Pencarian

Pedang Naga Hitam 6

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 6


kang-ouw . nah , hanya itulah yang dapat ku Bantu " .
Han Sin merasa kagum dan senang sekali . Sungguh
seorang pemuda yang bijaksana sekali Li Si Bin ini , memiliki pandangan yang
tajam dan tepat . Dia cepat mengangkat
kedua tangannya memberi hormat . " Sungguh tepat semua
nasihat kong-cu . Saya tentu akan melaksanakan semua
petunjuk itu !" . " Ahh , Saudara Han Sin terlalu memuji . Aku akan ikut
merasa gembira kalau engkau dapat menemukan siapa
pembunuh ayahmu yang curang itu dan mendapatkan kembali pedang pusaka ayahmu " .
" Li Kong-cu sungguh seorang yang amat cerdas dan
bijaksana . Sekarang aku baru mengerti mengapa rakyat
Shansi menyangjung-nyanjungmu " , kata Cu Sian .
Dua orang pemuda itu lalu berpamit dan mereka
meninggalkan kota Taigoan menuju ke utara . Setelah melihat sepak terjang Cu
Sian ketika bertanding melawan pemuda
bernama Bong Sek Toan itu , Han Sin lebih percaya bahwa Cu Sian memiliki
kepandaian yang cukup untuk menjaga dan
melindungi diri . Dia tidak merasa khawatir lagi dan mereka melakukan perjalanan
ke utara dengan gembira . Tidak
mungkin bagi Han Sin untuk tidak terbawa gembira melakukan perjalanan bersama Cu
Sian yang selalu lincah dan riang itu .
**** Jalan yang di lalui para pedagang yang membawa barang
dagangan dari dank e daerah utara ada dua jalur . Kalu para pedagang itu membawa
dagangan ke utara , mereka melalui jalan darat yang melalui jalan darat yang
melalui bukit-bukit . Akan tetapi kalau mereka membawa dagangan dari utara ,
mereka lebih suka mempergunakan jalan air Sungai Huang-ho yang mengalir ke
selatan . Baik jalan melalui darat maupun melalui sungai , sama saja resikonya . Kadang
muncul perampok atau bajak sungai yang mengganggu para pedagang itu . Maka ,
biasanya rombongan pedagang itu membayar piauw-su ( pengawal barang ) untuk
melindungi mereka dari gangguan penjahat . Tentu saja
terdapat semacam permusuhan di antara para piauw-su dan para penjahat itu . Akan
tetapi akhir-akhir ini mereka
menempuh jalan damai . Para gerombolan itu tidak lagi
mengganggu rombongan para pedagang asal saja mereka di
beri imbalan sebagai " pajak jalanan " . Para piauw-su tentu saja lebih suka
kehilangan sebagian dari penghasilan mereka untuk diberikan kepada penjahat-
penjahat itu daripada mereka harus bertempur . Demikian pula para penjahat itu , lebih baik menerima
imbalan dari mereka yang lewat .
Pertempuran hanya akan merugikan kedua pihak , ada yang luka-luka , bahkan tidak
jarang ada kematian di antara mereka
. Pada suatu pagi yang cerah serombongan orang
menunggang kuda melewati jalan yang sunyi iyu . Mereka
terdiri dari belasan orang yang dari pakaiannya menunjukkan bahwa mereka adalah
orang-orang suku Yakka Mongol . rata-
rata bertubuh ramping kokoh menunjukkan bahwa mereka
adalah orang-orang kuat yang biasa bergerak atau bekerja keras . Yang menunggang
kuda terdepan adalh dua orang
gadis berusia tujuhbelas dan dua puluh tahun . Mereka
berpakaian indah , baju dan topi dari bulu dan wajah mereka cantik sekali . Akan
tetapi dilihat dari sikap mereka
menunggang kuda , dapat diketahui bahwa dua orang gadis ini juga sudah biasa
menunggang kuda dan bertubuh kuat .
Hal ini tidaklah aneh karena para wanita yakka juga biasa melakukan pekerjaan
kasar , rata-rata pandai berburu
binatang mempergunakan anak panah , tombak maupun
pedang bengkok model Turki . Dua orang gadis itu adalah kakak beradik , puteri
ketua suku Yakka . Ayah mereka adalah kepala suku Yakka yang terkenal karena
kuat dan pandai memimpin sukunya , bernama Tar-sukai . Adapun dua orang puterinya itu , yang
pertama bernama Loana , berusia
duapuluh tahun , sedangkan yang kedua bernama Hailun ,
berusia tujuhbelas tahun .
Suku Yakka menguasai daerah yang luas dan subur .
Mereka berpusat di lembah antara sungai Kerulon dan Sungai Onon yang amat
subur . Bukit-bukit di sini di tumbuhi hutan yang lebat , penuh binatang
perburuan . Air yang berasal dari salju di gunung-gunung berlimpah , tak pernah
kering . Daerah ini selalu menjadi perebutan antara suku-suku di utara
, akan tetapi akhirnya dikuasai oleh suku Yakka yang terkenal gagah berani dan
mempunyai pasukan yang cukup besar
jumlahnya . Bahkan suku Yakka ini mengembangkan
kekuasaan mereka sampai ke selatan , ke perbatasan propinsi Shan-si . Mula-mula
memang terjadi pertempuran besar-besaran diantara suku Yakka dan pasukan Sui ,
akan tetapi akhir-akhir ini , setelah Gubernur Li mengambil seorang wanita Turki
sebagai istrinya , keadaan berubah . Gubernur Li
mengambil sikap bersahabat dengan semua suku bangsa Turki dan yakka . Bahkan
dibukalah hubungan dagang dengan suku-suku bangsa di utara itu .
Pada suatu hari , Tarsukai , kepala suku Yakka , berhasil mengumpulkan banyak
bulu biruang yang di dapatkan oleh
para pemburu dan juga banyak batu permata yang khas .
Maka , diapun memilih bulu terbaik dan batu-batu yang langka
, lalu bermaksud mengirim barang berharga itu sebagai hadiah kepada Gubernur
Li . mendengar bahwa ada rombongan
hendak pergi ke selatan , dua orang puterinya merengek
menyatakan ingin pergi bersama rombongan .
Tarsukai amat menyayang kedua orang puterinya ini , maka diapun tidak tega
menolak . Demikianlah , kedua orang
puterinya itu bahkan ditugaskan mewakilinya mengahturkan bingkisan itu kepada
Gubernur Li . Mereka dikawal oleh
tujuhbelas orang perwira jagoan dari Suku Yakka , melakukan perjalanan ke
selatan yang cukup jauh dan akan memakan
waktu beberapa pecan dengan menunggang kuda .
Bukan main gembiranya hati Loana dan Hailun melakukan
perjalanan itu . Bagi mereka , perjalanan itu bukan sekedar membawa tugas
mengantar barang bingkisan , melainkan
terutama sekali merupakan pesiar yang menggembirakan .
Bahkan kalau mereka melewati sebuah hutan yang banyak
binatangnya . Mereka berdua melakukan perburuan . Kalau melewati telaga , dua
orang kakak beradik itu memerintahkan para pengawalnya untuk berhenti dan mereka
lalu berpesiar di telaga . Tujuh belas orang jagoan pengawal itu selalu tunduk
dan memenuhi kehendak Loana dan Hailun . mereka semua
maklum betapa sayangnya pemimpin mereka kepada dua
orang puterinya ini . Apalagi yang memimpin para pengawal itu adalah Temugu ,
adik kandung Tarsukai sendiri , atau
paman dari kedua orang gadis itu . Temugu juga amat saying dan memanjakan kedua
orang keponakannya itu . Loana berwatak lembut dan agak pendiam , berbeda
dengan adiknya , Hailun yang wataknya riang dan lincah
jenaka . banyak sekali orang muda bangsa Mongol yang
tergila-gila kepada dua orang gadis ini dan banyak putera kepala suku lain yang
mengajukan pinangan , akan tetapi tidak satupun pinangan di terima oleh Tarsukai
. Bukan berarti bahwa Tarsukai tidak ingin kedua puterinya memperoleh jodoh
, akan tetapi semua pinangan di tolak keras oelh kedua orang puterinya itu .
Karena ini pula maka ketika kedua orang puterinya hendak mewakilinya menyerahkan
hadiah kepada Gubernur Li di Shansi , dia mengijinkan dengan harapan mudah-mudahan kedua orang
puterinya itu akan menemukan
jodoh yang seimbang dan baik di Shansi . Gubernur Li di Shansi mempunyai banyak
putera dan di sana terdapat pula panglima-panglima muda yang gagah perkasa .
Siapa tahu Loana dan Hailun akan bertemu jodoh mereka .
Pada pagi hari yang cerah itu , rombongan orang suku
Yakka Mongol itu tibalah di daerah pegunungan yang menjadi perbatasan dengan
daerah Shansi . dua orang gadis yang
menunggang kuda paling depan itu tiba-tiba melihat
sekelompok kijang melarikan diri memasuki hutan . Bukan main gembira hati mereka
dan dengan anak panah siap di
tangan mereka membalapkan kuda mereka mengejar ke
dalam hutan . Melihat ini , Temugu berteriak " Heiii , Loana , Hailun , tunggu ! Kembalilah !
" Dia sudah banyak mendengar tentang gerombolan-gerombolan perampok yang
bermarkas di dalam hutan lebat . Akan tetapi dua orang gadis yang sedang
gembira it uterus membalapkan kuda mereka .
" Heiii , tunggu kami ............ ! " Temugu berteriak dan
memberi isyarat kepada anak buahnya untuk melakukan
pengejaran ke dalam hutan . Tujuh belas orang itu lalu
melarikan kuda mereka memasuki hutan lebat itu . Akan tetapi dua orang gadis itu
sudah jauh meninggalkan mereka
sehingga mereka terpaksa harus mencari-cari jejak kuda dua orang gadis itu .
Sambil membalapkan kuda mereka , Loana dan Hailun
melepaskan anak panah berulang kali . Mereka tidak mampu mendekati kijang-kijang
itu yang larinya pesat bukan main .
" Panahku mengena ! " teriak Hailun .
" Panahku juga ! " kata Loana . Akan tetapi karena jaraknya jauh anak panah
mereka tidak dapat merobohkan kijang-kijang yang terlalu cepat larinya itu .
Mereka mengejar secepatnya sehingga meninggalkan
rombongan pengawal mereka .
Selagi kedua orang gadis Mongol itu membalapkan kuda ,
tiba-tiba kuda mereka meringkik kaget dan ketakutan ketika dari balik pohon dan
semak berloncatan belasan orang dari sikapnya mereka yang kasar dapat di duga
bahwa mereka adalah orang-orang jahat . Lima belas orang itu di pimpin oleh seorang yang
usianya sekitar empat puluh tahun , bertubuh tinggi besar dengan wajah penuh
brewok dan kulit mukanya hitam . Melihat dua orang gadis yang cantik manis itu ,
si kepala perampok tertawa bergelak .
" Biar aku sendiri yang menangkap mereka , kalian hadang pasukan berkuda itu ,
bunuh mereka dan rampas kuda dan
barang-barang mereka ! " teriaknya dan bagaikan seekor
orang utan besar , dia sudah meloncat dan menerkam kea rah Loana yang duduk di
atas kuda berusaha menenangkan
kudanya . Terkaman itu demikian hebat sehingga tubuh Loana terseret turun dari
atas kuda . Sebelum ia sempat bangkit berdiri , tubuhnya sudah menjadi lemas dan
lumpuh karena di totok oleh kepala perampok itu . melihat ini Hailun menjadi
marah dan ia sempat melepaskan anak panah kea rah kepala perampok itu . Akan
tetapi kepala perampok itu ternyata lihai sekali . Anak panah itu dapat di
tangkisnya dengan tangan sehingga melesat jauh dan sebelum Hailun dapat memanah
lagi , kakinya telah di tangkap dan di tarik turun dari atas kuda
. Sebagai seorang gadis Mongol yang sejak kecil mempelajari ilmu bela diri , ia
melawan . akan tetapi kepala perampok itu jauh lebih kuat dan lebih cepat . Dia
lihai sekali dan sebelum Hailun dapat berbuat banyak , iapun sudah roboh
terkulai oleh totokan kepala perampok brewok itu .
" Ha-ha-ha-ha ! hari ini beruntung sekali aku , mendapatkan dua orang nona yang
cantik jelita ! Ha-ha-ha " sambil tertawa tawa dia lalu memanggul tubuh kedua
orang gadis itu dan di kedua pundaknya dan membawa mereka menyusup hutan
belukar menuju ke kelompok bangunan dari kayu dan bambu yang menjadi sarang
gerombolan perampok itu .
Sementara itu , secara kebetulan Han Sin dan Cu Sian tiba pula di jalan yang
melalui hutan itu dalam perjalanan mereka ke utara . Mereka berjalan santai
sambil bercakap-cakap . " Eh , Sin-ko . Engkau belum menceritakan bagaimana
engkau dapat menduga bahwa Bong Sek Toan itu mempunyai
hubungan dengan nama Toat Beng Diam-Ong . Aku pernah
mendengar dari para pamanku bahwa Toat-beng Giam-Ong
adalah seorang datuk yang dahulu menjadi Kok-su Kerajaan Toba .
" Dari ibuku aku mengenal ilmu silat Lo-han-kun dan orang she Bong itu ketika
melawanmu menggunakan ilmu pedang
Lo-hai kiam-hoat . Maka aku dapat menduga demikian " .
" Dan dugaanmu itu ternyata tepat . Buktinya , ketika dia dikenal sebagai orang
yang ada hubungannya dengan bekas Kok-su Kerajaan Toba itu , dia terus melarikan
diri " . " Ssssttt , Sian-te . Ada suara rebut-ribut dari dalam hutan itu " " Han Sin
menunjuk ke arah kiri darimana terdengar suara pertempuran .
Cu Sian juga mendengar itu dan cepat dia meloncat dan
berlari memasuki hutan , di ikuti oleh Han Sin . Tak lama mereka berlari dan
mereka melihat ada dua kelompok orang yang berkelahi . Yang sekelompok adalah
orang-orang Mongol dan yang kedua adalah orang-orang yang melihat pakaiannya
tentu orang-orang yang biasa mempergunakan kekerasan ,
mungkin perampok . Orang-orang Mongol itu berlompatan
turun dari kuda mereka dan terjadilah pertempuran yang
hebat . Han Sin melihat seorang laki-laki tinggi besar memanggul tubuh dua orang wanita
muda . " Sian-te , gadis-gadis itu di culik !" .
Cu Sian menengok dan ketika dia melihat seorang laki-laki tinggi besar melarikan
dua orang gadis yang di panggulnya , dia lalu berkata " Sin-ko , biar aku
menolong mereka ! " Dan diapun sudah berlari cepat melakukan pengejaran terhadap
pria tinggi besar yang melarikan dua orang gadis mongol itu .
Han Sin membiarkan saja Cu Sian yang melakukan
pengejaran karena dia yakin bahwa sahabatnya itu tentu akan mampu menolong dua
orang gadis itu . Dia sendiri lalu menghampiri tempat pertempuran dan
memperhatikan . Tidak lama dia meragu harus membantu
siapa karena dia segera mendengar seruan orang-orang kasar itu .
" Bunuh dan rampas kuda mereka !"
Dari teriakan - teriakan ini tahulah dia bahwa orang-orang kasar itu tentu
segerombolan perampok yang menyerang
segerombolan orang mongol ini . Dan dua orang gadis tadi pun gadis mongol . Dia
tidak ragu lagi harus membantu siapa .
" Perampok jahat ! " serunya dan dia pun sudah terjun ke dalam gelanggang
pertempuran itu . Walaupun Han Sin hanya bertangan kosong , namun setiap orang
perampok yang neyerangnya , tentu senjata mereka terpental dan orangnya terjengkang oleh
tamparan tangan mau pun tendangan kaki Han Sin .
Masuknya Han Sin yang membantu orang-orang mongol itu
membuat gerombolan perampok menjadi panic. Sebentar saja Han Sin telah
merobohkan tujuh orang perampok . Walaupun dia tidak melukai berat para perampok
itu dan mereka dapat bangkit kembali namun mereka telah jerih dan larilah mereka
cerai berai di kejar oleh orang-orang mongol .
Melihat bahwa para perampok telah melarikan diri , Han Sin lalu berkelebat cepat
melakukan pengejaran kea rah larinya perampok yang menculik dua orang gadis dan
sedang di kejar oleh Cu Sian . Dia khawatir kalau-kalau Cu Sian terjebak atau
menghadapi ancaman bahaya .
Sementara itu , sebentar saja Cu Sian sudah berhasil
menyusul kepala perampok yang melarikan dua orang gadis Mongol . Loana dan
Hailun yang tertotok tidak mampu
bergerak , tidak dapat meronta , akan tetapi mereka berseru marah .
" Lepaskan aku ! " seru Loana
" Lepaskan kami , kau anjing bedebah busuk ! " Hailun
memaki , Akan tetapi kepala perampok itu hanya tertawa-tawa ,
seolah seruan marah dan makian kedua gadis itu terdengar nyanyian merdu bagi
telinganya . Tiba-tiba berkelebat bayangan orang dan tahu-tahu seorang pemuda tampan telah


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdiri menghadang di depan kepala
perampok itu . Pemuda itu adalah Cu Sian . Dia membawa
sepotong tongkat kayu dari ranting pohon dan menudingkan tongkat itu ke arah
muka si kepala perampok .
" He , monyet muka hitam ! Berani engkau menculik dua
orang gadis ini " Hayo engkau bebaskan mereka kalau tidak ingin ku tusuk
hidungmu yang besar dan jelek itu sampai hancur dengan tongkat ini !" . Dengan
sikap mengejek Cu Sian menudingkan tongkatnya ke arah hidung kepala perampok itu
. Kepala perampok itu adalah orang yang terbiasa di taati oleh anak buahnya dan
selama ini belum pernah ada orang berani menentang kehendaknya . Maka , kini
melihat seorang pemuda remaja berani memaki dan menghinanya , tentu saja dia
menjadi marah bukan main . Di turunkannya dua orang gadis itu ke bawah sebatang
pohon dan dia meloncat dengan sigapnya ke depan Cu Sian sambil membelalakan
matanya , sikapnya penuh ancaman . Sepasang mata kepala perampok
itu terbuka sedemikian lebarnya seolah - olah dia hendak menelan pemuda remaja
yang berani menentangnya itu
dengan matanya . " Hemmm .... ! " Ia mengeram seperti seekor biruang
marah . " Tikus kecil , engkau sudah bosan hidup !" .
Akan tetapi Cu Sian malah tertawa . " Ha-ha-ha , monyet muka hitam . Aku tidak
bosan hidup . Aku akan hidup seribu tahun lagi untuk melaksanakan tugas
hidupku , yaitu membasmi monyet-monyet jahat seperti engkau inilah !" .
Pada saat itu , han Sin tiba di tempat itu . " Sian-te , berhati-hatilah " ,
katanya . Cu Sian menoleh dan tersenyum melihat Han Sin sudah
menyusul ke situ . " Ahhh , jangan khawatir , Sin-ko . Kalau hanya monyet hitam
seperti ini , biar ada selusin pun aku tidak akan kalah !" .
Mendengar ucapan pemuda remaja itu , kepala perampok
tadi menjadi semakin marah . Apalagi telah muncul seorang pemuda lain . Dia
merasa terganggu sekali dan tanpa banyak cakap lagi dia lalu menerkam kepada Cu
Sian seperti seekor harimau menerkam seekor domba , Namun Cu Sian mengelak
cepat dan terkaman itupun mengenai tempat kosong . Dia
menjadi semakin marah dan melakukan penyerangan secara
bertubi-tubi , akan tetapi semua serangan dapat di elakkan dengan mudah oleh Cu
Sian . Melihat bahwa kepala perampok itu hanya meiliki tenaga
besar saja akan tetapi gerakannya terlalu lamban bagi Cu Sian
. Han Sin tidak merasa khawatir lagi dan dia segera
menghampiri dua orang gadis Mongol yang masih rebah tak mampu bergerak . Dia
menggerakkan tangan dengan cepat
sehingga tidak nampak oleh dua orang gadis itu , akan tetapi dia telah menotok
mereka dan tiba-tiba saja Loana dan Hailun dapat menggerakkan kaki tangan mereka
. Loana dan hailun segera bangkit berdiri . Kedua orang gadis itu memandang kea
rah Cu Sian yang sedang bertanding
melawan kepala perampok itu dan keduanya nampak gelisah karena kapala perampok
itu menyerang bertubi-tubi sambil mengeluarkan suara geraman seperti seekor
binatang buas . Dia nampak buah dan menyeramkan sekali .
" Harap nona berdua tidak khawatir , adikku Cu Sian tidak akan kalah melawan
kepala perampok itu " , kata Han Sin menenangkan mereka . Kedua orang gadis itu
menoleh dah mengetahui bahwa pemuda inipun bukan orang jahat
melainkan kakak dari pemuda yang telah menolong mereka , mereka lalu mendekati
seolah hendak minta perlindungan .
Loana berkata kepada Han Sin dengan suara memohon , "
Sobat yang baik , kenapa engkau tidak cepat membantu
adikmu menghadapi orang jahat itu ?" .
Han Sin memandangi kedua orang gadis itu sejak tadi dan dia merasa kagum
sekali . Loana memiliki wajah yang bulat telur , cantik manis sekali . Sepasang
matanya seperti mata rajawali , demikian tajam namun lembut dan ketika bicara
timbul lesung pipi di sebelah kiri . Sikapnya halus dan ketika bertanya
kepadanya , suaranya merdu dan lembut dan ketika bicara timbul lesung pipi di
sebelah kiri , Sikapnya halus dan ketika bertanya kepadanya , suaranya merdu dan
lembut . Gadis kedua yang lebih muda , memiliki bentuk wajah yang bulat , hidungnya
mancung dan mulutnya merupakan daya
tarik paling kuat . Mulut itu manis menggairahkan .
" Jangan kalian khawatir , adikku tidak akan kalah dan
seorang laki-laki sejati tidak akan bersikap curang melakukan pengeroyokkan " ,
jawab Han Sin dan mendengar jawaban ini Loana menjadi kagum . Jawaban itu
menunjukkan bahwa ia berhadapan dengan seorang pendekar yang gagah perkasa .
Kalau adiknya saja sudah demikian gagah . kakaknya ini tentu lebih hebat pula .
pikirnya . Akan tetapi , melihat Han Sin dan Hailun memandang ke arah
perkelahian itu penuh perhatian , Loana lalu memandang pula .
Kepala perampok itu menjadi semakin beringas ketika
beberapa kali tubrukannya dan serangannya hanya mengenai tempat kosong . Dia
mengerahkan tenaganya dan menerjang kembali dengan kedua lengan di buka seperti
seekor beruang menyerang calon mangsanya sambil mengeluarkan teriakan
keras . " Haiiittttt ......... ! " Kedua tangan itu membuat gerakan
memeluk . Cu Sian cepat menghindarkan diri dan langkah ke samping belakang ,
lalu kakinya mencuat dengan tendangan yang cepat seperti kilat menyambar .
" Dukkk ... aaggghh ... ! Kaki bersepatu itu kecil saja akan tetapi karena
sambarannya cepat dan mengenai lambung ,
raksasa muka hitam itu terjengkang dan mengaduh . Ketika dia merangkak bangun ,
dia memegangi perutnya yang
seketika terasa mulas . Kini kemarahannya memuncak dan dia tidak lagi berani
memandang rendah pemuda remaja itu .
tangannya meraih ke punggung dan dia sudah mencabut
sebatang golok besar yang berkilauan saking tajamnya .
Melihat ini , Loana dan Hailun menjadi ngeri dan khawatir sekali , apalagi
melihat kepala perampok itu tanpa peringatan lagi sudah mengayun goloknya
menyerang . Golok menyambar ke arah leher Cu Sian . Loana sudah memejamkan
matanya dan Hailun mengepal tinjunya . Akan tetapi dengan cepat dan ringan sekali tubuh
Cu Sian sudah mengelak ke belakang dan golok itu membacok angina .
" Curang ! Pengecut ! Biar aku membantunya ! " terdengar Hailun berteriak dan
gadis mongol yang licah ini sudah
mencabut sebatang pisau belati bengkok dari balik ikat
pinggangnya . Agaknya ia akan nekat maju mengeroyok
kepala perampok itu , akan tetapi Han Sin cepat mencegahnya
. " Jangan , nona . Adikku tidak akan kalah . Kalau engkau membantunya , engkau
malah akan membikin dia repot
melindungimu . Lihatlah , dia tidak akan kalah " .
" Tapi dia di serang dengan senjata oleh pengecut curang itu ! " Hailun
membantah dan masih hendak nekat menyerbu .
" Hailun , sobat ini benar , Jangan mencampuri , engkau akan terancam bahaya .
Dia tidak akan . Lihatlah !" .
Hailun memandang dan iapun bernapas lega , Kiranya Cu
Sian sudah memegang sebatang tongkat yang tadi dia
tancapkan di atas tanah dan kini dengan tongkatnya itu dia melawan kepala
perampok yang memegang golok .
" Ha-ha-ha , monyet hitam . Golokmu penyembelih ayam itu tidak menakutkan aku !"
Cu Sian mengejek dan begitu dia memutar tongkatnya , lawan yang tinggi besar itu
baginya demikian aneh , tongkat seolah berubah menjadi belasan
banyaknya , menyerang dari segenap penjuru . Dia mencoba untuk melindungi
tubuhnya dengan putaran goloknya , namun tetap saja tongkat itu dapat menyelinap
di antara gulungan sinar goloknya dan dua kali tubuhnya berkenalan dengan
tongkat itu . Pertama kali , kepalanya di ketuk sedemikian kerasnya sampai
timbul benjolan sebesar telur ayam di
dahinya , dan kedua kali , dadanya tertotok ujung tongkat yang membuat dia
terjengkang dan dadanya terasa sesak
bernapas . Pengalaman ini membuat kepala perampok merasa jerih . Anak buahnya
juga muncul dan dia merasa tidak akan mampu menandingi pemuda remaja yang amat
lihai itu . Kalau di lanjutkan , tentu dia akan celaka . Apalagi di situ masih ada pemuda
lain yang belum turun tangan . Karena itu , begitu dia dapat meloncat bangun ,
dia langsung membalikkan diri dan lari meninggalkan tempat itu secepatnya .
Hailun bertepuk tangan dengan gembira . " Heiii , monyet hitam pengecut ! Jangan
lari kau ! " Ia berteriak dan melihat kegembiraan gadis itu , Cu Sian juga
menjadi gembira . " Nona , apa engkau ingin aku menangkap monyet itu ?" Cu Sian bertanya sambil
tertawa . " Benar , sobat yang gagah perkasa . Kejar dan tangkaplah monyet hitam itu ,
seret dia ke sini agar aku sendiri dapat memberi hukuman kepadanya !" teriak
Hailun dengan gembira . Akan tetapi sebelum Cu Sian bergerak untuk mengejar
lawannya , Han Sin berkata , " Sian-te , lawan yang sudah kalah dan melarikan
diri tidak perlu dikejar lagi " .
Cu Sian memandang kepada Han Sin dengan alis berkerut , akan tetapi melihat
pandang mata Han Sin , dia teringat bahwa dia sudah berjanji akan menaati kata-
kata sahabatnya itu . Maka diapun lalu tersenyum dan menoleh kepada Hailun
sambil mengembangkan kedua lengannya dan mengangkat
pundak . " Sayang , adik yang manis , kakakku ini melarang aku
mengejar monyet hitam itu " .
Hailun melangkah maju dan tanpa ragu atau malu lagi dara mongol ini memegang
tangan kanan Cu Sian dengan kedua
tangannya , sepasang matanya menatap penuh kagum wajah
pemuda itu dan ia berkata , " Ah , engkau hebat sekali .
Engkau adalah pahlawanku yang gagah perkasa ! Kami berdua
menghaturkan banyak terima kasih atas pertolonganmu ,
sobat " . Cu Sian tersenyum dan berkata dengan lagak bangga . " Ah
, melawan monyet hitam itu tidak ada artinya , nona manis .
Biar ada selusin monyet seperti dia . Kalau berani
mengganggu sehelai rambutmu , tentu akan kubasmi semua !
" . Han Sin tertegun menyaksikan lagak Cu Sian ini . Memang biasanya pemuda itu
lincah gembira dan jenaka , bahkan ugal-ugalan , akan tetapi sekali ini lagaknya
demikian sombong dan takabur ! Ah , jangan-jangan sahabatnya ini memang seorang
pemuda mata keranjang ! Maka , untuk menghentikan Cu Sian yang menjual lagak itu dia berkata dengan
sikap sopan sambil memandang kepada
Loana . " Nona berdua , apa yang telah terjadi dengan kalian "
Mengapa pula kalian melakukan perjalanan melalui hutan yang liar ini " Kalian
dari manakah dan hendak menuju kemana " " .
Loana segera menjawab , " Kami berdua adalah kakak
beradik . Kami adalah puteri kepala suku Yakka Mongol yang sedang melakukan
perjalanan menuju ke Shan-si , di kawal oleh paman kami dan seregu prajurit .
Akan tetapi setibanya di tempat ini , rombongan kami dihadang dan di serang oleh
segerombolan perampok tadi dan kami berdua ditawan
kepalanya dan di bawa lari sampai ke sini , Untung kami di tolong oleh sobat
berdua . Untuk itu kami berdua
menghaturkan banyak terima kasih " .
Han Sin memandang kagum . Dua orang gadis mongol ini
dapat bicara dalam bahasa Han yang cukup baik . ini
menandakan bahwa mereka terdidik dengan baik .
" Siapakah nama sobat berdua yang gagah perkasa ?" Tiba-tiba Hailun bertanya
sambil memandang kepada Cu Sian .
Cu Sian tertawa . " Ha , mestinya kalian berdua yang lebih dulu memperkenalkan
nama kalian kepada kami ! " .
Hailun juga tersenyum . " namaku Hailun dan ini adalah
kakak saya bernama Loana . Ayah kami adalah kepala suku Yakka bernama Tarsukai "
. Han Sin gembira sekali mendengar bahwa dua orang gadis
itu adalah puteri-puteri kepala suku Yakka . Dia teringat akan nasihat Li Si Bin
agar dia melakukan penyelidikan tentang kematian ayahnya itu di antara orang-
orang Yakka yang dahulu ikut bertempur melawan pasukan ayahnya . Mungkin ayah gadis-gadis ini
akan dapat memberi banyak keterangan kepadanya ! .
" Ah , kebetulan sekali ! kami juga sedang melakukan
perjalanan ke utara untuk mengunjungi kepala suku Yakka Mongol !
Perkenalkanlah , nona . Aku bernama Cian Han Sin dan ini adalah sahabat baikku
bernama Cu Sian " . Pada ssat itu , terdengar suara gaduh banyak orang dan
juga suara derap kaki kuda . Dua orang gadis itu nampak gelisah dan mereka
mendekati penolong mereka . Tanpa di sengaja Loana mendekati Han Sin dan Hailun
mendekati Cu Sian , bahkan memegang lengan pemuda itu . Dua orang
pemuda itupun membalikkan tubuh menghadapi orang-orang
yang baru dating untuk melakukan perlawanan .
Akan tetapi yang muncul itu adalah orang-orang Mongol
yang mengawal kedua orang gadis itu . Temugu yang tinggi besar itu segera
meloncat dari atas kudanya dan sikapnya mengancam ketika dia melihat dua orang
keponakannya berada di situ bersama dua orang pemuda Han yang tidak
mereka kenal . Belasan orang mongol yang dating berjalan kaki dan ada pula yang
berkuda , segera mengepung dengan sikap mengancam .
" Dua orang muda yang bosan hidup ! Bebaskan dua orang
nona kami sebelum kami menggunakan kekerasan dan
membunuh kalian !" bentak Temugu yang sudah siap dengan pedang bengkok di
tangannya . Hailun segera berkata dengan suara nyaring . " Paman
Temugu , jangan ngawur ! Dua orang pemuda ini justeru yang menolong kami dari
tangan perampok !" .
Temugu membelalakkan matanya , akan tetapi karena
sudah menjadi watak Hailun yang suka main-main , maka dia memandang kepada Loana
seperti minta penjelasan . Loana menghadapinya dan berkata , " Memang benar
Paman Temugu . mereka ini bernama Cian Han Sin dan Cu Sian . Dua orang pemuda yang
baru saja membebaskan kami dari tangan kepala perampok " .
Mendengar penjelasan Loana ini , Temugu tidak ragu lagi dan dia cepat memberi
hormat dengan mengangguk kemudian menjulurkan tangan mengajak dua orang pemuda
itu bersalaman . " Ah , maafkan kami yang tidak tahu . Kami berterima kasih sekali
kepada dua orang sobat baik . Ketua kami tentu akan menerima kalian sebagai
tamu-tamu agung dan akan mengucapkan terima kasih nya " .
Sebelum Han Sin dan Cu Sian menjawab , Loana sudah
berkata lagi , " memang mereka berdua ingin mengunjungi tempat kita dan bertemu
dengan ayah , paman " .
Hailun menyambung . " Baiknya begini saja , paman
Temugu . Paman dan para pengawal melanjutkan perjalanan ke Shan-si dan
menyerahkan barang-barang hadiah dari ayah
, sedangkan kami berdua akan kembali saja bersama saudara Cian han Sin dan Cu
Sian " . Mendengar usul Hailun itu , Temugu mengerutkan alisnya
dan menggeleng kepala tidak setuju . " hailun , bagaimana kalian pulan sendiri "
Kami yang bertanggung jawab atas keselamatan kalian . Kalau terjadi apa-apa
dengan kalian bagaimana kami akan mempertanggungjawabkannya ?" .
" Ah , paman ! Dengan dikawal dua orang penolong kami ini
, kami akan sampai di rumah dengan selamat . Jangan
pandang ringan mereka berdua , paman , Pengawalan mereka berdua jauh lebih aman
dibandingkan pengawalan kalian yang tujuhbelas orang banyaknya itu !" .


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Temugu tetap tidak setuju , akan tetapi Loana berkata
dengan suaranya yang halus namun meyakinkan . " Ucapan , adik Hailun tidak
berlebihan , paman Temugu . Buktinya tadi , dengan pengawalan paman sekalian ,
tetap saja kami di tawan penjahat . Kalau tidak ada dua orang penolong ini ,
entah bagaimana jadinya dengan kami . Pula , setelah mengalami peristiwa tadi ,
kami berdua sudah tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan perjalanan . Biarkan
kami berdua pulang bersama dua orang pemuda ini yang hendak berkunjung
kepada ayah " . Temugu tidak dapat membantah lagi . Juga kini dia
mengenal bahwa pemuda yang berkelebat cepat membantu
mereka melawan gerombolan adalah pemuda yang tinggi
tegap dengan pakaian sederhana ini . Memang hanya
sekelebatan saja dia melihat bayangan yang merobohkan
banyak anggota perampok tadi , akan tetapi dia ingat benar bahwa bayangan itu
mengikat rambutnya dengan pita kuning .
Temugu menginginkan kepastian dari dua orang pemuda
yang sama sekali asing itu . " Sobat muda berdua , apakah
benar-benar kalian berdua berani mempertanggungjawabkan keselamatan dua orang
keponakan kami ini dan mengantar
mereka sampai ke tempat tinggal kami ?" Temugu
memandang tajam kepada Han Sin dan Cu Sian .
Han Sin segera menjawab . " Paman yang baik ,
sesungguhnyalah bahwa aku dan sahabatku ini hendak pergi mengunjungi Kapala Suku
Yakka Mongol untuk suatu keperluan penting . Kami sama sekali tidak mengajak kedua orang nona ini untuk
pergi bersama kami " .
Mendengar ini , Loana berkata " Sobat Cian Han Sin .
memang kalian tidak mengajak kami berdua , akan tetapi
setelah terjadi peristiwa ini kami berdua kakak beradik ingin pulang saja . Dan
mendengar bahwa sobat Cian Han Sin dan Cu Sian hendak mengunjungi ayah kami ,
maka hal itu kebetulan sekali . Kita dapat melakukan perjalanan bersama "
. " Kakak Loana berkata benar !" sambung Hailun . "
Perjalanan dari sini menuju ke perkampungan kita aman , tidak akan ada yang
berani mengganggu kami . Bahkan tanpa pengawalan sama sekalipun kami berdua
berani melakukan perjalanan pulang . Kami berdua bukanlah gadis-gadis lemah dan cengeng , Karena
kebetulan dua orang pemuda ini hendak berkunjung ke tempat tinggal kami , apa
salahnya kalau kami berdua melakukan perjalanan dengan mereka ?" .
Cu Sian merasa tidak enak kalau diam saja . " Sudahlah , biarkan dua orang nona
ini melakukan perjalanan pulang
bersama kami berdua . tentang keselamatan mereka berdua , jangan khawatir .
Kalau terjadi gangguan dan halangan , akulah yang akan melindungi mereka dengan
taruhan nyawa !" Ucapan ini terdengar gagah sekali . Mendengar ini , Hailun mendekati Cu Sian
dan gadis ini berkata kepada pamannya .
" Paman dengar itu " Dengan pengawalan sobat Cu Sian ini
, aku akan merasa lebih aman daripada dikawal pasukan
pengawal kita !" . Wajah Temugu berubah kemerahan dan sambil
mengerutkan alisnya dia berkata , " Semua pengawal ini
manjadi saksi , bahwa pemisahan diri kami ini adalah
kehendak kalian berdua sendiri . Kalau sampai terjadi sesuatu
, jangan persalahkan kami !" .
Han Sin merasa tidak enak sekali . Diapun tidak ingin
mengajak kedua gadis itu . Adalah mereka berdua itu yang menghendakinya
sendiri . Kalau dia merasa setuju mereka berdua ikut dan melakukan perjalanan
bersama dia dan Cu Sian , hal itu adalah karena dengan adanya dua orang gadis
itu tentu akan lebih memudahkan dia mencari keterangan
tentang kematian ayahnya di perkampungan Yakka itu .
" Aku mempunyai usul yang kiranya dapat kalian terima .
Bagaimana kalau para pengawal ini di bagi dua " Sebagian melanjutkan perjalanan
ke Shan-si dan yang sebagian lagi tetap mengawal kedua orang nona pulang ke
utara bersama kami " .
Usul Han Sin ini di terima dengan suara bulat . Temugu lalu membagi pasukan
pengawalnya . Delapan orang di tugaskan untuk mengawal dua orang keponakannya
sedangkan selebihnya ikut dengan dia ke Shan-si . Dan dua ekor kuda di berikan kepada Han
Sin dan Cu Sian . Dua rombongan ini lalu berpisah dan Han Sin bersama Cu
sian dan dua orang gadis itu di kawal delapan orang ,
menunggang kuda menuju ke utara .
**** Seperti kehidupan para nenek moyang mereka , Suku Yakka Mongol hidup sebagai
suku perantau , hanya menetap untuk sementara di daerah yang mereka anggap subur
dan menguntungkan . Apabila daerah itu sudah tidak
menguntungkan lagi . mereka memboyong seluruh keluarga
mereka , pindah ke daerah baru yang lebih baik .
Karena itulah , di setiap daerah yang mereka pilih sebagai tempat tinggal
sementara , mereka tidak pernah atau jarang sekali membangun rumah tinggal yang
tetap . mereka lebih suka mendirikan kemah-kemah yang mudah di bongkar
pasang . Pada waktu itu , suku Yakka Mongol itu bertempat tinggal di daerah yang subur ,
di antara Sungai Kerulon dan Sungai Ono
. Bukit-bukit di sekitar tempat itu penuh dengan hutan lebat .
Di sebuah yang lembah yang penuh dengan padang rumput , mereka mendirikan kemah-
kemah mereka . Rumah atau kemah mereka itu terbuat dari bulu binatang
kempa yang di tangkupkan pada rangka dari kayu . Dibagian paling atas terdapat
sebuah lubang untuk mengeluarkan asap
. Dinding kemah itu di kapur dan dihiasi dengan lukisan-lukisan . Kemah yang
paling besar dan mewah tentu saja
menjadi tempat tinggal kepala suku mereka , yaitu Tarsukai .
Kemah seperti ini , di dalam bahasa mereka di sebut Yurt .
Bentuknya agak bundar dan bentuk ini menyebabkan angina yang meniup kuat-kuat
akan melewatinya Tanpa menimbulkan bahaya tumbang atau runtuh .
Di dalam perkampungan suku Yakka itu , perkemahan milik Tarsukai berada di
tengah-tengan , terdiri dari beberapa buah Yurt yang mengelilingi yurt yang
terbesar . Para isterinya tinggal bersama anak-anak mereka dalam sebuah yurt .
Sebuah yurt untuk seorang isteri dan anak-anaknya .
Ketika Han Sin dan Cu Sian tiba di perkampungan itu ,
mereka di sambut oleh orang-orang Yakka dengan heran dan juga gembira . Apalagi
ketika mereka mendengar dari para pengawal bahwa dua orang itu adalah pendekar-
pendekar yang telah menyelamatkan dua orang nona mereka dari
tangan kepala perampok , semua orang memandang kepada
dua orang pemuda itu dengan takjub . Di dampingi oleh Loana dan Hailun , kedua
orang pemuda itu dipersilahkan memasuki kemah yang terbesar , yang menjadi
tempat tinggal dan juga tempat pertemuan dari Tarsukai .
Dengan kikuk dan juga terheran-heran , Han Sin dan Cu
Sian memasuki kemah itu dan mengamati keadaan di dalam
kemah . Kemah itu besar dan luas sekali dan di situlah
tersimpan milik keluarga Tarsukai , kepala klan ( suku ) Yakka mongol itu . Ada
permadani yang tebal dan indah berasal dari Bhokhara atau Kabul , yang di bawa
oleh para pedagang dari barat . Ada pula peti-peti besar berisi pakaian dari
sutera yang mereka peroleh dari tukar menukar barang dengan pedagang-pedagang
bangsa Arab , Ada pula barang-barang dari perak ukir-ukiran . Di sudut terdapat sebauh rak
penuh dengan senjata yang sebagian
tergantung pada dinding kemah , pedang-pedang dari Turki .
lembing-lembing , kotak-kotak busur dari gading dan bamboo
, anak-anak panah dari berbagai jenis terhias bulu-bulu indah dan perisai-
perisai dari kulit yang di cat beraneka corak dan warna .
Han Sin dan Cu Sian merasa asing sekali , seolah masuk ke dalam dunia yang lain
sama sekali . Juga suasana di situ bebas namun mengandung suasana yang
menyeramkan , seolah-olah semua seramah-tamahan itu dalam sekejab dapat berubah menjadi
kebengisan . Didalam yurt besar itu , seperti juga dalam yurt-yurt lainnya
, terdapat perapian yang menhangatkan hawa dalam kemah
itu . Seorang laki-laki berusia empat puluh lima tahun duduk di atas sebuah kursi
berukir dengan sikap gagah . Kedua kakinya terpentang lebar , kepalanya juga
tegak . Pakaiannya berbeda dengan pakaian orang orang Yakka lainnya , karena dia
memakai jubah dari bulu . Pria ini bersikap seperti seekor burung rajawali yang
bertengger di puncak pohon , gagah dan berwibawa .
Loana dan Hailun segera lari kedepan menyalami ayah
mereka dan mencium tangan ayah mereka . Tarsukai yang
tadinya berwajah seperti topeng itu tiba-tiba saja nampak tampan ketika
tersenyum dan matanya bersinar-sinar ,
mulutnya kelihatan ramah sekali . Dia merangkul Loana
dengan tangan kanan dan Hailun dengan tangan kiri .
" Hemm , anak-anakku yang nakal . Apa yang ku dengar
dari pelaporan para pengawal tadi " Kalian tidak melanjutkan perjalanan ke Shan-
si akan tetapi di tengah perjalanan lalu menghentikan perjalanan dan pulang "
Dan laporan itu mengatakan bahwa kalian di tawan perampok " Bagaimana
sebetulnya , apa yang terjadi " " .
Hailun terkekeh dan mengelus tangan ayahnya . " Ah , ayah menghujani kami dengan
pertanyaan-pertanyaan . Sebelum kami bercerita , ayah , lebih dulu
perkenalkanlah , dua orang pemuda itu adalah penolong-penolong kami . Ini Cian
Han Sin dan yang itu Cu Sian .
Tarsukai menoleh dan memandang kepada dua orang
pemuda yang masih berdiri di depannya . Sejenak dia
memandang penuh perhatian dan selidik , kemudian dia
mengangguk . han Sin dan Cu Sian segera memberi hormat
dengan mengangkat kedua tangan depan dada yang di balas oleh Tarsukai dengan
membungkuk . Kemudian kepala suku
itu bangkit berdiri dan nampaklah bentuk tubuhnya yang
kokoh kuat , tinggi dan berotot .
" Kalian telah menolong kedua orang puteri kami " Kalau begitu , duduklah .
Kalian adalah sahabat-sahabat kami dan menjadi tamu-tamu kehormatan kami !"
Tarsukai mempersilahkan kedua orang muda itu duduk di atas bangku pendek , sedangkan dua
orang puterinya duduk bersimpuh di atas permadani .
" Terima kasih " , kata Han Sin yang di turut oleh Cu Sian .
Mereka duduk di depan kepala suku itu .
" Nah , anak-anakku , sekarang ceritakan apa yang telah terjadi !" kata Tarsukai
. " Ayah , kami melakukan perjalanan ke selatan dengan
lancar . Bahkan kami berdua sempat singgah di tempat-
tempat yang indah , bertamasya di danau-danau . Akan tetapi ketika kami tiba di
perbatasan , di dalam hutan , tiba-tiba muncul sekelompok kijang . Aku dan adik
Hailun tertarik dan kami berdua mengejar kijang-kijang itu sambil melepaskan
anak panah " . " Anak panah kami mengena, ayah " , sambung Hailun . "
Akan tetapi kijang-kijang itu masih dapat berlari memasuki hutan dan kami terus
mengejar " . " Dan tiba-tiba muncul segerombolan orang jahat itu !" kata Loana . " Kepala
perampok itu lalu menyerang aku dan Hailun
. tiba-tiba saja kami berdua tidak mampu bergerak dan dia lalu memanggul kami
dan membawa kami pergi memasuki hutan "
. " hemmm , apa kerjaannya paman kalian Temugu " Apa dia
tidak melindungi kalian ?" Tanya Tarsukai dengan nada marah
. " Paman dan para pengawal melakukan pengejaran kepada
kami berdua akan tetapi mereka sibuk melawan serangan
anak buah gerombolan perampok , ayah " , kata Loana . "
Akan tetapi untunglah kami di tolong oleh dua orang sahabat yang gagah perkasa
ini " . " Ayah , hebat sekali kepandaian Cu Sian ini !" kata Hailun sambil menunjuk kea
rah pemuda itu . " Dia muncul dan
menyerang kepala perampok yang menyeramkan itu . Hanya
dengan sebatang tongkat dia menghadapi kepala perampok
yang bersenjata golok besar dan akhirnya monyet hitam itu melarikan diri . Kalau
tidak ada Cu Sian ini , entah apa jadinya dengan kami " .
Tarsukai mengangguk-angguk sambil memandang kepada
Han Sin dan Cu Sian , terutama sekali kepada Cu Sian . Diam-diam kepala suku ini
kagum akan tetapi juga meragukan cerita kedua puterinya . Pemuda-pemuda yang
penampilannya tidak mengesankan itu , nampaknya hanya pemuda-pemuda pelajar yang
lemah lembut , bagaimana mungkin dapat menjadi
seorang laki-laki yang jantan dan kuat "
Akan tetapi , karena bukan hanya dua orang puterinya yang bercerita , akan
tetapi juga para pengawal melapor kepadanya akan kelihaian dua orang pemuda
itu , maka diapun percaya walaupun tidak yakin benar karena tidak menyaksikan
sendiri . Untuk menyatakan terima kasihnya , tarsukai lalu mengadakan pesta untuk
menyambut dan menghormati dua orang tamu
agungnya . Dua orang pemuda itu tentu saja merasa gembira akan penyambutan yang
sedemikian ramah dan baiknya .
Mereka mendapatkan sebuah kemah sendiri untuk mereka
berdua tinggal . di dalam kemah yang tidak berapa besar namun lengkap itu , han
Sin dan Cu Sian beristirahat setelah mereka ikut hadir dalam pesta untuk
menyambut mereka dan makan minum sampai kenyang .
Di dalam kemah itu hanya terdapat sebuah tempat tidur
yang hanya merupakan sebuah kasur bulu yang terletak di atas permadani . kasur
ini kurang lebih satu setengah meter lebarnya dan melihat ini , Cu Sian
mengerutkan alisnya dan berkata , " Sin-ko , malam nanti aku akan tidur di atas
permadani saja dan engkau boleh tidur di atas kasur " .
" Ah , Sian-te . Kasur ini cukup besar untuk kita berdua ! "
bantah Han Sin . " Sudah sering kukatakan padamu , Sin-ko . Aku tidak biasa tidur sekamar dengan
orang lain dan kalau hal itu dipaksakan , semalam suntuk aku takkan dapat
tidur ! Apalagi satu tempat tidur ! Sudahlah , kalau engkau memaksa , aku malah
akan tidur di luar saja !" .
Melihat Cu Sian ngambek , Han Sin tersenyum . " baiklah , aku tidak akan
memaksamu , Sian-te . Engkau boleh tidur di atas kasur itu seorang diri dan aku
yang tidur di permadani " .
" Tidak , kau yang di kasur !" .
" Aihh , Sian-te . Seorang kakak harus mengalah kepada
adiknya , bukan " Hanya aku merasa heran , bagaimana kelak kalau engkau sudah
beristeri " Apakah engkaupun akan tidur berpisah tempat tidur dan berpisah kamar
?" . " Aku tidak akan beristri !" kata Cu Sian tegas .
Han Sin tertawa dan menggoda . " wah , jangan sombong
engkau , Sian-te . Kalau engkau takabur , kelak engkau akan malu sendiri . Aku
tahu bahwa sekarangpun sudah ada
bidadari yang siap melepaskan anak panah asmaranya kepada hatimu !" .
" Jangan mengacau , Sin-ko !"
" Aih , apa kaukira aku tidak tahu " Apakah engkau hanya pura-pura tidak melihat
dan tidak tahu " Aku melihat puteri Hailun yang cantik jelita itu telah jungkir
balik jatuh cinta kepadamu , Sian-te " .
Cu Sian cemberut . " hemm , jangan menggoda , Sin-ko .
Apakah kau kira aku tidak tahu betapa Loana memandangmu dengan sepasang mata
redup memancarkan cinta " gadis itu mencintaimu , Sin-ko " .
Han Sin menghela napas panjang dan berkata dengan
sungguh-sungguh . " Ah , Sian-te . Akupun tahu akan hal itu dan aku merasa


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kasihan sekali padanya . Ia seorang gadis yang baik hati dan memenuhi semua
syarat untuk dapat menjadi seorang istri yang amat baik . Sayang sekali , aku belum berpikir
tentang perjodohan , bahkan tugasku disinipun belum sempat ku lakukan . Aku akan
menanti saat yang baik untuk minta keterangan dari paman Tarsukai . Akan tetapi
aku harus berhati-hati . Dia kelihatan seorang laki-laki yang keras hati dan
mendiang ayahku dahulu pernah menjadi musuhnya dalam pertempuran . Aku khawatir
dia akan marah dan membenciku kalau aku berterus terang bahwa aku adalah
putera mendiang Panglima Cian Kauw Cu " .
" Hal itu dapat dilakukan kalau sudah terbuka kesempatan bagi kita , Sin-ko .
Agaknya dia belum percaya benar kepada kita . Akan tetapi . kau katakana tadi
bahwa Loana memenuhi semua syarat untuk menjadi seorang isteri yang baik . Ah ,
agaknya engkau seorang filsuf yang mengenal benar watak-watak seorang wanita .
Sin-ko , katakanlah kepadaku ,
bagaimana agar dapat memenuhi syarat menjadi seorang
isteri yang baik itu " Agar kelak aku dapat memilih yang benar
" . Han Sin memandang seperti orang melamun , pandang
matanya kosong dan jauh . Dia membayangkan wajah dan
watak ibunya ! " Seorang isteri yang baik pertama-tama tenatu saja yang memiliki
kecantikan yang wajar dan aseli , tidak polesan .....
" Hemmm , ya , Sin-ko " " Cu Sian mendesak .
" Kecantikan seperti itu adalah khas kecantikan wanita , cantik lahir bathin ,
tanpa cacat ..." " Seperti Loana itu ?"
" Ya , seperti itulah , akan tetapi aku belum yakin benar akan kecantikan bathin
Loana " . " Lalu , bagaimana lagi ?"
" Ia harus mencinta suaminya dengan sepenuh jiwa
raganya , setia sampai mati .... "
" Hemmm , begitukah " Lalu apa lagi ?"
Macam kesukaran , berani menghadapi bahaya apapun
demi membela suaminya karena di dalam lubuk hatinya hanya ada bayangan
suaminya , tidak ada bayangan pria lain ..... "
" begitukah " Lalu bagaimana lagi ?"
"Ia harus melayani segala keperluan hidup suaminya ,
selalu siap untuk menyenangkan dan menghibur hati suaminya
, ikut bergembira ria kalau suaminya sedang senang dan
menghibur kalau suaminya sedang susah . Ia harus menaati semua kehendak suaminya
dan ............ " Tiba-tiba Cu Sian yang sejak tadi sudah merasa jengkel
dengan penggambaran Han Sin , tidak dapat menahan lagi
hatinya dan meledaklah kejengkelannya .
" ............. Dan engkau boleh menikah dengan wanita
bayangan itu , dewi pujaan yang hanya hidup dalam mimpi !
Engkau boleh menikah dengan wanita roh halus atau siluman itu , karena wanita
macam itu tidak berdarah daging , dan tidak dapat hidup di dunia ini , wanita
macam itu hanya makan harumnya bunga dan asap hio , sebangsa setan kuntilanak !"
. " Ehhh " dan kenapa engkau marah-marah , Sian-te ?"
" Tentu saja aku marah karena engkau adalah seorang laki-laki yang tolol ,
sombong dan tak tahu diri ! Huh , aku muak , belum pernah aku bertemu orang
sepertimu . Mual perutku melihatmu Sin-ko !" Cu Sian lalu keluar dari kemah itu
dengan muka merah dan marahnya .
Han Sin tertegun bingung . Dia masih duduk bersila dalam kemah itu , di atas
permadani . terheran-heran melihat sikap Cu Sian . Kenapa pemuda itu marah-marah
kepadanya " Padahal dia hanya mememuji kecantikan Loana . Loana ... "
Ah , apakah Cu Sian mencinta Loana sehingga timbul cemburu di hatinya di kala
dia memuji-muji gadis itu "
Perlahan-lahan dia melangkah keluar kemah . Dia melihat Cu Sian berdiri di depan
serumpun bunga . Dia menghampiri sampai dekat .
" Sian-te , maafkanlah aku "
Cu Sian memutar tubuhnya menghadapinya . Mulutnya
masih cemberut , akan tetapi pandang matanya tidak semarah tadi .
" Apa yang harus di maafkan ?" dia bertanya dan matanya memandang nakal .
Jilid 12 " Aku tadi telah membuatmu marah " , kata Han Sin dan
pemuda ini merasa heran akan dirinya sendiri . Kenapa dia demikian membutuhkan
sahabat yang kadang amat nakal ini "
Bahkan justeru kenakalan Cu Sian yang membuat dia tidak ingin kehilangan sahabat
itu . Kenakalan itu bagaikan bumbu penyedap dalam hidupnya .
" Sudahlah , jangan bicarakan tentang itu lagi , Sin-ko , lihat ! Di sana orang-
orang nampak sibuk , membawa bunga-bunga dan menghias tenda besar " .
Melihat sikap Cu Sian sudah biasa lagi , diapun memandang dan benar saja .
Orang-orang Mongol itu sedang sibuk
mengatur dan menghias tenda besar yang berdiri di tengah-tengah , tenda tempat
tinggal Tarsukai . Pada saat itu , Loana dan Hailun dating menghampiri
mereka . Dua orang pemuda itu segera menyambut dengan
gembira . " Ah , sahabat Cu Sian dan Han Sin . Kami kira kalian masih beristirahat dalam
kemah , tidak tahunya sudah berada di luar
. Apakah kalian tidak lelah dan pergi berisitirahat ?" Tanya Hailun sambil
tersenyum manis menghampiri Cu Sian .
Cu Sian tersenyum dan pemuda ini melihat betapa Loana
secara otomatis menghampiri Han Sin dan tersenyum manis kepada pemuda itu .
" Tidak , kami tidak lelah " , kata Cu Sian .
" kalau begitu . mari Bantu aku mencari bunga untuk
menghias tempat pesta " , kata pula Hailun sambil menarik tangan Cu Sian .
" Hemm , kami melihat kesibukan orang-orang menghias
kemah itu . Ada pesta apakah ?" Han Sin bertanya .
" Ayah hendak mengadakan pesta tari-tarian malam ini
untuk menghormati kalian . Cian Han Sin , malam nanti ku harap engkau suka
menari denganku " , kata Loana kepada Han Sin .
" Dan engkau harus menari denganku , Cu Sian " , kata
Hailun . " Menari " Kami tidak dapat !" kata Cu Sian sambil tertawa .
" Mudah sekali . Asal kalian menirukan gerakan kami beres
!" kata Hailun . Kemudian ia menarik tangan Cu Sian , " Marilah , Cu Sian , temani aku memetik
bunga " . Han Sin tersenyum melihat Cu Sian dipaksa pergi oleh
Hailun dan dia memandang Loana yang masih berdiri di
dekatnya . Loana juga memandang kepadanya dan Han Sin
melihat betapa sepasang mata indah itu memandang
kepadanya penuh kagum , dan dari sinar mata itu jelas
nampak perasaan gadis itu yang seperti memujanya . Dia
menjadi salah tingkah melihat betapa Loana benar-benar
menyukainya . " Eh , Loana . Sebetulnya pesta tari-tarian itu
bagaimanakah " Apa saja yang terjadi dalam pesta itu ?"
"Pesta seperti ini diadakan setiap tahun , akan tetapi untuk tahun ini di ajukan
penyelenggraannya untuk menghormati kalian . dalam pesta ini biasanya diberi
kesempatan kepada muda-mudi untuk memilih pasangannya tanpa perasan malu
karena di lakukan secara terbuka dan ramai-ramai . Setiap orang gadis yang
menari akan berhak meilih pasangannya
masing-masing . Ahli-ahli menabuh alat musik dan penyanyi-penyayi terbaik akan
meramaikan pesta . Kadang-kadang
terjadi juga perebutan seorang gadis oleh beberapa orang pemuda " .
Han Sin mengerutkan alisnya . " Hemm kalau begitu tentu akan terjadi keributan
dan perkelahian " . " Kekacauan dan perkelahian tidak akan ada karena hal itu di larang keras . Akan
tetapi perebutan yang timbul
diselesaikan secara jantan , yaitu dengan mengadu kegagahan di atas panggung .
Yang kalah dalam pertandingan itu harus mengakui kekalahannya dan dia akan
mundur " . " hem , jadi akan ada perkelahian juga , akan tetapi
perkelahian yang di atur sebagai pertandingan . tentu akan jatuh korban .
" Tidak , han Sin . Adu kepandaian itu harus dilakukan
dengan gagah dan jantan , tidak mempergunakan senjata .
Mereka yang ilmu gulatnya lebih tinggi tentu akan keluar sebagai pemenang dan
yang kalahpun tidak akan terluka
parah apalagi mati " .
" Adu gulat ?" .
" Ya , karena ilmu gulat merupakan kebanggaan kami " .
Han Sin tertarik sekali .
" Bagaimana ketentuan kalah menangnya ?" .
Loana memandang sambil tersenyum heran . Bagaimana
ada seorang pemuda , yang gagah perkasa pula , tidak
mengerti tentang peraturan adu ilmu gulat " .
" Sederhana saja , yang terbanting dan di ringkus sampai tidak mampu melepaskan
diri , itulah yang kalah . Marilah , han Sin , kau Bantu aku mencari bunga untuk
menghias bagian dalam kemah " .
Karena tangannya di tarik Loana , Han Sin terpaksa
mengikuti gadis itu pergi ke tepi sungai dimana tumbuh
banyak bunga beraneka warna . Akan tetapi baru beberapa langkah , dia melihat
dua orang pemuda Mongol memandang kepada mereka dengan mata mengandung kemarahan
besar . han Sin melihat kebencian terpancar dari pandang mata
mereka itu . Tentu saja dia terkejut dan bertanya kepada Loana .
" Loana , lihat , siapakah dua orang pemuda itu ?" .
Loana menoleh dan memandang kea rah dua orang
pemuda itu yang tiba-tiba memutar tubuh dan pergi dari situ .
Dua orang pemuda yang bertubuh kekar , dengan otot
melingkar-lingkar di tubuh mereka .
" Ahhh , mereka itu adalah kakak Sabutai dan Camuka " .
" Siapakah mereka ?"
" kakak Sabutai adalah putera paman Temugu , dan
Camuka seorang pemuda kami yang terkenal gagah berani .
Kedua orang muda itu adalah jago-jago muda kami , ahli-ahli gulat yang sukar di
cari tandingannya " .
" Hemm , tadi kulihat mereka itu memandang kea rah kita dengan mata penuh
kemarahan . Mengapa ?" .
Loana tersenyum . " Dua orang muda tidak tahu diri itu
menaksir aku dan Hailun . Akan tetapi kami tidak menyukai mereka . Marilah kita
pergi !" Mereka melanjutkan perjalanan dan Han Sin merasa hatinya tidak enak .
Terbayang permusuhan mengancam dia dan Cu Sian dan dia harus cepat memberitahu Cu Sian
agar sahabatnya itu berjaga-jaga . Dan dia mengambil keputusan untuk tidak
terlalu lama berada di tempat itu . Setelah memperoleh keterangan dari
Tarsukai , dia akan segera mengajak Cu Sian pergi dari situ .
Akan tetapi ada kekhawatiran menyelinap dalam hatinya .
Bagaimana kalau Cu Sian benar-benar mencinta Hailun atau Loana " Sahabatnya itu
memiliki watak yang keras . Kalau mendengar bahwa dia mempunyai saingan dalam
bercinta , tentu dia akan siap menghadapi dan melawan saingannya .
Baru tadi saja ketika dia memuji-muji Loana , Cu Sian sudah kelihatan marah
bukan main . Han Sin menghela napas .
Dahulu dia sudah ragu untuk mengajak Cu Sian yang
wataknya aneh , keras dan ugal-ugalan .
*** Hailun memetik bunga sambil bernyanyi lagu mongol yang
bagi telinga Cu Sian terdengar aneh namun indah . Suara gadis itu merdu dan
menggetar dan setiap kali Cu Sian
memandang kepadanya , ternyata gadis itupun berhenti
memetik dan menatap wajahnya dengan sinar mata yang
demikian jelas membayangkan cintanya .
Setelah gadis itu selesai bernyanyi , Cu Sian memuji . "
Sungguh indah sekali suaramu , Hailun " .
Memang pujian inilah yang di harap-harapkan Hailun , maka begitu mendengar
pujian Cu Sian , ia tersenyum manis " kalau engkau tahu artinya akan lebih indah
lagi , Cu Sian " , katanya dengan suara manja .
Cu Sian tertawa , mengumpulkan bunga dari tangan Hailun di jadikan satu dengan
bunga yang di petiknya dan
meletakkannya ke dalam keranjang yang tadi dibawa oleh Cu Sian .
" Hem , begitukah " Apa sih artinya nyanyianmu tadi ?" .
" Tentang setangkai bunga merah yang sedang mekar
mengharum " , kata Hailun dan matanya bersinar-sinar .
" Hem , lalu bagaimana ?" Cu Sian tersenyum dan tertarik oleh kata-kata indah
itu . " Setangkai bunga merah merindukan datangnya seekor
kupu-kupu pujaannya . Akan tetapi yang berdatangan dan
merubungnya hanyalah kumbang-kumbang kasar yang tidak di sukainya .
" Cu Sian ..... "
Sebutan itu begitu merdu keluar dari mulut Hailun ,
membuat Cu Sian menengok dan memandang gadis itu
dengan heran . " Ya " Ada apakah , Hailun " .
" Yang bernyanyi tadi itu .... "
" Ya .... ?" " Bukan bunga merah , melainkan aku " .
Cu Sian tertawa . " he-he , tentu saja engkau . Masa bunga merah dapat bernyanyi
?" . " Maksudku , akulah yang merindukan datangnya kupu-
kupu pujaanku , dan aku sudah bosan dengan kumbang-
kumbang yang merubungku " .
" Ehhh ?" " Dan engkaulah kupu-kupu pujaanku itu , Cu Sian . Aku ...
aku merindukanmu , aku memujamu , aku kagum kepadamu "
. Wajah Cu Sian berubah menjadi kemerahan dan pada saat
itu , kebetulan dia memandang ke kiri dan melihat tak jauh dari situ Han Sin
sedang berjalan membawa keranjang bunga dan bergandengan tangan dengan Loana .
Mesra seakli ! " Cu Sian , aku ... aku .... "
" Lihat , Hailun . Lihat itu di sana . Kakakmu Loana .... "
Hailun menengok dan berkata gembira . " Sudah kuduga !
Kakak Loana tentu jatuh cinta kepada Han Sin . Dan aku
girang sekali , tadinya aku khawatir ia akan jatuh cinta kepadamu , Cu Sian " .
Hailun lalu memegang kedua tangan Cu Sian dan
memandang mesra . " mari kita lanjutkan pekerjaan kita mengumpulkan bungabunga ini , Hailun . Aku
malu kalau sampai terlihat mereka . "
Cu Sian melepaskan tangannya dan menyibukkan diri dengan memetik bunga-bunga
yang sedang mekar . Sementara itu , Loana juga bersikap mesra kepada Han Sin
. Namun Loana tidak seberani Hailun menyatakan cintanya , hanya dari sikapnya
jelas dapat diketahui oleh Han Sin apa yang terkandung dalam hati gadis itu .
Biarpun tidak ada perasaan cinta dalam hatinya terhadap Loana , namun dia tidak
tega memperlihatkannya dalam sikap dan diapun
membiarkan saja ketika Loana menggandeng tangannya .
Ketika dia melihat Cu Sian bersama Hailun , melihat itu memegang kedua tangan Cu
Sian dan memandang dengan
mesra , melihat mereka bercakap-cakap , diapun tersenyum .
Akan tetapi timbul kekhawatiran dalam hatinya . Cu Sian
agaknya benar-benar saling mencinta dengan Hailun dan tentu Cu Sian akan


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhadapan dengan pemuda yang mencinta
Hailun . Dan dia yakin bahwa Cu Sian pasti tidak akan mau mengalah ! .
Loana juga melihat adiknya bersama Cu Sian dan ia berkata
, " Han Sin , lihat itu Hailun bersama Cu Sian . Mereka itu serasi dan mesra
benar , ya ?" Han Sin melepaskan tangan Loana yang menggandengnya
dan menyibukkan diri dengan dengan memilih bunga-bunga
yang terindah . " Biarlah kalau mereka memang saling
mencinta . Semoga saja mereka akan hidup berbahagia " .
Sampai lama Loana hanya memandang kepada Han Sin . Ia
tidak selincah adiknua dan berat rasanya lidah itu untuk mengeluarkan isi
hatinya . Akhirnya dapat juga ia berkata , "
Han Sin ..... " ia berhenti lagi dan ragu .
Mendengar nada suara panggilan itu , Han Sin berhenti
memetik bunga dan menoleh . " Ada apakah , Loana ?" .
" Hailun akan hidup bahagia di samping Cu Sian sebagai
suami isteri ..... "
" Mudah-mudahan begitulah " , kata Han Sin , akan tetapi suaranya tidak
menyakinkan . " Dan kita ....?"
" Kita " Mengapa dengan kita ?"
" Apakah kita ........ tidak dapat hidup berbahagia seperti mereka " " biarpun tidak
secara langsung , akan tetapi
pertanyaan Loana ini sudah cukup jelas .
Han Sin maklum bahwa dia harus mengambil keputusan
tegas . Maka di pandangnya wajah gadis itu dan dia berkata ,
" Loana , dengarlah . Kita ini adalah sahabat baik , aku
menganggapmu sebagai seorang kawan baik , dan aku sama
sekali belum meikirkan tentang perjodohan . Ini bukan berarti bahwa aku tidak
menyukaimu , aku suka dan kagum
kepadamu sebagai seorang teman baik " .
Loana nampak terpukul oleh ucapan itu itu , akan tetapi gadis itu hanya
menundukkan mukanya . Bagaimanapun juga pemuda yang di pujannya ini mengaku suka
dan kagum kepadanya , dan menjadi seorang kawan baik . Hal ini berarti masih ada harapan
baginya . Perasaan suka dan kagum
mudah saja berkembang menjadi perasaan cinta , pikirnya .
Mereka melanjutkan pekerjaan mereka dan setelah
mengumpulkan banyak bunga , Loana meninggalkan Han Sin
untuk membantu pekerjaan orang-orang yang menghias
tempat diadakannya pesta malam nanti . Demikian pula Hailun sudah berada di situ
. Ketika Han Sin kembali ke kemahnya dan masuk ke dalam , dia melihat Cu Sian
sudah rebah miring membelakanginya .
Agaknya pemuda itu sudah tidur . Hampir dia lupa dan akan merebahkan diri di
atas kasur di samping pemuda itu , akan tetapi dia segera teringat akan
pantangan tidur berdua bagi Cu Sian . maka diapun merebahkan diri di atas
permadani dekat pintu dan beristirahat .
*** Setelah bergantian mandi dan bertukar pakaian , Han Sin
dan Cu Sian menerima kunjungan kepala suku Tarsukai sendiri yang dating
menjemput mereka . Segera kedua orang pemuda itu menyambutnya dan
memberi hormat . " Ha-ha-ha ! " Tarsukai tertawa ramah . " Malam ini kami sengaja mengajukan
pesta musim semi yang setiap tahun
kami adakan , sekali in isekalian untuk menyambut dua orang tamu agung kami " .
" Ah , paman terlalu baik kepada kami . Terima kasih ,
paman !" kata Cu Sian . " Pesta apakah yang akan paman
adakan malam ini ?" " Pesta muda-mudi , penuh dengan tarian dan nyanyian ,
dan ada pertandingan adu gulat pula . Selain memberi
kesempatan kepada para gadis untuk memilih pasangan
masing-masing , juga memberi kesempatan para jago muda
berlaga memperlihatkan keahlian dan kekuatan mereka ,
sekalian memilih jago-jago muda yang akan dijadikan
pimpinan pasukan . " Bagus ! Aku senang sekali menonton pertandingan .
Ketika kami berada di Shan-si , kamipun sempat menonton , bahkan mengikuti
pertandingan adu kepandaian memanah
dan silat untuk menerima perwira baru " kata pula Cu Sian .
Tarsukai tersenyum dan mengelus jenggotnya yang
panjang . Dia suka melihat Cu Sian yang sifatnya terbuka dan berani . " Ha-ha-ha
, di sini tidak perlu diadakan pertandingan memanah atau menunggang kuda ,
karena dengan sendirinya semua pemuda di sini mahir menggunakan anak panah dan
menunggang kuda . Akan tetapi yang di adakan adalah pertandingan gulat , adu kekuatan dan
kecepatan " . " Wah , menarik sekali " , kata pula Cu Sian . " Bagaimana aturan menang
kalahnya , paman ?" .
" Tentu saja yang sudah teringkus dan tidak mampu
bergerak lagi di anggap kalah . Marilah , Cian Han Sin dan Cu Sian , kalian
berdua mendapat tempat kehormatan sebagai tamu kami " . Kepala suka itu
merangkul kedua orang pemuda
itu dan di ajaknya pergi ke perkemahan induk dimana
diadakan pesta itu . Musik sudah mulai dibunyikan ketika mereka bertiga
memasuki kemah besar itu . Kemah itu dibuka separuh dan di depan kemah itu
didirikan sebuah panggung dari kayu .
Ternyata tari-tarian dilakukan didalam kemah sedangkan
pertandingan gulat dilakukan di luar kemah , di atas panggung yang sudah di
sediakan . Semua orang bangkit berdiri ketika kepala suku itu masuk dan dia
mengajak Han Sin dan Cu Sian duduk di panggung kehormatan yang di bangun di
kemah besar itu . Lebih dari dua puluh orang gadis sudah berkumpul dan
duduk berkelompok di sudut . Mereka mengenakan pakaian
warna-warni yang mewah dan semua wajah yang berada di
situ nampak cerah . Penerangan cukup besar karena di mana-mana di gantung lampu-
lampu , bahkan diluar kemah
dinyalakan api unggun yang besar .
Setelah semua orang yang berkepentingan , yaitu para
gadis dan pemuda memenuhi ruangan itu , dan para orang-
orang tua berkumpul dan menonton diluar kemah , pesta
itupun dimulai atas isyarat Tarsukai . Gadis-gadis mulai bernyanyi dan sebagian
pula dari mereka mengeluarkan
hidangan dan kesempatan ini dipergunakan oleh mereka untuk mencari-cari , siapa
pemuda yang akan dijadikan pasangan menari malam itu .
Para gadis itu dipimpin oleh Loana dan Hailun sendiri yang mengenakan pakaian
sutera yang berwarna cerah . Secara
otomatis , ketika membawa hidangan , Loana menghampiri
Han Sin dan Hailun menghampiri Cu Sian . Hal ini menjadi perhatian para pemuda
yang memandang kea rah mereka
dengan mata melotot marah .
" Ssttt , Cu Sian , engkau berhati-hatilah terhadap dua orang pemuda di sana itu
, yang mengenakan kain ikat kepala berwarna merah . Mereka cemburu dan marah
kepada kita . " Bisik Han Sin kepada sahabatnya . Cu Sian menoleh dan
memandang . Melihat dua orang pemuda itu memandang
marah , dia malah mengejek dan tertawa kepada mereka !
Celaka , pikir Han Sin . Cu Sian benar-benar hendak mencari keributan .
" Sian-te , sekali ini harap jangan mencari keributan " , bisiknya pula .
" Jangan khawatir , Sin-ko . Takut apa sih " Kalau ada apa-apa , biar aku yang
maju menghadapi mereka ! "
Suara alunan musik dan nyanyian mengantar mereka
menikmati hidangan . Setelah makan secukupnya , Tarsukai memberi isyarat kepada
para pemain musik . Segera
terdengar bunyi musik yang gembira .
" Pesta tarian dimulai !" Terdengar seruan dan duapuluh orang lebih gadis yang
tadi menghidangkan makanan dan
minuman , kini mencabut sehelai saputangan sutera dari saku baju mereka dan
dengan gerakan dan mata mereka berlari-lari kecil mereka mulai menari ,
berputar-putar dan mata mereka melirik-lirik , mulut mereka tersenyum-senyum .
Tubuh mereka meliak-liuk dengan lemah gemulai , pinggang yang ramping itu bergerak-
gerak , melenggang-lenggok dalam
tarian mereka . Beberapa saat kemudian , kepala suku
Tarsukai sendiri yang berteriak .
" Pemilihan pasangan di mulai !" .
Agaknya para gadis itu masih malu-malu dan menanti
sampai kedua orang puteri kepala suku itu mulai dengan
pilihannya . Para pemuda sudah memasang aksi
mengharapkan dipilih oleh para gadis yang mereka sukai .
Loana dan Hailun sambil tersenyum lebar berlari kecil ke arah tempat duduk
kehormatan dimana Han Sin dan Cu Sian duduk disebelah kepala suku Tarsukai dan
para pembantu kepala suku itu .
Han Sin dapat menduga bahwa Loana tentu akan memilih
dia sebagai pasangan menari dan siapa lagi yang akan dipilih hailun kalau bukan
Cu Sian " Dia memperhatikan dua orang pemuda yang bernama Sabutai dan Camuka itu
dan diam-diam dia merasa khawatir . dua orang pemuda itu berdiri sambil mengepal
tinju memandang kea rah dua orang gadis yang menghampiri tempat kehormatan .
Akan tetapi mendadak terjadi hal yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan
sebelumnya , Cu Sian bangkit berdiri dan pemuda itu dengan langkah lebar
menyambut dua orang gadis yang dating sambil mengibarkan saputangan di tangan
mereka . Tadinya tentu saja Han Sin hanya tersenyum melihat pemuda sahabatnya
itu demikian tergesa-gesa menyambut
gadis pilihannya , akan tetapi dia terbelalak dan menjadi bengong ketika melihat
Cu Sian melewati Hailun dan
menyambut saputangan Loana !
Loana sendiri terkejut dan terbelalak , akan tetapi sapu tangannya telah
dipegang ujungnya oleh Cu Sian dan pemuda itu malah dengan gaya mesra merangkul
pinggangnya yang ramping dan di tariknya ketengah ruangan untuk menari ! Han Sin memandang kea
rah hailun dan melihat betapa gadis
inipun terkejut , memandang dengan muka berubah pucat , lalu merah sekali , dan
gadis ini menjadi termangu-mangu bingung karena pemuda pilihannya telah
berpasangan dengan kakaknya ! Bukan main marahnya hati Han Sin . Sahabatnya itu
telah bermesraan dengan Hailun , akan tetapi sekarang sengaja menyakiti hati
gadis ini dan meninggalkannya untuk
merayu Loana . Padahal dari air mukanya , dia tahu bahwa Loana juga terkejut dan
tidak suka , Akan tetapi terpaksa karena Cu Sian sudah menariknya . Perasaan iba
yang sangat membuat Han Sin cepat berdiri . Dia sudah melihat seorang di antara
dua pemuda yang mengincar dua orang puteri kepala suku itu , pemuda yang tinggi
tegap dan bernama Sabutai , sudah melangkah , agaknya hendak menghampiri agar
dipilih Hailun . Maka , cepat Han Sin mendekati Hailun dan
menangkap ujung sapu tangan yang dipegang Hailun .
Hailun terkejut , menoleh dan ketika melihat bahwa yang memegang ujung
saputangannya adalah Han Sin , gadis ini tersenyum . Senyum yang menyedihkan .
" Aku akan menegur sahabatku itu !" bisik Han Sin kepada Hailun dan gadis itu hanya
tersenyum dan mengangguk . akan tetapi Han Sin melihat betapa kedua mata gadis
manis ini basah . Dia tidak peduli betapa Camuka mengepal tinju dan
mengamangkannya kepadanya . Karena dia tidak pandai
menari tarian orang mongol , maka dia hanya meniru
sedapatnya gerakan Hailun yang hanya merupakan gerakan
tarian sederhana sambil mendorong gadis itu agar mendekati Cu Sian yang sudah
menari dengan Loana . Akan tetapi agaknya Cu Sian memang sengaja menjauhinya
karena setiap kali hendak didekati agar dia dapat menegur Cu Sian , pasangan itu
lalu menari dengan berlari kecil
menjauhinya . Dan yang membuat Han Sin terheran-heran
dan marah sekali adalah ketika dia melihat betapa mesranya mereka menari .
Bahkan Cu Sian berbisik-bisik dekat telinga Loana sehingga hidungnya hamper
menyentuh pipi gadis itu . Dan yang
membuat Han Sin penasaran adalah ketika dia melihat Loana yang tadinya seperti
orang kaget dan heran , kini mulai
tersenyum-senyum mesra dan balas berbisik . Tak dapat di ragukan lagi , kedua
orang muda itu memang sedang asyik bermesraan seperti sepasang kekasih yang
sedang mengobral janji muluk . Han Sin mengerahkan tenaga Sin-kangnya dan
membuat telinganya dapat menangkap dengan tajam sekali .
Dia dapat mendengar suara Cu Sian yang membuat mukanya
berubah merah . " Loana saying , engkau masih meragukan hatiku " Hanya
engkau yang ku saying , yang ku cinta sepenuh hatiku .
Engkau begini cantik jelita bagaikan bidadari .......... "
" Akan tetapi ........ " , bisik Loana . " Hailun ......... ia
mencintaimu ...... bukankah engkaupun mencintainya ?" .
" Ahhh , Hailun yang kekanak-kanakan itu . ia masih hijau , dibandingkan
denganmu . Ia seperti seekor merpati disamping seekor burung hong !" .
" Akan tetapi ..... bagaimana dengan Cu Sian " Dia hanya
mencintaiku ..... " " Ah tidak mungkin ! Di Selatan dia sudah mempunyai dua orang wanita , seorang
calon isterinya dan seorang lagi kekasihnya . Dia hanya mempermainkanmu . Hanya
akulah satu-satunya pria yang mencintaimu , Loana man is ....... " .
Loana nampak memejamkan matanya , seperti terayun ke
sorga tertinggi mendengar rayuan seorang pemuda tampan
seperti Cu Sian . Han Sin hamper saja meloncat untuk menghajar Cu Sian !
Pemuda keparat ! Pengkhianat ! Dia tidak peduli andaikata dia diburukkan , akan
tetapi pemuda itu jelas merayu Loana .
Setelah Hailun jatuh hati kepadanya . Pemuda itu agaknya hendak menguasai kedua
orang gadis itu ! Mata keranjang , hidung belang ! Tidak , dia harus mencegahnya
! . Kini semua gadis menari sudah mendapatkan pasangan
masing-masing dan para pemuda yang tidak terpilih keluar dari kemah sambil
bersungut-sungut . Akan tetapi tiba-tiba Camuka , jagoan gulat muda yang
bertubuh tinggi besar itu .
melompat ke atas panggung di depan kemah , membanting-
banting kakinya sehingga mengeluarkan suara gaduh .
Sikap itu merupakan tantangan , tanda bahwa ada pemuda
yang merasa marah dan menantang saingannya . Kegaduhan
ini menghentikan mereka yang sedang menari dan Tarsukai lalu memandang keluar ,
kearah pemuda yang berdiri
bagaikan seekor biruang di tengah panggung itu .
" Engkaukah itu Camuka " Apa yang kauhendaki ?" , Tanya Tarsukai dengan suara
garang . Camuka memberi hormat dan terdengar suaranya yang
menggelegar . " Hormat saya kepada Khan yang perkasa ! Semua orang
tahu belaka bahwa Loana , puteri khan yang cantik jelita .
Sudah sepatutnya kalau Loana menjadi jodoh pemuda paling perkasa di seluruh
permukaan bumi ini . Akan tetapi malam ini ada pemuda lain yang berani bersaing
dengan saya . Karena itu , saya menantang pemuda itu untuk bertanding dan
membuktikan , siapa diantara kami yang lebih pantas menjadi pasangan Loana ! " .
Mendengar tantangan Camuka ini , semua orang tahu
bahwa sebentar lagi akan ada pertandingan yang hebat dan mereka semua tertarik .
Yang menggandeng Loana menari
adalah Cu Sian , pemuda yang dikabarkan telah menolong dua orang puteri ketua
itu dari tangan kepala perampok dan
kabarnya pemuda remaja yang tampan sekali memiliki


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepandaian tinggi . maka tentu akan terjadi pertandingan menarik . Semua orang
menghentikan tarian mereka dan
berbondong menuju ke bawah panggung untuk mencari
tempat yang enak untuk menonton pertandingan .
Biasanya , kalau ada dua pemuda memperebutkan gadis
dan saling menantang , kepala suku tidak menentang bahkan dengan gembira
menganjurkan mereka untuk bertanding .
Akan tetapi sekali ini , Tarsukai mengerutkan keningnya dan membentak ,"
Camuka , lupakah engkau dengan siapa engkau berhadapan " Pemuda yang menjadi
pasangan Loana dalam pesta ini adalah Cu Sian , tamu kehormatan kita ! Jangan bersikap kurang ajar
terhadap tamu !" . Akan tetapi Cu Sian sudah cepat menghampiri Tarsukai dan berkata sambil
tersenyum . " Paman Tarsukai , jangan
sungkan dan jangan khawatir , aku menerima tantangan
pemuda itu ! " Tanpa menanti jawaban , Cu Sian sudah
meloncat dan tubuhnya melayang seperti seekor burung saja ke atas panggung dan
tiba di depan Camuka . Semua orang tertegun kagum . Belum pernah ada orang yang
dapat melompat seperti terbang saja .
Akan tetapi Camuka yang sudah penasaran dan marah itu
tidak merasa gentar . Bagaimana dia dapat merasa takut
berhadapan dengan pemuda kerempeng seperti itu / Sekali banting tentu tidak akan
dapat bangun kembali , atau sekali terkam pemuda itu tentu tidak akan mempu
berkutik lagi . Akan dia perlihatkan kepada semua orang , terutama sekali kepada Loana , betapa
kuat dan gagah perkasanya dia !
Sambil tersenyum mengejek Camuka segera menanggalkan
bajunya bagian atas dan melemparkannya ke bawah
panggung . Nampak dada bidang dan penuh otot melingkar-
lingkar , sepasang lengan yang panjang dan kokoh kuat . Akan tetapi diapun tahu
bahwa pemuda ini adalah seorang tamu kehormatan , maka dia tidak berani bersikap
kasar dan berkata dengan lantang . " Sobat , tanggalkan bajumu agar kita dapat mulai
bertanding !" . Cu Sian tersenyum lebar dan bertolak pinggang , agaknya tubuh atas telanjang
yang kokoh kuat itu tidak membuatnya khawatir sama sekali . " menanggalkan
baju " Untuk apa "
Seperti hendak mandi saja ! Tidak , aku tidak perlu
menanggalkan bajuku , aku akan menghadapi dan
melawanmu dengan pakaian lengkap . Engkau yang bernama
Camuka , bukan " Dengar , Camuka , kalau engkau dapat menagkap ujung
bajuku ini saja , aku sudah mengaku kalah !" .
Semua orang terlongong mendengar ini . Alangkah
bodohnya dan lancangnya pemuda itu . Bertanding gulat
tanpa melepaskan bajunya sama dengan sudah kalah sebelum bertanding ! Kalau
bertelanjang baju , lawan tidak akan mudah menangkap . Akan tetapi kalau berbaju
tentu itu mudah di tangkap sehingga memudahkan lawan untuk
membantingnya . Apalagi menantang untuk di tangkap ujung bajunya dan akan
mengaku kalah kalau bajunya sampai dapat di tangkap ! .
Camuka menjadi girang sekali . Sedikitnya , dia tadinya bersikap hati-hati
karena diapun sudah mendengar bahwa
pemuda ini lihai dan merupakan seorang pendekar dari selatan
. Akan tetapi mendengar pemuda ini menantangnya dan akan mengaku kalah kalau
ujung bajunya dapat di tangkap , tentu saja hal itu akan memudahkannya untuk
mendapatkan kemenangan , Sementara itu , Loana dan Hailun , sudah duduk lagi di
dekat ayah mereka . Kedua orang gadis itu tidak saling
menyapa , bahkan dari pandang mata mereka terdapat
perasaan tidak senang , terutama sekali padang mata Hailun .
Dan kini mereka melihat kea rah panggung dimana pemuda
yang kini menjadi perebutan di antara mereka itu telah siap untuk bertanding
melawan Camuka . Dari tempat duduk
mereka itu memeang dapat menonton pertandingan dengan
jelas dan tidak terhalang danini memang sudah di atur
sebelumnya . Han Sin yang masih merasa penasaran dan marah kepada
sahabatnya , juga terpaksa tidak mencampuri dan hanya
duduk menonton . Dalam hatinya dia memaki-maki karena di anggapnya Cu Sian
mencari perkara saja . Akan tetapi sama sekali dia tidak mengkhawatirkan akan
keselamatan Cu Sian karena dia maklum bahwa sahabatnya itu memiliki kepandaian
yang cukup lihai untuk membela diri , dan dia dapat menduga bahwa Camuka hanya
seorang pemuda yang memiliki tenaga
otot besar saja . Camuka kini memasang kuda-kuda , dengan kedua kaki di
pentang lebar , kedua lutut di tekuk sehingga dia seperti setengah berjongkok ,
kedua lengan dikembangkan dan kedua tangan dengan jari-jari terbuka siap
mencengkram atau menangkap . " Nah , sobat , aku telah siap ! Apakah engkau sudah siap
?" . Cu Sian sejak tadi mengikuti gerak-gerik Camuka dengan
pandang matanya . Dia berdiri santai seenaknya dan berkata sambil tersenyum
memandang rendah . " Aku sudah siap sejak tadi ! Mulailah !" .
Camuka mengeluarkan bentakan panjang melengking ,
kemudian tubuhnya sudah menerjang cepat sekali ke depan , kedua tangannya
menyambar dari kanan kiri untuk
mencengkram lawan . Semua orang memandang dengan hati
tegang karena mereka sudah akan tahu akan ketangkasan dan
kekuatan Camuka . Akan tetapi , ternyata terkaman itu hanya mengenai tempat
kosong ! Hampir tak dapat diikuti dengan gerakan Cu Sian tadi yang sudah
mengelak dengan loncatan ke belakang . Akan tetapi Camuka yang gagal serangannya
itu sudah cepat mengejar dan menubruk lagi bagaikan seekor
harimau menerkam domba . Sekali lagi Cu Sian mengelak , kini meloncat ke samping
kiri tubuh Camuka . Melihat
bayangan lawan berkelebat ke sebelah kirinya , tangan kiri Camuka cepat
menyambar bagaikan gerakan seekor ular
untuk mencengkram apa saja , bagaikan baju atau badan
lawan . Serangan ini cepat sekali bagaikan lanjutan dari terkamannya yang
luput . Melihat tangan itu meluncur seperti ular , Cu Sian lalu menangkis dengan
tangannya sambil mengerahkan tenaga . " Dukkk ....... !" Lengan Camuka terpental dan dia meringis karena merasa betapa
tulang lengannya seolah bertemu
dengan sepotong baja yang membuat dia kesakitan . Akan
tetapi dia menggulingkan tubuhnya di atas panggung .
Bagaikan seekor trenggiling tubuh itu menggelinding kea rah Cu Sian dan setelah
dekat , tubuh itu mencelat ke atas dan kedua tangannya sudah menyambar lagi
dengan cepatnya , kini mencengkram kea rah kedua kaki Cu Sian . Tubuh Cu Sian tentu akan
terbanting kalau kedua kakinua dapat di tangkap oleh sepasang tangan yang kuat
itu . Akan tetapi kembali tangkapan itu itu luput karena tiba-tiba tangkapan itu
luput karena tiba-tiba kedua kaki itu telah lenyap dari pandang mata Camuka .
Kiranya Cu Sian sudah melompat ke atas dan ketika tubuhnya turun kembali kedua
kakinya menekan kedua pundak Camuka . " Bresss ... !" Tak dapat di hindarkan lagi , tubuh Camuka terdorong roboh . Akan
tetapi dia dapat menggulingkan
tubuhnya lagi dan melompat berdiri . Matanya bersinar-sinar penuh kemarahan ,
mukanya kemerahan dan diapun
menyerang lagi dengan cepat dan mengerahkan seluruh
tenaganya . Setiap kali Cu Sian mengelak , Camuka
menyambung serangannya dengan terkaman lain , susul
menyusul dengan amat cepatnya . Semua orang tahu bahwa
sekali saja Cu Sian dapat di terkam , tentu dia akan di banting dan di tekuk
sehingga tidak mampu melepaskan diri lagi .
Akan tetapi , semua serangan susul menyusul itu tidak pernah berhasil . Kalau
tidak di elakkan , tentu di tangkis . Camuka merasa seolah dia menyerang sebuah
bayangan sehingga dia menjadi pusing sendiri .
Han Sin mengerutkan alisnya , hatinya tidak senang karena dia maklum bahwa Cu
Sian yang nakal itu sengaja
mempermainkan lawannya . Kalau Cu Sian menghendaki ,
tentu dengan mudah sekali dia akan dapat mengalahkan
lawannya dan menyudahi pertandingan itu . Dia mengerling kea rah Loana dan
merasa heran sekali , Loana menonton
dengan wajah berseri , mulut tersenyum dan nampak gembira bukan main .
Sebaliknya Hailun duduk dengan wajah
cemberut . Benarkan Loana telah berbalik hati , dan jatuh oleh rayuan Cu Sian ,
kini menganggumi dan meninta Cu Sian "
Pada saat itu , Camuka yang sudah menjadi pening dan
penasaran sekali , menyerang dengan nekat sekali . Dengan kedua tangan membentuk
cakar harimau , yanag kanan
mencakar kea rah dada . Cu Sian mengelak ke kanan dan dari sudut itu tiba-tiba
tubuh Cu Sian merendah dan kakinya
mencuat dan menyapu kea rah kedua kaki Camuka . Camuka
tidak sempat menghindarkan diri dan tubuhnya segera roboh terpelanting . Ketika
dengan cepat Camuka berguling dan hendak meloncat bangun , tiba-tiba kaki kiri
Cu Sian sudah menyambar .
" Dukkk ! " ujung kaki itu tepat mengenai leher Camuka dan pemuda Mongol itu
terpelanting lagi . Dia mencoba untuk bengkit , akan tetapi Cu Sian cepat
mengenai leher Camuka dan pemuda mongol itu terpelanting lagi . Dia mencoba
untuk bangkit , akan tetapi Cu Sian cepat menggerakkan kedua
tangan . Jari tangan kanan dan kirinya sudah menotok ke pundak yang telanjang
itu dan seketika tubuh Camuka terkulai
, tidak mampu lagi menggerakkan kedua lengannya . Kedua lengan tangan merupakan
senjata terpenting bagi seorang pegulat . Kalau kedua lengannya sudah tidak
mampu berbuat sesuatu . Demikianlah , Camuka yang jatuh lagi menelungkup tidak
mampu berbuat sesuatu dan ketika Cu Sian menginjak punggungnya dengan kaki
kiri , dia hanya mampu mengerang dan terengah-engah , merasa seolah - olah yang
menginjaknya itu kaki gajah yang amat berat ! .
Tepuk tangan menyambut kemenangan Cu Sian ini . Sambil
tersenyum bangga Cu Sian lalu cepat menotok kedua pundak Camuka membebaskannya
dan pemuda tinggi besar itu
bangkit berdiri sambil menyeringai menahan rasa nyeri dan malu . Akan tetapi
dengan sikap gagah dia membungkuk
kepada Cu Sian dan berkata lantang . " Aku Camuka mengaku kalah !" Dan dengan
lesu diapun melompat turun dari atas panggung . Di bawah tepuk tangan yang
memujinya Cu Sian melenggang kembali ke tempat kehormatan . mengangguk
kepada Tarsukai dan menyambutnya dengan tepuk tangan
pula . Cu Sian segera mengambil tempat duduk di antara
Loana dan Hailun , dan sama sekali tidak memperdulikan Han Sin yang memandang
kepadanya dengan wajah muram .
Loana menyambutnya dengan wajah berseri dan mulut
tersenyum . " Wah , engkau memang hebat , Cu Sian !" kata gadis ini sambil memegang tangan
Cu Sian . Cu Sian tertawa dan ketika
menengok ke kiri dan melihat Hailun berwajah muram , dia pun tetap tertawa kecil
. Akan tetapi pada saat itu , tepuk tangan tak terdengar lagi dan orang-orang
mencurahkan perhatian kepada seorang
pemuda yang sudah naik ke panggung . Pemuda ini bukan
main adalah Sabutai , seorang pemuda berusia duapuluh
tahun yang tampan dan bertubuh tinggi tegap . Sabutai
sebaya dengan Camuka , juga sama gagahnya , bahkan lebih tangguh karena dalam
pemilihan jago gulat tahun lalu ,
Sabutai inilah yang menjadi juara setelah mengalahkan
Camuka dalam pertandingan yang seru dan seimbang .
Sabutai memberi hormat kepada Tarsukai dan dengan
lantang dia berseru , " Saya Sabutai , menantang sobat Cian Han Sin yang tadi
menjadi pasangan Hailun menari !" .
Singkat saja ucapannya itu , akan tetapi terdengar lantang dan merupakan
tantangan langsung . Tarsukai yang
mendengar ini , tersenyum kepada Han Sin , engkau di
tantang dan kalau engkau meramaikan pesta ini agar lebih meriah , kami merasa
senang sekali " . Akan tetapi Han Sin cepat berdiri dan menjura kepada
kepala suku itu . " Tidak , paman . Sabutai adalah putera paman Temugu , dan
masih keponakan paman sendiri . Untuk apa aku menandinginya " Aku hanya seorang
tamu , dan aku tidak ingin merampas gadis manapun karena bukan itu tujuan
kunjuganku ke sini !" .
Sambil berkata demikian , Han Sin mengerling ke arah Cu Sian .
Cu Sian bangkit berdiri dan sekali meloncat dia sudah tiba pula di atas panggung
, berhadapan dengan Sabutai .
" Sabutai , kalau engkau menantang kakak ku Han Sin , biar akulah yang
mewakilinya . Dia adalah sahabatku dan juga aku menjadi pengawalnya " .
Sabutai nampak jerih . Dia sudah menyaksikan kehebatan
pemuda ini ketika membuat Camuka tidak berdaya .
" Cu Sian , aku hanya menantang pemuda yang menjadi
sainganku menjadi pasangan Hailun ! Aku tidak mempunyai urusan denganmu !" jawab
Sabutai tegas . " Akan tetapi dia tidak ingin merampas Hailun darimu . Dia tidak mencintai
Hailun " . " Aku akan tetap menantang dia kalau dia tidak berani , dia harus mengatakan
sendiri !" Sabutai berkata kukuh .
Sementara itu , Tarsukai sudah memandang Han Sin
dengan sinar mata tajam penuh selidik , " Cian Han Sin , benarkah engkau tidak
menanggap Hailun sebagai pasanganmu ?" . " Tidak sama sekali , paman " .
Tarsukai menjadi merah mukanya . Sudah jelas bahwa
puterinya itu tadi di ajak menari oleh Han Sin dan dia sudah mengharapkan
puetrinya akan berjodoh dengan Han Sin .
Dengan marah dia bertanya langsung kepada Hailun . " Hailun
, apakah engkau mengharapkan Cian Han Sin sebagai
pasanganmu " . Hailun memandang kepada ayahnya , lalu memandang
kearah Cu Sian yang masih berdiri di panggung , dan ia
menggelengkan kepalanya .
Kemarahan Tarsukai menghilang ketika dia mendapat
jawaban yang menyakinkan dari Hailun dengan gelengkan
kepalanya . Kalau puterinya tidak mencinta Han Sin ,
andaikata pemuda itu meminang puterinya , tetap saja tidak akan diberikannya .
Maka diapun lalu meneriaki Sabutai yang masih berhadapan dengan Cu Sian .
" Sabutai , engkau tidak berhak menantang Han Sin karena dia tidak ingin merebut
Hailun . Ini hanya kesalah pahaman belaka . Maka , turunlah dari atas
panggung !" . Mendengar ini , Sabutai mengangguk dan melompat turun , hatinya lega karena
Hailun ternyata tidak mencinta pemuda yang menjadi pasangannya menari tadi .
Cu Sian juga berjalan dengan langkah gagah kembali ke
tempatnya dan segera di sambut oleh Loana . Mereka nampak marah dan Hailun yang
nampak muram . Setelah pesta itu di bubarkan , Han Sin segera menghadap Tarsukai dan berkata ,
" Paman Tarsukai , aku ingin bicara empat mata dengan paman , kalau paman
menyetujui " . Tarsukai memandang kepada Han Sin dengan penuh selidik
. " Hemmm , ada urusan apakah , Han Sin " Apakah tidak


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat kita bicarakan di sini saja ?" .
" Tidak , paman . Urusan ini bagiku amat penting , dan
kerana urusan inilah saya dating ke utara ini . Ada sesuatu yang ingin ku
tanyakan kepada paman " .
Tarsukai segera bangkit berdiri dan mengajak Han Sin pergi ke sebuah kemah lain
yang kosong . Setelah mereka duduk berhadapan , kepala suku Yakka Mongol itu
bertanya . " Nah , apakah yang hendak kau tanyakan , Han Sin ?" .
" Sebelumnya harap memaafkan apabila aku terlalu
merepotkan paman , akan tetapi bagiku , yang ku tanyakan ini penting sekali .
Ketika terjadi pertempuran antara pasukan kerajaan Sui dan para suku bangsa di
utara sepuluh tahun yang lalu , apakah paman juga ikut memimpin kelompok Suku Yakka melakukan
pertempuran melawan Pasukan Sui ?" .
" Hemm , pertanyaanmu aneh , Han Sin . Tentu saja aku
memimpin bangsaku melakukan perlawanan mati-matian .
Akan tetapi hal itu telah lama sekali berlalu dan kini hubungan antara kami dan
pejabat di Shan-si telah menjadi baik .
Mengapa kau tanyakan ?" .
" Begini , paman . Kalau paman memimpin dalam
pertempuran , tentu paman mengetahui siapa yang menjadi panglima pasukan sui
pada saat itu ?" . " Panglimanya amat terkenal , yaitu Panglima Cian Kauw Cu yang pandai dan gagah
perkasa , terkenal oleh bangsa kami sebagai panglima naga hitam karena pedangnya
begitu hebat bagaikan seekor naga hitam yang mengamuk " .
" Nah , inilah yang hendak kutanyakan , paman . Bukankah Panglima Cian Kauw Cu
itu tewas dalam suatu pertempuran "
Tahukah paman tentang peristiwa kematiannya itu ?" .
Tarsukai tertawa , " Ha-ha-ha , engkau bertanya kepada
orang yang tepat , Han Sin . Justeru ketika itu aku memimpin pasukanku ,
bekerjasama dengan bangsa Turki , bertempur melawan pasukan yang di pimpin oleh
Panglima Naga Hitam itu . Walaupun akhirnya kami mengakui keunggulan pasukan sui
, akan tetapi kami gembira karena panglima naga hitam tewas dalam pertempuran
dahsyat itu " . " Apakah paman melihat sendiri robohnya panglima itu ?"
Tanya Han Sin dengan jantung berdebar tegang .
" Ah , tidak . Akan tetapi aku tertarik sekali mendengar tentang tewasnya
panglima naga hitam itu , maka aku lalu mengumpulkan anak buahku yang mengetahui
atau melihat robohnya sang panglima . Di antara anak buahku , kebetulan ada yang bertempur ,
tak jauh dari terjadinya peristiwa itu .
" Kalau Panglima naga hitam terkenal tinggi ilmu
kepandaiannya , bagaimana dia dapat tewas dalam
pertempuran ?" . " Ah , sukar merobohkan panglima itu dan aku sendiri
pernah merasakan kelihaiannya . Pedangku patah-patah dan terpaksa aku melarikan
diri . Dia roboh karena ada penyerang gelap dari belakangnya yang melepas anak
panah sehingga robohlah sang panglima besar itu , bukan oleh musuh ,
melainkan oleh orangnya sendiri " .
Han Sin tertarik sekali dan jantungnya berdebar semakin keras .
" Oleh orangnya sendiri " apa maksud paman ?" .
" Menurut kenyataan panglima itu roboh oleh anak panah
yang di lepas dari belakang , maka siapa lagi kalau bukan anak buahnya sendiri
yang menyerangnya dari belakang ?" .
" Akan tetapi , tahukah paman siapa penyerang gelap itu ?"
. " Hal itu tidak ada yang melihatnya , hanya menurut anak buahku , ketika
panglima itu roboh , ada perwira sui lain yang berjongkok mendekatinya . Seorang
panglima pula , dan masih muda . Tidak lebih dari tigapuluh tahun . Dialah yang berjongkok dekat
panglima naga hitam yang roboh itu dan dia pula yang mengangkatnya pergi . hanya
itu yang kami ketahui . Biarpun tidak banyak keterangan itu , akan tetapi sudah membuat Han Sin merasa
yakin bahwa pembunuh ayahnya
seorang perwira sui , ketika itu berusia tigapuluh tahun lebih .
Dia harus menyelidikinya di kota raja , di antara para perwira tinggi yang dulu
membantu ayahnya . " banyak terima kasih atas keterangan paman . Dan
sekarang aku hendak berpamit . Besok pagi-pagi aku akan meninggalkan tempat ini
dan kembali ke selatan " .
" Aih , mengapa demikian tergesa-gesa " Tidak senangkah engkau tinggal dengan
kami di sini , Han Sin ?" .
" Bukan begitu , paman . Akan tetapi aku sudah tinggal di sini selama hamper
tiga pekan dan selama ini paman
sekeluarga bersikap ramah dan baik kepadaku . Aku berterima kasih sekali , paman
. Akan tetapi masih banyak urusan yang harus ku kerjakan " .
" Cu Sian juga pergi bersamamu ?" . Kalau dia terserah
kepada dia saja , paman . Kami hanya sahabat yang kebetulan melakukan perjalanan
bersama . Kalau dia menghendaki
tinggal di sini selamanya , terserah , bukan urusanku " .
Tarsukai menghela napas panjang " Han Sin , tadinya aku sungguh mengharapkan
agar engkau dan Cu Sian dapat
tinggal di sini selamanya dan menjadi mantu-mantuku , agar kalian dapat
membantuku melatih ilmu silat kepada anak
buahku " . Han Sin tersenyum , " Aku belum mempunyai niat untuk
mengikatkan diri dengan perkawinan , paman . Entah kalau Cu Sian . Maafkan kalau
aku mengecewakan hati paman yang
baik " . Demikianlah , Han Sin kembali ke kemahnya dan dengan
hati mendongkol dia melihat Cu Sian sudah tidur mendengkur di atas kasur . Ingin
sekali dia menyeret pemuda itu dan memakinya sebagai seorang pemuda mata
keranjang yang telah mempermainkan cinta dan menghancur hati Hailun ,
atau mungkin pemuda itu demikian gila untuk menguasai
kedua kakak beradik itu . Mendengkur, dia menahan
kemarahannya . Untuk apa dia menegur " Bukan urusannya .
Kalau dua orang gadis itu mau di permainkan Cu Sian , apa dayanya "
Dengan hati mengkal Han Sin lalu tidur di atas permadani .
Hatinya gelisah . Peristiwa itu membuat dia merasa kehilangan
. Kehilangan seorang sahabat yang selama ini amat di kagumi dan di sayangnya .
Akan tetapi sahabatnya itu ternyata hanya seorang pemuda hidung belang yang
lemah terhadap kecantikan wanita . Orang semacam itu tidak pantas dijadikan sahabat . Akan
tetapi dia merasa kehilangan .
**** Ketika pada keesokan harinya , pagi-pagi sekali Han Sin
bangun dari tidurnya , pertama-tama yang dilakukannya
adalah menoleh ke arah kasur dimana Cu Sian tidur . Dalam tidurnya tadi dia
bermimpi tentang Cu Sian yang naik kuda memboncengkan Loana dan Hailun melarikan
diri ! Dan hatinya terkejut ketika dia tidak melihat Cu Sian di atas kasurnya . Pemuda itu
telah pergi ! Jangan-jangan dia pergi melarikan dua orang gadis kakak beradik
itu seperti yang terjadi dalam mimpinya . Kalau benar demikian , dia akan
melakukan pengejaran dan dia akan mencegahnya ! .
Dia cepat berkemas , membuntal pakaiannya dan sambil
menggendong pakaiannya dia keluar dari kemah itu . Pagi masih sepi karena pagi
itu dingin sekali . Hanya kelihatan beberapa api unggun di nyalakan orang di
beberapa tempat . Tiba-tiba seorang pemuda menghampirinya sambil menuntun kuda . Kuda itu sudah
lengkap dengan pelananya dan ada
bungkusan di atas pelana kuda . Orang itu ternyata adalah Sabutai ! .
" Eh , engkau Sabutai " " Tanya Han Sin , hatinya tegang , khawatir akan
mendengar lenyapnya dua orang gadis itu , di larikan oleh Cu Sian . " Ada apakah
, Sabutai ?" . " Sobat , Han Sin , engkau hendak pergi sekarang " Sepagi ini " " Tanya Sabutai
dan nada suaranya terdengar ramah sekali sehingga Han Sin merasa heran . Baru
kemarin dalam pesta tari pemuda ini menantangnya untuk bertanding
memperebutkan Hailun ! . " Benar , Sabutai . Aku hendak pergi sekarang dan aku
sudah berpamit malam tadi kepada paman Tarsukai " .
" Aku sudah tahu , Han Sin justeru sepagi ini aku
mencarimu atas perintah paman Tarsukai semalam untuk
menyerahkan kuda dan perbekalan ini kepadamu " .
Sabutai menyerahkan kendali kuda kepada Han Sin .
" Ah , untuk apa semua ini , Sabutai . Sampaikan terima kasih ku kepada Paman
Tarsukai . Selama tiga pekan aku
tinggal di sini siperlakukan sebagai seorang sahabat dan tamu yang sudah lebih
dari cukup . Akan tetapi aku tidak dapat menerima hadiah kuda dan perbekalan ini
. " Akan tetapi , Han Sin . Paman Tarsukai sudah sepatutnya memberi hadiah
kepadamu . Bukankah engkau telah
menyelamatkan Loana dan Hailun ?" .
Han Sin tersenyum . " Sabutai , hal itu tidak perlu di
bicarakan lagi . Menolong siapa saja yang berada dalam
kesulitan merupakan tugas kewajiban kita yang mempelajari ilmu-ilmu untuk
menentang kejahatan , membela kebenaran dan keadilan . Bukan mengharapkan balas
jasa dan hadiah . Hadiah hanya akan merendahkan perbuatan kita " .
" Ah , Han Sin . Engkau seorang gagah perkasa sejati ! Aku kagum kepadamu dan
maafkanlah sikapku semalam yang
berani menantangmu " .
Han Sin menatap wajah pemuda mongol itu sambil
tersenyum . " Engkau tidak perlu minta maaf . Engkau tidak bersalah dan memang
sudah sepantasnya kalau engkau
membela nama dan kehormatan gadis yang engkau cintai .
Nah , selamat tinggal , Sabutai " .
Han Sin segera meninggalkan Sabutai yang masih berdiri
termenung dan mengikuti bayangan Han Sin dengan pandang mata kagum .
Begitu keluar dari perkampungan suku Yakka , Han Sin lalu berlari cepat menuju
ke selatan . Akan tetapi , baru kurang lebih satu li dia berlari , tiba-tiba dia
menahan larinya dan berhenti . Matanya bersinar-sinar ketika dia melihat Cu Sian
duduk di atas sebuah batu di tepi anak sungai sambil
melamun dan memandang ke sungai membelakanginya .
Semua kemarahan yang di tahan-tahannya sejak malam tadi seperti hendak meledak
ketika dia mendapat kesempatan
bertemu dan berdua saja dengan Cu Sian . Dadanya terasa panas dan dia segera
menghampiri Cu Sian dengan marah .
" Sian-te ... !" panggilnya tidak ramah , bahkan seperti
bentakan marah . Cu Sian terkejut dan menoleh , Ketika
melihat siapa yang membentaknya itu , diapun cepat meloncat turun dari atas batu
. " Eh , kiranya engkau , Sin-ko " Wah , sepagi ini engkau sudah membawa buntalan
pakaian , engkau hendak pergi ke manakah , Sin-ko " " Sikap dan suara Cu Sian
masih seperti biasa , ramah dan gembira , bahkan dia tersenyum-senyum .
" Kemana aku hendak pergi bukan urusanmu ! Tidak perlu
kau tahu ! Aku hanya ingin mengatakan bahwa sama sekali tidak ku sangka engkau
seorang pemuda tidak tahu malu dan mata keranjang !"
Cu Sian membelalakan mata dan memandang heran . " Eh-
eh , apa alasannya engkau mengatakan demikian , Sin-ko ?" .
" Jangan berpura-pura bersih ! Apa yang kau lakukan
semalam di tempat pesta " Engkau menggandeng Loana ,
bahkan memperebutkannya dengan Camuka !" .
Cu Sian mengerutkan alisnya dan mulut itu tersenyum
mengejek . " Aha , jadi engkau cemburu dan iri hati , ya " Sin-ko , engkau
pernah menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa engkau hanya mau berjodoh
dengan seorang wanita yang sempurna tanpa cacat sedikitpun . Seorang dewi dari kahyangan . Akan tetapi
ternyata baru bertemu dengan
Loanasaja engkau sudah tergila-gila , bertekuk lutut dan mencintanya . Ha-ha ,
dimana dewi khayalanmu itu , Sin-ko ?"
. Han Sin semakin menjadi marah . Pemuda remaja ini malah mengejeknya ! Cu Sian ,
engkau pemuda tak tahu malu !
Engkau sudah akrab dengan Hailun , akan tetapi masih juga merayu Loana ,
memburukkan diriku ! Engkau ternyata
seorang pemuda mata keranjang , hidung belang yang tidak tahu malu . Tidak sudi
lagi aku melakukan perjalanan dengan seorang pemuda macam engkau ! Selamat
tinggal ! " han Sin membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi . Akan tetapi dia
melihat bayangan berkelebat dan Cu Sian telah berdiri di depannya , bertolak
pinggang dan sikapnya angkuh sekali .
" Sin-ko , mengapa engkau marah-marah seperti gila "
Begitu besarkah cintamu kepada Loana sehingga membutakan matamu " Sepatutnya
engkau berterima kasih kepadaku yang
telah membuka matamu untuk melihat gadis macam apa
Loana itu , begitu ku rayu lalu meninggalkanmu !" .
" Cukup , mulai saat ini aku tidak sudi berteman denganmu
, tidak sudi bicara lagi denganmu !" Han Sin lalu melanjutkan perjalanan dengan
cepat dan marah . Khawatir kalau Cu Sian akan mengejar dan membayanginya
, Han Sin memasuki hutan lalu mengerahkan ilmunya berlari cepat . Akhirnya dia
merasa bahwa Cu Sian tidak mengejarnya
. Dia lalu meninggalkan hutan itu menuju ke barat mencari sungai Kuning karena
dia bermaksud kembali ke selatan
melalui air . Keterangan yang diperolehnya dari Tarsukai amat berharga dan untuk menyelidiki
siapa pembunuh ayahnya , dia harus pergi ke kota raja . Pembunuh ayahnya
tentulah seorang perwira yang pada waktu itu membantu ayahnya memimpin
pasukan yang berperang melawan pasukan Turki dan Mongol .
**** Nama julukan Pak-te-ong semakin terkenal di daerah utara
sebagai seorang datuk baru yang menguasai daerah di
sepanjang lembah Huang Ho . Hampir semua gerombolan
perampok dan bajak sungai yang besar-besar telah di
tundukkan , ketuanya di bunuh kalau tidak mau menakluk
sehingga Pak-te-ong Ma Giok kini menjadi ketua dari mereka semua . Semua nama
perkumpulan gerombolan yang di
taklukan itu di hilangkan dan mereka semua menjadi anggota dari perkumpulan baru
yang di dirikan oleh pak-te-ong dengan nama Te-kwi-pai ( perkumpulan iblis
bumi ) yang berpusat di Kwi-san ( Bukit iblis ) , di lembah Huang ho . dalam
waktu singkat saja Te-kwi-pai telah menjadi sebuah perkumpulan yang anggotanya
tidak kurang dari tiga ratus orang ! Dan semua penjahat yang bergerak di daerah
lembah Huang ho utara , semua tidak ada yang tidak tunduk kepada Te-kwi-pai .
Dan setiap kali mereka mendapatkan " rejeki " hasil
perampokan atau pembajakan , yang dilakukan oleh
perorangan , mereka tentu menyerahkan sebagian hasil itu kepada Te-kwi-pai . Ini
sudah merupakan peraturan tidak tertulis dan siapa yang melanggar tentu akan
ketahuan dan tidak di ampuni lagi .
Dari hasil yang berlimpah ini , terutama sekali dari
pemungutan " pajak jalan " bagi para saudagar , baik yang melakukan perjalanan
lewat darat maupun sungai , sebentar saja Pak-te-ong Ma Giok tlah membangun
sebuah gedung besar di puncak bukit iblis .
Di situ dia tinggal bersama seorang gadis , yaitu puteri tunggalnya bernama Ma
Goat , yang berusia delapan belas tahun . Pak-te-ong Ma Giok sudak tidak
mempunyai isteri lagi . Ibu Ma Goat telah meninggal beberapa tahun yang lalu
sehingga Ma Goat merupakan keluarga satu-satunya . Tentu saja dia amat menyayang


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan memanjakan puterinya ini yang semenjak kecil dia gembleng sendiri sehingga
kini menjadi seorang gadis yang memiliki ilmu silat tinggi .
Ma Goat memang seorang gadis yang cantik sekali .
Wajahnya yang bulat itu sesuai dengan namanya . Nama Ma Goat berarti bulan dan
memang ia cantik seperti bulan
purnama , Sepasang matanya tajam berkilat dan setitik tahi lalat hitam di dagu
kirinya menambah daya tariknya . Akan tetapi , biarpun dia cantik dan nampak
lemah gemulai , orang-orang takut kepadanya karena dalam hal kekejaman , ia
tidak kalah dibandingkan ayahnya . Tangannya ringan sekali
membunuh orang yang di anggap bersalah kepadanya , dan ia membunuh sambil
tersenyum manis . Sama sekali tidak
kelihatan kejam , akan tetapi sekali sulingnya menyambar dengan gerakan indah ,
tentu ada orang yang tewas di
depannya . Kemanapun ia pergi , ia selalu membawa
sulingnya , sebatang suling kecil berwarna hitam mengkilap , kedua ujungnya di
hias emas dan suling itu terselip di ikat pinggangnya , Karena kejam nya ia
menggunakan sulingnya untuk membunuh orang yang di anggap bersalah kepadanya .
Ma Goat di juluki Suling Maut oleh ratusan anak buah Te-kwi-pai . dank arena
anak buah Te-kwi-pai itu dating dari berbagai golongan di dunia kang-ouw , maka
julukan suling maut inipun sebentar saja terkenal di dunia persilatan daerah
utara . **** Jilid 13 Akan tetapi , hidup di samping ayahnya , di antara para pembantu dan anak buah
ayahnya yang terdiri dari orang-orang kasar , Ma Goat merasa jemu dan ia
seringkali meninggalkan rumah ayahnya dan pergi merantau di sekitar daerah lembah .
Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 15 Kasih Diantara Remaja Karya Kho Ping Hoo Patung Emas Kaki Tunggal 15
^