Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 20
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung Bagian 20
tangannya untuk merebut karung yang ada di tangan kanan KimTijui.
Tetapi gerakan Kim TiJui lebih cepat dari padanya. Dia segera menarik mundur
karung tersebut. "Tidak bisa. Karung ini baru boleh dibuka setalah semuanya ada di sini'".
Toahao menyadari bahwa ilmu silat Kim Tijui 1ebih tinggi dari mereka empat
bersaudara. Tetapi dia juga kurang percaya kalau Lo ji dan Lo si bisa tarjatuh
begitu saja di tangan Kim Tijui. Matanya menyorotkan sinar tajam menusuk.
"Lalu mau tunggu sampai kapan baru boleh dibuka?".
Kim Ti]ui melongokkan kepalanya ke arah pintu Mututnya tertawa terkekeh-kekeh.
"Bukankah pemer i utama yang sebenarnya sudah muncul?".
Ce Po tangoan hanya mempunyai sebuah lapangan yang besar Dan orang-orang dari
kedua pihak semuanya berkumpul dalam lapangan tersebut. Tapi karena banyaknya
tokoh yang harus diceritakan, maka semuanya harus diuraikan dengan terperinci.
Apalagi semua kejadian boleh dibilang berlangsung dalam waktu yang hampir
bersamaan. repot menceritakannya satu per satu.
Kembali, pada saat Kim Tijui menyemburkan tahu kering dan mulutnya sehingga
beberapa jago pihak musuh terkulai lemas karena tertotokjalan darahnya.
Kesempatan itu digunakan oleh pihak delapan partai besar untuk membunuh tokoh sesat yang
kejahatannya sudah kelewat batas. Sedangkan yang lainnya langsung diringkus oleh
lawannya masingmasing. Perubahan ini terjadinya terlalu mendadak. Keadaan jadi berbaiik Sekarang pihak
Kong Tong pai mulai melemah kekuatannya dan boleh dibilang sudah kehilangan
banyak jagonya yang dapat diandalkan.
Hue leng senbu yang sedang bertarung denflan seimbang melawan Song Ceng San
sampai berubah hebat wajahnya. Begitu marahnya dia sehingga matanya menjadi
merah dan rsimbutnya seakan berdiri tegak. Giginya digertakkan erat-erat.
"Tua bangka she Song, urusan hari ini garagara kau yang sengaja berbentrok
denganku. Hu kaucu akan membunuhmu lebih dahulu baru membuat perhitungan
dengan yang lainnya." bentaknya gusar Pedang digenggam erat-erat Serangan yang
dilancarkannya bagai orang kalap Rupanya kali ini hawa aimarah dalam dadanya
benar-benar telah meluap. Dia ingin mengadu selembar nyawa tuanya dengan Song
Ceng San. Sebatang padang di tangannya bergerak bagaikan allran air sungai yang deras
Perlu dikatahui bahwa dia sudah menghabiskan waktu yang lama dan tenaga yang banyak
untuk memahami seratus jurus ilmu peclang keluarga Song. Kemudian dia berhasil
menciptakan serangkaian ilmu yang khusus untuk menghadapi ilmu pedang keluarga
Song tersebut. Sekarang dia mulai mengerahkan ilmunya yang sejati.
Sejak pertarungan antara Song Bun C un dengan Cu Tian Cun, Song Ceng San
sud.ah sadar bahwa pihak lawan sudah berha.sil memecahkan ilmu pedang
keluarganya S5ekarang lawan sudah melancarkan berbaig ai serangan dengan gencar.
Hanya karena te'naga dalamnya yang tinggi sekali, maka sam pai saat ini dia
masih dapat mempertahankan diri. Tetapi dia merasa mulai kewalahan, pedang di tangannya
hanya dapat menahan diri, dia hampir tidak mempunyai kesempatan untuk membalas
menyerang. Sementara itu, Beng Hu Ing yang sejak tadi berdiri di sebelah kanan sudah
melihat perubahan yang terjadi Kiuci lo han, Ooca cinjin dan Ca popo mengocbankan nyawa
dengan sia-sia. Adik iparnya Cu Kiau Kiau dan gadis pelayan bernama Liu Cing
Cing sudah tertotok jalan darahnya oleh pihak lawan Bahkan kedua gadis itu sedang diseret
oleh Siau Cui dan Hue P'ei Cin menuju ke dalam barisan Lo han tin.
Hatinya menjadi panik. Dia segera mengambil pedang Han engkiamnya dan seorang
gadis berpakaian hiJau. Tubuhnya melayang di udara melewatl kepala beberapa
orang yang ada di tengah arena dan bagai burung hong terbang ke arah Hui Fei Cin
Orangnya belum sampai, pedang Han engkiamnya sudah meluncur ke depan. Hui Fei
Cin terkeJul sekali. Pegangannya pada Cu Kiau Kiau terlepas, kakinya mundur
beberapa langkah. Pada saat itulah, Beng Hui Ing menepukjalan darah Cu KiaU Kiau
untuk membebaskan dari totokan.
Dengan sekali tusuk. Tan hujin berhasil membunuh Ca popo. Matanya melihat
sesosok bayangan melayang di udara dengan dnringi secarik cahaya yang berkilauan
Sasaran orang itu Justru Hui Fei Cin. Bahkan gadis itu beium apeapa sudah
terdesak mundur. Sudah tentu Tan hujin dapat melihat bahwa ilmu orang ini Jauh lebih
tinggi dari keponakannya. Hui Fei Cin pastl bukan tandingan orang ini. Dengan panik dia
segera melesat maju. Pedang panjangnya melintang di depan dada dan dia berdiri di
hadapan Hui Fei Cin. Cu Kiau Kiau yang melihat Hui Fei Cin merasa bencinya bukan kepalang. Oiginya
sampai mengatup erat-erat.
"Budak she Hui, keluar ke sinil" bentaknya nyaring.
Hui Fei Cin mendengus dingin.
"Prajurit yang sudah kalah masih berani berkoarkoarl" Tubuhnya melesat dan
langsung menyerang. Kedua gadis itu benar-benar seperti musuh bebuyutan. Begitu bertemu, dua batang
pedang langsung dikerahkan, mereka pun terlibat pertarungan yang seru sekali
lagi. Beng Hui |ng melirik Tan hujin sekilas. "Apakah kau ingin bergebrak dengan
nonamu ini?" tanyanya dengan nada dingin.
"Sikap perempuan ini benar-benar dingin dan angkuhl" pikir Tan hujin dalam
hatinya. Namun di luar dia mengembangkan seulas senyuman.
"llmu Nona sangat tinggi aku sudah mehhatnya. Kalau boleh, dengarlah sedikit
nasehat dari .". "Selamanya aku tidak pernah mendengati nasehat orang lain Tidak perlu rewel,
sambut seranganku ini!" bentak Beng Hui Ing marah.
Tan hujin tidak tahu kalau perempuan yang ada di hadapannya ini adalah
menantunya sendiri. Melihat nada bicaranya yang begitu sombong, hatinya kesal
juga. "Dalam ilmu pedang, di atas langit masih ada langit. Di atas seorang Jago masih
ada jago tainnya lagi. Hanya mengandalkan sedikit kepandaianmu itu, kati berani
menyombongkan diri di hadapan aku orang tua?" katanya dengan nada suara yang tak
kalah dinginnya. Tangannya bergerak, pedangnya langsung diluncurkan untuk menyerang Beng Hui
Ing. Mertua dan menantu berdua, baru bertemu langsung sudah bertarung dengan
sengit. Sementara itu, Siau Cui sudah menyeret Liu Cing Cing ke dalam barisan Lo
han tin. Be Hua popo ahli dalam senJata rahasia. Itulah sebabnya dia tidak sampai
tertotok oleh semburan tahu kering dari mulut Kim TiJui. Tetapi ilmu pedangnya kalau
dibandingkan dengan Hui huJin masih kalah satu tingkat Saat itu dia sudah
terkurung dalam cahaya pedang di tangan Hui hujin.
Baik tenaga maupun ilmu pedang Cian Poa Teng masih belum bisa menandingi Lian
Seng taisu Berkali-kali dia terdesak mundur dan hanya dapat mempertahankan diri
tanpa sempat membalas sekalipun.
Hanya Cu Tian Cun dan Bu Cu taisu yang masih bertarung dengan seimbang. Hal ini
disebabkan karena Bu Cu taisu yang membisikkan beberapa patah kata ketika mereka
bergebrak. Dia mengatakan asalusul Cu Tian Cun seperti apa adanya Hwesio tua itu
sama sekali tidak tahu kalau Tan hujin yang datang bersama Lian Seng taisu adalah ibu
kandung Cu Tian Cun Dia hanya tahu kalau Song Ceng San adalah pamannya.
Terhadap kata-kata ini, tentu saja Cu Tian Cun merasa curiga. Tampaknya dia
masih kurang percaya Tetapi sedikit banyaknya kata-kata Bu Cu taisu berpengaruh pada
perasaannya sehingga serangan pedang panjangnya pun tidak segencair tadi lagi.
"Orang-orang Siu lim pai dan Kong Tong pai, harap keluar ke depanl".
Suara teriakannya demikian lantang. Persls sebuah lonceng besar yang berdentang
sehingga membuat telinga mereka seperti di tusuktusuk Jarum Hampir serentak
mereka tertegun. Saat itu, dari luar pintu gerbang Ce Po tangoan terlihat enam tuJuh sosok
bayangan yang menghambur ke tengah arena. Orang yang paling depan mengenakan pakaian
berwarna hijau. Di pinggangnya terselip sebatang pedang yang ujungnya mempunyai
dua kaitan taJam Dia adalah Yok Sau Cun.
Di belakangnya terlihat Tiong Hui Ciong, Hong Lam San, Cun Hong, Sia Ho dan Ciu
Suang beserta Tung Soat yang mengiringi selir Li Justru ketika rombongan mereka
berbondong-bondong memasuki pintu gerbang, dari tembok sekeliling yang tingginya
delapan sembilan depa di sebelah kiri melayang seorang kakek yang sudah tua
sekali. Sekejap mata dia sudah melayang turun di atas tanah. pakaiannya berwarna kuning.
Matanya bersinar tajam. Datang-datang dia langsung membentak dengan suara keras.
Orang yang dl tunjuk oleh Kim Tijui adalah orang ini Toahao dan samhao segera
mengalihkan pandangannya mengikuti telunjuk Kim TiJui Menggunakan peluang ini,
Kim Tijui segera mengangkat dua buah karungnya dan melesat ke depan orang tua
berpakaian kuning itu Mulutnya yang tajam langsung menggerutu.
'Mengapa Lao koko sampai sekarang baru datang" Benar-benar membuat aku Kim
loji jadi panik setengah mati!'.
Mata orang tua berpakaian kuning itu menatapnya lekat-lekat. Sejenak kemudian
dia baru menganggukkan kepalanya. "Apakah loheng ini si tukang ramal nasib, Kim Tijui?" Akhirnya dia ingat juga
siapa orang yang ada di hadapannya ini.
Kim Tijui segera memanggutmanggutkan kapalanya sambil tersenyum.
'Sedikit pun tidak salah. Hengta memang Kim Tijui adanya. Hari itu hengta sudah
pernah meramalkan nasib untukmu dan menyuruh kau Lao koko datang ke tempat ini
Pasti pembunuh yang dicari akan berhasil ditemukan.".
"Terima kasih kepada loheng," sahut orang tua berpakaian kuning tersebut.
Dengan kedua tangan memanggul karung, Kim Tijui tertawa cengar-cengir.
"Kita kan orang sendtn Tidak perlu sungkan-sungkan. He... he he. Entah bagaimana
cara Lao koko berterima kasih kepada hengte?".
"Harap loheng minggir dulu sebentar Lohu ingin mencari orang-orang Bu Tong pai
dan Siau lim pai untuk membuat perhitungan," kata orang tua berpakaian kuning.
Kim TiJui tetap berdiri di hadapannya. Kepalanya di geleng-gelengkan.
"Hengte toh tidak mengatakan kepada Lao koko bahwa pembunuhnya merupakan
hwesio dari Siau lim pai atau tosu dari Bu Tong pai.".
Orang tua berpakaian kuning mendengus marah.
"Tidak perlu kau katakan, Lohu sendiri sudah tahu. Cepat kau minggirl".
Kim TiJui tetap tidak bergeser. Bibirnya matah menyunggingkan seulas senyuman
lebar. "Lao koko katau mencari tosu atau hwesio untuk membuat perhitungan, maka berarti
kau telah membuat kesalahan besar.".
Sepasang mata orang tua berpakaian kumng itu langsung mendelik.
"Kalau begitu, coba kau katakan siapa yang membu.nuh kedua adik lohu, Lojit dan
Lopat?". Rupanya orang tua berpakaian kuning ini adalah Gokong Cuang Kong Yuan dari Pat
Kong san Waktu itu dia memenksa luka yang diaiami oleh Lojit dan Lopat. Dari
kematian mereka, dia berhasil mengetahui bahwa Jitkong Tnati oleh serangan Tai
kittiam dan Bu Tong pai Sedangkan Patkong mati oleh serangan Pan juo sinkang
dari Siau lim pai. Oleh karena itu pula dia ingin mencari orang-orang Bu Tong pai dan Siau
lim pai untuk membuat perhitungan.
Kim Tijui yang mendengar Gokong meminta pendapatnya, langsung saja merasa
bangga. Dia menganggukkan kepalanya.
"Inilah sebabnya hengte mengaJak Lao koko datang ke tempat ini. Hengte jamm kau
dapat menemukan pembunuhnya di sini. .".
"Siapa pembunuhnya?" tanya Gokong penasaran.
Kim TiJui meletakkan kedua karung yang dipanggulnya ke atas tanah.
"Dua orang tersangka sudah hengte masukkan ke dalam karung-karung ini Justru
menunggu kedatangan Lao koko dan secara berhadapan msnanyakan persoaian ini
sampai jelas " Selesai berkata, dia menggapaigapaikan tangannya kepada toahao
dan samhao. "Lao koko berdua, kalian juga harus ke sini mempunyai hubungan erat dengar
kalianl" teriaknya. Toahao masih belum bisa menebak asalusul Kim Tijui. Tapi dia selalu merasa bahwa
orang ini bukan tokoh sembarangan Terutama dua orang yafig ada di dalam
karungkarung tersebut. Kalau dltilik dan nada bicaranya, kemungkinan besar kedua
orang itu adalah saudaranya. yakni Loji dan Losi. Mulamula dia masih kurang
percaya. Tiba-tiba sekarang dia merasa percaya juga dengan kata-kata orang itu.
Maka dia pun melangkah perlahan-lahan ke tempat Kim Tijui.
Kim Tijui meluruskan pinggangnya seperti orang tua yang baru terserang penyakit
encok. "Sebelum hengte membuka kedua karung ini, ada sedikit ucapan yang harus
disampaikan kepada kalian bertiga Apabila aku membuka karung-karung ini, kalian
bertiga harus tenang Jangan sekali-kali menyelesaikan urusan dengan emosi Kalian
harus mendengarkan dulu semua keterangan dariku, baru merundingkarinya
baiktoaik," katanya serius.
Gokong toahao dan samhao segera menganggukkan kepaianya serentak tanda
setujudengan usul Kim Tijui Tanpa banyak bicara lagi, Kim TIJUI menyingsingkan
lengan bajunya dan kedua tangannya tangsung membuka ikatan tali pada kedua
karung tersebut. Ternyata di dalam karungkarung itu memang terdapat dua orang. Mata Gokong,
toahao dan samhao langsung menatap ke arah kedua orang itu.
"Siapa kedua orang ini?" tanya Gokong heran.
Toahao dan samhao mengeluarkan suara terkejut dalam waktu yang bersamaan.
"Rupanya iriemang Loji dan Losi!".
Wajah toahao berubah hebat Dengan cepat dia membalikkan badannya.
"Tua bangka, apa yang telah kau perbuat atas diri Loji dan Losi?".
Jihao dan sihao duduk di dalam karung seperti orang yang sedang tidur Mereka
tidak dapat bergerak sama sekali Sudah pasti jalan darah keduanya dalam keadaan
tertotok Samhao tidak banyak bicara Dia langsung menepuk beberapa jalan darah di tubuh
Jihao dan sihao, tetapi kedua orang itu tptap memejamkan matanya, sedikit pun
tidak bergerak. Ha! ini berarti jalan darah mereka sama sekali belum terbebaskan.
Kim Tijui segera mengibasngibaskan tangannya.
"Hengte barusan sudah mengatakan bahwa kaiian tidak boleh menyelesaikan urusan
dengan emosi. Tenanglah dulu, Biar hengte selesaikan kata-kata ini, dengan
sendirinya kalian akan mengerti," kata Kim Tijui.
"Cepat katakan!" Bentak toahao.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kim Tijui merabaraba dua untai kumisnya yang tipis. Dia malah berdehem dulu
beberapa kali. "Hengte hanya menotok mereka dengan semacam ilmu yang khas. Orang lain tentu
saja tidak bisa membebaskan totokan pada diri mereka. Sebetulnya bukan apaapa,
Kalau totokan sudah terbebas, mereka akan pulih kembali seperti biasa Mengenai.
oh ya, betul. Toahao seharusnya tahu, apakah Loji dan Losi pernah mempelajari ilmu
Toajiuin (Telapak tangan besar) dan ilmu Wu Songkang (llmu laba-laba)?".
"Kami empat bersaudara masingmasing memang mempelajan semacam itmu yang
khas. Orang-orang Bulim se Tua juga tahu. Untuk apa kau menanyakannya?" sahut
Samhao. Kim Tijui mengangkat bahunya sedikit dan memandang Gokong sambil tersenyum,.
"Benarkan " llmu Toa jiuin apabila mengenai tubuh seseorang, ciricirinya sama
dengan Pan juo sinkang dan Siau lim pai Sedangkan orang yang belajar ilmu Wu
Songkang hanya menggunakan dua jan tangannya, yakni jan telunjuk dan Jari
tengah. Hal ini juga tidak berbeda dengan Tai kittiam dari Bu Tong pai. Sekarang
seharusnya kau sudah mengerti bukan?".
Sepasang mata Gokong menyorotkan sinar yang menyeramkan.
"Kalau begitu, maksudmu kedua orang ini yang membunuh Jitkong dan Patkong Han
iru Lohu harus ..". Kim Tijui cepatcepat menggoyangkan tangannya.
"Lao koko tenang dulu Memang betul kedua orang ini yang meiTibunuh kedua
saudaramu. Tapi sebetuloya Jihao dan sihao juga diperalat oleh orang lain Mereka
bukan melakukannya atas kemauan sendiri Itulah sebabnya hengte menotok jalan
darah mereka.". Sepasang mata toahao memancarkan sinar yang berbinarbinar. Wajah Gokong juga
tampak seperti orang yang curiga.
"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya mereka serentak.
Kim Tijui mengangkat sepasang bahunya. "Karena Jihao dan Sihao sudah dicekoki
semacam racun yang dapat menghilangkan akal sehat mereka. Bukan mereka berdua
saja, bahkan Ci sancu dan Soat san lojin juga sudah terkena racun yang sama ".
Yok Sau Cun dan Tiong Hui Ciong sudah masuk ke dalam pelataran Ce Po tangoan.
Mereka langsung dapat melihat pertarungan sengit yang sedang berlangsung Yok Sau
Cun yang sudah mendapatkan petunjuk dari Kim Tijui, inatanya langsung mengincar
pada diriHue leng senbu. Pada saat itu tangannya yang menggenggam pedang Hue lengkiam terus mendesak
maju Begitu tangannya membuka serangan, pedang di tangannya bagai angin topan
yang sedang mengamuk Meskipun tenaga dalam Song Ceng San sangat tinggi, tetapi
iimu kepandaiannya sudah berhasil dipecahkan lawannya Setiap kali dia
melancarkan sebuah jurus dari iimu pedangnya, baru sampai di tengah jalan, lawan sudah
berhasil menyampoknya sehingga dia terpak&a mengganti jurus yang tain. Namun apa yang
terJadi tetap sama saja. Tampaknya dia hanya mengandalkan tenaga dalamnya yang
sudah dilatih selama puluhan tahun dan pengalamannyayang luas untuk
menghadapiHue leng senbu. Ini pula salah satu alasan mengapa dia masih bisa
mengimbangi perempuan tua itu.
Yang dikhawatirkan oleh Tiong Hui Ciong justru Be Hua popo. Karena racun yang
mengendap di dalam tubuh kakeknya adalah buatan nenek ini. Dan hanya dia saja
yang mempunyai dbat pemunahnya Tetapi ketika matanya sedang mencaricari,
diajustru melihat toacinya sedang bertarung melawan seorang wanita setengah baya
yang memakai pakaian bahan kasar Pertarungan mereka berlangsung dengan sengit.
Padahal Tiong Hui Ciong tahu sekali kalau ilmu Soat san huihong kiamhoat milik
toacinya sangat hebat. Tetapi nyatanya dia hanya bisa mengim bangi wanita
setengah baya itu. Hatinya teckejut sekali. Untuk sesaat dia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Tiba-tiba telinganya mendengar suara seperti dengungan nyamuk.
"Hei, Tiong kouwnio. Cepat suruh toacimu itu berhenti. Masa mertua dan menantu
beckelahi seperti banteng yang diadu,kan tidak lucu?".
Mendengar dari nada suaranya saja, Tiong Hui Ciong segera mengenalinya sebagai
Kim Tijui. Tiong Hui Ciong jadi tertegun. Mertua dan menantu" Toacinya adalah
istri Cu Tian Cun. Mana mungkin dia menJadi mertua dan menantu dengan wanita
setengah baya itu" Tetapi biar bagaimanapun, apa yang dikatakan Lao koko tidak
pernah salah. Tiong Hui Ciong menolehkan kepalanya Dia melihat Be Hua popo sudah terkurung
dalam sinar pedang Hui hujin yang berkilauan. Biar bagaimana dia menubruk ke
kiri ataupun ke kanan, tetap saja dia tidak sanggup melepaskan diri dari kurungan
sinar pedang tersebut. Kalau ditilik dari keadaannya, Hui hujin hanya ingin
mengurungnya untuk sementara, sama sekali tidak bermaksud me[ukainya. Kemudian dia
membisikkan beberapa patah kata kepada Cun Hong dan Sia Ho. Dia berdiri segera
mengeluarkan Han engkiamnya dan melesat ke udara.
Tampak segurat sinar dingin terpancar dari pedangnya. Dia meluncur dengan pedang
di tangan dan menerobos di antara Tan hujin dan Beng Hui Ing.
"Toaci, cepat berhenti'" teriaknya lantang.
llmu yang digunakan oleh Beng Hui Ing memang Soat san Huihong kiam hoat.
Pedang panjang seperti seekor burung hong yang menannari. Perubahannya
menakjubkan Tetapi dla masih belum berhasil merath kemenangan. Hatinya merasa
gusar sekali Dia segera mengerahkan jurus Burung Hong terbang melintasi awan Dan
gerakan pedangnya terlihat bayangan lebar seperti bentangan sayap seekor burung
Serangannya dengan cepat meluncur ke arah Tan hujin Tiba-tiba dia mendengar
teriakan Tiong Hui Ciong. Di depan matanya segera melintas cahaya yang
berkilauan. Cahaya itu meimtas dengan cepat. Kemudian telinganya mendengar suara benturan
senjata sebanyak tujuh delapan kali. Jurus Burung hong melintasi awannya sudah
di sambut oleh Tiong Hui Ciong.
Tan hujin memang tidak berniat melukai orang. Melihat melesatnya Tiong Hui Ciong
yang langsung menyambut serangan Bens Hui Ing, dia pun cepatcepat mundur ke
samping Pada saat itu Beng Hui Ing sudah menyimpan pedang Han engkiamnya.
"Bukankah kau sudah pulang ke Soat san" Untuk apa lagi kau datang ke sini?"
bentaknya dengan nada marah.
Setelah menyambut serangan toacinya, Tiong Hui Ciong juga sudah mendarat
kembali di atas tanah "Toaci, apakah kau sudah tahu katau teiah teriadi sesuatu
pada diri Yaya?" tanyanya cepat.
Waiah Beng Hui Ing langsung berubah mendengar perkataannya.
"Apa yang kau katakan'?" Tanyanya seakan salah dengar.
Tiong Hui Ciong segera menarik toacinya ke samping dan dia langsung menceritakan
berbagai kejadian yang diataminya. Begitu terkejutnya Beng Hui Ing sampai
tubuhnya bergetar. "Ji rnoay, be.. benarkah apa yang kau katakan?".
"Siau moay sudah menggiring selir Li ke mari Kalau toaci tidak percaya, mengapa
tidak tanyakan langsung saja kepadanya"' Selesai berkata, dia segera menggapai ke pada
Ciu Suang dan Tung Soat segera menyeret selir Li ke tempatnya.
Cun Hong dan Siau Ho yang sudah mendapat perintah dari Tiong Hui Ciong segera
mencabut pedang masingmasing dan menghampiri Hu hujin dari arah yang
berlawanan. Melihat keadaan itu, Hu Fei Cin segera melintangkan padangnya dan
membentak. "Berhenti!". Cun Hong langsung menghentikan langkah kakinya. Dia menjura kepada Hui Fei
Cin. "Hui kouwnio, kau salah paham. Budak berdua menenma perintah darl Ji Siocia
untuk meringkus orang," sahutnya tanang.
"Siapa yang akan kalian ringkus?" tanya Hui Fei Cin.
"Be hua popo," sahut Cun Hong dengan suara rendah.
"Be hua popo sudah ditahan oleh ibuku Kalian tidak perlu melelahkan diri," sahut
Hui Fei Cin dengan nada dingin.
"Hui kouwnio tidak mengerti. Orang-orang darl delapan partai besar hampir
semuanya sudah terkena racun pembuyar tenaganya. Hanya nenek itu yang memiliki
obat pemunah racun tersebut. Kalau sampai dia tari,kan gawat. Itulah sebabnya Ji
Siocia memerintahkan kami untuk meringkus," kata Cun Hong.
Setalah mendengar keterangannya, Hui Fei Cin Juga tidak enak lagi menghalangi
mereka. "Baiklah. Apakah kalian sanggup meringkusnya?".
Cun Hong tersenyum simpul.
"Kalau mengandalkan budak berdua saja, tentu tidak sanggup menngkusnya. Tetapi
sekarangkan ada Hui hujin yang menahannya. Urusan ini menjadi mudah.
"Kalau begitu, cepat kalian kerjakan.".
Cun Hong dan Sia Ho tidak banyak cakap lagi. Tubuh mereka melesat. Dengan ilmu
Tian sin hoat mereka mengambil posisi seorang di kiri dan seorang lagi di kanan.
Geakan mereka bagai dua ekor ikan yang linah. Keduanya langsung menerobos lewat
ahaya pedang Hu! hujin yang berkitauan.
Meskipun cahaya pedang Huj hujin sangat cepat. tetapi seseorang yang menggunakan
pedang, biarpun sudah melatihnya selama puluhan tahun dan ilmu ini sudah mahir
sekali serta cahaya pedang yang terpancar lebih rapat lagi, tetap saja hanya
menggunakan satu tangan dan satu pedang Dengan demikian tetap saja ada
kekosongan Sedangkan orang yang menguasai Tian 1 sinhoat, meskipun hanya sedikit
kekosongan yang terlihat, dia tetap dapat menerobos masuk ke dalamnya.
Be hua popo adalah orang kepercayaanHue leng senbu. Pedang yang digunakannya
berukuran pendek namun lebar. Di bawah Jaringan cahaya yang terpancar dari
pedang Hui Hujin, sudah sejak tadi dia kewalahan menghadapinya. Rairibunyayang putih
bagai berdiritegak Wajahnya kelamsekali Biardia menerjang ke kin dan kanan,
tetap saja dia tidak sanggup menerobos keluar dan jaringan yang dibuat oleh Hu hujin.
Dia menguasai semacam ilmu yang dapat menyambitkan delapan belas senjata
rahasia sekaligus. Nama ilmu itu Tian li sanhua (Bidadari menaburkan bunga) Dia
juga mempunyai semacam obat bius yakni Pek iihiong llmuilmu ini khusus untuk
menghadapi musuh tangguh Tetapi kali ini dia benar-benar terdesak sehingga tidak
mempunyai kesempatan untuk mengerahkan kedua macam ilmunya itu.
Ha! ini sudah diperhitungkan matangmatang oleh Hui hujin. Maka dan itu, begitu
tucun tangan dia langsung menyerang nenek itu dengan gencar sehingga dia tidak
dapat mengeluarkan dua macam ilmu yang unik itu. Tetapi Be hua popo juga bukan
tokoh sembarangan Hui hujin hanya sanggup mengurungnya tetapl tidak bisa
merubuhkannya. Tepat pada saat itu, dua sosok bayangan hijau dan arah kiri dan kanan menerobos
masuk ke dalam cahaya pedang. Hatinya tercekat sekali BehJm tagi dia mengetahui
apakah yang datang itu kawan atau lawan, telinganya sudah mendengar teriakan
seorang gadis. "Hui hujin, harap berhenti. Ciok San Ku sudah diringkus oleh budak berdua!".
Tentu saja Hui hujin tidak percaya. Tangannya yang menggenggam pedang malah
menyerang semakin gencar Dia mengalihkan pandangannya Dia metihat Be hua popo
telah dicekal dari kiri kanan oleh dua orang gadis. Bahkan pedang pendeknya juga
sudah direbut oleh mereka. Hui hujin segera menghentikan serangannya.
"Kalian....". Dengan wajah berseri-seri, Hui Fei Cin bedari menghampiri.
"Ibu, mereka adalah pelayan Tiong kouwnio. Di tubuh Be Hua popo ada obat
pemunah racun....". "Tidak ada. Biar kalian bunuh aku juga sama saja!" tukas Be Hua popo dengan
suara tajam. "Ibu...." Dengan gerakan seperti terbang, Ciok Ciu Lan menghambur mendekati. Dia
langsung menjatuhkan diri di depan Hui Fei Cin "Hui cici, tolonglah, ibuku
benarbenar tidak punya obat pemunah itu," katanya dengan suara meratap.
Hui Fei Cin segera membangunkannya.
"Ciok cid, Ibuku pasti tidak akan melukai ibumu. Tetapi banyak orang yahg
terserang racun. Tanpa obat pemunah dari ibumu ...".
"Setahu Siau moay, obat pemunah racun itu memang dibuat oleh Ca popo dan ibuku.
Tetapi obat pemunah yang sudah jadi, semuanya di ambil oleh Hu leng senbu. ..".
"Budak kurang ajar! Tutup mulutmu. Kau maiah membela orang luar.. Kau... kau
bisa membuat aku mati kesai!" bentak Be Hua popo.
Jadi obat pemunah racun itu semuanya ada padaHue leng senbu" Hui HuJin sampai
tertegun mendengarnya. "Ibu, apa yang dilakukan olehHue leng senbu selama ini, kau tahu sendiri. Tian
Te kau merupakan sebuah perkumpulan sesat yang hanya akan mencelakakan sesama
manusia Perkumpulan seperti ini pasti tidak akan bertahan. Sekarang saja ambang
kematiannya sudah hampir tiba. Tidak ada kemudian han bagi Tian Te kau Kau orang
tua seharusnya kembali ke Jalan yang benar ." suara Ciok Ciu Lan lebih mirip
ratapan. Be Hua popo gusar sekali Sayangnya dia dicekal oleh Cun Hong dan Sia Ho Kalau
tidak ingin rasanya dia menampar pipi putn'nya sampai bengap. Terdengar suara
tawanya yang aneh . ".
"Yang akan hancur justru delapan partai besar. llmu kepandaian Hu Kaucu tidak
dapat ditandingi oleh siapa pun. Kalian ingin mendapatkan obat pemunah" Ha.. ha...
ha... Huhl Jangap bermimpil".
Kepandaian Hu leng senbu memang tinggi bukan kepelang. Selama bertahuntahun
dia dengan licik menutupi kepandaiannya. Sekarang begitu dikerahkan, nyatanya
sampai Song Ceng San yang pernah mendapat julukan Jago pedang nomor satu
kewalahan menghadapinya. Bukan begitu saJa, tampaknya orang tua itu mulai berada
di bawah angin. Apalagi Song Ceng San sudah terkena racun pembuyar tenaga Meskipun tenaga
dalamnya sangat tinggi, dan dapat bertahan agak lama, tetapi sampai kapan dia
dapat menahan seranganHue leng senbu yang seperti orang kalap itu".
Hui KinSiau.GiokSiCu,Beng TaJin,Kan Si Tong serta yang lainlainnya tentu
mengerti Setelah mendengar ucapan Be Hua popo mereka semakin terkejut. Tanpa
sadar mereka saling memandang Satu pun tidak ada yang bersuara.
"Sekarang ini hanya ada satu jalan yang dapat ditempuh. Entah bagaimana pendapat
kalian semua?" tanya Beng Ta Jin akhirnya.
"Harap Beng toheng katakan saja," uJar Giok Si Cu.
"Satusatunya jatan adalah membasmi iblis yang mendalangi semua ini. Kita tidak
perlu memenuhi peraturan dunia kangouw lagi. Kita semua menyerangnya dengan
segenap kemampuan. Pokoknya sampai iblis itu mati barulah delapan partai besar
dapat dipertahankan. Kalau tidak .".
"Ini. takutnya ... Bengcu.. ." Giok Si Cu tampaknya ragu-ragu.
"Lurus dan sesat memang tidak pernah bisa berdiri bersama Demi ketentraman dunia
kangouw, kita tidak bisa perduli lagi ketidaksetujuan Song heng," tukas Hui Kin
Siau. "Apa yang Hui heng katakan memang benar".
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hui Kin Siau mengggapaikan tangannya. "Fe ji, kemari'".
"Tia ada perintah apa?" tanya Hui Fei Gin.
"Kesinikan dulu pedang Sit kim kiammu itu. Kita akan mengadu jiwa dengan Cu leng
Sianl". Hui Fei Cin segera mempersembahkan pedang Sit kimkiamnya derigan kedua tangan,
Hui Kin Siau segera menyambutnya dan beralih lagi kepada rekanrekannya yang
lain. "Cuwi toheng, biar hengte yang serang dulu. Bila kesempatannya sudah ada hengte
akan menahan pedang Cu Leng Sian dengati Sit kimkiam ini. pada saat itulah kalian
langsung menyergapnya. Ingat harus sekali gerak langsung berhasi!".
"Akh...." Terdengar seruan dan mulut Hui Fei Cin "Tia, cepat Iihat, Yok toako,
dia.. .". Dengan langkah perlahan-lahan Yok Sau Cun berjatan ke sisi Song Ceng San dan Hu
leng senbu. Dia menggenggam pedangnya sambil menjura.
"Song loya cu,Hue leng senbu merupakan bencana bagi dunia persilatan yang telah
berbuat banyak kejahatan. Biar boanpwe saja yang menghadapinya," kata anak muda itu
dengan suara tantang. Karena melihat pihaknya terusterusan mengalami kekalahan,Hue leng senbu merasa
benci setengah mati tarhadap Song Ceng San. Pedang bergerak bagai terbang.
Berulang kali dia mendesak maju. Dalam tiga kali serangannya, Song Ceng San
hanya bisa membalas satu kali. Serangan pun lambat, hawa murni dalam tubuhnya bagai
bergolakgolaK. Sekarang dia hanya mengandalkan tenaga dalamnya yang sudah
dilatih selama puluhan tahun untuk mempertahankan diri dari serangan lawannya.
Perkelahian di antara dua orang ini sudah menjadi pertarungan hidup mati Yang
satu pedangnya menyambar bagai kilat, cahayanya berkilauan. Yang satunya bergerak
lambat, tetapi setiap JUFUS yang dikerahkan mengandung hawa pedang yang
memancar deras Dalam sekitar satu dua depa dari jarak mereka, terasa bagai ada
angin topan dan geledak yang menggelegar. Sinar pedang tajam menusuk. Apabila
seseorang yang ilmunya kurang tinggi, jangan kata berjalan sannpai ke samping
mereka, ingin maju satu langkah saja pasti tidak sanggup. Kalau bukan terhempas
oleh angin serangah mereka yang kencang, pasti akan terluka oleh tajamnya i
sinar pedang kedua orang itu. Ini dimaksudkan apa.bila melangkah satu tindak dari jarak satu atau dua depa
seperti yang diuraikan tadi. Kalau masih terus menerobos masuk, bisabisa selembar nyawa
pun ikut melayang. Saat ini angin yang terpancar dari pedang demikian dahsyat. Belum lagi smarnya
yang tajam, tetapi Yok Sau Cun irielangkah masuk dengan tenang. Tentu saja kedua
orang itu sama-sama terkejut. Song Ceng San melink sekilas Ketika dia melihat orang yang datang itu Yok Sau
Cun, tanpa dapat menahan diri lagi dia berseru .
"Yok laote, kau bukan tandingannya. Cepat mundur!".
Yok Sau Cun masih berdiri di teiripatnya tanpa bergeser sedikit pun.
"Harap Joya cu mundur saja, Boanpwe mempunyai keyakinan dapat
menghadapinya!". Hueleng senbu yang melihat kehadiran Yok Sau Cun langsung memperdengarkan
suara tawa yang menyeramkan.
"Bocah busuk, ternyata kau juga datang mengantarkan kematian. Tambah satu lagi,
aku juga tidak keberatan.".
"Srettt'l!"Hue leng kiamnya memancarkan secank sinar yang menggigilkan, tiba-
tiba dia menyerang ke arah Yok Sau Cun.
Pedang milik Ci sancu di tangan Yok Sau Cun hanya digerakkan sedikit. Terdengar
suara. "Tranggg!" Pedangnya langsung menekan pedangHue lengkiam lawannya. Dia masih
sempat memalingkan kepalanya kepada Song Ceng San.
"Song loya cu, silahkan mundur".
Song Ceng San sudah bertarung dengannya sebanyak ratusan Jurus Tetapi dia tidak
pernah mempunyai kesempatan untuk menekan pedang lawannya Tetapi dia melihat
Yok Sau Cun hanya menggerakkan pedangnya dengan asalasalan saja, namun pedang
Hue leng senbu langsung tertekan olehnya. Baru berpisah selama tiga hari, anak
muda itu aeperti berubah menjadi diri orang lain saja. Mungkin dirinya yang sudah tua!
Diamdiam Song Ceng San merlank nafas panjang. Akhirnya dia terpaksa
mengundurkan diri dari ternpat tersebut.
Bermimpi punHue leng senbu tidak pernah berpikir kalau Yok Sau Cun dapat
menyambut serangan pedangnya dalam satu jurus saja. Hatinya menjadi marah
sekaligus terkejut Ketika Yok Sau Cun sedang menyambut serangannya, dia
menyuruh Song Ceng San mengundurkan diri. Apabila hal inl terjadi pada orang
lain, pasti dianggapnya sebagai sesuatu hal yang memalukan Tetapi bagiHue leng senbu
malah menjadi sebuah kesempatan.
Oleh karena itu puia, dia tidak tergesa-gesa menarik pedangnya kembah Mulutnya
mengeluarkan suara dengusan, tangan kirinya tiba-tiba terangkat dan dengan
secepat kilat dihantamkan kepada Yok Sau Cun.
"Blam!" Mata semua orang langsung beralih ke arah sumber suara. Dalam waktu yang
barsamaan, Yok Sau Cun juga mengangkat tangan kirinya dan menyambut
serangan yang datangnya mendadak itu.
Kedua telapak tangan telah beradu Yok Sau Cun masih berdiri dengan tidak
bergerak sedikit pun. Sedangkan Hue leng senbu tergetar sampai mundur dua langkah. Bagi
Hue leng senbu, kenyataan ini baru benar-benar membuatnya terkejut bukan
kepalang!. Dia sudah melatih ilmunya setama tiga puluh tahun. Dia menganggap di dunia ini
tidak ada orang yang sanggup menyambutHue lengciang (Telapak tangan apinya).
Ternyata seorang pemuda yang usianya paling banter dua puluh tahun sanggup
menyambutnya. Bahkan dirinya sendiri sampai tergetar mundur sejauh dua langkah!.
Untuk sesaat, Giok Si Cu, Hui Kin Siau, Hui hujin, Tan hujin, Beng Ta jin, Kan
Si Tong dan Hui Fei Cin serta yang lainnya sudah barhamburan datang. Mereka
langsung berhenti di samping Song Ceng San yang baru saja mengundurkan diri dan
ajang pertarungan. Hal jni disebabkan karena pertarungan yang berlangsung
merupakan penentuan. Asal iblis yang satu ini dapat diienyapkan dari muka bumi,
maka badai yang melanda dunia kangouw kali ini pasti akan mereda kembali.
Para hadirin yang melihat Yok Sau Cun sanggup menyambutHue lengdang milikHue
leng senbu, menjadi tambah kepercayaannya. Mereka yakin dia akan berhasil meraih
kemenangan. Secara diamdiam Beng Ta jin membisikkan kepada rekanrekannya
bahwa biar bagaimanapun hari ini nenek jahat itu tidak boleh dibiarkan lolos
lagi. Kalau dia merasa akan kalah dan berusaha melarikan diri, maka mereka semua harus
menghafanginya. Wajah Hue leng senbu garang sekali. Rambutnya yang putih sampai berdiri tegak.
Sepasang matanya yang menyorptkan sinar tajam mulai memerah Dia menatap Yok
Sau Cun lekat-lekat. Dia memanggutmanggutkan kepalanya berkalikah.
"Di bawah kolong langit ini, orang yang sanggup menyambut Hue Lengciang ini,
kaulah yang termasuk orang pertama Tetapi sayang sekali....".
"Apanya yartg harus disayangkan?" tanya Yok Sau Cun.
"Karena kau menyianyiakan tiga bulir obat yang diben'kan oleh putriku. Menurut
pandanganku, di kolong langit ini hanya kau yang pantas bersanding dengannya
Sayang sekali kau tidak menjadi menantuku. Oteh karena itu, hari ini juga aku
harus membunuhmu!". Sepasang mata Cu Kiau Kiau langsung memerah. Dengan terisakisak dia
memanggil.... "Ibu...!"'. "Ini sudah merupakan takdir!" kataHue leng senbu.
Yo'k Sau Cun melintangkan pedangnya di depan dada.
"Senbu, harap mulai saja.".
Hueleng senbu kembali melinknya sekilas. Mulutnya mengeluarkan suara keluhan
yang menyayangkan Pedang Hue lengkiamnya perlahan-lahan di angkat ke atas.
"Yok Sau Cun, hati-hatilah!" katanya dengan nada dingin.
Pedang langsung digerakkan. Pergelangan tangannya bagai seutas rantai yang
menyapu kesana ke mari Serangannya ini diarahkan ke kepala Yok Sau Cun. Jurus
yang digunakannya ini bernama Leng Coa Jiauciag (Ular sakti melilit leher) yang
merupakan jurus terkeji dari Kong Tong kiamhoat. Apalagi Hue leng senbu yang
memainkat'inya. Kehebatannya dapat dibayangkan.Ada kesan seperti dewadewa di
zaman dahulu yang menggunakan pedang terbang untuk menebas kepata orang.
Metihat jurus serangannya ini, para hadirin menjadi kebat-kebit.
Yok Sau Cun masih berdiri tegak dengan pedang melintang di depan dada Dia
sepertinya balum menyadari. Sampai sinar pedang hanya tinggaj satu cun kurang
dari hadapannya, pedang yang ujungnya terdapat kaitan baru digerakkan. Sekarang ini
dia sudah mahir sekali menjalankan Tian san samsut yang diajarkan oleh Kim Tijui
Begitu pedangnya dikeluarkan, diadapat menggerakkannyasesuka hati. Apalagi
ketika pedang bergerak, jangkauannya juga pendek sekali. Orang-orang yang menyaksikan
jalannya pertarung an, termasuk Song Ceng San juga tidak melihat adanya
perubahan yang hebat pada jurus pedangnya. Tetapi serangan maut danHue leng senbu ini,
diiringi dengan suara. "Trang!" dari benturan kedua senjata dan tahu-tahu pedangHue leng senbu sudah
tertangkis olehnya. Jurus serangan Yok Sau Cun ini sudah pernah dilihat olehHue leng senbu
sebelumnya. Justru keti'ka pedangnya tertangkis oleh Yok Sau Cun, mulutnya
mengeluarkan suara raungan keras dan tiba-tiba tubuhnya mem batik. Untuk sesaat,
terlihatlah gerakan pedangnya yang berubah menjadi bayangan dan mengeluarkan
laksaan titik sinar Persis seperti tiba-tiba turun badai salju yang menggigilkan
tubuh Tiliktltik itu baga! baterbangan di udara dan menyelimuti tubuh Yok Sau Cun dari
depan dan belakang. Tanpa sadar mulut Ciok Ciu Lan dan Hui Fei Cin mengeluarkan seruan terkejut.
Tetapi justru ketika laksaan titik itu menyelimuti tubuh Yok Sau Cun, terdengar
lagi suara. "Trang! Trang!" sebanyak dua kali. Suara itu memekakkan telinga. Di udara pun
terlihat titiktitik lainnya yang jumlahnya tidak kalah banyak dengan yang pertama
memijarmijar. Tidak ada seorang pun yang sempat melihat jurus apa yang dimainkan oleh Yok Sau
Cun Mereka juga tidak mengerti bagaimana caranya Yok Sau Cun
memecahkan Jurus serangan Hue leng senbu yang mengerikan itu".
Hanya terlihat pergelangan tangan kanannya memutar dan pedang yang mempunyai
dua kaitan itu sudah meluncur ke arah dadaHue leng senbu. Jaraknya tinggal empat
lima cun Tiba tiba luncuran pedangnya berhenti Dia tidak menusukkannya ke dada
Hue leng senbu. Pada saaty ang bersamaan, terdengar suara Yok Sau Cun yang
nyaring. "Senbu harus tahu. pintu Buddha selalu terbuka. Lepaskanlah golok pembunuhan dan
berpalinglah selagi masih ada kesempatan Kau mencelakai Ci Sancu dan bahkan
meracuni Soat san lojin yang tadinya bersedia memberikan bantuan kepadamu
Dengan pikiran jahat kau membangun perkumpulan Tian Te kau, namun akhirnya kau
gagai juga. Kalau dapat bertobat secepatnya .".
Hue Leng senbu melihat jarak pedang Yok Sau Cun dengan dadanya hanya tinggal
sedikit lagi. Hatinya menjadi gusar bukan kepalang. Wajahnya merah padam bagai
k?piting rabus. Mulutnya mangeluarkan suara bentakan nyaring dan tubuhnya
melesat ke udara. Pedang Hue leng-kiam yang tadinya sudah barhasil ditangkis oleh Yok Sau
Cun secara mendadak diangkat ke atas dan baru saja dia bermaksud meluncurkannya
Sejak Hue leng sen-bu bergerak tubuh Yok Sau Cun sudah mulai ikut berkelabat
bagai bayangan. Dengan keyakinan penuh dia mendesak, gerakannya masih sama
Pedang yang sebelumnya ditudingkan di depan dada Hue leng sen-bu perlahan-lahan
diangkat ke atas kurang lebih satu cun. Gerakannya ini bukan saja mematikan
serangan Hue leng sen-bu, malah dengan kecepatan kilat ujung pedangnya menekan
di salah satu urat darah Hue leng sen-bu yang mematikan. Snnar mata Yok Sau Cun
menunjukkan kemarahan hatinya.
"Cu Leng Sian, tampaknya kau sudah tidak dapat dirubah lagi Mungkin hanya
kematian saja...!". Belum lagi kata-katanya selasai, Cu Kiau Kiau yang melihat keadaan mulai gawat,
begitu paniknya sehnngga menguraikan air mana, Dia menghambur ke depan Kaki
Yok Sau Cun dan menjatuhkan dirinya berlutut. Sambil terisak-isak dia
meratap .... , "Yok siauhiap, waktu itu aku melihat kau terkena serangan Hue Yan to, secara
diam diam aku menucri tiga butir obat untukmu. Tidak perduli kau menelannya atau tidak,
pokoknya aku melakukannya dengan satulus hati. Aku harap dengan mengingat hal
ini kau bersedia mengampuni jiwa ibukui".
Hueleng sen-bu tambah marah Dia membentak keras-keras. "Cu Kiau Kiau, tutup
mulutmu! Biar aku beritahukan kepadamu, kau hanya seorang bayi yang kutemukan
di tengah jalan. Bukan anak kandungku, kau bukan she Cu Aku bahkan tidak tahu
siapa she- mu yang sebenarnya Kalau aku mati, kau bebas menemukan jalan
hidupmu. Kau pun tidak perlu mengurus jenasahku!" .
Baru saja perkataannya selesai, telapak tangannya secepat kilat menepuk ubun-
ubun kepalanya sendiri. Terdengar suara "Prak!" yang membuat telinga ngilu Tubuh Hue
leng san-bu pun tarkapar dengan otak berantakan .
"Ibu !" terial Cu Kiau Kiau Sambil menubruk mayat ibunya dan menangis
tersedusedu. Song Ceng San segera menghambur maju Wajahnya berseri seri.
"Yok Laote, ternyata kau sudah berhasil Tragedi yang melanda kangouw kali ini,
rupanya dapat diselesaikan dalam tanganmu!".
Yok Sau Cun menyrmpan pedangnya kembali dan cepat-cepat menjura.
"Tenma kasnh atas pujran Song loya cu," katanya .
Begitu gembiranya Ciok Ciu Lan, sampai- sampai air matanya mangalir dengan
deras. "Yok toaki, cbat pemunahnya ada di dibalik pakaianHue leng sen bu!" .
Yok Sau Cun melangkah periahan-lahan mendekati Cu Kiau Kiau "Cu kouwmo,
kematian Sen-bu adalah atas kemauannya sendiri. Orang yang sudah mati tidak akan
hidup kembali Kouwnio seharusnya menerima kenyataan ini dan menjalani hidup
dengan tegar. Lagipula banyak orang yang terserang racun saat ini tarma- suk Cn sancu dan Soat
san I0 sm snan. Obat pemunahnya ada pada nbumu Harap Kouw- m0 bersedaa
mengambnlkan cbat pmamunah rtu dan ssrahkan kepada cayha Cayhe tentu mcrasa
bsrtsrnma kasrh sekaln " katanya de- ngan nada menghnbur Cu K1au Kiau
menghapus aur mma dr prpmya Dna mengulurkan tangan dan mang- ambnl Inga b0t0|
yangterbuat darn batu kumala kemudian dia berdrrf Wajahnya berhadapan dengan
Yok Sau Cun Sepasang matanya yang masnh mengembang arr menatapnya Ie- kat
Iekat Botci dn tangannya dnserahkan kepada anak muda rtu.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Pada saar menjelang kemaliannya, rbu tidak membuang ketnga bum! nm Mesknpun dia
tidak berkata apa-apa, tetapi tentunya dia bermaksud menyerahknn obat pemunah ini
kepada kalian. AmbiIlahi" katanya dsngan terisak-isak.
Yok Sau Cun mengulurkan tangannya menyagnbut ketiga botol obat itu "Terima
kasih Cu kcuwnic " "Obat pemunah racun pembuyar tenaga dan racun penghilang
kesadaran dapat di- bedakan dari tuiisan di botol masing-masing. Bctcl yang satunya lagi
bensn obat pemunah racun Put in kiam?tan (Pil emas nada yang kedua). Setiap crang yang
meniadi pengikut Kong Tong pai harus minum obat pemunah itu masingmasing satu
bum Dengan demikian racun di dalam tubuh dapat dipunahkan dan
mereka pun akan tersadar ksmbali pada dirinya sendiri." Selesai menieiaskan,
kedua tangannya Iangsung menggendcng mayatHue lang sen-bu dan membalikkan tubuhnya
meninggalkan tempat terssbut.
"Tidak heran mengapa ibu bagitu setia kepadaHue leng sen-bu, dia benar-benar
menganggap tidak ada crang kedua di dalam hatinya kecuaii nenek itu. Rupanya dia sudah
mensian racun Put ji kim- tan," kata Cmk Ciu Lan.
Yok Sau Cun mengeluarkan salah satu butcl itu dan menysrahkannya kspada Cick
Ciu Lan. "Lan mcay, kau bawa cbat pemunah ini dan capat ambil satu butir dan minumkan
ikepada ibumu Lalu bagnkan juga cbat pe- imunah ini kepada crang-crang Kong Tong
'pai iamnya. Urusan ini aku serahkan kepadamu.".
Cick Ciu Lan msnyambut bctcl cbat itu kemudian dia membalikkan tubuh untuk
metlaksanakan tugasnya Yok Sau Cun meng- lulurkan dua botol obat Iainnya kepada
Hui Fe?Cin dan maminta dia membagikan cbat pa- munah itu kepada crang-crang dan
delapan partai besar. Begitu Hue lang sen-bu mati, Cian Pea Teng dan Cu Tian Cun yang sedang beriarung
Iangsung berhenti. "Ibu .. " Dengan berderai air mata, Cu Tian Cun menghambur mengeiar Cu Kiau
Kiau. Kim Ti-iui saat itu sedang menerangkari kejadian yang sabenarnya kspada Gokong, tea-
hac dan sam-hac Bang Hui Ing sudah mendengar keterangan dari Ticng Hui Cicng dan
kemudian membuktikannya lagi dari mulut selir Li. Bukan hanya kakeknya saia yangi sudah
terserang racun bahkan Ci sancu sen diri iuga diperdayai cieh Hue leng sen-bu
Kata?kata ini terdengar guga cleh tea-hao dar sam?hac. Semua orang
terkejut bukan kepalang Pada saat itu, terirhat tubuh Kim Ti-jun meiesat ke
depan dan menghadang Cu Tiani Cun. I.
"Lacte, kau mempunyan ibu kandung sen diri maiah tidak dnakui, iustru mengaku se
crang nblns ssbagan ibumu"' katanya Cu Tian Cun menghentikan Iangksh kaki- nya.
"Apa yang kau ??ehkan" Cepat mnngg?r?" bentaknya marah.
Beium lagi Kam Ti-iui sempat mengeiaskan kepadanya, Tan hujnn sudah
menghambur mendekati "Anak, apakah ibumu sendirn saia kau su- dah tidak
mengenaln |ag|?" katanya dengan berurai air mata.
Cu Tran Cun menatap Tan hujin Iekat-Ie kat. Dia merasa wanna setengah baya ini
tidak asing bagnnya, tetapi dna tidak dapat mengingat apa?apa.
"Huiin, mungkin kau salah manganali ?rang'?" sahutnya dangan wajah sarius. Pada
saat itu, Song Gang San sudah ms- nalan chat pamunah. Dangan parlahan-Iahan dia
malangkah ka arah maraka.
"Tnan Cun, mba kau ingat bank-baik. Waktu kacil kau barnama Liang Kean Banar
tidak" Kau adalah kapunakan Ichu sandiri. Ayahmu barnama Tan Pit Sian. Dna
adalah ibu kandungmu sandm. ." Cu Tian Cun banar?banar trdak bisa mang- ingat
sadnknt pun. "Aku tidak tahu apa-apa," sahutnya br- ngung.
Tardangar sabuah suara yang parau ma- nyahut dan kajauhan "Kau parnah manalan
cbat panghilang ka- sadaran yang aku buat Kamudian kau di- cakckn lagi clah Hua
lang san-bu dangan Put ijl kim-tan. Tantu saja kau trdak ingatapa?apa. }Pada
dasarnya dalam hanmu cuma ada sa- crang Hua lang san- bu " Yang bicara mi su- dah pasti
Cick Sam Ku. Dia sudah manalan chat pamunah Put ji kim- tan. Katika dia me- `hhat crang
ramai sadang barbncara dangan Cu Tian Cun Dia sagara mengajak Cick Ciu
Lan menghampiri ks arah mereka. 'Bagaimana kau bisa tahu7" tanya Cu Tim Cun.
Cnck Sam Ku tersenyum simpul "Asal kau sudah menelan cbat pemunah tentu kau akan
mengerti sendiri Karena aku yang menculikmu dengan nlmu Pak hua sin heat.
Saat itu dalam keadaan tertotck Aku menyerahkan kau padaHue lang sen-bu yang
Iangsung meminumkan racun Putji kim tan.".
Cu Tian Cun terkajut sekaln "Apakah kata-karamu nu benar?" "Buat apa aku
mendustanmu?" sahut Cnok Sam Ku. Hun Fei Cin dan Ciok Cru Lan masnng masmg mengsluarkan sebutir 0bat pemunah
dari botol obat dn tangan mereka dan me nyerahkannya kepada Tan hujnn Wanna se
tengah baya itu menerimanya dengan meng uraikan air mata.
"Anak, cepat kau telan kedua butir cbat pemunah im. Sebentar Iagn kesadaranmu
pasti akan puhh kembaln," katanya. Cu Tian Cun mengedarkan pandangannya ks
sekeliling. Dia merasa mereka semua sepertinyn bersungguh?sungguh. Akhirnya dia
menerima juga kedua butir obat tersebut dan langsung menelannya.
Pada saat itu, Ci sancu, Kong Tong si-hav. Tcan Pek Yang. Cian Pca Teng, sehr
Li, selir Liu dan yang Iain-Iainnya juga sudah menelan ubat pemunah tersebut. Kim Tijui
menjelaskan sekali Iagi bahwa yang mem- bunuh Jit- kcng dan Pat- kcng
sebetulnya atas perintahHue lang sen-bu. Dalam hal iniji-hav dan shhac tidak
dapat disalahkan. Mereka melakukannya tanpa sadar sebab keduanya telah diben racun
oleh nenek jahat itu. Se- karang Hue Ieng sen-bu sudah mati. Segala dendam pun harus
dihabisi sampai di situ. Yang ialu bnarkan barlaiu. Gc- kong yang mendengarkannya
manarik naias panjang- panjang Setelah menghentakkan kaki dua kaii, dia Iangsung
male at meninggalkan tempat tersebut.
Yok Sau Cun iuga menyerahkan pedang iemasnya kepada Hong Lam San. Kemudian
Ci?k Sam Ku ruga menjelaskan bahwa dia yang menggunakan racun pcnghilang
kesadaran untuk mengajak para iago dari bs- berapn partai besar bsrgabung dengan
Kong Tong pai. Termasuk suhengnya Ca Nam Kiah dari Bu Liang-kiam pai. Dialah
yang mem- berikan pedang lernasnya kepada Ciuk Ciu Lan yang kemudian
menghadiahkannya kspada Yak Sau Cun.
Song Ceng San yang mendengar bahwa delapan crang manusia berkaun cadar yang
saat ini dalam keadaan tertutck dn depan pmtu gerbang adalah tukch-tokoh dan
ber-bagan partan persnlatan, ssgera menyerahkan sagumlah obat pemunah kepada Hong
Lam San dan memintanya supaya mencekckkan cbat-cbat tersebut kepada delapan
orang xtu Dengan demnkian pihak Hong Lam San juga dapat segera kembirh ke
perguruannya sen- dui. Hcng Lam San menerima kembali psdang Iemasnya dan memura sekah Iagi kapada
Yok Sau Cun. Dna juga menyambut obat-chat pe munah dari tangan Song Ceng San
serta mengucapkan terima kasih sekaln Iagi Se- telah itu dia membalikkan
tubuhnya mening- galkan tempat itu.
Cu Tian Cun sudah menelan kedua bum obat pemunah yang diberikan oleh Tan huiin
Tidak lama kemudnan pikirahnya mulai sadar kemball. Dia mencoba mangingat-ingat
masa lalunya. Akhirnya dia merasa bahwa nama kecilnya mamang Lieng Kean, Dia
Iangsung menjatuhkan diri berlutut dengan mang- uraikan air mata.
"Anak sudah teringat kembali Anak me- mang bernama Lneng Kean waktu kecilnya.
Tetapn di mana ayah sekarang'?" Tan hujnn segera merangkul anaknya dan menangns
tersedu-sedu. Bagitu terharunya hati wanna itu sehingga dia tidak sanggup
mengucapkan sepatah katapun Bang Hui Ing sagera mengnkuu tindakan suaminya
man- |atuhkan_d1ri berlutut di hadapan wanita stu.
"Manantu taiah melakukan kesalahan be- sar. Harap Ibu mertua bersedna
memaa1kan." Tan hupn capat-capat memapahnya ba- ngun.
"Menantu yang baik, erang yang tidak tahu ndak dapat disalahkan Aku tidak akan
me- nyalahkan d?rimu," katanya dengan mengam- bangkan seulas senyuman yang
Iambut. Selembar wajah Bang Hui Ing menjadi merah padam.
"Tsrima kasih, Ibu..." sahutnya lirih.
Sampai saat mi Yek Sau Cun baru tahu kulau Cu Tian Cun adalah anak suhunyai
yang menghilang enum belas tahun yang Ialu. Hatinya meniadi gembira sekstika.
"Cu toako, rupanya kaulah suheng yang siaute carl-can selama ini. Suhu, dia crang
tua, sudah mencanmu selama enam belas tahun.".
Kim Ti- |ui mengamkat bahunya sambil ter- tawa Iebar.
"Urusan ini, biar Lao kckc saja yang ce- ritakan. Song Loya cu, He... he... he..
Hm, siaute seharusnya memanggil Lac kcko se- bagai suheng. Eegini, pada waktu dulu,
suhu Tian San I Sou mswariskan nimu pedang se? banyak seratus yurus yang
kemudian meniadn ilmu pedang keluarga Song dan dikatakan sebagai ilmu pedang
yang tidak terpscahkan Sebetulnya seratus jurus yang diajarkan cleh Suhu adalah
almu pedang yang sudah ada rumus pc-mecahannya .... ".
Song Ceng San menganggukkan kapaia nya sambil tarsenyum-senyum. "sebetulnya Lao
siu tidak terhitung mund suhu. Sute baruiah muridnya yang se sungguhnya." Kim Ti-gui
juga tertawa Isbar. "Tan Pit Sian juga termasuk orang yang mandapatkan warisan dari Suhu. Keiuarga
Tan iuga terdiri dari pendekar-pendekar yang ahii dalam ilmu pedang. Dia akhirnya me-
nikah dengan adikmu. Ilmu yang dipelajari Tan hupn utcmatis adalah ilmu
pedang ke- Iuarga Song. Pada suatu hari, hanya karena sepatah kata yang
diucapkan ketika beriatih ilmu pedang bersama-sama... Tan huiin me- ngatakan bahwa ilmu
pedang keluarga Song tidak bisa dipecahkan oleh siapa pun iuga dan Tan Laukc
menyahut bahwa di dunia ini tidak ada ilmu padang yang tidak dapat di- pecahkan
Justru karena ucapan inilah ke- mudian teriadi partentangan di antara suami
istri Siang dan malam Tan Iackc berusaha mencari ialan untuk memecahkan ilmu pe- dang
keluarga Sung. Pada suatu hari dia du- duk termenung sacrang diri di Iuar hutan.
Kebatulan Suhu iewat di tempat itu. Sengaja dia berlatih ilmu di Iuar hutan
tersebut. Tan Iackc Iangsung tertarik. Apa yang dijalankan olsh Suhu pada saat itu adalah
Pit kiam sln- hoat. Ketika sampai Tan Iacku berhasil mem- pelajarinya, suhu sudah
pergi. Hati Tan Iacko senang sakali. Dia segera pulang ke rumah dan memberitahukan
kepada lstrinya behwa dia sudah berhasil memacahkan ilmu pedang keluarga Song.
Dan dia memaksa Tan hujin mengujinya. Kebetulan Song lacks datang berkunjung.
He... he... he... Pada seat itu, Song Iaoko kesal sakah mendengar kata- katanya.
Kau mengatakan: 'Kau hanya bisa menghindarkan diri dari serangan pedang, apa
termasuk hebat" Kalau kau bsnar-bsnar sanggup menerima due puluh jurus serangan ilmu
pedangku, baru boleh menyumbongkan diri!' Tan Iaoko yang mendengar ucapan itu,
Iangsung terbangkrt hawa amarahnya. Dia mengatakan: 'Apabrla aku orang she Tan
ti- dak sanggup menyambut dua puluh serang- anmu, maka aku akan mengundurkan
diri dari dunia kang?uw!' Sebstulnya kata-kata itu di- ucapkan dalam keadaan
emcsi. Siapa sang- ka malam harinya dengan mengendap-endap dia membawa anaknya
memnggalkan rumah .... ".
Selembar wajah Song Ceng San menjadn merah padam.
"Sebstumya bukan dia saja, kaml semua juga terbawa emosi. Aih, Lac siu sendiri
juga rkut bersalah. Tetapl sstelah Tan lacks meninggalkan rumah. kami semua keluar
mencarinya. Tapi ssiamq ini tidak berhasil menemukannya." '.
"Tentu saja. Suhu menyembunyikan diri di rumahku selama bertahun?tahun," kata
Yok Sau Cun dalam hatinya. "Laiu di mana Tia sekarang?" tanya Cu Tian Cun.
"Suhu ada di Hun Tai san." Hue Fei Cin yang telah membagi-bagikan obat pemunah
kepada crang-orang delapan parfai besar segera menyerahkan kedua bo- t?I czbatnya
kepada Tiong Hui Cicng. "Tiong cici, kedua chat ini khusus memusnahkan racun pembuyar tenaga dan racun
penghiiang kesadaran. Sekarang siau moay menyerahkannya kepadamu.".
Ticng Hui Ciong menerima kedua bctcl itu Cick Ciu Lan iuga menyerahkan bctoi
nba! d?tangannya kepada gadis itu.
{ "Tiong cici, yang ini adaiah obat pemunah racun Put ji kim- tan milik Hue Ieng
sen-bu. Kau bawalah sekaIian," katanya.
' Tiong Hui Ciong sekali Iagl menerima nba! itu dari tangan Cick Ciu Lan.
Bibimya mengembengkan seulas senyuman.
"Terlma kasih kepada adik berdua." .
Dia berhadapan dengan Hui Fei Cin yang Iembu! dan Cick Ciu Lan yang Iincah seria
cerdas. Diam-diam dna menarik natas panjang dalam haiinya. Dia sendiri sudah
meng? angkat saudara dengan Yok Sau Cun. Sebagai senrang kakak seharusnya dia
memikirkan kebahagiaan adiknya. Pikirannya ter- gerak, hati Ticng Hui Cicng yang
tadinya ba- gai diganduli beban berat meniadi Iega seketika. Dia ikui berbahagia
demi Yok Sau Cun. Perlahan-Iahan dia melangkah ke sam- ping Beng Hui Ing.
"Toaci, Yaya memerlukan chat pemunah ini secepatnya. Aku akan kembali ke Scat
san sekarang juga.". Beng Hui lng menganggukkan kapaianya "Baiklahi Aku akan mengikuii mertuaku ke
Hun Tai san. Seielah kembali dari tempai itu. aku akan menjenguk keadaan Yaya.
Kau boleh berangkai duluan." sahutnya.
'Hong Hui Cicng juga menganggukkan ke- palanya. Dia membalikkan tubuh
menghadap Yuk Sau Cun. 'Adik Cun, cici akan kembali ke Soat San. Kau... harap jaga dirimu beik-baik.'
Sudui matanya terlihat air mata mengambang. Tetapi dia memaksakan dlrlnya untuk tidak
menangis di hadapan anak muda itu. Yuk Sau Cun yang mandengar Ciang cici- nya
akan pulang ke Soat san, marasa hatinya agak barat barpisah dengan gadis itu.
Dia menatap Tiong Hui Ciong Iekat-Iekal.
Ciang cici juga harus menjaga diri baik- baik," katanya kemudian.
. Ti?ng Hui Ciong tidak barkata apa-apa Iagi. Dia sagera mambalikkan tubuhnya
meninggalkan tampat itu. Cun Hong. Sia Ho, Ciu Guang dan Tung Soat sagera
mengikuti dari balakang. Sebentar saja mareka sudah manghilang dari pandangan.
Orang-orang dart delapan partai basar sudah menelan obat pemunah. Setelah beris"
tirahat sajanak, tenaga dan hawa mumi maraka talah pulih kemball. Hanya Ci sancu
yang karena sudah agak lama tarserang racun sampai sekarang balum sadar juga. Bu Cu
taisu baserta rombongannya mendengar Song Cang San dan keluarganya akan be-rangkaf ke
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hui Tai San. Maraka sagem memohon diri satu per satu. Sebelumnya
me- raka mangucapkan tarima kasih sebasar?besarnya kepada Yok Sau Gun Kalau
bukan karena anak muda itu, urusan yang pehk nm belum tamu dapat diselesaukan
secara tuntas hari ini, Yok Sau Cun mengucapkan kata- kata yang merendah.
"Yok lame, Kita juga sudah harus berangkat " ajak Song Ceng San.
"Ibu. kau juga harus ikut dengan mereka ke Hun Tan san Dulu kau yang menculik Cu
toako Kau merupakan satu"satunya saksi hidup bagi mereka," tukas Ciok Ciu Lan.
Tentu saia Ciok Sam Ku mengerti maksud hati anaknya. Dia Iangsung memanggut
manggutkan kepalanya barulang kali.
"Baiklah. Ibu sudah membuat mereka ss- keluarga terpisah se|ama enam belas
tahun. Memang seharusnya lbu msminta maat kepada Tan taihiap. Hal ini juga akan
meringankan perasaan Ibu yang marasa bersalah ".
"Cick tcacn gangan berkata demikian Aku- lah yang bersalah terhadap suam|ku,"
kata Tan hujin. Yok Sau Cun segera melepaskanpadang drpinggangnya. Dna msnyerahkan ke tangan
Cn sancu sambnl berpesan kepada sehr Li dan sslar Liu.
"Pedang ini milik Ci sancu. Harap kalian simpankan ".
Kam Ti aua merentangkan kedua tangan- nya.
"Kau juga harus mengembalakan semacam barang kepada Lao koko ".
Yok Sau Cun msnaada terpana. "Apa yang Lao k?k0 maksudkan?".
Kam Ta aua tertawa terkekeh?kekeh. "Kau tadi menyambut serangan Hue lang sen-bu
dengan kekerasan Kalau bukan Lao koko maminjamkan semacam benda pusaka dari
Pak haa, masa kau bisa tidak terluka oleh serangan telapak tangan apanya" Lao
koko masah harus berangkat secepatraya ke Pak haa umuk meragembalikan benda pusaka
tersebut ". "Benda pusaka apa sebetulnya yang dimaksudkan cleh Lao kcako?" tanya Yak Sau Cun
bingung. Kam Ti-aui meaagangkat sepasangbahunya.
"Mengapa kau tadak meraba ke balik pakaaanmu sendiri?" Yok Sau Cun segera
menuruta perkataan- nya Ternyata daa memarag merasakan ta- ngannya menyentuh
semacam barang yang dingin. Cepai-copai dia msngeluarkannya. Ternyata bends itu
adalah sebuah baiu ku- mala berwarna hiiam.
"Apa inl" Kapan Lao koko meleiakkannya ke dalam balik pakaian siaute?".
Kim Tl?jui segera mengulurkan iangannya menyambui benda tersebut. "Batu ini
adalah semacam benda pusaka yang sudah ierpendam selama ribuan tahun dalam
iautan. Khasiatnya khusus uniuk menyambut serangan yang mengandung unsur api.
He... he... he... Tadi waktu membisik di teiingamu, secara diam-diam aku
memasukkannya ke balik pakaianmu. Baiklah Lac koko akan berangkai sekarang." Dia menge?
dip-ngedipkan matanya kepada Ciok Ciu Lan dan meiangkah keiuar dan iapangan
tersebut. "Lao koko, di mana kita bisa beriemu iagi?" tsriak Yok Sau Cun.
'Apabila ada iodoh, ribuan Ii pun dapat bertemu. Lao koko menunggu saat kau
menyajikan arak kebahagiaan. 'tidak diundang pun akan hadiri" sahuinya dari jauh
dan tahu- tahu orangnya sudah menghilang dari pandangan.
Song Ceng San menarik nafas panjang. "Dla benar-benar orang aneh yang tiada
duanya di dunia Inii". Song Ceng San. Song Bun Cun, Ciek Ban Cmg, Hui Kln Siau suami istri, Hue Fei
Cin, Tan huiin. Cu Tian Cun suami isiri, Yok Sau Cun, Be Hua popo dan Ciok Ciu
Lan serom" ongan semuanya akan menuju ke Huan Tai an Dengan
berb?nd?ng?b?nd0ng mereka eninggalkan Ce Po ian-goan`.
Kong Tong si-has mengantarkan sampai di depan pintu gerbang. Toa-hao segera
menjura dalam-dalam. "Kong Tong pai tertimpa musibah. Kami benar-benar diperalat oleh Hua Ieng sen-bu
untung saja ada Song Ioya cu dan Yok iauhiap yang mengerahkan segenap tenaga
menyelesaikan urusan ini, sehingga Kong tong pai dapat dibenahi kembaii. Sancu
sampaii saat ini belum sadar. Kami empat bersaudara mewakili Sancu mengucapkan
terima kasih kepada cuwi.".
Song Gang San segera membalas penghormatan yang diberikan oieh Toa-hao. "Suwi
cianpwe terlalu sungkan. Apabia Sancu tarsadar nanti, tolong sampalkan salam
Lohu untuknya." . Rombongan itu segera berangkat ke Hun Tai san. Tentu saja Cu Tian Gun merubah
namanya menjadi Tan Tian Cun. Suami istri keluarga Tan pun bersatu kembali, Yok
Sau Cun sendiri terjun ke dunia kangouw untuk memenuhi dua permintaan suhunya.
Sekarang tugasnya sudah selesai. Malah dia mendapatkan dua orang istri yang
cantik Jelita. Sudah pasii ia gembira tidak kepalang.
. ---- TAMAT ----- Sebilah Pedang Mustika 1 Pendekar Wanita Penyebar Bunga Karya Liang Ie Shen Kelana Buana 19
tangannya untuk merebut karung yang ada di tangan kanan KimTijui.
Tetapi gerakan Kim TiJui lebih cepat dari padanya. Dia segera menarik mundur
karung tersebut. "Tidak bisa. Karung ini baru boleh dibuka setalah semuanya ada di sini'".
Toahao menyadari bahwa ilmu silat Kim Tijui 1ebih tinggi dari mereka empat
bersaudara. Tetapi dia juga kurang percaya kalau Lo ji dan Lo si bisa tarjatuh
begitu saja di tangan Kim Tijui. Matanya menyorotkan sinar tajam menusuk.
"Lalu mau tunggu sampai kapan baru boleh dibuka?".
Kim Ti]ui melongokkan kepalanya ke arah pintu Mututnya tertawa terkekeh-kekeh.
"Bukankah pemer i utama yang sebenarnya sudah muncul?".
Ce Po tangoan hanya mempunyai sebuah lapangan yang besar Dan orang-orang dari
kedua pihak semuanya berkumpul dalam lapangan tersebut. Tapi karena banyaknya
tokoh yang harus diceritakan, maka semuanya harus diuraikan dengan terperinci.
Apalagi semua kejadian boleh dibilang berlangsung dalam waktu yang hampir
bersamaan. repot menceritakannya satu per satu.
Kembali, pada saat Kim Tijui menyemburkan tahu kering dan mulutnya sehingga
beberapa jago pihak musuh terkulai lemas karena tertotokjalan darahnya.
Kesempatan itu digunakan oleh pihak delapan partai besar untuk membunuh tokoh sesat yang
kejahatannya sudah kelewat batas. Sedangkan yang lainnya langsung diringkus oleh
lawannya masingmasing. Perubahan ini terjadinya terlalu mendadak. Keadaan jadi berbaiik Sekarang pihak
Kong Tong pai mulai melemah kekuatannya dan boleh dibilang sudah kehilangan
banyak jagonya yang dapat diandalkan.
Hue leng senbu yang sedang bertarung denflan seimbang melawan Song Ceng San
sampai berubah hebat wajahnya. Begitu marahnya dia sehingga matanya menjadi
merah dan rsimbutnya seakan berdiri tegak. Giginya digertakkan erat-erat.
"Tua bangka she Song, urusan hari ini garagara kau yang sengaja berbentrok
denganku. Hu kaucu akan membunuhmu lebih dahulu baru membuat perhitungan
dengan yang lainnya." bentaknya gusar Pedang digenggam erat-erat Serangan yang
dilancarkannya bagai orang kalap Rupanya kali ini hawa aimarah dalam dadanya
benar-benar telah meluap. Dia ingin mengadu selembar nyawa tuanya dengan Song
Ceng San. Sebatang padang di tangannya bergerak bagaikan allran air sungai yang deras
Perlu dikatahui bahwa dia sudah menghabiskan waktu yang lama dan tenaga yang banyak
untuk memahami seratus jurus ilmu peclang keluarga Song. Kemudian dia berhasil
menciptakan serangkaian ilmu yang khusus untuk menghadapi ilmu pedang keluarga
Song tersebut. Sekarang dia mulai mengerahkan ilmunya yang sejati.
Sejak pertarungan antara Song Bun C un dengan Cu Tian Cun, Song Ceng San
sud.ah sadar bahwa pihak lawan sudah berha.sil memecahkan ilmu pedang
keluarganya S5ekarang lawan sudah melancarkan berbaig ai serangan dengan gencar.
Hanya karena te'naga dalamnya yang tinggi sekali, maka sam pai saat ini dia
masih dapat mempertahankan diri. Tetapi dia merasa mulai kewalahan, pedang di tangannya
hanya dapat menahan diri, dia hampir tidak mempunyai kesempatan untuk membalas
menyerang. Sementara itu, Beng Hu Ing yang sejak tadi berdiri di sebelah kanan sudah
melihat perubahan yang terjadi Kiuci lo han, Ooca cinjin dan Ca popo mengocbankan nyawa
dengan sia-sia. Adik iparnya Cu Kiau Kiau dan gadis pelayan bernama Liu Cing
Cing sudah tertotok jalan darahnya oleh pihak lawan Bahkan kedua gadis itu sedang diseret
oleh Siau Cui dan Hue P'ei Cin menuju ke dalam barisan Lo han tin.
Hatinya menjadi panik. Dia segera mengambil pedang Han engkiamnya dan seorang
gadis berpakaian hiJau. Tubuhnya melayang di udara melewatl kepala beberapa
orang yang ada di tengah arena dan bagai burung hong terbang ke arah Hui Fei Cin
Orangnya belum sampai, pedang Han engkiamnya sudah meluncur ke depan. Hui Fei
Cin terkeJul sekali. Pegangannya pada Cu Kiau Kiau terlepas, kakinya mundur
beberapa langkah. Pada saat itulah, Beng Hui Ing menepukjalan darah Cu KiaU Kiau
untuk membebaskan dari totokan.
Dengan sekali tusuk. Tan hujin berhasil membunuh Ca popo. Matanya melihat
sesosok bayangan melayang di udara dengan dnringi secarik cahaya yang berkilauan
Sasaran orang itu Justru Hui Fei Cin. Bahkan gadis itu beium apeapa sudah
terdesak mundur. Sudah tentu Tan hujin dapat melihat bahwa ilmu orang ini Jauh lebih
tinggi dari keponakannya. Hui Fei Cin pastl bukan tandingan orang ini. Dengan panik dia
segera melesat maju. Pedang panjangnya melintang di depan dada dan dia berdiri di
hadapan Hui Fei Cin. Cu Kiau Kiau yang melihat Hui Fei Cin merasa bencinya bukan kepalang. Oiginya
sampai mengatup erat-erat.
"Budak she Hui, keluar ke sinil" bentaknya nyaring.
Hui Fei Cin mendengus dingin.
"Prajurit yang sudah kalah masih berani berkoarkoarl" Tubuhnya melesat dan
langsung menyerang. Kedua gadis itu benar-benar seperti musuh bebuyutan. Begitu bertemu, dua batang
pedang langsung dikerahkan, mereka pun terlibat pertarungan yang seru sekali
lagi. Beng Hui |ng melirik Tan hujin sekilas. "Apakah kau ingin bergebrak dengan
nonamu ini?" tanyanya dengan nada dingin.
"Sikap perempuan ini benar-benar dingin dan angkuhl" pikir Tan hujin dalam
hatinya. Namun di luar dia mengembangkan seulas senyuman.
"llmu Nona sangat tinggi aku sudah mehhatnya. Kalau boleh, dengarlah sedikit
nasehat dari .". "Selamanya aku tidak pernah mendengati nasehat orang lain Tidak perlu rewel,
sambut seranganku ini!" bentak Beng Hui Ing marah.
Tan hujin tidak tahu kalau perempuan yang ada di hadapannya ini adalah
menantunya sendiri. Melihat nada bicaranya yang begitu sombong, hatinya kesal
juga. "Dalam ilmu pedang, di atas langit masih ada langit. Di atas seorang Jago masih
ada jago tainnya lagi. Hanya mengandalkan sedikit kepandaianmu itu, kati berani
menyombongkan diri di hadapan aku orang tua?" katanya dengan nada suara yang tak
kalah dinginnya. Tangannya bergerak, pedangnya langsung diluncurkan untuk menyerang Beng Hui
Ing. Mertua dan menantu berdua, baru bertemu langsung sudah bertarung dengan
sengit. Sementara itu, Siau Cui sudah menyeret Liu Cing Cing ke dalam barisan Lo
han tin. Be Hua popo ahli dalam senJata rahasia. Itulah sebabnya dia tidak sampai
tertotok oleh semburan tahu kering dari mulut Kim TiJui. Tetapi ilmu pedangnya kalau
dibandingkan dengan Hui huJin masih kalah satu tingkat Saat itu dia sudah
terkurung dalam cahaya pedang di tangan Hui hujin.
Baik tenaga maupun ilmu pedang Cian Poa Teng masih belum bisa menandingi Lian
Seng taisu Berkali-kali dia terdesak mundur dan hanya dapat mempertahankan diri
tanpa sempat membalas sekalipun.
Hanya Cu Tian Cun dan Bu Cu taisu yang masih bertarung dengan seimbang. Hal ini
disebabkan karena Bu Cu taisu yang membisikkan beberapa patah kata ketika mereka
bergebrak. Dia mengatakan asalusul Cu Tian Cun seperti apa adanya Hwesio tua itu
sama sekali tidak tahu kalau Tan hujin yang datang bersama Lian Seng taisu adalah ibu
kandung Cu Tian Cun Dia hanya tahu kalau Song Ceng San adalah pamannya.
Terhadap kata-kata ini, tentu saja Cu Tian Cun merasa curiga. Tampaknya dia
masih kurang percaya Tetapi sedikit banyaknya kata-kata Bu Cu taisu berpengaruh pada
perasaannya sehingga serangan pedang panjangnya pun tidak segencair tadi lagi.
"Orang-orang Siu lim pai dan Kong Tong pai, harap keluar ke depanl".
Suara teriakannya demikian lantang. Persls sebuah lonceng besar yang berdentang
sehingga membuat telinga mereka seperti di tusuktusuk Jarum Hampir serentak
mereka tertegun. Saat itu, dari luar pintu gerbang Ce Po tangoan terlihat enam tuJuh sosok
bayangan yang menghambur ke tengah arena. Orang yang paling depan mengenakan pakaian
berwarna hijau. Di pinggangnya terselip sebatang pedang yang ujungnya mempunyai
dua kaitan taJam Dia adalah Yok Sau Cun.
Di belakangnya terlihat Tiong Hui Ciong, Hong Lam San, Cun Hong, Sia Ho dan Ciu
Suang beserta Tung Soat yang mengiringi selir Li Justru ketika rombongan mereka
berbondong-bondong memasuki pintu gerbang, dari tembok sekeliling yang tingginya
delapan sembilan depa di sebelah kiri melayang seorang kakek yang sudah tua
sekali. Sekejap mata dia sudah melayang turun di atas tanah. pakaiannya berwarna kuning.
Matanya bersinar tajam. Datang-datang dia langsung membentak dengan suara keras.
Orang yang dl tunjuk oleh Kim Tijui adalah orang ini Toahao dan samhao segera
mengalihkan pandangannya mengikuti telunjuk Kim TiJui Menggunakan peluang ini,
Kim Tijui segera mengangkat dua buah karungnya dan melesat ke depan orang tua
berpakaian kuning itu Mulutnya yang tajam langsung menggerutu.
'Mengapa Lao koko sampai sekarang baru datang" Benar-benar membuat aku Kim
loji jadi panik setengah mati!'.
Mata orang tua berpakaian kuning itu menatapnya lekat-lekat. Sejenak kemudian
dia baru menganggukkan kepalanya. "Apakah loheng ini si tukang ramal nasib, Kim Tijui?" Akhirnya dia ingat juga
siapa orang yang ada di hadapannya ini.
Kim Tijui segera memanggutmanggutkan kapalanya sambil tersenyum.
'Sedikit pun tidak salah. Hengta memang Kim Tijui adanya. Hari itu hengta sudah
pernah meramalkan nasib untukmu dan menyuruh kau Lao koko datang ke tempat ini
Pasti pembunuh yang dicari akan berhasil ditemukan.".
"Terima kasih kepada loheng," sahut orang tua berpakaian kuning tersebut.
Dengan kedua tangan memanggul karung, Kim Tijui tertawa cengar-cengir.
"Kita kan orang sendtn Tidak perlu sungkan-sungkan. He... he he. Entah bagaimana
cara Lao koko berterima kasih kepada hengte?".
"Harap loheng minggir dulu sebentar Lohu ingin mencari orang-orang Bu Tong pai
dan Siau lim pai untuk membuat perhitungan," kata orang tua berpakaian kuning.
Kim TiJui tetap berdiri di hadapannya. Kepalanya di geleng-gelengkan.
"Hengte toh tidak mengatakan kepada Lao koko bahwa pembunuhnya merupakan
hwesio dari Siau lim pai atau tosu dari Bu Tong pai.".
Orang tua berpakaian kuning mendengus marah.
"Tidak perlu kau katakan, Lohu sendiri sudah tahu. Cepat kau minggirl".
Kim TiJui tetap tidak bergeser. Bibirnya matah menyunggingkan seulas senyuman
lebar. "Lao koko katau mencari tosu atau hwesio untuk membuat perhitungan, maka berarti
kau telah membuat kesalahan besar.".
Sepasang mata orang tua berpakaian kumng itu langsung mendelik.
"Kalau begitu, coba kau katakan siapa yang membu.nuh kedua adik lohu, Lojit dan
Lopat?". Rupanya orang tua berpakaian kuning ini adalah Gokong Cuang Kong Yuan dari Pat
Kong san Waktu itu dia memenksa luka yang diaiami oleh Lojit dan Lopat. Dari
kematian mereka, dia berhasil mengetahui bahwa Jitkong Tnati oleh serangan Tai
kittiam dan Bu Tong pai Sedangkan Patkong mati oleh serangan Pan juo sinkang
dari Siau lim pai. Oleh karena itu pula dia ingin mencari orang-orang Bu Tong pai dan Siau
lim pai untuk membuat perhitungan.
Kim Tijui yang mendengar Gokong meminta pendapatnya, langsung saja merasa
bangga. Dia menganggukkan kepalanya.
"Inilah sebabnya hengte mengaJak Lao koko datang ke tempat ini. Hengte jamm kau
dapat menemukan pembunuhnya di sini. .".
"Siapa pembunuhnya?" tanya Gokong penasaran.
Kim TiJui meletakkan kedua karung yang dipanggulnya ke atas tanah.
"Dua orang tersangka sudah hengte masukkan ke dalam karung-karung ini Justru
menunggu kedatangan Lao koko dan secara berhadapan msnanyakan persoaian ini
sampai jelas " Selesai berkata, dia menggapaigapaikan tangannya kepada toahao
dan samhao. "Lao koko berdua, kalian juga harus ke sini mempunyai hubungan erat dengar
kalianl" teriaknya. Toahao masih belum bisa menebak asalusul Kim Tijui. Tapi dia selalu merasa bahwa
orang ini bukan tokoh sembarangan Terutama dua orang yafig ada di dalam
karungkarung tersebut. Kalau dltilik dan nada bicaranya, kemungkinan besar kedua
orang itu adalah saudaranya. yakni Loji dan Losi. Mulamula dia masih kurang
percaya. Tiba-tiba sekarang dia merasa percaya juga dengan kata-kata orang itu.
Maka dia pun melangkah perlahan-lahan ke tempat Kim Tijui.
Kim Tijui meluruskan pinggangnya seperti orang tua yang baru terserang penyakit
encok. "Sebelum hengte membuka kedua karung ini, ada sedikit ucapan yang harus
disampaikan kepada kalian bertiga Apabila aku membuka karung-karung ini, kalian
bertiga harus tenang Jangan sekali-kali menyelesaikan urusan dengan emosi Kalian
harus mendengarkan dulu semua keterangan dariku, baru merundingkarinya
baiktoaik," katanya serius.
Gokong toahao dan samhao segera menganggukkan kepaianya serentak tanda
setujudengan usul Kim Tijui Tanpa banyak bicara lagi, Kim TIJUI menyingsingkan
lengan bajunya dan kedua tangannya tangsung membuka ikatan tali pada kedua
karung tersebut. Ternyata di dalam karungkarung itu memang terdapat dua orang. Mata Gokong,
toahao dan samhao langsung menatap ke arah kedua orang itu.
"Siapa kedua orang ini?" tanya Gokong heran.
Toahao dan samhao mengeluarkan suara terkejut dalam waktu yang bersamaan.
"Rupanya iriemang Loji dan Losi!".
Wajah toahao berubah hebat Dengan cepat dia membalikkan badannya.
"Tua bangka, apa yang telah kau perbuat atas diri Loji dan Losi?".
Jihao dan sihao duduk di dalam karung seperti orang yang sedang tidur Mereka
tidak dapat bergerak sama sekali Sudah pasti jalan darah keduanya dalam keadaan
tertotok Samhao tidak banyak bicara Dia langsung menepuk beberapa jalan darah di tubuh
Jihao dan sihao, tetapi kedua orang itu tptap memejamkan matanya, sedikit pun
tidak bergerak. Ha! ini berarti jalan darah mereka sama sekali belum terbebaskan.
Kim Tijui segera mengibasngibaskan tangannya.
"Hengte barusan sudah mengatakan bahwa kaiian tidak boleh menyelesaikan urusan
dengan emosi. Tenanglah dulu, Biar hengte selesaikan kata-kata ini, dengan
sendirinya kalian akan mengerti," kata Kim Tijui.
"Cepat katakan!" Bentak toahao.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kim Tijui merabaraba dua untai kumisnya yang tipis. Dia malah berdehem dulu
beberapa kali. "Hengte hanya menotok mereka dengan semacam ilmu yang khas. Orang lain tentu
saja tidak bisa membebaskan totokan pada diri mereka. Sebetulnya bukan apaapa,
Kalau totokan sudah terbebas, mereka akan pulih kembali seperti biasa Mengenai.
oh ya, betul. Toahao seharusnya tahu, apakah Loji dan Losi pernah mempelajari ilmu
Toajiuin (Telapak tangan besar) dan ilmu Wu Songkang (llmu laba-laba)?".
"Kami empat bersaudara masingmasing memang mempelajan semacam itmu yang
khas. Orang-orang Bulim se Tua juga tahu. Untuk apa kau menanyakannya?" sahut
Samhao. Kim Tijui mengangkat bahunya sedikit dan memandang Gokong sambil tersenyum,.
"Benarkan " llmu Toa jiuin apabila mengenai tubuh seseorang, ciricirinya sama
dengan Pan juo sinkang dan Siau lim pai Sedangkan orang yang belajar ilmu Wu
Songkang hanya menggunakan dua jan tangannya, yakni jan telunjuk dan Jari
tengah. Hal ini juga tidak berbeda dengan Tai kittiam dari Bu Tong pai. Sekarang
seharusnya kau sudah mengerti bukan?".
Sepasang mata Gokong menyorotkan sinar yang menyeramkan.
"Kalau begitu, maksudmu kedua orang ini yang membunuh Jitkong dan Patkong Han
iru Lohu harus ..". Kim Tijui cepatcepat menggoyangkan tangannya.
"Lao koko tenang dulu Memang betul kedua orang ini yang meiTibunuh kedua
saudaramu. Tapi sebetuloya Jihao dan sihao juga diperalat oleh orang lain Mereka
bukan melakukannya atas kemauan sendiri Itulah sebabnya hengte menotok jalan
darah mereka.". Sepasang mata toahao memancarkan sinar yang berbinarbinar. Wajah Gokong juga
tampak seperti orang yang curiga.
"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya mereka serentak.
Kim Tijui mengangkat sepasang bahunya. "Karena Jihao dan Sihao sudah dicekoki
semacam racun yang dapat menghilangkan akal sehat mereka. Bukan mereka berdua
saja, bahkan Ci sancu dan Soat san lojin juga sudah terkena racun yang sama ".
Yok Sau Cun dan Tiong Hui Ciong sudah masuk ke dalam pelataran Ce Po tangoan.
Mereka langsung dapat melihat pertarungan sengit yang sedang berlangsung Yok Sau
Cun yang sudah mendapatkan petunjuk dari Kim Tijui, inatanya langsung mengincar
pada diriHue leng senbu. Pada saat itu tangannya yang menggenggam pedang Hue lengkiam terus mendesak
maju Begitu tangannya membuka serangan, pedang di tangannya bagai angin topan
yang sedang mengamuk Meskipun tenaga dalam Song Ceng San sangat tinggi, tetapi
iimu kepandaiannya sudah berhasil dipecahkan lawannya Setiap kali dia
melancarkan sebuah jurus dari iimu pedangnya, baru sampai di tengah jalan, lawan sudah
berhasil menyampoknya sehingga dia terpak&a mengganti jurus yang tain. Namun apa yang
terJadi tetap sama saja. Tampaknya dia hanya mengandalkan tenaga dalamnya yang
sudah dilatih selama puluhan tahun dan pengalamannyayang luas untuk
menghadapiHue leng senbu. Ini pula salah satu alasan mengapa dia masih bisa
mengimbangi perempuan tua itu.
Yang dikhawatirkan oleh Tiong Hui Ciong justru Be Hua popo. Karena racun yang
mengendap di dalam tubuh kakeknya adalah buatan nenek ini. Dan hanya dia saja
yang mempunyai dbat pemunahnya Tetapi ketika matanya sedang mencaricari,
diajustru melihat toacinya sedang bertarung melawan seorang wanita setengah baya
yang memakai pakaian bahan kasar Pertarungan mereka berlangsung dengan sengit.
Padahal Tiong Hui Ciong tahu sekali kalau ilmu Soat san huihong kiamhoat milik
toacinya sangat hebat. Tetapi nyatanya dia hanya bisa mengim bangi wanita
setengah baya itu. Hatinya teckejut sekali. Untuk sesaat dia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Tiba-tiba telinganya mendengar suara seperti dengungan nyamuk.
"Hei, Tiong kouwnio. Cepat suruh toacimu itu berhenti. Masa mertua dan menantu
beckelahi seperti banteng yang diadu,kan tidak lucu?".
Mendengar dari nada suaranya saja, Tiong Hui Ciong segera mengenalinya sebagai
Kim Tijui. Tiong Hui Ciong jadi tertegun. Mertua dan menantu" Toacinya adalah
istri Cu Tian Cun. Mana mungkin dia menJadi mertua dan menantu dengan wanita
setengah baya itu" Tetapi biar bagaimanapun, apa yang dikatakan Lao koko tidak
pernah salah. Tiong Hui Ciong menolehkan kepalanya Dia melihat Be Hua popo sudah terkurung
dalam sinar pedang Hui hujin yang berkilauan. Biar bagaimana dia menubruk ke
kiri ataupun ke kanan, tetap saja dia tidak sanggup melepaskan diri dari kurungan
sinar pedang tersebut. Kalau ditilik dari keadaannya, Hui hujin hanya ingin
mengurungnya untuk sementara, sama sekali tidak bermaksud me[ukainya. Kemudian dia
membisikkan beberapa patah kata kepada Cun Hong dan Sia Ho. Dia berdiri segera
mengeluarkan Han engkiamnya dan melesat ke udara.
Tampak segurat sinar dingin terpancar dari pedangnya. Dia meluncur dengan pedang
di tangan dan menerobos di antara Tan hujin dan Beng Hui Ing.
"Toaci, cepat berhenti'" teriaknya lantang.
llmu yang digunakan oleh Beng Hui Ing memang Soat san Huihong kiam hoat.
Pedang panjang seperti seekor burung hong yang menannari. Perubahannya
menakjubkan Tetapi dla masih belum berhasil merath kemenangan. Hatinya merasa
gusar sekali Dia segera mengerahkan jurus Burung Hong terbang melintasi awan Dan
gerakan pedangnya terlihat bayangan lebar seperti bentangan sayap seekor burung
Serangannya dengan cepat meluncur ke arah Tan hujin Tiba-tiba dia mendengar
teriakan Tiong Hui Ciong. Di depan matanya segera melintas cahaya yang
berkilauan. Cahaya itu meimtas dengan cepat. Kemudian telinganya mendengar suara benturan
senjata sebanyak tujuh delapan kali. Jurus Burung hong melintasi awannya sudah
di sambut oleh Tiong Hui Ciong.
Tan hujin memang tidak berniat melukai orang. Melihat melesatnya Tiong Hui Ciong
yang langsung menyambut serangan Bens Hui Ing, dia pun cepatcepat mundur ke
samping Pada saat itu Beng Hui Ing sudah menyimpan pedang Han engkiamnya.
"Bukankah kau sudah pulang ke Soat san" Untuk apa lagi kau datang ke sini?"
bentaknya dengan nada marah.
Setelah menyambut serangan toacinya, Tiong Hui Ciong juga sudah mendarat
kembali di atas tanah "Toaci, apakah kau sudah tahu katau teiah teriadi sesuatu
pada diri Yaya?" tanyanya cepat.
Waiah Beng Hui Ing langsung berubah mendengar perkataannya.
"Apa yang kau katakan'?" Tanyanya seakan salah dengar.
Tiong Hui Ciong segera menarik toacinya ke samping dan dia langsung menceritakan
berbagai kejadian yang diataminya. Begitu terkejutnya Beng Hui Ing sampai
tubuhnya bergetar. "Ji rnoay, be.. benarkah apa yang kau katakan?".
"Siau moay sudah menggiring selir Li ke mari Kalau toaci tidak percaya, mengapa
tidak tanyakan langsung saja kepadanya"' Selesai berkata, dia segera menggapai ke pada
Ciu Suang dan Tung Soat segera menyeret selir Li ke tempatnya.
Cun Hong dan Siau Ho yang sudah mendapat perintah dari Tiong Hui Ciong segera
mencabut pedang masingmasing dan menghampiri Hu hujin dari arah yang
berlawanan. Melihat keadaan itu, Hu Fei Cin segera melintangkan padangnya dan
membentak. "Berhenti!". Cun Hong langsung menghentikan langkah kakinya. Dia menjura kepada Hui Fei
Cin. "Hui kouwnio, kau salah paham. Budak berdua menenma perintah darl Ji Siocia
untuk meringkus orang," sahutnya tanang.
"Siapa yang akan kalian ringkus?" tanya Hui Fei Cin.
"Be hua popo," sahut Cun Hong dengan suara rendah.
"Be hua popo sudah ditahan oleh ibuku Kalian tidak perlu melelahkan diri," sahut
Hui Fei Cin dengan nada dingin.
"Hui kouwnio tidak mengerti. Orang-orang darl delapan partai besar hampir
semuanya sudah terkena racun pembuyar tenaganya. Hanya nenek itu yang memiliki
obat pemunah racun tersebut. Kalau sampai dia tari,kan gawat. Itulah sebabnya Ji
Siocia memerintahkan kami untuk meringkus," kata Cun Hong.
Setalah mendengar keterangannya, Hui Fei Cin Juga tidak enak lagi menghalangi
mereka. "Baiklah. Apakah kalian sanggup meringkusnya?".
Cun Hong tersenyum simpul.
"Kalau mengandalkan budak berdua saja, tentu tidak sanggup menngkusnya. Tetapi
sekarangkan ada Hui hujin yang menahannya. Urusan ini menjadi mudah.
"Kalau begitu, cepat kalian kerjakan.".
Cun Hong dan Sia Ho tidak banyak cakap lagi. Tubuh mereka melesat. Dengan ilmu
Tian sin hoat mereka mengambil posisi seorang di kiri dan seorang lagi di kanan.
Geakan mereka bagai dua ekor ikan yang linah. Keduanya langsung menerobos lewat
ahaya pedang Hu! hujin yang berkitauan.
Meskipun cahaya pedang Huj hujin sangat cepat. tetapi seseorang yang menggunakan
pedang, biarpun sudah melatihnya selama puluhan tahun dan ilmu ini sudah mahir
sekali serta cahaya pedang yang terpancar lebih rapat lagi, tetap saja hanya
menggunakan satu tangan dan satu pedang Dengan demikian tetap saja ada
kekosongan Sedangkan orang yang menguasai Tian 1 sinhoat, meskipun hanya sedikit
kekosongan yang terlihat, dia tetap dapat menerobos masuk ke dalamnya.
Be hua popo adalah orang kepercayaanHue leng senbu. Pedang yang digunakannya
berukuran pendek namun lebar. Di bawah Jaringan cahaya yang terpancar dari
pedang Hui Hujin, sudah sejak tadi dia kewalahan menghadapinya. Rairibunyayang putih
bagai berdiritegak Wajahnya kelamsekali Biardia menerjang ke kin dan kanan,
tetap saja dia tidak sanggup menerobos keluar dan jaringan yang dibuat oleh Hu hujin.
Dia menguasai semacam ilmu yang dapat menyambitkan delapan belas senjata
rahasia sekaligus. Nama ilmu itu Tian li sanhua (Bidadari menaburkan bunga) Dia
juga mempunyai semacam obat bius yakni Pek iihiong llmuilmu ini khusus untuk
menghadapi musuh tangguh Tetapi kali ini dia benar-benar terdesak sehingga tidak
mempunyai kesempatan untuk mengerahkan kedua macam ilmunya itu.
Ha! ini sudah diperhitungkan matangmatang oleh Hui hujin. Maka dan itu, begitu
tucun tangan dia langsung menyerang nenek itu dengan gencar sehingga dia tidak
dapat mengeluarkan dua macam ilmu yang unik itu. Tetapi Be hua popo juga bukan
tokoh sembarangan Hui hujin hanya sanggup mengurungnya tetapl tidak bisa
merubuhkannya. Tepat pada saat itu, dua sosok bayangan hijau dan arah kiri dan kanan menerobos
masuk ke dalam cahaya pedang. Hatinya tercekat sekali BehJm tagi dia mengetahui
apakah yang datang itu kawan atau lawan, telinganya sudah mendengar teriakan
seorang gadis. "Hui hujin, harap berhenti. Ciok San Ku sudah diringkus oleh budak berdua!".
Tentu saja Hui hujin tidak percaya. Tangannya yang menggenggam pedang malah
menyerang semakin gencar Dia mengalihkan pandangannya Dia metihat Be hua popo
telah dicekal dari kiri kanan oleh dua orang gadis. Bahkan pedang pendeknya juga
sudah direbut oleh mereka. Hui hujin segera menghentikan serangannya.
"Kalian....". Dengan wajah berseri-seri, Hui Fei Cin bedari menghampiri.
"Ibu, mereka adalah pelayan Tiong kouwnio. Di tubuh Be Hua popo ada obat
pemunah racun....". "Tidak ada. Biar kalian bunuh aku juga sama saja!" tukas Be Hua popo dengan
suara tajam. "Ibu...." Dengan gerakan seperti terbang, Ciok Ciu Lan menghambur mendekati. Dia
langsung menjatuhkan diri di depan Hui Fei Cin "Hui cici, tolonglah, ibuku
benarbenar tidak punya obat pemunah itu," katanya dengan suara meratap.
Hui Fei Cin segera membangunkannya.
"Ciok cid, Ibuku pasti tidak akan melukai ibumu. Tetapi banyak orang yahg
terserang racun. Tanpa obat pemunah dari ibumu ...".
"Setahu Siau moay, obat pemunah racun itu memang dibuat oleh Ca popo dan ibuku.
Tetapi obat pemunah yang sudah jadi, semuanya di ambil oleh Hu leng senbu. ..".
"Budak kurang ajar! Tutup mulutmu. Kau maiah membela orang luar.. Kau... kau
bisa membuat aku mati kesai!" bentak Be Hua popo.
Jadi obat pemunah racun itu semuanya ada padaHue leng senbu" Hui HuJin sampai
tertegun mendengarnya. "Ibu, apa yang dilakukan olehHue leng senbu selama ini, kau tahu sendiri. Tian
Te kau merupakan sebuah perkumpulan sesat yang hanya akan mencelakakan sesama
manusia Perkumpulan seperti ini pasti tidak akan bertahan. Sekarang saja ambang
kematiannya sudah hampir tiba. Tidak ada kemudian han bagi Tian Te kau Kau orang
tua seharusnya kembali ke Jalan yang benar ." suara Ciok Ciu Lan lebih mirip
ratapan. Be Hua popo gusar sekali Sayangnya dia dicekal oleh Cun Hong dan Sia Ho Kalau
tidak ingin rasanya dia menampar pipi putn'nya sampai bengap. Terdengar suara
tawanya yang aneh . ".
"Yang akan hancur justru delapan partai besar. llmu kepandaian Hu Kaucu tidak
dapat ditandingi oleh siapa pun. Kalian ingin mendapatkan obat pemunah" Ha.. ha...
ha... Huhl Jangap bermimpil".
Kepandaian Hu leng senbu memang tinggi bukan kepelang. Selama bertahuntahun
dia dengan licik menutupi kepandaiannya. Sekarang begitu dikerahkan, nyatanya
sampai Song Ceng San yang pernah mendapat julukan Jago pedang nomor satu
kewalahan menghadapinya. Bukan begitu saJa, tampaknya orang tua itu mulai berada
di bawah angin. Apalagi Song Ceng San sudah terkena racun pembuyar tenaga Meskipun tenaga
dalamnya sangat tinggi, dan dapat bertahan agak lama, tetapi sampai kapan dia
dapat menahan seranganHue leng senbu yang seperti orang kalap itu".
Hui KinSiau.GiokSiCu,Beng TaJin,Kan Si Tong serta yang lainlainnya tentu
mengerti Setelah mendengar ucapan Be Hua popo mereka semakin terkejut. Tanpa
sadar mereka saling memandang Satu pun tidak ada yang bersuara.
"Sekarang ini hanya ada satu jalan yang dapat ditempuh. Entah bagaimana pendapat
kalian semua?" tanya Beng Ta Jin akhirnya.
"Harap Beng toheng katakan saja," uJar Giok Si Cu.
"Satusatunya jatan adalah membasmi iblis yang mendalangi semua ini. Kita tidak
perlu memenuhi peraturan dunia kangouw lagi. Kita semua menyerangnya dengan
segenap kemampuan. Pokoknya sampai iblis itu mati barulah delapan partai besar
dapat dipertahankan. Kalau tidak .".
"Ini. takutnya ... Bengcu.. ." Giok Si Cu tampaknya ragu-ragu.
"Lurus dan sesat memang tidak pernah bisa berdiri bersama Demi ketentraman dunia
kangouw, kita tidak bisa perduli lagi ketidaksetujuan Song heng," tukas Hui Kin
Siau. "Apa yang Hui heng katakan memang benar".
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hui Kin Siau mengggapaikan tangannya. "Fe ji, kemari'".
"Tia ada perintah apa?" tanya Hui Fei Gin.
"Kesinikan dulu pedang Sit kim kiammu itu. Kita akan mengadu jiwa dengan Cu leng
Sianl". Hui Fei Cin segera mempersembahkan pedang Sit kimkiamnya derigan kedua tangan,
Hui Kin Siau segera menyambutnya dan beralih lagi kepada rekanrekannya yang
lain. "Cuwi toheng, biar hengte yang serang dulu. Bila kesempatannya sudah ada hengte
akan menahan pedang Cu Leng Sian dengati Sit kimkiam ini. pada saat itulah kalian
langsung menyergapnya. Ingat harus sekali gerak langsung berhasi!".
"Akh...." Terdengar seruan dan mulut Hui Fei Cin "Tia, cepat Iihat, Yok toako,
dia.. .". Dengan langkah perlahan-lahan Yok Sau Cun berjatan ke sisi Song Ceng San dan Hu
leng senbu. Dia menggenggam pedangnya sambil menjura.
"Song loya cu,Hue leng senbu merupakan bencana bagi dunia persilatan yang telah
berbuat banyak kejahatan. Biar boanpwe saja yang menghadapinya," kata anak muda itu
dengan suara tantang. Karena melihat pihaknya terusterusan mengalami kekalahan,Hue leng senbu merasa
benci setengah mati tarhadap Song Ceng San. Pedang bergerak bagai terbang.
Berulang kali dia mendesak maju. Dalam tiga kali serangannya, Song Ceng San
hanya bisa membalas satu kali. Serangan pun lambat, hawa murni dalam tubuhnya bagai
bergolakgolaK. Sekarang dia hanya mengandalkan tenaga dalamnya yang sudah
dilatih selama puluhan tahun untuk mempertahankan diri dari serangan lawannya.
Perkelahian di antara dua orang ini sudah menjadi pertarungan hidup mati Yang
satu pedangnya menyambar bagai kilat, cahayanya berkilauan. Yang satunya bergerak
lambat, tetapi setiap JUFUS yang dikerahkan mengandung hawa pedang yang
memancar deras Dalam sekitar satu dua depa dari jarak mereka, terasa bagai ada
angin topan dan geledak yang menggelegar. Sinar pedang tajam menusuk. Apabila
seseorang yang ilmunya kurang tinggi, jangan kata berjalan sannpai ke samping
mereka, ingin maju satu langkah saja pasti tidak sanggup. Kalau bukan terhempas
oleh angin serangah mereka yang kencang, pasti akan terluka oleh tajamnya i
sinar pedang kedua orang itu. Ini dimaksudkan apa.bila melangkah satu tindak dari jarak satu atau dua depa
seperti yang diuraikan tadi. Kalau masih terus menerobos masuk, bisabisa selembar nyawa
pun ikut melayang. Saat ini angin yang terpancar dari pedang demikian dahsyat. Belum lagi smarnya
yang tajam, tetapi Yok Sau Cun irielangkah masuk dengan tenang. Tentu saja kedua
orang itu sama-sama terkejut. Song Ceng San melink sekilas Ketika dia melihat orang yang datang itu Yok Sau
Cun, tanpa dapat menahan diri lagi dia berseru .
"Yok laote, kau bukan tandingannya. Cepat mundur!".
Yok Sau Cun masih berdiri di teiripatnya tanpa bergeser sedikit pun.
"Harap Joya cu mundur saja, Boanpwe mempunyai keyakinan dapat
menghadapinya!". Hueleng senbu yang melihat kehadiran Yok Sau Cun langsung memperdengarkan
suara tawa yang menyeramkan.
"Bocah busuk, ternyata kau juga datang mengantarkan kematian. Tambah satu lagi,
aku juga tidak keberatan.".
"Srettt'l!"Hue leng kiamnya memancarkan secank sinar yang menggigilkan, tiba-
tiba dia menyerang ke arah Yok Sau Cun.
Pedang milik Ci sancu di tangan Yok Sau Cun hanya digerakkan sedikit. Terdengar
suara. "Tranggg!" Pedangnya langsung menekan pedangHue lengkiam lawannya. Dia masih
sempat memalingkan kepalanya kepada Song Ceng San.
"Song loya cu, silahkan mundur".
Song Ceng San sudah bertarung dengannya sebanyak ratusan Jurus Tetapi dia tidak
pernah mempunyai kesempatan untuk menekan pedang lawannya Tetapi dia melihat
Yok Sau Cun hanya menggerakkan pedangnya dengan asalasalan saja, namun pedang
Hue leng senbu langsung tertekan olehnya. Baru berpisah selama tiga hari, anak
muda itu aeperti berubah menjadi diri orang lain saja. Mungkin dirinya yang sudah tua!
Diamdiam Song Ceng San merlank nafas panjang. Akhirnya dia terpaksa
mengundurkan diri dari ternpat tersebut.
Bermimpi punHue leng senbu tidak pernah berpikir kalau Yok Sau Cun dapat
menyambut serangan pedangnya dalam satu jurus saja. Hatinya menjadi marah
sekaligus terkejut Ketika Yok Sau Cun sedang menyambut serangannya, dia
menyuruh Song Ceng San mengundurkan diri. Apabila hal inl terjadi pada orang
lain, pasti dianggapnya sebagai sesuatu hal yang memalukan Tetapi bagiHue leng senbu
malah menjadi sebuah kesempatan.
Oleh karena itu puia, dia tidak tergesa-gesa menarik pedangnya kembah Mulutnya
mengeluarkan suara dengusan, tangan kirinya tiba-tiba terangkat dan dengan
secepat kilat dihantamkan kepada Yok Sau Cun.
"Blam!" Mata semua orang langsung beralih ke arah sumber suara. Dalam waktu yang
barsamaan, Yok Sau Cun juga mengangkat tangan kirinya dan menyambut
serangan yang datangnya mendadak itu.
Kedua telapak tangan telah beradu Yok Sau Cun masih berdiri dengan tidak
bergerak sedikit pun. Sedangkan Hue leng senbu tergetar sampai mundur dua langkah. Bagi
Hue leng senbu, kenyataan ini baru benar-benar membuatnya terkejut bukan
kepalang!. Dia sudah melatih ilmunya setama tiga puluh tahun. Dia menganggap di dunia ini
tidak ada orang yang sanggup menyambutHue lengciang (Telapak tangan apinya).
Ternyata seorang pemuda yang usianya paling banter dua puluh tahun sanggup
menyambutnya. Bahkan dirinya sendiri sampai tergetar mundur sejauh dua langkah!.
Untuk sesaat, Giok Si Cu, Hui Kin Siau, Hui hujin, Tan hujin, Beng Ta jin, Kan
Si Tong dan Hui Fei Cin serta yang lainnya sudah barhamburan datang. Mereka
langsung berhenti di samping Song Ceng San yang baru saja mengundurkan diri dan
ajang pertarungan. Hal jni disebabkan karena pertarungan yang berlangsung
merupakan penentuan. Asal iblis yang satu ini dapat diienyapkan dari muka bumi,
maka badai yang melanda dunia kangouw kali ini pasti akan mereda kembali.
Para hadirin yang melihat Yok Sau Cun sanggup menyambutHue lengdang milikHue
leng senbu, menjadi tambah kepercayaannya. Mereka yakin dia akan berhasil meraih
kemenangan. Secara diamdiam Beng Ta jin membisikkan kepada rekanrekannya
bahwa biar bagaimanapun hari ini nenek jahat itu tidak boleh dibiarkan lolos
lagi. Kalau dia merasa akan kalah dan berusaha melarikan diri, maka mereka semua harus
menghafanginya. Wajah Hue leng senbu garang sekali. Rambutnya yang putih sampai berdiri tegak.
Sepasang matanya yang menyorptkan sinar tajam mulai memerah Dia menatap Yok
Sau Cun lekat-lekat. Dia memanggutmanggutkan kepalanya berkalikah.
"Di bawah kolong langit ini, orang yang sanggup menyambut Hue Lengciang ini,
kaulah yang termasuk orang pertama Tetapi sayang sekali....".
"Apanya yartg harus disayangkan?" tanya Yok Sau Cun.
"Karena kau menyianyiakan tiga bulir obat yang diben'kan oleh putriku. Menurut
pandanganku, di kolong langit ini hanya kau yang pantas bersanding dengannya
Sayang sekali kau tidak menjadi menantuku. Oteh karena itu, hari ini juga aku
harus membunuhmu!". Sepasang mata Cu Kiau Kiau langsung memerah. Dengan terisakisak dia
memanggil.... "Ibu...!"'. "Ini sudah merupakan takdir!" kataHue leng senbu.
Yo'k Sau Cun melintangkan pedangnya di depan dada.
"Senbu, harap mulai saja.".
Hueleng senbu kembali melinknya sekilas. Mulutnya mengeluarkan suara keluhan
yang menyayangkan Pedang Hue lengkiamnya perlahan-lahan di angkat ke atas.
"Yok Sau Cun, hati-hatilah!" katanya dengan nada dingin.
Pedang langsung digerakkan. Pergelangan tangannya bagai seutas rantai yang
menyapu kesana ke mari Serangannya ini diarahkan ke kepala Yok Sau Cun. Jurus
yang digunakannya ini bernama Leng Coa Jiauciag (Ular sakti melilit leher) yang
merupakan jurus terkeji dari Kong Tong kiamhoat. Apalagi Hue leng senbu yang
memainkat'inya. Kehebatannya dapat dibayangkan.Ada kesan seperti dewadewa di
zaman dahulu yang menggunakan pedang terbang untuk menebas kepata orang.
Metihat jurus serangannya ini, para hadirin menjadi kebat-kebit.
Yok Sau Cun masih berdiri tegak dengan pedang melintang di depan dada Dia
sepertinya balum menyadari. Sampai sinar pedang hanya tinggaj satu cun kurang
dari hadapannya, pedang yang ujungnya terdapat kaitan baru digerakkan. Sekarang ini
dia sudah mahir sekali menjalankan Tian san samsut yang diajarkan oleh Kim Tijui
Begitu pedangnya dikeluarkan, diadapat menggerakkannyasesuka hati. Apalagi
ketika pedang bergerak, jangkauannya juga pendek sekali. Orang-orang yang menyaksikan
jalannya pertarung an, termasuk Song Ceng San juga tidak melihat adanya
perubahan yang hebat pada jurus pedangnya. Tetapi serangan maut danHue leng senbu ini,
diiringi dengan suara. "Trang!" dari benturan kedua senjata dan tahu-tahu pedangHue leng senbu sudah
tertangkis olehnya. Jurus serangan Yok Sau Cun ini sudah pernah dilihat olehHue leng senbu
sebelumnya. Justru keti'ka pedangnya tertangkis oleh Yok Sau Cun, mulutnya
mengeluarkan suara raungan keras dan tiba-tiba tubuhnya mem batik. Untuk sesaat,
terlihatlah gerakan pedangnya yang berubah menjadi bayangan dan mengeluarkan
laksaan titik sinar Persis seperti tiba-tiba turun badai salju yang menggigilkan
tubuh Tiliktltik itu baga! baterbangan di udara dan menyelimuti tubuh Yok Sau Cun dari
depan dan belakang. Tanpa sadar mulut Ciok Ciu Lan dan Hui Fei Cin mengeluarkan seruan terkejut.
Tetapi justru ketika laksaan titik itu menyelimuti tubuh Yok Sau Cun, terdengar
lagi suara. "Trang! Trang!" sebanyak dua kali. Suara itu memekakkan telinga. Di udara pun
terlihat titiktitik lainnya yang jumlahnya tidak kalah banyak dengan yang pertama
memijarmijar. Tidak ada seorang pun yang sempat melihat jurus apa yang dimainkan oleh Yok Sau
Cun Mereka juga tidak mengerti bagaimana caranya Yok Sau Cun
memecahkan Jurus serangan Hue leng senbu yang mengerikan itu".
Hanya terlihat pergelangan tangan kanannya memutar dan pedang yang mempunyai
dua kaitan itu sudah meluncur ke arah dadaHue leng senbu. Jaraknya tinggal empat
lima cun Tiba tiba luncuran pedangnya berhenti Dia tidak menusukkannya ke dada
Hue leng senbu. Pada saaty ang bersamaan, terdengar suara Yok Sau Cun yang
nyaring. "Senbu harus tahu. pintu Buddha selalu terbuka. Lepaskanlah golok pembunuhan dan
berpalinglah selagi masih ada kesempatan Kau mencelakai Ci Sancu dan bahkan
meracuni Soat san lojin yang tadinya bersedia memberikan bantuan kepadamu
Dengan pikiran jahat kau membangun perkumpulan Tian Te kau, namun akhirnya kau
gagai juga. Kalau dapat bertobat secepatnya .".
Hue Leng senbu melihat jarak pedang Yok Sau Cun dengan dadanya hanya tinggal
sedikit lagi. Hatinya menjadi gusar bukan kepalang. Wajahnya merah padam bagai
k?piting rabus. Mulutnya mangeluarkan suara bentakan nyaring dan tubuhnya
melesat ke udara. Pedang Hue leng-kiam yang tadinya sudah barhasil ditangkis oleh Yok Sau
Cun secara mendadak diangkat ke atas dan baru saja dia bermaksud meluncurkannya
Sejak Hue leng sen-bu bergerak tubuh Yok Sau Cun sudah mulai ikut berkelabat
bagai bayangan. Dengan keyakinan penuh dia mendesak, gerakannya masih sama
Pedang yang sebelumnya ditudingkan di depan dada Hue leng sen-bu perlahan-lahan
diangkat ke atas kurang lebih satu cun. Gerakannya ini bukan saja mematikan
serangan Hue leng sen-bu, malah dengan kecepatan kilat ujung pedangnya menekan
di salah satu urat darah Hue leng sen-bu yang mematikan. Snnar mata Yok Sau Cun
menunjukkan kemarahan hatinya.
"Cu Leng Sian, tampaknya kau sudah tidak dapat dirubah lagi Mungkin hanya
kematian saja...!". Belum lagi kata-katanya selasai, Cu Kiau Kiau yang melihat keadaan mulai gawat,
begitu paniknya sehnngga menguraikan air mana, Dia menghambur ke depan Kaki
Yok Sau Cun dan menjatuhkan dirinya berlutut. Sambil terisak-isak dia
meratap .... , "Yok siauhiap, waktu itu aku melihat kau terkena serangan Hue Yan to, secara
diam diam aku menucri tiga butir obat untukmu. Tidak perduli kau menelannya atau tidak,
pokoknya aku melakukannya dengan satulus hati. Aku harap dengan mengingat hal
ini kau bersedia mengampuni jiwa ibukui".
Hueleng sen-bu tambah marah Dia membentak keras-keras. "Cu Kiau Kiau, tutup
mulutmu! Biar aku beritahukan kepadamu, kau hanya seorang bayi yang kutemukan
di tengah jalan. Bukan anak kandungku, kau bukan she Cu Aku bahkan tidak tahu
siapa she- mu yang sebenarnya Kalau aku mati, kau bebas menemukan jalan
hidupmu. Kau pun tidak perlu mengurus jenasahku!" .
Baru saja perkataannya selesai, telapak tangannya secepat kilat menepuk ubun-
ubun kepalanya sendiri. Terdengar suara "Prak!" yang membuat telinga ngilu Tubuh Hue
leng san-bu pun tarkapar dengan otak berantakan .
"Ibu !" terial Cu Kiau Kiau Sambil menubruk mayat ibunya dan menangis
tersedusedu. Song Ceng San segera menghambur maju Wajahnya berseri seri.
"Yok Laote, ternyata kau sudah berhasil Tragedi yang melanda kangouw kali ini,
rupanya dapat diselesaikan dalam tanganmu!".
Yok Sau Cun menyrmpan pedangnya kembali dan cepat-cepat menjura.
"Tenma kasnh atas pujran Song loya cu," katanya .
Begitu gembiranya Ciok Ciu Lan, sampai- sampai air matanya mangalir dengan
deras. "Yok toaki, cbat pemunahnya ada di dibalik pakaianHue leng sen bu!" .
Yok Sau Cun melangkah periahan-lahan mendekati Cu Kiau Kiau "Cu kouwmo,
kematian Sen-bu adalah atas kemauannya sendiri. Orang yang sudah mati tidak akan
hidup kembali Kouwnio seharusnya menerima kenyataan ini dan menjalani hidup
dengan tegar. Lagipula banyak orang yang terserang racun saat ini tarma- suk Cn sancu dan Soat
san I0 sm snan. Obat pemunahnya ada pada nbumu Harap Kouw- m0 bersedaa
mengambnlkan cbat pmamunah rtu dan ssrahkan kepada cayha Cayhe tentu mcrasa
bsrtsrnma kasrh sekaln " katanya de- ngan nada menghnbur Cu K1au Kiau
menghapus aur mma dr prpmya Dna mengulurkan tangan dan mang- ambnl Inga b0t0|
yangterbuat darn batu kumala kemudian dia berdrrf Wajahnya berhadapan dengan
Yok Sau Cun Sepasang matanya yang masnh mengembang arr menatapnya Ie- kat
Iekat Botci dn tangannya dnserahkan kepada anak muda rtu.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Pada saar menjelang kemaliannya, rbu tidak membuang ketnga bum! nm Mesknpun dia
tidak berkata apa-apa, tetapi tentunya dia bermaksud menyerahknn obat pemunah ini
kepada kalian. AmbiIlahi" katanya dsngan terisak-isak.
Yok Sau Cun mengulurkan tangannya menyagnbut ketiga botol obat itu "Terima
kasih Cu kcuwnic " "Obat pemunah racun pembuyar tenaga dan racun penghilang
kesadaran dapat di- bedakan dari tuiisan di botol masing-masing. Bctcl yang satunya lagi
bensn obat pemunah racun Put in kiam?tan (Pil emas nada yang kedua). Setiap crang yang
meniadi pengikut Kong Tong pai harus minum obat pemunah itu masingmasing satu
bum Dengan demikian racun di dalam tubuh dapat dipunahkan dan
mereka pun akan tersadar ksmbali pada dirinya sendiri." Selesai menieiaskan,
kedua tangannya Iangsung menggendcng mayatHue lang sen-bu dan membalikkan tubuhnya
meninggalkan tempat terssbut.
"Tidak heran mengapa ibu bagitu setia kepadaHue leng sen-bu, dia benar-benar
menganggap tidak ada crang kedua di dalam hatinya kecuaii nenek itu. Rupanya dia sudah
mensian racun Put ji kim- tan," kata Cmk Ciu Lan.
Yok Sau Cun mengeluarkan salah satu butcl itu dan menysrahkannya kspada Cick
Ciu Lan. "Lan mcay, kau bawa cbat pemunah ini dan capat ambil satu butir dan minumkan
ikepada ibumu Lalu bagnkan juga cbat pe- imunah ini kepada crang-crang Kong Tong
'pai iamnya. Urusan ini aku serahkan kepadamu.".
Cick Ciu Lan msnyambut bctcl cbat itu kemudian dia membalikkan tubuh untuk
metlaksanakan tugasnya Yok Sau Cun meng- lulurkan dua botol obat Iainnya kepada
Hui Fe?Cin dan maminta dia membagikan cbat pa- munah itu kepada crang-crang dan
delapan partai besar. Begitu Hue lang sen-bu mati, Cian Pea Teng dan Cu Tian Cun yang sedang beriarung
Iangsung berhenti. "Ibu .. " Dengan berderai air mata, Cu Tian Cun menghambur mengeiar Cu Kiau
Kiau. Kim Ti-iui saat itu sedang menerangkari kejadian yang sabenarnya kspada Gokong, tea-
hac dan sam-hac Bang Hui Ing sudah mendengar keterangan dari Ticng Hui Cicng dan
kemudian membuktikannya lagi dari mulut selir Li. Bukan hanya kakeknya saia yangi sudah
terserang racun bahkan Ci sancu sen diri iuga diperdayai cieh Hue leng sen-bu
Kata?kata ini terdengar guga cleh tea-hao dar sam?hac. Semua orang
terkejut bukan kepalang Pada saat itu, terirhat tubuh Kim Ti-jun meiesat ke
depan dan menghadang Cu Tiani Cun. I.
"Lacte, kau mempunyan ibu kandung sen diri maiah tidak dnakui, iustru mengaku se
crang nblns ssbagan ibumu"' katanya Cu Tian Cun menghentikan Iangksh kaki- nya.
"Apa yang kau ??ehkan" Cepat mnngg?r?" bentaknya marah.
Beium lagi Kam Ti-iui sempat mengeiaskan kepadanya, Tan hujnn sudah
menghambur mendekati "Anak, apakah ibumu sendirn saia kau su- dah tidak
mengenaln |ag|?" katanya dengan berurai air mata.
Cu Tran Cun menatap Tan hujin Iekat-Ie kat. Dia merasa wanna setengah baya ini
tidak asing bagnnya, tetapi dna tidak dapat mengingat apa?apa.
"Huiin, mungkin kau salah manganali ?rang'?" sahutnya dangan wajah sarius. Pada
saat itu, Song Gang San sudah ms- nalan chat pamunah. Dangan parlahan-Iahan dia
malangkah ka arah maraka.
"Tnan Cun, mba kau ingat bank-baik. Waktu kacil kau barnama Liang Kean Banar
tidak" Kau adalah kapunakan Ichu sandiri. Ayahmu barnama Tan Pit Sian. Dna
adalah ibu kandungmu sandm. ." Cu Tian Cun banar?banar trdak bisa mang- ingat
sadnknt pun. "Aku tidak tahu apa-apa," sahutnya br- ngung.
Tardangar sabuah suara yang parau ma- nyahut dan kajauhan "Kau parnah manalan
cbat panghilang ka- sadaran yang aku buat Kamudian kau di- cakckn lagi clah Hua
lang san-bu dangan Put ijl kim-tan. Tantu saja kau trdak ingatapa?apa. }Pada
dasarnya dalam hanmu cuma ada sa- crang Hua lang san- bu " Yang bicara mi su- dah pasti
Cick Sam Ku. Dia sudah manalan chat pamunah Put ji kim- tan. Katika dia me- `hhat crang
ramai sadang barbncara dangan Cu Tian Cun Dia sagara mengajak Cick Ciu
Lan menghampiri ks arah mereka. 'Bagaimana kau bisa tahu7" tanya Cu Tim Cun.
Cnck Sam Ku tersenyum simpul "Asal kau sudah menelan cbat pemunah tentu kau akan
mengerti sendiri Karena aku yang menculikmu dengan nlmu Pak hua sin heat.
Saat itu dalam keadaan tertotck Aku menyerahkan kau padaHue lang sen-bu yang
Iangsung meminumkan racun Putji kim tan.".
Cu Tian Cun terkajut sekaln "Apakah kata-karamu nu benar?" "Buat apa aku
mendustanmu?" sahut Cnok Sam Ku. Hun Fei Cin dan Ciok Cru Lan masnng masmg mengsluarkan sebutir 0bat pemunah
dari botol obat dn tangan mereka dan me nyerahkannya kepada Tan hujnn Wanna se
tengah baya itu menerimanya dengan meng uraikan air mata.
"Anak, cepat kau telan kedua butir cbat pemunah im. Sebentar Iagn kesadaranmu
pasti akan puhh kembaln," katanya. Cu Tian Cun mengedarkan pandangannya ks
sekeliling. Dia merasa mereka semua sepertinyn bersungguh?sungguh. Akhirnya dia
menerima juga kedua butir obat tersebut dan langsung menelannya.
Pada saat itu, Ci sancu, Kong Tong si-hav. Tcan Pek Yang. Cian Pca Teng, sehr
Li, selir Liu dan yang Iain-Iainnya juga sudah menelan ubat pemunah tersebut. Kim Tijui
menjelaskan sekali Iagi bahwa yang mem- bunuh Jit- kcng dan Pat- kcng
sebetulnya atas perintahHue lang sen-bu. Dalam hal iniji-hav dan shhac tidak
dapat disalahkan. Mereka melakukannya tanpa sadar sebab keduanya telah diben racun
oleh nenek jahat itu. Se- karang Hue Ieng sen-bu sudah mati. Segala dendam pun harus
dihabisi sampai di situ. Yang ialu bnarkan barlaiu. Gc- kong yang mendengarkannya
manarik naias panjang- panjang Setelah menghentakkan kaki dua kaii, dia Iangsung
male at meninggalkan tempat tersebut.
Yok Sau Cun iuga menyerahkan pedang iemasnya kepada Hong Lam San. Kemudian
Ci?k Sam Ku ruga menjelaskan bahwa dia yang menggunakan racun pcnghilang
kesadaran untuk mengajak para iago dari bs- berapn partai besar bsrgabung dengan
Kong Tong pai. Termasuk suhengnya Ca Nam Kiah dari Bu Liang-kiam pai. Dialah
yang mem- berikan pedang lernasnya kepada Ciuk Ciu Lan yang kemudian
menghadiahkannya kspada Yak Sau Cun.
Song Ceng San yang mendengar bahwa delapan crang manusia berkaun cadar yang
saat ini dalam keadaan tertutck dn depan pmtu gerbang adalah tukch-tokoh dan
ber-bagan partan persnlatan, ssgera menyerahkan sagumlah obat pemunah kepada Hong
Lam San dan memintanya supaya mencekckkan cbat-cbat tersebut kepada delapan
orang xtu Dengan demnkian pihak Hong Lam San juga dapat segera kembirh ke
perguruannya sen- dui. Hcng Lam San menerima kembali psdang Iemasnya dan memura sekah Iagi kapada
Yok Sau Cun. Dna juga menyambut obat-chat pe munah dari tangan Song Ceng San
serta mengucapkan terima kasih sekaln Iagi Se- telah itu dia membalikkan
tubuhnya mening- galkan tempat itu.
Cu Tian Cun sudah menelan kedua bum obat pemunah yang diberikan oleh Tan huiin
Tidak lama kemudnan pikirahnya mulai sadar kemball. Dia mencoba mangingat-ingat
masa lalunya. Akhirnya dia merasa bahwa nama kecilnya mamang Lieng Kean, Dia
Iangsung menjatuhkan diri berlutut dengan mang- uraikan air mata.
"Anak sudah teringat kembali Anak me- mang bernama Lneng Kean waktu kecilnya.
Tetapn di mana ayah sekarang'?" Tan hujnn segera merangkul anaknya dan menangns
tersedu-sedu. Bagitu terharunya hati wanna itu sehingga dia tidak sanggup
mengucapkan sepatah katapun Bang Hui Ing sagera mengnkuu tindakan suaminya
man- |atuhkan_d1ri berlutut di hadapan wanita stu.
"Manantu taiah melakukan kesalahan be- sar. Harap Ibu mertua bersedna
memaa1kan." Tan hupn capat-capat memapahnya ba- ngun.
"Menantu yang baik, erang yang tidak tahu ndak dapat disalahkan Aku tidak akan
me- nyalahkan d?rimu," katanya dengan mengam- bangkan seulas senyuman yang
Iambut. Selembar wajah Bang Hui Ing menjadi merah padam.
"Tsrima kasih, Ibu..." sahutnya lirih.
Sampai saat mi Yek Sau Cun baru tahu kulau Cu Tian Cun adalah anak suhunyai
yang menghilang enum belas tahun yang Ialu. Hatinya meniadi gembira sekstika.
"Cu toako, rupanya kaulah suheng yang siaute carl-can selama ini. Suhu, dia crang
tua, sudah mencanmu selama enam belas tahun.".
Kim Ti- |ui mengamkat bahunya sambil ter- tawa Iebar.
"Urusan ini, biar Lao kckc saja yang ce- ritakan. Song Loya cu, He... he... he..
Hm, siaute seharusnya memanggil Lac kcko se- bagai suheng. Eegini, pada waktu dulu,
suhu Tian San I Sou mswariskan nimu pedang se? banyak seratus yurus yang
kemudian meniadn ilmu pedang keluarga Song dan dikatakan sebagai ilmu pedang
yang tidak terpscahkan Sebetulnya seratus jurus yang diajarkan cleh Suhu adalah
almu pedang yang sudah ada rumus pc-mecahannya .... ".
Song Ceng San menganggukkan kapaia nya sambil tarsenyum-senyum. "sebetulnya Lao
siu tidak terhitung mund suhu. Sute baruiah muridnya yang se sungguhnya." Kim Ti-gui
juga tertawa Isbar. "Tan Pit Sian juga termasuk orang yang mandapatkan warisan dari Suhu. Keiuarga
Tan iuga terdiri dari pendekar-pendekar yang ahii dalam ilmu pedang. Dia akhirnya me-
nikah dengan adikmu. Ilmu yang dipelajari Tan hupn utcmatis adalah ilmu
pedang ke- Iuarga Song. Pada suatu hari, hanya karena sepatah kata yang
diucapkan ketika beriatih ilmu pedang bersama-sama... Tan huiin me- ngatakan bahwa ilmu
pedang keluarga Song tidak bisa dipecahkan oleh siapa pun iuga dan Tan Laukc
menyahut bahwa di dunia ini tidak ada ilmu padang yang tidak dapat di- pecahkan
Justru karena ucapan inilah ke- mudian teriadi partentangan di antara suami
istri Siang dan malam Tan Iackc berusaha mencari ialan untuk memecahkan ilmu pe- dang
keluarga Sung. Pada suatu hari dia du- duk termenung sacrang diri di Iuar hutan.
Kebatulan Suhu iewat di tempat itu. Sengaja dia berlatih ilmu di Iuar hutan
tersebut. Tan Iackc Iangsung tertarik. Apa yang dijalankan olsh Suhu pada saat itu adalah
Pit kiam sln- hoat. Ketika sampai Tan Iacku berhasil mem- pelajarinya, suhu sudah
pergi. Hati Tan Iacko senang sakali. Dia segera pulang ke rumah dan memberitahukan
kepada lstrinya behwa dia sudah berhasil memacahkan ilmu pedang keluarga Song.
Dan dia memaksa Tan hujin mengujinya. Kebetulan Song lacks datang berkunjung.
He... he... he... Pada seat itu, Song Iaoko kesal sakah mendengar kata- katanya.
Kau mengatakan: 'Kau hanya bisa menghindarkan diri dari serangan pedang, apa
termasuk hebat" Kalau kau bsnar-bsnar sanggup menerima due puluh jurus serangan ilmu
pedangku, baru boleh menyumbongkan diri!' Tan Iaoko yang mendengar ucapan itu,
Iangsung terbangkrt hawa amarahnya. Dia mengatakan: 'Apabrla aku orang she Tan
ti- dak sanggup menyambut dua puluh serang- anmu, maka aku akan mengundurkan
diri dari dunia kang?uw!' Sebstulnya kata-kata itu di- ucapkan dalam keadaan
emcsi. Siapa sang- ka malam harinya dengan mengendap-endap dia membawa anaknya
memnggalkan rumah .... ".
Selembar wajah Song Ceng San menjadn merah padam.
"Sebstumya bukan dia saja, kaml semua juga terbawa emosi. Aih, Lac siu sendiri
juga rkut bersalah. Tetapl sstelah Tan lacks meninggalkan rumah. kami semua keluar
mencarinya. Tapi ssiamq ini tidak berhasil menemukannya." '.
"Tentu saja. Suhu menyembunyikan diri di rumahku selama bertahun?tahun," kata
Yok Sau Cun dalam hatinya. "Laiu di mana Tia sekarang?" tanya Cu Tian Cun.
"Suhu ada di Hun Tai san." Hue Fei Cin yang telah membagi-bagikan obat pemunah
kepada crang-orang delapan parfai besar segera menyerahkan kedua bo- t?I czbatnya
kepada Tiong Hui Cicng. "Tiong cici, kedua chat ini khusus memusnahkan racun pembuyar tenaga dan racun
penghiiang kesadaran. Sekarang siau moay menyerahkannya kepadamu.".
Ticng Hui Ciong menerima kedua bctcl itu Cick Ciu Lan iuga menyerahkan bctoi
nba! d?tangannya kepada gadis itu.
{ "Tiong cici, yang ini adaiah obat pemunah racun Put ji kim- tan milik Hue Ieng
sen-bu. Kau bawalah sekaIian," katanya.
' Tiong Hui Ciong sekali Iagl menerima nba! itu dari tangan Cick Ciu Lan.
Bibimya mengembengkan seulas senyuman.
"Terlma kasih kepada adik berdua." .
Dia berhadapan dengan Hui Fei Cin yang Iembu! dan Cick Ciu Lan yang Iincah seria
cerdas. Diam-diam dna menarik natas panjang dalam haiinya. Dia sendiri sudah
meng? angkat saudara dengan Yok Sau Cun. Sebagai senrang kakak seharusnya dia
memikirkan kebahagiaan adiknya. Pikirannya ter- gerak, hati Ticng Hui Cicng yang
tadinya ba- gai diganduli beban berat meniadi Iega seketika. Dia ikui berbahagia
demi Yok Sau Cun. Perlahan-Iahan dia melangkah ke sam- ping Beng Hui Ing.
"Toaci, Yaya memerlukan chat pemunah ini secepatnya. Aku akan kembali ke Scat
san sekarang juga.". Beng Hui lng menganggukkan kapaianya "Baiklahi Aku akan mengikuii mertuaku ke
Hun Tai san. Seielah kembali dari tempai itu. aku akan menjenguk keadaan Yaya.
Kau boleh berangkai duluan." sahutnya.
'Hong Hui Cicng juga menganggukkan ke- palanya. Dia membalikkan tubuh
menghadap Yuk Sau Cun. 'Adik Cun, cici akan kembali ke Soat San. Kau... harap jaga dirimu beik-baik.'
Sudui matanya terlihat air mata mengambang. Tetapi dia memaksakan dlrlnya untuk tidak
menangis di hadapan anak muda itu. Yuk Sau Cun yang mandengar Ciang cici- nya
akan pulang ke Soat san, marasa hatinya agak barat barpisah dengan gadis itu.
Dia menatap Tiong Hui Ciong Iekat-Iekal.
Ciang cici juga harus menjaga diri baik- baik," katanya kemudian.
. Ti?ng Hui Ciong tidak barkata apa-apa Iagi. Dia sagera mambalikkan tubuhnya
meninggalkan tampat itu. Cun Hong. Sia Ho, Ciu Guang dan Tung Soat sagera
mengikuti dari balakang. Sebentar saja mareka sudah manghilang dari pandangan.
Orang-orang dart delapan partai basar sudah menelan obat pemunah. Setelah beris"
tirahat sajanak, tenaga dan hawa mumi maraka talah pulih kemball. Hanya Ci sancu
yang karena sudah agak lama tarserang racun sampai sekarang balum sadar juga. Bu Cu
taisu baserta rombongannya mendengar Song Cang San dan keluarganya akan be-rangkaf ke
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hui Tai San. Maraka sagem memohon diri satu per satu. Sebelumnya
me- raka mangucapkan tarima kasih sebasar?besarnya kepada Yok Sau Gun Kalau
bukan karena anak muda itu, urusan yang pehk nm belum tamu dapat diselesaukan
secara tuntas hari ini, Yok Sau Cun mengucapkan kata- kata yang merendah.
"Yok lame, Kita juga sudah harus berangkat " ajak Song Ceng San.
"Ibu. kau juga harus ikut dengan mereka ke Hun Tan san Dulu kau yang menculik Cu
toako Kau merupakan satu"satunya saksi hidup bagi mereka," tukas Ciok Ciu Lan.
Tentu saia Ciok Sam Ku mengerti maksud hati anaknya. Dia Iangsung memanggut
manggutkan kepalanya barulang kali.
"Baiklah. Ibu sudah membuat mereka ss- keluarga terpisah se|ama enam belas
tahun. Memang seharusnya lbu msminta maat kepada Tan taihiap. Hal ini juga akan
meringankan perasaan Ibu yang marasa bersalah ".
"Cick tcacn gangan berkata demikian Aku- lah yang bersalah terhadap suam|ku,"
kata Tan hujin. Yok Sau Cun segera melepaskanpadang drpinggangnya. Dna msnyerahkan ke tangan
Cn sancu sambnl berpesan kepada sehr Li dan sslar Liu.
"Pedang ini milik Ci sancu. Harap kalian simpankan ".
Kam Ti aua merentangkan kedua tangan- nya.
"Kau juga harus mengembalakan semacam barang kepada Lao koko ".
Yok Sau Cun msnaada terpana. "Apa yang Lao k?k0 maksudkan?".
Kam Ta aua tertawa terkekeh?kekeh. "Kau tadi menyambut serangan Hue lang sen-bu
dengan kekerasan Kalau bukan Lao koko maminjamkan semacam benda pusaka dari
Pak haa, masa kau bisa tidak terluka oleh serangan telapak tangan apanya" Lao
koko masah harus berangkat secepatraya ke Pak haa umuk meragembalikan benda pusaka
tersebut ". "Benda pusaka apa sebetulnya yang dimaksudkan cleh Lao kcako?" tanya Yak Sau Cun
bingung. Kam Ti-aui meaagangkat sepasangbahunya.
"Mengapa kau tadak meraba ke balik pakaaanmu sendiri?" Yok Sau Cun segera
menuruta perkataan- nya Ternyata daa memarag merasakan ta- ngannya menyentuh
semacam barang yang dingin. Cepai-copai dia msngeluarkannya. Ternyata bends itu
adalah sebuah baiu ku- mala berwarna hiiam.
"Apa inl" Kapan Lao koko meleiakkannya ke dalam balik pakaian siaute?".
Kim Tl?jui segera mengulurkan iangannya menyambui benda tersebut. "Batu ini
adalah semacam benda pusaka yang sudah ierpendam selama ribuan tahun dalam
iautan. Khasiatnya khusus uniuk menyambut serangan yang mengandung unsur api.
He... he... he... Tadi waktu membisik di teiingamu, secara diam-diam aku
memasukkannya ke balik pakaianmu. Baiklah Lac koko akan berangkai sekarang." Dia menge?
dip-ngedipkan matanya kepada Ciok Ciu Lan dan meiangkah keiuar dan iapangan
tersebut. "Lao koko, di mana kita bisa beriemu iagi?" tsriak Yok Sau Cun.
'Apabila ada iodoh, ribuan Ii pun dapat bertemu. Lao koko menunggu saat kau
menyajikan arak kebahagiaan. 'tidak diundang pun akan hadiri" sahuinya dari jauh
dan tahu- tahu orangnya sudah menghilang dari pandangan.
Song Ceng San menarik nafas panjang. "Dla benar-benar orang aneh yang tiada
duanya di dunia Inii". Song Ceng San. Song Bun Cun, Ciek Ban Cmg, Hui Kln Siau suami istri, Hue Fei
Cin, Tan huiin. Cu Tian Cun suami isiri, Yok Sau Cun, Be Hua popo dan Ciok Ciu
Lan serom" ongan semuanya akan menuju ke Huan Tai an Dengan
berb?nd?ng?b?nd0ng mereka eninggalkan Ce Po ian-goan`.
Kong Tong si-has mengantarkan sampai di depan pintu gerbang. Toa-hao segera
menjura dalam-dalam. "Kong Tong pai tertimpa musibah. Kami benar-benar diperalat oleh Hua Ieng sen-bu
untung saja ada Song Ioya cu dan Yok iauhiap yang mengerahkan segenap tenaga
menyelesaikan urusan ini, sehingga Kong tong pai dapat dibenahi kembaii. Sancu
sampaii saat ini belum sadar. Kami empat bersaudara mewakili Sancu mengucapkan
terima kasih kepada cuwi.".
Song Gang San segera membalas penghormatan yang diberikan oieh Toa-hao. "Suwi
cianpwe terlalu sungkan. Apabia Sancu tarsadar nanti, tolong sampalkan salam
Lohu untuknya." . Rombongan itu segera berangkat ke Hun Tai san. Tentu saja Cu Tian Gun merubah
namanya menjadi Tan Tian Cun. Suami istri keluarga Tan pun bersatu kembali, Yok
Sau Cun sendiri terjun ke dunia kangouw untuk memenuhi dua permintaan suhunya.
Sekarang tugasnya sudah selesai. Malah dia mendapatkan dua orang istri yang
cantik Jelita. Sudah pasii ia gembira tidak kepalang.
. ---- TAMAT ----- Sebilah Pedang Mustika 1 Pendekar Wanita Penyebar Bunga Karya Liang Ie Shen Kelana Buana 19