Pencarian

Bangau Sakti 13

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 13


n Lian Hwe Kwi, Meskipun aku sudah masuk menjadi anggota partai Thian
Liong, perjanjianku terhadap Siocia, aku tetap penuhi!"
Pek Yun Hui tersenyum. Tentang hadiah itu, aku sebetulnya tidak hiraukan, Tetapi
tentang menyembuhkan Suhengku, kau tak dapat
memungkirnya...." "Harap Siocia jangan kuatir jika kita telah dapat
menangkap Ban Lian Hwe Kwi itu, kita segera menolong
Suhengmu dulu," kata Si Tian Houw,
pada saat itu Kiok Goan Hoat, keempat iblis dari propinsi
Sucoan dan lain-Iainnya telah siap sedia menghadapi Tu Wee
Seng dan To It Kang. semenjak mereka datang, mereka tidak menghampirinya
lebih dekat lagi. Mereka tetap berdiri pada jarak satu depa
lebih jauhnya sambit mengawasi Souw Peng Hai yang telah
berhasil membujuk Si Tian Houw menggabungkan diri ke
dalam partai Thian Liong,
Souw Peng Hai menjadi reda setelah berhasil menarik Si
Tian Houw menjadi anggota partainya, Dengan toya besinya
di tangan ia bertindak menghampiri Tu Wee Seng, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata sambil tersenyum: Tu Heng betul-betul tajam
pendengarannya. semenjak kita berpisah di pegunungan Kwat
Cong San, hampir satu tahun telah lewat, dan kita baru
bertemu kali ini." Tu Wee Seng hanya menyengir, tetapi tidak menjawab.
-ooo0oooPara jago-jago silat bertempur untuk merebut Kura Sakti
Kiok Goan Hoat yang melihat sikap yang congkak dari Tu
Wee Seng menjadi naik darah, ia bertindak maju dan
membentak: Tu Heng! Kau betul-betul sombong! Apakah kau
tuli, atau sengaja tidak sudi menjawab?"
Tu Wee Seng belum menjawab, To It Kang telah
mendahuluinya: "Hei! Mengapa kau campur mulut"! Toakoku
harus berpikir sebelumnya dia menjawab, Apa-kah kau kira
hanya orang- orang dari partai Thian Liong dapat berbuat
sesukanya?" jawaban yang merupakan juga suatu tantangan itu tidak
dapat diterima oleh Kiok Goan Hoat yang berangasan ia
menerjang dan mengirim jotosannya,
To It Kang tidak mengegos, dengan cepat sekali kedua
tangannya menjaga dadanya, lalu tangan kirinya menangkis
jotosan itu, karena mereka menjotos dan menangkis dengan
sekuat tenaga, maka angin yang keluar dari jotosan dan
tangkisan itu telah menghembus tanah, Ketika Kiok Goan
Hoat hendak menyerang lagi, Souw Peng Hai merintangi, ia
berkata kepada Tu Wee Seng: Tu Heng dan To Heng telah
datang tergesa-gesa ke puncak Ngo Houw Leng malam ini,
sebetulnya ada urusan apakah?"
"Jika Souw Hai boleh datang ke sini, apakah kami tidak
boleh datang?" jawabnya Tu Wee Seng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai tersenyum, dan berkata lagi: "Hanya aku
merasa heran mengapa Tu Heng selalu membayangi jejak
partai Thian Liong?"
"Souw Heng pandai bicara," kata Tu Wee Seng, "Souw
Heng telah berhasil membujuk Si Tian Houw menjadi anggota
partai Thian Liong dengan suatu maksud yang tersembunyi
Tetapi kali ini Souw Heng tak dapat bergembira, karena
keadaan sekarang ini lain daripada keadaan di pegunungan
Kwat Cong San setahun berselang. Ketika itu orang-orangnya
partai Thian Liong berjumlah banyak, Kali ini, banyak jagojago silat dari kalangan Bu Lim telah datang ke pegunungan
ini, Ha! Ha! Ha!" Souw Peng Hai juga tertawa gelak-gelak dan berkata:
"Sebetulnya hari untuk partai Thian Liong mengundang jagojago silat dari kesembilan partai yang terkenal kelak akan tiba,
Jika malam ini jago-jago silat dari kesembilan partai itu sudah
datang ke sini, kita dapat menguji ilmu silat kita di tempat ini,
bukan?" Sambil bicara ia mengawasi wajahnya Pek Yun Hui.
Tetapi Pek Yun Hui tidak mengutarakan sikapnya, ia agaknya
tidak menghiraukan mereka semua!
Tu Wee Seng berkata lagi: "Souw Heng mempunyai
maksud mengundang para jago silat dari sembilan partai
untuk mengadu silat" Partai Hoa San sangat gembira jika turut
diundang, Tetapi kedatangan kami malam ini bukannya untuk
menguji itm silat, hanya untuk menjumpai Si Tian Houw dan
berunding dengan dia. Akan tetapi aku kuatir dia tak dapat
menyetujui...." Souw Peng Hai memotong pembicaraan itu dengan
tegurannya: "Saudara Si telah menjadi anggota partai Thian
Liong, dan aku berhak menanya urusan apakah Tu Heng ingin
rundingkan dengan dia, dan aku dapat mempertimbangkan."
"Ai!" mengejek Tu Wee Seng. "Hm, kau betul-betul licin!"
Tu Wee Seng mengejek "Bukankah kau dan orang-orang
partai Thian Liong datang ke sini dengan maksud merampas
Ban Lian Hwe Kwi?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul!" jawab Souw Peng Hai. "Bukankah kau dan
Suteemu pun bermaksud serupa juga?"
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Tu Wee Seng, "Maka mengapa kita
harus bertarung mati-matian sekarang untuk orang lain yang
memperoleh hasilnya?"
Souw Peng Hai berpikir sejenak, lalu menanyai "Apa-kah
Tu Heng mempunyai pendapat yang baik untuk memecahkan
persoalan memperebutkan Ban Lian Hwe Kwi?"
"Menurut pendapatku," jawab Tu Wee Seng, "Untuk
sementara kita harus kesampingkan permusuhan kita,
sekarang kita harus bersama-sama menangkap Ban Lian Hwe
Kwi itu." "Dan setelah Ban Lian Hwe Kwi didapatkan, kita baru
saling bertarung" Dan yang menang berhak memiliki kura
sakti itu?" tegur Souw Peng Hai.
"Bukan demikian maksudku," kata Tu Wee Seng, "Kita
bertarung untuk menguji ilmu silat kita dalam tiga..."
Ia belum habis menjelaskan tiba-tiba terdengar suara
tertawa dan segera terlihat beberapa orang mendatangi
Souw Peng Hai menoleh dan melihat tiga orang. Orang
yang di tengah bertubuh kecil dan pendek, berpakaian putih,
tali pinggangnya berwarna merah, mukanya kurus perok,
tetapi mulutnya luar biasa besarnya, matanya yang sipit
berkesap-kesip, hidungnya pesek dan jenggotnya pulih serupa
jenggot kambing gunung, Tetapi kedua orang yang berdiri di
kiri dan kanannya bertubuh tinggi besar, pakaiannya serba
putih, ikat pinggangnya merah, tetapi tidak berjenggot
Pek Yun Hui yang juga telah melihat ketiga orang itu
berpikir: "Siapakah mereka ini" Mukanya sangat
menyeramkan!" Tetapi Tu Wee Seng setelah melihat mereka itu lantas
berkata sambil tertawa gelak-gelak: "Aha, pemimpin partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat Swat San juga telah datang mengajak kedua Suteenya!
Souw Heng, lihatlah! Aku tidak berdusta!"
Souw Peng Hai tidak gentar ia mengawasi mereka, lalu
mengejek: "Rupanya pertemuan malam ini akan menjadi
ramai, Mungkin juga semua jago-jago silat dari kesembilan
partai silat yang terkenal akan datangi berkumpul di puncak
Ngo Houw Leng ini!" Lalu ia mengawasi Pek Yun Hui, tetapi
sebetulnya ia menjadi agak gelisah, karena jika usahanya
tertunda, ia kuatir usaha itu akan gagah
Lagi pula kabar tentang partai Thian Liqng akan
mengundang semua jago-jago silat dari sembilan partai untuk
mengadu ilmu silat telah lama tersiar, dan kabar itu dipandang
oleh para jago jago silat sebagai tantangan, karenanya
mereka menjadi mengambil sikap bermusuhan terhadap partai
Thian Ljong. Jika betul-betul para jago-jago silat sembilan
partai telah datang, ia tak dapat melawan mereka, karena
hanya Kiok Goan Hoat dari bendera hitam yang telah datang,
disamping empat iblis, Sao JCong Gie dan Si Tian Houw.
" Aku dapat gempur orang-orang dari partai Hoat San dan
Swat San sekarang sebelumnya jago-jago silat dari lain-lain
partai datang," pikir SouwJPeng Hai, "Tetapi aku kuatir Pek
Yun Hui membantu raereka!"
Lalu si pendek, pemimpin partai silat Swat San, berkata
ambil mengurut-urut jenggotnya: "Aku dan kedua Suteeku
sudah lebih 10 tahun tidak datang ke daerah daeratan, tengah
ini, dan tidak jelas akan perubahan perubahan pada dewasa
ini. Tetapi aku pernah mendengar tentang berita partai Thian
Liong akan mengundang semua jago-jago silat dari sembilan
partai silat untuk mengadu silmu si!at..,. Ha! Ha! Ha! Orang
yang mengundang itu betul-betul bernyali besar, dan aku
kagum Aku yakin pertandingan itu akan hebat dan ramai
daripada pertandingan di atas gunung Sao Sit Hong pada 300
tahun berse!ang...."
Kiok Goan Hoat yang berangasan menjawab: "Saudara
Teng, lebih baik jangan sebut-sebut tentang adu silat di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pegunungan Sao Sit Hong pada 300 tahun berselang.
Meskipun aku tidak menyaksikan akan tetapi dari berita yang
tersiar di kalangan Kang-ouw, hasil daripada pertandingan itu
membuktikan bahwa partai silat Hoa San, Tiam Cong dan
Kong Tong segera disisihkan hanya dalam babak pertama,
Apakah partai Thian Liong akan mengundang partai Swat San
atau tidak, ini juga masih belum dapat dipastikan Saudara
Teng menyebut-nyebut pegunungan Sao Sit Hong dan
sembilan partai silat lainnya sebetulnya bagi kami partai Thian
Liong tidak ada artinya, karena dipandang mata kami, partai
silat Swat San sudah tidak ada di kalangan Kang-ouw!"
Ejekan yang pedas itu bukan saja membikin orang-orang
dari partai Swat San menjadi murka, bahwa orang-orang dari
partai Hoa San juga tersinggung,
Lalu dua Sutee dari pemimpin partai Swat San bertindak
maju satu langkah menghadapi Kiok Goan Hoat, agaknya
hendak menyerang, Kiok Goan Hoat segera mengumpulkan tenaga da-lamnya,
siap bertempur melawan dua orang itu. Sao Kong Gie juga
maju dan berdiri di sampingnya Kiok Goan Hoat, ia
mengawasi kedua orang itu sejenak, lalu ia menjadi terkejut ia
berpikir "Di dalam ilmu silat sering terjadi dua orang bersamasama menyerang lawannya, atau yang satu menyerang dan
yang lain menangkis, Misalnya empat iblis dari propinsi
Sucoan yang bertempur dengan berempat menggunakan
siasat penjagaan empat penjuru." Tetapi dua orang dari partai
Swat San ini yang sedang mengumpulkan tenaga dalamnya
rupanya akan menyerang atau bertempur dengan siasat
lain...." Tiba-tiba orang yang berdiri di sebelah kiri menyerang
dengan jurus Tian Goa Lai In atau Awan Menghembus dari
balik angkasa, Kiok Goan Hoat sudah siap, ia sambut tinju
kanan lawannya itu dengan satu dongkrakan ke atas dengan
lengan kirinya, Sao Kong Gie tidak bergerak, ia mengawasi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lawan yang berdiri di sebelah kanan. Tetapi lawan itu juga
tidak bergerak ia hanya berdiri menyaksikan saudara
seperguruannya menyerang dan bertempur melawan Kiok
Goan Hoat. Pada saat itu, Pek Yun Hui, Sam Sou Lo Shi, Souw Per4
Hai, Tu Wee Seng, To It Kang, empat iblis dari propinsi
Sucoan, dan pemimpin partai Swat San si pendek sudah
mengurung kedua orang yang sedang bertarung, pertempuran
makin lama makin hebat Kiok Goan Hoat sudah menggunakan
semua tenaganya untuk menjatuhkan lawannya selekas
mungkin, dan terlihat ia menyerang lawannya dengan kedua
tinjunya bertubi-tubi, dan tiap-tiap jotosan atau pukulan
seolah-olah martil besi hebatnya, Lawannya rupanya hanya
dapat menangkis atau berkelit, tetapi ia sedang menanti suatu
lowongan untuk mengirim pukulan-mautnya. siasatnya itu
dilihat oleh Pek Yun Hui, Souw Peng Hai dan Tu Wee Seng.
Orang dari partai Swat San sedang menggunakan siasat
meletihkan lawan, dan setelah pertempuran berjalan tiga
puluh jurus, Kiok Goan Hoat kelihatan mulai letih.
Tu Wee Seng mengangkat toya bambunya dan berkata
kepada pemimpin partai Swat San sambil tertawa: "Teng
Heng, ilmu silat Suteemu banyak maju, Aku harus memberi
selamat kepadamu!" Si pendek menjawab sambil tersenyum: Tu Heng
terlampau memuji!" Tetapi.,.." Tu Wee Seng melanjutkan, "Aku pernah dengar
bahwa kedua Suteemu itu biasanya bertarung bersama-sama,
dan siasat itu selalu membawa hasil, Aku merasa sangat
beruntung jika aku dapat menyaksikan mereka sekarang
bertarung dengan siasat itu."
Dengan ketus si pendek menjawab: Tu Heng sangat
cerdik, Kau mendesak kedua Suteeku bertarung sampai letih,
dan kemudian kau yang rebut hasilnya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng tidak berubah wajahnya, dan ia terus
berkata: "Dugaan kau itu sangat menyinggung. Aku tak
mempunyai maksud yang demikian kejinya.
Si Tian Houw mengawasi keadaan di sekitarnya, dan ia
berkata kepada diri sendiri: "Ai, jika terus begini, usahaku akan
menjadi gagal:" Pek Yun Hui setelah mendengar ucapan si pendek,
berpikir: "Ucapan si pendek itu betuL Tu Wee Seng
menghendaki orang-orang lain bertarung sampai letih atau
terbunuh, kemudian dia dapat mengambil hasilnya, jika dua
orang saja bertarung demikian lamanya, sampai kapan baru
akan selesai bila semua jago-jago silat ini bertempur" Apabiia
penundaan terlampau lama, aku khawatir Bee Kun Bu akan
terlambat dito!ong! Aku harus berusaha menghentikan
pertempuran ini!" Lalu dari dalam kantong bajunya ia ambil tiga biji besi kecil
yang mirip telor burung. ia kerahkan tenaga dalamnya untuk
menyerang dan menghentikan kedua orang yang sedang
bertarung itu, tiba-tiba si pendek membentak: "Berhenti!" dan
ia loncat maju memisahkan Kedua orang itu terpental dua
langkah ke belakang, Lalu dengan mengawasi Tu Wee Seng
dan Souw Peng Hai. Ia mengejek: "Pertempuran mereka mungkin makan
banyak waktu, Lagi pula di sini bukannya tempat yang cocok
untuk menguji ilmu silat Menurut pendapatku, pertarungan kali
ini kita tangguhkan dulu, Aku yakin bahwa kalian telah datang
ke sini bukannya untuk mengadu silat tapi maksud yang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebenarnya ialah untuk menangkap Ban Lian Hwe Kwi
Bagaimanakah pendapat kalian jika kita pergi menangkap Ban
Lian Hwe Kwi itu dulu, dan kemudian kita bertempur lagi untuk
menentukan siapa yang berhak memiliki Ban Lian Hwe Kwi
itu?" Selagi Souw Peng Hai berpikir, Tu Wee Seng telah
menjawabnya: "Pendapatmu itu cocok dengan pendapat-ku.
Setelah Ban Lian Hwe Kwi tertangkap, kita masih mempunyai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
banyak waktu untuk menguji ilmu silat kita, dan juga untuk
menentukan Ban Lian Hwe Kwi itu milik siapa."
Souw Peng Hai tersenyum dan berkata: "Jika kedua
saudara setuju diatur demikian aku juga tak dapat
menolaknya, Akan tetapi Ban Lian Hwe Kwi itu adalah suatu
binatang yang sangat ganjil, dan sukar ditangkapnya, Apakah
kedua saudara dari partai Hua San dan Swat San ada jalan
untuk menangkapnya?"
pertanyaan itu membikin kedua pemimpin partai Hua San
dan Swat San tereengang, mereka tak dapat menjawab,
Ketika mereka semua menuju ke puncak Ngo Houw Leng,
mereka telah mengambil keputusan untuk bersembunyi
mengamat-amati atau mengintai gerak-gerik-nya Si Tian
Houw, setelah kura sakti tersebut ditangkap oleh Si Tian
Houw, mereka akan datang menyerang dan merampasnya,
Tetapi setelah Souw Peng Hai berhasil membujuk Si Tian
Houw menjadi anggota partai Tian Liong, siasat untuk
memperoleh Ban Lian Hwe Kwi dari kedua partai Hua San dan
Swat San itu dengan sendirinya berubah,
Melihat mengetahui mereka tidak menjawab, Souw Peng
Hai tersenyum dan berkata: "Menurut pendapatku pada
dewasa ini hanya seorang yang dapat menangkap kura sakti
itu. Dia telah mempelajari menyelidiki dan memperhatikan
jejak, gerak-gerik dan sifatnya kura itu selama lima belas
tahun lebih. Orang itu ialah Si TianHouw, Jika kalian ingin
menangkap Ban Lian Hwe Kwi, kalian harus lupakan
kedudukan kalian sebagai pemimpin, untuk turut petunjuknya
Si Tian Houw." ia berhenti, menanti jawaban,
Tu Wee Seng berkata, suaranya agak keras: "Souw Heng
bicara dengan beralasan Tetapi aku masih ada satu usul.
Mendengar dan mentaati perintah Si Tian Houw tidak sukar,
tetapi jangka waktunya harus dibatasi sampai kura sakti itu
tertangkap, Setelah kura sakti tertangkap, tentang hak milik
dari kura sakti itu, kita harus rundingkan sekarang juga untuk
menghindarkan hal-hal yang kita tidak ingini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak, "Tu Heng ada usul
apakah" Aku si tua bangka tentu turul!" jawabnya, Tu Wee
Seng tersenyum lebar karena merasa ia dihargai oleh
pemimpin partai Thian Liong, dan ia melanjutkan "Menurut
pendapatku setelah kura sakti itu tertangakp, kita taruh kura
sakti itu di suatu tempat, dan kita semua akan bersuaha
merebut nya. Orang yang berhasil merebutnya akan menjadi
pemiliknya....H Lalu ia menghadapi si pendek dan menanyai
Teng Heng, bagaimana pendapatmu tentang usulku ini"
Si pendek tersenyum dan menjawab: "Usul Tu Heng bagus
sekali, aku setujuiM Souw Peng Hai berkata: "Jika demikian, kita dapat....M
Tiba-tiba Pek Yun Hui memotong pembicaraan mereka itu dan
berkata: "Jika usul itu dilaksanakan berarti tiap-tiap orang
berhak merebut kura sakti itu." Lalu ia mengawasi Si Tian
Houw. Si Tian Houw mengejek: "lngat, Pek Siocia, Kau masih
harus mendengar perintahku lima hari lagi, Aku masih boleh
perintah kau mengusir orang-orang dari partai Swat San dan
Hoa San...." "Jangan khawatir aku salah janji," jawab Pek Yun Hui
dengan gemas. "Aku hanya ingin melihat bagaimanakah kau
jaga dirimu setelah lima hari ini lewat!"
Ti Kian Su Seng tertawa mendengar jawaban itu, Lalu ia
mengawasi Ju Wee Seng dan si pendek, pemimpin partai Siat
San. Dengan bereemooh ia berkata kepada mereka: "Malam
ini kedua pemimpin akan menuruti perintahku, Aku khawatir
jika hal ini tersiar di kalangan Kang-ouw, nama dari kedua
pemimpin akan tereemar!"
"Seorang yang bersifat jantan dapat bersikap lunak, dan
juga dapat bersikap keras, Soal demikian bagi kami tak
berarti," jawab Tu Wee Seng,
"Jadinya Tu Heng sudi mendengar perintahku?" mengejek
Si Tian Houw, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku hanya menuruti kehendakmu untuk menangkap Ban
I^ian Hwe Kwi/Setelah kura sakti itu tertangkap, kau menjaga,
diri!" jawab Tu Wee Seng dengan ketus,
Sambil menghadapi Teng Lee (si pendek), Si Tian Houw
menanya lagi dengan nada menyindir "Dan Teng Heng juga
sudi mendengar perintahku?"
Teng Lee menjawab dengan menyengir "Kau jangan
terlampau gembira sekarang. Setelah Ban Lian Hwe Kwi
tertangkap, kau lihat saja!"
Si Tian Houw yang pintar dan busuk itu lalu me^
mandangkan matanya ke sekitarnya ia berkata kepada semua
orang dengan suara yang kexas: "Sekarang sudah hampir jam
dua, dan Ban Lian Hwe Kwi itu segera akan keluar dari
Jobangnya, Tu Heng, kau boleh ajak saudara To It Kang
menjaga di sebelah kiri dari lereng gunung!" Dengan sikap
ragu-ragu Tu Wee Seng mengajak saudara angkatnya berlalu
untuk menjaga di sebelah kiri dari lereng gunung, menuruti
petunjuknya Ti Kian Su Seng.
Lalu Ti Kian Su Seng menghadapi Teng Lee dan
memerintahkannya: "Teng Heng, kau harus bawa kedua
Suteemu pergi menjaga di sebelah kanan dari lereng gunung
ini!" Teng Lee yang belum pernah diperintah orang lain, dan
yang biasa memerintah orang merasa gusar mendapat
perintah Si Tian Houw itu, ia menjawab: "Mengapa kau harus
bicara demikian kasarnya" Kau hanya memberitahukan kami
apa yang kami harus lakukan, tetapi jangan menyuruhnya
seperti! seorang jenderal demikian kasar!" Lalu dengan
mendongkolnya ajak kedua Sutenya berlalu untuk
melaksanakan petunjuk Ti Kian Su Seng.
Setelah mereka berlalu, Si Tian Houw menjerit: "Hei kalian
harus bertindak menurut petunjukku, jangan sekali-kali
bertindak sendiri!" lalu ia berkata kepada Souw Peng Hai
sambil tersenyum: "Kio Cu (Pemimpin), ayolah kita turun ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalam lembah. Suhengku Ciu Kong Liang, sudah menunggu di
bawah lembah.!" Souw Peng Hai yang sudah mulai menaruh kepereayaan
kepada Si Tian Houw menjawab: "Kali ini kau yang memimpin,
Kau hanya katakan apa yang kami harus lakukan."
Si Tian Houw tersenyum, lalu memimpin rombongan itu
turun ke dalam lembah, dan yang berjalan paling belakang
adalah Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie.
Di pihak Tu Wee Seng dan Teng Lee terpaksa menuruti
petunjuknya Si Tian Houw terus berjalan dengan perasaan
masgul, mereka bertekad bulat untuk membikin perhitungan
setelah Ban Lian Hwe Kwi tertangkap.
Untuk membuyarkan kesepian Souw Peng Hai berkata
kepada Si Tian Houw. "Tu Wee Seng dan Teng Lee, dua
pemimpin dari dua partai silat yang terkenal telah menuruti
petunjukmu jika hal ini tersiar di kalangan Kang-ouw, maka
partai Thian Liong kita menjadi lebih dikagumi Hanya aku
khawatir mereka akan membikin perhitungan terhadap kau."
Setelah menempuh dua-tiga lie, mereka harus turun ke
satu lembah yang curam dan sempit Si Tian Houw yang jalan
paling depan tiba-tiba loncat turun ke atas suatu birai yang
hanya dua-tiga kaki lebarnya. Baru saja ia berdiri, ia merasa
hembusan angin. ia menoleh dan melihat Tu Wee Seng dan
To It Kang menghampiri dari sebelah kiri, dan Tu Wee Seng
juga telah datang dari sebelah kanannya diikuti oleh kedua
Suteenya, Mereka hanya terpisah dua kaki jauhnya, dan jika
mereka ingin membunuh Si Tian Houw, mereka dapat lakukan
dengan mudah sekali hanya satu pukulan atau satu totokan.
Si Tian Houw bergerak mundur setindak, memepet di
lereng gunung, tetapi Teng Lee segera maju setindak dengan
kedua jari tangan kanannya ditandaskan di punggungnya
sambil membentak: "Ha! Si Tian Houw! Apakah yang kau
hendak perbuat" Apakah kau mau mati sekarang?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebelumnya Si Tian Houw membuka mulut, Tu Wee Seng
telah menghampiri Teng Lee dan berbisik: Teng Heng, kita
harus bertindak waspada! Apakah Teng Heng dan kedua
Suteemu dapat melawan orang-orangnya partai Tian Liong
jika kau bunuh mati dia" Kita sudah berjanji menuruti
petunjuknya dan sebagai laki-laki, kita harus pegang janji kita
itu! Ingat, maksud kita ialah memperoleh Ban Lian Hwe Kwi,
Setelah itu terserah kepada Teng Heng!"
Teng Lee menjawab, suaranya rendah: Tu Heng yang
memimpin partai Hua San, mustahil dapat menerima hinaan
jahanam ini dengan sikap yang disengaja untuk mengejek
kita" Aku, Teng Lee, sebetulnya tak dapat tahan lagi!"
Teng Heng, meskipun demikian, kau harus bersabar agar
kita berhasil menangkap Ban Lian Hwe Kwi!" Tu Wee Seng
membujuk Teng Lee segera bertindak mundur dua langkah, Pada
saat itu Si Tian Houw berusaha loncat ke kiri untuk keluar dari
kepungan, tetapi ia ditahan oleh toya bam-bunya Tu Wee
Seng, dan segera dicengkeram oleh Teng Lee. Untuk
menghindarkan Si Tian Houw dari cengkeraman mautnya
Teng Lee, To It Kang menangkap dengan jurus Lan Kang Cai
To atau Membendung Arus Sungai Yang Deras, Dengan
kesempatan itu, Si Tian Houw loncat keluar tujuh-delapan kaki
jauhnya, Ketika itu Souw Peng Hai( Kiok Goan Hoat, Sao Kong Gie
dan empat iblis sudah tiba dan menjagal Si Tian Houw,
Mereka menjadi gusar karena Si Tian Houw diserang, dan jika
Souw Peng Hai memberikan perintah, mereka semua akan
menyerang, Tetapi Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan
berkata: Teng Heng, ilmu tinju-mu betul-betul lihay! Tetapi mengapa
lekas-lekas menjadi gusar, dan tidak menaruh kepereayaan
kepada orang lain sedikitpun" Bukankah Teng Heng telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berjanji menuruti petunjuk Si Tian Houw sebelumnya Ban Lian
Hwe Kwi tertangkap?"
Teng Lee yang telah digeprak lengannya oleh To It Kang
masih merasa sakit, dan jika ia tidak memiliki ilmu tenaga
dalam, mungkin ia telah terjungkal seketika! Dengan
geprakannya To It Kang, ia mulai insyaf bahwa ia menghadapi
jago-jago silat yang tidak enteng, Dengan menahan amarah
dan masgulnya ia menjawab: "Aku hanya memperingatkan dia
jangan bertindak curang, Jika aku sungguh-sungguh hendak
memukulnya, dia sudah menjadi mayat. Ia menoleh kepada
To It Kang dan berkata. Tadi aku digeprak dengan seorang
jago silat entah dengan jurus apa. Aku kagumi jago itu
To It Kang sendiri pun merasa terperanjat karena ia yakin
ia hanya menggeprak lengan yang hendak mencengkeram Si
Tian Houw, dan tidak bermaksud melukainya, ia pun merasa
heran mengapa Teng Lee terdampar mundur, ia mengawasi
Souw Peng Hai, tetapi Souw Peng Hai berkata. "Aku juga
telah melihat bahwa Teng Heng terdampar mundur, tetapi itu
bukannya perbuatanku!" Lalu ia menoleh mengawasi Pek Yun
Hui. Tu Wee Seng berkata untuk mempereepat usaha mereka
menangkap Ban Lian Hwe Kwi. "Sekarang bukan waktunya
untuk kit merebut jasa, jika kita terus menerus bertengkar,
mungkin kura sakti itu tak dapat ditangkap. Si Tian Houw!
Ayo,pimpin kami ke tempat Ban Lian Hwe Kwi!"
Si Tian Houw yang nyaris dari cengkeram maut, lalu
berjalan lagi, diikuti oleh semua orang. Setelah mereka
berjalan dua lie jauhnya, ia berhenti dan bersiul dua kali.
Kemudian dari belokan sebelah kanan lereng gunung yang
curam itu berjalan keluar Ciu Kong Liang.
Melihat Si Tuan Houw menghampiri Ciu Kong Liang dan
berbisik: "Aku telah masuk menjadi anggota partai silat Thian
Liong." "Ha! Mengapa?" tanya Ciu Kong Liang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil menghela napas Si Tian Houw menjelaskan. "Aku
pun tidak mengetahui bagaimana rahasia tentang Ban Lian
Hwe Kwi tersiar di kalangan Kang-ouw. Mereka yang
mengikuti aku itu semuanya pemimpin-pemimpin dari partai
silat yang terkenal pada dewasa ini dan memiliki ilmu silat
yang sangat tinggi. Kita berdua tak dapat melawan mereka!
Di belakangku, di samping Souw Peng Hui dan Teng Lee
dari partai Swat san. Jago-jago silat dari Hoa san dan Teng
Lee dari partai Siat san. Jago-jago silat dartai silat lainnyapun
mungkin sudah berada di pegunungan ini. Jika aku tidak
masuk partai Thian Liong, kita Ti Kian Su seng tak dapat
melawan mereka." "Jadinya susah payah kita menjagai Ban Lian Hwe Kwi
selama lima belas tahun sia-sia belaka?" kata Ciu Kong Liang
dengan masgul. "Tetapi sebelumnya aku menjadi anggota partai Thian
Liong. Souw Peng Hai telah menjamin bahwa setelah kita
tangkap Ban Lian Hwe Kwi, hak mengaturnya masih tetap di
dalam tangan kita." Kata Si Tian Houw.
"Tetapi hati orang sukar diselami. Apakah kau kira urusan
ini hanya dapat diatur begitu saja?" tegur Ciu Kong Liang.
Ucapan terakhir dari Ciu Kong Liang dapat didengar Souw
Peng Hai yang segera berkata: "Aku telah hidup lebih dari
setengah abad, tetapi aku belum pernah salah janji atau
melanggar sumpah! Aku harap kau jangan ragu-ragu terhadap
janjiku!" "Betul!" kata Si Tian Houw kepada saudara angkatnya lagi.
"Souw Cong Piauw Tou (Pemimpin partai) lebih hargai orangorang yang berbakat daripada harta benda. Dia tak akan
menilap kita." Lalu dengan air mata berlinang ia membujuk Ciu
Kong Liang. "Kita berdua sudah menjadi saudara, bahkan
melebihi saudara kandung. Aku pun minta kau
menggabungkan diri menjadi anggota partai Thian Liong!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ciu Kong Liang berpikir, rupanya sedang
mempertimbangkan usul itu. Tetapi Souw Peng Hai berkata:
"Aku si tua bangka pernah dengar Ciu Heng. Jika Ciu Heng
suka menggabungkan diri ke dalam partai Thian Liong, aku
segera memerintahkan semua cabang-cabang partai Thian
Liong membikin pesta merayakan peristiwa yang
menggembirakan ini!"
Kiok Goan Hoat menyambung: "Ciu Heng tak usah banyak
pikir Banyak jago-jago silat yang sekarang tidak
menggabungkan diri ke dalam suatu partai silat sering-sering
diperlakukan sewenang- wenang oleh sembilan partai silat
yang terkenal Souw Piawu Tou membentuk partai Thian Liong
bukan dengan maksud mengangkat diri atau mencari nama,
tetapi untuk membela jago-jago silat yang terombang-ambing.
Ciu Heng yang telah lama berkecimpungan dikalangan Kangouw pasti telah mengalami perlakuan yang menjemukan itu,
bukan?" Ciu Kong Liang masih bersikap ragu-ragu. Souw Peng Hai
berkata: "Jika Ciu Heng kini masih belum dapat mengambil
keputusan, tunggu nanti setelah kita berhasil menangkap Ban
Lian Hwe Kwi, Ciu Heng dapat mempertimbangkan lagi untuk
mengambil keputusan."
Ciu Kong Liang mengangguk dan menjawab: "Baiklah.
sekarang yang penting ialah menangkap Ban Lian Hwe Kwi,
Menurut pengalamanku selama lima belas tahun tahun, kura
sakti itu sangat tajam perasaannya. Aku kuatir dia telah
mendapat firasat, dan tak akan keluar!"
peringatannya itu berhasil menghentikan pereakapan, dan
semua mata ditujukan kepada Ciu Kong Liang,
ia berdehem dua kalt, dan segera suasana menjadi sunyi
senyap Iagi. Si Tian Houw yang mengetahui habis watak
saudara angkatnya, dan karena kuatir orang lain salah paham,
segera berkata kepada semua orang: "Karena saudara
angkatku belum menjadi anggota Thian Liong, aku setelah
memperoleh persetujuannya Souw PiauW Tou, dan juga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kedua pemimpin partai Hua San dan Swat San, masih menjadi
pemimpin dalam usaha menangkap Ban Lian Hwe Kwi!"
"Betul!" kata Souw Peng Hai. "Aku kira Tu Heng dan Teng
Heng pun masih ingat janji untuk menuruti petunjuk Si Tian
Houw!" Kedua pemimpin partai itu tidak menjawabnya, Me-reka
hanya mengawasi sikap Si Tian Houw terhadap Ciu Kong
Liang, Ciu Kong Liang cabut pedangnya dan dengan suara agak
keras berkata: "Kalian boleh pereaya kepadaku, dan aku
segera memimpin kalian ke lobang Ban Lian Hwe Kwi!"
Tu Wee Seng berkata: "Seorang laki-laki sekali keluarkan
omongannya tidak akan ditarik kembali Dalam urusan
menangkap Ban Lian Hwe Kwi ini, kau masih tetap menjadi
pemimpin!" Si Tian Houw menjenguk ke bawah dan berkata: "Menurut
penyelidikanku selama beberapa hari belakangan ini, jagojago silat yang telah datang ke pegunungan ini bukan terbatas
dari orang-orangnya partai Hua San dan Swat San. Aku taksir
sudah datang juga orang-orang dari lima partai silat lainnya,
dan mereka mungkin sedang bersembunyi mengintai gerakgerik dan jejakku, Mungkin juga mereka sudah pasang
perangkap untuk menjebak aku dan merampas Ban Lian Hwe
Kwi, Kita telah berjanji juga bahwa setelah Ban Lian Hwe Kwi
ditangkap, kita harus mengadu ilmu silat untuk menetapkan
hak milik dari kura sakti itu. Tetapi jika kita menjadi letih
setelah bertarung bukankah usaha atau jerih payah kita sia-sia
belaka?" Tu Wee Seng mengerutkan kening dan berkata: "Ya, soal
itu kita harus rundingkan
"Tidak usah!" Teng Lee memotong. "Perjanjian semula kita
harus laksanakan, tak dapat dirubah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si Tian Houw naik darah, ia membentak: "Kau betul orangorang yang tidak dapat pereaya orang! Jika mengetahui ada
bahaya menunggu, mengapa kita harus bertindak
semberono?" "Kau mempunyai siasat apakah untuk menghindarkan
bokongan?" tanya Teng Lee yang wataknya berangasan dan
semberono. "Menurut pendapatku." Kata Si Tian Houw. "Mengadu silat
untuk menetapkan hak milik atas kura-kura sakti itu kita dapat
undurkan beberapa hari. Sekarang kita semuanya harus
berserikat untuk menghadapi musuh."
Tu Wee Seng dan Teng Lee mengetahui bahwa siasat itu
hanya menguntungkan partai Thian Liong! Akan tetapi pada
ketika itu mereka tidak mempunyai lain daya, dan siasatnya Si
Tian Houw dapat dianggap yang terbaik pada ketika itu.
Mereka segera setujui usulnyaSi Tian Houw.
Dengan persetujuan kedua pemimpin itu. Ti Kian Suseng
menjadi redaa, dan ia yakin dengan berserikat, musuh yang
akan menyergap akan digempur. Ia tersenyum dan berkata:
"Jika kedua pemimpin dapat melihat faedahnya siasatku,
akupun berterima kasih."
Lau ia tegur Ciu Kong Liang. "Toako, apakah semua
barang untuk menangkap Ban Lian Hwe Kwi telah disiapkan?"
"Semuanya sudah siap sedia!" jawab Ciu Kong Liang.
Si Tian Houw menghadapi Tu Wee Seng dan memberikan
petunjuk: "Tu Heng, harap kau ajak Suteemu menjaga sebelah
kiri. Lembah yang sempit dan curam ini meskipun sukar
dicapai, akan tetapi aku khawatir kita diserang oleh para jagojago silat dari partai lain!"
Tu Wee Seng segera mengajak To It Kang pergi ke
sebelah kiri dari lereng gunung yang curam itu, dan berhenti
lebih kurang lima belas depa jauhnya, ia berpikir "Lembah
yang sempit dan curam ini dilingkari oleh semak belukar yang
lebat sekali, Meskipun di waktu siang hari, kita tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melihat orang yang bersembunyi diantara semak belukar ini.
Untuk keselamatan lebih baik aku menyelidiki dulu!"
Lalu ia berbisik kepada To It Kang dan memberitahukan
pendapatnya tentang semak belukar yang lebat itu, dan
maksudnya untuk menyelidiki apakah ada orang lain yang
sedang bersembunyi -ooo0oooMenangkap Kura Sakti dengan siasat yang cerdik
Dengan cepat Teng Lee juga telah tiba di lembah yang
sempit itu. Meskipun ia telah berkali-kali diejek, akan tetapi ia
harus mentaati janjinya, "Jika kura sakti tidak melalui jalan ini,
apa gunanya kita menyelidiki dan memeriksa tempat ini?" kata
ia kepada Tu Wee Seng dengan suara keras.
"Betul juga! Mungkin Si Tian Houw sengaja mempersulit
kita," kata Tu Wee Seng.
"Lembah yang sempit ini lebih dari sepuluh lie
panjangnya." Si Tian Houw menjelaskan "Goa-goa di
sepanjang lereng gunung yang curam jumlahnya banyak
sekali dan sukar dihitung, Jika ada musuh yang bersembunyi
di dalam goa-goa tersebut, kita pun sukar mengetahuinya.
Lagi pula tempat bersembunyi nya Ban Lian Hwe Kwi itu
berpindah-pindah, Dia hanya keluar tujuh atau delapan kali dalam setahun.
Aku telah mengintai di puncak Ngo Houw Leng ini selama lima
belas tahun, dan setelah menyelidiki dengan tekun dan
bersusah payah, aku baru saja mengetahui jalan yang suka
dilalui dan tempat-tempat persembunyiannya, Oleh karena itu,
aku minta kalian menuruti petunjukku, jangan mengambil
tindakan sendiri!" Teguran itu sukar ditelan oleh Tu Wee Seng dan Teng
Lee. Sambil menyeringai Tu Wee Seng berkata: "Kami dari
partai Hua San selalu menuruti petunjukmu Apa yang kami
harus perbuat sekarang?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si Tian Houw menyuruhnya ambil jalan ke jurusan selatan,
Tu Wee Seng bersama To It Kang lalu menuju ke arah
selatan. Tetapi ia ditahan lagi oleh Si Tian Houw yang berkata:
"Tu Heng, berhenti! Aku masih ada pesan!"
Dengan mendongkol Tu Wee Seng berhentikan
tindakannya dan di dalam hatinya ia memaki: "Anak sambel!
Nanti jika kura sakti sudah tertangkap, kau akan rasai
hajaranku!" "Jika Ban Lian Hwe Kwi sudah keluar dari 1o-bangnya,"
kata Si Tian Houw. "Jangan coba-coba menangkap kura sakti
itu, dan jangan membantu aku men-angkapnya, Tetapi kalian
harus menjaga musuh yang akan menyerang kita, Setelah
kura sakti itu tertangkap, aku tentu memberitahukan ka!ian...."
Lalu ia menoleh ke arah Teng Lee, dan memberi petunjuk:
Teng Heng, harap bawa Suteemu menjaga di dekat tikungan,
dan tahan siapa saja yang hendak melewati!"
Sete!ah Si Tian Houw berlalu untuk melaksanakan
petunjuk-petunjuknya, tiba-tiba ia berkata lagi dengan suara
yang keras: "Ban Lian Hwe Kwi paling tekun akan suara teriak!
Jika kalian menjumpai musuh, jangan men-jerit-jerit, dia
mungkin akan lari bersembunyi lagi ke dalam lobangnya!"
Souw Peng Hai telah menyaksikan bagaimana cara Si
Tian Houw mengatur siasat sehingga tiap-tiap orang tak dapat
berkesempatan untuk bertindak sendiri, bahkan dapat
menundukkan pemimpin-pemimpin partai Hua San dan Swat
San. Si Tian Houw pun berkata kepada Souw Peng Hai: "Ban
Lian Hwe Kwi segera akan keluar, Lebih baik kita mencari
tempat untuk bersembunyi ia segera memimpin semua orang
itu ke suatu tempat Setelah berjalan satu iie lebih, mereka tiba
di suatu pohon cemara yang tua. Si Tian Houw berhenti lalu
berkata: "Souw piauw Tou, harap kau bersembunyi di dalam
semak belukar di bawah pohon cemara itu agar Ban Lian Hwe
Kwi tidak melihatnya dan menjadi takut karenanya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tersenyum Souw Peng Hai bersembunyi di dalam
semak belukar, diikuti oleh beberapa orang, sedangkan Pek
Yun Hui dan Kiok Goan Hoat bersembunyi di belakang satu
batu gunung yang besar, Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang bersembunyi di semak
bunga-bunga liar tepat di bawah pohon cemara itu.
Kelika itu sudah lewat jam dua belas tengah malam.
Suasana telah menjadi sunyi senyap, angin gunung sepoisepoi meniup dan kadang-kadang terdengar suara
meraungnya binatang buas atau suara bersiulnya seranggaserangga dan sebagainya.
Kjra-kira seperempat jam kemudian, tiba-tiba terdengar
teriaknya seekor kura yang nyaring dan seram sehingga
membangunkan bulu roma! Si Tian Houw berdiri tegak memperhatikan suara itu, ia
berbisik kepada Ciu Kong Liang: "Mulutnya Ban Lian Hwe Kwi
itu sangat beracun, Jika digigit olehnya, orang pasti mati, Kita
harus hati-hati sekali menangkapnya !"
Belum lagi Ciu Kong Liang menyahut, segera terdengar
suara meraungnya seekor serigala, tak lama kemudian
tereium hawanya yang bau dari serigala itu. Lalu terdengar
suara serombongan serigala berlarian, dan suara itu makin
lama main dekat terdengarnya.
Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang segera cabut
senjatanya, begitu pun Souw Peng Hai dan lain-Iainnya
segera loncat ke atas cabang-cabang pohon cemara dan siap
sedia bila diserang oleh serigala-serigaia itu.
Harus diketahui bahwa serombongan serigala-serigala itu
sedang mencari mangsa untuk dimakannya, Tiap-tiap mangsa
akan habis dimakan oleh serigala-serigala yang sangat lapar
itu, Untung mereka tidak diketahui oleh serigala-serigala itu
yang terus lari lewat. Dengan perasaan sangat bersyukur Souw Peng Hai
berkata sambil mengurut-urut jenggotnya: "Rombongan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
serigala itu terdiri tidak kurang daripada seratus ekor, jika kita
diserang, aku yakin kulit dan tulang-tulang kita juga dimakan
habis.... Tetapi apakah mereka tidak melihat kita" Mengapa
mereka berlari terus?"
Si Tian Houw menghampiri dan berbisik: "Souw Piauw
Tou, lekas-lekas bersembunyi Ban Lian Hwe Kwi telah
kelihatan jejaknya!" Lalu ia pun lekas-lekas bersembunyi di
dalam semak belukar Souw Peng Hai, Pang Siu Wie, Pek Yun Hui, Sao Kong
Gie dan lain-Iainnya juga berturut-turut bersembunyi di dalam
semak belukar atau di belakang batu-batu gunung yang besar
Dengan kedua matanya yang tajam Pek Yun Hui tampak di
sebelah timur, diantara dua lereng gunung, tiba-tiba menyorot
keluar sinar merah yang berkelak-kelik, dan mendatangi
tempat di mana mereka bersembunyi Sinar merah itu sangat
lambat jalannya, baru hanya mendekati beberapa depa
jauhnya setelah selang setengah jam.
Tetapi ketika sinar merah itu tinggal lagi lebih kurang
sepuluh tombak jauhnya dari mereka, dari semak belukar
dimana Si Tian Houw bersembunyi tiba-tiba ada api menyala,
dan segera berkobar sehingga tempat di sekitar itu menjadi
terang benderang! "Rupanya Si Tian Houw sengaja menyalakan api untuk
membikin terang tempat ini." Pang Siu Wie berbisik kepada
Pek Yun Hui, sekonyong-konyong terdengar suara "blas!" dan dua
gundukan rumput-rumput kering terbakar tidak jauh dari
tempat mereka sembunyi Dua gundukan rumput-rumput
kering itu adalah persiapannya Si Tian Houw, dan menyala
sangat terang, Ketika itu sinar merah yang kelak-kelik itu terlihat
berpindahan tidak hentinya, dan suara "blas! blas!" terdengar
pula, dibarengi dengan menyalanya beberapa gundukangundukan rumput-rumput dan kayu-kayu kering sehingga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalam waktu beberapa detik saja, daerah seluas empat puluh
atau lima puluh depa persegi menjadi terang benderang
dikelilingi oleh nyatanya api yang ber-kobar-kobar,
Ban Lian Hwe Kwi segera terlihat nyata!
Dengan pedang terhunus, Si Tian Houw meloncat keluar
menghampiri kura sakti itu, dan beberapa orang-orang lainnya
juga telah loncat turut dari pohon menghampiri kura sakti itu!
Ternyata bahwa Ban Lian Hwe Kwi itu adalah seekor kura
yang tidak lebih satu kaki panjangnya, Bedanya daripada
kura-kura biasa, ialah seluruh tubuhnya bersinar merah!
Pek Yun Hui, Souw Peng Hai, Si Tian Houw dan lainlainnya segera jalan dengan waspada mengurung Ban Lian
Hwe Kwi itu, yang kepalanya sebentar-sebentar masuk ke
dalam batoknya, tetapi kedua matanya yang bersinar laksana
berlian mengawasi orang-orang di sekitarnya.
Si Tian Houw mengangkat satu batu sebesar tinju, lalu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

disambitnya kura sakti itu, TENG!" terdengar batu itu
mengenai punggungnya tetapi batu yang sebesar tinju itu
hancur! Rupanya kura sakti itu tidak menghiraukan serangan
batu tadi, Dia menarik kepalanya ke dalam batoknya, dan
kedua matanya mengawasi Si Tian Houw, lalu mendekatinya!
Si Tian Houw terperanjat mukanya menjadi pucat Dengan
pedang lerhunus, ia pun bertindak mundur perlahan-lahan!
Souw Peng Hai mengerutkan keningnya: "Kura yang
demikian kecil memiliki tenaga yang ajaib, sehingga Si Tian
Houw menjadi ketakutan!" pikirnya. Lalu ia mengerahkan
tenaga dalamnya dengan maksud menyerang kura sakti itu,
sekonyong-konyong terlihat kura itu mengeluarkan kepalanya,
dan sinar di seluruh tubuhnya menjadi bukan main merahnya,
dan menyorot ke arah Si Tian Houw!
Si Tian Houw sudah siap sedia, ia egosi sorotan sinar
merah itu, dan dengan jurus Kiauw Pa Kim Ceng atau
Memukul Lonceng Emas, ia sabet sinar merah itu dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedangnya, Ketika itu api dari gundukan-gundukan rumput
dan kayu kering sedang berkobar-kobar dan suasana menjadi
terang seperti siang hari!
Terlihat pedangnya Si Tian Houw membentur sinar merah
dan terlepas dari pegangannya, Si Tian Houw lekas-lekas
loncat satu tombak jauhnya mengelakkan diri dari sinar merah
itu! Pek Yun Hui yang memperhatikan semua kejadian itu
menjadi terpesona, ia memperhatikan bahwa bila kura sakti itu
melonjorkan kepala nya, kepala itu dapat keluar dua kaki
lebih, dan mulutnya dibuka untuk menggigit pedangnya Si
Tian Houw, Semua itu dilakukan demikian cepatnya dan
pedang itu terlepas seolah-olah terbentur sinar merah.
Kemudian terlihat dan terdengar kura sakti itu menggigit dan
makan pedang bajanya Si Tian Houw dengan enaknya!
"Belum pernah aku melihat dan mendengar binatang yang
memakan baja!" pikir Pek Yun Hui, keringat dinginnya
mengucur di seluruh tubuhnya,
Souw Peng Hai pun berpikir "Batoknya keras melebihi
baja, sinarnya dapat menyilaukan mata, dan giginya tajam
dapat memotong baja, Ai! Dengan senjata apa binatang itu
dapat digempurnya?" Setelah Si Tian Houw berhasil mengegos, ia mendekati
Souw Peng Hai dan berkata: "Souw Piauw Tou, kau lihat
betapa lihaynya kura-kura itu, Giginya yang tajam, aku tidak
takuti, tetapi aku takut jika dia menyemburkan keluar sinar
merah yang beracun. Siapa saja yang kena sinar merah yang
beracun itu, pasti mati, itulah yang aku takuti!"
Tetapi jika dia menyembur nanti, apakah kau tidak
membikin persediaan untuk mengendalikan nya ?" tanya
Souw Peng Hai, Si Tian Houw berbisik dengan kedua matanya
membelalak: "Aku tinggal di daerah Ngo Houw Leng ini sudah
lima belas tahun, hanya baru tiga kali aku lihat Ban Lian Hwe
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kwi itu. pada tahun yang lalu aku melihat dia menyemburkan
sinar merahnya untuk membunuh seekor harimau yang besar
dan beberapa ekor macan tutul! Aku telah mengetahui sinar
merah yang beracun itu, tetapi baru kali ini aku tahu bahwa
giginya dapat menghancurkan baja! Dan untuk itu, aku... aku...
belum membikin persiapan.-." ia berhenti sebentar, lalu
meneruskan "Tetapi jika kita berhasil menangkap kura itu, kita tak dapat
menghindari pertarungan melawan orang-orang nama partai
Hua San dan Swat San. Menurut pendapatku, Tu Wee Seng
dan Teng Lee adalah orang-orang yang cerdik, Aku khawatir
mereka bergabung menggempur kita. sekarang lebih baik kita
menggunakan kura sakti itu untuk membasmi mereka. Dengan
demikian, bukan saja kita dapat mengurangi musuh-musuh
kita di kemudian hari, bahkan dapat memiliki Ban Lian Hwe
Kwi itu, Bagaimanakah pendapat Souw Piauw Tou?"
Souw Peng Hai berpikir sambil mengerutkan dahi-nya, lalu
ia menjawab: "Aku setuju akalmu yang cerdik itu, Tetapi
perbuatanmu itu melanggar peraturan Kang-ouw, kalau
perbuatan kita itu tersiar, namun partai Thian Liong harus
dibuang di dalam keranjang sampah!"
"Tetapi Souw Piauw Tou harus ingat Tu Wee Seng dan
Teng Lee itu bukan orang yang baik," mendesak Si Tian
Houw, suaranya rendah sekali. "Aku khawatir mereka mungkin
akan bertindak terhadap kita dengan cara yang lebih kejam
Iagi. Aku berpendapat bahwa mereka harus dibasmi du!u!"
"Akupun akui bahwa Tu Wee Seng dan Teng Lee itu
adalah orang-orang yang paling busuk diantara pemimpinpemimpin partai silat yang terkenal," berkata Souw Peng Hai.
"Tetapi kita hanya perlu bertindak waspada mencegah mereka
berbuat curang terhadap kita, Sebetulnya, kita dari partai
Thian Liong tidak perlu takut kepada mereka, kita mampu
membasmi mereka dengan jalan yang jujur!"
Si Tian Houw mengagumi kejantanannya Souw Peng Hai
meskipun ia merasa masgul bahwa usulnya tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
diterima, "Souw Piauw Tou pantas dihormati Segala tindak
tandukmu dilakukan dengan menurut peraturan dan jujur Aku
sangat menghargainya..." kata Si Tian Houw memujinya,
sebetulnya ia bermaksud agar partai Thian Liong bertarung
melawan partai Hua San dan partai Siat San, dan kemudian
dengan bantuannya Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie, ia
akhirnya memiliki Ban Lian Hwe Kwi. Tetapi Souw Peng Hai
yang berwatak ksatria tak dapat dibakar, tipu muslihatnya
yang keji itu tak dapat ia laksanakan Untuk menutup malunya
ia berbisik lagi: "Ya, kabut merah yang beracun itu hebat
sekali, Manusia atau binatang yang menyentuhnya pasti
binasa. semenjak aku menyaksikan dengan kepala mata
sendiri bagaimana harimau dan macan tutul binasa seketika
terkena kabut merahnya yang beracun itu, aku telah berusaha
mencari daya upaya untuk menghadapi kabut merah itu...."
Sambil tersenyum, Souw Peng Hai memotong
pembicaraannya Si Tian Houw: Tetapi kura-kura itu hanya
satu kaki panjangnya, Meskipun dia dapat menyemburkan
kabut beracun, akan tetapi dia tak dapat terus menerus
menyembur yang akan menghabiskan kabut itu! Jika kita
menyerang dia secara bergiliran aku yakin kita pasti akan
berhasil memukul mati kura-kura itu, Hanya, jika sudah mati,
apakah kura-kura itu masih juga tetap mujarab?"?"
"Mustika dari kura-kura itu terletak di dalam suatu biji Hwee
Tan (pil api) yang berada di dalam ususnya, Aku khawatir jika
kita pukul mati, Hwee Tan itu akan kurang mujarabnya atau
kemukjizatannya. Aku telah mempunyai siasat untuk
menangkap kura sakti itu hidup-hidup, tak tahu apakah
siasatku ini bisa berhasil."
Pembicaraan mereka itu rupanya telah didengar oleh Sao
Kong Gie, ia campur bicara: "Jika pil mujizatnya berada di
dalam tubuhnya, kita harus berusaha membikin dia lelah,
lambat laun binatang itu akan menjadi jinak dan menuruti
kehendak kita." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si Tian Houw tersenyum. "Betul! Menurut penyelidikanku
selama sepuluh tahun lebih, kita harus menangkapnya hiduphidup dengan jalan meletihkan pada-nya. sekarang kita boleh
mulai menggempur kura-kura itu untuk membikin dia letih."
Ketika itu pedang bajanya Si Tian Houw telah di-makan
habis oleh kura sakti itu yang kemudian masukkan kepalanya
ke dalam batoknya, tetapi sinar merah dari tubuhnya tetap
berkelak-kelik. Dengan terperanjat Si Tian Houw memperingatkan "Souw
Piauw Tou, hati-hati! Kura itu akan menyerang lagi!" Lalu ia
loncat mencari tempat berlindung, Souw Peng Hai, Sao Kong
Gie dan lain-lainnya juga turut meloncat mencari tempat
berlindung di belakang satu batu gunung yang besar.
Terdengar kura sakti itu berbunyi sambil kepalanya
dikeluarkan dari batoknya, Lalu terlihat dia menyemburkan
asap merah dari mulutnya, Rumput-rumput, ran-ting-ranting
pohon dan apa saja yang tersembur asap merah itu segera
terbakar Si Tian Houw, yang pernah menyaksikan asap merah yang
sangat beracun itu telah membinasakan harimau dan macan
tutul, ia menjerit: "Saudara-saudara! Lekas menyingkir dari
asap merah itu!" iapun lari secepat-cepat-nya.
Ciu Kong Liang yang telah menyediakan barang-barang
keperluan yang disimpannya di sebuah peti kayu segera
beritahukan bahwa peti kayu itu berada di bawah suatu pohon
cemara di dekat tikungan lereng gunung. Si Tian Houw lah
menuju ke peti kayu tersebut, dari dalam mana ia ambil satu
stel pakaian terbuat dari karet yang segera dikenakannya, ia
pun memakai kedok dan sarung tangan dari karet, Lalu ia
jingkat satu guci yang berisi cuka keras, ia buka sumbatnya
guci itu, dan jalan perlahan-lahan menghampiri kura sakti itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kura itu sedang menyemburkan kabut merahnya tetapi Si
Tian Houw yang telah berpakaian baju karet yang luar biasa
terus mendekati, tidak menghiraukan sinar merah maut itu!
Harus diketahui bahwa perbuatannya itu adalah per buatan
yang nekat, dan banyak resikonya, Pakaian, kedok dan
sarung tangan yang ia pakai adalah buatannya sendiri, setelah
ia menyelidiki mempelajari dan mencoba keampuhannya, dan
ia yakin bahwa perlengkapannya itu kebal terhadap kabut
merah maut dari Ban Lian Hwe Kwi itu. Tetapi pereobaannya
terhadap kura sakti itu, baru per tama kali ia Iakukan. Berhasil
atau gagal ia belum dapat dipastikan!
Ciu Kong Liang sambit memegangi satu kotak dari batu
Giok mengawasi gerak-gerik saudara angkatnya dengan
cemas, bahkan semua orang yang menyaksikannya pun
terpaku melihat perbuatan Si Tian Houw yang nekat itu.
Semua orang yakin bahwa hanya Si Tian Houw yang dapat
berbuat demikian, karena dialah yang mengetahui betul sifat
daripada Ban Lian Hwe Kwi itu Mereka yakin bahwa selainnya
Si Tian Houw tiada seorang pun dari mereka yang dapat
menangkap kura sakli itu!
Si Tian Houw sendiri pun tidak berani memastikan akan
berhasilnya pereobaanya itu. Tetapi dengan keberanian yang
luar biasa, dan dalam keadaan terdesak, ia telah menjadi
nekat, Dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan napas
sambil jalan mendekati kura itu.
Tiba-tiba kura itu loncat menerkam dadanya Si Tian Houw,
Meskipun Si Tian Houw melihat terkaman itu, akan tetapi
karena ia membawa guci cuka yang berat dan mengenakan
pakaian karet yang sangat menghambat gerak-geriknya, ia
kena ditubruk dadanya dan terdorong mundur lima-enam kaki
jauhnya sehingga ia jatuh terduduk
Ciu Kong Liang terkejut ia mejerit, dan loncat ingin
meno1ongnya. Tetapi Sao Kong Gie menahan ia sambil
membentak: "Jangan gegabah, Kau akan mati terbunuh kena
kabut merah itu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Pek Yun Hui telah keluarkan tiga biji besi
sebesar telor burung, lalu ia mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menolong Si Tian Houw,
Souw Peng Hai pun lelah pungut satu batu gunung
sebesar tinju sipa sedia menimpuk kura sakti itu,
Si Tian Houw jatuh terduduk, tetapi guci cuka masih
dipegang erat-erat. Setelah menubruk jatuh Si Tian Houw, kura-kura itu
berbunyi dan tidak menyerang lagi, ia berbalik dan coba lari,
Melihat hal itu, Si Tian Houw yakin bahwa kura-kura itu
dapat dikendalikan Lekas-lekas ia bangun, dan lempar guci
cuka itu ke atas tubuhnya kura-kura itu,
Segera terdengar guci itu pecah! Guci itu tidak mengenai
sasarannya, tetapi membentur batu gunung sehingga batu itu
hancur seketika, dan cuka keras di dalam guci keluar
berhamburan dan bereipratan!
Kejadian yang ganjil segera tertampak, Kura-kura yang
batoknya sekeras baja, mungkin lebih keras daripada baja,
setelah kecipratan cuka keras itu, segera berhenti dan segera
memasukkan kepalanya ke dalam batoknya, dan tidak
bergerak lagi. Bukan main girangnya Si Tian Houw, ia tidak menduga
bahwa seguci cuka kerasnya itu demikian ampuhnya, ia
menoleh ke belakang dan mengulap-ulapkan tangannya
kepada Ciu Kong Liang. Dengan memegang kotak dari batu Giok, Ciu Kong Liang
loncat keluar dari balik pohon cemara dan lari menghampiri Si
Tian Houw, Setelah menerima kotak batu Giok itu, Si Tian
Houw suruh Ciu Kong Liang lekas-lekas lari kembali ke tempat
persembunyiannya. Kemudian dengan kotak batu Giok di
tangan ia jalan menghampiri kura sakti itu, dengan hatinya
masih tetap merasa jeri, ia khawatir kura-kura itu menyerang
lagi, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Diluar dugaannya, kura-kura itu diam tak bergerak ia
angkat kura itu dan dimasukkan ke dalam kotak batu Giok
yang lalu ditutupnya, ia buka pakaian karetnya, kedok dan
sarung tangannya, Setelah menarik napas lega, ia pun tertawa
gelak-gelak, dan gema suara tertawanya itu menggema dan
terdengar nyata beberapa lie jauhnya, Souw Peng Hai adalah
orang yang pertama meloncat keluar dari tempat
persembunyiannya. Tetapi ia belum lagi tiba, ketika hembusan
angin yang dibarengi dengan berkelebatnya bayangan
membikin ia terkejut, dan segera ia melihat Pek Yun Hui
sudah berdiri di sampingnya Si Tian Houw,
Lalu Pek Yun Hui menegur Si Tian Houw: "Si Tian Houw,
suhengku luka berat, dan jiwanya dapat diumpamakan sebutir
telur di ujung tanduk, Kau telah berjanji kepadaku bahwa
setelah Ban Lian Hwe Kwi tertangkap, terutama kau akan
menyembuhkan penyakit Suhengku, Aku harap kau
memenuhi janjimu!" katanya dengan suara yang saban
Si Tian Houw berhenti tertawa dan menjawabnya:
"Aku telah berjanji menyembuhkan Suhengmu, aku pasti
memenuhi janjiku itu, Tetapi masih ada rintangan yang kita
harus halaukan, Partai Hua San dan Swat San sedang
menjaga jalan keluar kita dari lembah yang sempit ini...."
Belum lagi habis ucapannya Si Tian Houw itu, tiba-tiba
terdengar suara orang mengejek, dan sejenak kemudian
orang yang tertawa atau mengejek itu telah berdiri di depan
mereka.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Yun Hui melihat Tu Wee Seng dan Teng Lee telah
berdiri di depan mereka sambil menyengir.
Si Tian Houw tertawa gelak-gelak lalu berkata: "KaIi-an
adalah pemimpin dari partai yang terkenal, dan jika tidak
mentaati janji, aku tidak lagi menganggapnya sebagai
pemimpin yang jujur!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! Jika kami masih terus menerus menjaga di lereng
gunung, kami tentu tidak mengetahui bahwa kura sakti telah
tertangkap olehmu!" jawab Tu Wee Seng,
Souw Peng Hai membentak: "Apakah kau sudah lupa akan
janjimu, dan ingin merampas kura-kura itu?"
Sambil mengawasi kotak batu Giok, Tu Wee Seng
menjawab: "Tentangsoal menentukan hak milik atas Ban Lian
Hwe Kwi, aku kira kita dapat laksanakan sekarang!"
Teng Lee menyokong usul itu dengan berkata: "Aku setujui
Lebih baik kita mengadu silat sekarang untuk menentukan hak
miliki Ban Lian Hwe Kwi itu!"
Pek Yun Hui menjadi marah mendengar kedua pemimpin
yang tak mentaati janji itu, ia maju setindak sambil mengawasi
Tu Wee Seng dan Teng Lee ia berkata dengan suara keras:
"Jika kalian sudah bernapsu ingin bertarung sekarang, aku
bersedia melayaninya, Nah! siapakah diantara kalian yang
hendak maju lebih dulu?"
Matanya Tu Wee Seng dan Teng Lee dibuka besar-besar
mengawasi gadis yang mengenakan pakaian laki-laki itu.
Mereka terperanjat melihat gadis yang muda itu berani
menantang mereka. Teng Lee yang berangasan lalu mengejek: "Siapakah kau"
Kau masih muda, tetapi kau berbesar mulut!"
Pek Yun Hui membentak: "Aku bukan mau bertarung
dengan lidah! Dan kau tak perlu tahu aku siapa. Apakah kau
yang mau maju melawan aku dulu" Segera silahkan!"
Teng Lee yang memikir bahwa ia adalah satu pemimpin
partai silat Swat San yang terkenal tak dapat tahan ditantang
secara demikian oleh seorang gadis yang dianggapnya masih
kanak-kanak, Dengan mengerahkan tenaga dalamnya ia
sudah siap untuk memukul mati Pek Yun Hui dengan satu
pukulan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dan Pek Yun Hui yang senantiasa memikirkan kesehatan
Bee Kun Bu, telah ingin membasmi partai Hua San dan Swat
San yang merintangi maksudnya, juga telah siap sedia
dengan tenaga dalamnya Ketika itu Si Tian Houw telah mengambil lagi kotak batu
Giok yang berisi Ban Lian Hwe Kwi itu dan dipegangnya eraterat, sedangkan Souw Peng Hai dan empat iblis menjagai di
kiri kanannya, Tu Wee Seng dengan toya bambunya di tangan selalu
mengawasi gerak-geriknya Si Tian Houw.
Sam Sou Lo Shi juga telah keluar dari tempat
berlindungnya menghampiri Pek Yun Hui. Setelah ia berdiri di
belakangnya Pek Yun Hui, ia pun telah siap dengan kantong
pasir beracun dan anak panah beracunnya untuk membantu
Pek Yun Hui, Di lain pihak Kiok Goan Hoat, Sao Kong Gie dan Ciu Kong
Liang berdiri di belakang Souw Peng Hai siap menghadapi
segala serangan Suasana menjadi sunyi pada saat segenting
dan gawat itu. Sekonyong-konyong Teng Lee tertawa keras, dan
suaranya itu menulikan te|inga. Sejenak kemudian terdengar
suara siulan yang panjang, dan suara itu makin tama makin
dekat terdengarnya, Ketika bayangan berkelebat mereka
melihat dua Suteenya Teng Lee berdiri di kiri dan kanannya
Teng Lee. Setelah kedua Suteenya datang, Teng Lee berhenti
tertawa, dan dengan mata yang beringas mengawasi Pek Yun
Hui. Pang Siu Wie membentak: "Ha! Kau ingin mengerubuti
gadis ini dengan tiga orang" Nah! Sekarang rasai pasirku
du!u!" Belum lagi kata-kata Pang Siu Wie habis diucapkan, kedua
Suteenya Teng Lee berbareng sudah loncat menerkam Pek
Yun Hui! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Pek Yun Hui sudah siap sedia, Begitu kedua orang
itu bergerak, secepat kilat ia menggunakan Ngo Heng Bi Cong
Pu-nya (Langkah Ajaib), ia lolos dari terkaman kedua lawan
itu, lalu berbalik memukul
Kedua orang itu telah menggunakan siasat bertempur
dengan menyerang berbareng, dan menjaga diri berbareng
ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu dari Pek Yun Hui telah dapat
mengacaukan mereka, Setelah mereka terkam angin, mereka
kena dipukul, dan pukulan itu dahsyat sekali, karena Pek Yun
Hui tidak mau buang waktu yang berharga untuk menolong
Bee Kun Bu, Dan hasilnya pun segera tertampak. Kedua
orang itu merasa seluruh tubuhnya sakit Tetapi seperti seekor
kucing liar yang terdesak, mereka berbalik dan menyerang lagi
dengan membabi buta, Setelah Pek Yun Hui yakin bahwa ia telah melukai kedua
lawannya itu, ia terus menyerang Teng Lee, dan saat itu
kedua Suteenya Teng Lee yang telah kena dipukul berbalik
menyerang. Dengan satu kelitan secepat kilat, kedua orang itu
lagi-lagi menubruk angin dan jatuh tersungkur ke depan
sambil memuntahkan darah!
Semua orang yang menyaksikan menjadi bengong terpaku
melihat cara Pek Yun Hui menyerang, mengelit dan melukai
kedua Suteenya Teng Lee. Teng Lee, yang keburu mengelit ketika Pek Yun Hui
menyerang, terpaksa loncat mundur satu depa, ia terkejut
melihat kedua Suteenya memuntahkan darah, ia tidak segera
menolong, tetapi ia kumpulkan semua tenaga dalamnya untuk
memukul lawannya. Baru saja Pek Yun Hui berdiri jejak di atas tanah, tiba-tiba
Teng Lee menyerang dengan kedua tinju ke dadanya, seolaholah ombak besar mendampar pantai!
Pek Yun Hui hanya menyengir, satu tindak kesamping, dan
serangan Teng Lee memukul angin! Kemudian secepat kilat ia
menyodok Tu Wee Seng yang sedang asyik menyaksikan
pertarungan jurus yang digunakan Pek Yun Hui adalah jurus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
To Im Kiat Yo atau Menggunakan Tenaga Dalam untuk
menyerang, Teng Lee lerjerunuk dengan tenaga dorongnya
sendiri karena ia menyodok angin, dan Tu Wee Seng telah
terdampar sedikit oleh hembusan angin tinjunya Teng Lee
sebelumnya Pek Yun Hui menyodok mukanya, Hanya jago
silat yang mahir betul dapat melancarkan jurus To Im Kiat Yo
itu. Tu Wee Seng yang telah berkecimpung berpuluh-pu!uh
tahun di kalangan Kang-ouwdan telah bertempur melawan
banyak jago-jago silat, belum pernah menyaksikan ilmu silat
yang Pek Yun Hui lancarkan terhadap Teng Lee dan kedua
Suteenya, dan kini terhadap ia. ia terkejut, tetapi ia cukup
lincah untuk mengegosi sodokan mautnya Pek Yun Hui. Lalu
dengan menjejakkan kedua kakinya ia melonjak ke atas untuk
turun mengemplang Pek Yun Hui dengan toya bambunya!
"Sungguh lihay ilmu meringankan tubuh Tu Heng!" seru
Kiok Goan Hoat ketika melihat Tu Wee Seng melonjak ke
atas, dan tiap-tiap perkataannya itu didengar jelas oleh Tu
Wee Seng. Lagi-lagi Tu Wee Seng mengemplang angin, karena
dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, Pek Yun Hui seperti juga
bayangan berkelebat-kelebat di sekitar dirinya Tu Wee Seng.
Setelah mengemplang angin, Tu Wee Seng mengawasi
Kiok Goan Hoat, karena ia diejek, ia menegur: "Lebih baik
Giok Heng jangan banyak bacot! Tetapi maju melawan aku!"
Kiok Goan Hoat tertawa gelak-gelak, dan baru saja ia
hendak menyahutinya, terdengar suara orang yang merintih ia
menoleh dan melihat diteranganya sinar api dari rumput dan
kayu-kayu kering yang terbakar, kedua Suteenya Teng Lee
yang tadi memuntahkan darah itu sedang'duduk sambil
mengertak gigi kesakitan dan me-rintih-rintih! Mereka heran
dan tidak mengerti dengan cara apakah Pek Yun Hui telah
melukai kedua saudara seperguruan dari Teng Lee itu!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mereka mencari Teng Lee, mereka melihat dia
sedang bertempur melawan Pek Yun Hui dengan sengitnya.
Terlihat pakaian hijaunya Pek Yun Hui ber-seliweran, dan
serangan-serangannya yang secepat kilat. Teng Lee harus
mengegos, mengelit dan menjaga diri dengan waspada sekali,
Pek Yun Hui sedang mencari lowongan untuk memukul dan
membinasakan Teng Lee, Pada saat pertempuran berjalan
sedang serunya, tiba-tiba terdengar suara jeritan yang
menusuk kuping! Pek Yun Hui juga dipaksa loncat mundur
oleh jeritan itu. Ia belum memperoleh kesempatan melihat apa yang telah
terjadi ketika suara gaduh memusingkan kuping-nya, karena
keempat iblis dari propinsi Sucoan, Ciu Kong Liang dan Si
Tian Houw telah jatuh berturut-turut dan terguling di atas
tanah! Terlihat bayangan satu orang seolah-olah terbang
melewati SiTian Houw, lalu loncat pergi membawa kotak batu
Giok yang berisi Ban Lian Hwe Kwi!
Kejadian yang ganjil itu membikin Souw Peng Hai, Tu Wee
Seng, Teng Lee dan lain-Iainnya bersama-sama mengejar
orang yang loncat membawa kabur Ban Lian Hwe Kwi.
Pek Yun Hui juga telah lihat cara kotak batu Giok itu
dibawa kabur, dan ia yakin bahwa orang itu memiliki ilmu silat
yang tinggi sekali, karena dia dapat lakukan di hadapan jagojago silat yang termashur! Ketika ia ingat bahwa Ban Lian Hwe
Kwi itu besar gunanya bagi jiwanya Bee Kun Bu, ia pun
mengejar dengan ilmu Liu Sing Kan Gwat atau BintangSapu
Mengejar Bulan, dan terlihat ia loncat sangat pesatnya sambil
mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyerang orang yang
belum dikenal itu! serangannya Pek Yun Hui dapat dijaga dengan kebutan
lengan baju orang itu mendampar ia. jika ia menahannya, ia
akan terluka di dalam tubuh, Maka dengan meredakan tenaga
dalamnya ia menjatuhkan diri di atas tanah, dan tidak
mengejar lagi! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng, Souw Peng Hai dan lain-lainnya juga telah
tiba di tempat di mana Pek Yun Hui menjatuhkan diri,
Kemudian dengan menggenggam sepuluh butir biji besi kecil
Tu Wee Seng mengejar terus, dan Souw Peng Hai juga
mengejar sambil menyabet dengan toya besinya,
Harus diketahui bahwa biji-biji besi kecil yang dilontarkan
oleh Tu Wee Seng selalu merupakan senjata rahasia yang
ampuh, karena sukar terhindarkan oleh lawan dan sabetan
toya besinya Souw Peng Hai yang dikerahkan dengan tenaga
dalam Thian Kong Ki Kong (Tenaga ajaib) dapat
menumbangkan pohon yang besar, Kedua pemimpin partai
silat yang lihay melancarkan serangan-serangan berbareng,
akan tetapi terlihat orang itu hanya melangkah ke samping
untuk menghindari sabetan toyanya Souw Peng Hai dan
mengebutkan lengan bajunya menghalau biji-biji besinya Tu
Wee Seng. Souw Peng Hai terheran-heran menyaksikan sa-betannya
luput, dan orang itu berhenti berlari Terlihat bahwa orang itu
mukanya telah di polos dengan cat dan rambutnya terurai
Kedua matanya bersinar terang, De-ngan kotak batu Giok di
dalam pelukan lengan kirinya, ia angkat tinju kanannya sambil
tertawa. ilmu silat yang sakti menundukkan para jago silat
Dengan satu jeritan Souw Peng Hai mengirim jotosan ke
dadanya orang itu, dibarengi dengan sabetan toya besinya,
Dengan cepat sekali orang itu mencekal pergelangan
tangan kirinya Souw Peng Hai sambil loncat menyingkir dari
sabetan toya besi Betul cekalan itu terlepas, akan tetapi Souw Peng Hai
segera merasa lengannya menjadi lumpuh, ia berpikir "Ai!
Caranya dia mencekal aku lihay sekali!"
Pada saat itu, orang itu mengirim satu jotosan kembali dan
Souw Peng Hai harus Iekas-Iekas loncat mundur
mengelakkannya sehingga ia bertubrukan dengan Tu Wee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seng yang baru tiba, Siasat tersebut sengaja dilancarkanoIehorang itu untuk membikin kedua lawannya
saling bertubrukan! Tu Wee Seng terpaksa menyodok tubuhnya Souw Peng
Hai yang juga berbalik menyodok kembali Tu Wee Seng,
Dengan demikian mereka berdua hampir terluka dari sodokan
masing-masing! Tu Wee Seng berteriak: "Souw Heng! Lekas jaga orang
yang membawa kabur Ban Lian Hwe Kwi!" ia loncat ke atas
untuk menerkam orang itu yang sedang diserang pula oleh
Pek Yun Hui. Dengan tangan kanan saja orang itu melawan seranganserangan dari Pek Yun Hui dan Tu Wee Seng, Pek Yun Hui
telah menyerang dengan bermacam-macam ilmu silatnya,
tetapi masih juga belum dapat mengalahkan orang itu,
sedangkan Tu Wee Seng yang pintar cerdik, setelah
terkamannya luput, hanya menonton di samping, menantikan
lowongan untuk mengemplang mati orang itu. Meskipun
serangan-serangan Pek Yun Hui dilancarkan dengan dahsyat
dan berbahaya, akan tetapi dengan hanya satu tangan orang
itu dapat menangkis, mengegos dan berkelit, dan kotak batu
Giok yang berisi Ban Lian Hwe Kwi tidak terlepas dari pelukan
tangan kirinya! Kemudian Tu Wee Seng mengamuk ia ayun toya
bambunya dengan beringas dan menyerang dengan nekat,
Orang itu baru saja bertempur lebih kurang sepuluh jurus
melawan Pek Yun Hui ketika Tu Wee Seng menyerang.
Rupanya ia menjadi marah, dan ia mengirim sebagai
pembalasan tiga jotosan bertubi-tubi kepada Pek Yun Hui.
Ketika jotosan tersebut dilancarkan secepat kilat sehingga
Pek Yun Hui juga harus lekas-lekas loncat mundur, dan justru
pada saat itu, toya bambunya Tu Wee Seng sudah berada di
atas kepalanya orang itu, Tetapi orang itu tidak mengegos, ia
hanya tertawa dan mengangkat tangan kanannya merampas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
toya bambunya Tu Wee Seng, Satu kebutan, dan Tu Wee
Seng seperti bola terpental keluar tanpa toya bambunya lagi!
Harus diketahui bahwa Tu Wee Seng sangat tinggi ilmu
silatnya, tetapi toya bambunya dapat dirampas dan ia dibikin


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terpental dengan mudah oleh orang itu. Hal yang demikian ini
merupakan suatu yang ganjil, sehingga semua jago-jago silat
yang menyaksikan terpaku! Mereka seolah-olah berubah
menjadi batu! Tiba-tiba Pek Yun Hui berseru: "Suhu.,.!"dan lompat
menubruk orang itu. Orang itu berkata kepada Pek Yun Hui, suaranya lemah
lembut: "llniu silatmu majunya pesat Tadi kau dapat
menangkis serangan-seranganku, boleh juga, Te-tapi
sekarang aku ada urusan penting, dan kita dapat berjumpa
lagi lain kaIi...." Be!um lagi ucapannya selesai, ia telah loncat
ke atas entah kemana. Hanya terdengar Pek Yun Hui berseru:
"Suhu! Suhu.,.!"
Sebagai jawaban hanya terdengar suara tertawanya, tetapi
orangnya sudah tidak tertampak di dalam suasana yang sunyi
senyap dan gelap gulita itu.
Pek Yun Hui yakin ia tak dapat mengejar gurunya, dan
dengan perasaan sedih ia mengucurkan air mata. ia telah
tunduk kepada Si Tian Houw karena ingin menolong Bee Kun
Bu dengan Ban Lian Hwe Kwi. Tetapi Ban Lian Hwe Kwi itu
tidak terduga telah dirampas lagi oleh orang lain, dan orang
yang merampas nya adalah gurunya sendiri yang telah
merawat dan mengajarkan ilmu silat kepadanya!
peristiwa peristiwa lampau terkenang kembali di dalam
pikirannya. ia ingat betul betapa sayangnya gurunya terhadap
ia. Baginya, gurunya itu dianggapnya seperti juga ibu
kandungnya.... Dahulu segala kehendaknya selalu dituruti oleh
gurunya, Mengapa sekarang tabiat gurunya berbeda" Urusan
penting apakah yang gurunya sedang hadapi itu" Bukankah
tanpa Ban Lian Hwe Kwi, Bee Kun Bu akan binasa karena
lukanya" Semua pikiran itu mengaduk di dalam otaknya, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berdiri sambil mengucurkan air mata, dan ia pun lupa ia
berada di tempat apa! Entah sudah berapa lama ia berdiri di situ, ketika satu
tangan memegang bahunya dan suara yang lemah lembut
menegur padanya: "Ban Lian Hwe Kwi telah dirampas orang
lain, Apa gunanya Siocia berdiam terus di sini" Fajar segera
akan menyingsing. Lebih baik kita kembali."
Seperti juga orang yang baru tersadar dari mimpinya, Pek
Yun Hui menoleh ke belakangan dan memadang keadaan di
sekitarnya, ia tidak melihat lagi Tu Wee Seng dan lain-lainnya,
Api dari gundukan rumput dan kayu kering juga sudah padam,
Yang ketinggalan hanya hawa gunung yang dingin dan
suasana yang sunyi senyap dan gelap guIitan, ia menarik
napas panjang, dan menyeka air matanya,
Pang Siu Wie cekal tangan kanannya dan berkata: "Ayo,
kita kembali." "Apa gunanya aku kembali" Dan kemana aku harus pergi"
Suhengku mungkin tak dapat hidup lagi!" jawab Pek Yun Hui,
"Mustahil selainnya Ban Lian Hwe Kwi, tidak ada obat atau
cara lain untuk menolong Suhengmu?" kata Pang Siu Wie,
menghibur "Meskipun ada obat yang mujarab, namun tak mungkin kita
segera dapat menemukannya, Dia tak akan dapat bertahan
sampai dua hari lagi!" kata Pek Yun Hui,
Pang Siu Wie terkejut, dan ia berkata: "Ban Lian Hwe Kwi
telah dibawa pergi oleh gurumu, Orang-orang dari partai Hua
San dan Swat San telah berlalu, begitu juga Si Tian Houw
telah mengajak orang-orang dari partai Thian Liong berlalu
dari sini, Mereka semuanya tergesa-gesa, Aku kira tentu
mereka masih akan menjalankan siasat lainnya lagi!"
Pek Yun Hui tersenyum, dan berkata: "Siasat apapun
mereka akan laksanakan tidak ada gunanya bagi Su-hengku."
Lalu ia pun perlahan-lahan berjalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka keduanya berjalan menuju ke goa batu di mana
Bee Kun Bu sedang berbaring dalam keadaan pingsan
Di mulut goa Pek Yun Hui berpaling kepada Pang Siu Wie,
dan dengan khidmat ia berkata: "Aku sangat berterima kasih
atas semua bantuanmu sebetulnya aku pun bermaksud
memulihkan wajahmu yang cantik dengan Ban Lian Hwe- Kwi.
Tetapi di luar dugaan kura sakti itu telah dibawa kabur oleh
guruku, Dengan ilmu silatnya yang tinggi, aku tak dapat
mengejar Budimu itu aku tak akan lupakan. Bila kelak aku
berjumpa guruku, aku tentu mohon dia memulihkan
wajahmu...." Dengan senyuman yang menyatakan simpali, Pang Siu
Wie berkata: "Selama dua puluh tahun aku tinggal terpencil
atau bersembunyi di pegunungan aku dapat menyelami hati
sejati Siocia, Pada dua puluh tahun berselang, ketika aku
berkecimpungan di kalangan Kang-ouw, aku kira ilmu silatku
luar biasa, dan aku selalu bertindak kejam terhadap lawanku,
Oleh karena itu aku dapat julukan Sam Sou Lo Shi (Jebakan
dari tiga penjuru), dan jarang sekali lawan yang luput dari kekejamanku.
Tapi semenjak Si Tian Houw merusak muka-ku, aku
terpaksa tinggal bersembunyi di pegunungan Selama dua
puluh tahun itu, aku bertekun mempelajari ilmu silat, membuat
senjata rahasia dengan maksud untuk membalas dendam,
juga menjagoi kembali di kalangan Kang-ouw, Tetapi setelah
menyaksikan ilmu silat Siocia, aku insyaf bahwa ilmu silatku
tak ada artinya, hanya senjata rahasiaku agak boleh juga. Dan
setelah menyaksikan bagaimana Tu Wee Seng melontarkan
biji besinya, aku malu terhadap diri sendiri, dan juga tak yakin
apakah senjata rahasiaku berhasil digunakan melawan
seorang jago silat, misalnya terhadap Tu Wee Seng, Oleh
karena itu, aku mohon Siocia,.,."
"Apa kau ingin aku mengajarkan kau ilmu silat?"
menyambung Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tidak mempunyai hasrat demikian Aku hanya mohon
Siocia memperkenankan aku mendampingi Siocia, dan
anggap aku sebagai pembantumu," kata Pang Siu Wie.
Pek Yun Hui geleng-geleng kepala dan berkata: "Kini aku
sendiri tidak mengetahui harus berbuat apa. Aku mungkin tak
dapat memperhatikan kau selalu.,.,"
Pang Siu Wie segera memotongnya: "Aku mengagumi ilmu
silat Siocia, dan menghargai budi kasih Siocia, Meskipun ilmu
silatku tak ada artinya, akan tetapi pengalamanku di kalangan
Kang-ouw dapat bermanfaat bagi Siocia jika aku mendampingi
Siocia, permintaanku dengan hati yang suci murni ini, aku
mohon kau tidak meno!aknya."
Dengan tersenyum Pek Yun Hui berkata: "Jika kau betulbetuI bersungguh-sungguh, aku juga tak dapat menolak
Hanya aku minta kau mentaati pesan atau perintahku dan
jangan sekali-kali coba membantah!"
Dengan gembira Pang Siu Wie segera berlutut di hadapan
Pek Yun Hui seraya berseru: "Aku diperkenankan
mendampingi Siocia, Aku bersumpah akan mentaati pesan
atau perintah Siocia, jika aku mengingkari nya aku akan
dikutuk oleh Thian (Tuhan)!"
Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun wanita itu.
"Kau bangunlah Aku sudah mufakat, dan kau tak usah
bersumpah!" Lalu ia masuk ke dalam untuk melihat Bee Kun
Bu. Ketika itu sudah jam empat pagi, tetapi lampu minyak
masih menyala di dalam goa kamar itu. Lie Ceng Loan duduk
mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga belum sadar
Meskipun Pek Yun Hui telah menghampiri dekat tempat tidur,
agaknya Lie Ceng Loan tidak memperhatikan
Pek Yun Hui mengusap rambutnya seraya menegur "Loan
Moi, Loan Moi,.,." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terkejut, seolah-olah terbangun dari
tidurnya, ia segera berdiri dan menanyai "Pek Cici, apakah
Ban Lian Hwe Kwi berhasil ditangkap?"
Pek Yun Hui geleng-geleng kepalanya: "Kura sakti itu telah
dibawa lari oleh orang lain!" jawabnya,
Lie Ceng Loan berseru: "O!" lalu memeluk Pek Yun Hui
sambil meratap: "Ya, Tuhan! Apakah dia tidak tahu kita perlu
akan kura sakti itu untuk menolong Bu Koko?"
"Orangyang membawa lari Ban Lian Hwe Kwi adalah
guruku, dan aku tak dapat lawan dia, dan tak mampu
mengejar nya.,." jawab Pek Yun Hui,
Sambil mengawasi Bee Kun Bu di atas tempat tidur, Lie
Ceng Loan meratap: "Jika Ban Lian Hwe Kwi telah dibawa
kabur orang, Bu Koko masih dapat hidup berapa lama..."H
"Mungkin dua hari," jawab Pek Yun Hui dengan terpaksa.
Lalu Lie Ceng Loafi tarik Pek Yun Hui dan berkata: "Pek
Cici, duduk di sini, aku ada banyak omongan!"
Melihat sikapnya yang ganjil, Pek Yun Hui khawatir gadis
itu terganggu lagi pikirannya, tetapi ia turuti kehendaknya dan
duduk di pinggir tempat tidur,
Dengan kedua mata yang dibuka lebar-Iebar Lie Ceng
Loan menanya: "Pek Cici, apakah kau betuI-betul sayang
aku?" Pek Yun Hui mengangguk, lalu Lie Ceng Loan berkata
terus: "Bu Koko segera akan mati Meskipun kau bersedih hati,
tetapi kau tak dapat menolong dia, Banyak urusannya kita kan
telah tolong kerjakan jika ia meninggal dunia, aku akan pergi
memberitahukan kematiannya kepada ayah bundanya di
daerah pegunungan Biauw Leng di dekat kota Gak Yo,
Mereka tinggal di sebuah rumah yang besar dan rumah itu
bernama Cui Gwat San Chung!"
Pek Yun Hui tak tahan akan kesedihan hatinya, ia pun
mengucurkan air mata. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan melanjutkan "Aku juga harus
memberitahukan Suhu dan Supek, Jika mereka tahu, mereka
pun tentu menangis sedih, Tetapi aku minta Cici yang
memberitahukan belasungkawa ini kepada ibu ayahnya dan
kepada Suhu dan Supekku, karena aku akan menunggui dia
di sini dan menyertai dia...."
Pang Siu Wie membentak: "Apa" Kau ingin berdiam di
dalam goa yang gelap ini menyertai dia mati?"
Lie Ceng Loan mengangguk, dan tersenyum dengan
sedih. Pang Siu Wie mengerutkan kening, dan membentak lagi:
"Apakah kau sudah gila" Jika ia meninggal dunia, jenazahnya
tak dapat ditaruh terus di dalam goa ini. Kita harus
menguburkannya dengan seksama, Apakah kau juga ingin
dikubur bersama-sama?"
Lie Ceng Loan mengangguk pula: "Aku pun mengetahui
bahwa orang yang sudah mati harus dikubur Semalam aku
telah pikir bahwa aku hendak minta Pek Cici memberitahukan
kematiannya kepada ibu ayahnya dan guru serta paman
gurunya, Aku menunggui dia di dalam goa ini setelah mulut
goa ini ditutup dengan batu gunung yang besar, sebetulnya
aku takut akan setan, tetapi aku tidak takut menyertai Bu
Koko!" Kata-katanya itu diucapkannya dengan tenang dan
sungguh-sungguh hati, Pang Siu Wie yang terkenal kejam dan telah membunuh
mati banyak orang, menjadi terharu mendengar ucapan itu.
Harus diketahui bahwa bila orang terlampau sedih hati, ia tak
dapat mengucurkan air mata lagi, hanya jantungnya
mengucurkan darah! Pek Yun Hui bangun dari tempat duduknya dan berdiri
membelakangi Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan bangun dan
menegur: "Pek Cici, kau jangan menangis. pertama kali aku
melihat Bu Koko luka parah, aku sangat bersedih hati, Tetapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku mengetahui bahwa Pek Cici dapat menolong dia. Kini
ternyata setelah Cici berusaha keras meno!ongnya, Bu Koko
masih juga tak dapat sadarkan diri."
Pek Yun Hui tak dapat berkata-kata, karena ia tak tahu apa
yang ia harus katakan, dan ia tak mempunyai alasan untuk
menjawabnya, Segera terdengar Lie Ceng Loan menghela napas panjang
dan berseru: "Dulu aku masih hijau, segala hal apapun aku tak
tahu, Aku dapat lihat bahwa Cici pun sangat sayang Bu Koko,
Jika aku menemani Bu Koko, aku tak dapat menemani Cici, ini
yang masih membikin aku ragu-ragu dan geIisah...."
Tiba-tiba Pek Yun Hui buka pakaian laki-Iakinya, lalu ia
beset-beset menjadi beberapa keping, Sambif tertawa ia
berkata kepfltia Lie Ceng Loan: "Mu!ai hari ini, aku tak akan
mengenakan pakaian lagi, aku akan berpakaian dengan lakilaki wajar. an aku berusaha sekuat tenaga memperpanjang
umurnya Bu Koko. Di dalam beberapa hari ini, selama dia
masih bernapas, kita akan menemani dan menjagai dia. Jika
dia telah meninggal, aku akan membawa kau ke satu tempat
yang aman, lalu aku akan mencari dan mengejar orang yang
telah melukai dia sehingga binasa, Setelah aku berhasil
membalas dendam, akupun akan menyertai dia...."
Pang Siu Wie terkejut dan dengan terperanjat ia menanya:
"Ha! Apakah Pek Siocia pun ingin menyertai dia dikubur
seperti halnya Li Siocia?"?"
"Betul!" jawab Pek Yun Hui. "Aku akan membangun satu
tempat yang sentosa untuk Bu Koko, Li Moi-moi dan aku
sendiri!" "Kedua gadis ini betul-betul berbudi luhur dan berwatak
agung, Mereka berani berkorban dan rela dikubur hiduphidup!" pikir Pang Siu Wie, mengaguminya.
Kemudian Pek Yun Hui berkata kepada Pang Siu Wie:
"Cobalah kau keluar dan lihat apakah sudah terang lanah?"
Pang Siu Wie segera keluar, dan tak lama kemudian segera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kembali lagi dengan jawabannya: "Cuaca masih gelap, Siocia
telah bertempur melawan banyak musuh, dan masih letih,
Lebih baik beristirahat sejenak!"
"Aku tidak letih. Aku minta kau menjaga di luar goa, dan
jika aku tidak panggil, kau jangan masuk. Dan kau harus
menjaga orang lain masuk. Jika ada orang yang menerobos
masuk, kau boleh binasakan padanya dengan pasir
beracunmu!" Pang Siu Wie mengangguk, lalu berjalan keluar
melaksanakan perintah ilu.
Pek Yun Hui lalu membateskan rambutnya yang terurai
dan berkata kepada Lie Ceng Loan: "Loan Moi, kau juga pergi
menjaga di luar goa, bersama-sama Pang Cici, aku akan
berusaha mengobati Bu Koko.
Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata: "Aku tahu, Cici
ingin aku menjaga di luar jangan sampai ada orang yang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengganggu." Lalu dengan pedang terhunus, ia jalan keluar
dan bersama Pang Siu Wie menjaga di mulut goa.
Pek Yun Hui dengan mengesampingkan bahwa dirinya
seorang wanita dan Bee Kun Bu seorang pria, berusaha
membebaskan tiga puluh enam jalan-ja!an darah dan urat-urat
syaraf nya Bee Kun Bu. ia buka dengan paksa giginya Bee Kun Bu yang
terkancing, lalu dengan menempelkan bibirnya kepada bibir
Bee Kun Bu ia meniup dengan ilmu Coan Ki Sut (ilmu
menyambung napas), Cara pengobatan itu ia lakukan dengan
mengorbankan banyak tenaga sekali, dan segera mukanya
menjadi pucat pasi, tetapi segera terlihat hasi1nya. Bee Kun
Bu kelihatan bergerak, jantungnya berdenyut lebih keras, air
mukanya agak lebih merah, dan napasnya lebih lancar
sebentar kemudian lagi terdengar Bee Kun Bu menarik napas,
talu membuka kedua matanya. Ketika itu seluruh tubuhnya
Pek Yun Hui telah basah dengan keringat, bahkan beberapa
tetes keringatnya jatuh di mukanya Bee Kun Bu. Melihat Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu membuka mata, Pek Yun Hui berbisik: Tutup matamu
dan jangan bicara, Aku sedang berusaha mengobati kau!"
Bee Kun Bu sudah mulai sadar, dan ia dapat mengerti
petunjuknya Pek Yun Hui. Ia pejamkan kedua matanya.
Pek Yun Hui berbisik lagi: "Aku dan Loan Moi ingin kau
hidup, dan aku harus berusaha keras menyembuhkan kau
untuk mencegah Loan Moi menjadi putus asa.,,."
Bee Kun Bu sangat terharu mendengar ucapan itu, ia
merasa sangat berat menerima budi sebesar itu, Kemudian ia
muntah, dan yang keluar darah yang hitam! Tetapi setelah
memuntahkan darah hitam itu, Bee Kun Bu merasa lebih reda
dan enak, ia hanya merasa tak mempunyai tenaga untuk
mengangkat tangan atau bangun,
"Bagaimana kau merasa sekarang" Lebih redakah?" tanya
Pek Yun Hui. Tetapi kau tak usah menjawab dengan
perkataan, cukup dengan mengangguk atau menggelengkan
kepalamu." Sikap yang penuh akan kasih sayang dan suara yang
lemah lembut itu melunakkan hatinya Bee Kun Bu, dan ia
hanya tersenyum dan mengangguk
Pek Yun Hui menyusuti darah di bibirnya Bee Kun Bu. Lalu
ia berbisik lagi: "Kau harus hidup! Jika kau mati, Loan Moi
akan.,,." ia tak dapat meneruskan kata-katanya, karena bukan
saja Lie Ceng Loan akan menjadi nekat, tetapi ia juga akan
mengambil jalan pendek mengakhiri jiwanya.
Bee Kun Bu terpaksa bicara: "Apakah gunanya kau
menolong aku" Aku menderita hebat, jerih payahmu hanya
akan menjadi sia-sia belaka! Namun, aku sangat berterima
kasih...." Pek Yun Hui menyahut: "Aku melakukan ini hanya untuk
kau-" ia tak dapat meneruskan ia merasa kepalanya pusing,
kedua matanya gelap, dan sejenak kemudian ia menjadi
lemas sekali akan akhirnya jatuh tertiarap di atas tubuhnya
Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang sudah sadar, mula-mula mengiranya
Pek Yun Hui sedang mengurut dan memijat ia, akan tetapi
ketika ia merasa bahwa tubuhnya Pek Yun Hui itu tidak
bergerak dan dingin, ia terkejut Dengan sekuat tenaga ia coba
singkirkan tubuhnya gadis itu sambil memanggil: "Pek Cici!
Pek Cici." Pada saat itu terdengar dari mulut goa suara orang
bertengkar dan kemudian suara beradunya senjata.,.!
Untung Bee Kun Bu berhasil memijit urat nadinya Pek Yun
Hui sehingga siuman kembali
Pek Yun Hui membuka kedua matanya dan sambil
tersenyum ia berkata: "Aku telah pingsan! Tetapi kau jangan
khawatir Aku hanya perlu beristirahat sebentar dan tenagaku
akan pulih kembali.." Tiba-tiba ia terkejut, karena ia baru insyaf
bahwa ia masih tertiarap di atas tubuhnya Bee Kun Bu.
Dengan perasaan malu ia lekas-lekas bangun.
"Cici telah pingsan karena menolong aku, dan aku berhasil
pijit jalan darah Cici, Aku tak melakukan sesuatu yang tidak
sopan,.," berkata Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui tersenyum dan berkata: "Aku tidak
persalahkan kau, dan kau tak usah pikirkan akan hal itu," kata
Pek Yun Hui, disertai senyumnya,
Ketika Pek Yun Hui mendengar suara gaduh di mulut goa,
suara Pang Siu Wie dan senjata beradu, ia terperanjat!
"Apakah Pang Siu Wie menghadapi musuh" Tetapi senjata
rahasianya mungkin dia dapat menghalangi masuknya musuh
itu," pikirnya. Lalu ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Kau tak
usah khawatir tentang kegaduhan di luar, Aku telah pasang
orang untuk menjaga!"
Di bawah sinar lampu minyak, Bee Kun Bu tampak Pek
Yun Hui lebih cantik, hanya wajahnya sangat pucat. ia
menghela napas dan berkata: "Cici, rupanya kau juga
terluka...." Kemudian ia ingat tentang Pek Yun Hui menolong
Susioknya, Giok Cin Cu, di rumah penginapan di Yaociu, ia
segera dapat menduganya bahwa Pek Yun Hui menjadi pucat
karena berusaha mengobati ia. Maka ia berkata lagi: HAku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekarang tahu, Cici menjadi letih dan pucat karena menolong
aku...." Pek Yun Hui menjawabnya sambil tersenyum: "Aku hanya
perlu beristirahat sebentar, lalu segera tenagaku akan pulih
kembali Kaulah yang harus beristirahat, dan jangan pusingi
soal ini...." ia tak dapat menahan air matanya yang mengucur
"Cici jangan bersedih hati. Aku akan menuruti perintahmu!"
kata Bee Kun Bu, lalu memejamkan kedua matanya.
Pek Yun Hui menjadi tenteram hatinya melihat Bee Kun Bu
beristirahat lagi, dan iapun berusaha memulihkan tenaganya,
Ketika itu suara gaduh di luar goa makin hebat dan makin
dekat terdengarnya, Bee Kun Bu pun dapat men-dengarnya,
ia menjadi gelisah. ia menjadi cemas akan keselamatannya
Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, ia sebetulnya ingin bangun,
tetapi baru saja ia mengangkat tubuh, ia segera merasa
kepalanya pusing, dan ia jatuh pingsan lagi!
Ketika ia siuman, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie sudah
terdesak masuk ke dalam goa, dan sedang menjaga jalan
masuk ke kamar di mana ia dan Pek Yun Hui berada,
Dengan sikap yang waspada dan kantong pasir beracun di
tangan kanan, Pang Siu Wie mengawasi ke jurusan luar, Lie
Ceng Loan lari menghampiri Pek Yun Hui, dan segera
menjaga dengan pedang terhunus, ia tahu bahwa Pek Yun
Hui sedang memulihkan tenaga setelah mengobati Bee Kun
Bu. Segera terdengar suara orang mengancam: "Jika kalian
masih bertarung dengan curang menggunakan pasir beracun,
aku akan berbuat lebih kejam lagi!"
Bee Kun Bu tidak mengenali suara itu, dan tak mengetahui
apa yang telah terjadi semenjak ia dibawa masuk ke dalam
goa itu, ia insyaf bahwa ia tak dapat mengerahkan tenaga,
karena ia dapat jatuh pingsan lagi, Dengan terpaksa ia
berbaring, hanya kupingnya mendengarkan segala sesuatu di
dalam goa itu, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian terdengar ejeknya Pang Siu Wie: "Hm! Kalian
datang dengan banyak orang, jika menang pun " melawan
kami berdua, itu bukanlah lakunya seorang jantan! Siapa saja
yang bertindak masuk, boleh rasai pasirku ini!"
Belum habis Pang Siu Wie mengucapkan kata-katanya,
terlihat bayangan orang yang berusaha menerobos masuk,
Pang Siu Wie menyambut dengan pasir beracun-nya. Segera
terlihat asap tebal mengepul, diikuti oleh jeritnya seseorang
yang memilukan hati. Orang itu kena pasir beracun!
jalan ke kamar itu sangat sempit, dan pasir beracun yang
dilontarkan oleh Pang Siu Wie itu telah meliputi jalan itu
sehingga tak dapat meluputkan diri, Belum lagi suara jeritan
itu berhenti, Pang Siu Wie menyambit lagi dengan pasirnya
sambil mengancam: "Ayo, siapa lagi berani menerobos
masuk!" Hanya suara makian dan kutukan terdengar dari luar goa,
tetapi tiada seorangpun berani menerobos masuk lagi.
Setelah keadaan mulai mereda, Bee Kun Bu menanya Lie
Ceng Loan: "Siapakah wanita itu yang menolong kita?"
Bukan main girangnya Lie Ceng Loan ditegur oleh Bee
Kun Bu, dan ia menduga bahwa Bee Kun Bu akan sembuh. ia
lepaskan pedangnya dan menghampiri sambil tersenyum, "Dia
adalah kawannya Pek Cici," kata ia. "Dia telah menolong kita
dengan senjata pasir beracunnya, Dia bernama Pang Siu
Wie," Lalu ia panggil Pang Siu Wie dengan gembira: "Pang Cici,
mari, Bu Koko ingin berkenalan dengan kau."
Pang Siu Wie segera menghampirinya, dan Bee Kun Bu
terkejut melihat mukanya yang jelek itu. Namun ia tersenyum
sebagai ganti menghaturkan hormat Pang Siu Wie balas
tersenyum dan merasa gembira melihat keadaan Bee Kun Bu,
Tetapi baru saja ia ingin buka mulut menanya
kesehatannya Bee Kun Bu, tiba-tiba terdengar suara yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mencurigakan dan merasa hembusan angin di belakangnya ia
berbalik dan melepaskan anak panahnya ke arah mulut goa!
Ketika pasir telah jatuh ke tanah, dan ketika Pang Siu Wie
dipanggil oleh Lie Ceng Loan, musuh telah menggunakan
kesempatan itu nyelonong masuk, Panah beracun Pang Siu
Wie mengenai dinding goa dan segera suara ledakan
terdengar diikuti oleh asap yang mengepul tebal!
-ooo0oooPertempuran di dalam goa untuk membela diri
sebetulnya musuh yang berhasil nyolong masuk ke dalam
adalah dua orang, dan mereka segera menghampiri tempat
tidurnya Bee Kun Bu ketika perbuatan mereka dipergoki oleh
Pang Siu Wie. Panah yang dilepaskan tadi tidak mengenai sasaran, Pang
Siu Wie tidak berani menyambitnya lagi dengan pasir
beracunnya, khawatir mengenai Pek Yun Hui yang sedang
memulihkan tenaga dalamnya, Secepat kilat ia kirim jotosan
dengan tinju kirinya kepada musuh yang berada di sebelah
kanan! Tetapi musuh memiliki ilmu silat yang tinggi, jotosan nya
Pang Siu Wie meninju angin, sedangkan ia sendiri telah
terdampar oleh angin yang terbit dari gerak tubuh musuh itu.
Lie Ceng Loan, setelah pungut pedangnya, menyerang
musuh yang Iain dengan tusukan-tusukannya yang bertubitubi. Tusukan itu dilancarkan cepat sekali dan berhasil
mendesak mundur musuh beberapa langkah,
Musuh yang melawan Pang Siu Wie tidak berani
menyerang, Dia hanya berusaha menangkis seranganserangan atau mengegoskan diri, ia pun yakin bahwa Pang
Siu Wie tidak akansembarangan menyambit dengan pasir
beracunnya di dalam ruang yang sempit itu.
Bee Kun Bu dapat melihat bahwa orang yang melawan
Pang Siu Wie adalah Kiok Goan Hoat, pemimpin bendera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hitam dari partai silat Thian Liong.Ia terkejut, karena ia yakin
bahwa Pang Siu Wie tak dapat me-lawannya, tetapi ia
sendiripun dalam keadaan tak ber-daya, ia juga
memperhatikan orang yang melawan Lie Ceng Loan, Orang
itu berusia lebih dari lima puluh tahun, berjubah dan sebentarsebentar melirik ke arah Pek Yun Hui, Betul Lie Ceng Loan
dapat melawan orang tua itu selama sepuluh jurus, tetapi Bee
Kun Bu yakin bahwa Lie Ceng Loan akan segera dapat
dikalahkan orang tua itu yang jauh lebih tinggi ilmu silatnya.
Hanya orang tua itu seolah-olah sengaja tidak bermaksud
untuk melukainya. Pek Yun Hui yang sedang mengumpulkan tenaga dan
memulihkan semangatnya, masih juga duduk diam seolaholah tak menghiraukan pertarungan yang sedang berlangsung
itu. Berkali-kali Bee Kun Bu ingin memanggilnya agar
memberikan bantuannya tetapi selalu ia batalkan maksudnya,
karena khawatir mengganggu usahanya Pek Yun Hui yang
sedang memulihkan tenaga itu.
Terlihat lagi olehnya Kiok Goan Hoat berdaya mencekal
tangannya Pang Siu Wie yang memegang kantong pasir
beracun, Kiok Goan Hoat lakukan itu dengan mengirim
jotosan-jotosan bertubi-tubi dengan sekuat te-naga, Pang Siu
Wie tak berani menangkis jotosan maut itu, ia terpaksa
mundur dua langkah Kesempatan itu digunakan oleh Kiok
Goan Hoat untuk memijit lengan yang memegang kantong
pasir beracun. Beruntung Pang Siu Wie, yang pernah
berkecimpung di kalangan Kang-ouw dan banyak
pengalaman, cukup lincah untuk me-ngelit pijitan itu!
Di pihak Lie Ceng Loan, si kakek bertarung dengan
sebentar-sebentar melirik ke arah Pek Yun Hui. Tetapi ketika
melihat Pek Yun Hui masih tetap tidak bergerak meskipun
Pang Siu Wie telah terdesak, ia pun mulai lancarkan
serangan-serangannya dan mendesak terus Lie Ceng Loan
sampai ke pinggir tempat tidurnya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu paksakan diri membetot pakaiannya Pek Yun
Hui yang sedang duduk di dekat ia, dan betotannya itu
berhasil membangunkan gadis itu. Namun, Pek Yun Hui tidak
bangkit untuk membantu pikirnya Bee Kun Bu: "Kali ini
mungkin semua akan binasa, Aku pernah menjumpai banyak
bahaya, dan pernah berkali-kali ditolong Tetapi kali ini, aku
luka parah dan tak dapat berbuat sesuatu."
Di waktu ia sedang berpikir itu, ia lupa akan pertarungan
yang sedang berlangsung, Tiba-tiba ia merasa hembusan
angin yang dingin menyapu mukanya, ia menjadi sadar, dan
menyaksikan bahwa hembusan angin itu adalah sabetan
pedangnya Lie Ceng Loan yang berusaha menangkis
sodokannya si kakek. Kemudian terlihat lagi pedangnya Lie
Ceng Loan dikebut terlepas oleh lengan bajunya si kakek.
Seperti seekor kucing, gesitnya si kakek loncat menerkam Lie
Ceng Loan sambil berkata: "Jangan takuti Aku tak akan
melukai kau...." Kesempatan itu digunakan oleh Lie Ceng Loan untuk
menjotos mukanya si kakek dan tepat mengenai pipinya
sehingga bengkak! Tapi si kakek berhasil menotok bahu
kirinya Lie Ceng Loan yang dirasakannya sakit sekali,
Bee Kun Bu hanya bisa berseru: "Lie Sumoy.,." dan ia
jatuh pingsan lagi! Si kakek lalu angkat Lie Ceng Loan dengan maksud
merebahkan gadis itu di tempat tidur, tiba-tiba hembusan
angin membikin ia terkejut! Si kakek ambil pedangnya Lie
Ceng Loan untuk menghadapi musuh yang datang menyerang
padanya,

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu terdengarlah suara orang membentak, dan di kamar
yang sempit itu tambah seorang Tojin (pendeta) yang berusia
lanjut, berjubah dan bersenjata pedang yang lebih dari dua
kaki panjangnya, Kedua matanya bersinar Dengan sekali
loncat, Tojin itu tiba di depan Lie Ceng Loan. Si gadis buka
kedua matanya, lalu berseru: Toa Supek! Semua bangsat-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangsat ini ingin membunuh Bu Koko! Aku dan Pang Cici telah
melawan mereka!" Sebetulnya pendeta tua itu adalah pemimpin partai silat
Kun Lun, Hian Ceng Tojin, Dengan menjagai Lie Ceng Loan,
pedang di tangan kanannya menusuk si kakek dengan jurus
Kie Hong Teng Kiauw atau Burung Hong Menyerang Naga. Si
kakek harus lekas-lekas menjatuhkan diri dan berguling-guling
di ruang yang sempit itu, sebetulnya si kakek ingin menaruh
Lie Ceng Loan di atas tempat tidur, lalu membawa kabur Bee
Kun Bu. justru pada saat itu Hian Ceng Tojin datang, Dengan
tenaga dalam ia tusuk pedangnya ke arah si kakek, dan
hembusan angin yang terbit dari tusukan pedang itu di rasa i
oleh si kakek, "Hai! Ciu Kong Liang! Kau dan Si Tian Houw betul-betul
busuk! Kau ingin membinasakan murid-mu-ridku, Katian
rasakan pedangku!" bentak Hian Ceng Tojin.
Hian Ceng Tojin lalu menusuk Kiok Goan Hoat dengan
jurus Shin Liong Cut Tong atau Naga Sakti keluar dari goa
pertapaan Bukan main hebatnya tusukan pedang itu sehingga
seluruh ruangan bergetar, dan Kiok Goan Hoat pasti binasa
seketika jika ia tak lekas-lekas loncat ke samping! Lalu Hian
Ceng Tojin ayun pedangnya dan loncat ke pinggir tempat tidur
menjagal Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui karena Ciu Kong
Liang telah mengambil kesempatan itu untuk menyerang Bee
Kun Bu atau Pek Yun Hui. Ciu Kong Liang lekas-lekas
mengegos dan loncat ke samping!
Pang Siu Wie yang sedang bertempur dengan Kiok Goan
Hoat ketika Hian Ceng Tojin menusuk dengan jurus Shin
Liong Cut Tong tidak keburu minggir, sam-beran angin dari
tusukan maut itu mendampar ia ke dinding goa sehingga ia
menjadi pusing kepala dan kedua matanya berkunangkunang,
Kiok Goan Hbat setelah berdiri jejak lagi segera
mengawasi orang yang menusuk ia. Lalu dengan tertawa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng menusukkan pedangnya ke arah si kakek
dengan menggunakan jurus burung Hong menyerang Naga.
ia berkata: "Kukira siapa, tak tahu Sam Ceng Koan Cu
yang datang terimalah hormatku!" ia mengangkat kedua
tangannya memberi hormat Hian Ceng Tojin membalas pemberian hormat itu.
"Kiok Heng apakah baik" Satu tahun telah lewat semenjak
kita berjumpa di pegunungan Koat Cong San!"
Ketika itu Kiok Goan Hoat berpikir "Hian Ceng Tojin tibatiba muncul di pegunungan ini, mungkin juga ketiga pemimpin
partai Kun Lun sama datang juga, Aku tak dapat melawan
mereka, Lagi pula pasir beracunnya Pang Siu Wie dapat
membinasakan aku...."
Menampak Kiok Goan Hoat diam saja, lalu Hian Ceng
Tojin berkata pula: "Maksud apa kau berada di sini?"
tanyanya, "Apakah ingin menguji silat partai Kun Lun?"
Seperti monyet kena terasi Kiok Goan Hoat menyengir dan
menjawabnya: "Siapakah yang tidak mengetahui ilmu silatnya
partai Kun Lun yang lihay" Aku tentu tak dapat melawan Sam
Ceng Koan Cu." Lalu ia berjalan keluar dari kamar goa itu.
Ciu Kong Liang setelah melihat Kiok Goan Hoat keluar, ia
hendak turut keluar juga, tetapi ia dicegat oleh Hian Ceng
Tojin. "Ciu Kong Liang, aku ada omongan yang hendak
diucapkan kepadamu," kata Hian Ceng Tojin.
"Apakah kau ingin membalas dendam kepadaku?" tanya
Ciu Kong Liang, Dengan suara keras Hian Ceng Tojin berkata: "Aku
dengan kau dan Si Tian Houw sebetulnya tidak seharusnya
mempunyai dendam, Tetapi mengapa kalian berdua
memasang jebakan mencelakakan aku" Soat ini, aku minta
penjelasan!" ia berhenti sejenak, lalu mengejek: "Kau lihatlah
pedang ini" Kau tentu mengenalinya!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena kalian coba mencelakakan aku, maka aku telah
memperoleh pedang sakti ini!" Melihat pedang itu, Ciu Kong
Liang mundur dua langkah dengan terperanjat
Hian Ceng Tojin tertawa dan berkata pula: "Kau
beritahukan Si Tian Houw, aku tak bermaksud membalas
dendam, tetapi aku ingin mengetahui alasannya mengapa
kalian ingin mencelakakan aku!"
Dengan masgul tereampur takut Ciu Kong Liang lekaslekas jalan keluar dari kamar goa itu setelah Hian Ceng Tojin
tidak menanya lagi, Hian Ceng Tojin tidak mengejar, ia hanya
berbalik untuk memeriksa Bee Kun Bu setelah memasukkan
pedangnya ke dalam sarungnya,
Pada saat itu, Pek Yun Hui belum selesai memulihkan
tenaga dan semangat nya, tetapi Bee Kun Bu telah ditolong
oleh Lie Ceng Loan dan telah sadar kembali Ketika melihat
Hian Ceng Tojin, ia berseru: "Suhu!" dan coba bangun untuk
memberi hormat Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Hian Ceng Tojin
berkata: "Melihat wajahmu saja aku mengetahui bahwa kau
luka parah, Kau tak usah memberi hormat" ia pun melihat Pek
Yun Hui dengan rambutnya yang panjang terurai, dan nodanoda darah di pakaiannya, ia terkejut dan berkata: "Jika kau
dapat bicara, cobalah ceritakan peristiwa-peristiwa yang telah
menimpa kalian." Dengan susah payah Bee Kun Bu menceritakan peristiwa
peristiwa yang telah terjadi, Mulai dari ia mengantar Pek Yun
Hui kembali ke pegunungan Koat Cong San, ia meninggalkan
surat kepada Pek Yun Hui sebelumnya ia berlalu, ia
menjumpai Souw Hui Hong di perjalanan, pertempuran di
pegunungan Ngo Bi San, ia membantu menolong Souw Hui
Hong dan mengetahui jejak Suhunya, ia kembali lagi ke
pegunungan Ngo Bi San, dan menyaksikan pertempuran
beberapa pemimpin cabang partai Thian Liong yang pergi ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuil Ban Hut Si membikin perhitungan terhadap HweeshioHweeshio kuil tersebut.
Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie pun menceritakan
bagaimana Pek Yun Hui berusaha menolong Bee Kun Bu, dan
juga soal menangkap dan dirampasnya Ban Lian Hwe Kwi.
Setelah penuturan itu selesai, langit sudah terang, Hian
Ceng Tojin lalu suruh mereka semua beristirahat
Setelah Lie Ceng Loan cukup beristirahat ia menanya Hian
Ceng Tojin: Toa Supek, Pek Cici bilang dia akan membawa
aku dan Bu Koko ke suatu tempat yang aman dan sentosa,
dan aku akan terus mendampingi Bu Koko, dan tidak kembali
lagi... karena aku yakin Bu Koko tak akan menjadi sembuh,
dan Pek Cici juga tak mampu menyembuhkan dia!"
Hian Ceng Tojin terkejut dan menanya: "Apakah Pek Yun
Hui juga tak mampu menyembuhkan dia?"
Bee Kun Bu membuka kedua matanya, dan berkata sambil
tersenyum: "Teecu tidak takut mati. Teecu anggap kematian
sebagai pulang asal Teecu merasa berat terhadap budi kasih
Suhu dan lain-lainnya, dan Teecu tak dapat membalas jika
Teecu mati...." Hian Ceng Tojin membisu, ia tak menjawab
"Bu Koko, kau mati dengan hati harus merasa puas,
karena aku akan terus mendampingimu Pek Cici juga pernah
mengatakan bahwa jika dia telah membunuh mati orang yang
mencelakakan kau, dia pun akan mendampingi kau...M kata
Lie Ceng Loan dengan sungguh-sungguh,
Hian Ceng Tojin hanya berpendapat betapa polosnya
gadis itu, tetapi ia tak mengerti mengapa Pek Yun Hui juga
mengatakan itu kepada Lie Ceng Loan. Apakah perkataan itu
semata-mata untuk menghibur Lie Ceng Loan"
Bee Kun Bu berseru dengan terperanjat "Apa" Apakah
kalian ingin dikubur hidup-hidup bersama-sama aku...?""
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengangguk dan menjawabnya: "Betul!
Setelah Bu Koko mati, kami akan menyertai Bu Koko, agar
kita tetap dapat berkumpul selamanya."
Air mata Bee Kun Bu mengucur lagi mendengar jawaban
itu, dan tiba-tiba ia menyemburkan darah dari mulutnya!
Lekas-lekas Lie Ceng Loan membersihkan darah itu dari
mulutnya Bee Kun Bu, dan menguruti d ada nya. Hian Ceng
Tojin juga berusaha menyadarkannya sambil berlkata: "Kau
menderita luka parah, tetapi mengapa kau tidak jaga diri" Jika
kau betul-betul mati, kau akan membikin banyak orang hancur
hatinya. Misalnya, ayah bundamu yang telah menyerahkan
kau kepadaku, Kau adalah putera yang tunggal...."
Bee Kun Bu hanya dapat menahan kesedihannya, dan
insyaf bahwa perkataan gurunya itu betul, Ketika itu juga ia
bertekad untuk hidup, agar ia dapat membalas budi kasih
orang-orang yang telah menolong padanya, ia memejamkan
matanya pula dan berusaha mengumpulkan semangat nya.
Hian Ceng Tojin berbisik kepada Lie Ceng Loan: "Loan Jie,
kau jangan ganggu dia lagi, Biarkan dia beristirahat dan aku
akan mencari daya upaya untuk menyembuhkan nya. Mari ikut
aku keluar!" Hian Ceng Tojin berjalan keluar dari goa itu diikuti oleh Lie
Ceng Loan. Mereka berdiri di tempat yang agak jauh dari goa.
Di luar suasana sudah terang benderang, matahari
bersorot dengan megahnya. Hian Ceng Tojin berdiri
termenung, tiba-tiba Lie Ceng Loan berseru: Toa Supek, ada
orang mendatangi Hian Ceng Tojin menoleh ke bawah dan melihat ada orang
sedang lari tergesa-gesa di bawah jurang itu, ia pun
terperanjat Lie Ceng Loan hanya dapat melihat bahwa orang yang
mendatangi itu mengenakan pakaian serba hitam. Ketika
orang itu sudah mendekati goa dimana Bee Kun Bu berada,
Lie Ceng Loan baru melihat bahwa orang itu adalah seorang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
wanita dengan batu seruling Giok di tangan kanannya yang
digunakan sebagai tongkat
Hian Ceng Tojin lalu betot tangannya Lie Ceng Loan, dan
lari mengejar wanita berpakaian serba hitam itu.
Ketika mereka tiba, ternyata wanita itu sudah tak dapat
berjalan lagi, Dia sedang duduk di atas satu batu gunung
beristirahat Terlihat juga di batang lehernya yang putih halus
bekas bacokan lebih kurang satu dim panjangnya dan
pakaiannya bernoda darah, Mukanya pucat pasi dan
napasnya tersengal-sengal
Hian Ceng Tojin berbisik kepada Lie Ceng Loan: "Kau
totok jalan darahnya!"
Baru saja Lie Ceng Loan hendak menotok, tiba-tiba wanita
itu menyapu tangan Lie Ceng Loan dengan seruling batu
Gioknya. Hian Ceng Tojin dengan secepat kilat merampas
serulingnya dan membentak: "Giok Siu Sian Cu! Kami
sebetulnya ingin menolong kau, mengapa kau lalu hendak
melukai kami!" Perlahan-lahan Giok Siu Sian Cu bangun, dan mengawasi
Hian Ceng Tojin agak lama sebelum ia menyahut
"Kau datang terlambat Dia (dimaksudkan Bee Kun Bu)
telah diceburkan orang ke dalam telaga, Aku telah menyelam
lama sekali untuk mencari nya, tetapi aku tak dapat
ketemukan dia atau mayatnya pun, Mungkin mayatnya
tenggelam ke dalam dasar telaga itu. Namun, aku akan
berusaha mengangkat mayatnya bila aku sudah sembuh...."
Ketika ia melihat Lie Ceng Loan, ia berseru sambil
menunjuk: "Dia telah dilukai oleh empat jago-jago dari partai
Ngo Bi San, dan aku hampir diperkosa oleh satu pemuda yang
berpakaian kuning dan membawa lingkaran-lingkaran emas,
pemuda itu tampan rupa nya, akan tetapi jahat sekali ia
pernah sebut namanya, tetapi aku tak ingat lagi...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menanya Hian Ceng Tojin: Toa Supek,
wanita ini siapakah" Mengapa dia kenal Bu Koko?"
"Namanya yang betul jarang orang yang mengetahui,"
jawab Hian Ceng Tojin, "Tetapi dia terkenal dengan nama
Giok Siu Sian Cu di kalangan Kang-ouw."
Lie Ceng Loan berpikir "Nama itu aku pernah dengar...
entah dimana," Mereka berjalan perlahan-lahan kembali ke kamar di
dalam goa, dan pada ketika itu, Pek Yun Hui telah selesai
memulihkan tenaga dan semangatnya. ia sedang
membereskan rambutnya yang terurai-urai, tetapi wanita yang
mukanya jelek sudah tidak ada di dalam kamar itu,
Lie Ceng Loan lari menubruk Pek Yun Hui dan berkata:
"Semalam aku bersama Pang Cici bertempur melawan
beberapa musuh. jika Toa Supek tidak datang, mungkin aku
dan Pang Cici dihajar babak belur!"
Pek Yun Hui mengawasi Hian Ceng Tojin dan tersenyum,
Kemudian ia berkata kepada Lie Ceng Loan: "Mungkin kau
telah melawan mereka dengan susah payah!"
20 BANGAU SAKTl - T.S.S. jilid 9
"Aku pernah melawan banyak musuh," kata Lie Ceng
Loan, Tetapi pertempuran semalamlah yang paling kukhawatirkan, karena aku selalu memikirkan keselamatannya
Bu Koko dan kau...."
Sejenak kemudian Pang Siu Wie datang membawa air
untuk mencuci noda darah di muka dan di rambutnya Pek Yun
Hui. Kemudian ia memberi hormat kepada Hian Ceng Tojin
sambil berkata: "Angkatan tua apakah kau baik" Syukur
angkatan tua keburu datang menolong,"
Pek Yun Hui meneruskan: "Bee Kun Bu menderita luka
berat Aku tidak mampu menyembuhkannya, Aku bermaksud
membawa dia pergi ke pegunungan Koat Cong San untuk
menemui guruku di puncak Pek Yun Siat, aku hendak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memohon guruku menyembuhkan dia dengan Ban Lian Hwe
Kwi." "Pek Siocia demikian perlunya terhadap dia, aku sangat
berterima kasih," jawab Hian Ceng Tojin, "Dan karena dia, Pek
Siocia mengalami banyak kesulitan dan menghadapi banyak
bahaya...." "Harap angkatan tua tidak menyalahkan dia." memotong
Pek Yun Hui. "Sebetulnya banyak urusan yang tiada sangkut
pautnya dengan dia, Kini karena lukanya berat sekali, Kita
jangan menunda-nuda dan berlaku lambat, kita harus lekaslekas membawa dia."
"Apakah aku dapat turut?" tanya Hian Ceng Tojin,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jika angkatan tua ada urusan yang penting, harap jangan
pusingi urusan ini. Dengan Loan Moi dan Pang Siocia aku
yakin dapat mengurusnya dengan baik." Kata Pek Yun Hui.
Hian Ceng Tojin segera mengerti maksudnya Pek Yun Hui,
maka ia berkata sambil tersenyum: "Jika demikian halnya,
biarlah aku berlalu dari sini dulu.,,." ia bertindak, tetapi segera
berhenti ia berbalik dan berkata lagi: "Ketika aku sedang
bertempur melawan Giok Siu Sian Cu di suatu tempat di atas
jurang yang curam, Souw Hui Hong, puteri kesayangannya
pemimpin partai Thian Liong, Souw Peng Hai,
memberitahukan kepadaku bahwa Bee Kun Bu telah tertawan
di pegunungan Ngo Bi San oleh orang-orangnya partai Ngo Bi
dan dia dipenjarakan di dalam kuil Ban Hut Si.
Maka aku segera berangkat ke pegunungan Ngo Bi San.
Tetapi ketika aku tiba di dekat puncak Ngo Houw Leng di
waktu tengah malam buta, dengan kebetulan aku menemui
Ciu Kong Liang dan Si Tian Houw sedang bereakap-cakap di
atas suatu jurang, Karena ingin tahu, aku mendekatinya, dan
mengetahui bahwa mereka sedang merundingkan soal
menangkap Ban Lian Hwe Kwi. sebetulnya aku hanya ingin
tahu, dan tidak berniat merebut Ban Lian Hwe Kwi. Akan tetapi
aku dijebak oleh mereka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Si Tian Houw adalah seorang yang pintar dan busuk,
Angkatan tua bagaimanakah dianiayanya?" tanya Pek Yun
Hui. "Dulu aku pernah jumpa dengan mereka, oleh karena itu
aku telah kenal mengenai Si Tian Houw dengan wajah berseriseri mengajak aku turut menggabungkan diri. Meskipun aku
menolak dengan keras, aku masih juga kena dibujuk dan
didesak dan akhirnya aku setuju, Lalu Si Tian Houw bawa aku
ke tempat di mana kura sakti itu bersembunyi. Tetapi ketika
aku berada di pinggir jurang yang curam, mereka bersamasama menjoroki aku ke bawah jurang. Untung aku tidak
terluka, bahkan aku memperoleh pedang wasiat ini." ia
berhenti dan mempertunjukkan pedang wasiat itu, lalu
meneruskan: "Pedang wasiat ini sangat luar biasa, harus
digunakan oleh orang yang memiliki ilmu silat yang tinggi
sekali Perkenankanlah aku dengan jalan ini memberikan
pedang wasiat ini kepada Pek Siocia sebagai tanda terima
kasihku !" Pek Yun Hui mengawasi pedang wasiat itu, lalu sambil
menggelengkan kepala ia berkata: "Pedang wasiat yang luar
biasa ini, aku tak berani menerimanya, Aku minta angkatan
tua menggunakannya sendiri Lagi pula aku tak berniat
menjagoi di kalangan Kang-ouw, Dengan pedang wasiat ini
didampingi dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari
partai Kun Lun, aku yakin angkatan tua dapat membikin nama
partai Kun Lun lekas menjadi termashur dan harum, Harap
angkatan tua menyimpannya kembali.
Dalam keadaan itu, Hian Ceng Tojin terpaksa
menyarungkan pedang wasiatnya, lalu memberi hormat dan
berlalu Pek Yun Hui tidak membuang waktu, segera ia bawa Bee
Kun Bu menuju ke pegunungan Koat Cong San disertai oleh
Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie.
sepanjang jalan Pek Yun Hui berusaha menolong Bee Kun
Bu agar ia tidak pingsan, dan ia sangat khawatir Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tewas dalam perjalanan sebelum dapat disembuhkan oleh
gurunya. Tetapi ia tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu masih
terus dapat bertahan karena telah makan pil mujarab dari
gadis di dalam perahu ketika dia berlayar di sungai Bin Karig,
pada hari itu juga mereka tiba di kaki pegunungan Koat
Cong San. -ooo0oooMenjumpai ayah kandungnya
Karena Pek Yun Hui telah paham akan jalan yang harus
ditempuh, mereka dapat melalui lereng-lereng gunung, jalanjalan sempit dan beberapa puncak yang curam dengan
selamat, dan pada malam itu juga mereka tiba di atas puncak
Pek Yun Siat Meskipun sudah jam dua malam, akan tetapi bulan masih
memancarkan sinarnya sehingga suasana malam di
sekitarnya menggembirakan
Sambil menunjuk ke satu puncak gunung Pek Yun Hui
berkata: "Setelah kita melalui puncak itu, kita segera tiba di
puncak Pek Yun Siat...."
Lie Ceng Loan meraba dadanya Bee Kun Bu dan berseru:
"Pek Cici, Bu Koko masih hidup, jantungnya masih
berdenyut...." Pek Yun Hui tersenyum dan berkata: "Aku hanya khawatir
kalau-kalau guruku belum kembali."
Mereka meneruskan perjalanannya, tetapi hatinya Pek Yun
Hui berdebar-debar, ia khawatir gurunya belum kembali Tetapi
Lie Ceng Loan mempunyai pikiran lain, ia makin
berpengharapan, karena ia yakin bahwa gurunya Pek Yun Hui
pasti dapat menyembuhkan Bee Kun Bu.
Hanya satu soal yang membingungkan Pek Yun Hui.
Menurut pengetahuannya, Bee Kun Bu tak akan dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bertahan lebih dari sepuluh hari, akan tetapi sepuluh hari telah
lewat, dan Bee Kun Bu masih bernapas. ia tidak ketahui
bahwa Bee Kun Bu tertolong oleh pil mujarab dari si gadis di
atas perahu di sungai Bin Kang, Pil mujarab yang disebut Pi
Beng Hu Sim Tan (Menjamin jiwa memperkuat jantung) bukan
saja berkhasiat memperpanjang umur, tetapi juga dapat
menyembuhkan luka-luka yang diderita di dalam tubuh!
Pek Yun Hui yang senantiasa kuat imannya dalam hampir
segala hal, kali ini menjadi lemah kepereayaannya terhadap
kemampuannya sendiri Dengan terus terang ia berkata
kepada Lie Ceng Loan: "Jika guruku belum kembali, apakah
yang kita harus lakukan?"
Lie Ceng Loan tersenyum dan berkata sambil menghibur
"Tidak apa. Kita dapat menunggu sampai Suhumu kembali...."
"Jejaknya Suhuku tidak menentu, ada kalanya dia pergi
berbulan-bulan baru kembali." ia berhenti dan menjadi sangat
cemas ketika ingat peristiwa di puncak Ngo Houw Leng. ia tak
mengerti mengapa gurunya merampas Ban Lian Hwe Kwi dan
memberitahukannya ada urusan penting, Tiba-tiba terdengar
suara bangaunya, dan sejenak kemudian terlihat bangaunya
itu terbang melayang di angkasa di bawah sinarnya rembulan
Secepat kilat bangau itu terjun ke bawah dan berdiri di
samping Pek Yun Hui. Pek Yun Hui menjadi gembira menjumpai bangaunya pula,
karena ia tahu pasti, jika bangau ini kembali, Suhunya pun
sudah kembali! Bangau itu, disamping ia, hanya gurunya dapat
menggunakan Ketika ia tidak menjumpai bangaunya, ia
menjadi cemas. Kemudian, ia jumpai gurunya di pegunungan
dekat puncak Ngo Houw Leng, ia yakin bahwa bangau itu
dibawa oleh gurunya untuk suatu tugas, Kini ia jumpai
bangaunya lagi, dan menurut keyakinannya, gurunya pun
telah kembali, ia berseru: "Ayo! Kita lekas-lekas jalan, Suhuku
telah kembali!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berlari-lari, dan dalam sekejap saja telah tiba di
kaki puncak Pek Yun Siat,
Tiba-tiba terdengar oleh mereka suara getaran tali alat
musik. Betul suara itu tidak terlalu nyaring, akan tetapi cukup
membikin mereka terkejut Mereka berhenti Bangau itu segera
berbunyi, dan terbang naik ke atas entah kemana!
Melihat peristiwa yang ganjil itu, Pek Yun Hui terperanjat
dan merasa heran, Kemudian ia berseru:
"Loan Moi, lekas-lekas berlalu. Dan ia lari ke depan!
Sikapnya yang ganjil itu membikin Lie Ceng Loan dan
Pang Siu Wie menjadi bingung, tetapi mereka pun turut berlari
Setelah berlari-lari selama seperempat jam, Pek Yun Hui
berhenti dan serahkan Bee Kun Bu kepada Lie Ceng Loan
untuk digendong, Lalu ia loncat ke depan secepat kilat dan
berusaha menubruk sesuatu!
Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie mengawasi dan segera
menyaksikan bahwa di semak belukar di depan mereka
tampak duduk seorang kakek, berjenggot dan berjubah hijau,
Di samping kakek itu, lebih kurang sedepa jauhnya, duduk
bersila seorang gadis berpakaian sutera biru, dan memegang
sebuah alat musik. Di belakang gadis itu duduk berderet-deret
empat gadis, telanjang kaki dan berpakaian baju kurung
berwarna biru pula, Dengan kedua mata berlinang, dan gitar di pangkuannya,
gadis yang berpakaian sutera biru itu memetik tali alat
musiknya dengan wajah yang suram dan sedih menghadapi si
kakek yang sedang duduk sangat tenangnya....
Pek Yun Hui menubruk si kakek, dan dengan suara terharu
ia bersemi "Suhu! Suhu! Aku telah kembali...."
Si kakek melotot dan membentak: "Apa gunanya kau
kembali sekarang" Ayo, lekas lekas enyah!" ia mengusir Pek
Yun Hui dengan menghalaukan Pek Yun Hui dengan tangan
nya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si gadis yang berpakaian sutera biru memetik tali alat
musiknya tiga kali.... Tiba-tiba Lie Ceng Loan merasa kedua lengannya menjadi
lemas, dan sejenak kemudian Bee Kun Bu yang sedang
digendongnya terjatuh di tanah! Pang Siu Wie bertindak tiga
langkah segera berhenti Pek Yun Hui hanya menjadi
gelisah.... Syukur si gadis tidak memetiknya terus dan ketiga orang
itu pun tidak dipengaruhi pula oleh nada yang terdengar keluar
dari tali alat musik itu!
Lie Ceng Loan lekas-lekas angkat Bee Kun Bu sambil
berkata: "Suara yang sangat memilukan hati!"
Lalu si kakek membentak lagi dengan kedua matanya
melotot: "Ayo, lekas enyah! Jika tidak, mungkin terlambat Aku
telah terluka parah!"
Pek Yun Hui menampak sikap gurunya sangat luar biasa
dan wajahnya pucat sekali, dan ia yakin bahwa gurunya betulbetul terluka, ia lalu loncat menerkam gadis yang berpakaian
sutera biru itu. Tetapi gadis itu tidak bergerak, hanya keempat gadis yang
duduk di belakangnya segera bangkit menghalau serangan,
Pek Yun Hui telah menyerang dengan jurus Gie San Tin
Hai atau Tenaga yang dapat merobohkan gunung dan
membalikkan lautan, tetapi keempat gadis itu, setelah
mengegoskan serangan itu, batas menyerang dengan berbareng, sehingga delapan tinju berbareng menyerang Pek
Yun Hui. Pang Siu Wie yang melihat empat orang menyerang satu
orang menjadi panas, ia menjerit dan menerjang maju siap
sedia dengan kantong pasir beracunnya,
Si kakek memperingatkan "Pek Ji, lekas-lekas berhenti Dia
adalah saudaramu, kau tak dapat melawan dia!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar kata-kata gurunya, dan setelah
menangkis semua serangan-serangan, Pek Yun Hui berhasil
loncat keluar dari kepungan keempat gadis itu, Mereka pun
tidak mengejar, tetapi segera berdiri di depan gadis yang
berpakaian sutera biru itu,
Pang Siu Wie yang sudah siap menyambit dengan pasir
beracunnya segera berhenti setelah mendengar peringatan si
kakek, ia pun loncat berdiri di belakangnya Pek Yun Hui.
Lalu si gadis berbaju sutera biru bangun dan menghampiri
si kakek melalui Pek Yun Hui dengan sikap yang tenang.
Sebetulnya, Pek Yun Hui hendak memukul gadis itu
sampai mati ketika dia sedang melewat di depannya, Tetapi
setelah melihat wajahnya, Pek Yun Hui terkejut, karena wajah
itu agaknya ia pernah lihat, entah dimana.
Si gadis itu lalu berlutut di hadapan si kakek, dan alat
musiknya masih tetap dipeluknya, Dengan suara rendah ia
berkata kepada si kakek: "Lo Pek (paman tua), sebelumnya
ibuku meninggal dunia, dia telah memberitahukan kepadaku
bahwa aku harus datang ke pegunungan Koat Cong San
mencari Lo Pek di puncak Pek Yun Siat, dan suruh aku
dengan lagu Hian Im Hauw Sim (Tali ajaib menggetar
menghancurkan jantung) membinasakan Lo Pek. sebetulnya
aku tidak berniat melakukan ini, terutama karena Lo Pek
berlaku baik terhadap aku dengan memberikan Hwee Tan (Pil
api) dari Ban Lian Hwe Kwi untuk aku makan, ibuku juga
pernah mengatakan bahwa orang yang telah makan Hwee
Tan dari Ban Lian Hwe Kwi tidak bisa mati. Aku pereaya
bahwa Ban Lian Hwe Kwi itu adalah suatu binatang yang ajaib
sekalL,." Setelah menghela napas, si kakek berkata dengan sedih
sekali: "Kata-kata ibumu betul! Dia telah menderita karena
perbuatanku Meskipun aku dibunuh dan kemudian dipotong
berkeping-keping, aku rela, Hanya sayang sekali semasa
hidupnya dia tak dapat membunuh aku... aku yang tak
mengenal budi kasihnya.,.,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si gadis matanya membelalak setelah mendengar katakata kakek itu, dan ia menanya: "Ha! Apakah Lo Pek kenal
ibuku?"?" Si kakek menengadah mengawasi bulan, lalu ia menjawab:
"Aku dan ibumu pernah berjumpa beberapa kali...."
Pek Yun Hui juga loncat berlutut di hadapan gurunya dan
berkata: "Suhu kenal ibunya, tetapi mengapa tidak mau
menerangkannya dengan jelas?"
ia belum bicara habis, tiba-tiba mereka semua dibikin
terkejut oleh jeritannya yang sangat memilukan hati, dan
semua mata ditujukan ke arah ia. Karena pada waktu itu Pek
Yun Hui ingat akan Hwee Tan yang telah dimakan oleh si
gadis berbaju sutera biru, ia yakin Bee Kun Bu tak dapat
ditolong lagi, Si kakek dan si gadis dibikin kaget sekali oleh jeritan Pek
Yun Hui, begitu juga Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie.
Si kakek lalu bangun dan mengangkat kedua tangannya
sambil terus berjalan cepat memutar dua kali untuk kemudian
duduk di tempat asal Pek Yun Hui menyaksikan cara jalan gurunya, dan
mengetahui bahwa cara itu adalah untuk memulihkan tenaga
dalam dan semangat ia berpikir "Apakah guruku betul-betul
menderita luka di dalam tubuh" AJcu tak pereaya, karena
dengan ilmu silatnya yang demikian tingginya, siapakah yang
bisa melukai dia?" Lalu si gadis berbaju sutera biru berkata lagi: "lbuku telah
memesan aku untuk membinasakan kau. Semula kukira kau
seorang yang jahat Tetapi dengan kepala mata sendiri aku


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyaksikan bahwa kau seorang yang baik hati dan berbudi
sebetulnya ibuku mempunyai dendam apakah terhadap kau
sehingga kau harus dibinasakan...?""Si kakek tertawa dan berkata: "Pada sekarang ini, hanya
kau dan ibumu yang bisa membinasakan aku. ibumu telah
meninggal dunia, dan sekarang hanya kau seorang yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat membinasakan aku. Jika kau tidak melaksanakan pesan
ibumu akupun tak bisa mati!"
Tiba-tiba Pek Yun Hui rebut alat musiknya gadis itu, Tetapi
gadis itu hanya mengawasi dan berkata: "Lebih baik kau
hancurkan Kim itu, karena aku pun tak akan memetiknya lagi!"
Si kakek membentak: Apa"! Kau tidak mau melaksanakan
pesan ibumu!" Nyatalah kau seorang puteri yang tak
berbakti!" Si gadis menangis tersedu-sedu dan berkata: "Te-tapi...
kau terlampau baik terhadap aku,., jika aku membinasakan
kau, aku akan menyesal seumur hidupku.,.,"
Tetapi ibumu telah menderita, dia telah memelihara kau
dan mengajarkan kau cara-cara untuk membalas dendam.
Jika kau tidak membinasakan aku untuk memenuhi pesan
ibumu, mungkin kau tidak ada muka menemui dia di dunia
baka.,." kata si kakek sambil tersenyum
Tiba-tiba si gadis coba merebut kembali Kimnya dari
tangannya Pek Yun Hui. Tetapi Pek Yun Hui lebih cepat
mengegoskan diri. Sambil bangun Pek Yun Hui mengancam: "Jika kau masih
hendak merampas Kim ini, aku betul-betul akan
menghancurkannya!" Ketika itu keempat gadis berbareng menyergap Pek Yun
Hui, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan loncat mencegah.
"Berhenti!" si kakek membentak dan lengan kanannya
memukul udara, tetapi hembusan angin dari jotosan itu telah
mendampar Lie Ceng Loan, Pang Siu Wie dan keempat gadis
sehingga mereka semuanya jatuh terlentang di tanah!
Pada saat itu Pek Yun Hui angkat gitar itu dan dengan
sekuat tenaga ia lempar ke atas satu batu besar yang
beberapa depa jauhnya dari ia. Tetapi si kakek mengebut
lengan baju kirinya, dan dalam sekejap mata, Kim atau alat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
musik itu jatuh ke dalam tangannya untuk dilempar kepada si
gadis berbaju sutera biru!
Pek Yun Hui telah lempar alat musik itu dengan sekuat
tenaga, akan tetapi si kakek hanya bangkit dan mengebut
lengan baju kirinya, dan Kim itu jatuh ke dalam tangannya
untuk dilemparkan kembali kepada pemilik-nya. perbuatan
atau kepandaian si kakek itu bukan saja menakjubkan Lie
Ceng Loan dan Pang Siu Wie, bahkan Pek Yun Hui dan si
gadis berbaju sutera biru!
Pek Yun Hui insyaf bahwa jika gadis itu memetik tali
Kimnya, maka mereka semua akan menjadi lumpuh tak
berdaya! Setelah semangatnya kumpul kembali, Pek Yun Hui
menerkam si gadis lagi untuk merampas alat musik-nya. LagiIagi si kakek merintangi, dan membentak: "Pek Ji, lepaskan
tanganmu!" Pek Yun Hui yang sudah masgul karena Hwee Tan telah
dimakan oleh si gadis itu, dan kini dibentak oleh gurunya,
menjadi nekat, ia berteriak: "Aku tak akan lepas meskipun
Suhu pukul mati kepadaku!"
"Htn, apakah kau kira aku tidak berani memukul mati
kepad Badai Awan Angin 34 Si Pedang Kilat Karya Gan K L Anak Pendekar 3
^