Pedang Pelangi 20
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 20
Siapa tahu baru saja pedangnya menempel diujung pedang Sau hoa tiba tiba saja ia merasakan senjatanya bergetar sangat keras
Tidak nampak secara jelas gerakan tubuh apakah yang telah digunakan Sau hoa tahu tahu saja tubuhnya berputar kencang dengan ringannya dia terlepas dari lingkungan pengaruh lawan-Menyusul dengan terlepasnya dayang itu dari pengaruh lawan cahaya pedang berkelebat lewat sebuah tusukan kilat telah dilancarkan kembali dari sisi lain-Diam diam Cia Yujin merasa terkejut sekali pikirnya.
Tak heran kalau Hoa Siang siang berani berbicara sesumbar ternyata dayangnya telah memiliki daya kemampuan yang begitu hebat terutama dalam permainan pedangnya. Kalau dayangnya saja sudah begini, bisa dibayangkan sampai dimanakah taraf kepandaian yang dimiliki majikannya.
"Waah, hari ini aku benar benar telah bertemu musuh tangguh, jika aku tak mampu menaklukkan perempuan ini, mulai sekarang Tiam congpay tak akan punya muka untuk berkelana lagi didalam dunia persilatan"
Berpikir sampai disitu, diapun menghentak keras dan sebuah sapuan pedang dilontarkan keluar Tiam congpay termashur didalam dunia persilatan karena ilmu pedangnya yang hebat Cia Yujin sebagai ketua partai sudah puluhan tahun lamanya mendalami ilmu pedang tersebut, tenaga dalam yang dimilikinya benar benar amat sempurna
Sejak kegagalannya untuk mengikat pedang Sau hoa dengan taktik menempel tadi ia sadar bahwa Sau hoa mengandalkan kelincahan tubuhnya untuk menghadapinya kelincahan serta kecepatan gerak nona itu telah melenyapkan tenaga tempelannya sampai berapa bagian.
Berbicara soal tenaga dalam dayang itu paling bantar baru berusia dua puluh tahunan mana mungkin ia bisa menandingi kemampuannya.
Karena didalam serangan berikut dia segera mengerahkan tenaga dalamnya mencapai enam bagian lalu melepaskan sebuah sapuan kilat ke depan
Kali ini tindakannya memberi hasil yang diharapkan begitu sepasang pedang saling bertemu satu dengan lainnya...
"Traaang" segera terjadilah suara benturan yang amat nyaring sau hoa segera merasakan munculnya segulung tenaga yang maha dahsyat dari tubuh pedang lawan yang membuat lengan kanannya tergetar keras dan menjadi kaku kuda kudanya gempur dan tak bisa dicegah lagi badannya mundur sejauh tiga langkah ke belakang.
Bagi jagoan yang bertarung pantangan yang terbesar adalah bertindak ceroboh hingga mundur apalagi sekali mundur sampai sejauh tiga langkah lebih"
Tentu saja Cia Yujin tak akan mengejar seorang dayang dengan serangan berikut yang maha dahsyat setelah menggetarkan pedangnya tiba tiba dia membalikkan pedangnya tiba tiba dia membalikkan tubuh dan menerjang ke arah Hoa Siang siang...
Tindakan ini dilakukan olehnya dengan kecepatan luar biasa sedemikian cepatnya sehingga Hong hoa dan Cu hoa tak sempat meloloskan pedangnya untuk mencegah.
Dengan gerakan Cepat serentak mereka menerobos maju kedepan Hoa Siang siang saat itulah tiga bilah pedang batu diloloskan dari sarung sambil diayunkan keatas.
"criiingg..." Ditengah suara benturan yang amat nyaring serangan dari Cia Yujin segera terbendung oleh tangkisan ketiga orang dayang itu.
Meneorong sinar tajam dari balik mata Cia Yujin setelah menyaksikan kejadian ini, segera bentaknya "Mundur kalian Semua dari Sini"
Pergelangan tangannya dibalik lalu menekan Senjata lawan dengan kekuatan besar
Dalam waktu Singkat ketiga orang itu meraSakan pedang mereka yang dipakai untuk menekan teraSa amat berat Sekali sehingga hampir saja mereka bertiga tak mampu menahan diri.
Diiringi seruan kaget dengan Cepat mereka membuyarkan serangannya sambil bergerak mundur selangkah.
Sementara itu Sau hoa juga telah menerjang lagi ke depan dengan kecepatan luar biasa
Dalam pada itu Hoa Siang siang berdiri tak bergerak ditempatnya semula pelan pelan ia berkata:
"Tampaknya dia ingin mencoba kehebatan dari pedang mestikaku mundurlah lebih dulu kalian semua"
Keempat orang dayang itu menurut dan segera mengundurkan diri dari arena.
Pelan pelan Hoa Siang siang melangkah maju kemuka kepada Cia Yujin ujarnya sambil tertawa hambar:
"Cia Yujin aku lihat ilmu pedangmu termasuk bagus juga ."
Sudah puluhan tahun lamanya Cia Yujin mempelajari ilmu pedangnya ia berpendapat walaupun partai partai lain dari sembilan partai besar seperti Hoa san, Heng san, Bu tong, Go bi, Lak hap dan Pat kwa bun sekalian memiliki ilmu pedang termashur namun belum tentu ilmu pedang para Ciangbunjin itu mampu mengungguli kepandaiannya.
Sedangkan Sau hoa bun belum pernah terdengar namanya didalam dunia persilatan namun ia tak berani memandang enteng musuhnya sebab kalau dilihat dari rambut Hoa Siang siang yang beruban sebaliknya paras mukanya Cantik dan segar bisa jadi hal ini dikarenakan tenaga dalamnya yang sempurna.
Karenanya setelah mendengar perkataan itu ia segera mendongakkan kepalanya tertawa tergelak sambil ujarnya:
"Tak nyana Hoa buncu pandai juga menilai orang"
Hoa Siang siang mendengus dingin
"Tapi diujung pedangku belum tentu kau mampu bertahan sebanyak sepuluh gebrakan"
Cia Yujin jadi tertegun setelah mendengar perkataan itu segera ujarnya
"Apakah Hoa buncu yakin dengan perkataan itu ?"
Tiba tiba Hoa Siang siang tertawa lebar
"Seandainya aku tak mempunyai keyakinan sedikitpun mana berani menghadang kalian berempat disini ?"
"Bagus" Cia Yujin segera menggetarkan pedangnya dan berkata lebih jauh:
"Aku rasa percuma kita banyak berbicara, bila Hoa buncu memang sanggup mengungguli aku she Cia dalam sepuluh jurus paling tidak kau mesti memiliki kepandaian yang benar benar hebat dalam ilmu pedang. silahkan kau Cabut keluar pedangmu "
"Baiklah" pelan pelan Hoa Siang siang memberi tanda kepada Ti hoa lalu katanya lagi "bawa kemari pedangku"
Tia hoa mengiakan dan segera maju ke depan mempersembahkan sebilah pedang mestika yang bertatahkan mutiara dengan kedua belah tangannya.
Hoa Siang siang segera menyambutnya dan cring sebilah pedang panjang yang memancarkan sinar kehijauan telah diloloskan dari sarungnya.
Dengan tangan kanan menggenggam pedang, tangan kiri menggenggam sarung pedang, ia melirik sekejap kearah Cia Yujin, kemudian berkata "silahkan Cia Ciangbunjin"
Perkataan itu selain diutarakan dengan suara yang merdu dan lembut, nadanya pun jauh lebih sungkan Memandang dandanan lawannya yang memakai baju model keraton, tangan kiri memegang sarung pedang sementara tangan kanannya memegang pedang, tampang ini mengingatkan pemain opera diatas panggung tanpa terasa Cia Yujin menjadi geli sendiri. Tapi dia merasa tak enak untuk mentertawakan lawannya, karena itu segera ujarnya "Silahkan Hoa buncu"
Pelan-pelan Hoa Siang siang menggerakkan ujung pedangnya ketengah udara kemudian ujarnya.
" ciangbunjin paling baik kalau kau menghitung secara jelas dalam sepuluh jurus aku akan membuatmu roboh terjungkal"
Cia Yujin tak sabar mendengar lebih jauh lalu dengan gusar segera tukasnya "Hoa buncu, silahkan kau lancarkan seranganmu dengan segera"
"Sambutlah serangan ini"
Ditengah bentakan nyaring, tiba tiba Hoa Siang siang mendesak maju kedepan, sebuah tusukan pedang langsung dilontarkan kedepan-Cia Yujin tertawa nyaring, setelah menangkis datangnya ancaman tersebut ia memutar telapak tangannya sambil melancarkan serangan balasan
sementara kedua orang tersebut terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru dipihak lain ketua Heng sanpay Liok Tiong goan tak dapat menahan sabar lagi, dengan sorot mata tajam memancar keluar dari balik matanya ia awasi wajah Kwa Tiang tay lekat lekat kemudian serunya
"Kwa Tiang tay, bukankah kau mendapat perintah untuk menghadang jalan pergi kami?"
"Benar" Kwa Tiang tay segera tertawa nyaring, kemudian berkata lebih lanjut,
"Kalau aku memang bermaksud menghadang jalan pergi kalian, mau apa kau sekarang?"
Liok Tiong goan tertawa dingin
"Bagus sekali, tampaknya kau ingin mengandalkan kepandaian bermain ular panjangmu untuk bertarung denganku?"
"cring" dia balikkan tangannya dan segera meloloskan pedang Lei hwe kiam yang merupakan senjata andalannya.
pedang tersebut bergagang lebar lagi panjang tapi ujung pedangnya mempunyai dua cabang yang persis seperti jilatan api, ditambah lagi tubuh pedang tersebut berwarna merah membara, karena itulah pedang ini dinamakan pedang Lei hwe kiam. Sambil mengawasi Kwa Tiang tay dengan tajam, kembali dia membentak.
"Hay, mana tongkat pemukul anjingmu" Aku ingin tahu sampai dimanakah kehebatanmu di dalam kepandaian tersebut?"
Berhadapan dengan ketua Heng sanpay yang termashur dalam dunia persilatan sebagai seorang jagoan yang berangasan dan lihay dalam ilmu pedang ini, Kwa Tiang tay tak berani bertindak gegabah, dengan cepat ia memberi tanda, seorang anggota Kay pang segera maju ke depan dan mempersembahkan sebatang tongkat besi.
Begitu menerima toya tersebut, Kwa Tiang tay segera berseru sambil tertawa nyaring:
"Liok Tiong san, kau menganggap ilmu pedangmu paling lihay, nah aku persilahkan kau melancarkan serangan lebih dulu "
"Bagus sekali "
Begitu menjawab tiba tiba tubuh Liok Tiong goan mendesak maju kemuka secepat anak panah yang terlepas dari busurnya, pedang Lie hwee kiam itu secepat sambaran petir dan membawa serentetan cahaya tajam langsung menyambar ke tubuh pengemis tersebut.
Nyata sekali dia memang tak malu disebut seorang tokoh ilmu pedang yang termashur didalam dunia persilatan, serangan yang dilancarkan benar benar luar biasa dan memiliki daya penghancur yang amat menggidikkan hati.
Walaupun Kwa Tiang tay bukan seorang ahli didalam penggunaan pedang, namun pengalamannya dalam menghadapi musuh sudah sangat banyak pengetahuannya juga sangat luas melihat lawannya menerjang tiba sambil menciptakan serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata hingga tak sempat baginya untuk melihat secara pasti bagian manakah yang terancam oleh musuh, ia menjadi terperanjat sekali. Sialan, tampaknya monyet tua ini tidak gampang dihadapi
Dengan cepat tubuhnya bergerak ke samping untuk menghindarkan diri dari datangnya ancaman pedang kemudian pergelangan tangannya diputar kencang, toya tembaga diayunkan dari bawah menuju ke atas langsung menyambar pedang lawan-Traangg...
Ketika pedang dan toya tembaga itu saling beradu satu sama lainnya terjadilah suatu benturan yang amat keras.
Liok Tiong goan bersamaan pedangnya terungkit oleh toya tersebut hingga tubuhnya meluncur ke tengah udara Dengan suatu gerakan yang amat cekatan Liok Tiong goan berjumpalitan beberapa kali di tengah udara pedangnya segera digetarkan dan menciptakan serentetan cahaya bianglala yang mengurung seluruh tubuh lawan-..
Dengan cepat Kwa Tiang tay mendongakkan kepalanya, melihat apa yang terbentak didepan mata ia menjadi sangat terkejut, cepat cepat toya tembaganya digetarkan ke atas, lalu dengan jurus Awan tebal melindung puncak itu menyambet datangnya ancaman tersebut
Kali ini terdengar beberapa kali bentrokan nyaring bergema memecahkan keheningan, dalam satu gebrakan saja ia hampir menerima datangnya tujuh delapan buah tusukan pedang lawan-cahaya pedang, bayangan toya segera hilang lenyap tak berbekas, ternyata Liok Tiong goan dengan wajah yang garang telah melambung setinggi tiga kaki lebih di tengah udara.
Bukan saja sorot matanya memancarkan sinar tajam yang berkilauan, persis seperti dewa guntur pedangnya diputar sedemikian rupa sambil berulang kali melancarkan serangkaian bacokan maut.
Perlu diketahui, ilmu pedang aliran Heng san pay mengutamakan sergapan yang datang dari tengah udara, apabila pedangnya bersentuhan dengan senjata lawan maka ia dapat memanfaatkan kekuatan tersebut untuk melambung kembali keudara sambil melancarkan serangan kembali.
Dalam posisi dibawah, tentu saja lawan berada dalam kedudukan dibawah angin, apabila serangan meluncur tiba, secara otomatis kau pasti akan menangkis dengan senjatamu, padahal asal kau melancarkan tangkisan maka diapun bisa manfaatkan kesempatan itu untuk melambung kembali ke tengah udara.
Biasanya bila suatu pertarungan berlangsung, kedua belah pihak akan saling menyerang dan bertahan, tapi jikalau ilmu pedang aliran Heng san pay sudah dikembangkan, ia akan menyerang satu jurus demi satu jurus diiringi lambungan tubuhnya ke tengah udara, sekali dia sudah melancarkan serangan berarti kau tak akan mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan-Sekali lagi Kwa Tiang tay menengadah keatas, tampak selapis cahaya tajam berputar bagaikan roda, lagi lagi serangan menyambar datang dari tengah udara dan menyerang batok kepalanya.
Kejadian mana sungguh membuat hatinya kaget bercampur gusar, sambil membentak keras toyanya segera diputar kencang menciptakan segulung bunga toya yang tebal Berulang kali pedang dan toya saling beradu satu sama lainnya, suara dentingan nyaringpun bergema silih berganti setiap kali pedang Liok Tiong goan saling beradu dengan toya lawan,
ia segera manfaatkan kesempatan itu untuk
melambung kembali ke tengah udara.
Kali ini Kwa Tiang tay tidak menanti sampai lawannya melancarkan serangan tiba tiba ia tertawa nyaring, sepasang kakinya menjejak tanah dan tubuh menyusul lawan melambung ditengah udara, sementara toyanya dengan jurus
"tonggak sakti menahan langit" yang disertai sekilas cahaya kilat langsung menunjuk ke tubuh Liok Tiong goan yang berada ditengah udara.
Sesungguhnya jurus serangan yang digunakan Kwa Tiang tay kali ini hanya dilakukan olehnya menurut keadaan, jadi sama sekali bukan merupakan suatu tindakan untuk menetapkan ancaman dari ilmu pedang aliran Heng san pay.
Siapa tahu ilmu pedang Heng san pay mengutamakan serangan dari tengah udara, di saat berlatih pedang, merekapun sudah terbiasa menengadah keatas, hal ini membuat semua anggota Heng san pay dapat melancarkan serangannya baik di udara maupun didaratan dengan gerakan yang tak berbeda
Biarpun ilmu silat yang dimiliki Kwa Tiang tay sangat lihay, sayang sekali ia tidak terbasa dengan pertarungan ditengah udara sehingga bagaimanapun juga posisinya jauh lebih tidak menguntungkan-Tatkala Kwa Tiang tay mengejar dengan serangan mautnya, begitu sampai ditengah udara, serangan toyanya sama sekali tidak memiliki perubahan apapun.
Sebaliknya Liok Tiong goan yang melihat lawannya menyusul tiba, tiba tiba saja badannya miring kesamping sambil mengayunkan pedangnya berulang kali. Traaang traaang, traaang.
Secara beruntun dia lancarkan tiga buah bacokan kilat yang semuanya persis mengenai toya tersebut
Berhubung dia masih berada ditengah udara yang tiada tempat berpijak terpaksa Liok Tiong goan harus memanfaatkan kekuatan pada bacokan pedangnya itu untuk memperlambat gerakan badannya yang meluncur ke bawah.
Pada serangan pedangnya yang pertama dia membacok diujung toya pada bacokan yang kedua telah bergeser berapa depa tapi masih tetap berada diatas tubuh toya, sementara pada bacokan yang ketiga telah bergeser lagi sejauh berapa depa namun ancaman tersebut masih tetap mengenai tubuh toya lawan-Kwa Tiang tay yang menerjang keatas terpaksa harus meluncur turun kembali ke atas tanah guna menghindarkan diri dari serangan toya lawan, namun dengannya ketiga serangan pedang yang menghantam tubuh toya itu, dengan sendirinya gerakan meluncur ke bawah pun menjadi lebih lamban.
Akan tetapi disaat serangannya yang ketiga telah menghantam tubuh toya tersebut, ia tidak menarik kembali senjatanya, tapi membiarkan tubuh pedang itu membabat menelusuri tubuh toya langsung melakukan gerakan menebas Hal ini disebabkan Kwa Tiang tay memang tidak terbiasa menggunakan senjata di tengah udara, sehingga serangannya sama sekali perubahan apa pun-Sejak toyanya digunakan untuk melakukan tusukan sambil melompat ke udara hingga tubuhnya melayang kembali ke atas permukaan tanah, hanya satu gerakan yang dipergunakan olehnya.
Berbeda sekali dengan Liok Tiong goan yang sudah melatih suatu kungfunya, ditengah udara selama hampir sepuluh tahun lamanya ia menjadi terbiasa dengan serangan diudara, oleh sebab itu perubahan jurus yang digunakan olehnya pun lebih bervariasi.
Tebasan pedangnya menelusuri tubuh toya tersebut betul merupakan suatu ancaman yang sangat berbahaya apa lagi ia sudah memperhitungkan bahwa Kwa Tiang tay tak mampu berubah jurus serangan ditengah udara karena itu dibawah ancaman babatan maut tersebut, dia yakin lawannya pasti akan membuang senjata toyanya
Sesungguhnya Kwa Tiang tay hanya tidak terbiasa melancarkan serangan dari tengah udara, padahal dalam tubuh perkumpulan Kay pang ia termasuk seorang jago lihay kelas satu ilmu silatnya sama sekali tidak berada di bawah kemampuan Liok Tiong goan-Tak terlukiskan rasa terkesiap pengemis itu, ketika menyaksikan Liok Tiong goan yang masih berada ditengah udara membabatkan pedangnya menelusuri tubuh toya tersebut
Dalam gugup dan terdesaknya, ia mengendorkan kelima jari tangan kanannya lalu melakukan gerakan mendorong kearah luar dengan sepenuh tenaga, sementara tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan pula menghantam ancaman yang datang dari Liok Tiong goan, setelah itu dia menarik napaS panjang dan melompat mundur kebelakang.
Setelah berhasil mendesak lawannya melepaskan toya, dengan cepat Liok Tiong goan melayang turun juga ke atas tanah.
Dengan perasaan Kwa Tiang tay terdesak dibawah angin segera membentak nyaring, sebuah pukulan dahsyat dilontarkan dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menyambar ke muka menyambut toyanya yang terjatuh itu.
Tatkala Liok Tiong goan melayang turun ke bawah dan menyaksikan serangan dasri Kwa Tiang tay dilontarkan kearahnya, dengan cepat dia mengayunkan kembali tangan kirinya untuk menyambut serangan tersebut dengan keras lawan keras
Dalam bentrokan yang kemudian terjadi, terlihatlah bahwa kekuatan mereka berdua tetap berimbang dan siapa pun tak berhasil mengungguli lawannya.
Maka dengan menggunakan pedang serta toyanya, kedua orang itu melancarkan kembali serangan serangannya dengan jurus aneh, suatu pertarungan seru segera berkobar dengan hebatnya.
Melihat Cia Yujin dan Liok Tiong goan telah terlibat dalam pertarungan sengit Ki Cu hoo segera menuding dengan huncweenya sambil membentak keras: "ong Tin hay, kita tak usah menganggur terus "
"Hmm, apabila Ki Ciangbunjin berminat, siaute bersedia untuk mengiringi keinginan itu"
"Bagus sekali" Setelah menghisap huncweenya dalam dalam, Ki Cu hoo berseru lagi seraya mendengus:
"Silahkan kau lancarkan serangan lagi "
ong Tin hay mengerti bahwa lawannya tak ingin melancarkan serangan lebih dulu mengingat kedudukannya sebagai seorang ketua partai, maka sambil tertawa keras serunya. "Kalau begitu maafkan kalau aku she Ong akan melancarkan serangan lebih dahulu"
Dia segera mendesak maju ke muka sambil melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Ki Cu hoo segera mengoperkan huncweenya ke tangan kiri, sementara tangan kanannya diayunkan pula ke muka untuk menyambut datangnya ancaman tersebut
Sementara itu antara Ki Cu yu dengan Song Jin bin pun telah terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Empat pasang manusia bertarung dengan sengitnya dimuka hutan, pertarungan antara Cia Yujin melawan Hoa Siang siang dan Liok Tiong goan melawan Kwa Tiang tay berlangsung paling seru.
Suara benturan senjata tajam berdenting tiada hentinya, kilatan cahaya tajam yang menyilaukan mata serta desingan angin tajam yang menyayat tubuh memberikan kesan kepada siapa saja kalau pertarungan itu berlangsung amat sengit.
Dipihak lain, pertarungan antara Ki Cu hoo melawan Ong Tin hay dan Ki Cu yu melawan songJin bin pun berlangsung tak kalah sengitnya.
Kendatipun mereka hanya bertarung dengan tangan kosong belaka namun sebagai jago jago silat yang telah puluhan tahUn lamanya melatih diri, hampir setiap pukulan yang dilepaskan selalu mendatangkan desiran angin tajam, siapa saja yang tersambar pUkulan atau totokan tersebut nisCaya akan terluka parah bahkan menemul ajalnya secara mengenaskan.
oleh sebab itu, kendatipun keempat orang itu bertarung tanpa senjata, namun diantara deru angin pukulan yang memekikkan telinga, kesengitan pertarungan yang berlangsung diantara mereka tak kalah serunya dengan pertarungan yang berlangsung dengan menggunakan senjata.
Cia Yujin memang tidak malu disebut seorang tokoh ilmu pedang yang termashur diseantero dunia persilatan, apa lagi setelah dia mengeluarkan ilmu pedang Tiam cong kiam hoat pedangnya menyambar kekiri kanan bagaikan sambaran petir begitu hebatnya permainan pedang tersebut membuat Hoa Siang siang selalu mendesak mundur kebelakang selalu menangkis jarang sekali dia mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan-Di tengah berkobarnya pertarungan sengit tiba tiba terdengar Cia Yujin membentak keras.
"Hoa Buncu, serangan pedangku yang kesembilan."
Sebagaimana diketahui Hoa Siang siang telah sesumbar tadi bahwa dalam sepuluh gebrakan saja ia sanggup membekuk lawannya karena itu ucapan yang diutarakan olehnya sekarang lebih banyak mengandung nada sindiran sebab jurus kesembilan kini sudah lewat padahal lawannya boleh dibilang tak dimiliki daya kemampuan untuk melancarkan serangan balasan lagi. Dengan suara dingin Hoa Siang siang segera berseru: "Terima kasih banyak atas peringatanmu"
Baru saja Cia Yujin hendak mengucapkan sesuatu lagi, mendadak hidungnya mengendus bau bunga yang dan semerbak.
Mendadak Hoa Siang siang menatap tajam lawannya, lalu sambil menghentakkan pedangnya ia membentak: "Lepas pedang "
"criing..." Ketika sepasang pedang saling membentur Cia Yujin merasakan tenaga pada pergelangan tangannya menjadi lenyap tak ampun lagi pedangnya kena dihantam sampai teriepas oleh senjata lawan-Dengan perasaan terkejut dan mata terbelalak lebar lebar ia membentak keras: "Kau..."
Hoa Siang siang tertawa Cekikikan:
"Setiap patah kata yang kuueapkan selalu kupegang teguh, bukankah aku sudah bilang, dalam sepuluh jurus aku akan membuatmu nyatanya kau toh tak mampu melampaui jurus serangan yang kesebelas"
Berbicara sampai disitu, ujung pedangnya segera digetarkan, secara beruntun dia lancarkan lima buah tusukan yang menotok lima buah jalan darah penting ditubuh Cia Yu jin-Liok Tiong goan yang sedang bertarung melawan Kwa Tiang tay masih sempat melihat keberhasilan Cia Yujin yang mendesak Hoa Siang siang habis habisan sehingga mundur berulang kali ke belakang, ketika mendengar suara benturan nyaring terjadi lalu kedengaran pedang seseorang terlepas dari genggaman, dia mengira Cia Yujin telah berhasil memenangkan pertarungan tersebut.
Menanti dia melirik kesamping dan menyaksikan Cia Yujin telah dikuasai oleh Hoa Siang siang hatinya baru terasaamat terperanjat...
sebab mimpipun dia tak menyangka akan terjasi peristiwa semaCam ini.
Pada saat itulah, tiba tiba ia mengendus bau harum semerbak menerpa diatas wajahnya, tahu tahu Hoa Siang siang telah melayang kehadapannya dengan pedang terhunus.
Terdengar perempuan itu berseru sambil tertawa merdu.
"Kwa hu bengCu, bagaimana keadaanmu" Apakah sampai sekarang belum seekor monyet tua pun yang berhasil kau bekuk?"
Bau harum bunga yang semerbak. mendatangkan perasaan nyaman bagi siapapun yang mengendusnya .
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah lama berkelana didalam dunia persilatan, Liok Tiong goan segera meningkatkan kewaspadaannya begitu mengendus bau harum semerbak tadi, cepat cepat ia menutup semua pernapasannya.
Sementara itu paras muka Kwa Tiang tay telah berubah menjadi merah padam sehabis mendengar pertanyaan itu kemudian katanya sambil tertawa terbahak bahak. "Haa, haa, haa... Hoa buncu, monyet tua inisusah untuk dihadapi"
"Kalau begitu silahkan hu bengcu beristirahat dulu disisi arena, biar aku yang menghadapinya" ucap Hoa Siang siang sambil tertawa riang.
Bagaikan mendapat pengampunan besar, Kwa Tiang tay segera mengiakan berulang kali sambil tertawa terkekeh:
"Baik, baik" Dengan cepat dia menarik kembali senjata toyanya dan melompat mundur dari arena
Sementara itu Liok Tiong goan yang mesti menutup pernapasannya, tak sanggup bertahan lebih lama lagi, dia segera manfaatkan kesempatan itu untuk menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah. sreet"
Dengan suatu gerakan cepat dia melejit ke tengah udara, lalu menarik napas panjang panjang kemudian sambil membentak pergelangan tangannya digetarkan keras keras pedang Lei Hwee kiamnya dengan memancarkan serentetan cahaya dingin langsung mengancam kepala Hoa Siang siang.
Menghadapi ancaman tersebut, Hoa Siang siang tertawa dingin pedangnya segera diputar keatas dengan jurus putik bunga menghadap matahari, dengan menciptakan beberapa kuntum bunga pedang yang membumbung keangkasa, dia sambut kelima buah serangan pedang dari Liok Tiong goan itu.
Dengan cepat ujung pedang bertemu dengan ujung pedang sehingga bergemalah lima kali dentingan nyaring yang amat memekikkan telinga "Tring, tring, tring..."
Liok Tiong goan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada lawannya untuk menghindar, sambil meminjam kekuatan pada kelima kali beruntun tersebut, sekali lagi tubuhnya melejit ketengah udara.
Siapa tahu baru saja tubuhnya mencapai ketinggian dua kaki (biasanya dia melejit setinggi tiga kaki sebelum melancarkan serangan pedangnya), tiba tiba kepalanya terasa amat pening dan tenaga dalamnya sama sekali buyar, tak ampun lagi ia gagal mengendalikan tubuhnya dan segera jatuh terjerembab keatas tanah.
Waktu itu Hoa Siang siang dengan pedang terhunus telah menunggu di sampingnya, melihat kejadian tersebut ia segera berseru sambil tertawa terkekeh kekeh "Hu bengcu, bagaimana pendapat ?"
pedangnya segera bergerak cepat, tak sampai Liok Tiong goan mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan ujung pedangnya telah menyambar ke bawah dan secara beruntun menotok lima buah jalan darah penting ditubuh Liok Tiong goan-Dengan perasaan girang Kwa Tiang tay segera menjura sambil serunya : "Hoa buncu memang sangat hebat, siaute benar benar merasa sangat kagum"
Setelah secara beruntun berhasil merobohkan dua orang ciangbunjin, Hoa Siang siang sendiripun sudah kehabisan tenaga, sambil menghembuskan napas panjang dia mengembalikan pedangnya ke dalam sarung dan mundur ke tepi arena, tampaknya ia sudah tak berhasrat lagi untuk turun tangan-Buru buru Kwa Tiang tay berseru
"Hoa Buncu, masih ada dua orang tua bangka celaka yang belum berhasil merobohkan tampaknya Hoa buncu harus membantu pekerjaan kami ini... Ehmm"
Hoa Siang siang membereskan rambut putihnya yang kalut terhembus angin kemudian berkata
"Aku pasti akan menyuruh mereka untuk membekuknya."
Dengan cepat dia melemparkan pedang bertatah mutiara ketangan Ti hoa setelah itu sambil mengangkat tangan kirinya ke atas ia berteriak.
"Bong hoa Cu hoa bekuk kedua orang itu."
Ti hoa menyambut pedang bermutiara itu dengan hormat sementara Bong hoa dan Cu hoa segera mengiakan lalu dengan kecepatan tinggi mereka terjun kedalam arena seorang menerjang kearah Ki Cu hoo sedang yang lain menerjang Ki Cu yu.
Kali ini mereka berdua sama sekali tidak berbicara, begitu tiba disisi arena serentak mereka mengebaskan ujung baju kirinya ke depan, segulung bau harum bunga ya semerbak segera menyerang kedua orang tersebut
Bubuk harum yang disebarkan itu tak lain adalah bubuk Long jin Sin dari perguruan Sau hoa bun yang terdiri dari serbuk bunga Pek hoa, barang siapa terendus bau tersebut niscaya akan jatuh tak sadarkan diri
Walaupun daya kerjanya tak lebih seperti juga obat pemabuk lainnya, namun Cara pembuatannya jauh berbeda dengan obat pemabuk yang lainnya...
Sekalipun ilmu silat yang dimiliki Ki Cu hoo dan Ki Cu yu sangat lihay, namun begitu bau harum semerbak itu menyerang ke dalam lubang hidung mereka tak ampun lagi kepala mereka jadi pening dan pandangan matanya jadi gelap.
Di dalam keadaan seperti ini, tentu saja tiada lagi mereka untuk melakukan perlawanan, jalan darah kedua orang tokoh silat itu segera tertotok oleh serangan Bong hoa dan Cu hoa.
Begitu kedua orang tokoh silat itu roboh Kwa Tiang tay segera menjura berulang kali kepada Hoa Siang siang dan ujarnya sambil tertawa:
"Hoa buncu telah membuat suatu pahala yang amat besar dengan keberhasilanmu membekuk semua lawan, peristiwa ini pantas untuk dirayakan secara meriah, ayo kita berangkat"
"Betul juga perkataan hu bengcu, silahkan " kata Hoa Siang siang sambil tangannya
Ketiga rombongan tersebut, yaitu Hui san taysu dari Siau lim si dan Giok Cing totiang dari Bu tong pay pada rombongan pertama Ciok Lip sam dari Heng gi bun beserta menantunya Tong Bun huan, putrinya Ciok Siu go dan sipeluru baja Seng Bian tong pada rombongan kedua, Liok Tiong goan dari Heng sanpay, Cia Yujin dari Tiam cong pay, Ki Cu hoo dan Ki Cu yu dari Lak hap bun pada rombongan ketiga, bersama sama telah dihadang dan akhirnya berhasil ditawan pihak lawan belum lama setelah meninggalkan bukit Hong san-Tentu saja diantara mereka, yang paling aman adalah ketua Hoa sanpay Siang Han hui serta ketua Pat kwa bun Hong Ci Cing yang khusus berangkat kebenteng keluarga Hee untuk memenuhi undangan-Pada mulanya mereka berangkat dengan tekad memasuki istana harimau, siapa tahu sepanjang jalan menuju kebenteng keluarga Hee, mereka justru paling aman, tenteram dan tidak menjumpai gangguan apapun, malahan sekarang disambut sebagai tamu agung dari Bu lim bengcu Hee Im hong oooooo
Semenjak pocunya terpilih menjadi Bu lim Bengcu, segenap anggota benteng keluarga Hee diliputi oleh suasana riang gembira yang meluap luap
Untuk menyambut kedatangan pocunya dan merayakan terpilihnya pocu mereka sebagai Bu lim Bengcu hari ini pesta perjamuan diselenggarakan dalam benteng keluarga Hee, dengan riang gembira dan wajah berseri mereka meneguk arak bercawan cawan banyaknya.
oleh karena semua orang sedang diliputi suasana gembira, otomatis penjagaan yang dilakukan pada malam itupun menjadi jauh lebih mengendor.
Kentongan kedua baru saja lewat ketika dari sebelah utara benteng keluarga Hee muncul sesosok bayangan manusia yang siap melewati dinding pekarangan dengan kecepatan tinggi
Mendadak dari belakang tubuhnya kedengaran seseorang membentak dengan suara rendah: "sobat, harap tunggu dulu
" orang itu kelihatan amat terkejut karena belum lagi memasuki benteng keluarga Hee, jejaknya sudah ketahuan orang.
Dengan suatu gerakan cepat dia membalikkan badannya, lalu dengan sorot mata yang tajam dia mengawasi orang yang menegur dirinya itu
Lebih kurang empat lima kaki ke hadapannya, berdirilah seorang kakek ceking yang membawa tongkat, dengan sorot matanya yang tajam bagalkan sembilu, orang itu sedang mengawasinya tanpa berkedip
orang itu memakai jubah besar berwarna biru, tulang kening sebelah kanannya menonjol tinggi sementara sebagian pipinya tertutup oleh sebuah codet yang sangat besar.
Menyaksikan raut wajah orang tersebut bayangan manusia itu segera berpikir.
"orang ini berwajah menyeramkan sudah pasti bukan manusia dari golongan lurus bisa jadi dia adalah anteknya Hee Im hong"
Berpikir sampai disitu dia pun menegur dengan suara dingin
"Siapakah saudara?"
Kakek ceking bertongkat besi itu mendengus dingin. "Aku adalah Ju It koay yang memegang jabatan ketua pelatih didalam benteng keluarga Hee siapa pula anda?"
orang yang berada dihadapannya adalah seorang kakek bungkuk yang memakai jubah panjang berwarna hitam, lengan kanannya sudah kutung tinggal ujung baju kosong yang berkbar wajahnya sangat aneh keningnya cekung ke dalam batang hidungnya telah kutung dan jidatnya menonjol, ia memelihara jenggot model kambing. Jelas tampang orang inipun sangat aneh dan misterius. Siapa kah orang ini"
Ternyata dia tak lain adalah ketua Tiang pek pay Yo Leng kong yang berhasil membongkar perbuatan busuk Hee Im hong dimana ia telah menceburkan adik angkatnya Huan Tay seng ke dalam jurang gara gara mengincar ilmu puklan Siang hong ciang. Ketika mendengar jawaban dari Ju It koay tanpa terasa ucapnya sambil tertawa seram. "Rupanya kau adalah kuku garudanya Hee Im hong, aku tak punya nama"
"Haah... haahh... hhhaahh..."ju It koay segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak bahak. "aku manusia she Ju tidak ingin bertarung dengan manusia tak bernama, kau boleh pergi dari sini"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Yu Leng kong setelah mendengar perkataan tersebut, segera tegurnya "Apa kau bilang ?"
"Aku manusia sheJu menyuruh kau segera pergi dari sini "
"Kau anggap siapa diriku ini ?"
"Bukankah kau enggan menyebutkan nama?"
"Namaku tak akan kuutarakan kepada sembarangan manusia lebih baik panggil Hee Im hong agar keluar kemari"
Kembali Ju It koau tertawa terbahak bahak
"Haaahh, haaahh... haah, untuk melawan aku sekalipun belum tentu kau mampu bertahan sebanyak delapan sampai sepuluh jurus, buat apa kau mesti berbicara sesumbar dengan menantang Poocu apa lagi sudah menjadi Bu lim Kongcu sekarang. oooh... mungkin kau beranggapan asalkan bisa bertarung melawan Poocu sebagai Bengcu, baik kalah atau menang dalam semalam saja namamu bisa lebih termashur lagi " Bila memang begitu perhitunganmu, maka perhitungan tersebut benar benar menggelikan hati"
"Tutup mulut" bentak Yo Leng kong penuh kegusaran, matanya melotot besar besar"Hee Im hong tidak pantas menjadi seorang Bengcu, bahkan kedatanganku kali ini pun bermaksud untuk membuat perhitungan lama dengannya" Ju It koay segera tertawa hambar:
"Aku tak ambil peduli apa maksud kedatanganmu mencari Hee Im hong, pokoknya jika ingin memasuki benteng tersebut, maka kau harus melewati diriku lebih dulu"
"Bagus sekali" dengus Yo Leng kong dengan suara dalam,
"lagakmu benar benar sangat besar, kenapa tidak kau perlih atkan kemampuanmu itu dihadapanku?" Ju It koay mendengus sinis:
"Bila kau benar benar berniat untuk bertarung, ikuti saja aku meninggalkan tempat ini"
Begitu selesai berkata, toya besinya segera ditutulkan keatas permukaan tanah sehingga menimbulkan suara dentingan nyaring, lalu tampak sesosok bayangan manusia melejit ke tengah udara dan meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Ditengah kegelapan malam, tampak tubuhnya melayang ditengah udara seperti seekor rajawali yang sedang mementangkan sayapnya, benar benar suatu gerakan yang luar biasa.
Yo Leng kong jadi tertegun setelah menyaksikan kejadian tersebut, diam diam pikirnya
"Sungguh tak kusangka ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini tidak berada dibawah kepandaianku"
Perlu diketahui, partai Tiang pekpay terletak diwilayah timur laut sebagai pedagang jimson tanpa ilmu meringankan tubuh yang sempurna bagaimana mungkin mereka dapat melalui daerah perbukitan yang sangat berbahaya" ilmu meringankan tubuh yang paling hebat didalam dunia persilatan dewasa ini adalah ilmu cau seng hui atau terbang diatas rumput serta Tuh soat bu liang atau menginjak salju tanpa bekas dan ilmu menginjak salju tanpa bekas tak lain adalah ilmu kepandaian yang berasal dari Tiang Pek pay sebab ilmu meringankan tubuh andalan Tiang pekpay adalah Soat sang biau atau melayang keatas salju padahal intisarinya tak lain adalah berjalan diatas salju tanpa meninggalkan bekas.
oleh sebab itulah ilmu meringankan tubuh dari Tiang pekpay merupakan ilmu paling wahid dikolong langit dan sudah diakui oleh setiap perguruan besar didunia ini.
Yo Leng kong adalah ciangbunjin dari Tiang pekpay, ketika ia saksikan Ju It koay yang kehilangan sebelah kakinya ternyata memiliki ilmu meringankan tubuh yang tidak berada dibawahnya, tentu saja ia merasa amat terkejut disamping keheranan-Terdorong oleh rasa ingin menangnya, dia segera mendengus dan ke atas tanah, lalu seperti sekilas cahaya bianglala yang amat menyilaukan mata dia melejit ke tengah udara dan melakukan pengejaran dari belakang.
sebaliknya Ju It koay memang sengaja hendak memanCing kepergian orang itu setelah mendengar lawannya mengatakan bahwa Hee Im hong tidak pantas menjadi seorang Bu lim Bengcu.
Sepanjang jalan dia meluncur dengan kecepatan paling tinggi tubuhnya berkelebat seperti sambaran kilat saja.
Menyaksikan lawannya berniat memamerkan kehebatan Yo Leng kong semakin penasaran sambil mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya ia melakukan pengejaran secara ketat.
Begitulah seorang dimuka yang lain dibelakang kedua orang itu saling kejar mengejar dengan kecepatan paling tinggi.
Tampak dua titik cahaya tajam berkelebat lewat diangkasa dalam waktu singkat tiga empat li sudah dilalui tanpa terasa sementara di depan mata telah terbentang sebuah tanah perbukitan yang amat sepi dan liar.
Tiba tiba Ju It koay memutar badannya sambil menghentakkan toya bajanya keatas tanah dan menghentikan langkahnya
Dengan cepat Yo Leng kong menyusul tiba ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya memang amat lihay, begitu melihat lawannya membalikkan badannya sambil menghentikan perjalanan, serentak dia pun menghentikan pula langkahnya dan melayang turun persis satu kaki lima depa dihadapan Ju It koay.
Setelah berdiri saling berhadapan, kedua orang itu sama sekali tidak kedengaran bernapas tersengkal seakan akan mereka tak pernah melangsungkan perlombaan lari yang menegangkan.
Lama sekaliJu It koay mengawasi wajah lawannya, setelah itu pelan-pelan berkata: "Tak kusangka kepandaian silat yang kau miliki hebat sekali "
"Kau pun hebat juga " sahut Yo Leng kong sambil mendengus.
Walaupun mereka berdua berdiri berhadapan sebagai musuh, namun kata kata pujian yang diutarakan barusan betul betul muncul dari sanubarinya yang tulus jelas mereka berdua sama sama menghargai dan mengagumi lawannya
"Dilihat dari kemampuan yang kau miliki itu, sudah jelas anda bukan manusia sembarangan"
"Tentu saja aku bukan seorang manusia sembarangan"
sahut Yo Leng kong angkuh. Diam diam Ju It koay berpikir.
"Kalau didengar dari nada pembicaraan orang ini jelas dia angkuh dan jumawa, tapi siapakah dia ?"
Walaupun berpikir demikian, ia tidak bertanya lebih jauh, sebab barusan ia telah mengajukan pertanyaannya, namun pihak lawan enggan untuk menyebutkan siapakah namanya.
Maka setelah tersenyum diapun bertanya:
"Bolehkah aku tahu, ada urusan apa anda mencari pocu?"
Tadi toh sudah kuutarakan, aku hendak mencarinya untuk membuat perhitungan lama, setelah bertemu muka dengannya nanti, otomatis akan kubicarakan sejelas jelas nya"
"Dapatkah anda memberi penjelasan lebih dulu?"
Yo Leng kong segera mendengus
"Jadi tujuanmu memanCing kedatanganku kemari hanya berniat untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini ?"
Dengan cepat Ju It koay menjura:
"Sesungguhnya tujuan aku she Ju untuk memanCing kedatangan engkoh tua kemari adalah atas dasar niat baik, tahukah loko bahwa benteng keluarga Hee adalah sebuah sarang naga gua harimau. apabila kau benar benar menyerbu kesitu rasanya sulit sekali untuk kembali dalam keadaan selamat"
Dengan mata melotot besar Yo Leng kong segera berkata:
"Setelah aku datang kemari, kenapa takut dengan sarang naga gua harimau" Baiklah maksud baik biar aku terima didalam hati saja."
Selesai mengucapkan perkataan itu dia membalikkan badan dan siap siap berlalu dari situ. Ju It koay tahu bahwa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki tangan sangat luas sedangkan kemampuan yang dimiliki hanya setaraf dengan kepandaian lawan, itu berarti bila pihak lawan melejit lebih dulu maka keadaan akan terulang kembali seperti keadaan tadi biarpun dikejar sampai dibenteng keluarga Hee pun belum tentu bisa menghalangi jalan perginya.
Karenanya tanpa terasa dia membentak keras. "Tunggu sebentar!!!"
"Anda masih ada urusan apa lagi?" tanya Yo Leng kong seraya berpaling. "Apa kah kau sudah lupa dengan perkataan yang telah kuutarakan tadi?"
"Apa yang telah kau katakan?" tanya Yo Leng kong dengan wajah tertegun.
"Bila loko ingin masuk kebenteng keluarga Hee kau mesti melewatiku lebih dulu."
Mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong setelah mendengar perkataan itu serunya kemudian sambil tertawa dingin
"Jadi kau benar benar akan bertarung melawan diriku"
Harap loko jangan lupa bahwa aku sheJu adalah ketua pelatih dari benteng keluarga Hee."
"Haaahhh... haaahhh haaahhh..." Yo Leng kong tertawa terbahak bahak "kalau begitu biar kukirim dirimu pulang ke akherat lebih dulu dulu. lihat serangan!!!"
Begitu suara bentakan diutarakan tiba tiba tangan kanannya diayunkan ke depan melepaskan sebuah bacokan kilat.
Bagi seorang ahli silat dalam sekali tangan saja akan diketahui apakah lawannya berisi atau tidak. begitu serangan dilepaskan oleh Yo Leng kong terasalah desing angin pukulan yang maha dahsyat menyambar ke muka dengan kekuatan yang maha dahsyat. Diam diam Ju It koay berpikir.
"Besar amat kepandaian silat yang dimiliki orang ini"
Ia memutar badan dengan pelan, kemudian tangan kirinya diayunkan kedepan melepaskan sebuah serangan balasan.
Dengan berputar tubuh itu, ia berhasil meloloskan diri dari ayunan serangan lawan yang maha dahsyat itu, meski tangan kirinya diayunkan pula, namun segulung desingan angin pukulan menyambar pula ke depan dengan hebatnya. Yo Leng kong segera membentak,
"Suatu jurus Bangau putih mementang sayap yang sangat hebat, sambutlah beberapa jurus seranganku lagi"
Tiba tiba ia mendadak maju ke muka, sepasang telapak tangannya direntangkan lebar lebar dan secara beruntun melancarkan serangkaian serangan berantai.
Selapis bayangan telapak tangan menyelimuti angkasa, dalam waktu singkat tiga belas buah pukulan telah dilepaskan Dalam rangkaian serangan berantai tersebut, angin pukulan yang menderu deru menyambar seperti angin puyuh pada hakekatnya sama sekali tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk berganti napas
Ilmu pukulan soat ho ciang dari Tiang pekpay memang benar benar memiliki daya pengaruh yang maha dahsyat.
Kembali Ju It koay berpiklr.
"Entah siapakah orang ini" Tak nyana dia memiliki tenaga dalam yang begitu dahsyat?"
Serentetan ingatan tersebut masih melintas didalam benaknya, tiba tiba terasa bayangan tangan menyebar di angkasa berlapis lapis, datangnya begitu dahsyat seperti ombak yang menggulung ditengah samudra benar benar menyesakkan napas. Dengan perasaan terkesiap dia segera berseru didalam hati "Aaah, pukulan bunga salju dari Tiang pek pay "
Toya besinya segera dihentakkan ke atas tanah, dengan suatu gerakan cepat dia melayang mundur sejauh satu kaki lebih dari posisi semula...
Menyaksikan lawannya mengundurkan diri dari arena pertarungan Yo Leng kong segera menarik pula serangannya sambil membentak dengan suara dalam
"Saudara kenapa kau mundur sebelum bertarung?" Ju It koay mengawasi wajah Yo Leng kong lekat lekat kemudian ujarnya
"Sungguh tak kusangka kalau loko adalah seorang jago lihay dari Tiang pekpay."
Agaknya Yo Leng kong sendiripun tidak menyangka kalau berapa jurus serangan yang barusan digunakan telah membuat pihak lawan mengetahui asal usulnya secara pasti.
seorang kena Tiang pekpay begitu identitasnya ketahuan orang tentu saja sungkan baginya untuk merahasiakan asal usulnya lebih jauh
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
-ooodwooo- Jilid: 41 Dengan suara lantang diapun berseru:
"Ju loko benar benar sangat hebat hanya dalam sekejap pandangan saja telah mengetahui asal usulku terus terang saja kukatakan aku memang Yo Leng kong ketua Tiang pekpay"
"oooh... rupanya Yo Ciangbunjin sungguh beruntung aku dapat bersua denganmu"
Kemudian setelah menghentakan toya besinya keatas tanah serta menjura dia berkata lebih jauh.
"Aku mempunyai seorang sobat lama yang berada dalam perguruan anda."
"oya...?" Yo Leng kong berseru kaget "Jadi Ju loko pernah berkunjung keluar perbatasan ?"
"Tidak!! hanya dalam satu kesempatan aku telah berkenalan dengannya."
Orang orang Tiang pekpay jarang sekali melakukan perjalanan didalam dunia persilatan apalagi ke daratan Tionggoan entah siapakah yang dia maksudkan " Berpikir sampai disitu dengan perasaan terheran heran Yo Leng kong segera bertanya:
"Anggota perguruan kami jarang sekali melakukan perjalanan didalam dunia persilatan entah siapakah sahabat loko itu" Bersediakah kau menyebutkan namanya ?"
Ju It koay termenung beberapa saat lalu sahutnya: "Dia adalah Lenghou Cu Lenghou loko"
"Kau..." Tiba tiba mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong setelah mendengar ucapan tersebut namun setelah mengucapkan kata "kau" dia tidak melanjutkan kata kata tersebut melainkan mengawasi wajah Ju It koay lekat lekat...
Sampai lama sekali ia baru berkata:
"Bagaimana ceritanya sampai Ju loko bisa berkenalan dengan Lenghou cu?"
Tiba tiba paras muka Ju It koay berubah menjadi amat sedih katanya:
"Aaai... walaupun peristiwa ini telah berlangsung banyak tahun akan tetapi selama ini kejadian lama masih terkenang terus didalam benakku dak tak sedetikpun bisaku lupakan..."
Yo Leng kong mengawasi wajah Ju It koay lekat lekat kembali dan menukas: "Ju loko dulu wajahmu tentu bukan seperti ini bukan ?"
Ju It koay kelihatan agak tertegun, kemudian tegurnya:
"Atas dasar apa kau bisa berkata demikian?"
"Bila dugaanku tidak salah nama Ju It koay sekarang pun belum tentu merupakan namamu yang sesungguhnya, bukankah begitu?"
Kali ini sorot mata Ju It koay yang tajamlah yang mengawasi lawannya lekat lekat kemudian menegur dengan suara dalam: "Atas dasar apa Yo Ciangbunjin bisa berkata begitu?"
"Sebab Lenghou Cu belum pernah mempunyai seorang sahabat dari marga Ju..."
"Kau..." Mencorong sinar tajam dari balik mata Ju It koay setelah mendengar perkataan itu tapi setelah mengucapkan kata
"kau" mendadak ia membungkam kembali Sambil tertawa seram.
Kembali Yo Leng kong berkata
"Sebab Lenghou Cu tak lain adalah nama samaran yang kugunakan ketika masih berkelana didaratan Tionggoan tempo hari seingatku belum pernah aku memiliki seorang sahabat dari marga Ju, tentunya Ju loko sudah paham bukan sekarang?"
"Kau... kau adalah Lenghou cu?"
Sekujur badan Ju It koay bergetar keras menyusul kemudian ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak bahak.
Peristiwa yang dialaminya tiga belas tahun berselang dibukit Pek sik san kembali melintas didalam benaknya Waktu itu Lenghou Cu memaksanya untuk mengeluarkan ilmu pukulan Sian hong Ciang dan mereka berduapun melangsungkan pertarungan sengit diatas bukit.
Tapi kemudian dia terkena ilmu totokan Lui hwee Ci dari Hee Im hong dalam gusar dan penasarannya sesaat sebelum tubuhnya tercebur kedalam jurang dia mengeluarkan ilmu pukulan sian hong ciang yang menggulung serta tubuh Lenghou Cu hingga terjerumus pula kedalam jurang.
Pada waktu itu dia masih mengira Lenghou Cu adalah komplotannya Hee Im hong yang sengaja mengurungnya sehingga Hee Im hong mempunyai kesempatan untuk melancarkan sergapan ke arahnya.
Namun setelah dilakukan penyelidikan yang seksama, terbukti kemudian hanya Lenghou Cu tak lebih hanya seorang jago lihay yang mengembara didaratan Tionggoan dengan maksud mencari jago jago kenamaan dan mengikat tali persahabatan melalui suatu pertandingan ilmu silat.
Tapi kemudian rupanya ia telah diperalat oleh Hee Im hong untuk mencari gara gara dengannya sementara Hee Im hong menjadi seorang nelayan mujur yang tinggal memungut hasilnya.
Akibat sikap kurang telitinya dia telah mengeluarkan ilmu pukulan sian hong ciang pada saatnya yang terakhir untuk menyeret pula tubuh Lenghou Cu hingga terjerumus pula kejurang tapi untung jiwanya tak sampai melayang dan pulang kembali dalam keadaan hidup, Meski begitu kematian Lenghou Cu yang penasaran membuatnya amat sedih dan menyesal.
Akan tetapi setelah Yo Leng kong mengaku bahwa nama Lenghou Cu adalah nama samarannya dulu ditambah pula lengan kanannya kutung mukanya rusak kesemuanya ini membuktikan bahwa dia seperti juga nasibnya tak sampai lewat dalam jurang tersebut
Hal ini kontan sama menghapuskan rasa sesal terpendam selama sepuluh tahun terakhir ini menyusul gelak tertawa nyayang keras semua perasaan yang mengganjal lenyap.
Dengan heran Yo Leng kong mengawasi lawannya lekat lekat kemudian menegur dengan suara dalam.
"ju loko mengapa kau tertawa tergelak?"
Ju It koay sama sekali tidak menjawab mendadak ia menghentakkan tongkat besinya keatas tanah lalu secepat sambaran kilat tubuhnya meluncur kearah semak belukar yang berada lima kaki jauhnya dari tempat semula dan menghentakkan kembali tongkat besinya ke atas tanah sambil membentak.
"siapa disitu hayo cepat keluar dari tempat persembunyianmu..."
Gaya maupun gerak geriknya tak ubahnya seperti seorang malaikat dari langit.
Dari balik semak belukar segera muncul seorang lelaki berbaju hitam sambil menjura kepada Ju It koay segera ujarnya.
"congkau tau hamba adalah Be cuan gi"
Rupanya ketika terjadi kejar kejaran antara Ju It koay dengan Yo Leng kong, tidak hanya Be cuan gi yang berjulukan sebagai si kuda langit yang bisa membuntuti mereka secara ngotot
Yo Leng kong segera tertegun dibuatnya dia tak menyangka kalau kehadiran orang tersebut pada jarak lima kaki dari hadapannya sama sekali tidak diketahui olehnya.
Tapi Ju It koay dapat mengetahui kehadiran orang tersebut bukankah hal ini menunjukkan kalau ketajaman mata dan pendengarannya jauh melebihi dirinya" Dan berarti tenaga dalamnya pun jauh lebih sempurna
Dengan sepasang mata yang memancarkan sinar tajam Ju It koay mengawasi orang itu lekat lekat kemudian tegurnya dengan suara dalam. "Mau apa kau datang kemari ?"
"Ketika Hamba menyaksikan cong kautau dikejar seseorang maka segera kususul kemari"
Ju It koay kembali mendengus
"Hmmm siapa yang memerintahkan kau untuk mengawasi gerak gerik aku orang she Ju?"
Gemetar keras sekujur badan Be cuan gi cepat cepat dia berseru
"cong kautau harap kau maklum mana berani hamba mengawasi gerak gerikmu?"
"Lalu mengapa kau menyembunyikan diri dibalik semak belukar sambil mencuri dengar pembicaraan kami?"
"Hamba..." "Tak usah banyak bicara lagi" tukas Ju It koay "tentunya semua pembicaraan kami sudah kau dengar bukan?"
"Ti... tidak..." suara Be cuan gi kedengaran gemetar amat keras "tak sepatah katapun yang telah hamba dengar"
"Bagus sekali" Paras muka Ju It koay makin lama berubah semakin keren dan serius, setelah tertawa dingin katanya kembali
"Be cuan gi, kau anggap aku orang she Ju tidak tahu"
Bukan baru satu hari kau ikuti diriku secara diam diam, padahal aku benci kalau ada orang mengawasi gerak gerikku, bagi manusia seperti ini biasanya tak akan terlepas dari...."
Kata berikutnya tentu saja merupakan kata "kematian"
Sudah banyak tahun Be cuan gi berkelana didalam dunia persilatan, sekalipun Ju It koay tidak menyebutkannya keluar, dari perubahan mimik muka orang ia telah bisa menduganya.
Maka tak sampai Ju It koay menyelesaikan perkataannya mendadak ia menjejakkan sepasang kakinya ke atas tanah kemudian melarikan diri terbirit birit dari situ.
Dengan julukannya sebagai si kuda langit otomatis ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat lihay setelah keadaan berkembang menjadi begini rupa tentu saja dia harus angkat kaki secepatnya meninggalkan tempat itu.
Untung sekali dari pembicaraan Yo Leng kong tadi telah diketahui bahwa nama asli Ju It koay bukan Ju It koay dan sekarang Ju It koay bermaksud membunuhnya untuk menghilangkan saksi kalau tidak angkat kaki sejak kini mau menunggu sampai kapan lagi.
Setelah tertawa terbahak bahak Ju It koay segera berkata:
"Kau ingin melarikan diri dari hadapan aku she Ju" Tak usah bermimpi disiang hari bolong" kearah depan ia melepaskan sebuah totokan kilat.
Tatkala kata kata tersebut meluncur keluar, tubuh si kuda langit Be cuan gi telah berada dua kaki jauhnya dari posisi semula mendadak ia mendengus tertahan dan tubuhnya segera roboh terjengkang ke atas tanah dan tewas seketika itu juga.
Dengan perasaan tertegun Yo Leng kong segera bertanya:
"Ju loko mengapa kau membunuhnya?"
Sambil tertawa hambar sahut Ju It koay:
"Dia telah melanggar peraturan yang siaute tetapkan, oleh sebab itu pantas dihukum mati"
"Apa bukan membunuh untuk menghilangkan saksi?"
"Boleh dibilang begitu" sahut Ju It koay sambil tertawa Yo Leng kong segera mengawasi lawannya lekat lekat kemudian bertanya lebih jauh "Sebetulnya siapakah anda ?"
Ju It koay memandang sekejap ke arahnya kemudian menjawab:
"Lenghou loko telah merubah wajahmu yang dulu, merubah juga namamu yang lampau karena itu wajah serta nama ku turut dirubah pula"
"Akukan sudah mengatakan kepadamu secara berterus terang masa Ju loko masih berniat untuk berlagak sok rahasia?"
"Sama sama... sama sama..."
"Apa maksud perkataanmu itu ?"
"Padahal bila Yo ciangbunjin mau memikirkan dengan lebih seksama maka tak sulit bagimu untuk menebak siapakah aku yang sebenarnya..."
Mendadak Yo Leng kong merasakan hatinya bergetar keras, dengan mata terbelalak lebar lebar serunya
"jangan jangan Ju loko adalah..."
Sambil tertawa malu Ju It koay menukas
"Asalkan Yo ciangbunjin sudah dapat menduganya, hal ini lebih baik lagi. Selama ini siaute selalu merasa murung dan menyesal tapi setelah bertemu Yo ciangbunjin pada malam ini, semua perasaan tak tenang yang mencekam hatiku selama inipun menjadi lenyap sama sekali"
Agaknya dia tidak membiarkan Yo Leng kong menyebutkan namanya secara langsung.
Dengan perasaan gembira yang meluap Yo Leng kong segera berseru
"Jadi kau benar benar adalah... haa haaa... sungguh tak nyana kita dapat bersua kembali hari ini"
Agaknya dia pun dapat memahami kesulitan yang dihadapi Ju It koay sehingga memikul tanggung jawab sebagai ketua pelatih dari benteng keluarga Hee sehingga hal itupun tidak sampai diutarakan keluar.
Ju It koay kembali berkata:
"Akh kedatangan Yo ciangbunjin,,...tapi kedatanganmu inipun tidak tepat pada waktunya"
"Apa maksud Ju loko berkata demikian?"
"Kedatangan Yo ciangbunjin sangat kebetulan karena siaute ada suatu persoalan hendak memohon bantuanmu, tapi kedatangan Yo ciangbunjin pun tidak tepat waktunya karena dewasa ini kejayaan Hee Im hong sedang mencapai pada puncaknya, benteng keluarga Hee tak ubahnya seperti sarang naga gua harimau, kau tak boleh menyerbunya dengan kekerasan"
Kemudian tidak menunggu Yo Leng kong sudah duduk dan berkata lagi tersenyUm "Yo ciangbunjin, silahkan duduk untuk berbincang bincang".
Yo Leng kong menurut dan segera duduk bersila di atas tanah.
Dengan begitu tak bila ada orang berani mendekati wilayah sekitar puluhan kaki disekeliling tempat itu, jejaknya untuk ditemukan dengan segera.
Demikianlah, mereka berdua segera berbicara dengan suara yang amat lirih pembicaraan tersebut berlangsung hampir setengah jam lamanya.
Kemudian Yo Leng kong baru bangkit berdiri, menjura kepada Ju It koay dan berlalu dari situ.
Ju It koay turut bangkit berdiri dan berseru sambil menjura: "Siaute tak akan menghantar "
Ia segera membungkukkan badan dan mengempit jenasah si kuda langit Be cuan gi setelah itu sambil menutulkan toya besinya ke atas tanah, ia meluncur pula menuju ke benteng keluarga Hee.
ooodwooo Pada kentongan ketiga yang sama, dekat halaman sebelah timur muncul pula sesosok bayangan manusia yang kedalam dengan langkah yang amat berhati hati.
Bayangan tersebut adalah bayangan manusia yang kecil mungil dengan gerak gerik yang lincah dan Cekatan terutama sekali terhadap liku liku jalan dalam benteng keluarga Hee ini kelihatan begitu hapal dan menguasai sepenuhnya.
Dia seperti pulang ke rumah sendiri saja. semua jalan yang dilewati hampir tiada yang keliru malahan berhasil pula menghindari beberapa buah pos penjagaan secara mudah.
Kini dia sudah menerobos dibawah sebuah rak bunga Ci wi hoa yang rimbun
Didepan sebuah jendela dekat rak bunga Ci wi hoa tersebut berdirilah seorang gadis berambut panjang yang mengenakan gaun warna hijau.
Malam itu rembulan hanya muncul separuh sinar yang dipancarkan nampak redup sampai Cahaya bintang pun kelihatan tak bergairah...
Nona itu bukan sedang menikmati rembulan, tapi berdiri termangu mangu disitu sambil mengawasi sinar rembulan.
Mendadak dari belakang tubuhnya terdengar seseorang memanggil dengan suara merdu "Cici "
Dengan perasaan terkejut nona berbaju hijau itu segera membalikkan tubuhnya, segera tampak seorang nona kecil berbaju ungu telah berdiri dihadapannya. Dengan suara lirih nona itu segera menegur:
"Besar amat nyalimu, siapa suruh kau munculkan diri disini"
Hayo cepat masuk" Sambil cemberut nona kecil berbaju ungu itu segera berkata:
"Bukankah kau pernah bilang, bangunan timur ini cuma dihuni kau seorang, kenapa aku mesti takut ?"
"Keadaan pada malam ini jauh berbeda dengan malam sebelumnya, barusan Ho congkoan datang beberapa, katanya ada tiga orang tamu agung akan menginap disini, aku dengar perjamuan telah usai dan sekarang mereka sedang berbincang bincang diruang baca, ini berarti setiap saat mereka bisa datang kemari, bila kau tak ada urusan lebih baik cepat cepat pergi saja dari sini."
Ternyata nona berbaju hijau ini tak lain adalah Ci Giok, dayang yang ditugaskan melayani tamu agung di halaman timur.
Sebaliknya nona berbaju ungu itu adalah murid si nenek pengemis bermata buta yang bernama Siang Siau un.
Sambil tertawa nakal, nona kecil itu segera berseru:
"Cici, kau kira siapakah ketiga orang tamu agung itu"
Mereka adalah Cing Im totiang dari Go bipay, Hong totiang dari Pat kwa bun serta yang seorang lagi adalah..."
Dia sengaja mengucapkan kata terakhir dengan kata panjang kemudian pelan pelan baru berkata,
"Ketua Hoa sanpay"
"Aaah, rupanya ayah" kalut dan girang Ci Giok berseru "jadi ayah telah datang?"
Ternyata dia adalah kakak perempuan Siang yang bernama Siang Cun atau selama dalam penyaruan dia menggunakan Ci Giok sebagai nama samarannya
Sambil tertawa Siang Siau un berkata lagi. "Hati hati dengan Cing Im totiang dia adalah seseorang yang kehilangan kesadaran pikirannya karena pengaruh bubuk penghilang pikiran"
"Aku mengerti" Ci Giok manggut manggut,
"Suhu menyuruh aku datang memberi tahukan kepadamu seandainya Hee Im hong meracuni ayah atau Hong totiang dengan racun atau obat pemabuk macam apa pun kau tak usah merasa kaget atau gugup, juga tak boleh membuat gara gara, anggap saja seakan akan hal tersebut tak pernah terjadi"
"Soal ini..." "Suhu bilang, kita harus memandang dari sudut keseluruhan masalah tersebut dan dewasa ini tak boleh melakukan sesuatu gerakan atau tindakan apapun, sekalipun ayah diracuni atau diberi obat pemabok oleh mereka, kejadian tersebut bukan suatu masalah gawat, lagi pula tak akan mengancam keselamatan jiwanya. Sebab hampir semua jago lihay dan para ciangbunjin yang mengikuti pertemuan puncak dibukit Hong san telah dihadang dan diculik oleh orang orang Lo Cu san ditengah jalan."
"Mereka telah dihadang" Kalau begitu sudah dibekuk semua ke bukit Lo Cu san?" tanya Ci Giok tersebut.
"Yaa, tentu saja telah dibekuk semua," sahut Siang Siau un,
"tetapi untuk kejadian ini, guru punya persiapan yang matang untuk mengatasi kejadian tersebut"
"Apakah hal ini boleh kusampaikan kepada ayah?"
"Boleh saja kau sampaikan hal ini kepada ayah. oya...
masih ada satu persoalan lagi..."
Mendadak ia tutup mulutnya, lalu diawasinya wajah Ci Giok sambil tertawa.
Dengan wajah bersemu merah Ci Giok segera menegur:
"Kau masih ada urusan apa lagi" Hayo cepat katakan"
"Dewasa ini ada seorang yang telah hilang lenyap tak berbekas"
Sengaja ia mengutarakan perkataan tersebut dengan nada lambat lambat.
"Siapa yang telah lenyap?" tanya Ci Giok gelisah.
"Huan Cu im" Mendadak sekujur badan Ci Giok gemetar keras, dengan perasaan kaget bercampur keheranan dia berseru: "Apa yang telah terjadi dengannya?"
"Dia telah lenyap" kata Siang Siau un sambil angkat bahu dan merentangkan tangannya, "akupun tak tahu apa yang telah terjadi, dia lenyap dirumah penginapan,"
"Lalu, lalu bagaimana baiknya?" tanya Ci Giok dengan perasaan gelisah.
"Tapi kacung bukunya berhasil diselamatkan suhu, tak disangka ternyata kacung bukunya adalah seorang nona muda."
Paras muka Ci Giok segera berubah, dia tidak berkata apa apa cuma bibirnya digigit kencang kencang.
"Cici, kenapa kau?" tanya Siang Siau un segera sambil tertawa ringan-
"Aku tidak apa apa," sahut Ci Giok dengan nada terpaksa.
Siang Siau un kembali tertawa.
"Nona itu bernama Yap Ling, dia adalah salah satu diantara dua belas tusuk konde emas dari Loo Cu san, setelah ditolong oleh Huan Cu Im maka dia pun menyaru sebagai lelaki dan mengikutinya untuk menghadapi pertemuan puncak dibukit Hong san diantara mereka sama sekali tidak terjadi hubungan apa apa, harap cici jangan kuatir"
"Setan cilik" umpat Ci Giok dengan gemas kemudian tanyanya dengan lebih jauh "bagaimana tanggapan suhumu baru tentangnya dia setelah menolong Yap Ling ?"
"Menurut suhu, kepandaian silat yang dimiliki perempuan tua berbaju hitam itu sangat lihay, bisa jadi dia adalah orang Loo Cu san, maka suhu mengutusku kemari untuk memberitahukan kepadamu agar menaruh perhatian secara diam diam, bisa jadi Huan Cu Im telah terjatuh ke tangan orang orang Lou Cu san"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak dari luar sudah terdengar suara manusia sedang berbicara. Cepat cepat Ci Giok berseru: "Kau cepat pergi ada orang datang.."
Siang Siau un manggut manggut dan-.. lompat naik ke atas dinding pekarangan lalu dalam sekali kelebatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan-Pada saat itulah tampak Ho Kay sang dengan mendampingi Cing Im totiang. Siang Han hui dan Ci Cing berjalan masuk kedalam halaman-Cepat cepat Ci Giok memburu kemuka dan menyambut kedatangan mereka dengan berlutut,
"Budak menjumpai congkoan"
Ho Kay seng segera mengulapkan tangannya sambil berseru.
"Ci Giok bangun dan cepat kau temui tiga orang tamu agung kami yang ini adalah hu bengcu Cing Im totiang yang ini adalah Siang kiang bunjin dan yang ini adalah Hong totiang."
Satu demi satu Ci Giok memberi hormat
Kemudian Ho Kay seng baru mengangkat tangannya sambil berkata. "Ruang beristirahat Hu bengcu bertiga terletak digedung timur tempat ini tenang dan jauh dari jangkauan orang lain, orang luarpun dilarang memasuki tempat ini apabila kalian bertiga membutuhkan sesuatu katakan saja kepada Ci Giok."
Sambil berkata dia meneruskan perjalanannya mengajak Cing Im totiang bertiga memamerkan kamarnya setelah itu baru mengundurkan diri dari situ.
Berhubung hari sudah larut malam maka setelah mereka bertiga beristirahat sejenak diruang tengah dan minum air teh secawan masing masing kembali ke kamar untuk beristirahat.
Ci Giok kembali ke kamarnya dan memadamkan lampu lentera kemudian setelah merapatkan pintu belakang, diam diam ia mendekati kamar tidur ayahnya lalu menyelinap masuk dengan kecepatan tinggi.
"Apakah anak Ci yang datang?" dengan suara rendah Siang Han hui segera menegur.
"Siauli yang datang ayah, barusan adik un berkunjung kemari" ujar Ci Giok.
"Ada apa ?" "Dia mempunyai dua kabar yang minta putrimu menyampaikan kepada ayah"
"oya.. berita apakah itu ?"
"Para wakil dan ketua partai yang menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san telah dihadang dan diculik orang orang Lou su san sepeninggal mereka dari pertemuan tersebut"
"Semua wakil partai besar telah diculik ?"
Siang Han hui hampir saja tak percaya dengan pendengaran sendiri, padahal para jago tersebut kalau bukan seorang ciangbunjin tentu jago jago pilihan dari pelbagai persilatan, bagaimana mungkin mereka bisa diculik orang semudah itu " Dicekam oleh perasaan yang tak terhingga cepat cepat dia bertanya lagi.
"Maksudmu orang orang dari Lou Cu san?"
"Benar. Lou Cu san adalah pesanggrahan milik Hee Im hong, tempat itu dipimpin oleh Hee Im hujin."
"ooh kuatkah daya kemampuan mereka?" tanya Siang Han hui lebih jauh.
"Soal ini putrimu kurang jelas karena semua orang yang berada disini tak pernah menyinggung soal Lou Cu san tapi adik bilang sukang telah mempunyai persiapan dalam menghadapi persoalan ini beliau minta ayah tak usah kuatir."
Ketika Siang Han hui mendengar Siau bun Sin kay Yu It leng telah mempersiapkan diri dalam menghadapi persoalan tadi pun segera mengangguk seraya berkata.
"Bagus sekali kalau begitu."
Kembali Ci Giok berkata. "Adik juga memberitahukan satu persoalan lagi konon Huan Cu Im telah lenyap."
Siang Han hui sambil manggut manggut katanya:
"Dia pasti telah diculik orang orang Lou Cu san, tak heran kalau ia tak nampak dalam pertemuan puncak dibukit Hong san tempo hari"
"Rasanya memang begitu, tapi belum bisa dipastikan secara seratus persen. Bagaimana dengan hasil penyelidikanmu sendiri" Apakah sudah ditemukan titik terang?"
"Ya, aku rasa persoalan itupun ada hubungannya dengan pihak Lou cusan, ditempat ini tidak berhasil kutemukan setitik tanda atau jejak pun..."
"Baiklah, kalau memang tidak berada disini aku rasa kaupun tak usah berdiam lebih lama lagi disini."
Kemudian setelah berhenti sejenak, Siang Han hui berkata lebih lanjut,
"Hee Im hong telah mengundang aku dan Cing totiang sekalian untuk berkunjung selama beberapa hari di Lou Cu san, akan kumanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan penyelidikan yang teliti"
"Putrimu berpendapat, di Lou Cu pasti tersimpan banyak sekali rahasia besar, tapi tempat itupun sangat berbahaya, ayah berhati hati"
Sambil mengelus jenggotnya Siang Han hui tertawa.
"Sudah banyak kejadian yang kualami, tentu saja aku akan menghadapi secara berhati hati sekali, nah hari sudah larut malam, pergilah beristirahat"
ci Giok segera mengiakan, kemudian diam diam mengundurkan diri dari tempat tersebut
ooodowooo Lou Cu san terletak ditelaga Ang Ci oh, pada sisi timur, barat dan utara terbentang telaga yang luas hanya bagian selatan terbentang tanah yang luasnya sepuluh li kecuali pesanggrahan milik keluarga Hee, disekitarnya tidak tampak rumah penduduk.
Pesanggrahan keluarga Hee merupakan sebuah bangunan gedung yang dibangun menghadap ketanah lapang dengan punggungnya menempel diatas bukit, bangunannya sangat besar dan megah jauh lebih mentereng daripada benteng keluarga sendiri.
Disinilah Hway lam tayhiap Hee Im hong melewatkan hari hari liburnya, karena selain hari hari besar, memang Hee Im hong jarang sekali berdiam disitu.
Tapi semenjak istri tua Hee Im hong yakni Cu hujin meninggal dunia dan dia memperistri Sim hujin, dimana Sim hujin lebih suka dengan tempat yang sepi dan jauh dari keramaian seperti benteng keluarga Hee yang sering dikunjungi jago jago dari pelbagai perguruan, maka dia pun memutuskan untuk pindah kesana
Biar begitu di pesanggrahan Lou cusanpun ada kalanya diselenggarakan pesta perjamuan, seperti hari ini, Hee Bengcu telah mengundang hu bengcu Cing Im totiang Siang Han hui dan Hong Ci Cing untuk mengunjungi pesanggrahannya Hal ini dikarenakan pada waktu itu persis jatuh hari libur, sedang ketiga orang ciangbunjin itupun kebetulan sedang mertamu di benteng keluarga Hee, karenanya Hee Bengcu mengundang mereka untuk melewatkan hari libur bersama dibukit Lou Cu san-Seandainya bukan tamu agung atau sahabat karib, Hee kungcu tak bakal mengundang mereka untuk berkunjung ke Lou Cu san-Kehadiran tiga orang ciangbunjin di pesanggrahan Lou Cu san tentu saja merupakan kejadian besar Ketiga orang tamu agungnya dijamu dalam tengah pagoda air Letaknya berada di tengah kolam yang luasnya mencapai setengah li, bangunan itu terdiri dari lima tingkat dengan dinding yang terbuka lebar, pemandangan alam sekitarnya amat permai
Bila angin menghembus lewat, bau teratai menyebar kemana mana kesemuanya ini mendatangkan rasa nyaman bagi siapa saja.
Hari ini, dapur pesanggrahan keluarga Hee kelihatan sibuk sekali untuk menyediakan hidangan yang paling lezat untuk menjamu tamu tamunya.
Malamnya perjamuan diselenggarakan diatas pagoda air, tuan rumah Hee Im hong suami istri mendampingi tamunya dengan santai perjamuan itu berlangsung amat meriah dan penuh kegembiraan-Rupanya pagoda itu berada ditengah sebuah kolam yang luas sekali, sebuah tanggul panjang merupakan satu satunya jalan pergi utama, bila tidak melewati tempat tersebut kendatipun seseorang memiliki ilmu meringankan badan yang paling sempurna pun jangan harap bisa mencapai pagoda air itu secara mudah.
Sedang disepanjang tanggul tampak menyinari tempat itu terang benderang bagaikan disiang hari saja, bila ada orang berjalan melewati tempat tersebut, maka dari kejauhan sudah akan terlihat dengan jelas.
ooodowooo ketika perjamuan telah bubar, Hee Im hong mendampingi istrinya dan diiringi seorang dayang berbaju hijau yang membawa lampu lentera dan berjalan didepan, melewati tanggul menuju kesebuah bangunan berloteng yang berada dibalik kebun bunga
Bangunan berloteng itu terletak disebelah barat kolam teratai dan berdiri persis saling berhadapan dengan pagoda air tersebut, sellsih diantara kedua bangunan itu mencapai setengah li lebih, sehingga tidak jelas bila dihadapan dari bangunan yang lain
Hee Im hong dengan mendampingi istrinya naik ke atas bangunan loteng yang megah itu, ternyata tempat tersebut merupakan sebuah kamar tidur, dibawah sinar lentera yang lembut, pelan pelan mereka menempati kursi utama.
seorang dayang berbaju hijau segera muncul menghidangkan dua cawan air teh wangi. Mendadak terdengar Hee Im hong berkata:
"Kini Siang Han hui dan Ci Cing telah datang menghantarkan diri, sedangkan semua jago yang turut menghadiri pertemuan puncak di bukit Hong san pun telah berkumpul semua disini, ciu nio, aku benar benar tak habis mengerti, bukankah Soh congkoanpun merupakan utusanmu"
Mengapa kalian tidak meracuni saja semua orang itu dengan bubuk penghilang tenaga kemudian langsung mengangkutnya kemari sebaliknya setelah pertemuan itu selesai, kau membiarkan mereka pergi meninggalkan tempat itu, tapi kemudian dengan bersusah payah kau membekuknya kembali.
Sebetuinya apa rencanamu selanjutnya?"
(Saya rasa setiap pembaca tentu ingin mengetahui soal ini bukan" Padahal setiap peserta pertemuan puncak dibukit Hong san telah mereka robohkan, tapi waktu itu racun yang bersarang ditubuh mereka justru dipunahkan kembali, namun setelah meninggalkan bukit, justru mereka dihadang dan dibekuk kembali)
Sim hujin segera tertawa dingin, lalu katanya:
"Bubuk penghilang sukma hanya akan berkasiat bila dipergunakan tanpa mencari sebab daya kerja obat itu sangat lemah kecuali obat pemunah kita pil Cing Sin wan dari Hoa san pay maupun Tun yang ceng khisan dari Bu tong pay bisa juga dipakai untuk memunahkan daya pengaruh racun tersebut. Asal mereka tahu kalau racun kita gunakan adalah bubuk penghilang sukma niscaya mereka akan mampu menyadarkan mereka kembali seperti misalnya Ban Goan ceng Tong Bun huan dan Huan Cu Im bertiga bukankah kau telah meracuni mereka dengan bubuk penghilang sukma" Tapi kenyataannya bukankah mereka semua telah sadar kembali seperti sedia kala?"
"Eh mm benar juga perkataan ini" sambil mengelus jenggotnya yang panjang Hee Im hong mengangguk berulang kali, "nah Ciu nio apa rencanamu selanjutnya?"
"Kau cukup menjabat kedudukanmu sebagai Bengcu, sedangkan masalah orang orang tersebut serahkan saja kepadaku"
"Baik baik, aku tak akan mengurus, tapi aku harus bertanya kepadamu, hujin membutuhkan berapa waktu sebelum membebaskan mereka kembali ?"
ooodowooo "Mungkin aku butuh waktu selama tujuh hari" sahut Sim hujin setelah menghitung sebentar, "karena saat itulah yang membutuhkan untuk menyelesaikan soal obat obatan dari tindakan berikut, pokoknya tujuh hari kemudian aku pasti akan mempersilahkan mereka untuk meneruskan kembali perjalanannya"
"Kalau begitu aku harus merepotkan hujin," ujar Hee Im hong kemudian sembari menjura
"Hmmm coba lihat tampangmu yang begitu sok" seru Sim hujin sambil mencibirkan bibirnya, "tapi jangan lupa, sekalipun kau telah menjadi seorang Bu lim Bengcu tapi masih tetap harus menuruti semua perintahku"
"Baik baik padahal hamba memang seorang pembantu setia dibawah pimpinan hujin," jawab Hee Im hong cepat cepat:
Bila didengar dari pembicaran tersebut seharusnya ucapan itu tidak mirip dengan kata kata gurauan sepasang suami istri.
Sim Hujin kembali mendengus dingin
"Hmmm asal kau sudah tahu saja itu cukup"
Mendadak Hee Im hong berseru tertahan lalu tanyanya lagi
"Apakah hujin telah membekuk pula Huan Cu im?"
"Ehmm..." Sim hujin mengiakan lalu sambil mengangkat kepalanya ia bertanya "apakah kau mempunyai sesuatu usul?"
Hee Im hong segera mengangguk.
"Yaa, aku bermaksud akan membawanya pulang, entah bagaimana menurut pendapat hujin?""
"oh, apakah kau ingin menerimanya sebagai menantumu ?"
Pelan pelan IHee Im hong menundukkan kepalanya rendah rendah, dengan penuh penderitaan ia berkata:
"Dia adalah putra seorang sahabat karibku, dulu aku telah berbuat salah sehingga malu terhadap adik angkatku itu, maka saat ini pun aku tak boleh melakukan perbuatan yang bersalah lagi terhadap adik angkat dan keponakanku ini."
Hitung hitung dia masih belum kehilangan perasaannya sebagai seorang manusia. Sim hujin segera
"Kau seharusnya mengerti, Huan Cu Im tidak bakal menuruti perkataanmu itu "
"Aku mengerti" Hee Im hong mengangguk. "didalam tubuhnya memang mengalir cairan darah ayahnya yang berwatak keras kepala tentu saja dia tak bakal tunduk dengan kemauanku, aku... aai, semenjak dia masih kecil dulu aku sudah suka dengannya, bila aku ingin membunuhnya, ketika dia masih berumur tiga dulu aku telah turun tangan menghabisi nyawanya"
"Aooo... rupanya kau takut kalau aku berbuat sesuatu yang tidak menguntungkan baginya, maka kau hendak mengajaknya kembali ke Benteng keluarga Hee?"
"Aaai, hujin bukankah pertanyaanmu ini sama baiknya dengan sudah tahu tapi bertanya lagi?"
Kemudian sambil tertawa paksa, Hee Im hong berkata lebih jauh
"Terus terang saja kuakui, sesungguhnya aku memang takut hujin sampai salah tangan dan melukainya, kedua dimasa lampau aku sudah melakukan perbuatan yang amat bersalah terhadap ayahnya selama sepuluh tahun terakhir ini, masalah tersebut selalu mengganjal didalam hatiku dan membuat aku tak pernah merasa tenang, oleh sebab itu aku bermaksud akan menjodohkan anak Cay (atau nama kecil dari Hee Giok) yong kepadanya." Sim hujin segera tertawa:
"Bukan dalam soal ini aku telah menerangkan kepadamu, Giok yong memang telah cukup dewasa, bila Huan Cu Im bisa dijodohkan kepadanya, hal ini memang paling tepat?"
"Haa haa hah... kalau begitu hujin telah setuju?" seru Hee Im hong sambil tertawa tergelak penuh rasa gembira.
Tiba tiba paras muka Sim hujin berubah menjadi amat serius, katanya dengan bersungguh sungguh
"Tapi kau jangan lupa, aku memberikan persetujuan karena mengingat tindakan ini memang menguntungkan perkumpulan kita, cuma setelah perkawinan nanti, Huan Cu Im harus bisa berupaya untuk memaksa Giok yong menuruti perintahku..."
perkumpulan apakah yang sedang mereka perjuangkan"
Suatu pertanyaan yang mengandung teka teki besar Dengan cepat Hee Im hong menjawab:
"Hujin tak usah kuatir, dalam hal ini aku pasti akan memberi pengarahan kepadanya secara pelan pelan"
"Baiklah" ucap Sim hujin kemudian sambil mengangguk,
"bila kau tak mampu memberi pengarahan lagi kepadanya, lebih baik segera kau hantar dia kembali kemari"
"Hujin dia dikurung dimana?" tanya Hee Im hong kemudian-Dengan cepat Sim hujin bertepuk tangan dua kali.
seorang dayang berbaju hijau segera munculkan diri dengan langkah tergesa gesa, setelah memberi hormat katanya: "Apakah hujin ada sesuatu perintah?"
"Ajaklah pocu menuju kekamar bawah tanah nomor tiga"
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dayang berbaju hijau itu segera mengiakan, lalu sambil balikkan badan ujarnya "Pocu, harap mengikuti budak."
Padahal Hee Im hong adalah pemilik pesanggrahan di bukit Lou Cu san, tapi dalam kenyataannya dia tidak tahu dimanakah letak kamar tahanan nomor tiga, dari sini dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan yang sebenarnya bukanlah terletak di tangan orang tua ini.
Begitulah dengan mengikuti dibelakang dayang berbaju hijau itu, berlalulah Hee Im hong dari situ Huan Cu Im tidak mengetahui berada dimanakah dia sekarang dia hanya merasa dirinya disekap dalam sebuah bangunan rumah kecil yang gelap gulita.
Walaupun ruangan itu sangat gelap. namun ditepi dinding masih terdapat sebuah lampu minyak yang bersinar redup dari benda tersebut iapun bisa menarik kesimpulan bahwa ia sudah terjatuh ketangan musuh dan kini menjadi tawanan.
Untung saja perlakukan musuh terhadapnya cukup baik tangan dan kakinya sama sekali tidak dibelenggu diapun tak pernah merasakan siksaan akibat dilecuti dengan cambuk. Apa yang dideritanya sekarang tak lebih hanya terkurung di dalam serbuah ruangan kecil yang gelap dan pengap karena peredaran udara yang tidak sempurna.
Tentu saja pihak musuh tak akan mengurung ditempat itu tanpa melakukan sesuatu pencegahan sebab mereka telah melakukan suatu tindakan pencegahan diatas tubuh Huan Cu im.
Tindak pencegahan itu sama sekali tidak menimbulkan penderitaan juga tidak menimbulkan perasaan apa apa, sebab yang menjadi pangkal utama dari tindak pencegahan itu hanyalah hawa murni yang tak dapat beredar secara lancar, ini berarti dia tak sanggup mengerahkan tenaga dalamnya lagi Walaupun pemuda itu dapat bergerak secara bebas didalam ruangan itu tak ubahnya seperti manusia normal lainya, tapi kepandaian silat yang dimilikinya sama sekali tidak berfungsi lagi, dia telah menjadi seorang manusia biasa yang sama sekali tak berdaya untuk memotong seekor ayampun.
Huan Cu Im duduk terpekur ditepi pembaringan, ia sudah tak teringat lagi sudah berapa hari dirinya terkurung ditempat tersebut" Tapi yang jelas pertemuan puncak di bukit Hong san pasti telah berlangsung.
Selama ini dia tak mampu memegang hatinya, ia merasa bersalah dan malu kepada orang tua Yu yang telah mewariskan ilmu Heng lui ing kepadanya (dia tak tahu kalau orang tua yang mengaku bernama Yu Long itu adalah Pengemis sakti berwajah tertawa Yu).
Sebab orang orang tua Yu telah berpesan kepadanya agar tiba dibukit Hong san sebelum pertemuan puncak itu diselenggarakan
(Tentu saja diapun tidak tahu kalau pengemis sakti berwajah tertawa telah menduga semula berhubung situasi pada pertemuan puncak dibukit Hong san telah terjadi perubahan besar).
Ia pun merasa malu dan menyesal terhadap Hui san taysu, karena mereka telah berjanji akan bertemu dibukit Hong san, tapi kenyataannya dia tak dapat hadir tepat pada waktunya.
Tapi yang paling menguatirkan hatinya adalah keselamatan Yap Ling nona itu lenyap tanpa bekas, mungkinkah sudah ditangkap kembali ke Lou Cu san"
Umat persilatan memang serius setiap persoalan yang terjadi oleh anak buahnya, apalagi pihak Lou Cu san menyimpan sesuatu rahasia yang maha besar, andaikata Yap Ling sampai tertangkap sudah pasti jiwanya tak bisa dipertahankan lagi
Tiba tiba terdengar suara kunci dibuka orang dari depan pintu penjara, disusul kemudian tampak sebuah pintu kayu terbentang lebar dan tampaklah sesosok batang tubuh yang tinggi besar melangkah masuk ke dalam ruangan
"Cu im, keponakanku..."
Ternyata yang masuk ke dalam ruangan adalah Hee Im hong begitu melihat Huan Cu Im berada disitu, dia segera menyerobot masuk ke dalam dan menggenggam tangannya erat erat lalu dengan nada suara penuh gejolak emosi dia berseru lagi. "Nak kau tentu menderita selama ini "
Walaupun sikapnya dihari hari biasa terhadap orang lain sangat dingin, kaku, tanpa perasaan dan bersifat memimpin, tapi terhadap Huan Cu Im justru amat kasih dan lemah lembut Buktinya dari dua patah kata kata yang diutarakannya barusan, jelas terlihat bahwa perkataan itu diliputi oleh perasaan kasih dan perhatian yang amat besar terhadap pemuda tersebut, dan hal ini sudah jelas tak dapat dipalsukan.
Huan Cu Im sendiripun merasa amat terharu setelah menyaksikan sikap empek Hee-nya begitu bersungguh sungguh dan penuh rasa sayang kepadanya. Ia balas memeluk tubuh Hee Im hong sambil serunya "Empek Hee..."
Walaupun ia telah menginjak dewasa, namun bagaikan masih seorang bocah cilik saja, untuk beberapa saat lamanya tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Hee Im hong sendiripun tidak memberi kesempatan kepadanya untuk banyak berbicara, sambil menarik tangannya ia berseru:
"Keponakanku, ayoh keluar dari sini, aku masih mempunyai banyak persoalan yang hendak dibicarakan denganmu"
Seorang dayang berbaju hijau yang membawa lentera segera berjalan lebih dulu di depan sebagai penunjuk jalan.
Huan Cu Im digandeng oleh Hee Im hong keluar dari rumah kecil itu, sekarang pemuda itu baru tahu kalau tempat tersebut merupakan sebuah ruangan bawah tanah, sebab belum sampai berapa langkah, mereka telah menaiki undak undakan batu menuju keatas. Sementara itu dayang berbaju hijau tadi telah mencapai tingkatan yang paling atas.
Hee Im hong menarik tangan Huan Cu Im berjalan menaiki undak undakan batu itu, keluar dari bawah tanah terbentanglah sebuah halaman gedung yang amat megah dan mentereng. Seorang muda berbaju rapi telah menantikan kedatangan mereka dimuka pintu, begitu melihat kedatangan Hee Im hong dia segera memberi hormat seraya berseru
"Budak menjumpai poocu"
Hee Im hong melangkah masuk ke dalam ruangan, katanya kemudian sambil tersenyum
"Tempat ini adalah ruang sitirahatku. pergilah membersihkan badan lebih dulu sambil bertukar pakaian akan kunantikan kedatanganmu di kamar baca"
Selesai berkata ia segera melangkah masuk ke dalam ruangan lebih dulu.
Setelah menghantar kepergian pocunya si nona berbaju hijau yang bernama Cui cui itu segera berkata kepada Huan Cu Im sambil tertawa.
"Huan kongcu silahkan duduk sebentar, budak akan mempersiapkan air hangat bagimu"
Gadis itu baru berusia tujuh delapan belas tahunan bertubuh ramping tapi montok,
suaranya merdu dan lembut sehingga kedengaran amat menarik hati. Selesai mengucapkan perkataan itu, dia segera beranjak pergi dari situ.
Huan Cu Im tidak sungkan sungkan lagi, ia segera duduk disebelah kursi yang telah tersedia.
oleh karena Hee Im hong telah berkata bahwa ruang tersebut merupakan ruangannya untuk beristirahat, maka pemuda itu memperhatikan seluruh ruangan dengan seksama.
Ia saksikan semua perabot dalam ruangan diatur dengan rapi dan indah, didepan pelataran rumah tersebut segerombolan pohon pendek yang digunting sangat rapi, pada rak bunga tampak aneka warna bunga tumbuh dengan indahnya, bau harum yang semerbak memancar kemana mana.
Sesungguhnya perabot dalam ruangan itu amat sederhana, selain beberapa lembar bangku dan meja kecil, hanya terdapat dua buah rak yang berisikan jambangan antik, benda benda antik lainnya serta aneka macam bebungaan yang indah.
Tapi justru dibalik kesederhanaan tersebut semakin memancarkan suasana hening dan tenang yang mengesankan.
sementara itu Cui cui telah muncul kembali dari balik ruangan, sambil memberi hormat ia segera berkata
"Air panas telah tersedia, silahkan kongcu membersihkan badan"
Huan Cu Im segera bangkit berdiri, katanya sambil tersenyum: "Harap nona sudi membawa jalan"
Cui cui segera membalikkan badan dan berjalan meninggalkan ruangan itu sambil berjalan serunya,
"Budak bernama Cui cui silahkan Huan kongcu memanggilku sebagai Cui cui"
"Nona Cui cui apakah kau termasuk salah satu diantara dua belas tusuk konde emas?"
Cui cui segera menutupi mulutnya sambil tertawa cekikikan.
"Budak hanya ditugaskan untuk menjadi pelayan di tempat ini bagaimana mungkin bisa termasuk satu diantara dua belas tusuk konde emas?"
"Lalu dimanakah kedua belas tusuk konde emas itu?"
"Budak tidak tahu" sahut Cui cui sambil menundukkan kepalanya rendah rendah.
"Tentu saja dia bukannya tidak tahu melainkan enggan untuk mengutarakannya keluar..." Huan Cu Im tahu kalau dayang itu enggan menjawab karenanya dia pun tidak bertanya lebih jauh.
Setelah melewati beranda tibalah mereka dipintu kamar mandi, Cui cui segera membuka pintu sambil mempersilahkan Huan Cu Im masuk ke dalam, menyusul kemudian ia turut masuk ke dalam dan menutup rapi pintu ruangan-Katanya dengan lembut:
"Mari, biar budak yang melepaskan pakaian kongcu"
Sambil berkata ia segera membantu Huan Cu Im untuk melepaskan pakaian yang dikenakan
"Biar kulakukan sendiri" seru Huan Cu Im segera.
Ketika secara tiba tiba ia saksikan cui cui telah menutup pintu kamar rapat rapat dengan cepat katanya lagi:
"Kalau kau tidak keluar dari sini, bagaimana mungkin aku dapat melepaskan pakaian?"
Dengan wajah bersemu merah Cui cui segera menjawab dengan suara lirih "BUdak memang ditugaskan untuk melayani kongcu membersihkan badan"
Huan Cu Im semakin gelisah dengan wajah bersemu merah cepat serunya. "Tidak tak boleh begitu aku rasa tak usah melayaniku."
Cui cui tersenyum manis. "Apakah kongcu tidak menginginkan budak menggosokkan punggungmu?"
"Tidak usah lebih baik kau keluar dari sini secepatnya"
"Kongcu mengapakah mukamu jadi merah karena gelisah"
goda cui cui sambil menutup mulutnya kembali seraya tertawa cekikikan
"baiklah biar budak mengundurkan diri dari sini"
Setelah memberi hormat dia segera membuka pintu dan mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Setelah menutup rapat pintu kamar mandi Huan Cu Im melepaskan pakaian dan membersihkan badan selesai itu dia muncul kembali didepan pintu.
Tampak Cui cui telah menanti diluar pintu, begitu melihat pemuda tersebut munculkan diri, ia segera memberi hormat seraya berkata:
"Harap kongcu mengikuti budak untuk berganti pakaian didalam kamar"
Selesai berbicara, ia berjalan lebih dulu dimuka membawa Huan Cu Im menuju ke sebuah kamar yang indah, kemudian sambil mengeluarkan setumpuk pakaian, katanya "Silahkan kongcu tukar pakaian"
Huan Cu Im menjumpai pakaian yang diserahkan kepadanya terdiri dari pakaian dalam sampai pakaian luar dan kaus kaki secara komplit, lagi pula semuanya masih baru.
Karena itu segera ujarnya
"Harap nona keluar sebentar, biar aku tukar pakaian sendiri"
Cui cui manggut manggut dan segera mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Dengan cepat Huan Cu Im berganti pakaian, ternyata potongannya sangat serasi dengan tubuhnya, malah sampai kaus kaki pun seperti kepunyaan sendiri. pada saat itulah Cui cui muncul kembali dan berkata sambil tersenyum
"Huan kongcu benar benar sangat gagah dan tampan, apalagi setelah mengenakan pakaian baru, kau nampak lebih manawan hati"
"Aaah nona pandai berbicara" Huan Cu Im tersenyum.
Cui cui segera maju ke depan dan menarik tangan Huan Cu Im untuk diajak menuju ke depan cermin lalu katanya.
"silahkan duduk kongcu, biar budak menyisirkan rambutmu"
Huan Cu Im menurut dan segera duduk. Cui cui pun membuka pengikat rambutnya serta menyisir secara lembut.
Sambil bekerja bisiknya kemudian:
"Bila Pocu membicarakan soal apa saja kepadamu dan meminta kau untuk berbuat sesuatu, kabulkan saja tanpa membantah mengerti?"
Huan Cu Im tertegun dan segera mengangkat kepalanya menengok wajah Cui cui yang berdiri dibelakangnya lewat cermin, kemudian serunya tertahan. "Apakah nona sedang berusaha untuk meluluhkan hatiku ?"
Cui cui segera menggelengkan kepalanya berulang kali, sambil menundukkan kepalanya rendah rendah, ia berbisik ditelinga Huan Cu Im :
"Bila kongcu ingin meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat, turutilah semua keinginan pocu tanpa membantah"
Walaupun ia sedang berbicara dengan Huan Cu im, tapi oleh karena kepalanya ditundukkan rendah, maka orang lain tidak akan tahu kalau dia sedang berbisik disisi telinga si anak muda tersebut.
Melihat kelihayan nona itu untuk menutup diri, satu ingatan segera melintas didalam benak Huan Cu im, segera tanyanya.
"Nona adalah..."
Cui cui tertawa, sebelum pemuda itu menyelesalkan perkataannya dia menukas. "BUdak diutus kemari khusus untuk melayani pocu"
Sementara pembicaraan berlangsung, dia telah selesai menyisirkan rambut Huan Cu im, katanya lagi lembut, "Nah sudah selesai."
"Terima kasih banyak nona" kata Huan Cu Im sambil bangkit berdiri dan tersenyum.
"Tak usah berterima kasih lagi," kata Cui cui pocu sudah lama menunggu," silahkan kongcu segera menemuinya."
Dengan berjalan didepan dia mengajak Huan Cu Im menelusuri beranda menuju ke dalam sebuah kamar baca yang luas antik dan sangat indah.
Waktu itu Hee Im hong sedang duduk bersandar disebuah kursi malas yang terbuat dari bambu ketika melihat kemunculan Huan Cu Im dia segera mengawasinya lalu sambil manggut manggut dan tersenyum katanya.
"cu Im kau telah selesai membersihkan badan" Kemarilah dan duduk disini"
-oo0dw0oo Jilid: 42 Cahaya lentera didalam ruangan itu sangat lembut, ketika angin berhembus sepoi sepoi segera mendatangkan suasana yang sangat hangat, ditambah pula dengan senyuman Hee Im hong yang ramah dan lembut, hampir saja Huan Cu Im Curiga akan pengalaman yang diterimanya selama ini, hampir dia beranggapan bahwa pembunuhan keji yang dialaminya selama ini sama sekali tiada hubungannya dengan empeknya ini.
Dengan Cepat dia maju selangkah kemuka lalu serunya dengan penuh hormat: "Empek Hee "
Dia menurut dan segera duduk di sebuah kursi yang berada tepat dihadapan Hee Im hong. Tanpa diperintah lagi, cui cui segera mengundurkan diri setelah menghidangkan teh.
Hee Im hong nampak merasa sangat puas setelah melihat sikap Huan Cu Im terhadapnya tetap sopan dan penurut, apalagi selesai membersihkan badan bertukar pakaian baru dia nampak sangat tampan dan gagah, orang ini segera berpendapat bahwa Calon menantunya betul-betul pilihan.
Kesemuanya ini membuat hatinya merasa sangat gembira, sambil tersenyum segera ujarnya:
"cu im, tempat ini adalah kamar baCaku, tak pernah ada orang luar yang bisa masuk kemari, mari kita berbinCang bincang sampai puas..."
"Persoalan apa yang hendak empek Hee bicarakan dengan keponakan-..?" tanya Huan Cu Im sambil mengangkat kepala.
Sambil mengelus jenggotnya yang panjang dan hitam, pelan pelan Hee Im hong berkata
"Aku dan ayahmu adalah saudara angkat yang mempunyai hubungan sangat akrab, sebaliknya keponakan adalah putra saudara angkatku itu, hal mana berarti hubungan kita seharusnya sangat akrab dan erat dan tidak sepantasnya terdapat rahasia diantara kita berdua, oleh sebab itu selama berada dihadapanku, harap keponakan tak usah kelewat terikat oleh tradisi, bila ada persoalan, bicarakan saja secara langsung kepadaku, bukan begitu ?"
"Keponakan mengarti bahwa empek Hee sangat mencintai diriku, betapapun bodohnya diriku ini, tentu saja keponakan dapat memahami sedalam dalamnya" Sambil tertawa kembali Hee Im hong mengangguk.
"Aku mengerti bahwa ponakan adalah seorang lelaki polos yang suka berterus terang watak semacam ini persis seperti tabiat ayahnya dimasa lalu, setiap menjumpai suatu persoalan yang tak adil, maunya selalu menampilkan diri untuk membela dan menegakkan keadilan serta kemakmuran, padahal kita sebagai umat persilatan sudah sepantasnya bila memiliki prinsip demikian"
Kemudian tak sampai Huan Cu Im membuka suara, dia telah berkata lebih jauh:
"Akan tetapi semua persoalan yang berlangsung didalam dunia persilatan, tak bisa disimpulkan dan diputuskan hanya berdasarkan suatu bagian peristiwa yang terlihat atau terdengar saja, karena didalam suatu persoalan, benar tidaknya seseorang biasanya sulit untuk ditentukan sebelum masalah itu sendiri mencapai pada saat terakhir"
Mendengarkan pembicaraan tersebut, diam diam Huan Cu Im berpikir didalam hatinya: "Tampaknya empek Hee sedang memberikan pembelaan buat dirinya sendiri "
Akan tetapi diapun mengerti bahwa ucapan Hee Im hong bukannya tanpa alasan, dalam sesuatu persoalan, kadangkala benar salahnya memang sukar ditentukan sebelum masalah tersebut mencapai pada titik akhir oleh sebab itu dia tidak berbicara, tapi hanya mengangguk berulang kali. Setelah tersenyum, Hee Im hong berkata lebih jauh:
"Seperti ambil contoh peristiwa yang menimpa ponakan, baru saja tiba di kim-leng kau sudah perCaya dengan perkataan orang dan mengira empek Hee adalah manusia licik yang mempunyai ambisi besar, kau lantas berupaya memusuhi empek Hee mu karena ingin menegakkan keadilan dan kebenaran didalam dunia persilatan..."
Merah padam selembar wajah Huan Cu Im Cepat Cepat serunya: "Empek Hee, keponakan tidak berani, keponakan berpendapat bahwa..."
Hee Im hong segera tertawa terbahak bahak, sebelum anak muda itu menyelesaikan perkataannya, dia telah menggoyangkan tangannya berulang kali seraya berkata:
"Sudah sepantasnya apabila seorang pemuda memiliki semangat seperti ini, empek Hee tak bakal menyalahkan dirimu, apalagi tindakanmu itu memang betul "
Secara tiba tiba dia malah memuji tindakan Huan Cu Im yang dibilang betul, hal tersebut tentu saja membuat si anak muda tersebut merasa terkejut bercampur keheranan dia hanya bisa mengawasi empek Heenya tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Haaahhh... haaahhh... haaa."
Hee Im hong tertawa tergelak tiba tiba dengan perasaan hati yang berat dia berkata lagi:
"Bagaimana pun juga, sudah puluhan tahun lamanya aku berkelana didalam dunia persilatan, sedikit banyak aku mempunyai nama juga, sudah barang tentu diantara sahabat yang kujalin selama ini, terdiri dari bermacam macam karakter yang berbeda, itu berarti diantara orang baik terdapat juga orang jahat. Rupanya mereka bermaksud akan mencelakakan aku untuk menjadi seorang Bengcu didalam pertemuan puncak di bukit Hong san kali ini, jelas hal itu merupakan maksud baik sahabat sahabatku saja, tentu saja tak enak bagiku untuk menolaknya..." Kemudian setelah berhenti sejenak dia berkata lebih jauh:
"Tapi diantara mereka, mungkin ada segelintir manusia yang begitu bernafsunya sehingga cara kerja yang dilakukan kurang berkenan dihati kita semua, untung saja dalam pertemuan puncak dibukit Hong san tempo hari, ketua dari sembilan partai besar cukup memahami jiwaku, sehingga semua kesalah pahaman dapat dihapus, kini persoalan telah lewat dan tak perlu dibicarakan lagi akupun ingin memberitahukan kepada keponakan agar persoalan ini tak usah dipikirkan lagi didalam hati"
Dengan mengucapkan perkataan tersebut, dia seolah olah akan menyudahi persoalan itu sampai disitu saja.
Kendatipun Huan Cu Im masih setengah percaya setengah tidak dia toh berkata juga sambil memberi hormat : "Nasehat empek Hee sangat tepat"
"Bagus sekali" Hee Im hong tersenyum, "malam ini aku sengaja mengundang keponakan datang kekamar baca ini, karena ada suatu persoalan hendak kutanyakan kepada keponakan-.."
"Empek Hee ada persoalan apa, katakan saja terus terang"
cepat cepat Huan Cu Im berseru
Pelan pelan Hee Im hong mengambil cawannya dan menghirup air teh setegukan, setelah itu baru ujarnya:
"Apakah keponakan masih ingat, tatkala masih berada di Benteng keluarga Hee tempo hari, kau pernah dua kali bertemu dengan putriku, entah bagaimana pendapatmu mengenai putriku itu?"
Ternyata dia telah mengalihkan pokok pembicaraan kesoal Hee Giok yang.
Paras muka Huan Cu Im segera berubah menjadi merah padam, cepat cepat menyebut
"Hubungan keponakan dengan enci Giok yong tidak terlalu rapat..."
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." kembali Hee Im hong tertawa tergelak, "kalau dibilang kau sudah kenal dengan Giok yong semenjak masih kecil dulu, suatu waktu ibumu mengajak kau berkunjung ke Benteng keluarga Hee waktu itu Giok yong baru berusia lima tahun, dia cuma dua tahun lebih tua dari padamu, tapi Giok yong terus menerus memanggilmu sebagai adik, malah memberi gula gula untukmu"
Merah padam selembar wajah Huan Cu im. "Keponakan sudah tidak teringat lagi"
"oleh sebab itu aku toh sudah bilang bahwa hubungan kita dua keluarga tak ubahnya seperti orang sendiri, sayang ibumu sudah terbiasa hidup didusun Kim gau ceng dan enggan pindah ke benteng kami, kalau tidak hubunganmu dengan Giok yong tentu tidak akan sejauh dan seasing sekarang"
Huan Cu Im merasa rikuh untuk menjawab karenanya dia Cuma mendengarkan dengan mulut membungkam.
Hee Im hong menghela nafas panjang katanya lebih jauh:
"Setiap orang tentu amat mencintai putra putrinya, mereka selalu berharap putra putrinya bisa memperoleh kebahagiaan hidup sepanjang masa, yaa... setiap manusia selalu mempunyai perasaan egois, perasaan mementingkan diri sendiri." Dia mengangkat kepalanya, memandang Huan Cu Im sekejap. lalu lanjutnya:
"Tidak terkecuali dengan diriku, akupun memiliki perasaan semaCam itu, perasaan mementingkan diri sendiri, apalagi aku cuma mempunyai seorang putri, yaitu anak cay."
"Enci Giok yang sangat halus, lembut, tahu sastra dan pandai dalam silat, bukankah dia menurut dan berbakti pada empek Hee?"
"Haah... haah... haahh... kau tak akan memahami perasaan hatiku, apa gunanya anak cay menurut dan berbakti kepadaku..?" Sesudah tertawa getir, Hee Im hong berkata lebih jauh:
"Perempuan lebih condong keluar, aku toh tak mungkin memeliharanya sepanjang masa didalam rumah, melarangnya kawin dengan siapa pun" Pepatah bilang, kawin dengan ayam, harus ikut ayam, kawin dengan anjing harus turut anjing, setelah kawin nanti, dia tentu akan meninggalkan rumah mengikuti suaminya, dalam keadaan begitu apakah dia masih punya perhatian untuk mengurusi aku si bapak yang semakin tua" Itulah sebabnya aku selalu menyeleksi calon menantuku secara ketat..."
Dalam keadaan begini, tentu saja Huan Cu Im tak dapat memberi komentar apa apa dia tutup mulutnya rapat rapat.
Setelah meneguk seCawan air teh, Hee Im hong berkata lagi:
"Selama berapa tahun terakhir ini, sudah tak sedikit orang yang datang melamar, ada yang datang dari Kanglam sebagai keluarga pembesar, ada yang dari keluarga persilatan, tapi semuanya kutolak, aku berpendapat bahwa perkawinan anak Cay merupakan suatu peristiwa besar yang harus ditangani secara serius, apa lagi keturunan dari para pembesar dan keluarga persilatan itu kebanyakan kolot, sombong dan hidung bangor, tak seorangpun diantara mereka yang berkenan didalam hatiku"
Kemudian dengan wajah ramah dan lembut, ditatapnya Huan Cu Im sekejap. setelah tersenyum dia berkata lagi:
"Tapi aku merasa ada seseorang yang sangat cocok untuk mendampingi putriku semata wayang itu."
Sengaja dia menarik panjang kata katanya yang terakhir kemudian membungkam dalam seribu bahasa.
Tak terbendung lagi Huan Cu Im merasakan hatinya berdebar debar, tapi ia berusaha untuk mengendalikan diri dan bersikap setenang mungkin, tanyanya kemudian:
"Siapakah yang empek Hee maksudkan?"
"Bagaimanapun juga aku harus mengajukan pertanyaan itu, sebab bila ia bungkam dari lagi, bukankah sama artinya sebagai seorang bisu...?" Hee Im hong segera tersenyum:
"orang itu adalah keponakan sendiri"
Merah jengah selembar wajah Huan Cu im, dengan tergagap ia berseru: "Keponakan..."
Hee Im hong kembali tertawa tergelak
"Haah... haah... haah... terlepas hubunganku dengan ayahmu dulu, berbicara dari kepandaian silat yang kau miliki serta watakmu yang begitu halus, setiap ayah yang mempunyai anak gadis tentu berharap dapat memperoleh seorang calon menantu macam kau"
"Empek Hee terlalu memuji "
"Aku cukup memahami watak anak Cay dia tinggi hati dan belum pernah bersikap pura pura terhadap siapa saja, tapi aku dapat merasakan bahwa sikap dan kesannya terhadap keponakan bagus sekali "
Kembali Huan Cu Im merasakah wajahnya jadi merah padam, untuk sesaat dia tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Dengan sorot mata yang tajam Hee Im hong mengawasi pemuda itu lekat lekat, kemudian katanya lagi dengan ramah:
"Aku dengar, ayahmu adalah saudara angkat, sedang dari keluarga kita berdua, keluarga Huan mempunyai seorang anak lelaki, sedang keluarga Hee mempunyai seorang anak perempuan, bukankah hal ini berari sudah berjodoh" Bila kita dua keluarga merapatkan hubungan dengan perkawinan tersebut, bukankah berarti aku yang tak berputra jadi ikut berputra, sedang keluarga kalian yang tak berputri jadi memiliki seorang putri ?"
Ketika dia merasa hal ini sangat membanggakan, tanpa terasa orang tua itu tertawa terbahak bahak, kemudian katanya lagi:
"Padahal aku sudah mempunyai keinginan tersebut, semenjak keponakan tiba dibenteng keluarga Hee, pada hari ketiga aku sudah mengambil keputusan tersebut"
Dia serahkan pedang pelangi hijau kepada Huan Cu Im sebaliknya menyerahkan pedang pelangi merah yang merupakan pasangannya kepada putrinya Giok yong, bukankah hal ini sudah menandakan bahwa memang berhasrat menjodohkan kedUa orang itu"
"Keponakan merasa berterima kasih sekali atas maksud baik empak Hee..." ucap Huan Cu Im kemudian- "tapi..."
"Kenapa?" Tidak menanti pemuda itu menyelesaikan kata katanya, Hee Im hong telah mengawasinya lekat lekat sambil bertanya:
"Apakah kau masih tidak puas mempersunting seorang gadis seperti anak Cay sebagai istrimu ?"
"Keponakan tidak bermaksud bagitu, tapi kepergian keponakan kali ini adalah dalam rangka menelusuri jejak ayahku, tapi hingga kini berita ayah belum juga ditemukan, sebagai seorang putranya, sebelum berhasil menemukan kembali ayahku, keponakan tak ingin..."
"Ha... ha... ha..." Hee Im hong tertawa tergelak. "sekalipun keponakan tidak menyinggungnya, akupun setiap saat selalu memikirkan keselamatan adik angkatku yang hilang tak berbekas itu. Kini aku sudah diangkat ketua sembilan partai besar sebagai seorang Bengcu, jelaS kedudukanku ini akan sangat membantu didalam usahaku menemukan kembali jejak ayahmu yang hilang dengan kedudukanku sebagai Bu lim Bengcu, akan kuturunkan perintah panah emas kepada segenap umat persilatan, baik golongan hitam maupun golongan putih untuk bersama sama mencari jejak ayahmu yang hilang katanya..."
Mendadak Huan Cu Im menjatuhkan diri berlutut diatas tanah, sambil menyembah kepada Hee Im hong, katanya:
"Apa bila empek Hee bersedia menurunkan perintah panah emas sehingga jejak ayah ketahuan, budi kebaikan setinggi langit setebal bumi ini tak pernah akan keponakan lupakan-.."
"harap keponakan segera bangkit berdiri" Hee Im hong menarik lengan Huan Cu Im hingga pemuda itu berdiri kembali, kemudian bertanya sambil tertawa ramah:
"Kenapa sih keponakan harus berbuat demikian, aku adalah kakak angkat ayahmu selama tiga belas tahun ini tak seharipun yang tidak kulewatkan untuk menyelidiki jejak ayahmu, apa lagi sekarang setelah menjadi Bu lim Bengcu, dimana segenap umat persilatan harus mentaati perintahku, tentu saja untuk mencari jejak ayahmu hal tersebut jauh lebih gampang lagi, besok aku akan pulang keBenteng keluarga Hee, harap keponakan mengikuti aku pulang ke rumah, pokoknya sesampainya dirumah nanti, pasti akan kuturunkan perintah panah emas untuk mencari jejak ayahmu"
Secara tiba tiba saja Huan Cu Im merasa sikapnya terhadap empek Heenya kelewat tak berbakti, dengan susah payah orang tua itu berusaha menemukan kabar berita ayahnya, tapi dia sendiri justru menentangnya menjadi seorang Bu lim Bengcu, bukankah hal ini menunjukkan bahwa dia yang bersalah "
Dengan perasaan berterima kasih yang tak terlukiskan dengan kata-kata serta air mata yang membasahi matanya, dia berkata dengan suara gemetar: "Terima kasih banyak empek Hee "
Dari sikap si anak muda itu, Hee Im hong mengerti bahwa sikap keras hati Huan Cu Im telah berhasil diluluhkan oleh perkataannya, tak terlukiskan pula rasa gembira didalam hatinya, dengan suara lembut dia berkata:
"oleh sebab itu mencari berita ayahmu adalah satu persoalan, aku memilih calon menantu adalah persoalan yang lain, kedua masalah ini tak boleh dicampur adukkan antara yang satu dengan lainnya, sekarang aku ingin mendengar penegasan dair keponakan sendiri, sukakah kau dengan anak Cay ?"
sekali lagi paras Huan Cu Im berubah menjadi merah padam,jawabnya kemudian:
"Sudah keponakan katakan tadi, sebelum berhasil menemukan ayahku, keponakan masih belum ingin menikah"
"soal itu sih bukan masalah, sebelum ayahmu berhasil ditemukan, keponakan toh bisa bertunangan lebih dulu"
"Tapi keponakan masih mempunyai ibu dirumah" Hee Im hong segera tertawa:
"soal ini lebih lebih bukan menjadi masalah, sekembalinya ke benteng keluarga Hee nanti, aku akan segera mengutus Ciu congkoan akan segera berangkat ke dusun Kim gou can agar membicarakan persoalan ini dengan ibumu, tapi rasa ibumu pasti tak akan keberatan, masalahnya sekarang hanya terletak pada keponakan sendiri..."
Pedang Hati Suci 1 Imam Tanpa Bayangan Karya Tjan I D Pendekar Pemabuk 5
Siapa tahu baru saja pedangnya menempel diujung pedang Sau hoa tiba tiba saja ia merasakan senjatanya bergetar sangat keras
Tidak nampak secara jelas gerakan tubuh apakah yang telah digunakan Sau hoa tahu tahu saja tubuhnya berputar kencang dengan ringannya dia terlepas dari lingkungan pengaruh lawan-Menyusul dengan terlepasnya dayang itu dari pengaruh lawan cahaya pedang berkelebat lewat sebuah tusukan kilat telah dilancarkan kembali dari sisi lain-Diam diam Cia Yujin merasa terkejut sekali pikirnya.
Tak heran kalau Hoa Siang siang berani berbicara sesumbar ternyata dayangnya telah memiliki daya kemampuan yang begitu hebat terutama dalam permainan pedangnya. Kalau dayangnya saja sudah begini, bisa dibayangkan sampai dimanakah taraf kepandaian yang dimiliki majikannya.
"Waah, hari ini aku benar benar telah bertemu musuh tangguh, jika aku tak mampu menaklukkan perempuan ini, mulai sekarang Tiam congpay tak akan punya muka untuk berkelana lagi didalam dunia persilatan"
Berpikir sampai disitu, diapun menghentak keras dan sebuah sapuan pedang dilontarkan keluar Tiam congpay termashur didalam dunia persilatan karena ilmu pedangnya yang hebat Cia Yujin sebagai ketua partai sudah puluhan tahun lamanya mendalami ilmu pedang tersebut, tenaga dalam yang dimilikinya benar benar amat sempurna
Sejak kegagalannya untuk mengikat pedang Sau hoa dengan taktik menempel tadi ia sadar bahwa Sau hoa mengandalkan kelincahan tubuhnya untuk menghadapinya kelincahan serta kecepatan gerak nona itu telah melenyapkan tenaga tempelannya sampai berapa bagian.
Berbicara soal tenaga dalam dayang itu paling bantar baru berusia dua puluh tahunan mana mungkin ia bisa menandingi kemampuannya.
Karena didalam serangan berikut dia segera mengerahkan tenaga dalamnya mencapai enam bagian lalu melepaskan sebuah sapuan kilat ke depan
Kali ini tindakannya memberi hasil yang diharapkan begitu sepasang pedang saling bertemu satu dengan lainnya...
"Traaang" segera terjadilah suara benturan yang amat nyaring sau hoa segera merasakan munculnya segulung tenaga yang maha dahsyat dari tubuh pedang lawan yang membuat lengan kanannya tergetar keras dan menjadi kaku kuda kudanya gempur dan tak bisa dicegah lagi badannya mundur sejauh tiga langkah ke belakang.
Bagi jagoan yang bertarung pantangan yang terbesar adalah bertindak ceroboh hingga mundur apalagi sekali mundur sampai sejauh tiga langkah lebih"
Tentu saja Cia Yujin tak akan mengejar seorang dayang dengan serangan berikut yang maha dahsyat setelah menggetarkan pedangnya tiba tiba dia membalikkan pedangnya tiba tiba dia membalikkan tubuh dan menerjang ke arah Hoa Siang siang...
Tindakan ini dilakukan olehnya dengan kecepatan luar biasa sedemikian cepatnya sehingga Hong hoa dan Cu hoa tak sempat meloloskan pedangnya untuk mencegah.
Dengan gerakan Cepat serentak mereka menerobos maju kedepan Hoa Siang siang saat itulah tiga bilah pedang batu diloloskan dari sarung sambil diayunkan keatas.
"criiingg..." Ditengah suara benturan yang amat nyaring serangan dari Cia Yujin segera terbendung oleh tangkisan ketiga orang dayang itu.
Meneorong sinar tajam dari balik mata Cia Yujin setelah menyaksikan kejadian ini, segera bentaknya "Mundur kalian Semua dari Sini"
Pergelangan tangannya dibalik lalu menekan Senjata lawan dengan kekuatan besar
Dalam waktu Singkat ketiga orang itu meraSakan pedang mereka yang dipakai untuk menekan teraSa amat berat Sekali sehingga hampir saja mereka bertiga tak mampu menahan diri.
Diiringi seruan kaget dengan Cepat mereka membuyarkan serangannya sambil bergerak mundur selangkah.
Sementara itu Sau hoa juga telah menerjang lagi ke depan dengan kecepatan luar biasa
Dalam pada itu Hoa Siang siang berdiri tak bergerak ditempatnya semula pelan pelan ia berkata:
"Tampaknya dia ingin mencoba kehebatan dari pedang mestikaku mundurlah lebih dulu kalian semua"
Keempat orang dayang itu menurut dan segera mengundurkan diri dari arena.
Pelan pelan Hoa Siang siang melangkah maju kemuka kepada Cia Yujin ujarnya sambil tertawa hambar:
"Cia Yujin aku lihat ilmu pedangmu termasuk bagus juga ."
Sudah puluhan tahun lamanya Cia Yujin mempelajari ilmu pedangnya ia berpendapat walaupun partai partai lain dari sembilan partai besar seperti Hoa san, Heng san, Bu tong, Go bi, Lak hap dan Pat kwa bun sekalian memiliki ilmu pedang termashur namun belum tentu ilmu pedang para Ciangbunjin itu mampu mengungguli kepandaiannya.
Sedangkan Sau hoa bun belum pernah terdengar namanya didalam dunia persilatan namun ia tak berani memandang enteng musuhnya sebab kalau dilihat dari rambut Hoa Siang siang yang beruban sebaliknya paras mukanya Cantik dan segar bisa jadi hal ini dikarenakan tenaga dalamnya yang sempurna.
Karenanya setelah mendengar perkataan itu ia segera mendongakkan kepalanya tertawa tergelak sambil ujarnya:
"Tak nyana Hoa buncu pandai juga menilai orang"
Hoa Siang siang mendengus dingin
"Tapi diujung pedangku belum tentu kau mampu bertahan sebanyak sepuluh gebrakan"
Cia Yujin jadi tertegun setelah mendengar perkataan itu segera ujarnya
"Apakah Hoa buncu yakin dengan perkataan itu ?"
Tiba tiba Hoa Siang siang tertawa lebar
"Seandainya aku tak mempunyai keyakinan sedikitpun mana berani menghadang kalian berempat disini ?"
"Bagus" Cia Yujin segera menggetarkan pedangnya dan berkata lebih jauh:
"Aku rasa percuma kita banyak berbicara, bila Hoa buncu memang sanggup mengungguli aku she Cia dalam sepuluh jurus paling tidak kau mesti memiliki kepandaian yang benar benar hebat dalam ilmu pedang. silahkan kau Cabut keluar pedangmu "
"Baiklah" pelan pelan Hoa Siang siang memberi tanda kepada Ti hoa lalu katanya lagi "bawa kemari pedangku"
Tia hoa mengiakan dan segera maju ke depan mempersembahkan sebilah pedang mestika yang bertatahkan mutiara dengan kedua belah tangannya.
Hoa Siang siang segera menyambutnya dan cring sebilah pedang panjang yang memancarkan sinar kehijauan telah diloloskan dari sarungnya.
Dengan tangan kanan menggenggam pedang, tangan kiri menggenggam sarung pedang, ia melirik sekejap kearah Cia Yujin, kemudian berkata "silahkan Cia Ciangbunjin"
Perkataan itu selain diutarakan dengan suara yang merdu dan lembut, nadanya pun jauh lebih sungkan Memandang dandanan lawannya yang memakai baju model keraton, tangan kiri memegang sarung pedang sementara tangan kanannya memegang pedang, tampang ini mengingatkan pemain opera diatas panggung tanpa terasa Cia Yujin menjadi geli sendiri. Tapi dia merasa tak enak untuk mentertawakan lawannya, karena itu segera ujarnya "Silahkan Hoa buncu"
Pelan-pelan Hoa Siang siang menggerakkan ujung pedangnya ketengah udara kemudian ujarnya.
" ciangbunjin paling baik kalau kau menghitung secara jelas dalam sepuluh jurus aku akan membuatmu roboh terjungkal"
Cia Yujin tak sabar mendengar lebih jauh lalu dengan gusar segera tukasnya "Hoa buncu, silahkan kau lancarkan seranganmu dengan segera"
"Sambutlah serangan ini"
Ditengah bentakan nyaring, tiba tiba Hoa Siang siang mendesak maju kedepan, sebuah tusukan pedang langsung dilontarkan kedepan-Cia Yujin tertawa nyaring, setelah menangkis datangnya ancaman tersebut ia memutar telapak tangannya sambil melancarkan serangan balasan
sementara kedua orang tersebut terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru dipihak lain ketua Heng sanpay Liok Tiong goan tak dapat menahan sabar lagi, dengan sorot mata tajam memancar keluar dari balik matanya ia awasi wajah Kwa Tiang tay lekat lekat kemudian serunya
"Kwa Tiang tay, bukankah kau mendapat perintah untuk menghadang jalan pergi kami?"
"Benar" Kwa Tiang tay segera tertawa nyaring, kemudian berkata lebih lanjut,
"Kalau aku memang bermaksud menghadang jalan pergi kalian, mau apa kau sekarang?"
Liok Tiong goan tertawa dingin
"Bagus sekali, tampaknya kau ingin mengandalkan kepandaian bermain ular panjangmu untuk bertarung denganku?"
"cring" dia balikkan tangannya dan segera meloloskan pedang Lei hwe kiam yang merupakan senjata andalannya.
pedang tersebut bergagang lebar lagi panjang tapi ujung pedangnya mempunyai dua cabang yang persis seperti jilatan api, ditambah lagi tubuh pedang tersebut berwarna merah membara, karena itulah pedang ini dinamakan pedang Lei hwe kiam. Sambil mengawasi Kwa Tiang tay dengan tajam, kembali dia membentak.
"Hay, mana tongkat pemukul anjingmu" Aku ingin tahu sampai dimanakah kehebatanmu di dalam kepandaian tersebut?"
Berhadapan dengan ketua Heng sanpay yang termashur dalam dunia persilatan sebagai seorang jagoan yang berangasan dan lihay dalam ilmu pedang ini, Kwa Tiang tay tak berani bertindak gegabah, dengan cepat ia memberi tanda, seorang anggota Kay pang segera maju ke depan dan mempersembahkan sebatang tongkat besi.
Begitu menerima toya tersebut, Kwa Tiang tay segera berseru sambil tertawa nyaring:
"Liok Tiong san, kau menganggap ilmu pedangmu paling lihay, nah aku persilahkan kau melancarkan serangan lebih dulu "
"Bagus sekali "
Begitu menjawab tiba tiba tubuh Liok Tiong goan mendesak maju kemuka secepat anak panah yang terlepas dari busurnya, pedang Lie hwee kiam itu secepat sambaran petir dan membawa serentetan cahaya tajam langsung menyambar ke tubuh pengemis tersebut.
Nyata sekali dia memang tak malu disebut seorang tokoh ilmu pedang yang termashur didalam dunia persilatan, serangan yang dilancarkan benar benar luar biasa dan memiliki daya penghancur yang amat menggidikkan hati.
Walaupun Kwa Tiang tay bukan seorang ahli didalam penggunaan pedang, namun pengalamannya dalam menghadapi musuh sudah sangat banyak pengetahuannya juga sangat luas melihat lawannya menerjang tiba sambil menciptakan serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata hingga tak sempat baginya untuk melihat secara pasti bagian manakah yang terancam oleh musuh, ia menjadi terperanjat sekali. Sialan, tampaknya monyet tua ini tidak gampang dihadapi
Dengan cepat tubuhnya bergerak ke samping untuk menghindarkan diri dari datangnya ancaman pedang kemudian pergelangan tangannya diputar kencang, toya tembaga diayunkan dari bawah menuju ke atas langsung menyambar pedang lawan-Traangg...
Ketika pedang dan toya tembaga itu saling beradu satu sama lainnya terjadilah suatu benturan yang amat keras.
Liok Tiong goan bersamaan pedangnya terungkit oleh toya tersebut hingga tubuhnya meluncur ke tengah udara Dengan suatu gerakan yang amat cekatan Liok Tiong goan berjumpalitan beberapa kali di tengah udara pedangnya segera digetarkan dan menciptakan serentetan cahaya bianglala yang mengurung seluruh tubuh lawan-..
Dengan cepat Kwa Tiang tay mendongakkan kepalanya, melihat apa yang terbentak didepan mata ia menjadi sangat terkejut, cepat cepat toya tembaganya digetarkan ke atas, lalu dengan jurus Awan tebal melindung puncak itu menyambet datangnya ancaman tersebut
Kali ini terdengar beberapa kali bentrokan nyaring bergema memecahkan keheningan, dalam satu gebrakan saja ia hampir menerima datangnya tujuh delapan buah tusukan pedang lawan-cahaya pedang, bayangan toya segera hilang lenyap tak berbekas, ternyata Liok Tiong goan dengan wajah yang garang telah melambung setinggi tiga kaki lebih di tengah udara.
Bukan saja sorot matanya memancarkan sinar tajam yang berkilauan, persis seperti dewa guntur pedangnya diputar sedemikian rupa sambil berulang kali melancarkan serangkaian bacokan maut.
Perlu diketahui, ilmu pedang aliran Heng san pay mengutamakan sergapan yang datang dari tengah udara, apabila pedangnya bersentuhan dengan senjata lawan maka ia dapat memanfaatkan kekuatan tersebut untuk melambung kembali keudara sambil melancarkan serangan kembali.
Dalam posisi dibawah, tentu saja lawan berada dalam kedudukan dibawah angin, apabila serangan meluncur tiba, secara otomatis kau pasti akan menangkis dengan senjatamu, padahal asal kau melancarkan tangkisan maka diapun bisa manfaatkan kesempatan itu untuk melambung kembali ke tengah udara.
Biasanya bila suatu pertarungan berlangsung, kedua belah pihak akan saling menyerang dan bertahan, tapi jikalau ilmu pedang aliran Heng san pay sudah dikembangkan, ia akan menyerang satu jurus demi satu jurus diiringi lambungan tubuhnya ke tengah udara, sekali dia sudah melancarkan serangan berarti kau tak akan mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan-Sekali lagi Kwa Tiang tay menengadah keatas, tampak selapis cahaya tajam berputar bagaikan roda, lagi lagi serangan menyambar datang dari tengah udara dan menyerang batok kepalanya.
Kejadian mana sungguh membuat hatinya kaget bercampur gusar, sambil membentak keras toyanya segera diputar kencang menciptakan segulung bunga toya yang tebal Berulang kali pedang dan toya saling beradu satu sama lainnya, suara dentingan nyaringpun bergema silih berganti setiap kali pedang Liok Tiong goan saling beradu dengan toya lawan,
ia segera manfaatkan kesempatan itu untuk
melambung kembali ke tengah udara.
Kali ini Kwa Tiang tay tidak menanti sampai lawannya melancarkan serangan tiba tiba ia tertawa nyaring, sepasang kakinya menjejak tanah dan tubuh menyusul lawan melambung ditengah udara, sementara toyanya dengan jurus
"tonggak sakti menahan langit" yang disertai sekilas cahaya kilat langsung menunjuk ke tubuh Liok Tiong goan yang berada ditengah udara.
Sesungguhnya jurus serangan yang digunakan Kwa Tiang tay kali ini hanya dilakukan olehnya menurut keadaan, jadi sama sekali bukan merupakan suatu tindakan untuk menetapkan ancaman dari ilmu pedang aliran Heng san pay.
Siapa tahu ilmu pedang Heng san pay mengutamakan serangan dari tengah udara, di saat berlatih pedang, merekapun sudah terbiasa menengadah keatas, hal ini membuat semua anggota Heng san pay dapat melancarkan serangannya baik di udara maupun didaratan dengan gerakan yang tak berbeda
Biarpun ilmu silat yang dimiliki Kwa Tiang tay sangat lihay, sayang sekali ia tidak terbasa dengan pertarungan ditengah udara sehingga bagaimanapun juga posisinya jauh lebih tidak menguntungkan-Tatkala Kwa Tiang tay mengejar dengan serangan mautnya, begitu sampai ditengah udara, serangan toyanya sama sekali tidak memiliki perubahan apapun.
Sebaliknya Liok Tiong goan yang melihat lawannya menyusul tiba, tiba tiba saja badannya miring kesamping sambil mengayunkan pedangnya berulang kali. Traaang traaang, traaang.
Secara beruntun dia lancarkan tiga buah bacokan kilat yang semuanya persis mengenai toya tersebut
Berhubung dia masih berada ditengah udara yang tiada tempat berpijak terpaksa Liok Tiong goan harus memanfaatkan kekuatan pada bacokan pedangnya itu untuk memperlambat gerakan badannya yang meluncur ke bawah.
Pada serangan pedangnya yang pertama dia membacok diujung toya pada bacokan yang kedua telah bergeser berapa depa tapi masih tetap berada diatas tubuh toya, sementara pada bacokan yang ketiga telah bergeser lagi sejauh berapa depa namun ancaman tersebut masih tetap mengenai tubuh toya lawan-Kwa Tiang tay yang menerjang keatas terpaksa harus meluncur turun kembali ke atas tanah guna menghindarkan diri dari serangan toya lawan, namun dengannya ketiga serangan pedang yang menghantam tubuh toya itu, dengan sendirinya gerakan meluncur ke bawah pun menjadi lebih lamban.
Akan tetapi disaat serangannya yang ketiga telah menghantam tubuh toya tersebut, ia tidak menarik kembali senjatanya, tapi membiarkan tubuh pedang itu membabat menelusuri tubuh toya langsung melakukan gerakan menebas Hal ini disebabkan Kwa Tiang tay memang tidak terbiasa menggunakan senjata di tengah udara, sehingga serangannya sama sekali perubahan apa pun-Sejak toyanya digunakan untuk melakukan tusukan sambil melompat ke udara hingga tubuhnya melayang kembali ke atas permukaan tanah, hanya satu gerakan yang dipergunakan olehnya.
Berbeda sekali dengan Liok Tiong goan yang sudah melatih suatu kungfunya, ditengah udara selama hampir sepuluh tahun lamanya ia menjadi terbiasa dengan serangan diudara, oleh sebab itu perubahan jurus yang digunakan olehnya pun lebih bervariasi.
Tebasan pedangnya menelusuri tubuh toya tersebut betul merupakan suatu ancaman yang sangat berbahaya apa lagi ia sudah memperhitungkan bahwa Kwa Tiang tay tak mampu berubah jurus serangan ditengah udara karena itu dibawah ancaman babatan maut tersebut, dia yakin lawannya pasti akan membuang senjata toyanya
Sesungguhnya Kwa Tiang tay hanya tidak terbiasa melancarkan serangan dari tengah udara, padahal dalam tubuh perkumpulan Kay pang ia termasuk seorang jago lihay kelas satu ilmu silatnya sama sekali tidak berada di bawah kemampuan Liok Tiong goan-Tak terlukiskan rasa terkesiap pengemis itu, ketika menyaksikan Liok Tiong goan yang masih berada ditengah udara membabatkan pedangnya menelusuri tubuh toya tersebut
Dalam gugup dan terdesaknya, ia mengendorkan kelima jari tangan kanannya lalu melakukan gerakan mendorong kearah luar dengan sepenuh tenaga, sementara tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan pula menghantam ancaman yang datang dari Liok Tiong goan, setelah itu dia menarik napaS panjang dan melompat mundur kebelakang.
Setelah berhasil mendesak lawannya melepaskan toya, dengan cepat Liok Tiong goan melayang turun juga ke atas tanah.
Dengan perasaan Kwa Tiang tay terdesak dibawah angin segera membentak nyaring, sebuah pukulan dahsyat dilontarkan dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menyambar ke muka menyambut toyanya yang terjatuh itu.
Tatkala Liok Tiong goan melayang turun ke bawah dan menyaksikan serangan dasri Kwa Tiang tay dilontarkan kearahnya, dengan cepat dia mengayunkan kembali tangan kirinya untuk menyambut serangan tersebut dengan keras lawan keras
Dalam bentrokan yang kemudian terjadi, terlihatlah bahwa kekuatan mereka berdua tetap berimbang dan siapa pun tak berhasil mengungguli lawannya.
Maka dengan menggunakan pedang serta toyanya, kedua orang itu melancarkan kembali serangan serangannya dengan jurus aneh, suatu pertarungan seru segera berkobar dengan hebatnya.
Melihat Cia Yujin dan Liok Tiong goan telah terlibat dalam pertarungan sengit Ki Cu hoo segera menuding dengan huncweenya sambil membentak keras: "ong Tin hay, kita tak usah menganggur terus "
"Hmm, apabila Ki Ciangbunjin berminat, siaute bersedia untuk mengiringi keinginan itu"
"Bagus sekali" Setelah menghisap huncweenya dalam dalam, Ki Cu hoo berseru lagi seraya mendengus:
"Silahkan kau lancarkan serangan lagi "
ong Tin hay mengerti bahwa lawannya tak ingin melancarkan serangan lebih dulu mengingat kedudukannya sebagai seorang ketua partai, maka sambil tertawa keras serunya. "Kalau begitu maafkan kalau aku she Ong akan melancarkan serangan lebih dahulu"
Dia segera mendesak maju ke muka sambil melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Ki Cu hoo segera mengoperkan huncweenya ke tangan kiri, sementara tangan kanannya diayunkan pula ke muka untuk menyambut datangnya ancaman tersebut
Sementara itu antara Ki Cu yu dengan Song Jin bin pun telah terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Empat pasang manusia bertarung dengan sengitnya dimuka hutan, pertarungan antara Cia Yujin melawan Hoa Siang siang dan Liok Tiong goan melawan Kwa Tiang tay berlangsung paling seru.
Suara benturan senjata tajam berdenting tiada hentinya, kilatan cahaya tajam yang menyilaukan mata serta desingan angin tajam yang menyayat tubuh memberikan kesan kepada siapa saja kalau pertarungan itu berlangsung amat sengit.
Dipihak lain, pertarungan antara Ki Cu hoo melawan Ong Tin hay dan Ki Cu yu melawan songJin bin pun berlangsung tak kalah sengitnya.
Kendatipun mereka hanya bertarung dengan tangan kosong belaka namun sebagai jago jago silat yang telah puluhan tahUn lamanya melatih diri, hampir setiap pukulan yang dilepaskan selalu mendatangkan desiran angin tajam, siapa saja yang tersambar pUkulan atau totokan tersebut nisCaya akan terluka parah bahkan menemul ajalnya secara mengenaskan.
oleh sebab itu, kendatipun keempat orang itu bertarung tanpa senjata, namun diantara deru angin pukulan yang memekikkan telinga, kesengitan pertarungan yang berlangsung diantara mereka tak kalah serunya dengan pertarungan yang berlangsung dengan menggunakan senjata.
Cia Yujin memang tidak malu disebut seorang tokoh ilmu pedang yang termashur diseantero dunia persilatan, apa lagi setelah dia mengeluarkan ilmu pedang Tiam cong kiam hoat pedangnya menyambar kekiri kanan bagaikan sambaran petir begitu hebatnya permainan pedang tersebut membuat Hoa Siang siang selalu mendesak mundur kebelakang selalu menangkis jarang sekali dia mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan-Di tengah berkobarnya pertarungan sengit tiba tiba terdengar Cia Yujin membentak keras.
"Hoa Buncu, serangan pedangku yang kesembilan."
Sebagaimana diketahui Hoa Siang siang telah sesumbar tadi bahwa dalam sepuluh gebrakan saja ia sanggup membekuk lawannya karena itu ucapan yang diutarakan olehnya sekarang lebih banyak mengandung nada sindiran sebab jurus kesembilan kini sudah lewat padahal lawannya boleh dibilang tak dimiliki daya kemampuan untuk melancarkan serangan balasan lagi. Dengan suara dingin Hoa Siang siang segera berseru: "Terima kasih banyak atas peringatanmu"
Baru saja Cia Yujin hendak mengucapkan sesuatu lagi, mendadak hidungnya mengendus bau bunga yang dan semerbak.
Mendadak Hoa Siang siang menatap tajam lawannya, lalu sambil menghentakkan pedangnya ia membentak: "Lepas pedang "
"criing..." Ketika sepasang pedang saling membentur Cia Yujin merasakan tenaga pada pergelangan tangannya menjadi lenyap tak ampun lagi pedangnya kena dihantam sampai teriepas oleh senjata lawan-Dengan perasaan terkejut dan mata terbelalak lebar lebar ia membentak keras: "Kau..."
Hoa Siang siang tertawa Cekikikan:
"Setiap patah kata yang kuueapkan selalu kupegang teguh, bukankah aku sudah bilang, dalam sepuluh jurus aku akan membuatmu nyatanya kau toh tak mampu melampaui jurus serangan yang kesebelas"
Berbicara sampai disitu, ujung pedangnya segera digetarkan, secara beruntun dia lancarkan lima buah tusukan yang menotok lima buah jalan darah penting ditubuh Cia Yu jin-Liok Tiong goan yang sedang bertarung melawan Kwa Tiang tay masih sempat melihat keberhasilan Cia Yujin yang mendesak Hoa Siang siang habis habisan sehingga mundur berulang kali ke belakang, ketika mendengar suara benturan nyaring terjadi lalu kedengaran pedang seseorang terlepas dari genggaman, dia mengira Cia Yujin telah berhasil memenangkan pertarungan tersebut.
Menanti dia melirik kesamping dan menyaksikan Cia Yujin telah dikuasai oleh Hoa Siang siang hatinya baru terasaamat terperanjat...
sebab mimpipun dia tak menyangka akan terjasi peristiwa semaCam ini.
Pada saat itulah, tiba tiba ia mengendus bau harum semerbak menerpa diatas wajahnya, tahu tahu Hoa Siang siang telah melayang kehadapannya dengan pedang terhunus.
Terdengar perempuan itu berseru sambil tertawa merdu.
"Kwa hu bengCu, bagaimana keadaanmu" Apakah sampai sekarang belum seekor monyet tua pun yang berhasil kau bekuk?"
Bau harum bunga yang semerbak. mendatangkan perasaan nyaman bagi siapapun yang mengendusnya .
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah lama berkelana didalam dunia persilatan, Liok Tiong goan segera meningkatkan kewaspadaannya begitu mengendus bau harum semerbak tadi, cepat cepat ia menutup semua pernapasannya.
Sementara itu paras muka Kwa Tiang tay telah berubah menjadi merah padam sehabis mendengar pertanyaan itu kemudian katanya sambil tertawa terbahak bahak. "Haa, haa, haa... Hoa buncu, monyet tua inisusah untuk dihadapi"
"Kalau begitu silahkan hu bengcu beristirahat dulu disisi arena, biar aku yang menghadapinya" ucap Hoa Siang siang sambil tertawa riang.
Bagaikan mendapat pengampunan besar, Kwa Tiang tay segera mengiakan berulang kali sambil tertawa terkekeh:
"Baik, baik" Dengan cepat dia menarik kembali senjata toyanya dan melompat mundur dari arena
Sementara itu Liok Tiong goan yang mesti menutup pernapasannya, tak sanggup bertahan lebih lama lagi, dia segera manfaatkan kesempatan itu untuk menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah. sreet"
Dengan suatu gerakan cepat dia melejit ke tengah udara, lalu menarik napas panjang panjang kemudian sambil membentak pergelangan tangannya digetarkan keras keras pedang Lei Hwee kiamnya dengan memancarkan serentetan cahaya dingin langsung mengancam kepala Hoa Siang siang.
Menghadapi ancaman tersebut, Hoa Siang siang tertawa dingin pedangnya segera diputar keatas dengan jurus putik bunga menghadap matahari, dengan menciptakan beberapa kuntum bunga pedang yang membumbung keangkasa, dia sambut kelima buah serangan pedang dari Liok Tiong goan itu.
Dengan cepat ujung pedang bertemu dengan ujung pedang sehingga bergemalah lima kali dentingan nyaring yang amat memekikkan telinga "Tring, tring, tring..."
Liok Tiong goan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada lawannya untuk menghindar, sambil meminjam kekuatan pada kelima kali beruntun tersebut, sekali lagi tubuhnya melejit ketengah udara.
Siapa tahu baru saja tubuhnya mencapai ketinggian dua kaki (biasanya dia melejit setinggi tiga kaki sebelum melancarkan serangan pedangnya), tiba tiba kepalanya terasa amat pening dan tenaga dalamnya sama sekali buyar, tak ampun lagi ia gagal mengendalikan tubuhnya dan segera jatuh terjerembab keatas tanah.
Waktu itu Hoa Siang siang dengan pedang terhunus telah menunggu di sampingnya, melihat kejadian tersebut ia segera berseru sambil tertawa terkekeh kekeh "Hu bengcu, bagaimana pendapat ?"
pedangnya segera bergerak cepat, tak sampai Liok Tiong goan mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan ujung pedangnya telah menyambar ke bawah dan secara beruntun menotok lima buah jalan darah penting ditubuh Liok Tiong goan-Dengan perasaan girang Kwa Tiang tay segera menjura sambil serunya : "Hoa buncu memang sangat hebat, siaute benar benar merasa sangat kagum"
Setelah secara beruntun berhasil merobohkan dua orang ciangbunjin, Hoa Siang siang sendiripun sudah kehabisan tenaga, sambil menghembuskan napas panjang dia mengembalikan pedangnya ke dalam sarung dan mundur ke tepi arena, tampaknya ia sudah tak berhasrat lagi untuk turun tangan-Buru buru Kwa Tiang tay berseru
"Hoa Buncu, masih ada dua orang tua bangka celaka yang belum berhasil merobohkan tampaknya Hoa buncu harus membantu pekerjaan kami ini... Ehmm"
Hoa Siang siang membereskan rambut putihnya yang kalut terhembus angin kemudian berkata
"Aku pasti akan menyuruh mereka untuk membekuknya."
Dengan cepat dia melemparkan pedang bertatah mutiara ketangan Ti hoa setelah itu sambil mengangkat tangan kirinya ke atas ia berteriak.
"Bong hoa Cu hoa bekuk kedua orang itu."
Ti hoa menyambut pedang bermutiara itu dengan hormat sementara Bong hoa dan Cu hoa segera mengiakan lalu dengan kecepatan tinggi mereka terjun kedalam arena seorang menerjang kearah Ki Cu hoo sedang yang lain menerjang Ki Cu yu.
Kali ini mereka berdua sama sekali tidak berbicara, begitu tiba disisi arena serentak mereka mengebaskan ujung baju kirinya ke depan, segulung bau harum bunga ya semerbak segera menyerang kedua orang tersebut
Bubuk harum yang disebarkan itu tak lain adalah bubuk Long jin Sin dari perguruan Sau hoa bun yang terdiri dari serbuk bunga Pek hoa, barang siapa terendus bau tersebut niscaya akan jatuh tak sadarkan diri
Walaupun daya kerjanya tak lebih seperti juga obat pemabuk lainnya, namun Cara pembuatannya jauh berbeda dengan obat pemabuk yang lainnya...
Sekalipun ilmu silat yang dimiliki Ki Cu hoo dan Ki Cu yu sangat lihay, namun begitu bau harum semerbak itu menyerang ke dalam lubang hidung mereka tak ampun lagi kepala mereka jadi pening dan pandangan matanya jadi gelap.
Di dalam keadaan seperti ini, tentu saja tiada lagi mereka untuk melakukan perlawanan, jalan darah kedua orang tokoh silat itu segera tertotok oleh serangan Bong hoa dan Cu hoa.
Begitu kedua orang tokoh silat itu roboh Kwa Tiang tay segera menjura berulang kali kepada Hoa Siang siang dan ujarnya sambil tertawa:
"Hoa buncu telah membuat suatu pahala yang amat besar dengan keberhasilanmu membekuk semua lawan, peristiwa ini pantas untuk dirayakan secara meriah, ayo kita berangkat"
"Betul juga perkataan hu bengcu, silahkan " kata Hoa Siang siang sambil tangannya
Ketiga rombongan tersebut, yaitu Hui san taysu dari Siau lim si dan Giok Cing totiang dari Bu tong pay pada rombongan pertama Ciok Lip sam dari Heng gi bun beserta menantunya Tong Bun huan, putrinya Ciok Siu go dan sipeluru baja Seng Bian tong pada rombongan kedua, Liok Tiong goan dari Heng sanpay, Cia Yujin dari Tiam cong pay, Ki Cu hoo dan Ki Cu yu dari Lak hap bun pada rombongan ketiga, bersama sama telah dihadang dan akhirnya berhasil ditawan pihak lawan belum lama setelah meninggalkan bukit Hong san-Tentu saja diantara mereka, yang paling aman adalah ketua Hoa sanpay Siang Han hui serta ketua Pat kwa bun Hong Ci Cing yang khusus berangkat kebenteng keluarga Hee untuk memenuhi undangan-Pada mulanya mereka berangkat dengan tekad memasuki istana harimau, siapa tahu sepanjang jalan menuju kebenteng keluarga Hee, mereka justru paling aman, tenteram dan tidak menjumpai gangguan apapun, malahan sekarang disambut sebagai tamu agung dari Bu lim bengcu Hee Im hong oooooo
Semenjak pocunya terpilih menjadi Bu lim Bengcu, segenap anggota benteng keluarga Hee diliputi oleh suasana riang gembira yang meluap luap
Untuk menyambut kedatangan pocunya dan merayakan terpilihnya pocu mereka sebagai Bu lim Bengcu hari ini pesta perjamuan diselenggarakan dalam benteng keluarga Hee, dengan riang gembira dan wajah berseri mereka meneguk arak bercawan cawan banyaknya.
oleh karena semua orang sedang diliputi suasana gembira, otomatis penjagaan yang dilakukan pada malam itupun menjadi jauh lebih mengendor.
Kentongan kedua baru saja lewat ketika dari sebelah utara benteng keluarga Hee muncul sesosok bayangan manusia yang siap melewati dinding pekarangan dengan kecepatan tinggi
Mendadak dari belakang tubuhnya kedengaran seseorang membentak dengan suara rendah: "sobat, harap tunggu dulu
" orang itu kelihatan amat terkejut karena belum lagi memasuki benteng keluarga Hee, jejaknya sudah ketahuan orang.
Dengan suatu gerakan cepat dia membalikkan badannya, lalu dengan sorot mata yang tajam dia mengawasi orang yang menegur dirinya itu
Lebih kurang empat lima kaki ke hadapannya, berdirilah seorang kakek ceking yang membawa tongkat, dengan sorot matanya yang tajam bagalkan sembilu, orang itu sedang mengawasinya tanpa berkedip
orang itu memakai jubah besar berwarna biru, tulang kening sebelah kanannya menonjol tinggi sementara sebagian pipinya tertutup oleh sebuah codet yang sangat besar.
Menyaksikan raut wajah orang tersebut bayangan manusia itu segera berpikir.
"orang ini berwajah menyeramkan sudah pasti bukan manusia dari golongan lurus bisa jadi dia adalah anteknya Hee Im hong"
Berpikir sampai disitu dia pun menegur dengan suara dingin
"Siapakah saudara?"
Kakek ceking bertongkat besi itu mendengus dingin. "Aku adalah Ju It koay yang memegang jabatan ketua pelatih didalam benteng keluarga Hee siapa pula anda?"
orang yang berada dihadapannya adalah seorang kakek bungkuk yang memakai jubah panjang berwarna hitam, lengan kanannya sudah kutung tinggal ujung baju kosong yang berkbar wajahnya sangat aneh keningnya cekung ke dalam batang hidungnya telah kutung dan jidatnya menonjol, ia memelihara jenggot model kambing. Jelas tampang orang inipun sangat aneh dan misterius. Siapa kah orang ini"
Ternyata dia tak lain adalah ketua Tiang pek pay Yo Leng kong yang berhasil membongkar perbuatan busuk Hee Im hong dimana ia telah menceburkan adik angkatnya Huan Tay seng ke dalam jurang gara gara mengincar ilmu puklan Siang hong ciang. Ketika mendengar jawaban dari Ju It koay tanpa terasa ucapnya sambil tertawa seram. "Rupanya kau adalah kuku garudanya Hee Im hong, aku tak punya nama"
"Haah... haahh... hhhaahh..."ju It koay segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak bahak. "aku manusia she Ju tidak ingin bertarung dengan manusia tak bernama, kau boleh pergi dari sini"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Yu Leng kong setelah mendengar perkataan tersebut, segera tegurnya "Apa kau bilang ?"
"Aku manusia sheJu menyuruh kau segera pergi dari sini "
"Kau anggap siapa diriku ini ?"
"Bukankah kau enggan menyebutkan nama?"
"Namaku tak akan kuutarakan kepada sembarangan manusia lebih baik panggil Hee Im hong agar keluar kemari"
Kembali Ju It koau tertawa terbahak bahak
"Haaahh, haaahh... haah, untuk melawan aku sekalipun belum tentu kau mampu bertahan sebanyak delapan sampai sepuluh jurus, buat apa kau mesti berbicara sesumbar dengan menantang Poocu apa lagi sudah menjadi Bu lim Kongcu sekarang. oooh... mungkin kau beranggapan asalkan bisa bertarung melawan Poocu sebagai Bengcu, baik kalah atau menang dalam semalam saja namamu bisa lebih termashur lagi " Bila memang begitu perhitunganmu, maka perhitungan tersebut benar benar menggelikan hati"
"Tutup mulut" bentak Yo Leng kong penuh kegusaran, matanya melotot besar besar"Hee Im hong tidak pantas menjadi seorang Bengcu, bahkan kedatanganku kali ini pun bermaksud untuk membuat perhitungan lama dengannya" Ju It koay segera tertawa hambar:
"Aku tak ambil peduli apa maksud kedatanganmu mencari Hee Im hong, pokoknya jika ingin memasuki benteng tersebut, maka kau harus melewati diriku lebih dulu"
"Bagus sekali" dengus Yo Leng kong dengan suara dalam,
"lagakmu benar benar sangat besar, kenapa tidak kau perlih atkan kemampuanmu itu dihadapanku?" Ju It koay mendengus sinis:
"Bila kau benar benar berniat untuk bertarung, ikuti saja aku meninggalkan tempat ini"
Begitu selesai berkata, toya besinya segera ditutulkan keatas permukaan tanah sehingga menimbulkan suara dentingan nyaring, lalu tampak sesosok bayangan manusia melejit ke tengah udara dan meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Ditengah kegelapan malam, tampak tubuhnya melayang ditengah udara seperti seekor rajawali yang sedang mementangkan sayapnya, benar benar suatu gerakan yang luar biasa.
Yo Leng kong jadi tertegun setelah menyaksikan kejadian tersebut, diam diam pikirnya
"Sungguh tak kusangka ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini tidak berada dibawah kepandaianku"
Perlu diketahui, partai Tiang pekpay terletak diwilayah timur laut sebagai pedagang jimson tanpa ilmu meringankan tubuh yang sempurna bagaimana mungkin mereka dapat melalui daerah perbukitan yang sangat berbahaya" ilmu meringankan tubuh yang paling hebat didalam dunia persilatan dewasa ini adalah ilmu cau seng hui atau terbang diatas rumput serta Tuh soat bu liang atau menginjak salju tanpa bekas dan ilmu menginjak salju tanpa bekas tak lain adalah ilmu kepandaian yang berasal dari Tiang Pek pay sebab ilmu meringankan tubuh andalan Tiang pekpay adalah Soat sang biau atau melayang keatas salju padahal intisarinya tak lain adalah berjalan diatas salju tanpa meninggalkan bekas.
oleh sebab itulah ilmu meringankan tubuh dari Tiang pekpay merupakan ilmu paling wahid dikolong langit dan sudah diakui oleh setiap perguruan besar didunia ini.
Yo Leng kong adalah ciangbunjin dari Tiang pekpay, ketika ia saksikan Ju It koay yang kehilangan sebelah kakinya ternyata memiliki ilmu meringankan tubuh yang tidak berada dibawahnya, tentu saja ia merasa amat terkejut disamping keheranan-Terdorong oleh rasa ingin menangnya, dia segera mendengus dan ke atas tanah, lalu seperti sekilas cahaya bianglala yang amat menyilaukan mata dia melejit ke tengah udara dan melakukan pengejaran dari belakang.
sebaliknya Ju It koay memang sengaja hendak memanCing kepergian orang itu setelah mendengar lawannya mengatakan bahwa Hee Im hong tidak pantas menjadi seorang Bu lim Bengcu.
Sepanjang jalan dia meluncur dengan kecepatan paling tinggi tubuhnya berkelebat seperti sambaran kilat saja.
Menyaksikan lawannya berniat memamerkan kehebatan Yo Leng kong semakin penasaran sambil mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya ia melakukan pengejaran secara ketat.
Begitulah seorang dimuka yang lain dibelakang kedua orang itu saling kejar mengejar dengan kecepatan paling tinggi.
Tampak dua titik cahaya tajam berkelebat lewat diangkasa dalam waktu singkat tiga empat li sudah dilalui tanpa terasa sementara di depan mata telah terbentang sebuah tanah perbukitan yang amat sepi dan liar.
Tiba tiba Ju It koay memutar badannya sambil menghentakkan toya bajanya keatas tanah dan menghentikan langkahnya
Dengan cepat Yo Leng kong menyusul tiba ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya memang amat lihay, begitu melihat lawannya membalikkan badannya sambil menghentikan perjalanan, serentak dia pun menghentikan pula langkahnya dan melayang turun persis satu kaki lima depa dihadapan Ju It koay.
Setelah berdiri saling berhadapan, kedua orang itu sama sekali tidak kedengaran bernapas tersengkal seakan akan mereka tak pernah melangsungkan perlombaan lari yang menegangkan.
Lama sekaliJu It koay mengawasi wajah lawannya, setelah itu pelan-pelan berkata: "Tak kusangka kepandaian silat yang kau miliki hebat sekali "
"Kau pun hebat juga " sahut Yo Leng kong sambil mendengus.
Walaupun mereka berdua berdiri berhadapan sebagai musuh, namun kata kata pujian yang diutarakan barusan betul betul muncul dari sanubarinya yang tulus jelas mereka berdua sama sama menghargai dan mengagumi lawannya
"Dilihat dari kemampuan yang kau miliki itu, sudah jelas anda bukan manusia sembarangan"
"Tentu saja aku bukan seorang manusia sembarangan"
sahut Yo Leng kong angkuh. Diam diam Ju It koay berpikir.
"Kalau didengar dari nada pembicaraan orang ini jelas dia angkuh dan jumawa, tapi siapakah dia ?"
Walaupun berpikir demikian, ia tidak bertanya lebih jauh, sebab barusan ia telah mengajukan pertanyaannya, namun pihak lawan enggan untuk menyebutkan siapakah namanya.
Maka setelah tersenyum diapun bertanya:
"Bolehkah aku tahu, ada urusan apa anda mencari pocu?"
Tadi toh sudah kuutarakan, aku hendak mencarinya untuk membuat perhitungan lama, setelah bertemu muka dengannya nanti, otomatis akan kubicarakan sejelas jelas nya"
"Dapatkah anda memberi penjelasan lebih dulu?"
Yo Leng kong segera mendengus
"Jadi tujuanmu memanCing kedatanganku kemari hanya berniat untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini ?"
Dengan cepat Ju It koay menjura:
"Sesungguhnya tujuan aku she Ju untuk memanCing kedatangan engkoh tua kemari adalah atas dasar niat baik, tahukah loko bahwa benteng keluarga Hee adalah sebuah sarang naga gua harimau. apabila kau benar benar menyerbu kesitu rasanya sulit sekali untuk kembali dalam keadaan selamat"
Dengan mata melotot besar Yo Leng kong segera berkata:
"Setelah aku datang kemari, kenapa takut dengan sarang naga gua harimau" Baiklah maksud baik biar aku terima didalam hati saja."
Selesai mengucapkan perkataan itu dia membalikkan badan dan siap siap berlalu dari situ. Ju It koay tahu bahwa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki tangan sangat luas sedangkan kemampuan yang dimiliki hanya setaraf dengan kepandaian lawan, itu berarti bila pihak lawan melejit lebih dulu maka keadaan akan terulang kembali seperti keadaan tadi biarpun dikejar sampai dibenteng keluarga Hee pun belum tentu bisa menghalangi jalan perginya.
Karenanya tanpa terasa dia membentak keras. "Tunggu sebentar!!!"
"Anda masih ada urusan apa lagi?" tanya Yo Leng kong seraya berpaling. "Apa kah kau sudah lupa dengan perkataan yang telah kuutarakan tadi?"
"Apa yang telah kau katakan?" tanya Yo Leng kong dengan wajah tertegun.
"Bila loko ingin masuk kebenteng keluarga Hee kau mesti melewatiku lebih dulu."
Mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong setelah mendengar perkataan itu serunya kemudian sambil tertawa dingin
"Jadi kau benar benar akan bertarung melawan diriku"
Harap loko jangan lupa bahwa aku sheJu adalah ketua pelatih dari benteng keluarga Hee."
"Haaahhh... haaahhh haaahhh..." Yo Leng kong tertawa terbahak bahak "kalau begitu biar kukirim dirimu pulang ke akherat lebih dulu dulu. lihat serangan!!!"
Begitu suara bentakan diutarakan tiba tiba tangan kanannya diayunkan ke depan melepaskan sebuah bacokan kilat.
Bagi seorang ahli silat dalam sekali tangan saja akan diketahui apakah lawannya berisi atau tidak. begitu serangan dilepaskan oleh Yo Leng kong terasalah desing angin pukulan yang maha dahsyat menyambar ke muka dengan kekuatan yang maha dahsyat. Diam diam Ju It koay berpikir.
"Besar amat kepandaian silat yang dimiliki orang ini"
Ia memutar badan dengan pelan, kemudian tangan kirinya diayunkan kedepan melepaskan sebuah serangan balasan.
Dengan berputar tubuh itu, ia berhasil meloloskan diri dari ayunan serangan lawan yang maha dahsyat itu, meski tangan kirinya diayunkan pula, namun segulung desingan angin pukulan menyambar pula ke depan dengan hebatnya. Yo Leng kong segera membentak,
"Suatu jurus Bangau putih mementang sayap yang sangat hebat, sambutlah beberapa jurus seranganku lagi"
Tiba tiba ia mendadak maju ke muka, sepasang telapak tangannya direntangkan lebar lebar dan secara beruntun melancarkan serangkaian serangan berantai.
Selapis bayangan telapak tangan menyelimuti angkasa, dalam waktu singkat tiga belas buah pukulan telah dilepaskan Dalam rangkaian serangan berantai tersebut, angin pukulan yang menderu deru menyambar seperti angin puyuh pada hakekatnya sama sekali tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk berganti napas
Ilmu pukulan soat ho ciang dari Tiang pekpay memang benar benar memiliki daya pengaruh yang maha dahsyat.
Kembali Ju It koay berpiklr.
"Entah siapakah orang ini" Tak nyana dia memiliki tenaga dalam yang begitu dahsyat?"
Serentetan ingatan tersebut masih melintas didalam benaknya, tiba tiba terasa bayangan tangan menyebar di angkasa berlapis lapis, datangnya begitu dahsyat seperti ombak yang menggulung ditengah samudra benar benar menyesakkan napas. Dengan perasaan terkesiap dia segera berseru didalam hati "Aaah, pukulan bunga salju dari Tiang pek pay "
Toya besinya segera dihentakkan ke atas tanah, dengan suatu gerakan cepat dia melayang mundur sejauh satu kaki lebih dari posisi semula...
Menyaksikan lawannya mengundurkan diri dari arena pertarungan Yo Leng kong segera menarik pula serangannya sambil membentak dengan suara dalam
"Saudara kenapa kau mundur sebelum bertarung?" Ju It koay mengawasi wajah Yo Leng kong lekat lekat kemudian ujarnya
"Sungguh tak kusangka kalau loko adalah seorang jago lihay dari Tiang pekpay."
Agaknya Yo Leng kong sendiripun tidak menyangka kalau berapa jurus serangan yang barusan digunakan telah membuat pihak lawan mengetahui asal usulnya secara pasti.
seorang kena Tiang pekpay begitu identitasnya ketahuan orang tentu saja sungkan baginya untuk merahasiakan asal usulnya lebih jauh
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
-ooodwooo- Jilid: 41 Dengan suara lantang diapun berseru:
"Ju loko benar benar sangat hebat hanya dalam sekejap pandangan saja telah mengetahui asal usulku terus terang saja kukatakan aku memang Yo Leng kong ketua Tiang pekpay"
"oooh... rupanya Yo Ciangbunjin sungguh beruntung aku dapat bersua denganmu"
Kemudian setelah menghentakan toya besinya keatas tanah serta menjura dia berkata lebih jauh.
"Aku mempunyai seorang sobat lama yang berada dalam perguruan anda."
"oya...?" Yo Leng kong berseru kaget "Jadi Ju loko pernah berkunjung keluar perbatasan ?"
"Tidak!! hanya dalam satu kesempatan aku telah berkenalan dengannya."
Orang orang Tiang pekpay jarang sekali melakukan perjalanan didalam dunia persilatan apalagi ke daratan Tionggoan entah siapakah yang dia maksudkan " Berpikir sampai disitu dengan perasaan terheran heran Yo Leng kong segera bertanya:
"Anggota perguruan kami jarang sekali melakukan perjalanan didalam dunia persilatan entah siapakah sahabat loko itu" Bersediakah kau menyebutkan namanya ?"
Ju It koay termenung beberapa saat lalu sahutnya: "Dia adalah Lenghou Cu Lenghou loko"
"Kau..." Tiba tiba mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong setelah mendengar ucapan tersebut namun setelah mengucapkan kata "kau" dia tidak melanjutkan kata kata tersebut melainkan mengawasi wajah Ju It koay lekat lekat...
Sampai lama sekali ia baru berkata:
"Bagaimana ceritanya sampai Ju loko bisa berkenalan dengan Lenghou cu?"
Tiba tiba paras muka Ju It koay berubah menjadi amat sedih katanya:
"Aaai... walaupun peristiwa ini telah berlangsung banyak tahun akan tetapi selama ini kejadian lama masih terkenang terus didalam benakku dak tak sedetikpun bisaku lupakan..."
Yo Leng kong mengawasi wajah Ju It koay lekat lekat kembali dan menukas: "Ju loko dulu wajahmu tentu bukan seperti ini bukan ?"
Ju It koay kelihatan agak tertegun, kemudian tegurnya:
"Atas dasar apa kau bisa berkata demikian?"
"Bila dugaanku tidak salah nama Ju It koay sekarang pun belum tentu merupakan namamu yang sesungguhnya, bukankah begitu?"
Kali ini sorot mata Ju It koay yang tajamlah yang mengawasi lawannya lekat lekat kemudian menegur dengan suara dalam: "Atas dasar apa Yo Ciangbunjin bisa berkata begitu?"
"Sebab Lenghou Cu belum pernah mempunyai seorang sahabat dari marga Ju..."
"Kau..." Mencorong sinar tajam dari balik mata Ju It koay setelah mendengar perkataan itu tapi setelah mengucapkan kata
"kau" mendadak ia membungkam kembali Sambil tertawa seram.
Kembali Yo Leng kong berkata
"Sebab Lenghou Cu tak lain adalah nama samaran yang kugunakan ketika masih berkelana didaratan Tionggoan tempo hari seingatku belum pernah aku memiliki seorang sahabat dari marga Ju, tentunya Ju loko sudah paham bukan sekarang?"
"Kau... kau adalah Lenghou cu?"
Sekujur badan Ju It koay bergetar keras menyusul kemudian ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak bahak.
Peristiwa yang dialaminya tiga belas tahun berselang dibukit Pek sik san kembali melintas didalam benaknya Waktu itu Lenghou Cu memaksanya untuk mengeluarkan ilmu pukulan Sian hong Ciang dan mereka berduapun melangsungkan pertarungan sengit diatas bukit.
Tapi kemudian dia terkena ilmu totokan Lui hwee Ci dari Hee Im hong dalam gusar dan penasarannya sesaat sebelum tubuhnya tercebur kedalam jurang dia mengeluarkan ilmu pukulan sian hong ciang yang menggulung serta tubuh Lenghou Cu hingga terjerumus pula kedalam jurang.
Pada waktu itu dia masih mengira Lenghou Cu adalah komplotannya Hee Im hong yang sengaja mengurungnya sehingga Hee Im hong mempunyai kesempatan untuk melancarkan sergapan ke arahnya.
Namun setelah dilakukan penyelidikan yang seksama, terbukti kemudian hanya Lenghou Cu tak lebih hanya seorang jago lihay yang mengembara didaratan Tionggoan dengan maksud mencari jago jago kenamaan dan mengikat tali persahabatan melalui suatu pertandingan ilmu silat.
Tapi kemudian rupanya ia telah diperalat oleh Hee Im hong untuk mencari gara gara dengannya sementara Hee Im hong menjadi seorang nelayan mujur yang tinggal memungut hasilnya.
Akibat sikap kurang telitinya dia telah mengeluarkan ilmu pukulan sian hong ciang pada saatnya yang terakhir untuk menyeret pula tubuh Lenghou Cu hingga terjerumus pula kejurang tapi untung jiwanya tak sampai melayang dan pulang kembali dalam keadaan hidup, Meski begitu kematian Lenghou Cu yang penasaran membuatnya amat sedih dan menyesal.
Akan tetapi setelah Yo Leng kong mengaku bahwa nama Lenghou Cu adalah nama samarannya dulu ditambah pula lengan kanannya kutung mukanya rusak kesemuanya ini membuktikan bahwa dia seperti juga nasibnya tak sampai lewat dalam jurang tersebut
Hal ini kontan sama menghapuskan rasa sesal terpendam selama sepuluh tahun terakhir ini menyusul gelak tertawa nyayang keras semua perasaan yang mengganjal lenyap.
Dengan heran Yo Leng kong mengawasi lawannya lekat lekat kemudian menegur dengan suara dalam.
"ju loko mengapa kau tertawa tergelak?"
Ju It koay sama sekali tidak menjawab mendadak ia menghentakkan tongkat besinya keatas tanah lalu secepat sambaran kilat tubuhnya meluncur kearah semak belukar yang berada lima kaki jauhnya dari tempat semula dan menghentakkan kembali tongkat besinya ke atas tanah sambil membentak.
"siapa disitu hayo cepat keluar dari tempat persembunyianmu..."
Gaya maupun gerak geriknya tak ubahnya seperti seorang malaikat dari langit.
Dari balik semak belukar segera muncul seorang lelaki berbaju hitam sambil menjura kepada Ju It koay segera ujarnya.
"congkau tau hamba adalah Be cuan gi"
Rupanya ketika terjadi kejar kejaran antara Ju It koay dengan Yo Leng kong, tidak hanya Be cuan gi yang berjulukan sebagai si kuda langit yang bisa membuntuti mereka secara ngotot
Yo Leng kong segera tertegun dibuatnya dia tak menyangka kalau kehadiran orang tersebut pada jarak lima kaki dari hadapannya sama sekali tidak diketahui olehnya.
Tapi Ju It koay dapat mengetahui kehadiran orang tersebut bukankah hal ini menunjukkan kalau ketajaman mata dan pendengarannya jauh melebihi dirinya" Dan berarti tenaga dalamnya pun jauh lebih sempurna
Dengan sepasang mata yang memancarkan sinar tajam Ju It koay mengawasi orang itu lekat lekat kemudian tegurnya dengan suara dalam. "Mau apa kau datang kemari ?"
"Ketika Hamba menyaksikan cong kautau dikejar seseorang maka segera kususul kemari"
Ju It koay kembali mendengus
"Hmmm siapa yang memerintahkan kau untuk mengawasi gerak gerik aku orang she Ju?"
Gemetar keras sekujur badan Be cuan gi cepat cepat dia berseru
"cong kautau harap kau maklum mana berani hamba mengawasi gerak gerikmu?"
"Lalu mengapa kau menyembunyikan diri dibalik semak belukar sambil mencuri dengar pembicaraan kami?"
"Hamba..." "Tak usah banyak bicara lagi" tukas Ju It koay "tentunya semua pembicaraan kami sudah kau dengar bukan?"
"Ti... tidak..." suara Be cuan gi kedengaran gemetar amat keras "tak sepatah katapun yang telah hamba dengar"
"Bagus sekali" Paras muka Ju It koay makin lama berubah semakin keren dan serius, setelah tertawa dingin katanya kembali
"Be cuan gi, kau anggap aku orang she Ju tidak tahu"
Bukan baru satu hari kau ikuti diriku secara diam diam, padahal aku benci kalau ada orang mengawasi gerak gerikku, bagi manusia seperti ini biasanya tak akan terlepas dari...."
Kata berikutnya tentu saja merupakan kata "kematian"
Sudah banyak tahun Be cuan gi berkelana didalam dunia persilatan, sekalipun Ju It koay tidak menyebutkannya keluar, dari perubahan mimik muka orang ia telah bisa menduganya.
Maka tak sampai Ju It koay menyelesaikan perkataannya mendadak ia menjejakkan sepasang kakinya ke atas tanah kemudian melarikan diri terbirit birit dari situ.
Dengan julukannya sebagai si kuda langit otomatis ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat lihay setelah keadaan berkembang menjadi begini rupa tentu saja dia harus angkat kaki secepatnya meninggalkan tempat itu.
Untung sekali dari pembicaraan Yo Leng kong tadi telah diketahui bahwa nama asli Ju It koay bukan Ju It koay dan sekarang Ju It koay bermaksud membunuhnya untuk menghilangkan saksi kalau tidak angkat kaki sejak kini mau menunggu sampai kapan lagi.
Setelah tertawa terbahak bahak Ju It koay segera berkata:
"Kau ingin melarikan diri dari hadapan aku she Ju" Tak usah bermimpi disiang hari bolong" kearah depan ia melepaskan sebuah totokan kilat.
Tatkala kata kata tersebut meluncur keluar, tubuh si kuda langit Be cuan gi telah berada dua kaki jauhnya dari posisi semula mendadak ia mendengus tertahan dan tubuhnya segera roboh terjengkang ke atas tanah dan tewas seketika itu juga.
Dengan perasaan tertegun Yo Leng kong segera bertanya:
"Ju loko mengapa kau membunuhnya?"
Sambil tertawa hambar sahut Ju It koay:
"Dia telah melanggar peraturan yang siaute tetapkan, oleh sebab itu pantas dihukum mati"
"Apa bukan membunuh untuk menghilangkan saksi?"
"Boleh dibilang begitu" sahut Ju It koay sambil tertawa Yo Leng kong segera mengawasi lawannya lekat lekat kemudian bertanya lebih jauh "Sebetulnya siapakah anda ?"
Ju It koay memandang sekejap ke arahnya kemudian menjawab:
"Lenghou loko telah merubah wajahmu yang dulu, merubah juga namamu yang lampau karena itu wajah serta nama ku turut dirubah pula"
"Akukan sudah mengatakan kepadamu secara berterus terang masa Ju loko masih berniat untuk berlagak sok rahasia?"
"Sama sama... sama sama..."
"Apa maksud perkataanmu itu ?"
"Padahal bila Yo ciangbunjin mau memikirkan dengan lebih seksama maka tak sulit bagimu untuk menebak siapakah aku yang sebenarnya..."
Mendadak Yo Leng kong merasakan hatinya bergetar keras, dengan mata terbelalak lebar lebar serunya
"jangan jangan Ju loko adalah..."
Sambil tertawa malu Ju It koay menukas
"Asalkan Yo ciangbunjin sudah dapat menduganya, hal ini lebih baik lagi. Selama ini siaute selalu merasa murung dan menyesal tapi setelah bertemu Yo ciangbunjin pada malam ini, semua perasaan tak tenang yang mencekam hatiku selama inipun menjadi lenyap sama sekali"
Agaknya dia tidak membiarkan Yo Leng kong menyebutkan namanya secara langsung.
Dengan perasaan gembira yang meluap Yo Leng kong segera berseru
"Jadi kau benar benar adalah... haa haaa... sungguh tak nyana kita dapat bersua kembali hari ini"
Agaknya dia pun dapat memahami kesulitan yang dihadapi Ju It koay sehingga memikul tanggung jawab sebagai ketua pelatih dari benteng keluarga Hee sehingga hal itupun tidak sampai diutarakan keluar.
Ju It koay kembali berkata:
"Akh kedatangan Yo ciangbunjin,,...tapi kedatanganmu inipun tidak tepat pada waktunya"
"Apa maksud Ju loko berkata demikian?"
"Kedatangan Yo ciangbunjin sangat kebetulan karena siaute ada suatu persoalan hendak memohon bantuanmu, tapi kedatangan Yo ciangbunjin pun tidak tepat waktunya karena dewasa ini kejayaan Hee Im hong sedang mencapai pada puncaknya, benteng keluarga Hee tak ubahnya seperti sarang naga gua harimau, kau tak boleh menyerbunya dengan kekerasan"
Kemudian tidak menunggu Yo Leng kong sudah duduk dan berkata lagi tersenyUm "Yo ciangbunjin, silahkan duduk untuk berbincang bincang".
Yo Leng kong menurut dan segera duduk bersila di atas tanah.
Dengan begitu tak bila ada orang berani mendekati wilayah sekitar puluhan kaki disekeliling tempat itu, jejaknya untuk ditemukan dengan segera.
Demikianlah, mereka berdua segera berbicara dengan suara yang amat lirih pembicaraan tersebut berlangsung hampir setengah jam lamanya.
Kemudian Yo Leng kong baru bangkit berdiri, menjura kepada Ju It koay dan berlalu dari situ.
Ju It koay turut bangkit berdiri dan berseru sambil menjura: "Siaute tak akan menghantar "
Ia segera membungkukkan badan dan mengempit jenasah si kuda langit Be cuan gi setelah itu sambil menutulkan toya besinya ke atas tanah, ia meluncur pula menuju ke benteng keluarga Hee.
ooodwooo Pada kentongan ketiga yang sama, dekat halaman sebelah timur muncul pula sesosok bayangan manusia yang kedalam dengan langkah yang amat berhati hati.
Bayangan tersebut adalah bayangan manusia yang kecil mungil dengan gerak gerik yang lincah dan Cekatan terutama sekali terhadap liku liku jalan dalam benteng keluarga Hee ini kelihatan begitu hapal dan menguasai sepenuhnya.
Dia seperti pulang ke rumah sendiri saja. semua jalan yang dilewati hampir tiada yang keliru malahan berhasil pula menghindari beberapa buah pos penjagaan secara mudah.
Kini dia sudah menerobos dibawah sebuah rak bunga Ci wi hoa yang rimbun
Didepan sebuah jendela dekat rak bunga Ci wi hoa tersebut berdirilah seorang gadis berambut panjang yang mengenakan gaun warna hijau.
Malam itu rembulan hanya muncul separuh sinar yang dipancarkan nampak redup sampai Cahaya bintang pun kelihatan tak bergairah...
Nona itu bukan sedang menikmati rembulan, tapi berdiri termangu mangu disitu sambil mengawasi sinar rembulan.
Mendadak dari belakang tubuhnya terdengar seseorang memanggil dengan suara merdu "Cici "
Dengan perasaan terkejut nona berbaju hijau itu segera membalikkan tubuhnya, segera tampak seorang nona kecil berbaju ungu telah berdiri dihadapannya. Dengan suara lirih nona itu segera menegur:
"Besar amat nyalimu, siapa suruh kau munculkan diri disini"
Hayo cepat masuk" Sambil cemberut nona kecil berbaju ungu itu segera berkata:
"Bukankah kau pernah bilang, bangunan timur ini cuma dihuni kau seorang, kenapa aku mesti takut ?"
"Keadaan pada malam ini jauh berbeda dengan malam sebelumnya, barusan Ho congkoan datang beberapa, katanya ada tiga orang tamu agung akan menginap disini, aku dengar perjamuan telah usai dan sekarang mereka sedang berbincang bincang diruang baca, ini berarti setiap saat mereka bisa datang kemari, bila kau tak ada urusan lebih baik cepat cepat pergi saja dari sini."
Ternyata nona berbaju hijau ini tak lain adalah Ci Giok, dayang yang ditugaskan melayani tamu agung di halaman timur.
Sebaliknya nona berbaju ungu itu adalah murid si nenek pengemis bermata buta yang bernama Siang Siau un.
Sambil tertawa nakal, nona kecil itu segera berseru:
"Cici, kau kira siapakah ketiga orang tamu agung itu"
Mereka adalah Cing Im totiang dari Go bipay, Hong totiang dari Pat kwa bun serta yang seorang lagi adalah..."
Dia sengaja mengucapkan kata terakhir dengan kata panjang kemudian pelan pelan baru berkata,
"Ketua Hoa sanpay"
"Aaah, rupanya ayah" kalut dan girang Ci Giok berseru "jadi ayah telah datang?"
Ternyata dia adalah kakak perempuan Siang yang bernama Siang Cun atau selama dalam penyaruan dia menggunakan Ci Giok sebagai nama samarannya
Sambil tertawa Siang Siau un berkata lagi. "Hati hati dengan Cing Im totiang dia adalah seseorang yang kehilangan kesadaran pikirannya karena pengaruh bubuk penghilang pikiran"
"Aku mengerti" Ci Giok manggut manggut,
"Suhu menyuruh aku datang memberi tahukan kepadamu seandainya Hee Im hong meracuni ayah atau Hong totiang dengan racun atau obat pemabuk macam apa pun kau tak usah merasa kaget atau gugup, juga tak boleh membuat gara gara, anggap saja seakan akan hal tersebut tak pernah terjadi"
"Soal ini..." "Suhu bilang, kita harus memandang dari sudut keseluruhan masalah tersebut dan dewasa ini tak boleh melakukan sesuatu gerakan atau tindakan apapun, sekalipun ayah diracuni atau diberi obat pemabok oleh mereka, kejadian tersebut bukan suatu masalah gawat, lagi pula tak akan mengancam keselamatan jiwanya. Sebab hampir semua jago lihay dan para ciangbunjin yang mengikuti pertemuan puncak dibukit Hong san telah dihadang dan diculik oleh orang orang Lo Cu san ditengah jalan."
"Mereka telah dihadang" Kalau begitu sudah dibekuk semua ke bukit Lo Cu san?" tanya Ci Giok tersebut.
"Yaa, tentu saja telah dibekuk semua," sahut Siang Siau un,
"tetapi untuk kejadian ini, guru punya persiapan yang matang untuk mengatasi kejadian tersebut"
"Apakah hal ini boleh kusampaikan kepada ayah?"
"Boleh saja kau sampaikan hal ini kepada ayah. oya...
masih ada satu persoalan lagi..."
Mendadak ia tutup mulutnya, lalu diawasinya wajah Ci Giok sambil tertawa.
Dengan wajah bersemu merah Ci Giok segera menegur:
"Kau masih ada urusan apa lagi" Hayo cepat katakan"
"Dewasa ini ada seorang yang telah hilang lenyap tak berbekas"
Sengaja ia mengutarakan perkataan tersebut dengan nada lambat lambat.
"Siapa yang telah lenyap?" tanya Ci Giok gelisah.
"Huan Cu im" Mendadak sekujur badan Ci Giok gemetar keras, dengan perasaan kaget bercampur keheranan dia berseru: "Apa yang telah terjadi dengannya?"
"Dia telah lenyap" kata Siang Siau un sambil angkat bahu dan merentangkan tangannya, "akupun tak tahu apa yang telah terjadi, dia lenyap dirumah penginapan,"
"Lalu, lalu bagaimana baiknya?" tanya Ci Giok dengan perasaan gelisah.
"Tapi kacung bukunya berhasil diselamatkan suhu, tak disangka ternyata kacung bukunya adalah seorang nona muda."
Paras muka Ci Giok segera berubah, dia tidak berkata apa apa cuma bibirnya digigit kencang kencang.
"Cici, kenapa kau?" tanya Siang Siau un segera sambil tertawa ringan-
"Aku tidak apa apa," sahut Ci Giok dengan nada terpaksa.
Siang Siau un kembali tertawa.
"Nona itu bernama Yap Ling, dia adalah salah satu diantara dua belas tusuk konde emas dari Loo Cu san, setelah ditolong oleh Huan Cu Im maka dia pun menyaru sebagai lelaki dan mengikutinya untuk menghadapi pertemuan puncak dibukit Hong san diantara mereka sama sekali tidak terjadi hubungan apa apa, harap cici jangan kuatir"
"Setan cilik" umpat Ci Giok dengan gemas kemudian tanyanya dengan lebih jauh "bagaimana tanggapan suhumu baru tentangnya dia setelah menolong Yap Ling ?"
"Menurut suhu, kepandaian silat yang dimiliki perempuan tua berbaju hitam itu sangat lihay, bisa jadi dia adalah orang Loo Cu san, maka suhu mengutusku kemari untuk memberitahukan kepadamu agar menaruh perhatian secara diam diam, bisa jadi Huan Cu Im telah terjatuh ke tangan orang orang Lou Cu san"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak dari luar sudah terdengar suara manusia sedang berbicara. Cepat cepat Ci Giok berseru: "Kau cepat pergi ada orang datang.."
Siang Siau un manggut manggut dan-.. lompat naik ke atas dinding pekarangan lalu dalam sekali kelebatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan-Pada saat itulah tampak Ho Kay sang dengan mendampingi Cing Im totiang. Siang Han hui dan Ci Cing berjalan masuk kedalam halaman-Cepat cepat Ci Giok memburu kemuka dan menyambut kedatangan mereka dengan berlutut,
"Budak menjumpai congkoan"
Ho Kay seng segera mengulapkan tangannya sambil berseru.
"Ci Giok bangun dan cepat kau temui tiga orang tamu agung kami yang ini adalah hu bengcu Cing Im totiang yang ini adalah Siang kiang bunjin dan yang ini adalah Hong totiang."
Satu demi satu Ci Giok memberi hormat
Kemudian Ho Kay seng baru mengangkat tangannya sambil berkata. "Ruang beristirahat Hu bengcu bertiga terletak digedung timur tempat ini tenang dan jauh dari jangkauan orang lain, orang luarpun dilarang memasuki tempat ini apabila kalian bertiga membutuhkan sesuatu katakan saja kepada Ci Giok."
Sambil berkata dia meneruskan perjalanannya mengajak Cing Im totiang bertiga memamerkan kamarnya setelah itu baru mengundurkan diri dari situ.
Berhubung hari sudah larut malam maka setelah mereka bertiga beristirahat sejenak diruang tengah dan minum air teh secawan masing masing kembali ke kamar untuk beristirahat.
Ci Giok kembali ke kamarnya dan memadamkan lampu lentera kemudian setelah merapatkan pintu belakang, diam diam ia mendekati kamar tidur ayahnya lalu menyelinap masuk dengan kecepatan tinggi.
"Apakah anak Ci yang datang?" dengan suara rendah Siang Han hui segera menegur.
"Siauli yang datang ayah, barusan adik un berkunjung kemari" ujar Ci Giok.
"Ada apa ?" "Dia mempunyai dua kabar yang minta putrimu menyampaikan kepada ayah"
"oya.. berita apakah itu ?"
"Para wakil dan ketua partai yang menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san telah dihadang dan diculik orang orang Lou su san sepeninggal mereka dari pertemuan tersebut"
"Semua wakil partai besar telah diculik ?"
Siang Han hui hampir saja tak percaya dengan pendengaran sendiri, padahal para jago tersebut kalau bukan seorang ciangbunjin tentu jago jago pilihan dari pelbagai persilatan, bagaimana mungkin mereka bisa diculik orang semudah itu " Dicekam oleh perasaan yang tak terhingga cepat cepat dia bertanya lagi.
"Maksudmu orang orang dari Lou Cu san?"
"Benar. Lou Cu san adalah pesanggrahan milik Hee Im hong, tempat itu dipimpin oleh Hee Im hujin."
"ooh kuatkah daya kemampuan mereka?" tanya Siang Han hui lebih jauh.
"Soal ini putrimu kurang jelas karena semua orang yang berada disini tak pernah menyinggung soal Lou Cu san tapi adik bilang sukang telah mempunyai persiapan dalam menghadapi persoalan ini beliau minta ayah tak usah kuatir."
Ketika Siang Han hui mendengar Siau bun Sin kay Yu It leng telah mempersiapkan diri dalam menghadapi persoalan tadi pun segera mengangguk seraya berkata.
"Bagus sekali kalau begitu."
Kembali Ci Giok berkata. "Adik juga memberitahukan satu persoalan lagi konon Huan Cu Im telah lenyap."
Siang Han hui sambil manggut manggut katanya:
"Dia pasti telah diculik orang orang Lou Cu san, tak heran kalau ia tak nampak dalam pertemuan puncak dibukit Hong san tempo hari"
"Rasanya memang begitu, tapi belum bisa dipastikan secara seratus persen. Bagaimana dengan hasil penyelidikanmu sendiri" Apakah sudah ditemukan titik terang?"
"Ya, aku rasa persoalan itupun ada hubungannya dengan pihak Lou cusan, ditempat ini tidak berhasil kutemukan setitik tanda atau jejak pun..."
"Baiklah, kalau memang tidak berada disini aku rasa kaupun tak usah berdiam lebih lama lagi disini."
Kemudian setelah berhenti sejenak, Siang Han hui berkata lebih lanjut,
"Hee Im hong telah mengundang aku dan Cing totiang sekalian untuk berkunjung selama beberapa hari di Lou Cu san, akan kumanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan penyelidikan yang teliti"
"Putrimu berpendapat, di Lou Cu pasti tersimpan banyak sekali rahasia besar, tapi tempat itupun sangat berbahaya, ayah berhati hati"
Sambil mengelus jenggotnya Siang Han hui tertawa.
"Sudah banyak kejadian yang kualami, tentu saja aku akan menghadapi secara berhati hati sekali, nah hari sudah larut malam, pergilah beristirahat"
ci Giok segera mengiakan, kemudian diam diam mengundurkan diri dari tempat tersebut
ooodowooo Lou Cu san terletak ditelaga Ang Ci oh, pada sisi timur, barat dan utara terbentang telaga yang luas hanya bagian selatan terbentang tanah yang luasnya sepuluh li kecuali pesanggrahan milik keluarga Hee, disekitarnya tidak tampak rumah penduduk.
Pesanggrahan keluarga Hee merupakan sebuah bangunan gedung yang dibangun menghadap ketanah lapang dengan punggungnya menempel diatas bukit, bangunannya sangat besar dan megah jauh lebih mentereng daripada benteng keluarga sendiri.
Disinilah Hway lam tayhiap Hee Im hong melewatkan hari hari liburnya, karena selain hari hari besar, memang Hee Im hong jarang sekali berdiam disitu.
Tapi semenjak istri tua Hee Im hong yakni Cu hujin meninggal dunia dan dia memperistri Sim hujin, dimana Sim hujin lebih suka dengan tempat yang sepi dan jauh dari keramaian seperti benteng keluarga Hee yang sering dikunjungi jago jago dari pelbagai perguruan, maka dia pun memutuskan untuk pindah kesana
Biar begitu di pesanggrahan Lou cusanpun ada kalanya diselenggarakan pesta perjamuan, seperti hari ini, Hee Bengcu telah mengundang hu bengcu Cing Im totiang Siang Han hui dan Hong Ci Cing untuk mengunjungi pesanggrahannya Hal ini dikarenakan pada waktu itu persis jatuh hari libur, sedang ketiga orang ciangbunjin itupun kebetulan sedang mertamu di benteng keluarga Hee, karenanya Hee Bengcu mengundang mereka untuk melewatkan hari libur bersama dibukit Lou Cu san-Seandainya bukan tamu agung atau sahabat karib, Hee kungcu tak bakal mengundang mereka untuk berkunjung ke Lou Cu san-Kehadiran tiga orang ciangbunjin di pesanggrahan Lou Cu san tentu saja merupakan kejadian besar Ketiga orang tamu agungnya dijamu dalam tengah pagoda air Letaknya berada di tengah kolam yang luasnya mencapai setengah li, bangunan itu terdiri dari lima tingkat dengan dinding yang terbuka lebar, pemandangan alam sekitarnya amat permai
Bila angin menghembus lewat, bau teratai menyebar kemana mana kesemuanya ini mendatangkan rasa nyaman bagi siapa saja.
Hari ini, dapur pesanggrahan keluarga Hee kelihatan sibuk sekali untuk menyediakan hidangan yang paling lezat untuk menjamu tamu tamunya.
Malamnya perjamuan diselenggarakan diatas pagoda air, tuan rumah Hee Im hong suami istri mendampingi tamunya dengan santai perjamuan itu berlangsung amat meriah dan penuh kegembiraan-Rupanya pagoda itu berada ditengah sebuah kolam yang luas sekali, sebuah tanggul panjang merupakan satu satunya jalan pergi utama, bila tidak melewati tempat tersebut kendatipun seseorang memiliki ilmu meringankan badan yang paling sempurna pun jangan harap bisa mencapai pagoda air itu secara mudah.
Sedang disepanjang tanggul tampak menyinari tempat itu terang benderang bagaikan disiang hari saja, bila ada orang berjalan melewati tempat tersebut, maka dari kejauhan sudah akan terlihat dengan jelas.
ooodowooo ketika perjamuan telah bubar, Hee Im hong mendampingi istrinya dan diiringi seorang dayang berbaju hijau yang membawa lampu lentera dan berjalan didepan, melewati tanggul menuju kesebuah bangunan berloteng yang berada dibalik kebun bunga
Bangunan berloteng itu terletak disebelah barat kolam teratai dan berdiri persis saling berhadapan dengan pagoda air tersebut, sellsih diantara kedua bangunan itu mencapai setengah li lebih, sehingga tidak jelas bila dihadapan dari bangunan yang lain
Hee Im hong dengan mendampingi istrinya naik ke atas bangunan loteng yang megah itu, ternyata tempat tersebut merupakan sebuah kamar tidur, dibawah sinar lentera yang lembut, pelan pelan mereka menempati kursi utama.
seorang dayang berbaju hijau segera muncul menghidangkan dua cawan air teh wangi. Mendadak terdengar Hee Im hong berkata:
"Kini Siang Han hui dan Ci Cing telah datang menghantarkan diri, sedangkan semua jago yang turut menghadiri pertemuan puncak di bukit Hong san pun telah berkumpul semua disini, ciu nio, aku benar benar tak habis mengerti, bukankah Soh congkoanpun merupakan utusanmu"
Mengapa kalian tidak meracuni saja semua orang itu dengan bubuk penghilang tenaga kemudian langsung mengangkutnya kemari sebaliknya setelah pertemuan itu selesai, kau membiarkan mereka pergi meninggalkan tempat itu, tapi kemudian dengan bersusah payah kau membekuknya kembali.
Sebetuinya apa rencanamu selanjutnya?"
(Saya rasa setiap pembaca tentu ingin mengetahui soal ini bukan" Padahal setiap peserta pertemuan puncak dibukit Hong san telah mereka robohkan, tapi waktu itu racun yang bersarang ditubuh mereka justru dipunahkan kembali, namun setelah meninggalkan bukit, justru mereka dihadang dan dibekuk kembali)
Sim hujin segera tertawa dingin, lalu katanya:
"Bubuk penghilang sukma hanya akan berkasiat bila dipergunakan tanpa mencari sebab daya kerja obat itu sangat lemah kecuali obat pemunah kita pil Cing Sin wan dari Hoa san pay maupun Tun yang ceng khisan dari Bu tong pay bisa juga dipakai untuk memunahkan daya pengaruh racun tersebut. Asal mereka tahu kalau racun kita gunakan adalah bubuk penghilang sukma niscaya mereka akan mampu menyadarkan mereka kembali seperti misalnya Ban Goan ceng Tong Bun huan dan Huan Cu Im bertiga bukankah kau telah meracuni mereka dengan bubuk penghilang sukma" Tapi kenyataannya bukankah mereka semua telah sadar kembali seperti sedia kala?"
"Eh mm benar juga perkataan ini" sambil mengelus jenggotnya yang panjang Hee Im hong mengangguk berulang kali, "nah Ciu nio apa rencanamu selanjutnya?"
"Kau cukup menjabat kedudukanmu sebagai Bengcu, sedangkan masalah orang orang tersebut serahkan saja kepadaku"
"Baik baik, aku tak akan mengurus, tapi aku harus bertanya kepadamu, hujin membutuhkan berapa waktu sebelum membebaskan mereka kembali ?"
ooodowooo "Mungkin aku butuh waktu selama tujuh hari" sahut Sim hujin setelah menghitung sebentar, "karena saat itulah yang membutuhkan untuk menyelesaikan soal obat obatan dari tindakan berikut, pokoknya tujuh hari kemudian aku pasti akan mempersilahkan mereka untuk meneruskan kembali perjalanannya"
"Kalau begitu aku harus merepotkan hujin," ujar Hee Im hong kemudian sembari menjura
"Hmmm coba lihat tampangmu yang begitu sok" seru Sim hujin sambil mencibirkan bibirnya, "tapi jangan lupa, sekalipun kau telah menjadi seorang Bu lim Bengcu tapi masih tetap harus menuruti semua perintahku"
"Baik baik padahal hamba memang seorang pembantu setia dibawah pimpinan hujin," jawab Hee Im hong cepat cepat:
Bila didengar dari pembicaran tersebut seharusnya ucapan itu tidak mirip dengan kata kata gurauan sepasang suami istri.
Sim Hujin kembali mendengus dingin
"Hmmm asal kau sudah tahu saja itu cukup"
Mendadak Hee Im hong berseru tertahan lalu tanyanya lagi
"Apakah hujin telah membekuk pula Huan Cu im?"
"Ehmm..." Sim hujin mengiakan lalu sambil mengangkat kepalanya ia bertanya "apakah kau mempunyai sesuatu usul?"
Hee Im hong segera mengangguk.
"Yaa, aku bermaksud akan membawanya pulang, entah bagaimana menurut pendapat hujin?""
"oh, apakah kau ingin menerimanya sebagai menantumu ?"
Pelan pelan IHee Im hong menundukkan kepalanya rendah rendah, dengan penuh penderitaan ia berkata:
"Dia adalah putra seorang sahabat karibku, dulu aku telah berbuat salah sehingga malu terhadap adik angkatku itu, maka saat ini pun aku tak boleh melakukan perbuatan yang bersalah lagi terhadap adik angkat dan keponakanku ini."
Hitung hitung dia masih belum kehilangan perasaannya sebagai seorang manusia. Sim hujin segera
"Kau seharusnya mengerti, Huan Cu Im tidak bakal menuruti perkataanmu itu "
"Aku mengerti" Hee Im hong mengangguk. "didalam tubuhnya memang mengalir cairan darah ayahnya yang berwatak keras kepala tentu saja dia tak bakal tunduk dengan kemauanku, aku... aai, semenjak dia masih kecil dulu aku sudah suka dengannya, bila aku ingin membunuhnya, ketika dia masih berumur tiga dulu aku telah turun tangan menghabisi nyawanya"
"Aooo... rupanya kau takut kalau aku berbuat sesuatu yang tidak menguntungkan baginya, maka kau hendak mengajaknya kembali ke Benteng keluarga Hee?"
"Aaai, hujin bukankah pertanyaanmu ini sama baiknya dengan sudah tahu tapi bertanya lagi?"
Kemudian sambil tertawa paksa, Hee Im hong berkata lebih jauh
"Terus terang saja kuakui, sesungguhnya aku memang takut hujin sampai salah tangan dan melukainya, kedua dimasa lampau aku sudah melakukan perbuatan yang amat bersalah terhadap ayahnya selama sepuluh tahun terakhir ini, masalah tersebut selalu mengganjal didalam hatiku dan membuat aku tak pernah merasa tenang, oleh sebab itu aku bermaksud akan menjodohkan anak Cay (atau nama kecil dari Hee Giok) yong kepadanya." Sim hujin segera tertawa:
"Bukan dalam soal ini aku telah menerangkan kepadamu, Giok yong memang telah cukup dewasa, bila Huan Cu Im bisa dijodohkan kepadanya, hal ini memang paling tepat?"
"Haa haa hah... kalau begitu hujin telah setuju?" seru Hee Im hong sambil tertawa tergelak penuh rasa gembira.
Tiba tiba paras muka Sim hujin berubah menjadi amat serius, katanya dengan bersungguh sungguh
"Tapi kau jangan lupa, aku memberikan persetujuan karena mengingat tindakan ini memang menguntungkan perkumpulan kita, cuma setelah perkawinan nanti, Huan Cu Im harus bisa berupaya untuk memaksa Giok yong menuruti perintahku..."
perkumpulan apakah yang sedang mereka perjuangkan"
Suatu pertanyaan yang mengandung teka teki besar Dengan cepat Hee Im hong menjawab:
"Hujin tak usah kuatir, dalam hal ini aku pasti akan memberi pengarahan kepadanya secara pelan pelan"
"Baiklah" ucap Sim hujin kemudian sambil mengangguk,
"bila kau tak mampu memberi pengarahan lagi kepadanya, lebih baik segera kau hantar dia kembali kemari"
"Hujin dia dikurung dimana?" tanya Hee Im hong kemudian-Dengan cepat Sim hujin bertepuk tangan dua kali.
seorang dayang berbaju hijau segera munculkan diri dengan langkah tergesa gesa, setelah memberi hormat katanya: "Apakah hujin ada sesuatu perintah?"
"Ajaklah pocu menuju kekamar bawah tanah nomor tiga"
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dayang berbaju hijau itu segera mengiakan, lalu sambil balikkan badan ujarnya "Pocu, harap mengikuti budak."
Padahal Hee Im hong adalah pemilik pesanggrahan di bukit Lou Cu san, tapi dalam kenyataannya dia tidak tahu dimanakah letak kamar tahanan nomor tiga, dari sini dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan yang sebenarnya bukanlah terletak di tangan orang tua ini.
Begitulah dengan mengikuti dibelakang dayang berbaju hijau itu, berlalulah Hee Im hong dari situ Huan Cu Im tidak mengetahui berada dimanakah dia sekarang dia hanya merasa dirinya disekap dalam sebuah bangunan rumah kecil yang gelap gulita.
Walaupun ruangan itu sangat gelap. namun ditepi dinding masih terdapat sebuah lampu minyak yang bersinar redup dari benda tersebut iapun bisa menarik kesimpulan bahwa ia sudah terjatuh ketangan musuh dan kini menjadi tawanan.
Untung saja perlakukan musuh terhadapnya cukup baik tangan dan kakinya sama sekali tidak dibelenggu diapun tak pernah merasakan siksaan akibat dilecuti dengan cambuk. Apa yang dideritanya sekarang tak lebih hanya terkurung di dalam serbuah ruangan kecil yang gelap dan pengap karena peredaran udara yang tidak sempurna.
Tentu saja pihak musuh tak akan mengurung ditempat itu tanpa melakukan sesuatu pencegahan sebab mereka telah melakukan suatu tindakan pencegahan diatas tubuh Huan Cu im.
Tindak pencegahan itu sama sekali tidak menimbulkan penderitaan juga tidak menimbulkan perasaan apa apa, sebab yang menjadi pangkal utama dari tindak pencegahan itu hanyalah hawa murni yang tak dapat beredar secara lancar, ini berarti dia tak sanggup mengerahkan tenaga dalamnya lagi Walaupun pemuda itu dapat bergerak secara bebas didalam ruangan itu tak ubahnya seperti manusia normal lainya, tapi kepandaian silat yang dimilikinya sama sekali tidak berfungsi lagi, dia telah menjadi seorang manusia biasa yang sama sekali tak berdaya untuk memotong seekor ayampun.
Huan Cu Im duduk terpekur ditepi pembaringan, ia sudah tak teringat lagi sudah berapa hari dirinya terkurung ditempat tersebut" Tapi yang jelas pertemuan puncak di bukit Hong san pasti telah berlangsung.
Selama ini dia tak mampu memegang hatinya, ia merasa bersalah dan malu kepada orang tua Yu yang telah mewariskan ilmu Heng lui ing kepadanya (dia tak tahu kalau orang tua yang mengaku bernama Yu Long itu adalah Pengemis sakti berwajah tertawa Yu).
Sebab orang orang tua Yu telah berpesan kepadanya agar tiba dibukit Hong san sebelum pertemuan puncak itu diselenggarakan
(Tentu saja diapun tidak tahu kalau pengemis sakti berwajah tertawa telah menduga semula berhubung situasi pada pertemuan puncak dibukit Hong san telah terjadi perubahan besar).
Ia pun merasa malu dan menyesal terhadap Hui san taysu, karena mereka telah berjanji akan bertemu dibukit Hong san, tapi kenyataannya dia tak dapat hadir tepat pada waktunya.
Tapi yang paling menguatirkan hatinya adalah keselamatan Yap Ling nona itu lenyap tanpa bekas, mungkinkah sudah ditangkap kembali ke Lou Cu san"
Umat persilatan memang serius setiap persoalan yang terjadi oleh anak buahnya, apalagi pihak Lou Cu san menyimpan sesuatu rahasia yang maha besar, andaikata Yap Ling sampai tertangkap sudah pasti jiwanya tak bisa dipertahankan lagi
Tiba tiba terdengar suara kunci dibuka orang dari depan pintu penjara, disusul kemudian tampak sebuah pintu kayu terbentang lebar dan tampaklah sesosok batang tubuh yang tinggi besar melangkah masuk ke dalam ruangan
"Cu im, keponakanku..."
Ternyata yang masuk ke dalam ruangan adalah Hee Im hong begitu melihat Huan Cu Im berada disitu, dia segera menyerobot masuk ke dalam dan menggenggam tangannya erat erat lalu dengan nada suara penuh gejolak emosi dia berseru lagi. "Nak kau tentu menderita selama ini "
Walaupun sikapnya dihari hari biasa terhadap orang lain sangat dingin, kaku, tanpa perasaan dan bersifat memimpin, tapi terhadap Huan Cu Im justru amat kasih dan lemah lembut Buktinya dari dua patah kata kata yang diutarakannya barusan, jelas terlihat bahwa perkataan itu diliputi oleh perasaan kasih dan perhatian yang amat besar terhadap pemuda tersebut, dan hal ini sudah jelas tak dapat dipalsukan.
Huan Cu Im sendiripun merasa amat terharu setelah menyaksikan sikap empek Hee-nya begitu bersungguh sungguh dan penuh rasa sayang kepadanya. Ia balas memeluk tubuh Hee Im hong sambil serunya "Empek Hee..."
Walaupun ia telah menginjak dewasa, namun bagaikan masih seorang bocah cilik saja, untuk beberapa saat lamanya tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Hee Im hong sendiripun tidak memberi kesempatan kepadanya untuk banyak berbicara, sambil menarik tangannya ia berseru:
"Keponakanku, ayoh keluar dari sini, aku masih mempunyai banyak persoalan yang hendak dibicarakan denganmu"
Seorang dayang berbaju hijau yang membawa lentera segera berjalan lebih dulu di depan sebagai penunjuk jalan.
Huan Cu Im digandeng oleh Hee Im hong keluar dari rumah kecil itu, sekarang pemuda itu baru tahu kalau tempat tersebut merupakan sebuah ruangan bawah tanah, sebab belum sampai berapa langkah, mereka telah menaiki undak undakan batu menuju keatas. Sementara itu dayang berbaju hijau tadi telah mencapai tingkatan yang paling atas.
Hee Im hong menarik tangan Huan Cu Im berjalan menaiki undak undakan batu itu, keluar dari bawah tanah terbentanglah sebuah halaman gedung yang amat megah dan mentereng. Seorang muda berbaju rapi telah menantikan kedatangan mereka dimuka pintu, begitu melihat kedatangan Hee Im hong dia segera memberi hormat seraya berseru
"Budak menjumpai poocu"
Hee Im hong melangkah masuk ke dalam ruangan, katanya kemudian sambil tersenyum
"Tempat ini adalah ruang sitirahatku. pergilah membersihkan badan lebih dulu sambil bertukar pakaian akan kunantikan kedatanganmu di kamar baca"
Selesai berkata ia segera melangkah masuk ke dalam ruangan lebih dulu.
Setelah menghantar kepergian pocunya si nona berbaju hijau yang bernama Cui cui itu segera berkata kepada Huan Cu Im sambil tertawa.
"Huan kongcu silahkan duduk sebentar, budak akan mempersiapkan air hangat bagimu"
Gadis itu baru berusia tujuh delapan belas tahunan bertubuh ramping tapi montok,
suaranya merdu dan lembut sehingga kedengaran amat menarik hati. Selesai mengucapkan perkataan itu, dia segera beranjak pergi dari situ.
Huan Cu Im tidak sungkan sungkan lagi, ia segera duduk disebelah kursi yang telah tersedia.
oleh karena Hee Im hong telah berkata bahwa ruang tersebut merupakan ruangannya untuk beristirahat, maka pemuda itu memperhatikan seluruh ruangan dengan seksama.
Ia saksikan semua perabot dalam ruangan diatur dengan rapi dan indah, didepan pelataran rumah tersebut segerombolan pohon pendek yang digunting sangat rapi, pada rak bunga tampak aneka warna bunga tumbuh dengan indahnya, bau harum yang semerbak memancar kemana mana.
Sesungguhnya perabot dalam ruangan itu amat sederhana, selain beberapa lembar bangku dan meja kecil, hanya terdapat dua buah rak yang berisikan jambangan antik, benda benda antik lainnya serta aneka macam bebungaan yang indah.
Tapi justru dibalik kesederhanaan tersebut semakin memancarkan suasana hening dan tenang yang mengesankan.
sementara itu Cui cui telah muncul kembali dari balik ruangan, sambil memberi hormat ia segera berkata
"Air panas telah tersedia, silahkan kongcu membersihkan badan"
Huan Cu Im segera bangkit berdiri, katanya sambil tersenyum: "Harap nona sudi membawa jalan"
Cui cui segera membalikkan badan dan berjalan meninggalkan ruangan itu sambil berjalan serunya,
"Budak bernama Cui cui silahkan Huan kongcu memanggilku sebagai Cui cui"
"Nona Cui cui apakah kau termasuk salah satu diantara dua belas tusuk konde emas?"
Cui cui segera menutupi mulutnya sambil tertawa cekikikan.
"Budak hanya ditugaskan untuk menjadi pelayan di tempat ini bagaimana mungkin bisa termasuk satu diantara dua belas tusuk konde emas?"
"Lalu dimanakah kedua belas tusuk konde emas itu?"
"Budak tidak tahu" sahut Cui cui sambil menundukkan kepalanya rendah rendah.
"Tentu saja dia bukannya tidak tahu melainkan enggan untuk mengutarakannya keluar..." Huan Cu Im tahu kalau dayang itu enggan menjawab karenanya dia pun tidak bertanya lebih jauh.
Setelah melewati beranda tibalah mereka dipintu kamar mandi, Cui cui segera membuka pintu sambil mempersilahkan Huan Cu Im masuk ke dalam, menyusul kemudian ia turut masuk ke dalam dan menutup rapi pintu ruangan-Katanya dengan lembut:
"Mari, biar budak yang melepaskan pakaian kongcu"
Sambil berkata ia segera membantu Huan Cu Im untuk melepaskan pakaian yang dikenakan
"Biar kulakukan sendiri" seru Huan Cu Im segera.
Ketika secara tiba tiba ia saksikan cui cui telah menutup pintu kamar rapat rapat dengan cepat katanya lagi:
"Kalau kau tidak keluar dari sini, bagaimana mungkin aku dapat melepaskan pakaian?"
Dengan wajah bersemu merah Cui cui segera menjawab dengan suara lirih "BUdak memang ditugaskan untuk melayani kongcu membersihkan badan"
Huan Cu Im semakin gelisah dengan wajah bersemu merah cepat serunya. "Tidak tak boleh begitu aku rasa tak usah melayaniku."
Cui cui tersenyum manis. "Apakah kongcu tidak menginginkan budak menggosokkan punggungmu?"
"Tidak usah lebih baik kau keluar dari sini secepatnya"
"Kongcu mengapakah mukamu jadi merah karena gelisah"
goda cui cui sambil menutup mulutnya kembali seraya tertawa cekikikan
"baiklah biar budak mengundurkan diri dari sini"
Setelah memberi hormat dia segera membuka pintu dan mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Setelah menutup rapat pintu kamar mandi Huan Cu Im melepaskan pakaian dan membersihkan badan selesai itu dia muncul kembali didepan pintu.
Tampak Cui cui telah menanti diluar pintu, begitu melihat pemuda tersebut munculkan diri, ia segera memberi hormat seraya berkata:
"Harap kongcu mengikuti budak untuk berganti pakaian didalam kamar"
Selesai berbicara, ia berjalan lebih dulu dimuka membawa Huan Cu Im menuju ke sebuah kamar yang indah, kemudian sambil mengeluarkan setumpuk pakaian, katanya "Silahkan kongcu tukar pakaian"
Huan Cu Im menjumpai pakaian yang diserahkan kepadanya terdiri dari pakaian dalam sampai pakaian luar dan kaus kaki secara komplit, lagi pula semuanya masih baru.
Karena itu segera ujarnya
"Harap nona keluar sebentar, biar aku tukar pakaian sendiri"
Cui cui manggut manggut dan segera mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Dengan cepat Huan Cu Im berganti pakaian, ternyata potongannya sangat serasi dengan tubuhnya, malah sampai kaus kaki pun seperti kepunyaan sendiri. pada saat itulah Cui cui muncul kembali dan berkata sambil tersenyum
"Huan kongcu benar benar sangat gagah dan tampan, apalagi setelah mengenakan pakaian baru, kau nampak lebih manawan hati"
"Aaah nona pandai berbicara" Huan Cu Im tersenyum.
Cui cui segera maju ke depan dan menarik tangan Huan Cu Im untuk diajak menuju ke depan cermin lalu katanya.
"silahkan duduk kongcu, biar budak menyisirkan rambutmu"
Huan Cu Im menurut dan segera duduk. Cui cui pun membuka pengikat rambutnya serta menyisir secara lembut.
Sambil bekerja bisiknya kemudian:
"Bila Pocu membicarakan soal apa saja kepadamu dan meminta kau untuk berbuat sesuatu, kabulkan saja tanpa membantah mengerti?"
Huan Cu Im tertegun dan segera mengangkat kepalanya menengok wajah Cui cui yang berdiri dibelakangnya lewat cermin, kemudian serunya tertahan. "Apakah nona sedang berusaha untuk meluluhkan hatiku ?"
Cui cui segera menggelengkan kepalanya berulang kali, sambil menundukkan kepalanya rendah rendah, ia berbisik ditelinga Huan Cu Im :
"Bila kongcu ingin meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat, turutilah semua keinginan pocu tanpa membantah"
Walaupun ia sedang berbicara dengan Huan Cu im, tapi oleh karena kepalanya ditundukkan rendah, maka orang lain tidak akan tahu kalau dia sedang berbisik disisi telinga si anak muda tersebut.
Melihat kelihayan nona itu untuk menutup diri, satu ingatan segera melintas didalam benak Huan Cu im, segera tanyanya.
"Nona adalah..."
Cui cui tertawa, sebelum pemuda itu menyelesalkan perkataannya dia menukas. "BUdak diutus kemari khusus untuk melayani pocu"
Sementara pembicaraan berlangsung, dia telah selesai menyisirkan rambut Huan Cu im, katanya lagi lembut, "Nah sudah selesai."
"Terima kasih banyak nona" kata Huan Cu Im sambil bangkit berdiri dan tersenyum.
"Tak usah berterima kasih lagi," kata Cui cui pocu sudah lama menunggu," silahkan kongcu segera menemuinya."
Dengan berjalan didepan dia mengajak Huan Cu Im menelusuri beranda menuju ke dalam sebuah kamar baca yang luas antik dan sangat indah.
Waktu itu Hee Im hong sedang duduk bersandar disebuah kursi malas yang terbuat dari bambu ketika melihat kemunculan Huan Cu Im dia segera mengawasinya lalu sambil manggut manggut dan tersenyum katanya.
"cu Im kau telah selesai membersihkan badan" Kemarilah dan duduk disini"
-oo0dw0oo Jilid: 42 Cahaya lentera didalam ruangan itu sangat lembut, ketika angin berhembus sepoi sepoi segera mendatangkan suasana yang sangat hangat, ditambah pula dengan senyuman Hee Im hong yang ramah dan lembut, hampir saja Huan Cu Im Curiga akan pengalaman yang diterimanya selama ini, hampir dia beranggapan bahwa pembunuhan keji yang dialaminya selama ini sama sekali tiada hubungannya dengan empeknya ini.
Dengan Cepat dia maju selangkah kemuka lalu serunya dengan penuh hormat: "Empek Hee "
Dia menurut dan segera duduk di sebuah kursi yang berada tepat dihadapan Hee Im hong. Tanpa diperintah lagi, cui cui segera mengundurkan diri setelah menghidangkan teh.
Hee Im hong nampak merasa sangat puas setelah melihat sikap Huan Cu Im terhadapnya tetap sopan dan penurut, apalagi selesai membersihkan badan bertukar pakaian baru dia nampak sangat tampan dan gagah, orang ini segera berpendapat bahwa Calon menantunya betul-betul pilihan.
Kesemuanya ini membuat hatinya merasa sangat gembira, sambil tersenyum segera ujarnya:
"cu im, tempat ini adalah kamar baCaku, tak pernah ada orang luar yang bisa masuk kemari, mari kita berbinCang bincang sampai puas..."
"Persoalan apa yang hendak empek Hee bicarakan dengan keponakan-..?" tanya Huan Cu Im sambil mengangkat kepala.
Sambil mengelus jenggotnya yang panjang dan hitam, pelan pelan Hee Im hong berkata
"Aku dan ayahmu adalah saudara angkat yang mempunyai hubungan sangat akrab, sebaliknya keponakan adalah putra saudara angkatku itu, hal mana berarti hubungan kita seharusnya sangat akrab dan erat dan tidak sepantasnya terdapat rahasia diantara kita berdua, oleh sebab itu selama berada dihadapanku, harap keponakan tak usah kelewat terikat oleh tradisi, bila ada persoalan, bicarakan saja secara langsung kepadaku, bukan begitu ?"
"Keponakan mengarti bahwa empek Hee sangat mencintai diriku, betapapun bodohnya diriku ini, tentu saja keponakan dapat memahami sedalam dalamnya" Sambil tertawa kembali Hee Im hong mengangguk.
"Aku mengerti bahwa ponakan adalah seorang lelaki polos yang suka berterus terang watak semacam ini persis seperti tabiat ayahnya dimasa lalu, setiap menjumpai suatu persoalan yang tak adil, maunya selalu menampilkan diri untuk membela dan menegakkan keadilan serta kemakmuran, padahal kita sebagai umat persilatan sudah sepantasnya bila memiliki prinsip demikian"
Kemudian tak sampai Huan Cu Im membuka suara, dia telah berkata lebih jauh:
"Akan tetapi semua persoalan yang berlangsung didalam dunia persilatan, tak bisa disimpulkan dan diputuskan hanya berdasarkan suatu bagian peristiwa yang terlihat atau terdengar saja, karena didalam suatu persoalan, benar tidaknya seseorang biasanya sulit untuk ditentukan sebelum masalah itu sendiri mencapai pada saat terakhir"
Mendengarkan pembicaraan tersebut, diam diam Huan Cu Im berpikir didalam hatinya: "Tampaknya empek Hee sedang memberikan pembelaan buat dirinya sendiri "
Akan tetapi diapun mengerti bahwa ucapan Hee Im hong bukannya tanpa alasan, dalam sesuatu persoalan, kadangkala benar salahnya memang sukar ditentukan sebelum masalah tersebut mencapai pada titik akhir oleh sebab itu dia tidak berbicara, tapi hanya mengangguk berulang kali. Setelah tersenyum, Hee Im hong berkata lebih jauh:
"Seperti ambil contoh peristiwa yang menimpa ponakan, baru saja tiba di kim-leng kau sudah perCaya dengan perkataan orang dan mengira empek Hee adalah manusia licik yang mempunyai ambisi besar, kau lantas berupaya memusuhi empek Hee mu karena ingin menegakkan keadilan dan kebenaran didalam dunia persilatan..."
Merah padam selembar wajah Huan Cu Im Cepat Cepat serunya: "Empek Hee, keponakan tidak berani, keponakan berpendapat bahwa..."
Hee Im hong segera tertawa terbahak bahak, sebelum anak muda itu menyelesaikan perkataannya, dia telah menggoyangkan tangannya berulang kali seraya berkata:
"Sudah sepantasnya apabila seorang pemuda memiliki semangat seperti ini, empek Hee tak bakal menyalahkan dirimu, apalagi tindakanmu itu memang betul "
Secara tiba tiba dia malah memuji tindakan Huan Cu Im yang dibilang betul, hal tersebut tentu saja membuat si anak muda tersebut merasa terkejut bercampur keheranan dia hanya bisa mengawasi empek Heenya tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Haaahhh... haaahhh... haaa."
Hee Im hong tertawa tergelak tiba tiba dengan perasaan hati yang berat dia berkata lagi:
"Bagaimana pun juga, sudah puluhan tahun lamanya aku berkelana didalam dunia persilatan, sedikit banyak aku mempunyai nama juga, sudah barang tentu diantara sahabat yang kujalin selama ini, terdiri dari bermacam macam karakter yang berbeda, itu berarti diantara orang baik terdapat juga orang jahat. Rupanya mereka bermaksud akan mencelakakan aku untuk menjadi seorang Bengcu didalam pertemuan puncak di bukit Hong san kali ini, jelas hal itu merupakan maksud baik sahabat sahabatku saja, tentu saja tak enak bagiku untuk menolaknya..." Kemudian setelah berhenti sejenak dia berkata lebih jauh:
"Tapi diantara mereka, mungkin ada segelintir manusia yang begitu bernafsunya sehingga cara kerja yang dilakukan kurang berkenan dihati kita semua, untung saja dalam pertemuan puncak dibukit Hong san tempo hari, ketua dari sembilan partai besar cukup memahami jiwaku, sehingga semua kesalah pahaman dapat dihapus, kini persoalan telah lewat dan tak perlu dibicarakan lagi akupun ingin memberitahukan kepada keponakan agar persoalan ini tak usah dipikirkan lagi didalam hati"
Dengan mengucapkan perkataan tersebut, dia seolah olah akan menyudahi persoalan itu sampai disitu saja.
Kendatipun Huan Cu Im masih setengah percaya setengah tidak dia toh berkata juga sambil memberi hormat : "Nasehat empek Hee sangat tepat"
"Bagus sekali" Hee Im hong tersenyum, "malam ini aku sengaja mengundang keponakan datang kekamar baca ini, karena ada suatu persoalan hendak kutanyakan kepada keponakan-.."
"Empek Hee ada persoalan apa, katakan saja terus terang"
cepat cepat Huan Cu Im berseru
Pelan pelan Hee Im hong mengambil cawannya dan menghirup air teh setegukan, setelah itu baru ujarnya:
"Apakah keponakan masih ingat, tatkala masih berada di Benteng keluarga Hee tempo hari, kau pernah dua kali bertemu dengan putriku, entah bagaimana pendapatmu mengenai putriku itu?"
Ternyata dia telah mengalihkan pokok pembicaraan kesoal Hee Giok yang.
Paras muka Huan Cu Im segera berubah menjadi merah padam, cepat cepat menyebut
"Hubungan keponakan dengan enci Giok yong tidak terlalu rapat..."
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." kembali Hee Im hong tertawa tergelak, "kalau dibilang kau sudah kenal dengan Giok yong semenjak masih kecil dulu, suatu waktu ibumu mengajak kau berkunjung ke Benteng keluarga Hee waktu itu Giok yong baru berusia lima tahun, dia cuma dua tahun lebih tua dari padamu, tapi Giok yong terus menerus memanggilmu sebagai adik, malah memberi gula gula untukmu"
Merah padam selembar wajah Huan Cu im. "Keponakan sudah tidak teringat lagi"
"oleh sebab itu aku toh sudah bilang bahwa hubungan kita dua keluarga tak ubahnya seperti orang sendiri, sayang ibumu sudah terbiasa hidup didusun Kim gau ceng dan enggan pindah ke benteng kami, kalau tidak hubunganmu dengan Giok yong tentu tidak akan sejauh dan seasing sekarang"
Huan Cu Im merasa rikuh untuk menjawab karenanya dia Cuma mendengarkan dengan mulut membungkam.
Hee Im hong menghela nafas panjang katanya lebih jauh:
"Setiap orang tentu amat mencintai putra putrinya, mereka selalu berharap putra putrinya bisa memperoleh kebahagiaan hidup sepanjang masa, yaa... setiap manusia selalu mempunyai perasaan egois, perasaan mementingkan diri sendiri." Dia mengangkat kepalanya, memandang Huan Cu Im sekejap. lalu lanjutnya:
"Tidak terkecuali dengan diriku, akupun memiliki perasaan semaCam itu, perasaan mementingkan diri sendiri, apalagi aku cuma mempunyai seorang putri, yaitu anak cay."
"Enci Giok yang sangat halus, lembut, tahu sastra dan pandai dalam silat, bukankah dia menurut dan berbakti pada empek Hee?"
"Haah... haah... haahh... kau tak akan memahami perasaan hatiku, apa gunanya anak cay menurut dan berbakti kepadaku..?" Sesudah tertawa getir, Hee Im hong berkata lebih jauh:
"Perempuan lebih condong keluar, aku toh tak mungkin memeliharanya sepanjang masa didalam rumah, melarangnya kawin dengan siapa pun" Pepatah bilang, kawin dengan ayam, harus ikut ayam, kawin dengan anjing harus turut anjing, setelah kawin nanti, dia tentu akan meninggalkan rumah mengikuti suaminya, dalam keadaan begitu apakah dia masih punya perhatian untuk mengurusi aku si bapak yang semakin tua" Itulah sebabnya aku selalu menyeleksi calon menantuku secara ketat..."
Dalam keadaan begini, tentu saja Huan Cu Im tak dapat memberi komentar apa apa dia tutup mulutnya rapat rapat.
Setelah meneguk seCawan air teh, Hee Im hong berkata lagi:
"Selama berapa tahun terakhir ini, sudah tak sedikit orang yang datang melamar, ada yang datang dari Kanglam sebagai keluarga pembesar, ada yang dari keluarga persilatan, tapi semuanya kutolak, aku berpendapat bahwa perkawinan anak Cay merupakan suatu peristiwa besar yang harus ditangani secara serius, apa lagi keturunan dari para pembesar dan keluarga persilatan itu kebanyakan kolot, sombong dan hidung bangor, tak seorangpun diantara mereka yang berkenan didalam hatiku"
Kemudian dengan wajah ramah dan lembut, ditatapnya Huan Cu Im sekejap. setelah tersenyum dia berkata lagi:
"Tapi aku merasa ada seseorang yang sangat cocok untuk mendampingi putriku semata wayang itu."
Sengaja dia menarik panjang kata katanya yang terakhir kemudian membungkam dalam seribu bahasa.
Tak terbendung lagi Huan Cu Im merasakan hatinya berdebar debar, tapi ia berusaha untuk mengendalikan diri dan bersikap setenang mungkin, tanyanya kemudian:
"Siapakah yang empek Hee maksudkan?"
"Bagaimanapun juga aku harus mengajukan pertanyaan itu, sebab bila ia bungkam dari lagi, bukankah sama artinya sebagai seorang bisu...?" Hee Im hong segera tersenyum:
"orang itu adalah keponakan sendiri"
Merah jengah selembar wajah Huan Cu im, dengan tergagap ia berseru: "Keponakan..."
Hee Im hong kembali tertawa tergelak
"Haah... haah... haah... terlepas hubunganku dengan ayahmu dulu, berbicara dari kepandaian silat yang kau miliki serta watakmu yang begitu halus, setiap ayah yang mempunyai anak gadis tentu berharap dapat memperoleh seorang calon menantu macam kau"
"Empek Hee terlalu memuji "
"Aku cukup memahami watak anak Cay dia tinggi hati dan belum pernah bersikap pura pura terhadap siapa saja, tapi aku dapat merasakan bahwa sikap dan kesannya terhadap keponakan bagus sekali "
Kembali Huan Cu Im merasakah wajahnya jadi merah padam, untuk sesaat dia tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Dengan sorot mata yang tajam Hee Im hong mengawasi pemuda itu lekat lekat, kemudian katanya lagi dengan ramah:
"Aku dengar, ayahmu adalah saudara angkat, sedang dari keluarga kita berdua, keluarga Huan mempunyai seorang anak lelaki, sedang keluarga Hee mempunyai seorang anak perempuan, bukankah hal ini berari sudah berjodoh" Bila kita dua keluarga merapatkan hubungan dengan perkawinan tersebut, bukankah berarti aku yang tak berputra jadi ikut berputra, sedang keluarga kalian yang tak berputri jadi memiliki seorang putri ?"
Ketika dia merasa hal ini sangat membanggakan, tanpa terasa orang tua itu tertawa terbahak bahak, kemudian katanya lagi:
"Padahal aku sudah mempunyai keinginan tersebut, semenjak keponakan tiba dibenteng keluarga Hee, pada hari ketiga aku sudah mengambil keputusan tersebut"
Dia serahkan pedang pelangi hijau kepada Huan Cu Im sebaliknya menyerahkan pedang pelangi merah yang merupakan pasangannya kepada putrinya Giok yong, bukankah hal ini sudah menandakan bahwa memang berhasrat menjodohkan kedUa orang itu"
"Keponakan merasa berterima kasih sekali atas maksud baik empak Hee..." ucap Huan Cu Im kemudian- "tapi..."
"Kenapa?" Tidak menanti pemuda itu menyelesaikan kata katanya, Hee Im hong telah mengawasinya lekat lekat sambil bertanya:
"Apakah kau masih tidak puas mempersunting seorang gadis seperti anak Cay sebagai istrimu ?"
"Keponakan tidak bermaksud bagitu, tapi kepergian keponakan kali ini adalah dalam rangka menelusuri jejak ayahku, tapi hingga kini berita ayah belum juga ditemukan, sebagai seorang putranya, sebelum berhasil menemukan kembali ayahku, keponakan tak ingin..."
"Ha... ha... ha..." Hee Im hong tertawa tergelak. "sekalipun keponakan tidak menyinggungnya, akupun setiap saat selalu memikirkan keselamatan adik angkatku yang hilang tak berbekas itu. Kini aku sudah diangkat ketua sembilan partai besar sebagai seorang Bengcu, jelaS kedudukanku ini akan sangat membantu didalam usahaku menemukan kembali jejak ayahmu yang hilang dengan kedudukanku sebagai Bu lim Bengcu, akan kuturunkan perintah panah emas kepada segenap umat persilatan, baik golongan hitam maupun golongan putih untuk bersama sama mencari jejak ayahmu yang hilang katanya..."
Mendadak Huan Cu Im menjatuhkan diri berlutut diatas tanah, sambil menyembah kepada Hee Im hong, katanya:
"Apa bila empek Hee bersedia menurunkan perintah panah emas sehingga jejak ayah ketahuan, budi kebaikan setinggi langit setebal bumi ini tak pernah akan keponakan lupakan-.."
"harap keponakan segera bangkit berdiri" Hee Im hong menarik lengan Huan Cu Im hingga pemuda itu berdiri kembali, kemudian bertanya sambil tertawa ramah:
"Kenapa sih keponakan harus berbuat demikian, aku adalah kakak angkat ayahmu selama tiga belas tahun ini tak seharipun yang tidak kulewatkan untuk menyelidiki jejak ayahmu, apa lagi sekarang setelah menjadi Bu lim Bengcu, dimana segenap umat persilatan harus mentaati perintahku, tentu saja untuk mencari jejak ayahmu hal tersebut jauh lebih gampang lagi, besok aku akan pulang keBenteng keluarga Hee, harap keponakan mengikuti aku pulang ke rumah, pokoknya sesampainya dirumah nanti, pasti akan kuturunkan perintah panah emas untuk mencari jejak ayahmu"
Secara tiba tiba saja Huan Cu Im merasa sikapnya terhadap empek Heenya kelewat tak berbakti, dengan susah payah orang tua itu berusaha menemukan kabar berita ayahnya, tapi dia sendiri justru menentangnya menjadi seorang Bu lim Bengcu, bukankah hal ini menunjukkan bahwa dia yang bersalah "
Dengan perasaan berterima kasih yang tak terlukiskan dengan kata-kata serta air mata yang membasahi matanya, dia berkata dengan suara gemetar: "Terima kasih banyak empek Hee "
Dari sikap si anak muda itu, Hee Im hong mengerti bahwa sikap keras hati Huan Cu Im telah berhasil diluluhkan oleh perkataannya, tak terlukiskan pula rasa gembira didalam hatinya, dengan suara lembut dia berkata:
"oleh sebab itu mencari berita ayahmu adalah satu persoalan, aku memilih calon menantu adalah persoalan yang lain, kedua masalah ini tak boleh dicampur adukkan antara yang satu dengan lainnya, sekarang aku ingin mendengar penegasan dair keponakan sendiri, sukakah kau dengan anak Cay ?"
sekali lagi paras Huan Cu Im berubah menjadi merah padam,jawabnya kemudian:
"Sudah keponakan katakan tadi, sebelum berhasil menemukan ayahku, keponakan masih belum ingin menikah"
"soal itu sih bukan masalah, sebelum ayahmu berhasil ditemukan, keponakan toh bisa bertunangan lebih dulu"
"Tapi keponakan masih mempunyai ibu dirumah" Hee Im hong segera tertawa:
"soal ini lebih lebih bukan menjadi masalah, sekembalinya ke benteng keluarga Hee nanti, aku akan segera mengutus Ciu congkoan akan segera berangkat ke dusun Kim gou can agar membicarakan persoalan ini dengan ibumu, tapi rasa ibumu pasti tak akan keberatan, masalahnya sekarang hanya terletak pada keponakan sendiri..."
Pedang Hati Suci 1 Imam Tanpa Bayangan Karya Tjan I D Pendekar Pemabuk 5