Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 12

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 12


membinasakan jiwa kita sendiri, membunuh diri dengan cara seperti itu ?" bantah Kwee Siang.
Phang Kui In jadi tertegun lagi memandang kosong dalam kegelapan seperti itu.
"Memang serba sulit...!" menggumam Phang Kui In
kemudian dengan suara yang perlahan, seperti juga dia tengah berkata kepada dirinya sendiri.
"Ya dalam hal ini kita seperti juga terjepit dalam dua pilihan. Pertama, kita membiarkan berdiam diri saja ditawan oleh orang she Ciong itu dan kita lihat apa yang
dikehendakinya nanti...atau kita menempuh bahaya mengadu untung menjebolkan dinding perahu ini dan kemudian
berenang keluar...!" setelah berkata begitu, Kwee Siang menghela napas berulang kali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Phang Kui In bertiga jadi bingung juga dan mereka serba salah dalam menentukan sikap dan langkah2 bagaimana yang harus mereka ambil.
Waktu itu tampak Yo Him telah berkata dengan suara yang ragu2
"Bagaimana jika kita mengadu nasib dengan menjebolkan dinding kapal dan berenang keluar " Bukankah dengan
langkah demikian kita masih. memiliki harapan kalau2
sekarang ini kapal tengah berlayar dan berada tidak jauh dengan daratan ?".
Phang Kui In dau Kwee Siang tidak segera menyahutinya, mereka telah saling pandang sejenak kemudian terdengar Kwee Siang berkala : "Ya, itupun memang cukup baik. Lebih baik kita binasa di lautan dari pada kelak kita akan diperhina terus menerus oleh Ciong Lam Cie, si cebol itu ...!".
Phang Kui In melihat Kwee Siang telah menyetujui untuk mengambil jalan merusak dinding kapal dan menerobos keluar berenang di lautan, diapun mengangguk.
"Ya, aku pun lebih condong mengambil jangkah yang
seperti itu ...!" katanya.
Phang Kui In kemudian berunding dengan Kwee Siang,
tindakan apa yang per-tama2 harus mereka lakukan. Dan siapa yang harus memecahkan dinding kapal itu. ..Yang jelas, kita harus merusak dinding kapal tanpa bersuara. Jika kita menghajarnya dengan kekerasan dan suara gaduh itu
terdengar oleh anak buah Ciong Lam Cie, kemungkinan besar rencana kita akan gagal sama sekali..!".
Phang Kui In mengangkat tangan kanannya
memperlihatkan ibu jari tangannya, memuji akan kecerdasan dan ketelitian dari jago wanita she Kwee ini.
"Aku akan memukul dengan serangan Pukulan Kapas,
sehingga pukulan itu waktu tiba dikayu dinding kapal ini, tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menimbulkan suara yang berisik, tetapi kayu dinding kapal akan rusak hancur karenanya !".
Phang Kui In hanya mengangguk saja, karena dia
menyadari walaupun usia Kwee Siang masih muda, tetapi dia memiliki kekuatan yang boleh diandalkan dan kecerdikan yang bisa di puji tinggi.
Kwee Siang duduk menghadapi dinding kapal, dia duduk
dengan sikap yang tegak, kedua tangannya diangkat perlahan2 sambil menarik napas dalam2. Kemudian dengan
perlahan dia memukul kedepan, seperti juga mengusap
dinding kapal itu karena perlahannya pukulan tersebut. Lalu dia mengeluarkan suara siulan yang nyaring, disertai suara
'krekk!' pecahnya dinding kapal dalam lingkaran yang besar, setombak lebih. Air juga telah berhamburan menerobos
masuk, mengejutkan Phang Kui In dan Yo Him, tubuh Kwee Siang sendiri telah terdorong oleh serbuan air itu, sampai terguling. Tetapi pendekar wanita ini memiliki kegesitan, cepat sekali dia telah berhasil untuk menguasai diri.
"Biarkan air itu masuk dulu sampai memenuhi ruangan ini, sehingga kita menyelam dan berenang keluar tanpa perlu menghadapi terjangan air...!" kata Kwee Siang.
Phang Kui In mendengar itu memuji akan kecerdikan
sigadis, karena memang jika mereka berusaha keluar disaat itu juga, berarti mereka harus melawan terjangan air yang menerobos masuk kedalam ruangan, tenaga air sangat kuat dan mereka tidak mungkin berhasil menerobos keluar. Tetapi jika air mulai menggenangi kamar itu dan tinggi air didalam ruang bawah kapal itu telah melewati tepian lobang didinding kapal, mereka bisa berenang keluar tanpa perlu diterjang oleh air pula.
Saat itu juga telah terdengar suara berisik diatas kapal, rupanya suara siulan Kwee Siang yang nyaring dan juga suara air yang menerobos masuk ke ruangan dalam kapal dengan cepat dan keras, telah menyebabkan anak buah Ciong Lam Cie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jadi terkejut dan mereka ter-gesa2 berlari untuk melihat ruangan dibawah, dari arah mana suara berisik itu datang.
Alangkah terkejutnya anak buah Ciong Lam Cie waktu
melihat ruangan bawah itu telah digenangi penuh air laut, dan mereka ber teriak2 dengan suara yang keras : "Tawanan melarikan diri ! Tawanan melarikan diri ! Dan dinding kapal telah di rusaknya ! Kapal kita akan segera tenggelan !!"
Teriakan itu datangnya sangat keras sekali, karena yang berteriak2 itu lebih dari belasan anak buah Ciong Lam Cie yang tengah diliputi perasaan panik bukan main.
Saat itu Phang Kui In bertiga dengan Yo Him dan Kwee
Siang telah berenang keluar dari liang didinding kapal itu.
Memang mereka tidak menemui rintangan dan juga tidak
terhalang oleh terjangan air yang menerobos masuk, karena air itu telah menerobos masuk menggenangi lebih dari tepian diatas lobang yang dibuat oleh Kwee Siang.
Dengan menggendong Yo Him, Phang Kui In berenang
dengan cepat. Kwee Siang juga mengikuti dari belakang, pendekar wanita ini memang pandai berenang, maka dalam waktu yang cepat sekali mereka telah berenang meninggalkan kapal itu sejauh puluhan tombak.
Kwee Siang berenang mendahului Phang Kui In dan Yo
Him, dia menggerakkan tangan kanannya menunjuk kearah kanan, menganjur kan agar Phang Kui In berenang kearah kanannya.
Phang Kui In mengerti apa yang dikehendaki oleh sigadis, maka dia berenang kearah kanan, arah yang berlawanan
dengan kapalnya Ciong Lam Cie.
Sedangkan kapal yang telah kemasukan air itu mulai
tenggelam, membuat anak buah Ciong Lam Cie jadi panik sekali. Begitu juga Ciong Lam Cie sendiri jadi marah dan penasaran, tetapi dia menyadarinya bahwa dirinya tidak bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengumbar kemarahan hatinya, yang terpenting adalah
menyelamatkan kapalnya dari ketenggelaman itu.
Kurang lebih empat puluh anak buah Ciong Lam Cie segera bekerja. Mereka telah menerobos keruangan bawah yang
telah digenangi air, kemudian dengan cepat mereka
menambal lobang dinding kapal itu dengan kain2 yang tebal, ditambah dengan kayu yang dipantekan untuk menutupi
lobang tersebut. Beberapa orang diantara mereka segera mempergunakan gayung yang ber ukuran besar menyendoki air yang telah masuk kedalam kapal untuk dibuang kelaut kembali.
Cukup lama juga mereka bekerja, namun akhirnya mereka bisa juga menyelamatkan kapal mereka dari karam yang
cukup mengerikan. Ciong Lam Cie telah perintahkan anak buahnya untuk
mencari Phang Kui ln bertiga. Belasan anak buah Ciong Lam Cie telah menurunkan beberapa buah perahu kecil, dan
dengan mempergunakan perahu kecil itu mereka berkeliling disekitar kapal mereka mencari jejak Phang Kui In bertiga.
Mereka yakin bahwa Phang Kui In bertiga tidak bisa
melarikan diri terlalu jauh. Dan mereka bertiga juga tidak mungkin menyelam terus menerus, walaupun bagaimana
mereka tentu akan muncul kepermukaan air mengambil udara segar.
Tetapi walaupun belasan orang anak buah Ciong Lam Cie telah berputar2 sekian lama. Ketiga orang buruan mereka itu tidak juga terlihat batang hidungnya.
Akhirnya dengan penuh kemendongkolan dan kemarahan
dihatinya, Ciong Lam Cie memanggil pulang anak buahnya itu.
Mereka meneruskan perjalanan dengan cepat. Betapa
kecewanya Ciong Lam Cie karena ketiga tawanan itu
sesungguhnya merupakan tawanan penting bagi nya se-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak2nya Yo Him tentunya bisa dipergunakan untuk
memancing kedatangan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.
Tetapi kini ketiga orang tawanannya itu berhasil 'terbang'
dari telapak tangannya. Namun Ciong Lam Cie masih terhibur juga bahwa dia telah mengetahui Yo Ko memiliki seorang putera, yaitu Yo Him. Maka kelak jika me reka telah berada didaratan, Ciong Lam Cie akan menyebarkan anak buahnya yang umumnya memiliki kepandaian tinggi, untuk mencari Yo Him.
Waktu itu tampak kapal Ciong Lam Cie berlayar beriringan dengan cepat sekali. Tetapi baru saja mereka berlayar tidak jauh, air laut bergolak dan ber-putar2 cepat, bagaikan ada angin topan yang menerjang, kapal sulit untuk dikendalikan.
Air laut yang ber-putar2 itu kuat bukan main, untung, saja Ciong Lam Cie dan anak buahnya telah mengenal sifat2 air laut, mereka telah terbiasa menghadapi berbagai mara bahaya dilautan, maka mereka tidak menjadi gugup dan telah
mempergunakan cara yang cukup baik guna menguasai kapal mereka itu dari terjangan gulungan air laut. Seluruh anak buahnya dikerahkan, dan kapal telah berlayar dengan pesat sekali.....
PHANG KUI IN bertiga wakiu berenang dari liang dinding kapal yang dilobangi oleh Kwee Siang merasakan mereka tidak mungkin menyelam terus menerus didalam air. Se tidak2nya mereka tentu harus sering2 muncul di permukaan air
Terlebih lagi Phang Kui In yang menggendong Yo Him
dipunggungnya, dia membutuhkan udara segar untuk
menambah kekuatan tenaganya
Mereka be-runtun2 telah dua kali muncul di permukaan air laut dan melihat sekeliling mereka hanya tampak air laut yang ke-biru2an dan luas sekali. Hal itu memperlihatkan bahwa mereka berada ditengah lautan dan sulit untuk mengharapkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa bertemu dengan daratan. Phang Kui In jadi mengeluh tanpa di kehendakinya, karena dengan berada ditengah lautan seperti itu tentu saja mereka tidak memiliki harapan untuk hidup terus. Karena mereka hanya sanggup bertahan hidup beberapa saat lagi dan kemudian mereka akan kehabisan tenaga dan mati tenggeiam.
Kwee Siang juga menyadari bahaya yang mengancam jiwa
mereka bertiga. Jika saat itu mereka berhasil dua kali muncul di permukaan air, berarti mereka memang masih memiliki kesempatan itu, sebab anak buah Ciong Lam Cie tengah sibuk mengurusi
tubuh kapal mereka yang berlobang, dan sedang berusaha mencegah kapal mereka tenggelam.
Namun jika anak buah Ciong Lara Cie telah berhasil
menguasai keadaan, dan juga telah berhasil menambal
dinding kapal yang bocor itu, tentu mereka akan melakukan pengejaran, berarti merekapun akan menghadapi bahaya tidak kecil.
Waktu ketiga orang ini tengah diliputi perasaan yang tidak keruan, yaitu perasaan sedih, penasaran dan marah, karena disebabkan Ciong Lam Cie maka mereka jadi terancam bahaya yang tidak kecil ini, tiba2 sekali Kwee Siang mengeluarkan suara seruan kaget.
Belum lagi lenyap suara seruannya itu. Phang Kui In juga telah mengeluarkan suara seruan tertahan.
Yo Him jadi heran sekali, dia telah bertanya dengan penuh kekuatiran :
"Ada apa Phang Susiok ?".
"Ada user2 air.....!" menjelaskan Phang Kui In.
Yo Him jadi terkejut juga, karena user2 air adalah air laut yang menerjang dengan bergulung!, sama sifatnya dengan gulungan angin topan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lagi Kwee Siang bertiga mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam keadaan terancam seperti ini, tampak air laut telah bergolak. Waktu Phang Kui In ingin meneriaki Kwee Siang agar menyelam dan berenang kearah yang
berlawanan dengan user2 air laut itu, justru disaat itulah telah menerjang kearah mereka suatu kekuatan memutar dan
menghisap mereka masuk kedalam lautan !.
Phang Kui In tidak sempat mengeluarkan teriakan,
tubuhnya telah terhisap dan ber-putar2. Tetapi Phang Kui In merangkul sepasang kaki Yo Him kuat2, dia telah berusaha untuk mempertahankan agar anak itu tidak terlepas dari gendongannya. Siapa tahu user2 air itu hanya sebentar saja, dan nanti mereka bisa menyelamatkan diri "
Kwee Siang juga telah berseru keras berusaha
mengerahkan lwekangnya melawan daya menghisap dari
user2 air laut itu, namun Kwee Siang mana sanggup
menghadapi daya menghisap yang begitu kuat dari user2 air laut !
Kwee Siang mengeluh pendek, sedangkan tubuhnya telah
tenggelam kembali Kedalam lautan, dan ber-putar2
memusingkan kepalanya. Dia juga sudah tidak bisa melihat sesuatu, dia tidak
mengetahui bagaimana nasib Phang Kui In dengan Yo Him.
Dalam keadaan seperti inilah, tampak tubuh Kwee Siang telah lemas tidak bertenaga, kerena dia telah pingsan dan tubuhnya seperti juga sehelai daun yang ringan, di-putar2
oleh user2 air laut. Lama juga terjadinya gulungan user2 air laut, dan disaat itu juga dia sudah tidak mengetahui dirinya berada dimana, karena dalam keadaan pingsan seperti itu, tubuhnya terseret terus oleh air laut yang ber gulung2 itu.
Phang Kui ln memang hendak mempertahankan diri agar
tidak pingsan, dengan terus memegangi sepasang kaki Yo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Him, supaya anak itu tidak terpisah dari dirinya, namun walaupun dia berusaha bagaimana kuatnya, tetap saja dia tidak sanggup bertahan terus, karena akhirnya dia jatuh pingsan, dan tidak bisa me megangi terus lagi kedua kaki Yo Him yang juga telah pingsan lebih dulu sejak tadi.
Dengan pandangan mata yang gelap dan kepala pening,
Phang Kui In telah jatuh pingsan, dan tubuh mereka bertiga telah dipermainkan oleh gulungan air, yang memiliki semacam tenaga menghisap yang sangat kuat sekali, sehingga mereka tidak mengetahui lagi apa yang terjadi pada diri masing2, karena mereka sudah tidak sadarkan diri......
SEKUJUR tubuh Phang Kui In terasa sakit2 dan tulang2
disekujur tubuhnya seperti juga bercopotan terlepas dari tubuhnya, tubuhnya seperti telah terpukul sesuatu yang keras.
dada, perut, pundak, siku tangan, kepalanya, semuanya dirasakan sakit bukan main. tenaganya, juga seperti telah lenyap dari tubuhnya, dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi.
Dengan mengeluarkan suara erangan perlahan karena
kesakitan, tampak Phang Kui ln telah membuka matanya.
Per-tama2 yang dilihatnya adalah sinar matahari yang
sangat terang menyilaukan pandangab matanya,
menyebabkan Phang Kui In jadi memejamkan sepasang
matanya pula. "Apakah aku telah mati,.." Apakah aku kini berada dineraka
?" berpikir Phang Kui In.
"Dan bagaimana nasib Kwee Liehiap dengan Yo Him ?"
Karena berpikir begitu, Phang kui ln telah membuka lagi pelupuk matanya perlahan2 Walaupun cahaya matahari masih seperti tadi dan menyilaukan, tetapi kenyataannya tidak begitu memedihkan mata Phang Kui In lagi. Dia menggerakkan
tubuhnya, perasaan sakit segera menyelinap kesekujur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya, sehingga Phang Kui In tidak berani menggerakkan badan nya lagi, dia hanya berdiam diri rebah diatas tumpukan pasir yang lembut sekali.
Phang Kui In sekarang baru mengetahui bahwa dia berada ditepi pantai. Pasir2 putih yang lembut itulah menunjukkan kepadanya bahwa dia tengah rebah ditepi pantai, Mungkin user2 air telah melempar tubuh Phang Kui In terdampar dipantai yang tidak dikenalnya ini.
Mata Phang kui In ber-gerak2 perlahan kekiri dan kanan, men-cari2 barangkali Yo Him dan Kwee Siang pun berada ditempat yang sama dengannya, terdampar di tepi pantai ini.
Tetapi dia kecewa. Dipasir tepi pantai itu tidak terlihat lainnya selain dari kulit kerang dan pasir yang putih halus lembut itu. tidak dilihatnya Yo Him dan Kwee Siang. Dia telah menghela napas panjang, dia mengeluh sendirinya dan
perasaan kecewa jadi meliputi dihatinya.
Untuk apa aku hidup jika mereka berdua terbinasa " Apa artinya " Bukankah justru yang terpenting adalah Him-jie, yang harus bertemu dengan ayahnya ". Mengapa justru aku yang tetap hidup seorang diri. Sambil menggumam
begitu, Phang Kui In menghela napas dalam2. Dia jadi kecewa dan malu, karena tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik guna membawa Yo Him bertemu dengan ayah
kandungnya, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.
Phang Kui In telah menggeliat lagi perlahan dengan
menderita kesakitan tidak kepalang, dia merintih perlahan, tetapi kemudian mengeraskan hati, dia telah bergerak terus untuk duduk.
Akhirnya Phang Kui In berhasil duduk ditumpukan pasir ditepi pantai itu, walaupun usahanya itu diliputi perasaan sakit disekujur tubuhnya.
Dilihatnya sekelilingnya hanyalah pasir yang terbentang luas dan juga hanya terlihat air laut yang sangat luas, dimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gelombang air laut tengah menyambar2 dengan gelombang kecil dan lembut. Suara air laut yang membentur batu2 karang juga telah menyebabkan Phang Kui ln mengeluh, karena dia segera memperoleh kenyataan bahwa hanya dia seorang diri berada ditempat itu. tidak terlihat Yo Him maupun Kwee Siang.
Setelah duduk diam beberapa saat sambil mengatur jalan pernapasannya, Phang Kui In memandang kesekelilingnya, dia telah mengawasi keadaan pulau dimana dia terdampar.
Pulau itu ternyata hanya sebuah pulau yang kecil tidak terlalu besar, hanya ditumbuhi oleh pohon2 yang sedikit sekali yang banyak hanya batu2 karang. Dan juga ketika Phang Kui In menyusuri perlahan tepi pantai pulau itu dia melihat keadaan disekitar tempat itu sunyi dan pulau ini tidak berbukit.
Tetapi waktu Phang Kui In menghela napas dan ingin
memutar tubuhnya kembali ketempat tadi dimana dia
terdampar, tiba2 matanya melihat sesuatu diatas tumpukan pasir ditepi pantai sebelah selatan. Dia melihat sesosok tubuh yang rebah tidak sadarkan diri.
Untuk girangnya, Phang Kui ln segera mengenali sosok
tubuh yang tengah menggeletak diatas tumpukan pasir ditepi pantai itu adalah Kwee Siang.
Dengan kegirangan yang me-luap2 dan tidak hentinya
mengucapkan syukur kepada Thian. Phang Kui In berlari menghampiri tubuh Kwee Siang.
Tetapi baru saja dia berlari empat atau lima langkah, tubuhnya telah terjungkel rubuh diatas tumpukan pasir, dia juga mengeluarkan suara keluhan kesakitan dan meng-erang2
perlahan tanpa bisa segera bangkit berdiri lagi.
Rupanya dalam kegembiraan yang meluap seperti itu,
Phang Kui In lupa diri, dia lupa sama sekali, bahwa tubuhnya sendiri masih lemah, disamping itu juga dia tengah menderita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sakit2 disekujur tubuhnya. Itulah sebabnya Phang Kui ln jadi terguling rubuh diatas pasir.
Waktu itu, tampak Phang Kui In dengan mengerang
perlahan telah merangkak untuk bangun berdiri lagi. Kembali dia gagal, dirasakan pinggangnya sakit bukan main, dia merintih lagi dengan suara tidak jelas, untuk sejenak lamanya Phang Kui In rebah diam tidak bergerak. Waktu dia merasakan sakitnya mulai berkurang dan tenaganya telah pulih, Phang Kui In bangun per-lahan2, dengan langkah satu2
menghampiri Kwee Siang, yang masih rebah disitu tanpa bergerak.
Phang Kui In menghampiri Kwee Siang dan telah
memeriksanya dengan segera.
Dia jadi girang sekali waktu memperoleh kenyataan Kwee Siang masih bernapas dan hanya pingsan saja. Segera
timbullah harapan di hati Phang Kui In bahwa Yo Him
tentunya terdampar di pulau ini juga.
Setelah melihat Kwee Siang tidak terluka dan jiwanya tidak terancam bahaya apa2, sehingga dia bisa ditinggalkan
sementara waktu, untuk ia mencari Yo Him.
Dengan langkah yang tidak begitu cepat Phang Kui In
menyusuri tepi pantai itu.
Dia memandang sekeliling tempat yang dilaluinya, men-
cari2 dengan harapan Yo Him terdampar dipulau ini juga.
Tetapi setelah Phang Kui In mengelilingi pulau yang tidak begitu besar, dia tidak berhasil menemui Yo Him.
"Ha", menghela napas Phang Kui In dengan suara yang sedih. "Rupanya kami berdua, aku dan Kwee Siang saja yang selamat, sedangkan Yo Him..." dan Phang Kui In tidak meneruskan perkataannya itu. dia menunduk sedih dan dari ujung kedua sudut matanya telah menitik turun butir2 air
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mata yang bening, karena dia merasa kecewa dan sedih tidak berhasil menemui Yo Him.
Disaat Phang Kui In tengah diliputi perasaan sedih, tiba2
dia mendengar sesuatu, suara ber keresek yang perlahan sekali.
Tetapi sebagai seorang jago silat yang memiliki kepandaian cukup tinggi dan juga pendengaran yang sangat tajam, Phang Kui ln segera dapat menduga ada seseorang yang tengah mengintainya di-dekat2 tempat itu.
Phang Kui In menarik napas dalam2, dia menyalurkan
pernapasannya, untuk memulihkan tenaganya. Karena dia kuatir kalau2 orang yang tengah mengintainya itu yang menimbulkan suara keresekan patahnya ranting2 yang
terpijak itu, melancarkan serangan kepadanya.
Dalam keadaan seperti itu, Phang Kui In telah melirik dari arah mana datangnya suara berkeresek tadi. Didalam hatinya ada sedikit harapan dan berdoa agar orang yang menimbulkan suara berkeresek itu adalah Yo Him.
"Him-jie, engkaukah itu ..." " Phang Kui In telah bertanya ragu2.
Tidak terdengar jawaban. Phang Kui In jadi yakin bahwa orang yang tengah bersembunyi itu tentunya bukan Yo Him.
Karena jika orang itu Yo Him, tentunya waktu ditegur begitu olehnya. Yo Him akan keluar untuk memperlihatkan diri.
Tampak Phang Kui In telah mengayunkan langkahnya per-
lahan2 ingin meninggalkan tempat tersebut.
" Krekk ...! " kembali Phang Kui In mendengar suara
patahnya ranting kering yang terpijak sesuatu dibelakangnya.
Phang Kui In mengerutkan alisnya, tiba2 sekali dia
memutar tubuhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan berbuat demikian, orang yang dibelakangnya tidak mungkin dapat bersembunyi lagi, karena Phang Kui In telah memutar tubuhnya dengan cepat sekali. Namun waktu Phang Kui In memutar tubuhnya, tetap saja dia tidak melihat seorang pun manusia ditempat itu, hanya dia seorang diri. Angin laut telah berkesiuran dengan lembut dan juga, di saat itu air laut yang menerjang pantai mempermainkan pasir2 dipantai yang lembut itu.
Phang Kui In jadi habis kesabarannya, dia telah berkata dengan suara yang nyaring sekali : ,,Siapakah yang tengah bersembunyi " Jika memang bukan seorang Bu Beng Siauwcut (Maling kecil tidak bernama), keluarlah perlihatkan diri dengan berterang dan gagah, jangan main sembunyi2an seperti itu".
Suara Phang Kui In tidak memperoleh sahutan, hanya
suara itu saja yang menggema, di susul dengan suara
mendamparnya gelombang, laut yang menerjang batu2
karang ditepi pantai tersebut.
Phang Kui In jadi penasaran dan mendongkol, karena dia merasa dirinya seperti dipermainkan oleh seseorang. Diulangi kembali perkataannya tadi dengan seruan yang jauh lebih keras dan kuat.
Tetapi Phang Kui In tetap tidak berhasil melihat seorang lainnya pun, hanya suaranya itu yang kembali menggema.
Karena penasaran sekali, tampak Phang Kui In telah
melangkahkan kakinya menghampiri tepi hutan kecil yang ada ditepi pantai itu untuk melikat apakah ditempat tersebut bersembunyi orang yang telah mempermainkan dirinya,
Karena tadi telah mendengar suara berkeresek itu datangnya dari hutan kecil itu.
Namun makin Phang Kui In telah sampai dihutan kecil itu, dia tetap tidak melihat seorang manusiapun juga.
Hal ini membuat Phang Kui In jadi tambah binggung dan heran sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apakah aku telah bertemu dengan setan penunggu pulau
ini ?" katanya dengan suara perlahan, ditujukan untuk dirinya sendiri.
,,Heran !" baru saja dia menyelesaikan kata2nya itu dia telah mendengar suara mendehem mengejek dari arah
belakangnya. Cepat dia memutar tubuhnya dengan gesit, dia telah
memandang sekelilingnya. Tetapi tidak dilihatnya seorang manusiapun juga.
Keadaan disekitar tempat tersebut sunyi sekali tidak terlihat ada seorang manusiapun. Hanya dikejauhan tampak tubuh Kwee Siang yang masih menggeletak di pasir tepi pantai tanpa bergerak, rupanya pendekar wanita itu dalam keadaan
pingsan. "Benar2 aku bertemu dengan hantu !" berpikir Phang Kui In didalam hatinya dengan perasaan takut mulai menyelinap kedalam hatinya. ,,Jelas2 tadi aku mendengar suara orang mendehem, yang datangnya dari belakangku, tetapi mengapa sekarang tidak terlihat sesosok tubuhpun juga " Sedangkan keadaan ditepi pantai ini lapang dan luas, hanya terhampar pasir belaka, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi. Maka walaupun bagaimana sempurnanya
ginkang (ilmu meringankan tubuh) orang itu, tentu dia tidak bisa 'lenyap" begitu saja dalam waktu yang sangat singkat.
Siapakah orang yang pandai itu " Atau memang benar2 hari ini aku tengah dipermainkan oleh hantu penunggu pulau ini
"!!". Setelah berpikir begitu, tampak Phang Kui In berjalan lagi cepat2 menghampiri Kwee Siang.
Gadis itu masih menggeletak tidak sadarkan diri, dia masih pingsan diam tidak bergerak. Maka Phang Kui In melupakan larangan seorang pria menyentuh bagian tubuh wanita, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah menotok beberapa kali jalan darah Kwee Siang untuk menyadarkan gadis itu dari pingsannya.
Setelah dia menotok jalan darah Mie-lu hiat, Sie-tiang-hiat, Tian-tan-hiat, dan Pai cing-hiat maka Kwee Siang merintih perlahan dan membuka pelupuk matanya. Tetapi ketika dia menggeliat menggerakkan tubuhnya, justru dia merasakan kesakitan yang bukan main pada pinggang dan sekujur
tubuhnya, sehingga Kwee Siang mengeluarkan suara teriakan kesakitan.
"Tenang liehiap !" kata Phang Kui In menghiburnya
"Perasaan sakit itu tidak lama lagi akan lenyap, karena kita telah terbawa oleh user2 air laut yang kuat sekali, sehingga menimbulkan sakit2 disekujur tubuh kita...!".
Kwee Siang membuka matanya dan melihat Phang Kui In
tengah berjongkok di sampingnya dia telah berkata dengan suara yang lemah : "Apakah kita masih hidup dan berada didunia ?" tanyanya.
Phang Kui In mengangguk membenarkan.
"Ya, kita masih dilindungi Thian ...!" katanya dengan suara yang berduka, karena Phang Kui In teringat kepada Yo Him yang belum diketahui jejaknya.
Waktu itu, tampak Kwee Siang per-lahan2 menggerakkan
tubuhnya berusaha untuk duduk.
Phang Kui In melihat gadis itu meringis seperti menahan sakit, cepat2 Phang Kui In telah memegang lengan sigadis, membantunya untuk duduk.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah bersusah payah menahan perasaan sakit
ditubuhnya, Kwee Siang bisa juga duduk. Dia memandang sekelilingnya, kemudian mengucapkan terima kasihnya. Saat itu dia seperti teringat sesuatu : "Mana adik Him ?" tanyanya lagi. Phang Kui In telah menggeleng perlahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
,,Hanya kita berdua yang terdampar dipulau ini ...!" dia menjelaskannya.
"Aku tadi telah mengelilingi pulau ini, tetapi tidak berhasil menemui Him-Jie !".
Mendengar perkataan Phang Kui In sampai disitu, tiba2
Kwee Siang menangis dengan sedih.
"Adik Him ternyata harus menerima nasibnya yang buruk itu...! Mengapa justru kita berdua yang selamat dan adik Him tidak ?" dan kembali Kwee Siang telah menangis dengan suara yang keras sekali.
Phang Kui In juga ikut bersedih, tetapi dia masih bisa mengendalikan goncangan hati dan kesedihannya, dia
menghibur Kwee Siang agar menghentikan tangisnya.
,,Nanti kita mencarinya lagi, siapa tahu kita bisa menemui Him-jie...tadi aku mengelilingi pulau ini hanya terbatas ditepi pantainya saja, nanti kita memasuki hutan itu untuk mencari kembali jejak Him-jie...!".
Kwee Siang mengangguk dan dia telah mengiyakan sambil menyusut air matanya.
Kemudian Phang Kui In telah berdiri, baru saja dia ingin mengatakan sesuatu kepada Kwee Siang, telinganya yang tajam, kembali telah mendengar suara patahnya ranting kering dan langkah2 kaki yang perlahan.
Muka Phang Kui In jadi berobah, dia melirik kepada Kwee Siang, dan dia meiihat wajah sigadis juga telah berobah, ternyata Kwee Siang juga telah mendengar suara ranting patah itu.
"Ada orang-..,!" kata Kwee Siang dengan suara yang berbisik dan memandang kepada Phang Kui In.
"Ya .!" mengangguk Phang Kui In dengan suara yang perlahan juga, membenarkan perkataan sigadis. "Aku telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengarnya sejak tadi, tetapi aku tidak berhasil menemui seorang manusiapun juga".
"Siapakah orang itu ! Musuh atau kawan ?" menggumam
Kwee Siang. "Entahlah kita lihat saja nanti, karena orang itu main sembunyi2 tidak memperlihatkan diri"
Kwee Siang menghela napas. Dia menyadari, dengan
mendengar dari suara langkah kaki yang ringan dan dapat lenyap dengan cepat, berarti orang itu telah memiliki ginkang yang sangat tinggi sekali. Maka Kwee Siang telah mengawasi lagi kesekelilingnya.
Waktu itu Phang Kui In telah mengeluarkan suara siulan yang sangat nyaring.
"Wahai orang yang bersembunyi itu, keluarlah
memperlihatkan dirimu ! Bukan perbuatan seorang hohan dengan main sembunyi seperti itu !"
Suara Phang Kui In telah menggema disekitar tempat itu.
mengema menggetarkan keadaan disekitar pantai tersebut.
Namun tetap saja orang yang tengah mempermainkan dirinya itu tidak mau memperlihatkan dirinya.
Baru saja dia ingin berteriak pula, disaat itulah terdengar suara "hmm!" dari arah belakangnya,
Phang Kui In jadi terkejut bukan main dia telah memutar tubuhnya cepat2.
Tetapi tidak dilihatnya seorang manusia pun juga, dan dia semakin bertambah penasaran Kwee Siang yang telah
menoleh juga, tidak melihat seorang manusiapun dipantai itu.
"Aneh sekali !" kata Kwee Siang seperti kepada dirinya sendiri. "Tempat ini lapang dan luas, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan bersembunyi. Jelas2 tadi aku mendengar suara tertawa mendehem itu dari arah sebelah kiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi mengapa tidak terlihat orangnya ! Seharusnya,
walaupun tinggi sekali ginkang orang itu, dia tentunya tidak bisa menyembunyikan diri dalam waktu yang demikian singkat
!" Phang Kui In telah mengangguk. "Justru aku telah ketiga kalinya dengan yang sekarang, ini dipermainkan orang ini.
Entah mengapa dia tidak mau memperlihatkan diri secara berterang...!".
Setelah berkata begitu Phang Kui In menghela napas.
Kwee Siang juga telah berdiam diri saja dia tidak mengerti entah manusia macam apa yang tengah mempermainkan
mereka. Kwee Siang tidak percaya adanya hantu, maka dia yakin yang tadi mendehem itu adalah seorang manusia biasa, sama seperti mereka. Hanya yang membuat dia tidak habis mengerti adalah kecepatan orang itu yang bisa bersembunyi, padahal ditepi pantai yang berpasir lapang itu, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi. Apakah orang itu memiliki kepandaian untuk masuk keperut bumi ".
JILID 21 KARENA heran dan tidak mengerti. Phang Kui In dan Kwee Siang hanya berdiam diri saja dengan sikap tertegun.
Waktu itu Kwee Siang telah meluruskan pernapasannya dia telah berhasi! memulihkan semangat dan tenaganya.
Kemudian Kwee Siang telah berdiri dengan perlahan2. Phang Kui In telah ber-siap2 kalau2 Kwee Siang rubuh kembali, seperti yang dialami oleh orang she Phang itu tadi tetapi Kwee Siang telah bisa berdiri tetap, dia menoleh kepada Phang Kui In sambil katanya : "Terima kasih atas pertolongan Phang Loenghiong...!!".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Phang Kui ln cepat2 mengeluarkan kata2 yang merendah !.
Disaat itu Kwee Siang mengajak Phang Kui In untuk
menyusuri pedalaman pulau itu untuk mencari Yo Him.
Ajakan itu disetujui oleh Phang Kui In, mereka telah
memasuki hutan kecil dimana tadi mereka telah mendengar suara yang perlahan dari deheman seseorang.
Hutan itu walaupun tampaknya merupakan hutan kecil,
namun cukup luas. Diluar hutan itu tampak jarang ditumbuhi pohon2 yang besar. Namun waktu Phang Kui In dan Kwee
Siang menyusuri terus memasuki hutan itu mereka melihat pohon2 yang bertumbuhan disitu selain rapat dan besar2, juga tinggi sekali. Maka dari itu Kwee Siang telah menarik ujung jubah Phang Kui In, sambil katanya : "Kita harus hati2 Phang Loenghiong.....jika ada seseorang yang bersembunyi ditempat ini, tentu kita bisa saja diserang secara menggelap !".
Phang Kui In mengangguk. Dia membenarkan perkataan
Kwee Siang, karena tadipun dia telah dipermainkan oleh seseorang yang tidak mau memperlihatkan dirinya. Keadaan dipedalaman hutan itu jadi agak gelap, karena cahaya
matahari tidak bisa menerobos masuk sepenuhnya terhalang oleh daun2 yang rimbun.
Waktu Phang Kui In dan Kwee Siang tengah melangkah
hati2 memasuki terus hutan itu, tiba2 mereka mendengar suara langkah kaki dibelakang mereka.
Cepat luar biasa Phang Kui In memutar tubuhnya, dia telah memandangnya dengan mata yang dibukanya lebar2. Tetapi tidak ada seorang manusiapun juga.
"Aneh!" menggumam Kwee Siang dengan penasaran dan mendongkol, dia juga telah memutar tubuhnya untuk melihat, kenyataannya disekitar tempat itu tidak terdapat orang lain selain mereka berdua saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wahai orang yang-berjiwa pengecut, mengapa kau main
kucing2an seperti ini?" teriak Phang Kui In dengan suara mengandung kemendongkolan dan penasaran.
"Hemmm !' tiba2 terdengar suara orang mendehem kuat
dibelakang mereka. Dengan cepat sekali Phang Kui In dan Kwee Siang telah memutar tubuh mereka untuk melihat siapa orang yang mempermainkan mereka. Dan waktu itu, mereka telah memutar tubuh mereka cepat dan gesit sekali, karena belum lagi suara 'Hemmm!' itu lenyap, mereka telah berhasil memandang keadaan dibelakang mereka.
Tetapi tetap tidak terlihat seorang manusiapun juga. Diam2
Kwee Siang jadi diliputi perasaan heran disamping juga perasaan takut, karena dia merasa ngeri ketika
membayangkan bisa saja terjadi orang yang mempermainkan mereka itu bukan manusia melainkan hanya hantu yang
tengah mempermainkan mereka.
Phang Kui In yang kecele waktu membalikkan tubuhnya
dan tidak berhasil melihat orang yang mempermainkan
mereka, telah memandang kepada Kwee Siang.
Begitu pula pendekar wanita ini telah memandang kepada Phang Kui In dengan sorot mata ber-tanya2.
Tetapi sekarang Phang Kui In yakin, bahwa orang yang
mempermainkan mereka itu tentunya memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali, karena orang itu bisa bergerak begitu cepat dan gesit, sehingga tidak terlihat ujudnya, bahkan bayangannya pun tidak tampak !
Segera Phang Kui In telah merangkapkan kedua
tangannya, dia membungkukkan tubuh-nya menjura sambil berkata kearah gerombolan pohon2 dihadapannya.
,,Locianpwee manakah yang hendak memberikan petunjuk
kepada kami berdua ?" katanya kemudian dengan suara yang nyaring "Kami memang telah lancang berada dipulau ini, dan mungkin kesalahan kami itu tidak terlalu berat, karena kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdua telah terdampar di sini terhindar dari gulungan air user2an laut...!".
Baru saja Phang Kui In berkata sampai di situ, telah
terdengar suara tertawa yang bergema disekitar tempat itu, tapi tidak terlihat orangnya.
Muka Kwee Siang berobah tegang, begitu pula Phang Kui In telah berdebaran.
"Memang kalian bersalah ! Siapa yang mengatakan bahwa kalian benar " Hemmm, hemmm, aku tidak segera turun
tangan membinasakan kalian, itu sudah merupakan suatu peruntungan yang tidak kecil untuk kalian ...! Tetapi kau, hai lelaki sialan, engkau me-maki2ku tidak hentinya tadi ..!!".
Phang Kui In cepat2 merangkapkan tangannya dan berkata sambil membungkuk memberi hormat: "Maafkanlah, tadi
karena kami tidak mengetahui ada seorang dari tingkatan tua ingin memberikan petunjuk. untuk itu aku Phang Kui Ih memohon maaf dari kau, locianpwe !".
"Enak saja kau bicara!" terdengar suara itu menggema pula, tetapi orang yang bersuara itu tidak terlihat. "Enak saja kau menggoyangkan lidah.. apakah maaf yang kau minta itu akan diberikan begitu mudah hanya dengan goyang bibir saja
?". Mendongkol juga Phang Kui In dan Kwee Siang mendengar perkataan orang tersebut. Walaupun Phang Kui In
menyadarinya bahwa orang itu tentunya seorang tokoh
persilatan yang sangat lihay sekali.......
Lalu apa yang dikehendaki locianfnve ?" tanya Phang Kui In mulai tidak sabar.
"Kalau aku membutuhkan jiwa kalian berdua apakah kalian akan memberikan dengan rela, ?" tanya suara yang tidak terlihat ujudnya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Phang Kui In dan Kwee Siang jadi melenggak. mereka
kaget bercampur penasaran dan mendongkol. Bagaimana
orang yang tengah ber sembunyi itu bisa bergurau demikian macam" Apakah boleh jadi mereka memberikan jiwa mereka berdua untuk orang itu " Bukankah itu suatu kematian...''
Kwee Siang yang telah habis sabar ikut berkata :
"Locianpwee, kita tidak pernah saling kena! dan memang tidak memiliki urusan...mengapa cianpwe menghendaki jiwa kami "
Jika memang terdamparnya kami di pantai ini dianggap
berdosa dan bersalah, .silahkan menghukum kami tetapi jangan mengajukan permintaan yang tidak2....!".
,,Seorang nona yang galak !" kata orang yang tidak terlihat ujudnya. "Kulihat dari sinar matamu, bahwa engkau agak tersesat sedikit ! Dan kalau tidak salah, melihat dari gerakanmu tadi, engkau tentunya memiliki hubungan dengan pemilik pulau Tho-hoa-to, yaitu si tua bangta Oey Yok Su, bukan ?".
Kwee Siang dan Phang Kui In jadi terkejut mendengar
pertanyaan orang itu. Hebat sekali pandangan matanya yang segera dapat menduka dengan tepat dan jitu siapa adanya Kwee Siang.
"Benar !" menyahut Kwee Siang sambil mengangguk
"majikan pulau Tho Hoa To adalah kakekku..!"
"Pantas, ! Pantas.. !" berseru orang itu, Memang aku telah melihatnya. Tetapi karena sekarang aku telah mengetahui bahwa engkau memiliki hubungan dengan Oey Yok Su, justru aku semakin tidak mau melepaskan engkau ! Engkau harus merelakan jiwamu kuambil.. !"
"Apa !....... Apa ! kau bilang .......?" tanya Kwee Siang dengan amarah telah meluap dihatinya.
"Aku menginginkan jiwamu ! Jiwa dia juga lelaki sialan itu..
!,. kalian berdua harus bersedia memberikan jiwa kalian kepadaku !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"hemmm, suatu permintaan sialan !" seru Kwee Siang jadi marah sekali.
Tetapi belum lagi suaranya itu habis terdengar, tiba2
terdengar suara "Bum !" maka berkelebatlah setitik hitam yang kecil, cepat sekali menyambar kearah mata Kwee Siang yang kiri.
Kwee Siang jadi terkejut. Benda yang tengah menyambar datang itu sangat kecil bentuknya, seperti biji dari buah2an.
Tetapi angin yang ditimbulkan oleh samberan biji buah2an itu telah membuat Kwee Siang merasakan kulitnya pedih, itupun biji yang disembur orang yang tidak terlihat ujudnya itu belum lagi mengenai biji matanya.
Mati2an Kwee Siang telah berkelit kesamping kanan,
dengan gerakan yang sangat cepat sekali. Dan ternyata dia berhasil mengelakkan diri dari serangan itu. Dimana biji buah2an dari orang itu telah menghantam sebatang pohon yang cukup besar.
"Tukk, kreekk!" aneh sekali, batang pohon yang besar itu telah patah tumbang terbentur oleh biji buah2an itu.
Muka Kwee Siang jadi pucat dan tubuhnya menggigil ngeri, karena segera dia menyadari, jika tadi dia tidak berhasil mengelakkan diri dari serangan lawannya itu, niscaya batok kepalanya akan hancur karenanya.
Maka cepat sekali Kwee Siang telah berseru nyaring dengan suara yang lantang : ,,Engkau seorang dari golongan tua, tetapi engkau tidak bisa menghormati dirimu sendiri, dimana kau bermaksud menghina golongan muda...!".
"Siapa yang bilang aku ingin menghina golongan muda.?"
kata orang itu dengan nada meninggi, tampaknya orang yang bersembunyi itu terpancing marah oleh perkataan Kwee Siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Justru aku hanya ingin menguji kepandaianmu, sampai
berapa tinggi kepandaian yang engkau miliki sebagai cucunya situa bangka Oey Yok Su itu ...!".
Kwee Siang jadi nekad karena walaupun dia menyadari
bahwa musuh yang tengah bersembunyi itu memiliki
kepandaian yang tinggi, tetapi tidak senang hatinya
mendengar berulang kali kakeknya disebut dengan perkataan tua bangka, dan juga tampaknya orang yang tengah
bersembunyi itu sangat tekebur sekali, karena dia seperti juga memandang rendah Oey Yok Su.
"Jika engkau memiliki kepandaian yang tinggi, keluarlah perlihatkan dirimu agar kita bisa menguji kepandaian masing2
!" teriak Kwee Siang.
Phang Kui In telah ber-siap2 untuk menghadapi sesuatu yang diluar dugaan, karena melihat menyambarnya biji
buah2an tadi, walaupun kecil, tetapi mengandung kekuatan yang sangat dahsyat sekali. Phang Kui In menyadari musuh itu tentunya seorang yang pandai sekali, yang telah cukup sempurna latihan tenaga lwekangnya
Waktu itu terdengar suara ber-gelak2 yang nyaring sekali dari arah gerombolan pohon.
,,Ha, ha, ha ! Engkau berani bertempur denganku ?" tanya orang yang tidak terlihat ujudnya itu.
,,Ya, keluarlah !" menyahuti Kwee Siang singkat sekali, dia telah mencabut juga pedangnya, menggenggam gagang
pedang itu kuat2, bersiap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja muncul disaat itu.
Tetapi orang yang tengah bersembunyi itu justru telah tertawa lagi bergelak2 dengan suara yang nyaring.
"Tidak percuma situa bangka Oey Yok Su memiliki cucu
seperti engkau, bersemangat dan tampaknya pemberani !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagus ! Bagus, bagus ! Memandang muka terang kakekmu, engkau tidak akan kubinasakan !".
"Keluarlah kau ! Mari kita main2 beberapa jurus !" seru Kwee Siang dengan suara yang nyaring.
"Tentu. Tentu saja. Aku tentu keluar," menyahuti orang itu dengan suara yang nyaring. Dan membarengi dengan
habisnya perkataan itu, tampak sesosok tubuh berkelebat keluar dari balik gerombolan pohon.
Phang Kui In dan Kwee Siang tidak bisa melihat dengan jelas gerakan orang itu, karena terlalu, gesit dan lincah, hanya tahu2 telah berada dihadapan mereka berdua.
Kwee Siang dan Phang Kui In waktu melihat jelas orang itu keduanya jadi terkejut.
"Bagaimana ?" tanya orang itu dengan suara yang
mengejek. "Sekarang aku telah muncul memperlihatkan diri, apa yang kalian kehendaki " Adu tenaga " Adu pedang " Atau adu apa saja ?".
Suara orang itu tinggi sekali dan juga nadanya sangat tajam luar biasa. Dia telah meng-geleng2kan kepalanya perlahan bagaikan mengejek Phang Kui In dan Kwee Siang.
Yang membuat Phang Kui In dan Kwee Siang jadi terkejut bukanlah kegesitan tubuh orang tersebut, tetapi justru potongan tubuh orang itu yang aneh dan janggal sekali. Orang itu memiliki tubuh tidak lebih dari empat kaki, dimana sepasang kakinya tidak ada, hanya dua batang tongkat yang dikempit diketiaknya itu yang menunjang tubuhnya tidak sampai rubuh. Muka orang bercacad pada kedua kakinya itu memiliki raut muka yang bulat dan juga tidak enak dipandang.
Hidungnya besar seperti hidung babi, keningnya tinggi dan lanang, sebagian kepalanya itu ditutup oleh ikat kepala yang berwarna hijau, dan bajunya yang terbuat dari bahan kasar itu berwarna hijau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat warna yang disenangi orang itu, Kwee Siang jadi teringat kepada kakeknya Oei Yok Su, yang juga senang sekali mengenakan pakaian warna hijau.
"Ayo, apa yang kalian inginkan jika aku memperlihatkan diri
" Mengapa bengang-bengong disitu saja ! Jika memang
engkau tidak senang, hayo mulai melancarkan serangan !"
Kwee Siang sudah tidak bisa mempertahankan diri lagi dari kemarahan, Dia telah mengeluarkan suara bentakan nyaring tahu2. pedangnya telah menusuk kearah dada sebelah kiri lawannya. Gerakan yang dilakukan Kwee Siang sangat luar biasa, pedangnya digetarkan dan dia telah mempergunakan jurus "Bidadari menari", dimana pedangnya itu ber kelebat2
merupakan sinar putih gemilang.
Orang cacad kedua kakinya itu mengeluarkan suara
teriakan mengejek, tahu2 tubuhnya telah lenyap dari
pandangan mata Kwee Siang.
Dan belum lagi Kwee Siang bisa mengendalikan tubuhnya yang terjerunuk kedepan karena kehilangan sasarannya, tahu2 punggungnya telah diketuk perlahan oleh tongkat orang bertubuh pendek tidak berkaki itu.
Dengan kaget Kwee Siang telah memutar cepat2 tubuhnya, dia melihat lawannya tengah memandang kepadanya dengan mulut tersenyum senyum.
Phang Kui In sendiri takjub dan kagum melihat kegesitan orang yang berkaki buntung itu, yang diduga beusia enam puluh tahun lebih, karena waktu Kwee Siang tadi melancarkan serangan kepada orang tersebut. Ternyata orang itu telah mencelat dengan gesit sekali sehingga Phang Kui In tidak bisa melihat jelas gerakan orang itu, hanya melihat segumpal warna hijau yang menerjang didekatnya membuat Phang Kui In harus melompat menjauhkan diri.
Jika memang orang berpakaian serba hijau itu bermaksud jahat untuk mencelakai Kwee Siang, tentu semuanya itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mudah saja dilakukannya. Tetapi kenyataannya orang itu tidak bermaksud jahat, dia hanya mengetuk perlahan sekali pada bahu sigadis.
Tetapi akibat ketukan tongkat orang aneh itu, Kwee Siang merasakan bahunya seperti juga telah terhajar oleh alu yang besar sekali, daging tubuhnya seperti hancur tertumbuk !, itulah membuktikan bahwa tenaga lwekang orang tersebut sangat tinggi dan sempurna, karena dengan ketukukan yang perlahan itu dia berhasil menghantam keras sekali kepada lawannya,
Kwee Siang terhuyung maju dua langkah, kemudian cepat2
pendekar wanita ini memutar tubuhnya. untuk dapat
menghadapi dan bersiap sedia dari segala serangan susulan lawannya.
Orang yang kedua kakinya bercacat itu telah tertawa
mengikik tidak sedap didengar, dia telah berkata dengan suara yang sangat perlahan sekali, "Apakah kau ingin main2 pula beberapa jurus denganku ?"
Kwee Siang merasakan mukanya berobah jadi merah dan
panas karena walaupun lawan nya itu bertanya sambil
tersenvum, namun Kwee Siang menyadari bahwa lawannya
sedang mengejek dia. Sambil mengeluarkan seruan "Awas pedang !" tampak
Kwee Siang telah melompat kearah lawannya dan waktu
tubuhnya masih terapung ditengah udara, pedangnya itu ditusukkan kearah tenggorokan lawannya dengan jurus Hud Pay Kuan In atau menyembah sang dewi Kuan Im, gerakan yang dilakukan Kwee Siang bukan main kuatnya.
Orang itu juga terkejut waktu menyaksikan pedang sigadis tergetar dan mata pedang itu seperti bertambah menjadi sembilan, menyamhar kesembilan jurusan, mata,
tenggorokan, dada, perut, lutut dan paha, serta beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagian tubuh lainnya yang berbahaya. Itulah semacam
kepandaian ilmu pedang yang jarang sekali dimiliki orang.
"Bagus !" berseru orang bercacad kedua kakinya itu sambil mengelakkan diri. Dan cepat sekali tongkat kanannya telah diketukkan pada bumi, maka tubuhnya telah meluncur dengan cepat sekali, menangkis kearah pedang sigadis.
Phang Kui In jadi heran dan terkejut melihat apa yang dilakukan oleh orang bercacad kakinya itu, karena serangan yang dilakukan itu merupakan serangan yang terlalu berani.
Seperti diketahui bahwa pedang sudah diakui sebagai raja dari berbagai senjata, karena disamping bobotnya yang ringan, juga pedang memiliki ukuran yang panjang, sehingga
sipemakainya bisa mempergunakannya seleluasa mungkin, sehingga jika telah mencekal pedang orang tersebut seperti memiliki tambahan dari bagian anggota tubuhnya untuk
melakukan penyerangan. Dan orang bercacad kedua kakinya itu memang menyadari akan hebatnya pedang Kwee Siang, terlebih lagi dia telah mengetahui bahwa Kwee Siang adalah cucunya Oey Yok Su, dengan sendirinya kepandaian gadis ini tentu hebat sekali dan tidak boleh dipandang lemah.
Phang Kui In telah berteriak "Kwee Liehiap, hati2, jangan terlalu ceroboh !".
Orang she Phang itu berteriak memperingati, karena dia kuatir Kwee Siang lupa diri dan melancarkan serangan2
membabi buta tanpa memperdulikan keselamatan dirinya
sendiri. Kwee Siang juga terkejut sekali waktu mendengar
peringgatan dari Phang Kui In. Cepat2 dia memperbaiki kedudukan dirinya, kemudian dia memutar pedangnya dengan cepat, sehingga sinar putih berkilau dari pedang itu
merupakan bundaran putih yang mengurung dan melindungi tubuh Kwee Siang dari segala macam bentuk serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi orang itu telah menjadi penasaran. Dia
mengeluarkan suara tertawa mengejek, sambil katanya "Aku ingin lihat, berapa tinggi kepandaian yang kau warisi dari kakek mu.,.!" dan menyusuli perkataannya itu, tampak orang bercacad kedua kakinya itu telah mengeluarkan suara
bentakan yang sangat keras sekali, sampai menulikan anak telinga.
Diantara berkesiuran angin serangan pedang Kwee Siang, tongkat ditangan kirinya ber gerak2 dengan kecepatan yang luar biasa. Gerakan2 tongkat itu juga tampaknja aneh sekali, sebentar kesamping kanan, sebentar menyambar kesamping kiri, kebawah, keatas dan ketengah mengincar perut Kwee Siang.
Keadaan demikian membuat Kwee Siang jadi gelagapan
dan cepat2 menarik pulang pedangnya, dia telah berkata dengan suara mengandung penasaran : "Aku akan adu jiwa dengan kau...lihatlah pedang...!" dan sambil berkata begitu, tampak Kwee Siang telah menggerakkan pedangnya dalam
bentuk segi delapan. Dia telah mengeluarkan jurus simpanan yang dimilikinya, yang tidak akan dipergunakannya kalau tidak bertemu dengan lawan berat. Nama jurus itu : "Sian Sian Kong Lie", yaitu "Dewa-dewi Dihormati", dan tampak pedangnya itu ber-gerak2 menurut aturan Pat-kua, yaitu delapan segi. Ilmu ini diciptakan oleh Kwee Siang setelah dia memeras pikiran selama setengah tahun, dimana dia telah merubahnya dari salah satu jurus yang terdapat dari kitab Kiu Im Cin Keng.
Orang bercacad kedua kakinya itu jadi ter kejut, karena matanya jadi silau melihat sinar pedang berkilauan dari segala jurusan menyambar kearah dirinya. Dia sampai mengeluarkan pujian : "Bagus !" dan tongkatnya ditarik pulang, sedangkan tongkat yang satunya telah ditotokkan keras ketanah,
sehingga dengan meminjam tenaga totolan itu tubuh orang tersebut telah mencelat dengan gesit sejauh tiga tombak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang tengah bernafsu dan ingin menerjang lagi
untuk melancarkan serangan, pedangnya juga telah
berkesiutan menyambar dahsyat kepada lawannya.
"Tahan !" teriak orang berbaju hijau itu sambil berdiri diatas kedua tongkatnya. "Aku hendak bicara !"
Kwee Siang menahan pedangnya, dia telah menatap
dengan penuh kemarahan kepada lawannya : "Apa yang
hendak kau katakan ?" ,
"Engkau sungguh2kah cucunya Oey Yok Su ?" tanya orang itu.
"Apakah pendengaranmu tuli " Tadi aku telah
memberitahukan bahwa kakekku adalah majikan pulau Tho-hoa-to" teriak Kwee Siang keras, karena dia memang tengah diliputi kemarahan yang luar biasa. Apakah perlu aku
memberitahukan sekali lagi ?".
"Tunggu dulu, sabar, jangan galak seperti nenek2 !" kata orang berpakaian hijau itu sambil tertawa. "Dengarlah ! Ilmu silat Oey Yok Su aku ketahui dengan baik, yaitu bersumber dari Kiu Im Cin Keng dan Kiu Yang Cin Keng ! Bukankah begitu ?"
Kwee Siang ragu2, dia telah mengangguk, katanya
kemudian dengan suara yang cukup keras : ,,Benar ! Setelah engkau tahu dan mengenal kakekku, mengapa engkau ingin mengganggu diri kami ?".
"Nanti dulu, engkau dengar baik2 ! Aku heran mendengar engkau adalah cucu Oey Yok Su situa bangkotan itu ! Hal ini karena berlawanan sekali dengan keadaanmu ! Sebagai cucu dari Oey Yok Su, tentunya engkau harus, mempergunakan ilmu2 ciptaan Oey Yok Su situa bangkotan itu.....namun sejak tadi aku melihat engkau mempergunakan semacam ilmu yang belum pernah kukenal dan aku yakin ilmu itu tentunya bukan milik situa bangka Oey Yok Su. Benarkah begitu ?".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang tertawa dingin.
"Hmm, jika memang aku berhasil memiliki ilmu silat
kakekku, tentunya dalam satu dua jurus engkau telah berhasil kurubuhkan ! Ilmu yang tadi kupergunakan adalah ilmu silat ciptaanku sendiri......
"Pantas ! Pantas !" berseru orang tua berbaju hijau tersebut dengan suara yang sangat nyaring
"Apanya yang pantas ?".
"Pantas saja engkau tidak bisa memiliki kepandaian yang tinggi, rupanya Oey Yok Su situa bangkotan itu tidak sayang pada cucunya !"
"Jangan bicara sembarangan ...!" teriak Kwee Siang dengan suara mengandung kemarahan.
"Sembarangan" Mengapa sembarangan " Bukankah engkau
sendiri yang memberitahukan bahwa engkau tidak
mempelajari ilmu silatnya si jago bangkotan Oey Yok Su itu ?"
Waktu bertanya begitu, orang berpakaian hijau itu telah mementang matanya lebar2.
Kwee Siang jadi tambah mendongkol dan marah, tetapi
tentu saja dia menyadari bahwa kepandaiannya tidak bisa menandingi kepandaian lawannya.
"Baiklah ! Sekarang katakanlah apa maksudmu dan siapa namamu ?" tanya Kwee Siang kemudian sambil menahan
kemarahan dihati-nya. "Kau ingin mengetahui namaku " ingin mengetahui juga
apa maksudku ?", tanya orang itu.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwee Siang mengangguk. "Hemmm, itu mudah ! Engkau bisa saja memanggilku
dengan sebutan si Buntung, karena memang seluruh jago2
dalam rimba persilatan selalu menyebutku dengan perkataan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si Buntung itu. Dan engkau boleh memanggilku dengan
sebutan Si Buntung juga".
Waktu itu Kwee Siang jadi memandang heran, karena
umumnya orang yang bercacad tangan maupun kakinya,
paling pantang mendengar seseorang me-nyebut2
kekurangannya itu. Tetapi sekarang orang berpakaian baju hijau yang kedua kakinya buntung itu, menganjurkan agar Kwee Siang memanggilnya dengan sebutan sibuntung !
Dalam keadaan demikian, tampak Kwee Siang ragu2
sejenak, sampai akhirnya dia telah berkata lagi dengan suara yang bimbang "Tetapi...tetapi...apakah engkau tidak akan marah jika aku memanggilmu dengan sebutan si...si...si Buntung ?".
"Mengapa harus marah " Bukankah memang kenyataannya
bahwa kedua kakiku ini telah buntung dan bercacad !".
Ditanya begitu, Kwee Siang terpaksa tersenyum tidak bisa menyembunyikan perasaan lucu mendengar perkataan orang itu, yaitu si Buntung.
,,Mungkin juga," kata Kwee Siang kemudian setelah dia melihat si Buntung itu berdiam diri mengawasi dia. "Si Buntung itu merupakan gelaran belaka !".
"Memang !". "Lalu siapa namamu ?".
"Engkau ingin tahu ?"
"Ya!" "Aku she Lie dan bernama Bun Hap !"
" Lie Bun Hap, aku seperti pernah mendengar nama itu
disebut seseorang" mengangguk Kwee Siang sambil
mengawasi orang she Lie tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungki situa bangkotan Oey Yok Su yang telah menyebut2
namaku ?" si Buntung mencoba memberikan terkaannya
kepada Kwee Siang. "Bukan !" "Lalu siapa ?" "Entahlah aku tidak ingat, tetapi dalam hal ini memang aku pernah mendengar disebutnya nama Lie Bun Hiap itu .. !"
Tiba2 si Buntung telah mengeluarkan suara tertawa yang sangat keras sekali, dia telah memandang kearah Kwee Siang.
Sikap yang diperlihatkan si buntung membuat Kwee Siang jadi tersinggung.
"Apa yang kau tertawakan ?" tanyanya dengan suara mendongkol.
"Ada yang lucu ! Ada yang lucu ! Jika tidak mengapa aku harus tertawa " Dengan tertawanya aku, tentu saja ada sesuatu yang lucu !".
"Yang lucu bagaimana ?" tanya Kwee Siang menegasi.
"Lucu sekali ! Engkau tadi sok galak, tetapi sekarang untuk mengingat sepatah nama saja telah begitu sibuk dan tidak tahu...sikapmu yang belakangan ini seperti anak gadis yang bodoh !".
Kwee Siang berobah mukanya menjadi merah, karena dia
mendongkol sekali. "Mulutmu terlalu lancang !" katanya kemudian.
"Lancang ?" tanya si Buntung dengan suara yang
mengandung ejekan. "Ya, engkau sebagai orang tingkatan tua telah bersikap tidak tahu malu ingin mempermainkan yang muda !" kata Kwee Siang dengan berani sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka orang tua itu telah berobah merah padam, tetapi
hanya sejenak saja, kemudian dia telah pulih sebagaimana biasanya.
"Ya, memang aku dari tingkatan tua, kaum cianpwe, dan kalian berdua adalah kaum boanpwe, tetapi tidak salah kalau kaum cianpwe memberikan pelajaran kepada kaum boanpwe yang tengik dan kurang ajar...!".
Halus suara orang itu dan tampaknya si buntung tidak
marah oleh perkataan Kwee Siang, namun nadanya yang
halus itu berlainan dengan makna yang termaksud dala
kata2nya itu. Yaitu dia ingin menghajar Kwee Siang dan Phan Kui In babak belur.
Kwee Siang sendiri berdebar hatinya, karena dia agak
binggung juga, jika tadi dia berkata begitu, hanya untuk memancing kemarahan si Buntung, dan jika dia marah dan mempertahankan kedudukan dirinya sebagai golongan
cianpwe tentu akan perintahkan Kwee Siang dan Phang Kui In berlalu tanpa diganggunya pula. Tetapi siapa tahu si buntung itu berkepala batu, semakin lawannya keras kepala justru dia lebih keras kepala juga.
"Lalu apa yang kau kehendaki ?" tanya Kwee Siang waktu melihat Lie Bun Hap hanya tertawa mengejek saja tanpa memperdulikan kemarahannya.
"Tentu saja mengajar adat Kepada kalian berdua" kata Lie Bun Hap dengan suara yang tegas
Kwee Siang dan Phang Kui In jadi menghela napas, karena mereka menyadari sulit untuk mengharapkan bisa lolos dari tangan lawan yang keras kepala dan memiliki kepandaian yang demikian tinggi.
Dalam keadaan demikian, tampak Phang Kui In telah maju selangkah, dia merangkapkan kedua tangannya menjura
memberi hormat kepada Lie Bun Hap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lie Locianpwe...seharusnya kami memang dihukum, tetapi dengan memandang muka terangnya Oey Locianpwe pemilik pulau Tho-hoa to, ampunilah kami. .kami akan segera
meninggalkan pulau ini...!".
Mendengar perkataan Phang Kui In, muka Lie Bun Hap jadi berobah hebat, dia telah berkata dengan suara yang dingin :
"Permintaan ampunmu itu datangnya terlambat ! Dan
sekarang, kalian berdua orang2 golongan boanpwee yang kurang ajar, harus kuajar adat...!"
Dan setelah berkata begitu, diangkatnya tongkat ditangan kanannya, dia telah berkata lagi : ,,Bersiap2lah, aku akan segera menyerang. .!".
Kwee Siang dan Phang Kui In menyadari bahwa mereka
tidak mungkin terlepas dari cengkeraman tangan orang aneh ini, maka mereka jadi nekad.
Dengan mengeluarkan suara seruan : "Silahkan menyerang
!", Kwee Siang telah menggerakkan pedangnya menabas udara kosong, sehingga suara pedang itu berkesiuran.
Phang Kui In juga telah berdiri tegak bersiap2 untuk
menerima segala serangan yang akan dllancarkan oleh
lawannya. Dan dia telah bertekad untuk melindungi Kwee Siang, karena dia mengetahui bahwa Kwee Siang memiliki kepandaian tinggi, dan dia harus dapat diselamatkan, terlebih lagi Kwee Siang merupakan cucu bungsu dari Oey Yok Su. Jika sampai terjadi sesuatu didiri gadis pendekar ini, niscaya Oey Yok Su tidak akan mau mengerti, walaupun hanya seujung rambut saja yang terganggu, tetapi pasti Oey Yok Su akan mencari Lie Bun Hap untuk membalas sakit hati.
"Locianpwe ...!" kata Phang Kui In lagi dengan suara yang disabar2kannya. "Dengarlah dulu keteranganku ini !".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keterangan apa lagi yang hendak kau katakan " Cepat
katakan !!" kata Lie Bun Hap memperlihatkan sikap yang tidak sabaran.
Phang Kui In telah merangkapkan tangannya menjura
memberi hormat lagi kepada Lie Bun Hap.
"Lie Locianpwe ... ketahuilah, bahwa kami terdampar
dipulau ini tanpa kami sengaja dan tanpa kami kehendaki !
Kami telah menerima nasib yang buruk ditawan bajak laut, dan kami disimpan dalam kamar tahanan. Untung kami bisa meloloskan diri dengan melobangi dinding kamar tahanan itu dan berenang keluar dari kapal tersebut. Tetapi sayang, rupanya kami harus menerima percobaan lagi. kami telah di-pusing2kan dalam putaran user2 air laut yang akhirnya membuat kami pingsan. Waktu kami tersadar, ternyata kami telah menggeletak ditepi pantai palau ini. Maka dengan memandang muka terang dari Oey Locianpwe, kami mohon
Lie Locianpwe mengampuni kami dan kami akan segera
meninggalkan pulau ini tidak berani mengganggu Lie
Locianpwe lagi..." Manis cara berkata Phang Kui In, dan diapun ber-kata2
dengan sikap yang hormat sekai. Lie Bun Hap untuk sejenak jadi diam! tertegun.
Tetapi kemudian sambil mengetukkan ujung tongkat
disebelah kirinya ketanah, dia telah berkata "Tadi kau mengatakan bahwa kalian ditawan oleh bajak laut, tahukah engkau siapa bajak laut itu ?".
Phang Kui In menggelengkan kepalanya.
"Sayang kami tidak mengetahui siapa mereka yang telah membajak kami. Namun kami ketahui nama pemimpin mereka adalah Ciong Lam Cie. Hanya itu yang kami ketahui".
"Ciong Lam Cie ?" tanya Lie Bun Hap dengan mata terbuka lebar2, tampaknya dia sangat terkejut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya !". "Orang she Ciong itu masih hidup ?".
"Entahlah. kami tidak mengenalnya dan hanya mengetahui namanya Ciong Lam Cie, dia sendiri yang menyebutkannya."
Mendengar perkataan Phang Kui In yang terakhir, Lie Bun Hap telah berdiri diam tercenung. Tampaknya ada sesuatu yang tengah dipikirkannya.
"Besarkah jumlah mereka ?" tanya Lie Bun Hap lagi.
"Cukup banyak, bahkan anak buahnya itu semuanya
mengerti ilmu silat yang cukup tinggi ...!".
"Hemmm ... kalian telah dirubuhkannya ?" tanya Lie Bun Hap.
"Oleh ketuanya atau hanya kaki tangannya yang
merubuhkanmu ?". "Kami dirubuhkan oleh orang she Ciong itu sendiri !!"
menyahut Phang Kui In dengan pipinya yang berobah menjadi merah.
"Hemmm, orang she Ciong itu rupanya tengah mencari
lawan2nya ...!" menggumam Lie Bun Hap.
"Tidak salah Lie Locianpwe. ..!" kata Phang Kui In.
"Memang dia tengah mencari seseorang...! Bahkan kalau dilihat caranya, dia bukan hanya mencari seorang saja, justru dia tengah menyelidiki beberapa orang yang hendak
dibinasakannya. "Tahukah engkau siapa2 saja yang tengah dicari Ciong Lam Cie ?" tanya orang tua itu.
Phang Kui In menggelengkan kepalanya perlahan,
kemudian dia berkata lagi : "Kami tidak mengetahui jelas, tetapi jika tidak salah orang she Ciong itu juga memusuhi Kwee Ceng Taihiap suami isteri. yaitu ayah ibu dari Kwee
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liehiap ini...dan ada seorang lainnya yang dimusuhinya juga, yaitu..."
Berkata sampai disitu, Phang Kui In berhenti bicara, seperti juga dia bimbang menerus kan kata2nya itu.
"Siapa orang yang lainnya itu. .?" tanya Lie Bun Hap mendesak, matanya juga telah memandang kepada Phang Kui In dengan terpentang lebar.
"Jika tidak salah dengar, diapun ingin mencari Yo Ko Sin Tiauw Taihiap...!" Akhir nya Phang Kui In memberikan penjelasannya juga.
"Apa...apa ?" tanya Lie Bun Hap seperti terkejut dan melompat satu tombak lebih. "Engkau bicara jangan main2 !
Cepat katakan yang sebenarnya...!".
"Aku telah bicara dari hal yang sebenarnya !" menyahuti Phang Kui In.
"Tetapi...tidak mungkin Ciong Lam Cie akan
memberitahukan padamu dia tengah mencari Sin Tiauw
Taihiap Yo Ko ...! ".
"Mengapa tidak" Sekarang setiap orang yang lewat
diperairan yang berada dalam kekuasaannya tentu akan
ditangkapnya. Dan jika orang itu, setelah diperiksa, tidak memiliki sangkut paut dengan orang2 yang sedang dicarinya maka akan dibebaskan. Tetapi jika ternyata orang itu memiliki sangkutan dengan orang2 yang tengah dicarinya, tentu akan dikurungnya, ditawannya !"
"tetapi ... ?" tanya Lie Bun Hap dengan ragu2 mengawasi Phang Kui In.
"tetapi kenapa locianpwe, tanya Phang Kui In sambil
mengawasi jago she Lie itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"tetapi mengapa engkau juga ditawan, apakah engkau
memiliki hubungan dekat dengan musuh2 orang she Ciong itu
?" Phang Kui In menghela napas.
"Memang peristiwa yang terjadi begitu adanya !"
Kata Phang Kui In, "karena Kwee Lihiap telah mengakui terus terang bahwa dia adalah puteri dari Kwee Ceng Taihiap, sedangkan kawan kami yang seorang lagi, Him-jie (anak Him) justru mengakui bahwa dia adalah puteranya Sin Tiauw taihiap
!!" "Sin ....Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ada puteranya ?" tanya Lie Bun Hap seperti juga tidak percaya apa yang didengarnya.
"Ya", mengangguk Phang Kui In dengan cepat, wajahnya segera tergambar perasaan menyesal dan sedih. "Dia telah lenyap waktu kami meloloskan diri dari kapal orang itu.
Semula Him-jie aku gendong dan rangkul kedua kakinya
kuat2, tetapi waktu tubuh kami terserang user2 air laut yang berputar, kami telah pingsan dan satu dengan yang lainnya sudah tidak bisa mengetahui, sampai akhirnya ketika aku tersadar dari pingsan kami telah tergeletak dipasir tepi pantai.
Hanya Kwee Uehiap yang kujumpai, sedangkan Him-jie tidak diketahui berada dimana...!" setelah berkata begitu, Phang Kui In jadi menghela napas berulang kali.
"Apakah., apakah puteranya Sin Tiauw Tai hiap Yo Ko itu seorang anak lelaki berusia dua belas tahun atau tiga belas tahun ?" tanya Lie Bun Hap sambil mengawasi Phang Kui In dengan sorot mata yang sangat tajam sekali.
"Tepat !" berseru Phang Kui In dengan suara terkejut bercampur girang, disamping itu juga wajahnya ber-seri2, karena ada harapan lain baginya untuk bertemu dengan Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku semalam telah menemukan seorang anak lelaki yang berusia diantara dua belas tahun mengeletak tidak sadarkan diri. Anak lelaki itu memiliki tubuh yang lemas dan tampan sekali mukanya. Aku senang padanya, aku bawa kerumahku.
Apakah mungkin dia itu puteranya Yo Taihiap "
Phang Kui In telah berjingkrak saking gembiranya.
"Lie Locianpwe, bisakah locianpwe mengantar kami untuk menjenguknya ?" tanya Phang Kui In.
Kwee Siang juga jadi berobah mukanya, berseri2 cerah
sekali, dia merangkapkan kedua tangannya menjura kepada orang tua berkaki buntung itu setelah menympan kembali pedangnya.
"Maafkan atas kecerobohan dan kekurang ajaran boanpwe
!" kata Kwee Siang dengan suara yang sabar tidak
mengandung permusuhan lagi.
Phang Kui In juga telah menjura sambil katanya"kami tentu tidak akan melupakan budi kebaikan Locianpwe !!' .
Tetapi Lie Bun Hap menggelengkan kepalanya perlahan, dia telah berkata dengan suara yang tawar "Aku memberitahukan kepada kalian bahwa aku menemukan anak itu, bukan berarti aku bersedia untuk membiarkan kalian bertemu! Aku telah bertekad untuk mengambil dia menjadi muridku ! Selama puluhan tahun aku tidak memiliki murid, maka melihat bakat dan tulang baik dari anak itu, aku ingin mengambilnya sebagai murid tunggal !" Hem. mana mungkin aku membiarkan kalian bertemu muka lagi, yang bisa memberantakkan
rencanaku...!". Setelah berkata begitu, muka Lie Bun Hap jadi berobah bengis lagi, dia telah meneruskan perkataannya : "Cepat kau katakan, kearah mana yang diambil Ciong Lam Cie...?".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sendiri tidak mau mempertemukan kami dengan Him-
jie dan sekarang kau mendesak kami untuk memberikan
keterangan. Itu lah urusan yang tidak cengli...!".
"Kau ingin aku memaksa dengan kekerasan ?" bentak Lie Bun Hap yang bergelar si Buntung itu.
"Tetapi jika locianpwe menyiksa kami, berarti untuk
selamanya kau tidak bisa memperoleh keterangan apapun mengenai dirinya bajak laut Ciong Lam Cie itu...!" Kwee Siang telah ikut menimbrung bicara dengan nada yang dingin.
"Hemm, enak saja engkau bicara ! Bukan kah masih ada Yo Him, putera Sin Tiauw Tai hiap Yo Ko " Bukankah diapun mengalami hal dan peristiwa itu ber-sama2 dengan kalian ?".
Setelah berkata begitu, tampak Lie Bun Hap tertawa bergelak2,
Phang Kui In dan Kwee Siang merasakan telapak tangan
mereka jadi dingin. Memang tidak salah, jika Yo Him berada ditangan orang she Lie ini. tentunya dia bisa saja mendesak Yo Him, atau memancing anak itu dengan berbagai jalan, agar Yo Him menceritakan apa yang dialaminya. Dan setelah itu, tentunya segala urusan menjadi jelas dan terang.
Waktu itu Lie Bun Hap telah berkata lagi dengan suara yang dingin : "Apakah kalian tetap tidak mau menceritakan kepadaku perihal ketua Tiauw-pang (Perkumpulan Rajawali) Ciong Lam Cie itu ?".
Phang Kui In menghela napas dengan lesu.
"Mereka menempuh jalan air yang menuju kearah Timur
tenggara...!" katanya kemudian.
"Hemmm, jika Ciong Lam Cie mengambil arah Timur
tenggara tentu tidak akan sampai ditempat ini, justru tempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini terletak di Barat Selatan. Ha, ha, ha! Kukira cukup keterangan yang kau berikan ...!".
Setelah berkata begitu Lie Bun Hap telah mengibaskan
tongkat yang ditangan kanannya, seperti sikap
mempersilahkan tamunya untuk pergi. "Kalian bebas untuk meninggalkan pulau ini, aku tidak akan mengganggunya !".
Tetapi Phang Kui In dan Kwee Siang mana mau berlalu dari pulau ini setelah mengetahui bahwa Yo Him masih selamat dan berada dalam rawatan orang tua she Lie itu, yang tertarik ingin mengangkat Yo Him sebagai murid tunggalnya itu.
"Locianpwe..." suara Phang Kui In tidak lampias, tampaknya dia bingung sekali.
,,Apa lagi " Aku telah membebaskan kalian tanpa diberi tanda mata sedikitpun ditubuh kalian, apakah itu masih belum cukup sehingga kalian berdua tampaknya, tidak puas ?"
Tajam suara dari Lie Bun Hap waktu dia menegur begitu, karena dia mendongkol sekali tampaknya. Dan bibirnya yang kemudian terkatup rapat itu memperlihatkan bahwa dia
menaban amarah dihatinya !
Phang Kui In cepat2 menjura lagi sambil katanya dengan suata yang halus : "Locianpwe kasihanilah kami, ajaklah kami menemui Yo Him...! Kami sesungguhnya tengah menerima
tugas yang cukup berat, yaitu membawa Yo Him menemui
ayah kandungnya ! Kami kira tentunya Locianpwe tidak
keberatan bukan untuk melepaskan Yo Him sementara waktu, dan kelak jika telah bertemu dengan ayah kandung nya tentu kami akan mengajaknya kemari lagi untuk menemui
Locianpwe, guna mengadakan pengangkatan guru dan murid."
Waktu itu muka Lie Bun Hap telah berobah semakin tidak enak dilihat, dia mengetukkan ujung tongkatnya ketanah sebanyak empat kali, mukanya juga merah padam, giginya yang menggigit keras2 itu terdengar ber-kereot2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau bicara seperti anak kecil saja!" bentak Lie Bun Hap akhirnya. "Hemmm, apa kah engkau kira dengan bicara
begitu, dengan me-nyebut2 nama Sin Tiauw Taihiap Yo Ko aku akan takut dan gentar, lalu cepat2 menyerahkan anak itu kepada kalian " Hemmm, enak saja kau bicara. Sekarang begini saja singkatnya : kalian mau pergi meninggalkan pulau ini atau mau aku mampusi saja ?".
Keras nada perkataan dari Lie Bun Hap, dia tampaknya
tidak senang dengan sikap Phang Kui In yang seperti meng-ulur2 waktu.
Disaat itulah tampak Kwee Siang telah berkata dengan
suara ragu2 : "Locianpwe... maukah locianpwe mengasihani kami bertiga dengan memandang muka ayah dan ibuku "!" kata Kwee Siang. "Nanti kepada ayah dan ibu aku akan menceritakan segalanya perihal Locianpwe yang telah melepas budi kepada kami...".
Mendengar perkataan Kwee Siang, Lie Bun Hap telah
tertawa ber-gelak2 dengan keras.
,,Hemm, engkau bicara seperti juga bermimpi !" katanya dingin. ,.Apa harganya ayah, ibumu harus kupandang "
Hemm, jika Kwee Ceng dan Oey Yong sendiri yang datang memohon! agar aku melepaskan Yo Him. belum tentu aku akan melayaninya, bahkan bisa2 mereka kumampusi
sekalian...!". Kaget Kwee Siang mendengar perkataan Lie Bun Hap yang terakhir itu. Ternyata orang she Lie ini sama sekali tidak memandang muka terang dan kepopuleran nama Kwee Ceng, dan Oey Yong. Disamping itu, orang she Lie ini terlalu sombong dan takabur sekali, maka hal ini tidak
menggembirakan hati Kwee Siang, dan Phang Kui ln.
,,Lalu apa maunya Locianpwe ?" tanya Kwee Siang menahan kemarahan hatinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian pergi menggelinding dari pulauku dan jangan coba2
berani datang kemari iagi karena jika aku bertemu kembali dengan kalian, aku tentu akan menurunkan tangan maut
membinasakan kalian, dan kalian tidak bisa mengatakan lagi aku terlalu kejam, sebab sekarang ini aku telah membebaskan kalian dengan cara yang enak tanpa syarat".
Muka Kwee Siang dan Phang Kui ln jadi berobah merah.
Mereka tersinggung sekali.
Walaupun bagaimana Kwee Siang dan Phang Kui In
merupakan jago2 yang memiliki nama tidak kecil didalam rimba persilatan dan kalangan kangouw, tetapi sekarang Lie Bun Hap memperlakukan mereka sekehendak hatinya,
menghina mereka habis2an.
Tetapi Phang Kui In telah menjura lagi sambil menahan kemarahan dihatinya.
Lie locianpwe walaupun bagaimana kami harus menemui
Yo Him dulu, nanti kami menanyakan langsung kepadanya, apakah dia bersedia untuk menjadi muridmu, jika memang dia bersedia untuk mengangkat guru padamu kamipun tidak bisa berbuat apa2."
"Kalian terlalu cerewet seperti nenek2 dan kakek2 !" teriak Lie Bun Hap dengan suara yang keras sekali.
"Dengarlah dulu Lie locianpwe !"
Tetapi belum lagi suara Phang Kui In selesai diucapkan disaat itu tampak Lie Bun Hap telah mengibaskan tongkat ditangan kanannya sambil berkata "Cepat menggelinding pergi sebelum aku melakukan tindakan kekerasan melemparkan
kalian ke tengah2 laut... !"
Suaranya bengis sekali mengandung hawa pembunuhan,
tetapi Kwee Siang dan Phang Kui In tidak takut melihat sikap mengancam dari Lie Bun Hap. Bahkan mereka telah
mempersiapkan besi2 yang kuat pada kedua kaki mereka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan sikap yang ber-hati2 karena mereka menyadari Lie Bun Hap bukan hanya sekedar mengancam saja, tetapi bisa saja orang she Lie itu melancarkan serangan sungguhan.
Melihat Kwee Siang dan Phang Kui In mengambil sikap
seperti menantang, muka Lie Bun Hap jadi berobah merah padam, dengan suara bentakan yang keras dia telah bilang :
"Bagus, bagus ! Memang kalian rupanya mencari penggebuk
!". Dan membarengi dengan perkataannya itu, tampak Lie Bun Hap telah mengeluarkan suara bentakan yang nyaring sekali, dia telah menggerakkan tongkat ditangan kanannya memukul udara kosong, kemudian tongkatnya meluncur kearah
tenggorokan Phang Kui In.
Orang she Phang itu jadi terkejut, dia sampai
mengeluarkan suara teriakan tertahan karena kaget, sebab datangnya serangan tongkat Lie Bun Hap sangat cepat sekali.
Dan belum lagi dia sempat memikirkan untuk menangkis atau berkelit dengan jurus apa, tahu2 ujung tongkat lawannya telah berobah arah lagi, menusuk kearah lambungnya !.
Cepat2 Phang Kui In membuang dirinya kelain arah untuk mengelakkan serangan tongkat itu.
Namun belum lagi dia berhasil mengelakkan diri dari
tongkat Lie Bun Hap, dan belum lagi tubuhnya menyentuh tanah, kaki kiri Lie Bun Hap telah melayang cepat sekali menendang kempolan Phang Kui In.
,,Dukk" terdengar keras tendangan Lie Bun Hap mengenai sasarannya dengan tepat, sehingga tidak ampun lagi Phang Kui In jadi terlempar dan terguling diatas tanah, dia merasakan kempolannya sakit sekali.
Lie Bun Hap tidak tinggal diam hanya sampai disitu saja, dengan cepat dia mendekati Phang Kui In, terlihat tongkatnya yang ditangan kanan telah melayang akan menusuk kearah perut Phang Kui ln yang saat itu tengah rebah terlentang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Phang Kui In jadi mengeluh, dia bisa membayangkan
betapa dahsyatnya tenaga menyodok tongkat itu kepada
perutnya, dan jiwanya bisa melayang jika sampai tertusuk oleh ujung tongkat tersebut.
Bukan hanya Phang Kui In saja yang terkejut Kwee Siang juga jadi terperanjat.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan mengeluarkan suara bentakan nyaring dan tidak
membuang2 waktu lagi, tampak Kwee Sian telah menjejakkan kakinya, tubuh
"Siuuttt...!" pedang itu meluncur secepat kilat dan mengandung tenaga lwekang yang luar biasa kuatnya. Sinar putih tampak meluncur terus kearah pundak kanan Lie Bun Hap. Tetapi orang she Lie itu sama sekali tidak memperdulikan serangan pedang Kwee Siang, dia hanya mengeluarkah suara dengusan sambil meneruskan serangan ujung tongkatnya
yang hendak ditusukkan keperut Phang Kui In.
"Tranggg...!" ketika mata pedang Kwee Siang berhasil mengenai pundak orang she Lie itu, dia merasa menikam semacam benda keras, dan pedangnya itu telah melejit, sehingga Lie Bun Hap tidak terluka sama sekali.
Sedangkan Phang Kui In menyaksikan kejadian yang
berlangsung hanya satu, dua detik itu. tambah terkejut.
Mati2an dia telah menekan tanah dengan kedua tangannya, meminjam tenaga tekanan itu, tubuh Phang Kui In telah meloncat kesamping, bergulingan menjauhan diri dari
lawannya. Tongkat Lie Bun Hap telah meluncur cepat dan menghujam tanah, masuk cukup dalam. Gusar sekali Lie Bun Hap, sampai dia berjingkrak, marah ketika mengetahui lawannya telah berhasil menyelamatkan diri.
Untuk melampiaskan kemarahannya itu, Lie Bun Hap tidak berdiam diri saja waktu serangannya kepada Phang Kui In telah gagal mengenai sasarannya, dengan cegat sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tongkatnya yang tercekal ditangan kiri telah menyambar dahsyat kearah perut Kwee Siang.
"Wutt...!." tongkat ditangan kiri Lie Bun Hap telah menyambar mengejutkan Kwee Siang. Tetapi sebagai seorang jago muda yang memiliki kepandaian tinggi, dan puteri dari jago2 ternama Kwee Ceng dan Oey Yong, disamping itu
sebagai cucu dari Oey Yok Su, maka dia tidak menjadi gugup menghadapi keadaan seperti itu.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur,
tampak Lie Bun Hap telah memperhebat serangan tongkatnya kepada Kwee Siang, agar berhasil mengenai Sasarannya.
Tetapi Kwee Siang juga dapat bergerak lincah, dengan
cepat pedangnya berputar dan menangkis serangan tongkat orang she Lie itu
"Tranggg !'' suara benturan antara pedang dengan tongkat terjadi sampai Lie Bun Hap terkejut karena telapak tangannya dirasakan sakit sekali, sehingga dia mengeluarkan suara seruan kaget !. untung saja tongkatnya itu tidak sampai terlepas dari cekatannya, dan tubuhnya tidak sampai roboh terjungkel.
Kwee Siang telah mengeluarkan suara tertawa dingin. Tadi dia bukannya tidak terkejut waktu senjata mereka saling bentur, Kwee Siang merasakan telapak tangan kanannya
pedih dan panas sekali, disamping itu juga pedangnya tergetar keras hampir saja akan terlepas dari cekalan tangannya.
Untung Saja Kwee Siang merupakan pendekar wanita dijaman itu yang memiliki Kepandaian tinggi dan hampir setingkat dengan kepandaian ibunya, Oey Yong, dan Kwee Siang hanya kalah pengalaman saja.
Maka dengan mencekal keras2 gagang pedangnya, dia
sengaja telah memperdengarkan suara tertawa dingin untuk menutupi keterkejutannya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hayo seranglah lagi !! " kata Kwee Siang dengan suara nyaring.
Lie Bun Hap telah gusar sekali, dia mengeluarkan seruan marah, tahu2 tongkatnya telah menotok tanah dan tubuhnya melambung beberapa tombak tingginya meminjam tenaga
totolan dari tongkat tersebut.
Dan waktu tubuh Lie Bun Hap terapung ditengah udara,
dengan cepat sekali dia menggerakkan tongkatnya, dan dia telah melancarkan pukulan "Pek Kong Ciang" (Pukulan Udara Kosong). Sebetulnya ilmu Pek Kong Ciang itu hanya khusus untuk ilmu pukulan tangan kosong. Tetapi karena Lie Bun Hap mempergunakan sepasang tongkat, dan tidak mungkin dia melepaskan tongkatnya yang bisa dipergunakan menunjang tubuhnya itu, dia telah merobah pukulan Pek Kong Ciang itu menjadi pukulan udara kosong yang dilakukan sekaligus dengan kedua tongkatnya itu.
"Wutt, siuutt...!" be-runtun2 kedua senjata tongkat itu telah meluncur gencar kearah Kwee Siang.
Puteri Kwee Ceng dan Oey Yong itu jadi kaget bukan main, dia telah merasakan sambaran angin serangan yang kuat sekali walaupun serangan lawan belum tiba, masih terpisah setengah tombak.
Tetapi sebagai Siauw-sia, sisesat kecil, yang menuruni sifat-sifat kakeknya, sisesat tua Oey Yok Su, maka Kwee Siang tidak pernah mengenal perasaan 'takut'. Walaupun dia melihat serangan yang dilakukan oleh lawannya itu merupakan
serangan yang kuat dan hebat, tetapi Kwee Siang tidak mundur setapakpun juga, dia hanya memutar pedangnya ber-runtun2 dia telah mempergunakan jurus "lima kali berlutut menyembah Budha" lalu disusuli lagi dengan "bidadari
mempersembahkan arak", kemudia waktu lawannya
melancarkan serangan lagi, saat itulah tampak Kwee siang telah mendahului menyerang kearah dada Lie Bun Hap
dengan gerakan yang sangat manis, yang mempergunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jurus "jie liong in cu" atau sepasang naga berebut mustika", pedangnya itu berkesiuran mencaplok dan mengigit dada lawannya.
Lie Bun Hap mengeluarkan suara tertawa mengejek tanpa, memperdulikan pedang Kwee Siang yang menyambar kearah dadanya, dia menggerakkan kedua tongkatnya untuk
membarengi melancarkan serangan lagi. Gerakannya itu
membuat Kwee siang terkejut, karena tadi dia telah
mengalami betapa kulit punggung lawannya tidak tertembus oleh mata pedang. Maka melihat kali ini lawan tidak berusaha mengelakkan diri dari tusukan pedangnya, Kwee Siang bisa menduga bahwa lawannya tentunya mengenakan pakaian
lapis baja atau besi, sehingga tidak mempan oleh tikaman atau tusukan pedangnya.
Kwee siang cerdik sekali, dia tidak mau dibodohi musuhnya lagi, dia teiah menarik pulang pedangnya, kemudian
dibaliknya pedang itu meluncur kesamping untuk menangkis sekaligus kedua batang tongkat Lie Bun Hap yang tengah menyambar kearah dirinya.
"Trangggg !" kembali pedang Kwee siang tergetar dan dia merasakan telapak tangannya sakit dan pedih, dia baru menyadari bahwa tongkat Lie Bun Hap bukan tongkat kayu, melainkan tongkat besi hitam yang terkenal kekuatannya.
Lie Bun Hap juga tidak tinggal diam, karena begitu tongkat hitamnya terbentur dengan pedang Kwee siang dia telah mengeluarkan suara bentakan yang garang, lalu tongkatnya menyambar dengan pesat akan menotok dada kanan sigadis.
Tetapi Kwee siang telah memiliki latihan yang cukup
sempurna dalam pelajaran Kiu Im Cin Keng dan kakeknya yang memanjakannya sebagai cucu terkecil itu, telah
menurunkan banyak sekali pelajaran ilmu simpanannya.
Dengan demikian walaupun dirinya tengah terancam bahaya yang tidak kecil, namun Kwee Siang bisa menghadapinya dengan baik, dia menghadapi gempuran tongkat Lie Bun Hap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan dua kali memiringkan tubuhnya, dan telah berhasil melompat kebelakang.
Tetapi Lie Bun Hap rupanya tidak mau melepaskannya
begitu saja, begitu serangan tongkatnya gagal, dia
membarengi melancarkan serangan serentak dengan kedua tongkatnya.
Gerakan yang dilakukan Lie Bun Hap tidak bisa diremehkan, karena pada kedua tongkatnya itu telah tersalurkan kekuatan tenaga lwekang yang hebat, yang bisa menghancur leburkan sebungkah batu jika terserang oleh tongkatnya itu.
Kwee Siang juga merasakan berkesiuran angin serangan
dari kedua tongkat lawannya yang tangguh ini, dia cepat2
menarik napas dalam2, lalu menyalurkan kekuatannya
kedalam telapak tangannya yang terus kesalur masuk kedalam pedangnya. Mata pedangnya ditundukkan menghadap bumi, sedangkan kedua lengannya mencekal pedangnya itu seperti juga tengah memberi hormat.
Lie Bun Hap terkejut. "Itulah Sian Lie Sin Kiam Sut !" berpikir Lie Bun Hap dalam hatinya. "Sian Lie Sin Kiam Sut berarti ilmu Pedang Bidadari sakti"
"Trangg !" benturan antara tongkat Lie Bun Hap dengan pedang Kwee Siang tidak bisa dielakkan lagi sehingga
terdengar suara benturan logam yang kuat sekali, disamping menimbulkan lelatu api.
"Hebat nona Kwee itu ." diam2 Phang Kui In jadi berpikir didaiam hatinya. "Jika aku yang menghadapi Lie Bun Hap, tentu siang2 aku telah binasa ditangannya...!".
Apa yang dipikirkan oleh Phang Kui In memang benar,
karena waktu antara tongkat dengan pedang saling bentur, bukan hanya Kwee Siang belaka yang terhuyung mundur
sampai empat tombak dengan muka yang berobah pucat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi Lie Bun Hap juga telah ter huyung2 mundur kebelakang dengan mengeluarkan suara seruan tertahan, dia telah
terdorong mundur empat tombak juga oleh dorongan tenaga tangkisan yang dilakukan oleh Kwee Siang.
Phang Kui In berdiri mengawasi pertempuran itu denpan hati berdebar.
dia tidak berani melompat maju untuk membantui Kwee
Siang, karena dia menyadari, jika dia melibatkan dirinya dalam pertempuran dengan mereka berarti dirinya akan celaka, karena justru Lie Bun Hap dan Kwee Siang masing2 tengah mengeluarkan kepandaian mereka yang paling kuat.
Itulah sebabnya Phang Kui In hanya berdiri tertegun saja dengan muka sebentar2 pucat.
"Nah, kau sudah melihatnya, bukan ?" tanya Kwee Siang, waktu pendekar wanita itu berhasil berdiri tetap. "Bukan hanya engkau saja yang berhasil memiliki kepandaian yang tinggi ! Untung saja hari ini engkau hanya bertemu dengan aku, coba kalau engkau bertemu dengan kedua orang tuaku, tentu bukan kakimu saja yang tidak ada, sepasang tanganmu mungkin akan dikutungkannya juga, karena engkau seorang yang sangat kejam dan jahat sekali! Hemmm, apalagi kalau engkau bertemu dengan kakekku, tentu engkau tidak akan memiliki harapan untuk hidup terus!".
Mendengar perkataan seperti itu, muka Lie Bun Hap jadi berobah merah padam, tetapi dia tidak melancarkan serangan lagi, melainkan dia telah mengeluarkan suara tertawa bergelak2 yang sangat nyaring sekali.
Kwee Siang jadi heran dan mengawasi dengan tertegun,
dia telah melihat bahwa lawannya tadi. selama bertanding bukanlah lawan yang lunak. Bahkan jika dilihat cara2
menyerangnya, kepandaian Lie Bun Hap lebih tinggi satu tingkat dari dia, dan juga lebih menang pengalaman, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari usianya yang telah setengah baya itulah membuat Lie Bun Hap kenyang oleh pengalaman2nya.
Tetapi ada satu kelebihan yang dimiliki Kwee Siang, yaitu dia memiliki Ginkang (ilmu meringankan cubuh) yang tinggi sekali, sehingga walaupun tenaga Iwekangnya masih kalah dibandingkan dengan Lie Bun Hap, tetapi dia bisa menghadapi lawannya dengan baik. Juga ilmu pedang yang dimiliki oleh Kwee Siang merupakan ilmu pedang ciptaannya sendiri, yang digubahnya dari pelajaran Kiu Im Cin Keng dan Kiu Im Sian-kiam-sut.
Setelah puas tertawa, Lie Bun Hap telah memandang
kearah Kwee Siang dengan sorot mata yang tajam sekali, dia juga telah berkata dengan nada suara perlahan dan dalam !
"Anak yang manis, engkau memang harus diberikan pelajaran agar mengerti tingginya langit...!".
Dan berkata sampai disitu, tampak Lie Bun Hap telah
mengeluarkan suara mendesis, tahu2 tongkat ditangan
kanannya diangkat tinggi melewati kepalanya, sehingga dia hanya berdiri dengan bantuan tongkat tunggal ditangan kirinya. Sikapnya memperlihatkan ketegangan, dan disamping itu juga tampaknya Lie Bun Hap tengah mengerahkan tenaga dalamnya kedalam tongkat ditangan kanannya. Gerakan yang dilakukan itu merupakan gerakan yang mengerikan, karena bagi orang2 yang mengerti dan mengetahui, mereka tentu akan bergidik. Rupanya Lie Bun Hap tengah menyalurkan kekuatan lwekang ribuan kati untuk melancarkan serangan kepada Kwee Siang.
Kwee Siang yang celah memiliki kepaadaian tinggi, tentu saja menyadari bahaya yang tengah mengancam dirinya. Dia tidak berani berlaku ayal, dengan mata tetap mengawasi dan sikap yang berwaspada sekali, tampak Kwee Siang juga
mengangkat pedangnya dilintangkan didepan dadanya. Dia telah menyalurkan sembilan bagian tenaga lwekangnya
kepedangnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemmm, sekarang kau terimalah seranganku !" berseru Lie Bun Hap.
,,Hati2 Kwee Liehiap !!" teriak Phang Kui In dengan kuatir sekali.
Tetapi Kwee Siang tetap tenang, berdiri tegak dengan
bibirnya tersungging senyuman.
"Jangan kualir, Phang Lo-engbiong, orang ini memang
harus diberi hajaran agar dia mengetahui dalamnya lautan dan tingginya langit ...!" kata Kwee Siang dengan suara perlahan dan dia telah mengawasi terus kepada lawannya, karena sedikitpun juga Kwee Siang tidak berani berlaku lengah.
Dalam keadaan seperti ini, terlihat Lie Bun Hap telah menotolkan tongkat tangan kirinya, membarengi tongkat ditangan kanannya bergerak akan menusuk jalan darah Tan Tian Hiatnya Kwee Siang.
,,Siutt...!" tongkat yang dipergunakan menyerang dengan tenaga yang sangat kuat itu telah menimbulkan suara desiran angin yang sangat tajam, dan mata tongkat itu telah
menyambar dengan pesat sekali.
Kwee Siang merasa kagum atas kepandaian ilmu tongkat
Lie Bun Hap yang benar2 mengagumkan, dia menanti sampai serangan Lie Bun Hap hanya terpisah beberapa cie dari dadanya, barulah dia menangkis dengan, jurus "Burung Hong melebarkan sayap" dan terlihat betapa pedangnya menahan meluncurnya tongkat lawan.
Dalam keadaan demikian, tampak Lie Bun Hap sama sekali tidak bermaksud menarik pulang pukulannya. Dengan gerakan
"Pat Sian Ie Ie" atau "Delapan Dewa berada dalam hujan", dia meneruskan serangannya, beruntun mata tongkatnya itu telah ber-gerak2 dengan sikap yang mengancam.
Disaat itu tampak Kwee Siang juga tidak tinggal diam, dia telah melancarkan serangan dari jurus2 ilmu pedang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat hebat sekali. Ilmu pedang gabungan dari kedua orang tuanya dan kakek luarnya, yaitu Oey Yok Su yang digabung dengan ilmu pedang yang diperoleh dari pelajaran ilmu Kiu im Kiam-sut yang didapatnya dari Kak Wan Taisu.
Sinar pedang yang berkilauan gemerlapan itu seperti juga segulungan bundar sinar putih yang mengurung tubuh Kwee Siang, sehingga Lie Bun Hap tidak berdaya untuk menyerang dan mendesak terus menerus kepada Kwee Siang. Dia harus memperhitungkan dan mempertimbangkan setiap serangan
yang hendak di lakukannya. Dalam waktu yang singkat kedua orang itu telah terlibat dalam suaiu pertempuran yang sangat seru sekali, hampir enam puluh jurus...tetapi sebegitu jauh mereka bertempur, belum ada juga yang tampak terdesak.
Tampaknya mereka berimbang.
Lie Bun Hap yang merupakan tokoh golongan tua. tentu
saja jadi semakin penasaran, karena dia tidak berhasil untuk menundukkan gadis dari golongan muda itu.
Phang Kui In melihat dikening Kwee Siang telah ber-manik2
keringat. Disamping itu juga dari atas kepala Kwee Siang seperti mengepul mengeluarkan semacam uap putih yang
tipis. Rupanya gadis she Kwee itu telah letih sekali, Lie Bun Hap juga bukannya tidak mengalami kerugian dengan pertempuran tersebut, sebab setiap serangan yang dilancarkannya harus memakai banyak sekali tenaganya. Tidak mengherankan jika disaat itu Lie Bun Hap juga telah lelah sekali. Kepalanya mengeluarkan uap putih tipis juga.
Melihat keadaan kedua orang yang sedang bertampur itu, Phang Kui In jadi berkuatir sekali, karena dia menyadari sedikit saja salah seorang diantara merena itu berbuat lengah, tentunya hal itu akan membahayakan jiwanya. Dalam keadaan demikian dengan mengeluarkan suara seruan yang keras
sekali, keduanya berulang kali telah melompat mundur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi mereka hanya mengambil napas sejenak, lalu
keduanya telah saling terjang lagi.
"Walaupun bagaimana aku harus membantu Kwee Lihiap.
Orang she Lie itu bukan orang baik2, diapun dari golongan tua, maka tidak perlu aku malu mengeroyoknya... !"
Dengan tidak memikirkan lagi apa akibatnya, tampak Phang Kui In telah menjejakkan kakinya tubuhnyha meloncat
mendekati kedua orang yang tengah baku hantam dengan
senjata masing2. Sambil meloncat begitu, dia telah mencabut keluar
goloknya, dan mengeluarkan bentakan : "Jaga serangan !"
tampak tangan kanannya yang memegang senjata tajam itu telah bergerak dengan cepat sekali, sehingga angin desiran dari golok yang membacok itu mengejutkan Lie Bun Hap.
Tetapi sebagai jago yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dia sama sekali menjadi gugup. Tanpa menoleh lagi dia telah menangkis golok yang tengah meluncur kedirinya
dengan tongkatnya yang ditangan kiri.
"Trang...!" golok Phang Kui In berhasil ditangkisnya.
Orang she Phang itu jadi mengeluarkan suara teriakan
tertahan bercampur kesakitan.
Yang hebat, waktu goloknya itu telah di tangkis oleh
tongkat lawannya, tampaknya tangkisan itu perlahan sekali, tetapi kesudahannya cukup parah untuk Phang Kui In.
Waktu goloknya itu kena ditangkis oleh tongkat lawannya, Phang Kui In merasakan tangannya pedih bukan main,
goloknya itu tergetar, dan terlepas dari cekalannya,
menyambar kearah sebatang pohon, dan menancap di situ dalam sekali !
Muka Phang Kui In jadi berobah merah dan pucat
bergantian. Orang she Phang ini merasa marah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendongkol bercampur aduk menjadi satu. Dengan nekad
akhirnya dia menyerang lagi dengan tangan kosong.
Per tama2 begitu terlepas goloknya, Phang Kui In telah melancarkan serangan kepalan tangannya dengan jurus
,Memukul mati Harimau Hutan" tangan kanannya ditekuk
sedikit dan tangan kirinya dilonjorkan kedepan. Kakinya lalu menyerampang bhesi2 kedua kaki Lie Bun Hap. Kemudian
waktu itu Lie Bun Hap berhasil mengelakkan diri, dengan cepat Phang Kui In menyusuli lagi dengan serangan kedua tangannya yang hendak menjambak punggung lawan itu
dengan jurus "cengkeraman rajawali merobek hati" itulah semacam jurus eng jiauw kang (ilmu kuku garuda), yang mengandalkan kekuatan jari2 tangan yang bisa dipergunakan mencengkeram lengan kuat sekali. Hanya jurus yang
dipergunakan oleh Phang Kui In ada Kelebihannya jika
dibandingkan dengan Eng-jiauw kang, karena dia bisa saja menarik pulang tangannya jika keadaan tidak mengijinkan, sedangkan Eng-jiauw-kang sekali menyambar datang kepada lawan, serangan itu tidak bisa dibatalkan.
Kwee Siang juga tidak tinggal diam, dia telah
menggerakkan pedangnya ber-tubi2 melancarkan tikaman dan tabasan kepada Lie Bun Hap.
Dangan jurus "Dewi Mempersembahkan Buah", kemudian disusul dengan "Dewi Menari Ditaman", terulang kali pedangnya berkelebat-kelebat dengan cepat sekali. Serangan2
yang dilancarkannya itu sangat sulit untuk dijaga oleh pertahanan yang bagaimanapun ketatnya. Namun Lie Bun Hap justru saat itu masih sempat untuk menangkis dengan
tongkatnya yang satunya lagi, walaupun disaat itu dia tengah menangkis serangan Phang Kui In.
Tetapi dengan melakukan penangkisan terhadap dua
serangan yang berlainan arah, Lie Bun Hap telah melakukan, suatu kesalahan yang besar. Begitu pedang Kwee Siang
ditangkisnya segera dia merasakan pundatnya sakit bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
main, sampai Lie Bun Hap mengeluarkan jerit kesakitan tanpa diinginkannya. Dia telah meraung dari memutar tongkatnya, sehingga untuk sejenak Phang Kui In dan Kwee Siang tidak bisa melancarkan serangan lagi ketika melihat kekalapan lawan mereka itu.
Ternyata punggung Lie Bun Hap telah kena dicengkeram
oleh Phang Kui In, sehingga kulit punggungnya pecah dan tertarik copot oleh cengkeraman jari2 tangan Phang Kui In.
Dengan mengeluarkan suara raungan yang luar biasa
kuatnya tampak Lie Bun Hap telah melancarkan kemplangan tongkatnya kepada Phang Kui In dengan seluruh tenaga
lwekangnya.. Phang Kui In jadi terbang semangatnya. Tidak mungkin dia menangkis serangan sehelat itu dari lawannya, karena jika Phang Kui In memaksakan diri menangkis juga, berarti dirinya akan terluka berat dan mati. Sedangkan untuk meloloskan diri juga sudah tidak keburu, tongkat Lie Bun Hap telah
menyambar datang dekat sekali. Mati2an Phang Kui In telah membuang dirinya kesamping kiri, dia telah bergulingan dengan cepat sekali. Namun tidak urung tangan kirinya terkena oleh angin serangan itu, sehingga Phang Kui In mengeluarkan jerit kesakitan, tulang lengan kirinya itu telah hancur remuk terserang oleh gempuran yang sangat kuat itu !
Kwee Siang terkejut. Dia melompat ingin menghampiri Phang Kui In. Tetapi
belum lagi Kwee Siang sempat melaksanakan apa yang
diinginkannya, tiba2 sepasang tongkat dari Lie Bun Hap telah menyambar datang kepadanya dengan cepat sekali.
Kwee Siang terpaksa membatalkan maksudnya untuk
melihat keadaan Phang Kui In, dan menangkis kedua tongkat yang tengah menyambar kedirinya itu.
Kemudian Kwee Siang telah membalas menyerang juga,
sehingga mereka terlibat kembali dalam pertempuran yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mati2an, sebab masing2 telah mengeluarkan seluruh
kepandaiannya. Phang Kui In yang semula menggeletak ditanah, telah
berusaha untuk bangun, tangan kanannya menegangi tangan kirinya dengan muka meringis menahan sakit. Bisa
dibayangkan betapa menderitanya Phang Kui In dengan
hancurnya tulang lengannya itu.
Waktu itu Kwee Siang terdesak sekali oleh amukan
sepasang tongkat Lie Bun Hap. Beberapa kali Kwee Siang hampir terserang oleh senjata lawan. Untung saja dia memiliki kepandaian Delapan Patkwa, yang diajarkan oleh ibunya, ilmu keturunan keluarga Oey, maka Kwee Siang tidak sampai
dirubuhkan oleh lawannya. .
Pedang Kwee Siang me-nyambar2 bagaikan seekor naga
putih yang meluncur. dengan cepat dan mengincar bagian2
yang bisa membinasakan lawannya.
Dalam keadaan seperti itu Kwee Siang juga telah memutar otak untuk mencari jalan keluar guna menaklukkan musuhnya itu ! Jika terpaksa Kwee Siang juga bermaksud akan
membinasakan lawannya tersebut, karena dia telah
melihatnya bahwa Lie Bun Hap merupakan seorang yang
kejam dan tidak memiliki perikemanusiaan.
Tetapi disebabkan kepandaian lawannya cukup tinggi,
mungkin berada diatas kepandaiannya, tidak mudah bagi Kwee Siang untuk membinasakannya.
Lie Bun Hap juga mengeluh dalam hatinya, karena selama ini telah ratusan jurus mereka bertempur, belum ada tanda2
dia berhasil mendesak Kwee Siang. Dan juga jadi kuatir kalau2
nanti dirinya dirubuhkan Kwee Siang, tentu namanya yang terkenal dan dipupuk selama puluhan tahun itu akan sirna dan runtuh.... nama baiknya akan tercemar dengan rubuhnya dia, yang pasti akan ditertawai oleh orang2 rimba persilatan.......!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu Phang Kui In telah bisa berdiri walaupun
tubuhnya masih ber-goyang2 tidak bisa berdiri tetap, namun rasa sakit dilengan kirinya itu sudah berkurang banyak. Tulang lengan kirinya itu hancur, tetapi sebagai seorang jago yang memiliki nama, tentu saja Phang Kui In tidak mau menyerah dengan keadaan seperti itu.
Dengan mengeluarkan suara raungan yang tiba2 sekali
tampak Phang Kui In telah melompat melancarkan serangan kepunggung Lie Bun Hap dengan kepalan tangan kanannya.
Angin serangan itu berkesiuran sangat kuat sekali, sebab Phang Kui ln melancarkan serangannya dengan
mempergunakan seluruh kekuatan tenaga lwekang yang ada padanya Dan waktu itu Lie Bun Hap hanya mendengar suara berkesiuran angin serangan orang she Pharg itu, dan dia tanpa menoleh telah menggumam dengan suara dingin :
"Apakah engkau menghendaki hancurnya kembali tulang
lengan kananmu...?" ejeknya. Dan bukan hanya ejekan yang dilontarkan Lie Bun Hap, karena dia telah mengeluarkan tongkat kanannya yang disertai tenaga dalam yang dahsyat, menyampok pergelangan tangan Phang Kui ln dengan
mempergunakan jurus "Tongkat Sakti Mengemplang Kera", gerakannya bukan main dahsyatnya.
JILID 22 Dalam sekejab mata saja tampak serangan2 yang
menyambar dengan kuat itu hampir mengenai pergelangan tangan Phang Kui In Tetapi jago she Phang ini yang telah mengetahui kehebatan tongkat lawan telah cepat2 menarik pulang tangannya.
Gerakan Phang Kui In sangat cepat. tetapi tongkat dari lawannya bergerak jauh lebih cepat lagi, sehingga dapat menyerempet bahu Phang Kui In.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya serempetan tongkat itu perlahan sekali, tetapi kesudahannya Phang Kui In terjungkel rubuh pingsan !
Walaupun pundaknya tidak patah, karena hanya serempetan yang sedikit saja itupun telah cukup membuat Phang Kui In jadi tidak sadarkan diri.
Kwee Siang terkejut melihat Phang Kui In kembali kena dirubuhkan oleh Lie Bun Hap. Dengan tidak mem-buang2
waktu lagi tampak Kwee Siang telah meloncat kedekat Lie Bun Hap sambil berseru : "Lihat pedang !" pedang ditangannya menyambar dengan jurus "Pelangi delapan arah", dimana dia telah melancarkan serangan kepada Lie Bun Hap dengan
tikaman2 beruntun dari delapan penjuru arah.
Lie Bun Hap melihat perobahan cara menyerang Kwee
Siang, dia jadi lebih ber-hati2.
Apa yang dilakukan oleh Kwee Siang memang ingin
mengalihkan perhatian Lie Bun Hap dari diri Phang Kui In, dan usaha sigadis memang berhasil.
Dengan mengeluarkan suara raungan yang sangat keras,
Lie Bun Hap telah melompat melancarkan serangan dengan kedua tongkatnya.
"Serrr, serrr," beberapa kali "terdengar berkesiuran angin serangan tongkat Lie Bun Hap.
Kwee Siang melihat lawannya melancarkan serangan nekad seperti itu, jadi mengeluh didalam hatinya. Karena gadis ini merasakan tekanan2 berat dari kedua tongkat lawannya itu.
Dalam sekejap mata mereka telah bertempur beberapa
puluh jurus lagi. Waktu Lie Bun Hap ingin melancarkan serangan pula,
disaat itulah terdengar suara yang nyaring, suara seorang anak kecil : Tahan...! Hentikan...!"
Kwee Siang mengelakkan kemplangan tongkat kanan Lie
Bun Hap, dan menusuk dengan pedangnya keperut lawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerakannya itu memaksa Lie Bun Hap harus melompat
mundur mengelakkan diri. Kesempatan, itu dipergunakan Kwee Siang untuk melirik.
Hatinya jadi meluap gembira.
"Yo Him " Kau sehat2 saja ?" teriak Kwee Siang dengan suara penuh kegembiraan.
"Hentikan encie Siang...justru lopehpeh (paman) itu yang telah menolongi aku...!" kata Yo Him sambil berlari menghampiri.
Kwee Siang bernapas lega waktu melihat Yo Him tidak
Pendekar Asmara Tangan Iblis 2 Pedang Tanpa Perasaan Karya Khu Lung Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 24
^