Pencarian

Pedang Pelangi 15

Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 15


"Aku tahu kau adalah seorang lelaki sejati yang pasti belum pernah mengenakan topeng semacam ini, lebih baik aku yang membantumu untuk mengenakannya, tapi kepalamu jangan bergerak dan mata mesti dipejamkan dulu, setelah topeng dikenakan kau baru membuka mata kembali dengan begitu kelopak matamu baru bisa menyesuaikan diri dengan mengepresan topeng itu
Tanpa banyak berbicara Huan Cu Im segera memejamkan matanya rapat rapat.
Yap Ling segera membentangkan topeng kulit manusia itu dan dikenakan diatas wajah pemuda tersebut, kemudian dengan sepasang tangannya dia menggosok permukaan topeng tadi hingga menempel sama sekali.
Sebagai diketahuai semula topeng tersebut dikenakan oleh gadis itu sehingga diatas permukaannya masih tersisa selapis bau harum yang semerbak. hal ini membuat Huan Cu Im segera merasakan hatinya bergolak keras, ditambah lagi mukanya digosok oleh sepasang tangannya, otomatis mereka berdua berdekatan amat rapat.
Dengusan napas yang harum, boleh dibilang persis dihembuskan dihadapannya ia dapat mengendus bau harum pupur dan bau khas kegadisannya dengan tajam sekali.
Huan Cu Im merasakan hatinya berdebar keras sehingga hampir saja tak sanggup menahan diri kalau bisa dia ingin merangkul gadis itu serta memeluknya erat erat, lalu mencium bibirnya yang kecil mungil itu.
"Nah sudah selesai" tiba tiba terdengar Yap Ling berseru sambil tertawa merdu. "coba kau bercerminlah sendiri, ditanggung kau sendiripun akan pangling dengan wajahmu sendiri"
cepat cepat Huan Cu Im membuka matanya, Yap Ling masih duduk di sampingnya sambil memegang sebuah cermin kecil yang disodorkan persis dihadapannya.
Begitu bercermin Huan Cu Im segera menyaksikan munculnya seraut wajah yang sangat asing dimuka cermin itu, wajah itu bukan wajahnya tapi wajah seorang pemuda beralis lentik dan berkulit putih, betapa pun dia meneliti dengan seksama, ternyata tak ditemukan sedikit pertanda pun yang mencurigakan, Tanpa sadar anak muda itu berpikir:
"Ternyata ilmu menyaru muka dari budak ini memang hebat sekali, tapi apakah maksud dan tujuannya dengan berbuat demikian?" Berpikir sampai disitu, diapun berseru memuji : "Wah, ilmu menyaru mukamu memang benar benar sangat hebat dan sempurna"
Ketika ia tersenyum, ternyata wajah pemuda asing yang muncul dibalik cermin pun ikut menyunggingkan pula sekulum senyuman-Padahal Huan Cu Im pernah mendengar orang berkata, bahwa umat persilatan yang menggunakan topeng biasanya mempunyai mimik muka yang kaku dan kebodoh bodohan, hal dikarenakan wajah terhalang oleh selapis topeng kulit manusia yang kaku dan tidak elastis.
Itulah sebabnya bagi seorang jago kawakan dalam dunia persilatan, mereka dapat mengenali penyamaran orang dalam sekilas pandangan saja. Namun kenyataannya sekarang, dia mengenakan topeng kulit manusia namun senyumannya dapat dipancarkan pula melalui lapis topeng yang dikenakannya itu Mendapat pujian dari pemuda tersebut, Yap Ling segera tertawa bangga, katanya kemudian lirih :
"Kau keliru besar yang dimaksudkan ilmu menyaru adalah mempoleskan bahan obat obatan diatas wajah seseorang jadi kepandaian yang kugunakan bukan dinamakan ilmu menyaru"
"Lantas apa namanya ?"
"Kepandaian ini dinamakan ilmu bersalin rupa, karena wajahmu berubah disebabkan mengenakan topeng yang dirubah bentuknya"
"Apakah suhumu yang mewariskan kepandaian ini kepadamu?" tanya Huan Cu Im lagi dengan nada menyelidiki
"Boleh dibilang begitu" jawab Yap Ling binal.
"Waah... ucapanmu ini tidak berlaku, kalau memang diajarkan gurumu katakan saja diajarkan gurumu, masa kau mengatakan boleh dibilang begitu ?"
"Bagaimana mungkin dapat kusebut sebagai suhu kalau diantara kami berdua sesungguhnya tidak terjalin hubungan resmi sebagai guru dan murid"
"Lantas siapakah yang telah mengajarkan kepandaian itu kepadamu...?" Yap Ling menatapnya lekat lekat, kemudian balik bertanya dengan suara lirih : "Apakah kau bersikap ingin mengetahuinya ?"
ooooDWoooo "Apa sih salahnya kalau kutanyakan soal ilmu kepandaian yang diajarkan seorang guru kepada muridnya ?"
Sekali lagi Yap Ling menatap sekejap, kemudian baru berkata :
"Sebenarnya persoalan ini merupakan sebuah rahasia benar, apabila aku sampai membocorkan rahasia ini maka aku... aku bakal menerima hukuman bahkan siksaan yang paling keji dan ganas..."
Menangkap soal "rahasia benar", satu ingatan segera melintas didalam benak Huan Cu im, sayangnya kemudian:
"Mungkinkah orang itu adalah cengcu?"
Tiba tiba Yap Ling menghela napas pelan:
"Aaai kaulah yang telah menyelamatkan selembar jiwaku, kalau toh kau ingin tahu baiklah kuceritakan kepadamu, tapi kau mesti berjanji, setelah mengetahui nanti jangan sekali kali bocorkan keluar, sebab kalau kalau tidak maka selembar jiwaku bakal melayang"
"Aaah, masa begitu serius" kalau begitu kau tak usah mengatakannya lagi"
"Tidak" tukas Yap Ling tegas, "setelah aku menyanggupi permintaanmu itu aku tetap akan menyampaikannya kepadamu, bukankah kau sangat ingin mengetahuinya?"
Pelan pelan dia menggeser badannya ke pemuda itu, lalu setelah menempelkan bibirnya disisi telinga sang pemuda, diapun berbisik:
"Walaupun diatas nama aku merupakan murid dan hujin, padahal dalam kenyataannya hu congkoan yang mewariskan semua kepandaian ini kepadaku..."
"oooh, jadi kau adalah murid Sim Hujin?" seru Huan Cu Im agak termangu kemudian ternyata lagi, "siapa pula manusia yang bernama hucongkoan itu?"
"Entahlah, aku sendiri juga tak tahu, semua orang menyebutnya Hucongkoan dan dia adalah satu satunya orang kepercayaan dari hujin..."
Sudah semenjak dulu Huan Cu Im mendapat tahu kalau Sim hujin mengasai bukit Lo Cu san, bahkan empek Hee pun seakan akan sangat menuruti perkataannya, maka setelah mendengar penjelasan dari Yap Ling sekarang rasa curiganya berlipat ganda, dia yakin Sim hujin pasti mempunyai suatu rahasia besar yang amat mencurigakan, sehingga tanpa terasa dia bertanya lagi:
"Apakah Sim hujin mempunyai banyak murid?"
"Kami semua berjumlah dua belas orang"
"Kau menempati urutan keberapat?"
"Aku nomor lima."
Huan Cu Im kurang leluasa untuk bertanya lebih jauh, maka katanya kemudian sambil tertawa.
"Kalau begitu, kau juga termasuk orang kepercayaan hujin"
Waah, aku benar benar bersikap kurang hormat kepadamu."
"Apakah kau sendiri bukan orang kepercayaan dari cengcu?" Yap Ling balas berseru sambil mengerling genit
"Aah, tidak Aku tak lebih cuma seorang bawahan cengcu"
Yap Ling segera mencibir serunya cepat
"Haah, semua rahasiaku telah kusampaikan kepadamu masa kau sendiri enggan mengatakan apa apa?"
"Tapi aku telah berbicara dengan sejujurnya aku cuma seorang utusan lencana perak seorang manusia yang biasa biasa saja"
"Dari hu congkoan pernah kudengar bahwa Utusan lencana emas meski memimpin segolongan manusia, namun yang dapat diperintah olehnya hanya pasukan pedang lencana tembaga serta para busu lencana besi, cuma utusan lencana perak yang diperintah langsung oleh cengcu, kalau kau bukan orang kepercayaan cengcu, lantas apa namanya?"
Baru sekarang Huan Cu Im mengetahui persoalan yang sebenarnya, diam diam pikirnya.
"oooh, ternyata begitu, baru sekarang kuketahui semua duduk persoalan yang sebenarnya..."
Maka diapun berkata dengan suara rendah
"Belum terlalu lama aku menjadi seorang utusan lencana perak- jadi pengetahuanku terhadap situasi dalam kampung pun tidak sebanyak apa yang kau ketahui "
Saking asyiknya berbicara dia sampai lupa melepaskan topeng kulit manusia yang dikenakannya, menanti dia sadar kalau wajahnya kurang leluasa karena ditempeli selapis benda, otomatis dia menggerakkan tangannya bermaksud untuk mencopotnya.
"Aaah, saking asyiknya berbicara, aku sampai lupa mengembalikan topeng ini kepadamu" serunya kemudian-
"Eeei... jangan dilepas dulu" cepat cepat Yap Ling mencegah, "sudah bagus bagus dikenakan, mengapa mesti dilepas kembali" Asal sudah dikenakan lama, lambat laun kau akan menjadi terbiasa dengan sendirinya"
"Apa" Kau suruh aku mengenakannya terus ?" seru Huan Cu Im dengan wajah tertegun.
"Benar" Yap Ling tertawa lembut, "kalau tidak buat apa aku mesti bersusah payah membuang waktu sekian lama untuk merubah dandanan muka topeng itu?"
"Nona, tentunya kau mempunyai dasar alasan sehingga menyuruh aku mengenakan topeng ini bukan?" tanya pemuda itu kemudian-
"Tentu saja" Setelah mengangkat kepalanya dan mengerdipkan mata berulang kali, Yap Ling berkata lebih jauh sambil tertawa rendah.
"Sampai waktunya kau pasti akan menjadi paham sendiri"
Dari sikap berbicaranya yang misterius, timbul perasaan curiga dalam hati kecil Huan Cu im, segera desaknya:
"Apakah kau tak bisa mengatakan sekarang juga?"
Yap Ling segera membuat sebuah gerakan melingkar ditengah udara dengan jari tangannya, kemudian, menyahut sambil menggeleng.
"Rahasia langit tak boleh dibocorkan dengan begitu saja."
Dengan ditemani seorang nona cantik dalam kereta, pembicaraan pun berlangsung dari ujung timur ke ujung barat, kekesalan dan kebosanan karena lama duduk dalam kereta pun ikut menjadi hilang, tanpa terasa kereta mereka telah sampai dikota Siu sia.
Saat itu waktu menunjukkan tengah hari tapi berhubung kereta itu dipesan langsung menuju ke kota Hap hui, maka kusir kereta tidak melarikan kereta menuju kota, tapi memperlambat larinya diluar kota. Tiba sang kusir berpaling dan serunya ke dalam kereta : "Kek koan, apakah kalian hendak turun kereta untuk beristirahat...?" Sebelum Huan Cu Im sempat menjawab, Yap Ling telah berseru lebih dulu :
"Tidak usah, kongcu kami ingin buru buru menempuh perjalanan, biar aku membeli makanan dan disantap dalam kereta saja."
Kusir mengiakan dan segera memparkirkan kereta ditepi jalan raya Yap Ling sendiripun segera berpaling sambil katanya:
"Harap kongcu menunggu sebentar didalam kereta, hamba akan pergi membeli makanan dulu"
Sejak permulaan, Huan Cu Im sudah menaruh curiga kalau Yap Ling mempunyai maksud tujuan tertentu dengan tindakannya menyaru sebagai seorang kacung buku, maka ketika mendengar dia hendak turun dari kereta, rasa curiganya segera muncul kembali, cepat cepat dia berkata:
"Aaah, aku juga turun sebentar untuk melancarkan peredaran darah, setelah duduk dalam kereta setengah harian, otot ototku terasa kaku semua"
Baru selesai perkataan itu diutarakan tiba tiba dari sisi kereta sudah kedengaran seseorang berseru keras dengan suara yang parau seperti suara bambu yang pecah.
"Toaya yang ada dalam kereta, berbuatlah amal, berilah sedekah buat kami yang sedang susah..."
Begitu suara itu berseru, terdengar suara lain berseru pula
"Membuat amal untuk pengemis, pasti akan dibalas oleh yang kuasa."
Ternyata ada dua orang pengemis yang sedang mendekati kereta mereka, bahkan berteriak tiada hentinya didepan pintu kereta.
Yap Ling sebetulnya sudah bangkit berdiri dan siap turun dari kereta, tiba tiba dia berpaling dan tersenyum kearah Huan Cu Im sambil bisiknya: "Nah, yang dinantikan tiba juga"
"Mau apa mereka?" tanya Huan Cu Im keheranan.
"Tentu saja datang untuk mencarimu?"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak sianak muda itu, segera pikirnya:
"Aai, sudah pasti orang orang Kay pang yang sedang mencariku, itu berarti mereka memang sengaja datang untuk mencari gara gara denganku"
Sementara dia masih berpikir, Yap Ling telah menempelkan bibirnya di sisi telinganya sambil berbisik.
"Kau tak usah mencampuri urusan ini, aku percaya masih mampu untuk mengusir mereka pergi dari sini?"
Dalam pada itu, kedua orang pengemis yang tidak mendengar suara jawaban dari balik kereta segera berteriak lagi dengan suara lantang: "Toaya dalam kereta, kasihanilah kami orang orang yang kelaparan"
Menyusul kemudian, orang kedua berseru dengan suara lantang:
"orang yang suka berbuat amat tentu diberi banyak rejeki, orang yang kikir pasti jadi budak uang..."
Dari nada perkataan mereka, sudah jelas kalau kedua orang pengemis itu memang mengandung maksud tujuan tertentu, sehingga apa yang dikatakan juga kurang sedap didengar
Yap Ling segera menyingkap tirai pintu ruangan dan menerobos keluar, serunya kemudian :
"Hey, apa sih yang sedang kalian lakukan?"
Ketika sorot matanya dialihkan sekejap ke sekeliling tempat itu, segera terlihat olehnya ada empat orang pengemis, dua disebelah kiri dan dua lagi disebelah kanan, telah menghadang dihadapannya
Ketika keempat orang pengemis itu menjumpai orang yang menerobos keluar dari balik ruang kereta ternyata cuma seorang kacung buku, serentak merekapun dibuat tertegun dan berdiri termangu mangu...
Kemudian terdengar pengemis yang bersuara parau seperti bambu retak itu berkata:
"Siaukoankeh, kami adalah pengemis yang sudah berhari hari menderita kelaparan, berbuatlah baik, berilah semangkuk nasi untuk kami berempat..."
Yap Ling menjumpai pengemis itu membawa mangkuk gumpil ditangan kiri dan membawa delapan buah karung goni dipunggungnya, sedangkan ketiga rekannya, seorang membawa karung goni.
Ia pernah mendapat penjelasan dari hu congkoannya bahwa orang Kaypang biasanya menggunakan jumlah karung goni untuk membedakan tingkat kedudukan seseorang Itu berarti orang yang membawa delapan buah karung goni itu mempunyai kedudukan yang cukup tinggi.
Berpikir sampai disitu diapun segera berkata:
"Kongcu kami hendak berangkat keibu kota untuk mengikuti ujian negara, tak banyak sangu yang kami bawa, nah ambillah sedikit uang ini dan tolong kalian berempat bagi sendiri"
Sembari berkata dia mengeluarkan belasan buah mata uang tembaga dan segera diangsurkan ke depan.
Pengemis bersuara parau itu kelihatan agak ragu sejenak kemudian menerimanya juga sambil berkata:
"Terima kasih banyak"
Pelan pelan Yap Ling turun dari kereta dan segera berjalan menuju ke kedai ditepi jalan untuk membeli makanan Menggunakan kesempatan itu, pengemis bersuara parau tadi segera menyingkap tirai dan melongok ke dalam sambil serunya: "Terima kasih banyak kongcu"
Sudah jelas dia sengaja hendak menengok keadaan didalam ruang kereta itu Huan Cu Im segera berseru:
"Bukankah kacung buku ku telah memberi sedekah untuk kalian?"
Ketika pengemis itu melihat bahwa orang yang berada dalam kereta benar benar adalah seorang siangkong anak sekolahan, cepat cepat dia berkata sambil tertawa paksa:
"Terima kasih banyak atas sedekahmu terima kasih kongcu, semoga kongcu dapat lulus ujian-.."
selesai berkata, dia menurunkan kembali tirai kereta dan melemparkan kerlingan mata kearah tiga orang pengemis lainnya tanpa berbicara lagi serentak mereka beranjak pergi dari situ
Tak lama kemudian Yap Ling telah muncul kembali dengan membawa sebungkusan besar makanan setelah menurunkan tirai kereta, dia mengetuk ruangan sambil berseru kepada sang kusir kereta^
"Hey paman kusir, kita berangkat lagi"
Kusir itu mengiakan dan siap menjalankan kereta kudanya, tapi pada saat itu pula keempat pengemis yang telah berlalu tadi tiba tiba muncul kembali dengan kecepatan tinggi serta menghadang dihadapan kereta itu
Sebagai seseorang yang sering kali melalui daerah tersebut, tentu saja kusir kereta itu tak berani memusuhi orang orang Kay pang, diam diam ia berkerut kening dan tak habis mengerti persoalan apakah yang sebenarnya telah terjalin antara penumpangnya dengan pengemis pengemis tersebut:
Dalam keadaan begini terpaksa dia berpaling sambil serunya: "Siau koankeh, ada orang pencegat jalan pergi kereta"
"Siapakah mereka?"
"Keempat pengemis yang berusan minta derma kepada kalian itu..."
"Apakah mereka telah mengucapkan sesuatu?"
"Tidak. mereka hanya menghadang didepan kereta kita"
"Baik, akan kutanyai mereka" seru Yap Ling kemudian-Sambil menyingkap tirai kereta dia pun melongok keluar.
Betul juga keempat orang pengemis tadi telah berdiri berjajar didepan kereta mereka dan menghalangi perjalanan Melihat itu, Yap Ling segera melompat turun dari keretanya dan menegur dengan gusar :
"Bukankah aku telah memberi sedekah seadanya kepada kalian, sekarang mau apa kalian berempat?"
Pengemis yang bersuara parau seperti bambu retak itu segera menjawab :
"Setelah mendapat sedekah tadi, kami berempat telah lupa menanyakan nama besar kongcu kalian, untuk kesalahan ini sengaja kami balik kemari untuk mohon maaf sekalian mohon tahu nama besar kongcu kalian-.."
sedang pengemis dengan tujuh buah karung goni itu berseru pula
"Bersediakah engkoh cilik memberitahukan kepada kami semua, dari marga apakah kongcu kalian itu?"
Yap Ling tidak mengetahui tentang kesalahanpaham antara Huan Cu Im dengan pihak Kay pang mendengar pertanyaan tersebut segera jawabnya :
"Kongcu kami dari keluarga Huan, nah apa yang ditanya sudah kujawab sekarang kalian boleh pergi dari sini"
Sebenarnya Huan Cu Im ingin menghalangi Yap Ling menyebutkan nama marganya, tapi sayang keadaan sudah terlambat, tanpa terasa pekiknya dihati: "Waaah, bisa celaka kali ini..."
Benar juga, pengemis yang bersuara parau seperti bambu retak itu segera tertawa terbahak bahak sambil berseru:
"Haaahhh... haaah... haaah.. kalau begitu tak salah lagi"
"Apa maksudmu?" tegur Yap Ling lagi Sambil tertawa seramjawab pengemis itu
"Kebetulan sekali orang yang sedang kami cari adalah pemuda she Huan itu, nah engkoh cilik tolong undanglah kongcu kalian agar bersedia bertemu sebentar dengan kami..."
Mendengar kalau pengemis pengemis itu sedang mencari seorang pemuda she Huan, Yap Ling segera sadar kalau dia telah salah berbicara, maka dengan wajah serius dia berkata:
"Kalian sedang mencari kongcu kami" Benar benar sangat aneh, kongcu kami hanya seorang anak sekolahan, ada urusan apa dengan kalian berempat...?"
"Heeeh... heeeh... heeeh... bukankah kau mengatakan kalau kongcumu she Huan?" seru pengemis dengan tujuh buah karung goni itu sambil tertawa seram.
"Hmm, orang yang she Huan di kolong langit banyak sekali sebetulnya siapa sih yang sedang kalian cari?"
"Bukankah kongcu kalian bernama Cu im?"
"Keliru besar" Yap Ling sengaja membelalakkan matanya lebar lebar "kongcu kami dari marga Huan, Huan Lee hoa adalah satu marga dengannya, sedang nama kongcu kami adalah Huan Peng thia siapa sih Huan Cu Im itu" Ayoh kalian cepat minggir, jangan menghalangi jalan pergi kami lagi"
Pengemis dengan tujuh buah karung goni itu kembali mendengus berat:
"Hmmm mau bernama Huan Cu Im juga boleh, mau bernama Huan Peng thia juga tak apa apa pokoknya engkoh cilik. hari ini dia mesti keluar dari keretanya untuk bertemu dengan kami, akan kami teliti wajahnya dulu dengan seksama asal dia bukan Huan Cu Im yang sedang kami cari, tanggung kami akan membebaskan kalian pergi dari sini" Yap Ling segera menarik mukanya sambil bertolak pinggang, serunya dengan marah
"Kalian anggap kongcu kami ini manusia apa" Hmmm, rupanya kalian pengemis pengemis busuk memang sengaja hendak membuat keonaran disini...?"
"Engkoh cilik" mendadak pengemis bersuara parau itu maju selangkah kedepan, "kuanjurkan kepadamu, lebih baik sedikitlah tahu diri, undang saja kongcu kalian agar mau bertemu dengan kami"
"Kenapa" Apakah ditengah hari bolong begini, kalian mau menggunakan kekerasan?"
"Hmm kau tak usah ngebacot lagi" tukas pengemis dengan tujuh buah karung goni itu, "pokoknya kalau kau enggan menyingkir lagi, jangan salahkan kalau aku si pengemis akan bertindak kurang ajar."
"Kau berani?" tantang Yap Ling mendongkol.
Kembali pengemis dengan tujuh buah karung goni itu tertawa menyeringai dengan seramnya :
"Heeh heeh heeh... jangan salahkan aku kalau toh kau sendiri yang mencari penyakit buat diri sendiri..."
Dengan suatu gerakan yang sangat cepat dia bergerak maju kedepan dan langsung mencengkeram tubuh Yap Ling dengan ilmu Tay ki na jiu hoat yang sangat lihay.
Kelima jari tangannya dipentangkan lebar lebar seperti cakar garuda, d idalam anggapannya, serangannya, serangan cengkeraman mautnya ini tak bakal bisa dihindari oleh seorang kacung buku ingusan-Maka dia berencana, apabila tangan si kacung buku itu sudah kena dicengkeram maka dia akan melemparkan tubuhnya sejauh berapa kaki dari tempat semula.
Yap Ling sendiripun merasa amat mendongkol setelah melihat datangnya cengkeraman maut itu, sambil mendengus penuh amarah, serunya lantang:
"Pengemis busuk. bagus sekali perbuatanmu, rupanya kau benar benar bermaksud bertarung melawanku"
Tangan kanannya segera ditarik kebelakang untuk menghindari cengkeraman Ki na jiu hoat lawan, kemudian dengan memutar pergelangan tangannya, dia melakukan gerakan membabat seperti bacokan sebilah golok ke bawah.
Tindakan tersebut bukan saja dilakukan dengan gerakan yang sangat cepat, arah serangannya pun tepat sekali.
Baru saja cengkeraman dari si pengemis dengan tujuh karung goni itu meleset dari sasarannya dan belum sempat ditarik kembali, mata telapak tangan dari Yap Ling telah menghajar diatas sendi tulang pergelangan tangannya.
Sesungguhnya si pengemis dengan tujuh karung goni itu termasuk seorang jago silat berkepandaian tinggi dalam perkumpulan Kay pang, tapi dia tak menduga sama sekali kalau serangan yang dilancarkan seorang kacung buku bisa sedemikian cepatnya.
Tahu tahu saja pergelangan tangannya terasa sakit sekali, sehingga tak kuasa lagi dia menjerit kesakitan: "Adduh, mak"
Seluruh lengan kirinya menjadi kaku, kesemutan dan tak berfungsi lagi, dengan cepat lengan itu terkulai lemas kebawah.
Setelah melompat mundur selangkah, pengemis itu baru berteiak keras: "Bocah keparat, rupanya kau... kau pun seorang jago silat yang hebat " Yap Ling tertawa dingin.
"Heeh... heeeh... heeeh... andaikata siauyamu tak pandai bersilat, bagaimana mungkin lo hujin mengijinkan kepadaku untuk melindungi kongcu?"
Diam diam si pengemis yang bersuara parau itu pun tertegun setelah menyaksikan kelincahan dan kegesitan dari lawannya, dia segera berpikir^
"Sungguh tak kusangka, gerakan silat dari kacung buku ini begitu hebat dan luar biasa."
Dengan cepat dia maju selangkah ke depan, kemudian setelah tertawa keras dengan suaranya yang parau, katanya:
"Engkoh cilik, dengan sedikit kepandaian silat yang kau miliki itu, masa kau mampu melindungi keselamatan kongcumu?"
Tongkat bambu ditangan kanannya dicukil keatas secara tiba tiba, kemudian diayunkan keping gang Yap Ling dengan kecepatan luar biasa.
Sambil tertawa dingin Yap Ling menggerakkan tubuhnya menghindar kesamping, bukannya mundur dia justru memapaki datangnya ancaman lawan-Sembari memutar badan, tangan kirinya berbalik mencengkeram tongkat bambu pengemis itu, sementara tangan kanannya diayunkan ke muka menotok jalan darah penting didada pengemis tersebut
Kejut dan gusar segera menyelimuti perasaan pengemis parau itu, dia membentak keras, kaki kanannya segera berayun melancarkan tendangan kilat mengarah lambung Yap Ling, sementara telapak tangan kirinya melepaskan sebuah pukulan udara kosong menghantam kearah wajah lawan-Sebagai pengemis dengan delapan buah kantong goni dipunggungnya, pengemis itu merupakan seorang Toucu yang mengepalai sebuah kantor cabang perkumpulan Kay pang, sudah barang tentu ilmu silat yang dimilikinya hebat sekali.
Begitu dia melancarkan sebuah tendangan kilat Yap Ling segera didesaknya sehingga tak berani mendekati tubuhnya lagi, sedangkan pukulan kosong yang dilepaskan juga khusus digunakan untuk menghadapi musuh dijarakjauh, angin serangan yang menderu benar benar menggidikkan hati Yap Ling dapat merasakan akan kelihayan serangan tersebut, ia tak berani menyambuti ancaman mana dengan kekerasan, terpaksa tangan kirinya mengendor dan melepaskan cengkeramannya atas tongkat bambu lawan, lalu melompat mundur kebelakang
Sebenarnya Yap Ling melompat mundur ke belakang karena hendak menghindari serangan udara kosong lawan, siapa tahu disaat tubuhnya sedang melompat kebelakang itulah, mendadak terdengar pengemis bersuara parau itu mendengus tertahan, lalu tubuhnya mencelat sejauh satu kaki kebelakang dan,
Blaaamm jatuh terduduk diatas tanah.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata, si pengemis dengan tujuh buah karung goni yang terhajar ruas tulang pergelangan tangannya oleh bacokan Yap Ling tadi, kini menjadi lumpuh sebagian, tapi tangan kanannya masih utuh dan sama sekali tidak terluka.
Diiringi suara bentakan nyaring, dia menjejakkan kakinya keatas tanah, lalu sambil mengayunkan tongkat bambunya, dia melancarkan serangan lagi secara gencar Menyaksikan pemimpin mereka roboh terjungkal di atas tanah, tanpa diperintah lagi kedua orang pengemis yang lain serentak menerjang maju kedepan dari kiri dan kanan-Waktu itu Yap Ling yang sedang melompat mundur belum lagi berdiri tegaki tahu tahu ayunan tongkat penggebuk anjing dari pengemis dengan tujuh buah karung goni itu telah menyerang datang ditambah pula serangan agbungan kedua orang pengemis lainnya yang menyerang dari kiri dan kanan, tiga batang tongkat bambu menerjang datang bersama sama, dengan sendirinya ancaman itu mengerikan hati.
Yap Ling dengan tangan telanjang harus menghadapi tiga orang musuh sekaligus, jelas hal ini amat payah baginya, berada dalam posisi begini, terpaksa dia kembangkan permainan telapak tangannya, jurus dipatahkan dengan jurus, gerakan pun dipatahkan dengan gerakan-Siapa tahu, setelah dia bertarung hampir tujuh delapan gebrakan melawan ketiga orang itu, segera dijumpainya serangan ta koupang dari ketiga orang lawannya meski berulang kali ditujukan kebagian tubuhnya yang mematikan tapi setiap kali ketika hampir mengenai tubuhnya, tak usah dia menangkis pun tahu tahu ujung toya tersebut sudah menceng dengan sendirinya.
Mula mula dia mengira kejadian tersebut hanya merupakan suatu kebetulan saja, tapi setelah lewat tujuh delapan jurus telah menjumpai keadaan yang serupa, nona itu segera mengerti, pasti ada orang yang sedang membantunya secara diam diam.
Dengan cepat dia berpaling, tampak olehnya bahwa Huan Cu Im seorang berdiri di belakangnya sambil menggerakkan jari tangannya menuding kian kemari, entah apa yang sedang diperbuat olehnya, hal ini segera menimbulkan perasaan keheranan dihati kecilnya.
Tapi yang hebat saban kali pemuda itu menggerakkan jari tangannya, tongkat bambu lawan yang sedang ditujukan kearahnya, secara otomatis menyingkir sendiri ke arah lain-Ia tak tahu sampai dimanakah kelihayan ilmu silat yang dimiliki Huan Cu im, maka secara diam diam diamatinya dengan lebih seksama, betul juga, ternyata setiap kali serangan toyaitu menyerang datang, semuanya berhasil dipunahkan setelah terpengaruh oleh gerakan jari tangan pemuda itu.
Kenyataan yang terlihat olehnya ini kontan saja membuat si nona sangat kegirangan, umpatnya kemudian dengan suara lantang.
"Hey pengemis busuk, pengemis sialan, jika ketiga batang tongkat bobrok kalian mampu menghantam tubuh siauyamu, kuanggap kalian memang punya kepandaian, sebaliknya kalau tidak mampu, lebih baik cepat cepat pulang saja untuk belajar silat selama tiga tahun lagi dengan ibu gurumu, tak usah menjual malu lagi bagi Kay pang di mata umat persilatan-.."
Sementara itu, pengemis bersuara parau tadi hanya jatuh terduduk oleh dorongan segulung tenaga yang maha dahsyat, tubuhnya sama sekali tidak terluka atau cidera, disaat ketiga orang rekannya sedang bertarung sengit tadi, dia sudah bangkit berdiri dari atas tanah...
Sebagai seorang Toucu dari kantor cabang perkumpulan Kay pang, dia yakin kalau ilmu silat yang dimilikinya cukup tangguh, dia tak percaya kalau disaat melancarkan pukulan udara kosong tadi, tubuhnya dapat dihantam oleh seorang kacung buku sehingga mencelat sejauh satu kaki lebih.
oleh sebab itu setelah bangkit berdiri dari atas tanah, dia sama sekali tidak melancarkan serangan kembali, tapi tetap berdiri ditepi arena sambil mengamati jalannya pertarungan terutama aliran silat dari kacung buku itu.
Sebagai seorang Toucu dari perkumpulan Kay pang, tentu saja pengetahuan maupun pengalamannya d idalam dunia persilatan sangat luas dan matang, berapa gebrakan kemudian dia sudah dapat melihat bahwa serangan gabungan dari ketiga batang bambu itu benar benar luar biasa, dengan kepandaian silat yang dimiliki Yap Ling, mustahil dia sanggup menghadapinya .
Tapi dalam kenyataannya Yap Ling sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit, biarpun begitu tak sebuah serangan tongkat ta koupang pun yang berhasil mengenai ujung tubuhnya.
Ia segera memperhatikan kejadian tersebut dengan lebih seksama lagi, segera pula diketahui, saban kali serangan To kau pang dari ketiga orang itu hampir mengenai tubuhnya, saban kali pula ketiga orang itu seakan akan sengaja melepaskan kesempatan yang sangat baik dengan berganti jurus lain-Malahan kadang kala sebuah serangan yang jelas dapat melukai lawannya, tapi dalam kenyataannya jika bukan arah sasarannya yang menjadi meleset tentu tongkat bambunya saling beradu dengan senjata tongkat rekannya, hal ini membuat Yap Ling selalu berhasil lolos dari ancaman-Setelah menyaksikan keadaan demikian, pengemis bersuara parau itu segera mengambil kesimpulan tentu ada seorang tokoh sakti yang secara diam diam telah membantu kacung buku itu
Bila dilihat dari kemampuan orang itu membuat kalang kabutnya serangan toya dari ketiga orang rekannya, dapat pula disimpulkan kalau kehebatan ilmu silat yang dimiliki orang itu sudah mencapai puncak kesempurnaan-Perlu diketahui, pengemis bersuara parau ini terhajar sampai mencelat sejauh satu kaki tadi, kebetulan terjatuh dibalik kereta kuda sehingga membuat arah pandangannya menjadi terhalang oleh kereta kuda itu, dalam posisinya sekarang ia menjadi tak sempat melihat ulah Huan Cu im, yang sedang menggerak gerakkan tangannya.
Namun sebagai seorang jagoan yang berpengalaman, begitu tahu kalau ada jago lihay sedang membantu lawannya, padahal dengan kemampuan mereka berempat sudah jelas bukan tandingan mereka, dia sadar bila pertarungan tidak disudahi dengan segera, sudah pasti pihaknya yang bakal menderita kerugian total.
Sebagai jago kawakan yang bisa menimbang untung ruginya, serta merta pengemis itu mendehem sambil berteriak keras: "Berhenti semua"
Waktu itu, ketiga orang pengemis tersebut sudah habis kesabarannya setelah bertarung sekian lama tanpa memberikan hasil apa pun- Maka setelah mendengar suara bentakan itu terpaksa mereka menarik diri dan melompat mundur kebelakang. Yap Ling segera bertolak pinggang sambil mengejek dingin: "Kenapa kau tidak sekalian maju?" Pengemis bersuara parah itu segera tersenyum^
"Kepandaian silat yang engkoh cilik miliki memang hebat, kami sadar kalau bukan tandinganmu, karena itu kami tahu diri dan bermaksud mengundurkan diri. Tapi perintah atasan kamipun tak bisa dibangkang, dan lagi orang yang kami caripun bernama Huan Cu im. Kalau memang kongcu dari engkoh cilik bernama Huan Peng thia dan bukan orang yang sedang kami cari, apa pula gunanya kita mesti gontok gontokan sendiri" oleh sebab itu, aku si pengemis ingin mengajukan sebuah permintaan padamu..."
"Permainan setan apa lagi yang hendak kau keluarkan?"
seru Yap Ling dengan perasaan sangat mendongkol.
"Tidak engkoh cilik telah salah paham, maksud aku si pengemis hanya ingin bertemu sebentar saja dengan kongcu kalian agar bisa membuktikan kalau dia memang bukan Huan Cu im. Setelah itu kami segera akan mengundurkan diri dari sini, entah berseiakah engkoh cilik untuk menyampaikan harapan kami ini kepada kongcu kalian?"
"Tidak bisa jadi" tukas Yap Ling cepat, "kongcu kami adalah seorang yang sangat anggun dan tinggi kedudukannya, dia tak boleh bertemu dengan manusia macam kalian-Kuanjurkan kepada kalian lebih baik cepat cepat pergi saja dari sini" Baru saja dia menyelesaikan perkataannya, tiba tiba terdengar Huan Cu Im berkata:
"Mundurlah kau, kalau toh mereka ingin bertemu dneganku, tak ada salahnya biarkan mereka bertemu muka denganku"
Dembari berkata, pelan pelan pemuda itu munculkan diri dari balik kereta. Yap Ling segera berlagak kaget, teriaknya:
"Kongcu, kau..."
"Tidak apa apa" Huan Cu Im tersenyum, "antara aku dengan mereka toh tidak saling mengenal satu sama lainnya, lagipula orang yang mereka cari bukan aku, apa salahnya kalau membiarkan mereka bertemu muka denganku?"
Yap Ling segera mengiakan dan pura pura meluruskan tangannya kebawah dan mengundurkan diri.
Ketika pengemis bersuara parau itu menjumpai sikap maupun gerak gerik Huan Cu Im seratus persen adalah lagak seorang siangkong anak sekolahan, cepat cepat dia menjura seraya berkata:
"Huan kongcu, maafkanlah kelancangan serta kekurang ajaran kami semua"
Setelah bersua muka dengan Huan Cu im, dia sengaja menggunakan kata kata tersebut sebagai umpat padahal tujuannya adalah untuk menyelidiki apakah wajah pemuda itu sudah dirubah dengan mengenakan topeng kulit manusia atau tidak. Sambil tersenyum Huan Cu Im segera menyahut:
"Tak perlu sungkan sungkan, kalau toh kalian berempat bukan mencari aku she Huan, itu berarti hanya terjadi kesalah pahaman saja, silahkan kalian berempat pergi dari sini"
Biarpun perkataan itu diucapkan dengan suara yang amat sungkan namun nadanya jelas sedang mengusir tamunya.
Pengemis bersuara parau itu mengamati wajah lawannya dengan seksama, namun alhasil dengan pengalaman yang dimilikinya hingga sekarang, ia belum juga menemukan sesuatu pertanda atau gejala yang mencurigakan atas diri ini.
terpaksa sambil menjura katanya lagi:
"Apabila telah terjadi kesalah pahaman, harap kongcu sudi memaafkan-"
Lalu dengan mengajak ketiga orang rekannya, mereka segera mengundurkan diri dari situ.
Ketika Huan Cu Im dan Yap Ling telah naik pula kedalam kereta, sikusir kereta segera menjalankan kudanya dan berangkat meninggalkan tempat itu. Ditengah jalan Yap Ling membuka bungkusan makanannya seraya berkata. "Kongcu, silahkan bersantap"
Isi bungkusan itu beraneka ragam, ada bakpao tanpa isi, ada pula daging sapi masak kecap. telur asin, tahu masak taucu dan lain sebagainya.
"Terima kasih banyak saudara Yap?" kata Huan Cu Im segera sambil tersenyum
"Tidak betul kalau kau memanggilku saudara Yap usiaku lebih kecil dari umurmu, kau mesti memanggil adik Yap kepadaku."
"Baiklah," kata Huan Cu Im kemudian, "adik Yap. ayoh kita santap bersama sama"
Yap Ling kembali tertawa manis.
"Kau memanggilku adik Yap. maka aku harus memanggilmu Huan toako, tapi kau mesti ingat, panggilan semacam ini hanya berlaku selama berada dalam ruang kereta, begitu keluar dari sini, kau mesti memanggilku Siau ling, dan aku harus menyebutmu kongcu."
"Aah, buat apa mesti repot repot begitu?" seru Huan Cu Im sambil tertawa.
"Mengganti sebutan saja merepotkan" Kau tahu, kerepotan yang lebih banyak lagi masih menantikan kedatangan kita"
Begitulah, mereka berduapun duduk saling berhadapan dan mulai bersantap dengan lahap
Selang berapa saat kemudian, tiba tiba Huan Cu Im mengangkat kepalanya dan memandang gadis itu sekejap. lalu bertanya.
"Adik Yap. kau menyuruh aku mengenakan topeng kulit manusia, kemudian memerankan diri sebagai kacung bukuku, apakah sejak semula kau sudah tahu kalau orang orang Kay pang bermaksud mencari gara gara dengan kita?" Sambil berpaling Yap Ling tertawa.
"Kenyataannya bukankah ada orang hendak mencari gara gara denganmu" Buat apa sih kau masih bersusah payah untuk mengetahui persoalan ini?"
Huan Cu Im mengira nona itu sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya, maka dia bertanya lagi.
"Tapi aku ingin tahu, darimana kau bisa mengetahui hal ini...?" Sambil melalap sebiji bakpao, Yap Ling menjawab seraya tertawa^
"Pagi tadi, sewaktu aku mau naik keatas kereta, telah kutemukan sebuah tanda rahasia dengan garis putih dibelakang kereta kita, jelas tanda rahasia itu ditinggalkan orang persilatan, padahal aku tidak kenal dengan mereka, maka kesimpulan, tanda rahasia itu tentu mereka tinggalkan untukmu."
"Tidak benar" seru Huan Cu Im seraya menggeleng, "pagi tadi kami belum naik kereta ini, darimana mereka bisa tahu kalau aku bakal naik kereta tersebut?"
"Kau jangan lupa, bukan cuma kita berdua yang menginap dirumah penginapan itu" Huan Cu Im segera manggut manggut.
"Ehmm, kau memang pintar dan cekatan"
Yap Ling segera memandang sekejap ke arahnya, kemudian berkata: "Tapi sekarang aku mulai menyesal?"
"Kenapa?" tanya anak muda tersebut keheranan.
"Aku tidak mengetahui kalau kau memiliki kepandaian silat sehebat ini, itulah sebabnya kusuruh kau mengenakan topeng kulit manusia itu agar terhindar dari segala macam kesulitan, coba kalau aku tahu kalau kepandaian silatmu sangat hebat aku pasti tak menguatirkan dirimu lagi, toh berapa orang pengemis itu ibaratnya orang orangan dari rumput bagi pandanganmu"
"Aaah, itu mah berbeda, kita datang kesana sedang mengemban tugas lain, kalau sampai menimbulkan gara gara dengan pihak Kay pang, apalagi dikota Hap hui terdapat banyak sekali anggota Kaypang, sudah pasti persoalan ini akan menjadi penghalang bagi kita berdua, oleh sebab itu kupuji tindakanmu yang memberikan topeng kulit manusia itu kepadaku merupakan tindakan yang sangat pintar"
"Ehmm, sekarang kau baru memuji manfaatnya, padahal tadi kau masih menolak untuk mengenakannya "
Setelah mencibirnya, dengan sepasang matanya yang jeli Yap Ling mengawasinya pemuda itu lekat lekat, kemudian katanya lagi "Huan toako, benarkah kau bernama Huan Cu im?"
Tiba tiba satu ingatan melintas dalam benak Huan Cu im, dia balik bertanya: Yap Ling tertawa misterius:
"Dari pembicaraan hujin aku pernah mendengar kalau cengcu mempunyai seorang keponakan yang bernama Huan Cu im, dia amat disayang dan dimanja oleh cengcu, bahkan bermaksud menjodohkan nona kepadanya. Barusan orang orang Kay pang telah menganggapmu sebagai Huan Cu im, maka aku merasa perlu untuk bertanya kepadamu. Huan toako andaikata kau benar benar adalah Huan Cu im, aku tak berani bersikap sejajar lagi denganmu"
"Kenapa ?" Merah dadu selembar wajah Yap Ling, ujarnya pelan
"Andaikata persoalan ini sampai ketahuan nona dikemudian hari, bagaimana mungkin aku bisa hidup tenang ?"
Kemudian setelah tertawa cekikikan lagi dia menambahkan
"Sedang kau sendiri pun pasti tak akan hidup dengan tenang pula...?"
"Tak usah kuatir, aku bukan Huan Cu im" kata pemuda itu segera sambil tertawa.
"Lalu siapakah namamu yang sebenarnya?" tanya Yap Ling memanfaatkan kesempatan itu.
"Aku bernama Huan heng"
Yap Ling segera menghembuskan napas lega, ucapnya kemudian-"Asalkan kau bukan Huan Cu Im saja, keadaan masih mendingan-"
"Apa maksudmu berkata demikian?" Sambil merendahkan suaranya Yap Ling berkata
"Suatu ketika tanpa disengaja aku telah mendengar permbicaraan dari hujin dengan hu Congkoan, waktu itu mereka pun menyinggung tentang Huan Cu im"
"Apa yang mereka bicarakan?" tanya Huan Cu Im dengan perasaan ingin tahu. Yap Ling segera mengerling sekejap ke arahnya, kemudian berkata. "Kau toh bukan Huan Cu im, buat apa menaruh perhatian tentang persoalan ini ?"
"Tapi toh kau sendiri yang menyinggungnya lebih dulu, setiap orang tentu mempunyai perasaan ingin tahu, setelah kau singgung, dengan sendirinya pun ingin mengetahui persoalan itu lebih lanjut"
"Padahal tak ada yang dibicarakan, hujin hanya bilang ilmu silat nona sangat lihay tapi sayang tidak mau menuruti perkataannya dan selalu hidup mengasingkan diri dalam kuil Cu Im an yang tak bisa dikunjungi orang lain, karena itu harus ditunggu sampai dia sudah kawin dengan Huan Cu Im barulah dijebak masuk perangkap"
"Bagaimana mungkin perempuan itu baru bisa dijebak masuk perangkap setelah kawin?" Dengan semakin memperlirih suaranya sahut Yap Ling :
"Sebab Huan Cu Im telah dicekoki bubuk penghilang sukma oleh congkoan, itu berarti semua perintah congkoan pasti akan dituruti tanpa membantah, bila dia yang mencampurkan bubuk penghilang sukma itu kedalam hidangan nona, sebab dapat dipastikan nona akan terperangkap juga "
Terkesiap sekali hati Huan Cu Im setelah mendengar keterangan itu, pikirnya : "Benar benar suatu rencana yang sangat keji dan buas " Tapi diluaran dia sengaja bertanya lagi
:

Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apakah selain Huan Cu im, tak mungkin orang lain bisa meracuninya...?"
"Selama ini nona berdiam di dalam kuil Cu Im an yang terletak dikebun belakang siapa pun dilarang memasuki wilayah tersebut, bayangkan saja siapa pula yang bisa mencampurkan racun itu ke dalam hidangannya " Apa lagi disamping nona masih terdapat Ho Mama yang lihaynya bukan kepalang sejak Cu hujin meninggal dunia dialah yang mengurusi semua hidangan bagi nona. Karena itu bila nona sudah menikah, sudah tentu nona tak bakal curiga kalau suaminya yang mencampuri racun tersebut didalam hidangannya. dan lagi, bukankah cara ini yang paling mudah ditempuh ?"
"Tapi... bagaimana juga nona toh putri tunggal dari cengcu" Mengapa dia mesti dicekoki pula dengan bubuk penghilang sukma tersebut?"
"Tentu saja rahasia tersebut tak akan kau ketahui."
Ketika merasa apa yang diketahui olehnya jauh lebih banyak daripada apa yang diketahui Huan Cu im, Yap Ling merasa bangga sekali setelah tertawa merdu, lanjutnya.
"Hal ini dikarenakan kepandaian silat yang dimiliki nona berasal dari Kiu Hoa sinni, tiada manusia dalam dunia persilatan yang sanggup menandinginya, malah kudengar dia telah berhasil menguasahi ilmu pedang terbang,jlkalau dia bisa ditundukkan sehingga menuruti semua perkataan ayahnya sudah jelas ia akan menjadi pembantu utama dari cengcu"
Setelah mendengar penjelasan tersebut Huan Cu Im baru menyadari apa gerangan yang terjadi, rupanya empek Hee sengaja menjodohkan putrinya kepadanya karena dia hendak memperalat dirinya untuk meracuni putrinya dengan bubuk pembingung sukma, dengan begitu dapat melicinkan pula ambisinya untuk menjagoi dan merajai seluruh dunia persilatan-Jadi tujuannya yang utama bukan dlkarenakan dia masih punya hubungan yang akrab dengannya seperti apa yang diduganya semula.
Kalau terhadap seorang putri kandungnya sendiripun ia tega untuk berbuat demikian, apalagi terhadap seorang putra dari saudara angkatnya, perbuatan apa lagi yang tidak dapat dilakukan olehnya "
Tiba tiba saja timbul perasaan mendongkol dan gusar didalam hati kecilnya, namun ketika melihat Yap Ling sedang mengawasinya dengan mata terbelalak lebar, tanpa terasa dia menghela napas panjang, katanya kemudian-
"Aaai... sungguh tak kusangka cengcu begitu tak berperasaan sehingga putri sendiripun hendak dikerjai olehnya. Ya a, sebetulnya aku dapat bergabung dengan mereka lantaran kukagumi nama besar dan jiwa ksatria dari cengcu, tapi setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya sekarang, jelaslah sudah bahwa aku telah bergabung ditempat yang salah..."
Tiba tiba paras muka Yap Ling berubah sangat hebat, tidak sampai pemuda itu menyelesaikan kata katanya, dengan cepat dia menutupi mulut pemuda itu dengan tangannya, lalu berseru dengan suara ketakutan
"Untung saja perkataanmu itu kau ucapkan dalam kereta dan cuma didengar olehku seorang, andaikata orang lain sampai ikut mendengar, kau... kau pasti akan mati konyol."
Huan Cu Im segera merasakan tangan yang dipakai untuk menutup mulutnya itu lembut, empuk dan harum baunya, mendatangkan perasaan yang amat nyaman baginya, terutama sekali sikap gelisah dan cemas yang terpancar keluar dari wajahnya, jelas dia menaruh perhatian yang amat besar terhadap keselamatan jiwanya.
Ditambah lagi pada dasarnya Yap Ling memang berparas cantik, kesemuanya itu mendatangkan gejolak perasaan yang amat kuat dalam hatinya. Tak tertahankan lagi dia menggenggam tangan gadis itu erat erat dan ujarnya: "Adik Yap, terima kasih banyak atas perhatianmu"
"Asal kau mengetahui perkataanku itu sudah cukup"
Walaupun paras mukanya telah berubah menjadi merah dadu, namun gadis itu membiarkan tangannya tetap digenggam oleh Huan Cu im, bahkan tidak bermaksud untuk menariknya kembali.
Kemudian dia berkata pula dengan suara rendah:
"Kalau hendak berbicara lagi lain kali, kau harus bersikap lebih hati hati, dan ingat, apa yang telah kita bicarakan hari ini, jangan sekali kali kau singgung kembali dihadapan siapapun. Betul ilmu silatmu sangat lihay, tapi bila berani membangkang perintahnya, apalagi jika cengcu berhasil merebut kursi kebesaran sebagai seorang Bengcu, biarpun dunia ini sangat lebar, ke manakah kita hendak menyembunyikan diri?"
"Ehmm, benar juga perkataanmu itu," Huan Cu Im mengangguk lalu dengan nada menyelidiki kembali ujarnya
"Tapi setelah kuketahui maksud dan tujuan cengcu ternyata jahat dan tidak benar, bila aku tetap berbakti kepadanya, bukankah hal ini sama artinya dengan bantu kaum durjana" oleh sebab itu aku berniat membicarakan persoalan ini secara baik baik dengannya lalu meletakkan jabatanku sebagai Utusan lencana perak. dengan begitu aku pun bisa mengundurkan diri dari situ sambil tetap mempertahankan cita cita luhurku..."
-oo0dw0oo Jilid : 31 "Jangan, jangan sekali kali kau berbuat demikian," seru Yap Ling dengan perasaan terkejut berCampur Cemas "Cengcu dapat menaruh kepercayaan kepadamu, mungkin dia melihat ilmu silat sangat hebat, karenanya dia memberi jabatan sebagai utusan lencana perak kepadamu, selama kau tetap membungkam, mungkin kau akan tetap selamat danaman, tapi sekali kau ungkap persoalan tersebut dapat dipastikan selembar jiwamu jadi terancam bahaya maut."
"Tapi.... aku tetap bersikap acuh tak acuh terus, bukankah aku makin tak dapat melepaskan diri" Nona Yap menurut pendapat nona apa yang harus kulakukan sekarang" "
Yap ling memandang sekejap kearahnya, tanpa terasa dia menundukkan kepalanya rendah rendah. Selang sejenak kemudian nona itu baru berkata lagi:
"Aku tak lebih Cuma seorang wanita, Cara apa pula yang bisa kupikirkan keluar" Aaaai, andaikata kita dapat bertemu dengan Huan Cu im, mungkin persoalannya akan beres."
"Huan Cu im" " anak muda itu terkejut, "bukankah kau bilang dia sudah terkena bubuk racun penghilang sukma"
Untuk menjaga dirinya sendiripun belum tentu bisa, mana mungkin dia bisa mencarikan akal bagiku....." "
"Andaikata kita dapat membebaskan pengaruh bubuk racun penghilang sukma yang mengeram didalam tubuhnya secara diam diam berarti diapun tak bakal meracuni hidangan bagi nona Giok Yang dengan racun keji itu, padahal orang yang paling ditakuti Cengcu dan hujin dewasa ini hanya nona Giok Yang seorang, selama nona Giok Yang tidak sampai terpengaruh, Cengcupun tetap menaruh perasaan was was terhadap sembilan partai besar, otomatis diapun tak berani bertindak semena mena terhadap umat persilatan. Dengan siasat ini pula, besar kemungkinannya kau bisa kabur pula dari pengaruh mereka...."
Diam diam Huan Cu Im mengangguk setelah mendengar perkataan itu, katanya kemudia sambil tersenyum:
"Benar juga perkataan nona tapi kemanakah kita harus mencari Huan Cu im" "
"Dari pembicaraan Hu congkoan, aku mendapat tahu kalau ia sedang mendapat tugas pergi kekota Kim leng, aku percaya dia tentu akan menghadiri pula pertemuan puncak dibukit Hongsan nanti"
"sekalipun aku berhasil menjumpai Huan Cu im, dengan Cara apa pula aku dapat membebaskan pengaruh bubuk racun penghilang sukma yang mengeram didalam tubuhnya itu" "
Yap ling berpikir sejenak, kemudian baru ujarnya:
"obat pemunahnya sih tak sulit untuk didapatkan cuma....
aaai, didalam menghadiri pertemuan puncak dibukit Hongsan nanti, kemungkinan besar aku akan menghadiri pertemuan itu bersama sama hujin."
"Jadi kau punya akal bagus" " tanya Huan Cu Im kegirangan.
Yap ling manggut manggut tanpa berbicara.
Menggunakan kesempatan itu, Huan Cu Im segera berkata lagi:
"Setelah kita mempUnyai suatu rencana yang bagus bagaimana pula dengan persoalan yang akan terjadi di kuil Pao koksi besok pagi...." "
Sekujur badan Yap ling segera bergetar keras, ditatapnya pemuda itu dengan pandangan terkejut, kemudian serunya:
"Maksudmu..... maksudmu....."
Sambil tersenyum Huan Cu Im berkata:
"Maksud Cengcu hendak menjodohkan nona Giok Yang kepada Huan Cu Im mungkin saja baru dalam taraf usul dan belum ditetapkan secara resmi sedang untuk memerintahkan kepada Huan Cu Im agar mencampurkan bubuk pembingung sukma kedalam hidangan nona Giok Yang aku yakin masalah ini akan dirundingkan dengan hujin secara pribadi."
"Seandainya kenyataan kemudian membuktikan kalau dia tak menjodohkan nona Giok Yong kepada Huan Cu im, melainkan dikawinkan kepada orang lain, dan orang itu justru merupakan orang kepercayaan dari Cengcu sendiri, bukankah dia akan melaksanakan semua perintah dari Cengcu" Buat apa dia mengawinkan putrinya kepada Huan Cu im" oleh karena itu aku tetap ragu ragu, apakah siasatmu tadi akan mendatangkan khasiat seperti yang diharapkan atau tidak."
Yap ling tidak segera menjawab, dia hanya mengawasi pemuda itu tanpa berkedip. Kembali Huan Cu Im berkata:
"sebaliknya Siau limsi merupakan pemimpin daripada sembilan partai besar, andaikata persoalan yang akan terjadi besok bisa kita tukar tanpa diketahui pelakunya, ini baru dinamakan sebuah tindakan yang luar biasa."
Sekali lagi Yap ling membelalakan sepasang matanya lebar lebar dengan wajah menunjukkan perasaan kaget bercampur curiga, lalu dengan suara gemetar dia menegur:
"Sebenarnya siapakan kau" Apakah kau bukan diutus oleh Cengcu sendiri....." "
"Aku benar benar adalah seorang utusan lencana perak yang diutus oleh Cengcu, tentang hal ini kau tak perlu ragu lagi." Kemudian setelah tersenyum, pemuda itu berkata lebih jauh.
"Hanya saja, setelah kupahami intrik busuk yang sedang dilakukan orang orang benteng keluarga Hee, aku tak ingin berbakti lagi kepada Cengcu, dan ini akan menjadi kenyataan."
Saking cemas dan gelisahnya, selembar wajah Yap Ling berubah menjadi pucat pasi, cepat cepat serunya lagi:
"Tapi..... didalam persoalan besok pagi, tak mungkin hal tersebut dapat dihindari atau dicegah lagi sebab bila sampai terjadi sesuatu yang tak dlinginkan, maka akulah yang bakal memikul tanggung jawabnya, coba bayangkan, bayangkan...
bagaimana mungkin aku bisa pulang untuk mempertanggung jawabkannya" "
"Didalam peristiwa besok pagi, yang tahupun hanya kau dan aku apa lagi semua tugas dan pekerjaan toh dilakukan oleh Lam It, asalkan kita persiapkan sebuah rencana yang bagus untuk menggantikan sasaran menjadi lain, kecuali kita berdua , siapa lagi yang bakal tahu" Kau masih tetap dapat pulang untuk memberi laporan serta memberi pertanggungan jawab . "
Dengan perasaan terkejut bercampur curiga Yap Ling mengawasisi anak muda itu sekejap. kemudian bertanya:
"Jadi kau.... kau pun mengetahui kalau dia bernama Lam It...." " Huan Cu Im tertawa.
"Semestinya kau juga tahu bahwa kedatanganku kemari karena sedang melaksanakan tugas" "
"Tidak" Yap Ling segera menggeleng kepalanya berulang kali lalu sembari menatap pemuda itu lekat lekat, desaknya lebih jauh: "sebenarnya siapakah kau" "
"Apakah aku telah salah berbicara" " tanya Huan Cu Im kemudian Yap Ling mendengus.
"Lam it merupakan kode rahasia dari hujin untuk anak buahnya, jangan lagi kau sebagai anak buah Cengcu, biar Cengcu sendiripun tidak tahu lantas darimana kau bisa mengetahui tentang kode rahasia tersebut" Hayo katakan cepat sebetulnya siapakah kau" "
"ooooh...." diam diam Huan Cu Im mengangguk, "rupanya antara empek Hee dengan istrinyapun terjadi persaingan tak sehat, sehingga mereka saling curiga mencurigai dan tidak mempercayai satu dengan lainnya" Berpikir demikian, diapun berkata kepada gadis itu. "Aku she Huan, Tapi namaku bukan Thian Beng."
Yap Ling segera menyembunyikan tangan kirinya dibalik pakaian lalu dengan wajah sangat tegang dia menegur.
"Lantas siapakah kau" " Huan Cu Im tertawa.
"Kau tak menyiapkan jarum beracun lagi" apakah ingin membunuhku untuk menghilangkan saksi"
Tiba tiba sepasang mata Yap Ling berubah menadi merah, ucapnya:
"Apabila apa yang kita bicarakan barusan sampai kedengaran hujin, berarti aku akan dijatuhi hukuman mati, bila kau adalah petugas yang dikirim oleh hujin lebih baik aku bunuh diri saja dihadapanmu, salahku sendiri mengapa tidak baik baik mengenali orang sebelum membicarakan persoalan serawan itu." Sekali lagi Huan Cu Im tertawa.
"Kau tak usah kuatir," hiburnya, "aku bukan petugas yang dikirim oleh hujin"
^ooooodwooooo^ "Kalau begitu cepat katakan kepadaku, bila kau bukan Huan Thian beng, lalu siapakah kau" " pinta Yap Ling, wajahnya memelas dan sangat mengibakan hati.
"Aku adalah Huan Cu im"
"Kau benar benar adalah Huan Cu im" " Yap Ling membelalakan matanya lebar lebar.
"Yaaa, apakah kau masih ragu" " ucap Huan Cu Im sambil tertawa, "lencana perak inipun asli, benda ini kuperoleh dari Cengcu sehari menjelang keberangkatanku ke Kim Leng, dan lagi bukankah orang orang Kay Pang khusus datang mencari gara gara denganku" Apakah berdasarkan dua hal ini masih belum cukup untuk membuktikan bahwa aku adalah Huan Cu im....." "
Paras muka Yap Ling bersemu merah lantaran jengah, ia menundukkan kepalanya lalu berkata lirih:
"Kau telah membohongiku habis habisan, padahal aku seharusnya dapat menduga kesitu, tapi karena...."
"Karena apa" " desak Huan Cu im.
Paras muka Yap Ling berubah semakin merah dan kepalanya tertunduk makin rendah, dengan tersipu sipu terusnya:
"Aku dengar orang berkata kau.... kau adalah seorang pemuda tampan-... oleh sebab itu Cengcu hendak menjodohkan nona Giok yang kepadamu, dan aku dengar hal inipun disebabkan nona Giok yong... nona Giok yang pun sangat menyukaimu."
Atas perkataan mana paras muka Huan Cu Im turut berubah menjadi semu merah, untung dia mengenakan topeng kulit manusia, sehingga orang lain tak dapat melihat mukanya yang memerah.
Maka sesudah tertawa hambar dan menarik tangannya, ia berkata:
"Mari kita jangan membicarakan persoalan ini lagi, nona Yap didalam persoalan besok pagi, terpaksa aku mohon bantuanmu, apakah kau bersedia" "
Yap Ling merasakan pipinya menjadi panas, sahutnya kemudian sambil menundukkan kepalanya:
"Kaulah yang telah menyelamatkan jiwaku, apa saja yang kau inginkan tentu akan kukabulkan dengan segera, paling banter kuserahkan kembali selembar jiwaku ini kepadamu."
"Aaaah, jangan kau pandang persoalan tersebut sampai begitu serius...." hibur Huan Cu Im dengan lembut, "apa lagi aku sudah memperoleh suatu siasat yang amat bagus, tanggung kau masih dapat melaksanakan tugas secara baik serta pulang kemarkas untuk memberi laporan."
"Huan siangkong, bersediakah kau membeberkan rencanamu itu kepadaku" " pinta Yap Ling sambil mengangkat kepalanya dan berkata penuh kehangatan.
"oooh, tentu saja"
Huan Cu Im segera menempelkan bibirnya disisi telinga gadis itu lalu membisikkan sesuatu dengan suara lirih, Kemudian tampak Yap Ling manggut manggut seraya menyahut: "Baiklah kalau begitu"
ooooodwooooo Hap hui atau nama lainnya Kui cin hu merupakan sebuah kota propinsi yang sangat besar disebelah utaranya terletak bukit wasan dengan sebelah selatan menempel ditelaga cau oh.
Sebagai sebuah kota perniagaan, kota tersebut ramai sekali dengan orang yang berniaga.
Kuil Pau kok si merupakan sebuah kuil termegah dikota Kui Ciu hu ini, luasnya mencapai beberapa ratus bau dengan jumlah pendetanya mencapai seratus dua ratus orang lebih.
Ketuanya Tek Ceng berasal dari kuil Siau lim si, sebagai angkatan dengan huruf "ceng", ia merupakan murid angkatan kedua dari Siau Lim pay.
Kuil Pau kok si masih termasuk dalam pengawasan Siau lim pay, itulah sebabnya ketika Hui san taysu, ketua ruang Lo han tong dari Siau lim pay yang kebetulan lewat dikota Hap hui otomatis menginap pula di kuil Pau kok si tersebut.
Waktu itu saat menunjukkan tengah hari ketika dari luar pintu gerbang kuil Pau kok si muncul seorang siangkong anak sekolahan yang tampan didampingi seorang kacung buku yang berwajah cerah taksalah lagi mereka adalah Huan Cu Im serta Yap Ling.
Baru saja mereka berdua memasuki pintu gerbang, seorang pendeta berbaju hijau segera menyambut kedatangan mereka dengan merangkap tangannya didepan dada. "omitohud, selamat datang sicu" sapanya.
"Terima kasih banyak toa suhu"jawab Huan Cu Im sambil balas memberi hormat.
"Apakah sicu bermaksud datang kekuil kami untuk berkaul"
Silahkan masuk keruang tamu untuk minum teh"
Yap Ling yang berada disisinya cepat cepat menyela:
"Toa suhu, kongcu kamu hendak datang keibu kota untuk mengikuti ujian, karena itu sekalian berkunjung kekuil ini untuk menyembah Ji layhud sambil menyampaikan ujar apabila tahun ini berhasil lulus dalam ujian, maka ditahun depan kongcu berjanji akan membangunkan area baru, karena itu dapatkah taysu mengundang keluar petugas penerima tamu" "
Ketika mendengar siangkong tersebut berniat untuk menyampaikan ujar, pendeta berbaju hijau itu segera mengiakan kali kemudian sahutnya "silahkan sicu beristirahat dulu di kamar, siauceng segera melapor kepada menerima tamu."
Selesai berkata dia segera memberi tanda mempersilahkan tamunya mengikuti dibelakangnya.
Dengan mengikuti pendeta tadi, Huan Cu Im serta Yap Ling berjalan menuju kehalaman gedung sebelah kanan, disana berjajar tiga buah ruangan, tampaknya merupakan ruang tamu dari kuil Pau kok si tersebut.
Pendeta berbaju hijau itu segera mempersilahkan Huan Cu Im untuk duduk, seorang hwesio kecil muncul menghidangkan air teh kemudian berkata "Silahkan duduk sicu, siauceng segera mengundang datang petugas penerima tamu."
"Silahkan toa suhu" sahut Huan Cu Im sambil bangkit berdiri.
Dengan cepat pendeta berbaju hijau itu mengundurkan diri, takselang beberapa saat kemudian dia muncul kembali diikuti seorang pendeta yang berperawakan tinggi besar. Sambil memberi hormat segera ujar sambil menunjuk kearah Huan Cu im: "Sicu inilah yang ingin bertemu dengan toa suhu"
Pendeta berperawakan tinggi besar itu segera memberi hormat kepada pemuda kita dan berkata "Selamat bersua sicu, siauceng Heng ti bertugas sebagai penerima tamu dari kuil ini"
Huan Cu Im segera balas memberi hormat "Aku yang muda Huan Thian beng sedang dalam perjalanan untuk mengikuti ujian diibu kota, atas pesan dari ibuku segaja aku kemari untuk menyampaikan ujar"
"Ooooh, rupanya Huan kongcu, maaf maaf....." Yap Ling yang berada disisinya kembali menyela:
"Seandainya kongcu kami berhasil lulus ujian tahun tahun ini kongcu berjanji akan memberi patung area baru"
"Dengan bekal kebajikan kongcu tentu akan berhasil ujian tahun ini....."
Sebagai petugas penerima tamu tentu saja ia pandai bermanis muka dan mengucapkan kata kata yang sedap didengar. Dengan gembira Yap Ling segera berseru "Terima kasih banyak atas perkataan taysu, setelah bersembayang nanti, kongcu kami berniat untuk berbuat amal terhadap seluruh suhu yang menghuni di kuil ini dengan bersantap bersama. Tolong toa suhu membuatkan perhitungan berapa banyak suhu yang berdiam dikuil ini dan berapa tahil perak yang diperlukan untuk baya santapan siang bersama ini...."
"omitohud, siancay, siancay.... seluruh anggota kami berjumlah seratus enam puluh lima orang, ditambah dengan saudara yang menumpang jadi keseluruhannya berjumlah seratus tujuh puluh tiga orang, itu berarti memerlukan dua puluh dua meja, dengan tiap meja senilai lima rence uang perak berarti seluruhnya sebelas tahil perak."
Mendengar itu, Huan Cu Im segera memberi tanda dari sajunya Yap Ling mengeluarkan dua lembar uang kertas yang tiap lembarnya senilai seratus tahil perak lalu, "Toa suhu, ini uang sebesar dua ratus tahil perak harap kau terima, kecuali untuk beaya bersantap bagi kedua puluh dua meja tersebut, maksud kongcu agar setiap suhu memperoleh juga tambahan dua biji bakpau, segala sesuatunya tolong toa suhu siapkan, sedang sisanya anggap saja sebagai sumbangan bagi kas kuil"
Hong to taysu segera mengucapkan terima kasih berulang kali, katanya:
"Huan kongcu benar benar seorang yang berhati amal, segala sesuatunya akan siau ceng perintahkan orang untuk siapkan" Kemudian kepada pendeta berbaju hijau itu perintahnya:
"Wan ceng coba kau perintahkan kepada koki agar menyiapkan hidangan siang ditambah dua biji bakpao setiap orang untuk santapan siang ini, suruh mereka persiapkan baik baik" Pendeta berbaju hijau itu segera mengiakan dan mengundurkan diri dari situ. Sepeninggal pendeta tadi, Hong to taysu baru berkata: "Huan kongcu, silahkan pasang hio didepan sang Buddha"
Huan Cu Im manggut manggut, diiringi Hong to taysu mereka berjalan keluar dari ruang tamu, kemudian secara beruntun mereka memasang hic diruang depan, ruang belakang dan ruang samping.
Untuk kesemuanya ini, mereka harus membuang waktu hampir sepertanak nasi lamanya sembelum semuanya dapat diselesaikan. Setelah itu, Hong to taysu berkata:
"Sekarang persilahkan Huan kongcu untuk minum teh diruang hong tiang"
Sesungguhnya tujuan Huan Cu Im membuang uang sebesar dua ratus tahil perak tadi tak lain adalah untuk menjumpai ketua kuil tersebut, sebab bila ia datang dan secara terang terangan mohon bertemu, bisa jadi tindakan tersebut akan menimbulkan perhatian dari Bu lim taysu.
Berbeda sekali kalau mereka beramal dengan mengundang semua hwesio untuk makan bersama, peristiwa besar ini pasti tak akan dilewatkan oleh seorang ketua kuil, itu berarti dengan sendirinya ia akan menampakkan diri dengan sendirinya.
oleh sebab itu setelah mendengar perkataan dari petugas penerima tamu itu, Huan Cu Im segera berkata dengan wajah serius:
"Hongtiang kalian adalah seorang pendeta saleh, sungguh suatu keberuntungan bagiku bisa bertemu dengannya."
"Huan kongcu terlalu merendah...." Ucap Hong to taysu sambil merendah, "Walaupun hongtiang kami sudah tua dan biasanya amat jarang bertemu orang, tapi untuk menghormati Huan kongcu yang telah beramal, sudah sewajarnya bila hongtiang kami menyampaikan Sendiri rasa terima kasihnya kepada sicu"
Berbicara sampai disitu, dia segera mengangkat tangannya seraya berkata:
"Biar pinceng membawakan jalan untuk Huan kongcu."
"Silahkan" Dengan dipimpin oleh Hong to, berangkatlah mereka memasuki ruangan lapis ketiga.
Didepan mata sekarang terbentang sebuah kolam seluas sepuluh bau ditengahnya terbentang sebuah jembatan batu dengan tiga buah tekukan dibagian tengahnya.
Sesudah melewati jembatan batu, mereka menembusi sebuah hutan bambu, lalu diantara dinding pekarangan yang mengilari sekeliling hutan tadu muncul sebuah pintu berbentuk bulat.
Hong to segera berhenti, kemudian katanya: "silahkan"
Dibalik halaman gedung terlihat pelbagai bunga tumbuh dengan indahnya, sebuah bangunan pesanggrahan yang mungil berdiri ditengah kerumunan aneka bunga.
Baru saja Hong ti mendampingi Huan Cu Im mendekati undak undakan batu, terlihat seorang pendeta tua berbaju kuning telah muncul dari dalam, begitu muncul ia segera berseru:
"Siau sicu, maaf bila lolap tak menyambutmu dari kejauhan"
Hong to yang berdiri disisinya segera berbisik "Huan kongcu yang datang adalah Hongtiang"
Huan Cu Im segera mengalihkan sorot matanya kedepan, ternyata ketua dari kuil Pau kok si ini adalah seorang pendeta yang telah berusia tujuh puluh tahunan, berperawakan tinggi dan kurus, berwajah ramah dan solah, namun sorot matanya sangat tajam, ini menandakan kalau tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna.
Dengan cepat dia maju berapa langkah kedepan setelah mendengar perkataan itu, serunya seraya menjura "Sudah lama aku yang muda mendengar akan losuhu sebagai seorang pendeta agung, benar benar suatu keberuntungan bagi kami dapat bersua pada hari ini, aku yang muda tak berani merepotkan losuhu untuk menyambut sendiri"
"Haha... haaah.... haaa. siau sicu terlalu merendah, silahkan masuk kedalam untuk minum teh".
Didampingi Hong to taysu, Huan Cu Im segera melangkah masuk kedalam ruang hong tiang, sedangkan Yap Ling sebagai seorang kacung buku terpaksa hanya berdiri menanti dibawah undak undakan.
pada saat itulah dari balik pintu tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, kemudian nampak orang orang itu Celingukkan kedalam. Dengan ketajaman mata Yap Ling, ia segera mengenali orang itu sebagai Bu tim.
Waktu itu dia muncul sambil membawa sepoci air panas, rupanya dia bertugas untuk menghantar air untuk hongtiang.
Padahal ia baru saja datang di kuil Pau kok si, namun dengan cepatnya dia berhasil menjadi petugas penghantar air minum, dari sini dapat diketahui betapa hebatnya cara kerja orang ini, jelas sudah pendeta mandor yang mengepalai dapur telah disogok olehnya.
Benar juga , segera terlihat seorang hwesio kecil muncul dengan langkah tergesa gesa dan menerima poci air panas itu, kemudian cepat cepat pula masuk kedalam.
Tujuan dari Huan Cu Im untuk mengadakan santapan bersama para pendeta ditengah hari tadi, tujuannya yang utama tak lain memberi kesempatan kepada Yap Ling untuk menemukan Bu tim, kemudian menerangkan identitasnya dan bertanya kepadanya kapan akan bertindak.
Kini orang yang dicari telah muncul disana, sebagai tempat kediaman hongtiang, biasanya para pendeta kuil dilarang memasuki daerah tersebut bila tidak mendapat panggilan.
Dengan sendirinya Yap Ling tidak akan menyia nyiakan kesempatan tersebut dengan bagitu saja.
Disaat hwesio kecil itu sudah berlalu, dia segera tampil kedepan dan menunjukkan lencana perak yang diserahkan Huan Cu Im kepadanya tadi.
Sebenarnya Bu tim sudah bersiap siap untuk mengundurkan diri namun setelah melihat lencana tadi, tanpa terasa ia berhenti dan diam diam mengangguk.
Yap Ling segera menyusulnya keluar daripintu bulat, kemudian dengan suara lirih tanyanya:
"Lam it, aku datang mengikuti kongcu untuk bersembahyang, apakah cian it belum tiba" "
cian it adalah kode rahasia untuk memperartikan Hui san taysu, ketua Lohan tong dari Siauw lim pay, kode rahasia ini tak akan diketahui orang lain yang tidak terlibat dalam peristiwa ini.
Semula Bu tim masih kelihatan Curiga dan sangsi, tapi sekarang dia sudah tidak Curiga lagi, sambil menggelengkan kepalanya dia menjawab "Mungkin sore nanti baru datang"
"Apakah kau menjumpai sesuatu kesulitan" " sekali lagiBu tim menggeleng.
"Tidak ada, segala sesuatunya telah beres"
"Lantas kapan kau akan melaksanakan tugas itu" "
"Sesudah bersantap malam nanti" jawaban Bu tim rendah lagi sangat berat.
Yap Ling segera manggut manggut.
"Ehmmm, kalau begitu kau boleh pergi" ia berbisik, Bu tim tidak banyak berbicara lagi, tergopoh gopoh dia mengundurkan diri dari situ.
oooODWOooo Dalam ruang hong tiang, tamu dan tuan rumah telah mengambil tempat dudk. seorang hwesio kecil datang menghidangkan air teh. "Siau sicu, silahkan minum teh" kata Tek ceng taysu kemudian.
"Terima kasih" Dia segera mengangkat cawan, tapi menggunakan kesempatan tersebut segera bisiknya kepada hwesio tua itu dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara:
"Lo suhu, aku bernama Huan Cu im, datang dari Hong san dan ada urusan penting hendak dilaporkan kepadamu"
Karena dia berbicara dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara, maka Hong to taysu sama sekali tidak mendengar perkataan tersebut.
Tek Ceng taysu kelihatan agak tertegun, lalu ditatapnya Huan Cu Im sekejap dengan pandangan tajam, pikirnya:
"Siau sicu ini masih muda, tapi memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna, tak nyana dia telah berhasil pula menguasai ilmu menyampaikan suara" Ia segera berpaling dan perintahnya kepada Hong to taysu:
"Hong to, tentang maksud siau sicu untuk melakukan derma, apakah kau telah melakukan persiapan yang matang"
coba keluarlah sebentar loCeng akan menemani sendiri kehadiran siau sicu di ruang makan."
"Baik" sahut Hong to taysu dengan hormat.
Ia segera bangkit berdiri, kemudian setelah memberi hormat segera mengundurkan diri dari situ.
Sepeninggal Hong to taysu, Tek Ceng taysu baru mengangkat wajahnya serta menatap wajah Huan Cu Im lekat lekat, ujarnya "siau sicu, apa bila kau ingin menyampaikan sesuatu, sekarang dapat kau utarakan keluar."
Huan Cu Im menjura lebih dulu, kemudian baru berkata
"Harap lo suhu sudi memaafkan, andaikata aku tidak beralasan untuk menderma makan bersama, rasanya sulit sekali untuk dapat bersua dengan lo suhu, sebaliknya bila kumohon bertemu secara langsung, jelas hal ini akan menarik perhatian orang"
"Siau sicu mengaku datang dari bukit Hong san, berarti kau datang atas perintah Ban lo hujin bukan" "
"Bukan,"jawab Huan Cu Im dengan suara lirih, "aku mendapat perintah dari Siang Ciangbunjin dari bukit Hoa san, untuk datang menjumpai lo suhu"
Andai kata dia tidak menyinggung soal nama besar Siang ciangbunjin dari bukit Hoa san, pemuda ini kuatir kalau hwesio tua itu enggan percaya. Tek ceng taysu segera merangkap sepasang tangannya didepan dada, serunya:
"ooooh, rupanya siau sicu berasal dari Hoa san pay, kalau begitu lolap telah bersikap kurang hormat, entah pesan apakah yang hendak disampaikan Siang ciangbunjin padaku" "
Huan Cu Im mendehem pelan, lalu mengatakan bahwa Siang ciangbunjin telah mendapat laporan rahasia yang mengatakan bahwa ada sebuah organisasi rahasia yang punya rencana hendak membunuh Hui san taysu kemudian bagaimana pihak lawan berencana mengutus seorang murid murtad untuk berperan sebagai Hui san taysu yang akan menghadiri pertemuan puncak dibukit Hongsan, selanjutnya merekapun berniat menguasai ruang Lo han tong di Siau lim pay.
Berubah paras muka Tek ceng taysu sehabis mendengar laporan tersebut, katanya kemudian "Berhubung urusan ini menyangkut hubungan yang kelewat besar, siau sicu, apakah Siang ciangbunjin telah sertakan pula sesuatu bukti yang nyata" "
Huan Cu Im yang mendengar perkataan itu segera berpikir
"Seringkali kudengar orang bilang, pihak Siau lim si selalu memegang prinsip Selama orang lain tidak menggangguku, akupun tidak akan mengganggu orang lain, selamanya enggan mencampuri urusan dunia persilatan-Agaknya dalam masalah mereka sendiripun, mereka lebih mengutamakan soal bukti, seakan akan tanpa sesuatu bukti maka tak mungkin terjadi sesuatu persoala. "
Berpikir demikian, tanpa terasa sikap hormatnya terhadap hwesio tua inipun berkurang, setelah tertawa dingin serunya:
"Apa bila lo suhu mengharapkan bukti yang nyata, silahkan saja menunggu sampai orang jahat itu berhasil melaksanakan tugasnya untuk membunuh orang, tapi buktinyapun hanya akan bertahan sekejap saja, sebab pihak lawan akan mempergunakan jarum penghancur darah yang tak mungkin akan terpikirkan oleh para jago dari golongan lurus untuk melaksanakan tugasnya, barang siapa terkena jarum itu, maka tak sampai seperminum teh kemudian daging tubuhnya akan hancur lebur sehingga rambutpun tak tersisa, sekalipun waktu itu lo suhu dapat menyaksikannya, dalam sekejap mata jenasahnya akan musnah tak berbekas, ini berarti sama seperti tak pernah terjadi sesuatu peristiwa pun pada hakekatnya tak akan mendapatkan bukti apa apa juga ...."
Tek ceng taysu menjadi tertegun setelah mendengarkan perkataan itu, buru buru dia merangkap tangannya didepan dada seraya berseru:
"Benar juga perkataan dari siau sicu, hanya saja..."
Di atasnya wajah Huan Cu Im dengan tajam, kemudian berkata lebih jauh "Berhubung persoalan ini mempunyai hubungan yang terlampau besar, apakah Siang ciangbunjin telah mengaturkan sesuatu rencana yang bagus sehingga mengutus siau sicu datang kemari" "
"ciangbunjin minta aku datang kemari serta melaporkan sendiri kejadian ini kepada lo suhu, hal ini dikarenakan persoalan ini kelewat rahasia, oleh sebab itu kita berusaha memberi kesan kepada lawan bahwa persiapannya benar benar sudah matang tinggal pelaksanaannya nanti, dengan begitu kita baru bisa memperoleh data lebih lengkap lagi, dari titik terang yang sudah ada, apa bila rahasia ini sampai bocor, maka akibatnya pihak lawan akan merubah tindakan berikutnya, dengan sendirinya kitapun akan semakin kebingungan untuk menghadapi perbuatannya itu."
"Lalu bagaimanakah menurut pendapat siau sicu" "
"Aku rasa, didalam peristiwa ini selain lo suhu dan aku, makin sedikit orang yang mengetahui akan rahasia ini semakin baik lagi, bahkan kalau bisa kita jangan menyampaikan dulu rahasia tersebut kepada Hui san taysu sendiripun agar tidak sampai menunjukkan sesuatu yang mencurigakan-"
Tek ceng taysu manggut manggut sambil membelai jenggotnya yang panjang dia bertanya: "Siau sicu, sebenarnya manusia jahanam itu bertindak atas perintah dari siapa" "
"Dalam hal ini harap lo suhu sudi memaafkan, tentang asal usul orang itu aku sendiripun kurang jelas karena belum mendengar Siang ciangbunjin menyinggungnya, namun aku rasa ada hubungannya yang erat dengan peristiwa pertemuan puncak dibukit Hong san kali ini."
"ooooh", dengan perasaan kaget Tek ceng taysu berseru tertahan.
Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, dari luar pintu sudah kedengaran suara Yap Ling memanggil. "Kongcu..."
"Ada urusan apa" " tanya Huan Cu Im sambil bangkit berdiri.
Yap Ling segera menggapai kearahnya, kemudian membisikkan sesuatu disisi telinganya. Menyusul kemudian Huan Cu Im bertanya dengan suara rendah: "Apakah dapat dipercaya" "
Huan Cu Im manggut manggut sedangkan Yap Ling mengundurkan diri kembali keuar pelataran, ia berdiri dipelataran tentunya bermaksud untuk berjaga jaga agar tiada orang yang menyadap pembicaraan yang sedang berlangsung diruang hong tiang tersebut. Setelah kembali kebangkunya, Huan Cu Im berkata dengan lirih:
"Menurut laporan yang diberikan suteku barusan, konon Hui san taysu baru akan tiba disini setelah menjelang sore nanti, sedangkan penjahat itu berniat turun tangan setelah bersantap malam nanti...."
Makin mendengar Tek ceng taysu keheranan, tak tahan lagi ia bertanya: "Dari manakah sute siau sicu memperoleh kabar tersebut" " Huan Cu Im segera tersenyum.
"Yang penting buat kita sekarang cukup asal berita itu dapat dipercaya, lo suhu tak usah memperdulikan lagi darimanakah sumber dari berita itu."
Dengan pandangan dalam Tek ceng taysu segera mengawasi pemuda itu lekat lekat semua tindak tanduk anak muda ini memberi kesan serba misterius, maka sembari menatapnya lekat lekat diapun berkata:
"Kalau memang begitu, lolap siap menerima petunjuk dari siau sicu...."
"Perkataan lo suhu terlalu serius"
Dengan memperendah suaranya, Huan Cu Im segera menyampaikan sesuatu kepada hwesio tua itu.
Habis mendengar perkataan itu, Tek ceng taysu segera manggut manggut seraya menyahut: "Perkataan dari siau sicu memang benar, lolap akan melaksanakannya dengan seksama."
Sementara itu Hong to si pendeta penerima tamu telah muncul kembali dengan langkah tergesa gesa, kepada Tek ceng taysu segera ujarnya:
"Lapor hongtiang, santapan siang telah siap silahkan bersama Huan sicu datang keruang makan untuk bersantap"
Tek ceng taysu mengangguk. sambil bangkit berdiri katanya: "Silahkan sicu" "
"silahkan losuhu"
Maka diiringi oleh Tek ceng taysu dan berangkatlah mereka meninggalkan ruang hongtiang menuju ruang makan dengan menelusuri sebuah beranda yang panjang.
Saat itu, ruang makan sudah berisipenuh dengan cara pendeta, namun suasananya sangat sepi dan sama sekali tidak terdengar sedikit suarapun.
Jumlah seluruh meja adalah dua puluh tiga meja, dan dua puluh dua meja diantaranya merupakan derma dari Huan Cu im.
SEdangkan meja yang berada ditengah bagian utama khusus disediakan pihak kuil untuk menjamu Huan Cu im.
Tatkala semua orang melihat hongtiang mereka diikuti petugas penerima tamu dan Huan Cu Im berjalan masuk.
mereka serentak bangkit berdiri dan memberi hormat.
Tek ceng taysu dan Huan Cu Im segera balas memberi hormat kepada semua hadirin, kemudian baru duduk. Huan Cu Im juga minta kepada Yap Ling untuk duduk bersama, dia ingin mendengarkan petunjuk dari Yap Ling untuk mengetahui Ciri khas dari mimik muka Bu tim.
Setelah diperhatikan sebentar, segera ditemukan Butim juga membaurkan diri diantara para pendeta itu, ia betugas membawa hidangan untuk dibagikan kemeja demi meja.
Melihat hal ini diapun berpikir:
"Ternyata dia menyaru sebagai pendeta yang bekerja serabutan didalam kuil ini."
Sesungguhnya tujuannya membuang uang sebesar dua ratus tahil perak dengan menderma makan, tak lain adalah ingin memanfaatkan kesempatan tersebut agar Yap Ling mengadakan kontak dengan Bu tim.
Tapi sekarang, berhubung Yap Ling telah bertemu dengan Bu tim, dengan sendirinya tidak usah diadakan kontak lagi.
Selesai bersantap. Tek ceng taysu mengundang Huan Cu Im untuk minum teh diruang hongtiang, menggunakan kesempatan itu dia memberitahukan kepada Huan Cu Im bahwa ruangan disebelah timur khusus disediakan untuk Hui san taysu.
Setelah duduk sejenak. Huan Cu impun bangkit berdiri serta memohon diri.
Tek ceng taysu menghantar sampai dipintu bulat dan berhenti disana, kemudian oleh Hong to taysu mereka diantar keluar dari pintu gerbang kuil sebelum berhenti pula.
Huan Cu Im berdua segera berangkat meninggalkan kuil Pau kok si, ditengah jalan Yap Ling segera berbisik:
"Apakah kau percaya penuh dengan perkataan hwesio itu"
" "Seharusnya dia dapat dipercaya"
"Tapi aku justru tidak mempercayainya secara penuh" kata Yap Ling sambil mengerdipkan matanya.
"Itupun tak menjadi soal, aku telah berjanji dengannya, aku akan datang kembali setelah hari menjadi gelap nanti."
"Aku rasa diapun mungkin menaruh curiga kepadamu, bisa jadi dia akan mempersiapkan jago jago lihaynya untuk mengurung sekeliling ruang Hongtiang tersebut, apabila kejadian ini sampai diketahui oleh Lam itu, urusan bisa berabe."
"aku rasa tak mungkin, Tek ceng tayse berasal dari Siau lim si, semestinya dia mempunyai pengalaman yang luas sehingga tidak melakukan perbuatan yang dapat menjurus 'memukul rumput mengejutkan ular'...."
"Kau harus tahu, semakin lurus orang itu semakin banyak pula tingkahnya, apalagi bagi orang orang dari perguruan kenamaan mereka tak akan memiliki pengalaman apa apa dalam dunia persilatan."
Ketika berbicara sampai disitu tiba tiba dia berpaling dan tanyanya sambil tertawa: "Bagaimana dengan kau sendiri"
Apakah kau pun berasal dari perguruan kenamaan" "
"ooooh tidak Aku tak punya perguruan juga tak punya partai" sahut pemuda itu tertawa. Yap Ling turut tertawa pula:
"Tapi kau pun tidak memiliki pengalaman didalam dunia persilatan....."
"Darimana kau bisa mengatakan begitu" "
"Sebab meski kau sudah dikuntit orang, nyatanya hingga sekarang masih belum menyadari"
Huan Cu Im menjadi tertegun setelah mendengar perkataan itu, dengan cepat dia berpaling benar juga tampak seseorang bayangan manusia sedang mengikutinya dari kejauhan-Dengan suara lirih dia segera bertanya "Mungkinkah dia" "
"Kalau bukan dia siapa lagi" Sejak kita berada dijalanan kuil Pau kok si, dia telah mengikuti terus, kemudian sewaktu kita keluar dari pintu kuil, kulihat dia sedang bersantai diluar pintu, maka begitu kita berangkat, diapun kembali mengikuti kita."
"Menyangkut kau, miripkah dia sebagai anggota Kay pang"
" "Sulit untuk dikatakan, apa tidak mungkin orang Kay pang melakukan penyaruan" "
"Ehmmm, mungkin juga "
Tiba tiba Yap Ling mengangkat kepalanya sambil bertanya:
"sebenarnya permusUhan apa sih yang telah terjadi antara kau dengan pihak Kay Pang" "
"Panjang sekali untuk diceritakan-...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, kembali muncul dua orang dari kejauhan sana yang berjalan mendekat.
Padahal jalanan itu paling banter cuma dapat dilewat oleh dua orang, namun kedua orang itu justru berjalan ditengah jalan dengan langkah lebar, seakan akan tidak menberi tempat kepada orang lain, tak disangkal lagi mereka jelas sedang mencari gara gara dengan dirinya....


Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Huan Cu Im mencoba untuk memperhatikan kedua orang itu, sepintas lalu mirip saudagar dan sama sekali tidak menunjukkan pertanda sebagai anggot Kay pang, hal ini membuatnya sangat keheranan.
Ia merasa tak pernah mempunyai perselisihan apapun dengan mereka, lantas darimana asal mereka"
Dalam waktu singkat kedua belah pihak sudah saling berpapasan ditengah jalan-Melihat kedua orang itu berjalan semakin dekat, langkah mereka pun semakin diperlambat.
Tiba tiba orang yang berada disebelah kiri menengok kearah Huan Cu Im lalu menegur.
"Apakah yang datang Huan siangkong" "
"Aku memang orang she Huan, kalian berdua....."
"Bolehkah kami tahu siapakah nama lengkap Huan siangkong" " kembali orang itu bertanya sambil tersenyum.
"Siapakah kalian berdua" Mengapa bukan kalian yang menyebutkan dulu siapa nama kalian" "
Lelaki yang berada disebelah kanan itu segera mendengus dingin. "Hmm, ada urusan apa Huan siangkong datang kekota Lu ciu ini...." "
Yap Ling segera maju kedepan dan berseru sambil tertawa dingin "Sebenarnya apa maksud kalian berdua" Apa urusannya dengan kedatangan kongcu kami di kota Lu ciu ini"
" "Harap engkoh Cilik jangan salah paham," lelaki yang berada disebelah kiri segera berkata, "kami hanya ingin mengundang Huan siangkong mau berkunjung kekantor Cabang kami"
Huan Cu Im yang mendengar perkataan tersebut, didalam hati kecilnya ia berpikir Ternyata dia memang orang Kay pang Maka dengan berlagak tercengang, serunya "Kalian hendak mengajakku pergi kemana" "
"Bukankah kalian datang dari kota Sin sia" " tanya lelaki disebelah kanan.
Huan Cu Im mengerti, rupanya orang Kay pang telah menguntitnya terus, tapi berhubung dia mengenakan topeng sehingga wajahnya berubah, maka selama ini mereka tidak berhasil menemukan dirinya, apa lagi kereta yang datang dari Sin sia hanya mereka berdua, karena itu mereka mencari dirinya kembali.
Yap Ling adalah seorang nona yang cerdas, dengan kening berkerut segera ujarnya dingin "Kalian keliru, kami datang dari kota Tong sia, ada urusan apa sih kalian berdua" "
"Tidak perduli kalian datang dari Sin sia ataukah datang dari Tong sia, pokoknya asal bersedia datang kekantor cabang kami sebentar, tanggung tak bakal ada urusan lagi."
"Kongcu kami sama sekali tidak kenal dengan kalian, buat apa mesti mengikuti kalian kekantor cabang" "
"Engkoh cilik, bagaimanapun juga kongcu kalian harus mengikuti kami kesana" tukas lelaki disebelah kiri ketus.
"Betul, lelaki disebelah kanan, bila tahu diri, lebih baik ikuti saja perkataan kami" Huan Cu Im jadi naik pitam, segera bentaknya "Sebenarnya kalian mau apa" Tempat ini merupakan daerah hukum, berarti disinipun berlaku hukum negara, kalian-..."
"Huan siangkong, lebih baik kau sedikit tahu diri" tukas lelaki disebelah kanan dengan menggunakan hukum negara,
"kami mah tak akan ambil perduli terhadap hukum negara tersebut."
"oooh, kalian adalah kawanan begundal yang dicari hamba negara," seru Huan Cu Im kemudian sambil tersenyum.
"Betul, anggap saja kami adalah kawanan begundal yang sedang dicari hamba negara. Sekarang, tentunya kalian sudah mengerti bukan, tidak mau mengerti kami pun tidak mungkin bisa" "
Dengan rasa mendongkol Yap Ling berseru "Kalian sebagai orang persilatan, seharusnya mengerti juga tantang tata kesopanan, megnundang orang ditengah jalan dan memaksa orang lain untuk memenuhi kehendak kalian terhitung perbuatan dari perguruan manakah ini" "
Lelaki yang berada disebelah kiri segera menjawab "Kami hanya tahu melaksanakan tugas sesuai dengan perintah, setibanya dikantor cabang kami nanti, asalkan Huan siangkong memang terbukti bukan orang yang sedang kami cari, pihak Kay pang tidak bakal menyusahkan dirimu"
"Tapi, apakah orang yang sedang kalian cari adalah aku" "
"Berhubung pihak kami telah memeriksa secara teliti bahwa orang yang datang dari Sin sia hanya siangkong berdua, oleh sebab itu terpaksa kami undang kedatangan Huan siangkong ke kantor cabang kami"
Ternyata tidak melesat dari dugaan semula oleh karena secara tiba tiba mereka kehilangan jejak dari Huan Cu Im maka kecurigaan tersebut segera ditimpakan kepada mereka berdua.
"Tidak bisa" Huan Cu Im telah menggelengkan kepalanya,
"hanya undangan dari pengusaha yang dapat menggerakkan langkah ku. Antara diriku dengan perkumpulan kalian sama sekali tak punya hubungan apa apa, kenalpun tidak.
perbuatan kalian menghadang dijalan sudah merupakan tindakan yang tak sopan, aku tak bisa menuruti perkataan orang yang tak tahu sopan dengan begitu saja."
"Apa kau bilang" " seru lelaki disebelah kanan.
"Kongcu kami bilang, dia tak mau pergi" sela Yap Ling sambil tertawa.
"Tidak mau pergi" "
Lelaki disebelah kanan itu segera meloloskan sebilah golok dari pinggangnya, lalu berseru sambil menegur: "Hmm, tak maupun harus mau"
Huan Cu Im pura pura berlagak kaget, dia berseru tertahan, lalu sambil menggoyang goyangkan tangannya berulang kali dan mundur berapa langkah dengan sempoyongan serunya keras:
"Kaaa.... kalian adalah kaum penyamun...."
Tangan kirinya dikebutkan pelan kesamping tahu tahu golok yang baru dicabut keluar dari sarungnya oleh lelaki disebelah kanan itu sudah tergetar keras.
Diiringi pergelangan tangan yang terasa amat sakit, golok itu segera mencelat ketengah udara.
Akibatnya lelaki yang berada disebelah kanan itu merasa amat terkejut cepat cepat dia melompat mundur kebelakang.
Lelaki yang berada disebelah kiri itu tidak mengetahui apa sebabnya golok rekannya terlepas dari genggaman, sambil membentak keras dia meloloskan goloknya kemudian disilangkan didepan dada sembari membentak keras:
" Huan siangkong, apa bila kau enggan menuruti perkataan kami, jangan salahkan kalau tak akan bertindak sungkan sungkan lagi" Yap Ling tertawa dingin:
"Heeeh.... heeeehhh.... heeehhh... dengan tampangmu itu^ meloloskan golok hanya bisa menakut nakuti bocah berusia tiga tahun saja, lebih baik kau simpan kembali golokmu itu"
"Hey engkoh cilik, besar amat bacotmu itu" seru lelaki disebelah kiri dengan marah. Yap Ling kembali tertawa bangga.
"Buat apa mesti dikatakan lagi" Barusan tentunya kau sudah melihat bukan cukup dengan sebuah sentilan jari yang ringan, golok rekanmu itu sudah mencelat ketengah udara.
Maka bila kusentilkan kembali jari tanganku, niscaya golokmu itu akan terpental pula keudara, kau tidak percaya bukan" "
Berbicara sampai disini, dia segera berpaling kearah Huan Cu Im dan tertawa.
Tentu saja lelaki disebelah kiri itu tidak akan percaya dengan begitu saja, dia segera memperkencang genggamannya pada gagang golok. lalu sambil berdiri tegak katanya: "coba kau sentillah"
"Pegang dulu gagang golokmu kencang kencang"
Gadi situ segera berlagak berdiri dalam posisi kuda kuda, tangan kanannya pelan pelan diangkat serta mempersiapkan diri, tangannnya yang putih dan lentik itu setelah membentuk suatu gerakan aneh ditengah udara, tiba tiba ia membentak keras, keempat jari tangannya serentak disentilkan kedepan-Huan Cu Im merasa geli juga melihat ulah gadis tersebut disaat nona itu menyentilkan jari tangannya, diapun melakukan gerakan menyentil pula secara diam diam.
Sudah barang tentu lelaki yang berada disebelah kiri itu tidak percaya kalau dengan sentilan jari tangan Yap Ling, maka goloknya dapat dibuat mencelat dari genggaman-Kelima jari tangannya segera menggenggam gagang golok itu erat erat lalu dengan menyilangkan senjatanya didepan dada, ia berdiri angker dengan sepasang matanya mengawasi jari tangan Yap Ling yang melakukan sentilan itu tanpa berkedip.
Tiba tiba saja dia merasakan segulung tangan getaran yang tak berwujud menerjang diatas mata goloknya, kelima jari tangannya yang menggenggam golok tersebut segera mengalami getaran yang sangat kuat.
Ditambah lagi genggamannya terlalu kencang, akibatnya hampir saja telapak tangannya itu robek. Dalam keadaan begitu terpaksa dia mengendorkan tangannya dan golok itupun segera mencelat ketengah udara.
Lelaki disebelah kirinya sangat terkejut sehingga membelalakan matanya lebar lebar untuk sesaat ia berdiri tertegun ditempat, mimpipun dia tak menyangka kalau didunia ini terdapat kepandaian silat yang begitu cepatnya. Sambil tertawa cekikian Yap Ling segera berseru "Bagiamana"
Sekarang kau sudah percaya bukan" Apakah kalian masih juga akan memaksa kongcu kami mengikuti kalian pergi ke kantor cabang" "
Disaat kedua orang lelaki itu berjalan semakin mendekati dan berbicara dengan Huan Cu Im serta Yap Ling tadi, orang yang membuntuti sejak dari kuil Pau kok si tadi pun makin lama semakin mendekati kedua orang tadi.
Ditinjau dari ini, dapatlah dibuktikan kalau antara dia dengan kedua orang lelaki tersebut sesungguhnya berasal dari satu aliran.
Tapi sesudah golok yang digUnakan kedua orang lelaki itu dibuat tergetar, agaknya orang itu tahu gelagat tidak baik, serta merta dia membalikkan badan dan segera mencoba untuk kabur dari situ.
Padahal sedari tadi Huan Cu Im telah memperhatikan gerak geriknya, ketika melihat orang itu bermaksud hendak melarikan diri, tak kuasa lagi dia membalikkan badan serta berseru:
"Kembali saja kamu" Sambil tersenyum dia menggapai pula kebelakang tubuh orang itu...
Perlu diketahui, walaupun ilmu Hong lui ing yang dipelajari itu khusus diciptakan untuk menghadapi ilmu Sian hong ciang serta liu hwee ci, namun orang yang menciptakan Hong lui ing sinkang waktu itu tak lain adalah Kiang cinjin, seorang tokoh tersohor dari Kun lunpay.
Waktu itu, Kun lunpay terkenal sebagai gudangnya segala macam ilmu silat maha sakti, terutama sekali ilmu ciong hok li liong kang, yang dimaksudkan dalam ilmu tersebut adalah ilmu mendorong serta ilmu menggapai.
Disaat Kiang cinjin menciptakan Hong lui ing sinkang, didalam benaknya hanya dipenuhi dengan pemikiran bagaimana caranya mematahkan serangan Sian hong ciang dan hwee ci.
Meski dia tak menyertai ilmu ciong hok li liong kangnya didalam kepandaian Ciptaannya tersebut, tapi sebagai seorang tokoh yang mahir dalam ilmu ciong hok li liong kang, tanpa disadari dia menyertakan juga unsur rahasia dari ilmu ciong hok li liong kangnya didalam ilmu Hong lui ing ciptaannya.
Atau dengan perkataan lain, walaupun ilmu Hong lui ing merupakan ilmu baru ciptaannya, namun sama sekali tidak terlepas dari pengaruh ilmu ciong hok li liong kang itu.
Ketika Huan Cu Im melakukan gerakan menggapai barusan, sebetulnya gerakan itu dilakukan secara wajar saja, namun berhubung dalam ilmu Hong lui ing terkandung unsur menggapai dari ilmu ciong hok li liong kang tersebut, akibatnya dair balik gapaiannya itu, muncullah suatu kekuatan dayanya menghisap yang sangat kuat dari balik telapak tangannya itu.
Baru saja orang itu membalikkan badan tiba tiba saja ia merasa punggungnya bagaikan terhisap oleh suatu kekuatan yang maha besar membuatnya sama sekali tak mampu berkutik lagi.
Menanti ia berhasil menyadari akan situasi dihadapannya, tahu tahu saja dia telah berdiri dihadapan Huan Cu im, dapat dibayangkan betapa terkejut dan terkesiapnya dia tak kuasa lagi jeritnya: "Kongcu, kau...."
Yap Ling yang ikut menyaksikan kejadian tersebut, diam diam merasa terperanjat juga , dia tak menyangka kalau Huan toakonya memiliki kepandaian sehebat itu.
Maka dengan wajah berseri karena gembira, dia menengok kearah orang itu sambil tegurnya:
"Bukankah kau hendak bertanya kepada kongcu kami mau apa bukan" Padahal aku sendiripun ingin bertanya kepadamu, sebetuinya apa maksudmu mengikuti kami sepanjang jalan" "
"Aku... aku tidak...", orang itu nampak sangat kekuatan-
"Hmm, kau masih bilang tidak mengikuti kongcu kami" "
jengek Yap Ling sambil tertawa dingin, "agaknya kau ingin menunggu sampai kepunahkan dulu ilmu silatmu sebelum bersedia menjawab" "
Kelima jari tangannya segera dipentangkan dan berlagak hendak melakukan gerakan menyentiL
Tadi orang itu sudah melihat kelihayan Yap Ling disaat menyentilkan jari tangannya untuk mementaikan golok dari kedua orang rekannya.
-oo0dw0oo Jilid : 32 Karena itu dia menjadi terkesiap sekali setelah mendengar ilmu silatnya akan dipunahkan, dengan wajah memucat dia mundur kebelakang berulang kali, pintanya:
"Siau koankeh, aku hanya melaksanakan tugas atas perintah atasanku soal ini.... soal ini tak ada hubungan diriku"
Yap Ling segera mendesak maju selangkah kedepan tegurnya:
"Hayo Cepat katakan, kalian mendapat perintah dari siapa datang kemari" "
"Dari aku" mendadak dari kejauhan sana terdengar suara seorang tua dan dingin kaku menjawab.
Menyusul perkataan itu, dari arah jalan raya telah muncul lima sosok bayangan manusia yang meluncur datang dengan keCepatan luar biasa.
Kelima orang itu semuanya berdandan sebagai pengemis, dengan demikian persoalannya pun menjadi bertambah jelas.
Sebab dalam sekilas pandangan saja, Huan Cu Im segera mengenali orang pertama yang bergerak mendekat lebih dulu tak lain adalah pejabat ketua Kay pang saat ini, sipengemis penakluk naga Kwa Tiang-tay, sementara dua orang dibelakangnya adalah tianglo bagian hukuman Song Jin-bin serta tianglo bagian pelatih Ong Tin hai.
Sedangkan dua orang yang terakhir juga berdandan sebagai pengemis yang satu berusia lima puluh tahunan berkepala botak bermuka bulat seperti bligo dan berperawakan gemuk lagi pendek.
Sebaliknya yang seorang lagi berusia empat puluh tahunan, berperawakan kekar dan dibawah telinga kanannya tumbuh sebuah tahi lalat hitam yang berbulu.
Huan Cu Im belum pernah bersua dengan kedua orang itu, tapi dia tahu mereka tentu jago jago lihay dari Kay pang.
Dengan gerakan yang sangat cepat kelima orang itu bergerak menuju kehadapan Huan Cu im, ketika ketiga orang lelaki semula melihat pejabat ketua mereka datang sendiri, buru buru mereka memberi hormat seraya berseru: " Hamba menjumpai pangcu"
Dengan paras muka berubah tak menentu Kwa Tiang tay mendengus dingin, umpatnya:
"Hmm, kalian betul betul manusia yang tak berguna, mengapa tak segera menggelinding pergi dari sini" "
Sementara itu Huan Cu Im berlagak tak kenal, sambil menatap wajah Kwa Tiang tay, ia menjura seraya bertanya:
"Kalian kah yang bermaksud mencari siauseng" "
Dengan sepasang mata yang memancarkan cahaya tajam Kwa Tiang tay menatap sekejap wajah Huan Cu Im kemudian sambil tertawa dalam, ia menegur: "Kau kah yang bernama Huan Peng thia" "
"Betul, aku yang mudalah orangnya" sahut pemuda itu lantang. "Apakah kau datang kekota Lu Ciu hu ini untuk mengikuti ujian negara" " Huan Cu Im segera berlagak terCengang serunya dengan keheranan.
"Hey, nampaknya loko telah menyelidiki tentang aku yang muda sedemikian jelasnya, apa sebabnya kau berbuat begini"
" "Heeeehhh..... heeeehhhh..... heeehhh...... benarkah kau sungguh sungguh kemari untuk mengikuti ujian" "
Yap Ling yang berada disampingnya segera menyela
"Perkataan itu benar benar aneh sekali kalau kongcu kami bukan datang kemari untuk mengikuti ujian, lantas apa maunya datang kesini" "
"Siau Ling" dengan suara rendah Huan Cu Im segera berbisik, "aku dengar tadi, agaknya dia merupakan seorang ketua dari suatu perkumpulan besar, kau harus berhati hati kalau berbicara"
"Kongcu" dengan perasaan tak puas Yap Ling berseru, "Kay pang adalah sebUah perkumpulan besar didUnia ini aku dengar para anggotanya paling setia kawan dan dapat dipercaya, tidak mungkin mereka suka mencari gara gara semacam kalian, apalagi menghadang jalan pergi orang lain."
"Haaaahhh.... haaaahhh..... haaaahhh....." Kwa Tiang tay mendongakkan kepalanya dan segera tertawa terbahak bahak,
"kalau toh Huan kongcu adalah anak sekolahan, mengapa kepandaian silatmu juga hebat" coba kau katakan anak murid siapa" " Huan Cu Im tersenyum.
"Anak murid Khong hucu harus menguasai enam macam seni, bila aku yang muda mengerti sedikit ilmu silat, hal ini jadi aku yang muda sama sekali tidak termasuk dalam perguruan manapun"
"Bagus sekali" Kwa Tiang tay manggut manggut, "aku berniat mencoba jurus silatmu, beranikah kau menyambutnya"
" Tiba tiba tianglo bagian hukum Song Jin bin menyela:
"Kongcu, kalau ini toh orang ini bukan Huan Cu im, lebih baik kita lepaskan mereka berdua saja"
"Saudara Song, darimana kita tahu kalau ia bukan datang dengan menyaru wajahnya" Benarkah orang ini adalah Huan Cu Im atau bukan, setelah kucoba satu gebrakan nanti segera akan diketahui dengan pasti....."
"Ia pernah bertarung melawan Huan Cu Im otomatis dia pun mengenali aliran aliran ilmu silat yang dimiliki Huan Cu im, meski wajah seseorang dapat diubah namun ilmu silatnya sama sekali tak dapat disembunyikan."
Terpaksa Song Jin bin manggut manggut "Kalau toh pangCu ingin mencoba ya, silahkan kau lakukan hanya kuharap jangan turun tangan kelewat berat...." Kwa Tiang tay segera tertawa tergelak:
"Haaa haa haaa...... saudara Song tidak usah kuatir, aku bakal mencabut selembar jiwanya"
Huan Cu Im yang mendengar perkataan tersebut segera tersenyum, katanya:
"Mati hidup seseorang ditentukan oleh Yang kuasa, miskin kaya seseorang ditentukan oleh sendiri aku rasa belum tentu pangCu mampu mencabut selembar jiwaku"
Ketika tianglo bagian pelatih Ong Tin hay mendengar ucapan Huan Cu Im yang tekabur itu, tanpa terasa dia membelalakan matanya lebar lebar, sesudah memandang sekejap kearah pemuda itu, katanya:
"Kongcu ya benar benar anak harimau yang tak takut langit dan bumi, pangcu biar siaute saja yang mencoba kemampuannya"
"Tidak usah, lebih baik saudara menonton saja" Kwa Tiang tay gelengkan kepala berulang kali.
Setelah mengawasi wajah Huan Cu Im dengan seksama ia berpikir:
"Kalau dilihat sorot matanya dia beberapa bagian mirip sekali dengan Huan Cu im, tapi sikapnya justru jauh lebih tenang dan mantap ketimbang pemuda she Huan" Berpikir sampai disini, pelan-pelan dia mengangkat tangan kanannya seraya membentak "Nah, berhati hatilah kau"
Baru saja perkataan terakhir diutarakan, telapak tangan kanannya sudah dilontarkan kemuka dengan sebuah pukulan udara kosong.
Dengan serangannya ini, dia telah serta tenaga dalamnya sebesar tujuh bagian dengan kemampuannya sekarang, apabila Huan Cu Im terbukti tak sanggup menerima ancaman tersebut maka ia dapat menarik kembali sebagian dari kekuatan tenaga pukulannya.
Tapi bila diketahui ilmu silat yang dimiliki Huan Cu Im sangat hebat dia masih dapat menyalurkan kembali sisa tiga bagian tenaga dalam yang dimilikinya untuk menggencet lawan sehingga boleh dibilang ia dapat menyesuaikan keadaan menurut yang dibutuhkan....
Sebaliknya Huan Cu Im sendiri, berhubung ia sudah tahu kalau Kwa Tiang tay bukan lain adalah Lengcu emas yang dijumpainya di kota Kim leng, ia cukup mengetahui akan kelicikan serta kebusukan hatinya, ditambah pula dari nada pembicaraannya Ay Ang Tho tambahkan orang ini memang sengaja mengatur perangkap tersebut untuk memfitnah dirinya, maka terhadap orang ini, pemuda sudah menaruh perasaan was was yang amat besar.
Maka ketika ia saksikan orang itu melancarkan sebuah pukulan udara kosong untuk menghantamnya dan merasakan pula segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan gulungan ombak disamudra menerjang kedadanya sehingga membuat napas jadi sesak dan paling tidak ia telah memakai tenaga dalamnya sebesar tujuh delapan bagian, timbul kobaran amarah didalam hatinya. Diam diam ia berpikir.
"Bagus sekali, nyata sekali kalau kau berusaha melakukan pembunuhan secara diam diam dengan serangan ini, dari sini terbukti kalau kau memang kejam dan berbahaya, apabila aku benar benar seorang anak sekolahan yang hanya tahu dasar ilmu silat saja paling tidak aku bakal terluka parah atau bahkan mati bila menyambut serangan tersebut." Begitu ingatan tersebut melintas lewat, dengan suara lantang dia segera berseru:
"Pangcu, dengan menggunakan pukulan udara kosong sedemikian hebatnya, bukankah sama artinya kau hendak mencabut selembar jiwaku...." "
Song Jin bin sendiripun nampak amat gelisah ketika dilihatnya Huan Cu Im sama sekali tak melakukan persiapan dan lagaknya seperti orang yang tak mengerti ilmu silat.
Dengan perasaan Cemas segera serunya: "Pangcu...."
Tapi sebelum perkataan itu sempat diutarakan, Kwa Tiang tay telah berseru lagi sambil tertawa berat:
"Bila kau tak segera menyambut seranganku ini, keadaan bakal terlambat"
Sementara berbicara, tenaga pukulannya telah menerjang persis dihadapan Huan Cu im, terlihat jubah hijaunya berkibar kencang sehingga seakan akan orangnyapun akan turut tersapu oleh tenaga pukulan tersebut.
Malah Yap Ling yang berdiri disampingnyapun turut terpengaruh oleh angin serangan itu segera pelan-pelan mundur kebelakang. Mendadak Huan Cu Im berpaling dan ujarnya sambil tersenyum: "Siau Ling, kau tidak usah mundur lagi."
Menyusul perkataan tersebut, pelan-pelan tangan kirinya telah dikeluarkan dari balik bajunya.
Semua orang dapat melihat dengan jelas, bahwa tangan kiri yang dikeluarkan itu telah melakukan suatu gerakan serangan.
Dalam hati keCilnya Kwa Tiang tay tertawa dingin, pikirnya:
"Hmmm, kalau sekarang baru ingin membendung datangnya seranganku, jelas keadaannya sudah terlambat"
Tapi mengikuti gerakan tangan kirinya yang pelan-pelan bergerak keatas itu, angin pukulan maha dahsyat yang sedang menerjang kehadapan Huan Cu Im itu tahu tahu bertemu dengan sebuah tanggul raksasa, angin serangan tersebut tak sanggup lagi menerjang lebih jauh.
Setelah mendengar perkataan dari Huan Cu Im tadi, Yap Ling benar benar tidak mundur lagi. Bajunya semula berkibar terhempas anginpun kini sudah jauh berkurang malahan akhirnya sama sekali tak ada yang berkibar.
Yang menemukan perubahan keadaan tersebut paling dulu tentu saja sipengemis penakluk naga Kwa Tiang tay yang melancarkan serangan, hatinya menjadi tertegun ketika ia merasakan tenaga dalamnya tersumbat kemudian sambil tertawa nyaring serunya: "Bagus sekali"
Tangan kanannya segera ditekan kedepan mengikuti suara bentakan keras itu, tenaga pukulannya segera ditingkatkan mencapai dua belas bagian.
Dengan perubahan ini, angin puyuh yang menderu ditengah angkasapun tiba tiba saja semakin bertambah kuat, dengan membawa suara deruan yang memekakkan telinga meluncur kedepan bagaikan ombak dahsyat ditengah samudra.
Sekalipun dia cuma menambah tenaga pukulannya dengan lima bagian saja, tapi kalau tadi hanya menggunakan tenaga sebesar tujuh bagian, sekarang meningkat menjadi dua belas bagian, selisih yang begini bayak ini tentu saja mengakibatkan suatu perubahan yang luar biasa.
Semoga jago yang hadir dalam arena, sama sama dibuat terkesiap oleh kedahsyatan tenaga pukulan yang dilancarkan pengemus penakluk naga Kwa Tiang tay ini.
Yap Ling sendiripun tidak mengetahui sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki Huan Cu im, dia tak tahu apakah pemuda tersebut mampu menyambut serangan itu atau tidak. tanpa terasa dengan wajah serius dan sikap tegang dia mengawasi perubahan dalam arena...
Kembali Huan Cu Im menggerakkan tangan kirinya keatas, dia bersikap seakan akan tak merasa akan datangnya daya tekanan maha dahsyat dari Kwa Tiang tay tersebut malahan jari tangannya hanya melakukan suatu gerakan melingkar ditengah udara dengan gerakan sangat lamban-Gerakan yang dilakukan olehnya begitu lambat, sehingga semua orang dapat menyaksikan dengan jelas, diam diam mereka keheranan, gerakan tangan pemuda itu begitu lamban, bahkan gerakan melingkarnya ditengah udarapun seperti tidak membawa kekuatan apapun, bagaimana mungkin ia mampu menghadapi serangan dahsyat dari ketua Kay pang tersebut"
Tapi kenyataannya situasi segera mengalami perubahan besar menyusul gerakan melingkar dari Huan Cu Im itu.
Hal mana dapat diras akan oleh semua orang, tenaga pukulannya yang semula menggulung dahsyat bagaikan gelombang ditengah samudra setelah termakan oleh gerakan melingkar itu, segera mengalami perubahan bagaikan gelombang air yang menyusup kedalam sebuah selat sempit, gerakan mengalami hambatan sehingga otomatis tenaga serangannya pun bertambah mengecil dan lemah.
Sementara Huan Cu Im melakukan gerakan melingkar diatas kepalanya dengan tangan kiri, sorot matanya tertuju kearah Kwa Tiang tay sambil katanya:
"serangan dari pangcu rasanya sudah kusambut semua bukan" Sekarang tiba giliranku untuk mengembalikan semua pukulanmu itu seutuhnya, silahkan pangcu menerimanya kembali"
Ketika dia mengucapkan kata yang terlahir, persis gerakannya selesai melakukan satu lingkaran dan langsung diayunkan kearah Kwa Tiang tay.
Disaat dia melakukan gerakan melingkar tadi, tenaga pukulan udara kosong itu segera terpengaruh oleh ilmu Hong Lui ing Sin kang sehingga akibatnya tenaga serangan maupun angin pukulannya seakan akan jauh berkurang dan lebih lemah.
Pendekar Kembar 9 Si Penakluk Dewa Iblis Karya Lovely Dear Hati Budha Tangan Berbisa 12
^