Pencarian

Tengkorak Maut 5

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 5


dan mulai bisa melihat pemandangan disekitar tempat itu
meskipun masih samar dan buram.
"Apakah aku sudah mati?"" ingatan itu dengan cepat
berkelebat pula dalam benaknya, ia lihat dirinya berada dalam
sebuah ruang batu yang luasnya hanya lima tombak persegi,
udara menyiarkan bau busuk dan bayangan manusia bergerak
kesana kemari dihadapan matanya, suara rantai
bergemerincingan sementara manusia dengan wajah seram
layu dan rambut yang kusut berkeliaran disekitar situ.
"Aaah mungkinkah aku telah berada di dalam neraka yang
penuh dengan manusia hukuman.?"" pikiran itu seketika
membuat hatinya tercekat dan bada nj adi merinding.
Buru2 ia berusaha meronta dan loncat bangun dari atas
tanah namun suara gemerincingan segera mengejutkan pula
hatinya. Ternyata kaki serta tangannyapun diborgol dengan sebuah
rantai besi yang besar dan kuat, sebuah jepitan besi yang
diikat dengan rantai pula memborgol tenggorokannya
membuat dia sama sekali tak dapat bergerak dengan bebas.
Kurang lebih tiga puluhan orang hukuman dengan keadaan
yang tak jauh berbeda dengan dirinya duduk lesu dan lemas di
sekitar situ, suasana terasa hening namun mencekamkan.
"Aku telah mati aku telah mati" jerit Han Siong Kie dengan
suara mengenaskan, "aku mati dalam keadaan yang konyol,
kematianku sungguh tidak berharga. oooh, kenapa aku harus
mati ditangan ibu kandungku sendiri?"" "
Jeritan ini segera memancing perhatian para hukuman yang
lain, mereka sama2 angkat kepala dan memandang
kearahnya, tetapi tak seorangpun diantara mereka yang buka
suara, mungkin mereka sendiri sudah terbiasa menyaksikan
kejadian seperti ini. 284 Pemuda itu men-jerit2 seperti orang gila sambil berteriak ia
terbayang kembali kejadian-kejadian dimasa silam.
Ia teringat kembali ketika paman gurunya si Telapak naga
beracun Thio Lien disuatu malam yang gelap dan hujan turun
dengan derasnya telah membawa ia pergi mengunjungi
perkampungan keluarga Han yang penuh dengan tulang
manusia yang berserakan, membuat ia mengetahui asul usul
yang sebenarnya" setelah paman gurunya memberitahukan asat usulnya,
ternyata ia telah bunuh diri disisi tulang tubuh ayahnya.
Dua ratus sosok tulang manusia termasuk tulang ayahnya
masih berserakan dalam perkampungan tersebut tanpa
seorang manusia pun yang mengurus... ia bersumpah akan
menuntut balas atas peristiwa berdarah itu... dia akan
mencincang tubuh musuhnya agar bisa membalaskan sakit
hati ayah serta keluarganya.
Ia tahu orang yang telah melakukan penjagalan secara
besar2an itu telah meninggalkan suatu lambang diatas dinding
rumahnya, lambang itu berupa sebuah tengkorak yang
berlumuran darah... itulah perlambang dari pemilik benteng
Maut. Kemudian ia teringat kembali sewaktu berkenalan dengan
Tonghong Hwie, mereka angkat saudara kemudian ikut
memperoleh penemuan aneh di dalam hutan, menyerbu ke
dalam Benteng Maut Dalam peristiwa itu ia telah dihantam masuk sungai oleh
Tengkorak Maut hingga akhirnya ditolong oleh seorang gadis,
hal ini membuat dia berhutang budi dengan Go Siauw Bi, putri
dari ketua perkumpulan Pat Gopang.
Terbayang pula wajah ibunya yang cantik tapi berhati
kejam melebihi ular beracun, bukan saja ia telah kawin
dengan orang lain, bahkan begitu tega untuk turun tangan keji
terhadap dirinya. 285 Otak terasa penuh dengan pikiran2 yang mengalutkan,
sekali lagi ia menyapu ruang disekelilingnya, ia tetap neraka
dihadapannya dengan pandangan sayu. Rasa seram ngeri
membuat tubuhnya menggigil, dan bulu romanya pada
bangun berdiri Gumamnya kembali seorang diri:
"Aku tak boleh mati dengan begitu saja, bila aku mati siapa
yang akan menuntut balas bagi sakit hati keluargaku" siapa
yang akan mengubur tulang2 dalam perkampungan keluarga
Han?" aku tak boleh mati, aku tidak ingin mati, Aaah Thian
mengapa kau atur kesemuanya ini bagiku?".. oooh Thian kau
terlalu kejam kau tidak adil.." semakin berpikir badannya
semakin kaku linu dan sakit sekali.
Mendadak Kraaaak terdengar suara gemerincing yang amat
nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, disusul
serentetan cahaya yang amat tajam memancar masuk
menerangi seluruh ruangan tersebut.
Dari lubang terbuka itulah Han Siong Kie menemukan
seurat wajah yang amat dikenal olehnya sedang melongok
kedalam. Kraaak terdengar suara nyaring kembali berkumandang,
liang tadi menutup kembali, suara helaan napas sayup2
terdengar dari ruangan. "Aaah Dia.... dia.. adalah si kupu2 warna warni Lie In Hiang
"pemuda itu segera berteriak keras "Aku belum mati, aku
belum mati, tempat ini pastilah penjara dalam tanah didalam
markas perkumpulan Thian chee kau"
Hampir saja pemuda itu meloncat bangun dari atas tanah
saking girangnya, harapan untuk hidup segera muncul kembali
didalam hatinya. Maka dengan cepat ia berusaha merangkak bangun, ia
berusaha untuk duduk bersila dan mengatur penapasan. Ia
coba untuk bangkit berdiri:
286 "Duduklah nak, jangan bergerak jangan terlalu banyak
bergerak dulu" serentetan bisikan yang lembut bagaikan
bisikan nyamuk bergema masuk dalam telinganya.
Han Siong Kie terkesiap dia yakin ucapan itu sengaja
ditujukan kepadanya, tapi meskipun sorot matanya telah
berputar menyapu setiap sudut ruang penjara itu, namun tak
seorang manusiapun yang berhasil ditemukan, ia tidak
berhasil menemukan sesuatu apapun, sungguh aneh sekali,
siapakah yang telah mengirim padanya didalam penjara yang
mirip dengan neraka ini.?"?""
"Manusia berwajah dingin, duduklah dan jangan bergerak"
sekali lagi bisikan itu berkumandang datang.
Han Siong Kie terkejut dan tanpa sadar telah duduk
kembali keatas tanah, dengan ilmu menyampaikan suara pula
ia balas berbisik: "siapakah kau?"
"Aku?" masa kau sudah tidak kenali lagi suaraku?""
"Aku merasa suaramu seperti kukenal, cuma aku lupa
siapakah dirimu itu?""
"Aku adalah orang yang ada maksud"
Han Siong Kie semakin terperanjat, jantungnya berdebar
semakin keras. Kembali manusia yang ada maksud muncul
dihadapannya dikala ia sedang menemui kesulitan. suatu
harapan untuk melepaskan diri dari tempat itu segera muncul
didalam benaknya, disamping itu dia pun merasa heran
bercampur kaget. Kenapa manusia yang ada maksud bisa
munculkan diri didalam penjara perkumpulan Thian Chee
Kau?" dari mana ia bisa muncul disitu tanpa diketahui
oraang?"" "Benarkah kau adalah manusia yang ada maksud?" sekali
lagi Han Siong Kie bertanya.
"Sedikitpun tidak salah." orang yang ada maksud
menjawab. 287 "Sekarang nona berada dimana?"
"Di ruang sebelah penjara maut itu!".
"Apa" penjara maut" tempat ini bernama penjara maut.?"
"Tidak salah. sekarang kau berada didalam penjara maut
dari perkumpulan Thian Chee Kau"
"Bagbaimana caranya nona bisa sampai disini?"
"Belum waktunya kuberitahukan kepadamu"
Han Siong Kie tarik napas panjang2. sebenarnya ia ingin
bertanya kepada orang yang ada maksud mengapa dia datang
untuk menolong dirinya, tetapi watak yang tinggi hati telah
mengurungkan niatnya itu.
"Nona siapa2 saja yang ditawan didalam penjara ini"
apakah kau tahu?" akhirnya dia bertanya kembali.
"Para hukuman yang sedang mananti untuk menjalankan
hukuman mati." Untuk kesekian kalinya Han Siong Kie tarik napas dingin. ia
terkesiap dan tak pernah menyangka kalau dirinya pun telah
dijatuhi hukuman mati oleh pihak lawan. Tanpa sadar ia
segera berseru lirih. "Apa?" kau katakan mereka adalah orang hukuman yang
sedang menantikan saat untuk menjalani hukuman mati?"
"Ssdikitpun tidak salah. orang2 itu ada yang merupakan
musuh besar dari perkumpulau Thian chee kau. ada pula
anggota perkumpulan yang telah melanggar peraturan
perkumpulan mereka. sekarang orang2 itu sedang menikmati
sisa hidupnya yang tak akan lama lagi. sebentar lagi mereka
akan menjalani hukuman mati"
"Apakah termasuk diriku juga akan menjalani hukuman
mati?" "Tentu saja!" 288 "Lalu apa maksud nona datang kemari?"
"Aku datang demi dirimu, sekarang janganlah bergerak
secara sembarangan. kau harus pura-pura menunjukkan
bahwa kau adalah seseorang yang telah kehilangan seluruh
ilmu silatmu!" "Kenapa?""
"Setiap orang sebelum dijebloskan kedalam penjara maut.
oleh pengurus penjara ilmu silatnya pasti akan dimusnahkan
terlebih dahulu." "Tapi aku merasa bahwa ilmu silatku masih utuh"
"Benar, ilmu silatmu memang masih utuh, sedang apa
sebabnya sampai begini dikemudian hari kau bakal
mengetahui dengan sendirinya kesemuanya ini, orang yang
kehilangan sukmalah yang mengaturnya. aku tak dapat
menjelaskan kepadamu"
"Orang yang kehilangan sukma?" jadi kedatangan nona
adalah sedang menjalankan tugas yang diperintahkan orang
yang kehilangan sukma?""
"Dugaanmu tepat sekali, aku memang sedang menjalankan
tugas yang diperintahkan oleh manusia yang kehilangan
sukma" "Nona, bolehkah aku mengajukan satu pertanyaan
kepadamu?"" "Selama pertanyaanmu itu dapat kujawab, aku pasti akan
memberikan jawaban yang memuaskan"
"Adik angkatku Tonghong Hwie sekarang berada dimana?"
bagaimana pula nasibnya?" dia masih hidup atau sudah
mati?" " Manusia yang ada maksud termenung beberapa saat
lamanya, kemudian menjawab:
289 "Keselamatannya untuk sementara waktu tak ada bahaya."
"Sekarang dia berada dimana" "
"Masih berada dalam wilayah Lian huan tau, cuma ia sudah
berada dibawah perlindungan orang yang kehilangan sukma"
Legalah hati Han Siong Kie setelah mendengar perkataan
tersebut. "Apakah orang yang kehilangan sukma juga telah tiba
ditempat ini?" ia bertanya kembali.
"Lebih baik kau tak usah tanyakan hal yang sama sekali tak
berguna, tahukah kau masih berapa lama kau dapat hidup di
kolong langit?""
"Berapa lama" seru sianak muda itu dengan hati terkejut.
"Hanya dua jam, sebentar lagi ketiga puluh satu orang
hukuman yang ada didalam penjara ini termasuk tiga puluh
dua orang akan melaksanakan hukuman matinya"
Han Siong Kie jadi kecewa bercampur sedih, rasa benci dan
sakit hatinya muncul kembali menyelimuti benaknya, ia kertak
gigi keras2 dan menyumpah:
ia benci ibunya yang kejam melebihi ular berbisa itu, ia
benci kepada siang- go berwajah cantik Ong Cui Ing...
perempuan itulah yang telah menghantar dirinya kedalam
penjara maut, ibu kandungnya yang hendak merenggut
selembar jiwanya lewat hukuman mati.
"Bagaimana cara mereka untuk membereskan jiwaku
nanti." serunya dengan suara berat.
"Menurut peraturan yang berlaku bagi perkumpulan Thian
chee kau, untuk tetap mempertahankan prikemanusiaan
mereka hanya membunuh orang tanpa mengucurkan darah,
mereka akan cekoki para hukuman dengan obat racun yang
keji, setelah korbannya mati keracunan mayatnya baru
dikubur diluar wilayah Lian Huan tan"
290 "Dibunuh dengan racun?""
"Sedikitpun tidak salah kau jangan harap bisa meloloskan
diri dari tempat ini, sebab setiap orang hukuman yang telah
mati keracunan sebelum diangkat keluar akan diperiksa lebih
dahulu dengan teliti, semboyan mereka adalah hanya mayat
saja yang dapat ke luar dari penjara maut tersebut"
"Ooh..." Han Siong Kie hanya bisa berkata begitu saja,
kemudian membungkam dalam seribu bahasa.
Terdengar orang yang ada maksud melanjutkan kembali
kata2nya: "Penjara maut ini didirikan dibawah tanah, pintu masuk dan
pintu keluar diatur oleh alat rahasia yang ber lapis2, kurang
lebih seratus orang jago lihay menjaga disetiap lapisan alat
rahasia tersebut, bukan begitu saja bahkan setelah orang itu
mati keracunan, sebelum dikubur kedalam tanah oleh petugas
hukuman akan ditotok pula jalan darah kematiannya sehingga
siapapun yang coba pura2 mati tak akan lolos pula
ditangannya.." "Nona, apakah kedatanganmu kesini hanya ingin memberi
tahukan beberapa patah kata itu saja?"" akhirnya sianak muda
itu tak dapat menahan diri dan berseru.
"Bukan hanya itu saja, akupun datang untuk menolong
dirimu.."

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mati dan hidup semuanya diatur oleh takdir, aku sama
sekali tidak jeri menghadapi semua kenyataan yang ada
didepan mata." "Kau memang bisa ambil tak perduli, tapi orang lain
tidaklah mengharapkan kau terjadi sesuatu.."
"Siapakah orang itu?" "
"Orang yang kehilangan sukma"
"Dia" kenapa?".
291 "Dikemudian hari kau akan mengetahui dengan sendirinya,
sekarang ia sedang berusaha keras untuk menolong dirimu
tetapi diapun harus mengeluarkan suatu pengorbanan yang
tak terhingga besarnya"
"Untuk menyelamatkan jiwaku, siorang yang kehilangan
sukma telah memberikan pengorbanan yang tak ternilai
besarnya?" "Sedikitpun tidak salah"
"Kenapa ia berbuat demikian?""
"Sekarang aku belum dapat memberitahukan kepadamu,
suatu ketika kau akan mengetahui dengan sendirinya"
Han Siong Kie membungkam dan tidak berbicara lagi,
peristiwa ini betul2 sangat aneh dan sukar diraba arah
tujuannya. Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya hingga
hampir saja ia berteriak ketus dengan suara gemetar segera
serunya: "Nona" bukankah tadi kau berkata bahwa hanya orang mati
yang dapat keluar dari penjara ini?""
"Ehmm sedikitpun tidak salah kenapa?".
"Aku punya suatu cara yang bagus untuk meloloskan diri
dari sini..." "Benarkah itu?" kau benar2 mempunyai cara untuk
meloloskan diri dari tempat ini" " seru orang yang ada makkud
deagan suara penuh emosi. "sedikitpun tidak salah "
"Apakah caramu itu?" cepat katakan"
"Bukankah kau mengatakan bahwa orang mati saja yang
dapat keluar dari penjara maut ini?""
"Ehmm " sedikitpun tidak salah?""
292 "Cara baikmu itu justru terletak pada kematian itu"
"Bagaimana maksudmu?"" aku tidak mengerti apa yang
kau ucapkan itu.." "Aku pernah belajar ilmu pernapasan kura2 saktL, aku bisa
berpura-pura mati tanpa diketahui oleh mereka.."
"Apa?" terdengar Orang yang ada maksud menjerit
tertahan, "Kau pernah mempelajari ilmu kura2 sakti yang
sudah lama lenyap dari permukaan bumi itu?"
"Sedikitpun tidak salah" pemuda itu membenarkan.
oooodOwoooo Bab 17 "AAh- aku sudah mengerti akan maksud mu, bukankah kau
hendak menggunakan ilmu kura2 sakti untuk menutup seluruh
pernapasanmu dan memutar balikkan urat2 nadi serta jalan
darah yang ada didalam tubuh hingga orang akan
menganggap dirimu sebagai sesosok mayat?""
"Benar, coba lihatlah apakah cara ini bisa digunakan ateu
tidak?" "Boleh sih boleh. hanya saja..."
"Hanya kenapa?"
"Setelah mayat itu digotong keluar dari penjara biasanya
oleh petugas penjara pasti akan dilakukan pemeriksaan
kembali dengan seksama dan kemudian menotok jalan darah
kematiannya, bila sampai kau sungguh-sungguh celaka
bukankah urusan jadi berabe?"
"Nona, mungkin kau belum begitu memahami akan
kehebatan serta kesaktian dari ilmu kura2 sakti ini, bila
seorang telah menggunakan ilmu tersebut maka seluruh
peredaran darahnya akan berhenti jantUngnya berhenti
berdetak dan keadaannya tidak jauh berbeda dengan orang
293 mati biasa kecuali mayatku dipotong2 atau ditusuk atau
mungkin aku bakal celaka ditangan orang lain"
"Lalu ilmu kura2 sakti yang kau miliki itu bisa bertahan
berapa lama?"" "Ilmu tersebut belum lama kulatih, paling banter aku hanya
bisa bertahan selama sepuluh hari saja"
"Itu lebih dari cukup, asal kau bisa bertahan selama tiga
hari maka tengah haripada hari ketiga aku akan menggali
kuburanmu serta menolong kau keluar dari situ."
"Atas kebaikan nona akan kuingat selalu, untuk itu
sebelumnya kuucapkan banyak2 terima kasih, tiga hari
kemudian aku pasti akan bangun dengan sendirinya".
"Sekarang aku harus kembali untuk memberi laporan
kepada orang yang kehilangan sukma, baiklah kita berjanji
seperti yang kau katakan tadi, bila ada orang menghidangkan
masakan janganlah sekali2 kau makan sebab dalam makanan
itulah telah terkandung obat racun yang mematikan,
disamping itu kau harus berpura2 seperti orang yang
kehilangan ilmu silat, jangan sampai rahasia ini ketahuan
orang kalau tidak... akibatnya sukar untuk dibicarakan"
"Aku akan ingat selalu perintahmu ini, sebelum itu ada satu
persoalan ingin kutanyakan kembali"
"Apa yang ingin kau tanyakan?""
"Benarkah orang yang kehilangan sukma adalah
gurumu?"?" "Tentang soal ini .... "
Agaknya orang yang ada maksud sedang
mempertimbangkan apakah perlu baginya untuk menjawab
pertanyaan dari Han Siong Kie tadi atau tidak beberapa saat
kemudian ia baru menjawab.
294 "Tentang pertanyaanmu ini, aku bisa memberitahukan
kepadamu dia adalah ibuku"
"Ooooh jadi orang yang kehilangan sukma adalah ibumu?""
"Sedikitpun tidak salah"
"Sudah terlalu banyak aku berhutang budi dengan kalian
ibu dan anak. Aku jadi tak tahu bagaimana budi kebaikan
sebanyak itu harus kubalas dikemudian hari.. hanya aku tidak
mengerti, mengapa kalian selalu memperhatikan diriku."
"Dikemudian hari kau akan mengetahui dengan sendirinya,
sekarang waktu amat mendesak. aku harus segera berlalu dari
sini" Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, suasana pulih
kembali dalam keheningan, jelas perempuan misterius itu
telah berlalu. Han Siong Kie benar2 merasa terharu, ia tak tahu apa
sebabnya orang yang kehilangan sukma serta orang yang ada
maksud begitu memperhatikan dirinya, begitu cintanya
mereka terhadap dirinya sehingga melebihi cinta kasib
seorang ibu terhadap anaknya..
Tidak lama setelah orang yang ada maksud berlalu dari
tempat itu, dari dinding ruangan berkumandanglah suara
gemerincing yang amat nyaring, pintu penjara yang tebal dan
berat perlahan2 bergeser kearah samping, diikuti muncullah
sebelas orang memasuki ruangan itu.
Dua obor besar dipasang diatas dinding penjara membuat
suasana ditempat itu jadi terang benderang, cahaya api yang
berkilauan memancar diatas wajah setiap orang hukuman
yang meringkuk disitu. menambah suasana jadi semakin
menyeramkan. Tempat itu benar2 tak ubahnya bagaikan
neraka didalam dunia. Dengan pandangan yang tajam Han Siong Kie mengawasi
orang2 yang baru saja muncul didepan pintu penjara itu, ia
295 lihat orang pertama adalah pemuda beraja h licin yang bukan
lain adalah Kaucu muda dari perkumpulan Thian chee kau, di
belakangnya mengikuti dua orang pria bertubuh kekar sedang
dibela kang kedua orang itu adalah delapan orang pria baju
hitam yang membawa nampan berisi makanan.
Setelah berada didalam ruangan penjara, kedelapan orang
pria baju hitam itu segera menyiapkan tiga puluh dua
mangkok besar yang berisi sayur dan nasi di atas tanah, bau
harum yang amat lezat tersiar keluar dari sayuran tersebut.
Bergidik sekujur badan Han Siong Kie menyaksikan
mangkuk-mangkuk berisi nasi dan sayur itu, tanpa sadar bulu
kuduknya pada bangun berdiri, pikirnya:
"Aa i. ..waktunya telah tiba, ketiga puluh satu orang itu
sebentar lagi akan menyelesaikan kehidupannya yang penuh
penderitaan serta siksaan, sungguh kejam perbuatan orang2
dari perkumpulan Thian chee Kau . bila suatu hari aku orang
she Han bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup, aku
bermaksud akan membasmi habis semua manusia laknat itu"
Dalam pada itu, dengan sorot mata yang tajam Kaucu
muda itu menyapu sekejap seluruh ruangan penjara itu. dan
akhirnya berhenti di atas wajah Han Siong Kie, cahaya buas
dan bengis terpancar keluar dari balik matanya
Terkejut sianak muda itu melihat perbuatan orang, ia tahu
bahwa kaucu muda itu bermaksud jelek terhadap dirinya.
"Apa yang hendak ia lakukan?" pikirnya didalam hati,
apakah dia hendak membalas dendam atas kekalahan serta
penghinaan yang dialaminya?"" Belum habis ia berpikir, kaucu
muda itu sudah berjalan mendekati ke arahnya.
Tampak kaucu muda itu tertawa seram dengan kakinya ia
sepak tubuh Han Siong Kie keras2 lalu ejeknya:
"Bajingan cilik, kau tak pernah menyangka bukan kalau kau
akan mengalami nasib sejelek ini?" sekarang aku hendak
296 menggunakan cara yang sama seperti perbuataamu itu untuk
menghajar kau hingga muntah darah segar" sambil berkata
telapaknya laksana kilat segera didorong kedepan.
Han Siong Kie naik pitam mendengar ejekan itu, darah
panas segera bergelora didalam dadanya, ia siap
mengerahkan tenaganya untuk menghantam tubuh orang itu
tapi...dengan cepat ia teringat kembali akan pesan yang
disampaikan orang yang ada maksud kepadanya:
" . . . kau harus pura2 berlagak seperti seseorang yang
kehilangan ilmu silat . . . kalau tidak maka akibatnya sukar
dibayangkan mulai sekarang"
Hatinya jadi terkesiap. dengan cepat la mengendalikan
kembali napsu marahnya dan melengos kesamping.
"Bangsat cilik, pendekar berwajah dingin .... ayohlah"
terdengar Kaucu muda itu mengejek.
Han Siong Kie benar2 merasa amat mendongkol, ingin
sekali ia memberi sebuah pelajaran yang hebat kepadanya.
tapi ia teringat kembali akan bahaya yang sedang mengancam
dirinya, dia ingin melanjutkan hidup sebab banyak persoalan
yang harus ia selesaikan.
Pemuda itu berusaha keras untuk menahan gusarnya, ia
tidak ingin hanya disebabkan urusan kecil membuat urusan
yang lebih besar jadi terbengkalai, sambil menahan rasa
dongkol dan gusar yang tak terkirakan per-lahan2 ia
berpaling. "Ploook ploook baru saja sianak muda itu menoleh, dua
gaplokan yang amat nyaring telah bersarang diatas pipinya
membuat ia jadi pusing dan pandangan matanya jadi
berkunang2. "Bangsat" teriaknya dengan penuh kebencian, ?"suatu hari
aku pasti akan membinasakan dirimu"
297 "Ploook" kembali sebuah tamparan yang lebih keras
bersarang diatas wajahnya.
Han Siong Kie tak berani mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya itu, dia
takut rahasianya ketahuan lawan, hal ini membuat tamparan
tersebut hampir saja ia membuat jatuh tak sadarkan diri,
darah segar segera muncrat keluar dari bibirnya, membasahi
seluruh pakaian yang dia kenakan. Dengan bangga kaucu
muda itu tertawa ter-bahak2. "Haah...haah haah.. bangsat,
kau berani ulangi kembali perkataanmu itu?"
Dengan penuh kebencian Han Siong Kie melotot sekejap
kearahnya, namun ia tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Ia merasa penderitaan serta siksaan yang dialaminya
saat ini jauh lebih hebat daripada menghadapi kematian.
"Manusia berwajah dingin. " seru kaucu muda itu dengan
suara penuh penghinaan, "Bila aku hendak bunuh dirimu maka
hal itu akan kulakukan dengan gampang sekali. Hmm. .
Hmm.. kau bilang mau bunuh aku?" haahh haahh haahh...
sayang sekali untuk selamanya kau tak akan mendapatkan
kesempatan itu." Tentu saja Han Siong Kie dapat memahami apa yang
dimaksudkan oleh kaucu muda itu sebab algojo sebentar jagi
akan melaksanakan hukuman mati terhadap dirinya.
sementara itu dua orang pria kekar tadi telah mengulapkan
tangannya, delapan orang pria baju hitam itu segera
membagi-bagikan mangkuk berisi sayur dan nasi itu kedepan
setiap orang hukuman. Dengan sorot mata memancarkan kerakusan dan kelaparan
orang2 hukuman itu memandang kearah mangkuk yang
berada di hadapannya, kemudian bagaikan harimau kelaparan
mereka sambut mangkuk2 tadi dan menyikat isinya dengan
lahap. 298 Menyaksikan kesemuanya itu, Han Siong Kie hanya bisa
menghela napas didalam hati. Perlahan2 diapun mengambil
pula mangkuk yang berada dihadapannya.
Detik demi detik berlalu dalam keheningan serta kesunyian
yang mencekam. Mendadak terdengar jeritan ngeri
berkumandang bersahutan, semua orang hukuman yang
berada didalam penjara itu mengerang kesakitan lalu ber
guling2 diatas tanah sambil merintih, hanya sedetik saja
mereka sekarat untuk kemudian menggeletak tak berkutik
lagi. Han Siong Kiepun dengan gerakan yang cepat membuang
isi mangkuknya kearah belakang, kemudian jatuhkan
mangkuknya ke atas tanah dan menggeletak kaku pura2 mati.
Melihat semua orang hukuman telah mati dengan seksama
Kaucu muda itu melakukan pemeriksaan yang sama, setelah
itu dia baru mengundurkan diri dari situ.
Delapan orang pria berbaju hitam segera menggotong
keluar empat buah usungan besar dari sudut penjara, berarti


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

empat usungan dengan tiga puluh dua sosok mayat.
Dibawah petunjuk dua orang pria kekar itu, berangkatlah
delapan orang dengan empat usungan itu keluar dari pintu
penjara. Sepanjang perjalanan mereka lewati beberapa lorong batu
yang sempit dan ber liku2, tidak lama kemudian muncullah
orang2 itu dari atas permukaan tanah dan tiba disebuah
ruangan besar. Terdengar salah seorang diantara dua pria kekar itu
berseru dengan suara lantang.
"Dipersilahkan tuan pengurus untuk memeriksa mayat2 ini"
seorang baju kuning muncul dari balik pintu ruangan, ia
dekati mayat mayat diatas usungan itu dan secepat kilat
299 menotok jalan darah Mia-bun-hiat ditubuh mayat2 tersebut,
setelah itu baru katanya:
"Sekarang gotong mayat2 ini keluar dari sini dan kubur
diwilayah kita" "Terima perintah "jawab pria kekar tadi maka berangkatlah
beberapa orang itu keluar dari ruangan tersebut,
Diluar wilayah Lian huan tan terdapat sebuah hutan yang
lebat, pada waktu itu disitu telah siap sebuah liang kubur yang
amat besar. Ketika rombongan orang2 itu tiba disitu mereka segera
bekerja keras melempar mayat-mayat tadi kedalam liang
kubur itu, kemudian menutup kembali liang tadi dan berlalu
dari sana. sementara orang2 itu bekerja nun diluar hutan diatas
sebuah bukit kecil duduklah sesosok bayangan tubuh yang
kecil dan ramping. siapa dia?"?" orang itu bukan lain adalah Tonghong Hwie si
pengemis cilik yang secara nyaris berhasil lolos dari kematian.
Sudah hampir dua jam lamanya ia duduk terpekur seorang
diri di tempat itu, sepasang matanya telah berobah jadi merah
membengkak. dengan pandangan sayu ia memandang
keangkasa tanpa berkedip. benaknya terasa kosong bagaikan
selembar kertas putih, ia merasa se-olah2 alam semesta yang
berada disekelilingnya sudah tiada artinya lagi bagi dirinya.
Sang surya telah jauh tinggi diangkasa, bagaikan sedang
menggigau ia bergumam tiada hentinya:
"Oooh hari telah siang, habis sudah riwayat engkoh Kie,
aaah dia pasti sudah mati." Ia bangkit berdiri dan berteriak sekeras2nya.
300 "Ooooh engkoh Kie, kau berada dimana, engkoh kie sayang
engkau berada dimana, mengapa kau tega meninggalkan
diriku." "Apakah kau sedang mencari engkoh Kiemu" tiba2
serentetan suara yang nyaring berkumandang disisinya
"Dia sekarang berada di. . ."
Tonghong Hwie merasa amat terkejut, ia merasa suara itu
seperti pernah dikenal olehnya, matanya celingukan
memandang ke sana kemari namun tak terlihat sesosok
bayangap manusiapun disitu, yang terlihat hanya rumput yang
gersang serta batu yang berserakan.
"Siapa kau?"" segera bentaknya.
"Bukankah kita pernah bercakap2 belum lama berselang?""
"Aaaah kau..kau adalah orang yang kehilangan sukma?""
"sedikitpun tidak salah"
Tonghong Hwie makin terkesiap. mendadak ia teringat
kembali akan perkataan dari orang yang kehilangan sukma
belum lama berselang, orang itu pernah memperingatkan
dirinya. "Nona, putuskanlah tali cintamu itu dengan otak yang
jernih, selamanya orang yang terlalu romantis akan berakhir
dengan tragis bagi sendiri bila kau tak mau dengarkan
peringatanku ini, maka dikemudian hari kau bakal musnah
ditelan oleh samudra cinta yang tiada tara dalamnya itu. "
"Benarkah ia bisa meramalkan hal2 yang akan datang"
benarkah ia bisa mengetahui lebih dahulu kenyataan yang
bakal dia alami dikemudian hari?".."
"Orang yang kehilangam sukma" ia segera menanyai. "Aku
teringat bahwa diriku tertawan oleh Ong Cui Ing dari
perkumpulan Thian chee kau, eng kaukah yang
menyelamatkan diriku?"".
301 "Tidak salah" sahut orang yang kehilangan sukma dengan
suara perlahan. "Kalau begitu aku orang she Tonghong mengucapkan
banyak terima kasih terlebih dahulu"
"Nona tak usah berterima kasih kepadaku"
"Bolehkah aku ajukan sebuah pertanyaan kepadamu?"
"Katakanlah, asal persoalan yang kau tanyakan itu aku
ketahui pasti akan kukatatan kepadamu"
"Kakak angkatku si Manusla berwajah dingin sekarang
berada dimana.. apakah kau bisa memberi petunjuk
kepadaku" " "Oooh... dia?".. dia.."
Sebuah bayangan yang tidak baik terlintas dalam benak
Tonghong Hwie, sekujur badannya tiba2 berubah jadi dingin
danpeluh membasahi seluruh tubuhnya, buru2 serunya
kembali: "Apakah kau tahu dia.. dia berada dimana"
"Tahu sih tahu dia berada dimana pada saat ini "
"sekarang dia berada dimana?"
"Dia... dia sudah mati. "
"Apa?"" Tonghong Hwie menjerit keras, tubuhnya mundur
kebelakang dengan sempoyongan, "engkoh Kie sudah mati?"
"Benar nona Tonghong janganlah terlalu emosi dan
mengumbar kesedihan dia memang telah mati"
Tonghong Hwie jadi limbung, dia rasakan tubuhnya
seakan2 terjerumus didalam sebuah samudra yang tak ada
tara dalamnya, pandangan matanya jadi ber-kunang2 dengan
sempoyongan tubuhnya mundur beberapa langkah
302 kebelakang, lalu jatuh tertunduk diatas tanah, sukmanya seolah2
terbang meninggalkan raganya.
Dia tak pernah menduga bahwa kekasih hatinya, orang
yang paling disayang olehnya ternyata telah mati tinggalkan
dunia yang fana ini. "Tidak" ia mengigau seorang diri "Dia belum mati.. engkoh
Kie belum mati, dia tak mungkin akan mati"
"Aaah.. tapi sayang, dia benar2 telah mati" sahut orang
yang kehilangan sukma sambil menghela napas panjang.
"Apakah kau manyaksikan semua peristiwa itu dengan
mata kepala sendiri?""
"Benar " "Kenapa kau tidak berusaha untuk menyelamatkan
jiwanya?"" "Aku sama sekali tak berdaya untuk menolong dirinya"
Kembali sekujur badan Tonghong Hwie gemetar keras,
wajahnya berubah jadi pucat pias bagaikan mayat, hatinya
hancur lebur dan air mata bagaikan hujan gerimis mengucur
keluar membasahi seluruh wajahnya.
Ia merasa sudah tiada berarti lagi hidup seorang diri
dikolong langit, ia kecewa dan tak ingin hidup lebih jauh .
Tak tahan menangislah pengemis cilik itu tersedu2, suara
tangisannya begitu memilukan hati membuat siapapun yang
mendengar jadi beriba hati.
Melihat keadaan dari gadis itu, si orang yang ada maksud
segera menghela napas panjang dan berkata:
"Nona Tonghong, manusia yang telah mati tak akan hidup
kembali, kau harus baik2 menjaga kesehatanmu sendiri"
Perlahan2 Tonghong Hwie angkat kepalanya memandang
ke angkasa, lalu berbisik dengan suara yang serak.
303 "Dia telah mati.. berarti api kehidupan dalam tubuhku telah
ikut padam, aku tidak ingin hidup lebih jauh lagi.. hidupku
sudah tak berarti lagi.."
"Nona Tonghong, pandangan mu itu keliru besar"
"Aku.. aku keliru besar?" "
"Betul" orang yang kehilangan sukma mengangguk tanda
membenarkan, "kau harus menerima kenyataan yang berada
didepan matamu, itulah takdir yang telah diatur Thian
terhadap manusia, kau tak bisa menolak ataupun meminta
takdir yang ditentukan itu dan siapapun tak bisa mencegah
takdir.. sadarlah kenyataan tersebut, dan baik2lah menjaga
kesehatan badanmu sendiri"
Tonghong Hwie termenung beberapa saat lamanya,
kemudian dia mengangguk. "Baiklah, aku akan menerima kenyataan yang berada
didepan mata, sekalipun semasa hidup aku tak dapat hidup
berdampingan dengan dirinya, setelah mati aku ingin selalu
berada ber-sama2 dirinya "
"Nona Tonghong, kembali pandanganmu keliru besar "
"Kembali pandanganku keliru?"" " Tonghong Hwie berdiri
dengan pandangan melongo.
"Benar kau hendak menggunakan kematianmu untuk
mendampingi dirinya, hal ini membuktikan betapa
mendalamnya rasa cintamu terhadap dirinya, tapi pernahkah
kau bayangkan bahwa tindakanmu itu sebenarnya sama sekali
tak berarti?" pernahkah kau bayangkan bahwa perbuatanmu
itu adalah suatu perbuatan yang salah dan membabi buta?"."
"Kenapa ?" ."
"Selama masih hidup Han Siong Kie hanya menganggap
dirimu sebagai adik angkatnya, hingga mati dia tetap tidak
tahu bahwa kau sebetulnya adalah seorang gadis, semakin
304 tidak tahu bahwa kau telah mencintai dirinya secara diam2, itu
berarti bahwa cintamu hanya sepihak saja, bila kau ambil
keputusan pendek maka berarti pula sepak terjangmu itu
adalah membabi buta"
Tonghong Hwie serasa semakin sedih lagi setelah
mendengarkan perkataan itu, ia merasakan hatinya bagaikan
diiris2 dengan sebilah pisau yang tajam, apa yang diucapkan
orang yang ada maksud sedikitpun tidak salah dan
kesemuanya itu merupakan kenyataan yang tak terbantah,
selama ini engkoh Kie nya memang tidak tau bahwa dia
adalah seorang gadis yang menyaru sebagai pria, diapun tak
tau bahwa dirinya amat cinta serta menyayangi dirinya.
Sekarang dia merasa menyesal kenapa tidak jelaskan
rahasia itu sejak permulaan?" kenapa ia tidak menyatakan
rasa cintanya semasa pemuda itu masih hidup" dan kini
semuanya telah terlambat Sementara itu ketika orang yang ada maksud melihat
Tonghong Hwie bungkam terus tidak berbicara lagi, segera
buka suara dan menegur: "Nona Tonghong, menurut pendapatmu betulkah apa yang
telah kuucapkan barusan?""
"Benar sekali" jawab Tonghong Hwie sambil mengangguk
lirih, "tapi apa yang telah kuputuskan tak akan kurubah lagi,
aku sudah bertekad untuk melaksanakan niatku ini, siapapun
tak akan berhasil menghalang-halangi niatku ini"
"Tadi kau sudah berniat untuk mengorbankan jiwamu demi
cinta ?"" "Benar" gadis itu mengangguk.
"Bila sukma Han Siong Kie mengetahui akan perbuatanmu
ini, bisakah ia menyetujui nya?""
"Semua perbuatan yang kulakukan hanya bertujuan
mententramkan hatiku sendiri, apa yang kulakukan adalah
305 urusan pribadiku, aku merasa sudah seharusnya kalau berbuat
demikian" "Nona Tonghong Hwie, menurut apa yang kuketahui kau
masih mempunyai seorang ayah yang telah tua, dia
memandang dirimu bagaikan sebagian dari kehidupannya, bila
kau berbuat nekat ...."
Ucapan ini sangat mengejutkan hati pengemis cilik itu,
hingga tak tertahan lagi ia meloncat kaget.
Darimana orang yang kehilangan sukma bisa mengetahui
akan asal usulku ....?" pikirnya didalam hati apakah dia bukan
manusia tapi malaikat" malaikat yang bisa mengetahui urusan
semua orang?" sungguh kejadian ini merupakan Suatu
peristiwa yang sama sekali tak terduga.
Gadis ini merasa bahwa selamanya tak ada seorang
manusiapun yang mengetahui asal usulnya, belum pernah dia
menceritakan asal usulnya kepada siapapun termasuk pula
terhadap kakak angkatnya Han Siong Kie, tapi sekarang si
orang kehilangan sukma berhasil memecahkan rahasia itu,
suatu kejadian yang aneh sekali. "Darimana kau bisa
mengetahui akan urusan keluargaku?" akhirnya ia berseru.
orang yang kehilangan sukma tertawa ringan.
"Apa yang berhasil aku ketahui mungkin lebih banyak
daripada apa yang kau bayangkan sekarang, kini lebih baik
kau tak usah menanyakan tentang persoalan itu lagi, sebab
sebagaimanapun juga aku tak akan memberi tahukan pada
mu. Persoalannya sekarang adalah tegakah kau tinggalkan
ayahmu yang telah memelihara kau hingga dewasa?" bila kau
mati lalu bagaimana dengan ayahmu?"
"Aku adalah seorang anak yang tidak berbakti" ujar
Tonghong Hwie dengan hati pedih, "aku tak bisa membataikan
niatku itu sebab keyakinanku sudah bulat. "
306 "Baiklah, untuk sementara waktu kita jangan
membicarakan persoalan ini, sekarang masih ada satu tugas
yang maha penting yang harus kau laksanakan sendiri"
"Urusan apa?" aku orang she Tonghong merasa tiada
pekerjaan apapun yang harus kulakukan"
"Tapi pekerjaan yang kumaksudkan ini hanya dapat kau
lakukan sendiri, orang lain tak akan berhasil melakukannya."
"Katakanlah pekerjaan apa itu?""
"Membalaskan dendam bagi kematian engkoh Kie mu"
Tonghong Hwie terkesiap. sekujur badannya gemetar
keras, perkataan ini segera menyadarkan dirinya dari impian,
membuat gadis itu sadar kembali dari sedihnya.
"Aaaah sedikitpun tidak salah" pikirnya didalam hati, aku
harus teringat akan persoalan ini, bila dendam sakit hati ini
tidak kubalas, engkoh Kie pasti akan mati tidak meram.. aku
harus melaksanakan pembalasan dendam lebih dahulu
sebelum pergi menyusul dirinya"
"Bagaimana?" betul bukan ucapanku itu?" orang yang


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kehilangan sukma menegur sambil tersenyum.
"Aku...aku seharusnya persoalan itu kuingat sendiri, sejak
semula terima kasih atas peringatanmu, tapi untuk itu
dapatkah aku mengajukan tiga pertanyaan kepadamu?""
"Katakanlah, apakah pertanyaanmu itu?""
"Pertama, tempo dulu kau pernah memberi peringatan
kepadaku agar segera memutuskan hubungan cintaku dengan
dirinya, kalau tidak maka hubungan itu akan berakhir dengan
keadaan yang tragis, yang kau maksudkan sebagai kajadian
yang tragis apakah peristiwa yang terjadi sekarang ini?""
"Bukan" "Bukan" Lalu apa yang kau maksudkan.."
307 "Apa yang terjadi saat ini hanya merupakan peristiwa diluar
dugaan, yang kumaksudkan sebagai peristiwa yang tragis
tempo dulu adalah kejadian lain dan kejadian itu tak bisa
dihindari walau dengan cara apapun juga, sekarang ia sudah
mati dan peristiwa yang tragis itupun mungkin tak akan terjadi
lagi" "Mungkin" dia toh sudah mati kenapa masih ada kata2
mungkin." seru Tonghong Hwe dengan cepat.
"Oooh aku .. aku telah salah berbicara tapi kejadian yang
ada dikolong langit kadang kala memang sukar diduga,
siapapun tak berani memastikan segala Suatu persoalan yang
terjadi dan berlangsung dikolong langit ini"
"Ucapanmu itu sangat membingungkan hati orang, rupanya
kau telah menyimpan sesuatu dibalik ucapanmu itu?""
"Sekarang mungkin benar tapi kemudian hari sama sekali
tidak" jawaban ini kembali merupakan suatu perkataan yang
sukar ditangkap artinya, Tonghong Hwie ingin sekali mengetahui tempat pers
embuyiannya pihak lawan tapi terasalah olehnya suara yang
terpancar datang itu sebentar kedengaran berasal dari tempat
jauh sebentar lagi kedengaran dari dekat, sebentar timur
sebentar barat membuat orang sulit untuk menduga,
dimanakah sebetulnya orang itu memancarkan suaranya.
Setelah gagal untuk menemukan tempat
persembunyiannya orang yang kehilangan sukma, akhirnya
Tonghong Hwie berkata kembali:
"Pertanyaanku yang kedua ini apakah pembunuh yang
telah membimasakan engkoh Kie ku itu?""
"Tentang persoalan ini tentu saja Kaucu dari perkumpulan
Thian chee kau adalah pembunuh utamanya sedang kuku
garuda anak buahnya merupakan pembantu pembunuh"
308 "Macam apa sih raut wajah yang sebetul nya dari Thian
chee kaucu itu" apakah kau dapat memberi petunjuk
padaku?" " "Tentang pertanyaanmu ini, maafkanlah aku karena tak
dapat menjawab pada saat ini aku rasa orang2 didalam dunia
persilatanpun belum ada yang tahu siapakah sebenarnya
orang itu, lebih baik ajukanlah pertanyaan yang ketiga."
" Ketiga, jenasah engkoh Kie sekarang berada dimana?""
"Bila kaujumpai gundukan tanah baru di dalam hutan
belantara sebelah depan sana, itulah kuburannya, ia berserta
ketiga puluh satu orang tawanan yang lain telah dibunuh dan
di kubur menjadi satu ditempat itu"
Tonghong Hwie mundur kebelakang dengan sempoyongan,
tiada air mata yang membasahi pipinya lagi, sebab air
matanya telah mengering hanya dengan suara yang lemah ia
berseru: "Ditengah hutan sebelah depan sana" "
"Sedikitpun tidak salah"
"Apakah ia mati dalam keadaah yang sangat mengerikan?""
"Tidak. justru keadaanya kebalikan dari yang kau duga, ia
mati dalam keadaan yang sangat tenang, ia mati karena
keracunan. sebab untuk mewujudkan pertanda bahwa
perkumpulan Thian chee- kau masih mengerti akan
perikemanusiaan, selamanya orang yang dijatuhi hukuman
mati dalam perkumpulan itu selalu menjalankan hukumannya
tanpa mengucurkan darah dan tanpa mengurangi satu2
anggota badannya" "Aku ingin pergi kesitu dan memandang wajahnya lagi"
"Aku rasa tidak perlu, toh engkoh Kie mu itu sudah
menutup mata untuk selama-lamanya "
309 "Tidak aku tetap ingin memandang wajahnya untuk terakhir
kalinya, sebab inilah kesempatan terakhir bagiku untuk
bertemu dengan dirinya"
"Nona Tonghong, kau harus lebih menitik beratkan pada
soal pembalasan dendam, janganlah mati konyol karena
persoalan yang sama sekali tak ada gunanya itu"
"Tentang soal ini aku mengerti"
"Akupun hendak menasehati dirimu bahwa dengan ilmu
silat yang kau miliki sekarang masih belum mampu untuk
menghadapi lawan2 mu itu, jangan dikata hendak membalas
dendam, untuk menandingi seorang jago baju kuning pihak
merekapun kau masih belum mampu, maka dari itu aku
menganjurkan kepadamu lebih baik pulanglah dulu kerumah
dan berlatihlah ilmu silatmu dengan lebih giat dan rajin"
"Pulang kerumah?" aku bisa mempertimbangkan
anjuranmu itu secara baik2"
"Baiklah, kalau kau bisa berpandangan lebih luas, sekarang
boleh pergi dari sini sebab akupun hendak pergi"
"Cianpwee, budi kebaikan yang telah kau limpahkan kepada
diriku mungkin tak bisa kubalas dalam kehidupan saat ini,
biarlah kesemuanya itu kubalas dalam penirisan yang akan
datang" seru Tonghong Hwie keras-keras.
Tetapi tiada jawaban yang kedengarah lagi, suasana
disekitar situ sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
rupanya orang yang kehilangan sukma telah berlalu dari
tempat itu. Melihat orang misterius itu sudah berlalu, Tonghong Hwie
menghela napas panjang, dengan membawa hati yang hancur
perlahan2 ia bangkit berdiri dan berjalan menuruni bukit
tersebut. Tidak lama setelah Tonghong Hwie berlalu, dari balik
sebuah batu cadas kurang lebih lima tombakjauhnya meloncat
310 keluar sesosok bayangan manusia, orang itu menghela napas
panjang dan bergumam seorang diri:
"Aaaai.. benarkah tindakanku ini Tidak sekalipun
perbuatanmu ini untuk sementara waktu akan menyakiti dan
menghancurkan perasaan hatinya, tapi keadaan toh jauh lebih
baik daripada dikemudian hari terjadi peristiwa yang lebih
tragis lagi" Bagaikan sukma gentayangan orang itu gelengkan kepala
lalu berkelebat pula tinggalkan tempat itu.
-000d0w000- BAB 18 DALAM pada itu Tonghong Hwie yang memasuki hutan
segera menemukan sebuah gundukan tanah baru
dihadapannya, kuburan itu luasnya mencapai tiga tombak dan
jelas baru saja didirikan disitu.
"Aaah.. jenasah engkoh Kie dikubur ditempat ini jeritan
didalam hati, ia rasakan pandangan matanya jadi gelap dan
tak ampun lagi tubuhnya jatuh terjungkal diatas gundukan
tanah baru itu. Lama.. lama sekali... ia baru sadar kembali dari pingsan,
segera ia segera menjerit .
"Engkoh Kie, perpisahan hanya beberapa hari, sungguh tak
nyana akan berubah menjadi suatu perpisahan untuk
selama2nya.. ooh, begitu tega kau tinggalkan aku seorang
diri. engkoh Kie kenapa kau tidak menunggu diriku?""."
Angin berhembus lewat menerbitkan suara gemerisik
diantara semak belukar, isak tangis yang memedihkan hati itu
berkumandang diangkasa dan tersiar hingga ketempat
kejauhan. 311 Begitu sedih dan pedihnya hati gadis itu hingga membuat
Tonghong Hwie terkapar di atas gundukan tanah baru itu
dengan badan yang lemah tak bertenaga, tubuhnya terasa
bagaikan lumpuh dan tak bisa bergerak lagi.
Hatinya hancur dan sakit seperti di iris2 dengan pisau, ia
tidak menangis lagi, hanya teriak dan jeritnya dengan suara
yang mengenaskan. "Engkoh Kie, oooh.. engkoh Kie dengarkah kau akan
jeritanku ini?" lihatkah kau bahwa aku berdiri didepan
pusaramu" engkoh Kie jawablah jeritan hatiku ini.." suaranya
semakin memilukan hati. "Engkoh Kie, aku hendak memandang wajahmu untuk
terakhir kalinya, aku ingim memandang wajahmu agar raut
mukamu itu selalu terukir dan terbayang dalam benakku, aku
hendak mendirikan kuburan bagimu."
"Oooh tidak kuburan bagi kita berdua, tunggulah aku
setelah dendam sakit hatimu berhasil kutuntut balas, aku pasti
akan menyusul dirimu"
Dengan sempoyongan dia bangkit berdiri, setelah berdiri
tertegun beberapa saat lamanya gadis itu mulai bekerja dan
menggali gundukan tanah itu..
Satu depa, dua depa.. ketika ia menggali mencapai
kedalam lima depa, tampaklah mayat manusia berserakan
dimana2, tumpuk menumpuk menjadi satu.
Ia membalik- balikkan setiap mayat itu.. mayatnya yang
merah dan membengkak hampir saja membuat dia salah
memilih jenasah tadi.. tapi akhirnya ia berhasil juga
menemukan jenazah yang dicarinya.. sesosok tubuh yang
masih utuh dengan wajah yang tenang, hanya tubuh itu sudah
tak bernapas lagi. Ia belai wajah mayat itu dengan penuh kasih sayang, air
mata bercucuran membasahti wajahnya yang dingin dan kaku.
312 "Engkoh Kie.. 0ooh engkoh Kie, mengapa kau tidak
menjawab pertanyaanku?" engkoh Kie.. ooooh.."
"Engkoh Kie, tahukah kau bahwa secara diam2 tanpa
sepengetahuanmu aku telah jatuh cinta kepadamu?", tahukah
kau, bahwa dalam hati aku berharap kau sedia menjawab
pertanyaanku ini engkoh Kie, mengapa kau selalu
membungkam?"" "Tahukah kau engkoh Kie, bahwa aku adalah seorang
gadis?" oooh.. engkoh Kie, aku telah jatuh cinta kepadamu
sejak pada pandangan yang pertama dahulu.. tahukah kau
bahwa aku sangat mencintai kau?""
-000d0w000- Jilid 9 "OOH... Engkoh Kie bile aku tahu apa yang sebetulnya kau
tentu akan menerima diriku bukan?" aku tahu bahwa kau
membenci kaum wanita tapi aku mohon pada mu janganlah
membenci aku Janganlah kau tinggalkan diriku, Engkoh Kie
sewaktu kita angkat saudara didepan benteng maut diatas
bukit batu karang, bukankah kau telah mengabulkan
permintaanku?" tak akan tinggalkan aku walau dalam keadaan
apapun juga?" tapi sekarang kita harus berpisah antara langit
dan bumi, kita harus berpisah untuk beberapa saat lamanya."
"Engkoh Kie aku menyesal sekali. Menyesal mengapa tidak
kau beri tahu tentang kegadisanku sejak dulu maafkanlah
daku, aku takut.... aku takut bila kau tahu bahwa aku adalah
seorang gadis maka kau akan meninggalkan driku, aku takut
kehilangan engkau." "Engkoh Kie aku tidak ingin banyak berbicara lagi,
pokoknya aku cinta kepadamu, sampai kemanapun aku tetap
mencintai dirimu." 313 Wajah Han Siong Kie tetap kaku dingin dan hambar, raut
mukanya kelihatan pucat pias dan menyeramkan.
Tonghong Hwie memeluk mayat Han Siong Kie itu dengan
penuh kasih sayang, bibirnya yang pucat tak berdarah dikecup
dan diciumnya dengan penuh cinta.
"Engkoh Kie, dahulu aku pernah membayangkan pada
suatu hari kita bisa duduk berdampingan dengan penuh
kemesrahan, kau belai rambutku yang hitam dan aku
bersandar dalam pelukanmu yang hangat.. tapi sekarang
semuanya telah buyar. Dan kau .. kau tak akan membuka
matamu kembali, kau tentu akan merasa kedinginan tanpa
ada yang mendampingi serta menghangatkan tubuhmu."
Seperti orang yang sinting, tak waras otaknya gadis itu
memeluk mayat Han Siong Kie yang dingin dan kaku, ia keluar
dari liang kubur tersebut, kemudian menutup kembali liang
tadi dengan tanah. Setelah itu selangkah demi selangkah ia berjalan tinggalkan
tempat itu dengan langkah yang berat dan gontai, gadis itu
berjalan menuju kearah bukit dimana ia berada beberapa
waktu berselang. Dicarinya sebuah tempat yang datar dengan pemandangan
yang indah, lalu membaringkan jenasah itu keatas tanah.
"Engkoh Kie, lihatlah tempat ini indah bukan?" apakab kau
puas dengan tempat ini sebagai tempat peristirahatanmu yang
terakhir?"" Ia lepaskan rambut palsunya yang kotor dekil dan awut2an
itu hingga terurailah rambutnya yang panjang halus dan
berwarna hitam, kemudian membersihkan pula salep obat
yang menutupi mukanya, dalam waktu singkat muncullah
seraut wajah yang cantik jelita bagaikan bidadari dari nirwana,
ia melepas kan jubah luarnya yang dekil dan bertambal sulam
itu hingga munculah potrongan badan yang ramping dan
padat berisi. 314 "Engkoh Kie, inilah aku inilah adik angkatmu Tonghong
Hwie" bisiknya dengan suara lirih, "Lihatlah engkoh Kie,
pandanglah engkoh Kie inilah diriku ini, mengapa kau tidak
membuka mata yang jeli itu" dahulu, bukankah kau pernah
berkata bahwa namaku mirip sekali dengan nama seorang
perempuan" ooh Engkoh Kie, tahukah kau bahwa aku
sebenarnya adalah seorang gadis muda."
Gadis itu berhenti sebentar untuk menarik napas panjang2,
lalu lanjutnya kembali: "Engkoh Kie, sejak detik ini pengemis cilik sudah mati,
dikolong langit sudah tak ada lagi manusia yang bernama
Pengemis cilik Tonghong Hwie, aku akan muncul didalam
dunia persilatan dengan wajah asliku, aku hendak melanjutkan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hidupku demi untuk membalas dendam sakit hatimu, aku
hendak basmi semua penjahat yang tergabung dalam
perkumpulan Thian chee kau, aku hendak suruh mereka
memberikan ganti rugi yang tak ternilat besarnya"
"Seluruh manusia yang ada dikolong langit tak seorangpun
yang mengenali diriku.. karena untuk pertama kalinya aku
akan berkelana didalam dunia persilatan dengan wajah yang
asli." "Sekarang apa sebutanku setelah kau tinggalkan?" istri
yang ditinggalkan" Benar, aku adalah istri yang kau
tinggalkan." Setelah melampiaskan seluruh rasa sedih yang berkecamuk
dalam benaknya, Tonghong Hwie mulai menggali sebuah liang
kubur ditempat itu dengan ilmu pukulannya yang sempurna
tak lama kemudian muncullah sebuah liang sedalam beberapa
tombak ditempat itu, kemudian sambil membaringkan jenaSah
Han Siong Kie disudut kiri ia tinggalkan sebuah liang lain
disisinya. "Engkoh Kie, liang disebelah sini adalah untuk tempat
penguburan bagi tubuhku" bisiknya.
315 Dengan pandangan yang tajam ia menatap wajah Han
Siong Kie yang tampan dan kaku itu, sekejappun ia tak
berkedip. Inilah pandangan yang terakhir kalinya, dikemudian hari
wajah ini akan rusak, membusuk dan akhirnya tinggal
tulang2nya saja yang berwarna putih.
Senja telah tiba, sang surya tenggelam dibalik gunung ....
malam haripun menjelang tiba.
Untuk yang terakhir Tonghong Hwie mencium bibir si anak
muda itu dengan penuh rasa cinta kemudian ia mulai bekerja
menguruk liang tadi dengan tanah.
"Selamat tinggal engkoh Kie" bisiknya untuk sementara
waktu kita akan berpisah dahulu, setelah dendammu berhasil
kutuntut balas, aku segera akan menyusul dirimu, aku akan
mendampingi dirimuuntuk selamanya.
Diatas kuburan tadi dipancangnya sebuab batu nisan,
dengan ilmu jarinya yang sakti ia segera mengukir beberapa
patah kata diatas batu itu.
Disinilah bersemayan manusia berwajah dingin Han Siong
Kie serta pengemis cilik Tonghong Hwie
Memandang tulisan itu ia tertawa, tertawa yang sedih dan
memilukan "Engkoh Kie, selamat tinggal semoga sukmamu dilangit
bisa memahami perasaanku, semoga aku bisa cepat
membalaskan dendam bagimu hingga aku bisa mengiringi
dirimu berbaring dalam satu liang."
Setelah memberi hormat kearah kuburan tadi, ia putar
badan dan berlalu dari situ Dalam sekejap mata tubuhnya
telah lenyap dibalik kegelapan.
Suatu tengah hari, didepan kuburan Han Siong Kie tiba2
muncul dua orang perempuan misterius, kedua orang itu
316 mengenakan kain kerudung putih di atas wajahnya, dilihat dari
potongan tubuh kedua orang itu terlihati bahwa mereka
berdua adalah seorang gadis muda dengan seorang
perempuan berusia setengah baya. Pertama2 gadis muda
itulah yang buka suara lebih dahulu, ujarnya:
"Ibu, Tonghong Hwie boleh dianggap seorang gadis yang
terlalu kabur pengertiannya mengenai cinta, coba lihat dia
telah mengukir nama mereka berdua di atas batu nisan, entah
apa maksudnya?""
"Dia telah ber siap2 setelah menyelesaikan tugasnya untuk
membalas dendam, ia akan mati pula didepan kuburan ini
sehingga dia dikubur dalam sebuah liang yang sama"
"Ibu, mengapa kau tidak menceritakan keadaan yang
sebenarnya?"" "Tidak bisa, kita tak boleh menceritakan keadaan yang
sebenarnya kepada gadis itu."
"Sekarang keadaan demikian mungkin saja peristiwa tragis
yang tidak diinginkan bisa dihindari, sebaliknya kalau kita
ceritakan keadaan yang sebetulnya. oooh.. akibatnya sukar
kita dugg mulai sekarang.."
"Tapi.. bukankah dia hendak menuntut balas bagi
kematiannya.." "Nak. ia tak mungkin bisa menyelesaikan tugas untuk
membalas dendam..usahanya pasti akan mengalami
kegagalan " "Kenapa?""
"Dengan ilmu silat yang dimilikinya saat ini, bila digunakan
untuk berkelana didalam dunia persilatan mungkin masih lebih
dari cukup tetapi kalau digunakan untuk menuntut balas, oooh
masih terlampau jauh sekali satu jalan yang bisa dia tempuh
hanyalah pulang kerumah dan berlatih ilmu silat lagi asal dia
317 sudah berada dirumah maka sulitlah baginya untuk
melepaskan diri lagi dari situ"
"Ia melarikan diri dari rumah tanpa sepengetahuan
ayahnya, setelah pulang kerumah, tentu saja ayahnya tak
akan membiarkan dia untuk pergi lagi tanpa pamit."
"Dengan kejadian tersebut mungkinkah bakal terjadi hal2
yang mengenaskan lagi?" "
"Semoga saja tidak"
"Ibu dengan perkatanmu itu bukankah berarti bahwa masih
ada kemungkinan untuk terjadi suatu peristiwa yang tidak
diinginkan" seru gadis muda itu.
"Kemungkinan memang selalu ada, hanya kemungkinan
tersebut tipis sekali "
"lbu, apa sebabnya kau berbuat begitu?", dapatkah kau
beritahukan kepadaku?"
"Gampang sekali, aku berbuat demikian agar bisa
mencegah terjadinya suatu peristiswa yang lebih tragis lagi
daripada kejadian sekarang ini"
Gadis muda itu gelengkan kepalanya berulang kali,
suaranya tiba2 berubah aneh katanya:
"Ibu kau berbuat demikian tentu disebabkan karena
mempunyai suatu maksud yang lain bukan."
"sedikitpun tidak salah"
"Mengenai asal usul dari nona Tonghong Hwie serta Han
Siong Kie, dapatkah aku mengetahuinya lebih jelas lagi?"
"Tidak nak. sampai waktunya aku pasti akan menceritakan
keseluruhannya kepadamu." Jawaban ini diutarakan
perempuan setengah baya itu dengan nada penuh kepedihan.
318 Rupanya gadis muda tadi merasa tidak puas dengan sikap
ibunya yang serba misterius itu, dia tidak buka suara lagi dan
membungkam dalam seribu bahasa.
Untuk beberapa saat lamanya suasana disekitar kuburan itu
sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun.
"Nak, bongkarlah kuburan itu " akhirnya perempuan
berusia setengah baya itu buka suara memecahkan kesunyian.
"Ibu secara tiba2 aku merasa agak takut"
"Apa yang kau takuti ?""
"Seandainya ia tak berhasil menyadarkan diri kembali,
bukankah jiwanya akan berkorban dengan percuma",
bukankan dia bakal mati secara konyol."
Rupanya perempuan berusia setengah baya itu merasakan
hatinya bergetar keras, segera sahutnya:
"Itu tak mungkin terjadi, ilmu pernapasan kura2 sakti
adalah suatu kepandaian aneh yang diwariskan sejak jaman
kuno, tak mungkin terjadi hal2 yang diluar dugaan dengan
dirinya" "Sekalipun begitu, aku tetap merasa bahwa tindakan yang
kulakukan pada masa yang lalu terlalu menyerempet bahaya "
"Bukan kau saja, akupun mempunyai perasaan yang sama
dengan dirimu, tetapi bila aku harus melakukan pertolongan
tanpa memikirkan segala akibatnya bisa kau bayangkan
betapa hebatnya akibat yang kita terima, bukankah jerih
payahku selama puluhan tahun lamanya, dendan menahan
malu dan hina, bakal hancur berantakan?""
"Ibu mengapa terhadap putrimu kau bersikap rahasia
sekali, apa saja yang perlu kau rahasiakan?""
"Nak suatu hari kau bakal mengetahui dengan sendirinya,
sekarang bila kukatakan kepadamu maka hal itu akan
319 merugikan dirimu saja, kau tak akan mendapatkan
keuntungan apa2" "Ibu coba kamu lihat, orang She Han ini kenapa dia?"
"Dia.... dia ibaratnya naga sakti diantara manusia. "
"Nak apakah kau telah jatuh cinta padanya" tiba2
perempuan itu bertanya. Mendengar pertanyaan itu gadis muda itu segera
menundukkan kepalanya dengan ter-sipu2 dan
mempermainkan ujung bajunya..
"Nak. hal itu jangan sekali kau lakukan " bentak orang
berusia setengah baya itu secara tiba2, "ingatlah baik2, kau
tidak boleh jatuh cinta kepadanya, janganlah kau tanyakan
mengapa, pokoknya kau tak boleh punya perasaan senang
atau cinta kepada pemuda ini, dikemudian hari kau akan
mengetahui dengan sendirinya mengapa aku melarang kau
berbuat begitu, dan sekarang laksanakanlah segala
sesuatunya menurut perintahku.. "
Dengan tubuh yang bergetar per lahan2, gadis itu berjalan
mendekati kuburan tadi, telapak tangannya bekerja cepat..
dalam beberepa buah pukulan gencar pasir dan batu
beterbangan memenuhi angkasa, sekejap mata muncullah
tubuh Han Siong Kie dari balik permukaan tanah.
"Nak, sekarang boponglah tubuhnya dan keluarkan dari
liang kubur itu." kembali perempuan setengah baya itu
memerintahkan.. "ibu, aku..aku tidak mau?" Aku tidak mau
mambopong tubuhnya" "Belum lama berselang, ketika ia sedang terluka bukankah
kau pernah membopong tubuhnya?"
Gadis muda itu tidak menjawab, ia loncat keluar dari dalam
liang kubur itu dan sebera berdiri disisi liang tadi.
320 Mengapa ia tak mau membopong tubuh Han Siong Kie?"
karena ibunya melarang dia mencintai pemuda itu maka ia
merasa hatinya tersinggung.
Melihat tindakan putrinya itu, perempuan berusia setengah
baya tadi terpaksa menghela napas panjang, ia loncat masuk
kedalam dan membopong sendiri tubuh pemuda itu, kemudian
perintahnya lagi kepada gadis muda itu "sekarang tutuplah
kembali liang tersebut dengan tanah"
"Mengapa harus kita timbun lagi liang itu", toh jenasah Han
Siong Kie telah kita ambil?""
"Mungkinpada suatu ketika Tonghong Hwie bakal datang
kemari untuk menjenguk kuburan itu, kita tak boleh
membangkitkan rasa curiganya hingga rahasia ini terbongkar"
"Tetapi... bukankah dikemudian hari Han Siong Kie
munculkan diri kembali didalam dunia persilatan.."
"Aku telah memiliki rencana yang masak mengenai
persoalan ini. oooh.. nak aku telah melakukan suatu kesalahan
besar" "Kesalahan apa?""
"Aku tak seharusnya menyuruh Tonghong Hwie pulang ke
rumah" "Kenapa?""
"Bisa jadi hal ini akan menghancurkan seluruh rencana
besarku .. aku harus mencari akal untuk menghalangi dia
pulang kerumah" Rupanya gadis itu tahu sekalipun bertanya, ibunya belum
tentu mau menerangkan kepadanya maka dengan mulut
membungkam dia segera bekerja cepat menimbun kembali
liang itu dengan tanah. Dalam pada itu perempuan setengah baya tadi telah
membaringkan tubuh Han Siong Kie di bawah sorot cahaya
321 sang surya, dengan hati yang gelisah bercampur cemas kedua
orang itu duduk disisinya sambil menanti perubahan
selanjutnya. suasana sangat hening dan sunyi, kesunyian yang penuh
ketegangan... Beberapa waktu sudah lewat dengan cepatnya, namun
tubuh Han Siong Kie masih menggeletak kaku diatas tanah,
sama sekali tidak memperlihatkan gejala atau pertanda bahwa
dia akan sadar dari pingsannya.
"Ibu, coba lihat.."
Dikala keputus-asaan sedang menyelimuti hati mereka
berdua, gadis muda itu menjerit tertahan.
Desiran angin tajam berkumandang membelah angkasa,
dengan cepat kedua orang perempuan itu bangkit dari atas
tanah dan berpaling kearah mana berasalnya suara tadi.
Tampaklah beberapa sosok tubuh manusia dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat sedang berlarian menuju
keatas bukit tersebut, orang yang berlari dipaling depan
adalah seorang gadis muda dengan pedang terhunus, sedang
dibelakangnya menyusul lima orang pria berbaju hitam.
Rupanya gadis itu sedang melarikan diri dari kejaran orang2
dibelakangnya. Perempuan berusia pertengahan itu segera menyambar
jenasah Han Siong Kie dari atas tanah sambil buru2 serunya:
"Mari kita bersembunyi untuk sementara waktu"
Dengan gerakan tubuh yang cepat kedua orang itu segera
berkelebat menyembunyikan diri dibelakang sebuah batu
cadas. Agaknya gadis muda yang sedang melarikan diri itu sudah
kehabisan tenaga, baru saja tubuhnya mencapai puncak bukit
tersebut ia sudah kena disusul oleh kelima orang pengejarnya,
322 dengan cepat kedua belah pihak terjerumus dalam suatu
pertarungan yang sengit. Diantara kelima orang pengejar itu terdiri dari seorang
kakek tua berwajah buruk dengan empat orang pria kekar
berbaju hitam. Raut wajah gadis muda tadi cantik jelita, tetapi pakaiannya
telah kusut dan tidak keruan, tusuk kondenya terlepas hingga
rambutnya terurai kebawah, keadaannya mengenaskan sekali.
Terdengar kakek berwajah buruk itu membentak keras:
"Budak busuk. berani betul kau datang mengintai wilayah


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lian huan tan kami...Hm kau betul-betul sudah bosan hidup,
aku mau lihat kau hendak lari kemana lagi?""
Ditengah bentakan keras secara beruntun ia lancarkan tiga
jurus serangan kilat yang mana seketika membuat gadis itu
terdesak hebat dan mundur kebelakang dengan
sempoyongan. Sementara itu empat orang pria kekar berbaju hitam
lainnya segera menyebar diri ke empat penjuru dan bersiap2
menghalangi maksud dara itu untuk meloloskan diri "Bajingan
busuk. nonamu akan beradu jiwa dengan dirimu" bentak gadis
itu gusar. Pedangnya bekerja dengan cepat melancarkan serangan
ber-tubi2, desiran angin tajam bagaikan hembusan taufan dan
gulungan ombak menyapu dan mengurung musuhnya
habis2an. Kakek berwajah jelek itu seketika terdesak hebat, ia
mundur tiga langkah kebelakang dan cepat2 putar telapaknya
untuk memunahkan serangan gencar tersebut.
Sekalipun serangan itu hebat tapi sayang tusukan2 pedang
itu dilancarkan dalam keadaan nekat, setelah serangan itu
lewat, napasnya jadi ter-sengkal2 dan peluh membasahi
seluruh tubuhnya. 323 Kakek tua itu menyeringai seram, ia sudah merasakan
bahwa musuhnya telah kehabisan napas, sembilan pukulan
berantai segera di lancarkan kembali kedepan, setiap pukulan
mengandung tenaga penghancur yang maha dahsyat...
Jeritan ngeri bergema memancarkan kesunyian, sebuah
pukulan yang maha dahsyat itu sempat bersarang ditubuh
gadis itu, membuat badannya terlempar sejauh delapan depa
kebelakang, ia muntah darah segar dan tak tertahan lagi
tubuhnya jatuh terduduk diatas tanah.
"Bangsat tua " jeritnya dengan rasa dendam. "sekalipun
nonamu sudah mati dan jadi setan, aku akan mencari dirimu
untuk menuntut balas"
Kakek berwajah jelek itu tertawa seram.
"Hmm.. budak ingusan, aku ingin lihat dengan cara apa kau
hendak balas dendam terhadap diriku"
Selangkah demi selangkah ia berjalan mendekati gadis itu,
telapak tangannya diayun ke udara dan siap menghajar batok
kepala musuhnya. Melihat keadaan yang amat berbahaya itu, perempuan
berusia pertengahan yang bersembunyi dibela kang batu itu
segera berbisik kepada putrinya:
"Binasakan kelima orang itu, jangan biarkan seorangpUn
diantara mereka lolos dalam keadaan hidup,"
"Membinasakan mereka semua?"" jerit gadis itu dengan
terperanjat. "Benar, bunuh semua tanpa kecuali "
"Kenapa" apa gunanya kita bunuh mereka semua?""
"Kau tak usah bertanya, gunakanlah jurus yang hebat
untuk membinasakan mereka semua "
"Tetapi mereka toh..."
324 "Jangan banyak bicara lagi, cepat laksanakan"
Sementara itu si kakak berwajah jelek itu sudah
mengayunkan telapak tangannya mengarah ubun2 gadis itu.
nampaknya sesaat lagi gadis itu akan mati dalam keadaan
yang mengerikan. "Tahan " suatu bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian, disusul berkelebat datangnya
sesosok bayangan manusia.
Kelima orang itu tersentak kaget, tanpa sadar kakek
berwajah jelek itu menarik kembali serangannya sambil loncat
mundur kebelakang. Tapi sebelum dia sempat melihat jelas siapakah pendatang
itu. segulung angin pukulan yang maha kuat dan dahsyat
telah menyerang datang, hal ini membuat kakek tersebut
terkesiap hatinya, sadarlah dia bahwa musuh yang baru saja
munculkan diri itu memiliki tenaga dalam yang sangat hebat. .
Dalam keadaan tidak siap. ter gopoh2 ia enjotkan tubuhnya
bergeser lima depa kesamping untuk melepaskan diri dari
ancaman itu. seorang perempuan muda berkerudung putih segera
munculkan diri di hadapannya. Kakek itu jadi teramat gusar,
bentaknya: "Perempuan sialan, siapakah kau?" berani
betul...." Gadis berkerudumg itu sama sekali tidak berbicara, tidak
menunggu hingga pihak lawan menyelesaikan kata2nya,
sepasang telapak kembali bekerja cepat meluncurkan
serangan yang maha dahsyat dengan kecepatan yang sukar
dilukiskan dengan kata kata.
Kakek tua, itu ingin mengundurkan diri ke belakang, namun
sudah tak sempat lagi, dalam keadaan terdesak terpaksa ia
mengepos tenaga dan menghimpun segenap kekuatannya
325 untuk menyambut datangnya serangan itu dengan keras
lawan keras. "Blammm" ditengah jeritan ngeri yang menyayat hati,
kakek tua itu terpukul mencelat sejauh beberapa tombak
kemudian roboh terjengkang diatas tanah, darah segar
muncrat keluar dari bibirnya.
Melihat pemimpin mereka berhasil dilukai lawan, empat
orang pria baju hitam yang selama ini hanya berdiri tegak
ditepi kalangan segera membentak keras, serentak mereka
menerjang kearah gadis itu.
Dara berkerudung putih itu mendengus dingin jengeknya.
"Hmm manusia2 yang tak tahu diri, rupanya sudah bosan
hidup," Tubuhnya herkelebar kesana kemari bagaikan gerakan
sukma, telapaknya diayun dengan kecepatan penuh, bersama
dengan menggemanya empat jeritan ngeri tampaklah
keempat orang pria itu sudah roboh keatas tanah dalam
keadaan tak bernyawa lagi.
Pecahlah nyali kakek tua itu, ia merasa sukmanya se-akan2
sudah terbang meninggalkan raganya, dengan suara keras ia
berteriak: "Budak bangsat, besar benar nyalimu, kau berani
memusuhi perkumpulan Thian chee Kau kami?"
Mendengar ucapan itu, dara berkerudung putih itu terdiri
tertegun, kemudian secepat kilat ia menerjang kemuka
dengan gerakan yang kuat ia babat tubuh kakek itu.
"Duuk diiringi jeritan kesakitan yang mendirikan bulu roma,
kakek berwajah jelek itu termakan oleh bacokan itu hingga
batok kepalanya hancur berantakan, darah segar segera
muncrat memenuhi empat penjuru.
326 Melihat musuh2nya berhasil dipunahkan oleh seseorang
yang tak dikenal, dara yang terluka itu segera maju kedepan
dan memberi hormat ujarnya.
"Go Siauw Bie mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongan yang telah cici berikan kepadaku, bolehkah aku
mengetahui siapakah nama cici?"
"Aku bernama orang yang ada maksud"
Go Siauw Bi tertegun. Sungguh aneh nama ini" benarkah itu adalah nama
aslinya" ia membatin didalam hati. Meskipun dalam hati
merasa sangsi namun perasaan itu tidak sampai diutarakan
keluar. Rupanya orang yang ada maksud bisa membaca pikiran
orang, terdengar ia tertawa riang sambil tegurnya:
"Bukankah kau merasa bahwa namaku ini sangat aneh dan
tidak sebagaimana mestinya?"
Go Siauw Bi tertawa jengah setelah mengetahui rahasianya
diketahui lawan, maka dia pun tidak membantah.
Orang yang ada maksud tersenyum, dari sakunya dia ambil
keluar sebutir pil mujarab dan segera diserahkan ketangan
gadis she Go itu, katanya:
"Pil ini adalah pil mujarab, cepat telanlah agar luka dalam
yang kau derita cepat sembuh"
Go Siauw Bi mengucapkan banyak terima kasih, ia terima
pil itu dan segera dimasukkan kedalam mulut.
Menanti pil tadi sudah ditelan, orang yang ada maksud
baru berkata lagi dengan suara dalam:
"Nona Go, apa sebabnya kau sampai di kejar2 oleh para
durjana dari perkumpulan Thian chee kau?""
327 Air mita GoSiauw Bi berubah jadi amat sedih, jawabnya
dengan suara gegetun: "Aku datang untuk menuntut balas atas sakit hatiku..
sungguh tak kusangka dendam gagal kutuntut, hampir saja
selembar jiwaku pun ikut melayang.. kalau bukan cici yang
menolong diriku tepat pada saatnya, entah apa yang terjadi
dengan diriku pada saat ini.."
"Menuntut balas?" sakit hati apa yang terikat antara dirimu
dengan pihak perkumpulan Thian chee kau?""
"Mendiang ayahku adalah Go Yu Too ketua dari
perkumpulan Pat Gie pang, karena pada saat kaucu dari
perkumpulan Thian chee kau mengadakan pesta ulang tahun
tidak ikut hadir untuk menyampaikan selamat, maka pada
suatu hari pihak perkumpulan itu mengirim Tongcunya si
kupu2 warna warni Lie In Hiang untuk membinasakan ayahku,
Kanglam Jit koay sahabat karib ayahku yang mengetahui
kejadian ini segera datang mencari balas, siapa tahu
merekapun dibunuh mati semua oleh Lie In Hiang. Karena
itulah, ini hari aku sengaja datang kemari untuk menuntut
balas" "Jago lihay yang berada dalam perkumpulan Thian chee
kau tak terhingga jumlahnya, wilayah Lian huan tau pun
merupakan suatu daerah yang amat berbahaya, bila kau ingin
menuntut balas atas sakit hatimu itu alangkah baiknya bila
tindakan itu kau lakukan dengan penuh waspada serta
rencana yang masak sebab kalau tidak maka perbuatanmu itu
tak lebih hanya pergi menempuh bahaya saja. Menurut
pendapatku lebih baik untuk sementara waktu tinggalkan dulu
tempat ini, bila jejakmu sampai diketahui oleh anggota
perkumpulan itu, akibatnya sungguh amat sulit untuk
diharapkan mulai sekarang"
"Terima kasih atas petunjuk cici, akupun menyadari babwa
tenaga dalam yang kumiliki cetek sekali, untuk membalas
dendam hal itu masih merupakan suatu angan2 yang amat
328 muluk2. Tetapi bagaimanapun juga aku hidup sebagai putra
seorang manusia, dapatkah aku menahan diri untuk tidak
melakukan pembalasan dendam itu?"" baiklah untuk
sementara waktu aku orang she Go akan menuruti nasehat
cici, aku hendak mengunjungi guru yang pandai untuk
memperdalam ilmu silatku setelah itu aku baru akan datang
lagi untuk menuntut balas."
"Bagus sekali nona, bila engkau masih mempunyai pikiran
yang terbuka hal ini merupakan suatu hal yang
menggembirakan, jarak tempat ini dengan wilayah Lian Huan
Nau tidak terlalu jauh, demi keselamatan lebih baik segeralah
berangkat tinggalkan tempat ini"
Go Siauw Bi mengangguk, tapi sebelum dia berlalu dari situ
mendadak sinar matanya terbentur dengan batu nisan yang
terpancang tidak jauh dari hadapannya, dengan wajah
berubah hebat ia segera berseru keras:
"Han Siong Kie aah.. masa Han Siang- kong yang telah
mati?"" "Apakah kau kenal dengan dirinya?"" tanya orang yang ada
maksud dengan hati bergetar.
"Aku kenal dengan siangkong itu, sebab belum lama
berselang ketika ia tercebur kedalam sungai, akulah yang
menolong dirinya." "Ooh jadi kau pernah menyelamatkan jiwanya"
"Benar, dia.. mengapa jenasahnya dikubur ditempat ini?"
dan siapa pula sipengemis cilik Tong hong Hwie?"
"Dia adalah sahabat perempuannya, dengan kematiannya
dia hendak menggunakan rasa cintanya kepada pemuda itu"
Go Siauw Bi maju beberapa langkah kedepan dengan
sempoyongan air matanya jatuh berlinang membasahi
wajahnya dengan sedih ia bergumam lirih:
329 "Sungguh tak kusangka ia telah mendahului diriku,
sungguh tak kunyana usianya begitu pendek, cici tahukah kau,
dia telah menemui ajalnya ditangan siapa?""
"Tentang soal ini aku kurang begitu tahu, apakah nona
juga pernah jatuh cinta kepadanya?""
"Aku telah menyelamatkan jiwanya dari dalam sungai,
selama merawat lukanya itu ia telah beristirahat selama tiga
hari didalam kamar tidurku."
Go Siauw tai tak dapat membendung rasa sedihnya lagi,
airnya bagaikan hujan dimusim kemarau berjatuhan
membasahi pipinya. Mendengar perkataan itu orang yang ada maksud ikut
merasa beriba hati, tiba2 ia merasa ada suatu perasaan yang
sangat aneh muncul dari dalam hatinya, apakah perasaan itu
dia sendiripun tak dapat melukiskan dengan kata2.
Go Siauw Bi berdiri tertegun ditempat kuburan itu, ia tidak
menyangka pria yang pernah menarik hatinya telah pergi
meninggaikan dunia untuk selama2nya, iapun tak pernah
menduga masih ada seorang gadis lain yang ikut
mengorbankan diri demi cintanya yang murni.
Teringat bahwa kenangan selama ini ternyata hanya hampa
dan kosong belaka, gadis itu menghela napas panjang.
sesudah memberi hormat kepada orang yang ada maksud,
ia segera enjotkan badan dan berlalu dari situ.
Memandang hingga bayangan punggung gadis itu lenyap
dari pandangan, orang yang ada maksud segera balik kembali
kebalik batu cadas, disitu ia saksikan ibunya orang yang
kehilangan sukma sedang membopong jenasah Han Siong Kle
sambil duduk termangu- mangu, air mata telah membasahi
bagian bajunya. "Ibu apa yang telah terjadi?"?" orang yang ada maksud
segera menegur. 330 -000dw000- BAB 19 "Nak. mungkin... mungkin dia.... dia tak ada harapan lagi,


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku bakal menyesal sepanjang masa"
Orang yang ada maksud membungkam dalam seribu
bahasa, ia tidak mengerti mengapa ibunya begitu menaruh
perhatian terhadap diri Han Siong Kie, perhatiannya begitu
mendalam hingga melebihi kasih sayangnya terhadap darah
dagingnya sendiri, ia heran kenapa ibunya bisa bersikap
begitu" mungkinkah dibalik semuanya ini masih tersembunyi
sesuatu yang aneh. Tiba2 terdengar orang yang kehilangan sukma berseru
dengan penuh emosi: "Cepat lihat, dia hampir sadarkan diri... oooh terima kasih
langit dan bumi ia selamat... ia selamat"
"Benarkah itu ibu, betulkah dia hampir sadar ?"
"Benar coba rasakan tubuhnya mulai hangat kembali, aku
merasa jantungnya mulai berdetak kembali"
Dengan penub ketegangan ibu dan anak itu mencurahkan
seluruh perhatiannya kearah Han Siong Kie, mereka lihat
tubuh anak muda yang kaku dan dingin itu perlahan2 menjadi
lemas, dengusan napasnya mulai kedengaran dan air mukanya
per lahan2 berubah jadi semu merah..
Orang yang kehilangan sukma menghembuskan napas
panjang dan letakkan tubuh Han Siong kie ke atas tanah lalu
mencium keningnya dengan hangat dan sayang.
Tingkah Liku ibunya yang aneh ini kembali mencengangkan
hati orang yang ada maksud, ia berdiri melongo.
331 "Nak, kuserahkan dirinya padamu" tiba perempuan
setengah baya itu berkata. "Serahkan kepadaku?"?"
"Sedikitpun tidak salah"
Dari dalam sakunya dia ambil keluar sebuah bungkusan
dan diserahkan ketangan orang yang ada maksud kemudian ia
membisikkan sesuatu disisi telinganya dan setelah itu berlalu.
Belum lama orang yang kehilangan sukma berlalu dari
tempat itu, terdengar suara helaan napas panjang bergema
memecahkan kesunyian. Han Siong Kle membuka sepasang
matanya lalu meloncat bangun dari atas tanah.
Ketika dijumpainya orang yang ada maksud berada disitu,
buru2 ia memberi hormat sambil ujarnya.
"Aku mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongannya yang telah nona berikan kepadaku, semoga
dilain waktu budi kebaikan sempat kubalas." orang yang ada
maksud tertawa cekikikan.
"Dengan cara apa kau hendak membalas budi kebaikanku
ini" " serunya cepat.
Han Siong Kle tertegun, wajahnya berubah jadi merah,
lama sekali ia baru bisa berkata.
"Dewasa ini tentu saja aku tak sanggup mengatakannya
keluar, tapi kemudian hari aku pasti akan berusaha untuk
membalas budi kebaikan itu."
"Seandainya sepanjang masa kau tidak memperoleh
kesempatan itu, apa yang hendak kau lakukan?""
"Tentang soal ini aku pikir tak mungkin terjadi"
"Baiklah" kata orang yang ada maksud kemudian,
"sekarang ibuku suruh aku menyampaikan sesuatu
kepadamu." "Lalu sekarang dimanakah ibumu?""
332 "Baru saja meninggaikan tempat ini"
"Apakah ia tak sudi bertemu dengan diriku lagi?""
"Bukan, bukan begitu, dia masih ada urusan lain maka
terpaksa harus tinggaikan dahulu tempat ini, dia suruh aku
menyampaikan pesan kepadamu, katanya mulai sekarang
Manusia berwajah dingin Han Siong Kle telah tiada lagi
dikolong langit, kau tak boleh membuka rahasia asal usulmu
kecuali kepada ...."
"Kecuali kepada siapa?"" tanya Han Siong Kle dengan suara
heran bercampur terkejut.
"Kecuali kepada pemilik Benteng Maut"
Air muka si anak muda itu berubah hebat secara beruntun
ia mundur selangkah kebelakang, serunya: "Apa maksud yang
sebenarnya?"" "Entahlah, aku sendiripun kurang begitu mengerti, ibuku
hanya berpesan agar kau suka pergi mengunjungi benteng
maut." "Berkunjung" hal itu pasti akan kulakukan, pada suatu hari
aku akan mengobrak-abrik benteng maut dan melenyapkan
Tengkorak Maut dari permukaan bumi."
"Kau keliru besar" seru orang yang ada maksud sambil
menggeleng, " ibuku menyuruh kau berbuat demikian karena
ia mengandung maksud2 tertentu."
Sorot mata Han Siong Kie per lahan2 dialihkan kearah lima
sosok mayat yang menggeletak tidak jauh dari tempat itu,
serunya dengan nada terkesiap "Mayat siapakah yang
menggeletak disitu?""
"Anak buah perkumpulan Thian chee kau"
"Apakah mereka terluka di ujung telapak nona?""
333 "Sedikitpun tidak salah, mereka sedang mengejar seorang
gadis dan kebetulan tiba ditempat ini, karena gadis itu
terancam jiwanya maka aku segera turun tangan
membereskan orang itu. 0oh. Ya a Apakah kau kenal dengan
seorang gadis yang bernama Go Siauw Bi?"
"KenaL" jawab Han Siong Kle dengan suara terperanjat, "
Kenapa dengan dirinya?"
"Cintakah kau kepadanya?"" tidak menjawab orang yang
ada maksud malah balik bertanya. Pertanyaan ini seketika
membuat hati Han Siong Kie tertegun, serunya: "Nona, apa
maksudmu mengajukan pertanyaan semacam ini?""
"Tiada maksud apa2, karena aku lihat sikapmu amat
gelisah bercampur cemas, maka aku ajukan pertanyaan ini"
"Dia adalah gadis yang pernah menyelamatkan jiwaku, aku
masih berhutang budi kepadanya."
"Ia sudah berlalu dari sini, dia tahu bahwa kau sudah tiada
lagi dikolong langit"
"Apakah nona yang memberitahukan kejadian ini
kepadanya?"" "Tidak. ia sendiri yang lihat dan melihat dengan matanya
sendiri ...." Han Siong Kle berpaling, tiba2 ia temukan sebuah
gundukkan tanah baru tak jauh dari situ segera didekatinya
kuburan ini dan terbacalah olehnya batu nisan yang
terpancang didepan kuburan itu.
"Disinilah bersemayan manusia berwajah dingin Han song
Kie serta pengemis cilik Tonghong Hwie."
Jantungnya seketika herdebar keras, apa yang terjadi"
mungkinkah adik angkatnya Tonghong Hwie juga.. berpikir
sampai disini ia bersin beberapa kali, sambil berpaling kearah
orang yang ada maksud serunya:
334 "Nona, kuburan ini?"
"Pengemis cilik yang mendirikannya bagimu."
"Kenapa diatas batu nisan itu terukir nama kami berdua."
"Sebab dia mau hidup bersama mati berbareng dengan
dirimu" "Apa?" dia..dia..."
"Jangan tegang dan tak usah gelisah, dia belum mati, dia
mau membalaskan dendam sakit hatimu lebih dahulu
kemudian baru datang kemari untuk mati bersama dirimu satu
liang." Han Siong Kie tidak memperhatikan bahwa dibalik ucapan
orang yang ada maksud mengandung arti yang lebih
mendalam, kalau tidak tentulah dia akan menemukan sesuatu
gejala yang aneh. Mendengar perkataan tadi, ia jadi sangat terharu sehingga
tak tertahan lagi titik air mata jatuh berlinang membasahi
pipinya. "Oooh.. sungguh tak kusangka adik Hwieku itu demikian
setia kawan dan menaruh perhatian kepadaku, aku orang she
Han sungguh beruntung dapat berkenalan dan angkat saudara
dengan dirinya. sekarang dimanakah orangnya?".."
"Bukankah sedari tadi sudah kukatakan bahwa ia telah
tinggalkan tempat ini?"
"Secara bagaimana ia bisa mendirikan kuburan dan batu
nisan bagiku?"."
"Ia datang agak belakangan, sewaktu memasuki wilayah
Lian huan tau jejaknya kepergok oleh nyonya kaucu hingga
tertawan, untung ibuku berhasil menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia menjumpai jenasahmu yang sudah tak bernyawa itu
hatinya jadi sedih dan hancur.."
335 "Oooh.. dia mengira aku benar2 telah mati?""
"Tentu saja jangan dibilang dia, orang lainpun pasti akan
mengira kau sudah mati, sebab tubuhmu sudah mendingin
dan kaku" "Mengapa nona tidak memberitahukan kejadian yang
sesungguhnya kepada saudara angkatku itu?"" seru Han Siong
Kie gegetun. "Aku tidak memberitahukan keadaan yang sesungguhnya
tentu saja didasarkan oleh alasan2 tertentu. lebih baik
persoalan ini kita bicarakan dikemudian hari saja."
"Aku ingin mengetahui sekarang juga"
"Maaf, aku tak dapat menuruti keinginanmu itu"
Han Siong Kie menelan air ludah dan berdiri menjublak,
terhadap tingkah laku ibu dan anak yang serba misterius itu ia
merasa gemas bercampur jengkel, tapi pihak lawan adalah
tuan penolongnya, hal itu membuat ia tak mampu berbuat
sesuatu. Terpaksa sambil menahan diri ujarnya:
"Aku dapat mencari dirinya, sekalipun harus mencari
sampai diujung langit atau di dasar samudra, aku harus
menemukan dirinya" Dari dalam sakunya orang yang ada maksud ambil keluar
sebuah bungkusan kecil dan dilemparkan kearah pemuda itu,
pesannya: "Saudara, mulai sekarang manusia berwajah dingin Han
Siong Kie sudah tak ada lagi dikolong langit, benda itu akan
membantu dirimu untuk merubah wajahmu serta menutupi
raut mukamu yang sebetulnya"
Han Siong Kie menyambut benda itu, sedang dimulut ia
mengomel: "Aku toh seorang lelaki sejati, kenapa raut wajah asliku
harus disembunyikan?""
336 "Bila kau ingin berhasil dalam usahamu untuk membalas
dendam, lebih baik lakukanlah seperti apa yang kukatatakan.."
"Tetapi bukankah ibumu siorang yang kehilangan sukma
memerintahkan aku untuk berkunjung ke Benteng Maut serta
menceritakan asal usulku yang sebenarnya?" musuh besarku
adalah pemilik dari benteng maut itu, kenapa aku musti
banyak bertingkah dengan segala macam hal yang tak
berguna?"" "Sedikitpun tidak benar perkataanmu itu, dikemudian hari
kau akan mengerti dengan sendirinya mengapa ibuku suruh
kau berbuat demikian, sekarang lebih baik pergilah
mengunjungi benteng maut"
"Mengunjungi musuh besarku?""
"Kau tak boleh mengatakan demikian, sekali lagi
kuberitahukan kepadamu, ibuku sangat menaruh perhatian
kepadamu, beliau suruh berbuat demikian tentulah didasarkan
oleh maksud-maksud tertentu, bila kau tidak melakukan
seperti apa yang dikatakan ibuku mungkin dendammu itu
selamanya tak akan berhasil kau laksanakan"
Han Siong Kie jadi serba salah, bila ditinjau dari orang yang
kehilangan sukma serta orang yang ada maksud dimasa yang
lampau, anjuran perempuan itu pastilah mengandung maksud
tertentu, tapi ia tak mengerti dan tak paham apa sebenarnya
maksud orang itu?" "Han Siong Kie" orang yang ada maksud berkata kembali
"Mau percaya atau tidak itu terserah pada dirimu sendiri
sekarang aku mau pergi."
Selesai berkata dia segera enjotkan badan dan berlalu dari
situ dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap
dari pandangan. Han Siong Kie berdiri menjublak diatas tanah dan tak
sanggup mengucapkan sepatah katapun, perkembangan yang
337 berlangsung selama ini membuat ia jadi bingung, perbuatan
orang yang ada maksud serta ibunya memang begitu
misterius hingga terasa amat menyeramkan.
"Baiklah akan kujajal perkataan mereka, aku hendak
berkunjung ke benteng Maut serta melihat perobahan aneh
apakah yang bakal terjadi."
Setelah mengambil keputusan didalam hati, ia segera
membuka bungkusan kecil yang diberikan orang yang ada
maksud itu, disitu ia temukan rambut palsu serta selembar
topeng kulit manusia. Setelah mengenakan rambut palsu itu serta topeng kulit
manusia berangkatlah pemuda itu turun dari puncak bukit
ketika bercermin diatas permukaan air nampaklah seorang
pemuda yang berpenyakitan, ia jadi geli pikirnya:
"Aku harus mempunyai sebuah nama yang sesuai dengan
potongan wajah serta badanku penyakitan... " malaikat
penyakitan" benar nama ini bagus sekali, baiklah mulai
sekarang aku akan munculkan diri didalam dunia persilatan
dengan nama malaikat penyakitan"
Ia bersuit nyaring, tubuhnya dengan cepat berkelebat
menuruni bukit itu, mendadak satu ingatan berkelebat dalam
benaknya pikirnya: "Aku harus berusaha keras untuk menemukan adik
angkatku Tonghong Hwie lebih dahulu, ia selalu menganggap
aku telah tiada lagi di kolong langit, aku harus temukan dirinya
sebelum terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Tapi dunia
begini luas, aku musti pergi kemana untuk menemui
jejaknya." Setelah termenung beberapa saat lamanya, ia lantas
bergumam seorang diri: "Aaaah benar perkumpulan Kaypang tersohor karena
banyaknya anggota yang tersebar di mana2, asal aku berhasil
338 temukan engkoh tuaku pengemis dari selatan, niscaya
pencarian ini lebih mudah dilakukan. Perjalananku menuju keb


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

enteng Maut lebih baik kutunda lebih dahulu"
Setelah mengambil keputusan, berangkatlah pemuda itu
menuju arah selatan. Entah sudah beberapa lama ia sudah berjalan, mendadak
dari tempat kejauhan berkumandang datang suara suitan
aneh yang amat memekikan telinga, tanpa sadar Han Siong
Kie menghentikan gerakan tubuhnya.
Suitan tajam yang amat keras hingga memekikan telinga
itu kembali bergema dari tempat kejauhan, kali ini juaranya
lebih tajam dari suitan yang pertama, si anak muda itu sangsi
sejenak setelah menentukan arah asalnya suara itu, ia segera
meluncur kearah sebelah kanan dari hutan dihadapannya.
Beberapa puluh tombak sudah dia memasuki hutan
tersebut, tapi sungguh aneh, disekeliling sana ternyata tak
nampak sesosok bayangan manusiapun, sedang suara suitan
tajam yang memekikkan telinga itupun tidak kedengaran lagi.
Pemuda itu jadi sangsi dan curiga, mungkinkah ia telah
salah mendengar" ataukah memang ada seseorang lihay yang
sedang mempermainkan dirinya?"
Makin direnung pemuda itu semakin bingung, akhirnya ia
mengambil keputusan untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri
"Perduli amat dengan orang yang bersuit tajam itu."
pikirnya didalam hati. Ia segera putar badan dan siap berlalu
dari situ ... "Bocah cilik, jangan pergi dulu..."
suara itu dingin seakan akan muncul dari gua salju yang
menggidikkan hati. Han Siong Kie terkejut dan segera
menoleh. 339 Tapi.. tak nampak sesosok bayangan manusiapun berada
disekitar tempat itu, tidak terasa ia segera berseru: "siapa
kau?"" "Aku?" haaah..haaah.haaah..."
suara itu se-olah2 dipancarkan dari suateu tempat sejauh
sepuluh tombak dari hadapannya, yang aneh ternyata hanya
suaranya saja yang kedengaran sedang bayangan manusianya
sama sekali tak terlihat.
Bergidik hati sianak muda itu menjumpai keadaan tersebut,
bulu kuduknya pada bangun berdiri, pikirnya:
"Jangan2 aku telah bertemu dengan setan" kalau tidak
mengapa tak nampak sesosok bayangan manusiapun ditempat
ini?" Sekali lagi ia membentak keras: "sebenarnya siapakah
kau?"" "Haaah .haaah .haaaah... aku mengira aku bakal mati
dengan menahan rasa sesal sepanjang masa, sungguh tak
nyana sebelum ajalku tiba ternyata bisa bertemu dengan kau
si bocah cilik. aaai.. inilah yang dikatakan Thian maha adil dan
Thian punya mata, bocah cilik kau jangan pergi dari sini.."
selama pihak lawan berbicara, Hansaong Kie pusatkan
perhatiannya coba menemukan arah berasalnya suara itu, tapi
ia kecewa. sebab usahanya itu gagal dan tidak berhasil
menemukan orang itu. Akhirnya dengan perasaan heran bercampur sangsi, sekali
lagi ia menegur: "Sebenarnya siapakah kau"
"Aku adalah Mo-Mo cungcu Rasul dari segala iblis"
sedikitpun tidak salah, Rasul dari segala iblis atau disebut
pula Mo tioan ci-mo atau Iblis diantara iblis"
"Kalau ditinjau dari juluknya itu, terang dia bukan manusia
aliran lurus" pikir Han Siong Kie didalam hati, "Lebih baik aku
340 kabur saja dari sini, toh persoalanku sendiri terlalu banyak.
kenapa musti banyak ribut dengan manusia yang disebut Mo-
Tiong ci-mo itu?""
Berpikir demikian ia lantas berkata dengan suara dingin.
"Aku masih ada urusan penting yang harus dikerjakan,
selamat tinggai.." "Eeeeei bocah cilik kau jangan pergi dari sini "
Han Siong Kie tidak menjawab ia lanjutkan gerakannya
berlalu dari tempat itu..
"Bocah cilik masa kau tak mau menolong orang yang
sedang kesusahan?"?"
Ucapan yang menegunkan hati Hanslong Kle, tubuhnya
yang sedang meluncur pergi segera mendadak diudara dan
melayang kembali keatas tanah pikirnya didalam hati.
"Melihat orang kesusahan tidak menolong, apakah
maksudnya?"" apakah manusia yang bernama iblis diantara
iblis itu masih membutuhkan bantuan orang lain?"?" Ia segera
menegur. "Hei manusia yang bernama iblis diantara iblis, apa maksud
perkataanmu itu?""
"Sulit untuk aku menceritakan dalam sepatah dua patah
nanti saja kuceritakan kepadamu sedikit demi sedikit,
sekarang singkirkan dahulu batu cadas yang amat besar itu"
"Batu cadas besar?""
"Sedikitpun tidak salah"
Han Siong Kie segera alihkan sinar matanya menyapu
sekejap sekeliling tempat itu, sedikitpun tidak salah pada jarak
kurang lebih enam tombak dihadapannya terlihatlah sebuah
batu cadas yang besarnya mencapai beberapa tombak.
"He, kau berada dimana?" teriak pemuda itu.
341 "Aku berada dibawah batu cadas itu"
"Kenapa kau bisa tertindih dibawah batu cadas itu?""
"Eeei.. si bocah cilik, kenapa sih begitu cerewet dan banyak
omong?" singkirkan dahulu batu cadas itu kemudian kita baru
berbicara lagi" Han Siong Ktejadi murka, hawa pitamnya segera berkobar
memenuhi benaknya, sambil mendengus dingin serunya:
"Luar biasa amat tabiatmu itu. Hmm kalau memang kau
hebat dan lihay, kenapa tidak berusaha untuk menyingkirkan
sendiri batu cadas itu?" maaf.. aku tak punya banyak waktu
untuk bercanda dengan dirimu"
Mendengar sianak muda itu hendak berlalu, Iblis diantara
iblis jadi sangat gelisah, buru2 serunya:
"Eeei..eeei.. bocah, kau jangan pergi dulu, kalau kau pergi
dari sini niscaya aku bakal mati konyol"
Han Siong Kie jadi geli bercampur mendongkol, dengan
perasaan apa boleh buat serunya: "Apakah cukup bagimu
hanya menggeserkan batu cadas itu saja?""
"Ehmm bocah cilik mampukah kau hancurkan batu cadas
itu hanya didalam tiga buah pukulan belaka?""
"Heeeh..beeeh..heeeh.. rupanya kau sengaja hendak
menguji tenaga dalamku?"" jengek Han Siong Kie sambil
tertawa dingin. "Aku sama sekali tak ada maksud menguji kekuatanmu,
aku berbicara demikian karena mengandung maksud tertentu,
katakan saja mampu tidak kau lakukan pekerjaan itu?""
"Coba saja nanti"
Per-lahan2 sianak muda itu berjalan mendekati batu cadas
tersebut, setelah diamatinya sebentar, ia segera menghimpun
342 segenap tenaga dalam yang dimilikinya kedalam telapak.
serunya kemudian dengan suara berat:
"Saudara. hati2lah... aku segera akan melancarkan pukulan
keatas batu cadas itu."
sebagai penutup kata sepasang telapaknya segera didorong
kedepan dengan hawa murninya yang amat hebat serangan
itu bisa dibayangkan sampai dimanakah kehebatannya.
"Blaaam..." terdengar benturan keras yang memekikan
telinga, bumi tergetar laksana di landa gempa dahsyat, batu
cadas yang besar itu terhajar remuk jadi empat lima bagian
dan mencelat ke empat penjuru, dari bawah hatu cadas itu
muncullah sebuah mulut gua yang gelap.
Sesosok kepala manusia yang sangat aneh segera
menongol keluar dari mulut gua itu.
Dengan hati terkesiap bercampur kaget Han song Kie
mundur tiga langkah kebelakang setelah diamati lebih
seksama lagi maka tampaklah olehnya bahwa manusia aneh
itu adalah seorang kakak tua yang bercambang lebat dengan
rambut terurai kebawah, sepasang mata yang besar
memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan hati jelas
tenaga dalam yang dimiliki Mo Mo Cuncu telah mencapai
puncak kesempurnaan. "Haah haah haah... takdir takdir" seru kakek aneh itu
sambil tertawa tergelak. "Bocah cilik, pukulan yang barusan
kau lancarkan mengandung kekuatan tenaga dalam sebesar
seratus tahun hasil latihan, hal ini sungguh berada diluar
dugaanku. Rupanya takdir telah menentukan demikian dan
aku memang mendapat pertolongan."
Habis berkata kembali ia tertawa terbahak2, begitu keras
suaranya hingga Han Siong Kie merasakan kendang telinganya
terasa amat sakit. "Apakah kau yang bernama Mo Mo Cuncu
rasul dari segala Iblis" "
343 "Masa masih ada yang gadungan?""
"Dengan tenaga dalam yang kau miliki rasanya kau masih
mampu untuk menyingkirkan batu itu bukan" kenapa hal itu
tidak kau laksanakan sendiri" Rasul dari segala Iblis tidak
menjawab pertanyaan itu, hanya serunya. "Bocah cilik, mari
masuk kedalam gua" Habis berkata kepalanya menyusup lebih dahulu masuk
kedalam gua itu. Melihat kesemuanya yang serba aneh itu Han Siong Kiejadi
tercengang dan ingin tahu, dia ragu2 kemudian sebentar
masuk kedalam gua itu. Luas gua tersebut tidak begitu lebar, hanya dua tombak
lebih sedikit, setelah berada diatas permukaan ia menyusup
sejauh tiga tombak kesebelah kanan disitu dijumpainya
seorang manusia aneh dalam keadaan bugil sedang duduk
bersila, sepasang matanya dengan sorot mata tajam sedang
mengawasi pemuda itu tanpa berkedip. "Bocah, duduklah
kemari" kakek aneh itu berseru.
Bulu kuduk diseluruh tubuh Han Siong Kie pada bangun
berdiri, tapi ia lanjutkan pula langkahnya menuju kedalam dan
duduk dihadapan kakek itu. "Hey bocah cilik, aku lihat
wajahmu berpenyakitan."
"Sedari dilahirkan aku memang memiliki raut wajah
semacam ini" "Siapakah namamu?" "
"Aku bernama malaikat penyakitan"
"Malaikat penyakitan?" Ha ah haah haah sungguhkah kau
bernama malaikat penyakitan?""
"Mau percaya atau tidak terserah padamu"
"Baik, perduli kau adalah malaikat apa aku tak ada sangkut
pautnya dengan diriku, bertemu denganmu itulah takdir,
344 maukah kau membantu untuk menyelesaikan suatu keinginan
hatiku?"" Sambil berkata dengan pandangan yang mengharapkan dia
menatap tajam wajah Han Siong Kie.
"Keinginan hati apa?"" tanya pemuda itu tercengang.
"Menantang seseorang untuk berduel"
"Oooh ... maksudmu mewakili dirimu pergi menantang
seseorang untuk diajak berduel?"
"Sedikitpun tidak "
"Kenapa kau tidak melakukan sendiri?" bukankah tenaga
lweekang yang kau miliki sangat tinggi"
Rasul dari segala iblis tertawa sedih. "Coba lihatlah sendiri"
ia berkata. Mengikuti arah yang dituding orang itu Han Siong Kle
segera alihkan sorot matanya, dia lihat sepasang kaki dari
kakek aneh itu sudah mengering dan menyusut kecil, kaki itu
telah cacad dan tak dapat dipergunakan lagi untuk berjalan.
Timbullah perasaan iba bercampur kasihan didalam hati
pemuda itu, tapi ia belum begitu paham mengenai watak
kakek aneh yang bernama Rasul dari segala Iblis ini, maka
pemuda itu tak mau mengabulkan permintaannya secara
gegabah. "Hei orang tua, aku ingin memahami lebih dahulu asal
usulmu serta perbuatan2mu dimasa lampau."
"ooh. rupanya kau adalah seorang bocah cilik yang belum
lama terjun kedalam dunia persilatan"
Han Siong Kie merasa tidak senang hati, sahutnya dengan
suara dingin "Tidak salah, aku memang terjun kedunia
persilatan belum seberapa lama"
345 "Tidak aneh kalau begitu, bila kau sudah lama terjun di
dalam dunia persilatan, niscaya akan mengetahui namaku
meskipun aku bergelar Mo mo cuncu Rasul dari segala Iblis,
tetapi orang2 Bu-lim pada menyebut diriku sebagai Mo tiong ci
mo Iblis di antara Iblis"
"Kalau memang demikian adanya, maka itu bukankah
membuktikan bahwa perbuatanmu semasa masih berkelana
didalam dunia persilatan dahulu lebih busuk dan keji daripada
kawanan kaum iblis lainnya?""
"Benar atau salah yang terjadi didalam dunia persilatan
sulit untuk dibedakan satu sama lain misalnya saja Tengkorak
Maut.." "Apa?" Tengkorak Maut?"?"
"Tidak salah, pemilik dari Benteng Maut itu"
"Kenapa dengan orang itu?"" tanya Han Siong Kie sambil
menahan emosi yang bergolak didalam dadanya.
"Setiap orang didalam dunia persilatan menganggap dia
sebagai seorang iblis yang luar biasa kejinya, padahal dalam
kenyataan belum tentu ia berwatak kejam"
Takkala sianak muda itu mendengar kakek aneh itu
menyebut tentang musuh besar pembunuh keluarganya emosi
bergelora dalam dadanya, ia merasa denyutan jantungnya
bergerak lebih kencang, api dendam berkobar2 dan wajahnya
berubah hebat. Namun berhubung diatas wajahnya merupakan selembar
topeng kulit manusia maka diluar golakan perasaannya itu
sama sekali tidak kelihatan dengan setengah mendesak ia
berseru kembali: "Dari mana kau bisa tahu kalau ia tidak kejam?" "
346 "Meskipun Tengkorak Maut membunuh manusia2 dalam
jumlah yang tak terbatas tetapi ia sendiripun mempunyai
kesulitan yang tak bisa diutarakan kepada orang lain."


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terbayang dua ratus jiwa lebih keluarganya yang mati
terbunuh hingga tinggal tulang yang berserakan memenuhi
perkampungan keluarga Han, Han Siong Kie segera
mendengus dengan kebencian.
"Masa membunuh orangpun mempunyai kesulitan?""
jengeknya. "Hmmm... sebagian besar orang yang dibunuh olehnya
adalah orang2 yang sudah sepantasnya dibunuh, tentu saja
diantaranya terdapat pula mereka2 yang telah dibunuh tetapi
hal ini tak bisa menyalahkan dirinya, bagaimanapun juga
itulah bencana yang dicari sendiri oleh sang korban"
sebenarnya Han Siong Kle ingin menanyakan pula kematian
keluarganya sebanyak dua ratus jiwa merupakan suatu
pembunuhan yang pantas terjadi ataukah salah membunuh,
tapi akhirnya ia menahan diri dan tak sampai mengutarakan
asal usulnya, pikirnya didalam hati:
"Rupanya iblis diantara iblis ini bila bukan setali tiga uang
dengan Tengkorak Maut, dia pastilah mempunyai hubungan
yang erat dengan iblis itu, kalau tidak kenapa selalu membela
dirinya?"?" Menggunakan kesempatan baik itu ia berusaha untuk
mengorek keterangan mengenai si Tengkorak Maut segera
ujarnya. "Kalau kulihat ucapanmu, rupanya kau mengetahui amat
jelas tentang keadaan dari Tengkorak Maut?""
"Sedikitpun tidak salah" iblis diantara iblis mengangguk
"aku berani berkata bahwa dikolong langit kecuali aku seorang
tiada orang kedua yang mengetahui latar belakang peristiwa
berdarah yang selalu menimpa dunia persilatan itu."
347 "Apakah kau bisa menerangkan kepadaku" seru Han Siong
Kia dengan pikiran bergerak.
-000d0w000- BAB 20 "TENTANG soal ini eeei bocah maafkanlah aku karena
rahasia ini tak dapat kuterangkan padamu"
"Kenapa?""
"Aku sudah berjanji lebih dulu padanya, bahwa selama
hidup rahasia itu tak akan kubocorkan kepada orang lain,
sebagai pria sejati aku harus pegang janji itu erat2"
"Kalau memang kau tidak ingin mengatakannya, tentu saja
tiada alasan untuk memaksa dirimu lebih jauh" ujar Han Siong
Kie dengan hati kecewa "baiklah kalau begitu aku ingin mohon
diri lebih dahulu " "Eeeei. . eeeei.... bocah kau tak boleh pergi."
Sambil berseru segulung tenaga hisap yang maha kuat
menarik tubuh Han Siong Kie sehingga mundur tiga langkah
kebelakang, begitu hebat daya hisap tadi hingga sianak muda
itu tak mampu untuk bergeser kembali dari tempat itu.
Terkesiap hati Han Siong Kie menyaksikan tenaga yang
maha sakti itu, peluh dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya, tapi sebagai seorang pemuda yang
sombong dari kaget jadi gusar bentaknya: "Eeei.. sebenarnya
apa maksudmu?" "Bocah, kau tak boleh pergi dari sini"
"Kenapa aku tak boleh pergi dari sini?" aku toh tak terikat
oleh janji apapun dengan dirimu?""
348 "Kau harus mewakili diriku untuk mewujudkan suatu
keinginanku, kau harus mewakili diriku untuk bertempur
melawan seseorang" "Aku tak mempunyai waktu yang begitu banyak bagimu"
"Bocah cilik, janganlah jual mahal. ..kau harus melakukan
pertarungan itu mewakili diruku"
Han Siong Kie mendengus dingin.
"Hmmm aku toh berhak untuk menampik permintaan itu,
kenapa kau memaksa terus?""
"ooooh... jadi kau tidak setuju deagan permintaan tolongku
ini?"" "Maaf aku tak dapat memenuhi keinginanmu itu"
"sekalipun tidak mau kau harus melakukannya bagiku"
"Hmmm tidak bisa" Han Siong Kie mendengus lagi dengan
suara berat. Kembali tubuhnya bergerak kedepan, kali ini ia telah
mengerahkan tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian,
langkahnya enteng dan gerakannya cepat laksana sambaran
kilat. Siapa tahu ternyata tenaga hisapan yang dipancarkan Momo
cuncu luar biasa hebatnya, meskipun ia sudah berusaha
dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tenaga h
isapan tadi tetapi tubuhnya masih tetap berdiri di tempat
semula. "Bocah ayoh jawab kau sanggup melakukan
pertarungan itu bagiku atau tidak?""
"Tidak setuju kau mau apa?"?"
"Kalau kau berani tampik lagi permintaanku ini, sekali
hantam kubabat tubuhmu sampai hancur"
349 Han Siong Kie jadi naik pitam mendengar ancaman itu,
saking gusar dada terasa mau meledak dengan sombong ia
berseru: "Tidak setuju tidak setuju kau mau apa?"
"Blaaam." segulung angin pukulan yang maha dahsyat
segera menghajar kedepan menimpa dada sianak muda itu.
Han Siong Kie berseru tertahan, tubuhnya terpental sejauh
beberapa depa dari tempat semula, setelah termakan oleh
pukulan itu, sekujur tubuhnya langsung terasa sakit bagaikan
patah tulang, darah panas bergolak dalam dadanya sedang
matanya ber kunang2 dan kepalanya pusing tujuh keliling, tapi
sambil tahan diri per lahan2 ia bangkit berdiri
"Bocah, ayoh jawab setuju atau tidak?" seru Iblis diantara
iblis lagi dengan suara geram..
"Tidak setuju" "Eeei.. rupanya kau tidak takut mati?""
"Ehmm jangan harap kau bisa menggertak aku si malaikat
penyakitan dengan kata mati aku bukanlah seorang pengecut
yang takut menghadapi kematian..."
Melihat kekerasan hati lawannya, Mo tiong ci mo jadi
kewalahan sendiri, ia menghela napas panjang dan berkata:
"Bocah, kau memang seorang pria sejati, kau memang
seorang jago gagah yang tidak takut menghadapi kematian,
aku kagum atas keberanianmu itu mari.. kemarilah,
bagaimana kalau kila bicarakan lagi persoalan ini secara baik2"
"Aku rasa sudah tiada persoalan yang bisa kita bicarakan
lagi, aku tak mau melakukan pekerjaan apapun bagimu, lebih
baik carilah orang lain saja. " sahut Han Siong Kie dengan
suara dingin. "Bocah begini saja, bila kau suka melakukan tugas yang
kubebankan kepadamu itu maka akan kuwariskan ilmu silatku
yang maha sakti itu kepadamu, akan kuciptakan dirimu
350 sebagai seorang jago Bu lim yang sangat lihay dan disegani
orang, bagaimana?" kau tentu bersedia bukan?""
"Aku tidak tertarik oleh ilmu silatmu itu, aku tak sudi
menerima tawaranmu itu"
"Hmm sekalipun kau tidak ingin belajar, aku akan paksa
kau untuk mempelajarinya juga."
"Dikolong langit belum ada peraturan semacam ini, Hmm
kau ingin menggunakan kekerasan untuk memaksa
diriku?",jungan bermimpi di siang hari bolong.. aku si malaikat
penyakitan tidak gentar menghadapi siapapun juga"
"Apakah kau tidak ingin jadi seorang jago silat yang sangat
lihay dan disegani oleh setiap umat dunia?""
"Meskipun aku ingin jadi jagoan, tapi aku tak sudi angkat
guru kepadamu Aku bisa mencari orang lain dan belajar
darinya" "Eeei bocah, kau keliru besar" seru Iblis diantara iblis
dengan suara dalam, "Aku sama sekali tiada maksud untuk
menerima dirimu sebagai muridku, tujuanku mewariskan ilmu
silatku itu kepadamu bukan lain adalah sebagai balas jasa atas
kesediaanmu untuk memahami satu keinginanku itu,
anggaplah perbuatanku itu sebagai jasa dari timbal balik atas
kesedianmu itu" "Tapi sayang aku tidak punya kegembiraan untuk
menerima tawaranmu itu, maaf lebih baik cari saja orang
lain." "Bocah" seru Iblis diantara iblis akhirnya dengan nada
geram "Ini hari aku tak akan melepaskan kau untuk berlalu
dari tempat ini, aku tidak ingin mati dengan membawa
penyesalan. Disamping itu akupun merasa kecuali kau seorang
dikolong langit sulit untuk menemukan seseorang yang
sanggup berduel melawan Tengkorak Maut."
351 Terkesiap hati Han Siong Kie mendengar perkataan itu,
tanpa terasa ia maju beberapa langkah kedepan dengan nada
penuh emosi serunya: "Apa?"" kau hendak suruh aku pergi menantang Tengkorak
maut untuk berduel?""
"Sedikitpun tidak salah apa kau takut?""
"Aku terima tawaranmu itu" jawab sang pemuda dengan
cepat tanpa berpikir panjang lagi.
Mo Tiong ci-mo atau iblis diantara iblis jadi tercengang
untuk beberapa saat ia berdiri melongo. Ia tak habis mengerti
apa sebabnya pemula itu segera menyanggupi permintaannya
setelah ia mengatakan bahwa orang yang dituju adalah
Tengkorak Maut. . . Dengan sepasang biji matanya yang tajam ia awasi wajah
Han Siong Kie beberapa saat lamanya, lama... lama sekali
tetapi tak sesuatu apapun yang berhasil ia temukan.
-000d0w000- Jilid 10 DIATAS wajahnya yang berpenyakitan kecuali penuh
kerutan bekas sakit sama sekali tidak tertampak perubahan
perasaan apapun, wajah itu dingin dan menggidikkan hati.
"Malaikat penyakitan" akhirnya tak tahan lagi ia berseru:
"Kau boleh dibilang merupakan satu2nya orang paling jumawa
dan sombong yang pernah kujumpai selama ini, kau adalah
seorang manusia yang paling dingin dan paling
menyeramkan." Han Siong Kie menenangkan hatinya talu tertawa hambar.
352 "Sejak dilahirkan demikianlah sudah watakku, sampai
tuapun tabiat ini tak akan berubah"
"Baiklah, kita tak usah bicarakan soal yang tak berguna
lagi, sekarang kau boleh duduk dengan hati tenang, marilah
kita bicarakan lagi persoalan ini dari permulaan."
Han Siong Kle tidak banyak berbicara, ia segera duduk
dihadapan kakek itu dan membungkam dalam seribu bahasa.
Iblis diantara iblis termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian dengan nada kuatir ia bertanya kembali.
"Bocah. benarkah kau bersedia mewakili diriku untuk
bertempur melawan pemilik Benteng Maut?""
"Sedikitpun tidak salah, kau tidak percaya"
"Dan kau juga menerima tawaranku untuk belajar silat
dariku." "Tentang soal iTu."
"Kau tak usah ini itu lagi" tukas Iblis di antara iblis dengan
suara berat, "Dengan andalkan tenaga dalam yang kau miliki
sekarang, bertarung melawan Tengkorak Maut sama artinya
dengan telur membentur batu kau tak mungkin bisa
menangkkan dirinya."
Diam2 Han Siong Kie membenarkan juga perkataannya itu,
sebab apa yang dikatakan merupakan suatu kenyataan, tanpa
terasa terbayang kembali dalam benaknya akan peristiwa yang
baru saja terjadi, ketika belum lama berselang ia mengunjungi
Benteng Maut ternyata sebelum berhasil melihat jelas
bayangan tubuh lawannya, hanya satu pukulan berhawa
dingin telah berhasil menggulung tubuhnya hingga mencelat
keluar dari benteng dan tercebur kedalam sungai.
Akhirnya dengan nada berat pemuda itu mengangguk.
"Baiklah akan kuturuti perkataanmu" katanya.
353 Iblis diantara iblis segera angkat kepala dan tertawa ter
bahak2. "Haaah... haaah.. haaah... bocah, bila kau sanggup
memenuhi harapanku ini, sampai matipun aku merasa amat
berterima kasih kepadamu"
"Kau tak usah berterima kasih kepadaku, anggap saja
kesanggupanku ini sebagai semacam jual beli. "
"Hmmm.. . kau memang terlalu jumawa dan tinggi hati luar
biasa, baiklah, mari kita teruskan pembicaraan kita..."
"Cepat katakan "
"Hanya disebabkan karena rasa tak puas aku telah
terkurung selama empat puluh tahun lamanya didalam gua
bawah tanah ini." "Empat puluh tahun?" " seru Han Siong Kie sambil
menjulurkan lidahnya. "Sedikitpun tidak salah, sepuluh hari lagi berarti genap aku
terkurung selama empat puluh tahun"
"Sebenarnya apa yang telah terjadi?" kenapa kau sampai
terkurung didalam gua bawah tanah?" " tanya pemuda itu
dengan perasaan ingin tahu.
"Empat puluh tahun berselang, ia membunuh orang
bagaikan membabat rumput, ilmu silatnya lihay dan tiada
tandingan membuat dunia persilatan se akan2 sedang
menemui saat untuk kiamat, jangan dikata orang Bu lim tak
mampu untuk memberikan perlawanan, bahkan raut wajah
yang sebenarnya pun tak diketahui orang.."
Kilas Balik Merah Salju 3 Sepasang Naga Penakluk Iblis Karya Kho Ping Hoo Pendekar Pedang Sakti 17
^