Pencarian

Pendekar Sakti Im Yang 2

Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana Bagian 2


disebuah pulau yang namanya juga kami tidak tahu , kami yang
terdampar kepulau itu tiga orang , saya , suheng dan nenek tua
dari teluk pohai itu , namun nenek tua itu sudah tewas " lui-kim
dan yo-hun mendengarkan dengan antusias , "lalu bagaimana
selanjutnya cianpwe !?" tanya lui-kim , "kami memasuki hutan
itu berencana mau membuat rakit dan meninggalkan pulau ,
68 namun ternyata dipulau itu kami menemukan sebuah goa yang
banyak lukisan-lukisan orang bersilat , nah..! sejak itu kami
pelajarilah gerakan dari gambar-gambar itu selama empat
tahun " , sesaat semuanya terdiam dan hening , "hmh.. menurut
cianpwe masih adakah diantara kita yang masih hidup !" ,
"meneurut saya masih ada satu lagi " sahut bun-sin , "siapakah
itu cianpwe ?" , "aku tidak tahu siapa dia , namun yang jelas
satu diantara kita " sahut bun-sin , "lalu bagaimana cianpwe
menduga demikian !" " tanya lui-kim , "karena beberapa hari
kami berada di kota ken-lung kami mendengar julukan "ui-haisian" yang katanya orang itu baru muncul dari laut kuning "
sahut bun-sin , "hmh" ya kami juga mendengar julukan itu di
kota ken-lung dan juga kami mendengar julukan "san-ji-liong "
tentunya itu kedua cianpwe " sela yo-hun , "benar hun-ji " sahut
bun-sin , "lalu apa julukan yang orang ken-lung berikan pada
kalian !" " sela keng-in senyum , "yo-hun juga tersenyum ,
"kami dijuluki mereka dengan julukan "ui-hai-liong-siang" sahut
yo-hun "hmh" julukan yang indah dan gagah " sela bun-sin , yo-hun
dan lui-kim tersenyum , "lalu kemanakah tujuan kalian hun-ji !" "
tanya keng-in , "cianpwe ! , pertama-tama kami harus kembali
kebarat tepatnya ketempat sumoi di nanning " kedua kakek itu
saling pandang lalu tersenyum , "apakah sepasang naga akan
menikah !?" sela keng-in tersenyum penuh selidik , yo-hun
tersenyum sementara lui-kim merasa panas mukanya karena
jengah dengan tepatnya perkataan keng-in , "benar cian-pwe !"
sahut yo-hun , lalu kedua kakek itu melipat tangan dan berkata
69 sambil tersenyum girang , "kionghi..kionghi " kami turut senang
mendengarnya kim-ji , hun-ji " ucapan selamat itu diterima
dengan senyum oleh yo-hun dan soangkoan lui-kim , lalu pagi
itu mereka meninggalkan kota yuguan dan berpisah karena uhai-liong sian ingin segera sampai kekota nanning di wilayah
barat sementara perjalanan san-ji-liong hanya menurutkan kaki
kemana pergi Didaerah pantai kota kaifeng kesibukan berjalan sebagaimana
biasanya , para nelayan baru mendarat sibuk menawarkan ikan
tangkapannya , ibu-ibu yang ingin mendapatkan ikan-ikan
segar hilir mudik melihat-lihat jenis ikan , para penammpung
ikan dalam jumlah besar juga tidak ketinggalan melihat-lihat
ikan yang akan dibawa kepasar ikan didalam kota , deburan
ombak yang menghempas pantai menambah riuh rendah
suasana kesibukan di pantai itu
Sebuah perahu melaju dari tengah laut yang ditumpangi
seorang lelaki rupawan nan tampan menuju pantai , bebarapa
orang memperhatikan karena merasa heran , karena orang
yang datang dari tengah laut tentulah nelayan , dan kalau
bukan nelayan tentulah penghuni pulau kura-kura , dan sepuluh
tahun pulau-kura-kura sudah tidak berpenghuni , para tukang
menyeberang juga tidak pernah lagi menyeberangkan orang ke
pulau kura-kura sejak sepuluh tahun yang lalu
Namun pada pagi yang cerah itu seorang pemuda berpakain
indah dan rapi sabuk warna kuning tersampir lembut di kedua
pundaknya yang kekar , satu ujungnya sampai kelutut
70 sementara ujung yang lain melingkar lebar di lehernya
sehingga lingkaran sabuk itu berjuntai diatas dadanya dan
ujungnya melambai di bagian tubuh belakangnya sampai
dibawah pinggul , kwaa-han-bu berdiri tegap demikian agung
dan mempesona di atas perahu , beberapa nelayan dan ibu-ibu
mendekat kepantai untuk ketika perahu itu menyentuh bibir
pantai , pemuda itu turun dengan senyum ramah menatap
orang-orang yang mendekatinya , "siapakah gerangan engakau
anak muda !" " tanya seorang lelaki berumur lima puluh tahun ,
sambil menjura pemuda itu menjawab lunak dan ramah dihiasi
senyum yang tidak lekang dari bibirnya , "aku kwaa-han-bu dari
pulau kura-kura lopek dan para sicu dan toanio yang baik "
semua yang mendengar jawaban itu takjub dan berseri-seri ,
"tentulah bu-ji turunan dari she-taihap ! " kembali orang tua itu
bertanya , "benar sekali lopek " sahut kwa-han-bu , "apakah
selain bu-ji masih ada orang di pulau kura-kura !?" , "tidak ada
lopek , hanya saya sendirian " sahut kwa-han-bu
"baiklah lopek dan sicu semua aku permisi dulu untuk
melajutkan perjalanan dan sampai bertemu lagi " kwa-han-bu
melambaikan tangan dan melangkah pergi dan dibalas lambai
oleh orang-orang itu dengan senyum berseri-seri , setelah tiga
tahun mempelajari im-yang-pat-sin-im-hoat kwa-han-bu
melanjut pelajaran pada kitab yang berisi tentang pengobatan ,
dan selama setahun kwaa-han-bu memahamkan ilmu
pengobatan , setelah kwa-han-bu membawa semua kitab
kedalam goa dibalik air terjun dan memasukkan kembali
kedalam peti 71 waktu dini hari keesokan harinya kwa-han-bu berlatih di
halaman istana , ilmu serapan bu-tek-cingkeng di mainkan ,
tubuh kwa-han-bu bergerak luar biasa cepat hingga bentuk
bayangannya saja tidak dapat terlihat jelas karena seprti
lintasan cahaya , kemudian tubuh kwa-han-bu berubah menjadi
dua dan terpisah sejauh sepuluh meter dan kedua tubuh itu
bergerak sama entah mana tubuh asli , setelah itu kwa-hanbu
memainkan ilmu "im-yang-sian-sin-lie" kipas ditangan sabuk
tersampir dibahu , gerakan yang cepat dan luar biasa demikian
indah , kokoh dan menakjubkan , hawa im dan yang demikian
kentara dihalaman yang luas itu , dua ujung sabuk bergerak
bagai dua tangan meluncur , melibat , menegang , membacok ,
menotok dan mengibas , tarian gerak yang sangat indah ,
gemulai lembut namun menyimpan daya serang dan
pertahanan yang luar biasa , setelah selesai semua jurus
dikeluarkan , kwa-han-bu merubah gerakan , telunjuknya
membuat gerakan menulis demikian juga kakinya , kwa-han-bu
memainkan ilmu "im-yang-bun-sin-im-hoat " gerakan gesit ,
indah mengandung gaya seni yang menakjubkan setiap
gerakan menimbulkan suara berisik daun yang diterpa
hembusan angin dan suara itu memiliki kekuatan tersendiri ,
mempengaruhi sukma yang mendengarnya , hingga pada
tingkat puncaknya membuat orang yang mendengarnya
menangis atau tersenyum hari sudah malam dan kwa-han-bu masih bergerak lincah
dengan ilmu silatnya yang berdaya seni luar biasa itu ,
kemudian gerakan itu berubah , gerakan melukis sudah
72 berubah dengan pukulan , cakaran dan jotosan dan tamparan ,
kwa-han-bu sudah memainkan ilmu im-yang-pat-sin-im-hoat ,
suara gmerisik masih terdengar dengan daya mangis yang
berbeda dan suara gemerisik itu diselingi pekikan , auman
,siulan , desisan dan ringkikan yang keluar dari mulut kwa-hanbu , dan daya magis suara ini hingga pada puncaknya akan
membuat orang yang mendengarnya tercenung diam
mematung dan pingsan atau tertidur
Kwa-han-bu berhenti bergerak saat senja temaram mengarak di
cakrawala , luar biasa latihan yang dilakukan oleh kwa-han-bu ,
bergerak dua hari satu malam tanpa henti dan nafas itu masih
tenang dan lembut , keringat hanya membasahi keningnya ,
setelah itu kwa-han-bu menuju telaga untuk membersihkan diri
dan kemudian memasak makanan , kwa-han-bu sudah berumur
delapan belas tahun selama sebulan giat mengulang-ngulang
latihannya setiap hari dengan jangka waktu yang demikian
panjang Saat fajar menyingsing dan pagi masih remang , kwa-han-bu
meninggalkan pantai kura-kura menuju daratan besar , dan
saat matahari terbit kwa-han-bu sudah sampai dibibir pantai
kota kaifeng dan disambut ramai oleh orang-orang yang
berketepatan berada di tepi pantai sebagaimana di sebutkan
diatas kwa-han-bu memasuki pasar kota kaifeng , wajah rupawan itu
mengundang perhatian , penampilan yang agung dengan
sampiran sabuk warna kuning tidak dapat tidak membetik mata
73 untuk memandang dan menikmati pesonanya terlebih para
wanita penghibur yang memang marak disetiap kota , wanitawanita itu menjerit-jerit centil memanggil-manggil dari bangunan
tingkat atas rumah bordil dan terdengar keluhan kecewa karena
kwa-han-bu tidak pun memandang kepada mereka
kwa-han-bu memasuki likoan kecil dan sederhana , seorang
pelayan menyambutnya dengan ramah , "twako! aku pesan
nasi dan lauknya serta teh panas " pelayan itu mengangguk
dan segera kebelakang untuk menyiapkan pesanan , tidak lama
pesanan tersaji , "silahkan dinikmati kongcu ! " kwa-han-bu
menatap pelayan dengan senyum ramah , "terimakasih twako" ,
pelayan itu berbalik dan meninggalkan kwa-han-bu , dan baru
saja kwa-han-bu menyelesaikan makannya , enam orang
berbadan besar dan kekar memsuki likoan , tamu yang sedang
makan terkejut dan muka pucat terlebih pelayan yang hanya
seorang itu , pemilik likoan segera datang mendekat sambil
menyembah-nyembah , "a...ada pakah tuan ".. a". apakah
yang salah " , ma..mafkan kami " , "huh..! bukankah kamu
sudah diperingatkan jangan membuka likoan sebelum matahari
tinggi dan kamu telah merusak keuntungan wan-kongcu " , "tapi
tuan ! bukankah matahari sudah tinggi dan para pedagang
jalanan sudah sarapan di likoan wan-kongcu dan bahkan
pemilik toko-toko juga sudah memesan makanan di likoan wankongcu" sahut pemilik likoan kecil itu membela diri
"tapi kamu masih memiliki pengunjung bahkan sampai tujuh
orang !" bentak pimpinan orang "orang kasar dan kekar itu ,
74 "kami sudah mengikuti peraturan wan-kongcu , jika likoan saya
ada tamu kenapa juga harus dikangkangi !" " sahut pemilik
likoan sedih dan merasa tertekan , "hah"! kamu mau
menantang wan-kongcu !" bentak pimpinan itu sambil
melototkan mata , kwa-han-bu yang mendengar perbantahan
itu merasakan ketidak adilan yang berlaku didepan matanya ,
lalu kwa-han-bu berdiri dan mendekati enam orang kasar itu
"sebaiknya cuwi kembali dan sampaikan kepada wan-kongcu
bahwa peraturan yang menindas itu mulai hari ini tidak berlaku
lagi ! " semua orang terkejut mendengar pernyataan pemuda
rupawan itu , terlebih enam orang kasar itu , "heh..! kamu siapa
!" apa akamu mau mati sehingga menantang wan-kongcu !?" ,
"sebelum cuwi babak belur saya tampar sebaiknya kembali dan
tinggalkan tempat ini serta jangan lupa sampaikan pada
kongcumu bahwa penghuni pulau-kura-kura menantang
kezaliman ini " semua yang berada dalam likoan dan beberapa
orang diluar yang mengerumuni menyaksikan perbantahan
terkejut dan dua lelaki tua berumur tujuh puluh tahun merinding
iba dan menangis mendengar pernyataan kwa-han-bu , dan
seorang dari mereka berkata
"kalau tidak mau celaka , jangan kelakuan burukmu terdengar
sampai ke pulau kura-kura"
semua orang yang tadi tertarik melihat perbantahan itu
memandang heran pada dua kakek yang menangis sesugukan
dan berujar itu 75 enam orang kekar itu juga tak dapat tidak surut dan undur
terkejut , tanpa bicara mereka segera menyingkir , pemilik
likoan tercenung menatap pemuda yang membelanya , pulau
kura-kura baginya yang berumur tiga puluh lima tahun hanya
pulau biasa yang dihuni oleh she-taihap yang sudah tewas oleh
pah-sim-sai-jin , "terimakasih kongcu atas pembelaan , namun
malapetaka akan menimpa kami dengan pernyataan kongcu "
kata pemilik likoan bernada cemas , "paman "! sedaya upaya
yang ada padaku kezaliman ini akan kulenyapkan , jadi
tenagkan hati paman " sahut han-bu menenangkan pemilik
likoan "dan aku akan tetap disini menunggu reaksi dari
pernyataanku " han-bu menambahkan sehingga wajah pemilik
likoan sedikit tenang satu jam kemudian dua puluh tukang pukul beserta seorang
lelaki berumur dua puluh tujuh tahun datang dengan muka
sangar , kwa-han-bu berdiri dan keluar dari likoan sebelum
lelaki yang baru datang dengan dua puluh orang kasar itu
angkat bicara sudah didahului oleh kwa-han-bu , "apakah sicu
she-wan !" " lelaki itu mendelik marah tmerasa tertampar
dengan pertanyaan itu karena biasanya ia yang menekan dan
memulai pembicaraan tiba-tiba didahului pemuda belasan
tahun dihadapannya , "bangsat ..! pemuda kencur , apa kamu
yang membanggakan pulau-kura-kura yang ttinggal namanya
itu !?" han-bu tersenyum lembut , tapi senyum ramah dan
lembut itu dibarengi hal luar biasa , "plak"plak"plak"plak?"
wajah lelaki itu empat kali ditampar kwa-han-bu , lelaki itu
76 terjengkang ambruk ketanah sambil memegangi kedua pipinya
yang rasanya bengkak hinga dua kali lipat
anak buahnya segera menyerang namun sekali kibas tujuh
orang yang kebih duluan mendekati kwa-han-bu terlempar jatuh
menimpa rekannya yang lain , mereka meringis kesakitan ,
melihat kibasan yang melempar tujuh orang dari mereka yang
lainnya undur namun siaga , wan-kongcu yang sudah bangkit
mengeluarkan pedangnya dan menyerang , kwa-han-bu dua
kali berkelit dan kali ketiga , "trang,,, cep" adouwhhh "
pedangnya dijepit dua jari kwa-han-bu dan metahkannya , dan
patahan itu menancap tiga dim di pahanya , membuat wankongcu menjerit , darah mengucur deras
orang-orang sangat ramai menonton peristiwa itu , wan-kongcu
jadi mati kutu , wajahnya sudah pias , kwa-han-bu menarik
kerah baju wan-kongcu dan menariknya berdiri , wan-kongcu
meringis kesakitan karena lukanya terasa nyeri lalu ia
didudukkan di sebuah kursi ditengah halaman likoan dan
disaksikan orang banyak , "katakan apa saja yang kamu
usahakan dikaifeng ini !" bentak kwa-han-bu , wan-kongcu yang
sudah mati kutu berkata, "saya memiliki likoan , dua buah
pokoan dan sebuah rumah bordil "hmh" " persyaratanmu pada
likoan lain tidak berlaku lagi , pokoanmu tutup karena merusak
daya usaha dan pikir demikian juga rumah bordilmu tutup
karena menjijikkan dan semua pekerja dipokoan dan bordilmu
berikan uang tanggungan selama tiga bulan untuk laki-laki dan
setahun untuk perempuan"
77 wan-kongcu tercenung membayangkan kebangkrutannya ,
"kamu dengar dan mengerti !?" bentak kwa-han-bu
membuyarkan lamunan wan-kongcu , "ba-baik taihap " "bagus ,


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dua hari waktu saya berikan , terus berapa banyak pokoan dan
bordir yang ada kaifeng ini!" , "ada empat bordir dan enam
pokoan " , "yang lain milik siapa !" , dua bordir dan dua pokoan
milik coa-kongcu dan dua pokoan dan satu bordir milik kuikongcu" , "baik ! , han-bu mendekati pemilk likoan ,dan meminta
sesuatu padanya , pemilik likoan segera kedalam dan tidak
berapa lama pemilik likoan keluar membawa alat tulis , kwahan-bu menulis dua buah surat , lalu han-bu mendekati wankongcu , "kalian empat orang kesinilah !" han-bu memanggil
empat orang anak buah wan-kongcu , , "dua orang kalian
masing-masing bawa surat dan berikan kepada coa kongcu
dan kui-kongcu " han-bu menyerahkan surat yang baru
ditulisnya enam orang itu segera beralalu , "dan sekarang she-wan
pulanglah dan dua hari lagi saya akan mendatangi rumahmu "
wan-kongcu digotong anak buahnya meninggalkan tempat itu
dua kakek yang menangis tadi mendekat , han-bu menatap
keduanya dengan senyum dan menyambutnya dengan kedua
tangan kemudian meraih tangan kurus tinggal kulit membalut
tulang itu dan membawanya wajahnya yang menuduk dan
mencium punggung tangan itu , "tindakan yang luar biasa
membuat orang terenyuh , dua kakek itu kembali sesugukan
berderai air mata dari mata yang cekung , "she-taihap ,
78 terimaksih thian ! she-taihap telah muncul kembali , turunan
bengcu datang lagi " kedua kakek itu memandang sunyuman
yang lembut dan menyejukkan itu , hati keduanya nyaman ,
"dua kakek yang mulia , saya kwa-han-bu ! doakan siauwte
untuk menjalani tugas hidup yang masih membentang " doakan
siauwte untuk tidak lupa diri " sela han-bu lembit
"bu-ji apa yang kamu minta untuk kami doakan , lebih dari itu
akan kami minta pada thian , banyak harapan bertabur
dipundakmu seiring laksaan doa kami pujikan pada thian
untukmu " , "terimakasih kakek ! " sahut kwa-han-bu , lalu
kedua kakek itu berlalu dengan sunyum tersungging dibibir
keduanya , orang-orang kemudian bubar sambil kasak kusuk
membicarakan peristiwa hari itu , "paman..! selain dari tekanan
para kongcu itu apa lagi yang menekan keadaan penduduk
kaifeng !" " tanya han-bu kepada pemiliki likoan , "taihap yang
menekan kehidupan penduduk hampir diseluruh tionggoan ini
adalah maraknya kejahatan dan tingginya pungutan pajak ,
namun terlepas dari dua hal itu semuanya dipicu oleh satu tirani
yang timbulkan oleh pah-sim-sai-jin " sahut pemilik likoan ,,
kwa-han-bu mengengguk-angguk , "jika seorang dapat
mempengaruhi hampir seluruh wilayah tentunya dia punya
antek anggota yang banyak " , "benar taihap , pah-sim-sai-jin
memiliki kubu di empat wilayah yang disebut dengan hek-te ,
untu wilayah selatam ini berkedudukan di hanzhong dengan
sebutan lam-kek-hek-te " , "terimakasih paman ! informasi yang
sangat berguna bagi saya " sahut kwa-han-bu , "lalu apa
selanjutnya yang akan taihap lakukan !" " , "saya akan
79 menuntaskan para kongcu dulu dan bagaimana selanjutnya
nanti akan kupikirkan namun yang jelas informasi paman telah
jelas bagi saya apa yang akan saya hadapi " sahut kwa-han-bu
Kwa-han-bu berjalan mendekati rumah megah bercat merah ,
tempat itu kediaman song-kungcu , dua orang penjaga pintu
menatap tajam padanya , dengan suara keren seorang
pengawal bertannya , "siapa kamu !" dan apa urusanmu
datang kemari !?" kwa-hanbu senyum menjawab , "aku han-bu
she kwa dan urusanku kemari ingin bertemu taijin perihal
pungutan pajak yang terlalu besar hingga mencekik dan
menyengsarakan rakyat " , "apakah kamu penduduk kota ini !" "
, "tidak ..! tapi tempatku ada diseberang kota kaifeng ini " ,
"kalau kamu bukan penduduk tempat ini tidak ada hak bagimu
untuk mencampuri urusan kebijakan taijin untuk rakyat disini " ,
"sicu ..! cukup berhargakah jika aku katakan aku penghuni
pulau kura-kura !" , dan oleh karena itu aku sangat berhak
mencampuri hal apa saja yang tidak menyamankan penduduk
kaifeng khususnya dan wilayah selatan umumnya " mendengar
pernyataan itu kedua pengawal terkejut dan terkesima
Kontan keduanya berubah sikap , "maafkan kami taihap , jika
demikian kami akan sampaikan kedalam dan tunggulah
sebentar" , lalu salah seorang dari pengawal segera melapor
kedalam dan tidak berapa lama pengawal itu keluar , "silhkan
taihap , taijin bersedia menerima taihap " , "baik dan terimaksih
jiwi sicu ! " kwa-han-bu diantar kedalam rumah oleh seorang
pengawal , kwa-han-bu menjura dan memperkenalkan diri dan
80 song-taijin lelaki berumur lima puluh tahun mempersilhkannya
duduk "taijin yang baik ! , saya baru tadi pagi sampai disini dan saya
mendengar bahwa pungutan pajak yang diberlakukan sangat
besar dan itu menekan danb menyengsarakan rakyat , apakah
tidak bisa dikurangi dan diperingan sehingga rakyat tidak
terbebani !" " kata han-bu dengan tenang dan lembut , "shetaihap ! jika sekiranya kondisi wilayah normal seperti dulu tidak
ada pemaksaan liar dari segelintir penjahat yang
mengkungkung keadaan kami , hal yang di harapkan taihap
dapat kami lakukan " , "terimaksih taijin yang baik , saya juga
yakin bahwa taijin tidak berlaku sewenang-wenang dan tentu
kebijakan ini ada pemicu yang memaksa dan katakanlah
padaku taijin yang baik ! penjahat manakah gerangan yang
memaksa taijin " sahut han-bu bijak dan lembut
"she-taihap yang budiman ! kedatanganmu menrupakan
secercah sinar yang aku harap tidak hanya sekedar mengkilat
tapi lebih dari itu kalau bisa dapat menerangi kembali
kegelapan yang menyelimuti kaifeng khusunya " , "hal itu aku
akan upayakan semampu kekuatan daya yang ada padaku
taijin " , "terimakasih sebelumnya taihap , nah..! tionggoan
umunya telah hampir sepuluh tahun di kuasai oleh seorang
penjahat kelas berat dangan kemampuan luarbiasa hebat dan
kaki tangan yang teratur rapi dan kuat mencengkram kehidupan
rakyat , dia adalah pah-sim-sai-jin dan olehnya juga kelurga
taihap di pulau kura-kura bersabung nyawa " song-taijin
81 memandang wajah kwa-han-bu yang tenang dan lembut lalu
kemudian melanjutkan "pah-sim-sai-jin membentuk satu kota khusus yang berisi
penjahat dan pelaku kezaliman , kota ini disitilahkan dengan
hek-te dan untuk wilayah selatan ini disebut dengan lam-kekhek-te , kemudian dari kota inilah semua aktivitas kejahataan
menyebar menindas kota-kota lain, semua kungcu diseluruh
wilayah dipaksa membayar upeti yang diantarkan kokota-kota
hitam tersebut setiap tahunnya dan untuk wilayah selatan lamkek-hek-te itu berada di kota hanzhong " kwa-han-bu manggutmanggut mendengarkan , "lalu apakah ada lagi bagian terdekat
dari kaki tangan pah-sim-sai-jin yang langsung berhadapan
dengan tai-jin sendiri selaku pemerintah di kota ini !?" , "masih
ada she-taihap ! yakni bahwa untuk menjamin kelancaran upeti
masuk kekota hitam maka disetipa kota ada anak buah mereka
yang membaur dengan rakyat dan menguasai bidang-bidang
penting dalam aktivitas rakyat " , "hmh" contohnya bidangbidang penting itu apa taijin !" , "contoh hal-hal penting itu
adalah bidang dagang , bidang jasa dan bidang kecakapan" ,
"apakah maksud taijin bahwa bidang dagang seperti likoan dan
rumah makan , bidang jasa seperti piuawkiok dan bidang
kecakapan seperti bukoan !" " , "benar sekali taihap !" jawab
song-taijin "hmh" lalu ! kapan taijin akan mengantarkan upeti ke
hanzhong !?" , "masih lama taihap ! karena baru tiga bulan
yang lalu upeti dikirimkan kesana ", "baiklah kalau begitu taijin !
82 aku akan bekerja beberapa hari ini dan semoga kaifeng
khususnya dan kota-kota pada umumnya di wilayah selatan ini
lain dapat normal kembali " , "semoga saja taihap , dan
perhatian dari taihap dan she-taihap dari pulau kura-kura
selama sebelum muncul tirani ini saya haturkan banyak
terimakasih " lalu kwa-han-bu pamit dan meninggalkan
kediaman song-tai-jin dalam dua hari terjadi hal yang menggemparkan dikota kaifeng
dimana dua bordir ditutup dan empat pokoan juga ditutup para
pekerja diberikan tanggungan hidup tiga bulan untuk laki-laki
dan satu tahun untuk perempuan , kwa-han-bu mendatangi
rumah wan-kongcu , rumah itu tergolong perumahan elit dan
megah , ketika melihat kedatangan kwa-han-bu wan-kongcu
yang masih dibalut luka pahanya menyambut kwa-han-bu
dengan ketar ketir ,"wan-kongcu ! saya telah mendengar bahwa
empat pokoan telah ditutup dan dua tumah bordir juga" , "saya
sudah tutup bordir dan pokoan saya taihap dan juga saya
sudah berikan tanggungan hidup para pekerja sebagaimana
yang taihap katakan" sahut wan-kongcu dengan nada suara
bergetar , "empat anak buahmu yang saya suruh panggilkan
kesini !" wan-kongcu melambai pada anak buahnya dan
menyuruh empat orang yang disuruh kwa-han-bu supaya
disuruh menghadap , empat orang itu pun datang menghadap
"kalian ceritakan bagaimana tanggapan surat yang kalian
sampaikan !" perintah kwa-han-bu , seorang dari mereka
menjawab , "kami sudah mengantar surat yang taihap berikan
83 kepada kui-kongcu dan setelah membaca surat taihap , kuikongcu menjawab akan melaksanakan sesuai yang diperintah "
lalu bagaimana dengan coa-kongcu !?" seorang dari yang
mengantar surat kepada coa kongcu bercerita "kami sudah
mengantarkan surat yang taihap berikan kepada anak buah coa
kongcu dan bagaimana jawabannya kami tidak tahu taihap " ,
suasana hening , bagaimana tanggapan coa-kongcu , mari kita
mundur dua hari yang lalu
"twako..! menurutmu apa isi surat dari she-taihap ini !" , "hmh"
itu bukan urusan kita hong-cin , kita disuruh menyampaikan ya
kita sampaikan " keduanya dengan burru buru berjalan
mengarah ke utara kota kota kaifeng , dan sore harinya mereka
pun sampai , dua orang pengawal jaga mencegat mereka ,
"heh..! kalian ini siapa !" " , "kami anak buah wan-kongcu dan
hendak mengantarkan surat ini kepada beliau " dua orang itu
memberikan surat kepada dua penjaga kediaman coa-kongcu ,
"surat apa ini dan dari siapa !" " isinya kami tidak tahu dan surat
itu ditulis she-taihap dari pulau kura-kura dan kami permisi "
sahut kedua orang itu dan kemudian pergi ,
"cih..! pulau-kura-kura ! hahaha..hahah , pulau kura-kura kan
sudah tidak berpenghuni lagi " cela salah seorang pengawal ,
"mungkin orang ini hanya menggertak dan mencoba memakai
nama pulau kura-kura , mau cari mampus barangkali orang
yang menulis surat ini " sahut temannya , "lalu , bagaimana !"
apakah kita sampaikan pada kongcu!" " , "ya kita sampaikan ,
biar kongcu nanti yang akan memutuskan " , lalu keduanya
84 masuk kedalam dan menghadap coa-kongcu lelaki tampan
berumur dua puluh tujuh tahun
:"siawya ! kami menerima surat dari anak buah wan-kongcu !"
lalu surat itu diberikan kepada coa-kongcu , dan coa-kongcu
menerima dan membuka surat dan membaca surat yang
berbunyi pokoan merusak membuat orang jadi lemah dalam usaha dan
pemikiran , menebar kemesuman dirumah bordir pekerjaan
menjijikkan dan menghinakan , kedua tempat ini mesti ada
tutup dan bubarkan bagi pekerja wanita selama setahun diberikan tanggungan
sementara bagi pekerja laki-laki berikan tanggungan hidup
selama tiga bulan supaya anda selamat ! hal ini harus anda lakukan sebab jika
tidak anda akan menerima akibat yang mengerikan yang lebih
hebat dari kematian penghuni pulau kura-kura hanya sekali memberikan
kesempatan , lebih dari itu hukuman akan anda rasakan
kwa-han-bu "hahah..hahha , lelucon yang menggelikan , apa itu pulau kurakura yang penghuninya sudah habis digilas thian-te-ong " coakungcu mencela sambil tertawa , dan dua pengawal ikut juga
senyum-senyum dan beberapa pengawal mendekati ruangan
tengah karena tertarik hal yang membuat tuan mereka tertawa
85 "isinya apa sih siauwya sehingga mebuat siauwya tertawa "
seorang pengawal bertanya , "isinya omong kosong dari orang
yang mau cari mampus ditangan anak buah thian-te-ong ,
hahha..hahha " , "lalu apa yang harus kami lakukan siauwya !" ,
"kalian segera menemui wan-kongcu dan katakan padanya
bahwa kalian datang untuk menyeret penulis surat ini
kehadapan saya " , "baik siauwya " lalu anak buah coa kongcu
bubar dan dua orang segera berangkat keselatan kota kaifeng
untuk menemui wan-kong-cu , pagi sekali pada keesokan
harinya kedua anak buah coa kongcu sampai di kediaman wankong-cu , dua pengawal wan-kongcu mencegat dan bertanya ,
"kalian ini siapa dan kenapa pagi-pagi sekali datang kesini " ,
"katakan pada wan-kongcu kami anak buah coa-kongcu ingin
bertemu " kedua pengawal itu segera tahu urusan , bahwa ini
urusan surat ,lalu berkata , "jiwi sicu ! wan-kongcu sepagi ini
masih tidur dan terlebih kakinya sedang terluka dan baru
diobati semalam , jadi hal yang mau disampaikan , sampaikan
saja kepada kami dan nanti akan kami sampaikan kepada
kongcu kami " kedua orang itu terkejut , apakah wan-kongcu dilukai orang
yang mengaku dari pulau kura-kura !" , "benar jiwi-sicu , lalu hal
apakah yang ingin kalian sampaikan kepada wan-kongcu !" ,
"kami hanya ingin menyeret orang yang mengaku dari pulau
kura-kura itu" , ":hah".! menyeret she-taihap ! " kedua
pengawal wan-kongcu terperangah , lalu berkata , "jiwi-sicu ,
kalian ingin menyeret she-taihap tapi datang kesini , she-taihap
tidak ada disini dan kami tidak tahu kemana dia " , "sudah kalau
86 begitu ! kami permisi " sahut kedua pengawal coa-kungcu dan
berlalu dari situ pada waktu sorenya kedua anak buah wan-kongcu melapor ,
"siauwya ! tadi pagi dua anak buah dari coa-kongcu datang
kesini dengana niat ingin menyeret she-taihap" mendengar
laporan itu wan-kongcu terperangah , "ha..! apa she-coa itu
mau mampus ! , lalu apa kalian jawab ", "kami katakan bahwa
she-taihap tidak ada disini dan keduanyapun pergi " , "hmh..
sudah kalau begitu ! dan apakah penutupan pokoan sudah
dilakukan " , "sudah siauwya " , "pembagian tanggungan pada
pekerja !" , "sudah siauwya dan sedang dilakukan oleh cantwako , mungkin nanti malam baru selesai " , "hmh.. sudah
kalau begitu dan kalian pergilah " kedua pengawal itu berdiri
dan meninggalkan wan-kong-cu
kembali kita kedepan saat kwa-han-bu berada dirumah wankongcu dalam suasana hening "baiklah kalau begitu , coakongcu telah memilih maka akan diberikan pilihan itu padanya
dan sekarang wan-kongcu saya mau tanya ,apakah kamu
termasuk salah satu anggota lam-kek-hek-te !" " mendengar
pertanyaan itu makin berdesir darah wan-kongcu, "benar taihap
!" , "berapa orang kalian yang menjadi anggota lam-kek-hek-te
di kota ini !?" , "ada empat puluh orang " , :"hmh" dalam tiga
hari kumpulkan rekan-rekan anda itu di sini " , "baik taihap "
jawab wan-kongcu lirih , kemudian kwa-han-bu berdiri dan
berkata , "ingat kongcu ! tiga hari lagi aku akan datang kesini "


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

87 wan-kongcu mengangguk , kwa-han-bu kemudian
meninggalkan kediaman wan-kongcu
di rumah coa-kongcu semua anak buah yang berjumlah tiga
puluh berkumpul , dari sekian orang itu ada sepuluh rekannya
sesama lam-kek-hek-te , "kalian siap-siap semua karena besok
kita akan mencari seorang yang mengaku dari pulau-kura-kura
yang bernama kwa-han-bu , orangnya masih muda dan
menyandang sabuk di bahunya " , "tidak usah kalian repot-repot
aku sudah disini " semua terkejut setengah mati melihat
seorang muda dengan menyandang sabuk warna kuning
dibahunya ada duduk diantara mereka , entah bagaimana kwahan-bu seakan ikut mendengar perintah coa-kungcu namun
tidak dilihat dan disadari mereka semua
kwa-han-bu berdiri dan tiba-tiba sabuknya meluncur cepat
laksana panah tanpa digerakkan oleh tangannya kearah coakongcu , coa kongcu mengelak melompat menjauh namun
terlambat karena tangannya sudah terbelit dan tubuhnya
terbetot malayang kearah kwa-han-bu , "krek"auuuh , krekk ..
aghhr " krek....krek" adouwhhh " prak". heghh ..brakk?"
coa-kongcu jatuh berlipat menimpa kursi dua sendi pahunya
patah dan tanggal , dua sendi lututnya lepas sepuluh buku
jarinya hancur remuk demikian juga sepuluh buku jari kakiknya ,
kejadian itu luar biasa cepat mebuat semua yang ada disitu
melonggo dan setelah tubuh coa kongcu ambruk mereka
menyadari keadaan 88 coa-kongcu pingsan dipuncak nyeri dan sakit yang tidak
terperikan , sepuluh anggota lam-kek menyerang namun
dengan gerakan indah dan luar biasa cepat kesepuluh orang itu
mengalami nasib yang sama dengan coa-kongcu , sepuluh
jasad tak berdaya telah teronggok dalam hitungan menit , dua
puluh orang itu berlutut meminta ampun , "ampunn taihap kami
ini hanya bawahan " , "walaupun bawahan kalian punya akal
untuk menimbang bukan , dan kalian tetap dihukum " kwa-hanbu bergerak cepat mempermainkan kedua puluh orang dengan
dua tangan dan dua ujung sabuk yang seperti bernyawa itu ,
pekikan dan jerit kesakitan terdengar susul menyusul , dalam
waktu lima belas menit kedua puluh orang itu sudah tergeletak
dengan sebelah sendi bahu lepas dan sebelah sendi lutut lepas
dan luarbiasanya jika bahu kanan yang lepas maka
pasangannya lutut kiri yang lepas
dua puluh orang itu meringis kesakitan dan menatap celingakcelinguk mencari-cari kwa-han-bu namun kwa-han-bu sudah
pergi dari situ mereka saling memandang , "a-cong apamu yang
patah , "bahu kiriku dan lutut kananku " sahut yang dipanggil
acong , "aduh..! aku bahu kananku yang lepas dan lutut kiriku
yang lepas , akhirnya ketika kedua puluh orang itu berdiri
sepuluh orang bertumpu pada kaki kanan dan sepuluh orang
bertumpu pada kaki kiri , "kalian kenapa tidak mengangkat aku"
tiba-tiba coa-kongcu berteriak , ternyata dia siuman , "kami
tidak bisa siauwya , selmat tinggal " sahut seseorang lalu
melompat-lompat dengan bertumpu pada kaki kananya menuju
kamar coa-kong-cu , enam selir coa-kongcu yang meringkuk di
89 ranjang terkejut melihat anak buah coa-kongcu memasuki
kamar mereka dengan melompat-lompat , "toanio ! koncu
sudah tidak berguna dan kami juga tidak berdaya , aku hanya
mau mengambil sedikit dari harta kongcu untuk menopang
hidupku " , "ti..tidak ! kami hanya disisakan masing-masing dua
pundi uang oleh taihap itu " , :"hah.. apakah she-taihap telah
membawa harta kongcu !?" , "benar , sudah minggir kami mau
keluar " sahut seorang selir , enam selir itu berdiri dan hendak
keluar lalu anak buah coa-kungcu hendak menagkap namun
para perempuan itu menolaknya sehingga ia tejengkang dan
para selir berlari keluar kamar dan berlari kekamar masingmasing untuk berkemas meninggalkan rumah coa-kongcu
sementara orang yang tadi menerobos kamar coa kongcu
kembali keruang tengah , "habislah kita sekarang , harta shecoa ini telah diambil pula oleh she-taihap " keluhnya sambil
mencoba meraih lukisan didinding , kemudian hiasan giok ,
rekannya yang lain segera melompat-lompat mengambil
perabotan kecil dan hiasan dinding yang kiranya dapat dijual
atau ditukar dengan makanan , dalam sekejap rumah coakongcu yang mewah dan indah dengan perabotan hiasan yang
banyak ludes digondol anak buahnya sendiri
dua puluh oarng itu keluar dengan melompat-lompar dan
sebelah tangan membawa hiasa-hiasan berharga , coa-kongcu
dan sepuluh rekannya yang sudah siuman salin memandang,
"kalau sudah begini kita hanya menunggu mati " sela seorang
dari mereka , "benar , ah" sekiranya she-coa ini tidak takabur
90 dan mau menuruti pesan surat itu kita tidak akan seperti ini "
sahut yang lain , "ini semua gara-gara she-coa ini " sela yang
lain , coa-kongcu melihat mereka dengan mata tajam dan
berkata , "kenapa kalian menyalhkan aku , kan kalian juga
menyetujui bahwa kita tidak mengikuti pesan surat itu "
semuanya diam hungga hening , pikiran mereka berkecamuk
sesal namun apalah hendak dikata nasi tekah menjadi bubur
dua hari kemudian kota kaifeng gempar mendengar peristiwa
yang dialami coa kongcu , berita ini santer karena kedua puluh
anak buahnya yang awalnya gagah tapi hari mereka datang
melompat-lompat kepasar menukarkan hiasan-hiasan dari
kenmala untuk ditukarkan dengan makanan , dan ketika ditanya
hal yang meraka alami , merekapun bercerita apa adanya , dan
dari cerita itu yang unik yang jadi perhatian pendengar adalah
tulang patah yang mereka alami , bahwa bagian atas dan
bawah berlawanan , llalu entah mulut siapa yang mulai dan
menjuluki kwa-han-bu dengan julukan "im-yang-sin-taihap"
(pendekar sakti im-yang) dan ini menyebar dalam sehari dikota
kaifeng esok harinya kwa-han-bu mendatangi rumah wan-kongcu
sambil membawa dua buah peti besar , ditempat wan-kongcu
ada lima lima belas orang , "koncu ! kamu katakan bahwa anak
buah lam-kek-hek-te ada empat puluh orang di kota ini , tapi
kenapa hanya lima belas orang yang datang " , "maaf taihap !
yang tersisa hanya kami , sebelas orang tidak bisa bergerak di
tempat coa kongcu dan sisanya melarikan diri ke hanzhong ",
91 sahut wan-kongcu hmh"baiklah kalau begitu , adakah
duantara kalian yang memimpin piauwkiok dan bukoan !" " ,
"taihap ! enam orang dari rekan ini bersama saya dan tujuh
orang bersama kui-kongcu " sahut wan-kongcu sambil
menunjuk kui-kongcu dan kui kong-cu menjura dengan hati
bergetar karena dia mendengar apa yang dialami rekannya
coa-kongcu , "tentu kalian tahu tempat-tempat bukoan dan
piuwkiok yang di pimpin rekan kalian yang melarikan diri " ,
"kami tahu taihap " , "baik , sekarang kui-kongcu saya ingin
kamu dan tujuh rekanmu menutup dan membubarkan
piauwkiok dan bukoan tersebut , dan kamu wan-kongcu dan
enam rekanmu menutup dua pokoan dan dua rumah bordil
milik coa-komgcu dan tanggungan para pekerja ada dalam peti
harta coa-kongcu ini " mereka mengannguk
"kalian lakukanlah mulai besok dan harus selesai dalam jangka
tiga hari , saya masih tetap dikota ini sampai hal ini selesai dan
saya berada di kediaman song-kungcu " , "baik taihap akan
kami lakukan " jawab mereka serempak , lalu kwa-han-bu tibatiba menghilang dari pertemuan itu , lima belas orang itu
terperangah sambil mengucek-ngcek mata mereka seakan
mata mereka yang rabun dan kurang awas
kaifeng untuk ketiga kalinya heboh dengan penutupan pokoan
dan rumah bordir milik coa-kongcu serta piauwkiok dan bukoan
milik anggota lam-kek-hek-te , sejarah yang dialami kaifeng
berlaku lagi saat dimana kim-khong-taihap membersihkan
kaifeng dari cengkraman durjana yang memperalat kungcu ,
92 oleh song-kungcu mengundang liem-kungcu dan tan-kungcu
bertemu dengan kwa-han-bu
"im-yang-sin-taihap ! katanya dulu sekali dua ratus tahun lebih
yang lalu saat kim-khong-taihap keluar dari pulau kura-kura
melakukan hal yang sama sebagaimana yang taihap lakukan
sekarang dan untuk itu atas nama seluruh rakyat kaifeng kami
bertiga kuncu kota kaifeng mengucapkan banyak terimaksih
kepada taihap khusunya dan kelaurga pulau kura-kura umunya
" sela liem-kungcu yang berumur enam puluh tahun , kwa-hanbu senyum mendengar julukan yang diberikan padanya , dan
berkata "sam-taijin yang baik , bukankah mempertahan
kebaikan dan menanggulangi kejahatan adalah tugas kita
semua , jadi sudah satu kepatutan hal itu kita lakukan , dan
juga saya berterimaksih kepada sam-kungcu yang telah
mendukung saya untuk melakukan yang terbaik untuk kota kita
ini " keiga kungcu itu manggut-manggut
"kalau sudah seperti ini keadaannya , maka kami akan kembali
menurunkan pungutan pajak dan kami yakin walaupun lamakek-hek-te akan bereaksi tentu taihap ada bersama kami " kata
tan-kungcu menatap kwa-han-bu , "benar tan-taijin ,
perjalanaku akan mengarah ke hanzhong untuk menuntaskan
kemelut wilayah selatan ini , dan tentunya sam-taijin janganlah
lupa mendoakanku " , "hahaha..hahah , luarbiasa she-taihap !
apa yang kami dengar dan lihat ini , dan doa kami laksana
curahan hujan untuk im-yang-sin-ta-hap , she-taihap dari pulau
kura-kura keturunan bengcu taisu yang mulia nan budiman"
93 sebelah barat gerbang kota paoteng banyak orang berduyunduyun , orang tua dan anak-anak dan juga membawa barangbarang yang banyak , sepertinya rombongan beberapa
keluarga yang hendak mengungsi , dari arah yang berlawanan
seorang pemuda rupawan sedang berjalan sambil menikmati
pemandangan hendak memasuki kota paoteng , pemuda itu
adalah kwa-han-bu yang sudah meninggalkan kaifeng sebulan
yang lalu , kwa-han-bu yang melihat iring-iringan penduduk
yang keluar dari gerbang kota mendekati seorang lelaki tua ,
"kakek..! apakah yang terjadi dan rombongan ini mau kemana
!?" lelaki tua itu memandang sayu pada kwa-han-bu , "kami ini
penduduk lemah yang tidak berdaya , kami hendak mengungsi
kekota yang lebih aman karena kota paoteng sudah laksana
neraka " "kamu anak muda ! sebaiknya jangan memasuki kota karena
disana sedang terjadi kerusuhan " mendengar itu kwa-han-bu
langsung berkelabat meluncur kearah kota , lelaki tua itu
meleletkan lidah terkesima , kwa-han-bu memasuki kota , asap
tebal menyelimuti kota dari rumah-rumah yang terbakar , hiruk
pikuk jerit tangis dan teriakan minta tolong terdengar beberapa
lelaki sambil menunggang kuda melabrak penduduk yang
sedang berlarian dengan mengumbar tawa ,seorang samseng
yang hendak mebakar sebuah rumah dengan melempar
sebuah obor ditarik oleh kwa-han-bu yang tiba-tiba muncul dan
sehingga samseng itu terlempar dari atas kuda dan mencium
tanah 94 kemudian beberapa samseng lain melewati lorong itu dan
spontan mereka menghentikan kudanya melihat seorang
pemuda tampan dengan sabuk kuning yang tersampir di kedua
bahunya dan juga marah ketika melihat rekan mereka
tergeletak dibawah kaki pemuda itu dengan muka meringis
kesakitan , "bangsat ! mau cari mampus " bentak orang yang
paling depan dan memacu kudanya kearah kwa-han-bu dan
hendak melabraknya namun kwa-han-bu mencelat keatas
melewati kepalanya sambil menjambak rambutnya sehingga
rekan mereka beberapa kuda kwa-han-bu mendekati samseng
yang meringis kesakitan , "kamu namun sebelum niat itu
kesampaian kwa-han-bu memukul tengkuknya sehingga
terjatuh dari kuda dalam keadaan kaku
kwaa-han-bu memacu kuda ketengah kota dan serompongan
penunggang kuda sedang berteriak-teriak mengancam sambil
tertawa , kwa-han-bu memacu kuda yang ditungganginya
kearah rombongan samseng , melihat laju kuda yang cepat
mengarah kepada mereka dan penunggangnya pemuda
tampan bersabuk kuning yang tidak mereka kenal , meraka
bergerak menyambut dengan acungan pedang dan sebelum
kuda-kuda itu bertabrakan kwa-han-bu mendorong sebuah
pukulan maka serangkum hawa dingin menerpa dan semua
samseng yang diatas kuda mengggil hingga terjatuh dari
kudanya sementara rombongan kuda-kuda yang melejit hendak
melabrak kuda yang ditungganginya , dengan gerakan luar
biasa kwa-han-bu menekan kakainya keperut kuda dan
95 menegepos tenaga sakti , dan kuda itu melayang keatas dan
melewati rombongan kuda yang berlari panic
sepuluh samseng yang sedang kedinginan melihat atraksi luar
biasa itu terkesima , kuda kwa-han-bu mendarat ringan diatas
tanah lalu ia turun dan mendekati mereka , namun sebelum
kwa-han-bu bicara serangkum tenaga sakti menderu
menghantam tubuhnya , kwa-han-bu yang bergeming membalik
tubuh dan dihadapannya seorang kakek tua berumut tujuh
puluh tahun lebih berdiri dengan tongkatnya , dia adalah lu-tiok
salah satu dari ngo-ok-hengcia dan tidak berapa lama seorang
pemuda tampan muncul dengan senyum sinis berdiri
disampaing lu-tiok , dia adalah murid lu-tiok salah satu dari cappi-kwi namanya adalah bu-kim-to, keduanya melangkah
mendekati kwa-han-bu , lu-tiok merasa penasaran bahwa
pukulannya hanya membuat pemuda tampan itu bergeming
dan juga tidak terluka , walhal dia sudah mengirimkan pukulan
sakti yang apabila mengenai pohon besar akan tumbang
"pemuda hijau kamu lumayan berisi dan sayang jika semuda ini
harus mati " sela lu-tiok , kwa-han-bu tersenyum mendengar
perkataan itu , "kakek tua peot tenagamu sudah sangat lemah
dan sayang sekali jika setua ini masih menumpuk dosa dan
kejahatan " , "jaga mulutmu pemuda ingusan , kamu tidak tahu
berhadapan dengan siapa !" " sela bu-kim-to marah ,
"hahah..hahah , pemuda bangkotan jaga mulutmu apa kamu
tidak tahu apa yang bisa kulakukan pada kalian " , lu-tiok
terkesima jawaban yang mereka terima bahkan jelas
96 mempermainkannya dan muridnya karena mereka dijawab
dengan hal yang sama dan nada yang sama
"berapa rangkap nyawa yang kamu punya sehingga berlaku
mempermainkan aku ! " sela lu-tiok dengan nada marah yang
tersimpan , "nyawaku sih tidak ada rangkapnya namun aku bisa
memberikan kalian perasaan nyawa rangkap itu " "heh..! kamu
terlalu sombong dan memandang rendah ! ciaat .." bu-kim-to
tidak kuasa menahan amarahnya mendengar betapa suhunya
dipandang demikian remeh , seranganya cepat luar biasa
kepalan tangannya menekuk dengan telunjuk yang mengacung
kebawah , gerakan persis monyet ketika menyerang bu-kim-to
mengeluarkan salah satu jurtus andalah suhunya sin-kauwhoat" (jurus kera sakti)
kwa-han-bu dengan tenang melayani bu-kim-to jurus dengan
jurus "sin-tiauw-poh-chap-sha" pertempuran berlangsung seru ,
hampir seratus jurus namun bu-kim-to tidak pernah
mendapatkan sasaran , ilmunya sudah dikerahkan tapi kwahan-bu terkesan mempermainkannya karena tidak pernah
membalas walaupun bu-kim-to pertahanan kwa-han-bu
membuat dia pani dan bergetar dan kalau disusul serangan
kemungkinan dia akan rubuh akan tetapi kwa-han-bu tidak


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melakukannya , lu-tiok yang melihat kenyataan itu bergetar dan
cemas "kalau kamu memang punya kepandaian kenapa hanya
mengelak dan bertahan , apa kamu tidak pandai menyerang !"
" teriak bu-kim-to gemas dan jengkel , "heheh.. haha , apa
97 kamu mau saya balas , baik akan saya balas " kwa-han-bu
berpoksai kebelakang dan mengambil sebatang arang , lalu
bergerak menyerang dengan cepat dengan jurus yang sama ,
namun sudah memasukkan bagian penyerangan dan dalam
sepuluh gebrakan bu-kim-to sudah kalang kabut dan tiga puluh
jurus kenudian bu-kim-to terjengkang karena dikait kaki kwahan-bu dan dilihat muka bu-kim-to sudah belepotan warna
hitam coreng moreng , "hahah..haha sekarang tepat jurusmu
dengan wajahmu yang seperti monyet "
bu-kim-to makin marah karena mukanya yang tampan telah
dihina demikian rupa , dia melengking sambil mengayun
tongkatnya dan keluarkan ilmu tongkatnya dan lu-tiok juga tidak
bisa menahan marah melihat muridnya di permainkan , lu-tiok
lalu terjun dan menegroyok kwa-han-bu , perlawanan sedikit
berimbang , tekanan-tekanan yang diterima kwa-han-bu
,demikian kuat dan berbahaya , dua tongkat mengurung
gerakannya , namun pemuda gembelengan ini masih
tersenyum , "monyet tua juga tidak mau ketinggalan rupanya ,
biarlah aku juga cat mukamu supaya seperti monyet " makin
panas hati suhu dan murid itu mendengar perkataan han-bu ,
kwa-han-bu merubah jurusnya , dia mengeluarkan jirus "imyang-bun-sin-im-hoat" terdengar gemerisik disetiap gerakan
kwa-han-bu yang mulai melukis dan menulis diawan , suara itu
membuat pertahanan mereka makin melemah , suara itu
demikian menusuk hati dan melelapkan , sementara gerakan
tangan itu yang seakan sedang menulis itu membayangi muka
meraka dan akhirnya seratus jurus kemudian muka lu-tiok pun
98 kena obok-obok gerakan tangan yang indah penuh seni , muka
keriput itu coreng moreng dan bu-kim-to kena tending perutnya
hingga melenguh pingsan lu-tiok melompat menjauh kebelakang dan mukanya pucat ,
bulu romanya merinding merasakan mukanya yang baru diobok-obok dan kulit mukanya jadi panas dingin karena haw
aim-yang yang keluar dari tangan pemuda itu , hatinya
bergumam ngeri bagaimana kalau pemuda ini bermaksud lebih
dari sekedar iseng dan mempermainkan , apa mukanya tidak
dikerat sayat demi sayat , "anak muda siapakah kamu !?" , "aku
im-yang-sin-taihap akan merebus kamu tidak matang tidak
mentah , tidak mati dan tidak hidup " kwa-han-bu masih
bersikap mengikuti pola jumawa sebagaimana musuhnya
sehingga membuat lu-tiok makin keder dan gemetar , terbayang
dia legenda sang bengcu yang memperlakukan musuhnya
menjadi tidak mati dan tidak hidup
"apakah kamu she-taihap !?" lu-tiok berkata lirih dengan nada
jerih , kwa-han-bu tersenyum sambil membuang arang
ditangannya , "benar kakek peot !" mendengar itu lu-tiok
menjatuhkan diri "ampun..ampunkan aku taihap " lu-tiok
menyembah-nyembah dihadapan kwa-han-bu , "kenapa kamu
kakek peot menyembah-nyembah minta ampun , aku ini bukan
thian !" , "taihap"mafkan..maafkanlah aku " sela lu-tiok
mengubah pernyataannya , "lah"kamu salah apa padaku
sehingga minta maaf padaku , apa kamu pikun kakek peot 1" "
mendengar itu menangislah lu-tiok , dia merasa tidak berdaya ,
99 dia minta ampun , taihap ini bukan thian dan itu benar , dia
minta maaf , taihap ini merasa tidak pernah ia salahi dan dia
sellalu dijawab dengan sebutan peot , membuat hatinya hancur
remuk , iba , sesal dan takut
melihat lu-tiok menangis kwa-han-bu tersenyum lembut , "kakek
" apa yang menyebabkan kamu menangis !" lu-tiok
mendongak merasakan suara taihap itu berubah , ketika
melihat wajah tampan yang lembut dan tersenyum dia makin
sesugukan , bu-kim-to siuman dan melihat gurunya berlutut
seesugukan membuat dia kalap dan marah lalu menerjang
dengan kekuatanya yang masih lemah dan dengan gerakan
cepat dan akurat "krek".augh..krek..adiuhh".prakkk.." kim-to
ambruk pingsan sendi lengan dibahu kirinya patah , sendi lutut
kananya tanggal , jemari tangan kananya remuk dan jemari kaki
kaki kananya remuk lu-tiok yang melihat kejadian luar biasa cepat itu terdiam dan
terenyuh saat melihat muridnya ambruk pingsan , sepuluh
orang anak buahnya yang kedinginan makin terbelalak pucat
dan muka mereka semakin hijau , gigi mereka bergemelutuk
kedinginan , bebarapa penduduk yang tadi berlarian
bersembunyi mengelurkan kepala dari tempat persembunyian ,
hati mereka takjub menonton pertempuran yang berlansung
sampai sikap kakek tua itu
"kakek.. ! muridmu telah menerima hukuman dan sekarang
giliran kakek " lu-tiok mendongak menatap kwa-han-bu , "anak
muda apakah kamu akan juga mematahkan tulang-tulangku !" ,
100 "benar kakek ! " , :"apakah aku tidak dimaafkan !?" , "kakek !
apakah kamu pantas dimaafkan , sebutkan alasannya kenapa
kakek merasa pantas dimaafkan !" lu-tiok terdiam merenung
apakah menurutnya ia pantas dimaafkan , terbaynglah ia
perjalanannya bersama pah-sim sai-jin yang membantai gobipai
, siawlimpai , kunlun-pai dan ratusan orang saat pembentukan
pak-kek-hek-te dan tung-kek-hek-te
"kenapa kamu terdiam kakek , sebutkanlah apakah menurutmu
kakek pantas dimaafkan!?" , "jika orang tidak berbudi maka aku
tidak dimaafkan" , "hahaha,,,,, kakek , apakah kamu
mengharapkan budi dari orang yang kamu aniaya !" , "taihap !
aku tahu aku sudah salah san banyak berbuat jahat tapi
sekarang aku sadar dan menyesal , jika memang aku tidak
dimaafkan lakukanlah apa yang kamu ingin lakukan !" " , "baik
kakek akan aku lakukan " kwa-han-bu mengulurkan tangan
namun lu-tiok mengelak dan melawan menyerang dengan
tongkatnya dengan tidak kalah bahayanya , kwa-han-bu
tersenyum melihat perubahan sikap itu , tiba-tiba kwa-han-bu
keluarkan jurus "im-yang-sian-sin-lie" tangannya yang bergerak
seriring ujung sabuk juga bergerak laksana ular hidup meluncur
membelit dan menotok lu-tiok , hampir juga lima puluh jurus lutiok mempertahankan dirinya , dan akhirnya suara tulang
patahpun terdengar susul menyusul seiring lenguhan dan
teriakan sakit dari mulut lu-tiok
lu-tiok ambruk pingsan teronggok dengan kedua lengan tanggal
dari bahu , demikian juga dua lutut dan jemari kedua tangan
101 dan kaki remuk , sepuluh orang yang ketakutan dan kedinginan
itu meringis belas kasihan saat kwa-han-bu mendekati mereka ,
orang-orang yang tadi menyembunyikan diri bermunculan ,
"kalian bersepuluh bawa kedua pimpinan kalian dan kelaur dari
kota ini " sepuluh orang itu dengan kaki gemetar berdiri lalu
dengan susah mereka mengangkat lu-tiok dan bu-kim-to dan
segera keluar dari kota paoteng
"terimaksih she-taihap " sela seorang lelaki diantara kerumunan
orang-orang yang bermunculan dari tempat persembunyian ,
"sama-sama paman ! dan sudah kepatutan manusia saling
tolong menolong , nah..sekarang para sicu kembalilah kerumah
masing-masing dan berbenahlah apa yang bisa dibenahi dari
akibat kerusakan hari ini " ,"baik taihap dan sekali lagi kami
ucapkan terimaksih " kwa-han-bu mengangguk dan orangorang itupun segera kembali ketempat masing-masing
sepuluh orang yang membawa lu-tiok dan muridnya berhenti
disebuah hutan , tubuh mereka semakin lemah dan kaku , "kita
istirahat dulu disini , aku tidak tahan lagi , perutku rasanya kaku
dan tulangku ngilu " , "benar"aku juga merasakan hal yang
sama " sahut yang lain , lalu mereka meletakkan lu-tiok dan
kim-to , tidak berapa lama mereka duduk dua puluh orang
rekan mereka datang , "kalian sarimana saja !" " bentak orang
yang menyurus istirahat tadi , "maaf twako ! kami tidak berani
muncul setelah melihat bu-twako pingsan dan suhu berlutut " ,
"hmh.. sudahlah , kalian nyalakan api , untuk menghangatkan
tubuh kami dan sepuluh orang dari kalian bawa suhu bu-twako
102 ke hanzhong dan laporkan apa yang kita hadapi kepada empat
suhu " , "baik twako !" lalu sepuluh orang mengangkat lu-tiok
dan bu-kim-to dan segera meninggalkan hutan , semntara
sepuluh orang lainnya sebagian membuat api unggun yang
besar dan sebagian mencari binatang buruan
"apa selanjutnya kita lakukan twako !" " keluh salah seorang
anak buah yang menderita akibat pukulan kwa-han-bu ,
"entahlah , sudah lima hari rasa dingin ini masih menusuk
ketulang bahkan kita sudah menghangatkan tubuh selama dua
jam dekat api ini , tetap juga tulang kita terasa ngilu " sahut
pimpinan dengan nada putus asa , "apakah kita akan selamat
twako !?" keluh yang lain , "kalau kita tidak mendapatkan tabib
dalam tiga hari ini , aku tidak tahu apa yang akan kita alami "
sahutnya sambil menyandarkan diri disebuah pohon
dua jam kemudian seorang dari mereka kejang dan
menggelepar lalu diam karena nyawanya sudah melayang ,
rekannya yang sehat membawa mayat dan menguburkannya
ditempat yang agak jauh , sembilan orang yang menderita
pukulan itu makin putus asa melihat seorang rekannya yang
sudah mati , keesokan harinya dua dari mereka menyusul
temannya yang tewas , "bagaimana twako ! sudah tiga orang
yang tewas , sementara tabib sulit didapat " , "sudahlah !
sepertinya kami semua tidak akan selamat " sahuttnya makin
lemah , dan pada siang harinya tiga orang dari mereka tewas ,
sepuluh orang yang sehat kembali menguburkan mayat
103 rekannya dan akhirnya pada malam harinya empat yang tersisa
pun menghembuskan nafas terakhir
setelah selesai menguburkan empat mayat itu sepuluh orang
anggota lam-kek-hek-te duduk termenung mengelilingi api
ungun , mereka sudah dua malam bersama rekan mereka yang
menderita pukulan , "pukulan taihap itu sungguh luar biasa ,
suhu dan bun-twako tapa daksa , sepuluh teman kita tewas
menderita susul menyusul " sela seorang diantara mereka ,
"hmh" kira-kira apakah thian-te-ong akan dapat mengatasi imyang-sin-taihap !" " sela seorang yang lain , "sudahlah ,
sebaiknya kita cepat ke hanzhong dan bergabung dengan
kawan-kawan disana " sahut yang lain , lalu suasana hening
,mereka terdiam dengan pikiran masing-masing , mereka
melewatkan malam duhutan itu dan keeesokan harinya mereka
berangkat ke hanzhong Kota hanzhong gempar setelah kedatangan sepuluh orang
anggota yang membawa lu-tiok dan bu-kim-to yang tapadaksa ,
empat dari ngo-ok-hengcia berkumpul mengitari lu-tiok yang
rebah di ranjang , "siapa yang melakukannya she-lu !" tanya
ouw-gin , "she-taihap dengan julukan im-yang-sin-taihap " sahut
lu-tiok lirih , "orangnya bagaimana !" " tanya phang-kek ,
"orangnya masih muda berumur delapan belas tahun , tampan
dan sabuk kuning tersampir di bahunya " , "tidak apa she-lu ,
kami akan menagih perbuatannya ini dengan nyawanya " sela
toan-sin dengan nada gemas
104 "apa langkah selanjutnya yang kalian akan buat untuk
mengatasi im-yang-sin-taihap !?" tanya lu-tiok lemah , sesaat
semuanya diam , laltu toan-sin berkata "hal pertama yang akan
kita lakukan adalah mencegat im-yang-sin-taihap dengan
pasukan besar , jadi untuk itu kita akan mengirim hek-kek-bun
beserta empat ratus pasukan untuk mengganyang im-yang-sintaihap " , "kemana mereka dikirim she-toan !" " sela in-kok-cu ,
"kita mencegat dia di "kong-ciak-san" (bukit merak) antara hopei
dan punam " sahut toan-sin ", semuanya terdiam , "bagaimana
menurut kalian dengan pendapat saya !?" tanya toan-sim ,
"saya setuju dengan pendapat she-toan " selamouw-gin dan
semuanya mengangguk setuju
keesokan harinya hek-kek-bun yang berjumlah sepuluh orang
beserta empat ratus pasukan berkumpul , toan-sin berdiri dan
dengan lantang berkata , "para murid semua , dengar dan
perhatikan ! , hari ini kalian empat ratusan dibawah komando
hek-kek-bun akan berangkat menuju kong-ciak-san , disana
kalian dirikan tenda dan menyusun startegi untuk menundukkan
seorang yang akan melewati daerah itu menuju punam dan
ingat ..! kalian harus hati-hati dan jitu dalam menyusun strategi ,
karena lawan orang yang akan kalian tewaskan ini seorang
yang tidak boleh dipandang ringan " semua pasukan terdiam
dengan hati bergumam heran bahwa untuk menundukkan
seorang mereka laksana mau berperang
toan-sin melanjutkan "orang ini disebut dengan julukan imyang-sin-taihap dan dia adalah she-taihap dari pulau kura-kura
105 , orangnya masih sangat muda berumur delapan belas tahun
dan dia memakai sabuk yang selalu tersampir dibahunya "
toan-sin menyapuh pandangan kepada seluruh anak murid ,
"apa kalian mengerti ! " , "mengerti suhu?" terdengar jawaban
bergemuruh , "bagus.. dan sekarang berangkatlah !" toan-sin
menutup pembicaraan dan pasukan pun bergerak
meninggalkan hanzhong menuju kong-ciak-san
di kota hopei kwa-han-bu memasuki kedai kecil , hal ini
dilakukan karena likoan dan rumah makan besar kemungkinan
besar adalah milik anggota lam-kek-hek-te yang tentunya
sudah memusatkan perhatian padanya , "paman..! tolong
segelas teh hangat dan tiga potong roti " kwa-han-bu duduk
setelah menyampaikan pesanannya kepada pemiliki kedai ,
tamu-tamu yang ada tujuh orang didalam kedai memandangi
kwa-han-bu dengan pandangan terkesima , semua tamu itu
adalah rakyar kecil para pedagang keliling dan buah-buahan
kota hopei dalam seminggu terakhir sudah geger dengan
kemunculan im-yang-sin-taihap terlebih apa yang terjadi dikoat
paoteng dimana salah satu pimpinan lam-kek-hek-te telah
dikalahkan im-yang-sin-taihap dan juga berita keadaan kaifeng
yang sudah normal dan maraknya mereka mendengar istilah
kaifeng yang katanya istilah itu pernah menjadi buah bibir dua
ratus tahun yang silam , perawakan pendekar perkasa yang
baru muncul itu sangat mudah dikenal karena orangnya masih
muda , wajahnya tampan dan sabuk kuning selalu tersampir di
bahunya 106 dan orang muda itu sekarang duduk disebuah meja disudut
ruangan kedai , pemilik kedai datang menghampiri kwa-han-bu
karena dia memang banyak luang dalam mengelola kedainya
yang hanya berjumlah sepuluh meja , dan tamunya juga tidak
beberapa banyak yang datang , "maaf kongcu jika saya berlaku
lancang , kalau boleh tahu apakah kongcu she-taihap yang
berjulukan im-yang-sin-taihap !?" kwa-han-bu menyambut
kedatangan pemilik kedai yang mendekatinya dan makin terasa
rias ramah pada wajahnya yang rupawan setelah mendengar
pertanyaan pemilik likoan , "benar sekali paman ! dan kalau


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memang ada waktu duduk dan bercakap-cakaplah denganku
paman !" , tutur kata yang sopan dan lemah lembut itu sudah
mebuat senang hati pemilki kedai , lalu dia duduk , "saya kaoming ! she-taihap " selanya memperkenalkan diri , terimakasih
kao-siok telah sudi berbincang-bincang dengan saya " sahut
kwa-han-bu sambil meminum tehnya
"kao-siok ! apakah di sini likoan-likoan besar dimiliki oleh
anggota lam-kek-hek-te !" " , "benar taihap dan itu sangat
meresahkan karena semua pelanggan dan waktu di monopoli
oleh mereka " sahutnya lirih , "hmh" lalu kalau piauwkiok
bagaimana paman !" , "ya .. piauwkiok juga dan disini ada dua
piauwkiok dan keduanya dimilki oleh anak buah lam-kek-hek-te
" sahut kao-ming , "dimanakah dua piauwkiok itu paman !" " ,
"hek-houw" (harimau hitam) piauwkiok ada di barat kota dan
"hek-liong" (naga hitam) piauwkiok" ada di utara kota " sahut
kao-ming , percakapan itu demikian akrab dan diselingi wajah
berseri-seri dari kao-ming karena dia merasa senang dapat
107 menjawab pertanyaan-pertanyaan kwa-han-bu yang dia yakin
bahwa pendekar rupawan ini memiliki tugas mulia melenyapkan
tirani dari kotanya malam itu kwa-han-bu bergerak menuju tempati hek-liong
piauwkiok , serombongan anggota piauwkiok ternyata baru
sampai dari perjalanan karena mereka sibuk menurunkan
beberapa peti dan menyimpannya di gudang , "setelah ini kita
bersih-bersih dan menghadap suma twako " teriak pimpinan
rombongan itu sambil masuk kedalam dan anak-anak buah itu
pun tidak lama masuk kedalam , tiga jam kemudian merekapun
berkumpul diruang tengah didepan lelaki tampan berumur dua
puluh delapan tahun "suma twako ! barang yang kami bawa dari punam adalah
barang lou-kungcu dan hendak disampaikan kepada kamwangwe dan biaya sudah di lunasi saat keberangkatan dari
punam "sela pimpinan rombongan sambil menyerahkan tiga
pundi uang , suma-pangcu menerima tiga pundit uang dan
membuka , setelah itu dia tersenyum pias , "lumayan bayaran
yang diberikan lou-kungcu dan besok ketika mengantar
kerumah kam-wangwe kalian minta persenan bongkar muat
barang dan bonus jasa " , "baik twako ! namun disamping itu
kami ingin menyampaikan berita penting kepada twako !" ,
"berita apa itu ji-te !" " , "empat suhu di hanzhong
memenempatkan empat ratus anggota lam-kek-hek-te di kongciak-san untuk mencegat seorang pemuda yang berjulukan imyang-sin-taihap " heh"! empat ratus orang untuk mencegat
108 satu orang !" , aneh betul empat suhu berbuat hal itu " sela
suma pangcu terheran-heran
"benar ..twako dan keheranan itu juga kami tanyakan , dan
jawabannya karena orang itu bukan orang sembarangan dan
juga anak muda itu merupakan she-taihap dari pulau kura-kura
, "wah ..kalau begitu kita juga harus berkumpul dengan rekanrekan yang lain besok untuk membicarakan tindakan kita
mendukung pasukan yang ada di kong-ciak-san " , "apakah
menurut twako hal itu perlu kita lakukan dan menurut saya
jumlah empat ratus untuk mencegat seseorang sudah hal yang
berlebihan " , "hmh" tidak demikian ji-sute , kita
mengumpulkan rekan-rekan yang lain hanya untuk bertindak
waspada jika sekiranya pemuda itu sudah berada disini kita dan
kita dapat meringkusnya bukankah itu hal yang bagi kita di
mata suhu " , "jika demikian halnya aku seuju twako " sahut tiotan-ji
kwa-han-bu yang mendengar berita itu tercenung ditempat
persembunyiannya dan sekelabat ia meninggalkan tempat
setelah suma-pangcu menutup pertemuan itu , kwa-han-bu
berencana untuk lebih dalam mengkaji langkah yang akan
diambilnya untuk menghadapi empat ratus anak buah lam-kekhek-te , kwa-han-bu bermalam disebuah kelenteng yang tidak
dipakai lagi keesokan harinya suma-pangcu mengundang semua rekannya
yang beroperasi dikota hopei untuk membicarakan ide dan
rencananya , dan pada malamnya pertemuan itupun terlaksana
109 , empat puluh anggota lam-kek-hek-te sudah berkumpul di
rumah suma-pangcu , "para sute dan twako ! saya
mengundang kalian malam ini ingin menyampaikan bahwa
suhu di hanzhong menempatkan anggota lam-kek-hek-te di
kong-ciak-san hanya untuk mencegat seorang prmuda yang
berjulukan im-yang-sin-taihap " , "hmh.. hal itu juga sudah saya
dengar dua hari yang lalu suma-pangcu ! lalu maksudnya kita
berkumpul untuk apa !" , sela kui-pangcu dari hek-houwpiauwkiok , "begini kui-pangcu dan cuwi semua , "bagaimana
kalau kita meringkus pemuda itu jika sudah sampai disini dan
kita serahkan kepada pasukan yang ada di kong-ciak-san ,
tentunya hal itu menyenangkan suhu di hanzhong " , sahut
suma-pangcu "suma-pangcu ! mungkin pangcu tidak mendengar kabar dari
arah kaifeng " sela cu-wangwe pemiliki salah satu likoan dan
pokoan , "berita apa dari kaifeng cu-wangwe , benar saya tidak
tahu " , "saya mendengarnya dua minggu yang lalu bahwa
kaifeng sudah tidak dikuasai oleh lam-kek-hek-te dan seminggu
yang lalu bahwa kota paoteng juga sudah tidak dikuasai lamkek-hek-te bahkan suhu she-tiok dan bu-twako sudah cacat
seumur hidup dibuat oleh pemuda itu " sela cu-wangwe , dan
berita itu membuat sebagian peserta pertemuan terkejut
"lalu ! menurut cu-wangwe apakah kita diam saja dan
membiarkan pemuda itu diurus oleh anak buah lam-kek-hek-te
yang berada di kong-ciak-san " " , "benar suma-pangcu ! suhu
di hanzhong tentu telah memikirkan matang-matang
110 pengerahan pasukan tersebut , kalau suhu saja sampai
mengerahkan empat ratus pasukan lalu bagaimana kita yang
empat puluh orang bisa meringkus im-yang-sin-taihap " semua
mengangguk membenarkan perkataan cu-wangwe
tiba-tiba terdengar perkataan "benar sekali kata cu-wangwe ,
mapukah kalian meringkus im-yang-sin-taihap yang sekarang
ada disini !?" empat puluh orang itu terkejut mendengar
perkataan itu dan munculnya pemuda rupawan bersabuk
kuning dengan senyum menghias dibibirnya , mereka bersiap
siaga menyerang kwa-han-bu namun tidak ada yang berani
mendahului "kalian semua kalau tidak mau celaka sebaiknya berlutut kalau
tidak majulah biar aku berikan hajaran sedikit pada kalian "
bentak kwa-han-bu , empat puluh orang lam-kek-hek-te
merangsak maju menyerang kwa-han-bu , kwa-han-bu
bergerak luar biasa membagi-bagi tamparan dan totokan pada
pengeroyoknya yang merangsak maju terdengar susul
menyusul jeritan kesakitan dan lenguhan , dalam dua puluh
gebrakan empat puluh orang itu sudah rubuh tidak erdaya ,
kwa-han-bu duduk dikursi dan menatap tajam pada empat
puluh orang lam-kek-hek-te
"kaifeng , paoteng , cinan , dan sekarang hopei harus bebas
dari lam-kek-hek-te , kalian mengerti !?" bentak kwa-han-bu ,
semuanya tertunduk takut dan pucat , "sekarang kalian jawab
apakah kalian akan menuruti perintahku atau kubuat kalian
seperti suhu kalian she-lu !" semua menatap dengan mata
111 berbinar cemas dan gelisah , tubuh merka menggigil cepatlah
jawab mumpung aku masih memberikan kalian pilihan " ,
"apakah kami akan diampuni jika mengikut perkataan taihap !"
,tanya cu-wangwe , "tergantung pada kalian ! jika kalian
berguna dan bermamfaat untuk melenyapkan kejahatan maka
kalian diampuni , tapi jika tidak maka kalian akan tetap dibuat
cacat seumur hidup" , "lalu untuk apa kami memilih taat jika
kami juga akhirnya akn cacat ?" , "ketaatan tentu ada dasar ,
dan dasar itu yang menetukan , dan dasar itu akan kita uji
dalam beberapa hari ini " sahut kwa-han-bu tegas ,
"jadi kalian tentukanlah apa hari ini kalian menerima hukuman
atau nanti setelah pengujian selesai yang kemunkinan anda
selamat atau terkapar cacat " semuanya hening terdiam , "saya
akan taat " sahut song-wangwe pemilik likoan dan rumah bordil
sekaligus pokoan , semua rekannya menatapnya meragu
kemidian disusul seorang gu-kauwsu dan akhirnya merekapun
semua setuju "kami semua sudah setuju dan hal apa yang ingin taihap
lakukan !" " tanya suma-pangcu , "hal yang pertama ! khusus
bagi yang memiliki likoan untuk tidak lagi menopoli pengunjung
sehingga merugikan likoan dan kedai makan orang lain , yang
kedua yang memiliki pokoan dan rumah bordil supaya besok
menutup tempat tersebut dan memberikan tanggungan kepada
pekerja yang wanita selama satu tahun dan tiga bulan untuk
pekerja laki-laki " semuanya hening mendengar namun cuwangwe angkat bicara , "taihap ! jika kami lakukan pakah kami
112 akan diampuni !" , kwa-han-bu tiba-tiba bergerak dan
terdengarlah suara patah dan remuknya tulang yang disusul
jeritan setinggi langit dari mulut cu-wangwe , cu-wangwe
terhempas pingsan semuanya makin pucat dan terperangah ketika tiba-tiba tubuh
cu-wangwe terhempas , kejadian yang luar biasa cepat dan
mereka tidak duga , kwa-han-bu berkata seakan tidak pernah
terjadi apa-apa , "sekarang kita lanjutka , bagi yang punya
piauwkiok dan bukoan agar ditutup " semuanya terdiam
mengkirit ngeri sambil melirik cu-wangwe yang pingsan dan lalu
mereka dengan bergetar menjawab , "baik taihap akan kami
lakukan " "selanjutnya ! aetelah hal yang sampaikan tadi sudah tuntas
maka hal beriukutnya adalah pasukan lam-kek-hek-te yang ada
di kong-ciak-san , saya ingin gambaran jelas tentang bukit itu "
semuanya terdiam lagi sambil saling berpandangan , "jika
kalian tidak ada yang mengetahui detail bukit itu besok dua
orang dari kalian berangkat kesana dan membaca daerah bukit
itu " , "saya tahu taihap ! " sela tio-tan-ji , "hmh"gambarkanlah
padaku ! , "jalan yang melintas dibukit itu berupa lereng bagian
timur yang diatas jalan merupakan tebing dan sebelah bawah
jalan tebing yang landai oleh semak-semak belukar , dilereng
sebelah barat daerah yang sangat luas dan bersambung
dengan tebing sebealah atas jalan lintas dilereng timur dan
dibagian selatan daerah belukar dengan hutan yang lebat dan
banyak rawa-rawa didalamnya " , "cukup jelas kalau begitu ,
113 hanya apakah ada jalan lain dari sini mrnuju ke bukit selain
jalan lintas itu ?" , "ada taihap , jika kita keluar dari gerbag utara
kota ini maka akan sampai didesa sebelah utara lereng bukit
dan dari desa itu akan memasuki hutan belukar yang lebat dan
tebing curam hingga sampai pada sebuah sungai yang diapit
dua tebing , dan satu tebing itu adalah jurang sebelah utara
kong-ciak-san " ,"gambaran yang sangat jelas " sahut kwa-hanbu , "dan hal yang terakhir , setelah kalian selesaikan urusan
kalian disini maka kalian keluar dari kota ini dan jangan kembali
, diluar kota ini kalian silahkan memilih mau ketimur dan
bergabung dengan teman kalian di kong-ciak-san atau kekota
lain " semuanya kembali diam dan menunduk , "dan ingat aku
masih ada disini menunggu tuntasnya masalah rumah bordil ,
likoan , pokoan , bukoan dan piauwkiok" setelah mangatakan
itu kwa-han-bu lalu menghilang dari kursi itu , semuanya
terkesima dan meleletkan lidah karena terheyak takjub
dua hari kemudian kota hopei gempar dengan penutupan tiga
rumah bordir , lima pokoan , tiga bukoan dan dua piauwkiok ,
dan makin menjadi buah bibir ketika anggota lam-kek-hek-te
meninggalkan kota hopei , she-kao pemilik kedai minum makin
diburu orang untuk mendengar cerita yang keluar dari mulutnya
bahwa semua itu adalah berkat im-yang-sin-taihap , dan diapun
menceritakan obrolan-obrolannya dengan kwa-han-bu ,
suasana gembira meliputi penduduk hopei nama im-yang-sintaihap dielu-elukan dan tentunya semakin santer julukan itu di
wilayah selatan sampai ke nancao dan menembus perbatasan
114 kewilayah barat , terlebih diwilayah timur sudah sampai ke
kibun dimana tung-kek-hek-te berada
kwa-han-bu keluar dari pintu utara kota hopei dan dua hari
kemudian sampailah ia ke desa lereng kong-ciak-san , lalu ia
memasuki jutan belukar dan sehari kemudian sampailah
kesungai yang diceritakan tio-tan-ji , jurang itu sangat tinggi dan
juga licin , namun bagi kwa-han-bu yang sakti liar biasa , tebing
itu bukan halangan , dengan gerakan ringan dan mantap kwahan-bu mendaki tening itu laksana laba-laba dengan
menggunakan sabuknya dimana saat ujung sabuk
menghantam tanah tebing ujung sabuk itu melekat kuat dan
kwa-han-bu menggejot tubuhnya dengan cepat dan melenting
ke udara melebihi ujung sabuk yang melekat dan saat masih
diudara ujung sabuk yang tadi melekat sudah meluncur lagi
keatas dan melekat lagi dan tubuh kwa-hanbu menyentak kuat
dan tubuhnya melenting lagi keatas melewati ujung sabuk
demikianlah selanjutnya sehingga hanya dengan sepuluh kali
hentakan kwa-han-bu sudah diatas tebing dan dari bibir tebing
kwa-han-bu melihat tumpukan tenda yang banyak dan areal
yang luas itu ada sekitar dua ratus orang di areal itu sedang mengadakan
pembicaraan , kwa-han-bu mengerahkan tenaga sakti sehingga
dia dapat mendengar percakapan dari tempat ia bersembunyi ,
" berita yang kita dengar bahwa kemungkinan im-yang-sintaihap akan melintas di bukit ini dua hari lagi , jadi untuk itu
seratus pasukan panah yang di ujung jalan sebelah timur
115 supaya bersiap-siap memanah saat anak muda itu kelihatan
dan ketika ia subuk menghindar dan menangkap anak panah ,
kumpulan batu yang sudah ditumpuk diatas tebing sipaya di
jebol dan digulingkan sehingga ia terpanah atau tertimpa atau
jatuh kedalam semak dibawah jalan yang sudah dipasang
pancang-pancang runcing " semuanya terdiam mendengarkan ,
"apa kalian mengerti !" , "menegrti twako ! jawab mereka
serempak kwa-han-bu terdiam dan merenung untuk memikirkan langkah
selanjutnya dan membayangkan strategi musuh yang hendak
dipakai untuk membinasakannya , kwa-han-bu menunggu
sampai dua hari sambil menyelidiki lebih jauh kedudukan
pasukan lam-kek-hek-te , saat dimana pasukan sudah
menduduki posisi masing-masing dimana seratus orang berada
di atas tebing jalan dan seratus pasukan pemanah menuju
sebelah timur jalan dan dua ratus orang mengambil sebelah
barat jalan untuk menutup jalan untuk mencegat dia sekiranya
ia berbalik kebelakang saat pengambilan posisi dilakukan , pasukan lam-kek-hek-te
pun mulai membagi diri , setelah satu jam pasukan itu terpisah ,
seorang murid kepala yang memimpin seratus pasukan diatas
tebing jalan mensiagakan pasukan , "kita tunggu tanda dari
pasukan di barat kalau-kalau im-yang-sin-taihap sudah
melewati jalan dan tunggu aba-aba saya untuk meruntuhkan
tumpukan batu ini " semua mengangguk siap , dan tiba-tiba
kwa-han-bu muncul dan membuat pasukan itu terperangah
116 panik , kontan mereka menyerang dan mengeroyok kwa-han-bu
, pertempuran seru dan ramai terjadi , kwa-han-bu dengan gesit
dan mantap membendung keroyokan dengan ilmu im-yangsian-sin-lie , pasukan itu porak-poranda karena dalam empat


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali gebrakan dua tangan dua ujung sabuk telah
menumbangkan lima belas orang , pekik dan jerit kesakitan
susul menyusul kwa-han-bu tidak menyia-nyiakan waktu sehingga dalam waktu
setengah jam pasukan diatas tebing sudah rubuh dan ambruk
tidak berdaya , mereka semua menderita patah dan lepas sendi
lutut sebelah kakinya , "kalian tetap disini dan jangan kemanamana " bentak kwa-hanbu sambil mematahkan sendi yang lain
pada tubuh murid kepala sehingga membuat ia pingsan , "jika
kalian lati dan beranjak dari sini ! maka kalian akan seperi
pimpinan kalian ini " bentak kwa-han-bu dan berkelabat cepat
dari tempat itu menuju kesebelah barat jalan , dua ratus orang
yang sedang bersiaga bersembunyi didalam hutan , kwa-hanbu bergerak laksana siluman melumpuhkan kempulankumpulan kelompok yang bersembunyi didalam hutan sehingga
menjelang sore hari pasukan bagian barat itu ambruk semua
dengan menderita patah sebelah kaki dan patah sebelah
lengan kemudian remuk sebelah jemari tangan dan kaki
ketika malam sudah larut seratus pasukan pemanah bosan dan
kecapean , "mungkin besok im-yang-taihap melewati jalan , kita
harus gentian tidur dan jaga " teriak murid kepala , lima puluh
dari mereka istirahat sedang lima puluh lagi berjaga , namun
117 baru dua jam bejaga , lima puluh orang itu heboh ketika dua
puluh dari mereka ternyata sudah kaku dan bisu , namun
ditengah kepanikan itu tiba-tiba kwa-han-bu menyerang mereka
dengan cepat dan gesit , sepuluh dari mereka sudah ambruk
tidak berdaya saat lima puluh yang sedang tidur terbangun ,
mereka langsung merangsak maju membantu kawan-kawannya
mengeroyok kwa-han-bu namun tujuh puluh orang itu dalam
dua puluh gebrakan ambruk semua dengan derita patah kaki
dan tangan totokan dua puluh orang yang kaku dilepas kwa-han-bu , "yang
tidak menderita patah tulang hanya kalian dan kalian saya
lepaskan untuk mengurus rekan kalian yang butuh pertolongan
" kata kwa-han-bu dan berkelabat dari tempat itu dan
melanjutkan perjalanan ke kota punam untuk membebaskan
penduduk dari cengkraman lam-kek-hek-te , selama tiga hari
kwa-han-bu di punam , anggota lam-kek-hek-te sudah tidak ada
dan ternyata penanganan kebutuhan pasukan yang berada
kong-ciak-san di serahkan kepada empat puluh anggota lamkek-hek-te yang berada di punam , dan kejadian di bukit itu
diketahui empat orang yang hendak membawa ransum , segera
mereka kembali ke punam dan menceritakan peristiwa itu dan
hari itu juga mereka semua meninggalkan punam untuk
melapor ke hanzhong selama lima bulan perjalanan dari punam ke-hanzhong , semua
perkotaan telah ditinggalkan oleh lam-kek-hek-te , penduduk
selama perjalanan itu mengelu-ngelukan kedatangan kwa-han-
118 bu yang sampai kekota mereka , karena keluarnya para lemkek-hek-te karena terkait kemunculan she- taihap dari pulau
kura-kura yang berjulukan im-yang-sin-taihap dan yang
membuat penduduk takjub pendekarnya masih belum
memasuki kota mereka , lam-kek-hek-te sudah duluan
hengkang , wilayah selatan menyambut kemunculan im-yangsin-taihap laksana tanah kering kerontang disiram hujan yang
lebat, bagaikan beban yang berat tiba-tiba diletakkan , lega ,
puas dan nyaman Kota hanzhong gempar dengan membanjirnya anggotaanggota lam-kek-hek-te yang berkedudukan dikota-kota , berita
sepak terjang im-yang-sin-taihap yang mempreteli keberadaan
mereka disetiap kota diselatan membuat ngo-ok-hengcia
tercenung tidak habis pikir terlebih berita tentang peristiwa
empat ratus pasukan di kong-ciak-san , "hal ini sungguh
membuat penasaran !" sela toan-sin dengan kesal , "kita harus
bagaimana lagi !?" tanya ouw-gin , "kalau hanzhong juga jatuh
ketangan im-yang-sin-taihap artinya kekauasaan hek-te telah
lenyap dari wilayah selatan" sela phang-keng
"sebaiknya kita buat persiapan untuk menyambutnya " sela Inkokcu , "apa ide penyambutan yang ada dalam pemikiranmu
she in !" "tanya ouw-gin , "kita buat benteng barisan yang akan
dihadapi ole him-yang-sin-taihap , "maksudmu bagaimana shein !?" sela toan-sin , "begini lima ratus pasukan kita bagi tiga
dan masing-masing dua ratus di gerbang selatan dan masingmasing seratus lima puluh di pintu gerbang utara dan barat ",
119 "lalu seterusnya bagaimana !" " sela phang-keng , "barisan ini
merupakan barisan pertama yang ditempatkan diluar gerbang
kota , kemudian didalam kota dibentuk barisan sepuluh murid
utama dan murid-murid kita dan di kediaman kita ini , kita
menunggu kedatangan kalau seandainya dia berhasil menjebol
dua barisan yang kita bentuk " , "menurut saya ide cukup dapat
diterima namun formasinya tidak tepat " sela toan-sin ,
"bagusnya bagaimana menurutmu she-toan !" " tanya in-kokcu
, "menurut peristiwa yang dialami pasukan di kong-ciak-san
bahwa empat ratus pasukan dipereteli im-yang-sin-taihap
dalam satu malam dan ini memahamkan kepada kita bahwa imyang-sin-taihap bukan hanya sakti ilmunya namun juga cerdas
sekali " , "lalu bagaimana formasi yang ingin anda katakan shetoan !?" , "begini ! tentunya dari pengalaman itu , kita
membentuk pasukan siap tempur artinya hanya siap digunakan
saat yang tepat , untuk mengetahui kapan tepatnya kita harus
menegtahui dari pintu mana im-yang-sin-taihap memasuki kota
, setelah kita ketahui maka pasukan yang lima ratus kita
kerahkan kepintu gerbang itu dengan tiga gelombang " ,
"maksudnya tiga gelombang bagaimana !?" tanya in-kokcu
"maksud tiga gelombang itu adalah bahwa pasukan yang
menyerang seratus orang , jika porak-poranda disusul seratus
lagi dan jika masih porak-poranda disusul tiga ratus orang",
"lalu bagimana jika juga porak-poranda !?" sela ouw-gin , "jika
juga masih porak-poranda empat murid kita ditambah sepuluh
orang murid kepala memasuki pertempuran dan kekuatan yang
terakhir terpaksa kita akan mengadu nyawa dengan im-yang-
120 sin-taihap " , "hmh" formasi itu sangat baik dan saya setuju "
sahut phang-keng , "saya juga !" sela ouw-gin , "baik kalau
begitu , jika semua sepakat maka empat murid kita utus keluar
tiga gerbang kota untuk melihat kedatangan im-yang-sin-taihap
" sahut toan-sin , lalu ketiga temannya mengangguk , lalu
keempat murid dipanggil menghadap
"lu-eng , sim-khong , the-khang ! kalian bertiga pergilah ke
gerbang selatan , barat dan utara , sejauh setengah hari
perjalanan dan tetaplah disana untuk melihat kedatangan imyang-sin-taihap yang ciri-cirinya sudah kita kenal , jika
kedatangan pemuda itu sudah kelihatan maka segera
secepatnya kembali kesini untuk melaporkan sehingga kita
dapat mengatur barisan kearah gerbang darimana im-yang-sintaihap masuk , dan tanda bagi kalian bertiga bahwa musuh
sudah diketahui adalah panah api yang dilepaskan kelangit "
kata toan-sin dengan tegas , ketiga murid mengangguk , "dan
kamu ouw-ceng , persiapkan pasukan dan bagi tiga , pasukan
pertama seratus orang , pasukan kedua seratus orang dan
pasukan ketiga tiga ratus orang , setelah itu laporkan kepada
kami supaya diberi pengarahan " ouw-ceng mengangguk , lalu
keempatnya berdiri dan malakukan tugas masing-masing
ouw-ceng lalu mengumpulkan pasukan sementara tiga
rekannya menuju tiga gerbang kota , lu-eng menuju gerbang
kota sebelah selatan dan sore hari sampailah ia dipintu
gerbang selatan lalu lu-eng berlari cepat keluar gerbang kota
sampai setengah malam dan dia sampai disebuah desa yang
121 bernama desa cubun , lu-eng mendatangi sebuah rumah yang
terbesar dan terbaik didesa itu , karena perhitungannya rumah
itu adalah setidaknya rumah "jungcu" (kepala desa) atau rumah
"tichu" (tuan tanah) , lu-eng menjebol pintu rumah sehingga
mmebuat pemilik rumah terkejut namun saat dia keluar dari
kamar tidur lu-eng telah menepuk tengkuknya hingga tubuhnya
lemas , "kalian jangan macam-macam !" bentaknya membuat
pemilik rumah dan istrinya menggigil ketakutan dan kemudian
datang empat orang dari belakang dan sekelabat lu-eng sudah
menotok mereka hingga kaku ,
"jika kalian ingin selamat , kalian harus mengikuti perintahku ,
menegrti !" " bantkak lu-eng lebih keras , pemilik rumah itu
mengengguk-angguk , "ayah" ! " seru seorang keluar dari
kamar , seorang pemuda tanggung keluar namun ketika melihat
ayahnya meringkuk lemas dengan ibunya dan petugas ayahnya
juga tergeletak dia menjadi takut hendak keluar minta tolong ,
namun sebelum maksud itu dilakukan tubuhnya sudah tersedot
oleh tenaga yang kuat dan dia melayang kearah lu-eng
lu-eng manampar pipi pemuda tanggung itu hingga terdengar
ringisan sakit ,"cepat katakan ! siapa lagi yang ada dirumah ini
!", "dua pembantu rumah dan putri saya " jawab pemilik rumah ,
"hmh" toanio ! kamu panggil mereka kesini !" nyonya itu berdiri
dengan gemetar dan pergi mamanggil putrinya dan dua
pembantunya , setelah semua penghuni rumah , "siapa
namamu !" tanya lu-eng pada pemilik rumah , "saya song-kun "
sahut pemilik rumah , "apakah kamu jungcu desa ini !" " , "tidak
122 ! saya seorang tichu" , "dengarlah song-tichu , saya akan
tinggal disini untuk beberapa hari , jika kalian tidak macammacam kalian akan selamat , tapi jika senaliknya kalian semua
akan kubunuh" lu-eng mengancam sehingga membuat
keluarga song pucat ketakutan
"nah ! sekarang berikan sebuah kamar padaku dan besok
kalian berkerja sebagaimana biasa dan katakan bahwa aku
saudara kalian dari timur " , "ba..baik kongcu " sahut mereka
serempak , lalu sebuah kamar diberikan pada lu-eng , dan lueng pun istirahat untuk melewatkan malam , keesokan harinya
song-tichu bekerja seperti biasa menagih utang pada penduduk
desa yang dikawal empat tukang pukulnya , dan hari kedua lueng ikut song-tichu menagih hutang kepada penduduk
song-tichu seorang yang culas dan jumawa serta juga tidak
punya belas kasihan dalam mempermainkan nasib penduduk
yang miskin dan hal ini membuat lu-eng senang dan betah
tinggal dirumah song-tichu , lu-eng makin akrab dengan kedua
anak song-tichu song-bili dan song-kek , song-bili anak gadis
tichu punya sifat yang manja dan mau menurutkan keinginan
demikian juga putra tichu seorang yang keras dan sombong ,
lu-eng dengan song-bili sudah dua hari terlibat hubungan
mesum secara diam-diam suatu malam lu-eng mengindap-indap di rumah sim-jungcu ,
karena sudah tiga hari sejak melihat anak gadis jungchu yang
cantik mengalahkan wajah bili , dan ini membuat lu-eng ingin
merasakannya , dengan kpendaiannya lu-eng masuk kamar
123 sim-bi-hwa dari atap , gerakannya yang ringan tidak
membangunkan bi-hwa dari tidurnya yang nyenyak namun saat
lu-eng mengeranyangi tubuhnya bi-hwa tersentak kaget dan
tangan lu-eng sudah menotoknya hingga lemas
lu-eng melanjutkan kegiatan nafsu iblisnya membuka semua
baju bi-hwa hingga tekanjang , tubuh bi-hwa yang indah
dengan lekukan yang menggemaskan dibalut kulit yang putih
mebuat lu-eng makin bernafsu dengan segera lu-eng membuka
pakaiannya dan menggagahi bi-hwa , bi-hwa tidak berdaya ,
suaranya tidak bisa keluar tubuhnya kaku dipermainkan tangan
kasar milik lu-eng , hanya air mata ketidak berdayaan dan
hantaman rasa sakit ketika lu-eng dengan kasar merejang
tubuhnya , sampai tiga kali lu-eng mencapai klimaks birahinya
dan setelah itu dia berpakaian kembali dan dengan senyum
puas dia berkata , "jika kamu macam-macam dan seluruh desa
ini akan aku hancurkan dan penduduknya aku bunuh "
ancamnya sambil melompat ketas dan keluar dari kamar
satu jam kemudian bi-hwa lepas dari totokan , dia mengerung
sedih dibawah bantal memikirkan keadaanya yang telah
ternoda dan dihina , dia merasa malu dengan keadaannya ,
ayahnya tentu merasa sedih jika mengetahui apa yang dia
alami dan coa-koko pacarnya akan jijik padanya jika
mengetahui dia telah ternoda , bi-hwa berdiri dan memakai
kembali bajunya dengan berurai air mata , kemudian dia keluar
saat fajar dan berlari keluar kampung hingga saat matahari
terbit bi-hwa sampai dihutan diluar desa , perutnya yang lapar
124 dia tidak pedulikan , dia hanya punya pikiran untuk mati saja
daripada menanggung aib siang hari sampailah ia kesebuah tebing yang curam dan dalam
yang dibawahnya mengalir sungai dengan batu-baru yang
besar , dia duduk sambil menagis , "ayah" maafkan anakmu
ini , ibu"aku telah ternoda aku akan bunuh diri ibu ! maafkan
aku , coa-koko aku malu akan aib yang menjijikkan ini "
keluhnya dengan sesugukan , bi-hwa meracau memanggilmanggil semua teman-temannya , perutnya yang tidak diisi dari
sejak tadi pagi tidak dipedulikannya , setelah lama dia duduk
meracau dan menangisi keadaan saat matahari sudah condong
kebarat dan senja merah mulai terlukis diangkasa bi-hwa berdiri
lalu melangkah ketepi jurang sambil memejamkan mata dia
melompat tubuhnya melayang namun sebuah sabuk melilit
tubuhnya dan menghentakkan tubuhnya sehingga melambung
keatas dan seorang pemuda tampan meraih tubuhnya dan
mendudukkan kembali diatas tebing
"kenapa..!" kenapa aku engkau halangi , aku mau mati saja
hu..hu"hu" " keluhnya dengan hati hancur , pemuda yang
adalah kwa-han-bu menatap lembut , kwa-han-bu melihat
kenekatan itu saat bi-hwa melompat dan dengan gerakan luar
biasa laksana kilat kwa-han-bu melenting dan menggerakkan
sabuknya menggapai tubuh bi-hwa yang meluncur dan
menariknya kembali keatas
"cici..! perbuatanmu ini sungguh tidak terpuji , kenekatan yang
tidak layak untuk dilakukan " , bi-hwa melihat pemuda tampan
125 berumur sembilan belas tahun yang mencela perbuatannya lalu
dia menangis lagi dengan sedih , kwa-han-bu segera
membujuknya , "cici ! tidak ada masalah yang tidak ada jalan
keluarnya dan tidak ada musibah yang menimpa yang tidak ada
jalan penyelesaiannya " , bi-hwa disela sedu sedannya berkata
, "aku sudah tidak berharga lagi , kehormatanku direnggut
paksa seorang bajingan , noda ini hanya bisa dicuci dengan
kematianku , aku harus bagaimana !" , hanya itu yang dapat
aku lakukan " kwa-han-bu duduk dan berkata , "cici ! hal
memalukan telah menimpamu dan itu memang mengenaskan ,
namun ketahuilah cici kenekatan yang baru kamu lakukan itu
bukan penyelesaian bahkan akan menambah beban bagi orang
disekitarmu , bayangkan bagaimana hancurnya hati kedua
orang tuamu akan apa yang kamu lakukan "
"anak muda akan lebih baik bagi orang tuaku aku hilang
daripada merasa malu " , "hmh"benarkah demikian cici ,
bagaimana mereka bisa merasa malu dengan bencana yang
kamu hadapi " , bahkan menurut saya mereka akan prihatin
dan berusaha untuk memberimu ketabahan dan kekuatan " ,
"tapi .. apa yang bisa orang tuaku lakukan dengan bajingan itu
!" " , "cici..! kalau anda mau dan sudi berceritalah padaku apa
yang cici alami !" , bi-hwa memandang han-bu , "inkong ! kamu
ini tentu seorang pendekar dan mungkin kamu akan bisa
mengelahkan bajingan itu tapi aku tetap akan kotor selamanya !
" , "cici"! hal yang sangat aneh dan terlalu picik jika
menghukum diri karena musibah yang dialami dan itu tidak
126 tepat " sela han-bu tegas dan suara lantang membuat bi-hwa


Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terhenyak meremang , bi-hwa menatap han-bu
"in-kong dengarlah ! aku semalam diperkosa oleh seorang
bajingan didalam kamarku dan aku diancam harus diam dan
tidak memberitahukan kepada orang lain , sebab jika hal ini
diketahui oleh orang lain maka kampung kami akan binasa
dibuat bajingan itu , oleh karena itu aku ambil kenekatan ini
karena ancaman itu tentunya dia akan datang lagi untuk
melakukan kebejatannya padaku dan aku tidak mau " kwa-hanbu melihat kebenaran analisa itu , "benar cici namun
menghindar diri yang dilakukan ! bukan bunuh diri , "lalu inkong
apa yang harus kulakukan !?" keluh bi-hwa dengan lirih
sementara matahari sudah tenggelam dan malampun tiba
"cici..! aku akan mengantarmu kembali kerumahmu dan orang
yang menzalimimu akan mendapat hukuman dan sampaikanlah
kepada orang yang layak tahu akan apa yang cici alami karena
dengan demikian cici akan punya teman untuk memberikan
kekuatan pada cici " bi-hwa terdiam dan hening , "marilah cici ! "
ajak kwa-han-bu , lalu merekapun meninggalkan tebing dan
kembali ke desa , saat hendak memasuki desa beberapa lelaki
termasuk coa-keng pacar bi-hwa sedang terburu-buru keluar
desa , kwa-han-bu menghilang dari samping bi-hwa dan tujuh
orang lelaki itu melihat bi-hwa , "hwa-moi ! , syukurlah , ternyata
kamu ada disini , darimana saka kamu hwa-moi , ayah dan
ibumu gelisah seharian " bi-hwa melihat kesamping namun
127 kwa-han-bu tidak ada sehingga membuat dia terperangah
pucat "hwa-moi ! kamu kenapa !" ayok kita pulang ! " coa-keng
meraih tangan bi-hwa yang masih terkejut dan tidak bisa
mengeluarkan suara sampai didepan rumahnya , kedua orang
tuanya merasa gembira dan lega ketika melihat bi-hwa selamat
dan tidak kurang satu apapun , setelah teman-teman coa-keng
pergi seiring ucapan terimaksih dari sim-hungcu mereka masuk
kedalam "hwa-ji ..! apa yang salah nak !" kemana engkau pergi sejak
semalam !" , bi-hwa menangis sesugukan dan memluk ibunya ,
sim-hujin ikut menangis memeluk anaknya , setelah agak
tenang bi-hwa berkata , "ayah , ibu maafkan aku , tidak ada
yang salah namun apa yang kualami membuat aku sedih dan
sengsara " , "hwa-ji ! ceritakanlah ! apa yang kamu alami " sela
ibunya , bi-hwa meluhat coa-keng lalu menunduk , sim-jungcu
yang melihat hal itu berkata , "keng-ji ! tolong temui tugas jaga
malam ini dan katakana untuk menemuiku " , coa-keng juga
merasa sedikit janggal dengan tatapan pacarnya ini namun
mendengar perkataan sim-jungcu dia mengangguk dan pergi
"hwa-ji ! sekarang ceritakanlah apa yang terjadi nak !?" , "ayah
..ibu , aku mengalami hal yang memalukan , semalam aku di
perkosa lu-kongcu saudara baru dari song-tichu " wajah kedua
orang tua itu menjadi merah dan marah namun kemudian
cemas lemas mendengar perkataan bi-hwa , "lalu kenapa
engakau menghilang seharian nak" ! tanya sim-hujin , "bu ..!
128 aku tidak berdaya dan sedih , aku diancam si bejat itu kalau
memberitahu ia akan menghancurkan desa ini , jadi saya pergi
keluar desa , "heh.. kenapa kamu pergi keluar desa , apa yang
mau kau lakukan hwa-ji !?" tanya ayahnya , "ayah ..ibu maafkan
aku , aku hendak mengakhiri hidupku namun digagalkan oleh
seseorang dan dia mau menghantaku kesini namun ketika
keng-ko muncul , pemuda itu hilang"
"aduh" hwa-ji janganlah engkau nekad anakku ! aduh
syukurlah ada inkong yang menolongmu hingga kami tidak
sengsara kehilanganmu nak " jerit ibunya sambil memeluk putri
satu-satunya itu , "ibu " aku malu dengan keadaanku ini ,
bagaimana pandangan keng-ko padaku jika hal ini ia ketahui " ,
" apa yang bisa kita lakukan koko !" tanya sim-hujin pada
suaminya , " hmh"berhadapan dengan keluarga song kita
hanya akan jadi bulan-bulanan terlebih orang she-lu yang jelas
sakti sehingga dapat memasuki rumah kita dan membuat
celaka anak kita " sahut sim-jungcu sedih dan iba dengan
ketidak berdayaan mereka , "lalu apakah kita akan sampaikan
kepada keng-ji tentang anak kita !?" , "ya .. kita akan sampaikan
! dan bagaimana nanti terserah reaksinya "
"urusan orang she-lu , biarlah aku yang tangani paman , dan
terbuka kepada orang yang harus tahu kebenaran suatu hal
yang bijaksana " suara terdengar jelas namun tidak ada
orangnya , "ah.. itu suara inkong ayah ! " sela bi-hwa dan
sampai lama hening tidak ada orang yang datang , "hmh" luar
biasa orang itu " kata sim-jungcu takjub "tapi kenapa dia tidak
129 muncul !?" sela sim-hujin , "dia telah menyelamatkan nyawa
anak kita sekaligus harga diri anak kita didepan keng-ji " ,
"maksud koko !" " tanya sim-hujin tidak mengerti , "dia
menyelamatkan anak kita dari kenakatan untuk bunuh diri dan
juga menyelamatkan harga diri anak kita yang mungkin jatuh
dimata keng-ji dan teman-temannya yang jika melihat anak kita
berduaan memasuki desa akan menimbulkan sangkaan yang
bukan-bukan " sim-hujin manggut-manggut mengerti
kwa-han-bu mengikuti coa-keng yang menemui petugas malam
, "paman ! , kalian dipangil paman sim untuk bertemu " katanya
ketika sudah sapai dipos yang dijaga tiga orang , "ada apa yah
!" " sela seorang dari mereka , "aku juga tidak tahu paman !"
"sahut coa-keng , "baiklah ! kami akan kesana ! " sahut mereka
serempak ., ketika mereka sedang berjalan mengarah kerumah
jungcu kwa-han-bu muncul , "sam-siok ! aku hendak kerumah
keluarga song , tolong tunjukkan dimanakah rumahnya " ,
"kamu siapa anakmuda !" " tanya mereka curiga , "siapa aku
nanti tanyakan paman saja kepada jung-cu " mendengar
perkataan itu seorang dari mereka menjawab , "kongcu berjalan
lurus kesana dan disimpang yang kelihatan itu kearah kiri dan
terus saja jalan itu diikuti dan nanti ketemu jembatan nah
diseberang jembatan itu ada rumah yang besar pagarnya
warna merah , itu rumah song-tichu " , "terimaksih paman "
sahut han-bu dan segera melangkah dan mengikuti jalan yang
digambarkan petugas jaga malam itu
130 kwa-han-bu mengendap diatas atap rumah song-tichu dan
disebuah kamar , dua orang sedang bercakap-cakap mesra ,
"eng-ko ! sudah satu minggu disini apakah kamu betah tinggal
dengan kami !?" , "tentu sayang , aku betah sekali disini terlebih
keberadaan kamu membuat hatiku sangat betah " , "kalau
begitu tinggallah disini dan eng-ko akan menjadi orang yang
kaya sebagai suamiku " , "urusan itu nanti saja jika pekerjaanku
sudah selesai " , apa sih pekerjaan itu eng-ko , sudah seminggu
engko disini namun tidak adapun yang dikerjakan kecuali
makan , minum dan mengikuti ayah menagih utang " , sela
song-bili manja dan merajuk , "hehehe" kok malah merajuk "
bujuk lu-eng , "habis.. ! eng-ko penuh rahasia " sahut bi-li manja
, "li-moi tugasku itu menyelidiki kedatangan seseorang , yang
jika sudah sampai disini aku akan kembali ke hanzhong " "lah
kenapa orang itu harus ditunggu kedatangannya apakah dia
orang besar sehingga perlu diketahui kedatangannya !?" , "dia
itu musuh li-moi , karena kami harus mempersiapkan pasukan
untuk menghadapinya " , "wah" satu orang dihadapi pasukan
!?" , "ya ..iya , jangan dikira walaupun seorang tapi dia itu sakti "
lalu kemudian suasana hening dan tidak lagi terdengar
percakapan selein dari desahan-desahan nafas yang memburu
kwa-han-bu melayang masuk kedalam kamar sambil melempar
lampu penerang hingga padam , dan dengan gerakan cepat
tangannya menghantam muka lu-eng yang terkejut dan tidak
siap dan sesaat tubuhnya sudah kaku dan dibawa terbang
keatas dan meninggalkan desa , "siapa kamu ! " bentak lu-eng
yang masih telanjang , , "pakai dulu baju kamu !" sahut kwa-
131 han-bu , lu-eng melihat baju yang diraihnya ternyata adalah
celana dan baju dalam bili yang dia raih , tak dapat tidak lu-eng
terpaksa memakai celana dalam yang kecil dan sebatas paha
lalu memakai baju dalam berwarna merah jambu , sambil
melipat lutut karena jengah dengan pakaiannya
ketika memperhatikan dengan baik tersirap darahnya dan
meremaang bulu tengkuknya bahwa yang menangkapnya
adalah im-yang-sin-taihap , "a..apa maksudmu membawa aku
kemari !" , "kamu telah berbuat zalim pada putri jungcu .
"plak..plak" dua tamparan tidak bisa dihindarkan lu-eng karena
cepatnya gerakan kwa-han-bu , kedua sudut bibir lu-eng
mengeluarkan darah dan dia marah bukan main , lalu ia nekat
menyerang han-bu , namun serangan nekat itu membuat dia
jadi bulan-bulanan pukulan han-bu dan pada akhirnya kedua
kakinya patah membuat ia menjerit setinggi langit saking
sakitnya "dua tanganmu akan selamat jika kamu menceritakan apa yang
kalian lakukan di hanzhong dengan kedatanganku , lu-eng
terkejut rahasianya telah diketahui , hatinya makin ciut , "cepat
jawab rencana apa yang ingin kalian lakukan untuk
menyambutku di hanzhong !" bentak kwa-han-bu , lu-eng
terdiam lama , kwa-han-bu meraih pundak lu-eng dan sedikit
meremas , lu-eng merasa sendi lengannya mau copot dan rasa
ngilu yang terperikan mendera urat syarafnya , "apakah kamu
tidak bersedia menceritakannya !" kata han-bu sambil
menambah kekutan remasannya , kiut miut muka lu-eng
132 menahan sakit namun ia tetap tidak menyerah dan "plok".trak"
terdengar sendi dan lengan itu terpisah , keluar air mata lu-eng
menahan sakitnya , kwa-han-bu tanpa bicara meraih bahu satunya lagi dan hendak
meremas namun lu-eng berkata , "ampun..apun akan aku
katakan " kwa-han-bu mengehentikan remasannya , "kami di
hanzhong mempersiapakan lima ratus pasukan untuk
menyambut kedatanganmu dan kekuatan itu akan dikerahkan
kepintu darimana anda datang " , "lalu kenapa kamu menunggu
saya didesa cubun !" " saya ditugasi memata-matai anda " ,
"hmh jadi dipintu gerbang yang lain tentu ada juga mata-mata "
, lu-eng mengangguk kwa-han-bu meninggalkan lu-eng yang sudah tidak berdaya ,
hanya tangan kanannya saja yang tidak patah , dia mencoba
menggeser tubuhnya untuk bersandar disebuah pohon untuk
melewatkan malam namun ia menderita sekali karena bajunya
tidak dapat menghalang dinginnya angina malam apalagi
ditengah hutan itu dan juga nyamuknya sangat banyak , karena
saking putus asanya lu-eng menghantam kepalanya sendiri
hingga pecah dan ia pun tewas , dan tujuannya menyelamatkan
sebelah tangannya adalah untuk mengakhiri hidupnya , karena
kalau sempat tangannya itu patah maka dia tidak akan
melakukannya , karena lebih mati daripada tersiksa tapadaksa
keesokan harinya kwa-han-bu berganti pakaian dan sabuk dan
kipasnya dia simpan dibuntalan , dia membuat penyamaran ,
dari ilmu pengobatan yang dia warisi dia mencari getah yang
133 kayu dan membuat penyamaran dengan getah itu dan hasilnya
sungguh luar biasa , matanya yang tajam pelupuknya tertarik
sehingga matanya jadi cipit , pipinya yang tadinya berlukuk
kokoh sekarang kempot sebelah , kemudian kwa-han-bu
membasuh wajahnya dengan air yang sudah dicampur dengan
getah daun sehingga mukanya nyaris kehijauan , muka itu jelek
dan tidak sedap dipandang , kwa-han-bu tersenyum sendiri
ketika melihat wajahnya di dalam air
kwa-han-bu berangkat memasuki kota hanzhong dan saat
memasuki kota keadaan yang terkesan genting dan penuh
siaga membuat suasana dalam kota tegang , akitvitas rumah
bordir dan pokoan terlihat sepi , kwa-han-bu mendatangi
sebuah pokoan yang dijaga dua orang tukang pukul , "sicu !
kenapa kota sepi !" apakah ada orang didalam , aku jauh-jauh
kesini ingin mengadu untung " kwa-han-bu berlagak urakan
laksana raja judi cari penantang , "pokoan buka hanya
setengah hari dan anda datang terlambat " , "wah" kenapa
bisa begutu , bukankah lam-kek-hek-te adalah kota yang
semarak dan gemerlap dunia yang aktivitasnya hidup dua puluh
empat jam !?" , "benar ! tapi karena saat ini tidak normal maka
Golok Sakti 1 Pendekar Kelana Karya Kho Ping Hoo Kisah Pendekar Bongkok 1
^