Pencarian

Naga Merah 17

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 17


Tan Liong segera melompat maju dengan tangan kanan
yang mengandung hawa dingin melontarkan serangan ke arah
Bangkai berapi.
Bagkai berapi itu ternyata tidak sanggup menahan hawa
dingin yang keluar dari tangan Tan Liong, dengan
mengeluarkan suara ?cit?, ia melesat lagi keatas.
Tok gan Lo koay yang menyaksikan keadaan demikian,
wajahnya berubah seketika mulutnya tampak kemak-kemik
Bangkai berapi itu segera perdengarkan suaranya cit, cit lagi
dengan badannya yang membara, kembali menyambar Tan
Liong.
Karena Tan Liong mempunyai senjata untuk melawan
padanya maka Bangkai berapi itu sedikitpun tidak mampu
mendekati dirinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Tan Chiang Bin yang sudah undurkan diri,
agaknya masih merasa jeri ia mengawasi berlangsungnya
pertempuran antara Tan Liong dan Bangkai berapi itu dengan
perasaan bergidik.
Ia lalu menghampiri Naga Merah, Sin Kie cu dan Kiu cie
Sian kow yang terluka kebakar oleh panasnya Bangkai berapi.
Ketika menatap paras Kiu cie Sian kow wajahnya tampak
berubah semua kejadian yang telah lampau kembali terbayang
diotaknya.
Ia lalu mengeluarkan tiga butir pil dan dimasukkan kedalam
mulut mereka. disamping itu ia juga menggunakan kekuatan
tenaga dalamnya untuk membantu menyadarkan mereka.
Tidak antara lama tiga orang yang terluka parah itu sudah
pada siuman.
Andaikata Tan Liong datang terlambat sedikit saja tokoh-
tokoh terkuat rimba persilatan itu pasti akan terbinasa
ditangan Bangkai berapi semuanya.
Setelah tersadar Sin kie cu lantas menanya pada tan
Chiang Bin.
"Som kie cu mengucapkan banyak terima kasih atas
budimu yang sudah menolong jiwaku," sehabis berkata ia
menjura dalam-dalam.
"Terima kasih apa, jika Tan Liong terlambat sedetik saja
aku sendiri juga akan binasa di tangan Bangkai berapi. "
Sin kie cu mengawasi jalannya pertempuran antara Tan
Liong dengan Bangkai berapi itu lalu kerutkan keningnya dan
berkata,
"Kalau masih ada Bangkai berapi rasanya tidak mungkin
lagi kita dapat menolong keluar dirinya Bi jie Thian sie".
Naga Merah lantas menyahut sambil kertak gigi,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bangkai berapi ini benar-benar sangat menjemukan aku
hendak tumpas padanya. "
"Kau hendak menumpas Bangkai berapi? Barangkali tidak
mungkin. " berkata Sin kie cu dingin.
"Yakin aku sanggup. " Berkata Naga Merah menatap.
"Dengan cara bagaimana? "
"Dalam badan Tan Liong bukankah masih ada bom Pek lek
tan? "
"Kalau aku tidak salah masih ada dua butir lagi perlu apa
kau menanyakan?"
"Bagus. " katanya sambil menatap wajah Sin kie cu, "dalam
seumur hidupku aku belum pernah merasa begitu gemas
seperti sekarang ini maka apapun yang akan terjadi aku harus
menumpas senjata Bangkai berapi itu. Begini caranya, aku
yang akan turun tangan melawan senjata itu, kemudian kau
suruh Tan Liong sediakan bom Pek lek tannya nanti kalau
Bangkai berapi itu menukik turun menyerang, aku akan
berusaha menyergap padanya. Dalam waktu sangat pendek
itu kau suruh Tan Liong melontarkan bom Pek lek tannya".
Keterangan itu mengejutkan semua orang yang ada disitu,
Sin kie cu segera berkata,
"Dan kau? "
"Aku akan hancur lebur bersama sama Bangkai berapi. "
Pernyataan tegas Naga Merah itu benar-benar diluar
dugaan semua kawan-kawannya.
Sin kie cu lantas berkata dengan suara dingin,
"Tidak, tidak bisa, perlu apa kau harus korbankan jiwa
secara cuma-cuma?"
"Apa kau mempunyai cara yang lebih baik? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun tidak mempunyai cara yang lebih baik kau cuma
tidak boleh antarkan jiwa secara demikian. "
"Ini bukan korbankan jiwa secara percuma, kematianku ini
sesungguhnya ada harganya, mati untuk kepentingan orang
banyak mati karena membela keadilan dan kebenaran, ini ada
satu kehormatan bagiku. "
"Tapi kita tidak tega melihat kau hancur bersama Bangkai
berapi. "
"Ini ada kehendakku sendiri, satu jiwa Naga Merah ditukar
dengan satu senjata terampuh yang berupa Bangkai berapi,
aku anggap sudah cukup berharga. "
"Tapi aku anggap mati secara demikian sesungguhnya
terlalu kejam. "
"Walaupun agak kejam tapi cukup berharga sebab kalau
Bangkai berapi tidak kita singkirkan entah berapa banyak jiwa
nanti yang akan binasa dirangannya. "
"Kalau begitu tekadmu ini sudah bulat benar-benar? "
"Ya. "
"Kalau begitu kita juga tidak perlu banyak bicara lagi, kita
harus memberi hormat setinggi-tingginya kepada kau yang
mati untuk membela kebenaran dan kepentingan kawan-
kawan rimba persilatan. Kalau nanti Sin kie cu ada waktu pasti
akan menulis riwayat hidupmu supaya pebuatan gagah yang
kau lakukan itu nanti akan tercatat dalam sejarah untuk
selama-lamanya. "
Naga Merah tertawa bergelak-gelak dan berkata,
"Hal ini aku si Naga Merah tidak sanggup menerima. Cuma
kecuali dengan cara demikian, kita sudah tidak berdaya untuk
menyingkirkan senjata yang sangat berbahaya itu. "
"Asal kita dapat menolong keluar dirinya Bu jie Thian sie
kita segera dapat menghancurkan senjata itu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi saatnya sudah terlambat." ia berdiam sejenak,
kemudian berkata pula,
"Ada satu hal yang aku ingin minta pertolonganmu, "
"Pesanmu yang terakhir? "
"Tepat, ini merupakan pesanku yang terakhir harap kau
suka laksanakan! "
"Legakan hatimu, biar bagaimana aku pasti akan
melaksanakan pesanmu. "
"Kalau begitu aku harus mengucapkan terima kasih dulu,"
katanya sambil ketawa getir, "Kau kan tahu riwayatku
dahulu?"
Sin kie cu anggukkan kepala, "Tahu."
"Tahukah kau hubungan cintaku dengan Peng Giok Yan? "
"Tahu! "
Naga Merah menghela nafas dan ketawa getir dan
kemudian berkata kepada diri sendiri, "Jika bukan Hiat hun
Koay po diantara kita berdua seharusnya merupakan satu
pasangan yang berbahagia .... "
Kembali ia menghela napas dalam-dalam, kejadian dimasa
yang lalu itu membuat ia kesengsam, tapi juga membuat ia
banyak menderita. Ia mengawasi Sin kie cu sejenak lalu
berkata pula,
"Semua kejadian yang lampau seolah olah asap tertup
angin tapi sepanjang hari selama beberapa puluh tahun itu
aku tidak dapat melupakan apa yang Peng Giok Yang berikan
padaku. "
"Ya, kau pasti tidak dapat melupakan sebab sudah terlalu
banyak yang ia korbankan untuk kau. "
"Tapi akhirnya ia kecewa. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar oleh karena perbuatannya Hiat hun Koay po sampai
ia menelan pil pahit dalam gelombang asmara. "
"Aku juga merasa hutang cinta padanya dan yang tidak
akan mampu kubayar selama hidupku. "
"Tapi utangmu itu sudah kau bayar lunas selama beberapa
puluh tahun yang belakangan ini sebab selama itu kau tetap
setia padanya dan penderitaan hatimu selama itu bukan orang
lain yang sanggup tahan. "
"Tentang ini hanya Peng Giok Yang yang mengerti, orang
luar tidak dapat menduganya. Tapi kabarnya ia suami isteri
hidup rukun. "
Naga Merah dongakkan kepala sambil memandang awan di
atas langit, kembali menghela napas dalam.
Sin kie cu berkata pula,
"Cuma kecintaan suami isteri itu biar bagaimana sudah
tidak murni lagi.
Oleh kaena tipu muslihatnya Hiat hun Koay po sehingga
Pek giok Yang kehilangan kehormatannya ditangan Chie Thian
Jin walaupun demikian, Peng Giok Yang masih melupakan
cintanya padamu, maka dalam cinta mereka sebagai suami
isteri sudah terpisah oleh satu garis hitam hanya keteguhan
hati Peng Giok Yan saja sehingga garis itu tidak sampai
melebar. "
"Bukankah ia berbahagia ....? "
"Begitulah kelihatannya, biar bagaimana ia sudah berumah
tangga juga sudah mempunyai anak. "
"Ya, mereka sudah berumah tangga juga sudah
mempunyai anak, tapi akhirnya ia tokh mati juga, meninggal
ditangan Hiat hun Koay po. "
"Kau turut merasa berduka? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku berduka sebab ia adalah satu-satunya perempuan
yang menjadi kekasihku yang pertama juga yang
penghabisan. "
"Kalau begitu, kau hendak menuntut balas baginya? "
"Benar, aku hendak menuntut balas untuk ia tapi aku kini
hendak pergi mati, maka tugas ini terpaksa aku serahkan
kepadamu. "
"Tentang ini aku Sin kie cu sanggup lakukan. "
"Dengan demikian didalam dunia ini aku sudah tidak
mempunyai apa-apa lagi yang kubuat pikiran, mati juga
ikhlas."
Dengan keputusan nekad Naga Merah ini, maka tanpa
diragukan lagi tindakannya yang gagah berani itu pasti akan
merubah jalannya pertempuran dan dengan demikian berarti
akan menghindarkan dunia rimba persilatan dari malapetaka.
Tindakan itu sesungguhnya patut dihomati juga patut dibuat
teladan. Tapi untuk selanjutnyam apa yang ada dalam ingatan
orang mungkin hanya bayangannya saja.
Sin kie cu menanya pula,
"Kau masih ada apa lagi yang ingin aku lakukan? "
Naga Merah tampak kertak gigi sambil mengawasi Lam kek
Sian ong yang tengah bertempur mati-matian dengan Hiat im
cu ia berkata,
"Ada. "
"Katakanlah. "
"Tolong tampar pipi Lam kek Sian ong empat kali saja! "
Sin kie cu terperanjat, ia bertanya,
"Tampar pipi Lam kek Sian ong? "
"Benar. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa? "
"Sebab kalau bukan karena dia mengurung diriku dalam
gua selama hampir duapuluh tahun, barang kali Peng Giok
Yang tidak akan binasa, sekalipun ia binasa aku juga tidak
sampai tidak mendapat kesempatan untuk melihat wajahnya
yang terakhir hingga membuat penyesalan bagiku untuk
seumur hidup. "
Sin kie cu lantas mengerti setelah bersangsi sejenak, ia
baru menjawab,
"Biarlah aku terima baik permintaanmu. "
"Tapi kau harus pukul keras sekali. "
"Boleh. "
Naga Merah ketawa puas, katanya pula,
"Dialam baka aku nanti akan haturkan terima kasih
padamu. "
Sin kie cu ingin menangis tapi tak keluar air mata, ia cuma
bisa menghela napas panjang lalu putar badannya lari
kedalam lembah.
Semua kawannya merasa terharu, satu jago yang pernah
menggemparkan rimba persilatan akan hancur lebur badannya
di lembah Hong hwee kok dalam usahanya menyingkirkan
mara bahaya yang mengancam dunia rimba persilatan.
Sin kie cu lantas berkata,
"Semoga kematiannya itu dapat menyelamatkan dunia
rimba persilatan dari malapetaka kalau tidak arwahnya dialam
baka pasti tidak merasa puas. "
Tan Chiang Bin lalu berkata,
"Mati secara demikian benar-benar sangat mengenaskan,
tapi kita selamanya akan mengingat pengorbanannya yang
diberikan olehnya, biarlah kebenaran selalu ada didada kita. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiu cie Sian kow mengawasi Tan Chiang Bin sejenak lalu
berkata,
"Tan Chiang Bin, apakah aku harus membuat perhitungan
dengan kau? "
Wajah Tan chiang Bin lantas berubah jawabnya,
"Sian kow, aku tahu bahwa aku bersalah.... "
"Sudah tahu kalau bersalah?" Katanya sambil ketawa
dingin. "Bagaimana hendak menjelaskan semua kejadian yang
sudah lalu itu kepada Tan Liong? "
Tan Chiang Bin tercengang. "Aku selamanya tidak akan
memberitahukan padanya. "
"Apa kau hendak membiarkan supaya soal yang
menyangkut dirinya itu tinggal menjadi pertanyaan besar
dalam otaknya untuk selama-lamanya? "
"Ya, kecuali ini, sudah tidak ada cara yang lebih baik lagi. "
"Apa kau tidak mengakui bahwa kau adalah ayahnya? "
"Ya, juga kukatakan padanya bahwa ibunya sudah
meninggal dunia. "
"Tapi dia tahu bahwa ibunya masih belum mati. "
"Mungkin dia tahu, tapi Tan Chiang Bin benar-benar sudah
mati, aku yang sekarang bukannya Tan Chiang Bin juga bukan
ayahnya. "
"Tapi ini tidak akan memuaskan padanya. "
"Aku tidak dapat memeberi tahukan semua kejadian yang
sudah lalu itu. "
"Kenapa? "
"Apa kau ingin aku meninggalkan satu kesan yang


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menakutkan didalam hatinya yang masih putih bersih itu? "
"Sekalipun demikian, kau juga harus beritahukan padanya!"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak." jawabnya Tan Chiang Bin sambil gelengkan kepala,
"dia tidak boleh diberi tahu juga tidak perlu tahu. "
"Tapi pada suatu hari kelak ia pasti akan tahu. "
"Kalau sudah tahu nanti kita bicarakan lagi .... "
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara bentakan keras yang
keluar dari mulutnya Naga Merah, yang ternyata sudah
menyerang kedalam kalangan pertempuran ....
Setiba didalam kalangan, Naga Merah lantas berkata
kepada Tan Liong,
"Tan huciang bunjin, kau mundur ....! "
Sementara itu tangannya sudah melontarkan serangan
kepada Bangkai berapi.
"Kau tidak sanggup menahan panasnya Bangkai berapi. "
Ia tidak tahu hasrat yang terkandung dalam hati Naga
Merah, maka meski diminta mundur oleh Naga Merah ia masih
tetap tidak mau mundur.
Naga Merah menjadi cemas kembali membentak dngan
suara lebih keras.
"Suruh kau mundur harus segera mundur, apa kau berani
tidak dengar perintah? "
"Locianpwee, kau bukan tandingannya .... "
Sin kie cu yang menyaksikan keadaan demikian diam-diam
lantas berpikir, apabila Tan Liong berkeras tidak mau mundur
ini berarti akan antarkan jiwa Naga Merah dengan cuma-
cuma.
Maka ia lantas berseru,
"Tan huciang bunjin, kau mundur dulu biarlah Naga Merah
yang menggantikan sebentar, supaya kau dapat waktu untuk
mengaso. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar keterangan Sin kie cu barulah Tan Liong undur
diri.
Tok gan Lo koay ketika melihat Naga Merah maju lagi
diam-diam merasa girang ia berkata dengan suara mengejek.
"Sam cu dari rimba persilatan akan kehilangan kau satu
Hiat Liong cu. "
"Benar! Sam cu dari rimba persilatan akan kehilangan aku
Hiat Liong cu" jawabnya sambil ketawa terbahak-bahak.
Jawaban itu dalam pendengaran Tok gan Lo koay
dianggapnya biasa saja, tapi dalam telinga Sin kie cu, Tan
Chiang Bin dan Kiu cie Sian kow tidak ubahnya bagaikan ujung
pedang yang menikam hati.
Tan Liong yang berdiri disamping Sin kie cu lantas
bertanya,
"Locianpwee, Naga Merah sekali-kali bukan tandingan
Bangkai berapi .... "
"Aku tahu .... " jawabnya Sin kie cu sambil ketawa getir.
"Tapi kenapa locianpwe suruh aku mundur? "
"Sebab suruh kau membunuh Naga Merah. "
Tan Liong terkejut wajahnya berubah seketika,
"Locianpwee kau jangan main-main. "
"Ini bukan main-main tapi memang sebenarnya! "
"Kenapa? "
Sin kie cu menghela napas, ia terpaksa menuturkan hasrat
dan rncana Naga Merah yang hendak menumpas senjata
Bangkai berapi.
Mendengar keterangan itu wajah Tan Liong pucat seketika,
kemudian menanya dengan suara gemetaran,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suruh aku mengebom padanya .... dengan bom Pek lek
tan ....? "
"Juga berarti mengebom Bangkai berapi. "
"Aku tidak mau? "
"Tidak mau? "
"Untuk mengebom lain orang tidak keberatan, tapi
mengebom Naga Merah aku tidak sanggup. "
"Kenapa? "
"Naga Merah locianpwee adalah merupakan seorang yang
menjadi setengah guruku, jika tidak ada dia, niscaya aku tidak
mempunyai kepandaian seperti sekarang ini. "
"Apa lantaran itu saja, kau tidak sanggup melakukan
perintahnya? "
"Ya, aku tidak sanggup aku juga tidak ingin melihat
kematiannya. "
"Jika kau tidak mau, ini berarti mengantarkan jiwa Naga
Merah secara cuma-cuma. "
"Tidak mungkin aku menolong padanya. "
"Tapi dia tidak mau mundur lagi .... "
"Kalau begitu apa ini berarti kau paksa aku mengebom
padanya? "
"Bukan aku paksa kau melainkan Naga Merah sendiri yang
menghendaki demikian, untuk membela keselamatan orang
banyak untuk menghindarkan dunia rimba persilatan dari
malapetaka, ia rela korbankan jiwanya sendiri. "
"Kau suruh aku mengebom orang yang pernah melepas
budi padaku dimana ada aturannya seorang murid
membinasakan gurunya sendiri? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itu memang benar maka ketika mendengar jawaban itu Sin
kie cu lantas bungkam.
Jika Tan Liong berkeras tidak mau mengebom, bukan saja
akan korbankan jiwa Naga Merah, tapi juga akan
membahayakan rimba persilatan.
Sementara itu Naga Merah tampak sudah mandi peluh,
mengadapi serangan Bangkai berapi yang panas membara.
Sin kie cu yang menyaksikan keadaan demikian, lantas
berkata,
"Dia bukan suhumu, sebab ia ingin kau menuntutkan balas
dendamnya, maka barulah menurunkan kepandaiannya
kepadamu dengan demikian, hingga satu sama lain tidak ada
yang hutang. "
"Tapi, aku tetap anggap ia sebagai setengah suhuku. "
"Jadi, kau tetap tidak mau ngebom? "
"Benar. "
"Apa kau ingin menyaksikan Naga Merah mati karenamu? "
"Mati karenaku? "
"Benar, jika kau tidak lekas melontarkan bommu, ia pasti
akan binasa ditangan Bangkai berapi. "
"Aku hendak menolong padanya. "
"Coba saja, ia mau mundur atau tidak. "
Tan Liong tidak hiraukan perkataan Sin kie cu, cepat ia
melepas sambil berseru, "Locianpwee mundur, serahkan
Bangkai berapi padaku. "
Melihat Tan Liong balik lagi, wajah Naga Merah merah
padam katanya dengan suara bengis,
"Apa perlunya kau datang lagi? Lekas mundur! "
"Tidak. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tidak mau dengar kataku hingga membuat aku mati
penasaran? "
"Locianpwee .... "
"Aku suruh kau mundur, jika tidak dengar perkataan Sin kie
cu, dialam baka aku nanti akan membenci kau selama lama
,,,, "
Belum habis ucapannya, Bangkai berapi sudah nyerang lagi
dari udara.
Tan Liong segera ayun tangannya yang mengandung hawa
dingin tapi serangannya itu tidak mengenakan sasarannya,
Bangkai berapi itu ternyata bagaikan barang berjiwa yang
mempunyai kecerdasan luar biasa, dengan mengeluarkan
suara ?cit?, ia melesat lagi ke atas.
Naga Merah sangat murka, sambil melontarkan serangan
kepada Tan Liong ia berseru,
"Kau tidak dengar kata, aku hajar mampus kau lebih dulu.
.. "
Tan Liong diam-diam merasa kaget, sambil lompat ia
berkata,
"Locianpwee, kau .... "
"Aku hendak bunuh kau, bocah yang tidak mau dengar kata
.... "
Bentaknya Naga Merah sambil menyerang lagi.
Sementara itu Bangkai berapi sudah menukik lagi hendak
menyambar Naga Merah.
Dalam keadaan sangat genting, Tan Liong tidak hiraukan
serangan Naga Merah ia melontarkan serangannya yang
mengandung hawa dingin kearah bangkai berapi.
Tapi dadanya mendadak dirasakan sakit karena serangan
Naga Merah sudah mengena dengan telak.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia terpukul mundur sampai tujuh delapan tindak mulutnya
menyemburkan darah dan akhirnya jatuh roboh di tanah.
Sin kie cu dengan cepat memburu untuk memberi
pertolongan. Setelah memasukkan sebutir pil ke dalam mulut
Tan Liong, Sin kie cu lantas berkata smbil ketawa getir,
"Tan Huciang bunjin, apa kataku tadi? "
Tan Liong perlahan-lahan membuka mata, air matanya
mengalir turun.
Sin kie cu berkata pula,
"Tekadnya sudah bulat, siapapun tidak dapat
mengubahnya. "
Sambil kertak gigi Tan Liong berkata,
"Aku sekarang hendak membom! "
Dengan cepat ia mengeluarkan sebuah bom, tapi sekujur
badannya gemetaran .... ia mengerti ia akan melakukan suatu
perbuatan yang sebetulnya tidak dapat dilakukan.
Sin kie cu melihat Tan Liong sudah mengeluarkan bomnya,
lalu menanya,
"Kau hendak mengebom? "
"Ya, tidak boleh tidak aku harus melakukan itu sebab aku
tidak suka ia mempunyai anggapan bahwa aku orang yang
berdosa padanya sehingga membuat ia mati penasaran. "
"Dikemudian hari kau akan mengingat padanya. "
"Tapi aku akan melakukan perbuatan yang menakutkan. "
"Itu bukan berarti menakutkan, sebab kau hanya menuruti
keinginannya. "
Suara bentakan yang keluar dari mulut Naga Merah
mengejutkan Tan Liong, ia segera dapat lihat Bangkai berapiTiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu sudah berputaran ditengah udara dan kemudian menukik
turun.
Naga Merah pentang kedua lengannya, semua kawan-
kawannya menyaksikan pemandangan itu hatinya berdebaran
.... Dilain pihak Bangkai berapi sudah berada diatas kepalanya
dan kemudian merendah hingga berada dihadapannya.
Naga Merah menjerit karena kesambar hawa panas, tapi ia
tetap bertahan, dengan kedua lengannya ia memeluk Bangkai
berapi yang luar biasa panasnya itu.
Sin kie cu lalu berkata kepada Tan Liong dengan suara
perlahan,
"Tan huciang bunjin lekas! "
Belum habis perkataan Sin kie cu, bom Pek lek tan sudah
melesat keluar dari tangan Tan Liong kearah Bangkai berapi.
Suara ledakan terdengar, bom Pek lek tan akhirnya
meledak lagi.
Bangkai berapi hancur bekeping-keping tapi Naga Merah
juga tamat riwayatnya.
Tan Liong melengak, semua orang yang ada disitu menjadi
tercengang.
Tok gan Lo koay tak menduga Naga Merah rela korbankan
jiwanya ditukarkan dengan Bangkai berapi. Ketika melihat
senjatanya yang dibanggakan itu hancur lebur, bukan
kepalang gusarnya, hingga mulutnya menyemburkan darah
segar.
Setelah pikirannya tenang kembali ia lantas menerjang Tan
Liong sambil berseru, "Anak haram, aku akan adu jiwa
denganmu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi Lo koay yang kalap itu hendak menyerang, Sin kie cu
berkata dengan suara dingin,
"Kedudukanmu terlalu rendah, tidak ada harganya dengan
ciang bunjin, biarlah aku saja yang melayani kau beberapa
jurus. "
Dengan tanpa menunggu jawaban Tok gan Lo koay ia
sudah melancarkan serangannya.
Sementara itu Hiat im cu yang sedang bertempur sengit
dengan Lam kek Sian ong mendadak mendengar suara
ledakan hebat, kedua-duanya terperanjat dan lantas lompat
keluar dari kalangan.
Dengan berbareng mereka berpaling ke arah suara
datangnya ledakan tadi. mereka segera menyaksikan kepingan
tubuh Naga Merah dan Bangkai berapi.
Lam kek Sian ong lantas ketawa bergelak-gelak dan
berkata,
"Bangkai berapi sudah musnah .... ha .... ha. "
"Bangkai berapi sudah musnah? " tanya Hiat im cu dengan
suara agak gemetar.
"Ini juga berarti akan tamat riwayatmu sendiri .... "
jawabnya sambil melancarkan serangannya dengan senjata
kebutannya
Hiat im cu tidak menduga bahwa Bangkai berapi dapat
dimusnahkan oleh bom Pek lek tan. Sebagai seorang cerdik ia
segera mengerti bahwa pertempuran ini tidak ada gunanya
untuk dilajutkan. Maka setelah mengelakkan serangan Lam
kek sian ong ia lantas serukan kepada Tok gan Lo koay
supaya lekas kabur.
Tok gan Lo koay yang sedang terdesak hebat oleh Sin kie
cu ketika mendengar seruan Hiat im cu segera meninggalkanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuhnya dan kabur kedalam untuk menyusul Hiat im cu
yang ternyata sudah kabur lebih dulu.
Pertempuran telah berhenti, pengorbanan yang dilakukan
oleh Naga Merah memberi kesan dalam sekali kepada kawan-
kawannya hingga tiada satupun yang bisa bergerak dari
tempatnya mereka pada berdiri tegak sambil mengucurkan
airmata.
Lam kek Sian ong yang menyaksikan keadaan demikian,
diam-diam merasa heran apalagi ketika tidak tertampak
dirinya Naga Merah hatinya lantas bercekat.
Ia lalu menghampiri Sin kie cu dan menanyakan padanya,
"Eh! Kemana si Naga Merah? "
Tan Liong tidak sanggup tahan lama perasaan sedihnya, ia
menangis seperti anak kecil.
Lam kek Sian ong wajahnya berubah ia menanya pula
dengan suara gemetar.
"Sebetulnya apa yang telah terjadi? "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Naga Merah sudah binasa .... " sahut Sin kie cu dengan
suara parau.
"Sudah binasa? "
"Ya, ia sudah binasa karena membela kebenaran dan untuk
kepentingan dunia rimba persilaan. "
"Kenapa? Terangkanlah! "
Sin kie cu menghela napas, ia lalu meceritakan kepada Lam
kek Sian ong apa yang telah terjadi.
Lam kek Sian ong yang mendengar penuturan itu juga
menghapus airmata.
"Benarkah ia berbuat demikian?"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, oleh karena hendak menghindarkan bencana bagi
dunia rimba persilatan, ia telah berbuat demikian. "
"Bagaimana kita dapat melupakan jasanya seseorang yang
korbankan jiwa bagi kita ini?
Tidak dapat melupakan, juga tidak dapat dihapus dari otak
kita masing-masing, ia telah mati secara gagah, jiwa
kesatrianya akan tetap hidup untuk selama-lamanya. "
Tan Liong lambat-lambat berjalan menuju kemedan
pertempuran untuk memunguti sisa tubuh Naga Merah yang
sudah menjadi berkeping-keping.
Air mata bertetesan keluar dari kelopak mata.
Ia sangat berduka karena telah membunuh mati dirinya
orang yang ia hormati.
Naga Merah yang pernah menjadi setengah gurunya, telah
binasa ditangannya.
Baginya, ini merupakan kejadian kejam yang paling hebat,
ia tidak dapat melupakan bahwa ia sudah melakukan suatu
perbuatan yang berlawanan dengan hati nuraninya sendiri.
Sambil memunguti kepingan tubuh Naga Merah Tan Liong
berdoa
"Locianpwee, maafkan aku, ini adalah permintaanmu
sendiri. "
Sin kie cu dan lain-lainnya mengawasi dengan terharu,
lama sekali baru terdengar suaranya Sin kie cu "Mari kita
makamkan padanya. "
Jenasah Naga Merah yang sudah hancur telah dimakamkan
dilembah Hong hwee kok. Dengan perasaan hormat yang
tulus mereka mendirikan sebuah batu nisan di atas
kuburannya dengan tulisan yang menyolok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di sini bersemayam Naga Merah, seorang pendekar rimba
persilatan yang telah mengorbankan jiwanya untuk membela
kebenaran dan menghindarkan malapetaka yang mengancam
dunia rimba persilatan. Jasa-jasanya ini tidak akan dilupakan
dari hati semua orang rimba persilatan, jiwa kesatrianya akan
hidup untuk selama-lamanya. Orang-orang rimba persilatan
yang lewat di depan kuburan ini diminta memberikan
hormatnya dengan setulus hati.
Tertanda,
Lam kek Sian ong, Sin kie cu, Kiu cie Sian kow, Tan Chiang
Bin, Tan Liong.
Sin kie cu lalu berkata sambil menghela napas
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 39
"Sahabatku Naga Merah kau istirahat dengan tenang.
dengan hormat setingginya kita berdiri disisimu mendoa untuk
ketenanganmu."
Lam kek sian ong lalu berkata,
"Sahabatku Naga Merah, meski kita akan meninggalkan
tempatmu ini tapi namamu akan tetap terukir dalam hati kita
masing-masing. "
Sin kie cu berkata pula sambil ketawa getir,
"Pesan yang terakhir, aku Sin kie cu akan melakukannya."
Matanya lalu menatap wajah Lam kek Sian ong dan berkata
padanya,
"Sahabat Ong, aku hendak tampar kau empat kali. "
"Kenapa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini ada permintaan Naga Merah sebelum ia mengakhiri
hidupnya. "
"Kenapa? "
"Jika bukan kau yang mengurung padanya di dalam goa
hampir duapuluh tahun, tidak nanti sampai ia tak dapat
melihat wajahnya Pek Giok Yang sebelum ia meninggal dunia
sehingga membuat penyesalan baginya untuk selama-lamanya
maka itu aku hendak pukul kau. "
Lam kek Sian ong menghela napas,
"Jika semula ia tidak melakukan pembunuhan secara gila,
aku juga tidak akan kurung padanya dalam goa sehingga
membuat penyesalan baginya kalau demikian halnya baiklah
kau laksanakan pesannya itu. "
Sin kie cu lalu berdoa dihadapan kuburan Naga Merah.
"Sahabatku Naga Merah, aku akan melaksanakan
pesanmu,"
Setelah itu ia lantas menampar pipi Lam kek Sian ong.
Tamparan itu ternyata keras sekali sehingga Lam kek Sian
ong mundur tiga tindak dan dipipinya tampak bekas tanda
merah jari tangannya Sin kie cu.
Lam kek sian ong tampak tercengang.
Sin kie cu berkata padanya sambil ketawa getir,
"Sahabat Ong, kau sabar sedikit ini baru satu kali. "
"Aku masih sanggup menerima! " jawabnya sambil ketawa
meringis.
Sambil ketawa Sin kie cu menanya,
"Bagaimana? Terlalu keras? "
"Kau mengerti sendiri perlu apa tanya? " jawabnya sambil
ketawa getir.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Naga Merah wanti-wanti supaya memukul dengan keras! "
"Aku masih sanggup, kau pukul saja. "
Sin kie cu tersenyum, kembali memukul bahkan kali ini
lebih keras lagi daripada yang pertama sampai mata Lam kek
Sian ong berkunang-kunang.
"Baru dua kali .... " kata Sin kie cu sambil ketawa. Setelah
itu dengan beruntun ia menampar lagi sampai dua kali.
Lam kek Sian ong mengeluarkan darah dari mulutnya,
badannya sempoyongan tapi dengan cepat ia segera
meminum pil setelah beristirahat sebentar sudah pulih kembali
Sambil pejamkan mata Sin kie cu kembali berdoa didepan
kuburan Naga Merah.
"Sahabatku Naga Merah, kau telah lihat sendiri aku sudah
pukul pipi Lam kek Sian ong sampai empat kali, pukulan itu
juga sangat berat maka kau boleh merasa puas. "
Lam kek Sian ong lalu berkata sambil ketawa getir,
"Sahabat Naga Merah, Lam kek Sian ong hari ini telah
menebus dosa. "
Sin kie cu berpaling dan berkata kepada Tan Liong,
"Tan huciang bunjin, meski Bangkai berapi sudah ditumpas
tapi biang keladinya Hiat im cu masih belum disingkirkan mari
kita pergi menolong Bu jie Thian sie lebih dulu. "
"Menolong Bu jie Thian sie? " Tan Liong menanya seperti
sudah linglung.
"Ya, ia dikurung dimana? "
"Disana di dalam barisan batu itu! " jawabnya sambil
menunjuk barisan batu yang tidak jauh didepannya.
Sin kie cu mengawasi Tan Liong yang seperti sudah tidak
ada semangatnya lalu menanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau masih merasa sedih? "
"Apa Locianpwee tidak? "
"Kita semua merasa sedih, cuma aku tahu kaulah yang
paling sedih, sebab dia telah mati ditanganmu sendiri. "
"Ya!, ia telah mati ditangnku .... ia memang merupakan
suatu kenyataan bagaimana aku dapat melupakan itu? "
"Mungkin kau tidak dapat melupakan tapi kau tak perlu
sesalkan dirimu sendiri jika kau tidak berbuat demikian, Naga
Merah tentu akan membencinya. "
"Ya, ia membenci aku .... bahkan tidak akan mengampuni
aku .... "
"Dan bagaimana dengan Teng Chun Kiok? "
Semangat Tan Liong mendadak terbangun. Sambil menatap
wajah Sin kie cu ia menjawab,
"Ia sudah tewas! "
"Tewas ditangan Hiat im cu? "
"Ya, ia tewas untuk aku, ia tewas ditangan suhunya
sendiri."
"Hingga ia tewas baru kau cinta padanya? "
"Dahulu aku mengabaikan cintanya yang dicurahkan
padaku, setelah aku tahu .... ia telah pergi meninggalkan aku
untuk selama-lamanya dan untuk selanjutnya aku cuma bisa
mengenangkan saja .... "
"Apa kau menyesal terhadap dia? "
"Ya, masih hidupnya ia tidak dapatkan apa-apa dariku. "
"Dan setelah tewas, apa pula yang ia dapatkan? "
"Apa yang ia inginkan, aku sudah berikan padanya. "
"Kau berikan apa padanya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku cuma dia .... juga terima baik permintaannya untuk
jadikan ia sebagai isteriku untuk selanjutnya aku tidak dapat
melupakan padanya, bahwa isteriku yang tercinta itu telah
roboh untuk selamanya di tempat ini. "
"Tapi ia sudah tidak menikmati cintamu pada saat akhir
hidupnya. "
"Semoga pada lain penitisan, ia benar-benar akan menjadi
isteriku. "
"Sebetulnya kita dapat menolong padanya"
"Kenapa? "
"Sebab suhunya Hiat im cu disekitar lembah ini telah
ditanam banyak obat peledak suruh ia sembunyi ditempat
gelap setelah kita masuk kedalam lembah obat peledak itu
segera diledakkan. "
"Semula kau berkata jika kita hendak masuk kedalam
lembah maka kitat dapa menolong Teng Chun Kiok, apakah itu
sebabnya? " nyeletuk Lam kek Sian ong.
"Ya, maka itu ia juga binasa untuk kita semua. " jawabnya
Sin kie cu sambil anggukkan kepala. kemudian ia menghela
napas lalu berkata pula, " sekarang yang penting kita harus
pergi menolong Bu jie Thian sie. "
Sehabis berkata lebih dulu ia loncat melesat ke dalam
barisan batu ....
Tindakan itu segera di ikuti oleh yang lainnya hanya Tan
Liong yang mendadak berkata kepada Tan Chiang Bin dengan
suara keras.
"Tan Chiang Bin harap kau jangan pergi dulu ....! "
Ucapan Tan Liong itu bukan saja mengejutkan Tan Chiang
Bin tapi juga mengherankan yang lainnya hingga semua pada
hentikan kakinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong segera menghampiri ayahnya dan berkata
dengan suara dingin.
"Kau tidak mau mengakui sebagai ayahku aku juga tidak
suka panggil kau ayah, cuma Tan Chiang Bin tinggalkan dulu
perkataanmu baru pergi masih belum terlambat. "
Tan Chiang Bin hatinya merasa perih saat ini terpaksa
menanya sambil kertak gigi. " Perkataan apa? "
"Jelaskan riwayat diriku. "
Tan Chiang Bin tercengang, dengan mata terbuka lebar ia
memandang Tan Liong lama ia tidak bisa menjawab.
"Aku sebetulnya dilahirkan oleh siapa? " tanya Tan Liong
sambil ketawa dingin.
"Kau dilahirkan oleh siapa? " Tan Chiang Bin balas menanya
dengan wajah pucat.
"Benar, siapa ibuku? "
Semua mata ditujukan kepada anak dan ayah itu agaknya
mendapat firasat akan terjadinya peristiwa yang menyedihkan
.... Tan Chiang Bin tidak segera menjawab, ia kertak gigi
sedang dalam hatinya lantas berpikir apa kau harus
beritahukan padanya peristiwa yang menakutkan ini? Tidak,
tidak aku tidak boleh beritahukan padanya.
Setelah berpikir demikian ia lalu menjawab,
"Aku tidak tahu. "
"Kau tidak tahu? " Tan Liong balas menanya dengan wajah
gusar. "Bohong! Cui hoa Sian cu bukan ibuku, aku juga bukan
dilahirkan oleh Say siong go, apa aku lahir dari perempuan
jalang sehingga malu diketahui orang? "
Pertanyaan ini sesungguhnya sangat pedas bukan saja
membuat Tan Chiang Bin berubah pucat seketika, tapi semuaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang ada disitu juga anggap bahwa ucapan Tan Liong
ini agak keterlaluan.
Tan Chiang Bin akhirnya mengeluarkan air mata dengan
suara parau ia berkata,
"Liong jie .... "
"Jangan panggil aku Liong jie, kalau kau tidak mau
menjelaskan riwayatku kau tidak pantas menjadi ayahku. "
"Perlu apa kau harus tahu ....? "
"Mengapa aku tidak boleh tahu? Apa kau hendak
mengelabuhi aku untuk selama-lamanya? Beritahukan padaku
betul aku dilahirkan oleh perempuan jalang atau bukan ....? "
"Tan Liong, kau tidak boleh menghina ibumu. "
"Kalau begitu beritahukan siapa ibuku? "
Sin kie cu menghela napas dan berkata,
"Tidak perlu tahu kejadian yang sudah lewat. "
"Kenapa aku tidak boleh tahu kejadian yang sudah lalu? "
Sin kie cu berkata pula,
"Tan Chiang Bin, beritahukan padanya jangan sampai ia
mendapat kesan bahwa kau ada seorang ayah yang jahat,
juga supaya ia mengerti riwayat dirinya sendiri kau tokh tidak
dapat mengelabui padanya untuk selama-lamanya. "
"Ya, kau tidak dapat mengelabui aku selama-lamanya. "
"Perlu apa kau mendesak aku? "
"Ini bukan berarti mendesak melainkan suatu hal yang
harus tahu, Kau tokh tidak dapat menutup terus terusan
rahasia diriku kau sebagai ayah wajib tanggung jawab. "
Sin kie cu lalu berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan desak ayahmu, ia akan memberitahukan padamu."
Ia berdiam sejenak lalu berkata pula, "Kau semua sekarang
hendak pergi menolong Bu jie Thian sie. "
Setelah itu bersama dengan Lam kek Sian ong dan lain-
lainnya lompat kebarisan batu.
Tan Chiang Bin mengawasi anaknya ia tidak tahu
bagaimana harus memberitahukan hal itu kepada anaknya.
Akhirnya ia menghela napas dan menanya.
"Apa kau ingin tahu juga? "
"Ya. "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau seharusnya tidak perlu mengetahui kejadian-kejadian
yang sudah lalu itu tapi karena kau ingin tahu juga maka aku
terpaksa memberitahukan padamu ...."
"Meski aku ada seorang ayah yang jahat tapi tidak sejahat
apa yang kau bayangkan. Aku tidak memenuhi kewajibanku
sebagai ayah terhadap kau, hal ini membuat aku merasa
sangat menyesal. Maka sebelum kau tahu riwayat dirimu
harap kau suka memaafkannya. "
Perkataan itu diucapkan dengan suara mengharukan.
Hingga Tan Liong yang mendengarkannya turut merasa
terharu, Katanya dengan suara menggetar,
"Tentang ini aku tidak akan sesalkan kau apa yang aku
ingin tahu hanya riwayat diriku. "
"Semua kejadian sudah lalu itu sesungguhnya sangat
mengerikan, karena aku tidak ingin meninggalkan kesan yang
menakutkan dalam hatimu yang masih putih bersih, maka
tidak apa juga tidak mau mengakui sebagai ayahmu. kau
tentunya dapat memahami kesulitan dalam hatiku ini. "
"Oh, " Tan Liong tidak dapat mengatakan apa. ia hanya
mengawasi ayahnya dengan mendelik.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, siapapun tidak akan mengerti ketika seorang ayah
tidak dapat menceritakan apa yang telah terjadi dimasa yang
lampau kepada anaknya, penderitaan dalam hatinya itu tiada
seorangpun yang dapat membayangkannya. "
Ia gigit bibir menekan perasaan sedihnya kemudian berkata
pula,
"Tapi penderitan batin itu biar bagaimana aku pikul dengan
hati sabar sebab aku cinta padamu sepeti juga cintanya ayah
pada umumnya yang dicurahkan kepada anak-anaknya. "
"Aku percaya itu. "
"Bisa dengar perkataanmu ini aku merasa puas. " ia berpikir
sejenak, kemudian berkata pula. "Jalan hidupnya seseorang
sama dengan permainan sandiwara, sandiwara penghidupan
itu tamat atau tidak tergantung dengan pengalaman hidupnya.
Dalam penghidupan setiap orang selalu mempunyai lakon
yang biasa dan luar biasa, dan sandiwara itu merupakan
sandiwara yang menggirangkan atau menyedihkan, sehingga
pada berakhir hidupnya itu baru diketahui.
Walaupun sandiwaraku masih belum tamat tapi aku tahu
lelakon sandiwaraku ini adalah lelakon sedih.
Aku tidak dapat pengertian orang lain bahkan anakku
sendiri.
Didalam dunia ini aku tidak dapatkan apa-apa sekalipun
ada itu hanya merupakan sedikit variasi saja bagaikan
kembang wijayakusuma yang begitu mekar lantas kuncup lagi.
Dua puluh tahun berselang .... merupakan saat yang paling
indah dalam hidupku kala itu aku baru berusia duapuluh satu
tahun.
Usia duapuluh tahun merupakan satu tolak yang penting
dalam penghidupan manusia dan aku tidak menggunakan
sebaik-baiknya usia remajaku yang sangat berharga itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kala itu aku telah jatuh cinta kepada seorang wanita ....
adiknya Kiu cie Sian kow.
Kita satu sama lain saling mencintai aku harus akui pada
waktu itu aku memang merupakan satu pemuda ganteng
cakap dan tampan.
Tapi percintaan kita itu tidak berlangsung lama, bahkan
mengalami angin taufan yang hebat.
Sewakti seorang sedang mabuk cinta ia bisa melupakan
segala-galanya bahkan bisa melakukan perbuatan yang
menakutkan.
Aku dengan adiknya Kiu cie Sian kow, Thio Biauw Swat
dalam keadaan mabuk cinta telah melakukan perbuatan
durhaka.
Dengan demikian timbullah serentetan peristiwa yang
mengerikan.
Kala itu aku menjadi muridnya Ciao kie Tojin, ketika aku
turun gunung suhu telah memberitahu padaku suatu peristiwa
yang menakutkan .... Thio Biauw Swat dan aku ternyata
musuh besar.
Ayahnya dan ayahku oleh karena sesuatu hal telah
bermusuhan satu sama lain. Pertempuran antara mereka
berlangsung. Beberapa puluh tahun peristiwa ini hampir
diketahui oleh semua orang rimba persilatan pada dewasa itu.
Dalam pertempuran yang terakhir, ayahku telah terbinasa
ditangannya.
Ya Tuhan, aku telah jatuh cinta kepada anak perempuan
musuh musuh besarku, bahkan sudah melakukan
perhubungan kelamin.
Setelah aku mengetahui persoalan ini aku hampir pingsan
hampir tidak sanggup hidup lagi, tapi karena usahakuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
menuntut balas, akhirnya aku telah bunuh mati ayahnya Thio
Biauw Swat.
Kemudian dengan hati berat aku meninggalkan Thio Biauw
Swat, Dari utara aku menuju keselatan akhirnya aku tiba
didaerah Ouw lam, aku ingin pergi jauh dari padanya aku
hendak melupakan kejadian itu.
Tapi bayangan yang bersarang dalam otakku itu, aku tidak
dapat menghapus begitu saja walaupun sang waktu berjalan
cukup lama, tapi aku tidak mampu melupakan padanya.
Dan yang paling celaka, diantara aku dengan dia sudah
tidak mungkin bisa hidup sebagai suami isteri.
Oleh karena itu, keadaanku mengalami perubahan hebat,
aku pandang setiap wanita sebagai makhluk biasa yang aku
dapat permainkan sesukaku.
Betapa gilanya pikiran itu. Tapi pikiran itu tokh subur terus
.... dalam hatiku.
Pada saat itulah aku berjumpa dengan Cui hoa Sian cu dan
Say siong go. mereka merupakan kakak beradik bagaikan
sepasang bunga yang baru mekar.
Mereka demikian tergila-gila diriku, sebaliknya aku telah
permainkan mereka secara kejam.
Semula aku berjumpa dengan Say siong go setelah aku
permainkan padanya, aku lantas kawin dengan Cui hoa Sian
cu. Oleh karenanya Say siong go lantas bunuh diri.
Tapi aku tak menghiraukan soal itu, betapa kejamnya Tan
Chiang Bin pada kala itu.
Perkawinanku dengan Cui hoa Sian cu, hanya ingin
dapatkan kepuasan napsu dari dirinya karena aku tidak cinta
padanya dengan tulus hati.
Kala itu aku sudah dua puluh satu tahun. Pada tahun itulah
mendadak terjadi suatu peristiwa yang menggetarkanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sanubariku .... bayangan seorang dewikz cantik baju merah,
telah menyusup kedalam lubuk hariku .... "
Bicara sampai disitu, mendadak Tan Liong nyeletuk,
"Wanita cantik baju merah? Hiat im cu? "
Tan Chiang Bin ketawa getir lalu menjawab,
"Mungkin ya, dia adalah Hiat im cu, dengan kecantikannya
yang luar biasa dan gerak geriknya yang menggairahkan serta
keluwesannya yang tidak dipunyai oleh setiap wanita, ia telah
dapat menguasai hatiku.
Aku telah tergila-gila padanya sehingga lupa makan lupa
tidur, sinar matanya yang jernih, senyumnya yang penuh daya
tarik. tidak satu saat hilang dari otakku.
Aku dapat lihat, kecantikannya sesungguhnya tidak
dibawah Thio Biauw Swat.
Kejadian yang mengerikan akhirnya telah terjadi ....
Oleh karena wanita cantik baju merah itu aku telah
meninggalkan Cui hoa Sian cu dan melarikan diri dengannya
tetapi aku tidak dapatkan apa-apa dari padanya.
Ternyata ia sengaja permainkan aku! Ia cuma ingin
dapatkan kenang-kenangan daripada dirinya seorang dari atas
diriku .... dan orang itu adalah bayangan ayahku. Mungkin
karena hendak membalas dendam ia lantas permainkan aku,
seperti sekarang ia pemainkan dirimu.
Dalam keadaan kecewa, aku telah berjumpa kembali
dengan Thio Biauw Swat, bersama-sama dengan Cui hoa Sian
cu dan bayinya yang baru lahir .... "
"Dan bayi itu adalah aku yang sekarang ini. " memotong
Tan Liong.
"Ya, bayi itu adalah kau. " jawabnya sambil anggukkan
kepala. "Setelah aku bertemu dengan mereka, aku seolah-olahTiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru tersadar dari impianku yang buruk. Selanjutnya aku
merasa menyesal apa yang telah terjadi di masa yang lampau
betapakah mengerikannya. Maka kala itu aku menyatakan
kesalahanku tapi mereka tidak mau memaafkan kesalahanku
hingga aku akhinya berkelahi.
Aku sebetulnya ingin mati ditangan mereka untuk menebus
dosaku, tapi karena dendam sakit hatiku kepada wanita cantik
baju merah itu aku belum ingin mati. Aku lantas kabur untuk
mencari jejaknya wanita cantik baju merah itu.
Beberapa tahun kemudian aku telah mendengar berita
yang menakutkan. Thio Biauw Swat telah gila lantaran aku! ,,,,
dan akhirnya ia buang diri kedalam jurang. .... "
Belum habis ucapan Tan Chiang Bin, tiba-tiba terdengar
suara jeritan Tan Liong.
"Kau telah bunuh mati ibuku, aku hendak bunuh kau .... "
Dalam kesedihan dan kegusarannya, ia telah menjadi kalap,
kepalannya mampir ke dada ayahnya.
Tan Chiang Bin ketika mengetahui, tapi serangan Tan Liong
sudah tiba.
Ia pejamkan matanya, tidak menyingkir hingga serangan
Tan Liong itu mengenakan dengan telak ....
Darah merah menyembur keluar dari mulutnya, sedang
badannya terpental sejauh dua tombak lebih akhirnya jatuh
roboh ditanah.
Ia seperti tidak sadar apa yang ia lakukan, setelah berdiri
kesima sekian lama, mendadak ia menjerit dan menubruk Tan
Chiang Bin yang rebah terlentang ditanah.
Tan Liong kesima. ....
Tan Chiang Bin masih pejamkan kedua matanya, serangan
Tan Liong tadi tenyata tidak ringan, setelah mengatur
pernapasannya sekian lama ia baru bangun duduk.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayah, ampuni dosaku .... " berkata Tan Liong sambil
mengucurkan airmata.
Tan Chiang Bin perlahan-lahan membuka matanya dan
berkata,
"Anak, satu pukulan belum cukup untuk menebus dosaku
terhadap kau .... "
"Tidak, tidak ayah. Perbuatanku tadi karena terdorong oleh
pikiran gelap, harap ayah ampuni kesalahan anakmu .... "
"Biarlah aku tuturkan smpai habis riwayatku apa kau suka
dengar? " kata sang ayah sambil ketawa getir,
"Suka. "
"Kematian Thio Biauw Swat bagiku merupakan pukulan
batin yang sangat hebat, aku tidak bisa lupakan aku sudah
membunuh dua wanita Say siong go dan Thio Biauw Swat,
Tapi karena hasrat untuk mencari wanita cantik baju merah
itu demikian besarnya maka aku tidak boleh mati. Dengan
berkerudung kain hitam aku muncul di dunia Kangouw dengan
nama gelaran Bong bin Sin kiam.
Tapi biarpun bagaimana aku tidak dapat melupakan
isteriku.
Kemudian aku telah berjumpa dengan Hiat im cu, aku
mendirikan perkumpulan Thian seng hwee. Kala itu aku masih
belum tahu bahwa Hiat im cu wanita cantik baju merah itu.
Aku tekun dalam uasahaku maka hanya beberapa tahun
saja nama Thian seng hwee menjadi terkenal perlahan-lahan
aku lupa luka dalam hatiku .... "
"Apa aku dibesarkan oleh Cui hoa Sian cu? "
"Ya, dialah yang memelihara kau hingga dewasa. "
"Tapi dia juga mati ditanganmu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku telah membunuh tiga wanita .... "
"Ayah, kau telah melakukan demikian banyak perbuatan
yang menakutkan "
"Terlalu hebat .... dalam hidupku ini aku sudah dapat
menyatakan dosaku kepada mereka lagi," ia bangkit perlahan-
lahan sambil mengawasi anaknya ia berkata pula,
"Anak, ayahmu sudah mati. .... Aku yang sekarang bukan
ayahmu .... "
"Tidak. Meskipun kau membuat ibuku meninggal tapi aku
masih tetap anggap sebagai ayahku namun bagaimana juga
aku tidak dapat mengerti kau. "
"Ya, kau tentunya tidak mau memaafkan aku, aku juga
tidak minta supaya kau mengerti keadaanku. Sebetulnya diriku
tidak ada harganya untuk dimengerti oleh orang lain. "
Ia ketawa, tapi ketawanya itu ketawa sedih.
Sambil mengawasi Tan Liong ia berkata,
"Aku hendak pergi .... "
"Kemana? "
"Aku akan berdiam didalam gunung yang sepi sunyi hidup
menyendiri untuk mengenangkan kesalahan kepada wanita
yang mati untukku itu. "
Kemudian ia berjalan perlahan dengan tanpa tujuan.
Sambil bercucuran airmata Tan Liong memanggil, "Ayah
....! "
Tan Chiang Bin balikkan badan ia berkata sambil ketawa
getor,
"Anak, kau tidak usah bersedih, aku sudah meninggalkan
bayangan gelap didalam hatimu, maafkan. Kau tidak perlu
pikirkan diriku, aku ada seorang yang tidak ada harganya yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
patut mendapat rasa simpati orang sekalipun aku binasa, juga
belum cukup untuk menebus dosaku! "
Tan Liong mendengarkan itu semua sambil tundukkan
kepala.
Tan Chiang Bin unjukkan ketawa getir, lalu berkata pula,
"Anak, apa kau ingin katakan sesuatu denganku? "
"Banyak kata-kata yang aku ingin ucapkan, tapi rasanya
seperti kandas ditenggorokan, aku hanya minta kau baik-baik
jaga diri saja. "
"Ya, kecuali demikian kita sudah tak ada perkataan apa-apa
yang lebih baik lagi untuk diucapkan. "
"Juga harap kau suka menyatakan penyesalanmu lebih
banyak terhadap ibu."
"Itu tentu .... dalam hari-hari yang akan datang, aku akan
selalu mengenangkan dirinya, aku juga mengharap agar
wanita cantik baju merah itu bisa binasa ditanganmu. "
"Aku bisa melakukan itu. "
"Mungkin kau bisa, tapi juga tidak bisa turun tangan. "
"Kenapa? "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Karena cintamu sudah terlalu dalam seperti apa yang telah
kau ucapkan sendiri, kecuali Cu Lian kau hanya jatuh cinta
kepada wanita itu. .... "
"Aku dapat melakukan itu, aku bisa membunuh padanya. "
"Semoga demikian, nah, sekarang aku hendak pergi. "
"Kita, ayah dan anak semuanya terlalu tidak beruntung. "
"Ya, tidak beruntung tapi semua itu justeru aku sendiri
yang menciptakan, oleh karenanya aku merasa sangat
menyesal. "
"Ayah, apa yang harus saya katakan kepadamu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perlu banyak kata-kata, biarlah kita berpisah secara
diam-diam, Cuma ada satu hal yang aku tidak boleh tidak
harus beritahukan padamu, jangan sekali-kali kau
mengabaikan cintanya seorang gadis yang dicurahkan atas
dirimu, sehingga membuat dirimu menanggung penyesalan
seumur hidup. "
"Aku akan selalu ingat pesanmu ini, ayah! " katanya Tan
Liong sambil anggukkan kepala.
Tan Chiang Bin agaknya masih ingin mengucapkan sesuatu
tapi diurungkan dan akhirnya berlalu sambil ketawa getir.
Dengan mengawasi berlalunya sang ayah, Tan Liong terus
berdiri bagaikan patung. Ia telah bertemu dengan ayahnya,
tapi kini sudah meninggalkan lagi.
Ia ingin memanggil tapi mulutnya terkancing, hanya dapat
mengawasi bayangan ayahnya yang perlahan-lahan
menghilang dari depan matanya.
Setelah bayangan ayahnya tidak kelihatan lagi ia baru putar
tubuhnya berjalan menuju kebarisan batu ajaib. ....
Matanya memandang kelembah Hong hwee kok sejenak,
pikirannya melayang, lembah itu memang meninggalkan satu
kenang-kenangan dalam hatinya yang mungkin sulit dihapus.
Ia lantas ingat pesan ayahnya, apakah ia mempunyai itu
keberanian untuk membunuh wnita cantik baju merah itu ....
Hiat im cu, ini benar merupakan satu pertanyaan besar.
Ia menghela napas perlahan sambil gerakkan kakinya ia
berkata kepada dirinya sendiri,
"Wanita cantik baju merah .... Hiat im cu, seorang wanita
cantik yang menakutkan, seorang wanita yang tidak tahu
malu. .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di lembah Hong hwee kok karena kematiannya Teng Chun
Kiok dan Naga Merah telah merubah jalannya pertempuran,
suasana tidak begitu tegang.
Jika tidak ada pengorbanannya Teng Chun Kiok, beberapa
jago kawakan rimba persilatan itu tidak akan dapat masuk
kelembah yang sempit itu. Demikian juga jika tidak ada
pengorbanan Naga Merah, Bangkai berapi tidak dapat
ditumpas.
Ketegangan meski sudah banyak berkurang, tapi itu belum
berarti bahwa api peperangan sudah sirap.
Setelah Sin kie cu dan kawan-kawan menyerbu ke dalam
barisan batu tiba-tiba terdengar suara orang ketawa dingin.
Mudah diduga suara itu pasti keluar dari mulutnya Hiat im
cu. Maka tatkala Sin kie cu dan kawan-kawannya mendengar
itu lantas berhenti.
Lam kek Sian ong dan Kiu cie Sian kow segera berubah
wajah mereka, Sin kie cu lalu berkata sambil kerutkan
keningnya,
"Barisan batu ini ada merupakan tempat untuk mengurung
Bu jie Thian sie, maka sedikit banyak tentu diperlengkapi
dengan pesawat jebakan, kita harus berjaga-jaga dan hati-
hati. "
Lam kek Sian ong anggukkan kepala dan menyahut,
"Benar, memang kita harus berlaku hati-hati. "
Kiu cie Sian kow berkata,
"Sin kie cu, kita hendak menolong Bu jie Thian sie apa kau
yakin mampu memecahkan barisan ini? "
"Sedikitpun tidak ada. " jawabnya sambil gelengkan kepala.
Jawaban terus terang ini mengejutkan kedua kawannya,
mereka mengawasi Sin kie cu dengan penuh tanda tanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak kecewa Hiat im cu meupakan seorang terkuat dalam
rimba persilatan bukan saja kepandaiannya sudah mencapai
puncak yang tidak ada taranya, tapi terhadap ilmu barisan
juga mempunyai pengertian yang sangat dalam. Barisan yang
demikian Kiok pek dan Kie hun ini ilmu barisan purbakala yang
sudah lama menghilang didunia. Terhadap pelajaran ilmu
barisan meski aku pernah mempelajarinya tapi terhadap dua
rupa ilmu barisan ini, aku kangzusi sesungguhnya tidak
berdaya. " berkata Sin kie cu.
"Kalau begitu bagaimana kita harus memcahlan barisan
ini?" tanya Lam kek Sian ong.
"Buat pecahkan barisan sih tidak susah, cuma setelah
barisan pecah Bu jie Thian sie barangkali sudah tidak ada di
dalam baridan. "
Jawaban ini mengherankan Lam kek Sian ong dan Kiu cie
Sian kow hingga menanya dengan berbareng,
"Bukankah kau tadi katakan bahwa barisan ini sulit
dipecahkan?
"Cuma dengan sebutir bom Pek lek tan barisan ini sudah
bisa pecah. "
"Pek lek tan? "
"Benar, Pek lek tan. Setiap barisan meski mempunyai
keistimewaannya sendiri-sendiri tapi dasarnya ada serupa.
Bagi barisan biasa kalau dilihat dari luar dalamnya dapat
dilihat dengan tegas, tapi barisan batu ini benda yang ada
didalamnya tidak dapat dilihat dengan mata biasa. "
Lam kek Sian ong dan Kiu sie sian kow meski tidak tahu
ilmu barisan tapi sedikitnya juga sudah pernah dengar.
Setelah mendengar keterangan Sin kie cu mereka lalu
mengawasi kedalam barisan memang benar mereka tidak
dapat lihat apa-apa maka lantas berkata,
"Benar, dalam barisan tidak terdapat apa-apa. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Justeru itulah yang membuat barisan ini menjadi lihay.
Jika barisan biasa meski aku tidak berani mengatakan paham
betul tapi dalam satu setengah jam aku sudah bisa
menemukan caranya untuk memecahkan barisan itu. Barusan
aku kata barisan apapun juga apabila bobol disatu tempat
barisan itu lantas hilang kegunaannya. Maka jika dapat
membobolkan satu bagian saja dengan bom Pek lek tan aku
yakin barisan ini pasti pecah. "
Mendengar keterangan itu barulah Lam kek Sian ong
mengerti.
"Tapi mengapa Bu jie Thian sie tidak berada di dalam
barisan?" tanyanya Lam kek Sian ong,
"Itu hanya dugaanku saja. "
"Apa ia akan binasa dalam barisan? "
"Ada kemungkinan begitu. "
"Apakah dia dibinasakan oleh Hiat im cu? " Tanya Lam kek
Sian ong dan Kiu cie Sian kow berbareng.
"Ini juga cuma dugaanku sendiri. "
"Kalau begitu mari kita masuk! "
"Tunggu Tan Liong dulu"
Sementara itu Tan Liong dengan sikap kaku perlahan-lahan
berjalan kearah mereka.
"Seorang pemuda yang tidak beruntung, " berkata Sin kie
cu. "Juga seorang yang gemar paras cantik, " sambungnya
Lam kek Sian ong.
"Ayahnya Tan Chiang Bin telah meninggalkan bayangan
gelap dalam hatinya yang masih putih bersih ada
kemungkinan hal itu akan merubah jalan hidupnya. " Berkata
Kiu cie Sian kow.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa ia tahu bahwa ia jatuh cinta kepada wanita yang
menakutkan itu .... Hiat im cu? " Tanyanya Lam kek Sian ong.
"Mungkin sudah tahu, " Jawabnya Sin ke cu.
Baginya ini ada merupakan satu kejadian yang sangat
kejam.
"Ya, Hiat im cu sebenarnya memang tidak seharusnya
berbuat demikian, sesudah permainkan ayahnya, kini kembali
permainkan anaknya. "
"Apa Tan Chiang Bin dulu juga jatuh cinta Hiat im cu? "
Tanya Lam kek Sian ong kaget.
"Jika bukan karena jatuh cinta kepada Hiat im cu apa ia
akan mengalami nasib seperti sekarang? Cuma kala itu ia tidak
tahu bahwa wanita cantik baju merah itu adalah Hiat im cu. "
berkata Kiu cie Sian kow.
"Ya, dia ada seorang yang tidak beruntung, dia tidak dapat
pengertian dari orang lain bahkan anaknya sendiri, betapakah
menyedihkan kejadian ini. "
"Ini harus disesalkan pada dirinya sendiri .... " berkata Kiu
cie Sian kow.
Saat itu Tan Liong sudah tiba didepan Sin kie cu. Lam kek
Sian ong lantas menanya padanya sambil ketawa getir,
"Ciangbunjin, apa ayahmu sudah pergi? "
"Ya, dia sudah pergi." jawabnya Tan Liong sambil
anggukkan kepala.
"Kemana? "
"Ketempat yang sepi dan jauh untuk menyatakan
penyesalannya terhadap ibu. "
Sin kie cu tidak ingin membangkitkan rasa duka anak muda
itu lagi, maka lantas menanya ke lain soal.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huciang bunjin, apa kau masih mempunyai bom Pek lek
tan? "
"Masih. tinggal satu! "
"Berikan padaku!"
"Untuk apa? "
"Hendak kugunakan untuk mengebom barisan batu supaya
dapat menolong keluar Bu jie Thian sie. "
Tan Liong anggukkan kepala lalu diberikan bomnya kepada
Sin kie cu.
Kiu cie Sian kow menghampiri padanya dan kemudian
bertanya,
"Apa ayahmu ada memberitahukan padamu. siapa adanya
wanita cantik baju merah itu? "
"Sudah dikatakan dia adalah Hiat im cu. "
"Bukankah ini merupakan suatu kejadian yang kejam bagi
kau? "
"Ya, dia telah mempermainkan aku, entah apa sebabnya? "
"Ini adalah satu pembalasan. "
"Ya pembalasan, aku akan bunuh mati perempuan yang
permainkan perasaanku ini, aku hendak cincang tubuhnya
bekeping-keping. "
Kiu cie Sian kow unjukkan senyum getir kemudian ia
berkata.
"Kau dapat menemukan padanya, cuma barangkali kau
tidak bisa turun tangan. "
Kembali ia dengar perkataan yang mengatakan ia mungkin
tidak bisa turun tangan terhadap Hiat im cu, maka seketika itu
wajahnya lantas berubah, dengan suara dingin ia berkata,
"Aku justeru ingin coba. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin kie cu lalu berkata,
"Soal ini nanti kita bicarakan lagi, sekarang mari kita bom
dulu barisan itu. "
Tan Liong kertak gigi tahu bahwa ia akan menghadapi
persoalan yang amat sulit, apakah ia dapat membunuh Hiat im
cu? Sementara itu bayangan wanita cantik baju merah itu
kembali berputaran dalam otaknya, hingga dia bergidik.
Mendadak suara ledakan bom mengejutkan padanya, bom
Pek lek tan ternyata sudah dilontarkan ke dalam barisan batu
itu. Batu-batu besar yang merupakan satu barisan ajaib itu
dibikin hancur beberapa buah. Dan setelah suara ledakan sirap
Sin kie cu lah yang lebih dulu lompat masuk ke dalam barisan.
Tapi baru saja ia masuk kedalam, keadaan didepannya
lantas berubah, batu-batu itu menjulang kelangit. Seperti apa
yang dikatakan oleh Sin kie cu jika barisan itu dibikin bobol
sebagian maka barisan itu akan hilang faedahnya.
Walaupun demikian barisan batu itu memang agak
istimewa jikalau tidak, ketika bom itu meledak, mereka juga
tidak sampai menemukan pemandangan yang aneh itu.
Sin kie cu yang kenal baik, berbagai macam barisan jalan
paling depan sambil berseru,
"Bu jie Thian sie .... "
Dalam anggapannya apabila Bu jie Thian sie mendengar
suara itu pasti akan menjawab tapi hingga suara itu sirap
masih belum dapat jawaban apa-apa.
Hati semua orang mulai berdebaran mereka telah
mendapat firasat buruk.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar suara ketawa dingin kemudian disusul
oleh suaranya yang berkata
"Sin kie cu, Bu jie Thian sie datang, kau sambutlah .... "
Sesosok bayangan hitam, tiba-tiba melayang ke arah Sin
kie cu.
Semua mata ditujukan kepada bayangan hitam yang
sementara itu sudah disambut oleh Sin kie cu. Tapi kemudian
mereka berseru kaget dan mundur beberapa tindak.
Bayangan hitam yang disambuti oleh Sin kie cu tadi bukan
lain daripada tubuhnya Bu jie Thian sie yang berlumuran
darah.
Orang tua itu tampaknya sudah lama putus jiwanya, hingga
dapat diduga bahwa kematiannya itu pasti dianiaya oleh Hiat
im cu. Dari tanda tanda luka di badannya, juga dapat diduga
bahwa sebelum menarik napasnya yang terakhir, orang tua itu
pernah melakukan perlawanan.
Lam kek Sian ong dan lain-lainnya ketika menyaksikan
keadaan yang mengenaskan itu lantas berkata,
"Sungguh suatu perbuatan yang sangat kejam."
Tan Liong segera maju menghampiri dan berkata dengan
suara sengit
"Kalau aku tidak dapat membunuh mati Hiat im cu, aku
bersumpah tidak mau jadi orang. "
Sementara itu Sin kie cu sudah meletakkan jenasah Bu jie
Thian sie ditanah. Ia tak dapat kendalikan rasa dukanya
hingga airmatanya mengalir keluar.
Setelah puas menangis ia lalu berkata,
"Benar seperti apa yang aku duga setelah barisan ini pecah
mungkin Bu jie Thian sie sudah binasa ditangan Hiat im cu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan Hat im cu ia tokh tidak mempunyai pemusuhan
apa-apa mengapa ia diperlakukan sedemikian kejam? "
berkata Lam kek Sian ong


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Orang mengatakan Hiat im cu ganas dan kejam, nyatanya
memang benar. Bu jie thian sie dengan dia meski tidak
mempunyai permusuhan apa-apa, tetapi jika bukan karena
dia, Hiat im cu tidak akan kehilangan senjatanya Bangkai
berapi, juga tidak akan runtuh nama baiknya." demikian
jawabnya Sin kie cu sambil ketawa dingin.
"Runtuh nama baiknya? "
"Benar, pikir saja, kepandaian Hiat im cu sudah tak ada
taranya, tapi hari ini sarangnya telah diobrak abrik sedemikian
rupa, bukan saja sudah kehilangan beberapa puluh jiwa
orang-orang Thian seng hwee dan muridnya sendiri, bahkan
senjatanya yang paling diagulkannya yaitu Bangkai berapi juga
musnah, kemana ia harus taruh mukanya? "
"Jika kita tahu Bu jie Thian sie akan dibuat celaka olehnya,
kita juga tidak perlu menerjang masuk ke lembah Hong hwee
kok ini. "
"Dan jika kita tidak datang, Bu jie Thian sie juga tak akan
binasa! "
"Meski kita tidak membunuh padanya, tapi kematiannya itu
karena tindakan kita, maka kita tak boleh tidak harus memikul
tanggung jawab ini cuma semua ini sudah menjadi takdir yang
telah digariskan oleh Tuhan Yang Esa. "
"Apa sekarang kita harus keluar lagi? " tanya Lam kek sian
ong. "Sudah tentu harus keluar, cuma biang keladinya masih
belum disingkirkan, ini masih merupakan bencana besar
dikemudian hari. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong masih merasa gemas terhadap Hiat im cu, diam
diam ia telah berpikir hendak menggunakan kekejaman yang
serupa dengan apa yang dilakukan oleh Hat im cu.
Saat itu Sin kie cu berpaling dan bertanya kepadanya,
"Huciang bunjin, aku ingin bertanya sesuatu padamu. "
"Urusan apa? "
"Kau pernah datang kelembah Hong hwee kok? "
"Benar. "
"Kau pernah menjadi tetamu dirumahnya Hiat im cu untuk
beberapa hari? "
"Ya! "
"Ia berdiam dimana? "
"Aku sudah tak ingat lagi. "
"Kala itu Hucing bunjin sudah dibuat mabuk olehnya,
bagaimana bisa ingat?" berkata Lam kek Sian ong sambil
tersenyum.
Wajah Tan Liong merah seketika. Ia merasa jengah, karena
telah berbuat sesuatu yang memalukan, Karena sudah main
mata dengan seorang nenek-nenek yang sudah berusia tujuh
puluh tahun.
Sin kie cu lantas berkata,
"Ini tidak boleh terlalu padanya, jika itu kau Lam kek Sian
ong, barangkali juga tak sanggup kau menahan godaan
hatimu. "
Lam kek Sian ong ketawa terbahak-bahak,
"Aku sudah tua bangka, bagaimana bisa tergila-gila oleh
paras elok? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau belum pernah mengalami, janganlah buka mulut
seenaknya. " berkata Sin kie cu yang juga lantas ketawa
terbahak-bahak.
Setelah berhenti ketawa, Sin kie cu bekata pula,
"Sebaiknya kita kuburkan jenasah Bu jie Thian sie disini
saja. "
Lam kek Sian ong dan lainnya setuju, mereka anggukkan
kepala.
Setelah upacara penguburan selesai, Sin kie cu berkata,
"Marilah kita jalan. "
Baru saja Sin kie cu hendak berjalan, mendadak terdengar
suara orang bicara dengan suara dingin, "Jalan? Pikiran kalian
sesungguhnya terlalu kekanak-kanakan. Sudah masuk
kedalam barisan batuku, aku ingin lihat apa kalian mampu
keluar dari sini atau tidak? " mendengar suara itu semua
orang terperanjat, Tan Liong lantas berkata,
"Barisan ini tokh bukan terdiri dari dinding besi atau baja,
bagaimana dapat mengurung kita? "
Tedengar pula jawaban yang tidak kelihatan orangnya.
"Kau Huciang bunjin, boleh coba saja, disekitar barisan ini,
aku sudah tanam ribuan kati obat peledak jika kalian berani
menerjang keluar, obat peledak itu akan segera meledak.
Semua orang terperanjat mendengar perkataan itu,
sungguh tidak dikira bahwa Hiat im cu sudah lebih dulu tanam
obat peledak disekitar barisan.
Ucapan itu memang tidak berlebihan, mereka berani
menerjang keluar, obat peledak disekitar barisan itu pasti akan
meledak.
Tan Liong tertawa bergelak gelak dan berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin lihat kau Hiat im cu dapat menghancurkan aku
Tan Liong atau tidak? "
Sehabis berkata begitu ia sudah akan lompat keluar,
Semua orang terperanjat, Lam kek Sian ong lantas lompat
untuk mencegah berlalunya Tan Liong seraya berkata,
"Huciang bunjin, apa kau sudah tidak sayangi jiwamu lagi?"
"Tan Liong dan Hiat im cu, ada mempunyai permusuhan
yang sangat dalam, aku tidak percaya hanya dengan obat
peledak yang tidak berarti dapat membinasakan diriku,"
jawabnya Tan Liong sambil ketawa dingin.
"Kau tidak boleh menuruti hawa napsumu, untuk
mengantarkan jiwa. "
"Apa kita sudah tidak usah keluar? "
"Keluar sudah tentu harus keluar, cuma kita harus pikir
baik-baik bagaimana caranya. "
"Ada cara apa yang paling baik? "
"Kita pikirkan dulu. "
Baru saja Lam kek Sian ong menutup mulut, terdengar pula
suara itu,
"Lam kek Sian ong, jika dia tidak takut mati kau suruh dia
coba saja. "
Dengan tanpa perdulikan nasehat Lam kek Sian ong, Tan
Liong sudah bergerak dengan kecepatan bagaikan kilat,
melesat ke arah datangnya suara itu.
Lam kek Sian ong, Sin kie cu dan Kiu cie Sian kow hendak
memburu tapi ternyata sudah terlambat.
Tidak antara lama Tan Liong sudah berada diluar barisan,
hal ini sesungguhnya diluar dugaan semua kawan-kawannya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
obat peledak yang dikatakan oleh Hiat im cu, ternyata tidak
meledak.
Tapi Tan Liong sendiri juga tidak menemukan bayangan
Hiat im cu, sementara itu terdengar pula suara dari sela
rumpukan batu,
"Tan Huciang bunjin sudah kuampuni selembar jiwamu,
apa kau masih belum mau berlalu? "
Mendengar suara itu Tan Liong sangat murka tapi tokh dia
tidak dapat berbuat apa-apa. Hingga cuma berdiri menjublek.
Mari kita tengok kepada Sin kie cu bertiga yang masih
berada di dalam barisan ketika menyaksikan Tan Liong bisa
keluar tanpa rintangan, semua pada terkejut.
Lam kek Sian ong lantas berkata,
"Apa ancaman Hiat im cu tadi bohong belaka? "
"Bohong? " Sin kie cu balas menanya.
"Ya, apa tidak mungkin Hiat im cu berlagak saja
menggertak kita? Sebab obat peledaknya sebetulnya tidak
ada. "
Sin kie cu gelengkan kepala, "Tidak bisa, sebetulnya kita
agak gegabah masuk ke dalam barisan batu itu kalau ia kata
disekitar barisan ini ditanam obat peledak itu mungkin benar. "
"Kalau memang benar, kenapa Tan Liong tidak mendapat
rintangan apa-apa?"
"Ini susah dimengerti. " jawabnya Sin kie cu sambil
kerutkan keningnya,
"Apa kau anggap benar-benar Hiat im cu ada menanam
obat peledak disekitar barisan ini? "
"Ya. "
"Menurut perkiraanmu bagaimana? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentang ini .... "
Semua orang lantas merasakan kesulitannya persoalan
apakah mereka harus menyerah mentah-mentah tidak
berdaya untuk keluar dari barisan?
Sin kie cu tampak berpikir keras sambil dongakkan kepala,
lama tidak terdengar suaranya.
Lam kek sian ong lantas berkata,
"Kita tidak boleh tidak keluar .... hanya ancamannya satu
perkataan saja apakah kita percaya begitu saja ....? "
"Kalau begitu kau tidak pecaya? " demikian Sin kie cu balas
menanya.
"Percaya sudah tentu percaya, cuma apa yang bikin aku
tidak habis mengerti ialah mengapa Tan Liong bisa keluar
dengan selamat? "
"Kau benar-benar sudah linglung apa kau tidak tahu
diantara Tan Liong dan Hiat im cu bukankah mempunyai
hubungan yang tidak biasa? "
"Apa hanya lantaran itu, hingga Hiat im cu tidak
membinasakan padanya? "
"Mungkin. "
"Belum tentu .... "
"Kalau begitu kau Lam kek Sian ong sebetulnya masih
belum mau percaya maka aku juga tidak bisa berbuat apa-apa
cuma satu hal aku ingin bantuanmu. "
Perkataan yang terakhir ini mengejutkan Lam kek Sian ong
maka ia lantas menanya "Urusan apa? "
"Tolong selesaikan urusanku! "
"Boleh"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika kau nanti berhasil keluar dari dalam barisan ini
beritahukan kepada Im yang Ie su suruh ia kumpulkan semua
buku-buku kitab yang ada dalam goaku dan carikan seorang
sebagai pewarisku. "
Perkataan itu membuat wajah Lam kek Sian ong dan Kiu
cie Sian kow berubah. Lam kek Sian ong lalu menegurnya,
"Kau .... kau .... "
"Aku sudah menemukan caranya untuk keluar dari barisan
ini .... " jawabnya Sin kie cu sambil ketawa hambar.
"Cara bagaimana .... ?"
"Sederhana sekali jika ingin keluar pasti ada satu diantara
kita yang akan binasa karena obat peledak itu. "
Lam kek Sian ong segera mendapat firasat bahwa ucapan
Sin kie cu itu adalah pesannya terakhir.
Apakah ia sudah tahu kalau dirinya akan binasa dalam
barisan batu ini?
Setelah lama dalam keadaan tercengang ia baru mau
menanya,
"Siapa yang akan binasa dalam barisan ini? "
"Sekarang belum tahu kalian mau keluar atau tidak? "
"Dengan cara bagaimana kita keluar? "
"Kita menerjang keluar satu persatu pertama kau Lam kek
Sian ong yang menerjang lebih dulu. "
"Dan yang kedua? "
"Kiu cie sian kow. "
"Kalau begitu kau ada orang yang ketiga, atau yang keluar
paling belakang?"
"Benar. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong angguk-anggukkan kepala, "Ini memang
satu cara yang paling baik andai Hiat im cu hendak
mengebom juga tidak dapat mengebom sekaligus terhadap
kita dalam tiga orang pasti ada satu orang yang akan binasa
dalam barisan cuma biarlah aku saja yang paling belakang
keluar. "
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 40
"Siapa saja yang keluar duluan sama saja"
"Sama saja .... ?" Lam kek Sian ong tiba-tiba menatap
wajah Sin kie cu seolah olah hendak mencari sesuatu dari
padanya.
"Sudah tentu sama saja diantara tiga orang ini tokh ada
satu yang harus mati."
Lam kek Sian ong bukan seorang bodoh, bagaimana ia
tidak mengerti maksud perkataan Sin kie cu itu? Maka ia
lantas berkata pula sambil kerutkan keningnya.
"Apa sudah tidak ada tata cara lagi? "
"Tidak ada kecuali kita bertiga mati semuanya. "
"Kalau begitu kita jangan keluar saja! "
"Bukankah kau hendak membuktikan bahwa disekitar
barisan ini ditanami oleh obat peledak atau tidak? "
"Itu memang benar, tapi diantara kita bertiga kalian tokh
pasti ada satu orang yang harus mati, bukankah lebih baik
mati bersama-sama? "
Kiu cie Sian kow lantas berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar kita sama-sama masuk ke lembah Hong hwee kok
seharusnya keluar bersama sama pula seorangpun tidak boleh
ketinggalan. "
"Apa kalian juga tidak ingin keluar? " tanya Sin kie cu.
"Benar, " jawab Lam kek Sian ong, "jika diantara kita harus
ada satu yang musti mati kita tidak akan keluar. "
Sin kie cu lalu berkata dengan hati cemas,
"Itu apa perlunya? "
"Mau keluar kita bertiga keluar berbarengan. "
"Bukankah kita juga keluar bersama-sama? Soalnya hanya
siapa yang lebih dulu dan siapa yang belakangan. "
"Tidak, tiga orang jalan bersama-sama. "
"Kalian menyulitkan aku .... " berkata Sin kie cu sambil
menghela napas panjang.
"Ini bukan soal menyulitkan kau atau tidak melainkan
karena kita bertiga bersama-sama masuk kedalam barisan,
seharusnya keluar bersama-sama pula. "
"Kalau begitu kalian juga ingin antarkan jiwa? "
"Begitulah kiranya. "
"Ini apa perlunya? Sin kie cu menjunjung tinggi semangat
setiakawan ini, cuma kalau keliru kurang jumlahnya yang mati
bukankah lebih baik daripada lebih banyak junlahnya yang
menjadi korban? "
"Bukan begitu, " selanya Kiu cie Sian kow, "kita tidak bisa
hidup sendiri dengan menyaksikan kematianmu. "
"Aku tokh belum tentu akan binasa. "
Lam kek Sian ong unjukkan senyum getir dan berkata,
"Tapi kau tokh ada meninggalkan pesan. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Andaikata benar aku akan binasa, kalian juga tidak
seharusnya ikut menjadi korban. "
"Keputusan kita sudah tetap kecuali kau suka keluar
bersama sama, jikalau tidak kita tidak akan keluar. "
"Kalau begitu marilah kita keluar bersama-sama! " demikian
Sin kie cu berkata dan lari keluar dari dalam barisan.
Lam kek Sian ong dan Kiu cie Sian kow juga bergerak,
berjalan bergandeng dengan Sin kie cu ....
Tiba-tiba terdengar suara ledakan hebat, Hiat im cu
akhirnya meledakkan obat peledaknya ....
Lam kek Sian ong diam-diam mengeluh dengan suara
perlahan ia serukan kedua kawannya,
"Lekas ayun tangan .... " sedang ia sendiri dengan
beruntun serangannya sehingga dua belas kali.
Tan Liong yang berdiri diluar barisan ketika mendengar
suara ledakan diam-diam terperanjat, ketika menengok ke
arah barisan disekitar barisan batu itu ternyata sudah penuh
api dan asap.
Tiba-tiba diantara gumpalan api itu tertampak sesosok
bayangan orang melesat keluar. Tan Liong terperanjat ia baru
lompat melesat ketempat bekas ledakan.
Kembali terdengar suara jeritan ngeri dan suara ledakan
pula. Sementara itu ia sudah dapat lihat bahwa bayangan
orang yang melesat keluar dari gumpalan api itu adalah Lam
kek Sian ong.
Dengan cepat ia menghampiri dan menegur,
"Locianpwee, apa kau terluka? "
Lam kek Sian ong dengan wajah pucat pasi berdiri
mengawasi padanya. Selagi hendak menjawab, kembali
terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah suara itu kembali disusul oleh suara jeritan ngeri,
kemudian sesosok bayangan orang lari sempoyongan mungkin
karena luka-lukanya. Bayangan orang itu berjalan belum
berapa jauh lantas roboh ditanah.
Tan Liong berseru dan lompat kearah bayangan orang
tersebut, sedang Lam kek Sian ong juga gerakkan badannya,
tapi hanya dapat membuka lebar kedua matanya. Tidak
sepatah katapun keluar dari mulutnya, seolah-olah
menyaksikan pemandangan yang mengerikan.
Bayangan orang yang roboh ditanah itu bukan lain daripada
Kiu cie Sian kow, tapi keadaannya sudah tak karuan macam,
sekujur tubuhnya mandi darah. ...
Tan Liong dibuat kesima oleh kejadian yang mendadak itu
hingga ia berdiri menjublak bagai patung.
Lama sekali, baru ia bisa buka mulut dan memanggil, "Kiu
cie Sian kow ... "
Ia raba dan goyang-goyangkan tubuh Kiu cie Sian kow
sudah lama putus jiwanya sehingga tak mampu menjawab ....
Lam kek Sian ong yang sudah tersadar dari kagetnya
lompat ke arah Kiu cie Sian kow, ketika ia menyaksikan
keadaannya Kiu cie sian kow, lantas ia mengucurkan airmata.
Tan Liong berdiri perlahan-lahan seraya berkata,
"Locianpwee, ia sudah meninggal. .... "
Mendengar keterangan itu, hati Lam kek Sian ong bagaikan
ditusuk pedang tajam dari mulurnya terdengar perkataan,
"Jikalau semula kita dengar perkataannya Sin kie cu mungkin
Kiu cie Sian kow tak sampai binasa. "
Mendengar disebutnya nama Sin ki cu, Tan Liong lantas
menanya,
"Oh, ya! Di mana Sin kie cu Locianpwee? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia .... " jawab Lam kek Sian ong dengan wajah berubah,
"Lekas cari padanya! "
Kemudian ia sendiri bagaikan orang gila berlari-lari
ketempat terjadinya peledakan.
Tapi kecuali reruntuhan batu sudah tidak terdapat
bayangan seorangpun juga begitupun mayatnya Sin kie cu,
juga tidak diketemukan.
Setelah lama tak dapat diketemukan Lam kek Sian ong
lantas berkata dengan mengucurkan air mata.
"Mungkin terpendam oleh reruntuhan batu. "
"Ya, jikalau tidak, mengapa kita tidak dapat menemukan
jenasahnya? "
Lam kek Sian ong menangis dengan sedihnya, ia tak
menyangka bahwa ramalan Sin kie cu ternyata tepat, ia telah
gugur dalam barisan batu itu.
Dengan demikian, lima orang kuat yang masuk kelembah
Hong hwee kok kini hanya tinggal ia dengan Tan Liong,
sedang Naga Merah, Sin kie cu dan Kiu cie Sian kow
semuanya gugur di dalam lembah ini.
Kejadian yang mengenaskan ini akan selamanya terukir
dalam benak Lam kek Sian ong dan Tan Liong.
Lama sekali Tan Liong baru berkata,
"Locianpwee, mari kita kubur jenasahnya. "
"Ya, " jawabnya Lam kek Sian ong singkat.
Tatkala mereka selesai mengubur jenasah Kiu cie Sian kow,
cuaca sudah mulai gelap.
Tan Liong lalu berkata,
"Locianpwee, kediaman Hiat im cu aku sudah lupa, apa kita
masih perlu mencari padanya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, sebaiknya kita pulang ke Ciong lam san, Hiat im cu
pasti masih penasaran atas kekalahannya ini. "
"Tapi kita juga kehilangan empat kawan yang boleh
diandalkan. "
"Benar, kita juga kehilangan empat kawan yang merupakan
tokoh-tokoh terkuat dari rimba persilatan, terutama Bu jie
Thian sie. "
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara dingin yang
menyambuti,
"Kau Lam kek Sian ong tidak mampus dalam ledakan sudah
boleh merasa beruntung. "
Lam kek Sian ong dan Tan Liong terperanjat mendengar
suara itu, mereka segera menengok ke arah datangnya suara
itu. Mereka segera dapat lihat Hiat im cu, Hiat hun Koay po,
Tok gan Lo koay dan Siao hun lie serta beberapa sisa orang-
orang Thian seng hwee berdiri menghadang mereka.
Tan Liong begitu melihat Hiat im cu yang memakai
kerudung kain merah, wajahnya berubah seketika, sambil
ketawa dingin dan kertak gigi ia lalu berkata,
"Hiat im cu, kau sungguh kejam! "
"Hiat im cu meski kejam dan telengas tapi terhadap kau
Tan Liong ada pengecualiannya! " jawabnya Hiat im cu sambil
ketawa dingin.
"Perempuan tak tahu malu! Aku hendak bunuh mati kau! "
berkata Tan Liong sambil tertawa terbahak-bahak.
"Bagaimana aku tak tahu malu? " demikian Hiat im cu balas
menanya.
"Mengapa kau permainkan ayahku dan kemudian
permainkan aku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tan Liong, kau anggap siapa aku ini? "
"Kau siapa? "
"Apa kau kira aku adalah wanita cantik baju merah? "
"Apa kau bukan dia? "
"Kau kira ya atau bukan? "
Tan Liong bungkam.
"Kau .... adalah itu wanita cantik baju merah. Hiat im cu
aku tak bisa mengampuni dosamu, aku sekarang akan bunuh
kau .... "
Tan Liong yang pada saat itu sudah kalap benar-benar
lantas mengeluarkan serangannya yang dahsyat.
Siao hun lie yang berdiri disamping Hiat im cu, ketika
melihat Tan Liong sudah turun tangan menyerang Hiat im cu
lantas membentak sambil bergerak merintangi.
"Tan Liong, mari kita bikin perhitungan lebih dulu. "
"Kau cari mampus .... "Tan Liong balas membentak sambil
melanjurkan serangannya.
Siao hun lie tidak sanggup menahan serangan Tan Liong
yang hebat ia mundur sampai delapan tindak.
Tan Liong yang sudah bagaikan macan kelaparan kembali
melancarkan serangannya dengan ilmunya Im yang ciang.
Tanpa ampun lagi Siao hun lie yang masih belum sampai
perbaiki posisinya tubuhnya lantas terpental jatuh sambil
mengeluarkan jeritan ngeri.
Hiat im cu bertiga terkejut menyaksikan kejadian tersebut
mereka sungguh tidak menduga kekuatan tenaga dalam Tan
Liong demikian hebat.
Tan Liong balikkan badan dan berseru,
"Hiat im cu, serahkan jiwamu ....! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lalu dengan kecepatan bagaikan kilat ia melontarkan
serangannya kepada Hiat im cu.
Sambil memutar tubuh Hiat im cu mengelakkan serangan
Tan Liong, kemudian berkata dengan nada suara dingin,
"Tan Liong, dengan kepandaianmu seperti sekarang ini,
memang sudah boleh untuk menghadapi aku. "
"Tidak usaha banyak bicara, kau sambut dulu seranganku
.... " kembali ia melontarkan serangannya.
"Sungguh tidak kuduga kau Tan Liong mencapai hasil
demikian hebat. Ini benar-benar diluar dugaanku, supaya tidak
mengecewakan hatimu baiklah aku sambuti seranganmu. "
Setelah itu ia gerakkan tangannya menyambuti serangan
Tan Liong.
Tindakan Hiat im cu semata-mata hendak mencoba
kekuatan Tan Liong siapa tahu kekuatan tenaga dalamnya
ketika membentur kekuatan Tan Liong darahnya mendadak
dirasakan bergolak hingga diam-diam ia terperanjat dan buru-
buru lompat mundur.
Kali ini ia benar-benar terpesona ia tidak menduga
kekuatan tenaga dalam Tan Liong ternyata begitu sempurna.
Sementara itu Tan Liong sudah bergerak untuk menyerang
lagi.
Berbareng dengan saat Tan Liong melancarkan
serangannya lagi, Lam kek Sian ong sudah bergerak
menyerang Tok gan Lo koay.
Kegusarannya Lam kek Sian ong sudah memuncak, karena
senjatanya Bangkai berapi sudah pernah membuat
kematiannya Naga Merah bahkan ia sendiri juga celaka parah
dan hampir binasa ditangannya.
Tok gan Lo koay dalam keadaan kaget senjata kebutan
Lam kek sian ong sudah mengancam dirinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan terbirit-birit Tok gan Lo koay lompat mundur.
Tapi Lam kek Sian ong yang sudah gusar tidak memberi
kesempatan baginya untuk melarikan diri, maka dengan cepat
serangan kedua lantas menyusul tidak ampun lagi Tok gan Lo
koay lantas roboh sambil mengeluarkan jeritan ngeri.
Hampir berbarengan dengan robohnya Tok gan Lo koay,
Hiat hun Koay po sudah menyerang dengan tongkatnya
kepada Lam kek Sian ong.
Untuk menolong dirinya dari serangan tersebut Lam kek
Sian ong terpaksa menggunakan senjata kebutannya yang
ringan untuk menangkis serangan Hiat hun Koay po yang
menggunakan senjata berat.
Setelah kedua senjata itu saling beradu, tangan Lam kek
Sian ong mendadak dirasakan hampir pecah, sedang
senjatanya hampir terlepas dari genggamannya.
Untuk sesaat ia kesima, dan tatkala menengok kepada Hiat
hun Koay po perempuan tua itu wajahnya pucat pasi,
senjatanya terpental sejauh tiga tombak sedang tangan
kanannya berlumuran darah.
Untuk mengadu kekuatan tenaga, Hiat hun Koay po masih
bukan tandingannya Lam kek Sian ong.
"Hiat hun Koay po, bagaimana rasanya seranganku itu? "
demikian Lam kek Sian ong mengejek.
Hiat hun Koay po menjadi kalap sambil menggeram,
kembali ia menyerang Lam kek Sian ong.
Mari sekarang kita tengok kepada Tan Liong yang mengadu
tenaga dengan Hiat im cu. Dengan beruntun ia melancarkan
serangannya sampai lima belas kali sehingga Hiat im cu tidak
ada kesempatan untuk membalas menyerang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah Tok gan Lo koay sudah jatuh, ia lantas merasakan
gelagat kurang baik, maka lantas berkata menahan serangan
Tan Liong,
"Tan Liong! Tahan dulu! "
Ucapan itu rupanya mengandung pengaruh besar sekali
yang membuat Tan Liong tidak boleh tidak harus menurut.
Sejenak ia tampak tercengang, lalu undurkan diri.
Ia memandang Hiat im cu dengan sinar mata gusar,
kemudian menanya,
"Kau hendak kata apa? "
"Tan Liong, aku tanya padamu, apakah benar kau cinta
kepada wanita cantik bebaju merah itu? "
Pertanyaan itu sesungguhnya diluar dugaan Tan Liong,
hingga untuk sesaat lamanya tidak bisa menjawab. setelah
berdiam sekian lama baru menjawab,
"Kau perduli apa aku cinta padanya atau tidak? "
"Aku hanya ingin tahu saja! "
"Apa kau kira aku tidak tahu bahwa kau adalah wanita
cantik baju merah?"
"Tidak perduli aku adalah wanita cantik baju merah atau
bukan, aku hanya ingin tahu kau cinta padanya atau tidak? "
Tan Liong menghela napas, baru menjawab.
"Ya, aku cinta padanya, tetapi aku tidak bisa mengampuni
dirinya. Kau Hiat im cu telah permainkan hatiku, maka aku
hendak bunuh mati kau .... "
Ucapannya itu ditutup dengan satu serangan yang sengit
sekali.
Sambil berkelit, Hiat im cu berkata,
"Tan Liong, tahan dulu hawa amarahmu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong terus menyerang sambil berkata,
"Kau masih hendak berkata apa lagi? "
"Kau ingin berkelahi? Boleh! Cuma kita harus bicara secara
terus terang lebih dahulu. " Ia berdiam sejenak, kemudin
berkata pula,
"Apa kau ingin aku membuka kain kerudung mukaku?
Supaya kau dapat lihat aku adalah wanita cantik baju merah
atau bukan? "
Pertanyaan itu membuat Tan Liong diam.
Ia pernah minta Hiat im cu membuka kerudungnya, tapi
tidak diluluskan olehnya tapi kini justeru Hiat im cu sendiri
yang majukan pertanyaan itu.
Ia lalu buka matanya lebar-lebar, menatap paras Hiat im cu


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang dikerudungi oleh kain merah.
"Jawablah." menanya pula Hiat im cu sambil ketawa
menyeringai.
Tan Liong baru sadar dari lamunannya, maka ia cepat
menjawab,
"Tidak .... "
"Kenapa? "
Tan Liong seolah-olah sudah dapat menembusi lapisan
kerudung merah itu, dibalik kerudung itu ia agaknya dapat
lihat satu potongan raut muka tirus dan penuh keriput. Ia
benar, sedang dalam hati kecilnya berkata, "Kau bukanlah dia,
itu wanita cantik baju merah."
Dengan tanpa sadar ia lantas mundur dua tindak. Tapi
fakta memberitahukan padanya, Hiat im cu ini adalah wanita
cantik baju merah itu.
Akhirnya ia menjawab,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak perlu lihat .... "
"Apa sesudah melihat kau nanti akan merasa berduka? "
"Benar, aku tidak ingin lihat, aku sudah tahu kau adalah
dia! "
"Mungkin dugaanmu tidak salah .... " Berkata Hiat im cu
sambil tertawa-tawa kemudian berkata pula, "Tapi, aku dapat
membuktikan sesuatu, juga sudah cukup puas. Membuktikan
bahwa kau benar-benar cinta kepada wanita cantik baju
merah itu. "
"Juga kau adalah Hiat im cu. "
"Tan Liong. apa kau tidak boleh tidak harus berkelahi
dengan aku? "
"Benar. beberapa tokoh kuat dari rimba persilatan telah
gugur lantaran kau maka aku hendak menggunakan tindakan
yang serupa seperti apa yang kau lakukan terhadap Bu jie
Thian sie. "
"Kalau begitu, pertandingan ini mari kita lakukan di gunung
Ciong lam san."
Tanpa memeberi penjelasan apa sebabnya ia sudah
berkelebat lompat kereruntuhan batu besar,
"Kau kabur kemana? " bentaknya Tan Liong yang segera
mengejar. Tapi sebentar saja, Hiat im cu sudah tidak kelihatan
bayangannya lagi.
"Perempuan sangat jahat, satu hari kelak aku pasti akan
bunuh dirimu. " demikian Tan Liong berkata sambil kertak gigi.
Tiba-tiba ia dengar suara bentakan ternyata Lam kek Sian
ong sudah berhasil merobohkan Hiat hun Koay po.
Tan Liong lantas berkata,
"Locianpwee, habiskanlah jiwanya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong sudah turun tangan hendak menamatkan
riwayatnya nenek tua itu, tapi ia mendadak ingat sesuatu,
sambil kertak gigi ia tarik kembali tangannya.
Tan Liong heran, ia menanya pula.
"Locianpwee, kau mengapa tidak bunuh padanya? "
"Biarlah dibunuh oleh orang yang dendam permusuhan
dengannya." jawabnya Lam kek Sian ong sambil menghela
napas panjang.
"Apakah kita dengan dia tidak bermusuhan? "
"Meski kita dengan dia juga ada permusuhan tapi
permusuhan itu kalau dibanding dengan permusuhannya Chie
Peng dan Chie Cui dengannya, permusuhan kita tidak berarti
apa-apa, maka sebaiknya kita serahkan pada mereka, supaya
mereka yang turun tangan. "
Tan Liong angguk-anggukkan kepala. mendadak matanya
dapat lihat Tok gan Lo koay yang terlentang di tanah, maka ia
lantas berkata,
"Jika bukan senjatamu yaitu Bangkai berapi, Naga Merah
tidak sampai gugur. "
Sehabis berkata, lalu ayun tangannya, hingga sebentar
kemudian batok kepala Tok gan Lo koay sudah hancur
berantakan.
Lam kek Sian ong kini balas menanya,
"Lho, kemana Hiat im cu? "
"Sudah kabur. "
"Biang keladinya belum disingkirkan, pasti akan
menimbulkan bahaya pula dikemudian hari. "
"Ya, ia kata hendak melakukan pertandingan di gunung
Ciong lam san. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok tidak
disangka sudah berkorban demikian banyak jiwa tokoh-tokoh
kuat rimba persilatan, dalam pertempuran di gunung Ciong
lam san entah bagaimana kesudahannya nanti ....?
"Dalam pertempuran di gunung Ciong lam san, aku tidak
akan melepaskan padanya. "
"Siapa? Hiat im cu? "
"Ya, Hiat im cu aku akan bunuh padanya. "
Lam kek Sian ong lantas mengawasi orang-orang Thian
seng hwee yang sejak tadi berdiri bagaikan patung, lalu
berkata kepada mereka,
"Kalau tidak mengingat kalian adalah boneka-bonekanya
Hiat im cu aku tidak akan mengampuni jiwa kalian. Apa kalian
sekarang masih belum mau pergi?"
Orang-orang Thian seng hwee itu ketika mendengar Lam
kek Sian ong baru tersadar dengan tanpa diperintah lagi lantas
pada kabur.
Lam kek Sian ong lalu berkata kepada Tan Liong.
"Mari kita pulang .... "
"Ya, sudah waktunya kita harus pulang .... berlima kita
datang .... tapi sekarang cuma tinggal berdua .... " jawabnya
Tan Liong sambil kucurkan airmata.
"Kita akan selalu mengenangkan kematian kawan-kawan
seperjuangan kita yang telah korbankan jiwa untuk membela
kebenaran dan keadilan. "
"Ya. kita akan selalu ingat kepada mereka. "
Sambil menenteng tubuh Hiat hun Koay po, Lam kek Sian
ong berlalu bersama Tan Liong.
Setelah melalui reruntuhan batu, mereka memasuki jalanan
yang sempit. Selagi hendak keluar dari lembah tiba-tiba satuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangan merah bagaikan kilat cepatnya lari kebelakang batu
besar.
Bayangan merah itu adalah Hiay im cu.
Setelah bersembunyi dibelakang batu ia lalu mengeluarkan
batu api lalu menyalakan di sepotong kertas. kemudian ia
ketawa dingin, "Aku ingin supaya kalian berdua juga binasa di
dalam lembah ini .... "
Sementara itu Tan Liong dan Lam kek Sian ong masih
belum tahu kalau tangan maut sudah mengancam diri mereka.
Api yang dinyalakan di kertas itu perlahan-lahan sudah
merembet kesumbu obat peledak. Tapi mendadak ia
padamkan lagi api yang sudah merembet itu entah apa
sebabnya.
Mengapa ia mendadak merubah siasatnya yang hendak
mengambil jiwa Lam kek Sian ong dan Tan Liong?
Terdengar ia berbicara sendiri, "Siapapun tidak akan
percaya kalau aku tidak tega membunuh padanya .... "
Perlahan-lahan ia berjalan menuju ke reruntuhan batu
dengan tindakan kaki berat.
Sambil mengawasi langit ia berkata kepada dirinya sendiri,
"Sudah lalu, seolah olah awan terbang ke langit ....,
percintaan ganjil .... ini bukan saja merupakan satu kejadian
kejam bagi Tan Liong ... tapi tehadap aku .... bukankah
serupa saja? Orang lain takkan mengerti .... Aku tidak dapat
dimengerti oleh masyarakat .... ketika aku nanti mati aku
masih bisa mengenangkan kejadian luar biasa ini .... juga
merasa puas .... "
Bagaikan orang gila ia ketawa sendiri.
Setelah merasa puas tertawa ia berkata pula, "Aku tidak
tega membunuh padanya, biarlah aku yang mati karena
sumpahku sendiri .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah sumpahnya itu?! "
Tan Liong dan Lam kek Sian ong akhirnya keluar dari
lembah yang sempit itu.
Tapi apakah ia tahu bahwa jiwanya telah lolos dari lubang
jarum ....? Semata-mata karena Hiat im cu tidak tega turun
tangan?
Sudah tentu ia tidak tahu. Dan karena Hiat im cu tidak tega
turun tangan terhadap Tan Liong, maka ia rela berkorban
untuk sumpahnya sendiri.
Adapun sumpahnya itu ialah;
Jika Tan Liong masuk ke lembah Hong hwee kok lagi, aku
suruh dia mati di dalam lembah Hong hwee kok jikalau tidak,
akulah yang akan binasa ditangannya!.
Justeru karena ia tidak tega turun tangan terhadap Tan
Liong, hingga jiwanya Tan Liong selamat.
Tan Liong dan Lam kek Sian ong setelah keluar dari lembah
Hong hwee kok, masih merasakan hawa panas akibat obat
peledak yang hebat itu.
Selagi hendak meninggalkan tempat tersebut tiba-tiba
terdengar suara orang tertawa dingin kemudian disusul oleh
munculnya satu bayangan orang yang dengan kecepatan
bagaikan kilat sudah berada dihadapan Tan Liong.
Tan Liong terperanjat, ia mundur dua tindak ketika ia
angkat muka, ia baru tahu bahwa orang yang berada di
depannya itu bukan lain dari pada isterinya Sam gan Mo kun
yaitu Thian liong lie.
Dengan paras pucat pasi dan sinar mata tajam Thian liong
lie menatap wajah Tan Liong lalu berkata dengan nada dingin.
"Tan Liong, apa kau masih kenali aku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dulu sudah kuampuni jiwamu, apa sekarang masih hendak
antarkan jiwamu lagi? "
"Benar, kau sudah membunuh mati suamiku, aku tidak mau
sudah. "
"Thian liong lie, jika tidak karena memandang muka
anakmu, niscaya kau sudah binasa ditanganku. "
"Aku justeru ingin mati. "
Wajah Tan Liong lantas berubah, tanyanya dengan suara
bengis,
"Kau pergi atau tidak? "
"Tidak! kecuali aku mati. "
"Kalau begitu benar-benar ingin aku membunuh kau .... "
Tapi sebelum Tan Liong bertindak matanya mendadak
dapat melihat berkelebatnya satu bayangan orang ....
Orang itu berdiri di depan kuburan Teng Chin Kiok, ia
bukan lain daripada Hoan Giok Hoa.
"Kau belum tentu mampu membunuh aku." berkata Thian
liong lie dengan suara dingin.
Tan Liong dibikin sadar oleh perkataan Thian liong lie,
maka ia lantas menjawab sambil menghela napas,
"Aku tidak suka turun tangan denganmu, sebaiknya kau
pergi saja. "
"Aku sudah berkata, kecuali aku mati. "
"Kau jangan desak aku. "
"Desak kau apa salahnya? Pembunuh suamiku,
permusuhan ini tidak boleh dipandang remeh. "
"Jika kau tetap desak aku, maka aku tidak akan pandang
muka lagi. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku justeru menghendaki kau berlaku demikian. "
"Kalau memang begitu, kau jangan sesalkan aku. "
"Tidak perlu kau banyak bicara lekaslah turun tangan. "
Tan Liong benar-benar kewalahan, ia sebetulnya berat
turun tangan, karena ayahnya Hoan Giok Hoa sudah binasa
ditangannya bagaimana ia harus membinasakan ibunya lagi?
Tapi karena didesak dan diolok-olok oleh Thian liong lie
akhirnya ia tidak dapat kendalikan hawa amarahnya apalagi
dalam pesannya Yo Swie Peng juga suruh padanya supaya
membinasakan dua suami isteri itu.
"Kalau begitu biarlah aku beri kesempatan padamu untuk
menyerang sampai tiga kali lebih dulu sebagai tanda untuk
membalas budiku terhadap Hoan Giok Hoa...."
Belum selesai ucapan Tan Liong, Thian liong lie sudah
melontarkan serangannya.
Setelah Thian liong lie turun tangan Lam kek Sian ong
lantas menghela napas perlahan-lahan menghampiri Hoan
Giok Hoa.
Ia sudah mendapat firasat buruk bahwa suatu peristiwa
mengenaskan, kembali akan terjadi di lembah Hong hwee kok
lagi ....
Dengan suara perlahan ia memanggil,
"Nona Hoan .... "
Hoan Giok Hoa balikkan tubuhnya dengan parasnya yang
putih bagaikan kertas mengawasi Lam kek Sian ong.
Lam kek Sian ong yang menyaksikan keadaan sangat
mengenaskan itu hatinya merasa sangat terharu sambil
menghela napas ia berkata,
"Nona Hoa, apa kau kenal aku? "
"Kenal, " jawabnya singkat sambil anggukkan kepala.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sedang berjiarah kuburan Teng Chun Kiok? "
"Dia sudah meninggalkan aku .... "
"Ya .... "
"Kenapa dia binasa? Apakah engko Tan yang membunuh
padanya? "
"Bukan, ia telah mati berkorban demi Tan Liong"
"Ia berkorban untuk engko Tan? Kenapa? "
"Ya, " jawabnya Lam kek Sian ong sambil menghela
napas,"ia korbankan jiwa untuk Tan Liong tapi juga bagi kita
semua, kalau bukan dia, kita mungkin binasa semuanya di
lembah Hong kwee kok. "
"Oh, " sahutnya Hoan Giok Hoa setengah mengerti
setengah tidak matanya menatap wajah Lam kek Sian ong lalu
menanya,
"Apa dia cinta engko Tan Liong? "
"Ya, dia memang cinta padanya, tapi sayang nasibnya tidak
beruntung. "
"Ia memang terlalu tidak beruntung. "
"Tapi Tan Liong sudah memberikan padanya apa yang ia
inginkan. "
"Anggap dia sebagai isterinya? "
"Ya, ia dalam namanya kini sudah menjadi isterinya Tan
Liong. "
Hoan Giok Hoa tertawa tapi tertawanya itu tampak sangat
mengharukan. Kembali Lam kek Sian Ong seperti mendapat
firasat buruk.
Ia dapat lihat perutnya Hoan Giok Hoa sudah agak besar
....

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil menghela napas ia menanya ,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sudah mengandung? "
"Ya. "
"Apa Tan Liong sudah tahu? "
"Ya. "
Jawaban ini tidak dimengerti oleh Lam kek Sian ong, maka
ia merasa heran dan menanya,
"Nona, aku sedang menanya engkau. "
Hoan Giok Hoa rupanya baru tersadar dari lamunannya lalu
balas menanya,
"Locianpwee, apa kau kata? "
"Aku tadi tanya kau, apakah Tan Liong tahu kalau kau
sudah mengandung?"
"Sudah tahu. "
"Adakah kau yang memberitahukan padanya? "
"Ya. "
"Betapa menyedihkan kejadian ini, " berkata Lam kek Sian
ong sambil menghela napas.
"Ya, ini memang merupakan satu peristiwa yang
mengenaskan. Kala itu Tan Liong dalam keadaan mabuk dan
lupa diri, telah membuat aku mendapat turunan haram ini. "
"Turunan haram? "
"Ya, apa locianpwee anggap aku dengan Tan Liong bisa
menjadi suami isteri? "
"Tidak. "
"Itulah, karena tidak menjadi suami isteri locoanpwee
anggap bagaimana aku harus mengurus turunan haram ini? "
Ketika mendengar pertanyaan itu Lam kek Sian ong
bergidik mendadak ia menatap paras nona yang bernasibTiraikasih Website http://kangzusi.com/
malang itu, suatu kejadian mengerikan seolah-olah hendak
terjadi dihadapan matanya.
"Dilahirkan! " jawabnya Lam kek Sian ong dengan suara
gemetar.
"Dilahirkan? " katanya Hoan Gok Hoa sambil ketawa
bergelak-gelak, "nanti setelah dewasa aku jadi manusia
bagaimana? "
Kembali Lam kek Sian ong bergidik. "Dan kau? "
"Gugurkan padanya! "
Wajahnya Lam kek Sian ong berubah seketika dengan
mulut menganga dan mata terbuka lebar ia memandang Hoan
Giok Hoa, kemudian menanya,
"Kau hendak gugurkan? "
"Benar, hal ini aku sudah beritahukan kepada Tan Liong. "
"Tidak, tidak, kau tidak boleh perlakukan padanya, di tidak
sanggup menerima pukulan batin. "
"Aku sebetulnya tidak mengharap, berbuat demikian,
karena aku benci kepada Tan Liong, maka aku juga tidak ingin
melahirkan anak haramnya ini. "
"Tidak sepantasnya kau gugurkan bayi yang tidak berdosa
apa-apa ini, betapakah kejamnya perbuatanmu ini. "
Hoan Giok hoa hanya tertawa dingin, agaknya tidak
tergerak sdikitpun perasaannya, sementara itu matanya sudah
dapat lihat Tan Liong yang sedang bertempur dengan Thian
Liong lie itu dengan paras murung ia berkata,
"Ia telah berkelahi lagi dengan ibuku! "
"Ibumu yang mendesak padanya. "
"Mendesak dia? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, dia karena memandang mukamu, tidak ingin turun
tangan terhadap ibumu, tapi ibumu mendesak padanya, mau
tidak mau ia terpaksa turun tangan. "
"Apa dia tega membinasakan ibu? "
"Mungkin. "
"Aku tidak menyangkal bahwa aku pernah mencinta Tan
Liong dengan setulus hati, tapi dia tidak cinta padaku juga
tidak pernah mencinta kepada siapapun juga, kecuali itu
wanita cantik baju merah. Sekarang didalam perutku sudah
ada keturunannya, tapi bagaimana aku bisa melahirkan anak
haram ini? "
"Biar saja, kau harus lahirkan bayi itu, tidak boleh begitu
kejam, betapapun bencimu kepadanya, tapi juga tidak boleh
menggunakan cara demikian untuk membalas dendam
hatimu"
"Apakah locianpwee anggap perbuatanku ini untuk
membalas dendam kepada Tan Liong? "
"Ya. "
Hoan Giok Hoa berkata sambil ketawa dingin,
"Ya, aku sedang melakukan perbuatan membalas dendam
.... "
Sementara itu mendadak terdengar suara yang keluar dari
mulut Tan Liong,
"Thian liong lie, aku sudah mengalah dan memberikan
kesempatan bagimu untuk menyerang aku tiga kali, ini berarti
aku sudah membalas budi yang aku terima dari anakmu.
Karena kau bertekad hendak menyusul suamimu terpaksa aku
mengiringi kehendakmu. "
Dalam gusarnya ia telah melakukan serangan-serangan
yang hebat. Tanpa ampun lagi Thian liong lie lantas roboh di
tanah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak terdengar jeritan "Ibu.! " mengejutkan hati Tan
Liong sementara itu Hoan Giok Hoa sudah menubruk dan
memeluk tubuh ibunya.
Tan Liong merasa gelap pandangannya mundur dua tindak,
badannya mulai menggigil.
Dalm gusarnya ia sudah tidak mampu kendalikan dirinya
hingga serangannya tadi mengakibatkan kematiannya Thian
liong lie.
Kini ia seperti baru sadar, tapi sudah terlambat. Thian liong
lie sudah menggeletak sebagai mayat.
Dua butir airmata mengalir turun membasahi pipinya.
Suara tangisan Goan Giok Hoa yang menyayat hati,
bgaikan pedang tajam menusuk batinnya.
Lam kek Sian ong menghampiri padanya dan menanya
dengan suara perlahan,
"Kau telah membunuh ibunya ....! "
"Ya, aku telah membunuh mati ibunya karena dia yang
mendesak aku. "
"Tidak seharusnya kau turun tangan begitu berat. "
"Mungkin benar, tetapi kau seperti tidak tahu apa yang
telah aku lakukan, ia pasti tak akan memaafkan diriku. "
"Hutang dosa! " berkata Lam kek Sian ong sambil
menghela napas, "Apa Hoan Giok Hoa sudah beritahukan
padamu, bahwa dalam perutnya sudah ada keturunanmu? "
"Ya, ia sudah beritahukan padaku. "
"Apa kau tahu kalau ia hendak menggugurkan. "
"Tahu. "
"Jiwa yang belum lahir itu tidak berdosa apa-apa tapi ia
ingin gugurkan padanya betapa kejam perbuatan itu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak membiarkan padanya melakukan perbuatan itu."
"Barangkali kau tidak dapat mencegah keinginannya yang
demikian keras. "
"Itu mungkin. "
Setelah itu ia menghampiri Hoan Giok Hoa yang masih
menangis dan memeluk badan ibunya, Ia berdiri
disampingnya, dengan suara parau ia berkata,
"Adik Hoan, "
Tapi perasaan sedih tiba-tiba mencengkeram hatinya,
hingga ia tidak mampu melanjutkan ucapannya.
Lam kek Sian ong yang menyaksikan itu berkata sendiri,
"Satu peristiwa penghidupan. "
Suara tangisan Hoan Giok Hoa masih tidak mau berhenti,
meski Tan Liong memanggil padanya berulang-ulang, tapi ia
tetap menangis.
"Adik Hoan! " kembali Tan Liong memanggil.
Hoan Giok Hoa akhirnya tersadar dari kedukaannya, ia
angkat kepala, segera dapat lihat dirinya Tan Liong yang
berdiri disampingnya.
Paras Hoan Giok Hoa pucat pasi, menakutkan dan diliputi
oleh bayangan gelap.
Ia cuma tahu ada bayangan orang berdiri disampingnya
tetapi tidak lihat jelas sebab airmata menutupi pandangannya.
Tan Liong mengawasi Hoan Giok Hoa yang seperti sudah
kehilangan semangat hatinya merasa seperi diiris-iris
mendadak ia peluk tubuhnya dan berkata dengan suara parau,
"Adik Hoan, maafkan diriku, aku adalah seorang berdosa. "
Hoan Giok Hoa seperti tidak tahu siapa yang memeluk
dirinya, ia gerakkan badannya dan bertanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau siapa? "
"Adik Hoan, aku Tan Liong. "
"Tan Liong? "
Ia seperti terperanjat, mendadak tersadar lalu ia hapus air
matanya hingga baru dapat lihat bahwa yang memeluk dirinya
memang benar adalah Tan Liong.
Tiba-tiba ia mendorong dirinya dan berkata dengan suara
gusar.
"Apa perlunya kau memeluk diriku? "
Tan Liong yang didorong secara mendadak tampak
tercengang.
"Adik Hoan. ampuni dosaku, aku bukan sengaja, adalah
ibumu yang mendesak aku. "
Hoan Giok Hoa yang tidak berhasil melepaskan diri dari
pelukan Tan Liong parasnya lantas berubah, ia berkata pula
dengan gusar,
"Tan Liong, lepaskan diriku .... "
Dalam gusarnya ia menyerang dada Tan Liong.
Serangannya itu ternyata hebat tapi Tan Liong tidak
menyingkir maka serangan itu mengena dengan telak dan Tan
Liong lalu roboh.
Kalau bukan karena Tan Liong mempunyai kekuatan tenaga
dalam yang melebihi manusia biasa ia mungkin akan tewas
seketika. Walaupun tidak mati tapi juga terluka tidak ringan.
Ia rebah sekian lama baru pelahan-lahan menggerakkan
badannya.
Sementara Hoan Giok Hoa ketika melihat Tan Liong roboh
ia seperti baru menyadari apa yang terjadi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong berdiri kesima, tapi ia tidak bisa berbuat
apa-apa dalam urusan ini. Ia mengerti, ia cuma dapat
menyaksikan berlangsungnya peristiwa yang mengenaskan itu
.... Tan Liong setelah gerakkan badannya, kekuatannya
perlahan lahan pulih kembali, ia berkata dan duduk di tanah
tetapi pikirannya masih belum terang betul.
Ia mengawasi paras Hoan Giok Hoa, yang dipandangnya
seperti asing.
Hoan Giok Hoa juga mengawasi Tan Liong yang mulutnya
mengucurkan darah ia seperti ingat bahwa wajah tampan itu
pernah masuk kedalam lubuk hatinya, tapi lantas berlalu lagi.
.... Tan Liong lalu pejamkan matanya, begitu pula Hoan Giok
Hoa. Lama dalam keadaan hening, satu sama lain tak ada yang
membuka mulut.
Akhirnya Hoan Giok Hoa membuka mata dan berkata seperi
orang mengigau,
"Engko Tan .... "
Suaranya amat mesra, tidak mengandung kebencian seperti
pada waktu biasa, semasa hubungan mereka belum menjadi
retak.
Mendengar suara itu, Tan Liong tersadar ia tersenyum.
Mereka duduk berhadapan terpisah cuma satu kaki. dalam
keadaan demikian mereka agaknya sudah lupa apa yang telah
terjadi barusan.
"Engko Tan, diantara kita sebetulnya telah terjadi apa? "
"Bermimpi, satu impian kejam! "
"Dalam impian ini, kita kehilangan terlalu banyak sekali. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kita kehilangan terlalu banyak. "
"Apa lukamu parah? " pertanyaan itu seperi layaknya
seorang kekasih yang ditujukan kepada kekasihnya.
Tan Liong lalu menjwab sambil ketawa getir.
"Aku masih sanggup menerima. "
Hoan Giok Hoa yang tersenyum tapi bukan senyum manis
melainkan senyum masam.
"Engko Tan, apa kau masih ingat waktu pertama kali kita
kenal? "
"Aku ingat. "
"Waktu itu aku juga melukai dirimu. "
"Ya, tapi kau tidak sengaja. "
Mereka sama-sama mengenangkan kejadian dimasa yang
lampau tapi dalam pendengaran orang lain betapa
menyedihkan pembicaraan meraka.
Namun mereka ingin mengenangkan mereka seperti sudah
mendapat firasat bahwa untuk selanjutnya mereka sudah
tidak dapat duduk berdua-duaan lagi.
Kenangan untuk sepintas lalu ini, agaknya dapat mengisi
hati mereka yang kosong.
Hoan Giok Hoa tersenyum getir dan berkata,
"Ya, aku tidak sengaja tapi kau tak mengampuniku, kau
benci aku betul tidak? "
"Mungkin ya kala itu aku benci kau. "
"Kau tak dapat mengerti bagaimana duka hatiku pada saat
itu. "
"Aku tahu dengan tidak menghiraukan jiwamu sendiri kau
telah pergi kekelenteng Ban hud sie di gunung Ngo bi san
untuk mencari obat swat som. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tahu apa sebabnya? "
"Aku tahu, karena kau cinta aku. "
"Ya, aku cinta kau, apa kau semula pernah pikir, betapa
berharganya cinta yang diberikan oleh seorang gadis yang
baru pertama kali bertemu. "
"Tapi aku abaikan cinta itu. "
"Kau anggap biasa saja? "
"Ya, sebab hatiku sudah beku, perasaanku sudah dingin
aku tidak dapat memberikan cintaku kepada lain wanita
karena Cu Lian sudah mengambil cintaku seluruhnya. "
"Apa kau belum pernah mencintai aku? "
"Mungkin begitu. "
"Tahukah kau betapa besar cintaku padamu? "
"Tahu. "
"Apa kau anggap bahwa cinta sepihak itu ada kejam? "
"Semula aku tidak memikirkan bahwa hidup manusia yang
dipenuhi cinta itu adalah sangat bahagia. "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi aku cinta padamu seperti orang gila hingga aku sadar
dari impianku, engko Tan aku baru mengerti bahwa
penghidupan manusia itu tidak bedanya bagaikan permainan
sandiwara tapi dalam sandiwara itu aku telah mainkan
perasaan yang menyedihkan. "
"Ya, kita benar-benar tidak beruntung. "
"Meski kita tidak beruntung tapi anak kita lebih tidak
beruntung lagi karena anak itu sama sekali tidak berdosa. "
"Ya, ia memang tidak berdosa, kau karena melahirkan
padanya .... "
"Kau telah membunuh ayah dan ibuku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertanyaan itu mengembalikan ingatan Tan Liong pada
kenyataan yang ia hadapi semuanya sudah menjadi suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi semua kenang-
kenangan yang manis dimasa yang lampau telah buyar
bagaikan asap tertiup angin.
Ia lalu menjawab dengan wajah pucat,
"Ya, karena harus memenuhi pesan terakhir Yo Swie Peng
siansu, aku telah membunuh mereka .... "
Api Di Bukit Menoreh 10 Wiro Sableng 156 Topan Di Gurun Tengger Jala Pedang Jaring Sutra 8
^