Pengelana Rimba Persilatan 4
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 4
Habis bicara, orangnya seperti elang terbang, langsung naik ke atas, seperti terbang keluar pekarangan, di tengah jalan membelok tajam naik ke atas genteng, sepertinya bukan seorang manusia, tapi seekor burung besar yang dapat terbang bebas, ilmu meringankan tubuhnya, sungguh menakutkan orang.
Fu Ke-wei membuka lebar pintu kamar, menggendong
tangan melangkah keluar kamar.
"Jurus Naga Terbang Sembilan Besar yang hebat." sambil bicara sambil melangkah, "cara demonstrasi begini sangat menakutkan
orang, kelihatannya jika aku tidak diam-diam kabur ketempat jauh,
mungkin akan mampus... baik!"
Sebuah bayangan abu-abu yang tipis, dari bawah tembok seperti
setan menerjang datang, cepat laksana kilat, sepasang tangannya
mendekati punggung Fu Ke-wei.
Tiba-tiba Fu Ke-wei berjongkok kebawah, sepertinya di
belakang dia punya mata, sepasang tangan lawan yang hampir
mengenai tubuhnya, tiba-tiba tidak mengenai sasarannya.
Tinggi tubuh tidak sampai dua chi, jurus Kaki Ekor Macan Fu
Ke-wei menyerang dengan dahsyat, tidak ringan tidak keras
mengenai lutut bayangan abu-abu di belakangnya, lalu mendorong,
bayangan abu-abu itu pun terjatuh kebawah.
Dia membalikan tubuh menerkam seperti macan, berteriak keras
sekali, kaki kanannya ditekukan dulu, seperti godam besar ribuan jin, buuk... terdengar satu suara, sebuah lutut mengenai dadanya bayangan abu-abu, tubuhnya mengikuti membungkuk kedepan, satu telapak
dipukulkan di telinga kanan bayangan abu-abu.
Dalam sekejap ini, senjata gelap berter-bangan.
Bayangan orang bergerak cepat tiba-tiba terdiam, senjata gelap
menembak tembok seperti hujan mengenai daun teratai, kembang api
bertebaran. Bayangan abu-abu diam tergeletak di lantai, tapi Fu Ke-wei telah
menghilang. Di atas atap rumah dan di kegelapan pekarangan, ada lima
bayangan hitam menerjang keluar mengikuti senjata gelapnya, siapa
pun tidak mengetahui bagaimana menghilangnya Fu Ke-wei.
Hei-sha Shang-fei, salah satu dari Enam Jahat Xiang-yang, setelah
naik ke atas atap rumah dengan ilmu meringankan tubuhnya yang
luar biasa itu, segera menggunakan ilmu terbang di atap jalan di
dinding, menggunakan atap rumah berjalan pergi ke selatan, dengan
cepat sekali sampai di ujung jalan utara kota, baru meloncat ke
bawah. Di utara kota ada sepuluh lebih bayangan hitam menunggu,
setelah orangnya datang, segera menyelusuri jalan ke utara dengan
cepat sekali. Di luar satu li, di sebelah kanan jalan ada bangunan
peristirahatan, dan di malam hari ada tersedia air teh.
Di pintu bangunan berdiri satu bayangan hitam. Sepuluh lebih
bayangan hitam seperti terbang telah sampai.
"Berpencar dan sembunyi disekeliling." Bayangan paling depan berteriak pelan.
"Tidak perlu lagi, apa kalian baru datang?" Bayangan yang berdiri di pintu bangunan peristirahatan berteriak, "ha ha ha ha! Tamu datang lebih dulu dari pada tuan rumah, saudara Hei-sha, Shang-fei, kalian sungguh kurang sopan, aku marga Fu sudah lama menunggu.
Jangan tergesa-gesa, baik-baik istirahat dulu, supaya bisa menambah semangat, betul tidak?"
Empat belas orang, berbaris di tengah jalan, semua tampak
tertegun, mereka hampir tidak percaya Fu Ke-wei bisa sampai terlebih dulu dari mereka.
"Saat aku menyampaikan pesan, apa kau benar ada di dalam
kamar?" tanya Shang-fei terkejut, "anda da......datang dari mana?"
"Omong kosong! Jika aku tidak di dalam kamar, bagaimana tahu
tempat pertemuannya?" kata Fu Ke-wei dingin, "di penginapan masih ada enam orang bangsat bisa jadi saksi, mereka diam-diam
menyerang dengan senjata gelap."
"Mereka......" "Demi undangan anda, aku tidak apa-apakan mereka. Tapi,
bangsat yang tiarap di bawah tembok yang diam-diam menyerangku
dengan keji, dia menyerang dari belakang menggunakan Cakar Setan
Dingin, sangat menyebalkan sekali. Apakah dia itu Setan Jahat
Sun-ren" Dia sedikit pun tidak ada rasa kasihan, hawa racun negatif Cakar Setan, dapat melukai orang dari jarak tiga chi lebih, telah
digunakan secara diamdiam menyerang orang sangat jitu sekali,
perbuatannya ini tidak salah kalau di bunuh."
"Kau apakan dia......"
"Dia tidak akan mati, tapi di bandingkan dengan Ba-fangdu-ti
Jin-ba-dou, dia mungkin lebih parah sedikit, ada beberapa tulang
iga yang patah harus diobati."
Empat belas orang itu melihatnya, jelas terkejut oleh
perkataannya, juga sepertinya rada sedikit tidak percaya.
"Kelihatannya, kau ini adalah pesilat tinggi misterius yang berilmu hebat." Kata Shang-fei menggigit gigi, "bertarung adil denganmu, orang yang dapat mengalahkanmu tidak ada seberapa orang."
"Bagus, bagus." Dengan waspada dia melihat pada empat belas orang yang mengepung-nya, "di luar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, ilmuku belum terhitung hebat. Anda
mengundangku datang kesini, betulkah berniat menggunakan
keahlian silat mengusir aku meninggalkan tempat ini?"
"Kau sedang mendesak kami melakukan hal yang luar biasa."
"Tidak berniat lagi bertarung dengan adil?" dia bertanya dengan nada dalam.
"Ini juga kau yang memaksa kami."
"Empat belas lawan satu?"
"Mungkin." Kata Shang-fei, "kau terlalu hebat, tidak bisa salahkan kami."
"Kalian melakukan ini, apakah pernah memikirkan
akibatnya?" "Kami sudah datang, sudah datang ya tergantung nasib. Tenang saja, kami tidak akan mendakwamu membunuh orang pada pemerintah. Aku
percaya kau mungkin bisa membunuh beberapa dari kami, tapi kami
percaya kau akan membayarnya dengan nyawamu."
"Ooo...! Orang penting kalian, sepertinya belum datang."
"Yang kau maksud saudara Li" Dia pergi mencari Huo-baoing dan Bu-fei-khe untuk mencari penyelesaian, tidak sempat datang kesini.
Empat belas di banding satu, kau masih merasa kurang?"
"Sebaliknya, aku merasa harus waspada. Orang banyak lebih kuat, masing-masing perbedaan silatnya tidak beda seberapa, lebih banyak satu orang pasti lebih dapat peluang. Makanya, aku tidak berniat
menempuh bahaya bertarung dengan kalian empat belas orang,
selamat jalan......"
Tapi, dia sudah terlambat satu detik, di saat dia mengatakan
tidak berniat menempuh bahaya, empat orang yang paling dekat
telah maju melakukan penyerangan.
Lawannya menyerang menggunakan telapak dan tinju, dia sedikit
merasa di luar dugaan, di saat ragu-ragu inilah, dia sudah terlambat untuk mundur, dengan reflek dia mengerahkan tenaga dalam
menahannya. Begitu sepasang tangannya di buka, dia tahu dia akan celaka
Dia pertama kali melihat empat orang menyerang, tidak
menyangka sepuluh orang lainnya mendadak mengulurkan
telapak tangan pada temannya, dengan kuda-kuda, tangan
sepuluh orang itu masing masing di tempelkan pada bahu empat
temannya itu. Melihat keadaan begini, dia tahu habislah sudah.
Buuk... paak... beberapa suara keras terdengar, dia merasa seperti sepuluh ribu jin tenaga mengenai tubuhnya, sepasang lengannya
seperti terkena geledek, tenaga dalam tertahan, tenaga dahsyat
membalik. Ilmu menyatukan tenaga dalam, adalah ilmu hebat yang jarang
ada, ilmu ini harus di gunakan oleh orang yang telah berlatih tenaga dalam, jika salah seorang tenaga dalamnya kurang kuat, orang ini
bukan saja akan celaka, tenaga yang terkumpul juga akan buyar.
"Mmm......" Dia teriak dengan suara terbekam, tubuhnya terbang kebelakang
oleh tenaga yang dahsyat, menuju ke arah bangunan peristirahatan
yang berada dua zhang lebih dibelakang, seperti layang-layang putus tali, tangan dan kaki meronta-ronta terbang.
Di atas bangunan peristirahatan di tiang palang, turun satu
bayangan hitam, tubuh itu turun dari atas kebawah sambil
membentak, sepasang telapak tangannya memukul, menimbulkan
angin pukulan yang kuat. Buum... terdengar suara keras, arah tubuh Fu Ke-wei yang jatuh
berbelok setelah terkena serangan angin pukulan itu, roboh ke lantai di tengah bangunan.
Orang yang diam-diam menyerang tubuh Fu Ke-wei naik
miring, sepasang kaki turun ke bawah, dengan kekuatan penuh
menginjakan kakinya pada Fu Ke-wei.
Di saat hidup atau mati, orang yang semangat hidupnya kuat, bisa
mendadak mengeluarkan tenaga tersembunyi yang sulit di
bayangkan, seluruh tubuhnya timbul satu perubahan aneh.
Sekejap setelah dia jatuh, dia mengeluarkan satu siulan panjang yang bernada marah, tubuhnya berguling, tangan dan kakinya mendadak
mengeluarkan tenaga kuat meloncat ke atas, tubuhnya seperti anak
panah terlepas dari busurnya, dari bawah palang pembatas bangunan
menerobos keluar, sejauh tiga zhang lebih, sekali loncat tiga zhang lebih, dua tiga loncatan telah menghilang di kegelapan malam, seperti
bayangan setan yang menghilang.
Orang yang mengejar di belakang, hanya mengejar seratus
langkah lebih, sesudah itu tidak terlihat bayangannya lagi.
Hari kedua, hari ketiga, pelayan penginapan Fu-tai tidak
pernah melihat dia kembali kepenginapan.
Sore hari di hari ketiga, di utara kota Fan sekitar lima-enam li di Ji-li-dian-guan.
Satu li sebelah barat Ji-li, ada satu sungai kecil yang mengalir ke selatan, pantainya tumbuh subur rumput alangalang yang cukup
tinggi. Ada seorang anak kampung sedang mencari anak kambing yang
hilang, ketika mendekati pantai, tiba-tiba dia melihat di depan rumput alang alang, duduk seorang pemuda dengan wajahnya yang pucat,
sepasang mata tertutup rapat, sepertinya sedang tidur.
Bajunya yang robek-robek sudah tidak bisa menutup
tubuhnya lagi, otot dan dagingnya tampak merah seperti darah,
berbeda sekali dengan wajahnya yang pucat putih.
"Aduh! Kau.. .kau ini manusia.. .atau setan"
Anak kampung itu berteriak terkejut, sempoyongan
melangkah mundur. "Aku manusia." Kata si pemuda, pelan-pelan dia membuka sepasang mata yang tampak kelelahan, "aku punya satu balok perak, tolong belikan aku makanan, paling bagus ada satu teko arak. Dan juga, kecuali orang di rumahmu, jangan sekali-sekali katakan aku ada disini. Jangan takut, kemarilah, saudara kecil!"
Anak kampung itu sudah tidak takut lagi, dengan wajah penuh
pertanyaan pelan-pelan mendekat.
"Di rumahku ada arak, masakan juga bisa beli di Ji-li-dianguan."
Anak kampung berkata, "kau...kau tampaknya seluruh tubuhnya
berlumuran darah..."
"Bukan, aku di lukai oleh perampok." Dia menyodorkan sepuluh liang perak, "paling baik suruh orang tuamu sediakan masakannya, jangan beli di Ji-li-dian-guan."
"Baiklah." Anak kampung menerima perak, "rumahku di depan tidak jauh, aku bawa kau kesana, baik tidak?"
"Aku telah mendapat luka yang parah, seluruh tubuh terasa lemas, tidak bisa berjalan."
"Ka......kalau begitu biar ayahku menggendongmu......"
"Tidak perlu, begitu bergerak tubuhku jadi sakit."
"Ha......hari hampir gelap......"
"Aku akan duduk disini sampai hari terang. Cepatlah pergi, terima kasih adik kecil."
Anak kampung menganggukan kepala, dengan cepat berlari
pergi. Hari keempat, pemilik penginapan Fu-tai, siap melapor pada
kantor pemerintah mengenai tamunya yang hilang.
Hal ini sangat repot, tapi tidak melapor lebih repot lagi, siapa
tahu telah terjadi perkara pembunuhan, kecuali mayatnya tamu
selamanya tidak diketemukan.
Masalah keluarga Li menyelidik saksi, masih tetap di lakukan,
tidak memperdulikan masalah Fu Ke-wei lagi. Di dalam hati orang
orangnya keluarga Li berpikir, si marga Fu tentu sudah tidak ada di dunia lagi!
Jin-ba-dou dan Setan Jahat Sun-ren telah menjadi orang tidak
berguna, saluran yang dikunci tidak ada orang yang bisa
membukanya. Jika si marga Fu benar-benar telah mati, dua orang ini juga hilang harapannya" Bagusnya tuan besar Li punya uang, juga dengan Wu-dang ada hubungan yang baik, dia telah mengutus orang membawa uang yang banyak pergi ke Wudang, mengundang para senior Wu-dang untuk
datang menolong, dalam dua hari ini seharusnya sudah datang, harapan dia besar sekali.
Hari ini setelah lewat tengah hari, kabar dari Xu-zhou telah sampai di perumahan Han-bei.
Setelah hari gelap, restoran Xing-yuan yang tidak jauh di sebelah kiri dari gedung Dong-dao, adalah restoran yang ternama di kota ini, tamu yang keluar masuk adalah tuan besar yang ternama di kota ini, seratus langkah sebelah timur jalan, adalah rumahnya Hei-sha Shang-fei.
Hei-sha Shang-fei sering mengundang orang di restoran
Xing-yuan. Ruang makan di tingkat dua tampak luas sekali, ada tiga ruang
berdampingan, ruang vip terpisah menggunakan penghalang, juga
ada empat kamar vip kecil, untuk tamu yang datang membawa
istrinya. Di sekeliling ruangan digantung sepuluh lebih lentera, terang
seperti siang hari. Di sebelah timur ruang vip, wajah tuan rumah Hei-sha sudah
tersenyum. Tamu utama Tuan besar Li juga berseriseri, sepertinya
seluruh tubuhnya penuh kegembiraan.
Ada enam orang tamu pendamping, di-antaranya ada juga Luo
Wen-jing. Tamu restoran memenuhi ruangan, suaranya sangat ramai, orang
didalam ruang vip jika bicara harus dengan suara keras.
"Saudara Shang, berita dari Xu-zhou telah sampai tadi sore."
Suara Tuan besar Li meninggi, "berita yang di dapat dari
perusahaan angkutan, memastikan orang itu marga Fu, namanya
Xian, adalah bocah kecil yang pantas mati itu.
Sedangkan surat yang datang dari kantor Nan-yang, mengatakan
orang itu marga Wu namanya Ming, mereka harus mendapatkan dia
untuk menjadi saksi, semua membuat aku bingung."
"Saudara Li, sebenarnya masalah ini tidak ribet." Hei-sha dengan lagak sok berkata, "bocah itu tentu saja tidak mau memperkarakan, mungkin dia telah melapor pada pemerintah, makanya dia menulis
dengan nama palsu Wu-ming, buru-buru meninggalkan daerah
Nan-yang, supaya tidak terlibat perkara, tinggal disini jadi saksi bukanlah hal yang menyenangkan. Beberapa hari lalu di gunung Xian, dia menitip surat pada putra anda, jelas ingin memeras saudara Li, dia sungguh pantas mati."
"Aku khawatir dia belum mati." Kata Tuan besar Li dengan tidak tenang, "jika dia kembali ke Nan-yang menjadi saksi, ini..."
"Saudara Li tenang saja! Setelah terkena serangan tenaga empat belas orang yang bergabung, putra anda juga tepat waktunya
menggunakan jurus Telapak Menggoyang Gunung melakukan serangan
maut, walau dia punya sembilan nyawa, juga tidak akan lolos dari
maut." "Tapi dia mati tidak terlihat mayatnya." Nada bicara Tuan besar Li tetap tidak mantap,
"seharusnya, dia segera mati di tempat, kenyataannya dia masih bisa menghilang."
"Itu karena hari terlalu gelap, kami juga sedang kehabisan
tenaga, tidak dapat segera mengejarnya, makanya dia dapat lari
sampai di pinggir sungai, terjun ke sungai dan mati, jejak dan
nasibnya sudah jelas. Bicara soal ilmunya, tidak mati di tempat
bukanlah hal aneh. Saudara Li, tidak perlu khawatir lagi, tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi! Ooo! Saudara Li, pendeta dao
Qing-xi kapan bisa datang?"
"Besok pasti datang." Kata Tuan besar Li, "tadi siang aku menjenguk saudara Sun, luka patah tulangnya sudah bisa di
sembuhkan, tapi mungkin dalam waktu singkat tidak bisa
menggunakan cara mengurut membuka salurannya, aku berharap
obat Wu-dang, Jiu-huan-dan dari pendeta dao Qingxi, bisa
menolong saudara Sun dan Jin."
"Seharusnya tidak akan ada masalah." suara Shang-fei dengan sangat percaya diri, "pendeta dao Qing-xi adalah salah satu dari Sembilan Tetua Wu-dang, dulu pernah memegang jabatan Tujuh
Insan Danau Pelepas Pedang, ilmu silatnya sudah sampai taraf dewa, pasti bisa menguraikan jurus anehnya bocah Fu itu."
"Itulah yang diharapkan."
"Di pihak Nan-yang tidak ada beritanya." Shuang-jie-shusheng Luo Wen-jing mengalihkan pembicaraan, "Dua orang tua itu telah meninggalkan kota Fan, sepertinya mereka tidak berani lagi
mengacau. Aku dengan nona Duan-mu berniat pamit, besok akan
pergi ke Wu-dang." "Saudara Luo, mainlah beberapa hari lagi." Tuan besar Li dengan tulus minta tamunya tinggal, "Pendeta dao Qing-xi sudah dua puluh tahun tidak pernah meninggalkan Wu-dang, dia menyanggupi
datang kesini, kau bisa mendekati dia, aku percaya pasti akan
mendapat banyak manfaat."
"Benar!" kata Shang-fei ikut mendukung kata-kata Tuan besar Li,
"pendeta dao Qing-xi di dunia persilatan bukan saja senior dan terhormat, namanya juga termasyur, di hati orang sampai ribuan li, juga adalah dewa hidup yang semua orang tahu, ada kesempatan mendapat
petunjuk dari dia, sungguh itu adalah satu kehormatan bagi kami ini, saudara kecil jangan melewatkan kesempatan ini."
Shuang-jie-shu-sheng tidak ada masalah dengan Wu-dang, tapi
dia ada kesulitan lain. Beberapa hari belakang ini, dia menyadari perbuatan Li
Yong-kang tidak cocok dengan hatinya, semua orang yang
berhubungan dengannya tampak misterius, di luar mengatakan
telah mendapat bantuan dari para pendekar kebenaran, untuk
menghadapi tantangan Nan-yang-ba-jie. tapi di dalam hati dia
sudah merasakan, dia telah diperalat oleh Tuan besar Li.
Tentu saja dia tidak mau membantu orang begini tapi dia tidak
mau dianggap setia kawan.
Dan sekarang Nan-yang-ba-jie telah menarik orang yang diutus untuk menanyakan masalah, musuh berat si marga Fu itu juga telah dibunuh oleh kelompok Enam Jahat, masalahnya telah selesai, dia harus
cepat-cepat meninggalkan tempat yang kacau ini.
Dia tidak begitu setuju dengan tingkah laku Tuan besar Li, juga
tidak tahu kejadian sebenar-nya, lebih-lebih tidak menduga peristiwa berdarah di kabupaten Ye benar-benar melibatkan orang-orang yang
tidak berdosa, dia mengira ini hanyalah masalah permusuhan antara
Tuan besar Li dengan Nan-yang-ba-jie, penguasa dua daerah, saling
terjadi perselisihan itu adalah hal yang biasa, cara yang digunakan kedua belah pihak masing-masing ada kekurangannya, itu tidak bisa
terlalu disalahkan. Tapi, Tuan besar Li bersatu dengan Enam Jahat diam-diam
menyerang marga Fu, dia tidak mengatakannya di mulut, tapi
didalam hati sangat tidak senang, saat ini jika tidak meninggalkan, tunggu kapan lagi"
Dia sudah tidak ada keperluan tinggal untuk melerai perselisihan
teman-teman dunia persilatan, sehingga, dia melepas kesempatan
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemu dengan tetua Wu-dang, dia bersikeras menyatakan besok
meninggalkan Xiang-yang pergi keselatan.
0-0-0 Pesta makannya hingga larut malam, setelah puas baru bubar.
Di kota Tuan besar Li punya rumah lainnya, tempatnya di
Tong-ti-fang, sebuah pekarangan yang luas, hanya beberapa
keponakan keluarga Li yang tinggal di sana, biasanya di gunakan
untuk menjamu para tamu penting.
Beberapahari ini, Shuang-jie-shu-sheng dan Duan-mu Xiu Yin,
telah pindah dari Kebun Li di luar kota ke pekarangan besar di
dalam kota, di dalam pekarangan masih tinggal sepuluh lebih
teman baik yang datang siap untuk membantu menghadapi
Nan-yang-ba-jie, melakukan sesuatu di sini lebih leluasa dibanding di Kebun Li, pergi juga lebih mudah dan cepat. Jika di dalam kota ini tidak ada rumah tinggal, maka malam hari dia tidak akan muncul di
restoran, di malam hari lalu lintas dalam kota dan luar kota terputus sama sekali.
Pasar malam telah lenggang, orang di jalanan juga semakin sedikit.
Kebanyakan toko telah tutup, lampu pintu rumah bersinar merah
gelap. Lentera besar yang tertulis merk toko, bergoyang-goyang ditiup
angin sungai, bayangan orang yang berjalan juga jadi
bergoyang-goyang, pandangan mudah menjadi keliru.
Tapi bagi pesilat tinggi dunia persilatan ini, pandangannya tidak
mudah keliru. Tuan besar Li berjalan di tengah, Shuang-jie-shu-sheng di
sebelah kanan. Seorang lagi yang julukannya Angin Putar Qin Bao-yuan berjalan
di sebelah kiri, Qin adalah teman baiknya Tuan besar Li.
Tiga orang berjalan berdampingan, masing masing dalam keadaan
setengah mabuk, sambil berbincang berjalan menuju Tong Ti-fang.
Bayangan orang memanjang, panjang sekali diatas jalan yang lebar.
0-0-0 Bab 8 Bandit Tai Qiao-zhuang yang setia, menyamar jadi seorang
pengelana miskin, dia mengikuti dari belakang dua puluh langkah
lebih, tubuhnya yang tinggi besar tampak sedikit terbungkuk lesu.
Seorang yang berdandan pelayan keluarga kaya, berjalan cepat
sambil menundukan kepala, dia berpapasan dengan Tuan besar Li
bertiga, sepertinya ada urusan penting yang harus diurus, hingga
dijalan tidak memperdulikan orang lain.
Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan tidak melihat jelas wajah pelayan ini, bagaimana pun begitu melirik, sudah tahu bukan orang
asing yang dikenal oleh dirinya, jadi tidak perlu di perhatikan.
Di jalanan orang yang ingin cepat-cepat pulang kerumah tidak
sedikit, bagaimana bisa memperhatikan gerak-gerik setiap orang"
Pelayan itu jalannya terburu-buru, sesaat setelah berpapasan
dengan Tai Qiao-zhuang, Bandit Tai juga tidak memperhatikan
wajah orang tersebut. Perhatiannya Bandit Tai, terpusatkan pada Shuang-jie-shusheng
yang berada di depan. Mendadak... matanya sedikit bergerak, dia seperti merasa ada
gejala yang tidak normal.
Tiga orang di depan juga merasa muncul gejala yang
mencurigakan, Angin Berputar Qin Bao-yuan yang berjalan di
sebelah kiri, tiba-tiba tubuhnya sempoyongan, kakinya jadi kacau,
bayangannya bergoyang di sinari lampu.
Pelayan tadi berpapasan dengan Angin Putar Qin Bao-yuan. Tiga
orang yang setengah mabuk, jalannya tetap normal.
Di dalam hati Bandit Tai timbul rasa was was, begitu terasa gejala yang tidak enak, dengan waspada dia melihat kebelakang, ingin
melihat pelayan yang baru saja lewat.
Tapi dia sudah terlambat, setiap orang yang mengetahui
belakangan pasti akan mengalami nasib sial, kepalanya mendadak
jadi kaku, tidak dapat bergerak, kepalanya telah dikunci oleh
sebuah jari tangan besar.
Satu tenaga besar, tanpa dapat dilawan, menarik kepala dia
kebelakang. Jika meronta, kepalanya mungkin akan seperti telur
dipecahkan, bagaimana dia berani meronta"
"Tahu diri sedikit Bandit Tai, jika ingin melawan atau menyerang, yang pertama harus kau pikirkan adalah kepalamu dulu." Orang yang mengunci dia berkata dengan galak di sisi telinganya, "sampaikan pesan ku pada Shuang-jieshu-sheng, suruh dia dengan nona
Duan-mu cepat-cepat meninggalkan Xiang-yang, jangan membantu
lagi si marga Li, supaya nama baik dia tidak rusak, aku sedikit
menyukai orang semacam dia. Ini adalah peringatan terakhir,
tindakan selanjutnya akan menjadi serangan mematikan."
Dia merasakan tekanan di kepala tiba-tiba menghilang, cepat dia
membalikan tubuh. Aneh, di belakang tidak terlihat ada orang, jalan yang sepi, dalam jarak seratus langkah satu bayangan setan pun
tidak ada. "Iii...! Orang ini bisa bergerak lebih cepat dari gerak mataku"
Apa mungkin?" bulu kuduk-nya jadi berdiri, dia berkata pada diri sendiri, sepertinya merasakan hawa setan, hawa kematian.
Dia mulai kehilangan percaya dirinya, dia curiga pada diri sendiri apakah telah kehilangan kemampuan dan reflek.
Dia mengusap kepalanya, masih dirasakan sedikit sakit, tidak
di ragukan lagi kepalanya pernah di tangkap orang, orang ini
benar-benar dalam waktu sekejap sudah seperti setan
menghilang. Dia tahu, jika lawan berniat mengambil nyawanya, dia pasti telah
masuk ke alam akhirat! Bersamaan itu, dia juga sudah tahu siapa
orang ini. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Shuang-jie-shu-sheng
dengan Duan-mu Xiu-yin telah naik ke perahu penumpang yang
menuju ke bawah. Di lanjutkan dengan teman-teman yang di undang Tuan besar
Li untuk membantunya, juga berturut-turut meninggalkan
Xiang-yang. Xiang-yang kembali jadi tenang, badai akhirnya berlalu.
Nan-yang-ba-jie telah menyatakan, tidak akan membuat masalah
di tempat Tuan Li lagi, tapi jika orang-orang keluarga Li berani masuk ke He-nan, pasti akan dibunuh tidak ada ampun.
Sehingga, orang-orang yang membantu keluarga Li tidak ada
alasan untuk tinggal lebih lama.
Pendeta dao Qing-xi dari Wu-dang tiba di hari ketiga setelah
Shuang-jie-shu-sheng pergi, telat dua hari dari hari yang di
perkirakan, dia ditemani oleh dua orang pendeta dao.
Perumahan Han-bei segera menjadi sibuk, tiga orang pendeta
dao tua mendapat sambutan meriah dari para ular setempat.
Tapi, kemeriahan yang menggembirakan hanya
berlangsung dua jam. Dewa hidup yang latihannya telah mencapai puncaknya,
mengatakan Jin-ba-dou telah terkena satu kuncian saluran yang aneh untuk mencegah racun, mungkin adalah ilmu Memindahkan jalan
darah dan menguncinya, di dunia ini belum pernah dengar ada orang
yang bisa membukanya, walau pun ketua Wu-dang sendiri yang
datang kesini, juga tidak akan sanggup.
Jika memaksakan diri merasa mampu membukanya, sangat
mungkin akan mengorbankan nyawa Jin-ba-dou, hanya seorang
pesilat tinggi yang mempunyai ilmu ini yang berani membukanya.
Kunci saluran yang dialami oleh Setan Jahat Sun-ren juga sama,
yang beda adalah Setan Jahat lebih parah, karena dia mengalami
patah tiga tulang iganya.
Pendeta dao Qing-xi sangat royal, dia memberikan tiga butir
Jiu-huan-dan, obat pusaka dari Wu-dang, dan menjamin dalam waktu
sepuluh hari atau setengah bulan tulang iga yang patah akan sembuh seperti semula.
Kecuali menggunakan obat untuk mempertahankan hawa murni
kedua orang itu, tiga orang pendeta dao tua dari Wudang ini tidak
bisa berbuat apa-apa. Tiga orang pendeta dao tua menyanggupi untuk tinggal selama
tiga atau lima hari, mengawasi perubahan kedua orang sakit itu,
sambil berharap dapat menemukan cara untuk membuka kuncian
salurannya, jika diperlukan akan mencoba dipraktekkan, mengobati
kuda mati sebagai kuda hidup, bagaimana pun dua orang ini telah
menjadi barang tidak berguna, dapat memperpanjang sampai kapan,
siapa pun tidak dapat menduganya. Orang yang menguncinya telah
mati, mau mencari kemana orang yang punya kemampuan membuka
kuncian ini" Sebenarnya apakah di kunci oleh ilmu Memindahkan jalan darah,
pendeta dao Qing-xi sendiri juga tidak berani memastikannya, tidak bisa mengatakan penyebabnya.
Di hari ketiga malam, Shang-fei membawa dua orang pengawal
pribadinya, melangkah keluar dari gerbang besar perumahan, dia
berjalan menuju utara, dia ingin pergi ke rumah Shi yang berada di sebelah barat gerbang utara kota baru, disana ada perumahan milik
Dingin Jahat Shi Lin-jun salah satu dari Enam Jahat.
Perumahan Shi Ling-jun berdekatan dengan tempat
peristirahatan Han-guang, terhitung sebuah rumah yang
berpengaruh. Menuju ke gerbang kecil utara, harus melalui sebuah jalan kecil.
Jalan kecil ini tidak ada pasar malam, tidak lama setelah hari gelap maka orang yang berjalan sudah jarang, lampu pintu juga sedikit
yang menyala, jalannya juga berliku-liku, orang yang berjalan
disana, kadang juga harus menyediakan lentera sendiri untuk
penerangan jalan. Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan itu biasa berjalan di
malam hari tidak pernah membawa lentera.
Ketika sedang berjalan di mulut sebuah gang kecil di depan sekitar sepuluh langkah lebih, muncul satu lentera dengan sinarnya yang lemah, orang yang membawa lentera memakai mantel panjang, wajahnya
samar-samar, sulit di lihat dengan jelas.
Aneh! Kenapa lenteranya tiba-tiba tertancap di dinding depan
mulut gang" Tiga orang itu masih tidak merasa ada yang aneh, sambil
berjalan mereka berbincang pelan, sampai dekat dengan lentera
itu. Orang itu berdiri di depan mulut gang, lentera itu
tergantung jauh satu zhang lebih.
Di lentera tertulis empat huruf merah: Gao-ping-qun-huan.
Karena lentera bergoyang dan berputar di tiup angin, bayangan
gelap huruf merah pun bergerak terus pada wajah orang itu
membentuk bayangan yang aneh, tampak menyeramkan.
Karena wajah orang itu sangat pucat.
Shang-fei yang jalan di depan jadi berhenti dalam jarak empat lima langkah karena terkejut, dia sampai mengeluarkan suara "Ih...!"
Dua orang pengawalnya juga mendadak ikut berhenti, orang
yang di sebelah kanan maju dua langkah, sepasang tangannya di
angkat bersiaga. Orang itu berdiri di tengah mulut gang kecil, sinar lentera yang lemah menyorot miring, dia berdiri di tengah jalan menatap pada orang-orang itu, dapat dilihat wajah anehnya ada dalam bayangan, sepasang
matanya yang bersinar aneh, sungguh mirip dengan mata setan di
dalam cerita dongeng. Bajunya hitam, tangannya di gendong di belakang, bayangan di
belakangnya juga hitam, hingga jika diperhatikan di tengah jalan
besar itu, hanya dapat melihat wajah anehnya dengan mata setan
yang menakutkan. Orang itu tidak bergerak juga tidak bicara, mata setannya tidak
berkedip menatap pada tiga orang yang berdiri di hadapannya,
jarak kedua belah pihak kira-kira dua zhang, berhadapan miring.
"Siapa?" tanya Shen-piao yang maju ke depan dengan siaga dan suara dalam.
Orang itu tidak ada gerakan, malah sepasang matanya juga tidak
berkedip. Shang-fei adalah orang yang paling berani di antara Enam Jahat,
saat ini dia malah merasa hawa dingin dari bawah mulai naik keatas, bulu kuduknya berdiri.
Satu suara siulan naga terdengar, dua orang pengawal itu
dengan waspada mencabut pedang.
"Setan!" tiba-tiba Shang-fei berteriak terkejut.
Api lentera sekali meloncat, lalu mendadak padam.
Terdengar satu siulan setan yang membuat telinga tuli, angin
dingin mendadak timbul, wajah setan yang menyeramkan itu
mendadak hilang, di sekeliling tempat itu menjadi gelap gulita.
"Traang!" suara pedang jatuh ketanah.
Hei-zhong meloncat tiga zhang, sekuat tenaga menghindar dari
benda yang mendekat, baru saja sebelah kakinya menyentuh tanah,
dia segera akan mengerahkan tenaga meloncat lagi.
Tapi, dia merasakan sepasang kaki sudah tidak bisa di kendalikan,
terdengar "Buug...!" satu suara keras, bersamaan tubuhnya jatuh berguling ke depan, sesaat diam sudah tidak sadarkan diri.
Lama, dua orang ronda malam yang sedang bertugas
menemukan Shang-fei bertiga, dengan seluruh tubuhnya lemas
tidak dapat bergerak, juga tidak dapat bicara, hanya sepasang
matanya bisa membuka, menutup, berputar.
Peronda malam tentu saja kenal Shang-fei, segera mereka
mengetuk pintu satu toko kecil, minta tolong disampaikan pada
rumah Shang untuk membawa orang menggotongnya pulang.
Hari masih belum terang, di dalam rumah Jahat Dingin Shi Ling-jun
juga terjadi mala petaka, dua orang pelayan yang pagi-pagi menemani majikan berlatih silat, menemukan majikan tidak pernah keluar kamar, di dalam hati timbul rasa curiga, buru-buru membangunkan pengurus
dan pelayan ruangan dalam untuk memeriksanya.
Hasilnya, pintu kamar harus di buka dengan mendobraknya,
beberapa orang pelayan yang masuk ke dalam, menemukan majikan
tua Shi Ling-jun telah menjadi mayat hidup, istri kedua yang
menemani tidur sedang tertidur lelap, dengan cara apa pun
membangunkannya juga tidak bisa bangun, tapi setelah hari terang
malah bangun sendiri, terhadap kejadian di dalam kamar kemarin
malam, dia sama sekali tidak tahu.
Pagi harinya, Tuan besar Li mendapat kabar yang disampaikan oleh
keluarga Shang, lalu orang keluarga Shi melaporkan berita buruk lagi.
Dalam waktu satu jam, dia mendapat berita buruk dari lima keluarga, kecuali Setan Jahat, lima Jahat lainnya dalam satu malam semua
mengalami nasib buruk, keadaannya persis sama dengan yang di alami oleh Jinba-dou dan Setan Jahat Sun-ren.
Mengenai dua pengawal Hitam Jahat, keduanya hanya di pukul
pingsan, pergelangan tangan kanan yang memegang pedang patah
terkena pukulan orang, di kemudian hari dia hanya bisa menggunakan tangan kiri untuk memegang senjata.
Hitam Jahat tidak bisa bicara, tapi dua pengawalnya menceritakan
dengan jelas kejadiannya. Pokoknya, mereka bertemu dengan
mahluk aneh, bagaimana caranya di pukul sampai pingsan, mereka
tidak bisa menjelaskannya, tapi yang bisa di pastikan adalah, mahluk aneh itu tidak pernah menyentuh tubuhnya, hanya begitu saja
terbaring, ceritanya hanya itu.
Tapi di dalam hati semua orang mengerti, orang yang di
lumpuhkan bukan bertemu dengan mahluk aneh, tapi di lumpuhkan
oleh si marga Fu, ternyata si marga Fu belum mati, dia datang
membalas dendam dengan menyamar sebagai makhluk aneh.
Lima Jahat dalam waktu satu malam di lumpuhkan
semuanya. Tuan besar Li sangat terkejut dan ketakutan, dia segera
menyeberang sungai tinggal di perumahan Han-bei.
Di sini orang-orangnya banyak, semua anak buahnya tukang pukul,
pengawal dan ular setempat yang berguna semua mendapat perintah
datang ke perumahan menunggu perintah, melakukan penjagaan yang
ketat, berkumpul untuk berlindung.
Pendeta dao Qing-xi dengan dua keponakan seperguruannya
jadi tidak dapat meninggalkan itu, jadi tidak leluasa pergi!
Siang hari gerbang perumahan di jaga oleh para murid, jika malam
tiba, penjaganya ditambah dua orang lagi, semua membawa senjata
dan senjata rahasia berikut kentongan, seperti akan menghadapi
musuh yang besar saja. Tengah malam hari itu, satu bayangan hitam telah
mendekati kebun Li yang dijaga ketat.
Karena majikan ada di perumahan Han-bei, penjagaan Kebun Li
malah lebih ketat, pos penjagaan disekeliling Kebun Li, semua
ditemani dengan seekor anjing pemburu yang galak.
Dua orang penjaga pintu gerbang berdiri di antara pintu gerbang,
seekor anjing pemburu tiarap di bawah kaki penjaga yang sebelah
kanan. Malam ini tiba-tiba anjing pemburu berdiri, tenggorokannya
mengeluarkan suara yang aneh!
Penjaga dengan sigap menjongkok, mengulurkan tangan
mengusap-usap kepala anjing.
Tidak salah, anjing pemburu telah menemukan sesuatu, dari leher
sampai punggungnya, bulunya sudah berdiri, didalam kegelapan
asalkan mengulurkan tangan mengusapnya, maka akan tahu tubuh
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
anjing itu sudah ada perubahan, penjaga perlahan menepuk-nepuk
punggung anjing pemburu, suara aneh yang keluar dari anjing pemburu itu segera berhenti.
"Ada orang mendekat." Penjaga itu berkata pelan pada
temannya, mereka mencabut pedang bersiap-siap.
Anjing pemburu yang bagus, bisa mencium bau dengan melawan
arah angin dan mendengar gerakan di luar seratus langkah, dengan
melihat bulunya berdiri, bisa di duga kira-kira jarak buruannya.
Setelah bulu di bawah pinggangnya berdiri, dia menampakan
taringnya, itu artinya buruannya telah dekat, harus segera
memerintah, anjing buruan yang bagus tidak akan menggonggong
mengejutkan buruannya. Penjaga itu akhirnya mengeluarkan satu teriakan pelan, anjing
buruan seperti gila meloncat ke depan, lari dengan cepat
menelusuri jalan menuju gang kecil.
Dua orang penjaga itu tidak mengikutinya, mereka membiarkan
anjing pemburu mengusir orang yang mendekat.
Anjing pemburu berlari lebih dari tiga puluh langkah, tibatiba
menyusup ke dalam hutan di sebelah kanan jalan, lalu tidak ada
gerakan lagi, sepertinya hilang begitu saja.
"Iii...! Kenapa tidak terdengar serangan anjing pemburu?" kata seorang penjaga merasa aneh.
Didepan hutan sebelah kanan ada bayangan hitam
berkelibat, dalam sekejap sudah berada dalam sepuluh
langkah. Orang yang bisa menjadi penjaga kebun Li, walau bukan pesilat
tinggi dunia persilatan, paling sedikit juga orang yang berguna, yang pemberani.
Penjaga yang di sebelah kanan refleknya sangat cepat, melihat
ada bayangan hitam, dengan sendirinya dia menyabetkan pedang
melindungi dirinya, seharusnya bisa mendesak mundur bayangan
hitam. Siapa tahu bayangan hitam menghentikan tubuh, sekali pedang
lewat, masih belum sempat berpikir, bayangan hitam dari celah
pedang yang lewat menerjang masuk, satu suara telapak mengenai
tubuh terdengar. Telinga kiri penjaga itu terkena pukulan, roboh ke sebelah kanan.
"Iii......" Penjaga di sebelah kiri hanya melihat bayangan orang berkelebat,
terasa keningnya sudah terkena satu sabetan ranting pohon, sabetan ranting pohon datangnya melintang, tenaganya tepat, sehingga dia
terpukul jatuh terlentang, setelah mengeluarkan suara ketakutan, dia langsung jatuh pingsan.
Tidak lama, orang yang mengaplus telah datang, mereka tidak
saja mendapatkan dua orang yang pingsan, juga diatas pura
gerbang yang ada tulisan kebun Li, menemukan pedangnya penjaga,
di pegangan tergantung satu sampul surat.
Diatas surat tertulis empat baris huruf yang seserhana:
Kebaikan dibalas kebaikan, keburukan di balas keburukan, jika
belum di balas, berarti waktunya belum tiba.
Bangkai anjing pemburu di ketemukan keesokan harinya, anjing
itu mati di cekik oleh tali pengikat digantung di ranting pohon.
Kebun Li menjadi ribut, dan beritanya segera sampai di
perumahan Han-bei. Keesokan harinya, orang-orang perumahan Han-bei datang ke
kebun Li membantu penjagaan, kekuatannya menjadi semakin kuat.
Malam itu, perumahan Han-bei dimasuki seorang berbaju hitam,
dan tanpa diketahui telah memukul pingsan lima orang penjaganya.
Berturut-turut tiga malam, bermacam-macam usaha tuan besar Li,
tapi selalu diserang orang, ada orangnya dipukul pingsan, ruangan toko dihancurkan. Pabrik gula yang berada di pantai barat danau
Xiang-yang, peralatannya dihancurkan semua.
Ini adalah satu-satunya usaha tuan besar Li yang bukan usaha
di dunia persilatan. Tuan besar Li terkejut dan marah, dia segera mengirim surat
mengumpulkan teman baiknya, mengerahkan semua anak buahnya,
menggeledah dan mencari si marga Fu, hingga membuat seluruh kota
jadi gempar. Berlanjut tiga hari lagi, setiap malam ada saja orang yang sial,
orang yang mendapat serangan lukanya semakin parah, ada orang
yang kaki tangannya jika bukan tulangnya patah pasti ototnya
putus. Desas-desus yang menyeramkan, seperti wabah penyakit
menyebar di kelompok ular setempat, kebetulan peristiwa tabrakan
kereta di kabupaten Ye juga akhirnya terungkap.
Kota Xiang-yang yang begitu besar, kemana mencari
seorangyang tidak berakar"
Sembilan puluh sembilan persen orang tidak pernah melihat wajah
asli marga Fu itu, orang-orang yang mendapat serangan semua
memastikan ini adalah ulahnya setan, ada sedikit orang hanya melihat ada bayangan hitam yang aneh sekelebat.
Ketakutan adalah racun yang menular dan bersifat merusak yang
sangat kuat. Ada beberapa orang pintar mencari alasan untuk lari menghindar, ada beberapa orang tiap hari merasa ketakutan, hari-harinya tidak tenang, setiap saat berpikir suatu saat bencana akan menimpa dirinya, ada
beberapa mulai sembahyang menghormati dewa, setan, angin bertiup,
rumput bergerak juga dapat membuat takut sampai mengeluarkan
keringat. Ada beberapa orang jadi was-was, semangatnya tambah
hancur. Enam Jahat Xiang-yang dan Jin-ba-dou, tetap saja tidak ada
kemajuan, setiap hari harus disuapkan makanan cair, orangnya
sudah kurus tidak berbentuk, tapi tidak mati.
Usaha pencarian sudah dilakukan, di dalam tegang di luar pun
tegang, semangat yang tadinya menggebu-gebu semakin hari semakin
berkurang, akhirnya hanya tinggal beberapa orang saja yang berani
berkata akan mati-matian membela keluarga Li.
Tuan besar Li sudah merasakan keadaannya semakin
memburuk, juga merasakan mala petaka yang lebih besar segera
akan tiba, siasat musuh untuk membuat dia tidak punya teman
sudah berhasil, sudah saatnya melakukan serangan mematikan
pada dirinya. Ibarat anjing yang terdesak bisa meloncati tembok, dia
terpikir melakukan tindakan nekad.
Sore hari ini, di dalam ruang vip restoran Xing-yuan.
Tuan besar Li membawa dua orang teman mengundang kepala
polisi setempat, Mistar Pengukur Langit Lie Chao-zhong yang
ternama. Setelah minum-minum, dari dalam dadanya Mistar
Pengukur Langit mengeluarkan sebuah surat dari kantor
pemerintah. "Tuan besar Li, ini adalah copyan surat rahasia yang diserahkan pada kantor kepolisian, setelah melihatnya, tuan besar dapat
memutuskan apakah memerlukan tenagaku." Wajah Mistar
Pengukur Langit sedikit pun tidak tertawa, dia menyodorkan surat
itu, "tuan besar tentu tahu, kepolisian dimana pun bisa menutup mata sebelah terhadap sebuah perkara, tapi terhadap organisasi
Perkumpulan Er-le sama sekali tidak bisa. Pelapor rahasia
menunjukan ketua cabang Hu-guang organisasi pemberontak Er-le
telah menyusup ke dalam kota, anggotanya dari seluruh daerah
datang berkumpul, jadi akan terjadi satu perubahan besar. Dalam
surat rahasia itu walau tidak menyebut nama ketua cabang itu, tapi semuanya menunjuk ke arah tuan besar, orang-orang yang keluar
masuk di perumahan Han-bei anda, semuanya telah di awas; oleh
mata-mata kantor kami. Bapak Bupati sudah menerima perintah
dari atas, agar dengan ketat menjaga jangan sampai para
pemberontak masuk ke daerahnya dan melakukan penangkapan
terhadap anggota pemberontak. Jika tuan besar ingin aku
membantu, ada seratus kerugian tidak satu keuntungan pun,
kepalaku ini, mungkin juga akan digantung di tiang gerbang kota
untuk peringatan." "Surat laporan rahasia ini......" tangan Tuan besar Li
menerima surat itu dengan tidak mantap.
"Copyan surat pemerintah semacam ini datangnya sangat cepat
sekali." Mistar Pengukur Langit tertawa pahit, "tidak perduli kantor kami atau kantor di luar kami, semua pengirimannya menggunakan
surat bulu yang berarti surat kilat. Kantor Nan-yang kemarin sore
menerima surat rahasia, hari ini pagi-pagi sekali sudah masuk ke
ruang terima dengan tanda tangan di kantor kami. Tuan besar Li, kau telah bertemu dengan musuh yang paling menakutkan, seorang
musuh yang berpengalaman luas, tahu seluk beluk kebiasaan
pemerintahan. Dia telah melakukan satu langkah, langkah
selanjutnya......aku sungguh tidak berani memikirkannya."
Yang disebut surat bulu, biasanya berupa surat bulu ayam, adalah
pengiriman kilat surat pemerintah, di luar sampul surat disegel dan ditambahkan satu bulu ayam. Di kantong tukang pos jika ada surat
yang begini, bel ditubuhnya pasti akan berbunyi sangat cepat, orang dan kereta yang ada dijalan harus cepat menghindar, jika tidak pasti akan mendapat kerepotan yang maha besar, sampai pejabat di setiap
tempat juga tidak berani menahannya.
"Kantor Nan-yang kemarin menerima surat lagi." Polisi Lie menggelengkan kepala, "isinya mengatakan, telah mengetahui pelakunya dalam peristiwa tergulingnya kereta di kabupaten Ye, yang sengaja melukai kuda penarik, sehingga menimbulkan kecelakaan yang mengerikan, juga model kereta ringan yang digunakan, supaya kantor kami membantu
menyelidiknya, beberapa hari dekat ini, setiap kabupaten akan melaporkan jalur jalan dan waktunya kereta itu, cepat atau lambat pasti akan bisa menyelidiknya, keluarga kaya yang menggunakan kereta ringan mewah
seperti itu tidaklah banyak. Tuan besar Li, di rumah anda sepertinya ada kereta semacam ini, apakah disimpan di perumahan Han-bei?"
"Ini......" "Tuan besar Li adalah orang ternama setempat, orang hebat
dunia persilatan, tentu tidak akan terlibat dalam peristiwa berdarah ini." Mistar Pengukur Langit tertawa tawar, "mengenai hal tuan besar Li mempersilahkan aku menyeli-diki seorang penjahat dunia
persilatan yang dicurigai, walau menempuh bahaya besar, aku juga
masih sanggup, bisakah menjelaskan asal usul orang itu?"
"Sudah tidak perlu." Kata Tuan besar Li, akhirnya dia tidak bodoh.
"Saudara Li sibuk, aku tidak berani merepotkan, masalah ini tidak perlu dibicarakan lagi."
Dalam makan-makan ini tadinya Tuan besar Li yang
mengundang, tapi dalam perasaan-nya, malah dia sedang
makan pesta pemaksaan lawan.
Dia terpaksa menempuh bahaya, ingin menggunakan
pemerintah melawan Fu Ke-wei, tapi dia malah melihat jalan ini
tidak bisa digunakan, lawan telah lebih dulu melangkah memotong
jalannya, dan juga telah menyiapkan jaring menunggu dia,
memaksa dia berjalan ke arah kematian.
Jika dia menghubungi teman-temannya lagi, itu sama saja dengan
memberi tanda menjual kepala, perhatian pemerintah menyelidiki
organisasi pemberontak Er-le, tidak diragukan lagi pasti akan tertuju pada dirinya, Mistar Pengukur Langit pasti tidak akan berani menempuh bahaya membela dia, siapa tahu dia malah bisa mendapatkan hukuman
penggal seluruh keluarga.
Di dalam hati dia sangat paham, Mistar Pengukur Langit polisi Lie
sudah menekan dirinya, asalkan bapak Bupati lebih pintar sedikit,
polisi sudah akan membawa orang pergi kerumahnya mencari
kereta. Situasinya berbahaya, sekarang dia harus mengandalkan
kekuatannya sendiri menghadapi badai yang segera akan melanda.
Penginapan Fu Tai pada setengah bulan yang lalu, sudah melapor
pada kantor polisi setempat, bersama dengan pejabat setempat,
menyegel barang-barang tertinggal tamu yang hilang.
Didalam bungkusan ada uang perak seratus tiga puluh liang,
beberapa stel pakaian mewah yang baru, rencananya setelah
setengah bulan jika tamunya masih belum juga kembali ke
penginapan, maka akan mengurus laporan pada kepolisian
kabupaten. Tapi pagi hari ini, Fu Ke-wei muncul di ruang penginapan.
Yang aneh adalah kepala polisi daerah polisi Zhang dengan tiga
anak buahnya tiba bersamaan waktunya.
Fu Ke-wei dengan cepat menyelesaikan prosedur pengambilan
kembali bungkusannya, dan membatalkan laporan orang hilang.
Para polisi yang biasanya arogan itu, terhadap tamu yang hilang ini, tidak diduga bersikap sangat ramah, malah sedikit merendah,
kenapa bisa demikian, tidak ada orang yang tahu, semua membuat
tamu penginapan lainnya merasa aneh dan tidak mengerti.
Ketika hampir tengah hari, seorang berdandan pelayan datang
ke perumahan Han-bei mengantar surat, setelah menyerahkan
suratnya pada penjaga pintu, tidak menerima tanda terima juga
tidak menunggu jawaban, dia buru-buru pergi.
Itu adalah surat dari Fu Ke-wei untuk tuan besar Li, yang isinya
minta bertemu, dengan nama pengirim Fu Li.
Diatas surat ditulis singkat, tepat tengah hari tiga hari dari
sekarang, menyelesaikan masalahnya di Guan-qiu sebelah utara
jembatan Bao-tai. Guan-qiu hanyalah satu dataran panjang di pinggir sungai, dalam
radius dua li hanyalah tanah liar yang penuh dengan tumbuhan liar.
Nan-yang-ba-jie dengan orang keluarga Li bertemu pertama kali
disini, sesudah kalah terus melarikan diri. Huobao-ing dan Bu-fei-khe juga menunjuk tempat pertemuan mereka dengan keluarga Li di
Guan-qiu, tapi kedua belah pihak tidak ada yang hadir.
Fu Ke-wei kembali menulis surat menunjuk Guan-qiu
sebagai tempat pertemuan dengan keluarga Li, jadi ini
terhitung ketiga kalinya.
Di dalam surat yang ditegaskan adalah: Bertemu tepat
tengah hari, lewat waktu tidak akan ditunggu.
Jam lima sore, Fu Ke-wei memakai baju mantel panjang berwarna
hijau langit, dia menjadi seorang pemuda tampan, di tangan
memegang satu kipas tilap bambu, dia melangkah keluar penginapan.
Dua laki-laki besar yang bertugas mengawasinya, melotot
menghadang di jalan, sedikit pun tidak ada niat memberi jalan.
"Siapa yang merasa hidupnya terlalu nyaman dan ingin
mendapat sedikit kesusahan, aku pasti akan mengabulkannya."
Katanya perlahan sambil mengipaskan kipas, dia tertawa dingin
pada dua laki-laki besar, "seperti yang sudah-sudah, akan di
lumpuhkan, supaya dia seumur hidup terbaring diatas ranjang
menjadi mayat hidup, tidak akan diberi ampun. Hey! Apa kalian
berdua ingin jadi mayat hidup?"
Dua laki-laki besar itu bergidik, dengan ketakutan lalu
memberi jalan. Sampai di restoran Xu Lao-ren, Fu Ke-wei memesan makanan
dan arak, dengan santainya makan minum sendiri.
Dia sedang menunggu, umpan telah dilepas, asal sedikit
menggunakan akal, cepat atau lambat akan ada ikan yang
memakan umpannya, ikan besar atau ikan kecil tidak bisa tahan
akan daya tarik umpan. Yang pertama mencium umpan adalah dua ekor ikan kecil, ikan
kecil yang tidak di kehendaki.
Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe, tetap dengan dandanan semula yang
buruk, setelah masuk ke restoran dengan tidak sungkannya menarik
kursi duduk di sebelah kiri dan kanan dia.
"Kalian berdua pasti tulang tuanya merasa gatal, dan tampangnya ingin dipukul." Fu Ke-wei mengejek dua orang dunia persilatan yang aneh dan hebat, "mungkin kalian berdua beberapa hari ini telah mendapatkan guru yang hebat, menghadapi pertempuran yang akan
terjadi segera berlatih beberapa jurus hebat untuk menghadapi Tuan besar Li, betul tidak?"
"Kek kek kek! Tentu saja kami dua orang tua sudah lemah, tidak sehebat kau orang muda." Huo-bao-ing tidak memperdulikan ejekannya, sambil tertawa dia memberi isyarat tangan pada Xu Lao-ren, untuk
menambah gelas dan sumpit, "jangan katakan aku orang tua yang tidak tahu berterima kasih, pertama-tama memang kami harus mengucapkan
terima kasih, waktu itu saudara kecil telah menolong."
"Bagus, bagus. Sebenarnya, waktu itu aku bukan khusus
datang menolong kalian berdua."
"Aku tetap berterima kasih, Tuan besar Li sekarang sedang sibuk mengurus dirinya, tidak sempat mengurus kami berdua lagi,
makanya......" "Makanya kalian berdua tidak lagi bersembunyi kesanakemari,
jadi berani terang-terangan muncul didepannya!"
"Semua itu tentu saja berkat anda." Bu-fei-khe melanjutkan,
"Tuan besar Li memang hebat, ada beberapa kali hampir saja
menemukan kami." "Jika Jin-ba-dou tidak terbaring, kalian berdua mungkin sudah ditemukan. Ah... sepertinya kalian telah lama mencari aku, ada
apa?" "Hanya penasaran saja." Huo-bao-ing berkata, "di Jiu Jiang, orang yang di dunia persilatan paling misterius, paling sulit ditebak yaitu Xie-jian-xiu-luo telah menghancurkan pusat perkumpulan Qing-lian, salah satu dari tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran, ketua perkumpulan itu Zhan
Fan-chen mendapat luka parah tidak tahu keberadaannya. Menurut Pedang Setan yaitu temannya saudara Hong menceritakan, Xie-jian-xiu-luo
bermarga Fu namanya Ke-wei. Wajah dan usianya mirip denganmu, kau juga bermarga Fu, mengganti nama tidak mengganti marga, dan penguasa
setempat ini, Tuan besar Li, juga hampir menjadi gila oleh ulahmu. Saudara kecil, apakah ini bisa dianggap kebetulan?"
"Mungkin, kau sendiri saja yang menebak." Fu Ke-wei tidak mengaku juga tidak membantah, "masalahnya harus jelas, kali ini sebabnya aku mengusik Tuan besar Li, karena aku juga salah satu
korban, satu-satunya korban yang selamat dalam perkara
pembunuhan tergulingnya kereta di kabupaten Ye, aku punya hak
menuntut balas untuk para korban penumpang itu."
"Aku tidak mempertanyakan perkara pembunuhan tergulingnya
kereta, hanya penasaran pada Xie-jian-xiu-luo. Apakah kau ini
adalah dia?" "Kau kira aku ini bodoh?" kata dia dengan satu kata dua arti,
"memang Xie-jian-xiu-luo namanya 'bagus', banyak sekali orang yang ingin membunuh dia, aku ini tidaklah bodoh, apa untungnya
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menanggung beban dia?"
"Sayang yaa...! Sayang!" Huo-bao-ing mengeluh sambil
menggoyangkan kepala. "Sayang kenapa?"
"Dalam satu kesempatan tidak sengaja aku mendapat kabar dari
seorang teman persilatan, satu masalah yang Xiejian-xiu-luo sangat ingin mengetahuinya, aku ingin tanpa syarat menyampaikan pada
dia......" "Masalah apa?" tanya Fu Ke-wei acuh.
"Berita mengenai jejaknya ketua benteng Tian-long, Pedang Naga Langit Lu-zhao." Huo-bao-ing seperti tertawa tapi tidak melihat dia, "Pedang Naga Langit menyewa Perkumpulan Qing-lian diam-diam ingin membunuh
Xie-jianxiu-luo, tapi mengalami kegagalan, masalah ini telah tersebar di dunia persilatan. Katanya si Pedang Naga Langit kekayaannya sangat hebat, sulit bisa menjamin dia tidak menyewa perkumpulan pembunuh bayaran lainnya untuk membunuh Xie-jian-xiu-luo. Walau Xie-jian-xiu-luo ilmu silatnya sudah sampai taraf paling tinggi, juga tidak mungkin bisa siang malam mengawasi ada orang diam-diam ingin membunuhnya, jika tidak
menghabisi Pedang Naga Langit, selanjutnya mana ada hari tenang"
Sehingga, aku kira dia pasti ingin cepat-cepat menemukan Pedang Naga Langit, supaya dapat menghabisi sumber mala petaka ini. Saudara kecil, apakah kau ingin tahu jejaknya Lu-zhao?"
"Menurutmu bagaimana?" katanya menyerahkan keputusan,
"tunggulah setelah menyelesaikan masalah tuan besar Li baru
dibicarakan lagi!" "Bagus juga, saudara kecil, kami berdua kembali memberi usul
terlebih dulu......"
"Tidak boleh. Kalian berdua banyak pengalamannya, tapi tidak bisa melihat bahaya, mengira Tuan besar Li sedang repot dengan
urusannya, jadi kalian boleh tenang-tenang. Hm! Apakah kalian
mengerti arti saat terdesak bisa balik menggigit?"
"Ini......" "Keluarga Li masih ada beberapa teman dekatnya, jika mereka
berniat lebih baik hancur sebagai giok, menggunakan kalian berdua
sebagai pengganjal peti mati, apakah kalian terpikir akibatnya" Cepat bersembunyilah, masih keburu. Lihat! Ada orang datang...."
Ada dua orang setengah baya memakai baju ringkas,
sedang pelan-pelan mendatangi.
"Mereka adalah Tamu Awan Shi bersaudara." Teriak Bu-feikhe, wajahnya berubah, "dua orang ini sangat keji, pemarah, kami tidak bisa melawannya. Saudara Du, kita keluar lewat pintu belakang."
Setelah berkata pergi dia langsung pergi dari belakang
bangunan rumah makan, lari menyelamatkan diri.
Tamu Awan Shi bersaudara tidak masuk ke tempat makan, tapi
melangkah masuk ke jalan Fan Hou dan menghilang.
Beberapa saat, angin wangi menerpa hidung, Li Jian-jian yang
berpakaian rok hijau hitam, tiba-tiba muncul di depan pintu rumah
makan, matanya yang terang tampak sedikit gelisah, sorot matanya
tertuju pada Fu Ke-wei, dengan sedikit ragu, akhirnya melangkah masuk mendekat.
Wajah Fu Ke-wei tenang-tenang saja, dengan sorot mata
menyambut wanita cantik Xiang-yang ini.
Satu ikan lagi yang terumpan, satu ikan yang tidak besar juga
tidak kecil. "Tuan Fu, bolehkah aku bicara denganmu?" tanya Li Jianjian
dengan gelisah. "Dengan senang hati." Dia dengan ramah menunjuk kursi
sebelah kanan mempersilahkan, "nona Li silahkan duduk."
"Terima kasih." Li Jian-jian duduk sambil menatapnya, "tuan Fu, masak kacang bakar pengki... kenapa" Ayah ku......"
"Nona Li, maaf aku menyela." Wajah senyumnya telah hilang,
"nona seharusnya tahu, ini bukan masalah masak kacang bakar
pengki, tapi masalah tujuh nyawa yang tidak berdosa. Di pihak
Nan-yang-ba-jie walau telah mati tujuh orang, tapi mereka adalah
pesilat dunia persilatan, orang yang biasa bermain dengan nyawa,
salah sendiri belajar silatnya kurang tekun, jadi mati pun tidak pun menyesal, juga bisa di katakan pantas mati. Semua orang yang
memegang aturan kebenaran dunia persilatan, pasti tidak akan
membunuh orang biasa." "Tuan Fu, itu adalah kecelakaan......"
"Apa..." Kau masih bisa berkata demikian?" kata Fu Ke-wei dengan tidak senang, "aku adalah salah satu penumpang di kereta itu, dengan mata kepala sendiri menyaksikan seluruh kejadiannya.
Nona Li, kau datang apakah untuk membicarakan pembantahan ini?"
"Tuan Fu anda di gunung Xian menyamar sebagai seorang pelajar dan menyampaikan sebuah surat, syarat yang ada di dalamnya."
Wajah Li Jian-jian dengan telinganya menjadi merah, menjawab
yang bukan di tanyakan, "masalah ganti rugi, ayahku tidak menolaknya. Mengenai syarat kakakku menyerahkan diri pada polisi, apa bisa dirubah?"
"Tidak bisa." Fu Ke-wei dengan tegas menolak, "seorang laki-laki sejati berani bertindak harus berani bertanggung jawab, kakakmu harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Aku menginginkan dia menyerahkan diri pada polisi, sama dengan memberi dia satu jalan untuk hidup, seharusnya dia menyerahkan diri sebelum kepolisian menyelidiki siapa pelakunya, menurut aturan, itu bisa mengurangi hukumannya. Menunggu kepolisian menemukan pelakunya, itu sudah tidak bisa dianggap
menyerahkan diri, membunuh orang harus mengganti nyawa, dia akan sulit menghindar dari kematian."
"Sekarang sudah demikian lama, mungkin kepolisian sudah
menyelidik pelakunya adalah kakakmu, saat ini menyerahkan diri
rasanya sudah terlambat. Nona hari ini membicarakan syaratnya
dengan aku sudah tidak ada gunanya, sia-sia saja."
"Ini......tuan Fu, ini......ini bukankah mendesak ayahku naik ke gunung Liang?" kata Li Jian-jian wajahnya berubah gelisah.
"Ayah anda sekeluarga bisa berkelana di dunia persilatan, menjadi seorang jagoan di aliran hitam, atau menjadi perampok besar
menguasai gunung." Kata dia dengan dingin.
"Ini......" "Jangan bicara syarat lagi denganku." Katanya dengan serius,
"cepat pulang beritahu ayahmu, sebelum surat kepolisian dari
kabupaten Ye tiba di Xiang-yang, lebih baik kakakmu menyerahkan
diri pada kepolisian, mungkin masih ada harapan hidup, kalau
waktunya terus diulur, akibatnya kalian silahkan pikir sendiri, harap jangan sampai melakukan kesalahan terus-menerus, pergilah!"
"Tuan Fu, aku ingin menukar syarat itu dengan syarat apa
pun......" "Nona Li, aku sudah menyatakannya cukup jelas."
"Orang mati tidak bisa hidup kembali, tidak seharusnya pada
orang yang masih hidup..."
"Kau salah, nona Li." Dia dengan nada dalam berkata, "aku bukanlah penegak hukum, lebih-lebih bukan hakim raja akhirat, aku hanya tahu setiap orang mempunyai hak untuk hidup, setiap nyawa juga sangat
berharga, siapa pun tidak berhak menentukan hidup matinya orang lain."
Dia sejenak menghentikan bicaranya, dengan nada dingin serius
berkata lagi, "kakakmu membunuh orang lain, tidak perduli dia itu sengaja atau tidak, harus menerima pengadilan yang adil dan
hukuman. Jika mengira yang kuat hidup yang lemah mati adalah
aturan umum, aku dari dulu sudah melakukan pembunuhan, aku tidak
perlu mendesak kakakmu menyerahkan diri pada polisi."
"Kau telah melumpuhkan Tuan kedelapan Jin dan Enam Jahat,
itu juga tidak mengikuti aturan umum." Li Jian-jian akhirnya dapat mengorek kesalahan Fu Ke-wei.
"Mereka membantu melakukan kejahatan, harus mendapat
hukuman." Dia tertawa tawar, "hukuman yang ringan ini buat mereka, mungkin saja seperti orang miskin kehilangan kuda, siapa yang tahu akan ketidak beruntungan ini" Setiap orang ini akan lumpuh selama
satu bulan, supaya mereka insaf. Setelah satu bulan, titik nadi yang di kunci akan terbuka dengan sendirinya. Nona, paling baik beritahu
pada tiga orang pendeta dao itu, jangan sembarangan memberi obat
atau mencoba melancarkan jalan darahnya, jika terjadi kesalahan
mungkin malah akan merengut nyawa mereka, kalau itu terjadi,
jangan menyalahkan pada diriku."
"Tuan Fu, apakah tidak bisa dibicarakan agi?"
"Segera suruh kakakmu menyerahkan diri pada polisi
setempat, menunggu surat pemerintah dari kabupaten Ye tiba,
maka sudah tidak keburu lagi."
Li Jian-jian mengeluh panjang, dengan putus asa pamit pergi
meninggalkan rumah makan.
Sesudah waktunya menyalakan lampu, Fu Ke-wei dengan
setengah mabuk, melangkah keluar dari rumah makan menuju tengah
kota. Dari jalan Fan Hou keluar dua orang, yang langkahnya cepat.
Di mulut gang, di depan ada bayangan orang, dalam
kegelapan malam sulit melihat dengan jelas wajahnya.
Fu Ke-wei perlahan melangkah maju, di ujung timur jalan ini,
orang yang berjalan di malam hari tidak banyak, lampu di pintu
rumah sedikit sekali yang menyala, kegelapan terasa sangat tidak
enak. Dua orang yang mengikuti dari belakang semakin mendekat,
sedikit pun tidak terdengar suara langkahnya.
Fu Ke-wei mendehem sekali, mendadak berhenti.
Satu teriakan dalam terdengar, bayangan orang itu bergerak,
dua orang yang mengikuti dari belakang telah menerkam dia, saat
dia menghentikan langkahnya, teriakan dalam itu adalah keluar
dari mulut dia. : Buug...paak... terdengar dua suara keras, hawa kuat
bergelombang menyebar, bayangan yang bersatu seperti kilat
berpisah, suara suitan dari gelombang udara sangat mengejutkan
orang. Fu Ke-wei berada di tempatnya dengan sikap berjaga-jaga, kipas
lipatnya diulurkan miring, telapak kiri tegak di depan dada, wajahnya serius.
Dua orang yang menyerang dia, melayang mundur kearah pinggir
sejauh dua zhang lebih. "Shi bersaudara." Katanya dengan suara dalam, "jangan membuat aku marah, Telapak Penghancur Hati kalian berdua bukan kepandaian
hebat, jika ingin memecahkan hawa pelindungku, kalian berdua masih harus berlatih keras sepuluh tahun lagi."
Orang bermarga Shi yang disebelah kanan membalikan tubuh
pergi, berjalan selangkah-selangkah dengan susah, pinggangnya
sudah tidak bisa tegak lagi. Orang yang ada di sebelah kiri lebih
mending sedikit, tapi tampak langkahnya mengambang.
Pelan-pelan Fu Ke-wei membalikan tubuh, sepasang mata
macannya bersinar menatap ke arah mulut gang sebelah kanan
jalan yang berada sepuluh langkah lebih.
"Telapak Besi Pedang Dewa (Tie-zhang-shen-jian) Li Hoaxin, kau pernah menggunakan Telapak Besi menyerangku." Dia membuka kipas lipat,
"sekarang, sekarang kau boleh menggunakan pedang melakukan serangan terhebatmu, kedahsyatan tiga jurus Bulan Turun Bintang Tenggelam
milikmu, sulit ditemukan tandingannya di dunia, kipas lipat aku ini mungkin tidak dapat menahannya! Malam itu dibangunan peristirahatan sebelah utara kota, kau bersembunyi di palang atap bangunan, melakukan serangan maut, hampir saja menghancurkan isi perutku, pedangmu tentu lebih lihay di bandingkan dengan telapakmu. Majulah, aku menunggumu."
Tie-zhang-shen-jian, Li Hoa-xin menampakkan diri, pelanpelan
maju ke tengah jalan menghadang, dengan satu siulan naga,
pedang panjang telah keluar dari sarungnya.
"Tuan, kau sungguh tidak bisa melepaskannya?" tanya Li
Hoa-xin menggigit gigi. "Aku tidak melakukan hal yang ada kepala tidak ada
ekornya." Katanya dengan nada dalam.
"Lima ribu liang perak, menukar syarat adikku
menyerahkan diri pada polisi."
"Maaf, aku tidak bisa terima."
"Sebenarnya kau mau apa?" Tanya Li Hoa-xin nadanya
menjadi keras. "Meminta keadilan."
"Tidak ada jalan perdamaian?"
"Betul, tidak bisa ditawar lagi." katanya dengan tegas.
"Kau mendesak keluarga Li melakukan hal yang terpaksa harus
dilakukan." "Apakah keluarga Li tidak bisa menerimanya?"
"Hm! Anda terlalu mendesak orang, keluarga Li akan
menghadapimu sampai titik darah terakhir." Kata Li Hoa-xin
menggigit gigi, "tuan, kau tidak akan bisa meninggalkan
Xiang-yang hidup-hidup."
Pedang telah diulurkan, siulan naga samar-samar
terdengar. Angin sungai telah membuyarkan hawa panas yang keluar dari
tanah, hawa pembunuhan yang pekat sepertinya menimbulkan rasa
dingin. Di ujung jalan sebelah sana, beberapa orang pejalan kaki
buru-buru menghindar. Dalam sekejap, disekitar menjadi hening menakutkan orang,
tadinya di beberapa rumah ada sinar yang keluar dari pintu, tapi
saat ini semua pintu dan jendela telah di tutup, jalan raya menjadi gelap gulita.
Dua orang berjarak sepuluh langkah lebih, satu pedang satu
kipas berhadapan dari jauh.
Fu Ke-wei memperhatikan keadaan sekelilingnya, di dalam hati
timbul rasa curiga. Menurut keadaan, ilmu silatnya Li Hoa-xin masih belum termasuk
pesilat tinggi di dalam pesilat tinggi dunia persilatan, lebih lemah sedikit dari pada Shuang-jie-shu-sheng, setara dengan Tamu Awan Shi (Ke
Yun-shi) bersaudara yang tadi mundur karena terluka, mana mungkin
berani bertarung satu lawan satu"
Dia telah mencium bahaya, dia sedikit tidak tenang, tubuhnya
terasa sedikit dingin, satu tekanan yang tidak nampak yang
hanya bisa dirasakan oleh perasaan, seperti gelombang
menghantam dia. Beberapa bulan ini, dia menyembunyikan diri untuk mengejar
ketua Benteng Naga Langit Lu-zhao, dia bukan saja menyimpan
pedangnya, juga telah menyembunyikan pisau Xiu-luo, supaya tidak
menimbulkan perhatian orang, dan mengetahui siapa dirinya.
Saat ini, dia telah mencium bahaya, sayang dirinya tidak ada
senjata dan senjata rahasia yang bisa dipergunakan.
Buug... tiba-tiba terdengar satu suara, satu pukulan yang keras
mengenai punggungnya. Baru saja timbul kewaspadaan, dan baru saja tenaga dalam
dikumpulkan, di saat sekejap tenaga dalam terkumpul akan
digunakan, sebuah pukulan dahsyat yang keras sekali mengenai
tubuhnya, hampir saja membuyarkan tenaga dalamnya.
Tubuhnya tergoyahkan, tubuh atasnya membungkuk
kedepan. Dalam sekejap ini, di dalam hati satu pikiran seperti kilat muncul, begitu pikiran muncul langsung dia bergerak, mengikuti
gerakannya, dia menerkam kedepan, sepasang tangan menyentuh
tanah, tubuh digulungkan, dengan kecepatan seperti kilat, dengan
indahnya berguling kedepan, sampai di bawah kaki Li Hoa-xin.
Sebutir bola baja sebesar telur merpati setelah mengenai
punggungnya, jatuh ketanah, berguling kesisinya.
Empat butir bola baja yang sama, mengenai kedua sisi tempat dia
menerkam ke depan, masuk ke dalam tanah yang keras, meninggalkan
lubang yang dalam sekali. Jika dia setelah menyentuh tanah berguling kekiri atau kanan, pasti akan terkena bola baja yang ditembakan
kemudian. Saat bola baja ketiga masuk kedalam tanah, baru terdengar suara
tali busur yang seperti suara angin kencang.
Dalam sekejap ini, terdengar suara teriakan dalam seperti suara
guntur di dalam goa. Muncul empat bayangan orang dari tempat gelap dari kedua sisi
kaki tembok, dua batang tongkat tembaga dan dua bilah pedang
bersamaan waktunya bersatu, dua panjang dua
pendek dahsyatnya seperti geledek.
Pedang Li Hoa-xin juga mendadak menyerang.
Tenaga yang seperti sebesar gunung mengenai tubuhnya, suara
letusan yang terbekam menggetarkan hati orang.
Tubuhnya yang digulung mendadak berhenti, lalu berguling lagi ke
depan. Dua buah tongkat tembaga mental tinggi sekali, dua bilah
pedang panjang ada satu yang patah, yang satu lagi masuk kedalam
tanah satu chi lebih. Pedang Li Hoa-xin mental ke atas, orangnya pun meloncat keatas,
membiarkan Fu Ke-wei berguling di bawah kakinya, lalu dengan
keras dia mencoba menginjaknya ke bawah.
Dalam sekejap ini, kipas tilap menyabet keluar dari gerakan
gulingannya. Perubahan yang terjadi cepat sekali, perubahan yang
berturut-turut tampak panjang diceritakan, sebenarnya
berlangsung dalam waktu sekejap terjadinya.
Setelah punggung Fu Ke-wei terkena bola baja, sampai dalam
bergulingnya menyabetkan kipas tilap, walau pun di siang hari, orang yang menonton di pinggir juga sulit melihat jelas perubahannya,
reaksinya semua terjadi secara reflek, semua ini adalah gerakan
terbaik dari kumpulan pengalamannya, ketepatannya sungguh
membuat orang kagum. Fu Ke-wei yang diserang hingga mempercepat bergulingnya,
seluruh gulingannya ada enam kali, terakhir tangan dan kakinya
dilemaskan, dia berguling lagi ke pinggir dua kali, sepertinya seluruh tulang tubuhnya telah terlepas.
Dia berguling-guling sampai di pinggir jalan, tanpa sadar
kipasnya telah hilang. "Aduh......" Tubuh Li Hoa-xin yang masih di udara berteriak terkejut, saat
menyentuh tanah kaki kanannya menjadi lemas, tiba-tiba roboh,
segumpal daging di kaki kanan bawahnya telah tersabet oleh kipas
lipat. Robohnya Li Hoa-xin, telah mengganggu empat orang yang baru
saja sadar dari terkejutnya.
Sebenarnya empat orang ini juga sudah tidak ada tenaga untuk
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengejar, dua tongkat tembaga sementara tidak bisa dikendalikan
lagi, sebilah pedang terputus, pedang lainnya masuk kedalam
tanah dan belum tercabut keluar.
Di pinggir jalan kebetulan ada satu gang kecil untuk mencegah
bahaya kebakaran, di dalam gang kecil yang gelap meloncat keluar satu bayangan orang, dia menangkap krah baju Fu Ke-wei menariknya ke
dalam, satu suara pelan yang jelas masuk ketelinganya, "jangan meronta, aku bawa kau pergi."
Fu Ke-wei melemaskan seluruh tubuhnya, membiarkan
bayangan itu seperti menarik anjing mati dengan cepat
membawanya masuk ke dalam gang kecil itu.
0-0-0 Hari sudah terang, di dalam rumput alang-alang di sisi sungai.
Mantel panjang di tubuh Fu Ke-wei telah menjadi mantel yang
robek di sana sini, dengan posisi duduk menengadah dia melakukan
pernafasan, wajahnya pucat seperti wajah mayat, di mulut dan
telinganya ada bekas darah yang mengering.
Sekitar sepuluh langkah lebih, Huo-bao-ing, Bu-fei-khe dan
seorang wanita berbaju warna putih bulan bersembunyi didalam
rumput alang-alang, dari balik rumput mengawasi keadaan
sekelilingnya. Di belakang adalah sungai Han yang sedikit keruh.
Setengah li di sebelah kiri, adalah pelabuhan penyeberangan
kota Fan, di jalan raya orang berlalu lalang, samar-samar dapat
mendengar suara ribut dari pelabuhan.
Tidak ada orang yang memperhatikan pantai kotor di sisi
pelabuhan itu, matahari telah terbit, di pelabuhan masih ramai seperti biasa, Fu Ke-wei yang berada di dalam rumput alangalang baru saja
kembali dari pintu akhirat.
Dia seperti baru kembali dari keheningan abadi ke dunia nyata,
sambil menghela nafas panjang, dia sedikit menggerakan kaki dan
tangannya, alang-alang di sisi tubuhnya mengeluarkan suara
gesekan. Suara gesekan itu menimbulkan perhatian Bu-fei-khe, seperti
kucing mendekati dia. "Di kantong serba ada milikmu itu." Kata Bu-fei-khe sambil berjongkok di sampingnya, dia berkata lagi pelan, "orang dunia persilatan biasanya sedikit banyak membawa obatobatan penolong
nyawa, obat yang cocok dengan kondisi tubuhnya, dengan
pengalamanku, aku hanya dapat mencium bau obat yang berguna
untuk melindungi hawa murni, dengan beraninya aku menyuapkan
sedikit padamu, kau pingsan tidak sadarkan diri, jadi terpaksa aku menempuh bahaya menyuapkan obat itu padamu, tampak obatnya
sangat manjur, terima kasih langit!"
"Terima kasih padamu, Tetua, tidak ada sangkut pautnya dengan langit." Mata dia yang terlihat kelelahan menatap pada Bu-fei-khe, wajah putih pucat yang menyeramkan ini, sekarang kelihatannya bukan saja tidak menyeramkan, malah menjadi ramah dan dekat, "Lima orang menyerang, punggungku terkena satu bola baja, tiga pedang, dua
tongkat melakukan penyerangan bersamaan dengan dahsyatnya,
mereka sungguh keji, sungguh tidak tahu malu."
"Sekarang kau baru tahu mereka keji dan tidak tahu malu?" kata Bu-fei-khe dengan sinis, "Kau kira tuan besar Li bisa mempunyai kedudukan penguasa di satu tempat sampai hari ini, dengan jalan
lurus, usaha yang bersih dan ketekunan" Bayangkan aku dan saudara
Du, walau tekun delapan generasi, juga tidak akan mendapat untung
sepuluh hektar sawah untuk menghidupi keluarga!"
"Wajah penguasa setempat aku telah banyak melihat." Dia
mengeluh panjang, "dengan siasat mengambil, dengan kekuasaan
merampas, memeras masyarakat, mengumpulkan teman
mendirikan perkumpulan, dengan kekuasaannya menghina yang
lemah, semua hal ini tidak terhindarkan. Tuan besar Li orang yang
mempunyai kedudukan dan nama di dunia persilatan, malah
berulang-ulang mengumpulkan anak buahnya, diam-diam
menyerang, terang-terangan melakukannya di keramaian kota,
semua itu hal yang sangat jarang terjadi."
"Demi mencapai tujuan tidak perdulikan caranya, itu adalah kata mutiara bagi para penguasa setempat. Di dalam dunia persilatan
penguasa yang semakin punya kedudukan tinggi, semakin melakukan
perbuatan yang keji, itu tidak ada yang aneh."
"Ahli ketepel itu, menyerang diam-diam di bawah atap rumah sejauh dua puluh langkah lebih, kekuatan tenaganya, sungguh sangat jarang sekali, dalam jarak seratus langkah cukup bisa menghancurkan tameng menembus tembok, orang ini adalah......"
"Dia Dewa Ketepel Pengejar Arwah Seratus Langkah Gui Yuan-zhong,"
kata Bu-fei-khe tertawa, "kemarin malam selain Li Hoa-xin, di penginapan Fu-tai orang-orangnya menggunakan senjata gelap menjaga di barisan kedua, jumlahnya sebanyak empat belas orang, semuanya adalah penjahat top dari aliran hitam. Karena tuan besar Li terdesak, jadi minta tolong pada penjahat aliran hitam, sebab temanteman dari aliran pendekar sudah tidak mau diperalat dia, Shuang-jie-shu-sheng dan Angin Awan adalah wakil dari aliran pendekar yang dapat melihat kesempatan menghindarkan diri, sudah tidak mau ikut campur membicarakan masalah ini. Sekarang kita bicarakan yang akan datang."
"Yang akan datang?"
"Benar! Melihat keadaan kau yang tidak karuan ini, sepertinya jeroanmu telah berpindah tempat, tulang di seluruh tubuhmu telah
buyar, jika tidak diobati ratusan hari jangan harap bisa bergerak
dengan bebas. Sekarang ini seluruh penjahat aliran hitam
bersembunyi dimana-mana sedang mencari keberadaanmu, sangat
berbahaya sekali. Jika tidak pergi ketempat jauh, apa kau disini mau menunggu ajal" Berapa lama kau dapat bersembunyi?"
"Aku tidak akan pergi." Kata dia dengan tegas.
"Kau......" "Ooo! Aku telah berjanji dengan tuan besar Li menyelesaikan urusan di Guan-qiu besok lusa pada tepat tengah hari, jika sampai waktunya aku tidak datang, selanjutnya aku tidak bisa lagi mencari dia, aku adalah orang yang memegang aturan dunia persilatan."
"Tapi, Kau......kau merayap pun tidak bisa. Malam ini aku dengan saudara Du akan pergi mencuri perahu, perahu yang ringan khusus
untuk air deras, malam ini kita berlayar kebawah ke Wu-chang,
meloloskan diri dahulu, selanjutnya......"
"Tidak ada selanjutnya, masalah ini harus cepat-cepat diselesaikan."
Fu Ke-wei dengan marah tertawa keji, "anda tenang saja, beberapa pukulan dahsyat ini tidak akan merengut nyawaku. Aku berani bertaruh denganmu, sekarang aku sudah dapat berdiri."
Baru saja akan menjulurkan kaki, Bu-fei-khe telah menekan dia.
"Sudahlah, jangan sok jago." Bu-fei-khe tawa pahit, "mungkin kau benar adalah manusia super yang terbuat dari besi, dan
mempunyai ilmu silat yang sulit dibayangkan, tapi bagaimana pun
lebih banyak istirahat akan lebih baik. Kau sembunyilah baik-baik, saudara Du kemarin malam telah mencuri banyak makanan, aku
ambilkan untuk kau makan, harap kau jangan sampai
menggoyangkan rumput alangalang, supaya tidak menimbulkan
perhatian orang yang jalan mendekat."
"Sekarang aku masih belum lapar. Oh betul, kemarin malam
bukankah kalian telah pergi melarikan diri, kenapa bisa kebetulan
menolong aku?" "Kami mendapat berita dari seorang teman lamamu, mengetahui
Tuan besar Li telah memanggil para penjahat aliran hitam
bersembunyi dijalan raya membuat jebakan, takut kau lengah
termakan jebakan, maka bersama dengan kenalan lamamu, kami
menyusup kembali untuk memperingatkan kau,
tidak diduga tetap saja telat satu langkah......"
"Kenalan lamaku?"
"Benar, kenalan lamamu dari Wu-hu."
"Kenapa aku tidak ingat ada kenalan lama dari Wu-hu......"
"Dia sedang bertugas melakukan pengawasan, aku sekarang
pergi memanggil dia kesini, setelah kalian bertemu bukankah bisa
jadi tahu.'" Bu-fei-khe dengan hati-hati sekali bergerak
meninggalkan tempat itu. Tidak lama, terdengar suara gesekan yang pelan, bayangan
berbaju putih bulan muncul.
"Kau" Kau kenapa bisa datang kesini......"
"Aku mendapat berita di Nan-yang, baru mencari ke sini." Kata wanita berbaju putih bulan, "sebulan yang lalu, dari seorang teman yang dalam perjalanan kembali aku mengetahui jejaknya ketua
benteng Naga Langit Lu-zhao, aku berkeliling ke seluruh Shan-dong, He-nan dan yang lainnya, ingin melaporkan padamu, aku sampai
kepayahan mencari kau......tuan Fu, lukamu......"
"Terima kasih, nona Ouw. Aku sudah tidak apa-apa." Katanya dengan nada yang tulus, "kau tidak mengingat dendam lama,
jauh-jauh datang memberi kabar, perhatian yang besar ini, akan
selalu aku ingat." Wanita ini ternyata adalah mantan pembunuh bayaran wanita
perkumpulan Qing-lian, Ratu Lebah Ouw Yu-zhen.
"Tuan Fu sungguh sungkan sekali, aku masih punya hutang budi
satu nyawa! Hal sekecil ini, tidaklah seberapa." Kata Ouw Yu-zhen dengan lembut, penampilan sebagai pembunuh bayaran wanita telah
menghilang. "Nona Ouw, jangan bicarakan masalah permusuhan atau budi
yang dulu, bolehkan" Kau sekarang apakah masih......"
"Perkumpulan Qing-lian setelah menutup kantor pusatnya, seluruh anggotanya telah bubar, saat ini aku sedang tidak ada pekerjaan."
Nada bicara Ouw Yu-zhen ada humornya, lagaknya seperti sedikit
tidak bisa berbuat apa-apa. Fu Ke-wei terdiam sejenak: "Apa
rencanamu selanjutnya?"
"Bagaimana aku masih punya rencana apa" Aku hanya bisa
melewatkan sehari demi sehari, aku juga tidak ingin bekerja seperti dulu lagi."
"Maafkan aku tidak sopan, di rumah nona masih ada siapa saja?"
tanya Fu Ke-wei dengan tulus.
"Sejak kecil aku telah ditinggalkan ayah dan ibu, hanya ada
seorang adik kecil yang buta......itulah sebabnya aku bekerja dalam bidang ini, semuanya juga demi dia......"
"sekarang aku mengerti, nona sangat sayang pada adik, tapi
pekerjaan ini melawan hukum alam, pasti akan mendapat hukuman
dari alam, nona bisa segera cuci tangan, itu adalah satu
keberuntungan, di kemudian hari..."
"Aku tidak ada harapan di kemudian hari, wanita seperti aku yang pernah jadi seorang pembunuh bayaran, kecuali menikah dengan
berandalan, putra keluarga baik-baik siapa yang mau menerima aku"
Makanya, aku ada satu permintaan......"
"Silahkan katakan." Kata Fu Ke-wei tertegun
"Dalam usia empat belas tahun aku sudah keluar gunung, berkelana di dunia persilatan sudah delapan tahun, sudah terbiasa dengan
kehidupan dunia persilatan, jika sekarang kembali hidup sebagai orang biasa, buatku, pasti sementara belum bisa membiasakan diri......"
"Tentu, hal ini tidak bisa dihindarkan." Fu Ke-wei
mengangguk menyetujui perkataannya.
"Karenanya, aku pikir aku perlu waktu menyesuaikan diri untuk bisa kembali ke kehidupan biasa."
Fu Ke-wei menatap, tidak melanjutkan perkataannya.
"Kau adalah seseorang yang dapat di percaya, aku tidak berani mengatakan apa itu balas budi, aku minta dengan kedudukan
sebagai pelayan bisa tinggal di sisimu untuk beberapa waktu, aku
akan tahu diri, pasti tidak akan menambah kesulitan apa pun
buatmu." Ouw Yu-zhen melanjutkan perkataannya, "sampai
saatnya jika kau merasa tidak memerlukan aku lagi, asal kau
mengatakan sekali saja, aku segera akan pergi."
"Ini......ini mana bisa, sejak dulu aku sudah terbiasa sendirian berkelana." Dia tidak menduga Ouw Yu-zhen bisa mengajukan
permintaan ini, "jika ada seseorang di sisiku, itu akan mengganggu kebebasanku, apa lagi kau adalah seorang yang ternama di dunia
persilatan Wa......"
"Tuan Fu, kau dengarkan aku dulu." Ouw Yu-zhen menyela
kata-katanya, "seorang diri berkelana memang bisa bergerak dengan bebas, tapi juga sering ada kekurangan di suatu bidang. Mengenai
ilmu silat, kau memang telah berlatih mencapai taraf yang tertinggi, di dunia ini mungkin sulit mencari orang yang dapat menandingimu.
Tapi, kau tetap kekurangan seorang teman untuk membantu, coba
pikirkan, dalam peristiwa berdarah tabrakan kereta kali ini, dan kau telah dua kali mendapat serangan secara diam-diam dari orang yang
ilmu silatnya tidak setara denganmu, itu bukti yang paling bagus. Jika ada aku di sisimu, aku bisa setiap saat memperingatkanmu, hingga
akan membuat persentasi mengalami serangan diam-diam sampai
ketitik terendah. Mengenai julukanku dulu, walau yang
mengetahuinya banyak, tapi orang yang pernah melihat wajah asliku
sangat sedikit sekali, asal kau tidak mengatakan, siapa yang tahu aku dulu adalah anggota perkumpulan pembunuh bayaran Qing-lian?"
"Ini......" "Kecuali kau memandang rendah asal-usul ku yang tidak
bagus......" "Tindak-tandukku juga tidak begitu bagus, aliran hitam dan putih dunia persilatan yang ingin menguliti daging dan mencabut ototku,
bisa dikatakan tidak terhitung banyaknya.''
"Kalau begitu apa lagi yang kau khawatirkan" Aku ada wanita yang tahu diri, aku akan memerankan peran pembantu dengan baik." Kata Ouw Yu-zhen pelan, "kalian kaum lelaki kebanyakan bertindak kasar, tidak seperti wanita yang teliti, jika ada aku di sampingmu, aku akan memperhatikan keadaan di sekeliling dan keadaan yang tidak terduga di sekelilingmu, supaya kau tidak perlu repot memperhatikan, atau
khawatir keadaan selanjutnya."
Fu Ke-wei berpikir sejenak, baru berkata:
"Masalah ini kita bicarakan di kemudian hari saja, kau dan aku adalah teman, jangan sebut apa pelayan atau majikan, sekarang aku
benar-benar sudah merasa lapar, tolong kau beritahu dua orang tua
aneh itu, antarkan makanan untuk mengisi perut."
"Ya, tuan." Nadanya Ouw Yu-zhen sungguh persis seperti
seorang pelayan wanita. 0-0-0 Fu Ke-wei dengan tegapnya melangkah berjalan ke utara, di bawah
terik matahari, tubuh dia yang berpakaian biru sangat mencolok mata, dalam jarak beberapa li juga bisa terlihat dengan jelas.
Di belakang pepohonan di kanan jalan, seperti elang terbang
muncul empat orang dengan wajah menyeramkan berusia sekitar
setengah baya, dua batang tongkat tembaga bersinar-sinar, dua bilah pedang panjang sinarnya menyilaukan mata.
"Bocah, kau masih penasaran"'' empunya Tongkat tembaga yang
menghadang jalan sambil tertawa keji, "jalan ini buntu, aku Dewa Tenaga Sakti An Yung-kang akan mencabut nyawamu."
Dua tongkat itu, satu di depan satu di belakang, sedang kedua
pedang, satu di kiri dan satu di kanan, hawa pembunuhan seperti
gelombang besar mengurung Fu Ke-wei, situasinya yang mencekam,
sungguh menakutkan hati orang.
"Kalian sedang mencari mati!" Dia berkata satu kata persatu kata, mata macannya bersinar dingin, "Aku telah dua kali di bokong, karena salah perhitungan, dua kali terluka terkena serangan
berkelompok, tapi kali ini aku tidak akan tertipu lagi, gigi dibalas gigi, segera pembalasannya datang, 'bunuh!'"
Perkataan 'bunuh' seperti geledek menyambar, setelah
bersuara itu dia bukannya maju malah mundur, tubuhnya
bergerak seperti kilat, punggungnya bergerak di sisi tongkat
tembaga Wen-yi yang dijulurkan di belakang, begitu dia
menerjang masuk, sikut kirinya dengan tenaga yang amat
dahsyat mengenai dada kiri orang yang memegang tongkat itu.
"Hmm......" Orang yang memegang tongkat yang berada di belakang tubuhnya,
mimpi juga tidak menduga lawan bisa menggunakan punggungnya
menabrak, tongkatnya tidak keburu bergerak, tulang iganya telah
patah, dia ditabrak mundur delapan chi dan jatuh terlentang, mulutnya menyemburkan darah segar.
Dalam sekejap tangan kanan yang memegang tongkat telah dirampas
lawannya, lalu dengan cepat tongkat itu diayunkan menerjang maju
kedepan, tongkat tembaga seberat tujuh puluh jin lebih dengan lurus terbang ke depan, kecepatannya sampai sulit dilihat, hanya terlihat sinar kuning berkilat, tongkat itu tanpa ampun menusuk masuk ke dalam bahu kanan Dewa Tenaga Sakti yang berada dua zhang lebih, yang sedang
melintangkan tongkat siap menyerang.
Tongkatnya sebesar telur bebek, sekali masuk ke dalam bahu
mana bisa ditahan" . Boom. . satu suara keras terdengar, Dewa Tenaga Sakti seperti
gunung runtuh roboh ketanah.
Dua orang yang berdiri di kiri kanan yang akan menyerang dengan
pedangnya, kepalanya menjadi pusing, mereka tidak tahu telah terjadi perubahan apa, hanya tahu dalam sekejap, dua teman yang bertenaga
besar semuanya telah roboh, mereka jadi ketakutan sekali, bulu
kuduknya berdiri, bersamaan itu mereka meloncat keluar, melarikan diri dengan masuk kedalam hutan disisi jalan.
Tidak lama, dengan menarik terbalik dua tongkat tembaga, Fu
Ke-wei melangkah pergi ke utara.
Dua batang tongkat tembaga yang beratnya ada seratus empat
puluh jin, hanya dengan satu tangan dia menariknya, sepertinya
benda itu tidak mempunyai berat.
Keadaan ini sungguh seperti ada tenaga setan yang menakutkan,
dengan jelas menyatakan nasib pemilik tongkat tembaga itu. Orang
yang kemampuannya lebih rendah dari pada pemilik tongkat tembaga
itu, paling baik tahu diri, jangan sok pahlawan dan muncul
mengantarkan nyawa. Berjalan sejauh satu li lebih, benar saja tidak ada lagi orang yang keluar menghadang, mungkin para pesilat aliran hitam yang
bersembunyi semuanya orang-orang pintar, juga semuanya setan
penakut. Jembatan Bao-shi sudah terlihat, di tengah jalan raya,
tiba-tiba bayangan orang berbaju biru itu menghilang.
0-0-0 Bab 9 Di pinggir seratus langkah dari jembatan ada satu pohon besar,
duduk diatas batang yang melintang Fu Ke-wei bisa melihat
dengan jelas keadaan di atas jembatan dan seratus langkah jalan
raya di selatannya. Seorang yang berpakaian ringkas berwarna hijau muda, mengapit
sebuah busur indah sepanjang enam chi, di kantong busur ada tiga
buah bola tembaga, begitu melihat Fu Ke-wei tahu dia adalah seorang pakar busur bola, kepandaiannya pasti sudah sangat tinggi.
Busur peluru berbeda dengan busur panah, busur peluru harus
ada ruang gerak yang lebih luas, makanya tempat
persembunyiannya harus di pilih dengan hati-hati.
Orang ini segera bersembunyi dengan baik, matanya yang tajam
menembus pada daun yang berada di bawah, mengamati setiap orang
yang berlalu lalang diatas jembatan, dia ingin mencari orang yang
ditunggunya, duduknya sangat mantap, tangan kirinya menegakan
busur, tangan kanan siap di kantong peluru, dia bersiap-siap melepas-kan tembakannya.
Karena semua perhatiannya tertuju pada jembatan, dia jadi lengah
terhadap keadaan di belakang tubuhnya.
"Gui Yuan-zhong!" di bawah belakang tubuhnya tiba-tiba
terdengar teriakan, "balikan tubuhmu!"
Dewa Ketepel Pengejar Arwah Seratus Langkah Gui Yuanzhong
dengan sendirinya membalikan tubuh melihat ke bawah, tapi celaka!
Terlihat satu bayangan orang berbaju biru di belakangnya, dan busur dirinya terhalang oleh batang pohon, tidak ada tempat leluasa untuk menembakan peluru.
Satu sinar pelangi terbang ke atas, seperti kilat langsung
menghilang, dia tidak bisa melihat dengan jelas benda apa itu, tidak ada tempat untuk menghindar, juga tidak ada kesempatan untuk
menghindar, hanya merasa seluruh tubuhnya bergetar, ada sebuah
benda yang masuk ke dalam bawah dadanya, seperti terkena guntur,
kaki tangan bergetar, tubuhnya tidak bisa dikendalikan lagi, seperti burung terkena panah, dia jatuh terjun ke tanah, busurnya telah
terlepas dari tangannya, tiga butir peluru bajanya juga jatuh dari kantongnya.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ada sebilah belati sepanjang satu chi, yang bisa dibeli dengan
mengeluarkan uang perak dua liang, masuk miring dari dada
bawah kiri, masuk sedalam enam cun lebih.
0-0-0 Fu Ke-wei muncul di jalan kecil jembatan yang menuju
Guan-qiu, tangan kirinya menarik dua tongkat tembaga, tangan
kanan memegang busur. Puncaknya bukit Guan-qiu tidak tumbuh apa-apa, itu adalah
tempat bermain anak-anak, tanahnya sering terinjak-injak sehingga
tidak bisa tumbuh apa-apa, tanah yang kecoklatan sangat keras.
Tuan besar Li berserta putranya bertiga, ditambah Li Jianjian,
masih ada empat orang teman keluarga Li, dan tiga orang pendeta
dao dari Wu-dang, semua berdiri menunggu di bawah teriknya
matahari. Fu Ke-wei dengan langkah besar mendaki ke bukit, sambil
membuang tongkat dan busur ke bawah.
"Masih kurang beberapa saat pada tengah hari tepat." Dia menengadah melihat matahari, nadanya tenang sekali, "kalian
mungkin sudah menunggu lama" Maaf maaf!"
Setelah melihat tongkat tembaga dan busur itu, kecuali tiga
pendeta dao tua, wajah semua orang telah berubah warnanya.
"Siapakah dirimu sebenarnya?" Tanya tuan besar Li
memberanikan diri dan keras.
"Fu Xian korban selamat di peristiwa tergulingnya kereta di
kabupaten Ye." Dia dengan keras berkata, "Tuan besar Li, aku......"
"Yang aku tanyakan adalah tingkatan mu di dunia persilatan." Tuan besar Li menyela kata-kata dia, "siapa saksi yang mengatakan kau adalah korban selamat peristiwa berdarah tergulingnya kereta di kabupaten Ye"
Siapa saksinya yang bisa menunjukan pelaku kejahatan terbaliknya
kereta" berdasarkan apa kau mengharuskan aku mengembalikan
keadilan padamu" Jawab!"
"Aku tahu kau akan melakukan ini." Dia tertawa tawar, "tuan, apakah kau tahu saat aku kembali ke penginapan, kenapa para pejabat pemerintah dan kepala polisi Lie begitu hormat padaku marga Fu" Itu karena aku telah melaporkan dengan jelas kejadiannya peristiwa
tergulingnya kereta pada Bupati Xiang-yang."
"Apa" Kau......"
"Satu jam yang lalu, mungkin tentara telah berada di perumahan Han-bei, dan berhasil menggeladah kereta ringan yang digunakan
putramu melakukan kejahatan di kabupaten Ye.
Surat pemerintah Nan-yang yang meminta kantor Xiangyang
menangkap pelaku kejahatan, sudah tiba satu hari sebelum aku
kembali ke penginapan, malam hari aku masuk ke kantor Bupati,
pada Bupati minta diundur tiga hari, hari ini adalah tepat waktunya surat perintah penangkapan itu berlaku." Dia memungut satu
tongkat tembaga, "sekarang, kita selesaikan dahulu perkara kau berulang-ulang melakukan kejahatan, perkara di pengadilan kita
lanjutkan di kemudian hari."
Tangan pendeta dao Qing-xi mengusap janggut, melangkah maju
dengan dingin berkata: "Perbuatan dermawan Fu ini, bukankah sedikit tidak menurut
aturan dunia persilatan, tuan datang dengan amarah, bisakah dengan tenang menyelesaikan masalahnya?"
"Tolong tanya, apakah pendeta dao tahu duduk
persoalannya?" Fu Ke-wei balik bertanya.
"Aku tahu beberapa keadaannya."
"Pasti dengan apa yang aku katakan ada perbedaannya."
"Aku kira, apa yang dikatakan dermawan Li mungkin hanya
kata-kata sepihak, dan tuan juga mungkin tidak dapat membantahnya
dengan bukti yang kuat."
"Pendeta dao jika mengira kata-kata si marga Li mungkin adalah kata-kata sepihak, maka dia tidak akan berdiri disini
membicarakannya." katanya dengan tidak sungkan.
"Kata-kata dermawan sungguh tajam sekali."
"Pendeta dao kau juga tidak berdiri diatas kebenaran."
"Berani sekali!" Pendeta dao lainnya berteriak dengan nada dalam.
"Jika tidak berani maka tidak akan datang." Katanya dingin, "kalian para pendeta dao apa datang untuk menegakan keadilan" Atau datang untuk membela keluarga Li" Aku masih muda, kesabarannya terbatas, jika kalian belum mengetahui keadaan sebenarnya, paling baik jangan sok membela, katakan apa tujuan kalian, ingin jadi penengah menegakan keadilan, kalau begitu tunggulah di pengadilan, coba lihat apakah kalian pantas tidak. Jika mau membantu tidak perlu bersilat lidah, buang saja kata-kata kebenaran, siapa yang kuat itu yang benar.
Kalian para pendeta dao, sayangilah nama baik Wu-dang! Jika
melibatkan diri pada masalah ini, akan berakibat nama Wu-dang
akan menjadi buruk, siapa tahu malah bisa mendatangkan mala
petaka tidak habisnya bagi perguruan anda, itu dosanya besar
sekali." "Kau mengancam aku?" Pendeta dao Qing-xi dari malu jadi marah.
"Tidak bisa dikatakan mengancam, yang aku katakan adalah
kenyataan, jika masalahnya adalah perselisihan pribadi di dunia
persilatan, aku pasti akan menghormati kedudukan dan prinsip pendeta dao, melibatkan masyarakat biasa di peristiwa berdarah, itu bukanlah masalah yang harus kalian urus, kalian di pihak luar tidak usah turut campur urusan ini, kalian ini berebut apa?" Kata-katanya keras dan tajam, sangat menekan orang.
Kedudukan pendeta dao Qing-xi sangat tinggi dan terhormat, tapi
masih belum terlatih sampai tingkat suci tanpa emosi, maka darahnya jadi bergolak, pikirannya jadi tidak jernih, dengan emosi melakukan kuda-kuda, telapak kiri di dirikan di depan dada.
Fu Ke-wei yang berulang-ulang menerima serangan menggelap,
sudah sejak tadi sangat waspada, melihat pendeta dao tua melakukan kuda-kuda, dia mengira pendeta dao tua akan menyerang karena
marahnya, maka dia segera bergerak lebih dulu, tongkat tembaga
diangkat, siap maju menyerang.
Pendeta dao Qing-xi juga mengira dia mau menyerang, dia menjadi
semakin marah, tangan kiri dengan cepat diulurkan, menangkap
tongkat tembaga yang baru saja diangkat.
Sekali sentuhan segera bergerak, kedua belah pihak tidak
sungkan lagi, Fu Ke-wei sekali bersuara "Hm...!" dingin, tangan kanan memegang erat tongkat, tangan kiri melawan tangan kiri,
dengan adil bertarung tenaga dalam.
Kedua belah pihak beradu tenaga dalam, saling dorong, tarik,
pelintir, lempar, masing-masing mengeluarkan kemampuannya,
kuda-kudanya semakin rendah, tongkat tembaga pelan-pelan
turun. Tongkat tembaga sebesar telur bebek, bisa menahan
tekanan seberat sepuluh ribu jin, siapa yang tenaganya kurang,
pasti tangan kirinya akan hancur ditolak tenaga lawannya,
malah tenaga dalamnya akan hancur.
Sesaat, tiba-tiba tongkat tembaga terlihat membengkok, dua
orang itu semuanya tampak serius, setiap otot di tubuhnya
mengerut, menegang, nafas sepertinya berhenti.
Sesaat lagi, kaki depan pendeta dao Qing-xi goyah, tangan kanan
dengan sendirinya di ulurkan menangkap tongkat.
Fu Ke-wei juga mengulurkan tangan kanan, menggenggam tongkat
tembaga, mendadak sekali dia berteriak keras, memutar tubuh
merendahkan lutut kiri mengangkat tangan kanan, tenaga sebesar
gunung dikerahkan, dengan dahsyatnya mengangkat.
Pendeta dao Qing-xi mendadak mengeluarkan suara "Mmm!",
sepasang kakinya meninggalkan tanah tubuhnya mendadak naik
keatas, terangkat meninggalkan tanah di lempar keatas, di tengah
jalan dia melepaskan genggaman tongkat, kaki dan tangan
bergerak-gerak, mantel dao nya berkibar-kibar, dia melayang tiga
zhang lebih lalu turun dengan berat, hampir saja terjatuh.
Tongkat tembaga menjadi bengkok sedikit, tenaga yang di
terimanya sungguh menakutkan orang.
Dalam sekejap ini, Tuan besar Li mencabut pedang maju dua
langkah, sepertinya ingin mengambil kesempatan menyerang.
Fu Ke-wei membuang tongkat tembaga yang telah bengkok, sekali
bersuara "Hm!" dingin, tangan kanannya mengeluarkan sebilah belati dari dalam dadanya, di dalam mata macannya tampak sinar aneh, belati berubah jadi segaris semut putih terbang membelah udara, sepasang
tangannya yang diulurkan setengah lurus setengah bengkok, bergerak dengan anehnya.
"Ssst sst sst!" Tuan besar Li mengayunkan pedang memukul belati yang terbang datang, kecepatan belati tidaklah cepat,
sangat mudah dipukul oleh seorang pesilat tinggi.
Semua orang jadi terkejut"
Hal aneh telah terjadi, belati yang melayang itu sama sekali tidak takut sabetan pedang, saat terkena benturan arahnya hanya berubah
sedikit, pisau itu seperti benda hidup. Tuan besar Li sangat ketakutan setengah mati melihat hal ini, setiap sekali mengayunkan pedang dia malah seperti didorong mundur dua langkah, dan dia selalu tidak bisa memukul jatuh belatinya, lebih-lebih tidak bisa menghindar dari
kejaran belati itu. "Dermawan Li cepat buang pedangnya!" teriak pendeta dao
Qing-xi yang masih berdiri gemetar, "ilmu hawa mengendalikan
pedang!" Tuan besar Li seperti terhipnotis, dengan ketakutan
membuang pedang, berdiri kaku gemetaran.
Belati terbang melewati telinga kiri Tuan besar Li, mendadak naik
keatas, membentuk satu lengkungan sinar yang indah, naik keatas
tiga zhang belok melayang ke bawah, tepat jatuh di tangan kanan Fu Ke-wei yang diulurkan keluar, sinarnya segera menghilang.
"Li Hoa-rong, tegakan dada pergilah ke polisi menyerahkan diri."
Kata Fu Ke-wei sambil menyimpan belatinya, satu kata satu kata itu diucapkan, "bunuh orang ganti dengan nyawa, hutang uang bayar dengan uang, jangan buat malu temanteman dunia persilatan, kau
harus bertanggung jawab atas perbuatanmu, aku beri kau satu
kesempatan lagi." Habis bicara, dia membalikan tubuh dengan langkah besar pergi
meninggalkan tempat itu. Semua orang terbengong-bengong melihat Fu Ke-wei pergi,
menghilang kedalam hutan yang ada didepan.
Wajah Yu-mien-el-lang Li Hoa-rong tampak pucat, seluruh
tubuhnya gemetaran. "Ayah, ananda pergi menyerahkan diri." Yu-mien-el-lang sambil melepas pedang sambil berkata, "masalah ganti rugi pada korban mati, harap ayah yang urus."
Huo-bao-ing, Bu-fei-khe dan Ouw Yu-zhen menunggu
kedatangan Fu Ke-wei, mereka sangat gembira sekali.
"Saudara kecil, apa sudah selesai?" tanya Huo-bao-ing
dengan gembira. "Mungkin sudah selesai, asalkan Yu-mien-el-lang pergi
menyerahkan diri." Katanya menganggukkan kepala.
"Karena terhalang oleh dua hutan, kami tidak dapat melihat
keadaan di sana." Bu-fei-khe berkata, "Di atas udara arah itu seperti ada pelangi putih menari-nari, hawa pedang berterbangan, apa yang
terjadi?" "Tidak ada apa-apa." Fu Ke-wei tertawa, "Pendeta dao tua dari Wu-dang sedang bersembahyang mengusir setan, begitulah
kejadiannya. Ayo jalan! Mari kembali kekota, aku traktir tetua
minum." Empat orang itu berjalan berdampingan, sambil berkatakata
mereka berjalan kembali ke kota Fan. 0-0-0
Kampung Lu-an di Shan-xi, bersebelahan dengan Tai-yuan dan
termasuk He-shuo, adalah bahunya dunia, kota terbesar nomor satu ini di lereng barat gunung Tai-hang, taman senangnya .para penjelajah, ranjang hangat para pelaku kejahatan.
Kampung di sekitar sini, hampir semua perumahan dan benteng
membangun tembok benteng pertahanan, memiliki pertahanan
pesilat yang sangat kuat.
Dari jalan raya di depan istana, Fei Long pergi ke selatan, tidak jauh ada persimpangan jalan yang ramai dengan orang yang berlalu lalang, dari pagi hingga malam, kereta kuda keluar masuk tidak berhentinya.
Belok ke sebelah timur, ada jalan di depan kantor pemerintah, ke
sebelah barat, keluar ke Xi-guan. Di sudut belokan barat, ada satu rumah makan Taian yang sudah ternama ratusan tahun.
Rumah makan Tai-an terkenal karena masakan dan anggurnya
yang enak, sehingga termasuk salah satu empat rumah makan
besar di kota ini, tamu makan yang keluar masuk disini, sedikit
banyak berkedudukan khusus.
Keadaan hidup disini, tentu saja berbeda jauh sekali
dibandingkan dengan di Jiang-nan, tapi harga barangnya murah,
perbedaan antara si miskin dan si kaya tidak terlalu jauh,
sehingga, orang yang punya kedudukan khusus, tidaklah terlalu
elegan. Sore hari itu, Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen naik ke loteng
duduk di tempat vip. Dia memakai baju panjang berwarna hijau langit, menjadikan dia
seorang pemuda yang tampan, seperti putra bangsawan, Ouw Yu-zhen
memakai baju berwarna putih bulan, berwajah halus pipi kemerahan,
sepasang matanya yang genit, sungguh menarik dan bisa mengait
arwah orang. "Tersedia beberapa macam masakan sebagai teman minum arak, lima stel mangkok dan sumpit, sepuluh teko arak Fen." Ouw Yu-zhen
memesan pada pelayan yang sambil tersenyum menyodorkan teh
memegang kain lap, "pelayan sebentar lagi temanku akan datang, arak dan masakannya harus yang paling bagus."
"Aku mengerti." Pelayan dengan sopan berkata, "arak dan masakannya siap, setelah teman tuan datang baru......"
"Tidak, setelah siap segera saja keluarkan, tidak perlu
menunggu." "Baik, mungkin tuan belum janji waktu sebelumnya."
"Belum, tapi mereka akan datang." Fu Ke-wei sambil tersenyum menyela, "karena kemarin malam aku telah mengirim pesan pada
mereka, dan pagi-pagi sekali sudah ada orang datang ke penginapan
mengawasi gerak-gerikku. Lihat, dua orang yang baru saja naik ke
loteng, merekalah orang yang mengawasiku, mereka bekerja sangat
bertanggungjawab." Pelayan telah melihat dengan jelas dua laki-laki besar yang baru
saja naik, wajahnya jadi berubah, dengan buru-buru dia turun ke
bawah loteng menyambut. Pelayan lainnya dengan wajah tersenyum, mempersilahkan dua
laki-laki besar duduk di meja dekat jendela, dengan sopan berkata:
"Tuan kedua Ban (Ban-el-ye). Tuan kelima Wan (Wan-wuye),
mau minum a......" "Pergi sana." Ban El Ye yang berkepala macan, mata bulat wajah galak mengibaskan tangan mengusir orang, sorot matanya tertuju ke
arah Fu Ke-wei, "teman itu sepertinya sedang siap mentraktir orang, apa dia telah mengundang orang."
"Betul!" sahut Fu Ke-wei yang tidak jauh sambil tersenyum,
"memang akan mentraktir orang, mungkin tamunya segera datang, apa anda berdua punya ide?"
Dua orang laki-laki besar itu tidak sembunyi-sembunyi lagi,
Ban-el-ye pertama-tama yang mendekati meja makan Fu Kewei,
menarik satu kursi duduk di sebelah kiri Fu Ke-wei. Wan-wu-ye juga duduk melintang, memisahkan Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen,
mengapit dia di tengah-tengah.
"Sahabat, siapa marga dan apa namamu?" tanya Ban-el-ye tertawa culas, "kemarin malam, surat yang ditinggalkan di atas kusen pintu, hanya ditulis nama dan tidak ditanda tangani, siapa yang tahu kau
adalah Budha besar dari kuil mana" Kelihatannya tubuhmu, untuk
menyembelih ayam juga tidak ada tenaga, mana dapat menyusup
empat lapis penjagaan tanpa di ketahui, sungguh tidak mudah. Aku
percaya pasti sahabatmu yang melakukan aksi yang mengejutkan ini."
"Malah sebaliknya, temanku tiga hari lalu telah pergi, sebelum kejadian dia telah minta tolong temannya untuk menyelidiki terlebih dahulu, setelah siap maka dipersilahkan teman ini pergi, ini adalah prinsip aku melakukan sesuatu pekerjaan, aku sudah tinggal tujuh
hari di daerahmu." Fu Kewei menggulung lengan baju, gerakan ini jadi tidak cocok dengan penampilan dia sebagai putra bangsawan,
"kemarin malam yang mengirim surat itu adalah aku sendiri, jika saudara tidak percaya, aku tidak akan banyak bicara lagi. Mengenai nama! Tunggu saja sampai Huang-jit-ye (Tuan Ketujuh), Huang
Yung-sheng datang, bagaimana?"
"Sobat, aku sungguh tidak percaya orang yang mengirim surat
kemarin malam adalah dirimu." Ban-el-ye tiba-tiba mengulurkan tangan kanan, ingin mengunci pergelangan tangan kiri Fu Ke-wei
yang ditaruh diatas meja, untuk ditekannya di atas meja.
Tiba-tiba meja makan itu mengeluarkan suara aneh,
sepertinya lantai lotengjuga bergetar.
"Kau ini sungguh nekad, jika tidak sampai di sungai Huang tidak putus harapan." Fu Ke-wei membiarkan lawan mengerahkan tenaga,
tingkahnya tetap santai, "he he he! Aku berani datang mengacau, tentu saja punya sedikit kemampuan."
Wan-wu-ye melihat ada gelagat yang tidak menguntungkan,
mengambil kesempatan itu dia bergerak menyerang, sebelah
telapaknya melayang miring, dipukulkan ke arah sepasang mata Fu
Ke-wei. Ouw Yu-zhen menjulurkan tangan kirinya, dengan tepat sekali
menangkap telapaknya Wan-wu-ye, lima jarinya mencengkeram,
lalu membanting kesamping.
"Aduh......" Wan-wu-ye berteriak sambil melayang keluar, merobohkan kursi
dan meja, merobohkan satu meja disebelah kiri.
Ruangan makan jadi kacau, sepuluh lebih tamu makan
berlarian menghindar, para pelayan berteriak ketakutan,
suasana menjadi ribut sekali.
Fu Ke-wei duduk dengan tenang seperti semula, pergelangan
tangan kirinya masih dikunci dan ditekan ke atas meja oleh Ban-el-ye.
Tapi anehnya malah seluruh tubuh Ban-el-ye tampak gemetaran,
keningnya mengucurkan keringat sebesar kacang, mulutnya tidak bisa bersuara, tampangnya kesakitan sekali.
Lalu Fu Ke-wei membalikan tangan kirinya dengan perlahan,
akibatnya tubuh Ban-el-ye seperti terbang, terbangnya lebih jauh
dari pada Wan-wu-ye, terbang sampai di mulut tangga, dan buug...
jatuh ketanah. Fu berdua tetap duduk dengan tenang, sepertinya barusan tidak
terjadi peristiwa apa-apa.
Ban dan Wan berdua berusaha bangkit setelah setengah harian
baru mereka dapat berdiri, seorang memeluk lengan kanannya,
seorang lagi menekan tangan kanan, kakinya juga belum leluasa
melangkah, tampak jelas, tubuh bagian bawah kedua orang sudah
mati rasa, tidak bisa dikendalikan lagi, wajahnya pucat seperti
wajah mayat, sambil merintih! Mereka berusaha turun dari loteng,
melarikan diri. "Kalian berdua baik-baiklah dijalan." Fu Ke-wei dengan keras berteriak.
Dua orang ini mana bisa baik-baik dijalan"
Pelayan itu sudah tahu kerepotan akan datang, para tamu makan
juga telah pergi menyelamatkan diri.
Masakan dan arak telah di antar, seluruh ruang makan loteng
hanya tinggal Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen yang menjadi tamu
makan, pelayannya juga hanya ada dua orang.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Beberapa saat kemudian, tangga loteng berbunyi keras,
datanglah tujuh laki-laki besar yang tinggi dan yang pendek.
Orang yang memimpinnya, adalah orang keluarga Huang di
perbatasan utara sungai Shi-zi Huang-jit-ye, Huang Yungsheng,
berusia lima puluh tahun lebih, tubuhnya besar seperti beruang,
dipinggangnya ada satu Kail Kepala Macan.
Fu Ke-wei berdiri sambil tersenyum, mengangguk,
menyapa. "He he! Inikah Huang-jit-ye?" lagak Fu Ke-wei santai tapi ada sedikit angkuh, "aku tadi mengira Huang-jit-ye hanya membawa dua saudara saja, tidak di duga datang sampai tujuh orang. Pelayan, cepat satukan meja dan tambahkan sumpit dan mangkuknya."
Setelah meja disatukan, Ouw Yu-zhen bangkit berdiri di
samping kiri Fu Ke-wei. Lima orang itu duduk, dua orang lagi berdiri dibelakangnya Fu
Ke-wei, berdiri di sebelah kiri dan kanan.
Wajah Huang-jit-ye penuh amarah, dia duduk di seberangnya,
sepasang matanya yang aneh seperti api membara, menatap tajam
pada Fu Ke-wei yang duduk dengan tenangnya sambil tersenyum.
"Aku Huang Yung-sheng." Suara Huang Yung-sheng seperti
guntur, "kemarin malam betulkah anda yang datang ke rumahku
meninggalkan surat memanggil aku?"
"Betul." "Anda mengundang aku kesini ingin membicarakan apa" Aku
tidak kenal kau..." "Kau tidak kenal aku, tapi aku kenal kau. Kau adalah Dewa Kail Cakar Elang Huang Yung-sheng, Huang-jit-ye."
"Jangan banyak omong kosong! Kau ingin bicarakan apa" Jika
mungkin, aku akan mengabulkannya."
"Aku mengundang kau datang, ibarat pesta tidak ada pesta yang baik, pertemuan tidak ada pertemuan yang baik."
"Puuh! Aku berjuang di dunia persilatan sudah dua puluh tahun lebih, gelombang sebesar apa yang belum pernah aku alami" Walau
pestamu ini adalah pesta penguasa, aku juga akan datang,
bukankah sekarang sudah datang?"
"Terima kasih atas kemurahan hatimu, aku merasa sangat
terhormat." "Aku menunggu kau mengatakannya."
"Baik, aku lebih baik menurut dari pada menghormat. Anda belajar silat di perguruan Biksu Kepala Besi di Liu An-zhou, marga Biksu
Kepala Besi adalah Bai, dia punya seorang keponakan bernama Bai
Ru-lian, juga adalah adik seperguruanmu. Beberapa tahun lalu Biksu Kepala Besi mendadak mati di kuil Bai-yun di kota Jia-yu, tahun lalu adik seperguruanmu bersama dengan Sepasang Hebat Jiang-nan
malam-malam merampok sembilan keluarga kaya di Jiangning dan
berhasil merampok puluhan ribu liang perak, kemudian menghilang,
di dunia persilatan tidak menampakan lagi jejaknya Tiga Wanita Iblis.
Adik seperguruanmu berjuluk Yun-sang-nie (Wanita Baju Awan),
menurut kabar dia pintar menyamar, dia dengan kau......"
"Tutup mulut! Aku tidak mau dengar omong kosongmu."
Huang-jit-ye menepuk meja berteriak marah.
"Kenapa kau begini terburu-buru" Aku tidak akan membicarakan
masalah kotor kalian, asal kau beritahu aku di mana dia berada, kita baik-baik saja......"
"Kau ini makhluk apa?" Huang-jit-ye berteriak marah, dan bangkit berdiri.
Tujuh orang sebelumnya seperti sudah direncanakan, berdiri
mengepung. "Anda tidak ingin membicarakannya dengan baik-baik, kalau begitu tidak ada yang bisa dibicarakan lagi." Fu Ke-wei juga bangkit berdiri, wajahnya ditekan, "di tempat umum tidak baik membuat keonaran, besok tepat tengah hari, aku tunggu kau di depan kuil Tai-hang, di lereng selatan gunung Bo-gu, jika lewat waktu tidak akan ditunggu."
Habis bicara, dia dengan langkah pelan jalan ke tangga, Ouw
Yu-zhen mengikuti di belakang sebelah kiri.
Di depan ada seorang laki-laki besar setengah baya
menghadang jalannya, sepasang tangannya pelan-pelan
diangkat. "Lebih baik tenagamu digunakan besok." Wajah Fu Ke-wei sangat dingin sekali, "jika perlu, aku tidak akan takut menggemparkan khalayak ramai, di keramaian membunuh orang, minggir!"
Bentakan suara minggir tidaklah keras, tapi ada kekuatannya
menakutkan orang, pria besar itu mendadak gemetar dingin,
Tugas Rahasia 5 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Rahasia Kunci Wasiat 1
Habis bicara, orangnya seperti elang terbang, langsung naik ke atas, seperti terbang keluar pekarangan, di tengah jalan membelok tajam naik ke atas genteng, sepertinya bukan seorang manusia, tapi seekor burung besar yang dapat terbang bebas, ilmu meringankan tubuhnya, sungguh menakutkan orang.
Fu Ke-wei membuka lebar pintu kamar, menggendong
tangan melangkah keluar kamar.
"Jurus Naga Terbang Sembilan Besar yang hebat." sambil bicara sambil melangkah, "cara demonstrasi begini sangat menakutkan
orang, kelihatannya jika aku tidak diam-diam kabur ketempat jauh,
mungkin akan mampus... baik!"
Sebuah bayangan abu-abu yang tipis, dari bawah tembok seperti
setan menerjang datang, cepat laksana kilat, sepasang tangannya
mendekati punggung Fu Ke-wei.
Tiba-tiba Fu Ke-wei berjongkok kebawah, sepertinya di
belakang dia punya mata, sepasang tangan lawan yang hampir
mengenai tubuhnya, tiba-tiba tidak mengenai sasarannya.
Tinggi tubuh tidak sampai dua chi, jurus Kaki Ekor Macan Fu
Ke-wei menyerang dengan dahsyat, tidak ringan tidak keras
mengenai lutut bayangan abu-abu di belakangnya, lalu mendorong,
bayangan abu-abu itu pun terjatuh kebawah.
Dia membalikan tubuh menerkam seperti macan, berteriak keras
sekali, kaki kanannya ditekukan dulu, seperti godam besar ribuan jin, buuk... terdengar satu suara, sebuah lutut mengenai dadanya bayangan abu-abu, tubuhnya mengikuti membungkuk kedepan, satu telapak
dipukulkan di telinga kanan bayangan abu-abu.
Dalam sekejap ini, senjata gelap berter-bangan.
Bayangan orang bergerak cepat tiba-tiba terdiam, senjata gelap
menembak tembok seperti hujan mengenai daun teratai, kembang api
bertebaran. Bayangan abu-abu diam tergeletak di lantai, tapi Fu Ke-wei telah
menghilang. Di atas atap rumah dan di kegelapan pekarangan, ada lima
bayangan hitam menerjang keluar mengikuti senjata gelapnya, siapa
pun tidak mengetahui bagaimana menghilangnya Fu Ke-wei.
Hei-sha Shang-fei, salah satu dari Enam Jahat Xiang-yang, setelah
naik ke atas atap rumah dengan ilmu meringankan tubuhnya yang
luar biasa itu, segera menggunakan ilmu terbang di atap jalan di
dinding, menggunakan atap rumah berjalan pergi ke selatan, dengan
cepat sekali sampai di ujung jalan utara kota, baru meloncat ke
bawah. Di utara kota ada sepuluh lebih bayangan hitam menunggu,
setelah orangnya datang, segera menyelusuri jalan ke utara dengan
cepat sekali. Di luar satu li, di sebelah kanan jalan ada bangunan
peristirahatan, dan di malam hari ada tersedia air teh.
Di pintu bangunan berdiri satu bayangan hitam. Sepuluh lebih
bayangan hitam seperti terbang telah sampai.
"Berpencar dan sembunyi disekeliling." Bayangan paling depan berteriak pelan.
"Tidak perlu lagi, apa kalian baru datang?" Bayangan yang berdiri di pintu bangunan peristirahatan berteriak, "ha ha ha ha! Tamu datang lebih dulu dari pada tuan rumah, saudara Hei-sha, Shang-fei, kalian sungguh kurang sopan, aku marga Fu sudah lama menunggu.
Jangan tergesa-gesa, baik-baik istirahat dulu, supaya bisa menambah semangat, betul tidak?"
Empat belas orang, berbaris di tengah jalan, semua tampak
tertegun, mereka hampir tidak percaya Fu Ke-wei bisa sampai terlebih dulu dari mereka.
"Saat aku menyampaikan pesan, apa kau benar ada di dalam
kamar?" tanya Shang-fei terkejut, "anda da......datang dari mana?"
"Omong kosong! Jika aku tidak di dalam kamar, bagaimana tahu
tempat pertemuannya?" kata Fu Ke-wei dingin, "di penginapan masih ada enam orang bangsat bisa jadi saksi, mereka diam-diam
menyerang dengan senjata gelap."
"Mereka......" "Demi undangan anda, aku tidak apa-apakan mereka. Tapi,
bangsat yang tiarap di bawah tembok yang diam-diam menyerangku
dengan keji, dia menyerang dari belakang menggunakan Cakar Setan
Dingin, sangat menyebalkan sekali. Apakah dia itu Setan Jahat
Sun-ren" Dia sedikit pun tidak ada rasa kasihan, hawa racun negatif Cakar Setan, dapat melukai orang dari jarak tiga chi lebih, telah
digunakan secara diamdiam menyerang orang sangat jitu sekali,
perbuatannya ini tidak salah kalau di bunuh."
"Kau apakan dia......"
"Dia tidak akan mati, tapi di bandingkan dengan Ba-fangdu-ti
Jin-ba-dou, dia mungkin lebih parah sedikit, ada beberapa tulang
iga yang patah harus diobati."
Empat belas orang itu melihatnya, jelas terkejut oleh
perkataannya, juga sepertinya rada sedikit tidak percaya.
"Kelihatannya, kau ini adalah pesilat tinggi misterius yang berilmu hebat." Kata Shang-fei menggigit gigi, "bertarung adil denganmu, orang yang dapat mengalahkanmu tidak ada seberapa orang."
"Bagus, bagus." Dengan waspada dia melihat pada empat belas orang yang mengepung-nya, "di luar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, ilmuku belum terhitung hebat. Anda
mengundangku datang kesini, betulkah berniat menggunakan
keahlian silat mengusir aku meninggalkan tempat ini?"
"Kau sedang mendesak kami melakukan hal yang luar biasa."
"Tidak berniat lagi bertarung dengan adil?" dia bertanya dengan nada dalam.
"Ini juga kau yang memaksa kami."
"Empat belas lawan satu?"
"Mungkin." Kata Shang-fei, "kau terlalu hebat, tidak bisa salahkan kami."
"Kalian melakukan ini, apakah pernah memikirkan
akibatnya?" "Kami sudah datang, sudah datang ya tergantung nasib. Tenang saja, kami tidak akan mendakwamu membunuh orang pada pemerintah. Aku
percaya kau mungkin bisa membunuh beberapa dari kami, tapi kami
percaya kau akan membayarnya dengan nyawamu."
"Ooo...! Orang penting kalian, sepertinya belum datang."
"Yang kau maksud saudara Li" Dia pergi mencari Huo-baoing dan Bu-fei-khe untuk mencari penyelesaian, tidak sempat datang kesini.
Empat belas di banding satu, kau masih merasa kurang?"
"Sebaliknya, aku merasa harus waspada. Orang banyak lebih kuat, masing-masing perbedaan silatnya tidak beda seberapa, lebih banyak satu orang pasti lebih dapat peluang. Makanya, aku tidak berniat
menempuh bahaya bertarung dengan kalian empat belas orang,
selamat jalan......"
Tapi, dia sudah terlambat satu detik, di saat dia mengatakan
tidak berniat menempuh bahaya, empat orang yang paling dekat
telah maju melakukan penyerangan.
Lawannya menyerang menggunakan telapak dan tinju, dia sedikit
merasa di luar dugaan, di saat ragu-ragu inilah, dia sudah terlambat untuk mundur, dengan reflek dia mengerahkan tenaga dalam
menahannya. Begitu sepasang tangannya di buka, dia tahu dia akan celaka
Dia pertama kali melihat empat orang menyerang, tidak
menyangka sepuluh orang lainnya mendadak mengulurkan
telapak tangan pada temannya, dengan kuda-kuda, tangan
sepuluh orang itu masing masing di tempelkan pada bahu empat
temannya itu. Melihat keadaan begini, dia tahu habislah sudah.
Buuk... paak... beberapa suara keras terdengar, dia merasa seperti sepuluh ribu jin tenaga mengenai tubuhnya, sepasang lengannya
seperti terkena geledek, tenaga dalam tertahan, tenaga dahsyat
membalik. Ilmu menyatukan tenaga dalam, adalah ilmu hebat yang jarang
ada, ilmu ini harus di gunakan oleh orang yang telah berlatih tenaga dalam, jika salah seorang tenaga dalamnya kurang kuat, orang ini
bukan saja akan celaka, tenaga yang terkumpul juga akan buyar.
"Mmm......" Dia teriak dengan suara terbekam, tubuhnya terbang kebelakang
oleh tenaga yang dahsyat, menuju ke arah bangunan peristirahatan
yang berada dua zhang lebih dibelakang, seperti layang-layang putus tali, tangan dan kaki meronta-ronta terbang.
Di atas bangunan peristirahatan di tiang palang, turun satu
bayangan hitam, tubuh itu turun dari atas kebawah sambil
membentak, sepasang telapak tangannya memukul, menimbulkan
angin pukulan yang kuat. Buum... terdengar suara keras, arah tubuh Fu Ke-wei yang jatuh
berbelok setelah terkena serangan angin pukulan itu, roboh ke lantai di tengah bangunan.
Orang yang diam-diam menyerang tubuh Fu Ke-wei naik
miring, sepasang kaki turun ke bawah, dengan kekuatan penuh
menginjakan kakinya pada Fu Ke-wei.
Di saat hidup atau mati, orang yang semangat hidupnya kuat, bisa
mendadak mengeluarkan tenaga tersembunyi yang sulit di
bayangkan, seluruh tubuhnya timbul satu perubahan aneh.
Sekejap setelah dia jatuh, dia mengeluarkan satu siulan panjang yang bernada marah, tubuhnya berguling, tangan dan kakinya mendadak
mengeluarkan tenaga kuat meloncat ke atas, tubuhnya seperti anak
panah terlepas dari busurnya, dari bawah palang pembatas bangunan
menerobos keluar, sejauh tiga zhang lebih, sekali loncat tiga zhang lebih, dua tiga loncatan telah menghilang di kegelapan malam, seperti
bayangan setan yang menghilang.
Orang yang mengejar di belakang, hanya mengejar seratus
langkah lebih, sesudah itu tidak terlihat bayangannya lagi.
Hari kedua, hari ketiga, pelayan penginapan Fu-tai tidak
pernah melihat dia kembali kepenginapan.
Sore hari di hari ketiga, di utara kota Fan sekitar lima-enam li di Ji-li-dian-guan.
Satu li sebelah barat Ji-li, ada satu sungai kecil yang mengalir ke selatan, pantainya tumbuh subur rumput alangalang yang cukup
tinggi. Ada seorang anak kampung sedang mencari anak kambing yang
hilang, ketika mendekati pantai, tiba-tiba dia melihat di depan rumput alang alang, duduk seorang pemuda dengan wajahnya yang pucat,
sepasang mata tertutup rapat, sepertinya sedang tidur.
Bajunya yang robek-robek sudah tidak bisa menutup
tubuhnya lagi, otot dan dagingnya tampak merah seperti darah,
berbeda sekali dengan wajahnya yang pucat putih.
"Aduh! Kau.. .kau ini manusia.. .atau setan"
Anak kampung itu berteriak terkejut, sempoyongan
melangkah mundur. "Aku manusia." Kata si pemuda, pelan-pelan dia membuka sepasang mata yang tampak kelelahan, "aku punya satu balok perak, tolong belikan aku makanan, paling bagus ada satu teko arak. Dan juga, kecuali orang di rumahmu, jangan sekali-sekali katakan aku ada disini. Jangan takut, kemarilah, saudara kecil!"
Anak kampung itu sudah tidak takut lagi, dengan wajah penuh
pertanyaan pelan-pelan mendekat.
"Di rumahku ada arak, masakan juga bisa beli di Ji-li-dianguan."
Anak kampung berkata, "kau...kau tampaknya seluruh tubuhnya
berlumuran darah..."
"Bukan, aku di lukai oleh perampok." Dia menyodorkan sepuluh liang perak, "paling baik suruh orang tuamu sediakan masakannya, jangan beli di Ji-li-dian-guan."
"Baiklah." Anak kampung menerima perak, "rumahku di depan tidak jauh, aku bawa kau kesana, baik tidak?"
"Aku telah mendapat luka yang parah, seluruh tubuh terasa lemas, tidak bisa berjalan."
"Ka......kalau begitu biar ayahku menggendongmu......"
"Tidak perlu, begitu bergerak tubuhku jadi sakit."
"Ha......hari hampir gelap......"
"Aku akan duduk disini sampai hari terang. Cepatlah pergi, terima kasih adik kecil."
Anak kampung menganggukan kepala, dengan cepat berlari
pergi. Hari keempat, pemilik penginapan Fu-tai, siap melapor pada
kantor pemerintah mengenai tamunya yang hilang.
Hal ini sangat repot, tapi tidak melapor lebih repot lagi, siapa
tahu telah terjadi perkara pembunuhan, kecuali mayatnya tamu
selamanya tidak diketemukan.
Masalah keluarga Li menyelidik saksi, masih tetap di lakukan,
tidak memperdulikan masalah Fu Ke-wei lagi. Di dalam hati orang
orangnya keluarga Li berpikir, si marga Fu tentu sudah tidak ada di dunia lagi!
Jin-ba-dou dan Setan Jahat Sun-ren telah menjadi orang tidak
berguna, saluran yang dikunci tidak ada orang yang bisa
membukanya. Jika si marga Fu benar-benar telah mati, dua orang ini juga hilang harapannya" Bagusnya tuan besar Li punya uang, juga dengan Wu-dang ada hubungan yang baik, dia telah mengutus orang membawa uang yang banyak pergi ke Wudang, mengundang para senior Wu-dang untuk
datang menolong, dalam dua hari ini seharusnya sudah datang, harapan dia besar sekali.
Hari ini setelah lewat tengah hari, kabar dari Xu-zhou telah sampai di perumahan Han-bei.
Setelah hari gelap, restoran Xing-yuan yang tidak jauh di sebelah kiri dari gedung Dong-dao, adalah restoran yang ternama di kota ini, tamu yang keluar masuk adalah tuan besar yang ternama di kota ini, seratus langkah sebelah timur jalan, adalah rumahnya Hei-sha Shang-fei.
Hei-sha Shang-fei sering mengundang orang di restoran
Xing-yuan. Ruang makan di tingkat dua tampak luas sekali, ada tiga ruang
berdampingan, ruang vip terpisah menggunakan penghalang, juga
ada empat kamar vip kecil, untuk tamu yang datang membawa
istrinya. Di sekeliling ruangan digantung sepuluh lebih lentera, terang
seperti siang hari. Di sebelah timur ruang vip, wajah tuan rumah Hei-sha sudah
tersenyum. Tamu utama Tuan besar Li juga berseriseri, sepertinya
seluruh tubuhnya penuh kegembiraan.
Ada enam orang tamu pendamping, di-antaranya ada juga Luo
Wen-jing. Tamu restoran memenuhi ruangan, suaranya sangat ramai, orang
didalam ruang vip jika bicara harus dengan suara keras.
"Saudara Shang, berita dari Xu-zhou telah sampai tadi sore."
Suara Tuan besar Li meninggi, "berita yang di dapat dari
perusahaan angkutan, memastikan orang itu marga Fu, namanya
Xian, adalah bocah kecil yang pantas mati itu.
Sedangkan surat yang datang dari kantor Nan-yang, mengatakan
orang itu marga Wu namanya Ming, mereka harus mendapatkan dia
untuk menjadi saksi, semua membuat aku bingung."
"Saudara Li, sebenarnya masalah ini tidak ribet." Hei-sha dengan lagak sok berkata, "bocah itu tentu saja tidak mau memperkarakan, mungkin dia telah melapor pada pemerintah, makanya dia menulis
dengan nama palsu Wu-ming, buru-buru meninggalkan daerah
Nan-yang, supaya tidak terlibat perkara, tinggal disini jadi saksi bukanlah hal yang menyenangkan. Beberapa hari lalu di gunung Xian, dia menitip surat pada putra anda, jelas ingin memeras saudara Li, dia sungguh pantas mati."
"Aku khawatir dia belum mati." Kata Tuan besar Li dengan tidak tenang, "jika dia kembali ke Nan-yang menjadi saksi, ini..."
"Saudara Li tenang saja! Setelah terkena serangan tenaga empat belas orang yang bergabung, putra anda juga tepat waktunya
menggunakan jurus Telapak Menggoyang Gunung melakukan serangan
maut, walau dia punya sembilan nyawa, juga tidak akan lolos dari
maut." "Tapi dia mati tidak terlihat mayatnya." Nada bicara Tuan besar Li tetap tidak mantap,
"seharusnya, dia segera mati di tempat, kenyataannya dia masih bisa menghilang."
"Itu karena hari terlalu gelap, kami juga sedang kehabisan
tenaga, tidak dapat segera mengejarnya, makanya dia dapat lari
sampai di pinggir sungai, terjun ke sungai dan mati, jejak dan
nasibnya sudah jelas. Bicara soal ilmunya, tidak mati di tempat
bukanlah hal aneh. Saudara Li, tidak perlu khawatir lagi, tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi! Ooo! Saudara Li, pendeta dao
Qing-xi kapan bisa datang?"
"Besok pasti datang." Kata Tuan besar Li, "tadi siang aku menjenguk saudara Sun, luka patah tulangnya sudah bisa di
sembuhkan, tapi mungkin dalam waktu singkat tidak bisa
menggunakan cara mengurut membuka salurannya, aku berharap
obat Wu-dang, Jiu-huan-dan dari pendeta dao Qingxi, bisa
menolong saudara Sun dan Jin."
"Seharusnya tidak akan ada masalah." suara Shang-fei dengan sangat percaya diri, "pendeta dao Qing-xi adalah salah satu dari Sembilan Tetua Wu-dang, dulu pernah memegang jabatan Tujuh
Insan Danau Pelepas Pedang, ilmu silatnya sudah sampai taraf dewa, pasti bisa menguraikan jurus anehnya bocah Fu itu."
"Itulah yang diharapkan."
"Di pihak Nan-yang tidak ada beritanya." Shuang-jie-shusheng Luo Wen-jing mengalihkan pembicaraan, "Dua orang tua itu telah meninggalkan kota Fan, sepertinya mereka tidak berani lagi
mengacau. Aku dengan nona Duan-mu berniat pamit, besok akan
pergi ke Wu-dang." "Saudara Luo, mainlah beberapa hari lagi." Tuan besar Li dengan tulus minta tamunya tinggal, "Pendeta dao Qing-xi sudah dua puluh tahun tidak pernah meninggalkan Wu-dang, dia menyanggupi
datang kesini, kau bisa mendekati dia, aku percaya pasti akan
mendapat banyak manfaat."
"Benar!" kata Shang-fei ikut mendukung kata-kata Tuan besar Li,
"pendeta dao Qing-xi di dunia persilatan bukan saja senior dan terhormat, namanya juga termasyur, di hati orang sampai ribuan li, juga adalah dewa hidup yang semua orang tahu, ada kesempatan mendapat
petunjuk dari dia, sungguh itu adalah satu kehormatan bagi kami ini, saudara kecil jangan melewatkan kesempatan ini."
Shuang-jie-shu-sheng tidak ada masalah dengan Wu-dang, tapi
dia ada kesulitan lain. Beberapa hari belakang ini, dia menyadari perbuatan Li
Yong-kang tidak cocok dengan hatinya, semua orang yang
berhubungan dengannya tampak misterius, di luar mengatakan
telah mendapat bantuan dari para pendekar kebenaran, untuk
menghadapi tantangan Nan-yang-ba-jie. tapi di dalam hati dia
sudah merasakan, dia telah diperalat oleh Tuan besar Li.
Tentu saja dia tidak mau membantu orang begini tapi dia tidak
mau dianggap setia kawan.
Dan sekarang Nan-yang-ba-jie telah menarik orang yang diutus untuk menanyakan masalah, musuh berat si marga Fu itu juga telah dibunuh oleh kelompok Enam Jahat, masalahnya telah selesai, dia harus
cepat-cepat meninggalkan tempat yang kacau ini.
Dia tidak begitu setuju dengan tingkah laku Tuan besar Li, juga
tidak tahu kejadian sebenar-nya, lebih-lebih tidak menduga peristiwa berdarah di kabupaten Ye benar-benar melibatkan orang-orang yang
tidak berdosa, dia mengira ini hanyalah masalah permusuhan antara
Tuan besar Li dengan Nan-yang-ba-jie, penguasa dua daerah, saling
terjadi perselisihan itu adalah hal yang biasa, cara yang digunakan kedua belah pihak masing-masing ada kekurangannya, itu tidak bisa
terlalu disalahkan. Tapi, Tuan besar Li bersatu dengan Enam Jahat diam-diam
menyerang marga Fu, dia tidak mengatakannya di mulut, tapi
didalam hati sangat tidak senang, saat ini jika tidak meninggalkan, tunggu kapan lagi"
Dia sudah tidak ada keperluan tinggal untuk melerai perselisihan
teman-teman dunia persilatan, sehingga, dia melepas kesempatan
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemu dengan tetua Wu-dang, dia bersikeras menyatakan besok
meninggalkan Xiang-yang pergi keselatan.
0-0-0 Pesta makannya hingga larut malam, setelah puas baru bubar.
Di kota Tuan besar Li punya rumah lainnya, tempatnya di
Tong-ti-fang, sebuah pekarangan yang luas, hanya beberapa
keponakan keluarga Li yang tinggal di sana, biasanya di gunakan
untuk menjamu para tamu penting.
Beberapahari ini, Shuang-jie-shu-sheng dan Duan-mu Xiu Yin,
telah pindah dari Kebun Li di luar kota ke pekarangan besar di
dalam kota, di dalam pekarangan masih tinggal sepuluh lebih
teman baik yang datang siap untuk membantu menghadapi
Nan-yang-ba-jie, melakukan sesuatu di sini lebih leluasa dibanding di Kebun Li, pergi juga lebih mudah dan cepat. Jika di dalam kota ini tidak ada rumah tinggal, maka malam hari dia tidak akan muncul di
restoran, di malam hari lalu lintas dalam kota dan luar kota terputus sama sekali.
Pasar malam telah lenggang, orang di jalanan juga semakin sedikit.
Kebanyakan toko telah tutup, lampu pintu rumah bersinar merah
gelap. Lentera besar yang tertulis merk toko, bergoyang-goyang ditiup
angin sungai, bayangan orang yang berjalan juga jadi
bergoyang-goyang, pandangan mudah menjadi keliru.
Tapi bagi pesilat tinggi dunia persilatan ini, pandangannya tidak
mudah keliru. Tuan besar Li berjalan di tengah, Shuang-jie-shu-sheng di
sebelah kanan. Seorang lagi yang julukannya Angin Putar Qin Bao-yuan berjalan
di sebelah kiri, Qin adalah teman baiknya Tuan besar Li.
Tiga orang berjalan berdampingan, masing masing dalam keadaan
setengah mabuk, sambil berbincang berjalan menuju Tong Ti-fang.
Bayangan orang memanjang, panjang sekali diatas jalan yang lebar.
0-0-0 Bab 8 Bandit Tai Qiao-zhuang yang setia, menyamar jadi seorang
pengelana miskin, dia mengikuti dari belakang dua puluh langkah
lebih, tubuhnya yang tinggi besar tampak sedikit terbungkuk lesu.
Seorang yang berdandan pelayan keluarga kaya, berjalan cepat
sambil menundukan kepala, dia berpapasan dengan Tuan besar Li
bertiga, sepertinya ada urusan penting yang harus diurus, hingga
dijalan tidak memperdulikan orang lain.
Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan tidak melihat jelas wajah pelayan ini, bagaimana pun begitu melirik, sudah tahu bukan orang
asing yang dikenal oleh dirinya, jadi tidak perlu di perhatikan.
Di jalanan orang yang ingin cepat-cepat pulang kerumah tidak
sedikit, bagaimana bisa memperhatikan gerak-gerik setiap orang"
Pelayan itu jalannya terburu-buru, sesaat setelah berpapasan
dengan Tai Qiao-zhuang, Bandit Tai juga tidak memperhatikan
wajah orang tersebut. Perhatiannya Bandit Tai, terpusatkan pada Shuang-jie-shusheng
yang berada di depan. Mendadak... matanya sedikit bergerak, dia seperti merasa ada
gejala yang tidak normal.
Tiga orang di depan juga merasa muncul gejala yang
mencurigakan, Angin Berputar Qin Bao-yuan yang berjalan di
sebelah kiri, tiba-tiba tubuhnya sempoyongan, kakinya jadi kacau,
bayangannya bergoyang di sinari lampu.
Pelayan tadi berpapasan dengan Angin Putar Qin Bao-yuan. Tiga
orang yang setengah mabuk, jalannya tetap normal.
Di dalam hati Bandit Tai timbul rasa was was, begitu terasa gejala yang tidak enak, dengan waspada dia melihat kebelakang, ingin
melihat pelayan yang baru saja lewat.
Tapi dia sudah terlambat, setiap orang yang mengetahui
belakangan pasti akan mengalami nasib sial, kepalanya mendadak
jadi kaku, tidak dapat bergerak, kepalanya telah dikunci oleh
sebuah jari tangan besar.
Satu tenaga besar, tanpa dapat dilawan, menarik kepala dia
kebelakang. Jika meronta, kepalanya mungkin akan seperti telur
dipecahkan, bagaimana dia berani meronta"
"Tahu diri sedikit Bandit Tai, jika ingin melawan atau menyerang, yang pertama harus kau pikirkan adalah kepalamu dulu." Orang yang mengunci dia berkata dengan galak di sisi telinganya, "sampaikan pesan ku pada Shuang-jieshu-sheng, suruh dia dengan nona
Duan-mu cepat-cepat meninggalkan Xiang-yang, jangan membantu
lagi si marga Li, supaya nama baik dia tidak rusak, aku sedikit
menyukai orang semacam dia. Ini adalah peringatan terakhir,
tindakan selanjutnya akan menjadi serangan mematikan."
Dia merasakan tekanan di kepala tiba-tiba menghilang, cepat dia
membalikan tubuh. Aneh, di belakang tidak terlihat ada orang, jalan yang sepi, dalam jarak seratus langkah satu bayangan setan pun
tidak ada. "Iii...! Orang ini bisa bergerak lebih cepat dari gerak mataku"
Apa mungkin?" bulu kuduk-nya jadi berdiri, dia berkata pada diri sendiri, sepertinya merasakan hawa setan, hawa kematian.
Dia mulai kehilangan percaya dirinya, dia curiga pada diri sendiri apakah telah kehilangan kemampuan dan reflek.
Dia mengusap kepalanya, masih dirasakan sedikit sakit, tidak
di ragukan lagi kepalanya pernah di tangkap orang, orang ini
benar-benar dalam waktu sekejap sudah seperti setan
menghilang. Dia tahu, jika lawan berniat mengambil nyawanya, dia pasti telah
masuk ke alam akhirat! Bersamaan itu, dia juga sudah tahu siapa
orang ini. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Shuang-jie-shu-sheng
dengan Duan-mu Xiu-yin telah naik ke perahu penumpang yang
menuju ke bawah. Di lanjutkan dengan teman-teman yang di undang Tuan besar
Li untuk membantunya, juga berturut-turut meninggalkan
Xiang-yang. Xiang-yang kembali jadi tenang, badai akhirnya berlalu.
Nan-yang-ba-jie telah menyatakan, tidak akan membuat masalah
di tempat Tuan Li lagi, tapi jika orang-orang keluarga Li berani masuk ke He-nan, pasti akan dibunuh tidak ada ampun.
Sehingga, orang-orang yang membantu keluarga Li tidak ada
alasan untuk tinggal lebih lama.
Pendeta dao Qing-xi dari Wu-dang tiba di hari ketiga setelah
Shuang-jie-shu-sheng pergi, telat dua hari dari hari yang di
perkirakan, dia ditemani oleh dua orang pendeta dao.
Perumahan Han-bei segera menjadi sibuk, tiga orang pendeta
dao tua mendapat sambutan meriah dari para ular setempat.
Tapi, kemeriahan yang menggembirakan hanya
berlangsung dua jam. Dewa hidup yang latihannya telah mencapai puncaknya,
mengatakan Jin-ba-dou telah terkena satu kuncian saluran yang aneh untuk mencegah racun, mungkin adalah ilmu Memindahkan jalan
darah dan menguncinya, di dunia ini belum pernah dengar ada orang
yang bisa membukanya, walau pun ketua Wu-dang sendiri yang
datang kesini, juga tidak akan sanggup.
Jika memaksakan diri merasa mampu membukanya, sangat
mungkin akan mengorbankan nyawa Jin-ba-dou, hanya seorang
pesilat tinggi yang mempunyai ilmu ini yang berani membukanya.
Kunci saluran yang dialami oleh Setan Jahat Sun-ren juga sama,
yang beda adalah Setan Jahat lebih parah, karena dia mengalami
patah tiga tulang iganya.
Pendeta dao Qing-xi sangat royal, dia memberikan tiga butir
Jiu-huan-dan, obat pusaka dari Wu-dang, dan menjamin dalam waktu
sepuluh hari atau setengah bulan tulang iga yang patah akan sembuh seperti semula.
Kecuali menggunakan obat untuk mempertahankan hawa murni
kedua orang itu, tiga orang pendeta dao tua dari Wudang ini tidak
bisa berbuat apa-apa. Tiga orang pendeta dao tua menyanggupi untuk tinggal selama
tiga atau lima hari, mengawasi perubahan kedua orang sakit itu,
sambil berharap dapat menemukan cara untuk membuka kuncian
salurannya, jika diperlukan akan mencoba dipraktekkan, mengobati
kuda mati sebagai kuda hidup, bagaimana pun dua orang ini telah
menjadi barang tidak berguna, dapat memperpanjang sampai kapan,
siapa pun tidak dapat menduganya. Orang yang menguncinya telah
mati, mau mencari kemana orang yang punya kemampuan membuka
kuncian ini" Sebenarnya apakah di kunci oleh ilmu Memindahkan jalan darah,
pendeta dao Qing-xi sendiri juga tidak berani memastikannya, tidak bisa mengatakan penyebabnya.
Di hari ketiga malam, Shang-fei membawa dua orang pengawal
pribadinya, melangkah keluar dari gerbang besar perumahan, dia
berjalan menuju utara, dia ingin pergi ke rumah Shi yang berada di sebelah barat gerbang utara kota baru, disana ada perumahan milik
Dingin Jahat Shi Lin-jun salah satu dari Enam Jahat.
Perumahan Shi Ling-jun berdekatan dengan tempat
peristirahatan Han-guang, terhitung sebuah rumah yang
berpengaruh. Menuju ke gerbang kecil utara, harus melalui sebuah jalan kecil.
Jalan kecil ini tidak ada pasar malam, tidak lama setelah hari gelap maka orang yang berjalan sudah jarang, lampu pintu juga sedikit
yang menyala, jalannya juga berliku-liku, orang yang berjalan
disana, kadang juga harus menyediakan lentera sendiri untuk
penerangan jalan. Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan itu biasa berjalan di
malam hari tidak pernah membawa lentera.
Ketika sedang berjalan di mulut sebuah gang kecil di depan sekitar sepuluh langkah lebih, muncul satu lentera dengan sinarnya yang lemah, orang yang membawa lentera memakai mantel panjang, wajahnya
samar-samar, sulit di lihat dengan jelas.
Aneh! Kenapa lenteranya tiba-tiba tertancap di dinding depan
mulut gang" Tiga orang itu masih tidak merasa ada yang aneh, sambil
berjalan mereka berbincang pelan, sampai dekat dengan lentera
itu. Orang itu berdiri di depan mulut gang, lentera itu
tergantung jauh satu zhang lebih.
Di lentera tertulis empat huruf merah: Gao-ping-qun-huan.
Karena lentera bergoyang dan berputar di tiup angin, bayangan
gelap huruf merah pun bergerak terus pada wajah orang itu
membentuk bayangan yang aneh, tampak menyeramkan.
Karena wajah orang itu sangat pucat.
Shang-fei yang jalan di depan jadi berhenti dalam jarak empat lima langkah karena terkejut, dia sampai mengeluarkan suara "Ih...!"
Dua orang pengawalnya juga mendadak ikut berhenti, orang
yang di sebelah kanan maju dua langkah, sepasang tangannya di
angkat bersiaga. Orang itu berdiri di tengah mulut gang kecil, sinar lentera yang lemah menyorot miring, dia berdiri di tengah jalan menatap pada orang-orang itu, dapat dilihat wajah anehnya ada dalam bayangan, sepasang
matanya yang bersinar aneh, sungguh mirip dengan mata setan di
dalam cerita dongeng. Bajunya hitam, tangannya di gendong di belakang, bayangan di
belakangnya juga hitam, hingga jika diperhatikan di tengah jalan
besar itu, hanya dapat melihat wajah anehnya dengan mata setan
yang menakutkan. Orang itu tidak bergerak juga tidak bicara, mata setannya tidak
berkedip menatap pada tiga orang yang berdiri di hadapannya,
jarak kedua belah pihak kira-kira dua zhang, berhadapan miring.
"Siapa?" tanya Shen-piao yang maju ke depan dengan siaga dan suara dalam.
Orang itu tidak ada gerakan, malah sepasang matanya juga tidak
berkedip. Shang-fei adalah orang yang paling berani di antara Enam Jahat,
saat ini dia malah merasa hawa dingin dari bawah mulai naik keatas, bulu kuduknya berdiri.
Satu suara siulan naga terdengar, dua orang pengawal itu
dengan waspada mencabut pedang.
"Setan!" tiba-tiba Shang-fei berteriak terkejut.
Api lentera sekali meloncat, lalu mendadak padam.
Terdengar satu siulan setan yang membuat telinga tuli, angin
dingin mendadak timbul, wajah setan yang menyeramkan itu
mendadak hilang, di sekeliling tempat itu menjadi gelap gulita.
"Traang!" suara pedang jatuh ketanah.
Hei-zhong meloncat tiga zhang, sekuat tenaga menghindar dari
benda yang mendekat, baru saja sebelah kakinya menyentuh tanah,
dia segera akan mengerahkan tenaga meloncat lagi.
Tapi, dia merasakan sepasang kaki sudah tidak bisa di kendalikan,
terdengar "Buug...!" satu suara keras, bersamaan tubuhnya jatuh berguling ke depan, sesaat diam sudah tidak sadarkan diri.
Lama, dua orang ronda malam yang sedang bertugas
menemukan Shang-fei bertiga, dengan seluruh tubuhnya lemas
tidak dapat bergerak, juga tidak dapat bicara, hanya sepasang
matanya bisa membuka, menutup, berputar.
Peronda malam tentu saja kenal Shang-fei, segera mereka
mengetuk pintu satu toko kecil, minta tolong disampaikan pada
rumah Shang untuk membawa orang menggotongnya pulang.
Hari masih belum terang, di dalam rumah Jahat Dingin Shi Ling-jun
juga terjadi mala petaka, dua orang pelayan yang pagi-pagi menemani majikan berlatih silat, menemukan majikan tidak pernah keluar kamar, di dalam hati timbul rasa curiga, buru-buru membangunkan pengurus
dan pelayan ruangan dalam untuk memeriksanya.
Hasilnya, pintu kamar harus di buka dengan mendobraknya,
beberapa orang pelayan yang masuk ke dalam, menemukan majikan
tua Shi Ling-jun telah menjadi mayat hidup, istri kedua yang
menemani tidur sedang tertidur lelap, dengan cara apa pun
membangunkannya juga tidak bisa bangun, tapi setelah hari terang
malah bangun sendiri, terhadap kejadian di dalam kamar kemarin
malam, dia sama sekali tidak tahu.
Pagi harinya, Tuan besar Li mendapat kabar yang disampaikan oleh
keluarga Shang, lalu orang keluarga Shi melaporkan berita buruk lagi.
Dalam waktu satu jam, dia mendapat berita buruk dari lima keluarga, kecuali Setan Jahat, lima Jahat lainnya dalam satu malam semua
mengalami nasib buruk, keadaannya persis sama dengan yang di alami oleh Jinba-dou dan Setan Jahat Sun-ren.
Mengenai dua pengawal Hitam Jahat, keduanya hanya di pukul
pingsan, pergelangan tangan kanan yang memegang pedang patah
terkena pukulan orang, di kemudian hari dia hanya bisa menggunakan tangan kiri untuk memegang senjata.
Hitam Jahat tidak bisa bicara, tapi dua pengawalnya menceritakan
dengan jelas kejadiannya. Pokoknya, mereka bertemu dengan
mahluk aneh, bagaimana caranya di pukul sampai pingsan, mereka
tidak bisa menjelaskannya, tapi yang bisa di pastikan adalah, mahluk aneh itu tidak pernah menyentuh tubuhnya, hanya begitu saja
terbaring, ceritanya hanya itu.
Tapi di dalam hati semua orang mengerti, orang yang di
lumpuhkan bukan bertemu dengan mahluk aneh, tapi di lumpuhkan
oleh si marga Fu, ternyata si marga Fu belum mati, dia datang
membalas dendam dengan menyamar sebagai makhluk aneh.
Lima Jahat dalam waktu satu malam di lumpuhkan
semuanya. Tuan besar Li sangat terkejut dan ketakutan, dia segera
menyeberang sungai tinggal di perumahan Han-bei.
Di sini orang-orangnya banyak, semua anak buahnya tukang pukul,
pengawal dan ular setempat yang berguna semua mendapat perintah
datang ke perumahan menunggu perintah, melakukan penjagaan yang
ketat, berkumpul untuk berlindung.
Pendeta dao Qing-xi dengan dua keponakan seperguruannya
jadi tidak dapat meninggalkan itu, jadi tidak leluasa pergi!
Siang hari gerbang perumahan di jaga oleh para murid, jika malam
tiba, penjaganya ditambah dua orang lagi, semua membawa senjata
dan senjata rahasia berikut kentongan, seperti akan menghadapi
musuh yang besar saja. Tengah malam hari itu, satu bayangan hitam telah
mendekati kebun Li yang dijaga ketat.
Karena majikan ada di perumahan Han-bei, penjagaan Kebun Li
malah lebih ketat, pos penjagaan disekeliling Kebun Li, semua
ditemani dengan seekor anjing pemburu yang galak.
Dua orang penjaga pintu gerbang berdiri di antara pintu gerbang,
seekor anjing pemburu tiarap di bawah kaki penjaga yang sebelah
kanan. Malam ini tiba-tiba anjing pemburu berdiri, tenggorokannya
mengeluarkan suara yang aneh!
Penjaga dengan sigap menjongkok, mengulurkan tangan
mengusap-usap kepala anjing.
Tidak salah, anjing pemburu telah menemukan sesuatu, dari leher
sampai punggungnya, bulunya sudah berdiri, didalam kegelapan
asalkan mengulurkan tangan mengusapnya, maka akan tahu tubuh
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
anjing itu sudah ada perubahan, penjaga perlahan menepuk-nepuk
punggung anjing pemburu, suara aneh yang keluar dari anjing pemburu itu segera berhenti.
"Ada orang mendekat." Penjaga itu berkata pelan pada
temannya, mereka mencabut pedang bersiap-siap.
Anjing pemburu yang bagus, bisa mencium bau dengan melawan
arah angin dan mendengar gerakan di luar seratus langkah, dengan
melihat bulunya berdiri, bisa di duga kira-kira jarak buruannya.
Setelah bulu di bawah pinggangnya berdiri, dia menampakan
taringnya, itu artinya buruannya telah dekat, harus segera
memerintah, anjing buruan yang bagus tidak akan menggonggong
mengejutkan buruannya. Penjaga itu akhirnya mengeluarkan satu teriakan pelan, anjing
buruan seperti gila meloncat ke depan, lari dengan cepat
menelusuri jalan menuju gang kecil.
Dua orang penjaga itu tidak mengikutinya, mereka membiarkan
anjing pemburu mengusir orang yang mendekat.
Anjing pemburu berlari lebih dari tiga puluh langkah, tibatiba
menyusup ke dalam hutan di sebelah kanan jalan, lalu tidak ada
gerakan lagi, sepertinya hilang begitu saja.
"Iii...! Kenapa tidak terdengar serangan anjing pemburu?" kata seorang penjaga merasa aneh.
Didepan hutan sebelah kanan ada bayangan hitam
berkelibat, dalam sekejap sudah berada dalam sepuluh
langkah. Orang yang bisa menjadi penjaga kebun Li, walau bukan pesilat
tinggi dunia persilatan, paling sedikit juga orang yang berguna, yang pemberani.
Penjaga yang di sebelah kanan refleknya sangat cepat, melihat
ada bayangan hitam, dengan sendirinya dia menyabetkan pedang
melindungi dirinya, seharusnya bisa mendesak mundur bayangan
hitam. Siapa tahu bayangan hitam menghentikan tubuh, sekali pedang
lewat, masih belum sempat berpikir, bayangan hitam dari celah
pedang yang lewat menerjang masuk, satu suara telapak mengenai
tubuh terdengar. Telinga kiri penjaga itu terkena pukulan, roboh ke sebelah kanan.
"Iii......" Penjaga di sebelah kiri hanya melihat bayangan orang berkelebat,
terasa keningnya sudah terkena satu sabetan ranting pohon, sabetan ranting pohon datangnya melintang, tenaganya tepat, sehingga dia
terpukul jatuh terlentang, setelah mengeluarkan suara ketakutan, dia langsung jatuh pingsan.
Tidak lama, orang yang mengaplus telah datang, mereka tidak
saja mendapatkan dua orang yang pingsan, juga diatas pura
gerbang yang ada tulisan kebun Li, menemukan pedangnya penjaga,
di pegangan tergantung satu sampul surat.
Diatas surat tertulis empat baris huruf yang seserhana:
Kebaikan dibalas kebaikan, keburukan di balas keburukan, jika
belum di balas, berarti waktunya belum tiba.
Bangkai anjing pemburu di ketemukan keesokan harinya, anjing
itu mati di cekik oleh tali pengikat digantung di ranting pohon.
Kebun Li menjadi ribut, dan beritanya segera sampai di
perumahan Han-bei. Keesokan harinya, orang-orang perumahan Han-bei datang ke
kebun Li membantu penjagaan, kekuatannya menjadi semakin kuat.
Malam itu, perumahan Han-bei dimasuki seorang berbaju hitam,
dan tanpa diketahui telah memukul pingsan lima orang penjaganya.
Berturut-turut tiga malam, bermacam-macam usaha tuan besar Li,
tapi selalu diserang orang, ada orangnya dipukul pingsan, ruangan toko dihancurkan. Pabrik gula yang berada di pantai barat danau
Xiang-yang, peralatannya dihancurkan semua.
Ini adalah satu-satunya usaha tuan besar Li yang bukan usaha
di dunia persilatan. Tuan besar Li terkejut dan marah, dia segera mengirim surat
mengumpulkan teman baiknya, mengerahkan semua anak buahnya,
menggeledah dan mencari si marga Fu, hingga membuat seluruh kota
jadi gempar. Berlanjut tiga hari lagi, setiap malam ada saja orang yang sial,
orang yang mendapat serangan lukanya semakin parah, ada orang
yang kaki tangannya jika bukan tulangnya patah pasti ototnya
putus. Desas-desus yang menyeramkan, seperti wabah penyakit
menyebar di kelompok ular setempat, kebetulan peristiwa tabrakan
kereta di kabupaten Ye juga akhirnya terungkap.
Kota Xiang-yang yang begitu besar, kemana mencari
seorangyang tidak berakar"
Sembilan puluh sembilan persen orang tidak pernah melihat wajah
asli marga Fu itu, orang-orang yang mendapat serangan semua
memastikan ini adalah ulahnya setan, ada sedikit orang hanya melihat ada bayangan hitam yang aneh sekelebat.
Ketakutan adalah racun yang menular dan bersifat merusak yang
sangat kuat. Ada beberapa orang pintar mencari alasan untuk lari menghindar, ada beberapa orang tiap hari merasa ketakutan, hari-harinya tidak tenang, setiap saat berpikir suatu saat bencana akan menimpa dirinya, ada
beberapa mulai sembahyang menghormati dewa, setan, angin bertiup,
rumput bergerak juga dapat membuat takut sampai mengeluarkan
keringat. Ada beberapa orang jadi was-was, semangatnya tambah
hancur. Enam Jahat Xiang-yang dan Jin-ba-dou, tetap saja tidak ada
kemajuan, setiap hari harus disuapkan makanan cair, orangnya
sudah kurus tidak berbentuk, tapi tidak mati.
Usaha pencarian sudah dilakukan, di dalam tegang di luar pun
tegang, semangat yang tadinya menggebu-gebu semakin hari semakin
berkurang, akhirnya hanya tinggal beberapa orang saja yang berani
berkata akan mati-matian membela keluarga Li.
Tuan besar Li sudah merasakan keadaannya semakin
memburuk, juga merasakan mala petaka yang lebih besar segera
akan tiba, siasat musuh untuk membuat dia tidak punya teman
sudah berhasil, sudah saatnya melakukan serangan mematikan
pada dirinya. Ibarat anjing yang terdesak bisa meloncati tembok, dia
terpikir melakukan tindakan nekad.
Sore hari ini, di dalam ruang vip restoran Xing-yuan.
Tuan besar Li membawa dua orang teman mengundang kepala
polisi setempat, Mistar Pengukur Langit Lie Chao-zhong yang
ternama. Setelah minum-minum, dari dalam dadanya Mistar
Pengukur Langit mengeluarkan sebuah surat dari kantor
pemerintah. "Tuan besar Li, ini adalah copyan surat rahasia yang diserahkan pada kantor kepolisian, setelah melihatnya, tuan besar dapat
memutuskan apakah memerlukan tenagaku." Wajah Mistar
Pengukur Langit sedikit pun tidak tertawa, dia menyodorkan surat
itu, "tuan besar tentu tahu, kepolisian dimana pun bisa menutup mata sebelah terhadap sebuah perkara, tapi terhadap organisasi
Perkumpulan Er-le sama sekali tidak bisa. Pelapor rahasia
menunjukan ketua cabang Hu-guang organisasi pemberontak Er-le
telah menyusup ke dalam kota, anggotanya dari seluruh daerah
datang berkumpul, jadi akan terjadi satu perubahan besar. Dalam
surat rahasia itu walau tidak menyebut nama ketua cabang itu, tapi semuanya menunjuk ke arah tuan besar, orang-orang yang keluar
masuk di perumahan Han-bei anda, semuanya telah di awas; oleh
mata-mata kantor kami. Bapak Bupati sudah menerima perintah
dari atas, agar dengan ketat menjaga jangan sampai para
pemberontak masuk ke daerahnya dan melakukan penangkapan
terhadap anggota pemberontak. Jika tuan besar ingin aku
membantu, ada seratus kerugian tidak satu keuntungan pun,
kepalaku ini, mungkin juga akan digantung di tiang gerbang kota
untuk peringatan." "Surat laporan rahasia ini......" tangan Tuan besar Li
menerima surat itu dengan tidak mantap.
"Copyan surat pemerintah semacam ini datangnya sangat cepat
sekali." Mistar Pengukur Langit tertawa pahit, "tidak perduli kantor kami atau kantor di luar kami, semua pengirimannya menggunakan
surat bulu yang berarti surat kilat. Kantor Nan-yang kemarin sore
menerima surat rahasia, hari ini pagi-pagi sekali sudah masuk ke
ruang terima dengan tanda tangan di kantor kami. Tuan besar Li, kau telah bertemu dengan musuh yang paling menakutkan, seorang
musuh yang berpengalaman luas, tahu seluk beluk kebiasaan
pemerintahan. Dia telah melakukan satu langkah, langkah
selanjutnya......aku sungguh tidak berani memikirkannya."
Yang disebut surat bulu, biasanya berupa surat bulu ayam, adalah
pengiriman kilat surat pemerintah, di luar sampul surat disegel dan ditambahkan satu bulu ayam. Di kantong tukang pos jika ada surat
yang begini, bel ditubuhnya pasti akan berbunyi sangat cepat, orang dan kereta yang ada dijalan harus cepat menghindar, jika tidak pasti akan mendapat kerepotan yang maha besar, sampai pejabat di setiap
tempat juga tidak berani menahannya.
"Kantor Nan-yang kemarin menerima surat lagi." Polisi Lie menggelengkan kepala, "isinya mengatakan, telah mengetahui pelakunya dalam peristiwa tergulingnya kereta di kabupaten Ye, yang sengaja melukai kuda penarik, sehingga menimbulkan kecelakaan yang mengerikan, juga model kereta ringan yang digunakan, supaya kantor kami membantu
menyelidiknya, beberapa hari dekat ini, setiap kabupaten akan melaporkan jalur jalan dan waktunya kereta itu, cepat atau lambat pasti akan bisa menyelidiknya, keluarga kaya yang menggunakan kereta ringan mewah
seperti itu tidaklah banyak. Tuan besar Li, di rumah anda sepertinya ada kereta semacam ini, apakah disimpan di perumahan Han-bei?"
"Ini......" "Tuan besar Li adalah orang ternama setempat, orang hebat
dunia persilatan, tentu tidak akan terlibat dalam peristiwa berdarah ini." Mistar Pengukur Langit tertawa tawar, "mengenai hal tuan besar Li mempersilahkan aku menyeli-diki seorang penjahat dunia
persilatan yang dicurigai, walau menempuh bahaya besar, aku juga
masih sanggup, bisakah menjelaskan asal usul orang itu?"
"Sudah tidak perlu." Kata Tuan besar Li, akhirnya dia tidak bodoh.
"Saudara Li sibuk, aku tidak berani merepotkan, masalah ini tidak perlu dibicarakan lagi."
Dalam makan-makan ini tadinya Tuan besar Li yang
mengundang, tapi dalam perasaan-nya, malah dia sedang
makan pesta pemaksaan lawan.
Dia terpaksa menempuh bahaya, ingin menggunakan
pemerintah melawan Fu Ke-wei, tapi dia malah melihat jalan ini
tidak bisa digunakan, lawan telah lebih dulu melangkah memotong
jalannya, dan juga telah menyiapkan jaring menunggu dia,
memaksa dia berjalan ke arah kematian.
Jika dia menghubungi teman-temannya lagi, itu sama saja dengan
memberi tanda menjual kepala, perhatian pemerintah menyelidiki
organisasi pemberontak Er-le, tidak diragukan lagi pasti akan tertuju pada dirinya, Mistar Pengukur Langit pasti tidak akan berani menempuh bahaya membela dia, siapa tahu dia malah bisa mendapatkan hukuman
penggal seluruh keluarga.
Di dalam hati dia sangat paham, Mistar Pengukur Langit polisi Lie
sudah menekan dirinya, asalkan bapak Bupati lebih pintar sedikit,
polisi sudah akan membawa orang pergi kerumahnya mencari
kereta. Situasinya berbahaya, sekarang dia harus mengandalkan
kekuatannya sendiri menghadapi badai yang segera akan melanda.
Penginapan Fu Tai pada setengah bulan yang lalu, sudah melapor
pada kantor polisi setempat, bersama dengan pejabat setempat,
menyegel barang-barang tertinggal tamu yang hilang.
Didalam bungkusan ada uang perak seratus tiga puluh liang,
beberapa stel pakaian mewah yang baru, rencananya setelah
setengah bulan jika tamunya masih belum juga kembali ke
penginapan, maka akan mengurus laporan pada kepolisian
kabupaten. Tapi pagi hari ini, Fu Ke-wei muncul di ruang penginapan.
Yang aneh adalah kepala polisi daerah polisi Zhang dengan tiga
anak buahnya tiba bersamaan waktunya.
Fu Ke-wei dengan cepat menyelesaikan prosedur pengambilan
kembali bungkusannya, dan membatalkan laporan orang hilang.
Para polisi yang biasanya arogan itu, terhadap tamu yang hilang ini, tidak diduga bersikap sangat ramah, malah sedikit merendah,
kenapa bisa demikian, tidak ada orang yang tahu, semua membuat
tamu penginapan lainnya merasa aneh dan tidak mengerti.
Ketika hampir tengah hari, seorang berdandan pelayan datang
ke perumahan Han-bei mengantar surat, setelah menyerahkan
suratnya pada penjaga pintu, tidak menerima tanda terima juga
tidak menunggu jawaban, dia buru-buru pergi.
Itu adalah surat dari Fu Ke-wei untuk tuan besar Li, yang isinya
minta bertemu, dengan nama pengirim Fu Li.
Diatas surat ditulis singkat, tepat tengah hari tiga hari dari
sekarang, menyelesaikan masalahnya di Guan-qiu sebelah utara
jembatan Bao-tai. Guan-qiu hanyalah satu dataran panjang di pinggir sungai, dalam
radius dua li hanyalah tanah liar yang penuh dengan tumbuhan liar.
Nan-yang-ba-jie dengan orang keluarga Li bertemu pertama kali
disini, sesudah kalah terus melarikan diri. Huobao-ing dan Bu-fei-khe juga menunjuk tempat pertemuan mereka dengan keluarga Li di
Guan-qiu, tapi kedua belah pihak tidak ada yang hadir.
Fu Ke-wei kembali menulis surat menunjuk Guan-qiu
sebagai tempat pertemuan dengan keluarga Li, jadi ini
terhitung ketiga kalinya.
Di dalam surat yang ditegaskan adalah: Bertemu tepat
tengah hari, lewat waktu tidak akan ditunggu.
Jam lima sore, Fu Ke-wei memakai baju mantel panjang berwarna
hijau langit, dia menjadi seorang pemuda tampan, di tangan
memegang satu kipas tilap bambu, dia melangkah keluar penginapan.
Dua laki-laki besar yang bertugas mengawasinya, melotot
menghadang di jalan, sedikit pun tidak ada niat memberi jalan.
"Siapa yang merasa hidupnya terlalu nyaman dan ingin
mendapat sedikit kesusahan, aku pasti akan mengabulkannya."
Katanya perlahan sambil mengipaskan kipas, dia tertawa dingin
pada dua laki-laki besar, "seperti yang sudah-sudah, akan di
lumpuhkan, supaya dia seumur hidup terbaring diatas ranjang
menjadi mayat hidup, tidak akan diberi ampun. Hey! Apa kalian
berdua ingin jadi mayat hidup?"
Dua laki-laki besar itu bergidik, dengan ketakutan lalu
memberi jalan. Sampai di restoran Xu Lao-ren, Fu Ke-wei memesan makanan
dan arak, dengan santainya makan minum sendiri.
Dia sedang menunggu, umpan telah dilepas, asal sedikit
menggunakan akal, cepat atau lambat akan ada ikan yang
memakan umpannya, ikan besar atau ikan kecil tidak bisa tahan
akan daya tarik umpan. Yang pertama mencium umpan adalah dua ekor ikan kecil, ikan
kecil yang tidak di kehendaki.
Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe, tetap dengan dandanan semula yang
buruk, setelah masuk ke restoran dengan tidak sungkannya menarik
kursi duduk di sebelah kiri dan kanan dia.
"Kalian berdua pasti tulang tuanya merasa gatal, dan tampangnya ingin dipukul." Fu Ke-wei mengejek dua orang dunia persilatan yang aneh dan hebat, "mungkin kalian berdua beberapa hari ini telah mendapatkan guru yang hebat, menghadapi pertempuran yang akan
terjadi segera berlatih beberapa jurus hebat untuk menghadapi Tuan besar Li, betul tidak?"
"Kek kek kek! Tentu saja kami dua orang tua sudah lemah, tidak sehebat kau orang muda." Huo-bao-ing tidak memperdulikan ejekannya, sambil tertawa dia memberi isyarat tangan pada Xu Lao-ren, untuk
menambah gelas dan sumpit, "jangan katakan aku orang tua yang tidak tahu berterima kasih, pertama-tama memang kami harus mengucapkan
terima kasih, waktu itu saudara kecil telah menolong."
"Bagus, bagus. Sebenarnya, waktu itu aku bukan khusus
datang menolong kalian berdua."
"Aku tetap berterima kasih, Tuan besar Li sekarang sedang sibuk mengurus dirinya, tidak sempat mengurus kami berdua lagi,
makanya......" "Makanya kalian berdua tidak lagi bersembunyi kesanakemari,
jadi berani terang-terangan muncul didepannya!"
"Semua itu tentu saja berkat anda." Bu-fei-khe melanjutkan,
"Tuan besar Li memang hebat, ada beberapa kali hampir saja
menemukan kami." "Jika Jin-ba-dou tidak terbaring, kalian berdua mungkin sudah ditemukan. Ah... sepertinya kalian telah lama mencari aku, ada
apa?" "Hanya penasaran saja." Huo-bao-ing berkata, "di Jiu Jiang, orang yang di dunia persilatan paling misterius, paling sulit ditebak yaitu Xie-jian-xiu-luo telah menghancurkan pusat perkumpulan Qing-lian, salah satu dari tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran, ketua perkumpulan itu Zhan
Fan-chen mendapat luka parah tidak tahu keberadaannya. Menurut Pedang Setan yaitu temannya saudara Hong menceritakan, Xie-jian-xiu-luo
bermarga Fu namanya Ke-wei. Wajah dan usianya mirip denganmu, kau juga bermarga Fu, mengganti nama tidak mengganti marga, dan penguasa
setempat ini, Tuan besar Li, juga hampir menjadi gila oleh ulahmu. Saudara kecil, apakah ini bisa dianggap kebetulan?"
"Mungkin, kau sendiri saja yang menebak." Fu Ke-wei tidak mengaku juga tidak membantah, "masalahnya harus jelas, kali ini sebabnya aku mengusik Tuan besar Li, karena aku juga salah satu
korban, satu-satunya korban yang selamat dalam perkara
pembunuhan tergulingnya kereta di kabupaten Ye, aku punya hak
menuntut balas untuk para korban penumpang itu."
"Aku tidak mempertanyakan perkara pembunuhan tergulingnya
kereta, hanya penasaran pada Xie-jian-xiu-luo. Apakah kau ini
adalah dia?" "Kau kira aku ini bodoh?" kata dia dengan satu kata dua arti,
"memang Xie-jian-xiu-luo namanya 'bagus', banyak sekali orang yang ingin membunuh dia, aku ini tidaklah bodoh, apa untungnya
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menanggung beban dia?"
"Sayang yaa...! Sayang!" Huo-bao-ing mengeluh sambil
menggoyangkan kepala. "Sayang kenapa?"
"Dalam satu kesempatan tidak sengaja aku mendapat kabar dari
seorang teman persilatan, satu masalah yang Xiejian-xiu-luo sangat ingin mengetahuinya, aku ingin tanpa syarat menyampaikan pada
dia......" "Masalah apa?" tanya Fu Ke-wei acuh.
"Berita mengenai jejaknya ketua benteng Tian-long, Pedang Naga Langit Lu-zhao." Huo-bao-ing seperti tertawa tapi tidak melihat dia, "Pedang Naga Langit menyewa Perkumpulan Qing-lian diam-diam ingin membunuh
Xie-jianxiu-luo, tapi mengalami kegagalan, masalah ini telah tersebar di dunia persilatan. Katanya si Pedang Naga Langit kekayaannya sangat hebat, sulit bisa menjamin dia tidak menyewa perkumpulan pembunuh bayaran lainnya untuk membunuh Xie-jian-xiu-luo. Walau Xie-jian-xiu-luo ilmu silatnya sudah sampai taraf paling tinggi, juga tidak mungkin bisa siang malam mengawasi ada orang diam-diam ingin membunuhnya, jika tidak
menghabisi Pedang Naga Langit, selanjutnya mana ada hari tenang"
Sehingga, aku kira dia pasti ingin cepat-cepat menemukan Pedang Naga Langit, supaya dapat menghabisi sumber mala petaka ini. Saudara kecil, apakah kau ingin tahu jejaknya Lu-zhao?"
"Menurutmu bagaimana?" katanya menyerahkan keputusan,
"tunggulah setelah menyelesaikan masalah tuan besar Li baru
dibicarakan lagi!" "Bagus juga, saudara kecil, kami berdua kembali memberi usul
terlebih dulu......"
"Tidak boleh. Kalian berdua banyak pengalamannya, tapi tidak bisa melihat bahaya, mengira Tuan besar Li sedang repot dengan
urusannya, jadi kalian boleh tenang-tenang. Hm! Apakah kalian
mengerti arti saat terdesak bisa balik menggigit?"
"Ini......" "Keluarga Li masih ada beberapa teman dekatnya, jika mereka
berniat lebih baik hancur sebagai giok, menggunakan kalian berdua
sebagai pengganjal peti mati, apakah kalian terpikir akibatnya" Cepat bersembunyilah, masih keburu. Lihat! Ada orang datang...."
Ada dua orang setengah baya memakai baju ringkas,
sedang pelan-pelan mendatangi.
"Mereka adalah Tamu Awan Shi bersaudara." Teriak Bu-feikhe, wajahnya berubah, "dua orang ini sangat keji, pemarah, kami tidak bisa melawannya. Saudara Du, kita keluar lewat pintu belakang."
Setelah berkata pergi dia langsung pergi dari belakang
bangunan rumah makan, lari menyelamatkan diri.
Tamu Awan Shi bersaudara tidak masuk ke tempat makan, tapi
melangkah masuk ke jalan Fan Hou dan menghilang.
Beberapa saat, angin wangi menerpa hidung, Li Jian-jian yang
berpakaian rok hijau hitam, tiba-tiba muncul di depan pintu rumah
makan, matanya yang terang tampak sedikit gelisah, sorot matanya
tertuju pada Fu Ke-wei, dengan sedikit ragu, akhirnya melangkah masuk mendekat.
Wajah Fu Ke-wei tenang-tenang saja, dengan sorot mata
menyambut wanita cantik Xiang-yang ini.
Satu ikan lagi yang terumpan, satu ikan yang tidak besar juga
tidak kecil. "Tuan Fu, bolehkah aku bicara denganmu?" tanya Li Jianjian
dengan gelisah. "Dengan senang hati." Dia dengan ramah menunjuk kursi
sebelah kanan mempersilahkan, "nona Li silahkan duduk."
"Terima kasih." Li Jian-jian duduk sambil menatapnya, "tuan Fu, masak kacang bakar pengki... kenapa" Ayah ku......"
"Nona Li, maaf aku menyela." Wajah senyumnya telah hilang,
"nona seharusnya tahu, ini bukan masalah masak kacang bakar
pengki, tapi masalah tujuh nyawa yang tidak berdosa. Di pihak
Nan-yang-ba-jie walau telah mati tujuh orang, tapi mereka adalah
pesilat dunia persilatan, orang yang biasa bermain dengan nyawa,
salah sendiri belajar silatnya kurang tekun, jadi mati pun tidak pun menyesal, juga bisa di katakan pantas mati. Semua orang yang
memegang aturan kebenaran dunia persilatan, pasti tidak akan
membunuh orang biasa." "Tuan Fu, itu adalah kecelakaan......"
"Apa..." Kau masih bisa berkata demikian?" kata Fu Ke-wei dengan tidak senang, "aku adalah salah satu penumpang di kereta itu, dengan mata kepala sendiri menyaksikan seluruh kejadiannya.
Nona Li, kau datang apakah untuk membicarakan pembantahan ini?"
"Tuan Fu anda di gunung Xian menyamar sebagai seorang pelajar dan menyampaikan sebuah surat, syarat yang ada di dalamnya."
Wajah Li Jian-jian dengan telinganya menjadi merah, menjawab
yang bukan di tanyakan, "masalah ganti rugi, ayahku tidak menolaknya. Mengenai syarat kakakku menyerahkan diri pada polisi, apa bisa dirubah?"
"Tidak bisa." Fu Ke-wei dengan tegas menolak, "seorang laki-laki sejati berani bertindak harus berani bertanggung jawab, kakakmu harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Aku menginginkan dia menyerahkan diri pada polisi, sama dengan memberi dia satu jalan untuk hidup, seharusnya dia menyerahkan diri sebelum kepolisian menyelidiki siapa pelakunya, menurut aturan, itu bisa mengurangi hukumannya. Menunggu kepolisian menemukan pelakunya, itu sudah tidak bisa dianggap
menyerahkan diri, membunuh orang harus mengganti nyawa, dia akan sulit menghindar dari kematian."
"Sekarang sudah demikian lama, mungkin kepolisian sudah
menyelidik pelakunya adalah kakakmu, saat ini menyerahkan diri
rasanya sudah terlambat. Nona hari ini membicarakan syaratnya
dengan aku sudah tidak ada gunanya, sia-sia saja."
"Ini......tuan Fu, ini......ini bukankah mendesak ayahku naik ke gunung Liang?" kata Li Jian-jian wajahnya berubah gelisah.
"Ayah anda sekeluarga bisa berkelana di dunia persilatan, menjadi seorang jagoan di aliran hitam, atau menjadi perampok besar
menguasai gunung." Kata dia dengan dingin.
"Ini......" "Jangan bicara syarat lagi denganku." Katanya dengan serius,
"cepat pulang beritahu ayahmu, sebelum surat kepolisian dari
kabupaten Ye tiba di Xiang-yang, lebih baik kakakmu menyerahkan
diri pada kepolisian, mungkin masih ada harapan hidup, kalau
waktunya terus diulur, akibatnya kalian silahkan pikir sendiri, harap jangan sampai melakukan kesalahan terus-menerus, pergilah!"
"Tuan Fu, aku ingin menukar syarat itu dengan syarat apa
pun......" "Nona Li, aku sudah menyatakannya cukup jelas."
"Orang mati tidak bisa hidup kembali, tidak seharusnya pada
orang yang masih hidup..."
"Kau salah, nona Li." Dia dengan nada dalam berkata, "aku bukanlah penegak hukum, lebih-lebih bukan hakim raja akhirat, aku hanya tahu setiap orang mempunyai hak untuk hidup, setiap nyawa juga sangat
berharga, siapa pun tidak berhak menentukan hidup matinya orang lain."
Dia sejenak menghentikan bicaranya, dengan nada dingin serius
berkata lagi, "kakakmu membunuh orang lain, tidak perduli dia itu sengaja atau tidak, harus menerima pengadilan yang adil dan
hukuman. Jika mengira yang kuat hidup yang lemah mati adalah
aturan umum, aku dari dulu sudah melakukan pembunuhan, aku tidak
perlu mendesak kakakmu menyerahkan diri pada polisi."
"Kau telah melumpuhkan Tuan kedelapan Jin dan Enam Jahat,
itu juga tidak mengikuti aturan umum." Li Jian-jian akhirnya dapat mengorek kesalahan Fu Ke-wei.
"Mereka membantu melakukan kejahatan, harus mendapat
hukuman." Dia tertawa tawar, "hukuman yang ringan ini buat mereka, mungkin saja seperti orang miskin kehilangan kuda, siapa yang tahu akan ketidak beruntungan ini" Setiap orang ini akan lumpuh selama
satu bulan, supaya mereka insaf. Setelah satu bulan, titik nadi yang di kunci akan terbuka dengan sendirinya. Nona, paling baik beritahu
pada tiga orang pendeta dao itu, jangan sembarangan memberi obat
atau mencoba melancarkan jalan darahnya, jika terjadi kesalahan
mungkin malah akan merengut nyawa mereka, kalau itu terjadi,
jangan menyalahkan pada diriku."
"Tuan Fu, apakah tidak bisa dibicarakan agi?"
"Segera suruh kakakmu menyerahkan diri pada polisi
setempat, menunggu surat pemerintah dari kabupaten Ye tiba,
maka sudah tidak keburu lagi."
Li Jian-jian mengeluh panjang, dengan putus asa pamit pergi
meninggalkan rumah makan.
Sesudah waktunya menyalakan lampu, Fu Ke-wei dengan
setengah mabuk, melangkah keluar dari rumah makan menuju tengah
kota. Dari jalan Fan Hou keluar dua orang, yang langkahnya cepat.
Di mulut gang, di depan ada bayangan orang, dalam
kegelapan malam sulit melihat dengan jelas wajahnya.
Fu Ke-wei perlahan melangkah maju, di ujung timur jalan ini,
orang yang berjalan di malam hari tidak banyak, lampu di pintu
rumah sedikit sekali yang menyala, kegelapan terasa sangat tidak
enak. Dua orang yang mengikuti dari belakang semakin mendekat,
sedikit pun tidak terdengar suara langkahnya.
Fu Ke-wei mendehem sekali, mendadak berhenti.
Satu teriakan dalam terdengar, bayangan orang itu bergerak,
dua orang yang mengikuti dari belakang telah menerkam dia, saat
dia menghentikan langkahnya, teriakan dalam itu adalah keluar
dari mulut dia. : Buug...paak... terdengar dua suara keras, hawa kuat
bergelombang menyebar, bayangan yang bersatu seperti kilat
berpisah, suara suitan dari gelombang udara sangat mengejutkan
orang. Fu Ke-wei berada di tempatnya dengan sikap berjaga-jaga, kipas
lipatnya diulurkan miring, telapak kiri tegak di depan dada, wajahnya serius.
Dua orang yang menyerang dia, melayang mundur kearah pinggir
sejauh dua zhang lebih. "Shi bersaudara." Katanya dengan suara dalam, "jangan membuat aku marah, Telapak Penghancur Hati kalian berdua bukan kepandaian
hebat, jika ingin memecahkan hawa pelindungku, kalian berdua masih harus berlatih keras sepuluh tahun lagi."
Orang bermarga Shi yang disebelah kanan membalikan tubuh
pergi, berjalan selangkah-selangkah dengan susah, pinggangnya
sudah tidak bisa tegak lagi. Orang yang ada di sebelah kiri lebih
mending sedikit, tapi tampak langkahnya mengambang.
Pelan-pelan Fu Ke-wei membalikan tubuh, sepasang mata
macannya bersinar menatap ke arah mulut gang sebelah kanan
jalan yang berada sepuluh langkah lebih.
"Telapak Besi Pedang Dewa (Tie-zhang-shen-jian) Li Hoaxin, kau pernah menggunakan Telapak Besi menyerangku." Dia membuka kipas lipat,
"sekarang, sekarang kau boleh menggunakan pedang melakukan serangan terhebatmu, kedahsyatan tiga jurus Bulan Turun Bintang Tenggelam
milikmu, sulit ditemukan tandingannya di dunia, kipas lipat aku ini mungkin tidak dapat menahannya! Malam itu dibangunan peristirahatan sebelah utara kota, kau bersembunyi di palang atap bangunan, melakukan serangan maut, hampir saja menghancurkan isi perutku, pedangmu tentu lebih lihay di bandingkan dengan telapakmu. Majulah, aku menunggumu."
Tie-zhang-shen-jian, Li Hoa-xin menampakkan diri, pelanpelan
maju ke tengah jalan menghadang, dengan satu siulan naga,
pedang panjang telah keluar dari sarungnya.
"Tuan, kau sungguh tidak bisa melepaskannya?" tanya Li
Hoa-xin menggigit gigi. "Aku tidak melakukan hal yang ada kepala tidak ada
ekornya." Katanya dengan nada dalam.
"Lima ribu liang perak, menukar syarat adikku
menyerahkan diri pada polisi."
"Maaf, aku tidak bisa terima."
"Sebenarnya kau mau apa?" Tanya Li Hoa-xin nadanya
menjadi keras. "Meminta keadilan."
"Tidak ada jalan perdamaian?"
"Betul, tidak bisa ditawar lagi." katanya dengan tegas.
"Kau mendesak keluarga Li melakukan hal yang terpaksa harus
dilakukan." "Apakah keluarga Li tidak bisa menerimanya?"
"Hm! Anda terlalu mendesak orang, keluarga Li akan
menghadapimu sampai titik darah terakhir." Kata Li Hoa-xin
menggigit gigi, "tuan, kau tidak akan bisa meninggalkan
Xiang-yang hidup-hidup."
Pedang telah diulurkan, siulan naga samar-samar
terdengar. Angin sungai telah membuyarkan hawa panas yang keluar dari
tanah, hawa pembunuhan yang pekat sepertinya menimbulkan rasa
dingin. Di ujung jalan sebelah sana, beberapa orang pejalan kaki
buru-buru menghindar. Dalam sekejap, disekitar menjadi hening menakutkan orang,
tadinya di beberapa rumah ada sinar yang keluar dari pintu, tapi
saat ini semua pintu dan jendela telah di tutup, jalan raya menjadi gelap gulita.
Dua orang berjarak sepuluh langkah lebih, satu pedang satu
kipas berhadapan dari jauh.
Fu Ke-wei memperhatikan keadaan sekelilingnya, di dalam hati
timbul rasa curiga. Menurut keadaan, ilmu silatnya Li Hoa-xin masih belum termasuk
pesilat tinggi di dalam pesilat tinggi dunia persilatan, lebih lemah sedikit dari pada Shuang-jie-shu-sheng, setara dengan Tamu Awan Shi (Ke
Yun-shi) bersaudara yang tadi mundur karena terluka, mana mungkin
berani bertarung satu lawan satu"
Dia telah mencium bahaya, dia sedikit tidak tenang, tubuhnya
terasa sedikit dingin, satu tekanan yang tidak nampak yang
hanya bisa dirasakan oleh perasaan, seperti gelombang
menghantam dia. Beberapa bulan ini, dia menyembunyikan diri untuk mengejar
ketua Benteng Naga Langit Lu-zhao, dia bukan saja menyimpan
pedangnya, juga telah menyembunyikan pisau Xiu-luo, supaya tidak
menimbulkan perhatian orang, dan mengetahui siapa dirinya.
Saat ini, dia telah mencium bahaya, sayang dirinya tidak ada
senjata dan senjata rahasia yang bisa dipergunakan.
Buug... tiba-tiba terdengar satu suara, satu pukulan yang keras
mengenai punggungnya. Baru saja timbul kewaspadaan, dan baru saja tenaga dalam
dikumpulkan, di saat sekejap tenaga dalam terkumpul akan
digunakan, sebuah pukulan dahsyat yang keras sekali mengenai
tubuhnya, hampir saja membuyarkan tenaga dalamnya.
Tubuhnya tergoyahkan, tubuh atasnya membungkuk
kedepan. Dalam sekejap ini, di dalam hati satu pikiran seperti kilat muncul, begitu pikiran muncul langsung dia bergerak, mengikuti
gerakannya, dia menerkam kedepan, sepasang tangan menyentuh
tanah, tubuh digulungkan, dengan kecepatan seperti kilat, dengan
indahnya berguling kedepan, sampai di bawah kaki Li Hoa-xin.
Sebutir bola baja sebesar telur merpati setelah mengenai
punggungnya, jatuh ketanah, berguling kesisinya.
Empat butir bola baja yang sama, mengenai kedua sisi tempat dia
menerkam ke depan, masuk ke dalam tanah yang keras, meninggalkan
lubang yang dalam sekali. Jika dia setelah menyentuh tanah berguling kekiri atau kanan, pasti akan terkena bola baja yang ditembakan
kemudian. Saat bola baja ketiga masuk kedalam tanah, baru terdengar suara
tali busur yang seperti suara angin kencang.
Dalam sekejap ini, terdengar suara teriakan dalam seperti suara
guntur di dalam goa. Muncul empat bayangan orang dari tempat gelap dari kedua sisi
kaki tembok, dua batang tongkat tembaga dan dua bilah pedang
bersamaan waktunya bersatu, dua panjang dua
pendek dahsyatnya seperti geledek.
Pedang Li Hoa-xin juga mendadak menyerang.
Tenaga yang seperti sebesar gunung mengenai tubuhnya, suara
letusan yang terbekam menggetarkan hati orang.
Tubuhnya yang digulung mendadak berhenti, lalu berguling lagi ke
depan. Dua buah tongkat tembaga mental tinggi sekali, dua bilah
pedang panjang ada satu yang patah, yang satu lagi masuk kedalam
tanah satu chi lebih. Pedang Li Hoa-xin mental ke atas, orangnya pun meloncat keatas,
membiarkan Fu Ke-wei berguling di bawah kakinya, lalu dengan
keras dia mencoba menginjaknya ke bawah.
Dalam sekejap ini, kipas tilap menyabet keluar dari gerakan
gulingannya. Perubahan yang terjadi cepat sekali, perubahan yang
berturut-turut tampak panjang diceritakan, sebenarnya
berlangsung dalam waktu sekejap terjadinya.
Setelah punggung Fu Ke-wei terkena bola baja, sampai dalam
bergulingnya menyabetkan kipas tilap, walau pun di siang hari, orang yang menonton di pinggir juga sulit melihat jelas perubahannya,
reaksinya semua terjadi secara reflek, semua ini adalah gerakan
terbaik dari kumpulan pengalamannya, ketepatannya sungguh
membuat orang kagum. Fu Ke-wei yang diserang hingga mempercepat bergulingnya,
seluruh gulingannya ada enam kali, terakhir tangan dan kakinya
dilemaskan, dia berguling lagi ke pinggir dua kali, sepertinya seluruh tulang tubuhnya telah terlepas.
Dia berguling-guling sampai di pinggir jalan, tanpa sadar
kipasnya telah hilang. "Aduh......" Tubuh Li Hoa-xin yang masih di udara berteriak terkejut, saat
menyentuh tanah kaki kanannya menjadi lemas, tiba-tiba roboh,
segumpal daging di kaki kanan bawahnya telah tersabet oleh kipas
lipat. Robohnya Li Hoa-xin, telah mengganggu empat orang yang baru
saja sadar dari terkejutnya.
Sebenarnya empat orang ini juga sudah tidak ada tenaga untuk
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengejar, dua tongkat tembaga sementara tidak bisa dikendalikan
lagi, sebilah pedang terputus, pedang lainnya masuk kedalam
tanah dan belum tercabut keluar.
Di pinggir jalan kebetulan ada satu gang kecil untuk mencegah
bahaya kebakaran, di dalam gang kecil yang gelap meloncat keluar satu bayangan orang, dia menangkap krah baju Fu Ke-wei menariknya ke
dalam, satu suara pelan yang jelas masuk ketelinganya, "jangan meronta, aku bawa kau pergi."
Fu Ke-wei melemaskan seluruh tubuhnya, membiarkan
bayangan itu seperti menarik anjing mati dengan cepat
membawanya masuk ke dalam gang kecil itu.
0-0-0 Hari sudah terang, di dalam rumput alang-alang di sisi sungai.
Mantel panjang di tubuh Fu Ke-wei telah menjadi mantel yang
robek di sana sini, dengan posisi duduk menengadah dia melakukan
pernafasan, wajahnya pucat seperti wajah mayat, di mulut dan
telinganya ada bekas darah yang mengering.
Sekitar sepuluh langkah lebih, Huo-bao-ing, Bu-fei-khe dan
seorang wanita berbaju warna putih bulan bersembunyi didalam
rumput alang-alang, dari balik rumput mengawasi keadaan
sekelilingnya. Di belakang adalah sungai Han yang sedikit keruh.
Setengah li di sebelah kiri, adalah pelabuhan penyeberangan
kota Fan, di jalan raya orang berlalu lalang, samar-samar dapat
mendengar suara ribut dari pelabuhan.
Tidak ada orang yang memperhatikan pantai kotor di sisi
pelabuhan itu, matahari telah terbit, di pelabuhan masih ramai seperti biasa, Fu Ke-wei yang berada di dalam rumput alangalang baru saja
kembali dari pintu akhirat.
Dia seperti baru kembali dari keheningan abadi ke dunia nyata,
sambil menghela nafas panjang, dia sedikit menggerakan kaki dan
tangannya, alang-alang di sisi tubuhnya mengeluarkan suara
gesekan. Suara gesekan itu menimbulkan perhatian Bu-fei-khe, seperti
kucing mendekati dia. "Di kantong serba ada milikmu itu." Kata Bu-fei-khe sambil berjongkok di sampingnya, dia berkata lagi pelan, "orang dunia persilatan biasanya sedikit banyak membawa obatobatan penolong
nyawa, obat yang cocok dengan kondisi tubuhnya, dengan
pengalamanku, aku hanya dapat mencium bau obat yang berguna
untuk melindungi hawa murni, dengan beraninya aku menyuapkan
sedikit padamu, kau pingsan tidak sadarkan diri, jadi terpaksa aku menempuh bahaya menyuapkan obat itu padamu, tampak obatnya
sangat manjur, terima kasih langit!"
"Terima kasih padamu, Tetua, tidak ada sangkut pautnya dengan langit." Mata dia yang terlihat kelelahan menatap pada Bu-fei-khe, wajah putih pucat yang menyeramkan ini, sekarang kelihatannya bukan saja tidak menyeramkan, malah menjadi ramah dan dekat, "Lima orang menyerang, punggungku terkena satu bola baja, tiga pedang, dua
tongkat melakukan penyerangan bersamaan dengan dahsyatnya,
mereka sungguh keji, sungguh tidak tahu malu."
"Sekarang kau baru tahu mereka keji dan tidak tahu malu?" kata Bu-fei-khe dengan sinis, "Kau kira tuan besar Li bisa mempunyai kedudukan penguasa di satu tempat sampai hari ini, dengan jalan
lurus, usaha yang bersih dan ketekunan" Bayangkan aku dan saudara
Du, walau tekun delapan generasi, juga tidak akan mendapat untung
sepuluh hektar sawah untuk menghidupi keluarga!"
"Wajah penguasa setempat aku telah banyak melihat." Dia
mengeluh panjang, "dengan siasat mengambil, dengan kekuasaan
merampas, memeras masyarakat, mengumpulkan teman
mendirikan perkumpulan, dengan kekuasaannya menghina yang
lemah, semua hal ini tidak terhindarkan. Tuan besar Li orang yang
mempunyai kedudukan dan nama di dunia persilatan, malah
berulang-ulang mengumpulkan anak buahnya, diam-diam
menyerang, terang-terangan melakukannya di keramaian kota,
semua itu hal yang sangat jarang terjadi."
"Demi mencapai tujuan tidak perdulikan caranya, itu adalah kata mutiara bagi para penguasa setempat. Di dalam dunia persilatan
penguasa yang semakin punya kedudukan tinggi, semakin melakukan
perbuatan yang keji, itu tidak ada yang aneh."
"Ahli ketepel itu, menyerang diam-diam di bawah atap rumah sejauh dua puluh langkah lebih, kekuatan tenaganya, sungguh sangat jarang sekali, dalam jarak seratus langkah cukup bisa menghancurkan tameng menembus tembok, orang ini adalah......"
"Dia Dewa Ketepel Pengejar Arwah Seratus Langkah Gui Yuan-zhong,"
kata Bu-fei-khe tertawa, "kemarin malam selain Li Hoa-xin, di penginapan Fu-tai orang-orangnya menggunakan senjata gelap menjaga di barisan kedua, jumlahnya sebanyak empat belas orang, semuanya adalah penjahat top dari aliran hitam. Karena tuan besar Li terdesak, jadi minta tolong pada penjahat aliran hitam, sebab temanteman dari aliran pendekar sudah tidak mau diperalat dia, Shuang-jie-shu-sheng dan Angin Awan adalah wakil dari aliran pendekar yang dapat melihat kesempatan menghindarkan diri, sudah tidak mau ikut campur membicarakan masalah ini. Sekarang kita bicarakan yang akan datang."
"Yang akan datang?"
"Benar! Melihat keadaan kau yang tidak karuan ini, sepertinya jeroanmu telah berpindah tempat, tulang di seluruh tubuhmu telah
buyar, jika tidak diobati ratusan hari jangan harap bisa bergerak
dengan bebas. Sekarang ini seluruh penjahat aliran hitam
bersembunyi dimana-mana sedang mencari keberadaanmu, sangat
berbahaya sekali. Jika tidak pergi ketempat jauh, apa kau disini mau menunggu ajal" Berapa lama kau dapat bersembunyi?"
"Aku tidak akan pergi." Kata dia dengan tegas.
"Kau......" "Ooo! Aku telah berjanji dengan tuan besar Li menyelesaikan urusan di Guan-qiu besok lusa pada tepat tengah hari, jika sampai waktunya aku tidak datang, selanjutnya aku tidak bisa lagi mencari dia, aku adalah orang yang memegang aturan dunia persilatan."
"Tapi, Kau......kau merayap pun tidak bisa. Malam ini aku dengan saudara Du akan pergi mencuri perahu, perahu yang ringan khusus
untuk air deras, malam ini kita berlayar kebawah ke Wu-chang,
meloloskan diri dahulu, selanjutnya......"
"Tidak ada selanjutnya, masalah ini harus cepat-cepat diselesaikan."
Fu Ke-wei dengan marah tertawa keji, "anda tenang saja, beberapa pukulan dahsyat ini tidak akan merengut nyawaku. Aku berani bertaruh denganmu, sekarang aku sudah dapat berdiri."
Baru saja akan menjulurkan kaki, Bu-fei-khe telah menekan dia.
"Sudahlah, jangan sok jago." Bu-fei-khe tawa pahit, "mungkin kau benar adalah manusia super yang terbuat dari besi, dan
mempunyai ilmu silat yang sulit dibayangkan, tapi bagaimana pun
lebih banyak istirahat akan lebih baik. Kau sembunyilah baik-baik, saudara Du kemarin malam telah mencuri banyak makanan, aku
ambilkan untuk kau makan, harap kau jangan sampai
menggoyangkan rumput alangalang, supaya tidak menimbulkan
perhatian orang yang jalan mendekat."
"Sekarang aku masih belum lapar. Oh betul, kemarin malam
bukankah kalian telah pergi melarikan diri, kenapa bisa kebetulan
menolong aku?" "Kami mendapat berita dari seorang teman lamamu, mengetahui
Tuan besar Li telah memanggil para penjahat aliran hitam
bersembunyi dijalan raya membuat jebakan, takut kau lengah
termakan jebakan, maka bersama dengan kenalan lamamu, kami
menyusup kembali untuk memperingatkan kau,
tidak diduga tetap saja telat satu langkah......"
"Kenalan lamaku?"
"Benar, kenalan lamamu dari Wu-hu."
"Kenapa aku tidak ingat ada kenalan lama dari Wu-hu......"
"Dia sedang bertugas melakukan pengawasan, aku sekarang
pergi memanggil dia kesini, setelah kalian bertemu bukankah bisa
jadi tahu.'" Bu-fei-khe dengan hati-hati sekali bergerak
meninggalkan tempat itu. Tidak lama, terdengar suara gesekan yang pelan, bayangan
berbaju putih bulan muncul.
"Kau" Kau kenapa bisa datang kesini......"
"Aku mendapat berita di Nan-yang, baru mencari ke sini." Kata wanita berbaju putih bulan, "sebulan yang lalu, dari seorang teman yang dalam perjalanan kembali aku mengetahui jejaknya ketua
benteng Naga Langit Lu-zhao, aku berkeliling ke seluruh Shan-dong, He-nan dan yang lainnya, ingin melaporkan padamu, aku sampai
kepayahan mencari kau......tuan Fu, lukamu......"
"Terima kasih, nona Ouw. Aku sudah tidak apa-apa." Katanya dengan nada yang tulus, "kau tidak mengingat dendam lama,
jauh-jauh datang memberi kabar, perhatian yang besar ini, akan
selalu aku ingat." Wanita ini ternyata adalah mantan pembunuh bayaran wanita
perkumpulan Qing-lian, Ratu Lebah Ouw Yu-zhen.
"Tuan Fu sungguh sungkan sekali, aku masih punya hutang budi
satu nyawa! Hal sekecil ini, tidaklah seberapa." Kata Ouw Yu-zhen dengan lembut, penampilan sebagai pembunuh bayaran wanita telah
menghilang. "Nona Ouw, jangan bicarakan masalah permusuhan atau budi
yang dulu, bolehkan" Kau sekarang apakah masih......"
"Perkumpulan Qing-lian setelah menutup kantor pusatnya, seluruh anggotanya telah bubar, saat ini aku sedang tidak ada pekerjaan."
Nada bicara Ouw Yu-zhen ada humornya, lagaknya seperti sedikit
tidak bisa berbuat apa-apa. Fu Ke-wei terdiam sejenak: "Apa
rencanamu selanjutnya?"
"Bagaimana aku masih punya rencana apa" Aku hanya bisa
melewatkan sehari demi sehari, aku juga tidak ingin bekerja seperti dulu lagi."
"Maafkan aku tidak sopan, di rumah nona masih ada siapa saja?"
tanya Fu Ke-wei dengan tulus.
"Sejak kecil aku telah ditinggalkan ayah dan ibu, hanya ada
seorang adik kecil yang buta......itulah sebabnya aku bekerja dalam bidang ini, semuanya juga demi dia......"
"sekarang aku mengerti, nona sangat sayang pada adik, tapi
pekerjaan ini melawan hukum alam, pasti akan mendapat hukuman
dari alam, nona bisa segera cuci tangan, itu adalah satu
keberuntungan, di kemudian hari..."
"Aku tidak ada harapan di kemudian hari, wanita seperti aku yang pernah jadi seorang pembunuh bayaran, kecuali menikah dengan
berandalan, putra keluarga baik-baik siapa yang mau menerima aku"
Makanya, aku ada satu permintaan......"
"Silahkan katakan." Kata Fu Ke-wei tertegun
"Dalam usia empat belas tahun aku sudah keluar gunung, berkelana di dunia persilatan sudah delapan tahun, sudah terbiasa dengan
kehidupan dunia persilatan, jika sekarang kembali hidup sebagai orang biasa, buatku, pasti sementara belum bisa membiasakan diri......"
"Tentu, hal ini tidak bisa dihindarkan." Fu Ke-wei
mengangguk menyetujui perkataannya.
"Karenanya, aku pikir aku perlu waktu menyesuaikan diri untuk bisa kembali ke kehidupan biasa."
Fu Ke-wei menatap, tidak melanjutkan perkataannya.
"Kau adalah seseorang yang dapat di percaya, aku tidak berani mengatakan apa itu balas budi, aku minta dengan kedudukan
sebagai pelayan bisa tinggal di sisimu untuk beberapa waktu, aku
akan tahu diri, pasti tidak akan menambah kesulitan apa pun
buatmu." Ouw Yu-zhen melanjutkan perkataannya, "sampai
saatnya jika kau merasa tidak memerlukan aku lagi, asal kau
mengatakan sekali saja, aku segera akan pergi."
"Ini......ini mana bisa, sejak dulu aku sudah terbiasa sendirian berkelana." Dia tidak menduga Ouw Yu-zhen bisa mengajukan
permintaan ini, "jika ada seseorang di sisiku, itu akan mengganggu kebebasanku, apa lagi kau adalah seorang yang ternama di dunia
persilatan Wa......"
"Tuan Fu, kau dengarkan aku dulu." Ouw Yu-zhen menyela
kata-katanya, "seorang diri berkelana memang bisa bergerak dengan bebas, tapi juga sering ada kekurangan di suatu bidang. Mengenai
ilmu silat, kau memang telah berlatih mencapai taraf yang tertinggi, di dunia ini mungkin sulit mencari orang yang dapat menandingimu.
Tapi, kau tetap kekurangan seorang teman untuk membantu, coba
pikirkan, dalam peristiwa berdarah tabrakan kereta kali ini, dan kau telah dua kali mendapat serangan secara diam-diam dari orang yang
ilmu silatnya tidak setara denganmu, itu bukti yang paling bagus. Jika ada aku di sisimu, aku bisa setiap saat memperingatkanmu, hingga
akan membuat persentasi mengalami serangan diam-diam sampai
ketitik terendah. Mengenai julukanku dulu, walau yang
mengetahuinya banyak, tapi orang yang pernah melihat wajah asliku
sangat sedikit sekali, asal kau tidak mengatakan, siapa yang tahu aku dulu adalah anggota perkumpulan pembunuh bayaran Qing-lian?"
"Ini......" "Kecuali kau memandang rendah asal-usul ku yang tidak
bagus......" "Tindak-tandukku juga tidak begitu bagus, aliran hitam dan putih dunia persilatan yang ingin menguliti daging dan mencabut ototku,
bisa dikatakan tidak terhitung banyaknya.''
"Kalau begitu apa lagi yang kau khawatirkan" Aku ada wanita yang tahu diri, aku akan memerankan peran pembantu dengan baik." Kata Ouw Yu-zhen pelan, "kalian kaum lelaki kebanyakan bertindak kasar, tidak seperti wanita yang teliti, jika ada aku di sampingmu, aku akan memperhatikan keadaan di sekeliling dan keadaan yang tidak terduga di sekelilingmu, supaya kau tidak perlu repot memperhatikan, atau
khawatir keadaan selanjutnya."
Fu Ke-wei berpikir sejenak, baru berkata:
"Masalah ini kita bicarakan di kemudian hari saja, kau dan aku adalah teman, jangan sebut apa pelayan atau majikan, sekarang aku
benar-benar sudah merasa lapar, tolong kau beritahu dua orang tua
aneh itu, antarkan makanan untuk mengisi perut."
"Ya, tuan." Nadanya Ouw Yu-zhen sungguh persis seperti
seorang pelayan wanita. 0-0-0 Fu Ke-wei dengan tegapnya melangkah berjalan ke utara, di bawah
terik matahari, tubuh dia yang berpakaian biru sangat mencolok mata, dalam jarak beberapa li juga bisa terlihat dengan jelas.
Di belakang pepohonan di kanan jalan, seperti elang terbang
muncul empat orang dengan wajah menyeramkan berusia sekitar
setengah baya, dua batang tongkat tembaga bersinar-sinar, dua bilah pedang panjang sinarnya menyilaukan mata.
"Bocah, kau masih penasaran"'' empunya Tongkat tembaga yang
menghadang jalan sambil tertawa keji, "jalan ini buntu, aku Dewa Tenaga Sakti An Yung-kang akan mencabut nyawamu."
Dua tongkat itu, satu di depan satu di belakang, sedang kedua
pedang, satu di kiri dan satu di kanan, hawa pembunuhan seperti
gelombang besar mengurung Fu Ke-wei, situasinya yang mencekam,
sungguh menakutkan hati orang.
"Kalian sedang mencari mati!" Dia berkata satu kata persatu kata, mata macannya bersinar dingin, "Aku telah dua kali di bokong, karena salah perhitungan, dua kali terluka terkena serangan
berkelompok, tapi kali ini aku tidak akan tertipu lagi, gigi dibalas gigi, segera pembalasannya datang, 'bunuh!'"
Perkataan 'bunuh' seperti geledek menyambar, setelah
bersuara itu dia bukannya maju malah mundur, tubuhnya
bergerak seperti kilat, punggungnya bergerak di sisi tongkat
tembaga Wen-yi yang dijulurkan di belakang, begitu dia
menerjang masuk, sikut kirinya dengan tenaga yang amat
dahsyat mengenai dada kiri orang yang memegang tongkat itu.
"Hmm......" Orang yang memegang tongkat yang berada di belakang tubuhnya,
mimpi juga tidak menduga lawan bisa menggunakan punggungnya
menabrak, tongkatnya tidak keburu bergerak, tulang iganya telah
patah, dia ditabrak mundur delapan chi dan jatuh terlentang, mulutnya menyemburkan darah segar.
Dalam sekejap tangan kanan yang memegang tongkat telah dirampas
lawannya, lalu dengan cepat tongkat itu diayunkan menerjang maju
kedepan, tongkat tembaga seberat tujuh puluh jin lebih dengan lurus terbang ke depan, kecepatannya sampai sulit dilihat, hanya terlihat sinar kuning berkilat, tongkat itu tanpa ampun menusuk masuk ke dalam bahu kanan Dewa Tenaga Sakti yang berada dua zhang lebih, yang sedang
melintangkan tongkat siap menyerang.
Tongkatnya sebesar telur bebek, sekali masuk ke dalam bahu
mana bisa ditahan" . Boom. . satu suara keras terdengar, Dewa Tenaga Sakti seperti
gunung runtuh roboh ketanah.
Dua orang yang berdiri di kiri kanan yang akan menyerang dengan
pedangnya, kepalanya menjadi pusing, mereka tidak tahu telah terjadi perubahan apa, hanya tahu dalam sekejap, dua teman yang bertenaga
besar semuanya telah roboh, mereka jadi ketakutan sekali, bulu
kuduknya berdiri, bersamaan itu mereka meloncat keluar, melarikan diri dengan masuk kedalam hutan disisi jalan.
Tidak lama, dengan menarik terbalik dua tongkat tembaga, Fu
Ke-wei melangkah pergi ke utara.
Dua batang tongkat tembaga yang beratnya ada seratus empat
puluh jin, hanya dengan satu tangan dia menariknya, sepertinya
benda itu tidak mempunyai berat.
Keadaan ini sungguh seperti ada tenaga setan yang menakutkan,
dengan jelas menyatakan nasib pemilik tongkat tembaga itu. Orang
yang kemampuannya lebih rendah dari pada pemilik tongkat tembaga
itu, paling baik tahu diri, jangan sok pahlawan dan muncul
mengantarkan nyawa. Berjalan sejauh satu li lebih, benar saja tidak ada lagi orang yang keluar menghadang, mungkin para pesilat aliran hitam yang
bersembunyi semuanya orang-orang pintar, juga semuanya setan
penakut. Jembatan Bao-shi sudah terlihat, di tengah jalan raya,
tiba-tiba bayangan orang berbaju biru itu menghilang.
0-0-0 Bab 9 Di pinggir seratus langkah dari jembatan ada satu pohon besar,
duduk diatas batang yang melintang Fu Ke-wei bisa melihat
dengan jelas keadaan di atas jembatan dan seratus langkah jalan
raya di selatannya. Seorang yang berpakaian ringkas berwarna hijau muda, mengapit
sebuah busur indah sepanjang enam chi, di kantong busur ada tiga
buah bola tembaga, begitu melihat Fu Ke-wei tahu dia adalah seorang pakar busur bola, kepandaiannya pasti sudah sangat tinggi.
Busur peluru berbeda dengan busur panah, busur peluru harus
ada ruang gerak yang lebih luas, makanya tempat
persembunyiannya harus di pilih dengan hati-hati.
Orang ini segera bersembunyi dengan baik, matanya yang tajam
menembus pada daun yang berada di bawah, mengamati setiap orang
yang berlalu lalang diatas jembatan, dia ingin mencari orang yang
ditunggunya, duduknya sangat mantap, tangan kirinya menegakan
busur, tangan kanan siap di kantong peluru, dia bersiap-siap melepas-kan tembakannya.
Karena semua perhatiannya tertuju pada jembatan, dia jadi lengah
terhadap keadaan di belakang tubuhnya.
"Gui Yuan-zhong!" di bawah belakang tubuhnya tiba-tiba
terdengar teriakan, "balikan tubuhmu!"
Dewa Ketepel Pengejar Arwah Seratus Langkah Gui Yuanzhong
dengan sendirinya membalikan tubuh melihat ke bawah, tapi celaka!
Terlihat satu bayangan orang berbaju biru di belakangnya, dan busur dirinya terhalang oleh batang pohon, tidak ada tempat leluasa untuk menembakan peluru.
Satu sinar pelangi terbang ke atas, seperti kilat langsung
menghilang, dia tidak bisa melihat dengan jelas benda apa itu, tidak ada tempat untuk menghindar, juga tidak ada kesempatan untuk
menghindar, hanya merasa seluruh tubuhnya bergetar, ada sebuah
benda yang masuk ke dalam bawah dadanya, seperti terkena guntur,
kaki tangan bergetar, tubuhnya tidak bisa dikendalikan lagi, seperti burung terkena panah, dia jatuh terjun ke tanah, busurnya telah
terlepas dari tangannya, tiga butir peluru bajanya juga jatuh dari kantongnya.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ada sebilah belati sepanjang satu chi, yang bisa dibeli dengan
mengeluarkan uang perak dua liang, masuk miring dari dada
bawah kiri, masuk sedalam enam cun lebih.
0-0-0 Fu Ke-wei muncul di jalan kecil jembatan yang menuju
Guan-qiu, tangan kirinya menarik dua tongkat tembaga, tangan
kanan memegang busur. Puncaknya bukit Guan-qiu tidak tumbuh apa-apa, itu adalah
tempat bermain anak-anak, tanahnya sering terinjak-injak sehingga
tidak bisa tumbuh apa-apa, tanah yang kecoklatan sangat keras.
Tuan besar Li berserta putranya bertiga, ditambah Li Jianjian,
masih ada empat orang teman keluarga Li, dan tiga orang pendeta
dao dari Wu-dang, semua berdiri menunggu di bawah teriknya
matahari. Fu Ke-wei dengan langkah besar mendaki ke bukit, sambil
membuang tongkat dan busur ke bawah.
"Masih kurang beberapa saat pada tengah hari tepat." Dia menengadah melihat matahari, nadanya tenang sekali, "kalian
mungkin sudah menunggu lama" Maaf maaf!"
Setelah melihat tongkat tembaga dan busur itu, kecuali tiga
pendeta dao tua, wajah semua orang telah berubah warnanya.
"Siapakah dirimu sebenarnya?" Tanya tuan besar Li
memberanikan diri dan keras.
"Fu Xian korban selamat di peristiwa tergulingnya kereta di
kabupaten Ye." Dia dengan keras berkata, "Tuan besar Li, aku......"
"Yang aku tanyakan adalah tingkatan mu di dunia persilatan." Tuan besar Li menyela kata-kata dia, "siapa saksi yang mengatakan kau adalah korban selamat peristiwa berdarah tergulingnya kereta di kabupaten Ye"
Siapa saksinya yang bisa menunjukan pelaku kejahatan terbaliknya
kereta" berdasarkan apa kau mengharuskan aku mengembalikan
keadilan padamu" Jawab!"
"Aku tahu kau akan melakukan ini." Dia tertawa tawar, "tuan, apakah kau tahu saat aku kembali ke penginapan, kenapa para pejabat pemerintah dan kepala polisi Lie begitu hormat padaku marga Fu" Itu karena aku telah melaporkan dengan jelas kejadiannya peristiwa
tergulingnya kereta pada Bupati Xiang-yang."
"Apa" Kau......"
"Satu jam yang lalu, mungkin tentara telah berada di perumahan Han-bei, dan berhasil menggeladah kereta ringan yang digunakan
putramu melakukan kejahatan di kabupaten Ye.
Surat pemerintah Nan-yang yang meminta kantor Xiangyang
menangkap pelaku kejahatan, sudah tiba satu hari sebelum aku
kembali ke penginapan, malam hari aku masuk ke kantor Bupati,
pada Bupati minta diundur tiga hari, hari ini adalah tepat waktunya surat perintah penangkapan itu berlaku." Dia memungut satu
tongkat tembaga, "sekarang, kita selesaikan dahulu perkara kau berulang-ulang melakukan kejahatan, perkara di pengadilan kita
lanjutkan di kemudian hari."
Tangan pendeta dao Qing-xi mengusap janggut, melangkah maju
dengan dingin berkata: "Perbuatan dermawan Fu ini, bukankah sedikit tidak menurut
aturan dunia persilatan, tuan datang dengan amarah, bisakah dengan tenang menyelesaikan masalahnya?"
"Tolong tanya, apakah pendeta dao tahu duduk
persoalannya?" Fu Ke-wei balik bertanya.
"Aku tahu beberapa keadaannya."
"Pasti dengan apa yang aku katakan ada perbedaannya."
"Aku kira, apa yang dikatakan dermawan Li mungkin hanya
kata-kata sepihak, dan tuan juga mungkin tidak dapat membantahnya
dengan bukti yang kuat."
"Pendeta dao jika mengira kata-kata si marga Li mungkin adalah kata-kata sepihak, maka dia tidak akan berdiri disini
membicarakannya." katanya dengan tidak sungkan.
"Kata-kata dermawan sungguh tajam sekali."
"Pendeta dao kau juga tidak berdiri diatas kebenaran."
"Berani sekali!" Pendeta dao lainnya berteriak dengan nada dalam.
"Jika tidak berani maka tidak akan datang." Katanya dingin, "kalian para pendeta dao apa datang untuk menegakan keadilan" Atau datang untuk membela keluarga Li" Aku masih muda, kesabarannya terbatas, jika kalian belum mengetahui keadaan sebenarnya, paling baik jangan sok membela, katakan apa tujuan kalian, ingin jadi penengah menegakan keadilan, kalau begitu tunggulah di pengadilan, coba lihat apakah kalian pantas tidak. Jika mau membantu tidak perlu bersilat lidah, buang saja kata-kata kebenaran, siapa yang kuat itu yang benar.
Kalian para pendeta dao, sayangilah nama baik Wu-dang! Jika
melibatkan diri pada masalah ini, akan berakibat nama Wu-dang
akan menjadi buruk, siapa tahu malah bisa mendatangkan mala
petaka tidak habisnya bagi perguruan anda, itu dosanya besar
sekali." "Kau mengancam aku?" Pendeta dao Qing-xi dari malu jadi marah.
"Tidak bisa dikatakan mengancam, yang aku katakan adalah
kenyataan, jika masalahnya adalah perselisihan pribadi di dunia
persilatan, aku pasti akan menghormati kedudukan dan prinsip pendeta dao, melibatkan masyarakat biasa di peristiwa berdarah, itu bukanlah masalah yang harus kalian urus, kalian di pihak luar tidak usah turut campur urusan ini, kalian ini berebut apa?" Kata-katanya keras dan tajam, sangat menekan orang.
Kedudukan pendeta dao Qing-xi sangat tinggi dan terhormat, tapi
masih belum terlatih sampai tingkat suci tanpa emosi, maka darahnya jadi bergolak, pikirannya jadi tidak jernih, dengan emosi melakukan kuda-kuda, telapak kiri di dirikan di depan dada.
Fu Ke-wei yang berulang-ulang menerima serangan menggelap,
sudah sejak tadi sangat waspada, melihat pendeta dao tua melakukan kuda-kuda, dia mengira pendeta dao tua akan menyerang karena
marahnya, maka dia segera bergerak lebih dulu, tongkat tembaga
diangkat, siap maju menyerang.
Pendeta dao Qing-xi juga mengira dia mau menyerang, dia menjadi
semakin marah, tangan kiri dengan cepat diulurkan, menangkap
tongkat tembaga yang baru saja diangkat.
Sekali sentuhan segera bergerak, kedua belah pihak tidak
sungkan lagi, Fu Ke-wei sekali bersuara "Hm...!" dingin, tangan kanan memegang erat tongkat, tangan kiri melawan tangan kiri,
dengan adil bertarung tenaga dalam.
Kedua belah pihak beradu tenaga dalam, saling dorong, tarik,
pelintir, lempar, masing-masing mengeluarkan kemampuannya,
kuda-kudanya semakin rendah, tongkat tembaga pelan-pelan
turun. Tongkat tembaga sebesar telur bebek, bisa menahan
tekanan seberat sepuluh ribu jin, siapa yang tenaganya kurang,
pasti tangan kirinya akan hancur ditolak tenaga lawannya,
malah tenaga dalamnya akan hancur.
Sesaat, tiba-tiba tongkat tembaga terlihat membengkok, dua
orang itu semuanya tampak serius, setiap otot di tubuhnya
mengerut, menegang, nafas sepertinya berhenti.
Sesaat lagi, kaki depan pendeta dao Qing-xi goyah, tangan kanan
dengan sendirinya di ulurkan menangkap tongkat.
Fu Ke-wei juga mengulurkan tangan kanan, menggenggam tongkat
tembaga, mendadak sekali dia berteriak keras, memutar tubuh
merendahkan lutut kiri mengangkat tangan kanan, tenaga sebesar
gunung dikerahkan, dengan dahsyatnya mengangkat.
Pendeta dao Qing-xi mendadak mengeluarkan suara "Mmm!",
sepasang kakinya meninggalkan tanah tubuhnya mendadak naik
keatas, terangkat meninggalkan tanah di lempar keatas, di tengah
jalan dia melepaskan genggaman tongkat, kaki dan tangan
bergerak-gerak, mantel dao nya berkibar-kibar, dia melayang tiga
zhang lebih lalu turun dengan berat, hampir saja terjatuh.
Tongkat tembaga menjadi bengkok sedikit, tenaga yang di
terimanya sungguh menakutkan orang.
Dalam sekejap ini, Tuan besar Li mencabut pedang maju dua
langkah, sepertinya ingin mengambil kesempatan menyerang.
Fu Ke-wei membuang tongkat tembaga yang telah bengkok, sekali
bersuara "Hm!" dingin, tangan kanannya mengeluarkan sebilah belati dari dalam dadanya, di dalam mata macannya tampak sinar aneh, belati berubah jadi segaris semut putih terbang membelah udara, sepasang
tangannya yang diulurkan setengah lurus setengah bengkok, bergerak dengan anehnya.
"Ssst sst sst!" Tuan besar Li mengayunkan pedang memukul belati yang terbang datang, kecepatan belati tidaklah cepat,
sangat mudah dipukul oleh seorang pesilat tinggi.
Semua orang jadi terkejut"
Hal aneh telah terjadi, belati yang melayang itu sama sekali tidak takut sabetan pedang, saat terkena benturan arahnya hanya berubah
sedikit, pisau itu seperti benda hidup. Tuan besar Li sangat ketakutan setengah mati melihat hal ini, setiap sekali mengayunkan pedang dia malah seperti didorong mundur dua langkah, dan dia selalu tidak bisa memukul jatuh belatinya, lebih-lebih tidak bisa menghindar dari
kejaran belati itu. "Dermawan Li cepat buang pedangnya!" teriak pendeta dao
Qing-xi yang masih berdiri gemetar, "ilmu hawa mengendalikan
pedang!" Tuan besar Li seperti terhipnotis, dengan ketakutan
membuang pedang, berdiri kaku gemetaran.
Belati terbang melewati telinga kiri Tuan besar Li, mendadak naik
keatas, membentuk satu lengkungan sinar yang indah, naik keatas
tiga zhang belok melayang ke bawah, tepat jatuh di tangan kanan Fu Ke-wei yang diulurkan keluar, sinarnya segera menghilang.
"Li Hoa-rong, tegakan dada pergilah ke polisi menyerahkan diri."
Kata Fu Ke-wei sambil menyimpan belatinya, satu kata satu kata itu diucapkan, "bunuh orang ganti dengan nyawa, hutang uang bayar dengan uang, jangan buat malu temanteman dunia persilatan, kau
harus bertanggung jawab atas perbuatanmu, aku beri kau satu
kesempatan lagi." Habis bicara, dia membalikan tubuh dengan langkah besar pergi
meninggalkan tempat itu. Semua orang terbengong-bengong melihat Fu Ke-wei pergi,
menghilang kedalam hutan yang ada didepan.
Wajah Yu-mien-el-lang Li Hoa-rong tampak pucat, seluruh
tubuhnya gemetaran. "Ayah, ananda pergi menyerahkan diri." Yu-mien-el-lang sambil melepas pedang sambil berkata, "masalah ganti rugi pada korban mati, harap ayah yang urus."
Huo-bao-ing, Bu-fei-khe dan Ouw Yu-zhen menunggu
kedatangan Fu Ke-wei, mereka sangat gembira sekali.
"Saudara kecil, apa sudah selesai?" tanya Huo-bao-ing
dengan gembira. "Mungkin sudah selesai, asalkan Yu-mien-el-lang pergi
menyerahkan diri." Katanya menganggukkan kepala.
"Karena terhalang oleh dua hutan, kami tidak dapat melihat
keadaan di sana." Bu-fei-khe berkata, "Di atas udara arah itu seperti ada pelangi putih menari-nari, hawa pedang berterbangan, apa yang
terjadi?" "Tidak ada apa-apa." Fu Ke-wei tertawa, "Pendeta dao tua dari Wu-dang sedang bersembahyang mengusir setan, begitulah
kejadiannya. Ayo jalan! Mari kembali kekota, aku traktir tetua
minum." Empat orang itu berjalan berdampingan, sambil berkatakata
mereka berjalan kembali ke kota Fan. 0-0-0
Kampung Lu-an di Shan-xi, bersebelahan dengan Tai-yuan dan
termasuk He-shuo, adalah bahunya dunia, kota terbesar nomor satu ini di lereng barat gunung Tai-hang, taman senangnya .para penjelajah, ranjang hangat para pelaku kejahatan.
Kampung di sekitar sini, hampir semua perumahan dan benteng
membangun tembok benteng pertahanan, memiliki pertahanan
pesilat yang sangat kuat.
Dari jalan raya di depan istana, Fei Long pergi ke selatan, tidak jauh ada persimpangan jalan yang ramai dengan orang yang berlalu lalang, dari pagi hingga malam, kereta kuda keluar masuk tidak berhentinya.
Belok ke sebelah timur, ada jalan di depan kantor pemerintah, ke
sebelah barat, keluar ke Xi-guan. Di sudut belokan barat, ada satu rumah makan Taian yang sudah ternama ratusan tahun.
Rumah makan Tai-an terkenal karena masakan dan anggurnya
yang enak, sehingga termasuk salah satu empat rumah makan
besar di kota ini, tamu makan yang keluar masuk disini, sedikit
banyak berkedudukan khusus.
Keadaan hidup disini, tentu saja berbeda jauh sekali
dibandingkan dengan di Jiang-nan, tapi harga barangnya murah,
perbedaan antara si miskin dan si kaya tidak terlalu jauh,
sehingga, orang yang punya kedudukan khusus, tidaklah terlalu
elegan. Sore hari itu, Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen naik ke loteng
duduk di tempat vip. Dia memakai baju panjang berwarna hijau langit, menjadikan dia
seorang pemuda yang tampan, seperti putra bangsawan, Ouw Yu-zhen
memakai baju berwarna putih bulan, berwajah halus pipi kemerahan,
sepasang matanya yang genit, sungguh menarik dan bisa mengait
arwah orang. "Tersedia beberapa macam masakan sebagai teman minum arak, lima stel mangkok dan sumpit, sepuluh teko arak Fen." Ouw Yu-zhen
memesan pada pelayan yang sambil tersenyum menyodorkan teh
memegang kain lap, "pelayan sebentar lagi temanku akan datang, arak dan masakannya harus yang paling bagus."
"Aku mengerti." Pelayan dengan sopan berkata, "arak dan masakannya siap, setelah teman tuan datang baru......"
"Tidak, setelah siap segera saja keluarkan, tidak perlu
menunggu." "Baik, mungkin tuan belum janji waktu sebelumnya."
"Belum, tapi mereka akan datang." Fu Ke-wei sambil tersenyum menyela, "karena kemarin malam aku telah mengirim pesan pada
mereka, dan pagi-pagi sekali sudah ada orang datang ke penginapan
mengawasi gerak-gerikku. Lihat, dua orang yang baru saja naik ke
loteng, merekalah orang yang mengawasiku, mereka bekerja sangat
bertanggungjawab." Pelayan telah melihat dengan jelas dua laki-laki besar yang baru
saja naik, wajahnya jadi berubah, dengan buru-buru dia turun ke
bawah loteng menyambut. Pelayan lainnya dengan wajah tersenyum, mempersilahkan dua
laki-laki besar duduk di meja dekat jendela, dengan sopan berkata:
"Tuan kedua Ban (Ban-el-ye). Tuan kelima Wan (Wan-wuye),
mau minum a......" "Pergi sana." Ban El Ye yang berkepala macan, mata bulat wajah galak mengibaskan tangan mengusir orang, sorot matanya tertuju ke
arah Fu Ke-wei, "teman itu sepertinya sedang siap mentraktir orang, apa dia telah mengundang orang."
"Betul!" sahut Fu Ke-wei yang tidak jauh sambil tersenyum,
"memang akan mentraktir orang, mungkin tamunya segera datang, apa anda berdua punya ide?"
Dua orang laki-laki besar itu tidak sembunyi-sembunyi lagi,
Ban-el-ye pertama-tama yang mendekati meja makan Fu Kewei,
menarik satu kursi duduk di sebelah kiri Fu Ke-wei. Wan-wu-ye juga duduk melintang, memisahkan Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen,
mengapit dia di tengah-tengah.
"Sahabat, siapa marga dan apa namamu?" tanya Ban-el-ye tertawa culas, "kemarin malam, surat yang ditinggalkan di atas kusen pintu, hanya ditulis nama dan tidak ditanda tangani, siapa yang tahu kau
adalah Budha besar dari kuil mana" Kelihatannya tubuhmu, untuk
menyembelih ayam juga tidak ada tenaga, mana dapat menyusup
empat lapis penjagaan tanpa di ketahui, sungguh tidak mudah. Aku
percaya pasti sahabatmu yang melakukan aksi yang mengejutkan ini."
"Malah sebaliknya, temanku tiga hari lalu telah pergi, sebelum kejadian dia telah minta tolong temannya untuk menyelidiki terlebih dahulu, setelah siap maka dipersilahkan teman ini pergi, ini adalah prinsip aku melakukan sesuatu pekerjaan, aku sudah tinggal tujuh
hari di daerahmu." Fu Kewei menggulung lengan baju, gerakan ini jadi tidak cocok dengan penampilan dia sebagai putra bangsawan,
"kemarin malam yang mengirim surat itu adalah aku sendiri, jika saudara tidak percaya, aku tidak akan banyak bicara lagi. Mengenai nama! Tunggu saja sampai Huang-jit-ye (Tuan Ketujuh), Huang
Yung-sheng datang, bagaimana?"
"Sobat, aku sungguh tidak percaya orang yang mengirim surat
kemarin malam adalah dirimu." Ban-el-ye tiba-tiba mengulurkan tangan kanan, ingin mengunci pergelangan tangan kiri Fu Ke-wei
yang ditaruh diatas meja, untuk ditekannya di atas meja.
Tiba-tiba meja makan itu mengeluarkan suara aneh,
sepertinya lantai lotengjuga bergetar.
"Kau ini sungguh nekad, jika tidak sampai di sungai Huang tidak putus harapan." Fu Ke-wei membiarkan lawan mengerahkan tenaga,
tingkahnya tetap santai, "he he he! Aku berani datang mengacau, tentu saja punya sedikit kemampuan."
Wan-wu-ye melihat ada gelagat yang tidak menguntungkan,
mengambil kesempatan itu dia bergerak menyerang, sebelah
telapaknya melayang miring, dipukulkan ke arah sepasang mata Fu
Ke-wei. Ouw Yu-zhen menjulurkan tangan kirinya, dengan tepat sekali
menangkap telapaknya Wan-wu-ye, lima jarinya mencengkeram,
lalu membanting kesamping.
"Aduh......" Wan-wu-ye berteriak sambil melayang keluar, merobohkan kursi
dan meja, merobohkan satu meja disebelah kiri.
Ruangan makan jadi kacau, sepuluh lebih tamu makan
berlarian menghindar, para pelayan berteriak ketakutan,
suasana menjadi ribut sekali.
Fu Ke-wei duduk dengan tenang seperti semula, pergelangan
tangan kirinya masih dikunci dan ditekan ke atas meja oleh Ban-el-ye.
Tapi anehnya malah seluruh tubuh Ban-el-ye tampak gemetaran,
keningnya mengucurkan keringat sebesar kacang, mulutnya tidak bisa bersuara, tampangnya kesakitan sekali.
Lalu Fu Ke-wei membalikan tangan kirinya dengan perlahan,
akibatnya tubuh Ban-el-ye seperti terbang, terbangnya lebih jauh
dari pada Wan-wu-ye, terbang sampai di mulut tangga, dan buug...
jatuh ketanah. Fu berdua tetap duduk dengan tenang, sepertinya barusan tidak
terjadi peristiwa apa-apa.
Ban dan Wan berdua berusaha bangkit setelah setengah harian
baru mereka dapat berdiri, seorang memeluk lengan kanannya,
seorang lagi menekan tangan kanan, kakinya juga belum leluasa
melangkah, tampak jelas, tubuh bagian bawah kedua orang sudah
mati rasa, tidak bisa dikendalikan lagi, wajahnya pucat seperti
wajah mayat, sambil merintih! Mereka berusaha turun dari loteng,
melarikan diri. "Kalian berdua baik-baiklah dijalan." Fu Ke-wei dengan keras berteriak.
Dua orang ini mana bisa baik-baik dijalan"
Pelayan itu sudah tahu kerepotan akan datang, para tamu makan
juga telah pergi menyelamatkan diri.
Masakan dan arak telah di antar, seluruh ruang makan loteng
hanya tinggal Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen yang menjadi tamu
makan, pelayannya juga hanya ada dua orang.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Beberapa saat kemudian, tangga loteng berbunyi keras,
datanglah tujuh laki-laki besar yang tinggi dan yang pendek.
Orang yang memimpinnya, adalah orang keluarga Huang di
perbatasan utara sungai Shi-zi Huang-jit-ye, Huang Yungsheng,
berusia lima puluh tahun lebih, tubuhnya besar seperti beruang,
dipinggangnya ada satu Kail Kepala Macan.
Fu Ke-wei berdiri sambil tersenyum, mengangguk,
menyapa. "He he! Inikah Huang-jit-ye?" lagak Fu Ke-wei santai tapi ada sedikit angkuh, "aku tadi mengira Huang-jit-ye hanya membawa dua saudara saja, tidak di duga datang sampai tujuh orang. Pelayan, cepat satukan meja dan tambahkan sumpit dan mangkuknya."
Setelah meja disatukan, Ouw Yu-zhen bangkit berdiri di
samping kiri Fu Ke-wei. Lima orang itu duduk, dua orang lagi berdiri dibelakangnya Fu
Ke-wei, berdiri di sebelah kiri dan kanan.
Wajah Huang-jit-ye penuh amarah, dia duduk di seberangnya,
sepasang matanya yang aneh seperti api membara, menatap tajam
pada Fu Ke-wei yang duduk dengan tenangnya sambil tersenyum.
"Aku Huang Yung-sheng." Suara Huang Yung-sheng seperti
guntur, "kemarin malam betulkah anda yang datang ke rumahku
meninggalkan surat memanggil aku?"
"Betul." "Anda mengundang aku kesini ingin membicarakan apa" Aku
tidak kenal kau..." "Kau tidak kenal aku, tapi aku kenal kau. Kau adalah Dewa Kail Cakar Elang Huang Yung-sheng, Huang-jit-ye."
"Jangan banyak omong kosong! Kau ingin bicarakan apa" Jika
mungkin, aku akan mengabulkannya."
"Aku mengundang kau datang, ibarat pesta tidak ada pesta yang baik, pertemuan tidak ada pertemuan yang baik."
"Puuh! Aku berjuang di dunia persilatan sudah dua puluh tahun lebih, gelombang sebesar apa yang belum pernah aku alami" Walau
pestamu ini adalah pesta penguasa, aku juga akan datang,
bukankah sekarang sudah datang?"
"Terima kasih atas kemurahan hatimu, aku merasa sangat
terhormat." "Aku menunggu kau mengatakannya."
"Baik, aku lebih baik menurut dari pada menghormat. Anda belajar silat di perguruan Biksu Kepala Besi di Liu An-zhou, marga Biksu
Kepala Besi adalah Bai, dia punya seorang keponakan bernama Bai
Ru-lian, juga adalah adik seperguruanmu. Beberapa tahun lalu Biksu Kepala Besi mendadak mati di kuil Bai-yun di kota Jia-yu, tahun lalu adik seperguruanmu bersama dengan Sepasang Hebat Jiang-nan
malam-malam merampok sembilan keluarga kaya di Jiangning dan
berhasil merampok puluhan ribu liang perak, kemudian menghilang,
di dunia persilatan tidak menampakan lagi jejaknya Tiga Wanita Iblis.
Adik seperguruanmu berjuluk Yun-sang-nie (Wanita Baju Awan),
menurut kabar dia pintar menyamar, dia dengan kau......"
"Tutup mulut! Aku tidak mau dengar omong kosongmu."
Huang-jit-ye menepuk meja berteriak marah.
"Kenapa kau begini terburu-buru" Aku tidak akan membicarakan
masalah kotor kalian, asal kau beritahu aku di mana dia berada, kita baik-baik saja......"
"Kau ini makhluk apa?" Huang-jit-ye berteriak marah, dan bangkit berdiri.
Tujuh orang sebelumnya seperti sudah direncanakan, berdiri
mengepung. "Anda tidak ingin membicarakannya dengan baik-baik, kalau begitu tidak ada yang bisa dibicarakan lagi." Fu Ke-wei juga bangkit berdiri, wajahnya ditekan, "di tempat umum tidak baik membuat keonaran, besok tepat tengah hari, aku tunggu kau di depan kuil Tai-hang, di lereng selatan gunung Bo-gu, jika lewat waktu tidak akan ditunggu."
Habis bicara, dia dengan langkah pelan jalan ke tangga, Ouw
Yu-zhen mengikuti di belakang sebelah kiri.
Di depan ada seorang laki-laki besar setengah baya
menghadang jalannya, sepasang tangannya pelan-pelan
diangkat. "Lebih baik tenagamu digunakan besok." Wajah Fu Ke-wei sangat dingin sekali, "jika perlu, aku tidak akan takut menggemparkan khalayak ramai, di keramaian membunuh orang, minggir!"
Bentakan suara minggir tidaklah keras, tapi ada kekuatannya
menakutkan orang, pria besar itu mendadak gemetar dingin,
Tugas Rahasia 5 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Rahasia Kunci Wasiat 1