Pencarian

Claire 4

Claire Karya Phoebe Bagian 4


Kau lapar, kan" Makanlah!
Claire menggeleng. aku tidak berselera.
Sean menyentuh perut Claire yang semakin membesar lalu membelainya perlahan. Kalau kau, lapar tidak" Ibumu sedang tidak berselera. Bagaimana ini" Kau keluar saja dan makan bersama ayah!
Claire tergelak pelan. Ya, baiklah. Aku akan makan! Beberapa potong Pizza di lahap Claire dengan cepat, ia meninggalkan setengahnya untuk Sean. Kau makan juga!
Aku akan makan sisanya! Ini kedua kalinya kau makan makanan sisa!
Sean tersenyum dan merasa sangat lega karena Claire tidak menangis lagi. Setelah memastikan Claire tidak ingin makan lagi, Sean memakan potongan Pizza yang tersisa di tangannya dan dengan cepat rasa laparnya berkurang. Setelah santapannya habis, Sean kembali berbicara kepada Claire.
Aku dapat pekerjaan hari ini. Besok, aku akan meminjam uang Ned untuk belanja bahan makanan, begitu mendapatkan gaji aku akan mengembalikan uangnya. Aku yakin Ned tidak akan menolak!
Kau seharusnya tidak melakukan ini, Sean! Kau dan aku hanya sementara, kan" Sampai anak kita lahir. Aku bisa tinggal sendirian, atau kau bisa meminta Ned menjagaku jika kau khawatir Coleen akan menggangguku. Kau tidak perlu keluar dari rumahmu.
Itu bukan rumahku! Sean merengkuh Claire, menggenggam lehernya dengan kedua tangan lalu menciumnya. Ia sangat merindukan Claire. Segala kelelahan yang dialaminya membuatnya merindukan istrinya dengan sangat. Jangan pernah mengatakan kalau kita hanya sementara. Sean menyentuh perut Claire lagi. Mulai sekarang, aku ingin bersama kalian selama yang aku bisa, seumur hidupku. Bagaimana"
Claire menatap Sean berharap kalau semua yang di dengarnya bukan hanya mimpi belaka. Sean mengatakan ingin bersama dengannya selamanya dan Claire sangat bahagia. Tiba-tiba ingatan tentang Darice muncul, kebahagiaanya segera terlupakan. Tapi aku merasa tidak enak kepada Darice. Aku sudah merampas Hadwin dan sekarang membuat satu-satunya putra yang tersisa keluar dari rumahnya. Aku sungguh tidak nyaman!
Sean mengulum bibir Claire sekali lagi, lebih lama lalu melepasnya degan tidak rela. Kalau ini, bagaimana" Sudah bisa membuatmu merasa nyaman" lalu berpindah ke telinga, Sean menjilatinya sehingga Claire bergindik karena geli dan tertawa. Kalau yang itu" Atau perlu kita bercinta malam ini juga" Hentikan, Aku tidak bisa melakukan itu tanpa suara. Bagaimana dengan Ned! Dia akan maklum! Atau aku harus memberikannya Headphone agar Ned tutup telinga!
Claire tertawa lagi. Kapan kau akan mulai bekerja" Besok!
Kalau begitu istirahatlah. Kita bisa melakukannya lain kali. Tapi kau harus memastikan Ned pergi keluar rumah selama kita melakukannya!
DARICE OURAY BENAR-BENAR TIDAK MAU KELUAR KAMAR sekalipun semenjak kepergian Sean, ia juga tidak memiliki selera makan yang baik. Mrs. Philarette selalu mendapati sisa makanan yang sangat banyak dari piring-piring yang di antarkan ke kamarnya, terkadang Mrs. Philarette juga harus kecewa karena Darice bahkan tidak menyentuh makanannya.
Dalam waktu singkat, Bobot tubuhnya berkurang drastis, utungnya Darice cukup kuat untuk tidak jatuh sakit seperti kebanyakan orang seusiannya saat mengalami Stress berat. Ia hanya seringkali terdengar menangis, sesekali Darice meminta Mrs. Philarette memanggilkan Coleen untuknya. Tapi Coleen sama sekali tidak bisa menghibur. Coleen malah semakin memperburuk suasana dengan terus mengeluarkan kata-kata penuh hasutannya hingga pada akhirnya Darice tidak ingin di temui Coleen lagi.
Darice tidak bisa memungkiri kalau dirinya merindukan Sean, juga Istrinya. Kasih sayang Darice kepada Claire sudah di rasakannya sejak awal karena menurut perasaannya Claire adalah sosok yang sangat istimewa. Terlebih setelah wanita itu mengguncang seisi rumah dengan kehamilannya. Bukan hanya mereka, bahkan seisi rumahpun ikut bahagia karena kebahagiaan mereka menular dengan cepat.
Darice menatapi pemandangan yang sudah ribuan kali di lihatnya melalui jendela kamarnya. Ia terkenang tentang segalanya, tentang bagaimana Darice membawa Sean pulang dari rumah sakit saat di ketahui bahwa ibu kandungnya meninggal. Saat itu Darice juga baru saja melahirkan anak berusia enam bulan, Hadwin. Ia membawa Sean pulang karena kebutuhan Sean akan asi harus tetap terpenuhi meskipun anak itu tidak memiliki ibu lagi dan Darice merasa bisa menggantikan mendiang adiknya untuk itu. Sayangnya, Darice sudah terlanjur tidak bisa berpisah dan malah memisahkan Sean dari ayah kandungnya. Pada awalnya Sean masih sering pulang ke rumah ayahnya sewaktu libur sekolah, Darice kadang-kadang juga merasa kehilangan saat sekolah menelpon bahwa kedua anaknya tidak masuk sekolah hari ini dan pada sore harinya kedua anak itu di temukan di Danau Louise sedang bermain-main.
Marah yang di rasakannya selalu sama dengan marah kepada anak kandungnya sendiri, sayangnya juga. Darice tidak pernah merasa membeda-bedakan satupun di antara mereka. Tapi teryata Sean menganggap semua itu adalah beban" Perempuan itu bukan hanya merampas Hadwin dari hidupnya. Tapi juga Sean. Dosa apa yang sudah di perbuatnya hingga segala kehidupannya menjadi seperti ini"
Apa lagi yang tidak kulakukan untuk keluarga ini" Aku menganggapmu sebagai ibuku sendiri. Aku juga sedih karena kehilangan Hadwin. Aku selalu berusaha dengan baik menggantikan Hadwin mengurusi segala kewajiban-kewajiban yang di lalaikannya, termasuk kewajibanku terhadap Coleen meskipun aku sangat tertekan karena itu.
Kata-kata Sean begitu terngiang-ngiang. Benarkah kalau selama ini Darice membuat Sean tertekan dengan segala kasih sayang yang di berikannya" Nyonya, kau tidak makan lagi" Mrs. Philarette menegurnya.
Darice menoleh, ia seringkali tidak sadar saat wanita itu mengetuk pintu dan masuk ke kamarnya. Aku sedang tidak berselera, Philly!
Kalau begitu paksakanlah, bagaimana kalau anda sakit" Aku tidak sakit. Aku rasa tidak akan sakit meskipun aku sangat menginginkannya!
Mrs. Philarette terdiam mendengar keluhan itu. Dia tidak berani terlalu banyak bicara jika tidak di ajak bicara. Mrs. Philarette berusaha keras untuk membawa kembali semua makanan yang tidak di sentuh sama sekali itu ke dapur dengan tanpa suara, tapi bunyi dentingan halus dari piring-piring yang di bawanya membuat langkahnya harus terhenti karena Darice memanggilnya lagi. Philly!
Mrs. Philarette membalikkan tubuhnya dan mendapati Darice sudah memandangnya. Ya"
Tinggallah sebentar. Aku ingin bertanya mengenai sesuatu hal kepadamu! Mrs. Philarette meletakkan kembali piring-piringnya di tempat semula dan berdiri dengan kokoh. Apa yang harus saya jawab, nyonya"
Selama ini kau membantuku merawat Hadwin dan Sean, benarkah aku membeda-bedakan mereka" Sean berkata seolah-olah berada di rumah ini adalah beban untuknya. Karena aku membeda-bedakan mereka"
Tidak, saya tau betul nyonya tidak begitu. Kasih sayang yang nyonya tunjukkan sama besarnya. Keduanya selalu di perlakukan sama.
Lalu mengapa Sean berkata seperti itu" Di bagian mana dari hidupnya aku pernah menyakitinya, Philly" Aku merasa sudah mencurahkan kasih sayangku sepenuhnya kepada Sean. Aku menyayanginya seperti anakku sendiri dan terus berkembang semenjak kepergian Hadwin. Bagiku saat ini, Sean-lah putraku satusatunya!
Maafkan saya, Nyonya. Jika saja boleh jujur saya ingin mengatakan ini sejak lama. Tapi kami selalu di minta untuk tidak terlihat dan tidak bersuara. Pelayan disini hanya boleh menyaksikan apapun yang terjadi di rumah ini. Jadi saya sama sekali tidak kuasa mengatakan apa-apa tanpa di pinta!
Pandangan Darice kepada Mrs. Philarette semakin serius. Sekarang katakanlah apapun yang ingin kau katakan. Aku tidak ingin ada satu halpun yang terlewat dari hidupku.
Nyonya, Kekesalan Sean memang terpupuk baru-baru ini jika saja delapan tahun masih bisa di bilang baru.
Maksudmu" Sebelum pergi, Hadwin mengatakan kalau Sean selalu bisa menggantikan posisinya dengan baik dan Hadwin menginginkan Sean untuk terus melakukan itu seumur hidupnya. Mungkin selama ini, Sean tidak merasakan adanya beban di sana. Tapi, seperti umumnya anak-anak, mereka selalu merasa ada yang lebih di sayangi di antara mereka dan Sean merasa kalau Nyonya jelas lebih menyayangi putra nyonya sendiri, Hadwin. Saat itu Sean sama sekali tidak protes, di cukup bersyukur dan berterima kasih. Saya mendengar percakapan mereka di suatu hari. Hadwin mengatakan kalau dia akan menjadikan Sean satu-satunya anak di rumah ini karena Hadwin akan menghilang. Sean tentu saja merasa senang meskipun ia tidak bisa memungkiri kalau hatinya juga merasa sedih karena akan kehilangan Hadwin, tapi dia yakin kalau Hadwin akan bahagian dengan keputusan yang di ambilnya karena Hadwin bukanlah orang bodoh yang akan menyebabkan dirinya sendiri menderita. Jadi Sean tau kalau Hadwin akan pergi"
Mrs. Philarette mengangguk. Sean juga ingin merasakan kesempatan menjadi anak satu-satunya, tapi begitu Hadwin pergi, anda menjadikan Sean sebagai Hadwin tapi terus menangisi kepergian Hadwin yang sebenarnya. Dari sana sakit hatinya timbul, hanya ada Hadwin dan tidak ada Sean. Sejujurnya saya juga merasakan hal itu. Nyonya selalu menyebut-nyebut nama Hadwin, memanggil Sean juga dengan nama Hadwin. Menyerahkan semua tanggung jawab Hadwin kepada Sean, juga memaksa Sean untuk membawa Hadwin pulang karena saat itu nyonya selalu mengatakan ingin mati bila harus kehilangan Hadwin. Aku rasa Sean pada akhirnya terpaksa mencari Hadwin dan membawanya pulang dengan paksa.
Ya. Aku sangat senang saat Hadwin berada di rumah. Tapi Hadwin sama sekali tidak betah, dia malah melarikan diri dua hari setelahnya dan mengalami kecelakaan itu!
Saat itu Sean menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang menimpa Hadwin. Dia selalu mengeluh, Seandainya Sean melarang Hadwin untuk pergi sejak pertama kali, mungkin hal seperti itu tidak akan terjadi. Dia kehilangan saudaranya. Meskipun Hadwin hidup, dia tidak ada bedanya dengan orang mati. Setelah Hadwin pulangpun anda sama sekali tidak berubah, anda menciptakan dua Hadwin dan menyingkirkan Sean jauh-jauh. Jadi anda pada akhirnya memiliki Hadwin yang sehat dan bisa memeluk anda kapanpun anda ingini, dan Hadwin yang sakit yang selalu anda manjakan. Sean semakin terluka menyadari itu. Tapi saya rasa, dia terus menjalaninya karena Sean menyayangi anda. Dia menjalankan segala aktifitasnya sebagai Hadwin meskipun terus mengeluh. Dan& Mrs. Philarette berdiam diri sejenak. Dan, maafkan saya nyonya, seharusnya saya tidak mengatakan hal ini, tapi&
Katakan saja Philly. Aku sudah mengatakan padamu untuk mengatakan apapun yang kau simpan hari ini juga!
Nyonya, Sean bahkan menggantikan kewajiban Hadwin kepada Coleen di atas tempat tidur!
Astaga philly. Kau sadar dengan apa yang kau katakan"
Karena itu saya tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Tapi itu kebenarannya! Saya bisa memanggil beberapa orang pelayan untuk bersaksi. Saat itu Coleen mengeluh karena Hadwin sakit terlalu lama. Dia meminta Sean melakukan itu dan pada awalnya, Sean menolak. Tapi Coleen tidak menyerah sampai Sean jatuh kepelukannya beberapa lama. Seorang pelayan muda pernah mengatakan kalau Coleen mengancam Sean dengan bermacam-macam ancaman sehingga Sean tidak bisa melepaskan diri. Dia bahkan mengatakan akan menghabisi nyawa Hadwin dan akan menjadikan Sean pemilik harta Ouray jika Sean menjadi kekasihnya dan membuang Sean jika Sean terus menolaknya. Beberapa kali Coleen benar-benar menyakiti Hadwin secara sengaja di hadapan Sean untuk menegaskan ancamannya. Sean sangat ingin berontak, tapi anda sangat menyayangi Coleen sehingga dia tidak ingin menambah beban fikiran anda. Sampai di suatu hari, Sean terpaksa bercerai dengan istrinya karena Coleen. Coleen mengatakan kalau dia sedang mengandung dan akan melahirkan anak Sean! Saat itu mereka bertengkar hebat di halaman belakang karena istri Sean bertekad mengadukan semuanya kepada anda. Sean berusaha agar semua itu tidak sampai ke telinga anda dan memberikan wanita itu uang yang sangat banyak asalkan dia mau tutup mulut, wanita itu memilih untuk bercerai.
Coleen mengandung" Tidak, ku rasa! Dia berbohong saat itu. Coleen tidak pernah menunjukkan perubahan pada tubuhnya. Dia juga tidak pernah mengungkit hal itu lagi. Tapi dia mengancam akan memebeberkan kepada Anda tentang kehamilan palsunya. Seharusnya Sean mengatakan itu padaku!
Anda tidak akan mempercayai Sean, nyonya. Bagi anda, Coleen adalah menantu terbaik yang selalu menemani Hadwin selama delapan tahun. Anda selalu menganggap Coleen sebagai wanita yang sangat mulia. Jika saat itu Coleen mengatakan kalau Sean memperkosanya, lalu dia hamil. Atau Sean berusaha untuk membuat Coleen jatuh ke pelukannya karena Sean tau kalau Coleen adalah orang yang paling berhak terhadap Harta Hadwin jika Hadwin mati, anda akan membuang Sean dalam arti yang sebenarnya! Sean selalu mengeluh di samping tubuh kaku Hadwin, hingga akhirnya Hadwin terbangun. Hari itu, Hadwin bertanya kepada Coleen tentang hubungannya dengan Sean, dan Coleen melancarkan fitnahan-fitnahan terhadap Sean. Tentu saja Hadwin tidak percaya, nyonya! Hadwin bertanya langsung kepada Sean, meminta Ned dan saya untuk ikut bercerita tentang kelicikan Coleen.
Jadi itu penyebab Hadwin mewariskan segala wasiat hartanya kepada Claudia Faustine" Tapi mengapa wanita itu"
Hadwin meminta Sean mencari siapapun nama yang tercantum di dalam wasiat itu. Melimpahkan segala harta kepada Claudia Faustine akan membuat wanita itu terpaksa terpaksa tinggal di rumah Ouray dan mendampingi anda. Hadwin mengatakan kalau wanita itu lebih pantas mendampingi anda di bandingkan dengan Coleen.
Kau juga tau sejak awal kalau wanita itu adalah Claudia Faustine" Mrs. Philarette menggeleng. Saat Ned membawa masuk seorang wanita yang tidak sadarkan diri ke kamar tamu, aku sudah menduga seperti itu. Tapi kecurigaanku sirna saat melihat Sean terus menggodanya, aku memutuskan kalau gadis itu adalah kekasih Sean. Sean tidak mungkin menggoda wanita yang di cintai Hadwin. Saat Sean mengaku kalau wanita itu adalah istrinya, hatiku membenarkan.
Wanita itu memang istrinya karena hatiku mengatakan seperti itu. Tapi Coleen tidak bisa menerimanya, Nyonya. Coleen terus menyakiti istri Sean dengan berbagai macam cara sampai di suatu saat aku mendengar Sean bertengkar dengan Claudia Faustine karena wanita itu ingin pergi dari ruman ini. Pertengkaran itu tidak begitu jelas, yang pasti aku melihat Sean keluar dari kamar dan menguncinya rapat-rapat, ia menghalangi istrinya untuk pergi dengan mengurungnya seharian di dalam kamar. Setelah itu Sean melarang Ned untuk datang ke kantor agar Ned punya waktu penuh untuk menjaga istrinya. Aku baru mengetahui kalau istri Sean adalah Claudia Faustine setelah pertengkaran mereka dengan anda hari itu.
Seharusnya kau mengatakannya sejak awal, Philly. Seharusnya aku tau kalau yang jahat pada saat itu siapa" Aku harus menyelidikinya. Aku bahkan menjadi curiga kalau kecelakaan Hadwin saat itu di rekayasa!
Kalau begitu anda akan membawa mereka berdua kembali kerumah ini, nyonya" Sean sangat bahagia saat bersama wanita itu. Aku tau karena Sean sudah berubah semenjak dia membawa istrinya datang ke rumah ini.
Darice menggeleng. Ia belum bisa menerima Claudia Faustine sepenuhnya. Tapi sedikit kebenciannya berkurang. Setidaknya Darice harus menerima kalau putranya yang tersisa sangat mencintai wanita itu dengan sepenuh hatinya! Kelihatannya ia akan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk memikirkannya. Yang pasti, saat ini ia harus menangani Coleen secepatnya.
KEINDAHAN ITU MUNGKIN DIBANGUN DENGAN KESEDIHAN. Tapi rasaanya Claire akan menghadapi segala kemalangan di dalam hidunya dengan senang hati seandainya dia tau kalau akhir hidupnya tetap akan indah seperti ini. Akhirnya Claire memiliki keluarga yang sebenarnya, memiliki seorang suami yang mengatakan ingin bersama dengannya seumur hidup. Juga memiliki anak yang terus bertumbuh kembang di dalam kandungannya. Kebahagiaan yang mungkin tidak akan pernah berakhir seumur hidupnya.
Seperti halnya hari-hari sebelumnya, Claire terbangun dan menemukan Sean berada di sebelahnya. Sean selalu bangun lebih dulu dan menanti Claire untuk bangun sesegera mungkin. Setelah itu mereka akan menjalani hari-hari paling luar biasa. Sean memandangi wajah Claire seolah-olah Claire adalah perhiasan terindah dalam hidupnya. Claire beruntung karena mendapatkan pandangan seperti itu setiap kali dia terbangun dari tidurnya.
Seharusnya kau membangunkan aku. Claire menggerutu. Aku tidak bisa mengganggu tidurmu.
Benarkah" Kau tidak pernah bersikap seperti itu kalau gairahmu muncul. Kau akan membangunkanku di tengah malam sekalipun!
Sean tertawa renyah. Kalau untuk yang itu, pengecualian!
Claire mendekat dan berusaha memeluknya tapi sesuatu mengganjalnya untuk berada lebih dekat dengan Sean. Claire mengeluh karena perutnya yang semakin membesar dan Sean mengejeknya dengan mengucapkan kata Hati-hati dengan perutmu sambil tertawa.
Aku tidak bisa berdekatan denganmu lagi seperti dulu! Kau ingin selalu berdekatan denganku"
Ya, tentu saja! Aku tidak ingin berpisah denganmu!
Lalu, aku akan mengabulkan permintaanmu seperti biasa! Sean bangkit dari tempat tidurnya dan berpindah ke sisi lain tubuh Claire. Ia memeluk Claire dari belakang dengan sangat rapat. Sekarang, kita tetap bisa berdekatan, kan"
Claire mengangguk senang. Kau mengabulkan banyak impianku Sean! Dimulai dengan anak ini, lalu keluarga dan cinta&
Aku akan memberikan apapun untukmu. Kau juga sudah mengabulkan impianku untuk menjadi Sean. Kau mencintaiku karena aku Sean dan aku sangat menghargai itu! Sean berbisik dengan lebih mesra. Telapak tangannya membelai perut Claire dengan lembut. Kau semakin gendut!
Memangnya kenapa" Kau tidak menyukai aku yang gendut" Aku menyukainya karena disana ada anakku. Tapi berjanjilah setelah anakku lahir kau harus tetap cantik. Aku tidak ingin berpaling sedikitpun hanya karena kau lalai menjaga dirimu!
Ah, seharusnya kau mengatakan aku menyukai apa adanya dirimu , itu lebih romantis. Kau terlalu jujur.
Pernikahan harus di landasi dengan kejujuran, sayang! Jadi hargailah kejujuranku untuk melihatmu tetap cantik dan tidak gendut! Tawa Claire terdengar sangat halus. Ia berusaha mengangkat tangannya untuk menyentuh kepada Sean yang bersandar di bahunya. Itu hal mudah selagi kau terus mengkritik jika aku memiliki kekurangan yang tidak kau sukai. Aku akan berusaha untuk tetap cantik seumur hidupku. Tapi aku butuh biaya yang banyak untuk menghindari kerutan di suatu saat nanti!
Sekarang Sean yang tertawa. Walau bagaimanapun, kecantikan tidak akan bertahan selamanya, ia hanya bercanda saat mengatakan hal itu. Sesungguhnya Sean mencintai Claire yang meminta izin untuk mengandung anaknya. Sean mencintai Claire apa adanya dan itu sungguh-sungguh merasukinya belakangan ini.
Mereka selalu berbicara tentang cinta setiap pagi, semoga hal itu akan terus bertahan selamanya. Sean akan selalu memluk istrinya setiap pagi sebelum ia memutuskan untuk berangkat kerja seperti halnya saat ini. Hari ini Sean berangkat lebih pagi karena ada janji dengan salah seorang pembeli. Setelah Claire mengantarkan Sean pergi kerja sampai di depan rumah, Claire kembali kedapur dan mulai membersihkan rumah dari bagian itu. Ia tengah duduk di ruang tengah dan beristirahat ketika Ned datang dengan membawa seorang gadis kecil kedalam rumah. Anak yang cantik itu memiliki rambut berwarna hitam dan kulit yang kemerah-merahan. Sangat manis dengan gaun merah jambu yang di kenakannya. Kau tidak sedang beralih profesi sebagai penculik, kan"
Aku" Astaga, kau berfikir aku bisa melakukan itu" Tidak. Tentu saja tidak! Lalu darimana kau mendapatkan anak ini" Claire mengulurkan tangannya untuk membelai kepala gadis kecil itu, rambutnya sangat halus. Siapa namamu sayang"
Gaby! Gadis itu berujar halus.
Gabrielle! Ned melanjutkan ucapannya. Hari ini Sean memintaku datang untuk membantu tetangga sebelah pindah rumah. Suaminya sedang bersama Sean di kantor dan dia tidak mungkin mengangkat perabotan rumah yang berat sendiri. Aku mendapatkan uang, lumayanlah!
Seharusnya kau bekerja yang baik, Ned. Kau memiliki pendidikan yang bagus! Aku sudah aman, selama ini Aku baik-baik saja, kan"
Ah, ya baiklah. Aku memang berniat untuk mencari kerja dan pindah dari rumah ini. Aku fikir aku ingin menikah secepat mungkin. Aku bersumpah merasa sangat iri melihat kalian berdua yang selalu kelihatan mesra!
Senyum Claire merekah. Ternyata kisah cintanya bukan hanya bisa menjadi cemoohan belaka. Tapi Ned memang harus merasa iri karena Claire dan Sean tidak ingin Ned terus mengorbankan dirinya di rumah ini untuk menjaga Claire. Seharusnya Ned menyongsong hidupnya dengan senyum cerah, bukan malah ikutikutan di rong-rong ketakutan seperti yang selalu Claire lakukan. Lalu, sudah ada seorang gadis yang membuatmu tertarik" Sean mengangguk lalu mendekatkan tubuhnya agar bisa berbisik. Di ujung gang sana. Hari ini aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Dia lebih cantik darimu dan aku akan mulai mengejarnya!
Claire tertawa jenaka. Ya, tapi kau harus segera mendapatkan kerja tuan muda! Kau tidak mungkin mendekati perempuan manapun jika tidak memiliki uang!
Aku rasa begitu. Makanya hari ini aku meminta izin pada Sean untuk mulai mencari kerja besok. Sean menyambutnya dengan baik. Tapi, ku harap kau baikbaik saja di rumah selagi aku pergi!
Gabby, kau di dalam" Sebuah suara teriakan terdengar agak samar dari dalam rumah.
Itu pasti ibunya Gabby! Claire memandang Ned serius. Kau membawa anaknya tanpa izin" Aku sudah minta izin. Hanya saja sebentar lagi sudah waktunya makan siang. Ned mengangkat Gabrielle dan menyerahkannya kedalam gendongan Claire. Bocah itu terlihat patuh Claire, kau serahkan dia kepada ibunya, ya" Aku mau ke kamar mandi dulu. Perutku sakit!
Claire menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berdecak saat melihat Ned melarikan diri ke kamar mandi. Ia memandangi Gabby sejenak lalu bergumam, Ayo sayang, kita temui ibumu sebelum beranjak menuju pintu. Sebuah bayangan yang sedang mengintip di jendela dapat Claire lihat, ibu Gabby sudah menanti anaknya disana. Claire berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci, Ned memang selalu mengunci pintu demi keamanan. Itu yang selalu dia katakan. Beberapa saat kemudian, Claire sudah berada di ambang pintu yang terbuka dan menatap seorang wanita dengan perasaan terkejut yang mencabik-cabik. Sophie Burgess berada disana dan sama terperangahnya dengan Claire. Claire lebih terkejut lagi saat Sophie berhamburan kedalam pelukannya Sehingga tubuhnya membentur perut Claire dengan keras. Secepat mungkin Sophie melepaskan pelukannya dan memandang Claire dengan tatapan tak menyangka. Sophie masih mau memeluknya" Claire, aku mencarimu selama ini! Desisnya. Aku sangat merindukanmu! Sophie" Claire benar-benar tidak tau harus mengatakan apa lagi selain menyebutkan namanya. Sophie Burgess masih merindukannya setelah apa yang di lakukannya" Dada Claire terasa sesak, Mungkin ia akan menangis haru. Tidak, Dia sudah menangis karena haru. Claire mencoba mencari pembenaran di mata Sophie tentang kata-katanya tadi, Benarkah Sophie mencari Claire" Benarkah Sophie bisa memaafkan Claire setelah apa yang di lakukannya bertahun-tahun lalu"
Kau benar-benar Claire, Kan" Sophie mengulangi ucapannya. Senyumnya membuat Claire terpaksa mengangguk dan Sophie memeluk Claire sekali lagi.
Gabrielle kecil memanggil ibunya. Seolah-olah tersadar, Sophie mengambil anaknya dari gendongan Claire dan menggerutu. Kau membuat lelah bibi Claire, Sayang! Kau tidak lihat kalau perut Bibi Claire sedang besar! Lalu kembali menoleh kepada Claire. Kau sedang hamil, benar" Itu artinya kau butuh istirahat. Mungkin aku mengganggumu jadi aku pulang dulu, kita bicara lain kali saja!
Sophie! Claire menyebut namanya sekali lagi. Maaf, aku tidak memersilahkanmu masuk. Aku hanya Shock. Kau tidak terlalu sibuk untuk mampir kerumahku, kan" Ned bilang, kau baru saja pindah rumah. Di rumahmu pasti belum ada apa-apa untuk di minum!
Senyum Sophie merekah. Ya, Aku baru pindah ke rumah sebelah. Akhirnya kita bertemu lagi dan kita ternyata bertetangga!
Aku sama sekali tidak pernah menghayalkan kalau yang seperti itu akan terjadi lagi. Masuklah!
Claire menggelengkan kepalanya agar Sophie mengikutinya kedalam rumah. Mereka duduk di ruang tengah dan Claire menyajikan dua gelas jus dingin di atas meja. Dia juga menyajikan beberapa buah biskuit berukuran besar yang di buatnya pagi ini. Perasaan Claire masih tak menentu, tapi ia duduk di sebelah Sophie yang memangku anaknya. Ternyata anak itu adalah anak Sophie" Dengan Yusuke" Claire memperhatikan lagi wajah Gabrielle dalam-dalam, dia memang mirip dengan ayahnya. Bagaimana mungkin Claire tidak menyadarinya tadi"
Kau pendiam sekali! Sophie memulai pembicaraan. Ia merasa kikuk dengan kesenyapan yang merebak di antara mereka. Dulu kau sangat Cerewet. Selalu menjadikan segala hal yang kau lihat sebagai bahan pembicaraan. Sekarang kemana Claire yang itu"
Maafkan aku, Sophie! Aku masih tak menyangka akan bertemu denganmu lagi!
Aku juga tidak menyangka bahwa yang Ned sebut sebagai kakak iparnya itu adalah kau! Dia menceritakan banyak hal padaku. Katanya, Ned harus tinggal bersama kalian untuk menjagamu, ya" Suamimu sangat perhatian sekali kalau begitu!
Claire tersenyum lagi. Sophie, Ia memanggil nama Sophie dengan suara bergetar. Tentang yang waktu itu&
Waktu itu kapan" Sewaktu aku dan suamimu bercinta waktu itu!
Bercinta" Aku fikir kalian hanya mengobrol saja. Sophie memberikan senyumnya lalu meraih tangan Claire dan menggenggamnya erat-erat. Aku tidak ingin mengingat-ingatnya kalau malah akan membuatku membencimu. Aku anggap hari itu tidak pernah ada dalam hidupku!
Claire tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh lagi. Sophie bahkan menganggap kejadian itu tidak pernah ada" Aku benar-benar minta maaf. Saat itu aku hanya terbawa suasana dan saat aku melihatmu memergoki kami, aku benarbenar merasa tolol. Calaire mencoba menghapus air matanya. Ia tidak akan pernah tenang jika mulut Sophie tidak mengatakan maaf untuknya. Kau tidak mau berbicara denganku saat itu, kau bahkan tidak melirikku. Ku kira kau membenciku! Apa itu juga menyakitimu"
Ya, aku sangat sakit sekali. Aku bercinta dengan suami sahabatku, dan di pergoki. Aku tidak tau mengapa bisa seperti itu.
Aku sudah memaafkan kalian!
Terimakasih, Sophie! Suamiku sudah menceritakan semuanya. Dia juga menceritakan tentang bagaimana hubungan kalian di masa lalu. Ku fikir, bukan hal yang aneh kalau kalian bertemu dan melakukan hal itu tanpa sengaja. Kau masih menyayangi Yusuke waktu itu"
Claire menggeleng. Aku rasa, aku hanya iri padamu. Saat itu aku sama sekali tidak mencintai siapa-siapa tapi aku mengira kalau aku masih mencintai suamimu. Yang kurasakan saat melihat suamimu hanyalah harapan dimana aku berharap dia bisa menolongku dan untuk itu aku akan melakukan segalanya!
Suamiku bilang, setelah kejadian itu terjadi, Kau pindah rumah. Lalu hanya bertemu di Academy Erotica itu dan kau sama sekali tidak mau menyapanya!
Aku takut, Aku merasa malu. Dia juga tidak menyapaku saat itu! Dia datang hampir setiap malam dan ku rasa dia ingin mengatakan sesuatu. Aku takut menyapanya karena ku fikir suamimu akan mencaci makiku karena sudah merusak rumah tangganya. Setelah beberapa hari, dia menghilang begitu saja dan ku anggap kalau dia sudah melupakan masalah itu. Atau dia menganggap kalau tidak ada gunanya mencaci makiku.
Kami di hukum selama hampir empat bulan. Suamiku harus di penjarakan oleh ayahnya sendiri dan ayahku mengancam akan menikahkanku dengan orang lain. Tapi setelah kami bertemu lagi, semuanya mulai membaik. Kami mulai datang dan mencarimu, tapi kau tidak ada lagi. Orang-orang bilang, kau melarikan diri bersama Garrick!
Melarikan diri" Dari siapa" Aku dan Garrick hanya pidah untuk membangun kehidupan baru bersama-sama. Semenjak kejadian itu, semua orang mencemoohku. Ibunya Garrick juga begitu. Tapi hanya Garrick yang masih menganggapku teman. Dia bahkan membantuku melunasi hutang-hutangku. Garrick juga sering datang sebagai pelanggan dan membayarku untuk menemaninya selama mungkin, lalu kami mulai mengobrol tentang rencana hidup. Saat Garrick berkata bahwa dia ingin menikahiku, aku merasa sangat senang dan mulai banyak bermimpi. Tapi ibunya malah meninggal karena mendengar perkataan itu keluar dari mulut anaknya. Aku berusaha menghindarinya selama sebulan penuh. Sampai akhirnya Garrick bisa meyakinkanku dan kami pindah ke Faero.
Dan kalian menikah" Hampir. Tapi kami harus mencari uang untuk itu. Garrick berjanji akan mempersembahkan sebuah pernikahan yang indah dan dia sangat bekerja keras. Kau tau sendiri, Garrick adalah pekerja kasar. Aku selalu khawatir setiap kali dia pergi bekerja. Suatu ketika Garrick mengalami kecelakaan kerja, dia terjatuh dari jembatan dengan luka parah dan terendam selama beberapa hari di dalam air sampai orang-orang menemukannya. Ku kira aku akan kehilangannya. Begitu mengetahui Garrick masih hidup, aku sangat senang karena harapan dan mimpi - mimpi itu masih mungkin untuk ku raih. Aku melakukan segala cara untuk membayar pengobatan terbaik Garrick. Dia koma selama beberapa bulan dan dokter mulai mengancam untuk mencabut alat bantu yang berada di tubuhnya.
Akhirnya aku kembali ke Denmark dan menemui Geronimo lagi. Aku meminjam uang dalam jumlah yang besar untuk kesembuhannya. Garrickpun bisa bertahan hidup beberapa bulan lagi. Hingga akhirnya, Dokter benar-benar menyingkirkan semua alat bantu yang menyokong hidupnya. Mereka membunuh Garrick dan membuatku sangat kecewa.
Astaga, ku kira sekarang kau menikah dengan Garrick! Saat melihatmu tadi aku menyangka kalau kalian melarikan diri ke Canada dan hidup bahagia disini!
Perjalananku menuju kebahagiaan masih sangat panjang, Sophie! Tapi aku bangga sudah mendapatkan sebagiannya! Bagiku semua ini sudah cukup baik.
Sophie mengangguk. Suamimu adalah Marketing Developer perumahan ini, kan" Seharusnya aku berfikir kesana saat Ned mengatakannya. Suamiku sedang berada disana sekarang dan jika yang di temuinya adalah Garrick, dia pasti sudah menelpon. Dia harus segera pulang dan bersujud meminta maaf kepadamu. Tidak perlu. Aku yang memulainya dan suamimu sama sekali tidak bersalah! Ya, tapi dia menikmatinya. Sophie berdesis. Aku tidak heran lagi dengan kelakuannya yang satu itu. Selama pernikahan kami, sudah terjadi dua kali perang besar karena sikap akrabnya kepada perempuan. Aku harus terbiasa degan hal itu!
Claire tersenyum lega. Sophie memaafkannya dan sekarang mereka bertetangga lagi. Dia sangat bahagia. Bagaimana kalian bisa berada di Canada"
Oh, sebelumnya kami tinggal di Norwegia beberapa bulan. Aku tidak betah disana dan kami memutuskan pindah ke Canada. Aku senang dengan keputusan itu, keputusan yang sangat tepat karena aku bisa bertemu kembali denganmu.
COLEEN MENGGERAM KESAL di sebuah apartemen sederhana miliknya. Ia di usir dari rumah Ouray oleh Darice secara tidak hormat. Tidak ada hal lain yang lebih menghinanya di bandingkan dengan itu. Darice menghujatnya dengan katakata yang jauh lebih kejam dari kata-kata yang di gunakannya untuk mengusir Claire beberapa waktu lalu. Sial, Coleen sama sekali tidak tau siapa yang sudah membeberkan tindak-tandunya selama ini. Mungkinkah Sean diam-diam menemui Bibinya dan mengarang cerita"
Coleen ingin menangis, tapi ia tidak boleh terlihat lemah karena itu. Sejak awal Coleen tau kalau pernikahannya dengan Hadwin sudah salah. Tapi ia butuh uang untuk hidup. Semua orang hanya tau bahwa keluarganya dalah orang terhormat tanpa tau kalau Coleen kekurangan uang. Ia selalu berusaha menjadi yang tercantik untuk mendapatkan laki-laki yang terkaya. Saat tawaran menikah dengan Hadwin datang, Coleen merasa sedang memeluk bulan. Keluarga Ouray sangat terpandang di Calgary. Semula Coleen kira, ia bisa dengan mudah menggoda Hadwin dan bermanja-manja dengan uangnya. Tapi Hadwin meninggalkannya menjalankan pesta pernikahan sendiri. Laki-laki itu menghilang setelah mengucapkan janji suci untuknya.
Untuk beberapa hari, Coleen benar-benar menangis. Menangisi kegagalan rencananya untuk mendapatkan Hadwin. Tapi beberapa saat kemudian Coleen merasa lebih lega karena, walau bagaimanapun dirinya adalah satu-satunya istri Hadwin yang syah secara hukum. Lagi pula saat itu ia hanya menunggu satu minggu untuk mendapatkan Hadwin kembali. Laki-laki bodoh itu telah salah memilih untuk melarikan diri. Seharusnya ia memilih untuk menjalani pernikahan yang wajar bersama Coleen. Saat mendengar kabar kalau Hadwin kecelakaan ia sangat berharap kalau Hadwin kehilangan nyawanya dan memberikan seluruh hartanya kepada Coleen. Sayangnya Hadwin terus bertahan hidup dalam keaadaan yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk hidup. Semangat hidupnya terlalu tinggi.
Coleen fikir, dirinyalah yang akan di minta mengurusi semua tanggung jawab Hadwin terhadap harta keluarganya setelah laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi ternyata Darice memilih menyerahkan semua tanggung jawab itu kepada keponakan tersayangnya, Sean. Coleen sempat membenci Sean. Ingin membalas dendam atas segala hal yang sudah di rampas dari dirinya. Sean Ouray terlalu lihai dan cerdas, dan terlalu tampan untuk disingkirkan begitu saja. Karena itu Coleen selalu menginginkan bisa menikmati malam bersamanya setelah sekian lama ia tinggal di keluarga Ouray dan harus kehausan karena menjaga sikapnya. Bila Sean bersedia, maka Coleen akan merasakan kalau keluarga Ouray tidak semembosankan yang dia kira. Coleen tau tentang kemungkinan berpindahnya harta Hadwin kepada Sean dan jika ia mendapatkan Sean, maka kemungkinan dirinya untuk menjadi nyonya yang kaya sudah semakin dekat.
Mencari-cari kelemahan Sean terlalu mudah. Sean sangat suka dengan wanita cantik dan juga mudah bosan dengan wanita sejenis. Lagi pula saat itu, Sean sedang bosan dengan istrinya. Sean sepertinya tengah marah karena wanita itu menggugurkan kandungannya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Karena itu Coleen mulai melancarkan godaan. Godaan pertama meleset, tapi godaan kedua berhasil membuat Sean takhluk. Akhirnya Sean bersedia masuk ke kamarnya dan mereka bercinta. Percintaan yang sangat luar biasa yang akhirnya membuat Coleen ketagihan dan mengulanginya terus menerus. Lama-lama Coleen merasa kalau dirinya mulai kehausan akan sentuhan Sean. Tapi Sean terlalu mudah bosan dengannya dalam waktu beberapa minggu dan selalu menjadikan istrinya sebagai alasan untuk menghindar. Pada akhirnya Coleen melakukan segala cara untuk memisahkan Sean, untuk membuat Sean hanya terfokus padanya.
Coleen hanya perlu mengaku kalau dirinya sedang mengandung anak Sean dan Wanita itu langsung mengamuk. Tidak perlu usaha keras karena sesungguhnya Sean juga ingin berpisah dari wanita itu. Malam harinya, Sean mendatanginya untuk mengucapkan terimakasih. Mereka bercinta lagi, lalu membicarakan tentang harta keluarga Ouray dan entah mengapa Coleen terpancing untuk menceritakannya. Tidak, ia memang sengaja dan merekam semua pembicaraan itu. Coleen akhirnya memiliki senjata untuk membuat Sean tidak lagi bisa menolaknya. Sialnya Hadwin mulai sadar dan mulai mengawasi semua gerak-geriknya. Yang bisa Coleen lakukan hanya menyingkirkan Hadwin sesegera mungkin agar ia bisa mendapatkan Sean yang akan mewarisi hartanya.
Tapi takdir Coleen untuk menjadi wanita yang kaya malah harus tertunda karena Hadwin mewariskan hartanya kepada Claudia Faustine, wanita yang membuatnya meninggalkan Coleen di altar. Lebih parahnya lagi, Sean mengaku kalau dirinya sudah menikah lagi sebulan kemudian. Coleen semakin membenci keadaan dirinya, apalagi setelah mengetahui kalau yang dinikahi Sean adalah Claudia Faustine. Seandainya Coleen tidak menyelidiknya, mungkin ia tidak akan pernah tau apa yang terjadi pada mereka berdua. Siapa Claire sehingga bisa dengan mudahnya menarik perhatian Sean"
Setelah mengetahui kenyataannya, Coleen menyimpulkan kalau dia hanya perlu menyingkirkan Claudia Faustine, juga Sean dan Darice. Kali ini, mungkin harus lebih kejam karena menyingkirkan salah satunya saja tidak akan membawa perubahan apa-apa. Meskipun telah terusir, status Coleen masihlah menantu di keluarga Ouray. Dan ketika semua pewarisnya mati, maka seluruh Harta itu akan jatuh ketangannya. Kali ini dirinya memang harus menggunakan cara kasar karena cara yang halus tidak bisa di gunakan lagi sama sekali. Lalu siapa yang akan di singkirkannya lebih dulu" Tentu saja wanita Itu. Claudia Faustine dan anak yang berada di kandungannya. Lalu Sean dan Darice sebaiknya menjadi incaran yang terakhir karena wanita itu adalah orang yang paling mudah di tangani.
Ponsel Coleen yang berada di atas meja berbunyi nyaring. Ia segera menyongsong benda itu dengan langkah cepat dan menerimanya. Halo, Maam! Rumah Sean Ouray sudah di temukan.
Kalau begitu segera carikan aku beberapa orang yang bisa bekerja dengan cepat. Aku harus menyingkirkan seisi rumah itu dengan segera. Tapi sebelumnya pastikan kalau wanita di rumah itu kehilangan bayinya terlebih dahulu. Mereka harus mengesankan perampokan sebagai penyebabnya. Aku ingin semua orang di rumah itu menderita dan mati pada akhirnya. Segera lakukan rencana itu, malam ini juga!
Baik Maam. Akan segera saya laksanakan!
Coleen segera menutup telponnya dan tersenyum penuh dendam. Hadwin sudah menyia-nyiakannya dan ia mungkin tidak berhasil membuat Hadwin menyesali perbuatannya. Tapi Coleen akan membuat Sean menyesal karena sudah melakukan hal yang sama. Ia akan sangat kecewa karena kehilangan anak yang sangat di harapkannya terlebih dahulu. Mereka harus tersiksa sebelum Coleen mengirim ajal ke rumah kecil mereka.
MENGETAHUI CERITA ANTARA CLAIRE DAN YUSUKE pada mulanya membuat Sean semakin protektif dan selalu melarang Claire mengobrol dengan laki-laki itu atau berkunjung kerumahnya meskipun hanya untuk melihat Sophie. Sean sangat cemburu dan dia tidak bisa menyembunyikannya. Tapi setelah Ned menemukan pekerjaan dan memutuskan untuk pindah rumah, hati Sean mulai melunak. Ia menyadari kalau Claire akan sendirian dan keberadaan Sophie bisa menemaninya. Pada akhirnya semua mulai membaik. Sean mulai mau berbicara dengan Yusuke tanpa pandangan sinisnya dan kata-kata sengitnya lagi. Kedua laki-laki itu juga perlahan-lahan menjadi cukup dekat. Bahkan mereka sering makan malam bersama dengan mengajak si kecil Gabrielle ikut serta. Perasaan kikuk Claire yang pada awalnya sangat tampak, perlahan-lahan juga mulai sirna. Claire sudah berani berbicara lebih banyak dan lebih cerewet seperti adanya dirinya.
Seringkali Gabrielle bermain-main di rumah Claire selama Sophie berbelanja, dan setelah Sophie pulang mereka akan memasak makan siang bersama. Menu makan sehari-hari di rumah itu juga selalu serupa dengan menu makanan di rumah sebelahnya. Claire senang mereka bisa akur lagi, bisa melakukan semuanya bersamasama lagi seperti dulu. Baginya, maaf dari Sophie membuatnya merasa lebih tenang untuk melangkah ke kehidupannya di depan. Maaf dari Sophie juga membuat Claire merasa lebih nyaman untuk tersenyum dan tertawa seperti dulu.
Malam ini, Gabrielle bermain lagi bersamanya. Anak itu menemani Claire karena Sean pergi bersama Truddy sejak sore. Gabrielle selalu merasa senang bersama dengan Claire karena Claire suka membuat biskuit yang manis yang sangat di sukainya. Selain itu, Claire juga menyayanginya dengan sepenuh hati sehingga Gabrielle merasa memiliki dua orang tua. Sean juga mulai berlatih menjadi ayah dan dia selalu melatih diri dengan Gabrielle. Pada mulanya anak itu seringkali menangis saat bersamanya. Tapi, lama kelamaan Mereka berdua sudah bisa bermain kuda-kudaan di sekitar rumah.
Paman tidak pulang ya"
Gabrielle bertanya sambil menyuap biskuitnya yang pertama. Claire baru saja membuatnya dan merasa tidak ada salahnya memberikan Gabrielle biskuit sebelum waktu tidurnya tiba. Mungkin Gabrielle akan menginap di rumah Claire malam ini. Paman pasti pulang!
Paman kemana" Pergi bersama temannya, sayang!
Gabrielle diam dan melahap habis biskuitnya . Ia mengambil biscuit kedua dan menggigitnya lagi, tangan kecilnya menyentuh perut Claire yang besar. Kapan bayinya keluar" Kata ibu di dalam sini ada bayi ya"
Claire tersenyum sambil membelai kepala Gabrielle. Gabby ingin mendengar bayi bibi"
Boleh" Tentu saja! Kesini, mendekat! Claire melambaikan tangannya sebagai tanda kalau ia memberi izin Gabrielle untuk mendekat. Bocah itu merapatkan diri dan merebahkan kepalanya di atas perut Claire. Beberapa waktu kemudian ia mengangkat kepalanya dan memandangi Claire dengan senang. Bibi, bayinya bergerak!
Dia sudah mau keluar sayang, sebentar lagi. Makanya terus bergerak! Laki-laki atau perempuan"
Claire menggeleng. Ia sama sekali tidak tau apa jenis kelamin anaknya. Sean tidak pernah ingin mengetahui itu, dan tidak pernah mengizinkan Claire menjalani USG untuk mencari tau. Sean menginginkan semuanya menjadi kejutan dan ia harap apapun jenis kelamin anaknya, bisa di terima dengan baik oleh dunia. Dan akan mendapatkan kebahagiaan dan jauh dari penderitaan. Claire tidak ingin anaknya menderita sepertinya, tidak boleh.
Gabrielle menguap, padahal baru jam delapan malam. Mungkin anak itu terlalu banyak makan hari ini sehingga rasa kantuk menyerangnya lebih cepat. Ia mulai menyandarkan kepalanya kepada tubuh Claire, masih berusaha membuka matanya agar tidak tertidur. Claire merangkul Gabrielle erat-erat dan membelai lengannya. Ia memandangi anak itu dan berkhayal seperti apa wajah anaknya nanti. Tidak ada satu halpun yang bisa terbayang. Claire tidak bisa menebak seperti apa rupa anaknya.
Bibi, ada orang! Claire terkejut. Jika saja Gabrielle tidak menegakkan kepalanya, Claire pasti mengira kalau Gabrielle sedang mengigau. Anak itu melihat ke jendela dan Claire melakukan hal yang sama. Sekelebatan itu datang lagi. Begitu cepat. Itu, ada orang! Gabrielle menunjuk kearah jendela dan turun dari sofa. Claire segera meraih tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Perasaannya tidak enak. Mungkin ia harus segera lari. Dia harus menyelamatkan diri. Claire sudah menduga gangguan itu akan datang, tapi dia sama sekali tidak menduga secepat ini. Sayang, ayo kita pergi!
Beberapa detik setelah kata itu terucap, Claire mendengar bunyi yang keras menghantam pintu rumahnya. Secepat mungkin Claire mencari pintu belakang. Ia harus melarikan diri dengan berbagai cara. Tapi begitu pintu di buka, Dua orang laki-laki bertubuh besar memaksa untuk masuk. Claire berusaha menanhan pintu untuk menghambat, dia tidak akan bisa melakukan apa-apa lagi untuk melarikan diri. Tapi bagaimana dengan Gabbrielle.
Gabby, masuk ke kamar Bibi dan kunci pintu!
Gabrielle sempat termenung sejenak. Tapi keributan yang di hadapinya pada akhirnya membuatnya ketakutan dan segera melarikan diri ke kamar depan. Bunyi Klik yang keras terdengar, si kecil sudah mengunci pintunya. Beberapa detik kemudian pintu depan sudah terdobrak. Ada dua orang laki-laki lagi yang masuk dan segera menarik rambut Claire lalu menyeretnya ke ruang tengah. Claire merasa kesakitan dan berusaha melawan. Ia bergantung kepada apa saja yang bisa menahannya. Beberapa saat kemudian dua orang laki-laki yang sempat Claire tahan masuk dan mengangkat kakinya. Mereka menggotong Claire dan melempar tubuhnya sehingga Claire terjatuh di lantai. Perutnya terbentur dan Claire mulai merasakan nyeri.
Claire tidak bisa berteriak, mulutnya segera di bekap saat ia igin melakukan itu. Seorang di antara mereka menginjak-injak tubuh Claire dengan sol sepatu yang sangat keras. Laki-laki itu memulainya dari kaki dan perlahan-lahan mulai naik menuju perut seolah-olah orang itu menginginkan Claire mencerita terlebih dahulu dengan membayangkan apa yang akan terjadi dengan perutnya. Claire berusaha berusaha memberontak, tapi tubuhnya di pegangi. Ia juga berusaha berteriak, sayangnya suaranya hanya keluar berupa dengungan karena tertahan oleh telapak tangan. Sebuah gigitan Claire usahakan untuk menyingkirkan tangan itu, tapi daya tahan mereka begitu kuat. Claire tidak bisa menyerah, ia tidak ingin menyerah. Bagaimana bila terjadi sesuatu dengan bayinya" Claire tidak akan membiarkan kebahagiaannya terenggut.
Sebuah keluhan keras kemudian terdengar. Entah apa yang terjadi, Claire hanya bisa memandangi dua orang dari laki-laki itu berkelahi dengan seseorang, Yusuke" Claire merasa bisa bernafas lega saat injakan itu belum sempat menghantam perutnya. Ia tertolong, bayinya juga. Claire berusaha menjauh dari perkelahian, ia menepi dan duduk bersandar ke dinding. Beberapa orang lain mulai masuk membantu Yusuke. Sesaat kemudian ke empat orang asing yang berusaha mencelakakan Claire sudah di keroyok. Mereka berusaha melarikan diri dan semua orang memukuli mereka berusaha mengejar. Claire tinggal sendiri dan ia merasa sangat lelah, perlahan matanya terpejam. Claire ingin tidur.
Claire, Sophie memanggil namanya.
Claire berusaha membuka matanya lagi dan mengangkat wajahnya untuk memandangi Sophie. Senyumnya mengembang pasrah.
Claire, kau baik-baik saja"
Aku sangat lelah. Aku ingin tidur!
SEAN BENAR-BENAR KHAWATIR karena firasatnya hari ini benar-benar sangat tidak enak. Sejak sore tadi Sean merasa ragu untuk pergi. Jika saja bukan karena menghargai permintaan Truddy yang seringkali membantunya, Sean tidak akan membiarkan dirinya menjauh dari Claire. Seharusnya ia menjaga Claire dan tidak beranjak dari sisinya. Sean melangkah dengan lebih cepat dan harus tertegun beberapa saat ketika melihat pintu rumahnya yang rusak. Rasa khawatirnya semakin mendesak, memaksanya untuk berlari ke dalam rumah. Sayangnya Sean tidak menemukan siapa-siapa. Dari mulutnya mulai keluar nama Claire. Pelan kemudian mengeras, lalu Sean berteriak. Claire tidak ada disana.
Sean, dia di rumahku! Sean segera keluar dari rumah dan melihat Yusuke berada di depan rumahnya. Ia merasa lega mengetahui itu, tapi tidak cukup untuk membuatnya lebih tenang. Sean segera berlari secepat mungkin ke rumah sebelah dan langsung masuk tanpa izin pemiliknya. Ia tau kalau Yusuke juga berlari untuk mengimbanginya, tapi Sean tidak bisa perduli dengan itu sekarang, yang di perdulikannya hanya Claire.
Dimana dia" Sean bertanya kepada Yusuke Tokeino saat laki-laki itu baru saja sampai di dekatnya. Sean baru merasa kalau ia sedang lelah setelah melihat Yusuke bernafas dengan terengah-engah.
Di kamar. Tadi dia bilang kalau dia merasa lelah dan ingin tidur. Sean segera berlari, membuka kamar satu persatu dan ia menemukan Claire di kamar tengah. Claire sedang berbaring di temani oleh Sophie dan dia tidak tidur. Keadaannya benar-benar kacau, pakaian yang di kenakannya juga kotor. Melihat Sean datang, Claire berusaha bergerak tapi mungkin rasa sakit menyerangnya sehingga ia mengerang pelan. Sean segera menyongsong Claire untuk membantunya duduk. Beberapa detik kemudian, Claire memeluknya dan menangis sejadi-jadinya. Sejak tadi Claire berusaha untuk terlihat kuat, berusaha untuk tidak menangis. Tapi saat bersama Sean, ia merasa sangat lemah dan sangat igin di lindungi.
Sean membalas pelukan Claire dengan sama eratnya. Cukup lama sampai ia sanggup mengendurkan dekapannya dan membelai kepala Claire agar bisa lebih tenang. Sean memandangi Sophie dan Yusuke meminta penjelasan. Sejak tadi, ia sama sekali tidak tau apa yang sudah terjadi pada rumahnya dan juga pada istrinya.
Tadi ada orang yang menyerang ke rumahmu! Yusuke berusaha memberi penjelasan. Aku juga tidak tau pada awalnya, sampai anakku datang dan mengatakan kalau Bibi Claire-nya sedang berkelahi dengan banyak laki-laki. Aku segera datang begitu mendengar satu teriakan, Claire tidak berteriak lagi dan kami sudah sangat khawatir kalau terjadi sesuatu dengannya. Karena itu aku segera meminta Sophie menelpon polisi dan aku meminta bantuan kepada tetangga yang lain.
Gabby melompat dari jendela kamar kalian! Sophie menambahkan. Dia bilang, Claire menyuruhnya masuk kamar dan mengunci pintu. Aku rasa pastilah sesuatu yang berbahaya, makanya Claire menyuruh anakku melakukan hal itu! Sean memandang Claire lagi, ia masih membenamkan wajahnya di dada Sean dan terisak ketakutan. Perlakuan seburuk apa yang di terimanya" Bagaimana dengan pelakunya"
Polisi sedang menanganinya. Sampai saat ini, mereka sama sekali belum mengakui apa-apa.
Sean mempererat lagi dekapannya dan berharap Claire bisa segera tenang. Claire masih menangis seperti itu dalam waktu yang panjang. Akhirnya Sean bosan menunggunya merasa lega dan berkata. Tenanglah, Claire! Kau sedang hamil besar. Kau tidak boleh tertekan.
Aku tidak bisa tenang. Claire mengeluh di sela-sela tangisannya. Air mataya sudah membasahi T-shirt yang Sean kenakan. Mereka akan merenggut anakku Sean. Kalau terjadi apa-apa pada anakku lebih baik aku mati! Apa yang kau katakan ini" Anak kita baik-baik saja, kan"
Claire tidak menjawab, ia meringis" Sean nyaris tidak bisa membedakannya karena isakan Claire lebih kencang. Ia kesakitan dan Sean baru sadar kalau Claire sedang memegangi perutnya. Beberapa saat kemudian Sophie berteriak karena melihat darah keluar dari sela-sela kaki Claire. Sean tidak tau harus melakukan apa, dia terpaku.
Claire, apakah tadi kau terbentur" Yusuke bertanya.
Claire mengangguk. Mereka menghempaskan tubuhku ke lantai. Aku sempat merasa nyeri tadi, tapi sudah hilang. Sekarang terasa lagi!
Astaga, seharusnya kau mengatakannya dari tadi! Kami seharusnya sudah membawamu kerumah sakit!
Claire menangis lebih kuat. Ia menarik pakaian Sean menahan rasa sakit. Sean, apa yang akan terjadi dengan anakku"
Sean tidak tau harus menjawab apa. Ia memandang Yusuke penuh harap. Bisakah kau antarkan kami kerumah sakit sekarang"
Ya, tentu! Cepatlah! Dan semua orang menjadi sangat terburu-buru. Sean menggendong Claire meskipun ia tau kalau berat Claire sekarang dua kali lipat dari berat tubuhnya. Tenaga sekuat itu entah datang dari mana. Yang pasti, Claire harus segera di bawa ke rumah sakit. Melihat Claire saat itu, Sean sudah putus asa dengan kehidupan anaknya. Tapi ia masih terus berharap untuk tidak kehilangan Claire. Bila terjadi sesuatu pada istrinya, Sean tidak tau akan melakukan apa, tidak tau akan menjadi seperti apa hidupnya.
Yusuke Tokeino mengemudikan mobil dengan kecepatan super. Ia harus bertanding dengan polisi lalu lintas karena itu. Untungnya Yusuke tidak menyerah begitu saja dengan berhenti dan mengikuti kehendak polisi-polisi yang mengejarnya. Ia terus mengungguli sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Yusuke harus mengurusi mobilnya karena polisi lalu lintas langsung menyambarnya. Tapi Sean bersyukur karena beberapa orang perawat langsung datang dan membawa istrinya keruangan gawat darurat untuk segera mendapatkan penanganan. Semua yang di lakukan serba cepat hingga Sean berakhir di ruang tunggu unit gawat darurat. Ia menunggu keputusan dokter tentang Claire.
Sean tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya meskipun Yusuke sudah berulang kali menepuk bahunya untuk menenangkan. Ia khawatir dan juga ketakutan, Sean selalu berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada istrinya. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada istrinya.
Bila terjadi sesuatu pada istriku, aku besumpah akan membunuh mereka! Desisnya.
Sudah, Sean. Tenanglah! Jangan bersikap seperti ini!
Bagaimana mungkin aku bisa tenang" Istriku sedang sekarat di dalam. Apa yang akan terjadi padanya benar-benar membuatku ketakutan. Aku takut kehilangannya!
Aku mengerti! Tapi tenanglah. Bersikap seperti ini tidak akan memperbaiki keadaan! Yusuke menepuk bahu Sean sekali lagi.
Beberapa saat kemudian Sean merasa di rong-rong berbagai macam perasaan negatif. Ia melihat dokter keluar dari ruang ICU. Dokter menatap Sean dan Yusuke secara bergantian dan kemudian bertanya siapa suaminya. Dengan agak kesal, Sean menjawab. Tentu saja aku, kau tidak bisa lihat memangnya" . Ia hampir saja membuat tawa Yusuke meledak.
Dokter tidak tau, Sean! Seharusnya dia tau! Sean mengerang lagi.
Dokter menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba untuk lebih mengerti, juga lebih bersabar dalam menghadapi Sean. Dia hanya panik. Istri anda akan segera melahirkan. Anda harus menyelesaikan pembayaran terlebih dahulu. Aku akan melakukannya. Ujar Yusuke cepat.
Sean memandangnya dengan tatapan tidak suka. Aku suaminya! Iya, karena itulah kau harus menemaninya di dalam. Aku yang akan membayar semuanya!
Kenapa kau bisa sangat baik kepada istriku"
Yusuke memutar bola matanya. Sudah lama Sean tidak menunjukkan kecemburuan seperti ini lagi. Yusuke kira hubungan mereka sudah membaik. Tapi ternyata Sean masih menyimpan kecemburuan terhadap Yusuke. Karena aku punya hutang pada istrimu. Dia membayar semua biaya perawatan Sophie saat istriku mengalami kecelakaan di Denmark. Sekarang cepatlah masuk dan berhentilah untuk bersikap penuh kecemburuan seperti ini.
Terang saja aku cemburu kalau mengetahui bagaimana hubungan kalian sebelum ini!
Astaga, Sean! Itu semua sudah berlalu. Aku mencintai istriku dan kau juga mencintai istrimu, kan" Claire selalu memikirkanmu. Dia tidak pantas mendapatkan sikap seperti ini! Yusuke menepuk-nepuk bahu Sean beberapa kali kemudian berbicara dalam nada yang jauh lebih lembut bila di bandingkan dengan sebelumnya. Istrimu menunggu di dalam, Sean. Dia membutuhkan dukungan untuk bisa bertahan melahirkan anaknya. Dia pasti sangat ingin menggenggam tanganmu. Jangan sampai kau menyesal karena melewatkannya!
Sean terdiam sejenak. Yusuke sudah berlari menjauh menuju bagian Administrasi. Laki-laki itu benar, semua kejadian itu sudah berlalu dan tidak ada lagi alasan untuk curiga. Claire tidak mungkin menghianatinya. Apapun yang terjadi di antara mereka bahkan sudah tak pernah terbahas lagi jika Sean tidak memulai. Sean tidak akan memulainya lagi. Tidak akan pernah.
Dengan perasaan gugup, Sean memasuki ruangan ICU dan memakai pakaian yang higienis. Jantungnya berdegup kencang saat berjalan di balik tirai, ia akan segera melihat Claire, akan segera. Dan saat tirai berwarna putih itu di buka, Sean bisa melihat Claire disana memandangnya dengan tatapan penuh harap. Sekuat tenaga Claire menjulurkan tangannya dan Sean langsung menyambarnya. Beberapa detik kemudian tangan mereka saling menggenggam erat. Sean terkesima melihat ruangan putih yang di penuhi perawat dengan bau obat yang sangat mengganggu. Sama sekali tidak nyaman. Ia juga terkesima melihat Claire berteriak saat air ketubannya mengalir deras. Sean juga merasakan sakitnya. Beberapa menit kemudian Dokter memastikan tekanan darah Claire, memastikan apakah Claire cukup kuat untuk melahirkan secara normal dan memulai proses persalinan setelah mereka yakin dengan kesanggupan Claire.
Genggaman tangan Claire semakin kuat. Ia berteriak kesakitan namun penuh semangat. Melihat perjuangannya Sean sama sekali tidak bisa menahan perasaan haru. Ternyata sesakit ini, dan Claire masih mau melahirkan anaknya" Dadanya benar-benar sesak. Sean berusaha menahan diri untuk tidak melangkahkan kaki keluar. Usaha Claire benar-benar sangat luar biasa padahal dia baru saja mengalami kejadian buruk. Saat Claire berusaha menarik nafas sebanyak-banyaknya, Sean merasa kalau ia bahkan sanggup memberikan nafasnya untuk membantu.
Seorang ibu mempertaruhkan nyawa untuk anaknya. Sean sudah mendengarkan cerita itu dari dulu. Tapi ini pertama kalinya ia melihat kenyataannya. Claire kembali mengingatkan Sean kepada ibunya. Ibu yang memberikan nyawanya untuk kehidupan Sean. Ibu yang menghela nafas untuk terakhir kalinya saat Sean menghela nafasnya yang pertama di dunia. Sean menangis, ia tiba-tiba saja menjadi sangat cengeng dan kekanak-kanakan. Menggigit bibirpun tidak cukup untuk menahan isakannya.
Berjuanglah, Claire. Dan kau harus hidup!
Bisiknya. Claire menggenggam tangan Sean semakin erat dan saat itu Sean berjanji tidak akan pernah meninggalkan Claire selamanya. Tidak akan pernah meninggalkan wanita yang pernah sesakit ini untuk melahirkan anaknya. Claire bahkan tidak mengeluh sakit meskipun ekspresinya menunjukkan betapa kesakitannya dia. Proses persalinan yang begitu lama membuat Sean merasa frustasi.
Claire tiba-tiba menghela nafas berat. Ia tidak berteriak lagi dan memejamkan matanya yang sudah basah. Apakah sudah selesai" Sean membatin. Tapi dia tidak mendengar suara tangis bayi. Yang di dengarnya hanya Dokter yang berteriak menyiapkan Operasi. Semua perawat mulai terlihat sibuk menyiapkan segalanya. Sean tidak tau harus melakukan apa. Ia memandang wajah Claire yang tanpa darah. Bibirnya bahkan membiru. Sean akan kehilangan Claire seperti ayahnya kehilangan ibunya. Entah mengapa fikiran seperti itu terlintas. Ia tidak akan sanggup kalau itu terjadi. Dia tidak bisa berpisah dengan Claire sekarang, dia tidak bisa berpisah dengan Claire selamanya.
Istri anda tidak cukup kuat untuk melahirkan secara norlmal. Kami harus melakuakn Operasi sekarang juga!
Sean masih membeku. Dokter baru menyadarinya sekarang" Saat Claire sedang berada di ambang kematiannya" Mengapa tidak dari tadi" Kenapa ia harus merasakan sakit seperti ini terlebih dahulu" Sean merasakan genggaman Claire mengencang pada tangannya. Ia menoleh dan ternyata Claire belum membuka mata. Perlahan-lahan Sean mencium keningnya, lalu bibirnya dan berbisik, Bertahanlah Claire. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu!
KERLIP CAHAYA MATAHARI PAGI tiba-tiba saja membuat Sean terbangun dengan perasaan terkejut yang sangat luar biasa. Sejak kapan ia tertidur" Dia masih bisa tidur saat Claire sedang berjuang untuk melahirkan anaknya" Sean mencoba bangkit dan merasakan sebuah medan yang empuk membuat bokongnya merasa sangat nyaman. Ternyata kakinya terjulur, ia berbaring di atas ranjang putih dengan bantal busa yang empuk. Setidaknya itu jauh lebih baik bila di bandingkan dengan tertidur di ruang tunggu. Tapi, walau bagaimanapun ia tetap tidak boleh merasakan kenyamanan ini sekarang. Bagaimana dengan Claire"
Kau sudah sadar" Yusuke Tokeino tiba-tiba masuk ke dalam ruangan melalui sebuah pintu. Perlu waktu yang cukup banyak bagi Sean untuk menyadari kalau ia sedang berada di dalam ruang rawat rumah sakit. Sean meyakini itu saat seorang perawat masuk bersama dengan Yusuke dan membawa alat pengukur tensi darah. Sean masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, bukankah dia sedang menemani Claire berjuang" Lalu mengapa dia ada disini"
Semuanya sudah kembali normal. Anda sudah boleh keluar dari rumah sakit hari ini juga! Perawat itu berujar dengan sangat manis. Dengan sedikit basa-basi, ia keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Sean bersama Yusuke Tokeino yang duduk di dekat kakinya.
Aku kenapa bisa ada disini"
Kau pingsan di ruang Operasi! Jawab Yusuke, tangkas.
Sean berfikir sejenak, mencoba mengingat-ingat. Sayangnya ingatan tentang ruang operasi masih enggan muncul. Tapi perlahan-lahan bayangan tentang lampu yang terang benderang, tentang pisau bedah yang membelah perut istrinya membuat Sean takut. Ada darah, lalu Claire terbangun dan Sean kembali memegang tangannya. Beberapa saat kemudian dokter kembali menyuntikkan obat bius. Ruang operasi membuat manusia terlihat seperti binatang.
Sudah ingat" Yusuke melanjutkan ucapanya. Ruang operasi sangat gaduh begitu kau jatuh pingsan. Armada perawat tiba-tiba saja terbagi dua, mengurusimu dan terus membantu Dokter mengoperasi istrimu.
Ya, Sean pingsan kerena ia melihat dokter menyelipkan tangannya kedalam perut Claire. Dia tidak tahan melihatnya, tidak tega. Jika Claire sempat terbangun, pasti ia sempat juga merasakan sakitnya disayat pisau operasi. Dada Sean kembali sesak.
Bagaimana dengan istriku" Sean bertanya dengan suara bergetar. Anakku" Ikut saja aku! Yusuke menggelengkan kepalanya menunjukkan arah kemana Sean harus mengikutinya.
Sean sempat merasa limbung ketika berusaha turun dari ranjang rumah sakit. Tapi ia berusaha untuk lebih kuat. Sean harus melihat keadaan Claire sekarang juga. Untungnya langkah Yusuke tidak begitu cepat. Mungkin dia tau bagaimana keadaan Sean saat ini. Langkah laki-laki itu mendampinginya melewati beberapa buah kamar lalu turun ke lantai bawah dengan Lift. Semakin dekat dengan Claire, detak jantung Sean terdengar semakin cepat. Sampai akhirnya Yusuke berhenti di depan sebuah kamar dan membukakan pintunya untuk Sean. Sebuah pemandangan yang sama sekali tidak pernah di bayangkannya menyeruak. Claire sudah lebih baik. Meskipun harus di infus, ia tetap menyusui anaknya dengan beberapa tetesan air mata menjatuhi tubuh bayinya. Wanita itu berusaha menyeka setiap tetesan yang menyentuh tubuh anaknya dengan cepat agar anak itu tidak kedinginan.
Langkah Sean semakin kikuk, ia mendekat secara perlahan dan Claire menyadari kehadirannya. Sejenak, Sean menoleh kepada Sophie yang duduk di atas Sofa memangku Gabrielle yang masih tidur. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya, Sean hanya bisa berusaha untuk terus mendekat dan berakhir di sisi Claire dalam jarak yang sangat intim. Claire memandangnya lama.
Kenapa menangis seperti ini" Sean mengeluarkan kata pertamanya dengan agak parau. Tangannya menyentuh wajah Claire dan berusaha menghapus air matanya. Ada sesuatu yang terjadi padamu" Atau anak kita"
Claire menggeleng. Semuanya baik-baik saja. Aku hanya sangat bahagia, Sean. Aku sempat takut kehilangan anak ini. Aku fikir kejadian itu akan membuatku kehilangan anakmu. Tapi lihat, dia baik-baik saja, kan" Dia kehausan. Dokter tidak memberikan apa-apa, mereka menunggu aku sadar dan cukup kuat untuk menyusuinya.
Sean memandang anaknya, begitu kecil dan Claire benar terlihat sangat kehausan. Dia menyusu dengan semangat. Seulas senyum bangga hadir di bibir Sean. Akhirnya Sean melihat sosok yang selalu di bicarakannya selama ini. Sosok yang sangat di harapkannya. Melihat bayinya membuat Sean sama sekali tidak menyesal dengan keputusannya untuk memilih Claire dan meninggalkan Ouray. Sean meraih kepala Claire dan menyandarkannya di tubuhnya.
Kau pasti sangat lelah, Jika aku tau melahirkan sangat sakit, aku mungkin tidak akan pernah membiarkanmu mengandung anakku. Aku hampir mati saat melihat betapa menderitanya dirimu sewaktu persalinan. Sama sekali tidak bisa bernafas.
Tapi aku menginginkan itu!
Sean menepuk kepala Claire kesal. Keinginanmu ternyata sangat berbahaya. Kalau aku tau perutmu akan di belah seperti tadi malam, aku tidak akan memberimu izin untuk melahirkan anakku.
Kata-katamu bisa di dengar anak kita, Sean. Dia akan mengira kalau ayahnya tidak menginginkannya!
Aku menginginkannya. Tentu saja dia akan maklum karena ibunya mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya. Sean lalu menyentuh kepala anaknya dengan lembut. Hei, Bocah. Kalau kau nakal dan membuat ibumu susah, aku akan menghukummu. Mengerti" Kau tidak tau rasanya melahirkanmu, kan" Ayahmu saja juga hampir mati karena ini!
Astaga, Sean! Kau jangan menyalahkan anakmu karena pingsan di ruang Operasi! Yusuke ambil suara dan menertawakannya.
Sean memandangnya sinis. Yah, aku mungkin tidak sekuat dirimu saat menemani Sophie melahirkan!
Dia tidak pernah melakukan itu! Sela Sophie. Saat aku melahirkan Gabrielle, kakakku yang menemaniku. Suamiku terlalu pengecut..
Sayang, kau tau kalau aku tidak akan tega melihatmu menderita. Makanya saat itu aku tidak bisa menemanimu. Jika saja aku ada disana, maka aku akan pingsan pada menit-menit awal. Ah, ahirnya aku terpaksa mengakuinya. Mengakui betapa pengecutnya kau"
Aish! Sean berdesis. Kalau mau bertengkar, di rumah saja! Kenapa harus berdebat disini" Istriku butuh istirahat!
Sebuah gelak lemah hadir menyeruak ke seantero ruangan. Semua orang memandangi seseorang yang berdiri di depan pintu dan menyaksikan perdebatan Yusuke dan Sophie. Mungkin Yusuke dan Sophie tidak mengenalnya, tapi jelas Sean dan Claire mengenalnya. Mereka saling pandang sebentar sebelum kembali melemparkan pandangan tak menyangka kepada seseorang yang berdiri di ambang pintu. Darice Ouray.
Darice pasti menyadari keheranan yang tiba-tiba saja muncul. Suasana mendadak sepi dan beku beberapa saat hingga tiba-tiba Gabrielle terbangun dan memanggil ibunya. Sophie segera meraih anaknya dan menggendongnya. Beberapa saat kemudian ia sudah menggandeng Yusuke dan bersiap untuk pergi.
Baiklah, Sean. Kami harus pulang dulu. Aku harus mandi dan kerja. Yusuke bergumam dengan nada bicaranya yang biasa. Nanti Sophie akan kesini lagi membawa pakaian untuk Claire. Kami permisi dulu!
Kedua orang itu akhirnya keluar sambil bergandengan tangan dan menghilang. Keheningan itu menyeruak lagi, hingga langkah-langkah Darice mendekati mereka dengan ketukan yang teratur. Sean tidak tau harus mengatakan apa, tapi melihat senyum Darice perasaan gamangnya mulai memudar. Meskipun begitu Sean sama sekali tidak bisa mengataka sepatah katapun.
Aku mengganggu" Darice berujar dengan suara terhalus yang di milikinya. Sean menggeleng. Kau tidak kesini untuk membuat istriku tertekan, kan" Tidak. Aku ingin melihat anak kalian. Ia lalu menoleh kepada Claire dan menatapnya. Boleh aku menggendongnya"
Claire menatap Sean lekat-lekat meminta persetujuan.
Dia sedang menyusu! Sean menjawab menggantikan Claire dengan ekspresi yang lebih halus lagi.
Darice menghela nafas, tapi ia semakin berani untuk lebih dekat lagi lalu duduk di dekat Claire. Wanita itu menatap bayi mungil yang berada di dalam gendongan Claire dan membelai tangan kecilnya. Bayi itu sangat mengagumkan, suatu keajaiban yang terjadi dalam kehidupan dan mengobati segala kegetiran yang sudah terjadi selama ini.
Bibi, Sean menyapa Darice seperti biasanya. Akhirnya. Darice menghela nafas lalu tersenyum. Ada apa Sean" Bagaimana kau tau kami disini"
Temanmu tadi tidak menceritakannya"
Dahi Sean berkerut. Yusuke" Sean menggeleng. Yusuke tidak menceritakan apa-apa kepadanya.
Kami bertemu di kantor polisi. Beberapa orang Polisi datang mencari Coleen kerumah karena dia menjadi tersangka di balik penganiayaan istrimu. Karena itulah aku langsung berangkat ke Ottawa demi melihat keadaan kalian.
Sudah ku duga. Sean berujar kesal, karena ia sudah menyangka bahwa Coleen adalah dalang dari masalah yang terjadi. Lalu mereka menemukan Coleen di rumahmu"
Aku sudah lama mengusirnya. Philly sudah menceritakan segalanya kepadaku dan itu cukup mengejutkan. Semua pelayan di rumah juga sudah membuka mulut mengenai Coleen. Aku juga melaporkan Coleen ke polisi dengan tuduhan penipuan. Aku merasa tertipu hidup bersamanya selama ini. Jadi selama ini dia buronan"
Darice mengangguk. Coleen sudah berbulan-bulan menghilang. Aku bahkan sudah melupakan keberadaannya dan juga laporanku karena tidak ada lagi informasi tentang itu. Tapi temanmu tadi benar-benar mengurusi semuanya sampai ke akar-akarnya. Dia sangat perduli!
Dia tetangga kami di rumah baru. Istrinya adalah Sahabat Claire dan dia juga mantan kekasin Claire!
Benarkah" Darice kelihatan terkejut dan memandang Sean dengan tatapan tak menyangka.
Aku hanya ingin mencoba untuk jujur kepadamu, Bibi. Aku seharusnya membenci Yusuke dan kau juga akan melakukan hal itu jika kau tau apa saja yang sudah terjadi di antara mereka. Tapi kedua suami istri itu menjaga Claire sepanjang waktu. Jika tidak ada mereka, Aku mungkin sudah kehilangan Claire dan anakku!
Ya, orang yang baik seharusnya tidak di lihat dari masa lalunya. Lalu membelai kepala Claire. Aku minta maaf kepada kalian atas perlakuanku saat itu. Philly benar, kau sudah banyak memberi perubahan di rumahku semenjak kehadiranmu. Apalagi saat kehamilanmu, aku melupakan semua kesedihanku. Sungguh tidak adil jika aku membencimu hanya karena kau adalah Claudia Faustine. Padahal kami juga memisahkanmu dari Hadwin dan menyebabkan penderitaan dalam hidupmu!
Lagi-lagi Claire memandang Sean sebelum memberanikan diri untuk memandang Darice dalam-dalam. Aku tidak mungkin menerima maafmu. Jawabnya lemah.
Kau tidak mau memaafkanku"
Claire menggeleng. Tidak ada yang perlu di maafkan! Aku lega mendengarnya. Sungguh! Darice Ouray menghela nafasnya, lalu kembali memperhatikan bayi yang masih berada di dalam pelukan Claire. Anak kalian laki-laki atau perempuan"
Astaga, aku juga melupakan hal itu! Ujar Sean. Anak kita berjenis kelamin apa, sayang"
Perempuan. Dia anak perempuan yang cantik. Dan sepertinya, aku tidak bisa memberikan nama Hadwin kepadanya.
Darice tersenyum. Kalian akan melahirkan anak laki-laki suatu saat nanti untuk nama Hadwin!
Tidak dalam waktu dekat! Sean memotong. Aku hampir mati melihat penderitaannya saat persalinan semalam.
Ya, baiklah. Lalu nama apa yang kalian pilih untuk menamai anak kalian" Sean dan Claire saling pandang lalu Sean membelai kepala istrinya. Bolehkah aku menghidupkan lagi Claudia Faustine sayang" Aku ingin memberikan nama Claudia kepada anak kita!
Menarik sekali, Darice memotong. Claudia Ouray! Tapi aku tidak suka dengan nama Ouray!
Kau tidak akan pernah bisa menghilangkan nama Ouray dari hidupmu Sean!
Haruskah nama Ouray merusak keindahan nama Claudia" Anakmu seorang Ouray, didalam tubuhnya mengalir darah Ouray. Kau tidak bisa menghilangkan Ouray dari hidupmu. Sudah ku bilang, kan" Darice terdengar lebih galak bila membicarakan nama keluarga. Setelah ini kalian akan ikut aku pulang ke Calgary, kan"
Kami tidak bisa. Claire tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Lagipula, aku meragukan bisa meninggalkan kehidupanku di Ottawa. Aku punya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku disini.
Lalu siapa yang akan menjaga Claire kalau kau pergi bekerja" Ada Sophie, bibi! Claire akan baik-baik saja. Aku akan mencari Ned untuk kembali menjaga Claire sampai Coleen di temukan.
Itu tidak perlu! Ujar Darice. Coleen sudah tidak ada lagi di dunia ini. Dia meninggal karena kecelakaan saat pengejaran semalam. Pagi ini, jenazah Coleen akan di kembalikan ke keluarganya di Charlottetown. Jadi pulanglah. Aku membutuhkan kalian!
Sean menggeleng, ia masih keras kepala. Kau akan tetap menjadi seorang nenek. Kami pasti akan mengirimnya ke Alberta lebih sering. Kalau putriku sudah sekolah, dia akan tetap kesana pada hari libur. Aku berjanji akan sering-sering menemanimu di Calgary.


Claire Karya Phoebe di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Darice putus asa. Dia tampak kecewa karena Sean menolak untuk kembali kerumahnya. Ia memandangi Claire berharap Claire membujuk Sean untuk ikut dengannya ke Alberta. Tapi sayangnya Claire-pun sepertinya tidak begitu tertarik untuk kembali.
Bagaimana kalau kau tinggal saja bersama kami untuk sementara ini" Claire tiba-tiba saja bicara. Setelah aku cukup kuat, kita bisa berangkat ke Calgary bersamasama!
Sayang, apa yang kau katakan" Kita akan pindah ke Calgary" Sean mendesah. Claire merangkul pinggang Sean erat-erat. Kita harus membawa anak kita untuk melihat makam nenek dan kakeknya. Aku ingin membawa anak kita kesana, Sebentar saja. Hanya beberapa hari dan Truddy pasti mengizinkanmu untuk libur kerja, kan"
Sean menatap Claire dan Darice secara bergantian. Ia tampak memikirkan sesuatu untuk beberapa lama. Lalu, Baiklah. Apapun yang kau inginkan, yang Mulia!
CLAIRE TERTIDUR KARENA MERASA LELAH. Hari ini ia dan keluarga kecilnya pergi ke Gass untuk mengajak Claudia melihat makam neneknya. Mereka cukup lama berada disana hingga akhirnya Darice menyusul karena merasa tidak sabaran. Selama disana, Claudia yang baru bisa bicara itu terus mengoceh sehingga menimbulkan kejenakaan yang luar biasa. Claire sanga sayang kepada anaknya, tidak ingin berpisah. Sayang sekali ia harus kecewa karena Claudia di bawa oleh Darice ke Calgary lebih dulu sedangkan Sean menahannya di Gass dan membawanya kerumah peninggalan orang tuanya dimana mereka pernah bercinta untuk pertama kali.
Sayangnya memikirkan Claudia, membuat Claire terus gelisah. Ia hanya tertidur beberapa jam hingga terbangun lagi sebelum pagi tiba. Jam didinding bahkan belum menunjukkan tengah malam. Claire ingin membangunkan Sean dan mengajaknya ke Calgary saat itu juga. Sayangnya ia tidak menemukan Claire di sebelahnya.
Mungkinkah Sean sedang ke kamar mandi" Ia segera menoleh ke sisi kanana dan kecewa saat melihat pintu kamar mandi terbuka. Laki-laki itu tidak ada di kamar mandi. Claire berusaha bangkit dari ranjang dan berjalan menuju keluar kamar, ia harap Sean sedang di dapur, atau dimana saja di rumah itu. Claire berjalan menuju ruang tengah, ia tidak menemukan Sean. Begitu juga di ruang tamu dan ruangan yang lainnya. Claire kemudian mempercepat langkahnya menuju dapur dan terkesima saat melihat Sophie ada di dapurnya. Ia termenung sesaat hingga Sophie menoleh kepadanya secara tidak sengaja.
Claire" Sophie" Apa yang kau lakukan"
Seharusnya Sean memberikanmu obat tidur agar kau tidak terbangun. Kau bangun terlalu cepat! Sophie mendesah kesal lalu kembali menuang Sampanye ke empat buah gelas kristal di hadapannya.
Claire tersenyum. Akan ada pesta"
Pesta kejutan untukmu seharusnya. Tapi kau sudah memergokiku! Kapan kau sampai" Claire mendekati Sophie dan membantunya menyiapkan banyak hal. Bagaimana kau tau tempat ini"
Aku baru sampai dua jam yang lalu. Sean menjemput kami di Calgary dan harus meninggalkan Gabby disana. Semoga saja anakku tidak menangis ketika dia terbangun tanpa ibunya!
Gabby sudah cukup besar untuk menangis. Yang harus khawatir itu aku! Claudia baru berusia delapan belas bulan. Aku bahkan belum berhenti menyusuinya!
Tapi ku rasa Darice cukup lihai menangani anak-anak. Saat kami tiba disana sore tadi, Gabby langsung dekat dengannya. Sophie memandang Claire sejenak lalu berujar sambil berbisik. Tunggulah disini. Aku akan membawa ini ketaman belakang!
Perlu bantuan" Tidak usah! Kalau kau melakukanya, Sean bisa kecewa. Ia menyiapkan banyak hal untuk menyambut pagi bersamamu! Duduklah disini dan jangan keluar sebelum aku panggil!
Claire mengangguk. Sophie mulai mengangkuti semua barang-barang yang disiapkannya hingga saat ia membawa barang-barangnya yang terakhir, Sophie tidak kembali kedapur dalam waktu yang lama. Claire gelisah menunggu, apa yang mereka lakukan" Claire menatap jam di dinding. Sekarang sudah tengah malam. Mereka memakan banyak waktu untuk membuat pestanya!
Sekarang sudah saatnya Claire! Sophie menyembulkan kepalanya dari pintu belakang dengan sebuah senyum.
Claire mendekat dan mendengar bisikan Sophie yang mengucapkan kata bersiap-siaplah sambil membuka pintunya secara perlahan. Selang beberapa detik kemudian, Claire melihat sebuah tenda megah menghalangi pemandangannya. Apa ini"
Sean sudah menyiapkan ini untukmu. Jadi begitu kita masuk di dalam, kagumilah meskipun kau harus memaksakan diri untuk bersandiwara! Sophie menarik lengannya dan mereka mendekati tenda besar itu.
Mereka melangkah terlalu cepat hingga Claire melihat Yusuke membukakan pintu tenda untuknya dengan senyuman bangga. Setelah berada di dalam, Claire tidak perlu berakting kagum. Ia benar-benar terkagum-kagum karena apapun yang di lihatnya seperti lokasi garden party dengan luas 5x5 meter. Lantainya di penuhi rumput yang sangat lembut membuat Claire melepaskan sadalnya dan menginjaknya dengan perasaaan nyaman. Semua yang Sophie siapkan tadi tersusun rapi di atas meja di hadapannya dengan empat buah kursi taman yang terbuat dari besi. Di balik meja-meja itu ada sebuah tempat yang lebih tinggi berbentuk segi empat, seperti ranjang yang luas namun di lapisi rerumputan. Lampu yang terang berasal dari puncak tenda sehingga Sophie juga dapat melihat warna-warni balon yang indah melayang di setiap sudut. Dinding tenda yang terbuat dari bahan yang sangat tebal di tutupi oleh tanaman-tanaman rambat sehingga memberikan efek kalau dirinya tengah berada di sebuah tempat yang megah di sebuah hutan. Claire menoleh ke sisi lain, ada sebuah bathub di penuhi air dengan teratai berwarna merah jambu mengapung di atasnya, lalu sebuah pinus buatan meneduhinya dan Sean bersandar disana.
Bagaimana" Gumamnya.
Claire tidak bisa memungkiri kalau ia terkesima. Claire bahkan tidak perah bermimpi mendapatkan kejutan seperti ini. Cantik sekali!
Sean mendekat hingga mereka berhadapa-hadapan. Untukmu! Dalam rangka apa"
Tunggu sebentar. Aku perlu mereka untuk mengatakannya. Sean berjalan keluar tenda lalu masuk kembali bersama Sophie dan Yusuke.
Mereka berdua pasti banyak membantu dalam hal ini. Claire menatap keduanya dengan rasa terimakasih. Beberapa waktu kemudian mereka berempat sudah duduk di atas empat buah kursi taman yang menghadapi beberapa gelas Sampanye. Sophie mengajak mereka bersulang atas kejutan mereka yang tampaknya berhasil. Ya, mereka memang berhasil. Meskipun Claire bangun lebih cepat dari rencana, meskipun ia juga memergoki Sophie menyiapkan sebagiannya, Claire tetap tidak bisa memungkiri kalau dirinya sangat terkesima. Ini benar-benar luar biasa. Balon-balon itu ideku! Ujar Yusuke bangga.
Ya, tapi ide balon melayang itu dariku! Sophie menambahkan. Para laki-laki ini ingin agar balon itu di letakkan di atas rumput saja. Tapi aku tidak setuju karena itu bisa merusak pemandangan hutan mini yang dengan susah payah di rancang.
Terimakasih. Kalian sudah membantu Sean menyiapkan ini semuanya. Claire menoleh kepada Sean yang duduk disebelahnya. Terimakasih.
Ah, ya! Cepatlah lakukan, Sean. Aku dan Sophie akan segera masuk kedalam rumah karena kami harus menemui Gabby dirumah bibimu besok pagi!
Mendengar kata-kata Yusuke itu Claire segera menatap Sean dengan penuh tanya. Tentunya semua ini di buat karena sesuatu. Ia menanti Sean bertindak, Sean sempat terdiam sejenak lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru dan meletakkannya di depan Claire. Ia membuakanya dan memperlihatkan sebuah kalung mewah yang di penuhi Swarowsky yang berkilauan.
Pakailah ini saat pernikahan kita nanti! Gumam Sean. Claire tersenyum heran. Kita sudah menikah, kan"
Ya, tapi bibiku menginginkan pernikahan itu di ulangi! Pernikahan kita pada waktu itu juga terlalu mendadak. Aku bahkan tidak memberikanmu kesempatan untuk mengatakan aku bersedia .
Saat itu aku sudah cukup bahagia!
Aku tidak meragukan itu, sayang. Tapi aku ingin melakukan ini. Aku ingin memperlakukanmu dengan wajar, memberikan apa yang di inginkan oleh kebanyakan wanita. Aku ingin kau bahagia dan menceritakan sebuah lamaran yang indah jika suatu saat nanti Claudia bertanya.
Claire tertawa sebentar lalu, Jadi sekarang kau sedang melamar" Ya, karena itulah Claire. Aku tau kalau kau tidak memerlukan ini. Tapi apapun itu, menikahlah denganku, lagi!
Seharusnya kau memberikan cincin.
Kau sudah memakai cincin kawin. Sekarang apa jawabanmu" Claire terdiam lama, sengaja untuk membuat Sean tidak sabar menantinya. Ia tersenyum senang saat melihat ekspresi kesal Sean. I do. Aku akan menikah denganmu, Sean. Lagi!
Mendadak suasana menjadi riuh. Sophie dan Yusuke meramaikannya dengan tepuk tangan lalu memaksa Sean untuk memakaikan kalung itu di leher Claire. Claire tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Terlebih saat menyentuh kalung yang sudah bergantung di lehernya. Kontras sekali dengan gaun tidurnya yang sederhana.
Aku tidak menyangka bisa melihat mantan kekasihku di lamar oleh orang lain! Yusuke mengerang. Lamaran yang indah, kan"
Tentu saja! Kalau begitu ayo kita keluar Sophie. Kita harus memberikan waktu untuk mereka! Yusuke mengulurkan tangannya dan Sophie menyambutnya. Mereka berdua kemudian bergandengan tangan menuju keluar dari tenda. Samar-samar terdengar di telinga Claire bahwa Sophie mengejek Yusuke karena tidak pernah berniat untuk melakukan lamaran atau pernikahan ulang dengannya. Mereka berdebat lagi, terus begitu hingga suara mereka menghilang saat pintu belakang tertutup.
Claire memandangi kesekelilingnya lagi. Ternyata di sisi sebrang, dimana pintu masuk berada. Berjejer semak-semak yang di tumbuhi berbagai bunga. Tempat ini sangat hijau dan di temani banyak warna lainya sehinga suasanya menjadi sangat semarak. Lampu yang berada di puncak tenda bersinar seperti matahari. Begitu terang seolah-olah mereka sedang berada di siang hari.
Kita pindah ke ranjang, sayang" Sean berbisik.
Claire segera memadangnya. Sean sedang menunjuk ke ranjang rumput itu. Ya, Akhirnya Claire tau untuk apa benda itu di ciptakan. Kita perlu bantal dan selimut!
Untuk apa" Ada aku yang bisa jadi bantal dan selimutmu, kan" Sean mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan Claire lalu menggandengnya menuju benda yang di sebutnya sebagai ranjang.
Begitu duduk di atasnya Claire merasakan kesegaran siang hari, seolah-olah dirinya sedang berada di tengah padang rumput dan akan berbaring di atasnya. Perlahan Claire merebahkan tubuhnya. Dan Sean juga. Laki-laki itu berbaring miring dengan sebelah tangan menumpu kepala. Ia memandangi Claire dengan penuh kasih.
Nyaman" Sean berbisik.
Ya, sangat nyaman! Darimana kau dapat ide seperti ini"
Dari fikiranku untuk bercinta denganmu di alam bebas. Jadi aku membuat tiruannya. Aku tidak akan melakukan itu dalam keadaan sebenarnya jika kau tidak ingin aku membunuh orang yang melihat kita!
Claire tertawa. Ini mahal,Sean"
Lumayan! Kau menyiapkannya dengan uangmu atau uang Ouray" Uang Yusuke Tokeino!
Astaga, kau berhutang untuk ini"
Ya, begitulah. Setelah ini aku akan meminta Darice membayar hutangku. Sean lalu terkekeh karena rencana liciknya. Setidaknya aku tidak menggunakan harta Ouray secara langsung karena aku tau kau akan menolaknya!
Claire meyentuh wajah Sean dan mengusap pipinya lembut. Terimakasih, Sean. Kau sudah terlalu banyak mengabulkan impianku. Dimulai dari anak kita, Claudia. Pernikahan yang sebenarnya, juga lamaran yang indah ini meskipun kau terlambat!
Aku akan melakukannya lagi. Aku akan mengabulkan impianmu lebih banyak lagi. Kau tidak usah khawatir!
Mungkin inilah bayaran dari semua penderitaanku selama ini! Sean tidak mengatakan apa-apa. Ia menyentuh bibir Claire dan menelusurinya dengan jarinya, sesaat kemudian membelai pipinya, hidung lalu kelopak mata. Sean menyentuh ujung bulu mata Claire dengan perlahan beberapa lama. Lalu membelai kepalanya penuh kasih. Kau jangan pernah membicarakan hal itu lagi. Berjanjilah. Aku tidak ingin mendengar tentang penderitaan, tentang Denmark dan tentang masa lalumu lagi. Kau hanya akan membuatku semakin menyesal karena terlambat menemukanmu!
Ya, aku berjanji. Mulai sekarang masa lalu itu tidak pernah ada. Aku sudah megurus semuanya Claire, di pernikahan nanti kau akan mendapatkan kejutan yang lebih indah dari ini. Lalu Claudia juga akan mengenakan gaun yang cantik. Kau harus menggendongnya saat berjalan di Altar nanti.
Ya, tentu saja aku akan melakukannya! Tapi Bolehkah aku meminta satu hal. Katakanlah!
Bisakah kau membawa Geronimo kemari" Aku ingin meggandeng lengannya di altar nanti. Aku ingin dia yang memberikan tanganku untukmu. Bukan maksudku mengungkit masa lalu, Sean. Aku hanya..
Ya, kau pernah mengatakannya. Bagimu Geronimo seperti ayah hanya saja dia tidak pernah tau apa yang sudah dilakukan anak buahnya kepadamu! Claire mengangguk membenarkan. Jadi, bolehkah&
Aku akan mendatangkannya untukmu. Aku juga akan memberikannya lima asisten yang baru karena asisten yang sudah menyakitimu itu akan segera ku habisi. Aku juga menginginkan itu. Kau akan menghukum mereka" Aku akan menghilangkan nyawa mereka!
Claire tertawa senang dan Sean juga melakukan hal yang sama. Setelah puas tertawa, Claire melingkarkan lengannya di leher Sean dan menyentuh bibir laki -laki itu dengan bibirnya beberapa lama. Lalu ia memandang Sean dan berbisik di atas bibirnya. Apa yang harus ku lakukan untuk berterimakasih"
Tugasmu, nikmati saja malam ini. Biarkan aku melakukan segalanya dan kau tidak perlu melakukan apa-apa!
Sean memulai, ia benar-benar tidak mengizinkan Claire melakukan apa-apa. Selama ini, Claire selalu bertindak dengan sangat agresif tanpa disadarinya. Meskipun hal itu sangat menyenangkan, tapi Sean merasa di kalahkan. Seharusnya Claire yang puas padanya, bukan sebaliknya seperti yang terjadi selama ini. Kali ini ia harus membalik lagi keadaan itu. Sean membuka gaun tidur Claire dengan sangat perlahan, terlalu perlahan sehingga dirinya sendiri mulai kesakitan menahan hasratnya. Dua menit kemudian, mereka berciuman lama. Dua puluh menit kemudian Sean sudah berhasil membuat Claire memohon untuk segera bercinta dengannya Tiga puluh menit kemudian, mereka benar-benar sedang berusaha mendaki puncak kepuasan bersama-sama. Sean memberikan Claire ciuman yang sangat panjang. ia tidak ingin melepaskannya begitu saja dan mereka melakukan semuanya hingga fajar menyingsing. Claire merasa sangat lelah dan terbaring lemah dalam pelukan Sean. Laki-laki itu tidak beranjak sedikitpun dari sisinya dan Sean berjanji tidak akan pernah.
Jangan terlalu sering seperti ini, Sean! Claire berbisik. Ia hanya mampu berbisik saat ini.
Aku malah berencana untuk melakukannya sesering mungkin. Aku belum siap melahirkan anak lagi. Claudia masih kecil! Sean tertawa. Ia juga belum siap melihat Claire mengandung lagi, Persalinan Claudia saat itu membuat Sean benar-benar trauma. Ia sudah kehilangan ibunya karena persalinan. Sean tidak ingin kehilangan istrinya juga. Kita bisa mengunjungi dokter untuk berkonsultasi mengenai hal ini!
Sean! Sebuah teriakan terdengar dari luar, suara Yusuke Tokeino. Kau sudah bangun" Bolehkah aku masuk"
Tidak! Sean langsung menjawab dengan suara lantang. Ia sudah membuang gaun tidur Claire entah kemana dan tidak mungkin ia membiarkan Yusuke masuk dan melihat Claire tanpa pakaian. Ia memandangi Claire sejenak lalu berbisik. Aku keluar dulu menemuinya!
Claire mengangguk. Sean bengkit dan memakai celananya piamanya lalu keluar dari tenda. Ia dan yusuke tampaknya mengobrol terlalu lama. Claire menunggunya dan merasa bosan. Ia menggeliat dan merasakan kembali betapa indahnya semua ini jika matahari yang sebenarnya menyinari. Perlahan-lahan Claire duduk dan memeluk lutunya. Lalu Sophie masuk dan tertawa melihatnya dalam keadaan telanjang.
Sudah ku duga. Kalian pasti melakukannya! Claire berdesis. Ya, tertawalah sepuasmu!
Aku sebenarnya membawakan bantal dan selimut. Tapi Sean menahannya di luar. Aku aka berangkat ke Calgary sekarang. Yusuke sudah menunggu di luar. Kau ada pesan untuk Darice"
Ku rasa tidak. Berapa lama kau akan tinggal di Calgary" Tentu saja sampai hari pernikahanmu di akhir minggu ini! Akhir minggu ini" Claire terbelalak ia tidak menyangka kalau rencana Sean secepat ini. Sean memang tidak mengatakan kapan pernikahan mereka akan di langsungkan. Mungkin Sean lupa, Seharusnya Claire bertanya. Ia belum mengatakan itu kepadaku.
Kalau begitu kau tanya saja nanti.
Ya, pasti. Claire berujar dengan yakin. Sophie, jaga Claudia sampai aku kesana, ya"
Tentu saja. Aku sudah menelpon kesana pagi ini dan menurut Darice Gabby sedang bermain-main bersama Claudia disana. Gabby jadi terus mendesakku untuk memberikannya adik karena ia menyukai Claudia. Dia ingin punya adik perempuan juga yang bisa di dandaninya setiap saat!
Claire tertawa. Kalau begitu kabulkanlah permintaannya! Itu tidak mudah,
Kenapa" Gabby sudah cukup umur untuk memiliki adik. Kau tidak akan menjadikannya anak satu-satunya, kan"
Suara deheman Sean terdengar. Kepalanya menyembul di sela pintu tenda, ia sedang memberi isyarat kepada Sophie untuk segera menyelesaikan obrolannya. Sophie memandangnya sekilas lalu kembali menatap Claire.
Aku pergi dulu. Suamiku sudah menunggu terlalu lama. Sampai jumpa di Calgary, Claire! Sophie melambai-lambaikan tangannya lalu pergi.
Butuh beberapa waktu lagi hingga Sean masuk dengan bantal dan selumutnya. Ia memberikannya kepada Claire dengan senyum. Aku sebenarnya tidak ingin melakukan ini. Tapi ku fikir kau butuh selimut karena kita akan melakukan sesuatu yang penting dan aku tidak ingin kau kedinginan karena udara pagi. Rumputrumput yang kau tiduri mulai mengeluarkan embun.
Sean membuat Claire berbaring lagi. Kali ini kepala Claire merasa nyaman karena menindih bantal. Sean juga menyelimutinya dan berbaring di dalam selimut yang sama. Mereka sangat rapat, Sean bahkan bisa mencium telinga Claire berkalikali sebelum ia menekan sebuah remote dan membuat atap tenda itu terbuka lebar. Balon-balon yang beraneka warna melayang semakin tinggi ke udara, menuju langit pagi yang masih kebiru-biruan. Akhirnya Claire melihat langit yang sebenarnya hari ini. Matahari sudah bersinar meskipun belum terik.
Setelah ini bisakah kita melakukannya lagi"
Claire menatap Sean sambil berdelik. Ia tau ucapan Sean mengarah kemana. Aku sudah bilang, kan" Jangan melakukan ini terlalu sering! Sudahi, Sean. Aku harus melihat Claudia segera!
Calgary itu dekat sayang! Kita bisa kesana kapan saja. Aku hanya tidak ingin meninggalkan tempat ini terlalu cepat!
Tapi rumput-rumputmu ini akan layu. Ini hanya bertahan beberapa hari, Sean!
Tapi cintaku padamu tidak pernah layu, Claire!
Claire kembali memandang Sean dengan tatapan heran. Ia tidak menyangka kalau Sean melakukan itu lagi. Sean merayunya seperti yang selalu Sean lakukan di awal-awal keberadaan Claire di rumah keluarga Ouray. Claire bahkan tidak bisa melupakan saat dimana Sean pernah mengatakan kalau Claire bersinar seperti bintang saat tersenyum. Claire harap Sean akan terus merayunya seperti itu untuk selamanya.
Yeah, This is The Most Difficult Mission From Editor.
But, Finally I Finish it! Thanks for Many Idea From Mona And Big Thanks to Mr. G about Ouray
Pembunuh Misterius 3 Pendekar Naga Putih 25 Malaikat Gerbang Neraka Pendekar Misterius 1
^