Pencarian

Memburu Iblis 21

Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono Bagian 21


Liu Yang Kun. Liu Yang Kun mengerutkan keningnya. Pemuda itu jadi
ingat kembali pada peristiwa beberapa tahun berselang, ketika
ia berkenalan pertama kali dengan tokoh aliran Im-Yang-kauw
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
itu. Tokoh itu telah membujuknya untuk memasuki aliran
tersebut. Bahkan orang tua itu selalu mengundangnya agar ia
mau mengunjungi kuil mereka.
Dalam keadaan patah hati dan kehilangan semangat seperti
sekarang, tiba-tiba muncul keinginan Liu Yang kun untuk
menuruti keinginan itu. Menjadi pendeta dan melepaskan
semua pikiran yang meresahkan hatinya.
"Lo-cianpwe, jangan khawatir ! Lain hari aku benar-benar
akan mengunjungi kuilmu !" serunya kemudian dengan suara
mantap. Demikianlah, dengan semangat yang masih tetap lesu, Liu
Yang Kun mengikuti rombongan Kaisar Han Kou-cou kembali
ke Kota raja. Di sepanjang jalan, pemuda itu tak pernah
mengeluarkan suara apabila tidak diajak bicara oleh
ayahandanya. Namun anehnya, Kaisar seperti tak mengacuhkan perubahan sikap putranya itu. Bahkan kaisar itu
sering melirik dan tersenyum sendiri tanpa sepengetahuan Liu
Yang Kun. Seperti ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Kaisar
Han terhadap putranya. Dua hari kemudian rombongan itu telah tiba di kota raja
dan sambutan untuk mereka benar-benar meriah bukan main.
Hampir di seluruh bagian kota itu dihias dengan indahnya.
Ucapan-ucapan selawat datang yang ditujukan kepada Liu
Yang Kun tampak terpancang dimana-mana. Dan teriakan-
teriakan gembira menyambut kedatangan pangeran muda itu
juga terdengar pula dengan riuhnya.
"Hidup Pangeran muda......! Hidup Pangeran muda..........!"
"Lihat dan dengarlah, anakku " Mereka semua menyambut
kedatanganmu dengan sangat bergembira ! Apakah kau tidak
menyukainya ?" Kaisar Han berbisik kepada Liu Yang Kun.
Dengan sangat lesu dan amat terpaksa sekali Liu Y ang Kun
menganggukkan kepalanya. Bibirnya sedikit tersenyum,
meskipun hatinya tetap terasa hampa.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Terima kasih, Ayahanda," jawabnya kemudian dengan
nada datar. "Hamba benar-benar tidak menyangka kalau akan
memperoleh sambutan seperti ini. Hmm, bagaimana mungkin
orang orang itu tahu kalau hamba hendak pulang ?"
Kaisar menatap Liu Yang kun lekat-lekat, lalu tertawa.
"Tentu saja para petugas kita yang memberitahukan hal itu
kepada mereka. Mereka adalah rakyat kita. Dan mereka
sangat mencintaimu. Itulah sebabnya mereka sangat gembira
sekali melihat kedatanganmu,.........."
Di pintu istana mereka kembali disambut oleh para
punggawa dan kerabat keraton. Semuanya mengelu-elukan
kedatangan Hong-siang dan Liu Yang Kun. Kemudian
berbondong-bondong mereka mengikuti rombongan Kaisar
Han melalui halaman tengah istana yang sangat luas itu,
menuju ke bangunan induk. Di pendapa depan dari bangunan
induk itu seluruh rombongan pengantar terpaksa berhenti,
mereka tidak diperbolehkan lagi memasuki halaman dalam.
Di tempat itu telah dijaga ketat oleh pasukan Gin-i-wi yang
berbaju perak itu, mereka tampak garang-garang dan tangguh
luar biasa. Dan tak seorangpun yang mereka perbolehkan
masuk selain Baginda Kaisar beserta kerabat-kerabat
dekatnya. Oleh karena itu hanya Liu Yang Kun beserta dua
Saudara Yap itu sajalah yang kini tinggal menyertai Kaisar
Han. Bahkan ketika sudah menyeberangi halaman dalam dan
hendak memasuki gapura bercat emas di sebelah dalam, dua
Saudara Yap itupun juga tidak diperbolehkan pula mengikuti
mereka. Di mulai dari gapura tersebut kekuasaan telah
digantikan oleh pasukan pengawal K im-i-wi.
"Hong-siang........! Kami berdua hanya mengantar sampai
disini saja." Yap Tai-ciangkun menjura dengan sangat hormat.
Kaisar Han Kao-cou berhenti melangkah. "Terima kasih.
Kalian benar-benar sangat berjasa. Aku tak akan Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
melupakannya. Nah, sekarang kalian berdua boleh kembali ke
tempat kalian masing-masing. Keluarga kalian telah lama
menunggu kedatangan kalian. Selamat beristirahat.........!"
Di pintu ruang dalam Hong-siang dan Liu Yang kun
disambut oleh seorang wanita muda yang amat cantik. Wanita
berusia sekitar tigapuluhan tahun itu menyanbut kedatangan
Kaisar Han bersama-sama dengan belasan wanita yang lain
pula. Mereka semua mengenakan pakaian yang biasa
dikenakan oleh keluarga atau isteri seorang raja.
Ketika wanita cantik itu berdatang sembah di hadapan
Kaisar Han, tiba-tiba dari ruang dalam muncul empat orang
anak lelaki yang umurnya hampir sebaya satu sama lain.
"Ayahanda ......?" mereka semua berteriak kegirangan dan
menubruk serta bergantungan di lengan Kaisar Han.
Kaisar Han tampak sangat berbahagia pula. Sambil
menggendong salah seorang di antara anak-anak itu Kaisar
Han menuding ke arah Liu Yang Kun.
"Lihat pemuda itu ! Dialah kakak kalian yang selama ini
selalu ayahanda ceritakan. Gagah sekali, bukan ?"
"Ko-ko ! ko-ko......! Ko-ko........!" empat orang anak itu
kemudian berteriak-teriak pula kepada Liu Yang Kun.
Sekejap Liu Yang Kun menjadi gugup. Apalagi ketika semua
mata wanita yang ada di dalam ruangan ini memandang
kepadanya. "he-he-he........! Mengapa kau lantas menjadi bingung di
sini " Ini semua adalah keluarga kita. Anak-anak ini adalah
adik-adikmu. Sementara semua wanita itu adalah ibu-ibumu."
Hong-siang berkata keras seraya menepuk-nepuk pundak Liu
Yang Kun. Dan Liu Y ang Kun pun segera membalas pula pelukan adik-
adiknya. Kemudian pemuda itu juga membalas pula
penghormatan selir-selir Ayahnya. Namun demikian pemuda
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
itu tetap bersikap lesu dan kurang gembira. Semakin sering
dan semakin banyak ia melihat wajah wanita, maka semakin
tebal pula bayangan wajah Tui Lan dan Souw Lian Cu di
matanya. Tampaknya Hong-siang selalu memperhatikan kekecewaan
puteranya itu. Oleh karena itu sambil tertawa Hong-siang
berseru kepada permaisurinya, si wanita cantik berusia
tigapuluhan tahun tadi. "Liong-hui,.....! Coba bawa kemari calon menantu kita ! Aku
akan melihat, apakah anakku ini masih akan bersikap lesu
begini ?" "Baik, Hong-siang.........." wanita cantik yang dipanggil
dengan nama Liong-hui itu menjawab, kemudian pergi ke
ruang dalam bersama beberapa orang selir yang lain.
"Ayahanda ........" Apa-apaan ini " Apa maksud ayahanda
?" Liu Yang kun dengan kaget memprotes.
Hampir saja Liu Yang Kun meninggalkan ruangan itu kalau
tiba-tiba dari ruang dalam tidak muncul dua orang wanita
yang membuatnya kaget setengah mati!
"Nona Souw ........" Tui Lan......?" pekiknya hampir tak
percaya. "Pangeran........!" Souw Lian Cu dan Tui Lan tersenyum
sambil menundukkan kepalanya.
Liu Yang Kun memandang Kaisar Han. "Ayahanda......"
Ini.......Ini......" Apakah kehendak Ayahanda sebenarnya "
Mengapa mereka tiba-tiba berada di sini ?"
"Lhoh......." Bukankah kau mencintai mereka" Apa salahnya
bila aku melamar mereka untukmu ?" Kaisar Han berpura-pura
kaget, padahal bibirnya tak henti-hentinya tersenyum.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tapi...... tapi bukankah mereka berdua telah pergi jauh "
Bagaimana Ayahanda dapat menemukan tempat tinggal
mereka ?" Kaisar Han tertawa gelak-gelak, suatu yang sama sekali tak
pernah dia lakukan dalam beberapa tahun ini.
"Ho-ho-ho-ho........Anak Bodoh ! Ayahmu sudah tua. Tentu
saja bisa membaca apa yang terkandung di dalam hati
anaknya. Begitu aku tahu kau tidak mau duduk bersama aku
di pesta perkawinan Ui Bun Ting itu dan memilih duduk
berdua dengan gadismu itu, maka aku sudah bisa menduga
apa yang sedang terjadi di dalam dirimu. Tentu saja aku
segera mencari tahu, siapa gadismu itu, dan kemudian
melamarnya sekalian setelah kutahu dia putri Hong-gi-hiap
Souw T hian Hai, hahaha!"
"Ah, Ayahanda............."
"Tapi ketika kulihat kalian bertengkar dan keluar dari
tempat pesta itu, aku buru-buru memerintahkan Hong-gi-hiap
Souw Thian Hai dan Hong-lui kun Yap Kiong Lee untuk
mengikuti kalian. Ternyata kalian berselisih paham karena ada
gadis lain yang juga mencintaimu. Bahkan gadis itu telah
mempunyai anak denganmu."
"Dia...... dia kawin dengan hamba ketika kami sama-sama
hidup di..... di lorong-lorong gua itu, Ayah. Kami..., kami saling
mencintai......" Kaisar Han Kou-cou mengangguk. "Aku sudah tahu. Kau
memang tidak bisa meninggalkan dua-duanya. Keduanya
sama berat bagimu. Oleh karena itu aku lalu mencarikan jalan
keluar untukmu. Kuhubungi orang tua Tui Lan, yang ternyata
adalah isteri Ui Bun Ting sendiri. Kulamar sekalian anaknya
agar jadi istrimu yang resmi. ha-ha-ha.......! Jadi di dalam
pesta perkawinan Ui Bun Ting itu, aku sekaligus melamarkan
dua orang istri untukmu, ha-ha-ha-ha..........!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tapi malam itu........baik Souw Lian Cu maupun Tui Lan
telah menghilang dari tempat pesta itu !"
"Ha-ha-ha...... kau memang benar-benar anak bodoh ! Apa
gunanya aku mengutus Hong-gi-hiap Souw Thian Hai dan
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee, kalau aku tak yakin mereka bisa
mengatasi semua masalah yang kuhadapi " Apa sulitnya
mencegah kepergian istrimu itu, ha-ha-ha......! Bukankah
demikian, Souw T ai-hiap ?" tiba-tiba Kaisar Han berseru keras.
"Ah, Hong-siang bisa saja.......!" mendadak terdengar suara
jawaban pendekar sakti itu dari dalam ruangan.
Pangeran Liu Yang Kun berseru kaget. Dari ruangan dalam
dilihatnya ayah Souw Lian Cu itu keluar bersama Chu Bwee
Hong, isterinya. Bahkan di belakang mereka itu muncul pula
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee dan adiknya, Yap Tai-ciangkun,
yang tadi telah meminta diri untuk kembali pulang ke rumah
mereka masing-masing. "Ayahanda......" Liu Yang Kun tersipu-sipu.
Tiba-tiba Kaisar Han Kou-cou berkata serius, "Yang Kun !
Semua ini memang telah kami persiapkan untukmu. Kedua
orang kekasihmu itu telah setuju pula. Maka bulan depan
istana ini akan merayakan pesta perkawinan kalian secara
besar-besaran ! Nah, sekarang kalian boleh berbicara sepuas-
puasnya. Kami semua akan masuk kedalam?"" selesai bicara
Kaisar Han mengajak semua orang yang ada di dalam ruangan
tersebut masuk ke dalam. Mereka meninggalkan Liu Y ang Kun
dan kedua calon istrinya di tempat itu.
Tapi lama sekali mereka bertiga hanya saling berpandangan saja. Tak seorang yang mau mendahului
berbicara. Namun di dalam adu pandang tersebut mereka
bertiga seolah-olah telah saling berbicara satu sama lain. Dan
itu telah lebih dari cukup bagi mereka.
"Ko-ko........!" Souw Lian Cu dan Tui Lan berdesah hampir
berbareng. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Lian Cu..... Tui Lan?"..!"
Dan mereka bertigapun lalu saling berpelukan dengan
hangatnya, seolah-olah mereka bertiga itu telah berikrar untuk
saling mengasihi satu sama lain, saling mecintai satu sama
lain. Hidup rukun bersama-sama.
Mereka baru melepaskan pelukan masing-masing ketika
dari ruangan lain tiba-tiba terdengar suara tangis Chu Siok
Eng yang keras. "Hei...... Siok Eng sudah bangun !" Souw Lian Cu berseru,
lalu berlari ke dalam ruangan itu.
Dan Liu Yang Kun bersama Tui Lan pun segera berlari
mengejarnya pula. Mereka semua benar-benar tampak
berbahagia sekali. " SEKIAN " Yogyakarta, 33 Oktober 1985
Pendekar Pedang Sakti 6 Iblis Ular Hijau Karya Aryani W Dendam Iblis Seribu Wajah 6
^