Pencarian

Pendekar Penyebar Maut 24

Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono Bagian 24


"Kalianlah yang tidak punya mata"..!" orang Kim-liong
Piauw-kiok yang baru saja mengayunkan cambuknya itu
memaki pula tidak kalah berangnya.
"Bangsat ! kalian".hei! Su-te, kau"..?"
Penunggang kuda yang marah-marah itu tiba-tiba berteriak
kaget serentak mengenali siapa yang mencambuk kudanya
tadi. Ternyata orang yang menghadang jalan dan mencambuk
kudanya itu adalah adik seperguruannya sendiri.
Yang lain-lainpun segera menjadi kaget pula. Ternyata
mereka segolongan, sama-sama anggota Kim-liong Piauw-kiok
juga. Maka beberapa saat kemudian merekapun lantas saling
berpelukan dengan hangatnya. Tapi sekejap kemudian
kegembiraan itu segera beralih menjadi tersendat-sendat lagi manakala mereka teringat akan keadaan mereka yang sedang
dalam keadaan berkabung itu.
Dan kesedihan mereka itu ternyata masih berlanjut dan
?".belum selesai! "Suheng, kenapa kau membawa kemari saudara-saudara
kita ini" Apakah Thio su-hu mengkhawatirkan keadaan kami
sehingga kalian mengutus su-heng kemari untuk
menyongsong rombongan ini?" orang yang memimpin iring-
iringan gerobag itu bertanya kepada penunggang kuda yang
baru tiba. Orang yang dipanggil su-heng itu tiba-tiba merangkul lagi
dengan sedihnya. Sesaat lamanya dia tak bisa menjawab
pertanyaan tersebut. "Su-te?"" rintihnya.
Tentu saja sikap itu membuat cemas dan gelisah orang-
orang yang membawa iring-iringan itu. Apalagi ketika mereka melihat saudara-saudara mereka yang baru datang itu tiba-tiba meruntuhkan air mata semuanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan entah apa kabarnya, melihat keributan kecil itu Chin
Yang Kun menjadi tertarik. Tanpa terasa pemuda itu ikut
berhenti pula diantara mereka. Matanya hampir tak pernah
berkedip memandang orang-orang itu.
"Su-heng, ada apa pula ini" Mengapa semuanya lantas
menangis" Bukankah kita semua sudah menangis kemarin?"
orang yang disebut su-te itu menggoyang-goyangkan tubuh
su-hengnya. "Sudahlah! Su-heng dan kawan-kawan jangan
menangis lagi! Kita selesaikan dulu tugas kita. Jenazah para susiok itu telah kubawa pulang semua?"lihatlah gerobag-gerobag itu! Marilah kita segera membawanya ke hadapan
Thio Lung su-hu!" "Su-te, kau belum mengetahui semuanya".." orang yang
dipanggil su-heng itu meratap semakin sedih. "Ketahuilah!
Thio?"Thio su-hu juga mati dibunuh orang!"
"Huh?".." apa?"..?"" orang-orang yang membawa iring-
iringan gerobag itu menjerit kaget. Berita itu seperti petir di siang bolong.
"Thio su-hu dibunuh orang?"
"Be-benar?"..! malam tadi?""
"Lalu?".siapa yang membunuhnya?"
orang yang dipanggil suheng itu menatap sutenya dengan
air mata berlinang. "Sute, kau jangan kaget?"! Kaupun
pernah pula mendengar nama si pembunuh itu sebelumnya,
karena namanya pernah kita sanjung-sanjung sebagai "dewa
penolong" Kim-liong Piauw-kiok beberapa waktu yang lalu".."
"Maksud su-heng"..yang membunuh Thio su-hu itu adalah
si pemuda aneh yang menolong Kim-liong Piauw-kiok ketika
berhadapan dengan Tiat-tung Kai-pang di tempat para
pengungsi dahulu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tepat! Pemuda itulah pembunuhnya! Entah
mengapa"..pemuda itu tiba-tiba berbalik memusuhi Kim-liong Piauw-kiok dan "..membunuh su-hu Thio Lung malam tadi!"
"Ah, benarkah itu" Tapi Tuan Hua dan pembantunya itu
bilang?"" "Eh, benar! Dimanakah Tuan Hua itu sekarang?" orang
yang disebut su-heng itu cepat-cepat memotong perkataan
su-tenya yang menyebut-nyebut nama Tuan Hua.
Orang yang memimpin iring-iringan gerobag itu menghela
napas sedih. "Luka yang diderita oleh Tuan Hua itu benar-
benar sangat parah, sehingga ia tak dapat mengikuti
rombongan gerobag pengambil jenazah ini. Dia dan
pembantunya terpaksa kutinggalkan di Ko-tien untuk berobat dulu".. eh! Suheng, benarkah kata-katamu tadi" Benarkah
pemuda yang menolong kita itu yang membunuh Thio su-hu"
Apakah su-heng tidak salah?"
"Apa katamu" Kaukira aku membohongimu" Su-te, kenapa
kau ini?"!" orang yang disebut su-heng itu melangkah
mundur dengan mata terbelalak.
"Ah, su-heng! Kau jangan terburu-buru marah dulu! Aku
tidak bermaksud demikian," adik seperguruannya cepat-cepat berkata.
"Lalu".mengapa kau berkata begitu tadi?"
"Ahh?".!" Adik seperguruannya berdesah. Wajahnya
tampak kebingungan dan serba salah. Berkali-kali kepalanya menoleh ke belakang ke arah para pembantunya.
"Wah, pusing aku"..!" akhirnya ia berkata. "Su-heng,
sebenarnya keterangan siapa yang benar dalam masalah ini"
Keterangan yang su-heng berikan tadi atau?"atau
keterangan yang diberikan oleh Tuan Hua?"
"Maksudmu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Su-heng tadi mengatakan bahwa orang yang membunuh
Thio su-hu itu adalah pemuda yang dulu pernah menolong
kita. Tapi"..Tuan Hua tadi pagi juga berkata kepadaku bahwa orang yang telah menolong dia menghadapi para perampok
kemarin siang juga pemuda itu pula. Eh, bagaimana ini".."
jarak antara Poh-yang dan Sin-yang yang luar biasa jauhnya, tak mungkin ditempuh hanya dalam beberapa jam saja.
Masakan pemuda itu sedemikian saktinya sehingga dia bisa
"terbang" secepat burung walet" Maksudku, masakan hanya
dalam beberapa jam saja setelah pemuda itu membantu Tuan
Hua, dia sudah berada di Sin-yang untuk membunuh Thio su-
hu?" "Tidak! Apa yang dikatakan oleh Tuan Hua itu tentu salah!
Dia pasti telah salah lihat kemarin".." orang yang disebut suheng itu berteriak keras sekali.
"Su-heng, kau".."
"Su-te, percayalah kepadaku. Apa yang kukatakan tadi
adalah benar, karena orang yang melihat si pembunuh itu
adalah su-couw Kim-liong Lo-jin sendiri. Beliaulah yang
memergoki pembunuh itu ketika keluar dari kamar Thio su-
hu".." "Su-couw Kim-liong Lo-jin" Bukankah su-couw itu?"?"
"Su-couw itu sakit keras maksudmu?" orang yang dipanggil
su-heng itu memotong. "Benar! Su-couw memang masih
selalu berbaring di tempat tidurnya. Tapi justru karena tidak pernah pergi kemana-mana itulah beliau dapat melihat
keterangan si pembunuh itu. Sayang su-couw sedang sakit
parah".." "Jadi?"jadi?".?"
"Nah, su-te"..kini kau lebih percaya kepadaku dari pada
keterangan Tuan Hua itu bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ohhh"..." pemimpin iring-iringan gerobag yang dipanggil su-te itu menundukkan kepalanya seraya menghela napas
panjang. Dan orang yang disebut su-heng itu segera menghampiri
su-tenya serta menepuk-nepuk bahunya. "Su-te, marilah?"!
Kedatanganku ini memang atas perintah su-couw untuk
menolongmu membawa jenazah-jenazah itu pulang?""
Sementara itu debu tebal yang menutupi jalan itu sudah
hilang, sehingga semuanya bisa saling melihat wajah masing-masing dengan jelas. Dan orang yang disebut su-heng itu
tiba-tiba tertegun tatkala pandang matanya terbentur pada
seraut wajah asing yang belum pernah dilihatnya. Wajah yang tampan namun bermata tajam mengerikan! Dan orang itu
berada di atas punggung kuda tunggangannya yang tegar dan
gagah di tepi jalan. "Su-te! Siapakah dia?"?" orang yang disebut su-heng itu
berbisik. "Siapa yang su-heng maksudkan" Dia" Ohhhh?"entahlah!
Entahlah! Aku juga belum mengenalnya?"" pemimpin
rombongan gerobag pembawa jenazah itu menggelengkan
kepalanya. "Tapi"..kulihat dia disitu sejak tadi. Kukira ia memang ikut dalam rombonganmu ini."
"Tidak! Orang itu baru saja muncul beberapa saat yang
lalu. Semula aku juga mencurigainya karena matanya selalu
mengawasi kami dan gerobag-gerobag itu."
"Su-te, kalau begitu bersiaplah! Aturlah semua anak
buahmu! Kita harus berhati-hati terhadap orang ini. Meskipun demikian kita tak perlu merisaukannya. Yang penting kita
harus menyelesaikan tugas kita dahulu. Marilah?"!"
demikianlah, orang-orang Kim-liong Piauw-kiok itu lalu
bersiap-siap kembali untuk membawa gerobag-gerobag
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembawa jenazah itu ke Sin-yang. Mereka berharap, sebelum
matahari benar-benar tenggelam dan hari menjadi gelap,
mereka telah memasuki kota Sin-yang. Segala sesuatupun
akan lebih mudah diselesaikan disana dari pada di tempat lain.
Nama Kim-liong Piauw-kiok merupakan jaminan yang tak
tergoyahkan bagi setiap orang di kota besar itu.
Sementara itu pemuda yang mereka percakapkan dan
mereka curigai, yaitu Chin Yang Kun, tiba-tiba maju ke depan rombongan mereka dan melintangkan kudanya di tengah
jalan! Wajah pemuda itu tampak kaku dan pucat, sementara
tatapan matanya terasa dingin menyeramkan, sehingga
penampilannya yang tiba-tiba di tengah jalan itu bagaikan
malaikat elmaut yang mendirikan bulu roma di setiap hati
anggota rombongan Kim-liong Piauw-kiok tersebut.
"Dia......dia merintangi jalan yang akan kita lalui, su-heng !
Heran! Mengapa perbawanya demikian besarnya" Dia cuma
sendirian, tapi ..... tapi kenapa hatiku menjadi ketakutan begini?" pemimpin iring-iringan gerobag yang dipanggil su-te itu berdesah kepada su-hengnya.
"Kau benar, su-te .... aku merasa seperti yang kaurasakan juga. Aku yang tidak pernah merasa takut selama hidupku ini tiba-tiba juga seperti seorang yang sedang dirayapi perasaan ngeri dan gelisah. Pemuda ini mempunyai perbawa yang luar
biasa?"" "A-apa yang "..harus kita lakukan, su-heng?"
"Eng?"entahlah!"
matahari sudah tidak kelihatan lagi. Yang kini tertinggal
hanyalah sisa-sisa sinarnya yang kemerah-merahan di langit sebelah barat. Suasana di jalan tersebut sudah tidak begitu terang lagi. Yang masih tampak jelas tinggallah pucuk
pepohonan tinggi di sekitarnya.
"semuanya berhenti!" Chin Yang Kun menggertak.
Suaranya terdengar nyaring dan bergema seolah-olah suara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
guruh yang menggelegar di atas awan. "Dengarlah........! Sucouw (kakek guru) kalian itulah yang telah salah mengenali pembunuh su-humu! Pemuda yang pernah menolong kalian
itu tak pernah memusuhi Kim-liong Piauw-kiok, apa lagi
sampai membunuh Thio Lung! Mengerti......?"
Belasan orang anggota Kim-liong Piauw-kiok itu terdiam tak berkutik. Semangat mereka seperti tiada lagi dalam tubuh
mereka. Keberanian yang selama ini selalu menjadi ciri khas para anggota Kim-liong Piauw-kiok kini seolah-olah menjadi melempem. Seluruh jiwa dan semangat mereka menjadi
hancur tertindih perbawa Chin Yang Kun!
''Dan....... kau!" tiba-tiba pemuda itu menuding ke arah si pemimpin iring-iringan gerobag pembawa jenasah. "Apa yang
dikatakan oleh Tuan Hua itu". Benar ! Memang pemuda itulah yang membantu dia menghadapi para perampok di lereng
bukit itu!" "Kau".. kau, eh....... bagaimana kau bisa memastikan hal itu?" orang yang dipanggil su-heng itu akhirnya memperoleh keberaniannya kembali. "Dan...... dan siapakah kau ini "
Mengapa tiba-tiba ikut mencampuri urusan kami ?"
"Yaa........ ya, siapakah tuan ini?" su-tenya ikut mendesak.
Chin Yang Kun menyibakkan rambut yang menutupi pipi
dan pelipisnya. "Lihatlah baik-baik! Akulah pemuda itu!"
"Hah ?" "Ohh "!" "Eh?""!?""
Tiba-tiba belasan orang anggota Kim-liong Piauw-kiok itu
mencabut senjata masing-masing. Mereka menyebar ke segala
penjuru dengan perasaan was-was.
"Apa yang hendak kalian lakukan" Mengeroyokku"
Hmmm".jangan gegabah. Meskipun jumlah kalian banyak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi kalian masih tetap bukan lawanku. Masih ingat bentrokan antar kaum kalian melawan Tiat-tung Kai-pang di tempat para pengungsi itu" Hmm, tujuh orang su-siok kalian yang lihai-lihai itu tak mampu melawan tiga orang pengemis Tiat-tung Kaipang. Coba, kalau aku tak tampil di arena itu dan membunuh tiga orang pengemis itu, apa jadinya nasib tujuh orang su-siok kalian itu" Nah, sekarang pikirkanlah baik-baik! Apakah
kepandaian kalian ini sudah lebih hebat dari tujuh orang susiok atau tiga orang pengemis itu?"
"Tapi?"" kedua orang su-heng dan su-te itu mencoba
membela diri. "Tidak ada tetapi"..! kalian harus percaya bahwa bukan
aku pembunuhnya. Aku akan membuktikannya nanti." Chin Yang Kun memotong dengan suara tegas.
"Bagaimana tuan membuktikannya......?" su-heng dan su-te itu masih belum percaya juga. "Dan kalau memang bukan tuan, lalu siapakah".. pembunuhnya?"
"Bodoh! Kalau aku kalian pertemukan dengan Tuan Hua
atau su-couw kalian itu, bukankah semuanya akan menjadi
beres" Masakan mereka tidak bisa menimbang dan
membedakan antara aku dan si pembunuh itu" Dan".tentang
pembunuh itu, aku tidak tahu-menahu ! Itu urusan kalian
sendiri ! Aku tidak mau mencampurinya."
"Baik! Kalau begitu tuan kami undang ke gedung kami.
Tuan akan kami pertemukan dengan su-couw Kim-liong Lo-
jin," orang yang dipanggil su-heng itu menyetujui pendapat Chin Yang Kun.
Chin Yang Kun menghela napas, laIu membalikkan kudanya
dan melangkah mendahului rombongan itu. "Aku akan
berangkat lebih dahulu. Aku akan menanti kalian di sana."
"Eh, bagaimana kami menghubungi tuan nanti?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan terlalu repot! Akulah yang akan menghubungi
kalian nanti. Bukan kalian!" Chin Yang Kun berseru sambil
melarikan kudanya. Demikianlah, dengan perasaan dongkol dan geram Chin
Yang Kun memacu Si Cahaya Biru ke kota Sin-yang. "Kurang ajar"..aku telah kehilangan jejak ! Orang yang kucari-cari dan ingin kudengar keterangannya telah mati dibunuh orang. Dan kau justru didakwa sebagai pembunuhnya, sungguh
penasaran!" Hari semakin gelap dan semuanya tampak remang-remang.
Bulan belum muncul, sementara bintang-bintangnya juga baru beberapa buah saja yang kelihatan. Namun demikian si
Cahaya Biru tetap saja berderap dengan kencangnya. Kuda
jantan yang berwarna hitam legam itu menerobos kegelapan
tanpa kesukaran. Sepasang matanya yang terlatih itu
menembus kepekatan malam seperti mata kucing dalam
kegelapan. Beberapa saat kemudian kota Sin-yangpun telah kelihatan
di depan mereka. Kota besar yang dilingkari parit dan tembok tinggi yang tampak kehitam-hitaman dari kejauhan, sepintas lalu seperti raksasa tidur dalam kegelapan. Satu-satunya
petunjuk atau tanda bahwa tempat itu adalah kota yang
dihuni manusia hanyalah sinar-sinar lampunya yang
gemerlapan di balik tembok tinggi berwarna hitam tersebut.
"Lihatlah, Cahaya Biru! Kita telah sampai di Sin-yang.
Sebentar lagi kita akan mencari penginapan yang baik dan kau boleh beristirahat lagi sepuas-puasmu." Chin Yang Kun
mengelus-elus rambut kudanya yang berkibaran tertiup angin.
Kuda itu meringkik, lalu melesat ke depan lebih cepat lagi, seakan-akan ikut bergembira dan ingin lekas-lekas pula
sampai di sana. Pintu gerbang kota itu masih terbuka lebar dan jembatan
gantungnyapun masih terpasang di atas paritnya yang lebar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Masih banyak orang yang hilir mudik melewati jembatan
tersebut sehingga kedatangan Chin Yang Kun diantara orang-
orang itu benar-benar tidak menarik perhatian sama sekali.
Banyak juga diantara orang itu yang naik kuda, keledai atau pedati yang ditarik kuda beban.
Di dalam tembok suasana sungguh ramai dan meriah. Sin-
yang memang sebuah kota yang amat besar.
Penduduknyapun sangat banyak, berjejal di dalam kampung-
kampungnya yang rapat. Maka tak heran kalau kehidupan
kota itu setiap harinya amat sibuk dan hiruk-pikuk luar biasa.
Toko-toko, warung-warung buka di jalan-jalan setiap saat
selalu ramai dengan orang. Apalagi di jalan besar, para
penjaja makanan dan minuman, penjual obat dan pedagang-
pedagang lainnya selalu ribut bersaing menawarkan dagangan mereka.


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Chin Yang Kun mengendarai kudanya perlahan-lahan.
Sambil menikmati kehidupan malam yang riuh dan semarak
itu ia akan mencari sebuah rumah penginapan yang baik dan
bersih. Malahan kalau bisa ia akan mencari yang mewah, agar istirahatnya nanti dapat lebih nikmat dan tidak terganggu.
Soal uang ia tidak perlu khawatir, uang pemberian Liu-
twakonya itu masih lebih dari cukup untuk membeli hotel dan seluruh isinya.
Pemuda itu tidak menjadi heran tatkala beberapa kali harus berpapasan dengan perajurit kerajaan yang bersenjata
lengkap. Sebagaimana layaknya sebuah kota besar kota itu
tentu juga diperlengkapi dan dijaga oleh pasukan kerajaan
yang cukup besar pula, sehingga kehadiran perajurit-perajurit itu di jalan tidak perlu diherankan lagi.
Tapi ketika pemuda itu melihat kereta-kereta perang dan
persenjataan-persenjataannya yang lengkap diparkir di depan sebuah penginapan besar dan mewah, hatinya menjadi
terkejut juga. Keadaan itu benar-benar aneh. Tak biasanya
alat-alat perang seperti itu ditaruh di depan rumah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penginapan. Lain halnya kalau alat-alat itu ditaruh di tangsi atau barak-barak para perajurit!
Apalagi ketika pemuda itu melihat puluhan atau belasan
orang perajurit memenuhi ruangan depan rumah penginapan
itu, hatinya semakin bertanya-tanya, apa gerangan yang
terjadi di dalam rumah penginapan mewah itu"
Saking tertariknya, tanpa terasa Chin Yang Kun membawa
kudanya berbelok ke tempat itu. Dan ketika pemuda itu
menyadari apa yang telah dilakukannya, ia sudah terlanjur
memasuki halaman rumah penginapan tersebut, sehingga ia
tak enak hati untuk berbalik keluar lagi tanpa alasan. Apalagi ketika dilihatnya beberapa orang perajurit berkuda juga ikut pula memasuki halaman itu, rasa sungkan itu menjadi semakin besar. Maka untuk menghilangkan rasa canggungnya pemuda
itu lalu berpura-pura sebagai pelancong biasa yang tak tahu apa-apa. Dengan tenang ia menuju tempat penambatan kuda
untuk menitipkan kudanya.
Tapi baru beberapa langkah kudanya berjalan, empat atau
lima orang perajurit pengawal yang berjaga-jaga di halaman itu telah mencegatnya. Dengan sopan namun tegas para
perajurit pengawal itu menyuruhnya turun.
"Saudara mau kemana?" salah seorang dari para pengawal
itu bertanya. "Ohh?"" Ada apa ini?" Chin Yang Kun berpura-pura kaget.
"Saya sedang mencari tempat penginapan. Mengapa tempat
ini dijaga para perajurit"..?"
"Maaf, saudara?".kaucari saja di tempat lain. Penginapan
ini telah penuh, karena semua kamar telah kami sewa sejak
kemarin." Pengawal itu menjawab sambil tersenyum sabar.
"Sudah tuan sewa semuanya" Eh, mengapa begitu" Apakah
asrama atau barak-barak perajurit yang ada di kota ini telah penuh sesak sehingga sudah tidak bisa memuat tuan-tuan
lagi" Waduh, celaka?"! Aku terus menginap dimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang" Aku sudah terbiasa menginap di penginapan ini
kalau singgah kemari sehingga aku tak mempunyai langganan
yang lain. Ahhhhh?"!" Chin Yang Kun berpura-pura bingung.
"Ah, saudara tak usah merasa bingung. Kota ini adalah kota yang sangat besar, dimana-mana banyak penginapan.
Saudara bisa memilih salah satu diantaranya".."
"Yaa?"tapi tentu tidak akan sebaik rumah penginapan ini.
Dan?"suasananya serta pelayanannyapun tentu juga tidak
sebagus suasana dan pelayanan di sini. Apalagi aku
mempunyai kesenangan-kesenangan dan selera khusus yang
telah dikenal baik oleh para pelayan di rumah penginapan ini.
Aku tidak perlu meminta ini dan itu, atau harus memberi
perintah ini dan itu kepada para pelayan, karena para pelayan di sini sudah mengenal baik semua adat kebiasaan saya. Oleh karena itu?""
"Yaa?"..ya, kami tahu semua itu," perajurit pengawal itu
cepat-cepat memotong perkataan Chin Yang Kun yang
panjang lebar itu. "Tapi bagaimana lagi kalau tempat ini sudah terlanjur kami sewa semuanya" Masakan saudara mau mengusir kami yang
datang lebih dahulu?"
"Ah?"tidak begitu maksudku. Masakan aku berani
mengganggu para petugas negara" Yang hendak kuminta
kepada tuan-tuan cuma pengertian dan sedikit belas kasihan, yaitu berikanlah padaku sebuah kamar saja untuk tidur malam ini. Biarlah yang paling kotor dan paling jelekpun tidak
apa?"" Chin Yang Kun yang semakin tergelitik hatinya untuk mengetahui rahasia para perajurit itu mencoba berbohong
untuk mendapatkan tempat di penginapan itu.
"maaf, kami tetap tak bisa meluluskan permintaan saudara.
Kami cuma pengawal-pengawal yang diberi tugas utuk
menjaga tempat ini. Dan tugas yang diberikan kepada kami itu diantaranya ialah".menjaga jangan sampai orang luar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memasuki rumah penginapan ini! Oleh karena itu kami
terpaksa dengan berat hati mengusir saudara dari halaman
ini?"!" pengawal itu menjawab sedikit kaku. Tampaknya
sikap Chin Yang Kun yang agak kepala batu itu mulai
menjengkelkannya. "Kalau begitu tolong tuan katakan kepada pimpinan tuan,
siapa tahu beliau mengijinkannya" Soalnya?"" Chin Yang Kun tetap saja tak mau beranjak dari tempat itu. Dalam hati
pemuda itu berharap semoga ada salah seorang pengawal
atau anak buah Liu-twakonya di tempat itu, sehingga suara
ribut-ribut itu terdengar oleh mereka.
"Maaf, saudara......! Sekali lagi kami minta kau
meninggalkan tempat ini dengan segera! Kuharap kau jangan
menyusahkan dan menjengkelkan hati kami!" perajurit itu
akhirnya membentak karena sudah hilang kesabarannya.
Perajurit-perajurit pengawal itu lalu menodongkan tombak-
tombak mereka ke arah Chin Yang Kun sehingga Si Cahaya
Biru menjadi kaget dan melonjak-lonjak. Dan keributan itu
segera dilihat oleh pengawal-pengawal yang lain. Mereka
bergegas mendatangi tempat itu dan sebentar saja Chin Yang Kun telah dikepung oleh belasan orang perajurit.
Tapi keributan itu juga telah menarik perhatian para
perwira yang tadi berkuda di belakang Chin Yang Kun ketika memasuki halaman rumah penginapan tersebut. Para perwira
itu cepat membelokkan kudanya ke tempat Chin Yang Kun
dikepung. "Ada apa ribut-ribut di sini?" salah seorang perwira itu yang bertubuh tegap dan berkumis Iebat membentak.
Kepungan itu segera menyibak untuk memberi jalan masuk
perwira berkumis lebat itu. Dan perajurit pengawal yang mula-mula mencegat Chin Yang Kun tadi segera maju ke depan dengan tergopoh-gopoh menyongsongnya. Lalu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
singkat namun jelas ia melaporkan semua kejadian yang telah terjadi di tempat itu.
Perwira berkumis lebat itu lalu turun dari punggung
kudanya. Diambilnya sebuah obor dari tangan perajurit di
dekatnya, kemudian berjalan mendekati Chin Yang Kun.
"Kau sia ... eh, Tuan Yang Kun rupanya!" perwira berkumis lebat yang sudah siap untuk marah itu tiba-tiba terbelalak kaget.
"Wah, maaf.......... maaf. Kami sungguh tidak tahu kalau
tuan yang akan datang berkunjung kemari"." katanya
meminta maaf. Lalu dengan garang perwira itu membubarkan
kepungan tersebut. Sesaat lamanya Chin Yang Kun hanya terIongong-longong
bingung mengawasi lawannya. Baru beberapa saat yang lalu
dia berharap agar supaya ia dapat bertemu dengan salah
seorang pengawal atau anak buah Liu twakonya, tapi setelah harapan itu kini benar-benar terkabul ternyata dia telah
melupakannya malah. Tampaknya perwira berkumis lebat itu tahu kalau Chin
Yang Kun sudah lupa kepadanya.
"Tuan, marilah kita masuk dulu ke dalam! Kami akan
menyediakan sebuah kamar yang bagus kepada Tuan Yang,
setelah itu kita dapat saling berbicara tentang diri kita masing-masing. Bagaimana?"?"
Chin Yang Kun tetap belum bisa mengingat nama perwira
berkumis lebat itu. Tapi melihat kesungguhan orang itu, ia tak bisa berdiam diri terus-menerus. Akhirnya ia mengangguk
ketika perwira itu mempersilahkannya sekali lagi.
"Baiklah".. terimakasih! Maaf, aku benar-benar sudah tak
ingat lagi kepada tuan. Ehm"..bolehkah aku mengetahui
nama tuan?" sambil melangkah Chin Yang Kun bertanya
kepada perwira tegap berkumis lebat tersebut. Sementara itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan cekatan seorang pengawal sudah mengambil si
Cahaya Biru dan membawanya ke belakang.
"Ahaa"..baru kemarin kita berjumpa, Tuan Yang sudah
lupa lagi. Eh, aku adalah pengawal Hong".Hong?"uh,
bukan. Aku adalah pengawal Tuan Liu?"Liu Ciangkun, yang
kemarin berjumpa dengan tuan di jalan dekat kota Poh-yang
itu." Perwira itu menjawab dengan gagap dan hampir saja dia melupakan pesan junjungannya, yaitu menyebutkan sebutan
"Hong-siang" atau Baginda di depan Chin Yang Kun.
Untunglah pemuda itu tidak bercuriga.
"Ohh?"jadi tuankah pengawal yang hampir saja marah
karena aku telah menghentikan kereta Liu twa-ko itu?"
pemuda itu bertanya dengan suara gembira.
"Benar! Setelah itu"..setelah itu Tuan Liu, eh?"Liu-
ciangkun bercerita tentang Tuan Yang. Dan beliau juga
berpesan kepada kami semua agar menghormati tuan Yang
seperti kami menghormati beliau sendiri."
"Wah?".Liu twako itu ada-ada saja." Chin Yang Kun pura-
pura tidak senang. Mereka melangkah naik ke atas pendapa, melewati
beberapa orang penjaga yang berdiri tegak memegang
tombak. Dan diatas pendapa itu terang benderang dengan
lampu-lampu yang tergantung disana-sini, menerangi semua
perabotan mewah yang diletakkan dan dipajang di dalam
ruangan itu. Beberapa orang perwira berpakaian indah
gemerlapan kelihatan sedang duduk-duduk disana, dilayani
oleh pelayan-pelayan cantik berpakaian bersih menarik.
Belasan orang perajurit pengawal juga tampak berdiri dimana-mana. Mereka bersikap biasa dan santai, berjalan hilir mudik kian kemari, sambil kadangkala mengambil minuman dan
makanan yang telah tersedia dan memakannya bersama para
penjaga yang berdiri tegak di depan pintu tersebut. Meskipun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu tampak benar bahwa mereka selalu waspada dan siap-
siaga menjaga segala kemungkinan.
Sekejap Chin Yang Kun menjadi silau dengan sinar lampu
yang tiba-tiba menimpanya. Dan tiba-tiba pula dia menjadi
risih dan sungkan dengan keadaannya yang kotor dan
berdebu itu. Apalagi ketika beberapa orang pelayan cantik-
cantik dan berpakaian bersih-bersih itu datang
menyongsongnya! Rasa-rasanya kaki yang bersepatu kotor
berlepotan lumpur itu menjadi berat untuk melangkah di atas lantai pendapa yang licin mengkilap seperti kaca.
"Ohh........ Siangkoan Ciangkun telah pulang. Selamat datang, Ciangkun ! Mari, silahkan........!" pelayan-pelayan cantik itu menyapa dan memberi hormat kepada perwira
kumis lebat yang datang bersama Chin Yang Kun itu. Lalu
mereka tertawa cekikikan melihat tampang Chin Yang Kun
yang merah padam dan kemalu-maluan itu. Mereka saling
mencubit satu sama lain. "Hai, kalian mentertawakan siapa " Jangan kurang ajar !
Ayoh, panggil teman-teman kalian yang lain ! Siapkan sebuah kamar yang baik untuk tuan Yang ini! Awas, jangan
sembrono?"!" Siangkoan Ciangkun pura-pura membentak
mereka. "Baik, ciangkun!"
"Baik, ciangkun?"! Akan kami laksanakan!"
"Baik, Siangkoan ciangkun?"akan hamba kerjakan!"
para pelayan itu menjawab seperti anak ayam yang
menciap-ciap di hadapan induknya. Mereka saling berebut di depan untuk mendapatkan perhatian Siangkoan Ciangkun
yang tegap dan gagah itu. Dan sebelum Chin Yang Kun
menyadari keadaannya, pelayan-pelayan cantik itu telah
menariknya ke ruangan yang lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciangkun ! Ciangkun ! Ini........ ini.......bagaimana ini?"
Chin Yang Kun berteriak-teriak kebingungan. Pemuda itu
meronta-ronta, tapi karena ia tak ingin melukai gadis-gadis itu maka diapun tak bisa melepaskan pegangan mereka pula.
Malahan sebentar kemudian ada suatu perasaan aneh yang
tiba-tiba menjalar dari jari-jari halus dan lembut yang
berpegangan pada tubuhnya tersebut. Dan makin lama
perasaan aneh itu berkembang semakin mengasyikkan bagi
Chin Yang Kun sehingga akhirnya pemuda itu menjadi
keenakan dan tak mau meronta lagi!
Gadis-gadis itu lalu menyiapkan air hangat dan pakaian
bersih untuk Chin Yang Kun. Setelah itu mereka
mempersilakan pemuda itu mandi.
"Tuan Yang, silakan kau mandi dulu! Biarlah kami semua ke pendapa untuk menyiapkan makan malam."
"Terima kasih"..!"
Dengan dada berdebar-debar pemuda itu mengawasi
kepergian gadis-gadis cantik tersebut. "Ah, gila....... ! Kenapa aku ini" Mengapa watakku menjadi jorok dan mudah
terangsang paras cantik sekarang" Heran aku.......!"
Pemuda itu lalu menghela napas sedih. Perlahan-lahan
direbahkannya tubuhnya diatas pembaringan, kemudian
dipandangnya langit-langit kamarnya yang berwarna kelabu
tua itu. Warna sedih yang selama ini selalu merundung
dirinya. Pemuda itu lalu memejamkan matanya. Bau harum
yang keluar dari pembaringan itu membuat pikirannya lantas melayang jauh menyelusuri bayang-bayang hidupnya.
Mula-mula terlintas di dalam pikiran pemuda itu nasib
seluruh keluarga dan kerabatnya yang amat buruk. Satu
persatu keluarga dan kerabatnya meninggal dunia dengan
cara yang sangat menyedihkan. Mereka dibunuh dan dibantai
oleh lawan yang tak pernah menampakkan dirinya, sehingga
akhirnya tinggal dia sendirilah yang masih hidup di dunia ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda itu menghela napas sekali lagi. Setelah itu
berkelebat pula di dalam pikirannya bayangan-bayangan
dendam kesumat yang dibawanya akibat peristiwa yang
sangat menyedihkan itu. Dendam kesumat itu menuntun
dirinya menjadi pemburu manusia yang sekiranya dapat ia
curigai dan ia sangka sebagai pembunuh keluarganya.
Berbagai macam cobaan dan pengalaman telah melanda
dirinya, dari yang kecil sampai yang besar, dari yang biasa sampai yang aneh-aneh, sehingga semua itu membuat dirinya
menjadi seorang manusia aneh seperti keadaannya sekarang
ini. Chin Yang Kun berdesah sedih seperti mau menyesali
hidupnya yang kurang berbahagia itu. Bagaimana dia bisa
berbahagia kalau kini hanya tinggal sebatangkara di dunia"
Bagaimana dia bisa berbahagia kalau sanak keluarganya
dibantai orang tanpa ia tahu siapa yang melakukannya"
Bagaimana dia bisa berbahagia kalau dalam tubuhnya
mengalir racun aneh yang sangat menyusahkan kehidupannya
kelak" Dan?"sekarang ada satu gejala lagi di dalam tubuhnya
yang sangat mencemaskan hatinya. Beberapa hari terakhir ini nafsu berahinya terasa mudah sekali bergolak. Dan apabila
sudah terlanjur bergolak, rasa-rasanya otak dan akal sehatnya sudah tidak bisa mengendalikannya lagi. Rasa-rasanya seperti ada suatu dorongan aneh di dalam tubuhnya sendiri yang sulit dijinakkan ataupun dielakkan. Dan dorongan nafsu iblis itu belum akan hilang kalau belum terlampiaskan!
Chin Yang Kun lalu teringat akan pengalamannya bersama
Tiau Li Ing. Kemudian pemuda itu teringat pula
pengalamannya yang mengerikan dan menjijikkan bersama
wanita muda isteri pemilik rumah penginapan itu. Wanita itu mati keracunan karena telah berhubungan dengannya!
"Ohhh?".!" Chin Yang Kun menutup mukanya dengan
telapak tangannya. Batinnya benar-benar merasa terpukul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh peristiwa itu. Ia sungguh menyesal bukan main. Kejadian itu benar-benar membuat dirinya merasa kotor dan berdosa!
"Ada apa sebenarnya di dalam tubuhku ini" Mengapa selalu
ada-ada saja cobaan yang harus kuterima" Semakin lama
rasanya aku menjadi semakin asing terhadap diriku
sendiri?"" Chin Yang Kun meratapi nasibnya.
Tok! Tok! Tok! Tiba-tiba pintu kamar itu diketuk orang dari luar. Dan
sebelum Chin Yang Kun bangkit untuk membukanya, dari luar
sudah menerobos masuk pelayan-pelayan cantik tadi. Begitu
masuk mereka langsung mengepungnya.
"Tuan Yang Kun sudah selesai mandi" Kalau sudah"..hei!"
mengapa tuan belum mandi juga?"
"sebentar?"ini"..ini?"" Chin Yang Kun mencoba
menerangkan sambil tersenyum.
Tapi gadis-gadis cantik itu ternyata sudah tidak sabar lagi.


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil tertawa cekikikan mereka menyergap Chin Yang Kun
dan?"melucuti pakaiannya!
Sedetik lamanya Chin Yang Kun melongo saking kagetnya.
Serentak sadar ia langsung meronta sebisa-bisanya.
Dipertahankannya habis-habisan selapis celana dalam yang
masih tersisa! "Ini?"ini?"jangan! Ja-jangan?".!" Teriaknya ketakutan.
Gadis-gadis itu melangkah mundur dengan tertawa
cekikikan. "Nah! Tuan Yang Kun ingin kami mandikan sekalian"..atau
mandi sendiri?" mereka bertanya dengan nada menggoda.
"Aaaaa?".tidak! Jangan! Aku akan mandi sendiri?"!" Chin
Yang Kun menjerit seraya berlari tunggang-langgang ke kamar mandi. Ditutupnya pintu kamar mandi itu keras-keras,
sehingga gedung itu rasanya mau runtuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi gadis-gadis itu tertawa gembira menyaksikan
tingkah laku Chin Yang Kun yang konyol dan menggelikan itu.
"Cepat sedikit Tuan Yang! Kau telah dinantikan oleh Siangkoan Ciangkun di pendapa depan!" mereka berteriak dengan suara
genit. Lalu dengan tertawa riang mereka kembali ke ruang
depan. Sama sekali mereka tidak mengira atau menyadari
bahwa perbuatan mereka tadi sungguh sangat berbahaya
sekali. Hampir saja Chin Yang Kun tadi tidak bisa mengekang nafsu iblisnya yang mulai merambat naik ke otaknya.
Sementara itu di dalam kamar mandi Chin Yang Kun
langsung saja terjun ke dalam bak air dan membenamkan diri untuk beberapa saat lamanya. Dikibas-kibaskannya kepalanya di dalam air agar supaya menjadi dingin kembali. Setelah itu barulah ia keluar dari bak air itu dan mandi seperti biasanya.
Dan beberapa waktu kemudian ketika gadis-gadis itu
kembali lagi Chin Yang Kun telah siap berdandan. Sepatu dan celananya sudah berganti dengan yang baru, sementara
rambutnya yang hitam panjang itu digelung ke atas dan diikat dengan kain sutera kuning gemerlapan. Hanya baju pemberian Hong-gi-hiap Souw Thian Hai itu saja yang tidak berganti.
Meskipun demikian karena baju tersebut juga masih baru,
maka pemuda itu benar-benar tampak rapih dan tampan
sekali. Sesaat lamanya gadis-gadis itu hanya berdiri saja
mengawasi di depan pintu. Tampak benar bahwa mereka
terkejut melihat Chin Yang Kun yang tampan itu. Kelihatannya mereka tidak menyangka sama sekali bahwa pemuda desa
yang dekil dan kotor itu ternyata demikian tampan dan
menariknya! "Oh, Tuan Yang?"." Mereka menyapa, dan kini mereka
benar-benar tidak berani atau sungkan mengolok-olok lagi.
Kini merekalah yang menjadi canggung dan salah tingkah!
Tapi Chin Yang Kun tidak mempedulikan sikap mereka itu.
Dengan tenang pemuda itu melangkah keluar menuju ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendapa. Di tempat itu Siangkoan Ciangkun telah menunggu
di pojok ruangan, menghadapi sebuah meja besar yang telah
siap dengan segala macam masakan untuk makan malam.
Beberapa orang perwira tampak berada di meja itu pula
menemani Siangkoan Ciangkun.
Bagaikan sedang menghadapi tamu besar saja Siangkoan
Ciangkun dan para perwira itu berdiri menyambut kedatangan Chin Yang Kun. Akibatnya Chin Yang Kun menjadi malu dan
sungkan ketika diperkenalkan kepada para perwira itu. Sikap para perwira yang sangat menghormat itu sungguh membuat
pemuda itu menjadi kikuk dan tidak enak hati.
"Tuan Yang, perkenalkanlah"..! Tuan-tuan yang sekarang
duduk bersama kita ini adalah para pembantu dekat Liu?"Liu Ciangkun! Atas perintah Hong-siang mereka membawa
pasukan mereka masing-masing kemari untuk membantu Liu
Ciangkun?"" perwira berkumis lebat itu berkat. Dan kepada
para perwira itu Siangkoan Ciangkun juga berkata.
"Dan?".seperti yang telah saya katakan tadi, inilah Tuan
Yang?".saudara angkat Liu Ciangkun."
Mereka lalu saling memberi hormat. Dan sekali lagi sikap
para perwira yang sangat menghormat dirinya itu membuat
Chin Yang Kun menjadi sungkan sekali. Sementara di dalam
hatinya Chin Yang Kun semakin heran sekaligus kagum
terhadap Liu twa-konya. Ternyata Liu twa-konya itu
sedemikian tinggi kedudukannya, sehingga perwira-perwira
itupun cuma merupakan pembantu-pembantunya saja.
"Ah, bodoh benar aku ini! Jangankan cuma perwira-perwira
ini, sedang Yap Tai-ciangkun yang berkedudukan sangat tinggi itu masih menjadi bawahannya juga." Chin Yang Kun berkata
di dalam hatinya. "Kalau begitu tidak heran kalau mereka juga sangat menghormati aku".."
lima orang pelayan cantik yang mengantar Chin Yang Kun
tadi datang membawa cangkir dan minuman. Mereka
meletakkan cangkir-cangkir itu di depan Chin Yang Kun dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
para perwira tadi dan mengisinya dengan arak putih yang
sedap dan harum. Setelah itu mereka membuka tutup
makanan yang mereka sediakan di atas meja itu dan
mempersilakan semuanya untuk memulainya.
"Terima kasih!" Siangkoan Ciangkun mengangguk,
kemudian merogoh saku dan mengeluarkan beberapa keping
uang perak untuk hadiah mereka. "Nih, kalian bagi yang rata!"
"Terima kasih, Siangkoan Ciangkun?"" gadis-gadis itu
tersenyum dengan gembira.
"Nah, Tuan Yang?"marilah kita makan dulu seadanya!"
setelah para pelayan itu pergi Siangkoan Ciangkun
mempersilakan Chin Yang Kun dan yang lain untuk makan.
Chin Yang Kun terpaksa menurut juga. Sambil makan
mereka berbicara tentang apa saja, sehingga akhirnya mereka berbicara tentang tugas yang sedang mereka lakukan di
daerah itu. "Jadi"..peralatan-peralatan perang yang berada di jalan itu memang sengaja Ciangkun bawa untuk menghadapi
gerombolan-gerombolan perusuh itu?" Chin Yang Kun
bertanya kepada Siangkoan Ciangkun.
"Benar! Menurut laporan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee
kepada Hong-siang, kekuatan mereka yang terbesar berada di daerah ini. Oleh sebab itu Hong-siang sengaja mengirimkan
pasukan-pasukan terbaiknya ke sini, dan dipimpin langsung
oleh?"eh, oleh Liu Ciangkun sendiri!"
Chin Yang Kun mengangguk-angguk karena diapun
beberapa kali melihat pasukan-pasukan tersebut tersebar di beberapa tempat, termasuk pula diantaranya adalah pasukan
yang dipimpin oleh Kim Cian-bu itu!
"Jadi"..jadi Baginda telah mencium adanya rencana
pemberontakan itu dari Hong-lui-kun Yap Kiong Lee" Tapi
mengapa"..malahan tak kulihat pendekar sakti dan Yap Tai-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ciangkun itu disini"..?" sambil lalu Chin Yang Kun
menanyakan kakak beradik yang sangat terkenal itu.
"Ah, mereka berdua telah mendapat tugas sendiri dari
Hong-siang, dan tugas mereka justru lebih berat dari pada
tugas kami disini. Mereka harus melacak dan menangkap para pimpinan gerombolan perusuh itu, yang tempatnya telah
diketahui pula oleh Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Dan karena dikhabarkan bahwa pimpinan gerombolan tersebut dan para
pembantu utamanya berkepandaian sangat tinggi, maka
Hong-siang mengikutsertakan juga pasukan Sha-cap-mi-wi
untuk membantu gerakan mereka."
Sekali lagi Chin Yang Kun hanya mengangguk-angguk,
karena dia juga telah tahu siapa pemimpin gerombolan itu dan para pembantunya. Memang kalau cuma pasukan biasa saja
tidak mungkin dapat menangkap Hek-eng-cu dan para
pembantunya yang lihai-lihai itu.
Pembicaraan itu lalu berhenti untuk beberapa saat
lamanya. Masing-masing tampak sedang sibuk menghabiskan
bagian-bagian terakhir dari makan malamnya. Hidangan
makan malam tersebut benar-benar lezat sehingga Chin Yang
Kun dan para perwira itu merasa puas sekali. Seluruh
masakan yang berada di atas meja itu betul-betul istimewa
sehingga rasa-rasanya mereka segan untuk menghentikan
makan malam mereka. Tetapi perut mereka ternyata tidak bisa memuatnya lagi.
Sambil mengisi cangkirnya lagi Siangkoan Ciangkun menatap
Chin Yang Kun. "Nah, Tuan Yang?"puas bukan" Sekarang
marilah kita nikmati sebuah hiburan lagi! Ayoh, kalian
mulailah?"!" Perwira berkumis lebat itu bertepuk tangan dan tiba-tiba
Chin Yang Kun dikejutkan oleh suara kecapi yang mendadak
berdenting nyaring memenuhi ruangan pendapa yang luas
tersebut. Dan seperti juga datangnya suara kecapi yang
sangat mengejutkan itu, tiba-tiba dari pintu dalam muncul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula dengan mendadak belasan orang penari cantik, berlari
berurutan ke tengah-tengah pendapa tersebut. Sambil berlari mereka mengibas-ngibaskan kipas yang mereka bawa ke
kanan dan ke kiri bersama-sama, sementara pakaian mereka
yang berwarna-warni itu berkibaran seperti bunga mekar yang bergetar tertiup angin.
Kemudian mulailah gadis-gadis itu menggerak-gerakkan
tubuh mereka dengan indahnya. Berbareng dengan denting
suara kecapi yang semakin panas tubuh merekapun bergerak
semakin cepat dan menggairahkan. Mereka melangkah,
meliuk dan berputar bersama-sama dengan lemah gemulai,
membikin semua orang terpaksa menahan napas tanpa
berkedip! "Ahhh"..!" Chin Yang Kun berdesah tanpa terasa.
Siangkoan Ciangkun menoleh dan........tersenyum melihat
air muka Chin Yang Kun yang mulai terbakar itu.
"Tuan Yang, coba kaulihat mereka itu! Cantik-cantik,
bukan?" perwira itu mencoba untuk menjajagi hati Chin Yang Kun. "Eeh, manakah yang tercantik menurut pendapat Tuan
Yang?" Chin Yang Kun tersentak kaget. Mukanya menjadi merah
seketika. Tapi sebaliknya gairah yang mulai menyala di dalam tubuh itu menjadi padam malah!
"Ah?".eh?"..oh, Ci"..Ciangkun ini ada-ada saja!
Aku?"aku tidak sedang memikirkan para penari itu. Aku
sedang berpikir tentang?".."
"Oooh, aku tahu ! Tuan Yang telah terlanjur jatuh hati
kepada para pelayan tadi, bukan" Hehehe".jangan khawatir!
Mereka akan kusuruh menemani Tuan Yang nanti." Siangkoan
Ciangkun cepat-cepat memotong perkataan Chin Yang Kun.
"Ahhhh!" Chin Yang Kun berdesah lagi dengan hati
berdebar-debar. Satu persatu wajah para pelayan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkelebat di depan matanya. Namun dengan
menggeretakkan giginya pemuda itu berusaha menghapus
bayangan-bayangan tersebut.
"Terimakasih, Siangkoan Ciangkun. Aku benar-benar tidak
sedang memikirkan siapa-siapa. Aku hanya ingin lekas-lekas bertemu dengan Liu twa-ko. Dan"..sejak tadi Siangkoan
Ciangkun belum mengatakan kepadaku, dimana Liu twa-ko
sekarang berada?""
"Hah" Ooo"..benar?"benar! mengapa aku menjadi orang
ling-lung begini" Sejak semula seharusnya aku sudah tahu
bahwa kedatangan Tuan Yang kemari ini tentu hendak
bertemu dengan Liu Ciangkun, hahaha?"" perwira berkumis
lebat itu tertawa. "Maafkanlah aku, Siangkoan Ciangkun?"" Chin Yang Kun
tersenyum pula. "Hahaha"..akulah yang seharusnya meminta maaf kepada
Tuan Yang. Tapi?"..sudahlah, sebentar juga Liu"..Liu
Ciangkun akan datang. Sejak siang tadi beliau ikut Hong-siang pergi berburu."
"Hong siang........." Berburu.......?" Chin Yang Kun
terbelalak matanya. Tiba-tiba pemuda itu teringat pada
pasukan besar yang melintasi jalan raya sore tadi.
Tapi Siangkoan Ciangkun menyangka bahwa kekagetan
tamunya itu disebabkan karena hadirnya Hong-siang di kota
Sin-yang. Oleh karena itu diam-diam Siangkoan Ciangkun
tertawa di dalam hati. Perwira yang telah diberitahu oleh
Baginda tentang sandiwara "Liu twa-ko" atau Liu Ciangkun" itu benar-benar tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan
pemuda itu kalau nanti akhirnya tahu bahwa orang yang
selama ini ia anggap sebagai "Liu twa-ko" itu ternyata adalah Kaisar Han sendiri.
"Maaf?".aku tadi belum mengatakan pula kepada Tuan
Yang tentang kedatangan Hong-siang kemari." Perwira itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat-cepat berkata. "Pagi tadi seluruh pasukan kamipun juga terkejut melihat kedatangan Hong-siang di kota ini! Apalagi Hong-siang hanya dikawal oleh empat orang perwira
kepercayaannya?""
"Oooh! Tapi?".tapi sore tadi kulihat sebuah pasukan besar
dan lengkap menuju ke bukit di sebelah utara kota ini.
Dan?"aku melihat juga bendera Hong-thian-liong-cu diantara mereka. Masakan untuk berburu saja Hong-siang membawa
Liu twa-ko dan pasukan sebesar itu?"
"Hei?"".jadi Tuan Yang telah berjumpa dengan pasukan
Hong-siang tadi" Ah, kalau begitu mereka cuma berada di
sekitar kota ini saja sekarang," perwira berkumis lebat itu menatap Chin Yang Kun dengan perasaan lega.
"Lhoh?".memangnya kemana Hong-siang pergi berburu?"
Chin Yang Kun bertanya dengan wajah sedikit curiga. Masakan perwira-perwira itu tak tahu dimana Hong-siang sedang
berburu" "Eh-oh, maaf?"Tuan Yang! Berburu itu cuma istilah yang
kami pakai untuk gerakan kami dalam menumpas gerombolan
perusuh itu. Maaf?"" Siangkoan Ciangkun cepat-cepat
memberi keterangan. "Ohh?"!" Keduanya lalu menatap ke depan lagi, melihat ke arah para
penari yang ternyata telah mulai menutup bagian terakhir dari tari-tarian mereka. Para penari itu tampak berdiri berjajar sambil meletakkan kipas di dada masing-masing, lalu secara berbareng mereka membungkuk ke arah Chin Yang Kun dan
para perwira itu. Setelah satu persatu mereka berlari
mengundurkan diri ke ruangan dalam lagi.
Sekejap kemudian tempat itu menjadi riuh dengan tepuk
tangan para perajurit dan pengawal yang ternyata telah
memadati pintu pendapa. Mereka berdiri berdesakan di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belakang para penjaga yang membatasinya dengan tombak
mereka yang panjang. "Lagi! Lagi! Lagi"..!" mereka berteriak.
Siangkoan Ciangkun tersenyum memandang Chin Yang
Kun. "Lihat, Tuan Yang"..! para perajurit kami itu benar-
benar haus akan hiburan. Mereka merasa bosan juga
tampaknya kalau setiap hari harus bertempur dan berkelahi."
Chin Yang Kun tersenyum pula. "Yaaa". dan tampaknya
Siangkoan Ciangkun memang bermaksud untuk menghibur
mereka pula." "Benar. Pertunjukan malam ini selain untuk menyambut
Tuan Yang memang kami maksudkan untuk sekalian
menghibur mereka juga."
"Pertunjukan malam ini......." Apakah masih ada yang lain lagi ?" Chin Yang Kun bertanya dengan kening berkerut.
"Ya! Dan pertunjukan berikutnya malah akan lebih menarik lagi, karena kami akan meminta kepada Tuan Yang untuk ikut memeriahkannya pula nanti......"
"Apa...." Pertunjukan apakah itu ?" Chin Yang Kun bertanya pula semakin tidak mengerti.
Lagi-lagi Siangkoan Ciangkun hanya tersenyum sambil
menuding ke pintu ruangan dalam. "Tuan lihat saja nanti.....!"
katanya menggoda. Chin Yang Kun menjadi penasaran. Dengan hati gelisah dan
tak sabar ia menatap ke arah pintu yang ditunjuk oleh
Siangkoan Ciangkun. Terbeliak mata Chin Yang Kun ketika dari dalam pintu
tersebut tiba-tiba muncul empat orang gadis cantik membawa tombak berkait pada masing-masing tangannya. Tetapi
bukanlah tombak berukuran pendek dan terbuat dari perak itu yang mengejutkan hati Chin Yang Kun, melainkan gadis-gadis Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itulah yang membuatnya kaget. Dan perubahan wajah Chin
Yang Kun ini tak luput dari pandangan mata Siangkoan
Ciangkun yang sedari tadi selalu memperhatikan pemuda
tersebut. "Hahaha, Tuan Yang kali ini benar-benar tak menyangka bukan" Pelayan-pelayan cantik yang telah mampu menarik
hati Tuan Yang ini memang bukan pelayan-pelayan biasa.
Mereka adalah dayang-dayang istana yang selalu mengikuti
kemanapun Hong-siang pergi. Dan mereka adalah dayang-
dayang yang sangat terlatih dalam memainkan senjata,


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meskipun tentu saja tidak semahir para pengawal khusus
Hong-siang yang lain........." Siangkoan Ciangkun
menerangkan dengan suara gembira.
"Aaah.......!" Chin Yang Kun tersipu-sipu.
"Lihat?"!"
Gadis-gadis yang tadi tampak lemah lembut dan halus
gerak-geriknya, kini kelihatan tangkas dan garang ketika
menarikan tombak pendeknya. Mereka memainkan jurus demi
jurus secara mantap, indah dan serempak ! Tombak berkait
yang seluruhnya terbuat dari besi berselaputkan perak itu
kelihatan ringan tanpa bobot di tangan gadis-gadis itu.
Setelah mereka memainkan kira-kira sepuluh jurus secara
mengagumkan, gadis-gadis itu lalu menyebar. Masing-masing
berhadapan dengan pasangannya, sehingga mereka lalu
berpisah menjadi dua kalangan. Dan sebentar kemudian
masing-masing lantas terlibat dalam pertempuran sengit
dengan pasangannya! Masing-masing bertempur seperti dua ekor ayam aduan.
Makin lama makin cepat, sehingga banyak dari para penonton yang merasa gelisah dan khawatir terhadap keselamatan
mereka. Tiba-tiba....... "Traaaaang! Traaang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertempuran berhenti dengan mendadak. Keempat orang
gadis itu tahu-tahu telah berdiri berjajar sambil menjura ke arah meja Chin Yang Kun. Dan empat buah tombak mereka
tampak menancap di atas lantai di depan mereka. Ujung-
ujung tombak itu masih kelihatan bergetar, suatu tanda
bahwa tenaga yang mereka keluarkan benar-benar tidak
ringan. Sekejap ruangan itu malah menjadi sepi seperti kuburan,
semua penonton bagai dicengkam oleh permainan tombak
yang sangat mengagumkan itu. Tapi di lain saat merekapun
lalu bertepuk tangan dengan gegap-gempita seperti pasukan
perajurit yang memperoleh kemenangan di medan perang.
"Terima kasih! Terima kasih......!" gadis-gadis itu menjura pula ke arah penonton. Wajah mereka tampak segar berseri,
sedikitpun tidak terlihat keringat yang mengalir di dahi
mereka. Sambil menikmati tepuk tangan kekaguman dari penonton
gadis-gadis itu berkali-kali melirik ke arah Chin Yang Kun, seolah-olah permainan mereka itu tadi memang mereka
peruntukkan bagi pemuda itu. Tentu saja pemuda yang sejak
semula memang telah tertarik kepada gadis-gadis itu menjadi semakin sukar mengendalikan nafsu aneh yang bergejolak di
dalam dirinya. Tetapi dengan segera kekuatan jiwa dan
batinnya pemuda itu berusaha menindasnya!
Tiba-tiba Siangkoan Ciangkun berdiri sambil mengangkat
kedua tangannya ke atas, sehingga tepuk tangan dan sorak-
sorai yang gegap gempita itupun berhenti dengan mendadak.
Lalu dengan tersenyum lebar perwira berkumis lebat itu
berseru, "Nah ! Siapakah yang ingin bermain-main sebentar dengan mereka" Ayoh....... siapa yang berani silakan maju ke depan ! Hitung-hitung kalian ikut memeriahkan pertunjukan
mereka malam ini........!"
Hening sesaat. Semuanya tampak saling menantikan siapa
yang hendak maju ke arena untuk menguji kepandaian para
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dayang istana itu. Sebetulnya banyak juga diantara para
perajurit pengawal yang ingin mencobanya, tapi mereka
tampaknya masih sungkan dan malu untuk mendahului maju
ke depan. "Ayoh.......mengapa ragu-ragu" Heh, Teng Bo....... kau ingin maju tidak?" Siangkoan Ciangkun menuding seorang perajurit berperawakan tinggi besar, yang sejak tadi selalu memilin-milin kumisnya.
"Baik, Siangkoan Ciangkun". Siauwte akan mencobanya !"
perajurit itu segera melangkah ke depan. Sebuah goIok besar kelihatan tergantung di pinggangnya.
Setelah memberi hormat lebih dahulu ke arah para perwira
yang duduk satu meja dengan Chin Yang Kun, Teng Bo
meloloskan golok besarnya. Dengan rasa percaya diri yang
besar Teng Bo menyilangkan golok itu di depan dadanya.
"Marilah, nona"..kita bermain-main sebentar! Aku yang rendah ingin berkenalan dengan ilmu tombak berkait nona
yang hebat itu." perajurit itu berkata merendah.
Keempat dayang itu tersenyum sambil mencabut tombak
masing-masing, kemudian salah seorang diantara mereka,
yang berbaju putih-putih, maju ke depan membalas
penghormatan Teng Bo. "Maaf, Tuan Teng.....kami berempat
ini selalu maju bersama. Maka dari itu agar pertempuran kita nanti menjadi adil, kami harap Tuan Teng mencari kawan lagi untuk melawan kami," katanya.
"Terima kasih, nona....... kukira tak usahlah ! Akupun sudah biasa bertempur sendiri dalam setiap peperangan."
"Kalau begitu maafkanlah kami terpaksa mengeroyok Tuan Teng......."
"Tak apa! Marilah......!"
Sambil berkata Teng Bu memutar golok besarnya, lalu
dengan mengandalkan kekuatan tubuhnya yang hebat ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyabetkan golok tersebut ke depan, ke arah lengan dayang berbaju putih yang memegang tombak itu. Dalam sorotan
lampu pendapa yang terang benderang golok yang putih
mengkilap itu berkelebat cepat bagai kilatan petir menyambar!
Semua penonton menahan napas, mereka khawatir
terhadap keselamatan gadis itu ! Mereka melihat Teng Bo
yang biasa berlaku ganas di setiap pertempuran itu benar-
benar menyerang lawannya dengan sungguh-sungguh!
Tapi dayang berbaju putih itu meloncat ke belakang
dengan cepat, sementara ketiga orang temannya yang
berbaju merah, kuning dan hijau tampak melesat ke depan
melindunginya. Ketiga batang tombak mereka merunduk ke
depan, memapaki ayunan golok Teng Bo!
"Traaaang!" Terdengar suara nyaring yang memekakkan telinga ketika
golok tersebut menghantam tiga ujung tombak lawannya.
Begitu hebat tenaga yang dikeluarkan Teng Bo sehingga
ketiga buah tombak itu terpental menghantam lantai. Perajurit bertenaga raksasa itu memang sangat terkenal di dalam
kesatuannya. Dia langsung berada di bawah pimpinan
Siangkoan Ciangkun dan mendapat kepercayaan memimpin
enampuluh orang perajurit pengawal yang lain. Selain
mempunyai tenaga gwa-kang yang hebat Teng Bo juga mahir
mempergunakan golok, sebab dia adaIah murid Kim-to-pai
(Perguruan Golok Emas) yang terkenal di daerah Shoa-tang
beberapa puluh tahun yang lalu.
Empat orang dayang istana itu lalu menyebar ke segala
penjuru. Mereka menempatkan diri mereka pada titik mata
angin, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat, sementara Teng Bo mereka tempatkan di tengah-tengah mata angin tersebut.
Sambil memutar-mutarkan goloknya di depan dada Teng
Bo membiarkan dirinya dikepung oleh lawannya. Kenyataan
bahwa tenaganya masih jauh lebih besar dari pada tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan-perempuan cantik itu membuat Teng Bo sangat
yakin dapat menundukkan mereka dalam waktu singkat. Oleh
karena itu dengan jurus Kai san siu-yi (Membuka Payung
Menerobos Hujan), Teng Bo mendahului menerjang! Sekali
lagi yang dia serang adalah dayang berbaju putih yang berdiri di titik Utara.
Mendadak mata angin itu berputar ke arah kanan seperti
jarum jam, dan gadis yang berdiri di titik utara itu tiba-tiba telah berganti dengan gadis berbaju hijau, yaitu gadis yang semula berada di titik barat. Begitu datang gadis berbaju hijau itu lantas menyodokkan ujung tombaknya ke arah putaran
golok Teng Bo yang cepat seperti baling-baling itu, sementara teman-temannya yang lain cepat pula membantunya dari arah
kanan kiri dan belakang Teng Bo.
Pada waktu yang bersamaan ternyata serangan Teng Bo itu
dipapaki dengan serangan pula oleh keempat orang lawannya.
Tentu saja keadaan itu sangat merepotkan Teng Bo, karena
tidak mungkin kedua tangannya bisa melayani delapan buah
tangan sekaligus. Dan apabila dia nekat menyerang si Baju
Hijau, maka tubuhnyapun akan menjadi bulan-bulanan
serangan tombak tiga orang lawannya yang Iain pula.
Maka Teng Bo segera menarik serangannya. Dengan sigap
tubuhnya mendoyong ke arah kiri seraya menepiskan mata
tombak dayang berbaju kuning yang menusuk ke arah
bahunya. Kemudian berbareng dengan gerakannya itu Teng
Bo mengibaskan golok besarnya ke arah tombak Si Baju Putih dan Si Baju Merah. Gerakannya itu dilakukan dengan sangat
cepat dan kuat, suatu tanda bahwa ilmu goloknya itu memang telah ditekuninya selama bertahun-tahun. Malahan sekejap
kemudian golok itu telah menyerang kembali dengan
ganasnya dan kali ini memakai jurus Sao-chiao-teng-toa atau Menyapu Kaki Menara Api. Tujuan Teng Bo adalah membabat
kaki lawan-lawannya! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi dengan cepat empat orang dayang istana itu
menancapkan tombaknya ke lantai. Braaak ! Dan tubuh
mereka melenting ke atas dengan manisnya, seperti para
pemain akrobat yang bertumpu pada sebilah bambu.
Malah tidak hanya itu yang diperbuat oleh dayang-dayang
istana tersebut. Sambil melenting ke atas kaki mereka segera berputar menghantam kepala Teng Bo! Dan perajurit
bertenaga raksasa itupun terpaksa jatuh bangun untuk
mengelakkannya! Demikianlah, pertempuran satu lawan empat itu makin
lama makin seru. Teng Bo yang semula menyangka tenaga
terlalu berlebihan untuk menghadapi gadis-gadis itu, kini
terpaksa harus mengakui bahwa anggapannya tersebut adalah
keliru sama sekali. Tenaga luarnya yang hebat itu ternyata tidak berguna dan mati kutu menghadapi kerja sama
lawannya yang kompak dan rapi. Malahan beberapa jurus
kemudian dialah yang menjadi kewalahan dan tidak bisa
mengembangkan ilmu goloknya dengan sempurna. Tombak-
tombak lawannya yang berkait pada setiap sisinya itu benar-benar cocok untuk menahan atau membatasi gerakan
goloknya. Beberapa kali golok besarnya hampir terlepas dari tangannya akibat terjepit oleh kaitan tersebut. Kaitan-kaitan itu sungguh-sungguh seperti catut (jepitan) yang sangat
berbahaya dan selalu mengejar goloknya!
"Traaaaang"...!"
Dan akhirnya golok itu benar-benar terlepas karena tak
dapat mengelak lagi dari jepitan tombak Si Baju Putih dan Si Baju Hijau. Dan begitu golok tersebut lepas, tombak-tombak lawannya telah teracung di depan hidungnya.
"Baiklah ! Baiklah! Aku mengaku kalah"." Teng Bo
berdesah kecewa seraya menyambar goloknya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus! Bagus! Nah, siapa lagi yang mau mencobanya?"
Siangkoan Ciangkun bertepuk tangan sambil berteriak ke arah penonton yang semakin berjubal di tangga pendapa.
"Siangkoan Ciangkun, kamipun ingin mencoba juga......."
dari tengah-tengah penonton yang berdesakan itu tiba-tiba
terdengar suara jawaban. Penonton yang berjejal di depan pintu itu segera menyibak
untuk memberi jalan kepada tiga orang perajurit, yang
mendesak maju dan kemudian meloncat naik ke atas
pendapa. Sebelum pergi ke tengah pendapa untuk
menghadapi dayang-dayang istana itu mereka memberi
hormat ke arah Siangkoan Ciangkun lebih dahulu. Setelah itu ketiga-tiganya lantas berlompatan ke arena.
Begitu mengetahui siapa yang masuk ke dalam arena, para
penonton segera bersorak-sorai dengan bersemangat. Setiap
perajurit yang bertugas di tempat itu tahu belaka, siapa tiga orang perajurit yang kini hendak mencoba kekuatan dayang-dayang istana itu. Meskipun baru beberapa hari masuk
menjadi perajurit, ketiga orang itu telah sering kali
menunjukkan kehebatan dan kelebihan-kelebihan mereka di
muka perajurit-perajurit yang lain. Malahan di setiap
pertempuran yang terjadi antara pasukan kerajaan melawan
gerombolan kaum perusuh, ketiga orang perajurit baru itu
selalu membuat kagum kawan-kawan mereka. Mereka bertiga
selalu berdiri di baris terdepan sebagai ujung tombak pasukan mereka. Dan apa yang mereka lakukan di dalam menghadapi
musuh itu benar-benar sangat menggiriskan dan tak mungkin
bisa dilakukan oleh para perajurit yang lain, bahkan tak
mungkin bisa dilakukan oleh pemimpin mereka sendiri.
Sepak terjang mereka yang hebat itu hanya pantas
dilakukan oleh para perwira atau pangIima mereka yang
mempunyai kesaktian dan kepandaian tinggi. Oleh karena itu meskipun baru beberapa hari menjadi perajurit, mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertiga sudah dikenal oleh para perwira dan semua perajurit yang ditugaskan ke daerah tersebut.
"Nah?".sekarang baru sebuah pertandingan benar-benar!"
Siangkoan Ciangkun berbisik kepada Chin Yang Kun yang
menatap ke arena dengan wajah tegang pula. Dan perwira itu segera tersenyum melihat kegelisahan tamunya. "Aha, Tuan Yang...... kau tak perlu mengkhawatirkan keselamatan gadis-gadis manis itu. Mereka berempat akan tetap melayanimu
malam ini. Percayalah.....!" bisiknya lagi.
"Siangkoan Ciangkun.......?" Chin Yang Kun memotong perkataan perwira itu dengan nada tak senang.
"Sudahlah, Tuan Yang....... kau tak perlu khawatir!
Meskipun Mo, Lim dan Pang itu sangat lihai tapi mereka
takkan berani melukai dayang Hong-siang." Siangkoan
Ciangkun menegaskan lagi kata-katanya. Perwira itu tetap
salah terka terhadap sikap Chin Yang Kun tersebut.
Pemuda itu menghela napas panjang. Dia tak mau
berdebat lebih lanjut. Matanya menatap ke arena kembali dan dilihatnya orang-orang itu sudah berhadapan dengan dayang-dayang istana. "Aku tak mungkin lupa kepada orang-orang itu, karena ulah merekalah yang menyebabkan tubuhku menjadi
beracun begini. Hmmm......, Tung-hai Sam-mo! Mengapa
mereka bisa berbalik menjadi perajurit kerajaan" Masakan
orang seperti Siangkoan Ciangkun ini tidak tahu kalau mereka adalah bekas pemberontak yang dulu pernah menyerang ibu
kota (kota raja)?" pemuda itu membatin.
Sementara itu pertempuran antara empat gadis melawan
tiga lelaki di tengah ruangan pendapa ini sudah berlangsung dengan hebatnya. Tiga orang lelaki yang dikenal Chin Yang Kun sebagai Tung-hai Sam-mo itu bertempur dengan pedang
gergajinya yang mengerikan. Mula-mula mereka bertempur
dengan serabutan dan tidak memilih lawan. Mereka
menyerang siapa saja yang dekat dengan mereka masing-
masing. Tapi setelah dayang-dayang itu mulai membuka jurus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mata angin mereka, Tung-hai Sam-mo juga tidak bisa tinggal diam pula. Ketiga Iblis Laut Timur itu segera mengeluarkan Ang-cio-hi-tin pula. Demikianlah, kedua macam barisan itu
segera bertarung satu sama lain !
"Ah! Biarpun Barisan Mata Angin dari dayang-dayang itu sangat kuat, tapi gerakan mereka masih terlampau lamban
bisa menjaring atau mengepung Tung-hai Sam-mo." Chin
Yang Kun menilai pertempuran itu.
Memang benar apa yang dikatakan oleh pemuda itu.
Barisan Mata Angin itu memang kokoh kuat dan sukar
ditembus lawan. Laksana sebuah benteng istana keempat
orang dayang tersebut merupakan pintu-pintu gerbangnya, di mana lawan tak mungkin dapat masuk ke dalam tanpa
melewati bangkai penjaganya terlebih dahulu. Padahal pintu gerbang itu selalu berpindah-pindah tempat dan para
penjaganyapun juga selalu berganti-ganti setiap saat.
Meskipun demikian benteng tersebut ada juga
kelemahannya. Sebelum kemampuan dari setiap penjaganya
belum bisa diandalkan, gerakan merekapun masih terasa
lamban dalam berpindah atau berganti tempat. Oleh karena
itu tidaklah heran kalau Barisan Cucut Merah yang licin dan gesit itu akhirnya bisa menerobos dan menggempur benteng
Barisan Mata Angin tersebut. Dan Barisan Mata Angin itu
menjadi kalang kabut ketika Cucut Merah itu mulai
"berkubang" di dalamnya !
Para perajurit yang berdesakan itu semakin riuh bersorak-
sorak menjagoi Tung hai Sam-mo yang mulai dapat mendesak
lawan mereka. Perasaan mereka yang kecewa akibat
kekalahan Teng Bo tadi menjadi terobati sekarang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 34 TERNYATA tidak semua penonton gembira melihat
kemenangan Tung-hai Sam-mo itu. Chin Yang Kun yang sejak
semula memang tidak menyukai iblis-iblis itu segera
penasaran dan bermaksud untuk membantu dayang-dayang
itu. Tapi tentu saja pemuda itu tidak bisa turun ke arena
begitu saja. "Aku harus mencari jalan untuk menghentikan pertempuran mereka selama beberapa saat. Setelah itu aku akan membisiki gadis-gadis itu bagaimana caranya menghadapi Barisan Cucut Merah tersebut..." Pemuda itu berpikir di dalam hati.
Demikianlah, Chin Yang Kun lalu mengambil dua buah biji
Iengkeng yang tersedia di atas meja. Kemudian setelah yakin bahwa tidak seorangpun yang memperhatikan perbuatannya,
pemuda itu lalu mengerahkan Liong-cu-I-kangnya. Untunglah
suasana di tempat itu sangat riuh dan ramai, sehingga suara gemeretak tulang-tulangnya akibat mengalirnya tenaga sakti dari tan-tian ke seluruh tubuh itu tidak terdengar oleh
siapapun. Kemudian bersamaan dengan suara denting senjata di
arena, Chin Yang Kun membidikkan biji lengkeng tersebut ke arah tali yang digunakan untuk menggantungkan lampu besar
di tengah-tengah ruangan. Srrrt! Srrrrt! Dua buah biji
Iengkeng itu melesat seperti kilat ke arah sasaran dan."..


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Taaas ! Pyaaar......!"
Tali tersebut putus dan lampunya jatuh berantakan ke
bawah! Semua orang terperanjat sekali. Apalagi ketika pecahan
lampu tersebut hampir menimpa orang-orang yang sedang
bertempur. Sorak-sorai penonton berganti dengan jerit dan
teriakan khawatir ! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Otomatis orang-orang yang sedang bertempur itu
berloncatan mundur menyelamatkan diri. Dan waktu yang
sekejap itu dipergunakan oleh Chin Yang Kun untuk
melaksanakan niatnya membantu dayang-dayang istana itu.
Dibisikkannya kepada Si Dayang Berbaju Putih dengan Coan-
im-jib-bit, tentang rahasia Ang-cio-hi-tin dan cara bagaimana menghadapinya.
"Ohhh!" Dayang Berbaju Putih itu terkejut. Bola matanya melirik ke sana kemari, mencari siapa yang telah berbisik
kepadanya. Dan ketika pandangannya sampai kepada Chin
Yang Kun, gadis itu segera tahu siapa yang telah memberikan rahasia itu kepadanya.
Tapi sebelum gadis itu menjawab isyarat yang diberikan
Chin Yang Kun, Tung-hai Sam-mo telah menyerang mereka
berempat kembali. "Aha....... cuma sebuah lampu tua yang rontok akibat
getaran permainan kita tadi, hahaha ! Ayoh........ sekarang kita lanjutkan lagi pertempuran kita !" orang she Mo, yaitu iblis pertama dari Tung-hai Sam-mo berteriak seraya
menyabetkan pedang gergajinya.
Si Dayang berbaju Putih cepat mengelak, Ialu bergegas
mengajak kawan-kawannya membentuk Barisan Mata Angin
kembali. Sebetulnya dayang-dayang yang lain sudah merasa
ragu-ragu melihat kehebatan lawan mereka, tapi menyaksikan Si Baju Putih sudah diserang oleh lawan, terpaksa mereka
datang membantunya juga. "Ah, sudahlah ! Kalian tak perlu melanjutkan lagi
pertandingan ini! Kita semua sudah dapat meraba siapa yang lebih unggul diantara kalian ......." Siangkoan Ciangkun tiba-tiba melompat ke arena dan mencoba melerai mereka.
Tapi maksud baik Siangkoan Ciangkun itu disambut dengan
keluhan kecewa dari kalangan penonton. Mereka menggerutu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan mengeluh panjang-pendek menyatakan ketidakpuasan
mereka bila pertandingan yang belum selesai itu dihentikan.
Dengan tangkas Tung-hai Sam-mo melangkah mundur, lalu
memberi hormat kepada Siangkoan Ciangkun dengan khidmat.
Wajah mereka tampak berseri-seri gembira karena dapat
menundukkan dayang-dayang cantik itu.
"Terima kasih atas pujian Siangkoan Ciangkun........" Toa-mo berkata mewakili kawan-kawannya.
Tapi Si Dayang Berbaju Putih cepat maju ke depan.
Mukanya kelihatan kecewa dan penasaran ketika memberi
hormat kepada Siangkoan Ciangkun. "Ciangkun, mengapa
Ciangkun menghentikan pertandingan yang belum selesai ini"
Kami belum merasa kalah, kami justru baru akan mulai malah
!" "Bagus! Bagus.....!" penonton berteriak-teriak gembira.
"Eh.... tapi......" Siangkoan Ciangkun terkejut.
Ternyata tidak hanya Siangkoan Ciangkun saja yang kaget
mendengar pernyataan Si Baju Putih tersebut, Tung-hai Sam-
mo dan..... kawan-kawan Si Baju Putih sendiripun juga
terperanjat mendengar perkataan itu. Tapi kekagetan kawan-
kawan Si Baju Putih itu segera pudar dan hilang ketika secara bergilir mereka mendengar pesan Chin Yang Kun melalui
Coan-im-jib-bit. Seperti juga tadi, pemuda itu memanfaatkan waktu luang tersebut untuk memberi tahu cara-cara
menghadapi Ang-cio-hi-tin kepada dayang-dayang yang lain.
"Maksud kalian ..... mau meneruskan pertarungan ini?"
dengan ragu-ragu Siangkoan Ciangkun menatap ke arah
dayang-dayang istana itu.
"Benar, Ciangkun.......!" tiba-tiba gadis-gadis itu menjawab serentak.
"Tapi........ pertarungan tadi cuma sebuah pertunjukan, bukan" Kalian tidak bermusuhan dan..........."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami memang tidak bermusuhan dengan mereka,
Ciangkun. Oleh karena itu kami juga tidak akan melukai,
apalagi membunuh mereka dalam pertarungan ini. Malam ini
adalah malam pertunjukan kami, karena itu kami akan
menyuguhkan permainan terbaik kami kepada para penonton"
Si Baju Putih berkata mantap.
"Hore... bagus ! Bagus !" penonton berteriak-teriak lagi.
Tung-hai Sam-mo bergegas maju ke arena kembali.
"Siangkoan Ciangkun, biarlah kami menghadapi nona-nona ini lagi agar supaya semuanya merasa puas," Toa-mo menjura.
"Tapi........ kalian jangan melukai mereka ! Mereka adalah dayang-dayang Hong-siang......" dengan terpaksa Siangkoan
Ciangkun mengangguk, lalu kembali ke tempat duduknya lagi.
"Wah, repot........ repot !" Siangkoan Ciangkun berdesah sambil mengawasi Chin Yang Kun yang duduk di sebelahnya.
"Siangkoan Ciangkun tak perlu merasa khawatir. Mereka bukan anak-anak kecil lagi. Mereka tentu masih bisa berpikir bahwa mereka itu masih sama-sama menghamba kepada
Baginda Kaisar, sehingga mereka itu tidak mungkin berbuat
hal-hal yang akan menyulitkan diri mereka sendiri. Kukira
mereka hanya akan mempertunjukkan kebolehan mereka saja
kepada kita," Chin Yang Kun berusaha menenangkan hati perwira itu.
Sementara itu Tung-hai Sam-mo dan dayang-dayang itu
sudah saling berhadapan lagi di dalam arena. Masing-masing juga telah membentuk barisan mereka. Dayang-dayang itu
berdiri dalam posisi segi-empat, sedangkan Tung-hai Sam-mo berdiri berjajar dalam jarak satu setengah langkah.
Demikianlah, beberapa saat kemudian merekapun Ialu
terlibat ke dalam pertempuran yang seru kembali. Tung-hai
Sam-mo yang merasa lebih unggul dari pada lawannya itu
sangat meremehkan sekali keampuhan barisan lawan.
Beberapa kali mereka sengaja mencegat gerakan gadis-gadis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu, lalu menerobos masuk dan kemudian.......keluar lagi!
Tampaknya para iblis dari Laut Timur itu memang sengaja
mau mentertawakan ilmu kepandaian lawan mereka yang
masih jauh di bawah kepandaian mereka itu.
"Biarlah mereka semakin lengah dahulu, setelah itu baru salah seorang dari kalian menempel di samping orang yang
berada di tengah barisan itu. Berusahalah dan jangan sampai gagal! Sekali kalian gagal mereka akan tahu bahwa kalian
telah menemukan rahasia barisan mereka, selanjutnya mereka akan sangat berhati-hati sekali !" sekali lagi Chin Yang Kun berbisik kepada Si Baju Putih.
Benar juga, semakin lama Tung-hai Sam-mo semakin
lengah juga. Apalagi ketika mereka semakin menyadari bahwa kepandaian mereka masing-masing masih jauh lebih tinggi bila diperbandingkan dengan kepandaian gadis-gadis itu.
Tampaknya tanpa mempergunakan sengajapun mereka masih
dapat mengalahkan gadis-gadis itu dengan mudah.
Sampai pada suatu saat Sam-mo (iblis ketiga) sambil
tertawa berpura-pura ketinggalan langkah dari saudara-
saudaranya yang lain. Kelihatannya iblis tersebut bermaksud berkelakar sambil menunjukkan bahwa mereka memang lebih
hebat. Tapi tidak mereka sangka kesempatan itu
dipergunakan dengan cepat oleh Si Baju Putih. Bagai kilat
gadis itu melesat ke belakang Ji-mo (iblis kedua),
menggantikan kedudukan Sam-mo.
Dan dayang-dayang yang lainpun segera menyesuaikan
diri. Dengan cepat mereka bergerak membentuk Barisan Mata
Angin kembali dan menempatkan Toa-mo dan Ji-mo di dalam
barisan, sementara Sam-mo mereka pisahkan di luar barisan.
Demikianlah, akibat kesombongan dan kepongahan mereka
sendiri Tung-hai Sam-mo terjatuh dalam kesulitan. Merekalah kini yang kena tempur habis-habisan dari kanan kiri, muka dan belakang! Gadis-gadis itu tak memberi kesempatan sama
sekali kepada mereka untuk bergabung kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang paling susah dan menderita adalah Toa-mo dan Ji-
mo! Oleh karena mereka berada di dalam barisan lawan, maka mereka terus menerus mendapat gempuran dari penjuru.
Beberapa kali mereka hampir tak dapat lagi mengelakkan
ujung-ujung tombak yang berseliweran di sekitar tubuh
mereka. Malahan beberapa waktu kemudian ujung-ujung kait pada
tombak itu mulai menunjukkan keganasannya pula. Berkali-
kali ujung kait baja itu menjepit, menggantol dan memuntir pedang-pedang gergaji mereka, sehingga akhirnya satu
persatu pedang itu terlepas dari tangan mereka! Dan
selanjutnya tubuh mereka menjadi bulan-bulanan tangkai
tombak tersebut. "Nah ! Apakah kalian menyerah sekarang" Atau........ kita lanjutkan pertarungan ini sampai habis-habisan?" Si Baju Putih mengancam. "Jangan hiraukan kata-katanya. Toa-ko...! Ji-ko.......! Nantikanlah, aku akan masuk ke dalam barisan reyot ini dan bergabung dengan kaIian untuk mengobrak-abrik
mereka!" Sam-mo berteriak-teriak dari luar barisan.
"Tutup mulutmu, Orang Goblog (Bodoh) ! Lekas kerjakan!
Jangan omong saja......!" Toa-mo yang sedang kerepotan mempertahankan dirinya itu berseru marah-marah.
Berkata memang mudah, tapi untuk melaksanakannya
ternyata sangat sulit. Dengan bekerja sama dalam satu
barisan, kekuatan mereka memang menjadi berlipat ganda
dan sukar untuk dikalahkan. Tapi dengan keadaan yang sudah tercerai-berai seperti sekarang, kemampuan mereka tak lebih dari kekuatan diri mereka masing-masing. Dan celakanya,
yang mereka hadapi sekarang bukanlah lawan perorangan
yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi yang
mereka hadapi adalah sebuah kerja sama pula yang terhimpun dalam satu barisan kuat! Setiap serangan atau pertahanan
dari barisan itu merupakan hasil himpunan kekuatan mereka
secara berbareng. Maka bagaimanapun juga Sam-mo itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berusaha dengan segala kemampuannya, ia tetap tidak
mampu menerobos barisan tersebut. Sementara itu di dalam
barisan Toa-mo dan Ji-mo semakin kewalahan dan sukar
bertahan lagi! Perubahan yang sangat mendadak itu benar-benar sangat
mengejutkan semua orang, termasuk pula Siangkoan
Ciangkun dan para perwira yang duduk satu meja dengan
Chin Yang Kun. Perwira-perwira tersebut hampir tak percaya bahwa perimbangan kekuatan yang amat jauh itu tiba-tiba
bisa berbalik sedemikian rupa secara mendadak. Para
penonton pun tiba-tiba menjadi diam, mereka hampir tidak
mengerti apa yang telah terjadi.
Tapi dengan cepat Siangkoan Ciangkun menyadari suasana
yang rawan itu. Tubuhnya segera melesat ke depan untuk
memisahkan mereka. "Perajurit Mo, Lim dan Pang.......!
Berhenti ! Kalian mundurlah !" serunya lantang.
Pertempuran itupun lalu berhenti dengan segera. Masing-
masing saling berhadapan dengan sikap tegang. Apalagi Tung-hai Sam-mo, wajah mereka tampak merah padam menahan
marah dan penasaran! "Ciangkun, kami belum kalah! Hanya karena keteledoran
adikku gadis-gadis itu bisa menang. Berilah kami kesempatan sekali lagi, niscaya mereka akan kami kalahkan!" Toa-mo menggeram dengan nada marah.
"Sudahlah! Kalian tak perlu menyesal atau marah-marah lagi! Kalau kalian sampai menderita kekalahan itu karena
akibat kelalaian atau kesalahan kalian sendiri. Kalian tak perlu menggerutu atau menyalahkan orang lain," Siangkoan
Ciangkun membentak. Sekilas wajah tiga orang itu tampak membara. Sebagai iblis yang selama ini selalu ditakuti dan disegani orang belum
pernah mereka dibentak-bentak sebegitu rupa. Apalagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaian orang yang membentak itu jauh lebih rendah dari kepandaian mereka.
"Gila! Kita bunuh saja perwira yang sombong ini, twa-
ko.......!" Ji-mo menggeram sambil berbisik kepada Toa-mo.
''Hah" Kau yang gila !" Toa-mo berbisik pula perlahan-lahan. "Apakah kau ingin dikepung dan dikeroyok oleh ribuan orang perajurit di sini" Jangan gegabah ! Kita turuti saja perkataannya...."
"Hei! Kalian tidak mau mundur juga?" Siangkoan Ciangkun membentak lagi.
"Ah-eh....... ya-ya, Ciangkun ! Kami akan mundur.........."
Toa-mo menjawab dengan suara gemetar karena terlalu
menahan perasaan. Demikianlah, tiga iblis dari Laut Timur itu segera mundur
dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Para penontonpun
lalu bubar pula dengan wajah kecewa karena jago mereka
kalah semua. Beberapa orang perajurit berusaha menghibur
hati Tung-hai Sam-mo, tapi ketiga iblis itu cepat pergi dan tak mau diganggu.
"Awas! Hatiku benar-benar penasaran malam ini! Suatu
saat orang-orang itu akan kuberi pelajaran agar tahu
rasa.......!" Toa-mo melangkah sambil menggeretakkan
giginya. "Orang-orang itu........" Siapa yang toa-ko maksudkan?" Ji-mo bertanya.
"Perwira sombong itu! Siapa lagi?" Toa-mo berteriak kesal.
"Ohhhh..,.!" Ji-mo dan Sam-mo berdesah perlahan.
Sementara itu sepeninggal Tung-hai Sam-mo, dayang-
dayang itu bergegas memberi hormat kepada Siangkoan
Ciangkun dan kemudian juga menyatakan perasaan terima
kasih mereka kepada Chin Yang Kun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eeeee..... ada apa pula ini" Mengapa kalian mengucapkan terima kasih kepada Tuan Yang segala?" Siangkoan Ciangkun yang tidak mengetahui adanya "permainan" di dalam pertempuran tadi menjadi salah sangka kepada para dayang
itu. "Aha....... tampaknya kalian sudah benar-benar terjerat pada jaring Tuan Yang, hahaha.....! Tapi tak apa! Jangan
takut! Aku akan mengaturnya nanti......." katanya lagi seraya tertawa keras-keras.
Gadis-gadis itu tertunduk dengan muka merah sekali.
Menghadapi orang seperti Siangkoan Ciangkun yang selalu
ceplas-ceplos mengatakan apa adanya, tanpa memperdulikan
perasaan orang itu, benar-benar membuat mereka menjadi
kikuk sekali. Oleh karena itu untuk menghilangkan rasa malu dan canggung mereka, Si Baju Putih segera melangkah maju
ke depan perwira tersebut.
"Ciangkun, lalu......... bagaimana dengan pertunjukan kita selanjutnya?" tanyanya.
Perwira itu tersenyum penuh arti. Sambil menepuk-nepuk
pundak gadis itu Siangkoan Ciangkun berbisik, "Ahh........ tak usah diteruskan! Kalian teruskan saja nanti di dalam kamar Tuan Yang Kun, hehehe....!"
"Ciangkun....?" gadis itu mengangkat wajahnya yang merah dadu.
"Ssst! Kalian berempat boleh melayani Tuan Yang malam ini ! Awas, jangan sampai dia kecewa! Kalian harus ingat
bahwa dia adalah saudara angkat Hong-siang !"
"Aaah.... Ciangkun!" Si Baju Putih berbisik pula dengan sikap agak genit.
"Nah, sekarang kalian boleh mengundurkan diri.........!"
Siangkoan Ciangkun berkata dengan suara keras.
Si Baju Putih melirik sekejap ke arah Chin Yang Kun,
kemudian berlari masuk diikuti oleh kawan-kawannya. Sedang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siangkoan Ciangkun segera melangkah pula kembali ke
kursinya. Wajahnya tampak berseri-seri ketika menatap Chin Yang Kun.
"Pertunjukan telah selesai. Sebenarnya kami ingin sekali
mengundang Tuan Yang yang selama ini telah sering kami
dengar. Tapi tampaknya Tuan Yang sudah lelah dan capai.
Maka kami juga tidak ingin mengganggu lebih lanjut. Para
dayang yang tadi sudah kami perintahkan untuk menyiapkan
sebuah kamar buat Tuan Yang ..." perwira itu berkata kepada Chin Yang Kun.
"Ah! Tapi saya......." Chin Yang Kun cepat-cepat memotong.
"Liu Ciangkun ?" Siangkoan Ciangkun tertawa. "Jangan khawatir, Tuan Yang ! Kami akan segera memberi tahu Tuan
Yang apabila beliau datang nanti."
"Ah, terima kasih....Tapi bukan itu yang saya maksudkan!
Saya memang sangat berterima kasih sekali atas
penghormatan dan kebaikan Siangkoan Ciangkun yang sangat
memperhatikan kebutuhan saya di sini. Tapi......"
"Yaaa..........?" perwira itu mendesak.
Chin Yang Kun menghela napas panjang, ia tidak segera
mengatakan jawabannya. "Siangkoan Ciangkun......! Sebetulnya kedatangan saya kemari ini bukan untuk menemui Liu twa-ko, tapi untuk
menyelesaikan sebuah urusan. Urusan pribadi antara saya
dengan seseorang yang tinggal di dalam kota ini."
"Urusan " Urusan apakah itu " Eh, maaf... tentu saja kalau Tuan Yang tidak berkeberatan untuk mengatakannya
kepadaku." Sekali lagi Chin Yang Kun menghela napas panjang sekali.
"Seseorang telah menuduh saya membunuh muridnya.
Padahal ketika pembunuhan tersebut dilakukan, saya sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berada jauh dari tempat pembunuhan itu. Dan saya benar-
benar mempunyai bukti yang kuat tentang hal itu."
"Oooh....... begitu !" Siangkoan Ciangkun mengangguk-angguk. "Lalu.....apa yang hendak tuan lakukan sekarang ?"
"Saya akan menemui orang itu. Dan akan saya jelaskan
kepadanya bahwa bukan saya pembunuhnya." Chin Yang Kun menjawab dengan suara berat dan mantap.
"Tapi...... kalau orang itu masih tetap juga tidak percaya pada penjelasan tuan dan tetap juga menuduh tuan sebagai
pembunuhnya ?" Siangkoan Ciangkun yang sangat
berpengalaman dalam soal-soal seperti itu mendesak.
Chin Yang Kun tertawa kecut, "Kalau memang demikian
halnya, hmmm....... mereka benar-benar akan menyesal nanti
!" "Ah, kalau begitu biarlah saya dan beberapa orang perajurit menemani Tuan Yang ke sana. Siapa tahu orang itu menjadi
sadar melihat kami."
"Jangan, Ciangkun ! Tidak usahlah !" Chin Yang Kun cepat-cepat menolak. "Saya malah menjadi khawatir urusan ini akan bertambah ruwet kalau Siangkoan Ciangkun turut campur


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pula. Biarlah saya berangkat sendirian saja ke sana. Ciangkun tetap di sini menunggu kedatangan Hong-siang dan Liu-twako. Siapa tahu beliau berdua itu segera datang........?"
"Oh, benar!" perwira itu mengangguk-angguk. "Tetapi.......
kuharap Tuan Yang segera kembali ke sini kalau semuanya
sudah beres." "Tentu saja. Sayapun ingin berjumpa juga dengan Liu twa-
ko nanti," Chin Yang Kun tersenyum, lalu tiba-tiba. " .... eh, Siangkoan Ciangkun" Kapan Ciangkun menerima tiga orang
yang bertempur dengan dayang-dayang itu sebagai perajurit
di sini?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksud Tuan Yang.... tiga orang perajurit berpedang
gergaji itu ?" "Benar!" "Ah, belum lama. Tapi karena kepandaian mereka sangat tinggi dan selalu menunjukkan kemampuan mereka di dalam
setiap pertempuran, mereka cepat dikenal diantara para
perajurit lainnya. Eh, ada apakah.......?" Siangkoan Ciangkun menjawab dengan terheran-heran melihat sikap Chin Yang
Kun yang mendadak berubah serius itu.
"Ah........ tidak apa-apa ! Tapi saya mohon Siangkoan Ciangkun berhati-hati bila berhadapan dengan mereka."
"Berhati-hati........?" perwira itu semakin bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksudkan Chin Yang Kun.
Chin Yang Kun mengangguk dan tersenyum. "Saya tak
ingin menjelek-jelekkan orang lain di depan Siangkoan
Ciangkun. Siapa tahu orang itu telah menjadi baik dan sadar sekarang " Dan kini mereka benar-benar ingin menjadi
perajurit yang baik ! Maaf....... pada saatnya nanti Ciangkun akan mengerti juga. Sudahlah! Saya mohon diri dahulu !"
Dengan wajah masih dipenuhi oleh berbagai macam
pertanyaan perwira itu terpaksa melepaskan Chin Yang Kun
pergi. Seorang perajurit diperintahkannya ke belakang untuk mengambil Si Cahaya Biru.
Begitulah, dengan naik di atas punggung Cahaya Biru Chin
Yang Kun keluar dari halaman rumah penginapan itu.
Perlahan-lahan pemuda itu mengendarai kudanya di jalan
raya. Suasana masih tampak riuh dan ramai. Orang-orang
yang hilir-mudik berlalu lalang di jalan itu semakin bertambah banyak juga.
"Gwa-mia (Ramal atau Nujum).......! Gwa-mia........!"
Tiba-tiba dari pinggir jalan terdengar Iantang suara seorang Tukang Nujum atau ramal menjajakan kepandaiannya. Chin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Kun terpaksa menoleh juga untuk melihatnya. Dan
seorang kakek tua dengan topi lebar bergegas mendatangi.
Tongkat besinya yang panjang terdengar gemerincing ketika
diseret di atas jalan yang berbatu.
Chin Yang Kun menghentikan kudanya. Sungguh sangat
kebetulan bagi pemuda itu, ada yang bisa dia mintai
keterangan, di mana letaknya gedung Kim-liong Piauw-kiok
itu. Dan peramal keliling tersebut tentu tahu belaka setiap pojok dan pelosok kota itu.
"Nasib mujur....... nasib beruntung, nasib sedih atau.....
celaka ! Berdagang selalu merugi ....... berdagang selalu
bangkrut, semuanya tidak perlu terlalu dimasukkan ke dalam hati ! Setiap orang mempunyai peruntungan atau nasib
sendiri-sendiri. Semuanya telah digariskan Thian sejak mereka dilahirkan. Oleh karena itu berbahagialah orang yang pagi-pagi telah bersiap-sedia menghadapi kehidupannya, baik itu sedih, gembira, susah ataupun celaka .......! Nah, siapa yang ingin meminta tolong untuk melihat nasibnya ?" Peramal itu
"berkicau" bagai burung yang menyombongkan suara emasnya.
Chin Yang Kun tersenyum mendengarnya.
"Kakek, bolehkah aku bertanya......?"
"Tentu saja, tuan muda........Tentang jodoh " Pangkat"
Jabatan" Atau hari depan perkawinan tuan muda" Aha, tuan
muda tidak usah takut biayanya. Tanggung murah, murah
sekali......," orang tua itu berkicau lagi dengan suara bersemangat.
"Oh, bukan itu yang kumaksudkan." Chin Yang Kun lekas-lekas memotong perkataan kakek itu dengan perasaan tak
enak. "Aku.....aku cuma mau bertanya kepada kakek, di manakah letak gedung Kim-liong Piauw-kiok itu?"
"Oouuw...... itu ! Baiklah, nanti akan kutunjukkan kepada tuan. Tapi....... omong-omong, apakah tuan muda tidak ingin Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu nasib tuan muda nanti" Berilah saya sekeping uang
tembaga saja, dan saya akan meramal nasib tuan di kelak
kemudian hari," kakek itu tetap mendesak Chin Yang Kun.
Tak sampai juga hati Chin Yang Kun untuk menolaknya.
Bukan soal uangnya, tapi tentang....... ramalan itu ! Pemuda itu takut apabila isi ramalan-ramalan tersebut justru akan mempengaruhi sikapnya sehari-hari, yaitu tidak bisa bebas
dan wajar seperti biasanya. Padahal ramalan itu belum tentu benar salahnya !
Sambil memberikan tiga keping uang tembaga Chin Yang
Kun berkata dari punggung kudanya, "Maaf, kek........ aku sangat tergesa-gesa. Tolong tunjukkan saja tempat yang
kutanyakan itu. dan....... lain hari aku akan menemuimu untuk meramalkan nasibku......"
"Wah...... kenapa begitu" Sungguh tak enak rasanya harus menerima pemberian cuma-cuma."
"Tak apalah, kek. Aku benar-benar tergesa kali ini.
Maafkanlah......!" "Baiklah. Silahkan tuan muda berjalan terus sampai di perempatan jalan itu, lalu berbelok ke kiri. Kira-kira setengah Iie kemudian tuan akan melihat sebuah restoran besar di
sebelah kiri jalan. Nah....... di belakang rumah makan itulah gedung Kim-liong Piauw-kiok berada. Memang selain
mengusahakan piauw kiok, pemilik gedung tersebut juga
membuka restoran pula."
"Oh, terima kasih....... kek!"
"Ya, tuan muda........ silakan ! Dan kuharap kalau Tuan muda nanti masih punya waktu, datanglah ke tempat ini ! Aku akan tetap menunggu, karena tak enak rasanya memperoleh
uang secara cuma-cuma."
"Baiklah, kek."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan........ berhati-hatilah, tuan muda! Kulihat ada kabut gelap yang menyelimuti tuan malam ini."
Chin Yang Kun mengangkat alisnya. Beberapa kali
mulutnya mau bertanya, tapi tidak jadi. Akhirnya sambil
menghela napas panjang pemuda itu menghentakkan kendali
kudanya dan pergi meninggalkan kakek itu. Sambil berjalan
pemuda itu masih juga memikirkan kata-kata kakek tersebut.
Sampai di perempatan jalan Chin Yang Kun berbelok ke kiri
seperti yang dikatakan oleh kakek peramal tadi. Jalan di situ lebih lebar dan lebih ramai. Di sebelah kanan kiri jalan hanya terdapat toko-toko dan warung-warung saja. Tampaknya
memang itulah jalan utama dari kota Sin-yang!
Benarlah, setengah lie kemudian Chin Yang Kun melihat
sebuah rumah makan besar di pinggir jalan. Hanya saja pintu dan jendela rumah makan itu tampak tertutup dengan rapat.
Dan di atas pintu depannya dipasang kain putih terjulur
panjang menyentuh lantai.
Kim liong Piauw-kiok memang sedang dalam suasana
berkabung. Oleh karena itu Chin Yang Kun menjadi ragu-ragu, apa yang harus dia lakukan. Langsung masuk melalui pintu
depan, atau........secara diam-diam lewat pintu belakang dan menemui Kim-liong Lo-jin !
"Hmm, apapun yang akan terjadi aku harus menunjukkan
dadaku lewat pintu depan," pemuda itu akhirnya berkata di dalam hatinya.
Di depan pintu halaman Chin Yang Kun dihentikan oleh
empat orang penjaga, yang semuanya mengenakan kain
pembalut berwarna putih di lengannya.
"Tolong katakan kepada Kim-liong Lo-jin bahwa di luar ada seorang pemuda bernama Yang Kun mau bertemu.......!" Chin
Yang Kun berkata kepada para penjaga tersebut.
"Ooh"!?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba para penjaga itu menjadi tegang. Nama Yang Kun
itu tampaknya benar-benar mengejutkan mereka. Dua orang
diantaranya bergegas berlari ke dalam, sementara yang dua
lagi dengan gelisah dan gemetaran menyambut Chin Yang
Kun. "Oh, tuan.......! Ma-marilah.......! Kami.....kami memang telah me-menantikan tuan sejak.... sejak tadi," penjaga itu mempersilakan Chin Yang Kun masuk.
Yang satu, mengambil kuda Chin Yang Kun, sementara
yang seorang lagi mengantar pemuda itu ke dalam. Di bawah
tangga pendapa Chin Yang Kun disambut oleh barisan penjaga yang berdiri di kanan kiri tangga masuk. Semuanya
mengenakan kain putih pada lengan masing-masing, sehingga
tergetar juga rasanya hati Chin Yang Kun melihatnya.
Setelah naik ke pendapa Chin Yang Kun dipersilakan duduk
di kursi yang tersedia. Beberapa orang lelaki muda yang tadi sore membawa gerobag-gerobag jenazah tampak bergegas
keluar menyambutnya. "Ah. ternyata saudara Yang telah datang kemari. Hari telah malam, kami mengira saudara akan datang besok......." lelaki yang dikenal oleh Chin Yang Kun sebagai lelaki yang tadi sore membawa kawan-kawannya menjemput rombongan pembawa
jenazah, tampil ke depan dan menyapa Chin Yang Kun.
"Maaf, karena harus menghadiri jamuan makan yang
diselenggarakan oleh seorang kawan, aku terpaksa terlambat datang kemari." Chin Yang Kun cepat memberi keterangan.
"Silakan duduk, saudara Yang........!"
"Terima kasih!"
Chin Yang Kun mengangguk, tapi tidak segera duduk
seperti yang mereka harapkan. Sebaliknya pemuda itu malah
menatap pihak tuan rumah dengan tajamnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih sekali lagi atas penyambutan saudara
saudara semua kepadaku. Tetapi......terus terang aku tidak ingin berlama-lama disini. Setelah hari menjadi malam,
akupun masih mempunyai urusan lain yang harus kukerjakan.
Maka dari itu, aku ingin segera bertemu dengan Kim-liong Lo jin. Di manakah dia............?"
Terdengar lapat-lapat suara geram dari orang-orang Kim-
liong Piauw-kiok yang sedang menyambut pemuda itu.
Perlahan-lahan wajah mereka menjadi merah dan tangan
mereka kelihatan sudah gemetaran mau meraih senjata yang
berada di pinggang masing-masing. Tampaknya sikap Chin
Yang Kun yang kaku dan seenaknya sendiri itu benar-benar
telah menyinggung perasaan dan hati mereka.
Sejak sore mereka telah menunggu kedatangan pemuda itu
dengan perasaan tegang dan gelisah. Tetapi orang yang
mereka tunggu ternyata malah menghadiri sebuah jamuan
makan. Dan kini setelah mereka sudah mengendorkan syaraf
karena mengira pemuda itu akan datang besok, tahu-tahu dia muncul di hadapan mereka. Meskipun demikian mereka
berusaha menyambutnya dengan baik. Eeee....... tidak mereka sangka pemuda itu malah bersikap demikian kaku dan
meremehkan sekali kepada mereka. Malah datang-datang
pemuda itu lalu mendesak agar su-couw mereka yang sakit
dan sudah terlanjur kembali beristirahat di dalam kamarnya itu cepat-cepat keluar menemuinya. Siapa yang tidak tersinggung
" "Saudara Yang ! Sekali lagi....... Silakan duduk ! Ketahuilah, sudah sejak sore tadi Su-couw duduk di sini menantikan
saudara. Sekarang beliau berada di belakang untuk menemui
sahabat akrabnya yang telah bertahun-tahun tidak berjumpa.
Oleh karena itu kami diperintahkan untuk sementara
menemani saudara di sini....." orang yang mewakili pihak tuan rumah tadi berkata dengan nada kaku pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmm...... bukankah pihak kalian yang membutuhkan aku"
Cepatlah ! Kalau tidak, aku akan pergi dari sini !" Chin Yang Kun berkata lagi dengan nada tak sabar. Sedikitpun pemuda
itu tidak mempedulikan sikap tuan rumah yang gondok dan
mendongkol itu. "Kurang ajar ! Saudara Yang, kau benar-benar tidak
menghargai kami sebagai tuan rumah di sini!" wakil tuan
rumah itu membentak penasaran.
"Benar. Dikiranya kita takut dan gemetar mendengar
namanya," yang lain ikut menggeram dengan marah.
"Hantam saja! Apa gunanya kita bersikap baik kepada
pembunuh seperti dia" Mari kita membalaskan dendam Thio-
suhu !" Demikianlah, orang-orang Kim-liong Piauw-kiok itu lalu
mengeluarkan cambuk mereka ! Kemudian semuanya
menyebar mengelilingi Yang Kun. Mereka berjumlah kira-kira empatbelas atau lima belas orang, sehingga ruang pendapa
itu menjadi penuh dengan mereka.
Tapi orang yang berada di dalam kepungan mereka itu
ternyata tidak takut atau gemetar sama sekali. Pemuda itu
malah memandang mereka acuh tak acuh.
"Lekas katakan kepada Su-couw kalian agar datang kemari!
Dan jangan coba-coba membuat aku marah!" pemuda itu
mulai kehilangan kesabarannya.
"Persetaaaan.......!! Bunuh dia !" wakil pihak tuan rumah tadi menjerit.
Dan....... orang-orang itu segera menyerang Chin Yang Kun
dengan cambuknya. Taaar! Taaar ! Taaar ! Terdengar letupan cambuk mereka berkali-kali. Dan sebentar kemudian mereka
telah bertempur seru di dalam ruangan yang sempit tersebut.
Meja dan kursi segera terbalik dan terlempar ke mana-mana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chin Yang Kun mengerahkan sebagian dari tenaga
saktinya, lalu dengan Hok-te Ciang-hoat ia melayani para
pengeroyoknya. Tubuhnya yang ringan dan gesit itu meloncat dan melejit ke sana kemari menghindari cambuk yang
berseliweran di sekitar tubuhnya. Beberapa kali tangannya
menangkis ujung cambuk yang tak sempat dia hindarkan, lalu ganti menyerang pemegangnya dengan tebasan tangan yang
kuat dan tajam bagai golok ! Dan satu atau dua orang dari
para pengeroyoknya segera menjadi korban dari telapak
tangannya yang ampuh! Tapi keributan tersebut segera menarik perhatian orang-
orang Kim-liong Piauw-kiok yang lain. Mereka segera
berdatangan ke tempat itu dan ikut mengeroyok Chin Yang
Kun. Demikianlah, pertempuran semakin berkobar dan
melibatkan seluruh anak murid Kim-liong Piauw-kiok yang ada di dalam gedung itu. Sampai-sampai orang yang bertugas
menjaga mayat Thio Lung di ruang tengahpun ikut-ikutan pula mengeroyok Chin Yang Kun ! Dan karena pendapa tersebut
sudah tidak muat lagi, maka pertempuran itu lalu bergeser ke luar, yaitu ke halaman depan.
Semula Chin Yang Kun memang tidak ingin memperuncing
urusan pembunuhan itu dengan pembunuhan pula. Tapi
menghadapi sedemikian banyak orang, mana mampu ia
mengontrol gerakannya lagi " Satu dua orang mulai roboh
dengan luka yang cukup parah terkena pukulannya. Mereka
cepat digotong keluar arena oleh teman-temannya, takut
terkena senjata nyasar atau terinjak-injak.
"Berhentiiiii.......! Mengapa kalian tidak mau berhenti juga"
Apakah kalian semua menginginkan pertumpahan darah di
halaman ini?" di dalam kesibukannya Chin Yang Kun masih dapat berteriak memperingatkan lawan-lawannya.
"Persetan! Kaulah tadi yang memulainya ! Mengapa
sekarang kau pura-pura tidak menginginkan pertumpahan
darah ini" Bukankah keributan seperti ini yang kau idam-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
idamkan di dalam hatimu" Sebab dengan kericuhan seperti ini kau dapat melampiaskan nafsu membunuhmu sepuas-puasnya
! Tidak........! Kami tidak akan berhenti melawanmu ! Kami tidak takut mati !" lelaki yang menyambut kedatangan Chin Yang Kun tadi berteriak pula untuk menjawab tantangan Chin Yang Kun itu.
"Kalianlah yang memulainya! Bukan aku! Mengapa kalian tidak lekas-lekas mengeluarkan Kim-liong Lo-jin tadi?"
"Bangsat ! Sungguh hanya mau menangnya sendiri saja!
Bukankah tadi sudah kukatakan sebab-sebabnya ?"
"Aaah....... itu cuma alasan kalian saja!"
"Keparaaaaaat !" lawan Chin Yang Kun mengumpat kasar sekali, suatu tanda bahwa hatinya benar-benar marah dan
mendongkol sekali. Dan pertempuranpun berlangsung lagi dengan sengitnya.
Orang-orang Kim-Liong Piauw-kiok itu menyerang semakin
beringas dan dengan kemarahan yang meluap-luap. Begitu
ramai dan riuhnya pertempuran mereka sehingga
mengagetkan para tetangga dan orang-orang yang lewat di
jalan raya. Maka sebentar saja suasana menjadi ribut.
"Tahaaaan !" Tiba-tiba dari atas pendapa terdengar suara lantang yang
memekakkan telinga! Begitu kuatnya pengaruh suara tesebut, sehingga orang-orang yang berada di halaman itu seperti
mendengar suara geledek di telinganya. Beberapa orang
tampak terhuyung-huyung mau jatuh.
Sekarang Chin Yang Kun benar-benar terkejut ! Ulu hatinya
terasa seperti digempur oleh getaran tenaga yang tak
kelihatan ujudnya. Dan hal ini berarti bahwa di dalam arena telah muncul lawan baru yang menyerang dia dengan ilmu
semacam Sai-cu Ho-kang (Auman Singa) yang maha dahsyat !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Otomatis Chin Yang Kun menoleh ke atas pendapa.
Seorang kakek tinggi kurus dengan kumis dan jenggot putih, tampak berdiri tegak memandang ke arahnya. Mata kakek itu
luar biasa tajamnya dan menatap dirinya tanpa berkedip. Dan semua orang yang mengeroyoknya tadi tampak memberi
hormat kepada kakek tersebut.
"Hmmm, inikah Kim-liong Lo-jin itu ?" Chin Yang Kun berkata di dalam hatinya.
"Tapi....... kenapa tidak kelihatan sedikitpun kalau ia sedang sakit?"
Perlahan-lahan kakek itu menuruni tangga pendapa. Dan
orang-orang Kim-liong Piauw-kiok itu segera menyibak begitu kaki kakek jangkung tersebut menginjak halaman. Otomatis
Chin Yang Kun dan kakek itu lalu saling berhadapan dalam
jarak enam atau tujuh tombak. Keduanya saling menatap
seperti ayam jago di dalam kalangan.
"Ada apa di sini " Mengapa kalian ribut-ribut dalam suasana berkabung begini!" kakek itu tiba-tiba memalingkan mukanya dan bertanya ke arah orang-orang Kim-liong Piauw-kiok itu.
Lelaki yang bertindak sebagai tuan rumah tadi bergegas
keluar dari barisan. "Pemuda itu adalah pembunuh Thio-suhu, Lo-enghiong....!" lapornya seraya membungkuk.
"Kurang ajar! Apa katamu.......?"
Chin Yang Kun berteriak marah. Tubuhnya tiba-tiba melesat
ke arah laki-laki itu dan dari telapak tangannya menghembus udara yang kuat luar biasa. Dan sekejap kemudian........


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bhlaaaar! Gerakan pemuda itu mendadak tertahan di udara, lalu
tubuhnya tertolak ke belakang dan..... terbanting ke atas
tanah! Semua kejadian itu, yaitu dari serangan Chin Yang Kun yang dilakukan sambil melompat tadi, kemudian adanya
sebuah tenaga yang menahan gerakan tersebut, dan akhirnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang membuat pemuda itu terbanting ke atas tanah,
semuanya hanya berlangsung dalam waktu yang sangat
pendek! Chin Yang Kun bangkit kembali dengan cepat, dan dari
mulutnya tampak menetes darah segar. Matanya mencorong
dingin menakutkan. Setapak demi setapak pemuda itu
melangkah mendekati kakek jangkung tersebut. Dan
langkahnya baru berhenti ketika jarak di antara mereka tinggal satu setengah tombak saja.
"Kau...." Kau siapakah" Mengapa kau ikut campur dan
membokong aku?" dengan suara bergetar karena menahan
kemarahannya Chin Yang Kun menuding muka kakek itu.
Kakek itu menanggapi kemarahan Chin Yang Kun tersebut
dengan sikap acuh tak acuh. Dengan tenang kedua lengannya
justru dilipat di depan dadanya.
"Siapakah yang membokongmu, anak muda" Jangan
menuduh orang sembarangan saja. Aku tadi hanya mencoba
memapaki seranganmu dengan pukulan jarak jauh pula. Dan
aku melakukannya dari depan, bukan dari arah
belakang........" "Tapi kau melakukannya tanpa memberi tahu aku lebih
dahulu. Padahal di antara kita tidak ada perselisihan."
Kakek itu mengelus jenggotnya. "Hmmm, anak muda........
kau jangan hanya mau menang sendiri saja! Bukankah
kedatanganmu kemari sehingga terjadi pertempuran itu sudah menunjukkan perselisihan di antara kita" Dan....... apakah kau tadi juga memperingatkan lebih dulu ketika menyerang lelaki itu ?"
Chin Yang Kun diam tak bisa menjawab. Tapi sejalan
dengan itu di dalam tubuhnya telah bergolak kemarahan yang membuat seluruh tenaga sakti Liong cu-i-kangnya bangkit dari tan-tian dan........ tak bisa dibendung lagi!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kulit tubuhnya berubah menjadi gelap kekuning-kuningan
dan udara atau hawa yang sangat dingin terasa menghembus
melalui jalan pernapasannya. Begitu tajam dan kuatnya
pengaruh hawa dingin tersebut sehingga kakek jangkung itu
merasakannya juga. "Hah"!" kakek itu mengangkat wajahnya dengan kaget.
"Baiklah, orang tua....... Agaknya semua orang di tempat ini telah menuduh aku sebagai pembunuh Thio Lung. Dan
kelihatannya semua sanggahan atau kata-kataku sudah tidak
akan dipercaya lagi. Kini semua orang hanya mempunyai satu niat, yaitu........ membunuh aku ! Kalau demikian halnya ?".
apa boleh buat, aku akan mempertahankan nyawaku sedapat-
dapatnya ! Marilah.......!!"
Chin Yang Kun merendahkan tubuhnya dan dari mulutnya
terdengar suara mendesis yang amat keras. Kemudian kedua
tangannya yang terkepal di samping pinggangnya itu tiba-tiba meluncur ke depan dengan kekuatan penuh, menghantam ke
arah dada kakek jangkung tersebut. Whuuuuussss........!
Kakek itu cepat memasang kuda-kuda pula. Sepasang
lengannya terulur pula dengan cepat ke depan, menyongsong
pukulan Chin Yang Kun ! Melihat tenaga yang dikeluarkan oleh pemuda tersebut terasa hebat luar biasa, maka kakek itupun juga tidak berani bermain-main lagi. Meskipun demikian kakek itu yang merasa kepandaian dan ilmunya lebih tinggi dari pada ilmu dan kepandaian lawannya, hanya mengerahkan tiga
perempat bagian saja dari seluruh tenaga saktinya. Tapi
biarpun cuma tiga perempat bagian saja, ternyata perbawanya sungguh telah menggiriskan hati para penonton di sekitarnya.
Semuanya segera menyingkir ketika tiba-tiba muncul pusaran angin yang bergemuruh dari tubuh kakek itu!
Bhlaaaaar.......!!! Dua pasang lengan berbenturan di udara, menimbulkan
suara nyaring di telinga para pendengarnya ! Tapi benturan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
antara dua tenaga sakti itu menimbulkan perbawa lain di hati para penonton di halaman tersebut ! Benturan itu seolah-olah menimbulkan getaran keras yang menghantam rongga dada
mereka, sehingga mereka merasa seperti ada suara
menggelegar di dalam jantung mereka! Belasan orang menjadi sempoyongan karena tergoncang keseimbangannya!
Dan".. akibat dari benturan tersebut ternyata juga
mengejutkan para pelakunya sendiri! Keduanya ternyata juga tidak menyangka bahwa lawan yang mereka hadapi
mempunyai kesaktian demikian hebatnya! Terutama bagi
kakek jangkung itu ! Kakek jangkung itu yang dengan mengerahkan tiga
perempat bagian sinkangnya merasa sudah terlalu cukup
untuk menggempur lawannya, ternyata terkejut sekali ketika kuda-kudanya terguncang dan kemudian malah". terbanting
jatuh ke atas tanah seperti yang dialami oleh lawannya tadi !
Darah menetes pula dari sudut bibirnya, membasahi kumis
dan jenggotnya yang putih! Kakek itu bangun kembali dengan cepat. Mukanya pucat karena malu, sementara matanya
melotot seolah-olah tak percaya apa yang telah dialaminya.
"Bo-bocah kurang ajar"..!" kakek itu mengumpat dengan suara tertahan di dalam kerongkongannya. Kemudian dengan
kemarahan yang meluap ia mengerahkan seluruh
kekuatannya. ''Terimalah pukulanku.....!" geramnya.
Dan sekejap kemudian tubuh Chin Yang Kun bagai hendak
dihempas oleh pusaran angin ribut yang lebih dahsyat dari
pada tadi. Gemuruh suaranya !
Tetapi Chin Yang Kun cepat merendahkan tubuhnya.
Badannya yang penuh terisi tenaga sakti Liong-cu-I-kang itu menerjang pusaran angin selangkah demi selangkah ke
depan, seperti seekor naga yang merayap dalam derasnya
gelombang Sungai Huang-ho. Dan begitu sudah berhadapan
langsung dengan lawan, pemuda itu segera menyerang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan jurus Kai-chuang-kan-seng (Membuka Jendela Melihat
Bintang) ke arah lutut kakek itu.
Di dalam kekagetannya, karena Chin Yang Kun ternyata
mampu menerjang hembusan angin pukulannya, kakek
jangkung itu meloncat ke samping menghindari cengkeraman
tangan Chin Yang Kun yang mengarah ke lututnya. Lalu dari
arah samping kakek itu membalas pula dengan pukulan lurus
dari atas ke bawah ke arah ubun-ubun Chin Yang Kun.
Gerakan tersebut disebut jurus Menancap Tiang di Puncak
Gunung ! Chin Yang Kun melangkah mundur kembali, sehingga
pukulan kakek itu lewat di depan mukanya. Kemudian pemuda
itu menerjang ke depan Iagi dengan dua buah kepalannya.
Tapi dengan mudah kakek itu juga dapat mengelakkannya.
Selanjutnya kedua orang itu lalu bertarung dengan
dahsyatnya. Masing-masing mencoba dengan segala
kemampuannya untuk mengalahkan lawannya. Para penonton
semakin lama semakin menjauhi arena, sebab perbawa yang
dikeluarkan oleh kedua orang itu semakin lama juga semakin membahayakan orang-orang di dekat mereka. Angin pukulan
mereka saja ternyata mampu meledakkan dan
menghancurkan benda-benda yang berada jauh dari tempat
mereka bertempur ! Semakin hebat dan seru mereka bertempur kakek jangkung
itu semakin heran dan penasaran menyaksikan kedahsyatan
ilmu Chin Yang Kun ! Pemuda belasan tahun yang patut
menjadi cucu atau anaknya dapat mengimbangi seluruh
kemampuan dan pengalamannya selama berpuluh-puluh
tahun ! Dan yang benar-benar sangat mentakjubkan dan
mengherankan hati kakek itu adalah kesempurnaan Iweekang
pemuda remaja tersebut. Lweekang pemuda itu demikian
sempurna dan hebatnya, sehingga Iweekang tersebut seakan-
akan telah dihimpun dan dipelajari oleh pemuda itu selama
berpuluh-puluh atau bahkan lebih dari seratus tahun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebaliknya, Chin Yang Kun sendiri juga tidak kalah takjub
dan herannya menyaksikan kehebatan dan kedahsyatan ilmu
kepandaian orang tua itu. Rasa-rasanya pemuda itu belum
pernah melihat ilmu silat yang bisa menimbulkan badai angin yang bergemuruh seperti itu. Dan pemuda itu semakin takjub lagi apabila kakek tua itu kadang-kadang mengeluarkan
Wanita Gagah Perkasa 10 Dendam Dan Prahara Di Bhumi Sriwijaya Karya Yudhi Herwibowo Manusia Harimau Jatuh Cinta 4
^