Pencarian

Puing Puing Dinasti 6

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp Bagian 6


Hok-ong, sebaliknya kakak-beradik she Cong
dibayar untuk menangkap pengedar cerita lama
itu. Namun kini Duan Po nampak bersimpati
kepada Cong Liu, ia mendekati dan menawarkan
obat luka. "Taburkan ini ke lukanya," katanya kepada
Helian Kong. Duan Po agak segan, dulu waktu "Ek
Beng-ti" mengalahkan Si Pedang Buruk, Duan Po
ikut menyaksikannya. Helian Kong mengeluarkan obatnya sendiri
yang selalu dibawa-bawa, katanya, "Biar ini saja.
Cong Liu temanku." Duan Po menggerutu, "Kurang percaya
kepadaku" Sekarang ini kita semua senasib, jadi
525 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
buronan. Buat apa saling mencurigai" Kita semua
kan jenis orang yang sama" Sama-sama dianggap
sampah masyarakat?" Helian Kong agak tersentuh mendengar itu,
lalu ia masukkan obatnya sendiri dan menerima
obat yang disodorkan Duan Po itu. "Atas nama
Cong Liu temanku, aku ucapkan terima kasih."
Duan Po mengangguk. Kemudian kepada Cong Liu, Duan Po berkata,
"Ternyata Pangeran Hok-ong yang dulu membayarmu, sekarang ingin membasmimu juga
dengan pengerahan pasukan secara besarbesaran. Ia tidak mengecualikanmu, bahkan
Adikmu dalam penjaranya Pangeran Hok-ong
sekarang." Sambil menyeringai berulang kali karena
lukanya sedang dibubuhi obat yang memedihkan
kulit, Cong Liu berkata membenarkan dirinya,
"Kita ini orang-orang bayaran untuk melakukan
perbuatan apa pun yang dipesan orang yang
membayar kita. Bukankah kita semua berkumpul
ke Lam-khia untuk cari uang dengan cara ini" Aku
percaya, seandainya saat itu kau yang mendapat
perintah seperti aku, pasti kau juga akan
526 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menerimanya asal dibayar. Bahwa aku kemudian
dikhianati atau hendak ditumpas oleh orang yang
membayarku, itu juga soal biasa. Kalian semua
pasti pernah mengalami itu. Disuruh, lalu hendak
dibunuh agar tidak terbongkar siapa yang
menyuruh kita. Betul tidak?"
Sebagian dari mereka mengangguk-angguk.
Memang itulah salah satu suka-dukanya dunia
mereka. Dunia pembunuh bayaran.
Sambil mulai membalut luka Cong Liu, Helian
Kong coba mengorek keterangan sedikit-sedikit,
"Jadi, dulu itu yang membayarmu adalah
Pangeran Hok-ong?" Cong Liu cuma mengangguk.
Dengan nada yang tetap biasa, tidak kentara
kalau sedang mengorek keterangan, Helian Kong
melanjutkan, "Jadi orang botak yang menyuruh
kita membunuh Helian Kong, itu orang suruhannya
Pangeran Hok-ong?" "Entah." "Lho, kok entah."
"Memangnya orang-orang macam kita ini
diperbolehkan mengetahui sejelas-jelasnya Si
pemberi order?" 527 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tetapi yang diperintahkan oleh orang botak
itu sejalan dengan kepentingan Pangeran Hokong."
"Belum tentu yang menyuruh Pangeran Hokong. Buktinya, waktu aku mendapat order
menghadang Jenderal The, Si pemberi order
adalah Si Botak Au Ban-hoa itu juga. Tetapi
kenapa waktu kami hampir berhasil, Pangeran
Hok-ong malah mengirim pasukannya untuk
menolong Jenderal The" Jadi seolah-olah dua
tindakannya itu bertentangan satu sama lain"
Yang dikerjakan tangan kirinya menentang yang
dikerjakan tangan kanannya?"
"Mungkin Si Botak itu bekerja di luar perintah
majikannya. Untuk kepentingannya sendiri."
"Kepentingan apa?"
"Entahlah. Siapa yang tahu?"
"Tetapi kalau teman-teman kita yang
tertawan di istananya Pangeran Hok-ong itu
mengaku kepada penawan-penawannya dan
menyebut nama Si Botak Au Ban-hoa, habislah
riwayat Si Botak itu di hadapan Pangeran Hokong. Kalau benar dia banyak bertindak di luar
perintah majikannya."
528 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Entah bagaimana nasib teman-teman kita?"
Sementara itu, beberapa orang lagi masuk ke
tempat itu, ada yang dalam keadaan sehat, tetapi
ada yang luka-luka. Jelas mereka pun berlindung
dari kejaran para prajurit.
Helian Kong memperhatikan orang-orang itu.
Diam-diam dia berpikir, "Orang-orang ini cukup
banyak, masing-masing juga punya kemampuan
tempur yang baik. Kalau mereka dapat
digabungkan dan diarahkan, mereka dapat
menjadi kekuatan yang lumayan demi tujuan yang
baik. Tetapi mereka hanya bisa digerakkan
dengan uang." Tiba-tiba Helian Kong ingat bahwa dirinya
sendiri saat itu adalah seorang maha-jutawan
sekarang, berkat hadiah-hadiah dari para
pangeran. Contohnya, beberapa hari yang lalu ia
hanya menjual sebutir permata hadiah Pangeran
Kong-ong, dan tukarannya adalah uang yang
memenuhi kantongnya. Padahal ia masih punya
sekotak permata, belum hadiah dari pangeranpangeran lainnya. Helian Kong mulai berpikir
untuk membentuk semacam "pasukan bawah
tanah" yang terdiri dari orang-orang bayaran ini,
529 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang bisa dikendalikan untuk memperbaiki situasi,
agar singgasana kosong dinasti Beng segera terisi
kembali. Di antara orang-orang yang datang, ada
seorang yang tidak dikenal. Seorang bertubuh
pendek dengan sepasang golok tipis tergantung di
kiri-kanan pinggangnya. Sebagaimana biasa, kedatangan seorang
tidak dikenal selalu menimbulkan kecurigaan
pada awalnya, begitu pula sikap orang-orang di
situ kepada Si Pendek itu.
"He, yang lain-lain kami kenal, tetapi siapa
kau?" bentak Si Walet Hitam Nyo Tiang-le kepada
Si Pendek itu. "Apakah kau kaki tangan militer?"
Si Pendek menjura dengan hormat, kalau
dilihat dari sikapnya agaknya memang tidak
termasuk golongan orang-orang kasar itu. Katakatanya pun tersusun baik, "Maaf, aku memang
tidak kenal Sobat-sobat di tempat ini. Aku.....
kemari tidak sengaja. Karena ada prajurit-prajurit
ingin merampas senjataku dan menangkapku,
maka aku lari." "Siapa namamu?"
"Toan Ai-liong."
530 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Pekerjaan?" Jawab Toan Ai-liong terus-terang, meskipun
ragu-ragu, "Bekas prajurit, tetapi sekarang sudah
bukan lagi." "Prajurit apa, dinasti apa?"
"Prajurit Pelangi Kuning."
"Wah, pantas kau diburu-buru prajuritprajurit dinasti Beng. Kau boleh di sini, kau
senasib dengan kami."
Helian Kong diam-diam mendengarkannya,
lalu dengan gerak tak kentara ia dekati Toan Ailiong, mula-mula ditanyanya, "Teman baru, kau
terluka?" Toan Ai-liong tersenyum ramah sambil
menggeleng, "Untung lariku cukup cepat."
"Kenapa sampai dikejar?"
"Seperti lainnya. Aku sedang berjalan-jalan
di kota ini untuk suatu keperluan. Di jalanan tibatiba dihentikan para prajurit, senjataku hendak
diminta dan aku hendak ditawan. Tentu saja tak
kuberikan senjata pemberian guruku, aku juga
tidak mau diikat karena tidak bersalah."
"Nampaknya bisa silat juga. Punya nama
julukan?" 531 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ah, malu aku menyebutnya. Di tempat ini
tentu banyak yang lebih pandai dari aku. Hanya
teman-temanku yang suka mengolok-olok aku
dengan namaku sendiri, Ai-liong (Naga Cebol)."
"Kau bekas prajurit Pelangi Kuning?"
"Ah, cuma prajurit rendahan. Keroco. Ikutikutan saja." Toan Ai-liong merendah. "Pelangi
Kuning kalah perang, aku pun jadi pesilat
gelandangan kembali."
Jenis orang macam ini memang banyak. Ikut
perang tanpa tahu tujuannya, sekedar ikut-ikutan
saja. Begitu yang diikuti kalah, yang ikut pun
bubar, seperti kata pepatah "pohon roboh
burungnya pergi berpencaran".
Tetapi Helian Kong ingat bahwa Yo Kian-hi
pernah berkata, bahwa di Lam-khia ini ada
segelintir tokoh-tokoh Pelangi Kuning yang ingin
mengadu domba antar pangeran dinasti Beng
demi dendam lama Pelangi Kuning, tanpa
menghiraukan bahaya yang datang dari pihak
Manchu. Sikap yang tidak disetujui Yo Kian-hi dan
pernah dikatakannya kepada Helian Kong.
Dengan gaya sesantai mungkin tanpa
menimbulkan kesan sedang memancing orang,
532 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong tiba-tiba berkata, "Beberapa orang
Pelangi Kuning kukenal juga. Misalnya Yo Kian-hi,
dan kakak seperguruannya yang pintar memainkan
sepasang pecut panjang, Oh Kui-hou."
Yang dipancing pun menjawab tak kalah
santai dan tenangnya, "Ah, nama-nama mereka
pernah kudengar dan sering dipuji sebagai
pejuang yang banyak jasanya. Tetapi belum
pernah kulihat sendiri orangnya. Eh, namamu
siapa, Sobat?" "Ek Beng-ti." Waktu itu dalam ruangan sudah mulai ada api
dinyalakan sebagai penerangan. Beberapa orang
yang terluka, agaknya tidak tertolong lagi
nyawanya. Caci-maki yang kasar pun mulai
dialamatkan ke Pangeran Hok-ong, si pencetus
pembasmian para penjahat itu.
Di tengah caci-maki, tiba-tiba di ruangan itu
terdengar suara keras, "Teman-teman, tenanglah." Lalu di salah satu sudut, berdiri seorang
lelaki usia empat puluh lima tahun, pakaiannya
ringkas tetapi dari bahan mahal, pedangnya
533 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tergantung di pinggang, wajahnya ramah dan
banyak senyum. Seruannya cukup berwibawa, sehingga orangorang di ruangan itu serempak terdiam.
Mungkin karena merasa situasinya sudah
matang, orang itu bicara langsung ke tujuannya
dan tidak menyembunyikan nada menghasutnya,
"Teman-teman, hari ini kita semua mengalami
perlakuan sewenang-wenang dari Si Pangeran
keparat itu. Mentang-mentang dia menguasai
Lam-khia, terus kita ini dianggapnya sampah yang
mau disapu begitu saja. Padahal sebagian dari
kita jelek-jelek juga pernah dibayar untuk
melakukan yang menguntungkan Pangeran keparat itu, meski lewat perantara. Sekarang
bagaimana perlakuan bangsat itu kepada kita"
Kita tidak mau diperlakukan semena-mena. Kita
harus permalukan dia! Kita bersatu dan bikin
keributan di Lam-khia biar orang tahu dia tidak
becus menguasai kota ini, apalagi menduduki
singgasana!" "Tapi kabar yang beredar belakangan ini,
katanya dia tidak ingin menduduki singgasana?"
534 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Omong kosong! Kalau dia tidak ingin
singgasana, kenapa sekarang Lam-khia penuh
pasukannya" Buat apa pasukan itu" Pasti untuk
mendukungnya menjadi Kaisar dinasti Beng. Itu


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang harus kita gagalkan!"
Tiba-tiba ada yang bertanya, "Kau hasut kami
seperti ini, kau bekerja untuk saingan Si Pangeran
keparat yang mana?" "Aku tidak bekerja untuk pangeran yang
mana pun. Semua pangeran sama saja, tetapi
Hok-onglah yang paling brengsek. Dia berhutang
puluhan nyawa terhadap kita!"
Si Walet Hitam Nyo Tiang-le tiba-tiba berdiri
dan berkata sambil tertawa, katanya kepada Si
pembicara, "Dari tadi rasanya pernah kulihat kau.
Kuingat-ingat sekian lama tetapi belum ingat
juga. Namun sekarang aku ingat kau. Kau pernah
kulihat berkuda berdampingan dengan Kui-ong!
Kau adalah Bhe Ting-lai yang berjulukan Siau-binjiat-sin (Malaikat Maut dengan Wajah Tersenyum),
tangan kanan Pangeran Kui-ong."
Disambung suara yang lain, "He-he-he, cerdik
benar kau. Kau kobar-kobarkan kemarahan kami,
agar kami mengamuk si keparat Hok-ong, dengan
535 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
demikian majikanmu mendapat keuntungan gratis
dari kami ya" He-he-he, buatku, ikut Si Kui-ong
boleh-boleh saja, asal harganya cocok."
Si pembicara pertama tadi jadi tersipu-sipu
karena identitasnya terbuka. Dalam hati
sebenarnya marah, namun tahu kalau marah di
situ bisa-bisa ia dicincang gali-gali ini, tidak
peduli julukannya Malaikat Maut Berwajah
Senyum, sebab di antara gali-gali ini pun ada
orang-orang tangguh macam Nyo Tiang-le dan
beberapa lagi. Nyo Tiang-le lalu berkata, "Akur! Pangeran
Kui-ong berani membayarku berapa?"
Apa boleh buat, Bhe Ting-lai terpaksa
mengikuti arus, "Tidak kusangkal, aku memang
bekerja untuk Pangeran Kui-ong. Majikanku tidak
seperti Pangeran Hok-ong, tidak pelit dalam
memberi bayaran. Nah, selain Sobat Nyo ini, siapa
lagi yang mau bekerja bagi Pangeran Kui-ong?"
Beberapa orang menyatakan setuju. Namun
yang setuju ternyata amat sedikit. Sebagian besar
rupanya masih lesu semangatnya.
Bhe Ting-lai nampaknya kecewa. Sudah
terlanjur buka kartu sebagai kepanjangan tangan
536 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Kui-ong, ternyata hanya sedikit orang
yang berhasil dijaringnya. Tetapi dasar pintar
mengikuti arus, ia tidak menunjukkan kekecewaannya, melainkan berkata, "Baiklah.
Terima kasih buat Sobat-sobat yang bersedia
bergabung dengan kami. Tetapi buat yang tidak
bersedia, mudah-mudahan kelak berubah pikiran,
dan kita tetap menjadi kawan-kawan baik. Yang
mau bergabung, mari ikut aku pergi dari sini."
"Di luar apa sudah aman?"
"Kuharap begitu. Tetapi seandainya ada
penjagaan-penjagaan, aku punya lencana pribadi
Pangeran Kui-ong. Cecunguk-cecunguk itu takkan
bisa menghentikan kita."
"Kalau begitu, ayo berangkat!"
Bhe Ting-lai kemudian meninggalkan ruangan
bekas terowongan pembuangan banjir itu, diikuti
tujuh orang yang bersedia bergabung dengan
Pangeran Kui-ong. Di antaranya adalah Nyo Tiangle, Duan Po dan beberapa orang lagi.
Helian Kong sebenarnya tertarik untuk ikut,
ingin "melihat dari dalam" sepak-terjang Pangeran
Kui-ong, tetapi ia tidak bisa meninggalkan Cong
Liu yang masih terluka. Biarpun persahabatannya
537 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan Cong Liu hanya persahabatan pura-pura,
karena Helian Kong sedang menyamar sebagai
manusia sejenis dengan Cong Liu, namun
persahabatan yang pura-pura pun harus kelihatan
sungguh-sungguh juga. "Kau tidak ikut mereka, Saudara Ek?" tanya
Cong Liu. "Aku masih lelah dan tegang. Tidak dulu
sajalah. Cari order lain kali masih bisa kok. Lagi
pula aku tidak bisa meninggalkanmu terluka di
sini." Cong Liu agak tersentuh oleh kata-kata
"teman" yang satu ini. "Terima kasih, Saudara Ek.
Sebenarnya kau tidak usah terikat olehku. Orangorang yang di sini temanku semua kok. Mereka
akan memperhatikan aku."
"Tidak apa-apa kalau kutinggal?"
"Tidak apa-apa. Pergilah dan lakukan apa
yang kau suka, Saudara Ek. Kau sudah cukup
menolongku dengan menempuh bahaya menggendong aku sampai di sini. Kebaikanmu
takkan kulupakan." Sekarang Helian Kong yang tersentuh
hatinya. Ternyata biarpun Cong Liu ini disebut
538 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebagai pembunuh bayaran, dipandang remeh
oleh kaum pendekar kalangan putih, ternyata
masih memiliki rasa terima kasih, berhutang budi
kepada orang lain. Pikir Helian Kong, "Banyak orang sebenarnya
terjerumus ke jalan hitam bukan karena sifatnya
yang jahat, melainkan bisa karena kepepet. Aku
yakin orang-orang semacam Cong Liu ini
sebetulnya masih banyak. Dengan pendekatan
yang tepat, mereka bisa menjadi kekuatan yang
berguna." "Kenapa melamun, Saudara Ek?"
"Tidak apa-apa, Saudara Cong. Aku akan
tetap menemuimu. Kelak kita kumpulkan
kekuatan untuk membebaskan Adikmu dari
penjaranya Pangeran Hok-ong."
"Terima kasih, Saudara Ek. Kau teman yang
baik. Kelak kalau kudapatkan order, kuajak kau."
"Jaga dirimu baik-baik, Saudara Cong."
Lalu Helian Kong pun meninggalkan tempat
itu, orang-orang lain mengacuhkan saja.
Bersamaan dengan Helian Kong, Toan Ai-liong
yang mengaku bekas prajurit Pelangi Kuning itu
539 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
juga melangkah keluar, agaknya juga ingin
meninggalkan kumpulan buronan itu.
Ia mengangguk ramah kepada Helian Kong.
Mereka berdua berjalan bersama di tempattempat sepi. Sementara berjalan itu, Toan Ailiong tiba-tiba bertanya, "Saudara Ek, apakah kau
mencintai negerimu?"
Sudah tentu Helian Kong mencintai negerinya, semua orang tahu. Namun Helian Kong
saat itu sedang menyamar sebagai pembunuh
bayaran yang cuma cinta uang. Maka jawabannya
disesuaikan dengan peranannya saat itu, "Ah,
yang penting ada orang yang memakai tenagaku
lalu aku dapat uang. Beres sudah."
"Tidak pedulikah kau kalau negeri leluhurmu
ini diinjak-injak bangsa Manchu?"
Helian Kong tahu, kalau ia terus-menerus
berlagak acuh tak acuh, Toan Ai-liong bisa bosan
bicara dengannya, padahal yang dibicarakannya
mungkin ada sesuatu informasi penting. Maka
Helian Kong sedikit mengurangi sikap acuh tak
acuhnya, "Sebenarnya aku jadi pembunuh bayaran
macam ini juga bukan cita-citaku sejak kecil.
Siapa orangnya yang punya cita-cita jadi orang
540 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
jelek" Biarpun aku ini belum pernah jadi prajurit
yang manapun juga, setidak-tidaknya di
kampungku dulu pernah jadi anggota ronda
kampung yang baik. Itu bukti kecintaanku kepada
kampung halaman. Aku belum bisa membayangkan yang namanya 'cinta tanah air'...."
Toan Ai-liong menukas cepat, "Cinta tanah
air itu anggap saja kelipatan sekian ribu kali lipat
dari cinta kampung halaman. Orang cinta
kampung halaman merondai kampungnya supaya
tidak ada malingnya, orang cinta tanah air juga
harus menjaga tanah airnya agar tidak dirampok
orang asing." Sudah tentu Helian Kong sudah lama tahu
soal itu, tetapi sekarang ia pura-pura baru
paham. Katanya sambil mengangguk-angguk, "Ya,
ya, paham. Kubayangkan tanah air ini seperti
kampung halaman besar, begitu?"
"Begitu juga boleh. Nah, apa sikapmu kalau
kampung halaman besar ini hendak dirampok
orang?" "Tentu akan kutangkap perampoknya.
"Tentu saja harus....." kata Toan Ai-liong
sambil tertawa. "Tetapi rampoknya tidak cuma
541 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
satu dua orang, melainkan ratusan ribu orang.
Bagaimana kau hendak menangkapnya sendirian?"
"Wah, mana ada perampok sebanyak itu?"
Helian Kong pura-pura kaget, meskipun sebenarnya sudah tahu apa yang dimaksudkan.
"Gerombolan perampok itu paling banyak ratusan
orang, itu pun sudah tergolong kelompok garong
yang kuat yang sering bersarang di gununggunung. Pemimpin-pemimpinnya biasa disebut
'raja gunung'." "Ada. Sebab yang hendak merampok
kampung halaman besar kita ini bukan
gerombolan yang bersarang di pegunungan,
melainkan sebuah negara asing yang mempunyai
pasukan besar dan kuat. Sebuah negara yang
memperlakukan negara lain sebagai sasaran
perampokannya." "Apa maksudmu, Saudara Toan?"
"Tanah a..... eh, kampung besar kita ini
sedang diancam Manchu. Tetapi banyak warga
kampung besar kita ini yang tidak menyadari
bahaya itu. Mereka yang duduk di atas malah
cakar-cakaran memperebutkan singgasana yang
kosong. Sedang orang-orang macam..... kita
542 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
(Toan Ai-liong menggolongkan diri sendiri sama
dengan "Ek Beng-ti" agar lebih mudah bicaranya)
yang mengandalkan keterampilan main senjata,
ternyata juga alpa, hanya berebut cari rejeki
sendiri-sendiri, dijadikan upahan orang untuk
melakukan ini-itu, tak sadar kampung besar kita
terancam perampok yang ganas."
Diam-diam Helian Kong terharu mendengar
perkataan itu. Untung hari sudah gelap, sehingga
mimik wajahnya tidak terlihat oleh Toan Ai-liong.
Pikir Helian Kong, "Toan Ai-liong ini pastilah orang
Pelangi Kuning yang pemikirannya sejalan dengan
Yo Kian-hi. Lebih mengutamakan sisa negeri
bangsa Han yang tinggal separuh ini, daripada
mengutamakan dendam golongannya sendiri.
Coba kudengar lebih jauh."
Kata "Ek Beng-ti" pura-pura mengeluh, "Aku
tahu maksudmu, Saudara Toan. Aku juga prihatin.
Tetapi aku bukan orang berpangkat, tak ada
kekuasaan apapun, bahkan aku diuber-uber para
prajurit. Nampaknya, aku hanya bisa prihatin
tentang kampung besar kita ini, tetapi tak mampu
berbuat apapun." 543 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak. Kita bisa menyadarkan orang-orang
tadi. Kalau mereka disadarkan, mereka bisa
menjadi kelompok yang cukup kuat. Mereka bisa
diarahkan." Helian Kong bersorak dalam hati. Ternyata
pikiran Toan Ai-liong sama dengan pikirannya.
Tidak peduli Toan Ai-liong bekas orang Pelangi
Kuning, Helian Kong merasa menemukan sahabat
seperjuangan. Karena itu, Helian Kong tidak ingin
mematahkan semangat Toan Ai-liong, ia justru
ingin menambahkan kobaran semangatnya. Kata
Helian Kong, "Terima kasih, Sobat. Kau sudah


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat Ek Beng-ti ini terbuka matanya untuk
menjadi manusia yang lebih berharga. Aku akan
coba bicara kepada teman-temanku itu."
"Syukurlah, Saudara Ek, kau sadar bahwa
kemampuanmu yang hebat itu bisa kau
persembahkan kepada negeri leluhur kita. Aku
ingin bicara lagi denganmu kapan-kapan, boleh
kutahu tempat kediamanmu?"
Helian Kong masih menghindarkan soal yang
satu ini. Maklum, di tempat kediamannya ada
isterinya dan anaknya yang masih kecil, yang ingin
544 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dia jauhkan dari kemelut ini. Maka jawabnya,
"Aku ini bergelandangan dan tidur di sembarang
tempat, Saudara Toan. Tapi kalau siang hari aku
sering nongkrong di dekat Gapura Hong-bun,
dekat jalan yang menuju ke Beng-hau-leng
(Kuburan Kaisar- kaisar Dinasti Beng)."
Toan Ai-liong merasa agak kasihan. Ia pikir,
kalau "Ek Beng-ti" ini tetap bergelandangan di
jalan, akan lebih mudah tergoda kembali ke jalan
hitam, padahal Toan Ai-liong menilainya sudah
hampir bisa disadarkan. Melintas di pikiran Toan
Ai-liong untuk mengajak Helian Kong menumpang
di tempatnya, tetapi ia ragu-ragu, bagaimana
kalau "Ek Beng-ti" ini tiba-tiba berkhianat dengan
menunjukkan tempatnya kepada prajurit-prajurit
dinasti Beng" "Pembunuh bayaran" macam "Ek
Beng-ti" ini gampang tergoda uang, pikir Toan Ailiong.
Helian Kong mengetahui pertentangan dalam
hati Toan Ai-liong, tetapi sengaja diam saja,
Helian Kong ingin tahu sampai di mana
kesungguhan Toan Ai-liong membina orang-orang
jalan hitam menjadi pembela-pembela tanah air.
545 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Akhirnya Toan Ai-liong mengambil suatu
keputusan penuh resiko, "Saudara Ek, daripada
bergelandangan di jalanan, bagaimana kalau tidur
di tempatku saja?" "Saudara Toan punya rumah di Lam-khia ini?"
"Bukan punya rumah sendiri. Tetapi
menumpang di samping toko obat. Pemiliknya
baik hati. Sebuah bekas gudang obat yang tidak
dipakai lagi kupakai bersama kawan-kawan kami,
sekedar untuk berteduh."
Helian Kong diam-diam mencatat dalam
ingatannya, Toan Ai-liong punya teman-teman.
Pasti di Lam-khia bukan suatu kebetulan, punya
tujuan tertentu. Tetapi tujuannya mudahmudahan semulia yang dikatakannya tadi. Dan
apakah kawan-kawannya sepikiran dengan Toan
Ai-liong" Entahlah. "Saudara Ek, aku minta maaf kalau katakataku menyinggungmu."
"Katakan saja, Saudara Toan. Kita sudah jadi
teman, biarpun belum lama."
"Aku mengajakmu menumpang di tempatku,
tetapi aku minta kau berjanji tidak melakukan
546 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hal-hal yang bisa mencelakakan aku dan temantemanku."
"Baiklah. Aku berterima kasih Saudara Toan
menampungku. Daripada tidur di bekas terowongan air itu."
Tidak lama kemudian mereka tiba di sebuah
toko obat yang sudah tutup, Helian Kong tertawa
dalam hati, bahwa sarang rahasia orang-orang
Pelangi Kuning itu ternyata tidak jauh dari sarang
rahasia Helian Kong sendiri. Hanya terpisah lebih
dari sepuluh rumah. Pikir Helian Kong, "Saat ini di Lam-khia entah
berapa banyak tempat-tempat rahasia macam ini,
dari berbagai pihak yang kepentingannya
berbeda-beda." "Inilah tempatnya," kata Toan Ai-liong.
Namun ia tidak mengetuk dari pintu depan
toko obat yang sudah tertutup itu, melainkan
mengetuk pintu samping. Ketukannya menurut
irama tertentu. Helian Kong sudah hapal dengan
cara-cara seperti itu. Pintu terbuka hanya sedikit, hanya untuk
memunculkan separuh wajah lelaki berewokan,
desisnya, "Kakak Toan..... dengan siapa?"
547 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Teman yang dapat dipercaya," sahut Toan
Ai-liong. "Namanya Ek Beng-ti."
Wajah di balik pintu itu nampak ragu
sejenak, mengamat-amati sosok tubuh yang
bersama Toan Ai-liong itu, namun tetap tidak
jelas karena gelapnya malam. Tetapi akhirnya ia
membukakan pintu juga. Toan Ai-liong menyelinap masuk diikuti Helian Kong yang
mengangguk sopan kepada Si pembuka pintu. Si
pembuka pintu cepat-cepat menutup pintunya
kembali dan memasang palangnya.
Helian Kong melihat ada sebuah halaman
sempit, lalu tembok dengan pintu dan beberapa
jendela di seberangnya. Mungkin itulah tempat
berteduh Toan Ai-liong dan kawan-kawannya.
Sementara Toan Ai-liong memperkenalkan
"Ek Beng-ti" dan Si pembuka pintu yang ternyata
adalah Hoa Liu. Toan Ai-liong menambahkan pula,
"Saudara Ek ini bernasib sama dengan banyak
orang hari ini. Hendak ditangkap tetapi tidak mau
menyerah. Apakah kawan-kawan kita ada yang
tertangkap?" Hoa Liu menggeleng. "Untung tidak ada.
Kalau keluar rumah untuk keperluan biasa, kami
548 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tidak membawa-bawa senjata. Itulah sebabnya
kami lolos dari pemeriksaan para prajurit."
Toan Ai-liong mengangguk-angguk. "Syukurlah. Tetapi lain kali harus lebih berhatihati. Eh, bagaimana dengan teman kita yang sakit
itu?" "Membaik." Helian Kong lalu diajak memasuki sebuah
ruangan yang pengab. Nampaknya memang bekas
gudang, atau mungkin juga masih menjadi gudang
sebagian. Sebab ada rak-rak kayu dengan tampahtampah bertumpuk-tumpuk memancarkan bau
dedaunan obat-obatan yang dikeringkan. Ada pula
tong-tong, sebagian dari tong itu diturunkan dari
tumpukannya untuk dijadikan meja, atau untuk
menaruh lilin. Ada belasan orang di ruangan itu.
Ada yang tidur, ada yang duduk-duduk saja, ada
yang bermain judi dengan dadu. Di mana-mana
bergeletakan senjata yang bermacam-macam.
Waktu Helian Kong melangkah masuk, semua
mata memandangnya dengan curiga, tetapi begitu
Toan Ai-liong menjelaskan bahwa "Ek Beng-ti" ini
siap berjuang membela tanah air bangsa Han,
orang-orang pun menyambutnya dengan hangat.
549 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ada yang menyisihkan tempatnya, ada yang
meminjamkan tikarnya, ada yang menawari
makanan dan arak. Agaknya Toan Ai-liong cukup
berwibawa di antara mereka, sehingga katakatanya langsung dipercaya.
Helian Kong senang melihat keramahan
mereka. Ia pun menerima sepotong roti yang
disodorkan kepadanya, lalu memakannya dengan
lahap untuk menunjukkan persahabatannya.
Seorang bertanya, "Saudara Ek, apa kah kau
pernah berjuang melawan musuh tanah air?"
Helian Kong menjawab sesuai dengan
keterangannya kepada Toan Ai-liong tadi, sambil
pura-pura malu, "Sungguh aku merasa malu kalau
teringat kelakuanku yang dulu-dulu. Mana pernah
aku punya pikiran untuk memperjuangkan sesuatu
yang luhur seperti kalian" Aku cuma memperjuangkan perutku sendiri. Tetapi beruntung aku bertemu dengan Saudara Toan
yang menerangi hatiku, meyakinkan aku bahwa
aku bisa jauh lebih berguna dari sekarang."
Para pejuang Pelangi Kuning itu menganggukangguk melihat sikap "Ek Beng-ti" yang
kelihatannya jujur itu. Apalagi waktu Toan Ai550
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
liong memberi keterangan tambahan, "Saudara Ek
berjanji untuk membujuk rekan-rekannya yang
masih di jalan hitam, agar mau memanfaatkan
tenaga mereka demi keselamatan negeri leluhur."
Kepala-kepala yang mengangguk-angguk pun
tambah banyak. Helian Kong kemudian tidur meringkuk di
sela-sela antara dua buah tong. Orang-orang yang
semula masih sedikit mencurigainya, jadi lenyap
kecurigaannya melihat betapa Helian Kong tidur
seperti bayi. Namun bagaimanapun Helian Kong tidak
meninggalkan kewaspadaannya sama sekali di
lingkungan orang-orang yang masih asing baginya
itu. Kelihatannya saja tidur pulas, namun
pendengarannya yang amat tajam itu tetap
"memantau" keadaan di sekitarnya. Suara
mencurigakan sekecil apa pun tetap tertangkap
olehnya. Menjelang tengah malam, Helian Kong
mendengar beberapa orang keluar dari situ,
katanya "hendak menengok yang sakit". Helian
Kong menduga rupanya di antara pejuang-pejuang
Pelangi Kuning ini ada yang sakit, yang tentu saja
551 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tidak ditaruh di tempat yang sumpek penuh tongtong kayu itu. Entah siapa yang sakit, mereka
tidak menyebut namanya. Helian Kong tentu akan kaget kalau tahu
yang sakit itu adalah Im Hai-lip Si Kipas Prahara.
Terluka sebagai akibat perkelahiannya dengan Yo
Kian-hi. Helian Kong tidur sampai pagi tanpa ada
kejadian apa-apa yang dianggapnya penting. Ia
mencuci muka dan mulut di sebuah sumur di
belakang. Udara pagi itu terlalu dingin untuk
mandi, jadi Helian Kong tidak mandi.
Setelah makan bubur amat sederhana yang
dimasak kaum Pelangi Kuning itu, Helian Kong
berpamitan kepada Toan Ai-liong, dengan alasan
ingin menjenguk keadaan Cong Liu sahabatnya
yang terluka. Padahal Helian Kong ingin
menengok keluarganya. *** Helian Kong memasuki rumah sewaannya
dengan cara biasa, ia lebih dulu memasuki
reruntuhan kuil kecil yang beradu belakang
552 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan rumah sewaannya, lalu dari situ barulah
melompati tembok ke rumah sewaannya.
Waktu itu masih pagi, kabut tipis masih
tergantung rendah di atas tanah. Helian Kong
menyangka isteri dan anaknya masih tidur, begitu
pula yang lainnya. Tetapi begitu ia melompati
tembok, ia agak kaget melihat Kongsun Giok
ternyata sudah ada di halaman itu. Sedang
melakukan gerakan-gerakan silat, nampaknya
luka-luka dalamnya akibat kena pukulan Telapak
Tangan Besi dulu sudah tidak berbekas lagi.
Kongsun Giok pun kaget melihat sesosok
tubuh meluncur masuk ke halaman itu. Langsung
pasang kuda-kuda bersiaga, namun ia kendorkan
kembali begitu tahu yang datang itu Helian Kong.
Ia tertawa amat manis sambil berkata, "Kiranya
Kakak Kong. Aku sampai kaget."
Helian Kong bertanya heran, "A-giok, lukamu
sembuhnya cepat betul?"
Dengan lancar Kongsun Giok menjawab, "Ya,
berkat obat-obat dan penyaluran tenaga murni
yang kau usahakan, Kakak Kong. Aku tidak akan
bisa melupakan kebaikanmu ini."
553 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tubuhmu memang punya daya-tahan yang
baik, A-giok. Tetapi seharusnya kau masih banyak
beristirahat." "Menurutku, aku malahan terlalu banyak
beristirahat. Maka kucoba mengendorkan ototototku dengan gerakan-gerakan ringan."
"Yang kulihat tadi bukan gerakan ringan, Agiok."
"Yah, mungkin karena aku kelewat bersemangat." "Jaga kesehatanmu baik-baik."
"Terima kasih, Kak. Kenapa Kakak semalam
tidak pulang?" "Ada banyak yang harus kukerjakan?"
Kongsun Giok kemudian celingukan dengan
ketakutan, tanyanya, "Waktu Kakak pulang
kemari, tidak ada yang membuntuti bukan?"
"Tidak ada, asal kita semua berhati-hati."
"Syukurlah." Diam-diam Helian Kong menganggap bahwa
ketakutan Kongsun Giok itu agak berlebihan,
apalagi mengingat gadis itu sendiri adalah
pendekar tangguh yang sampai digelari sebagai
Lam-kin Sianli (Bidadari Selendang Biru). "Tetapi
554 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mungkin terlukanya dia oleh Telapak Tangan Besi
itu membuatnya agak merasa trauma....."
pikirnya. Kemudian Siangkoan Yan dan anaknya pun
keluar menyambut, begitu pula Siangkoan Heng.
Mereka saling menanyakan keadaan, kemudian
merasa lega setelah mengetahui semuanya baikbaik saja.
Helian Kong lalu menyambut anaknya dari
gendongan isterinya, sementara isterinya dibantu
Kongsun Giok menyiapkan segala sesuatunya di
dapur. Kepada Siangkoan Heng, Helian Kong
menceritakan apa yang terjadi di luaran.
Pangeran Hok-ong mengerahkan pasukan secara
besar-besaran untuk membersihkan Lam-khia dari
para pembunuh bayaran. Namun kesempatan itu
justru digunakan Helian Kong untuk menyelundup
lebih dalam ke dunia pembunuh bayaran, dengan
pura-pura menolong Cong Liu. Ia berharap akan
memperoleh banyak informasi rahasia dari
kalangan jalan hitam itu.
555 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tetapi dalam samaranmu sebagai pembunuh
bayaran, kau tidak pakai nama Helian Kong
bukan?" tanya Siangkoan Heng.
Helian Kong tertawa, "Memangnya otakku
sudah miring" Tentu saja tidak. Aku pakai nama
palsu." "Siapa?" "Ek Beng-ti." sahut Helian Kong sambil
tertawa. "Lucunya, nama itu sekarang di Lam-khia
jadi jauh lebih terkenal dari nama Helian Kong."
Siangkoan Heng tertawa. "Sungguh menarik
pengalamanmu, A-kong. Tetapi masa kau mau
jalani semuanya sendiri, dan aku hendak kau
jadikan penjaga rumah saja?"
"Soalnya, anak-isteriku kan perlu ada yang
menjaganya?" "Adikku bisa menjaga dirinya sendiri, ia mulai
latihan lagi belakangan ini. Selain itu, ia bisa
ditemani Kongsun Giok yang cukup tangguh."
"Eh, bagaimana hubunganmu dengan A-giok?"
Siangkoan Heng agak tersipu, "Yah, ada
kemajuan." "Kemajuan bagaimana?"
556 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ek Beng-ti....." sahut Helian Kong sambil tertawa. "Lucunya,
nama itu sekarang di Lam-khia jadi jauh lebih terkenal dari
nama Helian Kong." 557 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kelihatannya dia..... juga menanggapi
perasaan hatiku." "Kau ketahui latar belakang keluarganya?"
"Dia bercerita bahwa Ayah-ibunya cuma
peladang miskin di gunung. Dia sendiri diambil
murid oleh seorang pertapa wanita. Anehnya, ia
tidak tahu nama gurunya sendiri, karena katanya
gurunya itu menyembunyikan namanya."
Helian Kong mengangguk-angguk. Nampaknya
ia pun tidak punya alasan untuk merasa keberatan
kalau Siangkoan Heng jadi berjodoh dengan
Kongsun Giok. Siangkoan Yan dan Kongsun Giok sudah
muncul dari dapur dengan membawa mangkukmangkuk masakan yang asapnya mengepul harum,
memenuhi ruangan itu. Dalam suasana sukacita, mereka pun
mengelilingi meja dan bersukacita. Si kecil Helian
Beng juga ikut pesta, disuapi bubur telur hangat
oleh Kongsun Giok. Agaknya pintar betul Kongsun
Giok mengambil hati keluarga itu.
Siang itu Helian Kong tidak ke mana-mana. Ia
berbincang dengan isterinya dan iparnya tentang
banyak hal, tetapi perkenalannya dengan orang558
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
orang Pelangi Kuning macam Toan Ai-liong belum
diceritakannya. Sore harinya Helian Kong mengenakan
pakaian yang pantas untuk berkunjung ke rumah
Phoa Taijin guna membicarakan situasi terakhir
dengan Li Teng-kok, sahabatnya yang terpercaya.
Setelah Helian Kong pergi, Siangkoan Yan
menggendong anaknya agar tidak mengganggu
Siangkoan Heng dan Kongsun Giok yang ingin
mengobrol berduaan di halaman belakang, seperti
biasanya. Ia menyusui kemudian menidurkan
anaknya, lalu duduk sendirian di kamarnya.
Sebetulnya kalau Siangkoan Yan bersikap
tenang di depan suaminya, itu hanyalah sikap
yang dibuat-buat, untuk menjaga agar suaminya
tidak risau atau terpecah konsentrasinya. Tetapi
isteri mana yang tidak cemas akan suaminya yang
sedang melakukan tugas penuh resiko itu"
Suaminya sedang "bermain" di antara kekuatankekuatan besar, dalam berbagai wajah. Di depan
para tokoh militer yang masih setia kepada
dinasti Beng, suaminya tampil tanpa kedok
sebagai ikatan-moral yang patut diperhitungkan
suaranya. Namun Siangkoan Yan juga tahu bahwa
559 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
suaminya tampil dalam nama samaran Ek Beng-ti
di dunia hitam. Siangkoan Yan tentu akan makin
tidak tenteram seandainya tahu bahwa suaminya
kini menyelundup pula ke lingkungan orang-orang
Pelangi Kuning. Kalau rindu kepada suaminya menghebat,
Siangkoan Yan sering hanya menatap pedang Tiateng Po-kiam (Pedang Pusaka Elang Besi) yang
digantung di dinding kamarnya.
Namun di ruangan itu sebenarnya ada pedang
lain yang tidak kalah ampuhnya. Pedang pendek
yang diberikan suaminya kepadanya. Kata
suaminya, pedang pendek itu disebut Gu-hongkiam (Pedang Burung Hong Menangis), sebab kalau
dihunus akan mengeluarkan dengung lirih mirip
tangisan. Pedang pendek itu diserahkan kepada
Siangkoan Yan, katanya sebagai alat untuk
menjaga diri, dan disembunyikan di bawah kasur.
Akhirnya Siangkoan Yan memang hanya bisa
menatap iba ke arah si bocah Helian Beng, sambil
berdoa, "Semoga para pangeran dinasti Beng
segera menjadi rukun dan menetapkan siapa yang
paling pantas meneruskan singgasana. Semoga
para pangeran itu menyadari, bahwa sikap
560 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mereka yang mementingkan diri sendiri membuat
banyak rakyat menderita."
Berbeda dengan Siangkoan Yan yang sedang
risau, Siangkoan Heng dan Kongsun Giok justru
sedang berbunga-bunga hatinya,
meskipun mereka tidak sedang di tengah taman bunga yang
indah, melainkan hanya duduk-duduk di atas
tumpukan kayu bakar dekat dapur.
Dengan agak memberanikan diri, Siangkoan
Heng memulai pembicaraan, "Helian Kong
menanyakan..... perkembangan hubungan kita."
Kongsun Giok menunduk malu sambil
mempermainkan ujung bajunya, "Lalu..... Kakak
jawab apa?" "Aku bilang, kelihatannya A-giok menanggapi
perasaanku. Apakah dugaanku ini betul, A-giok?"
Kongsun Giok makin menunduk, membisu.
Siangkoan Heng nekad berkata pula, "Kalau aku
menduga salah, jawablah sekarang agar aku tidak
melanjutkan niatku. Tetapi kalau kau diam saja,
jangan salahkan aku kalau kuanggap itu jawaban
'ya' darimu." Ternyata Kongsun Giok diam. Dan tidak
menarik tangannya ketika Siangkoan Heng meraih
561 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
untuk menggenggam telapak tangannya. Maka
Siangkoan Heng pun kegirangan. "Selesai urusan
memusingkan di Lam-khia ini, harus segera
kudatangi Ayah-ibumu untuk melamarmu."
"Kita bisa membantu Kakak Kong menyelesaikan keruwetan ini. Kasihan dia bekerja
sendirian, mempertaruhkan nyawa sendirian,
padahal ia punya isteri dan anak yang masih
kecil." kali ini Kongsun Giok bicara.
Buat kuping Siangkoan Heng, perkataan gadis
itu tak ubahnya usul agar persoalan cepat selesai,
lalu Kongsun Giok cepat dilamar.
Sahut Siangkoan Heng, "Aku juga ingin
membantu Saudara-iparku itu. Tapi nampaknya
dia suka memikulnya sendirian. Aku hanya diajak
bertukar pikiran." "Bertukar pikiran pun sudah sangat membantu. Pikiran-pikiran segar kita bisa
membantu mencerahkan otaknya yang kelelahan
karena bekerja sepanjang hari."
"Benar juga kau, A-giok."
"Hari ini apa yang Kakak Kong bicarakan
kepadamu, Kak?" tanya Kongsun Giok sambil
562 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
merapatkan pundaknya ke pundak Siangkoan
Heng. Pundak yang lembut dan hangat, ditambah
telapak tangan yang halus dalam genggaman,
membuat mulut Siangkoan Heng sangat lancar
bicara, "Hari ini A-kong bercerita, bahwa ia
sengaja menolong Cong Liu, seorang pembunuh
bayaran yang sudah dikenalnya, agar A-kong bisa
masuk lebih dalam ke kalangan pembunuh
bayaran." "Buat apa memasuki kalangan orang-orang
tidak baik begitu?" "Dari antara mereka, bisa didapat keterangan-keterangan rahasia dan juga gerakgerik rahasia para pangeran. Para pangeran itu
tampil anggun dan memikat di mata umum, tetapi
siapa tahu gerak-gerik mereka di belakang layar"
Mereka sering menggunakan tenaga-tenaga
bayaran untuk melakukan perbuatan-perbuatan
busuk, kalau pun perbuatan para tenaga bayaran
itu tersingkap, pangeran yang menyuruhnya bisa
cuci-tangan dengan gampang sebab sulit
membuktikan keterlibatannya dengan orang-orang
jalan hitam itu. Satu-satunya jalan untuk bisa
563 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengetahui tindakan-tindakan di belakang layar
dari para pangeran itu, adalah dengan memasuki
kalangan orang-orang yang sering disewa
tenaganya, meskipun melalui hubungan tidak
langsung." Kongsun Giok agak kaget, lalu cepat-cepat
ditutupinya kekagetannya itu dengan kata-kata,
"Ah, sungguh berbahaya yang dilakukan Kakak
Kong. Bagaimana

Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau penyamarannya terbongkar?" "Ya memang berbahaya. Dulu di Pak-khia ia
pernah melakukan yang berbahaya pula, yaitu
menyelundup memasuki jaringan mata-mata
kaum Pelangi Kuning."
"Tentu Kakak Kong tidak memakai nama
aslinya bukan?" Siangkoan Heng tertawa. "Tentu saja tidak.
Di kalangan orang-orang jalan hitam ia memakai
nama Ek Beng-ti." Kongsun Giok menengadah ke langit,
berdesis, "Semoga Langit melindungi Kakak Helian
Kong. Patriot sejati dinasti Beng yang tidak
mementingkan diri sendiri."
"Dia pasti selamat."
564 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan Heng sebenarnya masih senang
lebih lama bercakap-cakap, tetapi tiba-tiba
dilihatnya Kongsun Giok memegangi kepalanya.
"Maaf, Kak, kepalaku agak pusing."
"Lukamu belum sembuh benar."
"Kurasa sudah baik, tetapi kata Kakak Helian
Kong tadi, aku memang harus banyak
beristirahat." "Obatnya sudah diminum?"
"Tadi sudah." Siangkoan Heng mengantar Kongsun Giok
sampai ke depan pintu kamarnya. Mengucapkan
selamat malam, Kongsun Giok tersenyum sebelum
menutupkan pintunya. Siangkoan Heng masih
sempat melihat lewat kertas jendela, bagaimana
lilin dalam kamar ditiup padam. Setelah itu
Siangkoan Heng lalu ke kamarnya sendiri.
Siangkoan Heng sudah terlanjur amblas
dalam mimpi indahnya, sehingga ia tidak melihat
waktu Kongsun Giok menyelinap keluar lagi dari
kamarnya. *** 565 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Puri kediaman Pangeran Hok-ong nampak
sunyi senyap. Puri yang letaknya di tempat tinggi
itu dijaga sangat ketat. Bukan saja di sepanjang
undakan batu dari bawah yang berhubungan
dengan jalan raya sampai ke atas yang di pintu
gerbang, tetapi di setiap sudut ada pengawalpengawal bersenjata. Bahkan ada jago-jago silat
yang bersembunyi di atas genteng.
Rupanya setelah melakukan pembasmian
para bandit, Pangeran Hok-ong berjaga-jaga
terhadap aksi balas dendam para bandit. Sebab
menurut laporan, tidak sedikit bandit yang dapat
meloloskan diri. Tiba-tiba di bawah undakan muncul
seseorang, wajahnya tidak terlihat karena
memakai topi rumput, meski para pengawal
mendekatkan obornya sambil bersiaga.
"Berhenti!" bentak para pengawal pribadi
Pangeran Hok-ong. "Aku tidak bersenjata....." sahut orang itu.
"Buka topimu." Orang itu membuka topi dan memperlihatkan
wajah seorang lelaki kotor. Pakaiannya terlihat
biasa. 566 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Seorang pengawal menggeledah tubuhnya
dan memang tidak ada senjata yang diketemukan.
Namun ada sepucuk surat. "Surat apa ini?" tanya komandan regu.
"Ditulis sendiri oleh Pangeran Hok-ong, agar
aku tidak dihentikan oleh siapa pun kalau hendak
menemui beliau." Komandan regu itu melihat sebentar surat itu
di bawah cahaya obor yang didekatkan, dan
melihat bahwa surat itu semacam "surat jalan"
berkekuatan tinggi yang dibubuhi cap dan
lambang pribadi Pangeran Hok-ong sendiri.
Tampang orang itu mirip gelandangan,
sungguh tak disangka kalau mengantongi surat
sekuat itu. Namun komandan regu itu pun paham
bahwa dalam situasi seruwet di Lam-khia saat itu.
Pangeran Hok-ong menyebar mata-mata terpercayanya ke seluruh pelosok Lam-khia.
Menemui orang macam ini bukan yang pertama
kali bagi komandan regu ini. Maka ia segera
mengijinkan orang itu lewat.
Orang itu berkata kepada para penjaga,
bahwa ia harus menemui Pangeran Hok-ong
langsung, tidak mau menemui bawahannya yang
567 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mana pun juga, tidak peduli bagaimanapun tinggi
pangkatnya. Berbekal "surat-sakti" itu, gampang
saja ia melewati pos-pos penjagaan.
Namun waktu sudah sampai di bagian dalam
puri yang didiami Pangeran Hok-ong, yang
pengawal-pengawalnya adalah jago-jago terpercaya Pangeran Hok-ong, orang itu mau
tidak mau tertahan juga. "Harus kami laporkan Pangeran dulu," kata
Ma I-thian yang mengepalai pengawalan di situ.
"Mari, suratmu."
Ma I-thian masuk ke ruang buku di mana
Pangeran Hok-ong masih membaca buku. Ma Ithian dipersilahkan masuk setelah mengetuk, lalu
melaporkan tentang pembawa surat itu. Pangeran
Hok-ong memeriksa surat itu, langsung berkata,
"Bawa dia masuk."
"Perlu pengawal, Pangeran" Meski Pangeran
kenal surat ini, siapa tahu pembawanya sudah
bukan pembawa yang asli" Dalam keadaan
sekacau ini, bisa saja surat ini berpindah tangan
lalu digunakan oleh orang-orang yang berniat
kurang baik?" 568 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Hok-ong mengangguk ramah, "Baik.
Panggil dulu Au Ban-hoa kemari, setelah itu baru
Si pembawa surat itu boleh masuk."
Ma I-thian agak penasaran. Ia adalah
komandan tertinggi dari seluruh pengawal pribadi
Pangeran Hok-ong, kepandaian main pedangnya
pun dapat diandalkan, kenapa malah si kepala
botak Au Ban-hoa yang disuruh mendampingi
junjungannya" Tetapi Ma I-thian tidak berani
membantah, ia jalankan perintah itu segera.
Tidak lama kemudian, Kang-thau Tiat-koai (Si
Pentung Besi Berkepala Botak) Au Ban-hoa muncul
di ruangan itu dengan membawa tongkat besinya.
"Ada apa Pangeran memanggil hamba malammalam begini?" tanya Au Ban-hoa sambil berlutut.
"Hanya menemani aku menjumpai seorang
tamu. Berdirilah." Au Ban-hoa berdiri dan melangkah ke
samping Pangeran Hok-ong.
Lalu Ma I-thian muncul dengan membawa Si
pembawa surat tadi. Habis mengantarkan
tamunya, Ma I-thian sendiri keluar karena disuruh
keluar oleh Pangeran Hok-ong.
569 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ternyata Pangeran Hok-ong mengenali orang
itu, "Oh, kamu Ang Tiok-lim?"
Orang yang disebut Ang Tiok-lim itu berlutut,
menyahut, "Ini memang hamba, Pangeran. Hamba
menyampaikan salam hormat kepada Pangeran."
"Ada berita apa yang kau bawa?"
"Hamba menerima berita rahasia dari 'si
kembang biru' tentang Helian Kong."
"Kenapa dengan Helian Kong" Aku sudah
mengiriminya hadiah untuk 'menjinakkan' dia,
meski kabarnya hadiah-hadiahku masih dibiarkan
tak tersentuh dan dititipkan di rumahnya Phoa
Taijin. Tetapi sikapnya kepadaku cukup baik."
"Pangeran, menurut 'si kembang biru' Helian
Kong ini tidak hanya bermain di depan layar,
tetapi juga di belakang layar. Tidak puas hanya
sekedar jadi penonton dan menikmati yang
kelihatan di permukaan, melainkan juga
menyelinap ke bawah permukaan untuk menyelidiki tindak-tanduk semua pangeran secara
diam-diam. Mungkin hasil penyelidikannya akan
dilaporkan kepada rekan-rekannya, para tokoh
militer, untuk dijadikan pertimbangan."
570 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bergerak di bawah permukaan atau di
belakang layar bagaimana yang kamu maksudkan?"
"Dalam wajah dan dandanan amat berbeda,
dia juga membaur di kalangan para pembunuh
bayaran yang sering disewa tenaganya, dengan
nama samaran Ek Beng-ti. Dari posisi tersembunyi
itu, dia berharap juga bisa melihat tindak-tanduk
tersembunyi Pangeran dan pangeran-pangeran
lainnya." Mendengar itu, Pangeran Hok-ong ternyata
tidak kaget. Malah ia menyandarkan punggungnya
ke sandaran kursi dengan santai sambil mengelus
jenggotnya. Menoleh ke arah Au Ban-hoa sambil
tertawa, "Peringatanmu benar, Ban-hoa. Bukankah kau pernah melapor kepadaku bahwa
Helian Kong pernah menemui Guru Lam Beng-hi
dari Tiat-ciang Bu-siao (Sekolah Silat Telapak
Tangan Besi), dengan nama samaran Liao Beng-it"
Katanya untuk minta resep obat kena pukulan
Telapak Pasir Besi. He-he-he..... Helian Kong ini
memang banyak akalnya. Ternyata Liao Beng-it
bukan satu-satunya nama samarannya. Masih ada
siapa tadi?" "Ek Beng-ti." 571 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Namun Au Ban-hoa tidak kelihatan tenang,
meskipun baru mendapatkan informasi yang
sangat berarti itu. Sehingga Pangeran Hok-ong
heran dan bertanya, "Ban-hoa, kenapa tidak
gembira" Kita baru saja melucuti satu lagi kedok
Helian Kong, meskipun barangkali ia masih punya
beberapa kedok lainnya."
Au Ban-hoa malah menepuk jidatnya sendiri,
katanya, "Kalau Ek Beng-ti adalah Helian Kong,
rasanya pihak kita sudah sedikit kebobolan,
Pangeran." Tawa Pangeran Hok-ong kontan lenyap.
"Kenapa?" "Hamba..... pernah memakai tenaga Ek Bengti ini, sebagai tenaga bayaran. Hamba sangka dia
adalah temannya Sepasang Serigala Cong Liu dan
Cong Seng." "Kau sewa tenaganya untuk apa?"
"Waktu itu hamba baru mendengar, bahwa
Helian Kong sudah tiba di Lam-khia, kabarnya
berada di rumah Phoa Taijin. Maka hamba
lalu..... lalu..... menyewa beberapa pembunuh
bayaran, seperti Si Pedang Secepat Angin Giam
Bin-tong yang sudah tewas itu, lalu Si Golok
572 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kepala Setan Hap Yu-hoat yang sekarang dalam
tawanan kita, ada lagi kakak-beradik Cong Liu dan
Cong Seng yang di gelari Sepasang Serigala. Waktu
itu Cong Liu dan Cong Seng mengajak seorang
teman yang mengaku bernama Ek Beng-ti,
menurut ceritanya cukup tangguh karena berhasil
mengalahkan Si Pedang Buruk. Hamba pikir, tak
ada salahnya untuk menambah kekuatan di pihak
kami, toh hanya ketambahan ongkos beberapa
tail." "Kau kumpulkan mereka, lalu kau suruh apa
mereka?" "Menyatroni rumah Phoa Taijin untuk
membunuh Helian Kong."
"Astaga....." Pangeran Hok-ong menggelenggeleng kepala. "Jadi Helian Kong kau suruh
membunuh Helian Kong" Hebat benar pikiranmu
ini. Apa alasanmu ingin melenyapkan nyawa
Helian Kong?" Au Ban-hoa tahu bahwa tindakannya yang di
luar tahunya Pangeran Hok-ong itu sudah salah. Ia
tidak mau menambah kesalahannya dengan
mengaku bahwa tindakannya itu didorong oleh
dendam pribadi, melainkan dicarinya dalih lain


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

573 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
seolah-olah demi kepentingan majikannya,
"Hamba mohon maaf, tindakan hamba memang
tidak hamba rundingkan dulu dengan Pangeran.
Tetapi hamba lakukan itu demi kepentingan
Pangeran. Hamba dengar Helian Kong ini seorang
tokoh militer yang amat dihormati kalangan
militer, hamba khawatir kedatangannya ke Lamkhia akan merugikan rencana Pangeran yang
sudah tersusun rapi. Maka lalu hamba putuskan
untuk....." Pangeran Hok-ong mengibaskan tangannya
sebagai isyarat agar Au Ban-hoa berhenti bicara,
tukasnya, "Sebentar. Dengan pertimbangan apa
kau anggap Helian Kong membahayakan
rencanaku, sehingga kau nekad bertindak sendiri
tanpa ijinku?" Au Ban-hoa kelabakan, sebab ia memang
kekurangan alasan. Toh ia dapat menjawab juga
meskipun mengada-ada, "Pangeran, Helian Kong
ini orangnya cerdik dan susah diduga tindaktanduknya. Bukankah ia pernah membongkar
jaringan mata-mata Pelangi Kuning yang terkenal
ketat itu di Pak-khia" Yang lebih bikin susah lagi,
sudah orangnya macam itu, susah diatur pula.
574 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Buktinya, sudah diberi hadiah tetapi tidak juga
langsung menyatakan dukungan kepada Pangeran,
malahan kasak-kusuk dengan para jenderal. Orang
macam ini, daripada kelak bikin susah kita dengan
ulahnya, lebih baik cepat dihabisi saja."
Pangeran Hok-ong sebenarnya agak gusar
bahwa Au Ban-hoa telah bertindak begitu
lancang, namun berhubung masih butuh tenaga
Au Ban-hoa, ia tidak memarahinya. Hanya
menegurnya lunak, "Ban-hoa, lain kali mau
bertindak apapun, bicarakan dulu denganku!"
"Baik, Pangeran."
"Lalu kenapa tadi kau bilang kita sudah
kebobolan" Apakah waktu kau menyuruh orangorang itu, kau sudah memberitahu bahwa kau
adalah suruhanku?" "Tidak, Pangeran. Tetapi mungkin..... Helian
Kong bisa menduga-duganya sendiri."
Lalu Ang Tiok-lim menimbrung, "Ya,
kemungkinan besar Helian Kong sudah bisa
mencium hubunganmu dengan Pangeran, Saudara
Au. Bukankah kau bersama orang-orang Koai-tobun (Perguruan Golok Cepat) pernah berusaha
membunuh Helian Kong dalam perjalanan ke
575 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mari, namun gagal" Helian Kong pasti bisa
mengenalimu, meski kau tak bisa mengenalinya
karena dia menyamar."
Au ban-hoa melotot mendongkol ke arah Ang
Tiok-lim, sebab urusan perkelahian dengan Helian
Kong yang membuatnya terluka parah itu pun
termasuk urusan yang ingin disembunyikannya
dari Pangeran Hok-ong. Sekarang malahan Ang
Tiok-lim membongkarnya terang-terangan di
depan pangeran. Pangeran Hok-ong memang gusar, merasa Au
Ban-hoa terlalu berani dan terlalu sering
mendustai dan melancangi dirinya, katanya
dingin, "Ban-hoa, jadi sebenarnya kau punya
dendam pribadi dengan Helian Kong" Dan
tindakanmu menyewa orang-orang bayaran
menyatroni rumah Phoa Taijin dulu pastilah juga
didorong dendammu itu. Benar tidak?"
Au Ban-hoa membungkam. Pangeran Hok-ong berkata pula, "Bagaimana
aku bisa mempercayakan urusan-urusan yang
amat rahasia, kalau kau begitu gampang dikuasai
emosi karena persoalan-persoalan pribadi. Dan
576 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
begitu gampang pula mengambil tindakan
gegabah tanpa berbicara dulu denganku?"
"Hamba tidak akan mengulanginya, Pangeran. Hamba akan lebih mengendalikan diri."
Pangeran Hok-ong menarik napas sambil
geleng-geleng kepala. "Sekarang soal bahwa
Helian Kong ternyata sudah menyusup ke
kalangan jalan hitam untuk melacak kita dari situ,
demi amannya rencana kita, anggap saja Helian
Kong sudah tahu Au Ban-hoa ada hubungan
dengan aku. Bagaimana menutup atau memperbaiki kebocoran ini?"
Hampir saja Au Ban-hoa mengusulkan "bunuh
saja" namun cepat-cepat ditahannya mulutnya. Ia
bisa lebih tidak dipercaya lagi oleh Pangeran Hokong, dianggap gegabah dan terlalu menuruti
emosi. Ang Tiok-lim berjalan mondar-mandir sambil
berpikir keras, lalu katanya, "Helian Kong ini tidak
punya prajurit seorang pun, namun setiap patah
katanya pasti dipertimbangkan oleh para
jenderal. Bahkan Jenderal The Ci-liong yang
paling senior pun tetap mendengarkan kata-kata
Helian Kong." 577 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Itu benar," kata Pangeran Hok-ong. "Lalu?"
"Kalau kita yang bicara kepada jenderaljenderal itu soal kebaikan-kebaikan kita sendiri,
tentu para jenderal itu masih setengah percaya
setengah tidak. Tetapi kalau Helian Kong yang
bicara tentang kita, tanggapan para jenderal
tentu lain. Mereka akan lebih percaya, sebab
mereka anggap Helian Kong itu tokoh yang jujur."
Au Ban-hoa tiba-tiba tertawa, merasa
mendapat kesempatan untuk membalas mengejek
Ang Tiok-lim, "Wah, hebat benar rencanamu,
Saudara Ang. Tetapi apa bisa dilaksanakan"
Rupanya kau belum kenal orang yang namanya
Helian Kong. Orangnya kebal suapan, bujukan,
tekanan atau bahkan ancaman. Bagaimana bisa
membuat dia bicara untuk keuntungan kita"
Rencanamu itu nampaknya hanya di awang-awang
saja, susah diwujudkan."
Namun Ang Tiok-lim tenang-tenang saja,
balasnya, "Itu karena batok kepalamu isinya hanya
empat macam cara kasar itu. Suapan, bujukan,
tekanan dan ancaman. Coba pikirkan cara lain."
"Memangnya apa rencanamu?" tanya Au Banhoa penasaran.
578 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Akan kukatakan secara empat mata dengan
Pangeran sendiri," sahut Ang Tiok-lim. "Maaf,
Pangeran, bolehkah hamba....."
Jilid XI Pangeran Hok-ong paham, Au Ban-hoa yang
berangasan dan gegabah itu bisa membocorkan
rencana itu. Maka Pangeran Hok-ong berkata
kepada Si Botak itu, "Ban-hoa, bukannya aku
meremehkanmu, tapi keluarlah dulu, biar Tioklim lebih leluasa bicara."
Begitulah, kalau tadi Au Ban-hoa membuat
jengkel dan iri Ma I-thian sebagai komandan
pengawal, sekarang gantian Au Ban-hoa yang
dibuat jengkel oleh Ang Tiok-lim. Tetapi ia tidak
berani membantah perintah Pangeran Hok-ong, ia
pun melangkah keluar sambil melontarkan lirikan
mendongkolnya ke arah Ang Tiok-lim.
Setelah Au Ban-hoa keluar, Pangeran Hok-ong
bertanya, "Apa rencanamu, Tiok-lim?"
579 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maka Pangeran Hok-ong berkata kepada Si Botak itu, "Banhoa, bukannya aku meremehkanmu, tapi keluarlah dulu, biar
Tiok-lim lebih leluasa bicara."
580 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Begini, Pangeran, Helian Kong tidak puas
melihat penampilan kita hanya dari depan, hanya
yang di depan layar atau di atas permukaan. Dia
menyelinap sebagai Ek Beng-ti untuk melihat
punggung kita ada boroknya atau tidak. Karena
itu, mari suguhi dia suatu pertunjukan di belakang
layar, yang akan dilaporkannya kepada para
jenderal, para jenderal akan percaya kepada
laporan Helian Kong dan ini akan sangat
menguntungkan Pangeran."
"Pertunjukan belakang layar bagaimana?"
Ang Tiok-lim mendekatkan mulutnya ke
kuping Pangeran Hok-ong. Wajah Pangeran Hokong mula-mula kelihatan cerah dan menganggukangguk, tetapi lalu mengerutkan alisnya dan
menjadi tegang. Usai Ang Tiok-lim membisiki, Pangeran Hokong bertanya, "Apa resikonya tidak terlalu,
besar?" "Resiko memang ada, tetapi ingat, Helian
Kong akan bertempur mati-matian di pihak kita.
Ilmunya tinggi. Dan resiko itu akan menghasilkan
sesuatu yang Pangeran cita-citakan selama ini."
581 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Hok-ong berpikir agak lama
sebelum mengambil keputusan. Maklum, yang
dipertaruhkan bukan hanya nyawa anak buahnya,
tetapi juga nyawa Pangeran Hok-ong sendiri.
Tetapi akhirnya Pangeran Hok-ong mengangguk,
"Baik. Aturlah semuanya itu, tetapi keamanan di
sekitarku haruslah memadai."
"Bukan hanya memadai, tetapi meyakinkan
dan tak tertembus, Pangeran. Hamba jamin."
"Baiklah." Ang Tiok-lim pun meninggalkan kediaman
Pangeran Hok-ong. *** Sementara itu, Helian Kong berkunjung sejak
sore hari ke rumah Phoa Taijin. Tujuan utamanya
adalah bertukar-pikiran dengan Li Teng-kok. Ia
berharap mudah-mudahan Li Teng-kok tidak
sedang bepergian, karena sore itu sebenarnya
tidak ada janji pertemuan dengannya.
Sebagai basa-basi, lebih dulu Helian Kong
menjumpai si empunya rumah, yaitu Phoa Taijin,
582 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dan isterinya. Menanyakan kesehatan mereka dan
sebagainya. "Anakku sudah menunggu-nunggumu, Helian
Cong-peng," kata Phoa Taijin. "Ia bersemangat
sekali. Dan hari ini ia mendapat teman tiga orang
pendekar muda." Helian Kong tersenyum, "Baik, aku jumpai dia
dulu." Helian Kong lalu ke halaman belakang,
menjumpai muridnya, murid yang diterimanya
dengan sangat terpaksa itu.
Di halaman belakang, Phoa Bian-li ternyata
sedang diberi nasehat-nasehat ilmu silat oleh tiga
orang pemuda. Tiga pemuda berpakaian
mentereng dan berdandan bagai pendekar namun
pendekar di panggung wayang, semuanya begitu
berapi-api memberi petunjuk kepada Phoa Bianli. Ada yang membetulkan kuda-kudanya, ada
yang membetulkan sikap tubuhnya, ada yang
memberi contoh gerakan yang harus dilakukan.
Semuanya omong bersamaan dan semuanya minta
didengarkan dulu. Maka Phoa Bian-li nampak
kebingungan. 583 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tadi waktu Helian Kong mendengar Phoa
Taijin yang mengatakan anaknya "mendapat
teman tiga orang pendekar", ia sudah menduga
dalam hati. Dugaan Helian Kong tepat. Tiga
teman baru Phoa Bian-li itu ternyata adalah Oh
Yang-hi, Po Boan-seng serta Song Sin-pa, yang
belum kapok main pendekar-pendekaran di
arenanya para pendekar sungguhan.
Phoa Bian-li saat itu sedang bingung
menangkap petunjuk yang simpang-siur itu,
sambil dalam hatinya agak menyesal kenapa
tadinya kok berbasa-basi minta petunjuk segala"
Sekarang setelah kebanjiran petunjuk, baru
bingung. Melihat gurunya datang, Phoa Bian-li seperti
seorang yang hampir tenggelam di laut mendadak
melihat sebuah perahu penolong. Cepat-cepat ia
berseru, "Itu guruku datang. Dia pendekar hebat.
Namanya Helian Kong. Pernah dengar?"
Oh Yang-hi yang beralis tebal itu
mengerutkan alis sambil mengusap-usap janggutnya, sepertinya berpikir keras, "Helian
Kong" Rasanya kok pernah dengar nama itu."


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

584 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Waktu itu Helian Kong sudah dekat, Phoa
Bian-li lalu memperkenalkan kedua pihak.
Melihat betapa sederhana dandanan gurunya
Phoa Bian-li, apalagi tidak nampak membawa
senjata, "tiga pendekar" langsung memandang
remeh. Mereka menduga mungkin gurunya Phoa
Bian-li ini hanya seorang guru silat kampungan
yang mengajar "jurus cakar kucing" sekedar agar
dapurnya berasap. Meskipun demikian, toh "tiga pendekar" tidak
melewatkan untuk memamerkan dirinya. Si Alis
Tebal Oh Yang-hi seperti biasanya memperkenalkan diri, "Selamat bertemu, Guru
Helian, aku bernama Oh Yang-hi, julukanku
adalah....." Sebelum orang itu menyebut julukannya,
Helian Kong menduga bahwa julukan mereka
bertiga tentu sudah ganti lagi.
Ternyata benar. "..... Hui-kiam-sian (Dewa
Pedang Terbang), adik seperguruanku ini bernama
Po Boan-seng dengan julukan Ban-ing-kiam
(Pedang Selaksa Bayangan), ini adik seperguruanku yang nomor tiga, Song Sin-pa
585 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan julukan Kiam-ci-hui-hou (Macan Terbang
Bersayap Pedang)." Helian Kong sudah tidak heran lagi. Ia cuma
mengangguk-angguk berbasa-basi, sambil mengamat-amati "tiga pendekar" itu. Si "dewa
pedang terbang" itu beralis tebal dan sorot
matanya menandakan kalau ia orang yang malas
berpikir, tetapi cukup kreatif membuat julukanjulukan hebat bagi dirinya sendiri dan sudah
berganti entah berapa julukan. Lalu Helian Kong
mengamati "pedang selaksa bayangan" yang
bermuka tembem, hidungnya melesak hampir
amblas sama sekali di antara pipi-pipinya yang
besar, ujung-ujung luar kedua matanya melotot
ke bawah, matanya setengah redup seperti orang
mengantuk. Lalu "macan terbang bersayap
pedang" yang bernapas pun harus hati-hati, kalau
bernapas keras sedikit saja terdengar bunyi
mencicit di tenggorokannya, wajahnya hampir
sepucat kertas, sepasang pundaknya agak naik.
Agaknya 'si macan terbang bersayap pedang' ini
perlu bantuan orang untuk "menerbangkan"nya.
Phoa Bian-li membantu memperkenalkan
teman-teman barunya kepada Helian Kong,
586 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Kukenal tiga orang, gagah ini siang tadi, ketika
mereka membantu para prajurit mengamankan
jalan-jalan di Lam-khia dari para bandit. Para
bandit menyingkir semua begitu tahu ketiga
pendekar ini ada di jalanan."
Si "dewa pedang terbang" mengangguk sambil
berkata, "Ketakutan para bandit itu bisa
dipahami. Agaknya para bandit jalanan itu sudah
mendengar peristiwa kemarin, waktu aku
menghabisi seorang bandit besar bernama Ek
Beng-ti. Padahal Ek Beng-ti pernah mengalahkan
bandit besar lain yang bernama Si Pedang Buruk,
toh Ek Beng-ti tidak bisa bertahan lebih tiga
gebrakan menghadapiku."
Helian Kong tahu kalau tidak cepat-cepat
pergi, bisa-bisa didongengi semalam suntuk, maka
cepat-cepat ia menukas dengan bertanya kepada
Phoa Bian-li, "Li Teng-kok ada?"
"Ada di kamarnya, Guru. Sehari ini ia
kelihatan murung." Helian Kong pun beranjak ke deretan
ruangan di bangunan sayap samping. "Tiga
pendekar" agak kecewa bahwa mereka tidak
didengarkan lagi. Gerutu Oh Yang-hi dalam hati,
587 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Dasar guru silat kampung. Ia tidak mengerti
sedikit pun yang kukatakan."
Sementara Helian Kong sudah berhadapan
dengan Li Teng-kok. Dilihatnya wajah sahabatnya
itu memang sedang murung.
"Ada apa, Saudara Li."
"Hari ini aku menerima berita dari medan
perang di barat daya "
Hati Helian Kong berdesir, medan perang
barat daya yang dimaksudkan adalah perang di
perbatasan utara Propinsi Se-cuan. Antara
Jenderal Thio Hian-tiong yang mempertahankan
Se-cuan, melawan pasukan Manchu yang
menyerang dari arah Siam-si di bawah pimpinan
mantan panglima dinasti Beng, Bu Sam-kui.
Melihat sikap Li Teng-kok yang lesu, nampaknya
bukan kabar baik yang diterimanya.
Helian Kong takut mendengar beritanya, toh
ia bertanya juga, "Apa beritanya?"
"Pasukan kita terpukul mundur, dan dengan
tergesa-gesa harus menyusun posisi-posisi pertahanan baru di sebelah selatan dari garis
semula. Jenderal Thio terluka kena panah."
588 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Keparat. Agaknya Bu Sam-kui benar-benar
sudah lupa bahwa dirinya orang Han."
"Saudara Helian, tidak ada gunanya
mengutuki Bu Sam-kui sampai mulut kita kering
sekalipun. Yang penting adalah tindakan yang
tepat. Kalau sampai Propinsi Se-cuan jatuh,
Manchu akan mendapatkan perbekalan jangka
panjang untuk perang yang panjang pula."
"Sementara urusan di Lam-khia ini masih
berlarut-larut dan entah kapan selesainya....."
keluh Helian Kong. "Mudah-mudahan sikap Pangeran Hok-ong
yang mengalah itu membuka jalan untuk
dituntaskannya urusan di sini."
"Sayangnya Pangeran Kui-ong mencurigai niat
Pamannya itu," sahut Helian Kong. "Waktu aku
menyelundup di antara para pembunuh bayaran,
aku lihat sendiri orangnya Pangeran Kui-ong yang
bernama Bhe Ting-lai sudah menarik banyak
jagoan ke pihaknya dengan dipikat bayaran yang
tinggi." "Begitu?" "Ya." 589 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Sudah kuperkirakan dari dulu, pengerahan
pasukan secara besar-besaran oleh Pangeran Hokong ke dalam kota, menimbulkan kecurigaan
pangeran-pangeran lainnya, biarpun pengumuman
resminya mengatakan untuk membasmi banditbandit jalanan. Pangeran-pangeran lain takut,
tetapi Pangeran Kui-ong yang berangasan karena
merasa punya pendukung kuat di Hun-lam dan
Kui-sai, makin menunjukkan sikap kerasnya.
Negeri leluhur ini bisa terpecah-belah kalau
Pangeran Kui-ong kehilangan pengendalian diri."
"Saudara Helian, malam ini juga mari kita
temui Jenderal The."
"Untuk?" "Akan kuusulkan, agar kita-kita ini dipecah
jadi dua rombongan, sebagian menemui Pangeran
Hok-ong dan sebagian menemui Pangeran Kui-ong.
Yang menemui Pangeran Hok-ong akan mengusulkan agar Pangeran Hok-ong mengeluarkan kembali pasukan-pasukan ke luar
kota kembali, lalu hendaknya Pangeran Hok-ong
mempercepat pertemuan antar pangeran yang
pernah direncanakannya itu. Sedang rombongan
yang menemui Pangeran Kui-ong berusaha
590 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
meyakinkan bahwa Pamandanya benar-benar
bersungguh-sungguh mengundurkan diri. Agar
Pangeran Kui-ong tidak mengambil tindakan kasar
yang memperkeruh suasana."
"Akan kudukung kata-katamu di depan
Jenderal The, Saudara Li," kata Helian Kong. "Mari
berangkat." Mereka tidak membuang waktu, segera
menuju ke istal untuk mengambil kuda, lalu
berangkat berdua saja. Mereka dapat menjumpai Jenderal The Ciliong, dan mengajukan usul Li Teng-kok tadi.
Sambil sedikit dibumbui tentang gawatnya
keadaan di Se-cuan dan perlunya sisa-sisa
kekuatan dinasti Beng disatukan dalam satu
tangan. Jenderal The Ci-liong ternyata juga
memaklumi gawatnya keadaan, langsung saja ia
menyetujuinya. Katanya, "Besok kita pecah
rombongan-rombongan kita menjadi dua bagian.
Aku dan Saudara Li akan menemui Pangeran Hokong, sedang Jenderal Thio Hong-goan dan anakku
The Seng-kong biar menemui Pangeran Kui-ong.
591 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Saudara Helian, kau mau ikut rombongan yang
mana?" Jawab Helian Kong, "Aku tidak ikut
rombongan yang manapun. Ada sesuatu yang
hendak kulakukan di kalangan orang-orang jalan
hitam. Mencegah Pangeran Kui-ong menjaring
lebih banyak orang-orang itu untuk dijadikan
kekuatan yang akan dikendalikan Pangeran Kuiong dengan uangnya. Jagoan-jagoan jalan hitam
itu mata duitan semua!"
"Caranya" Dengan membayar orang-orang itu
lebih tinggi dari tawaran Pangeran Kui-ong?"
"Tidak. Mana bisa aku bertanding masalah
uang dengan Pangeran Kui-ong" Karena keadaan
amat mendesak, aku akan mencari jalan yang
kasar saja." "Apa?" "Menculik Bhe Ting-lai."
"Hati-hati, orang itu julukannya Malaikat
Maut Berwajah Senyum. Pasti cukup tangguh."
"Aku akan berhati-hati, dan akan berhasil."
"Tetapi Bhe Ting-lai itu cuma kepanjangan
tangan Pangeran Kui-ong. Banyak orang-orang
jalan hitam yang sudah tahu ini. Bagaimana kalau
592 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
orang-orang jalan hitam itu tanpa Bhe Ting-lai
langsung menemui Pangeran Kui-ong untuk
menawarkan diri?" "Kurasa tidak akan sampai terjadi. Bagaimana tebalnya kulit muka Pangeran Kui-ong,
ia takkan sudi berjumpa langsung dengan jagoanjagoan jalan hitam itu. Bisa merusak nama
baiknya." "Eh, kita lupakan satu pihak....." kata Li
Teng-kok tiba-tiba. "Pihak mana?" tanya Jenderal The.
"Rombongan orang-orangnya Bangsawan Bok
dari Hun-lam." Jenderal The menggeleng, "Mereka sedang
susah diajak berunding. Mereka seperti anak-anak
ayam yang kehilangan induknya sejak lenyapnya
tanpa bekas Im Hai-lip, pemimpin mereka.
Mereka sedang bingung untuk menemukan Im Hailip."
"Ya sudahlah, rasanya kita sendiri masih bisa
melakukan tugas ini."
Kemudian mereka berpamitan pulang kepada
Jenderal The. Lebih dulu mereka ke rumah Phoa
Taijin untuk mengembalikan kuda. Dari situ
593 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong berjalan kaki ke rumah pondokannya.
Waktu ia sampai ke rumah, ia dapati isterinya dan


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anaknya juga iparnya sudah pulas semua. Helian
Kong juga melihat jendela kamar Kongsun Giok
sudah gelap dan Helian Kong pun menganggap
Kongsun Giok sudah tidur pulas.
"Kasihan gadis itu....." pikir Helian Kong. "Ia
begitu ketakutan terhadap orang-orang jahat yang
pernah ia pergoki. Dan ia anggap rumah ini
sebagai tempat perlindungan yang aman."
Helian Kong sendiri pun masuk tidur.
*** Esoknya, Helian Kong dengan dandanan dan
tampang lain sebagai Ek Beng-ti, meninggalkan
rumah sewaannya menuju ke bekas terowongan
air tempat persembunyian sebagian dari jago-jago
jalan hitam itu. Helian Kong tahu pasti, masih ada
banyak tempat persembunyian macam itu, tetapi
entah di mana saja ia kurang tahu, mudahmudahan bisa dilacak dari percakapan dengan
orang-orang di terowongan air.
594 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Di jalanan masih nampak regu-regu prajurit
yang berjaga-jaga di segala sudut, meskipun hari
masih sangat pagi. Tetapi "Ek Beng-ti" dengan
lihai menyelinap di antara lorong-lorong sempit
tanpa terlihat oleh prajurit-prajurit itu.
Akhirnya sampailah ia di terowongan air yang
kering itu. Orang-orangnya tidak sebanyak dulu lagi,
mungkin sebagian sudah menganggap keadaan di
luar cukup aman. Yang ada di situ pun sebagian
besar masih tertidur. Bara perapian belum padam
benar. Karena Ek Beng-ti sudah dikenal, maka ia
masuk dengan leluasa. Helian Kong dalam samarannya itu bertindaktanduk semirip mungkin dengan kaum kasar itu.
Kalau ada tubuh yang sedang berbaring di tanah,
ia langkahi saja. Kalau orangnya marah, Helian
Kong melotot sambil mengeluarkan kata-kata
kotor balasan. Ia langsung menemui Cong Liu yang duduk
lesu di pojokan. "Saudara Cong, bagaimana keadaanmu?"
tanya Helian Kong. 595 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Wajah Cong Liu kelihatan pucat namun
berkeringat, pundaknya dibalut secara sembarangan dan kendor dengan kain yang tidak
bersih. Bajunya hanya setengah dipakai, di
sebelah yang tidak luka. Cong Liu mengangguk lemah, namun sorot
matanya bersinar melihat kedatangan "Ek Bengti". Dalam keadaan begitu, rasanya "Ek Beng-ti"
lah gantungan hidupnya satu-satunya.
"Semalam aku demam....." Si saudara tua
dari Sepasang Serigala yang biasanya ganas itu,
sekarang jadi kolokan. "Kemarin ada seorang
teman yang mencungkil keluar peluru yang
bersarang di belakang pundakku."
"Cepatlah sembuh, Saudara Cong. Jangan
pikirkan dulu soal Adikmu. Kelak kita usahakan
pertolongan buatnya. Ini aku bawakan obatobatan dan roti."
"Obat luar atau obat dalam?"
"Kedua-duanya. Obat luar untuk diborehkan
di lukanya, obat dalam untuk diminum.
Kupakaikan obat luarnya, ya?"
Dengan telaten Helian Kong lalu membuka
pembalutnya, lukanya agak berbau. Tetapi Helian
596 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kong membersihkannya dengan air lalu membubuhkan obat yang baru tanpa risih, lalu
membalutnya kembali dengan merobek bajunya
sendiri. Cong Liu tersentuh hatinya. "Sobat Ek,
bajumu jadi robek ya?"
Helian Kong menjawab dengan gaya orang
jalan hitam, "Ah, apa artinya sehelai baju" Di luar
sana masih banyak orang yang bisa kurampok....."
Sambil terus membalut. Di luar dugaan Cong Liu berkata lemah,
"Kalau boleh kunasehati, Saudara Ek. Jangan
merampok lagi. Berhentilah sampai di sini saja.
Carilah pekerjaan yang halal. Dengan ilmu silatmu
yang hebat, kau bisa saja menjual jasa sebagai
piau-su (pengawal perjalanan)."
Helian Kong tertegun. Sebenarnya ia baru
saja hendak mulai menasehati Cong Liu agar jadi
orang berguna, mengajaknya jadi pejuang
melawan Manchu misalnya, sesuai kesepakatan
Helian Kong dengan Toan Ai-liong. Tak terduga
malahan Cong Liu sudah menasehati lebih dulu.
"Kenapa Saudara Cong tiba-tiba berpikiran
begitu?" 597 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Percuma hidup ini kalau jadi orang begini
terus. Seperti tikus-tikus di bawah tanah saja.
Kalau dibutuhkan tenaganya, kita dipakai. Kalau
sudah tidak berguna, kita diuber-uber hendak
dibunuh. Rasanya aku iri melihat orang-orang
yang hidup tenteram, tidak takut kepada siapa
pun karena tidak punya musuh. Biarpun hasilnya
tidak banyak, mereka hidup tenteram."
Helian Kong sudah selesai membalut, lalu ia
duduk di depan Cong Liu sambil menyodorkan
rotinya. Cong Liu menyambutnya lalu menggigitnya pelan-pelan.
Kata Helian Kong, "Kedengarannya kata-kata
Saudara Cong benar. Aku pun dari dulu
sebenarnya tidak pernah bercita-cita jadi
penjahat. Kemarin aku juga dinasehati agar jadi
orang berguna bagi tanah air yang terancam
Manchu. Aku masih memikir-mikirkan semalaman.
Tetapi mendengar kata-katamu ini, tekadku
semakin kuat untuk meninggalkan jalan hitam
ini." Sengaja Helian Kong berkata demikian, agar
Cong Liu merasa nasehatnya dihargai.
"Saudara Ek, siapa menasehatimu?"
598 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Seseorang, yang mungkin akan mengajak aku
bergabung dalam barisan sukarelawan yang bakal
dibentuk untuk menghadang pasukan Manchu."
"Jadi akan ada pembentukan barisan
sukarelawan?" Sebetulnya gagasan "barisan sukarelawan" itu
melintas begitu saja di benak Helian Kong, Tak
terduga Cong Liu menanggapinya dengan begitu
antusias, akhirnya Helian Kong nekad saja. "Ya!"
jawabnya tegas. "Dengar dari siapa?"
"Ya ..... dengar-dengar di luaran sana."
"Siapa yang akan membentuk barisan
sukarelawan itu?" Helian Kong akhirnya menjawab nekad,
"Seorang panglima dinasti Beng yang bernama
Helian Kong." "Jangan-jangan setelah barisan itu terbentuk,
tidak untuk melawan Manchu, malahan akan
ditunggangi oleh salah satu pangeran untuk
ambisinya pribadi, untuk menggasak pangeranpangeran lainnya?"
Terpaksa "Ek Beng-ti" harus memuji-muji
Helian Kong alias memuji diri serdiri, "Kabarnya
599 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong ini pecinta tanah air sejati. Orangnya
jujur, tidak mudah terpengaruh, tidak bisa disuap
oleh siapa pun demi keadilan. Aku percaya
barisan yang akan dibentuknya akan benar-benar
untuk kepentingan tanah air."
Cong Liu mengangguk-angguk percaya,
sementara Helian Kong berkata dalam hati, "Ek
Beng-ti, terima kasih atas pujianmu padaku.
Tetapi jangan sering-sering, ah....."
Cong Liu merenungkan sebentar kata-kata
"Ek Beng-ti" itu lalu mengangguk-angguk, "Rasanya
lebih memuaskan juga mati sebagai orang yang
sedang melakukan hal berguna, daripada mati
terkapar di selokan karena ditembak sebagai
bandit oleh para prajurit."
"Saudara Cong benar-benar menerangi
hatiku." "Tetapi apakah Helian Kong mau menerima
orang-orang semacam kita" Bekas pengacaupengacau yang tangannya berlumuran darah
orang-orang tak bersalah?"
"Kabarnya begitu."
600 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Yang penting sekarang aku sembuh dulu, dan
adikku Cong Seng dapat dikeluarkan dari tahanan
Pangeran Hok-ong dulu."
Helian Kong memandang sekelilingnya, di
ruangan gelap yang tak memperoleh cahaya
matahari itu nampak orang-orang berpencaran.
Ada yang berbaring-baring, bercakap-cakap, atau
termenung-menung sendirian tanpa teman.
Tanya Helian Kong, "Saudara Cong, kenapa
jumlah orang-orang ini sekarang jauh lebih sedikit
dari kemarin?" "Ya, sebagian sudah pergi, karena di luaran
sudah aman. Sebagian dijaring oleh Bhe Ting-lai,
orangnya Pangeran Kui-ong itu."
"Siapa saja yang berhasil dibujuk oleh Bhe
Ting-lai?" "Ya antara lain Si Walet Hitam Nyo Tiang-le,
Si Tali Maut Duan Po, Jiat-po (Si Kapak Maut)
Bong Pa-cu." Helian Kong tercekat hatinya. Orang-orang
yang disebutkan itu adalah jago-jago yang "punya
ranking" di jalan hitam. Kalau pun tidak tergolong
"kelas satu" namun cukup berbahaya juga.
Contohnya adalah Si Walet Hitam Nyo Tiang-le
601 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yang pernah dibayar pihak tertentu untuk
membunuh Jenderal The Ci-liong namun akhirnya
malah berhadapan dengan Helian Kong itu. Kalau
mereka berkumpul cukup banyak sebagai kakitangannya Pangeran Kui-ong, maka berarti
pangeran itu punya "regu maut" yang bisa
digunakan untuk main kasar kepada saingannya
yang mana saja. "Sekarang Bhe Ting-lai di mana?" tanya Helian
Kong. "Kenapa" Mau bergabung sekalian?"
"Tidak. Bukankah Saudara Cong baru saja
menerangi hatiku agar melakukan yang berguna"
Aku justru ingin melakukannya sekarang, yaitu
membunuh Bhe Ting-lai. Dia tidak boleh lagi
memperlakukan teman-teman
kita seperti jangkrik aduan saja."
Cong Liu geleng-geleng kepala, "Percuma.
Kau bunuh Bhe Ting-lai, kalau teman-teman kita
masih mata duitan, tanpa Bhe Ting-lai pun temanteman kita akan mencari 'pemberi order' yang
baru." "Saudara Cong tahu di mana Bhe Ting-lai?"
Helian Kong tetap ngotot.
602 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Entahlah. Yang terang pasti tidak diperkemahannya Pangeran Kui-ong. Biarpun
Pangeran Kui-ong ingin memanfaatkan tenaga
teman-teman kita itu, namun pangeran itu tentu
kelihatan risih kalau terlihat oleh orang banyak
sedang bersama-sama dengan orang-orang jalan
hitam yang dianggap sampah ini. Ada banyak
tempat lain seperti ini di seluruh Lam-khia."
"Akan kudatangi tempat-tempat itu satu
persatu." "Hati-hatilah, Saudara Ek. Aku meragukan
upayamu itu bisa mengubah pikiran teman-teman
kita." "Aku pergi dulu Saudara Cong. Kapan-kapan
aku datang lagi membawakan obat dan roti


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untukmu, juga untuk kawan-kawan yang ada di
sini." Lalu Helian Kong pergi dari situ.
Belum lama Helian Kong pergi, di tempat itu
muncul seorang asing. Tubuhnya kurus namun
matanya tajam, memakai jubah pendek yang
hanya sampai ke lutut. Topi rumputnya butut dan
sudah rusak pinggirannya.
603 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Begitu masuk, langsung ia berkata dengan
suaranya yang cempreng mirip logam digesekkan,
"Di sini ada yang bernama Ek Beng-ti" Itu jagoan
yang menundukkan Si Pedang Buruk dalam
beberapa gebrakan saja?"
Sikapnya dan caranya bertanya begitu
pongah, seperti seorang tuan besar menanyai
budak-budaknya. Padahal orang-orang dalam
terowongan air itu juga adalah orang-orang jalan
hitam yang rata-rata berwatak kasar dan
pemarah. Apalagi saat itu jiwa mereka sedang
tertekan, hati sedang kesal karena kejadian yang
baru mereka alami, tahu-tahu muncul orang asing
yang bicara dengan nada congkak ini.
Seorang yang gendut berewokan dengan
lengan terluka dan sepasang bola besi bertangkai
tergeletak di sampingnya, bertanya balik dengan
sikap kurang senang, "Siapa kau" Kenapa mencari
Ek Beng-ti?" "Kau yang namanya Ek Beng-ti?" Si Kurus
malahan balik bertanya lagi. Lalu dibantah
sendiri, "Namun kudengar potongan Ek Beng-ti
tidak bulat seperti kau. Kau pasti bukan dia."
604 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Memang bukan. Tapi belum kau jawab
pertanyaanku tadi, buat apa kau cari Ek Beng-ti?"
"Ada tawaran kontrak."
Bagi kalangan pembunuh bayaran, memang
sudah biasa mereka meminjam bahasa dari dunia
perdagangan itu. Bahkan beberapa pembunuh
bayaran tidak merasa diri mereka sebagai
penjahat, tetapi "penjual jasa".
Si Gendut berewokan berkata, "Kalau soal
itu, kenapa harus Ek Beng-ti yang orangnya
sedang tidak ada" Di sini masih banyak yang sedia
teken-kontrak denganmu. Aku misalnya, aku juga
berpengalaman dan punya kemampuan lho!
Kenapa tidak aku saja?"
Cong Liu menyahut dari pojok yang jauh
dengan suaranya yang lemah, "Sobat, Ek Beng-ti
sudah mengundurkan diri dari dunia yang
beginian. Sudah dikatakannya kepadaku tadi."
Lalu Si Gendut berewokan kembali menukas,
"Nah, tu dengar! Apalagi Ek Beng-ti sendiri sudah
keluar dari usaha jual-jasa. Seandainya kau
ketemukan juga percuma. Lebih baik pakai aku
saja." "Atau aku!" sahut seorang lainnya.
605 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Atau aku!" sahut yang lainnya lagi.
Begitulah, rupanya orang-orang yang baru
saja diuber-uber hendak ditumpas, sekarang
kembali berebutan "cari order" begitu ada
"makelar" yang muncul. Belum kapok rupanya,
kalau membayangkan akan mendapat uang lagi.
Cong Liu diam-diam menarik napas, pikirnya,
"Memang sulit mengubah cara berpikir seseorang
dalam sekejap mata. Aku dan Ek Beng-ti baru mau
keluar dari kehidupan model begini, tapi temantemanku masih banyak yang ingin mencebur
kembali ke dalamnya. Demi uang."
Tetapi pendatang asing yang mengaku hanya
perantara itu, menjawab, "Sayang, teman-teman,
aku cuma perantara yang tidak diberi hak untuk
memutuskan sendiri siapa yang tenaganya boleh
disewa dan siapa yang tidak. Orang yang
menyuruh aku hanya mau Ek Beng-ti. Karena Ek
Beng-ti tidak di sini, biar kucari ke tempat lain."
Cong Liu kembali berkata, "Sudah kubilang,
ketemu Ek Beng-ti pun percuma. Ia sudah mau
keluar dari lingkungan ini."
"Biar kudengar sendiri dari mulutnya sendiri
kalau sudah kutemui dia. Permisi."
606 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lalu keluarlah orang itu dari terowongan air
yang kering itu. Ketika lewat di sebuah gang yang sepi, tibatiba ia hentikan langkahnya, karena di depannya
berdiri seseorang yang bersikap menghadang. Si
penghadang itu bukan lain adalah Bhe Ting-lai,
pendekar yang berjulukan Siau-bin-jiat-sin
(Malaikat Maut Berwajah Tertawa), tangan kanan
Pangeran Kui-ong yang ditugasi menghimpun
kekuatan orang-orang bawah tanah untuk
keuntungan Pangeran Kui-ong tentunya.
Cuma kali ini Si Malaikat Maut nampaknya
gusar, tidak tersenyum lagi.
Orang asing yang baru dari terowongan air itu
pun berhenti, "Bhe Ting-lai, kenapa kau
menghadangku?" "Ang Tiok-lim, kau mengacaukan pekerjaanku. Kau datangi orang-orang yang sudah
sepakat untuk bekerja bagiku, kau tawari mereka
dengan bayaran lebih tinggi, sehingga banyak
yang melepaskan diri dari kesepakatan denganku.
Untuk siapa kau bekerja?"
"Untuk Pangeran Kui-ong."
607 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Bohong! Akulah yang dipercaya oleh
Pangeran Kui-ong. Berani benar kau mengaku-aku
disuruh Pangeran Kui-ong. Ayo mengaku, kau
disuruh pangeran yang mana" Pangeran Lou-ong,
Tong-ong, atau Kong-ong" Atau Pangeran Hokong?"
"Jangan ngawur. Pangeran Hok-ong kan sudah
menyatakan mengundurkan diri dari gelanggang
persaingan?" "Itu dilakukan sekedar untuk pura-pura juga
bisa. Apa sulitnya" Tetapi kau belum menjawab
pertanyaanku, siapa yang menyuruhmu?"
Ang Tiok-lim menjawab santai, "Sudah
kuberitahu, kau tidak percaya. Lalu harus
kujawab bagaimana lagi?"
"Tidak masuk akal kalau kau juga disuruh
Pangeran Kui-ong seperti pengakuan bohongmu
tadi. Masa Pangeran Kui-ong dalam waktu yang
bersamaan menyuruh aku dan kau sekaligus tanpa
memberitahu aku" Apakah Pangeran Kui-ong
begitu tolol, tidak memperhitungkan kalau kita
bakalan bentrok di medan tugas?"
"Kalau tidak percaya, ya tebak sendirilah
siapa yang menyuruh aku."
608 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bhe Ting-lai tertawa dingin sambil menghunus pedangnya. "Aku tidak akan susahsusah membuang tenaga dan pikiran untuk
menyelidiki siapa yang menyuruhmu. Aku hanya
punya satu cara yang praktis. Karena kau
mengacau rencanaku, aku pun akan membunuhmu, habis perkara."
Dan setelah pedangnya tergenggam di
tangannya, wajah Bhe Ting-lai tiba-tiba penuh
seri tawa. Kata orang, memang begitulah ciri khas
jagoan ini, kalau nafsu membunuhnya sudah
meluap, mukanya bukannya angker, malahan
penuh seri tawa yang bergairah. Dia punya
kelainan jiwa, menganggap membunuh sebagai
jenis kenikmatan yang harus disongsong dengan
penuh gairah. Melihat wajah Bhe Ting-lai sudah berseriseri, Ang Tiok-Iim jadi waspada. Dia pun
menghunus pedangnya, sambil berkata, "Karena
kau ingin membunuhku, bagiku juga tak ada jalan
lain kecuali membunuhmu lebih dulu."
Di tengah-tengah gang sepi di Lam-khia itu,
kedua jagoan ini sudah berhadapan dengan
pedang di tangan masing-masing. Mereka saling
609 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menatap tajam, bergeser perlahan, membuat
beberapa gerak pancingan. Sama-sama tahu
reputasi lawan mereka, maka jadi sama-sama
berhati-hati. Serangan yang sesungguhnya dibuka oleh Ang
Tiok-lim. Bayangan pedangnya yang keperakan
tiba-tiba menebar seperti sehelai jaringan cahaya
yang ditaburkan menyungkup bagian atas tubuh
lawan. Di tengah-tengah puluhan bayangan
pedang itu ada satu serangan asli yang sulit
dikenali. Bhe Ting-lai menjauhi "jaring pedang" itu
dengan melejit ke udara, lalu dari udara menukik
dengan kepala di bawah, ujung pedangnya
mematuk ke pusat ubun-ubun lawannya dengan
kecepatan kilat. Begitulah, dua jago main pedang itu langsung
bergebrak dengan tipu-tipu simpanan mereka.
Gerakan mereka cepat dan tangkas, kadangkadang mereka hanya bergeser di atas tanah,
memamerkan pergeseran langkah ruwet yang
dilengkapi gerak pedang bertubi-tubi sehingga
kedua pedang itu seolah berubah menjadi banyak.
Kadang-kadang salah satu atau keduanya
610 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berlompatan di udara sehingga seperti sepasang
elang yang menyambar. Kadang-kadang bergulingan menggelundung di tanah.
Benar-benar suatu pertarungan pedang
tingkat tinggi, sayang tak ada penonton satu pun
yang menyaksikannya. Entah berapa puluh gebrak kemudian, kedua
jago pedang itu sudah sama-sama berpeluh deras,
tetapi masih sama-sama uletnya. Pedang mereka
entah sudah berbenturan berapa ribu kali, saling
mengancam ke sasaran masing-masing.
Mendadak gaya permainan Bhe Ting-lai agak
berubah. Ia tidak lagi mengobral lompatanlompatan panjang dan tinggi, melainkan lebih
meningkat dalam geseran langkah berbagai sudut
yang membingungkan. Cara main pedangnya juga
mulai aneh, pedang itu sebentar dipegang tangan
kanan, sebentar tangan kiri, dengan tubuh sering
berputaran mengikuti gerak langkahnya.
Ang Tiok-lim mengenali permainan lawannya,
dengusnya, "Hem, Co-yu Kiam-hoat (Ilmu Pedang
Kiri Kanan)." 611 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kadang-kadang salah satu atau keduanya berlompatan di
udara sehingga seperti sepasang elang yang menyambar.
612 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Benar." sahut Bhe Ting-lai tanpa mengendorkan tekanannya. "Itu artinya riwayatmu hampir habis."
Bersamaan itu, senyuman Bhe Ting-lai makin
lebar dan makin manis. Biasanya itu dijadikan
tanda bahwa Malaikat Maut Berwajah Senyum itu
hampir selesai pekerjaannya.
Ang Tiok-lim memang harus lebih berhatihati. Ia jadi seakan berhadapan dengan seorang
lawan yang sebentar jadi orang normal, detik lain
jadi orang kidal. Padahal bagi pertempuran antar
ahli, menghadapi pemain pedang normal dan
pemain kidal jelaslah amat berbeda perhitungannya. Sekarang Ang Tiok-lim harus


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memeras otaknya, memecah pikirannya menghadapi lawan yang "sebentar kidal sebentar
normal" itu. Rupanya cukup repot juga. Sekarang Ang
Tiok-limlah yang harus mengobral lompatanlompatan panjang dan tinggi untuk setiap kali
menjauhi lawan yang sudut serangannya jadi sulit
tertebak. Dengan kata lain, Ang Tiok-lim mulai
terdesak. 613 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maka Ang Tiok-lim pun mulai mengeluarkan
teknik-teknik pedang simpanannya yang namanya
sesuai dengan nama dirinya, Tiok-lim Kiam-hoat
(Ilmu Pedang Hutan Bambu). Suatu teknik main
pedang yang garis besarnya diilhami dari gerakgerik batang-batang bambu waktu diterpa angin.
Batang-batang bambu itu begitu berat ditekan,
tetapi dengan lenturnya sanggup meredam
tekanan itu. Oleh kakek guru Ang Tiok-lim lalu dicipta
jadi Ilmu Pedang Hutan Bambu itulah. Dengan
kelenturan tubuh Ang Tiok-lim yang amat terlatih,
tubuh Ang Tiok-lim kelihatannya seperti pohon
bambu ditiup angin. Ditekuk ke sana ditekuk ke
sini, bahkan kadang-kadang sampai hampir
mengenai tanah, namun dengan lincah dapat
melejit menyerang kembali.
Kalau Bhe Ting-lai mendemonstrasikan
langkah-langkah bersudut rumit dan keterampilan
dua tangan memainkan satu pedang bergantian,
maka Ang Tiok-lim seolah-olah berubah jadi
bertubuh karet. Bisa ditekuk kemana pun semau
yang punya, lalu melenting cepat membalas
menyerang. 614 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Suatu kali Bhe Ting-lai menyerang dengan
hebat dan gencar, seluruh ruang gerak di arena
itu seakan sudah tertutup cahaya pedangnya,
hanya tinggal tiga jengkal ruang gerak tipis di
atas tanah. Toh ruang gerak tipis itu dimanfaatkan oleh
Ang Tiok-lim dengan cara yang luar biasa. Sebelah
telapak kakinya seolah berakar di tanah dengan
kokohnya, kaki lain lurus sebagai imbangan, lalu
tubuhnya lurus mendoyong ke belakang sampai
hampir menyentuh tanah. Gerakan ini biasa
disebut Tiat-pan-kio (Teknik Jembatan Besi),
banyak orang bisa. Namun kalau disuruh
melakukan yang secepat, semendadak dan
serendah Ang Tiok-lim, rasanya yang bisa cuma
segelintir saja. Dengan teknik semahir itu, maka
ruang gerak yang cuma tiga jengkal dari
permukaan bumi itu bagi Ang Tiok-lim masih
terasa terlalu longgar. Bhe Ting-lai dengan sengit lalu membabat ke
kaki Ang Tiok-lim yang menumpu tanah.
Rupanya pencipta Ilmu Pedang Hutan Bambu
itu dulu menciptakan teknik penuh resiko ini tidak
cuma untuk gagah-gagahan atau sekedar
615 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memancing tepuk tangan kalau dipertontonkan,
melainkan sudah diperhitungkan segala gerakgerik musuh.
Meski Ang Tiok-lim tidak melihat dengan
matanya, nalurinya bisa merasakan arah serangan
Bhe Ting-lai itu. Namun Ang Tiok-lim justru merebahkan diri
terlentang sama sekali di tanah, pedang Bhe Tinglai cuma lewat sejari di atas lututnya. Begitu
pedang lewat, dua kakinya mendepak berturutan
ke atas. Lalu tubuhnya bagaikan sebatang bambu
yang baru saja melengkung namun penekannya
lenyap, melenting berdiri dengan pedang
menikam pula. Bhe Ting-lai mengumpat. Ia berhasil
menangkis, tetapi tikaman-tikaman kedua dan
ketiga sudah tiba. Rupanya Ang Tiok-lim
menjalankan tipu Lian-cu-sam-kiam (Tikaman
Berantai Tiga Kali). Semuanya berlangsung serba cepat, Bhe
Ting-lai tidak sempat memindah-mindahkan
pedangnya, maka tikaman ketiga dari lawannya
mengenai pundaknya. 616 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bhe Ting-lai berdesis ketakutan. Ia melompat
mundur dan matanya menyalakan kemarahan ke
arah Ang Tiok-lim. "Hebat kau, orang she Ang.
Tetapi aku belum mengaku kalah. Lain kali akan
kujajal pula Ilmu Pedang Hutan Bambumu."
Tiba-tiba dari belakang Bhe Ting-lai
terdengar suara seorang perempuan muda yang
lembut, "Kau tidak akan ke mana-mana, Bhe Tinglai. Kau akan masuk ke dalam tanah."
Dengan kaget Bhe Ting-lai memutar
badannya, namun sebelum melihat apa-apa, tahutahu sesuatu yang tajam dan dingin menyusup ke
punggungnya. Begitu cepat matanya kabur, lalu ia
rebah dan nyawanya pun amblas tidak lebih dari
lima detik. Ang Tiok-lim menarik napas. Sambil
menyarungkan pedangnya, ia memberi hormat ke
arah asalnya senjata gelap tadi, "Nona Ciam Lamhoa, terima kasih."
Dari arah yang diajak bicara itu tidak muncul
sesosok pun, tapi cuma terdengar suara cekikikan
yang makin lama makin jauh.
Ang Tiok-lim cuma geleng-geleng kepala,
desisnya sendiri, "Cantik orangnya, meskipun
617 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
usianya tidak muda lagi. Tetapi siapapun yang
kena Jarum Kembang Birunya, jangan harap
umurnya bisa melebihi lima detik. Hem, namanya
Ciam Lam-hoa, julukannya Lam-hoa-ciam (Jarum
Kembang Biru)." Dilihatnya dalam waktu sekejap, permukaan
kulit Bhe Ting-lai sudah penuh bercak-bercak
biru. "Mayat ini harus dilenyapkan....." pikir Ang
Tiok-lim. Lalu ia menggunakan pedang Bhe Tinglai untuk menggali tanah lunak di tepi jalan.
Lubangnya dangkal saja, cukup untuk mengubur
tubuh Bhe Ting-lai dan pedangnya.
Demikianlah, orang kepercayaan Pangeran
Kui-ong sejak saat itu lenyap dari riuh-rendahnya
percaturan para jagoan di Lam-khia.
Ang Tiok-lim baru hendak meninggalkan
tempat itu, waktu melihat tulisan yang digoreskan
di tanah dengan menggunakan ranting. Tulisan
seorang perempuan yang berbunyi, "Ek Beng-ti
sedang di toko obat 'Yok-ting' di ujung barat
Jalanraya Sembilan Pagoda."
Ang Tiok-lim tahu itulah petunjuk yang
ditinggalkan oleh Ciam Lam-hoa. Dihapuskannya
618 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tulisan itu dengan kakinya, lalu ia pun melangkah
ke arah tempat yang ditunjukkan.
*** Saat itu Helian Kong dalam penyamarannya
sebagai Ek Beng-ti sedang mencari Bhe Ting-lai
untuk dibunuh. Dianggapnya Bhe Ting-lai sebagai
kaki-tangan Pangeran Kui-ong amat membahayakan persatuan sisa-sisa dinasti Beng di
selatan, dengan mengumpulkan banyak jagoan
bayaran untuk dihimpun sebagai kekuatan yang
dikendalikan Pangeran Kui-ong.
Helian Kong tidak tahu ke mana harus
menemukan orang di kota seluas Lam-khia. Tibatiba ia mendapat gagasan untuk datang dulu ke
tempat Toan Ai-liong dan teman-temannya.
Tempat orang-orang bekas Pelangi Kuning namun
yang lebih mementingkan keselamatan tanah air
daripada keinginan golongannya. Sikap yang cocok
dengan sikap Helian Kong.
"Mungkin Toan Ai-liong dan kawan-kawannya
bisa menunjukkan tempat-tempat persembunyian
619 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lain dari para bandit jalanan, dan di tempat itu
barangkali bisa kutemukan Bhe Ting-lai."
Helian Kong pun menuju ke rumah obat Yokting di ujung Jalan Sembilan Pagoda.
Rumah obat itu dalam keadaan sedang buka,
tetapi Helian Kong tidak masuk dari depan,
melainkan dengan mengetuk pintu kecil di
samping, yang kemarin ditunjukkan Toan Ai-liong.
Dan yang membukakan pintu pun orang yang
kemarin, si berewok Hoa Liu.
"Oh, Saudara Ek."
"Saudara Hoa, apakah Saudara Toan Ai-liong
ada" Aku ingin mengajaknya berkeliling Lam-khia
untuk mencari Bhe Ting-lai."
Hoa Liu agak heran, "Bhe Ting-lai" Si Malaikat
Maut Berwajah Senyum yang terang-terangan
sudah buka kartu sebagai orang suruhannya
Pangeran Kui-ong itu?"
"Betul." "Buat apa Saudara Ek mencarinya?"
"Buat membunuhnya."
"Saudara Ek ada urusan pribadi dengan orang
itu, sampai ingin membunuhnya?" tanya Hoa Liu.
"Maaf, kalau kata-kataku terdengar seperti nenek620
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
nenek cerewet yang sok menasehati. Kami,
golongan Pelangi Kuning yang menjadi musuh
bebuyutan dinasti Beng saja tidak main bunuh
sembarangan di Lam-khia ini, kami khawatir
keadaan akan kacau dan Manchu yang beruntung
nantinya. Mengapa Saudara Ek malah hendak
membunuh kaki-tangan Pangeran Kui-ong itu"
Tidakkah akan memanaskan situasi?"
"Kalau sudah kutemui Saudara Toan Ai-liong,
aku bisa menjelaskan kepadanya. Ini bukan
kepentingan pribadiku, melainkan dalam upaya
menyelamatkan negeri leluhur kita juga."
Hoa Liu tercengang, lalu ia buru-buru masuk.
Tidak lama kemudian sudah keluar bersama Toan
Ai-liong. "Kau mencariku, Saudara Ek?"
"Ya. Aku minta tolong Saudara Toan
membantu aku mencari Bhe Ting-lai. Saudara
Toan pasti tahu alasanku, sebab Saudara berada
pula di terowongan air itu ketika Bhe Ting-lai
memikat banyak jagoan untuk diperalat bagi
majikannya. Kalau maksudnya terlaksana, sangat
membahayakan persatuan di sisa negeri leluhur
ini." 621 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aku maklum Saudara Ek sekarang sedang
bersemangat-bersemangatnya berbalik dari jalan
hitam ke jalan yang benar, berguna bagi bangsa
dan negara. Tetapi..... membunuh Bhe Ting-lai
apakah sudah tepat?"
"Saudara Toan, sisa negeri leluhur yang
tinggal sepetak ini sudah semakin kritis. Kemarin
kudengar kabar, bahwa pasukan Jenderal Thio
Hian-tiong yang bertahan di perbatasan utara
Propinsi Se-cuan, telah terpukul mundur oleh
pasukan Manchu di bawah pimpinan Bu Sam-kui,
hingga pasukan Jenderal Thio mundur sampai
ratusan li dan menyusun pertahanan baru.
Jenderal Thio sendiri terluka kena panah Manchu.
Ini menandakan, bahwa urusan di Lam-khia sini
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Yang
menjadikan berlarut-larut adalah orang-orang
macam Bhe Ting-lai itu, maka harus ditumpas!"
Saking bersemangatnya bicara soal membela
tanah air, Helian Kong sampai lupa akan
peranannya sebagai Ek Beng-ti yang lugu dan
ketolol-tololan. Kemarin, waktu Toan Ai-liong
menerangkan makna cinta tanah air kepada "Ek
Beng-ti", Toan Ai-liong sampai harus memberi
622 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gambaran tentang "kampung besar" segala karena
"saking tololnya" Ek Beng-ti. Sekarang tiba-tiba
"Ek Beng-ti" bisa bicara demikian lancar
menganalisa situasi politik dan militer, Toan Ailiong tercengang sekaligus curiga.
"Saudara Ek, siapa sebenarnya kau?"
Kepala Helian Kong bagaikan diguyur air
dingin. Sadar dirinya telah terlalu bersemangat
berbicara, hingga tidak cocok dengan peranannya
sebagai Ek Beng-ti yang lugu. Tetapi kalau mau
pura-pura lugu kembali, malah akan semakin
mencurigakan. Maka Helian Kong jadi bingung
sesaat lamanya. Saat itulah dari balik pintu terdengar suara


Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertawa lunak, dan suara seorang lelaki muda
yang berat, "Saudara Toan, kenalilah, yang di
hadapanmu itu adalah pahlawan legendaris yang
terkenal, Helian Kong namanya. Bukan Ek Beng-ti"
Toan Ai-liong dan Helian Kong sama-sama
terkejut. Toan Ai-liong tidak menduga kalau "Ek
Beng-ti" ini ternyata adalah panglima dinasti Beng
yang pernah menjadi lawan tangguh gerakan
Pelangi Kuning dulu. Bahkan Helian Kong inilah
yang membongkar jaringan mata-mata Pelangi
623 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kuning yang begitu rumit di Ibukota Pak-khia
bahkan menyusup sampai ke istana kekaisaran.
Helian Kong sendiri kaget kedoknya dilucuti,
entah bagaimana reaksi Toan Ai-liong dan kawankawannya kalau mereka sudah tahu "Ek Beng-ti"
ini panglima dinasti Beng"
Toan Ai-liong memang langsung menjauhi
pintu dengan sikap siaga, dan dua tangan sudah
menempel di gagang sepasang goloknya yang
tipis. Siap dicabut. Tetapi si pembicara tadi muncul, bukan lain
adalah Yo Kian-hi, tokoh Pelangi Kuning yang
sudah dikenal baik oleh Helian Kong. Bahkan
belakangan ini antara kedua bekas seteru ini
semakin banyak diketemukan titik pandangan.
Kata Yo Kian-hi kepada Toan Ai-liong,
"Saudara Toan, Helian Kong ini memakai nama
palsu bukan untuk mengelabuhi kita, melainkan
karena sedang menyamar untuk suatu tujuan yang
sama dengan tujuan kita, menyelamatkan tanah
air. Aku yakin itu. Tak perlu kau curiga
kepadanya." Omongan Yo Kian-hi agaknya cukup
berwibawa, terbukti Toan Ai-liong mengendorkan
624 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sikapnya, meskipun masih kelihatan canggung.
Bayangkan, yang kemarin ia nasehati panjanglebar tentang "membela kampung besar" itu
ternyata Helian Kong yang pengabdiannya amat
terkenal. Bukan sesama panglima dinasti Beng
saja yang menghormatinya, bahkan banyak tokohtokoh Pelangi Kuning juga menghormatinya.
Misalnya Jenderal Li Giam.
Sementara Yo Kian-hi berkata kepada Helian
Kong yang masih di depan pintu, "Maaf kubuka
samaranmu, Saudara Helian. Tetapi aku jamin
teman-temanku ini bisa dipercaya. Di depan
orang-orang yang setujuan, buat apa main
sembunyi-sembunyian?"
Helian Kong menyeringai sambil menarik
napas, "Maaf, Saudara Toan. Aku tidak bermaksud
membohongimu. Aku memang sedang menyusup
di kalangan bawah permukaan untuk memantau
gerak-gerik mereka. Terus-terang, aku lega
mendengar kata-kata Saudara Toan kemarin,
menimbulkan harapanku bahwa sisa negeri ini
masih bisa diselamatkan."
Toan Ai-liong membalas hormat, "Panglima
Helian tidak bersalah."
625 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Yo Kian-hi tertawa, "Kita mempunyai
keprihatinan yang sama. Mari, Saudara Helian
kuundang masuk untuk membicarakan banyak
hal." "Maaf, aku tetap hendak membunuh Bhe
Ting-lai. Ini untuk membuyarkan kekuatan jahat
yang hendak dihimpun olehnya."
Yo Kian-hi melangkah keluar pintu, "Kalau
begitu, mari bersama-sama aku."
Yo Kian-hi mengeluarkan sebuah tutup mata
berwarna hitam dipakainya untuk menutupi
sebelah matanya. Lalu ia mengotori mukanya,
katanya sambil tertawa kepada Helian Kong, "Hei,
Ek Beng-ti, cocok tidak aku menjadi rekanmu di
jalan hitam?" Helian Kong tertawa, "Selamat datang di
jalan hitam, Saudara....."
"Diam San-tong yang berjulukan Tok-gan
Beng-hou (Macan Bengis Bermata Satu)!" sahut Yo
Kian-hi memperkenalkan nama palsu dan julukan
palsunya. Helian Kong tertawa pula, "Wah, Ek Beng-ti
yang sudah lama berkecimpung di jalan hitam ini
626 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pun belum punya julukan, kau sudah punya
julukan sehebat itu?"
"Di Lam-khia ini, supaya dapat pasaran
haruslah punya julukan yang seram."
Dua orang bekas seteru yang menjadi
sahabat karena kesamaan tujuan itu pun berjalan
meninggalkan tempat itu. Melihat betapa akrabnya mereka berdua,
Toan Ai-liong lega. Rasanya, biarpun "Ek Beng-ti"
itu ternyata adalah penyamaran Helian Kong,
pasti takkan merugikan pihaknya.
Mereka berjalan tidak membawa senjata,
menghindari kerepotan dengan para prajurit yang
masih berkeliaran di sana-sini.
Belum jauh Helian Kong dan Yo Kian-hi
berjalan, seseorang memanggil dari belakang,
"Siapa di antara kalian yang bernama Ek Beng-ti?"
Helian Kong sudah hendak membalik
tubuhnya, tetapi Yo Kian-hi memegangi lengannya
sambil berbisik, "Berkepala dinginlah. Dengan
demikian barulah kita bisa memancing keterangan
dan mengetahui siapa biang pengacaunya."
Helian Kong mengangguk, setelah itu baru
memutar tubuh. Begitu pula Yo Kian-hi.
627 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mereka melihat orang yang memanggil tadi
seorang lelaki setengah baya, kurus, berjubah
pendek dan jubahnya itu nampak kotor seperti
habis untuk bergulingan di tanah, memakai topi
rumput. Ia berani membawa pedang dengan
menyolok, mungkin mempunyai "surat-jalan" agar
bisa melewati pos-pos pemeriksaan para prajurit.
Orang ini bukan lain adalah Ang Tiok-lim.
"Yang mana Ek Beng-ti?" Ang Tiok-lim
mengulangi pertanyaannya.
"Aku," sahut Helian Kong. "Kenapa mencariku?" Ang Tiok-lim tertawa, "Aku mendengar
kehebatanmu. Ada yang ingin memakai tenagamu,
dengan bayaran yang memuaskan."
Helian Kong ingin menunjukkan "sikap
profesional" dengan tidak bertanya siapa yang
menyuruh dan mau disuruh untuk urusan apa.
Pertanyaan-pertanyaan itu tabu ditanyakan oleh
pembunuh bayaran yang benar-benar profesional.
Helian Kong menunjuk Yo Kian-hi yang di
sampingnya, "Aku ingin mengajak temanku ini.
Namanya Diam San-tong. Ia cukup ganas dan
kejam, patut dibayar mahal."
628 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Ang Tiok-lim tertawa, "Aku sudah mendengar kehebatanmu.
Ada yang ingin memakai tenagamu, dengan bayaran yang
memuaskan." 629 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Baik. Makin banyak berarti makin kuat.
Temanmu boleh ikut."
"Kapan kami menerima penugasan" Dan
apakah kami boleh menerima uang mukanya
dulu?" Ang Tiok-lim mengeluarkan dua keping mata
uang emas, dilemparnya ke arah "Ek Beng-ti" dan
"Diam San-tong" yang ditangkap oleh mereka
berdua. Katanya, "Malam nanti berkumpullah di
terowongan air itu, akan kujelaskan tugas kalian."
Habis itu, Ang Tiok-lim berlalu pergi.
Helian Kong berpandangan sejenak dengan
Yo Kian-hi, lalu kata Yo Kian-hi, "Kau lihat sendiri,
Saudara Helian. Terlalu banyak calo-calo yang
demikian itu berkeliaran di Lam-khia. Orang
macam Bhe Ting-lai itu hanya salah satu dari
sekian banyak 'pencari tenaga' macam itu. Kau
bunuh Bhe Ting-lai pun tak banyak hasilnya, calocalo lainnya masih berkeliaran. Lebih baik kalau
kita pura-pura ikut mereka, kita ketahui apa yang
akan mereka lakukan, dan kita gagalkan."
Helian Kong menyetujui, "Benar juga."
Kedua orang itu tidak tahu, bahwa pada saat
mereka memutuskan untuk "tidak usah membunuh
630 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Bhe Ting-lai" maka Bhe Ting-lainya sendiri sudah
berbaring dalam tanah. Helian Kong memeriksa kepingan uang emas
di tangannya. Dia melihat bentuk emas itu agak
tidak lazim. Bentuknya pipih segi empat, di
ujung-ujung segi empatnya dipapas sedikit. Di
salah satu permukaannya ada gambar timbul,
menggambarkan sebuah pagoda yang puncaknya
berselimut mega. "Ada apa, Saudara Helian?" tanya Yo Kian-hi
waktu melihat Helian Kong begitu memperhatikan
kepingan uang emas itu. . Helian Kong berat mengatakannya, tetapi
kalau ingin kerjasamanya dengan bekas orangorang Pelangi Kuning ini menjadi kerjasama yang
tulus, ia harus berterus-terang. Sahutnya, "Uang
emas ini..... berasal dari Pangeran Kui-ong."
Yo Kian-hi memeriksa kepingan emasnya,
didapatinya juga bentuk dan gambar yang sama
dengan yang ada pada Helian Kong. "Jadi, orang
Pasangan Detektif 1 Orang Orang Sisilia The Sicilian Karya Mario Puzo Mahabharata 4
^