Pencarian

Bocah Berdarah Hitam 2

Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam Bagian 2


Ketika mereka sudah masuk mobil, tapi masih
menunggu kedatangan suster Anifa, tahu--tahu pedagang
souvenir yang tadi berlari-lari menghampiri Emafie.
"Nyonya... Nyonya... sebentar!"
Pramuda dan istrinya menatap dengan rasa heran.
"Nyonya, kalau nggak-mau beli dagangan saya,
hmm.... saya mau kasih adik manis ini satu kalung, boleh
nggak" Naah, ini kalung yang pantas buat adik manis... !"
"Ehli, nggak usah, Pak. Kami.... "
"Oo; ini gratis, Tuan... gratis! Biarlah buat tanda mata
dari saya. Tapi harus adik manis ini yang mengenakannya,ya?"
"Aduh, jadi ngerepotin dong kami, Pak?" kata Emafie
sambil membiarkan orang itu memakaikan kalung di leher
Adhella. Kalung itu terbuat dari tali hitam dengan liontin
tempurung hias yang di tengahnya diberi batuan, kecil
warna hijau giok.
"Tuuuh, jadi makin cakep adik manis ini!" katanya
dengan ceria, dan tawanya terkekeh-kekeh mengharukan
hati. Emafie membuka dompetnya. "Berapa sih, Pak?"
"Eh, saya tadi bilang apa, gratis! Heh, heh, heh.'..
berarti, nggak usah bayar, Nyonya."
"Kita nggak mau ngerugiin Bapak," sahut Pramuda.
"Ooh, saya nggak rugi kok. Nggak rugi!" jawabnya
berapi-api. Lalu, menyambungnya dengan suara pelan.
"Asalkan, Tuan atau Nyonya mau sampaikan salam saya
pada Kumala Dewi..."
"Kumala Dewi... "!"
Pramuda tersentak kaget sekali mendengar nama
adik angkatnya disebut-sebut.
"Bapak kenal dengan Kurnala"!"
Pak tua itu tidak menjawab pertanyaan tersebut, tapi
melanjutkan ucapannya yang tadi. "Katakan kepada
Kumala Dewi... masuk melalui lubang kepala..."
"Masuk melalui lubang kepala" Maksudnya
bagaimana, Pak?"
"Terima kasih, Tuan, Nyonya.... "
Kemudian ia berlari-lari kecil menghampiri rombongan wisata yang baru datang sambil berseru.
"Cinderamataa... cinderamata... Kalung, gelang, Akan
dikenang... !"
"Hey, Pak! Tunggu dulu! Paaak... !"
"Kejar dia, Pa!"
Pramuda keluar dari mobil menuju ke arah belakang
mobil, karena bus rombongan wisata itu di belakang
mobilnya. Ia berusaha mencari pak tua tadi di antara
orang-orang yang baru turun dari bus tersebut. Tetapi
sampai beberapa saat lamanya Pramuda tak berhasil
menemukan si pedagang souvenir. Akhirnya ia kembali ke
mobil. "Dia udah nggak ada. Entah ke mana tadi!"
"Bukankah tadi dia ke belakang sana"!"
"Iya tapi sudah kucari di antara mereka, tetap nggak
ada!" "Huhh, ya udahlah...itu suster Anifa sudah keluar dari
toilet! Iih, aku jadi merinding dengar dia menyebutkan
nama Kumala Dewi"!"
"Siapa dia sebenarnya"!"
Suster Anifa masuk lewat pintu belakang. Pramuda
dan istrinya sampai lupa tak menegur lamanya Anifa di
toilet, karena mereka sibuk membicarakan pak tua yang
menurut mereka sangat misterius itu: Mobil mulai mau
jalan. Anifa berkata kepada Emafie.
"Biar saya yang pangku, Nyonya... !"
"Dhella sama suster Ani, ya?"
Anak itu menggeleng. Tapi mamanya tetap
mengangkat dia dan menyerahkan ke belakang. Suster
Anifa menerima Adhella. Baru saja mobil bergerak maju;
terpaksa, harus direm mendadak, karena Pramuda
mendengar suara Anifa memekik.
"Hahh ... !! Siapa kasih kalung ini"! Aaah,
aaaahh,aaaaaaahhh... !!"
"Paaa...?"!" Emafie juga memekik melihat Anifa
berteriak dengan tubuh memancarkan cahaya merah
redup. Makin lama makin dipenuhi .cahaya, dan cahaya itu
pun padam seketika. Blaaab...! Suara jeritan. Anifa
menjauh dan lenyap dari pendengaran mereka.
"Astaga ... !" sambil Pramuda meraih tubuh anaknya
yang sempat terlempar ke jok samping. la segera memeluk
Adhella yang menangis.
"Apa yang terjadi sebenarnya"!" seru Ematie dengan
panik. Lalu, ia melihat seseorang menghampiri mobilnya
dengan sempoyongan.
"Naah, itu dia Anifa.. ?" !" serunya lagi.
"Hey, bukankah kamu tadi sudah masuk ke Mobil?"
tegur Pramuda. "Maaf, Tuan... saya jatuh di dalam toilet. Seperti ada
yang memukul kepala saya, dan kaki saya jadi lumpuh
sebentar, nggak bisa buat berdiri..." seraya ia
memperlihatkan pakaian putihnya yang kotor dan basah,
menandakan ia benar-benar jatuh.
"Celaka! Kalau begitu tadi yang kemari bukan Anifa
asli. Entah makhluk apa tadi yang menjelma menjadi
Anifa!" kata Pramuda.
"Untung bapak tua tadi memberi Dhella kalung,
dan... astaga, kalung itu ikut lenyap bersama lenyapnya
makhluk tadi, Pa"!"
Cukup mudah menarik kesimpulan setelah suatu
peristiwa terjadi. Bahwa ada pihak lain yang menghendaki
Adhella. Entah makhluk dari alam mana, yang jelas ia
menginginkan Adhella dengan menyamar sebagai Anifa.
Dapat dipastikan makhluk lain itu sudah sejak tadi
mengincar Adhela, sejak ia menyesatkan arah mobil Jaguar
itu ke jalan yang lengang dan bertepian hutan beringin.
Tetapi karena seorang lelaki tua mengarahkan mobil
itu ke jalan lain, maka tujuan makhluk itu gagal. Ia masih
mengejarnya sampai ke restoran, Ia melumpuhkan Anifa di
toilet, lalu merubah diri sebagai suster yang amat
dipercaya oleh Emafie untuk mengasuh Adhella. Tapi
usahanya itu justru membuatnya hancur karena Adhella
mengenakan kalung pemberian pak tua yang misterius itu.
Seandainya Adhella tidak mengenakan kalung itu, maka
Pramuda dan Emafie akan kehilangan anaknya dalam
perjalanan, bersama lenyapnya suster palsu itu.
Mereka tak akan. bertemu lagi dengan Adhella,
seandainya mereka menolak pemberian kalung dari pak
Tua, yang kini diyakini Pramuda sebagai lelaki tua yang
mengarahkan mobilnya ke jalan sebenarnya. Kini
masalahnya adalah, siapa pak tua itu sebenarnya"
Dan, apa maksud pesan yang harus disampaikan
kepada Kumala Dewi"
Pramuda dan Emafie- mencoba memecahkan arti
kalimat pesan yang berbunyi: "masuk melalui lubang
kepala ..."
Namun mereka tak menemukan jawaban dari arti
kalimat pesan itu.
*** 4 Gadis kecil berwajah cantik imut bak boneka, kini
diam tertunduk dengan bibir cemberut. Menampakkan
rasa takut la sedang kena omel 'sang kakak' yang disegani.
Masalahnnya, anak itu telah bikin ulah yang membuat
Kumala Dewi kalang kabut mencarinya ke sana-sini.
Hilangnya Barbie dari tempat tidurnya memang
sempat membuat heboh seluruh penghuni rumah. Kumala
hampir menangis karena tak berhasil mendeteksi energi
kesaktian yang dimiliki Barbie. Padahal anak itti
rnenyimpan bayi dalam kandungan yang bukan miliknya,
melainkan milik istri Fardan. Bayi dan kandungan itu harus
dikembalikan pada pemilik sebenarnya.
Lalu, pada saat Kumala Dewi tertegun kebingungan,
Ia ingat kesaktian anak itu ketika berada di alam hampa
gaib. la pernah diserang anak itu, namun ketika dicari
penyerangnya tak ditemukan. Ternyata sipenyerang
bersembunyi dalam lapisan udara yang ada di alam
tersebut. , "Jangan-jangan dia masuk ke dalam lapisan udara.
lagi"!" pikir Kumala Dewi, lalu segera masuk ke kamar
Barbie lagi. Aji Mata Dewa digunakan untuk menyisir
seluruh udara yang ada di kamar tersebut. Sampai
akhirnya Kumala menemukan lapisan udara di sudut
kamar yang bergerak-gerak seperti permukaan air.
Dengan sinar hijau kecil seperti jarum yang
terpancar dari ujung jarinya, Kumala Dewi merobek
lapisan udara itu. "Weeesst....! Maka, tampaklah Barbie
sedang berdiri memeluk boneka panda dengan wajah
polos dan mata memandang sendu. Kumala Dewi segera
meraih anak itu, lalu memeluknya kuat-kuat. Setelah
merasa lega, barulah tiba giliran anak itil untuk diomeli.'
Kumala sengaja menutup kamar, dan bicara empat mata
dengan Barbie, agar si anak tak merasa malu mendapat "
omelen di depan orang lain.
"Lain kali kakak nggak mau lihat kamu bertingkah
kayak gitu! Kakak capek dibuat pusing oleh tingkahmu,
Barbie! Kalau kakak capek, maka kamu mau ke mana saja,
kakak nggak mau peduli lagi!"
"Maa,.. maaf, Kak Mala..."
"Ya, kali ini kakak maafkan. Tapi berjanjilah untuk
nggak akan bikin ulah kayak tadi"
"Iya, aku janji... nggak kayak tadi lagi."
"Bagus. Sekararig, coba Icasih alasan pada kakak,
kenapa kamu pakai ngumpet segala di situ"! Kenapa kamu
berlagak ngilang, hm"!"
"Habis, aku'., aku mencium bau iblis. Aku.... aku
yakin di sini ada iblis,.. jadi, aku'ngumpet dulu, Karena..;
karena aku nggak suka sama bau iblis,'..." .
Kumala, terbungkam sesaat ia tahu apa yang
dimaksud Barbie. Bau ibiis yang dimaksud tak lain adalah
jati diri Audy. Rupanya dengan kesaktiannya anak itu bisa
mengenali bau iblis, dan tentu saja mengenali bau jin.
Karena, Barbie sering berselisih dengan Buron. Itu karena
Barbie mungkin tidak menyukai aroma khas sesosokjin'.
"Kak Audy memang dari bangsa iblis. tapi dia sudah
menjadi teman baik kakak. Dia ada di pihak kita, seperti
halnya Bang Buron Jadi,. kita harus mau menerima
mereka. Siapa pun yang ingin berteman atau bersaudara
dengan kita, harus kita terima baik-baik. Jangan kita
memusuhi karena kesalahan masa lalu mereka. Itu tidak
baik, Ngerti?"
Berbie mengangguk. Kumala Devvi mencoba
memahami .dan memaklumi emosi dan daya nalar seorang
bocah yang masih, butuh bimbingan dalam menentukan
sikap hidupnya. Kumala merasa tak layak menyalahkan
Barbie sepenuhnya, sebelum ia memberinya pelajaran dan
pernahaman tentang makna sebuah pesahabatandan
persaudaraan. "Nah, sekarang ayo... kakak kenalkan Barbie sama
Kak Audy. Dia bukan musuh kita. Mau kan?".
Barbie mengangguk. Kemudian ia dibawa keluar
kamar. Kumala memperkenalkan Barbie kepada Audy,
"KakAudy... kenalin ini Barbie, adik Kak Mala yang paling
cantik," ujar Kumala membesarkan hati Barbie. Audi
paham gaya bahasa itu. sehingga ia bersikap manis
menerima kehadiran Baibie.
"Aduuuh, cantiknya adik Kak Mala, ya" Siapa
namanya?" "Kata Kak Mala... namaku Barbie..."
Audy menerima uluran tangan Barbie dan mereka
pun berjabatan tangan. Tapi tiba-tiba Audy tersentak
dpngan mata membelalak dan tubuh mengejang.
Tersentak-sentak. Kelojotan.
"Aaahkk...!!"
"Bie ..! Lepaskan!"'.sergah Kumala sambil menarik
tangan Barbie. Begitu lepas dari genggaman tangan Barbie,
Audy terhempas jatuh terduduk di lantai berkarpet.
Napasnya terengah-engah.
"Kenapa begitu, Barbie"!"
. "Aku... aku nggak apa-apain kok. Aku cuma pegang
tangannya. Nggak ngapa-ngapain. .," ia menggeleng sangat
lugu. Kumala Dewi tak sanggup menghardik atau
memarahinya. Rupanya apa yang dilakukan Barbie atas diri
Audy adalah diluar kesadaran anak itu Ada gerakan gaib
yang dapat bereaksi secara refleks pada saat anak itu
tidak menghendaki reaksi tersebut.
"Kau baik-baik saja, Audy?"
"Yaah, yaah..'.,"Audy mengangguk-anggukkan kepala.
"Aku cuma merasakena strom listrik bertegangan tinggi,
seperti tadi kupegang telapak kaki paman dewa di kamar.
Cuma, yang ini nggak telalu besar. Masih besar tegangan
yang ada di kaki paman Dewa Jenaka tadi. Huubhfff...!!" '
Kumala Dewi berbisik, "Apakah kau bisa mengetahui
darimana asal kesaktiannyai'"
"Nggak tahu deh. Kepalaku jadi pusing. ' Duuhhh...."
Audy masih sedikit terengah-engah. "Minta air putihnya
dong...!" Sandhi bergegas pergi rnengambilkan air minum


Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk Audy. "Memang ada kesamain dengan getaran gaib yang
ada di kaki Dewa Jenaka itu. Tapi aku nggak yakin, apakah
berasal dari satu sumber atau berbeda sumber. Karena,
tadi tangan itu buru-buru kau tarik dan lepas dari
tanganku. Belum menyentuh inti gaibku. Dan, kayaknya...
kalau sampai menyentuh inti gaibku, aku bisa lebih celaka
lagi, Aku nggak mampu menahannya tadi."
Sekali lagi Kumala Dewi menceritakan secara
singkat darimana asalnya anak itu, dan seperti apa kondisi
kesaktian yang dimiliki anak itu sebenarnya. Audy hanya
bisa mengungkapkan kesimpulan batinnya.
"Anak ini memiliki kesaktian cukup berbahaya. Kau
harus hati-hati padanya, Kumala. Menembus daya ingatnya
saja adalah sesuatu yang sulit dilakukan apalagi
melumpuhkan sendi-sendi kesaktiannya. Selama ia dalam
pembinaan yang baik, maka ia akan menjadi anak baik-
baik. Tapi jika dalam pembinaan yang liar, maka ia bisa
lebih liar dari setan mana pun."
Satu persatu persoalan harus ditangani dan
diselesaikan. Kumala Dewi tetap mengutartiakan pemulihan kesaktiannya Dewa Jenaka, karena dewa itulah
yang memegang kunci penyelesaikan bayi dalam
kandungan Barbie. Sedangkan daya ingat Barbie dapat
dipulihkan dengan cara lain, walau pun Cara itu belum
ditemukan oleh Kumala..
Kini yang ditanyakan oleh mereka adalah,
mampukah Kumala berpisah dengan Barbie seandainya
Barbie sudah pulih ingatannya dari kembali pada orang
tuanya" Sebab, tampaknya makin hari Kumala semakin
jatuh cinta pada anak itu.
*** Persediaan garam di dapur sangat menipis. Mak
Bariah belum membelinya lagi. Mau tak mau siang itu juga
Kumala menyuruh Sandhi mengantarkan Mak Bariah ke
pasar untuk membeli garam halus. Cukup banyak garam
yang dibeli, karena Kumala Dewi memperkirakan butuh
garam lebilh dari satu kilogram untuk melepaskan medan
gaib yang melapisi auranya Dewa Jenaka.
Garam-garam itu dituang semua dalam sebuah
tampah berukuran sedang.. Dewi Ular mengerahkan
kesaktiannya, sehingga kedua telapak tangannya
mengeluarkan kabut hijau tipis. Kabut itu bergumpal-
gumpal di atas garam, kemudian terhisap seluruhnya
masuk ke dalam garam. Menyatu dengan garam,
membuat warna garam tidak putih lagi, tapi putih agak
kehijauan. "Pakai kacamata Hitam'' Kumala mengingatkan Audy
ketika jelmaan iblis betina itu ingin membantu menaburkan
garam. Siapa saja boleh menaburkan garam ke tubuh Dewa
Jenaka, tanpa harus menggunakan tenaga gaib , atau
kesaktian apapun. Maka, Sandhi pun ikut membantu
menaburkan garam dari tampah tersebut. Setiap garam
yang dihamburk.an ke tubuh Dewa Jenaka selalu
menimbulkan percikan cahaya merah dan suara letupan
kecil . Craat. preetaak, prriiitikk, traaataar, taarr, preetiik,
prcefik .! Dan, setiap garam yang dilemparkan bukan hanya
menghambur tapi terserap hilang dari pandangan mata
awam. Hanya Audy yang melibat garam-garam itu terhisap
oleh cahaya menyilaukan yang disebut medan gaib.
menurut pengiihatannya cahaya menyilaukan itu . masih
berpendar-pendar. Belam bisa padam walaupun semua
garam sudah disiramkan ke tubuh Dewa Jenaka.
"Apa masih kurang garam sebanyak itu?" tanya
Buron kepada Kumala Dewi, tapi Audy yang menjawab
pertanyaan tersebut..
"Kurasa sudah eukup."
"Apakah berkurang cahaya medan gaibnya itu?"
"Belum. Kalau kacamata ini kubuka, aku masih
nggak akan sanggup menerima silaunya cahaya medan
gaib." "Lalu kenapa-kau bilang sudah cukup?" tanya
Sandhi! "Yaaa, kita tunggu sajalah. Kalau Iintah ditaburi
garam, apakah dia langsung lepas" Pasti menunggu
beberapa saat, kan?"
"Lepasnya lintah tidak membutuhkan waktu !ama.
tapi kalau lintah bermuatan energi gaib seperti ini, pasti
butuh waktu agak lama," kata Kumala Dewi yang segera
memahami kata-kata Audy tadi.
Mereka keluar dari kamar. Kebetulan saat itu dering
telepon terdengar,Sandhi lebih dulu menyambut telepon
tersebut. Kamudian ia menyerahkan gagahg telepon padia
Kumala Dewi. "Bang Pram mau bicara. Penting katanya," Dewi Ular
segera menyapa kakak angkatnya. la baru ingat sejak tadi
HP tak diaktifkan sehingga Pramuda terpaksa menghubungi telepon rumah. Biasanya Pram, lebih suka
menghubungi HP, karena bisa langsung bicara dengan adik
angkatnya yang cantik dan sexy sekali itu.
"Hallo, ya. Aku belum bisa ngantor dulu, Pram Ada.;.."
"Aku bukan mau bicara soal kantor," sahut Pramudal
"Ada masalah' yang harus kubicarakan denganmu. Aku
mengalaminya tadi malam, sepulangnya aku dari berlibur."
"Ooh..." Masalah apa" Bicarakan sekarang saja."
Nggak bias, harus kubicarakan di depanmu., Nggak
cukup ceritanya kalau cuma lewat telepon. Nanti. sore aku
mau ke rumah sama Emafie. Kamu ada di rumah?"
"Ada. Pukul berapa kalian mau datang?"
"Menjelang petanglah. Ini menyangkut masalah
Adhella!. Ada yang ingin menculik Adhella, tapi dia bukan
manusia biasa "
Kumala Dewi diam sebentar. Sinyal gaibnya
memantau keadaan Adhella seketika itu juga. Sesaat
kemudian baru bicara lagi.
"Tapi sekarang dia dalam keadaan aman-aman saja
kok. Okey nanti ceritakan semuanya. Aku tunggu
kedatangan kalian
"Ya."
Sekarang aku mau mulai meeting sama orang-
orangnya Mister Andrew. Sampai ketemu nanti Mala!"
"Okey, Sukstes ya,. J"
Tiba-tiba si kecil Barbie keluar dari kamar dan
bertanya, "Kakak... Adhella itu siapa?"
Dahi Kumala berkerut sekcjap. Rupanya anak itu
menyadap. pembicaraan di telepon tadi. Tentu saja ia
menyadap dengan kekuatan supranaturalnya. Tapi
mungkin saja penyadapan itu di luar keinginan Barbie,
Terjadie secara otomatis...
"Adhella itu anaknya Paman Pram dan Bibi Ema.
Kenapa?" "Anaknya lebih kecil dariku, ya?"
Dengan sabar dan tetap lembut Kumala mengangguk. "Ya, umurnya masih sekitar empat tahun."
"Ooo,'Barbie menggumam, lalu tak melanjutkan
bicara. Tapi sepasang matanya yang bundar indah itu
melirik ke sana-sini. Tak tenang. Maka, dalam hati Kumala
pun tahu, ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Barbie,
namun sepertinya ia ragu-ragu. Bisa karena merasa takut,
bias juga karena merasa tak yakin pada dirinya sendiri.
"Kenapa" Kamu mau bilang apa, Sayang" Bilang aja"
sambil Kumala berlutut dan merangkulnya. Mencium
pipinya yang gembul tapi bukan tembem. Tak terlalu besar.
'"Aku boleh nggak main sama Adhella,. Kak?"
"Bofeh saja. Nanti kalau Adhella kemari, kamu main
sama dia,ya?"
"Iya, Biar nanti kalau nenek tua itu mau ambil
Adhella lagi, aku tonjok mukanya sampai penyok, hiii...hiii...
hiii....hiii Dewi Dlar ikut tertawa, tapi sumbang. Karena dalam-
hatinya ia bicara pada dirinya sendiri.
Ooo,.rupana anak ini tahu kalau ada pihak yang mau
menculik Adhelia. Bagus sekali teropong gaibnya"'' Lewat
suara Iembutnya Kumala bertanya, "Kapan kamu melihat
nenek tua mau ambil Adhella?"
"Hmmm, nggak tahu. Aku cuma. lihat bekas
bayangannya aja kok. Tadi waktu di kamar aku
melihatnya."
"Apakah sekarang nenek tua itu masih membuntuti
Adhella?" "Udah kabur ! Kebakar, angus. Tapi nenek-nenek.
lain masih ada. Masih berkeliaran mencari ,anak seusia
Adhela kok."
"O, ya!.. " Dimana kau lihat nenek-nenek lainnya itu"
"Di sini.Barbie menunjuk kepalanya. Maksud anak
itu, didalam alam pikirannya ia melihat nenek-nenek
berkeliaran mencari anak seusia Adhella, tentu saja hal itu
membuat Kumala Dewi memperhatikan bola mata Barbie
untuk menyadap alam pikiran anak itu.
Ternyata dalam pikiran Barbie terdapat sekitar lima
sosok wanita berambut panjang, beruban, dan bermuka
peot. Lima sosok wanita itu memiliki mata cekung dengan
berbeda-beda bentuk wajah. Dua diantaranya tampak
memiliki sapasang taring pada giginya. Mereka berpencar
ke berbagai arah, seperti sedang mencari sesuatu yang
harus mereka temukan secepatnya."
"Bayangan khayal atau memang pantauan dari
dimensi gaib".!" tanya Kumala dalam hatinya. Ia sulit
membedakan antara khayalan anak itu dengan pantauan
gaib dari penglihatan batinnya. Yang jelas kelima bayangan
nenek itu adalah sosok-sosok yang memiliki kesaktian
tersendiri, Jubah mereka berlainan warna, dan masing-
masing dari mereka memegang tongkat yang berlainan
bentuknya. "Barbie," Bisik Kumala. "Siapa kelima bayangan
nenek dalam benakmu itu" Kau mengenali mereka?"
Barbie menggeleng "Mereka nggak bisa dengar-
suaraku, jadi aku nggak bisa tanyakan siapa mereka."
"Oooo..ya sudah. Kamu nggak usah coba-coba lagi
bertanya pada mereka, ya" Nanti kamu ikut-ikutan diculik
dan dibawa kabur oleh mereka. Nantir kakak cari-cari
kamu sabil nangis lho."
"lya, Kak. Aku nggak akah bicara lagi sama mereka
kok" jawab Barbie dengan patuh, seolah-olah ia tak ingin
Kumala kebingungan meuncari dirinya, seperti yang
digambarkan dalam kata-kata Kumala tadi.
. Dalam hatinya Kumala berkata, "Kalau begitu,
bayangan yang ada dalam benaknya itu bukan sekedar
khayalan semata, la melihat dengan alam pikirannya,tapi
tak mampu mengirimkan suara kedalam alam pikirannya
itu. Hhmm, sepertinya akan terjadi sesuatu yang
mengganggu ketenangan hidup manusia di bumi."
Dewi Ular segera dekati Buron dan bicara secara
bisik-bisik. , "Awasi terus Barbie, Ada pihak yang sedang
mengincar anak seusia dia. Entah mau untuk tumbal apa
anak-anak seusia dia itu:. Yang jelas, Adbhella, anaknya
Bang Pram, sudah bampir menjadi korban penculikan..''
Buron manggut-manggut "Pelakunya manusia biasa atau
bukan?" "Sepertinya penghuni alam sana. Aku melihat
gambaran rupa mereka lewat bayangan benak Barbie"
"Okey. Aku awasi dia mulai sekarang!' Kata Buron
dengan tegas menunjukkan loyalitas dan kepatuhannya
kepada sang Dewi Ular yang tak perlu disangsikan lagi.
Lewat tengah hari keadaan Dewa Jenaka ditengok
kembali. Dengan mengenakan kacamata hitam. Audy
mengetahui bahwa kemilau dari pancaran cahayanya
medan gaib itu mulai reda. Tidak seterang tadi.
"Sudah berkurang. Pancaran cahayanya juga nggak
sekuat tadi. Tapi kayaknya aku masih nggak mampu
melihatnya tanpa kaca mata hitam ini."
"Apakah perlu kita lakukan tabur garam lagi?"
"Kurasa nggak perlulah, Energi saktimu telah
berpengaruh cukup bagus, menurutku. Masih butuh waktu
beberapa saat untuk melemahkan medan gaib itu. Meski
kau tambah, juga tak akan mempercepat proses
pelumpuhannya."
Kali ini handphone Audy berdering. Ia juga punya
klien sendiri, karena beberapa orang pernah dibantu
olehnya dalam kasus bernuansa mistik. Rupanya kali ini
seseorang sengaja menghubungi Audy untuk meminta
bantuan berkenaan denggh dunia mistik;
"Aku pergi dulu sebentar,' menangani kasusnya
klienku. Kanti aku kembali lag! ke sini. Bisa kan?"
"Ya silahkan. Layani dulu klienmu dengan baik.
Jangan malu-maluin dunia supranatural kita."
Pesan itu tak pernah berani disanggah Audy. Kumala
Dewi sering menyampaikan pesan serupa dengan
pengaruh wibawa dan kharismanya yang tak sanggup
dikalahkan olehAudy. Pesan semacam itulah yang
membuat Audy tak berani terlalu liar dan ganas dalam


Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memenuhi tuntutan gairah mesumnya. Ia berusaha. urttnk
bermairin rapi agar tak menjatuhkan citra dunia
supranatural. Sebab, beberapa orang telah mengakui
kehebatan Audy sebagai seorang paranormal papan atas.
Ketika langit mulai redup di awal petang, sebuah
mobil Jaguar memasuki halaman rumah Kumala setelah
Sandhi membukakan pintu gerbangnya. Pramuda datang
bersama Emafie. Sayangnya, mereka tak membawa
Adhella dan suster Anita. Hal itu membuat Barbie Sedikit
kecewa karena tak jadi mendapat teman untuk bermain.
Pramuda dan istrinya mengawali cerita mistdri yang
mereka alami dari turunnya hujan, sampai bertemu dengan
seorang lelaki tua, dan pertemuan. Mereka dengan
pedagang Souvenir. .Cerita itu diakhiri dengan lenyapnya
suster palsu. Lalu, Emafie yang tampak menggebu-gebu
dalam penuturannya mengulang cerita saat pedagang
souvenir memberi kalung kepada Adhelia, dan pesan untok
Kumala yang berbunyi: " masuk melalui lubang kepala... "
"Sampai sekarang aku belum bisa menemukan apa
makna dari pesan seperti itu," kata Pramuda
menambahkan pesan tersebut kepada,Kumaia,
"Masuk..melalui lubang,.. kepala;,." Kumala bicara
pelan sambil merenung. "Siapa vang Harus masuk" Lubang
kepala bisa. hidung, bisa mulut, bisa telinga.,.. " Tapi,
kepala siapa yang dimaksud?"
Ketika mereka membahas tentang makna pesan itu,
Sandhi yang tidak ikut dalam pembicaraantersebut segera
menemui. Kumala. Ia tampak terburu-buru dengan wajah
sedikit tegang.
"Ada suara dari dalam kamar itu, Kumala."
"Suara.."!"
"Ya, suara seperti orang: merintih, atau mengigau,.
nggak jelas"
Pramuda tertarik dengan pemberitahuan tersebut.
"Ada apa sebenaraya?" ? Kumala Dewi segera menjelaskan
secara singkat tentang keberadaan Dewa Jenaka di
rumahnya Termasuk cerita tentang penemuan bocah sakti
yang diberi nama Barbie, dan keadaan barbie yang
sekarang berperut buncit karena mengandung bayi titipan.
Emafie penasaran, ingin melihat apa yang terjadi di kamar
perawatan Dewa Jenaka itu. Kumala Dewi tak' keberatan.
Emafie memaksa suaminya untuk melihat seperti apa
sosok seorang dewa itu, sebab ia memang belum pernah
melihat dewa yang sebenarnya,
Suara erangan seperti orang mengigau tadi temyata
datang dari mulut Dewa Jenaka. Matanya masih terpejam,
tapi kepalanya sudah miring kekiri. Ia sudah mulai bisa
mengeluarkan suara namun belum bisa .membuka mata." ;
Agaknya garam ramuan Dewi Ular itu telah,
membuat medan gaib makin berjturang. Atau mungkin
Saat itu medan gaib itu sudab hilang sama sekali Tapi
keadaan itu belum dapat membuat Dewa jenaka
memperoleh kesadarannya lagi.
"Paman... Paman Dewa..." Ini aku Kumala Dewi...
paman bias dengar suaraku"! Paman..."!"
Berkali-kali suara Kumala dibisikkan di telinga Dewa
jenaka, tapi tak ada reaksi yang menunjukkan bahwa sang
dewa mendengar suara Kumala. Ia belum bias menerima
sinyal dari luar. Sesekali mengerang kecil, sesekali diam
tak berkutik seperti orang tertidur nyenyak.
Ketika Emafie masuk bersama Pramuda, perempuan
itu terpekik dengan suara tertahan. Tangannya buru-buru
membungkam mulutnya sendiri. Demikian juga dengan
Pramuda yang terbelalak kaget tanpa suara yang dapat
terlontar dari mulutnya.
"Ada apa"!" Tanya Kumala kepada mereka berdua.
"Oorr... orang itu... orang itu yang memberikan
kalung pada Adhella," kata Emafie sambil menunjuk ke
ranjang dengan tangan gemetar. la segera lari keluar
dengan ketakutan, sedangkan suaminya diam terpaku
dengan mata terbelalak tak berkedip."
"Apa benar kata Ema tadi?" .tanya Kumala kepada
Pramuda. Pertanyaan itu menyadarkan Pramuda dari
keterpakuannya.
'Bee.... Beee... benar. ,Aku lihat sendiri! Aku masih
ingat wajahnya, alisnya yang lebat putih, tulang pipinya,
dandan dialah yang titip pesan pada kami..."masuklah
melalui lubang kepala... Ya, dialah orangnya!"
Di luar kamar hal itu dibicarakan dengan cukup
heboh. Emafie tampak tegang sekali, hingga napasnya
terengah-engah, Dia yang merasa melihat jelas wajah
penjual souvenir dari jarak sangat dekat, Dia juga yang
meyakinkan bahwa pak tua penunjuk jalan diwaktu hujan
itu adalah oraflg yang dilihatnya terbaring di dalam kamar
tadi. "Berarti kalian sudah ditemui roh Dewa Jenaka.
Beliau pasti tahu tentang hubungan kita, jadi beliau
menitipkan pesan untukku melalui kalian. Ketika beliau
melihat pandangan mata kalian disesatkan oleh pihak yang
menginginkan Adhella, beliau mencoba menyelamatkan
kalian dengan cara memandu perjalanan. Dan memberikan
kalung penangkal gangguan gaib untuk Adhella."
"Pa, berarti yang selamatkan kita kemarin adalah roh
dewa! "Ya. Tapi mana kita tahu kalau dia adalah roh
dewa"'Kalau tahu begitu, kubeli semua dagangan .
souvenirnya itu"
"Kalau begitu, sekarang biarlah aku sendiri yang
memecahkan teka-teki dari pesan beliau. Pasti sangat'
berguna untuk menyelesaikan kasus. Yang sedang
kutangani ini," kata Kumala kepada suami-lstri itu.
Baru saja Pramuda mau bicara, tiba-tiba HP di dalam
saku celananya berbunyi; Dia tangguhkan sebentar untuk
melihat siapa peneleponnya. Jika tak penting, ia tak akan
menyambut telepon itu.
"Suster telepoh, Ma... Kau saja yang terima, aku mau
bicara dengan Kumala, ."maka handphone itu pun
diserahkan pada istrinya.
"Begini, Kumala aku hanya berharap supaya..." '
Emafie memekik, membuat kata-kata Pramuda
terputus. "Apa..."! hilang..."! Kamu ngomong yang. betul,
Suster! Anakku hilang bagaimana maksudmu"!"
"Biar aku yang bicara!" sahut Pramuda dengan wajah
tegang. Ia merampas HP dari tangan istrinya.
"Ya,.ini Tuan,.. bagaimana maksudmu, Suster"!"
Emafie mulai menangie. Kumala Dewi segera
meraihnya dalam pelukan ketika Emafie mengatakan,
"Anakku hilaaaang....!!"
Pramuda pun menjadi pucat pasi, setelah
mendengar penjelasan dari suster pengasuh Adhella. Ia
duduk dengan lemas. Belum bisa bicara untuk beberapa
saat. Matanya menjadi. merah, antara sedih dan
kemarahan yang meledak-ledak.
"Adhella hilang... lenyap begitu saja, ketika... ketika
suster mengambilkan air minum.. Dia lenyap di depan
mata Suster Anifa!"
Ada yang telah mengambilnya!" suara Kumala mulai
berat, "Kekuatan gaib itu telah berhasil mengambil Adhella
dan. .." "Kumala...., sergah Sandhi yang berdiri diantara
ruang tengah dengan ruang tamu, Semua menatap Sandhi.
Tapi saat itu Sandhi diam tak bergerak tak bersuara. Hanya
saja ia tampak .mendengarkan suara yang sedang dilacak
kebenarannya. Matanya bergerak pelan-pelan kearah
kamar anak-anak.
"Ada suara tawa," ujarnya dengan nada befbisik
tegang. "Suara tawa Barbiedan.. . dan suara tawa anak
lain..." Mereka menyimak suara yang dimaksud Sandhi.
temyata memang benar, dari dalam kamar Barbie
terdengal suara cekikikan selayaknya anak-anak sedang
bermain dengan gembira. Suara tawa itu bukan hanya ;
suara Barbie saja, tapi ada suafa kecil lain yang mengiringi
suara tawanya Barbie.
Dewi Ular bergegas menghampiri kamar itu.
Pramuda, Emafie dan Sandhi ikut menghampiri kamar , itu
juga Dengan satu sentakan cepal Kumala membuka pintu
kamar tersebut. Wuuut.....!
*** 5 Kesaktian macam apa sebenarnya yang dimiliki oleh
gadis kecil seusia Barbie" Sebagai manusia biasa Sabdhi
tak habis piker, bagaimana mungkin Barbie bisa
memindahkan Adhella dari rumah yang jauh ke dalam
kamarnya. PadahaJl menurut pengakuan suster Anifa, ia tak
melihat sekelsebat bayangan pun yang menghampiri
Adhella. La hanya melihat dengan mata telanjang Adhella
tahu-tabu lenyap dari tempat duduknya, seperti ditelan
bumi. Adhella sendiri yang ditemukan di kamar Barbie
tidak merasaheran ketika Kumala dan papa-mamanya
masuk ke kamar itu. Adhella masih cekikikan main pukul-
pukulan dengan Barbie memakai guling. Setelah mamanya
terpekik menyebut namanya, Adhella turun dari ranjang
dan berlari menghampiri sang mama dengan tawa
gembira. "Aku menang dua kali, Ma. Dia pukul dadaku,buuk.
..aku pukul kepalanya, buuuk... bukkk. eeeh, dia mabok,
Ma... jatuh deh... hihihihi.., Lucu sekali dia, Ma. "
Barbie berdiri di ranjang sambil tertawa-tawa.
"Kakak.... Kakak... masa aku dipukul kepala pake guling,
tuiiing;. eeeh, aku keliyengan terus jatuh. Pinter sekali dia,
Kak... Hihihihi..'. Adhella,. ayo main lagi, yuuk.,'!
"Ayooo.., siapa takut!"
"Eeeh, udah, udah.!.. Mainnya nanti lagi. . Sekarang
jagoannya pada istirahat dulu, ya?" cegah Kumala- yang tak
bisa marah, bahkan tersenyum geli mendengar kedua anak
berceloteh dalam kegembiraan versi mereka. Pramuda dan
Emafie juga tak bisa bilang apa-apa selain tersenyum
sumbang sambil merasakan kelegaan hati vang luar biasa
indahnya. Andai ternyata bukan Barbie yang menculik
Adhelia, entah bagatmana jadinya hati mereka berdua saat
itu. Buron merasa tak enak hati pada Kumala. "Aku
sudah awasi dia dari luar kamar, tapi aku tidak tahu kalau
dia ambil Adhella dengan kesaktiannya. Aku nggak bisa
mendeteksi apa saja yang akan dia lakukan, Kumala."
'"Lakukah sebisamu saja," kata Kumala dengan nada
bijak. Bagaimana pun juga ia tahu bahwa kesaktian Buron
memang sulit mendeteksi kesaktiannya Barbie. Hanya
saja, Kumala Dewi tak sampai hati kalau harus
mengatakan bahwa Barbie lebih sakti dari Buron
Kedua anak itu semakin akrab. Mereka bermain
bukan di dalam kamar, tapi di ruang tamu. Dengan begitu,
segala apa yang dilakukan mereka berdua dapat dipantau
langsung oleh Kumala dari yang lainnya.
Terutama pemantauan dari Buron yang tak henti-
hentinya mengawasi mereka berdua, termasuk selalu
mendeteksi keadaan sekeliling mereka.
Audy menelepon dari tempatnya. Mengatakan bahwa
ia belum bisa kembali ke rumah Kumala karena harus
menyelesaikan kasus kliennya yang agak. berat, Kumala
dewi dapat memaklumi hal itu, dan tidak merasa kesal
sedikit pun. Justru Audy disarankan untuk segera
menghubunginya jika perlu bantuan energi tambahan.
Pukul Sembilan lewat sedikit, Pramuda dan Emafie
pamit pulang. Mereka sempat meminta maaf. karena tak
dapat membantu Kumak Dewi memecahkan teka-teki
pesan roh Dewa Jenaka itu.
"Nggak apa-apa, ini memang bukan bidang kalian.
Aku akan mencoba mencari jawabanaya sendiri."
Barbie melepas kepergian Adhella dengan penuh
pengertian. la mengantar Adhella sampai masuk ke mobil
Namun saat itu ada kata-kata Barbie.yang ditujukan pada.
Adhella tapi membuat mereka yang dewasa menjadi
tercengang. "Dhella,,jangan lupa ya, bikin nama yang bagus buat
bayi dalam perutku ini ya" Bentar lagi mau keluar Iho.
Jangan... .hmmbb.....
"Hussy... !Barbie.,.,?" "Kumala Dewi langsung
membungkam mulut anak itu dengan tangannya.
"Nggak boleh ngomong begitu" Nggak' baik'' Kumala
bura-buru membawa masuk Barbie, Sementara Prapmuda
bergegas pergi meninggalkan rumah itu. Di dalam mobil
Adhella sempat berkata pada mamanya dengan lugu
sekali." "Mama, sfi Barbie lucu deh . Dia bilang perutnya ada
bayi, bentar lagi mau keluar, Aku tadi bilang, kasih nama
Itong aja,Hi hi hihi...!"
Pramuda dan Emafie tak dapat berkomentar apa-
apa. Terbayang oleh mereka alangkah gemparnya jika anak
sekecil Barbie benar-benar harus melahirkan seorang bayi,
padahal ia belum cukup umur dan tentunya Belum
memiliki sarana yang memadai untuk keluarnya sang
jabang bayi. Andai hal itu dialami oleh Adhella, Ooh... tak
berani Emafie membayangkan hal itu terjadi pada anaknya.
Mengerikan sekali....
"Barbie, lain kali kamu nggak boleh bilang sama
siapapun kalau di dalam perutmu ini ada bayinya ya"'
Kumala memberi pengertian dengan sabar dan hati-hati
sekali, "Memangnya kenapa kok nggak bolteh?"
"Karena anak seusia kamu belum waktunya
menyimpan bayi dalam perut, Bagi orang-orang, hal itu
sangat memalukan."
"Habis, Adhella tadi tanya terus, kenapa perutku
gendut begini" Apa isinya" Yaah, aku jawab saja,isinya bayi


Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bentar lagi akan keluar, kamu mau kasih nama siapa
begitu^" Kak, Eeseh dia bilang, suruh kasih nama Itong.
Haak, hak, haaak, haak... Barbie tertawa ngakak seperti
orang dewasa layaknya.
La berkata Jagi, "Adhella lucu deh, Kak: Masa kasijfi
nama Itong, apaan tuh Itong"! Hiik, Mik, hiik,
Dewi Ular sempat beradu pandang dengan Sandhi,
juga menatap Buron yang kala itu sedang menatapnya
juga. Mereka seakan-akan mempunyai satu pertanyaan
yang sama, yang diwakili oleh kata-kata Sandhi kepada
Kumala Dewi. . "Menurutmu, apa benar dia akan melahirkan.
dalam waktu dekatf'
Dewi Ular menarik napas, Tampak. bingung
menjawabnya, .Tapi saat itu Buron berbisik pada Sandhi,
"perutnya makih membesar, Aku khawatir apa yang ia
katakan itu menjadi kenyataam Dia punya naluri kesaktian
yang dapat mengetahui hal-hal yang akan terjadi, tapi yang
nggak sempat diketahui orang lain."
Kumala berlutut dan bertanya dengan lembut pada
Barbie, "Sayang! kenapa kamu bilang begitu pada Adhella"
Apa benar kamu akan melahirkan sebentar lagi?" .
"Nggak tahu deh., iya kali.
"Jawab yang benar, Barbie. Kamu pasti tahu!" tegas
Kumala. "Aku cuma lihat dalam bayanganku,, bayi ini sudah
kepingin keluar, Kak. Dia bingung nggak tahu bagaimana
keluarya."
?"Duuh, gawat, desis Kumala Dewi sambil
mengalihkan wajah kearah samping. Ja memendarom
kecemasan yang sempat tertangkap oleh pandangan mata
Sandhi dan Buron. Mereka pun akhirnya. Ikut cemas juga
mendehngar jawabaan Barbie tadi.
"Kumala, sini sebentar.. ! panggil Buron dengan
sertius. Tak biasanya ia. berani memanggil Kumala dengan.
sikap seperti itu. Kumala curiga, merasa yakin ada hal
penting yang membuat Buron berani bersikap begitu. Ia
membawa Kumala agak menjauhi Barbie.
"Banyak hal yang belum kita ketabui, tapi, sudah dia
diketahui, Kenapa kita nggak coba saja untuk
memanfaatkan dia?"
"Memanfaatkan bagaimana?"
"Tanyakan pada dia, bagaimana cara memulihkan
kekuatan Dewa Jenaka". Siapa tahu dia bisa punya
jawabahnya"!"' ,
"Ah, ngaeco aja kamuP! Sambil Kumala menepiskan
tangan di depan wajah Buron. la terkesan tak berminsat
membahas gagasan tersebut. Tapi sebentar kemudian hati
kecil Kumala membenarkan pendapat Buron yang^ secara
sepintas seperti ide konyol itu.
"Boleh juga ide Buron tadi. Sesuatu yaog belum
pernah kucoba, barangkali saja mempunyai manfaat .yang
sahngat berguna. Meski pun bukan berarti. Menyelesaikan
masalah, tapi siapa tahu bisa menjadi awal dari
penyelesaian masalah ini?"
Sewakfa di villa, Barbie sering-berada di dekat tubuh
tua yang terbaring tanpa daya itu. Tapi ia tak pernah bilang
apa-apa kecuali .menanyakan siapa pak. tua yang tidur
terus itu. Kumala sendiri tak gernah menjejaskan
persoalan yang dihadapi oleh Dewa Jenaka, Barbie hanya
tahu bahwa ada seorang yang harus disebutnya. 'kakek',
sekarang sedang tidur panjang. Hanya itu pengertian yang
dimiliki Barbie tentangDewa Jenaka,
Namun sekarang anak itu dibawa masuk oleh
Kumala Dewi ke kamar perawatan. Ia diajak menengok
keadaan "sang kakek' yang tadi. sudah bisa mengerang,
tapi sekarang tidak terdengar lagi suara erangannya
Kumala Dewi tadi pun sudah sempat mencoba
mengalirkan hawa saktinya ke tubuh Dewa Jenaka, :
namun memantul balik hingga tubuhnya terdorong sendiri..
Artinya, hawa sakti Kumala Dewi belum bisa mencembus
lapisan dinding gaib. Mungkin masih ada sisa medan gaib
yang tidak mudah ditembus energi saktinysa, sehingga
harus menunggu sampai medan gaib itu hilang sama
sekali. "Kakek belum bangun juga dari dulu, ya Kak?" .
"Belum. Kakek masih sakit. Barbie! Kasihan, ya?"J
"Iya."
"Kamu punya bayangan apa tentang kakek saat ini?"
Anak itu diam. Matanya melirik ke atas, seperti
layaknya orang sedang membayangkan sesuatu yang
muncul dalam benaknya. Sandhi dan Buron ada di pintu.
Tak ikut mendekat. Namun mereka selalu memperhatikan
gerak-gerik Barbie.
Beberapa saat kemudian anak itu tersenyum geli,
tapi masih memandang ke atas seolah-olah melihat
sesuatu yang lucu dalam khayalannya sendiri.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya Kumala pelan dan
lembut sekali. "Kakek mukanya lucu. kalau sedang kaget. Matanya
bundar,. mulutnya,melongo..." Lalu, ia menirukan bayangan
yang dilihatnya.
"Hooohh. . ?"! Begitu, Kak.. hii, hii, hii.."
"Apakah dia akan sembuh?"
"Sembuh Kakek juga akan bangun," sambil Barbie
menerawang. Tapi tak berkepanjangan, karena Kumala
mengajukan pertanyaan lagi yang membuat Barbie haras
segera menyudahi terawangannya.
"Apakah kau tahu bagaimana cara menyembuhkan
kakek?" "Kakak kan udah dikasih tahu caranya, kok masih
tanya aku sih?"
"Kakak belum tahu caranya, sayang. Kamu pasti
tahu. Kamu kan anak yang pintar dan... dan anak yang
sakti, yang cantik, yang mungil dan yang sayang sama
kakak" Barbie tertawa senang dipuji demikian.
. "Ayo, dong... kasih. tahu Kakak, bagaimana caranya
bikin sembuh kakek" Biar dia bisa bercanda- canda sama
kita, Bie."
"Iih, Kak Mala kan udah tahu caranya."
"Cara yang mana?"
"Cara yang tadi... masuk... lewat
lubang kepala...
Begitu, kan?"
"Kok dia tahu pesan itu?" bisik Sandhj kepada
Buron. Pandangan mata Kumala segera tertuju pada
mereka berdua, Kumala juga terkejut mendengar Barbie
bisa mengucapkan pesan dari roh Dewa Jenakaitu.
"Barbie," kata Kumala lagi dengan sabar. "Kakak
nggak tahu apa artinya kata-kata itu: Siapa yang masuk?"
"Ya, Kak Mala dong... masa' Bang Sandhi yang
masuk." "Jadi, kakak hams masuk lubang kepala" Masuk ke
hidungnya kakek, begitu?"
"Hi, hi, hi,hi... bukan hidung."
"Lubang mulutnya kakek?"
"Hak, hak, hak, hak.,. bukan lubang mulut, Kakak!"
"Habis yang dimaksud lubang kepala itu apa?"
"Cari aja di kepala kakek, pasti ada lubangnya.
Ketutupan rambut sih, jadi nggak kelihatan dari sini, Kak"
Dewi Ular berkerut dahi. Segera mendekati Sandhi
dan Buron. Mereka berkasak-kusuk di depan pintu.
"Kepala paman dewa ada Iubangnya, kata dia"! "
"Mungkjn saja."
"Ah, tapi..."
"Dia dewa lho!" kata Buron. "Bisa saja dewa memiliki
sesuatu yang aneh, dan menjadi kunci rahasia
kekuatannya"!"
Sandhi yang semula tak yakin akan hal itu akhirnya
memberi saran pada Kumala Dewi.
"Coba saja dicari..siapa tahu benar-benar ada lubang
di sela-sela rambut yang panjang itu."
Sejujurnya Kumala mengaku belum pernah
mendengar cerita tentang dewa yang memiliki lubang di
kepalanya. Tetapi rasa penasaran dan keinginannya untuk
mengembalikan kandungan Barbie kepada pemilik
sebenarnya, maka ia pun nekat mencari lubang di kepala
Dewa Jenaka. Hanya dia sendiri yang melakukan penearian
itu, karena ia tidak rela jika Buron dan Sandhi ikut-ikutan
memegang kepala dewa. "Kakak, aku mau pipis..,". "Suruh
antar Bang Buron,!' kata Kumala, lalu matanya menatap
Buron dan member! isyarat agar mengantarkan Barbie ke
kamar mandi sambil menjaga anak itu Buron dan Barbie
pun keluar dari .kamar.
Tiba-tiba wajah cantik berhidung mancung itu sedikit
melebarkan mata indahnya. Gerakan jari di sela-sela
rambut putih berhenti.
"Benar, aku menemukannya, San!" ?
"Ada.,. ". Benar, ada lubang di situ"!"
"lya...! Lihat sini...
Sandhi mendekat dengan hati-hati. Memandang
tempat yang ditunjukkan oleh Kumala Dewi Maka,
terperangah pula Sandhi melihat sebuah lubang di antara
rambut-rambut. putih yang-panjang. Lubang itu tepat
beradadi tengah kepala. Tapi sangat kecil. Sekecil lubang
jarum. Warna tepian lubang merah hati. Meski kecil tapi
sangat jelas lingkaran lubangnya, sehingga Sandhi tak
menyangsikan lagi basil temuan Kumala saat itu. '
"Yaaa, ampuuun...!" ujar Sandhi pelah. "Benar- benar
ada lubang di kepala dewa-yang satu itu" Lucu amat, ya"!"
"Namanya juga Dewa Jenaka, pasti punya keanehan
yang lucu dan menggelikan hati kita, San."
"Lubang untuk apa itu sebenarnya"!"
"Entahlah. Tapi sesuai pesan dan gambaran dari
Barbie, kayaknya aku sudah mulai paham sekarang: Aku
harus masuk melalui lubang ini jika ingin melunakkan
energi sakti yang sudah menjadi seperti besi baja itu.
Tanpa melalui lubang ini barangkali sangat sulit,. atau
bahkan nggak akan berhasil membuat energi saktinya,
paman dewa pulih kembali."
"Hmm, ya... " ya..., kalau. begitu, lakukanlah
sekarang juga!"
Sandhi mundur sampai ke batas pintu saat ia
mengetahui Kumala Dewi sedang bersiap-siap mengerahkan kesaktiannya. Detik berikutnya gadis cantik
berambut panjang tiba-tiba lenyap, claaap...! Berabah
menjadi sinar hijau berbentuk seekor naga kecil. Sinar itu
melambung sebentar, kemudian bergerak menukik ke arah
kepala Dewa Jenaka. Zuuuutt.,. Sinar hijau itu akhirnya
masuk dengan cepat melalui lubang sebesar lubang jarum.
"Mudab-mudahan dia berhasil.. mudah-mudahan
berhasil...," ucap Sandhi dalam hatinya dengan berdebar-
debar. , Selimut tebal yang menutupi bagian kaki hingga
dada sang dewa mulai tampak menyala redup, kehijau-
hijauan. Berarti ada sinar hijau dari tubuh yang ditutupi
selimut itu. Dan, ternyata dugaan Sandlii benar, bukan
hanya kaki sang dewa, tapi juga tangan, leher, wajah dan
seluruh tubuh sang dewa memancarkan warna hijau.
cerah. Tubuh tua itu pun kini bergetar pelan. Makin lama
getarannya semakin kuat. Warna hijau semakin cerah.
Tubuh sang dewa semakin terlonjak-lonjak penuh getaran
hebat. Ranjang pun ikut terguncang oleh getaran tubuh itu,
Selimut terpental dan jatuh kelantai.
Sandhi terbelalak tak berkedip dicekam ke-
tegangan melihat sekujur tubuh Dewa Jenaka berubah
menjadi seperti kaca bening yang memancarkan cabaya .
hijau dari dalam. Melalui kebeningan itu juga dapat dilihat
semacam benda menyerupai bentuk seekor naga kecil
berlarian dengan cepat, bagaikan sedang menjelajahi
seluruhbagian dalam tubuh sang dewa.
Peristiwa menegangkan hati Sandhi itu berlangsung
hanya sekitar satu menit lebih sedikit. Cahaya hijau dari
dalam tubuh sang dewa segera redup. Kulit wajah kembali
seperti semuia, sudah tidak seperti kaca bening lagi.
Kemudian ketika cahaya hijau itu benar-benar padam dari
sekujur tubuh sang dewa, maka muncullah cahaya itu dari
lubang kepala tadi. Zlaaaapp...!
Cahaya hijau menyempai naga kecil diam sesaat di
udara atas ranjang. Setelah itu melesat ke sudut ruangan,
lalu padam dari lenyap. Oaaap...! Tampaklah sosok tubuh
sexy berwajah cantik yang tak asing lagi bagi Sandhi.
"Syukurlah, Kumala Dewi selamat...!" ucap hati
Sandhi dengan ekspresi riang. Ia pun segera menghampiri
Kumala Dewi berbekal kata- kafa yang bersuara. membisik
pelan. "Bagaimana,
berhasilkah kau pulihkan kesaktiannya"!";
"Sepertinyabegitu. Kita lihat saja, apakah paman
dewa terbangun dari tidur panjangnya atau.,
Belum habis Dewi IJlar bicara pada Sandhi, tiba- tiba
tubuh sang dewa tersentak bangun dengan gerakkan cepat
hingga mengejutkan mereka berdua Dewa Jenaka tahu-
tahu sudah duduk dengan mata terbuka, menyapu seluruh
isi ruangan itu dengan tatapan matanya. Sampai akhirnya
tatapan mata itu menemukan Kumala Dewi dan Sandhi
berdiri di memandanginya.
"Hmm, terima kasih atas usahamu memulihkan
kesaktianku, Dewi Ular," ujar Dewa Jenaka masih agak
kaku. Tiba-tiba ia tertawa seperti seekor kuda yang-


Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meringkik panjang, lalu tubuhnya melayang di udara.
Wuuut...! Ia berguling-guling dengan cepat di atas sana,
sampai hampir menghancurkan lampu utama yang
dipasang di langit-langit kamar. Dalam sekejap ia sudah
mendaratkan kakinya satu jengkal dari lantai. Mengambang di udara. Ini menandakan bahwa
kesaktiannya telah pulih kembali Kumala Dewi dan Sandhi
tersenyum berseri-seri.
"Syukurlah kalau paman Dewa sudah pulih kembali.
Aku merasa lega dan senang sekali, Paman."
"Hieeeh, heek, heek, heek, hek.. !" Dewa Jenaka
mulai tertawa terkekeh-kekeh dengan suara tuanya.
"Bukan hanya kesaktianku yang sudah pulih
kembali, Kumala. Tapi ingatanku juga sudah pulih
seutuhnya. Aku utusan Kahyangan yang ditugaskan untuk
menjemput mudan.. "
"Aku sudah datang sendiri ke Kahyangan,
Paman!"sahut Kumala dengan cepat sampai sang Dexva
terbengong karena tak jadi ngomong.
Kumala menceritaKan secara singkat semua yang
terjadi selama berpisah dengan Dewa Jenaka, dan selama
sang Dewa dalam keadaan koma. Dengan mengusap-usap
jenggotnya, Dewa Jenaka manggut-manggut
mendengarkan keterangan itu. Sampai tiba saatnya
Kumala Dewi bertanya tentang siapa lawan yang berhasil
melumpuhkan sang Dewa sedemikian rupa.
"Sejak tetrpisah darimu, aku mencoba mencarimu ke
seluruh lapisan alam sana, sempai aku tak sadar
memasuki wilayah kekuasaan si Penghulu Iblis. Aku
diserang oleh keturunannya si Penghulu Iblis yang bernama
Auro...." "Tepat sekali prediksi Audy," bisik Sandhi.
"He,eh..." Kumala menjawab pendek saja, karena
lebib tertarik menyimak penuturan Dewa Jenaka yang
berjalan mondar-mandir dengan lagak seperti seorang
pemain sinetron Sedang berakting.
"Auro mengetabui kelemahanku, maka duel sengit
itu akhirnya membuatku terkapar tak berdaya lagi. la
sengaja membuatku mati pelan-pelan dengan caranya
sendiri.'Tetapi,...."
"Tunggu sebentar, Pamah .,,"potong Kumala karena
merasakan ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
"Apa alasan Auro menyerang Paman Dewa?"
"Melihat diriku berkeliaran di wilayah kekuasaan
ayahnya, padalihal dia sedang mencari anaknya yang
hilang dari kediaman ayahnya, atau kakek si anak itu,
maka dia menyangka akulah yang menculik anak itu. Auro
sangat marah dan memang kelihatan panik sekali ketika
itu..." "Maksud Paman.,. anak Auro yang bernama Athila
Darapura itu"!"
"Tepat sekali persepsimu, Nak... heeyh, heh, heh,
heh, heh...!"
"Belagu dia kalau sehat, ya?" bisik Sandhi. "Padahal
belum tentu tahu apa artinya persepsi."
"Diamkan saja," bisik Kumala sangat pelan.
"Aku sudah mencoba jelaskan pada Auro, sekali pun
aku pernah bertemu dengan anaknya dan berhasil
meredakan badai panas kiriman anak iblis itu, tapi aku tak
pernah mau menculik anak-anak. Auro tidak percaya, dan
dia tetap menyerangku sampai akhirnya...."
Buron dan Barbie masuk. Buron sempat mengomel
karena di kamar mandi Barbie sempat menghilahng,
sekedar ngerjain dirinya. Tapi omelan Buron pun terhenti
setelah ia itahu bahwa Dewa Jenaka sudah berdiri di
seberang sana. Dewa Jenaka tersentak kaget Matanya terbuka,.
mulutnya ternganga, persis seperti yang ditirukan Barbie
tadi, sebelum sang dewa sadar dari masa komanya.
"'Jin Layon.,'.!" seru Dewa Jenaka tiba-tiba "Minggir
kau. !!" Belum sadar Buron dengan seruan itu. tangan Dewa
Jenaka-sudah berkelebat melepaskan hawa saktinya
berupa sinar biru kehitam-hitaman Claaap...! "Weeess...!;
"Pamaaan..'.!!" seru Kumala Dewi. la tak sempat
bergerak kacena kecepatan sinar biru gelap itu sangat luar
biasa. Bahkan, jelmaan Jin Laypn secara reflek mencoba
menangkisnya dengan cahaya kuning yang dilepaskan dari
kibasan tangannya, namun juga tak berhasil. Cahaya
kuning itu hanya mengenai sebagian dari bias cahaya biru
gelap yang menimbulkan ledakan keras. Jedaaarr...!
Sisa cahaya biru gelap itu tetap meluncur ke arah
Barbie.. Anak itu berusaha melompat menghindarinya
reflek pula, tapi tak berhasil menghindar dengan . mulus.
Pinggangnya terkena hantaman sinar biru gelap.
Blaaamrnm...! "Kakaaaak..., ahgg... !
"Gubraaak, braaaang.,. Anak itu terlempar keluar
dari kamar dengan sangat kuat. Kepalanya membentur
dinding kaca tebal pemisah ruangan tengah dengan ruang
makan. Kaca itu langsung pecah, dan Barbie pun terkapar
tak sadarkan diri.
"Barbieeeee.. ,!" Kumala Dewi menjerit sambil
melesat bagaikan seberkas cahaya; la bermaksud
menyambar tubuh Barbie yang tadi melayang keluar dari
kamar, namun usahanya tak berhasil. la mendapatkan
anak itu sudah terkapar di antara remukan kaca. Anehnya
tak ada luka berdarah sedikit pun pada tubuh Barbie,
walaupun ia pingsan di atas remukan kaca tajam.
"Barbieee, Barbiiee....!!" KumalaDewi meratap sedih
sambil mengguncang-guncang anak itu. Dan saat itu juga
terdengar suara Dewa Jenaka yang sudah keluar dari
kamar. "Tinggalkan anak itu, Dewi Ular! Jauhi dia sebelum
dia menghabisi masa hidupmu di alam'ini!"
Seet...! Dewi Ular bangkii langsung berbalik arah.
Berdiri tegak dengan raut wajab semburat merah.
Menahan amarah. .
"Paman kejaaam... !"'geram Kumala. "Kenapa anak
ini jadi sasaran kekejamanmu, Paman"! Kenapa"!"
Dewa Jenaka mulai heran melihat kemarahan begitu
meluap di wajah cantik Dewi EJlar. Sebegitu herannya
sampai ia tak bisa bilang apa-apa kecuali hanya
terbengong-bengong memperhatikan sikap Kumala Dewi
yang menantang itu,
"Tidak patut seorang dewa berdndak sekejam itu
pada anak-anak! Menyesal sekali aku memulihkan
kesaktian Paraan kalau cuma untuk mencelakai bocah tak
berdosa itu!"
. Napas Kumala Dewi tampak terengah-engah,
Selurub lantai rumah bergetar. Termasuk atap dan perabot
yang ada di rumah itu mengeluarkan suara gaduh karena
getaran yang timbul akibat amarah Dewi Ular yang
ditahannya kuat-kuat dalam dada. Emosi kemarahan sang
Dewi Ular menimbulkan gelombang getaran yang menyebar
ke mana-mana. Membuat, Mak Bariah yang ada di
kamarnya berlari keluar dan mencari tempat aman di
halaman belakang.
Kalau sekiranya Paman masih ingin mencelakakan
anak ini, Paman harus berhadapan denganku sekarang
Juga!" ; "Maksudku... maaksudku,. ;,"Dewa Jenaka ikut
gemetar. Hawa sakti yang menggetarkan seluruh benda di
sekitar mereka, ternyata juga menggetarkan setiap
jantung yang ada di rumah itu termasuk jantung di dalam
dadanya Dewa Jenaka
Sandhi mendekap dadanya. Ia mengajami kesulitan
dalam bernapas akihat getaran kuat. pada jantungaya.
Burpon pun demikian, darahnva .seperti mendidih. Selain
karena kemarahannya yang tertahan saat ia gagal
menahan sinar birunya Dewa Jenaka, juga dikarenakan
gelombang getaran dari emosi kemarahan Dewi Ular.
"Ketahuilah, Paman... anak ini telah banyak
membantuku terutama membantu memulihkan kesaktian
yang sekarang justru Paman gunakan untuk melukainya!
Tanpa petunjuk dari keluguan anak itu, saat ini aku pasti
belum berhasil memulihkan kesaktian Paman. Dan, tanpa
kesaktian yang dimiliki anak itu, maka Rayo Pasca sampai
sekarang pasti masih mengandung bayi milik orang lain!"
"Jadi, sekarang kandurigan itu.-,."
"Barbie sudah menanggung semua itu, sahut
Kumala dengan suara lantang. "Anak itu yang
memindahkan kandungan dari perut Rayo ke perutnya
sendiri! Diailah yang sekarang menanggung hasil
perbuatan Paman yang seenaknya merampas janin miilik
orang lain! Seharusnya sekarang ini Paman membebaskan
Barbie dari kehamilannya dan mengembalikan kandungan
itu kepada pemiliknya. Bukan mencelakai dia dengan
sekejam ini!"
Dewa Jenaka inasih tertegun tanpa kata. Tapi raut
wajahnya sudah tidak setegang tadi. Sepertinya luapari
emosi yang meledak begitu melihat kemunculanBarbie tadi
sekarang sudah mulai reda. Mulai membayang rona
penyesalan di wajah tuanya,tapi juga masih membayang
naluri permusuhannya dari sorot mata yang sesekali
dialihkan ketempat lain. Agaknya sang dewa sengaja
membiarkan seribu kecaman dilontarkan Dewi Ular
untuknya, daripada ia harus bertarung melawan anak
sahabat karibnya sendiri itu.
Memang, kemarahan Kumala Dewi berangsur-
angsur reda setelah seribu kecaman berhasil ia lontarkan
semua tanpa sanggahan. Redanya emosi kemarahan itu
dapat ditandai dengan hilangnya getaran pada setiap
benda yang-ada di sekitar mereka. Lantai dan atap rumah
tidak menimbulkan suara gemuruh lagi, menandakan telah
berhenti dari getaran hebatnya tadi.
Dam-diam Buron memberanikan diri mengirimkan
suaranya melalui jalur gaib yang didengar jelas oleh Dewi
Ular. - "Sebagai dewi yang arif dan bijaksana, kumohon
dengan sangat, jangan umbar kemarahanmu di sini
Kumala... Kendalikan dirimu... Kendalikan amarahmu...
Ingatlah, di kanan-kiri kita masih ada tetangga yang tak
tahu-menahu persoalan ini... Jangan sampai amarahmu
timbulkan korban sia-sia diantara mereka, Kumala..,
Sepanjang pengabdian Buron, baru sekarang ia
berani mengirim. kata-kata seperti itu kepada Kumala
Dewi. Keberanian itu timbul setelah Buron dapat
membayangkan, seandainya kemarahan Dewi Ular
meledak total malam itu juga, maka bukan hanya rumah
itu yang akan rubuh, tapi rumah-rumah tetangga juga akan
hancur akibat getaran gelombang amarah yang sangat
dabsyat bagi ukuran manusia.
Dan, ternyata keberanian Buron yang sangat
spekulasi itu membuahkan hasil. DewiUlar mencerna
bisikan itu, kemudian buru-buru menetralisir emosinya
sendiri. Apalagi dari pihak Dewa Jenaka tak ada sanggahan
yang bersifat membela diri, Kumala merasa sudah cukup
member teguran kepada sang dewa yang mungkin punya
alasan sendiri harus menyerang Barbie.
Dewi Ular kembali berpaling menatap Barbie yang
masih pingsan akibat benturan kuat dikepalanya. SebeSum
ia melakukan sesuatu untuk mengembalikan kesadaran
anak itu, "Dewa Jenaka sudah lebih dulu mendekat dan
ikut jongkok di samping Barbie.
"Benar katamu, ternyata kandungan itu ada dalam
perut anak ini. Ya, ya, ya... wajar kalau dia bisa;
memindahkan kandungan itu dari perut Rayo ke perutnya
sendiri, sebab.'..."
"Tapi dia dan yang lain tidak bisa mengeluarkan
kandungan itu dari dalam perutnya. Cuma Paman yang
...bisa!" "Baiklah,. akan kuambil -sekarang juga, dan
kukembalikan pada pemilik sebenarnya. Maafkan aku
Kumala..,!"
Kedua tangan Dewa Jenaka berputar-putar di atas
perut Barbie dalam ketinggian sekitar 50 centimeter, lalu,
tampaklah oleh mereka cahaya ungu yang berputar seperti
pusaran angin. Cahaya ungu yang keluar dari perut Barbie
itu hanya selebar piring dengan bagian bawahnya
berbentuk runcing.
Hembusan angin terasa jelas, walau tidak seberapa
deras. Kemudian, dengan satu gerakkan tangan
menyentak, maka cahaya ungu itu terbang melesat hingga
menembus atap rumah. Hilang tanpa suara dan tanpa
getaran apapun. Namun pada saat itu, mereka melihat
perut Barbie mulai kempes. Seperti balon kehilangan
udara. Lalu, datar dan normal seperti semula.
Pada malam itu juga Ranni, istri Fardan, sedang
berusaha untuk tertidur walau sang suami masih sibuk di
depan komputemya. Tapi tiba-tiba ia merasakan sakit pada
perutnya. Ia meraba perutnya sendiri dan sangat terkejut
setelah merasakan perutnya menibengkak besar. Lalu. ia
berteriak memanggil-manggil suaminya, memberitahu
bahwa kandungannya telah kembali lagi. Fardan segera
memeluk istrinya dengan girang sekali. Menciumi perut
sang istri tiada henti-hentinya.
Mereka tak tahu bahwa pada malam itu juga, di
antara Kumala dan Dewa Jenaka masih terjadi
pertentangan kecil. Dewa Jenaka melarang Dewi Ular
menyadarkan Barbie dari masa pingsannya. Dengan


Dewi Ular Bocah Berdarah Hitam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat hati-hati Dewa jenaka mencoba menjelaskan
alasannya, "Ketahuilah Kumala para dewa di Kahyangan sudah
sepakat menobatkan dirimu sebagai Senopati Perang,
karena diperkirakan pihak istana Hitam, yaitu "Lokapura si
Dewa kegelapan itu, akan menyerang Kahyangan dan bumi
kehidupan manusia ini. Dia akan mengandalkan kesaktian
anaknya, yaitu anak yang terlahir dari Auro, yang
dinamakan Athilla Darapura..,-."
" "Aku sudah pahami semua itu," jawab . Kumala
dengan tegas. "Kau akan berhadapan dengan kesaktian Athila.'"'
"Aku sudah siap, Paman!"
Dewa Jenaka rnenggeleng-gelengkan kepalanya.
"Belum...kau belum siap, Nak...."
"Kenapa Paman menilaiku belum siap?"
"Ketahuilah, Kumala, anak ini adalah anaknya Auro
Dewi ular berkerut dahi, menatap Dewa jenaka
dengan tajam. "Anak inilah yang bernama Athila Darapura!" tegas
Dewa Jenaka yang membuat Buron dan Sandhi ikut
tegang. Kumala Dewi merasakan getaran aneh dalam
badannya. Namun ia berusaha untuk tenang, dan
menganggap kata-kata Dewa Jenaka hanya sekedar siasat
baru dengan tujuan baru pula.
"Aku pernah bertemu dengan anak ini' Dia
mengirimkan badai panas tanpa alasan yang jelas, tapi aku
berhasil meredakan badai itu. Lalu, kutinggal pergi dia,
lantaran kuanggap tindakannya hanya sekedar iseng
belaka. Dia tidak tahu siapa diriku, tapi aku tahu siapa
dirinya setelah kulihat ada tiga pengawal iblis yang berdiri
tak jauh darjnya, yaitu para .pengawal kepercayaannya
Lokapura, Jadi. aku tahu persis bahwa anak ini adalah
calon musuh utamamu; Athila Darapura"
Gemuruh dalam dada Kumala Dewi semakin
membuat tubuhnya gemetar. Wajah ecantiknya tampak
kaku dan dingin. Suara sang Dewa Bahakara terasa
menggema dalam kepalanya.
"Bocah ini hilang dan sulit dilacak, karena memiliki
lapisan penangkal gaib dalam darahnya.yang hitam itu.
Ketika dalam perjalanan pulang dari kediaman kakeknya
"si Penghulu Iblis, Bahoddam dia lepas dari pengawasan
pengawalnya, Entah pergi ke mana, dan hilang tak
ditemukan. Auro sangat. marah, hingga ia mencari sendiri
tanpa menyuruh pengawal kepercayannya yang berjumlah
puluhan biji itu. Dalam , kepanikan itulah Auro bertemu
denganku, dan menuduhku menculik anaknya, hingga
terjadi pertandingan di Hutan Kutukan. Auro harus
menemukan anak ini, sebelum jatuh putusan dari
Lokapura untuk menghukum mati selir kesayangannya jika
sampai gagal mendapatkan bocah berdarah hitam ini,..!"
"Cukup... geram suara Kumala Dewi membuat
selurub benda.di situ kembali bergetar. Kali ini getarannya
lebih kuat, hingga terkesan semua benda terguncang dan
mengalami beberapa kerusakan.
Rumah itu seperti dilanda gempa cukup kuat, ketika
Kumala Dewi mundur dan duduk di sofa panjang dengan
wajah beku. Matanya pun seperti ujung tombak yang siap
menghujam siapa saja. Darahnya bagaikan mendidih
ketika ia sadari ucapan Dewa Jenaka adalah suatu
kebenaran. Bukan kebohongan.
Dewi Ular mengalami guncangan jiwa cukup hebat,
Karen akini ia sadari bahwa anak yang dipungutnya dari
alam hampa gaib, yang disayanginya dan selalu mendapat
perhatian nomor satu darinya, ternyata dia adalah musuh
utamanya yang kelak akan dihadapi dalam peperangan
besar antara pihak Kahyangan dengan pihaknya Dewa
Kegelapan. Sungguh sulit bagi Kumala Dewi untuk menentukan
sikap malam ini juga, apakah dia harus tetapmelindungi
nyawa Barbie, atau mengbabisi anak itu sebelum tumbuh
lebih besar lagi sebagai musuh utamanya"
SELESAI Pedang Golok Yang Menggetarkan 11 Duel 2 Jago Pedang Pendekar 4 Alis Buku 3 Karya Khulung Suling Naga 4
^