Pencarian

Delapan Dewa Iblis 5

Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana Bagian 5


perjalanan, akhirnya empat bulan kemudian merekapun sampai kekota Sinyang, mereka
disambut dua pembantu mereka dengan linangan air mata, mereka menceritakan tentang
kedatangan kwi-sian-pat dan jalannya pertarungan yang terjadi, Yo-seng dan istrinya
duduk disamping pusara orang tuanya.
"pertarungan itu tidak adil koko." ujar Kwaa-thian-eng
"benar, dan saya akan minta pertanggung jawaban kwi-sian-pat atas ketidak adilan ini."
"apa rencana koko?"
"saya akan mencari keberadaan kwi-sian-pat, kamu tinggal saja disini mengurus
dagangan dan anak kita Yo-han."
"kapan koko akan berangkat.
"nanti setelah saya menyelesaikan urusan dagang dengan paman Can, dan menyediakan
stok rempah-rempah."
Sebulan kemudian ketika Yoseng pun meninggalkan keluarganya untuk mencari
keberadaan kwi-sian-pat, namun dua hari setelah itu rombongan Kwaa-hoa-mei sampai di
kota Sinyang, Kwaa-hoa-mei dan ketiga adiknya langsung menuju kediaman kaka ipar
mereka, kedatangan mereka disambut Kwaa-thian-eng.
"cici"bagaimana kabar kalian?"
"kami baik-vaik saja mei-moi, namun kita ternyata ditimpa musibah."
dunia-kangouw.blogspot.com
:hah..jadi benar berita yang tersiar yang kami dengar." sahut Kwaa-hoa-mei.
"apa yang kalian dengar?"
"bahwa paman Yo dan istrinya tewas ditangan kwi-sian-pat."
"benarlah demikian Mei-moi."
"bagaimana ceritanya eng-cici?" tanya Kwaa-kun-bao
"kami juga tidak tahu persis, karena kami sedang berada di tempat ayah, dan berita itu
juga kami dengar saat berada dikota Bao."
"lalu kemanakah seng-suheng?" sela Kwaa-sin-liong
"suhengmu baru dua hari berangkat untuk mencari kwi-sian-pat."
"sebaiknya kami juga ikut mencari eng-cici." ujar Kwaa-yun-peng
"begitupun baik, namun kalian baru sampai, istirahatlah beberapa hari." Sahut Kwaathian-eng, adik-adiknya mengangguk
"saya disini saja menemani Eng-cici, dan kalian saja yang membantu Yo-suheng mencari
kwi-sian-pat." ujar Kwaa-hoa-mei
"demikian juga bagus, dan kita akan berpencar mencarinya." sahut Kwaa-sin-liong
"kearah manakah Yo-suheng mencari?" tanya Kwaa-kun-bao
"suhengmu pergi kewilayah utara, karena kwi-sian-pat tidak berada dimarkas mereka di
kota Bao." "hmh..kalau begitu saya akan mengikuti suheng keutara, dan bao-te serta peng-te menuju
selatan khususnya kota Bao, mana tahu mereka sudah kembali." ujar Kwaa-sin-liong,
kedua adiknya mengangguk, tiga hari kemudian tiga she-taihap berangkat, Kwaa-sin-liong
berpatah balik menuju wilayah utara, sementara dua adiknya menuju wilayah selatan,
tujuan keduanya adalah kota Bao, sementara Kwaa-hoa-mei tinggal di sinyang bersama
encikya. Sebuah restoran diKota Lijiang dipadati para tamu yang hendak makan, tiga orang tamu
memasuki restoran, wajah mereka penuh debu menandakan mereka baru menempuh
perjalanan jauh, salah seorang dari mereka adalah Kwee-jun-bao dan dua yang lain
adalah saudara seperguruannya, yakni suhengnya Guan-sin-pang dan sutenya kao-kang,
mereka mengambil tempat disamping meja seorang lelaki tampan dengan wibawa yang
gagah, dia adalah Yo-seng yang baru saja sampai dikota itu dalam penjajakannya akan
keberadaan kwi-sian-pat, selama perjalanannya dia merasa heran karena jejak kwi-sianpat hilang laksana ditelan bumi.
"pelayan! tolong makanannya dihidangkan." Seru seorang dari mereka
dunia-kangouw.blogspot.com
"baik tuan, lauk apa yang mau dipesan?"
"sediakan saja apa yang ada."
"baik kalau begitu, segera akan kami sediakan." sahut pelayan sambil berbalik untuk
mempersiapkan pesanan, dengan nampan besar dua orang pelayan menghidangkan
makanan "silahkan tuan-tuan!" ujar pelayan, lalu ketiga lelaki itu pun mulai bersantap.
"Sepertinya lioklim akan terjadi bencana hebat dengan kemunculan kwi-sian-pat." ujar
Kao-kang "tapi menurut saya Kao-sute tidak akan separah seperti yang engkau bayangkan."
"kenapa Kwee-suheng berpendapat demikian?"
"saya melihat sepak terjang kwi-sian-pat tidak setelengas seperti pah-sim-sai-jin,
penindasan mereka tidak menjadi momok yang sangat mengrikan."
"benar apa yang dikatakan Kwee-sute, mereka sepertinya cendrung pada ketenaran
saja." sela Guan-sin-pang.
"tapi Guan-suheng dan Kwee-suheng, saya masih khawatir jika pulau kura-kura dapat
mereka tundukkan, maka wajah liok-lim akan berubah kelam."
"arah kesana mungkin saja, kita hanya berharap semoga she-taihap dapat mencegah
ambisi kwi-sian-pat." sahut Guan-sin-pang.
"tewasnya Ui-hai-liong-siang ditangan mereka, merupakan berita menggemparkan
sekaligus mencemaskan dunia kangowu."
"benar Kao-sute, eh..bukankah Kwee-sute akan ketempat kediaman Ui-hai-liong-siang?"
"benar, dengan musibah yang menimpanya, saya tidak tahu apakah ia akan tetap berada
disana." "ah..kalao jodoh pasti akan ketemu juga Kwee-suheng."
"hmh..mudah-mudahan saja, dan seandainya jika ia tidak di sana, saya akan terus
lanjutkan ke kota Kun-leng, sudahlah kenapa kita malah ngelantur membicarakan urusan
saya" "hahaha..hahaha"untuk selingan kenapa tidak, daripada kita hanya berkutat dengan
masalah yang mencemaskan. Kita juga bicarakan hal-hal yang menyenangkan." sela
Guan-sin-pang dengan tawa menggoda sutenya.
"ah"urusan saya belum tentu sesuai dengan harapan saya, karena ia belum tentu mau
menerima saya." dunia-kangouw.blogspot.com
"jadi kita kembali kepada jodoh kalau begitu, hahahaa..hahha..." sela Kao-kang
"maaf sam-sicu, bolehkan aku ikut nimbrung hal kalian bicarakan?" sela Yo-seng, ketiga
saudara seperguruan itu menatap yo-seng dengan pandangan menyelidik
"siapakah sicu ini?" tanya Guan-sin-pang
"saya adalah Yo-seng, dan saya tertarik dengan pembicaraan sam-sicu terutama masalah
kwi-sian-pat." "membicarakan kwi-sian-pat saat ini memang sangat menarik, apa yang sicu ketahui
tentang mereka ini?"
"pembicaraan tentang kwi-sian-pat demikian santer, namun yang mengherankan adalah
keberadaan kwi-sian-pat sendiri tidak diketahui dimana beradanya."
"oo, soal keberadaan mereka, terakhir yang saya ketahui mereka berada di Nancao." sela
Kao-kang." "ooh, ternyata mereka disana, menurut sicu, akan kemanakah tujuan mereka itu?"
"saya cendrung menduga mereka akan ke pulau kura-kura."
"kenapa demikian sicu?"
"melihat sepak terjang mereka sejak muncul, dimana hal pertama mereka menaklukkan
delapan ciangbujin partai besar, kemudian disusul dengan kematian Ui-hai-liong-siang
ditangan mereka, dan kemungkinan besar sasaran mereka selanjutnya adalah pulau
kura-kura." "hmh..beralasan juga pemikiran sicu, oh ya kalau boleh tahu siapakah sam-sicu ini?"
"saya adalah Kao-kang, dan ini dua suheng saya, Kwee-jun-bao dan Guan-sin-pang, kami
dari kota Wuhan." "saya dengar tadi Kwee-sicu mau ada urusan pribadi ke kota sinyang tempat kediaman
Ui-hai-liong-siang."
"ah"kedua saudara saya ini hanya menggoda saya saja." sela kwee-jun-bao, dengan
muka berubah kemerahan karena malu.
"hehehe..jika urusan masalah she-taihap, sedikit banyaknya kwee-sicu tidak usah
sungkan pada saya." "eh"kenapa demikian Yo-sicu?" tanya Guan-sin-pang heran
"karena istri saya juga adalah she-taihap, dan tentunya she-taihap yang kwee-sicu
maksud akan datang kerumah saya."
"wah"kalau begitu Yo-sicu putra dari Ui-hai-liong-siang." sela ketiganya bersamaan
dunia-kangouw.blogspot.com
"benar sam-sicu."
"aih"maaf sungguh kami tidak tahu." Ujar mereka sambil merangkap tangan menjura."
"ah..tidak ada yang perlu dimaafkan sam-sicu, dan saya bahkan berterimakasih atas
informasi Kao-sicu tentang keberadaan kwi-sian-pat dan juga tentang pendapatnya.
"pantas Yo-taihap sangat tertarik masalah kwi-sian-pat, ternyata Yo-taihap sedang
mencari mereka." "demikianlah Guan-sicu, dan dimanakah kwee-sicu bertemu dengan sumoi saya kwaahoa-mei?"
"sa"saya bertemu dengannya di Guangdong, dan dia bersama tiga saudaranya." sahut
Kwee-jun-bao semakin sungkan dan muka tertunduk.
"jika demikian, besar kemungkinan kwee-sicu akan menemui Hoa-mei di tempat saya,
apalagi kalian ada janji bertemu disana."
"demikiankah Yo-taihap"
"benar, dugaan saya itu kuat, karena keluarga mertuaku sangat kuat memegang janji,
saya doakan semoga harapan kwee-sicu bersambung gayut."
"terimakasih Yo-taihap, dan saya juga mendoakan semoga urusan Yo-taihap dengan kwisian-pat dapat diselesaikan dengan baik."
"baiklah sam-sicu, karena saya harus begerak cepat, jadi saya permisi dulu, dan jika
kwee-sicu sampai di tempat saya, sampaikan salam kepada istri saya, bahwa saya dalam
keadaan baik dan sehat."
"tentu taihap, salam taihap akan saya saampaikan pada nyonya." sahut Kwee-jun-bao,
kemudian Yo-seng segera meninggalkan restoran untuk melanjutkan perjalanan,
tujuannya adalah pulau kura-kura.
Mari kita lihat keadaan di pulau kura-kura, dimana keadaan istana megah ditengah pulau
aktivitasnya berjalan sebagaimana biasa, dua ratus pat-hong-heng-te sedang berlatih
dibawah pengawasan empat murid kepala, empat suhu mereka Coa-san-tung, Li-tan-hua,
Lauw-jin dan Sim-lok, duduk bersila di panggung besar sambil memperhatikan seluruh
gerak para murid, gerakan mereka demikian kokoh dan gesit, mereka adalah angkatan
keempat sejak pat-hong-heng-te dipimpin oleh Coa-san-tung, murid-murid yang sudah
menammatkan pelajaran menyebar diseluruh tionggoan sebagai pendekar-pendekar
kenamaan, gelar she-taihap yang mereka sandang dari generasi kegenarasi merupakan
kompas seluruh tindak tanduk mereka, banyak diantara mereka yang menjadi kauwsu
diberbagai pelosok, dan tidak sedikit yang menjaadi pimpinan piauwkiok, demikian juga
sebaran pendekar-pendekar pembela kebenaran.
Yang tertua dari penghuni pulau kura-kura adala Coa-san-tung yang sudah berumur
empat puluh lima tahun, paman mereka lou-bhong sudah meninggal setahun yang lalu,
setelah siang hari, latihan para murid pun berhenti, semuanya beristirahat sebentar,
dunia-kangouw.blogspot.com
setelah itu mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, ada beberapa murid yang
turun kelaut untuk menangkap ikan, ada yang menggarap tanah dengan kebun sayuran
yang beraneka macam, ada yang membersihkan areal istana, semuanya itu untuk
keperluan penguin istana pulau kura-kura.
Empat kauwsu pat-hong-heng-te memasuki rumah induk, empat istri mereka menyambut
dengan senyum hangat, sepoci teh sudah disiapkan diatas meja, seorang gadis cantik
berumur delapan belas tahun memasuki ruang tengah dengan terburu-buru, dia adalah Liceng-lin putri dari Li-tan-hua
"kamu sudah pulang lin-ji" kenapa kamu sepertinya terburu-buru?" tanya ibunya heran
"sudah ibu, dan beras sudah saya suruh letakkan digudang, dan saya segera menemui
ayah dan ibu serta keluarga semua, ingin menyampaikan berita penting."
"berita apa yang hendak kamu sampaikan Lin-ji?" tanya Li-tan-hua
"ayah, saya bertemu dengan serombongan piauwkiok di kaifeng, dan mereka membawa
berita dari Kun-leng."
"berita apa yang mereka bawa dari Kun-leng, Lin-ji?" sela Can-san-tung
"susiok-kong-bo Kao-hong-li meninggal dunia."
"oh"begitukah?" sela empat tetua itu terkejut, karena delapan bulan yang lalu im-yangsin-taihap ditinggal mati oleh khu-hong-in, sementara empat bulan sebelum kematian
paman mereka Lou-bhong, Im-yang-sin-taihap istrinya Lauw-bi-hong juga menutup usia,
dan sekarang Kao-hong-li juga meninggal dunia.
"bagaimana sekarang Coa-suheng" kita baru saja pulang dari sana?" tanya Li-tan-hua
"kita harus utus keluarga kita melayat kesana." sahut Coa-san-tung
"demikian juga baik suheng, lalu siapa yang akan kita utus?"
"kita utus coa-jun, Li-ceng-lin dan Lauw-han kesana."
"saya setuju Coa-suheng." sahut Lauw-jin
"baik, kalau begitu, Lin-ji cepat panggil suheng dan sutemu kesini!" ujar Coan-san-tung
"baik supek." sahut Li-ceng-lin dan segera keluar untuk memanggil suhengnya putra
kedua dari Coa-san-tung yang berumur sembilan belas tahun, sementara putra pertama
Coa-san-tung sudah menikah dan menetap di kota secuan, Li-ceng-lin juga adalah anak
kedua dari Li-tan-hua, karena kakak lelakinya juga sudah menikah dan menetap di
lokyang. Coa-jun sedang menyiangi kebun jagung disebelah barat istana.
"coa suheng"!" seru Li-ceng-lin dari pinggir kebun, seorang laki-laki muncul dari
rerimbunan pohon jagung dunia-kangouw.blogspot.com
"kamukah itu Li-sumoi, kamu sudah kembali dari kaifeng?"
"benar suheng, suheng..! sudahi
menghadap." dulu pekerjaannya karena su-pek menyuruh "baik..aku bersihkan badan dulu." sahut Coa-jun
"suheng kita ketemu di rumah, karena saya harus menemui Lauw-sute."
"baik, Lauw-sute berada dikebun cabai." sahut Coa-jun, Li-ceng-lin segera keareal
perkebunan cabai disebelah utara istana.
Ketiganya memasuki ruang tengah menghadap orangtua mereka
"sam-ji, hari ini kalian berkemas dan segera pergi kekota Kun-leng untuk menjenguk
susiokkong kalian Im-yang-sin-taihap yang ditimpa kemalangan dengan meninggalnya
susiokong-bo kalian Kao-hong-li." ujar Coa-san-tung
"baik ayah, apakah hanya kami bertiga?"
"ya..kalian berangkatlah dan sampaikan salam sungkawa kami terhadap keluarga disana."
sahut Coa-san-tung, lalu ketiga muda itu pun meninggalkan ruangan untuk berkemas.
Sore itu mereka sudah berlayar menuju daratan besar, sesampai di kota Kaifeng
perjalanan mereka dilakukan dengan cepat, mereka melakukan perjalanan dengan
menunggang kuda, sesampai dikota hopei mereka mengambil jalan pintas melewati hutan
dan lembah, dengan ketangkasan ilmu lari mereka yang luar biasa, medan terjal mereka
lalui dengan mudah, hingga dalam jangka lima belas hari mereka sampai dikota Kun-leng.
Kedatangan mereka disambut Im-yang-sin-taihap, ketiganya berlutut dihadapan Im-yangsin-taihap dan Kwee-kim-in, Im-yang-sin-taihap sudah berumur lima puluh lima tahun
sementara Kwee-kim-in empat puluh tujuh tahun
"sisiokong, berita sampai kepada kami lima belas hari yang lalu, dan baru oleh ayah kami
langsung diutus kesini." ujar Coa-jun
"ya"tidak mengapa sam-ji, kedatangan kalian sudah menghibur hati kami, bagaimana
kabar orangtua kalian di pulau kura-kura?"
"kabar keluarga disana baik dan sehat susiokkong, dan keluarga disana menyampaikan
salam sungkawa peda keluarga disini."
"ya..ya"sekarang kalian istirahatlah dulu, dan besok kalian ziarah kemakam susiokkongbo kalian." ujar Kwaa-han-bu, ketiga muda itu mengangguk, lalu mereka berdiri, Kweekim-in mengajak mereka makan dan minum dan membagi dua kamar untuk cucu
keponakannya. Suatu hari Li-ceng-lin menghadap susiokkongnya yang sedang berada di ruang tengah
"susiokkong, saya ingin menemani kalian disini, bolehkan?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"boleh saja Lin-ji, tapi bagaimana dengan orangtuamu disana?"
"kalau susiokkong yang minta, tentu ayah dan ibu akan setuju."
"oh..begitu, kenapa kamu ingin tinggal disini Lin-ji?" tanya Kwee-kim-in
"susiok-kong-bo sekarang hanya kalian berdua disini ditemani tiga orang pembantu,
sementara tiga supek dan pek-bo sedang berkelana, saya senang tinggal disini dan ingin
menemani susiokkong dan susiokkong-bo."
"kalau begitu baiklah, nanti akan kutulis surat pada ayahmu supaya mengizinkanmu
tinggal bersama kami." sahut Kwaa-han-bu.
alangkah senangnya Li-ceng-lin, dan ketika hal itu disampaikan pada kedua saudara
seperguruannya, Coa-jun dan Lauw-han tidak berkomentar, apalagi setelah susiokkong
mereka menguatkan, dan ketika keduanya hendak berangkat, Kwaa-han-bu menitipkan
surat. "Jun-ji dan han-ji kalian sampaikan salamku pada orang tua kalian, juga sampaikan surat
ini pada ayah Li-ceng-li." ujar Kwaa-han-bu, kedua taruna itu mengangguk, kemudian
keduanya berangkat dilepas Li-ceng-li dipintu gerbang kota Kun-leng.
Setelah Coa-jun dan Lauw-han sampai di pulau kura-kura, suratpun disampaikan pada Litan-hua, Li-tan-hua setelah membaca surat dari supeknya hanya menghela nafas rela
"bagaimana keadaan supek disana jun-ji?"
"keadaan susiokkong baik saja supek, dan memang hanya mereka berdua, karena supek
dan supek-bo sedang berkelana.
"biarlah ia disana menemani supek Li-sute." sela Coa-san-tung
"benar Coa-suheng, aku juga memaklumi keadaan su-pek."
"kalian istirahatlah.." perintah Coa-santung pada anak dan keponakannya.
Dua hari kemudian di pantai pulau kura-kura yang ramai oleh pedagang apung, merasa
heran melihat sebuah perahu yang penumpangnya terdiri dari delapan orang, delapan
orang itu mendarat dipelantaran dengan gerak loncatan yang luar biasa, tanpa
menggubris para pedagang delapan orang itu memasuki pulau, ketika mereka melewati
gapura, seorang murid mendekati mereka
"maaf apakah pat-cianpwe hendak menemui suhu?"


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"benar, apakah suhumu ada?"
"ada cianpwe, saya akan melaporkan kepada suhu, siapakah pat-cianpwe, untuk saya
sampaikan kepada suhu."
"katakana pada suhumu, bahwa tamunya adalah Kwi-sian-pat."
dunia-kangouw.blogspot.com
"baik".marilah kita ke istana." sahut murid tersebut dengan tenang, melihat ketenangan
murid itu, kwi-sian-pat mengangguk-angguk salut akan ketenangan pat-hong-heng-te.
"silahkan tunggu pat-cianp-we, aku akan kedalam menemui suhu." ujar si murid, lalu ia
pun masuk kedalam istana "suhu kwi-sian-pat datang bertamu." lapor simurid
"benar mereka kwi-sian-pat A-kuang?" tanya Li-tan-hua
"benar suhu, mereka sendiri yang mengatakan."
"baik kalau begitu, sampaikan pada saudara-saudaramu untuk waspada." sahut Li-tanhua, lalu merekapun keluar menyambut kedatangan tamu yang menggemparkan ini,
terlebih mereka juga mengetahui keluarga mereka di Sinyang, tewas ditangan delapan
tamu ini. "selamat datang ditempat kami kwi-sian-pat." sapa Coa-san-tung
"hahaha..hahaha selamat bertemu she-taihap." sahut Ma-tin-bouw
"ada keperluan apakah sehingga Kwi-sian-pat berkunjung ke pulau kura-kura?"
"she-taihap tentu dapat menduga untuk apa kami datang kesini."
"Jujur kami menduga bahwa kedatangan kwi-sian-pat tidak jauh berbeda ketika menemui
keluarga kami di kota Sinyang."
"dugaan she-taihap benar, lalu bagaimana tanggapan she-taihap?"
"kami akan melupakan kebodohan diri berlaku sama dengan orangtua kami dikota
sinyang." "hahaha..hahaha"luar biasa"hebat"dan menakjubkan." puji Ma-tin-bouw
"tantangan sudah diterima, tidak ada lagi yang akan dibicarakan, mari kita lakukan Matwako" sela suma-xiau
"baiklah she-taihap, bagaimana menurutmu pormasi pibu yang akan kita lakukan?"
"terserah pada kwi-sian-pat yang datang sebagai tamu."
"hmh".baiklah, she-suma majulah untuk menjajal kemampuan she-taihap." ujar Ma-tinbouw, Suma-xiau dengan senyum jumawa melangkah kedepan
"siapa dari kalian yang duluan maju?"
"Coa-suheng, biarkan saya yang maju menyambut tamu kita ini." ujar Sim-lok sambil
melangkah kedepan. dunia-kangouw.blogspot.com
"hahaha..hahaha" saya adalah suma-xiau, dan siapakah anda ini?"
"saya adalah Sim-lok, silhkan anda mulai!" sahut Sim-lok
Suma-xiau bergerak memasang kuda-kuda, kemudian berkelabat dengan sebuah
serangan cepat dan kuat, Sim-lok menyambut serangan dengan tenang, jurus im-yangjie-lie-pat dikerahkan, pertempuran seru dan menegangkan berlangsung seru, dua
petarung tingkat tinggi saling bertahan dan menyerang, empat puluh jurus kemudian dia
sin-kang beradu "plak..dhuar.." tubuh suma-xiau terlempar tiga tombak, sementara Sim-lok hanya bergeser
tiga tindak, Suma-xiau merasa dadanya sesak, dari adu sin-kang itu, nyatalah Sim-lok
masih ada diatasnya. Suma-xiau kembali menyerang dengan pengerahan tenaga dan gin-kang, Sim-lok juga
dengan kembang ilmu yang sangat banyak melayani setiap serangan suma-xiau, seratus
jurus sudah berlalu, keadaan nampaknya masih seimbang, suma-xiau berusaha untuk
tidak mengadu sin-kang, karena ia tahu dia akan kalah, dan itu akan merugikan dirinya
jika adu sin-kang sering dilakukan, namun dibidang gin-kang kenyataanya she-taihap
tidak disebelah bawahnya, kedahsyatan daya serang yang jitu dan bertubi-tubi membuat
suma-xiau kelangkabut dan terdesak, walaupun tombak tunasnya sudah dikerahkan
sedemikian rupa "des".buk".plak".." sebuah tendangan menghantam paha suma-xiau, sehingga kudakudanya ambrol dan tubunya yang oleng dihantam sodokan siku dan berlanjut pada
sebuah tamparan menghantam pelipisnya, suma-xiau ambruk dengan nafas sesak
menerima tiga pulukan bertubi-tubi, sikakek kembar tanpa tiba-tiba merangsak maju,
senjata kipas keduanya bergerak lincah mengurung sim-lok, namun sim-lok dengan
ilmu"pat-hong-sin-tai-hong" (badai sakti delapan penjuru) satu ilmu khas pat-hong-heng-te
yang diciptakan susiok mereka Im-yang-sin-taihap.
Gerakan ilmu ini sangat unik dan dahsyat, disamping gerakannya yang sangat cepat
gerakan perubahannya, kedua she-Gu merasa kewalahan walaupun segenap ilmu
mereka sudah dikerahkan, bagi she-taihap tangan mereka merupakan senjata paling
ampuh dan berbahaya dibandingkan senjata lain, tangan mereka mampun menerima
mata pedang dengan tangan telanjang bahkan meremasnya hingga hancur, terlebih
setelah lima puluh jurus berikutnya senjata khas pat-hong-heng-te yang berupa sabuk
telah dimainkan oleh sim-lok, ia laksana harimau tumbuh sayap.
Kedua kakek kembar makin buntu, kebutan-kebutan ujung sabuk membuat mereka jatuh
bangun, mundur menghindar dan semakin tersudut, dan akhirnya tubuh mereka
dipermainkan kedua ujung sabuk, disebat dan dibelit berulang-ulang "plak..plak?" terakhir tubuh mereka bagian dada telak dihantam ujung sabuk, hingga
keduanya terguling sambil muntahkan darah, lima rekannya yang belum maju terkesima
menghadapi kenyataan betapa penghuni pulau ini benar-benar luar biasa, sedikit
banyaknya nyali Ma-tin-bouw bergetar.
Kemudian Tan-luo-pang, Yang-ma-kui dan zhang-kui-lan maju berbareng, namun
ketiganya terkejut saat tiga she-taihap menghalau mereka, petempuran dalam tiga
kelompok terjadi dengan begitu cepat, Sim-lok mundur dengan tenang tapi waspada
dunia-kangouw.blogspot.com
melihat dua rekanan kwi-sian-pat yang belum maju, dan memang Bu-leng-ma dan Ma-tinbouw tiba-tiba bergerak membatu she-zhang dan yang, namun bagi Li-tan-hua dan coasan-tung hal itu tidak membuat mereka gugup, mereka melayani dengan tenang dan
sabar, semetara Tan-lou-pang yang tertinggi diantara kwi-sian-pat menghadapi Lauw-jin.
Tan-lou-pang baru mendapat lawan tanding yang kenyataannya tidak disebelah
bawahnya, bahkan satu tingkat diatasnya, dengan kedua senjatanya Tan-lou-pang
menyerang Lauw-jin, namun dia membentur kehebatan ilmu"pat-hong-sin-tai-hong"
sampai dua ratus jurus keadaan masih seimbang, demikian juga dengan empat rekanya
yang mengeroyok dua seorang she-taihap, dan hal itu tidak berlansung lama, lima puluh
jurus berikutnya, rekanan kwi-sian-pat terdesak hebat, namun Gu-siang, Gu-liang dan
suma-xiau kembali bergerak memasuki pertempuran, Sim-lok segera memapaki Gu-liang
dan Gu-siang dan membiarkan suma-xiau mengeroyok suhengnya Lauw-jin.
Pembagian itu cukup seimbang, masing-masing empat she-taihap melawan dua rekanan
kwi-sian-pat, dan hasilnya cendrung sudah diketahui bahwa kwi-sian-pat akan kalah
mutlak, masing-masing she-taihap membendung serangan lawan dengan sabuk mereka
yang berwarna kuning, mereka laksana mempermainkan masing-masing kedua lawan
mereka dengan ujung sabuk.
Format pertarungan ini berlangsung sangat lama, hingga siang sudah berganti malam,
nampaknya kwi-sian-pat tidak akan mempu mendesak empat penghuni pulau kura-kura,
harapan mereka kandas, dikira mereka sudah bisa unjuk gigi diistana pulau kura-kura,
namun ternyata kenyataan pahit yang mereka terima, sebentar lagi mereka akan
mendulang kekalahan karena saat ini posisi mereka sedang terdesak hebat, Tan-lou-pang
yang menjadi kakap diantara kwi-sian-pat buntu dan terdesak
Akhirnya setelah malam agak larut, susul menyusul kwi-sian-pat ambruk pingsan
dihalaman istana pulau kura-kura, hanya Tan-lou-pang yang masih sadar sementara tujuh
rekannya tidak sadarkan diri karena luka dalam yang mereka derita, empat she-taihap
berdiri agung didepan kwi-sian-pat yang terbaring,
"sam-sute mari kita kembalikan kwi-sian-pat kekapalnya." ujar Coa-san-tung, lalu masingmasing she-taihap menggondol kerah baju kwi-sian-pat dan berlari menuju pantai, kwisian-pat seperti anak kucing diletakkan di dek perahu, kemudian dengan tenaga dorongan
luar biasa empat she-taihap mendorong perahu, dan hasilnya sangat menakjubkan,
perahu kwi-sian-pat laksana busur panah melesat diatas permukaan laut. perahu itu terus
melejit hingga perahu itu hilang dikejauahan.
Perahu itu terombang-ambing dipermainkan ombak diantara deru angin, sudah
semalaman perahu itu bergerak tanpa arah, Tan-lou-pang mencoba mengarahkan perahu
ke daratan besar, tujuh rekannya sudah siuman, namun tenaga mereka sudah lenyap
akibat luka dalam yang cukup parah.
"Bagaimana rencanamu she-tan?" tanya Yang-ma-kui sambil berusaha duduk
"hal selanjutnya belum dapat saya pikirkan saat ini, karena yang penting kita harus
memulihkan diri dulu."
"mau kemanakah setelah sampai didaratan besar?" sela Zhang-kui-lan
dunia-kangouw.blogspot.com
"jika kita sampai didaratan besar, saya akan membawa kalian ke tempatku di Heng-singkok dipropinsi Guangdong." jawab Tan-lou-pang.
Setelah tiga hari tiga malam mendayung, perahu kwi-sian-pat dipinggir pantai yang sepi
dan hutan bakau yang lebat, dengan tertatih-tatih mereka memasuki hutan, hal yang perlu
sekarang adalah mencari buruan untuk pengisi perut yang lapar, seekor babai hutan
menjadi santapan kwi-sian-pat, setelah kenyang mereka sedikit bertenaga, kemudian
mereka mulai mengobati luka dalam mereka dengan pengerahan sin-kang, tiga diantara
mereka berhasil meredam luka dalam, dan hanya tinggal minum obat pembersih darah
mereka akan puluih kembali, mereka itu adalah Tan-lou-pang, zhang-kui-lan dan Yangma-kui, sementara lima dari mereka harus dibantu atau harus segera diobati.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan, hingga sampai pada sebuah bukit, beberapa
tanamana merupakan obat yang mereka dibutuhkan, Tan-lou-pang dengan pengetahuan
pengobatannya memetik beberapa daun dan bunga obat, dan selama dua minggu
mereka berada di atas bukit untuk memulihkan diri, sehingga mereka akhirnya berhasil.
"bagaimana keadaanmu Ma-twako!?" tanya Tan-lou-pang
"berkat ramuan obat yang kamu berikan, saya merasa sudah sembuh dan tiga perempat
tenaga saya sudah pulih."
"bagauslah kalau begitu, lalu bagaimana rencana Ma-twako selanjutnya?" sela Yang-makui
"kita tidak menyangka bahwa penghuni pulau kura-kura dapat mempecundangi kita
seperti ini." sahut Ma-tin-bouw kembali membayangkan pertempuran di pulau kura-kura.
"adakah cara yang dapat kita lakukan untuk mengalahkan penghuni pulau kura-kura?"
sela Zhang-kui-lan "kalau dari kehebatan ilmu silat, rasanya kita tidak akan mungkin mampu." sahut Tan-loupang
"seandainya dua orang dari mereka kita keroyok delapan pasti mereka akan tewas
sebagaimana Ui-hai-liong-siang." ujar Suma-xiau
"bagimana kita menemukan mereka tidak berempat?" sela Bu-leng-ma
"saya punya ide untuk memisahkan mereka." Sela Ma-tin-bouw
"bagaimana Ma-twako, ide yang bagaimanakah itu." sahut mereka serempak
"kita akan memamfaatkan hubungan antara pemerintah dengan tocu pulau kura-kura."
"betul, sejak dahulu pulau kura-kura dan pemerintah kota kaifeng memiliki kedekatan."
Sela Tan-lou-pang "benar, jadi kita gunakan kungcu kaifeng untuk mengundang mereka."
dunia-kangouw.blogspot.com
"kalau mereka datang berempat sama juga nantinya." sela Gu-liang
"dalam undangan tidak disebutkan mereka berempat, kungcu mengundang untuk
membicarakan hal penting, dan saya yakin seorang atau dua orang yang akan
menyeberang dari pulau kura-kura."
"hmh"kemungkinan hal itu benar Ma-twako." sela Bu-leng-ma, semuanya mengangguk.
"lalu kapan kita akan memulai rencana itu, kalau memang masih lama saya ingin
mengajak kalian ke tempatku di Guangdong." tanya Tan-lou-pang
"menurut saya rencana ini kita segerakan, dan setelah itu baru kita ketempat she-tan."
sahut Ma-tin-bouw "demikian juga saya setuju." sahut mereka serempak."
"baik kalau begitu, selama seminggu ini kita akan giat berlatih ditempat ini, setelah itu
baru kita masuk kekota kaifeng dan menguasai kediaman kungcu untuk menjalankan
rencana kita." ujar Ma-tin-bouw
Seminggu kemudian, kwi-sian-pat meninggalkan bukit dan memasuki kota kaifeng, kota
kaifeng yang padat sangat sibuk dan ramai, kwi-sian-pat tidak sulit menemukan kediaman
Lauw-kungcu, ditengah kegelapan malam kwi-sian-pat mengendap-endap diatas atap
rumah Lauw-kungcu. Lauw-kungcu sedang makan malam bersama keluarganya, saat menikmati makanan, Matin-bouw dan Bu-leng-ma muncul
"siapa kalian!?" bentak Lauw-taijin terkejut, namun sebelum mendapat jawaban Ma-tinbouw sudah menagkap Lauw-taijin dan mencengkram lehernya
"taijin! kami akan membunuh kamu dan keluargamu jika engaku macam-macam." ancam
Ma-tin-bouw. "a"apa maksud kalian datang seperti ini." tanya Law-taijin dengan muka pucat
"kami akan tinggal ditempatmu ini untuk beberapa lama, jika kamu mau bekerjasama
maka kamu dan keluaargamu akan baik-baik saja, namun jika tidak, kamu dan kelurgamu
akan binasa dan kediamanmu ini akan kami obrak-abrik dan kami bakar, apa kamu
mengerti taijin!?" ujar Ma-tin-bouw
"ba..baik"saya akan menuruti kalian." sahut Lauw-taijin terbata-bata, dan saat itu enam
kwi-sian-pat muncul. Sehingga membuat Lauw-taijin dan kelaurganya menggigil ketakutan
"tai-jin kami akan berada di bagunan belakang dekat taman bunga, tidak boleh ada yang
mengetahui keberadaan kami, jadi hanya kamu dan keluargamu ini yang boleh berada
disekitar bangunan tersebut, setiap jam makan kamu atau kelaurgamu mengantarkan
makanan untuk kami berdelapan, mengerti!?"
"me..mengerti tuan." sahut Lauw-taijin
dunia-kangouw.blogspot.com
"bagus".sekarang kami akan pergi kebangunan belakang, dan besok siang harus kamu
yang mengantarkan makanan untuk kami." ujar Ma-tin-bouw sambil melepaskan
cengramannya pada tengkuk Lauw-taijin, kemudian delapan orang itupun menghilang,
Lauw-taijin dan keluarganya semakin pucat dan ketakutan.
Keesokan harinya Lauw-taijin memanggil empat kepala pengawalnya, tan-ciangkun,
Yang-ciangkun, Cu-ciangkun dan Cia-ciangkun, empat orang itu menghadap Lauw-taijin
"Kalian berempat harus lebih meningkatkan penjagaan, dan areal bangunan di dekat
taman bunga tidak diperkanankan mendekat atau masuk."
"boleh kami tahu kenapa taijin?" tanya Yang-ciangkun
"tidak boleh, laksanakan saja sebagaimana perintah saya." jawab Lauw-taijin tegas.
empat ciangkun mengangguk dan semakin menunduk, kemudian mereka menata lokasi
ronda, pengosongan pengawasan pada area belakang kediaman Taijin, membuat heran
para pengawal, namun mereka tidak berani bertanya penyebabnya.
Siang harinya Lauw-taijin bersama dua putranya mengantarkan makanan kedalam
bangunan yang merupakan tempat pesanggerahan jika ada tamu yang datang, ketika
sampai depan pintu, pintu sudah dibuka terlebih dahulu, suma-xiau menyambut mereka
didepan pintu "kami hendak mengantarkan makan siang."
"masuklah.." sahut suma-xiau, Lauw-taijin dan putranya masuk dan meletakkan makanan
diatas meja. "taijin kamu tetap tinggal disini dan suruh kedua putramu kembali!" ujar Ma-tin-mouw
"baik tuan.." sahut Lauw-taijin kemudian menyuruh kedua putranya kembali
"hari ini kamu tulis surat undangan ke pulau kura-kura, usahakan undangan itu
menyebabkan pimpinan penghuni pulau kura-kura memenuhinya, dan dalam undangan
tidak boleh menyinggung kami, dan ingat jika undangan ini gagal mendatangkan pimpinan
pulau kura-kura maka keluargamu akan binasa." ujar Ma-tin-bouw, Lauw-taijin menunduk
dan mengangguk dengan hati gemetar mendengar ancaman tersebut.
"tiga puluh hari bulan ini mereka sudah harus sampai ketempat ini, mengerti!?" ujar Matin-bouw, Lauw-taijin mengangguk, kemudia dia pun disuruh kembali, dan kwi-sian-pat
pun mulai menyantap makan siang.
Sejak Lauw-taijin meninggalkan pesanggerahan hatinya gelisah dan bingung, dia
memeras pikiran untuk alasan membuat undangan pada pimpinan pat-hong-heng-te
dipulau kura-kura, setelah berpikir keras malamnya Lauw-taijin menuliskan undangan
untuk dikirimkan besok ke pulau kura-kura.
Keesokan harinya Lauw-taijin memanggil Tan-ciangkun dan Yang ciangkun, kedua
ciangkun itu datang menghadap
dunia-kangouw.blogspot.com
"Tan-ciangkun dan Yang ciangkun, hari ini kalian berangkat ke pulau kura-kura untuk
menyampaikan surat undangan pada pimpinan pat-hong-heng-te di pulau kura-kura." ujar
Lauw-taijin "baik taijin, apa ada lagi yang harus kami persipakan?"
"tidak, untuk urusan lain akan saya bicarakan dengan Cu dan Cia ciangkun."
"baik kalau begitu, kami akan segera berangkat." sahut Tan-ciangkun, kemudian
merekapun keluar. Kedua ciangkun dan dua puluh tentara berangkat pada siang hari, dan tiga hari kemudian
merekapun sampai di pulau kura-kura, kedatangan mereka disambut empat she-taihap
"selamat datang ditempat kami Tan-ciangkun, sungguh kunjungan ini mengejutkan kami
sekeluarga." ujar Coa-san-tung
"selamat berjumpa she-taihap, memang kedatangan kami ini mendadak, jadi maafkan
kami sehingga membuat she-taihap dan keluarga terkejut."
"hmh".ada apakah Tan-ciangkun" apakah yang dapat kami Bantu?"
"begini taihap, kami datang hanya ingin menyampaikan surat dari Lauw-taijin untuk shetaihap." sahut Tan-ciangkun sambil menyerahkan sepucuk surat kepada Coa-san-tung,
Coa-san-tung menerima surat dan langsung membukanya.
Coa-san-tung nampak termenung setelah membaca surat, adapun bunyi isi surat itu
Kepada she-taihap yang budiman
pertama-tama saya saya harap pimpinan pat-hong-heng-te dalam keadaan sehat dan
baik- yang kedua saya minta maaf bahwa surat ini datangnya mendadak.
She-taihap yang baik, besar harapan saya, kiranya she-taihap datang ke kaifeng untuk
membicarakan hal yang teramat penting, hal ini merupakan rahasia sehingga para
ciangkun pun tidak mengetahuinya.
She-taihap yang budiman, urusan ini datangnya dari pusat dan sangat rahasia, dan
menurut saya hanya dengan she-taihap saya harus membicarakannya, dan hanya shetaihap yang dapat membantu saya dalam urusan ini, oleh karena itu saya sangat
menunggu kedatangan she-taihap pada tiga puluh hari bulan ini di kediaman saya.
Lauw-cing Coa-san-tung memandang kedua ciangkun
"apa ada lagi yang ingin disampaikan kepada kami Tan-ciangkun?"
"tidak ada lagi taihap." sahut Tan-ciangkun


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"kalau begitu marilah kita keruang makan, kami akan menjamu rombongan ciangkun ala
kadarnya." dunia-kangouw.blogspot.com
"baik dan terimaksih taihap." sahut Tan-ciangkun, lalu merekapun makan dan minum
Rombongan Tan-ciangkun bermalam semalam di pulau kura-kura untuk menghilangkan
kepenatan, dan keesokan harinya mereka kembali kekota kaifeng, malam setelah
kembalinya rombongan ciangkun, empat pimpinan pat-hong-heng-te membicarakan
perihal isi surat, surat itu diberikan kepada ketiga sutenya untuk membaca, setelah itu
"bagaimana menurut kalian sam-sute?" tanya Coa-san-tung
"dari isi surat sepertinya hal ini sangat penting, dan Lauw-taijin demikian mengharapkan
bantuan kita untuk membicarakannya, jadi menurut saya, sebaiknya kita penuhi harapan
Lauw-taijin" sahut Li-tan-hua
"baik, menurut saya juga demikian, jadi untuk memenuhi panggilan Lauw-taijin, ji-sute
Lauw-han dan Sim-lok akan berangkat kekota kaifeng dua hari menjelang waktu yang
dikatakan Lauw-taijin." ujar Coa-san-tung, dan ketiga adiknya mengangguk setuju.
Dua hari sebelum hari pertemuan Lauw-han dan sim-lok berangkat menuju kaifeng,
sehingga keesokan harinya mereka sudah sampai dikota kaifeng, keduanya langsung
kekediaman Lauw-taijin, kedatangan dua pimpinan ini disambut baik empat ciangkun dan
segera dibawa menghadap Lauw-taijin
"selamat datang dan terimaksih bahwa dua she-taihap berkenan datang memenuhi
undangan saya." sambut Lauw-taijin
"tidak usah sungkan taijin, jika kami dapat membantu, tentu akan kami usahakan
sepenuhnya." sahut Lauw-han
"karena ji-taihap baru sampai, kami harapkan supaya istirahat sejenak menunggu malam,
dan nanti malam saya akan berbicara dengan ji-taihap." ujar Lauw-taijin, lalu kedua shetaihap dibawa kekamar masing-masing dalam rumah induk Lauw-taijin.
Lauw-taijin segera ke pesanggrahan, hatinya kebat-kebit, karena selama hari ini
menunggu ia tidak bisa tenang, takut-takut kalau pimpinan pat-hong-heng-te tidak
memenuhi undangannya, dan hatinya masih cemas karena hanya dua pimpinan pathong-heng-te yang datang, saat menemui kwi-sian-pat hatinya sedikit lega setelah melihat
reaksi kwi-sian-pat mendengar laporannya.
"bagus".taijin, dan nanti malam suruhlah keduanya ke paviliun ditengah taman." ujar Matin-bouw, Lauw-taijin mengangguk dan meninggalkan pesanggrahan.
Menjelang sore Lauw-taijin menyuruh istri dan putrinya untuk menyediakan makan dan
minum dimeja didalam paviliun, dan ketika malam tiba, Lauw-taijin mengajak Lauw-han
dan Sim-lok ke pavilion dan ketiganya duduk di meja yang sudah tersedia hidangan,
tanpa ragu dan curiga Lauw-han dan Sim-lok makan dan minum bersama Lauw-taijin
"maaf ji-taihap telah merepotkan kalian."
"ah"tidak mengapa taijin, kami tidak merasa direpotkan." sahut Lauw-han
dunia-kangouw.blogspot.com
"oh-ya taijin, hal apakah yang ingin taijin sampaikan yang begitu sangat rahasia?" sela
Sim-lok, namun sebelum Lauw-taijin menjawab tiba-tiba kwi-sian-pat muncul dengan
senyum jumawa, kedua she-taihap heran
"hmh"kwi-sian-pat, ada pakah ini?" tanya Sim-lok heran, keduanya bergantian
memandang lauw-taijin dan rombongan kwi-sian-pat
"hahaha..hahaha".sebenarnya kami yang mengundang kalian, dan taijin ini hanya kami
mamfaatkan." sahut Ma-tin-bouw tersenyum
"oo.., begitu rupanya, lalu ada apa kalian mengundang kami?" tanya Lauw-han dengan
tenang, tidak ada sedikitpun rasa takut pada wajah itu.
"maksud kami jelas adalah untuk membunuh kalian." sahut Ma-tin-bouw, kedua shetaihap tetap tenang
"kami sudah disini dan siap melayani maksud kalian." tantang Sim-lok, kwi-sian-pat lalu
bergerak menyerang kedua she-taihap, Lauw-taijin segera berlari dan menyingkir keluar
pavilion, sementara didalam pavilion pertempuran hebat terjadi.
Masing-masih taihap menghadapi empat rekanan kwi-sian-pat, kedua taihap tanpa
sungkan mengeluarkan ilmu"pat-hong-sin-tai-hong" dan dengan luar biasa keduanya
mampu mengimbangi keroyokan empat lawan kosen hingga dua ratus jurus, suara
pertempuran yang hangar bingar didalam taman bunga membuat para pengawal heran,
empat ciangkun juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi, lalu mereka memasuki
taman bunga, mereka melihat pertempuran luar biasa dan pavilion itu sudah hancur luluh
lantak akibat kesiuran hawa pukulan pertarungan yang luar biasa ramai dan seru, mereka
melihat Lauw-taijin meringkuk jauh dari pertempuran dengan wajah pucat
"ada apa taijin" darimana datangnya orang-orang itu?" tanya Tan-ciangkun
"mereka adalah kwi-sian-pat dan sudah dua minggu mereka ada disini dan mengancam
saya dan keluarga, semoga saja ji-taihap dapat merobohkan mereka." jawab Lauw-taijin,
setelah mendengar jawaban itu, barulah mereka mengerti akan keanehan sikap taijin,
mereka kembali menyaksikan pertempuran yang jauh diatas tingkatan mereka.
Lauw-taijin segera ke pesanggrahan, hatinya kebat-kebit, karena selama hari ini
menunggu ia tidak bisa tenang, takut-takut kalau pimpinan pat-hong-heng-te tidak
memenuhi undangannya, dan hatinya masih cemas karena hanya dua pimpinan pathong-heng-te yang datang, saat menemui kwi-sian-pat hatinya sedikit lega setelah melihat
reaksi kwi-sian-pat mendengar laporannya.
"bagus".taijin, dan nanti malam suruhlah keduanya ke paviliun ditengah taman." ujar Matin-bouw, Lauw-taijin mengangguk dan meninggalkan pesanggrahan.
Menjelang sore Lauw-taijin menyuruh istri dan putrinya untuk menyediakan makan dan
minum dimeja didalam paviliun, dan ketika malam tiba, Lauw-taijin mengajak Lauw-han
dan Sim-lok ke pavilion dan ketiganya duduk di meja yang sudah tersedia hidangan,
tanpa ragu dan curiga Lauw-han dan Sim-lok makan dan minum bersama Lauw-taijin
"maaf ji-taihap telah merepotkan kalian."
dunia-kangouw.blogspot.com
"ah"tidak mengapa taijin, kami tidak merasa direpotkan." sahut Lauw-han
"oh-ya taijin, hal apakah yang ingin taijin sampaikan yang begitu sangat rahasia?" sela
Sim-lok, namun sebelum Lauw-taijin menjawab tiba-tiba kwi-sian-pat muncul dengan
senyum jumawa, kedua she-taihap heran
"hmh"kwi-sian-pat, ada pakah ini?" tanya Sim-lok heran, keduanya bergantian
memandang lauw-taijin dan rombongan kwi-sian-pat
"hahaha..hahaha".sebenarnya kami yang mengundang kalian, dan taijin ini hanya kami
mamfaatkan." sahut Ma-tin-bouw tersenyum
"oo.., begitu rupanya, lalu ada apa kalian mengundang kami?" tanya Lauw-han dengan
tenang, tidak ada sedikitpun rasa takut pada wajah itu.
"maksud kami jelas adalah untuk membunuh kalian." sahut Ma-tin-bouw, kedua shetaihap tetap tenang
"kami sudah disini dan siap melayani maksud kalian." tantang Sim-lok, kwi-sian-pat lalu
bergerak menyerang kedua she-taihap, Lauw-taijin segera berlari dan menyingkir keluar
pavilion, sementara didalam pavilion pertempuran hebat terjadi.
Masing-masih taihap menghadapi empat rekanan kwi-sian-pat, kedua taihap tanpa
sungkan mengeluarkan ilmu"pat-hong-sin-tai-hong" dan dengan luar biasa keduanya
mampu mengimbangi keroyokan empat lawan kosen hingga dua ratus jurus, suara
pertempuran yang hangar bingar didalam taman bunga membuat para pengawal heran,
empat ciangkun juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi, lalu mereka memasuki
taman bunga, mereka melihat pertempuran luar biasa dan pavilion itu sudah hancur luluh
lantak akibat kesiuran hawa pukulan pertarungan yang luar biasa ramai dan seru, mereka
melihat Lauw-taijin meringkuk jauh dari pertempuran dengan wajah pucat
"ada apa taijin" darimana datangnya orang-orang itu?" tanya Tan-ciangkun
"mereka adalah kwi-sian-pat dan sudah dua minggu mereka ada disini dan mengancam
saya dan keluarga, semoga saja ji-taihap dapat merobohkan mereka." jawab Lauw-taijin,
setelah mendengar jawaban itu, barulah mereka mengerti akan keanehan sikap taijin,
mereka kembali menyaksikan pertempuran yang jauh diatas tingkatan mereka.
Serangan empat rekanan kwi-sian-pat bertubi-tubi dan berbahaya, untungnya dua shetaihap dengan senjata sabuk dapat menghalau dan membendung serangan dari empat
lawan, kwi-sian-pat merasa takjub akan keuletan ilmu dua lawan mereka ini, kilatan dan
kibasan sabuk dalam rangkaian ilmu"pat-hong-sin-tai-hong" sangat sulit untuk ditembus,
walaupun dua she-taihap tidak dapat lagi membalas serangan, namun sepertinya mereka
tidak akan mudah merobohkan dua lawan teramat kosen ini.
Dua kelompok pertempuran itu membuat mata yang mengikuti perih dan silau, areal
taman sudah porak poranda, laksana dihantam badai ganas, dua she-taihap masih
mampu bertahan, sehingga membuat empat lawan yang mereka hadapi merasa buntu
dan kehabisan akal dunia-kangouw.blogspot.com
"kita lakukan seperti pada Ui-hai-liong-siang!" teriak Tan-lou-pang, lalu tiba-tiba mereka
berhenti dan mengerahkan sin-kang, melihat itu terpaksa dua she-taihap melayani adu
sin-kang, dengan tenang dan sabar keduanya menyiapkan kuda-kuda untuk menyambut
masing-masing empat tenaga lawan.
"dhuar".dhuar".." dua ledakan dahsyat terdengar membuar tempat itu bergetar laksana
gempa sehingga dinding pagar yang terbuat dari batu ambruk sepanjang tiga tombak,
lauw-taijin beserta empat ciangkun langsung pingsan karena jantung mereka berguncang
hebat, dan sial bagi Lauw-tai-jin nyawanya langsung melayang karena suara ledakan itu
membuat jantungnya pecah, sementara bagi empat ciangkun karena mereka memiliki
dasar sing-kang tidak sampai tewas, namun mereka mengalami cacat pendengaran akut,
karena gendang telinga mereka pecah.
Akibat adu tenaga luar biasa itu kedua she-taihap amblas ketanah sebatas paha, dan
mereka berdiri, dan sudah tiga kali memuntahkan darah segar, kemudian keduanya
memjamkan mata dengan nafas memburu, lalu akhirnya keduanyapun tewas, sementara
empat rekanan kwi-sian-pat terlempar laksana layangan putus, kwi-sian-pat ambruk
ketanah, semuanya tidak bergerak.
Satu jam kemudian Tan-lou-pang sadar, darah meleleh dari kedua sudut bibirnya, dan
hidungnya juga bersimbah darah, kemudian Yang-ma-kui juga siuman, lalu disusul
Zhang-kui-lan dan yang lain-lain, namun Gu-siang dan Ma-tin-bouw setelah diperiksa
ternyata keduanya tewas dengan organ dalam tubuh hangus terbakar.
Tan-lou-pang berusaha bangkit, dengan lutut bergetar ia memaksakan diri
"kita harus segera meninggalkan tempat ini, sebelum para pengawal menangkap kita."
ujar Tan-lou-pang lirih karena dadanya sesak, enam dari kwi-sian-pat segera dengan
memaksakan diri berlari keluar dari pagar yang sudah ambruk, mereka terus menuruni
tebing dengan berguling dibelakang areal perumahan Lauw-taijin, dan terus bergerak dan
membiarkan diri mereka dihanyutkan arus sungai dibawah tebing.
Para pengawal juga tidak cepat bertindak karena mereka juga mengalami guncangan
saat dua ledakan dahsyat terjadi, ketika mereka sadar mereka langsung memasuki taman
bunga, dan menemukan Lauw-taijin sudah tewas, empat ciangkun masih pingsan dan dua
tamu mereka dari pulau kura-kura tewas dengan posisi tubuh berdiri dan kaki amblas
sebatas paha, dan dua orang kakek telentang juga dalam keadaan tewas.
Kejadian itu sangat menghebohkan dan menggemparkan, warga kaifeng mendengar dua
kauwsu pat-hong-heng-te binasa menjadi sedih dan galau, dua hari kemudian setelah
pemakaman Lauw-taijin, mayat Lauw-han dan Sim-lok dibawa empat puluh rombongan,
ke pulau kura-kura, dalam rombongan ini istri lauw-taijin ikut serta untuk menjelaskan
kepada pimpinan dipulau kura-kura.
Sesampai dipulau kura-kura, Coa-san-tung dan seluruh penghuni pulau kura-kura heran
dan bersedih "apa sebenarnya yang terjadi Lauw-hujin?" tanya Coa-santung,
dunia-kangouw.blogspot.com
"ini semua adalah perbuatan kwi-sian-pat taihap, kami tidak ada pilihan kecuali menurut,
dan undangan itu merupakan tipuan untuk memanggil taihap ke kaifeng."
"hmh..lalu bagaimana dengan kwi-sian-pat?"
"dua dari mereka tewas, sementara enam melarikan diri, kami minta maaf taihap telah
melibatkan taihap dalam urusan ini."
"ah..Lauw-hujin jangan berkata seperti itu, tidak ada yang perlu dimaafkan, karena kalau
dipikir sebaliknya mungkin kamilah yang melibatkan Lauw taijin karena kwi-sian-pat
hakikatnya hendak membunuh kami" sahut Coa-san-tung, setelah Lauw-han dan Sim-lok
dimakamkan, rombongan dari kaifeng kembali.
Tiga hari kemudian Yo-seng memasuki kota kaifeng, dia memasuki sebuah likoan untuk
makan sebelum menyeberang kepulau kura-kura
"sungguh tidak disangka Kwi-sian-pat menewaskan Lauw-taihap dan Sim-taihap."
"benar Cia-sicu, namun yang paling membuat jengkel, kwi-sian-pat menegeroyok kedua
taihap." "maaf siapakah maksud kalian dua taihap yang ditewaskan kwi-sian-pat?" tanya Yo-seng
tiba-tiba "sicu bukan orang sini?"
"bukan ji-sicu, saya dari wilayah timur."
"ooh pantas, sicu tidak tahu."
"benar sicu, lalu siapakah kedua she-taihap yang sicu maksud?"
"dua she-taihap itu adalah dua she-taihap dari pulau kura-kura."
"eh..bagaimana bisa tewas ditangan kwi-sian-pat?"
"kwi-sian-pat memaksa taijin untuk mengundang mereka kesini dari pulau kura-kura, lalu
sesampai disini, keduanya dikeroyok kwi-sian-pat hingga tewas, dan dua dari mereka juga
katanya tewas." sahut orang itu, Yo-seng terheyak bahwa yang dimaksud adalah dua
suhengnya lauw-han dan Sim-lok, lalu ia segera pamit dan membayar makanan, kedua
orang itu merasa heran akan sikap Yo-seng.
Yo-seng segera menuju pantai dan naik angkutan perahu bersama beberapa pedagang,
tiga hari kemudian sampailah ke pulau kura-kura, Yo-seng segera menuju istana,
kedatangannya dicegat lima orang murud pat-hong-heng-te, sejak tewasnya dua
pimpinan mereka, penjagaan diperketat, dan awas kepada orang yang tidak dikenal
"maaf tuan, anda siapa dan ada urusan apa sehingga datang kesini?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh".saya adalah Yo-seng, sampaikan pada Coa-suheng, saya sutenya datang dari
wilayah timur." jawab Yo-seng, mendengar nama itu, lima murid langsung berlutut
"maaf kelancangan kami susiok, ternyata susiok yang datang."
"tidak mengapa." sahut Yo-seng maklum, lalu dia dibawa tiga murid memasuki istana, Litan-hua yang berketepatan keluar melihat tiga murudnya bersama Yo-seng
"ada apa ini A-hui, siapakah tamu kita ini?"
":tamu kita Yo-susiok suhu!" sahut A-hui
"ah..kamukah itu Yo-sute!?" tanya Li-tan-hua
"benar Li-suheng, saya Yo-seng."
"wah"mari..marilah kita kedalam Yo-sute, Coa-suheng ada didalam." ujar Li-tan-hua
"Coa-suheng! coba tebak siapakah yang bersama saya ini?" tanya Li-tan-hua sambil
senyum, Yo-seng juga tersenyum, Coa-san-tung menatap orang yang bersama Li-tan-hua
sambil mengerinyitkan kening
"saya tidak tahu Li-sute" maaf siapakah kamu sicu?" sahut Coa-san-tung
"saya Yo-seng Coa-suheng." jawab Yo-seng
"Yo-seng anak Ui-hai-liong siang!?"
"benar Coa-suheng."
"hahaha..hahha pertemuan yang sangat menggembirakan, marilah duduk Yo-sute." ajak
Coa-san-tung, lalu pertemuan menggembirakan itupun berlangsung, keceriaan jelas
terlihat dimata kedua tocu pula kura-kura atas kunjungan sute mereka yang jarang
bertemu, bahkan sebelum pertemuan ini, mereka baru dua kali bertemu, yakni saat
mereka berkunjung ke kunleng dan Yo-seng masih umur sepuluh tahun, dan kedua saat
Yo-seng menikah dengan Kwaa-thian-eng.
"suheng! saya mendengar bahwa kwi-sian-pat telah membuat kekacauan disini sehingga
Lauw-suheng dan Sim-suheng tewas."
"benar sute, awalnya mereka datang kesini, dan kami berhasil melukai mereka dan
mengusirnya, tapi tidak diduga mereka memamfaatkan Lauw-kungcu dan menjebak kami,
kedua sute saya suruh memenuhi undangan Lauw-kungcu yang ternyata sudah ditunggu
kwi-sian-pat." "saya dengar juga bahwa dua dari mereka dapat ditewaskan ji-suheng."
"benar, dan nampaknya cara mereka menewaskan ji-sute sama halnya dengan cianpwe
Ui-hai-liong-siang, sebagaimana yang kami dengar, yakni dibombandir dengan kekuatan
sin-kang." dunia-kangouw.blogspot.com
"kwi-sian-pat demikian culas, saya sedang mengikuti jejak mereka yang mengarah kesini,
namun sayang saya terlambat."
"Kwi-sian-pat sepertinya memiliki misi untuk menghabisi kita." sela Li-tan-hua
"apakah kemungkinan mereka akan kekun-leng?" tanya Yo-seng
"kemungkinan itu ada, namun saya yakin mereka belum menuju kesana, karena menurut
cerita keluarga Lauw-taijin, mereka kemungkinan besar terluka." sahut Li-tan-hua
"artinya mereka mungkin masih ada disekitar kota kaifeng atau kota terdekat disekitar
kaifeng." sela Coa-san-tung
:"dan hal yang harus kita wanti-wanti bahwa mereka datang lagi kesini." ujar Yo-seng
"benar sute, kalau ditilik pada kecurangan mereka, besar kemungkinan mereka akan
kembali kesini untuk mengeroyok kami, dan melihat kehebatan mereka, jika tiga lawan
satu, maka kami pasti kalah." ujar Coa-san-tung.
"kalau begitu sebaiknya kita menunggu kedatangan mereka." sahut Yo-seng, kedua
suhengnya mengangguk membenarkan.
Tiga hari kemudian Kwaa-sin-liong mendarat di pulau kura-kura, ketika dia memasuki
halaman istana empat murid Pat-hong-heng-te menyambutnya
"selamat datang susiok."
"ya".bagaimana kabar kalian!?"
"kami keadaan baik-baik saja susiok, hanya Lauw-suhu dan Sim-suhu telah meninggal
sebulan yang lalu." "saya sudah mendengar itu dikota Kaifeng, apakah ji-suheng ada?"
"ada susiok, marilah saya antar." sahut murid keponakannya, lalu dengan suka cita murid
itu segera membawa Kwaa-sin-liong kedalam istana.
Li-tan-hua yang berketepatan berada diruang tengah dengan gembira menyambut Kwaasin-liong
"ternyata Kwaa-sute, duduklah sute, oh ya A-gui sampaikan pada coa-suheng dan Yosute akan kedatangan Kwaa-sute, mereka ada di lianbutia." ujar Li-tan-hua, A-gui segera
keluar dan menuju ruang lianbutia, Coa-san-tung dan Yo-seng yang sedang melihat
latihan para murid segera memasuki istana.
"Kwaa-sute, alangkah senangnya bahwa kamu juga datang kesini." ujar Coa-san-tung
"salam bertemu kembali Coa-suheng, dan Yo-suheng selamat berjumpa."
"hahaha".hahha" selamat berjumpa Kwaa-sute, apakah sute sedang mengikuti saya?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"benar Yo-suheng, setelah mengetahui Yo-suheng berangkat mencari kwi-sian-pat maka
kami berpencar, saya mengikuti suheng kewilayah utara dan ji-te kun-bao dan yun-peng


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kearah selatan, khusunya kekota Bao markas kwi-sian-pat, dan semantara Mei-cici tinggal
bersama eng-cici di sinyang."
"oo, begitu, dan sebaiknya kita bertahan disini, karena kemungkinan besar kwi-sian-pat
akan kembali kesini." sahut Yo-seng
"saya mendengar hal menyedihkan pihak kita, bahwa ji-suheng tewas ditangan kwi-sianpat, di tempat kungcu"
"memang demikianlah sute, kita tidak menduga akan dijebak oleh kwi-sian-pat yang telah
kami lukai dan usir dari sini." sahut Li-tan-hua, setelah banyak melakukan perbincangan
maka malam pun tiba, dan mereka sepakat untuk menunggu kedatangan kwi-sian-pat
yang kemungkinan besar akan kembali ke pulau kura-kura setelah kematian Lauw-han
dan Sim-lok. Perkiraan she-taihap memang tepat, karena empat bulan kemudian disebuah dusun
bernama desa kin-jin enam kwi-sian-pat sedang berkumpul dirumah kepala desa, setelah
melarikan diri, mereka memulihkan diri didesa tersebut, dan keadaan mereka membaik
setelah tiga bulan menjalani pengobatan, dan selama sebulan mereka kembali berlatih
dengan giat. Bagiaimanakah markas kwi-sian-pat di kota Bao, untuk mengetahuinya mari kita telusuri
sejenak. Markas kwi-sian-pat yang dihuni lima orang pembantu Ma-tin-bouw, yakni Guan-dui, Loubeng-ho, Kubai, Dulao dan Tio-huang, mereka sedang menerima rombongan dari kota
Hehat. "siapakah kalian ini?" tanya guan-dui yang tertua dari mereka berlima
"saya adalah Cu-ciu pimpinan rombongan dari Hehat."
"ada keperluan apa kalian datang kemari?"
"kami diperintahkan kwi-sian-pat untuk membawa upeti kesini."
"oh...begitu, apakah itu upetinya?"
"benar tuan." "kalau begitu segeralah bawa kedalam!" sahut Guan-dui, lalu rombongan yang terdiri dari
dua puluh orang itu masuk ke dalam, dan meletakkan dua bah peti besar.
"apakah pat-loya ada di kota hehat?" tanya Guan-dui
"benar, tapi mungkin sekarang sudah meninggalkan kota Hehat, dan kami setiap bulan
disuruh mengirimkan upeti kesini." jawab Cu-ciu, lima anak buah Ma-tin-bouw
mengangguk dunia-kangouw.blogspot.com
"hmh"hanya itu yang ingin kami sampaikan, dan kami hendak kembali ke Hehat."
"baiklah, bulan depan kami tunggu kiriman berikutnya." sahut Gua-dui.
Setiap bulan rombongan dari hehat bergantian mengantarkan upeti kekota Bao, dan
setahun lebih sudah upeti itu terus berjalan, sehingga gudang harta Kwi-sian-pat penuh,
dan Guan-dui beserta empat rekannya makin memperketat penjagaan, dan disamping itu
mereka juga mulai menerima anggota baru untuk dibina, sehingga dalam jangka waktu itu
sudah ada empat puluh anggota binaan mereka.
Suatu hari rombongan dari Hehat sudah sampai diluar pintu gerbang kota, dan
berketepatan rombongan itu melewati dua pemuda yang sedang istirahat ditepi hutan
yang rindang dan teduh, beristirahat dbawah hutan itu sangatlah nyaman, terlebih
ditengah hari siang yang terik seperti hari itu, pimpinan rombongan itu adalah Cu-lu-kang
"kita istirahat dulu disini sambil menunggu hari agak sore." seru Cu-lu-kang, rombongan
itupun segera menuju pinggir hutan, dua pemuda yang sedang rebahan itu adalah Kwaakun-bao dan Kwaa-yun-peng
"para sicu piauwkiok darimana?" tanya Kun-bao
"kami dari kota Hehat hendak kekota Bao." Jawab Cu-lu-kang
"hmh"hari ini benar-benar terik, dan beristirahat disini sangat nyaman."
"benar saudara muda, kalian ini siapa dan hendak kemana?"
"saya Kun-bao, dan ini adik saya Yun-peng, kami hendak kekota Bao juga."
"apakah kalian penduduk kota Bao?"
"tidak, kami hanya pengelana paman." Jawab Kun-bao, kemudian suasana kembali
hening, para piauwsu saling ngobrol kesana kemari sambil menimati tiupan angin yang
sejuk "Cu-sicu, sudah setahun stengah kita melakukan perintah ini, lama-lama saya merasa
semakin gelisah telah memeras warga." bisik rekan Cu-lu-kang
"bukan kita yang memeras Gak-sicu, tapi Kao-taijin." sahut Cu-lu-kang dengan berbisik
"tapi walaupun demikian murid-murid yang kita terima menjadi keberatan dengan uang
masuk yang besar." "tapi jika tidak demikian, kita tidak akan mampu memenuhi kebutuhan kita dan pengadaan
alat-alat latihan." sahut Cu-lu-kang, mereka tidak menyadari pembicaran yang berbisik itu
jelas terdengar baik oleh dua she-taihap.
"maaf paman kauwsu, apakah kalian ini dalam tekanan sehingga berbuat hal yang tidak
diinginkan?" sela Yun-peng, kedua kauwsu itu terheyak sambil menatap Yun-peng,
dunia-kangouw.blogspot.com
mereka tidak mengira pembicaraan yang hanya bisikan itu terdengar kedua orang muda
itu, kedua kauwsu itu saling pandang
"hmh"boleh dikatakan demikianlah saudara muda." sahut Gak-sung
"heh..apa yang kamu bicarakan itu she-gak!?" sela Cu-lu-kang dengan nada tidak senang,
karena urusan mereka dibeberkan pada orang tidak dikenal.
"paman, tidak baik memendam urusan yang terpaksa dilakukan, akan menimbulkan
gelisah dari akibat tidak sesuai dengan hati nurani." ujar Yun-peng mencoba meredam
ketidak senangan Cu-lu-kang
"tidak tepat jika ganjalan hati dicurahkan pada kalian yang masih muda, tentunya kalian
tidak bisa berbuat apa-apa untuk meringankan beban batin kami karena urusan ini sangat
serius" sanggah Cu-lu-kang
"mungkin benar paman, namun tidak tepat juga jika orang muda dianggap tidak
mempunyai pendapat atau tidak dapat memberikan jalan keluar." sahut Yun-peng
"sudahlah Peng-te, jika menurut kedua paman kita tidak layak untuk mengetahui urusan
mereka, itu adalah hak mereka." sela Kun-bao
"saya ingin mengungkapkan beban batin saya selama ini pada kalian, maukah kalian
mendengarkan?" "sudah kalau kamu hendak berhianat dan mau mati she-gak, terserah!" sela Cu-lu-kang
sambil menjauh dari rekannya."
"baiklah paman, ceritakanlah kami siap mendengarkan." sahut Yun-peng.
"saya adalah Gak-sung seorang kauwsu dari perguruan"Ui-tiok-tung" (tongkat bambu
kuning.", setahun lebih yang lalu kami bersama kungcu dipaksa oleh kwi-sian-pat
mengumpulkan harta pendapatan kota Hehat dan membaginya kemarkas kwi-sian-pat
sebagai upeti, dengan berat hati kami harus melakukannya karena tidak berdaya
dihadapan kwi-sian-pat. akhir-akhir ini saya tidak tahan melihat pungutan kungcu yang
semakin mencekik warga."
"jika ada rasa seperti itu sepertinya masih bagus, karena akan timbul usaha untuk
mencari peluang untuk mengurangi rasa bersalah, dan yang kita takutkan jiwa yang
terpaksa itu berubah menjadi rasa patut karena tidak berdaya, sehingga merasa tidak
bersalah, dan pada gilirannya akan mematikan usaha untuk merubah keadaan." ujar Kunbao
"lalu bagaimana menurut kalian saudara muda?"
"kami rasa, kami dapat membantu paman untuk keluar dari masalah tersebut."
"jangan asal ngomong anak muda, siapakah yang mampu berhadapan dengan kwi-sianpat yang sudah merobohkan para ciangbujin bahkan menewaskan Ui-hai-liong-siang."
sela Cu-lu-kang tegas dunia-kangouw.blogspot.com
"paman tidak harus yakin pada kami, namun kami akan tetap membantu paman ini dari
masalahnya." sahut Yun-peng
"apakah kalian bisa menghadapi Kwi-sian-pat?" tanya Gak-sung dengan nada ragu
"kwi-sian-pat saat ini dalam pencaharian kami dan keluarga, jika kami atau keluarga kami
bertemu dengan mereka, maka kami akan mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk
menghadapinya." "siapakah keluargamu?" tanya Cu-lu-kang
"kami ini adalah she-kwaa, pulau kura-kura tempat leluhur kami." sahut Yun-peng,
mendengar disebutnya she-kwaa dari pulau kura-kura, Gak-sung sontak berdiri dan
menjura "ah"ternyata saya berhadapan dengan dua she-taihap."
"janganlah terlalu berlebihan paman, marilah kita kemarkas Kwi-sian-pat, dan mengambil
kembali harta warga kota Hehat."
"marilah kalau begitu taihap.": sahut Gak-sung dengan semangat dan rasa nyaman,
hatinya terasa ringan karena dukungan she-taihap sudah merupakan jaminan mutlak ia
rasakan. "tunggu dulu, apakah disamping dua she-taihap masih ada keluarga yang mengejar kwisian-pat?" sela Cu-lu-kang
"benar paman, dua suheng kami menyusuri daerah utara ke selatan, jika memang kwisian-pat berani menewaskan paman kami Ui-hai-liong-siang tentunya mereka juga
meyakini akan menewaskan keluarga kami di pulau kura-kura, jika demikian mereka pasti
berhadapan dengan para suheng kami disana."
"hmh".kalau begitu harapan kita akan terwujud she-gak, marilah kita kemarkas Kwi-sianpat." sahut Cu-lu-kang dengan bersemangat, kemudian rombongan itu pun berangkat
bersama dua she-taihap, menjelang malam mereka pun sampai di markas kwi-sian-pat,
sebagaimana biasa Guan-dui dan empat rekannya dengan senyum menyambut mereka
"kalian sudah sampai, langsung saja masuk!" ujar Guan-dui
"kami tidak akan masuk karena kami juga hendak membawa kembali harta yang
terkumpul disini untuk dikembalikan kepada warga kota Hehat." sahut Cu-lu-kang
"hahaha..hahaha" kalian ini ngomong apa" hendak berhianat yah, apa kalian mau
mampus?" ancam Guan-dui.
Lima anggota Ma-tin-bouw bersiap menyerang
"majulah, jika memang kalian hendak membunuh." tantang Kun-bao
"sialan".mari kita habisi cecunguk tidak berguna ini!" teriak Guan-dui, serempak mereka
menyerang rombongan, namun dua bayangan gesit membuat mereka berlima terlempar
dunia-kangouw.blogspot.com
bagai layangan putus, ternyata yang bergerak adalah pemuda yang menantang dan
seorang pemuda lainnya, dengan amarah yang meledak mereka kembali menyerang, dua
she-taihap dengan tenang dan santai bergerak diatara sabetan senjata lawan.idak
berkedip menonton pertandingan hebat itu, tiga puluh jurus kemudian, kedua she-taihap
mulai membalas serangan, dan sepuluh gebrakan kemudian lima kawanan itu menjerit
susul menyusul dan jatuh bangun mendapatkan sodokoan dan jotosan dua mouwpit.
Melihat lima pimpinan mereka jatuh bangun maka anak buah yang mereka bina
merangsak maju, namun mereka membentur gunung, mereka jatuh tunggang langgang
dan ambruk tidak berdaya hanya dalam tiga gebrakan, lima kawanan itu akhirnya ambruk
pingsan dengan luka-luka yang tidak ringan, Tio-huang yang masih sadar dipaksa untuk
menunjukkan tempat pemyimpanan harta, dan merekapun dibawa ke sebuah ruangan
bawah tanah. Puluhan peti dikeluarkan dari ruang bawah tanah, hampir menjelang pagi semua peti
sudah berada dihalaman depan, lalu keesokan harinya dengan kereta kuda mereka
membewa semua harta itu kembali kekota hehat, selama tiga hari mereka
mempersiapkan kereta kuda
"terimakasih she-taihap." ujar Gak-sung
"sama-sama paman, dansampaikan kepada para cianpwe di hehat serta Kungcu untuk
tidak usah mencemaskan kwi-sian-pat."
"baik she-taihap, semoga saja dengan penanganan she-taihap Kwi-sian-pat dapat
diselesaikan, dan mereka dapat ditaklukkan."
"benar paman, kita akan sama-sama doakan." sahut Kun-bao.
Rombongan itu pun berangkat dengan iring-iringan yang panjang, dan dua hari kemudian
dua she-taihap meninggalkan kota Bao untuk kembali kekota kun-leng, peristiwa itu
membuat geger kota Bao, mereka bertanya-tanya apa yang terjadi, para warga sedikit
bernafas lega, karena kediaman kwi-sian-pat didapati sudah dibakar dan semua
anggotanya dibubarkan, bahkan tiga dari kawanan yang menjaga kediaman Kwi-sian-pat
katanya telah tewas, walaupun mereka merasa senang dengan peristiwa itu, namun hati
mereka cemas, jika sewaktu-waktu Kwi-sian-pat muncul.
Ketika memasuki bulan kelima enam rekanan kwi-sian-pat berada didesa Kin-jin, malam
dibulan purnama yang sedang bersinal cemerlang, mereka berembuk
"apakah menurut kalian, rencana kita mendatangi kembali pulau kura-kura sudah
mapan?" tanya Tan-lou-pang
"saya kira persiapan kita sudah mapan, dan kita akan berhasil membunuh pimpinan pulau
kura-kura yang hanya tinggal dua orang lagi." jawab Suma-xiau "benar, dan kita akan membalaskan kematian Ma-twako dan Gu-siang." Sela Gu-liang.
"menurut saya disamping membinasakan dua pimpinan pulau kura-kura, kita juga harus
memperhitungkan ratusan pat-hong-heng-te." ujar Bu-leng-ma
"apa pendapatmu she-bu!?" tanya Yang-ma-kui
dunia-kangouw.blogspot.com
"dengan kematian dua saudara mereka tentu mereka akan mempersiapkan diri, jika kita
muncul sudah pasti ratusan Pat-hong-heng-te akan mengelilingi kita, dan saya tidak yakin
akan dapat keluar dengan selamat dari pulau kura-kura."
"lalu bagaimana menurutmu she-bu!?" sela Tan-lou-pang.
"menurut saya, kita pancing mereka keluar pulau."
"apakah kemungkinan mereka akan penuhi menurutmu she-Bu?" sela suma-xiau
"menurut saya mereka akan penuhi, apakah menurutmu tidak?"
"benar, menurut saya tidak, karena keluarga she-taihap bukan orang biasa, yang mabuk
oleh dendam dan arogansi."
"maksudmu bagaimana she-suma?" sela Zhang-kui-lan
"walaupun kita tantang mereka dengan mengungkit kematian dua rekan mereka, mereka
tidak akan datang, karena mereka pasti sudah mengetahui trik kita membinasakan kedua
saudara mereka." "mengapa kamu berpikir demikian she-suma?" tanya Tan-lou-pang
"seharusnya kalau mereka orang awam, kita sudah binasa saat datang kepulau kura-kura,
walhal mereka tahu bahwa Ui-hai-liong-siang tewas ditangan kita, namun tidak sedikitpun
mereka ada kecendrungan untuk membalas kematian ui-hai-loing-siang." sahut Sumaxiau, lima rekannya terdiam merenung.
"jadi kalau begitu bagaimana?"
"kita tetap mendatangi mereka dipulau kura-kura, dan soal pat-hong-heng-te kita gunakan
bahan peledak untuk membuat mereka panik dan kita berusaha keluar dari pulau itu."
"baiklah, saya setuju dengan ide she-suma." sahut Tan-lou-pang
"baik, jadi sebelum kita ke sana, kita harus mencuri bahan peledak dari gudang
persenjataan pemerintah." sela Gu-liang, semuanya mengangguk.
Seminggu kemudian merekapun meninggalkan desa kin-jin, mereka kembali menuju kota
kaifeng, mereka memasuki kota pada malam hari dan dengan kesaktian mereka, mereka
memasuki gudang persenjataan dan mengambil bahan peledak, masing-masing mereka
memasukkan sepuluh sampai lima belas buah bahan peledak dalam buntalan.
Keesokan harinya mereka meninggalkan gudang senjata tanpa disadari oleh para
pengawal pemerintahan, dengan sebuah perahu curian mereka berlayar menuju pulau
kura-kura, keesokan farinya mereka sampai di pulau kura-kura, kedatangan mereka
disambut tiga murud dipintu gerbang istana, dengan siaga mereka menghadang enam
dari kwi-sian-pat "kalian kwi-sian-pat mau apa lagi datang kemari!?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"sampaikan pada dua suhumu kami ingin menghabisi nyawa mereka." sahut suma-xiau
"apakah kalian kwi-sian-pat!?" tanya Kwaa-sin-liong yang datang tiba-tiba, Kwaa-sin-liong
sudah bangun sejak dinihari dan berlatih di belakang istana dekat pemakaman leluhurnya,
dan kedatangan langkah enam orang dipintu gerbang istana sudah diketahuinya,
sehingga ia segera menghentikan latihan dan bersegera berkelabat ke arah pintu
gerbang. "susiok"mereka ini adalah kwi-sian-pat." Sahut seorang murid, enam kwi-sian-pat
terkejut melihat pemuda tampan dengan wibawa yang luar biasa, dan yang membuat
mereka heran bahwa pemuda itu dipanggil susiok oleh murid-murid yang seumuran
dengan pemuda itu. "kamu siapa, kami hanya berurusan dengan dua pimpinan pulau kura-kura." ujar sumaxiau
"tenyata kwi-sian-pat yang datang." sahut Coa-san-kui yang tiba-tiba keluar dan tidak
berapa lama disusul oleh LI-tan-hua dan Yo-seng, tiga murid itu pun mendur menjauh,
enam kwi-sian-pat heran dengan kehadiran dua orang asing disamping kedua pimpinan
pat-hong-heng-te. "apakah maksud kalian kali ini!?" tanya Coa-san-tung dengan tenang penuh charisma,
enam kwi-sian-pat saling pandang dan kelihatan ragu
"kita masih punya urusan she-taihap, kedua rekan kami telah tewas."
"kalian ini asal bicara saja, nafsu saja yang diperturutkan sehingga bicarapun tidak logis,
katakan saja kalian kembali menantang kami untuk duel." sahut Coa-san-tung
"ya".kami menantang kalian untuk duel." sahut suma-xiau
"baik, bagaimana formasi duel yang kalian inginkan, kami ada empat orang sekarang."
tantang Coa-san-tung. "siapakah diantara kalian yang mau maju duluan untuk menghadapi saya, saya adalah
yo-seng putra dari Ui-hai-liong-siang yang tentunya kalian sudah kenal." Sela Yo-seng
sambil melangkah kedepan, mendengar perkataan Yo-seng enam kwi-sian-pat terkejut
dan tidak sadar munduru dua langkah
"saya yang akan maju!" teriak Tan-lou-pang dengan gerakan cepat menyerang Yo-seng,
Yo-seng berkelit sedikit dan serangan Tan-lou-pang pun luput, nyatalah kecepatan Tanlou-pang masih dubawah Yo-seng, terbukti sampai tiga puluh jurus, Yo-seng seperti
mempermainkan Tan-lou-pang, karena tidak pernah membalas serangan, kecuali hanya
mengelak dengan rangakian jurus Im-yang-bun-sin-im-hoat, gerakan melukis diudara
yang demikian unik telah membuat Tan-lou-pang bingung, dan bebrapa peluang selalu
dibuang Yo-seng, sehingga membuat panas perut Tan-lou-pang
Gerakan Yo-seng membuat lima rekan Tan-lou-pang terkesima dan takjub
"perhatikan cianpwe aku kan membalas!" seru Yo-seng sambil mengeluarkan dua moupit


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dunia-kangouw.blogspot.com
dari dalam bajunya, mendengar itu Tan-lou-pang semakin marah dan menyerang dengan
segala kekuatan dan kemampuan, Yo-seng mulai dengan langkah-langkah yang luar
biasa seiring gerak tangan menulis kalimat, perubahan dan gerakan unik itu membuat
Tan-lou-pang bingung dan terdesak, dengan kekuatan dan kegesitannya ia coba
membendung serangan yang unik dari Yo-seng, namun hanya dalam dua puluh jurus
"tuk".tuk"aghhh"." dua buah tusukan telah menghantam punggung dan dan lambung
tan-lou-pang, Tan-laou-pang menjerit dan berusaha melompat untuk menjauh, tulang
punggungnya terasa ngilu dan lambungnya bergetar membuat perutnya mual, dengan
muka mengerinyit kesakitan dia memandang Yo-seng, melihat keadaan Tan-lou-pang
yang kesakitan, Yang-ma-kui dan Zhang-kui-lan menyerang dengan golok mereka,
dengan kecepatan luar biasa mengurung Yo-seng, namun Yo-seng tanpa sedikitpun
gugup meladeni dengan jurus luar biasanya, Tan-lou-pang kembali terjun untuk
mengeroyok Yo-seng, namun dia harus menghindar berjumpalitan karena serangannya
disambut oleh Li-tan-hua.
Dua kelompok pertarungan pun berlangsung, suma-xiau membantu Tan-lou-pang, namun
dia kecele karena ujung sabuk menghalangi gerakannya, Kwaa-sin-liong menggerakkan
sabuk dalam rangkaian jurus"Im-yang-sian-sin-lie" dalam sepuluh gebrakan
"plak;;ughkk.." suma-xiau mendapat hantaman ujung sabuk pada dadanya hingga
nafasnya nyaris berhenti, dia undur bebrapa langkah untuk menstabilkan nafasnya yang
sesak dan menguasai jantung yang menggelepar bergetar, Bu-leng-ma melompat
menyerang Kwaa-sin-liong, dan tidak lama kemudian suma-xiau maju mengeroyok Kwaasin-liong.
Gu-liang tidak mau tinggal diam, dan memasuki pertempuran Kwaa-sin-loing, namun dia
sebelum maksudnya tercapai, Coa-san-tung sudah mencegatnya dengan sebuah pukulan
sakti, Gu-liang tidak dapat tidak harus mengimbangi pukulan itu
"dhuar?" suara ledakan beradunya pukulan terdengar ditengah pagi dengan curahan
sinar mentari pagi. Kedatangan Kwi-sian-pat kali ini benar-benar sial, harapan dan perkiraan mereka meleset
jauh, ketika matahari sudah naik tinggi, mereka semua terdesak hebat, Tan-lou-pang
sudah jatuh bangun dihantam pukulan-pukulan Li-tan-hua dalam rangkaian jurus"pathong-sin-tai-hong" hal ini karena dua pukulan dari Yo-seng telah membuat stamina tanlou-pang menjadi rapuh.
Dan kemudian yang jatuh bangun adalah pasangan kekasih yang-ma-kui dan Zhang-kuipan oleh sodokan-sodokon maoupit Yo-seng, bahkan Zhang-kui-lan sudah dua kali
memuntahkan darah, lalu suma-xiau dan Bu-leng-ma juga mengalami hal yang sama,
ujung sabuk Kwaa-sin-liong demikian gesit dan memiliki perubahan luar biasa, baik jurus
im-yang-bun-sim-im-hoat maupun Im-yang-sian-sin-lie menegeluarkan suara gemerisik
yang mempengaruhi keenam lawan, sehingga mereka tidak konsentrasi, dan tak pelak
pada seluruh kelompok pertempuran mereka kalang kabut dan jatuh bangun.
Tan-lou-pang akhirnya ambruk dengan sebuah pukulan sakti yang mendarat di ulu
hatinya, Tan-lou-pang terhempas dengan bersimbah darah karena muntahannya, lalu
zhang-kui-lan tidak kuasa mengelak ketika sebuah tusukan menghantam pangkal
lehernya, zhang-kui tanpa bersuara ambruk dengan mata medelik tewas seketika,
dunia-kangouw.blogspot.com
serangan itu tidak mampu dia tahan lagi karena daya kekuatannya sudah pudar karena
sudah du kali muntah darah dan beberapa sodokan yang sudah diterima tubuhnya. Yangma-kui menjerit histeris dan menyerang Yo-seng dengan membabi buta dan emosi yang
menggelegak karena melihat pasanganya diam tidak bergerak.
Namun jeritan itu merupakan jeritan terakhir karena dua tusukan yang datangnya
bersamaan menghantam pelipis dan samping lehernya, Yang-ma-kui menggelepar
sebentar karena tulang tengkoraknya hancur dan darah meleleh dari telingan dan
matanya, sementara tulang lehernya juga remuk, dan kemudian Bu-leng-ma terlempar
hingga menabrak pohon siong di samping pintu gerbang hingga tumbang, Bu-leng-ma
tergeletak dan darah muncrat-muncrat dari mulutnya, nafasnya memburu dan matanya
mendelik, lalu kemudian ia pun tewas.
Suma-xiau juga akhirnya ambruk dengan luka dalam yang parah kepreten ujung sabuk
yang mengenai pinggulnya mengakhiri perlawanannya karena tulang pinggul itu hancur,
untungnya walaupun disamping patah pinggul dan luka dalam pada bagian dada dan
perutnya, ia masih hidup dan tidak mati, lain hal dengan Gu-liang, dua tendangan
berantaia yang luar biasa empat kali susul menyusul mengahntam dadanya hingga remuk
redam hancur luluh lantak, Gu-liang juga tewas seketika.
Diantara enam rekanan kwi-sian-pat hanya Tan-lou-pang dan Suma-xiau yang hidup,
namun keduanya sudah tidak mampu lagi berdiri, bahkan Tan-lou-pang masih belum
sadarkan diri, Coa-san-tung menyuruh beberapa murid membawa enam kwi-sian-pat
yang tidak berdaya ketepi pantai, empat kwi-sian-pat di kuburkan di tepi hutan bakau,
sementara Tan-lou-pang dan suma-xiau diletakkan diatas perahu mereka.
Sekali lagi empat she-taihap meluncurkan perahu kwi-sian-pat ketengah samudra,
luncuran perahu tanpa pengemudi itu melesat luar biasa cepat melintasi permukaan laut,
dua rekanan kwi-sian-pat tergeletak tidak berdaya, yang satu masih pingsan, sementara
yang satu mukanya pucat menahan sakit akibat luka dalam yang ia derita, empat shetaihap beserta murid-murid kembali ketengah pulau.
Kota Sinyang tiba-tiba diguyur hujan lebat, warga yang lalu lalang berlarian untuk
berteduh diemperan toko atau masuk penginapan, termasuk seorang pemuda tampan
yang baru memasuki kota dari gerbang kota sebelah utara, ia berlari-lari kecil menuju
sebuah restoran, sambil mengibaskan bajunya yang basah ia memasuki restoran,
pemuda itu adalah Kwee-jun-bao
"pelayan! tolong sepoci arak." seru Jun-bao, pelayan dengan ramah mengangguk dan
segera menyiapkan pesanan.
Beberapa jam kemudian hujan pun reda, orang-orang pun mulai melanjutkan aktivitasnya
yang tertunda, Kwee-jun-bao juga keluar dari restoran dan menuju kediaman Yo-taihap,
didepan toko yang menjual rempah-rempah kwee-jun-bao berdiri, dua orang lelaki paruh
baya yang sibuk mengatur dagangan menatapnya
"tuan mau beli apa?" tanya A-cang salah satu pegawai Yo-taihap
"saya hendak bertemu dengan Yo-hujin."
dunia-kangouw.blogspot.com
"ooh, ternyata tamu, sebentar kalau begitu, saya akan sampaikan pada nyonya." sahut Acang, kemudian ia keluar dan masuk kerumah induk.
Tidak lama kemudian ia kelaur bersama Yo-hujin, dengan senyum ramah Yo-hujin
menyambut "maaf sicu, siapakah sicu" dan ada keperluan apakah?"
"maaf Yo-kouwnio, saya Kwee-jun-bao datang dari Wuhan, saya kesini karena ada janji
dengan kwee-lihap, sekalian menyampaikan salam Yo-taihap dalam keadaan sehat saat
bertemu dikota Lijiang."
"ooh..kalau begitu silahkan masuk!"
"terimakasih kouwnio." sahut Kwee-jun-bao dan masuk kedalam rumah
"silahkan duduk Kwee-sicu, lalu apakah suamiku ada pesan lain?"
"Yo-taihap hanya menyampaikan salam tersebut, dan kemungkinan besar beliau akan
menuju pulau kura-kura."
"kenapa kemungkinan besar sicu" apakah suamiku tidak mengatakan sendiri?"
"tidak kouwnio, itu hanya perkiraan saya karena dari cerita Yo-taihap bahwa ia sedang
menyusuri jejak kwi-sian-pat, sementara kwi-sian-pat kemungkinan besar akan
mendatangi pulau kura-kura."
"ooh, begitu rupanya."
"benar Kouwnio, oh-ya apakah kwee-lihap ada disini?"
"ada, sebentar akan aku panggilkan dia." sahut Thian-eng, lalu ia meninggalkan Kweejun-bao pergi kehalaman belakang.
Kwaa-hoa-mei sedang bersama Yo-han yang sudah berumur hampir lima tahun, Yo-han
sedang bersilat didepan bibinya, gerakannya tangkas, Kwaa-hoa-mei melempari
keponakannya dengan bunga-bunga kecil
"ibu bagamana gerakanku!?" teriak Yo-han ketika melihat ibunya mendekat
"lumayan juga, sudah dulu latihannya, bibimu kedatangan tamu." sahut Kwaa-thian-eng
"tamu!" tamu siapa cici?" tanya Kwaa-hoa-mei heran
"katanya ingin bertemu denganmu dan kalian sudah ada janji." sahut Kwaa-thian-eng
dengan senyum sedikit menggoda adiknya, Kwaa-hoa-mei terdiam sesaat, hatinya
bergetar mengingat apakah pemuda yang datang adalah pemuda dijumpainya di
Guangdong "apakah orangnya she-kwee cici?"
dunia-kangouw.blogspot.com
"hik..hik"nggak tahu, pergilah jumpai sendiri." goda Thian-eng
"aih..cici jangan begitu dong, masa tamu sendiri nggak ditanya siapa orangnya?"
"hi..hi"hi"maaf ya moi ku yang cantik, itu bukan tamuku, tapi tamu mu sendiri." sahut
Thian-eng makin menggoda adiknya, wajah Hoa-mei makin bersemu merah
"cepat sana temui dulu, entar dia pulang ke wuhan."
"Wuhan".!?" sela Hoa-mei dengan nada bergetar, dan wajahnya makin bersemu merah
karena melihat senyum nakal cicinya.
Kwaa-hoa-mei meninggalkan menuju ruang tengah, pemuda tampan duduk tenang sambil
melihat-lihat keadaan sekeliling
"Kwee-sicu, ternyata kamu rupanya." sapa Kwaa-hoa-mei
"ah..be..benar Kwee-lihap, aku datang sesuai janji yang kita buat, walaupun kami katakan
waktu itu menunggu suratku, namun aku merasa lebih baik jika aku sendiri yang datang,
maafkan aku Kwaa-lihap"
"tidak mengapa Kwee-koko, aku bahkan merasa senang jika kamu yang datang."
"aih"be"benarkah Mei-mo..moi." sahut Kwee-jun-bao dengan hati berdegup kencang,
karena mendengar perubahan panggilan itu, dan itu sudah merupakan jawaban dari
penantiannya selama setahun lebih.
Kwaa-hoa-mei menunduk dengan wajah mendengar perubahan panggilan Kwee-jun-bao
yang tanggap dengan isyaratnya.
"Hoa-mei..apakah keadaanmu sehat dan baik saja!?"
"aku baik saja Kwaa-koko, dan kamu bagaimana selama ini, apakah kemu baik saja?"
"aku juga baik Hoa-mei."
"lalu bagaimana perjalanan koko sampai kesini?"
"diperjalanan saya bertemu dengan Yo-taihap."
"ooh, apakah koko bertemu dengan Liong-te?"
"tidak Hoa-mei, apakah Kwaa-taihap berbalik ke utara?"
"benar, karena ia hendak mengikuti Yo-suheng." jawab Hoa-mei, sesaat mereka terdiam
"Mei-moi, selama setahun ini aku merenungkan makna ketertarikanku padamu, segala
efek dari perpisahan kita, rasa dan harapanku kepadamu, aku meyakini bahwa jawaban
dari semua gejolak yang timbul dalam hatiku hanya satu yakni, aku merasa tepat jika
dunia-kangouw.blogspot.com
membina hubungan keluarga denganmu, aku ingin menikahimu Mei-moi." ujar Kwee-junbao dengan sepenuh hati
"Kwee-koko, aku juga sebagaimana halnya koko, sebagai perempuan ungkapan koko itu
merupakan hal yang menyenangkan dan menenangkan gejolak hatiku, terbit kebahagian
direlung batinku mendengar ungkapan hati koko, namun cinta tidaklah cukup, kita masih
butuh restu daripada orang tua."
"benar Mei-moi, dan restu ini akan kita dapatkan ketika suhuku menemui kata sepakat
dengan taisu she-taihap di kun-leng."
"lalu bagaimana rencana koko selanjutnya?"
"karena hati kita sudah bersambut taut dalam cinta, aku akan bergegas kembali ke
Wuhan dan mengajak suhu melamar ke Kun-leng."
"jika demikian Koko istirahatlah dulu, dan berangkatlah besok, dan aku akan menunggu
koko di samping ayahku."
"apakah aku tidak mengganggu Mei-moi?" sela Thian-eng yang tiba-tiba muncul
"tidak cici, dan saya ingin minta izin pada cici, supaya Kwee-taihap dapat menginap
semalam di sini." "ooo..begitu, tentu saja boleh adikku, lagian Kwee-taihap baru datang, memangnya Kweetaihap kapan berangkat?"
"besok saya akan kembali ke wuhan cici." sahut Kwee-jun-bao
"hmh".sepertinya ada yang harus saya ketahui kwee-taihap."
"benar, karena sebagai cici darai Mie-moi patut untuk tahu."
"oh-ya aku siap mendengarkan, apakah itu?"
"begini cici, saya dan Mie-moi sepakat untuk meminta restu pada orangtua dikunleng
sehubungan dengan jalinan diantara kami."
"wah..berita bagus sekaligus menyenangkan." sahut Thian-eng sambil mencolek adiknya,
sehingga mebuat Hoa-me tersentak, namun ketika melihat kerlingan kakaknya dia jadi
tertunduk dengan senyum dikulum.
"baiklah, sebagai cici aku jelas setuju karena adikku juga sepertinya sangat setuju, jadi
Mei-moi antarlah Kwee-taihap ke kamar tamu." ujar Thian-eng dengan wajah ceria. lalu
Hoa-mei membawa Kwee-jun-bao kekamar tamu.
Keesokan harinya sepasang muda-mudi itu pun berpisah, Kwaa-hoa-mei melepas
keberangkatan pemuda bersahaja yang membetot sukmanya itu dipintu gerbang sebelah
utara "jaga dirimu baik-baik koko, dan hat-hatilah dalam perjalanan." ujar Kwaa-hoa-mei
dunia-kangouw.blogspot.com
"iya..Mei-moi, kamu juga jagalah diri, semoga thian mempertemukan kita pada hari baik
yang kita sepakati." sahut Kwee-jun-bao, lalu ia pun melangkah meninggalkan kota Bao
diiringi pandangan kekasih hatinya nan lembut rupawan.
Hutan sebelah selatan kota Hanzhong merupakan daerah yang terjal, terlebih hari itu
hujan turun lebat sehingga membuat jalan setapak itu berlumpur dan licin, namun dua
buah bayangan dengan gerakan luar biasa cepat melintasi hutan tersebut, kedua
bayangan gesit itu adalah Kwaa-kun-bao dan adiknya Kwaa-yun-peng, mereka terus
melintasai daerah berbahaya itu ditengah gemuruhnya hujan, kerinduan mereka untuk
menemui ayah dan ibu mereka membuat mereka tidak sabar supaya segera sampai di
kota kekun-leng. Dan dua bulan kemudian merekapun sampai di kota kun-leng, keduanya memasuki
halaman rumah saat senja, seorang gadis cantik sedang menyiram bunga dipekarangan
rumah mereka, gadis itu adalah Li-ceng-lin, dua she-taihap saling pandang karena tidak
mengenal gadis cantik yang menyirami bungan dalam pekarangan rumah mereka
:Li-ceng-lin berhenti dari pekerjaannya dan menatao dua pemuda yang melangkah
memasuki halaman "maaf siapakah kalian?" tanya Li-ceng-lin
"apakah ayah dan ibu kami kami ada?" tanya Kun-bao balik bertanya
"eh..susiok kah, aduh maaf susiok, sutitmu sudah lancanng karena tidak mengeanal
susiok." ujar Li-ceng-lin sambil menjura dalam
"hahaha..hehehe".keponakan kita cantik sekali suheng." sela Yun-peng
"benar Peng-te, aduh" maafkan susiok sutit, susiok kamu ini juga tidak tahu diri, masa
keponakan sendiri tidak dikenal, oh-ya siapakah namamu sutit?" ujar Kun-bao sambil
memukul-mukul keningnya "hi"hi".susiok bisa saja menggoda saya, nama saya Li-ceng-lin susiok" sahut Li-cenglin menuduk dengan wajah bersemu merah
"Bao-ji". Peng-ji kalian sudah pulang?" seru suara dari dalam rumah, Kwee-kim-in
muncul "benar ibu, kami sudah pulang." Jawab Kun-bao dan Yun-peng serempak sambil berlutut
depan ibunya. "masuklah dan segera menghadap ayah kalian di ruang tengah." ujar Kwee-kim-in dengan
senyum lembut, lalau merekapan masuk dan menghadap Im-yang-sin-taihap
"ayah kami sudah kembali." ujar mereka serempak sambil berlutut
"syukurlah kalian sudah kembali kerumah dengan selamat, tapi dimanakah cici dan koko
mu?" dunia-kangouw.blogspot.com
"Mei-cici tinggal menemani Eng-cici, karena Yo-suheng sedang berpergian untuk mencari
jejak kwi-sian-pat."
"apakah Yo-seng mencari kwi-sian-pat sehubungan dengan tewasnya paman kalian?"
"benar ayah, lalu Liong-ko menyusul Yo-suheng, dan kami melanjutkan perjalanan
pulang." "baiklah kalau begitu, sekarang kalian pergilah mandilah, sebentar lagi malam akan tiba,
dan kita akan malam bersama." ujar Kwaa-han-bu, lalu kedua anaknyapun bangkit dan
melangkah menuju kamar, sementara Kwee-kim-in dan Li-ceng-lin mempersiapkan
makan malam. Setelah makan malam, mereka kembali duduk diruang tengah
"kalian tentu merasa kehilangan, karena tiga ibu kalian tidak berada di tengah-tengah
kita." "benar ayah, apakah yang terjadi?" tanya Kao-kong-bu dengan nada bergetar, ibu
kandungnya Kao-hong-li tidak lagi menyambut kedatangannya
"Bao-ji dan Peng-ji, kematian adalah satu kemutlakan dari Thian, ibu-ibu kalian meninggal
dalam kondisi yang tenang, enam bulan setelah kepergian kalian, ibu kalian Lauw-bi-hong
meninggal, dan setahun kemudian ibu kalian Khu-hong-in meninggal, lalu delapan bulan
kemudian ibu kalian Kao-hong-li pun meninggal."
Terjawablah keheranan mereka akan ketiga ibu mereka yang tidak ada bersama mereka,
Kun-bao dan Yun-peng tidak kuasa menitikkan air mata, sesugukan halus terdengar dari
relung batin mereka yang sedih
"rasa sedih adalah hal yang lumrah dan alamiah, bukti jika punya hati dan rasa, namun
larut dalam kesedihan adalah sesuatu yang sia-sia anaku." ujar Kwaa-han-bu, kedua
anaknya mengusap air mata dan mengangguk membenarkan ucapan ayah mereka.
"dan ini sutit kalian Li-ceng-lin putri dari suheng kalian Li-tan-hua sudah tiga bulan berada
disini menemani kami, kehadirannya demikian menghibur rasa sepi ayahmu dan ibu yang
ditinggal oleh ibu kalian, dan sementara kalian juga berkelana." sela Kwee-kim-in, sesaat
keadaan hening, lalu topic pembicraanpun berubah kearah cerita perjalanan mereka yang
panjang. Keesokan harinya merekapun ziarah kemakam ibu mereka Lauw-bi-hong, Khu-hong-in
dan Kao-hong-li, ketiga ibu itu memiliki tempat dihati mereka, seluruh ibu mereka memiliki
karakter yang lembut dan pengertian, cinta mereka pada semua anak-anak Im-yang-sintaihap sedikit tidak kurang lebih juga tidak melimpah, ibu-ibu mereka adalah ibu-ibu yang
bijak penuh cinta dan perhatian kepada mereka. ternyata lebih dua tahun perjalanan
mereka, mereka hanya mendapatkan seorang lagi ibu yang menyambut mereka.
Dengan kedatangan dua anaknya rumah she-taihap menjadi ramai, Li-ceng-lin juga
merasa senang, karena kedua susioknya sangat periang dan lembut, dan merekapun
sering berlatih bersama, dan dari kedekatan itu ternyata dalam hati Kun-bao dan Li-ceng-
dunia-kangouw.blogspot.com
lin tumbuh bunga cinta, perasaan indah itu tumbuh subur dalam benak dua muda mudi
itu, dan hubungan itu bukan hal yang tabu dalam pandangan she-taihap.


Delapan Dewa Iblis Kwi Sian Pat Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Enam bulan kemudian Kwaa-hoa-mei sampai ke kun-leng, keluarganya menyambut
kedatangannya dengan suka cita, dan tiga hari setelah Kwaa-hoa-mei berada dirumah,
dan setelah pulang dari ziarah kemakam ketiga ibunya bersama dua adik dan sutitnya,
Kwaa-hoa-mei menemui ibunya Kwee-kim-in
"ibu, anak datang ingin menyampaikan sesuatu pada ibu"
"apakah itu Mei-ji, katakanlah pada ibu." sagut Kwee-kim-in lembut dan senyum
"ibu..dalam waktu kedepan ini sebuah keluarga dari Wuhan akan datang."
"oh-ya siapakah mereka itu Mei-ji?"
"mereka suhu dan murid, ibu"
"tentunya mereka punya maksud baik datang kesini bukan?"
"benar ibu, pemuda itu she-kwee namanya Jun-bao, kami bertemu di Guangdong dan
kami merasa sepadan, selama setahun kami telah menguji kebulatan hati kami yang
mencinta, dan dia hati kami sepakat saat dia datang mengunjungi saya dirumah Eng-cici."
"hal itu sudah patut Mei-ji, ibu akan bicara pada ayahmu perihal mereka, dan supaya kita
mempersiapkan diri menyambut mereka." ujar ibunya lembut sambil memeluk anaknya
yang sudah patut berumah tangga itu
Saat hendak tidur, Kwee-kim-in sambil memeluk suaminya berkata
"Bu-ko" Mei-ji telah mengutarakan isi hatinya padaku tentang seorang pemuda."
"hmh"..syukurlah jika ketetapan itu akan menghampiri kita."
"benar koko, mereka akan datang dari Wuhan, seorang pemuda she-kwee bernama Junbao."
"syukurlah kalau begitu, semoga thian memudahkan kata sepakat diantara kita dan pihak
pemuda itu." sahut Kwaa-han-bu dengan rasa bahagia, sebahagia putrinya yang sedang
dilamun cinta. Seminggu kemudian Yo-seng dan Kwaa-sin-liong sampai kekota Kun-leng, rumah shetaihap semakin semarak, dan ketika berita kematian Lauw-han dan Sim-lok disampaikan
Yo-seng, semua she-taihap dengan hati lapang dan rela menerimanya, lalu merekapun
saling bercerita pengalaman masing-masing, sehingga sampai larut malam baru mereka
istirahat. Empat bulan kemudian Kwee-jun-bao dan suhunya Cia-can-kung yang lebih dikenal
dengan julukan"Tiat-ci" (si jari besi), Tiat-ci berumur enam puluh dua tahun, hatinya
merasa bahagia akan anugrah yang diterima oleh murid keduanya ini, yang ketika
menceritakan pertemuannya dengan putri im-yang-sin-taihap, terlebih setelah muridnya
dunia-kangouw.blogspot.com
kembali dari kota sinyang, dan mendengar rencana kedua muda-mudi itu, dia tahu belaka
betapa luar biasanya jika mempunya hubungan keluarga dengan she-taihap, yang
merupakan ikon kebijakan dan ikon kehebatan dunia persilatan.
"she-taihap yang baik, disamping kunjungan kami ini, kami juga ingin menyampaikan
maksud hati kami kepada she-taihap."
"hmh"benarkah ciannpwe, jika demikian dengan kami siap mendengarnya." sahut Kwaahan-bu
"she-taihap yang baik, Jun-bao ini adalah muridku yang kedua, entah bagaimana disatu
tempat ia bertemu dengan seorang putri taihap yang bernama Kwaa-hoa-mei,
keinginannya rasanya tinggi, namun selaku orang tua, saya tidak tega jika tidak
mendukung murid saya, jadi oleh karena itulah taihap yang budiman, dengan segala
kekurangan kami memberanikan diri untuk mengajukan pinangan pada putri she-taihap,
maafkanlah kami jika kami lancang taihap."
"hahaha..hahaha"cianpwe terlalu sungkan, jodoh bukanlah urusan kita, kita hanya
menjaga dan memotivasi anak-anak kita untuk pandai melihat dan bijak memutuskan,
cianpwe putrid kami itu banyaklah kekurangannya, dan maksud cianpwe hendak
menjadikan ia menjadi mantu, tunggulah sebentar aku akan coba bertanya padanya."
sahut Kwaa-han-bu, lalu menatap putrinya
"Mei-ji, pemuda ini datang dengan sebuah harapan, suhunya yang sudah boleh dibilang
lanjut usia telah berusaha datang kemari untuk melamar dirimu untuk muridnya,
bagimanakah menurutmu anakku?" tanya Kwaa-han-bu, Hoa-mei tertunduk dalam sambil
meremas jemarinya yang dingin, dia tidak menduga akan ditanya ayahnya secara
langsung. "ayah..ibu?" jeritnya dengan rasa malu yang sangat, sambil menunduk namun tersenyum
dikulum ia berlari dari ruang tengah menuju kamarnya, sikap itu membuat para orang tua
tertawa, Jun-bao sendiri dengan hati berdegup menunduk dengan wajah bersemu merah.
"hahaa..hehhe".sepertinya aku juga yang harus menjawab cianpwe."
"benar taihap, kami siap mendengarkan."
"Cia-cianpwe, satu kehormatan dan berkah bagi kami akan maksud yang disampaikan
cianpwe, kami dengan hati lapang dan terbuka menyambut baik maksud cianpwe."
"syukur pada thian, ternyata gayung kami bersambut baik taihap, lalu kami siap untuk
mendengarkan hal-hal pelaksanaan hari baik calon mantu kami itu." sahut tiat-ci dengan
hati lega dan bahagia. Kemudian merekapun melanjutkan pembicaraan sampai larut malam, dan mereka
sepakat untuk menikahkan Hoa-mei dengan jun-bao dua tiga minggu kemudian, sejak itu
peesiapan-persiapan pun dilakukan, undangan pun disebar, saat hari istimewa itu tiba,
kedua mempelaipun disanding dihadiri para handai tolan yang dekat dan yang jauh, Litan-hua dan empat murid kepala menghadiri undangan tersebut, banyak juga dari
kalangan pendekar, kauwsu dan pangcu yang membanjiri pesta pernikahan tersebut.
dunia-kangouw.blogspot.com
Setelah pesta tersebut usai, Kwaa-han-bu menyampaikan ihwal kun-bao dan Li-ceng-lin
pada keponakannya Li-tan-hua, Li-tan-hua juga berpandangan bahwa hal itu tidak
janggal, sehingga tiga bulan kemudian Kun-bao dan Li-ceng-lin pun dinikahkan, pesta
diadakan di pulau kura-kura, istana pulau kura-kura yang megah dibanjiri para undangan.
Kedua mempelai dengan hati bahagia memasuki kamar pengantin.
Yo-seng kembali ke kota sinyang, Kwaa-hoa-mei mengikuti suaminya ke Wuhan, dan
Kun-bao bersama istrinya menetap di pulau kura-kura, Kwaa-yun-peng kembali berasama
orangtuanya ke kun-leng. Demikianlah akhir cerita Kwi-sian-pat, semoga bermamfaat disamping sebagai bacaan
hiburan Rajakelana Batam 30 Nopember 2012 Rekan-rekan pembaca yang budiman, serial kim-khong-taihap ini masih berlanjut dengan
judul: Jin-Sin-taihap ( Pendekar Sakti Welas Asih )
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan 15 Malam Tanpa Akhir Endless Night Karya Agatha Christie Badai Di Siauw Lim Sie 1
^