Pencarian

Skandal Darah 3

Skandal Darah Karya Salandra Bagian 3


"Memutuskan!" tiba?tiba suara hakim ketua
menyengat telinga Richard Connery. Lelaki itu terpacak. la mengangkat muka untuk mendengar vonis yang dibacakan untuk dirinya.
Hakim bermata keriput di depannya menatap
Richard Connery dengan pandangan yang tak bisa
ditebak maknanya, baru melanjutkan dengan suara
datar seakan tanpa beban:
"Bahwa terdakwa bernama Richard Connery,
sebagai Direktur pelaksana perusahaan pelayaran
Emeral Lloyd, oleh karena terbukti melalaikan
tanggung jawabnya atas kaselamatan orang lain,
sebagaimana tercantum dalam Undang?undang hukum keselamatan di dalam SOLAS 1974, dan ke-
putusan presiden United State no. 28, tahun 1971,
serta terbukti bersalah sebagaimana dituduhkan jaksa penuntut umum, maka: Atas nama hukum serta
undangvundang negara - kami memutuskan, pidana
penjara selama tiga tahun dengan masa percobaan
dua tahun, potong masa tahanan."
Ruangan !iuh-rendah. Beberapa orang wartawan bersidesak ke depan untuk memotret Richard
Connery. Namun lelaki itu tak peduli. la berdiri me-
matung sekejap,_kemudian beranjak memeluk Ketty
187 dan Kenny yang tanpa diketahui bagaimana mula-
nya sudah berdiri di ambang pintu. Kejadian dramatis itu dimanfaatkan oleh para wartawan yang
langsung menghujani dengan cahaya-cahaya blitz
gemerlapan. Jutaan keriuh?rendahan tak ada ar-
tinya bagi orang yang kehilangan kemerdekaan.
"Apakah Anda akan naik banding, Tuan Connery?"
"Tidak," jawab Richard Connery datar.
"Apakah hukuman itu telah Anda rasakan
adil?"
"Ya."
"Anda akan menjalani seluruh hukuman itu?"
"Benar."
"Bagaimana kalau penyelidikan nanti membuk-
tikan bahwa ada unsur sabotase dalam peristiwa
itu?"
"Tidak ada komentar."
188 | 11 SFBUAH mobil berhenti di depan rumah Richard
Connery. David Nichols turun. Sambil membetulkan letak dasinya, lelaki itu mengetuk pintu. Se-
jak Richard Connery men'ngkuk di penjara, sudah
beberapa kali David Nichols menemui Ketty, ia
memberikan uang untuk biaya hidup wanita itu.
"Stephen Ray menawarkan untuk membawa
Kevin berobat ke New York," kata David Nichols.
"Semua biaya pengobatannya akan ditanggung
Ray Corporations. "
"Kenapa Ray Corporations mau membiayai
Kevin?"
"Stephen Ray tidak punya maksud apa-apa,
sebagai kawan, kami sangat memikirkan keluarga
Richie."
"Saya akan membicarakan dengan suamiku.
Tetapi sebelumnya sampaikan ucapan terima kasih
saya pada Ray."
"Akan saya sampaikan. "
David Nichols pulang. Hatinya jadi resah. Se-
tiap kali bertemu Ketty, jiwanya menggeliat. Ada
suatu perasaan bersalah di dalam dirinya. Ia ingat
kehidupan di Seattle. Kota yang dikelilingi pegunungan dengan latar belakang Gunung Rainier serta
dilingkungi danau?danau, serta Pudget Sound itu,
benar?benar sangat menyenangkan. Kota yang sa
189 http:!lhuna-ohi.blogspot.com
ngat terkenal karena awan dan gerimisnya ini telah
memberikan kehidupan serta persahabatan yang
sangat erat. Pike's Market yang ternama karena
ikan serta bunga segamya, juga rumah?rumah di
tepi Danau Union yang indah.
David Nichols ingat ketika suatu hari berlibur
bersama Stephen Ray dan Richard Connery di
Queen Anne Hill. Tanpa dikehendaki Nichols ter-
libat perkelahian dengan sejumlah pemuda kulit
hitam. Hampir saja ia tewas tertikam pisau apabila
Richard Connery tak segera menyelamatkannya.
Tanpa memikirkan keselamatan dirinya, Connery
merangsak anak?anak kulit hitam itu dengan pipa
basi. Dua orang pemuda kulit hitam terluka, sebelum akhirnya mereka lari meninggalkan tempat itu.
Kini dia meringkuk di penjara, dan aku membiarkannya. Sungguh tidak adil. Seharusnya aku
dapat melakukan sesuatu untuk mencegah kejadian
ini. Kini sudah terlambat.
Dengan hati gundah Nichols menekan gas hingga tandas. Mobil meluncur dengan kecepatan penuh ke arah Miami Beach.
Berbulan?bulan dilalui Richard Connery di pen? '
jara. Pertama kali ia merasa sendiri hidup di dunia.
Berbeda dengan ketika ia meringkuk di tahanan
Seattle karena berdemontrasi. Penjara seakan merupakan manifes kepahlawanan. Tapi kini sebaliknya. Penjara telah menjadi pernyataan betapa ia
merupakan kriminil tak terampuni.
190 Sering Richard Connery duduk merenung di
halaman, memandangi terali yang berderetderet
Tak pernah menyangka seumur hidup, ia bakal
mendekam di bui karena alasan kriminil. Hidup se-
perti arus balik yang menghempaskan dirinya ke
dinding kapal, sebelum menenggelamkannya.
Bayangan wajah Jennifer benarbenar sukar di
lepaskan. Melekat erat di dalam hidupnya. Bahkan
seakan menyatu. Setiap merenung, Richard Conne-
ry diingatkan pada kenangan dengan Jennifer. Masa remaja yang memberikan kenangan manis bagi
hidupnya. Masih teringat jelas saat?saat mereka menyusuri sungai di Seattle dengan sepeda. Juga ketika gadis itu menyanyi di acara ulang tahunnya. Pa-
da saat itu benar?benar tak terbayangkan Jennifer
bakal menemui empedu pahit di sepanjang hidupnya. Bagi Richard Connery, perempuan itu seperti
dilahirkan sebagai korban. Benar?benar sebagai
korban. Betapa tidak, sesudah keluarganya berantakan karena tanah dan rumahnya tergusur proyek
industri, ia terlempar di Miami untuk menjadi kor-
ban kebuasan peradaban maju. Betapa beruntun
duka yang dirasakan. Diperkosa oleh kakak iparnya, menjalani kegelapan sebagai pelacur, kemudian menjadi simpanan Stephen Ray, naik tingkat
sebagai penyanyi, dan pada puncak peijalanan hidup tiba?tiba dihempas gelombang ke dasar laut.
Sungguh tidak adil. Seakan Jennifer diciptakan
untuk menjadi simbol penderitaan yang berlarut,
dan ia tak kuasa menanggulangi.
Kalau mengenang hal itu, Richard Connery se-
191 ring memukul?mukulkan tangan ke kursi. Kegel
raman pada kelalaiannya tak tertahankan. Andaikata ia tidak mabuk, tak akan menandatangani perjanjian yang disodorkan oleh Stephen Ray, dan Jennifer tak akan menjadi korban, namun semua berkait dengan permisalan lain. Misalnya, Kevin tidak
sakit, ia tentu tidak akan sepusing saat itu sehingga
harus melarikan kebumpatan ke rumah sakit. Dan
kenapa anak kecil itu harus menderita penyakit
yang demikian berat? Kenapa?
Dalam kesedihan yang luar biasa, mendadak
saja Ketty muncul sebagai bidadari. Ya, kalau Ria
chard Connery harus memuji Tuhan, kalau ia harus
berterimakasih kepada Tuhan, tentu diucapkan ka-
rena Tuhan memberikan Ketty kepadanya. Seorang
perempuan selembut merpati dan memiliki hati se-
mulia nabi.
Ketika Richard Connery punya pikiran untuk
"bunuh diri, Ketty muncul menghibur. Perempuan
itu menggenggam tangannya, sambil berkata lem-
but. "Engkau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, Dad. Semua ini terjadi bukan karena semata-
mata kehendakmu. Orang?orang di sekitarmu juga
turut menanggung dosa keadaan."
"Ya, aku menyadari."
"Karena itu terimalah hukuman ini denoan hati
bersih, dan tak perlu menambah penderitaan de-
ngan menghukum diri sendiri. Karena dosamu adalah dosa yang tidak kausadari ketika melakukan
192 "
nya. "Ya, aku mengerti."
"Aku memahami, engkau terlalu berat memikul
beban yang sudah tercipta di kantonnu. Kebiasaan
korupsi, memanfaatkan jabatan dan himpitan keadaan membuat engkau tak berdaya, " kata Ketty
sambil menghapus air mata. "Dan aku tahu juga,
bukan karena engkau semata?mata menyerah pada
keadaan. Tetapi semua disebabkan karena engkau
tidak berdaya. Kukira kekurangan kita hanyalah
karena gigih melawan!"
Betapa bijaksananya ucapan itu. Betapa mulia-
nya. Ketty tidak menyalahkan, bahkan bagai seorang ibu, ia memaklumi dosanya sebagai dosa keadaan. Adakah kebijaksanaan seorang ibu? Dan ibu
itu adalah Ketty. Istrinya. Terpujilah Tuhan karena
telah menciptakan seorang wanita semulia itu.
Maka hari?hari dalam penjara tak lagi terasa
berat Richard Connery mulai menyibukan diri
dengan berbagai kegiatan. Bertukang, berolahraga,
mengapur dinding, membuat kolam ikan, dan segala pekerjaan yang bisa mengurangi beban ia lakukan. Dan sekali ia berdiskusi dengan pastor yang
sering mengunjungi narapidana.
"Terus terang, Pastor," kata Richard Connery
suatu hari. "Saya sering mengalami krisis kepercayaan akibat terlalu banyak melihat kebobrokan di
Miami ini. Seakan semua kehidupan masyarakatnya
dipenuhi dengan maksud?maksud jahat "
: SKANDAL DARAH 193
El "Karena engkau hanya melihat segi kejahatan-
nya saja," jawab pastor itu bijaksana. "Padahal Tu-
han menciptakan dunia dengan dua kutup yang
berlawanan. Ada utara ada selatan, ada timur ada
barat, semua tercipta demikian karena untuk melahirkan keseimbangan. Juga dengan perbuatan manusia. Ada yang jahat tetapi juga ada yang baik, tidak akan semua penduduk di Miami ini menjadi
penjahat. Saya sama sekali tidak mempercayai hal
semacam ini terjadi."
"Pada akhirnya hanya orang?orang seperti pastor yang bisa mempercayai hal itu, karena orang-
orang seperti pastor saja yang masih berada dalam
kubuvkubu moral ketuhanan."
"Engkau terlalu skeptis memandang dunia,"
potong pastor itu dengan senyum yang mendamaikan. "Cobalah lihat kejadian?kejadian di dunia
ini jangan dari sudut yang buruk. Kalau manusia
melihat kehidupan melulu dari kebobrokan moral
yang terjadi, hari depan seakan tidak ada artinya.
Padahal, hari depan sesungguhnya amat menank
untuk dijalani."
"Karena kita terpaksa saja menjalani," jawab
Richard Connery getir. "Coba kalau manusia diberi
kesempatan untuk mati, mungkin banyak yang
memilih untuk mengakhiri hidupnya."
"Ah, engkau terlalu dramatis."
Ya, memang terlalu dramtis, pikir Richard Connery dan ia menyimpan seluruh pembicaraan yang
dianggap tidak dewasa itu.
194 Namun dengan banyak bicara, ia merasa mengurangi beban yang harus disandang. Maka pembicaraan?pembicaraan dengan pastor Bryan menjadi obat kebumpatan. Wajah pastor yang kuning
dengan jidat selebar telapak tangan, bibir yang
menyimpan banyak kebijaksanaan, menyebabkan
Richard Connery menemukan kebaikan hati manusia. Yah, di dalam kehidupan yang porak?poranda,
kebobrokan yang merajalela, kedegilan dan kepicikan manusia. la melihat pastor itu sebagai simbol
ketabahan manusia. Dan setiap bertemu muka dengan pastor Bryan, Richard Connery tiba?tiba tersulut untuk mempercayai hari depan manusia.
Pada suatu hari, Ketty muncul di ruang tunggu
dengan wajah kusut. Penderitaan yang dialami telah
mengubah perempuan itu menjadi kurus, dan tam-
pak lebih cepat tua.
"Saat sekarang aku tidak mengerti harus me-
ngatakan apa padamu," kata Ketty murung. "Sewa
apartemen kita habis bulan depan, dan rekening
pengobatan Kevin harus segera dibayar. Aku benarbenar kehilangan akal. Mau pulang ke Seattle, ter-
pikir olehku bagaimana dengan Kevin yang harus
terus menjalani pengobatan, dan bagimana pula
dengan dirimu. Sukar sekali aku mengambil keputuv
san. Richard Connery hanya mendesah. la meng
genggam tangan Ketty. Ada gumpalan onak duri
di dada lelaki itu.
"Selama ini aku hanya bisa bicara dengan David Nichols. Tetapi sekarang dia sedang pergi keluar
195 "&
kota."
"Ya, dia kemari sebelum pergi."
"Kemarin Stephen Ray datang ke rumah."
Richard Connery mengangkat muka. Setiap
ucapan yang menyinggung tentang Stephen Ray
membuat lelaki itu selalu bereaksi.
"Dia menawarkan pekerjaan, "
"Menjadi hostess. "
"Entahlah," jawab Ketty terisak. Perempuan itu
seakan ingin menyembunyikan kenyataan yang bisa
melukai suaminya. "Dia tidak mengatakan."
Richard Connery diam. Mata lelaki itu tajam ke
kornea di depannya.
"Apakah engkau keberatan kalau aku beker
"a?"
) "Tidak," jawab Richard Connery serak "Be-
kerjalah kalau Mama menganggap itu merupakan
satu?satunya pilihan. Tetapi carilah pekerjaan yang
terhormat." _
Ketty hanya mengangguk. Dan perempuan itu
tak kuasa menahan airmata.
"Kalau saja aku bisa mendampingimu dalam
saat?saat menderita seperti sekarang...."
"Aku tidak menderita, " potong Ketty bijaksana.
"Aku hanya merasa sedang dicoba oleh Tuhan. Namun aku percaya semua ada akhirnya. Jangan engkau mengatakan kita menderita."
"Hmm, ya."
"Lagi pula engkau akan bebas dan kembali pa-
daku. bukan?"
196 "Sudah pasti."
"Kenny sekarang sudah belajar membaca. Dia
tentu lebih cepat berkembang apabila didampingi
ayahnya. Seringkali dia menanyakan dirimu, seakan
tidak percaya dengan kata?kataku bahwa engkau


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedang ke luar negeri."
"Seorang anak nalurinya lebih tajam dibanding
orang dewasa," kata Richard Connery mulai bisa
tersenyum. "Kenyataan buruk yang kita alami, menyebabkan engkau membohongi Kenny. Benarbenar tak enak kedengarannya."
"Tidak ada jalan lain."
"Ya, aku mengerti." jawab Richard Connery
pedih. "Lebih baik menelan kebohongan daripada
mengetahui kejahatan yang dilakukan ayahnya."
"Jangan berkata begitu," tukas Ketty. "Kau tidak berbuat jahat. Engkau hanya khilaf saja."
Richard Connery tersenyum, kemudian memeluk istrinya. Dalam setiap pelukan, ia seperti mendapatkan kekuatan. Bahkan di depan pelupuk matanya, seakan ada bayangan nyata dari hari depan
yang menunggu.
"Aku bersumpah akan membahagiakan dirimu
apabil dibebaskan nanti."
"Aku tahu."
Richard Connery baru saja selesai mandi ketika
tiga orang menghadangnya. Lorong menuju ke kamar mandi itu sepi, sehingga tak mungkin ia menghindari ketiga penghadang itu.
197 "Hei, kau yang menyebabkan kedua orang tuaku tewas," kata salah seorang di antaranya. -"Aku
sekarang menuntut balas."
"Apa maksud kalian?"
"Kedua orang tuaku tem-tasuk penumpang
Emerald Two."
Richard Connery terdiam. Ia tahu sekarang
menghadapi bahaya. Tak ada kesempatan mengelak.
"Namaku Rafael Santos, sekarang ingin membalas dendam."
Seusai berkata begitu, Rafael Santos mencabut
pisau dari balik pakaiannya. Richard Connery melangkah mundur. la terpaksa melawan. Dengan be-
ringas Rafael Santos menyabetkan pisaunya, Connery mengelak.
Rafael Santos tersenyum penuh kemenangan,,
"Kalau engkau tak ingin mati konyol, melawanlah!
Sekali lagi lelaki itu menikam, Richard Connery
menangkap pergelangan tangannya, lalu . melayangkan pukulan. Laki-laki Amerika Latin itu ter:
lempar ke dinding. Namun dengan sigap ia kembali
berdiri sambil memainkan pisau belatinya.
"Cepat! Bunuh Santos, mumpung tidak ada
orang!" kata temannya memberi semangat. Tikam
rutn a!"
Pe Rallael Santos melompat, kali ini Richard Connery terlambat menghindar, pisau itu merobek
lengannya. Darah mengucur dari lukanya. Keadaan
itu dimanfaatkan oleh Santos, dengan penuh nafsu
198 ia menyerang. Beberapa kali Richard Connery berhasil mengelak, namun tak urung pisau Santos sempat merobek dadanya. Rasa perih membuat kon-
sentrasi Richard Connery buyar, sebuah tendangan
membuat tubuhnya terlempar membentur dinding.
Rafael Santos tak mau membuang waktu, ia segera
mendekati lawannya.
"Akan kukerat lehermul"
Di saat kritis itu, tiba-tiba seorang laki?laki
berkulit hitam muncul.
"Hei, Santos, apa yang kau lakukan?"
Rafael Santos berbalik, laki?laki itu terbelalak
ketika merasakan sebuah kepalan menghantam
rahangnya. Belum sempat ia menyadari sepenuhnya keadaan yang mengancam, laki?laki berkulit hi-
tam itu telah membekap dari belakang, lalu dengan
kekejaman tak terbayangkan ia mengerat leher
Rafael Santos. Darah menyembur dari urat leher
Santos yang putus.
Richard Connery terbelalak.
Laki?laki kekar berkulit hitam itu melempar
musuhnya yang menggelepar sekarat di lantai.
Dengan tenang ia mendekati Richard Connery.
Tanpa rasa bersalah sedikit pun ia mengulurkan tangan.
"Berdiri. Dia tidak akan mengancammu lagi,"
katanya datar. "Nama saya Meaver. Mike Weaver."
"Terima kasih, Mike."
"Tidak perlu berterima kasih. Suatu saat engkau harus membayarnya."
199 Beberapa malam setelah kejadian itu, Richard
Connery tak dapat memejamkan mata. Masih terbayang di matanya bagaimana Mike Weaver memotong leher Rafael Santos. Laki?laki tersebut melakukannya dengan darah dingin. Tak seberkas penyesalan pun terlintas di matanya.
Satu hal yang juga tak terlupakan oleh Richard
Connery, sejak saat itu tak seorang narapidana pun
berani mengganggunya. Mike Weaver seakan menjadi pelindung baginya. Laki?laki itu seakan malaikat
baginya. Dikirim dari dunia luar untuk melindungi
keselamatannya.
Mike Weaver dihukum karena membunuh
ayahnya. Menurut pengakuan lelaki itu suatu hari
ia melihat ayahnya tengah minum bir di teras. Mike
mendekati dan meminta segelas, ayahnya menolak,
karena itu tanpa membuang waktu laki?laki kekar
itu mencekik ayahnya sampai mati.
"Dia menggelepar sekarat, " katanya sambil ter-
senyum. Kenangan itu seakan memberinya kepuas-
an. "Seluruh tubuhnya berkelojotan, sebelum akhirnya diam kaku, Saya benarbenar menikmatinya."
Psikopat!
Ketika ia dibebaskan, Richard Connery hanya
bisa memeluk, mendekap istrinya dengan erat.
Seakan ia tengah menggenggam hari depan yang
diimpikan, ia ciumi pipi perempuan itu, ia limbahi
dengan airmata. Tidak ada lagi kegembiraan yang
200 bisa melebihi kenyataan itu. Bahwa ia mendapatkan
Ketty merupakan anugerah yang tak termanai be-
samya.
Lebih dari itu, kemerdekaan memang sangat
mengharukan setiap orang dan Richard Connery
tengah menggenggam di kedua telapak tangannya.
la melangkah meninggalkan penjara, di satu tangan memegang kopor, di tangan lain ada jemari
Ketty dalam genggaman. Di sekitarnya mobil?mobil
berlari mendem. Orang?orang pejalan kaki melangkah bergegas. Tak satu pun yang menaruh perha-
tian betapa sebuah jiwa tengah keluar dari kurungan
segalanya demikian dramatis. Dramatis!
Satu fase kehidupan sudah dijalani, fase kehidupan yang lain tengah menunggu. Dan Richard
Connery mengayun langkah ke depan, sambil matanya tak henti?hentinya mengawasi langit ibu kota.
Fase kehidupan yang hendak dijalani, adalah fase
kehidupan di Miami.
Satu jarn semudah pembebasan Richard Connery, Stephen Ray menerima telepon dari Mike
Weaver.
"Dia sudah bebas, Boss."
"Bagus."
"Bagaimana denganku?"
"Aku akan segera mengusahakan pembebasanmu.
"Selanjutnya?"
SKANDAL DARAH 201
"Kita lanjutkan rencana kita."
Ketika Stephen .Ray meletakkan telpon, ia
berpaling pada David-Nichols yang duduk di depannya.
"Richie sudah bebas, kau sekarang harus
mengatur kembali rencana kita." _
"Kita sebaiknya memikirkannya kembali, Ray,"
jawab David Nichols tanpa tekanan. "Apa tidak
sebaiknya kita membatalkan rencana itu?"
"Membatalkan? Kenapa?"
"Kurasa tidak sepantasnya kita menggunakan
Richie untuk rencana i ."
"Dia orang terbaik untuk rencana itu."
"Aku kasihan padanya. "
"Kalau engkau masih punya rasa kasihan.
berarti engkau tidak cocok dengan bisnis ini. Kau
sebaiknya keluar saja, Nichols."
, "Kau tidak memberi kesempatan untukku me-
ngemukakan pendapat." _
"Aku tidak menyukai pendapatmu. Kuanggap &
terlalu cengeng" ' '
"Kesalahanku, barangkali karena aku masih
menghargai persahabatanku dengan Richie. Dia
pernah menyelamatkan diriku di Seattle. Bagaima-
napun aku berhutang nyawa padanya. "
"Lantas?"
"Aku tidak tega mempergunakan dia lagi.
Kurasa sebaiknya kita mencari orang lain saja."
Stephen Ray berjalan mendekati David Nichols,
lelaki itu memegang bahunya.
202 "Sebaiknya engkau berlibur, Nick Biar aku
mencari orang lain untuk melaksanakan rencana
kita."
203 12 KEBEBASAN ternyata sangat menyenangkan. lni
disadari oleh Richard Connery sesudah keluar dari
penjara. Hidup di luar memberikan segala yang ia
bayangkan. Kemerdekaan di mana?mana lebih ber-
harga daripada sekapan.
Hampir setiap hari Richard Connery datang ke
rumah sakit, mencari hiburan dengan menemani
Kevin. Di tengah suasana rumah sakit, ia mendapat-
kan hiburan kesehatan. Betapa Tuhan seberat apa
pun memberikan cobaan, masih mengaruniai de-
ngan badan sehat. Berbeda dengan orang?orang di
sekitarnya, yang berjalan tertatih dan tak bisa keluar
dari sekapan.
Selama belum mendapatkan pekerjaan,_ Richard Connery menjadi sangat dekat dengan Kevin.
Sudah banyak ia bercerita keberanian William Tell
ketika menyelamatkan ayahnya. Kemudian Momo-
taro anak J epang yang sanggup menaklukkan naga.
Keberanian Nilula seorang gadis kecil dari Aljazair
yang berhasil mengusir musuh yang mengepung
kota, dengan kecerdikan.
Pada sore hari, ketika matahari menyusup dari
celah koridor, Richard Connery terlihat mendorong
kursi roda Kevin. Mereka berjalan?jalan menyusuri
lorong rumah sakit. Beberapa orang pasien menatapi dengan penuh rasa kagum, betapa keakraban
2th anak beranak itu demikian mesra.
"Kapan Dady mengajak Kevin ke Disneyland?"
tanya Kevin sambil menoleh pada ayahnya.
Richard Connery mengerutkan dahi.
"Dulu tidak jadi, kan?"
"Nanti kapan-kapan."
"Kok kapan?kapan. Kapan dong?"
"Ya, kapan."
Kevin memukul ayahnya. Muka gadis itu purapura jengkel.
"Huh, Dady bohong sih. Padahal kalau bohong
nanti masuk neraka."
"Oke_deh Dady nggak bohong, " kata Richard
Connery sambil memencet hidung anaknya. "Nanti
kalau Dady sudah bekerja, Sayang"
Kevin tersenyum. Kemudian berkata sambil
menirukan ucapan ayahnya.
"Kapan Dady bekerja?"
"Kapan?kapan. "
"Kok, kapan?kapan lagi."
"Lantas?"
"Besok."
Richard Connery diam. Dan untuk menggembirakan anaknya, ia menjawab sambil memberi hor-
mat secara militer.
"Siap, Sayang."
Mereka tertawa. Hari terasa menjadi lebih menyenangkan dilalui. Richard Connery melanjutkan
mendorong kursi roda menuju sal anaknya.
20:- Besok, janjinya kepada Kenny. Tetapi besok
kapan? Saat ini Richard Connery tidak menggenggam kepastian. Tidak seperti dulu ketika ia masih
memegang anak kunci perusahaan, persoalan uang,
bukan persoalan yang harus dirisaukan. Tetapi kini,
kota Miami tidak bersedia diajak kompromi. Di kota
' besar semacam ini, uang menjadi sebuah kebu
tuhan yang sangat mendesak. Namun berbagai usaha yang telah ia tempuh menemui jalan buntu.
Sejak keluar dari penjara, sudah tak terhitung
kantor yang ia masuki. Tetapi setiap kali terpaksa
harus keluar dengan mendegut ludah. Karena di
dalam ia hanya berhadapan dengan recepsionis
yang bermuka masam sambil tak mengindahkan
maksudnya. Sungguh terkutuk! Terkutuk! Miami sudah tak memandang sebelah mata. Kantor demi
kantor yang dimasuki, tidak memberi kesempatan
untuk bekerja. Perusahaan pelayaran seakan menutup lubang untuk dirinya. Bahkan Richard Connery
sempat menawarkan diri sabagai awak kapal, namun nahkoda yang mengetahui reputasi Richard
Connery sebelumnya segan menerima.
Dan Jeff Speakman yang menyebabkan ia datang ke Miami, belum ada kabar. Masih sibuk di
Hawaii. Sedang kedudukan yang pernah ia pegang,
sekarang ditangani Murray. Pergeseran nyatanya
cuma sebentar. Dan Richard Connery tak sanggup
mengadakan perlawanan lebih dari sekali. la telah
masuk perangkap Murray, sehingga tak meme-
nangkan perebutan kekuasaan di perusahaan.
Sekali Richard Connery berdiri dekat patung
206 Tonggak Samudera ? di pelabuhan, menatapi kesibukan stuwardor di pelabuhan. Terasa ada yang
nyeri menusuk relung dadanya. Sejak itu ia tak
ingin merambah pelabuhan Miami lagi.
Namun Miami tak memberi banyak kesempatan bagi pengangguran. Semua harus cepat merebut
kesempatan, Kalau tidak, hanya derita badan yang
bakal dihadapi. Dan Richard Connery hanya bisa
bergelandangan, dari Central Hospital hingga Miami
Park dan dari Miami Plaza hingga Arion, tidak sebuah kantor pun bersedia menerima tenaganya. Padahal keuangan keluarganya kian menipis.
Baru saja ia menuruni anak tangga di Magua
Lloyd, sebuah mobil berhenti di depannya. Stephen
Ray membukakan pintu.
"Masuklah." kata Stephen Ray kalem.
Richard Connery ragu?ragu, namun setelah di-
timbang tak ada buruknya menolak tawaran itu.
"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Stephen Ray sambil melarikan mobil.
"Baik," jawab Richard Connery pendek.
"Sudah lama aku ingin menjumpaimu, tetapi
selalu tak ada waktu," kata Stephen Ray sembari
menyodorkan rokok. "Kau masih tidak merokok?"
"Ya."
"Sungguh luar biasa" Kau benar?benar diterima
menjadi lelaki berjiwa baja."
"Kau tidak bermaksud mengatakan bahwa kau
memerangi kemiskinan dengan cara primitif kan?"


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Stephen Ray tertawa bergelak?gelak, dan dari
207 ketawanya, Richard Connery merasakan lelaki di
sebelahnya masih-tetap seperti dulu. Hanya s'eka-.
rang kulitnya lebih hitam.
"Kau jangan tertalu mengecilkan diri sendiri,"
- lanjut Stephen Ray datar. "Miskin dan kaya sebe-
narnya cuma dipisahkan oleh kesempatan. Satu kebodohan kalau orang menganggap miskin dan kaya merupakan bagian strata sosial. Hanya kesem-
patan, Richie. dan sekarang kebetulan kaubelum
merebutnya. . .. "
"Kau tampaknya selalu bisa merebut kesempatan," sindir Richard Connery.
"Karena aku memburunya," jawab Stephen
Ray berapi?api. "Aku memburunya kemana?mana
tak peduli siang atau malam"
"Jahat atau tidak?"
"Akh, apa artinya kejahatan sekarang ini?" elak
liStephen dramatis. "Kejahatan dan tidak hanya dipi-
sahkan oleh moral. Padahal sudah terjadi peru-
bahan nilai?nilai "moral sehingga mengubah juga
makna perbuatan manusia. Yang? dulu dianggap
jahat, sekarang tidak. Derap pembangunan dan
segala tetek?bengek perkembangan peradaban manusia sudah mengubah iman dengan kekufuran."
Richard Connery tidak menimpali. Ia hanya
melirik, sesudah itu membuang muka. Stephen Ray
membelokkan mobil memasuki lapangan parkir di
depan restauran. Kemudian mereka masuk. Di
dalam terdengar irama jazz yang dimainkan empat
pemusik. dan Richard Connery tersentak ketika
208 mengambil tempat duduk, ia teringat beberapa kali
datang ke tempat ini bersama Jennifer
"Kalau orang melakukan kejahatan dengan
tetap beriman, itu bukan dosa," kata Stephen Ray
sambil memesan makanan. "Karena sekarang dosa
hanya milik pastor dan biarawati."
"Ah, kau!"
"lni kukatakan padamu sekarang agar pendirian kita tidak bertolak?belakang."
"Aku tidak sependapat"
"Karena itu kau terus?menerus menjadi kor
"
ban. "Dan jangan lupa, kau juga pernah berperan
mengumpankan aku pada malapetaka."
"Ah, sudahlah. ltu sebaiknya kita lupakan,"
tukas Stephen Ray ingin mengalihkan pembicaraan.
Makanan datang. Stephen langsung mengambil ee
kelapa muda dan menyedot dengan pipet plastik
"Aku mencarimu untuk menawarkan pekerjaan,"
kata Stephen Ray minta perhatian.
"Kau bisa mengatakannya."
"Aku akan mengatakan padamu, terserah engkau menolak atau menerima. Dan kau harus me-
ngerti, ini semua kulakukan karena aku mengingat
persahabatan kita. Kecuali itu aku turut memikirkan
keadaan keluargamu. Apa pun alasannya, kau tetap
kuanggap sahabat yang paling akrab."
"Katakan apa yang harus kukerjakan."
Stephen Ray memandang sekeliling Dan irama
jazz terlalu keras sehingga mustahil orang lain
SKANDAL DARAH 209
mendengar pembicaraan mereka.
"Kita akan berangkat bersama ke Havana,"
kata Stephen Ray dengan nada menyakinkan. "Dari sana kita akan mengambil barang?barang yang
sudah dipersiapkan seorang teman untuk dibawa
kemari."
"Engkau mengajakku menyelundup?"
"Sebaiknya kita tak perlu menggunakan istilah
itu. Ini adalah pekerjaan. Lebih dari itu merupakan
kesempatan untuk mendapatkan sukses."
"Sukses sebagai penyelundup, bukan?"
"Jangan terlalu sinis..."
"Tidak!" potong Richard Connery sambil membersihkan bibir dengan sapu tangan. Lelaki itu menatap mata lelaki di depannya dengan pandangan
marah. Dengan suara berat dia berkata. "Kau pernah menyebabkan aku jadi orang susah. Dan menyebabkan aku menjadi pembunuh. Sekarang kau
ingin aku menjadi penyelundup. Rupanya Miami ini
sudah mengubahmu dari demonstran anti korupsi
menjadi bajingan."
"Yah, terserah apa tuduhanmu," kata Stephen
Ray datar. "Tetapi kau harus sadari, mengorbankan
diri menjadi bajingan untuk menyelamatkan anakistri tetap tindakan seorang pahlawan."
"Persetan dengan pahlawanmu!" bentak Richard Connery sambil berdiri, namun lelaki di depannya memegang lengannya.
"Kau terlambat menyadari keadaan. Semua sudah berubah. Dunia ini sudah dikuasai oleh bajing
210 an?bajingan. Dengan sikapmu itu kau bisa membu-
nuh anak dan istrimu."
"Aku tidak peduli," jawab Richard Connery
sambil mengibaskan lengannya. "Aku masih cukup
waras untuk melawan keadaan."
Dengan bergegas Richard Connery meninggalkan ruangan tempat mereka makan. Berbagai perasaan berkecamuk. Marah, benci, dendam dan
jengkel menggulung jiwanya. la menuju sebuah
shelter, dan ketika sebuah taksi merapat ke trotoar
Richard Connery meloncat.
Stephen Ray yang memburu keluar, hanya
sempat melihat pantat taksi yang membawa Ri-
chard Connery. Juga kepulan asap kelabu dari teropong knalpot.
Sejak tahun 1980 penyelundupan kokain mela-
lui Colombia dan Cuba memang mengalami masa
keemasan. Tokoh mafia kokain, Christo dan Mario telah menjadi sensasi tersendiri dalam bisnis
dan polin internasional. Pemutaran uang yang dilakukannya membuat mata seluruh dunia terpera-
ngah. Setiap tahun hampir sepuluh milyard dollar
uang kokain mempertebal brankas mereka.
Pemerintah Amerika Serikat telah bertindak
keras dengan menyerang Panama, lalu menghidupkan perjanjian bilateral dengan Colombia sehingga
membedakukan ekstradisi bagi tokoh?tokoh kokain
di negeri itu. Tetapi jawabannya adalah peledakan
Eastern Airlines dan sejumlah gedung kedutaan be
211 sar Amerika Serikat di negeri?negeri Amerika Latin.
Ketika Mario tertangkap di Yunani karena'khsus
money Iaunden'ng, pemerintah Reagan segera me-
minta gembong mafia itu diekstradisi, kebetulan
pada waktu itu Antonio, seorang pilot Mario tertangkap di Florida, maka peradilan besar para gembong
kokain pun diawali. Dan pembantaian hakim?hakim
agung di Colombia dimulai.
Perang habis?habisan tampaknya diawali.
FBI dan DBA. telah bekerja keras untuk membongkar jaringan penyelundupan kokain melalui
Miami, Florida, namun tidak menghasilkan sesuatu
yang luar biasa. Dengan berbagai cara, para pe-
nyelundup tetap berusaha menerobos jaring?jaring
yang mereka buat.
Kini di hadapannya, ada tawaran melakukan
penyelundupan, namun bagi Richard Connery ta-
iwaran itu justru membuatnya sulit memejamkan
mata.
"Kalau kau berhasil membawa kiriman itu se-
lamat sampai Florida, aku akan membayarmu se-
besar seratus ribu dollar," kata Stephen Ray tanpa
tekanan. "Kau cukup mengawasi pengiriman itu
dari Havana, setelah sampai di Florida, semua menjadi urusanku."
"Saya tidak dapat menerima tawaranmu."
"Kau jangan memutuskan sekarang. Pikirkanlah dulu."
"Itu adalah jawabanku."
"Setiap orang dapat berubah pikiran."
212 "Kuharap kau keliru."
Stephen Ray menatap tajam pada Richard
Connery, lalu berkata datar, "Mudah?mudahan kau
yang keliru,"
"Tidak, Ray. Aku tetap pada pendirianku."
"Kau tahu berapa uang yang kutawarkan padamu?"
"Kau bisa menyebutkan angkanya tetapi aku
tak akan tertarik."
"Seratus ribu dollar sekali perjalanan."
Richard Connery menatap Stephen Ray, lalu
menggeleng halus. "Terima kasih atas tawaranmu. "
Dengan letih Richard Connery meninggalkan
kantor maskapai pelayaran. Lamarannya kembali
ditolak. Sambil melempar kaki ke trotoar lelaki itu
menghapus keringat yang membasahi lehernya.
Harapan yang kemarin diimpikan sudah kandas.
Begitu berat terasa, jalan?jalan di Miami seakan
sudah semuanya disusuri, namun semua tak memberi kenyataan berharga. Dan setiap kali ia menemui kegagalan, selalu wajah Kevin mengembang
di matanya. Wajah kecil dengan penderitaan maha
berat itu yang membuat Richie merasa semakin ter-
desak untuk melawan keadaan. Bila ia terus bertahanl Kevin tak terbayangkan bakal menemui apa.
Biaya pengobatan sangat mencekik leher. Padahal
untuk membawa anaknya pulang, dan membiarkan
gadis itu direnggut maut, jiwa Richard Connery se-
lalu mengadakan pemberontakan. la sudah kepa
213 lang melangkah untuk menyelamatkan anaknya.
Tak ingin ia mundur atau menyerah. Tak ingin!
Baru saja Richard Connery berteduh di sebuah
shelter untuk menunggu taksi, sebuah cadillac
berhenti di depannya, dan dokter Mark Anderson
melongokkan kepala lewat jendela.
"Richie, mari ikut saya," kata dokter itu ter-
senyum. "Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan
dengan Anda."
Richard Connery masih berdiri ketika lelaki setengah baya itu membukakan pintu. Tak ada alasan
untuk menolak Richard Connery masuk Dan mo-
bil segera meluncur ke utara. Agak lama dokter An-
derson membiarkan suasana hening, sampai akhirnya ia memulai percakapan.
"Jangan Anda anggap ini sebagai kabar buruk.
Saya tak ingin menyinggung istilah itu, karena
kebanyakan orang mengartikan kabar buruk seba-
gai malapetaka. Padahal, malapetaka sendiri berasal dari tangan Tuhan. Kita saja yang sering tak
pandai-pandat memahami naluri ke?Tuhanan."
Richard Connery hanya diam meski mencoba
meraba ke mana arah pembicaraan lelaki di sam-
pingnya.
"Anda pernah mendengar nama Joan Robin-
son?" tanya dokter itu sambil menoleh.
"Belum, Dok"
"Boleh saya bercerita?"
"Silakan."
Dokter Anderson berdehem. la mengarahkan
214 mobil menuju rumah sakit. Dan mulai bercerita:
Joan Robinson adalah seorang penderita kanker di New York. Ia dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1930 di negara bagian New York. Sehari?hari
ia menjadi wartawan majalah Seventeen. Bam?baru
ini ia menggemparkan masyarakat di New York,
bahkan sampai Inggris, Perancis, Jerman, dan Je-
pang, dengan pembuatan film di saat?saat ia mela-
wan kanker. Film Joan Robinson betul?betul sangat
luar biasa, bukan semata?mata dimainkan sendiri
oleh orang yang mengalaminya.
Joan mencari produser sendiri untuk mem-
filmkan sisa?sisa hidupnya. Banyak produser me-
nolak, tetapi kawan Joan, Mary Feldhaus Werberbersigigih memfilmkan. Semula dokter hanya memperkirakan Joan bertahan selama enam bulan.
Tetapi ternyata ia hidup sampai dua tahun sejak
difilmkan. Usus besarnya sudah dipotong, sehingga
Joan harus memakai kantong kecil untuk menadahi
kotoran. Namun meski penderitaan begitu berat, ia
tetap bertahan. kecuali menjalani perawatan colbat,
ia menjalani enam kali pembedahan. Dan terakhir
dokter Mozden melaksanakan mastektomi. Dalam
sebuah pembicaraan dengan suaminya yang sangat
setia mendampingi, Joan berkata:
"Saya sudah menjalani enam pembedahan, saya mau yang ketujuh. Kalau payudara itu tidak dibuang seakan-akan saya menyerah pada kematian.
Saya tidak mau menyerah. Saya ingin hidup lebih
dari itu. Saya ingin memanfaatkan hidup saya, de-
215 ngan melaksa nakan rencana?rencana.. . . "
Akhirnya Joan memang meninggal. Tetapi dia
sudah melawan dalil yang dibuat ilmu kedokteran.
Karena dia tidak meninggal setelah menjalani pembedahan. la bertahan selama dua tahun.
"Yang ingin saya nyatakan pada Anda," lanjut
dokter Anderson. "Yaitu usaha dunia kedokteran
untuk mengatasi berbagai penyakit terus?menerus
disempurnakan Namun semua harus ditunjang
oleh faktor manusianya. Dan terakhir, bagaimana
Tuhan menentukan nasibnya."
Richard Connery diam. Ia masih belum ingin
menimpali.
"Begitu pula dengan puteri Anda. Saya tidak
akan membutakan kenyataan. Bahwa penderitaan
leukemia myeloida khronis masih menjadi tantangan ilmu kedokteran. Namun begitu, kami tetap ber-
usaha.
"Apakah dengan demikian, dokter inginrmengatakan bahwa anak saya tidak dapat disembuhkan?"
"Kita tidak boleh berkata begitu. Tidak sekali
kali kita boleh memvonis orang lain dengan kematian."
"Saya tidak melihat kemungkinan lain."
Dokter Anderson memasukkan mobil ke ruang
parkir. Kemudian mereka berjalan menyusuri lorong
rumah sakit. .
"Sebenarnya saya tidak ingin mengatakan hal
ini, tetapi harus saya katakan karena Anda sudah
216 seperti keluarga sendiri, " kata dokter itu penuh kelembutan. "Kevin sekarang berada dalam keadaan
kritis. Tiba?tiba saja takaran darahnya merosot
secara dtastis."
Richard Connery hanya menghela napas. Dan
ketika ia memasuki sal Kevin lelaki itu menggigit
bibir. la saksikan anaknya terbaring di ranjang.
Wajahnya pucat, bibirnya membiru, dan matanya
terpejam rapat. Hanya rintihan yang sesekali keluar
dari mulut Kevin yang menandakan kehidupan masih melekat di badannya. Beberapa selang tranfusi
darah menusuk di beberapa bagian tubuh gadis itu.
Dan secara sepintas pun orang bisa mengetahui
betapa penderitaan luar biasa dialami Kevin.
"Hampir dua tahun saya menangani Kevin,"


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata dokter Anderson ketika mereka kembali menyusuri koridor. "Dia sudah saya anggap anak sen-
diri. Karena itu saya sering merasa tak tega menyaksikan betapa anak sekecil Kevin menjalani penderitaan seberat itu. Dan saya sebagai dokter di
sini' sama sekali tak bisa mengatakan sampai kapan
puteri Anda hidup tanpa' kepastian."
"Dokter sudah putus asa?"
"Bukan perkara putus asa, tetapi saya memiliki
usul atau boleh juga Anda artikan sebagai saran,
bahwa puteri Anda sebaiknya menjalani pengobatan di New York."
Richard Connery menoleh cepat.
"Di sana peralatan lebih lengkap, sehingga pengobatan akan lebih sempurna. Hal ini saya kemu
SKANDAL DARAH 217
kakan karena saya mengharapkan agar Kevin tak
selamanya hidup di dalam rumah saki "
"Saya akan'pertimbangkan, Dokter. "
"Saya juga tidak akan tinggal diam," lanjut
dokter Anderson bersungguh?sungguh. "Akan saya
coba memintakan bantuan dari yayasan Rockefeler,
siapa tahu mereka bisa membantu di bidang pembiayaan."
Richard Connery pulang dan berhari?hari ia tak
bisa tidur. Ini mengakibatkan berat badannya susut
dengan drastis. Dan wajahnya bertambah pucat.
Setiap hari ia hanya digerogoti kegelisahan. Dan
seluruh jaringan syaratnya seakan menjadi tegang.
Mimpi buruk yang menggasak malam?malamnya
menjadi lelaki itu pembimbang. Dan di saat seperti
ini, kesetiaan Ketty tak mampu mendamaikan
hatinya.
New York, itulah satu-satunya pirrhan!
Di puncak kebimbangan yang tak tertahankan
Richard Connery berangkat ke rumah Stephen Ray.
la mengetuk pintu. _
Beberapa saat tak terdengar jawaban, sampai
akhirnya Stephen Ray muncul membawa sikat gigi.
Richard Connery mengangkat muka. Menghela napas sejenak, kemudian berkata dengan muram.
"Aku menerima tawaranmu."
Stephen Ray menatapnya hampir tak percaya.
Kemudian mengembangkan senyum sambil mena-
rik Richard Connery masuk ke dalam rumah.
218 13 CUBA. Negeri komunis. Negeri revolusi Fidel
Castro.
Dengan bentuknya yang mirip seekor buaya
sedang tidur, kepalanya menghadap ke Benua
Amerika di sebelah barat dan ekornya menghadap
ke Afrika di sebelah timur, Cuba membujur di bawah naungan langit tropika di kepulauan Karibia.
lnllah negeri revolusi komunis yang mampu menahan gelombang sosialisme Barat.
Havana, ibu kota Cuba, dengan penduduknya
yang mencapai satu juta jiwa, merupakan kota ter-
besar di negeri ini. Meskipun masih terluka oleh
problem?problem ekonomi, Havana masih tetap
merupakan kota yang mempesona. Hal itu disebabkan oleh tata alami pembangunan kota itu.
Havana dibangun sepanjang pelabuhan yang
agak melengkung Sebagian besar gedung?gedung
yang menjulang di tepi pelabuhan menghadap ke
arah Key West Amerika Serikat. Pelabuhannya dilindungi oleh El Moro, sebuah benteng mengagumkan yang dibangun oleh Spanyol pada abad ke?16
untuk melindungi penduduk dm-i serbuan musuh.
Wilayah tertua di Havana, terletak di sebelah barat
pelabuhan, mirip sebuah kota Spanyol. Wilayah itu
memiliki jalan?jalan sempit, rumah beratap genting,
dan gereja tua yang megah.
219 | Jarak Cuba dengan Amerika Serikat hanya se-
kitar seratus sebelas kilometer, karena itulah pelabuhan Havana merupakan tempat transit terdekat
dalam operasi penyelundupan kokain ke Florida.
Perekonomian yang morat?marit menyebabkan rakyat Cuba memilih berimigrasi ke Amerika Serikat
atau menjadi penyelundup obat bius. kenyataan itu
sesungguhnya yang menjadikan Havana berkembang pesat.
Satu hal lagi, yang memacu kepesatan kota ini
sebagai lalu?lintas perdagangan, karena di sana dibuka Zone Perdagangan Bebas di dalam pelabuhan
untuk pemindahan barang angkutan serta ekspor
kembali barang?barang ke negara?negara tetangga
merupakan pendorong terbesar bagi perdagangan
entrepot di kota ini.
Dan kini, Richard Connery menyusuri loronglorong di kota dagang ini bersama Stephen Ray.
Mereka berjalan kaki di Santiago de Cuba. Kemudian memasuki sebuah toko. Stephen Ray mendatangi pemilik toko kemudian menyodorkan sesobek
kertas. Pemilik toko itu mengamati Stephen Ray
beberapa saat.
"Di mana barang yang harus kubawa?" tanya
Stephen Ray pelan.
"Ada di dalam," kata pemin toko berbisik.
"Mari ikut saya."
Bertiga mereka memasuki bagian gudang toko
itu. Dan Richard Connery dibuat tercenung. Di depannya ia lihat seperti kantung?kantung cerutu yang
220 ditimbuni pakaian jadi. Stephen Ray meneliti dan
menghitung jumlah kantung cerutu tersebut Ia
menimbang?nimbang beratnya, kemudian kembali
mengatur seperti sediakala.
"Kapan kalian berangkat?"
"Besok pagi."
"Dengan pesawat?"
"Kami menggunakan kapal laut, " kata Stephen
Ray. "Di Miami baru saja terjadi penangkapan pe-
nyelundupan lewat airport. kami tak mau mengambil risiko tertangkap. Lewat laut kurasa lebih aman. "
"Ya, memang lebih aman."
"Kapan barang-barang ini bisa dibawa?"
"Terserah. Tinggal kalian beri nama nomor ierry yang akan membawa, nanti sore bisa diantar ke
sana."
Setelah memberikan nama kapal yang hendak
dinaiki, Stephen Ray mengajak Richard Connery
kembali ke hotel. Mereka menikmati iklim tropika
Santiago de Cuba.
"Tidak ada kesulitan yang membawa risiko,
bukan?" ujar Stephen dengan senyum puas. "Siapa
pun bisa melakukan tanpa mengambil risiko. Kita
hakekatnya cuma mengawal barang. "
Richard Connery tidak menjawab. la lebih baA
nyak berbaring di ranjang mencoba mengipas perasaan gelisah. Semua yang baru selalu menggelisahkan. Di mana?mana begitu. Sekarang juga. Meski
ia hanya bertindak sebagai kawan perjalanan Stephen Ray, tak urung kegelisahan itu menggasaknya
221 juga. Apapun dalihnya, ia sudah melangkah ke dalam kejahatan. Dan setiap kejahatan yang baru dilakukan, selalu membuahkan perasaan cemas yang
tak terhindarkan.
Semalaman Richard Connery tak bisa tidur, ia
gelisah menunggu detik?detik menegangkan dalam
perjalanan hidupnya.
Paginya matahari lahir di cakrawala. Pelabuhan
Havana sibuk seperti biasa. Beb'erapa perahu ferry
bertolak menuju Key West. Sebuah kapal Neptune
Orient Lines, perusahaan pelayaran nasional Singapura, meninggalkan perairan teritorial menuju Amerika. Dan di tepi pagar, berderet orangorang yang
mengantar penumpang. Lambaian?lambaian tangan dari jauh tampak bagai bendera lambang perpisahan.
Richard Connery berdiri di dekat buritan, ketika
kapalnya bertolak meninggalkan pelabuhan. Gedung?gedung beton tampak kian jauh ditinggalkan.
Semakin samar. Beberapa kapal nelayan diayun
gelombang ketika berpapasan dengan kapalnya.
Sekali Richard Connery melihat kapal patroli melin-
tas cepat. Meski hanya berpapasan, dada Richard
Connery berdebar?debar. Aliran darahnya terasa
lebih cepat mengalir.
Baru setengah jam dalam pelayaran, Richard
Connery bisa duduk rileks sambil merokok. Stephen memperhatikan Richard Connery dengan senyum tertahan.
"Kau harus percaya padaku," kata Stephen
222 Ray tenang. "Rokok bisa mengurangi ketegangan. "
Richard Connery menarik nafas sepenuh dada.
Kemudian batuk?batuk. Stephen Ray hanya tertawa.
"Kau harus membiasakan diri dengan kete-
gangan, Richie."
"Ya," jawab Richard Connery. "Tetapi jangan
lupa, ini adalah pelajaran pertama yang kuterima
sebagai penyelundup. "
"Kau selalu menggunakan istilah itu. Pakailah
kata?kata yang lebih bergaya...."
"Tak ada bedanya."
Stephen Ray tersenyum, tak mencoba memancing pertengkaran.
Kapal yang dinaiki boleh dikatakan tak berpenumpang. lni yang mengherankan Richard Conne-
ry. Bagaimana mungkin perusahaan pelayaran bisa
mendapat untung dengan cara begini. Di ruang penumpang hanya ada tujuh orang, dan lima orang
awak kapal.
"Seseorang awak kapal adalah kaki?tangan
para pedagang," kata Stephen Ray menerangkan.
"Kalau bukan kaki?tangan, mereka adalah penyelunduppenyelundup profesional dari Santiago, Medellin, atau Nicaragua. Mereka sama dengan kita,
cukup membawa secarik kertas yang disebut toa
untuk diserahkan pada pemilik barang di Florida.
Dan semuanya gampang dikerjakan seperti yang
kau lihat sendiri, tak ada risiko."
""Benar?benar gila!" rutuk Richard Connery
223 sengit.
Sejak kemarin ia memperhatikan ca'ra beroperasi para penyelundup. Ternyata setelah semua
penumpang diturunkan di pelabuhan terry di Mantanzas, daerah sebelah timur Havana, kapal?kapal
ferry dibawa ke sebuah dermaga. Di kota kecil ini
dalam suatu gerak cepat barang?barang dimuat ke
dalam kapal. Palka?palka dibuka, dijejali berbagai
macam barang selundupan, kemudian ditutup kembali di pelabuhan Havana untuk mengangkut pe-
numpang. Dengan cara beroperasi semacam itu.
tak mengherankan meski tak ada penumpang, ka-
pal tetap meninggalkan perairan.
"Setelah sampai di Florida, kita akan tLuun,"
kata Stephen Ray memberi briefing "Dan untuk
sekadar tipuan, kau harus membawa satu atau dua
barang ketika turun di pelabuhan. Sedang kapal ini
akan segera menuju dermaga tujuh belas. Baru pa-
da malam harinya, datang sampan-sampan nelayan
untuk mengambil barang yang kita bawa ke darat-
an."
"Pantas barang?barang semacam ini tak pernah
lewat pemeriksaan petugas Bea Cukai. Dan tidak
pernah ada faktur barang yang bisa diberikan pada
pembeli."
Stephen Ray hanya tertawa bergelak?gelak
sambil menghapus bir di bibirnya.
"Tidak pernah ada pemeriksaan dari kapal
patroli?" Richard Connery bertanya.
"Ada! Tetapi itu mudah diselesaikan Pemilik
."
(. kapal ini akan mengurus semuanya. Kita tinggal
tahu beres."
Sesudah pelayaran hampir dua jam, dari jauh
tampak kapal patroli perairan. Dengan corong,
petugas menyuruh ferry agar berlayar pelan. Kemudian kapal polisi itu merapat. Stephen tetap rileks,
duduk sambil menyelonjorkan kaki, sementara Richard Connery berdiri dengan gelisah. Pemilik kapal
segera meloncat ke kapal patroli.
"Dia sedang menyelesaikan kepentingan kita."
kata Stephen Ray kalem.
"Kalian tidak pernah mengalami kesulitan?"
"Belum pernah. Orang?orang itu mudah disu-
a . P Richard Connery menjatuhkan rokok ke lantai,
kemudian menggilas dengan sepatu. Betapapun ia
tetap was?was menyaksikan permainan ini. Tetapi
karena semua penumpang tampak santai, lelaki itu
berusaha menenangkan diri.
Kurang dari lima menit, pemilik kapal muncul
kembali. Dengan gerakan tangan lelaki gendut itu
memberi isyarat pada nahkoda agar segera berangkat.
Richard Connery terdiam la melihat kapal patroli menderam, kemudian meninggalkan ferry.
"Sandiwara apa ini!"
Stephen Ray sekali lagi tertawa bergelak.
"Sudah kukatakan, bukan?" ujar Stephen di
sela ketawanya.
"Moral sudah berubah, hanya kau saja yang
SKANDAL DARAH 225
teriambat menyadari keadaan."
"Sudah tidak ada pemeriksaan lagi?"
"Ada," jawab _Stephen Ray sambil menuang
bir ke dalam gelas. "Tetapi sama saja, semuanya
bisa di suap."
"Perjalanan terkutuk."
"Terkutuk tetapi menghasilkan uang," kata
Stephen Ray menertawakan. "Kau lihat sendiri
nantil Dalam satu trip pelayaran, pemilik kapal ini
menyediakan uang sogokan sampai dua puluh ribu
dollar. Sejumlah itu khusus dibagi?bagikan pada petugas patroli. Siapa yang mau menolak uang pelicin
sebanyak itu?" '
"Gila!"
"Tetapi jangan lupa, sekali berlayar kapal ini
membawa kokain senilai sejuta dollar."
Richard Connery hanya bisa geleng-geleng ke-
pala. Kembali menyelonjorkan kaki untuk tidur.
Tidak habis dimengerti. betapa kehidupan sudah
begitu buruk wajahnya. Kemerosotan moral tidak
hanya menjangkiti masyarakat penganggur, tetapi
juga petugaslpetugas keamanan negara. Kalau sudah demikian parah keadaanya, bisakah seorang
laki?laki sama halnya dengan berperang melawan
angin?
Dan Richard Connery mentertawakan dirinya.
Selama ini ia telah menjadi Don Xisot yang tengah
memerangi kincir angin. Di dalam kemelut ini, ti-
ba-tiba dia diingatkan pada pastor Bryan, dokter
Anderson, dan Ketty. Ah, dalam perjalanan kehi-
226 dupan yang demikian panjang, ternyata demikian
sedikit orang baik hati yang ia temui. Bahkan tak
lebih dari sejumlah jari tangan. Kalau demikian halnya, tak bisa dibayangkan macam apa kehidupan
di masa mendatang. Seakan, pahlawan?pahlawan
moral, hanya menjadi tokoh dongeng belaka.
Entah jam berapa Richard Connery dibangun-


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kan oleh Stephen Ray. Hari sudah malam Namun
dengan mata yang terlatih, Richard Connery bisa
mengetahui bahwa kapal mulai memasuki perairan
teluk Miami. Mereka berdiri di buritan sambil mengawasi keluasan laut. Seruling kapal berbunyi berulang?ulang.
"Kita terpaksa menurunkan barang?barang di
sini," kata Stephen Ray datar. "Baru saja ada berita
rencana pembebasan Mario dari penjara oleh tentara bayaran Colombia. Keadaannya menjadi tidak
aman."
"Lantas?"
"Nanti nelayan?nelayan akan mengambil ba-
rang kemari. Jangan khawatir. Semuanya sudah
ada yang mengatur. Jaringan kita cukup kuat untuk
melawan FBI clan DEA."
Richard Connery tersenyum kecut
Kapal berjalan sekarang amat lamban. Dan dari
arah selatan muncul berpuluh?puluh perahu nelayan. Richard Connery hanya bisa memandangi
dengan takjub. Betapa tidak! Perahu nelayan itu
dengan cekatan mengkaitkan tali pada dinding
kapal, sehingga perahu kecil itu bisa tender ke
227 lambung kapal Dan dengan suatu gerak cepat, ba-
rang?barang dipindah ke perahu bercadik tersebut.
Setelah itu perahu nelayan segera melepas diri dan
menyusup ke dalam kegelapan.
"Kita besok akan mengambilnya di suatu tempat," kata Stephen Ray sambil menuju tempat
duduk.
Dengan pandangan muram, Richard Connery
mengawasi ombak laut yang berkilau. Cahaya bulan purnama menampakkan panorama indah. Di
ujung selatan silhuet perahu nelayan berhamparan.
Sedang di sisi?sisinya, tampak perahu bercadik mulai melaut. Pada bulan seperti sekarang, nelayan
harus berlayar ke tengah laut untuk menghadang
ikan tongkol dari laut Karibia.
Menatapi perahu?perahu bercadik yang menuju
ke laut, Richard Connery mendesah. Dulu ia tak
pernah memperhatikan perahu sekecil lesung itu,
tetapi sekarang justru tak terlepaskan. Jiwanya
justru tergantung pada kebaikan hati para nelayan
untuk diajak bekerja sama,
Dan di dalam kemurungan yang mendasar, Richard Connery mulai memahami, zaman maju ini
sudah membawa impaks buruk hingga ke desa?desa, keperkampungan kecil. Di daratan, banyak penduduk yang terpaksa dan dipaksa untuk mengungsi
ke tempat?tempat terpencil karena tak mampu melawan gerak pembangunan. Dan di sini, di tanah
pelabuhan kecil, para nelayan meninggalkan ha-
228 rapan untuk mendapatkan ikan, mereka memilih
menjadi jaring?jaring penyelundupan. Tentu karena
imbalannya lebih banyak Kenyataan ini amat mendebarkan. Betapa pembahan demi perubahan melahirkan mimpi buruk yang mengerikan.
Sampai kapan orang akan tahan berperang me-
lawan angin? Tak ada seorang pun akan rela menjadi korban peperangan gila macam itu. Lantas?
Richard Connery tidak menjawab, ia membu.
ang rokoknya ke dalam air. Kemudian menatap Da-
vid Nichols yang duduk di sebelahnya. .
"Zaman ini sudah memporak?porandakan kejujuran." kata David Nichols selepas menghisap rokok
dalam?dalam. "Dan tidak pernah memberi pilihan.
Aku memahami keterpaksaanmu, Richie. Memang
mustahil melawan kebobrokan ini seorang diri. Tetapi apa salahnya menghindarkan diri untuk tidak '
tertibat pada kebobrokan. Kurasa itu lebih baik da-
ripada sama sekali tidak melawan. Kita masih diberi
kesempatan untuk menghindar, meski tidak memetangi."
"ltu pemah kupikirkan, tetapi selalu menggoncangkan hatiku bila aku sudah berhadapan dengan
kenyataan. "
"Aku tahu," kata David Nichols pendek.
"Kalau kehidupan tidak memberi pilihan orang
memang lebih dekat pada kejahatan," tambah Richard Connery getir.
"Ya."
"Pada mulanya aku heran."
229 "Petualanganku sudah selesai, dan aku ingin
hidup tenang. Bertahun?tahun aku membantu Stephen Ray menjadi penyelundup, temyata uang
yang kudapatkan tidak bisa membuatku tenang.
Hidupku tidak pernah merasa damai."
"Keadaanmu berbeda denganku," kata Ri-
chard Connery tanpa tekanan. "Aku juga pernah
melawan, tetapi kenyataan yang kualami ternyata
membuatku tidak berdaya."
"Aku tahu."
"Seorang diri nyatanya bukan apa?apa dalam
memerangi kebobrokan zaman."
"Kau memiliki kehormatan, Richie."
"Lantas untuk apa kehormatan dalam rangkaian kehidupan yang kacau balau ini?"
"ltu kebanggaan...."
"Untuk apa kebanggaan kalau jiwa kita kela-
peran?"
"Paling tidak, engkau memiliki sesuatu yang
bisa dihargakan. Kau mempunyai harga diri yang
tak dipunyai oleh berjuta?juta orang di sekitarmu.
"Apakah ada artinya?"
"Untuk dirimu sendiri."
"Lantas bagaimana dengan anak?anakku, istri-
ku, mereka semua menunggu tanggung jawabku
sebagai seorang ayah, sebagai suami."
David Nichols menelan ludah. Lelaki itu tak
bisa menjawab. Betapa sukar menjawab perta-
nyaan itu. Sukar sekali.
"Aku ini hidup di zaman berbuah Simalakama, "
230 kata Richard Connery lirih.
David Nichols memperhatikan wajah sahabat-
nya dengan prihatin. Kemudian setelah menimbang-nimbang ia membuka suara.
"lkutlah denganku kembali ke Seattle, Richie.
Kita berjuang di sana untuk membuktikan bahwa
perlawanan kita belum berakhir. Kalau Miami tak
memberi tempat pada kita, kenapa kita tidak
mencoba di tempat lain."
"Kau tidak mengerti!" tiba?tiba suara Richard
Connery meninggi. "Kalau aku kembali ke Seattle,
apa kau suruh aku membiarkan Kevin mati merana?"
David Nichols menghela nafas panjang. Tampak di matanya, Richard Connery benar?benar runyam dihimpit kepedihan. David Nichols hanya bisa
menggigit bibir merasakan kehancuran yang diderita sahabatnya. Dan di dalam kemurungan ke-
dua, terdengar suara Richard Connery pedih.
'Tuhan benar?benar tidak berpihak padaku.
Tuhan tidak pernah berpihak pada orang?orang
yang kalah."
David Nichols menutup tubuhnya dengan han-
duk tebal. Uap panas di ruang sauna itu terasa
membakar seluruh jaringan tubuhnya. Keringat
membanjir. Sambil berbaring, ia menikmati keindahan asap sauna yang meliuk?liuk. Angan?angannya melayang ke masa depan yang indah. Di Seat-
tle, ia tidak akan direjam ketegangan seperti saat
231 ini. Mungkin ia membutuhkan waktu satu atau dua
tahun untuk merintis karier, namun sesudah'itu ia
dapat hidup nyaman. Ia akan memulai kehidupan
baru sebagai penulis atau wartawan. Pengalaman-
nya sebagai penyelundup pasti akan menarik sejumlah surat kabar. la dapat mengawali kehidupan
dari sana. .
Roselly, gadis Florida itu, akan dikawini. Mere-
ka akan mempunyai beberapa anak yang manis.
Nichols telah berjanji membiarkan Roselly menga-
jar. Sebagai guru, wanita itu tentu memiliki cukup
banyak waktu untuk bercinta dengannya.
Pasti sangat mengasyikkan.
Pintu sauna tiba?tiba terbuka, Stephen Ray dan
Phill Murray muncul.
"Hallo, Nick," kata Stephen Ray sambil terse-
nyum.
"Hai, Ray."
"Kudengar kau akan berangkat ke Seattle. "
"Ya, sudah kukatakan padamu, aku ingin mer
mulai kehidupan baru. Aku ingin mengakhirinya. "
"Sayang "sekali. "
"Aku telah bersumpah padamu akan merahasiakan semua yang kita lakukan sampai mati. Kau
tak usah mencemaskan kepergiankur Apa pun keputusanku, aku tetap sahabatmu."
"Ini bukan semata?mata persahabatan, Nick,
tetapi bisnis. Dan aku keberatan engkau pergi."
Selesai mengucapkan kata?kata itu, tanpa didu-
ga, Stephen Ray mencabut pistol lalu menembak
232 kepala David Nichols. Pistol berperedam itu hanya
berjarak sejengkal dari sasaran hingga ledakannya
langsung menghancurkan tempurung kepala Nichols.
Tubuh David Nichols terjerembab, darahnya
menggenang di lantai marmer putih ruang sauna
itu. SKANDAL DARAH 233
l4 TANA" pemakaman itu terasa hening. Richard
Connery dan Ketty berdiri di antara pelayat dengan
hati sedih. Mereka masih ingat, hanya David Nichols, satu?satunya orang yang menghibur mereka
ketika Richie tengah putus asa. Bahkan pada per-
temuan terakhir, Nichols seakan ingin menyadarkan
Richie tentang jalan hidup yang mereka jalani.
Cita-cita, impian, dan harapan sahabatnya un-
tuk bekerja sebagai wartawan di Seattle, ternyata
menjadi jalan menuju ke kematiannya.
Siapa yang tega membunuhnya?
Pastor Steven de Palma mengutip ayat suci untuk menyamankan penguburan itu.
"Kita semua tidak tahu kenapa seseorang
membunuh David Nichols, " kata pastor itu lantang.
"Kita hanya tahu, kematian David Nichols semakin
menyadarkan kita tentang tradisi kekerasan di negeri ini. Namun kita menyadari, apa pun jalannya
kematian, semua telah menjadi bagian dari takdir
Tuhan. David Nichols telah kembali ke sisi Tuhan,
dan putra Allah, Yesus Kristus akan membawanya
ke sorga...."
Stephen Ray dan Phill Murray berdiri di baris
kedua, mereka menundukkan kepala, memberikan
penghormatan terakhir untuk sahabatnya.
Pelan?pelan peti mati warna coklat itu diturun
234 kan, empat penyanyi berkulit hitam menyenandungkan lagu kepedihan.
"Engkau menuju mobil lebih dulu," kata Richard Connery pada istrinya. "Aku akan menabur
bunga dan melempar tanah lebih dulu."
"Jangan lama?lama."
"Tidak."
Ketty meninggalkan kerumunan pelayat menuju mobil. Sementara Richard Connery menabur bunga.
Tiba?tiba seorang laki?laki berkaca mata menabur bunga di sampingnya sambil berbisik, "Bisakah
saya berbicara dengan Anda, Tuan Connery. "
Richard Connery menoleh. Ia melihat seorang
laki?laki berpakaian rapi menatapnya tajam.
"Mengenai apa?"
"Saya tidak akan mengatakannya di sini. Hanya saya ingin memberikan peringatan, keselamatan Anda mulai terancam."
Richard Connery berdiri, namun tanpa bicara
sepatah kata pun, lelaki itu menoleh ke kanan dan
ke kiri, kemudian pergi seakan ingin menyembunyikan suatu rahasia.
Stephen Ray dan Phill Murray mendekati Richard Connery.
"Bisakah kita malam ini bertemu?" tanya Stephen Ray sambil menepuk bahu Richie.
"Saya rasa malam ini saya terlalu lelah. Sebenarnya saya ingin beristirahat."
"Datanglah ke kantorku, kita akan membica
235 takan satu dua soal penting. Selain itu aku ingin
memperkenalkan seseorang denganmu."
"Siapa?"
"Nanti engkau akan mengetahuinya."
"Saya akan datang."
Ruangan itu hening. Stephen Ray berdiri di
depan jendela yang menghadap pelabuhan Miami.
Laki?laki itu berkacak pinggang, seakan tengah
menciptakan misteri dalam pertemuan itu. Phill
Murray dan Richard Connery duduk di sofa, mereka
memandang ke langit Miami 'yang hitam pekat.
Mike Weaver duduk di depan Richard Connery
sambil memain?mainkan gelas krital di tangannya.
Rupanya laki?laki itu yang ingin diperkenalkan
Stephen Ray padanya. Suatu perkenalan yang
membuat bulu kuduk Richie meremang. Masih terbayang di pelupuk matanya, bagaimana lelaki tersebut mengerat leher Santos. .Sinar mata keme-
nangan Mike Weaver masih tak'teriupakan hingga
kini.
"Kuminta engkau berangkat ke Havana bersama Mike Weaver," kata Stephen Ray sambil
menghembuskan rokoknya. "Ada sejumlah kiriman
dari Cali yang harus diambil. Ini sangat penting,
karena selain jumlahnya cukup besar, pengiriman
ini merupakan jalan kita menciptakan hubungan
dengan Kartel Cali."
"Saya tidak tahu, apa saya sanggup melaku-
kannya, Ray."
236 "Dengarkan dulu, Richie, aku hanya meminta
engkau mengawasi pelaksanaannya saja. Kukira
kau dapat menjalankan dengan baik, karena hanya
dirimu di antara kita yang namanya belum dicatat
oleh DBA maupun FBI. Kau satu?satunya orang
yang paling aman di antara kita."
Richard Connery diam. Dadanya berdetak lebih kencang karena ingatan-ingatan yang menegangkan.
"Kali ini akan lebih sederhana," kata Stephen
Ray lagi. "Semua pelaksanaan dilakukan Mike
Weaver, dia yang bertanggung jawab atas operasi
ini. Aku hanya menginginkan, engkau menjadi
orang kedua untuk menyamarkan pengiriman kali
mr."
"Aku ragu-ragu...."
"Jangan tagu-ragu," potong Stephen Ray bersungguh?sungguh. "Setelah pengiriman ini, engkau
bebas. Kami tidak akan mengganggumu. Kecuali
itu, dengan uang yang kau peroleh, kau dapat
membawa anakmu ke New York atau California
untuk menjalani pengobatan. Kau tentu ingin melihat anakmu sehat, bukan?"
Richard Connery terdiam. Setiap kali ia disudutkan dengan persoalan Kevin, ia merasa lemah.
Dan Stephen Ray tahu titik lemah ini.
Malam disaput hujan gerimis. Udara musim dingin menggigit tulang. Langit di atas Kota Miami
seperti sayap malaikat terbentang luas berwama
237 hitam.


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Richard Connery berbaring di samping Ketty
sambil memeluk perempuan itu.
"Stephen memintaku berangkat ke Havana."
kata Richard Connery datar. "Aku diminta mengu-
rus pengiriman barang dari sana."
"Apakah kau akan berangkat?"
"Aku sedang mempertimbangkannya. Stephen
Ray memberi tawaran cukup tinggi. Kecuali itu, kita
membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Ke-
v1n. '
"Apakah kepergianmu mengandung bahaya?"
"Tidak. Tetapi seseorang telah memperingatkan diriku," kata Richard Connery tanpa tekanan.
"Memperingatkan apa?"
"Seseorang ingin mencelakakan diriku."
"Kau percaya?"
"Aku tidak tahu," jawab Richie sambil menghela napas panjang. "Tadi ketika aku menabur
bunga, seorang 'laki?laki mendekatiku, dia menyampaikan peringatan itu, tetapi sebelum aku menanyakan lebih jauh, dia tiba?tiba pergi."
"Kau akan menelpon polisi?"
Richard Connery menarik nafas sepenuh dada,
lalu menggelengkan kepala.
Tiba?tiba telpon di samping tempat tirlur berdering. Richard Connery mengangkat pesawat itu.
Dari seberang terdengar suara gugup seseorang
"Tuan Connery, mereka akan membunuh sa-
ya....
238 "Hallo, saya berbicara dengan siapa?"
"Hoffman. "
"Hoffman, siapa."
'liba?tiba terdengar suara tembakan diikuti
erangan kesakitan Hoffman. Sedetik berikutnya pesawat telpon itu terjatuh di lantai. Richard Connery
tetap mendengarkan, menunggu kemungkinan
Hoffman masih bisa bertahan, tetapi beberapa detik
kemudian seseorang mematikan telpon itu.
239 15 MAYAT Hoffman ditemukan tergeletak di ru-
mahnya. Tiga buah peluru kaliber 22 melubangi
tubuhnya. Lelaki itu terkapar di dekat ranjang dengan ekspresi wajah ketakutan. Pintu dan rumah
mengisyaratkan baru saja terjadi perampokan di rumah itu. Kecuali daun pintu terbuka akibat tem-
bakan, hampir seluruh ruangan diporak?poranda-
kan. Seseorang telah melakukan penggeledahan di
setiap inci rumahnya. Namun untuk sementara pihak kepolisian Miami menyimpulkan pembunuhan
itu sebagai akibat perampokan biasa.
Richard Connery termangu di depan televisi
ketika pembunuhan Hoffman disiarkan. Masih terngiang di telinganya bagaimana lelaki tersebut
berkata ketakutan sebelum dibunuh.
Benarkah hanya pembunuhan biasa?
Kematian Hoffman betapa pun cukup meng-
goncangkan Richard Connery. Sesudah David Nichols, kini Hoffman, lelaki yang tampak jujur itu dibunuh dengan cara-cata sadis. Richie masih termangu di depan televisi ketika reporter CNN tiba?tiba muncul memberikan informasi tambahan
sehubungan dengan kematian Hoffman.
"Sesudah melalui penyelidikan balistik yang di-
lakukan FBI, terbukti peluru yang membunuh Hoftman sama dengan peluru yang dipakai membunuh
240 David Nichols. Pembunuhan ini tentu saja menghapus pemberitaan awal bahwa kematian mereka
disebabkan perampokan. Pihak FBI dan DEA yakin
bahwa kedua orang itu terlibat jaringan organisasi
kejahatan. Karena itu pada pihak?pihak yang merasa dapat memberikan informasi sehubungan de-
ngan kematian para korban, FBI mengharapkan
bantuan Anda."
Richard Connery langsung memutar nomor
telepon Stephen Ray. Dari seberang terdengar suara lelaki itu.
"Ada apa, Richie?"
"Aku tidak dapat melakukan pengiriman itu,
Ray."
"Kenapa?"
"Kukira keadaannya saat ini sangat berbahaya.
Apakah kau sudah menonton siaran televisi sehubungan dengan kematian Nichols dan Hoffman?"
"Belum. Ada apa?"
"FBI memperkirakan mereka dibunuh oleh
komplotan organisasi kejahatan."
"Soal itu jangan kau risaukan," kata' Stephen
Ray dingin. "FBI dan DEA selalu tertipu oleh
angan-angan mereka. Sampai sejauh ini hasil peker-
jaan mereka nol."
"Tetapi lebih aman kau menunda pengiriman
itu, paling tidak sebulan atau dua bulan lagi."
'Tidak, Richie. Mike Meaver telah berangkat
ke Cuba. Kau tinggal menyusulnya."
"Aku tidak bisa, Ray."
SKANDAL DARAH 241
Stephen Ray diam sejums. Lalu berkata tenang, "Bagaimana kalau kita bertemu untuk'mem-
bicarakan hal ini. Aku ingin memberikan padamu
tawaran yang tak mungkin kau tolak"
"Di mana?"
"Archade Hotel. Satu jam lagi. "
Stephen Ray meletakkan telepon. Richard
Connery termangu dengan tetap menggenggam telepon itu. Ttba-tiba muncul perasaan khawatir yang
belum pernah ia rasakan. Sesuatu yang menakut-
kan. Richard Connery termangu. Mulutnya terkatup
rapat. Berbagai petasaan sekaligus menggasak ji-
wanya. Di depannya, Stephen Ray, meletakkan foto?foto persetubuhan dirinya dengan Jennifer.
"Kami memiliki negatifnya," kata Stephen Ray
datar. "Juga sebuah rekaman video yang sangat
eksklusif. Kalau engkau tidak ingin melihat istrimu
terkejut, sebaiknya engkau berangkat ke Havana. "
"Bangsat!" rutuk Richie geram. "Kau menjebakku. "
"Ini hanya sebuah siasat, Richie. Kami terpaksa
menempuh cara?cara untuk mengamankan bisnis
kita."
"Bisnismu, bukan bisnisku."
"Kau sekarang sudah berada di dalamnya. Kalau terjadi apa?apa denganku', aku juga akan me-
nyeret dirimu."
"Aku tidak menduganya, Ray. Aku tidak met.
242 duganya sama sekali kau tega melakukannya padaku."
"Ini bukan persoalan persahabatan, Richie, ini
semata?mata bisnis."
Richard Connery rasanya ingin melompat menerkam, lalu mencekik leher Stephen Ray, namun
itu hanya akan memburuk keadaan. Akhirnya ia diam meskipun dadanya serasa mau meledak
"Tawaran yang tak mungkin kutolak, Ray."
"Benar. Kuharap kau menyadari posisimu."
"Kapan aku harus berangkat?"
"Besok pagi."
243 16 PIESAWA'I' terbang jenis Boeing 747 itu melintasi
awan menuju Havana. Richard Connery duduk di
tepi jendela sambil menatap gumpalan?gumpalan
awan di luar. Penerbangan itu sesungguhnya cukup
nyaman, American Lines termasuk perusahaan penerbangan terbaik di Amerika Serikat, namun Richie merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.
Kemarahan dan kecemasan berbaur menjadi satu.
Di benaknya, terbayang bagaimana bila Ketty melihat foto?foto dirinya dengan Jennifer. Perempuan
itu tentu akan sangat menderita. Lalu bagaimana
dengan Kevin dan Kenny? Betapa hancur hati mereka bila menyaksikan video ayahnya diputar sta_
siun televisi setempat
Richard Connery diam. Perlahan?lahan kesadarannya mulai dapat memennci jebakan yang dibuat Stephen Ray. Rupanya jahanam itu sudah lama merencanakan perangkap untuknya. Dan ia terlambat menyadari hal itu. Kini, ketika ia sadar, semua sudah terlambat. Tidak ada lagi jalan untuk
kembali.
"Anda gelisah," tjba?tiba terdengar suara lelaki
di sebelahnya. Richard Connery menoleh, ia terperanjat melihat lelaki yang pernah memperingatkan
dirinya saat pemakaman David Nichols. "Jangan
gugup," kata laki?laki tersebut "Santai saja, kita
244 sebaiknya bicara seperti layaknya seorang kawan."
Richard Connery menarik nafas panjang.
"Anda membuntuti saya?"
"Ya. Sejak beberapa bulan terakhir ini."
"Kenapa?"
"Tahukah dengan siapa Anda sekarang bekerja?"
'Tidak."
"Seorang penjahat berdarah dingin."
"Maksud Anda?"
Laki?laki itu membuka tas kopor yang sedari
tadi di pangkuannya. la mengeluarkan amplop warna coklat.
"Stephen Ray menjalankan kejahatan dengan
menggunakan kedok perusahaan Ray Corporations. Dia bergerak di bidang asumnsi, transportasi,
perhotelan, clan night club. Semua hanya kedok
untuk mengelabui kami. Di balik nama?nama perusahaan itu, sesungguhnya Stephen Ray menjalankan bisnis paling kotor di dunia ini. Pembunuhan
dan pengedaran kokain. "
Richard Connery mencoba bersikap tenang.
"Bagaimana Anda tahu?"
"Kami telah mengincamya sejak tiga tahun lalu,
tetapi belum pemah mendapat kesempatan untuk
membekuk laki?laki itu. Setiap kali kesempatan
kami peroleh, dia selalu berhasil mendahului."
"Maksud Anda?"
"Anda pikir, siapa yang membunuh David
Nichols dan Hoffman?"
245 E-Booh by yauqy_qrr
Richard Connery terdiam. Sesuatu yang menakutkan itu kini semakin nyata. 4
"Sebulan sebelum dibunuh, David Nichols
mencoba mengundurkan diri dan keterlibatannya
dengan Stephen Ray. Sekali dia menemui kami untuk menanyakan soal Witness Protection Program,
kami tengah mendiskusikan sehubungan dengan
permintaannya, tetapi sebelum semua terlaksana,
Ray telah membunuhnya. Demikian pula dengan
Hoffman, lelaki itu mempunyai banyak arsip tentang kejahatan Ray Corporation, karena itu dia dibunuh. Satu hari sebelum "mayatnya ditemukan, dia
telah menelepon seorang anggota FBI sehubungan
dengan file yang ia miliki. Karena itu saya mencoba
memperingatkan Anda, Tuan Connery, setelah Nichols dan Hoffman, Andalah orang yang akan me-
reka singkirkan."
"Anda DFJ?X?"
LakHaki itu mengeluarkan lencana dari sakunya.
"FBI," katanya sambil mengeluarkan tangan.
"Letnan Tommy Jones."
Richard Connery merasakan badannya berkeringat dingin. Ia kini melasa duduk di tengah binatang?binatang yang sedang bertarung. la pasti
akan mati di tengah.
"Anda tahu apa artinya pengiriman buruh-buruh ke Havana oleh Emerald Lloyd?"
Richard Connery menggelengkan kepala, namun di benaknya terbayang suatu kejahatan yang
246 mengerikan. Dugaan itu terbukti tak keliru.
"Pengiriman buruh itu sesungguhnya mempakan kejahatan asuransi terbesar di dunia," lanjut
Letnan Tommy Jones sungguh?sungguh. "Dimulai
dengan pencarian buruh oleh kaki tangan Ray Corporations. Mereka selalu memilih buruh dan' gelandangan yang tidak memiliki ahli waris, karena itu
akan memudahkan mereka mengajukan klaim atas
kematian buruh?buruh itu. Sesudah orang?orang
yang akan dibunuh diperoleh, Ray Corporations
mencari kapal yang pantas ditenggelamkan. Dengan cara itu mereka mengeduk uang jutaan dollar.
Dalam operasinya mereka bekerja sama dengan
sejumlah perusahaan pelayaran."
"Termasuk Emerald Lloyd?"
"Anda belum tahu?"
"Tidak. Saya sama sekali tidak tahu."
"Lima puluh lima persen saham Bnerald Lloyd
adalah milik Ray Corporations."
Pesawat terbang mulai miring menuju lan-
dasan. Richard Connery menghapus keringat di
dahinya.
Stephen Ray telah membunuh Jennifer.
"Kami telah memiliki catatan secara terperinci
tentang kejahatan Ray Corporations, tetapi kami
tak mempunyai saksi yang mematikan. Karena itu
kami menawarkan kerja sama dengan Anda, Tuan
Connery. Di dalam amplop ini terdapat perincian
yang sangat rahasia tentang operasi Ray Corporations, Anda dapat mempelajarinya, setelah itu hu
247 bungi saya. Saya berharap'? Anda mau memberikan
kesaksian." _
"Kalau saya menolak?"
"Bila kami berhasil mendapatkan saksi lain,
saya jamin Anda akan meringkuk di penjara dalam
waktu yang sangat lama."
"Bila saya bersaksi, apa jaminannya jiwa saya
akan selamat."
"Negara akan melindungi Anda di bawah Undang?undang perlindungan saksi. "
"Bagaimana dengan Artonio?"
"ltu suatu kecelakaan."
"Carol?"
"Sampai saat dia terbunuh kami belum pernah
menemuinya. Carol dibunuh oleh Stephen Ray un-
tuk mengulangi risiko gadis itu membocorkan ra-
hasia perusahaannya."
"Anda mempunyai bukti?"
"Belum. Tetapi kami yakin akan menemukan
bukti itu. Sekarang tergantung Anda. Tetapi saya
katakan, Anda sebenarnya tak punya pilihan kecuali
bersaksi. Karena bukan mustahil Ray akan me-
nyingkirkan Anda sesudah transaksi kali ini. Anda
akan mengalami nasib seperti Carol, Hoffman, dan
Nichols."
Uraian yang tertulis di dalam amplop coklat itu
membuat Richard Connery gemetar.
Setelah dipenjarakannya Christa dan Charles,
248 meskipun diperkirakan jaringan kokainnya masih
berjalan, namun berakhir sudah kejayaan Kartel
Medellin. Saat ini muncul penggantinya, Kartel Cali,
yang mengambil nama kota terbesar ketiga di
Colombia.
Sampai pertengahan tahun 1991, menurut
DEA, Kartel Cali menguasai 70% pasar kokain di
Amerika Serikat, dan 90% di Eropa. Setiap tahun
diperkirakan Kartel Cali mampu menangguk untung
sebesar lima milyard dollar!
Kartel Cali yang dikuasai dua keluarga: keluarga Reno dan Fransisco, rupanya ingin meluaskan
jaringan pasarnya ke Amerika Serikat. Semua mulai
terealisasi sesudah Chn'sto dan Charles ditangkap
pemerintah Amerika Serikat. x
Dalam pelaksanaan operasi itulah Kartel Cali


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melibatkan Ray Corporations. Secara diam-diam
mereka melakukan pengiriman lewat Havana, hal
ini dimungkinkan karena Fidel Castro memberikan
peluang penyelundupan itu. Kenyataan bahwa per-
ekonomian Cuba sedang dilanda resesi, menyebabkan Castro membutuhkan bantuan ekonomi dari
para raja kokain. Dia membiarkan pelabuhan Havana dipakai sebagai basis pengiriman obat terlarang
ke Florida.
Richard Connery membaca semua detil catatan
FBI itu, seluruh tubuhnya jadi gemetar, karena tidak
mungkin menyangkal hasil penyelidikan tersebut.
Ray Corporations terbukti merupakan mata rantai
jaringan kejahatan terorganisasi yang mengerikan.
SKANDAL DARAH 249
Hanya berbeda dengan Kartel Medellin yang bersikap arogan dan penuh kesombongan menantang
pemerintah Amerika Serikat maupun Colombia,
bahkan membantai sejumlah hakim agung Colombia, Kartel Cali dalam menjalankan operasinya lebih
rapi. Semua operasi disamarkan dalam perusahaanperusahaan legal. Contohnya Reno dan Francisco,
keduanya dikenal sebagai pengusaha sukses di Colombia. Kecuali sebagai bankir dan chairman sejumlah perusahaan, mereka memiliki lobi yang kuat
dengan para penguasa.
Sesudah membaca semua catatan FBI, Richard
Connery memutar nomor telpon. Dari seberang terdengar suara Letnan Tommy Jones.
"Saya telah mempertimbangkannya," kata Richard Connery datar. "Sekarang saya ingin melakukan perjanjian dengan Anda."
250 [7 SUARA mercon berledakan cli manaAmana. Havana tengah merayakan Peringatan Hari Revolusi
Fidel Castro. Pada bulan Desember 1956, Castro
mendarat di provinsi Oriente, sesudah menjalani
pengasingan selama beberapa tahun di Mexico. Ia
kemudian mendirikan basis pertahanan di pegunungan Sierra Maestra, di dekat Pico Turquino.
Dari sini Castro memulai revolusinya melawan pemerintah Barista. Dia berhasil menarik ke pihaknya
para buruh pabrik, petani, mahasiswa, kaum in-
telektual, dan politisi.
Bersama saudaranya, Raul Castro dan Ernesto
Guevera, seorang dokter revolusioner Argentina
akhirnya mereka berhasil menggulingkan Batista.
Sesudah bertempur selama lebih tiga tahun, akhirnya Batista melarikan diri dari Cuba, dan Castro
dengan jenggotnya yang lebat memulai revolusi-
nya! Revolusi Castro itu, kini selalu diperingati setiap
tahun. Tak peduli siang atau malam. Peringatan ini
bagi orang Cuba dianggap sangat penting. Havana
yang mempunyai penduduk berasal dari pedalaman, memeriahkan tahun baru dengan berbagai
perayaan.
Richard Connery berjalanjalan menyusuri kota
menyaksikan keramaian yang satu ke keramaian
251 yang lain. Di manamana orang menari dan memainkan terompet kertas. Di beberapa tempat tampak
keramaian tarian Flamenco, Richard Connery berhenti, dan menyaksikan dari kejauhan. Ini bukan
yang pertama Ia pernah menyaksikan beraksinya
flamenco dari pedalaman Brasilia. Tapi dalam film
Wild Orchid karya Zalman King. Di sini ia menyaksikan dengan mata sendiri, tanpa permainan
trick. Menarik memang, tetapi tidak sedahsyat di
layar putih.
Beberapa anak kecil berlari?lari sambil kegirangan membawa kembang api. Sementara di be-
berapa tempat orang dewasa memeriahkan dengan
membunyikan mercon. Udara terasa kering, padahal musim Timur?laut di Kota Havana, biasanya
diguyur hujan. Daerah ini memang memiliki musim
hujan sepanjang tahun. Tetapi sekarang langit
bening, dan cuaca malam terang benderang.
Richard Connery terus berjalan menyusuri lorong?lorong perumahan di Havana. Ia memang sengaja ingin menikmati hawa malam di sini. Keboa
sanan berada di hotel, menyebabkan lelaki itu tak
merasa lelah. Lebih?lebih hiruk?pikuk di sepanjang
jalan, membuat Richard Connery tak merasa kesepian. Menyaksikan anak?anak yang berlarian,
mengingatkan Richard Connery pada anak?anaknya. Kevin, sedang apakah dia? Tidur nyenyakkah?
Atau justru tengah merintih?n'ntih akibat tranfusi
darah? Tanpa disadari matanya berair.. Ada petasaan iri menyaksikan kegembiraan anak?anak sebaya Kevin. Ketika anak?anak sepantarannya tengah
252 berlarHari sambil memutar?mutar kembang api,
Kevin justru terbaring menjalani tranfusi yang menyiksa. Benar?benar tak bisa dimengerti
Kenyataan buruk itu yang menggeliat Dan
menggeliat pula keinginan Richard Connery untuk
segera membawa Kevin menjalani pengobatan di
New York. Kalau saja leukemia itu bisa dilenyapkan, anaknya akan mendapatkan kegembiraan se,
bagaimana teman?temannya. Demi semua itu Richard Connery rela menumpas hati nuraninya. Ia
ingin anaknya sembuh. Sembuh! Dan kesembuhan itu meminta tebusan uang. Hanya dengan uang
Kevin bisa di selamatkan. Bukan dengan idealisme!
Perempuan?perempuan berpakaian wama?warni. Banyak yang berdiri di tepi jalan sambil menggoda laki?laki. Richard Connery mendegut ludah.
Ia tahu sedikit, pada saat orang Cuba berpesta pora,
para pelacur justru memanfaatkan keramaian untuk
mendapatkan uang lebih banyak. Lebihslebih pada
hari semacam ini, para pelaut berhenti melayar.
Mereka beristirahat di darat. Tak khayal lagi,
wanita?wanita malam segera memburu.
Richard Connery, menempelak jauh bayangan
itu dari benaknya. Ia hanya berpikir tentang Kevin,
sehingga telah melupakan kebutuhan sendiri. Padahal apa susahnya, masuk kamar, dan melepas hasrat seks dengan imbalan sekedarnya. Tetapi tidak!
Ada hasrat lain di hati Richard Connery. Sekarang
dirinya telah menodai hati nuraninya. Yang tinggal
demikian adalah kesetiaannya pada Ketty, tak ingin
253 ia juga mengotori kesetiaan yang lama ia bina.
Di sebuah toko, Richard Connery masuk. la
membeli sebuah boneka yang bisa bicara. Setelah
itu ia menghabiskan waktu dengan berjalanjalan.
Sempat ia mampir di Victoria Memorial Hall, se-
buah gedung pertunjukan yang dibangun tahun
1856. Ada pertunjukan teater dari Indonesia. Pentas
tari The Passage karya Sardono W. Kusumo. ln-
donesia? Di mana negeri itu?
Karya Shakespeare berjudul Machbet juga tengah dipentaskan. Richard Connery pernah nonton
ketika Mel Gibson mementaskan di Miami, maka
sekarang ia memilih menyusuri Havana saja.
Pagi sangat cerah. Sinar matahari memancar
leluasa. Tanpa kabut, tanpa mendung. Di jalan?jalan
kertas bekas karton mercon masih bertebaran.
Richard Connery berdiri dekat haluan. Dan ketika seruling kapal Paloma berbunyi sebagai tanda
berangkat, lelaki itu mencari tempat duduk. Hanya
ada sepuluh penumpang di atas kapal, karena itu
ia bisa menyelonjorkan kaki untuk tiduran.
Mike Weaver tengah berbincang-bincang dengan nahkoda kapal. Lelaki hitam itu sesekali
melirik Connery. Matanya yang buas tampak selalu
waspada. Richie ingat bagaimana lelaki itu mengerat Santos tanpa berkedip. Kekejaman yang pertama kali ia saksikan dalam hidupnya.
Menurut uraian Tommy Jones, Stephen Ray
sengaja memasukkan Mike Meaver ke penjara dan
membunuh Santos, semata?mata untuk memperli
| 254 hatkan kekejamannya pada Richard Connery.
"Stephen Ray tahu, engkau tak akan dapat
melupakan peristiwa itu," kata Tommy Jones. "Ka
rena itu lelaki tersebut kemudian diperkenalkan pa-
damu di Miami. Semua sudah mereka atur sedemikian rupa, sehingga kau tak mungkin lepas."
"Terkutuk!"
"ltulah cara beroperasi mereka dalam merekrut
orang baru. Sekali seseorang sudah masuk. dia tak
akan dapat keluar. "
Richard Connery gemetar ketika mendengar
penjelasan itu.
Kini di kapal ini, ia pergi bersama Mike Weaver,
lelaki yang sudah ia lihat membunuh orang dengan
darah dingin. Orang itu kini jadi partner kerjanya.
"Jadi ibu selalu ke Havana seminggu dua kali?"
terdengar seorang laki?laki bertanya pada wanita di
depannya.
"Ya, begitulah," jawab perempuan itu datar.
Tanpa sadar Richard Connery mendengar percakapan itu.
'Tetapi seperti saya katakan tadi saya hanya
iseng?iseng," lanjut wanita itu. "Daripada tidak
bekerja, lebih baik begini. Cari uang tambahan
untuk anak?anak Lain halnya dengan awak kapal,
mereka kan sudah profesional. Mereka bawa ba
rang banyak, dan sudah ada yang atur."
"Ibu tidak pernah mengalami kesulitan?"
"Ya, tidak. Kalau mengalami kesulitan kan
tidak nyelundupin barang tiap hari.. "
255 "Siapa nama ibu?"
"Wah, you seperti wartawan, pakai tanya nama
segala."
"Yah, cuma tanya kan tidak apa?apa, namanya
juga kenalan di kapal. Siapa tahu kita nanti bisa
bekerja sama di Miami."
"You punya bisnis apa?" '
"Saya sih tidak. Tapi orang tua saya jual beli
elektronik Punya toko di Mall Mart."
"Wah, cocok kalau begitu. Suruh dia bertemu
saya, nanti saya kasih jalan mendapatkan barangbarang murah."
"Barang-barang murah bagaimana?"
"Ya, murah."
"Barang selundupan?"
"Ya, tentu, memangnya barang dari mana ka-
lau bukan barang selundupan. Barang hasil korupsi?"
"Ya, siapa tahu."
"Tapi ini memang setengah korupsi."
"Setengah korupsi bagaimana?"
"Begini. Di Miami saya bisa mendapatkan barangbarang dari gudang bea cukai. Sebenarnya sih
barang-barang sitaan, tapi beberapa oknum bea cu-
kai mengeluarkannya lagi untuk dijual secara gelap.
Kalau mau bisa saya berikan. Murah. Harganya bisa sampai empat puluh persen."
"Wah, ini menarik sekali. Saya bisa beritahu
ayah saya."
"Biasanya setiap akhir bulan ada barang dike
256 luarkan. Kalau you mau nanti saya kasih jalan."
"Barangnya apa saja?"
"Maunya apa? Televisi, kulkas, mesin cuci,
laser disc, sampai microwave ada. Pokoknya lengkap."
"Wah, sangat menarik. Nanti saya akan kasih
tahu ayah saya. Lalu kalau menghubungi lbu di
mana?"
"Di pelabuhan saja. Kita ketemu di terminal
A."
"Ngomong?ngomong nama ibu siapa?"
"Kok masih tanya soal nama lagi. You wartawan ya?"
Lelaki yang memakai topi mirip Sherlok Holmes itu tersenyum, kemudian berlalu. Lelaki itu
berjalan- jalan di tepi pagar perahu, kemudian mendekati seorang awak kapal.
"Betul, kau tidak digaji bekerja di sini?" tanya
lelaki itu ramah.
Awak kapal yang ditanya melirik sekilas, kemudian mengangguk.
"Lantas dari mana penghasilan kau kalau
begitu?"
"Kami justru membayar pada nahkoda."
"Membayar?"
"Ya, pada pemilik kapal ini."
"Bagaimana mungkin?"
"Yah, saya di sini justru membayar sewa palka.
Dan dengan palka itu saya bekerja."
"Menyelundup?"
SKANDAL DARAH 257
"Ah, itu omongan kasar. Kami hanya membawa barang?barang titipan dari Havana ke Miami."
"Bagaimana dengan patroli di perairan Caribia?"
"Kami sudah bekerjasama dengan pihak Bea
Cukai," jawab awak kapal itu terus terang. "Asal
ada uang pelicin, semuanya beres."
Richard Connery tertidur. Akibat semalam tak
tidur, sekarang kantuk membuat ia pulas.
Richard Connery terbangun ketika mendengar
suara petugas patroli Bea Cukai menghentikan kaA
pal ferry. Sambil membersihkan wajah dengan tissu,
ia mencari pemilik kapal. Ada perasaan berdebardebar. Namun itu hanya sebentar. Ketika kapal Patroli sudah tender, pemilik kapal segera meloncat
sambil membawa amplop tebal, lelaki gemuk itu
tampak berbicara dengan komandan patroli.
Baru saja Richard Connery akan memejamkan
mata, tiba-tiba terdengar suara keras mengejutkan.
"Hai siapa suruh potret?potret!"
Richard Connery tergagap. la berpaling ke kanan ke kiri dan sempat melihat orang bertopi Sher-
lok Holmes itu memasukkan kamera.
"Hai, ayo jangan cobafoba!" teriak seorang
anggota patroli.
Dan terjadilah kegaduhan yang tak terba-
yangkan sebelumnya. Ketika lakilaki bertopi itu
mencoba menyingkir, mendadak Mike Weaver telah berdiri menghadang. Mike langsung melayangkan kepalannya ke wajah laki-laki itu. Kemudian
258 terjadilah pergumulan seru. Mike berusaha merebut
tas, sementara pemiliknya mempertahankan. Kapal
turut bergoyang akibat pergumulan itu. Wanita yang
tadi ngobrol dengan lelaki bertopi itu memekikmekik macam kera kepanasan. Richard Connery
segera meloncat melerai Dan penumpang lain seperti mendapat komando segera memisah.
"Dia wartawan! Dia wartawan!" tuding Mike
Weaver itu beiapi?api.
Laki?laki yang dituding mengambil tas, sambil
menatap awak kapal itu dengan penuh dendam.
"Harap Saudara naik ke kapal patroli," kata
pemilik kapal sambil meloncat ke ferry. "Komandan
memanggil Saudara. Cepat sedikit, dia tampaknya
marah?marah. "
"Hai, cepat kemari!" teriak seorang anggota
patroli.
Lelaki itu beranjak ke kapal patroli. Ia dibawa
masuk ke kamar kapten. Ada delapan orang yang
berdiri mengelilingi. Semua menatapnya dengan
curiga. Yang bertubuh pendek dan hanya bercelana
pendek plus kaos oblong, menatap lelaki itu mulai
dari wajah hingga ujung kaki. Mike Weaver yang
mengikuti naik ke kapal "patroli menatap lelaki
tersebut dengan nafsu membunuh.
"Mana kamera tadi?" tanya lelaki pendek itu
dingin. "Saudara memotret, bukan? Siapa yang suruh memotret? Saudara tidak tahu di sini siapa pun
dilarang memotret."
"Saya tidak tahu," jawab lelaki itu singkat.


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

259 http:!lhcmq-oh blogspot.com
::Kenapa Saudara tidak meminta izin?"
gak dBagaimana saya harus minta izin? Bukankah
(a izainglaeraturan yang mengharuskan saya memin-
d "Oke, kalau begitu cepat keluarkan film SauaraItadt. Man saya cucikan," kata Komandan patroli itu bkehtus. Dan 'ketika lelaki itu tetap diam ia
menam a gertakan. "Ce t k l ' '
ambi] sendiri?" pa e uarkan atau kami
b Ayo lekas, jangan membuat kami marah!"
entak seorang yang berkulit hitam. "Bapak jangan
coba?coba dengan kami. Di sini kami yang berkuasa. Cepat keluarkan film itu, atau kami sita be-
nkut kameranya!" '
"Maaf. Filmnya belum habis " ' ' '
, awab l
agak gelisah. ) elah lm
"Keluarkan saja jangan banyak cakap!" kata
seorang anggota patroli berang. Kemudian tangannya terulur hendak mengambil tas kamera itu.
ka :,Jangan," kata lelaki tersebut mempertahann. lm saya punya. Kalau Bapak mau semua baLarLg?zlarang saya boleh diambil, kecuali film ini Sea m imi ada foto kena ?k .
saya." ng enangan keluarga
"Saudara siapa?"
"Saya turis."
"Sa Juris?" tanya yang berkulit hitam tak percaya.
u ara Jangan main?main. C ba -
fat saudam_" o mana surat su-
"Cuma paspor. "
260 "Kalau Saudara mainamain, kapal tidak lekas
berangkat. Dan Saudara kami tahan di sini. Untuk
apa foto itu?"
""Untuk dilihat-lihat saja."
Komandan patroli berkaos oblong yang mendengar jawaban itu. Kemudian berkata datar.
"Kami cemas, foto itu Saudara berikan kepada
wartawan. Lalu dia menulis di koran, Kan kami
yang berbahaya. Wartawan tidak bisa dipercaya,
dan suka membikin berita bohong. Kami bisa kena.
Padahal kami kan hanya cari tambahan saja."
Lelaki muda itu diam. Tampaknya tak ingin
menimpali. Komandan itu berjalan keluar kamar,
mengawasi para penumpang yang saling memandang di atas terry. Kemudian kembali masuk, dan
menyuruh anak buahnya keluar. Sesudah semua
keluar, laki-laki bertubuh pendek itu menutup pintu,
kemudian berkata lunak.
"lni kita berdua saia, Saudara siapa sebenarnya?"
Lelaki muda itu menatap mata lelaki di hadapannya. la agak bimbang. Namun ketika menyadari
kemarahan lelaki_ di depannya sudah agak mereda,
ia berkata terusterang.
"Saya wartawan."
"Saya sudah menduga," kata Komandan itu.
Kemudian, "Saudara akan menulis tentang kami?"
"Tidak."
"Sungguh?" kata komandan itu minta kepastian. "Soalnya begini, kami sekarang berada dalam
261 pengawasan. Posi
lisan di koran, ba
kami diancam pe
ma dengan merek '
a. T tahu apa artinya emun
Belum lelaki itu
. men'a
pam menembos ) wab, seorang anggota
gomh. asuk. Dan berkata tergopoh::Kep, mereka datang "
Pengawas?" .
"FBI dan DEA."
"K . .
manda'elnia'kan seperti rencana semula " kata K
sebelum melsaarglbilhmzngambil topi di'meja Daur;
a eluar ' ' '
men h _ _ , la berh '
ngaraagaplAwlgztawan tersebut. Suarearllyasetleerrdzk
pilihan " paham? Kami sering tidak punya
Orang?oran '
_ g Cll dalam te '
Bakhzdedreka melihat dua 133231223118?ch
ngepal n ekat. Mike Weaver berdiri b ' dan
" ?ngepalkan tinju. ' sem an me
121321; riwayat kita," rutuknya geram
bisa mengreruConnery menoleh, ia sama sekali tak
pa disadari kezalztazgnsedang terjadi. Namun tan
. gin m ' '
nyaAla melihat Mike lari ke aiedlgallgblll punggung-
nggota patroli dari .
mu] _ atas ka al
tidasrsberloncatan_ke atas fen'y. Pgndggng Pertama
eramah tadi. Kini kelihatan bennizgzergra
n 262 si kami sangat suli '
_ t. Sejak ada "nyak dilakukan pemutasian Dtaun
mecatan nka ketahuan bekeria saya Saudara warta
kami" pemecatan atau pemutasian ::;
marah. Seorang di antaranya mendesak para penumpang menuju tepi pagar. Wanita yang tadi
ngobrol dengan wartawan tadi mendadak limbung,
dan jatuh ke geladak kapal. Pingsan. Baru saja Richard Connery beranjak hendak menolong, ia melihat pemandangan yang membuat wajahnya pucat,
orang-orang FBl dan DEA berloncatan ke atas terry,
langsung turut mengadakan penggeledahan. Sebuah helikopter melayang di atas kapal.
Mike Weaver tiba?tiba muncul dari kabin dengan senapan otomatis. Laki?laki itu langsung melakukan perlawanan. Tembakan Meaver mengenai
seorang petugas DEA, lelaki itu terlempar ke laut.
Disusul tembakan lain.
Sekejap. Ya, semua berlangsung sekejap. Bahkan Richard Connery belum sempat memerinci kejadian yang baru saja ia alami. Namun semua benar?benar sudah terjadi. Ketika tembak menembak
berhenti, ia melihat Mike Weaver terkapar di ge-
ladak dengan tubuh berlumur darah. Tiga orang
DEA terluka. Semua tampak sibuk. Penggeledahan
diteruskan.
Richard Connery masih termangu di buritan
ketika Tommy Jones mendekatinya.
"Sudah berakhir," katanya tenang.
Angin malam menyisir lautan. Dan beberapa
ikan berloncatan di atas permukaan air. Sesekali
tampak berkelebat terkena cahaya lampu di atas
kapal. Dengan pandangan telanjang, nampak bebe-
263 rapa mercusuar berdiri angkuh di ujung pulau Juga
kobaran api tempat penyulingan minyak di beberapa tempat lepas pantai Caribia. Di sisi lain ada
beberapa perahu nelayan terombang?ambing gelombang. Namun semua tak berarti bagi Richard
Connery. Ia hanya bisa merasakan benih malape-
taka yang baru saja ia tuai. Wajah?wajah keluarga23: tiba?tiba melintas, menatapnya dengan panterhgggprzjgunggu. Juga kemarahan Stephen Ray
Ketika petugas DEA membon ' '
pal, ditemukan 3.500 kilogram kgkjilrillllh?"tli?'lekni
pakanlpenangkapan terbesar selama sepuluh tahun
terakhir. Tommy Jones tersenyum pada Richard
Congery. Ia tampak merasa sangat puas.
erry tems menerobosi lautan, dia '
kapal patroli di samping kanan dan kmplt)d 22331":
helikopter melayang mengikutinya. Laju namsurl
tanpa suara. Seakan di atas geladak tak, ada kehidupan sama sekali. Hampa.
_ _ Tak tahu Richard Connery, apa yang akan ter-
)adi atas dirinya. Tak tahu. Semua menggumpal sebagai kemuraman belaka. Buat Richard Conne
ternyata hanya ada nasib buruk Itu pun selalu mz
runduk dari belakang, sehingga ia tak sempat men elak atau menghindar. Meskipun ia telah menggdakan perjanjian dengan FBI, namun ia masih harus
melewati ujian lain. Betapa pun ia belum terlepas
darrbahaya. FBI akan menguji kebenaran informasmya. Bila Stephen Ray dapat menangkal tu
264 duhan, FBI bisa saja membatalkan perjanjian, dan
itu berarti ia akan meringkuk di penjara seumur hidup! Sebaliknya bila informasinya benar, kelompok
Stephen Ray akan memburu untuk membunuhnya,
karena dia satu?satunya saksi yang dapat menjef
bloskan Stephen Ray ke penjara. Dua bahaya besar
secara bersamaan harus ia hadapi.
Ketika api menyilaukan matanya, Richard Con-
nery melihat Miami bagai mimpi yang menakutkan.
Ferry terus melaju ke arah dermaga. Dan pelan-pe-
Ian Richard Connery melihat orang bersidesak di
dermaga. Tentu kabar penangkapan penyelundup
dari Havana sudah tersiar. Dan sekarang orangorang menunggu kedatangan cecunguk serta pah-
lawan mereka.
Richard Connery berdiri lungkrah. Di hadapan-
nya terbentang pemandangan yang tak ia ingini.
Orangbrang berebut ke muka, 'dan beberapa war-
tawan mengarahkan kamera ke wajahnya. Setiap
lampu blitz menyala, wajah Richard Connery se-
akan dikupas dengan pisau berkarat.
Semua penumpang digiring turun, sementara
suara?suara makian terdengar bersahumn. Richard
Connery berjalan paling belakang, la meloncat
kemudian melangkah dalam iringan. Kerumunan
orang itu semakin mendesak maju. Dua tiga orang
wartawan memotret. Desakan orang?orang ini berhasil ditahan petugas keamanan, sampai para tawanan mendekati mobil penjara. Di belakang pe
ngawal lengkap dan' DEA.
Kurang lima langkah Richard Connery mema
SKANDAL DARAH 265
suki mobil berterali, sekonyong?konyog terdengar
suara yang amat ia kenal.
"Dadiiiil"
Richard Connery menoleh. Ia melihat Kenny
berlari dari pegangan Ketty. Kemudian Kevin meng-
ayuh kursi roda dengan susah payah. Tanpa bicara
sepatah pun, Richard Connery memeluk kedua
anaknya. Lelaki itu tak kuasa membuka mulut. Ia
hanya bisa mendekap eraterat, dan melimbahi
dengan airmata kesedihan yang luar biasa.
Komandan pah'oli, polisi DEA, dan orang?orang
yang tadi bersidesak, mendadak diam. Terpukau.
Tak ada yang bergerak sedikit pun, seakan mereka
menyaksikan suatu keajaiban manusia bulan.
Richard Connery menciumi kedua anaknya.
Setelah ia meletakkan Kenny, ia berkata pada KeVin.
"Dady belikan boneka untuk Kevin," kata lelaki
itu sambil meletakkan boneka yang sedari tadi ia
bawa ke dekapan anaknya. "Kevin dan Kenny jangan menangis," katanya lirih. "Dady minta maaf
hanya bisa membawakan boneka ini."
"Kevin membutuhkan Dady, bukan boneka
ini," kata Kevin polos.
Richard Connery diam. la menunduk. Ucapan
anaknya seakan merontokkan ketabahan yang tengah ia perjuangkan.
Agak lama ia tertunduk. Kemudian bangkit
menghampiri istrinya. Kenny dan Kevin mengikuti
di belakang. Richard Connery sekarang berhadapan
266 dengan Ketty. Tidak berpelukan. Tidak bertangisan.
Mereka hanya saling berpandangan. Namun dari
sorot matanya terasa berjuta pembicaraan sedang
mereka lakukan. Ada getaran kesedihan yang
teramat dahsyat.
Richard Connery mendekati untuk memeluk
Ketty, ia membisikkan sesuatu.
Seusai berkata, Richard Connery berbalik menuju mobil tawanan. la berjalan bergegas, kemudian masuk ke dalam mobil tanpa menoleh.
lring?iringan mobil tawanan bergerak menjauh
rneninggalkan pelabuhan.
267 18 BERSAMMN dengan penangkapan kapal Paloma, di Miami dimulai penyergapan besar-besaran
atas Ray Corporation.
Phill Murray sedang menciumi tubuh Arnett,
seorang gadis berambut pirang. Entah kenapa, se-
tiap kali bercinta dengan gadis berambut pirang,
gairah lelaki itu selalu meledak?ledak. Nafsunya berkohar seperti api. Dengan penuh gairah ia menciumi
telapak kaki Arnett, membuat gadis itu menjerit?jerit
kegelian. Murray senang melihat Arnett menggeliatgeliat.
"Oh, Phill..."
Pintu tiba?tiba didobrak dari luar.
"Jangan bergerak!"
Phill Murray terbeliak, sementara gadis berambut pirang itu menjerit?jerit histeris.
Stephen Ray berdiri membeku di depan televisi. CBS tengah menyiarkan peristiwa baku tembak
di kapal Paloma, dan tertembaknya Mike Weaver.
Laki-laki itu menggeram. Api kemarahan terpancar
di matanya. Berakhir sudah kehidupannya. Pengiriman kokain dari Kartel Cali dengan kapal Paloma
adalah kiriman pertama ia menjalin hubungan bisnis
dengan Orejuela, dengan tertangkapnya Paloma,
268 parktis Orejuela akan menyingkirkan dirinya. Selain
itu ia harus tetap membayar harga kokain itu. Harganya dapat mencapai 6 milyard dollar! Dari mana
ia akan mendapatkan uang sebanyak itu? Selain itu
Kamel Cali pasti beranggapan ia sudah mengkhianatinya. la akan berhadapan dengan musuh yang
tak akan mengampuninya.
Reporter CBS menyiarkan penangkapan Phill
Murray di apartemennya.
"FBI telah menangkap Phill Murray, salah satu
tangan kanan Stephen Ray dalam menjalankan
bisnis kokain. Laki-laki itu ditangkap di apartemennya beberapa menit lalu."
Stephen Ray terpaku. Wajahnya jadi pucat. Ia
mencoba menerka siapa yang telah mengkhianati-
nya. Semua terjawab ketika reporter CBS menyiarkan pendaratan Paloma di pelabuhan Miami.
Di layar terlihat Richard Connery memeluk
Kevin dan Kenny, lalu istrinya. Bagi Ray peristiwa
itu terasa sentimentil.
"Letnan Tommy Jones mengakui penangkapan kali ini sangat berarti bagi FBI, karena menjadi
kunci penghancuran mafia kokain yang beroperasi
di Miami secara legal," kata reporter CBS bersemangat. "Kecuali penangkapan kapal Paloma, FBl
berhaa'l mendapatkan saksi yang bersedia bicara
untuk membongkar jaringan kokain ini, namanya
Richard Connery..."
Stephen Ray mencabut pistol di pinggangnya,
lalu menembak hancur televisi di depannya. Pada
269 waktu bersamaan, terdengar seruan dari anggota
FBI yang telah mengepungnya.
"Jangan bergerak!"
Stephen Ray berputar, lalu mulai melepaskan
tembakan. Dalam gerak lamban ia masih mendengar suara tembakan balasan, sentakan?sentakan


Skandal Darah Karya Salandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

panas mendorong tubuhnya ke belakang, hingga ia
terlempar dan melayang. Pada saat tubuhnya mela-
yang itulah, nyawanya bersatu dengan alam semes-
ta. Jeff Speakman tengah bersantai di Kepulauan
Hawaii, ia bertelanjang dada, berbaring di pasir,
menikmati cahaya matahari. Di sampingnya se-
orang gadis Hawaii memijat lengannya dengan
mesra. Kenikmatannya terganggu ketika tiga orang
berpakaian rapi membangunkannya.
"Tuan Speakman, Anda kami tangkap."
Jeff Speakman terlompat bangun. Penyakit jantungnya kumat. Lalu mati.
Senator James Norton tengah berbicara di
depan forum internasional tentang penanggulangan
kokain di kalangan remaja. Laki? laki berambut putih
itu dengan penuh semangat mencerca pemerintah
Colombia, Niaragua, dan Cuba yang membiarkan
mafia kokain menguasai perekonomian mereka.
"Sudah saatnya. kita melawan mereka dengan
senjata," katanya bersemangat "Kokain mempa
270 kan musuh nomor satu Amerika, ia bukan saja buruk bagi kesehatan, tetapi sangat jahat dan mengembangbiakkan kejahatan internasional. .. . "
Seorang anggota FBI menuju mimbar, lalu berkata, "Maaf, Senator, Anda kami tangkap."
Senator James Norton terbukti pemilik saham
sebesar 20% dari Ray Corporations.
Ketika apartemen Wakayama dan Tanaka di-
dobrak, kedua orang Jepang itu ditemukan telah
menjadi mayat. Mereka melakukan seppuku ? bunuh diri sesuai tradisi Jepang.
271 ! EPILOG
DI sebuah tanah pertanian di Colorado, Richard
Connery tengah membajak tanah. Wajahnya tam-
pak ceria. Ladang tembakau yang digarap terbukti
sangat subur. Selama di Havana, diam?diam ia me-
ngumpulkan sejumlah buku tentang cara penanaman tembakau. Richie bermimpi untuk mendirikan
pabrik cerutu di Colorado.
Ketika ia tengah memeriksa ulat hijau di tangkai
daun tembakau, sebuah mobil Buick berhenti di te-
pi pagar, Ketty dan Kenny berlarian ke arahnya.
"Dady! Dady!"
Richard Connery menghentikan kerjanya. la
berpaling. Tak biasanya istri dan anaknya menyusul
ke ladang.
"Ada apa?"
"Lihat apa yang kubawa," kata Kenny sambil
melambaikan amplop" berwama kuning. "
"Apa, Kenny?"
"Surat dari New York. Kevin telah dinyatakan
sembuh. Dia boleh pulang."
Richard Connery tak dapat menahan kegirangan hatinya, ia mendekap istri dan anaknya dengan
berurai air mata. Sesudah ia direjam kehancuran
demi kehancuran, kini Tuhan melimpahinya dengan
karunia.
Tamat
272 Join hanaoki FB utk dapat E?Book
Eksklusif Novel terbitan Gramedia atau
Ebook novel tebaru baik lndonesia
mampuan terjemahan
Created E?Book by syauqy_arr
Satria Gendeng 10 Nisan Batu Mayit Raja Petir 23 Sepasang Samurai Maut Sherlock Holmes - Penyewa Kamar Berkerudung
^