Pencarian

Naga Merah 18

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 18


"Kalau begitu, diantara kita ini sebetulnya merupakan
sepasang kekasih ataukah musuh? "
"Kedua-duanya ada. "
"Tan Liong! " suara Hoan Giok Hoa kembali berubah dingin,
"jika ada orang membinasakan ayah bundamu, bagaimana
pikiranmu? "
"Menuntut balas! "
"Kalau begitu apa aku harus menuntut balas? "
Tan Liong terperanjat, ia mengawasi Hoan Giok Hoa
sejenak, lalu menyahut sambil menghela napas panjang,
"Kau harus menuntut balas! "
Hoan Giok Hoa perdengarkan suara ketawanya.
"Aku ingin menuntut balas, ingin membunuh kau, tapi aku
tidak mampu melakukan, kepandaianku tidak sebanding
dengan kepandaianmu, selain daripada itu, aku juga cinta kau
.... "
"Cinta aku? "
"Ya, dengan sepenuh jiwaku. "
Paras Hoan Giok Hoa lantas berubah kemudian lompat
melesat dan berkata dengan suara bengis,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tan Liong, dimasa yang lalu kita adalah sepasang kekasih
tapi sekarang merupakan sepasang musuh, aku rasanya ingin
menelan kau hidup-hidup .... "
Matanya memancarkan sinar buas tiba-tiba terdengar pula
suara ketawanya yang dapat membangunkan bulu roma ....
Setelah berhenti ketawa ia berkata pula,
"Aku ingin menuntut balas, aku menghendaki supaya kau
mati tersiksa batinmu. "
Sehabis berkata demikian, ia lantas lompat kepalanya
dibenturkan kepada sebuah batu besar ....
Perbuatannya itu bukan saja diluar dugaan Tan Liong, Lam
kek Sian ong yang berdiri disamping juga merasa kaget. Hoan
Giok Hoa akhirnya telah mati bunuh diri, karena ia masih
mengandung maka kematiannya itu berarti membuat tamat
riwayatnya dua jiwa.
Lam kek Sian ong coba mencegah sambil melompat tapi
sudah terlambat.
Suatu tragedi penghidupan telah terulang lagi dilembah
Hong hwee kok.
Sementara itu angin kencang meniup pasir dan tanah
berterbangan dan angin itu juga meniup pakaian Hoan Giok
Hoa yang sudah menjadi mayat, sebuah surat terbang dari
padanya.
Sampul surat itu tertulis, Disampaikan kepada Tan Liong.
Lam kek Sian ong berdiri kesima, ia tidak mengambil surat
itu, membiarkan padanya berterbangan tertiup angin ....
Kematian Hoan Giok Hoa sangat menyedihkan tapi juga
sangat kejam, karena ia telah membawa jiwa anaknya yang
masih belum lahir ke alam baka.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong mendadak bangkit dan menanya kepada Lam
kek Sian ong,
"Locianpwee, kemana dia? "
"Sudah mati ....! "
"Hah! Mati! " mata Tan Liong yang sudah tidak
bersemangat menatap paras Hoan Giok Hoa yang sudah
menjadi mayat mendadak ia berseru dan lompat hendak
membenturkan kepalanya kepada batu besar ....
Perbuatan nekad Tan Liong itu mengejutkan Lam kek Sian
Ong ia lalu berteriak,
"Tan Liong ....! " dengan kecepatan bagaikan kilat ia
bergerak dan tangannya menyambar badan Tan Liong.
"Tan Liong, apa kau mencari mampus? " demikian
bentaknya.
Dengan wajah pucat pasi ia menjawab,
"Dia telah tewas .... tewas ditanganku .... dan jiwa kecil
yang tidak berdosa itu juga turut mati. "
"Sekalipun dia sudah mati, kau juga tidak perlu mengikuti
padanya keliang kubur. .... "
"Tidak, tidak, aku telah mencelakakan dirinya, aku menjadi
algojo dari anakku sendiri. Bagaimana aku bisa hidup
didunia?"
Ia coba meronta ingin membentur batu.
Lam kek Sian ong membentak pula dengan suara bengis,
"Kau gila? "
Dalam cemasnya ia lantas memberi Tan Liong sebuah
tamparan keras.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tamparan itu membuat mata Tan Liong berkunang-kunang,
badannya sempoyongan, ia berdiri menjublak mengawasi Lam
kek Sian ong .... Mendadak ia menangis bagaikan anak kecil.
Lam kek Sian ong juga turut mengalirkan air mata,
kemudian ia berkata,
"Huciang bunjin, maafkan lohu tidak sengaja menampar
kau. "
Tan Liong yang menangis mendadak tertawa gelak, tingkah
lakunya seperti orang gila.
Lam kek Sian ong mengerti setelah menderita pukulan
batin hebat pikiran Tan Liong mulai kalut, jika tidak segera
ditolong ia akan menjadi seorang yang benar-benar gila.
Memikir demikian, ia lantas keluarkan bentakan perlahan,
"Tan Liong, rebahlah .... "
Dengan kecepatan bagaikan kilat jari tangannya menotok
jalan darah tidur di badan Tan Liong.
Tan Liong cuma merasa badannya kesemutan kemudian
roboh dan tidur pulas.
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 41
Lam Kek Sian ong menghela napas panjang, ia berkata
sendiri sambil mengawasi Tan Liong yang tidur nyenyak.
''Tuhan telah permainkan jiwa sepasang hati anak muda
yang masih putih bersih ini kalau toh sudah membiarkan
mereka saling mencinta, mengapa tidak diberikan kesempatan
untuk hidup bersama? ''
Ia angkat kepala. surat Hoan Giok Hoa sudah akan terbang
jauh tertiup oleh angin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat ia lantas lompat menyambar. Setelah melihat
wajah Hoan Giok Hoa sejenak, ia berkata sendiri, ''Meski kau
mati karena cinta, tapi kau tidak mendapat pengertian
siapapun juga, hatimu kejam bagaikan ular berbisa, ....
dengan secara kejam kau telah membunuh mati satu jiwa
kecil yang masih belum dilahirkan .... walaupun kau hendak
menuntut balas terhadap Tan Liong tapi juga tidak boleh
berbuat demikian. ''
Ia menghela napas kemudian berkata pula, ''Cinta.... telah
merenggut jiwamu yang masih muda remaja, kasih .... telah
membuat kau berubah menjadi seorang perempuan kejam
melebihi ular beracun .... berapa banyak tragedi dalam
kehidupan manusia telah timbul karena asmara .... ''
Sambil ngedumel sendiri Lam kek Sian ong matanya
memandang sampul surat Hoan Giok Hoa, ia tertawa getir lalu
menanya kepada dirinya sendiri, ''Apakah aku harus serahkan
surat ini kepada Tan liong? ''
Suatu pikiran terlintas dalam otaknya sambil gertak gigi ia
lantas buka sampul itu dan membaca isinya.
Tan Liong,
Pada sebelumnya aku sudah menulis surat ini, aku tidak
mengharap kau dapat membacanya, sehingga menambah
kedukaanmu, aku cuma ingin meminjam surat ini untuk
membeber isi hatiku.
Dengan darah dan air mata aku menulis surat ini, sebab
aku mengerti, impianku dimasa anak-anak sudah ludas,
bagaikan asap tertiup angin, dan apa yang tinggal hanya
darah dan kebencian.
Aku pernah mencinta padamu demikian rupa, aku
mengharap supaya mendapat balasan cintamu, ketika kau
mencium aku, betapa kaget dan senangku. Walaupun akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu bahwa ciumanmu itu tidak mengandung benih cinta
namun aku tetap anggap padanya sebagai impianku yang
paling indah.
Tatkala kau membinasakan ayahku, aku rasa bahwa nasib
buruk sudah menimpa diriku, aku tahu dalam hidupku ini aku
cuma dapatkan penyesalan yang akan kubawa ke liang kubur.
Ayah bundaku ada sepasang murid berdosa yang
membunuh gurunya sendiri, maka terhadap tindakanmu yang
membunuh mereka aku dapat memaafkan kau juga tidak
sesalkan kau, sebab dosa itu sudah seharusnya mereka tebus.
Tapi apakah kau pernah berpikir bahwa antara dia berdua,
dengan demikian juga akan menjadi musuh?
Aku pernah idam-idamkan menjadi isterimu tapi semua itu
kini tinggal menjadi pengharapan kosong, sebab kita tidak
mungkin berjodoh.
Seperti juga gadis-gadis lainnya! Aku juga mengidam-
idamkan hidupku yang penuh bahagia, siapa tahu, bahwa
idam-idamanku itu cuma merupakan satu impian kejam.
Meskipun cinta kau, tapi cinta itu telah terhalang oleh
permusuhan. Aku dapat membunuh kau, maka ketika ibuku
bertekad hendak mencari kau, aku lantas mendapat firasat
bahwa ia pasti akan binasa ditanganmu. Oleh karena itu maka
aku menulis surat ini.
Dalam perutku sudah ada keturunanmu, aku percaya kau
juga tidak akan menyangkal. Disamping itu aku juga mengerti
bahwa kau cinta kepada keturunanmu ini.
Tapi aku tidak akan melahirkan padanya, sebab aku benci
kau, aku hendak bawa ia mati bersama untuk membalas
dendamku.
Ya, aku tidak seharusnya berbuat demikian. apakah aku
tidak cinta anakku itu? Tidak demikian. aku cinta padanyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
melebihi daripada cintaku terhadap kau, namun aku tidak
boleh ia lahir didunia.
Aku dapat memahami, tatkala ia nanti menjadi dewasa
bagaimana perasaannya nanti apabila ia mengetahui kejadian
itu? Tan Liong, maafkan perbuatanku, di alam baka nanti aku
akan menyatakan penyesalanku terhadap kau.
Di lain dunia aku akan tetap cinta padamu seperti dimasa
hidupku, kau jangan berduka karena aku, aku harus demikian
mengakhiri hidupku.
Sampai disini aku tidak dapat melanjutkan tulisanku, juga
tidak mengharap kau dapat membaca suratku ini, yang cuma
akan menambah kedukaanmu saja.
Jika kau dapat lihat aku mati, harap kau cium jenasahku
supaya dalam perjalananku ke alam baka aku dapat sedikit
kehangatan sejenak.
Kalau kau mengubur aku harap di depan kuburanku kau
beritahukan padaku, ?Adik Hoan, di lain penitisan semoga kau
bisa menjadi isteriku?. Apa kau terima permintaanku ini ....?'
Membaca sampai disitu pengkihatan Lam kek Sian ong
menjadi buyar, tulisan selanjutnya ia tidak dapat baca lagi.
Surat itu meski ditulis sangat tergesa-gesa, tapi setiap
perkataannya sangat mengharukan. Lam kek Sian ong bukan
seorang yang berhati baja bagaimana tidak tergerak?
Supaya tidak menambah kedukaan Tan Liong, ia lantas
robek-robek surat itu hingga sebentar kemudian sudah
menjadi berkeping-keping.
Setelah itu ia lalu kubur jenasah Hoan Giok ho disisinya
kuburan Teng Chun Kiok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dimakamnya cuma terdapat batu nisan yang ditulis
olehnya,
Disini bersemayam seorang perempuan muda yang tidak
beruntung bersama satu jiwa kecil yang masih belum
dilahirkan. Dimasa hidupnya ia tidak mendapat apa-apa.
Semoga dilain dunia mendapat apa yang ia butuhkan.
Hanya itu saja tidak terdapat namanya juga tidak ditulis
siapa yang mendirikan.
Orang tua itu lalu berdiri dan berdoa didepan makam Hoan
Giok Hoa.
''Nona Hoan, yang berdiri dan dihadapanmu ini bukanlah
laki-laki yang kau cintai Tan Liong, melainkan aku Lam kek
Sian ong. maafkan padanya yang tak bisa jiarah di
kuburanmu, aku tidak dapat membiarkan padanya menjadi
gila karena kau, sebab masih ada banyak pekerjaan yang ia
harus lakukan. Tapi aku bersedia mewakili dia menerima baik
pemintaanmu semoga dilain penitisan kau benar-benar bisa
menjadi isterinya juga mengharap supaya kau dapat
melahirkan anak yang baik. .... ''
Berdoa sampai disitu ia tidak mampu kendalikan
perasaannya lagi, airmatanya mengalir turun. Lama sekali ia
baru bisa meneruskan doanya, ''Hanya permintaanmu yang
terakhir untuk mendapatkan ciumannya kau tidak bisa
dapatkan, karena aku tidak dapat membangunkannya. ''
Karena dengan tindakan itu akan membuat ia menjadi gila
benar-benar.
Sehabis itu ia mengubur pula jenasah Thian liong lie
kemudian membimbing Tan Liong dan Hiat hun Koay po yang
masih dalam keadaan pingsan lari keluar lembah Hong hwee
kok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan hati dan pikiran berat Lam kek Sian ong
meninggalkan lembah Hong hwee kok menuju Ciong lam san,
Sebelum matahari terbit ia sudah tiba di gunung Ciong lam
san. Selama dalam perjalanan Tan Liong dan Hiat hun Koay po
beberapa kali telah siuman tapi ditotok lagi olehnya.
Semula ia ingin naik ke atas gunung tapi kemudian ia pikir
hendak ke gua Pek hoa gam lebih dulu, untuk menjemput Im
yang Ie su dan memberitahukan padanya tentang pesannya
Sin kie cu.
Setelah mengalami kejadian hebat itu, ia sudah mulai tawar
hatinya maka ia pikir setelah membawa Tan Liong ke Ciong
lam san ia lantas akan meninggalkan dunia Kangouw.
Kedatangan di gua Pek hoa gam segera disambut oleh Im
yang Ie su dengan berbagai pertanyaan,
''Orang tua she Ong tidak kusangka begitu lekas kau
kembali, bagaimana keadaan pertempuran di lembah Hong
hwee kok .....? ''
Tapi ia mendadak dapat melihat dirinya Tan Liong dalam
kempitan orang tua itu yang ternyata masih dalam keadaan
pingsan, hingga pertanyaannya ditarik kembali.
Lam kek Sian ong tertawa getir, ia letakkan dirinya Tan
Liong dan Hiat hun Koay po ditanah lalu menghela napas
seraya berkata,
''Im yang Ie su kau jangan kaget, ia tidak tewas. ''


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

''Dan yang lain-lainnya? ''
''Di lembah Hong hwee kok. ''
''Belum pulang? ''
''Mereka bertemu dirumahnya Hiat im cu. ''
''Bertamu? ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Benar. ''
Diwajah Im yang Ie su menunjukkan perasaan bingung,
kemudian ia berkata,
''Apa mereka telah bersahabat dengan Hiat im cu? ''
Im yang Ie cu masih belum mengerti maksud yang
terkandung dalam perkataannya Lam kek Sian ong, maka
setelah Lam kek Sian ong mendengar pertanyaan demikian, ia
lantas unjukkan ketawa getir.
Im yang Ie su semakin bingung, ia menanya pula,
''Hai tua bangka, kau ketawai apa?
''Tertawai kau terlalu kekanak-kanakan. ''
Perkataan itu membuat Im yang Ie su segera berubah
wajahnya.
''Apa mereka sudah tewas? ''
''Ya, mereka sudah gugur semuanya! ''
''Bukan kepalang kagetnya Im yang Ie su, ia mundur dua
tindak, dengan mulut dan mata terbuka lebar mengawasi Lam
kek Sian ong. Lama baru bisa berkata,
''Tewas semuanya? ''
''Tinggal aku dan Tan Liong yang tidak mati. ''
Kematian tiga tokoh kuat dari rimba persilatan itu benar-
benar mengejutkan Im yang Ie su.
Sambil mengawasi Im yang Ie su yang masih belum hilang
rasa kagetnya, Lam kek Sian ong berkata,
''Sin kie cu tidak ingin kau ikut ke lembah Hong hwee kok,
kiranya ada maksudnya, jikalau tidak, barangkali kau juga
turut tewas. ''
''Di lembah Hong hwee kok pernah terjadi pertempuran
dahsyat? ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong lantas menjawab sambil tertawa getir,
''Bukan cuma dahsyat saja, tapi juga mendebarkan hati.
Ebook by : Dewi KZ, Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com
Orang yang tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri,
tidak akan tahu, bahwa di lembah Hong hwee kok telah terjadi
pertempuran hebat serta kejadian-kejadian yang sangat
mengharukan. ''
''Bagaimana sebetulnya? ''
''Hat liong cu (Naga Merah) mati karena Bangkai berapi ....
Sin kie cu dan Kiu cie Sian kow mati karena menolong Bu jie
Thian sie. ''
Perkataan Lam kek Sian ong itu seperti ditujukan kepada
dirinya sendiri juga seperti ditujukan kepada Im yang Ie su,
tapi Im yang Ie su tidak mengerti maksudnya. Lama ia segera
menanya dengan perasaan cemas.
''Hei tua bangka, sebetulnya apa yang telah terjadi? ''
''Setelah aku beritahukan padamu kau harus berjanji suka
melakukan suatu pekerjaan bagiku. ''
''Tidak menjadi soal pekerjaan apa? ''
''Menulis sebuah kitab. ''
''Kitab apa? ''
''Riwayat hidup Naga Merah! ''
''Riwayat hidup Naga Merah? Untuk apa? ''
''Peringati jasanya dan kematiannya yang gagah secara
kesatria .... Naga Merah pahlawan keadilan dan kebenaran
yang akan hidup sepanjang jaman. ''
''Apa ia ada harganya untuk dibuat riwayat hidupnya? ''
''Ya, dia mati secara kesatria, mati karena membela
kebenaran dan keadilan, jika bukan karena dia bencana hebatTiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mengancam dunia rimba persilatan pasti tidak dapat
dihindarkan dan kematiannya itu justeru menghindarkan
bencana itu juga menolong banyak jiwa yang tak berdosa .... ''
''Kau ceritakan kalau memang ada harganya, aku pasti tulis
untuk peringati padanya. ''
Lam kek Sian ong anggukkan kepala, lalu ceritakan apa
yang telah terjadi dengan dirinya Naga Merah.
''Ini terlalu agung, ya namanya akan tetap tinggal harum
untuk sepanjang masa aku pasti menuruti pesannya
membuatkan riwayatnya. '' berkata Im yang Ie su sambil
menghela napas.
''Sin kie cu juga meninggalkan pesan, untuk kau, ''
''Aku sudah tahu. ''
''Ya, ia suruh aku menurunkan kepandaiannya kepada
seorang murid. ''
''Apa ia meninggalkan surat padamu? ''
''Tidak kecewa Sin kie cu menjadi peramal terpandai
dimasa kini, dia sendiri sudah tahu bahwa kepergiannya ke
lembah Hong hwee kok itu pasti akan binasa, tapi ia rela
korbankan jiwanya, semangat pahlawan seperti ini, aku Ong
Khim San sesungguhnya tidak sebanding sedikitpun juga. ''
''Ya, itu juga ada harganya, untuk kita peringati. ''
''Im yang Ie su, biarlah kau berdiam disini saja, untuk
merampungkan tugasmu menulis riwayat hidup Naga Merah
dan melaksanakan pesannya Sin kie cu, aku hendak pergi ke
Ciong lam san. ''
''Baiklah, aku cuma tidak mengantar lagi. ''
Lam kek Sian ong tidak berkata apa-apa lagi, sambil
mengempit tubuh Tan Liong dan Hiat hun Koay po ia
meninggalkan gua Pek hoa gam.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di atas gunung Ciong lam san, ketika Lam kek Sian ong cs
berangkat menuju ke lembah Hong hwee kok, juga terjadi
pertempuran hebat.
Tatkala Lam kek Sian ong tidak jauh di luar kuil, matanya
lantas dapat lihat banyak mayat manusia serta tanda darah
dimana-mana.
Orang tua itu kerutkan keningnya, ia segera dapat
menduga bahwa di atas gunung itu ternyata juga pernah
timbul pertempuran dahsyat.
Diatas mayat-mayat itu, terdapat beberapa puluh mayatnya
kaum paderi.
Di lain sudut, ada terdapat sebuah lubang besar, disekitar
lubang itu terlihat potongan-potongan tubuh manusia yang
berhamburan dengan darah dan daging hingga merupakan
suatu pemandangan yang mengerikan.
Ia segera mengerti bahwa kawanan paderi dan mayat-
mayat yang sudah hancur tubuhnya itu pasti orang-orang dari
partai Ngo bie pay yang telah menjadi korbannya bom Pek lek
tan. Di dalam kuil tampak sunyi senyap.
Lam kek Sian ong pejamkan mata dan menghela napas,
kemudian berkata sendiri. ''Pertikaian di dunia Kang-zsouw,
terus menerus tidak ada putusnya .... aih. ''
Kembali ia menghela napas dan berjalan menuju ke kuil.
Pada saat itu, seorang imam berpakaian warna kuning
keluar dari dalam kuil, menegur kepada Lam kek Sian ong.
''Lo totiang dari mana? ''
Imam itu bukan lain daripada Kwee Yan San, dan ketika
matanya dapat lihat Tan Liong yang berada dalam kempitan
Lam kek Sian ong ia terperanjat,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong lantas menjawab sambil tersenyum,
''Tolong sampaikan kepada Ciangbunjin katakan bahwa
Ong Khun San datang berkunjung! ''
''Ciang bunjin sedang sakit maafkan tidak dapat
menyambut lotiang. ''
''Kalau begitu, kau beri tahukan saja kepada Li Tiauw
Yang.''
''Sayang Li Tiauw Yang juga sudah meninggal dunia pada
beberapa hari berselang. ''
''Sudah meninggal dunia? ''
''Ya. mati dalam pertempuran dengan orang-orang Ngo bie
pay''
''Apa Pek lek cu ada? ''
''Ada. ''
''Dan Lie Bun Ching? ''
''Juga ada. ''
''Kalau begitu suruh Lie Bun Ching keluar menyambuti
kedatangan huciangbunjin! ''
Kwee Yan San terima baik, ia lantas lari balik kedalam kuil.
Tidak antara lama, tampak beberapa puluh orang-orang Ciong
lam pay keluar dari kuil dan lari menghampiri Lam kek Sian
ong. Yang berada paling depan adalah Pek lek cu kemudian
tujuh jago Ciong lam pay dan dua saudara Chie.
Begitu dapat lihat Lam kek Sian ong, Pek lek cu lantas
berseru,
''Hei, tua bangka, kau akhirnya pulang juga ke Ciong lam
san, apa belum mati di lembah Hong hwee kok? ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Umurku masih panjang, hanya kawan-kawan yang lain
sudah mati semua.''
Pek lek cu terperanjat, Lie Bun Ching lantas berkata,
''Lie Bun Ching tidak tahu kalau Sian ong berkunjung,
hingga kelambatan menyambut harap suka maafkan, ''
sehabis berkata ia menjura dalam-dalam.
Lam kek Sian ong berkata ketawa,
''Aku Ong Khim San bagaimana berani menerima
kehormatan demikian besar? sudah, sudah! ''
''Ciangbunjin kami ada perintah, oleh karena beliau sedang
tidak enak badan, maka tidak datang menyambut sendiri,
mohon supaya dimaafkan. ''
Selagi Lam kek Sian ong hendak menjawab dua saudara
Chie sudah maju memberi hormat kepada Lam kek Sian ong
seraya berkata,
''Boanpwee menyambut kedatangannya locianpwee. ''
Setelah satu sama lain memberi hormat, Lam kek Sian ong
lalu menuturkan perjalanannya ke lembah Hong hwee kok.
Pek lek cu juga menceritakan penyerbuannya orang-orang
Ngo bie pay ke gunung Ciong lam san. Ternyata kedatangan
Ngo bie pay kali ini, semua terdiri dari orang-orangnya yang
pilihan berjumlah dua puluh orang.
Didalam pertempuran itu, yang mati kena bom Pek lek tan
jumlahnya tiga puluh orang lebih, sisanya kabur pulang.
Tapi pihak Ciong lam pay juga kehilangan sepuluh lebih,
termasuk Li Tiauw Yang.
Saat itu Lam kek Sian ong lalu menyerahkan Hiat hun Koay
po kepada dua saudara Chie supaya dua saudara itu yang
melaksanakan tuntutan balasannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bencana yang menimpa rimba persilatan agaknya sudah
lewat, tapi lalu bencana yang lebih besar akan terulang lagi di
gunung Ciong lam san.....
Rombongan orang itu ketika melanjutkan perjalanannya,
kecuali Lam kek Sian ong baru dapat tahu kalau dua saudara
Chie tidak ikut maka ia lantas hentikan kaki dengan perasaan
heran.
Ia berpaling, ternyata dua saudara itu masih berdiri
menjublek agaknya seperti orang yang kehilangan sesuatu.
Lam kek Sian ong lalu bertanya,
''Nona Chie, mengapa tidak jalan? ''
Dua saudara itu agaknya baru tersadar. Chie Peng lalu
tersenyum dan berjalan lambat-lambat dibelakang Lam kek
Sian ong.
Lam kek Sian ong seperti ingat sesuatu, sambil menengok
kepada Tan Liong yang dikempit diketiaknya, ia berkata,
''Nona Chie, kau sedang pikirkan apa? ''
''Aku tak memikirkan apa-apa. '' jawabnya Chie Peng sambil
menggelengkan kepala.
''Kau jangan bohongi aku, aku tahu apa yang sedang kau
pikirkan! ''
Chie Peng tundukkan kepala, sambil ketawa getir ia
menjawab,
''Locianpwee, kau salah kita sudah menuntut balas, dan kita
kakak beradik memang tidak memikirkan apa-apa dan kita
berniat tidak akan lama-lama di gunung Ciong lam san. ''
''Apa kalian takut bertemu dengan Tan Liong? ''
Wajah Chie Peng tampak memerah, katanya,
''Mungkin. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong sengaja memperlambat tindakannya
setelah terpisah agak jauh dengan tujuh jago dari Ciong lam
pay dan Pek lek cu, ia lalu berkata dengan suara perlahan,
''Nona Chie, aku sengaja menutup kejadian-kejadian yang
menyangkut diri Tan Liong barusan, bukankah aku
mengatakan bahwa Tan Liong telah terluka? ''
''Ya. '' jawab Chie Peng mengangguk
''Sebetulnya ia sedikitpun tidak terluka. ''
Chie Peng tercengang, ''Apa? Dia sedikitpun tidak terluka? ''
''Ya, kau tidak tahu bahwa di lembah Hong hwee kok
kecuali berlangsung pertempuran dahsyat yang menggetarkan
hati juga terjadi peristiwa yang mengenaskan. ''
Dengan mulut ternganga Chi Peng mengawasi Lam kek
Sian ong setengah mengerti setengah tidak.
Lam kek Sian ong berkata pula,
''Di lembah Hong hwee kok beberapa wanita telah
mengorbankan diri untuk Tan Liong.
Chie Peng terperanjat, lalu menanya,
''Siapakah mereka itu? ''
''Teng Chun Kiok dan Hoan Giok Hoa. ''
''Teng Chun Kiok dan Hoan Guok Hoa mati berkorban bagi
Tan Liong? Kenapa?. ''
''Aku telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri,
peristiwa yang menyedihkan. '' berkata Lam kek Sian ong
sambil menghela napas lalu menuturkan apa yang telah terjadi
dengan diri dan nona itu.
Dengan air mata bercucuran Chie Peng mendengarkan
penuturan yang menyedihkan itu ia sungguh tidak menduga
dilembah Hong hwee kok telah terjadi peristiwa yang amatTiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyedihkan. Terutama Hoan Giok Hoa yang sedang
mengandung sesungguhnya sangat mengenaskan.
Lam kek Sian ong berkata pula,
''Oleh karena pukulan batin yang hebat itu maka pikiran
Tan Liong agak terganggu, kalau aku tidak menotok jalan
darah tidurnya, supaya ia dapat tidur nyenyak niscaya ia akan
berubah gila. ''
''Hal itu bagi Tan Liong merupakan suatu pukulan batin.
Hoan Giok Hoa tidak seharusnya membawa mati anaknya
yang masih dalam perut. ''
''Mungkin anggapanmu itu benar, tapi ia hendak menuntut
balas terhafap Tan Liong. ''


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

''Betapa menyedihkan nasib mereka, semua telah menjadi
korbannya asmara.''
''Sekarang kalian tidak usah pergi dulu, sebab di atas
gunung Ciong lam san mungkin masih membutuhkan kalian. ''
''Apa masih ada urusan? ''
''Ya, orang-orang Than seng hwee masih bisa datang lagi. ''
''Apa locianpwee tahu Oey Bwee Cian sakit? ''
''Kenapa? ''
''Ia sakit karena memikirkan Tan Liong. ''
''Sakit karena Tan Liong? ''
''Ya, Oey Bwee Cian tidak sanggup menderita perasaan
hatinya, ia pernah berusaha supaya bisa melupakan dirinya
Tan Liong tapi ia tak berhasil. ''
''Apa ia mendapat penyakit rindu? ''
''Ya, ia mendapat penyakit rindu kemudian berubah
menjadi penyakit batuk-batuk setiap hari tumpah darah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang keadaannya sangat mengkhawatirkan, mungkin
tidak sampai tiga hari ia akan meninggal dunia. ''
Bukan kepalang kagetnya Lam kek Sian ong setelah
mendengar penuturan itu.
''Setiap hari tumpah darah? Apa dia tidak minum obat?
''Obat apa saja ia sudah minum, tapi begitu masuk kedalam
perut lantas keluar lagi, hingga obat itu tidak ada gunanya
sama sekali. ''
''Kalau begitu, sudah tidak ada obat untuk menolong
jiwanya lagi? ''
''Ya, sekarang badannya kurus kering cuma tinggal kulit
dan tulang, kecantikannya dulu sudah lenyap sama sekali.
Tabib yang bagaimana pandaipun, juga tidak dapat
menyembuhkan lagi. ''
''Apa pikirannya masih waras? ''
''Mungkin sudah tidak ada lagi. ''
''Apa kau pernah lihat padanya? ''
''Ya, kita berdua sudah pernah menengok padanya, saban-
saban ia menyebut namanya Tan Liong, suara sangat
mengharukan. ''
''Kenapa tidak diobati siang-siang. ''
''Ia tidak memberi tahukan kepada siapa juga, kepada Tan
Liong sendiripun juga tidak. Dulu ia pernah datang ke lembah
Lui in kok mencari Tan Liong sebetulnya sudah ada
penyakitnya, tapi ia tidak mau memberi tahukan kepadanya.''
''Kenapa? ''
''Mungkin ia ingin mati. ''
''Ingin mati? ''
Chie Peng anggukkan kepala,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Dengan jalan kematian ia ingin mencari kebebasan. ''
Lam kek Sian ong diam, ia tidak dapat mengatakan apa-
apa, akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri.
''Gelombang yang satu belum tenang, sudah timbul lagi
gelombang yang lain. Apakah Tan Liong sanggup menerima
pukulan batin sehebat ini? ''
''Walaupun demikian, kau juga harus memberitahukan
kepada Tan Liong. ''
''Ya, agar ia tahu, bahwa seorang gadis elok, juga akan
binasa karena dia. ''
Chie Peng lalu urungkan maksudnya hendak meninggalkan
Ciong lam san bersama adiknya dan Lam kek Sian ong
berjalan menuju ke kuil.
Lam kek Sian ong sangat kawatirkan keselamatannya Oey
Bwee Cian, maka ia minta orang antar dan langsung menuju
ke kamar Yang sim tian, yang lainnya menunggu di luar.
Tiba di pintu kamar, Lam kek Siang on sudah dengar suara
batuk-batuk.
Tatkala dia dapat lihat paras Oey bwee Cian mukanya
berubah seketika ....
Di atas sebuah tempat tidur, ada rebah seorang gadis yang
rambutnya terurai, parasnya pucat pasi, sebentar terdengar
batuk-batuk.
Lam kek Sian ong perlahan-lahan menghampiri padanya,
dilantai masih ada tanda titik-titik darah.
Dengan tanpa dirasa, Lam kek Sian ong mengucurkan air
mata, lalu berkata pada dirinya sendiri, ''Dulu merupakan
gadis yang cantik jelita, kini telah berubah menjadi demikian
rupa. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu dari mulutnya Oey Bwee Cian terdengar
suara lemah yang menyebut nama Tan Liong.
Lam kek Sian ong kerutkan keningnya, ia letakkan Tan
Liong disebuah tempat tidur dengan suara perlahan ia
memanggil,
''Oey ciangbunjin, '' hanya itu saja yang keluar dari
mulutnya, perkataan selanjutnya tersekat dalam
tenggorokanmya.
Oey Bwee Cian agaknya dapat dengar itu, ia membuka
matanya tapi apa yang terbentang di depan matanya, cuma
merupakan satu bayangan yang samar-samar.
Ia gerakkan bibirnya, kembali pejamkan matanya dan
batuk-batuk.
Lam kek Sian ong lalu bertanya,
''Ciangbunjin, apa kau dengar suaraku? ''
Oey Bwee Cian menyahut dengan suara lemah agaknya
hendak mengucapkan apa-apa, tapi tidak dapat keluar.
Lam kek Sian ong lalu menyalurkan kekuatan tenaga
dalamnya ke tubuh Oey Bwee Cian, Nampak sedikit merah
tapi Lam kek Sian ong yang sudah mengeluarkan banyak
tenaga duduk disatu sudut untuk mengaso.
Sementara itu, Tan Liong yang rebah di lain pembaringan,
juga perlahan-lahan telah mendusin.
Sebelum otaknya menjadi jernih, mulutnya memanggil-
manggil namanya Hoan Giok Hoa ....
Ia sendiri masih belum tahu dimana sekarang ia berada.
Tapi peristiwa yang mengenaskan itu, masih belum lenyap
dari ingatannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berulang-ulang ia memanggil nama Hoan Giok Hoa, sedang
Oey Bwee Cian yang rebah di lain pembaringan, sebaliknya
memanggil namanya dengan suara perlahan. ....
Ini merupakan paduan irama yang sangat ganjil dan sangat
mengharukan. ....
Lam kek Sian ong yang sudah pulih kembali kekuatannya,
kembali menghampiri Oey Bwee Cian dan menanya padanya
dengan suara perlahan.
''Ciangbunjin, apa sudah rasa baikan? ''
Orang tua itu bukan tidak tahu, bahwa dengan kekuatan
tenaganya ia tidak mampu menolong jiwa Oey Bwee Cian dari
cengkeraman tangan maut, tapi ia ingin supaya sebelum
meninggalkan dunianya, nona itu dapat mengeluarkan isi
hatinya.
Oey Bwee Cian yang mendengarsuara, kembali membuka
matanya kali ini sudah agak bertenaga. Ia mengawasi Lam
kek Sian ong sekin lama baru berkata dengan suara lemah.
''Apa locianpwee hendak menyembuhkan penyakitku? ''
''Ya, '' jawabnya Lam kek Sian ong sambil anggukkan
kepala.
''Tapi aku sudah tidak berguna .... ''
''Kau akan sembuh .... '' Lam kek Sian ong merasa berdosa,
inilah untuk pertama kalinya ia membohongi dirinya seorang
yang sudah hampir mati.
Air mata mengalir keluar dari mata Oey Bwee Cian
membasahi kedua pipinya lalu mengalir turun ke bantalnya ....
Ia gerakkan bibirnya dan berkata,
''Locianpwee, kau jangan membohongi aku .... aku tahu,
aku sudah tidak ada gunanya lagi .... ''
''Mungkin kau masih bisa sembuh. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Apa locianpwee anggap aku masih bisa sembuh? ''
Lam kek Sian ong tidak menjawab, bagimana harus
menjawab?
''Aku tahu kau sedang menghibur aku, cuma biar
bagaimana sebelum aku mati, aku bisa dengar perkataanmu
yang menghibur hatiku aku sudah merasa puas.''
Lam kek Sian ong tidak tahu apa yang harus dikatakan
terhadap seorang yang sudah akan berangkat ke lain dunia
ini, akhirnya ia cuma bisa menarik napas panjang lalu
bertanya,
''Ciangbunjin, kau membutuhkan apa? ''
Oey Bwee Cian geleng-gelengkan kepalanya dan
menjawab,
''Aku tidak membutuhkan apa-apa pengharapan satu-
satunya ialah agar sebelum aku menutup mata, aku dapat
lihat Tan Liong sekali lagi. ''
''Dia sudah datang. ''
Oey Bwee Cian tampak terkejut,
''Sudah datang ....? Sekarang ada dimana ....? ''
Diparasnya yang pucat pasi terkilas suara emosi yang
timbul dari perasaannya, di dalam matanya Lam kek Sian ong
hal itumerupakan pemandangan yang mengharukan lalu
berkata sambil menghela napas.
''Kau membikin rusak dirimu sendiri .... ''
Oey Bwee Cian ketawa getir dan berkata,
''Aku ada satu gadis, Tan Liong merupakan satu-satunya
lelaki yang berhasil merubuhkan hatiku, biar bagaimana aku
tidak dapat melupakan kepadanya. ''
''Kasihan, satu pengorbanan yang amat besar .... ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Locianpwee membohongi aku ....? ''
''Aku tidak membohongi kau. '' jawabnya Lam kek Sian ong
sambil gelengkan kepala, ''Ia benar-benar sudah datang, kau
lihat apakah itu bukan dia? ''
Oey Bwee Cian menengok ke arah yang ditunjuk oleh Lam
kek Sian ong, meski Tan Liong rebah di satu pembaringan
yang terpisah cuma dua pembaringan dengan tempatnya
sendiri, tapi ia tidak dapat lihat dengan jelas.
Sementara itu Tan Liong masih tetap dalam keadaan tidak
sadar, mulutnya masih memanggil manggil adik Hoan , adik
Hoan saja.
Oey Bwee Cian coba pasang telinga kemudian bertanya,
''Mengapa dia tidak mau kemari? ''
''Dia telah terluka. ''
''Terluka? Kenapa?
''Terluka dalam suatu pertempuran .... '' Lam kek Sian ong
terpaksa membohong pula.
''Apa ia bisa sembuh lagi? ''
''Bisa. ''
Diparasnya Oeu bwee Cian terlintas suatu perasaam
terhibur, kemudian ia berkata sendiri, ''Dia seperti memanggil
aku. .... ''
Lam kek Sian ong terperanjat, ia lalu pasang telinga tapi
apa yang dikatakan oleh Tan Liong tidak dapat ditangkap
olehnya, ia hanya mendengar suara adik Hoan .... yang
hampir mirip dengan adik Oey.
Ia ketawa geli lalu membohong pula,
''Ya, ia sedang memanggil kau. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oey Bwee Cian tertawa gembira ucapan Lam kek Sian ong
itu agaknya memberi semangat padanya, tapi ketawanya itu
masih tetap mengunjukkan keadaannya yang sudah payah.
Setelah ketawa ia lalu menanya,
''Apa ia tahu kalau aku sakit? ''
Lam kek Sian ong kini benar-benar tidak tega hati untuk
membohongi ia lagi, tapi ia tidak bisa berbuat lain, terhadap
seorang yang sudah hendak berangkat kelain dunia, ia tidak
bisa minta terlalu banyak. Maka akhirnya ia menjawab,
''Dia sudah tahu. ''
''Apa locianpwee yang memberitahukan padanya? ''
''Ya. ''
Selagi hendak bicara lagi, Oey Bwee Cian kembali
mengeluarkan darah dari mulutnya, parasnya pucat napasnya
memburu.
Agaknya sangat menderita, matanya dipejamkan.
Lam kek Sian ong mengerti bahwa kekuatan tenaga yang
diberikan olehnya ternyata sudah habis, dan sekarang kembali
kepada keadaan semula.
Lama sekali ia kembali membuka matanya dan berkata
dengan suara terputus-putus?
''Lo cian ... pwee .... kau .... apa.... kau .... suka .... terima
permintaanku .... untuk .... satu .... hal .... saja ....? ''
''Katakanlah aku akan terima permintaanmu. ''
Sambil menahan rasa sakitnya, Oey Bwee Cian berkata
pula,
''Sebelum aku menutup mata, aku ingin minum bersama
Tan Liong satu kali saja. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Kau tidak boleh minum arak. '' jawabnya orang tua itu
cemas.
''Aku .... aku tahu tapi meskipun aku tidak minum juga
akan mati, minum juga mati, mengapa aku tidak minum
sebelum aku mati? Untuk menambah semangatku.''
''Tapi. ''
''Locianpwee, apa ingin aku kecewa dengan permintaanku
yang terakhir ini?''
Mendengar perkataannya yang menyedihkan itu, Lam kek
Sian ong tidak tega hati untuk membikin kecewa padanya.
Maka akhirnya ia berkata sambil menghela napas.
''Baiklah, aku terima baik permintaanmu. ''
Lam kek Sian ong tidak dapat melanjutkan perkataannya,
seolah-olah ada barang yang menyumbat tenggorokannya.
Satu firasat jelek sudah terbayang didepan matanya kembali ia
harus menyaksikan kematiannya seorang gadis yang tidak
berdosa.
Peristiwa yang menyedihkan yang menimpa Teng Chun
Kiok dan Hoan Giok Hoa kini akan terulang lagi atas dirinya
Oey Bwee Cian.
Oey Bwee Cian agaknya merasa terhibur mendengar
jawaban Lam kek Sian ong, ia berkata pula sambil ketawa,
''Locianpwee .... aku .... ucapkan terima kasih padamu ....
kalau ....aku .... nanti .... berangkat dalam .... perjalananku ....
yang jauh .... aku akan selalu ingat budimu ini .... ''
Kembali ia pejamkan matanya.
Lam kek Sian ong mengawasi parasnya yang pucat pasi
dengan perasaan masgul. Mendadak tergetar pikirannya, lalu
elus tangannya menotok jalan darah tidur Oey Bwee Cian,
supaya ia dapat tidur nyenyak untuk sementara.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah itu, orang itu menghampiri Tan Liong dan
membuka totokannya.
Ketika tersadar Tan Liong membuka matanya lebar-lebar


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengawasi keadaan sekitarnya. Tatkala matanya tersentuh
wajah Lam kek Sian ong wajahnya berubah seketika dan cepat
mengajukan pertanyaan.
''Locianpwee, aku berada dimana? ''
Lalu balikkan badannya dan lompat bangun.
''Kau berada di atas gunung Ciong lam san. '' jawabnya
Lam kek Sian ong.
''Aku berada digunung Ciong lam san ....? ''
''Ya, aku telah bawa kau pulang kegunung Ciong lam san.''
''Bagaimana dengan adik Hoan? ''
''Aku sudah kubur .... ''
''Apa ....? ''
Tan Liong wajahnya berubah seketika matanya bersinar
menatap wajah Lam kek Sian ong lalu berkata dengan suara
menyeramkan.
''Kau kubur padanya? ''
''Ya, aku yang kubur .... ''
Belum lagi Lam kek Sian ong menutup mulutnya mendadak
terdengar bentakan suara Tan Liong ''Kau terlalu kejam .... ''
Secepat kilat tangannya menyerang Lam kek Sian ong ....
Tan Liong yang belum sadar benar-benar ketika mendengar
kabar dikuburnya jenasah Hoan Giok Hoa dalam cemasnya
lantas melakukan serangan terhadap dirinya orang tua itu.
Serangan yang dilakukan dalam keadaan kalap itu ternyata
sangat hebat kalau Lam kek Sian ong tidak mempunyai
kepandaian tinggi pasti terkena serangan tersebut.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berseru ''Ciangbunjin, kau .... '' orang tua itu
melesat mundur.
Serangan Tan Liong itu mengenakan pembaringan hingga
meninggalkan suara keras, kayunya hampir berantakan.
Pek lek cu dan lain-lainnya yang berdiri diluar kamar,
mendengarsuara ribut-ribut itu lantas pada masuk ke dalam.
Karena gagal serangannya Tan Liong lantas menggeram.
''Kau kembalikan adik Hoanku .... '' kemudian ia lompat
menerjang dan menyerang lagi.
Pek lek cu yang menyaksikan keadaan demikian lantas
berseru.
''Kalian kenapa? ''
Berbareng dengan itu ia lompat mencegah Tan Liong.
Tapi Lam kek Sian ong lantas berseru,
''Pek lek cu lekas mundur! '' Sementara itu Tan Liong sudah
menyerang Lam kek Sian ong lagi. Sedang Pek lek cu yang
mendengar suara Lam kek Sian ong lantas urungkan
maksudnya.
Lam kek Sian ong yang tahu sudah tidak dapat kesempatan
untuk mundur, terpaksa menyambut serangan Tan Liong
dengan kekerasan.
Setelah saling beradu Lam kek Sian Ong merasa darahnya
bergolak hebat darah hidup menyembur keluar dari mulutnya
badannya sempoyongan mundur sampai lima tindak hampir
saja roboh.
Dipihak Tan Liong akibat serangan membalik dari kekuatan
Lam kek Sian ong juga dirasakan dadanya, bergerak mundur
tiga langkah.
Tapi dengan demikian semangatnya lantas kendor,
amarahnya juga lenyap seketika.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mata terbuka lebar ia mengawasi Lam kek Sian
ong tapi kakinya tak bergerak.
Lam kek Sian ong paksakan diri menahan sakitnya, lalu
berkata kepada Pek lek cu dan lainnya,
''Angin topan sudah lewat, kalian boleh kelaur! ''
Pek lek cu dan kawan-kawannya mengangguk lalu keluar
dari kamar.
Lam kek Sian ong mengunjukkan ketawa getir, ketika
matanya menatap Tan Liong ia dapat lihat anak muda itu
mengeluarkan airmata.
''Kau pikirkan apa ....? '' demikian tanyanya.
''Aku tadi melakukan perbuatan apa? '' Tan Liong balas
bertanya.
''Apapun tidak kau lakukan, hanya dalam kalapmu kau
sudah memukul dua kali. ''
''Kau terlalu kejam terhadapku. ''
''Aku tidak boleh tidak harus berbuat demikian. ''
''Apa kau juga tidak suruh aku melihat keadaannya yang
terakhir? ''
''Tentang ini aku bukan hanya menyesal terhadap kau, juga
merasa sangat menyesal terhadap Hoan Giok Hoa karena
sebelum matinya, ia tidak dapatkan yang ia inginkan. ''
''Kau keterlaluan .... tidak seharusnya tidak memberikan
kesempatan padaku untuk melihat padanya untuk yang
terakhir, aku tidak dapat memaafkan kau ...''
''Mungkin terhadap kau telah melakukan suatu perbuatan
kejam, tapi aku tak dapat membiarkan kau menjadi gila
karena Hoan Giok Hoa. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Masyarakat terhadap aku .... terlalu kejam sekali .... aku
tak menduga Hoan Giok Hoa bisa berlaku demikian terhadap
aku .... ''
''Tidak usah kau membenci padanya, dia cinta kau,
pecayalah dia .... ''
''Tapi tidak seharusnya ia juga membawa mati anakku. ''
''Kecuali itu kau kata, bagaimana ia harus mengakhiri
dirinya sendiri? ''
''Aku bisa menikah dengannya sebagai suami isteri. ''
''Tapi antara kalian berdua tidak mungkin terangkap jodoh.''
''Ya, tak dapat bersatu, itu mungkin. ''
''Sebelum matinya, ia minta kau dalam dua hal. ''
''Hal apa? ''
''Minta kau menciumnya. ''
''Locianpwee, kau membikin aku celaka kalau tidak, aku
pasti berikan ciuman padanya. ''
''Ya, aku percaya kau dapat melakukan itu aku minta maaf
kepadanya. dan yang lain adalah suruh aku tanya padamu
apakah dilain penitisan kau suka menikah padanya atau
tidak?''
''Aku suka. ''
''Kalau begitu, ia akan merasa puas. ''
Sehabis berkata begitu Lam kek Sian ong mengeluarkan
sebutir pil lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.
''Bagaimana aku dapat melupakan dia.... ? '' berkata Tan
Liong, airmatanya mengalir agaknya ia sangat menderita.
Lam kek Sian ong menghampiri padanya dan menepuk
pundaknya seraya berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Wanita yang tak dapat kau lupakan bukan hanya dia
seorang saja. ''
''Ya, masih ada ialah, Teng Chun Kiok, ''
''Dan juga Oey Bwee Cian .... ''
Mendengar disebutnya Oey Bwee Cian wajah Tan Liong
berubah seketika,
''Oey Bwee Cian? Apa dia sudah meninggal ....? ''
''Meninggal sih belum, cuma sudah dekat .... ''
''Dimana dia sekarang ....? ''
Lam kek Sian ong menggeleng gelengkan kepala, ketika
melihat sikap Tan Liong begitu mendengar disebutnya nama
Oey Bwee Cian ia lantas melupakan tentang kematiannya
Hoan Giok Hoa. maka ia lantas berkata sambil menahan
napas,
''Hati kurang teguh, mudah tergelincir dalam gelombang
asmara .... ''
''Locianpwee .... '' memotong Tan Liong dengan wajah
memerah.
''Aku tidak menyalahkan kau, melainkan menyayangkan
dirimu. kau adalah seorang pemuda tebal perasaan tapi kau
dapat mencintai aeorang wanita dengan setulus hati. '' Ia
berhenti sejenak kemudian berkata pula, '' Bukankah ia berada
di sana? ''
Ketika mata Tan Liong melihat darah merah dilantai
wajahnya beubah pucat,
Lam kek Sian ong berkata pula,
''Huciang bunjin, kau kaget? ''
''Kenapa dia? ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Karena memikirkan dirimu, sehingga dihinggapi penyakit
batuk .... ''
Orang tua itu lalu menceritakan keadaannya Oey Bwee
Cian, kenudian ia berkata pula,
''Sekarang ia sudah tidur. ''
Penuturan itu kembali membangkitkan rasa duka Tan
Liong. Katanya dengan suara sedih,
''Tidak seharusnya ia menyiksa dirinya sendiri .... apa sudah
tidak bisa ditolong? ''
''Tidak bisa lagi. ''
Hati Tan Liong merasa seperti terpukul, ia lantas lompat
sambil berseru, ''Nona Oey! ''
Lam kek Sian ong terperanjat ia buru-buru lompat dan
menarik diri Tan Liong seraya berkata,
''Huciang bunjin, jangan .... ''
''Apa locianpwee juga ingin suruh ia sepeti Hoan Giok Hoa,
diwaktu sebelum menutup mata tidak dapat kesempatan
untuk melihat aku? ''
''Huciang bunjin, apa maksudnya perkataanmu itu? ''
''Jikalau tidak demikian, kenapa kau tarik aku? ''
''Sebelum kau melihat padanya, aku harus memberitahukan
padamu suatu hal. ''
''Urusan apa? ''
''Apa kau cinta Oey Bwee Cian? ''
Tan Liong melengak, tidak bisa menjawab.
''Jawablah! ''
''Aku tidak tahu kalau aku cinta padanya atau tidak, ''
jawabnya Tan Liong sambil menghela napas.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Aku tahu kau tidak cinta padanya, meski kecantikannya
menggerakkan hatimu, tapi perasaanmu sudah kau berikan Cu
Lian dan wanita cantik baju merah itu. ''
''Ya, aku memang tidak cinta sunguh-sungguh. ''
''Kalau begitu, sekarang apa yang mampu kau berikan
kepadanya? ''
Tan Liong gelengkan keepala.
''Apa kau ingin supaya Oey Bwee Cian tahu kalau aku tidak
cinta padanya? ''
''Tidak. Kalau begitu kau suka menerima permintaannya
yang penghabisan?''
''Baik. ''
''Oey Bwee Cian adalah seorang perempuan yang tidak
beruntung karena cintanya padamu. Ia telah merana dan
menderita siksaan batin ini telah mengakibatkan
kematiannya.''
''Aku berdosa padanya. ''
''Ia minta padamu, pada detik-detik yang terakhir dalam
kehidupannya ini, supaya bisa minum bersama-sama kau. ''
''Tapi ia toh tidak boleh minum arak? ''
''Aku tahu ia kepingin minum arak, juga akan mati pada
detik yang terakhir, dan yang sangat berharga ini ia
menghendaki supaya bisa melakukan apa-apa yang
menggembirakan hatinya agar jiwanya merasa berbahagia. ''
''Apa aku harus menyaksikan kematiannya di depan
mataku? ''
''Ya, kau harus berbuat demikain. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Kenapa serentetan kejadian kejam dan mengenaskan ini,
semua terjadi diatas diriku? '' berkata Tan Liong sambil
mengucurkan air mata. '
''Berikanlah pengharapan yang penghabisan padanya, ia
sudah cukup menderita, kau tidak boleh tolak permintaannya
sekalipun ia harus mati karenanya, tapi bagaimanapun juga
kau tidak boleh tidak terima baik permintaannya, tahukah
kau? ''
''Tapi, apakah aku dapat melupakan kejadian yang
mengenaskan ini? ''
''Aku tahu perasaanmu, juga memahami pikiranmu,
terimalah baik permintaannya, berikanlah pengharapan
sebelum ia menutup mata. Apa yang kau harus lakukan pada
saat ini adalah memenuhi permintaannya. ''
''Aku terima baik permintaannya. '' demikianlah akhirnya
Tan Liong berkata sambil anggukkan kepala.
''Kalau begitu aku sekarang akan buka totokannya,
bicaralah baik-baik dengannya. ''
Lam kek Sian ong segera membuka totokan jalan darah
tidurnya, Oey Bwee Cian membuka matanya, dengan susah
payah ia cuma bisa mengeluarkan perkataan, ''Locianpwee ....
'' tapi suara itu dibikin putus oleh suara batuknya.
Parasnya yang pucat pasi matanya yang mendelong
kedalam, membuat Tan Liong memandangnya lantas terkejut
dan mundur satu tindak!
Dengan suara pilu ia berkata,
''Ya Allah, .... apakah ini dia ....? Dimanakah kecantikannya
sekarang ....?''
Sambil ketawa getir Lam kek Sian ong berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Ya, inilah Oey ciangbunjin .... hanya dalam waktu
beberapa bulan saja sudah banyak berlainan keadaannya,
apakah ini tidak mengenaskan? ''
Dengan suara parau Tan Liong berkata,
''Akulah yang membikin celaka dirinya. ''
Suara yang memilukan yang keluar dari mulutnya Tan
Liong di dalam telinga Oey Bwee Cian semakin memilukan
hingga parasnya yang pucat pasi tampak sedikit berubah, ia
lalu bertanya kepada Lam kek Sian ong,
''Locianpwee, .... siapa .... sedang .... ? ''
''Tan Liong telah datang .... ''
''Tan .... Liong ....? Apa benar ....? ''
''Ya, ia berada disampingmu''
Tan Liong segera menghampiri dan berkata,
''Adik Oey .... akulah .... yang datang .... ''
Air mata mengalir deras dari mata Oey Bwee Cian, bibirnya
tampak bergerak-gerak kemudian menangis dengan sedihnya
.... ''Adik Oey,.... kau tidak usah berduka. '' berkata Tan Liong.
''Aku sedang berbahagia .... ''
Perkataan itu seolah-olah belati tajam menusuk hati Tan
Liong, dengan hati-hati ia hapus airmata yang membasahi pipi
Oey Bwee Cian, tapi airmata itu mengalir dengan tiada
putusnya. ....
Dengan susah payah ia menanya,
''Apa locianpwee beritahukan padamu tentang


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

permintaanku? ''
''Aku terima baik permintaanmu. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Dilain dunia aku merasa bersyukur terhadap kau. ''
Ucapan itu kembali bagaikan pisau tajam menikam
dadanya.
Tan Liong menggenggam tangan Oey Bwee Cian yang
kurus kering, tangan itu dingin, sementara itu Lam kek Sian
ong lantas berkata,
''Kalian berdua boleh bicara semaunya, aku keluar sebentar
suruh orang sediakan hidangan. ''
Beberapa jam kemudian, hidangan dan minuman sudah
disediakan didepan pembaringan Oey Bwee Cian, supaya ia
bisa bergerak lebih leluasa ....
Setelah itu ia lalu undurkan diri dan berkata kepada Tan
Liong,
''Kau hiburlah padanya! ''
Setelah Lam kek Sian ong keluar kamar, Tan Liong
mengawasi Oey Bwee Cian tapi tidak tahu bagaimana harus
membuka mulut.
Oey Bwee Cian yang sudah mendapat tambahan kekuatan
dari Lam kek Sian ong semangatnya bertambah, ia mengawasi
Tan Liong sejenak lalu berkata.
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 42
"Engko Tan, bimbinglah aku bangun." Tan Liong dengan
sangat hati-hati membimbing bangun padanya.
Selagi Tan Liong membimbing Oey Bwee Cian, tiba-tiba
sesosok bayangan orang dengan kecepatan bagaikan kilat
melayang masuk ke dalam kamar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena sekuruh perhatian sedang dicurahkan ke diri Oey
Bwee Cian, maka Tan Liong tidak perhatikan kedatangannya
orang itu.
Bayangan orang itu setiba di kamar, nampak berdiam
sejenak kemudian melayang keluar lagi.
Tidak seorangpun yang tahu, apa yang dilakukan oleh
bayangan orang itu.
Bayangan orang itu setelah keluar dari kamar tampak
celingukan sejenak, lalu kabur kearah rimba.
Tiba-tiba sesosok bayangan lain sambil keluarkan bentakan
memotong perjalanan bayangan orang yang coba lari itu.
Kita tinggalkan dulu siapa adanya bayangan orang dengan
gerak geriknya yang sangat misterius itu dan siapa adanya
bayangan orang yang mencegah kaburnya bayangan orang
misterius itu.
Marilah kita kembali kepada Tan Liong yang saat itu sudah
membimbing bangun Oey Bwee Cian.
Meski semangat Oey Bwee Cian tampak sedikit segar, tapi
tenaganya masih belum pulih kembali. Setelah Tan Liong
bantu ia duduk di pinggir pembaringan, hampir ia roboh lagi.
Tan Liong buru-buru bantu ia duduk, hatinya merasa pedih.
Sambil ketawa getir Oey Bwee Cian berkata,
"Sebelum aku berangkat ke lain dunia, bisa duduk dan
minum bersama-sama dengan Tan Siangkong, aku merasa
puas. "
Dengan susah payah ia angkat poci arak, tangannya
gemetar, ia tuangkan araknya ke dalam dua cawan, satu
cawan ia berikan kepada Tan Liong seraya berkata,
"Engko Liong, ini ada perjamuan yang terakhir dengan kau,
mari minum secawan!" Tan Liong duduk terpukau bagaikanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
patung ia tidak mampu membedakan perasaan hatinya pada
saat itu, entah apa yang dirasakan,...
Ia angkat cawannya, tapi tidak berkata apa-apa.
Oey Bwee Cian setelah mengangkat cawan tangannya
gemetar semakin keras, dengan tanpa dirasa cawan
ditangannya telah jatuh ditanah dan pecah berantakan.
"Adik Oey .... " Tan Liong berseru kaget.
Oey Bwee Cian hendak roboh, air mata kembali turun.
"Engko Liong, tolong tuangkan aku lagi secawan. "
Tan Liong tidak ingin melukai hatinya maka ia lantas ambil
poci dan tuangkan lagi satu cawan.
Ia tidak mempunyai keberanian memandang paras Oey
Bwee Cian. Paras itu sangat memilukan.
Sambil angkat cawan Oey Bwee Cian berkata pula,
"Engko Liong, sebelum aku minta kau minum arak ini, aku
ingin meninggalkan pesan untuk kau. "
"Katakanlah. "
"Setelah aku mati, apa kau suka menggantikan aku sebagai
ketua Ciong lam pay? "
"Aku suka. "
"Kalau begitu aku ucapkan terima kasih lebih dulu. "
berkata Oey Bwee Cian sambil tersenyum dan minum kering
araknya.
Tan Liong hanya minum araknya tanpa bicara.
"Dengan kata-kata kau ingin ucapkan padamu, tapi aku
tidak tahu bagaimana harus mulai. " kata pula Oey Bwee Cian.
"Aku tahu apa yang kau hendak ucapkan, aku
sesungguhnya merasa sedih terhadap kau, dalam hidupku ini
selamanya sudah tidak dapat menebus dosaku terhadap kau. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak sesalkan kau, dalam hidupku ini telah terjirat
oleh dewi Amor, semoga dilain penitisan aku bisa menjadi
orang bebas. "
"Semoga dilain peni .... "
Belum sampai Tan Liong melanjutkan ucapannya,
mendadak matanya terasa gelap badannya hampir rubuh dari
kursinya.
Wajahnya berubah seketika, ia tahu bahwa dalam arak itu
ada racunnya, dalam keadaan mabuk, ia lantas berseru,
"Ong Bwee Cian kau .... "
Ia angkat tangannya dan mendorong meja perjamuan,
kemudian ia sendiri lantas jatuh roboh di lantai. sedang
mulutnya masih mengucap, "Oey Bwee Cian, tidak disangka
kau .... hendak meracuni aku .... "
Tepat pada saat Tan Liong mendorong meja, yang
kemudian disusul oleh suara pecahnya cawan dan mangkok,
badan Oey Bwee Cian yang lemah, juga roboh ditanah,
mulutnya mengeluarkan darah dan gadis yang tidak beruntung
ini, lantas melayang jiwanya.
Suara jatuhnya meja dan mangkok cawan mengejutkan
Lam kek Sian ong yang berada di luar kamar, ia segera lompat
masuk, ketika melihat apa yang telah terjadi, bukan kepalang
kagetnya.
Dengan hati cemas, ia menanya kepada Tan Liong,
"Huciang bunjin, kalian kenapa? "
Tapi Tan Liong yang sudah tidak ingat orang sudah tak
mampu menjawab.
Lam kek Sian ong ketika dapat lihat liur yang mengalir
keluar dari mulut Tan Liong hatinya tergerak dengan cepat ia
menotok jalan darah Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah itu ia mengeluarkan sebutir pil, lalu dimasukkan
kedalam mulutnya, dengan kekuatan tenaga dalamnya ia coba
mengeluarkan racun yang mengeram dalam tubuh Tan Liong.
Tujuh jago Ciong lam pay dan dua saudara Chie yang
masuk kemudian, ketika menyaksikan keadaan demikian
semua pada berdiri terpukau, hingga sudah lupa untuk
memberi pertolongan kepada Oey Bwee Cian.
Lam kek Sian ong setelah mengeluarkan racun dari tubuh
Tan Liong, anak muda itu tampak sadar, ia lalu bertanya,
"Huciang bunjin, apa sebetulnya yang telah terjadi? "
"Ia telah menaruh racun dalam arak. " jawabnya Tan Liong
sedih.
Lam kek Sian ong terperanjat, katanya,
"Oey Bwee Cian menaruh racun dalam arak? "
Tan Liong anggukkan kepala. Aku tidak sangka ia akan
mencelakakan diriku.
Ucapan Tan Liong itu mengejutkan Lam kek Sian ong
dengan wajah terheran-heran ia memandang Tan Liong, lama
tidak membuka mulut.
Betulkah Oey Bwee Cian hendak meracuni Tan Liong?
Hal ini rasanya tidak mungkin. Jika Tan Liong bisa berpikir
dengan tenang ia pasti dapat menarik kesimpulan bahwa Oey
Bwee Cian tidak mungkin meracuni dirinya.
Sebab ia duduk bersama-sama dengannya apalagi sakitnya
Oey Bwee Cian sudah sangat payah bagaimana dalam waktu
sesingkat itu bisa menaruh racun kedalam cawan araknya?
Tapi siapa yang menaruh racun?
Lam kek Sian ong setelah berpikir cukup lama lantas
berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huciang bunjin, ia tidak mungkin menaruh racun
diarakmu, kau harus bisa pikir sendiri Oey Bwee Cian mencinta
kau begitu besar, tidak mungkin ia hendak mencelakakan
dirimu apalagi arak dan hidangan itu bukan ia yang sediakan
sendiri. andaikata ia menaruh racun kedalam arak kau pasti
dapat lihat. "
Racun didalam tubuh Tan Liong bekerja lagi, ia berkata
dengan suara terputus-putus,
"Kalau begitu .... siapa ....? "
Menyaksikan keadaan Tan Liong, Lam kek Sian ong tahu
bahwa anak muda itu masih belum boleh banyak bicara, maka
ia buru-buru menutup jalan darahnya.
Apa yang mengejutkan orang tua itu ialah racun yang
diminum oleh Tan Liong itu ternyata ada demikian keras
sehingga tidak bisa disembuhkan oleh pilnya sendiri.
Ia menghela napas panjang letakkan tubuh Tan Liong
diatas pembaringan kemudian berkata kepada Lie Bun Ching.
"Lihat bagaimana dengan keadaannya ciang bunjin. "
Orang-orang yang ada disitu baru dibikin sadar oleh
perkataan Lam kek Sian ong ini. Lie Bun Ching segera
menghampiri diri ketuanya yang sudah menjadi mayat. Ia lalu
berkata dengan suara terharu.
"Sudah meninggal. "
Serta merta dalam kamar Yang sin tian itu diliputi oleh
suasana kedukaan.
Ketua Ciong lam pay telah wafat, sedang wakil ketuanya
terluka parah karena racun hingga masih belum ingat orang.
Pada saat itu sesosok bayangan dengan tergesa-gesa lari
menuju ke kamar Yang sin tian lalu menghampiri Lie Bun
Ching dan berkata padanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee, Cong lam san telah kedatangan orang jahat!"
Lie Bun Ching mengawasi orang itu lalu berkata,
"Koan Hunjin, kau kata ada penjahat berkunjung kegunung
Ciong lam san?"
"Ya, seorang wanita berbaju hijau." demikian jawabnya.
"Menurut keterangan Koan Beng ia telah dapat lihat seorang
wanita berbaju hijau lari keluar dari kamar Yang sin tian.
Karena kawatir ada kejadian apa-apa ia telah pegat tetamu
yang tidak diundang itu ...., kini sedang berlangsung suatu
pertempuran sengit antara Koan Beng dengan penjahat itu. "
Semua orang yang ada disitu ketika ada penuturan itu pada
terkejut. Lam kek Sian ong lalu berkata sambil kertak gigi.
"Kalau begitu penjahat itulah yang melakukan perbuatan ini
.... "
Cepat ia loncat keluar dari kamar lari menuju ketempat
pertempuran. ....
Sementara itu orang-orang Ciong lam san dan Pek lek cu
serta kedua Chie, juga lantas menyusul.
Didalam kamar kini cuma tinggal tiga orang Cu Lian, Tan
Liong dan Oey Bwee Cian yang sudah putus nyawanya.
Ketika pandangan mata Cu Lian dapat menyaksikan wajah
Tan Liong, pengalaman di masa lampau yang indah dan
penuh bahagia namun sudah lama lenyap kini telah terbayang
kembali dalam otaknya.
Ia menghela napas lalu gerakkan kakinya lambat-lambat ia
menghampiri bekas kekasihnya itu yang rebah diatas
pembaringan dalam keadaan tidak ingat orang.
"Engko Liong, .... " demikian ia memanggil dengan suara
perlahan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara itu masih seperti sedia kala penuh cinta kasih tapi
Tan Liong tidak tahu bahwa satu-satunya wanita yang ia
paling cinta kekasihnya yang pertama berada dihadapannya
dan memanggil padanya dengan mesranya.
Ia masih rebah bagaikan orang tidur wajahnya pucat pasi
agak kebiru-biruan.
Lama Cu Lian memandang raut muka yang membekas
dalam sekali dalam lubuk hatinya itu. Ia sedang
mengenangkan masa yang lampau dan memikirkan
keadaannya sekarang ....
Ia berdiri menjublek sekian lama kemudian perlahan-lahan
berjalan keluar. Matanya sudah basah dengan aur mata.
Setelah Cu Lian berlalu dalam kamar cuma tinggal mayat
Oey Bwee Cian dan Tan Liong yang sudah tidak berdaya.
Tiba-tiba Tan Liong setengah sadar mendengar gerakan
seseorang melakukan sesuatu kepadanya dan kemudian pergi
lagi. Pikirnya Tan Liong, "Hmm, orang itu tadi bisa
mencelakakan diriku. " tapi mendadak ia terdiam.
Ia teringat kepada ucapan Lam kek Sian ong tatkala ia
masih dalam keadaan setengah pingsan.
Sementara terbangun seketika, wajahnya berubah
kemudian dengan tiba-tiba ia lompat melesat keluar kamar.
Ia ingin cari siapa orangnya yang hendak mencelakakan
dirinya.
Dengan segera ia dapat lihat tujuh jago Ciong lam pay
tengah berdiri didalam rimba.
Ia segera lari menuju kedalam rimba, tiba ditempat
tersebut, matanya segera dapat lihat bayangan belakang
seorang wanita berbaju hijau, yang ia kenali adalah Gouw Siao
Lee. Hati Tan Liong bercekat, lalu hentikan tindakannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara Lam kek Sian ong,
"Nona, aku numpang tanya, kau dengan Tan Huciang bunjin
sebetulnya ada ganjalan sakit hati apa sehingga mendorong
kau melakukan perbuatan keji itu? "
"Tentang ini, Tan huciang bunjin sendiri tahu. " jawabnya
Gouw Siao Lee dingin.
"Sekalipun ada permusuhan, juga tidak seharusnya nona
turun tangan secara menggelap, sehingga ketua Ciong lam
pay juga mati dalam tanganmu. "
"Dulu aku sudah beritahukan kepada Tan Liong, aku dapat
menggunakan berbagai cara untuk membunuhnya, sementara
arak dalam cawan ciangbunjin tidak pernah kutaruhkan racun
didalamnya. "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Turun tangan secara menggelap, itu ada perbuatan sangat
rendah ! "
"Aku tahu itu ada satu perbuatan sangat rendah, tapi aku
tidak boleh tidak harus berbuat demikian, karena antara aku
dengan Tan Liong ganjalan sakir hati itu sudah sangat dalam
sedangkan kepandaianku tidak mampu menandingi
kepandaiannya kalau kau ingin tahu persoalannya kau boleh
tanya padanya. "
Mendengar pembicaraan itu Tan Liong lantas naik darah ia
sungguh tak menyangka lantaran mencuri lihat wajahnya nona
itu hampir-hampir ia binasa ditangannya.
Perbuatan itu sesungguhnya amat kejam. Sementara itu
terdengar pula suaranya Lam kek Sian ong,
"Permusuhan antara nona dan Tan Liong kami tidak ingin
campur tangan tapi selama aku berada disini aku tidak ijinkan
kau berlalu begitu saja,
"Kalau begitu kau menghendaki aku berbuat apa? "
"Tolong padanya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentang ini aku tak dapat melakukannya. " jawabnya si
nona sambil tertawa terbahak-bahak.
"Kau tak dapat melakukan? "
"Benar, aku sudah bersumpah jika orang yang makan
racunku tidak mati dan bisa sembuh lagi akulah yang akan
mati! "
"Kalau begitu halnya kau sudah tidak mau menolong
padanya lagi? "
Lam kek Sian ong segera menghampiri, Jika Gouw siao Lee
mengatakan tidak mau lagi ia akan segera turun tangan.
"Sekalipun aku tidak berlalu dari gunung Ciong lam san
juga tidak akan menolong padanya .... " jawab si nona
menantang.
"Aku akan bunuh kau .... " bentak Lam kek Sian ong, ia
segera menyapu diri Gouw Siao Lee dengan senjata
kebutannya.
Gouw Siao Lee agaknya sudah tidak menghiraukan jiwanya
sendiri, sambil ketawa dingin ia malah maju dan melontarkan
satu serangan.
Lam kek Sian ong sambil membentak, "Kau cari mampus! "
dengan cepat merubah gerakannya.
Sebelum senjata itu mengenakan sasarannya tiba-tiba
terdengar Tan Liong,
"Locianpwee, tahan! " dan kemudian menyerbu kedalam
kalangan.
Lam kek Sian ong terpaksa tarik kembali serangannya
ketika menampak Tan Liong berdiri ditengah-tengah lantas
lompat mundur setindak dengan terheran-heran ia menanya,
"Kau .... apa kau sudah sembuh ....? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Munculnya Tan Liong secara tiba-tiba itu bukan saja
mengejutkan Lam kek Sian ong dan lain-lainnya, Gouw Siao
Lee sendiri merasa heran hingga ia mundur tiga tindak.
Sambil menatap paras Gouw Siao Lee yang dikerudungi
kain sutera ia berkata,
"Nona Gouw terlalu kejam perbuatanmu. "
Gouw Siao Lee tidak menyangka Tan Liong bisa sembuh
bahkan demikian cepat.
Jika parasnya tidak dikerudung oleh kain sutera mungkin
Tan Liong bisa dapat lihat diatas paras yang jelek itu sudah
diliputi bayangan gelap.
Sementara itu tujuh jago Ciong lam pay dan dua saudara
Chie sudah pada undurkan diri.
Sedangkan Lam kek Sian ong tampak bingung. Ia
sesungguhnya tidak habis pikir dengan cara bagaimana Tan
Liong bisa sembuh dengan mendadak.
Tan Liong berkata pula,
"Nona Gouw, sekalipun aku bersalah melihat wajahmu,
juga tidak seharusnya kau sampai hati hendak meracuni aku. "
"Ini ada sumpahku. "
"Kau hendak membinasakan aku? "
"Benar, bukankah dulu aku sudah beritahukan padamu? "
"Perbuatanmu terlalu kejam .... kau membuat Oey Bwee
Cian mati penasaran. "
"Aku tidak meracuni padanya. "
"Bohong, bagaimana kau bisa tahu kalau ia hendak
menggunakan cawan itu? "
"Aku sudah memberikan bubuk licin diluar cawan Oey Bwee
Cian yang sedang sakit, setelah ia angkat cawan itu pasti akanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlepas dari tangannya, jika ia tukar dengan lain cawan sudah
tentu tidak kena racun. "
Tan Liong pikir ucapan nona itu memang benar, ketika Oey
Bwee Cian angkat cawannya memang benar lantas terlepas
dari tangannya dan jatuh pecah dilantai.
Memikir sampai disitu ia lalu menarik napas panjang dan
berkata,
"Walaupun demikian kau tidak boleh mencelakakan jiwa
orang secara begitu pengecut karena kau hendak
mencelakakan diriku maka aku tidak dapat mengampuni kau. "
"Kalau begitu silahkan kau turun tangan. "
"Apa kau kira aku tidak berani turun tangan? "
"Kau tidak berani. "
"Kau turun tangan dulu maka jangan sesalkan aku kalau
aku berlaku kejam."
Tan Liong angkat tangan menyerang Gouw Siao Lee.
Diluar dugaan Gouw Siao Lee sedikitpun tidak memberi
perlawanan.
Tan Liong tercengang sebelum serangannya jatuh dibadan
si nona tiba-tiba ingat sesuatu hingga serangannya ditarik
kembali.
Hal itu bukan saja diluar dugaan Gouw Siao Lee, Lam kek
Sian ong dan lain-lainnya juga tidak terkecuali.
Kenapa Tan Liong tidak berani turun tangan.
Sejenak Gouw Siao Lee tercengang kemudian ia berkata
dengan suara dingin.
"Tan Liong, kenapa kau tidak turun tangan. "
Tan Liong menarik napas panjang ia ingat sewaktu berada
dipulau Hian peng to, kala itu Gouw Siao Lee pernah bantuTiraikasih Website http://kangzusi.com/
padanya mendarat di pulau tersebut bahkan undang padanya
minum bersama-sama.
Biar bagaimana antara dia dengan nona itu pernah terjalin
suatu persahabatan tidak biasa.
Oleh karena itu ia tidak tega hati membunuh nona itu.
"Aku tidak akan bunuh kau. " demikian katanya.
"Tidak bunuh aku? "
"Ya, aku ingat tatkala berada di pulau Hian Peng to kau
pernah perlakukan diriku begitu baik, walaupun perbuatanmu
kali ini agak keterlaluan tapi aku tak akan membuat
perhitungan denganmu, juga tidak sesalkan kau, apalagi aku
tidak sampai binasa. "
"Aku tahu kau tidak berani bunuh mati aku. "
"Bukan tidak berani, melainkan tidak tega hati, karena
membunuh mati kau bagiku tak ada gunanya. "
Bagi Gouw Siao Le kalau Tan Liong benar-benar turun
tangan sudah tentu ia mampus seketika, tetapi kalau Tan
Liong tidak membunuh padanya, ia juga akan mati, karena ia
harus patuhi sumpahnya sendiri.
Maka ia lantas berkata dengan maksud hendak membakar
hati Tan Liong.
"Tan Liong, apa kau tidak takut dilain hari aku akan
mencelakakan dirimu lagi? "
Tan Liong unjukkan senyum getir, kemudian berkata,
"Aku dapat memaafkan diri orang sebetulnya, jika kau
membinasakan aku dengan racunmu itu, aku malah akan
mengucapkan terima kasih padamu, sebab kau telah membuat
aku melupakan banyak kejadian yang tidak beruntung. "
"Tan Liong, benarkah kau tidak membunuh mati aku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, aku dapat maafkan perbuatanmu. "
"Kau ada satu laki-laki pengecut. "
"Apa kau kata? "
"Aku kata, kau ada satu laki-laki pengecut. Oleh karena
ingin menuruti perasaan hatimu, kau tak berani turun tangan
terhadap aku. "
"Apa kau hendak mendesak aku? "
"Aku tak mendesak, aku hanya anggap kau satu laki-laki
pengecut. "
Wajah Tan Liong berubah, tangannya diangkat perlahan-
lahan, hawa amarahnya timbul pula.
Ia tidak percaya kalau tidak berani membunuh padanya
tapi kenyataannya memang benar ia tidak berani turun tangan
karena ia tidak ingin melihat seorang wanita kembali binasa
ditangannya.
Akhirnya ia menghela napas, dan bekata,
"Tidak perduli bagaimana kau hendak membuat panas
hatiku aku tetap tak akan membunuh mati kau! "
"Tapi aku tidak menyatakan terima kasih padamu. "
jawabnya si nona sambil tertawa.
"Aku tidak memerlukan itu kau boleh pergi. "
Ia lalu balikkan badan dan berkata kepada tujuh jago Ciong
lam pay,
"Mari kita balik ke kamar Yang sin tian. "
Dengan cepat ia berjalan menuju ke Yang sin tian.
Setelah Tan Liong berlalu Lam kek sian ong lalu berkata
kepada Gouw Siao Lee,
"Nona, kau harus segera pergi ia sudah cukup baik
terhadap kau. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu lalu mengajak orang-orang Ciong lam pay
serta dua saudara Chie balik menuju ke Yang sin tian.
Gouw Siao Lee berdiri menjublek mendadak ia memanggil,
"Tan Liong, kau tunggu dulu. "
"Kau mau apa lagi? " Tan Liong balas menanya sambil
hentikan kakinya.
"Aku hanya ingin bertanya kepadamu dua hal, "
"Tanyalah. "
"Apakah oleh karena aku pernah ajak kau minum bersama-
sama hingga kau tidak mau bunuh aku? "
"Mungkin ya. "
"Perjamuan digubuk Es itu apa demikian dalam kesannya
dalam otakmu? "
"Ya. "
"Dan sekarang aku ingin tanya lagi satu hal, siapakah yang
menolong kau? "
"Siapa yang menolong aku? "
"Benar, jika tidak ada orang yang menolong kau tidak akan
sembuh, sebab racun yang kugunakan itu dalam kolong langit
ini tiada orang yang mampu memunahkan. "
Pertanyaan ini membuat Tan Liong bungkam siapa
sebenarnya yang menolong dirinya ia sendiri memang tidak
tahu.
"Bukankah aku sekarang sudah terbebas dari racunmu itu?"
"Maka itu aku ingin tahu siapa yang menolong kau. "
Tan Liong menggelengkan kepala.
"Aku sendiri tidak tahu siapa yang menolong aku. "
"Tidak tahu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, sama sekali aku tidak tahu siapa yang menolong aku. "
"Kau tidak membohongi aku? "
"Apa perlunya aku membohongi kau? "
"Kau telah merusak sumpahku, maka aku akan mati
dihadapanmu .... "
Belum habis ucapannya, dengan secara tiba-tiba ia angkat
tangan dan menggampar batok kepalanya sendiri. ....
Tan Liong coba menyambar tangan Gouw Siao lee tapi
sudah terlambat.
Oleh karena harus mentaati sumpahnya Gouw Siao Lee
telah habiskan jiwanya sendiri.
Perbuatan nekad nona itu benar-benar diluar dugaan Tan
Liong, hingga sekian lamanya ia berdiri terpaku.
Sementara tragedi asmara yang terjadi saling susul, telah
membuat hatinya beku, maka terhadap kematiannya Gouw
Siao Lee, ia tidak merasakan terlalu duka lagi.
Lam kek Sian ong mengawasi jenasah Gouw Siao Lee
berkata kepada Tan Liong menepuk pundaknya menghela
napas panjang,
"Huciang bunjin, kembali seorang gadis binasa karena kau."
"Ya, ia binasa karena aku. "
"Apa dengan dia kau mempunyai hubungan luar biasa? "
"Tidak! " jawabnya sambil gelengkan kepala, "hanya ia
sudah pernah menolong dua jiwa saudara Chie. "
"Apa kau merasa sedih? "
"Tidak, hatiku sudah beku, aku sudah tak tahu lagi
bagaimana harus bersedih ? " ia tertawa getir kemudian
berkata kepada tujuh jago Ciong lam pay.
"Kubur jenasahnya! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tujuh jago Ciong lam pay menerima baik perintah
ketuanya, mereka telah kubur jenasah Gouw Siao Lee di
gunung Ciong lam san.
Lam kek Sian ong menanya lagi kepada Tan Liong,
"Benarkah kau tidak tahu siapa yang menolong dirimu? "
"Tidak tahu. " jawab Tan Liong sambil gelengkan kepala.
"Kau tahu bahwa Oey Bwee Cian sudah meninggal? "
Tan Liong anggukkan kepala.
"Seorang gadis cantik jelita telah meninggal karena cinta,
betapakah mengenaskannya peristiwa ini? " berkata Lam kek
Sian ong sambil menghela napas panjang.
"Apakah aku yang mencelakakan mereka? "
"Mungkin iya, jika mereka tak berjumpa dengan kau,
mungkin tak menjadi tewas. "
"Aku telah membikin celaka mereka .... mereka mati karena
aku .... kalau begitu aku adalah hantu .... "
Tan Liong menangis dengan sedihnya.
Lam kek Sian ong berkata sambil menghela napas.
"Yang mati sudah mati, ketika kau tahu bahwa kau merasa
bertanggung jawab atas kematian mereka, sudah terlambat.
Meskipun kau menangis sampai kering air matamu pun tidak
dapat menghidupkan jiwa mereka lagi. "
Tan Liong mendadak hentikan tangisnya, ia berkata sambil
menatap wajah orang tua itu.
"Aku tidak akan lupa, bahwa aku sudah membuat celaka
dirinya beberapa gadis .... yang mencintaiku, oh aku adalah
hantu! "
Ia berteriak bagaikan orang gila.
Lam kek sian ong lantas berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang lewat sudah lewat asal kau selanjutnya tidak


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melupakan kematiannya beberapa gadis yang tidak beruntung
itu, sudah cukup. "
"Aku tidak akan melupakan untuk selama-lamanya. "
"Huciang bunjin, aku ingin menanyakan padamu satu hal,
apa benar kau tidak ditolong oleh siapa-siapa? "
"Benar, aku tidak tahu." jawabnya sambil gelengkan
kepala.
"Mari kita kembali ke Yang sin tian untuk mengubur
jenasah Ciangbunjin. "
Rombongan orang-orang itu lalu berjalan menuju Yang sin
tian.
Koan Beng yang berjalan berendeng dengan Tan Liong
berkata kepada pemuda itu,
"Huciang bunjin, sudah lama siauwtee berdiri diam
digunung Ciong lam san aku pikir hendak pergi. "
Tan Liong berpaling matanya segera dapat lihat Cu Lian
yang berjalan disamping Koan Beng, Ia berkata sambil
menghela napas,
"Ingin pergi? "
"Ya, sudah lama aku menggerecoki di Ciong lam san. "
"Kau betah berdiam disini? "
"Semuanya baik. "
"Kalau begitu kau dengan adik Lian berdiam saja disini
andaikata kau tidak merasa keberatan. "
"Siauwtee kalau teringat kelakuan-kelakuanku dimasa yang
sudah silam hampir tidak mempunyai keberanian untuk hidup
lagi, andaikata bukan adik Lian yang memberi semangat danTiraikasih Website http://kangzusi.com/
hiburan padaku .... aih! " berkata Koan Beng sambil menghela
napas dalam.
"Kau percaya bahwa antara kita putih bersih? "
"Perlu apa huciang bunjin menimbulkan hal-hal yang tak
ada paedahnya itu?"
"Kalau saudara Koan dapat memahami keadaan dan
ketidak beruntungannya adik Lian, hiburlah padanya baik-baik
maka siauwtee akan merasa puas. "
Hanya beberapa patah kata saja yang singkat, sudah cukup
menggambarkan betapa besar cintanya Tan Liong kepada Cu
Lian. Kalau bukan karena Cu Lian, Tan Liong mungkin tidak
sampai berubah demikian dingin sifatnya.
Koan Beng berkata,
"Siauwtee merasa berdosa terhadap adik Lian. Mulai hari ini
akan baik-baik kuperlakukan dan cinta padanya, aku mengerti
kalian masih saling mencinta tapi itu semua sudah lewat. "
"Ya, sudah lewat. "
"Apa huciang bunjin tak suruh kita pergi? "
"Kalian boleh berdiam disini saja. "
"Siauwtee takut akan menggerecoki saja. "
"Bagaimana kau bisa berpikir demikian? Siauwtee dengan
tulus hati perlakukan kalian juga bukan orang luar, sebaiknya
berdiam di Ciong lam san saja, kalau kau bawa adik Lian
merantau kedunia Kangouw, rasanya kurang baik. "
Koan Beng merasa sangat terharu, oleh kejujuran Tan
Liong, ia berkata,
"Siauwtee tidak tahu bagaimana harus mengucapkan
terima kasih Siauwtee kepada budimu ini. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang dibuat terima kasih, jika kau sudi aku harap kau
suka menjadi anggota Ciong lam pay. "
"Apa ucapan saudara ini dengan sesungguhnya? "
"Sudah tentu. "
Koan Beng segera berlutut dihadapan Tan Liong seraya
berkata,
"Teecu banyak homat kepada huciang bunjin. "
Penghormatan tiba-tiba itu telah membikin Tan Liong
kerepotan, ia berkata,
"Saudara Koan Beng, bagaimana berlaku demikian,
bangun... bangun... meski aku ajak kau masuk anggota Ciong
lam pay, tapi belum melakukan upacara secara resmi. "
Lam kek Sian ong lantas berkata sambil mengawasi Koan
Beng,
"Tuan masih muda dan banyak pengharapan, kala itu
karena gelap pikiran, sehingga terjerumus ke jalan sesat,
selanjutnya kau menjadi orang baru lagi, harus baik-baik
sumbangkan tenagamu kepada Ciong lam pay. "
"Boanpwee akan ingat akan peasan locianpwee. " ini
jawabnya Koan Beng dengan sikap menghormat.
Orang tua itu tersenyum, ia memandang kepada Cu Lian
sejenak berkata,
"Nona Cu, apa Koan Beng perlakukan baik padamu? "
Dengan muka merah Cu Lian anggukkan kepala.
"Dalam hubungan suami isteri, kalau belum mengalami
gelombang penghidupan, tidak mengerti apa artinya cinta, "
berkata orang tua itu, ia lalu mengawasi Koan Beng sejenak
dan berkata pula,
"Kau sekarang kurus? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku kurus? apa benar? "
"Sudah tentu benar, kalau tidak percaya tanyakanlah
kepada isterimu! "
Cu Lian dapat tangkap bahwa ucapan orang tua itu ada
maksudnya hingga parasnya merah seketika ia lantas
tundukkan kepala.
Koan Beng yang tidak mengerti maksud Lam kek Sian ong
lantas menanya dengan sungguh-sungguh,
"Adik Lian, apakah benar aku kurus? "
Cu Lian merasa sangat malu, ia menjawab sambil gabrukan
kakinya.
"Engko Beng kau .... "
Lam kek Sian ong tertawa bergelak gelak agaknya merasa
gembira dapat menggoda dua muda mudi itu.
Semua orang segera mengerti maksud orang tua itu maka
lantas turut tertawa.
Koan Beng agaknya baru sadar, maka dengan muka merah
ia berkata,
"Kiranya locianpwee menggoda aku .... "
Dengan perbuatan jenaka Lam kek Sian ong itu sudah
meledakkan suasana duka yang sedang meliputi gunung Ciong
lam san.
Mereka melanjutkan perjalanannya ke Yang sin tian dan
mengurus jenasah Oey Bwee Cian.
Beberapa hari kemudian,
Berita tentang kematiannya ketua Ciong lam pay sudah
tersiar luas dikalangan Kang-zsouw. Beberapa ketua partai
persilatan dan tokoh-tokoh ternama dunia Kangouw pada
datang ke gunung Ciong lam san untuk turut berduka cita.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Upacara pemakaman ketua Ciong lam pay itu mendapat
perhatian besar dunia Kangouw sudah tentu ada hubungannya
dengan tindakannya yang berani menentang Thian seng
hwee.
Menurut pesannya Oey Bwee Cian, Tan Liong dengan resmi
menerima jabatan ketua untuk generasi ke Sembilan.
Hari kedua setelah upacara pemakaman Oey Bwee Cian.
Kwee Yan San mendadak menerima sebuah surat aneh yang
ditujukan kepada ketuanya yang baru.
Maka segera ia sampaikan surat itu kepada Tan liong.
Tan Liong yang menyambuti surat tersebut segera
mengerti akan terjadi sesuatu yang tidak diingini.
Surat itu berbunyi,
Ciangbunjin yang terhormat,
Setelah kita berpisahan, bagaimana keadaanmu sekarang?
Dengan tiba-tiba aku mendengar berita tentang
kematiannya Oey Bwee Cian tapi oleh karena suatu hal aku
tidak dapat menghadiri upacara pemakamannya, harap kau
suka memaafkan.
Karena hubungan dengan huciang bunjin tidak terhitung
buruk, maka setelah kupikir masak-masak aku telah
mengambil keputusan hendak datang kesana dengan anak
buah Thian seng hwee yang jumlahnya seribu lima ratus
orang. Harap Ciang bunjin sudi menyambut.
Tertanda, Hiat im cu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah membaca isi surat itu, wajah Tan Liong lantas
berubah, surat itu ternyata ada surat peringatan.
Apa yang mengejutkan Tan Liong ialah jumlah orang yang
dibawa oleh Hiat im cu kali ini merupakan jumlah terbesar
dalam sejarah pertempuran digunung Ciong lam san.
Sedang anggota Ciong lam san yang dewasa itu bisa
bertempur tidak lebih dari 300 orang ditambah dengan tokoh-
tokoh dunia Kang-zsouw yang datang dalam upacara
pemakaman, jumlah seluruhnya cuma 500 orang. Ini berarti
suatu perbandingan yang sangat menyolok ialah satu lawan
tiga.
Tan Liong lalu ajak tujuh jago Ciong lam pay mengunjungi
Lam kek Sian ong dan tokoh-tokoh Kang-zsouw lainnya di
ruangan Cek gie tian.
Lam kek Sian ong yang menyaksikan sikap Tan Liong lantas
bertanya,
"Ciang bunjin, apa yang telah terjadi ....? "
"Hiat im cu akan datang. " jawabnya singkat.
"Hiat im cu? "
"Benar, ia sudah mengirim surat peringatan. " Ia segera
menyerahkan surat Hiat im cu kepada Lam kek Sian ong.
Semua tokoh-tokoh rimba persilatan yang jumlahnya
beberapa ratus orang lantas pada diam semua mata ditujukan
kepada Lam kek Sian ong.
Setelah membaca surat tersebut, wajah orang tua itu lantas
berubah, lama tidak bisa bersuara.
Ketua partai Siauw lim pay Goan gat lalu menghampiri dan
menanya padanya,
"Ong Sian ong, apa yang telah terjadi? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong seolah-olah baru tersadar, jawabnya
sambil menghela napas,
"Ciong lam san akan disapu bersih. "
"Ada apa sebetulnya? " tanya pula Goan gat kaget,
Lam kek Sian ong tidak menjawab ia serahkan surat Hiat im
cu kepada Goan gat.
Setelah membaca surat, Goan gat juga terperanjat katanya,
"Seribu lima ratus orang satu jumlah yang besar sekali. "
Ketua Bu tong pay ketika mendengar ucapan Goan gat
lantas berkata,
"Apa yang tertulis dalam surat itu, bertanya semua orang
yang ada disitu, mereka segera ingin tahu, bagaimana kalau
Ong Sian ong yang membacakan didepan umum? "
Lam kek sian ong yang menyaksikan sikap gusar dari para
hadirin, lantas berkata dengan suara lantang,
"Tuan-tuan harap suka tenang. "
Mendengar perkataan orang tua itu para hadirin baru
tenang kembali, semua mata ditujukan kepadanya.
Lam kek Sian ong berkata selanjutnya,
"Tuan-tuan dan saudara-saudara ketua partai persilatan
yang hadir disini lohu percaya adalah orang dari golongan baik
yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Selain dari
pada itu tentunya juga mempunyai hubungan erat dengan
partai, jikalau tidak, tidak mungkin memerlukan perjalanan
begitu jauh untuk datang menghadiri upacara pemakaman ini,
maka disini lohu mewakili Tan ciang bunjin, untuk
mengucapkan terima kasih banyak atas kedatangan tuan-tuan
ini. " ia berdiam sejenak, matanya menyapa para hadirin
kemudian berkata pula,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedatangan orang-orang Thian seng hwee kali ini adalah
karena dipaksa oleh Hiat im cu. Jika orang kuat Thian seng
hwee yang jumlahnya seribu lima ratus itu nanti menggempur
Ciong lam san, kita dapat bayangkan sendiri bagaimana
akibatnya. Hiat im cu merupakan biang keladi segala keonaran
dan kejahatan dalam dunia Kangouw. Ia sekarang telah
memegang kekuasaan dalam perkumpulan Thian seng hwee,
betapa hebatnya bencana yang ditimbulkan olehnya
dikalangan Kangouw, sudah diketahui oleh umum. Belum lama
berselang ketika lohu bersama-sama Tan ciangbunjin, Naga
Merah, Sin kie cu dan Kiu cie sin kow telah mengadakan
pertempuran dengannya di lembah Hong hwee kok, Dalam
pertempuran itu kecuali Hiat hun Koay po dan Tok gan Lo
koay yang binasa Hiat im cu sendiri tidak mendapat luka apa-
apa. Sedang di pihak kita telah kehilangan Sin kie cu, Naga
Merah dan Kiu cie Sin kow serta Bu jie Thian sie seorang jago
tua tidak ada taranya yang terkurung dalam barisan batu ajaib
selama beberapa puluh tahun.
Dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok itu kerugian
dipihak golongan kebenaran sesungguhnya sangat besar,
sedang Hiat im cu sendiri masih belum berhasil kita singkirkan.
Kita dalam hati mengerti bahwa dengan belum disingkirkannya
Hiat im cu pasti akan meninggalkan bencana bagi rimba
persilatan, dan kini benar saja iblis itu telah datang dengan
membawa orang-orang Thian seng hwee yang jumlahnya
sangat besar itu untuk menggempur Ciong lam san.
Kenyataan ada didepan mata kita, pertempuran ini bukan
saja ada hubungannya erat dengan nasib Ciong lam pay tapi
juga menyangkut mati atau hidupnya orang-orang golongan
kebenaran seluruh dunia kangouw.
Para hadirin semua adalah tokoh-tokoh golongan
kebenaran dalam rimba persilatan, lohu percaya tuan-tuan
pasti tidak akan anggap sepi soal ini.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lohu tidak ingin menyeret tuan-tuan terlibat dalam kancah
pertikaian ini, maka dari itu apabila diantara tuan-tuan yang
tidak ingin terlibat dalam pertempuran ini, lohu silahkan
segera meninggalkan ruangan ini dan yang ingin bantu
menegakkan keadilan dan kebenaran diminta supaya tinggal
ditempatnya masing-masing, supaya lohu dapat mengatur
siasat selanjutnya. "
Setelah menengar penuturan Lam kek Sian ong, dari dalam
hadirin segera terdengar suara riuh.
"Kita ingin tinggal. "
"Kita ingin bantu memperkuat barisan Ciong lam pay. "
"Kita ingin bantu pertahankan Ciong lam san sampai titik
darah penghabisan."
Sambutan dari para hadirin itu ternyata begitu hangat, ini
menandakan betapa besar semangat orang yang benci kepada
kejahatan.
Lam kek Sian ong yang menyaksikan semangat para hadirin
yang demikian berkobar-kobar sampai menitikkan air mata,
kemudian ia berkata pula dengan suara lantang,
"Tuan-tuan ingat mempertahankan barisan kebenaran dan


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keadilan, bukan saja lohu yang harus mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan tuan-tuan ini, begitu juga
ciangbunjin Ciong lam pay beserta seluruh anggotanya pasti
juga akan merasa sangat bersyukur.
Dalam pertempuran antara golongan benar dan golongan
sesat kali ini berapa banyak jiwa yang akan menjadi korban,
kita tentu sudah dapat bayangkan lebih dulu, kalau tidak
timbul suatu keajaiban diatas gunung Ciong lam san ini nanti
pasti akan banjir darah manusia. "
Berkata sampai disitu Lam kek Sian ong menghela napas
panjang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lam kek Sian ong lepaskan pandangan matanya kearah
para hadirin sejenak, lalu berkata,
"Sekarang ini keadaan sudah sangat gawat, tolong
ciangbunjin partai Ciong lam pay yang segera mengumpulkan
anggota Ciong lam pay yang bisa bertempur supaya semua
berkumpul disini untuk dengar selanjutnya. "
Tan Liong anggukkan kepala, ia segera perintahkan kepada
tujuh jago Ciong lam pay supaya mengumpulkan anggota
partainya dan lekas datang keruangan pertemuan itu.
Tidak antara lama kira-kira tiga ratus anggota Ciong lam
pay sudah berkumpul diluar ruangan untuk mendapat perintah
selanjutnya.
Di atas gunung Ciong lam san telah diliputi kabut
peperangan, pertempuran dahsyat setiap saat akan meletus.
Lam kek Sian ong segera menghitung jumlahnya orang-
orang Ciong lam pay dan tokoh-tokoh rimba persilatan yang
turut ambil bagian dalam pertempuran nanti ternyata
jumlahnya cuma ada lima ratus dua puluh orang.
Jumlah itu terlalu sedikit, kalau dibandingkan dengan
musuh, Bagaimana kesudahannya nanti sesungguhnya tidak
berani membayangkan.
Walaupun demikian mereka tokh bertekad bulat hendak
mempertahankan gunung itu, hingga titik darah penghabisan.
Jumlah itu oleh Lam kek Sian ong dipecah menjadi tiga
rombongan, setiap rombongan berjumlah seratus tujuh puluh
orang, masing-masing dikepalai oleh ketua tiga partai besar
rimba persilatan yang bertindak selaku komando.
Rombongan pertama dibawah pimpinan ketua partai Siao
lim pay Goan gat. Diantara tokoh kuat dalam rombongan itu
terdapat si pendekar Kalong, dua saudara Chie, Pek lek cu
Ciok pek leng, tujuh jago Ciong lam pay dan lain-lainnya
tugasnya menjaga bagian muka pintu Ciong lam pay.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rombongan kedua dibawah pimpinan ketua Bu tong pay,
Hui seng cu diantaranya terdapat tokoh-tokoh terkuat Yan
san, Koan Beng suami isteri, Tong teng Su koay, To liong
Seng kiam dan lain-lain tugasnya menjaga sayap kiri Ciong
lam san.
Rombongan ketiga dibawah pimpinan ketua partai Kun lun
pay Thong goan Hoat su tokoh kuat diantaranya terdapat Chio
bin Lee hiap, Ciok tim dan Chie hui Ho siang dari partai Siao
lim pay serta Lam kek Sian ong dan lain-lainnya tugasnya
menjaga sayap kanan Ciong lam san.
Selagi memecah orang-orang itu menjadi tiga rombongan,
Lam kek Sian ong lalu bertanya kepada Pek lek cu.
"Setan tua Pek lek cu, apa dibadanmu masih ada bom Pek
lek tan? "
"Ada! " jawabnya sambil anggukkan kepala,
"Masih ada berapa buah? "
"Tiga. "
"Apa seluruhnya cuma tinggal tiga buah saja? "
Pek lek cu anggukkan kepala.
"Nah, keluarkanlah semuanya! "
Ketika tida buah Pek lek tan itu diserahkan kepada Lam kek
Sian ong, orang tua itu segera berikan sebuah kepada Pek lek
cu, satu lagi diberikan kepada Goan Hoat su seraya berkata,
"Sekarang dalam tiga rombongan, masing-masing
mempunyai bom Pek lek tan sebuah, sampai dimana kekuatan
dan hebatnya bom Pek lek tan itu, tuan-tuan semuanya
tentunya sudah mengetahui sendiri, jikalau tak perlu benar,
jangan digunakan secara sembarangan! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang sejak tadi duduk di samping Lam kek Sian
ong hingga saat itu belum tahu orang itu hendak memberi
tugas apa, maka ia lalu bertanya,
"Locianpwee, bagaimana dengan aku? "
"Kau tak perlu dipasang dalam rombongan, sebab aku
hendak minta kau menghadapi satu orang. "
"Hiat im cu? "
"Benar, aku ingin agar kau menghadapi padanya. "
Hati Tan Liong bercekat, ia mengawasi Lam kek Sian ong.
"Bagaimana? Kau merasa sulit? " tanyanya Lam kek Sian
ong sambil ketawa getir.
"Tidak .... "
"Kau tidak dapat turun tangan terhadap dia? "
Wajah Tan Liong lantas berobah ia berkata,
"Tan Liong dengan dia ada mempunyai permusuhan sangat
dalam bagaimana tidak usah kecil hati, jika Hiat im cu benar-
benar muncul serahkan saja padaku. "
"Tapi apa kau tidak lupa bahwa wanita cantik baju merah
itu adalah dia? "
Mendengar pertanyaan itu Tan Liong unjukkan ketawa
kecut sambil kertak gigi ia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku
akan membunuh dengan tangan sendiri, seorang wanita yang
kucintai .... "
Berpikir sampai disitu, ia ketawa sendiri,
Sambil mengawasi sikap Tan Liong, Lam kek Sian ong
berkata,
"Kalau begitu mari kita lakukan tugas masing-masing. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia sendiri lalu gabungkan diri dengan rombongan ketiga
yang dipimpin oleh Thong goan Hoat su, lebih dulu keluar
ruangan menuju ke sebelah kanan gunung Ciong lam san.
Rombongan pertama yang dipimpin oleh Goan gat juga
lantas begerak dan kemudian disusul oleh rombongan yang
kedua.
Dalam ruangan pertemuan itu cuma tinggal Tan Liong
sendiri.
Perlahan-lahan ia berdiri dari tempat duduknya seperti
orang sakit yang baru sembuh dari penyakitnya, semangatnya
hilang, seluruh badannya seperti tidak bertenaga.
Dengan tanpa dirasa ia ketawa sendiri, ia seperti ingat apa-
apa juga seperti akan kehilangan apa-apa.
Lalu ia berkata kepada dirinya sendiri,
"Nama, harta benda, wanita, cinta, kasih .... apa artinya
....? Aku kehilangan segala-galanya .... isteriku tidur untuk
selama-lamanya dilembah Hong hwee kok, anak juga terkubur
disana ..... dan sekarang, wanita yang sangat aku cintai ....
kembali akan binasa ditanganku. "
Dengan bibir tersungging senyuman kecut ia berjalan
keluar dari ruangan itu.
Tiba-tiba ....
Di bawah gunung Ciong lam san, dari jauh terdengar suara
siulan nyaring. dengan adanya suara itu gunung tersebut
diliputi suasana gawat,
Tan Liong segera lari menuju ke pintu depan.
Pintu itu dijaga oleh pasukan rombongan yang dipimpin
oleh ketua Siao lim sie yang saat itu sudah siap menghadapi
segala kemungkinan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah suara siulan lenyap dibawah gunung tampak
banyak bayangan orang lari mendaki gunung, jumlahnya
ditaksir kira-kira ada lima ratus orang.
Dengan munculnya orang-orang Thian seng hwee itu sudah
tiba disuatu tempat yang terpisah sejarak kira-kira lima
tombak dengan orang rombongan pertama.
Selagi orang-orang rombongan pertama itu menghadapi
musuh yang sudah mulai mendekati, dilain pihak bagian kanan
dan kiri gunung juga sudah ada suara teriakan ramai.
Musuh-musuh yang terdiri dari orang-orang Thian seng
hwee itu sudah mulai menyerang.
Pek lek cu yang bertugas dalam rombongan pertama
segera dapat lihat bahwa pemimpin dalam rombongan orang-
orang Thian seng hwee itu ternyata adalah Siao hun lie.
Pasukan yang dipimpin oleh Siao hun lie itu berjumlah lima
ratus orang, ditugaskan menyerang bagian depan pintu
gerbang.
Pasukan kedua pihak sudah saling mendekat, pertumpahan
darah besar-besaran segera dimulai.
Mungkin ini suatu bencana paling besar dalam sejarah
Ciong lam pay.
Siao hun lie mengawasi rombongan orang-orang Ciong lam
pay sejenak, lalu unjukkan ketawa genitnya, kemudian
berkata.
"Sungguh tidak dikira, Ciong lam pay telah mengundang
tokoh-tokoh kuat dari berbagai partai rimba persilatan. Siao
hun lie merasa beruntung dapat menjumpai tuan-tuan
sekalian. "
Orang-orang dalam rombongan pertama itu cuma
memandang wanita genit itu dengan hati panas tiada
seorangpun yang menjawab.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siao hun lie berkata pula sambil ketawa dingin,
"Apakah kalian hanya terdiri dari orang-orang ini saja? "
Goan gat lalu menjawab sambil memuji nama Budha.
"Moral Lie sicu sudah rusak, selain menuruti hawa napsu,
juga membunuh banyak jiwa yang tidak berdosa, lolap hanya
ingin memberi nasihat saja, harap supaya lekas balik ke jalan
yang benar. .... "
"Kentut, " sahutnya Siao hun lie sambil ketawa dingin,
"Kepala gundul, kau jangan membaca doa dihadapanku nanti
setelah Ciong lam pay, Siao lim pay lagi. "
Sehabis berkata dmikian, ia mengawasi anak buahnya
kemudian mengeluarkan perintahya,
"Serang dengan segera! "
Orang-orang Thian seng hwee lalu berdiri berbaris, hingga
lima ratus orang itu merupakan dinding tebal yang amat
kokoh.
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 43 Tamat
Sementara itu Siao Hun Lie lantas undurkan diri.
Dilain pihak Pek lek cu lantas membentak dengan suara
keras.
"Siapa yang tidak takut dengan bom Pek lek tan boleh maju
.... "
Mendengar perkataan Pek lek tan orang-orang Thian seng
hwee itu pucat seketika, mereka merasa jeri hingga tiada
seorang pun yang berani bergerak.
Siao hun lie yang menyaksikan keadaan demikian lalu
mengeluarkan perintahnya dengan bengisnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika kau berani melanggar perintah akan mendapat
hukuman keras, ayo maju .... "
Perintah bengis itu ternyata ada pengaruhnya, karena baru
saja ia menutup mulut suara riuh terdengar dari orang-orang
Thian seng hwee dan kira-kira seratus orang sudah bergerak
dan turun tangan lebih dulu.
Serangan tu segera disambut oleh seratus lima puluh orang
dari rombongan pertama dengan demikian berlangsunglah
pertempuran sengit luar biasa.
Kesudahannya pihak Thian seng hwee yang mengerahkan
seratus orang hanya lima puluh orang yang tinggal hidup
sedang dipihak Ciong lam pay kehilangan tujuh orang saja.
Tapi sebelum orang-orang Thian seng hwee tersapu bersih
rombongan pihak orang kedua berjumlah tiga ratus orang
sudah menyerbu. ....
Pek lek cu yang sejak tadi berdiri sebagai penonton setelah
menyaksikan keadaan demikian bukan kepalang kagetnya
dengan tanpa ayal lagi ia keluarkan bom Pek lek tannya sambil
membentak.
"Sambutlah bom Pek lek tanku ini .... "
Bom yang tergenggam ditangannya segera meluncur keluar
kearah musuh yang jumlahnya begitu besar ....
Sebelum pembunuhan besar-besaran itu berlangsung, tiba-
tiba ditengah udara terdengar suara bentakan nyaring, "Tahan
....! "
Kemudian sesosok bayangan orang seolah-olah malaikat
yang turun dari langit melayang ke medan pertempuran dan
dengan kecepatan bagaikan kilat sudah menyambar bom Pek
lek tan yang meluncur keluar dari tangan Pek lek cu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedatangan orang secara tiba-tiba itu mengejutkan kedua
pihak, terutama dipihaknya orang Thian seng hwee, mereka
lantas mundurkan barisannya.
Kejadian itu sesungguhnya diluar dugaan semua orang,
sementara itu Pek lek cu yang melihat ada orang meyambar
bomnya, dengan tidak perdulikan apa akibatnya segera
melesat menyerang orang tersebut.
Tapi gerak gerik orang itu ternyata gesit sekali. Setelah
berhasil menyambar bom dari tangan Pek lek cu kemudian
melayang lagi kesuatu tempat yang sejauh satu tombak.
Perbuatan orang itu sesungguhnya sangat mengagumkan,
hingga semua mata ditujukan kepadanya.
Setelah mengetahui siapa adanya orang itu, orang-orang
Thian seng hwee, terutama Siao hun lie wajahnya berubah
seketika hampir mereka tidak percaya kepada matanya
sendiri.
Orang itu ternyata adalah Tan Chiang Bin, bekas ketua
Thian seng hwee yang selama itu telah menghilang tidak ada
kabarnya.
Setelah terjadinya pertempuran di lembah Hong hwee kok,
Tan Chiang Bin tahu Thian seng hwee pasti akan menyerang
Ciong lam san lagi, maka pada beberapa hari berselang ia
diam-diam sudah sembunyikan diri di sekitar gunung tersebut.
Selama jadi ketua Thian seng hwee, ia selain mengenakan
kerudung kain warna abu-abu di mukanya hingga dikenal
sebagai Bong bin Sin kiam. Dan kini juga dengan muka
berkerudung ia muncul didepan perang itu.
Ia ketawa dingin, bom Pek lek tan yang ditangannya
dikembalikan kepada Pek lek cu seraya berkata,
"Pek lek cu, bom Pek lek tan aku kembalikan kepada
pemiliknya! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek lek cu setelah menyambuti bomnya menanya dengan
suara dingin,
"Tuan orang kuat dari mana? "
Sebelum Tan Chiang Bin menjawab, Chie Peng sudah maju


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedepan dan berkata,
"Locianpwee, dia adalah bekas ketua Thian seng hwee, Tan
Chiang Bin. "
Mendengar keterangan Chie Peng, wajah Pek lek cu
berubah seketika sementara itu Tan Chiang Bin perdengarkan
ketawa getirnya lalu lambat-lambat geser kakinya
menghampiri bekas anak buahnya dan berkata,
"Saudara-saudara sekalian, Tan Chiang Bin disini
menghaturkan selamat kepada saudara-saudara sekalian. "
Sehabis berkata, ia angkat tangan memberi hormat kepada
bekas anak buahnya itu
Anak buah Thian seng hwee yang jumlahnya ratusan itu,
pada terperanjat tidak tahu bagaimana harus berbuat..
Dulu ketika Tan Chiang Bin menghilang telah membuat
anak buahnya geger sebab menurut ketuanya yang baru,
katanya Tan Chiang Bin meninggal maka terpaksa diganti
ketua baru.
Tan Chiang Bin yang menyaksikan semua bekas anak
buahnya pada termangu-mangu, lantas berkata pula,
"Apa saudara saudara sudah tidak kenal Tan Chiang Bin
lagi? "
Mendengar pertanyaan itu, semua bekas anak buahnya itu
barulah mengerti. Mereka baru sadar dari mimpinya, dengan
serempak pada berlutut dan berkata dengan suara riuh.
"Teecu semua hunjuk hormat kepada Hweethio .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar pernyataan dari suara hati bekas anak buahnya
yang sangat gemuruh itu Tan Chiang Bin malah merasa
bingung. lama tidak bisa bicara.
Bukan kepalang gusarnya Siao hun lie, yang menyaksikan
keadaan demikian.
Tan Chiang Bin tidak sangka bahwa bekas anak buahnya
semua masih setia kepadanya, oleh karena merasa sangat
terharu hingga mengucurkan airmata.
Tan Chiang Bin dulu ketika masih memegang kekuasaan
banar-benar di Thian seng hwee, kecuali adatnya yang agak
keras dan suka menuruti kemauan hatinya sendiri terhadap
Thian seng hwee sebetulnya pernah berjasa besar. Ia pegang
peraturan sangat keras, tapi cinta kepada anak buahnya, anak
buah Thian seng hwee yang jumlahnya lebih dari seribu jiwa,
semua junjung dan hormat Tan Chiang Bin sebagai dewa,
mencinta kepadanya sebagai saudara.
Kalau bukan Hiat im cu yang main gila, paksa Tan Chiang
Bin meletakkan jabatannya sehingga ia meninggalkan lembah
Lui in kok secara diam-diam dan tidak diketahui oleh semua
anak buahnya jika tidak, dalam Thian seng hwee kala itu pasti
terbit pemberontakan besar terhadap ketuanya yang baru.
Orang-orang Ciong lam pay yang ada dirombongan
pertama, juga dibikin kesima oleh kelakuan orang-orang Thian
seng hwee itu.
Dengan sangat terharu Tan Chiang Bin lalu berkata,
"Saudara-saudara bangunlah karena Tan Chiang Bin sudah
tidak menjabat ketua Thian seng hwee lagi bagaimana
sanggup menerima penghormatan demikian besar? "
Satu diantara seorang tua yang kedudukannya dalam Thian
seng hwee agak tinggi daripada yang lain-lainnya, lalu
berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau adalah ketua perkumpulan kami dulu mendengar
kabar kau wafat mengapa hweetio .... "
"Aku telah didesak supaya meninggalkan Thian seng hwee
.... "
"Siapakah orangnya yang mendesak hweetio melepaskan
jabatan dan menyiarkan kabar tentang hweetio wafat? Kami
semua anak buah Thian seng hwee mengharap supaya
hweetio segera kembali kelembah Lui in kok. "
Serta merta perkataan orang tua itu mendapat sambutan
hangat dari semua anak buah Thian seng hwee, suara yang
menyatakan setuju terdengar riuh.
Tan Chiang Bin tersenyum lalu berkata,
"Tan Chiang Bin terhadap NAMA dan KEDUDUKAN didunia
Kangouw sudah tidak mempunyai keberanian untuk menjabat
kedudukan tinggi itu lagi. "
Orang tua itu berkata pula,
"Jika hweetio tidak mau terima baik permintaan kami untuk
balik kelembah Lui in kok maka kami sekalian akan terus
berlutut disini dan tidak akan bangun lagi."
Kembali terdengar suara sambutan riuh.
Pada saat itu tampak sesosok bayangan orang lari menuju
ketempat itu bayangan orang yang datang secara tiba-tiba itu
adalah Tan Liong.
Ketika menyaksikan keadaan itu sesaat dibikin kesima.
Chie Peng berjalan menghampiri Tan Chiang Bin, berkata
kepadanya,
"Tan locianpwee, apa masih kenali Peng jie? "
Tan Chiang Bin mengawasi Chie Peng kemudian ia
mengangguk seraya berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau hampir saja mati ditanganku ...."
"Tapi aku tokh belum mati! "
"Umurmu panjang .... " katanya sambil ketawa.
Chie Peng mengawasi semua anak buah Thian seng hwee
yang masih berlutut itu lalu berkata,
"Locianpwee, mereka demikian setia menjunjung kau ....
terimalah permintaan mereka. "
Tan Chiang Bin tetap menggelengkan kepala.
"Mereka sedemikian cinta dan setia kepadamu, locianpwee
tak boleh mengecewakan hati mereka. "
"Apa benar? "Tan Chiang Bin balas menanya sambil ketawa
getir.
"Ya, kepercayaan mereka sangat besar terhadap kau,
jikalau locianpwee pegang pimpinan lagi, untuk selanjutnya
Thian seng hwee pasti akan lebih jaya dan kuat, ini juga
berarti suatu pelindung yang kuat bagi kebesaran dan keadilan
dunia rimba persilatan. "
"Tapi kau harus terima dulu permintaanku. "
"Locianpwee, apapun yang kau ingini aku terima dengan
senang hati. "
"Kau kuminta masuk perkumpulan kita. "
Chie Peng sesaat tampak tercengang, tapi kemudian
dengan tanpa ragu-ragu ia menjawab,
"Kami kakak beradik, pasti akan masuk jadi anggota Thian
seng hwee. "
Tan Chiang Bin tersenyum girang, tatkala sinar matanya
menatap paras Siao hun lie senyumnya mendadak lenyap lalu
berkata dengan nada dingin,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siao hun lie, perbuatanmu hampir saja membuat aku mati
dan rusak nama baikku. Apa kau anggap bahwa segala
perbuatanmu yang busuk dan terkutuk itu, aku tidak tahu? "
Setelah itu ia perdengarkan suara ketawanya yang
menyeramkan lalu bergerak berdiri dihadapan Siao hun lie dan
menanya pula dengan suara ketus,
"Kau ingin aku yang turun tangan atau kau habiskan
jiwamu sendiri? "
Tapi Siao hun lie nampaknya tidak jeri bahkan ia tertawa
nyaring, melihat keadaan demikian ia sudah tahu bahwa
sudah tidak ada harapan lagi baginya untuk meloloskan diri
maka ia ambil keputusan nekad. Dengan suara dingin ia
berkata,
"Apa kau Tan Chiang Bin tega hati membunuh aku? "
Sementara itu sinar matanya yang menggiurkan dan
sikapnya yang menggairahkan membuat Tan Chiang Bin
tercengang.
"Aku nanti yang membunuh kau wanita hina! "
Suara itu segera disusul oleh munculnya seorang pemuda
yang bermuka tampan cakap.
Pemuda itu bukan lain daripada Say phoa an, salah satu
tokoh dari tujuh jago Ciong lam pay.
Tan Chiang Bin lantas menanya,
"Apa tuan ada permusuhan dengan dia? "
"Benar, ia telah membuat aku menanggung penyesalan
seumur hidup. "
"Apakah ia menggunakan bubuk Siao hun san? "
"Benar. "
"Kalau begitu aku berikan dia kepada tuan. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi, mata Tan Chiang Bin tiba-tiba memandang kepada
Tan Liong.
Kemudian ia berkata sambil ketawa getir.
"Ciang bunjin, setelah berpisahan di lembah Honghwee
kok, apa semuanya ada baik-baik saja? "
Tan Liong lalu maju dan berseru, "Ayah ...." karena terharu
perasaannya hingga tak bisa menjawab.
Sementara itu Say Phoa an sudah lompat menghampiri Siao
hun lie, tiba-tiba Tan chiang Bin mencegah seraya padanya
berkata,
"Harap tuan tahan dulu, biarlah ketuamu saja yang
membereskan padanya. "
Hati Tan Liong tercekat, lalu ia bertanya,
"Ayah suruh kau membunuh Siao hun lie? "
"Ya, aku tahu kau ada mempunyai permusuhan dalam
dengannya. "
"Tidak! Aku tidak dapat membunuh padanya .... ia adalah
isteri ayah, aku tidak dapat melakukan perbuatan yang tidak
pantas terhadap ayah. "
"Apa kau tidak mau bunuh padanya? "
"Aku tidak bisa. "
"Tapi aku suruh kau melakukan itu! "
"Kedudukan kita sama tingkatannya, aku adalah ketua
partai Ciong lam pay."
"Terlepas soal tingkatan atau kedudukan jika kau masih
anggap aku sebagai ayahmu, nah kau harus bunuh padanya,
supaya hati ayahmu merasa puas."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, aku akan bunuh perempuan hina ini ...."
berkata Tan Liong dengan wajah penuh amarah kemudian
lompat melesat menyerbu Siao hun lie.
"Siao hun lie, oleh karena Siao hun san mu sehingga
isteriku Hoan Giok hoa tidur untuk selama-lamanya dilembah
Hong hwee kok, jika karena bukan kau kita tidak akan
melakukan kesalahan. "
Tanpa menunggu jawaban Siao hun lie tangannya sudah
bergerak dengan beruntun menyerang sampai dua kali.
Dalam keadaan gusar ia telah kerahkan seluruh kekuatan
tenaganya melakukan serangan, sudah tentu Siao hun lie tidak
sanggup menerima.
Hawa dingin yang keluar dari ilmunya Im ciang membuat
Siao hun lie kewalahan. Tatkala serangan yang ketiga kalinya
meluncur dari tangan Tan Liong lantas terdengar suara jeritan
ngeri. Badan Siao hun lie terbawa melayang membentur
sebuah pohon hingga otaknya berantakan dan jiwanya
melayang seketika itu.
Tatkala tubuh Siao hun lie roboh ditanah Tan Chiang Bin
perlahan lahan tundukkan kepalanya biar bagaimanapun
dengan perempuan jahat itu ia pernah hidup sebagai suami
isteri untuk suatu masa.
Tan Liong berjalan menghampiri ayahnya berkata dengan
suara terharu.
"Ayah, aku tidak merasa enak terhadap kau."
Jawab Tan Chiang Bin sambil ketawa getir.
"Ayahmu tidak sesalkan kau, bahkan merasa berterima
kasih padamu, kau membunuh padanya jauh lebih baik
daripada aku yang turun tangan sendiri."
"Apa ayah suka menghentikan pertempuran ini?"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Chiang Bin anggukkan kepala, matanya mengawasi
semua anak buah Thian seng hwee yang masih pada berlutut
ditanah lalu berkata dengan suara nyaring,
"Apakah saudara-saudara setia terhadap aku dengan
sejujurnya?"
Dari anak buah terdengar jawaban riuh.
"Teecu menyambut dengan gembira hati kedatangan
hweetio ke lembah Lui in kok ...."
Suara itu menggema sekian lama diangkasa hingga
memekakkan telinga.
Tan Chiang Bin tertawa puas katanya pula dengan suara
nyaring,
"Dimana Koancu pos-pos penjagaan pertama?"
Dari antara rombongan anak buah Thian seng hwee itu
terdengar jawaban,
"Koancu pos pertama Hun bin Lohan tidak datang. "
"Dan dimana Koancu pos kedua?"
Seorang tua berambut putih menyahut dengan
menghormat,
"Teecu ada disini!"
"Kali ini menyerbu Ciong lam san Thian seng hwee
mengerahkan berapa banyak tenaga?"
"Seribu lima ratus jiwa."
"Apa?" Tan Chiang Bin terperanjat, "seribu lima ratus orang
...? "
"Benar!"
"Dimana saudara yang lainnya?"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang lainnya dipecah menjadi dua rombongan, menyerbu
kekiri dan kanan gunung."
"Benarkah itu? "
"Teecu tidak berani membohong. "
"Lekas kau perintahkan perintah minta supaya mereka
menemui aku, tidak boleh bertempur dengan orang-orang
Pendekar Lembah Naga 22 Misteri Kereta Api Biru The Mystery Of The Blue Train Karya Agatha Christie Cinta Bernoda Darah 4
^