Pencarian

Tamu Dari Gurun Pasir 7

Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa Bagian 7


aedikitpun juga dari orang2 itu, dalam hati merasa gusar, maka lantas ia membentak keras: "Manusia tidak punya guna! Sekalipun tidak ada perintah dalam urusan besar seperti ini juga seharusnya kalian turut ambil perhatian!"
Orang2 itu kelihatan pada mengkeret badannya,
sambil tundukkan kepala mereka membungkam dalam
seribu bahasa. Lim Tiang Kong sebetulnya ingin mendapatkan
keterangan siapa2 adanya musuh Heng-lim Cun-loan dan kematiannya Heng-lim Can-loan itu betul atau bukan perbuatannya orang2 Thian-cu-kauw.
Sebab kalau benar kematian itu disebabkan oleh
orang2, Thian-cu-kauw, kerabat atau sanak dekatnya heng-lim Cun-loan sudah tentu ambil perhatian. Dan sekarang ternyata sedikitpun ia tidak dapat keterangan, maka ia juga merasa kewalahan. Akhirnya ia hanya dapat berkata setelah ulap2kan tangan: "Sudah tidak ada urusan apa2 lagi! Kalian semua boleh pergi! Tinggalkan seorang saja untuk membawaku suratku ke pusat"
Diantara orangnya Thian-cu-kauw itu nampak pada
berunding sebentar, tetapi tidak ada seorangpun yang 596
berani maju hingga hal ini tentu saja membuat Lim Tiang Hong mendongkol dalam hati.
"Telur busuk! Kalian berani membangkang Siauw-
kauwcu kalian" Apa kalian sudah tidak perlu jiwa kalian lagi?"
Orang2 itu agaknya ketakutan. Salah seorang
menjawab sambil bungkukkan badan: "Bukannya hamba sekalian berani menolak atasan. Hamba sekalian
sebetulnya tidak tahu dimana letak pusat perkumpulan kita"
Lim Tiang Hong berlagak seperti baru sadar "Ow!
Kiranya begitu," katanya "Kalau begitu baik, pergilah semua! Aku sudah tidak perlu apa2 lagi!" "
Orang2 Thian-cu-kauw itu seperti orang2 tawanan
yang mendapat pengampunan besar, lantas serentak
balik badan dan kabur sipat kuping tanpa menoleh-noleh lagi.
Percuma saja semua usahanya Lim Tiang Hong
tadi, sebab sampaipun dimana letak pusat perkumpulan Thian-cu-kauw itu ia juga tidak bisa dapatkan alamatnya.
Dalam jengkelnya, setelah menggebah orang2
Thian-cu-kauw dan selagi hendak berlalu, tiba2
597 terdengar suara berkibarnya baju tertiup angin. Dari tengah udara lalu mendadak melayang turun seorang wanita berparas cantik bukan main.
Wanita itu ternyata adalah ibunya sendiri, Lok-hee Hujin.
Setelah kakinya menginjak tanah dan melihat Lim
Tiang Hong berdiri disitu, lama ia menanya dengan sikap keheranan: "Hong-jie, apa kau tadi yang melepas api pertandaan?"
Terhadap ibunya ini yang selalu berdandan perlente dan berpupur medok selalu itu, Lim Tiang Hong memang sudah merasa tidak senang. Maka ketika ditanya hanya mengangguk, tidak menjawab sepatahpun.
Lok-hee Hujin rupanya masih tetap heran, maka
bertanya lagi: "Bagaimana kau bisa mempunyai api
pertandaan dari partai kita itu?"
"Im-san Mo-lie yang memberikan padaku"
"Apa kau kenal dia?"
"Aku dengan dia pernah mengikat tali persahabatan sebagai encie dan adik. Cuma aku merasa ia terlalu jahat. Beberapa kali menjadi dan menggunakan namaku 598
melakukan kejahatan. Lain kali apabila aku bertemu lagi dengannya, tentu tak kuampuni lagi"
"Kau jangan semberono! Dia adalah enci
kandungmu sendiri!" Sudah lama Lim Tiang Hong memang mencurigai
Im-san Mo-lie yang mungkin ada hubungan denganya.
Dan sekarang setelah diberitahukan oleh ibunya sendiri, kegusarannya lantas meluap. Sambil gedruk2an kakinya ia lantas berkata "Ahh! Jikalau semua ini benar, aku yang mempunyai satu engko dan satu enci seperti itu, habislah semuanya"
Setelah itu ia menarik lengan baju Lok-hee Hujin
dan menanya lagi dengan tegas tandas: "Ibu, hari ini kau harus memberitahukan tentang asal usulku! Sebetulnya ayah sekarang ada dimana dan kauwcu dari Thian-cu-kauw itu apa benarkan ayahku?"
Diwajahnya Lok-hee Hujin saat itu terkilas suatu
roman yang aneh luar biasa. Kelihatan sang ibu agak tercengang sejenak dan kemudian se-olah2 sudah
mengambil suatu keputusan tetap, dengan tandas pula ia berkata: "Kauwcu adalah ayahmu sendiri! Perlu apa kau begitu taruh curiga" Baru2 ini ayahmu sedang berusaha 599
hendak mengambil suatu barang. Kalau kau bertemu
dengan dia, harus kau ingat, dia adalah ayahmu sendiri!"
Apa yang dikuatirkan oleh Lim Tiang Hong dan apa
yang ditakuti serta dibuat kuatir selama itu akhirnya benar2 ada suatu kenyataan, suatu hal yang menakutkan dan menyeramkan hatinya.
Orang yang semula disangsikan adalah ayahnya
sendiri, kini telah menjadi jelas, karena ibunya sendiri yang mengatakan demikian. Maka seketika itu seperti orang mabok, matanya dirasakan ber-kunang2, dengan kedua tangan menekap kepalanya sendiri, hampir saja ia roboh tidak ingat orang, sedang mulutnya tidak
henti2nya mengeluh sendiri: "Oh Tuhan! Bagaimana kau permainkan umatmu begini rupa". Apa yang harus
kuberbuat selanjutnya". Apa aku diharuskan berhadapan sebagai musuh bebuyutan dengan ayahku yang jahat
yang melakukan segala rupa kejahatan itu. Aku yang mempunyai kepandaian silat cukup tinggi, seharusnya kugunakan ilmuku itu untuk msnyingkirkan segala
kejahatan. Tapi tujuan pertama yang halus kusingkirkan ternyata adalah ayahku sendui... Aah...!"
600 Lok-hee-Hujin setelah mengetahui hubungan antara
Kauwcu Thian-cu-kauw dengan Lim Tiang Hong bcgini buruk, maka semua perkataan yang sedianya hendak
diucapkan terpaksa ditelannya kembali. Ia merasa seperti perkataannya tadi telah melanggar hati nuraninya
sendiri, maka akhirnya dengan diam2 lalu meninggalkan anaknya itu.
Keadaan Lim Tiang Hong pada waktu itu sungguh
sangat mengenaskan. Dalam keadaan demikian, semua hal disekitarnya hampir tidak diambil perhatian.
Lama sekali ia berada dalam keadaan jengkel dan
murung demikian dan akhirnya, ketika ia mengangkat muka dan selagi hendak minta penjelasan lagi dari ibunya, ternyata sang ibu itu sudah tidak kelihatan lagi sekalipun bayangannya.
Dalam hatinya seketika itu lalu timbul perasaan
curiga. Pikirnya: "Dia setiap kali berbicara dengan aku, selalu kelihatan gaga gugu seperti suaranya tidak sewajarnya dikeluarkan. Dalam urusan ini, benar atau bohong masih harus dipastikan. Sebaiknya aku sekarang mengambil tindakan. Menurut rencanaku semula, setelah 601
aku bertemu sendiri dengannya atau kalau sudah
mendapat bukti2, baru nanti aku berusaha lagi"
Berpikir memang tidak terlalu sulit, tetapi dalam perkara itu se olah2 besi berat yang hendak diangkat dari dalam dasar lautan dan se-olah2 duri yang hendak
dikeluarkan dari tenggorokan, tidak begitu mudah
dilakukan. Disamping itu, masih ada lagi satu soal yang lebih rumit dan pelik yang hingga pada waktu itu masih belum dapat dibuktikan, yakni orang yang menjadi
Kauwcu Thian-cu-kauw itu apakah betul adalah itu orang yang dikatakan suhunya "Manusia Buas Nomor Satu" atau bukan. Apabila hal itu benar, maka persoalan itu tentu akan menjadi semakin pelik.
Saat itu ia sendiri juga tidak tahu sedang berada dimana, lama sekali berdiri dalam sikap menjublek demikian, sampai hari hampir gelap baru per-lahan2
meninggalkan tempat tersebut.
Sambil gerakkan kakinya untuk melemaskan otot2,
dalam suasana yang gelap, dalam hatinya berpikir
"Urusan sudah menjadi demikian rupa, jengkel juga tidak guna. Maka sebaiknya aku lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya...."
602 Selagi ia masih berjalan sembari melamun itu, lima sosok bayangan orang laksana anak2 panah lepas dari busurnya tiba2 sudah terbang melesat depan matanya.
Oleh karena daya penglihatan, begitupun daya
pendengaran Lim Tiang Hong jauh lebih terang daripada manusia biasa, meskipun dalam keadaan melamun
telinganya masih dapat menangkap suara yang
sebagaimana kecilpun juga, dan matanyapun segera
dapat meiihat bahwa kelima sosok bayangan orang itu adalah Thian-lam Ngo-liong.
Melihat orang2 itu hatinya tergerak, diam2 dalam
hati berpikir: "Malam buta rata seperti ini orang2 itu kelihatan seperti ter-gesa2, apa mungkin ada kejadian apa2?"
Sebagai orang dunia rimba persilatan sudah tentu
Lim Tiang Hong mempunyai perasaan lebih tajam
daripada manusia umumnya. Sedikit merasa curiga,
lantas ingin mengetahui se-dalam2nya. Begitu juga halnya Lim Tiang Hong pada ketika itu tidak dapat dikecualikan. Maka ia lantas ia lompat melesat dengan ilmu mengentengi tubuhnya, sebentar saja ia sudah 603
melesat tujuh delapan tombak mengejar lima "naga" yang terbang duluan tadi.
(-0odwkzo0-) Jilid Ke 7 Dengan perbuatannya itu, benar saja Lim Tiang
Hong dapat menyaksikan keadaan yang agak ganjil
baginya. Tindak tanduknya Ngo-liong itu mengherankan
hatinya maka dikejarnya terus mengambil jalanan
gunung yang kecil dan sunyi2. Tampak dari sikap mereka kelihatan sangat tegang sekali.
Jalanan yang ditempuh makin lama berbahaya,
untuk orang2 kebanyakan, jalanan sulit yang berbahaya itu tentu akan menyulitkan perjalanan. Lim Tiang Hong melihat itu diam2 lantas berpikir: "Thian-lam Ngo-liong ini apa maksudnya mengambil jalanan gunung yang sempit dan berbahaya?"
Pada saat itu Tiat-ciang Kim-liong tiba2 berhenti larinya dan sambil balik badan berseru: "Barangkali ada disini!"
604 Dari dalam sakunya "Liong" ini lalu mengeluarkan
segulung peta warna kuning yang lalu dibuka serta dibaca dibawah penerangan dewi malam.
Lima orang itu berkerumun membuat satu
lingkaran, lalu dengan tangan menunjuk-nunjuk, entah apa yang dirundingkan mereka"
Lim Tiang Hong ketika pasang kuping, lapat2
didengarnya Tiat-ciang Kim-liong berkata dengan nada rendah sekali "Suhu dulu sering memeriksa gambar ini sambil menarik napas. Katanya lantaran sebiji nyali naga yang sudah berubah menjadi batu, ia telah
mengorbankan tiga jiwa saudara seperguruannya. Tapi barang itu sendiri katanya lagi, belum berhasil
diambilnya. Maka ber-kali2 suhu memesan kepada
Suhengmu yang bodoh ini, jangan sekali-kali coba
menempuh bahaya lagi"
Song-kang, It-liong lantas berkata seperti orang
penasaran, suaranya lebih keras dari yang duluan. "Aku justru tidak percaya kalau tempat ini begitu angker"
Tiat-ciang Kim-liong kemudian berkata pula setelah menarik napas: "Sam-tee jangan terlalu gegabah.
Dengan terus terang, jikalau bukan karena kali ini kita 605
jatuh pamor oleh muridnya Bu-ceng Kiam-khek,
suhengmu ini lebih suka benda pusaka nyali naga yang sudah berubah jadi batu itu, selamanya terpendam tanpa orang lain yang tahu, tidak perlu harus menempuh jalan bahaya seperti ini"
Tiam-cieng Giok-liong lantas berkata: "Waktu sudah tidak pagi lagi. Kita sudah datang kemari, Perlu apa mesti mundur lagi" Kita cari sampai ketemu. Aku percaya, asal kita berlaku hati2 sedikit tidak akan ada halangan apa2"
Tiat-ciang Kim-liong menggulung peta kuning itu
lagi yang lalu dimasukkan kedalam sakunya.
Dan mereka berlima lantas pada bangun berdiri
semuanya. Sementara itu ditempat agak kejauhan, Lim Tiang
Hong yang mencuri dengar pembicaraan mereka, diam2
berpikir: "Entah benda apa yang dinamakan nyali naga yang sudah jadi batu itu dan bahaya apa sampai begitu besar mendapat perhatian Thian Tam Ngo-liong ini?"
Tetapi ia juga lantas menduga, bahwa nyali naga
yang katanya sudah berubah jadi batu itu pasti adalah sebuah benda mujijat yang tidak ternilai harganya harganya.
606 Pada waktu itu tiba2 kedengaran suara ketawa
ganjil. Dari belakang sebuah batu besar mendadak muncul
seorang taotho yang rambutnya riap2an bersama2
seorang imam yang rupanya mirip seperti tengkorak hidup. Kedua orang ini begitu perdengarkan suara lalu terus menghadang perjalanan Thian-lam Ngo-liong.
Tiat-ciang Kim-liong rupanya kenal baik dengan
taotho dan imam itu, yang dikenalnya sebagai orang2
jahat terkenal dalam kalangan Liok-lim. Taotho itu bergelar Mo-hoat Hiong-ceng, sedang si-imam adalah yang dikenal dengan sebutan Cao-sat Cinjin dari kuil Liong-hauw-koa dikota Kui-tim.
Melihat munculnya dua iblis itu begitu mendadak,
diam2 ia merasa kaget. Mo-hoat Hiong-ceng sambil perdengarkan suara
ketawa anehnya tadi berkata: "Sudah lama kudengar Thian-lam Ngo-liong katanya menyimpan sebuah peta yang dinamakan Hong-bong Pit-kok. Sekarang, kalian bawa itu peta atau tidak". Menurut pikiranku sabaiknya kau serahkan pada kami dalam keadaan damai, sebab 607
kalau Hud-yamu nanti turun tangan, cuma kematian
yang jadi bagian untuk kalian!"
Perlulah sedikit diketahui, iblis ini kepandaiannya tinggi luar biasa. Meskipun seorang yang sudah terkenal ganas dan kejam, dia masih lebih ganas dan lebih kejam lagi. makanya kata2nya ada demikian sombong.
Tiat-ciang Kim-liong yang ingin mengandal
kekuatan gabungan mereka lima orang, meski dalam hati merasa jeri, tetapi juga tidak sudi memperlihatkan kelemahannya, maka sambil ketawa berkakakan lalu
berkata: "Orang lain boleh takut kau jin atau setan Mo-hoat Taotho yang begitu jahat dan telengas. Tapi Thian-lam Ngo-liong bukan sebangsa cecurut yang bila kau permainkan seenaknya. Ha ha ha!"
Mo-hoat Taotho dengan sorot mata buas beringas
nampak menggeser kakinya, per-lahan2 baru berkata.
"Kalian ini rupanya belum mau mengucurkan air mata kalau belum melihat peti mati, maka Hud-ya mu terpaksa akan menyempurnakan kalian!..."
Kedua tangannya mendadak bergerak berbareng,
yang sebelah kiri mengarah Tiat-ciang Kim-liong, sedang yang sebelah kanan mengarah Sie-liong.
608 Serangan itu menimbulkan angin puyuh, sampai
terdengar suara gemuruh, angin men-deru2.
Ngo-liong sudah gusar semua. Masing2 lalu
mengeluarkan serangan tangannya menyambut serangan tangan sitaotho.
Sebentar lalu terdengar suara nyebeleduknya suara bentrokan.
Mo-hoat Taotho tiba2 keluarkan suara ketawanya
yang aneh, badannya melesat tinggi, se-akan2 burung garuda besar. Sepuluh jari tangannya dipentang dan menyambar dirinya Tiat-ciang Kiam-liong.
Tiat-ciang Kiam-liong dengan beringas lalu
mengeluarkan ilmu Ngo-heng Ciang-hoatnya, sambil
menutup hawa jalan darahnya untuk menghindarkan
serangan taotho itu terus menerus sampai lima belas kali beruntun melakukan serangan balasan baru dapat
terhindar dari serangan sitaotho.
Walaupun demikian, tidak urung ia sudah mundur
sampai delapan kaki jauhnya.
Berbareng pada waktu Mo-hoat Taotho menyerang
ber-tubi2 Tiat-ciang Kiam-liong, adalah Siong-kang It-609
liong dan Jie-sui Khim-liong. Ke-dua2nya melakukan serangan dari belakang punggung Mo-hoat Taotho.
Mo-hoat Taotho tiba2 dongakkan kepala dan....
rambutnya yang awut2an itu nampak pada berdiri
semua. Tiba2 terdengar suara "Srr Srr"-an beberapa puluh kali. Hawa kekuatan yang mengandung warna hitam
lantas meluncur dari atas kepalanya dengan kecepatan kilat.
Sebentar lalu terdengar suara jeritan.
Siong-kang It-hong lantas jatuh terjengkang
dengan wajah berlumuran darah.
Jie-sui Khim-liong dengan ter-sipu2 baru berhasil lolos dari serangan mengandung kabut hitam itu setelah dengan susah payah berjungkir balik beberapa kali.
Lim Tiang Hong yang menyaksikan seluruh kejadian
dari tempat sembunyinya, diam2 juga terkejut. "Ini ada ilmu gaib apa?" demikian ia ber-tanya2 pada dirinya sendiri.
Pada saat itu empat naga sudah berdiri mengambil
tempat sendiri2, hingga Mo-hoat Taotho terkurung
ditengah2. 610 Dengan wajah murung dan suara halus Tiat-ciang
Kim-liong berkata: "Sahabat! Kau kejam dan telengas.
Thian-lam Ngo-liong tidak akan biarkan kau terus
mengganas" Mo-hoat Taotho dengan mata tetap beringas,
disertai senyum iblisnya menjawab: "Kau tidak perlu omong besar! Malam ini adalah kalian, Ngo-liong yang harus pulang ke akhirat:"
Tangannya lalu diubat abitkan ketengah udara
beberapa kali. Dengan beruntun tujuh belas kali sudah dilancarkan serangannya dengan kaki diputar demikian rupa hingga seperti gangsingan, angin lantas men-deru2
ber-putar2, menyapu seputarnya.
Serangan yang dilakukan secara aneh luar biasa itu sesungguhnya banyak tenaga yang dikeluarkan. Tetapi dengan sendirinya pula banyak korban yang pasti akan jatuh.
Lim Tiang Hong yang menyaksikan diam2
mengeluarkan keringat dingin sendiri. Meskipun Ngo-liong itu ada sedikit ganjalan dengannya, akan tetapi biar bagaimanapun mereka masih dalam golongan orang
baik2. 611 Thian-lam Ngo-liong mendapatkan namanya itu
sebetulnya tidak dengan jalan mudah. Mo-hoat Taotho, begitu melancarkan serangannya dengan cara demikian, lima persaudaraan itu lantas bersama mengerjakan
tangan2 mereka dan melancarkan serangan balasan dari empat penjuru.
Empat pasang kepalan tangan dengan membawa
angin men-deru2 sebentar saja telah berhasil mengurung Mo-hoat Taotho di-tengah2.
Tetapi serangan yang demikian hebat dari keempat
"naga" itu kelihatannya tidak akan dapat berbuat banyak, sebab badannya Taotho itu kelihatan terus ber-putar2an, sedang sebentar melesat ke atas, lain detik meluncur kebawah. Sebentar lagi menyerang dengan tangannya, lain saat sudah menyerang dengan kakinya.
Semuanya itu dilakukan dengan caranya yang aneh
luar biasa. Lim Tiang Hong yang menyaksikan jalannya
pertempuran ganjil itu sudah lantas mengetahui bahwa dipihaknya Tiat-ciang Kim-liong dan saudara2nya, cepat atau lambat pasti akan jatuh korban pula. Maka dengan 612
memikir demikian lalu timbul pikiran kasihan, ia ambil keputusan hendak membantu pihak Ngo-liong.
Mendadak dilihatnya itu tosu (imam) yang
macamnya seperti tengkorak hidup matanya
menyinarkan sorot kebuasan sedang mengawasi Tiat-
ciang Kim-liong. Maka hatinya lalu tergerak.
Saat itu awan yang tadinya meliputi tempat sekitar situ sudah fajar hingga keadaan sekitar gunung itu terang benderang.
Wajahnya Mo-hoat Taotho yang bengis
kelihatannya tambah menyeramkan.
Lima bersaudara Naga itu karena dalam
pertempuran itu ada menyangkut nama baik mereka,
setiap orang tentu saja pada memusatkan seluruh
perhatiannya. Maka setiap serangannyapun dilakukan dengan sepenuh tenaga juga, dan semua yang diarah merupakan jalan darah kematian.
Tetapi Mo-hoat Taotho itu sesungguhnya
mempunyai kepandaian bukan cuma tinggi saja, tapi juga memiliki ilmu gaib. Maka setiap kali turun tangan, selalu keluar tipu2 serangan yang aneh2, hingga susah diraba oleh lawannya.
613 Pertempuran sengit itu berjalan cepat luar biasa.
Setelah berjalan sampai empat puluh jurus lebih ternyata empat "naga" yang tadi sudah berhasil melakukan ofensip sekarang sudah berubah jadi defensif (pertahanan). Pada saat itu terdengar suara ketawanya Mo-hoat Taotho yang aneh.
Sebentar kemudian mendadak terdengar suaranya
Jie-sui Kim-liong yang mengerikan. Badannya terpental laksana bola yang terus menggelinding ke dalam jurang.
Tiat-Ciang Kim-liong yang menyaksikan kematian
saudara seperguruannya demikian mengenaskan lalu
keluarkan seruan bengis: "Iblis jahat! aku akan adu jiwa dengan kau!"
Setelah lama tangannya lantas diputar cepat
laksana titiran, tanpa menghiraukan jiwanya sendiri, dicecarnya sang lawan itu sampai sebelas kali.
Serangan itu disusul olah Tiang-cong Giok-liong,
Kui-hian In-liong dengan serangan hebatnya masing2!
Oleh karena serangan2 ketiga Liong itu dilakukan
dengan cara nekad2an, mana jauh lebih dahsyat
daripada yang semula, ketika mereka masih berempat.
614 Tetapi Mo-hoat Taotho rupanya masih tidak
pandang mata serangan2 yang hebat itu. Ia
perdengarkan suara anehnya ber-ulang2. bentuk
tubuhnya yang gendut nampak berputaran ke sana ke mari.
Mendadak kakinya digeser kedepan Tiat-ciang Kim-


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

liong, lalu menyerang dengan tenaganya yang besar.
Tiat-ciang Kim-liong dalam keadaan kalap lalu
memusatkan seluruh kekuatan tenaganya. sambil
menggeram keras kedua tangannya didorong keluar
menyambuti serangan si taotho hingga dua serangan hebat saling beradu.
Sebentar lain terdengar suara benturan keras. Tiat-ciang Kim-liang nampak mundur sampai enam kaki,
dadanya dirasakan sesak sampai sukar bernapas, sedang mulutnya sudah menyemburkan darah hidup.
Kui-hiang In-liong dan Thian-cong Giok-liong
melihat Toako mereka terluka, kedua2nya lantas maju menubruk seperti harimau terluka. Dengan dua pasang tangan mereka menyerang dengan sepenuh tenaga.
615 Tetapi Mo-hoat Taotho malah berkata sambil
ketawa dingin: "Semua jangan ter-gesa2! malam ini satupun tidak akan ada yang bisa lari"
Mendadak diputarnya tubuhnya yang gemuk itu,
badannya merandek. Rambutnya kelihatan pada berdiri seperti anak panah. Sebentar rambut itu telah meluncur seperti hujan jarum, menyerang ke arah musuh2nya!
Kui-hian In-liong dan Thiam-cong Giok-liong tidak menduga kalau taotho itu mempunyai kepandaian gaib demikian rupa, hingga sebentaran saja sekujur badannya penuh lubang2 seperti sarang tawon. Ke-dua2nya lalu pada menjerit dan jatuh di tempat satu tombak jauhnya.
Berbareng pada ketika dua saudara seperguruan itu melayang jiwanya, si tosu dengan kecepatan bagaikan kilat sudah menyerang pada Tiat-ciang Kim-liong.
Yang dicari oleh Mo-hoat Taotho justru adalah
adalah Tiat-ciang Kim-liong. Dan kini, selagi peta pusaka itu akan terjatuh dalam tangannya, sudah tentu saja mana mau mengerti kalau lain orang ikut campur
tangan" Maka ketika menyaksikan tojin itu bergerak dan menyerang Tiat-ciang Kim-liong, dia lantas berseru 616
dengan suaranya yang aneh: "Kau berani campur
tangan"!" Badannya yang gendut berputaran laksana
gangsingan, menyerang kepada Cao-sat To-jin.
Sebentar lalu terdengar suara bluk-blukan. Mereka keduanya saling hantam sendiri.
Tiat-ciang Kim-liong yang melihat bahwa Thian-lam Ngo liong sekarang hanya ia sendiri yang masih hidup, tetapi sudah terluka payah, kini melihat lagi si taotho dan sitosu semua pada mengarah jiwanya sudah menduga
bahwa ajalnyapun sudah hampir tiba.
Selagi ia hendak mengerahkan seluruh kekuatan
tenaga yang masih ada padanya uniuk mengadu jiwa, tiba2 di hadapannya melayang turun seorang anak muda cakap tampan yang lantas menyoja dihadapannya dan berkata dengan sikap dan suaranya yang halus: "Cin-heng, silahkan mengaso dulu. Dua orang iblis ini biarlah aku si orang She Lim yang membereskan"
Tiat-ciang Kim-liong kini baru mengetahui bahwa
orang yang baru datang itu ternyata adalah muridnya Bu-ceng Kiam-khek, Lim Tiang Hong, sungguh tidak enak 617
perasaannya pada saat itu. Ia hanya dapat menarik napas panjang, tidak dapat berkata apa2.
Lim Tiang Hong maklum bahwa dalam hatinya tentu
orang ini merasa, maka ia berkata pula dengan suara lemah lembut: "Gotong royong atau bantu membantu
ada merupakan suatu kewajiban bagi orang2 rimba
persilatan. Antara perguruanmu dan perguruanku meski dimasa yang lampau ada sedikit ganjalan sakit hati, tapi biar bagaimana toh bukan permusuhan yang sangat dalam. Maka hal itu sekarang kita boleh kita kesampingkan dulu. Pasti aku akan mengeluarkan seluruh tenaga untuk melindungi keselamatan Cin-heng"
Nama dan pengaruhnya Thian-lam Ngo-liong pada
dewasa itu sesungguhnya sangat pesat dan di-sohor2kan orang. Benar2 tak terduga bahwa pada malam ini
mereka mengalami kekalahan total, hingga dalam
barisan lima "Naga", empat telah binasa, dan satu yang hidup, tetapi dalam keadaan luka parah bahkan harus berdiri dibawah perlindungan dan murid musuh
perguruannya sendiri. Sudah tentu saja Tiat-ciang Kim-liong merasa tidak puas. Disamping itu iapun ingat, ia sendiri sudah tidak mempunyai itu kekuatan dan
618 kemampuan hendak mendapatkan nyalinya naga yang
telah berubah menjadi batu itu. Maka saat itu ia lantas berkata setelah sambil menghela napas panjang: "Budi dan kebaikan Lim-heng, aku si orang she Cin merasa sangat berterima kasih. Akan tetapi dalam barisan Thian-lam Ngo-liong empat sudah tidak ada, tinggal aku yang terluka, maka apa siauwte masih ada muka untuk
menemui kawan2 didunia kang-ouw?"
Ia lalu mengeluarkan peta pusaka Hong-hong pie-
kok itu yang lalu disesapkan dalam tangan Lim Tiang Hong seraya berkata: "Dengan menurut petunjuk peta ini bisa mengambil nyalinya naga yang sudah berubah jadi batu, tetapi harus bisa diketemukan selama satu dua hari ini. Sebab di jalan lembah ini setiap 60 tahun ada terjadi satu kali gempa bumi. Jikalau saat itu tiba, kejadian disini sudah tidak karuan, hingga peta ini juga sudah tidak ada gunanya lagi:"
Lim Tiang Hong lantas menolak pemberian itu
sembari berkata: "Ini mana boleh" Biarlah Cin-heng sendiri yang mengambil, aku yang membantu kau
membereskan musuhmu ini"
619 Sembari berkata, dari saku bajunya ia
mengeluarkan sebutir pil Soat-som-wan yang lantas diberikan kepada Tiat-ciang Kim-liong seraya katanya.
"Harap Cin-heng suka makan pil ini. Lukamu nanti akan segera sembuh"
Tiat-ciang Kim-liong menyambuti pil obat itu yang lantas dimasukkan kedalam mulutnya, lalu berkata pula dengan suara cemas: "Waktu sudah tidak banyak.
Lekaslah kau pergi. Pada waktu ini pikiran Siauwtee sudah terlalu ruwet, bagaimana masih ada keinginan mengambil benda pusaka itu lagi?"
Tiba2 Tiat-ciang Kim-liong memutar, dan dengan
cepat lari menuju ke tempat dimana empat saudara
seperguruannya itu binasa. Dengan satu tangan
mengempit dua jenazah, ia lantas kabur turun gunung tanpa menoleh2 lagi.
Lim Tiang Hong selagi hendak mengacau tiba2
telinganya mendengar ada angin kuat menyambar depan matanya.
Mo-hoat Toatho dan Tiao-sat Toijin yang tadi saling hantam sendiri, kedua-duanya lalu menghadapi Lim
620 Tiang Hong dan berkata sambil ketawa aneh:
"Tinggalkan itu peta kalau masih sayang jiwamu!"
Lim Tiang Hong dengan sikap tenang berdiri tegak
di-tengah2 lapangan. Setelah ketawa sebentar, ia
berkata: "Kalian suka memberi jalan hidup kepadaku, tetapi sebaliknya aku segan berbuat kebaikan terhadap kalian berdua"
Diwajahnya Cao-sat Tojin yang kering keriputan
seperti mayat itu, nampak ber-gerak2 sejenak. Lengan bajunya yang gerombongan lalu dikebaskan. Tangan
kirinya lantas mengirim serangannya yang menggunakan ilmu Kan-goan Cac-cie. Dari tangan itu nampak asap ke-merah2an, dan hawa dingin cepat bagaikan kilat
meluncur ke arah Lim Tiang Hong.
Lim Tiang Hong ketawa ber-gelak2. Dengan
menggunakan tipunya, Sam-sam-po, sudah
menghindarkan serangan tersebut. Tatkala matanya
mengawasi keadaan di sekitar tempat tersebut,
dilihatnya, di belakang bukit yang ke-gelap2an, ada beberapa bayangan orang ber-gerak2. Disitu agaknya banyak orang2 kang-ouw bersembunyi, maka dalam hati diam2 merasa kaget. Ia maklum apabila tidak lekas2 ia 621
turun tangan membereskan nyawanya kedua iblis ini, perubahan selanjutnya akan lebih runyam akibatnya tentu.
Dan selagi ia masih merasa ragu2 turun tangan,
Mo-hoat Taotho yang menggunakan kesempatan
tersebut lebih dulu, lantas mengirim serangan delapan kali beruntun. Sedang kakinyapun tidak tinggal diam, terus menendang sampai dua belas kali. Kaki serta tangan bergerak, mulutnya terus mengoceh "Anak
haram. Jikalau kau tidak mau serahkan peta itu secara baik2, Hud-yamu nanti akan kirim kau kepada Giam-lo-ong!"
Lim Tiang Hong dengan nada dingin berseru:
"Jangan mimpi. Malam ini yang akan menemui Giam-lo-ong barangkali bukan Siauw-yamu!"
Berbareng dengan seruannya itu, kedua tangannya
lantas dipentang dan menyerang sampai delapan kali, kemudian dengan ilmunya Cek-khie Seng-wan-kang dan Kim-liong Pat-jiauw, maka dalam waktu sekejapan
membuat Mo-hoat Taotho keripuhan hingga terpaksa
iblis ini mundur teratur, sepuluh tombak lebih jauhnya.
622 Co-sat Tojin melihat kesempatan baik, menyusul
dari samping, dengan ilmu pukulan tangan Hian-im Cek-sat-ciang menyerang kalap ke arah si pemuda. Dan apa yang lebih ganas, dari tangan, ilmunya yang ganas Kan-goan Cao-cie sudah meluncur keluar.
Lim Tiang Hong ketawa dingin. Mendadak ia putar
tubuh dan balikkan tangannya balas menyerang.
Berbareng dengan gerakannya itu iapun mengeram
hebat sambil berseru: "Biarlah Siauw-yamu coba2
mengadu kekuatan ilmu jari"
Seteleh itu, ia juga melancarkan serangannya
dengan mengeluarkan jari2
Maka sebentar lalu terdengar suara beradunya dua
gelombang kekuatan dan setelah itu lantas disusul lagi dengan suara siulan nyaring.
Co-sat Tojin dengan kekuatan tenaga dalamnya
masih dibawah setingkat dari kekuatan Lim Tiang Hong, dan ilmunya, Kan-goan Cao-cie jauh lebih rendah dari pada ilmu Cek-khie Seng-wan-kang, maka kedua orang2
setelah saling mengadu kekuatan nasing2, akhirnya adalah badan Co-sat Tojin sendiri yang dibikin terpental mundur sampai lima kaki jauhnya, dalam badannya
623 terluka parah hingga darah hampir saja tak dapat ditahan keluar dari mulut.
Lim Tiang Hong hanya kelihatan bergoyang saja
badannya sebentar. Dalam pada itu Mo-hoat Taotho
sudah melancarkan serangan keduanya.
Cao-sat Tojin itu adalah seorang jahat satu2nya dari daerah Kwitang barat, gelarnya adalah Liong-ho Cao-sat.
Sudah tentu tidak mau dikalahkan mentah2. Dalam
gusarnya, tanpa menghiraukan luka2 yang dideritanya, juga lantas menubruk Lim Tiang Hong lagi!
Pada saat itu angin kedengarannya men-deru2,
kabut hitam nampak ber-gulung2. Diantara serangan kedua iblis itu sebentar2 diselingi oleh suara serangan jari dari sitojin tadi.
Lim Tiang Hong yang dikeroyok okh dua orang
jagoan ganas, masih tetap dapat menjaga
ketenangannya. Dengan menggunakan ilmu Sam-sam-
ponya badannya bergerak lincah, malah terkadang balas menyerang pada lawan2nya hingga berhasil juga membuat kedua musuh itu mundur ber-ulang2.
Serangan yang aneh2 dari kedua pihak sering2
terlihat dengan nyata. Dan pertempuran itu makin lama 624
seru kelihatannya. Hingga dalam waktu sekejapan saja tiga puluh jurus lebih telah dilalui.
Pada saat itu didalam kalangan itu entah sejak
kapan sudah datang berkerumun banyak orang kuat dari dari rimba persilatan. Mereka pada menonton kedua pihak yang sedang bertempur sengit. Meskipun mereka tidak mengetahui sebab musababnya pertempuran seru itu dapat terjadi, tetapi apa bila ditinjau dari
keseluruhannya, dari jauh sudah dapat dipastikan bahwa itu karena perebutan peta pusaka.
Sebab, barang pusaka yang berupa batu dari
nyalinya naga itu sudah lama menjadi idamkan orang2
rimba persilatan. Sedangkan peta pusaka itu sendiri setelah terjadi gempa bumi besar 60 tahun berselang, juga ada orang yang tidak tahu bahwa orang yang
datang ke tempat tersebut seratus persen pasti dengan maksud untuk mengambil barang pusaka itu.
Saat itu kedua pihak yang sedang bertempur
masing2 sudah melancarkan serangannya sepuluh jurus lebih Lim Tiang Hong yang sudah mendapat pengalaman satu kali dalam pertempuran berebut patung kuno,
hatinya mulai merasa cemas. Ia lalu mempercepat
625 gerakannya. Dari kedudukan menjaga diri lantas dirobah menjadi gerakan menyerang. Tangannya bergerak
bagaikan kilat cepatnya, sebentar saja sudah dua balas kali serangan diluncurkan.
Serangan yang dilanjutkan itu adalah tipu serangan dari golongan Hian-bun yang tiada keduanya dalam
kalangan kang-ouw. Maka itu serangan tersebut
mengandung kekuatan yang sangat dahsyat.
Sebentar lalu terdengar suara jeritan, Cao-sat Tojin yang kurus kering badannya sudah dibikin sempoyongan dan mundur sampai delapan kaki, mulutnya juga
menyemburkan darah segar.
Mo-hoat Taotho nampak wajahnya semakin bengis,
matanya melotot sebesar jengkol. Setelah mengeluarkan suara siulan yang seram, kepalanya kelihatan menunduk, rambut diatas kepalanya nampak ber-gerak2 dan
sebentar kenudian "Sraat!" meluncur keluar.
Benda Hitam macam jarum lantas beterbangan ke
arah Lim Tiang Hong. Si pemuda sejak tadi sudah waspada terhadap
senjata istimewa ini. Maka melihat benda2 kecil itu bergerak, ia lalu menggunakan ilmunya Siauw-yang It-ku 626
Sin-kang menutup seluruh jalan darah di badannya, lalu menggunakan lagi salah satu tipu dari tipu seranganya Lui-thian Hu-hoat-ciang, menyambuti serangan
dahsyatnya si taotho tadi.
Suara "Srr srr" saling susul terdengar nyaring
diwaktu sunyi itu. Hawa hitam yang meluncur laksana hujan deras telah ditangkis terpental seluruhnya, dan sebentar saja sudah disapu bersih. Hawa hitam yang mengandung kekuatan gaib itu adalah ilmunya Mo-hoat Taotho yang menggunakan tenaga murni seluruh
badannya yang dipusatkan di atas kepalanya. Maka
setelah dibikin buyar, tenaga murni itu segera buyar juga dengan sendirinya, dan orangnya lantas terluka parah.
Maka setelah terdengar suara seruan tertahan, badan taotho itu nampak sempoyongan, hampir saja roboh
seketika. Tetapi taotho yang jahat ganas itu meski tahu
dirinya tidak bakal luput dari bahaya kematian, dalam keadaan luka parah serta tidak mampu mengambil
barang pusaka, masih penasaran rupanya, Maka setelah menggeram kalap ia berseru pada jago2 silat yang
627 merubung menonton pertandingan "Peta pusaka berada dalam bocah ini, lekas turun tangan semua"
Seruan itu sesungguhnya sangat manjur, sebab dari sana sini lantas saja muncul berpuluh2 bayangan orang, hingga dalam waktu sekejapan saja Lim Tiang Hong
sudah dikurung rapat oleh orang2 dunia kang-ouw.
Lim Tiang Hong merasa sangat panasaran. Sebab
gambar peta yang diberikan oleh Tiat-ciang Kim-liong kepadanya, bagaimana keadaan sebetulnya ia sendiri masih belum tahu. Sebaliknya harus menghadapi
kerewelan demikian rupa ia merasa ogah. Tetapi tidak perduli bagaimana, sebab barang pusaka itu sudah
berada dalam tangannya, sudah tentu tidak akan
membiarkan orang lain mengambilnya. Maka setelah
mengawasi orang2 disekitarnya dengan sorot mata
dingin, ia lantas berkata setelah tertawa panjang:
"Apa tuan2 hendak mendapatkan peta pusaka ini"
Tentu mudah sekali...."
Orang2 kuat itu ramai tertarik oleh perkataan Lim Tiang Hong. Semangat mereka terbangun. Serentak
mereka maju dua tindak hendak mendengarkan
syaratnya yang akan dikatakan si pemuda lebih jauh 628
"Lima persaudaraan Thian-lam Ngo-liong oleh
karena menyimpan gambar peta ini hingga hari ini
mengalami nasib buruk sampai empat mati dan satu
terluka parah. Kalian ingin mendapatan peta, juga harus serahkan jiwa kalian untuk menebus jiwa empat orang itu" kemudian Lim Tiang Hong berkata dengan sikap tenang.
Perkataan Lim Tiang Hong itu sudah barang tentu
membuat orang2 itu gusar dan pada ber-kaok2 "Bocah kurang ajar!"
"Kau berani permainkan tuan2 besarmu demikian
rupa apa sudah tidak menyayang jiwamu lagi?"
Akan tetapi seruan2 tadi masih terus bercampuran
dengan seruan2 lain, belum juga ada seorangpun yang berani maju terang2an. Sebabnya karena tadi mereka dengan mata kepala sendiri telah menyaksikan Mo-hoat Taotho dan Cao-sat Tojin yang merupakan iblis2
kenamaan yang namanya. sudah terkenal dalam dunia kang-ouw, sekalipun dua orang itu maju berbareng, toh masih dikalahkan oleh lawannya yang masih muda ini.
Dari sini dapatlah diduga bahwa si pemuda sebetulnya tidak baleh dipandang sebelah mata.
629 Disamping itu juga ada sebagian orang yang lantas mengenali pemuda itu sebagai pemuda yang mendapat gelar Tio-liong Kongcu yang baru ini muncul dan sudah menggemparkan dunia kang-ouw, maka setiap orang
dalam hati sendiri2 sekalipun sudah siap dengan
kekuatan sepenuhnya, tapi biar bagaimana mereka masih harus ber-pikir2 dulu, sebab pemuda itu ternyata bukan orang sembarangan.
Selagi orang2 kuat itu masih merasa sangsi dan
ragu2 mengambil tindakan, dari atas bukit tiba2
terdengar suara aneh yang kemudian disusul dengan munculnya lima enam orang disitu.
Orang2 yang baru datang ini semuanya berseragam
kuning, diantaranya ada seorang wanita muda yang
roboh dandanannya. wanita muda ini dengan gerak
kakinya yang di-bikin2 bergerak menuju ketengah
lapangan lalu berkata setelah tertawa cekikikannya "Hi, hi... Kalian benar2 berani main2 diatas kepala macan.
Berani mengganggu orangnya Thian-cu-kauw! Tahukan kalian siapa dia itu" Dia adalah Kauwcu muda
perkumpulan Thian-cu-kauw kami, putera kandung
630 Kauwcu sendiri. Kalian sekarang boleh tanya pada diri sendiri, beranikah kalian berhadapan dengan dia...?"
Kemudian ia berjalan di hadapannya Lim Tiang
Hong. dan sambil menarik lengan tangan baju si pemuda wanita itu berkata pula "Aku beritahukan padamu, Siauw-kauwcu, kau tak usah takut2. Selama masih ada kita disini, aku kepingin lihat siapa diantara mereka yang berani ganggu seujung rambutmu saja!"
Lim Tiang Hong kebaskan lengan bajunya, ia
menggerutu sendiri. Sebab perkumpulan Thian-cu-kauw itu sebentar berlaku baik terhadapnya, sebentar
kemudian bersikap seperti musuh2. Ia sebenarnya tidak mengerti apakah maksudnya yang sebenarnya. Terutama ucapan anak kandung Kauwcu sendiri tadi, membuat
bulu romanya berdiri seketika. Dalam hatinya ia jengkel sekali sebenarnya, sebab nama Thian-cu-kauw yang
sebenarnya tidak sedap didengar, tetapi ternyata
pengaruhnya besar bukan main.
Buktinya setelah beberapa orang berpakaian serba
kuning itu tiba2 disitu, orang2 kuat dunia Kang-ouw tadi lalu pada bergerak mundur dua tindak. Dan wanita anda genit tadipun, setelah habis kata2nya mengawasi orang2
631 itu sejenak, lalu berkata pula sambil me-nepuk2 pundak Lim Tiang Hong: "Siauw-kauwcu, bagaimana sih kejadian sebenarnya hingga mereka begitu berani mati mau
menghina padamu" Cobalah kau terangkan, dan setelah mendengar keteranganmu biarlah nanti Ie-ie (bibi)-mu yang bertindak".
Lim Tiang Hong mengkerut alisnya. Hatinya sangat
mendelu. Pada saat itu dari antara orang2nya Thian-cu-kauw mendadak muncul seseorang yang lantas ber-bisik2
ditelinga wanita muda itu.
Wanita itu wajahnya berubah seketika dan lantas
berseru dengan suara kaget: "Ow....!"
Tiba2 tangannya diulur hendak menjamah badan
Lim Tiang Hong seraya katanya: "Serahkan gambar peta itu, biarlah Ie-ie mu nanti yang simpan. Aku kepingin lihat siapa yang berani hendak coba2 merampas"
Lim Tiang Hong hanya ketawa dingin, tidak
menjawab, juga tidak bergerak.
"Apa kau tidak percaya Ie-ie mu?" tanya wanita
muda itu dengan suara dingin.
"Phui! Manusia rendah tidak tahu diri!"
632 Kemudian lantas disusul dengan terdengarnya suara
"Plak. Plak" nyaring, dikedua pipinya wanita muda itu lantas berbekas merah dan bengkak.
Hampir berbareng pada saat itu bau harum
semerbak menusuk hidung orang2 yang berada disitu.
Entah sejak kapan disitu telah berdiri pula seorang wanita lain, yang sebagai bakal isterinya Lim Tiang Hong.
Wanita muda yang muncul dulaan tadi adalah
gundiknya Kauwcu Thian-cu-kauw. Didalam perkumpulan itu biasanya ia berlaku se-wenang2, menuruti
kemauannya sendiri. Oleh karena ia adalah selirnya Kauwcu yang paling disayang, maka semua orang tidak ada yang berani membantah kehendaknya, tidak ada
yang berani menolak permintaannya, tidak ada juga ada yang berani mengganggunya.
Tapi kali ini tidak nyana ia kena ditampar orang, baru tahu kalau yang menampar tadi adalah perempuan berkerudung ini, dan dengan sendirinya pula yang
mengejek tadi adalah dia juga. Maka saat itu wajahnya lantas pucat pasi, badannya gemetar macam orang
meriang. Dia lantas lompat menubruk Yu-kok Oey-eng, 633
sambil menggerakkan tangannya secara beruntun sampai sembilan kali ia menyerang terus.
Wanita, itu kejam dan ganas. Kepandaiannya juga
tinggi. Setelah menyerang secara ber-tubi2 se-olah2
tidak ingin memberi kesempatan lawannya balas
menyerang, agaknya ia ingin sekali dapat merengut jiwa musuhnya itu dengan beberapa gebrakan.
Akan tetapi Yu-kok Oey-eng bukanlah macam
orang2 sembarangan, yang mudah sembarangan pula
dipermainkan. Dengan gesit dan lincah sekali badannya nampak ber-gerak2. Setiap serangan gencar tadi semua sudah dihindarkan, sampaipun ujung bajunya bahkan juga tak sampai kesenggol.
Wanita muda itu merasa cemas dan mendongkol
agaknya, ketika berpaling lantas ia berseru pada
orang2nya: "Kalian kenapa diam saja" Apa semua sudah mampus"! Lekas turus tangan! Tangkap budak hina ini!"
Beberapa anak buahnya yang dibawa itu se-olah2


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendapat titah ratu. seketika menyahut serentak: "Baik!"
Dan lantas bergerak serentak pula menyerang Yu-kok Oey-eng dari empat penjuru.
634 Tiba2 suara seperti geledek terdengar mengguntur
"Kau berani!" Sambaran angin yang meluncur keluar dari tangan
telah menyerang orang2 berjubah kuning itu, sehingga mereka pada mundur secara teratur.
Wanita muda itu kini telah dapat melihat bahwa
orang yang menyerang orang2nya itu adalah Lim Tiang Hong, seketika itu wajahnya lantas berubah pucat, malutnya menegur dengan suara bengis: "Bagus sekali.
Kau juga berani berkhianat dan membantu orang luar"
Jikalau Ie-ie mu nanti tidak memberi tahukan kepada kauwcu, supaya kau diajar adat, kau jangan pangil aku
"Lak-ciu Sian-nio" lagi"
Dengan alis berdiri, Lim Tiang Hong rnenjawab
dengan suara dingin: "Jikalau mulutmu masih
mengucapkan perkataan kotor yang bukan2, tuan
mudamu nanti akan ambil jiwamu!"
"Bagus! Kau telah berani berlaku tidak pandang
mata kepada orang tua, dan berani memaki kepada
diriku, kau benar2 satu anak durhaka...." wanita muda itu berteriak dengan suara kalap.
635 Tiba2, dari dalam rimba terdengar suara yang
melanjutkan perkataannya wanita muka itu: "Siapa
orangnya yang berani menghina dan memaki nyonya
kauwcu?" Berbareng dengan itu, didalam kalangan lantas
melayang turun dirinya seorang tua berbaju hijau dan seorang teebadan tinggi besar dengan alisnya yang luar biasa lebarnya, tapi seputar matanya tertutup oleh kedok.
Lim Tiang Hong masih mengenali kedua orang itu.
Satu adalah wakil ketua atau hu-kauw-cu Thian-cu-kauw Beng Sie Kiu dan yang satu orang berkedok yang dulu pernah membunuh mati jiwanya 5 cian bunjin partai golongan Hian-bun didalam rimba. Dalam hatinya lalu tergerak, seketika itu lantas berpikir "Apakah dia ini adalah kauwcu dari Thian cu-kauw?"
Wanita muda itu ketika melihat kedatangannya
orang berkedok itu, segera menubruk dan sesapkan
dirinya dalam pelukannya kemudian berkata dengan
suara setengah menangis: "Siapa lagi kalau bukan anak masmu itu?""
636 Orang berkedok itu dari lobang kedua matanya
kelihatan sinar matanya yang beringas, matanya
menatap wajahnya Lim Tiang Hong dengan sikap dingin kaku: "Kau sudah masuk menjadi orang kita, tidak boleh kau mengacau balau lagi!"
Lim Tiang Hong berdiri tegak dengan sikap keren.
Ia tidak menjawab perkataannya orang berkedok itu, juga tidak membantah. Sepasang matanya mengawasi
keadaan disekitarnya dengan tajam, lalu menatap
wajahnya orang berkedok itu, agaknya hendak
menembusi isi hatinya orang yang mendapat gelar
manusia buas nomor satu itu.
Orang berkedok itu agaknya merasa tidak tenang,
ia berkata pula: "Apakah ibumu tidak pernah
mengatakan kepadamu?"
"Hal ini apakah ada buktinya?" Lim Tiang Hong
tiba2 balas menanya. "Apakah ibumu perlu2 harus mendustai kau?"
"Hm! Itu mungkin saja bisa terjadi, kau mudah bisa mengaku sebagai ayahnya, apakah kau tahu bahwa
diatas badannya adu satu tanda yang hanya ayahnya 637
saja yang mengetahui tanda itu?" Yu-kok Oey-eng tiba2
nyeletuk. Orang berkedok itu nampak tercengang sejenak,
mendadak ia membentak dengan suaranya
menggeledek: "Kau siapa" Mengapa kau berani
mencampuri urusan dalam rumah tangga kauwcu?"
Tangannya yang segede kipas lalu digerakkan.
Hawa dingin se-olah-olah gelombang air sungai telah meluncur ke arah diri Yu-kok Oey-eng.
Lim Tiang Hong mendadak membentak dengan
suara keras: "Tahan!"
Berbareng pada saat itu, satu gerak tipu terampuh dalam ilmu silat "Lui-tian Hui-hoan-ciang" yang bernama
"Hie-koan Kian-khun" indah meluncur keluar dari
tangannya Dalam serangannya itu, ia menggunakan
kekuatan tenaga sampai 8 bagian.
"Dang!" Suara itu terdengar amat nyaring, disitu
lalu timbul angin hebat berputaran seperti angin puyuh.
Orang berkedok ini perdengarkan suara seruan
tertahan. Kedua pundaknya nampak bergoyang-goyang, kemudian terdampar ke samping sampai 3 langkah, baru bisa berdiri tegak.
638 Di pihaknya Lim Tiang Hong kelihatan mundur
sempoyongan sampai 2 tindak.
Oleh karena Lim Tiang Hong sudah mengetahui
kekuatannya orang itu, maka ia tidak merasa begitu heran. Sebaliknya bagi orang berkedok itu, perasaan kaget dan keheran-heranannya benar2 sukar dilukiskan.
Ia ada seorang buas ganas dan telah menganggap
bahwa di dalam dunia kang-ouw ini sudah tidak ada seorangpun yang mampu menandingi kepandaiannya
sendiri. Tapi malam itu ia benar2 telah menyaksikan sendiri bahwa dikalangan kang-ouw benar2 ada seorang dari angkatan muda yang mempunyai kepandaian dan
kekuatan yang sudah tidak ada taranya. Untuk
menghadapi anak muda itu, ia sekarang hanya
mempunyai dua jalan, satu ialah menakluk padanya dan yang kedua ialah membunuh mati.
Saat itu ia terpaksa menahan kesabarannya, sambil kerutkan alisnya ia berkata: "Perbuatanmu ini apa maksudnya" Dia telah mengadu domba antara kita ayah dan anak. Apakah tidak seharusnya kalau diberi sedikit hajaran?"
639 Hawa amarah mendadak meluap di dadanya Lim
Tiang Hong, maka lalu menjawab sambil ketawa dingin:
"Dalam hal ini sebelum ada buktinya yang nyata, kau tak usah mengaku-aku anak dulu kepadaku"
Lim Tiang Hong sudah berpikir bolak-balik, ia
agaknya merasa bahwa orang itu bukanlah ayahnya.
Sebab diantara ayah dan anak, biar bagaimana tentunya ada semacam perasaan yang timbul dari dalam pikiran masing2. Tapi ia sendiri setelah melihat orang itu, bukan saja tidak timbul perasaan tersebut, bahkan timbul kesannya yang memuakkan. Oleh karenanya, maka ia
tetap tidak mau mengakui bahwa orang yang
dihadapinya itu ada ayahnya.
Orang berkedok yang sifatnya kejam dan buas itu,
setelah berkali-kali kebentur dengan sikapnya yang keras dari Lim Tiang Hong, keganasannya lantas timbul
seketika. Dengan mendadak ia membentak keras:
"Manusia tidak kenal budi. Hai, orang2ku, lekas tangkap padanya dan bawa pulang ke pusat, nanti setelah Lok-hee Hujin pulang, baru kita ambil tindakan"
Orang2nya Thian cu-kauw segera menjawab
dengan lakunya sangat menghormat dan diantaranya
640 yang tergolong anak buahnya yang terkuat, sudah lantas keluar dari rombongannya dan perlahan2 menghampiri si anak muda.
Lim Tiang Hong dengun sikapnya yang masih tetap
tenang, menyaksikan kelakuannya orang2 itu sambil ketawa dingin. Ia buka matanya lebar2 mengawasi
orang2 yang menghampiri padanya.
Orang2 kuat dari Thian-cu-kauw itu makin lama
makin dekat. Ketika tiba sejarak beberapa depa di depan Lim Tiang Hong, mereka menahan kakinya, lalu
memusatkan seluruh kekuatan dalam tubuh masing2
kedalam tangan. Siap sedia hendak melakukan serangan.
Lim Tiang Hong menyaksikan semua gerak geriknya
orang2 itu, rupa2 pikiran timbul dalam otaknya. Ia tidak tahu dalam keadaan seperti itu, harus bagaimana
menghadapi orang2 itu". Orang berkedok itu betul atau bukan ayahnya sendiri" Jikalau Than-cu-kauw melakukan penyarangan total terhadap dirinya, entah bagaimana harus dihadapi"
Lembah Hong-hong Pi-kok, dalam waktu satu dua
hari ini akan mengalami gempa bumi hebat, apakah
benda pusaka nyalinya naga yang sudah membatu itu 641
dapat diambil" Dan bagaimana cara mengambilnya"
Semua itu masih merupakan tanda tanya besar!
Seseorang jika dalam hatinya sedang banyak
pikiran, sudah tentu pikirannya tidak dapat dipusatkan.
Orang2 Thian-cu-kauw itu, semuanya merupakan orang2
yang banyak pengalaman dan bermata jeli, maka
keadaannya Lim Tiang Hong yang lagi setengah
melamun itu, sudah tentu tidak lolos dari mata mereka.
Maka seketika itu mereka lantas maju dan menyerang dengan serentak.
Dalam keadaan demikian, mendadak terdengar
suara orang ketawa bergelak-gelak dengan suaranya yang begitu keras dan nyaring.
Setelah suara ketawa itu sirap, lalu disusul oleh suara jeritan dan orang2nya Thian-cu-kauw yang tadi menyerang Lim Tiang Hong, kini pada melayang
ketengah udara seperti layangan terputus dari talinya.
Orang2 itu semuanya terpental balik. Dan pada saat itu juga, dikedua sisinya Lim Tiang Hong tiba2 kelihatan berdiri dua orang tua berbaju hijau dan seorang
pengemis pincang yang wajahnya berewokan.
642 Sambil mengawasi Lim Tiang Hong ketiga orang tua
itu lantas berkata kepada anak muda itu: "Harap kongcu segera masuk kedalam lembah Hong-hong-kok, tentang dirinya kawanan manusia busuk ini, biarlah budak2
tuamu ini yang membereskan"
Lim Tiang Hong tercengang, tiba2 hidungnya dapat
mengendus bau harum, ternyata tangannya sudah
dicekal oleh tangannya Yu-kok Oey-eng yang putih halus laksana batu giok.
Nona itu lalu berkata padanya dengan suara agak
cemas: "Waktu sudah mendesak, mari lekas jalan!"
la lalu menarik dengan paksa, diajak kabur kedalam sebuah rimba.
Pada saat itu, dibelakang dirinya terdengar suara bentakan ber-ulang2 dan menderunya angin.
Pertempuran agaknya sudah dimulai. Lim Tiang Hong masih ingin berpaling untuk menyaksikan pertempuran tersebut, tapi Yu-kok Oey-eng tidak memberi
kesempatan lagi padanya, ia terus tarik dirinya dan kabur.
Tidak antara lama, mereka telah tiba dipinggir
rimba. Itu ternyata ada sebuah rimba belantara yang 643
keadaannya sangat gelap, sehingga tidak kelihatan ada jalanan masuknya atau tidak.
Lim Tiang Hong merasa ragu2, tapi Yu-kok Oey-eng
terus tarik tangannya masuk ke dalam rimba.
Baru saja mereka berdua masuk ke dalam rimba,
diluar rimba kelihatan berkelebat banyak bayangan orang. Mereka rupanya ada itu orang2 kang-ouw yang menguntit perjalanannya Lim Tiang Hong.
Dari dalam rimba yang gelap itu, tiba2 terdengar
suara orang membentak: "Sahabat, baik kau pulang
saja!" Ucapan itu disusul oleh serangan tangan yang
mengeluarkan sambaran angin kuat, menyambar ke arah orang2 yang mengikuti Lim Tiang Hong berdua tadi, hingga mereka pada mundur beberapa tindak dan tidak seorangpun juga yang berani maju lagi.
(-0odwkzo0-) Bab 17 YU-KOK OEY-ENG sambil menarik tangan Lim Tiang
Hong dalam gelap itu, akhirnya tibalah disuatu tempat yang merupakan satu lembah yang aneh bentuknya.
644 Hampir setiap benda yang terdapat didalam lembah
itu, semuanya mengunjukkan kegaibannya. Disitu tidak ada pohon2 yang besar, tinggi juga tidak tumbuh
rumput. Yang ada hanya pasir berwarna merah dan
tanah liat yang berwarna ungu.
Diatas tanah liat yang aneh warnanya itu, ada
tumbuh pohon2 bunga setinggi manusia dewasa dan apa yang mengherankan adalah bunganya yang demikian
lebar sampai kira2 sama lebarnya dengan meja bundar.
Bunga2 itu warnanya ungu semua, bentuknya seperti bunga teratai.
Ditengah-tengah lembah, ada terdapat batu2
gunung besar2 yang bertebaran seperti biji telur. Embun yang warnanya merah dadu, kelihatan mumbul dari
dalam tanah, seolah-olah awan atau asap merah terus naik ke angkasa.
Dilain bagian dilembah tersebut, adalah puncak2
gunung yang terdapat banyak batu2 aneh bentuknya.
Apa yang mengherankan, didalam lembah itu tidak
tertampak seekorpun binatang kaki empat atau burung.
Lim Tiang Hong mengawasi sekian lama, ia
gelengkan kepala. 645 Yu-kok Oey-eng lalu berkata dengan suara agak
cemas: ..... (halamannya terpotong)
Kedua orang membeberkan gambar peta.
Diperiksanya dengan seksama. Baru tahu bahwa warna merah dadu itu adalah pasir yang tenggelam dan sudah tidak naik keluar lagi, sedang warna ungu itu adalah danau yang cuma berisi pasir yang mengeluarkan hawa panas. Jika orang terperosok kedalamnya, sekalipun mempunyai kepandaian tinggi, juga tidak mampu
menolong dirinya lagi. Dan itu bunga raksasa yang berwarna ungu, adalah bunga yang makan manusia. Jika ada manusia yang berada didekatnya, akan disedot oleh bunga raksasa itu dan bunga itu kemudian menutup, sedang manusianya yang tersedot lantas dibikin menjadi bubur oleh semacam barang lendir yang terdapat dalam bunga itu.
Semua itu masih tidak begitu menguatirkan. Apa
yang paling lihay, adalah itu kabut warna dadu dan angin aneh yang kadang2 datang meniup. Kabut itu ada serupa hawa udara yang sangat jahat dan mengandung racun yang sangat berbisa. Begitu tersedot dan masuk kedalam paru2 manusia orang itu segera akan jatuh pingsan dan 646
tubuhnya dalam waktu duapuluh empat jam akan
berubah menjadi darah kental. Sedangkan arah angin itu, timbulnya dari bumi yang mempunyai kekuatan luar
biasa dan bukan kesan kekuatan tenaga manusia
umumnya yang dapat menahan.
Mereka setelah habis memeriksa gambar itu, wajah
masing2 memperlihatkan perasaan kuatir, namun
demikian sedikitpun tidak ada keinginan akan mundur.
Mereka ingat betul2 jalannya yang menuju ke
tempat tujuannya. Yu-kok Oey-eng mendadak membuka kerudung
yang menutupi wajahnya lalu berkata sambil ketawa kepada Lim Tiang Hong: "Sebelum kita menyebrangi
lembah ini lebih dulu aku ingin supaya kau dapat melihat wajahku yang asli. Jika ada terjadi apa2 jangan sampai terjadi kemenyesalan seumur hidup dan diantara kita berdua biar bagaimana toh sudah ditetapkan oleh orang tua kita"
Lim Tiang Hong angkat kepala, hatinya bercekat.
Sebab apa yang tertampak dihadapannya ialah satu
wajah yang cantik jelita, hampir sedikitpun tidak ada cacadnya. Seketika itu ia menghela napas perlahan dan 647
lain wajah lalu terlintas didalam otaknya. Itu adalah wajahnya Yan-jie, wanita yang agak nakal dan
berandalan. Yo-kok Oey-eng sebaliknya telah timbul salah
paham terhadap si pemuda. Wanita ini mengira Lira Tiang Hong menghela napas karena keadaan berbahaya yang berada didepan matanya, maka ia lalu menarik tangan si pemuda dan menghiburi padanya dengan kata2
demikian: "Aku hanya mengatakan sekenanya saja. Kita toh
sudah kenal baik jalanannya, lagipun kita masing2 ada punya kepandaian cukup lumayan. Asal kita berlaku sedikit hati-hati aku yakin pasti bisa melalui bahaya ini dan tiba diseberang sana"
Lim Tang Hong dengan kepala kosong, angguk2kan
kepa!anya. Yu-kok Oey-eng lalu mengeluarkan dua butir pil warna hijau dari dalam sakunya, sebutir diisapnya sendiri dan sebutir pula diberikan kepada Lim Tiang Hong seraya katanya: "Ini adalah obat penolak racun buatan khusus dari Hong-hong-tie. Kalau kau isap dalam mulut.
Segala racun atau hawa jahat semua bisa ditolak"
648 Lim Tiang Hong merasa heran dan berkata: "Eei,
mengapa kau juga mempunyai barang dari Hong-hong-
tie?" Yu-kok Oey-eng hanya tersenyum saja. Rupanya
sengaja ia mengelakkan pertanyaan pemuda itu, karena ia lantas berkata demikian: "Mari kita jalan. Waktu sudah keliwat mendesak!"
Dan nona ini lantas menarik tangan Lim Tiang
Hong. Dengan memperhatikan tempat yang akan
digunakan bagi injakan kaki mereka terus terbang
melayang kedalam lembah. Ilmu kepandaian mengentengi tubuh Yu-kok Oey-
eng sungguh luar biasa hebatnya, lain dari yang lain.
Begitu ia bergerak, se-akan2 bidadari baru turun dari kayangan. Dengan gayanya yang sangat manis sudah
mencapai jarak tujuh sampai delapan tombak jauhnya.
Lim Tiang Hong yang melihat kepandaian itu, diam2
mengaguminya. Ia juga lalu menggunakan ilmunya It-sia Cian-lie mengikuti jejak kawannya.
Kedua pasangan muda mudi itu sc-o!ah2 burung
kepinis saling susul terbang me-layang2 diatas pasir dan 649
kabut racun yang berbahaya. Dalam waktu sekejap saja sudah sampai keduanya di tengah lembah.
Mendadak di tengah2 lembah itu timbul angin aneh, ini berputaran cepat sekali.
Yu-kok Oey-eng adalah yang pertama menjadi
korban. Ia menjerit kaget, badannya yang ceking
langsing mendadak tergulung angin aneh itu se-akan2
tersedot dan masuk ke dalam gundukan pasir.
Lim Tiang Hong yang saat itu berada dibelakangnya terpisah tidak sabegitu jauh. Ketika melihat keadaan sang kekasih itu, dengan nekad dan tanpa menghiraukan keselamatannya sendiri secepat kilat menerobos dalam gulungan angin puyuh itu, lalu dengan menggunakan salah satu gerak tipu dari dalam ilmunya Kim-liong Pat-jiauw ia sudah berhasil menyambar sebelah tangan Yu-kok Oey-eng, kemudian dengan sekali sentak, satu
gerakan luar biasa, dibarengi dengan gerakan meletik badannya sendiri ke atas, ke-dua2nya terbang keluar.
Tetapi angin puyuh itu kekualannya sungguh luar
biasa. Tatkala badan Lim Tiang Hong melesat keatas, dirasakan si pemuda kepalannya seperti ditindih barang 650
berat ribuan kati, hingga kedua orang itu se-akan2
dipaksa turun lagi. Dalam saat2 sangat berbahaya itu, Lim Tiang Hong
mengeram "Kita toh sudah berada disini, bagaimana juga harus kita.... (tidak terbaca)
hebat, sebelah tangannya cepat bagaikan kilat
menepok tiga kali beruntun.
Tepukan tangannya itu memakai kekuatan
seluruhnya, maka ketika terbentur dengan gulungan angin puyuh itu, lantas menerbitkan suara gemuruh yang dahsyat.
Begitulah dangan timbulnya suara gempuran hebat,
keduanya terpental naik lagi setinggi delapan kaki.
Tetapi kekuatan tenaga dalam Lim Tiang Hong pada
saat itu mendadak dirasakan mengendur, hingga
badannya melayang turun lagi.
Sebaliknya dengan Yu-kok Oey-eng. Wanita ini kala itu sudah memusatkan seluruh kekuatan tenaganya,
maka tatkala badannya meluncur turun, lalu ia yang menggantikan menepuk beruntun sampai lima kali.
Perbuatannya ini nampak ada hasilnya. Badan
keduanya lantas mumbul lagi. Laksana anak panah


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

651 melesat keluar dari gulungan angin puyuh, lantas
terjatuh kesebuah batu besar yang aneh bentuknya.
Kedua orang itu se-olah2 baru keluar dari ancaman maut. Keduanya saling berpandangan dan masing2 pada memperlihatkan senyum getir.
Setelah mengaso sejenak lalu dilanjutkan pula
perjalanan mereka. Kali ini benar2 tiba di tempat tujuannya dengan selamat.
Itu adalah suatu tempat curam. Kecuali batu2 yang berbentuk aneh, tidak lain lagi terdapat disitu. Tanaman rumput juga tidak tumbuh.
Diperiksanya lagi oleh Lim Tiang Hong gambar
petanya, tempat tersebut ternyata tidak disebut sama sekali, hingga mereka tidak tahu bahwa benda pusaka berupa nyalinya naga yang sudah berubah menjadi batu itu berada dimana"
Mereka berdua setelah berunding sejenak. Lim
Tiang Hong lantas berkata: "Cari sampai ketemu, mesti kita dapatkan barang itu!"
Yu-kok Oey-eng agaknya setuju dengan jalan
pikiran si pemuda dan begitulah hasil perundingan, 652
keduanya lantas merayap maju dengan mengikuti
perjalanan diatas jalan gunung.
Berjalan belum seberapa jauh tiba2 terlihat sebuah gua. Dalam gua tersebut lapat2 terlihat sinar terang, tidak begitu gelap. Mereka terus memasuki lorong gua dan berjalan lagi belum sampai setombak lantas jalan menurun, masuk ke bagian bawah gua tersebut.
Kiranya dalam gua tersebut ada sebuah kolam yang
berada di tengah. Kolam ini airnya jernih sekali, sampai dasarnyapun kelihatan nyata.
Yu-kok Oey-eng mendadak berseru kaget: "Eh disini pernah kedatangan orang lain!"
Lim Tiang Hong mengawasi tempat yang ditunjuk si
nona. Benar saja sebuah biji tasbih yang biasa di-bawa2
murid2 golongan Buddha nampak berada didasarnya
kolam dengan pancaran sinarnya yang mencorong. Dari sini lantas keduanya menduga bahwa orang yang datang sebelumnya itu mungkin belum terlalu lama. Sebab
jikalau tidak mengapa biji tasbih yang terbuat dari bahan baja itu belum berkarat"
653 Dari tempat atau kolam jernih itu mereka
melanjutkan perjalanan, terus menyusuri lolong sempit, lalu sampai keduanya di sebuah kamar lain.
Kamar yang didatangi ini sangat luas, bentuknya
aneh, hingga disebut kamar rupanya lebih mirip dengan satu kobakan yang bertutup. Didalam kamar ini ada tembus keluar sinar penerangan, tetapi entah dari mana sumbernya penerangan itu, tidak ada yang tahu.
Mendadak Lim Tiang Hong bungkukkan badan,
tangannya menjumput secarik kertas. Ternyata kertas ini adalah sobekan dari suatu kitab pelajaran ilmu silat, entah dari partai atau golongan mana.
"Sayang sudah hampir hancur dan tidak kebaca lagi tulisan2nya" demikian pikirnya.
Selagi hendak memberitahukan penemuannya,
dilihatnya kala itu si nona sedang memungut segumpalan kertas hancuran yang lantas diserahkan kepadanya.
Terang itu adalah sejilid kitab yang dihancurkan
oleh kekuatan tenaga dalam manusia. Rupa2nya
ditempat ini pernah terjadi pertarungan antara dua jago dan sebagian kitabnya, buku ilmu silat itu hancur lebur, 654
itulah yang ditemukan oleh dua muda mudi yang baru datang ini.
Lim Tiang Hong dan Yu-kok Oey-eng menggunakan
waktu cukup lama membereskan hancuran kertas itu.
Tetapi hanya didapat dua helai yang utuh yang termuat dua rupa gambar gerakan ilmu silat. Dua rupa gerakan itu setelah dicoba-coba, benar2 merupakan suatu
gerakan ilmu silat yang luar biasa
Lim Tiang Hong yang telah mendapatkan didikan
langsung dalam ilmu silat oleh dari Orang Tua Pencipta, pengetahuannya tentang ilmu silat boleh dikata lumayan.
Begitulah setelah diperiksa teliti ia lantas menetapkan bahwa itu adalah sobekan sebuah kitab ilmu silat yang tidak ada taranya, Sayangnya sudah ter-koyak2 dan hancur tak teratur, di-coba2 disambung-sambung tidak dapat dibuat utuh lagi. Ia menjadi heran, dan lantas berkata pada temannya "Lembah ini akan terpencil
tempatnya lagipun berbahaya sekali disepanjang jalan.
Ada orang lain sebelum kita yang bisa sampai kesini, itu bagaimana?"
Yu-kok Oey-eng lalu berkata: "Lembah Hong-hong
Pie-kok ini sudah lama menjadi tempat yang diincar oleh 655
orang2 rimba persilatan. Meski tidak ada gambar petanya mereka agaknya terus berdaya dengan menempuh
segala bahaya" Setelah berkata, mendadak tangannya menunjuk
sesuatu, mulutnya berkata: "Hei kau lihat, apa itu?"
Kiranya, disuatu sudut dalam goa tersebut terdapat dua mayat. Salah satu bangkai itu kelihatan berpakaian taotho yang gemuk besar, seorang lagi adalah seorang tua yang mengenakan tungsha panjang. Keduanya mati dalam keadaan bergulat. Dilihat dari situ dapat ditarik dalam kesimpulan bahwa keduanya itu pernah bertempur hebat dan pada babak terakhir pernah tergulat hingga kedua-duanya mati dalam keadaan gulat pula.
Yu-kok Oey-eng lantas berkata: "Mari kita masuk
terus, satu2 kita periksa. Kalau dilihat dari dua orang ini datangnya tentu membawa maksud tertentu"
Kedua muda mudi Itu lalu berjalan pula. Dengan
melalui batu2 cadas yang ber-tumpuk2 dan lorong2
sempit yang curam, kembali sudah masuk ke suatu
tempat yang berbentuk bundar lonjong. Disini mereka memeriksa agak lama, dan mereka lihat itu adalah
656 tempat yang penuh ditimbuni batu2 hingga mirip kalau dikatakan rimba batu.
Tiba2 dari jauh terdengar suara raungan yang
keras. Lim Tiang Hong yang mendengar itu lantas
berkata: "Itu terang suaranya orang, bukan?"
Dan pada saat itu didalam rimba batu yang gelap
gulita tiba2 kedengaran suara ganjil yang mengerikan.
Suara ini bagi si pengecut tentu akan terus berdiri bulu tengkuknya. Malah Yu-kok Oey-eng sendiri, yang
berkepandaian sangat tinggi, tidak urung harus merasa jeri mendengar suara itu terbukti karena seketika ia menubruk ke arah Lim Tiang Hong.
Dalam keadaan dan tempat demikian, mendadak
timbul suara demikian ganjil, benar2 bisa membuat berdiri bulu roma orang2. Lim Tiang Hong sendiri meski juga merasa takut, tetapi ia adalah seorang laki2, ia merasa mempunyai kewajiban melindungi kaum wanita, maka ia lantas membentak keras: "Siapa! Siapa disitu, jangan main sembunyi2, lekas keluar!"
Baru habis ucapannya si pemuda dari dalam rimba
batu lantas terdengar menggemanya suara Lim Tiang Hong sendiri.
657 Terang itu adalah suara menggemanya suara
sendiri, tetapi kedengarannya begitu seram dan kedua muda mudi itu setelah melihat tiada reaksi apa2, lalu berjalan maju lagi.
Tiba2 pada waktu itu di bawah tanah yang diinjak
oleh muda mudi itu terjadi getaran hebat seperti gempa (lindu) yang lama2 disusul oleh suara gemuruh. Seluruh gua se-akan2 hendak gugur.
Yu-kok Oey-eng lantas berseru: "Celaka! Gempa
bumi! mari lekas keluar!"
Kedua orang ini baru saja balik badan, suara
gemuruh lantas terdengar disana sini. Batu2 cadas dalam ruangan itu pada beterbangan dan dibeberapa bagian dalam gua itu sudah mulai ambruk.
Lim Tiang Hong dalam kecemasannya lantas
mengeluarkan dua kali serangan maksudnya hendak
membuka jalan dalam kegelapan itu. Sambil berbuat demikian ia menarik Yu-kok Oey-eng dan terus kabur keluar.
Waktu itu oleh karena getaran hebat karena gempa
itu, batu cadas dari manapun pada bergelindingan
keluar. Badannya Lim Tiang Hong juga sekali kena
658 ketimpa oleh batu, untungnya ilmu Siauw-yang It-ku Sinkang sudah menjaga rapat tubuhnya, hingga sedikitpun ia tidak menderita luka.
Dalam keadaan yang penuh ancaman bahaya,
nampaknya ia sudah tidak bisa bergerak lagi
setindakpun. Beberapa kali mereka berdua hampir saja tertindih batu2 cadas yang bergelindingan.
Kejadian demikian berlangsung terus sekian
lamanya sampai mereka merasa benar2 tidak dapat
bergerak lagi. Yu-kok Oey-eng mendadak menarik lengan Lim
Tiang Hong diajak masuk sebuah ruangan yang dikiranya agak baikan dan kuat. Didalam ruangan mana ia berkata:
"Mati attu hidup sudah tulisan takdir, untuk sementara tidak usah kita bergerak, tunggu sebentar dulu nanti kita bicara lagi"
Tapi baru saja kedua orang itu sembunyi, tiba2
terdengar suara ledakan hebat. Suara itu membuat
pekak telinganya kedua orang yang sedang
menyembunyikan diri, dan lantas disusul dengan suara barang2 ambruk, tempat dimana mereka berdiri tadi 659
lantas ambruk. Maka jikalau tadi mereka terus diam disitu, pasti tidak dapat hidup terus.
Lim Tiang Hong diam2 mengucapkan syukur
kepada Yang Maha Esa yang telah melindunginya.
Keadaan serupa iiu berlangsung lagi sampai sekian lama, baru semua debu pada bujar dan pada kala itulah timbul lain kejadian aneh.
Yu-kok Oey-eng yang melihat semua itu lebih dulu, lantas berseru kaget: "Kau lihat itu apa!"
Lim Tiang Hong juga sudah dapat melihat didalam
tumpukan batu2 tiba2 kelihatan seorang laki2 dan
seorang wanita. Yang lelaki mengepalkan tangan tangan kirinya, tangan kanannya menggenggam sebatang
seruling emas. Sedang si perempuan tengah me-
nudingkan jari tangan kirinya dan tangan kanannya sedang menjinjing sebuah gendewa kecil yang
memancarkan warna hitam. Dibelakang geger kedua
orang itu masing masing menggemblok buntalan yang besar panjang.
Didepannya laki2 dan wanita tadi, ada suatu tempat seluas dua tombak setengah. Disitupun ada naga raksasa jaman kuno yang besar sekali. Bagian kepala naga itu 660
kira2 sebesar satu kamar, gigi2nya yang putih nampak menyeramkan, sedang kedua biji matanya jauh lebih besar dari satu kaleng minyak tanah. Sinar biru
gemerlapan mencorot keluar dari biji2 mata binatang itu.
Dalam kagetnya kedua orang yang bersembunyi itu
sudah memusatkan tenaga untuk menghadapi segala
kemungkinan. Tetapi sekian lama mereka menanti, tidak ada reaksi apapun juga, baik dari manusia2 itu, maupun dari binatang purba itu.
Lim Tiang Hong tiba2 berkata sambil tertawa:
"Semuanya kan sudah mati?"
Lalu sambil menarik tangan Yu-kok Oey-eng, ia
berjalan mendekati kedua orang itu. Sewaktu ia
memeriksa dengan seksama, bukan saja kedua manusia Itu sudah tidak bernapas, tetapi juga tidak tahu berapa tahun lamanya mereka mati disitu, sebab seluruh
badannya sudah berubah menjadi batu hingga berupa patung. Hanya itu dua senjatanya yang masih utuh, membuat heran yang melihatnya.
Lim Tiang Hong dan Yu-kok Oey-eng mengambil
masing2 serupa senjata itu.
661 Yu-kok Oey-eng memilih gendewa dan anak2 panah
kecil. Ketika dicoba memainkan sebentar, sinarnya lantas memancar begemerlapan ber-kelebat2 keluar dan dari gendewa untuk anak panah itu yang kemudian
membentur sebuah batu cadas. Heran bin ajaib begitu kebentur batu cadas itu lantas hancur berantakan!
Lim Tiang Hong tidak perhatikan itu semua, karena ia sedang menggunakan jari tangan dengan kekuatannya Kian-kong-cie-keng mengorek kotak batu giok dalam buntalan digeger orang laki2 yang sudah membatu.
Yu-kok Oey-eng yang menyaksikan ketawa
terkekeh-kekek lalu menggunakan gendewa Hian-
liongnya menggores dengan pelahan, dan kotak batu giok yang ada dalam buntalan di geger si wanita yang sudah membatu itu lantas pindah kedalam tangannya.
Kedua muda mudi itu membuka kotak masing2,
memeriksa isinya, ternyata hanya dua buah benda yang sudah membatu.
Kedua manusia yang menjadi batu itu, ternyata ada sepasang suami isteri dari jaman Chun-yalu. Yang laki2
bernama Boan-lie Yu-liong dan yang perempuan
bernama Hian-kiong Tek-lie.
662 Dalam kotak yang ada dipunggungnya si-laki2,
masih terdapat sejilid kitab. Dalam kitab itu mana ditulis dengan jelas kepandaian ilmu silat yang ia pelajari. Ilmu silat itu dinamakan "Hian-wan Tiao-khie Tin-coan" dan ilmu seruling "Kim-hong Tek-hoat" serta beberapa
gerakan yang aneh. Sedang di dalam kotak yang terdapat digegernya
sang isteri, juga terdapat sejilid kitab kecii, di dalamnya ada dimuat pelajaran tipu pukulan dengan gendewa,
"Bong-im Kiong-hoat" dan "Kim Cat Ciang-cao" serta lain2nya lagi.
Diatas sehelai kain sutera persegi, ada dimuat
terjadinya mereka yang sampai berada di empat
tersebut. Kiranya naga raksasa yang ada didepannya suami istri. ada seekor binatang raksasa peninggaian jaman purbakala. Binatang itu selalu mengganas terhadap manusia, entah berapa banyak jiwa yang sudah menjadi korbannya.
Sepasang suami istri itu ada orang2 gagah pada
masa itu. Mereka telah bertekad hendak menyingkirkan binatang yang menjadi musuh besarnya menusia itu.
Maka seluruh kepandaian mereka masing2 ditulis dalam 663
kitab dan dimasukkan didalam kotak batu giok yang terdapat digeger mereka masing2, maksudnya iaiah jika ada terjadi apa2 atas diri mereka, supaya pelajaran ilmu silatnya itu bisa diturunkan kepada orang yang berjodoh.
Tapi entah apa sebabnya, pada sepasang suami istri itu bersama naganya tidak terdapat luka apa2, sebaliknya pada berubah menjadi batu.
Lim Tiang Hong setelah membaca, tiba2 berkata:
"Menurut dugaanku, sepasang suami istri ini, ketika sedang bertempur sengit dengan naga raksasa itu, tiba2
mengalami gempa bumi seperti sekarang ini, hingga mereka terpendam didalam tanah, dan kemudian
berubah menjadi batu. Sekarang, coba kita pergi lihat keadaannya naga raksasa itu. Mungkin, nyali naga yang sudah menjadi batu adalah nyalinya naga raksasa ini.?"
Yu-kok Oey-eng anggukkan kepala, sebagai tanda
menyetujui pikirannya Lim Tiang Hong. Mereka lalu berjalan kedepannya naga raksasa itu. Ketika memeriksa dengan seksama, mereka merasa bahwa naga raksasa ini ada luar biasa besarnya.
Yu-kok Oey-eng mendadak ayun gendewanya,
sebentar saja semua giginya naga raksasa itu sudah 664
dibikin rompak ia melesat masuk kedalam mulut naga raksasa itu sembari berseru: "Mari kita masuk kedalam perut naga ini, untuk lihat apa isinya"
Lim Tiang Hong lalu mengikuti jejaknya. Mereka
dengan berendeng berjalan masuk melalui
tenggorokannya naga raksasa itu, makin maju terasa makin gelap.
Yu-kok Oey-eng mendadak berseru: "Tidak ada
penerangan bagaimana?"
Lim Tiang Houg kibaskan seruling emasnya dan
berkata: "Dengan ini sudah cukup terang".
Sinar gemerlapan yang memancar keluar dari
seruling emas itu, benar saja membuat terang keadaan didalam perut naga raksasa itu.
Oleh karena terpendam sudah banyak tahun,
semua isi perutnya sang naga juga sudah berubah
menjadi batu hingga keadaannya tidak beda seperti di dalam lorong2 gua batu saja.
Berjalan kira2 20-30 tombak, Yu-kok Oey-eng
mendadak berseru kegirangan: "Kau lihat apakah ini?"
Ditulang bagian dada naga raksasa itu, ada
tergantung sebuah benda seperti balon lampu listrik, 665
yang membuat terang keadaan dalam perutnya. Oleh
karena sinar terang halus yang keluar dari benda bundar itu, bisa diduga bahwa benda itu tentunya adalah Liongcu.
Karena yang dicari oleh mereka adalah nyalinya
naga yang sudah membeku, dengan penerangan yang
keluar dari "Liong-cu" itu, mereka terus mencari, dan akhirnya mereka dapatkan itu nyalinya naga yang
bentuknya besar sekali. Orang2 dalam dunia, terutama orang2 dunia kang-
ouw, pada anggap nyali naga itu sebagai barang pusaka yang tidak ternilai harganya. Sayang nyali naga itu kini sudah berubah menjadi batu keras berwarna kuning
ungu. Diatasnya batu keras itu, ada tumbuh jamur yang berwarna itu pula.
Lim Tiang Hong yang melihat tumbuhan itu lantas
berkata sambil ketawa: "Jamur ini jika dimasak untuk teman makan nasi, pasti enak sekali rasanya"
Yu-kok Oey-eng coba memetik sebuah, lalu
dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Aku coba bagaimana rasanya," demikian katanya
sambil ketawa. 666 Perbuatannya itu sebetulnya cuma bersifat main2
saja, siapa nyana ketika jamur itu masuk kedalam
mulutnya, bau harum dan rasa manis segera dari jamur itu telah masuk kedalam tenggorokan, hingga ia berseru kaget: "Celaka" Jamur sudah kena aku telah masuk ke dalam perut"
"Lalu bagaimana?" tanya Lim Tiang Hong gelisah.
Yu-kok Oey-eng seperti yang ketakutan. Tapi Lim
Tiang Hong yang belajar silat pada orang tua penyipta, pengertiannya terhadap ilmu obat2an ada cukup luas, maka setelah berpikir sejenak, lalu berkata: "Nyali dan jantung merupakan pusat pendaratan dari anggota
badan manusia atau binatang, naga raksasa ini binatang dari jaman purbakala, semua darah dan kekuatannya, mungkin terkumpul dalam nyali dan jantungnya,
sehingga timbul tumbuhan jamur ini, maka kalau
dimakan tidak ada jahatnya, sebaliknya besar sekali faedahnya. Kau tak usah kuatir!"
Sehabis berkata, ia juga memetik sebuah dan
dimasukan ke dalam mulutnya.
Ia rasakan jamur itu enak sekali rasanya, harum.
Yu-kok Oey-eng tadi sudah merasakan itu, oleh karena 667
kuatir ada racunnya, maka ia berseru kaget, tapi kini setelah menyaksikan Lim Tiang Hong juga berani makan, ia lantas memetik lagi beberapa buah.
Hingga kedua muda mudi itu masing2 lantas pada
berebut memetik jamur itu sampai pada kenyang. Yu-kok Oey-eng sambil tepok2 perutnya, berkata sambil ketawa terkekeh-kekeh: "Perutku rasanya sudah hampir meledak karena kekenyangan makan jamur!"
Tapi jamur itu ternyata masih banyak, maka ia
lantas berkata pula: "Jamur ini ada begini enak rasanya, kita masing2 pada bawa pulang sedikit, supaya kita dapat berikan kepada kawan2 kita!"
Lim Tiang Hong lalu menghunus pedang, untuk
memotong nyalinya naga raksasa itu.
Mendadak sinar hijau terang mencorot keluar dari
bagian yang dipotong oleh Lim Tiang Hong. Ia lalu ulur tangannya untuk merogoh. Sebuah benda bulat sebesar telur angsa, segera sudah berada di dalam tangannya.
Benda bundar itu berwarna hijau gelap, tapi
gemerlapan, indah dan menarik hati.
668 Yu-kok Oey-eng setelah melihat barang itu lalu
berkata: "Ini barangkali yang dinamakan nyalinya naga yang sudah membatu?"
"Mungkin betul" jawab Lim Tiang Hong sambil
anggukkan kepala. Karena barang yang dicari itu sudah didapatkan,
sepasang muda-mudi itu dengan sangat gembira keluar dari dalam perut naga raksasa.
Yu-ko Oey-eng merasa senang sekali dengan biji
"Liong-cu" yang bersinar terang itu, ia lalu mengambil 4
butir dengan senjata gendewanya, sebutir untuk ia sendiri, 3 butir yang lainnya diberikan kepada Lim Tiang Hong. Dengan tersenyum penuh arti, ia berkata:
"Aku sudah cukup mempunyai sebutir, yang lainnya
untuk kau dan kau boleh berikan kepada siapa saja!"
"Aku berikan kepada siapa?" tanya Lim Tiang Hong
heran. "Orang yang kau hendak berikan banyak sekali,
umpama itu Kow-loan, Pek-hong Siauw-yan dan
sebagainya...." jawab si nona sambil ketawa terkekeh-kekeh.
669 Mendengar jawaban itu, Lim Tiang Hong meringis,
tapi ia juga tidak membantah. Diam2 ia simpan barang bersinar itu kedalam sakunya, dan pada saat itu mereka sudah keluar dari mulut naga raksasa.
Tiba2 terdengar suara seperti suara setan yang
menyeramkan. Yu-kok Oey-eng paling takut kepada setan, dengan
cepat ia keluarkan senjata gendewanya. Sebentar
berkelebat dua bayangan orang, yang ternyata ada dua makhluk aneh yang bentuknya seperti setan atau
memedi. Satu ada orang perempuan tua dengan
potongannya seperti momok. Sambil ulur jari tangannya yang seperti cakar burung, ia menunjuk kepada naga raksasa itu, kemudian menunjuk kepada buntalan yang berada di punggungnya kedua manusia yang sudah


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membantu, mulutnya mengeluarkan perkataan yang
tidak dapat dimengerti oleh mereka.
Lim Tiang Hong dan Yu-kok Oey-eng meski tidak
mengerti perkataan yang diucapkan oleh makhluk aneh itu, tapi dari sikapnya itu agaknya seperti hendak menanya, buntalan yang ada diatas punggungnya dua 670
orang itu dan nyalinya naga raksasa yang sudah
membatu, apakah kalian sudah ambil"
Kawannya perempuan tua itu, seorang laki2 tua
yang berdandan seperti orang beribadat, ketika melihat kedua muda mudi itu tidak menjawab, lalu berkata
dengan suaranya yang menyeramkan: "Apa yang
diucapkan oleh nenek Kiu-phan-po tadi kepada kalian, apakah kalian tidak dengar?" Aku pikir, lebih baik kalian serahkan barang2 itu secara baik2. Kalian harus tahu, aku Kok-bin Hoat-su dan nenek Kiu-phan-po ini, jikalau bekerja, selamanya tidak mau meninggalkan saksi hidup"
"Aku juga boleh beritahukan kepada kalian,
Siauwya mu ini. tidak gampang2 digertak oleh siapa saja!" jawabnya Lim Tiang Hong sambil ketawa dingin.
"Kalau begitu, jangan sesalkan kalau Kok-bin Hoat-su berlaku kejam!" kata Kok-bin Hoat-su sambil ketawa dingin.
"Kalau kau mempunyai kepandaian, kau boleh
keluarkan saja, siauwya-mu tidak suka dengar perkataan yang menjemukan itu" jawab Lim Ting Hong sambil
bersenyum. 671 Sepasang orang aneh yang sangat buas itu, adalah
iblis kenamaan dari daerah Biauw-ciang. Karena karena mendengar kabar bahwa di lembah Hong-hong-kok itu segera akan terjadi gempa bumi, hingga nyalinya naga raksasa yang sudah membatu itu akan muncul lagi, maka mereka dari daerah Biauw-ciang yang begitu jauh,
memperlukan datang ke lembah tersebut. Ternyata
mereka sudah berhasil melewati daerah2 bahaya didalam lembah itu dan bisa masuk ke dalam goa.
Dan kemudian, secara main sradak-srudak, telan
didapatkan oleh mereka sejilid kitab pelajaran ilmu gaib peninggalan "Pek-ji Heng-sie, seorang iblis yang pernah mengganas didunia kang-ouw pada suatu masa.
Kedua orang tua itu setelah mendapatkan kitab
tersebut, masih merasa belum puas, hingga mencari lagi disana-sini, dimana adalah nyali sudah membatu itu.
Dengan demikian, mereka lantas barjumpa dengan Lim Tiang Hong dan Yu-kok Oey-eng.
Kok-bin Hoatsu ada seorang yang sifatnya ganas
buas. Ilmu silatnya tinggi pula, diejek demikian rupa oleh Lim Tiang Hong kebuasaannya lantas timbul seketika.
Sambil keluarkan suaranya, yang seperti setan, lengan 672
bajunya yang lebar dikibaskan, segera angin dingin yang berbau busuk dan mengandung warna hitam, meluncur keluar menyerang Lim Tiang Hong.
Serangan yang cepat dan keras itu, sedikitnya
sudah mempunyai latihan 50 tahun lebih.
Lim Tiang Hong yang sudah mempunyai banyak
pengalaman Jalam pertempuran besar kecil, begitu lihat serangan Kok-bin Hoatsu ini, dalam hati diam2 merasa kaget. Dengan cepat angkat kedua tangannya. Setelah membuat satu lingkaran, lalu mendorong kedepan.
Serangannya secara demikian ini, ia menggunakan
kekuatan tenaga sepenuhnya.
Diantara suara menderunya angin yang meluncur
keluar dari tangannya itu, lantas disusul aleh suara jeritan ngeri, sedang badannya Kok-bin Hoatsu, seketika itu lantas terbang melayang seperti kaun kering tertiup angin, melesat sejauh 5 tombak, tatkala jatuh kebawah, tepat di atasnya sebuah batu cadas yang besar dan lonjong, hingga saat itu juga sudah tidak bisa bergerak lagi.
Baru sirap suara jeritannya Kok-bin Hoatsu, disana, Kiu-phan-po yang berhadapan dengan Yu-kok Oey-eng 673
juga sudah keluarkan suara jeritan hebat, dengan badan penuh darah ia kabur terbirit-birit.
Yu-kok Oey-eng dengan senjata gendewa ditangan,
selagi hendak mengejer, sudah dicegah oleh Lim Tiang Hong seraya berkata: "Biarlah ia kabur"
Yu-kok Oey-eng lantas urungkan maksudnya
hendak menghabiskan jiwanya nenek buas dari daerah Biauw-cang itu.
Siapa tahu bahwa perbuatan Lim Tiang kali ini,
telah meninggalkan ekor yang menyulitkan dirinya Lim Tiang Hong dikemudian hari.
Setelah Kiu-phan-po kabur, Lim Tiang Hong baru
berkata sambii ketawa: "Aku benar2 tidak percaya, bahwa kekuatanku mengapa mendadak bisa bertambah
berlipat ganda?" "Jikalau kau tidak mengatakan, aku juga tidak
percaya. Dengan sejujurnya, jika diwaktu dulu, aku bisa menangkan Kiu phan-po atau tidak, masih merupakan satu pertanyaan. Tidak nyana barusan baru 2-3 jurus saja, sudah berhasil membikin patah lengan kirinya. Ini benar2 ada satu kejadian gaib yang susah dimengerti"
674 Lim Tiang Hong pejamkan matanya, untuk
bersemedi sejenak, tiba2 ia berkata sambil ketawa: "Aku sekarang baru ingat, semua itu atas jasanya jamur tadi!"
Yu-kok Oey-eng juga beranggapan demikian, sebab
selain daripada itu, sudah tidak ada sebab lainnya lagi.
Maka ia lantas berkata dengan girang: "Sekarang kita toh sudah tidak ada bekerja apa2, mengapa kita tidak
mempelajari ilmu gendewa dan seruling itu sekalian?"
Lim Tiang Hong ada seorang yang gemar segala
macam ilmu silat. Karena menampak Yu-kok Oey-eng
ada begitu gembira, sudah tentu ia tidak menolak, hingga keduanya masing2 lantas mempelajari kedua rupa ilmu silat itu.
Kedua orang muda itu masuk kedalam goa lagi.
Didalam goa yang keadaannya gelap gulita, siang atau malam serupa saja mereka entah berapa hari berdiam di dalam goa yang gelap, sampai semua ilmu pelajaran yang didapat dalam kitab itu sudah dipelajari seluruhnya, baru memikirkan hendak keluar dari goa.
Lembah Hong-hong Pik-kok itu, setelah mengalami
gempa bumi hebat itu, keadaannya sudah jauh berlainan daripada keadaannya semula. Kedua muda mudi
675 sekeluarnya dari lembah tersebut, lantas bernapas lega, lalu pada gerakkan badannya, untuk menyeberangi
lembah yang sangat berbahaya. Kali ini jauh lebih ringan dari pada ketika pertama kali memasuki lembah itu, karena bukan saja banyak tempat tempat yang curam sudah pada teruruk api, kepandaian mereka juga sudah bertambah berlipat ganda, hingga dalam waktu
sekejapan saja, mereka sudah tiba dirimba dimana
mereka semula datang. (-0odwkzo0-) Bab 18 LIM TIANG HONG dan Yu-kok Oey-eng setelah
menyeberangi lembah yang berbahaya dan tiba di rimba ditempat semula.
Yu-kok Oey-eng tiba2 mengeluarkan kerudung
hijaunya, dan kembali dikerudungkan di wajahnya
sembari berkata: "Sekarang aku harus pergi lagi, sampai ketemu dilain waktu"
Lim Tiang Hong merasa bahwa gadis yang mengaku
sebagai tunangannya ini, sesungguhnya mempunyai sifat yang sangat misterius. Selama dilembah Hong-hong Pit-676
kok, meski sudah berada ber-sama-sama beberapa hari lamanya, tapi oleh karena selalu repot mencari nyalinya naga raksasa yang sudah membatu itu, dan kemudian sama2 mempeiajari ilmu silat yang baru, sehingga tidak mendapat kesempatan untuk menanyakan halnya lebih banyak. Dan kini melihat ia hendak pergi, lalu mencegah sembari berkata: "Namamu dan asal usulmu, bolehkah kau beritahukan padaku" Lagi pula dimana adanya
ayahku, seolah-olah kau ada mengetahui dengan baik, maka hari ini aku minta dengan amat sangat, jangan kau merahasiakan lagi padaku, sudikah kau berbuat demikian?"
Perkataannya itu diucapkan dengan setulus hati dan sungguh2. Ia mengira Yu-kok Oey-eng tentunya merasa tidak enak hati, untuk tidak memberitahukan padanya.
Siapa nyana, Yu-kok Oey-eng lantas geleng2kan
kepalanya dan berkata: "Mengenai urusan ini, untuk sementara kau tidak perlu tahu. Pendeknya, kau lakukan saja segala urusan yang kau harus lakukan"
Sehabis berkata demikian, dengan tanpa menunggu
sampai Lim Tiang Hong membuka mulut lagi, ia sudah menghilang dari depannya anak muda kita.
677 Lim Tiang Hong cuma bisa mengawasi bayangan
yang makin lama makin jaah. Setelah berdiri menjublek sekian lamanya, ia baru menghela napas dan selagi hendak berlalu, tiba2 dari dalam rimba nampak
berkelehatnya bayangan orang. Dilihat sekelebatan, bayangan itu mirip dengan Im-san Mo-lie, hingga dalam hatinya diam2 berpikir "hari ini aku pasti menangkap padanya untuk menanyakan dengan jelas"
Ia lalu bergerak secepat kilat, membuntuti
perempuan itu. Rimba purbakala itu ada sangat hebat, oleh
karenanya, tidak tepat untuk menggunakan ilmu
mengentengi tubuh, maka setelah berputar-putaran
setengah harian didalam rimba, baru berhasil keluar dari rimba yang lebat itu.
Ia segera dapat lihat dirinya si nona yang baru saja keluar dari rimba tersebut. Dengan tanpa pikir banyak2, ia lantas berseru padanya: "Berhenti!"
Berbareng dengan itu, badannya lompat melesat
laksana kilat, dan sebelum kakinya menginjak tarah, tangannya sudah menjambret dirinya si nona dengan 678
tipu silat "Bu-san Chun-san" atau "Kabut menutup gunung Chun-san."
Si nona kelihatannya sangat terkejut, mendadak ia balikkan badannya dan berputar dengan gayanya yang sangat manis, hingga jambretannya Lim Tiang Hong tadi sudah dapat dielakkan dengan mudah.
Ketika si nona tadi balikkan badannya, ternyata
bukan Im-san Mo-lie, melainkan seorang perempuan
muda dengan wajahnya yang dingin kecut.
Dengan sikapnya yang ketus dingin, nona itu
mengawasi Lim Tiang Hong, kemudian berkata: "Kau
dengan tanpa sebab telah menyerang aku, apakah
artinya?" Oleh karena sudah berbuat salah, Lim Tiang Hong
tidak bisa terbuat apa2. Ia terpaksa angkat tangannya memberi hormat sedalam-dalamnya seraya berkata: "Aku yang rendah karena kesalahan melihat, telah melanggar dari nona, disini aku minta maaf sebanyak-banyaknya"
Nona itu menolak permintaan maaf Lim Tiang
Hong, sembari berkata: "Tidak usah, asal kau segera melakukan syarat lama dari nonamu, sudah cukup"
679 Lim Tiang Hong melengak, ia lalu menanya:
"Bagaimana syaratnya nona itu" Aku yang rendah masih belum mengerti!"
"Kalau kau belum mengerti, baiklah sekarang
nonamu beritahukan padamu, jikalau sepasang tangan atau sepasang kakimu melanggar diri nonamu, kau harus kutungkan sendiri sepasang tangan atau kakimu. Jika matamu yang melanggar, kau harus korek sendiri
sepasang biji matamu dan jikaiau mulutmu yang melanggar, maka kau harus potong lidahmu sendiri..."
"Astaga! ini benar2 bikin orang tidak bisa hidup
lagi" Lim Tiang Hong ketawa bergelak-gelak dan
kemudian berkata pula: "Jikalau aku tidak mau
memotong tangan atau kakiku sendiri, sedangkan kau tidak mempunyai itu kepandaian untuk memotong
tangan atau kakiku, lalu bagaimana?"
"Hm! nonamu belum pernah menemukan kejadian
demikian! Tapi aku boleh beritahukan padamu, sekalipun hari ini kau bisa lolos dari tangan nonamu, kepala dari 12
puncak gunung Bu-san, juga tidak akan melepaskan kau begitu saja"
680 Lim Tiang Hong berlagak seperti sedang berduka,
sambil menghela napas panjang ia berkata: "Kalau
demikian halnya, aku benar2 sudah tidak bisa hidup lagi"
"Dihadapan nonamu kau tidak usah berlagak"
berkata nona tu dengan suara dingin.
Mendadak badannya bergerak, menyerang Lim
Tiang Hong. Tangannya yang putih halus secepat kilat sudah melancarkan serangannya sampai 18 kali, sedang sepasang kakinya sudah menendang sampai 18 kali.
Setiap gerakannya itu dilakukan dengan caranya yang sangat aneh dan ganas dan setiap serangan yang diarah selalu ditempat bagian jalan darah yang terpenting dalam anggota badan manusia.
Lim Tiang Hong mendadak tergerak pikirannya.
Gerak tipu ini rasanya ia pernah mengenalnya dan
dimana melihat, tapi kini sudah tidak ada keempatan untuk memikirkan lebih jauh. Dengan tipu silatnya Sam-sam-po, gerak maju mundurnya dilakukan laksana dan yangliu yang tertiup angin. Hanya nampak bergoyang saja, ia sudah terlepas dari kurungan serangannnya si nona.
681 Nona itu seteiah melancarkan serangannya, seolah-
olah air sungai yang sedang mengalir, dengan tidak henti2nya menyerang terus. Jika hal itu dilakukan sebelum Lim Tiang Hong masuk ke lembah Hong-hong
Pit-kok, Lim Tiang Hong benar2 harus memeras teringat untuk menghadapi nona itu. Tapi sekarang, meski dirinya dikurung oleh serangan2 tangan dan kaki si nona begitu hebat, tapi ia masih dapat melayani sembari memikir-mikir dimana ia pernah melihat tipu serangan semacam itu.
Mendadak.... Didalam otaknya terlintas suatu pikiran, ia lantas rubah kedudukannya yang tadinya dipihak yang
diserang, berbalik menyerang dengan kecepatan
bagaikan kilat. Sebentar saja sudah melancarkan 3 kali serangan, sehingga membuat si nona cepat2 menarik kembali serangannya dan mundur sambil mata terbuka lebar. Tapi, secepat kilat pula ia sudah lompat maju kedepannya Lim Tiang Hong, dengan suaranya yang
ketus dingin ia menanya: "Seranganmu dua jurus tadi, kau dapat pelajari dari mana" Apakah kau sudah mencuri kitab "Hian-hian Pit-kip" dari golongan kita?"
682 Dua jurus garak tipu yang digunakan olah Lim
Tiang Hong tadi, adalah dari 2 helai sobekan kitab yang didapatkan didalam goa dilembah Hong-hong Pit-kok.
dan sekarang setelah disebut-sebut oleh si nona, baru tahu kalau kitab yang sudah hancur itu ternyata ada kitab pelajaran ilmu silat "Hian-hian Pit-kip".
Meski ditanya secara kasar demikian, tapi ia tidak marah, sebaliknya malah menjawab sambil tersenyum:
"Bagaimana kau bisa kenal kalau ini adalah kepandaian dari Hian-hian pit-kip" Dan kapankah kalian kehilangan kitab pelajaran ilmu silat?"
Keduabelas kepala dari 12 puncak gunung Bu-san
itu, setiap orang mempunyai kepandaian ilmu silat sangat tinggi. Kitab yang dilindungi oleh mereka sendiri, sampai bila dicuri oleh orang luar bagaimana nona itu mudah untuk menerangkan"
Maka ia hanya berkata: "Hian-hian Pit-kip ini adalah kitab peninggalan dari Cow-su kita, bagaimana tidak mengenali" Sementara dengan cara bagaimana bisa
hilang, kau tidak perlu mengetahui. Jikalau kau memang dapatkan itu dengan jalan mencuri, lekas kembalikan kepada nonamu"
683 "Nona, bolehkah nona memberitahukan nama nona
yang mulia?" "Mengapa tidak" Sin-lie Hongcu (kepala puncak
gunung Sin-lie hong) itu adalah nonamu sendiri"
"Sekarang aku boleh beritahukan padamu, kitab
Hian-hian Pit-kip itu bukan saja sudah tercuri orang, bahkan sudah rusak keadaannya.?"
Sin-lie Hongcu terkejut mendengar keterangan itu.
Ia lalu maju dan mencekai penggelangan tangan Lim Tiang Hong seraya berkata: "Apa perkataanmu ini
benar?" "Sudah tentu tidak salah, apalagi aku pernah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri"
Sin-lie Hongcu tadi dalam keadaan cemas, dengan
tanpa pikir lantas mencekal tangannya pemuda itu
sangat lunak seperti tidak bertulang, selagi hendak kerahkan kekuatannya untuk mencekai lebih erat tangan itu, mendadak ia merasakan bahwa tangan yang lemas seperti kapas itu didalamnya mengadung serupa kekuatan lunak. Dengan melalui telapak tangak, kekuatan itu mengalir masuk kedalam dirinya, hingga seketika itu juga dirinya dirasakan tergetar hebat, maka dengan cepat ia 684
lantas lepaskan cekalannya dan menanya: "Dimana kau dapat lihat Hian-hian Pit-kip itu dirusak orang?"
Lim Tiang Hong lalu mengeluarkan 2 helai sobekan
kertas, dan diserahkan padanya sembari berkata: "Dua helai sobekan Pit-kip bolehkah untuk menebus
kesalahanku terhadap nona" Ini adalah perbuatan
seorang taoto dan seorang tua. Dikala mereka
berebutan, kitab itu telah dibikin rusak oleh mereka.
Sekarang mereka sadah mati dua2nya dan terkubur
dalam goa di lembah Hong hong Pit-kok"
Setelah itu. ia lantas hendak berlalu. Mendadak
terdengar suara bentakan, lalu disusul oleh munculnya serombongan orang.
Lim Tiang Hong menampak kedatangan mereka,
diam2 lantas berpikir: "orang2 ini terangkali hendak mencari setori".
Serombongan orang kang-ouw itu, begitu tiba,
lantas menghadang di depannya Lim Tiang Hong sambil mengawasi dengan sorot mata gusar.
Lim Tiang Hong coba mengawasi cecongornya
orang2 itu ternyata satupun tidak ada yang kenal.
685 Sin-lie Hongcu mendadak menghampiri rombongan
orang2 ini sembari berkata: "Kalian boleh pulang, disini tidak ada urusanmu"
Rombongan orang2 itu benar saja lantas pada
balikkan badan dan kabur dengan cepat.
Lm Tiang Hong setelah rombongan orang2 itu
pergi, lantas menanya kepada si nona: "Orang2 itu barangkali ada anak buahmu?"
"Benar, mereka ada anak buahku yang aku bawa
dari gunung untuk membantu mencari kitab Hian-hian Pit-kip, tapi sekarang kau sudah beritahukan tentang keadaannya kitab2 ini, maka kita harus melakukan
pekerjaan yang lainnya. Jikalau kau sudi dengar, aku hendak memberitahukan padamu sedikit kabar, tidak perduli kau sudah atau belum dapatkan nyalinya naga raksasa yang sudah membatu dilembah Hong-hong Pit-kok. Dalam perjalanannya pulang nanti, sebaiknya kau berlaku sedikit hati2, sebab menurut apa yang aku tahu, disekitar kira2 10 lie didaerah ini, sudah penuh dengan kaki tangannya Thian-cu-kauw." berkata Sin-lie Hongcu.
"Terima kasih atas perhatian nona, tentang
kawanan kurcaci itu, aku masih tidak pandang mata 686
sama sekali" kata Lim Tiang Hong sambil ketawa
hambar. Sin-lie Hongcu melirik padanya sejenak, lalu
gerakkan kakinya dan berlalu dengan cepat.
Lim Tiang Hong mengawasi padanya sampai hilang
dari depan matanya, baru berjalan dengan tindakan lambat2, meninggalkan tempat tersebut.
Ia memang benar tidak pandang mata orang2nya
Thian-cu-kauw, maka selama berjalan, pikirannya me-layang2 memikirkan persoalannya sendiri, entah
bagaimana caranya membereskan"
Diluar dugaannya, disepanjang jalan itu ia tidak
pernah berjumpa dengan orang2nya Thian-cu kauw.
Setelah keluar dari daerah pegunungan, tiba2
didepannya ada dua orang yang mencegat
perjalanannya. Sambil perdengarkan suara ketawanya yang menyeramkan orang2 itu membentak: "Jangan
bergerak!" Lim Tiang Hong segera mengetahui bahwa orang
yang mencegat perjalanannya itu ternyata adalah
kauwcu dari Thian-cu-kauw, juga adalah itu laki2
berkedok yang berbadan besar tegap dan pundaknya
687 lebar, sedang orang yang berdiri disampingnya adalah itu kauwcu muda yang dulu pernah menyaru sebagai
dirinya. Orang berkedok itu setelah membentak, lalu
berkata dengan suara bengis: "Binatang, sungguh besar sekali nyalimu. Kau bukan saja sudah tidak mau
mengakui ayahmu sendiri, bahkan sudah berkomplot
dengan orang luar, memusuhi ayahmu sendiri. Sekarang aku hendak tanya kau, apakah kau masih mempunyai
hati dan pikiran sebagai manusia?""
Ucapannya orang berkedok itu makin lama makin
sengit. Lim Tiang Hong melengak, sebelum ia bisa berpikir, orang berkedok itu sudah membentak pula
"Perjalananmu kelembah Hong-hong kali ini, bagaimana hasilnya" Lekas beritahukan terus terang kepada
ayahmu!" Lim Tiang Hong tetap membisu, ia tidak perdulikan perkataan orang berkedok itu. Pikirannya sedang bekerja keras, ia tidak tahu bagaimana harus bertindak untuk menghadapi kedua orang itu" Didalam otaknya saat itu timbul dua rupa pertanyaan: Orang berkedok ini betul 688
ada ayahnya sendiri atau bukan" Apakah hari ini baik mengakui atau tidak"
Kauwcu muda yang pernah menyaru dirinya itu,
tatkala menyaksikan dirinya terus tidak membuka mulut, lantas turut bicara: "Hm! sampaipun ayah bundanya sendiri, musih tidak mau mengakui, apakah kau masih ada muka sebagai orang kang-ouw?"
Tiba2 Lim Tiang Hong delikkan matanya dan
berkata dengan suara keras: "Sebelum mendapat bukti yang nyata, aku tidak nanti mau mengakui. Kalian tidak perlu menggertak aku"
Orang berkedok itu tiba2 perdengarkan suara
ketawa dingin, lalu berkata: "Bagus bagus. Kau sudah berani mati tidak mau mengakui ayahmu sendiri, maka kau jangan sesalkan kalau ayahmu berlaku keterlaluan terhadap dirimu"
Pada saar itu, tiba2 terdengar suara berkaok-kaok:
"Adik, kau jangan begitu, apa kau tidak takut akan melukai hati ibu" Jikalau kau benar2 getas tindakanmu, enci-mu nanti juga tidak akan perdulikankau lagi!"
Suara itu dibarengi munculnya dirinya Im-san Mo-lie yang lantas berdiri di hadapannya.
689 Lim Tiang Hong sejak muncul didunia kang-ouw,
pernah mencari kemana-mana tentang asal usul dirinya.
dan setelah mengetahui siapa ibunya ia sudah tentu ingin segera melihat wajah ayahnya. Tapi orang yang
mengaku sebagai ayahnya ini sebetulnya agak sulit untuk dipercaya kebenarannya. Tapi ketika berhadapan dengan Im-san Mo-lie, dalam hatinya merasa bimbang, karena sang enci ini benar2 sangat mirip dengan wajah ibunya.
Lagi pula, bukankah kauwcu muda itu juga mirip
benar dengan wajahnya sendiri"


Tamu Dari Gurun Pasir To Liong Keng Hong Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang berkedok itu sifatnya sangat buas, kejam,
berbahaya dan licik. Begitu melihat Lim Tiang Hong bimbang pikirannya, tahu bahwa hatinya sudah mulai tergerak, maka lantas berkata pula dengan suara sedih:
"Aku tahu tentunya kau kena dibujuk orang, sehingga bisa berbuat demikian. Sekarang asal saja kau tahu kesalahanmu sendiri dimasa yang lalu, sudah tentu ayahmu tidak akan membangkit-bangkit urusan yang
sudah2" Ucapan itu tatkala masuk ditelinganya Lim Tiang
Hong, entah apa sebabnya, lantas timbul kesan yang 690
sebaliknya. Dalam hatinya lantas mengampil keputusan, bahwa biar bagaimana, orang itu pasti bukan ayahnya.
Tiba2 ia angkat kepalanya. sepasang matanya
menatap wajahnya si orang berkedok kemudian berkata padanya: "Sekarang aku hendak tanya kau, pada 10
tahun berselang, apakah kau pernah pergi ke sumber air segar digurun pasir?"
Se-olah-olah bunyi geledek disiang hari bolong,
pertanyaan Lim Tiang Hong itu membuat tergetar
hatinya orang berkedok itu, kemudian ia membentak dengan suara keras: "Kau menanya segala urusan tetek bengek ini apa perlunya" Bukankah lekas pulang, apakah perlu ayahmu harus turun tangan untuk minta kau
berjalan?" Lim Tiang Hong ketawa terbahak-bahak, kemudian
berkata lagi: "Hari ini biarlah kuberikan banyak
kelonggaran padamu. Jikalau lain waktu aku mengetahui kau cuma mengaku-ngaku saja maka rekening ini harus kita perhitungkan"
Orang berkedok itu darahnya naik seketika. Ia lalu lompat sambil pentang kedua tangannya yang besar, untuk menyambar dirinya Lim Tiang Hong.
691 Lim Tiang Hong geser kakinya. Badannya
mengegos. Dengan mudah dapat menyingkirkan
sambaran tangan orang berkedok itu.
Melihat sambarannya tadi mengenakan tempat
kosong, si orang berkedok lalu gerakkan tangannya dan menyambar untuk kedua kalinya.
Lim Tiang Hong ketawa dingin. Selagi hendak balas menyerang, tiba2 hidungnya dapat mencium bau harum.
Dirinya Lok-hee Hujin sudah berada ditengah-tengah antara mereka. Dengan suara cemas berkata: "Jangan bertempur lagi, apakah kalian ayah dan anak hendak saling hantam sendiri?"
"Anak durhaka yang tidak berbakti terhadap orang
tua, perlu apa dibiarkan hidup?" berkata orang berkedok itu dengan suara dingin.
Lim Tiang Hong sebaliknya masih berdiri tegak
dengan sikapnya yang dingin.
Lok-hee Hujin per-lahan2 menghampiri padanya,
sambil menepuk pundaknya berkata: "Hong-jie, kau tak boleh begitu. Dia toh ada ayahmu sendiri!"
Lim Tiang Hong dongakkan kepala sambil ketawa
bergelak-gelak, kemudian berkata dengan suara tawar: 692
"Mana buktinya kalau dia ada ayahku" Ibu, kau jangan desak aku. Jikalau tidak, jiwanya iblis jahat ini akan segera melayang!"
Kauwcu muda ketika mendengar perkataan Lim
Tiang Hong itu, lantas membentak dengan suara keras:
"Anak haram, sungguh besar nyalimu hei!"
Ia lalu lompat hendak menyerang dirinya Lim Tiang Hong, tapi dicegah oleh Im-san Mo-lie sembari berkata:
"Kau jangan sembrono, nanti aku yang menanya
padanya," Ia lalu menghampiri Lim Tiang Hong sembari
berkata: "Adik, kau ini bagamana sih" Mengapa ayahmu sendiri kau tidak mau mengakui?"
Lim Tiang Hong ketawa dingin, diwajahnya terlintas suatu perasaan gusar. Im-san Mo-lie yang menyaksikan keadaan demikian, dalam hati diam2 merasa kaget.
Diam2 tangannya dimasukkan kedalam saku untuk
mengambil sapu tangan, lalu dengan kecepatan bagaikan kilat dikibaskan di mukanya Lim Tiang Hong. Bau harum luar biasa segera menusuk hiduntnya si anak muda.
Oleh karena Lim Tiang Hong pernah makan
nyalinya naga api (Hwe-liong-tan) segala macam racun 693
tidak mempan terhadap dirinya, ditambah lagi baru2 ini telah makan banyak jamur yang tumbuh dalam perutnya naga raksasa, dan dibadannya sedang membawa
nyalinya naga raksasa jsng sudah membatu, maka hawa.
racun yang dikibaskan oleh Im-san Mo-lie melalui sapu tangannya, sudah tentu saja tidak berarti apa2 baginya.
Tapi dalam otaknya mendadak terlintas suatu
pikiran, disaat bau harum itu masuk hidungnya lantas rubuh tidak ingat orang, ternyata ia sudah menggunakan pelajaran ilmu menutup sendiri jalan pernapasannya yang diajarkan oleh si pengemis pincang, hendak
permainkan orang2 Thian-cu kauw.
Orang berkedok itu begitu melihat ia jatuh rubuh, lantas perdengarkan ketawanya yang aneh. Secepat kilat hendak menerjang padanya, tapi Lok-hee Hujin lantas menjerit: "Kau mau apa?"
"Anak haram semacam ini kalau dibiarkan hidup
akhirnya pasti akan menggagalkan urusan besar, ada lebih baik dibereskan siang2, bukankah meringankan beban kita?" jawabnya orang berkedok bengis.
Lok-hee Hujin mana mau mengerti. Dengan
mati2an ia berusaha melindungi dirinya Lim Tiang Hong.
694 Tapi, ia berhasil mendesak orang berkedok, sebaliknya sudah tidak berhasil mencegah Im-san Mo-lie dan
kauwcu muda. Dua orang itu masing2 dengan
menggunakan jari tangannya, menotok bagian jalan
darah Lim Tiang Hong. Oleh karena Lim Tiang Hong sadah menutup sendiri
semua jalan darahnya, maka totokan kedua orang itu tidak ada gunanya sama sekali.
Orang berkedok itu pada saat itu sudah mendorong
dirinya Lok-hee Hujin dan berjalan kesampingnya Lim Tiang Hong. Dari sakunya pemuda itu ia mengambil
nyalinya naga raksasa yang sudah membeku, kemudian berkata sambil ketawa bergelak-gelak: "Anak haram ini sungguh cerdik. Barang pusaka nyalinya naga raksasa yang sudah membatu itu, ia sudah berhasil
mendapatkannya" Lim Tiang Hong yang rebah menggeletak di tanah,
sedikitpun tidak bergerak, didalam hatinya diam2
memaki "kau tidak usah bangga, sebentar Siauwya-mu akan mengambil jiwamu"
Orang berkedok itu dengan bangga buat main
nyalinya naga itu sekian lama, tiba2 dengan telapakan 695
tangannya ia menekan tubuhnya Lim Liang Hong yang rebah menggeletak di tanah. Menyerang secara gelap dengan menggunakan telapakan tangan ini, ada lebih ganas daripada menggunakan kekuatan jari tangan.
Lim Tiang Hong diam2 kertak gigi. Selagi hendak
memberi perlawanan, mendadak nampak berkelebat
bayangan merah. Secepat kilat lewat didepannya orang berkedok dan dengan tiba2 menyambar nyali naga di tangannya, kemudian dengan kedua jari tangan menotok jalan darah "Ciok-tie-hiat" di badannya orang berkedok.
Orang berkedok itu yang semua pikirannya
dipusatkan hendak membinasakan dirinya Lim Tiang
Hong, apa lagi dalam hatinya merasa gembira karena dengan secara mudah sudah berhasil mendapatkan
nyaiinya naga yang sudah membeku, hingga tidak
menduga dirinya ditotok orang dan barang pusakanya direbut. Dan oleh karena totokan orang baju merah itu pula, telapakan tangannya yang hendak digunakan untuk menekan tubuhnya Lim Tiang Hong, terpaksa ditarik kembali sambil lompat ke samping sejauh 3 kaki
Selagi orang baju merah itu sudah berhasil
mendesak mundur orang berkedok, Im-san Mo-lie dan 696
Kauwcu muda sudah menerjang dirinya orang itu dengan secara kalap.
Tapi seketika itu juga lalu terdengar suara bentakan berulang-ulang. Dari gerombolan pohon ada muncul
beberapa orang, yang mendesak mundur Im-san Mo-lie berdua.
Ketika Lim Tiang Hong mencuri melihat, orang baju merah yang merebut nyalinya naga dan menolong
dirinya, ternyata ada Sin-li Hongcu dari gunung Bu-san.
Disampingnya ada berdiri 4 laki2 gagah yang melindungi padanya.
Orang berkedok itu yang memang buas tabiatnya,
kini telah jatuh ditangannya seorang perempuan muda, sudah tidak dapat mengendalikan hawa amarahnya lagi, sehingga rambut dan jenggotnya pada berdiri. Dengan suara keras ia membentak: "Budak hina, besar sekali nyalimu. Hei! Kau siapa" Berani2 turut campur tangan dalam urusannya Thian-cu-kauw"
Sin-lie Hongcu dengan sikapnya yang dingin
menjawab: "Kalian sekeluarga, telah berserikat untuk menipu satu bocah yang baru muncui didunia kang-ouw.
697 Aku Sin-lie Hongcu tidak bisa lihat perbuatan kalian yang begitu rendah!"
Setiap perkataan si nona itu se-olah2 pisau belati tajam menusuk hatinya si orang berkedok, hingga
merasa sangat gusar dan malu. Dengan wajah beringas, mulutnya mengeluarkan suara tertawanya yang
menyeramkan, sedang kakinya dengan tindakan perlahan2 maju menghampiri si nona, ia hendak melakukan serangan secara mendadak yang mematikan.
Anak Pendekar 4 Pendekar Pulau Neraka 52 Si Gila Dari Muara Bangkai Tsabita Ilana 2
^