglah, Marilla, pergilah dan jangan perhatikan aku.
Apa ada seseorang yang pernah mendengar hal seperti ini" Marilla yang tercengang ingin tahu apa yang terjadi. Anne Shirley, apa yang terjadi denganmu" Apa yang kau lakukan" Bangunlah saat ini juga dan ceritakan kepadaku. Saat ini juga, aku sudah bilang. Nah, ada apa"
Anne telah bergeser dan berdiri dengan kepatuhan yang menyedihkan.
Lihatlah rambutku, Marilla, dia berbisik.
Marilla langsung mengangkat lilinnya dan memerhatikan rambut Anne dengan teliti, yang tergerai tebal hingga ke punggungnya. Tidak dapat diragukan, rambut itu terlihat sangat aneh.
rambutmu" Hah, warnanya hijau!
Warna itu bisa saja disebut hijau, tapi sebetulnya warnanya seperti warna tanah hijau bersemburat tembaga yang aneh dan kusam, dengan beberapa helai warna asli rambut Anne yang merah terang di mana-mana, memperkuat efek menakutkan penampilannya. Selama hidupnya, Marilla belum pernah melihat sesuatu yang sangat ganjil seperti rambut Anne pada saat itu.
Ya, warnanya hijau, Anne mengeluh. Kupikir tak ada yang seburuk berambut merah. Tapi, sekarang aku tahu, memiliki rambut hijau sepuluh kali lebih buruk daripada hal itu. Oh, Marilla, kau sama sekali tidak tahu seberapa merananya aku.
Aku sama sekali tidak tahu bagaimana kau bisa melakukan ini semua, tapi aku ingin tahu, kata Marilla. Turunlah ke dapur terlalu dingin di sini dan katakan kepadaku apa yang kau lakukan. Kadang-kadang aku mengkhawatirkan sesuatu yang ganjil seperti ini. Selama dua bulan ini kau tidak terlibat masalah, tapi aku yakin ada sesuatu yang akan terjadi. Nah, sekarang, apa yang kau lakukan dengan rambutmu"
Aku mengecatnya. Mengecatnya! Mengecat rambutmu! Anne Shirley, apakah kau tahu, hal itu berdosa"
Ya, aku tahu hal itu agak berdosa, Anne mengakui. Tapi kupikir, dosa itu masih bisa dimaklumi karena aku ingin menyingkirkan rambut merah. Aku sudah mempertimbangkannya, Marilla. Selain itu, aku akan berbuat kebaikan untuk mengimbanginya.
Baiklah, kata Marilla dengan nada sarkastis, jika aku memutuskan bahwa mewarnai rambut layak dilakukan,
yang sudah umum. Aku tak akan mengecatnya dengan warna hijau.
Tapi aku tidak bermaksud mengecatnya dengan warna hijau, Marilla, Anne memprotes dengan penuh pembelaan diri. Jika aku berdosa, aku bermaksud melakukan dosa itu untuk suatu tujuan yang baik. Dia berkata, rambutku akan berubah menjadi hitam legam yang indah dia sangat meyakinkan aku bahwa hal itu akan terjadi. Bagaimana aku bisa meragukan kata-katanya, Marilla" Aku tahu bagaimana rasanya jika kata-kata kita diragukan. Dan Mrs. Allan berkata, kita seharusnya tidak berprasangka bahwa orang-orang tidak mengatakan kebenaran kepada kita, kecuali kita memang telah membuktikannya. Sekarang aku telah membuktikannya rambut hijau telah cukup memberi bukti kepada semua orang. Tapi tadi aku tidak berprasangka buruk, dan aku percaya setiap kata yang dia katakan secara tersirat.
Siapa yang mengatakannya" Siapa yang kau bicarakan"
Pedagang keliling yang kemari tadi siang. Aku membeli cat rambut darinya.
Anne Shirley, sudah berapa kali aku mengatakan agar tidak membiarkan orang-orang Italia itu masuk ke dalam rumah! Aku juga tidak menyukai mereka datang ke lingkungan kita sama sekali.
Oh, aku tidak membiarkannya masuk ke rumah. Aku ingat apa yang kau katakan, jadi aku keluar, setelah menutup pintu dengan hati-hati, dan melihat-lihat barang bawaannya di tangga. Selain itu, dia bukan orang Italia dia adalah orang Yahudi Jerman. Dia membawa sebuah kotak besar penuh dengan benda menarik, dan dia berkata, dia bekerja keras untuk mencari uang agar istri dan anak-
sungguh-sungguh tentang hal itu, dan hatiku tersentuh. Aku ingin membeli sesuatu darinya untuk membantunya mencapai tujuan yang benar-benar berharga. Kemudian, aku langsung melihat sebotol cat rambut. Si pedagang keliling berkata, cat itu dijamin bisa mewarnai rambut menjadi hitam legam dan tidak bisa luntur. Saat itu juga, aku membayangkan diriku sendiri dengan rambut hitam legam yang indah, dan godaan itu sangat kuat. Tapi, sebotol cat itu berharga tujuh puluh lima sen, dan aku hanya memiliki sisa lima puluh sen di tabunganku. Kupikir pedagang keliling itu memiliki hati yang sangat baik, karena dia mengatakan kepadaku, dia akan menjualnya dengan harga lima puluh sen, dan memberikannya begitu saja. Jadi, aku membelinya. Segera setelah dia pergi, aku naik dan mengoleskannya dengan sikat rambut tua, dengan cara yang dia beri tahukan. Aku menggunakan seluruh isi botol itu, dan oh, Marilla, ketika aku melihat warna rambutku berubah mengerikan, aku menyesal telah melakukan dosa, dan aku tak bisa mengatakannya kepadamu. Dan aku telah menyesalinya sejak saat itu.
Yah, kuharap kau menyesalinya untuk tujuan baik, kata Marilla dengan datar, dan semoga matamu terbuka karena kesombongan yang telah membutakanmu, Anne. Siapa pun tahu apa yang harus dilakukan. Kupikir, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencuci rambutmu bersih-bersih, dan kita lihat apakah akan ada gunanya.
Anne langsung mencuci rambutnya, menggosoknya kuat-kuat dengan sabun dan air, tetapi satu-satunya perbedaan yang terjadi adalah warna merah rambutnya yang alami malah menjadi berubah juga. Si pedagang keliling memang jujur ketika mengatakan bahwa cat itu tak
dilihat dari sisi lain. Oh, Marilla, apa yang harus kulakukan" Anne bertanya sambil berurai air mata. Aku tak akan pernah bisa menjalani ini semua. Orang-orang sudah cukup melupakan kesalahan-kesalahanku yang lain kue minyak angin, membuat Diana mabuk, dan tak bisa menahan amarah kepada Mrs. Lynde. Tapi, mereka tak akan melupakan ini. Mereka akan berpikir bahwa aku tidak terhormat. Oh, Marilla, sekali lancung ke ujian, seumur hidup kita tak akan dipercaya. Itu adalah peribahasa, tapi itu memang betul. Dan oh, pasti Josie Pye akan menertawakan aku! Marilla, aku tak bisa menghadapi Josie Pye. Aku adalah anak perempuan paling tidak bahagia di Pulau Prince Edward.
Kesedihan Anne terus merundungnya selama seminggu. Selama itu, dia tidak pergi ke mana-mana dan mengeramasi rambutnya setiap hari. Hanya Diana satusatunya orang luar yang mengetahui rahasia penting ini, tetapi dia sungguh-sungguh berjanji untuk tidak menceritakan ini, dan hingga kapan pun dia menepati janjinya. Pada akhir minggu, Marilla memutuskan:
Tak ada gunanya, Anne. Cat rambutnya tidak luntur sama sekali. Rambutmu harus dipotong, tak ada cara lain. Kau tak bisa keluar dengan tampang seperti itu.
Bibir Anne bergetar, tetapi dia menyadari kenyataan pahit dari perintah Marilla tersebut. Dengan desahan kesedihan, dia mengambil gunting.
Tolong potong rambutku segera, Marilla, dan selesaikan dengan cepat. Oh, aku merasa hatiku hancur. Ini adalah penderitaan yang sangat tidak romantis. Gadis di
menjualnya agar mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk tujuan baik, dan aku yakin tak akan keberatan untuk kehilangan rambutku dengan alasan seperti itu. Tapi, sungguh tidak nyaman untuk kehilangan rambut karena kita mengecatnya dengan warna mengerikan, iya, kan" Aku akan meratap selama kau mengguntingnya, jika hal itu tidak mengganggu. Ini sepertinya hal yang tragis.
Kemudian Anne meratap. Tetapi, lama setelah itu, saat naik dan menatap bayangannya di cermin, dia merasa tenang. Marilla telah melakukan pekerjaannya dengan rapi dan untuk melihat warna rambut Anne yang aneh, orangorang harus melihatnya dari jarak yang sangat dekat. Hasilnya tidak membuat Anne tampak lebih menarik, hanya bisa dibilang sedikit perubahan gaya saja. Anne pelan-pelan membalikkan cerminnya hingga menghadap dinding.
Aku tak akan, tak akan pernah menatap diriku lagi hingga rambutku tumbuh panjang, dia berjanji dengan penuh kesungguhan.
Tetapi, tiba-tiba dia mengembalikan posisi cermin lagi. Ya, tentu saja aku akan melihat bayanganku. Aku memang layak mendapatkan ganjaran atas dosaku. Aku akan menatap wajahku setiap aku memasuki kamar, dan melihat betapa buruknya rupaku. Dan aku juga tak akan mencoba untuk membayangkan rupaku berubah. Aku tak pernah berpikir aku menyombongkan rambutku, sama sekali tidak. Tapi, sekarang aku tahu memang benar begitu, bukan karena warna merahnya, tetapi karena begitu panjang, tebal, dan bergelombang. Kukira sesuatu akan terjadi
Rambut Anne yang terpangkas pendek membuat sensasi di sekolah pada Senin berikutnya, tetapi dia merasa lega karena tak ada orang yang mengetahui alasan sebenarnya dia melakukan itu. Bahkan Josie Pye pun tidak. Tetapi, dia tetap tidak lupa untuk mengatakan kepada Anne, bahwa tampang Anne benar-benar mirip orang-orangan sawah.
Aku tak menjawab apa-apa ketika Josie mengatakan hal itu kepadaku, Anne bercerita malam itu kepada Marilla, yang sedang berbaring di sofa setelah sebuah serangan sakit kepala, karena kupikir, itu bagian dari hukumanku dan aku harus menghadapinya dengan sabar. Sungguh menyebalkan dikatakan mirip orang-orangan sawah, dan aku ingin menjawab sesuatu. Tapi, aku diam saja. Aku hanya menatapnya galak, kemudian memaafkannya. Bukankah kita akan merasa sangat taat jika kita memaafkan orang lain, iya, kan" Aku benar-benar akan mencurahkan seluruh tenagaku untuk menjadi orang baik setelah ini, dan aku tak akan pernah mencoba menjadi cantik lagi. Tentu saja, lebih baik menjadi orang baik. Aku tahu itu, tapi kadang-kadang sungguh sulit untuk memercayai sesuatu, meskipun kita mengetahuinya. Aku benar-benar ingin jadi orang baik, Marilla, seperti kau, Mrs. Allan, dan Mrs. Stacy, kemudian tumbuh dewasa dan membuatmu bangga. Diana berkata, jika rambutku mulai tumbuh, sebaiknya aku mengikatkan pita beludru hitam di sekeliling kepalaku dengan simpul pada satu sisi. Dia berkata, dia pikir hal itu akan sangat bergaya. Aku akan menyebutnya gaya pita kado itu terdengar begitu romantis. Tapi, apakah aku terlalu banyak berbicara, Marilla" Apakah ocehanku membuat kepalamu sakit"
sakitnya terasa sangat parah. Sakit kepalaku ini semakin lama semakin memburuk. Aku harus memeriksakannya ke dokter. Dan untuk ocehanmu, aku tak tahu apakah aku keberatan aku sudah begitu terbiasa mendengarnya.
Itu adalah cara Marilla mengatakan bahwa dia senang mendengar ocehan Anne.
Perawan Lily yang Tidak Beruntung Aku juga, kata Ruby Gillis, sambil merinding. Aku tak keberatan mengambang di bawah jika ada dua atau tiga orang dari kita yang ada di tepian dan kita bisa duduk. Itu menyenangkan. Tapi untuk berbaring dan berpura-pura mati aku tak bisa. Aku akan benar-benar mati karena ketakutan.
Tentu saja itu akan romantis, Jane Andrews menyetujui, tapi aku tahu, aku tak akan bisa diam. Aku akan menegakkan tubuh setiap menit atau sekitar itu, untuk melihat di mana aku berada dan memastikan aku tidak hanyut terlalu jauh. Dan kau tahu, Anne, hal itu akan mengurangi keindahannya.
Tapi, jika Elaine berambut merah akan sangat konyol, ratap Anne. Aku tidak takut untuk mengambang dan aku senang menjadi Elaine. Tapi hal itu benar-benar menggelikan. Ruby harus menjadi Elaine karena dia begitu cantik dan memiliki rambut panjang keemasan yang indah Elaine memiliki rambut cemerlangnya yang tergerai , kalian kan tahu. Dan Elaine adalah perawan lily. Nah, seseorang yang berambut merah tidak bisa menjadi perawan lily.
Warna kulitmu sama indahnya dengan warna kulit
gelap daripada biasanya, sebelum kau memotongnya.
Oh, apakah kau benar-benar berpikir begitu" seru Anne, tersipu gugup karena bahagia. Kadang-kadang, aku sendiri berpikir begitu tapi aku tak pernah bertanya kepada orang lain karena takut ia akan mengatakan padaku bahwa hal itu salah. Apakah kau pikir sekarang warna rambutku bisa disebut merah tua kecokelatan, Diana"
Ya, dan kupikir rambutmu benar-benar indah, kata Diana, dengan penuh kekaguman menatap ikal-ikal rambut pendek dan berkilau yang menutupi kepala Anne, yang dirapikan dengan sehelai pita dan simpul beludru hitam yang sangat cantik.
Mereka sedang berdiri di tepi danau, di bawah Orchard Slope, tempat sebuah tanjung yang dipagari pepohonan birch menjorok dari tepian; pada ujung tanjung itu, ada sebuah dermaga kayu kecil yang dibangun di atas air untuk kepentingan para nelayan dan pemburu bebek. Ruby dan Jane menghabiskan siang pada pertengahan musim panas itu dengan Diana, dan Anne datang untuk bermain dengan mereka.
Anne dan Diana menghabiskan waktu bermain mereka sepanjang musim panas itu di danau atau di sekitarnya. Alam Membisu sudah menjadi masa lalu mereka, karena Mr. Bell telah menebang habis jajaran pepohonan yang berkeliling di padang gembalanya pada musim semi. Anne duduk di tunggul pohon dan menangis, mengenang romantisme tempat itu; tetapi dia segera terhibur karena, seperti yang dia serta Diana katakan, gadis-gadis berusia tiga belas yang akan berulang tahun keempat belas terlalu besar untuk kesenangan kekanak-kanakan seperti rumahrumahan, dan ada kegiatan yang lebih menarik di sekitar danau. Memancing ikan trout di atas jembatan sangat
mendayung sebuah sekoci kecil berdasar rata yang disimpan Mr. Barry untuk berburu bebek.
Anne yang memiliki ide agar mereka mendramatisasikan Elaine. Mereka telah mempelajari puisipuisi Tennyson di sekolah pada musim dingin yang lalu, karena Inspektur Pengawas Pendidikan telah menetapkannya dalam pelajaran bahasa Inggris di sekolahsekolah Prince Edward Island. Mereka telah menganalisis, membagi-bagi, dan memecahkan kalimat-kalimatnya menjadi bagian-bagian secara umum, hingga harus dipertanyakan apakah ada pengertian sedikit pun yang tertinggal untuk para pembacanya. Tetapi, setidaknya, perawan lily yang cantik, Lancelot, Guinevere, dan Raja Arthur telah menjadi orang-orang yang sangat nyata bagi mereka, dan Anne diam-diam merasa menyesal karena dia tidak lahir di Camelot. Dia berkata, masa-masa itu jauh lebih romantis daripada masa-masa saat dia hidup.
Rencana Anne disambut dengan antusiasme. Anakanak perempuan itu menemukan bahwa jika sekoci berdasar datar didorong dari tepian, benda itu akan hanyut dibawa arus di bawah jembatan, dan akhirnya terdampar di tepian yang lebih dangkal, yang berada di lengkungan danau. Mereka sering mencoba hal ini, dan untuk memainkan peran Elaine, itu sangat berguna.
Baiklah, aku akan menjadi Elaine, kata Anne, dengan ragu-ragu mengalah karena meskipun dia senang memainkan karakter utama, perasaan artistiknya menuntut
keterbatasannya tidak akan cocok untuk peran itu. Ruby, kau menjadi Raja Arthur, Jane menjadi Guinevere, dan Diana menjadi Lancelot. Tapi, sebelumnya kau harus menjadi saudara-saudara dan ayah Elaine. Tidak bisa ada pelayan tua yang tolol karena tidak cukup ruangan untuk dua orang di sekoci, jika satu orang berbaring. Kita harus melapisi dasar sekoci itu dengan kain kafan hitam. Syal hitam usang milik ibumu pasti cocok, Diana.
Setelah syal hitam itu diambil, Anne menghamparkannya di atas sekoci dan berbaring di dasarnya, dengan mata tertutup dan tangan terlipat di atas dadanya.
Oh, dia benar-benar terlihat mati, bisik Ruby Gillis dengan gugup, memerhatikan wajah mungil pucat yang membeku di bawah bayangan pepohonan birch yang bergerak-gerak. Ini membuatku takut, Teman-Teman. Apakah kalian pikir berakting seperti ini adalah tindakan benar" Mrs. Lynde berkata bahwa semua sandiwara dan peran benar-benar berdosa.
Ruby, seharusnya kau tidak berbicara tentang Mrs. Lynde, kata Anne dengan kesal. Tak ada pengaruhnya, karena kejadian ini berlangsung ratusan tahun sebelum Mrs. Lynde lahir. Jane, kau yang mengurus ini. Sungguh konyol, Elaine bisa berbicara padahal dia sudah mati.
Jane bangkit dan memasuki arena. Jubah emas untuk menutupi tubuh Anne tidak ada, tetapi syal usang penutup piano dari kain krep Jepang kuning adalah pengganti yang sempurna. Bunga lily putih juga tidak ada, tetapi setangkai bunga iris biru yang panjang di genggaman tangan Anne adalah pengganti yang paling memuaskan.
Sekarang, dia sudah siap, kata Jane. Kita harus mengecup keningnya dan, Diana, kau mengatakan,
kau mengatakan, Selamat berpisah, Saudariku yang manis, dengan nada sesedih mungkin. Anne, demi Tuhan, tersenyumlah sedikit. Kau tahu Elaine berbaring bagaikan sedang tersenyum . Nah, itu lebih baik. Sekarang, doronglah sekoci ke tengah.
Sekoci itu didorong dari tepian, dan sempat bergesekan kasar dengan sebuah tiang tua yang menonjol. Diana, Jane, dan Ruby menunggu cukup lama hingga sekoci itu terbawa arus dan bergerak ke jembatan sebelum mengarah ke hutan, di seberang jalan, kemudian menuju tepian yang lebih dangkal, tempat Lancelot, Guinevere, dan sang Raja siap menerima sang perawan lily.
Selama beberapa menit, Anne yang hanyut dengan perlahan, menikmati romantisme situasi itu dengan sepenuh hati. Kemudian, sesuatu yang terjadi sama sekali tidak romantis. Sekoci itu mulai tenggelam. Dalam beberapa detik saja, Elaine bangkit berdiri, mengangkat gaunnya, memungut jubah emas penutup dan kain kafan yang paling hitam, kemudian tercengang menatap sebuah retakan besar di dasar sekoci itu, yang membuat air masuk dalam jumlah yang banyak. Tiang yang tajam di tepian telah menghancurkan lapisan kayu yang dipaku di dasar sekoci. Anne tidak tahu hal ini, tetapi tidak dibutuhkan waktu terlalu lama untuk menyadari bahwa dia sedang terancam bahaya. Dalam keadaan ini, sekoci akan dipenuhi air dan tenggelam jauh sebelum bisa hanyut ke tepian yang lebih dangkal. Di mana dayung-dayungnya" Tertinggal di tepian! Anne memekik tertahan, yang tak bisa terdengar oleh
kehilangan kendali diri. Hanya ada satu kesempatan hanya satu.
Aku benar-benar ketakutan, dia bercerita kepada Mrs. Allan keesokan harinya, dan bagaikan bertahuntahun, sekoci itu hanyut ke bawah jembatan dan air naik setiap saat. Aku berdoa, Mrs. Allan, dengan sangat khusyuk, tetapi aku tidak memejamkan mataku untuk berdoa, karena aku tahu, satu-satunya cara Tuhan akan menyelamatkanku adalah untuk membiarkan sekoci itu hanyut cukup dekat ke salah satu tiang jembatan, hingga aku bisa memanjatnya. Anda tahu, tiang-tiang itu hanyalah batang-batang pohon tua dan banyak tonjolan serta cabangcabang tua yang masih menempel di situ. Seharusnya aku memang berdoa, tapi aku harus berusaha dengan memerhatikan dengan teliti. Aku hanya berkata, Tuhan Yang Maha Pengasih, tolong bawa sekoci ini ke depan sebuah tiang jembatan, dan aku akan berusaha, berulangulang kali. Dalam situasi itu, kita tidak bisa memikirkan sebuah doa yang berbunga-bunga. Tetapi, doaku terjawab, karena sekoci itu terbentur ke sebuah tiang sesaat kemudian. Kemudian, aku membalutkan syal dan selendang itu ke bahuku, lalu memanjat sebuah cabang yang besar. Dan di sanalah aku, Mrs. Allan, bergelantungan di tiang tua yang licin tanpa bisa bergerak ke atas atau ke bawah. Itu adalah posisi yang sangat tidak romantis, tapi saat itu aku tidak berpikir begitu. Kita tidak akan terlalu banyak berpikir
tenggelam. Aku langsung mengucapkan doa syukur, kemudian aku memusatkan perhatian untuk bergelantungan sekuat tenaga, karena aku tahu, aku hanya harus bergantung kepada pertolongan manusia untuk kembali ke dataran yang kering.
Sekoci itu mengambang di bawah jembatan, kemudian perlahan-lahan tenggelam ke dalam arus tengah. Ruby, Jane, dan Diana yang sudah menunggu di tepian yang lebih dangkal, melihat sekoci itu menghilang di depan mata mereka sendiri, dan sama sekali tidak ragu bahwa Anne juga ikut tenggelam di dalamnya. Selama sesaat mereka berdiri terpaku, pucat bagaikan kertas, membeku ngeri karena tragedi tersebut; kemudian, mereka menyeberangi jalan utama tanpa berhenti, untuk memerhatikan sepanjang sungai. Anne, bergelantungan dengan tak berdaya di pijakannya yang berbahaya, melihat sosok-sosok mereka yang berkelebat dan mendengar pekikan mereka. Pertolongan pasti akan segera datang, tetapi, sementara menunggu, posisinya sudah sangat tidak nyaman.
Menit-menit berlalu, dan terasa bagaikan sudah berjamjam bagi sang perawan lily yang malang. Mengapa tidak ada yang datang" Ke mana anak-anak perempuan itu pergi" Mungkin mereka pingsan, semuanya! Mungkin tak ada yang akan datang! Mungkin dia akan menjadi sangat lelah dan pegal, sehingga tak dapat berpegangan lebih lama lagi! Anne menatap air dalam yang berwarna hijau gelap di bawahnya, yang beriak dengan bayangan panjang yang berminyak, kemudian gemetaran. Dia mulai membayangkan hal-hal terburuk yang dapat terjadi padanya.
Kemudian, pada saat dia berpikir bahwa dia benar-
telapak tangannya lebih lama lagi, Gilbert Blythe datang, mendayung sekoci Harmon Andrews ke bawah jembatan!
Gilbert mendongak, dan tercengang kaget, melihat sebuah wajah mungil yang pucat dan kebingungan, menatap kedatangannya dengan mata kelabu besar yang ketakutan, tetapi juga kebingungan.
Anne Shirley! Sedang apa kau di sana" dia berseru. Tanpa menunggu jawaban, dia mendekati tiang dan mengulurkan tangan. Tak ada pilihan lain; Anne, memegangi tangan Gilbert Blythe erat-erat, menuruni sekoci, kemudian duduk di buritan sekoci dengan panik dan marah, di lengannya menetes air dari syal dan kain krep yang basah. Benar-benar sangat sulit untuk tetap menyelamatkan harga dirinya di dalam situasi seperti itu!
Apa yang terjadi, Anne" tanya Gilbert sambil mendayung.
Kami memainkan Elaine, Anne menerangkan dengan kaku, bahkan tanpa menatap sang penolong sedikit pun, dan aku harus hanyut ke Camelot dalam sebuah perahu maksudku, sebuah sekoci. Sekoci itu mulai tenggelam dan aku memanjat tiang. Anak-anak perempuan pergi mencari pertolongan. Apakah kau bersedia membawaku ke tepian"
Gilbert dengan rela mendayung ke tepian. Dan Anne, menolak segala bantuan, menghambur secepat kilat ke daratan.
Aku sangat berutang budi kepadamu, dia berkata dengan congkak sambil berbalik. Tetapi, Gilbert juga telah melompat dari perahu dan saat ini tangannya menahan lengan Anne.
Anne, dia berkata dengan terburu-buru, dengarlah.
telah mengolok-olok rambutmu waktu itu. Aku tak bermaksud untuk menghinamu, dan aku hanya bermaksud main-main saja. Selain itu, kejadian tersebut sudah lama terjadi. Kupikir rambutmu sekarang sudah sangat indah aku berkata dengan sejujurnya. Ayo kita berteman.
Selama sesaat, Anne ragu-ragu. Dia merasakan kesadaran baru yang ganjil di luar semua harga dirinya yang terluka, bahwa ekspresi setengah malu dan setengah berani di mata hijau kecokelatan milik Gilbert adalah sesuatu yang sangat indah dilihat. Jantungnya berdebar kencang dan aneh. Tetapi, kepahitan dari penderitaan lamanya tiba-tiba membuat hatinya yang bingung menjadi kaku kembali. Kejadian dua tahun sebelumnya telah berkelebat dalam ingatannya dengan begitu jelas, bagaikan baru terjadi kemarin. Gilbert telah memanggilnya wortel dan mempermalukannya di hadapan seluruh murid. Kemarahannya, yang sering kali membuat orang lain dan orang-orang dewasa tertawa karenanya, sama sekali tidak terkikis oleh waktu. Dia membenci Gilbert Blythe! Dia tak akan pernah memaafkannya!
Tidak, dia berkata dengan dingin, aku tak akan pernah berteman denganmu, Gilbert Blythe, dan aku juga tak ingin!
Baiklah! Gilbert melompat kembali ke dalam perahunya dengan pipi yang merona merah karena marah. Aku tak akan memintamu menjadi temanku lagi, Anne Shirley. Dan aku juga tak peduli!
Dia menjauh dengan beberapa kayuhan yang kuat, dan Anne berjalan menuju jalan kecil yang curam dan dipenuhi tumbuhan paku-pakuan di bawah pepohonan mapel. Dia
menyadari suatu rasa penyesalan yang ganjil. Dia hampir saja berharap untuk menjawab Gilbert dengan kalimat yang berbeda. Tentu saja, Gilbert telah menghinanya dengan sangat mengesalkan, tetapi, tetap saja ! Karena itu, Anne merasa bahwa dia akan merasa lega jika bisa duduk dan menangis. Dia belum benar-benar pulih, karena reaksi ketakutan dan kram karena bergelantungan masih sangat terasa.
Di tengah jalan setapak, dia bertemu dengan Jane dan Diana yang terburu-buru kembali ke danau, dalam keadaan tak bisa mengendalikan diri. Mereka tidak menemukan siapa-siapa di Orchard Slope, baik Mr. maupun Mrs. Barry sedang pergi. Di sana, Ruby Gillis sedang menangis histeris, dan ditinggalkan untuk memulihkan diri semampunya, sementara Jane dan Diana berlari ke Hutan Berhantu dan menyeberangi sungai menuju Green Gables. Di sana juga tidak ada orang, karena Marilla sedang pergi ke Carmody dan Matthew sedang memadatkan jerami di ladang belakang.
Oh, Anne, Diana terkesiap, langsung menjatuhkan diri dan menyusupkan kepala ke leher Anne, kemudian terisak dengan penuh kelegaan dan kebahagiaan, oh, Anne kami pikir kau tadi tenggelam dan kami merasa bagaikan pembunuh karena kami yang telah membuatmu menjadi Elaine. Dan Ruby juga sedang histeris oh, Anne, bagaimana kau bisa selamat"
Aku memanjat salah satu tiang, Anne menerangkan dengan hati-hati, dan Gilbert Blythe datang dengan sekoci Mr. Andrews, lalu membawaku ke darat.
Oh, Anne, betapa baiknya dia! Wow, itu sangat romantis! kata Jane, akhirnya bisa bernapas lagi dan mengemukakan pendapatnya. Tentu saja, kau harus
Tentu saja tidak akan, sergah Anne, tiba-tiba saja dia kembali memiliki semangatnya yang sempat menghilang. Dan aku tak akan pernah ingin mendengar kata romantis lagi, Jane Andrews. Maafkan aku karena telah membuat kalian begitu ketakutan, Teman-Teman. Ini semua kesalahanku. Aku yakin telah lahir di bawah pengaruh bintang yang menyebabkan kesialan. Semua yang kulakukan akan membuat diriku atau teman-teman yang kusayangi terlibat masalah. Kita telah kehilangan sekoci ayahmu, Diana, dan menurut firasatku, kita tidak diizinkan berperahu di danau lagi.
Firasat Anne memang terbukti lebih nyata daripada firasat mana pun. Seisi rumah keluarga Barry dan Cuthbert merasa sangat kaget ketika mereka mengetahui peristiwa tersebut pada siang hari.
Kapan kau mulai berpikir logis, Anne" Marilla mengerang.
Oh, ya, kurasa aku akan berusaha, Marilla, Anne menjawab dengan nada optimistis. Menangis di kesunyian loteng timurnya yang nyaman telah membuat sarafnya normal lagi dan mengembalikan keceriaannya. Kupikir, prospekku untuk menjadi masuk akal sekarang lebih besar daripada sebelumnya.
Aku tak mengerti itu, kata Marilla.
Yah, Anne menerangkan, aku mendapatkan pelajaran yang baru dan berharga hari ini. Sejak aku datang ke Green Gables, aku banyak membuat kesalahan, dan setiap kesalahan menolongku memperbaiki diri untuk lebih baik lagi. Kasus bros batu kecubung telah membuatku
Masalah Hutan Berhantu membuatku tidak membiarkan imajinasiku terlalu liar. Kesalahan kue minyak angin membuatku berusaha tidak ceroboh lagi sewaktu memasak. Mengecat rambut membuatku tidak berbangga diri secara berlebihan. Dan kesalahan hari ini akan mencegahku untuk terlalu romantis. Aku sudah menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya untuk mencoba bersikap romantis di Avonlea. Mungkin hal itu cukup mudah dilakukan di Camelot yang penuh menara pada ratusan tahun yang lalu, tetapi saat ini romansa sudah tidak dihargai. Aku cukup yakin bahwa kau segera melihat kemajuanku dalam hal ini, Marilla.
Aku yakin, aku sangat berharap demikan, komentar Marilla dengan skeptis.
Tetapi, Matthew yang sedang duduk membisu di sudutnya, meletakkan tangannya di bahu Anne ketika Marilla sudah keluar.
Jangan kehilangan seluruh sifat romantismu, Anne, dia berbisik dengan malu-malu, sedikit sifat romantis adalah hal yang baik jangan terlalu banyak, tentu saja tetapi, tetaplah pelihara sedikit, Anne, peliharalah sedikit sifat romantismu.
Peristiwa Penting dalam Hidup Anne Sapi-sapi itu berjalan perlahan menyusuri jalan, dan Anne mengikuti mereka sambil melamun, mengulangi sebuah canto bait dari puisi panjang yang menceritakan pertempuran dari Marmion yang merupakan salah satu materi pelajaran bahasa Inggris mereka musim dingin yang lalu, dan Miss Stacy menyuruh mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan menikmati baris-barisnya yang beralur cepat serta benturan tombak-tombak dalam khayalannya. Ketika dia tiba ke baris yang berbunyi: Penombak-penombak ulet yang masih tangguh Menjaga hutan gelap mereka yang tak tertembus, dia berhenti bagaikan mabuk kepayang, memejamkan matanya hingga lebih bisa membayangkan dirinya sebagai salah seorang tokohnya yang heroik. Ketika membuka mata kembali, dia melihat Diana muncul dari gerbang yang menuju ladang keluarga Barry. Dia tampak begitu serius, sehingga Anne langsung menyimpulkan bahwa dia akan menyampaikan suatu berita. Tetapi, dia tidak berani untuk memperlihatkan rasa ingin tahu yang terlalu besar.
Bukankah petang ini bagaikan impian lembayung, Diana" Waktu-waktu seperti ini membuatku merasa senang karena bisa hidup. Pada pagi hari, aku selalu berpikir bahwa
saat inilah yang lebih indah.
Ini memang petang yang sangat indah, kata Diana, tapi, oh, aku memiliki suatu berita, Anne. Coba tebak. Kau boleh mengajukan tiga tebakan.
Akhirnya Charlotte Gillis akan menikah di gereja dan Mrs. Allan ingin mendekorasi pernikahannya, jerit Anne.
Tidak. Tunangan Charlotte tidak akan menyetujuinya, karena belum pernah ada orang yang menikah di gereja, dan dia pikir itu terlalu mirip pemakaman. Sayang sekali, karena pasti peristiwa itu akan sangat menyenangkan. Coba terka lagi.
Ibu Jane akan mengizinkannya mengadakan pesta ulang tahun"
Diana menggelengkan kepala, mata hitamnya menari dengan penuh keceriaan.
Aku tak bisa berpikir tentang apa berita itu, Anne berkata dengan putus asa, kecuali & Moody Spurgeon MacPherson datang ke rumahmu setelah pertemuan doa tadi malam. Benarkah begitu"
Kupikir tidak, seru Diana dengan kesal. Aku tak akan membanggakan hal itu jika memang benar, karena dia makhluk yang mengerikan! Aku tahu kau tak bisa menerkanya. Ibu mendapat sepucuk surat dari Bibi Josephine hari ini, dan Bibi Josephine mengundang kita berdua ke kota Selasa depan, dan mengunjungi Pameran bersamanya. Itu beritanya!
Oh, Diana, Anne berbisik, merasa dirinya perlu bersandar ke sebuah pohon mapel untuk menahan tubuhnya, apakah kau serius" Tapi, aku khawatir Marilla
mendukungku untuk berkumpul dan bercengkerama tanpa tujuan. Itu yang dia katakan minggu lalu, ketika Jane mengundangku ikut naik kereta buginya yang berkursi ganda, menuju pertunjukan orang Amerika di Hotel White Sands. Aku ingin pergi, tapi Marilla berkata sebaiknya aku diam di rumah dan belajar, begitu juga Jane. Aku sangat kecewa, Diana. Hatiku begitu hancur, sehingga aku tidak mengucapkan doa saat akan pergi tidur. Tapi, aku menyesali hal itu, lalu terbangun tengah malam dan mengucapkannya.
Tenang saja, kata Diana, kita akan meminta ibuku untuk meminta izin kepada Marilla. Mungkin dia akan lebih mudah mengizinkanmu; dan jika memang begitu, kita akan mengalami suatu peristiwa yang sangat berkesan dalam hidup kita, Anne. Aku belum pernah mengunjungi pameran dan aku merasa gemas saat mendengar gadis-gadis lain membicarakan perjalanan mereka. Jane dan Ruby sudah dua kali mengunjunginya, dan tahun ini mereka juga akan pergi.
Aku tak akan memikirkan hal itu hingga aku tahu apakah aku boleh pergi atau tidak, Anne berkata dengan tekad kuat. Jika aku memikirkannya dan kecewa, hal itu tak akan tertahankan olehku. Tapi, jika memang aku boleh pergi, aku akan senang karena mantel baruku akan siap saat itu. Marilla berpikir aku tidak membutuhkan mantel baru. Dia berkata, mantel lamaku masih bagus untuk satu kali musim dingin lagi, dan aku harus puas karena sudah mendapatkan sebuah gaun baru. Gaun itu sangat indah,
sangat bergaya. Sekarang Marilla selalu membuat semua gaunku bergaya, karena dia berkata dia tak ingin lagi Matthew pergi ke Mrs. Lynde untuk membuatkannya. Aku sangat senang. Jauh lebih mudah untuk menjadi orang baik jika pakaian kita bergaya. Setidaknya, lebih mudah bagiku. Kupikir tak ada bedanya bagi orang-orang yang memang sudah baik sejak lahir. Tapi Matthew berkata, aku harus memiliki mantel baru, jadi Marilla membeli selembar kain biru lebar yang indah, dan mantelku dibuat oleh seorang penjahit baju betulan di Carmody. Mantelnya akan selesai pada Sabtu malam, dan aku mencoba untuk tidak membayangkan diriku berjalan di lorong gereja pada hari Minggu dengan setelan baru serta topiku, karena aku khawatir, membayangkan hal-hal seperti itu seharusnya tidak boleh. Tapi, kadang-kadang terlintas di benakku tanpa kusadari. Topiku sangat indah. Matthew membelikannya untukku saat kami pergi ke Carmody. Topi mungil itu terbuat dari beludru biru yang modelnya sedang sangat terkenal, dengan tali dan jumbai-jumbai berwarna emas. Topi barumu sangat elegan, Diana, dan begitu bergaya. Ketika aku melihatmu datang ke gereja Minggu lalu, hatiku melambung karena bangga, memikirkan bahwa kau adalah sahabatku. Apakah kau pikir salah jika kita terlalu memikirkan pakaian kita" Marilla berkata itu sangat berdosa. Tapi, hal itu sangat menarik, iya, kan"
Marilla mengizinkan Anne pergi ke kota, dan Mr. Barry akan mengantarkan gadis-gadis itu ke sana pada Selasa berikutnya. Karena Charlottetown berjarak empat puluh delapan kilo dan Mr. Barry ingin pulang-pergi pada hari itu juga, mereka harus berangkat pagi-pagi sekali. Tetapi, Anne menikmatinya, dan bangun sebelum fajar pada Selasa pagi.
hari itu akan cerah, karena langit timur di belakang pepohonan cemara Hutan Berhantu berwarna keperakan dan tidak berawan. Melalui celah-celah di antara pepohonan, cahaya bersinar di loteng barat Orchard Slope, pertanda Diana juga sudah bangun.
Anne sudah berpakaian ketika Matthew menyalakan api dan sudah menyiapkan sarapan ketika Marilla turun, tetapi dia terlalu gembira untuk bisa makan. Setelah sarapan, dia mengenakan jaket dan topi barunya, kemudian menyeberangi sungai kecil dan mendaki di antara pohonpohon cemara menuju Orchard Slope. Mr. Barry dan Diana menunggunya, dan tak lama kemudian mereka sudah berada dalam perjalanan.
Perjalanan itu panjang, tetapi Anne dan Diana menikmati setiap menitnya. Sungguh menyenangkan untuk terguncang-guncang lembut di atas jalanan lembap dengan cahaya fajar merah mengintip di ladang-ladang yang baru dipanen. Udara begitu segar dan harum, kabut tipis berwarna biru pudar bergulung di antara lembah-lembah dan melayang ke udara. Kadang-kadang, perjalanan mereka melalui hutan, dengan pohon-pohon mapel yang mulai menampilkan panji-panji merah tua mereka; kadangkadang menyeberangi jembatan yang membuat tubuh Anne menggigil karena ketakutan lama yang sedikit terasa menyenangkan; kadang-kadang mereka menyusuri jalan di tepi pantai, melewati dermaga, dan melintasi beberapa gudang penyimpanan ikan yang berwarna kelabu suram; kemudian mendaki bukit-bukit, tempat pemandangan jauh dataran yang bergelombang atau langit biru pudar bisa terlihat; tetapi, di mana pun mereka berada, ada banyak sekali hal yang bisa didiskusikan. Sudah hampir siang ketika
Beechwood tempat tinggal Miss Barry. Beechwood adalah sebuah gedung tua yang indah, tersembunyi dari jalan oleh pohon-pohon elm hijau dan birch yang bercabangcabang. Miss Barry menyambut mereka di pintu dengan kilatan bahagia di mata hitamnya yang tajam.
Jadi kau akhirnya mengunjungiku, gadis kecil-Anne, dia berkata. Ya Tuhan, Nak, begitu cepatnya kau tumbuh! Kau lebih tinggi daripada aku sekarang. Dan kau jauh lebih cantik daripada dulu. Tapi, kukira kau tahu hal itu tanpa harus diberi tahu.
Sesungguhnya aku tidak tahu, jawab Anne dengan gembira. Aku tahu, bintik-bintik wajahku sudah banyak berkurang, jadi aku sangat bersyukur akan hal itu. Tapi, aku benar-benar tidak berani berharap ada kemajuan lain. Aku sangat senang karena Anda berpikir begitu, Miss Barry. Rumah Miss Barry dihiasi dengan perabotan yang sangat mewah , seperti yang Anne ceritakan kepada Marilla setelah itu. Dua gadis desa kecil itu terpesona dengan keindahan ruang tamu ketika Miss Barry meninggalkan mereka di situ, untuk memeriksa persiapan makan malam.
Bukankah ini seperti sebuah istana" bisik Diana. Aku belum pernah mengunjungi rumah Bibi Josephine sebelumnya, dan aku tak tahu rumahnya sebegini besar. Aku hanya berharap Julia Bell akan melihat ini semua dia sangat membanggakan ruang tamu ibunya.
Karpet beludru, desah Anne dengan penuh kekaguman, dan tirai sutra! Aku telah memimpikan bendabenda ini, Diana. Tapi apakah kau tahu, aku ragu akan merasa sangat nyaman dengan ini semua. Begitu banyak benda dalam ruangan ini dan semua begitu mewah,
satu keuntungan saat kau miskin banyak sekali hal yang bisa kau bayangkan.
Perjalanan ke kota adalah sesuatu yang Anne dan Diana idam-idamkan selama bertahun-tahun. Dari awal hingga akhir, perjalanan itu penuh kegembiraan.
Pada hari Rabu, Miss Barry mengajak mereka ke area pameran dan mereka berada di sana sepanjang hari.
Sangat menakjubkan, Anne menceritakannya kepada Marilla setelah pulang. Aku tak pernah membayangkan segala hal yang sangat menarik. Aku benar-benar tidak tahu bagian mana yang paling menarik. Kupikir aku paling menyukai kuda-kuda, bunga-bunga, dan hiasan-hiasan. Josie Pye mendapat penghargaan pertama untuk rajutan rendanya. Aku benar-benar senang dia mendapatkannya. Dan aku senang karena aku merasa senang, karena hal ini menunjukkan aku berubah, betul, kan, Marilla, ketika aku bisa berbahagia atas kesuksesan Josie" Mr. Harmon Andrews mendapat penghargaan kedua untuk apel Gravensteinnya, dan Mr. Bell mendapat penghargaan pertama untuk babinya. Diana berkata, seorang inspektur pengawas sekolah Minggu yang mendapatkan penghargaan atas babi adalah hal yang sangat konyol, tapi aku tak sependapat. Apakah kau juga begitu" Diana berkata, dia akan selalu memikirkan hal itu ketika Mr. Bell berdoa dengan sungguh-sungguh. Clara Louise MacPherson mendapatkan penghargaan untuk lukisannya, dan Mrs. Lynde mendapatkan penghargaan pertama untuk mentega dan keju buatan rumahnya. Jadi, Avonlea benar-benar
aku tak pernah tahu sebesar apa aku menyukainya hingga aku melihat wajah akrabnya di antara orang-orang asing. Ada ribuan orang di sana, Marilla. Hal itu membuatku merasa sangat tidak penting. Dan Miss Barry mengajak kami ke tenda besar untuk menonton pacuan kuda. Mrs. Lynde tidak mau; dia berkata, pacuan kuda adalah hal yang terlarang. Dan, sebagai anggota gereja, dia berpikir bahwa sudah menjadi tugasnya untuk menjauh dari hal itu. Tapi, ada banyak sekali orang sehingga aku tak yakin ketidakhadiran Mrs. Lynde bisa disadari. Aku juga sama sekali tidak menyadarinya. Kupikir, aku harus sering-sering melihat pacuan kuda karena hal itu memang sangat menyenangkan. Diana sangat bergairah sehingga dia mengajakku bertaruh sepuluh sen bahwa kuda merah yang akan menang. Aku tak percaya, tapi aku menolak untuk bertaruh, karena aku ingin menceritakan semua pengalamanku kepada Mrs. Allan, dan aku yakin tak akan mampu menceritakan hal itu kepadanya. Melakukan sesuatu yang tak bisa kau ceritakan kepada istri seorang pendeta adalah hal yang salah. Sungguh beruntung aku memiliki kesadaran yang lebih besar, karena berteman dengan seorang istri pendeta. Dan aku sangat senang karena tidak jadi bertaruh, karena kuda merah itu memang menang, jadi aku tak kehilangan sepuluh sen. Jadi, kita bisa melihat bahwa setiap perbuatan pasti ada ganjarannya.
akan senang jika bisa naik balon udara, Marilla; itu akan sangat menggetarkan; dan kami melihat seorang pria yang bisa meramal. Kita bisa membayarnya sepuluh sen dan seekor burung kecil akan memilih peruntungan kita. Miss Barry memberi Diana dan aku masing-masing sepuluh sen untuk diramal. Ramalanku mengatakan bahwa aku akan menikah dengan seorang pria berkulit gelap yang sangat kaya, dan aku akan hidup di seberang lautan. Dengan teliti aku memerhatikan semua pria berkulit gelap yang kutemui, tapi aku tidak begitu memedulikan mereka, dan kupikir memang terlalu dini untuk mencarinya. Oh, itu adalah hari yang tak akan bisa kulupakan, Marilla. Aku begitu lelah karena tidak dapat tidur semalaman. Miss Barry mempersilakan kami tidur di kamar tidur tamunya, sesuai janji. Itu adalah ruangan yang sangat elegan, Marilla, tetapi ternyata tidur di kamar tidur tamu tidak seperti yang kupikirkan sebelumnya. Ini adalah hal paling menyebalkan dalam fase pertumbuhanku, dan aku mulai menyadarinya. Hal-hal yang sangat kau inginkan saat kecil tampaknya tidak terlalu menakjubkan saat kau mengalami atau mendapatkannya.
Pada hari Kamis, gadis-gadis itu berkunjung ke taman, dan pada malam hari Miss Barry mengajak mereka ke sebuah pertunjukan Akademi Musik. Di sana, seorang primadona bernyanyi. Bagi Anne, malam itu penuh
Oh, Marilla, malam itu tak bisa diterangkan dengan kata-kata. Aku begitu bergairah sehingga tak dapat berbicara, kau mungkin tahu seperti apa saat itu. Aku hanya duduk sambil membisu saking bahagianya. Madam Selitsky sangat cantik, dia mengenakan gaun sutra dan berlian. Tapi, ketika dia mulai bernyanyi, aku tak mampu memikirkan hal lain. Oh, aku tak bisa mengatakan kepadamu bagaimana rasanya. Tapi, tampaknya aku tak akan sulit lagi untuk berusaha menjadi anak baik. Aku merasa begitu ketika aku menatap bintang-bintang. Air mata menggenang di pipiku, tapi, oh, itu adalah air mata bahagia. Aku sedih karena semua itu berakhir, dan aku berkata kepada Miss Barry, aku tak tahu bagaimana caranya kembali ke kehidupan yang biasa lagi. Dia berkata, dia pikir jika kita berkunjung ke restoran di seberang jalan dan makan es krim, mungkin perasaanku bisa sedikit lebih nyaman. Hal ini terdengar biasa-biasa saja; tapi aku terkejut karena mendapati hal itu memang benar. Es krimnya sangat enak, Marilla, dan rasanya sangat menyenangkan dan memabukkan untuk duduk di sana, makan es krim, pada jam sebelas malam. Diana berkata, dia yakin telah dilahirkan untuk cocok dengan kehidupan kota. Miss Barry menanyakan pendapatku juga, tapi aku bilang aku harus memikirkannya dengan sangat serius sebelum aku bisa mengatakan apa pikiranku sebenarnya. Jadi, aku memikirkannya sebelum aku tidur. Saat itulah pikiranku terbuka. Dan aku mendapat kesimpulan, Marilla, aku tidak terlahir untuk cocok dengan kehidupan kota, dan aku bahagia karenanya. Memang menyenangkan untuk sesekali menyantap es krim di restoran indah pada pukul sebelas malam; tapi untuk seharihari, aku lebih menyukai berada di loteng timur pada pukul sebelas malam, tertidur nyenyak tapi entah bagaimana tahu,
luar dan angin bertiup menerpa pohon-pohon cemara seberang sungai. Aku mengatakannya kepada Miss Barry pada sarapan pagi keesokan harinya, dan dia tertawa. Miss Barry sering kali tertawa jika mendengar apa yang kukatakan, bahkan ketika aku berkata hal-hal yang paling serius sekalipun. Kupikir aku tidak menyukai ini, Marilla, karena aku tidak mencoba untuk melucu. Tapi, dia adalah seorang wanita yang sangat ramah dan memperlakukan kami dengan sangat sopan.
Mereka pulang pada hari Jumat, dan Mr. Barry menjemput kedua gadis itu.
Yah, kuharap kalian menikmati waktu kalian, kata Miss Barry, ketika dia melambai.
Tentu saja, kami menikmatinya, sahut Diana. Dan kau, gadis kecil-Anne"
Aku menikmati setiap menit dari perjalanan ini, jawab Anne, tanpa berpikir panjang merangkulkan lengannya ke leher sang wanita tua dan mengecup pipinya yang keriput. Diana tak akan pernah berani melakukan hal itu dan merasa sedikit terkejut karena keberanian Anne. Tetapi, Miss Barry menyukainya, dan dia berdiri di beranda sambil mengamati kereta bugi itu menghilang dari pandangan. Kemudian, dia kembali ke rumah besarnya sambil mendesah. Rumah itu tampak sangat sepi, dengan tiadanya makhluk-makhluk muda yang tinggal di situ. Miss Barry adalah seorang wanita tua yang egois, jika kebenaran itu harus dikatakan, dan tidak pernah memedulikan orang lain selain dirinya sendiri. Dia menghargai orang-orang jika mereka melayaninya atau membuatnya senang. Anne
menyukainya. Tetapi, Miss Barry menemukan bahwa dia lebih memikirkan kata-kata bijak Anne daripada antusiasme segarnya, emosinya yang transparan, tingkah lakunya yang memikat, dan pandangan serta kata-kata manis dari mata dan bibirnya.
Kupikir Marilla Cuthbert adalah seorang tua yang tolol ketika aku mendengar dia mengangkat anak dari panti asuhan, dia berkata kepada dirinya sendiri, tapi, kukira dia tidak membuat kesalahan sama sekali. Jika aku memiliki seorang anak seperti Anne di rumahku sepanjang waktu, aku akan menjadi perempuan yang lebih baik dan lebih bahagia.
Anne dan Diana menikmati perjalanan pulang seperti perjalanan pergi sebetulnya lebih menikmati, karena ada kesadaran yang melegakan bahwa rumah mereka menanti di ujung perjalanan itu. Saat mereka melewati White Sands dan berbelok ke jalan pantai, matahari sudah terbenam. Di kejauhan, bukit-bukit Avonlea tampak gelap di depan langit yang berwarna kemerahan. Di belakang bukit-bukit itu, bulan baru terbit dari lautan, tampak semakin jelas dan terang. Setiap teluk di jalanan yang berkelok-kelok itu dihiasi oleh riak yang menari-nari. Gelombang pecah dengan desisan lembut menerpa batu-batu di bawah mereka, dan aroma laut sangat kuat dan segar.
Ketika menyeberangi jembatan kayu di atas sungai kecil, cahaya dapur Green Gables berkedip kepada Anne dengan ucapan selamat datang yang ramah. Dan melalui pintu yang terbuka, perapian tampak menyala, mengirimkan kilauan merahnya yang hangat ke udara malam musim gugur yang dingin. Anne berlari dengan penuh semangat
yang panas menunggu di atas meja.
Jadi, kau sudah kembali" tanya Marilla, melipat rajutannya.
Ya, dan oh, rasanya senang bisa kembali, kata Anne dengan bahagia. Aku bisa mencium segalanya, bahkan mencium jam. Marilla, ayam panggang! Jangan katakan kau memasaknya khusus untukku!
Ya, aku memang memasaknya untukmu, kata Marilla. Kupikir kau akan kelaparan setelah perjalanan jauh dan membutuhkan sesuatu yang benar-benar membangkitkan selera. Cepatlah menyimpan barangbarangmu, dan kita akan makan segera setelah Matthew datang. Aku harus mengatakan, aku senang kau kembali. Rumah ini terasa sepi tanpa kehadiranmu, dan aku tak akan tahan jika harus mengalami empat hari lebih lama tanpamu.
Setelah makan, Anne duduk di depan perapian di antara Matthew dan Marilla, dan menceritakan seluruh kunjungannya kepada mereka.
Aku mengalami saat-saat yang menyenangkan, dia mengakhiri ceritanya dengan gembira. Dan aku merasa bahwa ini menandai perubahan dalam hidupku. Tapi, yang paling menyenangkan adalah kembali ke rumah.
Kelas Persiapan Akademi Queen Saat itu hampir gelap, karena senja November sudah melingkupi Green Gables sepenuhnya, dan satu-satunya cahaya di dapur berasal dari api merah yang bagaikan menari di tungku.
Anne meringkuk rapat di karpet kecil, menatap cahaya indah dari sinar matahari selama ratusan musim panas yang diserap oleh batang-batang kayu mapel. Dia tadi sedang membaca, tetapi bukunya telah terjatuh ke lantai dan sekarang dia sedang berkhayal, dengan senyuman di bibirnya yang merekah. Puri-puri berkilauan di Spanyol sedang terbentuk di balik kabut dan pelangi kesenangan hidupnya itu; petualangan menakjubkan dan mengesankan telah terjadi padanya di negeri awan petualangan yang selalu berakhir dengan kemenangan dan tidak pernah melibatkannya dalam masalah, seperti dalam hidup yang sebenarnya.
Marilla menatap Anne dengan kelembutan yang tak akan menampakkan diri dalam cahaya yang lebih terang daripada cahaya api lembut yang berkelip-kelip dan membuat bayang-bayang. Ungkapan cinta yang ditampilkan
terangan tidak pernah Marilla pelajari. Tetapi, dia sudah belajar untuk mencintai gadis langsing bermata kelabu ini, dengan rasa kasih yang semakin dalam dan semakin kuat meskipun dia sama sekali tidak menunjukkannya. Perasaan itu membuat Marilla merasa khawatir bahwa dia akan mencintai Anne hingga lupa diri. Dia merasa gundah karena jatuh hati kepada seorang manusia dengan begitu mendalam adalah berdosa, seperti hatinya yang sudah menyayangi Anne. Dan mungkin, dia menampilkan penyesalan akan hal ini tanpa sadar dengan bersikap lebih ketat dan kritis dibandingkan jika dia tidak begitu menyayangi gadis kecil ini. Sudah pasti Anne sendiri tidak tahu seberapa dalam Marilla mencintainya. Kadang-kadang dia berpikir dengan sedih bahwa Marilla sangat sulit untuk disenangkan dan tidak terlalu memiliki rasa simpati dan pengertian. Tetapi, dia selalu mempertanyakan pikiran itu lagi, karena mengingat sebesar apa dia berutang budi kepada Marilla.
Anne, kata Marilla tiba-tiba, Miss Stacy kemari siang ini, ketika kau sedang keluar dengan Diana.
Anne kembali dari dunia lainnya dengan terkejut dan mendesah.
Benarkah" Oh, aku sangat menyesal aku tak ada di rumah. Mengapa kau tidak memanggilku, Marilla" Diana dan aku hanya berjalan-jalan hingga Hutan Berhantu. Pemandangan di hutan sangat indah pada saat ini. Semua benda-benda kecil di hutan tanaman paku-pakuan, daundaun halus seperti sutra, dan crackerberry pergi tidur,
dedaunan hingga musim semi nanti. Kupikir yang melakukannya adalah peri kelabu kecil dengan syal pelangi yang berjingkat-jingkat saat malam bulan purnama lalu. Tapi, Diana tidak banyak membicarakan hal itu. Diana tidak pernah lupa bagaimana ibunya memarahinya karena dia membayangkan hantu di Hutan Berhantu. Itu sangat berakibat buruk bagi imajinasi Diana. Hal itu membuat hidupnya berantakan. Mrs. Lynde berkata, hidup Myrtle Bell berantakan. Aku bertanya kepada Ruby Gillis mengapa hidup Myrtle Bell berantakan, dan Ruby mengira itu karena kekasihnya meninggalkannya. Ruby Gillis hanya memikirkan pria-pria muda, dan semakin besar, semakin banyak dia memikirkannya. Pria-pria muda memang sangat pantas untuk dipikirkan, tapi sungguh tidak layak untuk mengaitkan mereka dalam segala hal, iya, kan" Diana dan aku berpikir serius untuk saling berjanji untuk tidak akan menikah, dan akan menjadi perawan tua yang baik dan hidup bersama selamanya. Tapi, Diana belum menetapkan pikirannya, karena dia berpikir mungkin akan lebih terhormat untuk menikahi seorang pria muda yang liar, berdosa, tetapi menarik, kemudian mengubahnya. Sekarang Diana dan aku banyak membicarakan hal-hal serius, kau tahu. Kami merasa bahwa kami jauh lebih tua daripada biasanya karena kami tidak membicarakan hal-hal yang kekanak-kanakan. Hampir berusia empat belas tahun adalah suatu hal yang serius, Marilla. Miss Stacy membawa semua anak perempuan yang sudah remaja ke sungai pada hari Rabu lalu, dan berbicara tentang hal itu. Dia berkata, kita tidak perlu terlalu hati-hati dengan kebiasaan yang kita lakukan dan idealisme masa remaja kita, karena saat kita berusia dua puluhan, karakter kita akan berkembang dan ada landasan yang kita miliki bagi seluruh kehidupan masa
kita tidak dapat pernah membangun sesuatu yang berharga di atasnya. Diana dan aku membicarakan hal itu saat perjalanan pulang dari sekolah. Kami merasa sangat serius, Marilla. Dan kami memutuskan bahwa kami akan mencoba untuk sangat berhati-hati, membentuk suatu kebiasaan terhormat, mempelajari semua semampu kami, dan berusaha selogis mungkin, sehingga pada saat kami berusia dua puluh tahun, karakter kami akan berkembang dengan tepat. Sungguh menyenangkan untuk memikirkan usia dua puluh tahun, Marilla. Usia itu terdengar tua dan dewasa. Tapi, mengapa Miss Stacy tadi siang kemari"
Itulah yang ingin kuceritakan kepadamu Anne, jika kau memberiku kesempatan untuk mengucapkan sepatah kata saja sebelum kau menyerocos. Dia berbicara tentangmu.
Tentangku" Anne tampak ketakutan. Kemudian, dia tersipu dan berkata:
Oh, aku tahu apa yang dia katakan. Aku berniat untuk memberi tahumu, Marilla, sejujurnya aku memang berniat, tapi aku lupa. Miss Stacy memergokiku membaca Ben Hur di sekolah kemarin siang, ketika seharusnya aku mempelajari sejarah Kanada. Jane Andrews meminjamkannya kepadaku. Aku membaca pada waktu makan siang, dan aku baru sampai di bagian balap kereta kuda ketika sekolah mulai kembali. Aku sangat ingin tahu bagaimana kelanjutannya meskipun aku merasa yakin Ben Hur pasti menang, karena tidak akan ada keadilan yang puitis jika tidak jadi aku membuka buku sejarahku di atas meja dan mengepit Ben Hur di antara meja dan lututku. Aku tampak bagaikan sedang mempelajari sejarah Kanada, kau tahu, padahal aku sedang membaca Ben Hur. Aku
Miss Stacy berjalan di lorong hingga suatu saat aku mendongak dan dia sedang menatapku, tampak begitu kesal. Aku tak dapat mengatakan seberapa malunya aku, Marilla, terutama ketika aku mendengar Josie Pye cekikikan. Miss Stacy mengambil buku Ben Hur itu, tapi dia tidak berbicara sepatah kata pun. Dia menahanku selama istirahat dan berbicara kepadaku. Dia berkata, aku melakukan dua kesalahan fatal. Pertama, aku menyianyiakan waktu yang seharusnya kugunakan untuk belajar, dan yang kedua, aku menipu guruku untuk mencoba mengesankan sedang membaca pelajaran sejarah, padahal membaca buku cerita. Aku tidak menyadarinya hingga saat itu, Marilla, bahwa yang kulakukan sangat tidak pantas. Aku terkejut. Aku menangis pedih, dan memohon kepada Miss Stacy untuk memaafkanku, serta berjanji tak akan melakukan hal seperti itu lagi; dan aku menawarkan diri untuk membalas kesalahanku dengan tidak menyentuh buku Ben Hur selama seminggu penuh, bahkan tidak untuk mengetahui kelanjutan balap kereta itu. Tapi, Miss Stacy berkata dia tidak mempermasalahkan itu, dan dia memaafkanku begitu saja. Jadi, kupikir dia sangat baik untuk datang kemari dan menceritakan semua kepadamu.
Miss Stacy sama sekali tidak menyebut-nyebut hal itu kepadaku Anne, dan yang menjadi masalah denganmu hanyalah kesadaranmu akan kesalahan. Kau tidak boleh membawa buku cerita ke sekolah. Kau sudah terlalu banyak membaca novel. Ketika aku masih kecil, aku tidak diizinkan untuk banyak membaca novel.
Oh, bagaimana kau bisa menyebut Ben Hur sebuah novel jika buku itu benar-benar sebuah buku religius"
menjadi bahan bacaan yang pantas pada hari Minggu, dan aku hanya membacanya pada hari-hari selain akhir pekan. Dan aku tak pernah membaca buku-buku apa pun sekarang, kecuali jika Miss Stacy atau Mrs. Allan berpikir bahwa itu adalah buku yang pantas dibaca oleh gadis kecil berusia tiga belas tahun dan tiga belas setengah tahun. Miss Stacy menyuruhku berjanji begitu. Suatu hari dia memergokiku membaca buku yang berjudul Misteri Mencekam di Lorong Berhantu . Ruby Gillis yang meminjamkan, dan oh, Marilla, buku itu sangat memukau dan menakutkan. Buku itu membekukan darah di pembuluhku. Tapi, Miss Stacy berkata buku itu sangat konyol dan tidak berguna, dan dia memintaku untuk tidak membacanya atau yang semacam itu lagi. Aku tidak berkeberatan untuk berjanji tidak akan membaca buku-buku yang semacam itu lagi, tetapi terasa sangat pedih untuk mengembalikan buku itu tanpa mengetahui kelanjutan kisahnya. Tapi, cintaku kepada Miss Stacy mengalahkan godaan itu dan aku menepati janji. Benar-benar menakjubkan, Marilla, kita bisa melakukan apa saja jika kita benar-benar ingin untuk menyenangkan orang-orang tertentu.
Yah, kupikir aku akan menyalakan lampu dan mulai bekerja, kata Marilla. Aku bisa mengetahui dengan jelas bahwa kau tidak ingin mendengar apa yang Miss Stacy katakan. Kau lebih tertarik mendengar suara dari mulutmu
Oh, tentu saja Marilla, aku ingin mendengarnya, Anne memohon dengan menyesal. Aku tak akan berbicara lagi sepatah kata pun tidak. Aku tahu aku terlalu banyak berbicara, tapi aku benar-benar mencoba untuk mengendalikannya. Meskipun aku terlalu banyak berbicara, dan jika kau tahu seberapa banyak yang ingin kukatakan dan aku tidak mengatakannya, kau akan memberiku pujian. Tolong ceritakan kepadaku, Marilla.
Baiklah, Miss Stacy ingin membentuk sebuah kelas bagi murid-muridnya yang terbesar, yang ingin belajar untuk ujian masuk Akademi Queen. Dia bermaksud untuk memberi mereka pelajaran tambahan satu jam setelah pulang sekolah. Dan dia datang untuk bertanya kepada Matthew dan aku, apakah kami mengizinkanmu mengikuti pelajaran tambahan. Bagaimana menurutmu, Anne" Apakah kau mau belajar ke Akademi Queen dan menjadi seorang guru"
Oh, Marilla! Anne langsung berlutut dan menepukkan kedua tangannya. Itu adalah impian dalam hidupku selama enam bulan terakhir, sejak Ruby dan Jane mulai membicarakan tentang belajar untuk ujian masuk Akademi Queen. Tapi aku tidak mengatakan apa-apa tentang itu, karena kupikir sama sekali tak akan berguna. Aku sangat ingin menjadi guru. Tapi, apakah biayanya sangat mahal" Mr. Andrew berkata, dia harus mengeluarkan biaya seratus lima puluh dolar untuk memasukkan Prissy ke sana, dan Prissy tidak dungu dalam geometri.
Kukira kau tak perlu khawatir tentang hal itu. Ketika Matthew dan aku memutuskan untuk membesarkanmu, kami berjanji akan melakukan hal terbaik semampu kami untukmu, dan memberimu pendidikan yang layak. Aku
dirinya sendiri, tak peduli dia harus melakukannya atau tidak. Kau akan selalu memiliki rumah di Green Gables selama Matthew dan aku ada di sini, tapi tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, dan hal itu juga sudah dipersiapkan. Jadi, kau boleh mengikuti kelas persiapan Akademi Queen jika kau mau, Anne.
Oh, Marilla, terima kasih, Anne melingkarkan lengannya di pinggang Marilla dan menatap wajahnya dengan sungguh-sungguh. Aku sangat berterima kasih kepadamu dan Matthew. Dan aku akan belajar sekeras mungkin, serta melakukan yang terbaik untuk membuat kalian bangga. Tapi, aku memperingatkan, jangan terlalu berharap kepadaku dalam pelajaran geometri, meskipun kupikir aku bisa mengatasi pelajaran-pelajaran lain jika aku bekerja keras.
Aku berani mengatakan bahwa kau akan mampu melakukannya. Miss Stacy berkata kau pintar dan rajin. Marilla tak akan pernah mengakui mengapa dia menceritakan apa yang dikatakan Miss Stacy tentang Anne kepada gadis kecil itu; Marilla mengatakan itu karena merasa bangga. Kau tak perlu langsung mengikatkan dirimu pada buku-bukumu. Tidak perlu buru-buru. Kau tak akan siap mengikuti ujian masuk hingga satu setengah tahun lagi. Tapi, sebaiknya kau mulai tepat waktu dan belajar dengan tekun, kata Miss Stacy.
Aku akan lebih memusatkan perhatian kepada pelajaranku sekarang, kata Anne dengan sangat gembira, karena aku memiliki tujuan hidup. Mr. Allan berkata
berusaha mencapainya dengan tekun. Hanya saja, dia berkata bahwa sebelumnya kita harus yakin bahwa tujuan itu baik. Menurutku, tujuanku baik karena aku ingin menjadi guru seperti Miss Stacy, bukankah begitu, Marilla" Kupikir itu adalah profesi yang sangat terhormat.
Tidak lama setelah itu, Kelas Persiapan Akademi Queen terbentuk. Gilbert Blythe, Anne Shirley, Ruby Gillis, Jane Andrews, Josie Pye, Charlie Sloane, dan Moody Spurgeon MacPherson bergabung di dalamnya. Diana Barry tidak, karena orangtuanya tidak akan memasukkannya ke Akademi Queen. Hal ini bagaikan bencana bagi Anne. Sejak malam, Minnie May mengalami batuk-sesak, dia dan Diana tidak pernah melakukan sesuatu secara terpisah. Pada sore hari ketika untuk pertama kalinya kelas Queen tetap tinggal di sekolah untuk pelajaran tambahan, Anne melihat Diana perlahan-lahan keluar bersama anak-anak lain, untuk berjalan pulang sendirian melalui Jalan Birch dan Permadani Violet. Anne harus menahan diri untuk tetap duduk dan tidak melompat terburu-buru, mengejar sahabatnya. Kerongkongannya terasa tercekat, dan dengan cepat dia menyembunyikan wajah di balik buku tata bahasa Latinnya yang terbuka untuk menyembunyikan air mata yang menggenang. Anne tak akan pernah membiarkan Gilbert Blythe atau Josie Pye melihat air matanya.
Tapi, oh, Marilla, aku benar-benar merasakan
dalam khotbahnya Minggu lalu, ketika Diana pulang sendirian, dia berkata dengan sedih malam itu. Kupikir betapa menyenangkannya jika Diana akan ikut bergabung untuk belajar menghadapi ujian masuk juga. Tapi, kita tak pernah mendapatkan hal-hal sempurna di dalam dunia yang tidak sempurna ini, seperti yang Mrs. Lynde katakan. Mrs. Lynde kadang-kadang bukan seseorang yang bisa membuat kita nyaman, tapi tak diragukan lagi, dia mengatakan banyak sekali hal-hal yang nyata. Dan kupikir, Kelas Persiapan Akademi Queen ini akan menjadi sangat menarik. Jane dan Ruby hanya belajar untuk bisa menjadi guru. Itulah ambisi mereka. Ruby berkata, dia hanya akan mengajar selama dua tahun setelah dia lulus, kemudian dia akan menikah. Jane berkata bahwa dia akan mengabdikan sepanjang hidupnya untuk mengajar, dan tidak akan, tidak akan pernah menikah, karena kau mendapat gaji jika mengajar, sementara seorang suami tak akan membayarmu dengan apa-apa, dan berteriak jika kau meminta pembagian uang penjualan telur dan mentega. Kukira Jane mengatakan itu karena pengalamannya yang menyedihkan, karena Mrs. Lynde berkata bahwa ayahnya adalah seorang pemarah tua dan lebih kecut daripada susu basi. Josie Pye berkata bahwa dia akan kuliah hanya karena menginginkan pendidikan, karena dia tak perlu membiayai hidupnya sendiri; dia berkata tentu saja hal ini berbeda bagi seorang yatim piatu yang hidup dari belas kasih orang mereka harus berusaha sangat keras. Moody Spurgeon ingin menjadi pendeta. Mrs. Lynde berkata dia tak akan bisa menjadi sesuatu yang lain karena hidup dengan nama seperti itu. Kuharap aku tidak berdosa, Marilla, tapi memikirkan Moody Spurgeon menjadi seorang pendeta membuatku geli. Dia adalah anak lelaki bertampang lucu dengan wajah lebar
lebar bagaikan sayap. Tapi, mungkin dia akan tampak lebih intelek saat beranjak dewasa. Charlie Sloane berkata dia akan bergerak di bidang politik dan akan menjadi anggota parlemen, tapi Mrs. Lynde berkata dia tak akan pernah berhasil di bidang itu, karena keluarga Sloane adalah orangorang yang jujur, dan hanya berandalan yang bisa sukses dalam bidang politik akhir-akhir ini.
Apa yang akan dilakukan oleh Gilbert Blythe" tanya Marilla, melihat Anne sedang membuka buku Caesar miliknya.
Aku tak tahu apa ambisi Gilbert Blythe dalam kehidupan jika dia memilikinya, kata Anne dingin.
Ada persaingan terbuka di antara Gilbert dan Anne sekarang. Sebelumnya, persaingan itu hanya sepihak, tetapi tak seberapa lama, tak bisa diragukan lagi bahwa Gilbert bertekad untuk menjadi juara kelas seperti Anne. Dia adalah lawan yang sebanding bagi Anne. Murid-murid lain di kelas mereka dengan sendirinya telah mengetahui keunggulan kedua anak itu, dan tak pernah bermimpi untuk mencoba bersaing dengan mereka.
Sejak kejadian di kolam, saat Anne menolak untuk mendengarkan permohonan maaf Gilbert, dan di tengah persaingan yang ketat itu, Gilbert sama sekali tidak memedulikan keberadaan Anne Shirley. Dia berbicara dan bercanda dengan gadis-gadis lain, saling bertukar buku dan teka-teki puzzle dengan mereka, mendiskusikan pelajaran dan rencana-rencana, kadang-kadang pulang bersamasama dengan salah seorang atau beberapa dari mereka dari pertemuan doa atau Klub Debat. Tetapi, dia benar-benar mengabaikan Anne Shirley, dan Anne merasa bahwa diabaikan itu tidak enak. Dia mengatakannya kepada diri sendiri dengan congkak, sambil mengentakkan kepala,
hati kecilnya yang feminin tahu bahwa dia peduli, dan jika dia memiliki kesempatan lain untuk mengalami kejadian di Danau Riak Air Berkilau, dia akan menjawab berbeda. Tiba-tiba, tampaknya dan diam-diam dia tenggelam dalam penyesalan dia menemukan bahwa kemarahannya terhadap Gilbert sudah menghilang menghilang tepat pada saat dia sangat membutuhkan kekuatan untuk bertahan. Sering kali dia mengingat-ingat setiap peristiwa dan emosi dalam peristiwa yang berkesan itu, kemudian mencoba merasakan amarah lamanya yang memuaskan. Tetapi sia-sia saja. Kejadian di kolam menampilkan letupan kemarahan terakhir Anne yang segera menghilang. Anne baru sadar bahwa dia telah memaafkan Gilbert dan melupakannya, tanpa mengetahui hal itu. Tetapi sudah terlambat.
Dan setidaknya, Gilbert atau orang lain, bahkan Diana, tidak akan pernah mengetahui seberapa menyesalnya dia dan bagaimana dia berharap untuk tidak terlalu berani dan galak! Dia bertekad untuk menyembunyikan perasaannya di balik ketidakpedulian yang sangat dalam , dan memang terbukti dia mampu melakukannya. Usahanya sangat berhasil sehingga Gilbert, yang mungkin juga merasakan hal yang sangat berbeda dengan sikap yang dia tampilkan, memiliki keyakinan bahwa Anne merasakan pembalasan amarahnya. Satu-satunya hal yang membuat Gilbert nyaman adalah bahwa Anne juga mengabaikan Charlie Sloane, tanpa belas kasihan, terus-menerus, dan secara tidak adil.
Sementara itu, musim dingin berlalu di antara rutinitas tugas dan pelajaran. Bagi Anne, hari-hari dalam tahun itu berlalu bagaikan manik-manik emas pada seuntai kalung. Dia begitu bahagia, bersemangat, dan penuh ketertarikan; ada materi-materi sekolah untuk dipelajari dan penghargaan
dibaca; nyanyian-nyanyian baru yang harus dilatih bersama paduan suara sekolah Minggu; hari-hari Sabtu siang yang mengesankan di kediaman pendeta bersama Mrs. Allan; dan kemudian, sebelum Anne bisa menyadarinya, musim semi telah tiba kembali di Green Gables dan seluruh dunia bermekaran sekali lagi.
Kemudian, pelajaran sedikit menjadi tidak menyenangkan; Kelas Persiapan Akademi Queen yang ditinggalkan di sekolah selama murid-murid lain menjelajah ke jalan-jalan hijau, tunggul-tunggul kayu yang masih berdaun, dan padang rumput di sekitarnya menatap ke luar jendela dengan iri. Mereka merasa bahwa verba-verba bahasa Latin, latihan bahasa Prancis, dan tantangan yang mereka rasakan pada bulan-bulan musim dingin sebelumnya telah kehilangan pesona. Bahkan Anne dan Gilbert pun menjadi lambat belajar serta tidak terlalu memusatkan perhatian. Sang guru dan murid-muridnya sama-sama lega ketika semester itu berakhir, dan hari-hari liburan yang menyenangkan siap mereka hadapi.
Tapi kalian bekerja dengan baik akhir tahun ini, Miss Stacy mengatakan kepada mereka pada sore terakhir sebelum liburan, dan kalian pantas mendapatkan liburan yang indah dan menyenangkan. Nikmatilah waktu kalian sebaik-baiknya di dunia luar ruangan dan jagalah kesehatan, semangat, dan ambisi kalian agar tetap menggebu-gebu tahun depan. Kalian pasti akan menghadapi pertempuran hebat, kalian tahu tahun terakhir sebelum ujian masuk.
Apakah kau akan kembali tahun depan, Miss Stacy" tanya Josie Pye.
Josie Pye tak pernah mengajukan pertanyaan; tetapi kali ini seluruh murid yang lain merasa berterima kasih kepadanya; tak seorang pun di antara mereka yang berani
sebetulnya mereka semua ingin, karena ada kabar burung yang beredar di seluruh sekolah bahwa Miss Stacy tak akan kembali tahun depan bahwa dia telah ditawari sebuah posisi di sekolah dasar di distrik tempat tinggalnya dan bermaksud untuk menerima tawaran itu. Kelas Persiapan Akademi Queen mendengarkan sambil menahan napas karena khawatir mendengar jawabannya.
Ya, kupikir aku akan kembali, jawab Miss Stacy. Aku berpikir akan pindah ke sekolah lain, tapi aku sudah memutuskan akan kembali ke Avonlea. Sejujurnya, aku jadi sangat tertarik pada murid-muridku di sini, sehingga aku tak bisa meninggalkan mereka. Jadi, aku akan tetap tinggal dan menjumpai kalian lagi.
Horeee! seru Moody Spurgeon. Moody Spurgeon tidak pernah begitu terhanyut dalam perasaan seperti itu sebelumnya, dan selama seminggu dia selalu tersipu karena merasa tidak nyaman setiap saat dia memikirkan kelakuannya.
Oh, aku sangat senang, kata Anne, dengan mata berbinar. Miss Stacy tersayang, jika Anda tidak kembali, itu sangat menakutkan. Aku tak percaya bahwa aku akan mencurahkan seluruh hatiku untuk meneruskan belajar sama sekali jika ada guru lain yang datang ke sini.
Ketika Anne pulang sore itu, dia menyimpan semua buku pelajarannya dalam sebuah peti tua di loteng, menguncinya, kemudian menyimpan kuncinya di dalam kotak kain seprai.
Aku tak akan melihat buku-buku sekolahku sama sekali saat liburan, dia berkata kepada Marilla. Aku telah belajar sekuat tenaga sepanjang semester ini, dan aku telah menguasai pelajaran geometri sehingga aku mengerti setiap
bahkan jika huruf-hurufnya diganti. Aku hanya merasa lelah memikirkan semua hal yang logis dan aku akan membiarkan imajinasiku melambung dengan liar selama musim panas ini. Oh, kau tak perlu khawatir, Marilla. Aku hanya akan membiarkannya liar dalam batas-batas yang masih bisa dipertanggungjawabkan. Tapi aku ingin menjalani saat-saat yang benar-benar gembira musim panas ini, karena mungkin ini adalah musim panas terakhirku ketika aku masih gadis kecil. Mrs. Lynde berkata bahwa jika aku terus-menerus meninggi tahun depan seperti yang telah terjadi, aku harus memiliki rok-rok yang lebih panjang. Dia berkata kaki dan mataku yang berubah dengan cepat. Dan ketika aku mengenakan gaun yang lebih panjang, aku akan merasa bahwa aku harus bertanggung jawab akan pertanda kedewasaan itu dan menjaga harga diriku. Aku juga khawatir tidak akan lagi percaya kepada peri-peri; jadi aku akan percaya kepada mereka dengan sepenuh hati musim panas ini. Kupikir aku akan mengalami liburan yang sangat berkesan. Ruby Gillis akan mengadakan pesta ulang tahun segera, dan ada piknik sekolah Minggu, serta pertunjukan misionaris bulan depan. Dan Mrs. Barry berkata, suatu saat nanti dia akan membawa Diana dan aku ke Hotel White Sands untuk makan malam. Kau tahu, mereka makan besar pada malam hari. Jane Andrews pernah makan malam di sana pada musim panas yang lalu,
bunga, dan para tamu perempuan dalam gaun-gaun yang indah adalah pemandangan yang menakjubkan. Jane berkata bahwa itu adalah pengalaman pertamanya melihat kehidupan yang mewah dan dia tak akan pernah melupakannya hingga wafat.
Siang berikutnya, Mrs. Lynde datang untuk mencari tahu mengapa Marilla tidak menghadiri Pertemuan Penggalangan Dana Amal pada hari Kamis. Jika Marilla tidak datang ke pertemuan itu, orang-orang tahu bahwa ada suatu masalah di Green Gables.
Jantung Matthew terasa sakit pada hari Kamis, Marilla menerangkan, dan aku tidak ingin meninggalkannya. Oh, ya, dia sudah pulih kembali saat ini, tapi jantungnya sakit lebih sering daripada biasanya, dan aku cemas dengan keadaannya. Dokter berkata dia harus berhati-hati untuk menghindari kegemparan. Itu cukup mudah, karena Matthew tidak pernah sengaja mencari dan membuat kegemparan, tapi dia juga tidak boleh melakukan pekerjaan yang sangat keras, dan kau tahu, melarang Matthew bekerja, sama saja dengan melarangnya bernapas. Masuklah dan letakkan barang-barangmu, Rachel. Kau akan ikut minum teh"
Yah, karena kau begitu memaksa, mungkin aku akan tinggal, kata Mrs. Rachel, yang tidak memiliki sedikit pun rencana untuk melakukan hal selain itu.
Mrs. Rachel dan Marilla duduk dengan nyaman di ruang tamu, sementara Anne menyiapkan teh dan membuat biskuit panas yang cukup ringan dan putih, yang bahkan
Aku harus mengatakan bahwa Anne berubah menjadi gadis yang benar-benar pintar, Mrs. Rachel mengakui, ketika Marilla mengantarnya ke ujung jalan saat matahari terbenam. Dia pasti sangat membantumu.
Memang, sahut Marilla, dan sekarang dia benarbenar stabil serta bertanggung jawab. Dulu aku khawatir dia tidak bisa mengendalikan pikirannya yang selalu mengawang-awang, tapi ternyata dia bisa membuktikannya dan saat ini aku tak akan khawatir untuk memercayainya dalam segala hal.
Aku tak akan pernah mengira dia berubah menjadi begitu baik sejak hari pertama aku berjumpa dengannya, tiga tahun yang lalu, kata Mrs. Rachel. Ya Tuhan, aku tak akan pernah melupakan kemarahannya! Ketika aku pulang ke rumah malam itu, aku berkata kepada Thomas, Ingat kata-kataku, Thomas, Marilla Cuthbert akan menyesal karena memilih jalan itu. Tapi aku salah dan aku sangat senang karenanya. Aku bukan orang yang tidak bisa mengakui kesalahan, Marilla. Tidak, aku tidak pernah seperti itu, syukurlah. Aku memang melakukan kesalahan dalam menilai Anne, tapi memang hal itu harus dimaklumi, bagi seorang anak ganjil yang tak pernah diharapkan di dunia ini, begitulah. Dia tidak kesulitan untuk mematuhi aturan-aturan yang juga cocok bagi anak-anak lain. Pasti akan ada perubahan hebat pada anak itu, terutama pada penampilannya. Dia akan menjadi seorang gadis yang sangat cantik, meskipun aku sendiri agak tidak menyukai gadis berkulit pucat dan bermata besar. Aku menyukai lebih banyak rona dan warna, seperti Diana Barry atau Ruby Gillis. Penampilan Ruby Gillis terlihat sangat menarik. Tapi entah bagaimana aku tak tahu pasti, tapi ketika Anne bersama-sama mereka, meskipun tidak secantik mereka,
perbandingan mereka bagaikan lily bulan Juni berwarna putih yang mereka sebut narcissus di samping bunga-bunga peony merah yang besar, begitulah.
Ketika Cabang- Cabang Sungai Bertemu Biarkan gadis kecilmu yang berambut merah berada dalam udara terbuka sepanjang musim panas, dan jangan biarkan dia membaca bukunya hingga dia menemukan lebih banyak mata air dalam penjelajahannya.
Pesan ini benar-benar membuat Marilla takut. Dia bagaikan mendapatkan surat tentang hukuman mati bagi Anne dan menganggapnya serius, kecuali jika pesan sang dokter dipatuhi dengan berhati-hati. Hasilnya, Anne mendapatkan sebuah musim panas yang paling indah dalam hidupnya, dengan kebebasan dan penjelajahan. Dia berjalan, berperahu, memetik buah berry, dan memimpikan isi hatinya; dan ketika September tiba, matanya berbinar-binar dan waspada, dengan langkah yang memuaskan dokter dari Spencervale dan hati yang sekali lagi dipenuhi ambisi dan antusiasme.


Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku merasa seperti belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh, dia berkata ketika membawa bukubukunya ke bawah dari gudang di loteng. Oh, Teman-
jujur kalian sekali lagi ya, bahkan wajahmu, Geometri. Aku mengalami musim panas yang sangat indah, Marilla, dan sekarang aku bersemangat bagaikan seorang pria kuat yang akan mengikuti lomba lari, seperti yang Mr. Allan katakan hari Minggu lalu. Bukankah Mr. Allan menyampaikan khotbah yang sangat memesona" Mrs. Lynde berkata, setiap hari Mr. Allan semakin berkembang. Kita akan segera tahu bahwa beberapa gereja kota akan mendambakannya, kemudian kita akan ditinggalkan dan harus kembali untuk menerima seorang pendeta yang baru. Tapi, aku tidak mengerti mengapa harus mengkhawatirkan sesuatu sebelum itu terjadi. Kau juga, Marilla" Kupikir lebih baik kita menikmati kehadiran Mr. Allan selama dia ada. Jika aku pria, kupikir aku akan menjadi pendeta. Mereka bisa sangat berpengaruh untuk kebaikan, jika teologi mereka mengesankan; dan pasti akan menggetarkan untuk menyampaikan khotbah yang mengagumkan dan membolak-balik hati orang yang terdalam. Mengapa seorang perempuan tidak bisa jadi pendeta, Marilla" Aku bertanya kepada Mrs. Lynde tentang hal itu. Dia terkejut dan berkata bahwa itu akan menjadi skandal. Dia berkata, mungkin ada beberapa pendeta wanita di Amerika Serikat dan dia yakin akan hal itu, tapi syukurlah di Kanada kita belum menemukannya, dan dia juga berharap kita tak akan pernah mengalaminya. Tapi aku tidak mengerti mengapa. Kupikir perempuan bisa menjadi pendeta yang hebat. Ketika ada acara sosial yang harus dilakukan, minum teh gereja, atau kegiatan-kegiatan lain yang bisa menggalang dana, para perempuan akan ikut serta dan melakukan pekerjaan itu. Aku yakin Mrs. Lynde bisa berdoa sama baiknya dengan Inspektur Pengawas Bell dan aku sama sekali tidak ragu bahwa dia bisa berkhotbah dengan sedikit
Ya, aku yakin dia bisa, sahut Marilla dengan dingin. Dia melakukan banyak khotbah yang tidak resmi. Tidak ada orang di Avonlea yang akan memiliki banyak kesempatan untuk salah jika Rachel yang mengawasi mereka.
Marilla, kata Anne dengan ledakan kebanggaan. Aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu dan bertanya pendapatmu tentang hal itu. Ini membuatku sangat khawatir pada Minggu siang, terlintas di benakku, ketika aku sangat memikirkan hal-hal itu. Aku benar-benar ingin menjadi orang baik; dan ketika aku bersamamu, atau Mrs. Allan, atau Miss Stacy, aku lebih menginginkan itu daripada dalam kesempatan lain, dan aku ingin melakukan apa pun yang akan membuat kalian senang dan kalian setujui. Tapi, ketika aku bersama Mrs. Lynde, aku merasa sangat berdosa dan aku bagaikan ingin pergi untuk melakukan hal-hal yang dia larang. Aku merasa sangat tergoda untuk melakukannya. Sekarang, menurutmu apa sebabnya aku merasa seperti itu" Apakah kau pikir itu karena aku benar-benar jahat dan berdosa"
Marilla tampak tercengang selama sesaat. Kemudian, dia tertawa.
Jika kau merasa begitu, kukira aku juga begitu, Anne, karena Rachel juga sering menyebabkan hal itu kepadaku. Kadang-kadang kupikir dia lebih banyak berpengaruh bagi kebaikan, seperti yang kau katakan tadi, jika dia tidak terusmenerus menggurui orang untuk berbuat benar. Seharusnya ada sebuah ayat khusus yang melarang menggurui orang lain. Tapi, tentu saja, tak seharusnya aku berkata begitu. Rachel adalah seorang perempuan yang taat dan dia bertujuan baik. Tak ada jiwa yang lebih baik darinya di
Aku sangat senang karena kau merasakan hal yang sama, kata Anne dengan lega. Hal itu begitu menenangkan. Setelah ini, aku tak akan terlalu khawatir akan hal itu. Tapi aku berani berkata bahwa ada hal-hal lain yang membuatku khawatir. Selalu ada masalah baru yang selalu muncul setiap saat kau tahu, hal-hal yang membuatmu kalut. Kita akan mengajukan satu pertanyaan, kemudian akan ada lagi pertanyaan yang lain setelah itu. Begitu banyak hal untuk dipikirkan dan diputuskan ketika kita mulai beranjak dewasa. Setiap saat aku menjadi sibuk memikirkan semua itu dan memutuskan mana yang benar. Beranjak dewasa adalah hal yang sangat serius, kan, Marilla" Tapi, jika aku memiliki teman-teman baik seperti kau, Matthew, Mrs. Allan, dan Miss Stacy, aku akan tumbuh dewasa dengan sukses, dan aku yakin, jika tidak, itu adalah kesalahanku sendiri. Aku merasa sangat bertanggung jawab karena aku hanya memiliki sebuah kesempatan. Jika aku tidak tumbuh dewasa dengan baik, aku tak akan bisa kembali dan mulai lagi. Aku telah bertambah tinggi lima sentimeter selama musim panas ini, Marilla. Mr. Gillis mengukurku saat pesta Ruby. Aku sangat senang kau membuat gaun-gaunku menjadi lebih panjang. Gaun yang berwarna hijau gelap itu sangat indah dan rimpel-rimpel yang melekat membuatnya jadi begitu manis. Tentu saja aku tahu hal itu tidak benar-benar perlu, tapi rimpel-rimpel begitu bergaya pada musim gugur ini, dan semua pakaian Josie Pye menggunakan rimpel-rimpel. Aku tahu, aku akan mampu belajar lebih baik karena pakaianku. Aku akan memiliki perasaan yang nyaman jauh di lubuk hatiku karena rimpel-rimpel itu.
Memang rasanya senang jika memilikinya, Marilla mengakui.
menemukan semua muridnya sekali lagi ingin bersungguhsungguh belajar. Terutama karena Kelas Persiapan Akademi Queen siap menghadapi pertempuran pada akhir tahun depan yang sudah membayangi jalan mereka semacam peristiwa mengancam yang menentukan nasib mereka, yang dikenal sebagai ujian masuk . Semua murid di kelas itu memikirkan hal yang sama dan merasa sangat cemas. Siapa tahu mereka tidak lulus! Pikiran buruk itu menghantui Anne saat dia terjaga selama musim dingin, termasuk juga hari Minggu siang, jika masalah-masalah moral dan teologi tidak terlalu memberati pikirannya. Anne sering mengalami mimpi buruk. Dia memimpikan dirinya menatap sedih daftar kelulusan ujian masuk, dengan nama Gilbert Blythe terpampang di paling atas dan sama sekali tidak ada namanya.
Tetapi, musim dingin kali itu menyenangkan, sibuk, dan berlalu dengan cepat dan riang. Pelajaran di sekolah sangat menarik, dan persaingan di kelas begitu menggairahkan, seperti saat-saat sebelumnya. Dunia baru yang dipenuhi pikiran, perasaan, dan ambisi, juga ruang pengetahuan yang belum dijelajahi, yang segar dan menyenangkan, terbuka di hadapan mata Anne yang bersemangat.
Bukit-bukit lain tampak di balik sebuah bukit, dan gunung demi gunung semakin menjulang. Semua ini juga merupakan hasil arahan Miss Stacy yang cerdik, berhati-hati, dan berpikiran luas. Dia menuntun kelasnya untuk berpikir, menjelajah, dan menemukan pemecahan masalah oleh usaha mereka sendiri, dan mendorong murid-muridnya untuk bangkit dari kekalahan hingga mencapai tingkat yang mengejutkan Mrs. Lynde dan para anggota dewan sekolah, yang melihat semua inovasi
keraguan. Selain belajar, Anne juga mengembangkan sosialisasinya, karena Marilla karena pernyataan dokter dari Spencervale yang harus dia patuhi tidak lagi melarang kegiatan-kegiatan di luar rumah yang sering terjadi. Klub Debat berkembang cepat dan mengadakan beberapa pertunjukan; ada satu atau dua pesta yang hampir mirip pesta orang dewasa; dengan kereta luncur dan permainan seluncur es yang gembira.
Di antara waktu-waktu itu Anne tumbuh, membesar dengan begitu cepat sehingga pada suatu hari, Marilla tercengang ketika mereka berdiri berdampingan, gadis itu lebih tinggi daripada dirinya.
Wow, Anne, kau telah tumbuh pesat! dia berkata, hampir tidak percaya. Sebuah desahan terdengar, mengikuti kalimat itu. Marilla merasakan sedikit kesedihan yang ganjil karena pertumbuhan Anne. Dia telah belajar untuk mencintai anak kecil itu yang sekarang telah menghilang entah bagaimana, digantikan oleh seorang gadis berusia lima belas tahun yang bermata serius, dengan dahi yang membuatnya tampak bijaksana dan kepala mungil yang tegak dengan bangga. Marilla mencintai gadis ini sama dalamnya seperti dia mencintai sang anak kecil, tetapi dia menyadari suatu perasaan sedih yang ganjil karena kehilangan. Dan malam itu, ketika Anne pergi ke pertemuan doa bersama Diana, Marilla duduk sendiri di keremangan senja musim dingin dan menangis perlahan. Matthew, yang masuk sambil membawa lentera, memergokinya dan menatapnya sambil melongo, membuat Marilla tertawa di tengah tangisannya.
Aku sedang memikirkan Anne, dia menerangkan. Dia sudah bukan gadis kecil lagi dan dia mungkin akan
merindukannya. Dia bisa pulang sesering mungkin, hibur Matthew. Baginya, Anne masih dan akan selalu menjadi gadis kecil penuh keberanian yang dia bawa pulang dari Bright River pada suatu malam di bulan Juni, empat tahun yang lalu. Cabang rel kereta api akan dibangun menuju Carmody pada saat itu.
Itu tidak akan sama dengan memilikinya di sini setiap waktu, desah Marilla dengan muram, bersikeras untuk menikmati kesedihan mendalamnya tanpa perlu penghiburan. Tapi memang pria tak bisa mengerti hal-hal seperti ini!
Ada perubahan lain dalam diri Anne yang sama nyatanya dengan perubahan fisiknya. Entah mengapa, dia menjadi lebih tenang. Mungkin dia berpikir lebih banyak dan berkhayal sesering biasanya, tetapi dia benar-benar lebih sedikit berbicara. Marilla menyadari hal ini dan berkomentar juga.
Kau tak berceloteh seperti biasanya, Anne, dan juga tidak menggunakan kata-kata canggih lagi. Apa yang terjadi denganmu"
Anne tersipu dan tertawa pelan, sambil menjatuhkan bukunya dan menatap menerawang ke luar jendela. Di luar sana, kuntum-kuntum bunga merah yang besar bermekaran dari tanaman rambat, menyambut matahari musim semi yang mulai mengintip.
Aku tak tahu aku hanya tak ingin banyak berbicara, dia berpikir keras, sambil menusuk dagu dengan jari telunjuknya. Aku lebih suka memikirkan sesuatu yang indah dan menyenangkan, dan menyimpannya di dalam hati, seperti harta karun. Aku tak ingin hal-hal itu ditertawakan
menggunakan kata-kata canggih lagi. Sedikit menyebalkan, karena sekarang aku sudah cukup besar untuk mengucapkan kata-kata itu jika aku ingin. Dalam beberapa hal, memang menyenangkan untuk tumbuh dewasa, tapi ternyata bukan seperti yang kubayangkan, Marilla. Ada banyak sekali yang harus dipelajari dan dipikirkan, sehingga tak ada cukup waktu untuk kata-kata canggih. Selain itu, Miss Stacy berkata, kata-kata yang singkat lebih baik dan lebih berpengaruh. Dia membimbing kami untuk menulis semua esai dengan sesederhana mungkin. Awalnya memang sulit. Aku telah terbiasa menggunakan kata-kata canggih yang bisa kupikirkan dan aku bisa memikirkan semuanya. Tapi, sekarang aku sudah terbiasa dan aku bisa melihat, hal itu jauh lebih baik.
Apa yang terjadi dengan klub ceritamu" Sudah lama aku tidak mendengarmu membicarakannya.
Klub cerita sudah tidak ada lagi. Kami tidak memiliki waktu untuk itu dan entah bagaimana, kupikir kami sudah bosan. Sungguh konyol hanya menulis tentang drama percintaan, pembunuhan, kawin lari, dan misteri-misteri. Kadang-kadang Miss Stacy menyuruh kami menulis cerita untuk melatih komposisi kami, tapi dia tak mengizinkan kami menulis apa pun selain apa yang akan terjadi dalam kehidupan kami sendiri di Avonlea. Dia juga mengkritik tulisan-tulisan kami dengan sangat tajam dan membuat kami mengkritik diri sendiri juga. Aku tak pernah berpikir komposisiku memiliki begitu banyak kesalahan hingga aku mulai mencarinya sendiri. Aku merasa sangat malu sehingga ingin menyerah, tapi Miss Stacy berkata aku bisa belajar menulis dengan baik hanya jika aku melatih diriku untuk menjadi pengkritik tulisanku sendiri yang paling tajam. Dan aku berusaha untuk melakukannya.
Marilla. Apakah kau pikir kau bisa lulus" Anne bergidik.
Aku tak tahu. Kadang-kadang, kupikir aku akan mampu melaluinya kemudian aku akan sangat khawatir. Kami telah belajar keras dan Miss Stacy telah mendidik kami dengan baik, tapi mungkin saja kami tidak lulus. Kami memiliki hambatan masing-masing. Hambatanku adalah geometri, tentu saja, dan Jane bahasa Latin. Ruby dan Charlie kesulitan dalam aljabar, dan Josie Pye kesulitan dalam aritmetika. Moody Spurgeon berkata bahwa dia benar-benar merasa akan gagal dalam sejarah Inggris. Bulan Juni nanti Miss Stacy akan memberikan ujian yang sangat berat, seperti yang akan kami hadapi di ujian masuk. Dia akan menilai hasil ujian kami dengan begitu teliti, sehingga kami akan memiliki suatu bayangan. Kuharap semua ini akan berakhir, Marilla. Semua ini menghantuiku. Kadang-kadang, aku terbangun pada malam hari dan bertanya-tanya, apa yang akan kulakukan jika tidak lulus ujian.
Yah, kembalilah ke sekolah tahun depan dan coba lagi, kata Marilla tanpa kekhawatiran.
Oh, aku tidak yakin aku akan mampu menjalaninya. Jika gagal, pasti aku akan merasa sangat sedih, terutama jika Gil jika yang lain lulus. Dan aku sangat gugup untuk menghadapi ujian sehingga mungkin aku akan membuat semuanya kacau. Kuharap aku memiliki urat saraf seperti milik Jane Andrews. Tak ada yang membuatnya khawatir.
Anne mendesah. Dia mengalihkan tatapannya dari pesona dunia pada musim semi, lambaian langit yang sejuk dan biru, serta benda-benda hijau yang tersebar di halaman, kemudian memusatkan seluruh perhatiannya ke bukunya. Akan ada lagi musim semi berikutnya, tetapi jika dia tidak
bisa pulih kembali untuk menikmati semua itu.
Daftar Kelulusan sudah Diumumkan Kelihatannya ini adalah akhir dari segalanya, iya, kan" dia bertanya dengan muram.
Seharusnya kau tidak sesedih aku, kata Anne, sia-sia mencari sebuah area kering pada saputangannya. Kau akan kembali lagi musim dingin mendatang, tapi kupikir aku akan meninggalkan sekolah lama yang tersayang untuk selama-lamanya jika saja aku beruntung.
Tentu saja tidak akan sama. Miss Stacy tak akan ada lagi, juga mungkin kau, Jane, atau Ruby. Aku harus duduk sendirian, karena aku tak mampu memiliki teman sebangku lain selain dirimu. Oh, kita sudah melewati waktu-waktu yang mengagumkan, betul, kan, Anne" Sungguh mengerikan untuk berpikir semua sudah berlalu. Dua butiran air mata besar mengalir di hidung Diana. Jika kau berhenti menangis, aku juga akan berhenti, Anne memohon. Segera setelah aku menyimpan saputanganku, aku melihat air matamu tergenang dan itu akan membuatku menangis lagi. Seperti yang Mrs. Lynde katakan, Jika kau tidak bisa bergembira, bergembiralah semampumu. Selain itu, aku berani mengatakan bahwa aku akan kembali tahun depan. Saat ini adalah salah satu
semakin sering terjadi. Mengapa, bukankah kau lulus dengan memuaskan dalam ujian yang diberikan Miss Stacy"
Ya, tapi ujian-ujian itu tidak membuatku gugup. Ketika aku memikirkan ujian yang sebenarnya, kau tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan berdebar di hatiku, yang mencekam dan mengerikan. Dan nomor ujianku tiga belas. Josie Pye mengatakan bahwa nomor itu sangat sial. Aku tidak percaya takhayul, dan aku tahu hal itu tak akan berpengaruh. Tapi, aku masih berharap nomorku bukan tiga belas.
Aku berharap untuk bisa pergi bersamamu, kata Diana. Bukankah kita akan melewati saat-saat yang sangat elegan" Tapi kupikir, kau akan mengulangi pelajaranmu pada malam hari.
Tidak; Miss Stacy menyuruh kami berjanji untuk sama sekali tidak membuka buku. Dia berkata itu hanya akan membuat kami lelah dan bingung. Sebaiknya kami berjalanjalan di luar ruangan dan tidak memikirkan ujian sama sekali, kemudian pergi tidur lebih awal. Itu adalah nasihat yang baik, tapi kukira akan sulit untuk dituruti; kupikir nasihat yang baik memang seperti itu. Prissy Andrews bercerita padaku bahwa dia duduk dan mengulangi pelajarannya setiap malam saat minggu ujian masuknya; dan aku bertekad untuk duduk setidaknya selama yang dia lakukan. Bibi Josephine-mu sungguh baik hati karena memintaku tinggal di Beechwood selama aku di kota.
iya, kan" Aku akan menulis surat pada Selasa malam dan menceritakan kepadamu bagaimana hari pertama berlalu. Anne berjanji.
Aku akan menunggu di kantor pos hari Rabu, Diana juga berjanji.
Anne pergi ke kota pada Senin berikutnya, dan pada hari Rabu Diana pergi ke kantor pos, sebagaimana yang telah mereka setujui, dan mendapatkan suratnya. Dianna Tersayang (tulis Anne), Saat ini Selasa malam dan aku menulis surat ini di perpustakaan Beechwood. Tadi malam aku sangat kesepian, sendirian di dalam kamar, dan sangat berharap kau ada di sampingku. Aku tak bisa mengulangi pelajaran karena aku sudah berjanji kepada Miss Stacy untuk tidak melakukannya, tapi sulit sekali untuk tidak membuka buku sejarahku karena biasanya aku menggunakannya untuk mencegah diriku membaca cerita sebelum mempelajari pelajaranku.
Jam Antik Pembawa Bencana 2 Refrain Karya Winna Efendi Pedang Ular Mas 2
^