Pencarian

Asmara Mumi Tua 2

Dewi Ular 57 Asmara Mumi Tua Bagian 2


umum menyangkal ramalan itu, sama saja dia menjatuhkan
ramalan itu, sama saja dia menjatuhkan kredibilitas semua
paranormal dong! Nggak etis kan"!"
"Ah etis aja!" Sandhi bersungut-sungut. "Apa " salahnya
meluruskan anggapan yang keliru demi ketenangan semua
manusia"!"
"Semua manusia sudah terlanjur keracunan issu seperti itu,
sulit diluruskan kembali cara berpikirnya. Kurasa Kumala tahu
bahwa pernyataannya nanti hanya akan memperkeruh
suasana. Sebab itu bisa dianggap penyebar kebingungan
orang, atau... entah dianggap apa lagi oleh mereka,
tergantung penilaian masing-masing."
Perdebatan di garasi menjelang petang itu didengar oleh
Kumala yang ingin menemui Mak Bariah di dapur. Ia tak jadi
ke dapur, melainkan sengaja menyempatkan diri berdiri di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depan pintu tembus menuju garasi. Sandhi batal melontarkan
bantahannya begitu melihat Kumala ada di sana. Ia agak malu
dan salah tingkah, karena rasa kurang percayanya sempat
diketahui oleh Kumala.
Namun gadis cantik yang baru saja pulang dari tempat
senam itu tidak menampakkan kemarahannya sedikit pun.
Justru menampakkan senyum tipisnya yang sangat lembut,
mempesona, tapi juga berkharisma anggun bak seorang ratu
bijaksana. "Pendapatmu agak keliru, Sandhi. Penjelasanmu juga
kurang tepat, Ron. Aku punya alasan sendiri, mengapa
membiarkan issu itu marak di mana-mana."
"Alasan yang tepat bagaimana?" tanya Sandhi.
"Lebih baik bertindak daripada banyak bicara. Lebih baik
melakukan tindakan penyelamatan secara diam-diam,
daripada buang-buang energi mengeluarkan bantahan
sebegitu banyaknya pendapat para ahli."
"Tuh, apa kataku tadi..."!" ujar Buron berlagak sok hebat di
depan Sandhi yang makin bersungut-sungut muak melihat
lagaknya. "Mungkin kalian belum sadari, issu itu punya dampak positif
sendiri bagi perilaku dan kehidupan manusia. Lihat saja pada
hari Minggu kemarin dan hari Minggu yang akan datang,
banyak, tetangga kita yang rajin pergi ke Gereja, bukan"
Banyak pula yang mengikuti sholat Jumat di Masjid, kan" Nah,
itulah dampak positif dari issu tersebut. Mereka mulai
berlomba-lomba berbuat kebajikan, mereka berambisi untuk
bertobat, semua itu karena mereka merasa sudah dekat
dengan hari kiamat yang dalam beberapa hari lagi akan
mereka hadapi dengan amal baik mereka selama hidup di
dunia ini."
"Tapi yang berbuat semakin nekat juga banyak!" bantah
Sandhi. "Yang merasa belum pernah kaya selama hidupnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang nekat merampok karena ingin merasakan nikmatnya
jadi orang kaya sebelum kiamat tiba. Yang merasa belum
pernah kawin, eeh... menikah, juga ada yang nekat
memperkosa anak orang, karena ikut nggak kebagian
nikmatuya bercinta jika sampai kiamat tiba dia masih
nganggur"!"
Buron tertawa terkekeh-kekeh mendengar kata-kata Sandhi
yang diucapkan dengan serius tapi justru menjadi lucu itu.
Dewi Ular juga tertawa kecil, geli melihat mulut Sandhi yang
sampai monyong 5 centimeter karena terlalu seriusnya.
Deru mesin mobil berhenti di depan rumah. Percakapan
mereka pun berhenti. Buron dan Sandhi melongok ke depan,
memperhatikan mobil yang berhenti agak merapat dengan
pagar halaman depan. Sementara itu kuma la Dewi justru tak
mempedulikan siapa tamu yang merapatkan mobilnya di
depan halaman rumah, karena Kumala harus bicara kepada
Mak Bariah tentang stock sembako yang mulai harus
dibelinya. Setelah mandi nanri, Kumala mau pergi ke
supermarket untuk berbelanja sehari-hari.
"Kalau kamu mau ikut, ikut aja deh, Mak. Sekalian jalan-
jalan, santai sebentar, biar nggak sumpek di rumah terus."
"Saya tinggal di rumah saja deh, Non. Biar Non Mala sama
Sandhi saja yang pergi, tapi si jin usil biar tunggu rumah."
"Kenapa nggak pergi bareng-bareng aja, Mak?" bujuk
Kumala seperti bicara manja kepada orangtuanya sendiri "Eh,
nanti kita makan malam di mall deh, biar Mak Bariah nggak
bosan menikmati santapan rumah terus. Oh, ya... katanya
kamu kepingin baju hangat model bulu tebal" Nanti kita beli
deh, Mak."
"Ah ! itu sih kapan-kapan saja, Non. Itu kan bukan
kebutuhan yang penting Harus segera dimilikinya?"
"Kamu kalau diajak jalan-jalan sore kok nggak mau, kenapa
sih?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mak Bariah nyengir malu menerima rengekan manja anak
bidadari itu. Dengan suara pelan ia berkata, "Saya itu, Non...
saya merasa sayang kalau harus ninggalin terusannya cerita
telenovela di teve."
"Ya, ampuuuunn..,!" Kumala berlagak, mendelik dengan
terbeliak lucu. Mak Bariah semakin malu. Merasa sudah lanjut
usia tapi masih getol menyaksikan kisah roman dalam sebuah
telenovela bersambung, memang sepertinya terkesan kurang
pas untuk perempuan seusia Mak Bariah, apalagi statusnya
hanya sebagai pelayan.
Tapi agaknya Dewi Ular adalah gadis yang penuh
pengertian dan mudah memaklumi kehendak hati orang lain.
Ia hanya angkat bahu, tanda merasa tak keberatan jika Mak
Bariah nanti tidak ikut jalan-jalan ke mall yang baru
diresmikan seminggu yang lalu, letaknya tidak seberapa jauh
dari rumah dan bersuasana tak kalah dengan Melawai, Blok M.
Buron melintas dari garasi ke ruang makan Ia sempat
berkata kepada boss cantiknya sambil lewat, 'Tamu tuh.,..!"
"Tamu siapa, Ron?"
"Nggak tahu. Aku belum pernah kenal," jawab Buron yang
langsung menuju ke kamarnya lewat ruang tengah.
"Jangan usil lho, Ron!" seru Kumala mengingatkan, sebab
Buron memang suka usil, 'ngerjain' tamu-tamu yang baru
pertama kali datang berkunjung ke rumah itu dengan
kesaktiannya yang bisa bikin tamu pingsan mendadak larena
sangat ketakutan. Itulah sebabnya ia dijuluki sebagai jin usil
oleh Mak Bariah.
Sandhi datang dari ruang depan, bertemu dengan t.iiinaladi
ruang tengah, la berkata agak berbisik, "Ada pasien baru tuh!"
" Temui dulu. T emani dia, aku mandi sebentar!" Lalu, gadis
bertubuh sintal dan sangat indah dalam busana senamnya itu
segera masuk ke kamar tidur. Dia punya kamar mandi khusus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di dalam kamar tidur itu. Sandhi tampak berseri-seri menerima
perintah tersehut, langkahnya pun buru-buru kembali ke teras,
sebab sang tamu sudah dipersilakan duduk di teras sebelum ia
lapor kepada Kumala tadi.
Rupanya tamu itu adalah seorang wanita cantik berusia
sekitar 30 tahun. Selain berpenampilan modis, ia juga tampak
eksklusif. Sandhi berani meyakinkan bahwa perempuan
berambut potongan shaggy yang memiliki bentuk tumbuh
sangat sexy itu adalah perempuan kaya. Bukan saja dari jenis
mobilnya yang satu merek dengan mobilnya Kumala; sama-
sama BMW keluaran terbaru, juga dari perhiasan yang
dikenakan pada awal petang itu telah membuatnya dapat,
disimpulkan, sebagai wanita berkelas.
Bibirnya yang sedikit tebal tapi sensual sekali telah
mengundang minat bagi lawan jenisnya, seperti Sandhi.
Tatapan matanya yang memiliki bulu lentik dan kebeningan
korneanya sempat menimbulkan debar-debar indah di hati
Sandhi. Belum lagi aroma wanginya yang semerbak meresap
ke seluruh darah lawan bicaranya, seolah-olah membangkitkan selera cinta Sandhi yang sudah lama tidak
mendapat sentuhan hangat dari seorang wanita. Tak heran
jika Sandhi mengumbar keramahan serta senyum keakraban
untuk menarik simpati tamu berhidung mancung itu.
"Maaf saya harus memanggil Anda... Nyonya atau Nona
atau Kak?"
"Voya," jawab wanita cantik itu. Suaranya agak besar,
sedikit parau, tapi menurut-Sandhi sangat enak didengar,
karena suara seperti itu justru menghadirkan khayalan-
khayalan mesra dalam benaknya. Jenis suara agak besar dan
sedikit parau seperti itu adalah suara galak-galak nakal,
menurut Sandhi. Pemuda berusia 25 tahun yang punya
ketampanan sedang-sedang saja dengan kulit sawo matang
itu semakin getol memancing percakapan supaya ia dapat
mendengar jenis suara sang tamu lebih sering lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku lebih sering dipanggil Voya saja oleh siapa pun tak
peduli dia berusia lebih muda atau lebih tua dariku. Dan aku
menyukai panggilan itu karena dapat membuat suasana lebih
gaul, lebih akrab lagi."
"Tapi sebagai tamu yang harus dihormati, tentunya...."
"Aku kurang suka suasana formil," sahutnya. Formalitas
bagiku hanya ada di kantor dan ruang rapat, " selebihnya
sudah merupakan suasana gaul."
"Oo, begitu ya...?" Sandhi cengar-cengir kikuk nenghadapi
keberanian sikap wanita secantik itu.
"Jadi, kamu nggak usah sungkan-sungkan memanggilku
Voya. Lebih familiar sekali kesannya."
"Hmm, eeh. . iya, memang..." Sandhi semakin salah
tingkah karena tatapan mata bening itu mencecar wajahnya.
"Kamu... adiknya Kumala atau kakaknya?"
"Oh, hmm, eeh... anu... saudara... saudaranya...."
"Saudara sepupu?"
" Hmm, yaaah,.. boleh dibilang sepupu atau sepipi, tapi
yang jelas bukan sepapa," kata Sandhi dibuat konyol untuk
menutupi kebingungannya menjawab pertanyaan Voya.
Ternyata kekonyolan itu tak mengecewakan hati Voya. Tawa
parau yang mirip orang menggumam terlontar agak panjang,
menandakan Voya benar-benar geli mendengar canda seperti
itu. Sandhi merasa plong, lega, karena kekonyolan dalam
candanya berhasil memancing keakraban dalam bentuk tawa
yang bukan sekedar tawa partisipasi sang tamu.
Sayang sekali tawa ceria Voya buru-buru hilang, padahal
mata Sandhi masih asyik menikmati gerakan bibir sensual
perempuan itu. Wajah cantik berkulit kuning langsat segera
berubah datar, sepertinya telah kembali ke dalam keseriusan
sikapnya, supaya diketahui bahwa kedatangannya bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekedar ingin bercanda dan tertawa Ia sempat melirik ke
mobilnya, begitu pula pandangan mata Sandhi.
"Oh, kamu bersama suami?" tanya Sandhi.
"Sopirku," ralat Voya.
"Aduuuh... kenapa nggak diajak masuk.sekalian?"
"Biar, biar...!" sergah Voya menahan niat Sandhi yang ingin
berdiri antuk menghampiri sang sopir yang menunggu di
dalam mobil. "Aku nggak ingin urusan pribadiku ini didengar oleh
sopirku." "Hmm, boleh tahu masalahnya?"
"Boleh,"
Voya mengangguk, tapi tidak langsung! menjelaskan. Sepertinya ia ragu-ragu untuk menjelaskan
persoalan yang sebenarnya. Sandhi berkesimpulan, dirinya
disangsikan sebagai asistennya Kumala Dewi, terutama dalam
hal menyampaikan pesan dari para klien Maka pemuda
berambut rapi yang hanya mengenakan T-shirt serta celana
pendek kasual merek Guess asli itu segera berkata dengan
gaya merendahkan diri.
"Memang kalau menangani kasus atau memberi solusi klien
yang datang kemari, bukan wewenangku dan bukan bidangku.
Aku belum mempelajari ilmu getaran batin supranatural kayak
orang-orang itu sih. Tapi kebetulan Kumala sering
menugaskan diriku untuk menampung data-data klien dengan
berbagai aspek problematiknya. Persoalan klien itulah yang
nanti kusampaikan kepada Kumala, atau yaah... anggap saja
aku ini. kayak almari data yang menyimpan file-file milik klien
kami, gitu.. .," ia tertawa hambar. Voya tetap tenang,
manggut-marggut dengan sikap penuh antusias terhadap
penjelasan itu.
"Jadi... kadang-kadang aku perlu tahu juga, persoalan apa
yang dihadapi klien kami. Malahan kalau perlu ku masukkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam buku catatan kerjaku," tambahnya supaya Voya tidak
ragu lagi untuk mengatakan persoalan yang sedang dihadapi.
Tapi wanita cantik itu sejak tadi sampai sekarang hanya
menggumam dan manggut-manggut. Belum juga menjelaskan
problemnya. Sandhi terpaksa memancingnya lagi, "Oh, ya... kamu sudah
pernah ketemu. Kumala berapa kali, Voy?"
" Belum pernah " jawabnya polos. Ia mengubah posisi
duduknya dengan menumpangkan kaki kanannya ke paha kiri,
posisinya agak miring ke arah ruang tamu. Tapi matanya
dalam memandang sungguh bagus dalam keadaan sedikit
melirik begitu.
"Aku tahu kemampuan Kumala Dewi dan alamat rumah ini
dari seorang teman. Dialah yang menyarankan agar aku
datang ke sini secepatnya. Aku juga dapat informasi dari
temanku itu, bahwa Kumala paranormal yang supel, ramah,
enak diajak gaul serta... katanya sih orang-orangnya Kumala
juga enak diajak gaul, mudah akrab dengan klien barunya.
Maka...." "Sorry," potong Sandhi. "Siapa temanmu itu?"
"Hindi."


Dewi Ular 57 Asmara Mumi Tua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ooo.... Hindi"! Y a, ya... aku sendiri kenal baik dengannya,"
kata Sandhi sambil mengenang hubungan! intim yang pernah
ia lakukan dengan gadis montok yang kalem dalam
penampilan tapi ganas dalam pelukan itu,! (Baca serial Dewi
Ular dalam episode: "KEMATIAN MISTERIUS").
"Apakah Hindi masih kerja di Rexindo. distributor
handphone yang...."
"0, dia memang masih ada hubungannya dengan Rexindo,"
potong Voya, "... tapi sudah bukan lagi berstatus sebagai
karyawati."
"Lalu...."!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia istri boss Rexindo!"
"Astaga..."! Dia sudah kawin, ya?" Sandhi mangguti
manggut. "Istri kedua. Tapi kayaknya dia bahagia kok. Hanya saja,
sewaktu aku mau ke sini dia titip salam buat Sandhi, sopir
pribadinya Kumala Dewi. Entah yang mana sih orangnya?"
Tentu saja Sandhi tertawa geli. la lupa memperkenalkan
nama sendiri. Ia juga lupa menjelaskan status aslinya sebagai
sopir, dan kelupaan yang kedua ini memang disengaja.
Agaknya Voya sudah menduga bahwa dirinya sedang
berhadapan dengan Sandhi si sopir pribadi Kumala, sehingga
ketika Sandhi tertawa geli, Voya pun buru-buru meminta maaf
di sela tawa kikuknya.
"Maaf lho, aku nggak bermaksud nyindir siapa-siapa nih..."
"Akhirnya kau tahu juga profesiku yang asli."
"Buatku itu bukan hal yang memalukan kok."
"Ya, memang aku nggak malu. Cuma... aku lupa
menyebutkannya di awal pembicaraan kita tadi . Dan, soal
asisten yang kusebut-sebut tadi, itu juga betul kok. Nggak
bikin-bikin. Kalau nggak percaya tanyakan saja nanti kepada
Kumala, apa benar aku setengah diwajibkan mengetahui dan
mendata masalah-masalah yang diderita kliennya. Makanya,
kamu nggak usah ragu-ragu untuk menjelaskan problem yang
sedang kamu hadapi saat ini padaku. Ini bukan sifat sok
tahuku atau watak burukku selalu ingin tahu rahasia pribadi
orang lho!"
Karena kali ini kata-kata Sandhi semakin bernada
mendesak, minta dijelaskan persoalan Voya sebenarnya, maka
Voya pun akhirnya berusaha untuk tidak mengecewakan
pemuda bertubuh tegap itu. Ia langsung me lepaskan kancing
blus-nya di bagian dada. Perbuatan itu membuat mata Sandhi
tak berkedip dan salah tingkah dengan hati berdebar-debar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
resah, blus disingkapkan, kutang diangkat naik, maka mata
Sandhi menjadi terbelalak dalam satu teriakan yang membuat
biji matanya nyaris lompat keluar dari rongganya.
"Hahhh..."!!"
"Inilah problemku," kata Voya dengan tenang, namun
tampak menekan kuat-kuat perasaan sedihnya agar tak
menghadirkan air mata di depan Sandhi.
Hampir dua puluh detik lamanya Sandhi tak dapat berkedip
lagi dengan detak jantung menyentak-nyentak sangat kuat.
Sekujur tubuhnya merinding ketika dengan jelas ia melihat
dada Voya berlubang sebesar tutup gelas. Lubang itu berada
tepat di ulu hati bawah payudaranya. Di kedalaman lubang
tersebut tampak cairan seperti getah hijau bercahaya
mengandung fosfor. Sesekali terlihat pula percikan bunga api
tanpa suara yang hanya terjadi di lingkaran lubang tersebut.
Sehelai sapu tangan tadi sempat digunakan sebagai
penutupnya, tapi setelah sapu tangan itu, disingkirkan maka
pemandangan merangsang berubah menjadi mengerikan.
Pucat wajah Sandhi. keringat dingin mulai keluar. Rasa
takut mencekam jiwanya setelah pandangan mata Voya
tampak redup, hambar, mirip tatapan sepasang, mata mayat.
Bibir pun menjadi gemetar sehingga rahang terasa tak
berengsel, sulit digerakkan, sulit bicara apa pun. Bahkan
Sandhi juga merasa sulit menggerakkan kakinya untuk
melangkah pergi. Padahal saat itu ia merasa sedang
berhadapan dengan mahluk asing yang diyakininya berasal
dari alam kubur.
Anggapan itu sangat kuat bagi Sandhi, karena ketika sapu
tangan disingkirkan dari dada dan luhang mengerikan itu
terlihat jelas, maka seketika itu juga bau busuk menyebar
tajam, memualkan perut. Seolah-olah lubang itu memang
menyemburkan hawa busuk ke arah Sandhi begitu
penutupnya dibuka. Sandhi menahan diri agar tak tersedak
mual di depan Voya, khawatir akan menyinggung perasaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Voya dan membuatnya marah besar. Sandhi tak sanggup
membayangkan, apa jadinya jika Voya yang dianggap
makhluk dari dalam kubur itu marah besar kepadanya.
Dengan gerakan pelan, Voya menutup sapu tangan tebal
ke dadanya kembali. Kutang diturunkan, blus dikancingkan
walau tak serapi tadi. Kini ia menghembuskan napas dengan
duduknya yang bersandar lemas, seakan tak memiliki
kekuatan untuk hidup lebih lama lagi Tatapan matanya yang
dingin dan menyeramkan ilu masih tertuju ke wajah Sandhi,
membuat napas Sandhi semakin berat dihela.
"Karena kau mendesakku, maka kujelaskan dengan ini
seperti tadi. Sebenarnya aku tidak bermaksud menakut-
nakutimu."
"Hmm, hmmm, eehh, hmm... yaah, aaku... aku tahu,"
jawab Sandhi dengan susah payah. Terasa kering "
kerongkongannya pada saat itu, sehingga suaranya pun lebih
parau dan suara Voya.
"Aku nggak bisa menjelaskan dengan kata-kata. Jadi,
silakah kau jelaskan sendiri dalam almari datamu tentang apa
yang sudah kau lihat pada diriku ini. Itulah problemku!"
Sandhi masih tak bisa bicara. Ia hanya merasa ada
keanehan lain setelah menyadari ternyata anjing tetangga
sudah sejak tadi menggonggong panjang. Ada sekitar tiga
anjing peliharaan tetangga sekeliling rumah itu yang melolong
tingggi dan meliuk-liuk bagaikan melihat pasukan roh halus
datang dari alam kubur. Lolongan anjing itu terjadi sete lah
Voya menunjukkan lubang aneh di tengah dadanya. Rupanya
aroma busuk yang memualkan itu memancing penciuman
anjing untuk mengenali kehadiran nuansa kubur di s itu.
Teras menjadi lengang beberapa helaan napas, karena
Sandhi dan Voya sama-sama membisu. Mereka terbenam
dalam renungan masing-masing. Suara sapaan lembut dari
Kumala Dewi yang sudah selesa i mandi itu justru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengagetkan Sandhi dan membuat pemuda itu menggeragap
panik. Untung saja ia cepat-cepat menguasai diri, sehingga
kekagetannya tak terlalu memancing perhatian Dewi U lar yang
sedang berjabatan tangan dengan Voya.
"Ada baiknya kita bicara di dalam saja, yuk" Jangan di
teras," kata Kumala dalam keramahannya.
"Apakah... aku mengganggumu, Kumala?"
"O, nggak. Nggak ada yang merasa terganggu kok,
kecuali....anjing-anjing piaraan tetangga itu," sambil tangan
Kumala Dewi mempersilakan Voya masuk, ke ruang tamu.
Tangan itu menempel di punggung Voya, menunjukkan kesan
akrab dan bersahabat sekali. Tetapi Sandhi mulai curiga
dengan kata-kata Kumala. Agaknya gadis anak bidadan itu
sudah mengetahui adanya keganjilan mengerikan pada diri
tamunya, terbukti Kumala menyinggung tentang anjing-anjing
tetangga yang merasa terganggu.
"Mungkin yang dimaksud Kumala adalah terganggu oleh
bau busuk yang tadi menyengat sekali itu?" pikir Sandhi. "Toh
nyatanya Kumala buru-buru mempersilakan Voya untuk masuk
ke ruang tamu, padahal biasanya Kumala lebih merasa rileks
menemui seorang tamu di teras ketimbang di dalam sana"!
Hmmm, aneh sekali bau busuk itu tadi. Kepalaku sampai
pening. Tapi masa' sekarang bau busuk itu nggak menyebar
lagi Sih" Padahal kan cuma ditutup dengan sapu tangan dan
kain blus yang nggak begitu tebal, kenapa bau busuknya bisa
teredam rapat, ya" Sekarang justru aroma wangi parfumnya
yang tercium sampai ke mana-mana"!"
Seperti yang dilakukan tadi. Voya tidak menjawab
pertanyaan Kumala dengan kata, melainkan dengan cara
memperlihatkan keanehan pada dadanya. Dewi Ular menatap
lubang aneh itu dengan mata sedikit menyipit, napas ditahan,
tapi ekspresi wajah tetap tenang. Ia juga tidak kelihatan
melentur sedih, menghiba hati siapa pun orang yang
melihatnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sandhi buru-buru keluar dari ruang tamu karena aroma
busuk mulai menyengat hidung memualkan perut. Dari balik
dinding kaca yang menjadi pembatas ruang tamu dengan
teras, Sandhi memandang sekali lagi keadaan lubang busuk di
dada Voya dengan lebih cermat ,dan lebih berdebar-debar.
Ternyata percikan bunga api biru yang mirip aliran listrik itu
mengandung cairan kental, menyerupai percikan getah yang
tak pernah keluar dari batas lubang. Gerakan lendir hijau
fosfor itu rupanya mengandung belatung yang bergerak
secara serempak dan searah.
"Oke, tutuplah dulu luka gaibmu itu, Voya," kata Kumala
dengan kalem. Sandhi melangkah masuk kembali ke ruangan
tersebut. "Oh, ternyata sudah sejak tadi bau busuk itu dikalahkan
oleh bau keringat Kumala"!" pikirnya.
Hidung Sandhi menghirup udara panjang, dan bau wangi
khas tubuh Dewi Ular memang telah menguasai ruangan,
mengalahkan bau busuk tersebut. Bahkan agaknya aroma
busuk itu tak sempat tercium oleh anjing, Sehingga tak
terdengar lolongan anjing mendayu-dayu seperti tadi. Sandhi
memendam rasa kagum terhadap aroma wangi tubuh Kumala
yang bercirikan wangi cendana bercampur semacam
wewangian daun pandan itu.
"Ternyata mampu menyerap segala macam aroma tak
sedap yang ada di sekitarnya. Memang benar-benar fantastis
sekali majikanku yang satu ini. Beruntung sekali hidupku,
karena bisa tinggal bersarta bidadari asli dari Kahyangan, dan
bisa melihat langsung kesaktian kesaktiannya yang menakjubkan yang hanya dimiliki oleh para dewa dan keluarga
Kahyangan."
Kali ini Sandhi kembali akan menyaksikan keajaiban yang
tidak bisa dipahami oleh akal sehat dan tidak mudah dipercaya
oleh siapa pun. Hanya dia dan Mak Bariah yang mendapat
banyak kesempatan menyaksikan hebatnya ilmu kesaktian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dewani. Dalam rnenghadapi kasusnya Voya, pasti Dewi Ular
akan mengeluarkan kesaktiannya yang mungkin tergolong
baru bagi Sandhi dan Mak Bariah.
Buron memang segera keluar dari kamarnya setelah
dipanggil Kumala. Tapi bagi Buron, sudah tentu kesaktian
Kumala bukan peristiwa yang sangat mengagumkan. Sebab
sebagai jelmaan Jin Layon, Buron juga punya beberapa
kesaktian yang sangat ajaib dan mengagumkan di mata
manusia biasa. Hanya saja, kali ini Buron merasa terheran-heran melihat
luka berlubang sebegitu besarnya di dada Voya. Jin usil itu tak
sempat menggunakan matanya secara usil walaupun tadi
sempat melihat dada Voya, karena perhatiannya terfokus pada
jenis luka berlubang itu. Buron sempat menyangka Voya
adalah robot buatan manusia genius yang saat itu sedang
mengalami kerusakan: pada bagian elemennya. Tapi dugaan
hati Buron itu secara tak langsung dibantah oleh kata-kata
Kumala yang ditujukan kepada Voya.
"Lukamu ini sudah ada satu bulan lamanya ya?"
"Ya, kurang lebih memang satu bulan. Aku sudah hampir
putus asa, karena sudah pergi kemana-mana untuk berobat,
dan hasilnya selalu nihil. Cukup banyak biaya yang sudah
kukeluarkan untuk memulihkan tubuhku ini, tapi yang
kudapatkan hanya kekecewaan dan penderitaan batin yang
semakin menyiksa."
"Aku tahu," kata Kumala seraya manggut-manggut. "Aku
dapat merasakan penderitaan batinmu. Luka ini sendiri
memang tidak terasa sakit, bukan?"
"Nggak. Memang nggak sakit. Justru kalau disentuh terasa
geli." "Tapi luka di batinmu jauh lebih sakit dari menjalankan
hukum cambuk seribu kali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang benar."
"Apa penyebab lukamu itu?" tanya Sandhi.
"Aku sendiri nggak tahu. Setiap tabib, dukun, paranorma l
dan orang-orang pintar yang kudatangi, rata-rata mereka
tidak bisa menyebutkan jenis luka apakah yang kuderita ini.
Para medis juga nggak bisa mendiagnosa luka aneh ini.
Malahan team medis di Jepang sempat mempunyai niat untuk
mengurungku dan menjadikan lukaku ini sebagai bahan
penelitian dunia kedokteran. Aku menolak keras dan segera
pergi tanpa permisi lagi. Sejak itu aku nggak berani datang ke
rumah sakit mana pun. Aku hanya merasa yakin dengan
kesimpulan para ahli Ilmu kebatinan, bahwa lukaku ini
tergolong luka gaib Ada yang menyebutnya: Borok Neraka,
ada pula yang menyebut: Koreng Setan, atau entah apa lagi
istilah yang mereka gunakan itu, yang jelas tak satu pun
sanggup menyembuhkan luka aneh ini. Sepanjang hari
hidupku disiksa oleh perasaan malu dan kebingungan. Baru
beberapa waktu belakangan ini saja aku bisa menetralisir
guncangan jiwaku dan belajar membiasakan diri dengan
keadaan yang serba memalukan ini. Sampai akhirnya aku
bertemu dengan Hindi, lalu Hindi menyarankan agar aku
datang padamu, Kumala."
Bukan hanya rasa jijik dan ngeri yang timbul di hati Sandhi
serta Mak Bariah, melainkan rasa kasihan dan iba hati pun
cukup besar mereka tujukan kepada perempuan cantik
tersebut. Sebagai jin yang sudah menyatu dengan kehidupan
manusia, Buron pun punya rasa kasihan kepada Voya,
sehingga tak satu pun canda dan kekonyolannya terlontar


Dewi Ular 57 Asmara Mumi Tua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pada saat itu. Setelah tertegun tanpa suara selama hampir satu menit,
Dewi Ular pun berkata kepada klien cantiknya yang bernasib
malang itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lukamu itu adalah penyakit yang sangat langka, juga
termasuk penyakit yang amat kuno Pada zaman dulu orang-
orang menyebut penyakit ini dengan istilah; Mata Bangkai."
"Mata Bangkai...?" gumam Voya lirih, demikian juga
gumam Sandhi dan Mak Bariah yang sejak tadi
memperhatikan percakapan tersebut dari bangku di ruang
tengah dekat wastafel. Suara mereka yang pelan itu bernada
heran, merasa asing dengan istilah Mata Bangkai. Tapi
jelmaan Jin Layon tidak ikut menggumam, melainkan justru
segera mengomentari keterangan Dewi U lar tadi
"Aku pernah dengar tentang penyakit Mata Bangkai itu.
Ibuku pernah menyebut-nyebut apabila sedang marah
padaku. Mata Bangkai dijadikan kata makian bagi Ibu. Setelah
aku dewasa, kudapatkan penjelasan dari paman Gantranoya..."
"Algojonya para jin," sela Sandhi seakan memberitahukan
kepada Voya, sedang Buron sama sekali tak menanggapinya
serta tidak terpengaruh sedikit pun, sehingga kata-katanya itu
terkesan menyambung terus.
"... bahwa Mata Bangkai itu sebenarnya nama penyakit
yang sangat memalukan bagi penderitanya."
"Memalukan dan menjijikkan," pintas Kumala cepat.
" ... Penyakit itu dapat diderita oleh manusia maupun
bangsa roh halus, termasuk bangsa jin juga. Maka penyakit
Mata Bangkai yang tidak menimbulkan rasa sakit selain rasa
malu itu sering dijadikan bahan makian, ejekan, atau
pernyataan penghinaan terhadap pihak lawan yang sangat
dibenci. Dalam peradaban bangsa jin, kata makian 'Mata
Bangkai' jauh lebih kasar dan lebih hina daripada makian
'anjing, babi, bangsat' dan yang lainnya."
"Baru sekarang kudengar penjelasan seperti itu," kata
Voya. "Pada waktu pertama kali kusadari dadaku mengalami
luka seaneh ini, aku hanya punya satu sangkaan, bahwa aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang dikerjain orang. Ada pihak yang nggak suka padaku
dan menyantetku dengan cara seperti ini. Sebab, kemunculan
luka aneh ini memang sangat tiba-tiba, nggak pernah
disangka-sangka. Nggak ada rasa gatal, perih atau yang
lainnya. Tahu-tahu saat aku mau mandi pagi, melepas pakaian
di kamar mandi, dan ternyata dadaku sudah berlubang
mengerikan Aku langsung menjerit, langsung pingsan."
"Jadi kamu nggak tahu apa penyebabnya?"
"Nggak tahu."
Buron menyambut, "Aku sendiri juga belum pernah
diberitahu oleh paman dan ibuku, apa penyebab penyakit
Mata Bangkai itu."
"Anehnya," kata Voya makin bersemangat. "... kalau kena
air nggak basah, kena matahari nggak perih. Adem-adem aja.
Cuma di pernapasan memang terasa sakit, agak sesak."
Sandhi manggut-manggut penuh rasa heran. Buron
memandang lurus ke dada Voya, seakan tatapan matanya
dapat menembus lapisan penutup luka aneh itu Dewi Ular
sengaja membiarkan mereka bicara, saling mengungkapkan
perasaan dan pendapatnya. Setelah mereka tanpa disengaja
sama-sama diam, Dewi Ular pun mulai bicara dengan tetap
tenang, lembut dan bersahaja.
"Menurut cerita ibundaku saat beliau berkunjung ke sini,
sebagian dewa-dewi di Kahyangan merasa takut terhadap
siapa pun yang menderita penyakit Mata Bangkai. Mereka
sangat tidak ingin tertular penyakit hina itu; lebih hina dari
penyakit AIDS atau sejenisnya. Di sana ada ungkapan atau
slogan yang berbunyi: lebih baik hancur daripada bermata
bangkai Itulah sebabnya semua warga Kahyangan selalu
dibekali Aji Tolak Bangkai yang kegunaan utamanya untuk
menangkal dan melenyapkan penyakit Mata Bangkai. Bahkan
rata-rata bayi yang lahir di sana, sejak masih janin sudah
mendapat ilmu titisan dari leluhurnya, yaitu Aji T olak Bangkai."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentunya para dewa tahu dong penyebab penyakit Mata
Bangkai?" sela Sandhi dengan benar-benar ingin mengetahuinya. "Tentu saja tahu. Hanya ada satu penyebab timbulnya
penyakit Mata Bangkai, yaitu ludah!"
"Ludah..."!" gumam mereka nyaris bersamaan,
Kumala bertanya kepada Voya, "Kamu pernah tinggal di
Mesir?" "Belum," Voya menggeleng "Ke Paris, Roma, Berlin...
pernah. Tapi wilayah Timur Tengah belum pernah kusinggahi."
Kenapa gadis anak bidadari itu mengangguk-angguk kecil
sambil tertegun sesaat, yang lain memandanginya menunggu
kelanjutan dari keterangan tadi. Kini gadis bidadari itu berkata
kepada Voya. "Kamu pernah mengunjungi sebuah museum purbakala?"
"Hmm... seingatku, kayaknya belum pernah tuh."
"Mengunjungi pameran kepurbakalaan?"
"Juga belum pernah." Voya berkerut dahi tajam-tajam.
"Mengapa kau bertanya begitu, Kumala?"
"Aneh"!" gumam Kumala menatap curiga "Mestinya hal itu
pernah kamu lakukan, sebab luka berlubang di dadamu itu
disebabkan karena ludah... yaitu ludah mumi."
"Ludah mumi..."!" Sandhi, Voyadan Buron menggumam
hampir bersamaan lagi. Mak Bariah pun menggumam lirih, tak
terdengar oleh mereka yang duduk di ruang tamu.
Setelah diam beberapa saat, Voya berkata dengan
bersemangat. "Kalau diludahi seseorang, memang pernah. Tapi dia bukan
mumi!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Diludahi tepat di dadamu?"
"Benar! Kira-kira yaah... hampir sebulan yang lalulah!"
"Kalau begitu, orang tersebut adalah sesosok mumi yang
menjelma diri menjadi manusia bisa. Siapa orang yang
meludahimu itu, Voya"
(Oo-dwkz-234-oO)
4 WANITA cantik yang disanjung Sandhi sebagai wanita tegar
dan tabah itu memiliki nama lengkap: Voya Lashinta. Papanya
asli Bandung, tapi mamanya asli dari Yunani. Bahkan menurut
pengakuannya, ia lahir di kota Athena. Tapi belum genap usia
satu tahun sudah dibawa pindah oleh kedua orang tuanya ke
Yogyakarta, lalu masa pendidikan SMP-nya ditempuh di
Jakarta. Voya mempunyai dua adik perempuan. Yang satu tinggal
bersama suaminya di Ma laysia, yang bungsu baru saja
berkeluarga dan tinggal di Bali. Mereka bertiga sudah tidak
memiliki orang tua lagi. Papanya meninggal empat tahun yang
lalu, sedangkan mamanya enam tahun lebih awal dari
kematian papanya. Mereka memang berasal dari keluarga
kaya Warisan yang ditinggalkan oleh sang papa bukan hanya
berupa materi saja, tapi juga beberapa perusahaan, termasuk
delapan bank yang tersebar di kawasan Asia.
Dua perusahaan besar warisan papanya dikelola oleh Voya
sendiri. Perusahaan itu berkembang pesat berkat kepiawaian
Voya dalam membaca peta dunia bisnis masa kini. Wanita
bertubuh sekal yang tampak lincah, gesit dan cerdas itu
mengaku pernah bersuamikan orang Philipina. Namun
perkawinan yang belum menghasilkan keturunan itu hanya
mampu bertahan kurang dari dua tahun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam masa 3 tahun belakangan ini Voya merasa lebih
enak hidup menjanda ketimbang harus menjadi ladang
penghasilan seorang suami yang memiliki segudang kelicikan
dan tipu muslihat menyakitkan.
"Suatu saat aku pasti akan bersuami lagi, tapi harus lebih
selektif, lebih hati-hati dan lebih cermat lagi. Aku nggak mau
bertindak sebodoh masa laluku. Cukup satu kali saja
kebodohan itu kutelan bulat-bulat dalam hidupku,'' tuturnya
kepada Kumala, tapi ikut didengarkan oleh Sandhi juga.
Hari itu Voya tampak lebih ceria daripada hari-hari
sebelumnya. Beban penderitaan batin atas luka anehnya telah
berhasil diatasi oleh si cantik jelita; Kumala Dewi. Lubang
busuk di dadanya dapat diratakan kembali dan menjadi utuh
seperti semula berkat kesaktian Kumala yang menggunakan
gelombang hawa suci dari Aji Tolak Bangkai. Pengobatan
supranatural itu hanya diketahui oleh Kumala dan Voya. Tak
ada pihak lain yang boleh menyaksikan proses pengobatan
tersebut, karena letak luka aneh itu ada di bagian yang tak
layak dijadikan tontonan, terutama oleh lawan jenisnya.
Wanita karir yang masih tergolong muda usia itu pun tidak
akan mau jika tubuhnya yang kuning mulus dijadikan totonan
ekstra oleh mata Sandhi atau Buron. Apalagi dalam proses
pengobatan supranatural itu Voya harus melepas busananya,
tinggal bagian yang dalam saja yang dikenakan, itu hanya
bagian bawah. Bagian atasnya terbuka lepas tanpa sehelai
benang pun. Dewi Ular sengaja menyuruh pasiennya berbaring di atas
lantai berkarpet dan dilapisi kasur busa tipis. Semburan bau
busuk meluncur deras dari lubang luka yang menjijikkan itu.
Tapi dengan menahan napas di perut Kumala Dewi berhasil
mengeluarkan aroma yang wangi tubuhnya dari tiap lubang
pori-pori sekujur tubuh, sehingga bau busuk itu terkalahkan.
Hampir saja Dewi Ular cedera karena terlempar ke atas
ketika kedua telapak tangannya berada dalam jarak 10
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
centimeter di atas dada Voya. Gelombang hawa suci meluncur
deras berupa uap dingin bak biang es dari dalam freezer. Uap
itu sempat terhalang getaran gelombang gaib " yang
tersembur dari lubang luka. Kekuatan getaran gaib itu cukup
besar. Dewi Ular mengarahkan tenaganya hingga mencucurkan keringat sebesar biji jagung.
Tiba-tiba kedua telapak tangan Kumala seperti mendapat
tekanan dari bawah yang menyentak sangat kuat dan cukup
besar. Tubuh sintal Dewi Ular terlempar ke udara, hampir
membentur langit-langit kamarnya. Namun beruntung sekali ia
dapat segera menguasai kestabilan tenaganya, sehingga
hentakan kuat itu bisa cepat diredam.
Dewi Ular mengambang di udara, di atas Voya yang
terbaring pasrah dengan tubuh menggigil karena merasa
kedinginan. Seluruh indranya berada dalam batas kesadaran
yang normal. Wajarlah jika Voya menjadi sangat terheran-
heran melihat Kumala duduk bersila di udara tanpa alas duduk
apa pun. Wajar juga jika Voya sempat menjadi sangat tegang
ketika rambut Dewi Ular yang panjang itu tiba-tiba terlepas
dari gulungannya dan beterbangan ke sana-sini, menyebar
arah dan berubah warna dari hitam kemilau menjadi kemerah-
merahan, seperti rambut-rambut api.
Voya juga hampir saja memekik ketakutan dan lari
meninggalkan tempat ketika Kumala Dewi yang mengambang
di. atasnya itu mulai mengeluarkan sisik beberapa bagian
tubuhnya. Sisik itu adalah sisik naga emas, yang setiap bulan
purnama tiba menjadi bagian dari perubahan wujud Kumala,
yaitu, sebagai ular sisik emas berkepala manusia biasa. Hanya
saja, keluarnya sisik ular dari permukaan kulit tubuh Kumala
tidak sepenuhnya terjadi. Bahkan temponya pun tidak lebih
dari dua menit.
Zzzzuub, deebs...!
"Uuhhk...!" Voya mendelik kejang. Ulu hatinya seperti
kejatuhan benda berat yang sebenarnya hawa gaib padat dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua tangan Kumala Dewi. Hawa gaib padat itu menyerap
masuk ke dalam lubang luka dan bergerak-gerak seperti
meremas organ tubuh bagian dalam. Memang tidak begitu
sakit, tapi terasa mual sekali di perut. Hampir saja Voya
tersentak muntah akibat gerakan hawa gaib padat itu.
Beberapa saat kemudian, posisi Kumala yang me layang di
udara segera turun ke lantai seperti biasa.
Sekujur tubuh Voya mulai merasa hangat. Kehangatan itu
terasa berpusat dari ulu hatinya, lalu menyebar ke sekujur
tubuh. Napas pun mulai terasa lega, ringan dihirup, lapang
dihembuskan lewat hidung maupun mulut. Pada saat itulah
sebenarnya kondisi Voya mulai pulih. Lubang luka aneh
tertutup rapat tanpa sisa seujung jarum pun. Aroma busuk tak
tercium lagi. Bentuk dada Voya menjadi sekal, indah, dan
menantang selera lelaki, dan layak dijadikan kebanggaan
baginya. Semua benda yang selama proses pengobatan tadi
bergetar kini menjadi tenang kembali. Derak suara dinding
kaca sudah tidak ada. Gemerincing denting lampu kristal di
ruang tamu pun menjadi bisu. Hembusan angin yang selama
proses pengobatan sempat menderu-deru dengan arah tak
menentu, kini normal kembali. Sandhi dan Buron yang malam
itu hanya bisa menunggu di ruang tengah mulai
menghembuskan napas, sebab mereka tahu bahwa proses
penghancuran Mata Bangkai sudah selesai. Mereka tinggal
menunggu hasilnya. Baik Sandhi maupun Buron sama-sama
yakin betul bahwa Kumala telah berhasil mengalahkan
kekuatan gaib ludah mumi yang melubangi ulu hati Voya


Dewi Ular 57 Asmara Mumi Tua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lashinta. "Kalau dia gagal, pasti,terjadi kegaduhan hebat di dalam
kamar. Mungkin pintu atau dinding kaca seberang sana akan
pecah," kata Buron yang agaknya memang sangat tahu persis
tentang ciri-ciri keberhasilan atau kegagalan si Dewi U lar itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun keadaan Voya sudah pulih seperti sediakala, tapi
ia masih harus selalu berhubungan dengan Kumala. Persoalan
yang dihadapi sekarang bukan lagi tentang borok Mata
Bangkai, tapi tentang si pemilik ludah mumi itu. Sebab dalam
hal ini Kumala Dewi terang-terangan mendesak Voya agar
menemukan orang tersebut dalam ingatannya.
"Cari terus dalam ingatanmu, siapa orang yang meludahi
dadamu kala itu!" tegas Kumala walau tetap berkesan akrab.
"Cepat atau lambat, kita harus bisa menemukan orang itu,
Voya." "Bukankah sudah cukup dengan memulihkan keadaan
dadaku" Apakah kau menaruh dendam kepada orang itu?"
"Ini bukan persoaten dendam. Bukan juga sekedar
penghinaan terhadap dirimu. Sekarang aku baru ingat, bahwa
kasusmu ini ternyata ada hubungannya dengan kasus-kasus
lainnya, yaitu tentang surat berdarah yang sudah merenggut
empat korban!"
"Surat setan itu maksudmu"!" kata Voya sambil mengutip
istilah yang sering dipakai di koran-koran mengenai 'surat
setan' itu. Mendengar kata-kata Kumala itu dahi Sandhi berkerut. Ia
merasa heran, mengapa persoalannya Voya ada hubungannya
dengan kasus munculnya surat setan.
"Apa maksud Kumala berkata begitu, ya Ron?" bisik Sandhi
kepada jelmaan Jm Layon. T api karena Buron saat itu sedang
sibuk ingin menelepon kekasihnya: Shayu, maka pertanyaan
bisik-bisik, itu kurang mendapat respon baik dan membuat
Sandhi menggerutu tak jelas sambil bersungut-sungut. Buron
cuek saja. Sebelum ia diberi tugas khusus oleh Kumala, ia
merasa punya kebebasan bergerak dan bersikap.
Kumala sengaja membiarkan Buron sibuk dengan urusan
pribadinya bersama Shayu, janda kaya yang jatuh cinta sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Buron, (Baca serial Dewi Ular dalam episode:
"KORBAN KUTUKAN").
Untuk saat ini Kumala memang belum melibatkan Buron,
lantaran ia masih harus meneliti ulang apa yang telah ia
temukan dalam renungannya. Jika nanti hasil analisa batinnya
sudah dinyatakan positif oleh beberapa bukti dan alasan,
maka Buron harus segera dilibatkan untuk menemukan si
pemilik ludah mumi itu.
Sayang sekali selama dua malam sejak Voya dipulihkan
keadaannya, janda cantik itu masih belum bisa menemukan
ingatannya tentang wajah orang yang pernah meludahinya.
Bayangan orang tersebut sulit diingat. Setiap Voya mencoba
memusatkan konsentrasinya pada adegan ketika ia diludahi,
maka kepalanya menjadi sakit seperti ditusuk-tusuk jarum,
dan ingatan dalam konsentrasinya menjadi simpang siur.
Seolah-olah seribu wajah bertumpuk menjadi satu dalam
benaknya, sehingga sulit dikenali satu persatu.
Repotnya lagi, masalah gangguan dalam kepalanya itu
tidak dikatakan Dewi Ular. Voya merasa malu dan tak enak
hati kalau untuk urusan kecil seperti itu harus mengadu
kepada Kumala. Menurut penilaiannya sendiri, ia menjadi seperti anak kecil
jika masalah sakit kepala dan kekacauan konsentrasinya harus
diadukan kepada si anak bidadari itu.
"Di mana peristiwa itu terjadi" Kamu ingat" " pancing
Sandhi ingin coba-coba membantu ingatan Voya.
"Aduh, tempatnya aja kok bisa sampai lupa sih?" Voya
jengkel sendiri, memukul-mukul kepala sambil berdecak dan
mendesah berulang-ulang.
"Apa alasan orang itu meludahimu, apakah juga nggak bisa
diingat-ingat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari kemarin aku belum berhasil menemukan alasan atau
penyebab diriku diludahi oleh seseorang. Yang kuingat
hanya... aku pernah diludahi oleh seseorang, sekitar satu
bulan yang lalu. Entah siapa orangnya, di mana tempat
kejadiannya, apa alasannya, bagaimana tindakanku selanjutnya... itu nggak bisa kujawab, Sandhi! Nggak bisa
kuingat sampai detik ini! Gila kan namanya"!"
Memang menjengkelkan kondisi seperti itu, tapi juga
menggelikan. Sandhi sempat tertawa melihat Voya masih
terus berusaha mengingat-ingat masalah itu sampai bibirnya
dimonyong-monyongkan. Tapi di balik tawa Sandhi tersimpan
kecurigaan yang belum sempat disadari oleh Voya sendiri.
Barangkali Kumala pun belum menyadarinya juga.
"Kita bicarakan kondisi otakmu kepada Kumala, supaya..."
"Ah, nggak usahl Masa' persoalan kayak gini saja harus
bilang-bilang padanya" Ntar diasangka aku perempuan
berotak bebal"!".
"Voy, kegagalanmu mengingat peristiwa itu secara lengkap
bukan disebabkan karena otak bebal atau daya ingat yang
lemah. Aku curiga, ada yang nggak beres dalam otakmu,
terutama daya ingatmu."
"Kamu pikir aku udah jadi gila gara-gara borok Mata
Bangkai kemarin, ya" Hmmm, sorry... aku masih waras San!"
Voya mencibir dan masih kelihatan ingin membanggakan diri,
tak mau dianggap ber-IQ rendah. Sandhi tak membantah,
justru bersikap sabar karena Voya masih salah mengartikan
kata-katanya tadi.
"Aku yakin, kamu perempuan berotak cerdas, Voya. Tapi...
kalau komputer aja bisa error, apalagi otak manusia, Voy "
"Sialan! Kau pikir otakku lagi error, ya" Ngaca luh!" Voya
jadi geli sendiri. Tak segan-segan tangannya memukul pundak
Sandhi. Senyum indah pun mekar di bibir Sandhi yang tidak
sehitam bibir seorang perokok berat. Ia segera memahami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karakter Voya yang tidak mau dianggap rendah oleh
temannya, tapi juga tidak mengharapkan pujian muluk-muluk.
Diam-diam Sandhi pun mendekati Kumala Dewi setelah
majikan cantiknya itu selesai mandi sore. Cuaca redup, tapi
bukan karena mendung, melainkan karena senja makin tua.
Kumala sudah persiapkan diri untuk pergi menemui Pramuda.
Ia ingin kenalkan Voya kepada Pramuda, karena Voya
berminat untuk ikut ambil bagian dalam salah satu proyek
yang akan ditangani perusahaannya Pramuda itu.
"Mal, tolong periksa kondisi otak Voya," bisik Sandhi.
"Sepertinya dia mengalami keganjilan dalam otaknya tuh."
"Tumben perhatianmu sampai ke situ?" sindir Kumala
seraya tersenyum geli. Sandhi sedikit kikuk menutupi senyum
tersipu-sipunya.
"Sudahlah, pokoknya tolong kamu periksa sistem kerja
otaknya. Soalnya aku curiga sekali terhadap ketidak
mampuannya mengingat peristiwa ludah mumi itu."
"Kalau begitu nalurimu mulai tajam, San."
"Tajam bagaimana?"
"Cepat menemukan gangguan gaib dalam diri seseorang,
meskipun masih bersifat kira-kira. Tapi itu sudah merupakan
ketajaman naluri yang cukup bagus, San."
"Jadi kamu juga menemukan keganjilan dalam s istem kerja
otak Voya?" suara Sandhi semakin pelan, karena mereka
bicara di samping ruang makan, sementara Voya ada di ruang
tengah. "Itulah sebabnya aku nggak mau mendesak dia lagi untuk
mengingat-ingat wajah orang yang meludahinya tempo hari.
Tadi siang waktu kami bicara di ruang kerjaku, aku sempat
meneropong, kondisi daya ingatnya, sempat ikut membantu
mencari wajah si pemilik ludah mumi dalam benaknya, dan...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kutemukan penyebab ketidak mampuan Voya mengingat
orang tersebut."
"Apa penyebabnya?" desak Sandhi.
"Seperti yang pernah dialami oleh teman kita; Gerry."
Sandhy segera ingat wajah tampan imut-imut polos milik
pemuda bernama Angger atau Gerry. Pemuda itu pernah
mengalami ketidak mampuan mengingat masa lalu, karena
seluruh memory dalam otaknya dihapus, atau, dicuri dengan
kekuatan gaib untuk disingkirkan di suatu tempat. Berkat
bantuan Kumala, pemuda itu bisa memperoleh, memory masa
lalunya lagi, sehingga daya kerja otaknya pun menjadi normal,
cerdas seperti semula, (Baca serial Dewi Ular dalam eposide:
"TEROR MISTERIUS").
"Tapi untuk kasus yang kali ini, kayaknya aku mulai
kewalahan, San," bisik Kumala. "Memang nggak seluruh
memory dalam otak Voya dicuri orang atau dihilangkan, hanya
sebagian kecil dari f ile dalam ingatannya itu hilang. Tapi justru
file tentang si pemilik ludah mumi itulah yang sengaja dihapus
oleh pihak yang nggak ingin dikenang maupun diingat Voya.
Hilangnya bagian itu membuat Voya nggak akan bisa
mengingat-ingat lagi tentang ciri-ciri s i pemilik ludah mumi."
"Tapi kok dia sampai nggak bisa ingat; di mana peristiwa
itu terjadi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kasus
tersebut?"
"Memory itu dihapus bersama tembusannya, maka wajar
saja kalau hal-hal kecil lainnya yang masih berkaitan juga ikut
terhapus!"
Sandhi menggumam sambil manggut-manggut lirih.
"Apa kamu nggak bisa mengembalikan memory yang
terhapus itu?" tanya Sandhi penuh harap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Secara diam-diam sudah kucoba dua kali, tapi masih
gagal. Mungkin butuh waktu khusus untuk menanganinya
sampai berhasil."
Sandhi menyampaikan penjelasan Kumala itu kepada Voya.
Tapi tanggapan Voya datar-datar saja. Dia menganggap
analisa itu buatan Sandhi sendiri dan terlalu mengada-ada.
Sebab pikirnya,
"Mana mungkin ada orang yang bisa menghapus ingatan
orang lain untuk beberapa bagian tertentu saja"!"
"Mungkin jiwaku masih dibayang-bayangi perasaan senang,
lega, dan gembira yang berlebihan, karena dadaku bisa utuh
kembali. Perasaan yang berlebihan itulah yang membuat
konsentrasiku belum bisa bekerja sepenuhnya, seperti hari-
hari kemarin."
"Yaah... pendapat itu memang masuk akal," kata Sandhi
dengan sabar. 'Tapi kayaknya Kumala mau menangani
masalah gangguan daya ingatmu itu pada waktu khusus nanti.
Siapkan saja dirimu dan waktumu buat mengembalikan daya
ingat tersebut."
"Apakah aku boleh menolak rencana itu?"
"Kalau bisa jangan deh. Ini demi kepentingan pribadimu,
juga demi kepentingan kita bersama. Sebab kalau file yang
terhapus itu nggak dikembalikan seperti semula, lantas
bagaimana kita bisa mengetahui s i pemilik ludah mumi itu?"
"Anggap saja dia sudah mati. Beres! Ngapain pusing-pusing
mikirin dia sih?"
"Bukankah tadi Kumala sudah bilang pada kita, bahwa
pemilik ludah mumi itu berkaitan erat dengan kasus
munculnya surat berdarah" Menurutnya, darah yang dikirim
melalui surat tersebut dapat mempengaruhi nasib orang yang
melihatnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cuma melihat darah yang dituliskan pada kertas surat itu
saja masa' bisa mempengaruhi nasib seseorang sih?"
"Darah yang lenyap sendiri setelah dibaca seseorang itu,
dipastikan oleh Kumala sebagai darah mumi. Padahal menurut
pengalaman spiritualnya, sebagian besar darah mumi itu
mengandung kutukan maut, yaitu merenggut nyawa orang
yang pertama kali memandanginya. Bagi orang kedua, ketiga
dan seterusnya nggak kena pengaruh kutukan darah tersebut,
Voy. Makanya, mereka yang menjadi korban pasti orang
pertama yang melihat tulisan darah pada kertas surat itu, tak
peduli apakah dia si pemilik nama pada alamat surat atau
bukan. Pokoknya orang pertama yang melihat darah itu pasti
mati!" Handphone Voya berdering. Sandhi menahan diri untuk
tidak melanjutkan bicara, sementara Voya langsung
menyambut si penelepon yang sudah diketahui orangnya
lewat nomor yang muncul pada displaynya. Sandhi berlagak
tak menyimak, tapi sebenarnya sangat ingin tahu apakah si
penelepon seorang lelaki atau seorang wanita " Ia juga diam-
diam memperhatikan nada bicara Voya saat itu, santai atau
formil " Mesra atau biasa " Entah mengapa tiba-tiba Sandhi
jadi ingin tahu hal-hal seperti itu. Bahkan ia merasa kesal jika
Voya menerima telepon dari seorang lelaki.
"Perasaanku sudah mulai edan nih! Gawat'" pikirnya sambil
menahan rasa malu dan geli sendiri dalam hati. Anehnya, hati
Sandhi nekat merasa lega setelah tahu penelepon itu adalah
seorang perempuan yang bernama Fifin. Agaknya perempuan
itu teman dekat Voya, terbukti cara Voya menyambutnya
dengan-ceria, penuh canda, bahkan terkesan akrab sekali.
"Hallo" Ada apa Tuan Putri Fifin, Ratu Ganjen..."!" tawa
sedikit parau berhamburan seenaknya. Sandhi menikmati
suara tawa yang bagirya dapatmembangkitkan gairah asmara
pemuas cinta. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh, sorry deh, kalau petang ini aku nggak bisa. Aku
punya urusan sendiri, Fin. Tapi kalau malam-malaman, oke aja
sih.... Memangnya siapa aja yang mau datang nanti",Hmm,
terus..." Eh, cowok luh itu datang juga nggak" Yaah... suruh
pulang aja deh cowok luh nanti. Habis, kalau elu bawa cowok,
gue mau bawa apa" Uuh, sorry ya... memangnya gue tante
girang" Parah luh, Fin....!"
Sandhi dapat menyimpulkan percakapan melalui HP itu.
Fifin dan beberapa orang rekannya lagi mengadakan acara


Dewi Ular 57 Asmara Mumi Tua di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kecil-kecilan di Kiss Cafe. Acara itu tidak akan menjadi seru
dan meriah jika tanpa Voya Bisa tidak bisa Voya diwajibkan
datang dalam acara tersebut. Voya tidak memberikan
kepastian, sebab ia tidak punya pasangan yang cocok buat
bergabung dengan mereka.
Entah sengaja atau tidak pernyataan itu diucapkan keras-
keras di depan Sandhi, yang jelas hati Sandhi sempat deg-
degan karena merasa akan mendapat peluang emas untuk
menjadi orang yang akan menemani janda cantik itu,
walaupun hanya semalam saja. Repotnya, usai membahas
acara tersebut dengan Fifin, Voya sama sekali tidak
membicarakannya kepada Sandhi.
Bahkan membahas
kekonyolan Fifin pun tidak sama sekali.
"Kita jadi ke rumah Pramuda kan?" justru itu yang
ditanyakan. Dengan memendam rasa dongkol Sandhi menjawab, "Jadi
dong. Kumala sudah standby tuh."
"Kok lama sih" Dari tadi dia masuk kamar dan nggak
keluar-keluar lagi lho. Coba tengokin sana!"
"Kalau dia di dalam kamar sampai berjam-jam berarti,, dia
sedang lakukan hubungan gaib dengan papa-mamanya di
Kahyangan."
"Jadi, sekarang dia sedang dialog dengan orang tuanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin saja begitu, karena sudah hampir satu jam belum
keluar juga dari kamarnya."
"Udah pukul tujuh lewat nih. Kita mau berangkat kapan?"
Sandhi jadi semakin kesal, seolah-olah Voya bosan ngobrol
dengannya di serambi itu. Senyum Sandhi pun mulai bernada
sinis. "Udah nggak sabaran, ya" Kepingin cepat sampai di Kiss
Cafe?" sindir pemuda itu. la sengaja menyinggung Kiss Cafe
supaya dijadikan bahan percakapan selanjutnya. Tapi
harapannya kali ini juga tidak terkesampaian. Voya tidak
membahas Kiss Cafe, tapi hanya tertawa sumbang, seakan
menertawakan saltingnya Sandhi saat itu. Makin geregetan
Sandhi dibuatnya.
"Ntar lama-lama gue pelet pakai Aji Tunduk Seta luh!"
geram Sandhi dalam hati. Ia memang punya ilmu pelet
pemberian Buron yang mampu membuat wanita seangkuh apa
pun menjadi tunduk bertekuk lutut mengharapkan kepuasan
cinta darinya. Tapi apakah pantas kekuatan ilmu pelet itu ditujukan
kepada Voya, sementara sikap Voya sendiri sebenarnya sangat
bersahabat dan ramah padanya" Kalau tidak diguna-guna
pakai ilmu pemikat, sikap Voya seperti selalu memancing
gairah Sandhi, bikin Sandhi jadi tersiksa sendiri batinnya Maka
tertegunlah Sandhi mempertimbangkan langkahnya.
(Oo-dwkz-234-oO)
5 PRAMUDA sampai sekarang belum kawin juga. Padahal
usinya sudah hampir 35 tahun, sudah cukup matang, bahkan
sudah hampir busuk. Kumala sendiri sempat merasa heran
dengan selera hidup kakak angkatnya itu. Pramuda bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dingin terhadap perempuan. Justru ia getol coba-coba
kehangatan wanita di sana-sini. Anehnya, tidak satu pun dari
sekian banyak wanita yang terpilih menjadi istrinya.
"Kalau memang nggak cocok, nggak sesuai dengan
seleraku, masa' mau dipaksa-paksain"! Memangnya istri itu
sama dengan kaos kaki, kalau nggak pas bisa dipas-pasin"!"
gerutunya sambil bersungut-sungut ketika Kumala mendesak
untuk yang kesekian kalinya. Saran dan pandangan yang
berkaitan dengan masalah single fighter-nya tetap akan
dianggap suatu desakan menuju jenjang perkawinan. Sebab
kalau Kumala sudah bicara soal itu, pasti ujung-ujungnya
mengecam gaya hidup membujang yang dianut Pramuda dari
dulu. Pria tampan dan sekarang menjadi pengusaha sukses sejak
bisnisnya didampingi Dewi Ular itu adalah orang pertama yang
menemukan Kumala, ketika gadis itu turun ke bumi, dibuang
dari Kahyangan. Pramuda itulah yang menampung Kumala,
membawanya dari jalan tol di tengah malam sewaktu hujan
turun deras, (Baca serial Dewi Ular dalam episode "ROH
PEMBURU CINTA"). Karena itulah Kumala tidak bisa
melupakan Pramuda begitu saja, juga tidak bisa membiarkan
Pramuda hidup sendirian dialam kehidupan manusia ini.
Hubungan mereka memang sering mengalami cekcok, tapi
tidak sampai membekas di hati masing-masing. Mereka sudah
seperti kakak beradik, sehingga tak ada kecanggungan lagi
dalam kebersamaan mereka di mana pun berada. Kumala dari
dulu salut kepada jiwa Pramuda. Sekali pria itu menganggap
Kumala sebagai adiknya, maka pantang baginya untuk
mengusik nakal pribadi gadis itu. Sering juga Kumala tidur
seranjang dengan Pramuda, baik di rumah pria itu maupun di
rumahnya sendiri, tapi tidak sedikit pun ada kenakalan yang
dilakukan oleh pria tampan yang sering dijuluki play-boy
primitif itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sejak aku menjadi adikmu, kuhitung-hitung sudah 23
perempuan yang jadi pacarmu, tapi nggak pernah ada yang
kamu nikahi. Lolly, dulu kamu anggap satu-satunya
perempuan yang sesuai dengan seleramu, malah kamu
sempat hidup serumah dengannya selama 3 bulan. Tapi
endingnya toh tetap saja... putus!"
"Aku nggak cocok sama keluarganya Lolly. Pemeras semua;
dari papanya sampai adik-adiknya mata duitan semua!"
''Tapi Lolly-nya nggak mata duitan kan?"
"Kalau udah jadi istriku baru akan kelihatan sifat mata
duitannya itu. Pasti deh!"
'Terlalu naif kamu menilai hati seorang wanita, Pram."
"Udah deh, kamu nggak usah pusing-pusing mikirin
hidupku. Aku masih suka dengan gaya hidupku begini, biarin
ajalah." Memang sulit menyikapi seorang saudara angkat yang
punya prinsip hidup itu. Kumala hanya sering merasa cemas
akan kesehatan Pramuda.Hampir tiap ma lam jarang ada di
rumah. Kalau belum ada janji lebih dulu, siapa pun sulit
menemui Pramuda di rumahnya yang megah dan keren itu.
Apalagi belakangan ini Pramuda lebih sering tidur di hotel
berbintang, hal itu membuat Kumala sangat mengkhawatirkan
kondisi fisik Pramuda. Sebab jika pria itu berma lan di hotel
sudah pasti begadang dengan para eksekutif muda sebaya
dengannya, atau memeras tenaga memburu kepuasan
bercinta dengan wanita bookingnya. Pengaruhnya dalam jiwa
pun sangat kurang baik.
"Bukan perusahaan saja yang perlu dimenej, tapi
rutinitasnya hidup pun perlu dimenej. Kalau nggak gitu.
keropos luh sebelum usia lima puluh tahun."
"Biarin saja!" Begitu jawaban Pramuda kalau mendengar
saran Kumala dalam hal pribadinya. Kumalapui tidak merasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sakit hati, dan tidak jemu-jemu menyisipkan saran-saran
berikutnya dalam setiap pertemuan, sebab ia tahu betul watak
Pramuda memang sedikit egois kalau sudah menyangkut
masalah-masalah yang bersifat sangat pribadi baginya.
Karena itu, secara diam-diam dan halus sekali Kumala
punya rencana menjodohkan kakak angkatnya itu dengan
janda cantik dan kaya, dinamis dalam berkarir. Siapa lagi
kalau bukan Voya Lashinta yang menurut Kumala punya daya
tarik sendiri sesuai selera Pramuda selama ini. Kumala yakin,
Pramuda akan tertarik kepada Voya, karena Pramuda juga
menyukai wanita bertubuh sekal, berpinggul lebar, berdada
tidak terlalu montok sekali, tapi juga tidak berkesan murahan
dalam gaya dan penampilannya. Point-point itu ada pada
Voya, sehingga Kumala berani mencoba menjadi comblang
bagi hubungan mereka berdua nantinya.
Pramuda mengaku memang pernah dengar nama wanita
karir Voya Lashinta, tapi ia belum pernah bertemu muka
dengan wanita itu. Pramuda merasa tidak keberatan
menunggu kehadiran Kumala dan Voya di rumahnya, karena
Kisah Membunuh Naga 12 Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo Bloon Cari Jodoh 30
^