Pencarian

Tamu Dari Gurun Pasir 6

Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa Bagian 6


hendak membuka mulut, mendadak dari jauh
kedengaran suara orang berseru memanggil namanya
"Giok-jie, Giok-jie..."
Cu Giok Im lantas berkata dengan perasaan
mendongkol: "Aku juga sudah tahu kau siapa. Sekarang suhu panggil aku, tidak ada waktu lagi untukku bicara banyak2 dengan kau. Ada satu hari aku nanti akan cari kau untuk membuat perhitungan"
Setelah berkata demikian, lalu nona ini memutar
tubuh, lari menghampiri suhunya.
Henghay Kow-Ioan mendelikkan mata, iapun lantas
berkata: "Ketika untuk pertama kali aku melihat kau, aku lantas menaruh curiga. Tapi karena wajahmu lain, aku tidak berani menanya. Sekarang aku baru ingat, kau memakai kedok kulit manusia, bukan" Hmm! Kau cuma 494
bisa cari kesenangan sendiri, lantas tidak perdulikan orang lain lagi..."
Sehabis berkata demikian, nona ini lantas balik
badan, ber-pura2 seperti orang mengambul.
Oleh karena memikir bahwa rahasianya telah
terbuka Lim Tiang Hong merasa malu untuk berlagak gila lagi maka ia lantas maju menghampiri nona itu, sambil menepuk pundak si nona ia berkata "Oleh karena
keadaan sangat mendesak, aku tidak boleh
memberitahukan pada siapa juga penyamaranku. Tidak nyana aku telah membuat kau merasa tidak enak, dalam hal ini aku minta maaf banyak2 padamu"
"Hmm! Apa kiramu cukup cuma dengan satu
perkataan minta maaf saja" Untukmu aku sudah mencari ubek2an. Ketika kudengar berita tentang kematianmu, aku lantas datang menjenguk kerumah Heng-lim Cu-loan dikota Kim-leng. Itu budak hina yang bernama Yan-jie bukan saja tidak mau memberitahukan terus terang
padaku, sebaliknya malah menanya melit sekali padaku.
Asal-usulku dan lain2nya. Coba kau pikir sendiri, itu membikin aku mendongkol atau tidak?"
495 Mendengar uraian nona itu, Lim Tiang Hong tidak
bisa berbuat lain kecuali minta maaf banyak, dan Heng-hny Kow-Ioan rupanya juga dengan apa boleh buat
terima baik permintaan Liin Tiang Hong. Dan ia lalu menanya: "Sekarang kau mau pergi kemana?"
Lim Tiang Hong setelah memikir sejenak, lalu
menjawab: "Aku pikir tetap pergi ke Kang-lam dulu.
Kesana aku mau mencari itu orang yang mengaku dirinya bernama Lim Tiang Hong. Menurut dugaanku, semua
kejadian yang sudah lalu itu boleh jadi adalah
perbuatannya Im-san Mo-lie. Dan sekarang yang
menggunakan namaku, barangkali dia juga. Nanti setelah aku bertemu dengan dia, daripadanya pasti akan bisa kuambil banyak keterangan. Dan kau, kalau tidak ada urusan lain, sukakah kita pergi ber-sama2?"
Henghay Kow-loan mendadak berobah merah
padamu pipinya. ia merasa jengah atas ajakan si anak muda, sambil geleng2 kepala ia menjawab: "Ketika
kudengar berita kematianmu, aku merasa sedih sekali.
Kala itu aku pikir, setelah menuntut balas untukmu, lalu.... Aaah! Sekarang ini tidak berani aku pikirkan lagi, dan aku harus balik kegunung buat menemui suhuku"
496 "Siapa suhumu?"
"Heng-thian It-ouw"
"Ha"!...."
"Apa kau kenal dia si orang tua?"
"Bukan begitu maksudku"
Setelah itu, Lin Tiang Hong lalu menceritakan
bagaimana halnya, suhunya sendiri, si orang tua
penyipta, menyuruhnya menyampaikan surat kepada
orang yang bergelar Heng-thian It-ouw itu.
Ketika mendengar keterangan Lim Tiang Hong,
Henghay Kow-loan lantas berkata sanbil kerutkan
alisnya: "Sebaiknya kau jangan pergi. Suhu adatnya kukoay sekali. Surat itu berikan sajalah padaku, nanti akan kusampaikan pada suhu. Bolehkah?"
Lim Tiang Heng meng-geleng2kan kepala, ia lekas
menjawab: "Mana ada aturan seperti itu" Suhu wanti2
memesanku, biar bagaimana aku yang diharuskan
menyampaikan sendiri surat ini padanya"
Henghay Kow-loan tidak berkata apa2 lagi. Ia
hanya menghela napas, bersenyum dan kemudian
menggerakkan kakinya, dengan cepat meninggalkan Lim Tiang Hong.
497 Lim Tiang Hong setelah memikir sudah selesai
dengan urusan kedua nona itu, rupa2 pikiran lantas timbul dalam otaknya. la sama sekali tidak pernah menduga bahwa ia yang belum lama muncul dalam
dunia Kang-ouw, disamping menemui kejadian2 yang
selalu membikin pikirannya mumat, tetapi mendapat banyak kawan yang semuanyanya baik sekali
memperlakukannya. Dari tingkatan tua, ada terdapat si Pengemis Mata Satu, Sin-swan Cu-kat, Hui Hui Taysu dan lain2nya, sedang dari angkatan muda adalah Henghay Kow-loan, Cu Giok Im dan Tan Yan-jie.
Disamping kesemuanya itu. masih ada pula
orang2nya Hong-hong-tie, yang meskipun ia belum
mengetahui benar maksud dan hati mereka mau
perlakukan baik padanya. tetapi ia percaya penuh bahwa orang2 seperti mereka itu tidak ada mengandung
maksud jahat. Ia mengawasi berlalunya Henghay Kow-loan sampai
tidak kelihatan bayangannya, baru berlalu meninggalkan tempat tersebut, ia sudah bertujuan satu, pergi ke Kang-lam.
498 Karena ingin sampai ketempat tujuan lebih cepat, ia sengaja mencari jalanan yang kecil dan sepi untuk memotong jalan.
Berjalan sudah kira2 sebjam lamanya, dalam
sebuah rimba raya tiba2 ia melihat berkelebatnya
bayangan seseorang. Ia yang memiliki daya penglihatan amat tajam, meski hanya sepintas lalu saja melihat tegas dapat dibayangkan pengawakan orang itu, yang banyak mirip dengan bentuk tubuh Im-san Mo-lie.
Ia lalu gerakan kakinya. dengan menggunakan ilmu
It.-shia Cian-lie, ilmu kebanggaannya, badannya lantas melesat jauh memasuki rimba.
Baru saja sampai ia didalam rimba, mendadak
mendapat sambutan berupa bentakan keras, dan
serangan angin keraspun segera menyusul menyambar badannya.
Karena pada kala itu badannya sedang bergerak
meluncur turun, dalam keadaan tidak men-jaga2 pula, tidak ada kesempatan lagi baginya untuk mengelak
serangan menggelap tersebut, maka ia lantas
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya.
Dengan badan masih terapung tinggi ditengah udara, 499
tangannya diayun menyambut serangan orang tadi,
kemudian badannya lantas meluncur turun dengan cepat.
Ketika tadi mengadu kekuatan, tangannya merasa
agak kesemutan, sementara itu telinganya mendengar suara jeritan dan orang yang menyerangnya secara
membokong tadi sudah dibikin terpental dan jatuh
ditempat sejauh tiga tombak dari situ.
Ketika ia turun lagi ketanah, segera ia mengetahui bahwa orang yang menyerangnya tadi benar adalah Im-san Mo-lie yang pada kala itu sedang mengawasinya dengan kaget dan ke-heran2an.
Mengingat kejadian2 dimasa lampau, marahnya Lim
Tiang Hong tentu seketika dapat timbul. Begitulah memang betul halnya dengan pemuda ini. Seketika ia lantas menjadi gusar, lantas ia berseru keras: "Manusia berhati binatang! Sungguh bagus perbuatanmu yah"
Membarengi kata2nya, iapun lalu maju
menghampiri, bergerak dengan kecepatan kilat untuk kemudian menggunakan tipu serangan Kim-liong Pat-jiauw menyambar pergelangan tangan Im-san Mo-lie.
Sedang tangan kirinya menyusul serangan tangan kanan, meluncur kearah dada lawannya.
500 -odw-smhno- Jilid Ke 6 Im-san Mo-lie sendiri sebetulnya adalah seorang
wanita yang memiliki kepandaian sangat tinggi. Akan tetapi karena gerakan Lim Tiang Hong yang aneh2,
datangnyapun tidak ter-duga2, ditambah lagi karena ia belum mengenal Lim Tiaag Hong yang masih
mengenakah topengnya berupa orang buruk, maka
ketika itu boleh dikata jiwanya Im-san Mo-lie sudah sangat terancam, bagai telur di ujung tanduk. Apabila saja serangan itu mengenai sasarannya dengan telak, sekalipun sepuluh Im-san Mo-lie sudah pasti akan binasa seketika!
Akan tetapi selagi tangan Lim Tiang Hong baru mau menempel dikulit lawan, dalam otaknya tiba2 berkelebat satu bayangan orang. Orang itu adalah Lok-hee Hujin, yang berada di dalam lembah Loan-phiauw-kok. Itu
wanita cantik yang mengaku dirinya adalah ibu Lim Tiang Hong.
Karena wajah lm-San Mo-lie yang dihadapinya
sekarang ini begitu mirip benar dengan ibunya, maka 501
seketika lembutlah hati pemuda ini. Kekuatan dalam serangan tangannya terpaksa ditariknya kembali.
Justru pada saat demikian Im-san Mo-lie sudah dapat melepaskan diri dari cengkeraman Lim Tiang Hong, dengan cepat pula ia telah lari meninggalkan pemuda itu keluar rimba.
Bersamaan pada detik itu, di belakang badannya
Lim Tiang Hong sudah terdengar suara geramnya
beberapa orang, disusul dengan sambaran angin kuat dari beberapa puluh tangan.
Lim Tiang Hong lalu menggunakan ilmu Sam-sam
Po-hoat yang dipelajari dari si gadis binal. Dengan jalan berputaran, ia sebentar telah berhasil menghindarkan serangan menggelap orang2
Selanjutnya lalu ia menegasi, ada sepuluh orang
laki2 lebih, kesemuanya beroman bengis yang sedang berdiri ber-deret2 dihadapannya sambil mengawasi terus padanya dengan sorot mata bengis pula
Dengan sikap dan suara ketus Lim Tiang Hong lalu
berkala, ditujukan kepada orang2 di hadapannya itu:
"Menyerang secara membokong bukanlah perbuatan
502 orang laki2. Kalian ini kalau begitu bukan orang dari golongan orang baik2"
Salah seorang diantara sepuluh lebih orang laki2
itu, orang yang berbadan pendek dengan matanya yang sipit lantas membentak Lim Tiang Hong: "Kau sebetulnya siapa! Kau kenapa ber-ulang2 kali bermusuhan terus dengan orang2nya Thian-cu-kauw" Hmm hmmm! Tahukan kau bahwa pendirian kami orang2 Thian-cu-kauw selamanya memperhitungkan segala rekening terhadap orang2 yang berani nyenggol perkumpulan kami,
sedikitpun tidak akan diberi ampun"
Lim Tiang Hong. begitu mendengar disebutnya
nama Thian-cu-kauw dan nama itu lantas dihubungkan dengan Im-san Mo-lie ini lagi, ia mengenangkan setiap kejadian masa lampau. Apakah mungkin semua
perbuatan itu hasil dari kerjaan orang2 Thian-cu-kauw".
Memikirkan semua kejadian itu, darahnya mendidih
seketika. Sambil perdengarkan ketawa ewa, ia berkata:
"Kejahatan kalian orang2 Thian-cu-kauw sudah lama tersiar dalam kalangan Kang-ouw. Hari ini, kalau ada seorang saja yang mampu lolos diantata kalian dari sini, 503
hitung2 aku sudh terjungkal dalam tanganmu.
Bagaimana?" Sehabis berkata, mendadak ia maju, tangannya
menyambar pergelangan tangan orang pendek hitam itu.
Orang yang tiba2 diserang Lim Tiang Hong itu,
adalah salah seorang dari banyak orang2 kuatnya Thiau-cu-kauw. Ketika melihat badan Lim Tiang Hong bergerak, ia juga lantas perdengarkan geramannya, tangannya berbareng melancarkan serangan
Akan tetapi gerak tipu Kim-liong Pat-jiauw seperti telah dikenal banyak orang, adalah gerak tipu yang aneh luar biasa, tidak sembarang orang mampu
menghindarkan diri dari serangan tersebut.
Begitu pula halnya dengan si orang pendek tadi,
sebentar dirasakan tangannya tersambar untuk dilain saat merasakan badannya ter-apung2 di tengah udara.
Kiranya ia tidak dapat bertahan, seluruh badannya melesat setinggi tiga tombak dan ketika balik lagi ke bumi, justru jatuhnya menancap di cabang sebuah pohon besar yang kebetulan menonjol keatas. Cabang pohon ini terus menusuk badan si orang pendek seperti satai.
Orang pendek sebentar kedengaran berteriak-teriak 504
keras, tapi tak lama, tidak ada suaranya sedikitpun yang bisa dikeluarkan lagi, karena jiwanya telah melayang.
Kejadian yang hanya memakan waktu segebrakan
itu telah memibikin kuncup nyalinya orang2 Thian-cu-kauw.
Akan tetapi, sekalipun ada contoh menakutkan
demikian, apabila orang sudah kebiasaan berlaku ganas, rupanya belum merasa puas jika belum dapat
melampiaskan napsu membunuhnya. Semuanya lalu
pada maju serentak dengan maksud mengeroyok,
menggunakan tenaga orang lebih banyak menerjang Lim Tiang Hong.
Tetapi Lim Tiang Hong dengan beberapa kali
gerakan yang gesit dan lincah sudah berhasil melepaskan diri dari kepungan mereka, dan kemudian berdiri di samping seperti tidak sedang menghadapi kejadian
apapun. Kawanan penjahat itu setelah mengetahui serta
sadar tidak berhasil mengurung lawannya, rupanya
tambah penasaran. Selagi beramai-ramai kembali hendak maju lagi, tiba2 terdengar suara janggal aneh dari dalam rimba yang kemudian disusul oleh suara perkataan
505 orang, sebagai berikut: "Tuan berani bermusuhan
dengan Thian-cu-kauw sudah tahu betul kalau Thian-cu-kauw sudah tidak mempunyai orang yang mampu
melawanmu?" Ketika Lim Tiang Hong dongakkan kepala melihat,
entah sejak kapan disitu telah kedapatan dua manusia.
Seorang diantaranya adalah seorang laki2 beralis tebal dengan matanya yang sebesar jengkol seperti melotot terus serta pakaiannya serba biru. Sedangkan yang satunya lagi adalah sedang berwajah putih bersih dengan alisnya yang lentik seperti wanita. Yang terang dari keduanya dapat dilihat sikap mereka yang yang sangat memuakkan.
Satu antaranya segera menegur Lim Tiang Hong:
"Kau, sebenarnya siapa" lekas beritahukan namamu!"
Lim Tiang Hong mengawasi kedua orang yang baru
datang ini sejenak, lalu menjawab ketus: "Siapa adanya tuan mudamu tidak usah kalian perdulikan. Tuan2 adalah orang2 yang mempunyai kedudukan dalam Thian-cu-kauw, bukan?"
Laki2 berwajah pulih terang itu lantas berkata:
"Bocah, matamu ternyata cukup tajam. Kau menebak jitu 506
sekali. Adakah kau tahu juga kalau kami adalah Hiat-kiong Tancu si tangan ganas Ka-na dan Hwee-hay Tancu Cui Hoa Cun Cia?"
Lim Tiang Hong memperlihatkan senyuman "Masih
belum cukup pantas!" katanya sambil gelengkan kepala
"Menurut perhitunganku, sedikitnya sudah lebih dari empat Tancu yang kini sudah menjadi setan
gentayangan dalam panggilan kepalanku. Hari ini boleh jadi jugalah kalian pergi mengikuti jejak mereka
menghadap Giam-lo-ong?"
Ucapan Lim Tiang Hong itu bisa membuat meledak
dada orang yang mendengarnya. Si tangan ganas Ka-na dengan sorot mata buas menatap mata pemuda di
hadapannya. Tangannya yang sebesar kipas terulur
untuk terus dihantamkan ke bagian dada Lim Tiang
Hong. Tetapi dengan caranya yang gesit sekali Lim Tiang Hong telah berkelit sambil menggeser kakinya.
Tiba2 dari jauh saat itu tetdeagar suara orang
berseru: "Kawanan iblis! Kalian sungguh telengas".
Berbareng dengan ditutupnya kata2 tadi, tiga
bayangan orang tahu2 sudah berdiri di-tengah2
507 kalangan. Seorang diantara mereka adalah seorang imam tua berusiak kira2 enam puluh tahun. Yang lain adalah seorang laki2 muda dan seorang wanita muda pula.
Si imam dengan mata mendelik dan wajah gusar,
sesampainya ketengah kalangan segera menerjang ke arah Ka-na dan Cui-hoa Cun-cia dua Tancu tanpa
mengucapkan apa2. Imam ini rupanya menggunakan
sekuat tenaganya yang ada padanya, menghajar kedua Tancu Thian-cu-kauw.
Buktinya, kedua Tancu Thian-im-kauw yang
diserang secara mendadak itu kedua2nya lantas
menggeram, dengan berbareng menyambuti serangan
tadi. Ketika itu lalu terdengar suara benturan amat nyaring, ke-tiga2nya pada mundur tiga kaki.
Imam tua itu sekaligus menghadapi dua orang kuat, dan ternyata tidak kelihatan muka kedernya, dapatlah diduga bahwa ia tentulah mempunyai kekuatan cukup berarti.
Setelah masing2 mundur tiga kaki dan pada maju
lagi, imam itu sudah melancarkan serangan hebatnya lagi, terus menghajar kedua Tancu tersebut.
508 Si tangan ganas Ka-na dan Ciu-hoa Cun-cia yang
berkedudukan sebagai Tancu Thian-cu-kauw sudah
dengan sendirinya pula mempunyai kepandaian cukup tinggi. Meskipun dihujani serangan hebat2 oleh
lawannya, mereka kelihaian tidak jadi gugup. Malahan dengan kepandaiannya masing2 serangan hebat dibalas pula dengan serangan dahsyat.
Sepasang muda mudi yang datang bersama si imam
tua tadi, kala itu sudah pada menghunus pedang
masing2, lalu keduanya menerjang kawan2an orang
Thian-cu-kauw. Serangan pedang mereka ternyata cukup
berpengaruh kehebatannya. Begitu bergerak saja mereka telah berhasil menamatkan dua jiwa manusia. Sisa
kawanan orang2 Thian-cu-kauw itu kesemuanya pada
mengeluarkan geraman hebat, lantas maju mengeroyok.
Mereka begitu datang lantas bertempur secara
mati2an. Ini dapat dilihat oleh Lim Tiang Hong yang merasa heran ia berdiri di samping tanpa ada orang yang menghiraukannya.
Dari gerakannya dua muda mudi itu, Lim Tiang
Hong dapat menebak bahwa ilmu pedang yang mereka
509 gunakan adalah ilmu pedang Yu-liong Kiam-hoat dari Kun-lun-pay.
Sebaliknya dengan imam tua itu, tipu serangan
yang dikeluarkan semuanya adalah ilmu Khong-tong-pay.
Enam partai golongan Hian-bun memang sudah
diketahui Lim Tiang Hong bermusuhan dengan Thian-cu-kauw. Meskipun ia sendiri terhadap kawanan imam tidak berkesan baik, akan tetapi antara golongan baik dan golongan tersesat, sudah tentu ia cenderung kepada orang2 enam partai golongan Hian-bun ini.
Pada waktu itu tiba2 telinganya mendengar suara
benturan keras. Matanya dapat melihat sitangan ganas Ka-na yang badannya tinggi tegap sudah mengadu
kekuatan dua kali lagi dengan si imam tua tadi.
Karena pada waktu beradunya kedua kekuatan itu
tampak sama kuat, si Tangan Ganas Ka-na ter-huyung2
mundur sampai tiga tindak. Akan tetapi, dipihak si imam tua, terlihat hanya bergoyang badannya sejenak. Dalam saat2 demikian, Cun-cia sudah menyerang si imam tua itu dari sebelah kanan.
Imam tua menggeram hebat. Mendadak badannya
tampak terputar-putar. Lengan bajunya yang sebelah 510
dikibaskan menyambuti serangan Cui-hoa Cun-cia.
Gerakannya ini sekalipun dilakukan secara mendadak, lagi pula seperti ter-gesa2, begitupun tenaga yang digunakan tidak terlalu banyak, akan tetapi
kenyataannya, Cui-hoa Cun-cia telah dibikin terpental jauh sampai tiga tindak.
Setelah itu Ka-na kembali maju menyerang seperti
lakunya macan yang terluka. Tangannya yang berukuran amat besar menyerang jalan darah kematian di belakang badan imam tua tersebut.
Imam tua itu dengan sikap tenang luar biasa
nampak menggeser kakinya ke belakang. Setelah
berputar badan kembali ia melakukan serangan.
Serangan si-imam kali ini adalah dengan
membawakan angin Cao-khie dari golongan Hian-bun.
Sebentar lantas terdengar suara ngeri, sitangan ganas Ka-na setelah menjerit sekali badannya lantas jatuh terjengkang di tempat sejauh delapan kaki, mulutnya menyemprotkan darah segar.
Namun badan imam tua itu sendiri juga kelihatan
tar-huyung2, hampir2 jatuh.
511 Pada saat kritis demikian, Cui-hoa Cun-Cia bergerak bagai macan terluka menyerang imam tua itu disertai geramannya yang menggelegar keras: "Kaupun harus
rebah!" Seranganan Tancu ini ternyata disertai oleh hawa
dingin yang pada waktu itu sudah mengancam sekali jiwanya si-imam tua.
Dan imam tua tersebut, yang mungkin karena
sudah kehabisan tenaga, tidak mempunyai kekuatan
untuk menyambuti serangan ganas itu lagi rupanya, hanya ber-goyang2 badannya seperti hendak roboh.


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada saat demikian itu mendadak semacam tenaga
lunak datang menghalau serangan Cui-hoa Cun-cia,
bersamaan pula pada detik itu terdengar suara orang berkata: "Yang rebah bukan dia...."
Sedangkan serangan ganas yang membawa angin
dingin dari Cui-hoa Cun-cia tadi dibentur oleh tenaga lunak seakan membentur tembok kokoh kekar yang
membikin serangannya terpental balik. Darah si Tancu penyerang dirasakan menggolak hebat. Baru saja ia pikir hendak menyingkir, mendadak badannya sudah terasa 512
ringan, tak dapat dikendalikan lagi terus terpental tinggi untuk kemudian jatuh ke luar rimba.
Imam tua itu se-akan2 orang baru bangun dari
mimpinya, ia meng-ucak2 matanya. Tatkala kepalanya didongakkan, ternyata orang yang telah menolongnya dari ancaman bahaya tadi adalah seorang anak muda yang berwajah buruk menakutkan. Pemuda itu sedang mengawasinya sambil perlihatkan senyuman yang
menakutkan. Ia selanjutnya pejamkan mata untuk
memulihkan kekuatan tenaganya.
Lim Tiang Hongpun lantas menggunakan tenaganya
Siauw-Yang it-ku Sin-kang, mengantarkan jiwanya Cui-hoa Cun-cia ke akhirat dan lantas menengok ke arah dua muda mudi yang sedang dikeroyok tadi.
Kedua muda mudi tersebut, meskipun gerak2annya
lincah sekali, tipu serangan merekapun hebat serta aneh pula. Begitupun tampak kedudukan mereka yang terang2
berada diatas angin, tetapi setelah diteliti pula, rasanya tidak begitu mudah untuk merobohkan semua kawanan penjahat dari Thian-cu-kauw itu. Maka melihat keadaan tersebut, Lim Tiang Hong lantas lompat melesat. Entah dengan cara bagaimana, sebentar ia menerobos dalam 513
kepungan orang2 jahat itu. Setelah keluar pula tanpa terlihat gerak badan dan tangannnya, cuma terlihat bagai angin puyuh berputar kesana kemari, dalam romboagan orang jahat itu lantas terdengar jeritan ngeri disana sini.
Dalam waktu sekejap saja sepuluh lebih orang Thian-cu-kauw itu sudah dibikin roboh menggeletak di tanah dalam keadaan tak bernyawa.
Diluar kepungan, Lim Tiang Hong nampak berpeluk
tangan seperti tidak pernah mengalami kejadian suatu apa. Pada saat itu lantas kelihatan darah berhamburan, beberapa puluh kawanan orang2 Thian-cu-kauw itu
sudah dicincang oleh kedua muda mudi tadi.
Menyaksikan perbuatan kejam kedua muda mudi
itu, Lim Tiang Hong tidak merasa senang, tetapi ia tidak bertindak apa2.
Kedua muda mudi itu seperti baru sadar mendadak.
Ke-dua2nya lalu menghampiri Lim Tiang liong, sembari menyoja mereka berkata: "Hebat sekali bantuan saudara, kami kakak beradik disini mengucapkan terima kasih kepada saudara"
Lim Tiang Hong mengangkat tangannya pula
membalas penghormatan, tetapi kala itu ia tidak tahu 514
bagaimana harus menjawab pernyataan terima kasihnya kedua muda mudi itu.
Si pemuda itu tatkala melihat Lim Tiang Hong yang kelihataan bersikap dingin ketus, ia mengira bahwa anak muda itu tidak puas atas sikap mereka tadi yang terlalu kejam, maka lantas berkata pula sambil menghela napas:
"Saudara mungkin menganggap bahwa perbuatan
kami kakak beradik tadi terlalu kejam, bukan" Akan tetapi apabila saudara sendiri menyaksikan bagaimana lebih kejam lagi perbuatan orang itu, barangkali saudara akan merasa bahwa perbuatan kami tadi masih kalah jauh untuk dibandingkan dengan tindakan kejam
mereka" Setelah itu, ia lalu memperkenalkan dirinya sendiri
"Siauw-tee adalah The Hong dari Kun-lun-pay. Dan ini adalah Sumoy-ku Go Hong Eng"
Kemudian ia menunjuk lagi si-imam tua yang kala
itu sedang duduk bersila memulihkan tenaganya. Ia berkata pula: "Dan imam itu adalah Thay-hie Totiang dari Khong-tong-pay"
Lim Tiang Hong yang mendengar nama2 ketiga
orang itu, diam2 merasa geli sendiri. Kembali ditempat ini 515
ia menemukan seorang dara manis yang namanya juga mempunyai huruf "Hong".
Memikir demikian, tanpa sengaja matanya melirik
Go Hong Eng. Begitu ia kebentrok dengan sinar mata si nona, ia merasa bahwa Go Hong Eng ini, apabila
dibandingkan dengan Pek-hong, si Burung Hong putih yang sikapnya agak ke-laki2an, serta, Henghay Kow-loan yang seperti agak binal dan susah diurus, kesemuanya jauh berlainan. Wajah nona ini nampak asam kecut selalu cemberut, sedikitpun tidak memperlihatkan sikap
ramahnya seorang wanita. Maka iapun lantas menjawab sambil ketawa hambar: "Orang2 Thian-cu-kauw memang sangat ganas! Saudara yang membalas kejahatan
mereka dengan kekejaman pula, tentu tidak bisa
disalahkan" Setelah berkata demikian, ia menjura dan hendak
berlalu. Thay-hie Totiang yang sedang duduk bersila
mendadak bangkit dan berseru memanggil: "Harap Sicu tahan kaki dulu, Pinto ingin bicara sedikit!"
Lim Tiang Heng dengan terpaksa berhenti.
516 Thay-hie Totiang lebih dulu mengucapkan
pernyataan terima kasihnya atas bantuan si anak muda yang melepaskannya dari bahaya kematian, kemudian imam ini menanyakan nama dan asal usul Lim Tiang
Hong. Tetapi Lim Tiang Hong yang ditanya demikian
hanya ber-senyum2, sambil geleeg2 kepala ia tetap tidak menjawab.
Thay-hie Totiang lalu berkata pula: "Sicu tidak suka memberitahukan nama Sicu, Pinto juga tidak akan
memaksa. Cuma sudikah Sicu mengikut Pinto pergi
kesana untuk menyaksikan keadaannya sendiri?"
Dan setelah berkata, Thay-hie Totiang lalu berjalan keluar rimba. Lim Tiang Hong lalu mengikuti di
belakangnya, begitu juga dua saudara seperguruan Kunlun-pay.
Berjalan tidak seberapa lama mereka tiba di suatu tempat, dimana Lim Tiang Hong dapat menyaksikan
suatu pemandangan jaug sangat mengerikan.
Kiranya ditempat tersebut ada malang-melintang
bangkai manusia dalam keadaan sangat mengenaskan.
Setiap jidat bangkai itu ada terdapat tanda yang dibakar 517
dengan dua huruf "THIAN CU". Jika dihitung, bangkai2 itu tidak kurang dari 80 buah lebih banyaknya.
Dengan perasaan gusar, Lim Tiang Hong menanya
kepada imam tua itu: "Totiang, numpang tanya. Kuil ada kepunyaan siapa" Mengapa orang2 ini menemukan
nasibnya yang begitu mengenaskan?"
"Ah, soal ini sangat panjang kalau mau
dibicarakan..." jawabnya Thay-hie Totiang sambil
menghela nafas. Kiranya kuil itu adalah merupakan tempat pemujaan yang dibangun oleh Khong-tong-pay. It-hie Totiang, yang ditugaskan mengurus kuil tersebut adalah suhengnya Thay-hie Totiang. Imam2 yang ada di dalam kuil
tersebut, kecuali menjalankan kewajibannya sebagai imam, hanya sebagian kecil saja yang mengerti ilmu silat.
Sungguh tidak nyana orang2 yang mcnyucikan diri itu telah menemukan nasibnya yang begitu mengenaskan.
Menurut dugaannya Thay-hie Totiang, orang2 yang
melakukan kejahatan itu pasti ada orang2-nya golongan Thian cu-kauw.
Sebab pada 3 bulan berselang, Pek Ho Totiang dari Bu-tong-pay, pernah menerima tanda perintah yang
518 berupa tulang yang dinamakan "Thian-cu Pek-kut-leng"
dari Thian-cu-kauw, yang meminta dalam waktu satu bulan, semua orang dari golongan Hian-bun harus masuk menjadi anggota Thian-cu-kauw. Jikalau tidak, akan bertindak terhadap orang2 yang membangkang, yang
katanya melakukan tugas tuhan.
Pek-ho Totiang setelah menerima tanda perintah
tersebut, segera turun sendiri ke dunia kang-ouw, untuk menjumpai ketua dari 5 partai besar. Tidak nyana
ditengah jalan, telah dipegat oleh seorang tinggi besar yang memakai kedok hingga para ketua partai golongan Hian-bun binasa didalam tangannya dan panji
perserikatan 6 partai juga dirampas olehnya. Untung pada ssat itu, mendadak muncul dirinya Bu-ceng Kiamkhek, hingga Pek-ho Totiang tidak sampai turut binasa.
Selanjutnya, mungkin karena orang2 Thian-cu-kauw itu merasa jeri oleh nama besarnya Bu-ceng Kiam-khek, selama 3 bulan ini lantas tidak pernah terjadi apa2. Tidak nyana Thay-hie Totiang dalam perjalanannya ke Kang-lam, bersama dua orang tingkatan muda dari Kun-lun-pay, ketika melalui kuil dan ingin menengoki Suhengnya melihat kejadian yang mengenaskan itu. Dari sini
519 dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tangan jahatnya Thian-cu-kauw kembali hendak mulai menjambak keatas kepalanya orang2 golongan Hian-bun. Jika orang2 dari partai golongan Hian-bun tidak segera mencari daya upaya, tentu akan mengalami keruntuhan total.
Dalam otaknya Lim Tiang Hong pada kala itu
terbayang pula kata2 suhunya mengenai itu orang yang dikatakan "Manusia Buas Nomor Satu Dalam Dunia.
Apabila benar pemimpin dari perkumpilan sesat Thian-cu-kauw itu adalah si Manusia Buas Nomor Satu itu adanya, sebetulnya adalah menjadi kewajibannya berusaha
menyingkirkan manusia buas terebut.
Memikir demikian, maka ia lantas berkata kepada
Thay-hie Totiang: "Perbuatan orang2 Thian-cu-kauw yang begitu ganas terang adalah musuh besar nomor satu dunia rimba persilatan. Partai2 golongan Hian-bun kelak dikemudian hari jika perlu sekali dengan bantuan tenaga, aku yang setiap waktu dan setiap detik bersedia menyediakan tenaga"
Sehabis berkata demikian, ia lalu menyoja
dihadapan Thay-hie Totiang dan dua muda mudi dari Kun-lun-pay, ia hendak pergi terus kepada Sin-som Cu-520
kat untuk menyampaikan pengalaman yang ia alami
selama berada di sarang penjahat di lembah Loan-
phiauw-kok. -odw-smhno- Bab 14 Dalam perjalanannya, Lim Tiang Hong yang menuju
selatan, anak muda ini yang baru saja sampai di luar kota tiba2 teringat sesuatu. Ia hendak pergi
menyambangi kuburannya Heng-lim Cuan-loan. Kecuali untuk memberi hormat, juga sekalian untuk melihat kuburan Lim Tiang Hong yang palsu itu. Ia sangat ingin mengetahui bagaimana hasil dari rencana yang
ditelorkan oleh Sin-soan Cu-kat itu.
Maka lantas putar tubuh, lari balik ke bukit Cie-kim-san. Sesampainya ia di depan tanah pekuburan, disitu ternyata kedapatan seorang wanita yang mengenakan kerudung kain hijau sedang berdiri di hadapan kuburan yang tertuliskan "Tempat bersemayam Lim-Kong
Tiang Hong" . Dedak dan perawakan wanita itu ada tinggi, juga
tidak terlalu pendek, pinggang kecil langsing, cuma 521
parasnya diselubungi oleh selapis kain warna hijau hingga wajahnya tak dapat kelihatan jelas. Akan tetapi Lim Tiang Hong lalu menduga bahwa wanita itu tentu adalah seorang cantik luar biasa.
Sekarang persoalannya yang tidak habis mengerti
apa sebabnya wanita berkerudung itu berdiri di hadapan kuburan "Lim Tiang Hong" itu. Begitupun ketika wanita itu melihat kedatangannya, hanya berpaling dan setelah mengawasinya sejenak, tidak menyapa, juga tidak
kelihatan badannya bergerak.
Oleh karena terdorong oleh rasa ingin tahu maksud serta asal usul wanita itu, sengaja Lim Tiang Hong lalu maju ke depan "kuburannya" dan melakukan upacara
sembahyangan. Selagi ia hendak membuka mulut, wanita itu mendadak berkata sambil ketawa cekikikan "Di dalam lobang kubur ini cuma seekor anjing yang mati, apa perlunya kau sembayangi?"
Lim Tiang Hong terkejut. Ia semula mengira kalau
wanita itu sengaja mengejeknya, maka dalam hati
merasa senang. Tetapi kemudian la mendengar pula suara wanita
berkerudung itu yang berkata pula: "Akal muslihat yang 522
begini goblok bagaimana bisa dipakai mengelabui orang"
Mereka siang2 sudah membongkar kuburan ini untuk
melihat apa yang ditanam di dalamnya"
Sekarang Lim Tiang Hong terkejut benar2. Ia cepat ber-tanya2 pada dirinya sendiri siapa adanya wanita ini yang dapat mengetahui jelas sekali urusannya semua, sampai pada asal usulnya yang rupa2nya diketahui
semua oleh wanita berkerudung hijau.
Ia lalu menduga bahwa orang yang menggali
kuburannya. Seperti dikatakan oleh nona berkerudung itu pasti adalah orang2-nya Thian-cu-kauw.
Wanita itu setelah berkata2 tadi, per-lahan2
memutar tubuh dan kelihatan sudah hendak berlalu.
Lim Tiang Hong tidak membiarkan berlalu begitu
saja, segera menghampiri dan berkata: "Bolehkah aku yang rendah mengetahui nona ini ada dari golongan mana" Bagaimana nona bisa berkenalan dengan saudara Tiang Hong?"
"Aku" Namaku Yu-kok Oey-eng. Lim Tiang Hong
adalah tunanganku. Kita sudah dijodohkan sejak masing2
masih dalam kandungan ibu" demikian jawab wanita itu dengan nada tawar hambar.
523 Mendengar keterangan yang diucapkan oleh si nona
dengan sikapnya yang tawar, hampir2 Lim Tiang Hong tidak percaya akan telinganya sendiri. Ia kelihatan seperti orang melamun, sedang dalam hatinya memikir: "Astaga, bagaimana itu bisa terjadi" Tentang asal usulku sendiri belum aku tahu betul. Ada setengah orang panggil aku Siauw-kauwcu, lalu ada lagi yang membahasakan
Kongcu, sekarang ada lagi satu orang yang mengakui aku tunangannya. Apa boleh ini semua terjadi?"
Tentang orang2nya Thian-cu-kauw yang
membahasakan Lim Tiang Hong Siauw-kauwcu, ia telah mengerti hampir keseluruhan sebab2nya, itu adalah karena perhubungan dengan ibunya, yang di dalam
perkumpulan itu, menjadi isteri dari pemimpin
perkumpulannya. Apa yang dikuatirkan dalam hatinya pada kala itu
hanyalah persoalan mengenai ayahnya. Thian-cu-kauw, Manusia Buas Nomor Satu dan ayahnya. Apabila ketiga manusia yang ia ingat2 selalu itu adalah satu orang yang bertindak, akan menjadi soal besar baginya.
Wanita berkerudung itu ketika melihat Lim Tiang
Hong berdiri melamun, lantas menegur lagi, katanya: 524
"Hai, kau barangkali belum percaya, bukan" Sekali lagi kuberitahukan padamu, dikedua lengan Lim Tiang Hong-ku itu ada dua jalur guratan sebagai tanda apabila sudah meningkat pada usia dewasanya ia nanti akan banyak melakukan pembunuhan. Itulah sebabnya kenapa sejak kanak2 ayahnya mencacahkan dibadannya satu huruf
"Jin" di lengan kanannya. Maksud ayahnya itu adalah suruh dia dalam segala urusan perlu kesabaran, melulu dengan maksud supaya pembunuhan besar2an dapat
dikurangi" Lim Tiang Hong terkejut sekali lagi. Betul adalah keterangan si nona itu. Di lengan kanannya memang ada guratan yang tertulis sebagai huruf "Jin". Akan tetapi sampai wanita itu mengetahui hal tersebut, ia merasa heran sekali.
Tetapi ia berlagak percaya betul omongannya si
wanita tersebut. Ber-kali2 ia menganguk. Kemudian setelah si nona sebagai berbicara, ia lalu berkata:
"Memang pernah juga kedengar yang saudara Tiang
Hong mengatakan begitu juga. Apakah nonapun tahu
dimana sekarang ini ayah saudara Lim itu berada" Dan bolehkah nona menunjuki aku?""
525 Wanita itu mendadak ketawa cekikikan. Dengan
sikapnya membawa banyak rahasia kembali berkata:
"Dimana tempat kediaman dia si orang tua sekarang, aku tidak tahu! Yang aku tahu cuma, ayah bundanya semua masih hidup dalam keadaan sehat walafiat. Cuma
sekarang ini berdiri sendiri2, tidak hidup bersama lagi"
Lim Tiang Hong masih ingin menanya banyak lagi,
tetapi wanita berkerudung itu dengan gayanya yang manis ayu sudah lompat melesat, berlalu dari depan mata Lim Tiang Hong.
Dari tempat agak kejauhan Lim Tiang Hong masih
mendengar suara wanita itu yang berkata demikian:
"Selalu memakai kedok kulitnya orang mati itu, benar2
sangat menjemukan!" Lim Tiang Hong kaget bukan kepalang. Kalau begitu bukankah wanita itu telah mengetahui bahwa ia pura2
mati" Maka ia sekian lamanya tak dapat berbuat apa2, tak berkata juga tak bergerak kebingungan sendiri sampai ia dikejutkan oleh suaranya seseorang yang diiringi suara gelaknya.
526 "Sudah sampai di Kim-leng, kenapa kau tidak
mampir di rumah kita" Hai, kau pikirkan apa sampai kebingungan di depan kuburan itu?"
Ketika Lim Tiang Hong cepat berpaling barulah ia
mengetahui bahwa tidak jauh di belakangnya telah
berdiri si Pengemis Mata Satu dan Yan-jie berdua. Maka ia lantas menjawab dengan suara rada gugup. "Maksud kedatanganku kemari ialah hendak menyambangi
kuburan Heng-lim Cun-loan Locianpwee.?"
"Perempuan berkurudung tadi siapa?" tanya Yan-jie mendadak, matanya kelihatan mendelik.
Lim Tiang Hong gelagapan. Ia tak tahu bagaimana
harus menjawab, tetapi kemudian ia berkata juga: "Ia adalah.... ow, namanya Yu-kok Oey-eng"
Agaknya ia masih likat2 memberitahukan terus
terang bahwa wanita tadi adalah tunangannya.
Yan-jie rupanya merasa tidak senang. Dengan
muka cemberut, kembali ia menegur: "Dari mana yah datangnya siluman itu" Selama hidupku, belum pernah kudengar ada nama Yu-kok Oey-eng. Boleh jadikah ia seorang cantik luar biasa?"
527 Lim Tiang Hong sebagai seorang pemuda jujur yang
selamanya belum pernah berdusta lantas mengangguk seraya berkata: "Meskipun aku belum pernah melihat wajah di balik kerudungnya, tapi aku kira ia barangkali cantik. Malah pernah ia katakan bahwa aku ini adalah tunangannya yang sudah dijodohkan oleh kedua orang tua kita sejak kita masih dalam perut"
Yan-jie lompat berjingkrak. Terang ia kaget sekali ketika Lim Tiang Hong berkata sampai pada kata
"tunangan" tadi. Lalu dengan agak mendongkol, ia
berkata lagi: "Hemm! Dalam dunia ini betul2 ada seorang
perempuan tidak tahu malu" Cis! sungguh tidak tahu malu. Cobalah kau pikir, kau yang belum tahu asal usul dirimu sendiri, mendadak muncul itu siluman yang
mengakui kau tunangannya, apa kau percaya
perkataannya tadi semua?"
Lim Tiang Hong diam saja. Ia tidak berani
menjawab. Meskipun sepenuhnya ia tidak berani
mempercayainya, akan tetapi sedikitpun ia tidak
menyangkal kebenaran kata2 nona tadi. Sebabnya ialah karena ia belum menemui ayahnya. Apabila ayahnya Yu--
528 kok Oey-eng adalah sahabat karib ayahnya sendiri, maka pengikatan jodoh tatkala masih dalam perut itu, pada jaman itu memang masih bisa terjadi.
Pengemis Mata Satu yang berdiam sendiri sekian
lama mendadak membuka mulut, katanya: "Dalam soal ini, yah, aku juga tidak mengatakan tidak mungkin. Tapi sebaiknya kita tunda dulu sebelum urusan menjadi
terang, janganlah kita sembarang percaya mulut orang.
Jangan sembarang menarik kesimpulan yang bukan2.
Kau ketahuilah, dalam kalangan kang-ouw banyak sekali akal muslihatnya. Barangkali ada maksud lain dari wanita itu dan kita tidak tahu, bukan" Paling baik marilah kita balik. Kita merundingkan per-lahan2 dengan Sin-soan Cukai, bagaimana?"
Lim Tiang Hong tidak mengutarakan maksudnya
apa2, sebaliknya Yan-jie terus cemberut, kelihatan selalu muka asamnya. Rupanya ia tidak gembira seperti tadi datang.
Begitulah, akhirnya mereka bertiga berjalan ke
rumahnya Sin-soan Cu-kat.
Baru sampai mereka di depan pintu, Sin-soan Cu-
kat telah datang keluar menyambuti sambil ber-senyum2
529 berkata: "Menurut perhitunganku, memang seharusnya kau pulang"
Lim Tiang Hong dengan ke-heran2an bertanya:
"Berdasarkan atas patokan apa Lo cianpwee bisa
menduga kalau boanpwe bisa pulang sekarang?"
"Urusan ini jelas sudah seperti kaca. Kesatu, sejak kau pura2 mati, dalam dunia kang-ouw lantas muncul dua Lim Tiang Hong, malah kuburanmu besoknya
kedapatan sudah dibongkar orang. Ini semua tentu
semua orang sudah tahu kalau kau cuma berlagak mati.
Kedua, karena tujuan Thian-cu-kauw dipusatkan padamu seorang, tentu tidak mereka biarkan kau tahu rahasia mengenai dirimu. Dan kau setelah mengetahui rahasia mereka, sudah tentu akan kembali pada asal mulamu untuk memikirkan daya upaya pada pekerjaan
selanjutnya" "Perhitungan Locianpwee benar2 seperti dewa,
boanpwee sungguh2 merasa kagum" demikian Lim Tiang Hong dengan kata2 pujiannya.
Ia setelah itu lalu menceritakan apa yang telah
terjadi semenjak ia berada di Tang-gak-bio sebagai 530
penjual buah lie sampai ia masuk ke dalam lembah Loan-phiauw-kok.
Sin-soan Cu-kat mendengarkan penuh minat pada
penuturan Lim Tiang Hong tadi. Setelah memikir lama juga ia lalu berkata: "Menurut dugaanku, ibumu memang benar adalah nyonya dari Kauwcu Thian-cu-kauw itu.
Barangkali ia dengan Kauwcu, satu dengan yang lain tidak mempunyai kecocokan paham, maka ibumu itu
tidak mendapat hak besar dalam perkumpulan itu. Dan lainnya, mengenai Kauwcu itu, dia ayahmu atau bukan, masih ragu2 aku mengatakan sekarang. Karena waktu yang lalu mereka menjunjung tinggi kau sebagai Siauw kauwcu-nya. Dalam hal ini ada dua kemungkinan.
Kesatu, memang sebetulnya ada tentu seorang Siauw-Kauwcu nya yang berwajah mirip dengan kau, hingga mereka salah mata, salah menduga melihatmu. Dan
kedua, sebab asal usulmu sendiri belum jelas, tapi kau mempunyai kepandaian tinggi sekali hingga mereka
rupanya berpikiran mau memakai tenaga baru seperti kau, maka sengaja mereka berbuat begitu untuk
menempel kau. Kedua kemungkinan itu sama besarnya dan bisa diketahui dari apa yang telah terjadi terhadap 531
kau dilembah Loan-phiauw-kok. Mengenai apa sebabnya setelah ibumu menganggap kau benar2 adalah putranya, mereka sebaliknya malah tidak hargakan kau. Karena kala itu kau pura2 seperti orang tidak mengerti ilmu silat, hingga dalam pandangan mereka kau sudah tidak ada harganya buat ditempel. Thian-cu-kauw memang terang2
kelihatan maksudnya yang mau menjagoi dan terang
juga mereka ingin menimbulkan banyak bencana dalam rimba persilatan, tentu sekali merekapun harus menjaga tindakan mereka, selalu berhati2, tentu mereka memikir, bagaimana Lim Tiang Hong yang berkepandaian sangat tinggi bisa mendadak binasa dan bagaimana pula di Tang-gak-bio bisa mendadak muncul Lim Tiang Hong
yang tidak mengerti ilmu silat sama sekali. Semua ini tentu menimbulkan kecurigaan mereka. Tapi untuk
selanjutnya, kau hati2lah dalam sepak terjangmu"
"Orang yang mencelakakan ayahku pasti juga
orangnya Thian-cu-kauw! Aku mau cari pusat orang2
jahat itu untuk membuat pembalasan bagi ayahku!?"
nyeletuk Yan-jie mendadak, hingga Sin-soan Cu-kat yang mendengarnya lantas geleng2kan kepala dan berkata kepadanya: "Jangan keburu napsu dulu. Thian-cu-kauw 532
berani terang2an memusuhi semua partai rimba
persilatan akhirnya pasti akan hancur sendiri. Pada waktu ini orang2 itu bolehlah dikata dalam puncak kejayaannya.
Ingatlah, bukan cuma kau dan kita semua ini yang
mempunyai tenaga bantu menakutkan orang2 jahat itu.
Legakanlah hatimu, ada aku Sin-soan Cu-kat pamanmu si Pengemis miskin ini yang mengatur rencana. Kami tidak bisa membikin kau kecewa"
Mengingat segala sepak terjang orang2 Thian-cu-
kauw yang kejam sekali, Lim Tiang Hang sendiri


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasakan darahnya mendidih. Tiba2 ia membuka kedok yang menutupi wajahnya dan mendadak pula
membentak dengan suara keras: "Aku si orang she Lim segera akan muncul lagi didunia kang-ouw dan
menantang terang2an semua orang. Hal itu guna
menegakkan kebenaran diatas segala kebenaran"
Si Pengemis Mata Satu lantas ber-gelak2 lalu,
berkata: "Dalam ha! ini aku si pengemis miskin adalah orang pertama yang paling setuju atas tindakanmu.
Kalau kau muncul lagi dalam dunia Kang-oow itu dua Lim Tiang Hong palsu pasti akan terbongkar sendiri
rahasianya. Apalagi dalam dunia kang-ouw ini ini diliputi 533
selalu oleh perasaan kuatir dan ketakutan seperti dunia mau kiamat. Kalau kau bisa memberi pukulan telak
secara terang2an kepada orangnya Thian-cu-kauw, aku percaya hal ini pasti akan besar sekali pengaruhnya! Kau disamping boleh membangun kembali semangat orang2
dunia kang-ouw, juga sekalian boleh bikin kuncup nyali kawanan penjahat itu".
Sin soan Cu-kat juga lantas berkata: "Begitu juga baik. Marilah kita perintahkan, agar tolong saudara pengemis yang menjalankan tugas ini, menyiarkan berita kepada kawan2 Kay-pang, makin luas makin baik.
Katakan kalau Kauwcu dari Thian-cu-kauw itu benar adalah ayah Lim Siauw-hiap. Aku percaya ia pasti bisa keluar sendiri mencarinya dan pada waktu itu boleh kita usahakan menasehatinya supaya tidak melakukan
kejahatan lagi". Demikian telah diambil keputusan. Lim Tiang Hong
kembali berjalan seorang diri. Hanya dengan membekal sebilah Pedang, terjunkan diri lagi dalam dunia kang-ouw.
534 Kali ini ia keluar tanpa menggunakan kedok buruk
yang menakutkan dan menjemukan itu, tetapi terang2an dengan wajah aslinya yang tampan cakap.
-odw-smhno- Bab 15 LIM TIANG HONG yang telah diberitakan mati
karena keracunan, kembali unjukkan diri di dunia kang-ouw. Jago muda yang memiliki kepandaian luar biasa, yang masih belum dikenal betul asal usulnya, yang membuat juga sepak terjangnya seperti berada dalam kabut remang2, kini muncul lagi dalam kalangan rimba persilatan. Sungguh gerak-geriknya anak muda ini sukar diraba oleh orang2 rimba persilatan, mereka semua umumnya menyangka anak muda ini sebagai binatang
yang dapat mendadak muncul.
Kabar mengenai muncul kembalinya jago muda ini
tersiar luas di kalangan kang-ouw, juga merupakan salah satu berita amat penting.
Hanya dirampasnya bendera perserikatan enam
partai golongan Hian-bun, diketemukannya kembali kitab pusaka Tat-mo-keng kepunyaan Siauw-lim-pay dan
535 munculnya perkumpulan Thian-cu-kauw dengan
orang2nya yang ganas telengas dalam dunia kauw-ouw, semua itu dalam waktu sekejapan saja terjadi. Begitupun beritanya dari mulut kemulut terus tersiar luas sekali.
Lim Tiang Hong yang sudah bertekad bulat hendak
menggempur Thian-cu-kauw, sudah dengan sendirinya harus mempunyai satu pedoman penting. Iapun merasa bahwa partai yang sering mendapat gangguan orang2
Thian-cu-kauw adalah Siauw-lim-pay dan Bu-tong-pay.
Siauw-lim-pay meskipun sudah mendapatkan
kembali kitab pusakanya yang hilang, akan tetapi
percaya bahwa dikemudian hari pasti akan terjadi banyak hal partai terbesar itu.
Enam partai golongan Hian-bun yang bendera
perserikatannya dirampas, sudah tentu tidak akan tinggal diam begitu saja.
Akan tetapi Lim Tiang Hong yang dari kawanan
imam tidak mendapat kesan baik, tidak suka turut
mencampuri urusan mereka. Sebaliknya soal kitab Siauw-lim-sie itu yang membuat ia paling kuatir maka setelah memikir-mikir baik buruknya, ia lalu mengambil
keputusan akan mengunjungi gereja Siauw-lim-sie dulu 536
untuk melihat apakah kitab pusaka tersebut sudah tiba dalam gereja Siauw-lim-sie dengan selamat tak
mendapat gangguan atau tidak. Berbareng dengan itu, iapun hendak meminta keterangan dari Hui Hui Taysu sendiri mengenai hal2 yang terjadi dalam dunia kang-ouw selama ia tidak muncul2.
Selagi ia berlari2 menuju ke gunung Siong-san,
tiba2 ditengah perjalanan ia mendengar berita ganjil luar biasa. Berita itu adalah kabar mengenai perkumpulan Thian-cu-kauw yang kabarnya dalam waktu semalaman telah dimusnahkan beberapa cabangnya. Orang yang
turun tangan terhadap mereka dikatakan ganas dan
telengas, juga disiarkan orang itu meninggalkan tiga bilah pedang emas kepunyaan Bu-ceng Kiam-khek yang dulu namanya sangat terkenal serta seorang yang
mengaku bernama Lim Tiang Hong. yang memakai
gelaran To-liong Kongcu. Berita tersebut benar2 aneh. Orang tersebut bukan saja telah memalsukan secara terang2an tanda
kepercayaan suhu Lim Tiang Hong serta namanya, tetapi juga memberi gelar bagi dirinya sendiri To-liong Kongcu.
537 Maka diam2 ia lantas berpikir: "Apakah suhu sendiri yang muncul lagi kedunia kang-ouw?"
Akan tetapi ketika ia memikir pula, tidak mungkin sampai hal itu terjadi. Sebab apabila suhunya ada maksud hendak terjunkan diri dalam dunia kang-ouw, tentulah tidak sampai sang suhu itu membebankan tugas berat atas dirinya. Dan apabila itu adalah perbuatan musuh yang dengan memakai nama orang lain hendak
mencelakakan orang yang dipakai namanya itu, musuh yang mempunyai kekuatan serta kepandaian begitu
tinggi yang telah memusnahkan beberapa cabang Thiancu-kauw sudah tentu berani pula menanggungnya secara terang2an. Apa perlunya ia main sembunyi2 dan
melakukan perbuatan rahasia demikian"
Ia berpikir bolak balik, tetap tak dapat menduga
siapa adanya orang yang mengaku dirinya bernama Lim Tiang Hong itu.
Tetapi karena ia sendiri sudah bertekad hendak
menggempur Thian-cu-kauw, dan pula perbuatan itu
tidak bertentangan dengan tujuannya, maka tidaklah terlalu penting baginya untuk memikirkan kelakuan orang tersebut lebih jauh.
538 Dengan tindakan lebar ia melanjutkan
perjalanannya ke gereja Siauw-lim-sie. Kali ini adalah untuk ketiga kalinya ia mengunjungi gereja tersebut.
Setibanya ia didepan pintu gereja, beberapa padri kecil pada mengawasinya dengan mata ter-heran2.
Setelah ia memberitahukan maksud kedatangannya
kepada seorang padri kecil yang ada disitu, padri kecil tersebut lantas masuk kedalam untuk memberi laporan pada Hui Hui Taysu.
Ketua Siauw-lim-sie, Hui Hui Taysu, ketika
diberitahukan kedatangannya Lim Tiang Hong lantas keluar menyambut sendiri.
Lim Tiang Hong setelah melihat tuan rumah lantas
maju memberi hormat seraya berkata: "Taysu begitu merendah diri, boanpwee sungguh merasa berat
menerima penghormatan ini"
"Siauw-lim-pay telah beberapa kali mendapat
bantuan dari Siauw-hiap, maka tidaklah terlalu merendah kalau lolap mewakili Siauw-lim-pay menyambut Siauwhiap"
Setelah berkata demikian, padri kedua ini lantas
mengajak Lim Tiang Hong masuk kekamarnya.
539 Lim Tiang Hong yang melihat roman Hui Hui Taysu
agak guram lantas menduga bahwa Taysu tersebut tentu sedang diliputi perasaan kesal, maka ia lantas menanya:
"Kitab Tat-mo-kheng rasanya sudah sampai digereja dengan selamat, bukan?"
Hui Hui Taysu menjawab pertanyaan Lim Tiang
dengan menghela napas: "Lolap sungguh tidak punya guna, kitab itu dirampas orang lagi ditengah perjalanan"
"Apa itu lagi2 perbuatan orang2 Thian-cu-kauw?"
tanya Lim Tiang Hong dalam kagetnya.
"Hari itu, sesudah sicu berlalu, wakil Kauwcu Beng Sicu dari Thian-cu-kauw mendadak balik lagi. Dia datang bersama dua orang anggota pelindungnya, dan Lolap sungguh tidak berguna, bukan cuma tidak berhasil
melindungi kitab suci itu, malah beberapa anak murid Siauw-lim-pay tidak bisa Lolap hindarkan dari bahaya"
Ketika berkata demikian, Hui Hui Taysu
mengeluarkan sebuah kayu hitam berbentuk anak panah yang segera diberikan kepada Lini Tiang Hong, katanya:
"Baru2 ini partai Siauw-lim-pay dan enam partai lainnya berbareng pada menerima barang seperti ini yang
diberikuti surat perintah yang menyatakan bahwa dalam 540
waktu enam bulan kami sudah harus masuk menjadi
anggota Thian-cu-kauw. Dikatakan dalam surat perintah itu selanjutnya, bilamana ada orang yang menentang, akan dibasmi seluruh partainya. Selain dari pada itu, dari keterangan surat itu juga, mereka menantang, katanya partai manapun boleh mengundang orang pandai untuk mengadu kekuatan dipuncak gunung Toan-beng-gay
melawan Thian-cu-kauw Kauwcu yang menamakan
dirinya sendiri Pek-tok Hui-mo. Dikatakan, selain untuk mengadu kekuatan, juga diberikan kesempatan bagi
partai2 Hian-bun untuk merebut kembali bendera
perserikatan dan kitab Tat-mo-kheng"
Lim Tiang Hong lantas memeriksa benda itu, yang
seperti besi tapi bukan besi, semacam kayu, tapipun bukan kayu. Diatas benda tersebut ada lima huruf yang berbunyi: "THIAN-CU PEK-KUT-LENG".
Huruf2 itu semuanya ditulis merah, disamping
huruf2 itu masih ada sebuah lukisan tengkorak manusia dan lagi dua potong tulang yang menyilang tengkorak kepala itu ditengah-tengah.
"Thian-cu-kauw masih berani menantang terang2an
kepada semua partai besar dalam rimba persilatan.
541 Bagaimana pikiran Taysu dalam urusan besar demikian"
Lim Tiang Hong menanya Hui Hui Taysu.
"Sekalipun tidak ada tantangan, Siauw-lim-pay
sudah bersumpah secepat mungkin merebut kembali
kitab yang terampas itu. Soal ini sudah Lolap rundingkan dengan Pek Ho Totiang dari Bu-tong pay. Bilamana
sudah sampai waktunya, kami orang2 Siauw-lim-pay
bersama dengan lima partai besar lain akan pergi ke puncak gunung Toan-beng-gay untuk memberaskan
persoalannya" Lim Tiang Hong nampak mengkerutkan keningnya,
lain berkata pula dengan suara tandas: "Kalau waktunya masih memungkinkan, boanpwee juga akan bertempur si kepala iblis itu sendiri!"
Hui Hui Taysu menyebut nama Buddha, lantas
memejamkan matanya. Lim Tiang Hong tidak termaksud menggerecok lebih
lama, iapun lantas minta diri.
Hui Hui Taysu juga tidak menahan, padri ini
menyuruh seorang padri kecil mengantarkan tamunya.
Lim Tiang Hong setelah meninggalkan gereja
Siauw-lim-sie, merasa bahwa apa yang akan terjadi, 542
benar seperti apa yang diramalkan oleh si Pengemis Mata Satu, bahwa bcncana hebat sudah mengancam dunia
rimba persilatan. Pertandingan antara jago2 partai2
besar yang dipimpin oleh Siauw lim-pay dan Bu-tong-pay disatu pihak dengan Thian-cu-kauw dilain pihak, apabila pihak partai2 besar yang dipimpin Siauw-lim-pay yang menang, maka bencana tersebut untuk selanjutnya
dengan mudah tentu dapat disingkirkan. Akan tetapi bilamana kejadian menjadi sebaliknya, adalah Thian-cu-kauw yang mendapat kemenangan, entah akan berapa
banyak jiwa orang2 ternama dan terkuat yang berkorban di bukit itu.
Lim Tiang Hong berjalan seorang diri dengan kepala ditundukkan, ia keras memikirkan soal itu.
Tiba2 telinganya dapat menangkap suara yang
tidak asing lagi baginya. Agaknya suara itu menimbulkan kesan istimewa baginya. Demikian cepat sekali ia
menggerakkan kakinya menuju ke tempat dari mana
suara tadi datang. Ketika sampai ia disebuah rimba lebat, matanya
lantas dapat melihat itu wanita muda berkerudung yang mengaku dirinya bernama Yu-kok Oey-eng yang kala itu 543
sedang berdiri ber-hadap2-an dengan seorang anak
muda yang wajahnya mirip dengan Lim Tiang Hong.
Pemuda itu dengan lakunya yang tengik, sambil
ketawa cengar cengir ia berkata kepada siwanita
berkerudung: "Dalam dunia ini, hanya ada satu aku Lim Tiang Hong. Dimana kau ketemukan Lim Tiang Hong
yang kedua?" "Tulen atau palsu, cuma hatimu sendiri yang tahu.
Aku anggap bahwa nyalimu sungguh besar" demikian
wanita itu berkata dengan suara merdu.
"Jikalau aku bisa mendapat perhatian dari nona,
sekalipun ke gunung golok dan ke lautan api aku juga tidak takut. Lagipun, nama To-liong Kongcu sudah begitu tenar, rasanya tidak akan dapat mengecewakan nona".
Perbuatan yang secara terang2an dan tidak tahu
malu dari Lim Tiang Hong tetiron itu rupanya sedikitpun tidak menggerakkan hati wanita berkerudung itu.
Dan ketika nota ini memalingkan mukanya kearah
tempat bersembunyinya Lim Tiang Hong, seperti
disengaja benar tertawalah wanita se-kuat2nya. Lalu setelah puas tertawa ia lantas berkata: "Hei, jikalau 544
barang tiruan ini ketemu dengan dengan barang yang tulen, bagaimanakah akibatnya?"
"Pedang To-liong-kiam dipinggangku ini tidak akan gampang2 memaafkan padanya" menjawab pemuda itu
sambil tepuk2 pedang dipinggangnya.
"Apakah pedang di pinggangmu itu benar adalah
pedang To-liong-kiamnya Bu-ceng Kim-khek yang dulu pernah menggetarkan dunia kang-ouw?" tanya lagi nona itu. "Bolehkah kau Lim Tiang Hong memperlihatkan
barang itu padaku?" Pemuda itu kelihatan agak bersangsi sejenak, tetapi tatkala ia melihat si nona sudah mengulurkan tangan kanannya, terpaksa juga ia mengeluarkan pedang dari sarungnya yang lantas diangsurkan ketangan wanita berkerudung itu.
Wanita berkerudung itu tanpa malu kelihatan
menyambut pedang itu, setelah sebentar dibulak balik, ia lalu ketawa cekikikan dan berkata: "Sungguh pedang bagus sekali!" serunya "Jikalau digunakan untuk
memotong tahu dan sayuranku dirumah, memang baik
sekali...." 545 Belum sirap suara ketawanya, lantas kedengaran
mana barang logam pecah. Pedang panjang yang diakui sebagai To-hong-kiam itu sudah dibikin patah ber-keping2 dalam jepitan jari2 tangan halus wanita itu.
Kepandaian yang dipertunjukkan si wanita
berkerudung boleh dikata cukup mengejutkan.
Kepandaian ini serupa benar dengan kepandaian yang dimiliki Lim Tiang Hong. Apa yang dinamakan Kek-hie Seng-wan-kong.
Pemuda itu setelah menyaksikan perbuatan si nona, wajahnya berubah seketika. Ia lantas maju dua tindak.
Sambil ketawa dingin ia lalu berkata: "Kau sengaja menghina Kauwcu mudamu atau mau pamerkan
kepandaianmu!" Wanita berkerudung itu tidak menggubris teguran
pemuda tersebut. Bagi orang2 rimba persilatan, senjata umumnya
dipandang lebih tinggi daripada jiwa sendiri. Maka pedang si pemuda yang di-patah2kan demikian oleh
wanita berkerudung tersebut, sudah tentu pemiliknya sangat gusar sekali. Apalagi ketika melihat cara wanita itu yang sangat menghinanya, maka si sikapnya yang 546
buas lantas menjadi2. Dengan mata mendelik dan
menjebikan bibirnyaa pemuda yang mengaku Lim Tiang Hong itu lantas menyerang pada siwanita berkerudung.
Bertepatan pada waktu itu, dihadapan pemuda tadi
nampak berkelebat satu bayangan orang. Dari luar rimba mendadak melayang turun seorang pemuda cakap
tampan yang dengan tangannya menyambuti serangan
sepemuda ceriwis tadi. Apa yang membuat pemuda
ceriwis tadi gusar sekali, badannya lantas dibikin terpental mundur sampai dua tindak lebih.
Ketika matanya dibuka lebar2, pemuda ceriwis itu
kelihatan terkejut sekali, sebab orang yang berada didepannya itu tenyata mirip sekali dengan dia sendiri, hanya yang berbeda adalah sikap serta tingkah lakunya.
Kalau pemuda ceriwis tadi pada kala itu wajahnya
nampak pucat pasi, diliputi kegusaran yang me-luap2, adalah sebaliknya dengan pemuda yang dihadapannya Ia ini bersikap tenang. Dengan wajah yang merah
segar ber-api2, tingkah lakunya tidak memperlihatkan laku yang ceriwis.
Melihat pemuda yang baru datang ini, pemuda
ceriwis tadi segera mengetahui tentu itulah lawannya, 547
Lim Tiang Hong asli, yang pada waktu belakangan ini menggemparkan dunia kang-ouw, yang hendak
disingkirkannya dari muka bumi.
Yu-kok Oey-eng tiba2 ketawa cekikikan dan lantas
berkata: "Baru saja kusebutkan, orangnya sudah sampai, sih! Begitu cepat, begitu cepat! Sekarang aku mau lihat lagi, barang tiruan itu kemana mau taruh mukanya?"
Pemuda yang mengaku dirinya Lim Tiang Hong tadi
setelah dibikin terpental sejauh dua tiga tindak oleh Lim Tiang Hong asli kemarahannya semakin men-jadi2.
Apalagi mendengar ejekan wanita berkerudung itu,
sudah tak dapat ditahan lagi ia lantas bersiul panjang, dari luar rimba lantas terdengar suara "srr....srr" dan serombongan laki2 yang semuanya beroman bengis
muncul mendadak dihadapan pemuda itu. Mereka
menjura memberi hormat seraya katanya: "Leng-cu dari 36 Thian-tan sudah siap menerima titah Siauw Kauwcu"
Pemuda itu dengan sikap sombong tampak
mendongakkan kepala. Sambil ketawa jari tangan
menuding Lim Tiang Hong ia berkata: "Kauwcu muda
sebetulnya merasa sayang terhadap kau. Siapa tahu kau begitu berani mati menentang Thian-cu-kauw. Untuk 548
perbuatanmu itu, jangan kau sesalkan kalau Kauwcu muda-mu berlaku kejam terhadapmu! Sekarang tidak
ada pilihan lagi. Kau harus ambil satu diantara dua, mati atau hidup.
"Jikalau kau masih ingin melindungi jiwamu, segera kau berlutut dan mengakui dosa2mu dihadapan Kauwcu mudamu dan selanjutnya kau adalah orang bawahanku.
Tapi apabila kau tidak suka, rimba ini adalah tempat kuburanmu. Sekarang pikir dan pilihlah sendiri"
Lagak pemuda itu benar2 jumawa.
Pada waktu itu, rombongan Leng-cu yang
berjumlah tiga puluh enam orang. Orang2 Thian-cu-kauw sudah pada berpencaran mengurung Lim Tiang Hong
dan Yu-kok Oey-eng. Yu-kok Oey-eng dongakkan kepalanya memandang
awan2 berterbangan diangkasa. Sikapnya begitu tenang, agaknya sedikitpun tidak memandang mata kepada
manusia2 buas di depan matanya itu.
Sementara itu, Lim Tiang Hong setelah mendengar
perkataan pemuda di depan matanya dengan gayanya
begitu sombong, dalam hatinya lantas berpikir: "pemuda ini wajahnya ada mirip benar dengan aku. Apakah dia 549
ada engkoku yang dikatakan oleh ibu" Apakah semua peristiwa yang terjadi dulu dikelenteag Tang-gak-bio, Li-jo-kok dan pencurian kitab didalarn gereja Siauw-lim-pay ada perbuatannya"
Makin dipikir, makin kuat dugaannya itu. Maka ia
iantas membentak dengan suara gusar. "Banyak
peristiwa pembunuhan diwaktu yang lalu, barangkali semua itu ada kau yang lakukan dengan memakai
namaku" Hm! Hari ini jika kau tidak mau menjelaskan, tangannya Lim Tiang Hong tidak akan kenal saudara"
"Kauwcu mudamu sudah berani berbuat, sudah
tentu berani tanggung jawab. Perlu apa meminjam
namamu" Sungguh lucu. Kuberitahukan padamu,
Kauwcu mudamu jarang injak kaki didunia kang-ouw, juga belum pernah melakukan segala pembunuhan itu, kau jangan sembarangan menuduh orang," jawabnya
pemuda itu sambil ketawa dingin.
Kemudian ia dongakkan kcpalanya, dan ketawa
terbahak-bahak dan lantas berkata pula: "Kau juga tidak usah bertingkah, siapa yang sudi mengaku saudara
dengan anak haram" Kau sudah ambil keputusan atau 550
belum" Kauwcu mudamu sudah tidak ada banyak tempo untuk menunggu lama2"
Lim Tiang Hong dengan alis berdiri membentak pula dengan suara keras: "Kau berani memiki aku anak
haram?" Tangannya lalu bergerak, dengan kecepatan
bagaikan kilat ia melancarkan serangannya.
Tapi 4 Lengcu yang berdiri disampingnya pemuda
itu dengan berbarang sudah menyambuti serangannya Lim Tiang Hong.
Pemuda itu masih tetap berdiri di tempatnya
dengan sikapnya yang sombong.
"Memang benar kau ada anak haram, perlu apa
harus menyangkal?" demikian ia melontarkan kata2nya yang keji.
Lim Tiang Hong lantas naik darah, selagi hendak
melancarkan serangannya yang kedua kalinya, tiba2
terdengar suara ketawa nyaring yang memekakkan
telinga. Dari luar rimba melayang turun 5 orang.
Yang berjalan paling depan. ternyata ada Cin-cit, yang mempunyai gelar Tiat-ciang Kim liong dan
551

Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan kepala dari Thian-lam Ngo-liong serta pernah mengadu tenaga dengan Lim Tiang Hong.
Dibelakangnya ada mengikuti 4 saudara
seperguruannya yang masing2 mendapat gelar: Song-
kang It-liong, Kiu-sian In-liong, Tiam-hong Giok-liong dan Jie-sui Khim-liong.
Namanya Thian-lam Ngo-liong ada sangat terkenal
dikalangan kang-ouw. Mereka mempunyai kepandaian
sangat tinggi, tapi mereka jarang unjukkan diri didunia kang-ouw. Maka kali ini setelah muncul berbareng dan turun ke dalam gelanggang pertempuran, diam2 telah mengejutkan rombongan orang-orang Thian-cu-kauw.
Dengan cepat dua orang Thian-cu-kauw sudah
maju menghampiri dan menegur mereka: "Dengan
maksud apa kalian datang kemari. Lekas dijelaskan.
Andai kata kedatangan kalian hendak memberi bantuan tenaga kepada bocah itu, kini aku nasehatkan kepada kalian, paling baik kalian jangan turut campur tangan dalam urusan ini"
Tiat-ciang Kim-liong mengawasi orang ini sejenak, lalu menjawab dengan suara dingin: "Orang yang dicari oleh Thian-lam Ngo-!iong adalah Lim Tiang Hong
552 muridnya Bu-ceng Kiam-khek. Yang lainnya kita tidak mau tahu"
Sehabis berkata lalu maju menghampiri Lim Tiang
Hong dan berkata: "Kalian berdua, siapa yang bernama Lim Tiang Hong" Lekas jawab!".
Lim Tiang Hong yang melihat 5 "naga" itu telah
datang berbareng, ia tahu bahwa pertempuran sengit tidak dapat dihindarkan lagi. maka seketika itu juga ia lantas maju dan berkata sambil pelembungkan dada
"Didalam dunia cuma ada satu Lim Tiang Hong, Yang lainnya adalah kawanan kurcaci yang tidak tahu malu, yang hendak meminjam nama orang. Tuan" ada
keperluan apa mencari aku?"
Tiat-ciang Kim-liong Cin-cit dengan sorot matanya yang tajam memandang anak muda itu, kemudian
berkata dengan suara gusar: "Tidak nyana kau yang masih berusia begini muda, ternyata sudah berani
melakukan perbuatan yang begitu rendah. Jikalau aku si orang she Cin tidak mengetahui dengan cepat, barangkali akan mengalami nasib seperti Heng-lim Con-loan, akan menjadi korbannya akal kejimu"
553 Lim Tiang Hong mendengar orang she Cin ini ada
menyebut-nyebut dan menimpakan dosa perihal
kematiannya Heng-lim Cun-loan diatas pundaknya,
wajahnya pucat seketika, dengan suara gusar ia
membentak: "Kau jangan sembarangan menuduh orang.
Racun diatas Ngo-liong Kau-hun-leng itu bukan aku si orang she Lim punya perbuatan. Apalagi aku si orang she Lim dengan kau dulu belum pernah mengenal satu sama lain, perlu apa aku harus meracuni kau?"
"Heh, heeh! kau sungguh pandai menyangkal.
Sekarang aku tanya padamu, mengapa kau sendiri tidak kena racun itu?".
"Aku pernah makan nyalinya ular yang sudah ribuan tahun umurnya, hingga tubuhku kebal terhadap segala jenis racun. Percaya atau tidak, terserah padamu.
Sekarang aku sudah menerangkan apa sebabnya
kepadamu. Jikalau dulu ada mempunyai ganjalan sakit hati dengan suhuku, semua itu aku tanggung resikonya.
Untuk membereskan ganjalan sakit hati itu, paling baik kau jangan menimbulkan soal yang lain-lain"
"Bagus, bagus! mengenai soal racun, untuk
sementara boleh kita jangan bicarakan lagi. Kedatangan 554
Thian-lam Ngo-liong hari adalah hendak balajar kenal dengan kepandaian ilmu silatnya murid Bu-ceng Kiamkhek"
Pemuda yang menyaru Lim Cang Hong tadi, begitu
melihat mereka hendak menempur Lim Tiang Hong,
diam2 merasa sangat girang. Ia mengawasi orang2nya sejenak, lalu memberi isyarat kepada mereka, supaya semua mundur.
Thian-lam Ngo-liong yang selamanya tidak pandang
mata pada orang lain. Mereka mengira bahwa orang2
Thian-cu-kauw itu mundur karena merasa jeri terhadap nama Thian-lam Ngo-liong yang sudah kesohor didunia kang-ouw. maka merasa sangat bangga hingga pada
tertawa terbahak-bahak. Dengan berdiri berendeng, 5 "Naga" itu maju di
hadapannya Lim Tiang Hong.
Lim Tiang Hong sambil dongakkan kepala, berkata
dengan suara dingin: "Sudah lama aku dengar namanya Thian-lam Ngo-liong. Pertandingan hari ini kita lakukan dengan cara satu lawan satu atau dengan maju
berbareng?" 555 "Tuan jangan sombong. Aku Jie-sui Kim-liong disini ingin belajar kenal dengan kepandaian tuan. Tipu
pukulan "Lui- tian Hui-hoan-ciang" Bu-ceng Kiam-khek dahulu pernah menggetarkan dunia kang-ouw,"
"Mana, mana! Tuan terlalu memuji. justru ilmu
pukulan "Ngo-heng Ciang-hoat Thian-lam Ngo-liong itulah yang namanya sudah kesohor dikolong langit".
"Kalau begini tuan harus hati2 menghadapi ilmu
pukulan ini....!" "Silakan...." Kedua pihak meski dimulutnya pada sangat
merendah, tapi sikap mereka amat tegang.
Jie-sui Kim-liong sembari berkata, diam2 kerahkan seluruh kekuatan tenaga dalannya. Dengan tindakan perlahan2 ia maju lagi beberapa tindak.
Kemudian dengan mendadak, sontak ia lompat
menerjang. Kedua kepalannya, dengan kecepatan
bagaikan kilat sudah melancarkan serangan dengan
beruntun sampai 3 kali dengan 5 cara, hingga seluruhnya 15 cara. Pukulannya itu dilakukan begitu cepat.
Kelihatannya sangat membingungkan lawannya.
556 Dalam waktu sekejapan saja, dirinya Lim Tiang
Hong sudah dikurung oleh sambaran angin dan
bayangannya tangan Jie-sui Kim-liong.
Sambil ketawa Lim Tiang Hong menggunakan
ilmunya mengegoskan diri yang sangat aneh, kedua
kakinya dengan gerakan entah bagaimana, tahu2 sudah bisa meloloskan diri dari kurungan lawannya, kemudian ia berseru dengan suara keras: "Tunggu dulu, kita harus jelaskan dulu. Hari ini kita bertempur secara mati-matian atau hanya main towel saja?"
"Bocah, kau tak usah banyak mulut, Lohu nanti
suruh kau menerima kekalahan dengan hati ikhlas"
"Baiklah! Kau sambutlah seranganku"
Baru saja habis berkata, tangannya bergerak
menyerang dengan cepat. Jie-sui Kim-liong dalam hati diam2 merasa terkejut.
Ia tidak menduga bahwa Lim Tiang Hong ada
mempunyai kekuatan tenaga dalam begitu hebat.
Buru2 ia keluarkan seluruh kekuatannya untuk
menangkis serangan Lim Tiang Hong.
"Kau tadi kata hendak belajar dengan ilmu pukulan Lui-tian Hui-hoan-ciang. Baru beberapa jurus saja, kau 557
nampaknya sudah kewalahan!" berkata Lim Tiang Hong sambil ketawa dingin, kemudian lompat melesat ke atas, untuk mencecar lawannya, sehingga Jie-sui Kim-liong sampai dipaksa mundur 8 kaki.
Jie-sui Kim-liong kaget berbareng gusar. Ia segera menggunakan ilmu pukulan Ngo-heng Ciang-hoat,
mulutnya berseru: "Bocah, kau jangan bangga dulu!"
Ia lalu kerahkan seluruh kekuatan tenaga
dalamnya, kedua tangannya diputar, untuk menyambuti serangan Lim Tiang Hong.
Sebentar kemudian terdengar suara beradunya
kedua kekuatan yang dasyat, kedua-duanya nampak
mundur. Dengan mata mendelik, Jie-sui Kim-liong maju
menyerang lagi. Mendadak ia nampak berkelebatnya bayangan Lim
Tiang Hong. Entah dengan cara bagaimana, ia sudah berhasil mncekal penggelangan tangan Jie-sui Kim-liong.
Dalam kagetnya yang tidak terhingga, orang tua itu coba menarik tangannya dengan paksa.
Tapi, tangan Lim Tiang Hong yang lainnya sudah
menekan dadanya, suatu tenaga lunak yang mempunyai 558
kekuatan luar biasa sudah mendorong dirinya sehingga satu tombak lebih jauhnya.
Masih untung Lim Tiang Hong tidak mengandung
maksud jahat terhadap dirinya kawanan 5 naga itu. Kalau tidak, niscaya siang2 jiwanya salah satu dari kawanan naga itu sudah binasa ditangannya.
Sejenak sete!ah Jie-sui Kim-liong didorong mundur oleh Lim Tiang Hong, disitu lalu terdengar suara
bentakan berulang-ulang yang lalu disusul dengan
majunya Tiat-ciang Kim-liong dan ketiga kawannya.
Dengan serentak mereka melancarkan serangan
kepada dirinya Lim Tiang Hong secara berbareng.
Karena hebatnya serangan tersebut, anginnya
sampai menimbulkan suara menderu-deru.
Tapi gesit Lim Tiang Hong geser kakinya 3 tindak, sikapnya begitu tenang, seolah-olah tidak menghadapi serangan yang sesungguhnya amat dahsyat.
Thian-lam Ngo-liong yang namanya sudah begitu
kesohor, sesungguhnya tidak menduga sama sekali
bahwa hari itu dengan kekuatan 4 tenaga tergabung tidak berdaya menghadapi satu anak muda yang baru muncul di dunia kang-ouw.
559 Pada saat itu, Jie-sui Kim-liong yang batu mulai
hilang tata kagetnya, diam2 mencoba jalan
pernapasannya. Setelah mendapat kenyataan bahwa
dirinya tidak terluka, lantas turut menyerbu ke dalam kalangan. Dengan demikian, 5 "Naga" itu masing masing lalu mengambil kedudukannya sendiri2, sembari
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga masing2, hendak melakukan tekanan lebih hebat terhadap dirinya si anak muda.
Pada saat itu, Lim Tiang Hong sendiri diam2 juga
terkejut. Waktu mengetahui dirinya sudah terdesak demikian rupa, mendadak sudah gerakkan tangannya
untuk melakukan serangan pembalasan.
Usahanya itu ternyata berhasil. Desakan hebat yang menekan dari lima penjuru tadi, dalam waktu sekejapan sudah dibikin buyar tanpa bekas.
Tapi... kekuatan tenaga 5 naga belum habis sampai disitu saja. Mereka sudah bertekad bulat hendak
menuntut balas sakit hati terhadap kekalahan yang dialami oleh mereka ditangannya Bu-ceng Kiam-khek.
Mereka harus bisa menebus kemaluan yang diderita oleh suhu mereka. Maka sudah bertahun-tahun mereka
560 melatih diri, hari itu adalah saatnya bagi mereka untuk melaksanakan cita2 mereka yang telah ditunggu-tunggu bertahun-tahun lamanya.
Oleh karena itu ada suatu pertempuran yang
mcnyangkut nama baik mereka untuk seumur hidupnya, maka tidaklah heran kalau setiap orang dari kawanan 5
"naga" itu sudah memforsir semua kekuatan dan
kepandaian yang mereka punyai, berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkan lawannya itu.
Karena sengitnya pertempuran tersebut, sambaran
angin menimbulkan suara mendesing tidak hentinya.
Sebentar-sebentar diseling dengan suara bentakan dan beradunya kekuatan dari kedua pihak.
10 jurus, 20 jurus... 30 jurus,100 jurus, 200 jurus....
sudah dilalui. Sekejap mata saja 300 jurus lebih sudah dilewati, meski kekuatan tenaga dalam kedua fihak sudah mulai kendur, tapi serangan mereka kelihatan semakin hebat.
Lim Tiang Hong dalam hati diam2 berpikir: jika
bertempur secara demikian, paling sedikit bisa sampai seribu jurus. Pada saat itu, tenagaku sendiri tentunya sudah mulai habis. Jika orang2 Thian-cu-kauw
561 melakukan serangan dengan tiba2, bukankah akan mati konyol"
Memikir sampat disitu, hatinya mulai merasa cemas, maka ia lantas membentak dengui suara keras:
"Bukankah kalian hendak belajar kenal dengan ilmu pukulan Lui-tian Hui-hoan-ciang" Sekarang kalian lihat!"
Sehabis berkata, ia lalu menggunakan ilmunya
"Siauw-yang It-ku Sin-kang", dengan satu gerakan yang dinamakan "Hong-lip Suat-u" atau "Angin menderu salju berterbangan". Secepat kilat jari tangannya menyentil, kekuatan tenaga dalam yang dipusatkan ke dalam jari tangannya lantas menyambar keluar.
Serangan itu menimbulkan suara ser-ser an dan
kekuatan tenaga yang sangat hebat menyambar saling susul.
Sial bagi Siong-kang It-liong, dialah merupakan
sasaran pertama dari serangannya Lim Tiang Hong yang sangat hebat itu.
Ia coba buru2 angkat tangannya hendak menahan
serangan tersebut, tapi kesudahannya seperti terdorong oleh sesuatu kekuatan tenaga yang tidak berwujud, hingga kakinya sudah tidak menuruti perintahnya lagi, 562
sudah mundur sampai 5 tindak dan mulutnya
memuntahkan darah segar. Melihat keadaan demikian, Tiat-ciang Kim-liong lalu berseru keras sambil mendorong dengan kedua
tangannya. Satu sambaran angin mendadak nyelusup dari sela2
serangan tangannya dan terus menyambar ke arah jalan darah "Kian-kin".
Tiat-ciang Kim-liong coba hendak memutar
tubuhnya, tapi sudah tidak keburu.
Srt! Serangan tadi mengenakan telak kepada
sasarannya. Pundaknya Tiat-ciang Kim-liong berlobang, darah mengalir keluar membasahi sekujur badannya.
Dengan cepat ia tarik mundur dirinya sampai setombak lebih.
Pada saat itu, Kiu-hian In-liong, Tiam-cong Giok-
liong dan Jie-sui Kim-liong masing2 juga sudah dibikin rapuh oleh sambaran angin dari tangannya Lim Tiang Hong, sehingga pada lompat mundur.
Meski Lim Tiang Hong sudah berhasil memukul
mundur lawannya, tapi ia sendiri juga sudah kehabisan tenaga, sehingga wajahnya pucat pasi dan terpaksa 563
berdiri saja sambil pejamkan matanya untuk mengatur pernapasannya.
Semua kejadian itu sudah disaksikan oleh kauwcu
muda dari Thian-cu-kauw serta begundalnya. Maka
ketika melihat Lim Tiang Hong berdiri sambil pejamkan matanya, mereka telah geser maju kaki masing2 dengan perlahan.
Walaupun bagaimana Thian-lam Ngo-liong ada
jago2 kenamaan dan bukan orang2 dari kalangan jahat.
Setelah mengalami kekalahan ditangannya Lim Tiang Hong, dengan tanpa berkata apa2 lantas meninggalkan tempat tersebut.
Lim Tiang Hong masih berdiri ditempatnya sambil
pejamkan mata. Yu kok Oey-eng menyaksikan kelakuan orang2 dari Thian-cu-kauw, yang agaknya hendak
berlaku tidak baik terhadap dirinya Lim Tiang Hong.
mendadak keluarkan suara ketawa dingin, sedang
badannya sudah bergerak mendekati si anak muda.
Mendadak dari kalangan orang banyak itu terdengar suara bentakan, lalu disusul melesat keluarnya 2
bayangan orang. Dengan kecepatan bagaikan kilat
menyerang dirinya Lim Tiang Hong.
564 Serangan itu dilakukan secara berbareng dan
dilakukan dari tengah udara hingga sambaran angin yang amat dingin telah mengurung badannya Lim Tiang Hong.
Berbareng dengan itu, tangan kedua orang yang
melakukan serangan tersebut pada saat itu juga terpisah hanya 6 atau 7 kali saja di atas kepalanya si anak muda.
Lim Tiang Hong mendadak membuka kedua
matanya. Kedua tangannya lalu bergerak untuk
menyambuti serangan tersebut.
Suara menggelegar dari beradunya kedua kekuatan
itu sekali terdengar nyaring, dan setelah suara itu sirap, kedua orang yang melakukan serangan tadi tampak
berteriak dan lantas jungkir balik di tengah udara, darah kelihaan berhamburan disana sini.
Tampak dimana Lim Tiang Hong berdiri, saat itu
tanahnya juga sudah ambles kira2 setengah kaki
dalamnya. Dalam segebrakan saja Lim Tiang Hong sudah
membikin tamat jiwanya kedua Leng-cu dari Thian-cu-kauw, hal mana lantas bikin kuncup nyalinya orang2
Thian-cu-kauw yang tadinya hendak melakukan serangan membokong.
565 Tapi sebentar kemudian, dari rombongan orang2 itu kembali sudah muncul dua orang lagi yang menyerang dari kanan dan kiri dengan berbareng.
Orang yang di sebelah kiri ada seorang laki2
berwajah sawo matang dan berewokan lebat. Ia
menggunakan serangan kepalan tangan dari jarak jauh, kepalannya yang begitu besar, nampaknya ada
mengandung kekuatan tenaga yang amat dahsyat.
Orang yang melakukan serangan dari sebelah
kanan, ada menggunakan serangan dengan kekuatan
tenaga "im" yang seperti mengandung racun berbisa, karena sebelum serangannya sampai, anginnya sudah meaghembuskan bau amis itu bisa.
Lim Tiang Hong hanya ketawa dingin. Kekuatan
Siauw-yang It-ku Sin-kangnya mengurung sekujir
badannya, hingga seperti pagar tembok yang kokoh
kuat. Ia hanya memutar sedikit badannya, dengan
tangan kanan ia menangkis serangan yang dilancarkan dari kedua pihak. Berbareng dengan itu, jari tangan kirinya lantas menyentil mengarah dada kedua orang tersebut.
566 Kedua gerakan itu dilakukan sedemikian cepatnya.
Sebentar kemudian setelah terdengar suara benturan nyaring, laki2 wajah sawo matang merasakan dadanya seperti digempur oleh satu kekuatan yang amat dasyat.
Sambil mengeluarkan jerita ngeri, mulutnya
menyemburkan darah segar, badannya jatuh terjungkal dan tidak bisa bangun lagi.
Hampir berbarengan dengan rubuhnya laki2 wajah
sawo matang tadi, orang yang melakukan serangan dari kanan, juga perdengarkan suara jeritan ngeri, karena dadanya sudah berlobang tertembus serangan jari
tangannya Lim Tiang Hong.
Dengan sorot mata dingin Lim Tiang Hong
memandang keadaan sekitarnya, kemudian ia berkata dengan suara mengeledek: "Orang2 dari Thian-cu-kauw kalau hanya seperti kantong nasi itu saja. Sekalipun datang sampai puluhan ribu jumlahnya, percuma saja hanya mengantarkan jiwa secara sia2"
Pemuda yang mengaku Lim Tiang Hong tadi,
nampaknya sangat gusar ketika mendengar ucapan Lim Tiang Kong itu. Dengan sorot mata buas ia mengawasi 567
Lim Tiang Hong, kemudian sembari membentak ia
menghampiri. Kawanan orang2 Thian-cu-kauw yang lainnya,
mungkin karena merasa tertusuk oleh ejekan Lim Tiang Hong tadi, maka sedetik itu hatinya merasa panas.
Sambil menghunus senjata masing2 orang2 itu pada
maju menghampiri dirinya si anak muda.
Dengan demikian, suasana kembali nampak sangat
tegang. 30 lebih orangnya Thian-cu-kauw yang namanya sudah terkena! karena keganasan mereka, nampak
setindak demi setindak hendak mendekati si anak mada sampai sejarak kira2 sedepa, tapi sikapnya Lim Tiang Hong saat itu masih tetap tenang, sedikitpun tidak merasa gentar.
Mendadak terdengar suaranya Yu-kok Oey-eng,
yang memecahkan tersebut. "Jika berbuat licik demikian ingin menjagoi di dunia kang-ouw, ini benar2 membikin orang mati ketawa"
Demikian katanya si nona dengan suaranya yang
lantang, tajam, seolah-olah suaranya burung kenari.
Tidak heran kalau ia mendapat nama julukan seperti itu.
568 Perkataan yang sangat menusuk hati itu telah
menyinggung perasaan agungnya pemuda yang
mengaku diri Lim Tiang Hong disana.
"Kalian semua mundur, biarlah aku sendiri yang
membereskan dia" demikian ia menggeram.
Lim Tiang Hong melirik padanya sejenak,. kemudian tertawa ringan dan tidak mati ambil pusing lagi padaya.
Tepat pada saat itu, diluar rimba terdengar suara orang ketawa berkakakan, kemudian disusul oleh
munculnya 3 orang yang terbang melayang laksana
burung garuda. Orang yang pertama yang pertama


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

unjukkan diri adalah seorang pengemis berewokan yang kakinya pincang, dua yang lainnya ada orang tua yang berpakaian baju hijau dan bertopi kecil.
Lim Tiang Hong kenali mereka sebagai orang-nya
Hong-hong-tie. Maka ketika menampak kedatangan
mereka, ia telah anggukkan kepala sembari tersenyum.
Si orang tua itu yang bukan lain dari pada Gin-sie-siu, telah membalas hormat dengan menyoja. Mereka
agaknya sangat menghormat sekali terhadap Lim Tiang Hong, karena setelah memberi hormat, mereka lantas berdiri di kedua sisinya si anak muda, sedang si
569 pengemis berewokan lantas berdiri dibelakangnya sambil menunjang kakinya yang pincang dengan tongkatnya
Kedatangan ketiga orang yang tidak diduga-duga
Itu, telah membikin kesima si anak muda yang mengaku dirinya "Lim Tiang Hong".
Si pengemis berewokan "Cian-lie Tui-hong",
ketrukkan tongkatnya ditanah, sehingga menimbulkan suara nyaring, kemudian berkata sambil perdengarkan ketawanya yang aneh: "Apa kalian hendak menempuh
kemenangan dengan mengandalkan jumlah banyaknya
orang" Itu bagus sekali! Mari, mari hari ini kita bertempur secara main keroyok bagaimana" Aku kepingin lihat, Siauw-kauwcu dari Thian-cu-kauw lebih kuat atau kongcu dari Hong-hong-tie lebih tangkas" Ha...
ha.... ha...." Suara pengemis berewokan itu ada begitu besar
dan nyaring seolah-olah bunyi gembreng sehingga
memekakkan telinga. Lim Tiang Hong nampak kerutkan keningnya.
Cian-lie Tui-hong yang menampak demikian, lalu
hentikan ketawanya, ia mundur 2 tindak, kemudian
mambongkokkan badan kepada Lim Tiang Hong seraya
570 berkata untuk minta maaf: "Aku yang rendah biasa
berlaku berandalan, harap kongcu suka maafkan"
"Kau tak usah merendah," jawabnya Lim Tiang
Hong sembari ketawa. Namun dalam hati anak muda itu diam2 merasa
heran, ada hubungan apa sebenarnya antara dirinya dengan kedua golongan atau partai besar itu" Sehingga saat itu ia masih belum jelas.
Dulu, orang2 Thian-cu-kauw menjunjung dirinya
sebagai kauwcu muda. Setelah ia mengetahui keadaan sebenarnya, ia anggap bahwa sebutan siauw kongcu
atau kauwcu muda itu agaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Tapi
selanjutnya Thian-cu-kauw berbalik anggap dirinya sebagai musuh, bahkan kemudian muncul lagi seorang kauwcu muda yang wajahnya mirip dengan dirinya.
bukankah itu adalah satu hal yang sangat aneh"
Kalau pada saat itu ia sedang berdiri bingung
memikirkan persoalan yang menyangkut dirinya, adalah si anak muda yang tadi mengaku sebagai Lim Tiang
Hong dan kini berdiri dihadapannya, juga merasa terkejut 571
dan terheran-heran dengan munculnya orang2 dari
Hong-hong-tie secara mendadak itu.
Selama 10 tahun itu, Thian-cu-kauw telah berusaha hendak menguasai atau menjagoi dunia kang-ouw. Entah berapa banyak tenaga kuat yang ditarik masuk olehnya, tapi orang2 kuat itu kebanyakan terdiri dari kawanan iblis, penjahat dikalangan kang-ouw atau rimba hijau.
Namun kekuatan dan pengaruh mereka sesungguhnya
tidak boleh dipandang ringan. Kekuatan mereka rasanya sudah cukup untuk menghadapi dunia rimba persilatan dan kalau mereka tidak lantas bergerak serta berlaku secara terang-terangan, itu disebabkan karena masih merasa jeri terhadap kekuatannya Hong-hong-tie.
Hong-hong-tie juga merupakan satu partai besar
yang baru kedengaran namanya pada waktu belakangan ini. Orang2nya terdiri dari orang2 pilihan, Rata2
mempunyai kepandaian sangat tinggi, namun tindak
tanduknya sangat misterius, juga jarang sekali muncul di dunia kang-ouw. Tapi begitu turun tangan, sudah tentu menggemparkan, karena sepak terjangnya yang begitu tegas, terutama terhadap orang2 dari golongan hitam, boleh dikata tidak mau memberi ampun sama sekali.
572 Oleh karenanya, maka Thian-cu-kauw selalu
menghindarkan diri, jangan sampai timbul bentrokan dengan mereka.
Tapi hari itu, dengan tidak terduga-duga orang2nya Hong-hong-tie telah muncul secara mendadak dan secara terang2an menantang pihaknya Thian-cu-kauw serta
melindungi dirinya Lim Tiang Hong yang mereka
bahasakan kongcu. Semua ini telah membuat Siauw-kauwcu Thian-cu-
kauw yang biasanya sangat galak kejam dan banyak akal kejinya, menjadi kememak, entah bagaimana harus
menyelesaikan soal tersebut pikirnya.
Kedua pihak pada bungkam, tidak ada satu
orangpun yang membuka suara.
Tiba2 dari luar rimba kembali ada masuk dua orang lagi. Begitu unjukkan diri, kedua orang itu lantas berkata dengar, suara mereka yang seram: "Siauw-kauwcu,
mengapa tidak lekas bereskan mereka. Kauwcu sedang menantikan kabar darimu!"
Pemuda yang dipanggil Siauw-kauwcu itu lantas
berpaling, sambil unjukkan ketawanya yang tidak wajar ia berkata: "Oh, kiranya Mo-kiong Tay-nio dan Hwee-soa 573
Koay-khek, kedua anggota pelindung hukum kita yang datang... Orang2-nya Hong-hong-tie telah telah
mencampuri tangan persoalan ini. Kalian pikir, apakah itu tidak mendongkolkan orang?"
Ini adalah kelicikannya pemuda itu. Sebab jika
timbul bentrokan dengan Hong-hong-tie, itu ada
merupakan satu persoalan yang sangat besar, apalagi bentrokan secara langsung, akibatnya sungguh hebat. Ia takut apabila hal itu terjadi nanti akan disesali oleh kauwcu, maka ia hendak limpahkan soal tanggung jawab itu diatas pundak kedua anggota pelindung hukum itu.
Dan ketika melihat kedatangan mereka, ia segera
memberi keterangan secara ngawur, sedang ia sendiri tidak mau menyatakan pikiran apa2.
Kedua anggota pelindung hukum itu, kedudukannya
didalam perkumpulan Thian-cu-kauw cuma dibawahnya wakil kauwcu seorang saja, mereka sangat dihargakan tenaganya oleh kauwcu. Saat itu mereka mengira bahwa kauwcu mudanya itu ada menghargai diri mereka
sebagai orang2 golongan tua. Dalam kegirangannya
sudah lantas menjawab tanpa dipikir lagi: "Siapapun yang berani menghalang-halangi tindakkannya orang2
574 Thian-cu-kauw, segera harus disingkirkan dari muka bumi ini. Sekalipun orang2nya Hong-hohg-tie juga tidak boleh dikecualikan"
Hanya dengan ucapan mereka itu, sudah berarti
memikul semua tanggung jawab dalam soal bentrokan dengan orang2nya Hong-hong-tie itu. Kauwcu muda itu setelah mendengar perkataan tersebut, diam2 merasa girang, tapi diluarnya ia masih pura2 menjawab dengan lakunya yang menghormat sekali: "Boanpwee menurut perintah saja!"
Dengan cepat ia gerakkan tangannya melancarkan
satu serangan. Kauwcu muda itu sejak kecil sudah mendapat
didikan dari kauwcu sendiri. Kepandaiannya sangat tinggi, begitu turun tangan lantas menggunakan tipu pukulannya yang paling ganas.
Siapa nyana baru saja angin pukulannya itu
meluhcur keluar dari tangannya. dari samping terdengar suara "ser, ser" Sambaran angin nerobos tangannya dan terus mengarah dadanya.
Kiranya adalah si pengemis Cian-lie Tui-hong
punya perbuatan. Ketika ia melihat kauwcu muda itu 575
gerakkan tangannya melancarkan serangannya, ia lantas angkat tongkatnya. Ilmu khikangnya yang tunggal lantas disalurkan keujung tongkat dan menghalau serangan kauwcu muda itu.
Kauwcu muda itu terpaksa tarik kembali
serangannya. Berbareng dengan itu ia juga lantas lompat mundur sampai 5 kaki jauhnya untuk menghindarkan diri dari serangan si pengemis tadi.
Kedua anggota pelindung hukum dari Thian-cu-
kauw, saat itu juga sudah berada ditengah lapangan.
Hwee-soa Koay-khek lantas berdiri dihadapannya si pengemis, Sambil tudingkan payungnya yang butut, ia berkata dengan suaranya yang seram: "Thian-cu-kauw dengan Hong-hong-tie, seolah-olah air sungai dengan air sumur yang satu sama lain tidak saling mengganggu.
Tuan dangan mengandalkan sedikit kepandaian yang
tidak berarti itu, sudah berani menghalang-halangi usaha orang kami. Apakah tuan anggap Thian-cu-kauw sudah tidak ada orangnya lagi?"
Cian-lie Tui-hong lantas menjawab sambil ketawa
bergelak-gelak: "Air sungai meski tidak mengganggu air sumur, tapi kauwcu mudamu yang tidak punya mata itu 576
sudah berani mengganggu kongcu kami, bagaimana aku si pengemis boleh tinggal diam" Kabarnya tuan pernah melakukan latihan istimewa dengan senjatamu yang
berupa payung butut itu. Kita boleh coba main2
beberapa jurus, apa perlunya menggunakan mulut untuk berdebat dengan perkataan yang tidak ada gunanya?"
Sebetulnya mereka berdua ada merupakan orang2
yang sudah ternama dikalangan kang-ouw, tidak
seharusnya main damprat begitu rupa. Tapi oleh karena perkataannya Hwee-soa Koay-khek yang nyeloncong
tadi, telah membikin meluap darahnya si pengemis
pincang, maka lantas membalas dengan perkataan yang lebih pedas.
Hwee-soa Koay-khek lantas pentang payungnya
dan berkata sambil ketawa terbahak-bahak: "Aku si Hwee-soa Koay-khek, sejak malang melintang di dunia kang-ouw, belum Pernah bertemu dengan orang yang
begitu jumawa seperti kau ini!"
"Dan hari ini aku suruh kau belajar kenal dengan
kepelannya orang jumawa itu"
577 Begitu menutup mulutnya, Cian-lie Tui-hong lantas putar tongkatnya begitu rupa cepatnya, untuk
mengemplang lawannya. Tongkat yang digerakkan demikian cepatnya itu
telah menimbulkan sinar hitam berkelabatan yang lantas mengancam kapalanya Hwee-soa Koay-khek.
Dengan matanya yang seperti mata burung alap2,
Hwee-soa Koay-khek mengawasi menyambarnya tongkat itu, tapi ia masih berdiri tegak tanpa bergerak, dan setelah tongkat itu persis hendak tiba di atas batok kepalanya, mendadak ia menotol dengan ujung
payungnya. "Creng!" demikian terdengar suara nyaring, tongkat yang meluncur turun sangat hebatnya itu
ternyata sudah tersampok miring oleh totolan ujung payung butut itu.
Hwee-soa Koay-khek lantas membuka dan menutup
payungnya, untuk melakukan serangan pembalasan.
Dan orang kuat kelas satu dari kalangan kang-ouw
itu, sama2 beradat keras berangasan. Begitu adu mulut, lantas disusul dengan pertarungan mati2an, maka begitu bergebrak, masing2 sudah menggunakan serangan2nya yang paling berbahaya.
578 Senjata payung butut yang oleh Hwee-soa Koay-
khek dinamakan "payung berapi", saat itu sudah diputar laksana titiran, hingga uap merah mengepul memenuhi di sekitar tanah lapang. Dalam lingkungan seputar 3
tombak, masih membawa panasnya.
Si pengemis berewokan itu meski kakinya pimcang,
tapi gerakan badan dan kakinya ternyata sangat lincah dan gesit sekali. Ia tidak kecewa mendapat gelar Cian-lie Tui-hong atau si Pengejar Angin. Senjatanya yang
berupa tongkat kecil itu diputar sedemikian rupa hingga kelihatannya seperti gumpalan asap hitam saja, namun sebentar2 kelihatan menerjang gumpalan merah yang keluar dari payungnya Hwee-soa Koay-khek.
Untuk sementara, pertempuran itu nampaknya
berjalan seru karena kekuatan kedua pihak kelihatannya berimbang.
Lim Tiang Hong yang menyaksikan jalannya
pertempuran itu, ia merasa bahwa tipu2 pukulan yang digunakan oleh kedua pihak, semuanya belum pernah dilihatnya. Begitu aneh serta mengandung kekuatan sangat hebat.
579 Dalam keadaan demikian, mendadak ia ingat dirinya Yu-kok Oey-eng, si nona kerudung yang sangat misterius itu. Apakah nona itu benar2 ada bakal istrinya" Ataukah ia ada mempunyai maksud lain yang tersembunyi"
Mengingat sampai disitu, dengan tanpa sadar lantas berbalik mengawasi si nona yang pada saat itu kebetulan juga sedang arahkan pandangan matanya yang melalui lobang kerudung kepala dirinya.
Lim Timg Hong lalu mengambil keputusan, setelah
pertempuran itu selesai, ia nanti akan berbicara banyak dengan ia.
Justru pada saat itu, di medan pertempuran
terdengar suara bentakan, kemudian disusul oleh suara ketawanya si pengemis pincang yang aneh.
Ia lalu menengok kearah medan pertempuran,
dimana ia dapat lihat dirinya Hwee-soa Koay-khek telah berdiri dengan muka pucat pasi. Tangannya cuma
memegang senjata payungnya yang cuma tinggal
sebelah, yang sebagian mungkin salah dibikin hancur atau patah oleh senjata tongkatanya si pengemis
pincang. 580 Si pengemis pincang itu setelah umbar ketawanya,
lalu berkata sambil geleng2-kan kepalanya: "Tidak ada artinya, tidak ada artinya! Seorang pelindung hukum dari Thian-cu-kauw yang tidak mempunyai kemampuan apa2.
Benar2 sangat lucu!"
Hwee-soa Koay-khek dengan wajah bengis lantas
menjawab sambi! ketawa meringis: "Pengemis busuk, kau tak usah bangga, hadiahmu hari ini. aku si Hwee-soa Koay-khek tidak akan melupakan selama-lamanya"
Senjata payungnya yang cuma tinggal sebagian ia
lemparkan di tanah, kemudian kabur terbirit-birit.
Tapi ia tidak tahu bahwa perbuatannya telah
membawa ekor, karena senjata payung yang
dilemparkan tadi, diluar dugaannya sudah mengenakan dadanya salah seorang anak buah Thian-cu-kauw,
sehingga orang tersebut rubuh binasa seketika itu juga.
Dengan kekalahan yang dialami oleh Hwee-soa
Koay-khek tadi, diam2 telah membikin kaget hatinya Mo-kiong Toa-nio. Karena kekuatan dan kepandaian nyonya ini ada berimbang dengan Hwee-soa Koan-khek. Kalau yang tersebut belakargan ini sudah mengalami
kekalahan, buat ia rasanya jega tidak bisa berbuat apa2.
581 Tapi oleh karena terdesak oleh keadaan, ia terpaksa keraskan kepala. Dengan gerak jalannya yang dibikin-bikin, ia masuk kelapangan, dan selagi nyonya itu henda membuka mulutnya sambil menuding dirinya si pengemis pincang, tiba2 pemuda yang dipanggil kauwcu muda
olehnya sudah mencegah sembari ia berkata: "Toanio, harap suka mundur dulu. Mari biarlah boanpwee yang membereskan anak haram ini"
Perkataan "anak haram" itu, telah membuat Lim
Tiang Hong naik darah, dengan cepat ia menghampiri dan berkata dengan suara bengis: "Siapa yang kau
katakan anak haram?"
"Itulah kau sendiri!"
"Kalau begitu kau sudah bosan hidup"
Dalam keadaan murka, Lim Tiang Hong lalu
melancarkan serangannya yang sangat hebat. Serangan itu merupakan salah satu serangan dalan tipu
pukulannya yang ampuh yang dinamakan Hui-hoan-
ciang. Kauwcu muda itu mana tahu lihaynya serangan itu.
Dengan sangat semberono ia putar tangannya untuk
menyambuti serangan tersebut. Tapi begitu kedua
582 kekuatan saling bentur, ia segera merasakan gelagat kurang baik. Dengan cepat ia tarik mundur dirinya, kemudian dengan menggunakan kedua tangan ia balas
menyerang secara bertubi-tubi.
Terdengar suara benturan nyaring. Badannya
kauwcu muda itu terpental mundur dalam keadaan
sempoyongan seperti orang mabuk. Wajahnya yang
terhitung cakap juga, seketika itu sudah berobah merah sepeti kepiting direbus, sambi kertak gigi, kembali ia lompat menerjang.
Lim Tiang Hong mengawasi semua perbuatan
kauwcu muda itu sembari ketawa dingin kemudian
menyambuti terjangan kauwcu muda itu dengan
serangannya yang sedemikian cepat sampai 3 kali
beruntun. Kauwcu muda itu nampaknya sudah kalap benar,
sehingga dengan tanpa menghiraukan jiwanya sendiri, sudah menyambuti semua serangan Lim Tiang Hong
dengan kekerasan pula. Kekuatannya kauwcu muda ini benar2
menakjubkan. Lim Tiang Hong jika hendak merubuhkan padanya, juga tidak mungkin dengat begitu mudah saja.
583 Tapi si kauwcu muda yang sudah kalap benar2 itu
ternyata sudah gelap pikirannya. Ia tidak memikir panjang lagi, hendak mengadu kekuatan tenaga dalam dengan Lim Tiang Hong.
Ia tidak tahu bahwa Lim Tiang Hong yang berkali-
kali menemukan kejadian gaib, ada mempunyai kekuatan tenaga dalam begitu hebat, maka hanya menggunakan 5
atau 6 bagian saja, sudah cukup membikin si kauwcu muda itu tidak berdaya.
Ketika Lim Tiang Hong mengingat bagaimana
kauwcu muda itu pernah menyaru dan menggunakan
namanya untuk mengganas dan melakukan pembunuhan
besar2 terhadap orang2 dari golongan baik2, hatinya begini panas, hingga saat itu ia lantas menggunakan ilmunya Kian-liong Pat-jiauw, menyambar pergelangan tangan si kauwcu muda dan kemudian ditekan dengan keras.
Kauwcu muda itu merasa kesakitan setengah mati,
sekujur badannya sampai lemas, hampir saja ia berlutut untuk minta ampun, sedang keringat dingin mengetel keluar membasahi badannya.
584 Dalam keadaan demikian, disitu lalu timbul suara
bentakan berulang-ulang, dari berbagai penjuru.
Orang2nya Thian-cu-kauw sudah pada memburu kearah Lim Tiang Hong untuk menolong kauwcu muda mereka.
Tapi, orang2nya Heng-hong-tie ternyata bertindak
lebih cepat. Si pengemis pincang, Gin-sie-siu dan Ceng-phoo-siu bertiga, sudah bertindak melindungi dirinya Lim Tiang Hong. Maka ketika menampak orang2nya Thian-cu-kauw bergerak, mereka lalu putar tangan mareka untuk menyambuti kedatangan orang2 tersebut.
Beberapa orang yang mencryang duluan telah
dibikin terpental oleh serangan ketiga orang kuat itu, yang lainnya katika menyaksikan keadaan demikian
semua lantas pada mundur tidak berani mendekati lagi.
"Siapa yang tidak takut mati, boleh maju" demikian sesumbarnya si pengemis pincang.
Tapi, siapapun tidak ada yang mempunyai
kepandaian dan kekuatan untuk menerjang dirinya ketiga orang kuat itu, termasuk Mo-kiong Toa-nio sendiri. Tapi ia yang mempunyai keedudukan sebagai pelindung
hukum dalam perkumpulan Thian-cu-kauw, sudah tentu tidak dapat membiarkan dirinya kauwcu mudanya
585 terjatuh didalam tangan musuh, maka ia lantas pentang senjatanya yang berupa anak panah dengan busurnya dan lantas maju menyerang dirinya si pengemis pincang.
Dengan wajah beringas si pengemis pincang
menyambuti setiap serangan yang dilancarkan oleh Mo-kiong Toa-nio.
Semua kejadian itu telah terjadi dalam waktu
sekejapan saja. Lim Tiang Hong setelah menekan si kauwcu muda itu dan selagi hendak menotok jalan
darah, mendadak nampak berkelebatnya satu bayangan orang. Dengan kecepatan bagaikan kilat sudah berada di sampingnya Lim Tiang Hong.
Lim Tiang Hong yang mempunyai daya reflek begitu
tajam, segera geser kakinya untuk menyingkir kesamping sembari menyeret dirinya si kauwcu muda.
Tiba2 ia dengar orang yang baru tiba itu berseru
padanya: "Lepaskan tanganmu, itu adalah kakakmu
sendiri!" Suara itu ada mengandung nada kaget dan
ketakutan demikian rupa dan tatkala Lim Tiang Hong berpaling padanya, ia baru kenali bahwa orang yang baru 586
datang itu ternyata adalah ibunya sendiri, Lok-hee Hujin.
Maka seketika itu ia lantas berdiri kesima.
"Bagaimana aku bisa mempunyai kakak?" demikian
ia menanya dengan heran. Tapi karena memandang muka ibunya, ia lantas
lepaskan tangannya yang mencekal pergelangan tangan si kauwcu muda tadi. Dan kauwcu muda itu begitu
dirinya sudah bebas lagi lantas atur pernapasannya, memandang Lim Tiang Hong dengan penuh amarah.
Setelah itu ia lantas balikkan badannya untuk kabur.
Lok-hee Hujin mengawasi berlalunya kauwcu muda
itu sembari gelengkan kepala. Ia menghela napas
perlahan kemudian berpaling kearah si pengemis pincang sembari berkata: "Kita masih ada sedikit urusan pribadi yang akan bicarakan dengan kongcu kalian, bolehkan kalian berlalu sebentar saja?"
Si pengemis pincang itu saling berpandangan
dengan Gin-sie-siu dan Ceng-phoa-siu sejenak kemudian meninggalkan Lim Tiang Hong.
Saat itu orang2nya Thian-cu-kauw juga sudah pada
berlalu mengikuti jejak kauwcu maka dalam rimba itu hanya tinggal Lim Tiang Hong dan Lok-hee Hujin berdua.
587 Tatkala Lim Tiang Hong mencari Yu-kok Oey-Lng, si nona itu ternyata juga sudah meninggalkan tempat tersebut.
Hatinya merasa seperti kehilangan apa2, tiba2 ia
menanyakan pada Lok-hee Hujin: "Ibu, mengapa kau
tidak memberitahukan tentang asal usul yang mengenai dirinya anak muda yang menyaru sebagai diriku tadi.
Bagaimana ia bisa menjadi kakakku?"


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia benar2 adalah kakakmu, ibumu tidak
membohongi kau... Anak, apakah kau masih pikir hendak pulang ke lembah Loan-phiauw-kok".
"Apapun aku tidak pikirkan, aku cuma ingin tahu
asal usul diriku, dimana sebetulnya ayah berada?"
Mendengar pertanyaan itu, Lok-hee Hujin wajahnya
berubah seketika: "Tentang ini, cepat atau lambat kau nanti akan tahu sendiri, sekarang aku tidak mengijinkan kau menanyakan lagi"
"Ibu! Apakah kau masih ada apa2 yang tidak boleh
diketahui oleh orang luar?"
Lok-hee Hujin gelagapan. Hatinya merasa bimbang.
Ia tidak berdaya untuk memberi jawaban yang
sebenarnya terhadap anaknya ini.
588 Dalam keadaan demikian, diluar rimba tiba2
terdengar suaru yang ketawa dingin.
Lim Tiang Hong lantas membentak: "Siapa"...., "
Dengan ilmunya It-sia Cian-lie, laksana anak panah terlepas bari busurnya ia sudah melesat keluar dari dalam rimba.
Gerakan itu ada begitu gesit, tapi tatkala ia tiba di luar rimba, disitu sudah tidak kelihatan bayangan seorangpun juga.
Ia masih merasa penasaran. Dengan cepat ia
lompat keatas pohon. Dari situ ia memandang keadaan disekitarnya, ditempat sejauh kira2 2 atau 3 ratus tombak ia melihat satu bayangan orang lari kearah timur laut. Karena merasa sudah tidak keburu untuk mengejar, maka lantas balik lagi ke dalam rimba, tapi pada saat itu Lok-hee Hujin juga sudah tidak kelihatan bayangannya lagi.
Ia memanggil berulang-ulang, tapi tidak mendapat
jawaban. Ia tahu bahwa ibunya sudah pergi jauh, maka rupa2 pikiran lantas timbul dalam otaknya. Ia coba menganalisa segala kejadian yang sudah lalu,
kesimpulannya ialah: 589 1. Apa sebabnya ibunya tidak mau memberi
tahukan tentang asal usul yang menyangkut dirinya" Dan kalau ditanya tentang itu, sang ibu itu nampaknya ada kesulitan atau kesusahan batin yang menindih
perasaannya. Apa sebabnya Thian-cu-kauw membasakan dirinya Siauw-kauwcu atau kauwcu muda" Dan apa
sebabnya kemudian pandang dirinya sebagai musuh"
2. Bagaimana kauwcu muda dari Thian-cu-kauw.
Mendadak, sontak bisa berubah menjadi kakaknya" Kalau hal itu benar, maka kauwcu Thiau-cu-kauw itu sudah tentu adakah ayahnya sendiri. Tidak! Itu tidak mungkin, sebisa-bisa ia coba menyingkirkan pikiran yang demikian itu.
3. Kauwcu muda yang menyaru sebagai dirinya itu.
kalau betul adalah kakaknya, maka Im-san Mo-lie juga terhitung masih kakaknya" Dan mengapa mereka suka menyaru dirinya melakukan perbuatan mengganas"
Andaikan ada kebetulan saja, ada permusuhan apa
orang2 Thian-cu-kauw itu dengan orang2 golongan
partai Hian-bun" 4. Heng-lim Cun-loan sebetulnya binasa ditangan
siapa" Mengapa orang itu harus turun tangan membunuh 590
padanya" Apakah itu juga ada perbuatannya Im-san Mo-lie" Apakah karena orang tua itu mengetahui asal usul dirinya, sehingga perlu disingkirkan dari dalam dunia untuk menutup rahasia itu"
Dengan kesimpulan seperti diatas, ia telah
mendapat kapastian bahwa asal usul dirinya itu
sesungguhnya sangat misterius. Ada kemungkinan
didalamnya terdapat permusuhan sangat hebat. Oleh karena itu, maka ia semakin keras keinginannya untuk membongkar semua rahasia yang meliputi dirinya.
Ia berpikir lagi sejenak, kembali ia teringat segala sepak terjangnya orang2 dari Hong-hong-tie. Mengapa orang2 dari Hong-hong-tie membahasakan dirinya
Kongcu" Apakah Kie-lin Kokcu, yang pemimpin mereka itu adalah ayahnya sendiri.
Kembali ia ingat bagaimana ketika ia mencekal
pergelangan tangannya kauwcu muda dari Thian-cu-
kauw tadi. Siapapun sebetulnya tidak mudah bisa
menembus dalam lingkaran yang dibuat oleh si pengemis pincang dan kawan2nya tadi, tapi mengapa ibunya bisa menembus bendungan itu begitu mudah" Dari situ dapat 591
diduga bahwa orang2nya Hong-hong-tie mungkin juga kenal baik dengan Lok-hee Hujin.
Banyak kejadian setelah dipikir dengan tenang,
pelahan2 mulai menemukan jawabannya. Jalan satu2nya pada saat itu, ialah bikin terang dulu asal usul yang mengenai dirinya. hingga semua persoalan akan menjadi terang.
Tapi kemana ia harus mencari keterangan itu"
Dalam pikiran pepat, dengan tanpa sadar
tangannya dimasukan ke dalam sakunya, mendadak
tangannya menyentuh sebuah benda bundar. Ia lantas keluarkan benda itu. Ternyata adalah benda yang
diberikan oleh Im-san Mo-lie yang rupanya seperti petasan.
Benda apakah ini" Demikian ia tanyakan dalam
hatinya sendiri. Tertarik oleh perasaan aneh, kedua jarinya lantas memencet benda tersebut. Tiba2 terdengar suara
ledakan, sinar hijau lantas meluncur ke tengah udara, sinar itu lama sekali masih belum pudar, maka seketika itu ia lantas sadar bahwa semua kejadian dan peristiwa 592
berdarah serta orang yang menyaru dirinya itu, mungkin adalah perbuatannya Im-san Mo-lie seorang.
Selagi ia masih dalam keadaan termenung, dari
empat penjuru nampak berkelebatnya bayangan banyak orang, yang lari menuju ke arahnya. Dilihat dari
dandanannya orang2 itu, ternyata adalah orang2nya Thian-cu-kauw.
Bukan kepalang rasa kagetnya pada saat itu.
-odw-smhno- Bab 16 DALAM keadaan tidak sengaja Lim Tiang Hong
melepaskan api pertandaan yang diberikan oleh Im-san Mo-lie kepadanya, hingga dalam waktu sekejapan saja dari empat penjuru muncullah banyak orang2.
Orang2 itu terdiri beberapa kelompok. Tiap
kelompoknya paling sedikit berjumlah lima orang yang kesemuanya lantas lari menghampiri kedekatnya.
Menyaksikan kejadian demikian, hati Lim Tiang
Hong tergerak. Diam2 dalam hati ia berpikir: "Siauw-kauwcu dari Thian-cu-kaaw itu setiap kali melakukan kejahatan selalu menggunakan namaku. Maka kini
593 sekali2 aku juga boleh mengaku sebagai Si kauwcu itu untuk mencari sedikit keterangan".
Sementara itu orang2nya Thian-cu-kauw tadi sudah
berada didepannya dan pada menjura memberi hormat.
Dari wajah mereka kelihatan sikap yang sedikit kikuk bingung.
Lim Tiang Hong se-bisa2nya meniru gerak geriknya
pemuda yang mengaku Siauw-kauwcu Thian-cu-kauw
itu, dengan sikap keren dan suara dingin berkata:
"Apakah kalian pernah melihat seorang pengemis
pincang" Dia adalah orangnya Hong-hong-tie. Barusan pernah bergebrak beberapa jurus dengan aku, sekarang sudah kabur lagi"
Wajahnya Lim Tiang Hong dengan pemuda yang
menamakan diri Siauw-kauw-cij itu memang sangat mirip satu sama lain. Ditambah pula sikap yang di-bikin2 Lim Tiang Hong seperti sikap Siauw-kauwcu mereka, sudah tentu tidak dapat dikenali oleh orang2 Thian-cu-kauw. Itu karena dengan Siauw-kauwcu mereka sendiripun mereka jarang saling bertemu.
Maka mereka lantas menjawab: "Hunjuk beritahu
kepada siauw-kauwcu, kami belum pernah melihat"
594 Diwajah orang2 itu ada sedikit kelihatan kekagetan dan ketakutan. Sebabnya ialah, Kauwcu mereka pernah pesan wanti2, tidak boleh mencari setori dengan orangnya Hong-hong-tie. Dan sekarang mengapa Siauw-
kauwcu ini berani turun tangan terhadap si pengemis pincang dari Hong-hong-tie"
Lim Tiang Hong yang melihat mereka benar saja
tidak menaruh curiga terhadapnya sedikitpun, lantas berkata pula dengan suaranya yang tetap ketus dingin:
"Tahukah kalian bahwa sanak atau kerabatnya Heng-lim Cun-loan dari Kim-leng selama ini ada menunjukkan gerakan apa2?"
Murid2nya Thian-cu-kauw itu pada geleng2 kepala
dan hampir dengan serentak pula menjawab: "Hamba
sekalian karena tidak mendapat perintah, terhadap soal ini tidak berani melakukan penyelidikan"
Orang2 Thian-cu-kauw itu semuanya merupakan
orang yang belum masuk hitungan. Mereka biasanya
hanya tahu melakukan tugasnya menuruti perintah
atasnnya saja. Maka hal2 yang belum ditugaskan dengan sendirinya sama sekali tidak diketahui.
595 Lim Tiang Hong yang tidak mendapat keterangan
Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong 6 Canda Ala Sufi Nawadhir Juha Al-kubra Karya Nashruddin Pendekar Binal 10
^