Pencarian

Pendekar Cengeng 6

Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo Bagian 6


"Eh, ada satu hal saya ingin sekali tahu."
"Apa itu" "
"Mengapa engkau begitu membenci pinggul besar" "
Yu Lee mengangkat alis membelalakkan mata, lalu tak tahan lagi ia tertawa bergelak sampai kudanya menjadi kaget. Tanpa disadari, Yu Lee menggunakan tenaga di dalam ketawanya sehingga bukan saja kudanya yang kaget, juga Huang ho Sam liong dan orang orang yang memiliki ilmu kepandaian menjadi heran dan kaget sekali.
Mereka merasai getaran tenaga khikang yang dahsyat dalam suara ketawa itu.
"Satu lagi" sahabat Aliok".."
"Apa lagi" " Yu Lee menahan kendali kuda, ingin cepat cepat pergi karena tadi tanpa disadari ia telah membuka rahasianya.
"Apakah engkau...benar benar seorang pelayan tulen"." "
Pertanyaan ini agaknya berkenan di hati semua orang sehingga mereka semua mendengarkan 371
penuh perhatian. Yu Lee tersenyum dan berkata.
"Tentu saja!" Lalu ia membedal kudanya membalap dan mengejar Siok Lan yang sudah melarikan kudanya jauh di depan.
"Suci (kakak perempuan seperguruan) kita mengaso di sini dulu, sinar matahari teriknya bukan main!" kata seorang pemuda tampan sekali kepada seorang gadis cantik ketika mereka berdua memasuki sebuah hutan kecil, pemuda itu usianya paling banyak sembilan belas tahun, ganteng dan tampan sekali, juga gagah karena gerak geriknya gesit, sikapnya tabah dan gagang sepasang pedang tampak di punggungnya. Adapun gadis itu yang usianya satu dua tahun lebih tua, cantik jelita dan sikapnya tenang, namun membayangkan kegagahan. Pakaiannya serba hijau dan di pinggangnya tengantung sebatang pedang panjang.
"Baiklah sumoi", jawab si gadis. Kalau ada orang mendengar jawaban ini tentu dia akan terkejut dan heran. Bagaimana seorang pemuda disebut sumoi (adik perempuan seperguruan)"
Akan tetapi kalau orang itu memandang "si pemuda"dengan teliti, maka ia akan sadar bahwa pemuda itu sesungguhnya adalah seorang gadis juga. Kulituya begitu halus makanya begitu tampan sehingga mendekati catik, tubuhnya juga lunak halus tidak ada tanda tanda kaku seperti terdapat pada tubuh pria. Yang membuat orang akan percaya dia pria adalah sikspnya yang begitu wajar dalam pakaian pria.
372 Memang sesungguhnyalah. "Pemuda" itu bukan lain adalah Tan Li Ceng, murid perempuan Tho tee kong Liong Losu yang semenjak kecil selalu berpakaian seperti pria, dan setelah dewasa masih suka berpakaian pria, apalagi sebagai seorang pendekar, pakaian ini lebih memberi keleluasaan dan kebebasan pada nya, menjauhkan hal hal tidak enak yang selalu mengganggu wanita di perjalanan, apa lagi wanita muda remaja dan cantik jelita ! Adpun gadis cantik yang disebut suci olehnya itu tentu saja adalah Lauw Ci Sian, karena memang murid Tho tee kong Liong Losu hanya ada dua orang inilah.
Telah diceritakan di bagian depan betapa kedua orang gadis perkasa ini bersama dengan murid murid Siauw bin mo Hap tojin secara kebetulan telah bekerja sama dengan Yu Lee si Pendekar Cengeng mengadakan penyerbuan di Istana Air tempat tinggal Hek siauw Kui bo dan muridnya, yaitu Si Dewi Suling atau Cui Siauw Sian li Ma Ji Nio sehingga akhirnya Hek siauw Kui bo tewas di tangan Yu Lee dan anak buah nenek iblis itu dapat dibasmi. Betapa kemudian guru mereka, Tho tee kong Liong Losu mengusulkan untuk menjodohkan dua orang muridnya ini dengan dua orang murid pria dari Siauw bin mo Hap Tojin yang merupakan pemuda pemuda gagah perkasa dan tampan.
Namun dua orang gadis ini menolak karena mereka merasa berat untuk dijodohkan dengan orang lain setelah mereka mengalami hal yang bagi mereka amat memalukan, yaitu bahwa mereka telah tertolong oleh Yu Lee dari padi ancaman bahaya ngeri dalam keadaan telanjang bulat!
373 Hal ini amat menggetarkan perasaan kedua orang dara ini yang menganggap bahwa tidak mungkin mereka dipat bersuamikan orang lain setelah Yu Lee melihat mereka dalam keadaan seperti itu!
Tan Li Ceng adalah puteri tunggal searang pemilik kedai obat di kota An keag, adapua Lauw Ci Sian adalah seorang gadis yatim piatu maka setelah tamat belajar dari guru mereka. Ci Sian ikut bersama sumoinya ke An keng. Tidak ada peristiwa penting tetjadi selama kurang lebih setahun, ketika Ci Sian tinggal bersama dengan sumoinya di rumah Li Ceng di An keng itu, kemudian dua orang gadis ini mendengar akan sepak terjang Pendekar Cengeng yang menggemparkan dunia kang ouw. Selain ini juga mereka mendengar akan kekejaman penindasan yang dilakukan oleh pemerintah penjajah terhadap rakyat yang diharuskan bekerja paksa membuat saluran atau terusan.
Betapa dalam kesempatan ini para pembesar menggunakan wewenang mereka dan kekuatan mereka untuk memancing di air keruh, melakukan pemerasan dan perampasan secara keji.
Tergeraklah hati dua orang gadis pendekar ini.
Guru mereka, Tho tee kong Liong Losu dahulunya juga seorang pejuang besar, penentang pemerintah Goan (Mongol) maka sedikit banyak tentu saja guru ini menanamkan semangat kepahlawanan kepada dua orang muridnya.
Karena inilah maka Li Ceng dan sucinya Ci Sian lalu berangkat meninggalkan An keng dan pada 374
hari itu mereka tiba di sebuah hutan. Mereka mempunyai tujuan ke Propinsi Kian su sebelah barat di mana saluran air dikerjakan untuk menyambung Sungai Yang ce dengan Sungai Huang ho. Mereka tidak tahu bahwa pada saat itu mereka telah berada di daerah lembah Yang ce bagian utara, dan dengan demikian mereka lelah memasuki wilayah tempat penjagaan para pasukan pemerintah yang ditempatkan di sekitar terusan, menjaga keamanan para pekerja paksa.
Di dalam hutan kecil itu mereka berdua duduk di bawah pohon besar, menanggalkan topi dan mengebut ngebut leher mengeringkan keringat.
Dua orang gadis ini sama sekali tidak tahu bahwa semenjak mereka memasuki hutan, banyak pasang mata mengikuti gerak gerik mereka mata yang memandang penuh gairah ke arah Ci Sian. Pada saat itu, Ci Sian dan Li Ceng saling pandang penuh keheranan ketika tiba tiba terdengar suara orang bernyanyi! Suara orang laki laki yang nyaring dan besar, bernyanyi dengan kata kata yang terdengar jelas dan agahnya tidak jauh dari tempat mereka beristirahat.
Hanya Tuhan yang memilih Raja
untuk memilih memimpin manusia.
Seorang gagah akan setia selalu kepada Raja tanpa memandang bulu Mendengar nyanyian seperti itu, kakak beradik septrguruan ini satling pandang dengan kening berkerut. Sebagai murid murid seorang bekas pejuang seperti Tho tee kong, tentu saja mereka 375
sama sekali tidak dapat menyetujui pendapat yang dikemukakn dalam nyanyian itu. Pada waktu itu, tanah air dijajah oleh bangsa Mongol, kerajaan bangsa sendiri dihancurkan dan yang masih ada disdutkan oleh pengaruh bangsa penjajah sehingga makin suram.
Kalau semua orang gagah berpendirian seperti penyanyi itu maka tentu tidak akan ada perlawanan terhadap penjajah, dan hanya mengelus dada menganggap bahwa raja penjajah itu adalah pilihan "Tuhan"! Sungguh merupakan nyanyian yang bagi dua orang dara perkasa itu dianggap nyanyian yang amat rendah dan juga berbahaya! Dengan sigapnya mereka lalu melompat bangun, lalu melangkah ke arah terdengarnya suara nyanyian.
Tampaklah kini oleh mereka si penyanyi.
Seorang laki laki berasia empat puluh tahunan, berpakaian sebagai panglima atau perwira pengawal pemerintah kerajaan Goan, pakaian kebesaran yang terlindung sisik baja, pakaian perang yang mewah dan indah. Topi perwira ini dihias bulu indah pula.
Melihat ini, Tan Li Ceng menjadi gemas dan tanpa dapat dicegah lagi ia lalu berpantun suara dibesarkan seperti suara pria,
"Seekor anjing yang diberi tulang akan menggoyang ekor menjilat tangan tanpa memperdulikan siapa pemberinya.
Seorang gagah mempunya pendirian mulia 376
lebih baik mati dari pada menjadi pengkhianat bangsa !
Mengabdi raja penjajah menindas rakyat lebih hina dari pada anjing laknat"
Laki laki tinggi besar yang berpakaian perwira pengawal itu menjadi merah mukanya, matanya yang besar melotot ke arah Li Ceng dan terdengar membentak keras, "Serbu dan tangkap pemberontak!"
Li Ceng dan Ci Sian menggerakkan tangan dan mereka sudah mencabut pedang masing masing Li Ceng mencabut siang kiam (pedang sepasang) dan menyilangkan kedua pedang itu di depan dada, sedangkan Ci San mencabut pedang panjang yang dilonjorkan di depan mukanya. Dua orang ini tidak tampak gentar, pada saat itu dari balik pohon pohon dan semak belukar bermunculan banyak sekali orang, yaitu pasukan penjaga yang bertugas menjaga di wilayah itu. Tidak kurang dari tiga puluh orang perajurit mengepung dua orang gadis itu, dikepalai oleh laki laki yang bernyani tadi, yang kini tersenyum senyum memandang kepada Ci Sian, pandang matanya liar dan seperti hendak menelanjangi pakaian gadis itu.
"Nona yang cantik dan muda, sungguh sayang sekai kalian sampai ikut terbasmi dengan gerombolan pemberontak lain yang kami kejar kejar. Lebih baik engkau menyerah dan menakluk, nona, dan aku Twi sin to (si Golok Besar Sakti) Kui Mo Yo yang menjamin bahwa engkau akan diampuni dan memperoleh kedudukan mulia.
Kawanmu si mulut lancang inipun kalau engkau 377
yang mintakan ampun, tidak akan kami bunuh asal dia nian membantu pekerjaan di saluran"."
"Anjing, pengkhianat bangsa, tak usah banyak cerewet!" Li Ceng memaki dan ia sudah menerjang maju, memutar sepasang pedangnya. Terdengar teriakan kesakitan dan dua orang pengepung yang paling dekat dengannya telah roboh mandi darah.
Ci Sian yang berdiri lebih dekat dengan perwira itu, tanpa banyak berkata lagi menerjang maju pula, pedangnya berkelebat cepat dan kuat, sinarnya menyilaukan mata.
Mulailah dua orang kakak beradik seperguruan itu dikeroyok. Ketika perwira yang bernama Kui Mo Yo tadi menangkis pedang Ci Sian dan terkejut oleh kenyataan bahwa nona cantik itu lihai sekali pedangnya dan kuat tenaganya sehingga tangkisan goloknya membuat ia terhuyung dan hampir melepaskan senjatanya, lenyaplah nafsu birahinya dan kini ia memberi aba aba untuk mengeroyok dan membunuh dua orang pemberontak ini !
Li Ceng dan Ci Sian boleh jadi adalah dua orang gadis perkasa yang meniliki ilmu silat tinggi dan merupakan dara dara muda yang sukar dicari tandingannya dan sukar pula dirobohkan. Akan tetapi kini mereka menghadapi pengeroyokan tiga puluh orang lebih pasukan penjaga kerajaan Goan yang terdiri dari orang orang yang kuat dan liar, sudah biasa bertempur, dan dipimpin oleh Kui Mo Yo yang memiliki ilmu golok cukup lihai.
Betapapun dua orang dara perkasa iui mengamuk, namun mereka segera terkurung rapat dan 378
terdesak hebat. Rapatnya pengurungan musuh, banyak nya senjata yang datang menyerbu, membuat mereka ini sukar sekali untuk mercurahkan perhatiannya merobohkan lawan, melainkan hampir semua perhatian harus ditujukan untuk melindungi tubuh sendiri dari pada ancaman puluhan batang senjata tajam yang datang bagaikan hujan itu.
Pasukan penjaga itu mengeroyok sambil bersorak hiruk pikuk, seperti sekumpulan pemburu mengepung dua ekor harimau betina.
Namun di antara suara hiruk pikuk para pengeroyok itu, masih terdengar teriakan dan bentakan nyaring kedua orang gadis itu terutama sekali Li Ceng yang mengikuti setiap serangan balasan.
Setelah lewat seratus jurus dua orang gadis itu sudah berhasil robohkan masing masing empat orang pengeroyok lagi, akan tetapi mereka telah menjadi lelah dan pening, napas terengah engah dan tubuh basah oleh keringat. Melihat keedaan kedua orang lawan yang makin lemah ini Kui Mo Yo berkali kali mendesak anak buahnya untuk memperketat pengepungan.
"Ha ha ha, kiranya mereka berdua semua adalah wanita cantik! Hayo tangkap, siapa dapat menangkap mereka akan menerima hadiah besar.
Kalau tidak bisa ditangkap hidup hidup boleh juga bunuh saja!"
Pengepungan makin kuat dan dalam suatu desakan hujan senjata Li Ceng terluka paha kirinya, sedangkan Ci Sian kena hantam pundak 379
kirinya, dengan gagang tombak. Kedua orang gadis itu terluka, namun mereka menggertak gigi dan melawan terus.
"Ha ha ha.. kedua orang nona manis, masih tidak mau menyerah?" Peiwira itu tertawa mengejek, akan tetapi terdengar bentakan nyaring dan tubuh Li Ceng yang terkepung itu tiba tiba menyambar dengan sebuah loncatan tinggi, langsung terjun menyerang Kui Mo Yo. Perwira ini kaget dan berusaha menangkis dengan goloknya.
Namun yang menyerangnya adalan sepasang pedang yang gerakannya susul menyusul. Ia berbasil menangkis pedang kiri, namun pedang kanan membabat lehernya ! Kui Mo Yo cepat membuang diri ke samping.
"Haiiilt! Li Ceng melengking nyaring,
"Aduhhh".!" Kui Mo Yo menggulingkan tubuh dan terus bergulingan untuk menghindarkan serangan susulan. Anak buahnya sudah cepat cepat mengurung lagi gadis berpakaian pria yang lihai itu. Kui Mo Yo menyumpah nyumpah, pundaknya terluka pedang, untung hanya daging di pangkal lengan saja yang terkupas sehingga darahnya bercucuran.
Setelah menempelkan obat dan dibalut, Kui Mo Yo menggunakan tangan kiri memegang goloknya, maju lagi untuk memimpin anak buahnya.
"Bunuh mereka! Bunuh"!" bentaknya marah sekali.
"Bunuh mereka"! Bunuh anjing anjing Mongol"!" Bentakan Kui Mo Yo tadi mendapat 380
sambutan suara yang gemuruh dan muccullah orang orang yang pakaiannya tidak keruan, compang camping bahkan ada yang bertelanjang dada, rata rata mereka adalah laki laki yang tubuhnya kurus dan pucat, akan tetapi mereka itu dipimpin dua orang dua pemuda gagah perrkasa dan tampan yang mengamuk bagaikan dua ekor naga. Juga lima puluh orang laki laki kurus pucat itu biarpun melihat gerak gerik mereka tidak dapat disebut sebagai ahli ahli pertempuran, namun ternyata mereka itu bertempur dengan semangat tinggi dan kenekadan yang luar biasa. Jelas bahwa kebencian mereka terhadap para penjaga Mongol ini meluap luap dan karena inilah maka cara mereka bertandirig amatlah dahsyat dan mengerikan.
"Jiwi siocia (nona berdua) jangan khawatir kami datang mrembantu !" teriak seorang diantara dua orang pemuda gagah yang memimpin penyerbuan pasukan laki laki kurus pucat itu.
Ci Sian dan Li Ceng segera mengenal dua orang pemuda itu. Biarpun dua orang pemuda tampan itu kini juga berpakaian tidak karuan kotor compang camping namun wajah Owyang Tek tetap tampan dan gagah perkasa, tubuh nya tetap tinggi besar kuat berbeda dengan pasukan yang dipimpinnya. Juga Gui Siong masih tampan sekali, dengan gerak gerik yang halus namun pedang di tangannya tidak kalah dahsyatnya dari pada pedang di tangan suhengnya.
Dua orang pemuda ini adalah murid murid terkasih Siauw bin mo Hap Tojin. Tentu saja hati 381
kedua orang gadis yang sudah terluka dan tadinya tidak melihat harapan untuk dapat lolos dari kepungan itu menjadi girang sekali, bangkit kembali semangat mereka dan kini mereka mengamuk lebih hebat lagi.
Pertempuran kini menjadi berat sebelah.
Mengalahkan dua orang gadis perkasa itu saja sudah amat sukar, apalagi kini ditambah dua orang pemuda yang tidak kalah lihainya daripada kedua orang nona itu, masih ada lagi pasukan sebanyak lima puluh orang yang bertempur tanpa memperdulikan keselamatan sendiri !
Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Kui Mo Yo dan pasukan penjaganya. Mereka itu roboh seorang demi seorang, dan Si Golok Sakti itu sendiripun akhirnya roboh mandi darah. Entah pedang siapa yang membunuhnya, namun setidaknya, di tubuhnya terdapat bekas tusukan dan bacokan pedang keempat orang muda perkasa itu ! Akhirnya pasukan laki laki kurus pucat itu menghabiskan semua musuh, tidak ada seorangpun dapat meloloskan diri semua tewas dibawah hujan senjata orang orang yang meluap luap kebenciannya.
"Jiwi terluka" Ah, sayang " kami agak terlambat datang "!" kata Gui Siong setelah dua pasang orang muda itu saling berhadapan, Ouwyang Tek yang tidak pandai bicara itu tanpa membuka mulut sudah mengeluarkan bungkusan ooat luka dan kain pembalut, menyerahkan semua ini kepada Ci Sian yang menerimanya dengan 382
mengangguk tanda terima kasih akan tetapi tanpa berkata kata pula itu.
Mulailah kedua orang gadis itu saling bantu mengobati dan membalut luka masing masing sambil bercakap cakap dengan kedua orang pemuda yang telah menolong mereka.
"Banyak terima kasih atas bantuan jiwi twako (kakak berdua)!" kata Li Ceng sederhana. Memang dalam soal bantu membantu melawan musuh dalam dunia pendekar merupakan hal biasa dan lumrah. "Akan tetapi bagaimana jiwi twako bisa tiba tiba muncul di sini dan " siapakah mereka yang jiwi pimpin?"
Ouwyang Tek yang kini sudah tidak begitu sungkan dan malu lagi menghadapi dua orang gadis cantik jelita yang selama ini menjadi buah mimpi dan buah percakapan mereka berdua, menghela napas panjang dan berkata, "Kasihan mereka itu, menjadi korban kelaliman raja penjajah, menjadi buruh paksa".!"
Ci Sian memandang pemuda tinggi besar itu, terheran. "Mereka itu buruh yang disuruh bekerja paksa menggali terusan" "
Ouwyang Tek memandang gadis itu. Dua pasang mata melekat sejenak dan tiba tiba muka pemuda tinggi besar itu menjadi merah, jantungnya berdebar dan ia tidak dapat bicara lagi, hanya dapat mengangguk angguk saja ! Melihat keadaan suhengnya ini, Gui Siong yang sudah mengikuti setiap gerak gerik kakak sepenguruannya, lalu cepat menolongnya dan berkata, "Betul, nona. Mereka ini adalah pekerja 383
pekerja paksaan yang bekerja dalam neraka dunia, menggali terusan sampai mati !"
"Tapi" tapi bagaimana mereka dapat datang menolong kami" Dan bagaimana jiwi dapat memimpin mereka !" Ci Sian bertanya lagi.
"Nanti dulu, Gui twako (kakak Gui)!" Tan Li Ceng memotong cepat, "Sungguh tidak enak mendengar kalian berdua menyebut kami jiwi siocia. Apa perlunya nona nonaan terhadap kami"
Guru kita saling bersahabat, karenanya di antara kita juga terdapat tali persahabatan. Mengapa bersikap sungkan seperti orang asing" Harap saja kalian suka menganggap kami sahabat sehingga tidak ada sikap sungkan seperti itu."
Ouwyang Tek makin menunduk, akan tetapi wajah Gui Siong yang tampan berseri. "Terima kasih, Tan" siauw moi (adik). Sungguh merupakan kehormatan besar bagi kami."
"Nah, sekarang kau ceritakanlah bagaimana mereka itu dapat lolos dan bagaimana kalian dapat memimpin mereka sehingga hari ini dapat menolong kami," kata pula Li Ceng sambil tersenyum manis sehingga Gui Siong yang memandangnya tak dapat menahan diri lagi, menelan ludah. Begitu manisnya gadis berpakaian pria di depannya ini! Kami mentaati pesan suhu agar membantu para orang orang yang dijadikan kuli kuli paksa di sini. Sudah setengah tahun kami berkeliaran di daerah ini dan berkali kali kami mengacau para penjaga, membunuh mereka apabila ada kesempatan. Akan tetapi, karena jumlah mereka amat banyak, kedudukan mereka 384
terlalu kuat juga dengan jalan mengacau saja kami masih belum dapat meringankan beban para pekerja yang hidup seperti dalam neraka, maka kami lalu mengambil keputusan untuk menyamar dan masuk sebagai pekerja paksa." "Ahhh....!" Dua orang gadis itu berseru kaget dan memandang kagum.
"Hanya itu satu satunya jalan agar dapat berdekatan dengan mereka yang hidup dalam neraka dunia itu. Dan kami berusaha membangkitkan semangat mereka, membunuh banyak penjaga yang terlalu kejam terhadap para buruh kerja paksa, akhirnya, lima puluh orang lebih ini bertekad ikut dengan kami melarikan diri, membentak pasukan untuk melawan pemerintah penjajah yang membikin sengsara kehidupan rakyat."
Dua orang gadis itu menjadi makin kagum. Kini pandangan mata mereka terhadap pasukan orang orang kurus pucat itu berobah. Kiranya mereka itu adalah orang orang yang telah mengalami penderitaan dan penghinaan sehingga hati mereka menjadi keras dan semangat mereka meluap.
Padahal mereka semua itu bukanlah orang orang yang memiliki kepandaian ! Kalau mereka yang hidup sebagai rakyat petani di dusun dusun kini telah menjadi pejuang penentang kerajaan penjajah, apakah orang orang gagah di dunia kang ouw tinggal memeluk tangan saja. Sungguh memalukan. Li Ceng dan Ci Sian melihat betapa pasukan itu kini sedang melucuti pakaian dan senjata mayat mayat musuh untuk mereka pengunakan karena memang mereka amat 385
membutuhkan pakaian sebagai pengganti pakaian mereka yang compang camping, dan senjata untuk melanjutkan perjuangan mereka mementang para penjaga yang kejam.
"Bagus sekali !" Berseru Tan Li Ceng dengan wajah gembira. "Kami berdua datang ke tempat inipun dengan tujuan yang sama, menentang kekejaman penjajah !"
"Kalau begitu...!" Kata Gui Siong gembira sambil memandang wajah Li Ceng penuh harap, akan tetapi tidak berani melanjutkan ucapannya.
"Kita sudah tiba di sini dan bertemu dengan pasukan pejuang. Kalau kalian masih membutuhkan pembantu"." kata Ci Sian.
"Pembantu ".?" Ouwyang Tek berseru keras dan nyaring. "Jiwi" siauw moi memiliki ilmu kepandaian yang henat, lebih dari kami. Mari kita berjuang bersama sampai dihentikannya kekejaman oleh penjajah!"
"Tepat sekali ucapan suheng !" Sorak Gui Siong.
"Kita berempat memimpin pasukan pekerja paksa, bergerak dari luar dan di dalam dengan cara menyelundupkan pekerja untuk menghasut mereka yang masih takut melawan dan berada di dalam neraka itu. Hancurkan penjajah!" Gui Siong mengepal tinju ke atas.
"Hancurkan penjajah !" Ouwyang Tek, Lauw Ci Sian dan Tan Li Ceng mengikuti teriakan ini sambil mengacungkan tinju ke atas.
"Hancurkan penjajah!!" Suara gemuruh ini keluar dari mulut puluhan orang bekas pekerja itu 386
yang amat gembira menyaksikan empat orang muda gagah perkasa itu meneriakkan suara yang sudah lama bengema di hati mereka.
=====page 40,41 tidak ada=====
badi, sadar akan kewajiban tidak mabok oleh hak dan kekuasaannya.
Untuk menjadi seorang raja bijaksana seperti itu membutuhkan rasa cinta kasih yang mendalam kepada rakyat dan negaranya, terutama kepada rakyat kecil. Pemerintah Goan adalah pemerintah penjajah, kaisarnyapun seorang asing. Tentu saja andaikata ada perasaan kasih sayang di hatinya terhadap rakyat, maka bukanlah rakyat yang dijajahna yang disayangya! Kaisar kerajaan Goan kedua, yaitu Kubilai Khan, boleh jadi seorang kaisar yang besar dan pandai. Akan tetapi iapun tidak memperdulikan nasib rakyat jelata, rakyat kecil dan miskin.
Bukan saja tidak memperdulikan, bahkan dia membutakan mata terhadap kenyataan betapa semua perintah perintahnya dilaksanakan oleh para penguasa dengan jalan memeras, menginjak, dan memperkuda rakyat jelata.
Perbuatan atau penyempurnaan saluran dan terusan yang dimaksudkan untuk memperlancar hubungan dari selatan ke utara, dilaksanakan secara keji. Rakyat dipaksa bekerja rodi dipaksa mengalami hidup seperti dalam neraka, kerja berat secara paksa kadang kadang tanpa ransum dan sanpai mati di tempat kerja, dikubur begitu saja oleh teman teman senasib di tempat kerja, ada kalanya dicambuk sampai mati, disembelih oleh 387
penjaga penjaga yang dikuasai nafsu amarah. Yang laki laki ditangkapi dari rumah disuruh kerja paksa, anak bini ditinggalkan dan anak atau bini yang muda dan yang cantik terjatuh ke tangan orang orang kaya raya dan pejabat pejabat daerah yang rakus, sedikit sawah ladang terjatuh para tuan tuan tanah.
Tidaklah mengherankan apabila banyak diantara rakyat yang sudah tidak dapat menahan kesengsaraan hatinya, memberontak.
Di sana sini muncul pemberontakan dan di sana sini muncul kekacauan kekacauan.
Pemerintah Mongol (Goan) berusaha menggencet pemberontakan ini dengan kekerasan. Memang di banyak tempat mereka berhasil membasmi kaum pemberontak, namun mungkinkah membasmi rasa dendam dan benci dari hati rakyat " Menguasai rakyat dengan jalan kekerasan merupakan langkah pertama yang sesat dan keliru bagi sebuah pemerintah, karena hal ini akan menanamkan bibit kebencian dan dendam.
Dan betapa negara akan dapat menjadi tenteram, damai dan makmur kalau rakyatnya gelisah diamuk benci dan dendam" Akibatnya, kekacauan terus menerus, padam di sini timbul di sana, reda di sana bergolak di sini !
Ouwyang Tek, Gui Siong, Lauw Ci Sian dan Tan Li Ceng terus menerus memimpin pasukannya mengadakan kekacauan di daerah penjagaan di sekitar terusan yang digali. Makin banyak pengikut pasukan ini, sampai mencapai jumlah lebih dari dua ratus orang ! Sebagian besar dari mereka 388
adalah pekerja pekerja yang berhasil lolos keluar dengan bantuan pasukan ini.
Karena mereka semua telah mengalami penyiksaan dan penderitaan yang amat hebat di dalam neraka dunia ketika menggali terusan itu maka rasa dendam dan kebencian mereka membuat mereka semua ini menjadi sebuah pasukan berani mati yang amat luar biasa !
Mereka tidak mempunyai markas tertentu, selalu berpindah pindah tempat di daerah lembah sungai yang banyak hutannya, dan selalu muncul di saat yang tidak tersangka sangka lawan, di tempat tempat yang selalu kurang penjagaannya sehingga banyaklah para penjaga yang terbunuh.
Kalau pasukan penjaga mengadakan penyergapan dengan pasukan yang besar dan kuat, mereka hilang seperti ditelan bumi untuk kemudian muncul di tempat lain yang penjagaannya kurang kuat lalu menghancurkan pasukan penjaga di situ.
Mudah diduga sebelumnya dan memang tidaklah aneh kalau dua pasang orang muda itu makin lama makin saling tertarik. Bagi Ouwyang Tek dan Gui Siong memang dua orang gadis itu bukan wanita wanita biasa saja, melainkan semenjak pertama ketika bertemu dahulu, hati mereka telah dicuri. Apa lagi ketika guru mereka, Siauw bin mo Hap Tojin menyatakan bahwa kakek ini akan merasa bahagia sekali kalau dua orang muridnya itu dapat mengikat perjodohan dengan dua orang murid wanita sahabat baiknya itu.
Memang hal ini sudah pula dibicarakan oleh Hap Tojin kepada sahabatnya Liong Losu, akan tetapi 389
pendeta berkepala gundul itu hanya menggelengkan kepala dan berkata, "Pinceng setuju sekali akan tetapi hanya terserah kepada yang akan menjalani !"
Persoalan ikatan jodoh itu terhenti sampai di situ saja dan selama setahun tidak diusik usik kembali. Kini seolah olah Tuhan sendiri yang mengatur sehingga mereka tidak hanya dapat bertemu di tempat yang tak disangka sangka, bahkan mereka terus dapat berkumpul dan berjuang bahu membahu.
Mengherankankah itu namanya kalau Ouwyang Tek makin lama makin tertarik kepada Lauw Ci Sian, gadis pendiam yang cantik jelita dan gagah perkasa itu !
Dan anehkah kalau Gui Siong yang halus lembut dan hati hati itu makin lama makin tergila gila kepada Tan Li Ceng, gadis cantik manis yang lincah jenaka itu" Akan tetapi, sampai berbulan bulan mereka berjuang bersama, bertanding bahu membahu, berlumba merobohkan lawan, makin berat menindih rasa cinta kasih di hati kedua orang muda itu, namun mulut mereka tetap membungkam, berat dan sukar rasanya untuk membuka kata menyampaikan rasa cinta dengan suara ! Apalagi bagi Ouwyang Tek yang memang pendiam dan tidak pandai bicara, tiap kali hendak mengaku cinta, lehernya seperti tercekik tangan yang tak tampak sehingga jangankan mengeluarkan kata kata bahkan bernapaspun sukar rasanya, sedangkan Gui Siong yang biasanya psndai bicarapun kalau berhadapan dengan Tan Li 390
Ceng, seperti seekor jangkerik terpijak, tidak ada suaranya lagi, seperti "mati kutunya"!
Pada suatu malam empat orang muda ini mengadakan sebuah serbuan pada sebuah tempat penjagaan yang cukup kuat dijaga oleh seratus orang lebih penjaga, sedangkan jumlah penyerbu yang dipimpin keempat orang muda itu hanya ada tujuh puluh orang.
Akan tetapi karena penyerbuan dilakukan pada tengah malam secara tiba tiba dan tak terduga duga, maka pasukan penjaga menjadi panik.
Apalagi karena pasukan penyerbu yang dipimpin empat orang muda perkasa itu adalah pasukan pilihan yang sudah terlatih, sudah belajar jurus jurus pokok dalam perang campuh seperti itu, diambil dari jurus jurus ilmu silat tinggi keempat orang muda itu.
Terjadilah pertempuran hebat atau lebih tepat penyembelihan karena fihak penjaga benar benar dihancurkan di malam itu. Mereka berusaha melawan namun sia sia dan mulailah tempat itu banjir darah dan mayat mayat roboh bergelimpangan.
Seperti biasa dalam setiap penyerbuan Ouwyang Tek, Gui Siong, Lauw Ci Sian dan Tan Li Ceng menjadi pelopor, mengamuk paling depan.
Pedang mereka merupakan jangkauan jangkauan maut yang sukar dihindarkan musuh. Kemana pedang mereka berkelebat, tentu ada lawan yang roboh dibarengi darah muncrat !
Hiruk pikuk suara perang di malam terang bulan itu. Teriakan teriakan marah dan 391
kemenangan para penyerbu bersaing dengan jerit korban dan pekik kematian, membubung di angkasa. Akan tetapi, diantara suara hiruk pikuk ini, Ouwyang Tek yang kebetulan mengamuk bersama Lauw Ci Sian, selalu berdekatan dan seakan berlomba merobohkan lawan malah sempat tertawa tawa gembira dan berkata, "Sian moi ( adik Sian ), sudah beberapa orang korbanmu ?"
Lauw Ci Sian tersenyum. Selalu itulah yang ditanyakan pemuda tinggi besar dan gagah perkasa ini setiap kali mereka bertempur melawan musuh.
Ia melihat betapa pemuda itu merendahkan tubuh untuk membiarkan sebatang golok terbang lewat di atas kepala, lalu dari bawah pedangnya menusuk memasuki perut seorang pengeroyok yang menjerit dan roboh di bawah kaki si pemuda. Pada saat itu, Ci Sian miringkan tubuhnya karena ada tombak yang menusuk dada, begitu tombak lewat ia menjepit batang tombak di dalam kempitan lengan kiri pedangnya membabat dan si pemegang tombak sudah kehilangan kepalanya karena lehernya terpental putus !
"Baru enam, Ouwyang twako." jawabnya.
Mereka berdua mengamuk terus, bahu membahu. Agaknya Ouwyang Tek gembira bukau main karena penyerbuan itu berbasil baik, maka tidak seperti biasanya kini dia tidak hanya mengeluarkan pertanyaan tentang banyaknya korban saja, melainkan terdengar ia mengeluarkan ucapan yang amat aneh bagi pendengaran Ci Sian
"Sian moi"!" Pemuda itu berseru lagi sambil tetap 392
mengamuk, tanpa menoleh ke arah gadis yang diajak bicara.
"Trang, trang"!" Ci Sian memutar pedang menangkis dua batang golok yang menyambar dari kanan kiri, kemudian pedangnya menyambar.
Hanya dengan menjatuhkan diri, dua orang pengeroyok itu terlepas daripada bahaya maut, lalu meloncat dan mengeroyok lagi bersama teman teman mereka.
"Ada apakah, Ouwyang twako?"
"Aku" aku" cinta padamu".mampus kau setan!!"
Ci Sian terkejut bukan main dan memandang dengan mata terbelalak, Ouwyang Tek tadi mengeluarkan kata kata itu sambil melancat dan menubruk ke belakangnya. Kiranya pemuda perkasa itu telah menolongnya dari sebuah serangan musuh yang kedua tangannya penuh dengan senjata rahasia pisau kecil. Untung didahului oleh Ouwyang Tek yang merobohkan lawan itu dengan pedang.
Kalau sampai diserang piauw dari belakang dalam jarak dekat berbahaya juga. Akan tetapi kekagetan Ci Sian tidaklah sekaget ketika ia mendengar pengakuan pemuda itu.
Ci Sian memutar pedangnya. Jantungnya berdebar tidak karuan dan tiba tiba ia teringat akan pengalamannya setahun yang lalu. Teringat betapa ia seakan akan di dalam batinnya telah terikat kepada Yu Lee Si Pendekar Cengeng.
Padahal pendekar itu sama sekali tidak pernah 393
memperdulikan dia dan sumoinya. Tentu saja ia akan membuka kedua lengan lebar lebar, membuka dada menyerahkan hati penuh kasih dan kagum kepada Ouwyang Tek, pemuda yang gagah perkasa ini. Akan tetapi hal itu tidak mungkin karena ia telah terlihat dalam keadaan telanjang bulat oleh seorang pria dan rasa malu ini hanya dapat ditebus dengan menjadi isteri pria itu atau". membunuhnya ! Hal ini membuat Ci Sian menjadi sedih dan tak tertahankannya lagi air matanya bercucuran membasahi kedua pipinya.
Saking sedih, ia menjadi makin marah kepada musuh dan mengamuklah Ci Sian dengan hebatnya tanpa dapat menjawab pertanyaan Oawyang Tek tadi.
Ouwyang Tek wajahnya agak pucat. Untuk mengeluarkan pernyataan cinta tadi membutuhkan seluruh tenaga batinnya ! Akan tetapi setelah ia keluarkan juga, ketegangannya agak mengurang dan ia terheran heran melihat Ci Sian kini mengamuk hebat sambil menangis ! Iapun menyerbu ke depan merobohkan dua orang lawan dan bertanya, "Sian moi" kenapa kau menangis"
Aku " aku cinta padamu
" adakah ini menyakitkan hatimu ......?"
"Tidak".! Trang trangg
" aduuh...!"
Seorang lawan tertembus pedang Ci Sian sampai ke punggung.
Gadis itu melompat ke belakang menarik pedangnya menghadapi pengeroyokan empat orang lainnya. "Kalau begitu, engkau menerima kasihku?""
394 "Tidak bisa". Ah, tidak mungkin"!"
Dua orang muda itu kini tidak berkata kata lagi. Wajah keduanya pucat dan muram, akan tetapi amukan mereka makin hebat. Bukan hanya Ouwyang Tek dan Ci Sian saja yang mengamuk, juga Gui Siong dan Li Ceng bersama anak buah mereka mengamuk sehingga fihak musuh menjadi makin panik, banyak jatuh korban di fihak musuh dan tak lama kemudian setelah dua orang perwira penjaga itu roboh di tangan Ouwyang Tek dan Ci Sian sisa para penjaga itu lalu melarikan diri meninggalkan pondok pondok dan gardu gardu penjagaan, meninggalkan pula banyak senjata dan ransum yang kemudian dirampas oleh pasukan penyerbu, meninggalkan pula belasan wanita hasil culikan yang terus dibebaskan oleh Ci Sian serta Li Ceng.
Sebelum fajar muncul, pasukan ini lenyap dan hanya ada belasan orang terluka ringan, telah menghilang dari tempat itu sehingga ketika datang ratusan serdadu penolong fihak penjaga, tempat itu sudah menjadi sunyi dan gardu gardu telah dibakar, mayat para penjaga berserakan!
Semenjak malam hari penyerbuan itu wajah Ouwyang Tek kelihatan muram dan sayu mencerminkan kekecewaan dan kedukaan besar.
Namun mulutnya tidak mengeluh, tidak pernah mengeluarkan kata kata yaag menunjukkan hati yang patah! Sebaliknya Ci Sian juga tampak berduka dan setiap kali memandang wajah teman seperjuangan ini, matanya menjadi merah. Betapa tidak akan duka hatinya karena sesungguhnya ia 395
juga mencintai pemuda ini, namun perasaan cirita kasih ini ia selimuti dengan pendapat pikiran bahwa tidak mungkin ia menjadi isteri orang lain kecuali Yu Lee ! Karena kedua orang ini adalah orang orang pendiam, maka mereka itu menahan derita korban asmara gagal ini di dalam batin saja.
Berbeda keadaan mereka dengan Gui Siong dan Tan Li Ceng. Beberapa hari setelah penyerbuan yang berhasil itu, pada malam harinya yang terang benderang karena bulan purnama muncul sejak sore, kebetulan Gui Siong dan Li Ceng berada berdua saja di dalam hutan yang menjadi tempat persembunyian mereka. Hampir semua pasukan sudah beristirahat, kecuali mereka yang menjaga, dan kedua orang muda yang bertugas mengawasi penjagaan ini bertemu di bagian yang terbuka sehingga sinar bulan sepenuhnya menyinari mereka "Adik Li Ceng, ada satu hal yang sudah lama sekali menjadi ganjalan di hatiku, namun sampai kini belum jua dapat kukeluarkan dari mulut ......"
"Hi, hik, kau aneh sekali, Siong koko (kakak Siong)!" Li Ceng tertawa menutupi bibir nya.
Biarpun ia tetap berpakaian pria, namun kadang kadang muncul juga sifat genit kewanitaannya yang wajar, "Kalau ada ganjalan hati, kenapa tidak lekas dikeluarkan" Ayahku seorang ahli obat dan pernah bilang bahwa ganjalan hati dapat merusak jantung dan paru paru. Kalau dibiarkan berlarut larut menimbulkan racun mengamuk dalam dada.
Apa sih ganjalan hatimu, koko?"
396 "Aku khawatir akan ada orang yang marah bssar kalau sampai aku berani mengatakan ganjalan ini, Ceng moi"."
Li Ceng memandang, dengan mata bening terbelalak, alis hitam panjang terangkat, Gui Siong terpesona. Betapa cantiknya gadis ini kalau sudah memandangnya seperti itu, ia tidak percaya kepada kekuatan sendiri dan cepat cepat mengalihkan pandangan, kini ia menengadah menatap bulan.
"A?ihh, engkau lucu dan aneh. Siapakah orangnya yang akan marah marah?"
"Engkaulah orangnya."
''Eh, eh! Jangan bergurau, Siong ko! Mengapa aku harus marah" "
Tanpa mengalihkan pandang matanya dari bulan, Gui Siong berkata perlahan. "Benarkah engkau tidak akan marah, moi moi" "
"Tidak. Mengapa harus marah" Aku berjanji takkan marah. Apa sih ganjalan aneh itu" "
"Biarlah aku berterus terang, memang tidak baik menyimpan ganjalan hati, moi moi, dan kaupun boleh marah padaku, memang aku yang tak tahu diri. Moi moi" semenjak pertemuan kita setahun lebih yang lalu, ketika menyerbu Istana Air sarang iblis betina Dewi Suling dan gurunya.
Aku....... aku". telah cinta kepadamu, Li Ceng.
Bahkan suhu sendiri mengusulkan agar aku dan suheng dapat berjodoh dengan engkau dan sucimu. Li Ceng, aku cinta padamu"! Nah, inilah ganjalan hatiku?"
397 Seluruh muka Li Ceng menjadi merah mendengar pernyataan cinta ini. Menurut suara hatinya, pemuda itu tidak bertepuk sebelah tangan. Pemuda yang begini tampan, halus, gagah perkasa, sudah lama menjatuhkan hati nya Akan tetapi, ah, betapa ia dapat menerima kasih sayang nya kalau di sana ada". Pendekar Cengeng ! Ia menghela napas panjang.
Mendengar gadis itu menghela napas dan tidak menjawab, Gui Song mengerutkan keningnya dan menoleh dengan muka pucat, ia sudah siap menanti akibat yang paling buruk yaitu ditolak cintanya dan dianggap kurang ajar. Ia menoleh dan melihat betapa gadis itu menunduk, wajah yang cantik dan tersinar cahaya rembulan itu murung dan muram.
"Maaf, Ceng moi, sungguh aku tak tahu diri dan?"
"Bukan begitu, koko. Aku tidak marah, juga aku harus bersukur dan berterima kasih bahwa seorang peuuda gagah perkasa seperti engkau sudi menaruh perhatian kepada diriku yang buruk dan bodoh......."
"Kalau begitu engkau" " Gui Siong seperti tercekik lehernya saking girangnya.
"Aku.... aku .... terpaksa tak"dapat menerima perasaan hatimu yang murni itu, Siong koko, karena"karena....."
Gui Song melongo penuh kekecewaan. "Kenapa moi moi" Karena engkau tidak mempunyai perasaan cinta kepadaku" "
398 Li Ceng menggeleng kepalanya sambil menunduk. Jari jari tangannya tanpa disadarinya mencabut rumput dan mempermainkan rumput rumput itu.
"Kalau begitu mengapa, Ceng moi" Beritahulah kepadaku moi moi agar aku tidak menjadi penasaran."
Tan Li Geng menghela napas kemudian mengangkat mukanya yang agak pucat. Mereka saling berpandangan dan dan sinar mata gadis itu Gui Song dapat merasa betapa mesra pandang mata itu dan bahwa tidak mungkin pandang mata seperti itu mencerminkan hati yang tidak mercinta!
"Siong ko, harap jangan salah mengerti, sesungguhnya, bagaimanakah aku dapat menjawab pertanyaanmu. Hal iiu tidak mungkin karena". ada sesuatu ikatan yang amat berat bagiku"."
"Ahhh... "! Gui Siong melompat bangun dengan wajah makin pucat. "Adikku yang baik, sungguh aku tak tahu diri dan kurang ajar ! Maafkanlah aku kalau begitu sungguh kalau aku tahu bahwa engkau sudah terikat jodoh dengan orang lain, biar sampai mati mulut ini takkan membuka rahasia ini"."
Tan Li Ceng yang tadiriya duduk di atas akar pohon, juga bangkit berdiri dan berkata, suaranya sungguh sungguh "Bukan ikatan jodoh, koko.
Dengarkan baik baik dan aku mengharapkan pengertianmu yang mendalam. Ingat kah engkau ketika kita bersama menyerbu Istana Air dahulu 399
itu" Nah, di tempat itu aku dan suci mengalami hal yang amat memalukan".."
Tan Li Ceng lalu meneeritakan pengalamannya bersama Lauw Ci Sian ketika mereka tertawan dan hampir saja diperkosa Yan ce Su go kemudian tertolong oleh Yu Lee dalam keadaan telanjang bulat! Betapa kemudian dia dan sucinya membunuh empat orang laki laki berhati binatang itu.
"Demikianlah Song koko. Setelah ada seorang pria melihat keadaan kami seperti itu, betapa mungkin kami berdua menjadi isteri orang lain?"
Gui Siong mengangguk angguk. Wah, kiranya saingannya adalah pendekar sakti itu ! Ia merasa kecewa dan runtuh semangatnya. Berat kalau harus bersaing dengan Pendekar Cengeng pikirnya dengan hati berat ia lalu berkata, "Ah, sekali lagi maaf. Kiranya engkau mencintai Yu taihip?"
Li Ceng cepat mengangkat muka memandang, lalu menggelengkan kepala, "Siapa mencintai dia, koko" Jangan menyangka sembarangan. Aku memang kagum kepada Yu taihiap yang memang patut dikagumi, akan tetapi mencinta"."
Kenalpun tidak, pertemuan baru satu kali itu, dalam waktu singkat pula.
Gui Siong terheran heran dan jantungnya kembali berdebar girang penuh harapan.
"Dan dia"." Adakah dia mencintaimu?"
"Siapa mengetahui hati orang lain ?"
400 "Eh, Ceog moi, bagaimana pula ini" Kalau kalian tidak saling mencinta, kalau diantara kalian tidak ada ikatan jodoh mengapa kau bilang tidak mungkin menjadi isteri orang lain" "
Dara itu menghela napas panjang. "Engkau tidak mengerti keadaan hati wanita, Siong koko.
Aku dan Suci Lauw Ci Sian mempunyai pendapat yang sama. Kalau ada laki laki yang melihat keadaan kami bertelanjang bulat seperti dahulu itu, dia harus kami bunuh ! Itulah sebahnya mengapa kami menbunuh Yang ce Su go. Akan tetapi betapa kami dapat membunuh Yu taihiap yang sudah menolong kami" Karena itulah maka jalan satu satunya untuk menghilangkan aib dan hina, kami harus menjadi isterinya ......" Dengan saputangannya, Li Ceng mengusap dua butir air mata dari pipinya.
Gui Sioag melongo. "Kalau.... andaikata". Yu taihiap tidak suka menjadi suami kalian berdua".
?" Dengan muka menunduk, Li Ceng berkata,
"Kami akan menantangnya bertandirig sampai mati."
"Wah" mana bisa begini" Mana ada aturan begitu". ?" Gui Siong berulang mencela dan mengomel, akan tetapi Li Ceng sudah meninggalkannya menggerutu seorang diri di tempat itu, menyesali hal yang amat membingungkan hatinya itu. Kembali teringatlah ia akan kesuraman wajah suhengnya dalam beberapa hari ini seolah olah ada sesuatu ganjalan di hati kakak sepenguruannya itu semenjak penyerbuan 401
tengah malam yang berhasil menghancurkan pos penjagaan musuh. Kalau ia tanya, suhengnya hanya menghela napas dan tidak mau menjawab.
Kini ia dapat menduga. Memang antara dia dan suhengnya tidak ada rahasia lagi betapa mereka berdua mencinta dua orang gadis murid Liong Losu itu. Ah, kini ia dapat menduga. Tentu suhengnya telah mendenpar pula urusan dua orang gadis itu dengan Yu Lee, dan telah pula ditolak cinta kasihnya.
Keesokan harinya, Gui Siong menemui suhengnya dan langsung berkata, "Suheng, katakanlah terus terang, apakah suheng berduka karena cinta kasih suheng ditolak oleh nona Lauw Ci Sian" "
Wajah Ouwyang Tek seketika menjadi merah sekali dan matanya melotot memandang sutenya, siap untuk mendampratnya karena pertanyaan itu dianggap kurang ajar. Akan tetapi meliat betapa wajah sutenya ini tampak sungguh sungguh dan juga membayangkan kedukaan kelihatan dan agak pucat seperti orang kurang tidur, ia menahan kemarahannya dan hanya berkata kasar, "Kau bicara apa" Tak patut mau tahu urusan pribadi orang !"
Gui Sioag memegang lengan kakak
seperguruannya yang sudah dianggap seperti kakak kandungnya itu lalu bercerita, "Jangan marah, suheng. Aku dapat menduga dan memaklumi keadaanmu karena akupun malam tadi telah mengalami hal yang sama yaitu ditolak cinta kasihku terhadap adik Tan Li Ceng."
402 Berkerut sepasang alis yang hitam tebal itu.
"Hemmm".! Dia kelihatan menaruh perhatian kepadamu Mengapa menolak" "
"Dengan alasan yang sama dengan alasan penolakan nona Ci Sian kepadamu, suheng."
"Apa katamu" Sute, jangan main gila engkau !
Apa engkau telah mendengar percakapan antara kami tentang hal itu" Dia" dia, tidak mengajukan alasan sesuatu?"
"Aduh, apakah nona Ci Lian tidak bercerita kepadamu tentang aib yang menimpa mereka dan urusan mereka dengan Yu taihiap?"
Ouwyang Tek melongo terheran dan menggeleng kepala. "Akupun masih bingung memikirkan, betapa dia menolakku tanpa alasan, padahal kelihatannya, eh sute, apakah ada sesuatu yang terjadi?" Ouwyang Tek memegang lengan sutenya erat erat dengan hati tegang.
"Peristiwa yang membingungkan sekali, suheng.
Aku sendiri heran mengapa mereka begitu picik pandangan dan mengambil keputusan gila seperu itu. Persoalannya begini" Suheng masih ingat ketika kita nertemu dengan mereka pertama kali setahun yang lalu" "
Ouwyang Tek mengangguk. "Di Istana Air bersama guru kita dan Liong Losu, dan Yu Lee Si Pendekar Cengeng."
"Nah, ketika itu, dua orang nona ini tertawan musuh dan hampir saja diperkosa oleh Yang ce Su go. Baiknya pada saat yang amat berbahaya itu muncul Yu taihiap yang menolong mereka dan 403
merobohkan Yang ce Su go. Setelah dibebakan, kedua orang nona itu membunuh Yang ce Su go dan". mulai saat itu lah mereka merasa tidak bebas dan tidak mungkin dapat menjadi isteti orang lain. Itulah sebabnya mengapa mereka menolak cinta kasih kita,"
"Eh, mengapa begitu" "
"Mereka berpendapat bahwa laki laki yang melihat mereka dalam keadaan telanjang bulat, harus mereka bunuh ! Tentu saja mereka tidak dapat membunuh Yu Lee yang menolong mereka, maka jalan satu satunya bagi mereka untuk mencuci aib itu hanya menjadi isterinya."
"Begitu gila ! kalau Yu taihiap tidak setuju" "
"Kalau tidak setuju, mereka akan
menantangnya dan mengajak bertanding sampai mati "
"Wah lebih gila lagi itu ! Tidak sute, kita harus meucegah terjadiriya hal gila itu. Sute kita harus berkorban, demi cinta kita !"
"Apa maksudmu suheng" "
"Kelak kitalah yang akan mencari Yu Lee kita jelaskan persoalan mereka dan minta ke pada Yu Lee agar suka menerima mereka sebagai isterinya."
"Kalau dia tidak mau" "
"Kita paksa, kalau perlu kita tantang dia.
Biarlah kita atau dia yang tewas dalam pertandingan itu, agar kedua orang nona yang kita cinta tidak usah mengorbankan nyawa."
404 Gui Siong hanya termenung, keduanya merenungkan nasib mereka yang tidak beruntung dalam asmara.
"Nona"! Tunggulah jangan tinggalkan saya".!"
Siok tan menahan kendali kudanya dan membiarkan pelayannya itu sampai dapat menyusulnya, lalu berkata, "Engkau menjemukan sekali, membikin malu kepadaku!"
"Lhooh"! Apakah dosaku sekali ini siocia (
nona ) ?" tanya Yu Lee.
"Melakukan kesalahan berkali kali masih tidak merasa punya dosa" Di tempat pertemuan tadi kau sudah membikin kacau dan membikin malu dengan tingkahmu bersama Abouw yang gila gilaan. Masih untung bahwa engkau dan Abouw tidak sampai celaka, kalau kalian roboh di tangan orang, apakah aku yang menjadi majikannya tidak menjadi malu sekali. Kedua, engkau begitu tak tahu malu dau tidak sungkan sungkan lagi menerima pemberian kuda ini. Hemm, agaknya engkau paling senang akan pemberian orang lain, ya" Memalukan saja! Apa kau kira aku tidak bisa membeli kuda kalau aku mau ?"


Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

JILID X YU LEE diam diam tersenyum di dalam hatinya.
Nona ini lincah, jenaka, g?lak, panas, penuh semangat hidup, pendeknya, selalu menyenangkan hatinya, baik dalam keadaan tenang dingin, panas 405
atau sedang marah marah tidak karuan sekalipun.
Begitulah kalau orang sudah mabok asmara, setiap gerak gerik si dia tentu akan selalu menarik !
"Maaf, siocia," kotanya sambil mengangkat kedua tangan depan dada penuh hormat,
"Sesungguhnya karena hati saya tidak rela mendengar nona dihina, maka saya memberanikan diri untuk balas menghina dan mempermaainkan si pinggul besar itu. Adapun tentang kuda". Ah, saya rasa".eh, nona akan lelah sekali kalau melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, maka saya"."
"Sudahlah, yang lewat biarlah lalu," kata Siok Lan, geli juga membayangkan kembali pelayannya ini mempermainkan C?i Hwa Hwa yang lihai,
"Akan tetapi, mulai detik ini, engkau tidak boleh berbuat sesuka sendiri, harus menanti perintahku!
Mengerti?"
"Baik, siocia"
"Hemm kalau lain kali menjengkelkan hatiku tentu akan kugaplok egkau !"
Yu Lee memandang kearah tangan gadis itu.
Tangan yang berjari halus kecil kulitnya halus putih kelihatan lunak hangat. Tiba tiba saja ia mempunyai perasaan ingin digaplok! Entah bagaimana timbul keinginan hatinya agar pipinya disentuh tangan itu!
"Memang saya telah melakukan dua kesalahan di sana tadi, harap nona sekarang suka memberi hukuman itu kepada saya".!" Ia memajukan kudanya mendekati Siok Lan.
406 "Apa"." Kau".. minta digaplok?""
Siok Lan demikiin herannya sampai matanya terbuka lebar dan mulutnya agak ternganga memperlihatkan deretan gigi putih dan ujung lidah yang runcing merah. Saking terpesona Yu Lee menyaksikan "keindahan" ini, sampai tak dapat berkata sesuatu hanya mengangguk angguk dan menelan ludah.
"Eh, Aliok, apakah kau ini agak tidak waras pikiranmu?"
"Nona mengira saya gila" Tidak, nona. Saya sehat walafiat, otak saya tidak parnah miring."
"Kenapa minta di gaplok?"
"Karena"karena" saya sudah mengaku salah dan memang patut dihukum.!"
"Kali ini kuampuankan kau. Sudahlah, kau pergi carikan aku air dingin yang jernih, aku haus sekali dan bekal minuamanku habis. Mengapa tadi kau tidak sekalian mereka membekali minuman !"
Siok Lan melorcat turun dan cepat cepat Yu Lee juga turun lalu membawa dua ekor kuda itu ke bawah sebatang pohon dan membiarkannya makan rumput. Memang siang hari itu panas amat teriknya. Melihat Siok Lan duduk di akar akar pohon, Yu Lee segera memeriksa perbekalan dalam tas kulit itu cukup lengkap. Ada roti kering, daging panggang, dendeng, bahkan ada seguci arak baik, pada setiap punggung kuda!"
"Wah ini ada makanan dan minuman nona.
Apakah nona hendak makan?"
407 Agak merah wajah Siok Lan. Tadi ia tidak memeriksa lebih dulu sudah pula menyalahkan pelayannya mengapa tidak minta perbekalan minuman. Kiranya di dekat sela kaki kudanya terdapat makanan dan minuman, bahkan sekantung uang perak !"
"Siapa sudi minum arak di tengah hari panas ini" Aku ingin minum air sejuk yang jernih !"
katanya menutup rasa malu.
Yu Lee mengambil roti, daging dan arak, menurunkannya dan menaruhnya baik baik di depan Siok Lan kemudian berkata, "Saya akan mencarikan air itu untuk nona."
Setelah pelayannya itu tidak tampak lagi, Siok Lan duduk termenung. Aneh sekali, menagapa ia merasa amat suka kepada pelayan itu" Mengapa pemuda yang bodoh dan tolol itu demikian menarik hatinya" Pemuda yang lemah akan tetapi amat pemberani sehingga tidak gentar mempermainkan Cui Hwa Hwa dengan pertaruhan nyawa! Pemuda yang bodoh akan tetapi cerdik sehingga mengeluarkan ucapan ucapan yang kadang kadang aneh dan berpengaruh di depan begitu banyak orang kang ouw.
Pemuda miskn akan tetapi amat setia dan kaya akan pribudi yang baik sifat sifat yang menawan inilah agaknya yang menarik hati nya, yang membuat ia kadang kadang merasa gemas dan kadang kadang merasa kasihan, kadang kadang merasa marah tanpa sebab dan barulah kadang kadang marah karena semua sifat baik itu dipunyai oleh seorang yang hanya menjadi pelayan 408
saja ! Mengapa kalau Pendekar Cengeng, pemuda she Yu itu demikian sombong, tidak memandang sebelah mata kepada keluarganya, kini pelayannya begini baik"
Siok Lan sedang makan roti kering ketika Yu Lee datang membawa tempat air yang penuh berisi air dingin yang jernih sekali, diletakkannya tempat air itu di depan Siok Lan dan berkatalah ia dengan ramah.
"Minumlah, siocia. Airnya dingin dan amat jernih."
Siok Lan mengangguk dan minum air beberapa teguk. "Kau makanlah rotinya." Gadis itu menawarkan.
Yu Lee menggeleng kepala. "Saya tidak lapar, nona"
Gadis itu memandang dan melihat bibir pemuda pelayannya ini kering, bertanya, "Kau juga belum minum?"
Yu Lee tersenyum menggeleng kepala, "Saking tegesa gesa saya lupa minum di sana tadi."
"Aliok, kau memang aneh, kau begitu bodoh tapi".."
"Tapi bagaimana, siocia?"
"Sudahlah, kau boleh minum air ini !"
"Nona baru minum sedikit, dan sehabis makan roti tentu haus lagi."
Siok Lan memandang marah. "Aku bisa minum lagi nanti. Apakah air sebegini banyak akan kau 409
habiskan sekali minum" Kalau kau habiskan, engkau harus mengambilkan lagi untuk ku.
Minumlah kalau haus, kalau tidak ya sudah."
Yu Lee berdebar jantungnya. Ia memang mengenal watak gadis ini yang amat polos dan menganggap pelayannya seperti teman seperjalanan dan sudah biasa diajak makan bersama. Akan tetapi untuk minum berdua dari satu tempat air " Sungguh ia hampir tak dapat percaya maka untuk membuktikannya, ia lalu meangngkat tempat air itu, lalu meneguk airnya beberapa teguk. Sengaja ia menempelkan bibirnya pada bibir tempat air yang tadi berbekas bibir Siok Lan, kemudian diletakkannya kembali tempat air itu. Airnya masih setengahnya.
"Hayo makanlah roti ini. Kalau kita berangkat lagi nanti, aku tidak akun berhenti sebelum malam, kau bisa mati kelaparan nanti !"
"Baiklah, siocia," Yu Lee lalu mengambil roti sisa yang dimakan Siok Lan dan ia mulai makan roti kering. Jantungnya berdebar makin keras ketika ia melihat Siok Lan mengelap bibirnya kemudian mengangkat tempat air itu dan" minum air itu tanpa ragu ragu lagi dan ia tahu betul tempat bibir gadis itu tanpa disengaja meenempel di bibir tempat air dibekas bibirnya tadi ! Lehernya serasa tercekik karena ia merasa amat terharu.
Benar benar seorang gadis yang polos dan masih bersih hatinya. Ia tersedak dan Siok Lan cepat cepat menyerahkan tempat air.
410 "Ihh, seperti anak kecil sajal Makan sampai tersedak. Hayo diberi minum, bisa mati mendelik engkau nanti !"
Yu Lee minum air dan tenggorokannya menjadi longgar kembali ia memandang kepada Siok Lan dengan wajah berseri.
"Nona sungguh amat baik"."
Siok Lan megerutkan alisnya, "Apa" Kenapa baik" Aku berbuat baik apa kepada siapa" Jagan menjilat kau!"
Yu Lee melengak. Memang aneh watak nona ini.
Sebentar ramah sebentar galak! sebentar senyum sebentar merengut. Saat itu bergurau, saat lain membentak bentak!
"Nona amat baik sebagai nona majikan mengajak makan minum pelayannya bahkan.... eh
" minum dari satu tempat air"sungguh merupakan kehormatan besar bagi saya".!"
"Hemm apa anehnya begitu saja" Kau tidak punya penyakit batuk bukan" Tidak punya penyakit menular ?"
"Ah, tidak sama sekali nona."
"Nah, mengapa ribut ribut" Majikan maupun pelayan apa bedanya" Sama sama manusia."
"Terima kasih atas pendapat yang mulia ini nona."
"Sudahlah, sudahlah! Kalau kau memuji muji terus bisa kuanggap menjilat dan aku akan marah 411
setengah mati karena aku paling benci pada seorang penjilat !"
Pada saat itu Yu Lee sudah tahu akan ada nya orang yang bersembunyi di pohon besar tak jauh dari situ. Sebaliknya Siok Lan baru terkejut ketika dari balik pohon itu terdengar suara tertawa, "He, he, he, benar sekali. Penjilat penjilat harus dibasmi dari permukaan dunia !"
Siok Lan dan Yu Lee menoleh dan ternyata yang muncul dari balik pohon itu adalah seorang pengemis tua, usianya tentu paling sedikit enam puluh tahun, pakaiannya penuh tambalan, akan tetapi kelihatan bersih, juga sepatunya yang sudah berlubang sehingga tampuk ibu jari kakinya itu putih bersih seperti sepatu baru. Mukanya halus tidak tertutup jenggot atau kumis, akan tetapi sepasang alisnya yang tebal itu sudah putih, juga rambut nya penuh uban. Tububnya tingi kurus dan tangan kirinya memegang sebatang tongkat bambu. Pinggangnya terikat sabuk merah yang lebar dan berbunga, yaitu dibagian depan diikatkan dalam bentuk bunga teratai. Dandanan yang aneh menggelikan bagi seorang pengemis, namun melihat sabuk merah dan tongkat itu, diam diam Yu Lee terkejut dan memandang penuh perhatian.
Siok Lan masih duduk di atas akar pohon matanya mengerling tajam. Iapun dapat mengenal tanda sabuk merah dan tongkat itu, maka kemarahannya bangkit seketika dan ia menduga tentu ini adalah tokoh Ang kin Kai pang yang 412
sudah berkali kali memumsuhinya. Berpikir demikian, ia lalu berkata mengejek.
"Kembali ada srigala yang menyamar sebagai domba, perampok menyamar sebagai pengemis.
Menjemukan sekali !" Setelah berkata demikian, Siok Lan menyambar tempat air tadi lalu mengerahkan sin kug, menyambitkan tempat air itu kearah si pengemis tua.
Tempat air itu bentuknya seperti sebuah piring yang dalam atau seperti sebuah panci yang dangkal dan lebar, bentuknya bundar. Karena kini disambitkan dengan keadaan miring dan didorong tenaga sin kang yang amat kuat, maka piring itu berputar cepat seperti gasing, mengeluarkan suara mengaung keras dan meluncur ke arah si pengemis tua. Tak boleh dianggap ringan piring terbang seperti ini karena dalam keadaan berputar dan mengandung tenaga kuat seperti itu, pinggiran nya dapat setajam golok dan kalau mengenai leher dapat menyembelih sampai putus! Maka serangan Siok Lan ini amatlah bebat.
"He, he, he, sungguh ganas cucu Thian te Sin kiam!" Kakek itu terkekeh dan tetap tenang tenang saja menghadapi serangan piring terbang itu.
Ketika piring itu menyambar ke arahnyu, ia sama sekali tidak membuat gerakan mengelak, hanya memandang sambil terkekeh seperti seorang dewasa mentertawai seorang anak anak nakal.
"Sungg ".!" Piring itu menyambar ke arah lehernya. Kakek itu mengangkat tangan kanan ke depan, dengan perlahan jari tangan telunjuk menyentil ke arah piring terbang.
413 "Trang" nguuuuuung!" Piring dari panci itu begitu kena disentil telunjuk kanan kakek pengemis berbunyi nyaring lalu berputar lebih cepat daripada tadi, akan tetapi kini meluncur ke atas mengeluarkan suara mengaung yang jauh lebih nyaring daripida ketika disambitkan Siok Lan tadi ! Piring terbang itu melayang cepat dan jauh sekali ke atas sampai akhirnya lenyap dari pandangan mata, entah jatuh di mana. Akan tetapi agaknya benda itu dijadikan sebagai isyarat rahasia oleh kakek pengemis, karena tiba tiba bermunculanlah sedikitnya tiga puluh orang pengemis bersabuk merah dari semua penjuru dan mereka berdiri mengepung tempat itu dari jarak jauh. Bahkan di antara mereka sudah ada yang
"merawat" dua ekor kuda tunggangan Siok Lan dan Yu Lee!
Siok Lan meloncat bangun diturut oleh Yu Lee yang bangkit juga dengan tenang. "Wah, memang tidak salah dugaanku ! Ang kin Kai pang hanyalah sekumpulan perampok yang menyamar sebagai pengemis kelaparan ! Sungguh hal ini amat memalukan golongan hok lim (perampok) dan kai pang (kaum pengemis) yang tulen !"
Kakek pengemis itu mengangkat tongkatnya ke atas kepala dan suara hiruk pikuk para pengemis yang muncul dan marah mendengar ucapan Siok Lan, mendadak sirep dan keadaan menjadi sunyi.
Jelas bahwa semua pengemis, di mana tampak juga Ang Kun, tokoh tingkat lima, kemudian Ang Ci dan Ang Sun tokoh tokoh tingkat tiga, dan beberapa tokoh Ang kin Kai pang yang lain, amat 414
mematuhi kakek ini sehingga makin yakinlah Yu Lee akan dugaannya tadi bahwa kakek itu agaknya adalah ketua dari Ang kin Kai pang yang terkenal dengan julukan Kai ong (Raja Pengemis) Ang kwi Han. Maka ia memandang penuh kekhawatiran karena maklum bahwa menghadapi tokoh Ang kin Kai pang tingkat tiga juga Siok Lan belum tentu dapat menang, apa lagi menandingi ketuanya!
"Nona cilik yang bermulut besar!" Bentik Kakek ketua itu. "Sesungguhnya tidaklah pantas bagi aku sebagai ketua Ang kin Kai pang untuk berurusan dengan bocah seperti engkau ! Semestinya aku menemui kakekmu untuk menegur cucunya ! Akan tetapi karena sudah dua kali engkau menghina pembantu pembantuku, sudah sepatutnya pula aku menegur langsung kepadamu agar engkau tidak memandang rendah kami orang Ang kin Kai pang !"
Siok Lan mendengar bahwa kakek ini adalah ketua Ang kin Kai pang, menjadi terkejut juga ia sudah mendengar dari kakeknya tentang kelihaian raja Pengemis ini, akan tetapi dasar ia bandel, berani dan tidak mengenal takut, maka ia tersenyum dan berkata.
"Ah, kiranyn Ang kin Kai pangcu yang muncul sendiri ! Pangcu, kebetulan sekali kita berjumpa.
Engkau tadi bilang hendak menegurku, boleh saja.
Akan tetapi ketahuilah bahwa aku pun ingin sekali menegurmu atas kelakuan anak buahmu yang tidak patut. Pelayan ku ini menjadi saksi akan kekurangajaran para pengikutmu dan orang orangmu itupun kebetulan hadir." Sampai di sini 415
Siok Lan menudingkan telunjuknya ke arah Ang Kun, Ang Ci dan Ang Sun yang berdiri tak bergerak, mata mereka mendelik marah.
"Betul seperti yang dikatakan nona majikanku
!" Tiba tiba Yu Lee berkata, suaranya lantang dan ia tidak perduli betapa tiga orang tokoh pengemis itu juga siketua sendiri, memandang kepadanya penuh perhatian dan kecurigaan. Pemuda ini maklum bahwa tiga orang tokoh pengemis itu tentu sudah mengerti bahwa dia adalah searang berkepandaian tinggi dan tentu sudah melapor kepada ketua mereka bahwa dialah yang
"melindungi" Siok Lan secara diam diam. "Aku menjadi saksi hidup ! Aku berani sumpah demi apapun juga bahwa dalam urusan antara nonaku dan para tokoh Ang kin Kai pang nonaku tidak bersalah seujung rambut sekali pun! Pangcu harap suka mengambil pertimbangan yang adil. Pertama tama, pembantu mu yang seorang itu telah menghadang nnona dan dengan paksa hendak minta sumbangan, yang kemudian ditolak oleh nona majikanku sehingga terjadi bentrokan.
Kemudian kedua orang yang lebih besar itu," ia menudin ke arah Ang Ci dan Ang Sun, "datang pula selagi nonaku sedang makan. Coba pangcu katakan apa kesalahan nonaku" Kalau kalian tidak mengganggunya, tentu tidak akan terjadi bentrokan !"
"Ha ha ha ha ! Omonganmu tepat namun jelas membela sebelah pihak! Seorang gagah akan berpemandangan luas menilai persoalan nya, bukan hanya yang berada di depan hidung saja.
Nona cilik ini cucu Thian te Sin kiam seorang 416
pejuang dan penentang pemerintah penjajah, maka sudah sepatutnya kalau anak buahku minta sumbangan kepada nona cilik ini, karena sumbangan sumbangan itu bukan untuk diri kami pribadi melainkan untuk pembiayaan perjuangan melawan pemerintah Mongol. Akan tetapi nona cilik ini tidak menyumbang malah menghina, mengandalkan perlindungan sembunyi. Ha ha ha !"
Setelah sekarang bertemu dengan aku sendiri, apakah nona cilik akan lari ketakutan?"
"Tua bangka sombong!" Tiba tiba Liem Siok Lan berseru keras dan mencabut pedang nya, "Jangan asal terbuka saja mulutmu ! Siapa takut kepadamu" Kalau tidak terima dan mendendam kepadaku, hayo ini aku sudah berada di sini. Kau mau apa?"
Ang Kwi Han tertawa, akan tetapi matanya mengerling ke arah Yu Lee "Setidaknya hari ini akan kupaksa orang mengaku dirinya ! Nona mari kita main main sebentar dengan pedangmu.
Bukankah itu gin kiam (pedang perak)" Tentu ada pula gin ciam ( Jarum perak )! Itulah kepandaian yang dibanggakan Thian te sin kiam. Apakah nona telah mewarisi kepandaian itu seluruhna"
Perlihatkan baik baik kepadaku !" Setelah berkata demikian, kakek itu melangkah maju, tangan kanannya menampar ke arah Siok Lan.
Gadis ini maklum akan kelihaian lawan, maka iapun berlaku hati hati dan miringkan tubuh mengelak sambil menggeser kaki. Tangan lewat di atas pundaknya, anginnya bersiut, akan tetapi 417
ujung lengan baju itu masih meluncur akan menotok lehernya !
"Aiiihhh".." Siok Lan berseru, membelakangkan tubuhnya dan sinar perak pedangnya menyambar ke arah lengan kakek itu.
Kakek itu memutar tubuh, tongkatnya di gerakkan menangkis dan.. tubuh Siok Lan terhuyung huyung ke belakang sampai delapan langkah. Ia merasa seperti tubuhnya didorong tenaga tersembunyi yang dahsyat. Namun, biarpun jalas kakek tua sakti dan bertenaga sinkang amat hebat, sedikitpun ia tidak memperlihatkan rasa takut. Ia memasang kuda kuda, kemudian ia meloncat ke depan, menelan jarak delapan langkah tadi dalam sekali lompat, padangnya meluncur dan menerjang lawan amat cepat dan kuatnya.
"Ha ha ha sedikitnya engkau mewarisi semangat Liem Kwat Ek !" Kakek itu tertawa sambil miringkan tubuhnya sehingga terjangan Siok Lan yang dahsyat itu mengenai angin. Kembali kakek itu menampar dengan lengan kanannya yang dibuka lebar lebar. Angin sambaran hebat ini
menambah tenaga dorong dari serangan. Siok Lan yang tidak mengenai sasaran sehingga kembali gadis itu terhuyung ka depan. Akan tetapi Siok Lan sudah siap siap begitu tubuhnya membalik, tangan kiri yang bergerak dan sinar putih jarum jarum peraknya menyambar ke arah tujuh bagian penting tubuh depan kakek itu.
"Ha ha ha gin ciam yang hebat !" Teriak kakek itu, lengan bajunya mengebut dan segera jarum dapat dikebutnya runtuh Siok Lan sudah 418
menerjang lagi, kini mainkan jurus pedang Kun lun pai yang amat indah dan hebat. Kakek itu tidak berani memandang rendah, berkali kali mulutnya memuji dan menggunakan ginkangnya untuk mengelak ke sana ke mari dibantu tongkatnya yang kadang kadang mendorong atau menangkis.
"Kiam hoat bagus....! Kiam hoat bagus..! Sayang pemainnya amat sembrono dan keras kepala!" Ia berulang kali memuji ilmu padangnya dan mencela orangnya, membuat Siok Lan makin marah dan memperhebat terjangannya yang selalu mengenai tempat kosong, bahkan beberapa kali ia terhuyung.
Siok Lan terkejut sekali dan tahulah ia bahwa sekali ini ia tentu akan menderita kekalahan terhadap kakek yang amat lihai ini. Akan tetapi ia menggertak gigi dan maju terus, malah kini ia mengeluarkan jurus jurus nekad mengadu nyawa !
"Hemm, bocah ganas. Apakah engkau masih juga tidak mau menyerah dan mengakui keunggulan aku orang tua" Kakekmu sendiri belum tentu dapat menangkan aku !"
"Tua bangka busuk! Siapa sudi menyerah"
Robobkan aku kalau kau mampu!" Siok Lan menantang berani.
"Hemm, bocah sombong!" Kakek itu berkata gemas sambil menangkis pedang Siok Lan sehingga gadis itu terdorong mundur. "Kalau tidak ingat kepaca kakekmu Liem Kwat Ek, apa kaukira tidak sejak tadi kau sudah roboh binasa ! Lihatlah sekarang, aku akan menghajarmu dengan senjatamu sendiri, dan tanganmu sendirilah yang akan melukaimu. Kalau kelak kakekmu melihat 419
betapa engkau melukai dirimu sendiri dengan senjatamu, tentu akan insaf bahwa aku telah memandang mukanya, masih mengampunkan dirimu ! Engkau terluka atau mati tergantung seranganmu sendiri!"
"Banyak cerewet !" Siok Lan membentak dan menyerang, menusukkan pedangnya ke arah kakek itu. Ang Kwi Han tidak mengelak, melainkan menggerakkan tongkatnya menangkis dengan menggunakan tenaga yang amat aneh dan.....
pedang itu masih di tangan Siok Lan, namun telah membalik dan menusuk ke arah gadis itu sendiri!
"Aihhh"!" Siok Lan cepat membuang diri dan memusnahkan tenaga menarik tangan nya, betapapun juga, pedang itu ujungnya sudah menyambar ujung bajunya sehingga berlubang.
Ternyata kakek itu tidak mengeluarkan ancaman kosong. Namun Siok Lan masih belum sadar dan kembali ia menubruk, kini pedangnya membabat leher. Sekali lagi kakek itu menangkis dan pedang itu membalik dan menyambar leher Siok Lan sendiri yang kini sudah siap siap, sehingga dapat mengelak sambutan pedang yang dipegang oleh tangannya sendiri !
"Nona, lebih baik menyerah"!" Tiba tiba Yu Lee berkata. Pemuda ini maklum akan bahayanya permainan Siok Lan ini karena makin hebat sarangan gadis itu, makin hebat pula bahaya mengancam. Ia pernah mendengar akan ilmu pedang yang bernama ilmu pedang "Mengusir Naga Pulang ke Sarang!" yaitu yang jurus jurusnya terdiri dan tangkisan tangkisan yang membuat 420
senjata lawan itu membalik dan menyerang orangnya sendiri !
Diam diam ia amat kagum, sungguhpun ia maklum bahwa kalau semacam itu hanya ampuh kalau dipergunakan menghadapi lawan yang tingkatnya jauh lebih rendah seperti hal nya kakek itu menghadapi Siok Lan.
Akan tetapi, bujukan Yu Lee ini malah merupakan minyak bakar menyiram api! Seperti diketahui, Siok Lan tadinya merasa bangga sekali karena berkali kali ia telah membuktikan di depan pelayannya betapa hebat ilmunya sehingga ia tidak pernah terkalahkan selama ini! Kalau sekarang ia harus menyerah mentah mentah di depan pelayannya, alangkah akan rendahnya, alahkah akan malunya. Tentu pelayannya tidak lagi akan memandang kepadanya dengan sinar mata begitu penuh kekaguman!
Kembali kakek itu tertawa mengejek ketika gadis itu menyerang makn hebat sebagai jawaban atas permintaan Yu Lee. Memang ketua Ang kin Kai pang ini sudah tahu bahwa pelayan nona ini adalah orang yang sesungguhnya mengalahkan beberapa orang pembantunya, maka kini ia hendak mencari kesempatan agar si pelayan turun tangan membantu Siok Lan. Kalau dia menghendaki, sejak tadipun gadis itu tentu telah dapai ia robohkan.
Karena kini Siok Lan menjadi makin ganas kakek itupun panas juga. Pada saat Siok Lan menusukkan pedang ke dadanya, secepat kilat tangan kanannya menotok pundak gadis itu dan 421
tongkatnya menangkis membuat pedang gadis itu membalik dan menusuk dada itu sendiri.
Siok Lan sudah membelalakkan mata karena merasa bahwa tubuhnya kaku tak dapat di gerakkan sehingga sekali ini pedangnya sendiri tentu akun menembusi dadanya.
Akan tetapi pada saat itu, Yu Lee berseru
"Jangan bunuh nonaku"!" Pelayan itu meloncat kepadanya selagi pedangnya tertangkis dan kini pedang di tangannya itu membalik dan menusuk ke arah dada Yu Lee ! Pada saat itu. Yu Lee yang marah karena kakek itu tega hendak membunuh Siok Lan, sambil berdiri di depan gadis itu dan membelakanginya, sengaja menerima ujung pedang dengan dadanya akan tetapi pada detik itu ia mendorongkan ke dua lengannya ke depan, mengirim pukulan sakti Sin kong ciang ke arah ketua Ang kin kai pang !
Cepat sekali terjadinya semua ini. Pedang itu meleset seketika mengenai dada Yu Lee karena tepat pada saat itu Yu Lee mengerahkan tenaga Sin kong ciang akan tetapi ujung pedang yang melesat itu menusuk miring dan melukai pundaknya. Akan tetapi kakek yang terkena pukulan Sin kong ciang itu terhuyung mundur tiga langkah dan dari mulutnya menyembur darah segar.
"Sungguh kejam kau orang tua hendak membunuh nonaku".!" Yu Lee berkata dan diapun terhuyung ke kiri lalu roboh terduduk, Siok Lan yang tadinya berdiri di belakang Yu Lee, tidak melihat itu semua. Begitu Yu Lee roboh dan melihat pundak dekat dada pemuda itu 422
mengucurkan darah, ia kaget bukan main.
Kemarahannya timbul dan ia menuding ke arah kakek itu
"Kau "! Berani kau melukai pelayanku?"" ia hendak menerjang maju, akan tetapi tertegun dan terbelalak ketika kakek itu tiba tiba menjura dan berkata.
"Mana aku berani kurang ajar" Terima kasih atas pelajaran yang diberikan." Setelah berkata demikian Ang Kwi Han memberi isyarat dengan tongkatnya dan pergilah dia diikuti semua pengemis tadi menonton dengan muka pucat.
Gadis ini bingung, dia tidak tahu sama sekali bahwa sikap Ang Kwi Han itu adalah akibat pukulan sakti yang dilakukan Yu Lee.
Diserang pukulan sakti jarak jauh sekali saja lalu menderita luka, segera kakek itu mengenali bahwa pukulan itulah yang bernama Sin kong ciang dan tiba tiba saja ia menjadi tunduk dan gentar.
Ia dapat menduga bahwa pemuda yang menyamar sebagai pelayan ini tantu ada hubungan dengan tokoh yang menjadi pujaan dan gembongnya semua dunia pengemis, yaitu Sin kong Ciang Han It Kong, tokoh sakti dan penuh rahasia yang selalu berpakaian pengemis. Karena itulah Ang Kwi Han menjadi "mati kutunya" dan tidak berani banyak lagak lagi karena maklum bahwa pemuda itu adalah "golongan sendiri" yang kedudukan dan kepandaiannya lebih tinggi daripadanya.
"Aliok.... kau" kau terluka?""
423 "Tidak" tidak mengapa, nona".!" jawab Yu Lee. Akan tetapi pemuda ini wajahnya pucat sekali dan terhuyung huyung Berat sungguhkah luka yang diderita Yu Lee akibat tusukan pedang gin Kiam pada dadanya tadi" Sesungguhnya tidaklah terlalu berat biarpun mengeluarkan darah cukup banyak, hanya pemuda ini masih terguncang hatinya kalau teringat betapa tadi nyaris Siok Lan tewas di tangan nona itu sendiri dengan pedang nona itu sendiri pula kalau saja ia tidak cepat turun tangan. Mengingat akan hal inilah yang membuat ia menjadi ngeri dan lemas sahingga kini ia terhuyung dengan kepala pening.
Melihat ini Siok Lan cepat memegang lengan pelayannya dan membimbingnya ke dekat pohon
"Hati hati" agaknya lukamu berat, kau duduklah bersandar pohon Aliok." Nona itu membantu Yu Lee yang diam diam merasa terharu, juga geli karena sesungguhnya dia tidak apa apa. Luka itu hanya luka kulit dan daging dan memang ia sengaja menekan dari dalam agar banyak darahnya mencuci bekas luka dari dalam. Hal ini amatlah penting, demikian nasihat gurunya dahulu, karena darah yang keluar iu dapat "mencuci" dan membersihkan daging yang terluka asal jangan terserang racun.
Yu Lee bersandar pada pohon, matanya setengah terpejam tidak berani ia secara langsung menentang wajah Siok Lan yang berada begitu dekat dengannya.
Gadis itu tanpa ragu ragu membuka baju atasnya untuk memeriksa luka di dada dan ini 424
dikerjakannya dengan begitu teliti sehingga Yu Lee merasa betapa jari jari halus itu menyentuh nyentuh dan mengusap usap dadanya, betapa rambut yang hitam halus seperti benang sutera itu kadang kadang menyapu leher dan pipinya, betapa hembusan napas dari hidung gadis itu kadang kadang menyentuh mukanya"
Yu Lee terpaksa memeramkan mata dan hanya hidungnya yang menangkap keharuman yang amat sedap, yang membuat jantungnya berdenyut lebih cepat daripada biasanya.
"Eh, kenapa dadamu berdebar debar seperti ini?" Siok Lan yang memeriksa luka itu dan meraba meraba dada itu diam diam amat mengagumi dada yang bidang dengan kulitnya yang halus putih membayangkan otot yang hebat dan kuat, akan tetapi gadis ini terheran ketika ujung ujung jarinya merasakan denyut jantung yang demikian keras.
"Ah, tidak apa apa, nona?" Yu Lee berkata, akan tetapi kembali ia memejamkan kedua matanya yang tiba tiba menjadi panas. Suara gadis itu demikian halus dan merdu, penuh perhitungan terhadap dirinya, membuat ia menjadi makin terharu. Di dunia ini mana seorang nona majikan yang merawat pelayan nya yang terluka seperti yang dilakukan Siok Lan terhadap dirinya sekarang ini" Gadis itu telah mengeluarkan arak dan mencruci lukanya dengan arak dan saputangan, begitu telaten dan mesra tampaknya, sedikitpun tidak membayangkan jijik pada muka yang menarik jelita itu.
425 "Sakitkah?"" Tanya Siok Lan ketika memandang wajah pemuda itu yang agak pucat, mata yang dipejamkan dan kening tebal itu berkerut.
"Ti"tidak, nona"."
Siok Lan melanjutkan pekerjaan mencuci kemudian mengeluarkan obat bubuk untuk luka yang selalu dibawanya sebagai bekal, menaruh obat bubuk pada luka di dada Yu Lee dan membalut luka itu dengan sobekan ikat pinggannya. Untuk membalut luka di dada, gadis itu terpaksa beberapa kali merangkul leher sehingga mukanya begitu dekat dengan muka Yu Lee. Pemuda ini saking terharunya tak dapat menahan menitiknya dua tetes air matanya.
"Ehh ?" Kau" kau menangis?"
Melihat wajah yang cantik jelita dan amat detat itu menatapnya penuh perhatian dan keheranan, Yu Lee teringat bahwa ia telah mendekatkan diri kepada terbukanya rahasianya, maka cepat cepat ia memaksa dirinya tersenyum dan mengusap dua bulir air mata itu dari pipinya.
"Tidak menangis hanya" rasa nyeri membuat air mata keluar tanpa dapat saya cegah?"
"Ahhh" kukira engkau juga cengeng seperti bekas majikanmu! Sakit benarkah rasanya sampai keluar air matamu?"
"Tadi sakit sekali, nona. Panas dan pedih sekali, akan tatapi" parawatan nona yang begitu teliti, tangan nona begitu halus mengandung getaran yang menyejukkan, mengusir panas dan perih"
426 malah kini menjadi nyaman.... Ah, betapa baik budi nona terhadap seorang pelayan seperti saya.
Banyak terima kasih, nona, kebaikanmu tidak akan pernah dapat saya lupakan "
Sejenak Siok Lan seperti terpesona memandang wajah pelayannya. Ucapan pelayannya itu terdengar amat menyenangkan hatinya, seperti mengangkatnya tinggi ke angkasa, dan mukanya tiba tiba menjadi kemerahan. Akan tetapi rasa nyaman di hati ini seperti ia tutup dengan suara celaan,
"Husss! Aliok, tidak perlu kau memuji mujiku secara berlebihan. Apa yang kulakukan ini sudah sewajarnya dan tidak ada artinya sama sekali kalau dibandingkan dengan jasamu. Engkaulah yang telah memperlihatkan budi amat baik rerhadap aku. Engkau terluka karena aku, engkau yang lemah berani menentang seorang seperti ketua Ang kin Kai pang hanya untuk menolongku.
Kalau tidak ada engkau yang tadi menghalang, apakah sekarang aku tidak sudah menjadi mayat..." Aku bukan seorang yang tidak tahu terima kasih, Aliok, maka sudah semestinya aku merawat lukamu dan sekarang juga aku menyatakan syukur dan terima kasih atas pertolonganmu tadi. Engkau benar benar ssorang hamba yang amat setia, patut menjadi bekas pelayan keluarga Yu yang gagah perkasa."
"Ahh, sekarang saya menjadi pelayan nona, tidak perlu menyebut nyebut keluarga Yu yang sudah terbasmi habis, nona. Tidak enak hati Yu 427
Lee diingatkan akan keluarganya yang sudah habis itu.
"Tidak terbasmi habis Aliok Engkau lupa, masih ada seorang yang lolos, seorang yang sekarang sedang kucari, Yu Lee alias Pendekar Cengeng."
Yu Lee mengerutkan alisnya yang tebal. Inilah merupakan satu setunya hal yang tidak amat menyenangkan selama ia berdekatan dengan Siok Lan. "Ahh, siocia sendiri mengerti betapa semenjak kecil saya menjadi pelayan yang setia keluarga Yu sehingga bagaimana hati dapat merasa senang mendengar bahwa nona mercari Yu kongcu dangan maksud buruk?"
"Memang! Aku mencari dia untuk kuberi hajaran! Untuk kutantang bertanding sampai salah seorang diantara kami menggeletak tak bernyawa!
Dia terlalu menghina keluarga kami !"
Yu Lee menggeleng kepala. "Maaf nona bukan sekali kali saya seorang pelayan berani lancang mulut mencampuri urusan pribadi nona. Akan tetapi nona amatlah baik kepada saya, juga keluarga Yu telah menanam budi besar kepada saya. Oleh karena itu bolehkah saya mengetahui apa sebabnya nona mencari Yu kongcu untuk ditantang bertanding" Permusuhan apakah yang timbul antara keluarga nona dan keluarga Yu yang sudah hancur berantakan itu yang menyebabkan timbul ke bencian hebat di hati nona yang saya tahu amat berbudi mulia."
Sampai lama Siok Lan tidak menjawab dan ketika pemuda itu mengerling kepadanya, Yu Lee melihat betapa gadis itu termenung dengan 428
pandangan mata sayu dan penuh kedukaan ! Ia menjadi heran dan hatinya menjadi tegang. Apakah gerangan yang menyebabkan gadis ini menganggap Pendekar Cengeng seorang yang sombong dan memandang rendah keluarga Liem seperti yang pernah dikatakannya dahulu"
"Aliok, biarpun engkau seorang pelayan biasa akan tetapi kau telah menyelamatkan nyawaku dan karena itu tidak ada salahnya kau mengetahui rahasia keluarga kami. Pula, aku tidak ingin engkau menganggap aku sewenang wenang terhadap Pendekar Cengeng dan kuharap saja engkau dapat menggunakan pikiran adil dan tidak berpihak kepadanya dalam urusan kami ini !"
"Ahh, Siok Lan engkau tidak tahu apa yang kau bicarakan ! Engkau tidak tahu betapa engkau telah membuat aku menjadi penasaran sekali." Demikian suara dalam hati Yu Lee, akan tetapi ia hanya mengangguk angguk.
"Antara kakekku yang terkenal dengan julukan Thian te Sin kiam (Pedang Sakti Bumi Langit) Liem Kwat Ek dan Yu Kiam sian (Dewa Pedang Yu) terjalin persahabatan yang amal erat, bahkan mereka berdua itu adalah teman teman seperjuangan sehidup semati menantang penjajah Mongol. Karena perjuangan gagal, mereka lalu saling berpisah, akan tetapi kedua orang tua bersahabat itu yakni Yu Tiang Sin dan kakekku Liem Kwat Ek telah mengadakan sumpah dan janji bahwa keluarga mereka kelak akan menjadi satu keluarga dengan menjodohkan mereka. Akan tetapi kemudian ternyata bahwa Yu Tiang Sin hanya 429
mempunyai tiga orang anak laki. laki semua, sedangkan kakekku mempunyai hanya seorang anak laki laki pula. Oleh kerena itu, sumpah dan janji itu diteruskan oleh anak anak mereka yang berjanji bahwa kelak akan menjodohkan seorang cucu Yu dengan seorang cucu Liem. Karena kemudian ternyata bahwa ayah hanya mempunyai anak tunggal yaitu aku sendiri maka tentu saja akulah yang semenjak lahir telah ditentukan oleh ayah dan kakek sebagai calon jodoh seorang cucu keluarga Yu"."
"Ahh"!" Yu Lee memandang dengan mata terbelalak karena sesungguhnya seujung rambut sekalipun ia tidak pernah menyangka akan mendengar keterangan saperti ini dalam cerita gadis ini. Jantungnya berdebar keras sekali, terharu, khawatir dan bingung menjadi satu. Akan tetapi denga kekuatan batinnya ia dapat menguasai perasaannya lalu berkata, "Kalau begitu bagus sekali, siocia. Mengapa siocia malah memusuhi" Yu kongcu ?"
Wajah yang cantik itu kelihatan marah. "Karena kongcuma itu seorang yang sombong!"
"Eh, sudah pernahkah nona bertemu de ngan Yu kongcu ?"
Siok Lan menggeleng kepala, kelihatan tak senang membicarakan Pendekar Cengeng, akan tetapi Yu Lee yang menjadi penasaran mendesak terus.
"Berjumpapun bulum pernah bagaimana nona bisa mengatakan bahwa Yu kongcu seorang yang sombong !"
430 "Tentu saja dia sombong." Sepasang mata menyinarkan kebencian. "Dan aku akan mengadakan perhitungan menantangnya sampai seorang diantara kami rebah tak bernyawa lagi. Dia memandang rendah keluargaku !"
Yu Leo melongo. Ia mengingat ingat dan merasa bahwa dia tidak pernah memandang rendah keluarga nona ini. Bagaimana bisa memandang rendah kalau kenalpun tidak sebelumnya" Bahkan dahulu kakeknya atau ayahnya tidak pernah bicara tentang ikatan jodoh yang dijanjikan itu"
"Siocia sepanjang ingatanku, keluarga Yu terutama Yu kongcu, bukanlah orang yang suka memandang rendah orang lain dan sama sekali tidak sombong?"
"Tentu saja engkau bekas pelayannya tentu membelanya. Hayo kau katakan terus terang, engkau hendak berfihak siapa " Kalau berpihak Yu kongcu maka sebaiknya kita berpisah di sini saja.
Kalau membela aku itulah yang" kuharapkan."
"Tentu saja aku membela dan berfihak kepada nona. Tetapi karena aku merasa heran karena sekeluarga Yu dulu?"
"Engkau tak mengerti Aliok" Janji antara kakek dan Yu taihiap ini telah mengikatkan aku dengan Yu Lee sebagai suami
isteri?"?"?"?"?"?"?"?"..
Aku belum pernah melihat macam apa adanya orang bernama Yu Lee yang dijodohkan dengan aku itu, akan tetapi aku hanya percaya bahwa pilihan orang tuaku tidak akan keliru. Akan tetapi, 431
malapetaka menimpa keluarga Yu sehingga hanya" tunangan". eh, dia itu yang dapat lolos.
Keluarga kami tadinya mengira bahwa dia itupun binasa pula karena tidak pernah ada kabar ceritanya. Akan tetapi, tahu tahu muncul pendekar Cengeng yang bukan lain adalah Yu Lee itulah !
Tentu saja kakekk dan ayahku menjadi penasaran dan menjadi penasaran dan merasa malu sekali.
Selama itu orang yang bernama Yu Lee sama sekali tidak memperdulikan keluarga kami, tak pernah datang, tak pernah memberi kabar, seolah olah ia menganggap sepi saja perjanjian keramat itu ! Dan aku menjadi makin dewasa, dan datanglah pinangan pinangan seperti hujan terhadap diri ku!
Puluhan orang pemuda pemuda pilihan ditolak dengan tegas oleh kakek dan ayah, karena aku telah ada yang punya, yaitu pemuda Yu. Siapa kira, kalau fihak keluargaku setia kepada janji keramat, adalah pemuda Yu itu agaknya acuh tak acuh, agaknya setelah ia terkenal menjadi pendekar besar dia telah memandang remeh keluarga kami! Aku tidak tergila gila kepadanya!
Aku tidak kepingin sekali menjadi isterinya! Maka aku barus mencarinya, membuka matanya dan kalau ia tidak berubah sikap akan kutantang dia sampai mati untuk menebus penghinaan ini !"
Gadis itu bicara penuh semangat, penuh kemarahan, mukanya menjadi kemerahan, cuping hidungnya kembang kempis, dadanya berkembang tanda bahwa dia marah sekali dan tidak main main
! Adalah Yu Lee yang mendengarkan dan memandang dengan mata terbelalak dan mulut melongo saking heran serta kagumnya.
432 "Ahh". Aah" kiranya begitukah"..!"
Keterangan itu benar benar membuat Yu Lee terkejut dan wajahnya menjadi pucat, tubuh nya seketika menjadi lemas. Sungguh tidak ?"".
bahwa gadis yang menjatahkan hati nya dan yang menumbuhkan cinta kasih ?"". hatinya, ternyata adalah tunangannya sendiri.
"Aliok,kau" kau kenapakah?" Suara ?"..
gadis ini ketika me ?"?" menjatuhkan diri duduk di bawah ?".. bersandar batang pohon
?"" di depan pelayan ?".. dadamu?"
Yu Lee menggelengkan kepala. "Tidak"..
nona".."
"Akan tetapi, kau".. pucat sekali setelah mendengar keteranganku. Aliok, kau berduka?"
Pandangan mata itu penuh selidik dan amat tajam seolah olah hendak membelah dada pemuda itu dan menjenguk isi hatinya.
"Jadi nona".. nona ini". tunangan?" Ia tidak mampu melanjutkan saking tegang hatinya. Sikap dan kata katanya ini diterima keliru oleh Siok Lan yang kelihatan amat terharu, Siok Lan memegang tangan Aliok dan berkata suaranya menggetar.
"Aliok, aku dipertunangkan dengan dia di luar kehendak hatiku. Sesungguhnya" kalau aku mempunyai hak memilih, aku ... aku tidak sudi".
apalagi dia seorang sombong...... ah engkau biar tak berkepandaian apa apa engkau seribu kali lebih baik daripada dia"."
"Ahhh, nona Siok Lan yang mulia ...... !"
433 Mereka saling berpegang tangan, jari jari mereka saling genggam dan pandangan mata mereka bertemu, bertaut melekat, pandang mata yang mengandung semua bahasa hati, membuat jantung berdebar dn napas sesak seketika. Akan tetapi pada taat itu terdengar derap kaki banyak orang, Siok Lan merenggutkan tangannya dan meloncat berdiri, diikuti oleh Yu Lee.. Kiranya tempat itu sudah terkurung rapat oleh banyak sekali tentara Mongol yang dikepalai oleh lima orang perwira !
"Nona awas".!" Yu Lee berseru keras. Akan tetapi terlambat, karena belasan buah benda yang dilemparkan oleh perwira perwira itu ke arah mereka berdua telah meledak dan tempat itu penuh dengan asap putih yang berbau harum namun yang membuat mata tak dapat dibuka dan napas menjadi sesak. Dalam keadaan gelap seperti itu, Yu Lee tak dapat melihat apa apa hanya menggerakkan kaki tangan merobohkan banyak orang yang coba coba menubruk dan hendak menangkapnya. Ia mengamuk sambil mencari cari Siok Lan. Akan tetapi, ketika asap menipis dan ia dapat bernapas biasa lagi, ia melihat Siok Lan sudah dilarikan di atas kuda dalam ?"
Ia marah sekali dan hendak mengejar, namun lima orang perwira tadi telah meneriakkan?""..
pasukan Mongol kini mengepung Yu Lee dengan senjata mereka. Agaknya?"" pemuda ini sukar ditangkap. Tiga orang perwira itu menurunkan perintah membentak.
434 Yu Lee bangkit kemarahannya. Pasukan itu terdiri dari tentra tentara Mongol yang kuat".
dipimpin oleu lima orang perwira yang pandai ilmu silat, akan tetapi saking marahnya Yu Lee melihat Siok Lan ditawan, ia mengamuk dan sudah mengeluarkan ilmu kepandaiannya yang hebat, yaitu pukulan Sin kong ciang dan kemudian mainkan sebuah pedang rampasan dengan ilmu pedang Ta kui kiamsut. Bagaikan orang membabat ramput saja Yu Lee mengamuk dan merobohkan belasan orang perajurit dalam waktu singkat.
Menyaksikan kegagahan pemuda ini lima orang itu lalu terjun sendiri dan mengeroyok.
Pasukan ini bukanlah pasukan penjaga, melainkan pasukan pengawal dari kota raja yang melakukan perjalanan memeriksa pelaksanaan pembuatan saluran.
Karena pasukan ini adalah pasukan pengawal kerajaan yang tentu saja amat kuat, apa lagi terdiri dari pengawal pengawal pilihan dan jumlah mereka lima puluh orang lebib. Yu Lee menghadapi lawan yang amat tangguh, setelah lima orang itu maju sendiri tidak begitu mudah lagi bagi Yu Lee untuk merobohkan para pengeroyok. Kini pengeroyokan di lakukan dengan tertur rapi dan amat kuat.
Betapapun juga, agaknya pemuda sakti ini akan mampu membasmi habis semua
pengeroyoknya biarpun dalam waktu yang agak lama, kalau saja hatinya tidak demikian risau mengingat keadaan Siok Lan. Ia maklum bahwa kalau terlalu lama ia melayani pasukan pengawal ini tentu akan jauh Siok Lan dibawa lari oleh 435
pasukan musuh dan makin sukar baginya untuk melakukan pengejaran dan menolong gadis yang dicintainya itu. Biarpun demikian tiba tiba ia mengeluarkan suara melengking keras sekali sehingga lima orang perwira itu terkejut dan mundur. Kesempatan ini dipergunakan oleh Yu Lee untuk melompat tinggi melampaui kepala beberapa orang pengeroyok sebelah kiri, kemudian ia terus mengerahkan ginkang menggunakan ilmu lari cepat untuk melakukan pengejaran.
Dapat dibayangkan betapa kagetnya ketika ia berhasil menyusul, ia dapat kenyataan bahwa Siok Lan yang ditawan itu dikawal oleh pasukan Mongol yang sedikitnya ada seratus orang jumlahnya dipimpin oleh tiga orana perwira tinggi bangsa Mongol yang merupakan tokoh tokoh pengawal Istana! Penjagaan amat ketat, Siok Lan dibiarkan berjalan dengan kedua tangan terbelenggu, di tengah tengah. Yu Lee maklum bahwa dengan penjagaan yang demikian kuatnya, amatlah berbahaya kalau dia menyerbu mati matian, berbahaya bagi keselamatan Siok Lan sendiri. Ia tidak berani mengambil resiko seperti itu, maka diam diam ia membayangi pasukan itu dan mencari kesempatan baik untuk menolong gadis yang dikasihinya.
Siok Lan berjalan dengan langkah tegap dada membusung dan muka terangkat sediktipun tidak membayangkan khawatir atau takut. Ketika terjadi penyerbuan, ia tidak dapat banyak berdaya karena asap itu telah membuatnya lemas dan setengah pingsan. Ketika ia sadar kembali, tahu tahu telah terbelenggu kedua tangannya dan dilarikan oleh 436
pasukan berkuda yang jumlahnya belasan orang.
Sebelum ia berontak, pasukan yang menawannya telah tiba di sebuah markas barisan Mongol dan ia lalu dikawal oleh seratus orang lebih tentara mongol yang kuat di dorong dorong supaya berjalan, Siok Lan meronta namun kulit yang menjadi tali pengikat kedua tangannya amat kuat.
"Ha, ha, ha, percuma saja kau meronta, lebih baik berjalan kalau tidak ingin dicambuk," kata seorang tentara musuh yang jalan terdekat.
"Mampuslah !" Siok Lan memaki dan kaki kirinya melayang. Tentara itu berusaha menangkis namun tetap saja tubuhnya terlempar ke belakang sampai tiga meter lebih dimana ia terbanting jatuh sampai mengeluarkan suara "ngek !" dan ia merangkak bangun sambil pringas pringis. Dengan marah tentara ini mencabut goloknya, akan tetapi perwira tinggi besar yang melihat ini membentak,
"Mundur kau dan jangan mergganggu tawanan
!" Tentara itu mundur setelah memandang Siok Lan dan mata melotot marah.
Seorang perwira lain bermuka kuning ia berkata suaranya nyaring dan ditujukan pada semua anak buahnya.
"Kita hanya bertugas mengawal tawanan ini ke kota raja. Tidak seorangpun boleh mengganggunya kecuali kalau ia hendak melarikan diri, baru boleh menghalangi dan kalau perlu membunuhnya.
Ketahuilah kalian semua, tawanan ini adalah seorang penting. Dia adalah cucu Thian te Sin kiam Liem Kwan Ek dank arena itu, dia adalah seorang tokoh di antara pemberontak. Dia 437
dijadikan tawanan untuk menyerang para tokoh pemberontak lain agar menyerah, maka kalian tidak boleh mengganggunya."
Para prajurit terkejut. Nama Thian te Sin kiam terkenal sekali sebagai seorang pemberontak yang telah pernah mengacaukan markas besar tentara Mongol. Kemudian perwira muka kuning berkata kepada Siok Lao,
"Nona, harap suka berjalan baik baik dan tidak mencoba untuk melawan karena hal itu akan membikin sengsara nona sendiri!"
Siok Lan menjebikan bibirnya yang merah, matanya bersinar sinar penuh ejekan dan kebencian. "Cihh! Tak tahu malu! Merobohkan orang dengan asap racun, kemudian mengawak dengan seratus orang lebih tentara. Coba lepaskan belenggu ini dan aku Sian li Eng cu akan menghancurkan kepala kalian semua seorang demi seorang! Kalian tunggu saja kalau kalau kakekku muncul pedangnya akan membabat putus semua batang leher kalian!"
Biarpun ancaman ini kosong belaka, namun sebagian besar diantara para tentara itu meraba leher mereka masing masing penuh kengerian.
Pasukan lalu bergerak maju lebih cepat lagi agar mereka cepat cepat dapat tiba di kota raja dan bebas daripada tugas mengawal wanita cucu Thian te Sin kiam ini.
Semenjak ia tahu bahwa ia tidak akan diganggu, Siok Lan menghentikan usahanya untuk memberontak. Dia bukan seorang gadis bodoh dan nekad. Ia tahu bahwa akan sia sia belaka kalau ia 438
mencoba untuk lari dalam keadaan kedua tangan terbelenggu. Pula, ia tahu bahwa kalau ia gagal lari, ia akan mengalami hal tidak enak, akan dipukul dan mungkin sekali tidak akan dibiarkan berjalan sendiri, kemungkinan pula kakinya akan diikat dan diseret tubuhnya dengan kuda atau diikat tubuhnya di atas kuda! Maka berjalanlah ia dengan sikap gagah sedikitpun tidak membayangkan wajah takut atau putus asa.
Kalau ia teringat kepana Aliok,


Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keningnya berkerut dan hatinya menjadi gelisah. Mungkin pelayannya itu telah dibunuh oleh pasakan ini!
Berpikir demikian, hamper ia tidak kuat menahan air matanya. Tidak! Alik tidak boleh mati! Hatinya seperti disayat pisau. Rasa sayangnya kepada pelayannya amat besar dan baru sekarang terasa olehnya betapa ia amat kehilangan pelayannya itu.
Baru teringat betapa baiknya pelayannya itu terhadap dirinya betapa setia, dan betapa pandang mata pelayannya itu penuh perasaan mesra kepadanya.
Ia kini berpendapat bahwa pelayannya itu. Aliok yang ".. sesungguhnya amat mencintainya ! ........
Sukar mengenal hati seorang. ?". pemuda yang tampan dan biarpun tidak pandai ilmu silat tetapi memiliki keberanian dan kegagahan
mengagumkan. Juga aman cakap.
Perjalanan ke kota raja amatlah jauh dan harus melalui tebing tebing dan jurang jurang diantara hutan hutan lebat. Akan tetapi di sepanjang jalan ini terdapat pos pos penjagaan tentara Mongol oleh karena jalan inilah yang dipergunakan untuk 439
dibuat saluran guna menyambung Sungai Yang ce dengan Sungai Huang ho.
Ada kalanya jalan ini melalui jalan sempit yang diapit oleh dinding dinding gunung atau batu batu karang, ada kalanya menerjang hutan hutan lebat dan liar, kadang kadang juga melalui tanah datar yang luas dan tidak tampak pohon sedikitpun.
Akan tetapi semenjak hari ia ditawan, pada malam malam harinya selalau terjadilah keributan dan keanehan. Malam pertama sudah terjadi ribut ribut. Siok Lan pada malam pertama itu tidur menggeletak begitu saja di bawah pohon karena pasukan kemalaman di dalam hutan. Api api unggun dibuat di sekeliling tempat pemberhentian sehingga keadaan remang remang namun cukup hangat dan Siok Lan tidur di tengah tengah, dikelilingi pasukan yang tidur malang melintang di sekeliling hutan itu, ada pula yang berjaga, ada yang meronda secara bergiliran.
Pokoknya, biarpun pada malam hari, mereka tetap melakukan penjagaan yang amat ketat, peristiwa yang jarang terjadi hanya untuk mengamankan seorang tawanan saja! Diam diam Siok Lan menjadi geli dan juga merasa amat naik derajatnya! Tidaklah percuma ia menjadi tawanan kalau telah diperlakukan sepenting ini. Ia menduga duga apa yang akan ia hadapi di kota raja. Apakah mereka ini menawannya benar benar untuk memancing para pemberontak" Apakah benar para pemberontak hendak muncul"
Kakeknya sudah lama mengundurkan diri karena merasa usia tua, akan tetapi siapa tahu 440
kalau kalau kakeknya itu aktif kembali membantu perjuangan para pemberontak, dan siapa tahu kalau kalau kakeknya itu bersama kawan kawannya benar benar mendengar bahwa ia ditawan dan akan datang menolongnya. Selain kakeknya, siapa lagi yang dapat ia harapkan untuk membebaskannya daripada pasukan yang kuat ini"
Malam hari itu, menjelang tengah malam, tiba tiba terdengar suara melengking tinggi juga menyeramkan bulu kuduk.
Siok Lan tentu saja tidak dapat tidur pula dalam keadaan terbelenggu kedua tangannya itu mendadak kaget dan bangun duduk. Juga semua angauta pasukan terkejut bahkan beberapa yang meloncat bangun berdiri dan saling pandang.
Suara itu amat sebat dan gelap, akan terapi karena tidak ada binatang liar di dunia ini yang mengeluarkan suara Seperti itu. Melengking lengking seperti suara setan, dan seperti sangat menyedihkan akan tetapi juga mengandung ketawa mengejek! Selagi semua orang saling pandang, sekali lagi lengking itu berbunyi lagi dan sekali ini amat nyaringnya, mempunyai daya getaran hebat sehingga jantung yang mendengarnya serasa disayat, membuat kedua kaki menggigil.
Kemudian tampaklah berkelebatan sosok bayangan hitam diantara pohon pohon. Melihat ini gegerlah para perajuri dan mereka semua mencabut senjata melakukan pengejaran ke arah pohon besar di mana tadi mereka melihat bayangan hitam itu melompat.
441 "Pemberontak jahat, turunlah !" bentak seorang perwira.
Lalu kembali terdengar suara melengking dari atas pohon dan bayangan hitam itu menyambar turun, disambut oleh hantaman pedang dan golok empat orang perajurit. Akan tetapi bayangan hitam yang bertangan kosong itu dengan gerakan aneh telah menyelinap, merampas sebatang pedang, menggerakkan pedang rampasan seperti kilat menyambar dan... robohlah keempat orang perajurit itu sambil mengeluarkan pekik mengerikan !
Keadaan menjadi makin ribut. Para perajurit dengan marah menyerbu. Menghadapi gelombang serbuan banyak sekali perajurit ini, si bayangan hitam yang tidak tampak jelas wajahnya itu kewalahan dan segera meloloskan diri, akan tetapi smbil mengacungkan pedang menantang nantang.
Paru perajurit makin marah dan melakukan pengejaran.
"Berhenti ! Jangan kejar dia! Jangan tinggalkan tawanan !" bentak perwira Mongol yang cerdik dan yang agaknya dapat menduga akan maksud kedatangan bayangan hitam itu. Tentu si bayangan hitam hendak memancing para perajurit mengejarnya dan meninggalkan tawanan sehingga mudah untuk dirampas.
Setelah keadaan sunyi kembali, empat orang perajurit yang terluka dirawat, penjagaan di peeketat. Siok Lan diam diam menduga duga siapa gerangan bayangan hitam itu. Dia sendiri tidak dapat menduga tepat dan mengingat ingat 442
siapakah orang sakti yang mengeluarkan suara melengking seperti itu, lengking seperti tangis menyedihkan.
Jantungnya berdebar. Siapakah orangnya yang berusaha menolongaya" Jelas bukan kakeknya atau ayahnya. Apakah tokoh tokoh pemberontak yang ditemuinya di markas Huang ho Sam liong"
Karena tidak dapat menduga tepat ia lalu memasang telinga mendengarkan tiga orang perwira yang bercakap cakap tidak jauh dari tempat ia duduk bersandar batang pohon. Perwira itu sedang membicarakan si bayangan hitam yang mengacau tadi.
"Dewi Suling" Ah, tapi dia tidak pernah memusuhi kita, dan kalau betul dia mengapa bergerak secara rahasia?" kata perwira tinggi besar.
"Pula Dewi Suling adalah seorang tokoh hitam dan tawanan ini cucu seorang tokoh bersih mana mungkin seorang tokoh hitam seperti Dewi Suling hendak menolongnya?" kata perwira lain.
"Hemm, kau keliru, apa kau tidak mendengar desas desus yang ramai di dunia kang ouw bahwa kini muncul Dewi Suling yang sekarang ini sama atau bukan dengan Dewi Suling yang dahulu, tak seorang pun tahu. Yang jelas, tandanya sama yaitu sebatang suling yang mengeluarkan lengking seperti tadi.
"Memang aneh! Sepanjang pendengaranku.
Dewi Suling adalah seorang wanita cabul, gila laki laki tampan, menculik laki laki tampan yang dipaksa melayani nafsunya yang tak kunjung 443
padam, kemudian setelah kenyang dan bosan ia membunuh setiap orang korbannya?"
"Kabarna dia cantik jelita seperti dewi kahyangan" Wah, kalau aku dapat menemani nya beberapa malam saja, biar akhirnya matipun aku puas". ha ha ha !"
Siok Lan tidak mau mendengarkan mereka lagi.
Ia meramkan mata dan hatinya bertanya tanya.
Benarkah Dewi Suling yang tadi berulasa menolongnya" Ah, tidak mungkin sama sekali!
Menurut kakeknya, Dewi Suling adalah murid Hek siauw Kui bo yang amat jahat dan keji dan ia pun sudah mendengar betapa Pendekar Cengeng tunangannya yang tidak memandang mata kepadanya itu, mengangkat nama besarnya justru setelah membasmi sarang Dewi Suling dan gurunya itu ! Tiba tiba telinganya kembali ia pusatkan untuk mendengarkan percakapan mereka kini mereka menyebut nyebut Pendekar Cengeng!
Tujuh Pedang Tiga Ruyung 8 Sarang Perjudian Karya Gu Long Dendam Iblis Seribu Wajah 7
^