Terbang Harum Pedang Hujan 3
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long Bagian 3
membeberkan jurus-jurus untuk memecahkan jurus lawan, laki-laki itu baru memperhatikan
keadaan di sekelilingnya.
Laki-laki bercambang itu berkata lagi: "Tamu yang berada di luar jendela, jika Anda tidak
masuk, empunya rumah akan keluar untuk mengundang Anda masuk."
56 Nada bicaranya berubah menjadi galak. Sesudah Yi-feng melihat sendiri kehebatan ilmu
silatnya, dia sadar jika dia ingin melarikan diri, rasanya tidak mungkin dan dia tidak mempunyai
alasan untuk melarikan diri dari sana. Apalagi dia seorang laki-laki sejati, walaupun dia mempunyai
kesempatan kabur, dia tidak akan melakukannya. Maka dengan suara keras dia menjawab: "Tuan
rumah mengundangku masuk, aku tidak akan menolaknya."
Setelah dilihat dengan teliti, Yi-feng baru tahu kalau rumah ini hanya memiliki jendela dan tidak
mempunyai pintu. Laki-laki bercambang itu tertawa keras: "Dulu ketika pak tua itu membangun rumah ini, dia
lupa membuat pintu. Sahabat, masuklah melalui jendela."
Yi-feng yang sejak tadi mendengar dia selalu mengatakan dia adalah, pak tua, suaranya keras
seperti lonceng, tubuhnya sehat dan lincah, entah dari mana dia mirip dengan orang tua"
Dalam kegelapan, Yi-feng hanya mengangkat bahu dan tertawa kecut. Kedua tangannya
memegang jendela kemudian meluncur masuk ke dalam rumah seperti seekor ular yang
menyusup. Setelah masuk, dia memberi hormat. Yi-feng sering berkelana di dunia persilatan, dia
seorang terkenal, dan seorang di mana kalau dia bertemu dengan suatu masalah dia bisa bersikap
tenang. Ditambah lagi dengan postur tubuhnya yang tinggi, wajah yang tampan, gerakannya dengan
alamiah memancarkan keluwesan dan bersikap santai.
Setelah memberi hormat, dia berkata: "Aku secara tidak sengaja telah memasuki tempat tinggi
Tetua, harap Tetua memaafkan dan memberi hukuman kepadaku!"
Laki-laki bercambang itu melihat Yi-feng dari atas ke bawah, tiba-tiba dia tertawa terbahakbahak:
"Di tempat terpencil seperti ini jarang ada yang datang berkunjung, sekarang kami kedatangan
seorang tamu gagah dan tampan, sungguh membuatku senang!"
Dia berkata kepada biksu kurus yang sejak tadi tidak bergerak:
"Pak tua yang kesepian, jangan berpikir terus, lihatlah tamu kita yang tampan ini!"
Tiba-tiba pak tua kurus ini membuka matanya, sorot matanya seperti petir menyambar,
membuat Yi-feng tidak kuat melihat sorot matanya. Dia tidak berani menatap sorot mata yang
tajam seperti pisau. Wajah pak tua kurus itu tampak datar, dia hanya melihat Yi-feng sebentar,
lantas berkata dengan dingin:
"Anak kecil, kau datang kemari ada tujuan apa?"
Dia segera memejamkan matanya kembali seperti layaknya seorang biksu tua, dia duduk
bersila, apa yang terjadi di sekelilingnya seperti tidak ada hubungan dengannya.
Yi-feng merasa tidak suka, diam-diam dia berpikir, 'Mengapa pak tua ini seperti tidak
berperasaan"' Diam-diam dia lebih menyukai laki-laki bercambang itu. Dia memberi hormat kepada laki-laki
itu: "Aku sudah mengganggu ketenangan kedua tetua, aku merasa tidak enak, aku...."
Laki-laki bercambang itu melambaikan tangannya memotong kata-kata Yi-feng yang belum
selesai dan tertawa: "Tidak perlu merasa sungkan! Tidak perlu merasa sungkan! Pak tua dan aku sudah bertarung
selama sepuluh tahun di sini, aku sudah bosan karena setiap hari hanya melihat wajahnya. Hari ini
secara kebetulan kami kedatangan seorang pemuda tampan yang bisa menemaniku mengobrol,
aku benar-benar merasa senang!"
Yi-feng menghembuskan nafas panjang:
"Jadi kedua orang ini sudah bertarung disini selama hampir 10 tahun," diam-diam dia berpikir,
'apa yang menyebabkan mereka jadi seperti itu"'
Dia melihat baju usang dan kotor yang dikenakan laki-laki itu, dalam hati dia berpikir lagi.
'Selama sepuluh tahun ini mereka pasti merasa kesepian. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa
menahan rasa sepi ini"'
Matanya berputar melihat ke tempat lain, melihat batu perhiasaan yang tampak berkilau, dia
lebih tidak mengerti lagi dengan keadaan mereka!
57 Laki-laki bercambang itu mengangkat tangannya, memotong daging sapi yang kerasnya seperti
batu. Daging itu seperti sebuah tahu saja di tangannya dan telah terpotong menjadi dua. Dia
memberikan sepotong daging itu kepada Yi-feng.
"Anak muda, kau makan dulu daging ini kemudian istirahatlah, biar tua bangka itu terus
berpikir." Yi-feng tertawa, dia menerima sepotong daging dan menurunkan bungkusan kain yang
dibawanya. Di dalam bungkusan ada daging ayam yang baru dibelinya tadi pagi, masih ada
sebotol kecil arak untuk menahan rasa dingin yang menyergap.
Begitu melihat bawaannya, laki-laki bercambang itu tertawa terbahak-bahak. Yi-feng dengan
cepat memberikan makanan itu kepada-nya. Tanpa sungkan-sungkan laki-laki bercambang itu
langsung memakannya, hanya dalam waktu singkat makanan itu langsung ludes dimakannya. Arak
yang dibawa Yi-feng pun habis sampai setetes pun tidak tersisa.
Pak tua kurus yang sepertinya selalu tidak peduli, tidak melihat, juga tidak mendengar, dia
seperti sebuah patung batu hanya diam dan duduk bersila.
Yi-feng tahu kalau pak tua kurus itu sedang berpikir memecahkan jurus-jurus laki-laki
bercambang itu dengan kemampuan ilmu silat yang telah dimilikinya selama puluhan tahun.
Melihat laki-laki bercambang makan dan minum sesukanya, Yi-feng berpikir, Tadi laki-laki ini
mengatakan kalau dia memecahkan jurus pak tua kurus ini bulan kemarin, apakah dia
memikirkannya selama sebulan....'
Dia belum tahu kalau kedua orang ini terkadang malah menghabiskan waktu lebih panjang
mencari jurus untuk memecahkan jurus-jurus lawan.
Laki-laki bercambang itu memegangi perutnya yang kenyang dan tertawa:
"Anak muda, kau datang ke gunung tinggi ini.untuk apa?"
Yi-feng segera menjawab: "Aku senang mendaki gunung maka dari Jiang-nan sampai ke Yun-nan mendengar kalau
gunung ini sangat terkenal, dan aku pun datang kemari."
Dari awal dia tahu kalau dia pasti akan mendapatkan pertanyaan seperti ini, maka dia sudah
mempersiapkan jawabannya. Sekarang tanpa ragu dia segera menjawabnya. Hanya saja
jawabannya tidak disusun dengan sempurna.
Laki-laki bercambang itu seperti percaya kata-katanya, dia mengangguk-angguk:
"Mendaki gunung adalah hal paling baik! Hal terbaik! Tubuh pun akan sehat!"
Dia tertawa lagi kemudian menundukan kepala untuk mencari potongan daging yang jatuh saat
dia memakannya tadi. Kemudian dia pun memakannya.
Yi-feng melihat dia begitu rakus, dia ingin tertawa tapi dia tidak berani mengeluarkan suara.
Laki-laki bercambang itu tiba-tiba tertawa: "Apakah kau bertanya-tanya mengapa kami bisa
bertarung di sini sampai 10 tahun lamanya?"
"Betul, memang sempat terbersit dalam benakku, hanya saja aku tidak berani bertanya kepada
Tetua." "Mengatakan padamu apa alasannya tidak apa-apa, yang terpenting..."
Dia berhenti bicara sebentar, berkata lagi: "Anak muda, apakah kau pernah mendengar kalau
30 tahun yang lalu, di dunia persilatan ada 2 orang, jika mereka melihat uang maka mereka akan
tertawa" Yang satu kerjaannya mencuri, sedangkan yang satu lagi merampok. Cara mereka tidak
sama tapi tujuannya sama. Walaupun uang ini berasal dari golongan hitam ataupun putih, asalkan
itu adalah uang mereka pasti akan mengambilnya, saudara pun tidak terkecuali. Orang-orang
dunia persilatan tidak ada yang sanggup mengalahkan mereka."
"Apa yang Tetua maksudkan adalah Pencuri Selatan dan Perampok Utara yang sangat terkenal
itu" Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan Tian-pin, kedua tetua itu yang Tetua
maksudkan" Mereka berdua selalu membuat orang dunia persilatan merasa sakit kepala baik itu
dari golongan hitam ataupun putih?"
Yi-feng melihat laki-laki bercambang itu, dalam hati dia berpikir, 'Apakah tetua ini adalah
perampok utara"' Laki-laki bercambang itu tertawa terbahak-bahak dan berkata lagi:
58 "Betul, Pencuri Selatan dan Perampok Utara adalah aku dan pak tua kurus itu. Satu di selatan,
satu di utara, yang satu mencuri, yang satu merampok. Kami tidak pernah saling mengganggu,
tapi..." Dari balik dadanya dia mengeluarkan sesuatu dan berkata lagi:
"Demi benda ini kami bertemu bukan hanya bertemu tapi kami juga berkelahi dan terus
berkelahi hingga 10 tahun lamanya."
Yi-feng melihat benda yang dipegang oleh lelaki bercambang, benda itu berupa sebuah besi
dengan panjang 30 centimeter. Walaupun besi itu mengeluarkan cahaya tapi tidak terlihat apa
bagusnya besi itu. Yi-feng merasa aneh, 'Pencuri Selatan Perampok Utara sudah lama terkenal, benda berharga
yang mereka dapatkan selama ini sudah sangat banyak, mengapa demi sepotong besi hitam ini,
mereka harus berkelahi hingga 10 tahun lamanya"'
Karena merasa aneh, dia melihat laki-laki bercambang itu. Terlihat perampok besar itu sedang
memainkan potongan besi nya, dia seperti sangat menyayangi besi itu.
Dengan teliti Yi-feng melihat besi itu lagi, bentuknya sangat jelek tapi seperti barang antik, Jika
ada yang mengatakan demi barang itu kedua pesilat bertarung untuk memperebutkannya, Yi-feng
benar-benar tidak mengerti.
0-0-0 Bab 19 Alat bercahaya yang bisa berputar
Lama laki-laki bercambang itu memainkan potongan besi hitam, kemudian baru dia berbicara
sambil tertawa kepada Yi-feng:
"Benda ini bernama alat bercahaya yang bisa berputar, dari luar terlihat sangat jelek tapi benda
ini sangat berguna!" Dia berkata lagi, "benda ini bisa mendeteksi apakah cuaca besok akan hujan
atau cerah, juga bisa menawarkan racun, bisa digunakan untuk mengusir serangga dan ular. Yang
paling aneh, benda ini bisa mendeteksi tempat yang terdapat batu-batu berharga sekali-pun batu
itu ada di tubuh seseorang atau bahkan dibawah tanah. Ha,ha, ha! Ini benar-benar benda langka."
"Sayangnya aku hanya memiliki separuh, karena itu aku berusaha untuk mendapatkan
separuhnya lagi." Yi-feng dengan teliti mendengar semuanya, sejak kecil sampai sekarang ini dia belum pernah
mendengar kalau di dunia ini ada benda yang begitu aneh, maka dia pun melihat benda itu lagi,
benda yang disebut 'alat bercahaya yang berputar'. Apa anehnya dengan alat ini"
Laki-laki bercambang itu tertawa keras:
"Saat kami berdua bertemu, kami baru tahu kalau benda yang kami cari ternyata kami masingmasing
memegangnya, kami pun tahu jika ingin mendapatkan benda yang berada pada lawan, itu
bukan hal yang mudah!"
"Karena itu kami berjanji waktu dan tempat untuk bertarung, siapa yang menang, maka dia
yang akan mendapatkan alat bercahaya yang bisa berputar ini..."
Dia menunjuk perhiasaan dan bebatuan yang menumpuk di sudut ruangan dan berkata:
"Selain itu mendapatkan warisan dari lawan seumur hidup, dan itu barang-barangnya."
Yi-feng baru mengerti mengapa meeka berdua bisa menahan kesusahan dan kesepian di
gunung terpencil seperti ini hingga bertahun-tahun.
Dia bertanya pada dirinya, 'Menghabiskan waktu 10 tahun hanya untuk mendapatkan benda
seperti itu, apakah ini pantas"'
Dia menggelengkan kepala tidak mengerti, demi benda seperti ini, kedua tetua itu telah
menghabiskan waktu selama 10 tahun di sini. Laki-laki bercambang itu melanjutkan: "Tempat
kami berjanji untuk bertarung adalah di Wu-liang-shan, kami datang tepat pada waktunya. Di
bawah kaki gunung ini kami bertarung selama 7 hari 7 malam, ilmu silat yang kami pelajari sama
sekali berbeda, tapi kemampuan kami sama maka selama 7 hari 7 malam itu, tidak ada yang
menang ataupun kalah."
Diam-diam Yi-feng berpikir, 'Kalian berdua, yang satu pencuri sedangkan yang satu lagi adalah
perampok, pasti ilmu kalian tidak sama.'
59 Laki-laki bercambang melanjutkan lagi: "Tapi kami tidak bisa berhenti bertarung sampai di sana
saja, karena jika kami berhenti maka selamanya kami hanya akan memiliki separuh alat tadi, dan
benda ini tidak akan ada gunanya!"
Diam-diam Yi-feng mengeluh, 'Manusia memang makhluk aneh, mereka tidak mau bekerja
sama, lebih memilih menghabiskan waktu 10 tahun untuk memperebutkan lempengan besi ini,
apakah ini yang disebut kepintaran manusia"'
Laki-laki bercambang itu tidak tahu apa yang dipikirkan Yi-feng. Dia melanjutkan lagi:
"Karena itu pula mengapa kami mencari tempat ini, membuat rumah batu. Di dalam rumah ini
kami bisa mencari jurus apa yang harus digunakan supaya lawan kalah."
Dalam hati Yi-feng marah, 'Lalu mengapa kalian memilih tempat ini padahal masih banyak
tempat lain!' Tapi dia bertanya: "Jika satu orang membutuhkan waktu 10 tahun untuk berpikir, bukankah lawan pun harus
menunggu 10 tahun lagi?"
Laki-laki bercambang itu tertawa keras: "Itu sudah pasti, kami sudah menetapkan jangka
waktunya. Kami menentukan waktu 40 hari menjadi satu paket, jika dalam kurun waktu 40 hari
tidak bisa memikirkan jurus apa untuk mengalahkan lawan artinya dia kalah."
Dia berhenti sejenak, lalu menyambung lagi: "Selama 10 tahun ini, kami belum pernah kalah.
Pernah satu kali, waktu sudah menunjukkan hari ke-39, pak tua kurus ini belum terpikirkan cara
untuk memecahkan jurusku yang bernama 'Fei Yun Shou'. Aku mengira dia akan kalah, siapa yang
sangka pada malam ke 40, dia berhasil memikirkan cara memecahkan jurusku."
Yi-feng menarik nafas, diam-diam dan berpikir:
"Selama 10 tahun ini, mereka telah berhasil membuat banyak jurus tinggi yang tidak sanggup
terpikirkan oleh siapa pun."
Karena teringat pada hal ini, Yi-feng mencoba bertanya:
"Jurus Fei Yun Shou yang Tetua ciptakan bagaimana gerakannya?"
Sepertinya laki-laki bercambang ini sedang merasa gembira, tiba-tiba dia berdiri, kedua
tangannya dibuka kemudian mengeluarkan tangannya. Yang paling aneh, sewaktu tangannya
melambai, kakinya berganti 3 arah dan terakhir menjadi 4 arah. Yi-feng merasa jurus ini seperti
hanya melihat bayangan telapak tangan yang terus beterbangan, seperti tangan dewi-dewi yang
sedang menabur bunga. Perawakan besar laki-laki bercambang itu sewaktu memperagakan jurus ini, seperti tangan
seorang dewi, gerakannya begitu indah, Yi-feng benar-benar kagum pada pak tua bercambang ini.
Dia duduk kembali sambil tertawa senang: "Jurus Fei Yun Shou ini hanya ada satu jurus, tapi
ketika kau menggunakannya seperti tenaga dari 12 pesilat tangguh menyerang satu orang secara
bersamaan. Tapi pak tua kurus ini masih bisa terpikir cara untuk memecahkannya."
Dari kata-kata lelaki bercambang ini. berarti di dunia ini kecuali pak tua kurus ini, tidak ada
seorang pun yang sanggup menyambut jurusnya.
Dari kata-katanya terdengar kalau dia sangat senang. Suara tawanya belum selesai, dia berkata
lagi: "Kami berdua telah melewati waktu 10 tahun di rumah batu ini, sampai sekarang tidak ada
yang bisa mengalahkan lawannya, yang membuat kami merasa kesulitan adalah ketika lawan
sedang memikirkan cara untuk memecahkan jurus. Perasaan kesepian benar-benar membuat kita
sulit bertahan." Kata-katanya mengandung rasa sedih. Ketika Yi-feng sedang diam-diam menarik nafas, laki-laki
bercambang itu tertawa: "Tapi kelak jika ada kau yang menemani kami di sini kami mempunyai teman mengobrol, aku
tidak akan merasa kesepian lagi."
Yi-feng terkejut dan berkata: "Di sini aku memang bisa menemani Tetua mengobrol, tapi aku
masih ada...." Kedua mata laki-laki bercambang itu membuka dengan lebar, sorot matanya tajam seperti
pisau melotot pada Yi-feng.
Dengan kasar dia berkata: "Aku tidak memandang remeh kepadamu tapi kau benar-benar tidak
tahu diri. Apakah setelah masuk rumah ini. Kau bisa pergi seenaknya?"
60 Yi-feng benar-benar terkejut. Dengan nada agak lambat laki-laki bercambang itu berkata
lagi:"Anak muda, kau juga orang dunia persilatan, jika kau menemaniku di sini kau pasti akan
mendapatkan kebaikan. Kau bisa mendapatkan ilmu silat tinggi, saat kau pulang nanti, kau masih
bisa membawa sekantong batu-batuan berharga dan perhiasan."
Laki-laki ini sejak beberapa tahun lalu sudah terkenal dengan sifat anehnya, selama 10 tahun
ini karena hatinya kesepian, maka sekarang dia bersikap sungkan kepada Yi-feng.
Yi-feng mulai terpengaruh. Tapi ada kekuatan lebih besar yang mendorongnya berkata:
"Kebaikan Tetua Wan aku terima di hatiku...."
Laki-laki bercambang itu melambaikan tangan, dengan cepat dia berkata:
"Anak muda! Aku beritahu kepadamu, margaku bukan Wan, pak tua kurus itu baru bermarga
Wan, margaku adalah Xu, namaku adalah Xu-bai, apakah jelas!"
Yi-feng terpaku Dia tidak menyangka laki-laki tinggi dan besar ini ternyata adalah orang yang
bisa menguasai benda ringan dan kecil. Dia adalah pencuri selatan yang terkenal di dunia
persilatan... bisa mengejar angin beribu-ribu kilometer dan jika berjalan bisa sekelebat
menghilang, dialah si Tangan Terampil Xu-bai.
Sedang pak tua kurus kering ini menguasai jurus cakar elang digabung 12 jurus telapak
benteng batu, mempunyai ilmu pernafasan yang kuat, dia adalah si Wajah Dingin Wan Tian-Pin.
Melihat wajah dan postur mereka, dia teringat pada ketua Tian-mei-jiao, perempuan jelek itu,
apakah dia akan tertawa atau menangis karenanya.
Tapi mulutnya berkata: "Ya, kebaikan Tetua aku terima di dalam hati, hanya saja aku benar-benar ada keperluan
lainnya...." Tiba-tiba Xu-bai tertawa terbahak-bahak. Yi-feng terkejut dan berhenti berbicara.
Setelah tawanya berhenti, kedua matanya bersinar buas, dia membentak:
"Jika kau tidak mau memenuhi permintaanku tidak apa-apa, tapi kau harus menceritakan apa
yang membuatmu menolak mimpi yang diinginkan oleh siapa pun" Jika aku menganggap
alasanmu tepat, aku akan melepaskanmu, kalau tidak...Hmm!"
Sekarang Yi-feng baru tahu kalau Xu-bai adalah orang yang sulit diberi mengerti, dia juga tahu
walaupun ilmu silatnya maju pesat tapi jika kemampuannya dibandingkan dengan mereka, dia
masih kalah sangat jauh! Berarti tidak pilihan lain lagi. Dia melihat orang kurus yang masih diam duduk bersila sepertinya
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jika langit runtuh pun, seperti tidak ada hubungan dengannya.
Yi-feng menarik nafas panjang dan berpikir, 'Mengapa kedua orang ini tidak mau mengerti
alasanku"' Dia tidak berpikir jika sifat mereka tidak seperti ini, mana mungkin mereka bisa tinggal di hutan
dan di gunung seperti ini selama 10 tahun"
Yi-feng berpikir lagi, 'Sepertinya aku harus menemani mereka untuk sementara di sini, yang
terpenting suatu hari nanti pasti akan ada yang menang dan ada yang kalah. Bila hari itu tiba aku
akan mencari buku dan obat penawar Wu Qu-jun. Waktu itu pula aku telah mendapatkan ilmu
yang diwariskan dari kedua pesilat tangguh ini ditambah jika aku memakan 'Du-long-wan', aku
bisa membalas dendamku,' dengan senang dia berpikir itu.
Tapi begitu berpikir lebih jauh lagi, dia mengkhawatirkan nyawa murid Zhong-nan-shan yang
menunggu kedatangannya, semua membuat-hatinya tidak tenang.
Wajahnya sebentar menjadi hijau sebentar menjadi putih, hatinya bergejolak.
Semua orang-orang didunia tahu, makhluk yang bernama manusia adalah makhluk egois, jadi
tidak aneh, tapi jika sifat egois ini sampai merugikan orang lain dan kerugiannya sangat besar, itu
harus dihentikan secepat mungkin.
Sekarang batin Yi-feng sedang berperang, dia sadar jika dia mengatakan tujuannya datang ke
Gunung Wu-liang, 'Tian-xing-mi-ji' yang langka di dunia persilatan ini dan butiran obat yang
dahsyat yang bernama Du-long-wan, dia tidak akan bisa memperolehnya. Tapi bagaimana akibatnya
jika dia tidak bicara secara terus terang"
Ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan sedang menunggu obat penawar, dia akan terlambat
dan tidak akan bisa menolong nyawa mereka. Tapi bagi Yi-feng yang selalu berdiri diatas
kebenaran dan keadilan, dia tidak bisa berpangku tangan begitu saja!
61 Di luar hari semakin gelap.
Angin malam yang dingin masuk melalui celah jendela, berhembus ke tubuh Yi-feng.
Tapi Yi-feng seperti tidak merasakannya.
Dia dihina dan bertekad akan membalas dendam, tapi jika sekarang dia mengatakan tempat
rahasia itu, apakah Pencuri Selatan dan Perampok Utara akan membiarkan dia mengeluarkan
'Tian-xing-mi-ji' dan 'Du-long-wan' begitu saja" Kalau tidak maka harapan-nya untuk membalas
dendam akan sirna begitu saja.
Tapi suara rintihan kesakitan di Zhong-nan-shan seperti jarum terus menusuk tubuhnya.
Baru saja dia membuka mulut untuk bersuara dia segera mengurungkan niatnya. Selama ini
belum pernah dia bertemu dengan masalah begitu rumit seperti sekarang ini!
Tangan Terampil Xu-bai membuka kedua matanya yang tajam seperti sembilu, melihat Yi-feng.
Dalam hati sebenarnya dia pun merasa aneh, mengapa pemuda ini berlaku seperti itu"
Si Wajah Dingin masih duduk seperti patung, apakah dia mendengar pembicaraan mereka" Yifeng
sudah mengambil keputusan..
0-0-0 BAB 20 Masing-masing punya rencana sendiri
Yi-feng berkata dengan suara keras: "Karena tetua terus memaksaku, terpaksa aku
mengatakannya." maka dengan lantang dia berkata lagi, "bukan karena aku lebih menyayangi
waktu dan nyawaku sendiri, aku terpaksa mengatakan hal ini. Aku mengatakan semua ini karena
masalah ini menyangkut nyawa ratusan orang...."
Tangan terampil Xu-bai tampak mengerutkan keningnya, tampak dia sudah tidak sabar
mendengar kata-kata Yi-feng sepertinya dia juga tidak percaya. Menurutnya, di dunia ini tidak
akan terjadi hal seperti yang Yi-feng ceritakan. Yi-feng masih terus bicara: "Aku datang ke Wuliang-
shan berkaitan dengan sebuah rahasia besar dunia persilatan, yaitu menyangkut kejadian
ratusan tahun lalu, ada orang yang berilmu tinggi yang bernama Wu Qu-jun, dia meninggalkan
benda-benda rahasianya...."
Si Wajah Dingin yang sejak tadi diam seperti patung mulai membuka matanya.
Apalagi si Tangan Terampil Xu-bai, dia mengeluarkan gerak rasa ingin tahu.
Melihat sikap mereka seperti itu, diam-diam Yi-feng menarik nafas.
Dia merasa kedua orang ini memang mempunyai ilmu silat tinggi tapi sikap kedua orang mi
ternyata sangat rendah. Dia khawatir, 'Tian Ming Mi Ji' akan jatuh ke tangan mereka, membuat dia
seperti membantu mereka melakukan kejahatan tapi jika dia tidak berbuat seperti itu, mana
mungkin Yi-feng bisa menolong ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan"
Dia menarik nafas melanjutkan: "Sebelum Wu Qu-jun meninggal, dia menuliskan ilmu silat
di sebuah buku...Tian Ming Mi Ji' dan sebutir 'Du-long-wan'. Semua dikuburkan di Wu-liang-shan,
di sisi rumah kedua Tetua...."
Si Tangan Terampil Xu-bai dan si Wajah Dingin segera tampak bersemangat!
Karena mereka tahu jika mereka berhasil mendapatkan kitab rahasia yang sudah lama diincar
oleh kalangan persilatan, ditambah dengan ilmu silat mereka yang sudah puluhan tahun mereka
miliki, dalam waktu singkat mereka akan menjadi pesilat nomor satu di dunia ini.
Maka mata mereka memancarkan nafsu serakah. Dengan teliti mereka mendengar lagi cerita
Yi-feng, mereka takut kalau pemuda ini tidak akan mau mengatakan di mana tempat penyimpanan
benda berharga itu. Xu-bai terus berkata: "Cepat katakan cerita selanjutnya!" Tapi Yi-feng sengaja berhenti
sebentar, sehingga membuat mereka berdua semakin ingin tahu, dia meneruskan ceritanya:
"Kedua benda itu diincar oleh kalangan persilatan tapi aku akan melepaskan kedua benda ini,
aku berniat akan memberikannya pada 2 Tetua, tapi...."
Dia sengaja berhenti bicara kemudian pelan-pelan melanjutkan kembali:
"Tapi, aku berniat ingin mendapatkan peninggalan Wu Qu-junyang satu lagi."
Si Tangan Terampil dan si Wajah Dingin serentak bertanya:
"Benda apa yang kau maksud?"
62 Yi-feng mengetahui sifat serakah mereka, sambil tertawa dia berkata:
"Benda itu adalah satu-satunya obat penawar dari 'Chu-gu-sheng-shui'. Aku ingin
mendapatkannya karena ingin menyelamatkan ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan yang
keracunan." Dia merasa tidak perlu memanggil mereka dengan sebutan tetua lagi.
Sepertinya kedua orang ini tidak peduli mereka dipanggil apa oleh Yi-feng.
Mereka berdua merasa aneh, mengapa pemuda ini akan melepaskan 2 macam benda berharga
yang diincar di dunia persilatan lebih memilih obat penawar yang tidak ada hubungan dengan
dirinya. Mereka juga berpikir, mungkin dibalik semua kata-kata Yi-feng tersimpan rencana busuk tapi
mereka percaya kepada kemampuan ilmu silat mereka yang tinggi. Walaupun Yi-feng mempunyai
rencana busuk, mereka tidak akan takut.
"Jika kalian berdua melepaskanku, aku akan membawa kalian ke tempat penyimpanan barang
berharga itu. Asalkan aku bisa mendapatkan obat penawar itu, aku akan segera pulang, mengenai
2 barang berharga lainnya, terserah kalian mau apakan."
Mata si Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan Tian-pin tampak berputar-putar, mereka
serentak berkata: "Boleh, kami setuju!"
Si Tangan terampil Xu-bai menunjuk keluar: "Hari sudah terang, waktu yang tepat untuk mulai
bekerja." Dia berbalik melihat Wan Tian-pin: "Persoalan di antara kita, nanti kita selesaikan setelah
urusan ini beres " Sebenarnya dia sudah mempunyai rencana lain. Si Wajah Besi pun seperti itu, tanpa berpikir
panjang lagi dia langsung menyetujui.
Si Tangan Terampil tertawa terbahak-bahak: "Mari kita jalan sekarang!" Tubuh besarnya mulai
bergerak, dia keluar melalui jendela.
Yi-feng menarik nafas, dalam hati ber-pikir, 'Ilmu meringankan tubuhnya begitu tinggi, pantas
dia dijuluki Pengejar Angin. Hanya sayang, mempunyai ilmu tinggi tapi akhlaknya begitu rendah.'
Ketika dia sedang berpikir seperti itu, si Wajah Besi dengan cepat juga meloncat keluar.
Yi-feng ikut berlari keluar melalui jendela. Hari belum begitu terang, tapi cahaya yang ada
cukup untuk mencari tempat penyimpanan barang berharga itu.
Dia melihat ke atas langit, dia sedang berpikir apakah bila dia melakukan hal ini maka dia akan
bersalah kepada Tetua Wu Qu-jun"
Tapi jika tidak dengan cara seperti ini, apakah ada jalan lain"
Sambil menarik nafas dia berpikir "Mungkin di alam sana, beliau akan memaafkanku, aku pun
terpaksa melakukan tindakan ini.'
Dinding gunung ditumbuhi lumut hijau. Dia berjalan mengikuti terjun, matanya terus mencaricari.
Di atas dinding gunung yang ditumbuhi dengan lumut, dia menemukan tanda 7, tanda yang
diberikan oleh Tuan Jian.
Di dinding gunung ada 7 segitiga berukuran kecil. Disusun sesuai dengan susunan rasi bintang,
jika tidak melihat dengan teliti tanda ini tidak terlihat telah diukir dengan ilmu silat jari 'Jin Gang'-
"Di sini tempatnya!'' teriak Yi-feng
Xu-bai dan Wan Tian-pin yang berada di belakangnya segera berhenti dan terlihat tegang.
Yi-feng mencari rasi bintang yang terpenting di antara 7 rasi bintang lainnya, kemudian
mendorong dinding gunung itu, tapi dinding gunung itu tidak bergerak sama sekali.
Dia terkejut, kemudian mengumpulkan semua tenaga dalamnya. Sambil berteriak kedua telapak
tangannya mendorong... Segera terdengar suara keras di gunung sepi itu. Dinding gunung bagian kanan secara perlahan
bergeser ke dalam, sedangkan dinding kiri bergeser ke luar, dari balik dinding gunung muncullah
sebuah gua. Yi-feng benar-benar senang, dia sangat kagum kepada tetua berilmu silat tinggi itu, beliau
begitu teratur dan teliti.
Terdengar 2 suara kuat melewatinya, ternyata si Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan
Tian-pin berebut masuk ke dalam gua.
63 Yi-feng tertawa dingin, dia pun ikut masuk ke gua tempat penyimpanan barang berharga
tersebut. Karena hari sudah terang, cahaya bisa masuk melalui pintu gua, karena itu keadaan di dalam
gua tidak terlalu gelap, tapi ujung dalam tetap sangat gelap. Tangan Terampil Xu-bai melayangkan
tangan kepada Yi-feng, setelah dilihat dengan teliti ternyata korek api yang tersimpan di balik
bajunya sudah berpindah tangan dan sekarang berada di tangan Xu-bai.
Dia tertawa kecut dan berpikir, 'Ternyata aku pun sempat merasakan keahlian tangannya.'
Tangan Terampil menyalakan korek api dan dia yang pertama masuk, Wan Tian-pin
mengikutinya, malah Yi-feng yang berjalan paling belakang, dia tidak pedulikan.
Baru saja berjalan kira-kira 30-50 meter, gua mulai terasa sempit. Tiba-tiba di depan mereka
terlihat sebuah meja terbuat dari batu dan menghalangi jalan.
Mereka bertiga melihat di atas meja ada sebuah kotak terbuat dari besi. Xu-bai dan Wan Tianpin
dalam waktu bersamaan serentak mencengkram kotak besi itu.
Mereka saling pandang dan sama-sama mempersiapkan tenaga. Tangan Wan Tian-pin
memutar gembok yang mengunci kotak besi itu dan kotak itu langsung hancur.
Yi-feng datang menghampiri mereka, dia terus melihat kotak itu. Kotak besi dibuka oleh
mereka. Benda pertama yang terlihat adalah sehelai kertas yang sudah menguning. Mereka
berdua saling memandang lagi dan perlahan-lahan menarik tangan masing-masing.
Dengan bantuan cahaya korek api terlihat di atas kertas yang agak menguning itu tertulis:
"Orang yang telah masuk ke dalam gua ini adalah orang yang telah bertekad untuk mati,
karena itu setelah membuka kotak besi ini, harus segera minum obatnya. Obat ini menghasilkan
tenaga besar sesudah itu kau baru boleh masuk ke belakang gua dan bisa mendapatkan kitab
rahasiaku____" Sesudah Xu-bai dan Wan Tian-pin membaca pesan yang tertulis di dalam kertas itu mereka
secara bersamaan menjulurkan tangan dan terdengar suara PAK! Dua telapak saling beradu,
masing-masing mundur satu langkah.
Yi-feng terus membaca surat itu lagi:
"...mendapatkan kitab rahasiaku, obat ini bernama 'Yin Xiao', mempunyai banyak khasiat tapi
obat ini mengandung racun yang dahsyat. Orang yang telah memakan obat ini, 3 tahun kemudian
dia pasti akan mati karena muntah darah, tapi dalam kurun waktu 3 tahun ini, dia bisa menikmati
hidup, bisa melakukan apa saja karena tidak ada yang bisa melawan kekuatannya."
Selesai membaca, Xu-bai dan Wan Tian-pin segera menarik tangan mereka dan terkejut sampai
tidak bisa bicara, mereka tidak ingin hidup hanya 3 tahun, karena itu mereka tidak mau minum
obat itu. "Kalian berdua tidak ingin minum obat ini, biar aku saja yang meminumnya." Kata Yi-feng
Tiba-tiba ada suara angin yang lewat, sebuah tangan telah memegang pergelangannya. Sebuah
tangan lagi ingin menotok nadinya.
Terpaksa dia menarik kembali tangannya. Terdengar Wajah Besi Wan Tian-pin berkata dengan
dingin: "Kau juga tidak boleh minum obat ini!" Yi-feng terkejut.
Hal terpenting baginya sekarang adalah membalas dendam, sesudah minum obat ini walaupun
dia hanya bisa hidup selama 3 tahun lagi tapi jika dia mempunyai tenaga besar dia bisa membalas
dendam, mati pun tidak masalah baginya.
Dia terpaku, tidak lama kemudian dia baru mengerti, 'Mengapa mereka berdua tidak mau
minum obat ini, karena mereka ingin hidup lebih lama tapi mereka juga melarangku minum obat
ini. Mereka takut tenagaku tidak terbendung bisa menjadi ancaman bagi mereka, apa karena
alasan itu maka mereka melarangku minum obat itu"'
Dia tertawa dingin dan mundur untuk melihat. Benar saja, Xu-bai dan Wan Tian-pin berpikiran
seperti itu. Mereka berpikir seperti itu tapi tetap tidak mempunyai cara untuk mengatasi masalah
ini. Perlahan Tangan Terampil Xu-bai berkata:
"Kita ambil dulu obat ini setelah itu kita teruskan perjalanan kita. Mungkin kita sudah
ditakdirkan membuka gua belakang Wu Qu-jun dengan kekuatan kita bertiga. Kalau begitu
sebaiknya obat ini dibuang saja."
64 Wan Tian-pin mengangguk, diam-diam ternyata dia sudah membawa kotak besi itu.
Tangan Terampil Xu-bai melihatnya, diam-diam berpikir, 'Kau membawa kotak besi ini dengan
sebelah tanganmu, nanti kau akan kekurangan satu tangan untuk berebut denganku.'
Dia sangat senang tapi tidak terlihat dari wajahnya.
Mereka bertiga berjalan melewati meja batu itu dan terus melangkah ke depan.
0-0-0 Bab 21 Wu-qu-xing-jun Perjalanan diteruskan, lebar gua semakin menyempit.
Tapi mereka masih bisa berjalan beriringan dan Yi-feng sengaja berjalan paling belakang.
Baru saja mereka berjalan beberapa puluh langkah, di depan ada sebuah batu besar yang
menghadang. Batu besar ini terselip di antara dinding gua.
Batu itu sangat besar, mungkin beratnya beberapa ratus kilogram. Tidak mungkin ada yang
sanggup memindahkan batu itu seorang diri.
Wan Tian-pin melihat keadaan itu, dia berpikir sejenak lalu berkata:
"Ayo kita bersama-sama mendorong batu ini. Jika kita bisa masuk ke dalam gua, obat penawar
'Chu-gu-sheng-shui' akan menjadi milik adik ini. Tapi bagaimana cara kita membagi 'Tian-xing-miji'
dan 'Du-long-wan'?" Dia melihat Xu-bai, tampak dia sedang tertawa keras dan dengan tenang menjawab:
"Aku tidak mempunyai pendapat apa pun mengenai hal ini, lebih baik kita menebaknya saja,
bagaimana?" Wan Tian-pin mengangguk. Si Tangan Terampil Xu-bai melayangkan tangannya lagi, kali ini Yi-feng tidak melihat tempat
lain. Xu-bai tertawa keras: "Anak muda, kau benar-benar pintar!"
Dia menepuk-nepuk pundak Yi-feng, sebelum Yi-feng waspada. Tangan Xu-bai yang satu lagi
sudah memegang uang logam yang jumlahnya puluhan dan uang logam itu diambil dari saku Yifeng.
Si Tangan Terampil Xu-bai tertawa keras, dia berkata kepada Wan Tian-pin:
"Di tanganku ada beberapa keping uang logam, coba kau tebak apakah jumlahnya ganjil atau
genap. Jika benar, 'Tian-xing-mi-ji' akan menjadi milikmu, jika salah Tian-xing-mi-ji' akan menjadi
milikku, bagaimana?"
Wan Tian-pin terdiam. Xu-bai meletakkan tangannya di belakang kemudian menjulurkannya ke depan. Tangannya
dikepal lalu bertanya kepada Wan Tian-pin:
"Tebaklah!" "Genap!" Wan Tian-pin menjawab.
Xu-bai membuka tangannya, ternyata benar jumlahnya 6. Ternyata tebakan Wan Tian-pin
benar. Xu-bai tampak seperti sangat menyesal, katanya:
"Tian-xing-mi-ji menjadi milikmu."
Wajahnya Wan Tian-pin tidak berobah, tapi sebenarnya dia merasa sangat senang.
Wu-qu-xing-jun berilmu sangat tinggi, di dunia persilatan tidak ada seorang pun yang mampu
mengalahkannya. Kitab rahasia ini pasti akan lebih berguna dibandingkan Du-long-wan.
Xu-bai terlihat sangat menyesal tapi sebenarnya dia merasa sangat senang. Diam-diam dia
berpikir, 'Pak Tua Wan, kau tertipu lagi, jika nanti aku telah minum Du-long-wan, kemampuan ilmu
silatku pasti akan lebih tinggi darimu. Kitab yang kau dapatkan tidak mungkin bisa segera kau
kuasai Aku akan merebut buku Tian-xing-mi-ji' darimu. Kau pintar seumur hidup tapi berbuat
ceroboh saat ini!' Ternyata dalam hati dia telah menyusun rencana, maka dia pun mengusulkan cara menebak
jumlah keping uang logam.
65 Si Tangan Terampil Xu-bai terkenal dengan 'tangan terampilnya'. Kepandaiannya sangat hebat,
dia tidak mungkin akan melakukan kesalahan sedikit pun, baginya merubah jumlah uang logam
ditangannya bukan hal yang sulit.
Wan Tian-pin memang pintar, tapi sedikit ceroboh, sesaat hatinya merasa senang, dia berkata:
"Semua sudah menyetujui untuk pembagiannya, sekarang kita sama-sama dorong batu besar
ini!" Dia berjalan terlebih dulu ke arah batu besar itu. Tiga orang sama-sama mengerahkan tenaga
sepenuhnya mendorong batu itu. Dengan tenaga yang dahsyat, batu besar itu pun bergeser ke
belakang. Terbuka jalan selebar 1 meter lebih. Mereka berhenti mendorong dan segera berlari
masuk ke dalam gua. Di dalam gua ternyata sangat luas, gua itu besar dan juga merupakan ujung dari gua ini.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Si Tangan Terampil Xu-bai dengan korek api berusaha melihat keadaan gua. Dia melihat di
dalam gua ada sebuah meja. Di atas meja tergeletak 2 kotak besi.
Mereka berdua segera berlari ke arah meja, masing-masing mengambil sebuah kotak besi dan
membuka kunci gemboknya. Kotak besi yan g dibuka Xu-bai berisi sebuah botol, di atas botol
tertulis: 'Du-long-wan'. Tanpa melihat raut wajah Wan Tian-pin, dia segera mengeluarkan sebutir Du-long-wan dan
dimasukkan ke mulutnya. Obat itu benar-benar wangi, dia segera menelannya.
Begitu Yi-feng masuk ke dalam gua, di atas meja sudah tidak ada apa-apa. Wan Tian-pin saat
itu sedang membaca buku yang tersimpan di dalam kotak besi dan Tangan Terampil Xu-bai
sedang menikmati harumnya Du-long-wan.
Yi-feng terkejut, pikirnya, 'Apakah obat penawarnya tidak ada di gua ini"'
Dia sering berkelana di dunia persilatan, walaupun bukan orang yang peduli pada sesama, tapi
sekarang ini dia benar-benar memikirkan keselamatan nyawa ratusan murid Zhong-nan-pai.
Dia mencari-cari ke seluruh sudut gua, ternyata di atas gua ada sebuah batu yang mencuat ke
atas. Di atas batu itu ada sebuah botol.
Karena itu dengan cepat dia meloncat, di sana kecuali ada botol juga ada sehelai kain kuning
yang dipenuhi tulisan. Dia berpikir, 'Wu-qu-xing-jun meletakkan obat penawarnya terpisah dari kedua kotak besi itu,
pasti ada maksud tertentu.' Maka itu sebelum dia meloncat turun, tangan kirinya mengambil kain
kuning itu. Dengan bantuan cahaya yang redup dia mulai membaca huruf yang ada pada kain itu,
di atas kain tertulis: "Seumur hidup aku selalu membela kebenaran dan keadilan, tapi aku mati karena berita yang
tidak benar. Tuhan.' Tuhan! Mengapa bisa terjadi hal seperti itu" Menjadi seperti ini"
Orang-orang di dunia ini bertindak tidak adil terhadapku, maka aku tidak akan berbuat tidak
adil kepada orang di dunia ini. Aku tidak ingin ilmu silatku tenggelam selama-lamanya maka aku
mencatat ilmu silatku di sebuah buku yang bernama Tian-xing-mi-ji dan 'Du-long-wan'. Aku
menyimpannya di sini. Jika orang yang tidak mempunyai niat untuk siap mati, walaupun sudah masuk ke dalam gua
ini, dia tetap tidak akan bisa mendapatkan buku rahasiaku dan ilmu silatku yang bisa
menjadikannya sebagai nomor satu di dunia ini.
'Du-long-wan' yang tersimpan di dalam gua ini dibuat oleh Guru Tu-long dengan menggunakan
bahan obat-obatan terbaik, manfaatnya sangat hebat tapi obat ini bersifat tenaga Yang. Sebelum
minum obat yang bernama 'Yin-xiao-dan' yang kuletakkan di gua terdepan, apalagi bila dia
menggunakan tenaga-nya mendorong batu, maka dalam waktu setengah jam dia akan muntah
darah sampai...." Membaca sampai di sana, Yi-feng gemetar. Dia melihat ke bawah, Wan Tian-pin dengan
bernafsu melihat-lihat buku itu, tapi kedua tangan Xu-bai mencengkram meja batu itu. Tubuhnya
kejang-kejang. Yi-feng jadi punya perasaan yang tidak bisa diungkapkan.
Dia melanjutkan membaca: "Orang yang masuk ke dalam guaku belum tentu akan mati, asalkan dia tidak minum pil Yinxiao,
lalu dengan cara lain masuk ke dalam gua ini, dia tidak akan mati.
66 Orang yang berjodoh denganku akan mendapat buku rahasiaku, orang yang tidak berjodoh, dia
akan mati. Aku mati karena kabar yang tidak benar, ketika menulis surat wasiat ini, aku merasa
masih banyak hal yang belum sempat terungkap!"
Tulisannya semakin kacau, tulisan cakar ayam itu berisi:
"Wu-qu-xing-jun sebelum meninggal."
Yi-feng membaca dengan terburu-buru, dia menarik nafas panjang dan meloncat turun.
Sekarang Wan Tian-pin baru memperhatikan keberadaan Yi-feng melihatnya memegang sehelai
kain berwarna kuning, dia berlari dan berusaha merebut kain itu. Yi-feng tidak ingin berebut
dengannya, dia mundur selangkah.
Dengari cepat Wan Tian-pin membaca tulisan itu sampai habis, tiba-tiba dia tertawa seperti
orang gila. Hati Yi-feng bergetar. Dia melihat Xu-bai yang masih kejang-kejang, keringat mulai menetes
dari dahinya. Suara tawa Wan Tian-pin semakin histeris, suaranya menggetarkan seluruh gua dan terdengar
bergema di mana-mana, seperti banyak Wan Tian-pin yang sedang tertawa. Si Tangan Terampil
Xu-bai mulai membentak: "Apa yang kau tertawakan"''
Wan Tian-pin masih tertawa terbahak-bahak. Dia mengangkat kain kuning itu, membacakan
kalimat isi kain itu satu persatu.
Baru saja membaca setengahnya, Xu-bai berteriak lalu mendekat, tubuhnya seperti kepanasan.
Tubuhnya yang kekar sekarang tampak kejang-kejang, bajunya yang usang dan kotor hancur
berhelai-helai. Wan Tian-pin tahu kalau kepandaiannya seimbang dengan Xu-bai, melihatnya datang, dia tidak
menghiraukan. Dia tertawa dingin dan membentak:
"Orang yang akan mati untuk apa masih memberontak?"
Kotak besi yang berisi 'Tian-xing-mi-ji' terkepit dengan erat di ketiaknya. Pil Yin-xiao berada di
tangannya. Sekarang dia melayangkan tangan kanannya memukul Xu-bai yang mendekatinya
seperti seekor harimau gila.
Walaupun Xu-bai hampir gila tapi ilmu silatnya yang sudah puluhan tahun tidak dilupakan
begitu saja. Dia menyambut serangan musuhnya, telapak kirinya menyerang ke depan, jari tangan
kanannya dibuka, dia mencengkram dada Wan Tian-pin. Wan Tian-pin tertawa dingin dan berpikir,
'Benar-benar cari mati!" dengan sekuat tenaga dia menyerang Xu-bai.
Ilmu silatnya memang seimbang dengan Xu-bai, tapi ilmu silatnya menggunakan tenaga 'Jingang'.
Jika melawan telapak Xu-bai yang terkenal yang bernama Ilmu Telapak Lemah, Xu-bai pasti
tidak akan bisa melawannya. Apalagi Wan Tian-pin menggunakan telapak kanan sedangkan Xu-bai
menyambut dengan tangan kiri.
Begitu dua telapak saling beradu, Wan Tian-pin malah merasa terkejut, tubuhnya bergetar,
belum sempat dia berpikir, tangan kanan Xu-bai telah mencengkram dadanya. Wan Tian-pin
berteriak, ketiga jari Xu-bai sudah menancap ke dalam dadanya.
Ternyata Du-long-wan benar-benar mengandung tenaga Yang yang bersifat keras. Di dunia ini
tidak ada seorang pun yang berani minum Du-long-wan begitu saja. Sebab begitu minum satu
macam obat ini, maka dia akan kepanasan seperti dibakar dan muntah darah. Tangan Terampil
Xu-bai pun tidak terkecuali, setelah meminum obat ini, tenaga dalam Xu-bai bertambah jadi
beberapa kali lipat. Tapi rasa sakitnya tidak mudah ditahan, maka begitu beradu telapak, Wan
Tian-pin lah yang mendapat kerugian.
Yi-feng yang berdiri di kejauhan menyaksikan keganasan dua manusia ini. Walaupun dia tidak
suka pada kedua orang itu tapi dia merasa iba juga.
Karena dadanya sakit, Wajah Besi Wan Tian-pin segera berteriak. Dengan tenaga yang masih
tersisa, tangan kanannya menghantam dan BUG! Tangannya mengenai dada Xu-bai.
Kedua mata Xu-bai tampak menjadi merah, pukulan kuat Wan Tian -pin tidak sampai
membuatnya terpelanting tapi membuat tulang dadanya retak beberapa buah.
Tenaga yang sangat aneh terus menahan sisa tenaganya. Tangan kirinya yang lincah
mengeluarkan 5 jari berbentuk seperti pisau dan menancap di tenggorokan Wan Tian-pin. Darah
67 Wan Tian-pin muncrat ke wajah juga tubuhnya, dan membuat wajah yang dipenuhi cambang
bertambah menyeramkan. Darah yang keluar dari lubang ditubuh Xu-bai setetes demi setetes berjatuhan dari wajahnya.
Kedua orang yang berbakat dan juga mempunyai ilmu silat tinggi ini, terkenal karena sikap
mereka yang aneh, sekarang karena keserakahannya, masing-masing jadi berakibat seperti itu,
sungguh sangat disayangkan, semua ini sangat tidak pantas bagi mereka"
Tapi walau bagaimanapun juga Yi-feng sudah menjadi saksi satu-satunya atas kejadian ini,
terhadap kematian dua orang ini dia tetap merasa sedih.
Korek api yang menyala tadi, diletakkan oleh Tangan Terampil Xu-bai di sisinya, begitu
mengenai meja batu, api langsung padam.
Gua bertambah hening seperti berada dalam kuburan. Gelap seperti kuburan...
Yi-feng berdiri terpaku, dia memejamkan mata, semua seperti berhenti di benaknya, mungkin
kelak dia akan lebih berprinsip bila menjadi orang.
Dia meraba-raba sampai ke sisi meja dan menemukan korek apinya. Dia menyalakan korek,
tampak tubuh Pencuri Selatan dan Perampok Utara saling tindih. Darah mereka mengalir menjadi
satu. Semua kebaikan, dendam sebelum mati, berikut keserakahan sebelum mati, sekarang
menghilang mengikuti kematian mereka dan selamanya menghilang.
Tidak terdengar ada suara, sampai-sampai suara hembusan angin dan bunyi serangga pun
tidak terdengar, kecuali suara nafasnya sendiri, Yi-feng tidak mendengar apa pun.
Pelan-pelan dia melangkah mendekati kedua mayat pendekar aneh itu...
Dia memindahkan kedua mayat itu ke atas meja batu.
Sampai sekarang Wan Tian-pin masih menjepit kotak besi yang berisi Tian-xing-mi-ji'. Yi-feng
menarik nafas panjang, dengan susah payah dia baru bisa melepaskan kotak besi itu dari ketiak
Wan Tian-pin yang sudah kaku.
Awalnya dia sangat membenci kedua orang itu tapi kebenciannya sekarang ini telah hilang
mengikuti kematian mereka berdua.
Dia mengeluarkan sapu tangannya yang putih membersihkan darah dari wajah mereka. Sekali
lagi dia meloncat ke atas batu untuk mengambil botol yang berisi obat penawar.
Sekarang otaknya seperti kosong, kecuali hanya mengingat pertarungan antara kedua orang
tadi, dia tidak sanggup memikirkan apa-apa lagi.
Dia mencium wangi yang sangat pekat, dia malas mencari asal wewangian ini. Dia hanya
merasa ada udara yang menekan ke dalam dadanya.
Dia ingin segera meninggalkan tempat ini, dia tergesa-gesa membuka kotak besi itu dan
mengambil Tian-xing-mi-ji.
Dia memegang botol obat, botol ini bisa menyelamatkan banyak nyawa orang.
Dia segera membalikkan tubuh keluar dari gua itu.
Meninggalkan 2 mayat pendekar aneh yang terbaring di atas meja batu dan juga meninggalkan
2 buah benda berharga di dalam gua. Kedua benda berharga itu tidak akan tenggelam selamanya.
Siapakah yang akan berjodoh mendapatkan kedua benda berharga itu"
0-0-0 BAB 22 Bernasib sama Yi-feng dengan kecepatan yang tinggi keluar dari dalam gua. Di luar sangat terang sepertinya
sekarang sudah tengah hari.
Dia melihat sekelilingnya, gunung masih ada, rumah batu masih berdiri dengan di sana.
Bagaimana dengan tuan rumahnya"
Dia menarik nafas panjang.
Dia merasa seperti baru keluar dari dalam kubur! hatinya sekarang terasa sepi, otaknya kosong,
hanya kakinya yang bergerak berjalan meninggalkan tempat ini.
Dia berjalan ke kaki gunung, setibanya di kaki gunung dia baru teringat kalau di sudut rumah
batu itu, masih ada benda-benda berharga seperti perhiasan dan batu hias. Benda-benda itu
cukup menjadi bekal baginya untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.
68 Dia masih teringat Pencuri Selatan dan Perampok Utara masih menyimpan sebuah benda yang
lebih berharga dibandingkan tumpukan perhiasan... alat bercahaya yang bisa berputar.
Dia ingin kembali ke dalam gua untuk mengambil kembali benda berharga itu, tapi di lubuk
hatinya yang terdalam, ada kekuatan yang melarangnya melakukan hal ini.
Kematian Tangan Terampil dan Wajah Besi, rintihan murid-murid Zhong-nan-shan...semua
begitu nyata melintas di otaknya. Karena itu tanpa memikirkan hal lain, dia segera berlari ke kaki
gunung, hanya dengan cara seperti itu hatinya baru merasa tenang.
Walaupun kau mempunyai benda berharga tapi jika hatimu merasa tidak tenang, hidupmu pun
tidak akan senang, apakah betul"...paling sedikit sebagian orang akan merasa seperti itu.
Awan putih terus berjalan, tadinya berada di bawah kakinya, sekarang berada di atas
kepalanya, didepan ada belokan, dia harus melewati 2 gunung lagi baru bisa kembali ke tempat di
mana dia masuk gunung tadi.
Karena itu langkah kakinya semakin cepat, dia ingin segera tiba di Zhong-nan-shan. Setelah
melewati sebuah gunung, tiba-tiba dia mendengar ada helaan nafas. Suara itu berasal dari sisi
hutan. Helaan nafas ini penuh dengan kemarahan karena perlakuan tidak adil dan juga seperti
menyalahkan. Di gunung sepi ini semua benar-benar terdengar sangat jelas. Hembusan angin dingin ini
berhembus semakin jauh dan jauh...
Yi-feng berhenti dan berpikir, 'Mengapa orang yang terluka di dunia ini begitu banyak!'
Belum habis berpikir, dari dalam hutan terdengar lagi suara sedih. Dia seperti bicara sendiri. Yifeng
tidak begitu jelas mendengar suara itu, tapi karena sejak kecil dia telah berlatih ilmu silat,
maka pendengarannya lebih tajam di-bandingkan orang biasa. Dia seperti mendengar,
"Sudahlah...selamat tinggal...."
Yi-feng merasa terkejut, "Apakah ada yang akan bunuh diri di hutan ini?" Tanpa pikir panjang
lagi, dia berlari mencari suara itu.
Dugaannya tidak salah, di hutan itu benar-benar ada orang yang berusaha ingin bunuh diri,
karena itu dia segera berlari ke sumber suara itu.
Saat memasuki hutan, di sebuah pohon besar tampak tergantung seseorang.
Dia segera berlari, dia tiba di tempat itu.
Tangan kanannya melambai, tali sebesar jari itu segera putus, tubuh yang tergantung segera
jatuh ke tanah. Tangan kanan Yi-feng mengibas lagi, dia memeluk tubuh yang terjatuh dan dengan pelan
meletakkannya di bawah, dia mencoba nafas orang itu. Ternyata dia masih bernafas.
Maka dia segera mengurut 36 jalan darah orang itu. Orang itu menghembuskan nafas
kemudian dia segera sadar. Sorot matanya yang lemah terus melihat Yi-feng.
Yi-feng tersenyum dan berkata: "Hidup lebih baik daripada mati, Sahabat! Kau masih muda
mengapa ingin bunuh diri?"
Orang itu berbaju usang, wajahnya juga lesu, tapi dari wajah lesu itu tetap terlihat kalau dia
sangat tampan dan berumur paling-paling 20 tahun lebih. Hal ini membuat Yi-feng jatuh iba
kepadanya. Sorot mata orang itu berputar dengan kaku, seperti ingin membuktikan kalau dia sudah tidak
berniat hidup di dunia ini lagi, mengapa dia ditolong" Mendengar pertanyaan Yi-feng, dia hanya
menarik nafas panjang. "Mengapa kau menolongku" Hatiku sudah mati, hidup pun apa gunanya?" dia berkata lagi,
"Jika seseorang tidak pernah tertimpa kesedihan dia tidak akan tahu bagaimana rasa sedihku ini."
Logatnya berasal dari Si-chuan. Kata-katanya sangat lancar, kalimatnya juga bagus.
Sangat cocok dengan penampilannya, tampak dia seperti orangyang terluka hatinya.
Yi-feng tersenyum dan berpikir, 'Mana mungkin kau bisa tahu kalau aku juga orang yang
hatinya sedang sedih"'
Tapi dia tetap berkata: "Sahabat, apa yang membuatmu sedih" Ceritakanlah, siapa tahu aku bisa membantumu."
Nada bicaranya ramah, dia tidak melihat kalau pemuda ini adalah orang yang licik.
Orang itu menarik nafas dan menceritakan kisahnya...
69 Ternyata dia berasal dari keluarga pelajar yang tinggal di kota Ping-shan di Propinsi Si-chuan,
dia bernama Wen-hua. Dia bukan seorang pemuda yang sangat berbakat, tapi kalau belajar cepat
bisa memahami, hanya saja nasibnya kurang baik. Dia jatuh miskin dan menjadi seorang pelajar
yang tidak berguna. Setelah harta warisannya habis, dia tidak sanggup bertahan hidup lagi.
Karena itu di membawa istri tercintanya dari Si-chuan menuju Yun-nan.
Di Wu-liang-shan, dia bekerja menjadi pemulung kayu bakar tapi bagi pelajar, hal ini
menjadikan dirinya sangat menderita.
Karena istrinya tidak tahan lalu dia pun meninggalkan gunung, dia pergi mengikuti seorang
pedagangyangbaru dikenalnya.
Wen-hua menceritakan riwayat hidupnya dengan singkat.
Ini adalah salah satu kehidupan orang kecil dan sering menemukan hal seperti ini, tapi saat Yifeng
mendengarnya, dia merasa-kannya dengan perasaan yang dalam.
Dia terpaku, hatinya bergejolak, bukankah riwayat hidupnya hampir sama" Ditinggalkan istri, ini
membuatnya ikut merasa sedih.
Wen-hua menarik nafas: "Kita baru bertemu, aku berterima kasih karena Tuan telah menolongku. Tapi Tuan menolong
tubuhku, bukan menolong hatiku!"
"Hhhh! Uang memang sangat jahat tapi juga sangat dibutuhkan!"
Yi-feng terpikir pada perhiasan yang menumpuk di rumah batu itu. Karena itu dia tersenyum
pada Wen-hua: "Kita bisa bertemu di sini berarti kita memang berjodoh. Di gunung itu aku menyimpan
sebagian hartaku. Aku tidak memerlukannya tapi mungkin bisa sedikit membantumu...." Dia
berkata lagi, "Jangan menolaknya, setelah mendapatkan harta itu jika kau masih ingin bunuh diri,
aku tidak akan melarangmu lagi. Masih banyak perempuan di dunia ini, jika istrimu tega
meninggalkanmu, untuk apa kau...."
Dia berhenti bicara, dia bisa menasehati orang lain, bagaimana dengan dia sendiri"
0-0-0 BAB 23 Kembali Merindukan kehidupan adalah hal biasa bagi seorang manusia.
Akhirnya Wen-hua mengikuti Yi-feng naik ke gunung.
Tangan kanannya dipegang oleh Yi-feng. Dia merasa tubuhnya melayang di atas awan. Dia
sangat iri kepada Yi-feng.
Kaki Yi-feng terus melangkah, tapi hatinya memikirkan sebuah tempat...
Di sebuah jembatan kecil di Jiang-nan. Awan sore berwarna merah, tampak sangat indah,
karena disinari oleh matahari terbenam, rumput-rumput di kedua sisi sungai memantulkan warna
indah, air pun mengalir di bawah jembatan, bukankah hal seperti ini surga bagi manusia"
Di tempat inilah Yi-feng bertemu dengan istrinya...waktu itu dia masih belum menjadi istrinya.
Gadis itu menunggang seekor kuda berwarna putih, dia berjalan di sisi jembatan. Sinar matahari
terbenam menyinar wajahnya, rambutnya terburai mengikuti hembusan angin musim semi,
wajahnya terlihat bersemu cantik.
Yi-feng mengenang masa lalu...
"Tangan kanannya yang putih melambaikan jerami.
Dia tertawa manis kepadanya, tawa inilah yang membuat dia melupakan segalanya! Dan Jiangnan,
dia terus mengikutinya. Setiba di Jiang-bei, sepanjang perjalanan sepertinya gadia itu pun
suka kepadanya tapi juga seperti tidak suka kepadanya.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saat bertemu dengan teman baiknya, Tombak Perak Tao-chu, dia baru tahu kalau dia adalah si
Cantik nomor satu dari Jiang-nan, seorang perempuan yang bisa membuat roh laki-laki terlepas
dari raganya." Yi-feng tersenyum dan berpikir,'Kemudian setelah menikah namanya berubah menjadi Nyonya
Pencabut Roh.' 70 "Dia mengikutinya sepanjang ribuan kilometer, tapi tidak mempunyai kesempatan berkenalan
dengannya." "Hingga suatu hari di sebuah jalan Jian-men, dia bertemu dengan 'Jian-men-wu-ba' (Lima
Penjahat Jian-men). Pecut Peraknya ternyata tidak sanggup menahan 5 senjata yang digunakan
Jian-men-wu-ba. Tidak terbayangkan akibatnya jika sampai kalah!
Tentu saja dia segera menolongnya. Melalui kesempatan inilah dia baru bisa berkenalan
dengannya. Waktu itu dia masih muda, demi dirinya, dia menciptakan banyak musuh di dunia
perslatan. Suatu hari, demi dirinya, dia membuat marah Tang Men yang terkenal dengan senjata rahasia
beracunnya di Si-chuan. Dia terkena 3 senjata rahasia beracun. Sejak saat itulah dirinya baru mau
berbuat sedikit baik kepadanya. Ketika itu dia hampir mati, sekarang setelah dipikir-pikir dia
merasa curiga, apa gunanya dia berbuat seperti itu"
Semenjak saat itu dia benar-benar baik kepadanya. Mereka menunggang kuda bersama-sama,
bertamasya ke Jiang-nan dan Jiang-bei, sampai ke perbatasan.
Saat itu kehidupan dia benar-benar bahagia. Suatu hari mereka duduk di kolong langit yang
dipenuhi dengan bintang. Dia menunjuk rasi bintang penenun dan mengatakan kalau itu
adalah dirinya dan menunjuk rasi bintang pengembala dan mengatakan kalau itu adalah dia.
Lalu dia mengatakan jika penenun dan pengembala bertemu hanya satu kali dalam setahun,
mungkin itu terlalu menyedihkan.
Dia ingat akan tawa manisnya waktu itu, apalagi saat itu dirinya mengatakan jika kami benarbenar
saling mencintai, tidak perlu sering bertemu, asalkan bisa terus saling mencintai, setahun
sekali bertemu pun tidak apa-apa.
Ketika dirinya mengatakan demikian, jika saat itu dia menyuruhku mati di depannya, dia tidak
akan ragu melakukannya! Kemudian mereka tinggal bersama. Di sebuah rumah yang tidak begitu mewah tapi bagiku itu
seperti surga! Sekalipun hujan atau angin berhembus, musim dingin ataupun musim semi, mereka berdua
hidup dengan bahagia. Terkadang mereka hanya duduk sambil mendengarkan suara hujan
semalam tapi mereka merasa bahagia dan gembira.
Waktu itu dia tidak melakukan apa pun, hingga keluar rumah pun enggan. Apa pun yang terjadi
di dunia persilatan, dia sudah tidak peduli.
Jika dirinya meninggalkan dia, dia akan sendiri lagi, lalu, apa gunanya hidup sendiri"
Tapi dia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar akan meninggalkan dia dan menjadi istri
muda dari Ketua Tian-zheng-jiao. Awalnya dia tidak tahu apa alasannya, kemudian dia baru
mengerti ternyata ilmu silat ketua Tian-zheng-jiao lebih tinggi dari dia, kekuasaannya lebih besar
darinya. Di sana dia bisa lebih menikmati apa yang tidak dia miliki, istrinya telah mengkhianatinya.
Hati dia mulai marah, dia mengasihani dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan harga
dirinya dihina, membuat dia tidak bisa bernafas. Hatinya panas, kobaran api dendam terus
membakar hatinya." Dia melihat Wen-hua yang berada di pinggir dan berpikir lagi, 'Jika aku memberikan semua
barang berharga di rumah batu itu, membiarkan dia menikmati kesenangan dunia ini, apakah
istrinya yang genit dan tidak tahu malu itu akan merasa menyesal karena telah
meninggalkannya?" Maka dia pun bertanya kepada Wen-hua:
"Kelak jika istrimu meminta maaf kepadamu, kau harus menumpahkan perasaan sedih, dan
terhina kepadanya, kemudian kau boleh mengusirnya."
Dengan bingung Wen-hua terus mengangguk-angguk. Dia merasa aneh mengapa orang seperti
ini mempunyai pandangan yang sama dengannya"
Dia tidak tahu Yi-feng juga merasakan apa yang dia rasakan!
Terdengar suara air mengalir, mereka kembali ke gua itu.
Dengan semangat Yi-feng terus berlari ke atas tapi dia mulai merasa tubuhnya lemas. Dia
melewati jalan kecil seperti semula. Dia mulai melihat mulut gua. Batu besar itu masih berada di
tempat semula gua masih terlihat gelap.
Yi-feng menunjuk rumah batu itu dan berkata kepada Wen-hua:
71 "Perhiasan yang ada di dalam rumah itu cukup untuk membuatmu melakukan apa saja!" Dia
menambahkan lagi, 'barang-barang berharga ini bukan milikku, tapi aku mempunyai hak untuk
mengaturnya." Sekarang Wen-hua benar-benar mengagumi Yi-feng. Mendengar kata-kata Yi-feng dia terus
mengangguk-angguk. Sesampainya di rumah batu itu, mereka melihat ke dalam melalui jendela. Mereka berdua
sangat terkejut. Yang membuat Wen-hua terkejut adalah, perhiasan di dalam rumah itu ternyata sangat banyak,
dia seperti bermimpi. Mengingat barang ini akan menjadi miliknya, jantungnya berdebar kencang,
dia tidak percaya apakah semua ini nyata baginya"
Yang membuat Yi-feng terkejut adalah, perhiasaan yang ada di dalam rumah itu sudah
berkurang banyak, mungkin sekarang ini hanya tinggal sepersepuluh dari yang tadi pagi. Siapa
yang mengambilnya" Dengan terkejut Yi-feng bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Dia melihat ke sekeliling berharap bisa mendapatkan jawaban.
Tapi dia merasa kecewa. Barang-barang yang ada di sana tidak bergeser sedikit pun, dia mencari jejak kaki
seseorang yang tertinggal, mungkin pernah ada yang datang ke sini sebelumnya. . Tapi dia
kecewa lagi. Tiba-tiba dia melihat ada setetes darah. Darah itu mulai mengering tapi dari pengalamannya
selama ini berkelana di dunia persilatan, dia tahu, darah ini adalah darah segar.
"Siapa pemilik darah ini?"
Dia bertanya kepada dirinya sendiri, seperti seekor anjing pelacak dengan teliti terus melihat
keadaan sekeliling. Tiba-tiba di dekat gua, dia menemukan tetesan darah kedua. Dengan cepat dia berlari ke arah
gua. Tetesan darah kedua ini seperti tetesan darah pertama, walaupun kering tapi masih segar.
Tanpa ragu lagi dia masuk ke dalam gua.
Dia menyalahkan korek api. Dia berjalan dengan pelan hingga sampai di belakang batu besar
yang masih berada di sana. Dengan hati-hati dia masuk lagi ke tempat itu, korek api mengikuti
putaran tubuhnya sehingga menjadi gelap.
Begitu api agak membesar, Yi-feng berteriak karena terkejut.
Ternyata 2 mayat yang tadi dia letakkan di atas meja batu sekarang hanya ada Tangan
Terampil Xu-bai. Dan posisi mayat Xu-bai juga sudah berubah.
Yi-feng merinding ngeri, 'Kemana mayat Wajah Besi Wan Tian-pin" Siapa yang mengambil
mayatnya" Untuk apa" Jika dicuri orang, berarti...'
Dia merinding lagi dan tidak berani terus memikirkan kelanjutannya. Api redup terus menyinari
mayat Xu-bai dan genangan darah yang berada di bawah membuat gua yang sudah seram
bertambah seram dan menakutkan!
Melihat genangan darah, mengingat pada 2 tetesan darah tadi, Yi-feng cepat-cepat
meninggalkan gua ini. Begitu membalikkan tubuh, dia segera berlari keluar dari gua. Langit di luar gua lebih gelap
dibandingkan waktu dia masuk tadi.
Angin sepoi-sepoi berhembus, meniup baju Yi-feng membuat dia gemetar.
Ketika dia melihat lagi, dia terkejut bukan kepalang.
Ternyata Wen-hua yang masuk bersama dengannya tadi sekarang sudah tidak ada, dia berlari
ke sisi jendela rumah dan melihat ke dalam, dia segera mundur kembali karena tidak tega
melihatnya. Ternyata Wen-hua sudah berbaring kaku di rumah batu itu. Di sisinya banyak tetesan darah.
Selain takut Yi-feng merasa terkejut, otaknya sudah tidak bisa diajak berpikir.
Jangan salahkan dia seperti itu, siapa pun jika bertemu dengan situasi seperti ini pasti akan
sama terkejutnya seperti dia.
Tiba-tiba di belakangnya terdengar tertawa yang sangat menyeramkan.
Ternyata di belakangnya sudah ada seseorang yang berdiri tegak, tubuhnya bersimbah darah
tapi sorot matanya masih begitu tajam.
72 Yi-feng sendiri yang menyaksikan kalau dia sudah terluka berat dan lukanya tidak mungkin bisa
sembuh lagi. Dia mati di depan Yi-feng...Wan Tian-pin.
0-0-0 BAB 24 Hidup kembali Begitu Yi-feng berbalik untuk melihat, darah dan tulangnya serasa membeku...
Orang yang tertawa seram di belakangnya ternyata adalah orang yang tenggorokan dan
dadanya dipukul keras oleh Xu-bai, dia adalah Wan Tian-pin yang sudah mati dan Yi-feng sendiri
menyaksikan dia telah mati.
Yi-feng mengedip-ngedipkan matanya tidak percaya. Malam hampir tiba tapi bumi belum begitu
gelap. Dia percaya dengan penglihatannya dia percaya kalau dia tidak akan salah melihat.
Mengapa Wan Tian-pin yang sudah mati, sekarang bisa berdiri di depannya"
Darah segar membasahi tubuh Wan Tian-pin, wajahnya yang kurus kering, di balik noda darah
terlihat tawa yang menakutkan.
Suara tawanya terbawa angin terus menyebar menimbulkan gema dan terdengar ke seluruh
pelosok membuat orang merinding ketakutan.
Gunung dengan suasana seram bertambah seram lagi. Suara sungai seperti suara setan
menangis. Begitu pandangan Yi-feng menatap Wan Tian-pin dengan nanar, perasaannya seperti
membeku, dia jatuh ke dalam pusaran perasaan takut.
Suara yang membuat hati orang bergetar ngeri, selangkah demi selangkah dia berjalan
mendekati Yi-feng. Sorot mata yang seram seperti hantu gentayangan itu, begitu tajam dan tidak
berperasaan. Dia tertawa seram: "Kau kembali lagi, ini sangat baik...." Yi-feng tidak bisa membedakan
apakah itu adalah kata-kata yang diucapkan manusia atau kata-kata yang diucapkan hantu" Yi
terus mundur saat Wan Tian-pin mendekatinya...
Sorot mata Yi-feng seperti ada kekuatan besar yang menyedotnya terus menatap tidak
berdaya. Matanya tidak berkedip, dia terus melotot pada Wan Tian-pin. Sorot mata terkejut
membuat suara tawa Wan Tian-pin semakin keras.
Tiba-tiba Yi-feng merasa dia terhalang dinding rumah, dia tidak bisa mundur lagi.
Wan Tian-pin yang seperti hantu gentayangan dengan kuat menekan jantung Yi-feng.
Perasaan takut membuat Yi-feng yang mempunyai ilmu silat tinggi dan berpengalaman di dunia
persilatan, kehilangan tenaga untuk melawan ataupun lari dari sana. Dia hanya berdiri terpaku
menunggu Wan Tian-pin mendekatinya...
Mengikuti langkah Wan Tian-pin, udara di sekelilingnya seperti memukul Yi-feng. Dia merasa
kaki dan tangannya sudah kaku.
Semakin lama jarak mereka semakin dekat, hanya tersisa 7-8 langkah lagi. Pesilat tangguh
seperti mereka tentu akan mengeluarkan tangan supaya bisa memukul lawannya.
Tangan Wan Tian-pin pelan-pelan dijulurkan. Tampak tangannya berlumuran darah. Pesilat
tangguh yang terkenal dengan ilmu cakar elangnya, mengejutkan Yi-feng ketika melihat darah
yang memenuhi telapaknya.
Tangan kurus dan kering berlumuran darah, apakah berbeda dengan cakar hantu"
Tiba-tiba Wan Tian-pin berhenti tertawa.
Walaupun terdengar suara air mengalir, tapi di sekeliling tempat itu segera menjadi hening
seperti mati. Yi-feng berusaha bertahan tapi entah mengapa tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku.
Sekarang ini asalkan Wan Tian-pin memakai sedikit tenaga, maka Yi-feng akan terluka oleh
tangan kurus kering itu. Hal ini terjadi dengan cepat tapi di depan mata Yi-feng semuanya seperti menjadi pelan.
Hal yang terjadi di dunia ini terkadang sulit untuk dijelaskan. Yang pasti seorang penulis tidak
bisa hanya dengan satu pena dalam waktu bersamaan bisa menuliskan 2 hal yang terjadi di dua
tempat yang berbeda. 73 Demi nyawa murid-murid Zhong-nan-shan, Yi-feng pergi ke Yuan-nan Wu-liang-shan, dan
sekarang dia menemukan peristiwa aneh yang terjadi di sini.
Dia mengalami peristiwa yang berbahaya dan bisa membuatnya mati, tapi ratusan nyawa murid
Zhong-nan-shan bisa terlepas dari kematian.
Semenjak Yi-feng meninggalkan Zhong-nan-shan, di kuil Zhong-nan setiap orang di sana
kecuali menunggu tidak ada hal yang bisa mereka perbuat.
Menunggu bagi orang lain mungkin adalah hal biasa dan sering terjadi tapi bagi Tuan Jian dan
San-xin-shen-jun, ini menjadi persoalan aneh.
Semenjak beberapa puluh tahun Tuan Jian dan San-xin-shen-jun telah terkenal, sekarang
mereka hampir menjadi orangyang tidak akan mati.
Dengan ilmu mereka, hal apa pun yang ada di dunia ini, mereka bisa lakukan, jadi mereka tidak
perlu menunggu lama, tapi sekarang ini, 2 orang aneh ini mengalami kesulitan yang tidak
pernah mereka alami sebelumnya!
Kuil begitu besar, di mana-mana terasa suasana menyedihkan.
Setiap hari, ada beberapa yang meninggal, ketua Zhong-nan-pai terpaksa membiarkan mayatmayat
ini berada di kamar. Setiap hari setiap malam, perkumpulan terkenal Zhong-nan-pai selalu
berada dalam keadaan menyedihkan.
Tuan Jian dan San-xin-shen-jun sekarang berada di belakang sebuah pondokan, mereka
sedang bermain catur. Tapi pikiran mereka tidak ada di tempat ini.
Luka Ling-lin semakin membaik. Setelah dirinya sadar, apa yang dilihatnya membuatnya
merasa aneh juga kaget, ibunya segera menceritakan apa yan g mereka alami sebelumnya.
Tapi gadis kecil yang pintar ini sama sekali tidak merasa berterima kasih kepada Yi-feng.
Pikir dia, 'Jika tidak ada Yi-feng, kami tidak akan bertemu dengan 2 Mayat Pencabut Nyawa.'
Sun-ming tidak bisa mengatakan apa-apa. Kecuali menyayangi dan melindungi putrinya yang
pintar ini, dia tidak bisa berbuat banyak.
Tapi Ling-lin merasa beruntung bisa bertemu dengan 2 orang aneh yang berilmu tinggi dan
merasa sangat berterima kasih kepada mereka.
Lukanya semakin membaik tapi dia tetap tidak bisa terus bergerak, dia harus beristirahat di
ranjang. Umurnya masih kecil tapi jalan hidupnya berliku-liku, semua membuatnya dewasa
dibanding usia sebenarnya.
Yang paling aneh dia membenci biksu yang tidak banyak bicara...ketua Zhong-nan-pai Miaoling.
Sejak pertama kali melihatnya, Ling-lin sudah menaruh rasa benci. Dia sendiri pun tidak bisa
menjelaskan apa alasannya.
0-0-0 Kecuali harus mengurus Tuan Jian dan San-xin-shen-jun yang berada di pondok, Sun-ming
masih harus menemani putri tunggalnya. Hatinya harus terbagi menjadi 3!
Kecuali melindungi dan menyayangi putrinya, dia sering mengenang masa lalunya. Perempuan
yang nasibnya selalu berubah-ubah ini, sekarang bertambah cemas, menunggu membuatnya
mempunyai perasaan yang sulit diungkapkan.
Menunggu dengan cemas, semua demi Yi-feng, tiba-tiba merasa mengkhawatirkan keadaan Yifeng,
apakah dia bisa membawa pulang obat penawar" Dia juga berharap Yi-feng bisa cepat
kembali ke Zhong-nan-pai.
Kita bisa mengerti penantian dan kecemasannya karena sewaktu dia merawat Yi-feng yang
sedang terluka parah, kedudvikan Yi-feng di hatinya setara dengan putrinya.
Tapi perasaannya pada Tuan Jian tidak bisa jelaskan. Dia sangat mengerti keadaannya, dari
sudut mana pun mereka jauh berbeda. Dia juga tahu kalau Tuan Jian yang terlihat masih berusia
setengah baya ini sebenarnya sudah tua.
Sekarang tanpa sengaja dia berharap pada Tuan Jian. Hanya dilihat oleh Tuan Jian saja, dia
sudah merasa senang. Ini akan menjadi rahasianya yang paling dalam. Terpikirkan keadaan ini, dia merasa malu.
Setelah Ling-lin mendengar kalau orang-orang Tian-zheng-jiao yang membubuhkan racun ke
dalam air, dia selalu memikirkan masalah ini.
Masalah ini membuat Sun-ming lupa pada perasaan yang selalu mengganggunya.
74 BAB 25 Terus menerus curiga Pertanyaan pertama yang ditanyakan Ling-lin adalah:
"Kalau begitu berarti semua biksu Zhong-nan-shan terkena racun karena telah minum mata air
yang mengandung racun Chu-gu-sheng-shui, apakah kami berempat juga telah meminum air dari
mata air tersebut?" Hal ini dijawab oleh Sun-ming:
"Semenjak kita ada di sini, Tuan Jian telah menyuruh Biksu Miao-ling untuk mengambil air
minum dari mata air yang lain. Tujuannya tidak lain adalah menghindar supaya jangan terkena
racun lagi." Tapi Ling-lin bertanya lagi:
"Jika air minum para biksu Zhong-nan-shan diambil dari mata air, mereka tidak mungkin akan
terkena racun semua. Karena air di sana terus mengalir, air beracun tidak mungkin akan di situ
terus, dan bila mengambil air pun tidak akan di sana terus. Ini artinya tidak mungkin orang Tianzheng-
jiao membubuhkan racun di mata air itu kecuali ada yang sengaja membubuhkan racun ke
dalam tempat penyim-panan air di kuil."
Sun-ming tampak berpikir sebentar, dia mengangguk menyetujui kata-kata putrinya.
Mata Ling-lin berputar sambil merapikan rambutnyayang acak-acakan, dia berkata lagi:
"Banyak biksu Zhong-nan-shan minum dari air yang sama, siapa yang terkena racun ada yang
lebih awal atau lebih akhir, mungkin ini berhubungan dengan ilmu silat yang nereka kuasai,
sedangkan pemimpin Zhong-nan-shan tidak terkena racun, bukankah ini aneh" Apakah ada
orang Tian-zheng-jiao yang diam-diam membubuhkan obat penawar ke dalam air minumnya" Tapi
itu tidak mungkin, kecuali...."
Tiba-tiba dia berhenti bicara, dia melihat ke arah pintu, Sun-ming tidak memperhatikan tingkah
laku putrinya, karena dia sedang memikir-kan pendapat putrinya. Dia mulai merasa ada yang
patut unutk dicurigai, tiba-tiba Ling-lin berkata:
"Bu, coba Ibu lihat di luar sepertinya ada orang."
Sun-ming terpaku, lalu dia membuka pintu, di luar hanya ada tiupan angin tapi tidak ada
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bayangan seseorang. Sun-ming berkata sambil tersenyum: "Mungkin kau salah dengar, di luar tidak ada siapa pun."
Tapi Ling-lin menggelengkan kepalanya, dia menatap langit-langit, sepertinya dia sedang
memikirkan sesuatu yang sulit untuk dipecahkan.
Yang paling merasa lelah adalah ketua Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling, karena dia harus turun
ke dapur untuk membantu memasak.
Malam hari dia harus memasakkan semangkuk kuah ginseng untuk Ling-lin. Dengan penuh rasa
terima kasih Sun-ming melihat Biksu Miao-ling.
Ling-lin tertawa manja, dia mengambil mangkuk berisi kuah ginseng itu, tapi segera menarik
kembali tangannya dan berkata:
"Aduh, panas!" Dia meletakkan mangkuk itu di atas meja.
Wajah Miao-ling bergerak kemudian pelan-pelan dia keluar dari kamar. Alisnya berkerut
menjadi satu. Selama dua hari ini alis ketua Zhong-nan-pai selalu berkerut, dia selalu terlihat
khawatir. Ketika dia kembali untuk mengambil mangkuk kosong Ling-lin, luka Ling-lin sepertinya
bertambah parah lagi, dia terus merintih. Bibir tipis Biksu Miao-ling bergerak lalu dengan ter-buruburu
membawa mangkuk kosong itu keluar.
Sun-ming segera meninggalkan pondok untuk melihat keadaan Ling-lin, dia kembali lagi ke
pondok untuk memanggil San-xin-shen-jun. Begitu San-xin-shen-jun tiba di kamar itu, terlihat dia
terus menggelengkan kepalanya tapi tidak bicara apa pun. Wajahnya dingin dan menyeramkan
seperti es gunung. Hati Sun-ming terus tenggelam. Ling-lin tidak sadarkan diri lagi, dia terus meracau. San-xinshen-
jun dan Tuan Jian tetap bermain catur di malam hari, seperti tidak terjadi apa-apa di sana.
Malam semakin larut, tidak ada yang berjaga malam, kira-kira jam 3 subuh...
75 Ada bayangan seseorang melintas di belakang kamar jejeran ketiga. Bayangan itu terus
berjalan, hanya sebentar bayangan itu sudah berada di bawah dinding. Dia berlari ke bawah
bayangan dinding yang disinari cahaya bulan yang redup. Orang itu sepertinya adalah ketua
Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling!
Awalnya dia melihat dulu keadaan di sekeliling, setelah memastikan tidak ada yang melihatnya,
kedua jarinya tangan kanannya mengetuk-ngetuk dinding sebanyak 3 kali, kemudian
menempelkan telinganya ke dinding untuk mendengar lebih jelas.
Tidak lama kemudian dari balik dinding ada 3 kali balasan suara sentilan jari. Wajah Biksu Miaoling
terlihat sangat senang tapi rasa senang di wajahnya tetap tidak bisa menutupi kecemasan dan
ketakutannya. Di kejauhan bayangan seseorang berkelebat, kecepatannya sangat hebat. Apalagi di bawah
sinar bulan kecepatannya hampir tidak terlihat oleh mata manusia.
Biksu Miao-ling melihat ke sekeliling lagi. Di sana sangat sepi hanya terdengar tiupan angin,
dan baju biksunya mengeluarkan suara SHAT, SHAT!
Setelah dia membereskan ikat pinggangnya kemudian menekan dan meloncat ke atas. ilmu
meringankan tubuhnya bernama 'di dalam tanah kering mencabut bawang'.
Dari sini dapat diketahui kalau ilmu silat ketua Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling sangat tinggi.
Dia meloncat kira-kira tiga meter lebih, kemudian dia memegang dinding, tubuhnya yang lincah
berbalik. Dia keluar tanpa mengeluarkan suara.
Baru saja turun dari atas dinding, ada bayangan seseorang yang menyambutnya. Bayangan
orang itu terlihat langsing. Di malam yang begitu gelap, tetap terlihat pancaran hawa kegenitan
yang terpancar dari tubuhnya.
Dia berlari ke sisi Biksu Miao-ling, mereka segera berpegangan tangan dengan erat. Jakun
Miao-ling terus bergerak dari atas ke bawah, dia menarik perempuan itu ke balik bayangan
dinding, kemudian terdengar suara dari tenggorokannya...
"Lihat, kau masih seperti ini, masih takut seperti seekor tikus! Aku tidak percaya kalau 2 setan
kurus itu begitu lihai, sampai-sampai kau tidak...."
Miao-ling seperti berbisik:
"Mei-niang, ke sebelah sini sedikit...." terdengar bisikan seperti orang mimpi.
"Tunggu sebentar, apakah kau tidak tahu kalau permasalahan ini tidak bisa ditarik lebih
panjang lagi" Kami tidak cukup orang, kau...kau harus mencari akal!"
Miao-ling menarik nafas dan berkata:
"Mei Niang, demi dirimu, aku...hhhh! Mei-niang, apakah kau tahu kedua orang ini... rencana
kau hampir 90% selesai, tapi kedua orang ini tiba-tiba saja datang ke sini, sekarang entah apa
yang harus kulakukan. Mei-niang, kau yang membuat rencana semua ini, aku melakukan apa yang
kau rencanakan semuaini demi dirimu."
Mei-niang tertawa dan berbisik:
"Lihat kau ini, seorang ketua Zhong-nan-pai, masih berkelakuan seperti anak kecil saja! Asalkan
kau menaburkan sedikit racun ke dalam makanan mereka, bukankah semua bisa selesai dengan
cepat?" Tidak terdengar suara, sepertinya Miao-ling sedang mempertimbangkan sesuatu. Tapi kedua
orang yang tidak bersuara itu, tidak benar-benar sedang diam, mereka tetap bergerak-gerak di
dalam kegelapan. Gerakan mereka tidak teratur, ini adalah irama jaman purba. Angin berhembus,
di dunia ini seperti hanya ada mereka berdua.
Tapi...di dinding sana ada bayangan seseorang yang berdiri sambil melihat mereka. Dia tampak
sangat marah, raut wajahnya seperti menunjukkan ekspresi seperti, 'menyayangkan' dan 'tertipu'.
"Tidak disangka dia tega melakukan hal seperti ini! Tidak disangka...untuk apa dia melakukan
semua ini?" Begitu mendengar suara ,"Ya, ya ya!", dia baru mendapatkan jawabannya kemudian dia pun
menarik nafas panjang. Miao-ling dan Mei-niang yang ada di sana tenggelam dalam nafsu birahi tapi begitu mendengar
ada seseorang yang menarik nafas panjang, mereka terkejut dan mulai mencari-cari sumber suara
itu. Begitu mereka melihat sosok orang itu, mereka seperti membeku.
76 Bayangan orang ini seperti segumpal asap terbang ke arah mereka, dengan dingin dia berdiri di
depan mereka. Miao-ling terkejut dan berteriak, tanpa terasa dia mundur. Dia tidak berani melarikan diri dari
sana, karena dia sadar dengan cara apa pun tidak akan bisa kabur dari sana.
Tapi Mei-niang memberontak, tubuhnya bergerak-gerak, tangannya melayang dan menepis ke
arah bayangan orang itu. Bayangan itu tertawa dengan nada menghina. Dia tidak bergerak. Mei Niang seperti seekor
burung walet terbang, tangan kanan dengan lima jarinya menotok ke arah tenggorokan, tangan
kirinya menepis ke pundak kiri orang itu.
Satu jurus dengan dua serangan. Bisa dikatakan kalau ini adalah jurus yang kejam, tepat, dan
cepat, tidak ada yang menyangka kalau jari lembut ini bisa berubah menjadi jari pembunuh hanya
dalam waktu singkat! Orang itu tetap tidak bergerak, saat jarinya hampir mengenai tubuhnya, dia bergeser beberapa
sentimeter ke arah kanan. Walaupun hanya bergeser beberapa sentimeter, tapi telah membuat
jurus Mei-niang yang kejam, tepat, dan cepat tidak bisa mengenai sasaran.
Ketika orang ini muncul, dalam kegelapan Miao-ling tampak pucat seperti orang mati, dia
segera sadar kalau pemilik bayangan ini adalah San-xin-shen-jun. Saat dia kecil dulu, dia sudah
hafal dengan ilmu silat San-xin-shen-jun.
Ketika Mei-niang menyerang San-xin-shen-jun, dalam otak Miao-ling terus memikirkan cara, dia
mulai menyelusuri dinding, dan berlari dengan cepat, dia mendengar jeritan Mei Niang dan tahu
kalau Mei-niang sudah mati!
Tapi dia tidak berani melihat ke belakang, harapan ingin terus hidup membuatnya berlari lebih
cepat. Sekarang dia hanya berpikir apakah dia bisa terlepas dari cengkraman orang ini"
Tiba-tiba dia merasa ada yang menghadang di depannya, tidak lama kemudian terdengar
jeritan, jeritannya sangat memilukan dan menusuk telinga di malam yang begitu larut ini.
Dia melihat tubuh Mei-niang yang seksi. Dia melihat darah mengalir dari mulut yang tadi
sempat mengeluarkan suara UGH, UGH! Matanya yang memancar genit seperti air di musim gugur
sekarang terpejam rapat. Dia segera berlari ke sana...
0-0-0 BAB 26 Terbongkarnya rencana jahat
Miao-ling merentangkan tangannya untuk menyambut tubuh Mei-niang, tapi tidak tepat.
Setelah melihat dengan benar ternyata yang berdiri di depannya adalah San-xin-shen-jun dengan
wajah dingin. Miao-ling sekarang bertingkah seperti orang gila, dia meraung, dengan telapak yang
kuat, dia terus menyerang San-xin-shen-jun.
BAG! Kedua telapaknya mengenai seseorang tapi itu bukan tubuh San-xin-shen-jun.
Ternyata ketika kedua telapaknya menyerang dengan keras, San-xin-shen-jun sedikit mundur,
dia melindungi tubuhnya dengan mayat Mei-niang, dan menyambut pukulan Miao-ling.
Miao-ling meraung lagi, kedua tangannya yang kuat terus memukul San-xin-shen-jun.
Ketakutan, rasa tidak tenang, dan kebohongan selama beberapa hari ini, sekarang dilampiaskan.
Dia berada di gunung ini sudah puluhan tahun. Dia hidup tenang dan bersih, apa yang terjadi di
dunia ini dia sama sekali tidak tahu dan tidak peduli. Perasaan manusia dan nafsu birahi, pernah
dia rasakan tapi belum pernah melakukannya.
Tapi dia tidak tahan dengan godaan perempuan.
Mei-niang mendapatkan misi rahasia, dengan menggunakan segala cara, dia berusaha
mendekati Miao-ling, membuat Miao-ling yang belum pernah dekat dengan perempuan terlena
dibuatnya, dengan tubuh-nya yang seksi, Mei-niang membuat Miao-ling tega memberikan racun
sehingga ratusan nyawa murid Zhong-nan-pai hilang begitu saja.
Dia sendiri yang membubuhkan racun itu, dia sendiri yang meracuni anak buahnya, kemudian
berpura-pura di depan semua orang, membuat Zhong-nan-shan yang telah berdiri ratusan tahun
diberikan pada orang lain.
77 Karena pikirannya sendiri telah diracun oleh nafsu birahi, asalkan dia bisa selalu dekat dengan
Mei-niang, dia tega menutup hati nurani-nya dan mengkhianati nenek moyang!
Di luar dugaannya, Tuan Jian dan San-xin-shen-jun tiba-tiba saja datang ke Zhong-nan-shan,
semua ini membuatnya takut!
Dia sangat pintar berbohong, siapa pun tidak menyangka atau curiga kalau yang menabur
racun adalah ketua mereka sendiri.
Tapi karena hatinya selalu tidak tenang, maka otot wajahnya tertarik kencang dia takut kalau
rahasianya akan terbongkar.
Siapa pun yang tidak mempunyai hati nurani, kebohongannya tanpa sengaja akan terlihat
keluar. Dari luar pintu, dia mendengar Ling-lin mengobrol dengan ibunya, dia segera merasa tidak
tenang. Dia mengira Ling-lin mengetahui rencananya, padahal semua ini hanyalah kecurigaan
saja. Karena itu dengan sengaja dia membuatkan kuah ginseng untuk Ling-lin dan membubuhkan
racun ke dalam kuah itu. Dia berniat membunuh Ling-lin agar tutup mulut, tapi Ling-lin adalah
anak pintar, dia memindahkan kuah ginseng itu ke mangkuk lain. Ketika Miao-ling datang kembali
untuk mengambil mangkuk kosong, dia mengira Ling-lin telah menghabiskan kuah ginsengnya.
Kemudian Ling-lin berpura-pura kalau penyakitnya bertambah parah. Begitu San-xin-shen-jun
datang memeriksanya, dia menceritakan kecurigaannya serta semangkuk kuah ginseng beracun
itu. San-xin-shen-jun yang mempunyai ilmu pengobatan tinggi, begitu melihat kuah itu, dia
langsung tahu kalau kuah itu mengandung racun ganas.
Tapi dia hanya diam, diam-diam mengawasi keadaan.
Karena itu Miao-ling berbuat kesalahan dan dia sendiri yang sudah menghancurkan masa
depan, nama baik, sampai harus kehilangan nyawa.
Sekarang Miao-ling bertindak seperti orang gila.
Dengan dingin San-xin-shen-jun membentak:
"Haram jadah! Jangan kabur!"
Dia bergerak mengeliling Miao-ling, jarinya menotok 2 nadi Miao-ling.
Totokan ini adalah jurus yang hampir musnah dari dunia persilatan. Nadi yang ditotok adalah
nadi penting. Miao-ling adalah seorang pemimpin, dia mempunyai ilmu silat tinggi, tapi karena sekarang dia
sudah setengah gila, apalagi lawannya adalah seorang pesilat tangguh maka dia tidak bisa
menahan serangan ini. Jari San-xin-shen-jun sudah bergerak, tapi dia hanya mengerahkan 20% tenaganya. Tangannya
bergerak mengikuti lengan bajunya yang berputar dan membawa Miao-ling yang ada di belakang
dan meloncat. Dia berlari ke dalam kuil.
Kedua alis Tuan Jian tampak berkerut. Sun-ming merasa aneh kenapa ketua Zhong-nan-pai
yang selalu mempunyai nama baik, bisa melakukan tindakan seperti ini"
Wajah dingin San-xin-shen-jun mulai tersenyum, dia bertanya kepada Ling-lin:
"Kau lebih pintar, kami 2 orang tua kalah darimu!"
Ling-lin tertawa, dia merasa sedikit bangga tiba-tiba dia bangun dari tempat tidur dan berkata:
"Kakek, cobalah buka nadi Biksu Miao-ling, tanyakan kepadanya, mungkin racun yang dia tabur
bukan 'Chu-gu-sheng-shui', aku pikir...."
San-xin-shen-jun meloncat bangun:
"Betul! Racun yang dia tabur bisa membuat ratusan orang terkena racun. Racun ini pasti racun
biasa." San-xin-shen-jun tertawa dan berkata kepada Tuan Jian:
"Semakin tua kita menjadi orang bingung, kita terus memikirkan racun tapi tidak memeriksa
racun apa yang ada di dalam tubuh murid-murid Zhong-nan-pai. Tidak disangka kau juga bisa
ceroboh!" Tuan Jian tertawa kecut, dia sama sekali tidak menyangka kalau Miao-ling bisa berbohong. Dia
telah mengambil keputusan, ratusan biksu Zhong-nan-pai terkena racun 'Chu-gu-sheng-shui',
karena di dunia ini tidak ada racun yang begitu dasyat.
78 Sekarang semua sudah menjadi jelas, karena Miao-ling adalah ketua Zhong-nan-pai dan
dengan racun apa pun dia bisa membuat semua anak buahnya terkena racun.
Dia tertawa kecut lalu melihat ke arah Ling-lin, kedua mata anak ini bersorot pintar.
Tuan Jian tersenyum: "Anak ini sangat berbakat dan lincah, benar-benar jarang ada selama ratusan tahun ini. Asalkan
sedikit diasah, dia akan lebih maju dibandingkan orang lain. Dia juga akan menyinari dunia
persilatan." Tiba-tiba Sun-ming berlutut pada Tuan Jian.
Tuan Jian sedikit terkejut, Sun-ming segera berkata:
"Ling Er sejak kecil sudah kehilangan ayah dan dia mempunyai dendam yang harus dibalas, tapi
karena ilmu silatnya tidak tinggi maka cita-citanya tidak bisa tercapai, apakah Tetua...."
Sun-ming mengemukakan niatnya, dia ingin Tuan Jian mengambil putrinya menjadi murid Tuan
Jian. Ling-lin yang pintar dan lincah segera mengetahui jika dia bisa menjadi murid Tuan Jian maka
semua akan menjadi keberuntungannya, maka dia ikut berlutut di atas ranjang memohon kepada
Tuan Jian mengangkatnya menjadi muridnya.
Diam-diam San-xin-shen-jun menggelengkan kepala, karena selama ratusan tahun ini belum
pernah Tuan Jian mengangkat murid. Dia menganggap permintaan ibu dan anak ini terlalu muluk
dan pasti akan ditolak oleh Tuan Jian.
Tapi Tuan Jian berpikir sebentar, dia menjawab:
"Berdirilah, aku setuju permintaan kalian."
San-xin-shen-jun terpaku, dia sama sekali tidak menyangka kalau Tuan Jian akan mengangkat
murid. Dia tidak tahu selama beberapa hari ini, hati Tuan Jian selalu bergejolak. Gejolak ini sebagian
dikarenakan masa lalunya tapi sebagian lagi karena Sun-ming.
Perubahan pada perasaan manusia sangat aneh, orang lain tidak akan bisa menebaknya. Yang
pasti San-xin-shen-jun tidak menyangka mengenai hubungan Tuan Jian dan Sun-ming. Tuan Jian
sendiri pun merasa aneh dengan perasaannya. Dia selalu berusaha menjelaskan kepada dirinya
kalau semua ini hanya perasaan biasa saja, tapi apakah betul" Dia sendiri pun tidak bisa
menjawab. Tapi walau bagaimanapun juga dia tidak bisa menolak permintaan Sun-ming, tidak seperti
kebiasaannya. Dia mau menerima Ling-lin menjadi muridnya.
Ling-lin sendiri mempunyai persyaratan cukup untuk membuatnya menjadi murid satu-satunya
dari orang berilmu silat tinggi. Dengan kepintarannya, dia bisa membuat rencana Tian-zheng-jiao
yang begitu tertutup rapat terbongkar.
Sekarang San-xin-shen-jun mengetahui kalau murid-murid Zhong-nan-pai bukan terkena racun
'Chu-gu-sheng-shui', tapi racun ini pun ternyata lumayan hebat. Tapi semua ini tidak membuat
San-xin-shen-jun kerepotan. Ratusan nyawa murid Zhong-nan-pai akan tertolong sebelum Yi-feng
kembali. Biksu Miao-ling yang sebelumnya selalu mempunyai nama baik di dunia persilatan, karena
nafsu pribadinya, dia kehilangan masa depan yang cerah juga nyawanya.
. Banyak yang berperilaku seperti itu, tapi jika belum terbukti jelas, siapa yang menyangka"
Tuan Jian dan yang lainnya masih tinggal di Zhong-nan-shan selama beberapa hari menunggu
kepulangan Yi-feng, mereka tidak tahu kalau sekarang Yi-feng sedang menghadapi bahaya maut!
0-0-0 BAB 27 Antara hidup dan mati Semua pikiran dan tenaga terasa membeku karena ketakutannya.
Dia melihat tangan kurus dan kering milik Wan Tian-pin yang berlumuran darah, pikirannya
melayang, dia merasa kematian sedang menunggunya.
79 Kedua mata Wan Tian-pin terus melihatnya, tapi dia tidak menyerang, entah apa sebabnya"
Tubuhnya sudah terluka berat di dua tempat, dan tidak perlu meragukan kondisinya kalau dia
dianggap sudah mati, mengapa tiba-tiba dia bisa hidup kembali"
Tiba-tiba Wan Tian-pin tertawa kering, membuka mulutnya yang penuh darah, dengan kaku
dan dingin dia berkata: "Anak kecil, cepat kembalikan Tian-xing-mi-ji'! Kalau tidak...."
Dia tidak melanjutkan kata-katanya karena apa yang dia maksud sudah bisa diduga.
Hati Yi-feng tergerak. Wan Tian-pin yang posturnya seperti hantu gentayangan tiba-tiba
menjadi orang asing baginya. Karena orang hidup baru memiliki keinginan, jika sudah menjadi
setan untuk apa dia masih menginginkan 'Tian-xing-mi-ji' lagi"
Diam-diam dia menghembuskan nafas, dia melihat Wan Tian-pin yang terluka di tenggorokan
dan ada lubang hitam, membuat siapa pun yang melihatnya menjadi takut.
Yi-feng tahu kalau luka ini berasal dari jari Xu-bai, asal ditambah satu serangan lagi cukup
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuat orang ini langsung mati.
"Mengapa dia bisa hidup kembali?" Begitu ketakutan Yi-feng berkurang, perasaan anehnya
muncul lagi. Dia melihat Wan Tian-pin tapi pertanyaannya tetap tidak terjawab.
Wan Tian-pin maju lagi selangkah dan membentak:
"Keluarkan Tian-xing-mi-ji."
Yi-feng berpikir lagi, 'Kepandaiannya lebih tinggi dariku dan 'Tian-xing-mi-ji' ada di tanganku.
Dengan kemampuan ilmu silatnya, dia bisa langsung merebutnya, mengapa dia menyuruhku
mengeluarkannya" Dia dijuluki Perampok Utara, aneh jika dia melakukan ini.'
Yi-feng adalah orang pintar dan lincah, dia bisa berpura-pura mati untuk menghindari kejaran
Tian-zheng-jiao. Sekarang dia berpikir, 'Apakah sesudah dia terluka parah kemudian dia mendapatkan mujizat
dan bisa hidup kembali, tapi dengan ilmu yang biasa dia miliki, tidak mungkin dia bisa melakukan
semua ini.' Karena itu Yi-feng menjawab dingin:
"Kalau aku tidak mau mengeluarkan obat itu, kau mau apa?"
Dia malah memegang pinggangnya dan maju selangkah. Wajah Wan Tian-pin berubah, sorot
mata penuh dengan kemarahan.
Yi-feng melihat ke depan, jika tafsirannya salah, begitu Wan Tian-pin menyerang, dia tidak
akan sanggup bertahan. Bagaimanapun juga dia harus menyimpan rasa tegang di dalam hatinya
agar tidak terlihat oleh lawan.
Pandangan mereka saling beradu, mereka masing-masing menebak apa yang sedang dipikirkan
oleh lawannya. Wan Tian-pin tertawa: "Aku nasehatkan, lebih baik keluarkan buku itu. Bagi kita itu akan berguna."
Nada bicaranya semakin pelan. Kata-kata ancaman sekarang sudah berkurang.
Diam-diam Yi-feng menghembuskan nafas, dia memastikan tebakannya tidak meleset. Dia
segera memutar otaknya. Dengan tertawa dingin dia berkata:
"Aku beritahu kepadamu hei marga Wan, mengenai Tian-xing-mi-ji', tidak perlu kau ungkit lagi!
Jika kau masih ingin hidup dan bisa keluar dari lembah ini, kau harus tanya apakah aku akan
mengijinkannya atau tidak?"
Kata-kata Yi-feng berubah, dari posisi terancam menjadi posisi mengancam.
Wan Tian-pin terkejut. Seperti perkiraan Yi-feng semula, walaupun Wan Tian-pin tidak mati tapi
ilmu silatnya belum pulih. Dalam rasa terkejutnya, dia sengaja tertawa dan membentak:
"Aku, Wan Tian-pin sudah lama berkelana di dunia persilatan, tidak ada seorang pun yang
berani berbicara dengan nada seperti itu padaku!"
Sambil bicara sorot mata terus melihat wajah Yi-feng. Mereka berdua sedang mengukur
kepintaran masing-masing, yang pertama dia sudah kalah.
Tiba-tiba Yi-feng dengan dingin berkata:
"Serahkan kepadaku!"
Wan Tian-pin terpaku. Yi-feng berkata lagi:
80 "Jika kau tidak mau menyerahkan alat cahaya berputar itu, jangan harap bisa keluar dari
lembah ini!" nada bicaranya sangat sombong, lebih sombong dibandingkan saat dia meminta buku
Tian-xing-mi-ji' tadi. Wajah Wan Tian-pin langsung memucat, dia mundur selangkah, diam-diam mulai mengatur
nafas. Yi-feng terus melihatnya, tapi belum berani menyerangnya.
Malam bertambah larut, angin berhembus bertambah kencang.
Jika sekarang Yi-feng pergi pun, Wan Tian-pin tidak akan menghalanginya juga tidak akan bisa
menghalanginya. Tapi orang sering bingung dan Yi-feng tidak terpikir akan hal ini.
Dia tidak berniat mendapatkan 'alat cahaya berputar', dia hanya ingin sekedar menghina Wan
Tian-pin. Kekesalannya tadi belum sempat dilampiaskan.
Apalagi pelajar yang ingin bunuh diri itu masih terbaring di rumah batu, apakah dia masih hidup
atau sudah mati, dia tidak ingin pergi begitu saja dari tempat ini.
Apalagi dalam hati dia masih bertanya-tanya, dia ingin tahu mengapa Wan Tian-pin bisa hidup
kembali" Karena itu dia tidak berkeinginan untuk kabur dari sana.
Wan Tian-pin berdiri tegak tapi tidak mengatakan apa-apa.
Tiba-tiba Wan Tian-pin melihat Yi-feng.
Yi-feng terkejut dan berpikir, 'Sorot matanya tiba-tiba menjadi terang dan kuat, apakah dalam
waktu begitu singkat ilmu silatnya sudah pulih" Tapi ini tidak mungkin!'
Yi-feng tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini tidak selalu seperti yang diperkirakan olehnya,
sekarang ilmu silat Wan Tian-pin sudah pulih, bahkan mungkin lebih hebat dari sebelum dia
terluka! Ternyata sesudah Wan Tian-pin terluka parah dan nyawanya hampir tidak tertolong, Yi-feng
memindahkan dia dan mayat Xu-bai ke atas meja batu. Karena tubuh mereka berdekatan,
maka darah mengalir dari tubuh Xu-bai ke mulut Wan Tian-pin. Darah si Tangan Terampil
mengandung zat Du-long-wan. Obat ini adalah obat paling berguna dan berkhasiat, sesudah
meminum obat terbagus di dunia ketika pingsan Wan Tian-pin masih sempat merasakan ada
sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya. Kemudian pelan-pelan dia mulai sadar.
Begitu sadar dia hanya sempat terpikir sebentar, berdasarkan pengalamannya yang banyak, dia
sadar apa yang harus dia lakukan ketika hidup kembali.
Karena itu dia menyedot darah Xu-bai sampai habis. Hingga akhirnya dia sudah hidup kembali.
Dia mengambil 'alat cahaya berputar' milik Xu-bai, kemudian meninggalkan gua itu. Dia
membungkus perhiasan yang ada di rumah batu dan akan membawanya pergi dari sana. Karena
Xu-bai sudah mati, dia tidak perlu tinggal di hutan ini lagi.
Wan Tian-pin tadinya celaka sekarang malah mendapatkan rejeki, hanya saja Tian-xing-mi-ji'
yang menjadi jatahnya sekarang menghilang. Dia merasa sangat menyesal tapi dia tidak tahu
identitas pemuda itu, karena dia tahu sewaktu dia dan Xu-bai berebut dan bertarung, pemuda ini
mengambil keuntungan dari mereka.
Ketika dia sedang berpikir, Yi-feng tiba-tiba kembali, Wan Tian-pin tidak menduga sekarang
nyawanya bisa dipungut kembali. Tapi kaki dan tangannya masih terasa lemas. Du-long-wan mulai
berfungsi mulai bereaksi di dalam tubuhnya, jika dia bisa menyatukan ilmu silatnya dengan
kehebatan obat itu, semua itu akan menambah kekuatannya beberapa kali lipat!
Tapi kesempatan langka ini disia-siakannya begitu saja. Sebetulnya Du-long-wan dapat
mengembangkan 100% tenaganya tapi di dalam tubuhnya hanya bereaksi 20%. Tapi kekuatan
20% ini cukup untuk menambah kemampuan ilmu silatnya. Yang penting dia berhasil merebut
kembali nyawanya dari maut.
Karena lemas maka dia tidak segera muncul di hadapan Yi-feng. Begitu Yi-feng masuk ke dalam
gua dan pelajar itu melihat ada perhiasan di dalam rumah batu, maka pelajar miskin itu segera
memanjat masuk melalui jendela. Melihat caranya masuk ke dalam rumah, Wan Tian-pin tahu
pelajar itu tidak bisa ilmu silat, maka dia pun segera melempar pelajar itu dengan batu kecil.
Ilmu silat Wan Tian-pin sangat tinggi, sebutir batu telah membuat tangan kanan pelajar itu
putus dan membuatnya pingsan.
81 Ketika Yi-feng keluar dari gua, tiba-tiba Wan Tian-pin muncul di depan Yi-feng. Hal ini membuat
Yi-feng terkejut bukan kepalang.
Tapi bila beradu bicara, Wan Tian-pin berada di bawah Yi-feng, maka Wan Tian-pin berharap
ilmu silatnya bisa cepat pulih.
Butuh waktu singkat untuk mengatur nafas dan Du-long-wan mulai bereaksi di dalam tubuhnya.
Dia mulai merasa tenaganya kembali, dia bersiap-siap menyerang Yi-feng.
Sambil tertawa dingin, kedua telapaknya membentuk lingkaran kemudian menyerang Yi-feng
dengan cepat. Hanya terlihat bayangan telapak tangan, maksudnya tidak lain adalah untuk mengacaukan
penglihatan lawan, setelah itu baru menyerang.
Yi-feng benar-benar terkejut, dia berputar ke kanan, tangan kanan segera menyerang, Yi-feng
memang termasuk pesilat tangguh dan terkenal, tapi jurus-jurusnya tidak ada yang istimewa.
Jurus 'Feng-huang-zhan-chi' (Phonix mengibas sayap) sangat tepat. Di dunia persilatan boleh
dikatakan ini adalah jurus hebat.
Tapi jurus ini di mata Wan Tian-pin terasa sangat biasa. Membuat Wan Tian-pin tertawa dingin,
dia berputar, kedua telapak tangannya sekali lagi menyerang. Hanya saja teknik memukulnya
diganti dengan teknik mencengkram. Kesepuluh jarinya dibuka dengan lebar. Ini adalah jurus
cakar elang andalannya yang membuat dunia persilatan menjadi geger.
Jurus ini mengurangi waktu untuk mengubah jurus, yang pasti gerakannya sangat cepat.
Telapak kiri Yi-feng baru dijulurkan, dia merasakan angin telapak lawan mencengkram perut dan
tenggorokannya. Yi-feng menghembus nafas. Selama berkelana di dunia persilatan, dia telah bertarung ratusan
kali, tapi jurus Wan Tian-pin baru pertama kali dilihatnya.
Sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain, dia memutar pinggangnya, mundur 3
langkah tapi Wan Tian-pin seperti bayangan terus menempel. Dua telapaknya melingkar lagi,
ujung telapak sedikit ditekuk, dia menyerang ke dada Yi-feng.
Jurusnya berubah-rubah tapi pergelangan tangannya tidak ditekuk sama sekali. Jurus ini seperti
jurus yang biasa ada di dunia persilatan.
Yi-feng sangat mengerti jika ujung jari lawan mengenainya sedikit saja, tenaga yang datang
akan bertubi-tubi. Dia juga tahu walaupun Wan Tian-pin kurus kering tapi tenaga dalam dan ilmu
silatnya sangat hebat, maka dia tidak berani menyambut serangan telapak lawannya. Terpaksa Yifeng
mundur beberapa langkah. Karena takut dia hanya bisa menghindar dan tidak berani
menyerang. Sebenarnya jika dia tenang sedikit saja, dengan dua nadi 'Du' dan 'Ren' yang sudah
dilancarkan, dan dengan kemampuan ilmu silatnya melawan Wan Tian-pin, walaupun tidak
menang tapi setidaknya posisinya tidak akan begitu memalukan.
Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berkata dengan nada menghina:
"Ternyata ilmu silatmu hanya begini saja, tapi kau berani berkata dengan sombong di
depanku!" Kemudian telapaknya membawa angin kencang juga bayangan yang memenuhi langit. Dia
menyerang ke kiri dan kanan Yi-feng.
Yi-feng terus bertahan, tapi karena ilmu silat di bawah Wan Tian-pin, dia hanya bisa mundur
selangkah demi selangkah.
Sesudah berjalan 10 jurus, posisi Yi-feng bertambah lemah lagi. Wan Tian-pin mengubah
jurusnya, dia menyerang dengan keras lalu berputar-putar, maksudnya tidak lain ingin menghina
dan meremehkan pemuda ini dulu. Karena pemuda ini tadi telah berbuat tidak sopan kepadanya
setelah itu baru dia membunuh Yi-feng.
Maka serangannya tidak sekuat tadi lagi. Nadi yang diserangnya pun bukan nadi penting. Tapi
bibirnya selalu keluar kata-kata marah dan menghina Yi-feng.
Yi-feng merasa marah, dia sadar dengan kemampuan ilmu silatnya tidak mungkin dia bisa
melawan Wan Tian-pin, ingin kabur pun dia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.
0-0-0 82 BAB 28 Di malam larut terjadi hal aneh
PAK! Bahu Yi-feng terkena pukulan. Walaupun sakit untungnya tidak mengenai tulang dan
nadinya. Yi-feng mengetahui maksud Wan Tian-pin, tapi dengan cara telapak angin yang terus berbunyi
dengan kencang tetap tidak bisa melukai lawan sedikit pun.
Dia terus mundur, ketika dia memutar tubuhnya, tiba-tiba dia melihat ada sebuah batu besar di
depannya. Batu besar itu tadinya berada di tengah. Dari tengah batu, bisa melihat ke dalam gua
yang sangat gelap. Yi-feng berpikir, segera kakinya melangkah. Dia bergeser ke dalam gua.
Bayangan telapak Wan Tian-pin masih terus bergerak, telapaknya seperti dua ekor kupu-kupu
yang terbang di sisi Yi-feng. Dia terkenal di dunia persilatan, yang pasti ilmu silatnya memiliki
keistimewaan. Tangan kirinya memutar, dia mengeluarkan serangan sambil mengejek:
"Anak kecil, serahkan Tian-xing-mi-ji' kepadaku, kau juga harus berlutut di hadapanku. Kalau
kau membuatku senang mungkin aku bisa melepaskanmu. Jika nasibmu baik mungkin aku akan
menerimamu menjadi muridku...."
Yi-feng membentak, dengan sekuat tenaga menyerang Wan Tian-pin. Tubuh Wan Tian-pin
sedikit condong ke belakang tapi jurus Yi-feng bukan menerjang maju. Di tengah-tengah dia
mundur kemudian bersalto ke belakang.
Dia memperkiraan jaraknya dengan gua itu, tubuhnya berputar di udara, begitu kakinya sampai
ditanah, segera berlari masuk ke dalam gua itu.
Wan Tian-pin sedikit terkejut, dia segera meloncat, dia ikut masuk ke dalam gua itu, tapi di
belakang terdengar suara angin menderu. Dia berbalik untuk melihat, ternyata batu besar yang
menutup gua mengikutinya.
Ketika dia menengok, batu besar yang ada di mulut gua itu sudah menutup. Dengan terkejut
Wan Tian-pin melihat ke sekeliling. Di dalam gua tidak ada sinar sama sekali. Dengan cepat dia
menahan nafas, kedua telapak diletakkan di depan dada karena dia takut Yi-feng akan menyerang
dari kegelapan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Yi-feng sudah memperhitungkan semuanya, begitu
masuk ke dalam gua, dia langsung memutar batu.
Tapi Yi-feng sudah keluar pada batu besar sebelum tertutup rapat.
Ketika posisinya sudah tepat Yi-feng langsung bertindak, cara ini harus dimiliki oleh orang yang
berpikiran matang. Mengurung orang di dalam gua tapi dalam waktu hitungan detik, dia harus
segera berlari keluar. Karena bertindak ceroboh, Wan Tian-pin sudah terkurung di dalam gua yang gelap dan dingin.
Rencana ini berhasil, ketika dia menarik nafas terasa angin dingin berhembus, Yi-feng dadanya
sangat nyaman. Jantungnya yang berdebar-debar mulai berdetak dengan tenang.
Yi-feng segera berlari ke rumah batu dan masuk melalui jendela. Dengan bantuan cahaya
redup dia melihat pelajar itu masih tergeletak di bawah. Yi-feng bernafas panjang dan ber-pikir,
'Tadinya aku ingin menolongnya tapi aku malah mencelakainya.'
Dia berjongkok mencoba apakah pelajar itu masih bernafas atau sudah mati ternyata dia masih
hidup. Dia hanya pingsan.
Perhiasan yang tersisa di rumah itu dibungkus rapi oleh Yi-feng, dia tidak mencari perhiasan
lainnya. Kemudian memapah pelajar miskin yang pingsan itu, keluar dari rumah batu dan turun ke
kaki gunung. Sesudah pelajar miskin ini siuman, dia membawa perhiasan pemberian Yi-feng lalu pergi ke
kota, kelak di kemudian hari dia menjadi orang kaya.
Sejak awal sampai akhir dia tidak mengenal orang yang membuatnya menjadi kaya. Yi-feng
dengan menggunakan pikirannya yang lincah berhasil mengalahkan lawan kuat. Dia juga berhasil
mendapatkan buku rahasia 'Tian-xing-mi-ji' dan obat penawar, hatinya merasa sangat senang.
83 Sambil menikmati rasa senang, dia mulai merasa lelah. Tubuh sekuat Yi-feng walaupun bisa
melewati perjalanan begitu lama tanpa tidur dan istirahat ditambah dengan ketegangan serta
pertarungan hebat, sekarang dia mulai merasa lelah. Sesampainya di Jing Dong, dia mengambil
keputusan untuk beristirahat.
Dia tertidur pulas selama beberapa hari ini. Tidurnya merupakan suatu kenikmatan yang jarang
dinikmatinya. Dia bermimpi kalau istrinya kembali ke sisinya, saat terbangun dia kebingungan. Di luar masih
sangat gelap, ternyata hari sudah malam.
Dia tidak ingin bangun, maka dia pun berbaring kembali di ranjang, sambil mendengarkan
suara angin yang berhembus di luar jendela. Tiba-tiba dia mempunyai pikiran yang berbeda
terhadap situasi dunia persilatan.
Wajah istrinya yang cantik terus ter-bayang-bayang, kadang terasa sangat jelas, kadang tidak.
Tiba-tiba dia mendengar suara hembusan angin di luar jendela membawa suara kelepak baju
orang yang sedang berjalan di malam hari. Dulu dia pasti akan segera keluar tanpa ragu dan
mencari tahu siapa orang itu.
Sekarang dia hanya berbaring di ranjang.
"Untuk apa aku mengurusi masalah orang lain?"
Dia berpikir lagi, 'Bukankah masalah yang sedang kuhadapi pun tidak ada yang membantu" Di
Su-dong, aku dikepung oleh 3 ketua bagian Tian-zheng-jiao, hampir saja aku terbunuh, siapa yang
membantuku waktu itu" Setelah istriku lari dengan "laki-laki lain, aku dikejar-kejar untuk dibunuh,
siapa yang keluar membelaku"'
Dengan sedih dia menarik nafas.
Dulu pikirannya sangat lurus, sekarang berbelok-belok mengikuti masalah yang terjadi dan
kehidupannya tidak sebahagia dulu.
Malam-malam merenung, dia terpikirkan banyak orang sampai-sampai dia teringat pada Zhifeng-
mai-hui yang mungil... Tiba-tiba dari luar jendela terdengar jeritan, membuat Yi-feng terkejut.
Dia menganggap kalau dia adalah orang egois tapi begitu mendengar jeritan memilukan, dia
tidak bisa berdiam diri begitu saja di atas ranjang.
Berkali-kali dia memperingati dirinya supaya jangan terlalu banyak mengurusi masalah orang
lain, hal terpenting sekarang ini adalah dia harus mengantarkan obat penawar ke Zhongnanshan,
tapi darah pendekar yang masih ada di dalam tubuhnya tidak bisa menahan kekuatan
ini. "Aku akan melihat sebentar, tidak akan menghabiskan waktu banyak."
Sambil mengenakan sepatu, dia ber-pikir, 'Apakah akan terjadi hal aneh lagi" Ataukah akan ada
orang aneh yang muncul lagi" Dulu sewaktu aku masih berkelana di dunia persialtan, apa yang
terjadi saat itu langsung bisa ku-selesaikan di tempat.'
Dia mencari alasan untuk dirinya sendiri.
Buku dan obat penawar dibungkus dan disimpan dengan rapi di balik baju bagian dada.
Dia sudah lama berkelana di dunia persilatan maka apa pun yang dilakukannya pasti dikerjakan
dengan sangat teliti. Kemudian dia meloncat keluar melalui jendela dan berlari menuju suara teriakan itu.
Rumah-rumah yang ada di bawah kakinya sangat gelap dan sepi, teriakan memilukan itu pun
hanya terdengar sekali tidak ada teriakan susulan. Di sekeliling sana sangat sepi dan tidak terasa
ada aneh. Yi-feng menyalahkan dirinya, 'Mengapa tadi aku tidak cepat-cepat keluar"'
Dia melihat ke sekeliling, dia sudah lama tidak keluar di malam hari. Sekarang dia berada di
luar, dia merasa darahnya mulai bergejolak, sifatnya yang bebas muncul kembali. Dia berusaha
menenangkan dirinya lalu mulai memperhatikan dan mendengarkan suara yang ada di sana.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ketika dia mulai putus asa, tiba-tiba terdengar suara yang memohon-mohon.
Yi-feng tidak ragu lagi, dia segera berlari ke arah suara itu. Kecepatannya seperti seekor burung
walet di musim semi. Tiba-tiba dia melihat salah satu jendela di sebuah rumah masih bercahaya, karena itu dia
berhenti dan mengait mengaitkan kakinya ke atap dan tubuhnya terjulur ke bawah.
84 Di dalam rumah itu ada sebuah lampu minyak, seseorang sedang duduk di sana, tangan
kanannya memegang pedang, jari tengah tangan kirinya memegang pedang.
Ada seseorang sedang berlutut di depan orang itu, wajahnya bersimbah darah, mungkin
teriakan memilukan itu berasal dari orang ini.
Yi-feng melihat keadaan di sana, dalam hati berpikir, 'Apa yang sedang terjadi di sini"'
Terlihat orang yang memegang pedang itu menggetarkan pedangnya, dia menyabet telinga
orang yang sedang berlutut. Darah muncrat dari telinganya. Pedang berputar, telinga orang itu
Kisah Si Bangau Putih 3 Istana Yang Suram Karya S H Mintardja Bentrok Rimba Persilatan 13
membeberkan jurus-jurus untuk memecahkan jurus lawan, laki-laki itu baru memperhatikan
keadaan di sekelilingnya.
Laki-laki bercambang itu berkata lagi: "Tamu yang berada di luar jendela, jika Anda tidak
masuk, empunya rumah akan keluar untuk mengundang Anda masuk."
56 Nada bicaranya berubah menjadi galak. Sesudah Yi-feng melihat sendiri kehebatan ilmu
silatnya, dia sadar jika dia ingin melarikan diri, rasanya tidak mungkin dan dia tidak mempunyai
alasan untuk melarikan diri dari sana. Apalagi dia seorang laki-laki sejati, walaupun dia mempunyai
kesempatan kabur, dia tidak akan melakukannya. Maka dengan suara keras dia menjawab: "Tuan
rumah mengundangku masuk, aku tidak akan menolaknya."
Setelah dilihat dengan teliti, Yi-feng baru tahu kalau rumah ini hanya memiliki jendela dan tidak
mempunyai pintu. Laki-laki bercambang itu tertawa keras: "Dulu ketika pak tua itu membangun rumah ini, dia
lupa membuat pintu. Sahabat, masuklah melalui jendela."
Yi-feng yang sejak tadi mendengar dia selalu mengatakan dia adalah, pak tua, suaranya keras
seperti lonceng, tubuhnya sehat dan lincah, entah dari mana dia mirip dengan orang tua"
Dalam kegelapan, Yi-feng hanya mengangkat bahu dan tertawa kecut. Kedua tangannya
memegang jendela kemudian meluncur masuk ke dalam rumah seperti seekor ular yang
menyusup. Setelah masuk, dia memberi hormat. Yi-feng sering berkelana di dunia persilatan, dia
seorang terkenal, dan seorang di mana kalau dia bertemu dengan suatu masalah dia bisa bersikap
tenang. Ditambah lagi dengan postur tubuhnya yang tinggi, wajah yang tampan, gerakannya dengan
alamiah memancarkan keluwesan dan bersikap santai.
Setelah memberi hormat, dia berkata: "Aku secara tidak sengaja telah memasuki tempat tinggi
Tetua, harap Tetua memaafkan dan memberi hukuman kepadaku!"
Laki-laki bercambang itu melihat Yi-feng dari atas ke bawah, tiba-tiba dia tertawa terbahakbahak:
"Di tempat terpencil seperti ini jarang ada yang datang berkunjung, sekarang kami kedatangan
seorang tamu gagah dan tampan, sungguh membuatku senang!"
Dia berkata kepada biksu kurus yang sejak tadi tidak bergerak:
"Pak tua yang kesepian, jangan berpikir terus, lihatlah tamu kita yang tampan ini!"
Tiba-tiba pak tua kurus ini membuka matanya, sorot matanya seperti petir menyambar,
membuat Yi-feng tidak kuat melihat sorot matanya. Dia tidak berani menatap sorot mata yang
tajam seperti pisau. Wajah pak tua kurus itu tampak datar, dia hanya melihat Yi-feng sebentar,
lantas berkata dengan dingin:
"Anak kecil, kau datang kemari ada tujuan apa?"
Dia segera memejamkan matanya kembali seperti layaknya seorang biksu tua, dia duduk
bersila, apa yang terjadi di sekelilingnya seperti tidak ada hubungan dengannya.
Yi-feng merasa tidak suka, diam-diam dia berpikir, 'Mengapa pak tua ini seperti tidak
berperasaan"' Diam-diam dia lebih menyukai laki-laki bercambang itu. Dia memberi hormat kepada laki-laki
itu: "Aku sudah mengganggu ketenangan kedua tetua, aku merasa tidak enak, aku...."
Laki-laki bercambang itu melambaikan tangannya memotong kata-kata Yi-feng yang belum
selesai dan tertawa: "Tidak perlu merasa sungkan! Tidak perlu merasa sungkan! Pak tua dan aku sudah bertarung
selama sepuluh tahun di sini, aku sudah bosan karena setiap hari hanya melihat wajahnya. Hari ini
secara kebetulan kami kedatangan seorang pemuda tampan yang bisa menemaniku mengobrol,
aku benar-benar merasa senang!"
Yi-feng menghembuskan nafas panjang:
"Jadi kedua orang ini sudah bertarung disini selama hampir 10 tahun," diam-diam dia berpikir,
'apa yang menyebabkan mereka jadi seperti itu"'
Dia melihat baju usang dan kotor yang dikenakan laki-laki itu, dalam hati dia berpikir lagi.
'Selama sepuluh tahun ini mereka pasti merasa kesepian. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa
menahan rasa sepi ini"'
Matanya berputar melihat ke tempat lain, melihat batu perhiasaan yang tampak berkilau, dia
lebih tidak mengerti lagi dengan keadaan mereka!
57 Laki-laki bercambang itu mengangkat tangannya, memotong daging sapi yang kerasnya seperti
batu. Daging itu seperti sebuah tahu saja di tangannya dan telah terpotong menjadi dua. Dia
memberikan sepotong daging itu kepada Yi-feng.
"Anak muda, kau makan dulu daging ini kemudian istirahatlah, biar tua bangka itu terus
berpikir." Yi-feng tertawa, dia menerima sepotong daging dan menurunkan bungkusan kain yang
dibawanya. Di dalam bungkusan ada daging ayam yang baru dibelinya tadi pagi, masih ada
sebotol kecil arak untuk menahan rasa dingin yang menyergap.
Begitu melihat bawaannya, laki-laki bercambang itu tertawa terbahak-bahak. Yi-feng dengan
cepat memberikan makanan itu kepada-nya. Tanpa sungkan-sungkan laki-laki bercambang itu
langsung memakannya, hanya dalam waktu singkat makanan itu langsung ludes dimakannya. Arak
yang dibawa Yi-feng pun habis sampai setetes pun tidak tersisa.
Pak tua kurus yang sepertinya selalu tidak peduli, tidak melihat, juga tidak mendengar, dia
seperti sebuah patung batu hanya diam dan duduk bersila.
Yi-feng tahu kalau pak tua kurus itu sedang berpikir memecahkan jurus-jurus laki-laki
bercambang itu dengan kemampuan ilmu silat yang telah dimilikinya selama puluhan tahun.
Melihat laki-laki bercambang makan dan minum sesukanya, Yi-feng berpikir, Tadi laki-laki ini
mengatakan kalau dia memecahkan jurus pak tua kurus ini bulan kemarin, apakah dia
memikirkannya selama sebulan....'
Dia belum tahu kalau kedua orang ini terkadang malah menghabiskan waktu lebih panjang
mencari jurus untuk memecahkan jurus-jurus lawan.
Laki-laki bercambang itu memegangi perutnya yang kenyang dan tertawa:
"Anak muda, kau datang ke gunung tinggi ini.untuk apa?"
Yi-feng segera menjawab: "Aku senang mendaki gunung maka dari Jiang-nan sampai ke Yun-nan mendengar kalau
gunung ini sangat terkenal, dan aku pun datang kemari."
Dari awal dia tahu kalau dia pasti akan mendapatkan pertanyaan seperti ini, maka dia sudah
mempersiapkan jawabannya. Sekarang tanpa ragu dia segera menjawabnya. Hanya saja
jawabannya tidak disusun dengan sempurna.
Laki-laki bercambang itu seperti percaya kata-katanya, dia mengangguk-angguk:
"Mendaki gunung adalah hal paling baik! Hal terbaik! Tubuh pun akan sehat!"
Dia tertawa lagi kemudian menundukan kepala untuk mencari potongan daging yang jatuh saat
dia memakannya tadi. Kemudian dia pun memakannya.
Yi-feng melihat dia begitu rakus, dia ingin tertawa tapi dia tidak berani mengeluarkan suara.
Laki-laki bercambang itu tiba-tiba tertawa: "Apakah kau bertanya-tanya mengapa kami bisa
bertarung di sini sampai 10 tahun lamanya?"
"Betul, memang sempat terbersit dalam benakku, hanya saja aku tidak berani bertanya kepada
Tetua." "Mengatakan padamu apa alasannya tidak apa-apa, yang terpenting..."
Dia berhenti bicara sebentar, berkata lagi: "Anak muda, apakah kau pernah mendengar kalau
30 tahun yang lalu, di dunia persilatan ada 2 orang, jika mereka melihat uang maka mereka akan
tertawa" Yang satu kerjaannya mencuri, sedangkan yang satu lagi merampok. Cara mereka tidak
sama tapi tujuannya sama. Walaupun uang ini berasal dari golongan hitam ataupun putih, asalkan
itu adalah uang mereka pasti akan mengambilnya, saudara pun tidak terkecuali. Orang-orang
dunia persilatan tidak ada yang sanggup mengalahkan mereka."
"Apa yang Tetua maksudkan adalah Pencuri Selatan dan Perampok Utara yang sangat terkenal
itu" Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan Tian-pin, kedua tetua itu yang Tetua
maksudkan" Mereka berdua selalu membuat orang dunia persilatan merasa sakit kepala baik itu
dari golongan hitam ataupun putih?"
Yi-feng melihat laki-laki bercambang itu, dalam hati dia berpikir, 'Apakah tetua ini adalah
perampok utara"' Laki-laki bercambang itu tertawa terbahak-bahak dan berkata lagi:
58 "Betul, Pencuri Selatan dan Perampok Utara adalah aku dan pak tua kurus itu. Satu di selatan,
satu di utara, yang satu mencuri, yang satu merampok. Kami tidak pernah saling mengganggu,
tapi..." Dari balik dadanya dia mengeluarkan sesuatu dan berkata lagi:
"Demi benda ini kami bertemu bukan hanya bertemu tapi kami juga berkelahi dan terus
berkelahi hingga 10 tahun lamanya."
Yi-feng melihat benda yang dipegang oleh lelaki bercambang, benda itu berupa sebuah besi
dengan panjang 30 centimeter. Walaupun besi itu mengeluarkan cahaya tapi tidak terlihat apa
bagusnya besi itu. Yi-feng merasa aneh, 'Pencuri Selatan Perampok Utara sudah lama terkenal, benda berharga
yang mereka dapatkan selama ini sudah sangat banyak, mengapa demi sepotong besi hitam ini,
mereka harus berkelahi hingga 10 tahun lamanya"'
Karena merasa aneh, dia melihat laki-laki bercambang itu. Terlihat perampok besar itu sedang
memainkan potongan besi nya, dia seperti sangat menyayangi besi itu.
Dengan teliti Yi-feng melihat besi itu lagi, bentuknya sangat jelek tapi seperti barang antik, Jika
ada yang mengatakan demi barang itu kedua pesilat bertarung untuk memperebutkannya, Yi-feng
benar-benar tidak mengerti.
0-0-0 Bab 19 Alat bercahaya yang bisa berputar
Lama laki-laki bercambang itu memainkan potongan besi hitam, kemudian baru dia berbicara
sambil tertawa kepada Yi-feng:
"Benda ini bernama alat bercahaya yang bisa berputar, dari luar terlihat sangat jelek tapi benda
ini sangat berguna!" Dia berkata lagi, "benda ini bisa mendeteksi apakah cuaca besok akan hujan
atau cerah, juga bisa menawarkan racun, bisa digunakan untuk mengusir serangga dan ular. Yang
paling aneh, benda ini bisa mendeteksi tempat yang terdapat batu-batu berharga sekali-pun batu
itu ada di tubuh seseorang atau bahkan dibawah tanah. Ha,ha, ha! Ini benar-benar benda langka."
"Sayangnya aku hanya memiliki separuh, karena itu aku berusaha untuk mendapatkan
separuhnya lagi." Yi-feng dengan teliti mendengar semuanya, sejak kecil sampai sekarang ini dia belum pernah
mendengar kalau di dunia ini ada benda yang begitu aneh, maka dia pun melihat benda itu lagi,
benda yang disebut 'alat bercahaya yang berputar'. Apa anehnya dengan alat ini"
Laki-laki bercambang itu tertawa keras:
"Saat kami berdua bertemu, kami baru tahu kalau benda yang kami cari ternyata kami masingmasing
memegangnya, kami pun tahu jika ingin mendapatkan benda yang berada pada lawan, itu
bukan hal yang mudah!"
"Karena itu kami berjanji waktu dan tempat untuk bertarung, siapa yang menang, maka dia
yang akan mendapatkan alat bercahaya yang bisa berputar ini..."
Dia menunjuk perhiasaan dan bebatuan yang menumpuk di sudut ruangan dan berkata:
"Selain itu mendapatkan warisan dari lawan seumur hidup, dan itu barang-barangnya."
Yi-feng baru mengerti mengapa meeka berdua bisa menahan kesusahan dan kesepian di
gunung terpencil seperti ini hingga bertahun-tahun.
Dia bertanya pada dirinya, 'Menghabiskan waktu 10 tahun hanya untuk mendapatkan benda
seperti itu, apakah ini pantas"'
Dia menggelengkan kepala tidak mengerti, demi benda seperti ini, kedua tetua itu telah
menghabiskan waktu selama 10 tahun di sini. Laki-laki bercambang itu melanjutkan: "Tempat
kami berjanji untuk bertarung adalah di Wu-liang-shan, kami datang tepat pada waktunya. Di
bawah kaki gunung ini kami bertarung selama 7 hari 7 malam, ilmu silat yang kami pelajari sama
sekali berbeda, tapi kemampuan kami sama maka selama 7 hari 7 malam itu, tidak ada yang
menang ataupun kalah."
Diam-diam Yi-feng berpikir, 'Kalian berdua, yang satu pencuri sedangkan yang satu lagi adalah
perampok, pasti ilmu kalian tidak sama.'
59 Laki-laki bercambang melanjutkan lagi: "Tapi kami tidak bisa berhenti bertarung sampai di sana
saja, karena jika kami berhenti maka selamanya kami hanya akan memiliki separuh alat tadi, dan
benda ini tidak akan ada gunanya!"
Diam-diam Yi-feng mengeluh, 'Manusia memang makhluk aneh, mereka tidak mau bekerja
sama, lebih memilih menghabiskan waktu 10 tahun untuk memperebutkan lempengan besi ini,
apakah ini yang disebut kepintaran manusia"'
Laki-laki bercambang itu tidak tahu apa yang dipikirkan Yi-feng. Dia melanjutkan lagi:
"Karena itu pula mengapa kami mencari tempat ini, membuat rumah batu. Di dalam rumah ini
kami bisa mencari jurus apa yang harus digunakan supaya lawan kalah."
Dalam hati Yi-feng marah, 'Lalu mengapa kalian memilih tempat ini padahal masih banyak
tempat lain!' Tapi dia bertanya: "Jika satu orang membutuhkan waktu 10 tahun untuk berpikir, bukankah lawan pun harus
menunggu 10 tahun lagi?"
Laki-laki bercambang itu tertawa keras: "Itu sudah pasti, kami sudah menetapkan jangka
waktunya. Kami menentukan waktu 40 hari menjadi satu paket, jika dalam kurun waktu 40 hari
tidak bisa memikirkan jurus apa untuk mengalahkan lawan artinya dia kalah."
Dia berhenti sejenak, lalu menyambung lagi: "Selama 10 tahun ini, kami belum pernah kalah.
Pernah satu kali, waktu sudah menunjukkan hari ke-39, pak tua kurus ini belum terpikirkan cara
untuk memecahkan jurusku yang bernama 'Fei Yun Shou'. Aku mengira dia akan kalah, siapa yang
sangka pada malam ke 40, dia berhasil memikirkan cara memecahkan jurusku."
Yi-feng menarik nafas, diam-diam dan berpikir:
"Selama 10 tahun ini, mereka telah berhasil membuat banyak jurus tinggi yang tidak sanggup
terpikirkan oleh siapa pun."
Karena teringat pada hal ini, Yi-feng mencoba bertanya:
"Jurus Fei Yun Shou yang Tetua ciptakan bagaimana gerakannya?"
Sepertinya laki-laki bercambang ini sedang merasa gembira, tiba-tiba dia berdiri, kedua
tangannya dibuka kemudian mengeluarkan tangannya. Yang paling aneh, sewaktu tangannya
melambai, kakinya berganti 3 arah dan terakhir menjadi 4 arah. Yi-feng merasa jurus ini seperti
hanya melihat bayangan telapak tangan yang terus beterbangan, seperti tangan dewi-dewi yang
sedang menabur bunga. Perawakan besar laki-laki bercambang itu sewaktu memperagakan jurus ini, seperti tangan
seorang dewi, gerakannya begitu indah, Yi-feng benar-benar kagum pada pak tua bercambang ini.
Dia duduk kembali sambil tertawa senang: "Jurus Fei Yun Shou ini hanya ada satu jurus, tapi
ketika kau menggunakannya seperti tenaga dari 12 pesilat tangguh menyerang satu orang secara
bersamaan. Tapi pak tua kurus ini masih bisa terpikir cara untuk memecahkannya."
Dari kata-kata lelaki bercambang ini. berarti di dunia ini kecuali pak tua kurus ini, tidak ada
seorang pun yang sanggup menyambut jurusnya.
Dari kata-katanya terdengar kalau dia sangat senang. Suara tawanya belum selesai, dia berkata
lagi: "Kami berdua telah melewati waktu 10 tahun di rumah batu ini, sampai sekarang tidak ada
yang bisa mengalahkan lawannya, yang membuat kami merasa kesulitan adalah ketika lawan
sedang memikirkan cara untuk memecahkan jurus. Perasaan kesepian benar-benar membuat kita
sulit bertahan." Kata-katanya mengandung rasa sedih. Ketika Yi-feng sedang diam-diam menarik nafas, laki-laki
bercambang itu tertawa: "Tapi kelak jika ada kau yang menemani kami di sini kami mempunyai teman mengobrol, aku
tidak akan merasa kesepian lagi."
Yi-feng terkejut dan berkata: "Di sini aku memang bisa menemani Tetua mengobrol, tapi aku
masih ada...." Kedua mata laki-laki bercambang itu membuka dengan lebar, sorot matanya tajam seperti
pisau melotot pada Yi-feng.
Dengan kasar dia berkata: "Aku tidak memandang remeh kepadamu tapi kau benar-benar tidak
tahu diri. Apakah setelah masuk rumah ini. Kau bisa pergi seenaknya?"
60 Yi-feng benar-benar terkejut. Dengan nada agak lambat laki-laki bercambang itu berkata
lagi:"Anak muda, kau juga orang dunia persilatan, jika kau menemaniku di sini kau pasti akan
mendapatkan kebaikan. Kau bisa mendapatkan ilmu silat tinggi, saat kau pulang nanti, kau masih
bisa membawa sekantong batu-batuan berharga dan perhiasan."
Laki-laki ini sejak beberapa tahun lalu sudah terkenal dengan sifat anehnya, selama 10 tahun
ini karena hatinya kesepian, maka sekarang dia bersikap sungkan kepada Yi-feng.
Yi-feng mulai terpengaruh. Tapi ada kekuatan lebih besar yang mendorongnya berkata:
"Kebaikan Tetua Wan aku terima di hatiku...."
Laki-laki bercambang itu melambaikan tangan, dengan cepat dia berkata:
"Anak muda! Aku beritahu kepadamu, margaku bukan Wan, pak tua kurus itu baru bermarga
Wan, margaku adalah Xu, namaku adalah Xu-bai, apakah jelas!"
Yi-feng terpaku Dia tidak menyangka laki-laki tinggi dan besar ini ternyata adalah orang yang
bisa menguasai benda ringan dan kecil. Dia adalah pencuri selatan yang terkenal di dunia
persilatan... bisa mengejar angin beribu-ribu kilometer dan jika berjalan bisa sekelebat
menghilang, dialah si Tangan Terampil Xu-bai.
Sedang pak tua kurus kering ini menguasai jurus cakar elang digabung 12 jurus telapak
benteng batu, mempunyai ilmu pernafasan yang kuat, dia adalah si Wajah Dingin Wan Tian-Pin.
Melihat wajah dan postur mereka, dia teringat pada ketua Tian-mei-jiao, perempuan jelek itu,
apakah dia akan tertawa atau menangis karenanya.
Tapi mulutnya berkata: "Ya, kebaikan Tetua aku terima di dalam hati, hanya saja aku benar-benar ada keperluan
lainnya...." Tiba-tiba Xu-bai tertawa terbahak-bahak. Yi-feng terkejut dan berhenti berbicara.
Setelah tawanya berhenti, kedua matanya bersinar buas, dia membentak:
"Jika kau tidak mau memenuhi permintaanku tidak apa-apa, tapi kau harus menceritakan apa
yang membuatmu menolak mimpi yang diinginkan oleh siapa pun" Jika aku menganggap
alasanmu tepat, aku akan melepaskanmu, kalau tidak...Hmm!"
Sekarang Yi-feng baru tahu kalau Xu-bai adalah orang yang sulit diberi mengerti, dia juga tahu
walaupun ilmu silatnya maju pesat tapi jika kemampuannya dibandingkan dengan mereka, dia
masih kalah sangat jauh! Berarti tidak pilihan lain lagi. Dia melihat orang kurus yang masih diam duduk bersila sepertinya
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jika langit runtuh pun, seperti tidak ada hubungan dengannya.
Yi-feng menarik nafas panjang dan berpikir, 'Mengapa kedua orang ini tidak mau mengerti
alasanku"' Dia tidak berpikir jika sifat mereka tidak seperti ini, mana mungkin mereka bisa tinggal di hutan
dan di gunung seperti ini selama 10 tahun"
Yi-feng berpikir lagi, 'Sepertinya aku harus menemani mereka untuk sementara di sini, yang
terpenting suatu hari nanti pasti akan ada yang menang dan ada yang kalah. Bila hari itu tiba aku
akan mencari buku dan obat penawar Wu Qu-jun. Waktu itu pula aku telah mendapatkan ilmu
yang diwariskan dari kedua pesilat tangguh ini ditambah jika aku memakan 'Du-long-wan', aku
bisa membalas dendamku,' dengan senang dia berpikir itu.
Tapi begitu berpikir lebih jauh lagi, dia mengkhawatirkan nyawa murid Zhong-nan-shan yang
menunggu kedatangannya, semua membuat-hatinya tidak tenang.
Wajahnya sebentar menjadi hijau sebentar menjadi putih, hatinya bergejolak.
Semua orang-orang didunia tahu, makhluk yang bernama manusia adalah makhluk egois, jadi
tidak aneh, tapi jika sifat egois ini sampai merugikan orang lain dan kerugiannya sangat besar, itu
harus dihentikan secepat mungkin.
Sekarang batin Yi-feng sedang berperang, dia sadar jika dia mengatakan tujuannya datang ke
Gunung Wu-liang, 'Tian-xing-mi-ji' yang langka di dunia persilatan ini dan butiran obat yang
dahsyat yang bernama Du-long-wan, dia tidak akan bisa memperolehnya. Tapi bagaimana akibatnya
jika dia tidak bicara secara terus terang"
Ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan sedang menunggu obat penawar, dia akan terlambat
dan tidak akan bisa menolong nyawa mereka. Tapi bagi Yi-feng yang selalu berdiri diatas
kebenaran dan keadilan, dia tidak bisa berpangku tangan begitu saja!
61 Di luar hari semakin gelap.
Angin malam yang dingin masuk melalui celah jendela, berhembus ke tubuh Yi-feng.
Tapi Yi-feng seperti tidak merasakannya.
Dia dihina dan bertekad akan membalas dendam, tapi jika sekarang dia mengatakan tempat
rahasia itu, apakah Pencuri Selatan dan Perampok Utara akan membiarkan dia mengeluarkan
'Tian-xing-mi-ji' dan 'Du-long-wan' begitu saja" Kalau tidak maka harapan-nya untuk membalas
dendam akan sirna begitu saja.
Tapi suara rintihan kesakitan di Zhong-nan-shan seperti jarum terus menusuk tubuhnya.
Baru saja dia membuka mulut untuk bersuara dia segera mengurungkan niatnya. Selama ini
belum pernah dia bertemu dengan masalah begitu rumit seperti sekarang ini!
Tangan Terampil Xu-bai membuka kedua matanya yang tajam seperti sembilu, melihat Yi-feng.
Dalam hati sebenarnya dia pun merasa aneh, mengapa pemuda ini berlaku seperti itu"
Si Wajah Dingin masih duduk seperti patung, apakah dia mendengar pembicaraan mereka" Yifeng
sudah mengambil keputusan..
0-0-0 BAB 20 Masing-masing punya rencana sendiri
Yi-feng berkata dengan suara keras: "Karena tetua terus memaksaku, terpaksa aku
mengatakannya." maka dengan lantang dia berkata lagi, "bukan karena aku lebih menyayangi
waktu dan nyawaku sendiri, aku terpaksa mengatakan hal ini. Aku mengatakan semua ini karena
masalah ini menyangkut nyawa ratusan orang...."
Tangan terampil Xu-bai tampak mengerutkan keningnya, tampak dia sudah tidak sabar
mendengar kata-kata Yi-feng sepertinya dia juga tidak percaya. Menurutnya, di dunia ini tidak
akan terjadi hal seperti yang Yi-feng ceritakan. Yi-feng masih terus bicara: "Aku datang ke Wuliang-
shan berkaitan dengan sebuah rahasia besar dunia persilatan, yaitu menyangkut kejadian
ratusan tahun lalu, ada orang yang berilmu tinggi yang bernama Wu Qu-jun, dia meninggalkan
benda-benda rahasianya...."
Si Wajah Dingin yang sejak tadi diam seperti patung mulai membuka matanya.
Apalagi si Tangan Terampil Xu-bai, dia mengeluarkan gerak rasa ingin tahu.
Melihat sikap mereka seperti itu, diam-diam Yi-feng menarik nafas.
Dia merasa kedua orang ini memang mempunyai ilmu silat tinggi tapi sikap kedua orang mi
ternyata sangat rendah. Dia khawatir, 'Tian Ming Mi Ji' akan jatuh ke tangan mereka, membuat dia
seperti membantu mereka melakukan kejahatan tapi jika dia tidak berbuat seperti itu, mana
mungkin Yi-feng bisa menolong ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan"
Dia menarik nafas melanjutkan: "Sebelum Wu Qu-jun meninggal, dia menuliskan ilmu silat
di sebuah buku...Tian Ming Mi Ji' dan sebutir 'Du-long-wan'. Semua dikuburkan di Wu-liang-shan,
di sisi rumah kedua Tetua...."
Si Tangan Terampil Xu-bai dan si Wajah Dingin segera tampak bersemangat!
Karena mereka tahu jika mereka berhasil mendapatkan kitab rahasia yang sudah lama diincar
oleh kalangan persilatan, ditambah dengan ilmu silat mereka yang sudah puluhan tahun mereka
miliki, dalam waktu singkat mereka akan menjadi pesilat nomor satu di dunia ini.
Maka mata mereka memancarkan nafsu serakah. Dengan teliti mereka mendengar lagi cerita
Yi-feng, mereka takut kalau pemuda ini tidak akan mau mengatakan di mana tempat penyimpanan
benda berharga itu. Xu-bai terus berkata: "Cepat katakan cerita selanjutnya!" Tapi Yi-feng sengaja berhenti
sebentar, sehingga membuat mereka berdua semakin ingin tahu, dia meneruskan ceritanya:
"Kedua benda itu diincar oleh kalangan persilatan tapi aku akan melepaskan kedua benda ini,
aku berniat akan memberikannya pada 2 Tetua, tapi...."
Dia sengaja berhenti bicara kemudian pelan-pelan melanjutkan kembali:
"Tapi, aku berniat ingin mendapatkan peninggalan Wu Qu-junyang satu lagi."
Si Tangan Terampil dan si Wajah Dingin serentak bertanya:
"Benda apa yang kau maksud?"
62 Yi-feng mengetahui sifat serakah mereka, sambil tertawa dia berkata:
"Benda itu adalah satu-satunya obat penawar dari 'Chu-gu-sheng-shui'. Aku ingin
mendapatkannya karena ingin menyelamatkan ratusan nyawa murid Zhong-nan-shan yang
keracunan." Dia merasa tidak perlu memanggil mereka dengan sebutan tetua lagi.
Sepertinya kedua orang ini tidak peduli mereka dipanggil apa oleh Yi-feng.
Mereka berdua merasa aneh, mengapa pemuda ini akan melepaskan 2 macam benda berharga
yang diincar di dunia persilatan lebih memilih obat penawar yang tidak ada hubungan dengan
dirinya. Mereka juga berpikir, mungkin dibalik semua kata-kata Yi-feng tersimpan rencana busuk tapi
mereka percaya kepada kemampuan ilmu silat mereka yang tinggi. Walaupun Yi-feng mempunyai
rencana busuk, mereka tidak akan takut.
"Jika kalian berdua melepaskanku, aku akan membawa kalian ke tempat penyimpanan barang
berharga itu. Asalkan aku bisa mendapatkan obat penawar itu, aku akan segera pulang, mengenai
2 barang berharga lainnya, terserah kalian mau apakan."
Mata si Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan Tian-pin tampak berputar-putar, mereka
serentak berkata: "Boleh, kami setuju!"
Si Tangan terampil Xu-bai menunjuk keluar: "Hari sudah terang, waktu yang tepat untuk mulai
bekerja." Dia berbalik melihat Wan Tian-pin: "Persoalan di antara kita, nanti kita selesaikan setelah
urusan ini beres " Sebenarnya dia sudah mempunyai rencana lain. Si Wajah Besi pun seperti itu, tanpa berpikir
panjang lagi dia langsung menyetujui.
Si Tangan Terampil tertawa terbahak-bahak: "Mari kita jalan sekarang!" Tubuh besarnya mulai
bergerak, dia keluar melalui jendela.
Yi-feng menarik nafas, dalam hati ber-pikir, 'Ilmu meringankan tubuhnya begitu tinggi, pantas
dia dijuluki Pengejar Angin. Hanya sayang, mempunyai ilmu tinggi tapi akhlaknya begitu rendah.'
Ketika dia sedang berpikir seperti itu, si Wajah Besi dengan cepat juga meloncat keluar.
Yi-feng ikut berlari keluar melalui jendela. Hari belum begitu terang, tapi cahaya yang ada
cukup untuk mencari tempat penyimpanan barang berharga itu.
Dia melihat ke atas langit, dia sedang berpikir apakah bila dia melakukan hal ini maka dia akan
bersalah kepada Tetua Wu Qu-jun"
Tapi jika tidak dengan cara seperti ini, apakah ada jalan lain"
Sambil menarik nafas dia berpikir "Mungkin di alam sana, beliau akan memaafkanku, aku pun
terpaksa melakukan tindakan ini.'
Dinding gunung ditumbuhi lumut hijau. Dia berjalan mengikuti terjun, matanya terus mencaricari.
Di atas dinding gunung yang ditumbuhi dengan lumut, dia menemukan tanda 7, tanda yang
diberikan oleh Tuan Jian.
Di dinding gunung ada 7 segitiga berukuran kecil. Disusun sesuai dengan susunan rasi bintang,
jika tidak melihat dengan teliti tanda ini tidak terlihat telah diukir dengan ilmu silat jari 'Jin Gang'-
"Di sini tempatnya!'' teriak Yi-feng
Xu-bai dan Wan Tian-pin yang berada di belakangnya segera berhenti dan terlihat tegang.
Yi-feng mencari rasi bintang yang terpenting di antara 7 rasi bintang lainnya, kemudian
mendorong dinding gunung itu, tapi dinding gunung itu tidak bergerak sama sekali.
Dia terkejut, kemudian mengumpulkan semua tenaga dalamnya. Sambil berteriak kedua telapak
tangannya mendorong... Segera terdengar suara keras di gunung sepi itu. Dinding gunung bagian kanan secara perlahan
bergeser ke dalam, sedangkan dinding kiri bergeser ke luar, dari balik dinding gunung muncullah
sebuah gua. Yi-feng benar-benar senang, dia sangat kagum kepada tetua berilmu silat tinggi itu, beliau
begitu teratur dan teliti.
Terdengar 2 suara kuat melewatinya, ternyata si Tangan Terampil Xu-bai dan Wajah Besi Wan
Tian-pin berebut masuk ke dalam gua.
63 Yi-feng tertawa dingin, dia pun ikut masuk ke gua tempat penyimpanan barang berharga
tersebut. Karena hari sudah terang, cahaya bisa masuk melalui pintu gua, karena itu keadaan di dalam
gua tidak terlalu gelap, tapi ujung dalam tetap sangat gelap. Tangan Terampil Xu-bai melayangkan
tangan kepada Yi-feng, setelah dilihat dengan teliti ternyata korek api yang tersimpan di balik
bajunya sudah berpindah tangan dan sekarang berada di tangan Xu-bai.
Dia tertawa kecut dan berpikir, 'Ternyata aku pun sempat merasakan keahlian tangannya.'
Tangan Terampil menyalakan korek api dan dia yang pertama masuk, Wan Tian-pin
mengikutinya, malah Yi-feng yang berjalan paling belakang, dia tidak pedulikan.
Baru saja berjalan kira-kira 30-50 meter, gua mulai terasa sempit. Tiba-tiba di depan mereka
terlihat sebuah meja terbuat dari batu dan menghalangi jalan.
Mereka bertiga melihat di atas meja ada sebuah kotak terbuat dari besi. Xu-bai dan Wan Tianpin
dalam waktu bersamaan serentak mencengkram kotak besi itu.
Mereka saling pandang dan sama-sama mempersiapkan tenaga. Tangan Wan Tian-pin
memutar gembok yang mengunci kotak besi itu dan kotak itu langsung hancur.
Yi-feng datang menghampiri mereka, dia terus melihat kotak itu. Kotak besi dibuka oleh
mereka. Benda pertama yang terlihat adalah sehelai kertas yang sudah menguning. Mereka
berdua saling memandang lagi dan perlahan-lahan menarik tangan masing-masing.
Dengan bantuan cahaya korek api terlihat di atas kertas yang agak menguning itu tertulis:
"Orang yang telah masuk ke dalam gua ini adalah orang yang telah bertekad untuk mati,
karena itu setelah membuka kotak besi ini, harus segera minum obatnya. Obat ini menghasilkan
tenaga besar sesudah itu kau baru boleh masuk ke belakang gua dan bisa mendapatkan kitab
rahasiaku____" Sesudah Xu-bai dan Wan Tian-pin membaca pesan yang tertulis di dalam kertas itu mereka
secara bersamaan menjulurkan tangan dan terdengar suara PAK! Dua telapak saling beradu,
masing-masing mundur satu langkah.
Yi-feng terus membaca surat itu lagi:
"...mendapatkan kitab rahasiaku, obat ini bernama 'Yin Xiao', mempunyai banyak khasiat tapi
obat ini mengandung racun yang dahsyat. Orang yang telah memakan obat ini, 3 tahun kemudian
dia pasti akan mati karena muntah darah, tapi dalam kurun waktu 3 tahun ini, dia bisa menikmati
hidup, bisa melakukan apa saja karena tidak ada yang bisa melawan kekuatannya."
Selesai membaca, Xu-bai dan Wan Tian-pin segera menarik tangan mereka dan terkejut sampai
tidak bisa bicara, mereka tidak ingin hidup hanya 3 tahun, karena itu mereka tidak mau minum
obat itu. "Kalian berdua tidak ingin minum obat ini, biar aku saja yang meminumnya." Kata Yi-feng
Tiba-tiba ada suara angin yang lewat, sebuah tangan telah memegang pergelangannya. Sebuah
tangan lagi ingin menotok nadinya.
Terpaksa dia menarik kembali tangannya. Terdengar Wajah Besi Wan Tian-pin berkata dengan
dingin: "Kau juga tidak boleh minum obat ini!" Yi-feng terkejut.
Hal terpenting baginya sekarang adalah membalas dendam, sesudah minum obat ini walaupun
dia hanya bisa hidup selama 3 tahun lagi tapi jika dia mempunyai tenaga besar dia bisa membalas
dendam, mati pun tidak masalah baginya.
Dia terpaku, tidak lama kemudian dia baru mengerti, 'Mengapa mereka berdua tidak mau
minum obat ini, karena mereka ingin hidup lebih lama tapi mereka juga melarangku minum obat
ini. Mereka takut tenagaku tidak terbendung bisa menjadi ancaman bagi mereka, apa karena
alasan itu maka mereka melarangku minum obat itu"'
Dia tertawa dingin dan mundur untuk melihat. Benar saja, Xu-bai dan Wan Tian-pin berpikiran
seperti itu. Mereka berpikir seperti itu tapi tetap tidak mempunyai cara untuk mengatasi masalah
ini. Perlahan Tangan Terampil Xu-bai berkata:
"Kita ambil dulu obat ini setelah itu kita teruskan perjalanan kita. Mungkin kita sudah
ditakdirkan membuka gua belakang Wu Qu-jun dengan kekuatan kita bertiga. Kalau begitu
sebaiknya obat ini dibuang saja."
64 Wan Tian-pin mengangguk, diam-diam ternyata dia sudah membawa kotak besi itu.
Tangan Terampil Xu-bai melihatnya, diam-diam berpikir, 'Kau membawa kotak besi ini dengan
sebelah tanganmu, nanti kau akan kekurangan satu tangan untuk berebut denganku.'
Dia sangat senang tapi tidak terlihat dari wajahnya.
Mereka bertiga berjalan melewati meja batu itu dan terus melangkah ke depan.
0-0-0 Bab 21 Wu-qu-xing-jun Perjalanan diteruskan, lebar gua semakin menyempit.
Tapi mereka masih bisa berjalan beriringan dan Yi-feng sengaja berjalan paling belakang.
Baru saja mereka berjalan beberapa puluh langkah, di depan ada sebuah batu besar yang
menghadang. Batu besar ini terselip di antara dinding gua.
Batu itu sangat besar, mungkin beratnya beberapa ratus kilogram. Tidak mungkin ada yang
sanggup memindahkan batu itu seorang diri.
Wan Tian-pin melihat keadaan itu, dia berpikir sejenak lalu berkata:
"Ayo kita bersama-sama mendorong batu ini. Jika kita bisa masuk ke dalam gua, obat penawar
'Chu-gu-sheng-shui' akan menjadi milik adik ini. Tapi bagaimana cara kita membagi 'Tian-xing-miji'
dan 'Du-long-wan'?" Dia melihat Xu-bai, tampak dia sedang tertawa keras dan dengan tenang menjawab:
"Aku tidak mempunyai pendapat apa pun mengenai hal ini, lebih baik kita menebaknya saja,
bagaimana?" Wan Tian-pin mengangguk. Si Tangan Terampil Xu-bai melayangkan tangannya lagi, kali ini Yi-feng tidak melihat tempat
lain. Xu-bai tertawa keras: "Anak muda, kau benar-benar pintar!"
Dia menepuk-nepuk pundak Yi-feng, sebelum Yi-feng waspada. Tangan Xu-bai yang satu lagi
sudah memegang uang logam yang jumlahnya puluhan dan uang logam itu diambil dari saku Yifeng.
Si Tangan Terampil Xu-bai tertawa keras, dia berkata kepada Wan Tian-pin:
"Di tanganku ada beberapa keping uang logam, coba kau tebak apakah jumlahnya ganjil atau
genap. Jika benar, 'Tian-xing-mi-ji' akan menjadi milikmu, jika salah Tian-xing-mi-ji' akan menjadi
milikku, bagaimana?"
Wan Tian-pin terdiam. Xu-bai meletakkan tangannya di belakang kemudian menjulurkannya ke depan. Tangannya
dikepal lalu bertanya kepada Wan Tian-pin:
"Tebaklah!" "Genap!" Wan Tian-pin menjawab.
Xu-bai membuka tangannya, ternyata benar jumlahnya 6. Ternyata tebakan Wan Tian-pin
benar. Xu-bai tampak seperti sangat menyesal, katanya:
"Tian-xing-mi-ji menjadi milikmu."
Wajahnya Wan Tian-pin tidak berobah, tapi sebenarnya dia merasa sangat senang.
Wu-qu-xing-jun berilmu sangat tinggi, di dunia persilatan tidak ada seorang pun yang mampu
mengalahkannya. Kitab rahasia ini pasti akan lebih berguna dibandingkan Du-long-wan.
Xu-bai terlihat sangat menyesal tapi sebenarnya dia merasa sangat senang. Diam-diam dia
berpikir, 'Pak Tua Wan, kau tertipu lagi, jika nanti aku telah minum Du-long-wan, kemampuan ilmu
silatku pasti akan lebih tinggi darimu. Kitab yang kau dapatkan tidak mungkin bisa segera kau
kuasai Aku akan merebut buku Tian-xing-mi-ji' darimu. Kau pintar seumur hidup tapi berbuat
ceroboh saat ini!' Ternyata dalam hati dia telah menyusun rencana, maka dia pun mengusulkan cara menebak
jumlah keping uang logam.
65 Si Tangan Terampil Xu-bai terkenal dengan 'tangan terampilnya'. Kepandaiannya sangat hebat,
dia tidak mungkin akan melakukan kesalahan sedikit pun, baginya merubah jumlah uang logam
ditangannya bukan hal yang sulit.
Wan Tian-pin memang pintar, tapi sedikit ceroboh, sesaat hatinya merasa senang, dia berkata:
"Semua sudah menyetujui untuk pembagiannya, sekarang kita sama-sama dorong batu besar
ini!" Dia berjalan terlebih dulu ke arah batu besar itu. Tiga orang sama-sama mengerahkan tenaga
sepenuhnya mendorong batu itu. Dengan tenaga yang dahsyat, batu besar itu pun bergeser ke
belakang. Terbuka jalan selebar 1 meter lebih. Mereka berhenti mendorong dan segera berlari
masuk ke dalam gua. Di dalam gua ternyata sangat luas, gua itu besar dan juga merupakan ujung dari gua ini.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Si Tangan Terampil Xu-bai dengan korek api berusaha melihat keadaan gua. Dia melihat di
dalam gua ada sebuah meja. Di atas meja tergeletak 2 kotak besi.
Mereka berdua segera berlari ke arah meja, masing-masing mengambil sebuah kotak besi dan
membuka kunci gemboknya. Kotak besi yan g dibuka Xu-bai berisi sebuah botol, di atas botol
tertulis: 'Du-long-wan'. Tanpa melihat raut wajah Wan Tian-pin, dia segera mengeluarkan sebutir Du-long-wan dan
dimasukkan ke mulutnya. Obat itu benar-benar wangi, dia segera menelannya.
Begitu Yi-feng masuk ke dalam gua, di atas meja sudah tidak ada apa-apa. Wan Tian-pin saat
itu sedang membaca buku yang tersimpan di dalam kotak besi dan Tangan Terampil Xu-bai
sedang menikmati harumnya Du-long-wan.
Yi-feng terkejut, pikirnya, 'Apakah obat penawarnya tidak ada di gua ini"'
Dia sering berkelana di dunia persilatan, walaupun bukan orang yang peduli pada sesama, tapi
sekarang ini dia benar-benar memikirkan keselamatan nyawa ratusan murid Zhong-nan-pai.
Dia mencari-cari ke seluruh sudut gua, ternyata di atas gua ada sebuah batu yang mencuat ke
atas. Di atas batu itu ada sebuah botol.
Karena itu dengan cepat dia meloncat, di sana kecuali ada botol juga ada sehelai kain kuning
yang dipenuhi tulisan. Dia berpikir, 'Wu-qu-xing-jun meletakkan obat penawarnya terpisah dari kedua kotak besi itu,
pasti ada maksud tertentu.' Maka itu sebelum dia meloncat turun, tangan kirinya mengambil kain
kuning itu. Dengan bantuan cahaya yang redup dia mulai membaca huruf yang ada pada kain itu,
di atas kain tertulis: "Seumur hidup aku selalu membela kebenaran dan keadilan, tapi aku mati karena berita yang
tidak benar. Tuhan.' Tuhan! Mengapa bisa terjadi hal seperti itu" Menjadi seperti ini"
Orang-orang di dunia ini bertindak tidak adil terhadapku, maka aku tidak akan berbuat tidak
adil kepada orang di dunia ini. Aku tidak ingin ilmu silatku tenggelam selama-lamanya maka aku
mencatat ilmu silatku di sebuah buku yang bernama Tian-xing-mi-ji dan 'Du-long-wan'. Aku
menyimpannya di sini. Jika orang yang tidak mempunyai niat untuk siap mati, walaupun sudah masuk ke dalam gua
ini, dia tetap tidak akan bisa mendapatkan buku rahasiaku dan ilmu silatku yang bisa
menjadikannya sebagai nomor satu di dunia ini.
'Du-long-wan' yang tersimpan di dalam gua ini dibuat oleh Guru Tu-long dengan menggunakan
bahan obat-obatan terbaik, manfaatnya sangat hebat tapi obat ini bersifat tenaga Yang. Sebelum
minum obat yang bernama 'Yin-xiao-dan' yang kuletakkan di gua terdepan, apalagi bila dia
menggunakan tenaga-nya mendorong batu, maka dalam waktu setengah jam dia akan muntah
darah sampai...." Membaca sampai di sana, Yi-feng gemetar. Dia melihat ke bawah, Wan Tian-pin dengan
bernafsu melihat-lihat buku itu, tapi kedua tangan Xu-bai mencengkram meja batu itu. Tubuhnya
kejang-kejang. Yi-feng jadi punya perasaan yang tidak bisa diungkapkan.
Dia melanjutkan membaca: "Orang yang masuk ke dalam guaku belum tentu akan mati, asalkan dia tidak minum pil Yinxiao,
lalu dengan cara lain masuk ke dalam gua ini, dia tidak akan mati.
66 Orang yang berjodoh denganku akan mendapat buku rahasiaku, orang yang tidak berjodoh, dia
akan mati. Aku mati karena kabar yang tidak benar, ketika menulis surat wasiat ini, aku merasa
masih banyak hal yang belum sempat terungkap!"
Tulisannya semakin kacau, tulisan cakar ayam itu berisi:
"Wu-qu-xing-jun sebelum meninggal."
Yi-feng membaca dengan terburu-buru, dia menarik nafas panjang dan meloncat turun.
Sekarang Wan Tian-pin baru memperhatikan keberadaan Yi-feng melihatnya memegang sehelai
kain berwarna kuning, dia berlari dan berusaha merebut kain itu. Yi-feng tidak ingin berebut
dengannya, dia mundur selangkah.
Dengari cepat Wan Tian-pin membaca tulisan itu sampai habis, tiba-tiba dia tertawa seperti
orang gila. Hati Yi-feng bergetar. Dia melihat Xu-bai yang masih kejang-kejang, keringat mulai menetes
dari dahinya. Suara tawa Wan Tian-pin semakin histeris, suaranya menggetarkan seluruh gua dan terdengar
bergema di mana-mana, seperti banyak Wan Tian-pin yang sedang tertawa. Si Tangan Terampil
Xu-bai mulai membentak: "Apa yang kau tertawakan"''
Wan Tian-pin masih tertawa terbahak-bahak. Dia mengangkat kain kuning itu, membacakan
kalimat isi kain itu satu persatu.
Baru saja membaca setengahnya, Xu-bai berteriak lalu mendekat, tubuhnya seperti kepanasan.
Tubuhnya yang kekar sekarang tampak kejang-kejang, bajunya yang usang dan kotor hancur
berhelai-helai. Wan Tian-pin tahu kalau kepandaiannya seimbang dengan Xu-bai, melihatnya datang, dia tidak
menghiraukan. Dia tertawa dingin dan membentak:
"Orang yang akan mati untuk apa masih memberontak?"
Kotak besi yang berisi 'Tian-xing-mi-ji' terkepit dengan erat di ketiaknya. Pil Yin-xiao berada di
tangannya. Sekarang dia melayangkan tangan kanannya memukul Xu-bai yang mendekatinya
seperti seekor harimau gila.
Walaupun Xu-bai hampir gila tapi ilmu silatnya yang sudah puluhan tahun tidak dilupakan
begitu saja. Dia menyambut serangan musuhnya, telapak kirinya menyerang ke depan, jari tangan
kanannya dibuka, dia mencengkram dada Wan Tian-pin. Wan Tian-pin tertawa dingin dan berpikir,
'Benar-benar cari mati!" dengan sekuat tenaga dia menyerang Xu-bai.
Ilmu silatnya memang seimbang dengan Xu-bai, tapi ilmu silatnya menggunakan tenaga 'Jingang'.
Jika melawan telapak Xu-bai yang terkenal yang bernama Ilmu Telapak Lemah, Xu-bai pasti
tidak akan bisa melawannya. Apalagi Wan Tian-pin menggunakan telapak kanan sedangkan Xu-bai
menyambut dengan tangan kiri.
Begitu dua telapak saling beradu, Wan Tian-pin malah merasa terkejut, tubuhnya bergetar,
belum sempat dia berpikir, tangan kanan Xu-bai telah mencengkram dadanya. Wan Tian-pin
berteriak, ketiga jari Xu-bai sudah menancap ke dalam dadanya.
Ternyata Du-long-wan benar-benar mengandung tenaga Yang yang bersifat keras. Di dunia ini
tidak ada seorang pun yang berani minum Du-long-wan begitu saja. Sebab begitu minum satu
macam obat ini, maka dia akan kepanasan seperti dibakar dan muntah darah. Tangan Terampil
Xu-bai pun tidak terkecuali, setelah meminum obat ini, tenaga dalam Xu-bai bertambah jadi
beberapa kali lipat. Tapi rasa sakitnya tidak mudah ditahan, maka begitu beradu telapak, Wan
Tian-pin lah yang mendapat kerugian.
Yi-feng yang berdiri di kejauhan menyaksikan keganasan dua manusia ini. Walaupun dia tidak
suka pada kedua orang itu tapi dia merasa iba juga.
Karena dadanya sakit, Wajah Besi Wan Tian-pin segera berteriak. Dengan tenaga yang masih
tersisa, tangan kanannya menghantam dan BUG! Tangannya mengenai dada Xu-bai.
Kedua mata Xu-bai tampak menjadi merah, pukulan kuat Wan Tian -pin tidak sampai
membuatnya terpelanting tapi membuat tulang dadanya retak beberapa buah.
Tenaga yang sangat aneh terus menahan sisa tenaganya. Tangan kirinya yang lincah
mengeluarkan 5 jari berbentuk seperti pisau dan menancap di tenggorokan Wan Tian-pin. Darah
67 Wan Tian-pin muncrat ke wajah juga tubuhnya, dan membuat wajah yang dipenuhi cambang
bertambah menyeramkan. Darah yang keluar dari lubang ditubuh Xu-bai setetes demi setetes berjatuhan dari wajahnya.
Kedua orang yang berbakat dan juga mempunyai ilmu silat tinggi ini, terkenal karena sikap
mereka yang aneh, sekarang karena keserakahannya, masing-masing jadi berakibat seperti itu,
sungguh sangat disayangkan, semua ini sangat tidak pantas bagi mereka"
Tapi walau bagaimanapun juga Yi-feng sudah menjadi saksi satu-satunya atas kejadian ini,
terhadap kematian dua orang ini dia tetap merasa sedih.
Korek api yang menyala tadi, diletakkan oleh Tangan Terampil Xu-bai di sisinya, begitu
mengenai meja batu, api langsung padam.
Gua bertambah hening seperti berada dalam kuburan. Gelap seperti kuburan...
Yi-feng berdiri terpaku, dia memejamkan mata, semua seperti berhenti di benaknya, mungkin
kelak dia akan lebih berprinsip bila menjadi orang.
Dia meraba-raba sampai ke sisi meja dan menemukan korek apinya. Dia menyalakan korek,
tampak tubuh Pencuri Selatan dan Perampok Utara saling tindih. Darah mereka mengalir menjadi
satu. Semua kebaikan, dendam sebelum mati, berikut keserakahan sebelum mati, sekarang
menghilang mengikuti kematian mereka dan selamanya menghilang.
Tidak terdengar ada suara, sampai-sampai suara hembusan angin dan bunyi serangga pun
tidak terdengar, kecuali suara nafasnya sendiri, Yi-feng tidak mendengar apa pun.
Pelan-pelan dia melangkah mendekati kedua mayat pendekar aneh itu...
Dia memindahkan kedua mayat itu ke atas meja batu.
Sampai sekarang Wan Tian-pin masih menjepit kotak besi yang berisi Tian-xing-mi-ji'. Yi-feng
menarik nafas panjang, dengan susah payah dia baru bisa melepaskan kotak besi itu dari ketiak
Wan Tian-pin yang sudah kaku.
Awalnya dia sangat membenci kedua orang itu tapi kebenciannya sekarang ini telah hilang
mengikuti kematian mereka berdua.
Dia mengeluarkan sapu tangannya yang putih membersihkan darah dari wajah mereka. Sekali
lagi dia meloncat ke atas batu untuk mengambil botol yang berisi obat penawar.
Sekarang otaknya seperti kosong, kecuali hanya mengingat pertarungan antara kedua orang
tadi, dia tidak sanggup memikirkan apa-apa lagi.
Dia mencium wangi yang sangat pekat, dia malas mencari asal wewangian ini. Dia hanya
merasa ada udara yang menekan ke dalam dadanya.
Dia ingin segera meninggalkan tempat ini, dia tergesa-gesa membuka kotak besi itu dan
mengambil Tian-xing-mi-ji.
Dia memegang botol obat, botol ini bisa menyelamatkan banyak nyawa orang.
Dia segera membalikkan tubuh keluar dari gua itu.
Meninggalkan 2 mayat pendekar aneh yang terbaring di atas meja batu dan juga meninggalkan
2 buah benda berharga di dalam gua. Kedua benda berharga itu tidak akan tenggelam selamanya.
Siapakah yang akan berjodoh mendapatkan kedua benda berharga itu"
0-0-0 BAB 22 Bernasib sama Yi-feng dengan kecepatan yang tinggi keluar dari dalam gua. Di luar sangat terang sepertinya
sekarang sudah tengah hari.
Dia melihat sekelilingnya, gunung masih ada, rumah batu masih berdiri dengan di sana.
Bagaimana dengan tuan rumahnya"
Dia menarik nafas panjang.
Dia merasa seperti baru keluar dari dalam kubur! hatinya sekarang terasa sepi, otaknya kosong,
hanya kakinya yang bergerak berjalan meninggalkan tempat ini.
Dia berjalan ke kaki gunung, setibanya di kaki gunung dia baru teringat kalau di sudut rumah
batu itu, masih ada benda-benda berharga seperti perhiasan dan batu hias. Benda-benda itu
cukup menjadi bekal baginya untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.
68 Dia masih teringat Pencuri Selatan dan Perampok Utara masih menyimpan sebuah benda yang
lebih berharga dibandingkan tumpukan perhiasan... alat bercahaya yang bisa berputar.
Dia ingin kembali ke dalam gua untuk mengambil kembali benda berharga itu, tapi di lubuk
hatinya yang terdalam, ada kekuatan yang melarangnya melakukan hal ini.
Kematian Tangan Terampil dan Wajah Besi, rintihan murid-murid Zhong-nan-shan...semua
begitu nyata melintas di otaknya. Karena itu tanpa memikirkan hal lain, dia segera berlari ke kaki
gunung, hanya dengan cara seperti itu hatinya baru merasa tenang.
Walaupun kau mempunyai benda berharga tapi jika hatimu merasa tidak tenang, hidupmu pun
tidak akan senang, apakah betul"...paling sedikit sebagian orang akan merasa seperti itu.
Awan putih terus berjalan, tadinya berada di bawah kakinya, sekarang berada di atas
kepalanya, didepan ada belokan, dia harus melewati 2 gunung lagi baru bisa kembali ke tempat di
mana dia masuk gunung tadi.
Karena itu langkah kakinya semakin cepat, dia ingin segera tiba di Zhong-nan-shan. Setelah
melewati sebuah gunung, tiba-tiba dia mendengar ada helaan nafas. Suara itu berasal dari sisi
hutan. Helaan nafas ini penuh dengan kemarahan karena perlakuan tidak adil dan juga seperti
menyalahkan. Di gunung sepi ini semua benar-benar terdengar sangat jelas. Hembusan angin dingin ini
berhembus semakin jauh dan jauh...
Yi-feng berhenti dan berpikir, 'Mengapa orang yang terluka di dunia ini begitu banyak!'
Belum habis berpikir, dari dalam hutan terdengar lagi suara sedih. Dia seperti bicara sendiri. Yifeng
tidak begitu jelas mendengar suara itu, tapi karena sejak kecil dia telah berlatih ilmu silat,
maka pendengarannya lebih tajam di-bandingkan orang biasa. Dia seperti mendengar,
"Sudahlah...selamat tinggal...."
Yi-feng merasa terkejut, "Apakah ada yang akan bunuh diri di hutan ini?" Tanpa pikir panjang
lagi, dia berlari mencari suara itu.
Dugaannya tidak salah, di hutan itu benar-benar ada orang yang berusaha ingin bunuh diri,
karena itu dia segera berlari ke sumber suara itu.
Saat memasuki hutan, di sebuah pohon besar tampak tergantung seseorang.
Dia segera berlari, dia tiba di tempat itu.
Tangan kanannya melambai, tali sebesar jari itu segera putus, tubuh yang tergantung segera
jatuh ke tanah. Tangan kanan Yi-feng mengibas lagi, dia memeluk tubuh yang terjatuh dan dengan pelan
meletakkannya di bawah, dia mencoba nafas orang itu. Ternyata dia masih bernafas.
Maka dia segera mengurut 36 jalan darah orang itu. Orang itu menghembuskan nafas
kemudian dia segera sadar. Sorot matanya yang lemah terus melihat Yi-feng.
Yi-feng tersenyum dan berkata: "Hidup lebih baik daripada mati, Sahabat! Kau masih muda
mengapa ingin bunuh diri?"
Orang itu berbaju usang, wajahnya juga lesu, tapi dari wajah lesu itu tetap terlihat kalau dia
sangat tampan dan berumur paling-paling 20 tahun lebih. Hal ini membuat Yi-feng jatuh iba
kepadanya. Sorot mata orang itu berputar dengan kaku, seperti ingin membuktikan kalau dia sudah tidak
berniat hidup di dunia ini lagi, mengapa dia ditolong" Mendengar pertanyaan Yi-feng, dia hanya
menarik nafas panjang. "Mengapa kau menolongku" Hatiku sudah mati, hidup pun apa gunanya?" dia berkata lagi,
"Jika seseorang tidak pernah tertimpa kesedihan dia tidak akan tahu bagaimana rasa sedihku ini."
Logatnya berasal dari Si-chuan. Kata-katanya sangat lancar, kalimatnya juga bagus.
Sangat cocok dengan penampilannya, tampak dia seperti orangyang terluka hatinya.
Yi-feng tersenyum dan berpikir, 'Mana mungkin kau bisa tahu kalau aku juga orang yang
hatinya sedang sedih"'
Tapi dia tetap berkata: "Sahabat, apa yang membuatmu sedih" Ceritakanlah, siapa tahu aku bisa membantumu."
Nada bicaranya ramah, dia tidak melihat kalau pemuda ini adalah orang yang licik.
Orang itu menarik nafas dan menceritakan kisahnya...
69 Ternyata dia berasal dari keluarga pelajar yang tinggal di kota Ping-shan di Propinsi Si-chuan,
dia bernama Wen-hua. Dia bukan seorang pemuda yang sangat berbakat, tapi kalau belajar cepat
bisa memahami, hanya saja nasibnya kurang baik. Dia jatuh miskin dan menjadi seorang pelajar
yang tidak berguna. Setelah harta warisannya habis, dia tidak sanggup bertahan hidup lagi.
Karena itu di membawa istri tercintanya dari Si-chuan menuju Yun-nan.
Di Wu-liang-shan, dia bekerja menjadi pemulung kayu bakar tapi bagi pelajar, hal ini
menjadikan dirinya sangat menderita.
Karena istrinya tidak tahan lalu dia pun meninggalkan gunung, dia pergi mengikuti seorang
pedagangyangbaru dikenalnya.
Wen-hua menceritakan riwayat hidupnya dengan singkat.
Ini adalah salah satu kehidupan orang kecil dan sering menemukan hal seperti ini, tapi saat Yifeng
mendengarnya, dia merasa-kannya dengan perasaan yang dalam.
Dia terpaku, hatinya bergejolak, bukankah riwayat hidupnya hampir sama" Ditinggalkan istri, ini
membuatnya ikut merasa sedih.
Wen-hua menarik nafas: "Kita baru bertemu, aku berterima kasih karena Tuan telah menolongku. Tapi Tuan menolong
tubuhku, bukan menolong hatiku!"
"Hhhh! Uang memang sangat jahat tapi juga sangat dibutuhkan!"
Yi-feng terpikir pada perhiasan yang menumpuk di rumah batu itu. Karena itu dia tersenyum
pada Wen-hua: "Kita bisa bertemu di sini berarti kita memang berjodoh. Di gunung itu aku menyimpan
sebagian hartaku. Aku tidak memerlukannya tapi mungkin bisa sedikit membantumu...." Dia
berkata lagi, "Jangan menolaknya, setelah mendapatkan harta itu jika kau masih ingin bunuh diri,
aku tidak akan melarangmu lagi. Masih banyak perempuan di dunia ini, jika istrimu tega
meninggalkanmu, untuk apa kau...."
Dia berhenti bicara, dia bisa menasehati orang lain, bagaimana dengan dia sendiri"
0-0-0 BAB 23 Kembali Merindukan kehidupan adalah hal biasa bagi seorang manusia.
Akhirnya Wen-hua mengikuti Yi-feng naik ke gunung.
Tangan kanannya dipegang oleh Yi-feng. Dia merasa tubuhnya melayang di atas awan. Dia
sangat iri kepada Yi-feng.
Kaki Yi-feng terus melangkah, tapi hatinya memikirkan sebuah tempat...
Di sebuah jembatan kecil di Jiang-nan. Awan sore berwarna merah, tampak sangat indah,
karena disinari oleh matahari terbenam, rumput-rumput di kedua sisi sungai memantulkan warna
indah, air pun mengalir di bawah jembatan, bukankah hal seperti ini surga bagi manusia"
Di tempat inilah Yi-feng bertemu dengan istrinya...waktu itu dia masih belum menjadi istrinya.
Gadis itu menunggang seekor kuda berwarna putih, dia berjalan di sisi jembatan. Sinar matahari
terbenam menyinar wajahnya, rambutnya terburai mengikuti hembusan angin musim semi,
wajahnya terlihat bersemu cantik.
Yi-feng mengenang masa lalu...
"Tangan kanannya yang putih melambaikan jerami.
Dia tertawa manis kepadanya, tawa inilah yang membuat dia melupakan segalanya! Dan Jiangnan,
dia terus mengikutinya. Setiba di Jiang-bei, sepanjang perjalanan sepertinya gadia itu pun
suka kepadanya tapi juga seperti tidak suka kepadanya.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Saat bertemu dengan teman baiknya, Tombak Perak Tao-chu, dia baru tahu kalau dia adalah si
Cantik nomor satu dari Jiang-nan, seorang perempuan yang bisa membuat roh laki-laki terlepas
dari raganya." Yi-feng tersenyum dan berpikir,'Kemudian setelah menikah namanya berubah menjadi Nyonya
Pencabut Roh.' 70 "Dia mengikutinya sepanjang ribuan kilometer, tapi tidak mempunyai kesempatan berkenalan
dengannya." "Hingga suatu hari di sebuah jalan Jian-men, dia bertemu dengan 'Jian-men-wu-ba' (Lima
Penjahat Jian-men). Pecut Peraknya ternyata tidak sanggup menahan 5 senjata yang digunakan
Jian-men-wu-ba. Tidak terbayangkan akibatnya jika sampai kalah!
Tentu saja dia segera menolongnya. Melalui kesempatan inilah dia baru bisa berkenalan
dengannya. Waktu itu dia masih muda, demi dirinya, dia menciptakan banyak musuh di dunia
perslatan. Suatu hari, demi dirinya, dia membuat marah Tang Men yang terkenal dengan senjata rahasia
beracunnya di Si-chuan. Dia terkena 3 senjata rahasia beracun. Sejak saat itulah dirinya baru mau
berbuat sedikit baik kepadanya. Ketika itu dia hampir mati, sekarang setelah dipikir-pikir dia
merasa curiga, apa gunanya dia berbuat seperti itu"
Semenjak saat itu dia benar-benar baik kepadanya. Mereka menunggang kuda bersama-sama,
bertamasya ke Jiang-nan dan Jiang-bei, sampai ke perbatasan.
Saat itu kehidupan dia benar-benar bahagia. Suatu hari mereka duduk di kolong langit yang
dipenuhi dengan bintang. Dia menunjuk rasi bintang penenun dan mengatakan kalau itu
adalah dirinya dan menunjuk rasi bintang pengembala dan mengatakan kalau itu adalah dia.
Lalu dia mengatakan jika penenun dan pengembala bertemu hanya satu kali dalam setahun,
mungkin itu terlalu menyedihkan.
Dia ingat akan tawa manisnya waktu itu, apalagi saat itu dirinya mengatakan jika kami benarbenar
saling mencintai, tidak perlu sering bertemu, asalkan bisa terus saling mencintai, setahun
sekali bertemu pun tidak apa-apa.
Ketika dirinya mengatakan demikian, jika saat itu dia menyuruhku mati di depannya, dia tidak
akan ragu melakukannya! Kemudian mereka tinggal bersama. Di sebuah rumah yang tidak begitu mewah tapi bagiku itu
seperti surga! Sekalipun hujan atau angin berhembus, musim dingin ataupun musim semi, mereka berdua
hidup dengan bahagia. Terkadang mereka hanya duduk sambil mendengarkan suara hujan
semalam tapi mereka merasa bahagia dan gembira.
Waktu itu dia tidak melakukan apa pun, hingga keluar rumah pun enggan. Apa pun yang terjadi
di dunia persilatan, dia sudah tidak peduli.
Jika dirinya meninggalkan dia, dia akan sendiri lagi, lalu, apa gunanya hidup sendiri"
Tapi dia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar akan meninggalkan dia dan menjadi istri
muda dari Ketua Tian-zheng-jiao. Awalnya dia tidak tahu apa alasannya, kemudian dia baru
mengerti ternyata ilmu silat ketua Tian-zheng-jiao lebih tinggi dari dia, kekuasaannya lebih besar
darinya. Di sana dia bisa lebih menikmati apa yang tidak dia miliki, istrinya telah mengkhianatinya.
Hati dia mulai marah, dia mengasihani dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan harga
dirinya dihina, membuat dia tidak bisa bernafas. Hatinya panas, kobaran api dendam terus
membakar hatinya." Dia melihat Wen-hua yang berada di pinggir dan berpikir lagi, 'Jika aku memberikan semua
barang berharga di rumah batu itu, membiarkan dia menikmati kesenangan dunia ini, apakah
istrinya yang genit dan tidak tahu malu itu akan merasa menyesal karena telah
meninggalkannya?" Maka dia pun bertanya kepada Wen-hua:
"Kelak jika istrimu meminta maaf kepadamu, kau harus menumpahkan perasaan sedih, dan
terhina kepadanya, kemudian kau boleh mengusirnya."
Dengan bingung Wen-hua terus mengangguk-angguk. Dia merasa aneh mengapa orang seperti
ini mempunyai pandangan yang sama dengannya"
Dia tidak tahu Yi-feng juga merasakan apa yang dia rasakan!
Terdengar suara air mengalir, mereka kembali ke gua itu.
Dengan semangat Yi-feng terus berlari ke atas tapi dia mulai merasa tubuhnya lemas. Dia
melewati jalan kecil seperti semula. Dia mulai melihat mulut gua. Batu besar itu masih berada di
tempat semula gua masih terlihat gelap.
Yi-feng menunjuk rumah batu itu dan berkata kepada Wen-hua:
71 "Perhiasan yang ada di dalam rumah itu cukup untuk membuatmu melakukan apa saja!" Dia
menambahkan lagi, 'barang-barang berharga ini bukan milikku, tapi aku mempunyai hak untuk
mengaturnya." Sekarang Wen-hua benar-benar mengagumi Yi-feng. Mendengar kata-kata Yi-feng dia terus
mengangguk-angguk. Sesampainya di rumah batu itu, mereka melihat ke dalam melalui jendela. Mereka berdua
sangat terkejut. Yang membuat Wen-hua terkejut adalah, perhiasan di dalam rumah itu ternyata sangat banyak,
dia seperti bermimpi. Mengingat barang ini akan menjadi miliknya, jantungnya berdebar kencang,
dia tidak percaya apakah semua ini nyata baginya"
Yang membuat Yi-feng terkejut adalah, perhiasaan yang ada di dalam rumah itu sudah
berkurang banyak, mungkin sekarang ini hanya tinggal sepersepuluh dari yang tadi pagi. Siapa
yang mengambilnya" Dengan terkejut Yi-feng bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Dia melihat ke sekeliling berharap bisa mendapatkan jawaban.
Tapi dia merasa kecewa. Barang-barang yang ada di sana tidak bergeser sedikit pun, dia mencari jejak kaki
seseorang yang tertinggal, mungkin pernah ada yang datang ke sini sebelumnya. . Tapi dia
kecewa lagi. Tiba-tiba dia melihat ada setetes darah. Darah itu mulai mengering tapi dari pengalamannya
selama ini berkelana di dunia persilatan, dia tahu, darah ini adalah darah segar.
"Siapa pemilik darah ini?"
Dia bertanya kepada dirinya sendiri, seperti seekor anjing pelacak dengan teliti terus melihat
keadaan sekeliling. Tiba-tiba di dekat gua, dia menemukan tetesan darah kedua. Dengan cepat dia berlari ke arah
gua. Tetesan darah kedua ini seperti tetesan darah pertama, walaupun kering tapi masih segar.
Tanpa ragu lagi dia masuk ke dalam gua.
Dia menyalahkan korek api. Dia berjalan dengan pelan hingga sampai di belakang batu besar
yang masih berada di sana. Dengan hati-hati dia masuk lagi ke tempat itu, korek api mengikuti
putaran tubuhnya sehingga menjadi gelap.
Begitu api agak membesar, Yi-feng berteriak karena terkejut.
Ternyata 2 mayat yang tadi dia letakkan di atas meja batu sekarang hanya ada Tangan
Terampil Xu-bai. Dan posisi mayat Xu-bai juga sudah berubah.
Yi-feng merinding ngeri, 'Kemana mayat Wajah Besi Wan Tian-pin" Siapa yang mengambil
mayatnya" Untuk apa" Jika dicuri orang, berarti...'
Dia merinding lagi dan tidak berani terus memikirkan kelanjutannya. Api redup terus menyinari
mayat Xu-bai dan genangan darah yang berada di bawah membuat gua yang sudah seram
bertambah seram dan menakutkan!
Melihat genangan darah, mengingat pada 2 tetesan darah tadi, Yi-feng cepat-cepat
meninggalkan gua ini. Begitu membalikkan tubuh, dia segera berlari keluar dari gua. Langit di luar gua lebih gelap
dibandingkan waktu dia masuk tadi.
Angin sepoi-sepoi berhembus, meniup baju Yi-feng membuat dia gemetar.
Ketika dia melihat lagi, dia terkejut bukan kepalang.
Ternyata Wen-hua yang masuk bersama dengannya tadi sekarang sudah tidak ada, dia berlari
ke sisi jendela rumah dan melihat ke dalam, dia segera mundur kembali karena tidak tega
melihatnya. Ternyata Wen-hua sudah berbaring kaku di rumah batu itu. Di sisinya banyak tetesan darah.
Selain takut Yi-feng merasa terkejut, otaknya sudah tidak bisa diajak berpikir.
Jangan salahkan dia seperti itu, siapa pun jika bertemu dengan situasi seperti ini pasti akan
sama terkejutnya seperti dia.
Tiba-tiba di belakangnya terdengar tertawa yang sangat menyeramkan.
Ternyata di belakangnya sudah ada seseorang yang berdiri tegak, tubuhnya bersimbah darah
tapi sorot matanya masih begitu tajam.
72 Yi-feng sendiri yang menyaksikan kalau dia sudah terluka berat dan lukanya tidak mungkin bisa
sembuh lagi. Dia mati di depan Yi-feng...Wan Tian-pin.
0-0-0 BAB 24 Hidup kembali Begitu Yi-feng berbalik untuk melihat, darah dan tulangnya serasa membeku...
Orang yang tertawa seram di belakangnya ternyata adalah orang yang tenggorokan dan
dadanya dipukul keras oleh Xu-bai, dia adalah Wan Tian-pin yang sudah mati dan Yi-feng sendiri
menyaksikan dia telah mati.
Yi-feng mengedip-ngedipkan matanya tidak percaya. Malam hampir tiba tapi bumi belum begitu
gelap. Dia percaya dengan penglihatannya dia percaya kalau dia tidak akan salah melihat.
Mengapa Wan Tian-pin yang sudah mati, sekarang bisa berdiri di depannya"
Darah segar membasahi tubuh Wan Tian-pin, wajahnya yang kurus kering, di balik noda darah
terlihat tawa yang menakutkan.
Suara tawanya terbawa angin terus menyebar menimbulkan gema dan terdengar ke seluruh
pelosok membuat orang merinding ketakutan.
Gunung dengan suasana seram bertambah seram lagi. Suara sungai seperti suara setan
menangis. Begitu pandangan Yi-feng menatap Wan Tian-pin dengan nanar, perasaannya seperti
membeku, dia jatuh ke dalam pusaran perasaan takut.
Suara yang membuat hati orang bergetar ngeri, selangkah demi selangkah dia berjalan
mendekati Yi-feng. Sorot mata yang seram seperti hantu gentayangan itu, begitu tajam dan tidak
berperasaan. Dia tertawa seram: "Kau kembali lagi, ini sangat baik...." Yi-feng tidak bisa membedakan
apakah itu adalah kata-kata yang diucapkan manusia atau kata-kata yang diucapkan hantu" Yi
terus mundur saat Wan Tian-pin mendekatinya...
Sorot mata Yi-feng seperti ada kekuatan besar yang menyedotnya terus menatap tidak
berdaya. Matanya tidak berkedip, dia terus melotot pada Wan Tian-pin. Sorot mata terkejut
membuat suara tawa Wan Tian-pin semakin keras.
Tiba-tiba Yi-feng merasa dia terhalang dinding rumah, dia tidak bisa mundur lagi.
Wan Tian-pin yang seperti hantu gentayangan dengan kuat menekan jantung Yi-feng.
Perasaan takut membuat Yi-feng yang mempunyai ilmu silat tinggi dan berpengalaman di dunia
persilatan, kehilangan tenaga untuk melawan ataupun lari dari sana. Dia hanya berdiri terpaku
menunggu Wan Tian-pin mendekatinya...
Mengikuti langkah Wan Tian-pin, udara di sekelilingnya seperti memukul Yi-feng. Dia merasa
kaki dan tangannya sudah kaku.
Semakin lama jarak mereka semakin dekat, hanya tersisa 7-8 langkah lagi. Pesilat tangguh
seperti mereka tentu akan mengeluarkan tangan supaya bisa memukul lawannya.
Tangan Wan Tian-pin pelan-pelan dijulurkan. Tampak tangannya berlumuran darah. Pesilat
tangguh yang terkenal dengan ilmu cakar elangnya, mengejutkan Yi-feng ketika melihat darah
yang memenuhi telapaknya.
Tangan kurus dan kering berlumuran darah, apakah berbeda dengan cakar hantu"
Tiba-tiba Wan Tian-pin berhenti tertawa.
Walaupun terdengar suara air mengalir, tapi di sekeliling tempat itu segera menjadi hening
seperti mati. Yi-feng berusaha bertahan tapi entah mengapa tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku.
Sekarang ini asalkan Wan Tian-pin memakai sedikit tenaga, maka Yi-feng akan terluka oleh
tangan kurus kering itu. Hal ini terjadi dengan cepat tapi di depan mata Yi-feng semuanya seperti menjadi pelan.
Hal yang terjadi di dunia ini terkadang sulit untuk dijelaskan. Yang pasti seorang penulis tidak
bisa hanya dengan satu pena dalam waktu bersamaan bisa menuliskan 2 hal yang terjadi di dua
tempat yang berbeda. 73 Demi nyawa murid-murid Zhong-nan-shan, Yi-feng pergi ke Yuan-nan Wu-liang-shan, dan
sekarang dia menemukan peristiwa aneh yang terjadi di sini.
Dia mengalami peristiwa yang berbahaya dan bisa membuatnya mati, tapi ratusan nyawa murid
Zhong-nan-shan bisa terlepas dari kematian.
Semenjak Yi-feng meninggalkan Zhong-nan-shan, di kuil Zhong-nan setiap orang di sana
kecuali menunggu tidak ada hal yang bisa mereka perbuat.
Menunggu bagi orang lain mungkin adalah hal biasa dan sering terjadi tapi bagi Tuan Jian dan
San-xin-shen-jun, ini menjadi persoalan aneh.
Semenjak beberapa puluh tahun Tuan Jian dan San-xin-shen-jun telah terkenal, sekarang
mereka hampir menjadi orangyang tidak akan mati.
Dengan ilmu mereka, hal apa pun yang ada di dunia ini, mereka bisa lakukan, jadi mereka tidak
perlu menunggu lama, tapi sekarang ini, 2 orang aneh ini mengalami kesulitan yang tidak
pernah mereka alami sebelumnya!
Kuil begitu besar, di mana-mana terasa suasana menyedihkan.
Setiap hari, ada beberapa yang meninggal, ketua Zhong-nan-pai terpaksa membiarkan mayatmayat
ini berada di kamar. Setiap hari setiap malam, perkumpulan terkenal Zhong-nan-pai selalu
berada dalam keadaan menyedihkan.
Tuan Jian dan San-xin-shen-jun sekarang berada di belakang sebuah pondokan, mereka
sedang bermain catur. Tapi pikiran mereka tidak ada di tempat ini.
Luka Ling-lin semakin membaik. Setelah dirinya sadar, apa yang dilihatnya membuatnya
merasa aneh juga kaget, ibunya segera menceritakan apa yan g mereka alami sebelumnya.
Tapi gadis kecil yang pintar ini sama sekali tidak merasa berterima kasih kepada Yi-feng.
Pikir dia, 'Jika tidak ada Yi-feng, kami tidak akan bertemu dengan 2 Mayat Pencabut Nyawa.'
Sun-ming tidak bisa mengatakan apa-apa. Kecuali menyayangi dan melindungi putrinya yang
pintar ini, dia tidak bisa berbuat banyak.
Tapi Ling-lin merasa beruntung bisa bertemu dengan 2 orang aneh yang berilmu tinggi dan
merasa sangat berterima kasih kepada mereka.
Lukanya semakin membaik tapi dia tetap tidak bisa terus bergerak, dia harus beristirahat di
ranjang. Umurnya masih kecil tapi jalan hidupnya berliku-liku, semua membuatnya dewasa
dibanding usia sebenarnya.
Yang paling aneh dia membenci biksu yang tidak banyak bicara...ketua Zhong-nan-pai Miaoling.
Sejak pertama kali melihatnya, Ling-lin sudah menaruh rasa benci. Dia sendiri pun tidak bisa
menjelaskan apa alasannya.
0-0-0 Kecuali harus mengurus Tuan Jian dan San-xin-shen-jun yang berada di pondok, Sun-ming
masih harus menemani putri tunggalnya. Hatinya harus terbagi menjadi 3!
Kecuali melindungi dan menyayangi putrinya, dia sering mengenang masa lalunya. Perempuan
yang nasibnya selalu berubah-ubah ini, sekarang bertambah cemas, menunggu membuatnya
mempunyai perasaan yang sulit diungkapkan.
Menunggu dengan cemas, semua demi Yi-feng, tiba-tiba merasa mengkhawatirkan keadaan Yifeng,
apakah dia bisa membawa pulang obat penawar" Dia juga berharap Yi-feng bisa cepat
kembali ke Zhong-nan-pai.
Kita bisa mengerti penantian dan kecemasannya karena sewaktu dia merawat Yi-feng yang
sedang terluka parah, kedudvikan Yi-feng di hatinya setara dengan putrinya.
Tapi perasaannya pada Tuan Jian tidak bisa jelaskan. Dia sangat mengerti keadaannya, dari
sudut mana pun mereka jauh berbeda. Dia juga tahu kalau Tuan Jian yang terlihat masih berusia
setengah baya ini sebenarnya sudah tua.
Sekarang tanpa sengaja dia berharap pada Tuan Jian. Hanya dilihat oleh Tuan Jian saja, dia
sudah merasa senang. Ini akan menjadi rahasianya yang paling dalam. Terpikirkan keadaan ini, dia merasa malu.
Setelah Ling-lin mendengar kalau orang-orang Tian-zheng-jiao yang membubuhkan racun ke
dalam air, dia selalu memikirkan masalah ini.
Masalah ini membuat Sun-ming lupa pada perasaan yang selalu mengganggunya.
74 BAB 25 Terus menerus curiga Pertanyaan pertama yang ditanyakan Ling-lin adalah:
"Kalau begitu berarti semua biksu Zhong-nan-shan terkena racun karena telah minum mata air
yang mengandung racun Chu-gu-sheng-shui, apakah kami berempat juga telah meminum air dari
mata air tersebut?" Hal ini dijawab oleh Sun-ming:
"Semenjak kita ada di sini, Tuan Jian telah menyuruh Biksu Miao-ling untuk mengambil air
minum dari mata air yang lain. Tujuannya tidak lain adalah menghindar supaya jangan terkena
racun lagi." Tapi Ling-lin bertanya lagi:
"Jika air minum para biksu Zhong-nan-shan diambil dari mata air, mereka tidak mungkin akan
terkena racun semua. Karena air di sana terus mengalir, air beracun tidak mungkin akan di situ
terus, dan bila mengambil air pun tidak akan di sana terus. Ini artinya tidak mungkin orang Tianzheng-
jiao membubuhkan racun di mata air itu kecuali ada yang sengaja membubuhkan racun ke
dalam tempat penyim-panan air di kuil."
Sun-ming tampak berpikir sebentar, dia mengangguk menyetujui kata-kata putrinya.
Mata Ling-lin berputar sambil merapikan rambutnyayang acak-acakan, dia berkata lagi:
"Banyak biksu Zhong-nan-shan minum dari air yang sama, siapa yang terkena racun ada yang
lebih awal atau lebih akhir, mungkin ini berhubungan dengan ilmu silat yang nereka kuasai,
sedangkan pemimpin Zhong-nan-shan tidak terkena racun, bukankah ini aneh" Apakah ada
orang Tian-zheng-jiao yang diam-diam membubuhkan obat penawar ke dalam air minumnya" Tapi
itu tidak mungkin, kecuali...."
Tiba-tiba dia berhenti bicara, dia melihat ke arah pintu, Sun-ming tidak memperhatikan tingkah
laku putrinya, karena dia sedang memikir-kan pendapat putrinya. Dia mulai merasa ada yang
patut unutk dicurigai, tiba-tiba Ling-lin berkata:
"Bu, coba Ibu lihat di luar sepertinya ada orang."
Sun-ming terpaku, lalu dia membuka pintu, di luar hanya ada tiupan angin tapi tidak ada
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bayangan seseorang. Sun-ming berkata sambil tersenyum: "Mungkin kau salah dengar, di luar tidak ada siapa pun."
Tapi Ling-lin menggelengkan kepalanya, dia menatap langit-langit, sepertinya dia sedang
memikirkan sesuatu yang sulit untuk dipecahkan.
Yang paling merasa lelah adalah ketua Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling, karena dia harus turun
ke dapur untuk membantu memasak.
Malam hari dia harus memasakkan semangkuk kuah ginseng untuk Ling-lin. Dengan penuh rasa
terima kasih Sun-ming melihat Biksu Miao-ling.
Ling-lin tertawa manja, dia mengambil mangkuk berisi kuah ginseng itu, tapi segera menarik
kembali tangannya dan berkata:
"Aduh, panas!" Dia meletakkan mangkuk itu di atas meja.
Wajah Miao-ling bergerak kemudian pelan-pelan dia keluar dari kamar. Alisnya berkerut
menjadi satu. Selama dua hari ini alis ketua Zhong-nan-pai selalu berkerut, dia selalu terlihat
khawatir. Ketika dia kembali untuk mengambil mangkuk kosong Ling-lin, luka Ling-lin sepertinya
bertambah parah lagi, dia terus merintih. Bibir tipis Biksu Miao-ling bergerak lalu dengan ter-buruburu
membawa mangkuk kosong itu keluar.
Sun-ming segera meninggalkan pondok untuk melihat keadaan Ling-lin, dia kembali lagi ke
pondok untuk memanggil San-xin-shen-jun. Begitu San-xin-shen-jun tiba di kamar itu, terlihat dia
terus menggelengkan kepalanya tapi tidak bicara apa pun. Wajahnya dingin dan menyeramkan
seperti es gunung. Hati Sun-ming terus tenggelam. Ling-lin tidak sadarkan diri lagi, dia terus meracau. San-xinshen-
jun dan Tuan Jian tetap bermain catur di malam hari, seperti tidak terjadi apa-apa di sana.
Malam semakin larut, tidak ada yang berjaga malam, kira-kira jam 3 subuh...
75 Ada bayangan seseorang melintas di belakang kamar jejeran ketiga. Bayangan itu terus
berjalan, hanya sebentar bayangan itu sudah berada di bawah dinding. Dia berlari ke bawah
bayangan dinding yang disinari cahaya bulan yang redup. Orang itu sepertinya adalah ketua
Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling!
Awalnya dia melihat dulu keadaan di sekeliling, setelah memastikan tidak ada yang melihatnya,
kedua jarinya tangan kanannya mengetuk-ngetuk dinding sebanyak 3 kali, kemudian
menempelkan telinganya ke dinding untuk mendengar lebih jelas.
Tidak lama kemudian dari balik dinding ada 3 kali balasan suara sentilan jari. Wajah Biksu Miaoling
terlihat sangat senang tapi rasa senang di wajahnya tetap tidak bisa menutupi kecemasan dan
ketakutannya. Di kejauhan bayangan seseorang berkelebat, kecepatannya sangat hebat. Apalagi di bawah
sinar bulan kecepatannya hampir tidak terlihat oleh mata manusia.
Biksu Miao-ling melihat ke sekeliling lagi. Di sana sangat sepi hanya terdengar tiupan angin,
dan baju biksunya mengeluarkan suara SHAT, SHAT!
Setelah dia membereskan ikat pinggangnya kemudian menekan dan meloncat ke atas. ilmu
meringankan tubuhnya bernama 'di dalam tanah kering mencabut bawang'.
Dari sini dapat diketahui kalau ilmu silat ketua Zhong-nan-pai, Biksu Miao-ling sangat tinggi.
Dia meloncat kira-kira tiga meter lebih, kemudian dia memegang dinding, tubuhnya yang lincah
berbalik. Dia keluar tanpa mengeluarkan suara.
Baru saja turun dari atas dinding, ada bayangan seseorang yang menyambutnya. Bayangan
orang itu terlihat langsing. Di malam yang begitu gelap, tetap terlihat pancaran hawa kegenitan
yang terpancar dari tubuhnya.
Dia berlari ke sisi Biksu Miao-ling, mereka segera berpegangan tangan dengan erat. Jakun
Miao-ling terus bergerak dari atas ke bawah, dia menarik perempuan itu ke balik bayangan
dinding, kemudian terdengar suara dari tenggorokannya...
"Lihat, kau masih seperti ini, masih takut seperti seekor tikus! Aku tidak percaya kalau 2 setan
kurus itu begitu lihai, sampai-sampai kau tidak...."
Miao-ling seperti berbisik:
"Mei-niang, ke sebelah sini sedikit...." terdengar bisikan seperti orang mimpi.
"Tunggu sebentar, apakah kau tidak tahu kalau permasalahan ini tidak bisa ditarik lebih
panjang lagi" Kami tidak cukup orang, kau...kau harus mencari akal!"
Miao-ling menarik nafas dan berkata:
"Mei Niang, demi dirimu, aku...hhhh! Mei-niang, apakah kau tahu kedua orang ini... rencana
kau hampir 90% selesai, tapi kedua orang ini tiba-tiba saja datang ke sini, sekarang entah apa
yang harus kulakukan. Mei-niang, kau yang membuat rencana semua ini, aku melakukan apa yang
kau rencanakan semuaini demi dirimu."
Mei-niang tertawa dan berbisik:
"Lihat kau ini, seorang ketua Zhong-nan-pai, masih berkelakuan seperti anak kecil saja! Asalkan
kau menaburkan sedikit racun ke dalam makanan mereka, bukankah semua bisa selesai dengan
cepat?" Tidak terdengar suara, sepertinya Miao-ling sedang mempertimbangkan sesuatu. Tapi kedua
orang yang tidak bersuara itu, tidak benar-benar sedang diam, mereka tetap bergerak-gerak di
dalam kegelapan. Gerakan mereka tidak teratur, ini adalah irama jaman purba. Angin berhembus,
di dunia ini seperti hanya ada mereka berdua.
Tapi...di dinding sana ada bayangan seseorang yang berdiri sambil melihat mereka. Dia tampak
sangat marah, raut wajahnya seperti menunjukkan ekspresi seperti, 'menyayangkan' dan 'tertipu'.
"Tidak disangka dia tega melakukan hal seperti ini! Tidak disangka...untuk apa dia melakukan
semua ini?" Begitu mendengar suara ,"Ya, ya ya!", dia baru mendapatkan jawabannya kemudian dia pun
menarik nafas panjang. Miao-ling dan Mei-niang yang ada di sana tenggelam dalam nafsu birahi tapi begitu mendengar
ada seseorang yang menarik nafas panjang, mereka terkejut dan mulai mencari-cari sumber suara
itu. Begitu mereka melihat sosok orang itu, mereka seperti membeku.
76 Bayangan orang ini seperti segumpal asap terbang ke arah mereka, dengan dingin dia berdiri di
depan mereka. Miao-ling terkejut dan berteriak, tanpa terasa dia mundur. Dia tidak berani melarikan diri dari
sana, karena dia sadar dengan cara apa pun tidak akan bisa kabur dari sana.
Tapi Mei-niang memberontak, tubuhnya bergerak-gerak, tangannya melayang dan menepis ke
arah bayangan orang itu. Bayangan itu tertawa dengan nada menghina. Dia tidak bergerak. Mei Niang seperti seekor
burung walet terbang, tangan kanan dengan lima jarinya menotok ke arah tenggorokan, tangan
kirinya menepis ke pundak kiri orang itu.
Satu jurus dengan dua serangan. Bisa dikatakan kalau ini adalah jurus yang kejam, tepat, dan
cepat, tidak ada yang menyangka kalau jari lembut ini bisa berubah menjadi jari pembunuh hanya
dalam waktu singkat! Orang itu tetap tidak bergerak, saat jarinya hampir mengenai tubuhnya, dia bergeser beberapa
sentimeter ke arah kanan. Walaupun hanya bergeser beberapa sentimeter, tapi telah membuat
jurus Mei-niang yang kejam, tepat, dan cepat tidak bisa mengenai sasaran.
Ketika orang ini muncul, dalam kegelapan Miao-ling tampak pucat seperti orang mati, dia
segera sadar kalau pemilik bayangan ini adalah San-xin-shen-jun. Saat dia kecil dulu, dia sudah
hafal dengan ilmu silat San-xin-shen-jun.
Ketika Mei-niang menyerang San-xin-shen-jun, dalam otak Miao-ling terus memikirkan cara, dia
mulai menyelusuri dinding, dan berlari dengan cepat, dia mendengar jeritan Mei Niang dan tahu
kalau Mei-niang sudah mati!
Tapi dia tidak berani melihat ke belakang, harapan ingin terus hidup membuatnya berlari lebih
cepat. Sekarang dia hanya berpikir apakah dia bisa terlepas dari cengkraman orang ini"
Tiba-tiba dia merasa ada yang menghadang di depannya, tidak lama kemudian terdengar
jeritan, jeritannya sangat memilukan dan menusuk telinga di malam yang begitu larut ini.
Dia melihat tubuh Mei-niang yang seksi. Dia melihat darah mengalir dari mulut yang tadi
sempat mengeluarkan suara UGH, UGH! Matanya yang memancar genit seperti air di musim gugur
sekarang terpejam rapat. Dia segera berlari ke sana...
0-0-0 BAB 26 Terbongkarnya rencana jahat
Miao-ling merentangkan tangannya untuk menyambut tubuh Mei-niang, tapi tidak tepat.
Setelah melihat dengan benar ternyata yang berdiri di depannya adalah San-xin-shen-jun dengan
wajah dingin. Miao-ling sekarang bertingkah seperti orang gila, dia meraung, dengan telapak yang
kuat, dia terus menyerang San-xin-shen-jun.
BAG! Kedua telapaknya mengenai seseorang tapi itu bukan tubuh San-xin-shen-jun.
Ternyata ketika kedua telapaknya menyerang dengan keras, San-xin-shen-jun sedikit mundur,
dia melindungi tubuhnya dengan mayat Mei-niang, dan menyambut pukulan Miao-ling.
Miao-ling meraung lagi, kedua tangannya yang kuat terus memukul San-xin-shen-jun.
Ketakutan, rasa tidak tenang, dan kebohongan selama beberapa hari ini, sekarang dilampiaskan.
Dia berada di gunung ini sudah puluhan tahun. Dia hidup tenang dan bersih, apa yang terjadi di
dunia ini dia sama sekali tidak tahu dan tidak peduli. Perasaan manusia dan nafsu birahi, pernah
dia rasakan tapi belum pernah melakukannya.
Tapi dia tidak tahan dengan godaan perempuan.
Mei-niang mendapatkan misi rahasia, dengan menggunakan segala cara, dia berusaha
mendekati Miao-ling, membuat Miao-ling yang belum pernah dekat dengan perempuan terlena
dibuatnya, dengan tubuh-nya yang seksi, Mei-niang membuat Miao-ling tega memberikan racun
sehingga ratusan nyawa murid Zhong-nan-pai hilang begitu saja.
Dia sendiri yang membubuhkan racun itu, dia sendiri yang meracuni anak buahnya, kemudian
berpura-pura di depan semua orang, membuat Zhong-nan-shan yang telah berdiri ratusan tahun
diberikan pada orang lain.
77 Karena pikirannya sendiri telah diracun oleh nafsu birahi, asalkan dia bisa selalu dekat dengan
Mei-niang, dia tega menutup hati nurani-nya dan mengkhianati nenek moyang!
Di luar dugaannya, Tuan Jian dan San-xin-shen-jun tiba-tiba saja datang ke Zhong-nan-shan,
semua ini membuatnya takut!
Dia sangat pintar berbohong, siapa pun tidak menyangka atau curiga kalau yang menabur
racun adalah ketua mereka sendiri.
Tapi karena hatinya selalu tidak tenang, maka otot wajahnya tertarik kencang dia takut kalau
rahasianya akan terbongkar.
Siapa pun yang tidak mempunyai hati nurani, kebohongannya tanpa sengaja akan terlihat
keluar. Dari luar pintu, dia mendengar Ling-lin mengobrol dengan ibunya, dia segera merasa tidak
tenang. Dia mengira Ling-lin mengetahui rencananya, padahal semua ini hanyalah kecurigaan
saja. Karena itu dengan sengaja dia membuatkan kuah ginseng untuk Ling-lin dan membubuhkan
racun ke dalam kuah itu. Dia berniat membunuh Ling-lin agar tutup mulut, tapi Ling-lin adalah
anak pintar, dia memindahkan kuah ginseng itu ke mangkuk lain. Ketika Miao-ling datang kembali
untuk mengambil mangkuk kosong, dia mengira Ling-lin telah menghabiskan kuah ginsengnya.
Kemudian Ling-lin berpura-pura kalau penyakitnya bertambah parah. Begitu San-xin-shen-jun
datang memeriksanya, dia menceritakan kecurigaannya serta semangkuk kuah ginseng beracun
itu. San-xin-shen-jun yang mempunyai ilmu pengobatan tinggi, begitu melihat kuah itu, dia
langsung tahu kalau kuah itu mengandung racun ganas.
Tapi dia hanya diam, diam-diam mengawasi keadaan.
Karena itu Miao-ling berbuat kesalahan dan dia sendiri yang sudah menghancurkan masa
depan, nama baik, sampai harus kehilangan nyawa.
Sekarang Miao-ling bertindak seperti orang gila.
Dengan dingin San-xin-shen-jun membentak:
"Haram jadah! Jangan kabur!"
Dia bergerak mengeliling Miao-ling, jarinya menotok 2 nadi Miao-ling.
Totokan ini adalah jurus yang hampir musnah dari dunia persilatan. Nadi yang ditotok adalah
nadi penting. Miao-ling adalah seorang pemimpin, dia mempunyai ilmu silat tinggi, tapi karena sekarang dia
sudah setengah gila, apalagi lawannya adalah seorang pesilat tangguh maka dia tidak bisa
menahan serangan ini. Jari San-xin-shen-jun sudah bergerak, tapi dia hanya mengerahkan 20% tenaganya. Tangannya
bergerak mengikuti lengan bajunya yang berputar dan membawa Miao-ling yang ada di belakang
dan meloncat. Dia berlari ke dalam kuil.
Kedua alis Tuan Jian tampak berkerut. Sun-ming merasa aneh kenapa ketua Zhong-nan-pai
yang selalu mempunyai nama baik, bisa melakukan tindakan seperti ini"
Wajah dingin San-xin-shen-jun mulai tersenyum, dia bertanya kepada Ling-lin:
"Kau lebih pintar, kami 2 orang tua kalah darimu!"
Ling-lin tertawa, dia merasa sedikit bangga tiba-tiba dia bangun dari tempat tidur dan berkata:
"Kakek, cobalah buka nadi Biksu Miao-ling, tanyakan kepadanya, mungkin racun yang dia tabur
bukan 'Chu-gu-sheng-shui', aku pikir...."
San-xin-shen-jun meloncat bangun:
"Betul! Racun yang dia tabur bisa membuat ratusan orang terkena racun. Racun ini pasti racun
biasa." San-xin-shen-jun tertawa dan berkata kepada Tuan Jian:
"Semakin tua kita menjadi orang bingung, kita terus memikirkan racun tapi tidak memeriksa
racun apa yang ada di dalam tubuh murid-murid Zhong-nan-pai. Tidak disangka kau juga bisa
ceroboh!" Tuan Jian tertawa kecut, dia sama sekali tidak menyangka kalau Miao-ling bisa berbohong. Dia
telah mengambil keputusan, ratusan biksu Zhong-nan-pai terkena racun 'Chu-gu-sheng-shui',
karena di dunia ini tidak ada racun yang begitu dasyat.
78 Sekarang semua sudah menjadi jelas, karena Miao-ling adalah ketua Zhong-nan-pai dan
dengan racun apa pun dia bisa membuat semua anak buahnya terkena racun.
Dia tertawa kecut lalu melihat ke arah Ling-lin, kedua mata anak ini bersorot pintar.
Tuan Jian tersenyum: "Anak ini sangat berbakat dan lincah, benar-benar jarang ada selama ratusan tahun ini. Asalkan
sedikit diasah, dia akan lebih maju dibandingkan orang lain. Dia juga akan menyinari dunia
persilatan." Tiba-tiba Sun-ming berlutut pada Tuan Jian.
Tuan Jian sedikit terkejut, Sun-ming segera berkata:
"Ling Er sejak kecil sudah kehilangan ayah dan dia mempunyai dendam yang harus dibalas, tapi
karena ilmu silatnya tidak tinggi maka cita-citanya tidak bisa tercapai, apakah Tetua...."
Sun-ming mengemukakan niatnya, dia ingin Tuan Jian mengambil putrinya menjadi murid Tuan
Jian. Ling-lin yang pintar dan lincah segera mengetahui jika dia bisa menjadi murid Tuan Jian maka
semua akan menjadi keberuntungannya, maka dia ikut berlutut di atas ranjang memohon kepada
Tuan Jian mengangkatnya menjadi muridnya.
Diam-diam San-xin-shen-jun menggelengkan kepala, karena selama ratusan tahun ini belum
pernah Tuan Jian mengangkat murid. Dia menganggap permintaan ibu dan anak ini terlalu muluk
dan pasti akan ditolak oleh Tuan Jian.
Tapi Tuan Jian berpikir sebentar, dia menjawab:
"Berdirilah, aku setuju permintaan kalian."
San-xin-shen-jun terpaku, dia sama sekali tidak menyangka kalau Tuan Jian akan mengangkat
murid. Dia tidak tahu selama beberapa hari ini, hati Tuan Jian selalu bergejolak. Gejolak ini sebagian
dikarenakan masa lalunya tapi sebagian lagi karena Sun-ming.
Perubahan pada perasaan manusia sangat aneh, orang lain tidak akan bisa menebaknya. Yang
pasti San-xin-shen-jun tidak menyangka mengenai hubungan Tuan Jian dan Sun-ming. Tuan Jian
sendiri pun merasa aneh dengan perasaannya. Dia selalu berusaha menjelaskan kepada dirinya
kalau semua ini hanya perasaan biasa saja, tapi apakah betul" Dia sendiri pun tidak bisa
menjawab. Tapi walau bagaimanapun juga dia tidak bisa menolak permintaan Sun-ming, tidak seperti
kebiasaannya. Dia mau menerima Ling-lin menjadi muridnya.
Ling-lin sendiri mempunyai persyaratan cukup untuk membuatnya menjadi murid satu-satunya
dari orang berilmu silat tinggi. Dengan kepintarannya, dia bisa membuat rencana Tian-zheng-jiao
yang begitu tertutup rapat terbongkar.
Sekarang San-xin-shen-jun mengetahui kalau murid-murid Zhong-nan-pai bukan terkena racun
'Chu-gu-sheng-shui', tapi racun ini pun ternyata lumayan hebat. Tapi semua ini tidak membuat
San-xin-shen-jun kerepotan. Ratusan nyawa murid Zhong-nan-pai akan tertolong sebelum Yi-feng
kembali. Biksu Miao-ling yang sebelumnya selalu mempunyai nama baik di dunia persilatan, karena
nafsu pribadinya, dia kehilangan masa depan yang cerah juga nyawanya.
. Banyak yang berperilaku seperti itu, tapi jika belum terbukti jelas, siapa yang menyangka"
Tuan Jian dan yang lainnya masih tinggal di Zhong-nan-shan selama beberapa hari menunggu
kepulangan Yi-feng, mereka tidak tahu kalau sekarang Yi-feng sedang menghadapi bahaya maut!
0-0-0 BAB 27 Antara hidup dan mati Semua pikiran dan tenaga terasa membeku karena ketakutannya.
Dia melihat tangan kurus dan kering milik Wan Tian-pin yang berlumuran darah, pikirannya
melayang, dia merasa kematian sedang menunggunya.
79 Kedua mata Wan Tian-pin terus melihatnya, tapi dia tidak menyerang, entah apa sebabnya"
Tubuhnya sudah terluka berat di dua tempat, dan tidak perlu meragukan kondisinya kalau dia
dianggap sudah mati, mengapa tiba-tiba dia bisa hidup kembali"
Tiba-tiba Wan Tian-pin tertawa kering, membuka mulutnya yang penuh darah, dengan kaku
dan dingin dia berkata: "Anak kecil, cepat kembalikan Tian-xing-mi-ji'! Kalau tidak...."
Dia tidak melanjutkan kata-katanya karena apa yang dia maksud sudah bisa diduga.
Hati Yi-feng tergerak. Wan Tian-pin yang posturnya seperti hantu gentayangan tiba-tiba
menjadi orang asing baginya. Karena orang hidup baru memiliki keinginan, jika sudah menjadi
setan untuk apa dia masih menginginkan 'Tian-xing-mi-ji' lagi"
Diam-diam dia menghembuskan nafas, dia melihat Wan Tian-pin yang terluka di tenggorokan
dan ada lubang hitam, membuat siapa pun yang melihatnya menjadi takut.
Yi-feng tahu kalau luka ini berasal dari jari Xu-bai, asal ditambah satu serangan lagi cukup
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuat orang ini langsung mati.
"Mengapa dia bisa hidup kembali?" Begitu ketakutan Yi-feng berkurang, perasaan anehnya
muncul lagi. Dia melihat Wan Tian-pin tapi pertanyaannya tetap tidak terjawab.
Wan Tian-pin maju lagi selangkah dan membentak:
"Keluarkan Tian-xing-mi-ji."
Yi-feng berpikir lagi, 'Kepandaiannya lebih tinggi dariku dan 'Tian-xing-mi-ji' ada di tanganku.
Dengan kemampuan ilmu silatnya, dia bisa langsung merebutnya, mengapa dia menyuruhku
mengeluarkannya" Dia dijuluki Perampok Utara, aneh jika dia melakukan ini.'
Yi-feng adalah orang pintar dan lincah, dia bisa berpura-pura mati untuk menghindari kejaran
Tian-zheng-jiao. Sekarang dia berpikir, 'Apakah sesudah dia terluka parah kemudian dia mendapatkan mujizat
dan bisa hidup kembali, tapi dengan ilmu yang biasa dia miliki, tidak mungkin dia bisa melakukan
semua ini.' Karena itu Yi-feng menjawab dingin:
"Kalau aku tidak mau mengeluarkan obat itu, kau mau apa?"
Dia malah memegang pinggangnya dan maju selangkah. Wajah Wan Tian-pin berubah, sorot
mata penuh dengan kemarahan.
Yi-feng melihat ke depan, jika tafsirannya salah, begitu Wan Tian-pin menyerang, dia tidak
akan sanggup bertahan. Bagaimanapun juga dia harus menyimpan rasa tegang di dalam hatinya
agar tidak terlihat oleh lawan.
Pandangan mereka saling beradu, mereka masing-masing menebak apa yang sedang dipikirkan
oleh lawannya. Wan Tian-pin tertawa: "Aku nasehatkan, lebih baik keluarkan buku itu. Bagi kita itu akan berguna."
Nada bicaranya semakin pelan. Kata-kata ancaman sekarang sudah berkurang.
Diam-diam Yi-feng menghembuskan nafas, dia memastikan tebakannya tidak meleset. Dia
segera memutar otaknya. Dengan tertawa dingin dia berkata:
"Aku beritahu kepadamu hei marga Wan, mengenai Tian-xing-mi-ji', tidak perlu kau ungkit lagi!
Jika kau masih ingin hidup dan bisa keluar dari lembah ini, kau harus tanya apakah aku akan
mengijinkannya atau tidak?"
Kata-kata Yi-feng berubah, dari posisi terancam menjadi posisi mengancam.
Wan Tian-pin terkejut. Seperti perkiraan Yi-feng semula, walaupun Wan Tian-pin tidak mati tapi
ilmu silatnya belum pulih. Dalam rasa terkejutnya, dia sengaja tertawa dan membentak:
"Aku, Wan Tian-pin sudah lama berkelana di dunia persilatan, tidak ada seorang pun yang
berani berbicara dengan nada seperti itu padaku!"
Sambil bicara sorot mata terus melihat wajah Yi-feng. Mereka berdua sedang mengukur
kepintaran masing-masing, yang pertama dia sudah kalah.
Tiba-tiba Yi-feng dengan dingin berkata:
"Serahkan kepadaku!"
Wan Tian-pin terpaku. Yi-feng berkata lagi:
80 "Jika kau tidak mau menyerahkan alat cahaya berputar itu, jangan harap bisa keluar dari
lembah ini!" nada bicaranya sangat sombong, lebih sombong dibandingkan saat dia meminta buku
Tian-xing-mi-ji' tadi. Wajah Wan Tian-pin langsung memucat, dia mundur selangkah, diam-diam mulai mengatur
nafas. Yi-feng terus melihatnya, tapi belum berani menyerangnya.
Malam bertambah larut, angin berhembus bertambah kencang.
Jika sekarang Yi-feng pergi pun, Wan Tian-pin tidak akan menghalanginya juga tidak akan bisa
menghalanginya. Tapi orang sering bingung dan Yi-feng tidak terpikir akan hal ini.
Dia tidak berniat mendapatkan 'alat cahaya berputar', dia hanya ingin sekedar menghina Wan
Tian-pin. Kekesalannya tadi belum sempat dilampiaskan.
Apalagi pelajar yang ingin bunuh diri itu masih terbaring di rumah batu, apakah dia masih hidup
atau sudah mati, dia tidak ingin pergi begitu saja dari tempat ini.
Apalagi dalam hati dia masih bertanya-tanya, dia ingin tahu mengapa Wan Tian-pin bisa hidup
kembali" Karena itu dia tidak berkeinginan untuk kabur dari sana.
Wan Tian-pin berdiri tegak tapi tidak mengatakan apa-apa.
Tiba-tiba Wan Tian-pin melihat Yi-feng.
Yi-feng terkejut dan berpikir, 'Sorot matanya tiba-tiba menjadi terang dan kuat, apakah dalam
waktu begitu singkat ilmu silatnya sudah pulih" Tapi ini tidak mungkin!'
Yi-feng tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini tidak selalu seperti yang diperkirakan olehnya,
sekarang ilmu silat Wan Tian-pin sudah pulih, bahkan mungkin lebih hebat dari sebelum dia
terluka! Ternyata sesudah Wan Tian-pin terluka parah dan nyawanya hampir tidak tertolong, Yi-feng
memindahkan dia dan mayat Xu-bai ke atas meja batu. Karena tubuh mereka berdekatan,
maka darah mengalir dari tubuh Xu-bai ke mulut Wan Tian-pin. Darah si Tangan Terampil
mengandung zat Du-long-wan. Obat ini adalah obat paling berguna dan berkhasiat, sesudah
meminum obat terbagus di dunia ketika pingsan Wan Tian-pin masih sempat merasakan ada
sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya. Kemudian pelan-pelan dia mulai sadar.
Begitu sadar dia hanya sempat terpikir sebentar, berdasarkan pengalamannya yang banyak, dia
sadar apa yang harus dia lakukan ketika hidup kembali.
Karena itu dia menyedot darah Xu-bai sampai habis. Hingga akhirnya dia sudah hidup kembali.
Dia mengambil 'alat cahaya berputar' milik Xu-bai, kemudian meninggalkan gua itu. Dia
membungkus perhiasan yang ada di rumah batu dan akan membawanya pergi dari sana. Karena
Xu-bai sudah mati, dia tidak perlu tinggal di hutan ini lagi.
Wan Tian-pin tadinya celaka sekarang malah mendapatkan rejeki, hanya saja Tian-xing-mi-ji'
yang menjadi jatahnya sekarang menghilang. Dia merasa sangat menyesal tapi dia tidak tahu
identitas pemuda itu, karena dia tahu sewaktu dia dan Xu-bai berebut dan bertarung, pemuda ini
mengambil keuntungan dari mereka.
Ketika dia sedang berpikir, Yi-feng tiba-tiba kembali, Wan Tian-pin tidak menduga sekarang
nyawanya bisa dipungut kembali. Tapi kaki dan tangannya masih terasa lemas. Du-long-wan mulai
berfungsi mulai bereaksi di dalam tubuhnya, jika dia bisa menyatukan ilmu silatnya dengan
kehebatan obat itu, semua itu akan menambah kekuatannya beberapa kali lipat!
Tapi kesempatan langka ini disia-siakannya begitu saja. Sebetulnya Du-long-wan dapat
mengembangkan 100% tenaganya tapi di dalam tubuhnya hanya bereaksi 20%. Tapi kekuatan
20% ini cukup untuk menambah kemampuan ilmu silatnya. Yang penting dia berhasil merebut
kembali nyawanya dari maut.
Karena lemas maka dia tidak segera muncul di hadapan Yi-feng. Begitu Yi-feng masuk ke dalam
gua dan pelajar itu melihat ada perhiasan di dalam rumah batu, maka pelajar miskin itu segera
memanjat masuk melalui jendela. Melihat caranya masuk ke dalam rumah, Wan Tian-pin tahu
pelajar itu tidak bisa ilmu silat, maka dia pun segera melempar pelajar itu dengan batu kecil.
Ilmu silat Wan Tian-pin sangat tinggi, sebutir batu telah membuat tangan kanan pelajar itu
putus dan membuatnya pingsan.
81 Ketika Yi-feng keluar dari gua, tiba-tiba Wan Tian-pin muncul di depan Yi-feng. Hal ini membuat
Yi-feng terkejut bukan kepalang.
Tapi bila beradu bicara, Wan Tian-pin berada di bawah Yi-feng, maka Wan Tian-pin berharap
ilmu silatnya bisa cepat pulih.
Butuh waktu singkat untuk mengatur nafas dan Du-long-wan mulai bereaksi di dalam tubuhnya.
Dia mulai merasa tenaganya kembali, dia bersiap-siap menyerang Yi-feng.
Sambil tertawa dingin, kedua telapaknya membentuk lingkaran kemudian menyerang Yi-feng
dengan cepat. Hanya terlihat bayangan telapak tangan, maksudnya tidak lain adalah untuk mengacaukan
penglihatan lawan, setelah itu baru menyerang.
Yi-feng benar-benar terkejut, dia berputar ke kanan, tangan kanan segera menyerang, Yi-feng
memang termasuk pesilat tangguh dan terkenal, tapi jurus-jurusnya tidak ada yang istimewa.
Jurus 'Feng-huang-zhan-chi' (Phonix mengibas sayap) sangat tepat. Di dunia persilatan boleh
dikatakan ini adalah jurus hebat.
Tapi jurus ini di mata Wan Tian-pin terasa sangat biasa. Membuat Wan Tian-pin tertawa dingin,
dia berputar, kedua telapak tangannya sekali lagi menyerang. Hanya saja teknik memukulnya
diganti dengan teknik mencengkram. Kesepuluh jarinya dibuka dengan lebar. Ini adalah jurus
cakar elang andalannya yang membuat dunia persilatan menjadi geger.
Jurus ini mengurangi waktu untuk mengubah jurus, yang pasti gerakannya sangat cepat.
Telapak kiri Yi-feng baru dijulurkan, dia merasakan angin telapak lawan mencengkram perut dan
tenggorokannya. Yi-feng menghembus nafas. Selama berkelana di dunia persilatan, dia telah bertarung ratusan
kali, tapi jurus Wan Tian-pin baru pertama kali dilihatnya.
Sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain, dia memutar pinggangnya, mundur 3
langkah tapi Wan Tian-pin seperti bayangan terus menempel. Dua telapaknya melingkar lagi,
ujung telapak sedikit ditekuk, dia menyerang ke dada Yi-feng.
Jurusnya berubah-rubah tapi pergelangan tangannya tidak ditekuk sama sekali. Jurus ini seperti
jurus yang biasa ada di dunia persilatan.
Yi-feng sangat mengerti jika ujung jari lawan mengenainya sedikit saja, tenaga yang datang
akan bertubi-tubi. Dia juga tahu walaupun Wan Tian-pin kurus kering tapi tenaga dalam dan ilmu
silatnya sangat hebat, maka dia tidak berani menyambut serangan telapak lawannya. Terpaksa Yifeng
mundur beberapa langkah. Karena takut dia hanya bisa menghindar dan tidak berani
menyerang. Sebenarnya jika dia tenang sedikit saja, dengan dua nadi 'Du' dan 'Ren' yang sudah
dilancarkan, dan dengan kemampuan ilmu silatnya melawan Wan Tian-pin, walaupun tidak
menang tapi setidaknya posisinya tidak akan begitu memalukan.
Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berkata dengan nada menghina:
"Ternyata ilmu silatmu hanya begini saja, tapi kau berani berkata dengan sombong di
depanku!" Kemudian telapaknya membawa angin kencang juga bayangan yang memenuhi langit. Dia
menyerang ke kiri dan kanan Yi-feng.
Yi-feng terus bertahan, tapi karena ilmu silat di bawah Wan Tian-pin, dia hanya bisa mundur
selangkah demi selangkah.
Sesudah berjalan 10 jurus, posisi Yi-feng bertambah lemah lagi. Wan Tian-pin mengubah
jurusnya, dia menyerang dengan keras lalu berputar-putar, maksudnya tidak lain ingin menghina
dan meremehkan pemuda ini dulu. Karena pemuda ini tadi telah berbuat tidak sopan kepadanya
setelah itu baru dia membunuh Yi-feng.
Maka serangannya tidak sekuat tadi lagi. Nadi yang diserangnya pun bukan nadi penting. Tapi
bibirnya selalu keluar kata-kata marah dan menghina Yi-feng.
Yi-feng merasa marah, dia sadar dengan kemampuan ilmu silatnya tidak mungkin dia bisa
melawan Wan Tian-pin, ingin kabur pun dia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.
0-0-0 82 BAB 28 Di malam larut terjadi hal aneh
PAK! Bahu Yi-feng terkena pukulan. Walaupun sakit untungnya tidak mengenai tulang dan
nadinya. Yi-feng mengetahui maksud Wan Tian-pin, tapi dengan cara telapak angin yang terus berbunyi
dengan kencang tetap tidak bisa melukai lawan sedikit pun.
Dia terus mundur, ketika dia memutar tubuhnya, tiba-tiba dia melihat ada sebuah batu besar di
depannya. Batu besar itu tadinya berada di tengah. Dari tengah batu, bisa melihat ke dalam gua
yang sangat gelap. Yi-feng berpikir, segera kakinya melangkah. Dia bergeser ke dalam gua.
Bayangan telapak Wan Tian-pin masih terus bergerak, telapaknya seperti dua ekor kupu-kupu
yang terbang di sisi Yi-feng. Dia terkenal di dunia persilatan, yang pasti ilmu silatnya memiliki
keistimewaan. Tangan kirinya memutar, dia mengeluarkan serangan sambil mengejek:
"Anak kecil, serahkan Tian-xing-mi-ji' kepadaku, kau juga harus berlutut di hadapanku. Kalau
kau membuatku senang mungkin aku bisa melepaskanmu. Jika nasibmu baik mungkin aku akan
menerimamu menjadi muridku...."
Yi-feng membentak, dengan sekuat tenaga menyerang Wan Tian-pin. Tubuh Wan Tian-pin
sedikit condong ke belakang tapi jurus Yi-feng bukan menerjang maju. Di tengah-tengah dia
mundur kemudian bersalto ke belakang.
Dia memperkiraan jaraknya dengan gua itu, tubuhnya berputar di udara, begitu kakinya sampai
ditanah, segera berlari masuk ke dalam gua itu.
Wan Tian-pin sedikit terkejut, dia segera meloncat, dia ikut masuk ke dalam gua itu, tapi di
belakang terdengar suara angin menderu. Dia berbalik untuk melihat, ternyata batu besar yang
menutup gua mengikutinya.
Ketika dia menengok, batu besar yang ada di mulut gua itu sudah menutup. Dengan terkejut
Wan Tian-pin melihat ke sekeliling. Di dalam gua tidak ada sinar sama sekali. Dengan cepat dia
menahan nafas, kedua telapak diletakkan di depan dada karena dia takut Yi-feng akan menyerang
dari kegelapan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Yi-feng sudah memperhitungkan semuanya, begitu
masuk ke dalam gua, dia langsung memutar batu.
Tapi Yi-feng sudah keluar pada batu besar sebelum tertutup rapat.
Ketika posisinya sudah tepat Yi-feng langsung bertindak, cara ini harus dimiliki oleh orang yang
berpikiran matang. Mengurung orang di dalam gua tapi dalam waktu hitungan detik, dia harus
segera berlari keluar. Karena bertindak ceroboh, Wan Tian-pin sudah terkurung di dalam gua yang gelap dan dingin.
Rencana ini berhasil, ketika dia menarik nafas terasa angin dingin berhembus, Yi-feng dadanya
sangat nyaman. Jantungnya yang berdebar-debar mulai berdetak dengan tenang.
Yi-feng segera berlari ke rumah batu dan masuk melalui jendela. Dengan bantuan cahaya
redup dia melihat pelajar itu masih tergeletak di bawah. Yi-feng bernafas panjang dan ber-pikir,
'Tadinya aku ingin menolongnya tapi aku malah mencelakainya.'
Dia berjongkok mencoba apakah pelajar itu masih bernafas atau sudah mati ternyata dia masih
hidup. Dia hanya pingsan.
Perhiasan yang tersisa di rumah itu dibungkus rapi oleh Yi-feng, dia tidak mencari perhiasan
lainnya. Kemudian memapah pelajar miskin yang pingsan itu, keluar dari rumah batu dan turun ke
kaki gunung. Sesudah pelajar miskin ini siuman, dia membawa perhiasan pemberian Yi-feng lalu pergi ke
kota, kelak di kemudian hari dia menjadi orang kaya.
Sejak awal sampai akhir dia tidak mengenal orang yang membuatnya menjadi kaya. Yi-feng
dengan menggunakan pikirannya yang lincah berhasil mengalahkan lawan kuat. Dia juga berhasil
mendapatkan buku rahasia 'Tian-xing-mi-ji' dan obat penawar, hatinya merasa sangat senang.
83 Sambil menikmati rasa senang, dia mulai merasa lelah. Tubuh sekuat Yi-feng walaupun bisa
melewati perjalanan begitu lama tanpa tidur dan istirahat ditambah dengan ketegangan serta
pertarungan hebat, sekarang dia mulai merasa lelah. Sesampainya di Jing Dong, dia mengambil
keputusan untuk beristirahat.
Dia tertidur pulas selama beberapa hari ini. Tidurnya merupakan suatu kenikmatan yang jarang
dinikmatinya. Dia bermimpi kalau istrinya kembali ke sisinya, saat terbangun dia kebingungan. Di luar masih
sangat gelap, ternyata hari sudah malam.
Dia tidak ingin bangun, maka dia pun berbaring kembali di ranjang, sambil mendengarkan
suara angin yang berhembus di luar jendela. Tiba-tiba dia mempunyai pikiran yang berbeda
terhadap situasi dunia persilatan.
Wajah istrinya yang cantik terus ter-bayang-bayang, kadang terasa sangat jelas, kadang tidak.
Tiba-tiba dia mendengar suara hembusan angin di luar jendela membawa suara kelepak baju
orang yang sedang berjalan di malam hari. Dulu dia pasti akan segera keluar tanpa ragu dan
mencari tahu siapa orang itu.
Sekarang dia hanya berbaring di ranjang.
"Untuk apa aku mengurusi masalah orang lain?"
Dia berpikir lagi, 'Bukankah masalah yang sedang kuhadapi pun tidak ada yang membantu" Di
Su-dong, aku dikepung oleh 3 ketua bagian Tian-zheng-jiao, hampir saja aku terbunuh, siapa yang
membantuku waktu itu" Setelah istriku lari dengan "laki-laki lain, aku dikejar-kejar untuk dibunuh,
siapa yang keluar membelaku"'
Dengan sedih dia menarik nafas.
Dulu pikirannya sangat lurus, sekarang berbelok-belok mengikuti masalah yang terjadi dan
kehidupannya tidak sebahagia dulu.
Malam-malam merenung, dia terpikirkan banyak orang sampai-sampai dia teringat pada Zhifeng-
mai-hui yang mungil... Tiba-tiba dari luar jendela terdengar jeritan, membuat Yi-feng terkejut.
Dia menganggap kalau dia adalah orang egois tapi begitu mendengar jeritan memilukan, dia
tidak bisa berdiam diri begitu saja di atas ranjang.
Berkali-kali dia memperingati dirinya supaya jangan terlalu banyak mengurusi masalah orang
lain, hal terpenting sekarang ini adalah dia harus mengantarkan obat penawar ke Zhongnanshan,
tapi darah pendekar yang masih ada di dalam tubuhnya tidak bisa menahan kekuatan
ini. "Aku akan melihat sebentar, tidak akan menghabiskan waktu banyak."
Sambil mengenakan sepatu, dia ber-pikir, 'Apakah akan terjadi hal aneh lagi" Ataukah akan ada
orang aneh yang muncul lagi" Dulu sewaktu aku masih berkelana di dunia persialtan, apa yang
terjadi saat itu langsung bisa ku-selesaikan di tempat.'
Dia mencari alasan untuk dirinya sendiri.
Buku dan obat penawar dibungkus dan disimpan dengan rapi di balik baju bagian dada.
Dia sudah lama berkelana di dunia persilatan maka apa pun yang dilakukannya pasti dikerjakan
dengan sangat teliti. Kemudian dia meloncat keluar melalui jendela dan berlari menuju suara teriakan itu.
Rumah-rumah yang ada di bawah kakinya sangat gelap dan sepi, teriakan memilukan itu pun
hanya terdengar sekali tidak ada teriakan susulan. Di sekeliling sana sangat sepi dan tidak terasa
ada aneh. Yi-feng menyalahkan dirinya, 'Mengapa tadi aku tidak cepat-cepat keluar"'
Dia melihat ke sekeliling, dia sudah lama tidak keluar di malam hari. Sekarang dia berada di
luar, dia merasa darahnya mulai bergejolak, sifatnya yang bebas muncul kembali. Dia berusaha
menenangkan dirinya lalu mulai memperhatikan dan mendengarkan suara yang ada di sana.
Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ketika dia mulai putus asa, tiba-tiba terdengar suara yang memohon-mohon.
Yi-feng tidak ragu lagi, dia segera berlari ke arah suara itu. Kecepatannya seperti seekor burung
walet di musim semi. Tiba-tiba dia melihat salah satu jendela di sebuah rumah masih bercahaya, karena itu dia
berhenti dan mengait mengaitkan kakinya ke atap dan tubuhnya terjulur ke bawah.
84 Di dalam rumah itu ada sebuah lampu minyak, seseorang sedang duduk di sana, tangan
kanannya memegang pedang, jari tengah tangan kirinya memegang pedang.
Ada seseorang sedang berlutut di depan orang itu, wajahnya bersimbah darah, mungkin
teriakan memilukan itu berasal dari orang ini.
Yi-feng melihat keadaan di sana, dalam hati berpikir, 'Apa yang sedang terjadi di sini"'
Terlihat orang yang memegang pedang itu menggetarkan pedangnya, dia menyabet telinga
orang yang sedang berlutut. Darah muncrat dari telinganya. Pedang berputar, telinga orang itu
Kisah Si Bangau Putih 3 Istana Yang Suram Karya S H Mintardja Bentrok Rimba Persilatan 13