Pencarian

Claire 3

Claire Karya Phoebe Bagian 3


Dan kau masih bisa bertahan hidup karena itu. Kau sangat hebat! Ya, aku terlalu hebat. Karena itu penderitaanku sangat besar. Kau terlalu sempurna, karena itu Tuhan ingin bersikap adil pada makhluknya yang lain dengan memberikan sedikit penderitaan padamu.
Claire menyambut ucapan Sean dengan senyum. Terimakasih, Ouray! Sean! laki-laki itu meralat lagi. Sudah lama kau tidak memanggilku dengan sebutan Ouray. Aku tidak menyukai nama Ouray. Sungguh!
Kali ini Claire tertawa. Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan pernah memanggilmu Ouray lagi.
Ya, tentu saja! Jangan lakukan itu. Jika ada orang yang bertanya siapa nama suamimu, cukup katakan Sean saja!
Kau bukan suamiku! Tapi semua orang tau kalau kita sudah menikah. Tidak ada seorangpun yang tau kalau kau dan aku hanya berpura-pura.
Ah, Ya! Ada satu hal yang membuatku penasaran. Mengapa kau berbohong kepada bibimu" Kau bilang kita akan ke British Columbia. Apakah dia tidak suka kalau kau datang kemari"
Bibiku tidak pernah tau kalau aku datang kemari. Aku juga tidak pernah bermaksud membohonginya. Kita hanya menghindari Coleen karena wanita itu pasti akan menysul ke British Columbia untuk memata-matai kita. Sayangnya saat dia tiba disana, tidak ada satupun dari kita yang bisa di temuinya. Licik!
Sean terkekeh. Aku tidak suka di ganggu olehnya.
Dia sangat tergila-gila padamu! Claire mengambil piring makan Sean yang sudah kosong lalu menumpuknya menjadi satu. Ia akan mencucinya, untuk sebuah rumah yang di tinggalkan rumah ini terlalu bersih dan sempurna. Sean mengutus orang untuk merawatnya dan ia rela membayar mahal untuk menjaga keaslian rumah itu sewaktu-waktu. Fikiran Claire kembali kepada Coleen. Bagaimana jika Coleen mengetahui kalau aku adalah Claudia Faustine dan dia pasti akan memberi tahu bibimu. Saat itu terjadi, tamatlah riwayatku!
Bagi Canada, Claudia Faustine sudah mati. Kau keluar dari sini sebagai Claire, kembali kemari juga sebagai Claire. Kau dan Hadwin berpisah selama delapan tahun dan yah, setahu orang-orang, Claudia Faustine berusia tiga puluh atau tiga puluh satu tahun. Jika bukan karena ucapan Hadwin aku tidak akan mencarimu. Aku tau kalau Coleen sedang menyelidiki tentang Claudia Faustine dan ia tidak akan menemukannya dalam waktu dekat, Sayang! Jadi kau bisa bersantai sampai waktunya tiba. Sean meraih tangan Claire kembali. Tinggalkan saja itu. Akan ada yang membersihkannya nanti. Ibuku sudah menunggu!
Tidak ada pilihan lain. Claire tidak bisa menolak sama sekali tentang permintaan Sean untuk bertemu dengan ibunya. Atau lebih tepanya berkunjung ke makam ibunya. Bunga-bunga kecil di semak-semak sepanjang jalan menuju pemakaman itu menyemarakkan suasana. Claire tau Canada adalah kota yang indah, tapi dia tidak pernah melihat makam seindah yang di lihatnya di Gass. Begitu sampai di makam orang tua Sean, Claire di paksa untuk melihat makammakam lain yang sama indahnya. Ada sebuah pohon besar yang melindungi makam sehingga suasana pemakaman menjadi sangat teduh. Bunyi kicau burung membuat makam terasa lebih menenangkan di bandingkan tempat wisata manapun.
Sean duduk disana, diantara makam kedua orang tuanya yang berdampingan. Tangan-ngannya membersihkan rumput-rumput liar yang menyembul di sekitar makam. Claire mendekat dan membantunya. Tidak sepatah katapun yang bisa di dengarnya dari mulut Sean. Sean benar-benar diam dan membisu. Kau tidak berbicara apa-apa" Seharusnya kau menceritakan sesuatu! Menceritakan apa" Sean angkat bahu. Sepertinya ia memang tidak pernah mengatakan apa-apa saat berada di makam kedua orang tuanya.
Katakan apa saja! Tentangmu"
Kau boleh mengatakan apapun tentangku!
Umm, baiklah& Sea berdehem, ia sedang menyiapkan kata-katanya. Tapi kemudian ucapan Sean tidak muncul, ia mungkin tidak tau harus mengatakan apa. Selang beberapa saat, sepatah kata muncul mengawali semuanya. Ayah, ibu, wanita seksi yang bersamaku ini adalah istriku. Yah, aku memang tidak pernah mengatakan kalau aku pernah menikah kepada kalian. Tapi percayalah aku sudah beberapa kali menikah sebelum dengannya. Ah, tidak. Aku dan dia tidak menikah. Kami hanya berpura-pura.
Claire sangat ingin tertawa mendengar ucapan Sean kepada kedua orang tuanya. Semula Claire fikir, Sean juga akan membohongi kedua orang tuanya yang sudah berada di alam lain. Tapi sepertinya, Sean tidak akan menciptakan kebohongan apa-apa. Ia hanya tidak tau harus memulai dari mana.
Kami datang kemari dengan alasan ingin bulan madu kedua kepada bibi. Tapi bibi malah mendoakan agar kami bisa segera memiliki anak setelah pulang. Claire tertawa sepanjang jalan kalau mengingatnya. Ah, aku hampir lupa. Nama perempuan ini Claire& ku rasa hanya Claire. Aku menambahkan nama Corrina untuk menipu Bibi. Sean menoleh kepada Claire sesaat. Wanita itu menyembunyikan tawanya. Apanya yang lucu"
Tidak, teruslah bicara! Sean berdesis. Baiklah, aku akan menceritakan siapa wanita ini sebenarnya. Dia Claudia Faustine. Dia wanita yang pergi dengan Hadwin ke Denmark. Harusnya aku berterimakasih padanya karena membawa Hadwin pergi, jika tidak, aku tidak akan pernah merasa sendiri dan datang kesini untuk melarung rindu kepada kalian. Sean diam sejenak lalu menatap Claire lekat-lekat. Ibu, wanita ini membuatku ketergantungan kepadanya. Apa yang harus ku lakukan"
AKHIRNYA MEREKA BERAKHIR DI DANAU LOUISE. Tempat ini jelas tidak jauh dari rumah keluarga Ouray karena dari rumah itu Claire juga bisa melihat keindahan danau Louise dan Rocky Mounthain di belakangnya meskipun dari kejauhan. Hari ini Claire benar-benar berhadapan dengan Danau Louise, bukan hanya memandanginya dari balik jendela seperti biasa. Claire juga cukup tenang karena saat ini Sean duduk di sampingnya, Bersama-sama memandangi danau di sertai angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa jumput rambutnya. Ternyata mereka sama sekali tidak pergi jauh, Untuk apa pergi jauh-jauh kalau ternyata ada pemandangan indah di belakang rumah sendiri"
Claire memandangi Jam tangan yang bersandar di pergelangan tangan Sean dengan seksama. Ia memiringkan kepalanya sejenak dan memandang Sean begitu menyadari kalau laki-laki itu memperhatikannya. Claire berusaha tersenyum, ia sangat berterima kasih karena Sean mengajaknya ke danau ini setelah mengunjungi makam ibunya.
Aku tidak suka kau terus-terusan melihat jam! Sean menggerutu sambil melepas jam tangannya dan menyelipkan benda itu dalam-dalam ke saku celananya. Sekarang sudah jam dua siang, aku berjanji kita akan pulang sebelum gelap! Aku hanya ingin memastikan!
Memastikan kapan makan malam tiba" kau masih lapar" Masih ingin makan" Kita sudah makan siang sebelum kemari, kan"
Tidak, aku tidak sedang ingin makan. Aku hanya kebingungan dan tidak tau harus melakukan apa. Sean, kau tidak mengatakan apa-apa sejak tadi. Tidak biasanya!
Aku hanya mengenang. Dulu aku dan Hadwin sering kemari saat bolos sekolah. Setelah tamat sekolah, aku dan dia membuat api unggun di sebrang sana! Sean menunjuk kearah sebrang danau. Dia juga menemaniku ke makam orang tuaku beberapa kali. Sewaktu kecil, bagiku Darice dan suaminyalah ayah dan ibuku. Tapi begitu kehilangan Hadwin, aku juga kehilangan mereka. Maksudku, mereka melupakan aku dan meratapi kepergian Hadwin. Itulah yang membuatku akhirnya sangat rajin datang ke Gass setiap kali ada perayaan penting. Dan& Sean memandang Claire lagi, sama dalamnya dengan pandangan Sean saat di makam tadi. Aku minta maaf padamu. Jika di runut, akulah penyebab penderitaanmu di Denmark.
Claire memandang Sean semakin serius, tapi ia tidak mengatakan sepatah katapun, Claire menunggu Sean mengatakannya sendiri. Mengatakan mengapa ia akhirnya menjadi orang yang di persalahkan atas penderitaan Claire selama di Denmark.
Sean menghela nafas dalam, lalu Aku merampas Hadwin darimu. Hari itu adalah puncak dimana aku ingin Hadwin kembali, aku ingin bibiku tersenyum dan berhenti menangis lagi. Aku menyelidiki kepergian Hadwin dan mendapatinya di Denmark. Saat itu seharusnya aku mengatakan kepadamu kalau aku membawa Hadwin kembali demi ibunya.
Seandainya kau menemuiku saat itu, aku juga tidak tau akan merelakannya atau tidak!
Tapi setidaknya aku bisa menghindari penderitaanmu, kan" Aku bisa saja membawamu serta pulang ke Canada! Aku memang benar-benar sumber masalah dalam keluarga Ouray. Karena aku juga Hadwin mengalami kecelakaan, jika aku tidak menculik Hadwin untuk pulang, maka dia tidak akan berusaha melarikan diri dan mengalami kecelakaan. Lalu aku berselingkuh dengan istrinya, aku sangat berdosa kepada Hadwin, orang yang tidak tau terima kasih. Padahal Hadwin tidak pernah menganggapku seperti orang lain&
Sean berhenti mengucapkan kata selanjutnya saat merasakan Claire mendekat. Wanita itu membelai rambutnya yang berada di belakang telinga. Claire memandangnya serius lalu tersenyum. Di Denmark, aku tidak hanya mendapatkan penderitaan saja. Aku juga mendapatkan kesenangan. Meskipun di bawah Geronimo aku menderita, tapi Geronimo sudah seperti ayah bagiku, dia hanya tidak tau bagaimana cara anak buahnya memperkerjakanku. Aku juga punya teman di Denmark, Garrick juga ku temui disana. Aku juga pernah tertawa, jadi berhentilah mengatakan hal seperti itu. Jika aku di Canada, belum tentu nasibku lebih baik dibandingkan dengan saat-saat aku di Denmark.
Harusnya kau bertemu dengan aku dulu sebelum dengan Hadwin. Lalu"
Akan ku tawarkan diriku dan ranjangku kepadamu!
Claire tertawa. Apakah kau selalu menawarkan hal itu kepada semua wanita" Hanya kepada wanita yang menarik dan ku fikir dia tertarik. Aku tidak akan menawarkan apa-apa kepada wanita yang tidak tertarik dengan hal itu! Lalu bagaimana kau bisa tau kalau aku tertarik"
Sean terdiam lama. Firasat! Tidak, dari pandanganmu saat pertama kali kita bertemu. Aku tau kalau saat itu kau tertarik padaku!
Sayangnya aku sudah terlalu berhati-hati untuk menaruh hati kepada laki-laki. Ya, kau pernah mengatakannya. Karena itu kau menolak, Kan" Kau takut akan mencintaiku. Tunggu dulu! Sean mengingat-ingat. Saat kau menangis waktu itu, Kau merasakan sesuatu"
Claire megangguk. hanya terbersit. Tapi aku sakit setiap kali seberkas harapan muncul.
Itu yang ku maksud dengan penderitaanmu, Claire. Mungkin kau merasa cukup bahagia di Denmark. Tapi keadaan disana bahkan membuatmu takut untuk bermimpi. Aku sangat bertanggung jawab dengan hal& Sean terdiam sekali lagi, sebuah ciuman hangat mendarat di keningnya, beberapa saat kemudian, wajah Claire sudah ada di hadapannya.
Selamat ulang tahun Sean! Claire lalu menepuk-nepuk bahu Sean keras. Sean tau kalau ia terperangah, bukan sekali dua kali ia mendapatkan ciuman semanis itu dari wanita. Tapi hanya Claire yang mengingatkannya kepada sosok ibu yang tidak pernah di milikinya. Ia berusaha menyembunyikan perasaannya dan berdecak. Harusnya kau memberi ciuman di bibir!
Claire melakukannya! Sean berusaha melepaskan diri dari ciuman Claire yang lembut lalu menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi Claire. Ia memandang Claire heran. Kau bukan Claire, kan" Kau jin hutan ini" Kau kemanakan Claireku!
Claire tertawa sekali lagi lalu menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Kalau tidak mau, ya sudah!
Astaga, apa yang terjadi pada Sean, matanya berkaca-kaca. Tentu saja dia tidak akan menolak, Sean merengkuh Claire dan menciumnya dengan sangat dalam hingga jari jemari Claire bergelung. Ciuman yang penuh dengan kerinduan. Sean melampiaskan segala kerinduan yang di rasakannya kepada Claire. Kerinduannya kepada ibu yang melahirkannya, kerinduan kepada Ayah, juga kerinduan kepada Hadwin dan masa kecil mereka.
Claire tidak tau bagaimana semuanya bisa terjadi, bagaimana ia bisa berada di atas pangkuan Sean. Secara tiba-tiba kedua kakinya melingkari pinggang Sean dan kedua tangannya meraba setiap sendi kepalanya. Jari-jari Claire merasuk ke sela-sela rambutnya dan ciuman itu masih terus berlangsung. Sangat panjang dan mulai terasa panas. Jika saja ini malam hari, maka Claire yakin kalau dirinya dan Sean tampak menyala-nyala sekarang. Sean benar-benar tidak melepaskannya. Tidak, Claire yang tidak ingin melepaskan Sean. Dia menahan kepala Sean agar ciuman itu tidak pernah berakhir. Sedangkan tubuhnya merasakan belaian Sean dengan sangat sensitif. Sean meremas pinggulnya lagi lalu menarik pinggang Claire agar merasuk lebih dalam kepada dirinya, agar tidak ada lagi jarak, agar kehangatan itu tidak pergi.
Desahan berganti dengan erangan ketika Claire merasakan bagaimana jari jemari Sean menyusuri lekuk pinggulnya dan menggapai-gapai di kedalaman dirinya yang basah, telapak tangannya menghentak-hentak mengikuti keinginan jarinya yang sangat berharap bisa memuaskan Claire. Claire benar-benar terengah-engah. Ia melepaskan ciumannya sesaat, memandang ke dalam mata Sean dan tidak di pungkiri lagi kalau mereka sama-sama menginginkannya. Tapi haruskan di tempat ini" Claire mendekatkan mulutnya ke telinga Sean, memperjelas desahannya sehingga semangat Sean semakin menggebu-gebu. Ia berbisik lemah.
Aku hampir meledak, Sean! dan beberapa detik kemudian Claire mengejang di iringi lenguhan panjang. Ia sudah mencapai Klimaks pertamanya setelah tidak merasakannya dalam jangka waktu yang lama. Nafasnya belum reda ketika Sean mengulanginya lagi, menggapai-gapai keinginan yang harus terpuaskan saat itu juga. Beberapa saat kemudian Sean melepaskan tubuh Claire dan memandang wanita itu penuh hasrat.
Sial! Kalau saja aku tidak ingat danau ini adalah tempat umum, aku akan menghabisimu saat ini juga! Sean mengerang. Kita harus pulang ke rumah. Sekarang, aku tidak akan membiarkanmu berbaring di tanah Claire. Aku ingin punggungmu merasakan kasur yang empuk di ruangan yang hangat. Sean berbalik dan melangkah, ia tidak ingin memandang Claire lagi, Sean takut tidak bisa menahan diri. Claire hanya mengikutinya dan mereka kembali ke Gass. Sean bahkan rela membayar taksi berkali-kali lipat agar mereka sampai di rumah lebih cepat. Disepanjang jalan Sean benar-benar tidak menyentuh Claire. Dan Claire memakluminya. Hingga akhirnya, Sean menggenggam tangan Claire lagi setelah mereka sampai di depan rumah. Mereka bergandengan masuk ke dalam rumah dan saat pintu di tutup, mereka menyatu lagi. Sean kembali mengulum mulut Claire dengan sangat bergairah, ia nyaris saja membuka pakaian Claire, tapi hati nuraninya tergerak untuk bertanya.
Kau mengizinkanku& Ya! Jawaban yang membahagiakan. Jawaban yang luar biasa di telinga Sean karena sudah bercampur dengan desahan penuh harapan. Claire juga menginginkannya. Sean melepaskan pakaian Claire satu persatu tanpa melepaskan ciumannya. Celana, kemeja, jaket, kaus kaki berserakan di lantai dan saat mereka sudah tiba di kamar, Sean sudah tak berpakaian lagi. Ia menghempaskan tubuh Claire di atas ranjang dan merangkak di atasnya. Dalam sekejap Sean melepaskan bra yang Claire kenakan dan membenamkan wajahnya di dada wanita itu. Ia melakukan segala yang terbaik yang dia bisa hingga Claire meminta ampun. Tentu saja Sean tidak akan mau mendengar kata ampun, ia menutup mulut Claire dengan mulutnya dalam waktu yang panjang. Jika bukan karena nafas yang sesak karena menahan hasrat, Sean yakin ia tidak akan pernah melepaskannya.
Sentuh aku Claire. Bisiknya.
Claire juga berusaha menghirup nafas sebanyak-banyaknya. Ia berusaha merangkak dan membalik keadaan. Sekarang Sean yang berbaring di ranjang dan Claire duduk di pinggangnya. Sean tidak bisa menahan desahannya ketika Claire mengeluarkan keahliannya. Wanita itu meraba dadanya, memelintir putingnya, mulut Claire mencium bibirnya lalu berpindah ke leher untuk menghisap sebagaian besar wilayahnya. Sean benar-benar tidak bisa menahan diri untuk ikut berdesah saat Claire menduduki bukti gairahnya yang mengeras. Claire merengkuh wilayah itu dengan tangannya, menggenggamnya dengan erat dan memaksa Sean untuk segera menyatu dengan dirinya.
Sebuah desahan berat bermula, tapi kemudian Claire meringis karena ternyata hal itu tidak semudah yang biasa di lakukannya. Sean membuatnya merasakan lagi bagaimana bercinta dengan rasa sakit seperti yang pertama kali di alaminya. Setelah ia berhasil, Claire menyeka airmatanya yang merembes dan mulai mencari kenikmatan baru. Mereka benar-benar bercinta dan merasakan klimaks-klimaks yang paling hebat yang belum pernah di rasakan sebelumnya.
CLAIRE TERBANGUN DAN MEMANDANGI KAMAR YANG GELAP, pasti sudah malam. Seberkas sinar dari luar rumah menerangi sebagian ranjang, sinar itu juga menyoroti wajah Sean yang kelihatannya sangat lelah. Sean terlalu memaksakan diri, juga memaksa Claire tentu saja. Ia ingin memandang jam, ingin mengetahui jam berapa sekarang. Tapi tidak ada satu jam pun yang bisa di lihat dalam ruangan gelap. Sean juga sudah melepaskan jam tangannya saat mereka masih di danau tadi.
Claire mengehela nafas. Akhirnya pertahanannya runtuh juga. Ada sisi lain dari diri Sean yang dilihatnya, sisi lain yang membuat Claire merasa bukan masalah untuk menikmati Sean sekali saja. Bukan ini maksud ciumannya di danau tadi. Claire hanya ingin memberikan ciuman yang sama seperti saat mereka bercumbu pertama kali di halaman rumah. Tapi tidak ada satu hal pun yang bisa Claire baca. Hari ini dia benar-benar tidak sedang memegang kendali, Tapi Sean-lah yang memegang kendali atas dirinya. Sean bergerak halus, mungkin ia terbangun. Claire segera menutup matanya rapat-rapat dan tidak berniat membukanya sampai Sean mencium keningnya. Dan berujar pelan.
Bangunlah, Bisikan Sean membuat Claire membuka matanya perlahan. Kemarilah, berbaring disini.
Dalam keremangan lampu, Claire dapat melihat kalau Sean sedang menepuk dadanya. Claire beringsut mendaki tubuh Sean, kembali menduduki pinggangnya dan merebahkan kepala di dadanya. Nafas Sean sangat teratur membuat Claire seperti di hipnotis, ia memejamkan matanya merasakan detak jantung Sean yang berirama.
Kau menangis lagi kali ini!
Claire nyaris saja tertidur saat mendengar ucapan itu, ia kembali membuka matanya lagi dan menangkupkan sebelah tangannya di dada Sean. Aku hanya kesakitan. Sudah lama aku tidak merasakan sakit dan nikmat bercampur menjadi satu seperti saat bercinta denganmu.
Sean tersenyum. Ia tau apa yang Claire maksudkan. Mungkin bagian yang paling sensitif di tubuh Sean terlalu besar untuk Claire. Sean bisa mengingat ringisan Claire saat pertama kali memaksa Sean memasukinya. Juga dengan tangisan kenikmatan Claire sepanjang mereka bercinta. Ya, aku juga merasakan hal yang luar biasa malam ini. Aku belum pernah terkapar seperti ini setelah bercinta dengan wanita.
Mereka harus menjadi pelacur dulu selama bertahun-tahun untuk belajar bertahan seperti itu!
Sean tertawa. Sebenarnya ia sangat tidak suka jika Claire mengungkit-ungkit tentang pelacuran atau sejenisnya. Sean akan semakin membenci dirinya sendiri karena tidak menemukan Claire lebih dulu. Sean membelai kepala Claire dengan sangat perlahan, rambut Claire panjang dan halus. Sean masih tidak bisa memungkiri kalau Claire sangat sempurna. Wanita paling sempurna yang pernah di temui di dalam hidupnya. Claire&
Ya" Ini perayaan ulang tahun terbesar dalam hidupku.
Tentu saja. Kau memaksaku untuk menerima perlakuanmu berkali-kali. Ya, dan ini sama sekali di luar rencana. Aku tidak mengamankan interaksi kita kali ini. Berjanjilah Claire, jika kau hamil karena ini segera beritahu aku! Memangnya kenapa" Kau akan bertanggung jawab"
Kau fikir aku akan melakukan itu"
Claire terdiam sesaat. Aku rasa tidak!
Aku akan mencarikanmu dokter terbaik untuk mengugurkannya. Lagi-lagi hening. Sean menanti jawaban Claire, gadis itu diam terlalu lama. Sean hampir saja menyerah jika saja Claire tidak memanggil namanya. Sean, bolehkah aku melahirkan anakmu"
Sean mengerutkan keningnya. Maksudmu"
Aku ingin seorang anak. Aku sudah lelah hidup sendirian. Jika aku hamil bolehkah aku melahirkannya. Aku berjanji akan membawanya pergi jauh dan aku tidak akan mengatakan kepadanya siapa ayahnya. Aku bisa hidup tanpa ayah, anakku pasti juga bisa!
Sean memejamkan matanya, mendadak satu degupan jantungnya terasa sangat kencang. Mungkin Claire mendengarnya tapi gadis itu berusaha untuk tidak perduli. Sean tidak tau mengapa kata-kata Claire barusan membuat hatinya menjadi sedih. Mungkin ia laki-laki paling cengeng sedunia saat merasakan air matanya mengalir halus. Sean segera menghapus airmatanya dan mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya.
Kau ingin melahirkan anakku"
Ya, Aku tetap akan pergi pada waktunya. Tapi boleh aku melahirkan anakmu jika aku hamil karena ini" Aku akan bekerja yang baik-baik untuk membesarkannya. Aku akan berusaha sekeras mungkin. Aku berjanji anakmu tidak akan kelaparan. Aku hanya butuh teman, dan seperti ibuku yang menganggap kalau anak adalah teman yang paling setia, anakmu juga tidak akan pernah meninggalkan ibunya sebatang kara sampai aku meninggal dunia.
Kata-katamu terdengar sangat sedih!
Claire mengangkat wajahnya dan memandang Sean. Matanya basah, tapi tidak ada satupun dari butiran airmatanya menyentuh dada Sean. Claire selalu menyeka airmatanya sebelum mengalir terlalu jauh. Sean memandangnya lama. Kali ini ia tidak bisa menyembunyikan airmatanya lagi.
Kenapa dengan wajahmu"
Claire memaksakan sebuah senyum. Aku menginginkannya. Sangat menginginkannya. Aku harap khayalan itu menjadi kenyataan. Mimpi itu akan jadi kenyataan.
Jadi kau mengizinkan aku melahirkannya kalau aku sampai hamil" Aku berjanji akan merawatnya dengan baik, aku akan membawanya pergi jauh dan aku tidak akan membuatnya mengingat-ingat ayahnya lagi. Dia tidak akan mengganggumu, aku berjanji!
Claire terlihat sangat senang, tapi ada rasa nyeri menelisip ke dada Sean. Ia mengangkat tubuhnya sedikit agar bisa mencium bibir Claire meskipun hanya sebentar. Kenapa kau sangat menginginkannya"
Aku sudah bosan kesepian, aku sudah mengatakannya kan" Semenjak ibu angkatku meninggal, satu persatu orang yang ku sayang pergi. Ada yang datang, tapi segera di rampas oleh takdir.
Karena itu kau tidak pernah suka menaruh harapan kepada laki-laki" Kau tidak berharap aku menemanimu menjaga anak itu"
Claire menggeleng. Aku cukup tau diri. Aku tidak akan memaksa, tidak& aku bahkan tidak akan pernah bermimpi untuk itu.
Kau sedang mengatakan kalau kau takut bermimpi untuk kesekian kalinya. Tapi kau berani bermimpi memiliki seorang anak!
Ya, aku tidak tau darimana keberanian yang satu itu datang! Meskipun hanya untuk malam ini, obrolan kita tentang mimpi ini akan ku simpan baik-baik dalam hatiku. Karenamu aku berani bermimpi.
Aku sudah katakan padamu tadi, mimpi itu akan jadi kenyataan. Kau tidak menyimak ucapanku" Aku terharu. Sungguh! Ada seorang wanita yang berharap bisa melahirkan anakku meskipun dia tau sangat tidak mungkin untuk bersamaku. Aku tidak mengerti mengapa kau tidak menuntut banyak. Mengapa kau terlalu pasrah dengan keadaan. Saat melihatmu berbicara, kau cukup cerewet dan tidak ada seorangpun yang menduga kalau kau sesedih ini. Sekarang bangunlah, kita akan bersiap-siap!
Sean meninggalkan ranjang dan juga meninggalkan Claire. Ia keluar dari kamar mencari celananya dan kembali setelah memakainya lalu menyalakan lampu. Claire melihat Sean mencari pakaiannya di dalam tas yang mereka bawa. Mereka akan pergi sekarang"
Kita aka kemana" Calgary!
Pulang" Seharusnya kita baru pulang besok, kan"
Sean merogoh jam di saku celananya dan memperhatikannya baik-baik. Masih jam delapan malam. Ia kembali menoleh kepada Claire lalu memiringkan kepalanya. Bersiap-siaplah Claire. Ganti pakaianmu sekarang.
Claire tidak kuasa untuk menolak. Ia juga mulai beranjak dari ranjang dan kembali menutupi tubuhnya dengan pakaian yang bersih. Sesekali Claire menatap Sean yang menelpon seseorang. Ia menunggu dengan sangat gusar dan akhirnya berseru menyebut nama Ned begitu telponnya di angkat. Claire mendengar Sean dan Ned berdebat tentang hal yang membuat keningnya berkerut. Laki-laki ini terlihat sangat memaksa dan Ned mungkin bermalas-malasan untuk melakukan perintahnya. Tapi Claire tidak tau harus melakukan apa saat mendengar ucapan terakhir Sean yang sangat menentukan perasaannya. Ia hanya sanggup memandangi Sean lama.
Pokoknya siapkan sekarang juga. Begitu sampai di Calgary aku akan segera menikah! Ingat Ned, malam ini juga dan aku tidak suka dengan penundaan! Sean kemudian menatap Claire yang termenung memandangnya. Ia mengembangkan tangannya lalu mengangkat bahunya. Memangnya kenapa" Ada yang aneh" Aku tidak mungin membiarkan anakku lahir tanpa ayah! Dan satu lagi, Kau harus memberi tahu kepada anak itu kalau aku ayahnya. Kau juga tidak boleh membawanya pergi terlalu jauh, setelah anak itu lahir, aku akan mencarikanmu tempat tinggal di Ottawa agar anak itu bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan aku bisa mengunjunginya ketika aku merindukannya. Dan& Sean memberikan penekanan khusus pada kata dan yang dia ucapkan. Jangan beri nama anak itu dengan nama Ouray. Aku sudah bilang, kan" Aku tidak menyukai nama Ouray!
Tapi anak itu belum jelas keberadaannya. Kau harus memastikan aku hamil atau tidak baru kita bisa menikah.
Kita sudah menjadi suami istri sebelum menikah, lalu apa salahnya untuk tiga bulan kedepan kita benar-benar menikah" Dan aku sudah berjanji padamu, kan" Aku akan mewujudkan impianmu. Aku akan menghamilimu, sayang! Jadi bersiapsiaplah. Ned akan segera menyuruh orang menjemput kita. Aku harus memastikan bahwa surat-surat itu bisa selesai besok pagi, agar anakku punya hak secara hukum atas darah yang mengalir di dalam tubuhnya!
Claire merasakan kaki-kakinya melemah, ia terkulai dan Sean langsung menyambutnya. Sesaat kemudian Claire memeluknya dan berterimakasih. Sean bukan hanya membuatnya berani bermimpi, tapi juga berusaha mewujudkan mimpinya. Sean bahkan menjanjikan hak-hak yang seharusnya di dapat seorang anak dari ayahnya jika mereka bercerai nanti. Ya, meskipun mereka menikah hanya untuk anak itu, Claire patut bahagia karena pada akhirnya ia akan menikah dalam artian yang sebenarnya. Pada akhirnya ia memiliki suami. Ia sempat putus asa saat calon suami terakhirnya meninggal dunia setahun silam. Tapi sekarang harapannya bangkit lagi.
Sebuah mobil sederhana menjemput mereka sesuai dengan janji Sean. Satu jam kemudian, Claire berjalan di Altar dengan gandengan Ned yang mengantarnya sampai kepada Sean yang menunggunya disana. Ia mengenakan pakaian biasa, tapi Ned menyiapkan sebuah cadar jala putih yang di jepit pada sebuah tiara cantik yang saat ini menghiasi kepalanya. Saat memakaikannya, Ned mengatakan kalau anak perempuan seringkali bertanya tentang pakaian pengantin ibunya. Jika suatu saat anak mereka perempuan, Claire bisa menunjukkan Tiara itu kepada putrinya. Claire sangat bahagia, kebahagiaan terbesar yang terjadi dalam hidupnya. Terlebih saat Sean menyematkan cincin pernikahan di jarinya dan laki-laki itu menciumnya dengan sangat lama, Sean sama sekali tidak mau berhenti meskipun deheman beberapa orang yang hadir menggema.
HARUSKAH IA PERCAYA kalau semua ini bukan mimpi" Tidak ada pilihan lain bagi Claire selain percaya. Semalam setelah menikah, Sean membawanya pulang ke rumah keluarga Ouray dan untuk pertama kalinya mereka tidur seranjang di dalam kamar Sean yang untuk sementara ini akan menjadi kamar mereka. Claire merasakan pelukan Sean sangat ketat, Sean mungkin bangun lebih dulu darinya. Claire bergerak membuat punggungnya dan dada Sean bergesekan, kepalanya berusaha menoleh kebelakang demi memandang wajah pria yang saat ini menjadi suaminya, pria yang berjanji akan mewujudkan impiannya untuk memiliki anak.
Sebuah kecupan mendarat di pipinya. Claire menghela nafas pelan, ternyata pedapatnya benar kalau Sean sudah bangun lebih dulu. Sejak kapan kau bangun, Sean"
Suamiku! Sean meralat. Claire tersenyum geli. Ya, baiklah. Suamiku!
Aku sudah bangun sekitar empat atau lima jam yang lalu! Sejenak Sean diam menanti Claire bisa mencerna kata-katanya. Tapi kelihatannya Claire masih belum mengerti. Aku tidak bisa tidur, sayang. Aku memikirkan mimpimu yang pada akhirnya membuatku bermimpi juga.
Tentang anak itu" Ya, aku membayangkan saat aku menimangnya. Lalu mendaftarkannya kesekolah, membawakan mainan saat aku berkunjung di rumah kalian di Ottawa. Anakku nanti laki-laki atau perempuan" Dia pasti sangat cantik bila perempuan dan sangat tampan kalau anak itu laki-laki. Aku akan memberikannya pendidikan yang bagus. Kau juga harus berjanji akan memberikan anakku makanan yang bergizi& Ya, tentu saja. Aku akan mempertaruhkan apapun demi itu. Aku tidak pernah berfikir untuk punya anak sebelum ini, Claire. Di rumah ini tidak pernah ada anak-anak, semua keluarga Ouray yang datang meninggalkan anak-anak mereka dengan pengasuh. Jadi aku tidak pernah belajar menjadi seorang ayah.
Aku tidak akan membiarkan anakku di asuh orang lain. Claire berdesis. Aku akan merawatnya sendiri dan sepenuh hati. Sudahlah. Berhenti berkhayal sampai disini. Aku takut kalau mimpi itu tidak akan jadi kenyataan. Kalau begitu, setelah sarapan kita kerumah sakit, ya" Untuk apa"
memeriksa! Memeriksakan kehamilanku" Kita baru memulainya tadi malam, setidaknya perlu watu satu minggu untuk memastikannya.
Memeriksakan kondisimu. Kau harus bisa menjaga diri, makan-makanan yang paling bergizi, Olah raga, dan& Sean memikirkan apa yang akan di ucapkan selanjutnya. Lalu, Nanti kita tanya kepada dokter saja!
Claire menghela nafas. Tentu saja, aku akan melakukan apapun demi anak
itu! Bagaimana dengan namanya&
Hentikan, Sean! Suamiku! Sean terdengar kesal.
Iya, suamiku. Berhentilah berencana terlalu banyak. Aku tidak ingin semua ini pada akhirnya hanya menjadi harapan belaka.
Baiklah, aku akan diam! Sean kemudian menutup mulutnya. Tiba-tiba perasaan kikuk timbul. Claire masih tidak percaya kalau ia sudah menikah. Sean juga sama, Sean fikir Claire hanya akan menjadi mainannya saja sampai ia merasa puas dan bosan. Tapi sekarang ia malah ingin menjadikan Claire sebagai ibu dari anak-anaknya" Sean menghela nafas. Apapun keputusan yang di ambilnya saat ini, semua itu berdasarkan hati dan perasaannya. Sean mencintai Claire dan ia harus mengakui itu meskipun Sean tidak tau berapa lama cinta itu akan bertahan. Akankah sesingkat wanita-wanita lain yang juga di cintai Sean sebelumnya"
Seseorang mengetuk pintu dengan ritme yang sangat halus. Claire nyaris saja beranjak untuk membukanya, sayangnya Sean semakin mempererat pelukannya. Ia bahkan menyilangkan kakinya dan bertindak seolah-olah Claire adalah guling hidup. Sean membuat Claire merinding dengan menghisap bagian terlembut dari telinganya lalu memasukkan lidahnya kesana. Claire bergindik dalam. Ia tidak pernah di perlakukan seperti itu oleh laki-laki manapun yang pernah menidurinya. Pintu terus di ketuk dan Sean berhenti sejenak saat mendengar suara Darice, bibinya di luar pintu. Sean menghela nafas dan hembusannya tepat mengenai bagian belakang telinga Claire sehingga membuat tubuh Claire bergetar.
Masuklah! Sean mengucapkan itu dan ia kembali menjilati telinga Claire. Claire berusaha menolak, terlebih saat menyadari kalau Darice Ouray sudah berdiri di sisi ranjang mereka dengan tangan bertumpu di pinggang.
Kenapa kalian sangat suka bermesraan setiap pagi" Desisnya. Kalian mau sarapan atau tidak"
Ya, kami akan segera kesana. Claire menjawab, karena tampaknya Sean tidak akan menjawab.
Darice menggeleng sekali lagi. Kenyangkan dulu suamimu, Claire. Dia selalu terlihat seperti orang lapar saat bersamamu!
Aku harus selalu lapar untuk cucumu, Bi! Sean akhirnya ikut bicara. Wajah Darice menjadi cerah. Benarkah" Kalau begitu Claire sedang mengandung"
Tidak, tapi akan. Karena itu biarkanlah kami mengusahakannya. Hari ini aku akan membawa Claire kedokter dan ku harap bibi mau membantu Claire untuk gaya hidup sehat yang harus di jalaninya. Sudah saatnya aku menjadi Ayah! Lalu bagaimana bisa akhirnya kau berfikir seperti itu"
Sean berhenti menggerayangi tubuh Claire lalu duduk menatap bibinya. Semalam, Claire bilang dia sangat ingin melahirkan anakku.
Ternyata bulan madu kalian kemarin membawa perkembangan yang baik! Sangat! Sean mengangguk-angguk untuk meyakinkan betapa ia setuju dengan ucapan bibinya.
Baiklah kalau begitu. Aku akan membicarakan mengenai masalah ini dengan Philly dan Coleen!
Bisakah tidak melibatkan Coleen"
Darice memandang wajah Sean heran. Kenapa"
Coleen akan sangat cemburu karena dia belum mempunyai anak. Lebih baik jangan libatkan dia. Kau pasti tau persis bagaimana ia akan merespon semua ini.
Darice mengangguk. Ya, aku akan merahasiakannya dari Coleen. Aku akan menemui Philly dulu! Dan& Darice beralih kepada Claire. Hentikan kebiasaanmu bercelana, sayang. Demi anakmu yang akan segera kita dapatkan! Darice kemudian melambaikan tangan dan menutup pintu kembali.
Sean kembali memeluk Claire dan memulai aksinya lagi. Tapi Claire menolak dan menjauhkan diri. Sebaiknya kita sarapan, suamiku! Setelah itu kita segera berangkat. Sepulang dari dokter nanti aku mau mampir ke Supermarket boleh, kan" Aku akan membeli bahan-bahan untuk membuat biscuit. Demi anak kita, aku ingin menjadi ibu yang bisa memasak apa saja!
Ya, tentu saja Istriku. Kau juga harus membeli berbagai macam pakaian selain celana pendekmu itu. Kita harus mempersiapkannya sesempurna mungkin. Dan satu lagi. Aku akan meminta Ned menjagamu dengan perhatian ekstra. Dia tidak boleh meninggalkanmu dan mengikutiku ke kantor sampai kau aman dari Coleen.
NED BENAR-BENAR MENJALANKAN TUGASNYA dengan baik. Laki-laki itu bahkan memeriksa tangga terlebih dahulu sebelum Claire menginjaknya. Terlalu manis untuk mimpi yang menjadi kenyataan, mimpi Claire untuk menjadi seorang putri. Sean terlalu menunjukkan betapa ia sangat menyayangi Claire sampai-sampai Claire sendiri kebingungan memikirkan saat-saat dimana mereka akan berpisah kelak. Tapi Claire memang tidak pernah membiarkan dirinya berharap untuk itu, ia hanya boleh berharap untuk mendapatkan anak. Itu saja sudah cukup.
Semuanya sangat mendukung seolah-olah keseriusan Sean untuk segera memiliki anak menular kepada seluruh isi rumah. Mrs. Philarette selalu berusaha untuk menyesuaikan masakannya dengan menu sarat gizi yang di atur oleh dokter. Ia juga tidak membiarkan ada satu benda kotorpun masuk ke kamar Claire dan Sean. Wanita itu juga seringkali memarahi pelayan-pelayan muda saat melihat sebutir debu. Darice juga lebih sering meluangkan waktu untuk menemaninya. Wanita itu menemaninya berolah raga, menemaninya berkebun, bahkan menemaninya menonton acara di televisi. Claire tidak bisa memungkiri kalau dirinya merasa sangat istimewa.
Setiap kali Sean pulang, Claire selalu menceritakan kebaikan-kebaikan orangorang di rumah ini. Dan setiap kali mendengar itu, Sean akan tersenyum senang. Kebahagiaan yang sesempurna itu tentu saja. harus di simpan baik-baik dalam ingatannya, karena selama ini Claire hanya bisa berangan-angan saja.
Bukan hanya Claire, Sean juga sangat konsisten menjaga kesehatannya. Ia ingin memiliki kualitas sperma yang baik agar bisa membuahi Claire dengan cepat. Usaha-usaha di antara mereka berdua juga tak terbantahkan membuat Claire merasa kalau dirinya akan semakin sedih bila berpisah nanti. Tapi tidak ada pilihan lain selain menikmati.
Coleen sejauh ini tidak mengganggu lagi. Karena Ned. Laki-laki itu tidak segan-segan menjauhkan Coleen dari Claire atau membawa Claire pergi saat Coleen berusaha mendekat. Tapi kali ini Claire tidak bisa menghindar lagi saat Coleen menarik Claire kedalam kamar wanita itu. Claire tidak mungkin berteriak sebelum Coleen benar-benar bertindak untuk menyakitinya.
Apa yang akan kau lakukan padaku kali ini" Claire bersikap lebih waspada. Seharusnya Coleen sadar bahwa kata-katanya menyiratkan ketidak sukaan. Kau takut padaku"
Aku hanya takut hilang kendali dan menyakitimu!
Coleen tertawa. Ya, tentu saja, wanita jalang sepertimu bisa melakukan apa saja. Asal kau tau, aku mengetahui siapa kau sebenarnya. Claudia Faustine!
Claire terkejut. Tapi mengapa ia heran" Bukankah Sean pernah mengatakan kalau Coleen sedang menyelidiki siapa Claire sebenarnya dan mencari celah agar menjauhkannya dari Sean. Claire mencoba menenangkan diri dan tersenyum. Claudia Faustine" Siapa"
Kau tidak harus menyangkal lagi, Aku punya segala buktinya. Coba kau bayangkan, bagaimana bila aku memberitahu siapa kau sebenarnya pada mertuaku. Dia akan membuangmu.
Lalu bagaimana nasibmu jika aku memberi tahu perselingkuhanmu dengan Sean" Apakah dia akan tetap mempertahankanmu di rumah ini" Ku rasa dia akan lebih mempertahankan Sean di bandingkan dirimu. Berhentilah bersikap seperti i ni, Cole! Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan Sean apapun yang kau lakukan! Meskipun aku menghabisimu"
Claire tersenyum sinis. Ya, meskipun kau menghabisiku Sean tidak akan beralih kepadamu!
Kau bertindak seolah-olah Sean sangat mencintaimu. Dia akan segera membuangmu, jadi jangan dulu berenang hati dengan sikapnya yang hanya sementara!
Lalu" Aku tidak meragukan itu. Aku tau kalau suatu saat nanti akan berpisah dengannya. Jadi kau tidak perlu khawatir karena aku memang tidak punya satu alasanpun untuk di pertahankan. Claire mengangkat bahu seolah-olah semua yang terjadi sama sekali bukan masalah dan juga bukan salahnya. Langkah kakinya terdengar sangat ringan begitu keuar dari kamar Coleen menuju kamarnya. Sayangnya, Claire tidak bisa menyembunyikan kekesalannya jika dia hanya seorang diri. Jika kamar itu miliknya sendiri, Claire pasti lebih memilih untuk menghancurkan semua barang yang ada dan melemparkannya keluar jendela.
Claire berbaring di ranjang dan membenamkan wajahnya dalam-dalam. Sesaat kemudian ia mulai terisak. Mengapa harus ada pengganggu di tengah-tengah kebahagiaannya yang Claire tahu hanya bersifat sementara. Dia memang tidak punya alasan untuk di pertahankan. Sean memang tidak pernah mengatakan kalau laki-laki itu ingin mempertahankannya. Dan Claire juga tidak pernah berharap. Dia juga tidak mungkin mau hidup bersama dengan Sean bila masih ada Coleen yang akan siap membunuhnya sewaktu-waktu.
Claire, mengapa pintunya di kunci"
Claire segera duduk dan menatap pintu. Sean sudah pulang, ia memang selalu pulang lebih cepat belakangan ini. Sebisa mungkin Claire menghapus jejak air matanya lalu membukakan pintu untuk Sean. Laki-laki itu tidak langsung masuk, malah menatapnya.
Apa yang terjadi" tanyanya. Claire menggeleng. Tidak ada!
Ned bilang dia kehilangan jejakmu, makanya aku pulang. Kau tidak sedang menghindari Ned, kan" Aku rasa tidak. Katakan apa yang Coleen lakukan padamu!
Mengapa kau langsung menduga Coleen yang melakukannya" Claire menggeram sambil membantu Sean membuka pakaian kerja dan meninggalkan kemeja serta celananya untuk Sean tanggalkan sendiri. Claire mengambil pakaian di dalam lemari lalu memberikannya kepada Sean. Laki-laki itu mengambilnya dan langsung beranjak ke kamar mandi.
Setelah mengganti pakaiannya, Sean segera duduk di sebelah Claire di atas sofa. Ia masih penasaran dan akan terus meyakinkan Claire untuk bercerita. Ayolah, kau tidak perlu merahasiakan apapun. Selama ini kau juga tidak pernah merahasiakan apapun dariku, kan" Coleen melakukan apa"
Dia hanya mengatakan kalau dia tau siapa aku sebenarnya! Claire menyerah, Sean memang harus di beri tahu, diapun tidak bermaksud menyimpannya sendiri. Dia mengancam akan memberi tahu Darice tentang Claudia Faustine
Aku tidak heran dengan itu. Seperti yang pernah ku katakana, dia sedang menyelidiki segala hal tentangmu.
Aku juga berfikir seperti itu.
Lalu apa yang kau katakan kepadanya" Kau tidak mungkin menyerah begitu saja, kan"
Aku mengatakan kalau aku akan membeberkan perselingkuhanmu dengannya kalau sampai dia mengatakan hal seperti itu kepada Darice. Kau akan mengatakannya" Bibiku akan mengusirku karena itu! Tidak akan, aku tidak akan menjelek-jelekkan namamu. Aku hanya ingin membuat Coleen takut. Aku sangat igin menarik rambutnya dan mencakar wajahnya saat ia mengatakan itu tadi.
Jadi itulah yang kau peljari selama ini di Denmark. Sepertinya Coleen salah memilih musuh. Sean tertawa sejenak. Lalu mengapa kau menangis" Kapan"
Kau menangis tadi, aku sudah berdiri di depan pintu dan mendengarkan isakanmu. Jadi"
Claire menghela nafas. Tentu saja karena aku kesal. Mengapa kau memilih untuk berselingkuh dengan Coleen" Karena kecerobohanmu itu rumah tanggaku yang seperti madu harus di ganggu oleh rasa pahit. Meskipun sedikit aku tetap tidak suka ada gangguan.
Ya, aku juga menyesalinya. Lalu bagaimana dengan sekarang" Claire mengangkat alisnya. Apanya"
Kau sudah siap" Kita akan mencobanya lagi!
Kita harus makan malam dulu. Tidak bisakah kau menahannya" Setiap kali kau melakukannya, aku akan terkapar selama berjam-jam.
Aku sangat tidak suka dengan penundaan Claire. Kau fikir enak, menahan itu sama saja dengan membunuhku.
Claire menghela nafasnya. Kau meminta hal itu sekarang untuk memberiku anak atau melampiaskan hasrat&
Sean menciumnya sesaat untuk mengatakan kalau lebih baik Claire diam. Tindakan itu memang benar-benar berhasil untuk membuat Claire tidak bersuara untuk beberapa lama. Sean menatap matanya dalam-dalam, tentu saja hal itu tak pelak membuat Claire bergetar. Sean mencium keningnya lalu kelopak mata dan bibirnya sekali lagi. Ia menghela nafas lega saat melepaskan ciumannya.
Claire, apakah bercinta denganku sesakit itu" Kau selalu menangis saat bercinta denganku!
Claire mengangguk. Aku mulai terbiasa.
Aku tidak akan memaksamu, sebenarnya kau yang pertama yang ku paksa seperti itu. Wanita-wanita sebelumnya selalu menyerah pada klimaks-klimaks awal.
Berarti pemaksaanmu itu hanya berlaku kepadaku" Claire memutar bola matanya. Lalu mereka melarikan diri"
Tidak, mereka datang lagi untuk mencicil. Sean lalu tertawa. Mereka selalu bilang kalau rasa sakit itu hanya akan bertahan pada bulan-bulan pertama, setidaknya hal itu selalu membuat mereka ingat kepadaku! Apakah Coleen juga menangis waktu bercinta denganmu" Sean diam sebentar mengingat-ingat. Dia terlalu angkuh untuk menagis. Dia tidak pernah menangis sekali pun!
Sekalipun" Maksudmu" Kau sering melakukannya dengan Coleen" Jika tidak, wanita itu tidak mungkin mengejarku sampai seperti ini. Aku memang selalu tampak seksi, kan"
Hentikan, aku sudah lama tidak mendengarmu mengatakan seperti hal itu! Claire benar, ia sudah lama tidak mendengar Sean memuji dirinya, atau menawarkan ranjangnya dan dirinya. Claire tertawa sejenak. Selang beberapa detik, Sean sudah membekap mulutnya dan membawa Claire keranjang. Jadi" Kau akan melakukannya" Tidak, maksudku kita akan melakukannya" Claire terdiam sejenak lalu mengangguk.
Sean mendesah senang. Aku berjanji kau akan hamil kali ini! Kau selalu mengatakan itu setiap kali kita bercinta!
Ya, karena aku selalu berfikir positif kalau aku bisa membuahimu saat itu! Dan kau kecewa setelah sebulan pernikahan kita aku tidak mengandung juga" Sean tertawa mendengar pertanyaan itu. Tentu saja tidak. Kalau bukan karena anak yang masih belum kita dapatkan itu, aku tidak akan bercinta denganmu sesering yang kita lakukan selama ini. Aku pastikan kalau kau hanya memperbolehkan aku menyentuhmu dua kali dalam seminggu. Dan aku akan sangat kecewa lalu mencari perempuan lain!
Ah, ya! Tentu saja kau boleh melakukan itu sesukamu!
Tentu saja tidak ada yang bisa melaangku untuk itu. Jadi diamlah, Claire. Kau tidak sedang mengalihkan tindakan yang seharusnya kulakukan sejak tadi dengan membicarakan hal itu, kan" Kau tidak akan ku biarkan berkata apapun lagi mulai detik ini!
Claire menghela nafas, mencari kesiapan di dalam dirinya. Setiap kali melakukan hal ini, Claire selalu merasa gugup seolah-olah semua yang di lakukannya dengan Sean adalah untuk pertama kalinya. Sean membuka pakaian Claire, membiarkan Claire duduk tanpa sehelai benangpun di atas ranjang. Ia memandanginya dengan kagum, saat ini Claire adalah hartanya yang paling berharga.
Kau tidak akan memulainya" Claire bertanya sengit.
Sean mendekat dan duduk di hadapannya. Ia membelai pipi Claire lembut. Aku ingin, tapi kali ini aku ingin lebih perlahan. Aku tidak akan menciummu karena ciumanmu hanya akan membuatku menggebu-gebu. Kau akan sangat menyiksaku jika melakukannya dengan perlahan. Jadi kau tidak pernah melakukannya secara perlahan" Dengan siapa" Dengan pelangganku di Denmark" Mereka akan menghabiskan banyak uang karena itu. Aku di bayar perjam, kau tau! Harusnya aku tau!
Sean menyandarkan tangannya ke payudara Claire lalu memijatnya dengan lembut. Claire mulai menahan nafas. Saat Sean membelai puncak payudaranya Seluruh tubuhnya ikut bergetar, Sean melakukannya dengan gerakan yang benarbenar perlahan, dia tidak terburu-buru seperti biasanya. Claire mencoba memenuhi paru-parunya dengan udara sebanyak-banyaknya. Bila Sean ingin melakukannya dengan perlahan, maka dia sama sekali tidak tau harus melakukan apa. Dia tidak bisa bertindak seagresif biasa. Claire mengangkat tangannya berusaha menyentuh wajah Sean yang terus memberikan kenikmatan pada dadanya, bahkan perhatian Sean benar-benar hanya tercurah disana. Dengan sangat lamban Sean mendekatkan wajahnya kesana, mengulum puncak payudaranya, menggigit, menghisap ia benarbenar berhasil membuat Claire tersengal-sengal. Seandainya tidak seperlahan ini, Claire akan berusaha menanggalkan pakaian Sean sekarang. Tapi laki-laki itu bahkan tidak membuka pakaiannya. Setiap sentuhannya membuat Claire berada di puncak keinginannya untuk bercinta. Sean menyiksanya dengan hasrat dan Claire harus berusaha menahannya. Ia tidak ingin merusak rencana dan kesenangan Sean akan tubuhnya. Mulut Sean berpindah ke payudara yang satunya. Ia melakukan hal yang sama disana. Sebelah tangannya menurun menuju daerah sensitif milik Claire dan membelainya. Claire mendesah nikmat. Ia tidak bisa menahannya lebih lama. Sean cepatlah, aku sangat tersiksa!
Sean menghisap puncak payudaranya lebih intents dan cepat. Ia nyaris memberikan Claire satu kali klimaks dengan jari-jarinya. Tapi ternyata Sean memilih menjauhkan dirinya dari Claire dan membatalkan niat untuk menyentuhnya. Claire sudah mengharapkannya, melihat Sean menjauh Claire benar-benar kecewa.
Apanya yang salah! Kau terlalu menggoda, Claire. Aku takut malam ini tidak akan cukup untuk kita bercinta, mungkin aku akan memaksamu melayaniku sampai pagi, mungkin juga sampai siang datang lagi. Aku menolak untuk menyentuhmu sekarang!
Tapi aku sudah sangat berharap. Claire merasakan kekecewaannya berlipatlipat. Sean tidak ingin melakukan hal yang di mintanya" Dia sudah membuat Claire tidak bisa memisahkan diri darinya malam ini. Kecengengannya timbul lagi. Claire teringat pada saat ia di tolah setelah dicoba seperti saat pertama kali menjalani pekerjaannya di Denmark. Air matanya merembes memandang Sean dengan perasaan tak menentu.
Tentu saja hal itu membuat Sean terkejut. Sean kembali kedekatnya dan memeluk Claire erat-erat. Sean menghapus airmata Claire dengan lembut. Kau menangis lagi"
Kau menyakitiku! Aku"
Kau menolakku, Sean. Aku merasa di tolak!
Aku tidak menolak, Claire! Aku hanya menundanya. Kau benar kalau kita harus makan malam dulu. Aku butuh banyak tenaga untuk itu. Seperti yang ku bilang tadi, kau terlalu menggoda dan malam ini ku rasa tidak akan pernah cukup untuk mengecapmu. Sean mencium pipi Claire lalu memandangnya dengan senyum. Sekarang akuilah, Kau menginginkanku! Selama ini kau selalu bertindak seolah-olah sedang melayani keinginanku. Sekarang kau yang menginginkanku kan"
Claire memukul dada Sean kesal, beberapa saat kemudian ia mendengus lalu berujar. Kita sama-sama menginginkannya, Kan"
ENTAH KARENA BERCINTA WAKTU ITU, atau karena beberapa kali sesudahnya, Sesuatu yang lain mulai terjadi ada tubuh Claire. Ia selalu tampak pucat dan sangat tidak bertenaga. Beberapa kali Ned datang membawakannya obat, tapi Mrs. Philarette melarangnya memakan obat-obatan aneh. Tepat dua minggu setelahnya, Claire mendapati dirinya muntah-muntah setelah menyiram bunga di halaman. Darice Ouray segera memberikan dugaan yang masuk akal. Claire sudah hamil.
Meskipun hanya sebatas dugaan, itu benar-benar membuat Claire bahagia. Darice bertindak sangat cepat dengan memerintahkan Ned mencari alat tes kehamilan. Benda itu menunjukkan hasil yang positif. Tapi Darice sama sekali belum puas sehingga Claire di paksa menguji kehamilannya dengan alat tes kehamilan dari berbagai merek hingga akhirnya Darice memeluknya dan memberi selamat. Ia sangat bahagia. Ned juga sangat sumringah, jika bukan karena larangan Darice, laki-laki itu pasti sudah menelpon Sean dan memberi tau. Tapi Darice menginginkan Claire yang memberi tahu kepada suaminya.
Kau harus memberitahukan ini sendiri kepada Sean. Dia sangat berharap dan pasti sangat bahagia mendengar kabar ini. Darice berujar dengan bangga. Ia memandangi wajah Claire dengan sangat berbunga-bunga. Akhirnya akan ada anak kecil di rumah ini. Claire akan memberikan cucu yang di impi-impikannya. Aku tidak bisa membayangkan reaksinya. Desis Claire.
Ya, dia pasti sangat senang. Sejak kecil aku tidak pernah melihat Sean tampak benar-benar senang. Dia tidak pernah mengekspresikan perasaan senangnya secara nyata.
Claire tersenyum. Ia juga tidak pernah melihat Sean tertawa senang kecuali setelah mereka mengerjai Coleen waktu itu. aku ingin dia segera pulang! Kau sangat mencintai Sean, sayang"
Tidak ada ekspresi lain yang tepat untuk di lakukan selain mengangguk. Tentunya mustahil bagi Claire menggeleng karena Sean adalah suaminya. Aku juga mencintai anak ini. Aku senang saat Sean mengizinkanku untuk melahirkannya.
Ya, Sean juga kurasa. Keinginannya untuk punya anak kali ini begitu besar. Kurasa memang sudah waktunya Sean berfikir untuk menjadi seorang ayah. Darice lalu mencondongkan tubuhnya kedekat Claire dan berbisik. Kalian juga berusaha sangat keras sepertinya. Suara kalian terlalu berisik dan sangat lama! Claire tertawa kecil. Aku minta maaf tentang yang itu! Aku mengerti, Kau sangat ekspresif sekali. Jadi aku bisa tau kalau Sean mungkin memaksamu terlalu keras. Karena itu ku kira keinginannya untuk punya anak lebih besar daripada kau sendiri.
Ku rasa juga begitu. Dia selalu membicarakan tentang rencana-rencananya jika anak ini lahir. Sean bahkan sudah memikirkan ke universitas mana anaknya harus kuliah!
Kali ini Darice yang tertawa. Astaga. Apa ku bilang! Apakah istri-istrinya yang sebelumnya tidak ada yang hamil" Darice menggeleng putus asa. Kalau soal bercinta, aku hanya mendengar suara-suara itu di bulan pertama, memasuki bulan kedua mereka berpisah. Sean sudah tiga kali menikah dan semuanya seperti itu. Istrinya yang terakhir sedikit lebih lama, sempat mengandung tapi wanita itu menggugurkannya karena ia belum siap melahirkan anak. Menurutnya Sean belum bisa memberikan jaminan untuk anaknya karena Sean orang nomor dua di rumah ini. Aku kecewa mendengarnya. Dengan kata lain, wanita itu mengharapakan uang dari keluarga ini!
Aku harap aku tidak begitu. Bila suatu saat Sean akan meninggalkanku juga bukan masalah besar, asalkan dia tidak memisahkanku dari anakku!
Astaga, sayang! Kenapa kau mengatakan itu" Kau dan Sean tidak boleh berpisah. Berjanjilah!
Claire tersenyum getir. Ia ngin berjanji, sangat ingin. Tapi merasa tidak berhak memutuskan itu. Semua keputusan berada di tangan Sean. Sean juga tidak pernah memberikan isyarat akan mempertahankannya. Waktu Claire di rumah ini hanya tinggal sebulan lagi dan saat itu tiba, Sean akan mengantarkannya pergi.
Bagaimana dengan namanya" Darice bergumam lagi. Aku sangat menyayangi putraku, Hadwin. Sean juga sangat menyayangi Hadwin, kami ingin dia hidup selamanya. Sayangnya kami kehilangan Hadwin terlalu cepat. Tapi sekarang aku merasa anakmu terlahir untuk menggantikannya. Maukah kau menamai anak itu dengan namanya"
Claire terkejut. Ia harus menamai anak itu dengan nama Hadwin" Sean pasti setuju, Sean tidak akan menolaknya selagi anak itu tidak memakai nama Ouray yang sangat Sean tidak sukai. Aku rasa Sean akan setuju.
Claire! Ned tiba-tiba datang dan menyela. Ia menoleh kepada Darice Ouray sejenak. Maaf aku menyela, Nyonya. Sean ingin aku mengantarkan istrinya ke Ottawa!
Darice memandang Ned heran. Kau tidak memberitahu apa-apa padanya, kan"
Tidak. Aku mengikuti instruksimu, Nyonya! Lalu mengapa tiba-tiba mengajak Claire ke Ottawa"
Ku rasa mengenai pengobatan untuk mempercepat kehamilannya lagi! Darice mengangguk-angguk mengerti. Sean memang selalu berusaha melakukan berbagai cara agar Claire cepat mengandung. Ia benar-benar bersemangat untuk Claire dan calon bayinya. Kalau begitu, kau harus menyampaikannya sendiri kepada Sean tentang kehamilanmu saat tiba di Ottawa nanti! Lalu kepada Ned, Kalian tidak boleh pergi naik Mobil. Belilah tiket pesawat, Claire tidak boleh terlalu lelah. Kehamilannya sedang berada dalam bulanbulan rawan sekarang!
Ya, Nyonya. Sean juga memintaku melakukan itu. Bukan karena dia tau kalau istrinya sudah mengandung tentunya. Kurasa dia hanya tidak sabar untuk cepat bertemu dengan Claire!
PERJALANAN MENUJU OTTAWA SEDIKIT RUMIT, tapi Claire merasa perjalanan mereka pasti cukup singkat bila harus di bandingkan dengan perjalanan darat dengan mobil. Ned duduk di sebelahnya dan bercerita banyak hal tentang persahabatannya dan Sean. Claire sangat suka mendengarnya. Tapi karena perjalanan mereka begitu singkat, Claire akhirnya harus menyimpan dalam-dalam keinginannya untuk mendengarkan cerita tentang Sean. Sean sudah menunggunya di bandara. Ia menyerahkan kemudi kepada Ned dan menunjukkan istruksi yang tidak jelas setidaknya menurut Claire dan Ned melakukannya.
Claire sangat ingin menyampaikan kabar baik saat itu juga. Tapi Sean terlebih dahulu menutup matanya dengan sapu tangan sehingga pemandangan Claire menjadi sangat gelap. Tentu saja ia sangat terkejut dengan ini. Kau tidak sedang menculikku, kan" Kata Claire.
Tentu saja aku sedang menculikmu. Tapi kau tidak menolak untuk ku culik, kan" Kalau kau tidak bersedia, kau akan ku kembalikan ke rumah keluarga Ouray di Calgary.
Claire tersenyum tipis. Bukankah sejak awal kau sedang menculikku makanya aku bisa berada di rumah Ouray"
Ya, aku sangat bangga dengan kejadian itu. Jika tidak, aku tidak akan bersamamu di dalam mobil ini sekarang.
Ya, dan aku& Kita sudah sampai! Sean memotong ucapan Claire.
Claire nyaris saja mengatakan dan aku tidak akan mengandung anakmu seperti sekarang. Ia sangat kecewa karena gagal mengatakannya. Ternyata jarak tempat yang mereka tuju tidak begitu jauh dari bandara. Atau Ned mengemudi dengan kecepatan super" Entahlah. Claire hanya merasa harus pasrah saat Sean menyelipkan jari-jarinya di antara jari-jari Claire dan menggenggamnya erat. Claire membiarkan Sean menggandengnya kesebuah tempat yang masih misterius tanpa membiarkan Claire melihat apapun. Sean ingin membuat kejutan, itu yang pasti. Tapi Claire sama sekali tidak bisa menebak kejutan seperti apa. Kita mau kemana"
Lebih tepatnya, kita berada dimana" Sean akhirnya membebaskan Claire dari kegelapan pandangannya.
Claire tidak tau harus bagaimana, ia sekarang berdiri di sebuah lingkungan tempat tinggal sederhana, tepat di depan sebuah rumah kecil dengan cat krim. Rumah itu memiliki halaman yang tidak begitu luas tapi sangat nyaman. Tidak ada batasan dengan rumah-rumah lain di sekelilingnya dengan jalanan setapak di lapisi semen menuju pintu rumah. Rumput-rumput hijau yang baru di potong mengelilingi sebuah pohon besar yang meneduhi halaman. Claire menatap ke atap rumah dan ia yakin sedang melihat cerobong asap. Beberapa buah mobil berjalan pelan dan ia baru menyadari kalau rumah-rumah itu berada di pinggir jalan. Claire menoleh kepada Sean tak mengerti.
Maksudmu apa! Sean mengangkat bahu. Lalu menarik tangan Claire untuk memasuki rumah. Ayo kita cari tau di dalam!
Claire memandang Ned sejenak, laki-laki itu melambai dan kembali masuk ke dalam mobil. Selang beberapa detik, Claire menghadapi pemandangan yang lain lagi. Benar-benar pemandangan rumah yang hangat. Mereka memasuki ruang tamu yang memiliki Sofa berwarna putih dengan meja kaca dan lampu Kristal. Ada beberapa buah ornament yang terbuat dari kerang menempel di dinding yang di cat putih. Sean membawanya semakin kedalam hingga mereka tiba di ruang tengah yang langsung terhubung kedapur. Karpet bulu yang nyaman menghalangi sofa yang menghadap ke televisi untuk langsung menyentuh lantai. Claire juga memandangi bar mini di antara dapur dan ruang tengah. Ada sebuah meja makan kecil dan tiga buah pintu di ruangan ini.
Ini rumah siapa, Sean"
Kenapa malah bertanya" Ini rumahmu, kan"
Kening Claire menjadi berlipat-lipat. Ini bukan rumahku. Aku tidak punya rumah!
ini rumahmu! Coba kau lihat itu! Sean menunjuk beberapa lembar kertas yang berada di atas meja.
Claire masih heran, tapi rasa penasaran juga mendorong dengan lebih kuat lagi. Ia meraih kertas-kertas itu dan membacanya dengan perasaan aneh. Surat-surat rumah, dan sebuah surat pemindahan kepemilikan bangunan dengan tertanggal hari ini. Beberapa detik kemudian Claire melihat namanya terdaftar sebagai pemilik rumah itu, Claire Ouray" Claire kembali menoleh kepada suaminya. Sejak kapan aku menyandang nama Ouray"
Sejak kau menikah dengan seorang Ouray! Jawab Sean. Atau aku harus mencantumkan nama Claudia Faustine disana"
Sean, jelaskan padaku! Claire. Rumah ini milikmu, aku membelinya dengan uangku sendiri, bukan dengan harta Ouray. Demi anakku. Memang bukan rumah yang besar, tapi ku rasa cukup nyaman untuk kau tinggali bersama anakku nanti. Yah, meskipun anak itu belum ada.
Bagaimana kalau ternyata aku tidak bisa hamil" Kau akan mengambil rumah ini lagi"
Sean menggeleng. Tentu saja tidak. Kau akan tetap memilikinya, ini benda pertama yang ku beli dari hasil kerja kerasku sendiri. Aku mengumpulkan uang gaji yang pantas ku terima selama mengurusi semua harta Hadwin. Memang tidak banyak, semuanya sudah habis untuk membeli rumah ini.
Claire merasakan sesuatu mendesak di dadanya. Ia sangat terharu, Sean membelikannya sebuah rumah dengan uang yang selama ini di simpannya. Sean mengorbankan harta berharga miliknya untuk Claire. Dia sangat bahagia dan tidak bisa memungkiri itu.
Aku juga akan mengirimu uang setiap bulan, uang gajiku, mungkin tidak besar. Aku tidak akan menghidupimu dengan harta Ouray, sepeserpun! Aku ingin anakku dibesarkan dengan uangku sendiri.
Dan kau masih berfikir kalau kita suatu saat nanti akan becerai" Gumam Claire dalam hati. Sean bertindak seolah-olah dirinya dan Claire tidak akan berpisah selamanya. Ia terlalu membangun harapan terhadap semua ini. Sean mungkin tidak sadar kalau ia juga sedang membangun harapan Claire. Jika saja dia tidak sedang mengandung, Claire tidak akan sanggup menerima ini dan memilih untuk melarikan diri. Tapi sekarang dia sedang mengandung, setidaknya menurut tes sederhana yang di lakukannya di rumah begitu. Claire meraih kedua tangan Sean dan menempelkan telapak tangan laki-laki itu di perutnya. Ia memandang Sean cukup lama dengan tatapan haru. Beberapa waktu kemudian Claire tersenyum dan Berujar pelan.
Sapalah anakmu, Dia pasti juga senang!
Sean memandangi tempat dimana kedua tangannya menempel. Ia termenung dan membeku. Butuh waktu lama bagi Sean untuk memulihkan kesadarannya dan saat ia sadar, ternyata airmatanya merembes. Ia merasakan Claire menyeka airmata bahagianya dan menyentuh pipinya lembut. Benarkah, Claire" Kau& Sean menggantung ucapannya. Ia masih tidak bisa percaya tentang semua prasangkanya. Kedua tangan Sean berpindah ke bahu Claire dan mengguncangnya perlahan. Katakan Claire, maksudmu apa. Aku tidak ingin salah sangka!
Aku juga belum bisa percaya, Sean! Tapi Darice memergoki aku muntahmuntah pagi ini. Mrs. Philarette sebenarnya sudah menduganya saat ia melihatku pucat sejak seminggu yang lalu. Tapi Darice meminta Ned membeli alat tes kehamilan dan menurut beda itu, hasilnya positif!
Benarkah" Apakah kau yakin" Alat itu bisa saja salah!
Ya, aku rasa Darice juga berfikir begitu. Makanya ia memintaku melakukan tes yang sama dengan banyak alat tes kehamilan lain dari berbagai merek. Dan semuanya menunjukkan hasil yang positif!
Sean merasa harapan yang di rajutnya selama ini semakin membuncah. Akhirnya anak itu datang, akhirnya tuhan mengizinkan Sean merasakan kebahagiaan saat mengetahui kalau dirinya akan menjadi seorang ayah. Akhirnya, usahanya selama ini tidak sia-sia. Sean ingin memeluk Claire dan berterima kasih. Tapi ia menundanya dan membawa Claire keluar dari rumah itu. Kita harus kedokter, aku harus memastikannya sekarang juga!
Claire tau kalau Sean masih tidak bisa percaya. Ia meninggalkan rumah itu dan meminta Ned menunggu mereka disana. Sean bahkan melupakan mobilnya dan memilih untuk pergi dengan angkutan umum lalu sisanya di lakukan dengan berjalan kaki. Sudah sangat lama Claire tidak bergerak secepat yang di lakukannya sekarang, ia merasa lelah. Tapi Claire tidak ingin protes dengan sikap terburu-buru Sean, ia memakluminya.
Setibanya di rumah sakit, Sean benar-benar memaksa semua orang bertindak dengan cepat. Ia tidak sabar menunggu waktu saat mengetahui bahwa dokter kandungan sedang berada di ruang operasi. Saat Dokter itu memeriksa Claire-pun. Sean tidak ingin melepaskan tangan Claire dari genggamannya sampai akhirnya, Dokter mengatakan sesuatu yang penting yang membuat Sean terdiam lagi.
Hasilnya Positif. Istrimu memang sedang mengandung, sudah memasuki usia enam minggu. Kau pasti sangat mengharapkannya!
Sean tidak menjawab apa-apa, ia hanya membeku. Genggamannya pada tangan Claire semakin keras. Claire berusaha tersenyum kepada dokter dan bertanya banyak hal tentang kandungannya. Apa yang harus di lakukannya setelah ini, apa yang harus di hindarinya, makanan seperti apa yang harus di konsumsi, berapa banyak, susu merek apa yang terbaik, Claire benar-benar bersemangat menghadapi kehamilannya. Tapi Sean masih tidak berbicara sampai mereka keluar dari ruangan dokter. Claire hanya mengikuti Sean berjalan perlahan melewati jalan-jalan yang sudah mereka lalui tadi. Langit sudah mulai gelap, lampu-lampu kota sudah menyala membuat suasana menjadi semarak. Melihat Sean yang bersikap seperti itu, Claire menjadi putus asa. Ia pesimis kalau Sean benar-benar mengharapkan kelahiran anaknya.
Kau menyesal, Sean" Kelihatannya kau tidak senang!
Langkah Sean berhenti. Ia memutar tubuhnya sehingga sekarang Sean dan Claire berhadap-hadapan. Beberapa saat kemudian tangis bahagianya keluar lagi. Sean merasakan lagi bangaimana jari-jari Claire yang lembut mencoba menyingkirkan airmata dari pipinya. Ia sangat bahagia, tapi tidak tau bagaimana cara terbaik untuk mengekspresikannya.
Aku sangat bahagia Claire. Percayalah!
Tapi kau sangat pendiam. Sejak tadi kau sama sekali tidak mengatakan apaapa!
Aku tidak tau harus mengatakan apa. Aku akan punya anak setelah kita membangun angan tentang anak itu. Kau fikir apa lagi yang harus ku lakukan" Kau Shock"
Iya, mungkin begitu, karena bahagia!


Claire Karya Phoebe di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Astaga, Darice mengatakan kepadaku kalau dia tidak pernah melihatmu benar-benar menunjukkan kebahagiaannya. Wanita itu selalu bertanya-tanya bagaimana reaksimu saat mendengar ini. Ternyata begini kelakuanmu saat kau bahagia" Mengerikan sekali, sungguh!
Seberkas senyuman kembali muncul di bibir Sean lalu berubah menjadi seringai yang menyenangkan. Sean berusaha merengkuh bahu Claire dan memberikannya sebuah pelukan yang sangat kuat sehingga Claire kesulitan bernapas. Beberapa saat kemudian, Sean menggendong Claire secara tiba-tiba dan Claire terpekik singkat karenanya. Ia mengucapkan terimakasih kepada Claire dengan kuat, terima kasih karena bersedia menjadi ibu dari anaknya.
Claire tidak bisa menahan tawa bahagianya. Tapi ia tidak bisa merasa nyaman dalam gendongan Sean di antara pandangan orang-orang. Turunkan aku, Sean! Tidak akan pernah!
Semua orang memandangi kita!
Memangnya kenapa" Biarkan aku menggendong calon bayiku untuk pertama kali! Gumamnya penuh kebanggaan. Sean benar-benar bertindak seperti orang bodoh karena ia mengumumkan kepada orang-orang kalau Sean Ouray akan memiliki anak. Ia menceritakan kehamilan istrinya kepada siapa saja yang memandangi mereka dengan tatapan yang ikut berbahagia. Banyak orang yang memeberi selamat. Dan ia baru berhenti setelah merasa lelah dan kehabisan tenaga untuk menggendong Claire. Claire memang agak sedikit lebih berat semenjak menyantap menu makanan bergizi yang di susun oleh dokter. Sean kembali menggandeng tangan Claire dan berjalan dengan santai di antara keramaian ibu kota.
Terima kasih, Claire! Kau selalu mengucapkan itu! Claire menggerutu.
Aku tidak tau lagi harus mengatakan apa. Aku bersumpah, kau membuatku kehabisan kata-kata!
Ini pengalaman pertama" Istrimu yang dulu tidak pernah mengandung" Aku mengetahui kehamilannya setelah ia menggugurkannya. Mungkin karena dia mengetahui hubunganmu dengan Coleen! Itu terjadi sebelum aku bersenang-senang dengan Coleen. Tidak ada seorangpun wanaita yang mau melahirkan anakku tanpa pamrih. Mereka berharap aku mewarisi semua saham milik Hadwin dan menjadikan mereka sebagai wanita kaya. Setiap kali aku menawarkan akan mencarikan dokter terbaik untuk menggugurkan kandungannya, mereka selalu menerimanya dengan senang hati. Tiga atau empat orang wanita yang berhubungan denganku termasuk mantan istriku yang terakhir, mengesankan kalau mereka belum siap memiliki anak! Kau pernah menginginkannya"
Sean menggeleng. Aku juga belum pernah menginginkannya seperti sekarang! Claire mengangguk paham. Hening sejenak sebelum akhirnya Claire merasa terlalu sepi dan ia memutuskan untuk berbicara. Seharusnya aku juga berterimakasih . Kau mengizinkan aku merasakan kebahagiaan seperti ini. Ku fikir semua ini hanya mimpi. Ku kira, aku akan menghabiskan hidupku di rumah pelacuran milik Geronimo dan mati karena penyakit kelamin yang ganas!
Kau membayangkan hal yang buruk sebagai masa depanmu" Semua orang menghayalkan yang indah-indah! Sean berdecak. Ia juga mulai membayangkan hal mengerikan yang Claire ceritakan. Hatinya mulai tergugah untuk mengetahui masa lalu Claire lebih dalam. Bagaimana bisa kau di bawa kepada Geronimo"
Aku tidak tau apa-apa, Sean. Saat itu usiaku masih Sembilan belas tahun. Aku hanya menunggu Hadwin datang karena saat itu, ku kira Hadwin terpaksa menginap demi mendapatkan uang. Tapi setelah seminggu, Hadwin tidak juga datang. Seandainya aku tau kalau Hadwin tidak akan pernah kembali, aku pasti sudah melarikan diri saat itu. Tapi karena aku memutuskan untuk menunggu, Geronimo dengan sangat mudah menemukanku!
Dan dia memaksamu menjadi pelacur"
Claire menggeleng. Ia memintaku membersihkan Bar siang dan malam. Geronimo tidak pernah ingin aku menjadi pelacur. Tapi dia memiliki lima orang asisten yang membuatku tidak bisa bertemu dengan Geronimo untuk mengadukan segala perbuatan mereka. Kejadian sangat buruk menimpaku, kelima orang itu memperkosaku secara bergantian dengan cara yang sangat kasar. Mereka memukuliku sebelum memaksaku melayani mereka setiap hari selama sebulan. Aku benar-benar menderita saat itu. Aku ingin mengadu, tapi tidak tau harus kepada siapa. Suatu hari, ada perayaan besar yang membuatku bisa bertemu dengan Geronimo. Tapi aku sama sekali tidak bisa mengadukan penderitaanku saat itu di hadapan orang yang sangat banyak, aku juga masih memiliki rasa malu yang besar untuk menceritakan hal itu kepada orang-orang. Mereka selalu mengancam dan mengelilingi Geronimo untuk memastikanku tidak membuka mulut. Lalu Geronimo menyentuh kepalaku dan bertanya bagaimana dengan pekerjaanku. Saat itu aku benar-benar menangis, Sean! Aku bertanya bagaimana caranya agar aku bisa segera bebas dari tempat itu dengan cepat. Geronimo menceritakan tentang setiap pekerjaan yang bisa menghasilkan uang banyak. Sayangnya aku tidak memiliki kemampuan apa-apa.
Karena itu kau memilih menjual diri sebagai jalan hidupmu" Claire mengangguk. Setelah malam itu, kelima orang itu selalu memukuliku dengan lebih brutal bila aku tidak menghasilkan uang, atau tidak bisa membuat seorang laki-lakipun tertarik kepadaku. Aku harus mencari lima orang laki-laki untuk menggantikan mereka. Jika tidak, mereka akan menutupi kekurangannya dengan mereka sendiri. Tidak ada pilihan lain selain melayani dan di berikan uang. Aku mulai belajar menggoda, aku mulai memberanikan diri menari di panggung, membuka pakaian di depan mereka dan akhirnya aku kehilangan Claudia Faustine untuk selamanya. Menjual diri pada saat itu bukan lagi menjadi keharusan, tapi menjadi pilihan. Setelah sekian lama, aku bisa memiliki tempat tinggal sendiri, aku bisa menghindari kelima orang itu dengan bebas, dan tidak akan ada seorangpun dari mereka yang bisa menyentuhku lagi!
Sean terpaku. Lima orang dalam semalam selama bertahun-tahun" Sean menyesali dirinya yang tidak meraih Claire lebih dulu. Ia menyesali dirinya yang membuat Claire di jamah banyak orang, di perlakukan buruk dan ia sempat berfikir kalau Claire adalah mainan" Sean kembali memeluk Claire dan berbisik. Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi dalam hidupmu. Aku berjanji!
KEHAMILAN ITU BUKAN HANYA MEMBAWA KEBAHAGIAAN, tapi juga rasa takut yang teramat sangat. Claire selalu ketakutan bahkan untuk melangkah, ia merasa kalau Coleen memasang jebakan di setiap tempat untuk mencelakakan anaknya. Sean pasti sudah menduga itu. Sean semakin memersempit waktu kerjanya. Ia hanya datang ke kantor di pagi hari dan pulang menjelang makan siang. Setelah itu, Sean meminta Ned untuk menggantikannya di kantor.
Untungnya Sean berfikir untuk turun tangan sendiri dan menjaga Claire sehingga Claire bisa merasa lebih aman. Meskipun Ned cukup terampil, Ned tetap saja akan meninggalkannya di beberapa tempat. Ned bukanlah suaminya sehingga ia tidak mungkin menemani Claire kemanapun ia melangkah. Selain itu, Sean memindahkan kamar mereka ke lantai bawah agar Claire tidak perlu naik dan turun tangga terlalu sering. Itu juga memberikan sedikit keringanan pada segala ketakutan-ketakutan Claire pada ancaman yang akan menyingkirkan anaknya.
Pagi ini Claire benar-benar hanya mengunci kamarnya setelah sarapan dan minum susu. Kandungannya akan memasuki bulan ketiga beberapa hari lagi. Itu artinya seharusnya Claire sudah keluar dari rumah ini. Claire menanti Sean pulang dengan setia. Yang di rasakannya hanya gelisah, ia juga selalu ketakuta bila ada yang mengetuk pintu kamarnya tanpa bersuara. Untungnya Sean tidak pernah mengganggunya dengan hal-hal konyol seperti itu. Claire akan marah besar jika dia melakukannya. Jam di dinding menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Beberapa menit lagi Sean akan sampai di rumah, dan saat itu Claire akan lebih percaya diri untuk keluar dari pintu kamarnya. Ia berusaha menahan diri untuk bersikap tidak sabaran sampai akhirnya Sean memanggil namanya dan mengetuk pintu. Claire langsung membuka pintu dengan terburu-buru dan memeluk Sean erat. Sean membelai kepalanya dan mereka duduk di ranjang tanpa melepaskan pelukannya.
Kau sedang hamil, tidak boleh merasa stress. Kalau terus memikirkan ancaman Coleen bagaimana dengan bayimu"
Claire mengendurkan pelukannya dan memandangi Sean. Aku pergi saja dari rumah ini. Lagi pula waktuku juga sudah habis. Sudah seharusnya aku keluar dari rumah ini, kan"
Waktu siapa yang sudah habis" Waktu Claudia Faustine" Tapi Claire memiliki perpanjangan waktu karena sedang mengandung anakku! Tapi aku ketakutan, Sean!
Aku belum bisa melepaskanmu sekarang. Setidaknya berilah aku kesempatan untuk menemani kahamilanmu. Setelah anak itu lahir, baru kau boleh pergi dari rumah ini!
Sean, aku akan meras lebih aman bila berada di luar sana! Siapa bilang" Kalau kau pergi dari rumah ini, Coleen akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyakitimu! Di luar sana, tidak ada orang yang mengenalnya sehingga dia bebas untuk bertindak dan melukaimu. Tapi di rumah ini, dia harus berhadapan dengan banyak orang yang menjagamu, terutama aku! Aku takut dia melakukan sesuatu hingga aku terjatuh dan membuatku kehilangan bayiku. Dia akan dengan mudahnya berdalih kalau itu adalah karena kecerobohanku sendiri!
Sean menggelengkan kepalanya. Ia mungkin sudah marah-marah mendengar ucapan ketakutan seperti itu jika saja Claire tidak sedang mengandung anaknya. Sean harus bisa lebih sabar, ia tidak boleh menyinggung Claire sedikitpun. Karena itu aku memperkecil kesempatanmu untuk jatuh. Aku memindahkan kamar kita kelantai bawah. Aku juga meminta Ned memastikan setiap langkahmu, meminta Mrs. Philarette untuk memastikan kalau lantai selalu kering sebelum kau menginjaknya. Ada banyak orang disini dan semuanya mengawasimu! Aku merasa tidak aman disini!
Sean menepuk-nepuk kepala Claire dengan lembut. Ada aku disini. Kau tidak perlu takut. Aku akan terus pulang pada jam-jam seperti ini sampai anakku lahir. Bagaimana jika Coleen&
Berhentilah berfikiran negatif. Kau terlalu banyak memikirkan kemungkinan buruk. Aku tidak akan membiarkanmu terluka, bahkan jika Coleen mencubitmu aku akan siap untuk menamparnya. Jika dia menghilangkan nyawa anakku, aku juga akan menghilangkan nyawanya!
Mendegar ucapan Sean itu, Claire bisa merasakan kelegaan memenuhi sebagian rongga dadanya, meskipun hanya sebagian kecil, ia merasa sangat nyaman dan lebih baik. Claire menyelipkan tangannya di kedua sisi tubuh Sean lalu memeluknya lebih erat. Ia menyandarkan kepalanya dengan nyaman disana. Seandainya ia bisa selalu seperti ini, maka Claire tidak akan ketakutan seperti saat ini.
Sekarang ayo kita makan siang. Kau tau Mrs. Philarette memasak apa hari ini" Claire menggeleng. Aku sama sekali tidak keluar kamar sejak tadi! Sean hanya tersenyum maklum. Ia membantu Claire untuk berdiri dan membimbingnya menuju ruang makan. Mereka harus menunggu lama karena Darice dan Coleen sangat lama menunda makan siangnya. Begitu kedua orang itu keluar dan duduk bersama, Sean merasa ada sesatu yang aneh. Wajah Darice sangat masam sedangkan Coleen tersenyum sinis kepada Claire. Sean berusaha untuk tidak perduli dengan keganjalan itu, ia terus berusaha mengajak Darice dan Claire untuk bicara. Darice hanya menjawab seadanya, tapi disaat Claire akan memulai makan siangnya&
Turunkan sendok itu! Darice berujar tajam. Ia memandang Claire dengan tatapan terjahat yang pernah Sean lihat seumur hidupnya. Aku tidak ingin melihatmu lagi di rumah ini!
Sean memandang Claire sejenak, Claire kelihatan ketakutan, ia tengah sensitif karena mengandung, bahkan mual-mual yang di rasakannya sama sekali belum reda. Bibi, ada apa"
Kau Sean! Berani-beraninya membohongiku. Aku sudah menganggapmu seperti anak sendiri. Aku tidak pernah membedakanmu dengan Hadwin. Tapi apa yang kau lakukan padaku"
Ada apa ini" Suara Sean meninggi.
Wanita itu. Claudia Faustine, kan" Kau membawa Claudia Faustine kerumah ini" Aku sangat tidak berharap bisa bertemu dengannya. Apalagi hidup bersamanya di rumah ini. Tapi kau malah menikahinya dan menjadikannya menantu di rumah ini. Dia adalah penyebab aku kehilangan Hadwin!
Sean memandangi tangan-tangan Claire yang menggenggam lengannya. Claire semakin ketakutan sehingga genggamannya terasa sangat kencang. Sean kembali menatap Darice Ouray yang berbicara tanpa memandangnya.
Hadwin meninggal karena aku, jangan pernah salahkan Istriku. Aku tidak perduli. Bagiku, Dialah penyebabnya! Jadi usir dia dari rumah ini! Dia mengandung anakku!
Kita bisa mengambil anakmu setelah anak itu lahir!
Tidak! Suara Claire menyeruak. Ia memandang Sean dengan tatapan memohon, Claire mulai menangis. Kau tidak akan melakukan itu, kan" Kau berjanji tidak akan memisahkan aku dari anakku!
Anak itu menggantikan Hadwin yang sudah kau renggut! Coleen menambahkan.
Sean memandang Darice dan Coleen bergantian dengan wajah yang merah karena marah. Tentu saja Coleen penyebabnya, Coleen yang menceritakan semuanya kepada Darice. Aku tidak bisa melakukan itu, Bi! Aku sudah berjanji kepada Claire. Apapun yang terjadi aku tidak akan memisahkannya dari anaknya! Kau ingin berkhianat Sean" Kurang apa lagi keluarga ini padamu" Aku juga ingin menanyakan hal yang sama. Apa lagi yang tidak kulakukan untuk keluarga ini" Aku menganggapmu sebagai ibuku sendiri. Aku juga sedih karena kehilangan Hadwin. Aku selalu berusaha dengan baik menggantikan Hadwin mengurusi segala kewajiban-kewajiban yang di lalaikannya, termasuk kewajibanku terhadap Coleen meskipun aku selalu tertekan karena itu.
Darice memandangi Coleen sejenak. Ucapan terakhir Sean benar-benar membuatnya penasaran. Tapi Darice tidak akan bisa menanyakan hal itu sekarang.
Kalian memiliki Hadwin selama delapan tahun! Sean melanjutkan ucapannya. Akibatnya, gadis ini terlunta-lunta dan terpaksa menjual dirinya untuk membayar semua hutang-hutang Hadwin di Denmark sebagai bayaran karena memiliki Hadwin selama beberapa minggu. Sekarang kau ingin aku memisahkan Claire dengan anaknya dan menambah penderitaannya" Demi Tuhan aku tidak bisa melakukannya Aku tidak bisa memisahkan Claire dari anaknya dan aku juga tidak bisa berpisah dengan anakku!
Dan kau berharap bisa tinggal disini" lagi-lagi Coleen ikut campur. Itu hanya mimpi, Sean!
Aku tidak pernah ingin bicara denganmu! Kali ini Sean berteriak sambil melempar sendok makan kearah Coleen. Benda itu mengenai dahinya dan membuat Coleen mengaduh. Sean kembali menoleh kepada bibinya. Fikirkanlah lagi! Aku tidak mungkin membiarkannya keluar dari rumah ini sendirian.
Darice diam tidak berkata apa-apa dalam jeda yang sangat panjang. Coleen sudah tidak berani lagi berkata apapun karena memikirkan apa akibat yang akan di dapatnya bila ikut campur lagi dalam pembicaraan ini. Sean putus asa dengan ketidak perdulian Darice terhadap permohonannya. Ia memandang Claire yang berusaha menahan agar tangisannya tidak mengeluarkan suara. Ada sesuatu yang mendesaknya untuk membela Claire, bukan hanya karena wanita itu mengandung anaknya. Sean hanya tidak sanggup, benar-benar tidak sanggup untuk berpisah dengan Claire secepat ini. Sean menggenggam tangan Claire yang memagangi lengannya dengan erat sehingga Claire memandangnya. Ia menepuk jari-jari Claire beberapa kali agar Claire bisa lebih tenang. Darice belum mengatakan sepatah katapun dari mulutnya, tapi Sean sudah memutuskan sesuatu.
Baiklah, aku akan pergi membawa istriku. Kalau kau tidak ingin istriku tinggal di rumah ini, aku juga tidak bisa tinggal disini. Dan Bibi tidak perlu khawatir. Aku akan melepaskan Ouray dari hidupku! Sean mengeluarkan ponsel dari sakunya. Hanya itu harta Ouray yang terdekat dengan dirinya saat ini. Sejenak kemudian suara Sean bergema memanggil Ned dan Ned segera datang seolah-olah dia sudah lama berada disana, mendengar semuanya.
Pinjamkan aku pakaianmu! Ned tecengang mendengar ucapan Sean barusan. Apa yang kau lakukan, Sean" Fikirkanlah lagi!
Pinjamkan aku pakaianmu. Aku akan mengembalikannya dalam bentuk uang jika aku sudah memiliki pekerjaan. Sean memindahkan tangan Claire kedalam telapak tangannya, menggenggamnya erat-erat dan memaksanya untuk berjalan menuju kamar Ned yang tidak jauh dari dapur.
Ned mengeluarkan beberapa pakaiannya dari lemari dengan perasaan raguragu. Tapi Sean segera menegaskan kalau keputusannya sudah bulat. Claire terisak melihat perilaku Sean yang kelihatan sangat emosional dan tanpa fikir panjang. Ia tidak menyangka semuanya terjadi seperti ini.
Sean, lebih baik aku saja yang pindah. Kau tidak bisa berpisah dengan keluargamu! Gumam Claire dengan suara bergetar.
Sean memandangnya tajam. Keluargaku adalah kau dan anakku, aku tidak bisa berpisah dari kalian saat in!
Tapi kalian akan tinggal dimana" Ned kembali bergumam. Sean berfikir sejenak. Mungkin aku dan Claire akan ke Gass. Sementara ini aku sama sekali tidak terfikir akan pergi kemana. Yang penting aku dan Claire segera keluar dari rumah ini.
Tapi Darice sudah seperti ibumu. Kau sangat menyayanginya, kan" Ya, aku sangat menyayanginya dan itu tidak bisa di banding-bandingkan dengan apapun. Tapi aku tidak bisa membiarkan Claire hidup dalam kebencian bibiku. Aku akan membawa Claire pergi jauh meskipun aku belum tau akan kemana!
Ned diam, tidak tau harus mengatakan apa. Tiba-tiba sesuatu hal penting melintas di ingatannya. Sesuatu tentang rumah kecil di ibu kota. Sean, rumahmu di Ottawa, itu tidak kau beli dengan uang Ouray, kan" Kalian bisa tinggal disana. Ned kemudian membongkar sisi lain dari lemarinya dan menemukan sebuah amplop besar berwarna abu-abu dengan kertas yang sangat tebal. Ini surat-suratnya. Kau memintaku untuk menyimpannya.
Sean baru teringat akan hal itu. Ia membeli rumah di Ottawa dengan uang yang di tabungnya dengan susah payah. Bukan uang haknya sebagai bagian dari keluarga Ouray, tapi uang yang di dapatnya dari mengurusi hal lain selain mengurusi saham Ouray, selama ini ia hanya mengambil seadanya dan menabungnya sedikit demi sedikit. Sean beruntung karena ia orang yang aktif yang tidak hanya bergantung pada harta keluarga. Ia akan mendapatkan pekerjaan lain dan Claire tidak akan kelaparan.
Ned memasukkan pakaiannya kedalam tas dalam jumlah yang banyak. Ayo kita pergi! gumamnya kemudian.
Sean memandangnya heran. Kita" Maksudmu"
Aku bekerja padamu. Kalau kau pergi aku juga pergi. Aku tidak akan meminta gaji yang besar. Cukup beri aku makan dan aku akan melanjutkan tugas untuk menjaga istrimu di Ottawa!
PERJALANAN PANJANG MENUJU OTTAWA. Kali ini tidak sepraktis yang Claire dan Ned lakukan kemarin. Mereka benar-benar harus menunggu angkutan umum yang memaksa mereka untuk berada di dalamnya selama berjam-jam. Selama di perjalanan, Sean sangat khawatir karena Claire tidak bisa berhenti menangis. Sean berusaha membujuknya untuk diam, tapi Sean tau kalau Claire memang sangat mudah bersedih. Ia hanya bisa memandanginya dan memeluknya sampai akhirnya Claire tertidur lelap karena lelah. Sesekali Sean mengobrol bersama Ned untuk merencanakan apa yang akan mereka lakukan begitu sampai disana. Sean berencana untuk membuka usaha sendiri, mungkin dirinya akan mencari pinjaman dan membuka sebuah distro kecil-kecilan dengan rumah di Ottawa sebagai jaminan. Tapi untuk itu, Sean harus belajar lebih banyak.
Untuk beberapa waktu, Sean akan bekerja sebagai kariawan biasa di mana saja. Ia yakin tidak perlu menunjukkan ijazah untuk itu karena terlalu banyak orang yang mengetahui reputasinya. Tapi ingatan untuk meninggalkan ke-Ouray-annya membuat ego Sean timbul. Dia tidak ingin di terima karena Ouray. Sean ingin di terima sebagai Sean saja.
Bagaimana dengan Truddy" Aku rasa dia mau membantu. Truddy" Ned bertanya heran. Truddy yang mana" Truddy yang selalu mentraktir kita sewaktu sekolah! Truddy yang bertubuh gemuk itu"
Sean mengangguk. Aku bertemu dengannya di perusahaan Developer itu sewaktu akan membeli rumah. Kami sempat mengobrol lama dan dia memintaku untuk menghubunginya jika butuh bantuan lagi. Aku akan menemuinya begitu sampai di Ottawa.
Dan begitulah. Sean optimis untuk menemui temannya. Ia semakin tidak sabar dan selalu menghitung waktu. Begitu tiba di Ottawa, Sean membawa Claire kerumahnya tanpa membangunkan wanita itu sama sekali. Dia tidak ingin Claire menangis lagi jika terbangun. Sean menggendong Claire yang semakin berat kedalam kamar utama di rumah itu dan membaringkannya di atas ranjang. Membuka sepatu dan jaketnya dengan hati-hati lalu menyelimutinya. Setelah itu Sean mengganti pakaiannnya dan menemui Ned yang sudah menyalakan televisi dengan suara kecil.
Kau boleh memilih kamar yang mana saja, Ned. Asalkan Malam ini kau jangan coba-coba untuk menggantikanku di kamar istriku! Sean berusaha mencairkan perasaannya yang beku. Untungnya Ned tertawa dan sebagian beban di dadanya menghilang.
Aku akan memilih kamar di dekat dapur. Aku ingin mengenang Mrs. Philarette dan masakannya!
Sean tertawa lagi. Ned memang cukup dekat dengan Mrs. Philarette ketika mereka masih berada di Calgary. Baiklah, aku akan menemui Truddy dulu! Jaga Claire baik-baik!
Tentu saja. Kau menyimpan kartu namanya" Tentu saja. Aku sudah menelponnya dari dalam kamar tadi. Sekarang tigal mencari uang untuk membayar tagihan telpon! Aku pergi dulu! Semoga sukses, kawan!
Sean mengangguk sebagai ucapan terimakasih. Ia segera keluar dari rumah itu dan menghindari kendaraan umum untuk menghemat uang. Ia dan Truddy berjanji bertemu di sebuah taman kota dan tempat itu memang agak jauh dari kompleks. Sean harus berjalan kaki hampir setengah jam untuk sampai disana. Semua bangku terisi, tapi hanya satu buah kursi yang menarik perhatian Sean. Karena ada Truddy disana. Laki-laki itu melambai-lambaikan tangannya sehingga Sean menyongsongnya sambil berlari. Sean duduk di sebelah Truddy dengan nafas terengah-engah. Ia sangat lelah karena berjalan jauh dari rumahnya.
Apa yang terjadi padamu" Aku terkejut saat kau menceritakan sinopisnya di telpon!
Sean tertawa renyah saat mendengar kata synopsis di dalam kalimat Truddy barusan. aku sudah mengatakan kepadamu, aku dan istriku di usir dari rumah karena aku menikah dengan Claudia Faustine!
Wanita yang membawa Hadwin ke Denmark"
Di bawa Hadwin ke Denmark! Sean meralat ucapan Truddy. Hadwin yang membawanya ke Denmark.
Bagaimana kalian bisa bertemu"
Hadwin mewariskan semua hartanya kepada wanita itu! Dan kau merasa tidak adil, lalu mencari wanita itu untuk membunuhnya. Atau memastikan dia mati agar suatu saat dia tidak datang tiba-tiba dan menuntut harta itu"
Aku hanya memintanya menyerahkan harta warisan itu secara baik-baik. Jika dia tidak bersedia baru aku akan melakukannya!
Kali ini Truddy yang tertawa. Lalu apa yang di lakukannya hingga kalian berakhir dengan pernikahan"
Haruskah ku ceritakan"
Aku harus tau semuanya, barulah aku akan memberimu pekerjaan! Aku tertarik padanya, pada pandangan pertama. Tapi kau tau bagaimana aku, saat itu dia terlihat sangat jalang, tidak ada bedanya dengan perempuan murahan manapun di dunia ini. Dan aku hanya ingin menikmati keindahannya sampai aku bosan, aku hanya berfikir untuk bermain-main. Sungguh!. Tapi ternyata pertahanannya cukup besar. Kau tau kenapa"
Karena dia mengetahui hubunganmu dengan Hadwin"
Ya, karena dia tidak ingin berhubungan dengan Ouray manapun di muka bumi ini! Sean menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. Aku semakin tergila-gila padanya karena ciuman kami yang pertama. Dia sangat berpengalaman dan Liar, astaga. Aku bahkan tidak bisa melupakannya.
Kau sepertinya mendapatkan perempuan yang cocok dengan mu. Sean mengangguk setuju. Ya, Claire sangat cocok dengannya. Sean sangat menggebu-gebu dan Claire cukup liar dan mampu bertahan atas segala perlakuan Sean kepadanya. Sean tidak pernah kecewa kepada Claire sama sekali dalam semua aktivitas seks mereka, bahkan untuk sekedar berciuman. Dia meminta izin untuk melahirkan anakku!
Maksudmu" Aku belum menikahinya saat itu, Siang itu, Seks pertama kami dan sangat hebat. Aku bersumpah. Aku bahkan melupakan segalanya termasuk kontrasepsi karena yang ada dalam fikiranku saat itu hanya memeluknya. Waktu itu aku mengatakan hal yang sama dengan apa yang ku katakan pada perempuanperempuan sebelumnya. Aku akan mencarikan dokter terbaik untuk menggugurkan kandungannya bila dia sampai hamil karena itu. Dan respon yang kudapat berbeda. Dia memintaku untuk mengizinkannya memiliki anakku. Dia berjanji akan membawanya pergi jauh, dia juga berjanji tidak akan menggangguku lagi seumur hidupnya dan&
Dan kau tergugah" Kau selalu bisa membaca fikiranku, Trude!
Wanita yang baik. Wanita yang berfikir untuk memiliki anak dan menjadi ibu pastilah wanita yang baik. Aku percaya itu. Kau memilih wanita terbaik untuk menemani hidupmu kawan.
Sayangnya aku tidak berfikir begitu pada awalnya, aku masih meragukan kalau aku bisa setia kepadanya. Aku hanya mencintainya lebih lama di bandingkan dengan wanita-wanita yang pernah ku cintai selama ini. Sekarang dia sedang mengandung anakku. Aku tidak bisa membuatnya terlantar dan kelaparan meskipun aku tau kalau dia tidak akan protes dengan itu. Hidupnya sebelum ini bahkan lebih buruk di bandingkan dengan kelaparan dan bersamaku! Lalu apa rencanamu"
Aku akan mengumpulkan uang, mungkin suatu saat nanti aku akan membuka usaha sendiri. Apa saja asalkan bisa menghidupi istri dan anakku!
Sayangnya kami tidak bisa menerimamu sebagai kariawan di perusahaan kami Sean! Truddy berujar dengan suara penuh kekecewaan.
Sean benar-benar kecewa, Bahkan Truddypun tidak bisa membantunya. Tapi Sean harus berfikir positif bahwa itu semua bukan keinginan Truddy. Truddy tidak mungkin menolaknya. Sean menepuk-nepuk bahu Truddy beberapa kali. Tidak masalah, Trude! Aku tau kau akan membantuku jika kau bisa melakukannya. Mungkin kesempatan untuk membantuku belum ada untukmu!
Tapi aku akan meminta batuanmu! Truddy memandang Sean dengan senyum. Kau bersedia, kan" Membantuku untuk menangani perusahaanku bersama-sama" Aku akan memberikan uang yang pantas untuk orang yang kompeten sepertimu!
Sean sempat bingung, tapi kemudian ia tertawa. Truddy mempermainkannya dengan kata-kata. Ia hampir saja memukul Truddy karena senang. Sudah lama Sean tidak tertawa bersama teman-temannya. Bahkan bersama Ned. Hari ini, Sean mendapatkan satu temannya kembali. Truddy mengajaknya untuk makan-makan. Tapi Sean menolak, ia harus pulang dan memberitahukan kabar gembira itu kepada istrinya. Truddy menawarkan diri untuk mengantar, tentu saja Sean setuju. Ia sudah terlalu lelah karena berjalan kaki tadi. Di sepanjang jalan, Truddy menceritakan tentang rencana kerja dimana Sean akan di pekerjakan sebagai Marketting officer. Setiap kali Sean berhasil menangani satu penjualan rumah, maka Sean akan mendapat lima belas persen dari harga rumah yag di tawarkan. Selain itu Sean akan mendapatkan gaji bulanan yang menurut Truddy tidak terlalu besar. Tapi Sean bersyukur karena setidaknya akan ada pemasukkan untuknya dan istrinya.
Truddy membekali Sean dengan Pizza sebagai hadiah kerjasama mereka sebelum mereka akhirnya berpisah. Sean pulang dengan bangga, memasuki rumahnya dan melihat Ned masih menonton televisi. Saat Sean memamerkan Pizzza di depan wajahnya, Ned bersorak kegirangan karena ia juga sudah sangat lapar.
Claire sudah bangun"
Ned mengangguk. Iya, Dia bertanya tentangmu lalu kembali masuk ke kamar. Sean menoleh memandangi pintu kamar sejenak. Ia membongkar kotak Pizza dan mengambilnya beberapa potong lalu membawanya masuk ke kamar. Claire duduk termenung di atas ranjang. Begitu mendengar Sean menutup pintu, Claire langsung bangkit dan memeluk Sean erat-erat. Sean membelai punggungnya lalu mengajaknya untuk duduk kembali sambil menyodorkan beberapa potong Pizza yang di bawanya.
Suling Emas 20 Pendekar Mata Keranjang 1 Istana Karang Langit Golok Bulan Sabit 4
^