Pencarian

Setan Harpa 9

Setan Harpa Karya Khu Lung Bagian 9


"Jadi kalau begitu, orang yang sudah terpengaruh ilmu
Gi sin tay hoatnya Yu leng lojin, maka selama hidup tiada
kemungkinan untuk menjadi sembuh kembali?"
"Aku tidak maksudkan demikian, cuma aku masih belum
berhasil menemukan sesuatu cara yang jitu untuk
memecahkan hal ini!"
Sampai disitu, Tay khek Cinkun tak dapat
menyembunyikan rasa kecewanya, ia menghela napas
berat. Ong Bun kim segera berkata:
"Kalau begitu, apakah racun yang kau derita masih bisa
disembuhkan dengan sejenis obat?"
"Ya, benar." " Iblis cantik pembawa maut mengangguk.
"Obat apakah yang bisa memunahkan racun ditubuhmu
itu?" "Buah Hiatli!" "Buah Hiatli?" "Betul, buah itu hanya ada didalam selat hiat-mo-shia
dalam bukit Thian-mo san..."
"Apa" Buah itu hanya ada diselat Thian mo-shia diatas
bukit Thian mo san?"
"Benar!" Ong-Bun kim segera mengerutkan dahinya rapat-rapat,
dia masih ingat markas besar perguruan San tiam bun
letaknya justru diselat Thian mo shia, itu berarti usahanya
untuk mencari buah Hiat li tersebut masih merupakan suatu
tanda tanya besar yang sukar diramalkan hasilnya mulai
saat ini. Terdengar Iblis cantik pembawa maut berkata lagi.
"Buah Hiat li seperti juga tumbuhan buah li lainnya,
batangnya amat pendek, paling tidak hanya dua depa saja
dari permukaan tanah, buahnya kecil se ibu jari, tapi amat
beracun sekali. .." "Buah itu sangat beracun?" seru Ong Bun kim terkejut.
"Benar, oleh karena racun yang bersarang ditubuhku
jauh berbeda dengan racun-racun lainnya, maka kecuali
menggunakan sistim racun melawan racun rasanya tiada
cara lain lagi yang bisa digunakan untuk memunahkan
racun didalam tubuh itu"
Ong Bun kim menggigit bibir menahan luapan emosinya,
lalu berseru. "Semoga saja demikian, nah sekarang kau boleh pergi."
Ong Bun kim manggut manggut, bersama Tay-khek
Cinkun ia putar bedan dan siap meninggalkan tempat itu.
Tapi bpada saat ituladh tiba tiba teradengar suara
tebrtawa dingin yang menyeramkan barknmandang
memecahkan keheningan. Suara tertawa itu dingin sekali, sehingga menggidikkan
hati siapapun yang mendengarnya.
"Siapa disitu?" Tay khek Cinkun segera membentak keras
"Sobat lama" suara dingin yang menggidikkan kembali
menggema, "tak kusangka kepandaianmu cukup hebat,
ternyata kaupun seorang ahli ilmu barisan yang tak boleh
dianggap remeh!" Setelah mendengar perkataan itu paras muka Tay khek
Cinkun serta Ong Bun kim berubah hebat, sebab merela
kenali orang itu sebagai Yu leng lojin, musuh besar mereka
bersama. Tay khek Cinkun segera tertawa dingin.
"Yu leng lojin kau jangan terlalu pandang rendah orang
lain, jangan kau anggap hanya kau seorang yang mengerti
tentang ilmu barisan, Hma! Kalau cuma ilmu barisan Kiu
liong pat kwa tin sih masih belum cukup tangguh untuk
mengurung diriku!" "Benar-benar! perkataan itu memang benar! Tapi
seandainya aku tutup pintu kehidupan tersebut?"
"Pintu kehidupan?"
"Benar! Setiap barisan tentu ada jalan tembus yang bisa
dilewati, seandainya kututup pintu kehidupan tersebut,
bukankah tempat itu akan segera berubah menjadi sebuah
pintu kematian?" "Benar, tapi aku percaya kau tak akan memiliki
kemampuan tersebut!"
-oo0dw0oo-- Jilid 17 TAY-KHEK CINKUN adalah seorang ahli dalam ilmu
barisan, dalam kenyataannya dalam setiap barisan memang
selalu terdapat jalan kehidupan yang bisa dilewati, akan
tetapi kalau dikatakan jalan kehidupan itupun bisa
disumbat, hal ini sungguh merupakan suatu kejadian yang
sama sekali tak masuk diakal...
Terdengar Yu-leng lojin tertawa dingin tiada hentinya,
kemudian berkata lagi: "Adakah kemampuan bagiku untuk melakukan
perbuatan tersebut, sebentar lagi bakal tahu sendiri, cuma
sekarang aku sih ingin berbicara dulu dengan Iblis cantik
pembawa maut. Iblis Cantik pembawa maut segera tertawa dingin, segera
bentaknya. "Persoalan apa lagi yang hendak kau bicarakan
denganku?" "Kitab pusaka Hek mo keng!"
"Heehh heehh heehh jangan bermimpi disiang hari
bolong!" jengek Iblis cantik pembawa maut sambil tertawa
dingin tiada hentinya. Yu-leng lojin ikut tertawa dingin, terasa hembusan angin
menyambar lewat, tahu-tahu ada dua sosok bayangan
rhitam telah muntcul disana.
Ia qduduk diatas serbuah kursi, mukanya masih juga
diliputi hawa sesat yang menggidikkan hati.
00000OdwO00000 BAB 52 MENCORONG sinar berapi api setelah Ong-Bun kim
berjumpa dengan musuh besarnya ini, segera bentaknya:
"Yu leng lojin, rupanya kau adalah seorang manusia
cacad!" "Benar, aku memang seorang yang cacad, tapi kalau aku
berhasil mendapatkan kitab pusaka Hek mo keng tersebut,
maka aku akan memperoleh harapan untuk sembuh
kembali" Tay khek Cinkun segera tertawa dingin. "Tak heran
kalau sampai sekarang kau masih belum melakukan
pembantaian secara besar-besaran dalam dunia persilatan,
rupanya sepasang kakimu lumpuh dan tak sanggup
melakukan perjalanan sendiri."
Mendengar perkataan itu, Yu leng lojin sementara
tertawa seram. "Heeehhh heeehhh heeehhh....Iblis cantik pembawa
maut! Hampir saja melupakan sesuatu hal yang amat
berharga, ketahuilah bahwa putrimu telah terjatuh
ketanganku." "Apa" Kau..."
"Sekarang, aku hendak mempergunakan nyawa putrimu
untuk ditukarkan dengan kitab pusaka Hek-mo-keng
tersebut!" lanjut Yu-jeng lojin dengan dingin.
Ucapan tersebut segera membuat paras muka Iblis cantik
pembawa maut berubah sangat hebat, rasa ngeri segera
menyelimuti seluruh wajahnya, untuk sesaat ia menjadi
tergagap dan tak sanggup mengucapkan sepatah katapun
juga.... "Kau berani?" akhirnya setelah lewat, ia membentak
dengan suara gemetar. "Kenapa tidak berani" Jika kau bersedia akupun bisa
memberi sebuah hadiah lain ke kepadaku, nyakni selembar
nyawa dari Hian ih-lihiap (pendekar perempuan berbaju
hitam) Ong Siau-bi!"
"Apa" Hian ih lihiap juga sudah jatuh ke tanganmu?"
bentak Ong Bun kim dengan wajah berubah.
"Betul!" Setelah berhenti sejenak, Yu leng lojin mengalihkan sinar
matanya yang dingin menyeramkan itu ke atas wajah Iblis
cantik pembawa maut, katanya lebih lanjut dengan dingin:
"Bagaimana keputusanmu?"
"Kalau aku tidak bersedia memenuhi keinginanmu itu?"
"Satu jam kemudian.. heeehhh... heeehhh heeehhh. kau
bakal tahu sendiri akibatnya!"
Saking gusarnya sekujur tubuh Ong Bun kim sampai
gemetar keras, ia tak sanggup berkata apa-apa.
Mendadak Tay khek Cinkun bertanya:
"Seandainya kami bersedia untuk menyerahkan kitab
Hek-mo-keng tersebut kepadamu?"
"Maka dua orang itu akan segera kuserahkan kepada
kalian!" "Tapi kau jangan lupa, Dewi mawar merah sudah
terkena ilmu hipnotis Gi-sin tay hoat mu!"
"Aku sanggup untuk memunahkan pengaruh ilmu
tersebut!" "Tapi menurut apa yang kuketahui, kau masih belum
berhasil memiliki cara untuk menarik kembali pengaruh
ilmu Gi-sin tay hoat itu..."
Mendengar perkatanku itu paras muka Yu leng lojin
agak berubah, dengan cepat dia berseru.
"Apa yang hendak kukatakan telah selesai kaucapkan,
mau serahkan kitab itu atau tidak terserah pada keputusan
kalian sendiri!" Sehabis berkata, tiba tiba ia melayang kembali ke arah
jalan semula. "Berhenti!" bentak Ong Bun kim dengan keras.
Mendengar bentakan tersebut, tiba-tiba saja Yu leng lojin
menghentikan gerakan tubuhnya, ditatapnya sekejap wajah
si anak muda itu, kemudian ujarnya dengan dingin.
"Masih ada pesan apa lagi yang hendak kau sampaikan?"
"Mau anggap bisa pergi dari sini dengan begitu mudah?"
teriak pemuda itu dengan seramnya.
Yu leng lojin segera tertawa dingin. "Jadi kau hendak
menahan aku disini?" balik bertanya.
"Benar!" Kontan saja Yu leng lojin tertawa seram.
"Haaahhh haaahnn haaahhh kau anggap dengan
kepandaianmu itu sudah mampu untuk menghalangi
kepergianku...." Belum lagi ia menyelesaikan kata-katanya, Ong Bun kim
telah membentak keras, tiba-tiba tubuhnya bergerak maju
kedepan dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke tubuh
Yu leng lojin. Didalam melancarkan serangannya itu Ong Bun Kim
telah mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya,
sungguh suatu ancaman yang luar biasa hebatnya.
Buru-buru Yu leng lojin mengayunkan telapak tangan
kanannya untuk menangkis datangnya ancaman tersebut.
Bersamaan waktunya ketika Yu leng lojin melancarkan
serangannya tadi, dua sosok bayangan hitam secepat kilat
telah menerjang pula ke arah Ong Bun kim, dua gulung
angin pukulan yang tak kalah dahsyatnya ikut meluncur
tiba. "Blaaang...!" suatu benturan keras yang memekikkan
telinga berkumandang memecah keheningan.
Akibat dari bentrokan kekerasan antara Ong Bun kim
dengan Yu leng lojin itu, si anak muda itu terdesak mundur
sejauh tujuh delapan langkah, sementara dua sosok
bayangan hitam lainnya telah menerjang tiba.
Tay khek Cinkun buru-buru melancarkan pula sebuah
pukulan untuk membendung datangnya serangan dari
kedua sosok bayangan hitam itu, dalam waktu yang amat
singkat itulah, ternyata Yu leng lojin telah
memanfaatkannya untuk kabur ke dalam lorong rahasia
yang gelap gulita itu. Ong Bun kim bermaksud untuk mengejar dari belakang,
sayang tindakannya itu terlambat selangkah.
Pada saat itulah dua sosok bayangan hitam itupun secara
diam-diam telah mengundurkan diri pula dari situ.
Ong Bun kim menjadi marah sekali sehingga menggertak
giginya kencang-kencang, teriaknya dengan penuh rasa
mendongkol. "Manusia licik yang tak tahu malu !"
Tay khek Cinkun pun berdiri dengan hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan gemas
teriaknya. "Perbuatannya itu betul-betul keji dan tak tahu malu!"
"Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya
Ong Bun kim kemudian. Tay khek Cinkun berpaling ke arah Iblis cantik pembawa
maut, lalu tanyanya: "Iblis cantik pembawa maut, betulkah kitab pusaka Hek
mo keng tersebut berisikan ilmu sakti peninggalan dari Hek
mo im?" "Benar, ilmu sakti peninggalannya itu terdiri dari dua
bagian, yang satu bagian untuk melatih ilmu sakti Sin kim
kiam boh, sedangkan bagian yang lain merupakan ilmu silat
maha sakti miliknya sendiri!"
"Tampaknya sebelum mendapatkan kitab tersebut, Yu
leng lojin tak akan berpeluk tangan belaka, sekarang aku
baru tahu, kiranya sampai kini ia belum meresmikan
perguruannya oleh karena sepasang kakinya lumpuh dan
tak sanggup berjalan, andaikata dalam kitab pusaka Hek mo
keng tersebut benar-benar tercantum kepandaian sakti yang
dapat menyembuhkan kelumpuhannya itu, maka hal ini
harus kita pikirkan juga akibatnya."
"Betul, kalau kelumpuhan pada kakinya berhasil
disembuhkan, maka akibatnya akan sukar lagi untuk
dilukiskan dengan kata-kata, atau tegasnya sekali Yu leng
lojin berhasil mendapatkan kitab pusaka Hek mo keng,
banjir darah akan segera melanda seluruh dunia persilatan."
"Seandainya dia sampai membunuh kedua orang itu?"
tanya Iblis cantik pembawa maut dengan perasaan kuatir.
"Aku rasa ia tak akan sampai berbuat demikian!"
"Kenapa?" "Aku percaya tindakannya tak akan sampai sekeji ini!"
"Aku rasa hal ini sukar untuk dikatakan" ujar Ong Bun


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kim, "seandainya ia sampai melakukan tindakan yang jauh
lebih keji lagi, lantas bagaimana baiknya" Apakah kitab
pusaka Hek mo keng tersebut harus diserahkan
kepadanya?" "Tentu saja tidak!"
"Kalau begitu lantas bagaimana baiknya?"
"Yaa, apa yang musti kita lakukan" Peristiwa ini benarbenar
membuat orang merasa amat kuatir, sebab kalau kitab
pusaka Hek mo keng tersebut sampai diserahkan
kepadanya, jelas akibat yang bakal ditimbulkan akan sukar
dilukiskan dengan kata-kata"
Sinar mata Tay khek Cinkun segera dialihkan ke atas
wajah Iblis cantik pembawa maut yang diIiputi
kemurungan itu lalu tanyanya:
"Bagaimana ilmu silat yang dimiliki Yu leng lojin?"
"Dia masih bukan tandinganku, kecuali sewaktu
pertarungan sedang berlangsung, tiba-tiba ia mainkan irama
Si sim-ci ki tersebut."
"Kalau memang demikian adanya, maka kita akan
beradu jiwa dengan dirinya !"
"Hal ini jelas tak mungkin bisa dilakukan jangan lupa
kalau kita masih mempunyai dua orang rekan yang terjatuh
ditangannya!" "Benar Dewi mawar merar dan Hian-ih lihiap telah
berada ditangan lawan, itu berarti pihak musuh memiliki
kondisi yang jauh lebih menguntungkan, salah-salah
kemungkinan besar mereka akan membunuh Dewi mawar
merah berdua lebih dulu.. Tidak menyerahkan kitab pusaka
Hek-mo-keng tersebut jelas tak mungkin, mau diserahkan
juga rasanya tak mungkin, apa lacur mereka pun tidak
berhasil mendapatkan suatu cara yang jauh lebih baik lagi
untuk menghadapi kejadian yang bisa berakibat fatal ini.
Mereka jadi termenung dan termangu-mangu seperti
orang bodoh.... Walaupun berlalu dalam suasana yang secara tegang dan
mengerikan itu... Tiba-tiba Tay khek Cinkun berkata dengan suara berat,
memecahkan keheningan yang mencekam.
"Tampaknya kita harus menghadapi masalah ini setelah
saatnya tiba nanti ....."
"Benar, keadaan tersebut memang harus di tunggu
sampai terjadinya perkembangan selanjutnya, kalau tidak,
mereka tak akan berhasil mendapatkan cara lain yang jauh
lebih baik untuk menghadapinya.
Mendadak.. terdengar suara tertawa dingin yang
menyeramkan berkumandang datang memecahkan
keheningan, dari luar pintu berkelebat bayangan hitam, lalu
tahu-tahu muncul belasan sosok bayangaa manusia didepan
pintu batu tersebut. Sebagai pimpinan dari rombongan itu adalah Hu buncu
dari perguruan Yu Ieng bun, sedangkan sisanya adalah
Manusia-manusia tanpa sukma yang mengenakan kain
cadar pada wajahnya. Mendadak terdengar kembali suara tertawa dingin untuk
kedua kalinya berkumandang memecahkan keheningan,
kawanan jago dari Yu leng bun yang berdiri didepan pintu
serentak memisahkan diri, ke kedua belah samping.
Bayangan hitam kembali berkelebat lewat, tiga Sosok
bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa telah
menerobos masuk kedalam ruangan, ketiga orang ini
ternyata bukan lain adalah Yu leng lojin serta utusan kiri
dan kanan. Menyaksikan kesemuanya itu, hawa napsu membunuh
yang mengerikan segera menyelimuti seluruh wajah Ong
Bun kim sekalian bertiga, dengan penuh kegusaran mereka
awasi Yu leng lojin yang dingin dan menyeramkan itu
tanpa berkedip. Yu leng lojin tertawa seram.
"Heeehhh.heeehhh...heeehhh... satu jam yang di
tetapkan sudah lewat, bagaimanakah pertimbangan kalian
bertiga?" Iblis cantik pembawa maut tertawa dingin.
"Heeehhh heeehhh heeehhh......kalian jangan bermimpi
disiang hari bolong" teriaknya, "aku tak akan menyanggupi
permintaan dari kalian itu..."
"Benar-benar tidak menyanggupi?"
"Benar!" Yu leng lojin menengadah lalu tertawa terkekeh-kekeh
dengan seramnya. "Petugas hukuman, dimana kau?" Teriaknya.
"Tecu siap menjalankan perintah !"
"Gusur kemari Hian ih lihiap!"
"Baik!" Ketika mendengar perintah tersebut, paras muka Tay
khek Cinkun serta Ong Bun kim segera berubah hebat,
tanpa sadar mereka alihkan sorot matanya kedepan.
Dari balik kegelapan sana segera berkelebat lewat
sesosok bayangan hitam, ditangannya ia mencengkeram
tubuh Hian ih lihiap yang terluka itu.
Ong Bun kim yang menjumpai keadaan itu, paras
mukanya untuk kedua kalinya berubah.
Dalam pada itu, bayangan hitam tadi telah menyerahkan
Hian ih lihiap Ong Siau bi ke tangan Yu leng lojin.
Yu leng lojin segera tertawa dingin.
"Diakah yang bernama Hian-ih lihiap?" tanyanya.
"Apa yang hendak kau lakukan terhadap dirinya?"
bentak Ong Bun-kim dengan marah.
"Soal ini sulit untuk dikatakan, sekarang jawab dulu!
Sebenarnya kalian bersedia untuk menyerahkan kitab
pusaka Hek-mo-keng tersebut kepadaku atau tidak?"
"Tidak!" Yu leng lojin kembali tertawa dingin.
"Iblis cantik pembawa maut! Kau jangan lupa bahwa dia
adalah tuan penolong putri mu" serunya keras, "demi
menyelamatkan jiwa putrimu, suamimu serta anggota
perguruannya telah mati semua."
Air muka Iblis cantik pembawa maut mengalami
perubahan yang sangat hebat, perasaannya benar-benar
bergoncang keras, ini membuat paras muka perempuan itu
berubah menjadi mengerikan sekali.
"Iblis cantbik pembawa mautd, sebetulnya kiatab itu
hendak bkau serahkan kepadaku atau tidak?" desak Yu leng
lojin lagi. "Tidak!" Paras muka Yu leng lojin yang pucat pasti tak berdarah
itu tampak semakin menyeramkan, ia tertawa seram, tibatiba
ia menepuk bebas jalan darah Hian-ih lihiap yang
tertotok itu. Ong Bun kim yang menyaksikan kejadian itu sungguh
merasa mendendam, sepasang matanya berapi-api, kalau
bisa dia ingin mener kam lawannya itu bulat-bulat.
Setelah jalan darahnya ditepuk bebas, pelan-pelan Hian
ih-lihiap pun tersadar kembali, segera bertanya keras-keras:
"Yu-leng lojin, kalau kau punya kepandaian, hayolah
bunuh aku sampai mati..."
"Jangan bicara dulu yang bukan-bukan" tukas Yu leng
lojin sambil tertawa sinis, "Coba kalau lihat dulu, siapakah
yang berdiri dihadapanmu?"
Ketika sorot mata Hian ih lihiap bertemu dengan Ong
Bun kim serta Tay khek Cinkus paras mukanya segera
berubah hebat, tak terkirakan rasa kaget yang dialaminya
saat ini. Yu leng lojin kembali tertawa seram katanya "Aku
rasa kau pasti sudah kenal bukan dengan Tay khek Cinkun
maupun Ong Bun kim" Maka akupun tak usah
memperkenalkan dengan dirimu, lagi tapi perempuan yang
itu, aku rasa kau masih belum tahu akan dirinya bukan?"
"Siapa dia?" tanya Hian ih lihiap tanpa terasa.
"Iblis cantik pembawa maut!"
"Apa.." Dia adalah Iblis cantik pembawa maut?"
Dengan sedih Iblis cantik pembawa maut manggutmanggut,
dalam keadaan dan suasana seperti ini, ia betulbetul
tak sanggup berbicara sepatah katapun juga.
Yu Jeng lojin kembali tertawa dingin katanya lagi.
"Sekarang, hanya dia seorang yang bisa menyelamatkan
jiwamu, tapi ia tak bersedia menolongmu.
"Yu leng lojin permainan busuk apakah yang sebenarnya
sedang kau persiapkan?" bentak Hian-ih lihiap gusar.
"Sederhana sekali! Asal ia bersedia menyerahkan kitab
pusaka Hek mo keng kepadaku, maka akupun akan
membebaskan dirimu, kalau tidak heeeh heeeh heeh.... ada
kemungkinan aku hendak membinasakan dirimu."
Mendengar itu Hian ih lihiap segera mendongakkan
kepalanya dan tertawa seram.
"Haaahh haaah haaah, jangan kau menganggap aku Ong
Siau bi adalah seorang manusia yang takut mati, sudah ada
lima belbas orang anggotda perguruanmu yaang tewas
ditanbganku, sekalipun aku mati, modalku juga telah
kembali" Hawa nafsu membunuh seketika menyelimuti seluruh
wajah Yu leng lojin, pelan-pelan dia menatap wajah Iblis
cantik pembawa maut itu lekat-lekat, kemudian tanyanya
dengan dingin: "Iblis cantik pembawa maut sekali lagi kuberi
kesempatan kepadamu untuk membalas budi kepadanya."
"Jangan kau penuhi ancamannya itu ! Jangan! Jangan
kau penuhi!" teriak Hian ih lihiap cepat-cepat.
Iblis cantik pembawa maut betul-betul dipengaruhi oleh
pergolakan emosi yang sangat hebat, baginya Hian ih lihiap
adalah tuan penolong yang menaruh budi sebukit
kepadanya, sudah barang tentu ia tak akan membiarkan
tuan penolongnya itu tewas secara mengerikan ditangan Yu
leng lojin. Akan tetapi kitab pusaka Hek mo keng yang dituntut
mempengaruhi situasi dalam dunia persilatan, iapun tak
ingin lantaran menolong jiwa Hian ih lihiap, ia sampai
menimbulkan badai pembunuhan berdarah dalam dunia
persilatan. Mendadak, satu ingatan melintas dalam benaknya,
pancaran sinar membunuh mencorong dari balik matanya,
ia hendak turun tangan untuk beradu jiwa dengan Yu leng
lojin. "Hayo cepat dijawab, kau mengabulkan tidak
permintaanku itu?" desak Yu leng lojin lagi lebih jauh.
"Jangan kau kabulkan permintaannya!" teriak Hian ih
lihiap. "Kurangajar, rupanya kau cari mampus!" teriak Yu leng
lojin dengan geramnya. Tiba-tiba tangan kanannya berkelebat lewat, jeritan ngeri
yang memilukan hati segera berkumandang memecahkan
keheningan, ketika semua orang menengok ke arah arena,
seketika itu juga mereka menjerit keras karena kaget dan
ngerinya. Tampaknya lengan kiri Hian ih lihiap, tahu-tahu sudah
dirobek Yu leng lojin hingga kutung menjadi dua bagian.
Kekejamannya didalam melakukan perbuatan itu
sungguh cukup mengejutkan setiap orang.
Iblis cantik pembawa maut tak tahan lagi menyaksikan
kekejaman orang, mendadak ia membentak keras:
"Yu. leng lojin, aku akan beradu jiwa denganmu."
Bayangan manusia berkelebat lewat, dengan suatu
kecepatan yang luar biasa ia menerjang ke arah Yu leng
lojin. Kegesitan maupun gerakan tubuh yang diguna kan betul
betul jarang sekali dijumpai dalam dunia persilatarn.
0000OdwO0000 BAB 53 PADA saat ini Iblis cantik pembawa maut telah
dipengaruhi oleh hawa napsu, sambil menerkam kedepan,
sebuah pukulan yang amat dahsyat ikut pula dilontarkan ke
depan. Mimpipun Yu leng lojin tak menyangka kalau Iblis
cantik pembawa maut bakal turun tangan kepadanya,
dalam kejutnya buru-buru tangan kirinya dikebaskan ke
depan melepaskan sebuah pukulan.
Tapi gerakan dari Iblis cantik pembawa maut sungguh
amat cepat- sekali, bayangan hitam berkelebat beberapa
kali, dua buah pukulan mematikan hampir bersamaan
waktunya telah dilancarkan bersama.
Yu-leng lojin-berikut tempat duduknya segera
melambung ke tengah udara, dengan gerakan beradu-jiwa ia
sambut datangnya serangan dari Iblis cantik pembawa maut
itu dengan keras lawan keras..
Tay-khek cinkun maupun Bun-kim tidak diam belaka,
dikala Yu leng lojin melejit keudara, serentak mereka
berdua ikut menerjang ke muka sambil masing-masing
melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Gerakan tubuh dari Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim
pun betul-betul amat cepat sekali tapi bayangan hitam
berkelebat lewat tahu-tahu pengawal kiri dan kanan telah
menghadang jalan pergi mereka berdua.
"Kalau kalian tidak segera menghentikan serangan,
kubunuh Dewi mawar merah sekarang juga." mendadak
terdengar seseorang membentak keras.
Begitu ancaman itu berkumandang, semua orang
menjadi terkejut dan tercekat dihatinya, pertama-tama Iblis
cantik pembawa maut yang menarik dulu serangannya
sambil mundur kebelakang.
Ong Bun-kim serta Tay-khek Cinkun pun bersama-sama
mundur pula sejauh satu kaki dari posisi semula.
Ketika mereka menengok kembali ke arah pintu ruangan,
maka nampaklah dua orang manusia tanpa sukma sedang
maju ke dalam ruangan sambil mencengkeram tubuh Dewi
mawar merah. Air muka Iblis cantik pembawa maut berubah hebat
melihat itu. Batinnya betul-betul bergolak keras, seperti juga setiap
ibu yang selalu merindukan anaknya, tiba tiba saja
berjumpa kembali dengan putra putrinya.
Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim merasakan juga
pergolakan dalam hati kecilnya.


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Darah kental tampak jatuh bercucuran dari ujung bibir
Yu leng lojin, jelas didaIam pertarungan tadi ia telah
menderita luka yang cukup parah.
Ini semua semakin membangkitkan hawa amarah
dihatinya, hawa pembunuhan lebih tebal menyelimuti
seluruh wajahnya. la tertawa dingin tiada hentinya, kemudian berkata:
"Iblis cantik pembawa maut! Ternyata kehebatan ilmu
silatmu sedikitpun tidak berkurang dari pada tahun lampau
jika kau tidak mengabulkan lagi permintaanku, ini segera
akan ku cabik-cabik keempat anggota badan Hian-ih lihiap
sebelum pada akhirnya membereskan putrimu ini."
Dengan suara gemetar karena luapan emosi, Iblis cantik
pembawa maut mengalihkan sinar matanya ke wajah Dewi
mawar merah lalu bertanya.
"Apakah kau kau adalah Dewi mawar merah Yap Sohcu?"
"Benar!" jawab Dewi mawar merah.
"Putriku oh putrilu ksu abalah putriku." teriak Iblis
cantik pembawa maut dengan emosi yang meluap-luap.
Seperti orang gila ia hendak menubruk ke depan.
"Mundur!" bentak manusia tanpa sukma yang berada
disebelah kiri dengan suara menggeledek, "kalau tidak,
jangan salahkan kalau segera ku bunuh putrimu ini!"
Dengan perasaan terkesiap, buru-buru Iblis cantik
pembawa maut menarik mundur tubuhnya, dua titik air
mata jatuh berlinang membasahi pipinya yang pucat.
"Tidak, tidak, dia bukan ibuku." jerit Dewi mawar merah
seperti orang kalap. "Apa.... apa kau bilang?" seru iblis cantik pembawa maut
dengan suara gemetar. "Kau bukan ibuku!"
"Tidak, aku adalah ibu kandungmu!"
"Jikalau kau adalah ibuku, kenapa tidak kau selamatkan
Jiwaku?" "Aku..." "Tiada seorang ibu didunia ini yang tidak menyayangi
putrinya, kenapa kau biar-kan aku mati tanpa berusaha
untuk menolongnya..."
Merinding Tay-khek Cinkun dan Ong Bun kim setelah
menyaksikan adegan tersebut, cara siasat yang digunakan
Yu-leng lojin kbali ini benar-bdenar merupakan asuatu
siasat yabng sangat keji, hal mana membuat Iblis cantik
pembawa maut menjadi sangat menderita sekali, sehingga
sekujur tubuhnya gemetar keras.
"Iblis cantik pembawa maut!" kembali Yu-leng lojin
mengancam, "jika kau tidak mengabulkan lagi
permintaanku ini, jangan salahkan kalau kurobek pula
lengan kanan Hian ih lihiap."
Sambil berkata, tangan Hian ih lihiap benar-benar di
angkat keatas. Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim yang menyaksikan
kejadian itu menjadi gusar sekali hingga menggertak giginya
kencang kencang, sekalipun demikian, mereka tak sanggup
berbuat banyak terhadap diri Yu leng lojin.
Mendadak Yu leng lojin membentak keras, telapak
tangannya dengan kecepatan luar biasa segera membacok
kebawah. "Tahan!" bentak Iblis cantik pembawa maut.
Bentakan tersehut jauh diluar dugaan siapapun juga,
paras muka Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim pun ikut
berubah hebat. Yu leng lojin menghentikan gerakan tangannya, sekulum
senyuman segera tersungging diujung bi birnya.
"Apakah kau mengabulkan permintaanku itu?" tanyanya.
Iblis cantik pembawa maut mendongakkan kepalanya
dan tertawa seram. "Benar, aku mengabulkan permintaanmu!" sahutnya.
"Apa" Kau mengabulkan permintaannya?" teriak Ong
Bun kim tertahan. "Benar!" "Kau..." Saking kagetnya, untuk sesaat lamanya Ong Bni-kim tak
sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Akhirnya Iblis cantik pembawa maut tak sanggup
menghadapi jurus tangguh dari Yu-leng lojin, ia telah
bersiap menyerahkan kitab pusaka Hek-mo keng tersebut
kepada musuhnya. Peristiwa ini benar-benar mengejutkan semua orang.
Yu leng lojin tertawa bangga, katanya.
"Oooh ...!" Tadinya aku masih mengira kau sudah tidak
mau lagi nyawa putri mu itu!"
Iblis cantik pembawa maut tertawa dingin.
"Yu leng lojin!" katanya, "bila kuserahkan kitab pusaka
Hek-mo keng tersebut kepadamu, apakah kaupun akan
menyerahkan mereka berdua kepada kami?"
"Benar!" "Kalau begitu, serahkan dulu mbereka berdua
kedpadamu!" "Tidaka, kau harus serbahkan dulu kitab pusaka Hek mo
keng tersebut kepadaku!"
Sekali lagi Iblis cantik pembawa maut tertawa seram.
"Seandainya kitab pusaka Hek mo-keng telah kuserahkan
kepadamu, tapi kau tak mau menyerahkan mereka berdua?"
"Oooh.....hal ini Jelas tak mungkin."
"Apa yang menjamin kebenaran perkataanmu itu?"
"Harga diriku!"
Sekali lagi Iblis cantik pembawa maut mendongakkan
kepalanya sambil tertawa seram..
"Haaah....haaahh...haaahh.... Yu leng lojin masih punya
harga diri- Hmm sungguh suatu kejadian yang sangat lucu,
dan cukup mencopotkan gigi orang karena gelinya"
"Lantas bagaimana baiknya menurut pendapatmu?"
"Kau harus menyerahkan mereka lebih dulu kepadaku!"
"Jika. kau enggan menyerahkan kitab pusaka itu?"
"Selama hidup, aku Iblis cantik pembawa-maut belum
pernah berbohong kepada siapa pun juga."
"Bagus sekali, aku tidak kuatir kau akan mengingkari
janji, nah sambutlah mereka berdua!"
Sambil berkata ia melemparkan-tubuh Hian ih lihiap
kearah Iblis cantik pembawa maut.
Buru-buru perempuan itu menyambut datangnya
lemparan tadi dan meletakkan tubuh Hian ih lihiap tanah.
"Lepaskan Yap tongcul" tiba-tiba Yu leng lojin membentak
lagi. Dua orang manusia tanpa sukma itu sepeta melepaskan
cengkeraman mereka. "Yap tongcu!" ujar Yu leng lojin kembali, "mulai
sekarang aku akan menyerahkan kembali dirimu pada
ibumu, cuma kalau ada kesempatan, aku masih tetap akan
menerimamu kembali?"
Keadaan Dewi mawar merah amat layu dan sedih sekali,
dengan kepala tertunduk ia berjalan mendekati Iblis cantik
pembawa maut. "Iblis cantik pembawa maut, kenapa kau masih belum
menyerahkan kitab pusaka Hek mo keng tersebut
kepadaku?" teriak Yu-leng lojin kemudian.
Seperti baru sadar kembali dari lamunan, buru-buru Iblis
cantik pembawa maut merogoh kedalam sakunya, dan
mengeluarkan sejilid kitab kecil sepanjang tiga inci dan
tebal satu inci, kemudian serunya."
"Sambutlah ini!"
Ia lantas melemparkan kitab pusaka Hsk m o-keng
tersebut kedepan. Setelah menyambut kitab pusaka Hek mo keng tersebut,
Yu leng lojin mendongakkan kepalanya dan tertawa
terrbahak-bahak. "Hahahh haah haahh benar-benar kitrab pusaka Hek mo
keng haahh haahh..."
Ditengah gelak tertawa yang sangat keras, ia segera
melayang pergi meninggalkan tempat itu.
Para anggota perguruannya segera mengikuti puIa
dibelakangnya, mengundurkan diri dari sana.
Dalam waktu singkat, suasana didalam lorong bawah
tanah itu pulih kembali dalam keheningan.
Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim berdiri tertegun
seperti orang bodoh, semua kejadian yang barusan
berlangsung betul-betul mengejutkan hati mereka sehingga
untuk sesaat mereka tak tahu apa yang musti dilakukannya.
Tiba-tiba terdengar suara dari Yu leng lojin
berkumandang kembali: "Sobat lama Can, didalam adu kepandaian babak yang
pertama ini akulah pemenangnya, bagaimana dalam
pertarungan babak kedua nanti aku rasa menang kalah akan
segera diketahui pula, nah nantikan saja sampai waktunya
heeehh heeehh...heeehh."
Tay khek Cinkun mendengus dingin, tentu saja ia tahu
yang dimaksudkan dengan pertarungan babak kedua adalah
tindakannya menyumbat mati jalan kehidupan yang ada
dalam barisan tersebut. Dengan suara dalam Tay khek Cinkun segera tertawa
dingin. "Heeehh heeehh heeehh.... kalau begitu, kita jumpa lagi
dalam pertarungan babak kedua nanti."
Yu leng lojin tidak memberi jawaban lagi, suasana dalam
ruangan bawah tanahpun segera pulih kembali dalam
keheningan. Entah berapa saat sudah lewat, tiba tiba Ong-Bun kim
berseru dengan luapan emosi:
"Aah. kenapa kau serahkan kitab pusaka Hek mo keng
tersebut kepadanya ?"
"Apakah kau suruh aku menjadi seorang manusia yang
berdosa?" tanya Iblis cantik pembawa maut dengan suara
tegas. "Manusia dosa?"
Tak terkirakan besarnya budi yang telah diberikan Hian
ih lihiap kepadaku, apakah aku harus membiarkan dia mati
dihadapanku?" Suaranya penuh diliputi luapan emosi.
"Yaa benar, bagaimanapun juga ia tak bisa membiarkan
Hian-ih lihiap tewas secara mengerikan ditangan Yu leng
lojin hanya dikarenakan sejilid kitab pusaka.
Mendengar itu, Ong Bun-kim menghela napas panjang.
"Aaaai tapi selanjutnya, mungkin ada beratus-ratus
bahkan beribu-ribu umat persilatan yang bakal tewas
ditangannya!" "Aku tak bisa berpikir sejauh ini, aku harus bertindak
mengatasi kenyataan yang sedang kuhadapi sekarang."
Tay-khek Cinkun segera menghela napas panjang.
"Aaai.... Didalam persoalan ini. kita tak bisa
menyalahkan dirinya" ia berkata, "sebab apa yang
dilakuksnnya sekarang, bukanlah suatu tindakan yang
salah, aai..." Setelah menghela napas panjang ujarnya kepada Iblis
cantik pembawa maut. "Serahkan Hian ih lihiap kepadaku, biar kuperiksa
keadaan luka yang dideritanya itu."
Kemudian disambutnya tubuh Hian ih lihiap yang
terpapas kutung sebilah tangannya itu, tampak olehnya
perempuan itu berada dalam keadaan payah, paras
mukanya pucat pias seperti mayat, maka ia salurkan hawa
murninya untuk menyembuhkan lebih dulu luka yang
dideritanya. Pada saat itulah, tiba tiba Iblis cantik pembawa maut
menubruk ke tubuh Dewi mawar merah sambil serunya
keras keras: "Oooh putriku !"
Dipeluknya tubuh Yap Soh cu dengan penuh
kemesrahan, seakan-akan ia berhasil mendapatkan barang
yang disayangnya isak tangis yang mengiringi perjumpaan
itu sungguh membuat orang merasa terharu.
Tapi keadaan Dewi mawar merah ibaratnya sebuah
patung yang terbuat dari kayu, sekalipun dipeluk mesrah
oleh Iblis cantik pembawa maut, ia sama sekali tidak
memberikan reaksi apapun, malahan sebaliknya rasa marah
dan mendongkol jelas tercermin diatas wajahnya.
Diam-diam semua orang merasa amat terharu juga oleh
cinta kasih Iblis cantik pembawa maut terhadap putrinya,
namun merekapun merasa marah kepada Dewi mawar
merah karena gadis itu sama sekali tak mau mengakui Iblis
cantik pembawa maut sebagai ibunya.
Mendadak... Disaat Iblis cantik pembawa maut sedang memeluk
Dewi mawar merah sambil menangis tersedu-sedu itulah,
tangan kanan si Dewi mawar merah yang berada
dibelakang punggungnya itu di-angkat secara tiba-tiba,
kemudian dihantamkan keras-keras ke atas jalan darah Mia
bun hiat dari Iblis cantik pembawa maut.
"Bangsat, kau berani..." bentak Ong Bun kim dengan
marah. Secepat kilat ia menyambar tangan kanan Dewi mawar
merah dan dicengkeramnya erat erat.
Tindakan dari Ong Bun kim yang dilakukan secara tiba
tiba ini sangat mengejutkan Iblis cantik pembawa maut,
buru-buru ia menbdorong tubuh Dedwi mawar merah ake
belakang. Tabngan kiri Ong Bun kim segara diayunkan ke bawah
dan... "Plok!" ia sudah menghadiahkan sebuah tamparan
keras ke wajah gadis tersebut, bentaknya:
"Dewi mawar merah, sungguh tak kusangka kalau
hatimu begitu keji dan tak berperasaan, apakah kau hendak
membunuh ibumu sendiri?"
"Dia bukan ibuku!" teriak Dewi mawar merah." sambil
menahan geramnya. Sekujur tubuh Iblis cantik pembawa maut bergetar keras,
dengan suara gemetar ia berbisik:
"Apa apa kau bilang?"
"Kau bukan ibuku, ibuku telah mati, kau adalah orang
yang mengaku-ngaku sebagai ibuku!"
Iblis cantik pembawa maut tak sanggup menerima
kenyataan tersebut, saking sedihnya tiba-tiba ia menutupi


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

wajah sendiri dengan kedua belah tangannya dan menangis
tersedu-sedu. Ong Bun-kim yang menyaksikan kejadian itupun ikut
naik pitam, bentaknya dengan geram:
"Dia adalah ibu kandungmu mengerti" Bagaimanapun
juga kau harus mengakuinya."
"Tidak, aku tak mau mangakuinya! Mau apa kau?"
Ong Bun-kim semakin naik darah.
"Kau ingin mampus?" teriaknya keras-keras.
Hawa napsu membunuh yang bengis dan mengerikan
sekali. Dewi mawar merah sama sekali tak menjadi jeri, dia
malah tertawa dingin sambil menantang:
"Hei bangsat, kalau kau memang jagoan, hayo bunuhlah
aku!" Hampir meledak dada Ong Bun-kini karena gusarnya,
sambil mengerang gusar ia mengayunkan tangannya siap
menghajar gadis itu. Mendadak Tay khek Cinkun berteriak;
"Ong Bun-kim, lepaskan dia! Jangan lupa, dia adalah
korban ilmu hipnotis Gi-sim-tay hoat!"
Mendengar itu, dengan gemas Ong Bun kim mendorong
tubuh Dewi mawar merah ke belakang, sehingga membuat
gadis itu mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan
sempoyongan. Tay khek Cinkun menghela napas sedih kembali ujarnya:
"Iblis cantik pembawa maut, kaupun tak usah terlalu
bersedih hati, inilah yang dinamakan sudah suratan takdir."
"Tapi tapi.... mengapakah Thian bersikap begitu tak adil
kepadaku ?" keluh perempuan itu sambil menangis tersedusedu.
Tay khek Cinkun merasa hatinya menjadi kecut
bercampur sedih, katanya kemudian:
"Kami pasti mempunyai akal untuk membuatnya pulih
kembali seperti sedia kala, cuma kitab pusaka Hek mo keng
telah terjatuh ketangan musuh, bagaimanapun juga kita
harus mencari suatu akal untuk menanggulangib persoalan
ini d" Iblis cantik apembawa maut sebgera berhenti menangis,
ditatapnya wajah Tay khek Cinkun tajam-tajam, wajahnya
segera menampilkan tekadnya yang membara.
Tanya Tay khek Cinkun kemudian:
"Semua ilmu silat yang tercantum didalam kitab pusaka
Hek mo keng tersebut apakah sudah kau pahami semua?"
"Tidak, hanya dua pertiganya saja, ilmu silat yang
tercantum didalam kitab itu sangat mendalam sekali
pelajarannya, bila orang memahami seluruh isi kitab pusaka
itu, walaupun selama hidupnya berlatih terus pun belum
tentu bisa tercapai keinginannya, sebab pelajaran tersebut
bukan suatu pelajaran silat yang mudah dipahami"
"Dengan kemampuan yang dimiliki Yu-leng lojin, berapa
lama yang dia butuhkan untuk memahami segenap ilmu
silat yang tercantum didalam kitab pusaka itu?"
"Tentang soat ini rasanya sulit untuk dikatakan, sebab
Yu leng lojm memiliki bakat alam yang sangat bagus, aku
pikir dalam sebulan yang singkat, mungkin ia bisa
memahami separuh bagian diantaranya"
Tay-khek Cinkun segera manggut-manggut.
"Kalau begitu itulah saatnya pedang sakti munculkan
diri.... kita harus segera berangkat!" katanya kemudian.
Ong-Bun kim memandang sekejap ke arah Hian ih lihiap
yang tergeletak ditanah itu lalu tanyanya.
"Bagaimana dengan dia?"
"Aaaai bukan saja isi perutnya terluka parah, tubuhnya
keracunan hebat, aku rasa sulit baginya untuk pulih kembali
seperti sedia kala!" keluh Tay-khek Cinkun sambil
menghela napas panjang. "Biar kucoba untuk menyembuhkah lukanya itu!" kata
Iblis cantik pembawa maut tiba-tiba.
"Baiklah!" Maka Iblis cantik pembawa mautpun mengerahkan
tenaga dalamnya ke dalam telapak tangannya, kemudian
pelan-pelan duduk bersila ditanah, sepasang tangannya
mencengkeram diatas jalan darah Hian ih lihiap dan mulai
menyalurkan segumpal hawa murninya ke tubuh
perempuan itu. Lebih kurang setengah jam kemudian, pengobatan telah
selesai dilakukan, Hian ih lihiap pun telah sadar kembali.
Sesudah menyapu sekejap sekeliling gelanggang, ia
bertanya kepada Iblis cantik pembawa maut.
"Kau yang telah menyelamatkan jiwaku?"
"Benar!" perempruan itu manggutt-manggut.
"Danq kau telah menurkar jiwaku dengan kitab pusaka
Hek-mo keng" "Benar!" "Aaaah! Hal ini mana boleh jadi?" keluh Hian ih lihiap
kemudian sambil menangis.
"Aku telah berhutang budi setinggi bukit kepada diri
hujin, apakah kau suruh aku berpangku tangan belaka
membiarkan kau mati lantaran aku " Apalagi lantaran
putriku, suamimu dan segenap anggota perguruanmu telah
dibantai orang." "Itulah yang dinamakan takdir, kau mana boleh
disalahkan?" ooooOdwOoooo BAB 54 TAPI bagaimanapun juga aku merasa bertanggung jawab
atas terjadinya peristiwa ini" seru Iblis cantik pembawa
maut. Hian ih lihiap menggertak giginya kencang-kencang
menahan pergolakan emosi dalam hatinya setelah itu dia
berseru: "Selama aku masih bisa hidup didunia ini, aku
bersampah akan menuntut balas atas sakit hari ini atas diri
Yu leng lojin, lengan kiriku ini akan kutuntut kembali
dengan sepuluh lembar nyawa manusia..."
"Sampai sekarang tubuhmu masih mengandung racun
jahat." kata Iblis Cantik pembawa maut, "oleh karena aku
tidak memiliki obat pemunah racun maka aku tak sanggup
menyelamatkan jiwanya"
"Aku merasa sangat berterima kasii sekali, budi
kebaikanmu yang telah menyembuhkan luka dalamku."
Mendadak Ong Bun kim seperti menyadari akan sesuatu,
kepada Tay khek Cinkun segera katanya:
"Locianpwe, bukankah kau memiliki obat pemunah
racun yang berkasiat tinggi?"
"Tidak ada..." Tay khek Cinkun segera menggelengkan
kepalanya berulang kali. "Bukankah kau pernah memberi sebutir kepadaku?"
"Obat itu adalah pemberian orang lain, kebetulan sekali
tinggal dua biji, tapi aku dapat membawanya untuk
memohon pengobatan dari seseorang."
"Bagus sekali kalau begitu mari kita segera berangkat!"
"Baik. berangkatlah kalian" ucap Perempuan cantik
pembawa maut. "baik-baiklah merawat putriku!"
"Jangan kuwatir, pasti akan kami rawat putrimu dengan
sebaik baiknya " Tay khek Cinkun berjanji.
Sesuai berkata, ia membimbing bangun Hian-ih-lihiap
yang berbaring ditanah dan berangkat lebih dulu
meninggalkan tempat itu. Ong Bun kim lantas berpaling ke arah Dewi mawar
merah sembari serunya dengan dingin:
"Hayo, kaupun harus ikut berangkat!"
Mereka berempat dengan mengikuti dibelakang Tay
khek Cinkun segera berangkat meninggalkan tempat
tersebut. Mendadak terdengar suara tertawa yang menyeramkan
berkumandang memecahkan kesunyian dari balik tanah
rahasia itu berkumandang suara gemerincing yang
memekikkan telinga... "Yu leng lojin telah menutup mati jalan kehidupan!" seru
Ong Bun kim tanpa terasa.
Paras muka Tay khek Cinkun berubah hebat.
"Betul!" sahutnya, "cuma kau tak perlu kuatir kita masih
tetap bisa keluar meninggalkan tempat ini!"
Seraya berkata, ia lantas beranjak dan berangkat lebih
dulu meninggalkan tempat itu.
Sesudah berjalan putar kesana membelok kemari,
sebentar berjalan sebentar berhenti, akhirnya lebih kurang
setengah peminum teh kemudian Tay khek Cinkun baru
menghentikan perjalanannya.
"Disinilah letak jalan keluarnya!" ia berkata.
"Apakah jalan itu sudah disumbat mati?" tanya Ong Bun
kim. "Betul!" "Lantas apa yang musti kita lakukan?"
"Tak usah kuatir, dengan tenaga dalam yang kita miliki
sekarang, aku rasa dinding batu ini masih belum bisa
menyusahkan diri kita semua."
"Maksudmu, kita harus menjebolkan dinding batu ini
untuk keluar dari kurungan?"
"Betul kecuali berbuat demikian, rasanya memang tiada
cara lain yang lebih praktis"
"Baiklah kalau begitu!"
Setelah menjawab, Ong Bun kim segera menghimpun
tenaga dalamnya ketangan kanan, lalu melepaskan sebuah
pukulan sangat dahsyat ke arah dinding batu itu.
"Blaaam....!" ditengah ledakanb dahsyat yang
mdemekikkan telinaga, hancuran babtu berhamburan ke
mana-mana, diatas dinding batu itu segera muncul sebuah
lubang yang besar sekali.
Tay-khek Cinkun menghimpun pula tenaga dalamnya ke
dalam telapak tangan, lalu melepaskan pula sebuah babatan
kilat kedepan. "Blaam....! Blaam !" ledakan demi ledakan
berkumandang memecahkan keheningan, tak lama
kemudian, dinding batu setebal tiga depa itu sudah kena
dihajar oleh tenaga gabungan mereka sehingga muncul
sebuah lubang yang besar sekali.
Ong Bun kim menjadi sangat girang, segera teriaknya:
"Hooree.... sudah jebol!"
"Betul sudah jebol! Hayo kita terjang keluar dari tempat
ini...!" seru Tay-khek Cinkun tak kalah girangnya.
Tidak membuang waktu lagu dia lantas berjalan lebih
dulu meninggalkan lorong rahasia tersebut.
Setelah keluar dari lorong tanah itu, mereka berjalan
menaiki anak tangga batu dan menerobos keluar dari gua
itu, tak lama kemudian mereka sudah keluar dari dalam
tanah, itulah suatu tempat dibelakang sebuah meja
sembahyangan dalam ruang Istana sebelah belakang.
Tay-khek cinkun yang menyaksikan kejadian itu segera
tertawa dingin tiada hentinya.
"Akhirnya kita berhasil juga lolos dari kurungan didalam
ruangan bawah tanah!"
Sembari berkata, dia maju kedepan dan melangkah
keluar dari ruangan Istana tersebut.
Setelah keluar dari ruangan itu, tiba-tiba Tay-khek
Cinkun menghentikan langkahnya dan berseru.
"Dewi-mawar merah, lebih baik kau pulang saja ke
perguruan Yu leng bun."
"Kenapa?" "Kami tidak membutuhkan dirimu lagi. lebih baik kau
kembali ke samping Yu leng lojin saja !".
"Baiklah!" jawab Dewi mawar merah.
Kemudian tanpa membuang waktu lagi, ia melejit ke
udara dan keluar dari pintu gerbang.
Ong Bun-kim yang menyaksikan kejadian itu menjadi
amat terperanjat sekali serunya dengan cepat:
"Locianpwe, kenapa kau membiarkan dia pergi dari
sini?". Dengan suara dalam Tay-khek Cin-kuni menjawab.
"Membiarkan ia berada disisi kita justru malah tidak
menguntungkan, jangan lupa setiap saat dan kesempatan
dia hendak membunuh kita semua, sedikit bertindak kurang
hati-hati, bisa jadi kita semua akan tewas secara
mbengenaskan ditadngannya, lebih abaik suruh sajab dia
balik ke Yu-leng bun, kemudian baru mencari akal lain"
Setelah termenung sejenak Ong Bun-kim merasa apa
yang dikuatirkan Tay khek Cinkun memang ada benarnya
juga, maka diapun bertanya:
"Sekarang, kita hendak kemana?"
"Mencari seseorang, ikutilah aku!"
Setelah berkata, dia berkelebat lebih dulu menuju ke
depan. Selesai keluar dari kota Bu-lim hong-shia, Ong Bun kim
dengan ketat mengikuti dibelakang Tay-khek Cinkun
bergerak kedepan dalam waktu singkat mereka sudah
berada satu li lebih. Mendadak Tay khek Cinkun menghentikan
perjalanannya, kemudian berseru tertahan:
"Aaaah.... tidak benar!"
"Aneh!" Ong Bun kim merasakan pula sesuatu yang
aneh. Dua orang itu segera saling berpandangan sekejap
dengan rasa terkesiap yang sukar dilukiskan dengan katakata.
untuk sesaat lamanya, mereka berdua hanya berdiri
mematung tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Beberapa saat kemudian, Tay khek Cinkun baru
bertanya. "Apakah kau merasakan isi perutmu kurang beres?"
"Benar, aku merasa dari dalam delapan nadi pentingku
seakan-akan muncul segumpal hawa panas yang amat
menyengat badan, bahkan makin lama kobaran api itu
semakin tinggi dan bergerak cepat..."
"Akupun merasakan demikian pula!"
"Jangan-jangan kita..."
"Kita sudah terkena racun tanpa wujud lagi?"
Paras muka Ong Bun kim kontan saja berubah hebat.
Sambil menggertak gigi menahan rasa benci yang
meluap, Tay-khek Cinkun berkata kembali:
"Yu leng lojin betul-betul cukup keji, ternyata tanpa kita


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sadari ia telah melepaskan kembali racun jahatnya untuk
meracuni kita berdua, dalam keadaan demikian, sekali pun
kita berhasil lolos dari ruang bawah tanah, sulit juga untuk
meloloskan diri dari kekejiannya, bahkan racun yang kita
derita sekarang tampaknya jauh lebih lihay daripada yang
lalu." Ong Bun kim benar-benar merasa bencinya merasuk
tulang, sepasang giginya sampat saling menggertak dan
berbunyi gemerutukan... "Kenapa kalian?" tanya Hian ih lihiap kemudian
keheranan. "Kami berdua surdah keracunan!"
"Keracunan... ?"
"Benar.... " Belum habis Tay khek Cinkun berkata, tiba-tiba
berkumandang dua kali jeritan tertahan yang amat nyaring,
menyusul kemudian bersamaan waktunya Ong Bun kim
serta Tay khek Cinkun roboh terjengkang ke atas tanah dan
berguling-guling. Menyaksikan kejadian itu, Hian ih lihiap menjerit
tertahan. Tampak olehnya Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim
sedang memegangi perut sendiri sambil berguling-guling
penuh penderitaan, peluh sebesar kacang kedelai mengucur
keluar tiada hentinya membasahi jidat mereka.
Kalau dilihat dari keadaan tersebut, bisa dibayangkan
betapa menderitanya kedua orang itu.
Mendadak segumpal darah kental mengucur keluar dari
ujung bibir Tay khek Cinkun serta Ong Bun kim,
menyaksikan kejadian itu Hian ih lihiap merasa terperanjat
sekali sehingga sekujur tubuhnya gemetar amat keras.
Mendadak sesosok bayangan hitam berkelebat lewat
dengan kecepatan luar biasa, bayangan itu langsung menuju
ke arah Tay khek Cinkun dan Ong Bun kim menggeletak,
setelah itu dengan suatu gerakan yang cepat ia menotok
jalan darah kedua orang itu.
Begitu jalan darahnya tertotok kedua orang itu segera
tertidur dengan nyenyaknya.
Dalam rasa kejut dan terkesiap yang luar biasa Hian ih
lihiap segera tersadar kembali, ia memandang tajam
pendatang tersebut, ternyata dia adalah seorang gadis
berbaju hitam yang membawa sebuah pie-pa ditangannya.
Orang itu ternyata bukan lain adalah Bunga iblis dari
neraka. Dengan wajah yang diliputi kepedihan dia berkata.
"Kenapa mereka berdua?"
"Keracunan!" "Terkena racun siapa?"
"Yu leng lojin!"
Paras muka Bunga iblis dari neraka segera berubah
hebat, sambil menggigit bibirnya dia berseru.
"Jagalah mereka berdua baik-baik, aku akan mintakan
obat pemunah bagi mereka."
Sehabis berkata dia lantas bergerak menuju ke arah
markas besar perguruan Yu leng bun dengan kecepatan luar
biasa. "Tunggu sebentar!" teriak Hian ih lihiap tiba-tiba dengan
suara lantang. "Pesan apalagi yang hendak kau sampaikan?"
"Kau tak boleh kesitu!"
"Kenapa?" "Tolong tanya bagaimanakah tenaga dalammu jika
dibandingkan dengan dua orang ini?" Mendengar perkataan
itu, Bunga iblis dari neraka segera tertawa dingin tiada
hentinya. "Heehh....heehh...heeeh.. tentang soal ini kau tak perlu
kuatir. Sehabis berkata, dia melompat kedepan dan dalam
beberapa kali lompatan saja tubuhnya sudah lenyap
beberapa kaki didepan sana. Menunggu Hian ih lihiap
hendak mencegat si gadis lagi, keadaan sudah terlambat.
Dalam anggapan Hian ih lihiap, kepergian Bunga iblis
dari neraka kali ini pasti akan mengakibatkan kematian
yang mengenaskan dari sigadis tersebut.
Maka, Hian ih lihiap pun mencoba untuk meraba tubuh
Ong Bung kim, tiba-tiba ia merasakan suhu badan pemuda
tersebut meninggi sehingga sedemikian panasnya sampai
menyengat badan rasanya. "Apa dayaku sekarang ?" gumamnya kemudian sambil
menggertak giginya kencang-kencang.
Lebih kurang selama setengah jam kemudian, Bunga
iblis dari neraka tiba-tiba muncul kembali disana, kenyataan
tersebut sangat mengejutkan Hian ih lihiap, karena hal itu
sama sekali berada diluar dugaannya.
Dan dalam sakunya Bunga iblis dari neraka
mengeluarkan dua butir pil berwarna putih kemudian
masing-masing dijejalkan ke mulut Tay khek Cinkun serta
Ong Bun kim. "Kau benar-benar telah berhasil mendapatkan obat
pemunahnya?" tanya Hian ih lihiap dengan penuh
pengharapan. "Sekalipun bukan obat untuk memunahkan racun itu,
tapi bisa membuat mereka mempertahankan diri selama
satu jam tanpa mati."
"Dengan cara apakah kau berhasil mendapatkan nya ?"
"Sebentar akan kuceritakan hal ini kepadamu"
"Dikala pil mustika itu dinjejalkan ke mulut mereka
berdua, bjrsamaaa waktunya pula menepuk bebas jalan
darah kedua orang-itu, kemudian mulai menguruti jalan
darah serta urat-urat nadinya
Lebih kurang setengah perminum teh kemudian Bunga
iblis dari neraka telah menyelesaikan pekerjaannya, sambil
melompat bangun diapun berkata:
"Sebentar mereka akan mendusin kembali?"
"Dengan cara apakah kau berhasil mendapatkan obat
pemunah tersebut.." desak Hian ih lihiap kembali.
"Kalau diceritakan sesungguhnya panjang sekali, cuma
aku bisa memberitahukan hal ini secara ringkas kepadamu,
ayahku sesungguhnya adalah sahabat karibnya Yu leng
lojin, menurut Yu leng lojin katanya ibuku mengidap suatu
penyakit yang aneh, kemudian ayah telah membunuh ibu,
sedangkan berita ayahpun semenjak itu lenyap tak berbekas,
Oleh karena itu, tampaknya Yu leng lojin merasa bersalah
kepadaku, apa yang kuucapkan selamanya tak pernah
dibantah olehnya, oleh sebab itu juga kita berhasil
mendapatkan obat pemunah ini."
"Oooh kiranya begitu!"
"Cuma, obat pemunah yang telah mereka telan
sebelumnya sama sekali bukan obat pemunah?"
"Kalau bukan, lantas apa?"
"Menurut Yu leng Io jin, racun yang bersarang di tubuh
Tay khek Cinkun serta Ong Bun-kim adalah racun Ciu-simji-
tok (racun pembakar hati) barang siapa terkena racun ini
maka dalam satu jam kemudian seluruh badannya akan
terasa bagaikan di bakar dengan api sebelum akhirnya tewas
dia hanya tahu mempergunakan racun itu tapi belum tahu
bagaimana cara untuk memunahkannya."
"Kalau begitu bukankah sama artinya dengan mereka
sedang menunggu kematian?"
"Tidak, obat yang tadi mereka telan adalah semacam
obat pemunah racun yang keras sekali, paling tidak mereka
tak akan sampai mati secara mengenaskan."
"Selanjutnya..."
?"Jika dalam sepuluh hari racun itu belum bisa
dipunahkan, maka segenap tenaga dalam yang dimilikinya
akan punah tak berbekas."
Dalam pada itu pelan-pelan Ong Bun kim dan Tay khek
Ginkun telah sadar kembali dari pingsannya, dengan cepat
pemuda itu mengalihkan sorot matanya menyapu sekejap
sekeliling tempat itu, ketika menjumpai kehadiran
kehadiran Bunga Iblis dari neraka disana, kontan saja paras
mukanya berubah hebat. Pada hakekatnya rasa cintanya terhadap Bunga iblis dari
neraka, kini telah berubah menjadi kebencian.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia bangkit berdiri
dari atas tanah. "Bagaimana perasaanmu sekarang.,...?" tanya Bunga iblis
dari neraka dengan sedih.
"Kaukah yang telah menyelamatkan jiwaku?" bentak
Ong Bun kim dengan suara keras.
" Benar!.." "Siapa yang suruh kau menolong jiwaku" Enyah kau dari
hadapan mukaku.... !" hardik pemuda itu.
Paras muka Bunga iblis dari neraka segera berubah
menjadi pucat pias seperti mayat, hatinya amat sakit
bagaikan diiris-iris dengan pisau, serunya:
"Apakah aku tak boleh menolong dirimu?"
"Aku tak sudi menerima pertolongan dari mu!"
Sekali lagi Bunga iblis dari neraka gemetar keras karena
luapan emosi, katanya. "Ong Bun kim, tidak kusangka kalau kau adalah seorang
manusia yang lupa budi seperti ini.".
"Kurangajar, kau berani memaki aku?"
"Aku bukan hanya memakimu saja. aku-pun hendak
membunuh kau manusia yang lupa budi, Ong Bun kim,
dibagian manakah aku Tan Hong-hong telah merugikan
dirimu?" "Tidak ada!" ooooOdwOoooo BAB 55 "KALAU tidak ada, kenapa pula tak mau menerima
uluran pertolongan dariku?"
"Aku tak sudi menerima budi kebaikan darimu!"
"Apakah perkataanmu itu keluar dari dasar hatimu
sendiri?" "Benar!" "Kalau begitu aku hendak membunuh kau!"
Tak terlukiskan luapan hawa amarah yang berkobar
didalam dada Bunga Iblis dari neraka, sambil melompat ke
depan, sebuah pukulan segera dilancarkan ke arah Ong
Bun-kim. Tenaga serangan yang disertakan didalam serangannya
itu sungguh dahsyat dan kuat.
Ong Bun-kim melejit kesamping dan menghindarkan
diri. Walaupun dia adalah seorang yang keracunan hebat,
akan tetapi bagaimanapun juga tenaga dalam yang
dimilikinya jauh lebih lihay dibandingkan dengan Bunga
iblis dari neraka, hanya sekali berkelebat saja, tubuhnya
sudah berada satu kaki jauhnya dari tempat semula, Bunga
iblis dari neraka segera melejit ke depan dan menyusul lebih
lanjut. "Tahan!" Tay khek Cinkun segera membentak keras.
Dibentak oleh Tay khek Cinkun, mau tak mau terpaksa
Bunga iblis dari neraka harus menahan gerakan tubuhnya,
selapis hawa napsu membunuh yang tebal telah
menyelimuti seluruh wajahnya.
Pelan-pelan Tay khek Cinkun mengalihkan sinar
matanya ke wajah Ong Bun kim kemudian serunya:
"Kau toh tahu bahwa nona ini telah menyelamatkan jiwa
kita berdua, kenapa kau tidak berterima kasih kepadanya?"
"Aku tak sudi menerima budi kebaikannya!" sahut Ong
Bun kim dengan luapan emosi.
"Ong Bun kim kalau kau sampai bersikap demikian,
maka hal ini merupakan kesalahanmu!"
"Membiarkan manusia tak kenal budi semacam ini hidup
terus didunia ini, lebih baik kubunuh saja dirinya." bentak
Bunga Iblis dari neraka dengan penuh kemarahan.
Belum habis perkataan itu, suara, seorang perempuan
telah menyambung dari belakang.
"Betul, bunuh saja dirinya."
Belum lagi ucapan tersebut selesai diucapkan, untuk
kesekian kalinya Bunga Iblis dari neraka telah menerjang
kembali ke arah Ong Bun-kim, senjata Pie-pa bajanya
dengan membawa desingan angin tajam langsung
diayunkan ke muka. "Tan Hong-hong, kau benar-benar hendak mengajak aku
turun tangan?" teriak Ong Bun kim sangat marah.
Bunga Iblis dari neraka tidak menjawab lagi, dengan
suatu gerakan yang menggila dia telah melepaskan tiga kali
serangan dahsyat. Dalam keadaan demikian, keluar juga kemarahan Ong
Bun kim, sambil membentak keras diapun melancarkan dua
buah pukulan dahsyat. Bagaimanapun juga, keadaan Ong Bun kim dewasa ini
tak lebih hanya seorang manusia yang belum sembuh dari
keracunan bebat, setelah melancarkan kedua pukulan itu,
mendadak kepalanya merasa pening sekali, tubuhnya segera
menjadi sempoyongan. Menggunakan kesempatan itu, Bunga Iblis dari neraka
menerjang maju kedepan dan telapak tangan kirinya
melepaskan sebuah pukulan dahsyat...
"Blaaam !" suatu benturan terjadi, menyusul kemudian
"Uaaak !" secepat kilat tubuh Ong Bun kim mencelat ke
belakang sambil memuntahkan darah segar.
Kenyataan hi membuat Bunga Iblis daii neraka tertegun
lalu berdiri kaku seperti orang bodoh.
Paras muka Tay khek Cinkun pun berubah hebat setelah
menyaksikan kejadian ini.
Mendadak... terdengar Bunga Iblis dari neraka tertawa
tergelak-gelak, tubuhnya meluncur ke depan dengan cepat
dan sekejap kemudian sudah lenyap dari pandangan mata,
dari kejauhan hanya terdengar suara gelak tertawanya yang
memekikkan telinga Tay khek Cinkun menjadi tertegun dan berdiri termangumangu
seperti seseorang yang kehilangan ingatannya.
Pada saat itulah dari balik hutan pelan-pelan berjalan
keluar seorang gadis baju abu-abu yang berambut panjang.
Menjumpai kemunculan gadis tersebut, Tay khek Cinkun
segera menyapa:

Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nona Yu kiranya kau?"
"Benar, locianpwe!"
Ternyata orang yang munculkan diri itu tak lain adalah
Yu Cing. "Sebetulnya apa yang telah terjadi?" tanya Tay khek
Cinkun tercengang dan tidak habis mengerti,
"Aku sendiripun kurang begitu tahu, cuma aku tahu
bahwa mereka berdua pernah menjadi sepasang kekasih
yang bahagia, tapi entah apa sebabnya kemudian ternyata
Ong Bun kim merasa sedemikian bencinya terhadap Bunga
iblis dari neraka." -oo0dw0oo-- Jilid 18 SEMENTARA itu. pelan-pelan Ong Bun-kim sudah
bangkit berdiri dari atas tanah, ia menyeka noda darah yang
menodai ujung bibirnya, kemudian setelah melirik sekejap
ke arah Yu Cing dan tertawa getir dia bertanya lirih: "Nona,
Yu, kenapa aku harus dibunuh?"
"Kau pantas dibunuh sampai mati!"
"Kenapa" Apakah kau bisa memberikan alasannya?"
"Kau betul betul seorang manusia yang tak tahu budi,
seandainya tiada Bunga iblis dari neraka, kau anggap
manusia yang bernama Ong Bun-kim masih bisa hidup
sampai ini hari?" Paras muka Ong Bun-kim berubah hebat setelah
mendengar perkataan itu, katanya kembali.
"Apa maksudmu berkata demikian?" Yu Cing tertawa
dingin, sahutnya: "Ong Bun kim, bukankah aku telah memberitahukan
kepadamu agar baik-baik bersikap terhadap Bunga iblis dari
neraka?" "Benar!" "Lantas apa yang telah kau berbikan kepadanya"d"
"Sebaliknya aapa pula yang teblah ia berikan kepadaku?"
Ong Bun kina balik bertanya, "dia adalah seorang
perempuan rendah yang setiap orang dapat menikmati
kehangatan tubuhnya "
"Apa kau bilang ?"
Ditengah bentakan yang amat nyaring, mendadak ia
melompat ke depan dan menerjang ke arah Ong Bun kim,
kemudian sekali mengayunkan tangannya, ia menampar
wajah si anak muda itu. Mendadak ia menarik kembali gerakan tangannya, lalu
dengan sinar mata memancarkan cahaya yang
menggidikkan hati, bentaknya:
"Kau mengatakan Bunga iblis dari neraka adalah seorang
perempuan rendah yang setiap orang dapat menikmati
kehangatan tubuhnya?"
"Benar!" "Siapa yang mengatakannya demikian?"
"Hiat-hay-longcu (laki-laki romantis dari samudra darah)
Teng. Kun!" Tiba-tiba Yu Cing mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak bahak, suaranya keras dan berkepanjangan.
Menyaksikan keadaan tersebut, dengan wajah berubah
hebat Ong Bun kim membentak:
"Hei, apa yang kau tertawakan?"
"Aku mentertawakan kau Ong Bun-kim, ternyata adalah
seorang telur busuk besar, kau anggap perkataan dari Hiat
hay longcu dapat dipercaya dengan begitu saja?"
"Memangnya perkataan orang itu bohong dan tidak bisa
dipercaya ?" Ong Bun kim balik bertanya.
"Ong Bun kim!" bentak Yu Cing, "terus terang
kuberitahukan kepadamu, ketika Bunga iblis dari neraka
hendak menyelamatkan jiwamu tempo hari, ia telah
mengorbankan kesucian tubuhnya kepada Hiat-hay longcu,
demi bisa memperoleh mata uang kematian.."
"Apa....?" Mendengar kisah tersebut, Ong Bun kim. menjerit keras,
tubuhnya gemetar keras bagaikan disambar geledek, dengan
suara gemetar tanyanya lagi:
"Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Benar." Serta merta diapun menceritakan apa yang telah terjadi
itu kepada Ong Bun kim. Selesai mendengarkan perkataan itu, Ong Bun kim tak
bisa mengendalikan emosinya lagi, ia menjerit keras:
"Oooh thian !" Diiringi jeritan keras! pemudab itu muntah dardah segar,
kemudaian tubuhnya robboh terjengkang keatas tanah.
Walaupun ilmu silat yang dimilikinya merupakan
seorang jagoan yang luar biasa bagaimanapun juga dia
hanya seorang manusia biasa belaka, mana mungkin bisa
menahan pukulan batin yang demikian beratnya ini"
Rasa sedih yang besar membuat hawa darah dalam
dadanya menerjang naik keatas kepala, setelah muntah
darah segar, tubuhnya segera roboh terjengkang ke atas
tanah. Padahal ia tak mau ditolong oleh Bunga iblis dari neraka
bukan berarti ia tidak mencintainya malahan justru dia
amat mencintai dirinya, tapi oleh karena dia tak ingin
berhutang cinta kepada gadis itu maka sikapnya berubah
menjadi begitu. Pelan-pelan Yu Cing berjalan mendekati sisi tubuh Ong
Bun kim. kemudian mengeluarkan sebutir pil dan
dimasukkan ke dalam mulut anak muda itu, lalu jalan
darah disekeliling tubuhnya mulai diuruti dengan penuh
seksama. Tak lama kemudian, Ong Bun kim telah sadar kembali
dari pingsannya. Dengan termangu-mangu seperti orang bodoh, dia
mengawasi Yu Cing tanpa berkedip, seakan-akan seseorang
yang telah kehilangan ingatannya, kemudian seorang diri ia
bergumam: "Oooh Thian! Peristiwa ini sungguh merupakan suatu
peristiwa yang sangat mengerikan."
Belum habis ia berkata, mendadak tubuhnya menerjang
maju ke depan dan kabur meninggalkan tempat itu dengan
secepat-cepatnya..."
Yu Cing yang menyaksikan kejadian itu menjadi amat
terperanjat, ia segera melompat kedepan serta menghadang
jalan perginya, kemudian membentak keras-keras:
"Apa yang hendak kau lakukan?"
"Minggir!" teriak Ong Bun kim keras-keras
"Sebenarnya apa yang hendak kau lakukan"
"Aku hendak pergi mencarinya!"
"Mencarinya ?" "Benar, aku hendak mencarinya, hanya cepat minggir!"
"Kau jangan bertindak seperti orang gila, kau tak akan
menemukan dirinya..!"
"Aku bersikeras hendak mencarinya sampai ketemu,
hayo cepat minggir!"
Ditengah bentakan nyaring sebuah serangan kilat telah
dilancarkan ke arah Yu Cing.
Serangan yang dilancarkan dengan kekuatan yang luar
biasa ini sungguh amat mengerikan, kehebatannya ibarat
gulungan ombak yang menghantam tepian karang.
Yu Cing tidak brerdiam diri sajta, menghadapi sqerangan
yang bergitu dahsyatnya, ia segera membentak keras.
"Ong Bun kim, kau sudah edan?"
"Blaaam !" ketika dua gulung tenaga pukulan saling
membentur satu sama lainnya, segera terjadilah gulungan
angin puyuh yang luar biasa dahsyatnya.
Yu Cing tak sanggup berdiri tegak lagi, secara beruntun
ia mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan
sempoyongan. Ong Bun-kim kembali menjerit keras seperti orang gila:
"Aku harus mencarinya sampai ketemu.. aku harus
mencarinya sampai ketemu..."
Jeritan-jeritannya itu mendekati seperti jeritan orang
kalap, suaranya mengerikan sekali, untuk kesekian kalinya
dia kabur kembali kedepan.
Yu Cing segera membentak keras, ia menyusul dengan
cepat dari belakang sambil melancarkan totokan kilat.
Dalam luapan rasa sedih dan duka yang amat besar,
gerak gerik Ong Bun kim tidak segesit diwaktu-waktu biasa,
ketika termakan oleh totokan Yu Cing tersebut, ia lantas
mendengus tertahan dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Selesai merobohkan si anak muda itu, Yu Cing baru
menghela napas panjang dengan sedihnya.
Tay khek Cinkun ikut pula merasakan kesedihan yang
meluap, setelah menghela napas panjang, katanya:
"Biarkanlah dia tidur sebentar!"
Yu Cing manggut-manggut, dengan pandangan kaku
diawasinya Ong Bun kim yang terkapar ditanah itu dengan
sinar mata termangu. Dalam pada itu. tiba-tiba Hian ih lihiap berkata:
"Cianpwe, walaupun kalian telah menelan pil penawar
racun, tapi bukan berarti hawa racun di tubuh kalian telah
punah sama sekali, jika dalam sepuluh hari kalian tidak
berhasil untuk mendapatkan, obat penawar, maka semua
tenaga dalam yang kalian miliki akan buyar dan lenyap tak
berbekas." "Mari kita berangkat untuk mencari pengobatan." ujar
Tay-khek Cinkun kemudian, lalu sambil melirik sekejap
kearah Yu Cing sembari dia berkata, "Nona Yu, harap kau
membawa serta diri Ong Bun-kim."
"Kukira lebih baik kau saja yang membopong Ong bunkim,
biar aku membawa cianpwe-saja."
Seakan-akan teringat akan sesuatu hal, Tay khek Cinkun
segera tertawa, katanya. "Oya, aku lupa kalau antara laki-laki dan perempuan itu
ada batasnya ..baiklah aku akan membawa Ong Bun-kim,
silahkan kau membawa Ong cianpwe itu"
Demikianlah, Tay khek Cinkun serta Yu Cing masingmasing
segera membopong tubuh Ong Bun kim serta Hian
ih lihiap untuk melakukan perjalanannya kedepan, dalam
waktu singkat beberapa li sudah dilewatkan tanpa terasa.
Setelah menuruni bukit Bwe-nia digunung Thian san
mereka bergerak memasuki sebuah lembah yang sempit.
"Locianpwe, kita akan kemana?" tanya Yu Cing tibatiba.
"Sebentar kau akan tahu dengan sendirinya!" sahut Tay
khek Cinkun cepat. Dalam pada itu, mereka telah memasuki sebuah lembah
yang sempit, disekeliling lembah tersebut penuh berserakan
batu-batu cadas yang tak terhitung jumlahnya, batu-batu itu
berbentuk sangat aneh, ada yang menyerupai naga sedang
mementangkan cakarnya, ada yang mirip harimau siap
menerkam, adapula yang berbentuk manusia.
Setelah menembusi hutan batu, mereka pun tiba diluar
sebuah hutan yang amat rimbun, tiba-tiba Tay kbek Cinkun
mempercepat gerakan tubuhnya menyusup masuk kedalam
hutan itu. Belum jauh mereka berdua masuk kedalam hutan, tibatiba
terdengar suara bentakan nyaring berkumandang
memecahkan keheningan: "Berhenti!" Mendengar perkataan itu dengan hati terkesiap Yu Cing
segera menghentikan tubuhnya, sedangkan Tay khek
Cinkun seakan-akan tidak mendengar bentakan tersebut, ia
masih melanjutkan terus perjalanannya menuju ke dalam
hutan. Terdengar suara itu kembali berkumandang.
"Manusia dari manakah yang sudah bosan hidup,
sehingga begitu berani memasuki hutan Tiang seng lim ini?"
"Hidung kerbau tua, kau tak usah berlagak sok" teriak
Tay khek Cinkun sambil tertawa. "siapa yang kuatir dengan
hutan liang seng limmu ini.?"
Ketika mendengar perkataan itu, orang di balik hutan
tersebut, segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah....haaahh....haaah....rbupanya kau si tdelur
busuk tua ayang telah databng hayo keluar dari hutan,
jangan merepotkan diriku lagi."
Tay khek Cinkun segera tertawa terbahak-bahak, kepada
Yu Cing katanya. "Ikutilah aku, jangan sampai salah jalan, hutan ini telah
diatur menurut barisan Ngo heng khi.tin yang lihay..."
Selesai berkata, ia berjalan lebih dalam menuju ke depan
sana. Yu Cing mengikuti terus dibelakangnya dengan ketat,
setelah berbelok ke sana kemari selama hampir setengah
jam lamanya, mereka baru tiba ditengah hutan, disana
tampaklah sebuah rumah kayu yang berdiri di kelilingi
pepohonan lebat. Dan didepan rumah tersebut tampak sebuah papan nama
tergantung diatas pintu gerbang itu, pada papan nama tadi
terpancanglah tiga huruf yang amat besar.
"TIANG SENG-KI"
Tay khek Cinkun kembali membentak dengan suara
keras. "Hidung kerbau tua, setelah tahu akan kedatanganku,
kenapa kau tidak munculkan diri untuk menyambut
kedatanganku ini?" "Kali ini aku tidak suka menerima kedatanganmu itu!"
jawab orang itu dari dalam ruangan.
"Tidak suka pun harus suka, hayo cepat sambut
kedatanganku!" Sambil berkata dia lantas menerjang masuk ke dalam
ruangan. Yu Cing agak tertegun, ia tidak ikut masuk melainkan
hanya berdiri saja didepan pintu.
"Nona Yu, silahkan masuk." seru Tay khek Cin kun
keras-keras. Terpaksa Yu Cing ikut berjalan masuk ke depan, tampak
olehnya ruangan dalam rumah kayu itu sederhana tapi
amat bersih, nyaman sekali dalam penglihatan.
"Hei hidung kerbau tua, kalau kau tidak keluar, hati-hati
kalau kulepaskan api untuk membakar kandang anjingmu
ini!" bentak Tay khek-cinkun lagi.
"Huuh, sudah datang untuk mohon pertolongan,


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagaknya masih galaknya bukan kepalang, sungguh tak tahu
malu!" Berbareng dengan selesainya perkataan itu, dari dalam
ruangan segera berjalan keluar seorang sastrawan berbaju
hijau yang berusia antara empat puluh tahunan.
Menjumpai kemunculan sastrawan tersebut, Yu Cing
menjadi tertegun dan berdiri melongo.
Sebab ketika di dengar dari istilah "hidung kerbau tua"
yang dipergunakan Tay khek Cinkun untuk memanggil
rekannya ini, jelas usianya tak akan semuda ini, janganjangan
dia adalah muridnya si "hidung kerbau tua?"
Dengan sinar mata yang tajam sbastrawan berbajdu hijau
itu memaandang dua oranbg itu sekejap, kemudian katanya
kepada Tay-khek Cinkun: "Aku benar-benar merasa salah karena telah berteman
dengan seorang sahabat seperti kau!"
"Kenapa kau berkata demikian?"
"Semua kerepotan telah kau limpahkan pada diriku
semua." "Hidung kerbau tua, apa kau benar-benar memiliki
kepandaian meramal untuk meramalkan kejadian yang
akan datang?" "Kau terlalu memuji!"
Yu Cing yang mendengarkan pembicaraan mereka itu,
mendadak seperti menyadari akan sesuatu, dia lantas
berseru tertahan; "Kau....kau adalah Tiang seng lojin?"
"Betul, hidung kerbau tua itulah orangnya!"
Tay khek Cinkun segera membenarkan.
Kenyataan ini segera menggetarkan kembali perasaan Yu
Cing mimpipun ia tak menyangka kalau Tiang seng lojin
sesungguhnya tidak tua, melainkan hanya seorang
sastrawan yang berusia empat puluh tahunan.
"Locianpwe, aku memang sedang mencari dirimu!"
serunya dengan luapan emosi.
Tiang seng lojin tertawa ewa.
"Aku memang tahu kalau kau sedang mencariku,
letakkan dulu kedua orang itu ditanah!"
Yu Cing serta Tay khik Cinkun segera meletakkan Hian
ih Lhiap dan Ong Bun kim keatas tanah.
Tiang seng lojin melirik sekejap ke arah Yu Cing,
kemudian katanya pelan: "Nona Yu, kau mencari aku apakah lantaran masalah
yang menyangkut tentang ayahmu?"
"Benar!" "Apa yang ingin kau ketahui?"
"Ayahku dan Ong See liat telah lenyap bersama waktu
itu, ketika mereka lenyap dari dunia persilatan, pernahkah
kau berjumpa dengan mereka berdua?"
"Pernah!" "Apa sebabnya Ong See liat muncul kembali dalam
dunia persilatan kemudian, sebaliknya ayah ku belum
kembali juga" Apakah dia telah mati?"
"Mungkin belum mati!"
"Mungkin?" Yu Cing berbisik
Ooo-dw-ooO Bab 56 "YAA!" Tiang seng lojin manggut-manggut, "karena
setelah terjadinya peristiwa itu, aku tak pernah berjumpar
lagi dengan Ontg See liat, denqgan sendirinya rakupun tak
yakin kalau ayahmu Giok bin hiap (pendekar berwajah
pualam) telah mati atau belum, cuma menurut hasil
ramalanku menurut ilmu perbintangan, aku rasa ayahmu
masih hidup didunia ini...!"
"Kalau dia masih... masih hidup, kenapa tidak pulang ke
rumah?" tanya Yu Cing.
"Tentang soal ini rasanya sulit untuk dikatakan, cuma
andaikata ia belum mati, maka dalam beberapa waktu
belakangan ini kalian pasti dapat berjumpa kembali."
"Terima kasih atas petunjuk dari locianpwe!"
ia berterima kasih, itu belum terhitung seberapa setelah
tertawa, ujarnya kepada Tay khek Cinkun, "Saudara Can,
bagaimana dengan perkataanku dulu" Seandal nya kau
tidak menyimpan kedua butir pil mustikaku itu tempo hari,
nyawamu sekarang mungkin sudah berpulang ke alam
baka." Tay khek Cinkun menghela napas panjang.
"Yaa, kali ini anggap saja aku merasa kagum sekali
kepadamu" "Tak usah merasa kagum kepadaku, masih ingat dengan
perkataan dari Thian-jian Cuncu?".
"Masih ingat!" "Apakah waktu pemunculannya sudah makin
mendekat?" "Agaknya memang sudah tak lama lagi!"
"Ketika Ong See liat dan Giok bin hiap datang
mencarimu tempo dulu sesungguhnya apa maksud mereka
berdua?" "Panjang sekali hal ini untuk menceritakan, ketika Ong
See liat dan Giok bin-hiap datang mencariku dulu, mereka
menanyakan suatu tempat kepadaku."
"Tempat manakah itu?"
"Bertanya kepadaku, dimanakah letak Bu-cing tong?"
"Gua Bu cing tong?"
"Betul, aku memberitahukan letak gua Bu cing tong itu
kepada mereka, sebelum mereka berpamit, aku telah
berkata kepada Ong See liat sambil tertawa:
"Ong-See-liat, pohon yang besar lebih gampang
mengundang angin, kau musti berhati-hati!"
"Apakah kau tahu mereka telah pergi ke mana?" tanya
Tay-khek Cinkun kemudian.
"Tentu saja tahu, ia bertanya kepadaku lagi. "Apakah
sulit untuk pergi ke gua Bu cing tong?" Jawabku kemudian:
"Ong See-liat, setiap persoalan tak boleh dipaksakan, sebab
kalau tidak maka akan mudah mendatangkan bencana, kau
musti berhati-hati!..."
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan:
"Setelah dia pergi, mereka tak pernah kembali lagi untuk
mencari diriku!" "Sebenarnya mereka telah pergi kemana?"
"Gua Bu cing tong!"
"Benar pertama kali ini kudengar tentang nama gua
tersebut!" "Berbicara yang lebih jelas lagi, gua Bu-Cing tong bukan
lain adalah tempat tirakat Hek-mo-im!" Tiang-seng-lojin
menerangkan. "Oh, apakah kau maksudkan tempat tersimpannya
pedang Sin-kiam tersebut?"
"Benar! Sayang sekali Ong See liat memang sudah
ditakdirkan untuk mati muda, ia bukan pemilik pedang sinkiam
yang sah, oleh karena itulah kuberi tahukan
kepadanya bahwa semua persoalan tak bisa terlalu
dipaksakan!" "Lantas siapakah yang akan menjadi pemilik pedang sinkiam
yang sah...?" "Orang kedua yang bertanya kepadaku di manakah letak
gua Bu-cing tong, dialah pemilik pedang Sin-kiam yang sah,
pesan ini ditinggalkan oleh Thian-jian Cuncu sendiri,
mengenai siapakah orang ini, sudah barang tentu aku tidak
tahu" "Kau tahu juga tentang Yu leng lojin?"
"Tahu! Kalian sudah menderita kerugian di tangannya
bukan" untung saja, tenaga dalam yang kau miliki cukup
sempurna, kalau tidak* sudah bisa dipastikan kaupun akan
terpengaruh oleh ilmu hipnotis Gi-Sim- tayhoatnya yang
lihay" "Kau juga mengetahui tentang diri Bu khek lo jin?"
"Ya, tahu! Dia memang sudah ditakdirkan mengalami
musibah semacam ini."
"Menurut pendapatmu, siapakah didunia ini yang
sanggup- menghancurkan ilmu Gi sim tay hoatnya yang
lihay itu?" "Hal ini tak usah kau kuwatirkan sebab nanti pada
waktunya pasti akan muncul orang semacam itu."
Hanya kau ini yang selamanya pintar, kenapa teIah
bertindak bodoh" Badai pembunuhan sudah mulai melanda
dalam dunia persilatan, kau dan bocah ini sudah
seharusnya memikul tanggung jawab yang amat besar ini."
"Apa maksud perkataanmu?"
"Aku ingin bertanya kepadamu, bbukankah kaliand telah
berjumpaa dengan iblis cbantik pembawa maut?"
"Darimana kau bisa tahu" Apakah kau benar-benar
memiliki kepandaian untuk mengetahui kejadian yang akan
datang?" "Terus terang saja kukatakan aku baru saja pulang
setelah kedatangan kalian tadi, bahkan aku lelah
membunuh manusia tanpa sukma, itulah sebabnya aku
mengetahui jelas semua keadaan kalian!"
"Betul, kami memang sudah berjumpa dengannya" sahut
Tay khek Cinkun kemudian.
"Bagaimanakah tenaga dalam yang dimilikinya?"
"Betul-betul lihaynya bukan kepalang, hakekatnya sudah
mencapai puncak kesempurnaan!"
"Nah, itulah dia, bukankah akibat dari pengaruh racun
didalam tubuhnya maka setiap satu jam ia harus
mendengarkan irama Si sim ci ki?"
"Betul!" "Tolong tanya, apakah bocah ini adalah seorang ahli
dalam menggunakan ilmu harpa."
"Benar" "Menurut dugaanku, kalau hanya irama Si sim ci ki saja,
maka cukup mendengarkan sebanyak tiga kali, rasanya
bocah ini sudah dapat menghafalkannya diluar kepala,
bukankah demikian?" "Benar, tapi apa hubungannya dengan masalah ini?"
"Sobat Can, apakah kau masih belum paham"
Seandainya Ong Bun kim bisa menguasahi irama Si sim ci
ki tersebut, bukankah Iblis cantik pembawa maut tak usah
terkurung terus didalam ruang bawah tanah" Asalkan ia
tidak terkurung dalam ruangan itu, bukankah dia bisa
muncul kembali dalam dunia persilatan" Asalkan Ong Bun
kim bisa mainkan irama Si sim ci ki satu kali untuknya
setiap sepuluh jam, hal itu sudah lebih dari cukup."
"Benar, benar. " seru Tay khek Cinkun berulang kali.
"Asal Ong Bun kim bisa mempelajari irama Si sim ci ki,
rasanya pada saat ini tak mungkin ada kehidupan lagi bagi
perguruan Yu leng bun"
Dari perkataan dari Tiang seag lojin tersebut, paras muka
Tay khek Cinkun berubah hebat, kejadian ini benar-benar
merupakan suatu persoalan yang tak pernah dibayangkan
sebelumnya. Benar, seandainya dia bisa berpikir sampai kesitu, bukan
saja Iblis cantik pembawa maut bisa meloloskan diri dari
kurungan, dengan kekuatan tenaga dalam yang dimilikinya,
menghancurkan perguruan Yu leng bun rasanya bukan
suatu pekerjaan yang terlampau menyulitkan.
Cuma mereka tak pernah menyangka kalau di-sebabkan
berhasilnya Yu leng lojin mendapatkan kitab Hek mo keng
tersebut, akibatnya mereka bakaI menanggung sedikit
tanggung jawabnya. Dengan penuh rasa menyesal diab berkata: "Kenadpa
aku tak pernaah berpikir sambpai ke situ?"
"Kalian telah menyia-nyiakan suatu kesempatan yang
sangat baik" kata Tiang seng lojin lagi.
"Benar, kita harus kesana lagi!"
"Tak usah kesana lagi!"
"Kenapa" Apakah Iblis cantik pembawa msut telah
ketimpa musibah?" "Musibah sih tidak sampai, cuma ada kemungkinan
besar ia sudah dipindahkan ke tempat Iain"
"Aai....!" dengan penuh kesedihan Tay khek-Cinkun
menghela napas sedih. "Mungkin inilah yang dinamakan takdir, dunia
persilatan memang sudah digariskan untuk menerima
bencana ini!" Tay khek Cinkun yang membayangkan kejadian itu, yaa
merasa mendongkol yaa merasa keki, katanya kemudian:
"Yaa, apa yang musti kita lakukan sekarang" Apa yang
musti kita lakukan sekarang?"
"Kecuali pedang mustika Sim kiam muncul kembali
kedalam dunia persilatan, rasanya kalau tidak sulit untuk
terhindar dari bencana ini."
"Kalau begitu, coba lihatlah apikah racun yang
mengeram ditubuh kami masih bisa tertolong atau tidak?"
kata Tay khek Cinkun kemudian dengan suara dalam.
Tiang-seng lojin segera manggut-manggut, sahutnya:
"Tentang racun Ciu-sim ci-tok yang mengeram dalam
tubuh kalian berdua, aku memang tak sanggup untuk
menyembuhkannya, tapi tentang racun yang mengeram di
tubuh Hian ih lihiap, biar kuperiksa lebih dahulu"
Setelah menepuk bebas Hian-ih lihiap dan bercakapcakap
sejenak. Tiang seng lojin baru mulai menguruti jalan
darah ditubuh perempuan tersebut.
Lama, lama sekali, Tiang-seng lojin baru bangkit berdiri
seraya berkata: "Keadaan yatg dideritanya tidak menjadi persoalan, aku
sanggup untuk menolongnya."
Saking berterima kasihnya, air mata sampai bercucuran
membasahi wajah Hian ih li hiap, serunya berulang kali:
"Terima kasih banyak cianpwe, atas budi
pertolonganmu!" Terdengar Taykhek Cinkun bertanya lagi.
"Apakah racun Ciu sim ci tok yang mengeram di
tubuhku serta Ong Bun kim betul-betul tiada obat lain yang
bisa membebaskannya?"
"Adanya sih ada, cuma sulit."
"Bagaimana sulitnya?"
"Disakuku hanyar ada separuh buttir obat pemunaqh,
sedangkan serparuh yang lain tidak berada dltanganku!"
"Dimana?"

Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Di Lamhay!" "Apa" Di Lamhay?"
"Benar, di Lam-hay!"
Mendengar jawaban tersebut. Tay khek Cinkun betulbetul
menjadi bodoh, untuk sesaat lamanya ia berdiri
tertegun dan tak tahu apa yang musti dilakukan.
Sementara itu, Tiong seng lojin telah menepuk bebas
jalan darah dari Ong Bun kim, pelan-pelan si anak muda itu
tersadar kembali dari pingsannya.
la memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu,
kemudian dengan wajah agak termangu tanyanya.
"Dimanakah aku berada sekarang?"
"Di Pesanggrahan Tiang seng ki!"
"Dimanakah Iblis bunga dari nereka?"
Ketika kesadarannya pulih kembali, ia masih tetap
menanyakan keadaan dari Bunga iblis dari neraka Tan
Hong hong, dari sini bisa diketahui betapa gelisahnya
pemuda tersebut. Untuk sesaat, semua orang menjadi
tertegun dibuatnya. Belum lagi semua orang sempat menjawab, dia telah
bergumam kembali. "Oooh ya ! Aku teringat sudah kini, bukankah dia sudah
pergi meninggalkan tempat ini?"
"Yaa dia sudah pasti" sahut Tay khek Cinkun, "tenang,
dikemudian hari kita akan mencarikan untukmu."
Ong Bun kim berdiri kaku dan manggut-manggut dengan
penuh kesedihan, agaknya terhadap Bunga iblis dari neraka
Tan Hong hong ia merasakan suatu penyesalan dan rasa
kasih sayang yang tak terlukiskan.
Demi kepentingan dirinya, gadis itu telah mengorbankan
sesuatu yang merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya
bagi seorang gadis, sedangkang dia sendiri, apa pula yang
telah diberikan kepadanya" Balas budi apakah yang bisa ia
bayar demi menebus kehilangan darinya"
Yaa, hakekatnya kehilangan tersebut tak akan
terbayarkan untuk selamanya.
Teringat sampai kesitu, tanpa terasa Ong-Bun-kim
bergumam kembali dengan lirih.
"Terlalu besar hutangku kepadanya...."
"Yaa, kau memang berhutang sangat banyak kepadanya"
kata Yu Cing. "asal kau bisa baik-baik bersikap kepadanya
dikemudian hari, aku percaya hatinya yang hancur pasti
dapat terhibur" "Aaaai aku kuatir hal ini amat sulit!" keluh pemuda itu
sambil menghela napas panjang.
"Persoalan tersebut lebih baik jangan dipikirkan dulu
pada saat ini" kata Tay khek Cinkun tiba-tiba, "hayo cepat
bangun dan menjumpai Tiang-seng lojin Tu locianpwe!"
Mendengar disebutnya nama "Tiang seng lojin", Ong
Bun-kim merasakan hatinya bergetar keras, mencorong
sinar-tajam dari balik matanya, sambil menatap wajah
Tiong seng lojin lekat-lekat, dia berseru:
"Kau adalah Tiong-seng lojin?"
"Betul, itulah lohu!"
"Kalau begitu..."
Tampaknya Ong Bun kim mempunyai beribu-ribu patah
kata yang hendak ditanyakan, tapi untuk sesaat dia tak tahu
darimana ia harus mulai bertanya, maka ia malah menjadi
kebingungan sendiri. Tampaknya Tiang-seng lojin dapat meraba isi hati
pemuda itu, tiba-tiba ujarnya.
"Apakah kau hendak menanyakan soal ayahmu?"
"Benar!" pemuda itu mangut manggut, setelah melirik
sekejap wajah Yu cing, ia melanjutkan, "benarkah ayahku
dan ayahnya Giok bin hiap telah datang mencarimu pada
waktu itu?" "Benar!" "Ada urusan apa ia datang mencarimu?"
"Menanyakan letak suatu tempat setelah kuberitahukan
kepada mereka, kedua orang itupun segera pergi, tapi
semenjak itu ia tak pernah datang lagi kesini"
"Konon ayahku sedang mencari tempat tinggal Hek mo
im, benarkah berita ini?"
"Mungkin!" Ong Bun-kim termenung lagi beberapa saat lamanya,
setelah menyapu pandang sekejap ke sekeliling arena, iapun
berkata: "Tahukah kalian bahwa orang persilatan selalu
beranggapan bahwa ayahku telah meninggalkan semacam
mustika ditubuhku?" "Yaa. tahu!" Ong Bun kim lantas berpaling kbearah Tiang sendg lojin
seraya abertanya kembalbi.
"Locianpwe, bolehkah kuajukan satu pertanyaan
kepadamu?" "Boleh saja, coba utarakan!"
"Tahukah kau. dimana letaknya gua Bu-cing-tong?"
"Apa ?" Hampir semua orang yang hadir disitu bersama-sama
menjeritkan perkataan itu, termasuk juga Tiang seng lojin
sendiri, sebab barusan ia telah berkata bahwa orang kedua
yang bertanya kepadanya letak gua Bu cing tong,
kemungkinan besar dialah pemilik dari pedang mustika Sinkiam.
Ketika menyaksikan semua orang menunjukkan
perasaan kaget dan tertegun setelah mendengar pertanyaan
itu, Ong Bun kim ikut tertegun dan merasa tidak habis
mengerti. "Ada sesuatu yang tidak beres?" tanyanya kemudian
setelah termangu sejenak.
Tiang seng lojin segera tersadar kembali dari rasa
kagetnya, ia balik bertanya.
"Kau bertanya dimana letak gua Bu cing tong?"
"Benar!" 00000OdwO00000 BAB 57 TIANG-SENG LOJIN segera memperlunak sikapnya,
derean lembut ia berkata; "Ada persoalan apakah kau
sampai menanyakan persoalan itu?".
"Sebab benda mestika yang sedang dicari orang-orang
persilatan kemungkinan besar berada di tempat itu, karena
ayahku telah mengukir tulisan tertebut diatas telapak
kakiku!" "Sungguh?" Benar!"
Tiang-seng lojin melirik sekejap ke arah Tay khek
Cinkun. lirikan itu penuh mengandung maksud dan rasa
murung yang tebal, karena pesan yang ditinggalkan Thian
jian Cuncu akhirnya menjadi kenyataan.
Setelah menghela napas panjang, katanya:
"Sahabat Can, Thian jian Cuncu benar-benar seorang
manusia sakti yang luar biasa!"
"Benar" "Kau dan aku..."
"Yaa, kau dan aku..."
"Kau dan aku kenapa?" Mereka tidak melanjutkan katakata
tersebut, tapi dilihat dari mimik wajah mereka yang
gelisah tak sulit untuk mengetahui persoalan ini meliputi
juga diri mereka berdua. "Sesungguhnya apa yangb telah terjidi"d" tanya Ong
Buna kim setelah tebrtegun sejenak.
Tiang seng lojin buru-buru tertawa.
"Aah, tidak apa apa!" sahutnya.
"Kalau begitu, di manakah letak gua Bu cing tong itu?"
"Gua Bu cing tong adalah tempat dimana Hek mo im
bersemayam dahulu...!"
"Aaaah...!" tak kuasa lagi Ong Bun kim menjerit
tertahan, "sungguh perkataanmu itu?"
"Benar, sewaktu ayahmu datang kemari dulu, diapun
menanyakan alamat dan tempat tersebut, pedang mustika
Sin Kiam justru berada dalam istana gua Bu cing tong hu
tersebut!" Agaknya Ong Bun kira tidak mengira kalau gua Bu cing
tong benar-benar adalah tempat Hek mo im bersemayan,
untuk sesaat lamanya ia jadi berdiri tertegun ditempat
semula. Kata Tay khek Cinkun kemudian:
"Jadi kalau begitu seharusnya Ong Bun kim adalah
pemilik pedang Sin kiam yang sah."
"Betul, jika ramalan dari Thian jian Cuncu tidak meleset,
kemungkinan besar memang begitulah keadaan yang
sesungguhnya" "Tapi racun Ciu sim ci-tok yang mengeram di tubuh
kami bila tidak dipunahkan dalam sepuluh hari mendatang,
bukankah segenap ilmu silat yang dimiliki akan punah?"
"Apa?" Ong Bun kira yang mendengar perkataan itu
segera menjerit tertahan, "kami akan kehilangan segenap
ilmu silat yang dimilikinya" Bukankah Tan Hong-hong
telah membantu kita untuk memunahkan racun tersebut?"
"Tidak!" jawab Tay khek Cinkun, "racun Cui sim ci tok
dari Yu leng lojin hingga kini masih belum dapat
dipunahkan." Secara ringkas dia lantas menceritakan semua kejadian
yang sebenarnya kepada Ong-Bun-kim.
Selesai mendengar keterangan tersebut Ong Bun-kim
berdiri bodoh dan untuk sesaat tak mampu mengucapkan
sepatah katapun. Oh Thian! Dalam sepuluh hari yang demikian singkat
ini, apa yang bisa ia lakukan" Jika tenaga dalamnya punah
sampai kapan dendam sakit hatinya baru dapat
terlampiaskan. Teringat sampai kesitu. tak tahan lagi ia menghela napas
panjang, lalu katanya: "Benarkah kami sudah tidak bisa ditolong lagi?"
"Obat penawarnya sih ada, cuma tidak gampang untuk
mendapatkannya." "Obat penawarnya berada dimana?"
"Di Lam hay!" "Apa" Di Lam hary" Dari sini ket Lamhay entah bqerapa
bulan yanrg dibutuhkan" Oya.... berada ditangan siapakah
obat penawar itu" "Lam hay Kaucu!"
"Apa" Lam-hay Kaucu?" Ong Bun-kim menjerit keras.
Sebab ayah dari Hui mo taypangcu yang sekarang bukan
lain adalah Lam hay Kaucu itu berarti jika obat mestika itu
dimiliki oleh Lam-hay kau-cu, tay pangcu dari Hui mopang
pun tentu memiliki pula. Ketika ia pergi meninggalkan dirinya tempo hari, dia
telah sesumbar dengan mengatakan tak akan memohon lagi
kepadanya, sekarang jika dia harus memohon kepada gadis
itu lantaran obat mestika tersebut, bukankah hal ini sama
artinya dengan menjilat ludah sendiri"
Tak dapat disangkal, tay pangcu dari Hui mo-pang yakni
Kim lo sat memang seorang-gadis yang cantik jelita, tapi ia
merasa sangat tak puas oleh keangkuhan serta cara kerjanya
yang kejam, diapun merasa amat penasaran karena pernah
dikalahkan dalam tiga jurus pedangnya.
Ong Bun kim ada hubungan perkawinan dengannya,
dalam hal ini dia tak ingin mengingkari, tapi dia hendak
mempersunting gadis itu sebagai seorang pemenang, kalau
tidak, maka peristiwa ini akan merupakan suatu peristiwa
yang amat tak sedap bagi nama baiknya.
Semua orang menjadi tercengang. ketika dilihatnya
pemuda itu hanya berdiri termangu-mangu belaka.
"Kenapa kau?" tanpa terasa Tay khek Cinkun segera
menegur. Ong Bun kim tertawa getir.
"Ooh tidak apa apa, Tu locianpwe! Aku ingin bertanya
kepadamu, obat macam apakah yang terada ditangan Lam
hay kaucu itu?" "Ban nian hiat man san (Bubuk darah ikan lehi berusia
sepuluh laksa tahun)!"
"Sesungguhnya Lam hay tidak terhitung suatu tempat
yang terlampau jauh..."
"Apa maksud dari perkataanmu itu?"
"Karena Hui mo pangcu tak lain adalah putri-nya Lam
hay kaucu!" "Benarkah perkataanmu itu?" seru Tay khek Cinkun
tanpa terasa. "Benar, bahkan aku dan dia masih terikat oleh suatu tali
perkawinan!" "Suatu tali perkawinan?" semua orang menjepit kaget
hampir berbareng saking kagetnya.
Secara ringkas Oag Bun kim segera mengisahkan
bagaimana ayahnya dan Hiat hay khi khek telah mengikat
tali perkawinan putra putri mereka dengan sebuah lencana
liong hong bei, kemudian bagaimana kejadiannya setelah ia
berjumpa dengan Kim Lo sat
Selesai mendengarkan perkataan itu. Tay khek Cinkun
lantas berkata: "Peristiwa ini sungguh merupakan suatu kejadian yang
jauh diluar dugaan, cuma apakah kau akan memohon
kepadanya?" "Tidak !" "Kalau begitu kau berencana membiarkan tenaga
dalammu punah tak berbekas."
"Masalah ini bukan cuma suatu persoalan belaka" tiba
tiba Yu Cing menimbrung, bahkan kalian masih belum tahu
bukan tentang tindakan kejam yang dilakukan pihak Hui
mo pang didalam dunia persilatan beberapa hari belakangan
ini?" Terkesiap Ong Bun kim sehabis mendengar perkataan
itu, paras mukanya berubah hebat.
"Tindakan kejam apakah yang telah ia lakukan?"
tanyanya kemudian. "Menurat apa yang kudengar, beberapa waktu berselang
perkumpulan Cing ih pang dan Lui-hong-kau telah dibasmi
oleh mereka, bahkan belakangan ini tindak tanduk mereka
bertambah menggila, bukan perkumpulan perkumpulan
kecil saja yang dibasmi, bahkan Hoa san, Soat-san dan
Tiong cong pay pun ikut disikat sehingga berceceran darah
amis diseluruh permukaan tanah"


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sungguhkah perkataanmu itu?" dengan perasaan
tercekat Ong Bun kim bertanya.
"Benari Tampaknya pihak Kun-lun dan Go bi-pay pun
tak akan lolos dari tindak keji mereka!"
Paras muka Ong Bun-kim berubah hebat, hawa
kegusaran segera menyelimuti wajahnya, ia tahu bila
keadaan semacam ini dibiarkan berlangsung lebih jauh,
maka peristiwa itu sesungguhnya merupakan suatu kejadian
yang sukar dibayangkan dengan kata-kata, dari sini terbukti
pula bahwa tindakan dari Hui-mo-pangcu Kim-lo-sat betulbetul
teramat keji. Saking tak kuatnya menahan gelora emosi, sambil
tertawa dingin serunya kemudian.
"Aku bersumpah tak akan berpeluk tangan belaka
sebelum berhasil melenyapkan Hui-mo-pang dari muka
bumi!" "Perduli bagaimanapun juga, obat penawar Itu toh
berada disakunya" kata Tay-khek Cinkun, "asal kau
bersedia untuk kawin dengannya, siapa tahu badai
pembunuhan yang kejam ini bisa diselamatkan?"
"Tapi sayangnya aku Ong Bun kim tak sudi untuk kawin
dengannya dalam keadaan seperti ini."
"Keadaan macam apakah yang kau harap kan?"
"Ketika ilmu silatku dan kedudukanku jauh lebih tinggi
daripadanya, cuma aku percaya aku Ong Bun kim pasti
akan berhasil mendapatkan obat pemunah itu"
Setelah berhenti sejenak, tanyanya kepada Tiang seng
lojin: "Locianpwe, andaikata dalam sepuluh hari mendatang
tidak makan obat pemunah, akan racun yang mengeram
dalam tubuhku akan mempengaruhi keseimbangan tenaga
dalam yang berada ditubuhku?"
"Pengaruhnya tetap ada walaupun hanya sedikit sekali,
tapi kau tak usah kuatir."
"Kalau begitu, dimanakah letak gua Bu cing tong
tersebut?" "Di perbukitan sebelah utara dari Lui im bun, letaknya
tak jauh dari bukit Thian mo san!"
Ong Bun kim segera mengangguk-angguk, keningnya
berkerut kencang. "Kalau begitu, boanpwe ingin mohon diri lebih dahulu"
katanya. "Kau hendak kemana?"
"Pergi mencari obat pemunah!"
"Biar aku berjalan bersamamu." seru Tay khek Cinkun
cepat-cepat. "Aku tahu bahwa kalian masih ada banyak urusan yang
harus segera diselesaikan, karenanya akupun tidak
menahan lebih jauh" kata Tiang seng lojin kemudian. "biar
Hian ih lihiap tetap tinggal disini, akan kupunahkan racun
yang mengeram di tubuhnya."
"Baiklah!" Dari sakunya Tiang seng lojin mengeluarkan sebutir pil
berwarna hitam dan diserahkan kepada Ong Bun kim
kemudian katanya. "Telanlah obat ini setelah berhasil mendapatkan obat
Ban nian hiat man san, dengan begitu akan punah sama
sekali racun Cui sim ci tok tersebut, ambil dan bawalah, aku
tak akan mengantar lebih jauh!"
Demikianlah Ong Bun kim, Tay khek Cinkun dan Yu
Cing segera berpamit kepada Tiang seng lojin dan berangkat
meninggalkan hutan Tiang-seng-lim langsung menuju ke
arah bukit Thi gou san. Suatu hari, sampailah mereka bertiga di suatu tempat
yang tak jauh letaknya dari bukit Thi gau san, mendadak
Yu Cing menghentikan perjalanannya, lalu dengan wajah
murung dan sedih katanya.
"Locianpwe, Ong sauhiap, kita berpisah sampai disini
saja". "Kau hendak ke mana?"
"Pulang ke rumah!"
"Baiklah, semoga kau baik-baik menjaga diri"
Dengan sedih dan muiuag gadis itu melirik sekejap ke
arah Ong Bun kim, dalam lirikannya itu penuh diliputi oleh
perasaan sedih dan murung, bahkan terasa pula sedikit
luapan rasa cinta. Akhirnya ia berkata juga setelah menghela napas sedih:
"Kalian pun harus menjaga diri baik-baik!"
Seusai berkata, dia lantas melompat ke depan dan kabur
dari situ dengan kecepatan tinggi.
Terhadap lirikannya yang terakhir sesaat sebelum
berangkat itu, siapapun dapat melihat bahwa lirikan itu
membawa luapan rasa cinta yang sangat tebal.
Ong Bun kim berdiri kaku disitu, ia berdiri termangu
seperti orang yang kehilangan semangat.
"Mari kita berangkat!" akhirnya Tay khek cinkun berbisik
memecahkan kesunyian. Ong Bun kim mengangguk pelan,
maka berangkatlah mereka menuju ke bukit Thi-gou san.
Entah berapa lama perjalanan sudah dilakukan, akhirnya
sampailah mereka disebuah jalan bukit yang kecil dan
sempit yang menghubungkan langsung dengan markas
besar perkumpulan Hui-mo pang.
Menelusuri jalan kecil itu, tak lama kemudian dari
kejauhan sana lamat-lamat tampak bayangan bangunan
rumah yang berdiri megah diatas puncak bukit karang.
Kemudian beberapa waktu lagi, bangunan rumah itu
sudah makin mendekat sehingga akhirnya tampaklah
halaman luas didepan bangunan megah itu.
"Siapa?" Suatu bentakan nyaring yang memekikkan telinga tibatiba
berkumandang memecahkan kesunyian.
Menyusul bentakan itu, dua sosok bayangan manusia
berbaju biru secepat kilat melayang datang kehadapan
mereka berdua. Tapi begitu mengetahui akan kedatangan Ong Bun kim,
salah seorang diantaranya segera berubah wajah, kemudian
sambil tersenyum katanya.
"Oooh...... rupanya Ong sauhiap yang telah datang,
entah ada urusan apa kau berkunjung kemari?"
"Aku datang untuk mencari pangcu kalian!"
Baru selesai Ong Bun kim berkata, mendadak terdengar
seseorang menegur dengan suaranya yang dingin.
"Entah ada persoalan apa kau datang mencari pangcu
kami?" Sesosok bayangan manusia kembali melayang masuk
ketengah arena dengan kecepatan luar biasa. Ong Bun kim
segera berpaling, maka dikenalinya orang itu sebagai Hiat
hay long cu. Menjumpai kemunculan orang itu paras muka pemuda
kita segera berubah hebat.
Hiat hay longcu lah yang telah merenggut kesucian
Bunga iblis diri neraka, pemuda play-boy ini pula yangtelah-
menghancurkan segala-galanya, dengan sepasang
tangan iblisnya dia telah menciptakan neraka bagi mereka
berdua, dia pula yang menyebabkan terjadinya tragedi yang
memedihkaa hati diantara mereka berdua.
Bukan saja ia telah merenggut segala sesuatu miliknya
berdua, karena perbuatannya Bunga iblis dari neraka telah
kehilangan segala-galanya, manusia keji yang berhati busuk
seperti ini, pantaskah diberi kehidupan lebih jauh"
Hampir saja Ong Bun-kim tak tahan mengendalikan
golakan perasaan dendam marah dan kobaran napsu
membunuhnya, tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang
manusia yang berakal panjang, maka setelah termenung
sejenak semua luapan bencinya segera dapat dikendalikan.
"Oooh rupanya kau!"serunya kemudian sambil tertawa
dingin. Hiat-hay-longcu tertawa sapanya.
"Saudara Ong, ada urusan apa kau datang kemari?"
"Pertama, hendak mencari pangcu kalian, kedua hendak
mencari kau pribadi."
"Oooh ! Ada persoalan apa kau datang mencariku?"
"Membereskan hutang piutang kita yang sudah tertunda
lama!" "Hutang apa pula yang terikat antara kita berdua?"
Ong Bun kim segera tertawa dingin, sahutnya:
"Bukankah kau pernah berkata kepadaku bahwa Bunga
iblis dari meraka adalah seorang perempuan murahan yang
setiap orang dapat menikmati kehangatan tubuhnya?"
"Benar!" "Kalau begitu, kau juga pernah menikmati kehangatan
tubuhnya bukan ?" "Tentu saja!" "Tolong tanya, dengan cara apakah kau bisa menikmati
kehangatan tubuhnya itu?"
"Tentang soal ini.. "
Mendadak Ong-Bunkim membentak keras. "Teng Kun,
serahkan saja nyawa anjingmu. Ditengah bentakan tersebut,
tubuhnya melompat ke depan dan langsung menerjang diri
Hiat hay long cu, kemudian telapak tangannya diayunkan
ke depan melancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan
juros Hek ya mo im (Bayangan ialis ditengah malam).
Perasaan Ong Bun kim saat ini pada hakekatnya sudah
diliputi oleh hawa napsu membunuh yang berkobar-kobar,
dalam melepaskan serangan nya itu, ia telah mengerahkan
hampir segenap tenaga dalam yang dimilikinya, bisa
dibayangkan betapa cepat dan tangguhnya ancaman itu.
Mimpipun Hiat hay longcu tidak mengira kalau Ong
Bun kim bakal melancarkan serangan secara tiba-tiba,
dalam keadaan tanpa siaga, diam-diam ia dibikin terkejut
juga oleh kejadian itu. Akan tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang
manusia yang berhati tabah, meski terancam bahaya
pikirannya tak sampai kalut, kipas di tangan kanannya
segera dikebaskan ke muka dan melepaskan sebuah
serangan dengan kecepatan luar biasa.
Tampaknya Hiat hay longcu sama sekali tidak
memikirkan ancaman dari Ong Bun kim itu kedalam hati,
sementara dalam waktu singkat, serangan kedua dari
pemuda itu kembali sudah menyambar datang.
Hek mo sin ciang betul-betul merupakan suatu ilmu
pukulan yang dahsyat dengan perubahan yang tak
terlukiskan banyaknya, kecepatan maupun kekuatan
serangannya luar biasa sekali, seandainya Ong Bun kim
tidak terkena racun jahat lebih dahulu sehingga tenaga
serangannya mengalami kerugian yang amat besar, sudah
dapat dipastikan-Hiat hay longcu tak akan mampu
menahan ketiga jurus serangannya..
Pada saat Ong Bun kim melancarkan serangan untuk
kedua kalinya itulah Hiat hay longcu baru menyadari
bahwa perubahan jurus pukulan dari si anak muda itu
terlampau aneh, sakti dan ampuh, ia baru terperanjat
dibuatnya. Buru-buru kipasnya dikebaskan berulang kali ke sana
kemari, secara beruntun ia lepaskan tiga buah serangan
berantai. Walaupun dengan ketiga buah serangannya itu secara
paksa ia berhasil juga mendesak mundur Ong Bun kim,
akan tetapi serangan ketiga dari Ong-Bun kim dengan
jurusnya Mo kui cing ti wan (iblis berebutan (bangkai)
secepat petir telah menerjang.
Mendadak... "Blamm..!" suatu benturan keras terjadi, menyusul
kemudian terdengar seseorang mendengus tertahan, sesosok
bayangan manusia mencelat ke belakang dan...... "Plak!"
roboh terkapar ditanah. Orang yang roboh terjengkang diatas tanah itu tak lain
adalah Hiat hay longcu Teng Kun.
Pada saat tubuh Hiat hay longcu mencelat kedepan tadi.
Ong Bun kim diiringi bentakan yang amat nyaring
meluncur maju kemuka, lalu secepat kilat mencengkeram
ketubuh Hiat hay longcu. Cengkeraman ini dilakukan dengan kecepatan Iuar biasa,
bayangan manusia baru berkelebat lewat, tahu-tahu Hia hay
longcbu sudah kena didcengkeram olehnaya.
Tapi berbarbengan dengan cengkeramnya tubuh Hiat
hay longcu, ia sendiri pun muntah darah segar.
Sebagaimana diketahui Ong Bun kim adalah seorang
yang sudah terkena racun jahat.
Dalam pertarungan yang berlansung tadi, hawa
murninya tak berhasil dikendalikan, selama ini dia hanya
mengandalkan hawa murninya yang menekan hawa racun
ditubuh agar jangan meletus, tapi hawa darah sempat juga
menerjang keatas, akibatnya ia tak kuasa menahan diri dan
segera muntah darah. Betapa terperanjatnya Tay khek Cinkun menyaksikan
kejadian tersebut. Dengan napas terengah engah Ong Bun kim berusaha
mengendalikan gejolak hawa murni ditubuhnya dan
mengatur napas, sementara itu pelan-pelan Hiat hay longcu
telah sadar kembali dari pingsannya, melihat itu hawa
napsu membunuh segera menyelimuti wajah Ong Bun kim.
Telapak tangan kanannya diangkat keudara, kemudian
bentaknya. "Hiat hay longcu, mengapa kau memperkosa diri Tan
Hong hong" Sekulum senyuman licik segera tersungging diujung bibir
Hiat hay longcu, jawabnya:
"Kau menuduh aku memperkosanya?"
"Memangnya tidak" keperawanannya telah rusak
ditanganrnu." "Tapi toh perbuatanku itu diimbali dengan suatu
pembayaran yang cukup tinggi."
"Pembayaran yang tinggi?"
"Betul, aku berbuat dengan membayar mahal, sebab aku
telah menyerahkan keempat biji mata uang kematian
kepadanya, bukankah empat biji mata uang itu merupakan
suatu benda yang tak ternilai harganya?"
Ong Bun kim segera merasa bahwa perkataan itu ada
benarnya juga, Hiat hay longcu telah menikmati
kehangatan tubuh Bunga iblis dari neraka dengan empat biji


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mata uang kematian sebagai pembayarannya, itupun atas
persetujuan dari Bunga iblis dari neraka Tan Hong-hong
pribadi, apa yang bisa dia ucapkan lagi"
000OdwO000 BAB 58 UNTUK beberapa saat lamanya Ong Bun kim hanya
berdiri termangu mangu ditempai semula tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Hiat hay longcu tertawa dingin kembali ujarnya.
"Bunga iblis dari neraka menyatakan kerelaannya untuk
mengadakan hubungan kelamin dengan-ku, kalau ia pribadi
sudah pasrah, masa kau menyalahkan diriku malah?"
Perkataannya ini semakin membubat Ong Bun-kim
dtersudut dan taak sanggup membabntah lagi.
Maka setelah tertawa dingin, bentaknya lagi dengan
gusar. "Lalu bagaimana pula pertanggungan jawabmu atas
perempuan perempuan lain korban perkosaanmu?"
"Aku pernah memperkosa perempuan lain" Apakah kau
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri?"
"Kalau memangnya tidak melihat sendiri, bagaimana
mungkin perkataan orang lain boleh dipercaya dengan
begitu saja?" "Kalau begitu, kau adalah seorang manusia yang baik
sekali?" "Orang baik sih tidak, cuma aku masih belum pernah
melakukan suatu perbuatan yang merusak peraturan
dunia..." Teng Kun yang lihay, kuakui tak sanggup menangkan
dirimu dalam bersilat lidah, cuma aku masih mempunyai
banyak alasan yang lain untuk membunuh dirimu, ketika
berjumpa untuk pertama kalinya dulu, bukankah kaupun
telah menghadiahkan sebuah pukulan kepadaku?"
"Benar" "Atas dasar dendam sakit hati ini, aku sudah mempunyai
alasan yang kuat untuk membunuhmu"
"Kalau memang begitu, hayolah turun tangan."
"Cuma, sebelum kubunuh kau, terlebih dahulu hendak
kutuntut kembali sebuah tamparanmu dulu."
Berbareng dengan selesainya perkataan itu "Plok!"
sebuah tamparan keras telah bersarang telak diatas pipi Hiat
hay-longcu Teng Kun. Tamparan ini keras dan berat, membuat si Play-boy dari
Htat-hay ini menjadi terpelanting dan mengucurkan darah
kental dari mulutnya: Ong Bun-kim tertawa dingin, katanya kembali:
"Teng Kun, sebuah tempelengan dibayar dengan sebuah
tempelengan, aku rasa tindakanku ini tidak kelewatan batas
bukan?" "Tidak!" "Kalau begitu, aku hendak turun tangan untuk
membunuh dirimu!" Bersamaan dengan selesainya perkataan tersebut, sebuah
pukulan segera dilontarkan ke bawah.
Mendadak pada saat Ong Bun-kim belum sempat
mengayunkan telapak tangannya itu suatu bentakan nyaring
telah menggelegar di udara:
"Tahan!" Seorang nenek brerbaju biru, detngan kecepatan qtinggi
telah mernyusup masuk ke tengah arena.
Setelah melirik sekejap ke arah Ong Bun kim, nenek
berbaju biru itupun bertanya:
"Siapakah kau" begitu berani mendatangi perkumpulan
kami untuk mencari balas?"
Mendengar teguran, itu Ong Bun kim segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haahh haaahh haaah Hui mo pang toh bukan sarang
naga gua harimau, aku Ong Bun kim kenapa tak berani
untuk mendatanginya..?"
"Jadi kaulah yang bernama Ong Bun kim?" agaknya
nenek berbaju biru itu merasa amat terkejut.
"Benar!" Paras muka si nenek itu kembali berubah hebat,
bentaknya lagi dengan suara dingin: "Ada urusan apa kau
datang kemari?" "Mencari Kim Lo sat!"
"Kalau memang hendak mencari orang, kenapa kau
mencari balas terhadap anggota perguruan kami?"
"Sebab aku mempunyai ikatan dendam dengannya!"
"Saudara, kuanjurkan kepadamu alangkah baiknya jika
kau sudahi niatmu untuk membunuh anggota perkumpulan
kami, karena Teng tocu adalah orang kepercayaan dari taytongcu
kami, jika kau membunuhnya, hal ini tak akan
mendatangkan kebaikan apa-apa bagi dirimu."
Ong Bun kim tertawa dingin, tiba-tiba telapak tangan
kanannya diayunkan ke bawah.
Dikala Ong Bun kim mengayunkan telapak tangan
kanannya itu, mendadak sinenek menerjang maju ke muka
dengan kecepatan luar biasa, dengan membawa deruan
angin serangan yang tajam, toya bajanya langsung
diayunkan ke muka. Begitu nenek itu menyerang secara kilat, Tay khek
Cinkun yang berdiri disampingnya ikut bertindak,
mendadak ia maju sambil menyerang, serangannya itu
dengnn tepat mengunci datangnya ancaman dari sinenek.
Serentetan jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memecahkan kesunyian, dengan batok
kepala hancur-lebur dan darah segar berceceran diatas
tanah, Hiat hay longcu telah tewas secara mengerikan
ditangan Ong Bun kim. Inilah pembalasan yang harus diterimanya akibat dari
perbuatannya selama ini yang penuh dengan kebusukan dan
kelicikan. Menyaksikan Hiat hay longcu sudah terbunuh, nenek itu
tertawa seram kemudian serunya:
"Bagus sekali, kau berani benar datang ke perkumpulan
kami untuk membunuh orang."
Toya bajanya segera diayunkan kemuka dan secara
beruntun melancarkan tiga buah serangan yang semuanya
tertuju ketubuh Tay khek Cinkun.
"Tahan!" suatu bentakan nyaring yang lain kembali
berkumandang memecahkan keheningan.
Menyusul bentakan itu kembali muncul beberapa sosok
bayangan manusia, ketika Ong Bun kim mencoba untuk
memperhatikan para pendatang itu, dapat dikenali bahwa
salah seorang diantaranya ternyata tak lain adalah Kim Lo
sat, tay pangcu dari perkumpulan Hui mo pang yang
diiringi oleh empat orang gadis berbaju biru.
Sinenek dan dua orang gadis berbaju biru itu buru-buru
memberi hormat seraya berkata:
"Menyampaikan salam dan hormat hamba untuk Tay
pangcu!" "Tak usah banyak adat!"
"Terima kasih Tay-pangcu!" merekapun segera
mengundurkan diri kesamping arena.
Wajah Kim Lo sat masih tetap jelita seperti sedia kala,
dengan biji matanya yang jeli ia melirik sekejap kearah
mayat Teng Kun yang tergeletak ditanah, kemudian paras
mukanya berubah hebat. "Siapa yang telah membunuhnya?" ia menegur setelan
tertawa dingin tiada hentinya.
"Aku..." Pelan-pelan Kim Lo sat mengalihkan sinar matanya
keatas wajah Ong Bun kim lalu tertawa, tertawa yang amat
memikat hati: Kemudian sambil menarik muka kembali, dia baru
bertanya: "Siapakah lotiang ini?"
Romantika Sebilah Pedang 4 Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan 3
^