Pencarian

Rahasia Mantera Kuno Tara Zagita 2

Rahasia Mantera Kuno Bagian 2


"Dengar, Yes...! Aku nggak mau tahu barang-barangmu mau ditaruh di rumahnya Tutik atau mau disuruh menelan Tutik semua. atau'kau taruh di dalam pantatmu sendiri. itu bukan urusanku! Tahu"! Yang jelas aku nggak suka dengan urakanmu tadi! Di sini tidak menerima tamu di atas pukul 10 malam. ngerti"!"
"Tapi saya bawa kabar gembira buat Tante lho!" Yesmi tetap membandel. "Kalau Tante marah, saya pulang. Kabar gembira bisa berubah menjadi kabar kecewa!" sambil ia masih cengar-cengir. '
Di tempat lain Riska menggerutu. "Dasar sinting! Nggak waras! Dimarahi kayak gitu bukan takut malah cengar-cengir kegirangan!"
"'Diam tuh, ah! Dengerin dulu apa yang mereka bicarakan itu!" hardik Mbak Puji yang
ikut muncul di belakang mereka
"Boleh saya masuk. Tante?"
"Nggak usah. Duduk sini aja luh !" sentak Tante Tia masih dengan nada marah dan bertolak pinggang lagi. "Sekarang jelaskan, apa maksudmu kabar gembira itu"!"
"Buku catatan mantera sudah saya temukan. Tante"
"Mantera apaan"! Kamu sendiri yang mengarangnya" suara Tante Tia sedikit reda. menandakan hati kecilnya berharap-harap akan kesungguhan berita itu.
"Wah. masa' saya karang sendiri sih" Memangnya saya penulis novel.?" sambil Yesmi mengambil sebuah sebuah buku berukuran separoh folio yang diselipkan di balik blus, di bagian belakang. Buku itu segera diserahkan kepada Tante Tia. .
"Ini bukunya Hemai, Tante. Dengan mantera yang ditulis di dalam buku ini, dia bisa berubah menjadi seperti bintang film barat. "
"Jangan ngocol kayak ember luh !" geram Tante Tia sambil membuka-buka buku itu. Beberapa mantera dibacanya secara sepintas. Bahasa mantera itu membuat Tante Tia menjadi berdebar-debar karena rasa percayanya bertambah lebih besar lagi.
"Coba sini. ke dalam aja!" Tante Tia bergegas masuk. diikuti oleh Yesmi. Tapi gadis gadis yang ada di mess jadi ikut-ikutan berhamburan keluar menuju rumah induk
"Ikutan dong...!" seru Nurmita, yang lain jadi ikut berseru juga. Hal itu membuat Tante Tia sadar, ternyata bukan hanya dirinya yang berantusias, tapi juga mereka yang semula mencecam Yesmi jadi bernafsu ingin melihat buku tersebut
. "E, eeh.. kok jadi ke sini semua?"
"Cuma ingin lihat buktinya, Tante," kata
Riska. . "Ya, udah ke mess aja deh. Jangan ribut disini. Nanti anakku bangun. Ngamuk. Wah... kacau semua jadinya. Ayo, kita lihat di mess "
Zus Fellin yang belum mendengar issue ' adanya mantera 'perubah wajah. kini menjadi penasaran dan ingin tahu apa sebenarnya yang dimaksud buku mantera itu. Perempuan berusia 32 tahun yang masih senang hidup bebas tanpa ikatan suami-istri itu ikut pula ke mess sambil bertanya kepada Penni, dan Penni menjelaskan secara singkat, sehingga Zus Fellin semakin tertarik untuk membuktikan kebebaran cerita tersebut.
Sebagian penghuni mess ikut-ikutan keluar dari kamar mereka, karena terpancing suara gaduh di ruang tamu yang biasa dipakai buat
ngerumpi di hari libur. Namun sebagian lagi masih tetap tidur nyenyak. Ada yang terbangun tapi malas untuk ikut bergabung dengan mereka.
Rupanya dalam menyalin terjemahan mantera mantera itu, Hemat selalu menyertakan nama mantera tanpa penjelasan lain. Hanya satu dua yang diberi penjelasan. itu pun secara singkat saja. Sekadar buat memancing ingatannya sendiri.
. Seperti halnya mantera pertama, tertulis
keterangan cara menggunakannya pada bagian-bagian yang dirasakan bisa membuatnya lupa. Hal penting yang dicatat Hemai dalam mantera pertama adalah tentang pernapasannya.
"Mantera CAHAYA DEWI PESONA (kecantikan). .
Cara: Menatap bayangan tidak berkedip selama baca mantera dalam hati. Tahan napas di dada selama baca mantera. Satukan telapak tangan di atas kepala. Buang napas lewat mu," "
Hanya itu catatan" singkat tentang cara menggunakan mantera pertama. Hemai tidak menulis kata 'cermin' karena ia sudah tahu bahwa bayangan yang ditatap saat membaca mantera adalah bayangan dalam cermin. Kalimat mantera ditulis dengan huruf besar-besar, sehingga malam itu mudah dibaca oleh Tante Tia dan yang lainnya. Bahkan perempuan itu membacanya dengan suara agak keras, supaya yang lain ikut mendengarkannya.
"Cuma begini caranya"! Mudah amat"!" gumam Tante Tia. ' "Tapi kayaknya harus hapal dulu kalimat manteranya, Tante," ujar Nurmita. "Soalnya, di sini dikatakan, menatap bayangan tidak berkedip selama membaca mantera. Tuh. berarti kita harus hapal dengan kalimat manteranya, Tante." , "iya, ya..."! Tapi... apa' khasiat mantera ini?" ' . . "Di situ kan ditulis: 'Mantera Cahaya Dewi Pesona' dalam kurung, kecantikan. Pastilah mantera itu berguna supaya kecantikan kita mempesona seperti dewi dari Kahyangan, " kata Riska sok tahu. _
"Kita coba aja, Tante!" usul Yesmi dengan berseri-seri. ' ' .
"Boleh. Siapa yang mau mencobanya?" .
"Pasti harus menghapalkan mantera itu dulu, ya" Wah, kayaknya aku nggak sanggup kalau harus menghapal dalam waktu singkat," kata Penni.
"Saya dulu deh yang mencobanya, ya ' Tante?" sahut Yesmi. _"Tadi sepanjang perjalanan kemari, di taksi saya sudah coba coba menghapalkannya. Dari rumah Tutin juga sudah saya hapalkan. Tapi belum sempat saya praktekkan kebenarannya."
"Ya coba deh Kamu praktekkan dulu sana. Aku kepingin tahu hasilnya. Kalau ngga berhasil, nggak punya kekuatan apa-apa, kurobek buku ini kusumpalkan ke mulutmu!"
"Yaah, jangan diancam begitu dong. Saya kan cuma menemukan buku itu, belum pernah mempraktekkan. Yang pernah praktek dan berhasil kan teman saya. Hemai itu. "
' "Udah buruan," desak Merra sambil wajahnya berbinar-binar girang, tangannya mendorong punggung Yesmi. Yesmi sempat menggerutu kesal didorong kasar oleh Merra yang bermaksud canda.
"Menghadap bayangan, Yes!" Tante Tia mengingatkan.
"Bayangan luh ada di tembok tuh!" sela Penni.
"Eh, eh... yang lain diam. ya" Tenang. Biar dia berkonsentrasi pada hapalan manteranya! "
sambil Tante Tia mengangkat tangan menyuruh yang 'lain untuk tidak bikin ulah sendiri sendiri. Maka dalam sekejap pun suasana ' menjadi tenang. Yesmi mulai menghadap dinding, di mana bayangannya menempel lekat
karena lampu ruangan memancarkan sinarnya dari arah belakang.
Tangan Yesmi gemetar, jantung berdebardebar. Tapi tangan itu tetap diangkat ke atas kepala dan saling menempel. ia menatap bayangan hitamnya di tembok putih. Napasnya ditarik panjang panjang, lalu disimpan dalam dada. Saat itu, Yesmi segera membaca kalimat mantera yang memang sudah direncanakan akan dicobanya sendiri di depan Tante Tia. . Dua kali ia gagal. Tapi percobaan yang ketiga cukup berhasil. Seluruh kalimat mantera selesai dibaca dan napasnya pun disemburkan lewat mulut ke arah bayangannya di dinding.
Wuuussss...Yesmi pun terengah-engah lemas, bahkan sempat terbatuk-batuk. Yang lain saling mengecam dengan nada kecewa.
"Yaah, payah luh. Begitu aja nggak kuat tahan napas!" "Mana..."Kok nggak kelihatan cantik,
malah kelihatan butek wajahmu, Yes"! " celetuk Nurmita dengan sinis. Yesmi belum bisa bilang
apa-apa karena sibuk menenangkan napasnya. Ia masih berdiri di tempat. menghadap ke arah
mereka. Tapi Zus Feliin yang sejak tadi diam saja
menemukan suatu kejanggalan yang mulai
membuatnya'sedikit tegang. "Eh, lihat... bayangannya nggak ada! Tuh,
bayangannya di dinding hilang!"
"Wah iya.. ." seru Tante Tia. "Bayangan' mu ke mana, Yes"!"
Yesmi berbalik arah, dan terkejut melihat bayangannya hilang dari permukaan dinding putih itu. Pada saat Yesmi terperangah, tibatiba datang suara gemuruh dari arah luar menuju pintu masuk. Pasukan badai datang, menghembus' kencang, menerjang apa saja. dan membuat mereka saling menjerit ketakutan sambil berusaha cari pegangan. Yesmi sendiri langsung jongkok untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak ikut terhempas_ dorongan angin .besar itu.
Hanya sesaat pasukan badai itu lewat. Suasana menjadi tenang kembali. Wajah wajah mereka tampak tegang, terheran-heran dan dicekam perasaan takut Secara tak sadar mereka sudah semakin percaya bahwa mantera yang dipakai Yesmi tadi memang punya 'pengaruh mistik. Datangnya angin besar tadi adalah sesuatu yang belum pernah mereka alami seumur hidup mereka .
"Hei, lihat.. ada cahaya dari dinding!" seru Zus Fellin 'lagi.
Yesmi langsung berdiri dan menatap ke' arah dinding. Tiba tiba ia terpekik dan tersentak mundur karena merasa diterjang cahaya
besar berwarna ungu. Claaasspp...Tangan Yesmi menyilang karena tak kuat menahan silaunya cahaya biru itu.
!'Ooohh..."!!" Tante Tia dan yang lain terperangah tegang melihat tubuh Yesmi diselubungi cahaya ungu yang segera membentuk gumpalan kabut Ungu. Gumpalan kabut itu sendiri membentuk sosok aneh, seperti mahluk tinggi. besar, bertanduk di kanan-kiri kepalanya. Mereka hampir saja menjerit dan berlari' ketakutan. Untung bentuk kabut ungu yang berpijar terang itu segera pudar. Mereka menganggap bentuk tadi hanya suatu gerakan kabut yang secara kebetulan menyerupai mahluk _aneh.
?"Tante... mata saya...! Mata saya nggak bisa melihat, Tante!" seru Yesmi sambil meraba-raba. Cahaya dan kabut ungu telah hilang darinya. Semua orang yang ada di situ bagaikan terpaku di tempat. seperti menjadi patung bernyawa tanpa bisa bilang apa-apa. Sebab pada saat itu mereka melihat keadaan Yesmi 'sudah menjadi lain.
Yesmi berubah menjadi cantik. Ketika matanya sudah bisa dipakai untuk melihat lagi, Yesmi sendiri terkejut melihat kulit lengannya ' berwarna putih mulus, berisi padat, segar dan berjari lentik. Tapi mereka yang memandangnya semakin lebih terheran-heran lagi. mereka melihat wajah Yesmi berubah secantik Madonna. Tubuhnya juga sexy dengan dada montok yang menantang gairah lelaki.
Yesmi menangis bahagia melihat perubahan dirinya setelah Riska mengambilkan cermin untuknya. Tante Tia dan yang lain sibuk menyalin catatan ketiga belas mantera. Satu-persatu dari mereka ingin mencoba mantera-mantera tersebut. bahkan Zus Fellin pun
ikut sibuk mencari kertas dan pena buat mencatatnya. '
. *** BAB 4 HEMAI terkejut ketika sore itu ia bertugas di balik meja resepsionis. tahu-tahu didatangi sepasang tamu yang ingin check-in di Romansa Hotel. Tamu prianya masih muda. ganteng, berkumis tipis dan berpenampilan keren. Setidaknya pria itu pengusaha muda yang punya deposito di bank lebih dari satu milyar. Datangnya saja mengendarai sebuah Baby Benz hitam dengan list kuning emas.
Yang membuat Hemai kaget bukan ketampanan pria_tersebut, tapi teguran gadis yang ' dibawa pria itu. Gadis cantik berbibir sensual dengan mata sedikit sayu nge-sex itu menggandeng lengan si pria dengan mesra. Begitu si pria tampan menyatakan ingin check-in dan Hemai segera mengambil buku tamu', tiba-tiba gadis cantik berpakaian seronok itu menyapanya dengan nada sinis.
"Hallo. Hemai." Masih betah kerja di sini?"
"hm, eeh... iya," jawab Hemai dengan bingung dan kikuk. ia sama sekali tak mengenali gadis cantik yang mirip Madonna itu. Si pria sempat tersenyum dan bertanya pada gadisnya.
"Kau kenal dengan dia. ya?"
"Hmm, yaah... kenal gitu-gitu aja sih, " jawabnya bernada angkuh. Lalu bertanya kepada Hemai.
"Sudah berapa gajimu di sini?"
"Hmmm. yaah... lumayan-lah," jawab Hemai memaksakan keramahannya. la buru-buru melayani si pria. kemudian memberi kode kepada roomboy agar mengantarkan sepasang tamu ke kamarnya. Kunci kamar diserahkan kepada roomboy.
"Silakan. Tuan Brandy. Roomboy kami akan mengantar Anda ke lantai atas."
"Thank's...!" .
Si pria segera berlalu sambil menggandeng gadisnya. Hemai masih memperhatikan gadis itu dengan dahi berkerut. Si gadis menengok ke belakang dan berkata dengan senyum genitnya.
"Profesor Soma bangkit lagi. jadi pemuda setampan Brandy. Hii. hii, hii. huh...!"
"Astaga! " Hemai terbelalak kaget, terpana di tempat. Kini ia sadar bahwa gadis yang mirip Madonna Itu tak lain adalah Yesmi. Hanya Yesmi yang tahu bahwa Hemai pernah bekerja sebagai pelayan almarhum Profesor Soma.
"Sialan! Dia berhasil memanfaatkan mantera 'Cahaya Dewi Pesona' dengan sempurna sekali. Padahal tidak semua keterangan kutulis di dalam catatanku itu, tapi kok dia bisa menggunakannya. ya" Seingatku. waktu aku cerita padanya tentang perubahanku yang pertama, aku juga nggak sebut-sebut tentang cermin. Apakah aku keceplosan menyebutkan soal cermin. ya?"
Hemai menyesal telah menuliskan catatan penting tentang cara dan keterangan lain dalam beberapa mantera tenebut. Ia menyangka catatan penting itu tidak dapat dijadikan petunjuk penggunaan mantera. temyata kenyataannya tidak demikian. Ia melihat sendiri Yesmi berubah menjadi secantik Madonna. ia dapat pastikan. pria mana pun akan bergairah pada Yesmi dan bersedia mengeluarkan sejumlah uangnya sesuai permintaan Yesmi, selama Yesmi mau melayani asmara pria tersebut.
Hemai tidak tahu bahwa yang mengalami perubahan gaib bukan hanya Yesmi dan dirinya saja. tapi juga Tante Tia, Nurmita dan yang lainnya. Tante Tia menggunakan mantera 'Cahaya Dewi Pesona' setelah Nurmita Juga berhasil berubah menjadi cantik dan sexy Nurmita melakukan hal yang'sama seperti Yesmi pada malam berikutnya, juga di depan anak anak mess dan dilihat gelas-jelas oleh Tante Tia. Proses perubahan itu juga sama dengan
Yesmi, angin besar, cahaya ungu dari dinding, terbungkus kabut dan ketika kabut serta cahaya ungu lenyap bagaikan terserap masuk ke dinding lagi. Nurmita yang berpipi tembem itu berubah menjadi secantik foto model kelas dunia.
Tante Tia mengusai buku catatannya Hemai. Mereka yang menjadi pegawainya dan sebagai penghuni mess hanya boleh mencatat satu mantera untuk masingmasing orang. Mereka dibebaskan memilih mantera mana yang diinginkan dan mau dicatatnya. Sebab menurut anggapan mereka. setiap mantera akan menghasilkan suatu perubahan dengan kadar kecantikan yang berbeda-beda. Sebab semua ' mantera mempunyai nama yang menggunakan isti-lah cinta atau kecantikan.
Seperti halnya mantera nomor sepuluh tertulis di atasnya. 'Mantera API CINTA MEMBARA' Mantera nomor sepuluh itu hanya mempunyai keterangan singkat: "Menatap matahari atau cahaya api selama membaca mantera dalam hati. Napas ditahan di perut."
Hanya itu keterangan yang ada. Bacaan manteranya pun pendek. Kata-katanya lebih mudah dihapalkan ketimbang kata-kata pada mantera yang lain. Mantera itu meniadi pilihannya Mbak Ranni. Sebab selama ini ia mengakui
dirinya sebagai wanita yang begitu dingin terhadap lelaki. kurang selera cintanya. sulit memancing gairahnya sendiri. Hai itulah yang membuatnya gagal dengan suaminya dan belum berminat menikah lagi. Dengan menggunakan mantera 'Api Cinta Membara' itu. Mbak Ranni bermaksud membuat gairah cintanya membara sehingga ia mudah dipatuhi kaum lelaki.
"Satu lagi deh. Tante. Saya ingin menggunakan mantera yang ke delapan." bujuk Mbak Ranni secara berbisik.
"Udah. itu dulu' Coba dulu yang ada. kalau berhasil baru nambah lagi .Gitu Ran'"
Tante Tia benar benar ingin menguasai ketiga belas mantera tersebut. Niat Yesmi untuk meminta kembali buku catatan itu ditunda tunda oleh Tante Tia. Bahkan perempuan yang mirip algojo itu mengajukan penawaran sejumlah harga untuk membayar buku catatan mantra itu.
"Kapan saja kau ingin memakai mantera yang lain. tinggal kau salin saja. Tapi hak untuk bukunya ada padaku. Cuma kita berdua deh yang menguasai mantera itu " hi!" bujuk Tante Tia kepada Yami.
Gadis genit yang sudah menjadi mirip Madonna itu akhirnya minta waktu untuk mampertimbangkan penawaran Tante Tia. Ia tak terlalu kecewa atas keberadaan buku itu ditangan Tante Tia, karena" hatinya sedang diliputi kebahagiaan sangat besar, merasa tenang dan bangga melihat dirinya sudah berubah jauh lebih cantik dari aslinya. Yesmi sedang sibuk memburu mangsa asmaranya, sehingga tidak terlalu mempedulikan buku tersebut.
Tante Tia menggunakan mantera 'Cahaya Dewi Pesona" di rumahnya Zus Fellin yang sepi, karena rumah mungil itu memang hanya dihuni oleh Zus Fellin serta seorang adik perempuannya: Windy. Waktu itu Windy sedang pergi ke luar kota dengan teman-teman kantornya. Tante Tia sebenarnya hanya singgah sebentar untuk mengantarkan catatan mantera yang diinginkan Zus Fellin saat mereka bicara ditelepon, sore harinya. Tapi karena Zus Fellin mendesak agar Tante Tia mencoba mantera pertama lebih dulu, kemudian ia sendiri akan mencoba mantera keenam. dan memang suasananya sangat memungkinkan untuk berkonsentrasi, maka Tante Tia pun melakukannya.
Dinding kamar Zus Fellin bewarna hijau muda. Kurang jelas untuk sebuah bayangan yang harus dipandangi Tante Tia. Satu-satunya warna putih yang dapat memperjelas bentuk bayangan adalah pintu kamar tersebut. Maka sambil menghadap ke pintu dan menatap bayangannya. Tante Tia melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Yesmi dan
Nurmita. Ternyata perempuan yang bertubuh tinggi. gemuk dan wajahnya terkesan angker itu benar-benar berubah menjadi wanita cantik bertubuh sintal, sexy, dan montok. la tampak lebih muda 10 tahun dari usia sebenarnya. Zus Fellin terkagum kagum memandangi kecantikan Tante Tia yang menurutnya punya kemiripan dengan Nastassia Kinski, yang wajahnya dipakai sebagai sampul sabun lux belakangan ini. Bukan hanya cantik dan sexy. tapi juga kelihatan anggun dan sangat menggairahkan kaum lelaki.
"Apa benar begitu. Fel?" Tante Tia berlagak sangsi dengan penilaian Zus Fellin. la mematut-matut diri di depan cermin.
"Luar biasa sekali daya rangsang di bibir Tante Tia saat ini! Pasti setiap lelaki akan berebut mendapatkan kehangatan bibir itu "
"'Masa' sih" Bagaimana kalau kucoba sekarang juga?"
"Maksud Tante..."!" .
"Malam ini kita keluar. cari cowok keren, lalu aku ingin tahu reaksi cowok itu terhadapku!"
' "Boleh juga. Cuma... kenapa tadi yang keluar dari pintu adalah cahaya merah, ya" Kok
nggak seperti Yesmi?"
"Cahaya merah" Ooh. pasti lebih ganas daya pikatnya ketimbang cahaya ungu yang membungkus Yesmi dan Nurmita." '
"00.'.. begtu" Saya tadi sempat heran juga sih. apalagi bentuk asap yang membungkus Tante Tia agak aneh. Seperti bentuk ular naga berkelok-kelok ke atas, lalu lenyap diserap kayu pintu."
"Mungkin bentuk seperti itu hanya pengaruh dari kekuatan konsentrasinya. Berarti kekuatan daya pikatku meliuk-liuk seperti naga menggoda pria mana pun. Hiii, hi, hi."! Kita keluar. yuk " '
' Zus Fellin tak jadi mempraktekkan mantera yang sudah dicatatkan Tante Tia itu. Ia didesak untuk menemani Tante Tia. mencari mangsa di luar sana. Malam itu jarum jam menunyukkan pukul 21.20. Belum terlalu malam. Masih ramai orang. Jalanan pun belum sesepi tengah malam. Banyak pemuda yang sengaya sekadar jalan-jalan menikmati malam Minggu yang cerah dan berbintang meriah itu.
"kita 'ngetem' di cafe aja, yuk?" _
"Saya sih okey aja, Tante. Asal semua biaya ditanggung Tante sendiri, ya?" .
"Oo, beres, beres...!" Tante Tia yang sudah berubah ayu itu tampak bersemangat sekali. murah senyum dan sering menarik napas untuk menahan lonjakan kegirangan hatinya.
Mereka masuk ke sebuah cafe yang bersuasana tenang, santai, diiringi alunan musikmusik romantis. Zus Fellin yang memilihkan cafe itu, sebab dia sering datang ke tempat tersebut, sekadar mencari teman kencan yang sesuai dengan seleranya. Menurut Zus Fellin, banyak pemuda tampan 'yang datang ke cafe itu. dan pada umumnya mereka bisa dibeli kemesraannya dengan sejumlah uang.
"Dua ratus ribu aja udah 'all in' alias tinggal pakai sepuasnya!"
, "Haah, haah. haah. huh...." Tante Tia tertawa geli. Tawanya masih sama seperti aslinya, agak besar dan sedikit serak.
Ketika mereka masuk ke Sweet Cafe, hampir semua mata memandangi Tante Tia penuh rasa kagum .dan terpesona terutama mata para lelaki yang ada di cafe itu. Tapi tak satu pun dari mereka yang berani menyapa nakal atau menggoda secara kurang ajar, karena kecantikan Tante Tia memiliki kharisma tersendiri yang mampu menahan niat nakal seorang lelaki.
Tante Tia berlagak cuek, seakan acuh tak acuh terhadap_perhatian kaum lelaki di cafe tersebut. Mereka berdua duduk di meja dekat bar counter, karena di situ tempatnya terang.
Dengan penerangan tersebut maka siapa pun dapat melihat dan menikmati kecantikan Tante Tia. Itu yang diharapkan si janda empat kali.
"Biarkan saja mereka memperhatikan kemari. Kita berlagak cuek. Ngobrol aja seenak kita," bisik Tante Tia.
"Nggak kepingin gaet salah satu dari yang ada di meja sudut sana" Kayaknya mereka cowok-cowok freelance tuh! Ganteng-ganteng dan body-nya macho-macho, Tante."
"Ntar aja. Tenang dulu. Biar dia.dia orang
penasaran dulu." bisik Tante Tia lagi sambil melemparkan lirikannya ke meja sudut. Lirikan itu memancarkan kecantikan dan pesona lebih mengagumkan lagi. Banyak lelaki yang melihatnya berdebar-debar dan menjadi gemas ingin memeluk Tante Tia secepatnya _
"Kamu tahu nggak, Fei... sebetulnya aku juga mau praktekkan mantera yang ketiga, yaitu 'Cambuk Pemula Cinta'," kata Tante Tia Sambil sesekali mempermainkan gelas champagnenya. Sesekali ia melirik ke gelas itu. memperhatikan pantulan bayangan wajahnya yang masih dikagumi oleh hatinya 'sendiri karena rupanya di kamar Zus Fellin tadi Tante Tia belum puas mengagumi kecantikannya yang baru. Cara itu pun dimaksudkan untuk
mempertajam Sikapnya yang berpura-pura cuek terhadap pandangan mata setiap pria.
"Memangnya kenapa Tante mau mempraktekkan mantera ketiga" Apa sih kehebatannya?"
"Kuartikan. mantera itu mencambuk cinta seseorang agar berkobar dan memuja diri kita sebagai wanita yang sangat diharapkan. memberikan kepuasan kepadanya. Nah, kalau gairah cowok mana pun kita cambuk terus, maka ia akan rajin menggeluti kita. mencumbu kita terus-terusan sampai kita berhenti mencambuknya. Kan begitu" Kalau udah gitu, yaah... aku. yakin, pasti aku memperoleh kepuasan yang kuharapkan. Sebab kalau pria itu nggak dicambuk. maka cinta dan gairahnya akan ber_henti sebelum aku benar-benar memperoleh kepuasan yang kuharapkan."
Zus Fellin tertawa geli. mulutnya ditutupi tangan. .
"Apa benar'bisa begitu?"
"Firasatku mengatakan begitu. Sebab. selain kalimatnya sudah kuhapal sampai ngelotok di otakku, di situ juga ada keterangan dalam tanda kurung yang berbunyi: 'Pembangkit Lelaki'. Nah, apa lagi kalau bukan berarti membangkitkan gairah lawan jenis kita?"
"iya, ya"! Tapi caranya?"
"Mudah kok. Di situ cuma ditulis: 'tarik napas sampai habis bacakan mantera'. Nah,
mudah kan" Sekarang pun kayaknya bisa kulakukan deh. Hapalannya mudah banget."
"Coba aja...!" bujuk Zus Fellin sambil tersenyum-senyum.
Sikap duduk diperbaiki, kedua tangan sambil berpura-pura memainkan gelas minuman. Tatapan mata Tante Tia disembunyikan, seakan sedang memandangi isi gelas itu. Tapi napasnya ditarik pelan-pelan sambil sebaris mantera diucapkan dalam hatinya. '
"OUZERRA KHOYOFA ANAIRRIZ BARERA NOKHTUA LEZDW."
Napas perempuan itu dihembuskan tidak .terlalu kentara kelelahannya dalam menahan napas selama beberapa detik. Senyumnya mekar tipis, mata pun menatap Zus Fallin. Pancaran matanya tampak berseri-seri.
"Bagaimana" Udah selesai?"
"Udah. Cuma begitu doang sih."
"Terus reaksinya mana?" ' . "Hmmm...." Tante Tia berpikir sebentar "Kurasa... kurasa reaksinya akan terlihat setelah berhadapan dengan seorang lawan. Aku ' sendiri nggak tahu, bagaimana persisnya reaksi yang dialami oleh orang yang telah membaca mantera itu, tapi yang jelas... yang jelas.... Tante Tia sedikit gugup. Duduknya beringsut salah tingkah. Napasnya ditarik panjang-panjang "Yang jelas bagaimana, Tante?" desak Zus
Fellin. . "Yang jelas kurasakan saat ini adalah.
hmm, eehh.. adalah. Makin lama Tante Tia semakin tampak seperti orang kebingungan. Zus Fellin memperhatikan dengan diam, tapi dahinya berkerut dan hatinya bertanya-tanya, "Mengapa wajah Tante Tia berubah tak setenang tadi?"
Tatapan mata perempuan cantik itu menjadi nanar. memandang ke sana-sini dengan sedikit sayu. Kata-katanya selalu terhenti sebelum selesai diucapkan. Duduknya sebentar-sebentar beringsut ke kanan ke kiri.
"Ada apa. Tante?" tanya Zus Fellin dengan sedikit cemas.
"Aduh, gimana nih..." Kok jadi... kok jadi begini sih" Aahh...."
Napas perempuan itu mulai tampak tak teratur. Tangannya meraba pangkuannya dengan sembunyi-sembunyi. tapi Zus Fellin mengetahuinya. Zus Fellin justru bertanya. kenapa Tante Tia jadi berulah begitu dengan wajah sedikit merah seperti menahan luapan emosi. Tante Tia berbisik dengan lirikan mata menjadi jalang, mengarah pada setiap pria yang berada tak jauh dari mejanya. .
"Aku... aku jadi begini, Fell Celaka! KenaPa jadi begini sih?"
"Begini bagaimana sih"!" desak Zus Fellin
dengan semakin tegang. "Aku... aduuh, Fell... Aku bergairah sekali. Ya, ampunn... aku sangat... sangat bergairah, Fel."
"Lho, kok bisa gitu"!"
Suara desah Tante Tia mulai terdengar samar-samar di telinga Zus Feliin. Keringat pun mulai muncul melembab di sekitar kening dan di bawah hidungnya yang mancung indah itu. Tante Tia menggigit bibirnya berkali kali sambil melakukan gerakan salah tingkah.
"Aku... aku benar-benar sangat bergairah, Fei. Aduuh' tolong dong... kok jadi begini aku, Fei. Tolong... tolong tutupi aku dari pandangan mereka. Ouuh...." _
"Yaaah. kok malah jadi begini sih?" Zus Fellin jengkel-jengkel heran. Duduknya bergeser akan menutupi Tante Tia dari pandangan para tamu. Tapi tatapan mata Tante Tia justru semakin nanar, mencari pria yang bisa diajaknya kencan. Pandangan mata sayu itu membuat seorang pelayan bar mendekatinya. Pelayan itu dipandangi oleh Tante Tia, sehingga menyangka Tante Tia mau pesan minuman lagi. Maka ketika pelayan pria yang masih berusia 25 tahun itu mendekatinya. Tante Tia langsung menarik lengan pelayan itu dan berbisik sangat dekat dengan telinga pemuda tersebut. Tangan yang satunya meraba dada tanpa disadarinya.
"Adakah... adakah kamar kosong di sekitar sini...?" bisik Tante Tia sambil mengeluarkan desah yang menghangat di telinga pemuda tersebut. Zus Fellin menjadi malu dan serba salah.
"Kamar untuk apa, Nyonya?" pemuda itu benar-benar tak mengerti maksud Tante Tia. Lengannya ditarik kembali dan badannya pun membungkuk, menyodorkan telinganya kepada Tante Tia.
"Tolong, ooouuhh... tolong carikan aku kamar untuk... untuk kencan dengan, aahhuuh... aku nggak tahan lagiii..." bibir itu pun menyentuh telinga si pelayan muda. Tentu saja . pemuda itu segera menarik diri sambil tersenyum malu.
Ternyata wajah Tante Tia semakin sendu, mata semakin sayu. Tampak sekali sedang menahan geiolak gairah cinta yang menggebu gebu. Zus Fellin bertambah kebingungan setelah tangan Tante Tia berani menyelusup ke dalam kemejanya dan meremas-remas dada kirinya dengan menggigit bibir sendiri.
"Celaka! Dia sendiri yang jadi bergairah seperti itu!" pikir Zus Fellin. "Rupanya mantera
yang tadi dibacanya telah mengenai dirinya sendiri. sehingga sekarang dialah yang terbakar gairah untuk berkencan. Aduh, malu maluin aja kalau begini..."!"
Beberapa mata memperhatikan Tante Tia .Mereka tertawa cekikikan melihat wajah Tante Tia tampak sedang menikmati sentuhan mesra dari tangannya yang berada di balik kemejanya. Zus Fellin buru-buru menghardiknya dengan pelan.
"Sstt, Tante...! Hei. sadar... ini di tempat umum!" seraya tangan Tante Tia ditepuknya agar, berhenti dari aktivitas memalukan itu. Tante Tia justru memandang sendu kepada Zus Fellin. .
"Aku nggak tahan lagi.. " bisiknya.
"Kita keluar dari sini aja deh: Pulang aja. ya"!" desak Zus Feliin dengan wajah merah menahan rasa malu, karena sekarang semua mata seolah-olah memperhatikan Tante Tia .Semua orang menertawakan dengan suara cekikikan.
"Hei, Dik... tolong bill-nya bawa kemari!" Zus Fellin bergegas berdiri. membantu Tante Tia untuk bangkit. Perempuan cantik yang kancing kemejanya sudah lepas dua bagian itu terpaksa bangkit dengan menggigit bibir. Sekujur tubuhnya terasa sedang dirayapi oleh lidah
yang hangat dan nikmat sekali, sehingga gairah cintanya semakin menuntut sentuhan mesra seorang lelaki. . ,
Tante Tia segera meraih lengan pelayan pria yang menyodorkan bill kepada Zus Fellin. Dengan gerakan cepat Tante Tia langsung memeluk pemuda itu dan menciumi wajahnya. Maka hebohlah suasana di cafe itu. Semua orang menertawakan dan mengecam tindakan tak senonoh yang dilakukan di depan umum. Pelayan itu sendiri buru-buru melepaskan diri ketika Tante Tia ditarik oleh Zus Fellin yang sudah tak bisa bersikap sabar lagi.
"Apa-apaan sih ini, ahh...!" sentak Zus . Fellin. Kemudian Tante Tia yang seperti orang mabuk itu ditarik keluar dari cafe.. Kepergian mereka diiringi sorak-sorai para pengunjung cafe yang merasa geli dan _heran melihat tingkah Tante Tia. Tingkah itu justru membuat para lelaki yang selalu menaruh perhatian dan berhasrat kepada Tante Tia menjadi takut dan was-was, karena mereka mulai menyangka bahwa Tante Tia bukan wanita yang waras.
Zus Fellin yang masih sadar terpaksa menanggung malu. Tanpa ragu ragu lagi ia menyeret Tante Tia agar masuk ke dalam mobil.
"Aduuuh, Felliiinn... tolong dong carikan aku pemuas gairah. Aku nggak tahan lagi niiih..." serunya merengek begitu masuk ke dalam mobil mereka.
"Tante, sadar dong... jangan begitu, Tante. Saya kan malu kalau Tante begitu...!" sambil Zus Fellin mulai mengemudikan mobil terse but. Seorang tukang parkir berusia 35 tahun membantu mobil itu keluar dari area parkir. Suara peluitnya terdengar di telinga Tante Tia yang sudah melepas ikat pinggang celana jeans-nya dan tangannya telah menyelusup ke dalam dengan seronok sekali. Tiba-tiba dia bangkit memandangi si tukang parkir itu. Zus Fellin terpaksa menginjak rem karena Tante Tia ingin buru-buru turun lagi
"Hei. mau ke mana. Tante"!"
! "Sebentar! Bawa orang itu untukku, Fel ...!" ' Si tukang parkir dihampirinya. Tentu saja tukang parkir itu terbelalak girang, matanya berbinar-binar melihat wanita cantik dan sexy menghampirinya dalam keadaan kancing kemejanya terlepas tiga bagian. Keindahan dada Tante Tia tak lepas dari incaran mata si tukang parkir
"Bang, tolong bantu saya. ya" Nanti saya kasih upah! " .
"Bantu apaan, Nyonya?"
"Hmm. eh...." Tante Tia terengah-engah
Tangannya menuntun tukang parkir itu ke mobil. "ikut saya sebentar deh. Sebentar aja. Bang. Nanti pulang kemari lagi."
"Tap... tapi saya masih tugas, Nyonya. Saya harus"
Tukang parkir itu dipaksa masuk ke mobil. Tante Tia pun segera menyusul masuk. Zus Fellin mengeluh sedih melihat tingkah Tante Tia yang langsung menciumi si tukang parkir dengan sangat bernafsu. Zus Fellin ambil inisiatif untuk segera meninggalkan tempat itu sebelum ada orang yang mengetahui tingkah Tante Tia bersama tukang parkir di jok belakang.
"Layani aku. Bang... oooh.. layani sebentar saja..." suara Tante Tia memburu bersama napasnya yang terengah-engah. Si tukang parkir sempat kelabakan. ' Tapi akhirnya tak bisa menolak setelah tangan Tante Tia menemukan apa yang berada di balik pangkuannya. Mulut si tukang parkir pun dikecup dan dilumat dengan buas. Zus Fellin hanya mengeluh dan mengeluh jengkel sekali. Ia tak sanggup menahan malu. Apalagi melihat Tante Tia bercumbu dengan si tukang parkir di belakangnya, sungguh merupakan siksaan batin yang dapat membuat kemarahannya meledak-ledak. Maka tanpa persetujuan mereka, mobil pun dibelokkan ke kiri. masuk ke halaman sebuah hotel kecil .
'Kalian masuk ke hotel itu Kutunggu di sini! Lekaslah'" sentak Zus Fellin. Suara itu mengagetkan Tante Tia. Melihat mobil sudah berhenti di depan sebuah hotel kecil murahan, Tante Tia buru-buru merapikan kancing bajunya dan mengencangkan ikat pinggangnya. kemudian membawa keluar si tukang parkir dari mobil.
"Aduh, Nyonya ini gairahnya besar sekali rupanya, " kata si tukang parkir yang juga telah terangsang oleh kenekatan Tante Tia. Akhirnya ia ikuti perempuan itu. dan mereka pun masuk ke hotel tersebut setelah Zus Fellin menyusul ke bagian resepsionis.
"Biar saya yang menangani urusan checkin. Berikan mereka kamar secepatnya!" kata Zus Fellin kepada petugas hotel. Maka mereka berdua pun dipandu seorang roomboy menuju ke sebuah kamar.
Di kamar itu. Tante Tia benar-benar sudah tak bisa menahan gejolak birahinya lagi. Si tukang parkir didorong jatuh terkapar di atas ranjang, lalu Tante Tia menyerangnya dengan ganas. Kemejanya dilepas dengan paksa hingga kancingnya berpentalan ke mana-mana.
Zus Fellin menunggu dengan wajah merah menahan luapan amarah. Tiba_tiba dari tempat
resepsionis itu mereka mendengar jeritan histeris seorang lelaki. "Aaaaaaaaa...ii Aaaaaaaaa...l!!"
Zus Fellln dan semua yang ada di lobby tersentak kaget dan segera berlari ke kamarnya Tante Tia.
"Suara itu seperti suaranya si tukang parkir"!" pikir Zus Fellin. "Apa yang dilakukan Tante Tia terhadap si tukang parkir itu sih, kok sampai menjerit histeris begitu"!"
Mereka berkumpul di depan kamarnya Tante Tia. Tapi suara jeritan sudah tidak ada. Mereka sempat menyangka bahwa jeritan itu adalah luapan emosi nikmat seorang lelaki yang sedang mendapatkan puncak kenikmatan dalam bercinta bersama pasangannya. Tapi sebagian lagi menyangkal, bahwa luapan emosi kenikmatan tidak akan sehisteris itu.
"Kalau begitu, dobrak saja pintu itu! Jangan-jangan telah terjadi bahaya di dalam sana!" usul petugas keamanan yang sedang bergegas mendekati mereka.
Brraakk...! Duaaam...! Pintu kamar itu jebol sekali dobrak. karena memang terbuat dari bahan triplek dan 'kayu murahan. Namun pada saat itu semua orang terbelalak kaget dan tercengang tegang. Bulu kuduk mereka langsung merinding dengan detak jantung sangat cepat. Mereka mundur serentak. Tak berani nekat memasuki kamar tersebut '
'Astagaaaaa...!!" Zus Fellin mendelik dengan mulut terperangah dan sekujur tubuhnya gemetaran.
*** BAB 5 KORBAN mantera keramat mulai bermunculan. Tukang parkir itu tewas dalam keadaan telanjang. Seluruh tulang-tulangnya patah. Bahkan tempurung kepalanya remuk. Darah menyembur dari tiap lubang di tubuhnya. Darah itu memercik ke dinding, membasahi ranjang dan benda-benda di sekitarnya. Lelaki malang itu bagaikan habis dililit seekor ular besar yang meremukkan seluruh tulang-tulangnya. Sementara itu, Tante Tia yang cantik tergolek di lantai tak sadarkan diri. Keadaannya masih seperti bayi baru lahir.
"Dia masih hidup," ujar petugas keamanan yang masuk ke kamar tersebut setelah pihak yang berwajib datang secara rombongan.
Zus Fellin masih pucat gemetar memandangi ranjang. Sekalipun mayat si tukang parkir baru saja diangkat dan dimasukkan ambulance. tapi "sisa-sisa' kengerian itu masih ada. Terbayang begitu jelas 'di dalam ingatan Zus 'Fellin tentang seekor ular yang muncul pada saat Tante Tia diselubungi asap merah.'
Di ranjang itu juga terdapat lendir dan sisik yang diduga milik seekor ular. Melihat ukuran sisiknya yang berukuran seperti kulit kerang rebus, maka dapat diduga bahwa ular yang melilit dan menewaskan tukang parkir itu berukuran'besar. Mungkin seukuran batang pohon kelapa. .
"Tapi kenapa di sekitar sini nggak ada ular. apalagi sebesar itu?" gumam beberapa orang yang berada di TKP. "Mengapa perempuan itu tidak ikut 'dililit atau dimakan ular besar" Dan anehnya... kalau benar korban itu tewas dililit seekor ular. .dari mana datang dan perginya ular tersebut"!"
Ketika Tante Tia siuman, ia sudah berada di rumah sakit. Ia tidak ingat apa yang telah terjadi pada diri si tukang parkir itu. Bahkan ia bingung mendapatkan dirinya berada di rumah sakit. Gairah cintanya yang 'menggebu-gebu dan lepas kontrol itu juga sudah tidak ada lagi. Reda dan tenang.
"Kalau soal gairahku yang meledak-ledak, aku memang ingat. Juga ketika aku masuk ke kamar itu bersama si tukang parkir,'aku masih bisa mengingatnya. Tapi apa yang terjadi setelah itu, aku benar-benar nggak tahu, FeL..." ucap Tante Tia dengan nada lemah, dicekam kesedihan dan kebingungan begitu dalam.
Tentu saja Tante Tia yang masih tetap dalam keadaan cantik itu tidak mengetahui penyebab gilanya nafsu birahi tersebut. la hanya mempunyai kesimpulan yang sama dengan Zus Fellin. bahwa mantera 'Cambuk Pemuja Cinta' telah berbalik mengenai dirinya sendiri. Tante Tia dan Zus Fellin tidak tahu, bahwa penyebab berbaliknya kekuatan gaib mantera itu adalah karena pandangan mata Tante Tia sendiri. '
Hanya Hemai yang tahu, cara menggunakan mantera tersebut harus disertai senyum dan pandangan mata yang diarahkan kepada seorang lelaki yang dituju. Kekuatan gaib dari mantera tersebut meluncur deras melalui pandangan mata dan akan langsung berpengaruh dalam jiwa pria yang dipandangnya.
Pada waktu Tante Tia menggunakan mantera tersebut, arah pandangan matanya ke gelas minuman. Gelas itu memantulkan bayangan wajahnya. Maka kekuatan gaib mantera tersebut mengenai dirinya sendiri. dan jadilah ia wanita bergairah besar yang nyaris tak mampu menahan desakan hasrat bercumbunya. Hampir saja Tante Tia nekat telanjang di cafe itu dan Memaksa pemuda pelayan cafe untuk memuaskan hasratnya.
Hemai belum mengetahui hal itu. Seandainya ia mengetahui kematian si tukang parkir ini, mungkin ia akan berusaha mendesak Yesmi untuk tidak menggunakan semua mantera yang ada dalam buku catatannya itu. Karena jika semua mantera dalam buku tersebut digunakan secara sembarangan maka akan berdampak sangat buruk bagi diri si pemakainya.
Sayang sekali, Hemai tidak bisa memberikan alasan yang jelas tentang larangannya itu. Ia memang sempat menghubungi telepon . di kamar yang dibooking Brandy dengan Yesmi. Ia memang sempat bicara kepada Yesmi melalui telepon tersebut.
"Jangan gunakan lagi mantera itu, Yesmi .Kau tidak berhak!"
"Nyatanya aku berhak kan" Buktinya aku bisa lebih cantik pada dirimu, kan?" Yesmi justru membuat Hemai menjadi sangat muak. Pikir Hemai, sia-sia saja mengingatkan Yesmi, karena teman sekampungnya itu memang tak mau kelihatan lebih rendah di mata Hemai. Yesmi ingin selalu lebih unggul dalam hal apa pun.
" "Sorry, aku nggak punya waktu buat ngobrol sama pegawai rendahan seperti kamu!" kata Yesmi tegas-tegas, dan telepon pun . ditutupnya. Pada saat itu ia segera mendesah dengan tawa cekikikan, karena pria tampan yang bersamanya sedang menciumi tengkuknya.
Yesmi menerima telepon sambil berdiri. Padahal saat itu ia hanya mengenakan pakaian dalam saja. Itu pun tinggal bagian bawahnya. Maka pantas saja Brandy bebas menciumi punggung mulus Yesmi dengan sesekali memberikan gigitan mesra yang mendebarkan hati perempuan itu. Tangan Brandy pun tidak tinggal diam. Keduanya meraba sekujur tubuh Yesmi, terutama meremas di sekitar dada ' seksinya dan merayap turun ke bawah.
"Oouh, Brandyyy...l" Yesmi mengeluh sambil berputar pelan-pelan. Ciuman Brandy mengelilingi lehernya, 'lalu turun ke bawah hingga menemukan gumpalan montok yang ujungnya menantang dalam kerumunan. Lidah ' pun menyapu ujung' bukit itu dengan nakal. Yesmi memekik nikmat.
Brandy menatap Yesmi yang memiliki kedua mata sayu itu. Senyum Brandy adalah senyum kebanggaan karena ia dapat memberikan kenikmatan yang membuat Yesmi merasa bahagia sekali.
"Auuuhh,. nikmat sekali, _Brandyyy...!!" erang Yesmi panjang dengan suara makin lama _ semakin mengecil. Ia biarkan bibir pria itu ' 'bermain nakal di sana. Ia puaskan hatinya untuk menikmati kemesraan yang dulu belum pernah didapatkan dari pria mana pun.
Yesmi pun memberikan reaksi serupa kepada Brandy. Pria itu dibaringkan di ranyang. dan mulailah ia menyusuri tubuh Brandy. Dari telapak kaki sampai ujung rambut Brandy, bibir dan lidah Yesmi menunjukan kebolehannya. Brandy mengerang dan menggeliat nikmat mendapat kemesraan sehangat itu.
Yesmi segera memeluk pria tampan yang masih terbaring terengah-engah itu. Pelukan Yesmi bukan saja pelukan hangat, tapi diiringi dengan kecupan dan lumatan bibir atas maupun bawah. Ayunan gelombang laut cinta dimainkan oleh Yesmi, sangat indah bagi Brandy. dan sangat nikmat buat Yesmi sendiri. Dengan gemulainya Yesmi melambungkan jiwa Brandy mendekati puncak kemesraan bers sama '
Entah berapa kali Yesmi sendiri berhasil mendaki puncak keindahan cintanya. Entah berapa lama mereka mengarungi samudera kemesraan dengan perahu cinta mereka. Yang jelas. esok harinya hotel itu dibuat gempar oleh hasil temuan seorang roomboy yang bermaksud membersihkan kamar-kamar hotel .la melihat kamar itu dalam keadaan pintunya sedikit terbuka. la menyangka kamar tersebut sudah tidak berpenghuni. .
"Tamunya sudah check-out 'kali. Sebaiknya kubersihkan sekalian kamar itu." pikir si roomboy yang bernama Ipang itu.
Namun alangkah terkejutnya hati Ipang, alangkah tersentaknya jantung roomboy muda itu, karena pada saat ia mendorong pintu kamar yang tak terkunci itu, matanya langsung menemukan seorang lelaki tanpa busana tergeletak di atas ranjang dalam keadaan robek dadanya. Darah yang disemburkan dari robekan dada itu memercik ke dinding putih, mengotori keadaan sekelilingnya. Namun darah tersebut telah sedikit lembab pertanda sudah agak lama berada di luar si pria yang telah tak bernyawa itu.
Gemparlah suasana hotel berbintang empat itu. Hampir setiap mulut pegawainya membicarakan kasus kematian pria tampan yang ternyata telah kehilangan jantungnya. Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui, dada pria tampan itu dirobek secara paksa, dengan sadis, dan tanpa menggunakan pisau atau alat bedah lainnya.
"Seperti ada sepasang tangan kekar berkuku tajam yang merobek dada korban dan menyentakkan ke kiri dan ke kanan Lalu jantung korban dirogohnya, dan diambil secara paksa. Entah untuk apa, itu tak jelas!" ujar seorang letnan yang memimpin pemeriksaan kasus kematian pria tampan di kamar lantai itu.
Hemai mendengar kabar mengerikan itu
dari apartemennya. la ditelepon teman sekerjanya, sesama resepsionis juga. Dan saat itu Hemai baru saja bangun dari tidurnya namun
masih malas turun dari ranjang karena masih menikmati hangatnya pelukan Eksan. ia langsung melompat turun dari ranjang hingga mengejutkan eksan, bahkan tak sadar akan dirinya yang belum mengenakan Selembar benang pun di tubuhnya
"Lantai tujuh"." Kamar nomor 433 '" ih' Bukankah kamar itu semalam diboking sama lelaki muda yang datang pakai Baby Benz hitam dan bernama... bernama... Brandy'
"Ya, benar. Tuan Brandy itulah yang tewas :! kamarnya dalam keadaan sangat mengerikan. Mai. Baby Bens hitamnya masih ada di tempat parkir Iiih. mengerikan sekali deh. Selain dadanya seperti dirobek dengan kekar dan tenaga yang kuat. jantungnya Juga hilang. Ada dua lubang disekitar leher dan bawah dagu. Sepertinya luka bolong akibat benda tajam menyerupai tanduk !"
"Oohh '!" Hemai tersentak semakin tegang"terus" lalu bagaimana dengan teman kencannya itu?"_
"gadis..."! Nggak ada gadis disini.ia sendirian di kamar itu dan... ooh. belum ada yang melapor kalau Tuan Brandy datang bersama gadis teman kencannya. Kau melihatnya
sendiri. ya Mai!?" "Hmm, eehh... iya sih. Memang" memang aku yang menerima kedatangan mereka kemarin sore."
"Kalau begitu. cepatlah kemari dan beri keterangan selengkapnya kepada pihak kepolisian, terutama tentang teman kencan korban. Kau yang melihat dan mengenali ciri-cirinya, jadi kau sendirilah yang bicara kepada pihak kepolisian di sini!"
"Celaka!" gumam Hemai dengan membelalak tegang. Terbayang wajah Yesmi yang sudah berubah menjadi secantik Madonna. Terpikir dalam benaknya. haruskah ia memberi kesaksian tentang Yesmi yang menyerupai Madonna itu" Apakah hal itu bukan berarti ia mencelakakan teman sekampungnya sendiri"
"Tapi apa benar Yesmi yang melakukan tindakan sesadis itu"! " gumamnya dengan lutut gemetar ".dan segera lari kepelukan Elsan yang telah bangun dalam keadaan memandangnya penuh rasa heran.
"Ada apa sih?" "Pembunuhan sadis. Pembunuhan di lanai tuiuh. ...!"
"Lalu. kenapa kau pucat pasi begitu?"
"Ka... karena aku... aku takut menjadi saksi atas kematian pria bermobil Baby Benz hitam itu. Ak... aku yang menerima kedatangan
mereka sewaktu mereka check-in sore kemarin. Aku melihat jelas dan mengenali teman kencannya yang" yang..."
"Kita ke sana deh. Kalau kamu nggak mau kesana nanti malah terlibat dan dicurigai ada main dengan pelakunya."
"Tapi aku nggak tahu siapa pelaku pembunuhan sadis itu. El. "
'Tapi kau melihat gadis itu, bukan?"
"Hmm. iiy... iya sih. Tapiii..." Hemai penuh keraguan. Haruskah ia berterus terang kepada Elsan tentang Yesmi" Bagaimana kalau Elsan sampai mendesaknya untuk menjelaskan asal-usul Yesmi" Haruskah ia ceritakan tentang perubahan gaib dari mantera kuno itu"
*** Menurut keterangan pihak kepolisian. kasus pembunuhan sadis yang membuat jantung korban hilang. sebenarnya telah terjadi dua kali pada hari-hari sebelumnya. Hanya saja. Hemai tidak mengikuti beritanya di koran-koran. Dua korban sebelumnya juga tewas secara menyedihkan. Mereka mengalami nasib malang di sebuah motel. dan satu lagi di sebuah villa. Kedua tempat itu memang di luar batas wilayah Jakarta.
ciri ciri aneh yang ditinggalkan dalam kasus pembunuhan sadis itu adalah ditemukannya lendir hijau di sekitar tempat korban dihabisi nyawanya. Lendir hijau itu menempel di beberapa tempat, seperti pada dinding. ranjang. lantai. sofa. meJa dan tempat-tempat lainnya. Selain itu, team medis dan pihak kepolisian selalu menemukan ceceran sperma korban, sehingga dapat dipastikan sebelum korban tewas. ia telah bercinta dulu dengan pasangan kencannya.
Jadi percuma saja Hemai menutupi kehadiran korban di hotel Itu bersama seorang gadis. la harus menjelaskan kesaksian tersebut. Tapi ia bisa berlagak tidak kenal dengan gadis teman kencan korban. Hemai hanya memberikan ciri-ciri gadis teman kencan korban yang menurutnya punya potongan tubuh dan kecantikan seperti Madonna. termasuk ukuran dadanya yang super wow... menurutnya.
Tapi diam-diam Hemai pun berpikir melacak di mana Yesmi sekarang berada. Ia ingin mendatangi Yesmi dan mengatakan bahwa Yesmi harus berani bertanggung jawab, jika benar tewasnya Brandy oleh kekejamannya sendiri. Setidaknya Yesmi harus memberi kesaksian tentang keadaan korban saat sebelum ditinggalkan. Hemai yakin. Yesmi telah meninggalkan Romansa Hotel pada pagi hari dan
kurang dihiraukan oleh petugas yang melihatnya. Sebab menurut hasil. pemeriksaan medis, Brandy diperkirakan tewas sekitar menjelang saat matahari menyingsing. Bisa saja Yesmi meninggalkan setelah matahari tampak membiaskan cahaya merahnya. jika benar pelakunya adalah Yesmi. Tapi jika bukan, Yesmi bisa saja meninggalkan hotel jauh sebelum matahari terbit.
"Kalau benar pelakunya .adalah Yesmi pasti ada sesuatu yang nggak beres pada dirinya. Mungkin sesuatu yang nggak beres itu ditimbulkan oleh efek sampingan dari mantera yang dipakainya," pikir Hemai yang sudah mulai bertugas di pagi itu.
Kesulitan Hemai adalah memperkirakan di mana Yesmi bertempat tinggal, terutama setelah berubah menjadi: secantik Madonna" Hemai tidak mempunyai gambaran sedikit pun, sebab ia tidak kenal dengan teman-teman Yesmi satu pun. Hemai hanya tahu bahWa Yesmi dulu pernah bekerja Tiara Billyard Centre. Tapi menurut keyakinannya, Yesmi pasti'sudah tidak bekerja lagi di sana setelah berubah menjadi cantik.
Menjelang Hemai off dari jam kerjanya. ia menerima telepon dari seseorang yang langsung menghubungi telepon hotel tersebut ia yakin, bukan telepon dari Elsan. Sebab
kekasihnya itu jika ingin menelepon _ langsung menghubungi handphone-nya.
"Hallo, Nona Hemaikah ini " suara seorang pria didengarnya cukup asing. Tapi sebagai resepsionis, Hemai tetap menjawab dengan sopan '
"Benar. Boleh saya tahu. saya bicara dengan siapa ini?"
"Hmmm sebentar. 'ada yang ingin bicara dengan Anda. Nona."
Hemai sempat berkerut dahi. Merasa aneh dengan telepon seperti itu. Mengapa orang yang ingin bicara dengannya harus meminjam suara orang lain"
"Mai...?" tegur sebuah suara wanita yang terdengar bergetar. Hemai langsung mengenali suara ini.


Rahasia Mantera Kuno di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yes.. ." Ada di mana kau. Yes"!" suara Hemai sendiri terkesan berbisik tegang.
"Ak... aku... aku ada di... di sebuah Wartel. Itu tadi... petugas Wartel yang kusuruh meneleponkan dirimu. sebab.. aku... sebab aku takut kalau kamu nggak ada, lalu suaraku... dikenali oleh temanmu dan... dan...."
"Hei. tenang dulu. Yes; "tenang. .Kau ada di daerah mana. ha?"
"..Ak. aku gugup sekali. Mai. Hmmm.. aku sekarang ada di sebuah penginapan kecil di...
di jalan menuju ke Bogor.". ".Astaga. "! Ada apa dengan dirimu sebenarnya.
"Mai, aku" aku butuh bantuanmu. Bisakah kau datang kemari?"
' "Hmm, ya... okey. Tolong sebutkan alamatnya dengan jelas, sekalian nomor telepon penginapan itu. " _ _
"Tapi sendirian, Mai" .Kau harus sendirian ya?" _ "Iya, aku mengerti maksudmu!" Sekalipun Hemai sudah sangat dikecewakan oleh tingkah Yesmi, namun masih punya tenggang rasa terhadap teman sekampungnya itu. Tak tega Hemai langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib tentang posisi Yesmi saat itu. ia ingin mencoba mendesak Yesmi, jika benar, Yesmi terlibat dalam pembunuhan itu, agar menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib dan mengakui segala perbuatannya. Untuk itulah akhirnya Hemai menemui Yesmi usai jam kerjanya. Tentu saja sebelum itu ia menghubungi Elsan lebih dulu dan menyebutkan arah tujuannya agar nanti pulangnya bisa dijemput Elsan. Yesmi langsung menangis dalam pelukan ' Hemai begitu bertemu di penginapan kecil itu. 'Tangis Yesmi adalah .tangis yang penuh rasa
takut dan kepanikan yang nyaris tak bisa dikendalikan. Tak seorang pun yang mengetahui keberadaan mereka berdua, sebab mereka berada dalam kamar sangat sederhana dengan pintu tertutup. Hemai berusaha membujuk Yesmi untuk meredakan tangisnya, sampai akhirnya mereka bisa bicara dengan lancar dan bersuara pelan.
"Coba jelaskan sejujur-jujurnya, Yes. Jelaskan pula apa yang kau lihat saat sebelum meninggalkan Brandy."
"Aku nggak tahu, Mai. Ak.. aku benar benar nggak tahu mengapa Brandy sampai mengalami nasib seperti itu. Kami bercinta sepuas-puasnya. Sampai tengah malam, kami masih mengulang kemesraan yang sama-sama kami sukai itu. Lalu" " Yesmi berhenti menarik napas untuk meredam tangisnya agar jangan berderai kembali.
"Lalu bagaimana?"
"Lalu-.. ketika kami ingin mengakhiri kemesraan kami, Brandy merasa heran melihat kepalaku seperti keluar tanduknya di kanan kiri. Pada saat itu aku merasa sekujur tubuhku bergetar, merinding. dingin dan keringatku mengucur deras. Dan dalam perutku seperti ada dorongan hawa yang membuatku menggeram."
"Brandy tidak meninggalkanmu?"
"Aku ada di atasnya. Tubuhnya tertindih tubuhku. Kududuki dia dengan tubuh semakin bergetar, sementara Brandy hanya terperangah tegang memandangiku. Masih kudengar kata-katanya yang menyebutku seperti iblis karena menurutnya kepalaku semakin bertanduk. Dan... dan itulah saat terakhir yang kuingat. Setelah itu aku nggak ingat apa-apa lagi. Pandangan mataku gelap, seperti ditutupi punggung yang berwarna hitam dan berlendir. -Aku juga nggak tahu, apa saja yang kulakukan."
"Setelah itu?".pancing Hemai, tak sabar menunggu Yesmi menarik napas lagi.
"Entah bagaimana, tahu-tahu aku menemukan diriku sudah terkapar di lantai dekat kamar mandi. Rupanya aku baru saja siuman dari pingsanku. Dan ketika kulihat tanganku, sudah berlumuran darah. Kulit tubuh Brandy tertinggal di sela-sela kuku jariku. Aku sangat terkejut melihat Brandy sudah tak bernyawa dengan mata terbelalak dan dada berlubang besar. Ak... aku... aku takut sekali, lalu segera membersihkan diri dan buru-buru meninggalkan hotel secara diam-diam."
"Ya, Tuhan... apa yang telah terjadi pada dirimu sebenarnya. Yesmi..." gumam Hemai dengan tertegun sedih. Yesmi menunduk dan mencucurkan air matanya lagi.
"Aku... mengalami peristiwa seperti itu.., sudah dua kali"
"Dua kali.. ."!!" sentak Hemai terkejut menatap Yesmi.
Anggukkan kepala Yesmi seperti tak berani memandang Hemai. Ada perasaan bersalah dan minder. Namun agaknya ia merasa, hanya kepada Hemailah semua ketegangan dan kecemasan batinnya berani diungkapkan secara gamblang.
"Yang pertama kualami... ketika aku kencan dengan Dorian. Kami bercinta di villa-nya, di Puncak Dan... kejadiannya persis seperti itu: Dorian kutemukan sudah tak bernyawa, dadanya rusak. Aku buru-buru melarikan diri dan menganggap peristiwa itu hanya pandangan semu saja."
"Menurut keterangan .pihak kepolisian, pembunuhan di villa adalah suatu kenyataan. Persis seperti yang dialami Brandy."
Suara Hemai berkesan datar, sepertinya ia bicara pada diri sendiri sambil merenung kosong. Yesmi menangis semakin ketakutan, tapi
Hemai diam saja, karena tak tahu harus bersikap bagaimana mengatasi problem misteri temannya itu.
"Kau menggunakan mantera 'Cahaya Dewi Pesona'. bukan?"
"Ya. memang kuakui... aku menggunakan mantera itu"
"Pasti ada yang nggak beres dalam melakukannya. Ada kesalahan yang fataL. Coba Ingat-Ingat. apa yang terjadi pada saat kau menggunakan mantera Itu?"
"Angin besar. cahaya ungu..."
"Ungu."!" "Iya. Ungu. Cahaya itu keluar dari dinding tempat bayanganku menghilang dan... dan ada asap bergulung-gulung membungkus tubuhku. Kata teman-teman asap ltu membentuk seperti bayangan mahluk aneh yang bertanduk. ia...ia...
"Jadi kau memandang bayangan yang ada di dinding"!"
"Iya. Habis di mana?"
"Salah!" sentak Hemai kesal bercampur tegang "Kalau bayangan di dinding yang kau pandang. mungkin dapat dipengaruhi kekuatan gaib lain, misalnya dimanfaatkan oleh roh Iblis yang menguasaimu, atau membantu tercapainya mantera gaib Itu. Tapi... tapi mungkin roh iblis itu menuntut apa setelah kau bercinta dengan pasanganmu. Upahnya adalah nyawa pasanganmu atau... atau jantung pasanganmu itu. Sebab dalam terjemahan aslinya yang ditulis almarhum Tuan Besar ada penjelasan yang berbunyi 'hanya ada satu tempat untuk
menatap bayangan, dan selain tempat itu adalah kepalsuan milik roh-roh alam kegelapan lainnya'. Nah. berarti bayanganmu itu dibentuk menjadi kecantikan tersendiri yang ujung ujungnya minta tumbal nyawa. Bisa nyawa pasanganmu. bisa nyawamu sendiri!"
Yesmi semakin gemetar ketakutan. Cemas sekali. Terlebih suasana saat itu mulai redup, sebentar lagi petang tiba, terasa lebih mencekam keadaan di sekeliling Yesmi. Ia mengaku seharian bersembunyi di situ tanpa makan kecuali hanya minum. la takut keluar dari kamar seolah-olah dibayang-bayangi oleh roh kedua lelaki yang tewas setelah puas bercinta dengannya.
"Ada baiknya kalau kau menyerahkan diri ke kantor polisi, Yes. Supaya tidak menjadi buronan kriminil." _ .
"Tidak Aku tidak mau!" serunya dengan menarik diri, mundur menjauhi Hemai. "Kalau aku sampai tertangkap polisi, akan kubongkar rahasia mantera kunomu itu! Akan kukatakan bahwa kaulah yang menyebarkan mantera kuno itu!"
"Dengar dulu penjelasanku, jangan ngotot" dulu.. .i" sentak Hemai dengan kesal sekali.
Tapi belum sempat Hemai melanjutkan ' kata-katanya, handphone di saku tasnya sudah berdering. Tak sangsi lagi, pasti datangnya dari Elsan.
Hemai langsung menyambutnya dengan mesra.
"Ya, sayang... ada apa?"
"Mai, aku akan segera menjemputmu. dan jangan pulang ke apartemen dulu."
"Lho, memangnya kenapa, Say...?"
"Ada kejadian yang mengerikan di apartemen kita. Kau pasti nggak tega melihatnya. "
. "Kejadian apa"!" desak Hemai mulai berkerut dahi. '
"Dua jam yang lalu, Satpam di apartemen ki-ta menemukan mayat seorang lelaki yang jebol dadanya dan hilang jantungnya."
"Hahh..."!"
"Lelaki itu adalah Bang Rahmat. "
"Astaga..."! Bang Rahmat yang menempati ruangan di samping tempat kita itu"!"
"Benar! Dia mati seperti korban pembunuhan di hotelmu itu. Menurut saksi mata. satu jam sebelumnya ada yang melihat seorang gadis cantik, diperkirakan seorang foto model.
keluar meninggalkan kamarnya Bang Rahmat dengan terburu-buru...."
"Ya, Tuhan...!" sambil Hemai terperangah tegang, matanya menatap Yesmi tajam sekali. Selesai bicara dengan Elsan, Hemai langsung bertanya dengan nada menuduh.
"Kau tidak langsung kemari, bukan" Dari hotel kau langsung ke apartemen dan bertemu dengan Bang Rahmat. bukan"!"
"Bang Rahmat siapa maksudmu"!"
"Ada korban lagi. Sama seperti yang dialami BrandY'"
"Itu bukan aku!"
"Lalu siapa"!"
"Pasti" pasti Nurmita atau... atau yang lainnya."
Hemai terbengong kaget. "Ya, ampuun" jadi bukan hanya kau sendiri yang mempelajari mantera itu"!"
"Bukan. Bukan aku sendiri. Mereka juga mempelajarinya!"
"Mereka..."! Mereka siapa"!"
"Orang-'orang yang tinggal dalam mess, para pegawainya Tante Tia. Termasuk juga Tante Tia sendiri."
"Astaga" ."!" Hemai mendelik dengan jantung berdetak-detak. Sama sekali tak didugaduga olehnya. bahwa ternyata bukan Yesmi
sendiri yang mempelajari mantera kuno secara salah. Ternyata lebih dari lima orang yang menggunakan mantera itu. Berarti lebih dari lima iblis yang akan bergentayangan mencari tumbal nyawa pria kesepian. Hemai sempat gemetar karena tak tahu harus berbuat apalagi! sudah begitu adanya"!
Langkah awal yang ditemukan Hemai dalam renungan panjangnya adalah menarik kembali buku catatan mantera kuno itu dari tangan Tante Tia. la mendesak Yesmi dan setelah mendapat penjelasan bahayanya mantera itu. Yesmi pun setuju. Ia akan memaksa Tante Tia dengan cara apa pun untuk menarik kembali buku tersebut. Maka. di awal petang,
Dua wanita cantik yang memukau hati kaum lelaki itu pergi meninggalkan penginapan kecil tersebut. _
"Sayang, kamu nggak usah ke penginapan, aku udah keluar bersama Yesmi. Kamu tunggu aku aja di Tiara Billyard Centre. ya?" _
"Ngapain kamu ke sana?"
"Ada sesuatu yang harus kuambil dari mantan bossnya Yesmi. Pokoknya kamu tunggu
di sana deh kalau aku belum sampai nanti."
Taksi yang digunakan kedua wanita cantik itu harus melewati rumah Tante Tia kalau mau menuju ke Billyard Centre. Jalur itu adalah jalur tercepat dan terhindar dari kemacetan.
sangat kebetulan sekali hal itu, karena Yesmi akan menengok dulu apakah Tante Tia ada di rumah atau di tempat billyar.
"Astaga"! Ada apa tuh" Kok penuh orang"!" Yesmi terkejut melihat rumah Tante Tia penuh orang, terutama di bagian meSS.
Perasaan Yesmi semakin tak enak, muncul kecurigaan yang menakutkan. Tapi ia memaksa untuk berhenti dan turun di situ. Hemai pun akhirnya mengikuti keinginan Yesmi.
"Riska... ada apa nih"!" seru Yesmi saat melihat Riska yang tampak habis menangis itu. Riska masih belum menggunakan mantera apa pun, karena daya ingatnya lemah, sehingga tidak bisa cepat menghapal satu kalimat mantera pun.
_ "Yesmi... oooh, celaka! Mantera itu bikin celaka teman-teman kita, Yesmi !" Riska menangis lagi. Hemai menjadi semakin tegang mendengar katakata tersebut. Ia yakin. pasti telah terjadi musibah maut yang ditimbulkan ' akibat salah mantera.
"Apa yang terjadi, Riska..."! Katakan apa yang terjadi?" desak Yesmi mulai panik.
"Mbak Renna... Mbak Renna mati terbakar!" ,
"Hahh..."!" Yesmi dan Hemai bersamaan memekik dengan mata mereka semakin mendelik.
Mbak Renna tewas terbakar karena menggunakan mantera kesepuluh, yaitu mantera 'Api Cinta Membara'. Sangkanya, mantera itu untuk membangkitkan gairah cintanya agar tidak menjadi wanita frigid. Tapi ternyata malah membuat Mbak Renna menjadi wanita yang
super panas. yaitu terbakar sinar matahari .Mantera itu bukan hanya harus dilakukan sambil melihat cahaya matahari dan menahan napas di perut saja, tapi juga harus dengan mengangkat kaki kanannya sehingga hanya satu kaki yang menapak ke tanah.
"Mantera itu bukan mantera untuk bercinta. Mantera itu digunakan Ratu Zafirthia untuk menarik daya panas dan menyemburkan lewat mulutnya. untuk membakar puluhan lawan yang menghadangnya!"
"Ya. ampuun..."! Kenapa nggak kau tulis "juga keterangan itu dalam bukumu"!" kata Yesmi sambil terbengong sedih.
"Karena aku nggak tahu kalau bukuku _ mau kau curi!" tegas Hemai dengan nada ketus karena menyimpan kemarahan dalam hatinya.
"Jika kedua kaki menapak ke bumi. maka panas api yang terserap dari sinar matahari akan langsung membakar sekujur tubuh kita, sebab tidak ada bagian bawah yang menggantung jauh dari bumi!" lanjut Hemai dalam penjelasannya.
Penjelasan tersebut kurang diperhatikan Yesmi. karena di rumah Tante Tia pun tampak punya kesibukan tersendiri yang sama sama
menegangkan. Riska menjelaskan bahwa musibah itu juga dialami oleh Tante Tia di rumah Zus Fellin.
?"Ya, Tuhan..."! Kenapa jadi begini akhirnya"!" gumam Hemai dengan sangat sedih.
Rupanya Tante Tia juga ingin mencoba mantera yang kesepuluh itu. Ia melakukannya di rumah Zus Fellin dengan tujuan yang sama pengertiannya dengan Mbak Renna. Karena sejak ia' mengalami kejadian misterius yang menewaskan tukang parkir itu, ia merasa kehilangan gairah asmara. Tubuhnya selalu menyebarkan bau amis memuakkan, yang menurut Zus Fellin seperti bau ular. Tante Tia tidak tahu bahwa dirinya telah berubah menjadi seekor ular besar yang memangsa korban nyawa si tukang parkir, karena saat menggunakan , mantera 'Cahaya Dewi Pesona' ia mengarahkan bayangannya pada pintu kayu jati. Dan iblis yang membantunya mencapai perwujudan mantera itu adalah iblis berbentuk ular besar. Keadaan Tante Tia berubah kembali sebagai manusia setelah sang iblis merasa memperoleh apa yang diinginkan dari korbannya.
Pada waktu Tante Tia mencoba mantera yang kesepuluh itulah tubuhnya tiba-tiba seperti tersambar api. Perutnya meletus dan menyemburkan kobaran api yang tak dapat dipadamkan lagi. sehingga perempuan malang itu pun akhirnya tewas dalam keadaan hangus. Jenazahnya baru saja tiba di rumah, setengah jam yang lalu.
Sementara itu Mbak Puji yang baru datang dari tempat biilyar segera menemui Yesmi .Mbak Puji dan beberapa orang lainnya sempat membuka tempat billyar tersebut. Tapi begitu mendapat telepon tentang kematian Mbak Renna dan Tante Tia, maka tempat billyar itu pun segera ditutup dan ia_ buru-buru datang ke mess. Rupanya kedatangan Mbak Puji yang belum menggunakan mantera apa pun itu membawa kabar sendiri buat Yesmi.
"Tadi ada cowok ganteng pakai mobil BMW datang ke sana mencari yang namanya Hemai atau Yesmi. Kubilang..."
"Oh, itu pasti si Elsan" sahut Hemai.
"Terus, sekarang di mana pria tampan itu, Mbak?"
"itulah yang ingin kukatakan padamu.... Dia bertemu Nurmita entah ngobrol apa dengan Nurmita. tahu-tahu pergi berdua!"
"Gawat! Aduuh, gawat sekali kalau begini!" Yesmi menjadi sangat panik. Hemai ikut ikutan panik walaupun tak mengerti maksud kepanikan Yesmi.
"Kenapa kau bilang gawat"!"
"Nurmita juga menggunakan mantera 'Cahaya Dewi Pesona', dan cara yang digunakan
adalah sama dengan cara yang kupakai! Elsan pasti terbius olehnya, dan mereka pasti sedang mencari tempat untuk kencan."
"Mati aku!" sentak Hemai. "Ia harus segera kutelepon!"
Hemai segera menghubungi handphonenya Elsan. Tapi tak pernah bisa tersambung. Handphone itu agaknya sengaja dimatikan supaya tidak bisa dihubungi oleh siapa pun, dan kemesraannya tidak akan terganggu oleh dering handphone. Hemat jadi kelabakan. Panik sekali.
"Aku harus pulang! Aku pulang sekarang juga, Yes!"
"Mai, aku ikut!"
'Tidak! Kau tetap di sini, dan biarkan kuatasi sendiri semua masalah ini!" sambil Hemai terengah-engah. lalu. ia mencari taksi' dan buru buru meluncur pulang ke apartemennya. . .
Suasana di apartemen memang sedang ramai karena kasus kematian Bang Rahmat itu. Tapi Hemai tak pedulikan satu pun dari mereka. Ia buru-buru masuk ke kamarnya.dan kunci pintu. Lalu bergegas ke kamar mandi. Selembar plavon kamar mandi dibongkarnya dengan kasar. Rupanya ia ingin mengambil buku terjemahan mantera asli tulisan almarhum Profesor Soma. _
Di akhir catatan sang profesor tertulis kata-kata yang merupakan terjemahan akhir dari manuscript kuno itu. __
"Seluruh kekuatan mantera akan hilang dan kembali ke asal. apabila seseorang membacakan mantera ketiga belas ini sambil menghisap darahnya sendiri...."
Agaknya Hemai tidak punya pilihan lain.
kecuali harus menghancurkan kekuatan mantera yang sudah telanjur berpengaruh pada diri Yesmi dan teman-temannya, termasuk pada dirinya sendiri. Tanpa menghancurkan kekuatan mantera tersebut. maka Elsan akan menjadi korban seperti Brandy atau Dorian, atau pula seperti korban lainnya. Risikonya, kekuatan mantera yang dimiliki Hemai pun akan hancur dan ia akan kembali menjadi ke wujud aslinya.
"Persetan dengan diriku!" geram Hemai sambil mulai menitikkan air mata. Lalu ia mengambil sebilah silet cukur. Digoreskan silat itu pada ujung jarinya. Crasss.. .! Darah pun mengucur. Hemai segera menghisap darah itu. Matanya terpejam dan mengucapkan katakata mantera ketiga belas dalam hati. Mantera itu sudah dihapalkan jauh-jauh hari sebelumnya, sama seperti mantera-mantera lainnya.
Maka ketika bacaan mantera itu sudah diulang tiga kali sambil menghisap darahnya sendiri, tiba-tiba sekujur tubuhnya merasa dingin "hingga menggigil. Kepalanya terasa pening dan penglihatannya menjadi gelap pekat.
Untung peristiwa itu terjadi tidak lebih dari ' satu menit. Setelah itu penglihatan menjadi normal kembali. Hemai menangis semakin pilu, karena ia melihat bayangan dirinya di cermin, sudah kembali seperti wujud aslinya. Sudah bukan cantik lagi dan bukan berkulit kuning langsat. melainkan berkulit hitam dan bertubuh kurus. _
Peristiwa yang sama 'dialami pula oleh Yesmi dan yang lainnya, termasuk Nurmita yang sedang berada di dalam mobilnya Elsan. Tentu saja Elsan sangat terkejut dan segera sadar dari pengaruh magis yang memikatnya tadi. Nurmita menjadi sangat malu dan sedih sekali, akhirnya ia minta diturunkan di tengah jalan. Lalu pulang ke mess sambil menangis sepanjang perjalanannya.
Ketika Elsan tiba di apartemen, ternyata Hemai sudah tidak ada di tempat. Yang ada hanya selembar kertas pesan yang berbunyl:
"SAYANG, AKU PERGI DULU BEBERAPA HARI. INI KULAKUKAN DEMI KESELAMATANMU. NURMITA YANG KAU BAWA PERGI DARI TIARA BILLYAR ITU ADALAH PERWUJUDAN
KEKUATAN MANTERA KUNO. AKU HARUS MENEBUSNYA KARENA TELAH MENGHANCURKAN MANTRA ITU. KUTEBUS DENGAN BERPUASA SELAMA 40 HARI. MUDAH-MUDAHAN KELAK KITA BISA BERTEMU LAGI. TAPI TIDAK HARUS MALAM INI. _ SELAMAT BOBO SAYANGKU. DARI YANG MASIH MENCINTAIMU : HEMAI."
Elsan tertegun bengong mendekam duka dan kebingungannya. Namun cinta yang sudah bersemi di dalam hatinya, tetap menunggu kembalinya Hemai. Sampai kapan pun Elsam bertekad untuk menunggu kedatangan Hemai, yang kelak akan segera dinikahinya.
Dua bulan kemudian, Hemai datang lagi. Elsam masih menempati apartemen itu. Tapi ia merasa asing melihat kehadiran gadis cantik yang punya kemiripan dengan Lady D dari Inggris. Persis sekali. Elsam hanya bisa tertegun bengong, sementara gadis yang'persis sekali dengan mendiang Lady Diana itu juga tertegun bengong. Ia tak tahu bagaimana harus mengawali pengakuannya, bahwa dirinya adalah Hemai yang baru.
"Akhirnya aku harus jelaskan rahasia mantera ini untuk menerima kepastian darinya; tetap mencintaiku atau pergi selamanya."
Hanya itu yang terucap di hati Hemai.
' SELESAI . Naga Dari Selatan 17 Lima Sekawan 20 Di Pulau Seram Iblis Sungai Telaga 13
^