Pencarian

Kemelut Di Majapahit 5

Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Bagian 5


Resi Mahapati yang seolah-olah merupakan seorang
penangkap ikan yang sengaja menumbulkan suasana keruh itu, tentu saja tak pernah melepaskan penyelidikan dan pengamatannya terhadap lubuk yang telah dikeruhkan untuk ditangkap ikan-ikannya!
http://kangzusi.com
Maka resi yang cerdik dan penuh ambisi ini melihat
kesempatan baik selagi sang Prabu Kertarajasa bingung dan murung. Kesempatan itu tidak dia sia-siakan begitu saja dan pada suatu senja dia mohon menhadap sang parbu di luar persidangan biasa.
Karena Resi Mahapati merupakan seorang pendeta yang dipercaya dan sudah seringkali memberi nasihat-nasihat yang berguna bagi sang prabu, maka sang prabu berkenan
menerimanya, apa lagi karena pada saat itu sang prabu 235
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang murung dan berduka, maka kedatangan Resi Mahapati dianggap kebetulan sekali.
Setelah melewati segala upacara penghormatan yang telah menjadi tradisi di waktu menghadap raja, Resi Mahapati yang cerdik itu langsung saja berkata, "Harap paduka sudi mengampunkan hamba yang dating menghadap tanpa
dipanggil. Hamba melihat betapa paduka berada dalam keadaan bimbang dan berduka, dan telah dua kali paduka tidak mengadakan persidangan seperti biasa. Karena hamba khawatir akan keadaaan paduka, maka senja ini hamba bertindak lancang menghadap paduka untuk melihat kalau-kalau hamba dapat meringankan beban paduka."
Sang Prabu menarik napas panjang. Betapa banyaknya
ponggawanya yang amat setia kepadanya, akan tetapi justru karena kesetiaan mereka itulah kini dia menghadapi keadaan yang sulit! Lembu Sora adalah seorang senopati yang setia, demikian pula Kebo Anabrang. Kini, urusan yang timbul di antara dua orang ponggawa setia ini telah membuat dia menjadi pusing! Andaikata seorang di antara kedua orang ponggawa itu ada yang tidak setia, betapa mudahnya
mengambil keputusan!
"Kang Resi Mahapati, perlukah kiranya aku jelaskan lagi kepadamu" Kurasa kakang resi yang arif bijaksana telah mengerti apa yang menyebabkan risaunya hatiku dan
http://kangzusi.com
binggungnya pikiranku, kakang resi," kata sang prabu.
Resi Mahapati mengangguk-angguk, "Sesungguhnyalah
bahwa hanba telah mengetahuinya, akan tetapi hamba tidak berani lancang dan mengaku pandai. Apakah kedukaan
paduka ada hubungannya dengan desas-desus yang santer bertiup di seluruh kerajaan sekarang ini?"
Sang parbu mengangguk-angguk. "Benar kakang resi. Hal itulah yang membingungkan pikiranku karena aku selalu merasa ragu-ragu tindakan apakah yang harus kuambil. Akan 236
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi yang lebih daripada itu, benarkah kakang Lembu Sora melakukan perbuatan yang hina dan keji itu?"
Dengan hati-hati Resi Mahapati menjawab, "Menurut
pendapat hamba memang demikianlah adanya karena
andaikata tidak demikian, pasti dimas Demung Lembu Sora akan menjadi marah sekali. Pula, kabarnya malah dimas Lembu Sora telah mengakui akan kebenaran berita itu, sinuwun."
Sang prabu memukul telapak tangan kirinya sendiri.
"Sungguh aneh! Kakang Lembu Sora telah kukenal benar sebagai seorang satria utama yang gagah perkasa. Bagaimana mungkin dia melakukan perbuatan keji dan rendah itu?"
"Menurut pendapat hamba, hal itu tidaklah terlalu aneh, sinuwun. Betapa pun juga, Ronggo Lawe adalah
keponakannya, maka anehlah kalau seorang paman
membantu keponakannya melihat keponakannya itu terbunuh oleh Kebo Anabrang?"
"Akan tetapi kakang Lembu Sora adalah seorang yang amat setia kepadaku!"
"Hal itu tidak dapat disangkal pula, gusti. Akan tetapi ketika membunuh Kebo Anabrang, dimas Lembu Sora bukan
bermaksud, memberontak atau berkhianat kepada paduka, melainkan karena perasaan pribadi melihat keponakannya http://kangzusi.com
terbunuh."
Sang prabu mengangguk-anggul, menyetujui. "Kalau
kupikir-pikir, memang wawasanmu itu agaknya tepat, kakang resi. Akan tetapi, lalu aku harus bertindak bagaimana?"
"Memang hamba akui amat sulit bagi paduka untuk
mengambil tindakan. Akan tetapi hendaknya paduka ketahui bahwa banyak para ponggawa, menteri dan senopati merasa tidak puas dan penasaran karena melihat perbuatan keji dan curang dari dimas Lembu Sora itu tidak mendapatkan
pengadilan dan hukuman. Timbul anggapan mereka bahwa 237
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paduka seolah-olah membenarkan tindakan Lembu Sora
membunuh Kebo Anabrang secara keji demikian itu. Hal ini amatlah tidak baik sinuwun."
"Habis, bagaimana baiknya, kakang resi?" Sang prabu makin tertekan hatinya.
"Yang terpenting dan terutama di antara segalanya adalah nama, kehormatan, dan kedaulatan paduka agar seluruh rakyat di Mojopahit tunduk dan menjunjung tinggi paduka sebagai seorang maha raja yang arif bijaksana dan adil! Oleh karena itu,dalam hal ini seyogianya kalau paduka
mengesampingkan perasaan pribadi dan bertindak seadil-adilnya terhadap Lembu Sora yang jelas telah melakukan dosa besar itu. Sayangnya bahwa dimas Lembu Sora sendiri bersikap lengah, seolah-olah tidak menghargai paduka dan tidak terang-terangan saja menceritakan kepada paduka dan mohon kemurahan paduka."
Wajah sang prabu mulai merah. Terbakarlah hatinya dan timbul penasaran dan tidak senangnya kepada Lembu Sora.
"Hamba merasa heran sekali bahwa beberapa ponggawa
yang masih membenarkan perbuatan Lembu Sora itu, bahkan dua orang di antaranya, yaitu Juru Demung dan Gajah Biru telah lolos dan tidak diketahui ke mana perginya, membawa pasukan yang berada di bawah asuhan mereka. Hal ini berbahaya, sinuwun. Kalau Gajah Biru berkhianat, masih tidak http://kangzusi.com
mengherankan karena dia adalah saudara seperguruan
Ronggo Lawe, akan tetapi Juru Demung..."
"Juru Demung adalah tangan kanan kakang Lembu Sora!"
Sang prabu berkata marah. "Kalau begitu biarlah sekarang juga kubebaskan Lembu Sora dan kaki tangannya itu dari tugas, kupecat mereka dengan tidak hormat!" Sang prabu sudah mulai marah sekali.
Di sinilah nampak kecerdikan Resi Mahapati. Setelah dia berhasil membakar hati sang prabu, cepat dia merobah sikap 238
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar perbuatannya mengeruhkan suasana itu tidak nampak bekasnya, dan agar peranannya yang amat besar dan penting itu tersembunyi demi keamanan dirinya sendiri.
"Ampun, sinuwun. Harap paduka suka bersabar dan tidak menuruti kemarahan hati.
Kalau paduka mengambil tindakan yang amat tiba-tiba ini, hamba khawatir akan terjadi pemberontakan dan melihat betapa banyak sekali kawan-kawan Lembu Sora,maka tentu akan terjadi malapetaka melanda Mojopahit. Harap paduka tidak terburu nafsu dan mencari kesempatan yangbaik untuk menyingkirkan Lembu sora dan kawan-kawannya tanpa
menimbulkan huru-hara dan yang akan merugikan kerajaan paduka sendiri."
Sang prabu menarik napas panjang dan memandang
kepada pendeta tua itu dengan sinar mata bersyukur. "Terima kasih, kakang Resi bahwa engkau telah mengingatkan aku.
Memang pendapatmu benar, aku tidak akan gegabah dan terburu nafsu. Akan kupikirkan jalan terbaik untuk urusan ini."
Setelah merasa berhasil meracuni hari Sri Baginda
sehingga timbul rasa penasaran dan tidak senang di hati Sri Baginda terhadap Lembu Sora, Resi Mahapati lalu mohon diri.
Hatinya girang bukan main karena dia kini merasa yakin Sri Baginda tentu tidak akan ragu-ragu lagi mengambil tindakan.
Akan tetapi masih banyak yang harus dia kerjakan untuk http://kangzusi.com
terlaksananya rencana siasatnya yang semalam telah dia atur dan rundingkan dengan selirnya terkasih yaitu Lestari! Betapa hebatnya,besar dan tingginya cita-cita Lestari, kekasihnya itu!
Kalau dia sendiri hanya mengincar kedudukan patih
kekasihnya itu malah mengincar kedudukan raja untuk dia dan permaisuri untuk kekasihnya itu! Bukan main! Akan tetapi, siapa tahu"
Siapa tahu kalau-kalau Sang Hyang Bathara Syiwa akan memberkahinya sedemikian rupa sehingga cita-cita selirnya itu akan terlaksana!
239 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan hati yang besar Resi Mahapati lalu mengunjungi gedung Kebo Anabrang!
Langsung dia menjumpai Kebo Taruno atau Juko Taruno, putera dari mendiang Senopati Kebo Anabrang. Joko Taruno ini sudah dewasa, usianya sudah dua puluh tahun lebih dan seperti juga mendiang ayahnya, pemuda ini bertubuh tinggi besar,pemberani dan semenjak kecil sudah digembleng dengan ilmu-ilmu kedigdayaan.
Ketika Resi Mahapati mengunjungi rumah Kebo Anabrang, dia disambut oleh Joko Taruno dan dipersilakan duduk di rungan tamu dengan hormat. Kemudian dengan lagsung Resi Mahapati bertanya apakah pemuda itu dan keluarganya sudah mendengar desas-desus tentang kematian ayah pemuda itu hampir lima tahun yang lalu"
Wajah pemuda yang tinggi besar itu menjadi merah, dan jelas bahwa dia menahan kemarahannya mendengar
pertanyaan tentang ayahnya itu. "Kami sekeluarga justru sedang risau mendengar berita itu, paman resi."
"Apakah andika menaruh dendam atas kematian ayah
andika itu?"
"Tentu saja! Kalau ayah tewas dalam perang, kami merasa bangga dan menganggap bahwa hal itu sudah sewajarnya bagi seorang satria yang menjadi senopati seperti mendiang http://kangzusi.com
ayah. Akan tetapi, kalau kematiannya seperti itu dibunuh secara curang seperti dikabarkan dalam desas-desus itu, apalagi dilakukan oleh kawan sendiri,hal itu sungguh menyakitkan hati dan bagaimana pun juga, harus kami balas!
Mungkin kami bukanlah lawan dari Demung Lembu Sora, akan tetapi kami dapat menuntut keadilan kepada sang prabu!"
Resi Mahapati mengangkat tangannya dan menarik muka sungguh-sungguh untuk menutupi rasa girang di hatinya.
240 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan khawatir dan jangan bertindak semborono, orang muda. Percayalah kepada Sang Hyang Syiwa yang maha adil, yang menjadi korban kejahatan! Ketahuilah bahwa aku sendiri baru saja bertemu dengan sri baginda di istana, dan sri baginda sendiri sudah mendengar akan berita itu. Sri baginda masih berduka atas kematian ayah andika dan Sri baginda sedang mencari kesempatan untuk membalas kematian ayah andika itu dan membasmi Lembu Sora. Karena itu, harap andika bersabar dan jangan melakukan tindakan sendiri karena hal itu akan mengeruhkan suasana dari sang prabu.
Tunggu sajalah kalau saatnya tiba, tentu andika akan berkesempatan membalas dendam dan jangan khawatir, aku sendiri pun tidak senang melihat perbuatan keji dari Lembu Sora dan akulah yang akan membantumu, angger, karena ayahmu dahulu adalah sahabat baikku."
Tentu saja hati penuda itu menjadi girang dan terharu sekali, maka dia lalu menyembah dan menghaturkan terima kasihnya kepada pendeta istana yang baik hati itu. Setelah menghibur sambil menaburkan racun dendam di dalam hati pemuda itu, Resi Mahapati lalu pulang ke gedungnya, disambut peluk cium oleh Lestari,selirnya yang sudah dirindukannya itu. Di dalam pelukan wanita muda itu, Resi Mahapati seperti biasa menceritakan segala yang telah dilakukannya selama ini dan betapa jaring-jaring yang dipasangnya untuk menangkap ikan berupa Lembu Sora
http://kangzusi.com
makin diperketat dan hanya tinggal menanti saatnya saja! Dan hati Lestari menjadi girang dan puas. Ayahnya adalah seorang senopati atau perwira Mojopahit.
Akan tetapi ayahnya tewas karena kecurangan
Progodigdoyo, kemudian ibunya dan adiknya tewas pula oleh Progodigdoyo, dan dia sendiri sampai rela mengorbankan tubuh dan perasaan menjadi benda permainan dan pemuas hawa nafsu Resi Mahapati.
241 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan semua itu, malapetaka yang menimpa keluarganya itu sama sekali tidak mendapat perlindungan dari Mojopahit, di mana ayahnya dahulu menghambakan diri.
Maka kini semua bangsawan Mojopahit harus dibasmi!
Caranya adalah mengadu domba di antara mereka, melalui suaminya yang cerdik itu, sampai habis! barulah tidak akan sia-sia semua pengorbanannya. Hanya inilah yang menjadi isi hati Lestari dan yang makin diperkuatnya dengan tindakan setiap harinya, yaitu dengan menyihir Resi Mahapati menggunakan kecantikan wajahnya, keranuman dan
kehangatan tubuhnya, dan kehalusan rayuanya!
Resi Mahapati memang amat cerdik. Dia tidak hanya
berhenti di situ saja untuk menyudutkan Lembu Sora. Dengan amat halus dia bahkan mencari kesempatan untuk menemui Lembu Sora sendiri! Dan apa yang dikatakannya ketika dia bertemu dengan Lembu sora"
"Dimas Demung Lembu Sora, hendaknya andika berhati-
hati..." katanya dengan suara mengandung kegelisahan.
"Keselamatan andika terancam hebat...!"
Lembu Sora menerima berita ini dengan sikap tenang saja.
Dia sudah malu akan adanya desas-desus tentang dirinya dan sebagai seorang satria, dia siap sedia menanggung semua akibat daripada tindakannya lima tahun yang lalu.
http://kangzusi.com
"Jika kakang resi mempunyai sesuatu yang hendak
disampaikan kepada saya, silakan. Saya tidak gentar menghadapi ancaman bahaya apapun." Memang pada
hakekatnya Lembu Sora kurang suka kepada pendeta pemuja Bathara syiwa ini, yang dianggapnya seorang yang terlalu halus, sembunyi-sembunyi dan dia pun mendengar akan watak pendeta ini yang gila perempuan. Akan tetapi, sebagai teman sejak lama menghambakan diri kepada Mojopahit, dia tetap menghormatinya.
242 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketahuilah, Dimas Demung. Saya telah bertemu dengan keluarga Kebo Anabrang, dan Joko Taruno yang termakan hatinya oleh desas-desus tentang kematian ayahnya,
bersumpah untuk membalas dendam kematian ayahnya
kepada andika!"
"Hemm, hal seperti ini sudah sewajarnya dan saya tidak akan gentar menghadapinya,kakang Resi Mahapati." Jawaban yang tenang ini membuat Resi Mahapati sejenak kehilangan keseimbangannya dan tidak tahu harus berkata apa lagi. Akan tetapi memang dia seorang yang cerdik dan banyak akal bulusnya banyak buslihatnya. Dia teringat akan pesan dan nasihat selirnya yang tercinta bahwa untuk dapat menguasai kedudukan Mojopahit harus dibikin lemah dulu dan untuk membikin lemah kerajaan, para senopati harus diadu domba lebih dulu. Teringat akan nasihat ini,dia lalu berkata dengan suara yang halus namun penuh pembelaan.
"Joko Taruno memang masih kanak-kanak, adimas
Demung, dan dia sih boleh tidak usah dipikirkan. Akan tetapi mengingat akan permusuhan dan kebencian antara mendiang Ronggo Lawe dengan Patih Nambi, maka sudah pasti Joko Teruno akan minta bantuan Patih Nambi untuk menghadapi andika. Karena itu, maka hendaknya andika berhati-hati dan waspada."
Lembu Sora tersenyum tenang. "Kakang Resi Mahapati, di http://kangzusi.com
Mojopahit ini, yang saya pandang dan saya hormati, yang saya junjung tinggi hanyalah Sri Baginda. Yang lain-lain saya tidak perduli dan kalau mereka hendak mengukur luasnya dada si Lembu Sora, boleh maju, saya tidak menjadi gentar!"
Diam-diam Resi Mahapati maklum bahwa ucapan ini bukan hanya kesombongan kosong belaka dan tanpa adanya campur tangan dari sang prabu sendiri, kiranya tidaklah akan mudah untuk menjatuhkan senopati gemblengan ini.
"Benar sekali sikapmu ini, dimas Demung! andaikata benar bahwa andika dahulu membunuh Kebo Anabrang, tentu ada 243
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
alasannya dan karena itu tidak perlu takut terhadap mereka.
Tentang Sri Baginda, saya percaya bahwa Sri Baginda akan mengingat jasa-jasa andika dan tidak membesar-besarkan urusan ini. Dan jangan lupa, kalau sampai terjadi sesuatu, Resi Mahapati tentu akan berdiri di pihak andika, dimas Demung Lembu Sora memperjuangkan di depan Sang baginda agar andika tidak sampai mengalami malapetaka."!"
"Terima kasih, kakang resi. Akan tetapi saya tidak ingin membawa orang lain dalam urusan pribadi saya."
Biar pun di dalam hatinya dia tidak ingin sama sekali menerima kebaikan dan bantuan resi itu, namun tentu saja Lembu sora tidak mungkin menolak iktikat baik orang, maka terpaksa dia menghaturkan terima kasihnya ketika Resi Mahapati itu bermohon diri.
Untuk menemui orang-orang penting yang bersangkutan dalam politik adu dombanya,Resi Mahapati tidak
mempercayakan kepada orang lain, melainkan dikerjakannya sendiri. Demikian pula, dia sendirilah yang menemui Patih Nambi dan di depan patih yang sebetulnya amat dibenci dan diirikan kedudukannya ini yang diincer untuk direbut pangkatnya, dia bicara secara berbeda sama sekali. Kepada Patih Nambi, Resi Mahapati mengatakan bahwa sang prabu marah sekali kepada Lembu Sora yang telah membunuh Kebo Anabrang secara curang, akan tetapi sang prabu yang http://kangzusi.com
menganggap bahwa Lembu Sora merupakan senopati yang paling berjasa dan paling setia kepada sang prabu, maka tidak akan dihukum, melainkan akan dibebaskan dari tugasnya dan sebagai gantinya, sang prabu akan mengangkat Joko Taruno, putera Kebo Anabrang. Juga diceritakan bahwa joko Taruno hendak membalas dendam kematian ayahnya, namun maksud itu dicegahnya karena kalau hal itu dicegahnya karena kalau hal itu dilaksanakan di luar kehendak sang prabu, maka tentu akan terjadi perang saudara.
244 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak ada lain jalan," Resi Mahapati membakar hati Patih Nambi. "Hanya andika saja yang dapat membereskan si Lembu Sora itu, karena dipilihnya andika sebagai patih oleh sang prabu, dan bukan Lembu Sora, membuktikan bahwa sang prabu lebih sayang kepada andika dari pada kepada Lembu Sora. Kalau andika yang menghadap sri baginda untuk menjalankan tugas menangkap dan menghukum itu, tentu sang prabu tidak akan keberatan."
Terpikat Patih Nambi oleh cerita Resi Mahapati yang memang pandai bicara itu.
Segera dia menghubungi Joko Taruno, kemudian
mempersiapkan orang-orangnya, yaitu mereka yang berfihak kepada Dara Petak dan Pangeran Kolo Gemet, kemudian Patih Nambi pergi menghadapi sang prabu.
Dengan tegas Patih Nambi mengemukakan bahwa semua
menteri dan senopati mengambil keputusan untuk mohon perkenan sri baginda untuk menghukum Lembu Sora yang telah membunuh Kebo Anabrang secara keji dan curang.
"Demi keselamatan Negara dan agar tidak sampai terjadi pemberontakan karena rasa penasaran di dalam hati para senopati, maka demi keadilan pula, hamba mohon agar paduka mengijinkan hamba pergi menangkap dan
menjatuhkan hukuman mati kepada Lembu Sora. "
http://kangzusi.com
"Patih Nambi," sang prabu berkata dengan suara berduka.
"Apakah engkau lupa betapa besar jasanya Lembu Sora kepada kerajaan" Bagaimana hati kami dapat tega
membiarkan dia terhukum mati?"
Nambi menyembah dengan khidmat. "Hamba mengerti,
sinuwun. Haba sendiri amat kagum dan suka kepada kakang Demung Lembu Sora yang hamba anggap sebagai guru
hamba sendiri. Akan tetapi, hamba mengajukan permohonan ini sama sekali bukan karena perasaan pribadi hamba. Hamba tetap sayang dan menghormat kepada kakang Lembu Sora.
245 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi hamba lebih mementingkan keselamatan Negara, karena kalau hanya menuruti perasaan pribadi dan
membiarkan kakang Lembu Sora tidak terhukum, hal ini akan mengurangi kewibawaan paduka dan tentu akan timbul
anggapan bahwa paduka kurang adil. Hal itu berbahaya sekali, gusti."
Sang Prabu Kertarajasa maklum akan kebijaksanaan Patih Nambi, maka dia pun percaya sepenuhnya bahwa apa yang terucapkan oleh mulut patihnya itu adalah suara yang murni dari hati Patih Nambi. Maka makin sedihlah hatinya dan akhirnya sang prabu berkata, "Telah kupikirkan masak-masak dan telah kuputuskan Patih Nambi. Memang Lembu Sora telah berdosa dan untuk itu dia harus ditangkap kakang Lembu Sora, akan tetapi jangan dihukum mati. Dia harus dihukum buang, yaitu dibuang ke Tulembang. Nah, inilah keputusan kami, disaksikan oleh para menteri!"
Mendengar putusan sang prabu itu, Patih Nambi lalu
mengadakan persiapan dan dan merundingkannya dengan para ponggawa dan senopati lainnya, karena tugas
mengangkap Lembu Sora bukanlah merupakan tugas yang remeh!
Sementara itu, Resi Mahapati yang mendengarkan
keputusan sang prabu ini, merasa kecewa. Kalau hanya dihukum buang saja, Lembu Sora kelak masih merupakan http://kangzusi.com
bahaya besar dan perintang dari cita-citanya. Juga Lestari tidak puas dan membujuk sang resi untuk mencari akal agar Lembu Sora dapat membinasakan.
Sang Resi Mahapati lalu cepat-cepat mengutus seorang kepercayaannya untuk pergi menghadap Senopati Lembu Sora dengan diam-diam. Pesuruh atau utusan itu disuruh
mengabarkan kepada Lembu Sora bahwa Patih Nambi
bersama Joko Taruno sedang mempersiapkan pasukan untuk menangkap Lembu Sora sebagai seorang penghkianat,dan hal ini disetujui oleh sang prabu! Dan Resi Mahapati berpesan 246
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar Lembu Sora melarikan sesuatu. Dialah yang akan memperjuangkan ke hadapan sang prabu agar Lembu sora diampuni.
Mendengar berita ini, Lembu Sora menjadi berduka sekali.
Dia tidak takut menghadapi ancaman Nambi dan Joko Taruno, akan tetapi merasa berduka mengapa sang prabu telah memberi ijin kepada dua orang itu untuk bertindak sendiri.
Mengapa tidak sang prabu saja yang memanggilnya" Kalau demikian halnya, dia tentu akan menghadap dan menyerah tanpa perlawanan apa pun. Akan tetapi diserbu oleh Nambi dan Joko Taruno. Dia tidak mungkin mau menyerah.
Mendengar nasihat Resi Mahapati, Lembu Sora merasa setuju karena kalau dia melawan penangkapan itu,berarti dia memberontak dan hal ini dia sama sekali tidak
menghendakinya.
Memberontak terhadap Mojopahit" Dalam mimpi pun tak pernah terpikirkan hal ini olehnya! Karena dia memang telah mengungsikan keluarganya semenjak ada desas-desus,dan kini setelah mendengar nasihat Resi Mahapati dan dia didatangi pula Gajah Biru yang menjadi sahabat baik dan pembantunya yang setia, akhirnya Lembu Sora lolos dari Mojopahit dan pergi bersembunyi di dalam hutan di tempat persembunyian Juru Demung, Gajah biru dan teman-teman lain serta pasukan mereka.
http://kangzusi.com
-o0od^w-o0o- Jilid 18 Kedatangan dua orang pertapa itu, Empu Tunjungpetak dan Resi Harimurti, yang dijemput oleh Reksosuro dan teman-temannya, amat menggirangkan hati Resi Mahapati. Hatinya makin besar karena bantuan dua orang sakti ini amat dibutuhkannya. Dia maklum bahwa Lembu Sora adalah
247 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang yang memiliki kepandaian hebat dan kiranya kalau hanya mengandalkan Nambi saja, akan sukar untuk
membinasakan satria yang gagah perkasa itu. Kalau dia sendiri yang turun tangan, dia yakin akan mampu
mengalahkan Lembu Sora, akan tetapi hal ini sama sekali tidak dikehendakinya. Belum waktunya untuk dia turun tangan sendiri,karena masih banyak rintangan-rintangan yang harus dilenyapkan dengan diam-diam sehingga dia akan selalu bertangan bersih dan leluasa bergerak sampai dia mendekati tujuan terakhir.
Malam itu dia menjamu kakak seperguruannya, Empu
Tunjungpetak dengan hidangan-hidangan lezat, pakaian-pakaian indah dan benda-benda yang berharga mahal,
sedangkan untuk Resi Harimurti, dia yang sudah tahu akan kesukaan resi perantauan ini segera menyuguhkan dua orang wanita muda yang cantik-cantik, diambil dari deretan selir-selirnya sendiri, untuk menemani, melayani dan menghibur Resi harimurti yang menerima suguhan ini dengan girang sekali.
Setelah perjamuan selesai, Resi Mahapati mengajak dua orang sekutu atau pembantunya itu berunding dan mereka berdua siap untuk membantu melenyapkan Lembu Sora kalau saatnya sudah tiba. Kemudian Resi Harimurti yang sudah merasa gatal-gatal tubuhnya itu mengundurkan diri untuk http://kangzusi.com
berpesta sendiri dengan dua orang wanita muda yang
bertugas melayaninya, sedangkan Resi Mahapati dengan kakak seperguruannya bercakap-cakap membicarakan cita-cita mereka. Ternyata kakek tua Empu Tunjungpetak itu pun tidak terbebas daripada pengejaran kemuliaan dan dia berjanji akan membantu Resi Mahapati asalkan kelak dia pun memperoleh kedudukan yang tinggi!
Sementara itu, Patih Nambi dan para pembantunya
menjadi ribut ketika mendengar berita bahwa Sora telah lolos dari gedungnya dan tidak ada yang tahu ke mana perginya.
248 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mulailah di menyebar orang-orang dan mata-mata untuk mencari tempat persembunyian senopati yang lolos itu.
Kembali Resi Mahapati memperoleh kesempatan untuk
menonjolkan diri. Di dalam persidangan, ketika Patih Nambi melaporkan akan lolosnya Lembu Sora dan sri baginda menjadi marah, Resi Mahapati dengan berani berkata, "Hamba mohon agar gusti sinuwun suka bersabar. Sebaiknya urusan mengenai adimas Demung Lembu Sora ini dipertimbangkan dengan kesabaran, mengingat akan jasa-jasanya."
"Bagimana dapat sabar kalau jelas bahwa dia melarikan diri?" Tiba-tiba Patih Nambi membantah pendapat Resi Mahapati itu. "Sikapnya itu saja sudah menunjukkan bahwa dia hendak memberontak!"
Resi Mahapati tersenyum sabar lalu menyembah kepada sang prabu yang hanya mendengarkan dengan bingung dan prihatin. Raja ini memang benar-benar prihatin akan peristiwa yang menimpa Kerajaan Mojopahit. Luka yang menggores perasaan sang prabu akibat tewasnya Ronggo Lawe dan Kebo Anabrang masih belum sembuh benar, kini ditambahinya lagi dengan urusan Lembu Sora yang lebih menyakitkan hatinya.
"Ampun, kanjeng sinuwun. Hamba tidak dapat menerima pendapat dimas Patih Nambi bahwa kepergian dimas Lembu Sora tanp pamit merupakan pemerontakan. Keputusan paduka belum disampaikan kepdanya, maka bagaimana dia bisa http://kangzusi.com
dianggap memberontak" Mungkin dia hanya merasa tidak enak dan untuk sementara menjauhkan diri."
"Kakang Resi Mahapati, apakah andika hendak melindungi Lembu Sora dan berpihak kepada pemberontak?" Patih Nambi kembali menyerangnya.
Resi mahapati tersenyum cerdik. "Maaf, dimas patih, akan tetapi agaknya andika lupa bahwa kita sedang menghadap gusti sinuwun dan tidaklah patut untuk berbantahan di hadapan gusti sinuwun tanpa perkenan beliau."
249 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Patih Nambi menjadi merah sekali dan cepat-cepat dia menyembah kepada sri baginda. "Harap ampunkan
hamba, gusti..."
Sang Prabu menarik napas panjang. "Sudahlah, perlu apa bertengkar seperti anak kecil atau wanita cerewet" Paman Brahmonorojo, sebagai sesepuh Mojopahit, saya
mengharapkan pandangan dan nasihat andika, paman
pendeta." Kakek yang usianya sudah tujuh puluh lima tahun itu, yang rambutnya sudah putih dan sikapnya sabar sekali, segera merangkap kedua tangan di depan dada. "Awan hitam tebal tergantung di atas kerajaan paduka, gusti sinuwun. Kalau tidak pandai-pandai paduka menghadapinya, kemelut dapat mengegerkan Mojopahit. Hamba setuju dengan pendapat adi Resi Mahapati agar diadakan perundingan dan
permusyawaratan mengenai anakmas Demung Lembu Sora.
Jalan perundingan selalu lebih baik daripada jalan senjata."
Sang prabu mengangguk-angguk setuju. "Akan tetapi
kakang Lembu Sora telah lolos,tidak tahu ke mana perginya.
Bagaimana kami dapat mengadakan perundingan dengan
dia?" Brahmana yang bijaksana dan berhati lembut itu lalu berkata lagi, Hyang Widhi Wasa selalu akan berpihak kepada yang penuh welas asih, gusti sinuwun. Sang Hyang Brahma http://kangzusi.com
yang maha kuasa tentu akan melindungi dan memberkahi tindak bijaksana, adil namun penuh dengan welas asih.
Sebaiknya, kalau menurut pendapat hamba, paduka menulis sebuah surat kepada anakmas Lembu sora, surat peringatan yang halus dan bijaksana. Kemudian biarlah seorang utusan mengantarkan surat itu kepada anak mas Lembu Sora. Kalau dicari dan diselidiki oleh seorang utusan saja,tentu akan mudah ditemukan dan anakmas Lembu Sora tidak akan
menaruh curiga,berbeda dengan kalau yang mencari itu merupakan pasukan."
250 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sri Baginda merasa girang sekali. Segera diperintahkan seorang ahli sastera menyusun surat untuk Lembu Sora. Surat itu cepat dibuat dan selesai, lalu diperiksakan oleh Sang Prabu yang mengangguk-angguk setuju. Bunyi surat peringatan halus itu adalah bahwa menurut undang-undang
Kutaramanawa yang merupakan hukum di Mojopahit,
kesalahan yang dilakukan oleh Lembu Sora seharusnya dihukum mati. Namun mengingat akan jasa-jasanya, sang prabu berwenang mengampuninya dan membaskan dengan
hukuman mati itu dan sebagai gantinya, Lembu Sora
dipindahkan ke Tulembang.
Patih Nambi lalu memilih seorang kepercayaannya yang bernama Rahino untuk membawa surat itu dan mencari
Lembu Sora, menyerahkan surat dan minta balasannya.
Pada hari itu juga, berangkatlah Rahino membawa surat sri baginda, menunggang kuda dan mulai menyelidiki jejak Lambu Sora. Persidangan dibubarkan. Persidangan dibubarkan karena sri baginda merasa lemas lahir batinnya setelah menghadapi peristiwa-peristiwa yang menyedihkan dan menegangkan itu.
Usul-usul yang diajukan oleh Panembahan bahan
Brahmonorojo memang tepat sekali,biar pun usul-usulnya yang diterima oleh sang prabu itu tidak memuaskan, bahkan mendatangkan rasa penasaran di dalam hati orang, yaitu http://kangzusi.com
Nambi dan Mahapati.
Menurut Nambi, Lembu Sora sudah jelas memberontak dan jalan satu-satunya untuk mengamankan Negara hanyalah menumpas dan membinasakannya untuk contoh para
ponggawa lain. Sedangkan Mahapati tidak puas karena pelaksanaan seperti yang diusulkan oleh Panembahan
Brahmonorojo itu sama sekali menyimpang daripada rencana dan siasatnya semula. Akan tetapi dia tidak berani menentang, hanya diam-diam dia memutar otak mencari akal dan ketika dia pulang dari persidangan, cepat-cepat dia berunding 251
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan selirnya dan juga dengan dua orang pembantunya yang amat dipercayanya, yaitu Resi Harimurti dan Empu Tunjungpetak.
Seperti yang telah diperhitungkan oleh Panembahan
Brahmonorojo dalam usul-usulnya,benar saja amat mudah bagi Rahino untuk mencari jejak Lembu Sora. Semua orang yang bersimpati kepada Lembu Sora tentu akan membungkam dan merahasiakan di mana adanya senopati yang lolos dari Mojopahit itu. Akan tetapi ketika mereka ini mendengar bahwa Rahino adalah utusan sang prabu untuk menyerahkan surat dari sri baginda sendiri untuk Lembu Sora, mereka cepat membantu Rahino dan mengantarkan utusan ini ke
Pegunungan Pandan di mana Lembu Sora bersembunyi!
Rahindo akhirnya tiba di tengah hutan yang menjadi
tempat persembunyian Lembu Sora, Juru Demung, Gajah Biru dan para pasukan pengikut mereka. Karena Rahino diantar oleh orang-orang yang telah mereka kenal, maka Rahino diterima dengan baik dan segera dihadapkan dengan Lembu Sora.
Rahino cepat menyembah dengan hormat, gentar hatinya berhadapan dengan senopati yang amat gagah, tinggi besar dan berwibawa seperti Sang Aryo Seno itu, akan tetapi yang rambutnya kusut dan wajahnya muram pada saat itu.
"Benarkah andika ini utusan gusti sinuwun?" Lembu Sora http://kangzusi.com
bertanya dan pandang matanya tajam penuh selidik.
"Benar sekali, gusti demung. Hamba diutus menyerahkan surat dari gusti sinuwun kepada gusti demung."
"Berikanlah kepadaku!" lembu Sora berkata penuh gairah.
Selama bersembunyi ini,hatinya berduka bukan main. Kalau ada hal yang paling disusahkan di dunia ini adalah bersikap sebagai pemberontak Mojopahit! Dan sikapnya ini memang tiada bedanya dengan pemberontak. Itulah yang
menyusahkan hatinya!
252 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Juru Demung, Gajah Biru dan kawan-kawan mereka
memandang dengan penuh perhatian ketika Lembu Sora


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuka surat dari sang prabu itu dengan kedua tangan gemetar kemudian membawa surat itu sambil berdiri saja.
Sukar mengira-ngira bunyi surat dari wajah yang tenang dan sama sekali tidak berobah tenang dan sama sekali tidak berobah itu, akan tetapi perlahan-lahan kedua mata itu menajdi basah dan dua butir air mata yang besar menetes turun. Hanya dua bitir itu saja, namun sudah cukup bagi para satria yang menyaksikannya, karena melihat seorang satria seperti Lembu Sora menangis sama sukarnya dengan melihat hujan turun di musim kemarau. Dua butir air mata itu cukup banyak untuk membuktikan betapa perasaan satria itu amat terharu dan tertusuk oleh bunyi surat dari junjungan yang dicinta dan dihormatinya itu.
Lembu Sora mengepal surat itu, mencium dan menekan
pada dadanya, kemudian terdengar suaranya yang lantang,
"Aku telah berdosa besar! Juru Demung Gajah Biru dan kawan-kawan sekalian, kalian telah berdosa, kita berdosa kepada Gusti Sinuwun!" Suaranya lantang terdengar penuh penyesalan.
"Kakang Lembu Sora, apakah yang kakang maksudkan?"
Juru Demung bertanya heran.
"Bagaimana isi surat dari sang prabu, kakang Lembu Sora?"
http://kangzusi.com
Gajah Biru juga bertanya, penasaran melihat sikap Lembu Sora selunak itu.
Lembu Sora menoleh kepada utusan dari Mojopahit dan berkata, "Kisanak, kau tunggulah di luar, aku hendak menulis balasan untuk gusti sinuwun."
Rahino memberi hormat lalu mundur, ke luar menunggu di ruangan depan. Setelah utusan itu keluar, Lembu Sora lalu berkata kepada dua orang pembantunya itu,didengarkan pula oleh banyak orang, "Gusti sinuwun mengingatkan aku bahwa untuk segala perbuatan telah diatur undang-undangnya di 253
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam Kutaramanawa, dan menurut undang-undang
Mojopahit, jelas bahwa aku harus dijatuhi hukuman mati.
Akan tetapi gusti sinuwun mengampunkan kesalahanku dan tidak menjatuhkan hukuman mati, melainkan memindahkan aku ke Tulembang."
"Itu berarti dibuang!" seru juru Demung.
"Diasingkan!" sambung Gajah Biru.
Lembu Sora menarik napas panjang. "Dibuang, diasingkan atau apa pun juga, namun jelaslah bahwa gusti sinuwun memperlihatkan rasa sayangnya kepadaku, dan isi surat ini sekaligus menyadarkan aku bahwa kita telah salah besar! Kita terlalu mementingkan urusan pribadi sehingga lupa akan kepentingan yang lebih besar,yaitu ketenteraman Mojopahit!
Kita terlalu mementingkan diri sendiri sehingga untuk mempertahankan kepentingan diri pribadi, kita lupa bahwa kalau dilanjutkan,akan terjadi perang dan hal ini akan mengakibatkan kerusakan hebat di Mojopahit,dan akan menimbulkan kesengsaraan besar kepada rakyat jelata. Kita salah, adi Demung dan adi Gajah Biru."
Sunyi senyap menyambut ucapan Lembu Sora yang lantang itu. Mereka semua adalah satria-satria yang berjiwa pahlawan, yang mencinta Mojopahit melebihi nyawa sendiri, yang sudah banyak berjuang demi kejayaan Mojopahit dan kini mereka http://kangzusi.com
berdiri sebagai lawan yang berhadapan dengan Mojopahit.
Tentu saja hal itu amat menyedihkan hati mereka dan kini Lembu Sora yang mereka pandang sebagai pelopor dan
pimpinan, mengingatkan mereka akan hal itu! Otomatis semangat perlawanan mereka terhadap Mojopahit menjadi kendur dan semua orang menundukkan kepala,tidak dapat membantah kebenaran ucapan Lembu Sora bahwa sebetulnya yang membuat hati mereka memberontak terhadap Mojopahit adalah karena urusan pribadi, sama sekali bukan karena kelaliman sang prabu terhadap mereka! Yang terjadi adalah pertikaian antara teman atau bekas teman seperjuangan, 254
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka kalau sekarang karena urusan pribadi itu mereka menentang sang prabu, sungguh merupakan hal yang amat rendah bagi seorang satria!
"Kakang Lembu Sora, lalu bagaimana baiknya dan apa yang hendak kakang lakukan sekarang?" akhirnya Juru Demung mengajukan pertanyaan yang memecah kesunyian ini,dan semua orang seolah-olah menahan napas hendak
mendengarkan jawaban pimpinan itu yang akan merupakan keputusan bagi mereka semua agaknya.
Agaknya lama Lembu Sora tidak menjawab, seolah-olah sukarlah jawaban itu keluar dari mulutnya. Kemudian terdengar dia berkata lambat-lambat, "Apa yang akan kulakukan ini sama sekali tidak merupakan keharusan untuk andika sekalian. Kalau andika sekalian mengikuti aku, hal itu amatlah baik, tanda bahwa kalian masih memiliki kesetiaan terhadap Mojopahit sebagaimana layaknya satria-satria utama.
Akan tetapi kalau tidak pun aku tidak akan memaksa kalian.
Aku harus menulis surat jawaban kepada gusti sinuwun dan selain aku akan mohon ampun atas disa-dosaku,juga aku akan menyatakan cinta kasih dan baktiku terhadap sang prabu dan Mojopahit, dan aku bersedia untuk menyerahkan jiwa ragaku kepada gusti sinuwun.
Terserah kepada beliau, apa pun yang akan dilakukan kepadaku, hukuman apa pun yang akan dijatukan kepadaku http://kangzusi.com
akan kuterima sebagai tanda baktiku terhadap Negara.
Pendeknya aku menyerah tanpa syarat."
Kembali keadaan di dalam rumah besar itu menjadi sunyi sekali. Muka-muka menjadi pucat dan pandang-pandang mata kehilangan semangatnya. Ada yang saling pandang di antara kawan-kawan terdekat, namun tidak ada yang dapat
mengeluarkan suara karena mereka semua terhimpit di antara dua hal. Pertama, kebenaran yang diucapkan oleh lembu Sora sebagai seorang satria dan Senopati Kerajaan Mojopahit yang 255
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setia, kedua, rasa penasaran dihati mereka untuk menentang sebagai pembelaan diri. Namun akhirnya, kesunyian itu dipecahkan oleh suara Gajah Biru yang nyaring, "Aku siap mengikuti jejak kakang lembu Sora!"
"Aku juga sehidup semati dengan kakang Lembu Sora!"
sambung Juru Demung.
Dan ramailah suara-suara mereka menyatakan setuju dan hendak ikut Lembu Sora untuk menghadap sang prabu dan menyerahkan jiwa raga mereka ke tangan junjungan mereka itu. Akan tetapi, ada juga beberapa perwira yang tidak setuju, terutama sekali para anggota pasukan yang tidak rela untuk mati atau menerima hukuman begitu saja. Mereka ini tidak menjawab dan diam-diam mereka lalu mengundurkan diri dari persidangan itu. Lembu Sora maklum akan hal ini akan tetapi dia tidak menentang mereka dan bahkan tidak mengatakan sesuatu.
Ditulisnyalah sepucuk surat untuk sang prabu oleh Lembu Sora, yang isinya menyatakan bahwa tiga hari lagi mereka akan menghadap ke Mojopahit untuk menyerahkan jiwa
raganya kepada sang prabu di Mojopahit. Rahino lalu dipanggil dan kepada utusan ini diserahkanlah surat jawaban Lembu Sora itu. Setelah berpamit, berangkatlah Rahino membalapkan kudanya meninggalkan Pegunungan Pandan untuk kembali ke kota raja. Biar pun senja telah larut, namun sebagai seorang http://kangzusi.com
utusan yang menempuh kegelapan malam agar secepatnya dapat tiba di mojopahit.
Dia orang perwira pasukan Lembu Sora mengawalnya dan tiga orang ini membalapkan kuda mereka. Untung bahwa malam itu tidak begitu gelap, karena selain bulan muncul sepotong, juga langit bersih dan bintang-bintang menambah cahaya bulan yang redup.
Akan tetapi, baru saja mereka meninggalkan daerah
Pegunungan Pandan, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan serombongan orang yang ternyata adalah rombongan 256
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengawal yang mengawal Resi Mahapati! tentu saja
pertemuan ini bukan kebetulan belaka karena memang sang resi telah sejak tadi menghadang di tempat itu dan hanya pura-pura bertemu secara kebetulan.
"Eh, Rahino, apakah surat gusti sinuwun telah diterima dengan selamat oleh Lembu Sora?" Mahapati yang pura-pura hendak menyelidiki keadaan Lembu Sora itu bertanya.
Sebetulnya utusan ini tidak senang karena terganggu perjalanannya, akan tetapi karena dia mengenal sang resi sebagai seorang yang berpengaruh di istana, maka dia menjawab juga.
"Sudah sang resi."
"Hemm, bagaimana penerimaan Lembu Sora" Apakah dia
handak membangkang dan memberontak?"
"Hamba tidak tahu pasti, sang resi. Akan tetapi
kelihatannya tidak sedemikian, bahkan menurut cerita para anak buahnya, Gusti Demung Lembu Sora tiga hari lagi akan menghadap gusti sinuwun dan sekarang hamba telah
membawa surat balasannya untuk gusti sinuwun."
Hati Resi mahapati menjadi kecewa. "begitukah" Coba aku hendak melihat bunyi surat pemberontak itu, Rahino."
Rahino terkejut sekali, juga terheran-heran dan khawatir.
http://kangzusi.com
Hampir dia tidak percaya akan pendengarannya sendiri.
Sebuah surat untuk sang prabu tentu saja tidak boleh dilihat oleh siapa pun juga. Yang lancang melihatnya tanpa ijin sang prabu berarti melakukan dosa yang dapat dihukum mati! Dan seorang yang berkedudukan tinggi seperti Resi Mahapati, kepala dari golongan pemuja besar juga di istana, berarti seorang yang berpangkat tinggi, tentu sudah tahu akan peraturan ini.
"Ah, hal itu tidak mungkin hamba lakukan, sang resi."
257 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Resi Mahapati mengulurkan tangan kanannya dan berkata dengan suara bernada mengancam, "Serahkan surat itu dan jangan banyak cakap, Rahino!"
"Tidak, tidak banyak akan hamba serahkan!" Rahino
menjawab keras dan dua orang pengawalnya pun sudah
bangkit dan maju menghampiri.
"Bunuh mereka!" Sang Resi Mahapati memerintah dan dua belas orang pengawalnya serentak maju menyerang rahino dan dua orang pengawalnya. Dapat dibayangkan betapa heran dan kaget rasa hati utusan ini. Dia dan dua belas orang temannya berusaha membela diri, namun dua belas orang pengawal Resi Mahapati itu adalah jagoan-jagoan pilihan, maka dalam waktu singkat saja Rahino dan dua orang itu tewas di ujung banyak keris dan Rahino membawa rasa kaget dan herannya ke alam kematian yang penuh rahasia!
Andaikata dua belas orang pengawal itu kurang kuat,masih ada Resi Mahapati sendiri yang sakti dan tentu dengan mudah merobohkan Rahino dan dua orang temannya, maka melawan pun tidak ada gunanya bagi utusan itu.
Sambil tersenyum lebar, Resi Mahapati mencari surat itu dan akhirnya menemukan surat balasan Lembu Sora itu di dalam saku baju dalam Rahino. Dibukanya surat itu dengan hati-hati agar jangan sampai rusak sampulnya, lalu dibacanya di bawah penerangan obor yang dinyalakan oleh anak
http://kangzusi.com
buahnya. Membaca surat Lembu Sora yang menyatakan
setianya terhadap Mojopahit dan yang menyerahkan jiwa raganya kepada sang prabu, Mahapati tersenyum dan
menggeleng-geleng kepala.
"Tidak akan begitu jadinya, Lembu Sora. Tidak akan
semudah itu kau lolos dari kematian!"
Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk melemparkan tiga mayat itu ke dalam jurang di kaki Pegunungan Pandan, kemudian pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali dia dan para pengawalnya mendaki pengunungan itu menuju ke
258 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam hutan yang menjadi tempat persembunyian Lembu Sora!
Para penjaga terheran-heran dan menaruh curiga melihat munculnya sang resi dan dua belas orang pengawalnya di luar hutan. Mereka segera bersiap-siap menghadang,dan ada pula yang melapor kepada Lembu Sora. Ketika Lembu Sora
mendengar bahwa Resi Mahapati datang dan menyatakan hendak bertemu dan bicara dengannya, bekas senopati ini lalu keluar menyambut dan mempersilakan sang resi masuk ke dalam rumah untuk bicara. Juru Demung, Gajah Biru dan beberapa orang teman mereka menemani Lembu Sora
menyambut tamu yang tak terduga-duga datangnya dan yang menimbulkan keraguan dan kecurigaan itu.
"Ahh, untung bahwa akhirnya saya dapat berhadapan
dengan dimas Lembu Sora!" Resi Mahapati berkata dengan sikap lega.
"Setelah andika tiba dengan selamat di tempat
persembunyian saya ini, kakang Resi Mahapati, sungguh amat mengherakan hati saya mengapa andika datang ke sini dan bagaimana pula andika datang ke sini dan bagaimana pula andika tahu bahwa saya berada di sini, kemudian berita apa yang anda bahwa?"
-o0o-d"w-o0o-
http://kangzusi.com
Jilid 19 Mahapati menarik napas panjang. "Inilah beratnya
mempunyai seorang sahabat yang selalu kukagumi!" Dia memandang kepada semua orang, lalu menyambung, "Dimas Lembu Sora, terus terang saja, saya dengan sudah payah menyelidiki tempat persembunyian andika dan akhirnya dapat juga tiba di sini setelah melakukan perjalanan semalam 259
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suntuk, hanya karena saya mengkhawatirkan keselamatan andika yang terancam bahaya maut!"
Semua orang terkejut mendengar ini, akan tetapi Lembu Sora masih tenang dan bahkan menatap wajah resi itu dengan tajam penuh selidik. "Apa sebabnya andika berpendapat demikian?"
"Dimas Lembu Sora, sayalah orangnya yang membujuk-
bujuk gusti sinuwun,mengampuni dosa-dosa andika, sungguh pun usaha saya itu ditentang mati-matian oleh Patih Nambi yang menghendaki kematian andika."
"Hemmm, terima kasih kalau benar demikian, kakang resi.
Lalu bagaimana?"
"Dalam persidangan itu, gusti sinuwun telah menyetujui untuk mengampunimu dan hanya memindahkan andika ke
Tulembang. Apakah andika telah menerima surat keputusan gusti sinuwun yang dibawa oleh seorang utusan itu?"
"Utusan Rahino?" Lembu Sora menjawab. "Sudah, kakang resi, dan Rahino telah pula membawa balasan saya dan kembali ke Mojopahit malam tadi."
"Ahhh..., dan bagaimana pendapat andika" Kalau boleh saya mengetahui, bagaimana andika menjawab keputusan gusti sinuwun itu?"
http://kangzusi.com
Lembu Sora mengerutkan alisnya, berat rasa hatinya untuk menjawab. Resi ini terlalu ingin tahu urusan orang, pikirnya, satu sifat yang amat tidak baik!
Agaknya Mahapati mengerti akan keraguan ini, maka
dengan lagak yang meyakinkan dan cerdik sekali dia berkata,
"Dimas Lembu Sora, percayalah bahwa keinginan tahu dan kecerewetanku ini dengan kebaikan andika sendiri. Kalau tidak keliru perhitunganku atas watak satria andika, seperti telah kubayangkan ketika saya memperjuangkan pengampunan
260 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
andika di depan gusti sinuwun, andika tentu siap sedia menyerah kepada junjungan kita itu, bukan?"
Lembu Sora mengangguk. Memang tidaklah sukar bagi
semua senopati dan ponggawa di Mojopahit untuk menduga apa yang akan dilakukannya karena mereka semua telah mengenal dia sebagai seorang senopati yang amat setia lahir batin terhadap Mojopahit.
"Memang benar demikian, kakang resi. Saya menjawab
kepada gusti sinuwun bahwa tiga hari lagi saya dan kawan-kawan akan menyerahka diri ke Mojopahit, menyerah tanpa syarat dan akan mentaati segala perintah dan hukuman yang dijatuhkan oleh kanjeng sinuwun."
Nah, itulah celakanya!" tiba-tiba Resi Mahapati berseru.
"Sudah kuduga demikian dan si licik Nambi pun sudah menduganya demikian, maka perangkap telah dipasangnya untuk mencelakakan andika!"
Semua orang terkejut sekali mendengar ini, dan Lembu Sora dengan tatapan mata penuh selidik dan ragu bertanya,
"Harap andika jelaskan, kakang resi. Perangkap apa yang andika maksudkan itu?"
"Begini, dimas Lembu Sora. Seperti telah saya katakan tadi, dengan susah payah saya membujuk gusti sinuwun agar mengampuni andika, akan tetapi Patih Nimbi berkeras http://kangzusi.com
menentangnya sampai akhirnya dia pun tunduk atas
keputusan gusti sinuwun. Akan tetapi, para sahabatku mencium rahasia yang direncakan oleh Patih Nambi, bahwa jika andika muncul untuk menyerahkan diri, begitu tiba di depan istana, di alun-alun andika akan dikeroyok dan dibunuh oleh anak buah Patih Nambi."
"Ah, si keparat!" Gajah Biru sudah sudah membentak dan mengepal tinju, matanya meyala-nyala. "Akan kubunuh si keparat Nambi!" Tentu saja Gajah Biru marah sekali karena memang satria ini membenci Nambi, mendendam atas
261 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian kakak seperguruannya, yaitu Ronggo Lawe yang juga memberontak karena Nambi.
"Sabarlah, dimas. Jangan terburu nafsu, karena belum ada bukti dan kenyataan bahwa Nambi akan melakukan hal yang rendah itu." Ucapan Lembu Sora ini selain menyabarkan Gajah Biru, juga sekaligus terang-terangan menyatakan belum percaya kepada keterangan Resi mahapati.
Tentu saja sang resi yang cerdik itu maklum akan hal ini, dan dia memang sudah mempersiapkan jawaban dan siasat untuk menghadapi segala kemungkinan. "Sudah sepantasnya kalau andika tidak percaya kepada keterangan saya, dimas Lembu Sora,dan memang demikianlah hendaknya, seorang satria harus selalu berhati-hati dalam segala tindakan dan tidak mendengarkan keterangan satu pihak saja. Dan saya pun bersusah payah memberi tahu andika tanpa pamrih untuk diri sendiri, hanya ingin melihat andika selamat dari marabahaya. Ada pun kemudian andika percaya atau tidak, terserah kepada andika, akan tetapi saya telah memenuhi kewajiban sebagai seorang manusia dan sahabat yang hendak menyelamatkan andika."
"Maaf, kakang resi. Bukan semata-mata saya tidak
percaya. Akan tetapi kiranya mustahil kalau di Nambi berani berbuat seperti itu. Dan mengapa andika tidak melaporkan saja kepada gusti sinuwun, melainkan datang dan
http://kangzusi.com
mengabarkan hal itu kepadaku?"
"Ahh, mengapa adimas masih bertanya lagi" Ki patih Nambi adalah seorang patih hamengkubumi yang berpengaruh dan berkuasa, sedangkan saya ini apakah" Saya hanya seorang kepala golongan agama yang kecil saja kedudukan saya.
Karena Patih Nambi hanya baru merencanakan, tanpa bukti, mana saya berani melapor kepada gusti sinuwun" Akan tetapi sudah sepatutnya kalau andika curiga atau kurang percaya kepada saya, oleh karena itu sebaiknya andika berhati-hati dan untuk membuktikan kebenaran pemberitahuan saya ini, 262
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat andika atur kalau andika nanti menghadap ke
Mojopahit. Sebaiknya jangan andika datang bersama-sama dengan adi Juru Demung, Gajah Biru dan yang lain-lain.
Andika saja seorang diri dan yang lain-lain mengiringkan jauh di belakang sambil melihat gelagat. Kalau tidak terjadi sesuatu, sudahlah, dan anggap saja bahwa saya hanya seorang tua cerewet yang tak dapat dipercaya! Akan tetapi kalau pada saat andika tiba di depan istana lalu muncul Nambi dan para anak buahnya hendak menangkap atau membunuh andika, nah baru teman-teman andika turun tangan membela diri dan membasmi Nambi yang curang dan khianat itu."
Lembu Sora mengerutkan alisnya dan termenung. Setelah Mahapati bicara demikian mau tidak mau dia harus percaya juga dan mulailah dia bercuriga kepada Patih Nambi.
"Bagus! Memang sebaiknya diatur seperti itu, kakang Lembu Sora!" Juru Demung berkata. "Kalau tidak terjadi apa-apa kita menyerah tanpa syarat. Akan tetapi kalau benar Nambi bertindak curang, kita basmi dia dan sekutunya, kemudian baru kita menyerah kepada gusti sinuwun!"
"Tepat sekali! Aku setuju!" Gajah Biru juga berseru dan yang lain-lain juga menyatakan setuju dengan sikap dan pendapat itu.
"Dan percayalah, saya selalu akan membantu andika,
adimas Lembu Sora. Dalam keributan itu tentu saja saya tidak http://kangzusi.com
dapat mencampuri, akan tetapi sayalah yang kelak akan membela andika di depan gusti sinuwun setelah andika berhasil membasmi di penghianat Nambi. Sekarang, saya mohon diri, karena tidak baik kalau sampai diketahui kaki tangan Nambi bahwa saya datang berkunjung di sini."
Maka pergilah Resi Mahapati setelah menerima ucapan terima kasih dari Lembu Sora dan kawan-kawannya, yang kini menganggap sang resi itu benar-benar seorang yang baik hati dan membela mereka! Setelah sang resi dan para
pengawalnya pergi,mereka lalu mengaakan perundingan.
263 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana pun juga, biar keterangan-keterangan dari Resi Mahapati agaknya boleh dipercaya, akan tetapi kita harus berhati-hati dan jangan sembrono turun tangan kalau tidak ada buktinya lebih dulu. Aku akan berjalan di depan dan kalian agak menjauh di belakang sambil melihat keadaan, jangan sembarangan turun tangan kalau aku belum memberi tanda, sungguh pun Nambi dan kaki tangannya telah muncul. Harap perhatikan ini, demi ketentraman Mojopahit."
"Ha-ha-ha. Memang benar sekali! Jangan terlalu percaya kepda manusia macam Resi Mahapati!" tiba-tiba terdengar suara tertawa dan kata-kata yang diucapkan dengan nyaring itu.
Lembu Sora terkejut sekali, akan tetapi Juru Demung dan Gajah Biru cepat bangkit dan memandang kearah pintu dengan wajah berseri. Mereka mengenal suara Ki Jembros!
"Kakang Lembu Sora, itulah Ki Jembros seperti yang kami ceritakan kepadamu. Agaknya dia telah keluar dari
pertapaannya!" bisik Gajah Biru.
"heh-heh-heh, benar juga ucapanmu itu, Raden Gajah Biru!
Akan tetapi aku tidak bertapa di gubuk ini, melainkan mengobati luka-lukaku. Untung telah sembuh karena aku harus melindungi kalian di Mojopahit nanti!"
Kiranya setelah dahulu bersama muridnya, Sulastri, tiba di http://kangzusi.com
tempat persembunyian gajah Biru dan Juru Demung dalam keadaan luka di sebelah dalam tubuhnya akibat adu tenaga melawan Empu Tunjukpetak dan Resi Harimurti. Ki Jembros menyuruh muridnya menyamar sebagai pria dan melanjutan perjalanan seorang diri ke Gunung Bromo untuk mencari eyang gurunya, yaitu Empu Supamandrangi. Sedangkan Ki jembros sendiri lalu membangun sebuah gubuk di hutan itu, dibantu oleh anak buah Juru Demung, kemudian dia
memasuki gubug di hutan itu, dibantu oleh anak buah Juru Demung, kemudian dia memasuki gubuk dan berpesan agar siapa pun juga tidak boleh membuka pintu gubuk, bahkan 264
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekati pun tidak boleh! Tentu saja semua orang yang mengenal kesaktian dan keanehan kakek itu, mentaati dan sampai dua bulan lebih gubuk itu tidak diganggu, bahkan tidak ada yang berani mendekati.
Kini, tahu-tahu suara kakek itu terdengar dengan lantang di waktu mereka mengadakan perundingan yang amat penting itu.
Lembu Sora terkejut dan kagum bukan main. Kakek itu telah bicara dengan suara demikian jelasnya, padahal orangnya tidak kelihatan, dan dapat mendengar suara Gajah Biru tadi. Hal ini saja sudah membuktikan bahwa kakek yang bernama Ki Jembros itu benar-benar seorang yang sakti mandraguna! Maka dia pun cepat berkata dengan hormat,
"Kalau memang paduka berkenan membantu kami, saya
persilakan paduka untuk menghadiri perundingan kami."
Terdengar suara nyaring dan angin menyambar dahsyat dari arah pintu, kemudian tahu-tahu ada bayangan berkelebat dan kakek itu telah duduk di atas sebuah bangku di antara mereka yang sedang berunding! Kini keadaannya menjadi aneh jembel lagi. Selama melakukan perjalanan dengan muridnya, Sulastri yang menyayang gurunya itu masih menjaganya, mencucikan pakaiannya dan seringkali
membujuk gurunya untuk mandi. Akan tetapi, selama dua bulan lebih dia berdiam di dalam gubug itu, maka kini begitu http://kangzusi.com
muncul, pakaiannya sudah lapuk-lapuk,rambutnya awut-awutan dan kusut, badannya penuh debu dan tanah, kelihatan kotor tiada bedanya dengan seorang jembel.
Akan tetapi Lembu Sora tidak pernah menilai manusia dari pakaian atau keadaan lahiriahnya. Dia mengenal manusia sakti, maka cepat dia memberi hormat dan berkata. "Saya Lembu Sora yang bodoh menghaturkan sembah dan hormat kepada paman penembahan yang mulia."
"Ha-ha-ha-ha! Nama besar Senopati Ki Demung Lembu
Sora telah terkenal di seluruh jagad, sedangkan Ki Jembros 265
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang jembel tua, harap andika jangan terlalu mengangkat tinggi padaku, aku takut kalau jatuh, ha-ha! Makin tinggi kita duduk,makin ngerilah kalau sampai jatuh!"
Mereka melanjutkan perundingan dan makin besarlah hati mereka karena Ki Jembros yang ingin sekali bertemu kembali dengan Empu Tunjukpetak dan Resi Harimurti di samping hendak melindungi Lembu Sora, menyatakan hendak ikut menemani mereka dan akan membantu kalau-kalau benar terjadi seperti yang dikatakan oleh Resi Mahapati tadi, yaitu bahwa Patih Nambi telah memasang perangkap dan akan mencelakakan Lembu Sora dan kawan-kawannya.
*d-w* Kita tinggalkan dulu Lembu Sora dan kawan-kawannya
yang mengadakan perundingan untuk menghadapi perangkap yang mungkin dipasang oleh Patih Nambi pada saat mereka menghadap ke Mojopahit esok lusa, dan kita mengikuti perjalanan Resi mahapati yang penuh dengan tipu daya dan muslihat licik itu.
Setelah meninggalkan Pegunungan Pandan dan tiba
kembali di Mojopahit lagsung saja Resi mahapati mohon menghadap sang prabu. Dan begitu dia menghadap sri
baginda, Sang Resi Mahapati menghaturkan sembah, lalu http://kangzusi.com
berkata, "Mohon ampun bahwa hamba datang menghadap
membawa berita yang amat buruk dan berbahaya, gusti sinuwun. Ternyata bahwa dugaan hamba meleset jauh dan Lembu Sora benar-benar hendak berkhianat terhadap
Mojopahit!"
Berubah wajah sang mata mendengar ini dan cepat dia berkata, "Kakang Resi Mahapati, cepat ceritakan apa yang telah terjadi!"
"Seperginya utusan Rahino membawa surat paduka untuk Lembu Sora, hati hamba merasa tidak enak, maka diam-diam 266
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hamba membawa pengawal untuk membayangi perjalanan
Rahino yang menuju ke Pegunungan Pandan di mana Lembu Sora, Juru Demung dan Gajah Biru beserta teman-teman mereka bersembunyi. Hamba membayangi dari jauh dan
hamba melihat betapa kemudian utusan paduka itu dibunuh oleh Lembu Sora dan kaki tangannya."
"Ah, si keparat! Berani membunuh utusan raja?" sang prabu membentak marah.
"Mereka melemparkan mayat Rahino dan dua orang yang menjadi petunjuk jalan dan dua orang yang menjadi petunjuk jalan ke tempat persembunyian itu. Melihat itu,hamba menjadi marah sekali dan pada keesokan harinya, hamba berkunjung ke tempat Lembu Sora."
"Hemm, berani sekali andika, kakang resi."
"Di antara hamba dan adimas Lembu Sora tidak ada
permusuhan apa-apa, dan pula,hamba merasa perlu untuk menegurnya. Hamba lalu berjumpa dengan Lembu Sora dan terang-terangan hamba menegurnya, dengan berpura-pura memihaknya, dengan berpura-pura memihaknya dan baik kepadanya. Lalu hamba minta agar dia mengambil keputusan mengenai surat paduka. Ternyata Lembu Sora mengandung maksud yang amat licik. Dia menulis surat balasan untuk paduka dan inilah suratnya, diberikannya kepada hamba."
http://kangzusi.com
Sang prabu membaca surat dari Lembu Sora itu, surat yang tadinya dibawa oleh Rahino, surat yang meyatakan cinta dan baktinya kepada raja dan kepada Negara,surat yang menyatakan bahwa Lembu Sora mentaati semua perintah sang prabu dan bahwa pada hari esok akan menghadap dan meyerah tanpa syarat bersama kawan-kawannya.
Membaca surat ini, sang prabu membelalakkan matanya memandang kepada Resi Mahapati dengan marah.
"Kakang Resi Mahapati!" Sang prabu membentak. "Apakah andika tahu akan isi surat ini?"
267 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mahapati menggeleng dan menyembah. "Mana berani
hamba melihat surat yang dihaturkan kepada paduka."
"Hemmm, isi surat sama sekali berlainan dengan
pelaporanmu, Mahapati. Menurut suratnya, Lembu Sora telah mengakui kedosaannya dan besok pagi akan datang
menghadap bersama kawan-kawannya, menyerahkan diri
tanpa syarat dan tunduk akan semua keputusan kami."
"Memang demikianlah yang dikatakan kepada hamba, gusti sinuwun. Dan itulah muslihatnya. Dia pura-pura tunduk, akan tetapi sesungguhnya dia besok datang bersama kawan-kawannya yang bersenjata lengkap dan selagi paduka tidak menyangka,dia dan kawan-kawannya akan mengamuk dan
menyerbu!"
"Ah, tidak mungkin!" Sang prabu membentak, lalu
memanggil pengawal. "Suruh semua senopati dan ponggawa menghadap! Suruh mereka datang sekarang juga untuk hadir dalam persidangan kilat!"
Para senopati, dipimpin oleh Patih Nambi yang terkejut mendengar perintah ini dari para pengawal, tergesa-gesa dan serentak datangmenghadap sri baginda dan mereka melihat bahwa Resi Mahapati sudah berada di situ, menghadap dengan muka tunduk, sedangkan sang prabu kelihatan marah sekali, mukanya merah dan sinar matanya berapi-api.
http://kangzusi.com
"Kakang resi, sekarang kau ceritakan lagi pelaporanmu kepada kami tadi, agar didengarkan oleh semua menteri dan senopati," sang prabu bekata dengan suara keren.
Dengan tenang Resi Mahapati mengulang kembali ceritanya tadi, tentang kunjungannya kepada Lembu Sora di
Pegunungan Pandan. Setelah selesai bercerita,semua menteri menjadi terkejut sekali.
"Nah, menurut pelaporan kakang Resi Lembu Sora hendak berkhianat. Akan tetapi coba andika sekalian dengarkan bunyi suratnya ini. Kakang Resi Mahapati, andika kuberi wewenang 268
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk membaca surat dari kakang Lembu Sora ini dengan suara keras agar semua orang mendengarnya,"
Dengan sikap masih tenang Resi Mahapati menerima surat yang dilemparkan oleh sri baginda yang marah itu, kemudian membaca isi surat itu dengan lantang dan tenang.
Semua orang mendengarkan isi surat yang penuh dengan kesetiaan dan kebaktian,dan mereka semua menjadi makin terheran-heran.
Setelah selesai membaca surat itu dan menghaturkan
kembali kepada sang prabu,sri baginda berkata lagi, "Nah, kakang resi. Sekarang kemukakan pendapat dan
pandanganmu tadi agar dipertimbangkan oleh semua orang."
Resi Mahapati menelan ludah, lalu berkata, "seperti telah hamba bunuh, hamba lalu berpura-pura mengunjungi Lembu Sora sebagai sahabat yang berpihak kepadanya.
Karena itu, Lembu Sora mempercaya hamba dan membuka rahasianya bahwa dia membalas surat gusti sinuwun seperti itu hanya merupakan siasat belaka, agar kita semua menjadi lengah. Akan tetapi, besok pagi dia akan datang bukan sebagai orang yang menyerahkan diri tanpa syarat, melainkan hendak mengadakan penyerbuan dengan tiba-tiba ke istana!"
Terkejutlah semua orang dan sebagian besar di antara mereka, seperti juga sang prabu sendiri, merasa tidak http://kangzusi.com
percaya. "bagaimana pendapat andika, paman Brahmonorojo?" sang parabu bertanya kepada sesepuh itu.
Pendeta tua ini menggeleng-geleng kepalanya. "Agaknya sukar dipercaya bahwa seorang seperti anakmas Lembu Sora itu akan melakukan penghianatan seperti itu."
Para menteri dan senopati lain banyak pula yang
menyatakan tidak percaya. Hanya Patih Nambi saja yang meragu dan berkata, "Hendaknya paduka berhati-hati, gusti 269
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sinuwun. Seorang yang telah berani lolos tanpa pamit dari Mojopahit, yang telah berani membunuh seorang teman seperjuangan secara keji dan curang, hamba kita tidak segan-segan pula melakukan kekejian dan pengkhianatan yang lain.
Bukan semata-mata kakang Lembu Sora, hanya sebaiknya kalau kita bersikap hati-hati."
"Itulah ucapan yang amat tepat, gusti sinuwun. Memang sangat boleh jadi hamba salah duga, akan tetapi hamba bukan hanya menyangka atau menduga, melainkan hamba
mendengar sendiri dari Lembu Sora yang hendak
menggunakan muslihat itu.
Maka, sebaiknya kalau diatur begini saja, diam-diam diadakan baris pendam di depan istana, dan kalau besok Lembu Sora muncul, dia harus ditangkap dan dihadapkan ke persidangan. Kalau dia tidak melawan, demikian pula kawan-kawannya,berarti bahwa memang hamba yang salah duga atau salah dengar, akan tetapi kalau dia dan kawan-kawannya melakukan perlawanan, jelaslah bahwa memang dia telah bersiap-siap untuk memberontak dan menyerbu istana."
Usul ini diterima baik oleh sang prabu, juag semua menteri membenarkan, karena tiada gunanya berbantahan tentang setia atau tidaknya Lembu Sora. Yang terpenting adalah membuktikannya besok. Kalau memang Lembu Sora tidak ada niat memberontak, tentu ditangkap pun dia tidak akan http://kangzusi.com
melawan. Kalau dia melawan,berarti memang dia berniat memberontak.
"Dan sebaiknya, kalau boleh hamba mengusulkan, agar penilaian terhadap diri Lembu Sora dapat seadil-adilnya, maka tugas penangkapan ini sebaiknya ditangani sendiri oleh Patih Nambi, "kata pula Mahapati setelah melihat betapa usulnya diterima dan dia mulai memperolah kepercayaan kembali.
Memang orang ini amat cerdik dan selalu memilih saatnya yang tepat untuk melaksanakan siasatnya yang licin.
270 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja sang prabu dan semua menteri setuju pula dengan usul ini, bahkan Patih Nambi menerima dengan girang sekali dan pandang matanya kearah Mahapati mengandung terima kasih. Tidak ada tugas yang lebih menggirangkan hatinya daripada menangkap Lembu Sora yang dibencinya itu.
Setelah persidangan bubar dan Patih Nambi
mempersiapkan pasukan yang pilihan, Mahapati
menghampirinya dan berkata, "Tugas andika berat sekali, dimas patih. Selain Lembu Sora sendiri seorang yang amat digdaya, juga saya melihat banyak orang gagah di sarangnya.


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maka, kebetulan sekali saya sedang menerima kedatangan tamu-tamu yang sakti, yaitu kakang Empu Tunjungpetak dan kakang Harimurti. Dengan adanya dua orang sakti ini yang membantu, kiranya andika akan dapat melaksanakan tugas itu dengan sebaiknya. Mereka telah saya minta bantuannya dan mereka akan suka membantu dengan senang hati."
Tentu saja penawaran ini diterima amat girang oleh Patih Nambi karena dia pun maklum akan kesaktian Lembu Sora dan kawan-kawannya. "Mereka berdua adalah sebagai wakil saya, dimas patih. Tentu saja andika maklum sendiri bahwa saya pribadi tidak mungkin dapat ikut turun tangan, karena tentu saja saya merasa malu berhadapan dengan Lembu Sora."
Patih Nambi mengangguk-angguk maklum. "Saya mengerti, http://kangzusi.com
kakang resi, dan banyak terima kasih atas bantuan dan kebaikan anda."
Demikianlah, pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali Patih Nambi telah mempersiapkan baris pendam di alun-alun depan istana, sedangkan dia sendiri ditemani oleh dua orang kakek sakti, Empu Tunjungpetak dan Resi Harimurti,menanti di pendapa istana dengan hati tegang. Sedangkan tak jauh dari situ, di atas menara di pinggir pendapa, duduklah Resi Mahapati bersama Lestari, selirnya yang tercinta itu. Selir ini merengek dan membujuk agar dia diberi kesempatan
271 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyaksikan pembasmian para pemberontak itu, dan resi Mahapati yang telah terbius oleh rayuan selirnya, akhirnya memperoleh ijin dari Patih Nambi untuk menonton dari atas menara penjagaan itu! Karena pada hari itu semua abdi dalam dan ponggawa dilarang keluar masuk istana, maka Mahapati dan selirnya dapat naik ke menara tanpa banyak menimbulkan perhatian, dan dua orang itu mengintai dari balik jendela dengan hati berdebar tegang. Mahapati berdebar karena ingin sekali melihat perintang utama kearah tangga kemuliaan yang dikejar-kejarnya itu lenyap,seangkan Lestari yang seperti gila oleh dendam sekeluarganya itu ingin menyaksikan betapa orang-orang yang dibencinya, yaitu semua pembesar
Mojopahit yang dianggapnya semua jahat dan kejam terhadap keluarganya itu, saling bunuh di depan kakinya!
Matahari mendaki angkasa makin tinggi dan sinarnya amat cerah menerangi bumi.
Namun di sedikit bagian bumi itu, di Mojopahit, terutama sekali di istana,ketegangan makin memuncak dan kecerahan sinar matahari tidak dapat mengusir ketegangan yang mengerikan itu, sedikit pun tidak ada tanda-tanda dari alam bahwa hari itu akan terjadi hal yan hebat dan mengerikan di Mojopahit!
Tak lama kemudian muncullah Lembu Sora! Mula-mula
hnaya terdengar dengan kaki kuda, di kejauhan. Mahapati dan http://kangzusi.com
Lestari yang mengintai dari atas menara dapat melihat bahwa Lembu Sora naik kuda dan berjalan di depan, sedangkan agak jauh di belakangnya nampak Juru Demung, Gajah Biru dan lain-lain orang yang jumlahnya ada seratus orang! Mahapati menggosok-gosok kedua tangannya. Siasatnya berhasil baik sekali, semua menurut rencana! Kini hati keduapfihak sudah ada kecurigaan besar. Lembu Sora tentu menduga bahwa munculnya Patih Nambi akan membunuh dia seanak buahnya, sebaliknya Patih Nambi tentu menduga bahwa Lembu Sora dan anak buahnya itu akan memberontak! Siasatnya memang 272
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hebat dan diam-diam Mahapati memuji diri sendiri sambil menonton dari balik jendela, tangannya merangkul pinggang ramping Lestari yang juga mengintai ke bawah dengan jantung berdebar tegang.
Lembu Sora menjalankan kudanya perlahan memasuki
alun-alun yang kelihatan sunyi,teman-temannya mengiringkan agak jauh di belakangnya. Melihat kesunyian alun-alun,mulailah hati Lembu Sora curiga akan kebenaran laporan Mahapati. Kalau memang Patih Nambi benar-benar hendak menjebaknya, tentu dia dan kawan-kawanya sudah diserang sejak tadi. Akan tetapi, di alun-alun sunyi saja! Dia melompat turun dari kudanya, mencancang kudanya di bawah beringin kurung jalan kaki menuju ke halaman istana. Demikian pula teman-temannya yang terus membayangi Lembu Sora dengan sikap waspada. Di depan rombongan itu berjalan seorang kakek tinggi besar yang tidak dikenal oleh Mahapati. Dia menduga-duga siapa gerangan kakek bercambang bauk yang berpakaian sederhana seperti petani itu.
-o0odw0o0- Jilid 20 Akan tetapi, Patih Nambi terkejut dan dia lalu bangkit berdiri, diam-diam dia mengangkat tangan memberi isyarat http://kangzusi.com
kepada pasukan-pasukan yang melakukan baris pendam, kemudian dia melangkah turun dari pendapa istana untuk menyambut kedatangan Lembu Sora.
Ketika Lembu Sora melihat munculnya Ki Patih Nambi
bersama dua orang kakek pendeta dari penapa istana, terkejutlah dia, lalu cepat dia maju menghampiri dengan sikap wasapada.
273 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Patih Nambi lalu berkata, suaranya dingin dan kaku,
"Lembu Sora, berlututlah engkau untuk kutangkap dan kuhaturkan ke depan gusti sinuwun tawanan!"
Sebelum Lembu Sora menjawab, terdegar suara gaduh dan bermunculanlah banyak sekali pasukan dari kanan kiri dan ternyata kini alun-alun itu telah dikurung oleh sedikitnya seribu orang prajurit! melihat ini bukan main marahnya hati Lembu Sora, apalagi ketika dia melihat Patih Nambi tertawa bergelak dengan sikap mengejek, lalu mendengar Nambi berkata, "Ha-ha-ha, Lembu Sora, hendak kulihat sebetulnya orang macam apa adanya engkau!"
Ucapan Patih Nambi ini diterima keliru oleh Lembu Sora yang sudah kemasukan racun pelaporan Resi Mahapati bahwa dia akan dihadang dan dibunuh oleh Patih Nambi. Melihat Nambi muncul dengan seribu orang pasukan, dia kini tidak ragu lagi akan cerita Mahapati itu. Maka dia alu membentak marah, "Si keparat Nambi,kalau bukan engkau, tentu aku yang akan membanjiri alun-alun Mojopahit dengan darah!"
Tentu saja Nambi yang sudah kemasukan racun pelaporan Resi Mahapati bahwa Lembu Sora hanya berpura-pura saja menyerah akan tetapi sebenarnya hendak
memberontak,penghianat hina, memang engkau layak
mempus!" Lembu Sora mengeluarkan pekik melengking dahsyat dan http://kangzusi.com
inilah tanda bagi Juru Demung, Gajah Biru dan para anak buahnya bahwa mereka benar-benar terjebak dan terpaksa harus membela diri agar jangan mati konyol. Maka
bergeraklah semua pengikut Lembu Sora, mencabut parang atau keris masing-masing menghadapi seribu orang pasukan Mojopahit itu!
Terjadilah perang tanding yang amat dahsyat di alun-alun depan istana! Lembu Sora mengamuk dan Nambi terpaksa harus mundur dan berlindung di belakang dua orang kakek yang sudah melangkah maju untuk menahan amukan Lembu 274
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sora yang selama waktu pendek saja sudah merobohkan belasan orang perjurit yang hendak menawan atau
membunuhnya. Amukannya seperti seekor gajah marah
sehingga para perajurit Mojopahit menjadi gentar.
"Plak-plakkkk!!" Tubuh Lembu Sora terdorong ke belakang ketika dua kali tangan kirinya bertemu dengan tangkisan seorang kakek yang tiba-tiba maju dan mencegah dia
merobohkan lebih banyak perajurit lagi. Lembu Sora terkejut karena tenaga yang keluar dari tangan kakek itu hebat bukan main. Dia memandang dan membentak marah, "Andika ini berpakaian pendeta akan tetapi bukan ponggawa Mojopahit!
Siapakah andika?"
"Lembu Sora, mengapa engkau tidak berlutut dan
menyerah saja" Engkau tidak akan kuat menandingi Empu Tunjungpetak."
"Bagus kau pendeta keparat kaki tangan Nambi!" Lembu Sora menerjang dengan keris di tangan, menusuk kearah dada kakek itu.
"Dukk!!!" kerisnya terpental dan ternyata kakek itu memiliki kekebalan yang luar biasa!
"Hemm, Lembu Sora, kau takkan menang melawan aku!"
Akan tetapi Lembu Sora yang sudah marah itu menubruk maju, mengerahkan aji kesaktiannya pada kepalan tangan http://kangzusi.com
kanannya dan menghantam.
"Dessss...!!" Kini kakek itu mundur dua langkah.
"Jagad Dewa Bhatara, kau hebat juga, Lembu Sora!" kata Empu Tunjungpetak dan ketika senopati itu menyerang lagi, dia menangkis dan balas menampar.
"Plakkk!!" Tamparan itu tidak begitu keras, akan tetapi begitu terkena tamparan itu pada pundaknya, tubuh Lembu Sora terpelanting dan sejenak dia tidak mampu bangun karena 275
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepalanya terasa pening. Saat itu dipergunakan oleh empat orang prajurit untuk menyerangnya dengan tombak di tangan.
"Desss-desss-plak-plakkk! Ha-ha-ha-ha!" Empat orang itu terlempar dan terbanting ke atas tanah, tidak mampu bangkit kembali dan di situ telah berdiri Ki Jembros!
Kakek ini tadi mengamuk pula sambil terkekeh-kekeh.
Sepak terjangnya seperti seorang bocah yang bermain perang-perangan, tertawa-tawa, akan tetapi siapa pun yang kena cium ujung tangan atau kakinya tentu akan terlempar jauh. Biar pun dia mengamuk dan main-main, Ki Jembros tidak pernah lengah dan selalu memperhatikan Lembu Sora maka begitu Empu Tunjung petak muncul, cepat dia
menghampiri dan untung dia tidak terlambat karena nyaris Lembu Sora tewas di ujung tombak empat orang prajurit itu.
"Setan jembros keparat...!" Empu Tunjungpetak berseru kaget dan marah.
"Ha-ha-ha-ha, bertemu lagi di sini. Tunjungpetak, engkau memang lawanku. Hayo,tua sama tua, jangan mencari bocah yang lemah saja!" Ki Jembros berkata dan dia langsung menerjang sambil tertawa-tawa.
Empu Tunjungpetak cepat menangkis dan terjadilah
pertandingan yang aneh di antara dua orang kakek ini.
Dikatakan aneh karena cara mereka berkelahi itu berbeda http://kangzusi.com
dengan para prajurit yang sedang mengeroyok dan
menggempur anak buah Lembu Sora itu. Para prajurit itu bertanding dengan senjata mau pun tangan, akan tetapi jelas mereka itu menyerang atau menangkis dengan pengerahan tenaga dan kelihatan seru dan ramai. Berbeda dengan mereka, dua orang kakek ini bertempur seperti orang main-main saja. Bahkan jarang kedua lengan mereka saling bertemu,sudah terpental sebelum saling sentuh dan gerakan mereka itu lambat-lambat,seolah-olah yang memukul memanti sampai lawan bersiap-siap dan menangkis menanti sampai lawan memukul! Akan tetapi itu hanya kelihatannya saja.
276 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebetulnya di antara kedua orang kakek ini menyambar-nyambar hawa maut yang amat dahsyat.
Buktinya, ketika ada dua orang prajurit tanpa disengaja mendekati tempat pertempuran itu, tiba-tiba mereka memekik dan roboh terus tewas. Mereka utuh kena sambaran hawa pukulan sakti yang biar pun tidak mengakibatkan dua orang perajurit itu menderita luka-luka di sebelah dalam tubuh dan mereka tewas seketika!
Biar pun Empu Tunjungpetak telah mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tetap saja dia terdesak mundur. Mereka itu saling pukul, akan tetapi setiap pukulan Ki jembros membuat Empu Tunjungpetak mundur tiga langkah
sedangkan balasan pukulannya hanya membuat Ki Jembros mundur selangkah sambil tertawa-tawa! jelas dia kalah kuat dan kalah ampuh pukulannya, kalah kebal tubuhnya dan kalau dilanjutkan, Empu Tunjungpetak tentu akan mengalami kekalahan. Melihat ini, Resi Harimurti yang tadinya membiarkan Empu Tunjungpetak menghadapi Ki Jembros
sedangkan dia sendiri hanya menonton, meloncat ke depan dan membentak, "Jembel tau bangka busuk, sekarang tiba saatnya aku membalas dendam!"
"Ha-ha-ha, resi cabul, kau masih hidup" Bagus, majulah biar kukirim kau ke neraka jahanam di mana memang lebih pantas menjadi tempat tinggalmu."
http://kangzusi.com
"Keparat sombong!" Resi harimurti maju dan kedua
tangannya sudah mengeluarkan senjatanya, yaitu kipas bambu dan pecut panjang. Dua buah senjata ini adalah senjata-senjata baru karena yang lama telah rusak ketika dia bertanding melawan Ki jembros beberapa bulan yang lalu.
Dengan bantuan Resi Mahapati, dia dapat membuat senjata-senjata ini dari bahan yang baik. Melihat temannya
mengeluarkan senjata, Empu Tunjungpetak diam saja, akan tetapi dia sendiri hanya menghadapi lawan dengan kedua tangan kosong.
277 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-haha, pertapa cabul, kalau benar berani, majulah!"
kata Ki Jembros sambil menangkis pukulan dari samping yang dilakukan oleh Empu Tunjungpetak. Sebetulnya Empu
Tunjungpetak, sebagai seorang ahli pula dalam pembuatan keris, tentu saja mempunyai sebatang keris pusaka ampun, akan tetapi melihat lawan juga bertangan kosong, maka dia segan mengeluarkan senjata, apalagi setelah melihat Resi Harimurti membantunya.
"Tar-tar-tarrr...! Wuuuuutttt... plak-plakkk!" Serangan pecut dan kipas itu ditangkis oleh Ki Jembros sambil tertawa-tawa dan tangkisan yang dilakukan dengan pengerahan tenaga sakti itu membuat Resi Harimurti terdorong ke belakang.
Akan tetapi, Empu Tunjungpetak sudah menerjang lagi dengan dahsyatnya dan kini,menghadapi dua orang lawan yang sama sekali bukan orang-orang lemah melainkan
pertapa-pertapa yang sakti, Ki Jembros terpaksa harus mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya dan
terjadilah pertandingan yang amat hebat dan
seru,pertandingan yang menyebabkan debu berterbangan dan tercipta pusaran angin karena hawa sakti mereka yang terkandung dalam tiap gerakan sehingga tidak ada perajurit biasa-biasa berani mendekat.
Hebat bukan main perang kecil yang terjadi di alun-alun http://kangzusi.com
depan keraton itu.
Keduanya bertempur dengan mati-matian, karena pihak Lembu Sora menganggap bahwa mereka dikhianati dan
hendak dibasmi oleh Patih Nambi, sedangkan pihak Patih Nambi menganggap bahwa Lembu Sora dan kawan-kawannya hendak memberontak dan hendak membunuh sang prabu.
Maka kedua pihak melawan mati-matian, sungguh pun
keadaan mereka tidak seimbang sama sekali karena pihak Lembu Sora hanya ada seratus orang lebih sedikit, sedangkan pihak kerajaan yang dipimpin seribu orang pasukan!
278 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang merasa gembira adalah Mahapati dan selirnya,
Lestari. Wanita muda ini dengan senyum manis dan sinar mata berkilat-kilat seperti mata harimau melihat darah, menonton pertandingan itu dan dia mengepal-gepal
tangannya yang kecil,dan dari dalam lehernya yang panjang dan indah bentuknya itu terdengar geram-geram kecil seperti orang merintih kenikmatan, seperti orang yang terpuaskan nafsu berahinya.
"Ibu... ibu... Tejo... lihatlah... hemmm... lihatlah... tidakkah puas hati kalian...?"
"Eh, kau bicara apa, manis?" Mahapati merangkulnya dan memandangnya dengan heran.
Lestari menggeserkan hidungnya dipipi yang mulai kisut itu, memberi ciuman hangat. "Paduka hebat! Lihat betapa Lembu Sora dan kawan-kawannya terbasmi! Hati saya girang sekali!"
"eh, giranglah hatimu" kenapa girang melihat pertempuran mengerikan di bawah itu?"
"Mengerikan" Mereka itu merintis jalan yang paling baik untuk paduka, bukan?"
Mahapati menarik kepala selirnya dan mencium mulutnya dengan penuh dan mesra.
"Untuk kita, manis, untuk kita berdua!"
http://kangzusi.com
Dia lalu memandang ke bawah lagi, lupa akan
pertanyaannya ketika dia tadi seperti mendengar selirnya menyebut-nyebut "ibu", dan memang pertempuran di bawah itu sungguh hebat. Ki jembros yang dikeroyok oleh dua orang kawannya itu,oleh Empu Tunjungpetak yang merupakan kakak seperguruannya dan memiliki tingkat kepandaian yang jauh lebih tinggi dari padanya, dan oleh Resi Harimurti yang juga tinggi tingkat kepandaiannya, akan tetapi tetap saja Ki Jembros memperhatikan keunggulan dan sama sekali tidak terdesak!
279 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi selain Ki Jembros, semua pembantu Lembu Sora termasuk dia sendiri,mulai terdesak hebat. Lembu Sora sudah menderita luka-luka karena dialah yang terkurung dan diserang oleh banyak perajurit yang membantu Patih Nambi, dan Joko Taruno yang kemudian muncul dan ikut mengeroyok untuk membalas kematian ayahnya,Tumenggung Pamandana dan beberapa orang perwira lagi. Namun, tidak pernah senopati yang gagah perkasa ini mengeluh biar pun tubuhnya sudah mulai penuh belepotan darah dan entah sudah berapa banyak perajurit yang roboh oleh keris di tangan kanan kirinya. Dia mengamuk sambil menggereng dan menantang-nantang,bahkan luka-lukanya membuat dia makin beringas, sepak terjangnya makin menggiriskan, seolah-olah darahnya sendiri itu menjadi penambah semangatnya!
Juru Demung juga mengamuk dan dia dihadapi oleh
senopati Pranarojo yang sakti dan yang juga dibantu oleh banyak perajurit sehingga Juru Demung yang kelihatan letih itu mulai terdesak hebat. Demikian pula Raden Gajah Biru yang dihadapi oleh Tumenggung Singosardulo dan belasan orang perajurit, sudah terdesak dan menderita luka-luka, sungguh pun dia masih terus bertahan sekuatnya.
Yang sudah kelihatan payah adalah para perajurit pengikut Lembu Sora. Mereka itu adalah perajurit-perajurit pilihan dan kalau hanya dikeroyok oleh dua orang perajurit yang dibawa http://kangzusi.com
Patih Nambi, agaknya belum tentu mereka kalah. Akan tetapi,perbandingan mereka adalah satu lawan sepuluh! maka biar pun berhasil menjatuhkan lawan masing-masing
sedikitnya dua orang, akhirnya mereka sendiri roboh seorang demi seorang sampi akhirnya habis sama sekali! Mereka menggeletak di sana-sini di antara mayat-mayat berserakan dari pihak lawan yang roboh oleh amukan mereka.
"Kakangmas resi..."
"Emmm...?" Resi Mahapati menjawab manja!
280 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka itu memperlihatkan kegagahannya di sana,
mengapa paduka diam saja" Padahal sudah sering kali paduka memamerkan kejantanan paduka kepada saya. Apakah
kejantanan paduka itu hanya kalau berada di pembaringan dalam kamar saja?"
"Ihh" Ha-ha-ha, kau belum tahu akan sepak terjang
suamimu, cah ayu" Kau lihat Resi Mahapati oleh ejekan kekasihnya itu, maka dipasanglah sebatang anak panah pada gendewanya yang memang telah disediakan dan dipersiapkan kalau-kalau teman-teman di bawah membutuhkan bantuan, maka sejak tadi dia diam saja tidak mau menggunakan gendewa dan anak panahnya. Akan tetapi ejekan kekasihnya membakar hatinya.
"Lihat panahku pertama. Aku akan membunuh Juru
Demung dari sini dengan sekali jemparing!" katanya dengan penuh gaya sambil mementang gendewanya dan mengincar kearah mereka yang sedang bertempur di bawah.
"Mana bisa kena tepat" Dia sedang dikepung dan
dikeroyok. Jangan-jangan malah mengenai orang lain!"
"Pasti kena dan kalau tepat mengenai dadanya, apa
upahnya, sayang?"
"Upahnya?" Lestari tersenyum manis, mencibirkan bibir bawahnya yang merah.
http://kangzusi.com
"Upahnya cium satu kali!"
Resi Mahapati tertawa, kemudian melanjutkan penarikan tali gendewanya. "Nah,lihatlah dia roboh, Tari...!" Tali gendewa dilepas, terdengar suara menjepret dan nampak sinar kilat meluncur dan menyambar ke bawah. Sang Resi ini memang terkenal sebagai seorang ahli panah yang amat hebat. Biar pun dalam hal ilmu pukulan dia masih kalah jauh dibandingkan dengan kakak seperguruannya, yaitu Empu Tunjungpetak, akan tetapi dalam hal ilmu sihir panah, dia jauh lebih unggul.
281 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Juru Demung memang sudah payah. Seperti juga hanya
keadaan Lembu Sora, dia telah menerima banyak tusukan dan bacokan sehingga tubuhnya telah luka-luka. Bahkan lebih parah daripada Lembu Sora. Akan tetapi dia masih terus mengamuk dan tidak akan menyerah sebelum roboh. Tiba-tiba, sinar kilat anak panah dari atas itu menyambar dan tepat mengenai dada Juru Demung!
"Wirrr...cepp.. aahhhh!" Juru Demung mendekap anak
panah yang menancap di dadanya, memandang terbelalak ke atas dan melihat Resi Mahapati berada di menara, dia mengeluarkan suara yang tak dapat dimengerti artinya, lalu roboh terjengkang dan tewas seketika.
Di atas menara, Lestari sudah merangkul Resi Mahapati dan ditarik ke dalam agar tidak nampak dari luar, kemudian dengan penuh kegirangan dan kemesraan dia mencium pipi kakek yang merasa amat bangga itu.
"Eehhh, kenapa cium di pipi" Janjinya cium yang mesra, bukan sekedar ambung saja."
Lestari tersenyum manja dan berkata, "Upahnya haruslah sesuai dengan jasanya,kakangmas resi! yang paduka panah hanya seorang yang tidak begitu berharga, maka upahnya pun cukup berharga ditukar dengan ambung pipi kiri. Dan nyawa orang yang mengamuk di bawah itu, siapa namanya tadi, yang kakangmas katakan sebagai adik seperguruan Ronggo http://kangzusi.com
Lawe..." "Raden Gajah Biru?"
"Ya, nah kalau nyawa dia saya mau menukar dengan
ambung di pipi kanan."
"Ha-ha, engkau memang lucu. Nah, lihat betapa panahku akan menghabiskan nyawa Raden Gajah Biru!"
Kembali gendewanya dipentang, anak panah dibidikkan dan setelah gendewa menjepret dan anak panah meluncur ke 282
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah seperti kilat menyambar, di bawah sana, di antara mereka yang sedang bertanding, terdengar teriakan keras dan robohlah Raden Gajah Biru karena lehernya tertembus anak panah!
Tentu saja Lestari menjadi kagum sekali dan dengan
kemesraan yang membuar si resi makin bangga hatinya, dia mencium pipi kanan sang resi dengan satu kali kecupan.
Watak sang resi, di samping kekejaman dan kecurangannya sebagai akibat dari pengejaran cita-citanya yang setinggi langit, juga dia suka sekali dipuji.
Apalagi kalau yang memujinya itu seorang seperti selirnya yang dicintainya itu.
Dan seperti watak semua orang yang suka sekali menerima pujian, makin dipuji makin hebatlah dia berusaha untuk memperoleh pujian selajutnya!
"Tari kekasihku, kalau sekarang aku menggunakan anak panahku untuk merobohkan Lembu Sora sendiri, apa upahnya darimu, manis?"
"Dia" benarkah paduka dapat merobohkan dia yang begitu perkasa itu dari sini dengan anak panah?" Tanya Lestari girang.
"Tentu saja. Akan tetapi, aku minta upahnya cium di mulut."
http://kangzusi.com
"Baiklah, kakangmas resi!"
Sekali ini Resi Mahapati agak lama membidikkan anak panahnya, dan lebih kuat pula dia menarik tali gendewanya karena dia pun maklum bahwa merobohkan Lembu Sora
dengan anak panah tidaklah semudah dua orang tadi. Kalau saja Lembu Sora belum terluka seperti itu, agaknya malah tidak mungkin dapat mengharapkan panahnya akan mengenai tubuh senopati yang perkasa itu, apalagi melukainya. Akan tetapi, pada saat itu Lembu Sora juga sudah payah sekali, 283
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakannya sudah mulai mengendur karena banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya dan terutama sekali karena dia melihat bahwa dua orang pembantunya yang setia telah roboh sehingga kini hanya tinggal dia sendiri dan Ki Jembros saja yang masih mengamuk dan dikeroyok!
"Prattt...singgg...!!!" Anak panah yang terlepas dari gendewa di tangan Mahapati kini tak nampak bayangannya, seperti kilat menyambar saja, dan karena Mahapati maklum akan kedigdayaan Lembu Sora, maka yang diarah adalah pusar senopati itu.
Memang tidak mudah memanah pusar dari atas, akan
tetapi yang diarahnya itu merupakan tempat berbahaya, karena dari tempat dia berdiri, letak pusar sasarannya tertutup oleh ulu hati.
Pada saat itu Lembu Sora memang sedang sibuk membela diri dan juga mengirim serangan-serangan balasan yan masih berbahaya. Sebagai seorang yang sakti, dia dapat melihat berkelebatannya sinar dari atas dan mendengar suara mendesingnya anak panah, dan biar pun dia sama sekali tidak sempat lagi mengelak karena dia masih dapat mendoyongkan tubuh atasnya ke belakang dan sinar itu menyambar ke bawah dan mengenai paha kaki kananya.
"Cappp...!" http://kangzusi.com
Tubuh Lembu Sora terhuyung dan dia menengadah.
Tampak olehnya Mahapati di atas menara memegang
gendewa. Seperti sinar kilat memasuki kepalanya, Lembu Sora kini dapat melihat apa yang kemungkinan besar telah terjadi dan dilakukan oleh Resi mahapati, teringatlah dia akan semua perbuatan dan kata-kata resi itu dari sejak awal terjadinya desas-desus atau berita tentang kematian Kebo Anabrang olehnya,sampai kepada berita-berita selajutnya yang dibawa resi itu dan kunjungan resi itu ke Pegunungan Pandan.
Terbukalah matanya dan kini dia mengerti bahwa Resi Mahapati berdiri di balik ini semua, juga pengepungan dan 284
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penyerbuan terhadap dia seteman di alun-alun ini tentu akibat siasat sang resi itu!
"Mahapati penghianat...!" Dia berteriak lantang. "manusia macam engkau kelak akan mati cineleng-celeng (dicincang)!"
akan tetapi Lembu Sora tidak dapat melanjutkan kutukannya karena tubuhnya telah dihujani senjata sehingga dia roboh dan tewas. Joko taruno, atau Kebo Taruno putera Kebo Anabrang, cepat meloncat ke depan, menggunakan parangnya yang dicabetkan ke leher musuh besarnya itu,memenggal kepala Lembu Sora sebagai pelaksanaan pembalasan
dendamnya. Para perajurit Mojopahit bersorak-sorak menghabisakan sisa anak buah Lembu Sora dan akhirnya hanya tinggal Ki jembros seoarang yang masih terus melawan pengeroyokan dua orang pendeta itu. Senopati Pranarojo yang mencoba untuk membantu dua orang pendeta itu, baru segebrakan saja sudah terlempar sampai bergulingan diserempet hawa pukulan dari tangan Ki Jembros. Melihat ini, tidak ada lagi yang berani mencoba-coba untuk terjun ke gelanggang pertempuran yang amat dahsyat itu. Setelah mendekap dan mencium mulut Lestari sebagai upahnya merobohkan Lembu Sora, kini Lestari berbisik manja, "Kakangmas, lihat kakek mengerikan itu yang masih terus mengamuk."
Mahapati menjenguk ke bawah dan tertawa. "Ha-ha,
http://kangzusi.com
memang kakek itu hebat sekali dan sekarang aku dapat menduga siapa adanya orang itu, seperti yang diceritakan oleh Reksosuro dan Darumuko. Biar aku membantu kakang Empu Tunjungpetak dan kakang Resi Harimurti. Kalau tidak aku yang turun tangan, agaknya sukar merobohkan kakek gila itu,"
katanya dengan nada suara sombong.
"Kalau benar paduka dapat merobohkan dia..."
"Ha-ha, upahnya...?"
285 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Upahnya malam nanti..., hi-hik...!" Lestari terkekeh genit dan manja.
Mahapati kembali merangkul dan menciumnya. "Engkau
selalu menyenangkan hatiku. Lihatlah baik-baik betapa suamimu akan merobohkan kakek gila di bawah itu. Kau tunggulah saja di sini!" Setelah berkata demikian, Resi Mahapati lalu lari menuruni tangga menara dan berloncatan menghampiri tempat terjadinya pertandingan dahsyat itu yang dikurung oleh para perajurit dari tempat yang agak jauh karena mereka tidak berani mendekat sama sekali".
Sambil mengeluarkan pekik melengking yang bukan hanya ditujukan untuk menggetarkan Ki Jembros, akan tetapi terutama sekali agar tedengar dari jendela menara, Resi Mahapati terjun ke gelanggang pertarungan itu membantu Empu Tunjung Petak dan Resi Harimurti. Dua orang pertapa ini merasa lega dengan masuknya Resi Mahapati karena mereka berdua sudah merasa kewalahan menghadapi Ki
Jembros yang benar-benar amat sakti itu, sungguh pun Ki Jembros sendiri juga tidak begitu mudah saja untuk dapat merobohkan mereka berdua yang menggabungkan kekuatan untuk menghadapinya itu. Kini, masuknya Resi Mahapati yang masih segar tenaganya membuat Ki Jembros terkejut dan terdesak. Akan tetapi, kakek ini tidak menjadi gentar malah tertawa bergelak.
http://kangzusi.com
"Ha-ha-ha, inilah kiranya yang bernama Resi Mahapati, si pengecut laknat itu! Pantas saja muridku amat membencimu, biar pun belum pernah melihatmu. Kiranya memang wajahmu membayangkan seorang manusia berwatak rendah!"
-o0o-dw-o0o- 286 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 21 "Kakek gila mampuslah engkau!" Resi Mahapati membentak marah dan dia sudah menerjang ke depan sambil
mengerahkan aji kesaktiannya dan juga dia mengerahkan kekuatan batinnya untuk menundukkan Ki Jembros.
Ki Jembros menangkis, akan tetapi diam-diam dia terkejut ketika merasa betapa jantungnya tergetar dan berdebar keras, kepalanya menjadi agak pening. Itulah akibat kekuatan sihir yang mulai dipergunakan oleh Resi Mahapati melalui pandang matanya! Kalau saja bukan Ki Jembros yang diserang
kekuatan ilmu sihirnya ini,tentu sudah celaka karena kekuatan sihir ini dapat melumpuhkan lawan.
Betapa pun juga, serangan sihir itu merupakah hal yang amat mengacaukan Ki Jembros karena dia harus membagi perhatiannya, melawan serangan luar dan juga dalam! Hal ini mengacaukan gerakannya, apalagi tiga orang pengeroyoknya itu menghujankan serangan dan setiap pukulan mereka merupakan pukulan-pukulan maut yang amat kuat.
"Plakkkk!" Sebuah tamparan dari tangan kiri Empu
Tunjung Petak menyelinat di antara banyak serangan yang dapat ditangkis Ki Jembros, dan tamparan yang satu ini sukar dielakkannya lagi sehingga mengenai pundaknya. Bukan main hebatnya tamparan Empu Tunjungpetak ini karena tamparan tangan kirinya mengandung aji kesaktian Wisa Dahana yang http://kangzusi.com
panasnya melebihi api. Dengan aji kesaktian ini,kabarnya tangan kiri Empu Tunjungpetak itu mampu membuat keris pusaka tanpa menggunakan api!
Ki Jembros mengeluarkan teriakan seperti seekor singa meraung dan tubuhnya terhuyung, akan tetapi segera dia meloncat dan kaki tangannya bergerak seperti badai
mengamuk sehingga tiga orang pengeroyoknya terpaksa tidak berani mendekat dan mengelak.
287 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertarungan dilanjutkan dan biar pun Ki Jembros merasa betapa pundaknya amat nyeri dan panas, namun amukannya masih hebat sekali dan setiap kali tiga orang pengeroyoknya itu beradu lengan dengannya, mereka tentu mencelat atau terdorong mundur sampai beberapa langkah. Akan tetapi, begitu mereka bertiga mendesak dan menyerang dengan berbareng dari tiga jurusan, ditambah dengan serangan sihir yang tetap memancar dari pandang mata Resi Mahapati, Ki Jembros menjadi bingung dan kembali terkena pukulan dari seorang di antara mereka. Dan pukulan dari orang-orang tua ini bukanlah pukulan biasa, melainkan pukulan yang
mengandung kekuatan dahsyat dari aji kesaktian mereka, yang bagi lawan lain yang tidak memiliki kekebalan seperti Ki Jembros tentu dapat mematikan.
"Ki Jembros, berlututlah engkau...!" Tiba-tiba terdengar teriakan terdengar dari bentakan mulit Resi Mahapati dan secara aneh, Ki Jembros merasa kedua lututnya lemas dan hampir saja dia menjatuhkan diri berlutut.
"Gila...!" bentaknya dan, "Wuuuuttt...!" Lengan kirinya yang panjang menyambar kearah Mahapati, akan tetapi resi ini dengan tangkas sudah mengelak dengan loncatan ke belakang sedangkan Empu Tunjungpetak dan Resi Harimurti sudah menubruk dari belakang sehingga Ki Jembros terpaksa membalik dan tidak mendesak Resi Mahapati.
http://kangzusi.com
"Plak-plak... desss....!" Ketika Ki Jembros menangkisi serangan-serangan Resi Harimurti yang menggunakan kipas bambunya dan Empu Tunjungpetak yang menggunakan
tangannya yang ampuh, Resi Mahapati menggunakan
kesempatan ini untuk menghantam dari belakang dan tepat mengenai punggung Ki Jembros.
Kembali Ki Jembros terhuyung dan dari dalam dadanya keluar gerengan melalui kerongkongannya. Dia membalik dan terus mengamuk. Kalau saja hantaman-hantamannya itu mengenai Resi Mahapati, tentu akan tamatlah riwayatnya.
288 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Mahapati adalah seorang yang cerdik dan dia sudah cepat-cepat menghindar dengan loncatan ke belakang, memberi kesempatan kepada dua orang temannya untuk
menerjang selagi Ki Jembros mengejarnya.
Demikianlah, keadaan Ki Jembros tiada bedanya dengan seekor harimau buas yang amat kuat dan berbahaya dikurung oleh orang-orang yang cerdik dan curang, yang menyerang selagi harimau itu membelakanginya dan lari kalau harimau itu membalik dan mengejarnya untuk memberi kesempatan
kepada pengurung di belakang harimau untuk menyerang.
Beberapa kali Ki Jembros menerima hantaman dari belakang, baik hantaman tangan Resi Mahapati atau Empu
Tunjungpetak yang ampuh, juga hantaman kipas bambu atau lecutan pecut panjang di tangan Resi Harimurti.
Karena dia sendiri tidak pernah berhasil membalas
pukulan-pukulan itu dan tiga orang pengeroyoknya selalu dapat menghindarkan setiap serangan balasan, marahlah Ki Jembros. Kakek yang biasanya gembira dan tertawa-tawa itu, kini menggereng-gereng seperti harimau terluka. Dia maklum bahwa dia telah dikepung pasukan Mojopahit dan bagaimana pun juga, dia tidak dapat meloloskan diri. Lembu Sora dan kawan-kawannya yang dibantunya telah tewas semua dan dia harus berani mengadu nyawa dengan tiga orang lawan
tangguh ini, karena kalau dilanjutkan bertanding seperti ini, http://kangzusi.com
dia akhirnya akan kehabisan tenaga dan kalah.
Terdengar teriakannya yang menggetarkan bumi dan
banyak perajurit Mojopahit yang roboh pingsan, ada yang menjadi lumpuh seketika kedua kaki mereka dan ada pula yang menggigil ketika mendengar teriakan ini. Lalu Ki Jembros menubruk maju,kedua tangannya menyambar ke arah Empu Tunjungpetak yang baru saja kembali berhasil menampar dadanya. Seperti tadi, Empu Tunjungpetak meloncat ke belakang untuk memberi kesempatan kepada dua kawannya agar menyerang dari belakang. Dan memang, Resi Harimurti 289
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan Resi Mahapati segera menyerang dari belakang dengan hebatnya, dan pecut panjang Resi Harimurti lebih dulu dapat mengenai punggung dan tengkuk Ki Jembros dengan
lecutannya. "Tarrr... plakkk, brettt...!" baju di punggung itu robek seperti dikerat pisau,punggung dan tengkuknya terkena lecutan, rasanya panas seperti disengat kalajengking. Akan tetapi, sekali ini Ki Jembros tidak memperdulikan serangan dari belakangnya, menubruk ke arah Empu Tunjungpetak.
"Plakk! Desssss....!" Empu Tunjungpetak cepat menangkis serangan lawan dan pada saat itu, pukulan kipas bambu di tangan Resi Harimurti telah mengenai lambung kiri dan hantaman tangan Resi Mahapati mengenai punggung dengan hebat sehingga tubuh Ki Jembros terdorong ke depan. Hal ini mencelakakan Empu Tunjungpetak,karena kecepatan gerak tubuh Ki Jembros menjadi makin hebat tersurung oleh serangan dari belakang itu dan tiba-tiba tubuhnya telah berhasil menubruk tubuh Empu Tunjungpetak dan kedua tangannya telah berhasil mencekik leher Empu Tunjungpetak!
Empu Tunjungpetak cepat menggunakan kedua tangan
untuk berusaha melepaskan cekikan, namun terdengar Ki Jembros tertawa tergelak-gelak dan cekikannya tidak pernah mengendur. Resi Mahapati yang melihat kakak
seperguruannya terancam bahaya, cepat melakukan
http://kangzusi.com
pemukulan-pemukulan hebat dari belakang, demikian pula Resi Harimurti, akan tetapi Ki Jembros tidak mempedulikan serangan dan pukulan-pukulan mereka berdua itu, dan melihat betapa Empu Tunjungpetak yang telah dicekiknya itu masih juga belum menyerahkan nyawanya, Ki Jembros
tertawa bergelak lalu dia menggerakkan kepalanya,
dihantamkan ke depan mengenai kepala Empu Tunjungpetak.


Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Prakkkk!" Pecahlah kepala Empu Tunjungpetak dan pada saat itu, Resi Mahapati dan Resi Harimurti juga mengerahkan 290
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seluruh tenaga mereka menghantam kearah tengkuk dan punggung Ki Jembros.
"Dessss! Dessss...!"
Ki Jembros melepaskan tubuh Empu Tunjungpetak yang
sudah tak bernyawa lagi, dan dia muntahkan darah segar, cepat membalik dengan kedua lengan menyambar. Akan
tetapi kedua orang lawannya itu telah mencelat mundur dan memandang dengan muka pucat, mata terbelalak penuh rasa kaget dan jerih melihat betapa Empu Tunjungpetak telah tewas dan juga betapa Ki Jembros yang telah menerima pukulan-pukulan maut bertubi-tubi itu masih dapat melawan dengan demikian hebatnya. Muka yang penuh cambang bauk itu berlepotan dara yang menyembur dari mulutnya dan matanya terbelalak, mulutnya terbuka dan masih
mengeluarkan suara tertawa! Tiba-tiba Ki Jembros menubruk, mengembangkan kedua lengannya. Resi Mahapati dan Resi Harimurti cepat mengelak ke belakang, akan tetapi ternyata Ki Jembros hanya menubruk tanah dengan kedua tangan yang dikembangkan dan sama sekali tidak bergerak lagi.
Ketika dengan hati-hati dua orang resi itu memeriksa tubuh kakek raksasa itu,ternyata Ki Jembros telah mati pula. Para perajurit bersorak gembira melihat orang terakhir yang mengerikan dari pihak musuh itu tewas, akan tetapi diam-diam Resi Mahapati dan Resi Harimurti harus mengakui bahwa http://kangzusi.com
selama hidup, baru sekarang ini menghadapi lawan yang demikian saktinya.
Yang paling berduka mendengar berita kematian Lembu Sora adalah sang prabu sendiri. Semenjak kematian Ronggo Lawe, sang prabu sudah merasa amat berduka,apalagi kini ditambah dengan kematian Lembu Sora, seorang yang paling dipercaya,paling disayang selama ini, sejak sebelum dia menjadi raja sampai sekarang!
Kalau dia teringat betapa Lembu Sora di waktu masih sengsara dahulu, melakukan perjalanan penuh derita bersama 291
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dyah Tribuana, melindunginya dan membelanya dengan
taruhan nyawa, bahkan pernah menyediakan tubuhnya untuk dijadikan tempat duduk oleh sang prabu dan isterinya karena tempat itu kotor dan becek, teringat akan semua
pembelaannya di dalam perang, maka hati sang prabu seperti disayat-sayat rasanya mendengar kematian Lembu Sora sebagai seorang pemberontak! Sang prabu adalah seorang manusia yang bijaksana, yang tidak akan berduka menghadapi kematian siapa pun, akan tetapi yang mendukakan hatinya adalah melihat Lembu Sora mati sebagai seorang
pemberontak. Apalagi ketika para isterinya, putri-putri mendiang Raja Kertanegara, menyatakan penyesalan mereka atas peristiwa yang mengakibatkan kematian Lembu Sora, sang prabu menjadi makin berduka. Akan tetapi,rasa girang yang diperlihatkan oleh isterinya yang paling disayangnya, yaitu Sri Indreswari atau Dara Petak dari Malayu, yang merasa puas mendengar kematian Lembu Sora yang dianggapnya berdosa karena membunuh Kebo Anabrang senopati yang disayang oleh isteri dari Malayu ini, membuat hati sang prabu yang berduka itu menjadi hancur dan bingung. Dan akhirnya, sang prabu jatuh sakit dan semenjak itu, kesehatannya mundur sekali, wajahnya sering sekali murung dan sang prabu banyak termenung dengan wajah muram.
Sementara itu, peristiwa yang terjadi berturut-turut semenjak pemberontakan Ronggo Lawe yang baru lima tahun http://kangzusi.com
Kemelut Di Ujung Ruyung Emas 10 Memanah Burung Rajawali Karya Jin Yong Pedang Ular Mas 6
^