Pencarian

Delapan Dewa Iblis 4

Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana Bagian 4


dunia-kangouw.blogspot.com
moauwpit menghantam dada dan tenggorokannya, akhirnya thian-san-bi dan pak-hektiauw tewas.
Para penonton masih melonggo dan terkesima dengan akhir pertarungan yang luar biasa
itu, Lie-bi-hong disamping tepana dengan tiga kelompok pertarungan itu, terpesona
melihat wajah rupawan Kwaa-sin-liong, Kao-ciangkun dan Can-sai-sung saling pandang,
lalu segera Can-sai-sung angkat bicara
"para tamu dan hadirin semua, kami sungguh meminta maaf dengan munculnya para
pengacau dalam syembara ini, namun kami juga mengucapkan kepada tiga taihap yang
telah mengatasi para pengacau, dan untuk itu kami harap kepada tiga pendekar supaya
duduk disamping Lie-taijin." ujar Can-sai-sung, Kwaa-hoa-mei dan kedua adiknya
menduduki kursi bagian para pembesar.
"dan sebagaimana kita ketahui bahwa pertarungan akhir belum kita dapatkan siapa yang
jadi pemenang, jadi sebaiknya mari kita lanjutkan." ujar Can-sai-sung, namun banyak
penonton yang meninggalkan tempat karena merasa terlalu puas melihat pertarungan
she-taihap, sehingga pertarungan kontestan itu tidak lagi menyentuh minat mereka.
Para kontestan juga meninggalakan tempat kecuali Cu-lai-seng dan Lu-tang-kuinyaris
hanya tinggal empat kontestan, hanya sepertiga dari penonton yang tetap ditempat
termasuk Kwee-jun-bao dan Kwaa-kun-bao, Lie-bi-hong melirik Kwaa-sin-liong, namun
pemuda yang dilirik sibuk berbicara dengan adiknya, Lie-bi-hong baru sadar dari lamunan
hatinya yang terpikat ketika Kao-caingkun meneriakkan aba-aba memulia pertarungan
antara Cu-lai-seng dan Lu-tang-kui.
Timbul pertanyaan dalam hati Lie-bi-hong kenapa pemuda sakti yang menawan itu tidak
ikut serta dalam syembara, jika sekiranya akhirnya ia berhadapan dengan pemuda luar
biasa itu seluruh rasa takluk dalam hatinya akan mutlak pada pemuda itu, namun sayang
kenyataannya tidak demikian.
"saya harus mengalahkan pemenang syembara ini." pikir Lie-bi-hong
Pibu antara Cu-lai-seng dan Lu-tang-kui memakan waktu satu jam, dan akhirnya
dimenangkan oleh Lu-tang-kui, setelah istirahat beberapa lama, Lie-bi-hong menghadapi
Lu-tang-kui "tibalah saat keputusan, apakah Lu-tang-kui akan berhasil mempersunting nona Lie,
tergantung usaha Lu-tang-kui untuk dapat mengalahkan nona Lie, kepada nona Lie
dipersilahkan maju keatas panggung." ujar Can-sai-sung, suara tepuk dan gemuruh sorak
terdengar "silahkan nona Lie..!" ujar Lu-tang-kui dengan senyum, namun bagi Lie-bi-hong senyum
itu terasa hambar. "baiklah, perhatikan serangan!" sahut Lie-bi-hong sambil menyerang dengan ayunan
pedang, Lu-tang-kui berusaha berkelit, namun gerakan susulan datang demikian cepat,
Lu-tang-kui terkejut, namun ia masih mampu menguasai keseimbangan, lalu dengan
lompatan tinggi Lu-tang-kui menyerang dari atas, pedangnya laksana elang menyambar
menyerang Lie-bi-hong, pertarungan ini sangat alot, karena Lu-tang-kui domotivasi
dunia-kangouw.blogspot.com
mendapatkan Lie-bi-hong, sementara Lie-bi-hong sendiri setelah melihata wajah Sin-liong
berusaha kerasa supaya Lu-tang-kui tidak mengalahkannya.
Pibu antara keduanya berlansung sampai menjelang malam, dan ternyata harapan Lie-bihong kandas, desakan Lu-tang-kui tidak dapat dibendung, sehingga dengan hati perih ia
melepaskan pedangnya karena luka pada pergelangan tangannya dan disusul hantaman
pedang Lu-tang-kui yang kuat pada pedangnya membuat ia lemas dan pedangnya pun
lepas. Suara tepuk tangan dan sorak sorai terdengar gemuruh menyambut kemenangan Lutang-kui, Lie-bi-hong tertunduk malu, sesaat hatinya bergetar namun muncul seiras
kecewa, bahwa pemuda yang mengalahkannya adalah bukan pemuda yang duduk
disamping para pembesar yang kesaktiannya jauh melebihi orang yang mengalahkannya,
namun apa boleh buat nasi telah jadi bubur, mungkir akan mengakibatkan malu dan
runtuhnya harga diri. "siapakah nama kalian taihap?" tanya Lie-taijin
"kami berempat bersaudara, saya hoa-mei, dan kedua adik saya ini sin-liong dan yunpeng, dan itu adik saya juga yang melangkah kesini namanya kun-bao, kami she-kwaa."
She-kwaa.." apakah she-kwaa she-taihap nona?"
"benar ciangkun.."
"hahaha..hahhaa..pantas kalau begitu, sekali lagi kami ucapkan terimaksih she-taihap."
"benar..bagaimana kalau minta supaya malam ini she-taihap menginap dirumah kami?"
"baiklah tai-jin yang baik, kami akan menginap malam ini di rumah taijin, tapi tai-jin besok
pagi kami juga harus segera berangkat, karena perjalanan kami masih jauh."
"ya..ya..demikian pun tidak apalah Kwaa-siocia." sahut Lie-taijin dengan senyum ramah.
Empat she-taihap kembali ke likoan bersama Kwee-jung-bao
"Kwee-twako, malam ini kami diundang taijin untuk menginap ditempatnya." Ujar Kwaasin-liong."
"hmh" berapa harikah she-taihap di sana"
"ah"hanya malam ini saja twako, karena besok pagi kami juga hendak melanjutkan
perjalanan." "oh-ya hendak kemanakah tujuan she-taihap?"
"kami hanya berkelana menjelajahi tionggoan, twako." sela Kun-bao
"oo begitu, melakukan tradisi she-taihap turun temurun."
"bisa dibilang demikianlah twako."
dunia-kangouw.blogspot.com
"alangkah senangnya jika she-taihap berkesempatan singgah di Wuhan."
"jika nanti kami melewati Wuhan, kami akan usahakan singgah dirumah kwee-twako,
bukankah demikian cici?" ujar Sin-liong
"demikian juga bagus." sahut Kwaa-hoa-mei
Setelah mereka sampai di-likoan empat she-taihap membungkus pakaian, namun ketika
hendak turun tangga Kwee-jun-bao muncul
"kwee-siocia bolehkah aku minta waktu sebentar?" tanya Kwee-jun-bao, Kwaa-hoa-mei
tertunduk, lalu menatap ketiga adiknya
"cici..mungkin ada yang mau disampaikan kwee-twako, kami akan menunggu dibawah."
ujar Kwaa-kun-bao, ketiganya langsung turun tanpa menanti jawaban cicinya.
"ada apakah kwee-taihap?"
"Kwaa-siocia, maafkan aku jika penyampaianku nanti menyinggung perasaan kwaasiocia."
"Kwee-taihap terlalu sungkan, katakanlah!" sahut Kwaa-hoa-mei sambil menundukkan
kepala karena matanya tidak sanggup menentang mata Kwee-jun-bao yang tajam
"Kwaa-siocia sejak pertemuan kita pertama kali, ada kehangatan dalam hatiku, keakraban
diantara kita boleh dibilang sangat singkat, namun hatiku kian terpukau dan terlelap
kehangatan, rasa dekat yang membuat hati ini nyaman akan kehadiranmu, kwaa-siocia,
aku tak mampu membendung perasaan ini, kegelisahanku semakin memuncak jika tidak
kukakatakan." "katakanlah taihap! aku akan mendengarkan." sahut Kwaa-hoa-mei dengan nada bergetar
karena gejolak jiwanya juga menggelora, degup jantungnya makin kencang, jemarinya
terasa dingin "kwaa-siocia aku"aku yakin bahwa aku jatuh cinta padamu." ujar Kwee-jun-bao, lega
rasa hatinya dengan keluarnya ucapan tersebut, lepas beban yang menggelisahkan
hatinya. Kwaa-hoa-mei masih terdiam bahkan memejamkan mata
"maaf siocia, aku mungkin sudah berbuat lancang."
"jangan berkata seperti itu Kwee-taihap, ungkapan hatimu yang menyatakan cinta padaku
sesuatu yang sudah seharusnya, dan aku senang dan bahagia mendengarnya,apa yang
kwee-taihap rasakan, jujur aku katakana bahwa aku juga merasakan, namun kami
mempunyai tugas dari ayah yang harus ditunaiakan, kwee-twako, marilah kita menguji
hati selama setahun, jika hati twako tetap maka kirimlah surat ke sinyang ketempat orang
tua kami Ui-hai-liong-siang, dan aku akan menerima surat itu sesampai disana, dan
balasannya akan segera kukirim ke wuhan."
dunia-kangouw.blogspot.com
"baiklah Kwaa-moi, ujian ini akan kujalani, dan dapatkanlah suratku nantinya di kota
Sinyang." sahut Kwee-jun-bao dengan rasa lega dan bahagia, lalu keduanya pun turun
dari tingkat atas, ketiga adiknya menyambut mereka dengan senyum, sehingga membuat
Kwaa-hoa-mei tertunduk bersemu malu.
"marilah sam-te, tai-jin mungkin sudah menunggu." ujar Kwaa-hoa-mei manrik lengan
Yun-peng "Kwee-twako, kita berpisah disini, jaga dirimu dan semoga kita dapat jumpa lagi." ujar
Kun-bao "baik she-taihap, kalian juga hati-hatilah." sahut Kwee-jun-bao.
Dirumah Lie-taijin jamuan atas kemenagan Lu-tang-kui, para pembesar pemerintahan dan
sesepuh kota sudah banyak yang hadir. empat she-taihap saat datang disambut dengan
ramah, dan diantar kekamar yang telah disediakan, kemudian mereka diajak keruang
jamuan, Lu-tang-kui dan Lie-bi-hong menjadi pusat perhatian, Lu-tang-kui terlihat sangat
bangga dan bahagia, lain halnya dengan Lie-bi-hong, dia nampak biasa saja, dan makin
suram ketika siin-liong muncul.
"Lie-taijin yang terhormat, para sicu pembesar pemerintahan kota Guandong, demikian
juga para sespuh masyarakat yang hadir, dan teristimewa kepada Lu-tang-kui yang kami
banggakan, dan khusus pada tamu kami she-taihap yang budiman, saya atas nama Lietaijin menyampaikan terimakasih atas kehadirannya, dan saat bahagia ini mari kita dengar
sambutan dari Lie-taijin" ujar Can-sai-sung membuka acara jamuan
"terimakasih..terimakasih kepada hadirin semua yang telah mendukung perhelan keluarga
saya ini dari sejak awal, saya merasa bahagia bahwa putri saya pada syembara ini telah
mendapatkan calon suaminya, yaitu Lu-tang-kui yang telah menunjukkan kemampuannya
dari awal syembara. saya harap bahwa putri saya bahagia dengan cara pemilihan yang
telah dilaksanakan." ujar Lie-taijin dan kemudian kembali duduk
"Selanjutnya kami minta supaya Lu-tang-kui sebagai pemenang syembara mayampaikan
sepatah dua patah kata!" ujar Can-sai-sung, Lu-tang-kui berdiri dan disambut tepuk
meriah dari para hadirin "terimakasih kepada semua hadirin, malam ini saya mersakan kebahagian yang tidak
terhingga, karena malam ini saya mendapatkan anugrah kebaikan dari Lie-taijin, Lie-moi
telah mengadakan syembara untuk mencari calon suami, dan nikmat yang tiada batas
saya rasakan ternyata saya dapat memenangkan syembara, syukur pada thian dan
terimaksih pada Lie-taijin dan segenap hadirin sekalian."
"dan sebelum kita masuk acara hiburan maka kami harap kepada Ma-taijin sebagai hakim
kota untuk memberikan kata sambutan."
"terimaksih atas kesempatan yang telah diberikan, dan selamat atas kedua muda Lu-tankui dan Lie-siocia yang telah berjodoh, sebagaimana harapan dari Lie-taijin sendiri, saya
juga dan kita semua umumnya mendoakan semoga kedua muda ini merasa bahagia dan
sehati dalam membina hubungan yang mungkin dalam waktu dekat ini akan di
langsungkan, kemudian satu hal yang tidak kalah penting ucapan terimaksih kepada shetaihap yang karena keberadaan mereka kendala yang menimpa kita dapat diatasi dengan
dunia-kangouw.blogspot.com
baik, kita tahu belaka bahwa sekiranya she-taihap tidak ada syembara yang kita
laksanakan akan berakhir kacau dan kebinasaan, dan untuk itu besar harapan kami
supaya she-taihap dapat juga memberikan sepatah dua patah kata pada perjamuan kita
ini" ujar Ma-taijin, dan disambut tepuk meriah dari para hadirin.
Can-sai-sung mempersilahkan she-taihap untuk bicara, dan dalam hal ini Kwaa-sin-liong
yang berdiri "Li-taijin yang mulia dan para ansur pemerintahan yang terhormat, dan juga para hadirin
sekalian, kami juga mengucapkan terimaksih yang banyak atas undangan perjamuan ini,
dan kami juga melihat betapa perhelatan akbar yang dilakukan Lie-taijin penuh dengan
ketulusan memenuhi kemauan putri tercinta, dan perkara kendala yang terjadi, sudah
merupakan tugas kami untuk mencegah kesewenang-wenangan dalam jangkauan
kemampuan kami, satu kehormatan bagi kami bahwa kami dapat memberikan bantuan
pada perhelatan akbar Lie-taijin, dan terakhir kami ucapkan selamat kepada Lu-sicu yang
telah berhasil memenangkan syembara, semoga Lie-siocia dan Lu-twako dapat membina
hubungan yang langgeng dikemudian hari."
Le-bi-hong yang mendengar perkataan Sin-liong, hatinya meneriakkan kegelisahan yang
bersumber dari rasa sesal beraduk dengan rasa pesona yang hangat melihat sin-liong,
pemuda yang menempati segala harapan, ketampanan, kesaktian dan rasa keterpikatan
hati yang jauh dari Lu-tang-kui, dan akhirnya saat Kwaa-sin-liong duduk, gejolak hati yang
luar biasa itu membuat Lie-bi-hong jatuh pingsan, semua orang terkejut, Lu-tang-kui yang
berada didekat Lie-bi-hong langsung menangkap dan memondong Lie-bi-hong ke dalam
kamar. Seorang tabib segera memeriksa keadaan Lie-bi-hong
"bagaimana Pouw-sinse kenapa dengan anakku?" tanya Lie-taijin
"dia hanya kelelahan dan tekanan darahnya tidak normal, besok dia akan pulih kembali."
Jawab Pouw-sinshe, Li-taijin dan Lu-tang-kui merasa lega, lalu acara dilanjutkan tanpa
adanya Lie-bi-hong. Ditengah malam yang sudah larut Lie-bi-hong bangun dan keluar kamar, ia pergi ketaman
belakang, pikiran berkecamuk sesal yang tidak terperikan akibat rasa cinta yang
menggelora pada pemuda lain, dia terjebak pada pemahaman yang salah bahwa dia akan
dapat mencintai laki-laki yang mengalahkannya, namun ternyata sebuah kenyataan
menghampirinya bahwa ia jatuh cinta pada pemuda pada pandangan pertama disaat
pemuda yang mengalahkannya juga muncul.
Lie-bi-hong menangis sesugukan dibalut rasa sesal, dan seorang mendekati taman
menghampiri Lie-bi-hong "Lie-moi, kamu kenapa?" tanya orang itu, Lie-bi-hong mengangkat kepala dan melihat
orang yang datang, ternyata yang datang adalah Lu-tang-kui.
"oh..Lu-twako, kenapa belum tidur?"
"aku memikirkan keadaanmu Lie-moi."
dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh.."kasihan kamu Lu-twako."
"apa maksudmu Lie-moi?"
"bagaimanakah nanti keluarga yang akan kita bina dengan rasa hati seperti ini?"
"Lie-moi jangan takut, aku akan dapat mencintaimu sepenuhnya, sejak aku mengetahui
akan kecantikanmu, hatiku sudah terpaut, niatku hanya untuk mendapatkanmu untuk
kepersunting menjadi istriku."
"aku tahu Lu-twako, dari pihakmu akau tidak meragukan itu."
"apakah maksudmu kau tidak mempunyai sedikit pun perasaan padaku?"
"sebebarnya aku tidak lagi patut memakai perasaan setelah menyatakan syembara,
namun sesuatu telah terjadi saat kekacauan yang terjadi tadi siang, aku tidak berdaya,
aku terpapar rasa yang seharusnya tidak ada." sahut Lie-bi-hong dan kembali menangis.
Lu-tang-kui terdiam setelah mengetahui hati Lie-bi-hong, seharusnya hal itu tidak dia
pedulikan, namun Lie-bi-hong bukannya sembarang menginkari, terbukti Lie-bi-hong
sendiri mengakui bahwa ia tidak patut memakai perasaan karena sudah menyatakan
syembara yang ia lakukan, sikap Lie-bi-hong ini yang membuat Lu-tang-kui terdiam seribu
basa. "Lie-moi bolehkah kutahu siapa pemuda yang telah menerbitkan perasaan hatimu?"
"pemuda itu adalah Kwaa-sin-liong.uuu..uuu..uuu"maafkan aku Lu-twako aku telah
menyakiti hatimu." sahut Lie-bi-hong sambil menangis sesugukan.
"hmh..saya dengar besok pagi-pagi she-taihap akan melanjutkan perjalanan, mungkin itu
hanya gejolak sesaat."
"apakah menurutmu kalau mereka pergi gejolak dihatiku akan padam?"
"mungkin saja Lie-moi."
"entahlah jika demikian, tapi apakah Lu-twako akan memberikan kesempatan padaku?"
"kesempatan yang bagaimana Lie-moi?"
"untuk menanyakan dan berbicara dengan Kwaa-sin-liong."
"hal itu tidak kuizinkan Lie-moi, sebab jika kalian bicara rasa yang sudah terbit itu akan
merekah dan berkembang." sahut Lu-tang-kui, Lie-bi-hong terdiam, suasana semakin
hening menjelang pagi "tapi aku bisa memberi kesempatan dengan menunda pernikahan kita dalam waktu
sebulan, semoga benar bahwa perasaan itu hanya sesaat dan akan hilang dalam waktu
sebulan. "terimaksih twako akan kesempatan untuk menjajaki hati yang sedang terlena ini, saya
dunia-kangouw.blogspot.com
akan coba melupakan rasa yang berkembang ini dan mengalihkan pada twako, berhasil
tidaknya aku hanya pasrah pada keputusan twako."
"baiklah demikian saja kita sepakati, marilah kita kembali kedalam." ujar Lu-tang-kui.
Keesokan harinya empat she-taihap pun pemit meninggalkan kota Guangdong, mereka
adilepas oleh Lie-taijin dan Lu-tang-kui, dan didalam kamar Lie-bi-hong mencoba
mengendapkan perasaannya, namun semakin ditahan hatinya makin gelisah, perasaan
untuk melihat kali terakhir demikian kuat, akhirnya ia keluar kamar dan dari atas
rumahnya ia masih bisa melihat punggung sin-liong yang meninggalkan rumahnya
dengan menunggang kuda pemberian ayahnya, setelah empat bayangan she-taihap
hilang disebuah kelokan, Lie-bi-hong terduduk, hatinya berbuncah kerinduan yang hangat,
akhirnya ia lemas sendiri terbaring dikursi panjang.
Setelah sampai diluar kota empat memacu kudanya dengan kencang, empat kuda-kuda
pilihan dan kuat berlari dan berlomba, jalan tanah mengepulkan debu, empat she-taihap
terus menceplak kuda-kuda mereka hingga sampai tengah hari, dan keempatnya istirahat
disebuah hutan dan membuka bekal yang disediakan juru masak Lie-taijin. ditengah
sejuknya hutan she-taihap pun makan siang.
Kota shanghai yang padat dan ramai sedang sibuk untuk pagelaran tahunan, pesta tahun
baru dengan permainan baronsai kembali digelar, para bukoan mepersiapkan diri untuk
acara pibu tahunan, setelah pesta baronsai selesai, maka tiga hari berikutnya pibu pun
dilaksanakn, banyak warga lokal dan luar menuju alun-alun dimana panggung besar dan
kuat telah dipersiapkan, pembesar kota shanghai yang hari itu diwakili Tan-taijin sudah
hadir, demikian juga para kauwsu dan senior kalangan pendekar yang diundang, dua
belas duta bukoan sudah duduk ditempat yang disediakan, areal tempat para penonton
juga sudah diatur sedemikian rupa.
Empat kuda dengan langkah congklang memasuki kota shanghai, penunggangnya adalah
empat she-taihap, mereka mencari-cari likoan, namun hari itu sepertinya hari libur
sehingga toko dan likoan tutup, namun orang berduyun-duyun kesatu arah.
"lopek apakah kota sedang mengadakan pesta rakyat sehingga banyak toko yang tutup?"
tanya Kwaa-sin-liong "benar tuan muda, hari ini sedang dilaksanakan pibu tahunan antara dua belas bukoan


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang berada di kota shanghai."
"ooh..begitu rupanya, dimakah pibu itu dilaksanakan?"
"di alun-alun kota, dan kami ini hendak kesana." sahut lelaki tua itu, empat she-taihap
mengikuti rombongan itu sampai ketempat pibu, ditempat itu sudah padat oleh warga
yang menonton, suaranya riuh rendah ketika dua petarung saling menyerang.
Pertarungan yang didapati empat she-taihap adalah pertarungan yang ketiga dari enam
pertarungan, dua petarung itu salin berusaha mendesak lawan, namun nampaknya
keduanya imbang, namun setelah berjalan sekian lama pemuda yang memiliki mata
sangat cipit berhasil mendesak dan menjatuhkan lawannya, lalu pertandingan keempat
digelar sehingga dimenangkan salah satu utusan.
dunia-kangouw.blogspot.com
Enam pertandingan pada babak pertamapun usai, enam peserta yang menang berkumpul
ditengah panggung, namun sebelum babak kedua dimulai tiba-tiba muncul seorang lelaki
berumur hampir enam puluh tahun, postur tubuhnya kurus tinggi, rambutnya panjang
putih tegerai "ooh..selamat datang pada See-sin-kiam yang telah sudi datang, silahkan duduk
cianpwe.!" sapa lauw-gong selaku pembawa acara.
"tidak usah basa-basi, saya datang untuk memeriahkan pibu ini, jadi saya menantang
enam kauwsu dari enam perguruan.
"cianpwe see-sin-kiam, pibu ini hanyalah perekat hubungan antar perguruan, dan dari
dulu kita sepakat bahwa yang mengadakan pibu adalah anak murid." sela Bao-yu-ping
dari pek-lek-twi" "hehehe..hehehe apakah kamu takut?"
"ini bukan masalah takut, tapi hanya mempertahankan tradisi pibu ini." sela Lauw-leng
dari"Peng-jiauw"
"itu hanya bualan kalian saja, aku menantang kalian berenam, mejulah dan tidak usah
banyak alas an." "cianpwe tolong jangan membuat kacau, kalau cianpwe menantang Kauwsu silahkan
dilakukan diluar acara ini." sela Lauw-gong
"hahaha..hahaha". baiklah, aku akan meninggalkan panggung ini jika tantanganku di
jawab oleh enam kauwsu."
"baik jika itu mau kamu, saya akan penuhi, katakana dimana kita bertemu." tantang Songbun dari"tiat-ciang"
"bagus, yang lain bagaimana" ingat aku menantang kalian berenam." sahut See-sin-kiam
jumawa, enam kauwsu saling pandang, lalu Bao-yu-ping berdiri
"baiklah".tantangan anda akan kami penuhi."
"hahaha..hahhaa" bagus kalau begitu, datanglah besok ke"Hong-kok" (lembah angin)."
ujar See-sin-kiam, lalu berkelabat dari atas panggung.
Kemudian acara pun dilanjutkan oleh Lauw-gong, pada babak ini enam kontestan harus
memenangkan dua pertandingan, untuk maju pada babak berikutnya, para kontestan pun
bertarung, dan pada babak ini muncul dua pemenang, yakni Yo-hua dari pek-lek-twi dan
Zhang-bun dari sin-kun-bukoan" (perguruan kepalan sakti).
Kedua kontestan pun di hadapkan pada pibu penentuan, dua kontestan dengan segenap
kemampuan saling berusaha menjatuhkan, gerakan keduanya sama-sama kokoh dan
cekatan, tendangan dari Yo-hua mencecar lawan laksana puting beliung, namun Zhangbun dengan langkah sakti menghindar dan membalas dengan pukulan-pukualan luar
biasa, pertandingan yang seru dan mengangkan, para penonton dengan antusias
mengikuti jalannya pibu yang berlangsung dengan seru, setelah dua ratus jurus Zhang-
dunia-kangouw.blogspot.com
bun terdesak, langkah saktinya tersudut, karena gerakan Yo-hua laksana ketitiran
mengepung ruang gerak Zhang-bun
"buk"des"." sebuah tendangan menghantam pundak dan disusul tendangan gunting
yang luar biasa, sehingga membuat Zhang-bun terhempas kelantai.
Dengan berakhirnya pertarungan itu maka pibu dimenangkan Yo-hua asuhan dari Bao-yuping, para penonton pun bubar, namun enam kauwsu berunding sebentar untuk
membicarakan perihal besok
"sebaiknya besok kita datang bersama-sama ke Hong-kok." ujar Song-bun,
"kalau begitu dimana kita kumpul besok?" tanya Lauw-leng
"sebaiknya ditempat Bao-yu-ping." sahut Song-bun, dan merekapun menyetujui,
kemudian merekapn bubar. Bao-yu-ping yang datang bersama putrinya meninggalkan alun-alun ditengah senja sore
itu, dan saat ayah dan anak itu melalui kursi penonton, empat she-taihap masih duduk
"sepertinya kalian bukan dari sini." sapa Bao-yu-ping
"benar cianpwe, kami ini pengelana." sahut Kwaa-hoa-mei
"apakah kalian tidak mendapatkan tempat menginap?"
"sepertinya demikianalah cianpwe, likoan dikota ini pada tutup karena acara tahunan ini
barangkali." "benar nona, besok baru mereka mulai buka setelah tutup selama tiga hari."
"Ooh..ternyata demikian rupanya."
"siapakah nama kalian?"
"saya adalah hoa-mei, ini tiga adik saya sin-liong, kun-bao dan yun-peng, kami she-kwaa."
"hmh"kwee-siocia bagaimana kalau kalian menginap ditempatku?"
"hmh tidakkah merepotkan cianpwe?"
"ah..tida nona, saya adalah Bao-yu-ping dan ini putri saya Bao-ci-lan
"benar kata ayah saya kwaa-cici, sebaiknya kalian menginap dirumah kami, kami dari
pek-lek-twi." sela Bao-ci-lan sambil melirik Kwaa-yun-peng
"ooh, ternyata cianpwe kauwsu pemenang syembara." sahut kwaa-sin-liong.
"ah"hal yang tidak perlu dibesar-besatkan anak muda, marilah kita kerumah kami!"
"terimakasih Bao-cianpwe, atas kebaikannya." sahut Kwaa-hoa-mei
dunia-kangouw.blogspot.com
"ya..ya..marilah..hehehe..hehehe tidak usah sungkan" ujar Bao-yu-ping, lalu mereka pun
meninggalkan alun-alun menuju perguruan pek-lek-twi tempat kediaman Bao-yu-ping,
Bao-ci-lan yang berumur enam belas tahun sangat ramah dan ceria, ia cepat akrab
dengan Kwaa-hoa-mei "Kwaa-cici, kalian datang darimana" dan adik-adik cici itu tiga-tiganya sangat tampan."
tanya Bao-ci-lan setelah mereka didalam kamar.
"kami dari selatan Bao-moi, dan memang ketiga adikku itu tampan-tampan." Jawab Kwaahoa-mei senyum
"Kwaa-cici, adikmu yang bernama Yun-peng itu pemalu yah?"
"pemalu bagaimana Bao-moi?"
"tadi sewaktu kita makan malam, ia tidak banyak bicara."
"dia itu bukan pemalu, hanya karena diatara kami berempat dia yang paling muda,
umurnya baru tujuh belas tahun."
"oh"begitu yah..?"
"iya"kamu sepertinya perhatikan yun-peng saja, kenapa yah?" tanya Hoa-mei dengan
senyum dan gerak mata menggoda,
"heh"hik..hik"hi" keliahatan jelas ya cici?" tanya Bao-ci-lan dengan bersemu merah,
karena sikapnya ketahuan sama Hoa-mei.
"cici tidak akan bercerita padanya kan?"
"tidak.., cici tidak akan cerita, biar ia buta kayu padamu."
"ah"kalau dia tidak tahu, bagaimana jadinya?"
"apanya yang bagaimana Bao-moi?"
"ah"tidak"hik..hik".aku jadi malu."
"hik..hik"malu tentu ada sebabnya, dan cici sama sekali tidak mengerti."
"ah..cici bohong, cici malah menggodaku." sahut Bao-ci-lan tertunduk menyembunyikan
senyum. "sudahlah, mari kita tidur." ajak Hoa-mei, lalu merekapun diam dan hening, namun tibatiba Bao-mei bertanya lagi
"kwaa-cici, yun-peng itu orangnya bagaimana?"
"orangnya seperti yang kamu lihat."
dunia-kangouw.blogspot.com
"maksud saya yun-peng itu sudah punya pacar atau tidak, apakah ia sudah ditunangkan?"
"dia tidak punya pacar atau tunangan, memang kalau punya tunangan dan kekasih
kenapa?" "ah tidak apa-apa, marilah kita tidur." sahut Bao-ci-lan lalu hening
"cici benarkan dia belum punya kekasih?"
"bagimana kalau saya jawab dia sudah beristri?"
"hah"beristri" cici bukan sedang menggoda saya bukan?"
"tidak, aku tidak menggodamu, jawablah bagaimana kalau dia sudah beristri?"
"aku tidak tahu mau bagaimana?"
"kalau begitu tidak usah dipikirkan bagaimananya, karena tidak ada gunanya."
"tapi cici, aku tidak bisa berhenti memikirkannya?"
"kalau kamu dapat menjawab bagaimana kalau ia beristri, maka kamu akan berguna
memikirkannya." "cici pertanyaan itu terasa aneh dan membingungkan saya."
"saran saya jawaban itu mesti kamu dapatkan, dan ketahuilah bahwa yun-peng benar
belum punya kekasih, tunangan apalagi istri."
"cici kenapa aku harus dapat menjawab pertanyaan aneh itu?"
"bukan harus Bao-moi, hanya saran dari saya." sahut Kwaa-hoa-mei, lalu keadaanpun
hening kembali, Bao-ci-lan berusaha memejamkan mata, namun matanya susah untuk
terpejam, bayangan Yun-peng nyata dipelupuk matanya, sekaligus pertanyaan Hoa-mei
terngiang-ngiang ditelinganya.
Keesokan harinya lima kauwsu pun datang ketempat Bao-yu-ping
"silahkan kita sarapan dulu sebelum berangkat, kami telah menyajikan diatas meja,
marilah." ajak Bao-yu-ping, lalu merekapn menuju ruang makan
"mereka ini juga tamu saya." ujar Bao-yu-ping memperkenalkan empat she-taihap
"benar cianpwe, saya hoa-mei, dan ketiga adik saya, sin-liong, kun-bao dan yun-peng,
she-kwaa, kami penegalana yang dengan kebaikan Bao-cianpwe telah menampung
kami." "apakah kalian akan berangkat juga pagi ini?" tanya Bao-yu-ping
"benar Bao-cianpwe, karena perjalanan kami masih sangat panjang."
dunia-kangouw.blogspot.com
"Kwaa-cici tinggallah disini barang sehari dua hari lagi."
"bagaimana menurut pendapaatmu Peng-te?"
"hmh" sebaiknya kita berangkat besok, setelah para cianpwe menyelasaikan urusan di
hong-kok." "benar cici, setidaknya kita tahu bahwa Bao-cianpwe dalam keadaan baik-baik saja." sela
sin-liong." "hmh..apakah tidak terllau merepotkan kami ini Bao-cianpwe.?"
"tidak merepotkan kwaa-siocia, terlebih putriku yang manja meminta kalian untuk tinggal."
"baiklah kalau begitu, kami akan berangkat besok saja." ujar Kwaa-hoa-mei, Bao-ci-lan
tersenyum senang sambil menatap Yun-peng, dua pasang mata bertaut membuat Bao-cilan tersirap, lalu tertunduk.
"baiklah, marilah kita berangkat!" ujar Bao-yu-ping, lalu merekapun keluar dan menuju
hong-kok, "cici, kami akan mengikuti para cianpwe dan ingin menonton pibu tersebut."
"baiklah, namun sebaiknya peng-te tinggal bersama saya disini, kalian berdua saja yang
pergi." "begitukah cici?" tanya Yun-peng
"benar adikku, bagaimana menurutmu?"
"ya saya rasa juga demikian."
"baiklah cici, dan peng-te, kami pergi dulu." ujar sin-liong lalu keduanya mengikti para
kawsu ke hong-kok. Sesampai di hong-kok, disebuah lapangan luas see-sin-kiam sedang duduk bersiulian
diatas sebuah batu besar "kami sudah datang." ujar Song-bun
"bagus"pertarungan akan segera kita mulai."
"sebelumnya kami ingin tahu apa maksud dari tantangan ini?" tanya Liang-han, kauwsu
dari"swat-kiam-bukoan" (perguruan pedang salju)
"maksudnya adalah untuk menguasai shanghai, enam perguruan kalian telah mempunya
nama besar, dan saya ingin enam perguruan menjadikan aku guru besar bukoan di
shanghai." "setelah kamu menjadi guru besar apa yang hendak kamu perbuat?" tanya Bao-yu-ping
dunia-kangouw.blogspot.com
"menikmati hidup mewah dan seluruh kebutuhanku kalian harus penuhi."
"jika demikian pibu ini akan berakibat maut bagi kedua belah pihak."
"terserah kalian, dan kalian akan tewas dan kepala kalian akan saya gantung di alunalun." sahut see-sin-kiam, song-bun dengan cepat melompat menerjang, pertempuran
seru pun terjadi, selama empat puluh jurus song-bun masih mantap dengan serangannya,
namun menginjak jurus ke lima puluh pedang sakti See-sin-kiam menorah luka di paha
song-bun." "hehee..hahaha..sebaiknya kalian maju semua!" tantang see-sin-kiam jumawa.
"Coa-gin-ma dari"Coa-ciang" terjun ketengah arena dengan jurus ularnya yang kuat dan
dahsyat, dia kauwsu itu dengan mengerahkan kemampuan mengurung see-sin-kiam,
namun lagi-lagi keduanya terbentur kesaktian pedang lawan yang luar biasa, gerakannya
yang ringan dan gesit serta ayunan pedangnya yang luar biasa menghadang keroyokoan
dua lawannya, dan lama kelamaan dua kauwsu terdesak, lalu Liang-han masuk kedalam
pertempuran "hahah..hahha..sebaaiknya kalian maju semua, coba jajal kalian kemampuanku, saya
memang pantas dijadikan guru besar." ujar See-sin-kiam sambil memainkan ilmu
pedangnya yang luar biasa, dua puluh jurus kemudian,
"crok.." sebuah tusukan menegani betis song-bun sehingga ia terduduk dan tiga kauwsu
lain masuk mengeroyok See-sin-kiam, Bao-yu-ping dengan tendangan halilintarnya
menerjang lawan, namun gin-kang see-sin-kiam amat luar biasa, lima pengeroyoknya
yang sudah berilmu tinggi itu dihadapi dengan baik,
pertempuran luar biasa hebat terjadi dilembah yang kuat hembusan anginnya, riap-riapan
rambut dan pakaian mereka berkibar, gerakan see-sin-kiam mender hebat mengancam
nyawa lawannya, kilatan pedangnya demikian menggiriskan disertai kemilau pedang yang
sangat tajam, pertempuran itu nampaknya seimbang sampai sekian lama, dan setelah
siang mulai redup mendapatkan sore, enam lawannya semakin kacau dan kalang kabut.
Hebat memang see-sin-kiam dengan pedangnya yang tajam dan kuat, dan suatu ketika
cambuk song-bun lepas karena tangannya kembali terluka, lalu disusul kipas kui-tao dari
perguruan"pek-bian" (kipas putih) lepas karena pergelangannya luka kena sabetan
pedang "hahaha..hahaha..apa kalian kira akan dapat mengalahkan see-sin-kiam walaupun
dikeroyok" hahaa..hahaha.." teriak See-sin-kiam.
Tiba-tiba Kun-bao menerjang dan memapaki sebuah pukulan sin-kang yang akan
menghabisi nyawa lauw-leng
"plak..dhuar.." see-sin-kiam terlempar dua tombak dengan tubuh menggigil, matanya
melotot ketika melihat pemuda dengan tenang berdiri dengan tenang.
"para cianpwe, maaf saya ikut campur, untuk mencegah kematian yang sia-sia, see-sinkiam memang punya kehandalan lebih dari para cianpwe."
dunia-kangouw.blogspot.com
"siapa kamu anak muda, sehingga begitu lancang ikut campur
"see-sin-kiam saya adalah Kwaa-kun-bao, pibu ini tidak sepatutnya menghilangkan
nyawa." "hahah..hahha..apakah para orang tua ini akan mengandalkan pemuda ingusan ini?"
"cianpwe adik saya tolong diberi petunjuk!" sela Sin-liong yang sudah berdiri
dibelakangnya, "kun-bao.., sin-liong jangan gegabah, biarkan kami menghadapinya!" sela Bao-yu-ping
"tidak menagapa cianpwe, sekarang para cianpwe istirahat saja dulu." Sahut Kun-bao.
"hahaha..hahaha.. apa yang kamu miliki sehingga begitu percaya diri!?" teriak see-sinkiam jengkel
"see-sin-kiam, mulailah, aku minta petunjuk sebagaiaman kata saudara saya." tantang
Kun-bao "bangsat haram jadah..rasakan "!" teriak see-sin-kiam dengan serangan ganas,
pedangnya berkilat menyambar tujuh jalan darah mematikan, namun sampai dua puluh
jurus Kun-bao masih berkelit, ginkang see-sin-kiam ketemu tanding, sehingga amarahnya
memuncak. Ilmu pedangnya yang luar biasa di mainkan dengan kekuatan dan kecepatan penuh,
"tringg..trangg.." dua mouwpit kun-bao telah berada dilengannya, jurus im-yang-bun-sinim-hoat dikeluarkan, gerakan indah tangan yang melukis mebuat see-sin-kiam terpapar
kesamping, dia terkejut melihat daya serang dua mouwpit yang seperti melukis seiring
dengan lukisan dibawa membentuk kuda-kuda aneh, namun semua gerakan itu sangat
menekan semua serangannya.
Enam orang kauwsu juga terkesima melihat pertarungan luar biasa itu, suara gemerisik
disetiap gerakan melukis itu amat harmoni dengan langkah-langkah lukisan kaki, sesaat
see-sin-kiam tercenung dan fatal baginya sebuah totolan mengenai lambungnya,
untungnya tenaga saktinya bergerak otomatis melindungi bagian dalam tubuhnya, seesin-kiam merangsak maju membalas serangan dengan bertubi-tubi, namun daya
pertahanan im-yang-bun-sin-im-hoat amat luar biasa, disamping kekokohanya tersimpan
gerak tidak terduga yang membuat see-sin-kiam kecele dan terpaksa mundur, bahkan
dapat kalang kabut dengan serangan susulan yang luar biasa unik dan berbahaya.
Baru kali ini she-taihap mendapat lawan yang bisa dikatakan seimbang, pertarungan ini
memakan waktu yang lama sehingga tembus setengah hari lebih, di saksikan senja
temaram see-sin-kiam mengalami hari naas, dimana gerakan jitu im-yang-bun-sin-im-hoat
menotol pinggang dan punggunya, akibatnya pinggangnya sebelah kanan remuk dan
tulang punggungnya patah, see-sin-kiam batuk darah menandakan luka serius dalam
tubuhnya,dia jaatuh terbungkuk, Kun-bao menghentikan serangan.
"siapakah kamu anak muda?" tanya see-sin-kiam lemah
dunia-kangouw.blogspot.com
"saya adalah kun-bao she-kwaa."
"apakah ada hubungan dengan she-taihap Im-yang-sin-taihap?"
"beliau adalah ayah kami." Jawab Kun-bao, enam kauwsu terkesima, hati mereka sedikit
sudah menduga akan ungkapan she-kwaa ini, namun tidak begitu yakin, dan setelah
pengakuan kun-bao, mereka baru yakin dan sangat takjub menyaksikan ilmu yang
ditampilkan kun-bao. "luar biasa she-taihap, nama leluhur kalian memang bukan nama kosong, kesaktian kalian
amat menggetarkan dunia ratusan tahun."
"cianpwe selanjutnya bagaiamana sekarang?" sela sin-liong
"see-sin-kiam telah mendapat pelajaran dari she-taihap, aku akan kembali mengasingkan


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diri dengan cacat ini."
"luar biasa see-sin-kiam, badan boleh cacat namun hati janganlah sampai cacat."
"apakah itu ajaran ayah kalian?"
"demikianlah cianpwe."
"hmh"kepongahan memang merugikan, diatas langit masih ada langit, maaf para
kauwsu aku telah menjadi hamba nafsu saat menantang kalian."
"cianpwe kebaikan luar biasa saat salah lalu sadar dan cepat bertaubat."
"hehehe..hahaha..baiklah..aku pergi." sahut see-sin-kiam, dan meninggalkan tempat itu
masuk jauh kedalam hutan.
"sungguh saya tidak menyangka bahwa tamu saya adalah she-taihap."
"Bao-cianpwe". sudahlah, mari kita kembali kekota!" sahut sin-liong, kemudian
merekapun bangkit dan meninggalkan hong-kok yang hampir gelap diselimuti sang raja
malam. Dikediaman Bao-yu-ping, Bao-ci-lan sebagaimana biasa menikmati indahnya aneka maca
bunga ditaman belakang rumahnya, sepasang kupu-kupu bermain gembira diantara
rumpun bunga, Bao-ci-lan tersenyum sendiri karena dilamun oleh pikirannya, namun dia
tersentak ketika sebuah suara menyapanya
"Bao-siocia ternyata, sedang menikmati indahnya bunga-bunga yang sedang mekar yah?"
"eh..ah"iya, Kwaa-twako, ada apa?"
"ah..tidak ada apa-apa, saya hanya sedang lewat hendak kembali kedalam kamar."
"ooh..begitu, duduklah Kwaa-twako!"
dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh"apakah Bao-siocia yang merawat aneka bunga ditaman ini?"
"benar dan dibantu ah-ling pelayan saya, apakah Kwaa-twako suka?"
"taman bunga tentulah umumnya orang suka, terlebih jika bunga tumbuh dengan
perawatan yang telaten."
"kemanakah Kwaa-twako yang lain?"
"sepertinya kedua saudaraku keluar untuk mengurus sesuatu, apakah Bao-siocia melihat
ciciku?" "Kwaa-cici sedang istirahat di kamar, oh ya kawaa-twako kemanakah sebenarnya tujuan
kalian?" "kami tidak punya tujuan, karena kami hanya menyusuri wilayah tionggoan dan akan
kembali kerumah di Kunleng."
"kwaa-twako! apakah Kwaa-cici pernah cerita tentang aku pada twako?"
"ah..tidak".Mei-cici tidak pernah cerita, memang cerita apa?"
"ah"tidak..tidak ada Kwaa-twako." sela Bao-ci-lan cepat dengan menunduk malu."
"Bao-siocia, keluarga kalian sungguh baik hati dan ramah, kami empat bersaudara sangat
bersyukur bertemu dengan Bao-cianpwe dan sudah menampung kami dirumah ini"
"ah..twako terlalu memuji, rasanya biasa-biasa saja, Kwaa-twako..! besok mungkin kalian
akan pergi, kira-kira apakah kwaa-twako akan ingat kepada kami?"
"orang baik sangat sulit untuk melupakanya, terlebih keramahan yang ditunjukkan amat
menggugah hati, kami akan ingat pada keluarga Bao-cianpwe."
"Kwaa-twako kalau kamu pergi, aku akan merasa kehilangan." ujar Bao-ci-lan mencoba
mengungkapkan perasaannya.
"janganlah sampai demikian Bao-siocia, berpisah dan bertemu sudah merupakan garisan
hidup, besok mungkin kita akan berpisah, tapi dilain waktu bisa jadi akan bertemu
kembali." "memang benar twako, tapi ada sebagian orang mungkin karena hati keduanya bertaut,
sehingga mereka merasa sedih jika berpisah."
"apapun pertautan antara keduanya, jika keduanya menyadari bahwa langkah,pertemuan,
rezeki dan maut merupakan garis mutlak dari yang maha mengatur, maka kesedihan
menjadi sesuatu yang janggal."
"hmh"pendapat twako itu masih asing pada pemahaman saya, sebagaimana aku juga
merasa aneh dengan pertanyaan Kwaa-cici."
dunia-kangouw.blogspot.com
"apakah pertanyaan Mei-cici?"
"dia bertanya, jika sekiranya Peng-twako sudah mempunyai istri, bagaimana perasaan
saya?" "saya berharap sekiranya Bao-siocia dapat menjawabnya, namun pertanyaan itu bukan
kewajiban untuk dijawab, dan tidak seharusnya ia menjadi beban pikiran."
"saya jadi bingung twako."
"sudahlah, jangan dipikirkan lagi pertanyaan mei-cici, tidak semestinya Bao-siocia
membuang energi untuk memikirkan jawabannya, mari kita masuk kembali kedalam!"
"tapi peng-twako..!"
"sudahlah, mari hari sudah sangat sore, kemungkinan Bao-cianpwe sebentar lagi akan
kembali." Keduanya meninggalkan taman bunga, Bao-ci-lan bergegas mandi dan mengganti
pakaian, dia menatap wajahnya didepan cermin sambil merias muka dan menata
rambutnya yang indah, wajah cantik itu sedikit muram, karena gejolak hatinya yang tidak
gembira. Bao-yu-ping dan dua she-taihap sudah sampai ke rumah, mereka disambut anggota
keluarga dengan gembira, terlebih malam itu Bao-yu-ping menjamu empat she-taihap
karena ungkapan rasa terimakasih dan rasa takluk setelah mengetahui bahwa empat
pemuda tamunya adalah anak-anak Im-yang-sin-taihap yang sangat terkenal diseluruh
penjuru. Keesokan harinya empat she-taihap pun melanjutkan perjalanan, mereka dilepas oleh
keluarga Bao-yu-ping dengan wajah ramah bertabur pujian dalam hati, namun sebuah
hati lembut dari seorang dara jelita telah hilang, keceriannya sirna, degupan jantungnya
berirama sendu dan terbitnya kegundahan karena seorang she-taihap akan jauh dari
pandangannya, rasa hampa muncul bertabur gelegak rindu akan wajah taruna yang telah
mengisi relung sukmanya. "ayah bagaimana pendapat ayah tentang she-taihap?"
"hmh"kenapa kamu tanyakan hal itu lan-ji?"
"karena semalam ayah demikian salut dan gembira menyatakan bahwa mereka shetaihap, sejauh apakah ayah mengenal mereka?"
"hahaha..hehehe"mereka adalah keluarga luar biasa, dari leluhur mereka telah menjadi
icon dunia persilatan."
"apa maksudnya ayah?"
"leluhur mereka bahkan sampai kepada empat she-taihap itu adalah kekuatan dunia,
karena mereka memiliki kebijakan luar biasa dan ilmu silat yang tinggi mandraguna,
dunia-kangouw.blogspot.com
sehingga setiap hati bangga pada mereka, karena mereka adalah rasa nyaman disetiap
musibah yang menimpa, Lan-ji! sekiranya ada pertalian kita dengan mereka, maka kita
telah mendapat anugrah luar biasa besar."
"ih..apa ayah ingin aku masuk pada keluarga mereka?" ujar Bao-ci-lan dengan muka
bersemu merah "hehehe..hehe".jika jodoh kenapa tidak, apalagi melihat raut wajahmu yang kehilangan
gairah hidup" sahut Bao-yu-ping, sehingga membuat Bao-ci-lan semakin menunduk
"kalau ayah tahu, lalu kenapa ayah tidak menahan mereka dan membicarakan hal itu?"
"hahaha..hehehe" pertalian dengan keluarga she-taihap membutuhkan kesiapan mental
luar biasa dan pemahaman wawasan hidup yang luas, jika hal itu ada pada dirimu maka
tanpa dibicarakan pun pertalian itupun akan tersambung sendiri."
"hmh"apakah itu artinya saya belum siap mental dan kurang wawasan sehingga shetaihap tidak sedikitpun memandang padaku selama disini?"
"boleh dikatakan demikianlah anakku, namun waktumu masih panjang untuk memahami
hal-hal unik pada she-taihap, kalau ayah boleh tahu, siapakah diantara mereka yang telah
memikat hatimu?" "a..a..aku tidak tahu." jawab Bao-ci-lan sambil berlaari meninggalkan ayahnya, ayahnya
terkesima dan kemudian senyum sendiri melihat tingkah putrinya.
"Jim-kok" yang biasanya sepi dan sunyi, pagi itu dibanjiri banyak orang dari kalangan
persilatan, mereka menuju sebuah lapangan rumput yang luas dan hijau, hingga siang
orang-orang terus berdatangan, delapan ciangbujin telah duduk bersila ditengah-tengah
lapangan, Liang-song dari shaolin, Tang-kuang dari gobipai, Liu-ceng dari kunlunpai, Liejin dari Hoasanpai, Li-yuan dari thaisanpai, Bu-yang dari hengsanpai, Niu-liem daru
kotongpai dan Sim-lao-cin dari Butongpai
. Dipinggir lapangan banyak dikelilingi para pangcu dan kauwsu, para pendekar dunia
persilatan, ketika matahari sudah berada dipuncak, delapan orang yang menyebut dirinya
kwi-sian-pat muncul "hahaha..hahhaa"ternyata delapan ciangbujin sudah hadir memenuhi tantangan kami, itu
berarti delapan ciangbujin memiliki harga diri didepan para kalangan lioklim umumnya dan
ratusan pendekar yang berhadir saat ini." ujar Ma-tin-bow
"julukan kalian yang luar biasa baru muncul didunia persilatan, jadi tentu membuat
penasaran, jadi oleh sebab itu kami pun ingin belajar kenal." sahut Lie-jin tenang dan
penuh tantangan balik. "hahaha..hahaha..anda memang mempunyai nyali besar."
"demi sebuah tanggung jawab, tantangan kalian ini harus kami jawab, jadi kiranya kalian
bisa mengerti akan hal ini." sela Li-yuan
dunia-kangouw.blogspot.com
"hahaha..hahaha..benar..benar sekali ciangbujin, jadi sebelum pibu ini kita laksanakan,
kami akan bersulang segelas arak." ujar Ma-tin-bouw, lalu delapan mangkok dilemparkan
keatas, dan ketika sejajar dengan dadanya delapan mangkok itu terapung, lalu Ma-tinbouw menuang arak dari sebuah seguci, hingg delapan mangkok itu berisi, atraksi itu
membuat semuan penonton terkesima, lalu Ma-tin-bouw mengibaskan tangannya,
delapan mangkok berisi arak laksana pelor melesat kearah delapan ciangbujin.
Delapan ciangbujin dengan sikap waspada dan pengerahan tenaga sin-kang menerima
masing-masing mangkok "terimakasih atas suguhan araknya, namun arak tidak cocok untuk saya, jadi tolong
dimaafkan." Liang-song sambil menerima mangkok dan menelungkupkanya diatas tanah,
namun luarbiasanya air itu tidak tumpah karena sudah membeku didalam mangkok
"demikian juga saya, arak tidak baik untuk tubuh tua seperti saya." sela Tang-kuang, dan
berbuat hal yang sama dengan Liang-song
Sementara enam ciangbujin yang lain menerima, dan kemudian meminumnya, namun air
arak sudah membeku dan melekat kuat pada mangkok
"sepertinya arak ini kelihatannya enak dan harum, namun sebaiknya tuan rumah yang
duluan meminumnya." sahut Liu-ceng, dan mereka melempar kembali kearah Ma-tinbouw, Ma-tin-bouw menerima enam mangkok dengan jentikan jemari, sehingga enam
mangkok berjejer keatas dengan jarak satu jengkal, lalu berturut-turut Ma-tin-bouw
meminum enam mangkok arak.
Semua yang hadir berdecak kagum melihat atraksi luar biasa dari Ma-tin-bouw
"selanjutnya mari kita lakukan pibu dengan ketentuan siapa yang menang tidak boleh
digantikan yang lain, dan dari pihak kami?"
"biar saya twako yang pertama." sela Suma-xiau
"baik, Suma-xiau dari pihak kami akan maju terlebih dahulu." sahut Ma-tin-bouw. Sumaxiau melangkah ketengah lapangan
"siapa diantara ciangbujin yang akan menjajal saya!?" tanyanya dengan nada menantang.
"saya yang akan menjajal anda!" sahut Sim-lao-cin dari Butongpai sambil maju ketengah
arena "hmh..silahkan anda membuka serangan."
"baik lihat serangan!" sahut Sim-lao-cin sambil menerjang dengan jurus cengkraman yang
luar biasa cepat, Suma-xiau tidak berkelit namun memukul lengan Sim-lou-cin dari
samping "des?" dua lengan beradu, tangan sim-lou-cin mengibas dan membelit, namun
dipatahkan Suma-xiau dengan gerakan lengan cengkraman pada bahu dengan gesit, dan
dunia-kangouw.blogspot.com
"bretttt.." baju bagian bahu itu robek dan meninggalkan bilur merah dikulit, Sim-lou-cin
mencoba membalas dengan pukulan kearah dada Suma-xiau,
"plak?" pukulan itu dihadang telapak tangan Suma-xiau dan dengan dengan spontan
memelintir kepalan Sim-lou-cin dan disusul
"tuk.." sebuah totolan menghantam siku Sim-lou-cin.
Sim-lou-cin berusaha melepaskan plintiran dengan mendorong tubuh suma-xia sambil
kakinya mengait kuda-kuda suma-xiau, namun suma-xiau dengan gesit melompat
keudara dan mengayun tubuh sim-lou-cin sehingga terlempar, Sim-lou-cin dengan
ferakan poksai mendarat selamat diatas tanah, suma-xiau dengan pukulan jarak jauh
menyusulkan serangan "dhuar?" dua tenaga sakti beradu menimbulkan ledakan dahsyat, akibatnya Sim-lou-cin
terlempar dua tombak karena posisi kuda-kudanya yang masih labil, kemudian Sim-loucin bangkit dan memakai serangan susulan suma-xiau, pertempuran jarak dekat dengan
penggunaan sin-kang tingkat tinggi sangat mumukau.
Dua cianpwe bergerak saling melintir dan dorong, penjegalan kuda-kuda silih berganti,
namun setiap serangan dari suma-xiau membuat sim-lou-cin bergetar dan terdesak, dari
pertempuran selama seratus jurus nampaklah suma-xiau tidak mengerahkan seluruh
kemampuannya, karena baik tenaga dan kecepatan, suma-xia berada dua tingkat diatas
sim-lou-cin, nafas sim-lou-cin sudah sesak karena setiap benturan dia selalu kalah dan
sering mendapat totolan dan tamparan dari suma-xiau, sehingga dua puluh jurus
berikutnya sebuah pukulan masuk kedada sim-luo-cin, sehingga tubuhnya terpapar tiga
tindak dan ambruk sambil memuntahkan darah karena luka dalam.
Kemudian Niu-liem maju menggantikan sim-lou-cin yang sudah tidak berdaya, serangan
yang bagaikan naga terbang dan cebgkraman yang kuat mengarah pada suma-xiau,
suma-xiau tidak gugup, bahkan melawan keras dengan keras, dua cengkraman saling
bertemu, dan keduanya mengerahkan sin-kang untuk meremas jemari lawan, dengan
senyum sinis suma-xiau melemparkan Niu-liem, Niu-liem dengan poksai berbalik
menyerang dan menukik dari atas, sesaat suma-xiau tidak menduga sehingga ia
melompat kebelakang, dan dengan cepat berbalik menyerang, sebuag tendangan
melingkar mengarah punggung Niu-liem, Niu-liem tidak sempat mengelak sehingga
dengan mengerahkan sin-kang pada punggungnya menerima tendangan
"buk?" Niu-liem berguling ketanah untuk membuat jarak dan menyusun kembali
serangan. Keduanya bertarung dengan cepat, sehingga keduanya hanya nampak bayangan
samara, dentuman-dentuman beradunya dua pukulan sakti mebuat tempat itu bergetar,
dan setelah lebih seratus jurus, Niu-liem semakin terdesak, kecepatan serangan Sumaxiau laksana ombak menggulung tubuh Niu-liem
"buk..des"agh?" sebuah pukulan menghantam perut dan tendangan pada lambung
membuat Niu-liem terhempas mencium tanah, nafasnya sesak dan pandangannya
berkunang-kunang. dunia-kangouw.blogspot.com
Lalu Bu-yang dari Hengsanpai maju dengan dua buah pedang, gerakan pedang yang
sangat dahsyat dan berbahaya, Suma-xiau dengan tenang berkelit dan mengimbangi
serangan senjata sampai empat puluh jurus, semua serangan Bu-yang luput karena
kecepatan suma-xiau masih diatasnya, tapi Bu-yang dengan telaten berusaha mendesak
suma-xiau yang tidak dapat membalas karena pedangnya laksana kincir melindungi
tubuhnya. Suma-xia mengeluarkan senjatanya berupa tombak bertunas dua
"trang..trang.." dua kali ujung tombak beradu dengan pedang, membuat Bu-yang merasa
kesemutan, pertarungan dengan senjata berlangsung hebat, sabetan kedua pedang Buyang mengauang mencecar tubuh suma-xiau, namun putaran tombak dan tusukan sumaxiau membendung semua serangan.
Seratus jurus kemudian gulungan tombak suma-xiau makin menggiriskan, celah
pertahanan Bu-yang makin lemah karena benturan tenaga sakti, sehingga
"tuk..cret"agh..:" pangkal tombak menotol perut Bu-yang sehingga perutnya bergetar
mual, dan disuusl mata tombak berbalik menggores pahanya sehingga darahnya
mengucur, Bu-yang terduduk sambil meringis kesakitan, dan akhirnya ia muntahkan isi
perutnya dan menggeloso lemah ditanah.
Tiga orang ciangbujin sudah dikalahkan suma-xiau, para penonton merasa takjub akan
kekosenan suma-xiau, melawan tiga ciangbujin berturut-turut merupakan hal yang luar
biasa, kesaktian suma-xiau menurut para penonton sudah tidak terukur lagi, mata mereka
makin tidak berkedip saat Li-yuan maju dengan sebuah pedang bersinar merah, serangan
bertubi-tubi dikerahkan dengan dorongan sin-kang dan gin-kang, namun lawan kali ini
adalah suma-xiau yang kosen luar biasa, tombaknya diputar sedemikian rupa
membendung gulungan pedang Li-yuan.
Siang sudah berganti malam, pertempuran kedua orang sakti itu semakin dahsyat dan
seru, para penonton membuat api unggun sehingga tempat itu menjadi terang benderang,
para penonton melihat berapa Li-yuan sangat terdesak oleh permainan tombak Sumaxiau.
?"breett..crak"aghhh" desss?" sebuah sambaran mata tombak merobek baju bagian
dada, dan dengan luar biasa mata pedang menyayat bahu Li-yuan dan lalu disusul
sebuah pukulan sakti menghantam ulu hati Li-yuan, Li-yuan terhempas ketanah setelah
terlempar lima tindak, pertarungan pun berhenti
"hahaha..hahha". ternyata Suma-xiau telah menguasai arena pertempuran, empat
ciangbujin berturut-turut." ujar Ma-tin-bouw
"sungguh Kwi-sian-pat membuat takjub, baru salah seorang darinya sudah merupakan
tokoh kosen yang tak tertandingi." sela seorang penonton berumur lima puluh tahun, ia
adalah seorang kauwsu dari Lokyang.
"dan untuk lebih serunya pibu ini, dua dari kami akan menantang empat ciangbujin." ujar
Ma-tin-bouw sambil melangkah maju, dan disisinya maju rekannya Bu-leng, empat
ciangbujin saling pandang
dunia-kangouw.blogspot.com
"kehebatan kwi-sian-pat memang mengejutkan, dan kami berempat juga ingin meminta
petunjuk." sahut Liang-song, lalu empat ciangbujin maju, dan Bu-leng langsung
menyerang Tan-kuang dan Lie-jin, sementara Ma-tin-bouw berhadapan dengan Liangsong dan Liu-ceng, dua kelompok pertarunganpun berlangsung sangat ramai dan
menegangkan. Rosario Liang-song menderu mendesak kedudukan Ma-tin-bouw sementara Liu-ceng
dengan tongkatnya menyerang dari sisi lain, Ma-tin-bouw mengimbangi kedua serangan
itu dengan pedangnya dalam rangkaian jurus"kwi-ban-luikong-kiam" (pedang kilat selaksa
iblis) gerakannya demikian cepat dan menggiriskan, suara beradunya senjata membuat
suara berdentang dan percikan bunga api, Bu-leng dengan hauwcenya yang menyala
menghadapi dua bilah pedang dari Tan-kuang dan Lie-jin.
Semakin larut, pertarungan itu semakin gencar dan seru, suara deru pukulan-pukulan
sakti telah membuat areal itu laksana dihantam badai, beberapa pohon dipinggit area
telah tumbang kena sasaran pukulan dari enam orang sakti itu, bahkan rerumputan
disekitarnya menjadi gundul atau rebah laksana baru dilanda angina putting beliung.


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata menjelang pagi kedua rekanan kwi-sian-pat telah berada diatas angina, masingmasing kedua lawan mereka dapat didesak dengan hebat, Tan-kuan terpaksa
menggeloso ditanah saat sebuah ketukan hauwce Bu-leng menghantam dadanya, dan
tidak berapa lama Lie-jin terlempar karena dorongan pukulan sakti yang menghantam
lambungnya, baru lima belas menit Bu-leng menghentinkan pertarungan, Liu-cen menjerit
karena tangannya putus ditebas pedang Ma-tin-bouw, dan disusul tubuh Liang-song
melabrak sebuah pohon sehingga tumbang karena menerima pukulan hebat pada
perutnya. Decak kagum terdengar demikian riuh, para penonton benar-benar terkseima akan
kekosenan kwi-sian-pat, sehingga ketika matahari naik diufuk timur, dan pertempuran pun
sudah tidak ada lagi, maka mereka hendak bubar.
"tunggu dulu para pendekar dan hohan semua, pibu ini telah kalian saksikan, dan
tentunya ada hal yang harus kalian fahami." sela Ma-tin-bouw
"apa yang harus kami ketahui!?" tanya Li-yuan
"dari pibu ini kami ingin menyatakan bahwa saat ini dunia persilatan ada dalam
genggaman kami." "mungkin anda salah, karena menundukkan kami delapan partai besar bukan kunci
menguasai liok-lim, karena bukan kami mercusuar liok-lim." sahut Li-yuan
"hahaha..hahaha".benar, tapi kekalahan kalian adalah bukti betapa kami pantas
menjagoi delapan penjuru angin."
"kekalahan kami tidaklah akan memuaskan rasa ingin ketenaran kwi-sian-pat, kalau
memang hebat pulau kura-kura dengan Pat-hong-heng-te yang menjadi mercusuar, harus
dapat kalian kalahkan."
dunia-kangouw.blogspot.com
"hehehe..hehehe" tidak berapa lama lagi kalian akan mendengar betapa pulau kura-kura
akan kami gilas habis." sela Tan-lou-pang
"kami akan menunggu berita menggemparkan itu." sela para penonton dengan suara
bergemuruh, lalu orang-orang itu pun bersamaan meninggalkan jim-kok, dan dalam
sekejap tempat itu sepi dan sunyi.
Sejak itu seantoro rimba hijau mengenal keberadaan Kwi-sian-pat, kalahnya delapan
ciangbujin menjadi buah bibir dan berita hangat disetiap pelosok desa dan kota, dan hal
itu sebagian besar para kalangan rimba hijau menjadi cemas, dan juga tidak sedikit yang
memuji kekosenan kwi-sian-pat, terlebih mereka dari kalangan hek-to, janji Kwi-sian-pat
yang akan menggilas pulau kura-kura menjadi sebuah impian menyenangkan bagi
mereka. Kwi-sian-pat mulai mengadakan perjalanan kewilayah utra, dua bulan kemudian mereka
sudah sampai di kota Hehat, mereka memasuki sebuah likoan yang cukup ramai,
kedatangan delapan orang tua itu membuat para tamu merasa was-was, karena kabar
munculnya kwi-sian-pat yang terdiri dari delapan orang lanjut usia telah menggemparkan
seluruih wilayah timur. Kwi-sian-pat dengan santai melahap makanan yang disediakan, berbagai aneka makanan
yang dipesan tandas dalam perut mereka, empat guci arak juga mereka habiskan
"kita sebaiknya menginap dua hari disini sebelum melanjutkan perjalanan." ujar Ma-tinbouw.
"demikian juga bagus Ma-twako, dan saya juga ingin rilek di rumah bordil,
hehehe..hehehe.." sela Suma-xiau
"pelayan"." seru Bu-leng-ma
"iya tuan.." "sediakan tujuh kamar untuk kami!"
"baik".mari saya antar keatas tuan!" sahut pelayan, lelu merekapn naik ketingkat atas
dan memasuki kamar masing-masing, Yang-ma-kui dan Zhang-kui-lan satu kamar,
keduanya langsung bergumul mesra diatas ranjang, sementara yang lain membersihkan
diri dang anti baju. Saat malam tiba, enam dari kwi-sian-pat keluar mendatangi rumah bordil, kedatangan
mereka membuat para gadis penghibur berduyun-duyiun mendekati, bibi lou sibuk
memuji-muji gadis-gadisnya didepan enam lelaki tua itu.
"gadis-gadis disini cantik dan pandai menghibur tuan, ditanggung tuan-tuan tidak akan
kecewa. "baguslah kalau begitu, suruhlah mereka kesini!" sahut Suma-xiau, lalu degan lengganglenggok menggoda bibi-lou meneriaki gadis-gadisnya, dua puluh gadis muda dan cantikcantik keluar dengan senyum dan tawa cekikikan.
dunia-kangouw.blogspot.com
"kalian layani tuan-tuan ini, jangan buat mereka kecewa!" perintah bibi-lou, dua puluh
gadis itu menegerubuti enam lelaki tua itu dengan senyum memikat.
Gu-siang dengan begitu bernafsu mengambil tiga gadis dan membawanya kemeja lain,
dengan senyum penuh birahi ia memeluk dan meremas-remas tiga gadis tersebut yang
menjerit-jerit nakal sambil cekikikan, mereka berpesta sambil minum-minum, setelah itu
mereka memasuki kamar untuk pesta lebih lanjut, sementara di penginapan Yang-mai-kui
dan Zhang-kui-lan mereguk nikmatnya birahi, namun setelah keduanya tuntas penyakit
keduanya kumat, diatas ranjang mereka bertempur sehingga ranjang tersebut ambrol.
Pemilik likoan terkejut dan beberapa tamu yang menginap, namun mereka hanya berani
berdiri di selaras ruangan, suara beradunya senjata terdebgar, bahkan barang-barang
dikamar terdengar hancur remuk, Zhang-kui-lan melompat dan menrobos atap, lalu
pertempuran berlanjut di atas atap,
"jangan lari..!" teriak Yang-ma-kui
"siapa yang lari, ayok kesini..!" tantang Zhang-kui-lan, keduanya melanjutkan pertarungan
diatas atap, keduanya saling mengerahkan kemampuan, kadang mereka bertempur
sambil lari sehingga mereka sampai di luar pintu gerbang kota.
Sampai Menjelang pagi pertempuran masih berlangsung, sehingga suatu ketika golok
Zhang-kui-lan melukai kaki Yang-ma-kui, saat melihat darah kekasihnya, zhang-kui-lan
melempar goloknya sambil meraung mengejar kekasihnya, Yang-ma-kui juga melempar
goloknya dan duduk ditanah, dengan bersimbah air mata zhang-kui-lan membersihkan
luka dikaki yang-ma-kui, pertarungan hebat itu berubah drastic menjadi ajang
mencurahkan kasih sayang dan perhatian, diantara keduanya.
Setelah luka itu dibalut, keduanya kembali ke penginapan, para tamu yang melihat
mereka heran dan saling berbisik, namun ketika mereka menatap mata sepasang kekasih
itu mereka segera menyingkir, Zhang-kui-lan membawa kekasihnya kedalam kamar,
namun kemudiian ia keluar dan meinta pelayan membereskan kamar mereka yang porakporanda.
Menjelang siang enam rekannya kembali ke penginapan sambil tertawa-tawa, mereka
mengambil tempat duduk dan memesan makanan, ketika mereka bersantap, zhang-kuilan dan yang-ma-kui turun dan bergabung dengan enam rekannya
"hahaha..hahaha"siapa kali ini yang terluka?" goda suma-xia
"apa urusannya denganmu suma jelek!?" tantang zhang-ma-kui
"hehehe..hehehe". hubungan cinta yang unik, dimana luka bagian dari interaksi cinta
diatara kalian, sudah jangan dimasukkan kedalam hati." sela Bu-leng-ma."
"benar aku hanya bercanda, dan kadang kalau dipikir aku iri dengan hubungan kalian
yang seperti itu." ujar Suma-xiau.
dunia-kangouw.blogspot.com
"yah..sudahlah, mari kita lanjutkan makannya." sela Tan-lou-pang, lalu merekapun makan
dengan lahap, semua tamu yang diam-diam memperhatikan geleng-geleng kepala
melihat keanehan delapan orang lanjut usia itu.
"besok apa yang kita lakukan dikota ini?" tanya Bu-leng-ma
"kita mendatangi rumah kungcu dan mengundang para kauwsu untuk bertemu."
"untuk apa kita mengundang para kauwsu?" sela suma-xiau
"kita akan mengambil alih kota ini untuk mendapatkan kekayaan."
"detailnya bagaimana maksudnya Ma-twako?" tanya tan-lou-pang
"kota ini adalah kota besar dan padat, merupakan kota perdagangan antar wilayah, jadi
pendapatan kota ini sangat banyak."
"lalu apa hubungannya dengan para kauwsu?" sela Yang-ma-kui
"para kauwsu akan kita tugaskan untuk memungut pendapatan tersebut sekaligus
membawanya ke kota Bao, dan disamping itu pendapatan kauwsu juga kita ambil
beberapa persen" "kalau begitu piauwkiok juga lahan bagus untuk itu." sela Bu-leng-ma
"benar, dan kita akan mendapatkan jumlah pendapatan yang besar." sela suma-xiau,
delapan orang itu tertawa dengan gembira.
Keesokan harinya merekapun mendatangi rumah Kao-kungcu
"berhenti orang tua, ada urusan apa mendatangi kediaman taijin!?" cegat dua orang
penjaga pintu gerbang "kalian cepat sampaikan pada majikanmu, bahwa kwi-sian-pat hendak bertamu." ujar
suma-xiau dengan bibir mencibir, mendengar julukan itu kedua pengawal terkesima,
julukan itu akhir-akhir ini sangat santer
"tunggu kalau begitu, akan kami sampaikan dulu pada taijin." sahut seorang dari
pengawal sambil segera berbalik dan berlari kedalam.
Kao-taijin dating bersama delapan orang pengawal pribadinya yang terdiri dari para
pesilat tangguh dikota Hehat
"selamat datang kekediamanku?" kepada kwi-sian-pat, ada urusan apakah sehingga datang "bagus taijin, anda tahu diri untuk datang menyambut kami, dan hal ini akan membuat
anda selamat, namun hal ini akan berkelanjutan jika anda menuruti keinginan kami." sahut
Ma-tin-bouw dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh".apakah isebenarnya maksud kedatangan kalian!?" tanya Kao-taijin dengan muka
merah "hehehe..hehehe".jangan kamu berlagak didepan kami taijin, kami datang hendak
menguasai kota Hehat, dan jika anda mau bekerjasama, maka anda akan selamat, tapi
sebaliknya jika tidak kamu dan seluruh keluargamu akan kami kirim kea lam maut." sahut
Ma-tin-bouw, mendengar itu delapan orang pengawal Kao-tai-jin mencabut pedang dan
bersikap siap menyerang "hahaha..hahaha". sekali kau salah mengambil keputusan maka nyawamu akan lenyap."
ancam Ma-tin-bouw, Kao-taijin meragu untuk menyuruh pengawalnya melawan, julukan
kwi-sian-pat sangat menggegerkan, tapi dia ingin tahu sampai dimana kekuatan orang
yang hendak menindasnya ini.
"aku tidak akan ikuti kemauan kalian tapi dengan syarat."
"hik..hik"apa syaratmu itu taijin!?" sela Zhang-kui-lan
"jika seorang dari kalian mampu mengalahkan delapan pengawalku ini, maka aku akan
menuruti kalian." "hik..hik"boleh, heh..! kalian semua majulah, dan siap menerima hajaranku." sahut
Zhang-kui-lan maju tiga langkah, delapan pengawal pribadi taijin maju serempak
melangkah kedepan, wajah delapan orang itu penuh amarah karena diremehkan nenek
yang masih kelihatan cantik ini.
"apakah kalian sudah siap!?" tantang Zhang-kui-lan
"sialan"lihat serangan!" teriak seorang lelaki berbadan tinggi besar dan rambut dikucir,
dengan sebuah tendangan ia menyerang Zhang-kui-lan, zhang-kui-lan mengelak
kesamping "wuut..wuut"buk".aghh?" Zhang-kui-lan memukul kaki tersebut dari samping namun
kaki itu cepat berlipat, kemudian zhang-kui-lan menyusulkan pukulan kedada, namun
lelaki itu menghindar kesamping, dan tanpa diduga tendangan kiri zhang-kui-lan bergerak
menghantam perut, melihat kawan mereka membungkuk sambil memegangi perut hanya
dengan tiga tindakan, lalu berbareng mereka menyerang.
Zhang-kui-lan bergerak cepat dan gesit, gerakannya yang luar biasa membuat
pengeroyoknya kalang kabut, dan dalam dua puluh jurus delapan orrang itu ambruk
bergedebuk ketanah dengan wajah memelas kesakitan sambil memegangi bagian tubuh
mereka yang kena pukulan dan tendangan zhang-kui.
"bagaimana taijin, apakah syarat anda terpenuhi!?"
"baiklah, aku akan menuruti kemauan kalian." sahut Kao-taijin dengan muka pucat dan
terkesima dengan apa yang ia saksikan, delapan pengawalnya adalah jago-jago kota
Hehat, namun dengan waktu singkat mereka di robohkan seorang dari kwi-sian-pat.
"bagus, sekarang kita masuk kedalam dan akan membicarakan rencana lebih lanjut." sela
Ma-tin-bouw, lalu merekapun memasuki rumah dan duduk diruang tengah yang luas
dunia-kangouw.blogspot.com
"taijin".sebagaimana saya katakana tadi bahwa kota Hehat kami ambil alih, jadi sebelum
kita bahas hal lainnya, suruh pengawalmu untuk menyampaikan undangan kepada
pimpinan bukoan dan piauwkiok, untuk bertemu dengan kami disini nanti malam."
"baiklah kalau begitu, saya akan suruh pengawal saya menemui mereka." sahut Kaotaijin, lalu sepuluh orang pengawal disuruh menemui orang-orang yang dimaksud
"sediakan kamar dan beberapa pelayan untuk melayani kami." ujar Ma-tin-bouw, kao-taijin
mengangguk dan memerintahkan enam orang pelayan wanita untuk melayani keperluan
kwi-sian-pat, kemudian merekapn bersantai dikamar masing-masing sambil menunggu
malam. Ketika enam kauwsu dan empat pangcu dating, pertemuan diruang tengah pun digelar
"kalian tentu heran kenapa kami undang kesini." tanya Ma-tin-bouw
"benar cianpwe, ada apakah gerangan sehingga cianpwe mengundang kami?"
"kamu siapa?" "saya adalah Cu-lu-kang, seorang kauwsu."
"Cu-lu-kang dan kalian semua jika ingin selamat harus menuruti kemauan kami, dan siapa
yang enggan silahkan berdiri untuk saya cabut nyawanya." sahut Ma-tin-bouw dengan
tengas, sepuluh orang itu terkejut dan merinding ketakutan.
"apa yang harus kami lakukan cianpwe!?"
"bagus itu tandanya kalian setuju dan mau bekerjasama, nah..dengarlah oleh kalian, kota
Hehat ada dalam genggaman kami, dan saya minta setengah dari pendapatan kota
adalah bagian kami, dan seperempat dari pendapatan kalian diberikan kepada kami, apa
kalian mengerti!?" ujar Ma-tin-bouw
"kami mengerti, apakah cianpwe akan berdiam di kota ini?" tanya seorang dari mereka
"tidak..kami tidak berdiam disini, jadi semua pendapatan tadi setiap bulan kalian sepuluh
bertanggung jawab untuk mengirimkannya kekediaman kami dikota Bao."
"baiklah, jika memang demikian." sahut Cu-lu-kang.
"bagus, kami akan berada disini sampai pada pengiriman pertama kekota Bao, dan
selanjutnya kalian sepuluh yang mengurus beserta taijin." ujar Ma-tin-bouw, merekapn
mengangguk bersamaan. "kalian boleh pulang!" ujar Ma-tin-bouw, dan kesepuluh oarng itu pun meninggalkan
kediaman taijin, kediaman kao-taijin menjadi tempat nyaman bagi kwi-sian-pat
Sebulan kemudian pengiriman upeti pertama kekota Bao pun dilakukan, tiga ratus tahil
emas dan seribu tahil perak menjadi bagian kwi-sian-pat, dua hari setelah piauwkiok yang
dunia-kangouw.blogspot.com
bertugas membawa upeti tersebut berangkat, kwi-sian-pat pun meninggalkan kota Hehat
untuk melanjutkan perjalanan.
Kwi-sian-pat memasuki kota Sinyang setelah enam bulan kemudian, kehaadiran mereka
yang banyak dikenal setelah pibu di jim-kok membuat warga cemas dan ketakutan, sepak
terjang kwi-sian-pat cendrung menindas terlebih mereka mengakui akan menghabisi
pulau kura-kura yang merupakan ikon kebaikan dunia saat itu.
Kwi-sian-pat menuju tempat kediaman Ui-hai-liong-siang, dua orang pembantu Ui-hailiong-siang sedang sibuk melayani para pembeli rempah-rempah, kedatangan delapan
orang itu membuat dua pelayan dan pembeli heran
"selamat siang cianpwe, apakah yang dapat saya Bantu cianpwe?" sapa seorang dari
pembantu tersebut "apakah Ui-hai-liong-siang ada!?" tanya Ma-tin-bouw
"oh"tuan besar ada, tunggu sebentar." sahut pembantu, kemudian ia keluar dari toko dan
masuk kerumah induk. Tidak lama kemudian ia keluar bersama Yo-hun, saat itu hanya Yo-hun dan istrinya yang
berada dirumah, sementara putra dan mantunya sedang melawat ke Kun-leng setelah
cucunya Yo-han berumur tiga tahun
"selamat siang, ada urusan apakah sehingga para sicu datang ketempat kami?" sapa Yohun
"hmh"kedatangan kami bukan hal yang baik bagi Ui-hai-liong-siang." sahut Ma-tin-bouw
"maksudnya bagaimana sicu dan siapakah kalian?"
"kami adalah kwi-sian-pat, dan maksud kami hendak menjajal kemampuan Ui-hai-liongsiang."
"ooh..demikian rupanya, saya juga mendengar kekalahan delapan ciangbujin ditangan
kalian." "bagus kalau begitu, dan juga sudah saatnya Ui-hai-liong-siang keluar dari dunia
persilatan." "hehehe..hehe"kalau kami keluar, apa yang hendak kalian perbuat?"
"tentunya menguasai seluruh Tionggoan, jadi bersiaplah untuk menerima tantangan
kami." "siapa mereka ini Hun-ko?" tanya Siangkoan-lui-kim yang tiba-tiba keluar dari dalam
rumah. "mereka kwi-sian-pat hendak menantang kita." sahut Yo-hun
dunia-kangouw.blogspot.com
"nah..! Ui-hai-liong-siang sudah ada dihadapan kita, jadi mari kita gasak." sela Yang-makui sambil menerjang kearah Yo-hun, dan kekasihnya Zhang-kui-lan menyerang
siangkoan-lui-kim, para pembeli yang ada diareal samping rumah induk melihat dan
menyaksikan pertarungan luar biasa dari dua pasang tokoh tua.
Dua pasang tokoh tua itu bertarung secara bersamaan, gerakan masing-masing
pasangan saling mendukung, Ui-hai-liong-siang dengan dua bilah pedang sementara
sepasang kekasih itu dua bilah golok, saling serang dan saling jegal berlangsung seru,
pukulan-pukulan berhawa sakti dikeluarkan, gerakan senjata yang cepat dan gesit saling
menyambar. Arena pertempuran itu bergetar akibat pukulan sakti yang beradu dan juga hangar bingar
karena deru dan dentangan senjata yang beradu, serangan Ui-hai-liong-siang dalam
rangakaian thian-te-it-kiam bertubi-tubi dan saling susul menyusul memapaki serangan
sepasang golok dari rekanan kwi-sian-pat, gerakan yang lincah dan gesit membuat empat
petarung itu sukar untuk diikuti mata telanjang penonton yang awam, hanya enam
rekanan kwi-sian-pat yang dapat mengikuti pertarungan tersebut.


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dua ratus jurus kemudian ui-hai-liong-siang dapat mendesak pasangan kekasih tersebut,
gabungan ilmu Ui-hai-liong-siang memang amat kokoh dan dahsyat, Yang-ma-kui
berusaha memisahkan diri, sehingga pertarungan jadi dua kelompok, trik ini merupakan
usaha untuk membendung desakan dari suami istri kosen tersebut, namun celakanya trik
ini bukan menguntungkan tapi sangat berbahaya, karena satu-lawan satu ternyata Yo-hun
dan Siangkoan-lui-kim lebih luas perkembangan jurus-jurusnya.
Dan baru tiga jurus setelah memisahkan diri, yang-ma-kui menjerit karena sebuah
pukulan pek-lek-jiu mendarat telak diperutnya, ia terlempar dengan perut terasa mual,
untungnya tenaga saktinya cepat melindungi organ dalamnya sehingga ia hanya
mendapat luka ringan, dan tidak lama kemudian zhang-kui-lan mundur dengan berpoksai
karena lengannya tergores berdarah akibat sabetan jitu dari soangkoan-lui-kim.
Pertempuran sesaat terhenti, lalu Yang-ma-kui dan Zhang-kui-lan kembali bersamaan
membangun serangan, dan pertempuran kembali menyatu, Ui-hai-liong-siang dengan
tenang melayani format permainan sepasang lawannya, dan dua puluh jurus kemudian
kembali Ui-hai-liong-siang mendesak pasangan rekanan kwi-sian-pat, sehingga pada satu
kesempatan Ui-hai-liong-siang menembus pertahanan zhang-kui-lan dan Yang-ma-kui
"breeet".cep".brettt..buk?" pedang siangkoan-lui-kim merobek bahu yang-ma-kui, dan
disusul tusukan pada paha kiri zhang-kui-lan, sementara pedang Yo-hun merobek
lambung zhang-ma-kui dan disusul pukulan saktinya mengenai perut yang-ma-kui, yangma-kui terlempar lima tindak dan ambruk, sementara zhang-kui-lan berguling ketanah
sambil meringis kesakitan, dua lukanya bersimbah darah.
"luar biasa, ternyata Ui-hai-liong-siang bukan nama kosong." ujar Tan-lou-pang, kemudian
ia menerjang Yo-hun dan suma-xiau menyerang siangkoan-lui-kim, pertarungan kembali
berlangsung dalam dua kelompok, Tan-lou-pang dengan dua senjatanya suling dan kipas
menghadapi ilmu thian-te-it-kiam dari Yo-hun, trik-trik berbahaya dikeluarkan, kembang
jurus digunakan untuk menipu lawan, pertempuran antara yo-hun dan tan-lou-pang
sangat alot dan dahsyat. dunia-kangouw.blogspot.com
Seratus jurus segera berlalu, pertarungan dua lelaki kosen itu semakin seru dan cepat,
sampai sekian lama pertempuran keduanya seimbang, lain halnya dengan pertarungan
Ma-tin-bouw dengan siangkoan-lui-kim, menginjak jurus keseratus lima puluh, Ma-tinbouw terdesak hebat, dua luka di bagian bahu dan lengannya sudah membuat ia lemah,
sehingga ketika pukulan pek-lek-jiu dari siangkoan-lui-kim telak mendarat dipunggungnya,
sehingga membuat Ma-tin-bouw jatuh tengkurap dan meluncur diatas tanah hingga dua
tombak. Ma-tin-bouw memuntahkan darah segar, dia harus mengakui keunggulan siangkoan-luikim, tiba-tiba dua kakek kembar Gu-siang dan Gu-liang maju mengeroyok siangkoan-luikim, siangkoan-lui-kim menghindar dan menjauh
"apakah kwi-sian-pat tidak malu mengeroyok?" tegur siangkoan-lui-kim
"hehehe..hehhee"seharusnya kami berdelapan mengeroyok kalian berdua, ini hanya
kami berdua melawan kamu seorang, apakah kamu takut?" sahut Gu-siang
"hik..hik"diri sendiri yang pengecut mangatakan orang takut..cih?" tantang siangkoanlui-kim.
Gu-siang dan Gu-liang tanpa komentar langsung menyerang siangkoan-lui-kim, hari
sudah sangat sore, pertempuran antara yo-hun dan tan-lou-pang semakin pada
puncaknya, tiga ratus jurus sudah berlalu, Tan-lou-pang yang merupakan orang tersakti
diantara kwi-sian-pat mulai terdesak, serangan Yo-hun semakin dipergencar, sehingga
tan-lou-pang tersudut dan berusaha berguling menghindar, namun laksana naga marah
karena melihat istrinya dikeroyok, yo-hun tidak memberi kesempatan dan dengan
serangan susulan pedangnya mengejar dan
"craat"trang?" punggung tan-lou-pang tergores pedang dan sulingnya untung masih
dapat menagkis sabetan pedang pada pinggangnya.
Yo-hun melihat tan-loupang terdiam dengan nafas sesak langsung melompat ke arah
istrinya, namun Suma-xia dan Bu-leng-ma melompat dan menyerangnya, Yo-hun
terpaksa menunda untuk membantu istrinya, dan menghadapi dua lawan segar ini, Yohun yang sudah mengalami pertempuran lama dengan tan-lou-pang berusaha untuk
mengimbangi dua serangan dahsyat dari suma-xiau dan Bu-leng-ma, sampai seratus
jurus ia masih dapat menguasai keadaan, walaupun malam sudah merambat
pertempuran masih berlangsung, halaman kediaman Ui-hai-liong-siang yang luas sudah
porak-poranda. Pertarungan antara sikakek kembar dengan siangkoan-lui-kim masih berlangsung seru
dan menegangkan, kenyataannya sikembar dan siangkoan-lui-kim seimbang, para
tetangga sedari sore hari melihat dengan harap-harap cemas akan pertarungan yang luar
biasa seru dan menegangkan itu, tapi Ui-hai-liong-siang memang patut dipuji akan
kekosenannya menghadapi tindasan kwi-sian-pat yang berusaha merobohkan mereka.
Tan-lou-pang setelah beristirahat sejenak kembali maju mengeroyok Yo-hun, yo-hun yang
tadinya dapat mempertahankan diri dari tekanan hebat suma-xiau dan Bu-leng-ma
terpaksa bertahan sambil mundur, dan kenyataannya lagi yang-ma-kui bergerak
membantu sikakek kembar mendesak siangkoan-lui-kim, kali ini ui-hai-liong-siang
terdesak hebat, namun suami istri ini berusaha bertahan dan melawan.
dunia-kangouw.blogspot.com
Yo-hun mundur mendekati istrinya, sehingga keduanya saling menempel bahu, dan ini trik
yang jitu untuk bertahan dan melawan, enam rekanan kwi-sian-pat menyerang mebabi
buta, dan kekuatan ui-hai-liong-siang semakin kokoh dalam bertahan, enam kwi-sian-pat
merasa buntu menghadapi suami istri luar biasa itu, mereka terus bergerak sambil melihat
celah dan peluang untuk serangan mematikan, namun hamper menjelang pagi Ui-hailiong-siang masih dapat bertahan.
"kita serang dengan pukulan hawa sakti.." ujar Tan-lou-pang, lalu enam orang itu
mengerahkan pukulan pamungkas masing-masing, dan takpelaknya zhang-kui-lan dan
Ma-tin-bouw mengambil posisi dari dua sisi samping ui-hai-liong-siang, delapan pukulan
hawa sakti menderu suami istri yang saling adu punggung tersebut, Ui-hai-liong-siang
bersiap dengan pertahanan terakhir menyambut delapan kekuatan dahsyat dari kwi-sianpat
"dhuar?"brak"brak".brak"." suara ledakan dahsyat memakakan telinga terdengar,
suma-xiau terlempar melabrak pintu rumah ui-hai-liong-siang, Ma-tin-bouw terlempar
melabrak dinding pagar dan Gu-siang terlempar melabrak pagar, dan yang lainnya hanya
tergeser dua sampai tiga tindak, namun hal menyedihkan bagi pasangan suami istri kosen
itu, mereka amblas terbenam sampai kepinggang dengan muka pucat dan darah meleleh
dari sudut bibir keduanya.
Suami istri luarbiasa itu tewas seketika dengan organ dalam hancur berantakan,
keduanya tewas dalam posisi terbenam dan punggung mereka saling menempel, empat
rekanan kwi-sian-pat berdiri dengan tertatih-tatih melihat suami istri itu, empat diatara
mereka pingsan yakni sikakek kembar, suma-xiau dan Ma-tin-bouw, suasana sangat sepi
dan mencekam, para tetangga yang menonton di serambi rumah masing-masing tidak
bergerak, demikian juga dua pembantu Ui-hai-liong-siang.
Ketika matahari terbit, empat rekanan kwi-sian-pat membawa empat rekannya yang
pingsan meninggalkan kediaman Ui-hai-liong-siang, setelah keadaan aman, barulah para
tetangga mendekati halaman kediaman Ui-hai-liong-siang, dua pembantu Ui-hai-liongsiang meratapi kematian majikannya, dan para tetangga bersama-sama menggali tanah
dan mengeluarkan suami istri itu dari dalam tanah, kemudian mereka membawanya
kedalam rumah. Sampai siang rumah Ui-hai-liong-siang semakin banyak didatangi warga yang melayat,
kematian pasangan kosen itu membuat kota sinyang gempar, sementara Kwi-sian-pat
langsung meninggalkan kota sinyang dan istirahat disebuah hutan, empat rekanan
mereka yang pingsan diletakkan.
Dua jam kemudian suma-xiau siuman, kemudian disusul Ma-tin-bouw dan Gu-siang, lalu
tidak berapa Gu-liang pun siuman, namun mereka terluka dalam, sehingga meraka hanya
dapat rebah dengan muka pucat, luka-luka luar mereka diobati dan dibalut Tan-lou-pang,
kemudian mereka didudukkan, suma-xiau dengan dibantu Bu-leng-ma mengerahkan sinkang untuk mengobati luka dalamnya, demikian juga dengan Gu-siang dibantu Yang-makui dan Gu-liang dibantu Zhang-kui-lan, selama tiga jam usaha pengobatan itu dilakukan,
barulah keadaan tiga rekan mereka itu agak mendingan, dan muka mereka tidak pucat
lagi, namun, mereka tidak bisa mengerahkan tenaga sin-kang dan harus mendawamkan
minum obat pencuci darah setidaknya selama dua bulan.
dunia-kangouw.blogspot.com
Yang paling parah adalah Ma-tin-bouw, karena ia tidak bisa membuka jalan darahnya,
Tan-lou-pang tidak bisa membantu pengobatan lukanya
"kita harus mencari tabib untuk memulihkan Ma-twako." ujar Tan-lou-pang
"apakah Ma-twako sangat parah?" tanya Yang-ma-kui
"benar, dia sangat lemah sehingga untuk membuka jalan darahnya ia tidak mampu."
"kalau begitu kita harus secepatnya mendapatkan tabib untuknya, sementara itu Ma-tinbouw tiba-tiba muntah darah untuk kesekian kalianya, nafasnya makin sesak.
Empat kwi-sian-pat segera membopong empat rekannya yang lain dan berlari cepat untuk
melanjutkan perjalanan, disebuah desa kecil mereka mendapatkan seorang tabib
setelaah bertanya kepada orang kampung, tabib itu dipanggil Coa-sinse dan berdiam di
pinggir desa, merekapun segera ketempat si tabib.
Coa-sinse yang berumur enam puluh tahun sedang menjemur ramuan obat diatap
rumahnya. "apakah kamu Coa-since!?" tanya Tan-lou-pang
"benar"kalian ini siapa dan ada keperluan apa?"
"empat teman kami sedang terluka, jadi kami butuh pengobatan segera." Sahut Tan-loupang sambil merebahkan Ma-tin-bouw.
Coa-sinse segera mendekati Ma-tin-bouw dan memegang urat nadinya, kemudia dengan
seksama ia memperhatikan wajah Ma-tin-bouw sambil menekan-nekan dada dan pupil
matanya "hmh".teman kalian ini lukanya sangat parah." desahnya sangat berat
"apakah dapat diobati?"
"dia bisa diobati namun saya hanya dapat meringan derita sakit yang dialaminya."
"kenapa demikian?"
"ramuan untuk luka dalamnya tidak saya miliki."
"apa ramuan yang dapat mengobatinya sinse?" sela Bu-leng-ma
"tunggu sebentar saya akan masak obatnya dulu baru kita bicarakan." sahut Coa-sinse
dan segera masuk kedalam pondoknya.
Satu jam kemudian coa-since keluar, dua poci abat dia bawa keluar, satu poci obat
berwarna merah diminumkan kepada Ma-tin-bouw, sementara poci yang lain berisi obat
berwarna pucat kehijauan diminumkan kepada suma-xiau, dan sikembar, lalu mereka
duduk di teras rumah coa-since setelah empat rekannya dibaringkaan didalam rumah.
dunia-kangouw.blogspot.com
"siapakah kalian ini?" tanya Coa-since
"saya adalah Tan-lou-pang, tiga rekan saya ini Bu-leng-ma, Zhang-kui-lan dan Yang-makui, sementara empat teman kami adalah Ma-tin-bouw yang terluka parah, dan yang
tiganya suma-xiau, Gu-siang dan Gu-liang, kami di kenal dengan sebutan kwi-sian-pat."
jawab Tan-lou-pang, mendengar itu coa-sinse termenung.
"kenapa sinse terdiam!?" sela Zhang-kui-lan dengan nada tajam
"ah"tidak, hanyasanya saya tidak habis pikir bagaimana kalian golongan lioklim hidup
dalam kekerasan." "itu sudah merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri, jadi bagaimana tentang
pengobatan teman kami yang terluka parah?" sahut Zhang-kui-lan mengalihkan
pembicaraan "hmh".obat untuk teman kalian itu empedu elang laut, hati macan hitam dan bunga
teratai salju." "dimana kami mendapatkan tiga ramuan itu?" sela Bu-leng-ma
"elang laut tentunya hanya ada di wilayah pinggiran laut, sedang macan hitam yang saya
tahu ada di kwi-ban-san dekat kota Lijiang, dan teratai salju banyak terdapat
dipegunungan kunlun."
"untuk mendapatkan obat itu membutuhkan waktu yang lama, lalu bagaimana dengan
daya tahan teman kami?" tanya Yang-ma-kui
"dengan obat dari saya setidaknya dia bertahan sampai enam bulan, sebelum hawa racun
yang ada dalam perutnya naik keparu-paru, jika hawa ini naik maka dadanya akan
berwarna hijau kehitaman, dan kalau sudah begini semuanya akan terlambat, karena satu
jam setelah itu jantungnya akan meledak." ujar coa-sinse menjelaskan, mendengar
penjelasan itu empat dari kwi-sian-pat tercenung, mereka tidak habis pikir bagaimana Matin-bouw yang posisinya berada disamping saat adu tenaga bisa mengalami luka
sedemikian parah. Hal ini dapat dialami Ma-tin-bouw karena diantara mereka berdelapan sin-kang Ma-tinbouw bisa dikatakan terendah, dan ketika terjadi ledakan akibat beradunya pukulan, maka
sin-kang itu berpendar kesamping dan kekuatannya menghantam pukulan sakti yang
dikeluarkannya sendiri, sehingga kekuatan pendaran itu menyergap tubuhnya beserta
tenaganya sendiri yang berbalik, dan ironisnya hawa sakti Ma-tin-bouw mengandung
racun, dan hawa itulah yang sekarang mengendap dalam perutnya disamping organ
dalam yang teraduk-aduk sehingga membuat penyumbatan yang banyak pada jalan
darahnya. "bagaimana she-bu" apa yang yang harus kita lakukan?" tanya yang-ma-kui
"menurutmu bagaimana she-tan?" sahut Bu-leng-ma mengalihkan pertanyaan pada Tanlou-pang
dunia-kangouw.blogspot.com
"kita harus bekerja ekstra cepat untuk dapat menyelamatkan Ma-twako."
"apa rencanamu she-tan?" Tanya Zhang-kui-lan
"kita harus berbagi tugas, dan terpaksa meninggalkan she-suma dan she-gun disini."
"detailnya bagaimana she-tan?" tanya Bu-leng-ma
"saya dan she-zhang akan membawa Ma-twako ke kwi-ban-san, she-bu akan mencari
elang laut didaerah pinggiran laut, dan she-yang menuju kunlunsan untuk mengambil
bunga teratai salju, bagaimana menurut kalian?"
"saya setuju saja, dan saya rasa itu ide itu sangat baik." sahut Bu-leng-ma
"baik, sekarang sinse apa yang kami lakukan jika tiga ramuan itu kami dapatkan?"
"empedu elang laut dan daun bunga teratai dimasak tanpa menggunakan air, campuran
masakan dua ramuan itu akan menghasilkan air obat, sementara hati macan hitam
dibakar hingga hangus menjadi arang, lalu digodok bersama air obat, lalu diminumkan
kepada sisakit, hal ini dilakukan setiap pagi selama tiga hari, dan setelah tiga hari, kalian
akan mendapatkan bercak merah pada perut sisakit, bercak itu harus dihilangkan, karena
itu adalah darah kotor yang mengendap."
"cara mengeluarkannya bagaimana sinse" sela Zhang-kui-lan
"bercak itu dikeluarkan dengan menusuknya dengan beberapa jarum kepala batu
semberani, dan bisa kalian beli ditoko obat, jika jarum sudah ditusukkan, kalian
mencabutnya setelah kepala jarum yang tadinya berwana hitam merubah menjadi merah
cerah, penusukan jarum ini dilakukan dua kali siang hari dibawah terik matahari."
"baiklah sinse, kami sudah mengerti, dan hari juga kami akan berangkat." ujar Tan-loupang, lalu mereka masuk kedalam rumah dan membicarakan rencana itu pada empat
rekannya "she-suma dan she-gu, kali ini kita berpisah dulu, karena kami harus segera membawa
Ma-twako ke kwi-ban-san, karena waktu yang singkat, terpaksa kalian tinggal disini untuk
memulihkan diri dibawah pengobatan coa-sinse."
"apakah lukaku sangat berbahaya?" tanya Ma-tin-bouw lemah
"benar twako, tapi twako jangan cemas karena luka itu bisa disembuhkan, hanya kita
harus berpacu dengan waktu."
"jika demikian berangkatlah she-tan, setelah pulih kami akan menyusul ke kwi-ban-san."
sela Suma-xiau, Tan-lou-pang mengangguk dan kemudian dia memondong Ma-tin-bouw.
Setelah mendapatkan ramuan obat penahan sakit untuk daya tahan Ma-tin-bouw dari
coa-sinse lima dari kwi-sian-pat berangkat, mereka bergerak cepat dengan pengerahan
gin-kang luar biasa, tubuh mereka laksana terbang dan hanya bayangan samara saja,
dua bulan kemudian mereka sudah sampai di kota yinchang, dikota yinchang Bu-leng-ma
dunia-kangouw.blogspot.com
memisahkan diri karena ia hendak menuju laut kuning, Tan-lou-pang, yang-ma-kui dan
zhang-kui-lan terus bersama sampai kekota xining sebulan kemudian, dan dikota xining
yang-ma-kui memisahkan diri untuk menuju pegunungan kunlun, Tan-lou-pang dan
zhang-kui-lan melanjutkan perjalanan menuju kwi-ban-san.
Dua bulan kemudian Tan-lou-pang dan zhang-kui-lan sampai di kaki kwi-ban-san
"kita harus buat pondok dipinggir hutan ini, sehingga jika rekan-rekan kita datiang mudah
menemukan kita." ujar zhang-kui-lan
"benar"kita harus dirikan sebelum kita mencari macan hitam, waktu kita tinggal sebulan
lagi." sahut tan-lou-pang, lalu Ma-tin-bouw dibaringkan dibawah pohon kayu, dan
keduanya memasuki hutan untuk mengambil bahan untuk pondok.
Seminggu kemudian pondok panggung itupun berdiri, dinding dan lantainya hanya kayukayu kecil yang diikat dan atap dari jerami yang dijalin, pondok itu terdiri dari tiga kamar
dan sedikit ruang tengah, dan diluar ada sebuah teras yang lebar, keadaan Ma-tin-bouw
makin lemah, dalam sehari dia bisa pingsan tiga kali, dan untuk diajak bicarapun tidak
bisa lagi. "pergilah she-tan memburu tiga ekor macan untuk diambil hatinya, dan saya akan
menjaga Ma-twako." ujar zhang-kui-lan
"baiklah, saya pergi sekarang." sahut Tan-lou-pang.
Tan-lou-pang memasuki hutan kwi-ban-san, dia berlari cepat lebih masuk kedalam hutan
yang gelap karena lebat dan belukarnya hutan tersebut, kadang dia naik keatas pohon
yang tinggi untuk melihat keberadaan macan hitam, setengah hari ia menjelajahi hutan
bagian lereng tidak ada ia mendapatkan tanda-tanda keberadaan macan hitam, lalu ia
pindah kereleng lain. Saat malam tiba ia dikejutkan suara gaung diudara, dengan ketajaman pandanganya ia
mengetahui bahwa gaung itu ditimbulkan oleh rombongan tawon, rombongan tawon itu
mengarah kepadanya, dengan spontan ia mengerahkan sin-kang dan bergerak
sedemikian rupa, sehingga disekitar tubuhnya berputar angin puting beliung dan
melindunginya dari serangan tawon, tawon itu tidak sanggup menembus putaran angin
yang diciptakan hawa sakti Tan-lou-pang, namun rombongan tawon itu juga tidak pergi
melainkan bertahan diluar pusaran angin.
"tawaon sialan"tidak juga pergi, kalau begini semalaman aku bisa mati kelemasan." pikir
Tan-lou-pang, kemudian Tan-lou-pang memukul rerimbunan hutan dengan tenaga sakti,
serangkum cahaya merah meluncur kearah rerimbunan dan meledak sehingga membuat
bunga api dan membakar rerimbunan hutan, Tan-lou-pang kembali memukul rerimbunan
didekat nyala api, setelah dubagian api berkobar, tan-lou-pang melompat diantara dua sisi
api yang menyala, dengan sikap wasapada ia memperhatikan sekelilingnya dan
mengerahkan pendengarannya yang tajam sambil mengumpulkan ranting-ranting diatas
nyala api, suara gaung mulai mendekat, namun rombongan tawon tertahan karena hawa
panas belukar yang terbakar.
Tan-lou-pang terpaksa bertahan diaantara dua sisi api, karena suara gaung tawon masih
terdengar manandakan bahwa tawon itu masih bertahan disekitar tempat itu, Tan-lou-
dunia-kangouw.blogspot.com
pang mengerahkan sin-kang untuk menahan rasa panas yang mendera tubuhnya sambil
menggerutu kebandelan tawon tersebut, semalaman penuh Tan-lou-pang melawan hawa
panas dari kobaran api demi berlindung dari incaran tawon.
Menjelang pagi rombongan tawaon sudah pergi karena suara gaung mulai menjauh, saat
matahari terbit Tan-lou-pang beranjak dari tempatnya, dan rasa lapar menyerang


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perutnya, Tan-lou-pang terus menjelajagi sisi lereng tersebut, dan akhirnya dia dikejutkan
auman macan yang dicarinya, dua ekor macan hitam keluar dari semak-semak belukar,
keduanya mengaum menunjukkan taringnya yang runcing dan tajam, Tan-lou-pang
dengan tenang berdiri dihadapan dua macan yang siap menyergapnya.
Kedua macan menggenjot tubuhnya dan bersamaan menerkam kearah Tan-lou-pang,
Tan-lou-pang dengan gesit menghindar kesamping, namun tidak terduga seekor macan
dating dari arah dia menghindar, dengan cekatan Tan-lou-pang menggulingkan tubuhnya
dan melepas pukulan sakti, serangkum tenaga dahsyat menghantam tubuh macan itu,
macan itu ambruk mengauam karena tulang pinggul dan perut yang remuk.
Dua macan lain segera menyerang untuk kedua kalinya, Tan-lou-pang dengan kekuatan
yang sudah siap sedia menyambut kedua macan yang berada diudara dengan dua
rangkum yang tenaga dahsyat memberotot dari lengannya
"desss"aummm?" kedua macan itu ambruk dengan kepala remuk sehingga keduanya
tewas seketika, dengan sebilau pisau Tan-lou-pang membelah perut ketiga macan, lalu
mengambil ketiga hatinya dan menusuknya pada sebilah bambu, disamping itu ia juga
mengambil beberapa sayatan besar daging macan, dan kemudian ia pun kembali
ketempat belukar yang terbakar, sisa api masih menyebar disekitar tempat itu, Tan-loupang mengambil satu sayatan besar dari bamboo dan membakarnya, dalam sekejap
aroma daging bakarpun tercium, setelah matang, tan-lou-pang menyantap daging baker
dengan lahap. Menjelang siang Tan-lou-pang kembali kepondok, zhang-kui-lan sedang arak diteras
pondok, ketika melihat Tan-lou-pang ia berdiri
"apakah kamu mendapatkan hati macan itu she-tan?"
"benar"aku mendapatkan tiga hati dan juga sekalian kubawakan dagingnya untuk
perbekalan kita, bagaimana keadaan Ma-twako?"
"semalaman ini ia tidak sadar diri."
"apakah mereka belum ada yang datang?"
"belum ada, dan akan tidak bagus jika sampai dua minggu lagi mereka tidak datang."
"eh".kamu dapatkan arak, darimana?"
"semalam aku kekampung dibalik lembah itu, apakah kamu mau minum?"
"tentu, aku baru makan daging bakar dan belum mendapatkan air minum."
"kalau begitu minumlah" ujar Zhang-kui-lan sambil menuangkan arak pada sebuah
dunia-kangouw.blogspot.com
tempurung, Tan-lou-pang dengan tidak sabar mereguk arak hingga tandas, kemudian
menuangkannya sekali lagi dan meminumnya dengan nikmat.
Tiga hari kemudian tiga orang muncul didepan pondok, ternyata ketiganya adalah sumaxiau, dan sikakek kembar
"wah..kalian sudah sampai." sapa Tan-lou-pang yang berketepatan selesai mandi dari
dalam hutan "she-tan! bagaimana kabar kalian?" tanya suma-xiau, sebelum Tan-lou-pang menjawab
zhang-kui-lan keluar dari dalam pondok
"kami baik-baik saja she-suma." jawab Tan-lou-pang
"Ma-twako bagaimana?" sela Gu-liang
"makin mencemaskan, karena pengobatan belum dapat kita mulai, karena she-yang dan
she-bu belum datang dari mencari dua ramuan yang lain." sahut Tan-lou-pang sambil
menaiki tangga, ketiga rekannya mengikuti, lalu mereka menjenguk Ma-tin-bouw yang
tidak sadarkan diri, setelah itu mereka kembali keluar dan duduk diteras pondok.
Dua hari kemudian Yang-ma-kui muncul dan disambut empat rekannya
"saya sudah dapatkan bungan teratai salju." ujar Yang-ma-kui sambil membuka
buntalannya yang berisi setumpuk bunga teratai berwarna putih
"apakah menurut kalian sudah cukup untuk tiga kali pemakaian?"
"saya kira sudah lebih dari cukup." sahut zhang-kui-lan dengan tatapan rindu dan sayang.
"benar, dan untuk urusan asamara jangan disini, dan sebaiknya ditepi sungai disana
cocok karena melihat efek yang muncul." sela Tan-lou-pang dengan senyum menggoda,
karena isyarat mata Zhang-kui-lan begitu jelas didepan mereka, yang lain senyamsenyum, Yang-ma-kui hanya nyengir kuda, sementara zhang-kui-lan tertunduk dengan
muka mencibir Tan-lou-pang
"sudah aku kesumber air dulu!" ujar zhang-kui-lan dan langsung berkelabat.
"kalian memang nakal." tegur Yang-ma-kui, namun dia tidak menunggu komentar
rekannya dia sudak berkelabat menyusul kekasihnya, empat rekannya tertawa, karena
mereka tahu betul akan anehnya kedua rekan mereka itu, dari dulu ketika mereka masih
jadi asuhan pah-sim-sai-jin yang-ma-kui dan zhang-kui-lan sudah seirama dalam cinta,
bahkan semakin menempel setelah mereka mendapatkan ilmu baru, namun hubungan
cinta yang penuh kesetiaan itu mengandung keanehan akibat ilmu baru mereka.
"menurutmu siapa nanti yang terluka diantara mereka?" tanya suma-xiau
"menurut saya pasti yang-ma-kui yang terluka." sahut Gu-siang
"mau bertaruh?" tantang suma-xiau
dunia-kangouw.blogspot.com
"taruhannya apa?"
"siapa yang kalah pergi kekampung untuk mengambil arak dan beras."
"baik"siapa takut." sahut Gu-siang, mereka tertawa terpingkal-pingkal.
Menjelang sore Zhang-kui-lan digendong yang-ma-kui, zhang-kui-lan pahanya dibalut
karena luka, Gu-siang tersenyum karena ternyata dia kalah.
"besok kamu berangkat she-gu, arak dan beras kita sudah habis." ujar suma-xiau dengan
senyum kemenangan, pasangan kekasih itu tidak tahu akan permaianan itu, karena
semua rekannya tidak ingin menyinggung perasaan dua rekan mereka.
Keesokan harinya setelah Gu-siang berangkat, menjelang siang hari Bu-leng-ma muncul,
dipundaknya ada empat ekor elang yang masih hidup.
"bagaus, kamu sudah dating she-Bu dan nanti malam kita akan dapat memulai
pengobatan Ma-twako."
"kenapa tidak siang ini saja?" sela Gu-liang
"menjelang pagi pengobatan Ma-twako dilakukan sesuai perintah Coa-sinse, jadi tengah
malam kita sudah bisa menggodok obatnya dan diminumkan padanya saat pagi." sahut
Tan-lou-pang, Suma-xiau dan Gu-liang mengangguk-angguk mengerti.
Saat Tengah malam merekapun menggoidok obat, Bu-leng-ma menyembelih elang laut
dan mengambil empedunya, sementara yang-ma-kui mempersiapakan tungku, lalu bunga
teratai salju pun di masukkan kedalam wajan bersama sekantong empedu elang laut,
terdengar letupan-letupan pada bunga teratai salju, dan mengeluarkan banyak air, air
berwarna kehijauan karena kantong empedu pecah dan berbaur dengan bunga teratai.
Kemudian air itu dituang kedalam tempurung, dan hati macan hitam sudah selesai dibakar
sehingga menjadi arang, lalu hati itu di masukkan kedalam cairan obat, dan diaduk, warna
cairan menjadi hitam pekat, saat pagi obat itupun diminumkan kepada Ma-tin-bouw yang
tidak sadarkan diri, tidak lama kemudian tiba-tiba tubuh ma-tin-bow menggigil, dan
matanya terbeliak, rekan-rekannya hanya memperhatikan reaksi tersebut yang
berlangsung selama satu jam, Ma-tin-bouw sudah siuman.
Pagi kedua obat pun diminumkan dan reaksi sama seperti pada pagi pertama, dan pada
pagi ketiga setelah memimum obat dan reaksinya selesai, tubuh Ma-tin-bouw yang
telanjang menunjukkan bercak merah disekitar perut dan paha, dan ketika siang hari
tubuh Ma-tin-bouw dibawa keluar, dan dibawah terik matahari Tan-lou-pang menusukkan
jarum-jarum yang sudah disediakan di atas bercak-bercak merah, dan menjelang sore
warna kepala jarum berubah menjadi merah cerah, Tan-lou-pang mencabuti jarum dari
perut dan paha Ma-tin-bouw, Ma-tin-bouw dibawa kembali kedalam, sejak itu wajahnya
sudah tidak pucat lagi, dan sudah dapat enak diajak bicara, juga makannnya sudah lahap.
Siang hari berikutnya merupakan pengobatan terakhir, Tan-lou-pang kembali
menusukkan jarum-jarum pada bercak merah yang sudah mulai memucat, dan menjelang
dunia-kangouw.blogspot.com
sore kepala jarum berunag merah cerah, dan tubuh Ma-tin-bouw sudah bersih, tidak ada
lagi bercak merah tersebut,
"coba..aku mau berdiri dulu." ujar Ma-tin-bouw, Tan-lou-pang menarik Ma-tin-bouw berdiri,
dan kemudian melepaskannya, sesaat Ma-tin-bouw hanya berdiri, lalu ia mencoba
melangkah, dan ternyata ia sanggup dan tenanganya benar-benar pulih, rekan-rekannya
mengucapkan selamat padanya dengan rasa senang
"terimaksih teman-teman, berkat usaha kalian aku masih dapat diselamatkan." ujar Matin-bouw dengan linangan air mata
"sudahlah Ma-twako, kita adalah sahabat sejak dulu, dan kita senasib seperjuangan, dan
sama menanggung apa pun yang kita hadapi." sela suma-xiau, malam itu mereka pesta di
teras pondok menyambut kepulihan Ma-tin-bouw, tawa ceria dan canda diantara mereka
terdengar disekitar hutan kwi-ban-san yang sepi dan mencekam.
"kemamakah kita setelah ini Ma-twako?" tanya Bu-leng-ma
"kita akan menuju pulau kura-kura, dan menoreh peristiwa menggemparkan disana."
"ya..saya setuju sekali, jika pulau kura-kura sudah diganyang, maka dunia lioklim akan
berkiblat pada kita." sela Suma-xiau.
"kalu begitu kapan kita berangkat?" tanya Bu-leng-ma
"besok siang kita akan berangkat." sahut Ma-tin-bouw, semuanya mengangguk
menyetujui. Keesokan harinya kwi-sian-pat meninggalkan kaki kwi-ban-san memasuki kota Lijiang,
perjalanan keselatan dari wilayah barat ini dilakukan dengan santai, disetiap kota meraka
singgak dua sampai tiga hari, bahkan keberadaan mereka semakin dikenal karena
peristiwa pibu di jim-kok yang dihadiri banyak pendekar dari berbagai wilayah, terlebih
setelah tersebar berita kematian Ui-hai-liong-siang ditangan mereka, rombongan delapan
orang lanjut usia ini menjadi momok menakutkan bagi warga, sehingga siapapun yang
berurusan dengan mereka terpaksa bersikap ramah dan hati-hati.
Terik panas matahari membakar kota Bao, jalanan sunyi dan berdebu, sepasang suami
istri dengan seorang anak leki-laki berumur tiga tahun lebih, dalam gendongan ibunya
memasuki kota, pasangan itu adalah Yo-seng dan istrinya Kwaa-thian-eng yang hendak
kembali kekota Sinyang, setelah hampir sebulan berada di kota Kunleng, kediaman guru
sekaligus mertuanya, suami istri itu memasuki sebuah likoan yang tidak ramai
pengunjung. "silahkan tuan dan nyonya!" sambut seorang pelayan dengan ramah
"tolong segera air putih dihidangkan." pinta Yo-seng
"baik tuan, silahkan duduk sebentar akan kami sediakan." Sahut pelayan segera berbalik,
sepoci air putih dihidangkan, Kwaa-thian-eng segera menuangkan air dan
meminumkannya kepada putranya Yo-han.
dunia-kangouw.blogspot.com
"pelayan kami pesan makanan dengan lauk ikan bakar dan sayur capcai." Seru Yo-seng,
pelayan mengangguk dan segera melangkah kearah dapur.
Tidak lama kemudian pesananpun dihidangkan pelayan, lalu suami istri itu makan dengan
lahap, Yo-han yang sudah bisa makan sendiri juga lahap makannya, seorang pelayan
tergopoh-gopoh menyambut serombongan piauwkiok berjumlah delapan orang memasuki
restoran mereka "wah..tuan-tuan tentu dari perjalanan jauh, mari silahkan duduk dan memesan makanaan
dan minuman." "pelayan! kami pesan tiga guci arak, nasi dengan lauk ayam goreng sera sayur tumis."
"baik pangcu, segera akan kami persiapkan." sahut pelayan dan berjalan cepat kedapur
untuk menyampaikan pesanan.
"aku tidak menyangka akan stragis itu akhir hidup Ui-hai-liong-siang."
"Guan-twako berita itu benar apa tidak, karena walaupun kwi-sian-pat sakti, namun Ui-hailiong-siang bukan orang sembarangan, pasangan itu pasangan kosen hamper sejajar
dengan Im-yang-sin-taihap." sela yang lain, mendengar itu Yo-seng dan istrinya terkejut,
"ada apa dengan ayah mertua Koko?" bisik Kwaa-thian-eng
"hmh"sebentar saya cari tahu." sahut Yo-seng dan kemudian bangkit dari duduknya
melangkah mendekati rombongan piauwkiok
"maaf sicu yang baik, saya tadi mendengar kalian menceritakan Ui-hai-liong-siang, dan
saya adalah Yo-seng putra beliau." ujar Yo-seng, delapan orang itu menatap Yo-seng
"aduh"Yo-taihap, darimanakah Yo-taihap?"
"kami dari Kun-leng hendak pulang ke Sinyang."
"oohh", maaf jelas taihap tidak tahu."
"ada hal apakah dengan ayahku sicu?"
"begini taihap, sebulan yang lalu cabang piauwkiok kami dari kota chancu membawa
berita dari sinyang bahwa Ui-hai-liong-siang telah meninggal ditangan kwi-sian-pat."
"ooh"benarkah itu sicu?"
"soal kebenarannya saya juga tidak pasti, namun taihap perlu ketahui bahwa Kwi-sian-pat
markasnya ada dikota ini"
"baiklah, terimaksih atas informasinya, sekarang saya permisi dulu." ujar Yo-seng, lalu ia
kembali kemejanya. dunia-kangouw.blogspot.com
"sepertinya ayah ditimpa kemalangan, dan sebaiknya kita bergegas." ujar Yo-seng, lalu
suami istri itu segera menyelesaikan makan, dan berangkat setelah membayar makanan.
Kemana kita koko?" tanya Kwaa-thian-eng
"kita ketempat kediaman kwi-sian-pat." Jawab Yo-seng, ketika mereka sampai dikediaman
kwi-sian-pat mereka dicegat dua orang penjaga
"kalian mau apa?"
"kami hendak bertemu dengan kwi-sian-pat."
"majikan kami tidak ada disini, dan sudah lebih enam bulan mereka meninggalkan
rumah." "hmh..baiklah, kami permisi." sahut Yo-seng dan keduanya meninggalkan kediaman kwisian-pat.
"bagaimana selanjutnya seng-ko?"
"kita harus segera kekota Sinyang." jawab Yo-seng, lalu merekapun membeli dua ekor
kuda, mereka melukan perjalanan cepat, ketika memasuki wilayah timur berita tewasnya
Ui-hai-liong-siang makin santer, Yo-seng dan istrinya dengan tidak sabar mempercepat
Pendekar Penyebar Maut 31 Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Wasiat Malaikat Dewa 2
^