Pencarian

Misteri Surat Kaleng 3

Pasukan Mau Tahu 04 Misteri Surat Kaleng Bagian 3


"Ya. memang betul. Hari ini aku memang sudah keluar pagi pagi sekali. Soalnya begini! Aku kan biasanya setiap Senin pergi mengunjungi ibuku di Sheepsale. Tapi kemarin tidak sempat memberitahukan padanya bahwa aku tidak bisa datang. Aku tahu. ibuku gelisah karenanya. Lantas aku teringat
**** (maaf halaman 162,163 hilang/tidak ada)
***** pun pernah bekerja di situ sebagai juru masak. Tapi kemudian dipecat. karena gadis gadis yang dididik di situ mengadukannya.
Kata mereka, Bu Moon suka marah marah. Dan ada kemungkinannya. Gladys termasuk kelompok yang mengadukan Bu Moon.
Rupanya Pak Goon mengadakan penyelidikan mengenainya.
Begitu ia tahu bahwa Bu Moon pernah bekerja di Panti Asuhan itu. ia langsung curiga. Dengan segera ia ke sini lalu memarahi Bu Moon. Tapi Bu Moon malah membalas!"
Saat itu kembali terdengar ribut ribut dari arah bawah. Anak anak menjulurkan badan ke luar jendela. supaya bisa mendengar lebih baik.
"Apa hak Anda, datang ke sini dan mengata ngatai orang yang tidak bersalah!" teriak Bu Moon.-
"Kuadukan Anda pada Hukum!"
"Aku ini Hukum." balas Pak Goon dengan suaranya yang berat.
"Anda harap mengerti. aku sama sekali tidak menuduh apa apa. Aku cuma mengajukan beberapa pertanyaan saja. Itu namanya pertanyaan rutin. dalam istilah kepolisian. Memeriksa orang-orang, untuk meyakinkan siapa saja yang tidak bersalah. Aku yakin. Anda tidak bersalah! Anda jangan lantas marah-marah, hanya karena Hukum mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda!"
"Kan masih ada orang lain yang bisa Anda periksa," kata Bu Moon.
"Ya, dan aku bisa menyebutkan siapa-siapa saja!"
"Aku sudah punya daftar nama orang orang yang perlu kuperiksa," tukas Pak Goon.
"Mudah mudahan saja mereka menjawab dengan cara yang lebih sopan daripada Anda tadi. Terus terang saja. sikap Anda memberikan kesan buruk Bu Moon. ini terus terang saja!"
Setelah itu Pak Goon pergi.
Ia bersepeda dengan lamban ke luar.
Tengkuknya nampak merah padam karena marah.
"Ternyata Pak Goon lebih cerdas dari yang kita sangka," kata Fatty.
"Rupanya ia juga memiliki daftar orang orang yang dicurigai. kayak kepunyaan kita dan Bu Moon ikut tercatat di Situ."
"Kurasa ia akan mencurigai dirimu. setelah melihatmu mengeposkan surat kemarin di Sheepsale." kata Larry.
"Ah -kurasa ia menduga aku iseng lagi." kata Fatty.
"Mungkin menurut perkiraannya ada orang yang menerima surat konyol dari aku. di samping surat kaleng dari orang yang kini kita cari. Ah _aku kepingin menulis surat konyol itu padanya!"
"Aduh, jangan!" kata Daisy cemas.
Fatty nyengir.
"Tidak. aku cuma main main saja." katanya.
"Nah, kita ke kebun. yuk! Kita duduk-duduk di rumah peranginan. Sementara kalian membaca baca di situ. aku akan menyusun catatanku Di sini
terlalu panas!"
Anak anak turun ke bawah, lalu pergi ke peranginan yang terdapat di kebun sebelah belakang. Tempatnya bersebelahan dengan tembok kebuh rumah sebelah. Di situ mereka bisa tenang. karena agak jauh dari rumah.
Mereka sibuk merundingkan jalan pengusutan perkara surat kaleng.
Macam macam yang dibicarakan.
Catatan Fatty dibacakan keras-keras .
Kedengarannya masuk akal semuanya.
Tapi Fatty juga membuat catatan mengenai pertengkaran antara Pak Goon dengan Bu Moon siang itu. Catatannya dimulai dengan kalimat.
'Kata Pak Goon kepada Bu Moon
Kelanjutannya kocak sekali. sehingga anak anak terpingkal-pingkal mendengarnya.
Tiba-tiba terdengar dua orang bercakap cakap di dekat mereka.
Anak anak kaget. lalu berhenti bicara.
Siapakah itu yang tahu-tahu ada di dekat mereka?
Mereka mengintip ke luar.
Bu Moon nampak di kebun.
Ia memegang beberapa lembar daun selada. Ia yang terdengar bercakap-cakap itu. Teman bicaranya tidak kelihatan. karena berada di seberang tembok
"Itulah yang selalu kukatakan. Bu Tittle." kata Bu Moon.
"Kalau terlalu ketat. tidak akan bisa dipakai!"
"Anda betul," kata teman bicaranya sambil mendongak dari seberang tembok. Anak anak melihat seorang wanita bertubuh kecil dan berpotongan rapi.
"Tapi orang-orang. maunya selalu dijahitkan pakaian yang ketat. Yah _
datanglah kapan kapan dengan gaun anda itu. Kita juga bisa-mengobrol lagi nanti"
"Wah-kalau mereka berdua sudah pulang pasti setiap orang di Peterswood dipergunjingkan." kata Daisy.
"Bu Tittle kelihatannya tidak begitu menyenangkan orangnya." kata Bets. sambil memperhatikan Bu Moon yang sementara itu sudah pergi lagi ke dapur.
"Kita tadi ribut sekali bicara." keluh Fatty
"Pasti terdengar semuanya oleh Bu Moon dan Bu Tittle. apabila mereka memperhatikan! Aduh. aku tadi sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan ada orang kemari. Sekarang Bu Tittle dan Bu Moon pasti akan waspada. apabila pembicaraan kita tadi mereka dengar."
"Tak mungkin mereka mendengarnya." kata Pip.
"Tapi siapa tahu?" kata Fatty.
"Kita ini benar benar dungu, membicarakan soal soal rahasia sambil ribut-ribut. Sedang Bets tadi membacakan catatanku keras keras!"
"Tapi apa sebabnya Buster tidak menggonggOng untuk memberi tahu?" kata Bets.
"Dia kan mengenal Bu Moon." kata Fatty.
"Dan orang yang ada di balik tembok, kurasa dianggapnya bukan merupakan urusannya.
Betulkan. Buster?"
Buster menggonggong.
Ia berbaring di suatu tempat yang disinari cahaya matahari.
Telinganya
ditegakkan.
Ia mengharapkan ada yang menyebutkan kata. 'Jalan jalan'.
Harapan Buster terkabul.
"Yuk, kita jalan-jalan," kata Larry setelah beberapa saat
"Hawa di sini juga mulai terasa pengap. Kita pergi ke sungai, melihat lihat angsa di situ. Kita membawa bekal roti kering untuk angsa angsa itu."
Pip pergi ke dapur. untuk meminta roti kering pada Bu Moon.
Wanita itu kelihatannya agak kesal.
"Tidak mengherankan." pikir Pip.
"Siapa yang senang dibentak-bentak oleh Pak Goon!"
Siang itu anak anak bersenang Senang di tepi sungai. Menjelang saat minum teh mereka kembali ke rumah masing masing.
"Sampai besok," kata Fatty sebelum berpisah.
"Kelihatannya kita macet lagi sekarang. ya? Tapi siapa tahu. mungkin ada perkembangan baru besok!"
****** PAK GOON BINGUNG
Keesokan harinya Fatty datang dengan samaran sebagai pembantu tukang daging lagi. Karena siapa tahu, mungkin ia harus mengadakan penyelidikan lagi.
Samaran itu sangat sederhana. tapi memadai.
Ia memakai rambut palsu yang merah dengan alis hitam. sedang mukanya dipoles sehingga menjadi coklat. Seperti terbakar matahari. Sedang celemek yang bergaris-garis dililitkan ke pinggang. Setelah semua siap. ia berangkat ke rumah Pip.
Nyonya Hilton melihat Fatty melintas di depan jendela.
"Ah. pesuruh tukang daging datang." pikir ibu Pip.
"Syukurlah -jadi Bu Moon tidak perlu pergi untuk mengambil daging."
Sesampainya Fatty di atas teman temannya menyambut dengan gembira. Sedang Fatty cepat cepat melepaskan segala samarannya. karena khawatir akan terlihat oleh Nyonya Hilton apabila ia kebetulan masuk ke kamar main
Tiba tiba terdengar suara ribut ribut di bawah.
Anak-anak kaget. lalu memasang telinga. Mereka mendengar suara menangis dan berkeluh kesah. ditimpali suara marah. Lalu menyusul tangisan lagi.
Anak anak mendekati tangga. lalu mendengarkan lagi di situ.
"Itu kan Bu Moon dan Ibu." kata Pip heran.
"Ada apa sebetulnya? Bu Moon menangis mengaduh-aduh. sedang Ibu berusaha menyuruhnya berhenti menangis .Apakah yang terjadi?"
"Mungkin Bu Moon ketahuan oleh Ibu. bahwa ialah sebenarnya yang selalu mengirimkan surat surat kaleng itu!" kata Bets.
Ia sudah ketakutan saja.
"Coba kulihat sebentar ke bawah." kata Fatty.
Seperti biasa ia mengambil keputusan dengan cepat. Dan ia pun tunm ke bawah dengan hati-hati. Didengarnya Nyonya Hilton berbicara dengan nada tegas.
"Sudah. Bu Moon jangan menangis terus!" katanya.
"Aduh Nyonya, aku pun dikirimi surat kaleng," keluh Bu Moon.
"Dan isinya menyakitkan hati. Nyonya baca saja sendiri!"
"Aku tidak mau membacanya. Bu Moon! Dan Anda pun jangan mengacuhkannya." kata Nyonya Hilton.
"Anda kan tahu sendiri. itu hanya fitnahan semata-mata. Tunjukkan surat itu pada Pak Goon. dan sesudah itu lupakan saja!"
"Pak Goon!" kata Bu Moon lalu menangis semakin keras.
"Dia kemarin kemari untuk mengatakan bahwa aku termasuk orang yang mungkin menulis surat-surat kaleng itu. Bayangkan! Aku, seorang wanita yang selalu mematuhi hukum. dan belum pernah mengapa apakan orang lain. Aduuuh!"
"Sekarang berhenti menangis." kata Nyonya Hilton dengan keras.
"Aku tidak suka orang cengeng! Kapan surat itu datang?"
"Baru saja!" keluh Bu Moon.
"Tahu-tahu kulihat ada yang mendorong ke bawah pintu dapur. Ketika kuambil. ternyata dialamatkan padaku. Dan isinya isinya mengata-ngatai diriku! Bayangkan. ada orang menulis surat begitu padaku! Aku. yang sama sekali tidak suka memusuhi orang!"
"Jadi ada orang yang baru saja memasukkannya lewat celah di bawah pintu?" tanya Nyonya Hilton.
"Nanti dulu baru saja aku melihat seorang anak lewat di depan jendelaku. Dia pesuruh tukang daging."
"Tapi anak itu tidak muncul di dapur!" kata Bu Moon heran
"Tak ada daging yang diantarkan!"
"Aneh." kata Nyonya Hilton.
"Mungkinkah anak itu yang mengantarkan surat itu? Atau orang lain? Yah kita tanyakan saja ke toko daging. '
Kini Fatty menyesal.
Kenapa ia tadi menyamar jadi pesuruh tukang daging?
Ia perlu menyembunyikan alat alat penyamaran tadi baik baik, katanya dalam hati.
"Aku akan menelepon Pak Goon sekarang." kata Nyonya Hilton.
"Sementara itu minum teh saja dulu. Bu Moon supaya perasaan Anda tenang kembali."
Fatty bergegas kembali ke tingkat atas, sementara Nyonya Hilton menuju ke gang untuk menelepon.
"Apa Sebetulnya ribut ribut di bawah itu?" tanya anak anak begitu Fatty masuk ke kamar lagi.
"Cepat. ceritakan!"
"Aduh. bayangkan Bu Moon juga menerima surat kaleng!" kata Fatty.
"Baru saja diterimanya -disisipkan ke bawah pintu 'dapur oleh seseorang. Sebetulnya kita ada kemungkinan melihat pengantar surat itu. Tapi kita tidak melihat siapa siapa. Cuma gawatnya. ibumu melihat aku tadi lewat dalam samaranku sebagai pesuruh tukang daging. Pip! Sekarang ia mengira. akulah yang mengantarkan surat kaleng itu."
Larry bersiul pelan.
"Bu Moon juga menerima surat," katanya.
"Kalau begitu. tidak bisa dia kita curigai sebagai pengirimnya. Jadi tinggal Old Nosey serta Bu Tittle."
"Yuk. kita menunggu Pak Goon datang." ajak Bets.
Anak anak menunggu di ujung atas tangga.
Sesaat kemudian polisi desa itu muncul.Ia turun dari sepedanya dekat pintu depan rumah. Nyonya Hilton menyilakan masuk. Ibu Pip tidak melihat
anak anak yang berdiri di atas tangga.
Rupanya ia terlalu bingung.
"Aku meminta Anda datang. karena kini Bu Moon juga menerima surat yang tidak enak itu." katanya.
"Tentu saja ia sekarang sangat gelisah dan bingung!"
"Kalau Anda mau tahu. saya pun dikirimi pagi ini. Nyonya!" kata Pak Goon.
"Ini Sudah bukan main-main lagi namanya! Tahu-tahu surat untuk saya itu sudah ada dalam kotak surat. Jadi ada kemungkinan dimasukkan ke situ malam malam. Benar benar sudah keterlaluan! Masa. Hukum dipermainkan seperti begitu!"
"Kejadian ini mencemaskan." kata Nyonya Hilton.
"Aku tidak mengerti. siapa yang mengirim surat begitu pada Anda. Pak Goon?"
"Ah pasti pelanggar hukum. yang tahu bahwa aku sudah mencium jejaknya." kata Pak Goon.
"Dikiranya dengan begitu aku bisa dikelabui! Bayangkan. Nyonya -saya dikatakan tukang campur tangan yang bego! Hhh awas kalau orang itu berhasil kubekuk!"
"Anda bicara saja dulu dengan Bu Moon," kata Nyonya Hilton.
"Tapi harap bertindak bijaksana. Pak Goon. Bu Moon saat ini sedang tidak enak perasaannya. ' ..
Tapi rupa rupanya polisi desa itu tidak bertindak bijaksana. Sebab sesaat kemudian sudah terdengar suara Bu Moon marah marah lagi.
Pak Goon cepat-cepat keluar
Mukanya merah padam. ia mencari Nyonya Hilton yang sementara itu sudah pergi ke kamar duduk
"Biar tahu rasa sekarang!" tukas Bu Moon dari dalam dapur.
"Seenaknya saja merepotkan dan mengganggu orang yang tidak bersalah! Aku diganggu lagi kayak kemarin padahal hari ini perasaanku sedang kacau!"
Pak Goon masuk ke ruang duduk.
Nyonya Hilton melaporkan padanya bahwa tadi pagi ada seorang anak berambut merah dilihatnya datang naik sepeda. Melihat celemek yang dipakai, anak itu pesuruh tukang daging. Tapi tidak ada daging yang diantarkan. Dan anak itu kemudian menghilang lagi tanpa ketahuan.
Pak Goon langsung teringat pada pengantar telegram.
Anak itu juga berambut merah.
"Aneh!" gumamnya pada diri sendiri.
"Bungkusan surat yang tercecer, ditemukan pengantar telegram! Dan kini pesuruh tukang daging yang datang tanpa daging! Ada kemungkinan, dialah yang membawa surat kaleng untuk Bu Moon. Ini perlu kuselidiki lebih mendalam!"
"Anak anak ada di atas." kata Nyonya Hilton.
"Mungkin Anda hendak menanyai mereka -barangkali saja mereka melihat pesuruh tukang daging tadi. Mungkin mereka bisa membantu dengan beberapa keterangan."
"Biar saya saja ke atas." kata Pak Goon.
Ia pergi ke kamar main.
Dilihatnya anak anak sedang asyik dengan suatu permainan di situ.
Kelima limanya mendongak ketika Pak Goon
masuk. "Selamat pagi." kata Pak Goon,
"Ada di antara kalian tadi yang melihat seorang pesuruh tukang daging datang ke mari? Anaknya berambut merah!"
"Ya. aku melihatnya tadi," kata Pip sambil nyengir.
"Jadi kau melihatnya? Apa yang diperbuatnya?" tanya Pak Goon.
"Ia datang 'naik sepeda," kata Pip.
"Lalu mestinya langsung pergi lagi." tebak Pak Goon.
"Wah. tidak Pak! Aku tidak melihatnya pergi lagi," kata Pip.
Anak-anak yang lain juga melihat pesuruh tukang daging itu pergi. Pak Goon menarik kesimpulan. mestinya anak itu masih ada di sekitar situ.
"Anak itu temanmu?" tanya Pak Goon pada Pip.
Pip ragu ragu menjawabnya.
Fatty temannya.
Tapi kalau ia mengatakan pesuruh tukang daging itu temannya ada kemungkinan ia akan mengalami kesulitan nanti.
Fatty melihat Pip ragu ragu. lalu cepat-cepat membantu.
"Kami tidak punya teman pesuruh tukang daging." katanya.
"Pengantar telegram juga tidak' Anda ingat Anda pernah menanyakan hal itu padaku?"
"Aku tidak bicara padamu!" tukas Pak Goon.
"Pip yang sedang kuajak bicara. Hhh kepingin rasanya membekuk kedua anak berambut merah itu. Dan aku pasti berhasil! Kalau perlu. aku akan ke kantor pos dan menghadap kepala dan setiap tukang daging akan kutanyai!"
"Di desa sini cuma ada dua tukang daging," kata Pip.
"Pak Goon. kami dengar tadi Anda juga menerima surat kaleng," kata Fatty serius.
"Heran. begitu berani eh, maksudku begitu sampai hati orang itu. menulis surat kayak begitu pada Anda!"_
"Kayak apa. haa!" tanya Pak Goon curiga.
"Apa yang kauketahui tentang surat surat itu? Kurasa kau akan mengatakan sudah melihatnya, dan juga tahu apa isinya. ya?"
"Yah isinya bisa kukira-kira." kata Fatty dengan nada merendah.
"Kalau begitu coba katakan apa isinya!" tukas Pak Goon.
Ia mulai marah.
"Wah jangan! Tidak enak kalau didengar anak anak ini." kata Fatty.
Padahal ia tidak tahu apa isinya, kecuali bahwa Pak Goon dikata-katai sebagai tukang campur tangan yang bego. Tapi ia ingin membuat polisi desa itu mengira ia tahu.
"Aku takkan heran. jika kau yang sebetulnya menulis surat itu padaku." tuduh Pak Goon.
"Jadi bukan penulis surat surat kaleng yang biasanya tapi kau!"
"Aduh. Pak Goon! Masa Anda berpikir begitu mengenai aku." kata Fatty dengan sikap tersinggung.
Larry dan Daisy memandang teman mereka itu dengan kaget dan cemas. Mereka teringat kata Fatty. bahwa ia kepingin menulis surat iseng pada Pak Goon. Jangan-jangan.....
Kemudian Pak Goon pergi' lagi. Ia bertekat hendak mencari kedua anak berambut merah itu sampai dapat.
"He -kau kan tidak menulis surat itu?" tanya Larry pada Fatty. setelah Pak Goon tidak ada lagi dalam kamar.
"Tentu saja tidak! Biar untuk iSeng pun. aku takkan menulis surat kaleng pada siapa saja." kata Fatty.
"Tapi bukan main -begitu berani penulis surat itu. mengantarkannya sendiri ke rumah Pak Goon. Kayak mengantar daging ke mulut macan! Tidak bisa kubayangkan Bu Tittle melakukannya atau Old Nosey."
"Sedang Bu Moon sudah kita coret namanya." kata Larry.
"Wah_urusan ini bertambah rumit sekarang! Kau punya gagasan. apa yang harus kita lakukan setelah ini?" '
"Ya. ada." kata Fatty.
"Kurasa ada gunanya mengusahakan contoh tulisan Bu Tittle dan Nosey -untuk diperbandingkan dengan yang kubuat Siapa tahu. kita akan menemukan petunjuk tertentu."
"Tapi bagaimana caranya?" kata Daisy
"Biar aku memeras otak selama sebulanpun aku
takkan mampu mencari akal untuk memperoleh contoh tulisan Old Nosey."
"Itu soal gampang!" kata Fatty.
"Lihat saja nanti!"
****** FATTY SIBUK
keesokan harinya Pak Goon dan Fatty sama sama sibuk .Pak Goon berusaha melacak jejak kedua anak yang berambut merah. Sedang Fatty mencari akal untuk memperoleh contoh tulisan tangan Old Nosey.
Fatty berpikir pikir. Apakah ia perlu menyamar, atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pesuruh yang berambut dan beralis merah. serta muka yang penuh bintik. Menurut pendapatnya orang perlu mengira dia pesuruh. supaya ia bisa meminta mereka menuliskan sesuatu.
Fatty naik sepeda ke lapangan di mana Old Nosey tinggal bersama isterinya dalam sebuah caravan. Fatty membawa bungkusan yang ditaruh dalam keranjang sepedanya .Isi bungkusan itu dua-buah pipa bekas kepunyaan ayahnya. lalu tembakau satu kaleng.
Fatty sendiri yang membeli tembakau itu dengan uang sakunya. Ketika ia sedang mengayuh sepeda cepat cepat menyusur desa sambil berjaga-jaga jangan sampai tepergok oleh Pak Soon.
Larry berpapasan dengan dia
"Fatty!" seru Larry kaget, lalu mendekap mulutnya sendiri
Aduh, mudah-mudahan tidak ada orang lain yang mendengar. pikirnya.
"Goblok!" tukas Fatty.
Ia berhenti dekat Larry.
"Jangan panggil namaku yang sebenarnya. kalau aku Sedang menyamar! Kau boleh memanggilku dengan nama Bert. atau Ali, atau Sid pokoknya semaumu -asal bukan Fatty!"
"Maaf tadi terlanjur karena kaget." kata Larry.
"Tapi kurasa tak ada orang yang mendengar. Apa yang hendak kaulakukan sekarang. Fatty eh. maksudku. Sid?"
"Aku hendak mengantarkan bungkusan hadiah untuk Old Nosey." kata Fatty alias Sid.
"Dari seorang sahabat yang tak dikenal! Dan untuk itu. ia harus membuat tanda terima. Nah mengerti sekarang?"
"Bukan main! Kau memang banyak akal." kata Larry kagum.
"Tentu saja dengan begitu kau bisa meminta dia membubuhkan nama serta alamatnya! Kalau aku takkan pernah bisa mendapat akal begitu. Tak mungkin!" .
"Dalam bungkusan ini kumasukkan dua pipa bekas serta sedikit tembakau." kata Fatty sambil nyengir.
"Sebagai hadiah yang tidak diduga duga untuk Old Nosey! Aku juga akan mengantarkan bingkisan untuk Bu Tittle -lalu setelah itu untuk Bu Moon. Kurasa. apabila kita sudah memperoleh contoh tulisan tangan ketiga tiganya. kita akan bisa mengetahui siapa di antara mereka yang menulis surat surat kaleng itu! Akan kuminta
mereka menuliskan tanda terima dengan huruf huruf balok."
"Bagus." kata Larry.
"Akan kukatakan pada Pip dan Bets untuk memperhatikan kedatanganmu nanti. sewaktu mengantarkan bungkusan kiriman untuk Bu Moon!"
Fatty meneruskan perjalanan, sambil bersiul siul. Sesampai di lapangan yang bernama Rectory Field dilihatnya asap mengepul dari cerobong caravan yang ada di ujung belakang lapangan itu. Isteri Old Nosey ada di luar. Ia sedang memasak sesuatu di atas api.
Old Nosey duduk di sampingnya.
Ia mengisap pipa yang tidak ada tembakaunya. Fatty datang menghampiri, lalu meloncat turun dari sepeda.
"Selamat pagi!" sapanya
"Ada kiriman khusus. sebuah bingkisan untuk Anda!" Sambil berkata begitu diserahkannya bungkusan itu pada Old NOSey.
Laki laki tua itu tercengang. Tangannya meraba-raba bungkusan, ingin mengetahui apa isinya.
"Ada yang harus dibayar?" tanya isterinya.
"Tidak! Tapi aku memerlukan tanda terima," kata Fatty.
Dengan cepat dikeluarkannya buku catatan dari kantongnya.
Disodorkannya buku itu pada Old Nosey. Pada halaman yang terbuka nampak tertulis dengan huruf-huruf besar.
TELAH MENERIMA SEBUAH PAKET...
"Harap dituliskan nama dan alamat Anda di sini. dengan huruf huruf besar," kata Fatty pada
Old Nosey sambil menunjukkan di mana tulisan itu harus dibuat.
"Aku tidak mau menandatangani apa apa.' kata Old Nosey.
Ia memalingkan muka.
"Kalau Anda ingin menerima bungkusan ini. Anda harus membuat tanda terima untuknya." kata Fatty.
" itu kuperlukan sebagai tanda bukti bahwa kiriman sudah kusampaikan pada yang berhak menerima"
"Biar aku saja yang menandatangani." kata isteri Old Nosey.
Ia mengulurkan tangan. hendak mengambil pinsil yang dipegang Fatty.
"Tidak bisa. Bu." kata Fatty kaget.
"Kiriman ini kan untuk suami Anda! Jadi harus dia yang membuat tanda terima."
"Sudahlah. aku saja." kata Bu Nosey.
"Kan tidak menjadi soal. siapa dari kami berdua yang membuatnya."
Fatty mulai bingung.
Timbul kecurigaannya.


Pasukan Mau Tahu 04 Misteri Surat Kaleng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa sebabnya Old Nosey tidak mau membubuhkan nama dan alamatnya dengan huruf huruf besar?
Rupanya laki-laki tua itu takut ketahuan!
"Kalau suami Anda tidak mau membuatkan tanda terima, bungkusan ini terpaksa kubawa lagi_" kata Fatty.
Suaranya digalak galakkan
"Urusan begini tidak bisa dianggap sepele Sayang -baunya kayak tembakau."
"Ya -betul!" kata Old Nosey. ia mengendus endus bungkusan itu.
"Ayolah, kau saja yang menandatangani." katanya pada isterinya
"Wah. Pak -"
Fatty hendak membantah.
Tapi isteri Old Nosey menariknya agak ke samping. lalu berbisik padanya dengan suara serak.
"Sudahlah. jangan bikin malu dia! Dia kan tidak bisa membaca dan menulis."
"Ah."
Fatty cuma bisa melongo.
Ia tidak membantah lagi. ketika Bu Nosey membuatkan tanda terima. Fatty hampir hampir tidak bisa membaca apa yang ditulis di situ. Hurufnya mencong-mencong. Bahkan ada beberapa yang terbalik. Bu Nosey juga tidak bisa menuliskan kata 'Peterswood' dengan benar!
Setelah itu Fatty pergi dari situ.
Ia berpikir pikir.
Ternyata Old Nosey buta huruf: Jadi tak mungkin dia yang menulis surat kaleng. Kalau begitu tinggal Bu Tittle saja karena bukankah Bu Moon juga menerima surat tanpa alamat Jadi Bu Moon juga harus dicoret namanya dari daftar para tersangka.
Fatty pulang ke rumah untuk mengambil bingkisan untuk Bu Tittle.
Bingkisan itu berupa kotak kardus yang berisi sepotong kain yang dibeli Fatty pagi itu. Ketika ia tiba di rumah Bu Tittle. wanita itu baru saja hendak pergi menjahit di rumah Lady Candling lagi.
"Ada kiriman untuk Anda." kata Fatty.
"Harap bubuhkan tanda terima di sini. dengan huruf huruf besar. Harap tuliskan nama dan alamat Anda."
Bu Tittle agak heran menerima paket itu.
Tapi kemudian ia menduga pasti itu jahitan yang
dikirim salah seorang langganannya. untuk diubah olehnya dengan segera.
Bu Tuttle lantas membubuhkan tanda terima.
Ia menulis dengan huruf huruf yang rapi serapi jahitannya.
"Nah. untung saja kau masih bisa berjumpa dengan aku. karena aku bermaksud hendak pergi sekarang." katanya.
"Selamat pagi!"
"Tadi itu gampang,
" pikir Fatty sambil pergi lagi.
"Sekarang, masih perlukah kuminta contoh tulisan Bu Moon? Ah. kurasa sebaiknya begitu -karena ia kan sebelumnya juga termasuk dalam daftar para tersangka." _
Fatty bersepeda ke rumah Pip.
Anak itu serta teman teman selebihnya mengintai dari suatu tempat tersembunyi. Mereka menyapanya dengan suara pelan. ketika ia lewat.
"He, Sid!"
"Halo, Bert!"
"Ssst. All!"
Fatty nyengir sendiri.
Ia terus bersepeda, ke pintu belakang. Ia membawa bungkusan yang kecil dan rapi. Kelihatannya persis seperti paket kiriman.
Bu Moon muncul di ambang pintu.
"Ada kiriman untuk Anda." kata Fatty. sambil menyerahkan paket itu.
"Harap bubuhkan tanda terima di sini. Dengan huruf huruf besar, supaya jelas. Dan harap tuliskan nama dan alamat!"
"Tanganku penuh dengan tepung." kata Bu Moon.
"Tolong'kau saja yang membuatkan tanda
terima itu. anak muda! Dari siapa ya kiriman ini?"
"Wah, tidak bisa. Bu! Harus Anda sendiri yang membuat tanda terima," kata Fatty yang menyamar.
Bu Moon mendecakkan lidah dengan tidak sabar. Disentakkannya pinsil yang dipegang Fatty. lalu duduk menghadapi meja. Dengan susah payah ia menuliskan nama dan alamatnya dengan huruf huruf besar. Maksudnya memang begitu. tapi kadang kadang ada huruf kecil yang dituliskannya.
Aneh sekali kelihatannya.
Beginilah rupanya.
TELAH MENERIMA SEBUAH PAKET.....
WInnIe MOOn.
ReDhoUSe. peTeRSWOOD
"Terima kasih." kata Fatty.
Diamat amatinya tulisan Bu Moon.
"Lho. Anda mencampuraduk kan huruf besar dengan huruf kecil. Bu Moon! Kenapa begitu?"
"Aku bukan jago menulis." kata Bu Moon jengkel.
"Ambillah tanda terima ini, lalu pergi. Kami dulu waktu sekolah belum seperti sekarang. Sekarang anak-anak berumur lima tahun pun. sudah pandai baca tulis!"
Fatty pergi lagi. sambil berpikir pikir.
Apabila Bu Moon tidak bisa membeda bedakan huruf besar dengan huruf kecil. mana mungkin ia menulis surat-surat fitnah itu. Tapi Fatty juga tidak sunggih-sungguh mencurigai Bu Moon lagi.
Sedang Old Nosey juga sudah pasti bukan -karena laki laki tua itu ternyata buta huruf.
Jadi tinggal Bu Tittle.
Tapi tulisannya yang kecil kecil dan rapi, sangat berbeda dengan tulisan mencong mencong yang nampak pada surat surat kaleng
"Kurasa itu bukan tulisannya." pikir Fatty.
"Kejadian ini makin lama makin membingungkan rasanya. Setiap kali diperoleh gagasan serta petunjuk baik selalu akhirnya ternyata merupakan jalan buntu. Para tersangka yang semula, kini sukar untuk dicurigai lebih lama. Walau di antara mereka. menurut perasaanku yang paling mungkin merupakan pelakunya adalah Bu Tittle!"
Fatty begitu sibuk berpikir, sampai tidak memperhatikan jalan.
Nyaris saja ia menubruk seekor anjing.
Anjing itu mendengking ketakutan.
Fatty buru-buru turun dari sepeda, untuk membujuknya.
"Kauapakan anjing itu. sampai mendengking?" tanya seseorang dengan suara galak.
Fatty kaget, lalu mendongak.
Dilihatnya Pak Goon berdiri di dekatnya. Tahu tahu saja polisi desa itu sudah ada di situ. .
"Tidak saya apa apakan. Pak." kata Fatty terbata bata.
Ia pura pura takut
Tatapan mata Pak Goon berubah.
Aneh kelihatannya, sehingga kini Fatty mulai benar-benar merasa takut.
Tatapan Pak Goon terpaku pada rambut palsu yang dipakai Fatty. Diperhatikannya topi pesuruh
yang dikenakan anak itu. Ada lagi seorang anak berambut merah. Wah -di desa rupa-rupanya berkeliaran anak-anak berambut merah!
"Ayo ikut!" kata polisi desa itu dengan tiba tiba.
Dicengkeramnya lengan Fatty.
"Aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu!"
"Saya tidak bersalah." kata Fatty. ia berperan sebagai pesuruh yang sedang ketakutan.
"Jangan tangkap saya. Pak! Saya tidak berbuat apa-apa!"
"Kalau begitu kau tidak perlu takut." kata Pak Goon._
Fatty dibawanya ke rumahnya lalu didorongnya masuk ke dalam. Terus naik ke tingkat atas. ke sebuah kamar sempit yang penuh dengan berbagai barang yang tak terpakai.
"Sepagi ini aku mencari-cari beberapa anak berambut merah. tapi yang kucari itu tidak kutemukan!" tukas Pak Goon.
"Jadi kau sajalah yang kuperiksa!" Ayo duduk di sini. Tunggu sampai aku kembali. untuk mengajukan beberapa pertanyaan. Aku sudah bosan melihat anak anak berambut merah yang mondar mandir mengantar-surat dan bungkusan, lalu tahu tahu menghilang. Ya. sungguh aku sudah bosan!"
Setelah berkata begitu.
Pak Goon keluar.
Pintu kamar dikunci dari luar.
Pak Goon turun ke tingkat bawah.
Fatty bisa mendengar suaranya sedang menelepon. Tapi kata katanya tak tertangkap olehnya.
Fatty memandang berkeliling.
Percuma berusaha lari lewat jendela kamar itu. karena jendela
itu menghadap ke jalan besar. Kalau ia keluar lewat situ, pasti ketahuan oleh orang orang yang lewat.
Tidak! Ia harus mencoba keluar lewat pintu.
Dan Fatty tahu bagaimana caranya.
Ia mengambil surat kabar yang terlipat dari kantongnya.
Ya Fatty selalu siap siaga menghadapi segala kemungkinan.
Surat kabar itu dibentangkannya lebar-lebar lalu didorongnya ke luar lewat celah di bawah daun pintu.
Setelah itu diambilnya segulung kawat yang juga ada dalam kantong. Kawat itu diluruskannya sebagian. lalu diselipkannya ke dalam lubang kunci.
Fatty menggerak gerakkan kawat itu. mendorong anak kunci yang ada di sebelah luar. Akhirnya anak kunci terjatuh _tepat di atas surat kabar yang terbentang di lantai.
Fatty nyengir puas.
Kini ditariknya lagi surat kabar yang terbentang di lantai. Ia menarik dengan berhati-hati. Sesaat kemudian nampak anak kunci yang tergeletak di atas surat kabar itu. Dengan cepat diambilnya anak kunci itu. dan dengannya ia membuka pintu.
Setelah mengunci kembali pintu dan meninggalkan anak kuncinya.
Fatty menyelinap ke luar.
Ia berdiri di ujung atas tangga. sambil memasang telinga. Rupanya Pak Goon masih sibuk menelepon.
Di dekat tangga ada kamar mandi kecil. Fatty
masuk ke dalamnya. untuk mencuci bintik bintik
coklat dari mukanya.
Ia melepaskan alis dan rambut palsu. lalu memasukkan ke dalam kantong. Ia menukar dasinya dengan dasi lain, yang juga ada dalam kantong.
Sekarang ia kembali menjelma menjadi Fatty!
Dipandangnya bayangannya dalam cermin sambil nyengir.
"Lenyap lagi seorang anak berambut merah," katanya lalu turun ke bawah sambil menyelinap.
Pak Goon masih menelepon di kamar duduk.
Fatty masuk ke dapur.
Kebetulan Bu Cockles tidak ada di situ hari itu.
Fatty keluar lewat pintu belakang.
Sepedanya terpaksa ditinggalkan di rumah Pak Goon.
Apa boleh buat, itu urusan nanti!
Fatty pergi sambil bersiul siul. _
***** MISTERI ANAK-ANAK BERAMBUT MERAH
Akhirnya Pak Goon selesai menelepon.
Ia kembali ke atas.
Maksudnya hendak menanyai anak berambut merah tadi secara habis habisan. Pak Goon benar benar sudah bosan terus menerus mencari anak anak berambut merah yang tak dikenal oleh siapa pun juga.
Dan kini ada seorang yang berhasil ditemukan olehnya!
Banyak sekali pertanyaan yang hendak diajukan Pak Goon terhadapnya.
Sesampainya di depan pintu kamar sempit. ia berhenti. Ditempelkannya telinga ke daun pintu. Dari arah dalam tak terdengar apa apa. Rupanya anak tadi sangat ketakutan. sehingga tidak berani berkutik, pikir Pak Goon.
Bagus! Begitulah seharusnya sikap anak anak terhadapnya. Pak Goon tidak sabar menghadapi anak laki laki.
Mereka kurang ajar. bersikap masa bodoh. dan selalu bersiul siul seenak hati!
Pak Goan mendehem dehem, sambil meluruskan sikap.
Ya dialah Hukum di desa itu!
Sayang perutnya yang gendut sukar diatur.
Anak kunci terselip di lubangnya.
Pintu masih terkunci.
Dengan gerakan cepat diputarnya anak kunci. lalu dibukanya pintu kamar sempit itu. Pak Goon masuk ke dalam dengan langkah gagah.
Tapi di dalam tidak ada siapa siapa!
Pak Goon melongo sesaat lalu memandang berkeliling.
Napasnya memburu.
Memang betul tak ada seorang pun dalam kamar itu, kecuali dia sendiri tentunya!
Di situ tidak ada tempat untuk bersembunyi.
Tidak ada lemari atau peti besar.
Pak Goon memperhatikan jendela yang masih tetap tertutup.
Tidak! tidak mungkin anak tadi lari lewat situ!
Pak Goon mengejap-ngejapkan matanya yang melotot itu.
Ia merasa seolah olah sedang mimpi.
Sepagi itu ia sibuk mencari cari dua anak berambut merah. Tapi siapa pun yang ditanyai. semua mengatakan tidak pernah melihat keduanya. Dan kini seorang anak lagi yang juga berambut merah menghilang dengan begitu saja.
Pak Goon benar benar bingung saat itu.
Tak mungkin ada orang bisa keluar lewat pintu terkunci.
Ia tahu pasti. tadi ia mengunci pintu dan luar. Tapi kenyataannya. anak berambut merah itu kini tidak ada lagi di dalam kamar.
Wah! Jangan jangan ia berhadapan dengan seseorang yang pandai ilmu sihir!
Pak Goon memeriksa setiap kaleng dan kotak yang ada dalam kamar itu biar bagaimanapun kecilnya!
Ia hendak memastikan bahwa anak itu
tidak bersembunyi di situ. Tapi sebetulnya mustahil, karena anak tadi bertubuh montok.
Pak Goon sudah takut saja jangan jangan ia sudah tidak waras lagi. Padahal ia baru saja menelepon untuk menyampaikan laporan bahwa ia menahan seorang anak berambut merah untuk diperiksa. Kini bagaimana ia harus menjelaskan lenyapnya anak" itu yang begitu tiba-tiba terjadinya?
Atasannya pasti tidak mau percaya. apabila ia melaporkan bahwa anak itu pergi dari kamar yang terkunci rapat!
Kasihan Pak Goon!
Pagi itu ia merasa kewalahan.
Rasanya seperti menguber bayangan. katanya pada diri sendiri.
Mula-mula ia pergi ke kantor pos. Pada kepala kantor dikatakannya. ia ingin bicara sebentar dengan pengantar telegram yang berambut merah.
Tapi ketika pengantar telegram datang. ternyata anak itu tidak merah warna rambutnya. melainkan coklat kekuning kuningan. Tubuhnya kecil dan kurus.
Nampak jelas ia sangat ketakutan ketika mendengar bahwa Pak Goon ingin bicara dengan dia.
"Bukan ini anak yang kucari." kata Pak Goon pada kepala kantor pos.
"Mana pengantar telegram yang satu lagi? Maksudku. yang berambut merah?"
"Cuma dia ini saja pengantar telegram kami " jawab kepala kantor pos.
Ia agak bingung
"Sepanjang ingatanku. di sini belum pernah
bekerja anak berambut merah. James ini sudah sekitar empat belas bulan bekerja di sini."
Sekarang Pak Goon yang bingung.
Belum pernah ada pengantar telegram yang berambut merah?
Kalau begitu dari mana datangnya anak yang kini dicari cari olehnya itu?
Kan pengantar telegram bekerjanya di kantor pos.
"Sayang aku tidak bisa membantu lebih lanjut." kata kepala kantor pos.
"Tapi sungguh, di sini sama sekali tidak ada anak berambut merah. Kalau wanita. ada! Barangkali! Anda ingin bicara dengan dia?"
"Ah. tidak! Tidak!" jawab Pak Goon.
"Yang kucari itu jelas anak laki laki. Sikapnya sopan bahkan terlalu sopan! Rupanya ada udang di balik batu. Aku mengerti sekarang. Hah! Aku bosan, begini terus!"
Pak Goon meninggalkan kantor pos sambil marah-marah.
Ia tahu kepala kantor pos pasti menduga pikirannya-agak kurang waras.
Dengan kening berkerut.
Pak Goon pergi ke tukang daging. Kini ia ingin mencari pengantar daging yang berambut merah. Ada kemungkinan anak itulah yang mengantarkan surat kaleng.
Hah kalau anak itu berhasil dijumpai.
Pak Goon sudah bertekat akan menanyainya habis habisan!
Tukang daging yang didatangi. bernama Pak Veale. Orang itu kaget melihat Pak Goon muncul pagi pagi.
"Anda ingin memesan daging yang empuk?" kata Pak Veale. sambil mengasah pisau.
"Tidak." jawab Pak Goon.
"Aku cuma ingin bertanya. apakah ada seorang anak berambut merah bekerja di sini. sebagai pengantar daging."
"Aku sama sekali tidak mempekerjakan anak anak," jawab Pak Veale.
"Yang ada cuma Sam. Ia sudah lima belas tahun bekerja di sini. Kusangka Anda juga tahu."
"Ya. tentu saja aku kenal pada Sam." jawab Pak Goon.
"Tapi kusangka akhir akhir ini Anda menerima pegawai baru. Rupanya anak yang kucari bekerja di tukang daging yang satu lagi."
Pak Goon lantas pergi ke toko daging yang satu lagi.
Toko itu lebih besar daripada toko Pak Veale.
Pemiliknya bernama Pak Cook.
Ketika Pak Goon datang orang itu sedang sibuk mengiris iris daging bersama dua orang pembantunya.
"Apakah di sini bekerja seorang anak laki-laki. sebagai pengantar daging?" tanya Pak Goon.
"Ya. dua orang." jawab Pak Cook
"Aduh. mudah mudahan saja mereka tidak terlibat dalam salah satu urusan. Keduanya anak baik baik"
"Satu di antaranya tidak" tukas Pak Goon dengan geram.
"Mana mereka? Aku ingin bicara
sebentar!"
"Mereka sedang di belakang. sibuk mengatur pesanan daging yang harus diantarkan ke rumah langganan." kata Pak Cook.
"Kuantar Anda sebentar ke belakang. Aduh. mudah mudahan saja urusannya tidak serius."
Ia berjalan mendului Pak Goon. menuju ke belakang. Di situ ada dua anak laki laki, Yang
berambut pirang dan bermata biru. Sedang yang lainnya berambut hitam pekat.
"Nah -ini mereka, Pak Goon," kata Pak Cook.
"Yang mana yang Anda cari?"
Kedua anak yang sedang bekerja itu menoleh dengan heran. Pak Goon memandang mereka
sekilas. lalu merengut.
"Dua duanya bukan." katanya.
"Yang kucari berambut merah."
"Di sini tidak ada pelayan toko yang berambut merah," kata anak yang berambut pirang.
"Saya mengenal semuanya."
Pak Goon mendengus.
Ia masuk kembali ke dalam toko.
"Aduh. untung bukan pembantuku yang Anda cari." kata Pak Cook lega.
"Anak yang berambut pirang tadi sangat cerdas. Ia ..."
Tapi Pak Goon saat itu tidak berminat mendengar cerita tentang anak cerdas berambut pirang.
Ia ingin mencari anak berambut merah!
Tapi semakin dicari kelihatannya malah semakin sulit ditemukan..
Pak Goon keluar dari toko daging itu dengan langkah gedebak-gedebuk.
Ia merasa sebal.
Siapakah pengantar telegram itu sebenarnya?
Bukankah ia melihat sendiri. anak itu mengantarkan telegram beberapa waktu yang lalu?
Bukankah setelah ia berjumpa lagi dengan anak itu malam-malam?
Bukan cuma berjumpa. tapi bahkan bertubrukan!
Dan bagaimana halnya dengan pengantar daging berambut merah. yang
menurut Nyonya Hilton dan Philip Hilton pernah mereka lihat melintas?
Siapakah anak anak berambut merah itu. yang berkeliaran di desa Peterswood. tapi kelihatannya tidak dikenal oleh siapa pun juga?
Dan tidak bisa ditemukan di desa itu?
Pak Goon mulai mengira kesemuanya itu cuma khayalannya belaka. Tapi ketika itulah ia mendengar seekor anjing mendeking ketakutan. Dan sewaktu ia menoleh ke arah asal suara itu.
wah! ia melihat seorang yang berpakaian sebagai pesuruh. Dan anak itu berambut merah!
Jadi tidaklah mengherankan, apabila Pak Goon cepat-cepat mencengkeram lengan anak itu!
Itu terjadi ketika Fatty turun dari sepeda karena hendak menghibur anjing yang ketakutan sebab hampir tertubruk olehnya. Bagi Pak Goon kenyataan bahwa anak itu berambut merah. sudah mencukupi!
Tapi kini anak itu lepas lagi dari tangannya.
Menghilang begitu saja dari kamar yang terkunci rapat!
Tahu-tahu muncul. lalu dengan tiba-tiba pula menghilang.
Saking bingungnya.
Pak Goon tidak teringat lagi pada sepeda anak itu. yang tergeletak di pekarangan depan. Sepeda itu ditinggalkan di situ ketika Pak Goon mendorong Fatty masuk rumah.
Dan sepeda itu tetap tergeletak di situ.Pak Goon tidak melihatnya. ketika pergi untuk membeli koran siang. Ia pun tidak melihat
yang berdiri di pojok jalan.
Ya. maklumlah -Pak Goon sedang bingung!
Larry sengaja disuruh berjaga jaga di situ oleh Fatty. Ia bertugas mengamat amati. akan diapakan sepedanya oleh Pak Goon. Fatty merasa khawatir jangan jangan Pak Goon kemudian melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pemilik sepeda itu. Dan itulah yang sebisa-bisanya harus dicegah.
Larry melihat Pak Goon meninggalkan rumah. Menurut perkiraan Larry. Pak Goon tentu akan menggembok sepeda Fatty. setelah anak itu berhasil melarikan diri.
Ia tidak tahu bahwa Pak Goon saat itu sedang kebingungan.
Tapi Pak Goon melangkah ke luar. seperti sedang melamun. Ia tidak melihat sepeda yang tergeletak di kebun. Ia juga tidak melihat Larry yang mengintip di pojok jalan.
Pak Goon berjalan gontai. menuju kios tempat penjualan surat kabar.
Larry melongo.
Wah kenapa Pak Goon tidak menggembok sepeda itu?


Pasukan Mau Tahu 04 Misteri Surat Kaleng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jangan jangan lupa!
Larry bertindak secepat kilat. Begitu Pak Goon masuk ke dalam kios. Larry bergegas masuk ke dalam kebun. mengambil sepeda Fatty. lalu mengayuhnya pergi.
Nasib baik baginya. tidak ada yang melihat perbuatannya itu!
Sementara itu Pak Goon sedang berbicara sebentar dengan pemilik kios. Ketika ia keluar lagi beberapa saat kemudian tiba tiba ia teringat pada sepeda yang dibiarkannya tergeletak di kebun rumahnya.
"Aduh! Seharusnya kukunci tadi!" pikir Pak Goon.
Ia mempercepat langkah kembali ke rumahnya.
Ia menyesali dirinya sendiri.
"Kenapa aku lupa tadi? Rupanya aku sedang bingung!"
Sesampai di kebun.
Pak Goon tertegun. Sepeda tadi sudah tidak ada lagi di situ!
Tentu saja karena sudah diambil oleh Larry yang saat itu mengayuhnya cepat cepat menuju rumah Pip. Dan tentu saja kenyataan itu tidak diketahui oleh Pak Goon.
Pak Goon menelan ludah.
Ini sudah benar benar keterlaluan, pikirnya!
Mula-mula ada tiga anak berambut merah yang menghilang dengan begitu saja. Lalu sekarang, sepeda pun ikut ikut menghilang. Pasti diambil oleh anak berambut merah tadi.
Tapi bagaimana caranya?
"Hah!" Pak Goon menyeka keringat yang membasahi kening.
"Surat surat kaleng, wanita yang marah marah. lalu anak anak berambut merah yang pandai menghilang. dan ditambah lagi dengan anak bengal yang bernama Frederick Trotteville hah! Tidak enak hidupku di Peterswood ini! Macam macam saja kejadian yang membikin kepalaku pusing. Aku ingin bicara dengan Frederick Trotteville itu! Menurut perasaanku. mungkin saja dia yang menulis surat tak beralamat itu padaku. Kurang ajar! Pasti dia biang keladinya! Aku berani bertaruh sejuta -pasti dia pelakunya. Hahh!"
******* AKHIRNYA ADA PETUNJUK NYATA
Siang itu anak-anak berkumpul lagi dalam rumah peranginan yang ada di kebun belakang rumah keluarga Hilton. Mereka memilih tempat itu. karena di situ enak. Mereka juga tidak ingin pembicaraan mereka didengar orang lain. Berulangkali Fatty disuruh bercerita tentang pengalamannya pagi pagi. Terutama mengenai caranya melarikan diri dari kamar gudang di tingkat atas rumah Pak Goon.
"Tak bisa kubayangkan apa katanya. ketika melihat kau tahu tahu sudah tidak ada lagi di situ. Fatty!" kata Bets.
"Aku kepingin sekali bisa melihat tampangnya tadi."
Setelah itu Fatty menunjukkan contoh tulisan tangan yang diperoleh dari Bu Tittle dan Bu Moon. Fatty bercerita bahwa Old Nosey ternyata buta huruf. Jadi ia tidak perlu dicurigai lagi.
"Dan kalau kalian perhatikan surat tanda terima yang dibuat oleh Bu Nosey ini. kalian pasti tahu bahwa ia pun tidak mungkin yang membuat surat-surat kaleng itu. apalagi misalnya ia disuruh oleh Old Nosey" kata Fatty.
"Aneh!" kata Daisy.
"Cukup banyak yang bisa dicurigai. tapi satu demi satu kemudian ternyata tidak mungkin merupakan pelakunya. Dan kini kelihatannya tidak ada lagi tersangka yang masih tersisa. Fatty." '
"Dan petunjuk lain juga tidak ada. kecuali surat surat yang sudah kita lihat." kata Larry.
"Misteri ini mengecewakan! Tapi penulis surat surat kaleng itu minggu ini keterlaluan rajinnya! Sekaligus mengirim surat fitnah pada Bu Lamb. lalu pada Bu Moon dan Pak Goon. Padahal sebelumnya ia cuma mengirim surat satu kali seminggu."
"Pak Goon sudah sebal sekali. karena setiap kali aku berpura pura mendapat petunjuk baru." kata Fatty sambil nyengir.
"Kalian ingat perubahan tampangnya. ketika kutunjukkan tikus putih dan kukatakan itu petunjuk?"
"Kasihan Pak Goon! Sekarang ia tidak mau percaya lagi pada kita." kata Pip.
"Aku ingin tahu, mungkinkah ia mencurigai seseorang sebagai penulis surat-surat itu? Seseorang, yang sama sekali tidak kita duga?"
"Mungkin saja ia memiliki petunjuk yang tidak berhasil kita peroleh." kata Fatty.
"Aku takkan heran apabila ia berhasil mengusut misteri ini sedang kita tidak!"
"Aduh. Fatty!" seru teman temannya cemas.
"Yuk. kita keluar!" kata Larry.
"Hawa di sini terlalu panas. Fatty. jangan lupa membawa alat alat penyamaranmu pulang malam ini .
Tempat ini tidak begitu aman. Siapa tahu. ibu Pip datang membersihkan. lalu menemukannya di bawah bantalan kursi."
"Ya. aku takkan lupa," kata Fatty.
Ia menguap.
"Yuk. kita jalan -jalan ke tepi sungai. Di sana hawa lebih sejuk. Kalau di sini terus. bisa tertidur aku nanti kepanasan!"
Ketika mereka sedang berjalan ke luar. mereka berpapasan dengan Pak Goon yang datang naik sepeda. Pak Goon melihat mereka lalu turun dari sepeda. _
"Kalian masih ingat anak pengantar telegram berambut merah. yang beberapa waktu yang lalu kemari untuk mengantarkan telegram?" katanya.
"Nah sekarang aku tahu dia sebenarnya bukan pengantar telegram! Tidak ada pengantar telegram kayak dia! Aku sekarang melakukan penyelidikan serius mengenainya. Ya. sungguh! Juga kuselidiki persoalan telegram bohong bohongan itu! Kukatakan saja pada kalian. awas kalau kalian bergaul dengan anak anak berambut merah. Kalian akan mengalami kesulitan serius sebagai akibatnya. Kesulitan yang sangat serius!"
"Aduh aku ngeri!" kata Fatty sambil membundarkan matanya seperti ketakutan.
"Jangan kurang ajar, ya!" tukas Pak Goon dengan sikap gagah.
"Kau hati hati saja, karena lebih banyak yang kuketahui daripada yang kausangka. Suruh anjingmu pergi!"
"Sini. Buster!" kata Fatty.
Tapi ia mengatakannya dengan suara pelan. sehingga tak diacuhkan
oleh Buster. Anjing itu masih terus saja menandak-nandak mengelilingi kaki Pak Goon.
"Suruh dia pergi. kataku," kata Pak Goon.
Ia ikut menandak nandak mengelakkan diri dari sambaran Buster yang sekali-kali datang dengan tiba-tiba.
"Sini, Buster," kata Fatty sekali lagi masih dengan nada halus.
Buster sama sekali tak mengacuhkannya.
"Bukan begitu caranya memanggil dia!" bentak Pak Goon.
Ia sudah tidak sabar lagi.
"Kau harus berseru, kalau memanggilnya. Anjing menyebalkan!"
Fatty mengedipkan mata ke arah teman temannya.
Semua mengerti.
Serempak mereka membuka mulut berteriak sekuat kuatnya.
"SINI, BUSTER!"
Pak Goon terlompat. kaget mendengar teriakan itu.
Matanya dipelototkan.
Buster juga kaget. lalu cepat-cepat menghampiri Fatty.
"Masih salah juga, Pak Goon?" kata Fatty bermanis manis.
"Aduh, Anda ini sukar sekali dituruti keinginannya. Tapi nanti dulu! Kurasa aku punya petunjuk penting yang perlu kuserahkan pada Anda nah, ini dia!"
Ia mengeluarkan sebuah kotak korek api dari kantong. lalu menyerahkannya pada polisi desa itu .Pak Goon membuka kotak itu dengan perasaan curiga. Kecurigaan itu memang pada tempatnya. karena kotak itu sebetulnya alat sulap. Begitu Pak Goon membukanya. sebuah pegas
yang ada di dalam menyebabkan kotak itu terlempar tinggi ke udara.
Pak Goon kaget setengah mati!
Air mukanya berubah menjadi ungu sementara matanya yang sudah melotot. semakin melotot.
"Aduh -maaf. maaf!" kata Fatty cepat-cepat.
"Rupanya bukan kotak korek api yang itu. Tunggu dulu masih ada satu lagi...."
Untung Buster ada di situ.
Kalau tidak pasti Fatty sudah ditempeleng oleh Pak Goon.
Polisi desa itu kelihatan sangat marah.
Ia takut jangan jangan nanti memaki maki anak bengal yang selalu mengganggunya itu. Karenanya Pak Goon bergegas naik lagi ke sepedanya. lalu meneruskan perjalanan ke rumah.
Terdengar napasnya berdengus dengus.
"Rupanya ia hendak berbicara lagi dengan Bu Moon." kata Pip.
"Kurasa sebentar lagi mereka pasti akan kembali bertengkar! Yuk. kita terus saja! Aduh. aku nyaris tidak bisa menahan tertawaku lagi. melihat tampang Pak Goon ketika kotak itu terlempar ke atas!"
Anak anak berjalan dengan santai menuju ke tepi sungai.
Di situ nyaman karena ada angin menghembus. Anak-anak merebahkan diri di suatu tempat yang terang. di samping semak.
Seekor angsa berenang di sungai.
"Kita lupakan saja sebentar urusan misteri." kata Daisy.
"Di sini menyenangkan! Aku masih selalu sibuk berpikir tentang surat surat kaleng itu tapi
semakin banyak kupikirkan. semakin sedikit saja yang kuketahui!"
"Aku juga begitu," keluh Rip.
'Begitu banyak yang tersangka. tapi tak seorang pun yang mungkin merupakan pelakunya. Ini misteri yang sangat misterius!"
"Ya. bahkan detektif ulung kita. Tuan Frederick Sherlock Holmes Trotteville pun kelihatannya tidak mampu mengusutnya lebih lanjut!" kata Larry.
"Memang!" kata Fatty sambil mengeluh.
"Aku sekarang sudah hampir putus asa. Tapi baru hampir!"
Saat itu angin menghembus menerbangkan topi yang dipakai Larry. Anak itu pergi sebentar untuk mengambilnya.
Ketika ia kembali, sikapnya berubah.
Tidak santai lagi.
"Sialan!" katanya
"Kulihat Pak Goon lewat. Ia juga melihat aku. Mudah-mudahan saja ia tidak kemari. Kurasa kalau bisa. ia ingin memakanmu mentah mentah. Fatty! Habis. kau juga keterlaluan sih!"
"Cepat duduk. karena siapa tahu ia tadi tidak melihatmu!" kata Daisy pada Larry.
"Jangan sampai ia kemari!"
Larry bergegas duduk. Anak anak memperhatikan air sungai yang mengalir pelan.
Tenang sekali suasana di situ.
"Ah rupanya Pak Goon tadi tidak melihat aku." kata Larry.
"Syukurlah! Aku ingin tidur
sebentar. Enak rasanya. suara air mengalir seakan membuai buai. Tenang sekali sore ini di sini!"
Tapi ketenangan itu tak lama kemudian dipecahkan oleh bunyi napas mendengus dengus. Terdengar langkah berat seseorang, mendekati semak.
Setelah itu nampak muka yang ungu.
Muka Pak Goon!
Ia menenteng sebuah kantong kecil. Dibantingkannya kantong itu ke tanah dengan sikap marah.
"Ini pasti petunjuk petunjuk lagi isinya!" katanya mencibir.
"Pasti kalian lagi yang iseng! Tikus putih, kotak korek api hah! Kekanak kanakan! Lalu petunjuk-petunjuk ini, rupanya sengaja kalian taruh di bawah semak, supaya kutemukan, ya? Kalian kira aku ini apa. hah? Seorang yang goblok, ya?"
Anak anak melongo melihat Pak Goon marah marah.
Bets bahkan sudah ketakutan saja.
Fatty cepat cepat memegang kalung Buster karena bulu tengkuk anjing itu sudah menegak. Buster menggeram geram, sambil memamerkan taring.
"Ada apa. Pak Goan?" kata Fatty berlagak dewasa.
"Kau tahu sendiri, ada apa," tukas polisi desa itu.
"Ini pasti petunjuk palsu lagi! Jangan pura-pura tidak tahu tentang kantong ini. Hah!"
"Eh _kantong apa? Petunjuk yang mana?" tanya Fatty.
Ia benar benar tidak mengerti,
"Sungguh Pak _ kami tidak mengerti maksUd Anda."
"Tidak mengerti. ya?" Pak Goon tertawa mengejek.
"Kurasa kau juga tidak tahu apa apa tentang rambut palsu berwarna merah. ya? Atau tentang menulis surat yang isinya menghina Hukum? Nah. ketahuilah bahwa sudah banyak yang kuketahui sekarang! Jangan sangka aku ini tolol!"
"Diam. Buster," kata Fatty pada anjingnya yang semakin keras menggeram geram.
"Pergilah, Pak Goon! Bets ketakutan melihat Anda marah marah, dan aku pun tidak sanggup lebih lama menahan Buster. Sungguh. aku sama sekali tidak mengerti maksud Anda -dan baru saat ini aku melihat kantong itu."
Saat itu Buster menggeram dengan keras.
Pak Goon kaget mendengarnya lalu pergi dengan langkah digagah-gagahkan.
Sedang kantong kecil tadi, dibiarkannya tergeletak di tanah.
"Huh. orang itu menyebalkan!" kata Fatty.
Ia merangkul Bets yang menangis ketakutan.
"Jangan kau acuhkan dia. Bets! Kita kan sudah tahu. dia bisanya cuma main gertak saja. Kau tidak perlu takut padanya!"
"Aku ngeri. jika dibentak bentak." kata Bets terisak-isak.
"Dan ia tadi juga mengatakan sesuatu tentang rambut palsu yang merah. Apakah ia menemukannya?"
"Ya _.aku juga kaget tadi." kata Fatty.
"Kita periksa saja nanti kalau kembali. Kan tadi kutinggalkan dalam rumah peranginan. Sekarang aku menyesal!"
"Apa sih kantong ini, yang oleh si Ayo Pergi tadi dikatakan berisi petunjuk petunjuk palsu?" kata Larry.
Ditariknya kantong yang masih tergeletak di tanah.
"Kurasa isinya pasti berbagai benda yang dikumpulkan seorang gelandangan lalu ditinggal di bawah semak. Ternyata ditemukan Pak Goon. yang langsung mengira ini pasti petunjuk-petunjuk palsu yang sengaja kautaruh di situ. Fatty!"
Larry membuka kantong kecil itu. Di dalamnya ada bungkusan kertas berwarna coklat.
Dan di dalam bungkusan itu ada
Sebuah kamus kecil. Pip kaget ketika melihatnya.
"He, itu kan kamusku!" katanya.
"Sudah hilang sejak liburan yang lalu. Ya kan. Bets. Kenapa tahu tahu ada dalam kantong ini?"
Perhatian teman temannya langsung tergugah.
Fatty meraih kantong itu.
Buku kamus dibukanya.
Ternyata ada beberapa kata di dalamnya dibubuhi garis tanda di bawahnya.
Nama Pip tertulis di halaman depan. Jadi tidak keliru lagi. itu memang kamusnya yang disangka hilang. Fatty merogoh ke dalam kantong kecil itu. memeriksa apa lagi isinya.
Ia mengeluarkan sebuah buku bacaan untuk anak kelas satu.
Dibacanya beberapa halaman keras keras.
"Pantas si Ayo Pergi mengira kita lagi yang sengaja memasang petunjuk-petunjuk palsu untuk membingungkan dia." katanya.
"Bayangkan kamus kecil dan buku bacaan kelas satu .Aneh!"
Setelah itu menyusul sebuah buku tulis Pada beberapa halaman tertera tulisan yang tidak rapi .
Larry tertawa.
"Rupanya ini kantong harta seorang anak kecil." katanya.
"Tapi 'aku heran, bagaimana kamus milik Pip sampai ada di sini?"
Fatty memasukkan tangannya kembali ke dalam kantong itu. Matanya langsung bersinar sinar ketika melihat benda berikutnya yang diambilnya. Di tangannya terpegang sebuah buku jadwal waktu keberangkatan bis yang sudah agak usang. Dibalik baliknya halaman buku jadwal itu. Ia sampai pada satu halaman yang kelihatannya sering dibuka. Pada halaman itu nampak ada tanda.
"Kalian mau tahu. jadwal mana yang diberi tanda?" tanyanya.
"Jadwal keberangkatan bis yang pukul sepuluh lewat seperempat, ke Sheepsale! Nah. apa kata kalian?" '
Teman-temannya memandangnya dengan bingung.
"lni ternyata petunjuk penting!" kata Fatty lagi.
Suaranya bersemangat
"Kalian masih belum mengerti juga? Pak Goon tadi menyangka ini petunjuk palsu lagi. yang sengaja kita letakkan di bawah semak supaya ditemukan olehnya. Padahal memang petunjuk yang akan menolong kita menemukan penulis surat yang jahat itu hari ini juga!"
Sekarang teman-temannya mulai bersemangat pula.
"Aduh Pak Goon tadi konyol. menyerahkannya pada kita," kata Bets.
Fatty merogoh ke dalam kantong itu lagi.
Sekali itu yang dikeluarkannya secarik kertas yang robek. Pada kertas itu nampak beberapa patah kata yang ditulis dengan huruf mencong mencong. Yang bisa dibaca jelas cuma. 'sesendok'. 'diaduk' serta 'oven'. Fatty mengangguk ketika membacanya.
Kelihatannya ia merasa puas.
"Pak Goon yang malang." katanya.
"Ia. berhasil menemukan petunjuk mahapenting _ tapi malah dicampakkannya lagi sehingga jatuh ke tangan kita. Pasti ia akan mengumpat dirinya sendiri. apabila tahu nanti! Aduh, nasib kita memang sedang benar-benar mujur!"
******* INSPEKTUR JENKS DATANG
Anak-anak berusaha mengorek keterangan lebih lanjut dari Fatty.
Tapi Fatty tidak mau.
"Perhatikan saja petunjuk petunjuk ini sepuas puas hati!" katanya.
"Jika kalian memakai otak. kalian akan tahu juga artinya. Persis kayak aku tadi! Aku memang bisa saja mengatakan tapi kalian kurasa perlu berusaha sendiri' mengeta huinya."
"Tapi buku bacaan konyol itu sama sekali tidak ada artinya bagiku." keluh Daisy.
"Sedang jadwal waktu perjalanan itu cuma menunjukkan bahwa ada bis yang berangkat pukul sepuluh seperempat ke Sheepsale." kata Pip.
"Dan itulah bis yang dinaiki pengirim surat-surat kaleng itu. Tapi selain itu. tidak ada lagi keterangan lain bagiku. Sedang mengenai kamusku aku malah bingung karenanya!"
"Kita kembali sekarang." kata Fatty.
"Aku harus memikirkan urusan ini sampai selesai. Percuma saja melapor pada Pak Goon karena ia takkan mau percaya! Kurasa ia yakin, aku pasti terlibat dalam urusan surat surat kaleng ini.
Aku yakin ia menyangka bahwa akulah yang menulis surat iseng itu padanya!"
"Kalau begitu pada siapa kita harus melapor?" tanya Bets.
"Pada Inspektur Jenks? Kalau padanya. aku setuju!"
"Kurasa lebih baik kita ceritakan dulu pada ibumu." kata Fatty.
"Tidak enak rasanya meminta Pak Jenks datang untuk urusan begini -melewati Pak Goon. dengan mengajukan petunjuk-petunjuk yang berasal dari dia. Rasanya tidak enak kalau begitu."
"Ah, kenapa?" kata Bets.
Ia yang paling tidak senang pada Pak Goon di antara kelima anak itu.
"Ayolah, Fatty katakanlah apa saja yang berhasil kauketahui dari petunjuk petunjuk ini!"
"Bets." kata Fatty.
"jika kau meneliti petunjuk petunjuk ini dengan seksama. kau pasti akan mengetahui dengan sendirinya. Yuk. kita kembali saja sekarang. Sambil berjalan kalian boleh memutar otak. Nanti kalau masih tetap tidak ada yang tahu. baru akan kuceritakan. Tapi sebelumnya, pergunakanlah kecerdasan kalian dulu!"
Sambil membisu anak anak berjalan pulang.
Sesampai di rumah Pip mereka melihat ada mobil hitam dan besar di pekarangan.
"Mobil siapa itu?" tanya Bets.
"Dan sepeda Pak Goon juga ada di sini." kata Daisy. sambil menuding sepeda yang disandarkan dekat pintu depan rumah.
Tiba tiba pintu terbuka.
Nyonya Hilton muncul dari dalam rumah.
Ia kelihatannya gelisah.
Mukanya pucat.
"'Untung kalian cepat datang," kata Nyonya Hilton.
"Ayo masuk saja lewat sini. Pak Goon ada di sini. Ia meminta Inspektur Jenks datang."
"Wah! Pak Inspektur ada di sini?" seru Bets dengan gembira.
Ia bergegas masuk ke ruang duduk.
Pak Inspektur ada di situ.
Matanya bersinar gembira ketika melihat Bets muncul. Ia senang pada anak perempuan itu.
Bets merangkulnya.
"Aduh. Anda kelihatannya bertambah besar terus." katanya.
"Sejak Natal yang lalu. kita belum pernah ketemu lagi. Ah Pak Goon juga ada di sini rupanya!"
Pak Goon duduk dengan sikap tegak di sudut.
Ia kelihatan puas terhadap dirinya sendiri.
Entah apa sebabnya.
Anak anak yang lain masuk dengan tenang, lalu bersalaman dengan Inspektur Jenks. Nyonya Hilton menunggu sampai semua sudah bersalaman. Setelah itu ia berbicara.
Suaranya terdengar agak cemas.
"Anak anak." katanya.
"Pak Goon mengajak Inspektur Jenks kemari. Kebetulan Pak Inspektur hari ini berkunjung ke Peterswood. Pak Goon hendak mengadukan perbuatan kalian terutama seorang di antara kalian! Menurut pendapat nya. ada baiknya jika Inspektur Jenks yang menegur anak itu. Tapi aku sama sekali tidak bisa
menduga perbuatan apa itu. Atau mungkin ada urusannya dengan surat surat kaleng itu? Padahal sudah kukatakan. jangan!"
Anak anak diam saja.
Fatty memandang Pak Inspektur. seolah olah hendak bertanya.
"Anda lanjutkan sekarang. Goon." kata Inspektur Jenks dengan suara yang sopan.
"Kurasa banyak yang hendak Anda katakan."
"Begini. Pak." kata Pak Goon dengan nada puas.
"Saya tahu. Anda sangat menghargai anak anak ini. Tapi saya lebih mengenal mereka! Dan akhir akhir ini mereka sudah keterlaluan. Ikut ikut mencampuri hal-hal yang bukan urusan mereka. mengganggu saya dalam menjalankan tugas. Dan seorang di antara mereka. Pak -ini. anak ini yang bernama Frederick Trotteville saya terpaksa menceritakan bahwa ia merepotkan saya dalam urusan Surat kaleng. serta mengirimi saya surat yang isinya mengata ngatai diri saya. Pak. Tapi bukan itu saja! Ia juga berpura pura. menipu saya...."
"Apa lagi maksud Anda. Goon?" tanya Inspektur Jenks
"Apa maksudmu. berpura pura?"
"Begini. Pak! Ia menjadi beberapa anak berambut merah." kata Pak Goon menjelaskan.
Tapi Inspektur Jenks dan juga Nyonya Hilton malah bingung jadinya.
"Saya benar benar tertipu olehnya. Mula-mula ia menyamar menjadi pengantar telegram berambut merah. lalu menjelma menjadi pesuruh tukang daging
pengantar paket! Berkeliaran ke mana-mana dengan sepeda. membahayakan ketenteraman desa. Tapi begitu saya menemukan rambut palsu yang berwarna merah...."
"Siapa yang mengatakan di mana barang itu?" tanya Fatty.
"Bu Moon yang menunjukkan tempatnya." kata Pak Goon.
"Ya -dan ia juga menceritakan segala hal yang kaukatakan mengenai diriku. Frederick kau serta teman temanmu itu. Bu Moon menceritakan bahwa ia kebetulan menangkap pembicaraan kalian. ketika kau mengatakan berniat menulis surat iseng padaku!" '
"Betulkah itu?" tanya Fatty.
Matanya bersinar aneh.
"Dan mungkin ia juga mengatakan pada Anda. siapa sebenarnya yang menulis surat-surat kaleng?"
"Tidak. itu tidak dikatakan olehnya." kata Pak Goon.
"Ia cuma mengatakan, ada seseorang yang diCUrigainya. Tapi ia tidak menyebutkan nama."
"Ini bukan berita menyenangkan. Frederick!" kata Nyonya Hilton.
"Tak kusangka kau berbuat begitu. Tapi kan bukan kau yang menulis surat iseng pada Pak Goon?"
"Memang bukan saya. Bu!" kata Fatty.
"Sedang mengenai penyamaran -soalnya bigini! Nanti kalau saya sudah besar. saya ingin menjadi detektif ulung! Jadi sekarang saya perlu banyak berlatih. Saya memang ikut mengusut misteri surat surat tanpa alamat pengirim itu _
dan mujur bagi saya. tahu-tahu banyak petunjuk yang disodorkan pada saya .Sebetulnya kami cepat cepat kembali ini, karena ingin melaporkannya pada Anda!"
"Ah, masa!" tukas Pak Goon dengan nada tak percaya.
"Jangan memotong. Goon." kata Pak Inspektur.
"Petunjuk-petunjuk apa itu. yang menurut katamu tadi disodorkan padamu, Frederick?"
Fatty mengambil kantong yang dicampakkan Pak Goon di tepi sungai tadi lalu meletakkannya ke atas meja. Pak Goon memandang kantong itu dengan mata melotot.
"Hah! Petunjuk petunjuk yang itu!" tukasnya.
"Itu kan petunjuk palsu yang sengaja kalian letakkan supaya kutemukan! Hah! Buku tulis dan buku bacaan anak-anak kelas satu! Hah! Tikus putih dan kotak korek api yang bisa meloncat sendiri! Jepitan pakaian dan topi boneka! Hah! Hahh!" '
Pak Inspektur tercengang mendengar rentetan benda-benda itu.
Sedang Fatty agak kikuk.
"Aku kan cuma main main saja," gumamnya dengan suara pelan.
"Hah! Sekarang keisenganmu itu menyebabkan dirimu terjerumus dalam kesulitan besar." kata Pak Goon.
"Sudah kukatakan sedari dulu bahwa hal ini akan terjadi! Untung saja hari ini Pak Inspektur berkunjung ke Peterswood. Begitu aku melapor. ia langsung mau kuajak kemari!"
"Pak Inspektur memang baik hati," kata Fatty.
"Dan bagi kami. ia memang datang tepat pada waktunya. Kami tadi masih ragu-ragu. apakah sebaiknya Pak inspektur diminta datang atau tidak. Tapi kini ia sudah ada di sini!"


Pasukan Mau Tahu 04 Misteri Surat Kaleng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lalu kenapa kalian ingin meminta aku datang?" tanya inspektur Jenks.
"Tentang surat surat kaleng itu, Pak." kata Fatty.
"Kami tidak bisa membiarkan kejadian kayak begitu terjadi di depan kami, tanpa kami ikut menyelidikinya. Kecuali itu, kami juga merasa kasihan pada Gladys." '
"Ya. aku mengerti." kata Inspektur Jenks.
"Ini misteri yang cocok untuk Pasukan Mau Tahu!"
"Begitulah Pak." kata Fatty.
"Dan ternyata tidak gampang! Sering kami keliru melacak!"
"Kami berhasil mengetahui bahwa penulis surat surat itu naik bis pukul sepuluh lewat seperempat ke Sheepsale." kata Bets.
"Lalu hari Senin kami ikut dengannya. untuk melihat siapa-siapa saja yang berangkat. Tapi dari mereka, tak seorang pun mengeposkan surat di Sheepsale!"
"Kecuali Frederick!" tukas Pak Goon menyela.
"Nah! Apa kataku -kan Pak Goon akan mencurigai dirimu, ketika ia melihat kau mengeposkan surat itu," _kata Bets pada Fatty.
"Memang kusengaja supaya terlihat olehnya.' kata Fatty sambil nyengir.
Pak Goon cemberut
Pembicaraan itu jalannya berlainan dari yang diperkirakannya semula.
Fatty itu memang
keterlaluan!
Selalu saja berhasil meloloskan diri dari kesulitan. Dan lnspektur Jenks pun kelihatannya tidak terialu serius menanggapi.
Wah -payah, pikir Pak Goon.
"Saya rasa Pak Goon sudah melaporkan tentang bis yang berangkat ke Sheepsale, Pak -dan tentang surat surat yang selalu diposkan di sana sebelum pukul dua belas kurang seperempat," kata Fatty.
"Serta bahwa kemudian ternyata tidak ada yang mengeposkan surat itu, kecuali saya! Dan seperti yang kami lakukan pula, saya rasa Pak Goon juga sudah mengadakan penyelidikan, apakah ada orang yang biasanya ikut. hari itu tidak muncul. Sebagai hasilnya, para tersangka berkurang sehingga tinggal Old Nosey, Bu Tittle dan Bu Moon saja."
"Ya, begitulah laporannya padaku." kata lnspektur Jenks.
"Harus kuakui, kalian cerdas berhasil menyelidiki sampai di situ! Kalian penyelidik yang hebat!" -.
Pak Goon sudah tidak bisa menahan kejengkelannya. '
"Apa -penyelidik hebat!" tukasnya.
"Kalau aku, itu kusebut mengganggu pekerjaan Hukum! Berikut ini tentunya ia hendak mengatakan, sudah tahu siapa sebenarnya yang menulis surat kaleng!"
"Memang betul, itulah yang hendak kukatakan." kata Fatty dengan tenang.
"Aku memang sudah tahu. Siapa orangnya!"
Semua memandang Fatty sambil melongo.
Bahkan Pak Inspektur pun langsung meluruskan sikap duduknya.
Apalagi Pak Goon mulutnya ternganga dan matanya terpelotot.
"Siapa maksudmu?" tanya polisi desa itu.
Tapi Fatty tidak langsung menjawab.
"Bolehkah saya membunyikan bel. Bu?" tanyanya pada Nyonya Hilton.
Ibu Pip dan Bets mengangguk.
Fatty pergi ke dinding lalu menekan bel kuat-kuat. sementara yang lain lain menunggu dengan perasaan tegang.
******* BAGUS, FATTY!
Bel berdering nyaring.
Terdengar bunyi pintu terbuka, disusul langkah orang berjalan dalam gang.
Sesaat kemudian Bu Moon masuk ke kamar duduk.
Wanita itu tercengang melihat begitu banyak orang di ruangan itu.
"Anda memanggil saya. Nyonya?" tanya Bu Moon.
Suaranya bergetar sedikit.
"Aku yang membunyikan bel tadi." kata Fatty, lalu menoleh ke arah Inspektur Jenks.
"Inilah dia, penulis surat-surat kaleng itu." katanya.
"Bu Moon!"
Nyonya Hilton tersentak kaget .
Pak Goon mendengus.
Anak-anak melongo.
Hanya Pak Inspektur saja yang kelihatan tetap tenang.
Sedang Bu Moon. berubah pucat air mukanya.
Ditatapnya Fatty, lalu bertanya.
"Apa maksudmu? Seenaknya saja. menuduh nuduh orang yang patuh terhadap Hukum!"
"Mengirim surat kaleng berisi fitnahan. bukan sikap patuh terhadap Hukum. Bu Moon! Itu
menyalahi Hukum." kata Pak Inspektur.
Nada suaranya berubah.
Kedengaran garang.
"Tapi
coba jelaskan lebih lanjut Frederick! Aku percaya kau tidak keliru. karena aku mengetahui kecerdasanmu. Tapi walau begitu, aku ingin tahu secara lebih terperinci!"
Bu Moon menangis. .
"Diam dan duduk di situ." kata lnspektur Jenks dengan nada memerintah.
"Aku tidak mau diperlakukan secara begini." keluh Bu Moon.
"Aku sama sekali tidak bersalah! Aku kan juga menerima surat kaleng!"
"Ya dan nyaris saja aku tertipu karenanya," kata Fatty.
"Kusangka dengan begitu tak mungkin Anda pelakunya. Tapi ternyata itu siasat Anda belaka, untuk menyesatkan penyelidikan!"
"Kau ini anak jahat!" keluh Bu Moon.
"Diam!" bentak Pak Inspektur.
Bets sampai kaget mendengarnya.
"Anda boleh bicara kalau ditanya, Bu Moon. Kalau Anda memang tidak bersalah. nanti cukup banyak kesempatan untuk membuktikannya. Nanti setelah Frederick menuturkan hasil penyelidikannya, Anda mendapat giliran bicara. Nah. Frederick sekarang mulai sajalah dengan keteranganmu!"
Fatty mulai dengan penjelasannya.
Anak anak mendengarkan dengan asyik.
Bagian terbesar dari laporan kawan mereka itu sudah mereka ketahui. Tapi mereka ingin sekali mendengar akhirnya.
Fatty belum mengatakan apa-apa mengenainya.
"Begini. Pak." kata Fatty.
"Anda sudah tahu kesimpulan kami. bahwa surat-surat kaleng itu diposkan setiap Senin sebelum pukul dua belas
kurang seperempat di Sheepsale. Jadi kemungkinannya orang yang dicari ada di antara penumpang bis yang setiap Senin ikut dengan bis pukul sepuluh seperempat ke Sheepsale."
"Ya. betul." kata Pak inspektur mengomentari.
"Nah kemudian ternyata bahwa tak seorang pun dari para penumpang bis Senin lalu yang mungkin merupakan penulis surat itu," kata Fatty selanjutnya.
"Dan sudah jelas, hari itu tak seorang pun dari mereka mengeposkan surat. Jadi kami kemudian memutuskan untuk menyelidiki. apakah ada penumpang lain yang biasanya ikut setiap hari Senin tapi hari itu tidak muncul. Anda juga sudah mendengar tadi. ternyata ada tiga orang yang hari itu tidak pergi ke Sheepsale. Mereka adalah Bu Tittle. Old Nosey dan Bu Moon."
"Cara Pak Goon melakukan penyelidikan juga begitu." kata Inspektur Jenks.
Pak Goon mendengus.
Semua menoleh ke arahnya.
"Bagaimana kau bisa melihat surat surat itu. serta meneliti stempel posnya?" tanya polisi desa itu.
"itulah yang ingin kuketahui sekarang!"
"Ah itu kan tidak penting." kata Fatty cepat-cepat. ia tidak ingin melibatkan Gladys dalam urusan itu.
"Lebih baik saya lanjutkan saja uraian saya tadi. Nah! Setelah itu kami berhasil mengetahui bahwa ternyata ada lagi surat kaleng yang diterima seseorang. Tapi tidak diposkan dari Sheepsale. melainkan diantar secara langsung ke tempat si penerima. Dengan begitu pelakunya
jelas tinggal di Peterswood. Mungkin orang itu Old Nosey. atau Bu Tittle atau Bu Moon!"
"Tepat." kata Inspektur Jenks dengan penuh minat.
" Harus kuakui. kau hebat dalam menarik kesimpulan. Frederick!"
"Surat itu diantarkan pagi pagi sekali." sambung Fatty.
"Karenanya saya harus menyelidiki. siapa di antara ketiga tersangka itu yang hari itu bangun pagi pagi. Ternyata ketiga tiganya."
"Membingungkan." kata Pak Inspektur.
"Kurasa penyelidikan Anda belum sampai ke situ ya. Pak Goon?"
"Saya agak bingung mula mulanya." kata Fatty.
"Satu satunya yang masih terpikir kemudian adalah berusaha memperoleh contoh tulisan tangan mereka bertiga .Gunanya untuk diperbandingkan dengan tulisan tangan pada surat surat kaleng itu."
"Itu akal yang bagus." puji Inspektur Jenks.
"tapi mestinya agak sulit juga pelaksanaannya, ya?" '
"Ah, tidak!" kata Fatty dengan rendah hati.
"Saya lantas menyamar, menjadi pesuruh berambut merah."
Terdengar Pak Goon mendengus
"Lalu saya mengantarkan paket kepada ketiga orang itu." sambung Fatty lagi.
"Untuk itu saya meminta tanda terima. Harus dengan huruf huruf besar, kata saya. Maksud saya sebenarnya, supaya dicocokkan dengan surat surat tak
bertanda tangan. yang juga ditulis dengan huruf huruf besar!"
"Siasat yang sangat cerdik." kata InSpektur Jenks.
Ia berpaling. memandang Pak Goon.
Polisi desa itu semakin melotot matanya. mendengar segala liku-liku siasat Fatty.
" Anda sependapat dengan saya. kan?" tanya Inspektur pada Pak Goon.
Sebetulnya Pak Goon tidak sependapat tapi ia tidak berani mengatakan begitu
"Ketika itu baru ketahuan bahwa Old Nosey sama sekali tidak bisa membaca dan menulis. Ia buta huruf." kata Fatty.
"Dengan begitu. ia tidak perlu dicurigai lebih lanjut! Setelah itu saya melihat tulisan tangan Bu Tittle. Sangat rapi dan kecil kecil hurufnya. Lain sekali dengan tulisan surat kaleng, Jadi kecurigaan terhadap dirinya agak berkurang. Sedang Bu Moon. tulisan tangannya campur aduk. huruf besar bercampur huruf kecil. Saya lantas beranggapan. tak mungkin Bu Moon yang menulis surat surat fitnah itu!"
"Memang bukan aku yang menulis." keluh Bu Moon dengan gelisah.
"Bukan aku!"
"Ini tulisan tangannya. Pak." kata Fatty.
Ia membuka buku catatannya.
Ditunjukkannya tulisan Bu Moon yang dibuat ketika diminta menuliskan tanda terima.
"Ketika saya bertanya kenapa begitu ia menulis. jawabannya ia tidak bisa menulis lebih bagus!.Rupanya Bu Moon ragu sukar membeda-bedakan mana huruf besar dan mana yang huruf kecil!"
"Ya. aku mengerti." kata Inspektur Jenks.
"Jadi kau lantas beranggapan ia tidak bisa dicurigai lebih lanjut. Karena surat kaleng ditulis dengan huruf huruf besar semuanya!"
"Betul. Pak." kata Fatty.
"Saya nyaris putus asa karenanya. Tidak nampak ada jalan ke luar sedang petunjuk petunjuk lain juga tidak ada. Waktu itu sama sekali belum terbayang kemungkinan bahwa Bu Moon menulis surat pada dirinya sendiri walau itu sebenarnya sudah harus saya duga."
"Lalu bagaimana dengan surat yang dialamatkan padaku?" tanya Pak Goon dengan tiba-tiba.
"Kau kan yang menulis surat itu. Frederick? Ayo. mengaku sajalah! Kau yang mengata ngatai diriku. mengatakan aku ini bego. tukang campur tangan! Memang kau selalu kurang ajar padaku!"
"Tidak. Pak! Sungguh. bukan aku yang menulis surat itu." kata Fatty bersungguh sungguh.
"Kurasa kalau Anda membandingkannya dengan tulisan pada surat surat yang lain. maka Anda akan melihat kesamaannya!"
"Nah. Frederick -sekarang katakan. bagaimana kau akhirnya tahu bahwa penulis surat itu hanya mungkin Bu Moon. dan bukan orang lain?" tanya Inspektur Jenks.
"Bukan aku. sungguh! Bukan aku yang menulis." keluh Bu Moon.
"Saya tahu karena kebetulan saja Pak" kata Fatty merendah
"Bukan karena kepandaian
saya. Pak Goon yang memberi petunjuk, sehingga akhirnya saya tahu!"
"Hahh!?" kata Pak Goon heran.
"Ya! tiba tiba saja ia memberikan sebuah kantong berisi berbagai petunjuk! Itu dia kantongnya -yang saya letakkan di atas meja!" kata Fatty sambil menuding.
"Begitu saya melihat barang barang bukti itu. saya lantas menarik kesimpulan tepat. Dengan segera saya tahu. siapa sebenarnya yang menulis surat-surat yang penuh berisi fitnahan itu!"
Pak Inspektur memperhatikan benda benda yang ada dalam kantong dengan penuh minat.
"Apa saja yang yang kauketahui. berdasarkan segala petunjuk ini?" tanyanya ingin tahu.
"Misalnya kamus itu yang ternyata kepunyaan Pip yang sudah lama hilang." kata Fatty.
"Dari situ saya menarik kesimpulan. pemilik kantong itu tinggal di rumah ini. Kemudian saya melihat berbagai kata yang diberi garis di bawahnya Dan justru kata kata itulah yang dipakai dalam surat kaleng."
Muka Pak Goon semakin memerah.
Ia merasa sebal. ketika mendengar bahwa segala hal itu diperoleh dengan jalan meneliti isi kantong dengan seksama!
"Lalu ada pula buku bacaan untuk murid kelas satu." sambung Fatty.
"Anda mungkin masih ingat huruf awal dalam buku bacaan begitu selalu merupakan huruf kapital. atau huruf besar. A Api. dan sebagainya! Jadi saya lantas menduga ,,,,
buku itu tentu dipergunakan sebagai petunjuk cara membuat huruf huruf besar. Dan yang memakainya seseorang yang masih ragu. mana yang huruf besar dan mana yang kecil. Huruf kapital G misalnya. bentuknya lain dan huruf kecil 9. Tentu saja penulis surat buta itu tidak ingin ketahuan bahwa pendidikannya rendah. sehingga tidak bisa membeda bedakan huruf besar dan huruf kecil!"
"Bagus sekali. Frederick! Bagus sekali." kata Pak Inspektur.
Ia benar benar tertarik mendengar uraian Fatty.
"Lalu yang ini?" katanya sambil mengacungkan buku tulis.
"Itu gampang. Pak." kata Fatty.
"Bahkan Bets saja sekarang sudah tahu apa arti buku tulis itu!"
"Ya betul." kata Bets bangga.
"Buku tulis itu rupanya dibeli Bu Moon untuk berlatih menulis huruf-huruf besar. Di dalamnya banyak sekali huruf besar. yang ditulis dengan pinsil."
"Coba periksa saja di toko alat alat tulis. Pak! Pasti Anda akan mendapat keterangan bahwa buku ini dibeli Bu Moon di situ beberapa waktu yang lalu!"
"Anda periksa. Goon." kata Pak Inspektur.
Pak Goon buru-buru mencatat tugas itu dalam buku catatannya.
"Buku jadwal waktu keberangkatan bis merupakan petunjuk yang sangat jelas." kata Fatty.
"Saya sudah mengira pasti jam keberangkatan
pukul 10.15 akan diberi tanda Dan ternyata memang demikian. Sedang secarik kertas ini -
yang rupanya disisipkan sebagai tanda halaman dalam kamus kertas ini rupa rupanya disobek dari buku catatan resep masakan. Begitu saya membaca kata kata 'sendok'. 'diaduk' serta 'oven', saya langsung tahu. Pak! Bisa Anda lihat, ini tulisan tangan Bu Moon yang biasa. Pasti kertas ini merupakan sobekan dari buku resep masakannya."
"Kau berbakat besar dalam menafsirkan petunjuk petunjuk. Frederick!" puji Inspektur Jenks.
Petugas kepolisian itu nampak puas.
"Sayang, Pak Goon _Anda tidak mau berusaha lebih banyak dan meneliti petunjuk petunjuk ini dengan seksama. Coba itu Anda lakukan. mungkin Anda bisa menarik kesimpulan seperti yang dilakukan Frederick!"
"Saya sangka itu petunjuk petunjuk palsu," gumam Pak Goon.
"Saya marah ketika menemukannya!"
"Anda keliru. apabila pikiran jernih Anda terganggu karena marah," kata Inspektur Jenks.
"Coba Anda tadi meneliti petunjuk petunjuk ini dengan seksama. mungkin diperoleh kesimpulan yang sama seperti Frederick! Tapi mungkin juga tidak!"
Jelas terasa bahwa Inspektur Jenks beranggapan Pak Goon takkan bisa secekatan Fatty dalam menafsirkan petunjuk-petunjuk itu!
Tiba-tiba Bu Moon menangis tersedu-sedu sambil menutupi mukanya dengan celemek .
Bets memandangnya dengan perasaan tidak enak. Ia tidak suka melihat orang menangis keras-keras.
"Kalian semua memusuhi aku!" tangis Bu Moon.
"Semua benci padaku! Tak seorang pun baik hati padaku di dunia ini! Semua memusuhi aku."
"Itu salah Anda sendiri." tukas lnspektur Jenks.
"Sebab Anda rupanya dengki terhadap banyak orang. Jadi jangan heran. kalau Anda tidak disenangi orang. Apa boleh buat Anda harus ikut untuk pemeriksaan lebih lanjut. Nyonya Hilton. saya rasa Bu Moon ini tidak bisa bekerja lebih lama lagi di sini."
"Saya juga tidak ingin ia bekerja lagi di sini." kata ibu Pip dan Bets sambil bergidik.
"Aku tidak mau, ada wanita yang kejam dan pendengki seperti dia di rumah ini. Kasihan Gladys! Saya akan memintanya kembali dengan segera. Anda keterlaluan. Bu Moon. Karena perbuatan Anda. banyak orang yang menjadi sedih dan menderita tekanan batin. Perbuatan Anda itu patut dihukum dengan setimpal!"
"Jadi Ibu tidak berkeberatan lagi bahwa kami menyelidiki kejadian itu, Bu?" tanya Pip.
Menurut perasaannya, saat itu merupakan kesempatan baik untuk membujuk ibunya.
"Yah -sebetulnya aku tidak setuju kalian terlibat dalam perkara yang tidak enak ini," kata Nyonya Hilton
' Terus terang saja kusangka Pak Goon sendiri akan mampu menanganinya. Tapi
ternyata kalian berhasil melakukan pengusutan! Terutama Fatty. tentu saja."
"Ah. Pasukan Mau Tahu ikut berjasa semua nya. Bu," kata Fatty.
Ia ingin membagi rasa bangga itu dengan teman-temannya.
"Dan -"
Fatty melirik Pak Goon sebentar.
"kecuali itu kadang kadang kami bisa asyik tertawa! Ya kan. Pip?"
"Betul!" kata anak-anak .
Semua memandang Pak Goon sambil nyengir.
Polisi desa itu mendengus.
Dipandangnya anak anak dengan tampang cemberut.
Kemudian Inspektur Jenks berdiri.
"Siapkan barang barang milik Anda. Bu Moon," katanya
"Anda harus ikut ke kantor polisi. Anda juga. Goon! Tapi jika urusanku di sini sudah selesai nanti. Nyonya Hilton begitulah. sekitar pukul empat sore bolehkah anak-anak ikut ke Nutting. untuk minum teh bersama saya di hotel besar di sana? Saya kepingin mengobrol lagi dengan para anggota Pasukan Mau Tahu!"
"Aduh!" seru Bets gembira.
"Wah. terima kasih," kata anak anak yang lain.
Bahkan Buster pun ikut ikut menyatakan kegembiraannya.
Tapi tentu saja tidak mengatakan apa-apa.
Anjing menyatakan kegembiraan dengan jalan menggonggong!
Bu Moon menangis sewaktu digiring ke luar.
Inspektur Jenks meminta diri dari Nyonya Hilton.
"Sampai nanti sore." katanya pada anak-anak .
Mereka ikut dengan dia menuju mobil hitam yang
masih menunggu di pekarangan.
Nyonya Hilton juga mengantarkan ke luar.
Jadi tinggal Pak Goon yang masih berada dalam ruang duduk.
Ia tertunduk.
Air mukanya lesu sementara matanya memandang permadani yang terhampar di lantai.
Tapi ia tidak sendiri di situ.
Kan masih ada Buster!
Anjing kecil itu memandang musuh lamanya dengan mata berkilat kilat.
Nah kini kesempatan baik. pikir anjing iseng itu.
Tak ada yang akan melarangnya dengan seruan.
"Sini. Buster!"
Sambil mendengking gembira.
Buster menyergap.
Ditarik-tariknya ujung celana Pak Goon.
Polisi desa itu terlompat karena kaget diserang dengan begitu tiba tiba.
"Ayo pergi!" teriaknya.
"Pergi, kataku! Jangan ganggu celanaku. Kau ingin kulaporkan rupanya. Ayo pergi. kataku!"
Anak anak yang berada di luar, tertawa mendengar teriakan itu.
"Kasihan Pak Goon. selalu mengalami kesulitan." kata Bets.
"Tolong dia. Fatty!"
Fatty kembali ke dalam rumah.
Sesaat kemudian Pak Goon muncul sambil mengerutkan kening.
Ia memandang ke bawah untuk memeriksa apakah celananya robek ditarik tarik Buster tadi .Sedang Buster meronta-ronta dalam gendongan Fatty.
"Ayo masuk k mobiL Goon. sebelum Anda diganggu " kata Inspektur Jenks sambil
membukakan pintu mobilnya.
"Nah sampai nanti. anak anak! Sekali lagi. terima kasih atas bantuan kalian. Aku puas melihat hasil kerja Pasukan Mau Tahu!"
"Sebetulnya kita harus mengucapkan terima kasih pada Pak Goon. karena ialah yang menyodorkan petunjuk petunjuk penting itu pada kita." kata Fatty.
Ia melambaikan tangan sebagai aba aba.
Anak anak membuka mulut secara serempak.
"TERIMA KASIH. PAK GOON!"
Dan apa jawaban Pak Goon?
Ya. betul "HAHH!"
Ebook dipersembahkan oleh Group Fb Kolektor E-Book
https://m.facebook.com/groups/1394177657302863
dan Situs Baca Online Cerita Silat dan Novel
http://cerita-silat-novel.blogspot.com
Sampai jumpa di lain kisah ya !!!
Situbondo,9 Oktober 2018
Tak ada gading yang tak retak
Begitu pula hasil scan novel ini
Mohon maaf bila ada kesalahan tulis pada cerita ini.
Terimakasih
Tamat Rahasia Lukisan Kuno 1 Pendekar Rajawali Sakti 31 Kaum Pemuja Setan Taiko 9
^