Pencarian

Naga Sakti Sungai Kuning 11

Naga Sakti Sungai Kuning Huang Ho Sin-liong Karya Kho Ping Hoo Bagian 11


Tiba-tiba ada sinar emas menyambar dari arah kiri, menyambar bagaikan kilat dari angkasa, mengarah kepala Hong San. Pemuda yang sudah siap siaga memiringkan tubuhnya dan cambuknya menyambar tanpa suara itu memecut lewat. Akan tetapi segera disusul menyambarnya cambuk dari kanan dan dari depan. Namun, dengan gerakan yang amat gesit, Hong San dapat mengelak dari sambaran dua batang cambuk itu. Sebelum dia sempat berbuat sesuatu untuk membalas, cambuk pertama sudah menyambar lagi dan kini, tiga batang cambuk itu sambung-menyambung, menyerang bertubi-tubi tanpa memberi kesempatan kepada Hong San untuk membalas sama sekali! Hong San mempergunakan kesigapannya, dengan dasar gin- kang (ilmu meringankan tubuh) yang tinggi, tubuhnya lenyap menjadi bayangan yang berkelebatan di antara tiga gulungan sinar cambuk. Diam-diam dia terkejut juga. Kiranya setelah bekerja sama, tiga batang cambuk ini amat berbahaya, kalau dilanjutkan begini, dia selalu akan diserang dan tidak ada kesempatan lagi untuk membalas. Namun, Hong San adalah seorang yang amat cerdik. Sebentar saja dia sudah mendapat akal bagaimana agar dia dapat terlepas dari kepungan sinar cambuk itu. Dia melihat bahwa cambuk-cambuk itu hanya menyerang secara bergiliran dan dia tahu mengapa demikian.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau tiga batang cambuk yang panjang itu menyerang secara berbarengan ada bahayanya ujung cambuk-cambuk itu akan saling bertemu, bahkan saling belit sehingga akan merugikan mereka sendiri. Jelaslah bahwa kalau yang satu menyerang, yang dua lainnya hanya bersiap untuk menyusulkan serangan berikutnya andaikata serangan pertama itu dapat dielakkan oleh lawan. Dan ke mana pun Hong San mengelak, selalu dalam pengawasan dua orang yang lain agar dapat menyusulkan serangan berikutnya yang tepat.
Mula-mula Hong San mencoba untuk menggunakan pedangnya menangkis serangan dengan maksud membabat putus cambuk lawan. Akan tetapi, usahanya bukan saja gagal karena cambuk itu terbuat dari bahan yang kuat dan lembek tidak mungkin dibabat putus, bahkan hampir saja pedangnya terampas karena ujung cambuk, bagaikan ekor ular, telah membelit pedang itu dan baru setelah sulingnya digerakkan menghantam kearah cambuk, pedangnya dapat terbebas.
Melihat betapa jalan satu-satunya hanyalah bahwa dia harus balas menyerang seketika, Hong San lalu mengubah siasatnya.
Begitu ada cambuk dari depan menyambar, Hong San bukan hanya mengelak melainkan meloncat dengan kecepatan kilat, tubuhnya mencelat ke atas dengan gerak tipu jurus ilmu silat Koai liong-kun (Silat Naga Siluman), tubuh yang mencelat ke atas itu tahu-tahu membalik dan menyerang kearah Loa Pin yang berdiri di sebelah kirinya. Loa Pin terkejut karena pada saat itu, yang mendapat giliran menyerang sesudah Thio wan adalah Cio Ban Hok yang berada di kanan.
Disangkanya bahwa tadi pemuda itu meloncat ke atas untuk mengelak, akan tetapi siapa kira tiba-tiba suah menyerang kepadanya. Pada saat itu , cambuk di tangan Cio Ban Hok memang sudah meledak dan menyerang, akan tetapi ujung cambuk itu dapat tertangkis pedang Hong San, sedangkan sulingnya tetap menyerang dengan hebatnya ke arah kepala Loa Pin.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Loa Pin tidak sempat menggerakkan senjatanya yang panjang, maka dia cepat pelempar tubuhnya ke samping untuk Menghindarkan serangan suling.
"Plakkkkk!" tetap saja suling itu sempat menghantam pangkal lengan kirinya dan dia pun roboh terbanting, lalu bergulingan dan ketika dia meloncat bangkit, dia merasa lengan kirinya nyeri bukan main dan sukar digerakkan!
Hong San juga sudah turun, dan pada saat itu, kembali cambuk dari Thio Kwan sudah menyambar ke arah kepalanya dengan amat cepat dan kuatnya. Seperti siasat yang berhasil tadi, Hong San menggunakan suling di tangan kirinya untuk menangkis, akan tetapi pada saat sulingnya dilibat ujung cambuk, sudah membalik dan secepat kilat menyerang Cio Ban Hok dengan pedangnya. Pedang menyambar ke arah leher dengan tusukan yang dahsyat. Cio Ban Hok kejut, dia yang sedang menanti saat untuk menyambung serangan Thio Kwan tiba-tiba berhadapan dengan tusukan pedang yang mengarah tenggorokannya. Cepat dia menggeser tubuh ke samping dan pergelangan tangannya sudah siap menggerakkan cambuk. Sementara dia belum mampu menyerang karena lawan terlampau dekat. Saat itu, kaki Hong San menendang ke arah perutnya Cio Ban Hok berusaha mengelak lagi, namun tetap saja pahanya terkena tendangan yang cukup keras.
"Bukkk!" Tubuhnya terpelanting dia cepat bergulingan agar tidak disusul serangan lawan yang amat tangguh itu setelah bergulingan lima meter lebih, baru dia meloncat bangun dengan muka berubah merah. Akan tetapi, dia dan juga Loa Pin sudah bersiap-siap lagi dan atas isyarat Thio Kwan, mereka mundur agak jauh, tetap mengepung dan tiba-tiba cambuk mereka meledak-ledak dan kini mereka menyerang berbareng kearah Hong San yang berada di tengah-tengah.
Hong San memutar pedangnya melindungi tubuhnya.
Beberapa kali tiga batang cambuk yang menjadi keras oleh
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
saluran tenaga sakti itu bertemu pedang dan membalik.
Namun dengan menyerangan jarak jauh seperti ini, Hong San kembali menjadi tertekan karena dia tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk membalas serangan lawan.
Pedang dan sulingnya tidak dapat mencapai tubuh lawan, sebaliknya tiga orang pengeroyoknya dapat menghujankan serangan dengan cambuk mereka yang panjang.
Kim-bwe Sam-houw juga merasa pe?nasaran bukan main.
Tadi, dua orang diantara mereka telah merasakan hajaran dan masih terasa nyeri oleh Cio Ban Hok dan Loa Pin, dan sampai sekarang, cambuk mereka belum juga mampu mengenai tubuh lawan. Apalagi melukainya, merobek baju pun tidak pernah dapat. Bahkan setelah mengurung dengan jarak jauh seperti itu, mereka tetap saja belum berhasil karena semua serangan ujung cambuk itu membalik begitu bertemu dengan pedang dan suling. Melihat ini tentu saja mereka bertiga menjadi makin marah dan penasaran.
Sejak tadi Giok Cu mengikuti jalannya pertandingan dan diam-diam ia merasa semakin kagum kepada Hong San.
Pemuda itu memang hebat, pikirnya. Melihat cara pemuda itu mempergunakan sepasang senjatanya, dan caranya menghadapi pengeroyokan tadi sehingga berhasil mempergunakan siasat dan menghajar dua orang pengeroyok, menunjukkan bahwa pemuda itu selain memiliki ilmu silat yang tinggi, juga memiliki kecerdikan. Seorang lawan yang tangguh. Akan tetapi, penglihatannya yang tajam juga menemukan gaya silat golongan hitam dalam gerak silat Hong San, maka ia pun bersikap waspada, la baru saja mengenal Hong San, dan ia belum yakin benar bahwa pemuda itu seorang pemuda yang berjiwa pendekar, la menonton pertandingan itu juga untuk mengukur sampai di mana kepandaian Hong San dan ia mendapat kenyataan bahwa ia sendiri pun tidak akan mudah begitu saja dapat mengalahkan pemuda yang bercaping lebar itu. Yang mengagumkan, dia bertanding dengan caping bergantung di punggung dan biarpun beberapa kali caping yang melindungi punggung itu
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tersentuh ujung cambuk, namun tidak rusak. Tahulah ia bahwa caping itu pun bukan caping biasa, nielainkan merupakan perisai yang cukup kokoh!
Kembali Thio Kwan memberi isyarat kepada dua orang temannya dan mereka agaknya hendak mengubah siasat penyerangan. Kini mereka, dalam jarak masih tetap agak jauh, mulai berlari mengitari Hong San. Pemuda ini maklum bahwa kalau dia ikut berputar-putar, maka dia akan menderita kerugian. Kalau dia harus mengikuti dan mengimbangi mereka, dia akan dapat diserang kepeningan. Maka, melihat mereka itu lari-lari dan mengitari dirinya, dia berdiri tegak dengan kokoh, tidak bergerak, hanya kedua matanya dan dua telinganya saja dicurahkan utuk menghadapi segala kemungkinan.
Tiba-tiba tiga orang itu berhenti lari dan sekali tangan mereka bergerak tiga batang cambuk itu telah meluncur ke arah Hong San dan sekali ini sama sekali tidak mengeluarkan suara ledakan! Bagaikan tiga ekor ular panjang tiga batang cambuk itu menyambar. Hong San terkejut. Jelas bahwa cambuk-cambuk itu tidak menyerang dengan kekerasan dan kalau dia berani menangkis tentu pedang dan sulingnya dapat rampas dengan belitan yang sukar dilepaskan lagi. Dan cambuk itu datang dari tiga jurusan, dari atas, tengah bawah, sama sekali tidak memberi jalan keluar baginya. Melihat betapa tiga batang cambuk itu semua menyambar lembut ke arah pinggangnya, tahulah dia bahwa tiga orang pengeroyoknya itu hendak menangkapnya dengan libatan cambuk mereka pada pinggangnya, dan tentu ia ingin membelenggu pula kedua lengannya. Kalau dia mencoba mengelak, tentu satu di antara mereka tetap akan berhasil melibat pinggangnya dan yang lain mungkin melibat lengan-lengannya. Dia dapat akal. Diangkatnya kedua lengan pada saat ujung tiga batang cambuk itu menyambar dekat. Benar saja, ujung tiga batang sabuk itu menyambar pinggangnya, bagaikan tiga ekor ular yang panjang!
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong San yang amat cerdik itu memperlihatkan wajah terkejut. Tiga orang pengeroyoknya lalu cepat menarik cambuk masing-masing sehingga ujung cambuk-cambuk itu seperti diikat dengan kuat di pinggang Hong San.
Melihat pemuda itu memperlihatkan wajah kaget dan cemas, Thio Kwan pemimpin Kim-bwe Sam-houw yang merasa bahwa sekali ini mereka telah berhasil menguasai lawan, tertawa. "Ha ha ha, ah sombong. Engkau telah berada dalam kekuasaan kami! Engkau tak dapat melepaskan diri dan kalau kami menghendaki, cambuk kami akan dapat menyayat pinggangmu sampai putus!"
Hong San juga dapat memperhitutungkan bahwa ucapan itu bukan gertakan kosong belaka. Kalau mereka bertiga itu melepas lilitan cambuk sambil menarik dengan tenaga sinkang yang dipadukan maka ujung cambuk-cambuk itu akan merupakan pedang tajam yang menyayat pinggangnya dan belum tentu dia akan mampu mempertahankan diri. Dia akan tewas, atau setidaknya, tentu akan menderita luka parah andaikata sin-kang kekebalannya mampu melindungi pinggangnya. Akan tetapi, siasatnya telah matang dan dia pun tertawa pula.
"Ha-ha-ha, kalian kira aku tidak akan mampu melepaskan diri?" Berkata demikian merupakan akal agar tiga orang mencurahkan perhatian dan mengerahkan segala daya untuk mencegah dia me lepaskan diri, dan belum akan timbul niat untuk membunuhnya dengan menyayat pinggangnya! Sekali kedua kakinya mengerahkan tenaga, tubuhnya lalu meloncat ke atas. Loncatan itu tentu akan dapat membawa tubuhnya tinggi sekali kalau saja tiga orang pengeroyoknya tidak cepat menarik cambuk mereka sehingga loncatan itu tertahan di udara dan saat inilah yang ditunggu oleh Hong San. Dia sudah menyimpan sulingnya dan me'ngambil capingnya yang tadinya tergantung di punggung. Kini, tangan kirinya meluncurkan caping itu ke bawah, caping itu berpusing cepat sekali dan meluncur ke arah Thio Kwan yang berada di depan Hong San.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Benda berpusing itu mengeluarkan suara mendengung nyaring, menyambar ke arah leher Thio Kwan. Tentu saja dia terkejut bukan main dan ketika dia merendahkan dirinya, benda berpusing itu melewati atas kepalanya dan melayang ke arah orang kedua, yaitu Cio Ban Hok! Dia pun merendahkan tubuh dan benda itu terus melayang kearah Loa Pin yang juga dapat mengelak, akan tetapi benda itu terus melayang berputar-putar sambil berpusing cepat.
Pada saat itu, Hong San sudah menggerakkan pedangnya, mengerahkan tenaganya membabat ke arah tiga batang cambuk yang membelit pinggangnya selagi tubuhnya mulai turun ke bawah.
"Brettttt........!" Tiga batang cambuk itu putus! Karena tadi cambuk-cambuk itu meregang, dan pemegangnya sedang terkejut dan menaruh perhatian terhadap caping terbang yang berputaran menyerang mereka, maka Hong San dapat membikin putus cambuk-cambuk itu dengan babatan pedang.
Setelah pedang itu membabat putus cambuk, barulah Kim-bwe Sam-houw terkejut dan sadar bahwa mereka telah lengah. Sementara itu, caping yang mulai lemah terbangnya itu ditangkap kembali oleh tangan Hong San dan telah ddikalungkan lagi talinya di lehernya. Kim bwe Sam-houw marah bukan main mereka kembali menyerang, akan tetapi karena cambuk mereka sudah buntung setengahnya lebih, cambuk itu tinggal pendek saja dan terpaksa mereka menyerang dari jarak dekat. Ini tentu saja menyenangkan hati Hong San, karena setelah senjata mereka itu menjadi pendek, dia mendapatkan banyak kesempatan untuk membalas dengan pedang dan sulingnya.
Giok Cu memandang kagum. Pemuda itu memang hebat dan cerdik bukan main. Ia maklum bahwa setelah cambuk-cambuk itu menjadi pendek, tiga orang berpakaian kuning itu bukanlah tandingan yang terlalu berat lagi bagi Hong San.
pendapat ini ternyata benar karena tak lama kemudian, tiga
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
orang pengeroyok itu telah berpelantingan. Seorang terkena totokan suling pada dadanya, seorang tergores pedang pada pahanya dan seorang lagi terkena tendangan pada perutnya.
Mereka tidak terluka parah, namun jelas bahwa mereka sudah kalah. Dengan muka pucat Kim-bwe Sam-houw terpaksa mundur.
Kini terpaksa ketua Pouw-beng-pang sendiri, yaitu Kim-bwe-eng Gan Lok bangkit dan maju menghadapi Hong San.
Diam-diam ketua ini maklum bahwa Hong San memang seorang pemuda yang lihai. Melihat cara pemuda ini mengalah wakil ketuanya, juga mengalahkan Kim bwe Sam-houw, dia tahu bahwa tingkat kepandaian pemuda ini memang tinggi dan bukan tak boleh jadi dia sendiri tidak akan mampu mengalahkannya. Tingkat kepandaiannya sendiri hanya sedikit di atas tingkat Kim-kauw-pang Pouw Tiong, dan kalau dia harus menghadapi pengeroyokan Kim-bwe Sam-houw, tidak akan sanggup menang! Akan tetapi dia adalah seorang ketua, maka tidak boleh dia memperlihatkan rasa takut. Juga memalukan sekali kalau dia hanya mengerahkan anak buah untuk mengeroyok pemuda ini. Di samping itu, pada waktu itu dia membutuhkan banyak orang-orang pandai untuk membantu gerakannya, dan pemuda ini adalah seorang pandai sekali. Setelah berhadapan dengan Hong San, dia lalu berkata dengan suara yang nyaring berwibawa, akan tetapi tidak mengandung kemarahan seperti tadi.
"Can Hong San, kami semua melihat bahwa engkau memang seorang pemuda yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, akan tetapi, apa sesungguhnya yang menjadi dasar sikapmu hendak mengalahkan kami" Apakah engkau bermaksud untuk merampas kedudukan kami sebagai pimpinan para pejuang melalui perkumpulan Pouw-beng-pang?"
Can Hong San amat cerdik. Melihat sikap ketua ini, dia berhati-hati. Kalau ketua itu marah-marah dan menantangnya,
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
hal itu bahkan dianggap tidak berbahaya. Kini, sikap pang-cu itu lembut namun pertanyaannya menyudutkannya.
"Pang-cu, seperti kukatakan tadi, aku amat setuju dengan gerakan Pouw-beng-pang dan bahkan aku bersedia untuk membantu. Dan kukatakan tadi bahwa yang menjadi pemimpin sebaiknya orang yang usianya masih muda agar bersemangat, tentu saja orang muda yang memiki ilmu kepandaian tinggi dan tidak kalah oleh yang tua. Bukan maksudku menentang Pouw-beng-pang."
Mendengar ini, legalah hati ketua itu. kalau pemuda yang berbahaya itu memperlihatkan sikap menentang, tentu dia akan terpaksa mengerahkan para pembantu dan anak buahnya untuk mengeroyok dan membunuhnya! Akan tetap ternyata pemuda itu tidak bermaksud demikian, dan kalau dapat ditarik sebagai pembantu, hal itu amat menguntungkan.
"Saudara Muda Can Hong San, jangan dikira bahwa menjadi seorang ketua itu mudah, asal memiliki kepandai tinggi dan keberanian besar seperti yang kau maksudkan.
Tanpa perjuangan semua anggauta yang akan dipimpin, bagaimana mungkin orang menjadi ketua. Kalau engkau suka membantu kami, tentu engkau akan mendapatkan kedudukan yang sesuai dengan kepandaianmu dan mungkin dapat menjadi pembantu utama. Kami membutuhkan orang-orang yang berkepandaian tinggi, terutama orang muda seperti engkau. Akan tetapi, kalau engkau ingin menjadi ketua, engkau harus mendapat persetujuan dari seluruh anggauta yang diwakili oleh mereka yang kini hadir di sini, terutama sekali Saudara Yamali Cin karena suku bangsa Hui merupakan peserta pejuang yang paling kuat dan paling besar jumlahnya."
Mendengar ucapan itu, Hong San lalu memandang kepada mereka semua yang hadir di situ. Tentu saja Kim-bwe im-houw dan Kim-kauw-pang Pouw In Tiong yang telah dikalahkan itu memandang kepadanya dengan sinar mata penuh rasa tidak
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
suka. Akan tetapi yang lain pun biarpun ada yang memandang kepadanya dengan kagum, tidak memperlihatkan sikap tunduk. Jelaslah kalau dia merebut kedudukan ketua, biarpun dia akan mampu mengalahkan para pimpinan, dia akan menghadapi mereka semua sebagai musuh dan kalau mereka itu maju bersama menentangnya karena dia dianggap musuh, apalagi kalau mereka mengerahkan anak buah, tentu dia akan mati konyol.
"Can Pang-cu, siapakah yang ingin menjadi ketua Pouw-beng-pang" Aku baru saja datang dan belum mengenal lapangan, bagaimana mungkin aku menjadi ketua" Aku hanya merasa kagum dan suka akan perjuangan yang amat baik ini, dan kalau aku dapat diterima sebagai seorang pembantu, tentu aku akan mencurahkan semua kepandaian dan semangatku untuk memajukan perkumpulan Pouw-beng-pang dan akan membuat jasa sebanyaknya dan sebesarnya."
Mendengar ini, berubahlah sikap Ki bwe-eng Gan Lok, bahkan kini Kim kauw-pang Pouw In Tiong juga terenyum. Dia menghampiri Can Hong lalu berkata,"Kepandaian Saudara Hong San memang hebat sekali. Aku mengaku kalah, dan aku akan merasa beruntung sekali kalau dapat bekerjasama denganmu."
"Silakan duduk, Saudara Can, mari kita bicara sebagai rekan. Kuharap Nona Bu yang berkepandaian ting gi juga sependapat dengan Saudara Can dan sudi mencurahkan tenaga membantu perjuangan kami." kata ketua itu.
Bu Giok Cu merasa heran sekali me lihat betapa Hong San menyatakan ingin membantu kelompok pejuang yang bergabung dalam perkumpulan Pouw-beng pang itu. Akan tetapi hal itu bukan urusannya dan ia pun hanya secara kebetulan saja berada di situ bersama Hong San. Mendengar ucapan ketua Pouw-beng-Pang, ia pun menggeleng kepala sambil tersenyum.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tentu saja aku sependapat kalau kalian atau siapa saja menentang para pejabat yang makan uang rakyat dan uang negara, pejabat yang menindas rakyat jelata, memaksa rakyat menjadi pekerja pembuatan terusan sebagai pekerja rodi tanpa dibayar. Akan tetapi aku sendiri tidak mau terikat, karena aku masih mempunyai tugas-tugas pribadi yang sangat penting dan yang harus kulaksanakan," katanya halus namun tegas, kemudian ia melirik ke arah Kim-bwe Sam-Houw karena mendengar mereka itu me?ngeluarkan suara tawa.
"Ha-ha-ha, kenapa Nona tidak sekalian membantu Pouw-beng-pang" Dengan demikian, kami dapat mempererat persahabatan antara kami dengan Nona.
Bukankah kita sudah saling berkenalan di rumah makan Ho Tin, Nona?" Yang mengeluarkan kata-kata itu adalah Loa Pin, si Tinggi Kurus Hidung Besar, orang termuda dari Kim-bwe Sam-houw yang kenal mata keranjang.
"Benar sekali," sambung Thio Kwan "Setelah Can Tai-hiap (Pendekar Besar) menjadi pembantu Gan Pangcu, berarti dia juga sekutu kami, dan kami akan merasa gembira kalau dapat bersekutu dengan Nona Bu."
Giok Cu tersenyum mengejek. Orang-orang macam ini sungguh berbahaya untuk didekati. Belum apa-apa, setelah mereka dikalahkan Hong San, kini sikap mereka sudah berbalik sama sekali, dan dengan nada menjilat mereka menyebut Hong San sebagai tai-hiap! Dan dia dapat menangkap makna yang genit cabul dalam kata-kata Loa Pin tadi.
"Hemmm, sungguh aku masih merasa terheran-heran melihat kalian bertiga tiba-tiba saja dapat berada di sini menjadi sekutu Pouw-beng-pang. tidak melihat kalian sebagai orang-orang yang menentang kepala daerah Siong-an ketika berada di rumah makan!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar ini, ketua Pouw-beng segera menjelaskan.
"Hendaknya Nona mengetahui bahwa Kim-bwe Sam-houw ini ialah orang-orang kepercayaan yang menjadi utusan dari Cang Tai-jin yang menjadi sekutu kami."
Mendengar ini, sepasang mata Giok Cu terbelalak, bahkan Hong San juga merasa heran. "Bagaimana ini?" Giok Cu berseru. "Kalian adalah pejuang pembela rakyat yang menentang pembesar yang menindas rakyat jelata dan kini kalian bersekutu dengan Cang Tai-jin, seorang pembesar yang korup dan penyogok atasan?"
Mendengar ini, Gan Lok tertawa, ha-ha-ha, inilah, Saudara Can Hong San, merupakan hal-hal yang perlu dimiliki seorang pemimpin di samping hanya berkepandaian silat saja. Nona Bu, harap jangan heran mendengar ini. Kita menentang pemerintah yang menindas rakyat, maka perlu sekali bagi kita untuk bersekutu dengan beberapa orang pejabat yang dapat menyetujui perjuangan kita, atas dasar keuntungan bersama.
Cang Taijin merupakan seorang pejabat yang dapat kami percaya dan yang dapat diajak bekerjasama."
Diam-diam Giok Cu terkejut. Ia pun seorang yang cerdik dan tanpa banyak bertanya lagi ia pun dapat menilai macam apa adanya orang-orang yang menyebut diri para pejuang ini.
Mereka tidak segan bersekutu dengan seorang pembesar atas dasar keuntungan bersama! Jelas bahwa yang menjadi dasar
"perjuangan" mereka itu bukan demi rakyat, melainkan demi keuntungan bersama itulah! la menoleh kepada Can Hong San, dan pemuda itu kebetulan sedang memandang kepadanya. Hong San lalu berkata kepadanya dengan suaranya yang lembut.
"Nona Bu, memang baik sekali kala kita berdua membantu rakyat jelata dan melaksanakan tugas sebagai pendekar-pendekar sejati!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Giok Cu tersenyum, senyuman setengah mengejek.
"Membela rakyat atau mencari kedudukan dan keuntungan pribadi?"
Wajah Hong San berubah agak kemerahan mendengar ejekan ini. Kalau saja dia tidak tergila-gila kepada gadis ini, tentu saja dia akan marah sekali. Akan tetapi dia memang seorang pemuda yang aneh dan cerdik, biarpun hatinya panas, dia mampu menahannya dan tetap tersenyum.
"Kedua-duanya, Nona Bu. Membela rakyat memang penting, akan tetapi mencari kemajuan pribadi juga penting."
Giok Cu bangkit berdiri. "Hemmm, bagiku, kedua kepentingan itu tidak mungkin dapat sejalan. Kalau sejalan, tentu perjuangan itu akan diselewengkan dan tersesat.
Sudahlah, bukan urusanku, akan tetapi aku harus pergi sekarang. Gan Pangcu dan Saudara sekalian, selamat tinggal, aku harus pergi sekarang!" Berkata demikian, Giok Cu lalu meninggalkan ruangan itu tanpa banyak cakap lagi. Para pemimpin Pouw-beng-pang hanya memandang dengan heran.
Tadinya mereka mengira bahwa nona itu adalah rekan atau teman baik Hong San, tidak tahunya agaknya di antara mereka tidak ada hubungan sama sekali.
"Can-taihiap, kenapa engkau tidak menahannya" Apakah ia bukan sahabat baikmu?" tanya Gan Lok yang kini juga menyebut tai-hiap kepada Hong San karena selain dia tahu bahwa pemuda itu pandai sekali dan berjiwa pendekar, juga untuk menyenangkan hati pemuda yang hendak diikatnya menjadi sekutu yang amat tangguh itu.
"Kami baru saja berkenalan," jawab Hong San sejujurnya dan dia mengerutkan alisnya dengan kecewa. Dia tidak rela membiarkan gadis itu pergi menin galkannya begitu saja.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aih, kalau begitu, berbahaya se kali. Jangan-jangan ia akan menjadi mata-mata pemerintah dan membuka rahasia kita," kata pula ketua itu.
Hong San bangkit berdiri, "Mari kalian membantuku. Kita harus susul tangkap Bu Giok Cu itu kalau ia tidak mau membantu gerakan kita'"
Tanpa menanti jawaban, Hong San segera melangkah keluar setelah mengeluarkan ucapan yang bernada memerintah itu. Dan seperti dengan sendirinya, sembilan orang pimpinan persekutuan itu ditambah tiga orang Kim-bwe kam-houw sudah bangkit dan mengikutinya. Di sini saja sudah nampak pengaruh dan wibawa Can Hong San yang memiliki suatu sikap aneh dan tegas di samping kelembutannya.
ooOOoo Si Han Beng menahan langkahnya ketika mendengar derap kaki kuda dari depan itu. Ternyata penunggang kuda itu orang di antara belasan orang perajurit pengawal yang tadi mati-matian membela Liu Tai-jin, dan dia datang berkuda sambil menuntun seekor kuda lain. begitu melihat Han Beng yang berdiri di tepi jalan setapak itu, dia menahan kudanya dan cepat meloncat turun, lalu memberi hormat kepada Han Beng.
"Tai-hiap, saya diutus oleh Liu Tai-Jin untuk mengundang Tai-hiap agar menghadap beliau karena beliau ingin bicara denganmu. Silakan, Tai-hiap, saya sudah membawa seekor kuda untukmu."
Han Beng mengerutkan alisnya, tadi memang menolong pembesar yang sedang dikepung dan diserang para penjahat atau perampok itu, akan tetapi dia sesungguhnya tidak ingin berkenalan dengan pembesar itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 19 Siapapun orangnya yang diserang perampok dan terancam bahaya tentu akan dibelanya. Dia tidak mengharapkan jasa atau imbalan. Akan tetapi, memang dia tadi sedang melamun dan rasa ingin tahu sekali mengapa pembesar itu dimusuhi orang-orang yang lihai tadi. Yang menarik hatinya adalah bahwa di antara perampok itu terdapat orang-orang Hui yang mengenalnya dan bahkan tidak mau menyerangnya. Agaknya bukan perampok, akan tetapi mengapa orang-orang Hui menyerang seorang pembesar" Dan siapa pula pemuda bercaping dan gadis cantik yang amat lihai tadi" dia merasa seperti pernah mengenal pemudanya, akan tetapi dia lupa lagi, hal ini karena dia tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, wajah yang banyak tutup caping lebar.
"Sebetulnya aku tidak mempunyai urusan dengan majikanmu itu, akan tetapi karena dia sudah memerlukan mengundangku, biarlah kutemui dia sebentar Han Beng lalu meloncat ke atas punggung kuda dan bersama perajurit pengawal itu dia pergi menuruni lereng. Yang penting baginya bukan memenuhi panggilan pembesar itu, melainkan karena ingin memperoleh keterangan tentang peristiwa tadi.
Pembesar Liu sudah menanti di depan kereta ketika Han Beng tiba. Dan kini bukan hanya belasan orang perajurit pengawal yang berjaga di situ melainkan ada kurang lebih seratus orang perajuri Diam-diam Han Beng terkejut dan kagum. Pembesar ini tentu orang penting pikirnya, kalau tidak begitu, bagaima mungkin dia dapat dijaga oleh demikian banyaknya perajurit yang melihat pakaiannya, juga bukan perajurit penjaga keamanan biasa, melainkan seperti perajurit-perajurit dari kota raja. Pria ber usia lima puluh lima tahun yang tinggi kurus itu bersikap agung dan sepasang matanya mengeluarkan sinar yang dingin penuh wibawa.
Han Beng meloncat turun dari kudanya yang segera diurus oleh seorang perajurit. Dia menghampiri pembesar itu dan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
memberi hormat, dibalas dengan hormat pula oleh pembesar itu.
"Terima kasih, Huang-ho Sin-liong, bahwa engkau suka memenuhi undangan kami," kata pembesar itu dengan ramah.
Han Beng terkejut dan mengangkat muka memandang.
"Maaf, Tai-jin, bagaimana Tai-jin dapat mengenal julukan saya?"
Pembesar itu tersenyum. "Dari laporan para perajurit pengawal kami. Orang-orang Hui itu mengenal dan menyebutut jlukanmu. Mari kita duduk di dalam kereta, kami ingin bicara denganmu, Tai-hiap."
Setelah duduk berhadapan di dalam kereta sedangkan para perajurit menjaga di seputar kereta dalam keadaan siap siaga, pembesar itu memperkenalkan diri.
"Tai-hiap, kami adalah seorang pejabat dari kota raja yang melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengumpulan tenaga kerja pembuatan terusan yang dilakukan oleh para pejabat di sepanjang Sungai Huang-ho. Kami dikenal sebagai Liu Tai-jin, dan kami menerima perintah langsung dari Sribaginda Kaisar sebagai utusan istimewa yang membawa kekuasaan penuh."
Mendengar ini, Han Beng terkejut cepat dia memberi hormat lagi.
"Maafkan saya, Liu Tai-jin."
"Tidak perlu banyak sungkan. Engkau tadi telah menyelamatkan kami dan telah
membuat jasa besar............."
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Maaf, Tai-jin. Hal itu saya anggap sebagai suatu tugas dan kewajaran, sama sekali bukan jasa!"
Pembesar itu mengangguk-angguk sambil tersenyum dan mengelus jenggotnya. "Kami mengerti, kami banyak mengenal pendekar yang berpendirian seperti itu. Agaknya engkau telah banyak melakukan hal-hal yang baik sehingga orang-orang Hui itu pun mengenalmu dan tidak melawanmu. Apakah engkau mempunyai hubungan dengan orang-orang Hui itu?"
"Sama sekali tidak, Tai-jin. Saya pun tidak tahu siapa mereka. Saya memang selalu membela siapa saja yang tertindas dan menjadi korban kejahatan, tidak peduli dia itu orang Hui atau bukan. Saya sendiri juga merasa heran, mengapa Tai-jin yang merupakan seorang pejabat tinggi dari kota raja, ada yang berani menghadang dan hendak merampok" Dan mengapa pula suku bangsa Hui itu ikut pula menyerang" Siapa pula pemuda dan gadis yang memiliki ilmu kepandaian tinggi itu" Saya ingin sekali mengetahui semua itu, kalau saja Tai-jin dapat memberi penjelasan kepada saya."
"Memang engkau sengaja kuundang untuk kuberi penjelasan, dan kami harapkan engkau akan suka membantu pemerintah dalam tugas yang amat penting ini, Tai-hiap.
Bolehkah kami mengetahui namamu?"
"Saya bernama Si Han Beng, Tai-jin dan maaf.......... terus terang saja, saya kehilangan Ayah Ibu dan keluarga karena menjadi korban paksaan untuk dijadikan pekerja paksa pembuat terusan. Orag tua saya melarikan diri dan celaka dalam perjalanan .........."
Pembesar itu menarik napas panjang "Itulah........ ! Justeru kenyataan itulah yang membuat kami dijadikan utusan oleh Baginda Kaisar agar melakukan penelitian. Kenyataan itu merupakan kejahatan besar yang dilakukan banyak pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan mereka, membikin sengsara kepada rakyat. Ketahuilah bahwa pengumpulan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
tenaga kerja itu sama sekali bukan paksaan. Rakyat diminta pengertiannya betapa pentingnya pembuatan terusan itu, dan dibuat justeru demi kepentingan rakyat. Dan rakyat yang mau membantu pekerjaan itu, diberi upah sebagaimana pantasnya.
Namun sayang, banyak di antar para pejabat daerah yang menyalah-gunakan wewenang mereka, biaya untuk pembayaran para pekerja masuk ke dalam kantung mereka sendiri sedangkan mereka mempergunakan kekuasaan mereka untuk memaksa rakyat menjadi pekerja tanpa bayaran! Kamiditugaskan untuk melakukan penyelidikan tentang semua Itu, tentang penyelewengan yang dilakukan para pejabat daerah."
Han Beng teringat akan makian pemuda bercaping lebar kepadanya. Dia memaki penjilat pembesar korup!
"Jadi kalau begitu........... mereka yang menyerang Tai-jin itu adalah mereka yang menentang pembesar yang melakukan penyelewengan" Kalau begitu, mengapa mereka menyerang Tai-jin?"
"Mungkin mereka mengira bahwa kami juga termasuk pembesar yang melakukan penyelewengan. Begini persoalannya Si-taihiap. Kami datang ke daerah Siong-an karena mendengar bahwa Cang Tai-jin juga seorang pembesar dan pejabat daerah yang melakukan penindasan terhadap rakyat dan mempergunakan kekuasaan menangkapi banyak rakyat untuk dijadikan pekerja paksa, sedangkan biaya untuk itu dikantunginya sendiri. Kami datang dan melakukan penelitian, dan apa yang dilakukannya" Dia telah menyogok kami dengan dua orang gadis cantik dan seperti penuh barang berharga yang dimaksudkan agar kami memberi laporan yang baik-baik tentang dirinya ke kota raja! Untuk memperoleh bukti, maka kami sengaja menerima pemberian itu. Dengan adanya bukti itu, kelak tidak akan dapat menyangkal kalau sudah dituntut di depan pengadilan. Akan tetapi, di dalam hutan itu tiba-tiba kami diserang oleh segerombolan orang, dibantu oleh orang-orang Hui. Kami menjadi curiga sekali,
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Taihiap. Apakah benar para penyerang itu merupakan pendek pendekar yang membela rakyat membenci pembesar yang korup dan menindas rakyat" Ataukah ada sesuatu balik itu"
Siapa tahu kalau Cang Ta jin menaruh curiga kepada kami, dan menghilangkan bukti! Setelah engkau" membantu dan kami dapat lolos, kami segera menyembunyikan dua orang gadis, dan peti harta itu untuk dijadikan bukti kelak."
Han Beng mengangguk-angguk. Dia kagum kepada pejabat ini, seorang yang jujur dan tegas, namun yang melaksanakan tugas amat beratnya.
"Kalau begitu, sangat boleh jadi bahwa para penyerang itu adalah mereka yang membenci pejabat yang menyeleweng dan menindas rakyat, kemudian karena Paduka menerima pemberian sogokan dari Cang Tai-jin, mereka tentu saja menganggap bahwa Paduka juga sama dengan Cang Tai-jin.
Bukankah begitu kiranya, Tai-jin?"
Pembesar itu menggeleng-geleng kepalanya. "Kalau memang mereka itu benar orang-orang gagah yang melindungi rakyat jelata dan membenci pembesar yang menyeleweng dan menindas rakyat, tentu mereka sudah mendengar siapa dan bagaimana watak kami. Di mana pun juga kami selalu bertindak tegas terhadap para pejabat yang menyeleweng. Tidak, Si-taihiap, ada sesuatu di balik ini semua dan ketahuilah, kami percaya kepadamu maka kami berterus terang bahwa bukan hanya penyelewengan Cang Tai-jin yang kami dengar dari para penyelidik kami, akan tetapi bahwa di samping itu juga ada kemungkinan besar Cang Tai-jin mengadakan persekutuan dengan gerombolan yang diduga kerena akan mengadakan pemberontakan."
"Ahhh! Pemberontak?" Han Beng terkejut karena hal ini membuat urusan menjadi besar dan penting sekali.
"Nah, engkau lihat sendiri betapa gawatnya keadaan, di daerah ini, Si Tai-hiap. Oleh karena itulah maka kami sengaja
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
mengundangmu, karena kami mengharapkan bantuanmu dalam hal ini."
"Bantuan bagaimana, Tai-jin" yang dapat saya lakukan menghadapi usaha pemberontakan?"
"Untuk melakukan penyelidikan, kami membutuhkan seorang yang memiliki ilmu kepandaian tinggi seperti engkau, Tai-hiap. Melihat betapa di antara mereka terdapat orang-orang lihai, maka tak mungkin kami mengutus para penyelidik biasa."
"Maaf, Tai-jin. Saya mendengar bahkan di kota raja terdapat banyak sekali jagoan-jagoan istana, orang-orang dengan kepandaian tinggi. Tentu mereka itu dapat............"
"Hal itu memang benar, Tai-hiap. Akan teapi terlalu lama kalau kami harus minta bantuan mereka yang jauh dari sini, padahal keadaan di sini amat mendesak. Engkau tentu tahu betapa parahnya keadaan kalau sampai terjadi pemterontakan. Rakyat dan pemerintah akan menderita hebat.
Oleh karena itu, demi takyat dan pemerintah, maukah engkau membantu kami untuk melakukan penyelidikan terhadap mereka yang tadi menyerang kami?"
Sejak tadi Han Beng sudah mempertimbangkan hal itu dan tanpa ragu lagi dia mengangguk. "Baiklah, Tai-jin. Tugas itu saya terima, akan tetapi saya tidak mau terikat sebagai seorang pekerja pemerintah, melainkan hanya membantu demi kepentingan rakyat jelata."
"Bagus, kami mengerti pendirian pen?dekar seperti engkau, Tai-hiap. Nah, kami akan melanjutkan perjalanan dan tak lama lagi setelah mendapatkan keterangan-keterangan darimu, baru kami akan turun tangan menindak Cang Tai-jin.
Penindakan itu kami tangguhkan karena kami ingin mendengar dulu hasil penyelidikanmu tentang pemberontak
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
itu, apakah dia terlibat ataukah tidak. Kalau hendak menghubungi kami, dapat engkau berhubungan dengan pedagang obat Kui Siong yang membuka kedai obat di kota Siong-an. Dia adalah seorang petugas kami yang kami percaya."
Han Beng mengangguk-angguk ketika pejabat itu hendak memberikan uang emas sebagai bekal dia melakukan tugas itu, Han Beng dengan halus menolak. Hal ini membuat Liu Taijin menjadi semakin kagum dan mereka pun berpisah. Pejabat itu naik kereta dikawal oleh seratus orang perajurit meninggalkan tempat itu, sedangkan Han Beng juga cepat pergi kembali ke tempat dimana dia tadi menolong rombongan Liu Taijin.
ooOOoo Giok Cu melakukan perjalanan perlahan-lahan meninggalkan sarang perkumpulan Pouw-beng-pang itu.
Banyak hal yang membuat ia termenung. Pertama ia teringat kepada Can Hong San. Seorang pemuda yang hebat, pikirnya.
Ilmu silatnya lihai bukan main, juga amat cerdik seperti telah dilihatnya ketika melawan tokoh-tokoh Pouw-beng-pang.
Sayang bahwa pemuda seperti itu kini terlibat dalam kelompok yang agaknya hendak memberontak terhadap pemerintah, pikirnya, la merasa menyesal mengapa ia tidak dapat mencegah pemuda itu melibatkan diri. Akan tetapi hal itu bukan urusannya, pikirnya. Betapapun juga, ada perasaan kecewa dan menyesal melihat pemuda itu kini bersekutu dengan pemberontak, la sudah nulai tertarik kepada pemuda yang tampan dan gagah perkasa itu.
Kemudian, peristiwa pertempuran dalam hutan itu terbayang kembali dan teringatlah ia kepada lawan yang tangguh itu. Seorang pemuda tinggi besar yang amat gagah perkasa! Betapa lihainya pemuda itu, yang mampu menahan pengeroyokan ia dan Hong San! Jelaslah bahwa pemuda tinggi besar yang melindungi pembesar Liu itu adalah seorang
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
yang benar-benar sakti! Bahkan Can Hong San sendiri kewalahan menghadapinya. Padahal, pemuda tinggi besar itu hanya mempergunakan senjata sabuk saja, bahkan kemudian diganti sebatang ranting kayu sebagai tongkat. Ilmu tongkat yang amat aneh akan tetapi juga lihai bukan main. Sayang bahwa pemuda segagah itu hanya menjadi antek seorang pembesar korup yang makan sogok; seperti Liu Tai-jin! Hal ini mengingatkan ia akan dua orang gadis yang oleh Cang Tai-jin diberikan sebagai suapan kepada Liu Tai-jin dan hati Giok Cu menjadi panas sekali. Kalau tidak ada pemuda tinggi besar itu, tentu ia sudah berhasil membebaskan dua orang gadis itu.
Sekarang entah bagaimana nasib dua orang gadis remaja yang bernasib malang itu. Hemmm, kalau ia bertemu lagi dengan pemuda tinggi besar yang meng gagalkan pertolongannya kepada dua orang gadis itu, tentu akan ditantang?nya berkelahi sampai dia berhasil merobohkannya!
Kemudian ia teringat bahwa Orang-orang Hui menyebutnya Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti Sungai Kuning)! Sayang, pikirnya dengan hati menyesal. Mengapa ketika berada di perkumpulan Houw-beng-pang tadi ia tidak mencari keterangan lebih jelas tentang Huang-ho Sin-liong itu"
Tiba-tiba gadis perkasa itu menahan langkah kakinya dan memiringkan sedikit kepalanya karena ia mengerahkan pendengarannya. Ada tertangkap oleh telinganya yang amat peka itu suara kaki banyak orang berlari ke arahnya dari belakang. Ia tidak menyangka buruk, akan tetapi sebagai seorang gadis ahli silat yang berkelana di dunia kang-ouw seorang diri, ia harus selalu berhati-hati. Melihat betapa ia berada di tempat terbuka, tempat yang berbahaya bagi seseorang kalau menghadapi pengeroyokan, dan melihat betapa tak jauh di depan ada sebuah hutan kecil yang penuh dengan pohon besar, ia pun lalu berloncatan lari ke depan, memasuki hutan kecil lalu menanti di situ karena bukan maksudnya untuk melarikan diri. Ia hanya ingin berhati-hati.
Kalau sampai bahaya dan ia dikeroyok banyak orang jauh lebih baik kalau ia berada di antara pohon-pohon daripada
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
kalau ia berada tempat terbuka, di mana para pengeroyok akan lebih leluasa.
Tak lama kemudian nampaklah serombongan orang, belasan orang yang berlari cepat melalui tempat terbuka tadi.
memandang heran ketika melihat bahwa mereka itu bukan lain adalah Can Hong San yang diikuti oleh para pimpin Pouw-beng-pang dan sekutu mereka! Semua berjumlah tiga belas orang. Can Hong San, Kim-bwe-eng Gan Lok ketua perkumpulan itu, Kim-kauw-pang Pouw Tiong wakilnya, tiga orang Kim-bwe Sam-houw, Yalami Cin, dan enam orang lainnya. Dan melihat cara mereka berlari, jelas bahwa mereka semua memiliki tingkat kepandaian silat yang tinggi. Karena melihat bahwa mereka adalah orang-orang yang baru saja ditinggalkann dalam suasana yang bersahabat, tidak ada kecurigaan dalam hati Giok Cu dan ia pun cepat bangkit dan berdiri memandang mereka.
"Nona, Bu, tunggu dulu.........!" terdengar Can Hong San berseru dan tiga belas orang itu segera berlarian menghampirinya. Mendengar ucapan itu dan melihat sikap mereka, diam-diam Giok Cu merasa heran. Kiranya mereka itu agaknya memang sengaja mengejarnya!
"Ada keperluan apakah kalian menyusulku?" tanyanya dengan sikap tenang, namun penuh waspada karena ia mulai merasa curiga.
"Nona Bu Giok Cu, kami sengaja mengejarmu karena sekali lagi kami mengharap agar engkau suka membantu perjuangan kami. Nona, kami membutuhkan bantuanmu dan demi kepentingan rakyat jelata, kuharap engkau suka menerima uluran tanganku dan membantu kami, bekerja sama dengan kami, Nona." Pemuda itu tersenyum manis dan pandang matanya penuh gairah.
Giok Cu mengerutkan alisnya. Ia bukanlah gadis yang masih hijau. Sama sekali tidak. Biarpun ia masih muda, namun
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
ia adalah bekas murid Ban-tok Mo-li! Selama lima tahun ia digembleng oleh datuk sesat itu dan ia hidup dikalangan golongan hitam sehingga tentu saja ia sudah terbiasa oleh sikap pura-pura dan palsu dan mudah saja ia mengenal sikap pura-pura ini. Maka, melihat senyum dan pandang mata Hong San, diam-diam ia terkejut dan muak. Kiranya pemuda ini memiliki niat yang cabul terhadap dirinya! Hal itu mudah saja dapat ia ketahui melalui pandangan mata dan senyum itu.
"Hemmm, Saudara Can Hong San, sungguh engkau aneh sekali. Bukankah disana tadi sudah kukatakan dengan jelas bahwa aku tidak mau terlibat dengan urusan kalian" Aku mempunyai tugas pribadi yang penting, dan aku tidak mau bekerja sama dengan kalian. Jelaskah" Gadis berwajah cantik jelita yang miliki watak lincah itu, tersenyum mengejek sambil menatap tajam wajah Hong San.
"Aih, Nona yang baik. Kenapa engkau berkeras menolak"
Ketahuilah, kalau engkau menolak, terpaksa kami menahan engkau pergi meninggalkan tempat ini!"
Sepasang mata bintang itu terbelalak, namun sinarnya seperti mencorong karena ia mulaimarah. "Alasannya?"
tanyanya singkat. "Kami mencurigai bahwa tugas pribadimu itu bukan lain adalah tugasmu bagai mata-mata pemerintah! Siapa tahu engkau ini diam-diam merupakan kaki tangan para pembesar, seperti pemuda tinggi besar yang melindungi Liu laijin itu."
Tiba-tiba Giok Cu tertawa, suara tawanya lirih dan sopan, namun ia tertawa bebas, tidak malu-malu dan tertahan seperti kebiasaan para gadis. Hal ini adalah karena ia pernah hidup seperti liar bersama guru pertamanya, yaitu Ban-tok Mo-li.
Setelah tertawa, ia pun ".berkata dengan suara lantang.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus, bagus! Sungguh alasan yang dicari-cari. Katakan saja, Can Hong San, bahwa engkau hendak menjual lagak didepan orang-orang ini, dan katakan saja engkau menantang aku! Hemmm, jangan kaukira aku takut menghadapi pedang, suling, dan capingmu itu! Majulah!" Giok Cu sudah meloncat ke belakang dan mencabut pedangnya. Melihat pedang gadis itu, semua orang hampir mentertawakannya. Sebatang pedang tumpul! Pedang yang kuno, buruk dan tumpul, bagaimana pedang macam itu dapat diandalkan sebagai senjata" Untuk mengiris mentimun pun agaknya tidak akan tembus!
Para pimpinan Pouw-beng-pang sudah siap untuk mengeroyok dan melihat ini, kembali Giok Cu tertawa mengejeki "Heh-heh, kiranya yang bernama Can Hong San hanyalah banyak lagak dan seorang pengecut besar, beraninya mengandalkan keroyokan. Cih, kalian ini belasan orang laki-laki pengecut tak tah malu!"
Tiga belas orang itu saling pandang dan muka mereka berubah merah. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang-orang yang terkenal dengan ilmu kepandaian mereka yang tinggi, terkenal sebagai jagoan-jagoan. Tentu saja amat memalukan kalau sekarang mereka mengeroyok seorang gadis muda! Yang merasa paling malu adalah Hong San. Dia biasanya menyombongkan dan mengandalkan ilmu-ilmunya, tentu saja ucapan yang amat menghina itu dirasakannya sebagai suatu tamparan keras pada mukanya. Mukanya yang tampan itu berubah, penuh kerut merut sehingga nampak buas dan kejam, matanya menjadi kemerahan pula, dengan lenyaplah senyumnya, hidungnya yang besar itu kembang kempis seperti hidung kuda, sinar matanya mencorong aneh dan tiba-tiba dia menangis! Tentu saja semua yang memandang dengan heran. Seperti seorang anak-anak yang ngambek, Hong San melangkah maju menghampiri Giok Cu dan berkata merengek.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau .......... kau menghinaku......... uhu-hu, kau menghinaku............!"
Giok Cu terkejut dan terheran, lalu tersenyum mengejek.
"Engkau memang pantas dihina, engkau orang gila!"
Dan tiba-tiba saja pemuda itu tertawa bergelak! Sikap ini tentu saja membuat semua orang merasa seram. Ha-ha-ha, Nona Bu Giok Cu, kami mengajakmu baik-baik, engkau menolak malah menghina. Hemmm, terpaksa aku akan menggunakan kekerasan dan kalau engkau kalah olehku, berarti engkau menjadi tawananku dan engkau harus taat kepadaku, tunduk dan mentaati semua perintahku. Mengerti?"
"Can Hong San, kiranya engkau bukan saja pengecut besar, akan tetapi juga gila dan amat jahat. Engkau srigala berbulu domba, sungguh berbahaya sekali dan sudah menjadi kewajibanku untuk membasmi manusia iblis macam engkau.
Majulah dan tidak perlu banyak cerewet lagi!" Pada dasarnya, Giok Cu memang seorang gadis yang lincah dan pandai bicara, maka Hong San merasa kewalahan untuk saling serang melalui kata-kata. Akan tetapi dia melihat pedang tumpul di tangan gadis itu dan dia lalu menyimpan pedang dan sulingnya.
"Hemmm, Manis, lihat. Menghadapi pedang tumpul itu, aku tidak akan mengunakan senjata!"
Melihat ini, Giok Cu juga menyimpan kembali pedangnya.
"Tak perlu berlagak, kaki tanganku juga cukup kuat untuk menghajarmu tanpa senjata!"
Giranglah hati Hong San bahwa dia berhasil memancing sehingga gadis itu mau berkelahi tanpa senjata. Dia tidak ingin melukai gadis ini, dan kalau mungkin dia akan menundukkannya tanpa melukai. Sayang kalau sampai kulit yang halus mulus itu lecet apalagi terluka berdarah. Dia sudah
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
membayangkan bahwa malam ini tentu gadis itu akan berada dalam rangkulannya. Betapapun lihainya gadis itu, menghadapi mereka yang tiga belas orang banyaknya, mustahil ia akan mampu melepaskan diri! Begitu Giok Cu berhenti bicara, tanpa banyak cakap lagi tiba-tiba Hong San sudah menerjang dengan tubrukan seperti seekor harimau menubruk seekor domba. Kedua tangannya mencengkeram dari kanan kiri ketika tubuhnya meloncat dan menerkam ke arah Giok Cu.
Melihat cara penyerangan macam itu, Giok Cu tersenyum mengejek. Dikiranya ia gadis macam apa dapat diserang secara kasar seperti itu" Dengan sigap ia menggeser tubuh ke kiri, lalu dari arah kanan tubuh lawan yang masih meloncat itu, mengirim pukulan bertubi dengan kedua tangan, yang kiri menghantam pelipis yang kanan menghantam lambung, kakinya menyusul gerakan itu dengan tendangan kilat!
Tentu saja Hong San terkejut bukan main. Dia telah keliru menilai lawan dan kini dia sendirilah yang menjadi sibuk bukan main. Tubuhnya masih di udara dan lawan telah mengirim serangan kilat bertubi. Dia sibuk mengelak menangkis, akan tetapi karena tubuhnya masih di udara, ketika tangannya menangkis tendangan, tubuhnya terpental jauh hampir saja dia terbanting kaiau dia tidak cepat berjungkir balik sampai lima kali! Dia tidak terluka, akan tetapi terkejut setengah mati, dan dia pun marah. Tahulah dia sekarang bahwa Giok Cu adalah seorang gadis yang sama sekali tidak boleh dipandang ringan. Sambil mengeluarkan suara menggereng nyaring dia sudah meloncat ke depan Giok Cu. Gerengan ini bukan sekedar yang dikeluarkan karena marah, melainkan suatu ilmu yang diwarisi dari ayahnya, yaitu yang disebut Sai-cu Ho-kang (Suara Auman Singa). Pengaruh dari gerengan ini hebat sekali sehingga sekali seekor singa menggereng, calon korbannya sudah menjadi lumpuh dan tidak mampu lari lagi!
Akan tetapi, sebagai seorang murid dari tokoh sakti Hek-bin Hwesio, tentu saja Giok Cu tidak terpengaruh oleh gerengan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
yang mengandung kekuatan khi-kang itu. Ia mengerahkan sinkangnya dan hanya memandang dengan senyum simpul, seperti seorang dewasa melihat tingkah brengsek seorang anak-anak yang nakal.
Hong San menyerang lagi, dan sekali ini karena dia tidak lagi memandang rendah lawan, serangannya hebat karena dia sudah mainkan ilmu silat Koai-liong-kun (Silat Naga Siluman).
Kedua tangannya itu mencakar-cakar dan mengeluarkan suara bercicitan mengerikan. Terkesiap juga Giok Cu melihat serangan kedua tangan yang dahsyat itu. Ia mengelak dengan langkah mundur menjauhkan jarak. Akan tetapi betapa kagetnya ketika tiba-tiba kedua tangan itu mulai panjang dan melanjutkan cakarannya yang tadi dielakkan dengan mundur sehingga tidak sampai. Kedua lengan pemuda itu dapat mulur!
Hampir saja pundak Giok Cu terkena cakaran tangan Hong San dan sambil menangkis, ia sempat terhuyung. Kesem patan ini dipergunakan oleh Hong San untuk mencoba mendesak gadis itu dengan jurus-jurus berikutnya dari ilmu silat Koai-liong-kun yang disertai ilmu dengan mulur itu. Giok Cu menjadi gemas. Pemuda itu mempergunakan ilmu dari golongan sesat. Biarpun sejak menjadi murid Hek-bin Hwesio ia tidak pernah lagi melatih ilmu-ilmu golongan hitam yang pernah ia pelajari dari Ban-tok Mo-li, akan tetapi menghadapi ilmu sesat dari lawan, ia pun menangkis sambil balas mencakar dan kini ia sudah mengerahkan ilmu dari Ban-tok Mo-li.! Kedua tangannya berubah kehitaman, terutama kuku jari tangannya. Kuku itu mengandung hawa beracun yang mematikan! Melihat itu, Hong San terbelalak. Kiranya gadis itu memiliki ilmu silat golongan sesat yang demikian dahsyat dan berbahaya. Dia maklum betapa berbahayanya kuku menghitam seperti itu dan sebentar saja dia sudah terdesak hebat dan selalu mengelak sambil berlompatan mundur dengan hati ngeri.
Karena tidak mampu lagi menahan desakan lawan, tanpa malu-malu lagi Hong San mencabut suling dan pedangnya,
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
memutar kedua senjata ini, sulingnya memapaki lengan lawan dan menotok ke arah pergelangan, sedang pedangnya membabat ke arah leher!
"Tranggggg............!" Kembali Hong San terkejut karena begitu pedangnya bertemu dengan pedang buruk di tang gadis itu yang menangkisnya, bunga api berpijar dan pedangnya terpental keras. Namun, dia sudah dapat mengatur !
seimbangan tubuhnya dan kini dia m nyerang dengancepat dan gencar, mengeluarkan semua kepandaiannya dan mengerahkan seluruh tenaga karena Hong San kini yakin betapa lihainya gadis ini dan kalau dia tidak berhati-hati, tidak mengeluarkan seluruh yang ada padanya, Akan sukarlah baginya mencapai kemenangan.
Terjadilah perkelahian yang amat seru dan dahsyat. Semua orang yang berada di situ memandang bengong, kaget dan kagum melihat betapa gadis jelita itu bukan saja mampu menandingi Hong San, bahkan agaknya membuat pemuda perkasa itu kewalahan! Can Hong San adalah putera Cui-beng Sai-kong Can Siok, seorang datuk sesat, seorang yang bahkan memiliki ilmu hitam dan mendirikan aliran agama baru penyembah Thian-te Kwi-ong. Hong San bukan saja telah mewarisi semua ilmu ayahnya, bahkan tingkatnya sudah melampaui ayahnya dan Jika pun dalam perkelahian antara ayah Jan anak yang aneh telah berhasil membunuh Cui-beng Sai-kong! Hal ini saja sudah membuktikan bahwa Hong San amat lihai. Kalau saja lawannya, Bu Giok Cu, hanya menjadi murid Ban-tok Mo-li, mustahil gadis ini akan mampu menandingi Hong San. Bahkan andaikata. Ban-tok Mo-li sendiri yang maju, iblis betina itu pun tidak akan mampu mengalahkan Hong San!
Akan tetapi, Giok Cu telah digembleng oleh Hek-bin Hwesio, seorang pendeta dan pertapa yang sakti. llmu-iilmu yang diberikan oleh Hek-bin Hwesio kepada gadis ini adalah ilmu-ilmu tingkat tinggi yang jauh lebih ampuh di bandingkan dengan ilmu-ilmu yang sesat seperti yang dipelajari Hong San.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Oleh karena itu, dalam penghimpunan tenaga murni pun Giok Cu masih lebih bersih dan masih menang setingkat. Apalagi ditambah bahwa Giok Cu pernah menjadi murid tokoh sesat, maka ia mengenal ciri-ciri ilmu yang dimainkan Hong San, atau setidaknya ia tidak akan kaget menghadapi tipu-muslihat dalam ilmu golongan hitam itu.
Pedang di tangan Giok Cu boleh jadi amat kasar dan buruk, lagi tumpul. Namun itu bukanlah senjata sembarang saja, melainkan sebuah senjata pusaka yang amat ampuh. Hek-bin Hwesio mengatakan kepada muridnya bahwa pedang itu disebutnya Seng-kang-kiam (Pedang baja Bintang) dan menurut dongengnya, pedang kuno itu terbuat dari baja yang terkandung dalam batu bintang yang turun dari langit! Pedang terbuat dari semacam baja yang teramat keras dan kuat dan agaknya itulah yang menyebabkan mengapa pedang itu tidak dapat dibuat dengan baik, melainkan kasar dan tumpul. Akan tetapi keras dan kuatnya sungguh luar biasa sekali sehingga setiap kali pedang di tangan Hong San bertemu dengan Seng-kang-kiam maka pedang pemuda itu terpental keras! Padahal, pedang yang dipergunakan pemuda itu pun bukan pedang biasa, melainkan pedang yang cukup ampuh, peninggalan dari Cui-beng Sai-kong.
Pertandingan itu semakin seru dan kini bayangan kedua orang itu lenyap terbungkus sinar pedang mereka, juga saking cepatnya gerakan mereka sehingga tubuh mereka hanya menjadi bayangan. Namun, sesungguhnya walaupun kelihatan seimbang, diam-diam Hong San mulai bermandi keringat dingin karena dia terdesak hebat dan beberapa kali hampir saja sinar pedang Seng-kang-ku menyentuh tubuhnya.
Dengan penasaran dan juga marah, tiba-tiba dia mengeluarkan suara melengking dan tubuhnya nampak melayang ke atas. Giok Cu juga loncat dan mereka mengadu senjata udara.
"Tranggg.............! Trakkk!!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Keduanya melayang turun dan ternyata suling di tangan Hong San telah remuk bertemu dengan pedang tumpul.
Pemuda ini membalik dan memandan lawan dengan marah, lalu dia mengeluarkan suara melengking lagi, tubuhnya meloncat ke atas seperti seekor burung garuda hendak menyambar mangsanya Namun, Giok Cu juga meloncat ke atas menyambut serangan itu dan kembali terdengar suara nyaring bertemunya pedang diikuti percikan bunga api. Ketika keduanya turun, semua orang melihat betapa pundak Hong San berdarah, bajunya robek. Dia telah terluka karena pundak kirinya diserempet pedang yang nyaris membabat leher tadi!
Dengan wajah pucat Hong San memandang lawannya, keringat membasahi dahinya. Hampir dia tidak dapat menerima kenyataan ini. Dia telah dikalahkan oleh seorang perempuan! Seorang gadis muda. Hampir tak masuk akal ini!
Akan 'tetapi dia pun amat cerdik. Dia tahu bahwa kalau dilanjutkan, dia pasti akan kalah, bahkan bukan mustahil dia akan roboh dan tewas di tangan gadis cantik jelita yang amat lihai itu. Tanpa malu-malu lagi dia menoleh kepada para pimpinan Pouw-beng-pang dan sekutunya.
"Kawan-kawan, mari kita bunuh mata-mata pemerintah ini!"
Kim-bwe-eng Gan Lok memberi isyarat kepada kawan-kawannya, lalu dia sendiri sudah mengeluarkan senjatanya yang nampak dahsyat, yaitu sebatang golok yang berkilauan saking tajamnya, dan pada gagang golok itu terpasang tantai.
Mula-mula, begitu tangan kanannya memegang golok, tangan kirinya tiba-tiba bergerak ke arah pinggangnya dan begitu tangan itu membuat sentakan tiba-tiba tiga batang Hui-to (pisau terbang) menyambar ke arah leher, dada dan perut Giok Cu! Pisau-pisau terbang itu menjadi tiga sinar emas yang meluncur cepat dan mengeluarkan bunyi berdesing. Bukan main berbahayanya serangan itu dan nama besar ketua ini pun karena pisau-pisau terbangnya. Pisau itu berbentuk ekor burung garuda kuning emas.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Biarpun ia bersikap tenang dan waspada, tak urung Giok Cu terkejut juga ketika ada tiga sinar meluncur cepat menyambar tubuhnya di tiga bagian itu. Namun, dengan cekatan, ia memutar pedang tumpulnya menjadi gulungan sinar seperti perisai lebar menutupi tubuhnya. Terdengar suara berdentingan dan tiga buah Hui-to (pisau terbang) itu pun terpental ke kanan kiri. Akan tetapi pada saat itu, sinar putih yang terang menyilaukan telah menyambar dari depan.
Kembali Giok Cu harus memutar pedangnya menangkis.
Belum pernah berhadapan dengan senjata golok sepert itu, dapat disambitkan seperti golok terbang dan kalau ditangkis lawan atau dielakkan, golok itu dapat ditarik kembali dengan rantai yang diikatkan pada gagangnya. Sungguh merupakan senjata yang berbahaya sekali.
Pada saat itu, Kim-kauw-pang Pouw In Tiong juga sudah maju menyerang, dan berturut-turut ketiga orang Kim-bwe-houw dan para pembantu lain ikut mengeroyok, hanya Yalami Cin yang berdiri bertolak pinggang dan hanya menjadi penonton. Dia adalah seorang suku Hui, bahkan menjadi kepala suku bangsa. 'seperti lajimnya, para kepala suku adalah orang-orang yang tinggi hati dan menganggap diri sendiri sebagai raja. Oleh karena itu, dia merasa amat rendah kalau harus mengeroyok seorang wanita, mengandalkan demikian banyaknya orang yang terdiri dari laki-laki yang menjadi pemimpin dan yang kesemuanya memiliki ilmu kepandaian tinggi. Juga, dia rasa yakin bahwa dikeroyok belasan orang yang demikian lihainya, sudah pasti bahwa gadis itu akan kalah dan dapat dirobohkan.
Dugaan Yalami Cin memang tidak berlebihan. Betapapun lihainya Giok Cu betapapun ampuhnya pedang Seng-kan kiam di tangannya itu, menghadapi pengeroyokan demikian banyaknya lawan yang rata-rata memiliki kepandaian tinggi membuat ia repot bukan main. Masih untung baginya bahwa ia tadi mempergunakan perhitungan tepat, yaitu sudah khawatir akan terjadinya pengeroyokan sehingga ia memilih tempat yang penuh pohon itu, bukan di tempat terbuka. Kalau ia harus
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
menghadapi pengeroyokan seperti itu di tempat terbuka, tentu tidak akan mampu bertahan terlalu lama. Akan tetapi, dengan adanya pohon-pohon itu, ia dapat menyelinap di antara pohon-pohon dan pengeroyokan itu tidak dapat terlalu ketat karena tubuhnya terlindung dari serangan yang datang dari belakang pohon. Dan ia memiliki gin-kang (ilmu meringankan tubuh) yang baik sekali membuat tubuhnya bagaikan seekor tupai saja berloncatan dan menyelinap di antara pohon-pohon dan berputaran di situ. Dengan akal seperti itu, untuk sementara ia mampu mempertahankan diri, bahkan mampu kadang-kadang membalas serangan para pengeroyok. Akan tetapi agaknya tidak ada kemungkinan sama sekali baginya untuk meloloskan diri dari kepungan.
Hong San sudah mulai tertawa-tawa lagi dengan senang.
"Nona manis, lebih baik engkau menyerah dengan tubuh yang mulus dan utuh daripada harus menyerah dengan tubuhmu hancur menjadi bahan bakso!"
Akan tetapi, Giok Cu menjawab ejekan ini dengan tusukan kilat dari balik pohon yang membuat Hong San harus cepat meloncat ke belakang. Giok Cu tidak mampu mengejar karena begitu ia muncul dari balik pohon itu, empat batang senjata yang sudah siap telah menyambarnya dari berbagai penjuru, la meloncat dan cepat menyelinap kembali ke balik sebatang pohon besar, menghadapi serangan tiga orang pengeroyok lain dan bagian belakangnya terlindung sebatang pohon yang besar.
Biarpun keadaan tempat perkelahian yang penuh pohon-pohon besar itu membantunya, tetap saja Giok Cu terdesak terus dan tidak mungkin dapat melepaskan diri dari kepungan yang ketat, keadaannya berbahaya sekali karena dianggap sebagai mata-mata pemerintah yang harus dibunuh, karena kalau tidak akan merupakan bahaya besar bagi persekutuan pemberontak itu.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tring-tring-tranggg........!" Kembali Giok Cu berhasil menangkis dan memukul runtuh tiga batang pisau terbang yang dilontarkan Kim-bwe-eng Gan Lok, pang-cu dari Pouw-beng-pang. Pada saat itu dua batang golok menyambar dari kanan kiri dan sebatang pedang menusuk dari depan. Giok Cu yang berdiri membekangi pohon besar, segera memutar tubuhnya. Kembali terdengar suara dentingan nyaring dan nampak bunga berpijar ketika pedangnya berhasil menangkis tiga serangan itu sekaligus. Akan tetapi ketika ia menyelinap ke belakang pohon, ia agak terhuyung karena kakinya tersandung akar pohon. Kesempatan ini dipergunakan oleh Can Hong untuk menyerangnya dengan capingnya yang lebar.
Caping itu dilontarkannya, berpusing dan menuju ke arah Giok Cu. ketika gadis itu menggerakkan pedangnya menangkis, caping itu terpental akan tetapi pada saat itu, pedang di tangan Hong San sudah menusuk ke arah tenggorokanl Giok Cu terkejut akan tetapi masih sempat merendahkan tubuh dan miring.
"Srttttt!" Bajunya di pundak kiri robek dan pundaknya terluka sedikit, lecet dan berdarah. Akan tetapi, karena terlalu bersemangat dalam penyerangan, pedang di tangan Hong San yang menyerempet pundak itu menancap pada batang pohon. Selagi Giok Cu hendak mempergunakan kesempatan ini untuk menyerang, dari kanan kiri sudah datang dengan bertubi lagi sehingga terpaksa, ia mengurungkan niatnya menyerang Hong San dan sebaliknya ia meloncat lagi ke pohon lain di mana kembali ia telah diserbu. Giok Cu menjadi sibuk sekali ini ia sudah mulai merasa lelah.
Tiba-tiba nampak bayangan berkelebat dan muncul seorang pemuda tinggi besar yang berpakaian sederhana.
Tangannya memegang sebatang ranting kayu, akan tetapi begitu dia memutar ranting kayu itu menyerang tiga orang yang sedang mendesak Giok Cu, tiga orang itu terhuyung ke belakang karena dari ranting kayu itu menyambar hawa pukulan dahsyat sedangkan ujung ranting nampak berubah
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi belasan batang menyambar-nyambar dengan totokan maut ke arah jalan darah di tubuh mereka.
"Nona, cepat lari........... naik ke atas pohon!" kata Pemuda Tinggi Besar itu sambil memutar tongkatnya melindungi.
Begitu tongkat diputar, timbul angin yang dahsyat dan terdengar suara bersiutan mengejutkan.
Giok Cu baru sadar bahwa jalan satu-satunya memang melarikan diri lewat pohon-pohon itu. Mengapa tadi ia tidak memikirkan hal itu" Pohon-pohon di situ besar dan bagian atasnya seperti sambung-menyambung, maka dengan jalan berloncatan dari pohon ke pohon, lebih besar harapan untuk melarikan diri. Karena ia sudah merasa kewalahan menghadapi pengeroyokan orang sedemikian banyaknya dan kesemuanya lihai, tanpa berpikir panjang lagi Giok Cu segera mengerahkan gin-kangnya dan tubuhnya sudah melayang ke atas pohon! Sementara itu, pemuda tinggi besar itu sudah mengamuk. Tongkatnya berubah menjadi gulungan sinar kehijauan yang menerjang ke sana-sini, menutup jalan bagi para pengeroyok yang hendak melakukan pengejaran terhadap Giok Cu.
Sementara itu, melihat pemuda ini, Hong San terkejut sekali. Inilah pemuda yang pernah menggagalkan dia memperkosa ibu muda yang cantik manis itu, dan ini pula orang yang menggagalkan perampokan atas diri Liu Tai-jin.
Karena dia sudah merasakan kelihaian pemuda tinggi besar itu, maka dia pun berseru lantang.
"Bunuh dia! Dia antek Liu Tai-jin dari kota raja!"


Naga Sakti Sungai Kuning Huang Ho Sin-liong Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar ini, mereka yang tadi mengeroyok Giok Cu kini maju mengepung pemuda tinggi besar itu. Pemuda itu agaknya juga tidak ingin melawan melainkan hanya ingin menyelamatkan Giok Cu. Buktinya, dia yang tadi mutar tongkatnya, setelah melihat gadis itu melayang naik ke atas
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
pohon, dia segera meloncat naik ke atas pohon dengan gerakan yang indah dan cepat.
"Kejar! Bunuh dia!" Hong San seru akan tetapi pada saat itu, terdengar suara Yalami Cin yang berteriak lantang.
"Jangan kejar! Kalau kalian memusuhi Huang-ho Sin-liong, kami suku bangsa Hui tidak akan mau bekerja sama lagi!!
Mendengar ucapan ini, Kim-bwe-Gan Lok cepat berteriak.
"Saudara kalian, jangan kejar. Biarkan dia pergi!
Hong San mengerutkan alisnya, akan tetapi dalam keadaan seperti itu tidak berani menentang keputusan pang-cu, apalagi mendengar ucapan kepala suku Hui. Hanya diam-diam dia merasa tidak setuju sama sekali.
"Gan Pangcu, sudah jelas bahwa orang itu adalah pembantu Liu Tai-jin kota raja, kenapa dia dibiarkan pergi?"
tanyanya, penasaran dan mendengar pertanyaan itu, Kim-bwe-eng Gan Lok memandang kepada Yalami Cin, seolah-olah pertanyaan itu dia operkan kepada kepala suku bangsa Hui itu.
Yalami Cin maklum bahwa semua orang memandang kepadanya dan mengharapkan jawabannya, maka dia pun berkata dengan suara angkuh. "Aku, Yalami Cin, kepala suku Hui yang mempunyai hampir sepuluh ribu orang pengikut, selamanya tidak akan mau memusuhi Huang-ho Sin-liong.
Kami berani tanggung bahwa dia bukanlah kaki tangan pemerintah, bukan pula antek pembesar korup. Huang-ho Sin-liong adalah seorang pendekar yang selalu membela rakyat, dan entah sudah berapa rakyat kami yang menerima pertolongannya dari ta?ngan penjahat-penjahat. Oleh karena itu, sungguh tidak mungkin kalau kami harus memusuhinya!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Gan Pangcu mengangguk-angguk. "Kami pun pernah mendengar nama besarnya sebagai seorang patriot dan pendekar besar. Nah, Saudara Can, sekarang sudah jelas mengapa kami tidak mengejar Huang-ho Sin-liong. Agaknya engkau membencinya, akan tetapi kita harus mendahulukan kepentingan perjuangan daripada kepentingan pribadi. Mari kita kembali dan melanjutkan pembicaraan di sana."
Mereka semua kembali ke sarang gerombolan itu untuk mengadakan perundingan dan menentukan langkah selanjutnya. Biarpun hatinya tidak puas karena Giok Cu dapat meloloskan diri namun Hong San yang mengharapkan kedudukan dan kemuliaan, ikut pula dengan mereka dan sejak hari itu dia di terima sebagai anggauta pimpinan, bahkan dijadikan pembantu utama Gan Pang cu karena dia memiliki ilmu kepandaia paling lihai di antara para pembantu lainnya.
Ketika dia ikut bersama ketua Pouw-beng-pang dan para pembantunya dia teringat kepada Bu Giok Cu dan diam-diam dia mengambil keputusan bahwa setelah dia memperoleh kedudukan yang baik, dia tentu akan berusaha menyebar penyelidik dan mencari di man? adanya wanita yang lihai akan tetapi juga cantik jelita dan terutama sekali yang telah menjatuhkan hatinya itu.
ooOOoo Mereka berloncatan turun dari pohon, kemudian melanjutkan lari dengan cepat sekali seperti dua orang yang sedang berlumba lari, meninggalkan hutan itu dan mendaki bukit, bahkan melewati puncak dan turun lagi di sebelah sana bukit. Keduanya mengerahkan tenaga dan Gin-kang (ilmu meringankan tubuh), seolah-olah sudah bersepakat tanpa kata untuk mengadu lari. Keduanya merasa heran dan juga kagum karena betapapun mereka mengerahkan seluruh tenaga, ternyata mereka tetap saja lari berdampingan, tidak ada yang kalah atau menang.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Keduanya berhenti, atau Giok Cu yang berhenti terlebih dahulu dan pemuda tinggi besar itu pun berhenti. Tubuh Giok Cu bermandi peluh akan tetapi pemuda itu hanya berkeringat sedikit saja di dahinya. Hal ini tidak aneh, karena tadi Giok Cu telah memeras tenaga ketika menghadapi pengeroyokan.
Mereka berdiri, dalam jarak empat meter, saling pandang dengan penuh selidik. Pemuda itu yang bukan lain adalah Si Han Beng tidak memperlihatkan kekagumannya. Seorang gadis yang cantik jelita dan tadi dia sudah melihat sendiri betapa lihainya gadis itu menghadapi pengeroyokan belasan orang yang rata-rata memiliki ilmu kepandaian tinggi. Bahkan dia sudah merasakan sendiri betapa hebatnya ilmu berlari cepat gadis ini. Di lain pihak Giok Cu juga memandang dengan penasaran dan heran. Dia mengenal pemuda tinggi besar yang telah menyelamatka Liu Tai-jin ketika kereta pembesar itu dikeroyok banyak orang, bahkan ia sendiri sudah pernah berkelahi selama beberapa jurus melawan pemuda itu ketika la membantu Hong San yang terdesak oleh pemuda tinggi besar ini.
"Aneh........ !" Tepat keduanya mengeluarkan kata ini, seperti diatur dan dalam waktu yang bersamaan.
"Apanya yang aneh, Nona?" tanya Han Beng.
"Engkau juga mengatakan aneh. Jelaskan dulu mengapa engkau mengatakan ,ineh, apanya yang aneh, baru nanti akan kujawab pertanyaanmu," kata Giok Cu.
Han Beng tersenyum dan tidak merasa tersinggung.
Biarpun belum banyak pengalamannya dengan wanita, namun sudah beberapa kali dia bergaul dengan wanita dan mulai mengenal watak umum dari makhluk ini. Lembut, menarik, menyembunyikan kekuatan dalam tubuh yang nampak lemah, ingin dimanja, ingin dipentingkan, selalu ingin menang!
"Nona, aku merasa aneh dan heran sekali melihat engkau dikeroyok mereka tadi. Bukankah tadi ketika mereka hendak
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
merampok kereta Liu Tai-jin, engkau membantu mereka dan bahkan ikut menyerangku" Mengapa keadaannya kini menjadi terbalik?"
"Aku juga merasa aneh dan heran melihat engkau.
Bukankah tadi engkau menjadi kaki tangan dan pelindung Liu Tai-jin, pembesar korup itu" Dan mengapa pula sekarang engkau membant aku?"
Kembali Han Beng tersenyum. Pertanyaan dibalas pertanyaan pula, tanpa menjawab pertanyaannya lebih dulu.
Bukan main gadis ini dan agaknya memang perlu diberi keterangan yang jelas karena melihat sikapnya dan kata-katanya, agaknya gadis ini menganggap Liu Tai-jin sebagai seorang pembesar korup.
"Ah, kiranya Nona salah sangka sama sekali. Liu Tai-jin bukanlah seorang pembesar korup. Dia adalah utusan Kaisar dia seorang petugas dari istana yang melakukan penelitian dan penyelidik tentang pelaksanaan pengumpulan tenaga kerja untuk membuat terusan dan ............ "
"Hemmm, seperti aku tidak mengerti saja!" kata Giok Cu galak, memotong ucapan Han Beng. "Aku sudah mengenal baik isi perut pembesar daerah. Mereka memaksa rakyat untuk dijadikan pekerja paksa tanpa bayaran, dan biaya untuk itu masuk ke kantung mereka sendiri! Aku tahu bahwa Liu Taijin datang dari kota raja untuk mengadakan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengumpulan tenaga kerja itu di daerah Siong-an, di istana Can Tai-jin melakukan korupsi besar-besaran dan memaksa rakyat jelata untuk bekerja tanpa bayaran. Aku menyaksikan sendiri dalam rumah makan itu betapa Cang Tai-jin telah menyerahkan sepeti emas permata dan dua orang gadis remaja sebagai suapan kepada Liu TaiJin. Pembesar makan sogokan macam itu yang kaukatakan bukan seorang pembesar korup?"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak menyalahkan kalau engkau salah paham, Nona.
ketahuilah, Liu Tai-jin adalah seorang pembesar yang jujur dan tegas dalam menindak para pembesar daerah yang korup.
Seluruh perjalanannya dari kotaraja kedaerah-daerah, sudah dikenal orang dan entah berapa banyaknya pembesar korup yang telah ditindaknya. Tentu saja engkau menganggap dia seorang pembesar yang mau menerima sogokan. Akan tetapi ketahuilah bahwa kalau dia menerima peti harta dan dua orang gadis itu, hanya diterima untuk dijadikan bukti penyelewengan Cang Tai-jin! Dia tidak mungkin dapat menindak Cang Tai-jin tanpa bukti, dan sogokan itulah buktinya!"
"Ahhh.......!" Giok Cu benar terkejut mendengar ini, hal yang sama sekali tidak pernah disangkanya. "Tapi ...........
bagaimana dengan dua orang gadis remaja itu" Aku tadinya hanya ingin membebaskan mereka."
"Jangan khawatir, mereka diperlakukan dengan baik dan terhormat. Liu Ta-jin maklum bahwa mereka pun sama sekali tidak berdaya karena mereka dari keluarga miskin yang sudah dijual kepada Cang Tai-jin. Mereka akan diajukan sebagai saksi kelak kalau Pembesar Cang itu ditindak."
"Akan tetapi, kalau sudah jelas Pembesar Cang itu melakukan penyelewengan, mengapa tidak terus ditangkap dan ditindak saja" Bukankah Liu Tai-jin memiliki wewenang dan kekuasaan."
"Hal itu belum dilakukan, Nona, karena ada hal-hal lain yang sedang diselidiki oleh Liu Tai-jin," kata Han Beng dan tentu saja dia tidak berani bercerita tentang tugasnya menyelidiki desas-desus tentang terlibatnya Cang Tai-jin dalam gerombolan pemberontak.
"Kau maksudkan dengan hal-hal lain itu apakah gerombolan pemberontak yang dipimpin perkumpulan Pouw-beng-pang itu?"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Han Beng terkejut dan wajahnya berseri mendengar ini. Ah, benar juga. Gadis ini agaknya mengetahui banyak tentang pemuda bercaping lebar itu dan tentang orang-orang yang mengadakan persekutuan untuk menentang pemerintah!
Penyelidikan yang dilakukan untuk membantu Liu Tai-jin akan menjadi mudah kalau dia memperoleh keterangan dari gadis ini.
"Ah, kiranya Nona tahu akan hal itu" Aku telah menceritakan semuanya, Nona, maka kuharap sukalah kiranya Nona juga menceritakan tentang mereka, tentang mengapa Nona yang tadinya bekerjasama dengan mereka kini tiba-tiba saja kulihat dikeroyok oleh mereka yang agaknya berusaha keras untuk membunuhmu."
"Nanti dulu," kata Giok Cu, masih belum merasa puas.
"Engkau baru menceritakan tentang Liu Tai-jin, akan tapi belum bercerita tentang dirimu. Apakah engkau petugas pemerintah yang membantu Liu Tai-jin?"
Han Beng menggelengkan kepalan "Sama sekali bukan, Nona. Bahkan baru sekarang aku bertemu dengan pembesar itu, yaitu ketika keretanya dihadang."
"Kalau bukan apa-apanya, mengapa pula engkau membelanya mati-matian ketika keretanya diserbu?" Berkata demikian, Giok Cu menatap wajah pemuda itu dengan pandang mata tajam menyelidik. Diam-diam ia kagum. Wajah pemuda mungkin tidak setampan wajah Hong San yang pesolek, akan tetapi cukup ganteng dan gagah sekali, penuh kejantanan.
"Nona, aku akan men bela siapa saja yang berada di pihak benar, menantang kejahatan dan membela mereka yang terancam bahaya oleh kekerasan orang lain. karena itulah, melihat betapa kereta pembesar itu terancam bahaya, padahal itu sudah mendengar bahwa pembesar Itu seorang petugas yang jujur dan adil, aku segera membantunya. Demikian pula
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat engkau, seorang wanita, dikeroyok belasan orang itu, aku pun segera turun tangan membantumu."
Giok Cu tersenyum, senyum yang agak sinis. "Hemmm, kalau begitu aku berhadapan dengan seorang pendekar besar, ya" Siapa tadi" Kepala suku Hui Itu menyebutmu Huang-ho Sin-liong, betapa gagahnya julukan itu!"
Wajah Han Beng menjadi kemerahan. Aih, itu hanya pujian kosong saja dari mereka yang telah berhasil kutolong. Tidak ada artinya sama sekali, dan aku bukan seorang pendekar besar. Mungkin karena aku suka merantau di sepanjang Sungai Huang-ho, maka aku mendapat julukan seperti itu.
Terlalu berlebihan!" Dia berhenti sebentar, dan melihat gadis itu tidak menjawab, hanya tersenyum, dia pun melanjutkan.
"Sekarang,harap kau suka menceritakan tentang engkau dan mereka itu, Nona."
"Aku pun secara kebetulan saja lewat di Siong-an dan di dalam rumah makan Ho-tin, aku melihat penyogokan yang dilakukan Cang Tai-jin kepada Liu Tai-jin. Mengenai peti harta itu, aku tidak peduli. Akan tetapi melihat dua orang gadis remaja itu yang juga di hadiahkan kepada Liu Tai-jin, hatiku menjadi panas dan aku bermaksud untuk membebaskan dua orang gadis itu. Sama sekali tidak mempunyai sangkut-paut atau hubungan dengan yang lain-lain itu
"Akan tetapi, kulihat engkau bekerjasama dengan pemuda bercaping lebar itu. Dia lihai dan ...."
"Ah, dia itu Can Hong San dan pun baru berkenalan dengan dia di rumah makan Ho-tin. Dia pun bermaksud menghadang dan menghajar Liu Tai-jin yang dianggapnya seorang pembesar korup pemakan sogokan. Dia hendak merampok peti harta itu."
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, dia pun tidak tahu akan hal yang sebenarnya dan mengira Liu Tai-jin seorang pembesar korup. Kalau demikian halnya, seperti juga engkau, dia pun seorang pendekar yang menentang penindasan, bukankah demikian, Nona?"
"Hemmm, tadinya begitulah kusangka."
"Apakah kenyataannya kemudian lain"'
"Ketika kami berdua mengejar kereta pembesar itu sampai di hutan, ternyata kereta itu telah diserang oleh sekelompok orang. Kami tidak mengenal siapa mereka, dan kami hendak turun tangan sendiri. Aku ingin membebaskan dua orang gadis dan Can Hong San itu hendak merampas peti harta, dan engkau muncul menggagalkan kami."
"Tapi, mengapa lalu engkau dikeroyok oleh mereka, Nona"
Dan kulihat pemuda bercaping itu pun ikut mengeroyoknu."
Giok Cu menarik napas panjang dan menggigit bibirnya karena gemas. Melihat deretan gigi putih rapi itu menggigit bibir bawah yang merah basah, Han Beng mengalihkan pandang matanya. Terlalu indah dan berbahaya bagi batinnya kalau dipandang terus, pikirnya. Baru memandang sekilas saja, darah mudanya sudah bergejolak dan jantungnya berdebar.
"Mereka itu adalah para pimpinan Pouw-beng-pang, perkumpulan yang katanya merupakan perkumpulan para pendekar yang melindungi rakyat yang tertindas. Mereka bersekutu dengan suku bangsa Hui yang dipimpin oleh orang Hui yang tinggi besar itu, dan orang-orang Pouw-beng-pang yang mengaku sebagai para pejuang itu juga bersekutu dengan Cang Tai-jin "
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ahhh......... ! Kalau begitu benar dugaan Liu Tai-jin!" kata Han Beng dengan girang. Ternyata dari gadis ini dia telah mendengar segala yang hendak diketahuinya! "Lalu mengapa mereka itu mengeroyokmu dan hendak membunuhmu?"
"Can Hong San yang menjemukan itu!" Giok Cu berkata gemas. "Dia juga masuk menjadi sekutu mereka yang jelas hendak memberontak terhadap pemerintah dan mereka membujuk agar aku ikut lalu bersekutu dengan mereka. Aku menolak dan pergi. Mereka mengejar dan aku lalu mereka keroyok."
"Akan tetapi mengapa?"
"Mengapa" Mudah saja diketahui. Karena aku tidak mau menjadi sekutu mereka dan hendak pergi, mereka khawatir karena aku telah mengetahui rahasia mereka."
"Ah, begitukah" Sungguh keji mereka !"
"Dan engkau muncul menolongku! Hemmm, dilihat begitu, aku menjadi penasaran sekali. Pertama, kita pernah bertanding beberapa gebrakan, akan tetapi ketika itu aku mengeroyokmu bersama Can Hong San. Kemudian, engkau menghindarkan aku dari bahaya. Seolah-olah aku lemah sekali dan engkau yang jagoan!" Wajah Giok Cu menjadi merah dan ia memandang dengan mulut cemberut dan marah!
"Aih, siapa bilang begitu, Nona?"
"Aku yang bilang begitu!"
"Akan tetapi aku tidak menganggap begitu. Engkau lihai sekali dan aku.........."
"Engkau kelihatan seperti lebih lihai dariku, akan tetapi aku belum mau percaya sebelum melihat buktinya engkau dapat
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
mengalahkan aku. Hayo keluarkan senjatamu dan mari kita menguji kepandaian kita masing-masing!"
"Aku tidak pernah menggunakan senjata ............ " kata Han Beng dan dia mengerutkan alisnya. Gadis ini agak tinggi hati walaupun dia sudah yakin akan kelihaiannya dan diam-diam dia pun ingin sekali mencoba sampai di mana kehebatan gadis yang amat menarik hatinya ini. "Aku tidak ingin berkelahi, Nona."
"Siapa yang mengajakmu berkelahi Tidak ada hal yang membuat kita bermusuhan, akan tetapi sebelum aku mengukur sendiri kepandaianmu, selamanya aku akan merasa penasaran. Hayo, kita coba dengan tangan kosong saja kalau begitu! Lihat pukulan!" Setelah berkata demikian, Giok Cu maju menyerang dengan tamparan kedua tangan yang dilakukan bertubi dari kanan dan kiri!
"Wuuuttttt ...............! Wuuuttttt.......... !"
Han Beng kagum. Tamparan itu mendatangkan angin pukulan yang amat dahsyat, tanda bahwa gadis cantik ini memiliki tenaga sin-kang yang kuat. Dia mengelak dengan menarik tubuhnya ke belakang. Akan tetapi, gerakan gadis itu lincah dan cepat bukan main. Begitu kedua tamparannya luput, dara itu sudah menerjang lagi dengan kecepatan seperti seekor burung walet menyambar-nyambar! Kedua tangannya seolah berubah menjadi enam, menyerang Han Beng ke manapun tubuh pemuda ini menghindar.
"Plak! Plakkk!" Karena tak mungkin mengelak terus dari serangan bertubi-tubi itu, Han Beng menangkis dua kali dan keduanya terkejut karena pertemuan Kedua tangan mereka mendatangkan getaran yang amat kuat. Han Beng mulai merasa gembira. Gadis ini ternyata memang hebat, pikirnya dan timbullah kegembiraannya untuk bertanding benar-benar, hitung-hitung berlatih dengan seorang lawan yang tangguh.
Selama meninggalkan gurunya, Pek I Tojin di puncak Thai-
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
san, belum pernah ia bertemu dengan lawan sedemikian tangguhnya, kecuali pemuda bercaping itu. Dia pun kini membalas dan terjadilah pertandingan yang amat hebat dan seru. Angin menyambar-nyambar di sekeliling mereka, menggerakkan daun pada ujung ranting-ranting pohon, bahkan banyak daun berguguran, terdengar suara bersiutan nyaring dan tubuh kedua orang itu tidak lagi nampak bentuknya, berubah menjadi dua bayangan orang yang berkelebat. Pertandingan yang dahsyat, bagaikan dua ekor naga saja yang saling serang memrebutkan mustika!
Makin lama Han Beng menjadi semakin kagum. Tak disangkanya sama sekali bahwa gadis itu benar-benar merupakan lawan yang demikian hebatnya sehingga tidak akan mudah baginya untuk dapat mengalahkannya! Dia tahu setelah mereka bertanding selama puluhan jurus, bahwa hanya satu saja keunggulannya, yaitu dalam hal tenaga sinkang. Dia telah berkali-kali mengadu kekuatan ketika menangkis sedikit demi sedikit menambah tenaganya sampai dia dapat mengukur bahwa kuatan sin-kang gadis itu masih berada di bawah kekuatannya sendiri. Kalau menghendaki, dengan keunggulan tenaga sakti ini, tentu dia akan mampu mengalahkannya. Akan tetapi tidak, dia tidak tega melakukan hal itu. Dia tidak ingin menyinggung perasaannya, membuatnya malu dan penasaran.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 20 Di lain pihak, Giok Cu juga terkejut bukan main, di samping kekagumannya. Pemuda tinggi besar ini memang luar biasa!
Pantas ketika ia membantu Hong San mengeroyoknya, mereka berdua tidak mampu mendesak pemuda ini. Memang hebat bukan main, kokoh kuat bagaikan batu karang. Dia merupakan satu-satunya lawan yang pernah dihadapinya, yang membuat ia kehabisan akal. Semua ilmunya telah ia keluarkan, bahkan ilmu-ilmu silat yang pernah dipelajarinya dari Ban-tok Mo-li ia keluarkan, namun tanpa hasil. Uap panas menghitam yang keluar dari tangannya, membuyar ketika bertemu dengan hawa pukulan yang keluar dari kedua telapak tangan pemuda itu, hawa yang lembut namun mengandung kekuatan yang dahsyat. Beberapa kali, ketika mereka terpaksa mengadu telapak tangan, ia terhuyung mundur dan kedua tangannya terasa kesemutan! Makin bahwa dengan tangan kosong ia tidak akan mampu menang, Giok Cu yang masih penasaran dan ingin menguji sampai sepenuhnya, lalu meloncat ke belakang dan ia sudah menghunus pedangnya.
Pedang Seng-kang-kiam yang tumpul!
"Sudah cukup mengadu ilmu silat, tangan kosong, mari kita coba dengan senjata.........!" Giok Cu tidak dapat menahan napasnya yang terengah dan juga merasa betapa di dada bagian ulu hati terasa berat dan nyeri, la memejamkan mata sebentar dan napasnya memburu.
"Ah, Nona.........! Engkau ........ engkau terluka dalam ........!
Sungguh aneh, aku......... aku tidak memukulmu, tapi....... jelas engkau menderita luka dalam. Cepat bersila nona dan kumpulkan hawa murni melakukan pernapasan dan perlahan-lahan usir hawa dalam dada itu!"
Giok Cu terkejut sekali dan ia merasakan sesuatu kelainan pada ulu hatinya yang terasa semakin nyeri. Teringatlah ia akan nasehat Hek-bin Hwesio ketika mengajarkan latihan pernapasan lan penghimpunan hawa sakti secara bersih,
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
ketika hwesio sakti itu menggemblengnya. Hek-bin Hwesio memperingatkan agar ia tidak mempergunakan ilmu silat yang pernah dipelajarinya dari Ban-tok Mo-li, terutama ilmu yang mengandung hawa beracun hitam. "Ilmu itu membahayakan lawan, juga membahayakan dirimu sendiri, Giok Cu," demikian antara lain hwesio sakti itu berkata. "Kalau engkau mempergunakan ilmu itu dan bertemu dengan lawan tangguh yang memiliki sin-kang lebih kuat darimu, engkau dapat terluka oleh hawa beracun itu yang membalik."
Kini ia teringat akan nasehat itu, maka cepat ia pun menyarungkan pedangnya, dan duduk bersila sambil memejamkan mata. Kedua kaki bersila di atas paha, kedua jari manis bertemu dan duduknya seperti kedudukan Kwan Im Pouw-sat. Dengan cepat ia menghimpun tenaga murni dan membiarkan hawa murni berputar-putar di pusar, lalu perlahar lahan, dengan sin-kang, ia mendorong keluar hawa yang menyesak di ulu hati Perlahan-lahan, hawa itu didorong luar melalui mulutnya sedikit demi dikit.
Han Beng terpesona. Melihat gadis itu membuka mulut dia seolah-olah melihat hawa beracun itu keluar, seperti air memancar dan hal ini mengingatkan dia akan sesuatu.
Matanya terbelalak dan tak pernah berkedip dia menganati wajah yang matanya terpejam itu, melihat hidung itu, mulut yang terbuka itu, kemudian perlahan-lahan dia menghampiri mengitari dan memperhatikan kulit tengkuk yang kebetulan nampak karena rambut gadis itu agak awut-awutan dan bagian tengkuk terbuka sehingga nampaklah kulit tengkuk yang putih mulus akan tetapi di tengah-tengah nampak sebuah titik hitam sekali. Sebuah tahi lalat hitam. Han Beng merasa betapa jantungnya berdebar tegang dan seperti orang kebingungan dia lari lagi ke depan disitu, kini dia berlutut agar dapat memandang dan mengamati wajah gadis itu lebih jelas lagi.
Seperti sedang mimpi Han Beng mengamati wajah itu dan dia menjadi semakin yakin.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Giok Cu membuka matanya dan hampir ia menjerit ketika melihat pemuda tinggi besar itu berlutut di depannya, dekat hanya dalam jarak satu meter dan pemuda itu sedang mengamati wajahnya seperti orang mengamati sebuah lukisan yang aneh!
"Heiiiii! Apa yang kaulakukan ini" Mengapa engkau memandangku seperti itu?" la membentak dan suaranya nyaring mengejutkan. Han Beng yang memang sedang termenung itu, sedang melayang kepada kenangan lama, terkejut sekali dan dengan gugup dia pun menjawab dengan kacau, menurutkan jalan pikirannya yang tadi mengenangkan peristiwa masa lalu.
"Aku....... aku sudah memijat-mijat perutmu sampai kempis kembali!" Han Beng kaget sendiri mendengar ucapannya itu, apalagi Giok Cu. Gadis ini terbelalak, mukanya berubah merah sekali, matanya mencorong dan ia pun meloncat berdiri dan menghunus pedangnya.
"Kau....... kau berani kurang ajar padaku, ya" Kaukira aku sudah kalah tadi dan kau boleh membuka mulut mengeluarkan kata-kata yang bukan-bukan untuk menghinaku?"
"Eh, maaf......... sabarlah........ tenanglah sekali lagi maaf.
Aku teringat akan masa lampau.......... engkau.......... bukankah engkau Giok Cu. Bu Giok Cu?"
Kini Giok Cu terbelalak memandang kepada pemuda itu, alisnya berkerut lalu ia menghardik. "Hemmm, engkau tentu sudah mendengar namaku disebut orang tadi, apa anehnya itu?"
"Tidak.......... , tidak, Giok Cu. Ah, lupakah engkau kepadaku" Lupakah engkau ketika kita berdua di Sungai Huang-ho berkelahi melawan naga, eh, ular itu, ke mudian
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
perut kita kembung oleh air dan aku memijat perutmu agar airnya keluar dari perut" Kau lupa kepadaku?"
Kini sepasang mata yang jeli dan bersinar-sinar bagaikan sepasang bintang itu terbelalak, dengan penuh selidik mengamati wajah Han Beng dan terbayanglah peristiwa belasan tahun yang lalu itu. Terkenanglah ia akan peristiwa yang amat hebat itu, ketika nyawanya berada dalam cengkeraman maut yang mengerikan, berkelahi dengan ular di air Sungai Huang-ho, terancam pusaran air, dan dijadikan keroyokan banyak sekali tokoh-tokoh kang-ouw yang memiliki ilmu kepandaian tinggi. Di tempat itu pula ayah dan ibunya tewas, setelah menderita luka parah pukulan Sin-tiauw Liu Bhok Ki seperti yang diceritakan gurunya yang pertama, yaitu Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu. Tentu saja ia ingat kepada anak laki-laki yang menjadi kawan sependeritaan dalam peristiwa itu, anak laki-laki yang memang sudah menjadi sahabatnya sebelum terjadinya peristiwa itu karena orang tua mereka sama-sama pengungsi yang melarikan diri dari kerja paksa dan sama-sama menggunakan perahu dan bertemu di Sungai Kuning!
"Kau............ aku Si Han Beng .......?" Tanyanya, masih gagap karena ragu-ragu.
Han Beng tertawa, bukan main gembira rasa hatinya karena pertanyaan gadis itu membuktikan bahwa memang benar dia berhadapan dengan Giok Cu!
"Benar, Giok Cu. Aku kawanmu senasib itu!"
"Han Beng...........! Benar engkau ini" Ah, engkau telah menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa dan berilmu tinggi, bahkan aku ........ aku sendiri kalah olehmu ........."
"Ah, tidak, Giok Cu. Engkau tidak kalah, hanya engkau menderita luka.dalam, bukan karena pertandingan kita tadi.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Dan engkau sendiri......... wah, Giok Cu, sungguh tadinya bagaimana mungkin aku dapat mengenalmu" Engkau sekarang, telah menjadi seorang gadis yang......... amat cantik jelita, dan memiliki ilmu kepandaian yang hebat pula! Eh, maafkan aku, Giok Cu, mungkin aku terlalu lancang dan harus menyebutmu nyonya...........?"
Wajah Giok Cu berubah merah dan mulutnya cemberut, akan tetapi ia tidak marah. Bagaimana ia bisa marah kepada Han Beng, kawan baiknya ketika mereka masih kecil itu"
Dahulu, setelah peristiwa hebat di Sungai Kuning yang membuat mereka saling berpisah, sering kali ia terkenang kepada kawan baiknya itu.
"Han Beng, jangan macam-macam! Aku belum menjadi nyonya, belum menikah."
Han Beng tertawa lepas dan gadis itu mengamati wajahnya. Masih seperti dulu tawanya, pikirnya, bebas dan membayangkan kejujuran.
"Kenapa engkau mentertawakan aku?" la bertanya, alisnya berkerut.
"Aku senang sekali, Giok Cu!"
"Senang" Aku belum menikah dan engkau senang?"
Kini kedua pipi Han Beng yang menjadi kemerahan, dan dia menjawab gagap, "Oh, tidak ............... ! Aku senang bertemu denganmu dan aku senang engkau masih galak seperti dulu!"
Giok Cu juga tertawa dan melihat gadis itu tertawa, jantung di dalam dada Han Beng berdebar keras. Alangkah manisnya Giok Cu! Ingin dia merangkul, ingin dia memondong, ingin dia membawa gadis itu menari-nari saking gembira, hatinya.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dan engkau masih canggung seperti dulu. Berapa anakmu sekarang, Han Beng?"
"Anak?" Sepasang mata yang lebar itu terbelalak. "Aku tidak beranak!"
"Tentu saja, anak bodoh! Bukan engkau yang beranak, akan tetapi isterimu." Giok Cu sudah terseret dan hanyut dalam suasana dahulu sehingga, seperti dahulu, ia berani memaki Han Beng anak bodoh!
Han Beng tersenyum, girang agaknya mendengar makian sayang ini. "Isteri siapa" Aku belum beristeri."
Wajah yang cantik jelita itu berseri dengan cerahnya dan hal ini nampak nyata oleh Han Beng. "Wah, aku girang sekali mendengar engkau belum menikah, Han Beng!" kata Giok Cu dan giginya yang berderet putih rapi itu tersembul di balik sepasang bibirnya yang merekah.
"Kenapa, Giok Cu" Kenapa hatiku girang mendengar engkau belum menikah dan engkau pun gembira mendengar aku belum menikah?"
Mendengar pertanyaan ini, kembali wajah Giok Cu menjadi kemerahan.
"Ihhh, jangan menyangka yang bukan-bukan, engkau! Aku girang mendengar engkau belum menikah karena kalau sudah, isterimu tentu akan cemburu melihat kita bercakap-cakap!"
"Sungguh aneh, aku pun berpikir demikian!"
"Kau hanya tiru-tiru saja!"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Seperti dulu ketika mereka masih kecil, Han Beng yang selalu mengalah dan tersenyum menyudahi pertengkaran yang timbul. "Giok Cu, mari duduk yang enak dan kita saling menceritakan riwayat kita masing-masing semenjak kita saling berpisah di Sungai Huang-ho itu."
Mereka duduk berhadapan, di atas batu datar yang terdapat di tempat itu. Sejenak mereka saling pandang, penuh perhatian, penuh kegembiraan dan akhirnya Giok Cu menghela napas panjang. Mengenangkan masa lalu, ia teringat kepada ayah ibunya dan ia merasa berduka.
"Engkau berceritalah dulu," katanya.
"Nanti dulu, Giok Cu. Sebelum itu perlu aku merasa yakin benar bahwa lukamu di dalam tubuh itu tidak berbahaya.
Kalau perlu, mari kubantu engkau menghalau luka itu agar sembuh sama sekali."
Giok Cu menggeleng kepala. "Tidak perlu, bukan luka oleh pukulan musuh melainkan karena salahku sendiri, dan nanti kuceritakan tentang itu."
"Apakah tidak sebaiknya kalau kita pulang ke rumahmu dan bicara saja sana" Aku ingin sekali bertemu dengan Ayah Ibumu........... " Han Beng menghentikan bicaranya ketika melihat betapa tiba-tiba gadis itu memandang kepadanya dengan wajah berubah pucat dan mata muram. "Kenapa Giok Cu..........?" tanyanya khawatir.
"Ayah Ibuku telah tewas!"
"Ohhh ........ ! Kalau begitu sama dengan Ayah Ibuku
........... " kata Han Beng menyesal.
"Ahhh! Ayah Ibumu juga tewas, Han Beng?"
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemuda itu mengangguk dan keduanya termenung. Kalau tadi mereka saling bertemu, keduanya menjadi gembira sekali, kini mereka merasa bahwa ada ikatan yang lebih erat di antara mereka karena mereka berdua ternyata memiliki nasib yang sama pula!
"Biar kuceritakan saja semua pengalamanku, Giok Cu.
Ketika terjadi peristiwa hebat di sungai itu, ketika para tokoh kang-ouw yang tadinya berebutan anak naga, kemudian berbalik memperebutkan kita karena kita telah minum darah anak naga atau ular itu, kita saling berpisah. Aku tentu sudah tewas atau setidaknya ditawan orang jahat kalau saja tidak ditolong oleh Suhuku yang pertama. Suhu itu pun tentu takkan mampu melindungi aku kalau tidak dibantu oleh Suhuku ke dua. Dan di dalam perebutan di sungai itulah Ayah dan Ibuku tewas, entah oleh siapa, Giok Cu. Aku lalu mengikuti Suhuku yang pertama selama lima tahun, lalu Suhu ke dua selama lima tahun, kemudian aku masih berguru lagi kepada seorang tosu. Baru saja aku turun dari Gunung Thai-san dan Suhu menasehati aku untuk membebas rakyat yang tertindas oleh adanya kerja paksa pembuatan terusan, juga untuk menentang kejahatan."
"Aih, gurumu tiga orang. Pantas sekali engkau menjadi begini lihai."
"Dangan terlalu memujiku, Giok Cu Sekarang ceritakanlah pengalamanmu. Ingin sekali aku mendengar."
"Pengalamanku biasa saja, tidak sehebat engkau. Tentu engkau telah menjadi seorang pendekar yang hebat, maka orang-orang Hui itu sampai begitu sayang kepadamu, bukan hanya menyebutmu Huang-ho Sin-liong, akan tetapi juga mereka tidak mau menentangmu."
"Engkau terlalu merendahkan dirimu Giok Cu. Sudahlah, jangan goda aku yang sudah ingin sekali mendengar riwayatmu. Ceritakanlah."
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Seperti engkau, ketika terjadi keributan di Sungai Huang-ho itu, aku pun diselamatkan oleh seorang wanita sakti yang kemudian menjadi guruku. Selama tujuh tahun aku digembleng oleh guruku itu. Kemudian, aku bertemu dengan guruku yang ke dua dan dari guruku ke dua ini, seorang hwesio tua yang lebih sakti lagi, aku dilatih selama lima tahun.
Nah, aku turun gunung dan seperti engkau pula, Suhu menasehati aku untuk menentang kejahatan dan melindungi rakyat yang tertindas. Tentu saja aku menentang para pejabat yang memaksa rakyat untuk bekerja membuat terusan sebagai kerja paksa tanpa bayaran. Bukankah keluarga kita menderita malapetaka justeru karena adanya kerja paksa itu" Dan di dalam keributan itu, Ayah dan Ibu juga tewas oleh orang jahat."
Han Beng tidak puas mendengar cerita yang singkat itu.
Dia tidak merasa bahwa dia sendiri pun tadi menceritakan pengalamannya dengan singkat pula, hanya garis besarnya saja. Dia memang pada dasarnya tidak pandai bicara.
"Lalu bagaimana engkau dapat menderita luka di sebelah dalam tubuhmu kalau tidak terkena pukulan lawan seperti kau katakan tadi?"
Giok Cu teringat akan subonya dan ia menarik napas panjang. Subonya ia adalah penolongnya, akan tetapi ternyata juga merupakan orang yang mencelakakannya. Memang, ia disayang dan diajari ilmu-ilmu milik subonya. Akan tetapi sejak ia kecil, subonya sudah memberi tanda merah pada lengannya itu. Tanda merah yang membuat ia selama hidupnya tidak akan berani menjadi isteri orang! Dan sekarang, ternyata ilmu-ilmu dari subonya itu juga berbahaya bagi nyawanya. Tepat seperti dikatakan oleh Hek Bin Hwesio, gurunya kedua bahwa menggunakan llrnu-ilmu sesat dari subonya itu amat berbahaya. Kalau ia bertanding dengan orang yang memiliki kekuatan yang lebih besar, maka hawa beracun yang dipergunakan dalam pukulannya seperti yang diajarkan subonya itu akan dapat membalik dan melukai diri sendiri.
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, itu memang salahku sendiri. Ketahuilah bahwa Suboku adalah seorang datuk sesat yang mengajarkan ilmu-ilmu yang mengandung hawa beracun kepadaku. Setelah aku berguru kepada hwesio tua itu, Suhu meberitahu bahwa amat berbahaya bagiku kalau mempergunakan ilmu-ilmu dari Subo itu dalam perkelahian melawan lawan yang tangguh. Aku tidak mentaati nasehatnya dan aku telah nenggunakan ilmu-ilmu sesat itu sehingga aku terluka, maka itu adalah kesalahanku sendiri."
"Siapakah Subomu itu, Giok Cu?"
"Subo berjuluk Ban-tok Mo-li bernama Phang Bi Cu
............" "Ahhhhh .........!" Han Beng berseru, kaget karena dia sudah amat mengenal nama datuk sesat itu. Bahkan puteri dari Ban-tok Mo-li itu, ialah Sim Lan Ci, adalah Nyonya Coa Siang Lee yang telah menjadi saudara angkatnya!
"Engkau sudah mengenal Subo?" tanya Giok Cu sambil memandang tajam penuh selidik.
"Tidak, akan tetapi aku sudah sering mendengar nama besarnya. Dan siapa nama Suhumu yang ke dua itu?"
"Nama Suhu adalah Hek bin Hwesio. Apakah engkau juga sudah mengenalnya"''
Dengan jujur Han Beng menggeleng kepala. "Aku hanya pernah mendengar ilmu kepandaian Hek-bin Hwesio amat tinggi. Tidak heran engkau begini lihai Giok Cu. Kiranya murid Lo-cianpwe (Orang Tua Sakti) Hek-bin Hwesio."
"Han Beng, engkau ingin tahu segalanya dariku, akan tetapi engkau sendir tidak menceritakan apa-apa tentang dirimu.
Siapakah nama guru-gurumu itu Tentu mereka merupakan
KANGZUSI WEBSITE http://kangzusi.com/
orang-orang yang sakti di dunia kang-ouw maka engkau dapat memiliki ilmu kepandaian sehebat itu."
"Ah, boleh jadi guru-guruku pandai akan tetapi aku sendiri hanya seorang murid bodoh yang masih harus banyak belajar.
Guruku yang pertama berjuluk Liu Bhok Ki, yang ke dua Sin-ciang Kai-ong dan yang ke tiga adalah Pek I Tojin........ eh, kenapa kau?"
Giok Cu tidak mendengarkan lagi nama-nama berikutnya setelah mendenga nama guru pertama dan ia sudah bangkit berdiri, memandang kepada Han Ben dengan sinar mata bersinar aneh dan muka kemerahan karena marah.
"Liu Bhok Ki ............ " Sin-tiauw Liu Bhok Ki ..............?"
"Benar dia, apakah engkau sudah kenal dengan Suhu, Giok Cu?"
"Tentu saja aku kenal! Di mana dia sekarang" Di mana aku dapat bertemu dengan Sin-tiauw Liu Bhok Ki............ ?"
Han Beng yang berwatak jujur itu tidak melihat perubahan sikap gadis itu. Dia bahkan merasa girang bahwa Giok Cu mengenal suhunya. "Suhu Liu Bhok Ki masih berada di tempat pertapaan-nya yang dulu, yaitu di puncak Kim-hong-san di lembah Sungai Kuning ............."
"Bagus sekali! Sekarang juga aku akan mencarinya di sana!" Berkata demikian, gadis itu siap untuk pergi meninggalkan tempat itu. Akan tetapi tentu saja sikap ini membuat Han Beng terkejut dan heran. Dia sudah melangkah ke depan Giok Cu, memandang gadis itu dengan penuh selidik.
Patung Emas Kaki Tunggal 4 Naga Naga Kecil Kisah Para Naga Di Pusaran Badai Karya Marshall Sepasang Pendekar Kembar 1
^